AGUSTUS 2016
LAPORAN BULANAN AGUSTUS 2016
BALAI BESAR PENELITIAN VETERINER BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
Nomor Lampiran Hal
: : 1 (satu) eksemplar : Laporan Bulan Agustus 2016
Agustus 2016
Yth. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Jl. Ragunan No 29, Pasar Minggu Jakarta Selatan
Bersama ini kami sampaikan Laporan Bulanan Balai Besar Penelitian Veteriner untuk bulan Agustus 2016 yang mencakup: Penelitian dan Manajemen BB Litvet (SDM, Aset, dan Keuangan per 29 Juli 2016). Demikian laporan ini disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Kepala Balai Besar,
Dr. drh. Hardiman, MM. NIP. 195609071991031001
Tembusan : Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
DAFTAR ISI Halaman
BAB I
PENDAHULUAN ………………………………………………….………….
2
BAB II
PENELITIAN ………………………………………….................................
3
BAB III
DISEMINASI ...........................................................................................
7
BAB IV
MANAJEMEN BB LITVET: SDM, ASET DAN KEUANGAN ....................
9
BAB V
PENUTUP................................................................................................
15
BAB I PENDAHULUAN
Penelitian dan pengembangan mempunyai peran penting dalam mencapai visi dan misi Kementerian Pertanian untuk mewujudkan sistem pertanian bio-industri berkelanjutan. Balai Besar Penelitian Veteriner (BB Litvet) adalah Unit Pelaksana Teknis yang berada di lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian)Kementerian Pertanian dengan tugas dan fungsi
melaksanakan kegiatan penelitian di
bidang veteriner. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BB Litvet mempunyai visi : ”Sebagai institusi penelitian terkemuka dalam menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi veteriner untuk peningkatan produksi peternakan dalam mendukung terwujudnya kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani”. Sesuai dengan program Badan Litbang Pertanian yang diarahkan untuk penciptaan inovasi teknologi dan varietas unggul berdaya saing dan inovasi teknologi, diseminasi dan kerjasama, maka BB Litvet berperan-serta mendukung program tersebut melalui penyediaan inovasi teknologi veteriner untuk memecahkan permasalahan-permasalahan terkait aspek kesehatan hewan (keswan), kesehatan masyarakat veteriner (kesmavet), keamanan pakan dan pangan secara lebih cepat, akurat, efektif dan efisien. Untuk menunjang pencapaian tujuan tersebut sumber daya manusia (SDM) yang amanah, profesional, berintegritas tinggi dan bertanggungjawab merupakan bagian terpenting dalam melaksanakan tugas dan fungsi BB Litvet. SDM tersebut harus memiliki karakter dengan persyaratan kompetensi tertentu untuk menjamin pelaksanaan kegiatan penelitian agar berjalan dengan baik sesuai dengan harapan. Selain SDM, perlu didukung sarana dan prasarana serta anggaran yang memadai.
2
BAB II PENELITIAN
Deteksi Cepat Residu Pestisida Pentachlorophenol (PCP) pada Pakan dan Produk Ternak dalam rangka Menjamin Keamanan Pangan
Pentachlorophenol (PCP) merupakan pestisida organoklorin multifungsi yang digunakan sebagai insektisida, moluskisida, fungisida dan herbisida.
Penggunaannya
secara luas menyebabkan PCP berpotensi sebagai kontaminan lingkungan seperti udara, air, dan tanah. PCP juga merupakan hasil metabolit utama dari hexachlorobenzene, salah satu insektisida organoklorin yang bersifat Persistent Organic Pollutants (POPs). Cemaran lingkungan oleh PCP tidak hanya membahayakan kesehatan manusia dan hewan secara langsung, tetapi juga menyebabkan adanya residu pada produk perikanan, pertanian dan peternakan. Kontaminasi PCP pada produk peternakan dapat terjadi karena hewan terpapar melalui pernafasan, pakan, atau kontak langsung. PCP tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga menyebabkan residu produk ternak (susu) dengan konsentrasi rata- rata 29 ppb dan daging ayam. Cemaran PCP dapat menyebabkan iritasi mata dan kulit, gangguan pernafasan, kerusakan organ, gangguan sistem syaraf, teratogenik dan menyebabkan kanker (carsinogen category 2). PCP terserap ke dalam organ, mengganggu sintesa adenosine tiphosppate (ATP), mengubah energi menjadi panas dan kadang- kadang disimpan dalam energi fosfat yang tinggi dan terikat dengan ATP yang menyebabkan hiperthermia. Disamping efek hiperthemia, PCP juga menyebabkan embryotoxic dan fetotoxic yang dapat menghambat produksi peternakan. Pentachlorophenol (PCP) juga sangat toksik terhadap hewan akuatik, diantaranya ikan chinook salmon (LC50 = 68 ug/L dalam 96) dan bluegill sunfish (LC50 32 µg/L). Beberapa jenis ikan dan algae mempunyai level PCP sangat tinggi (10.000 kali lipat) dari konsentrasi PCP dalam air di sekitarnya. Kasus keracunan PCP di Indonesia dilaporkan terjadi pada itik yang mengkonsumsi ikan pirik dan menyebabkan kematian 11 ekor dari 500 ekor itik di daerah Tegal (Jawa Tengah). Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa ikan pirik mengandung 200 ppm PCP yang jauh sudah melewati level toksiknya yaitu 100 ppm (Yuningsih, 1997). Pada tahun 1999 terdapat sampel positif PCP (0,25 ppm) pada isi rumen asal hewan antelope di TSI-Bogor. Selain itu, pada tahun 2005 hasil pemeriksaan sampel dedak menunjukkan positif PCP (83,3 ppm). Menurut SK Mentan No.59/kpts/Um/1/1980 penggunaan pestisida yang mengandung bahan aktif pentachlorophenol (PCP) sudah dilarang, namun penebangan kayu liar masih
3
banyak menggunakan PCP sebagai pengawetan kayu, sehingga PCP sering ditemukan mencemari air sungai yang digunakan untuk transportasi kayu pasca perlakuan PCP. Dengan demikian, air sungai yang mengalir dari hulu (hutan, pegunungan) ke sawah atau areal pertanian akan mencemari tanaman atau produk pertanian. Untuk mengetahui adanya kontaminasi PCP yang masih digunakan oleh masyarakat dibutuhkan metode deteksi yang cepat dan efektif untuk analisis PCP. Sementara ini metode analisis PCP yang telah dikembangkan di Indonesia yaitu metode TLC (Yuningsih, 2011). Tujuan penelitian ini yaitu tersedianya teknik deteksi cepat untuk monitoring residu pestisida Pentachlorophenol (PCP) pada pakan dan produk ternak dalam rangka menjamin keamanan pangan. Keluaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah metode cepat untuk analisis residu PCP pada pakan dan produk ternak, serta data residu PCP pada pakan dan produk ternak untuk menjamin keamanan pangan. Bahan penelitian terdiri dari hijauan pakan, pakan jadi, produk peternakan dan air yang diambil dari lokasi dimana banyak digunakan pestisida PCP. Bahan kimia yang digunakan untuk penelitian ini yaitu standar PCP, metanol, asam nitrat, kalium iodida, leucocrystal violet (LCV), NaOH, NaCl, MgSO4 dan asetonitril. Peralatan instrumentasi yang digunakan yaitu spektrofotometer dan gas kromatografi. Pembuatan deret warna dilakukan dengan mereaksikan standar PCP pada konsentrasi 0,1-60 µg/mL dengan HNO3, KI , LCV dan NaOH. Pada penambahan HNO3 terbentuk chloranil berwarna kuning dan warna menjadi kuning kecoklatan dengan penambahan KI 1% dan LCV. Setelah penambahan NaOH, larutan blanko menjadi tidak berwarna, sedangkan pada larutan standar PCP terbentuk warna kuning hingga kecoklatan sesuai dengan tingkat konsentrasi standar PCP yang ditambahkan. Semakin tinggi konsentrasi PCP, warna kuning yang terbentuk semakin pekat seperti deret warna yang terlihat pada Gambar 1. Deret warna yang dihasilkan dari reaksi tersebut menunjukkan intensitas warna yang stabil sampai >15 menit.
Gambar 1. Deret warna standar PCP
Pengukuran deret standar PCP dengan tiga kali ulangan memberikan kurva kalibrasi yang linear (R2 = 0,9988) pada persamaan garis y = 0,0017x + 0,0022 (Gambar 2). Persamaan tersebut dapat digunakan dalam menghitung konsentrasi PCP pada sampel pada kisaran
4
konsentrasi 0,1-60 μg/mL (ppm) secara spektrofotometri. Sedangkan untuk deteksi cepat, perhitungan konsentrasi PCP dalam sampel dilakukan dengan membandingkan intensitas warna yang dihasilkan oleh reaksi sampel dengan deret standar PCP seperti yang terlihat pada Gambar 1 di atas.
Gambar 2. Kurva kalibrasi standar PCP pada kisaran konsentrasi 0-60 ng/mL
Uji perolehan kembali belum dapat dilakukan karena standar PCP tidak mencukupi. Uji ini membutuhkan standar PCP yang lebih banyak dibandingkan dengan proses pembuatan deret warna dan analisis dengan kromatografi gas. Penelitian lapang dengan mengunjungi peternak dan pasar tradisional di dua kabupaten di Jawa Barat (kabupaten Cianjur dan Bandung), serta peternak dan koperasi susu di dua kabupaten di Jawa Tengah (kabupaten Semarang dan Jepara). Dari penelitian lapang tersebut diperoleh beberapa jenis sampel seperti terlihat pada Tabel 1. Dari 553 sampel yang diperoleh, 229 sampel pakan dan bahan pakan telah dianalisis dengan metoda kromatografi gas. Hasilnya 2,6 % sampel positif mengandung PCP dengan konsentrasi ratarata sebesar 1,169 ng/g. Konsentrasi tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan yang dilaporkan Yuningsih (1997). Sampel produk ternak berupa daging sapi, susu sapi, hati dan telur ayam, serta air minum belum dianalisis karena standar PCP tidak mencukupi dan standar PCP yang tersedia secara komersial dalam bentuk larutan dengan konsentrasi rendah (1 ppm).
5
Tabel 1. Jenis dan jumlah sampel yang dikoleksi dari Kabupaten Sukabumi dan Cianjur No.
Lokasi
Jenis Sampel
Jumlah (N) 9 7 2 3 10
N Positif TT TT TT TT BA
Kisaran (ng/g, ppb) TT TT TT TT BA
Rataan (ng/g, ppb) TT TT TT TT BA
1.
Kab. Cianjur
Air Rumput Jerami Pakan ayam petelur Daging sapi
2.
Kab. Bandung
Pakan ayam Konsentrat Sapi Hijauan pakan Susu sapi Daging ayam Hati ayam Telur ayam Air minum ternak
32 10 21 51 33 31 26 10
1 3 TT BA BA BA BA BA
0,074-9,006 TT BA BA BA BA BA
0,141 3,063 TT BA BA BA BA BA
2.
Kab. Semarang
Konsentrat Sapi Pakan Sapi Dedak Hijauan pakan Susu sapi Daging sapi Daging ayam Hati ayam Telur ayam Air minum ternak
14 6 10 102 50 10 22 26 40 10
TT TT 1 1 BA BA BA BA BA BA
TT TT BA BA BA BA BA BA
TT TT 0,506 0,968 BA BA BA BA BA BA
3.
Kab. Jepara
Konsentrat unggas Pakan ayam Pakan puyuh Dedak Ampas singkong Telur itik
2 2 2 5 2 5
TT TT TT TT TT BA
TT TT TT TT TT BA
TT TT TT TT TT BA
553
6
0,074-9,006
1,169
TOTAL
Deteksi PCP dapat dilakukan secara cepat dengan spektrofotometer melalui reaksi warna menggunakan deret standar PCP yang telah dikembangkan secara in house di laboratorium. Akan tetapi metode ini masih perlu divalidasi untuk memastikan bahwa metode dapat diaplikasikan untuk mendeteksi PCP pada pakan, bahan pakan, serta produk ternak seperti daging, susu, dan hati. Validasi metode akan dilakukan apabila standar PCP telah diperoleh. Berdasarkan hasil analisis sampel pakan dan bahan pakan yang berasal dari dua kabupaten di Jawa Barat (Sukabumi dan Bandung) serta dua kabupaten di Jawa Tengah (Semarang dan Jepara) dengan gas kromatografi dapat disimpulkan bahwa PCP sudah tidak lagi digunakan oleh masyarakat di daerah tersebut sebagai pestisida untuk pertanian maupun pengawetan kayu.
6
BAB III DISEMINASI
Kegiatan diseminasi yang dilaksanakan oleh Seksi Pendayagunaan Hasil Penelitian (PHP), Balai Besar Penelitian Veteriner (BB Litvet) pada bulan Juli 2016 adalah menerima kunjungan tamu dari BEP Amerika dan kegiatan Pameran Indolivestock.
Kunjungan tamu BEP Amerika Tim BEP Amerika yang didampingi staf kedutaan besar Amerika telah mengadakan kunjungan ke BB Litvet pada tanggal 15 Juli 2016 dalam rangka memperkenalkan staf baru BEP yaitu Ms. Amal Haq dan Mr. Brett Goode, yang baru bergabung di BEP dan ingin mengetahui kegiatan/aktifitas yang telah dilakukan dan dikerjasamakan dengan BB Litvet terutama di bidang Biosafety dan Biosecurity. Tim diterima oleh Kepala BB Litvet yang pada kesempatan tersebut juga menerangkan tentang BB Litvet dan saran agar BEP dapat mengundang BB Litvet ikut serta dalam training, studi banding dan kegiatan terkait mengenai manajemen biosecurity ke negara lain khususnya Amerika Serikat, serta memperkenalkan para ketua Kelti dan staf peneliti yang hadir. Informasi terkait kegiatan Biosafety dan Bioscurity di BB Litvet disampaikan oleh Drh. Indrawati Sendow, MSc. BB Litvet mempunyai perhatian terhadap peningkatan Biosafety dan Biosecurity di lingkup BB Litvet. Upaya yang sedang dilakukan antara lain up grade fasilitas control access, kalibrasi BSC, pengelolaan inventory bahan kimia dan lain-lain.
Gambar. Kunjungan Tim BEP Amerika di Balai Besar Penelitian Veteriner
7
Pameran Indolivestock Pameran peternakan skala internasional terbesar di Indonesia yakni Indolivestock Expo & Forum 2016 kembali diselenggarakan pada 27-29 Juli 2016, di Jakarta International Convention Center (JCC). Pameran di bidang peternakan ini sudah sebelas kali digelar, kali ini diikuti oleh 570 peserta dari 38 negara. Selain pameran peternakan, disuguhkan pula seminar-seminar yang membahas seputar industri peternakan yang bertujuan menambah wawasan para pengunjung. Badan Litbang Pertanian yang dimotori oleh Puslitbangnak berpartisipasi pada acara ini dengan menampilkan hasil-hasil penelitian yang telah diperoleh. Pada kegiatan pameran kali ini komoditas yang ditampilkan adalah khusus mengenai ternak domba dan kambing. Terkait hal tersebut BB Litvet menampilkan hasil-hasil penelitiannya yang terkait dengan ternak tersebut, diantaranya obat herbal untuk scabies dari daun gamal, teknologi diagnosa, dan antigen. Materi yang disajikan dalam bentuk poster, brosur, produk dan prototype produk serta video pembuatan obat herbal scabies. BB Litvet juga berpartisipasi dalam acara seminar dengan menampilkan narasumber Dr. drh. Dyah Haryuningtyas, MSi. yang menyampaikan materi dengan judul penyakit parasiter pada ternak kambing dan domba.
Gambar. Partisipasi BB LItvet pada kegiatan pameran dan seminar Indolivestock 2016
8
BAB IV SUMBER DAYA MANUSIA, ASET DAN KEUANGAN Sumber Daya Manusia Sebagai penjabaran visinya, salah satu misi Balai Besar Penelitian Veteriner (BB Litvet) adalah menghasilkan ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi serta kebijakan veteriner yang sesuai dengan dinamika kebutuhan pengguna yang berguna untuk mewujudkan pertanian bio-industri berkelanjutan. Untuk menjalankan misi tersebut, BB Litvet perlu didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan berkarakter dengan persyaratan kompetensi tertentu. Persyaratan kompetensi bagi SDM peneliti merupakan persyaratan yang mutlak diperlukan untuk menjamin terselenggaranya kegiatan penelitian dan pengembangan yang berkualitas. Disamping itu, persyaratan kompetensi tersebut diarahkan agar SDM BB Litvet dapat menjadi lebih profesional dan terampil dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. BB Litvet memberikan prioritas tinggi terhadap peningkatan kualitas SDM dalam menjamin tersedianya tenaga handal dalam melaksanakan program penelitian pertanian. Pegawai BB Litvet pada akhir bulan Juli 2016 berjumlah 234 orang. Seluruh pegawai tersebar di berbagai bagian, bidang dan kelompok peneliti. Dari jumlah tersebut terdiri dari 219 orang pegawai negeri sipil (PNS), 2 orang calon pegawai negeri sipil (CPNS) dan 13 orang tenaga kontrak. Distribusi pegawai per 29 Juli 2016 seperti yang diilustrasikan pada Tabel 1, sedangkan
rekapitulasi pegawai berdasarkan jabatan fungsional disajikan pada
Tabel 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8. Selanjutnya, rekapitulasi pegawai berdasarkan golongan dan jenjang pendidikan disajikan pada Tabel 9 dan 10.
Tabel 1. Distribusi Kepegawaian per 29 Juli 2016 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Distribusi Ka Balai Bagian Tata Usaha Bidang Program & Evaluasi Bidang KSPHP Kelti Virologi Kelti Bakteriologi Kelti Parasitologi Kelti Patologi Kelti Toksikologi dan Mikologi Tenaga kontrak Total
Jumlah (orang) 1 91 6 13 26 32 15 17 20 13 234
9
Tabel 2. Rekapitulasi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Peneliti per 29 Juli 2016 No 1 2 3 4
Nama Fungsional Peneliti Utama Peneliti Madya Peneliti Muda Peneliti Pertama Total
Jumlah 6 14 12 5 37
Tabel 3. Rekapitulasi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Teknisi Litkayasa per 29 Juli 2016 No 1 2 3 4
Nama Fungsional Teknisi Litkayasa Penyelia Teknisi Litkayasa Pelaksana Lanjutan Teknisi Litkayasa Pelaksana Teknisi Litkayasa Pemula Total
Jumlah 24 11 13 2 50
Tabel 4. Rekapitulasi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Pustakawan per 29 Juli 2016 No 1 2 3 4 5 6 7
Nama Fungsional Pustakawan Utama Pustakawan Madya Pustakawan Muda Pustakawan Pertama Pustakawan Penyelia Pustakawan Pelaksana Lanjutan Pustakawan Pelaksana Total
Jumlah 0 0 0 2 2 0 0 4
Tabel 5. Rekapitulasi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Arsiparis per 29 Juli 2016 No 1 2 3 4 5 6 7
Nama Fungsional Arsiparis Utama Arsiparis Madya Arsiparis Muda Arsiparis Pertama Arsiparis Penyelia Arsiparis Pelaksana Lanjutan Arsiparis Pelaksana Total
Jumlah 0 0 0 0 0 1 0 1
10
Tabel 6. Rekapitulasi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Medik Veteriner per 29 Juli 2016 No 1 2 3 4
Nama Fungsional Medik Veteriner Utama Medik Veteriner Madya Medik Veteriner Muda Medik Veteriner Pratama Total
Jumlah 0 0 1 0 1
Tabel 7. Rekapitulasi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Paramedik Veteriner per 29 Juli 2016 No 1 2 3
Nama Fungsional Paramedik Veteriner Penyelia Paramedik Veteriner Pelaksana Lanjutan Paramedik Veteriner Pelaksana Total
Jumlah 1 0 0 1
Tabel 8. Rekapitulasi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian per 29 Juli 2016 No 1 2 3 4 5 6
Nama Fungsional Analisis Kepegawaian Madya Analisis Kepegawaian Muda Analisis Kepegawaian Pertama Analisis Kepegawaian Penyelia Analisis Kepegawaian Pelaksana Lanjutan Analisis Kepegawaian Pelaksana Total
Jumlah 1 0 0 1 0 0 2
Tabel 9. Rekapitulasi Pegawai Berdasarkan Golongan/Ruang per 29 Juli 2016 No. 1 2 3 4
Golongan Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV Total
Ruang A 22 12 7 41
B 15 48 4 67
C 9 25 19 8 61
11
D 3 4 41 1 49
E 3 3
Jumlah 12 66 120 23 221
Tabel 10. Rekapitulasi Pegawai Berdasarkan Jenjang Pendidikan per 29 Juli 2016 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pendidikan terakhir S3 S2 S1 SM D3 D2 SLTA SLTP SD Total
Jumlah 22 25 22 1 6 2 103 15 25 221
Aset Lahan BB Litvet memiliki lahan seluas 291.539 m2 (± 29 ha) yang tersebar di tiga lokasi yakni (1) Jalan R.E. Martadinata No.30 Bogor seluas 75.076 m2 untuk gedung perkantoran, laboratorium, bengkel, kandang hewan percobaan dan lain-lain, serta seluas + 400 m2 digunakan untuk mess;
(2) Cimanglid seluas 139.525 m2 digunakan untuk kebun rumput,
kandang hewan percobaan, dan lain-lain; (3) Kiaralawang seluas 80.475 m2 sebagai kebun rumput untuk keperluan pakan hewan percobaan. Produksi rumput setiap bulan jumlahnya sekitar 15 ton dari hasil lahan seluas 60.000 m2.
Gedung Laboratorium Luas lahan untuk gedung laboratorium adalah 11.832 m2, yang terdiri dari 6 gedung laboratorium yaitu Laboratorium Patologi dan Toksikologi 4.704 m2 (38,21%), Virologi 950 m2 (7,72%), Mikologi 1.280 m2 (10,40%), Parasitologi 1.200 m2 (9,75%) dan Bakteriologi 3.682 m2 (29,90%), Laboratorium Zoonosis 400 m2 (3,25%) dan Laboratorium BSL3 moduler 96 m2 ( 0,78%).
Peralatan Laboratorium Sampai dengan Juli 2016 jumlah peralatan laboratorium yang kondisinya masih layak/baik yang dimiliki oleh BB Litvet sebanyak kurang lebih 738 unit. peralatan laboratorium tersebar di laboratorium
Sebagian besar
Patologi, Toksikologi, Virologi, Mikologi,
Parasitologi, Bakteriologi, Zoonosis dan BSL3 Moduler yang merupakan 1 kesatuan unit.
12
Alat utama yang diperlukan untuk identifikasi penyakit hewan dan untuk mendukung kegiatan keamanan pangan antara lain : berbagai jenis Mikroskop, ELISA reader, Real TimePCR, Konvensional PCR, LCMS, HPLC, GC MS, AAS, Spectrophotometer, DNA Sequencer, pH Meter, Autoclave, Timbangan elektrik, Chicken isolator dan berbagai jenis Biosafety Cabinet maupun Sentrifus. Sebagai laboratorium pengujian yang terakreditasi SNI ISO/IEC 17025:2008 (ISO/IEC 17025:2005), peralatan yang masuk dalam lingkup kegiatan analisis yang terakreditasi perlu dikalibrasi secara rutin setiap tahun.
Hewan Percobaan Hewan percobaan yang masih ada di kandang percobaan Bogor sampai dengan 29 Juli 2016 sebagai berikut: hewan ruminansia besar ada 5 ekor sapi (4 ekor untuk peneltian Patologi dan 1 ekor untuk penelitian Bakteriologi); ruminansia kecil ada 4 ekor domba dan 1 ekor kambing untuk penelitian Bakteriologi (sebagai hewan donor); hewan kecil terdiri dari 40 ekor marmut untuk penelitian Bakteriologi, 11 ekor kelinci (8 ekor kelinci untuk penelitian Bakteriologi, 1 ekor kelinci untuk penelitian Patologi, 2 ekor kelinci untuk penelitian Virologi), 5 ekor tikus putih untuk penelitian Bakteriologi; dan 10 ekor ayam untuk penelitian Virologi.
Keuangan Dalam rangka menjalankan tugas dan fungsinya, pada tahun 2016 BB Litvet mengelola
anggaran
yang
bersumber
dari
APBN
(DIPA
Nomor:
SP
DIPA-
018.09.2.237259/2016) yang dialokasikan pada satu program yaitu Program Penciptaan Teknologi dan Inovasi Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan sebesar Rp. 38.741.319.000,-. Alokasi
anggaran
Rp.15.996.301.000,-,
berdasarkan
jenis
belanja
sbb:
(i)
Belanja
Pegawai
sebesar
(ii) Belanja Barang sebesar Rp.15.884.554.000,- dan (iii) Belanja
Modal sebesar Rp. 6.860.464.000,-. Total realisasi anggaran sampai dengan tanggal 29 Juli 2016 sebesar Rp. 17.993.021.093,- atau 46,44% dari total anggaran yang meliputi: (i) Realisasi Belanja Pegawai sebesar Rp 10.055.067.773,- atau 62,86% dari pagu, (ii) Realisasi Belanja Barang sebesar Rp. 7.566.343.320,- atau 47,63% dari pagu, dan (iii) Realisasi Belanja Modal sebesar Rp. 371.610.000,- atau 5,42% dari pagu.
13
Perkembangan Pelaksanaan DIPA Lingkup Unit Kerja : Balai Besar Penelitian Veteriner Tahun Anggaran 2016 Bulan : 29 Juli 2016
No
UK/UPT
1
BB Litvet
Pagu Anggaran (Rp.000)
Keuangan Target (Rp.)
Realisasi (%)
(Rp.)
(%)
Belanja Pegawai
15.996.301
8.946.731.000
55,93
10.055.067.773
62,86
Belanja Barang
15.884.554
5.605.659.000
35,29
7.566.343.320
47,63
Belanja Modal
6.860.464
2.032.756.000
29,63
371.610.000
5,42
38.741.319
16.585.146.000
42,81
17.993.021.093
46,44
Jumlah
14
BAB V PENUTUP
Dari penelitian Deteksi Cepat Residu Pestisida Pentachlorophenol (PCP) pada Pakan dan Produk Ternak dalam rangka Menjamin Keamanan Pangan, berdasarkan hasil analisis sampel pakan dan bahan pakan yang berasal dari dua kabupaten di Jawa Barat dan dua kabupaten di Jawa Tengah dengan gas kromatografi disimpulkan bahwa PCP sudah tidak lagi digunakan oleh masyarakat di daerah tersebut sebagai pestisida untuk pertanian maupun pengawetan kayu; Deteksi PCP dapat dilakukan secara cepat dengan spektrofotometer melalui reaksi warna menggunakan deret standar PCP yang telah dikembangkan secara in house di laboratorium dan masih perlu divalidasi untuk dapat diaplikasikan. Aset yang dimiliki oleh BB Litvet, yaitu berupa lahan, gedung dan peralatan laboratorium, serta hewan percobaan. Total
realisasi
anggaran
sampai
dengan
tanggal
29
Juli
2016
sebesar
Rp.38.741.319.000,- atau 46,44% dari total anggaran yang meliputi: (i) Realisasi Belanja Pegawai sebesar Rp 10.055.067.773,- atau 62,86% dari pagu, (ii) Realisasi Belanja Barang sebesar Rp. 7.566.343.320,- atau 47,63% dari pagu, dan (iii) Realisasi Belanja Modal sebesar Rp. 371.610.000,- atau 5,42% dari pagu.
15