Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Kata Pengantar
Setiap Instansi Pemerintah yang telah menerima anggaran dari pemerintah wajib menggunakannya untuk membiayai pelaksanaan program dan kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien, efektif, transparan dan akuntabel.
Perwakilan
mempertanggungjawabkan
BPKP pelaksanaan
Provinsi program
Kalimantan dan
kegiatan
Timur yang
dilakukannya melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sebagai wujud transparansi dan akuntabilitas kepada stakeholders. Hal tersebut juga sejalan dengan penerapan manajemen berbasis kinerja. LAKIP ini telah membandingkan antara realisasi kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur tahun 2014 dengan Penetapan Kinerja Tahun 2014. Hasil pembandingan menunjukkan bahwa rata-rata capaian kinerja telah memuaskan, dengan tercapainya 6 (enam) dari 7 (tujuh) sasaran strategis dan tercapainya 26 (dua puluh enam) dari 34 (tiga puluh empat) Indikator Kinerja Utama (IKU). Capaian IKU tersebut jika dikaitkan dengan program BPKP, dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Sebanyak 18 dari 22 IKU pada Program Pengawasan Intern Akuntabiltas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerinta mencapai predikat memuaskan; 2) Sebanyak 8 dari 12 IKU pada Program Peningkatan Sarana dan Prasarana BPKP mencapai predikat memuaskan. Selain sebagai media pertanggungjawaban atas mandat yang diemban dan kinerja yang telah ditetapkan, LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 menginformasikan kondisi kinerja melalui
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
i
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Daftar Isi Halaman i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ DAFTAR ISI ........................................................................................................
iii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................
iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................
vi
DAFTAR BAGAN ..............................................................................................
vii
RINGKASAN EKSEKUTIF ...............................................................................
vii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................
1
A. TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG ORGANISASI ....................................
2
B. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI ...............................................................
4
C. KEGIATAN DAN LAYANAN PRODUK ORGANISASI
5
.................................... D. STRUKTUR ORGANISASI ..........................................................................
6
E. SISTEMATIKA PENYAJIAN ........................................................................
7
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA.............................
9
RENCANA STRATEGIS 2011 – 2014 .........................................................
9
PERNYATAAN VISI ............................................................................
9
PERNYATAAN MISI ...........................................................................
10
TUJUAN STRATEGIS.............................................................................
12
SASARAN STRATEGIS ..........................................................................
13
INDIKATOR KINERJA UTAMA .............................................................
14
PROGRAM DAN KEGIATAN ................................................................
17
PERJANJIAN KINERJA 2014 .....................................................................
18
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA..............................................................
22
A.CAPAIAN KINERJA ORGANISASI...............................................................
22
1. ANALISIS CAPAIAN CAPAIAN TUJUAN........................................
30
2. ANALISIS CAPAIAN SASARAN.................................................................
30
SASARAN STRATEGIS 1 .....................................................................
42
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
iii
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 SASARAN STRATEGIS 2 ....................................................................
45
SASARAN STRATEGIS 3........................................................................
51
SASARAN STRATEGIS 4 ........................................................................
60
SASARAN STRATEGIS 5 .........................................................................
66
SASARAN STRATEGIS 6 .........................................................................
69
SASARAN STRATEGIS 7 .......................................................................
71
B. REALISASI ANGGARAN.....................................................................
81
BAB IV PENUTUP .............................................................................................
83
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
iv
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Daftar Lampiran LAMPIRAN 1 CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2014 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAMPIRAN 2 PERBANDINGAN REALISASI IKU S.D TAHUN 2014 DENGAN TARGET TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAMPIRAN 3 CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PKPT DAN PKAU TAHUN 2014 PERWAKILIAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAMPIRAN 4 CAPAIAN KINERJA KEGIATAN NON PKPT TAHUN 2014 PERWAKILIAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAMPIRAN 5 PERBANDINGAN REALISASI OUTPUT 2014 DENGAN REALISASI OUTPUT 2013 DAN TARGET OUTPUT 2015 LAMPIRAN 6 DUKUNGAN REALISASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PERSENTASE IPP YANG MENDAPAT PENDAMPINGAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERSENTASE IPD YANG LAPORAN KEUANGANNYA MEMPEROLEH OPINI MINIMAL WDP PERSENTASE HASIL PENGAWASAN LINTAS SEKTOR YANG DIJADIKAN BAHAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH STAKEHOLDERS PERSENTASE MASUKAN YANG DIMANFAATKAN PRESIDEN PERSENTASE HASIL PENGAWASAN ATAS PERMINTAAN STAKEHOLDERS LAMPIRAN 7 PERKEMBANGAN TARGET, REALISASI DAN CAPAIAN IKU DARI TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN TAHUN 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
v
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Daftar Tabel TABEL RE.1.
CAPAIAN SASARAN STRATEGIS
TABEL 1.1
PERBANDINGAN KOMPOSI PEGAWAI TAHUN 2013 DAN 2014 PADA KANTOR PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TABEL 2.1
INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2014 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TABEL 2.2
PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TABEL 3.1
CAPAIAN PER SASARAN STRATEGIS TAHUN 2014 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TABEL 3.2
CAPAIAN PENUGASAN NON PKPT TAHUN 2014 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TABEL 3.3
CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 1
TABEL 3.4
CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 2
TABEL 3.5
CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 3
TABEL 3.6
CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 4
TABEL 3.7
CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 5
TABEL 3.8
PERKEMBANGAN OPINI BPK ATAS LKPD DI WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DAN KALIMANTAN UTARA TAHUN 2010 – 2014
TABEL 3.9
CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 6
TABEL 3.10
KEGIATAN PENINGKATAN KAPASITAS APIP DI WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2013 DAN 2014
TABEL 3.11
CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 7
TABEL 3.12
CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 8
TABEL 4.1
PENCAPAIAN IKU DOMINAN PER SASARAN
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
vi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Daftar Bagan BAGAN 1.1 STRUKTUR ORGANISASI PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
BAGAN 1.2 ALUR PIKIR PENYAJIAN LAKIP
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
vii
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Ringkasan Eksekutif
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur adalah salah satu dari 33 perwakilan BPKP yang ada di daerah, yang memiliki tugas untuk memberikan dukungan atas pelaksanaan tugas dan fungsi BPKP di bidang pengawasan intern di wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Dalam menjalankan tugasnya, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010 – 2014 dengan visi sebagaimana visi BPKP yaitu menjadi “Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara yang Berkualitas”. Renstra tersebut selanjutnya menjadi acuan dalam menyusun
perencanaan
tahunan
perwakilan
yang
dituangkan
dalam
Perencanaan Kinerja tahunan dan Usulan PKPT. Setelah mendapatkan persetujuan dari BPKP Pusat, perencanaan kinerja tersebut kemudian ditetapkan menjadi Penetapan Kinerja (Tapkin) dan PKPT. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Perwakilan BPKP
Provinsi
Kalimantan
Timur
Tahun
2014
merupakan
bentuk
pertanggungjawaban atas target kinerja yang telah ditetapkan dalam Tapkin Tahun 2014 dalam rangka pelaksanaan Anggaran Berbasis Kinerja (ABK) atas PKPT Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. LAKIP tahun 2014 ini juga merupakan LAKIP periode yang terakhir dari Renstra Tahun 2010-2014. Penyusunan LAKIP mengacu pada Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Hasil
penilaian
atas
pelaksanaan
kinerja
selama
tahun
2014
menunjukkan bahwa rata-rata capaian sasaran strategis Perwakilan BPKP Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
vii
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 adalah 122,48% yang dapat dilihat pada Tabel RE.1. Tabel RE.1. Capaian Sasaran Strategis No.
Sasaran Strategis
Capaian Sasaran
1.
Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 90% LKPD
126,79
2. 3.
Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara Sebesar 75% Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 300 Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada 65% BUMN/BUMD
116,67 145,22
4.
Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
98,10
5.
Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 60% K/L/Pemda
130,56
6.
Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda
129,41
7.
Meningkatnya Efektifitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100%
110,63
Rata-rata Capaian Sasaran
122,48
Keberhasilan capaian sasaran strategis diukur dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang menggambarkan peran Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam memberikan nilai tambah bagi stakeholders. Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi pengukuran atas realisasi 12 IKU yang paling mempengaruhi capaian sasaran strategis (IKU dominan) dari 34 IKU yang telah ditetapkan dalam Tapkin Tahun 2014. Adapun rincian capaian masing-masing indikator dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Capaian Indikator Input Capaian indikator input adalah realisasi penggunaan dana dibandingkan targetnya. Realisasi penggunaan dana dalam tahun 2014 secara keseluruhan mencapai
Rp19.676.479.106,00
atau
97,15%
dari
target
sebesar
Rp20.254.663.000,00. Jumlah realisasi dana tersebut, digunakan untuk membiayai tiga program yaitu:
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
viii
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
a. Program dukungan Manajemen dan pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP b. Program peningkatan sarana dan prasarana Aparatur BPKP c. Program Pengawasan Intern Akuntabilitas keuangan Negara dan Pembinaan penyelenggaraan Sistem pengendalian Intern Pemerintah. Selain menggunakan dana dari DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur, kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur juga didanai dari mitra kerja sejumlah Rp4.252.138.345,00 Dana penugasan yang berasal dari mitra pada umumnya untuk kegiatan-kegiatan atas permintaan mitra yang bersangkutan.
2.
Capaian Kinerja Indikator Output Capaian kinerja indikator output dalam tahun 2014 secara keseluruhan mencapai 187,90% dari target tahun 2014 sejumlah 529 output. Output yang dihasilkan adalah dalam bentuk: -
Laporan Hasil Pengawasan sebanyak 32 jenis laporan dengan jumlah seluruhnya sebanyak 906 laporan yang terdiri dari 468 laporan PKP2T dan 438 Laporan Non PKP2T.
-
Laporan Kegiatan Dukungan berupa laporan ketata-usahaan kantor dengan jumlah sebanyak 60 laporan.
-
3.
Pengadaan sarana dan prasarana sebanyak 28 unit.
Capaian Indikator Kinerja Utama (outcome) Capaian (IKU) sebagai outcome pada tahun 2014 dapat dijelaskan dalam dua indikator outcome, yaitu lower outcome, dan middle outcome. Indikator lower outcome diukur dengan “telah dimanfaatkannya output oleh pihak yang berkepentingan”. Indikator lower outcome ini tidak ditargetkan dalam tahun 2014, namun dapat dijelaskan dalam LAKIP ini bahwa semua output atau 100,00% hasil pengawasan tahun 2014 telah dimanfaatkan oleh pihak yang berkepentingan, yaitu:
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
ix
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
- Laporan-laporan yang dikirim ke BPKP Pusat telah dimanfaatkan oleh BPKP Pusat dalam rangka pengambilan keputusan oleh BPKP Pusat - Laporan-laporan yang dikirim ke Instansi Pemerintah Vertikal dan Daerah di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara telah dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan intansi vertikal dan instansi daerah yang bersangkutan - Aset hasil pengadaan tahun 2014 seluruhnya telah dimanfaatkan dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas-tugas pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. Indikator outcome yang ditargetkan dalam tahun 2014 adalah Indikator Kinerja Utama (IKU), berupa indikator yang ditetapkan dalam dokumen Tapkin BPKP Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014. Capaian IKU tahun 2014 selanjutnya digunakan untuk menilai Capaian Sasaran Strategis tahun 2014. Pencapaian Sasaran Strategis pada tahun 2014 yang didukung capaian IKU (outcome) adalah sebagaimana digambarkan dalam Tabel RE.1 adalah sebagai berikut : 1) Capaian sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 90% LKPD” tahun 2014 sebesar 126,79% tercermin dari capaian 7 (tujuh) IKU. 2) Capaian sasaran strategis “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75%” tahun 2014 sebesar 116,67% tercermin dari capaian 2 (dua) IKU. 3) Capaian
sasaran
strategis
“Terselenggaranya
Standar
Pelayanan
Minimal (SPM) pada 300 Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada 65% BUMN/BMD” tahun 2014 sebesar 145,22% tercermin dari capaian 3 (tiga) IKU 4) Capaian sasaran strategis “Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda,
BUMN/BUMD
dalam
Upaya
Pencegahan
dan
Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%” tahun 2014 sebesar 98,10% tercermin dari capaian 7 (tujuh) IKU. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
x
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
5) Capaian sasaran stategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 60% K/L/Pemda” tahun 2014 sebesar 130,56% tercermin dari capaian 2 (dua) IKU. 6) Capaian sasaran stategis “Meningkatnya kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% K/L/Pemda” tahun 2014 sebesar 129,41% tercermin dari capaian 1 (satu) IKU. 7) Capaian sasaran strategis “Meningkatnya Efektifitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%” tahun 2014 sebesar 110,63% tercermin dari capaian 12 (dua belas) IKU. 4. Capaian Indikator Benefit/Impact Benefit/Impact adalah suatu kondisi yang terjadi setelah sekian tahun dilakukan kinerja pengawasan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. Kondisi tersebut terbentuk karena adanya multiplier effect hasil pengawasan yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur selama periode 2010-2014. Capaian benefit/impact yang akan disampaikan di bawah ini bukan semata-mata hasil kinerja pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur saja, melainkan sebagai hasil dari kolaborasi berbagai kinerja instansi pemerintah di Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara yang memperoleh Quality Assurance dan Consultancy dari Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur yang pada akhirnya menimbulkan multiplier effect hasil pengawasan dan membentuk sebuah kondisi atau benefit/impact. Sebagian Benefit/Impact ini ditargetkan dalam Penetapan Kinerja tahun 2014, namun dalam LAKIP tahun 2014 ini Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur berusaha menginformasikan beberapa indikator benefit/impact yang diperoleh dari sumber data eksternal, a.l sebagai berikut:
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
xi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
1) Semakin membaiknya Opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Berdasarkan hasil audit BPK RI yang dilakukan pada tahun 2014 terhadap lima belas LKPD tahun 2013 di wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur, menunjukkan bahwa Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara telah terbebas dari opini disclaimer. Semua pemda memperoleh opini minimal WDP, bahkan empat diantaranya memperoleh opini WTP, sebelas LKPD lainnya memperoleh opini WDP, sedangkan dua LKPD tidak diaudit karena merupakan daerah otonomi baru.
Hal ini menunjukkan pengawasan yang dilakukan telah
membawa benefit/impact adanya peningkatan opini sejak karena pada tahun 2010 hingga 2014 menjadi lebih baik, karena pada tahun 2010 beberapa pemda memperoleh opini Disclaimer dan belum ada yang memperoleh opini WTP. 2) Semakin membaiknya dukungan Laporan Keuangan Instansi Vertikal di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara terhadap Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) Kegiatan yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur untuk mendukung penyusunan Laporan Keuangan Instansi Vertikal adalah berupa bimbingan teknis maupun asistensi penatausahaan keuangan dan penyusunan laporan keuangan di tingkat satuan kerja yang ada di wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Kegiatan tersebut secara tidak langsung telah memberikan andil pada peningkatan kualitas Laporan Keuangan Kementerian/LPNK yang pada tahun 2010 sebanyak 53 Laporan Keuangan mendapatkan opini WTP meningkat menjadi 67 Laporan Keuangan dengan opini WTP pada LKPD 2013.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
xii
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
3) Semakin membaiknya Opini Laporan Keuangan Badan Usaha Milik Daerah di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Kondisi Laporan Keuangan BUMD di wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara menunjukkan kondisi yang semakin baik. Jika pada tahun 2010 hanya 10 Laporan Keuangan BUMD yang mendapatkan opini WTP dari 30 BUMD, maka pada LK tahun 2013 yang diaudit tahun 2014 naik menjadi 16 Laporan Keuangan BUMD yang mendapatkan opini WTP. 4) Semakin membaiknya kinerja Badan Usaha Milik Daerah di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Kinerja entitas BUMD di Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara
menunjukkan
yang
semakin
baik
antara
lain
meningkatnya jumlah BUMD yang berkinerja sehat
dengan
sebanyak 13
BUMD pada tahun 2014. 5) Semakin membaiknya Opini Laporan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara adalah sebanyak 17 BLUD yang berbentuk RSUD. Sedangkan yang masih dalam proses menjadi BLUD adalah sebanyak 1 RSUD. Secara umum kondisi Laporan Keuangan RSUD di Provinsi
Kalimantan
Timur
dan
Kalimantan
Utara
mengalami
peningkatan, dari sejumlah 3 Laporan Keuangan RSUD yang telah mendapatkan opini WTP pada tahun 2010 naik menjadi 13 RSUD yang mendapatkan opini WTP untuk tahun 2013. 6) Semakin membaiknya peran APIP Daerah di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
xiii
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Peningkatan kualitas APIP Daerah dapat dilihat antara lain dari meningkatnya maturitas tata kelola APIP. Meskipun belum ada APIP yang mencapai level Infrastructure secara utuh tetapi ada perbaikan di beberapa elemen terutama pengembangan sumber daya manusia. Hal ini tidak terlepas dari peran Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam melakukan pembinaan terhadap APIP melalui berbagai kegiatan pelatihan maupun bimbingan teknis lainnya.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
xiv
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Bab I Pendahuluan Terwujudnya good governance dalam praktik-praktik pemerintahan dan kenegaraan merupakan harapan semua pihak. Saat ini setiap tindakan dan kebijakan dalam pelaksanaan birokrasi pemerintahan akan selalu dikaitkan dengan konsep tata kepemerintahan yang baik (good governance) dengan tiga pilar utamanya yaitu partisipasi, transparansi dan akuntabilitas. Asas akuntabilitas adalah salah satu asas dalam penyelenggaraan pemerintahan yang memiliki konsekuensi bahwa setiap instansi pemerintah diharapkan mampu mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP). Substansi dari Sistem AKIP pada intinya adalah penyelarasan antara produk perencanaan dan realisasinya dengan orientasi kepada hasil (result oriented). Proses penyelarasan ini dilakukan melalui penyusunan suatu Rencana Stratejik dalam jangka menengah (5 tahun), Rencana Kinerja Tahunan atau Penetapan Kinerja yang merupakan kontrak kinerja, serta Laporan Pertanggungjawaban Kinerja tiap tahunnya. Maksud dan tujuan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) ini adalah sebagai wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. LAKIP Tahun 2014 ini merupakan Laporan tahun terakhir periode Renstra BPKP yaitu untuk periode tahun 2010-2014. Dari laporan ini diharapkan dapat diperoleh suatu simpulan pencapaian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi bahan analisis dalam rangka meningkatkan kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur di tahuntahun berikutnya. Hal ini berkaitan erat dengan tujuan dan fungsi utama LAKIP yaitu sebagai media pertanggungjawaban dan sebagai alat untuk meningkatkan kinerja suatu organisasi. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
1
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
A.
Tugas, Fungsi dan Wewenang Organisasi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dibentuk
berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen yang telah beberapa kali diubah antara lain dengan Peraturan Presiden RI Nomor 3 Tahun 2013 tentang Susunan Organisasi dan Tugas Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND), dan terakhir dengan Peraturan Presiden RI Nomor 192 Tahun 2014 tentang BPKP. BPKP adalah LPND yang berkedudukan dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BPKP Nomor 06.00.00-286/K/2001 tanggal 30 Mei 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPKP. Perwakilan BPKP merupakan unit organisasi BPKP yang melaksanakan tugas di daerah. Berdasarkan keputusan Kepala BPKP Nomor 06.00.00-286/K/2001 tanggal 30 Mei 2001, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur mempunyai tugas pokok:
Melaksanakan pengawasan keuangan dan pembangunan serta penyelenggaraan akuntabilitas di daerah sesuai dengan perundangundangan yang berlaku
Untuk melaksanakan tugas tersebut Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur mempunyai fungsi sebagai berikut: 1.
Penyiapan rencana dan program kerja pengawasan;
2.
Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara serta pengurusan barang milik/kekayaan negara;
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
2
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
3.
Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja daerah dan pengurusan barang milik/kekayaan daerah atas permintaan daerah;
4.
Pengawasan terhadap penyelenggaraan tugas pemerintahan yang bersifat strategis dan/atau lintas departemen/lembaga/wilayah;
5.
Pemberian asistensi penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pusat dan Daerah;
6.
Melaksanakan
pengawasan
terhadap
Badan
Usaha
Milik
Negara,
Pertamina, Cabang Pertamina, kontraktor bagi hasil, dan kontrak kerja sama, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima pemerintah pusat, dan badan usaha milik daerah atas permintaan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 7.
Evaluasi terhadap pelaksanaan good corporate governance dan laporan akuntabilitas kinerja pada Badan Usaha Milik Negara, Pertamina, Cabang Pertamina, kontraktor bagi hasil, dan kontrak kerja sama, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan badan usaha milik daerah atas permintaan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
8.
Investigasi terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan negara, Badan Usaha Milik Negara dan badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, pemeriksaan terhadap hambatan kelancaran pembangunan, dan pemberian bantuan pemeriksaan pada penyidik dan Instansi pemerintah lainnya;
9.
Pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta pengendalian mutu pengawasan;
10. Melaksanakan administrasi Perwakilan BPKP. Dengan telah berubahnya paradigma sistem pertanggungjawaban/ akuntabilitas keuangan negara di Indonesia seiring reformasi di bidang Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
3
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
keuangan negara, perubahan sangat mendasar terjadi tidak hanya dalam hal penerapan
penganggaran
namun
juga
dalam
sistem
pencatatan,
pertanggungjawaban, dan pengawasan atas akuntabilitas keuangan negara. Lebih lanjut dalam reformasi di bidang keuangan negara tersebut, pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Dalam PP ini dinyatakan bahwa BPKP sebagai aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden, bertugas untuk melakukan pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP pada seluruh Instansi Pemerintah, serta pengembangan alat kendali Presiden dan Wakil Presiden. Wewenang BPKP berdasarkan PP Nomor 60 Tahun 2008 adalah melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan
tertentu
yang
meliputi
kegiatan
lintas
sektoral,
kegiatan
kebendaharaan umum, penugasan lain dari Presiden dan melakukan reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat. Selain itu, BPKP juga memiliki tugas untuk melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP sebagaimana ditegaskan dalam Inpres Nomor. 4 Tahun 2011. B.
Aspek Strategis Organisasi Untuk melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang yang diembannya,
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010 – 2014 yang memuat visi, misi, program dan kegiatan yang dilakukan dalam tahun 2010 – 2014 berikut target output dan outcome yang akan dicapai. Renstra Perwakilan tersebut telah selaras dengan Renstra BPKP dan restrukturisasi program yang dilakukan oleh Bappenas maupun PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Renstra tersebut diharapkan telah mencakup strategi penguatan BPKP ke depan yang meliputi: Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
4
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
1. Product Differences Kekuatan BPKP bergantung pada kualitas produk yang dihasilkan. Kualitas produk BPKP harus bersifat strategis, makro dan nasional. Tugas BPKP bersifat spesifik yaitu melakukan pengawasan atas pengelolaan keuangan negara oleh para pengguna anggaran agar tercapai tujuan akuntabilitas Presiden dalam menjalankan amanah rakyat. 2. Market Differences Agar produk BPKP menjadi bernilai, maka harus dikenali dengan baik shareholders maupun stakeholders yang menjadi pengguna layanan BPKP baik dari eksekutif, legislatif, yudikatif maupun badan usaha milik negara/daerah. 3. Methodology Differences BPKP
senantiasa
mengembangkan
metodologi
pengawasan
yang
kontemporer, spesifik dan membawa manfaat, baik untuk kegiatan yang bersifat assurance maupun consulting. C.
Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi Sesuai dengan Renstra, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
melaksanakan kegiatan pengawasan sebagai berikut: 1. Pre-emptive Kegiatan pre-emptive bertujuan agar auditan menyiapkan infrastruktur yang diperlukan untuk pengembangan good governance, pelayanan publik, dan pemberantasan KKN. Sasaran kegiatan ini adalah berkurangnya penyakit birokrasi yang bersifat laten. 2. Preventive Kelompok kegiatan preventive mencakup kegiatan konsultasi manajemen untuk memecahkan permasalahan kesisteman yang mempengaruhi penciptaan sistem peringatan dini (early warning system) atas proses governance, manajemen risiko dan pencegahan KKN berdasarkan pola kemitraan dengan unsur-unsur manajemen pemerintah. Sasarannya adalah meminimalisasi peluang berlangsungnya moral hazard di birokrasi. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
5
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
3. Repressive Kelompok
kegiatan
repressive
berupa
audit
investigatif
untuk
menjustifikasi perhitungan kerugian negara atas kasus-kasus dengan atau tidak diketemukannya indikasi melawan hukum/tindak pidana korupsi. Sasarannya adalah terungkap dan terselesaikannya kasus penyimpangan dan perbuatan melawan hukum. D.
Struktur Organisasi Untuk dapat menjalankan tugas yang telah dibebankan, Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Timur memiliki Struktur Organisasi yang mengacu pada Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 tanggal 30 Mei 2001 tersaji pada Bagan 1.1. Bagan 1.1 Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
6
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Dalam melaksanakan kegiatan, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur pada awal tahun 2014 didukung dengan SDM sebanyak 128 orang. Sedangkan per 31 Desember 2014 mengalami perubahan menjadi 135 orang sebagaimana tersaji pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Perbandingan Komposisi Pegawai Tahun 2013 dan 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur No 1 2 3 4 5 6 7
E.
Uraian Pejabat Struktural Auditor Analis Kepegawaian Arsiparis Pranata Komputer Fungsional Umum Calon Auditor Jumlah
2014
2013
10 85 2 3 1 12 22 135
10 74 2 3 1 12 26 128
Sistematika Penyajian Pada dasarnya LAKIP ini bertujuan mengkomunikasikan kinerja
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur selama tahun 2014. Capaian kinerja (performance result) dalam tahun 2014 tersebut dibandingkan dengan Rencana Kinerja (Performance Plan) sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja dimasa yang akan datang. Alur pikir penyajian LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dapat diilustrasikan dalam Bagan 1.2.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
7
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Bagan 1.2 Alur Pikir Penyajian LAKIP
RINGKASAN EKSEKUTIF
PENDAHULUAN
Referensi Bab
Bab I
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
RencanaStrategis 2010-2014
PerjanjianKinerja/Penetapan Kinerja 2014
Bab II
AKUNTABILITAS KINERJA
Bab III
PENUTUP
Bab IV
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
8
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi berpedoman pada rencana stratejik BPKP
yang
berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 4 (empat) tahun, yaitu untuk tahun 2011–2014 dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah menyusun Renstra Tahun 2011 – 2014 dan telah selaras dengan Renstra BPKP Pusat periode 2011 – 2014 yang telah diselaraskan dengan restrukturisasi program yang dilakukan oleh Bappenas dan adanya mandat baru BPKP seiring dengan terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Perwakilan
BPKP
Provinsi
Kalimantan
Timur
sebagai
suatu
perpanjangan tangan dari BPKP Pusat, mempunyai tugas mewujudkan Rencana Stratejik yang telah dirumuskan BPKP Pusat. Rencana Stratejik tersebut dijadikan acuan dalam menyusun Rencana Kinerja (Performance Plan) Tahun 2014, yang dijabarkan dengan Program Kerja Pengawasan dan PembinaanTahunan (PKP2T) tahun 2014, dan Penetapan Kinerja (Tapkin) tahun 2014.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
9
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
A. RENCANA STRATEGIS TAHUN 2011 - 2014 1. Pernyataan Visi Dengan memperhatikan posisi dan mandat yang diterima, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur sebagai perwakilan BPKP Pusat, serta melihat latar belakang dan mencermati isu-isu stratejik yang muncul, visi yang akan diuraikan ini adalah visi dari BPKP, sebagai berikut:
Auditor Presiden yang responsif, interaktif, dan terpercaya untuk mewujudkan akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas Pernyataan visi tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Sebagai auditor Presiden, BPKP berperan membantu pemerintah dalam membangun pemerintahan yang baik dan bersih dan meningkatkan kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara. 2. Responsif, tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi pemerintah dan segera memberikan masukan. 3. Interaktif, memperhatikan kepentingan atau kebutuhan stakeholders. BPKP akan menjalin kemitraan dengan stakeholders dan APIP lain dalam menjalankan perannya. 4. Terpercaya, adanya kepercayaan akan mendorong stakeholders untuk memanfaatkan BPKP. Kepercayaan akan timbul jika BPKP terus menjaga profesionalisme, kompetensi, dan integritas. 2. Pernyataan Misi Untuk mendukung visi tersebut di atas yang berorientasi pada perwujudan tujuan akhir dari keberadaan BPKP, maka visi tersebut dirumuskan menjadi beberapa misi sebagai berikut:
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
10
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
1. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara yang mendukung tata kelola kepemerintahan yang baik dan bebas KKN Misi ini menjelaskan bahwa peran BPKP sebagai pengawas intern pemerintah sesuai PP Nomor 60 tahun 2008 mempunyai tugas melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara, dan kegiatan lain berdasarkan penugasan Presiden. Tugas tersebut bertujuan mendorong meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik, meningkatkan kinerja program Pemerintah, dan mewujudkan iklim yang mencegah KKN. Hal tesebut erat kaitannya dengan fungsi utama auditor internal di bidang good governance, pengelolaan risiko, dan penerapan sistem pengendalian dalam rangka mengamankan aset dan mencegah kecurangan yang mungkin terjadi. 2. Membina secara efektif penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Kegiatan yang dilakukan dalam rangka pembinaan penyelenggaraan SPIP, adalah menyelenggarakan kegiatan sosialisasi SPIP, pendidikan dan pelatihan SPIP, serta bimbingan dan konsultasi SPIP. Kegiatan-kegiatan tersebut bertujuan agar SPIP dapat segera diterapkan pada instansi pemerintah daerah dan instansi vertikal di daerah. 3. Mengembangkan
kapasitas
pengawasan
intern
pemerintah
yang
profesional dan kompeten Pengembangan kemampuan sumber daya manusia baik internal maupun eksternal dilaksanakan melalui pembinaan kompetensi Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), pembinaan Jabatan Fungsional Auditor (JFA), penelitian dan pengembangan sistem dan prosedur pengawasan, serta sinergi dengan APIP lainnya.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
11
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
4. Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi auditor/pemerintah Sistem dukungan untuk pengambilan keputusan yang terintegrasi dan andal harus dikuasai BPKP. Pengelolaan data dan informasi dilaksanakan sedemikian
rupa
sehingga
pengambilan
keputusan
oleh
auditor/
pemerintah dilaksanakan dengan cepat dan optimal. BPKP telah memiliki nilai-nilai luhur yang diharapkan dapat mengilhami seluruh staf BPKP dalam memaknai visi dan misi BPKP. Kata kunci yang mengandung nilai-nilai luhur tersebut adalah PIONIR yang terdiri atas: Profesional: profesional birokrat, kompetensi teknis/sertifikasi, proses internal, kepatuhan pada standar profesi dan kode etik ataupun ketentuan perundang-undangan. Integritas:
kejujuran,
objektivitas,
keberanian,
konsistensi,
dan
konsekuen. Orientasi
pada
pengguna:
mengutamakan
dan
memperhatikan
kebutuhan pengguna. Nurani dan Akal Sehat: etika pengawasan pada tahapnya yang tertinggi, minimalisasi distorsi, mengutamakan esensi, nilai untuk bertindak proporsional. Independen: independen dalam sikap dan penampilan. Responsibel: obligation to act – obligation to answer, kewajiban untuk bertindak
sesuai
dengan
tanggung
jawabnya
serta
menjelaskan/menjawab apa yang telah dilaksanakan. 3. Tujuan Strategis Tujuan merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah ditetapkan, serta berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun. Dalam penetapan tujuan, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
12
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
mengadopsi konsep Balanced Score Card (BSC) dengan beberapa modifikasi disesuaikan dengan karakteristik Perwakilan BPKP sebagai organisasi publik. Berbeda dengan konsep BSC di sektor privat/bisnis yang berorientasi kepada profit, pada Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Perspektif Keuangan dimodifikasi menjadi Perspektif Manfaat Bagi Stakeholder dan Perspektif Pelanggan menjadi Perspektif Manfaat Bagi Auditan/Pengguna Jasa. Dengan menggunakan pendekatan strategi berimbang (balanced scorecard) tersebut maka tujuan utama dari perspektif manfaat bagi pihak stakeholder utama dan manfaat kepada auditan/pengguna jasa diseimbangkan dengan tujuan pendukung yang berada pada perspektif proses internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang berorientasi ke dalam. Tujuan utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur tercermin dalam tujuan-tujuan strategis sebagai berikut: 1) Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara/daerah; 2) Meningkatnya tata pemerintahan yang baik; 3) Terciptanya
iklim
yang
mencegah
kecurangan
dan
memudahkan
pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara/daerah; 4) Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah; 5) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten; 6) Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/Pemerintah. 4. Sasaran Strategis Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan, yang dirumuskan secara spesifik dan terukur untuk dapat dicapai dalam kurun waktu lebih pendek dari tujuan. Sebagaimana tujuan, sasaran strategis merupakan kondisi yang diharapkan dalam kurun waktu tertentu; sasaran strategis merupakan ukuran pencapaian dari tujuan. Dengan pengertian ini,
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
13
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
dan dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur untuk tahun 2011-2014 adalah sebagai berikut: 1) Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 90% LKPD; 2) Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75%; 3) Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 300 Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada 65% BUMN/BUMD; 4) Meningkatkan kesadaran dan keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi menjadi 80%; 5) Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di K/L/ Pemda sebesar 60%; 6) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/ Pemda; 7) Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100%. 5.
Indikator Kinerja Utama Indikator kinerja utama (outcome) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur merupakan indikator kinerja yang berada pada perspektif manfaat bagi stakeholders yang menunjukkan peran utama BPKP dalam pengawasan akuntabilitas
keuangan
negara
dan
pembinaan
penyelenggaraan
SPIP.
Penetapan indikator dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan program dan kegiatan yang mendukung program tersebut. Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan program, sedangkan keberhasilan kegiatan diukur dengan indikator keluaran (output). Indikator kinerja utama Perwakilan BPKP Kalimantan Timur dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut:
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
14
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Tabel 2.1 Indikator Kinerja Utama Tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur No.
Indikator Kinerja Utama Tujuan 1 : Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara/daerah; Sasaran Strategis 1.1: Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 90% LKPD
1.1.1
Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan
1.1.1.1 1.1.1.2 1.1.2 1.1.2.1
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL bidang Perekonomian Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL bidang Polsoskam Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LKPD
1.1.3
Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar
1.1.3.1
Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN
1.1.4
Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat
1.1.4.1
Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Perekonomian
1.1.4.2
Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Polsoskam
1.1.4.3
Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Keuangan Daerah
1.1.5
Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat
1.1.5.1 1.1.5.2 1.1.5.3 1.1.6
Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Bidang Perekonomian Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Bidang Polsoskam Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Bidang Keuangan Daerah Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
1.1.6.1 1.1.6.2 1.1.6.3 1.1.7 1.1.7.1
Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholderbidang Perekonomian Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Polsoskam Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Keuangan Daerah Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LK BUMD Sasaran Strategis 1.2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75%
1.2.1
Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti
1.2.1.1
Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara bidang Polsoskam
1.2.2
Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
1.2.2.2
Laporan hasil pengawasan BUN bidang Keuangan Daerah Tujuan 2: Meningkatnya tata pemerintahan yang baik
Sasaran Strategis 2.1: Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 300 Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada 65% BUMN/BUMD 2.1.1
Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
2.1.1.1 2.1.2 2.1.2.1
Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik bidang Keuangan Daerah Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat
2.1.3
Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
2.1.3.1
Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
15
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 No. Indikator Kinerja Utama Tujuan 3: Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara/daerah; Sasaran Strategis 3.1: Meningkatkan kesadaran dan keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMdalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi menjadi 80% 3.1.1 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi. 3.1.1.1
Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi
3.1.2
IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
3.1.2.1
Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP
3.1.3
Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.
3.1.3.1
Laporan hasil kajian pengawasan
3.1.4
Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
3.1.4.1
Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga
3.1.5
Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA
3.1.5.1
Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik
3.1.5.2 3.1.6
Laporan hasil audit investigasi atas permintaan Instansi lainnya Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang
3.1.7
Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
3.1.7.1
Laporan hasil review terhadap laporan dan pengaduan masyarakat
berisiko
fraud
yang
mendapatkan
Tujuan 4: Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah; Sasaran Strategis 4.1: Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di K/L/ Pemda sebesar 60% 4.1.1 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 4.1.1.1 Laporan pembinaan penyelenggaraan SPIP bidang Keuangan Daerah 4.1.2 Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008 4.1.2.1 4.1.2.2
Jumlah peserta diklat SPIP Jumlah K/L dan Pemda yang mendapatkan konsultasi dan bimbingan teknis penyelenggaraan SPIP Tujuan 5: Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten; Sasaran Strategis 5.1: Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda
5.1.1
Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
5.1.1.1
Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIP Daerah
Sasaran Strategis 5.2: Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%. 5.2.1
Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
5.2.2
Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
5.2.3
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
5.2.4
Persentase pagu dana yang tidak diblokir dalam DIPA
5.2.5
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
16
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 No. 5.2.6
Indikator Kinerja Utama Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa
5.2.7
Persentase pemanfaatan aset
5.2.8
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras
5.2.8.1
Jumlah Sarana Prasarana
5.2.9
Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
5.2.10
Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas
5.2.11
Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP
5.2.11.1
Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah
5.2.11.2
Laporan evaluasi penerapan tatakelola APIP Daerah
5.2.12
Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
Keterangan: Baris berwarna biru merupakan IKU Outcome, sedangkan baris berwarna putih merupakan kode IKU Output.
6.
Program dan Kegiatan Implementasi penjabaran Rencana Stratejik dalam rangka mencapai visi
dan misi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dituangkan dalam dokumen perencanaan berupa Penetapan Kinerja Tahun 2014. Penetapan Kinerja ini merupakan sebuah bentuk Rencana Kinerja Tahunan yang di dalamnya memuat rumusan indikator kinerja utama (outcome) beserta targetnya. Indikator kinerja outcome diimplementasikan ke dalam program dan kegiatan. Program dan kegiatan diukur dengan indikator kinerja output. Program Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 sebagai penjabaran dari tujuan stratejik adalah sebagai berikut: 1. Pengawasan
Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan
Penyelenggaraan SPIP. 2. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya. 3. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara.
Program pertama dilaksanakan melalui 315 kegiatan, program kedua dilaksanakan melalui 60 kegiatan, program ketiga dilaksanakan melalui 2 kegiatan. Dengan Penetapan Kinerja, diharapkan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dapat lebih terarah dan terdapat tolok ukur bagi manajemen untuk memastikan bahwa pelaksanaan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
17
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
program dan kegiatan telah selaras dengan upaya pencapaian visi dan misi BPKP. Penetapan Kinerja tahun 2014 juga merupakan komitmen seluruh unsur Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan. B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2014 Untuk dapat mengukur keberhasilan dari implementasi Rencana Stratejik tahun 2014 di atas, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur menetapkan target untuk masing-masing kegiatan yang harus dicapai sebagai pelaksanaan dari program ,target ini dituangkan dalam dokumen Penetapan Kinerja (Performance Plan) tahun 2014 sebagaimana tersaji pada Tabel 2.2 berikut ini: Tabel 2.2 Penetapan Kinerja Tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur No.
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target
Tujuan 1 : Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara/daerah; Sasaran Strategis 1.1: Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 90% LKPD 1.1.1
Persentase IPP yang mendapat penyusunan laporan keuangan
1.1.1.1
Persen
100
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL bidang Perekonomian
Lap
5
1.1.1.2
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL bidang Polsoskam
Lap
11
1.1.2
Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
Persen
90
1.1.2.1
Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LKPD
Lap
21
1.1.3
Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar
Persen
82
1.1.3.1
Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN
Lap
16
1.1.4
Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Polsoskam Laporan hasil pengawasan lintas sektor Bidang Perekonomian Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Keuangan Daerah Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat
Persen
100
Lap
39
Lap
14
Lap
5
Persen
100
1.1.4.1 1.1.4.2 1.1.4.3 1.1.5
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
pendampingan
18
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 No.
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target
1.1.5.1
Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Bidang Keuangan Daerah
Lap
14
1.1.5.2
Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Bidang Polsoskam
Lap
19
1.1.6
Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Perekonomian
Persen
93,33
Lap
1
1.1.6.2
Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Polsoskam
Lap
19
1.1.7
Persentase BUMD yang penyelenggaraan akuntansi
Persen
80
1.1.7.1
Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LK BUMD
Lap
6
1.1.6.1
mendapat
pendampingan
Sasaran Strategis 1.2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75% 1.2.1
Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti
Persen
75
1.2.1.1
Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara Bidang Perekonomian
Lap
1
1.2.2
Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Persen Pusat Laporan hasil pengawasan BUN bidang Keuangan Lap Daerah Tujuan 2: Meningkatnya tata pemerintahan yang baik
1.2.2.3
100
55
Sasaran Strategis 2.1: Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 300. Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada 65% BUMN/BUMD 2.1.1
Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
Persen
100
2.1.1.1
Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik bidang Keuangan Daerah
Lap
4
2.1.2
Persentase BUMN/D/BLU/D sosialisasi/asistensi GCG/KPI
dilakukan
Persen
65
2.1.2.1
Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat
2.1.3
Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
2.1.3.1
Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD
Lap Persen Lap
17 55 24
yang
Tujuan 3: Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara/daerah; Sasaran Strategis 3.1: Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMdalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80% 3.1.1 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Kelompok 2 Program Anti Korupsi. Masyarakat 3.1.1.1
Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi
3.1.2
IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
Lap Instansi
6 2
19
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 No.
Indikator Kinerja Utama
3.1.2.1
Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP
3.1.3
Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.
3.1.3.1
Laporan hasil kajian pengawasan
3.1.4
Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Eskalasi dan Klaim Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA
3.1.4.1 3.1.5 3.1.5.1
3.1.6 3.1.7
yang
Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi lainnya Laporan Hasil Reviu Terhadap Laporan dan Pengaduan Masyarakat
Satuan
Target
Lap Instansi
4 1
Lap Persen
1 84
Lap
4
Persen Lap
85 54
Persen
50
Persen Lap
100 4
Lap
2
Tujuan 4: Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah; Sasaran Strategis 4.1: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 60% K/L/ Pemda 4.1.1
Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
Persen
60
4.1.1.1
Laporan dukungan pembinaan penyelenggaraan SPIP bidang Keuangan Daerah
Lap
16
4.1.2
Jumlah Pemda yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008
Pemda
6
4.1.2.1
Jumlah Peserta Diklat SPIP
Orang
30
4.1.2.2
Jumlah K/L dan Pemda yang mendapat Konsultansi dan Pemda 7 Bimtek SPIP Tujuan 5: Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten; Sasaran Strategis 5.1: Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% Pemda
5.1.1
Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan Persen 50 JFA 5.1.1.1 Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIP Laporan 5 Daerah Sasaran Strategis 5.2: Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%. 5.2.1 5.2.2
Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
Persen
95
Persen
100
20
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 No.
Indikator Kinerja Utama
Satuan
Target
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian Persentase pagu dana yang tidak diblokir dalam DIPA
skala likert 1-10 Persen
7,2
5.2.5
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai Prosedur
skala likert 1-10
7,2
5.2.6
Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa Persentase pemanfaatan aset
Jumlah berita Persen
54
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras Jumlah Sarana Prasarana
skala likert 1-10 Unit/m2
7,2
Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau diassessment tata kelola APIP
Persen
100
Topik Penelitian Instansi APIP
2
5.2.3 5.2.4
5.2.7 5.2.8 5.2.8.1 5.2.9 5.2.10 5.2.11
100
100
29
15
5.2.11.1
Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah
Pemda
11
5.2.11.2
Laporan evaluasi penerapan tatakelola APIP Daerah
Laporan
9
5.2.12
Tingkat persepsi bersertifikat
skala likert 1-10
7,6
kepuasan
Pemda
atas
auditor
Keterangan: Baris berwarna biru merupakan IKU Outcome, sedangkan baris berwarna putih merupakan IKU Output.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
21
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Bab III Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur sebagaimana dinyatakan dalam keputusan Kepala BPKP Nomor 06.00.00-286/K/2001 tanggal 30 Mei 2001
mempunyai
tugas
melaksanakan
pengawasan
keuangan
dan
pembangunan serta penyelenggaraan akuntabilitas di daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Secara umum, sampai dengan
akhir tahun 2014 Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan Timur telah memenuhi tugas dan fungsi yang dibebankan. Hal ini tercermin dari tercapainya 7 (tujuh) sasaran strategis, yang kemudian dilaksanakan dalam 3 (tiga) program pada tahun 2014. Ikhtisar pencapaian sasaran strategis
dapat dilihat pada Lampiran 1.
Sedangkan perbandingan capaian indikator kinerja outcome tahun 2014 dan target Renstra tahun 2014 tersaji dalam Lampiran 2. A. Capaian Kinerja Organisasi Untuk mengukur capaian kinerja, ditetapkan indikator-indikator kinerja. Indikator kinerja yang digunakan untuk pengukuran terutama adalah indikator kinerja outcome dan output dari sasaran strategis. Keseluruhan kelompok indikator kinerja tersebut diformulasi berdasarkan perumusan dari BPKP Pusat. Indikator kinerja input adalah sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran (output). Indikator input yang digunakan adalah dana dengan satuan rupiah yaitu besarnya dana yang digunakan untuk membiayai suatu kegiatan dan penggunaan SDM dengan satuan hari pengawasan (HP). Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
22
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Indikator output yang digunakan bervariasi tergantung pada jenis kegiatan yang dilaksanakan, seperti jumlah laporan hasil pelaksanaan asistensi/bimbingan teknis penyusunan Renstra, LAKIP, Neraca, Laporan Pertanggungjawaban Kepala Daerah, Laporan Hasil Evaluasi dan Audit yang diterbitkan, dan sebagainya. Sedangkan indikator outcome adalah indikator yang menggambarkan berfungsinya suatu output. Indikator kinerja outcome yang diukur sebanyak 34 indikator, yang seluruhnya merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang terdapat dalam Dokumen Penetapan Kinerja Perwakilan BPKP Tahun 2014. Capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur tahun 2014 secara keseluruhan adalah sebesar 122,48% yang merupakan capaian 7 (tujuh) sasaran dengan 34 Indikator Kinerja Utama (IKU). Nilai capaian keseluruhan tersebut merupakan rata-rata capaian seluruh indikator outcome yang ditetapkan sedangkan Capaian per sasaran strategis dapat dilihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut: Tabel 3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur SASARAN STRATEGIS
JUMLAH RATA-RATA INDIKATOR CAPAIAN (%)
1
Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 90% LKPD
7
126,79
2
Tercapainya Optimalisasi Negara sebesar 75%
Penerimaan
2
116,67
3
Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 300 Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada 65% BUMN/BUMD
3
145,22
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
23
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 4
Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
7
98,10
5
Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 60% K/L/ Pemda
2
130,56
6
Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerinta yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda
1
129,41
7
Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.
12
110,63
Jumlah
34
122,48
Hasil dari rata-rata capaian seluruh indikator outcome yang ditetapkan dapat dilihat pada Lampiran 1. Capaian sasaran tersebut di atas, selain didukung oleh pelaksanaan penugasan PKP2T juga didukung dengan penugasan non PKP2T. Capaian Kinerja Kegiatan Non PKP2T Tahun 2014, dapat dilihat pada Lampiran 4.
ANALISIS CAPAIAN KINERJA Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian tujuan dan capaian kinerja sasaran strategis. Capaian tujuan diperoleh dari rata-rata capaian kinerja sasaran strategis dari masing-masing tujuan. Sedangkan capaian sasaran strategis diperoleh dari rata-rata capaian indikator
dari masing-
masing sasaran khususnya terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU) dominan pada tiap-tiap sasaran strategis. Analisis juga dilakukan terhadap IKU selain IKU dominan yang tidak secara langsung mendukung tercapainya kinerja sasaran namun berpengaruh terhadap perwujudan sasaran strategis. Selain itu, analisis dilakukan dengan mengaitkan kemungkinan tercapainya tujuan dan sasaran Renstra Tahun 2014.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
24
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Analisis atas 5 (lima) tujuan dan 7 (tujuh) sasaran strategis yang ditetapkan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
sebagai alat untuk
mewujudkan tujuan dan sasaran strategis pada akhir masa Renstra 2010-2014, disajikan berikut:
1. ANALISIS CAPAIAN TUJUAN Terdapat 5 tujuan yang akan dicapai dalam Renstra BPKP pada Tahun 2014 dimana capaian tujuan diperoleh dari rata-rata capaian kinerja sasaran strategis dari masing-masing tujuan. Capaian atas 5 (lima) tujuan yang ditetapkan dalam Tahun 2014 pada umumnya telah tercapai dan rata-rata capaian keseluruhan adalah sebesar 123,13%. Untuk lebih jelasnya, capaian 5 (lima) tujuan pada tahun 2014 bisa dilihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 3.2 Capaian Tujuan Tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
No
TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
JUMLAH INDIKATOR
RATA-RATA CAPAIAN SASARAN (%)
I
Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan Negara/daerah
1
Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD
7
126,79
2
Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,5%
2
116,67
II
Meningkatnya tata pemerintahan yang baik
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
CAPAIAN TUJUAN (%) 121,73
145,22
25
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 3
III
4
IV
Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60%. Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada 75% BUMN/BUMD
3
145,22
Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan Negara/daerah Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
7
98,10
98,10
Tercapainya efektivitas penyelenggaraan SPIP
130,56
5
Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/ Pemda
2
130,56
V
Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten
6
Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerinta yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda
1
129,41
7
Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.
12
110,63
Rata-rata Capaian Kinerja
34
122,48
120,02
123,13
Analisis dan penjelasan rinci atas capaian dari masing-masing 5 (lima) tujuan tersebut adalah sebagai berikut: Tujuan 1: Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah Pada tahun 2010 awal renstra,
kualitas pengelolaan keuangan daerah di
wilayah Provinsi Kalimantan Timur masih relatif rendah, yang digambarkan dengan opini auditor atas 15 LKPD sebagai berikut: a. Tiga LKPD mendapat opini tidak memberikan pendapat (disclaimer). Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
26
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
b. Tujuh LKPD mendapat opini tidak wajar. c. Lima LKPD mendapat opini Wajar Dengan Pengecualian. d. Tidak terdapat LKPD yang mendapat opini wajar tanpa pengecualian. Selain dari itu, tidak terdapat Instansi Vertikal Pemerintah Pusat yang mendapat pendampingan dalam penyusunan laporan keuangan tahun 2010, menyebabkan WDP, sebagian besar instansi pemerintah pusat tidak memperoleh opini wajar tanpa pengecualian. Kondisi tersebut menjadi dasar perumusan tujuan, sasaran, dan indikator kinerja berikut target yang akan dicapai dalam Renstra tahun 2010-2014. Pada akhir periode renstra di tahun 2014 tujuan “Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan Negara/daerah” telah tercapai 121,73%. Adapun tercapainya tujuan tersebut diperoleh dari 2 (dua) sasaran yang masing-masing tercapai sebagai berikut: 1. Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 90% LKPD, tercapai 126,79% 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75%, yang tercapai 116,67% Keberhasilan pencapaian tujuan tersebut antara lain disebabkan: a. Adanya pelatihan dan peningkatan kapasitas SDM BPKP untuk membantu Pemerintah Daerah/IPP dalam pengelolaan keuangan negara/daerah b. Makin tingginya kesadaran Pemerintah Daerah dan instansi vertikal bekerjasama dengan BPKP untuk meningkatkan kapasitas SDM dan meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan negara/daerah. Hal yang perlu diperhatikan dalam rangka peningkatan kinerja pada renstra periode berikutnya adalah diperlukannya pelatihan secara terus menerus untuk peningkatan kapasitas SDM BPKP, pemerintah daerah dan instansi vertikal serta meningkatkan kesiapan pemerintah daerah dan IPP dalam menghadapi perubahan standar akuntansi pemerintahan yang akan diterapkan di tahun 2015. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
27
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Tujuan 2: Meningkatnya tata pemerintahan yang baik Pada awal renstra tahun 2010 tata kelola pemerintahan realatif belum terlalu baik, ditandai dengan masih sedikitnya Instansi Pemerintah Daerah yang menerapkan
standar
pelayanan
minimal
dan
masih
rendahnya
penyelenggaraan GCG pada BUMN/BUMD. Kondisi tersebut menjadi dasar perumusan tujuan, sasaran, dan indikator kinerja berikut target yang akan dicapai dalam Renstra tahun 2010-2014. Pada tahun 2014 tujuan “Meningkatnya tata pemerintahan yang baik” tercapai 145,22%. Tercapainya tujuan tersebut diperoleh dari capaian sasaran “Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada 65% BUMN/BUMD, tercapai 145,22% Beberapa indikator sasaran pendukung atas capaian tujuan pada tahun 2014 dapat dilihat dari perbandingan antara target dan realisasi yang diukur berdasarkan IKU dominan sasaran strategis sebagai berikut:
IKU Dominan
Satuan
1
Target 2014
Realisasi 2014
2
Capaian 2014
3
4
Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai SPM
Persen
100,00
100,00
100
Persentase BUMN/D yang dialkukan sosialisasi/asistensi penerapan GCG
Persen
100,00
100,00
100
Keberhasilan tujuan tersebut dapat dicapai antara lain disebabkan: a. Meningkatkanya
kesadaran
IPD/IPP/BUMN/D
akan
pentingnya
pelayanan publik. b. Meningkatkan kesadaran BUMN/D akan tata kelola kepemerintahan yang baik.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
28
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Hal yang diperhatikan dalam rangka peningkatan kinerja pada renstra periode berikutnya adalah perlu adanya perbaikan dalam metode evaluasi yang dapat melibatkan masyarakat/responden dalam menilai tingkat layanan publik suatu IPD/IPP.
Tujuan 3: Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan Negara/Daerah. Pada awal renstra tahun 2010 tingkat kesadaran dan keterlibatan K/L/Pemda /BUMN/BUMD dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi belum tinggi disamping itu sosialisasi program anti korupsi kepada masyarakat masih terbatas serta belum tersosialisasinya program pengendalian kecurangan (Fraud Control Plan) kepada IPP/IPD/BUMN/BUMD yang berisiko mengalami fraud. Kondisi tersebut menjadi dasar perumusan tujuan, sasaran, dan indikator kinerja berikut target yang akan dicapai dalam Renstra tahun 2010-2014. Pada Tahun 2014 tujuan “Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan
pengungkapan
kasus
yang
merugikan
keuangan
Negara/daerah” tercapai 98,10%. Adapun tercapainya tujuan tersebut diperoleh
dari
sasaran
“Meningkatkan
Kesadaran
dan
Keterlibatan
K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%”, tercapai 98,10% Keberhasilan tujuan tersebut antara lain juga disebabkan oleh makin besarnya pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat dan media atas permasalahan fraud. Sedangkan hal yang perlu diperhatikan dalam rangka peningkatan kinerja pada renstra periode berikutnya yaitu: a. Perlu makin aktifnya dilibatkan kelompok-kelompok masyarakat untuk menumbuhkembangkan kesadaran anti korupsi b. Perlu dilakukannya sosialisasi pencegahan korupsi sedari dini di lingkungan sekolah. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
29
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Tujuan 4 : Tercapainya efektivitas penyelenggaraan SPIP Pada awal renstra tahun 2010 penyelenggaraan SPIP di IPP/IPD masih kurang memadai, antara lain tergambar dari kondisi sebagai berikut: a. Belum tersosialisasinya SPIP kepada pemerintah daerah/IPP b. Belum terdapat pemerintah daerah yang memiliki peraturan kepala daerah tentang
penyelenggaraan
SPIP,
dan
pemerintah
daerah
yang
menyelenggarakan SPIP sesuai yang diamanatkan dalam PP 60 Tahun 2008. Kondisi tersebut menjadi dasar perumusan tujuan, sasaran, dan indikator kinerja berikut target yang akan dicapai dalam Renstra tahun 2010-2014. Pada akhir periode renstra
di Tahun 2014 tujuan “Tercapainya efektivitas
penyelenggaraan SPIP” tercapai 130,56%. Adapun tercapainya tujuan tersebut diperoleh dari sasaran “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 60% K/L/ Pemda”, tercapai 130,56% Beberapa indikator sasaran pendukung atas capaian tujuan pada tahun 2014 dapat dilihat dari perbandingan antara target dan realisasi dengan tahun 2010 yang diukur berdasarkan IKU dominan sasaran strategis sebagai berikut: 1.
Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP di bidang Keuangan Daerah
2.
Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008.
Tujuan 5 : Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten. Pada awal renstra tahun 2010, penerapan JFA APIP pada pemerintah daerah masih minim, dapat digambarkan dengan terbatas jumlah jabatan fungsional auditor yang telah bersertifikasi. Kondisi tersebut menjadi dasar perumusan tujuan, sasaran, dan indikator kinerja berikut target yang akan dicapai dalam Renstra tahun 2010-2014.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
30
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Pada Tahun 2014 tujuan “Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten” tercapai 120,02%. Adapun tercapainya tujuan tersebut diperoleh dari 2 (dua) sasaran yang masing-masing tercapai sebagai berikut: 1. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda, tercapai 129,41% 2. Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100%, tercapai 110,63% Keberhasilan tujuan tersebut antara lain disebabkan: a. Terbangunnya kerjasama yang baik antara BPKP dengan Pemerintah Daerah dalam hal pembinaan APIP b. Semakin
besarnya
peran
APIP
di
Pemerintah
Daerah
sehingga
menumbuhkan kesadaran peningkatan kompetensi APIP. Sedangkan hal yang perlu diperhatikan dalam rangka peningkatan kinerja aparat pengawasan pemerintah yang professional dan kompeten pada renstra periode berikutnya adalah: a. Memfasilitasi penyelenggaraan diklat-diklat bagi APIP baik diklat teknis maupun untuk mendapatkan sertifikasi keprofesionalan; b. Dukungan pendidikan berkelanjutan bagi APIP;
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
31
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
2. ANALISIS CAPAIAN SASARAN Capaian sasaran strategis diperoleh dari rata-rata capaian indikator
dari
masing-masing sasaran khususnya terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU) yang dianggap dominan pada tiap-tiap sasaran strategis. Analisis juga dilakukan terhadap IKU selain IKU dominan yang tidak secara langsung mendukung tercapainya kinerja sasaran namun berpengaruh terhadap perwujudan sasaran strategis.
Selain itu, analisis dilakukan dengan
mengaitkan kemungkinan tercapainya Tujuan dan Sasaran Renstra Tahun 2014. Capaian kinerja atas 7 (tujuh) sasaran yang ditetapkan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur tahun 2014 adalah sebesar 122,48%. Nilai capaian tersebut merupakan rata-rata capaian atas 34 indikator outcome yang ditetapkan. Analisis atas 7 (tujuh) sasaran strategis dan 34 indikator tahun 2014 yang ditetapkan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur sebagai alat untuk mewujudkan sasaran strategis pada akhir masa renstra 2010-2014, dapat diuraikan sebagai berikut:
Sasaran Strategis 1: Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian/ Lembaga, dan 90% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Sasaran “meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian/ Lembaga, dan 90% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah“ terdiri dari 7 (tujuh) indikator Kinerja Utama dengan capaian 126,79%. Meningkatnya
kualitas
laporan
keuangan
pemerintah
pusat,
kementerian/lembaga, dan pemerintah daerah merupakan tekad Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur sebagai perwujudan dari fungsi consulting. Upaya strategis yang dilaksanakan dalam rangka menyukseskan tercapainya sasaran ini adalah kerjasama yang intensif dengan para mitra kerja Perwakilan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
32
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
BPKP
Provinsi
Kalimantan
Timur
sehingga
dapat
dilakukan
proses
pendampingan penyusunan ataupun reviu atas Laporan Keuangan sebelum diterbitkan oleh K/L/Pemda. Outcome yang diharapkan adalah laporan keuangan dapat sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang ditunjukkan dengan opini yang diperoleh dari BPK RI minimal WDP. Sasaran strategis tersebut direpresentasikan dengan dua IKU dominan yang terkait langsung dengan kualitas Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Realisasi IKU sasaran strategis tahun 2014 dikaitkan dengan target tahun 2014, realisasi 2013 dan target Renstra disajikan dalam Tabel 3.5 berikut ini: Tabel 3.3 Capaian Sasaran Strategis 1 % CAPAIAN NO
INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATUAN
TARGET
REALISASI
2014
2013
1
Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan
Persen
100,00
125,00
125,00
125,00
2
Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
Persen
90,00
100,00
111,11
100,00
3
Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar
Persen
82,00
100,00
121,95
100,00
4
Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat
Persen
100,00
94,83
94,83
94,83
5
Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat
Persen
100,00
211,43
211,43
211,43
6
Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
Persen
93,33
100,00
107,15
100,00
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
33
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 7
Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
Persen
80,00
92,86
116,07
92,86
126,79
117,73
Secara keseluruhan dari tabel tersebut terlihat bahwa dua IKU dominan sasaran strategis tahun 2013
yaitu persentase IPP yang mendapatkan
pendampingan penyusunan laporan keuangan dan persentase IPD yang memperoleh opini minimal WDP tercapai 100%. Secara keseluruhan dengan tujuh IKU, rata-rata capaian sasaran 126,79%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut: 1. Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur melakukan pendampingan penyesuaian Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) pendukung dalam rangka pelaksanaan pasal 57 ayat (4) PP Nomor 60 Tahun 2008. Tujuan
kegiatan
ini
adalah
untuk
membantu
terlaksananya
penyelenggaraan akuntansi dan penyajian LKPP sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 125% sesuai dengan target 100%. Dibandingkan dengan tahun 2013, realisasi IKU tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 25%. Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2014 sebesar 101,01% diatas target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 100,00%. IPP yang diberikan pendampingan adalah sebanyak 13 IPP yang ada di bawah Kementerian dan Lembaga yang tersebar di wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp87.208.000,00 atau 49,23% dari anggaran sebesar Rp177.158.000,00 dan menyerap SDM sebanyak 513 OH atau 104,69% dari rencananya sebanyak 490 OH, serta menghasilkan output berupa 20
laporan PKP2T atau 125,00% dari target sebanyak 16 laporan
dan Non PKP2T sebanyak 18 laporan. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
34
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Dibandingkan dengan target renstra sampai dengan tahun 2014 sebesar 100,00% capaian kinerja tahun 2014 untuk indikator ini mencapai 125,00%. 2. Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP Selain Instansi Pemerintah Pusat (IPP), BPKP juga berupaya mendorong akuntabilitas keuangan Pemerintah Daerah ke arah yang lebih baik dengan IKU “Persentase Instansi Pemerintah Daerah (IPD) yang Laporan Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP” dari BPK RI. Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dari realisasi jumlah IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP dibandingkan dengan jumlah IPD yang diasistensi oleh BPKP. Diakhir periode renstra di Tahun 2014, capaian atas opini IPD sebagai berikut: a. Empat LKPD
mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian, yaitu
untuk Pemerintah Kota Balikpapan, Kota Tarakan, Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Paser b. Sebelas LKPD mendapatkan opini wajar dengan pengecualian. c. Dua LKPD tidak dilakukan audit oleh BPK, yaitu Provinsi Kalimantan Utara dan Kabupaten Mahulu Dengan demikian dari target yang ditetapkan, dari 15 LKPD yang diaudit oleh BPK tercapai seluruhnya (100%). Hal ini menunjukkan bahwa pendampingan yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah berjalan dengan baik. Capaian tahun 2014 secara kualitatif mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2013. Pada tahun 2013 capaian kinerja IKU telah tercapai 100%. Namun demikian dari sisi kualitas, capaian kumulatif s.d. tahun 2014 sebesar 75,64% lebih rendah dari target Renstra tahun 2014 sebesar 90%. Dalam meningkatkan kualitas akuntabilitas pelaporan keuangan pada SKPD dan satker di wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah berperan secara Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
35
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
aktif melalui kegiatan pendampingan dan asistensi kepada pemerintah daerah dan kegiatan pengawasan lainnya berdasarkan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dengan pemerintah daerah. a. Bimbingan teknis dan asistensi pengelolaan keuangan daerah kepada 17 pemerintah daerah meliputi antara lain penyusunan anggaran, penatausahaan, dan penyusunan laporan keuangan dengan aplikasi SIMDA, serta asistensi pengelolaan/penatausahaan BMD. b. Sinergi reviu atas LKPD tahun 2013 dengan tiga Inspektorat Provinsi/ Kabupaten pada tiga pemerintah daerah yaitu pada Pemerintah Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Kutai Kartanegara. Langkah strategis yang diperlukan dalam upaya mempertahankan capaian tersebut pada tahun 2014 yaitu peningkatan kapasitas sumber daya manusia
Pemerintah
Daerah
(Pemda).
Selain
itu
juga
dilakukan
pendampingan ke pemerintah daerah di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara terutama dalam pengelola keuangan dan aset pemerintah daerah, serta
penerapan PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan (berbasis akrual). Kegiatan untuk mencapai IKU (outcome) ini menggunakan dana sebesar Rp194.059.000,00 atau 92,44% dari anggaran sebesar Rp209.925.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 540 OH atau 64,06% dari rencana sebanyak
843 OH, sehingga terjadi efisiensi penggunaan SDM, serta
menghasilkan output berupa 22 laporan PKP2T atau sebesar 104,76% dari target sebanyak 21 laporan dan Non PKP2T sebanyak 16 laporan. Dibandingkan dengan target renstra sampai dengan tahun 2014 sebesar 90% capaian kinerja tahun 2014 untuk indikator ini mencapai 100%.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
36
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
3. Persentase Jumlah Laporan Keuangan royek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar IKU “Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar” merupakan IKU dalam pencapaian Sasaran Strategis 1. IKU ini diukur dari ketepatan waktu penyampaian laporan audit dukungan atas keuangan proyek Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN). Realisasi IKU ini tahun 2014 sebesar 100,00%, di atas target 82%. Dengan demikian capaian IKU tahun 2014 sebesar 121,95% dari target yang ditetapkan. Capaian lebih besar 21,95% dari target karena keberhasilan pembinaan proyek PHLN dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) serta dipenuhinya seluruh target laporan PHLN sebanyak 16 laporan yang harus diaudit di tahun 2014 atas kegiatan PHLN tahun 2013. Audit ini merupakan audit dukungan atas audit umum (general audit) laporan keuangan proyek/kegiatan yang pembiayaannya bersumber dari Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) tahun 2013 yang antara lain terdiri atas: a) PNPM Mandiri Perkotaan yang sumber dananya berasal dari IBRD Loan No. 7504-ID, yang berada di bawah koordinasi Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI. b) PNPM Mandiri Perdesaan yang sumber dananya berasal dari IBRD Loan No. 7666-ID, yang berada di bawah koordinasi Dirjen Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Dalam Negeri RI. c) Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) IBRD Loan No. 7669-ID, yang berada di bawah koordinasi Dirjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
37
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Hasil audit menunjukkan bahwa kegiatan proyek secara umum telah dipertanggungjawabkan secara baik dengan kondisi wajar, namun masih terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki,
antara lain kelebihan
pembayaran, fisik tidak sesuai spesifikasi teknis, ketidakpatuhan terhadap ketentuan yang berlaku, dan kegiatan yang kurang dimanfaatkan. Hasil audit yang menjadi temuan penghematan keuangan negara sebesar Rp1.292.498.874,00, dari jumlah tersebut sebesar Rp734.820.132,00 telah ditindaklanjuti pada tahun berjalan 2014. Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100,00% sama dengan capaian tahun 2013. Capaian kumulatif IKU s.d. tahun 2014 sebesar 100,00 telah melampaui target pada akhir tahun Renstra 2014 sebesar 82%. Untuk
mencapai
IKU
tersebut
menggunakan
dana
sebesar
Rp158.936.000,00 atau 1.461,35% dari anggaran sebesar Rp10.876.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 1.006 OH atau 127,73100,70% dari rencana sebanyak 999 OH, serta menghasilkan output berupa 16 laporan PKP2T atau 100,00% dari target sebanyak 16 laporan dan Non PKP2T sebanyak 11 Laporan.
4. Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat Sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), mandat yang diberikan kepada BPKP antara lain melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral. Dengan PP tersebut, BPKP mempunyai kewenangan yang lebih luas dan juga keunggulan kompetensi dalam melakukan pengawasan intern yang bersifat lintas sektoral dibandingkan
dengan
APIP
lainnya,
sehingga
pengawasan
atas
program/kegiatan yang melibatkan beberapa pihak dan terkait dengan berbagai aspek dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
38
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
IKU “Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat” diukur dengan menghitung jumlah laporan yang dikirim ke pusat dibandingkan target laporan dari pusat, dengan target kinerja 100,00%. Dalam tahun 2014, persentase laporan yang telah dikirim adalah sebesar 94,83%. BPKP Pusat menargetkan 58 laporan hasil pengawasan lintas sektor pada tahun 2014 dan seluruh laporan sebanyak 55 laporan telah dikirim dengan tepat waktu. Jika dibandingkan dengan targetnya, maka capaian IKU ini sebesar 94,83%. Tidak tercapainya target tersebut disebabkan tidak direalisasinya beberapa kegiatan new inisiatif karena ketiadaan anggaran serta adanya target dalam Tapkin yang tidak direvisi meskipun terdapat penurunan jumlah PKP2T Langkah-langkah strategis yang telah dilaksanakan untuk mencapai target IKU tersebut berupa koordinasi internal. Langkah strategis internal berupa penyempurnaan pelaksanaan pengawasan yang interaktif dengan auditan (dengan
media
Kerangka
Acuan
Pengawasan)
sehingga
setiap
permasalahan yang dijumpai selama penugasan selalu dikomunikasikan. Akuntabilitas pengelolaan program lintas sektoral ditekankan pada keberhasilan pencapaian efektivitas, efisiensi, dan kehematan program tersebut. Walaupun keberhasilan suatu program sulit diukur dengan obyektif, namun suatu pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan. Beberapa program strategis harus dapat dinilai tingkat capaiannya, sebagai pengukur keberhasilan, disamping sebagai alat pengendalian kebijakan. Dalam rangka mendukung program pemerintah yang pro job, pro poor, dan pro growth, BPKP secara konsisten pada tahun 2014 melakukan pengawasan pada pelaksanaan program-program strategis. Program-program strategis ini adalah program yang tercantum dalam prioritas nasional. Dalam laporan ini, program strategis adalah program nasional yang berada atau
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
39
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
berkaitan dengan wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Pengawasan BPKP terhadap program-program strategis menekankan pada audit efisiensi, keekonomisan, dan keefektifan pelaksanaan program lintas sektoral, audit kinerja pada bidang pelayanan publik, dan mediasi dalam rangka penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan (debottlenecking). Dari hasil audit, dapat disampaikan bahwa sebagian program lintas sektoral sudah berjalan dengan baik, meskipun masih terdapat beberapa kelemahan dalam pelaksanaan program tersebut. Atas kelemahan yang ditemukan telah diberikan rekomendasi perbaikan kepada penanggung jawab program terkait. Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai kinerja IKU ini menggunakan dana sebesar Rp503.400.000,00 atau 183,72% dari anggaran sebesar Rp274.010.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 2.257 OH atau 94,04% dari rencana sebanyak 2.400 OH, serta menghasilkan output berupa 50 laporan PKP2T atau 100,00% dari target sebanyak 50 laporan dan Non PKP2T sebanyak 25 laporan. 5. Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat IKU “Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat” merupakan indikator pencapaian Sasaran Strategis 1 dalam rangka pelaksanaan tugas Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur melakukan pengawasan intern melalui kegiatan pengawasan lainnya berdasarkan penugasan dari Presiden, sesuai dengan amanat pasal 49 ayat (2) butir c PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP. Capaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah laporan yang dikirim ke pusat dibandingkan target laporan dari pusat atas penugasan-penugasan berdasarkan permintaan Presiden, dengan target kinerja untuk tahun 2014 adalah 100,00%. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
40
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Jumlah laporan pengawasan atas permintaan Presiden yang diterbitkan pada tahun 2014 adalah sebanyak 74 laporan PKP2T dan 27 laporan Non PKP2T. Seluruhnya telah disampaikan ke BPKP Pusat. Capaian IKU tahun 2014 apabila diukur dari laporan PKP2T yang diterbitkan dan dikirim ke pusat adalah
sebesar 211,43% telah melebihi target sebesar 111,43%
sebanyak 39 laporan. Dalam tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah melakukan pengawasan atas perintah presiden dalam bentuk : 1) Monitoring
Pelaksanaan
Prioritas
Pembangunan
Nasional
pada
beberapa kementerian/ lembaga, yang merupakan pelaksanaan kerja sama di bidang pengawasan dan pengendalian dengan Unit Kerja Presiden
Pengawasan
dan
Pengendalian
Pembangunan
(UKP4).
Kegiatan monitoring tersebut dilaksanakan pada 3 kabupaten/kota di wilayah Provinsi Kalimantan Timur yaitu Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Berau, dan Kota Balikpapan, serta 2 kabupaten/kota di wilayah Kalimantan Utara yaitu Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Malinau. Hasil monitoring telah disampaikan kepada UKP4 sesuai dengan waktu yang ditentukan sebagai bahan laporan kepada Presiden. 2) Monitoring implementasi BPJS Kesehatan pada 3 kabupaten/kota di wilayah Provinsi Kalimantan Utara, dan 2 kabupaten/kota di wilayah Provinsi Kalimantan Timur. 3) Evaluasi Penyerapan Anggaran Semester I Tahun 2014 pada satker di lingkungan 8 (delapan) Kementerian/Lembaga yang ada di wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. 4) Pelaksanaan kajian Ease of Doing Business (EoDB) tahun 2014 pada satker di wilayah Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur (Non PKPT). Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2014 telah mencapai target pada akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 127,86%.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
41
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Kegiatan
untuk
mencapai
IKU
ini
menggunakan
dana
sebesar
Rp341.995.000,00 atau 104,85% dari anggaran sebesar Rp Rp326.162.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 896 OH atau 74,85% dari rencana sebanyak 1.197 OH, serta menghasilkan output berupa 74 laporan PKP2T atau 211,43% dari target 35 laporan, dan Non PKP2T sebanyak 27 Laporan
6. Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
yang
IKU “Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders” merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 1 dengan target sebesar 93,33%.
IKU
ini
diukur
dengan
menghitung
persentase
laporan
pengawasan atas permintaan stakeholder disampaikan tepat waktu sesuai Rencana Penerbitan Laporan (RPL) dalam KM4. Lporan pengawasan atas permintaan stakeholder dalam periode tahun 2014 sebanyak 49 buah seluruhnya telah diterbitkan, sehingga dapat dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders. Realisasi IKU sebesar 100% dibandingkan dengan targetnya sebesar 93,33%, maka capaian IKU adalah sebesar 107,15%. Hasil pengawasan atas permintaan stakeholder kepada Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur yang menonjol dalam tahun 2014 antara lain: -
Audit atas tunggakan Tunjangan Profesi Guru PNSD Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 9 kabupaten/kota di wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan 5 kabupaten/kota di wilayah Provinsi Kalimantan Utara.
-
Audit atas sisa klaim Jamkesmas dalam rangka peralihan ke BPJS.
Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2014 sebesar 100% mencapai target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 100%.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
42
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai kinerja IKU ini menggunakan dana sebesar Rp497.592.000,00 atau 54,74% dari anggaran sebesar Rp909.082.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 1.865 OH atau 94,96% dari rencana sebanyak 1.964 OH, serta menghasilkan output berupa 63 laporan terdiri dari PKP2T sebanyak 49 Laporan dan Non PKP2T sebanyak 14 Laporan. 7. Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan
akuntansi Sesuai dengan Undang-Undang Perbendaharaan Negara Nomor 1 Tahun 2004 Pasal 58 ayat (2), Kepala Daerah selaku pengguna anggaran/barang wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan yang meliputi: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan, dilampiri dengan Laporan Keuangan BUMD pada Pemerintah Daerah. Dengan kondisi kemampuan Sumber Daya Manusia BUMD yang pada umumnya masih belum memadai, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
berperan
aktif
dalam
pendampingan
penyusunan
Laporan
Keuangan BUMD agar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum. Oleh karena itu pendampingan ini dianggap mendukung pencapaian Sasaran Strategis 1 dengan IKU “Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi”. IKU ini diukur dengan
menghitung
jumlah
BUMD
(PDAM)
yang
mendapatkan
pendampingan penyelenggaraan akuntansi dibagi dengan jumlah seluruh BUMD (PDAM) di wilayah kerja perwakilan. Sampai dengan akhir tahun 2014 seluruh PDAM telah mendapatkan pendampingan penyelenggaran akuntansi. Sedangkan pada tahun 2014, dari target PKP2T yang ditetapkan sebanyak 80%, realisasi yang mendapatkan pendampingan adalah 92,86% sehingga capaian kinerja tahun 2014 sebesar 116,07%.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
43
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Pendampingan atas penyelenggaraan akuntansi BUMD memberikan outcome berupa diperolehnya opini WTP atas 5 PDAM, sedangkan 8 PDAM lainnya mendapatkan opini WDP. Selain itu, sebanyak 9 PDAM telah menggunakan aplikasi billing system, yaitu PDAMKab Paser, PDAM Kab. Penajam Paser Utara, PDAM Kota Balikpapan, PDAM Kota Samarinda, PDAM Kota Bontang, PDAM Kab. Kutai Timur, PDAM Kab. Berau, PDAM Kab. Bulungan, dan PDAM Kota Tarakan. Sedangkan yang telah menggunakan aplikasi SIA PDAM sebanyak 12 PDAM yaitu PDAM Kab. Paser, PDAM Kab. Penajam Paser Utara, PDAM Kota Balikpapan, PDAM Kota Samarinda, PDAM Kab. Kutai Kartanegara, PDAM Kab. Kutai Timur, PDAM Kota Bontang, PDAM Kab. Berau, PDAM Kab. Bulungan, PDAM Kab. Malinau, PDAM Kab. Nunukan dan PDAM Kota Tarakan Realisasi IKU sebesar 92,86%, melebihi dengan target sebesar 80%. Secara kumulatif s.d. tahun 2014 realisasi IKU tersebut sebesar 96,43% sesuai target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 80%. Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar Rp38.640.000,00 atau 28,39% dari anggaran sebesar Rp136.120.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 133 OH atau 85,26% dari rencana sebanyak 156 OH, serta menghasilkan output berupa 6 laporan PKP2T atau 100% dari target sebanyak 6 laporan dan Non PKP2T sebanyak 11 Laporan. Adapun perkembangan capaian kinerja outcome sasaran strategis selama periode renstra (2010-2014) sebagaimana tercantum dalam lampiran 2.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
44
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Sasaran Strategis 2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75%
Sasaran strategis “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75%” memiliki
dua
IKU,
namun
IKU
yang
dominan
untuk
mengukur
keberhasilannya hanya satu yaitu Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti, dengan capaian sebesar 133,33%. Secara lengkap, dua IKU tersebut disajikan dalam Tabel 3.4, rata-rata capaian Sasaran Strategis dari 2 IKU tahun 2014 sebesar 116,67%.
Tabel 3.4 Capaian Sasaran Strategis 2 % CAPAIAN NO 1
2
INDIKATOR KINERJA UTAMA Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/ daerah yang ditindaklanjuti Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
SATUAN
TARGET
REALISASI
Persen
75,00
Persen
100,00
2014
2013
100,00
133,33
100,00
100,00
100,00
100,00
116,67
100,00
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut: 1. Persentase Hasil Pengawasan Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah yang Ditindaklanjuti Dalam rangka berperan melakukan optimalisasi penerimaan negara, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur menetapkan “Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti” sebagai IKU yang dominan dalam mengindikasikan ketercapaian Sasaran Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
45
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Strategis Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara dengan target 75,00%. Pengawasan atas penerimaan Negara antara lain untuk mendorong upaya perbaikan sistem manajemen Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang transparan dan akuntabel, sehingga penerimaan yang berasal dari PNBP menjadi meningkat sesuai dengan potensi yang diharapkan. Kinerja IKU ini diukur berdasarkan jumlah tindak lanjut (rekomendasi/ saran) dibagi dengan jumlah rekomendasi/saran hasil audit OPN/OPAD. Dalam tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur melakukan audit atas pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) berupa verifikasi dan validasi piutang PNPB atas uang pengganti Tipikor dan verifikasi Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) atas Rekening Giro Uang Titipan Denda dan Biaya Tilang di PT. BRI pada Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur. Selain itu juga dilakukan kegiatan Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (OPAD) meliputi: Pajak Hotel dan Restoran, Pajak Hiburan dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor. Dari hasil pengawasan di wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 telah menghasilkan potensi pendapatan asli daerah untuk pajak hotel dan memberikan multiplier effect berupa kenaikan pendapatan yang cukup signifikan atas penerimaan pendapatan pajak dan retribusi daerah Kondisi tersebut antara lain terjadi di Pemerintah Kota Tarakan, yang dengan adanya kegiatan OPAD maka penerimaan pajak hotel di tahun 2013 yang sebelumnya hanya Rp2.900.000.000,00 menjadi Rp4.531.000.000,00 atau naik 56,24%. Realisasi IKU tahun 2014 adalah sebesar 100%, dari target 75%, sehingga capaian IKU sebesar 133,33%. Dibandingkan tahun 2013, realisasi IKU ini mengalami peningkatan sebesar 34,46% dari semula 65,54%. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan meningkatnya komitmen dari objek pemeriksaan untuk menindaklanjuti rekomendasi. Realisasi IKU ini melebihi target akhir Renstra pada tahun 2014 sebesar 75%. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
46
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Kegiatan
untuk
mencapai
IKU
ini
menggunakan
dana
sebesar
Rp13.540.000,00 atau 130,02% dari anggaran sebesar Rp10.414.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 26 OH atau 68,42% dari rencana sebanyak 38 OH, serta menghasilkan output berupa 1 laporan PKP2T atau 100% dari target sebanyak 1 laporan. 2. Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat Pemerintah melalui PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pasal 49 ayat (2) butir b. menegaskan bahwa BPKP melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan Negara atas kegiatan Kebendaharaan Umum Negara dengan tujuan untuk memberikan masukan kepada Menteri Keuangan. Menindaklanjuti amanat tersebut, dalam Renstranya, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur membentuk IKU berupa “Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat”. Capaian IKU ini diukur berdasarkan persentase jumlah laporan yang dikirim ke Pusat dibandingkan target laporan dari Pusat. Jumlah laporan hasil pengawasan BUN adalah sebanyak 55 laporan dan seluruhnya (100%) yaitu 55 laporan telah disampaikan ke BPKP Pusat. Dibandingkan dengan targetnya sebesar 100%, maka capaian IKU tahun 2014 sebesar 100,00%. Hasil pengawasan atas permintaan BUN yang menonjol adalah Monitoring Kegiatan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Transfer lainnya meliputi Bidang Pendidikan pada pemerintah daerah. Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2014 sebesar 100,00% telah mencapai target pada akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 100,00%. Kegiatan
untuk
mencapai
IKU
ini
menggunakan
dana
sebesar
Rp203.373.000,00 atau 74,80% dari anggaran sebesar Rp271.875.000,00 dan menggunakan SDM sebanyak 700 OH atau 28,28% dari rencana sebanyak 2.475 OH, serta menghasilkan output berupa 55 Laporan PKP2T atau 100%
dari target sebanyak 55 laporan. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
47
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Sasaran Strategis 3: Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 300 Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada 65% BUMN/BUMD Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, dijelaskan bahwa pemerintahan daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah tersebut terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib adalah urusan pemerintahan yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar warga negara. Adapun urusan pilihan adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib, Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyusun suatu standar yang disebut dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Pada badan usaha milik pemerintah pusat/daerah Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG) adalah struktur dan proses yang digunakan dan diterapkan organ perusahaan (Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dewan komisaris dan direksi) untuk meningkatkan pencapaian sasaran hasil usaha dan mengoptimalkan nilai perusahaan bagi seluruh stakeholders, berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika berusaha. BUMN/BUMD karena sebagian besar modalnya merupakan milik pemerintah dan atau pemerintah daerah berkewajiban menerapkan GCG secara konsisten dan berkelanjutan. Sebagai
auditor
internal
pemerintah,
dalam
perannya
meningkatkan
akuntabilitas Pemda dan pengelolaan BUMN/BUMD, BPKP mendorong pemerintah
daerah
untuk
menerapkan
SPM
yang
telah
ditetapkan
Kementerian Teknis, dan mendorong BUMN/BUMD untuk menerapkan GCG. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
48
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Sasaran Strategis “Terselenggaranya
Standar
Pelayanan
Minimal
(SPM)
pada 300 Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada 65% BUMN/BUMD”direpresentasikan oleh dua IKU dominan yang terkait langsung dengan IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal/Pelayanan Prima dengan capaian 100% dan BUMN/BUMD/BLU /BLUD yang GCG atau KPI
dengan capaian
153,85% dan IKU persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja dengan capaian 181,82%. Realisasi IKU sasaran strategis tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013 dan dikaitkan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.5. Tabel 3.4 Capaian Sasaran Strategis 3 % CAPAIAN NO 1
2
3
INDIKATOR KINERJA UTAMA Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/ asistensi GCG/KPI Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
SATUAN
TARGET
REALISASI
Persen
100,00
Persen
Persen
2014
2013
100,00
100,00
100,00
65,00
100,00
153,85
100,00
55,00
100,00
181,82
100,00
145,22
100,00
Dari tabel tersebut nampak bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2014 tercapai 100,00%. Secara keseluruhan, dengan tiga IKU, rata-rata capaian sasaran 145,22%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut: 1. Persentase IPD yang Melaksanakan Pelayanan Sesuai Standar Pelayanan Minimal
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
49
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Dasar hukum pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah Rencana
Pembangunan Jangka
Menengah tahun
2010–2014,
yang
mewajibkan setiap Pemda untuk menerapkan Standar Pelayanan Minimal. Selain itu juga terdapat Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 yang mensyaratkan
implementasi
SPM
dilakukan
dengan
menuangkan
indikator SPM pada dokumen perencanaan jangka menengah dan tahunan serta pada dokumen penganggaran daerah. Selanjutnya Inpres Nomor 1 Tahun 2010 juga mengharuskan Pemda menerapkan SPM yang ditetapkan oleh kementerian teknis. Sesuai PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pasal 48 ayat (2) butir a dan pasal 50 ayat (1) butir a, BPKP melakukan pengawasan intern antara lain melalui audit kinerja. Oleh karena itu, audit kinerja pelayanan pemda yang dilaksanakan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur mendukung pencapaian Sasaran Strategis 3 dengan IKU “Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal”. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah IPD yang mencantumkan SPM dalam dokumen perencanaan dibagi jumlah IPD yang diaudit kinerja pelayanan. Dalam periode 2010 s.d 2014 untuk mendukung pencapaian IKU tersebut Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah melakukan audit kinerja atas pelayanan publik kepada 4 IPD, antara lain bidang pendidikan dan bidang kesehatan. Sampai dengan tahun 2014, terdapat 13 dari 17 IPD di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara telah mencantumkan SPM ke dalam dokumen perencanaannya. Selain itu di tahun 2014 dalam mendukung evaluasi atas laporan penyelenggaraan pemerintah daerah Evaluasi Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah (EKPPD) Perwakilan BPKP Kalimantan Timur selaku anggota Tim Daerah EKPPD
Provinsi
Kalimantan Timur telah melaksanakan evaluasi atas LPPD Kabupaten Paser,Kabupaten Kutai Timur, Kota Bontang dan Kota Samarinda. Sedangkan selaku anggota Tim Daerah EKPPD Provinsi Kalimantan Utara, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah melakukan evaluasi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
50
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
bersama (joint evaluation) atas 5 kabupaten/kota se-provinsi Kalimantan Utara. Dalam tahun 2014, Persentase IPD yang telah mencantumkan SPM ke dalam dokumen perencanaan sebanyak 100,00% dari target sebanyak 100,00%, sehingga capaian IKU ini pada tahun 2014 sebesar 100,00%. Realisasi kumulatif IKU
tersebut s.d. tahun 2014 seluruhnya telah
memenuhi target akhir periode Renstra tahun 2014 sebanyak 100,00%. Kegiatan untuk mendukung IKU tersebut menggunakan dana sebesar Rp31.542.000,00 atau 19,15% dari anggaran sebesar Rp164.670.000,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 180 OH atau 145,16% dari rencana sebanyak 124 OH, serta menghasilkan output berupa 4 laporan PKP2T atau 100% dari target sebanyak 4 Laporan. 2. Persentase GCG/KPI
BUMN/D/BLU/D
yang
Dilakukan
Sosialisasi/Asistensi
BPKP berperan melakukan pengawasan intern melalui pemberian pelayanan jasa manajemen kepada BUMN/BUMD/BLU/BLUD di bidang GCG dan KPI, dengan harapan dapat memperbaiki kinerja BUMN/ BUMD/BLU/BLUD. Untuk mengukur manfaat, ditetapkan IKU berupa “Persentase BUMN/ BUMD/BLU/BLUD yang Dilakukan Sosialisasi/Asistensi GCG/KPI”. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI dibandingkan dengan target PKP2T. Dalam
tahun
2014,
BUMN/BUMD/BLU/BLUD
yang
dilakukan
bimtek/asistensi/GCG/KPI sebanyak 3 BUMD/BUMN/ BLUD atau sebesar 100% dari 3 BUMD target PKP2T. Bila dibandingkan dengan target IKU sebesar 65%, maka capaian IKU tersebut adalah sebesar 153,85%.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
51
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Realisasi IKU kumulatif s.d. tahun 2014 sebesar 100% telah memenuhi target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 65%. Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar Rp6.450.000,00 atau 3,64% dari anggaran sebesar Rp177.270.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 485 OH atau 104,98% dari rencana sebanyak 462 OH, serta menghasilkan output berupa 17 Laporan PKP2T atau 100% dari target sebanyak 17 Laporan dan Non PKP2T sebanyak 58 Laporan. Untuk mencapai skor yang baik dalam implementasi GCG telah dilaksanakan kegiatan pengawasan strategis terhadap Pembangunan Proyek Kaltim-5, PT Pupuk Kalimantan Timur. Proyek tersebut sangat strategis karena diharapkan dapat menghasilkan 2.500 ton amoniak dan 3.500 ton urea per hari. Dengan kapasitas produksi tersebut maka PT Pupuk Kalimantan Timur akan menjadi produsen pupuk terbesar di Asia Tenggara dan nomor dua di dunia setelah Qatar. 3. Persentase BUMD/BLUD yang Dilakukan Audit Kinerja Penetapan IKU “Persentase BUMD/BLUD yang dilakukan audit kinerja”, dimaksudkan untuk
mengukur
manfaat
pengawasan intern yang
dilaksanakan oleh BPKP dalam meningkatkan tata kelola BUMD/BLUD. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMD/BLUD yang dilakukan audit kinerja dibandingkan target PKP2T. Dalam tahun 2014, BUMD/BLUD yang dilakukan audit kinerja sebanyak 20 BUMD/BLUD dari 20 BUMD/BLUD yang menjadi target PKP2T. Realisasi IKU sebesar 100%, sehingga capaian kinerja IKU ini sebesar 181,82% dari target 55,00%. Realisasi IKU kumulatif s.d. tahun 2014 sebesar 100% telah mencapai target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 55%. Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar Rp323.221.000,00 atau 228,05% dari anggaran sebesar Rp141.730.000 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
52
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
dengan menggunakan SDM sebanyak 918 OH atau 130,21% dari rencana sebanyak 705 OH, serta menghasilkan output berupa laporan sebanyak 27 Laporan PKP2T atau 112,50% dari target sebanyak 24 laporan dan Non PKP2T 3 Laporan.
Sasaran Strategis 4: Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
Perpres Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014 menyatakan bahwa strategi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi memiliki visi jangka panjang dan menengah. Visi jangka panjang 2012-2025 adalah “Terwujudnya Kehidupan Bangsa yang Bersih dari Korupsi dengan Didukung Nilai Budaya yang Berintegritas”. Dalam rangka mencapai visi jangka panjang, maka, untuk jangka menengah pemerintah menetapkan visi jangka menengah 2012-2014 yaitu “Terwujudnya Tata Kepemerintahan yang Bersih dari Korupsi dengan Didukung Kapasitas Pencegahan dan Penindakan serta Nilai Budaya yang Berintegritas”. Dalam kaitannya dengan strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah mengambil peran dalam mendukung enam strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong penerapan sistem pengendalian intern, atau Fraud Control Plan (FCP). Berkaitan dengan penegakan hukum atas tindak pidana korupsi, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah berperan dalam melakukan audit investigasi, perhitungan kerugian keuangan Negara, serta sebagai pemberi keterangan ahli pada kasus tindak pidana korupsi di wilayah provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
53
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Sasaran “Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah Dalam Upaya Pencegahan” direpresentasikan dengan IKU sasaran strategis tahun 2014 dikaitkan target 2014 yang disajikan dalam Tabel 3.5 sebagai berikut: Tabel 3.5 Capaian Sasaran Strategis 4 % CAPAIAN
NO 1
2
3
4
5
6
7
INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATUAN
TARGET
REALISASI
Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi. IPP/IPD/BUMN/BUMD /BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/ DA/asistensi/evaluasi FCP Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD /BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK. Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
Kelompok Masyarakat
2
Instansi
2014
2013
1
50
1
2
4
200
4
Instansi
1
1
100
1
Persen
84,00
100,00
119,05
100,00
Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang
Persen
85,00
100,00
117,65
100,00
Persen
50,00
0,00
0,00
0,00
Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
Persen
100,00
100,00
100,00
100,00
98,10
43,71
Dari tabel tersebut terlihat bahwa rata-rata capaian sasaran 98,10%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut: 1. Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
54
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Dalam rangka meningkatkan pemahaman mengenai praktik-praktik penyelenggaraan good governance, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur menetapkan suatu IKU berupa Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi. Fokus Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timurdalam kegiatan Sosialisasi Program Anti Korupsi (Sos-PAK) utamanya pada kelompok dunia pendidikan karena dunia pendidikan yang anti korupsi akan menghasilkan generasi muda yang baik dan menjadi harapan masa depan bangsa Indonesia. Sementara itu, dengan makin tingginya perhatian Pemerintah kepada dunia pendidikan yang ditandai dengan kenaikan anggaran, berbagai macam bantuan bagi dunia pendidikan membawa konsekuensi meningkatnya risiko terjadinya korupsi. Dengan memberikan pemahaman dan edukasi, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur berharap korupsi bisa dicegah, terutama di dunia pendidikan. Realisasi IKU ini tahun 2014 adalah sebanyak 1 Kelompok Masyarakat, dari target 2 Kelompok Masyarakat atau hanya tercapai 50%. Capaian ini dilakukan melalui kegiatan Sosialisasi Program Anti Korupsi (SosPAK) kepada pelajar. Jika dibandingkan dengan target IKU, maka capaian IKU hanya sebesar 50,00% atau tidak tercapai, hal tersebut disebabkan pelaksanaan kegiatan tahun 2014 khusus diarahkan kepada sasaran pelajar. Secara kumulatif capaian IKU ini s.d. tahun 2014 sebanyak 6 kelompok masyarakat masih di bawah target periode Renstra tahun 2014 sebesar 8 kelompok masyarakat atau tercapai 75%. Kegiatan
untuk
mencapai
IKU
ini
menggunakan
dana
sebesar
Rp27.766.000,00 atau 39,34% dari anggaran sebesar Rp70.578.000,00 dan dengan SDM sebanyak 61 OH atau 49,19% dari rencana sebanyak 124 OH, serta menghasilkan output 6 laporan PKP2T atau 100% dari target sebanyak 6 laporan dan Non PKP2T sebanyak 9 Laporan.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
55
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Selain melakukan Sosialisasi Program Anti Korupsi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur, dalam tahun 2014 juga melakukan kegiatan Kordinasi Supervisi Pencegahan (Korsupgah) Korupsi yang merupakan kerja sama BPKP dengan KPK meliputi: 1) Verifikasi hasil pengamatan pada pelayanan publik di Kantor Pertanahan Kota Samarinda Tahun 2012 dan 2013 2) Verifikasi hasil pengamatan pada pelayanan publik di Kantor Imigrasi Kelas I Samarinda Tahun 2012 dan 2013 3) Verfikasi hasil pengamatan pada pelayanan publik dan pengelolaan APBD Kota Samarinda Tahun 2012 dan 2013 4) Verfikasi hasil pengamatan pada pelayanan publik dan pengelolaan APBD dan pengadaaan barang dan jasa Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012 dan 2013 5) Pengamatan atas bidang pengelolaan APBD tahun 2013 -2014, bidang pertambangan dan pendapatan pada Kota Samarinda 6) Pengamatan, Evaluasi dan Pengujian pada Bidang Pengelolaan APBD Tahun 2013-2014 dan Ketahanan Pangan pada Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2014 2. IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD Berisiko Fraud yang Mendapatkan Sosialisasi/DA/Asistensi/Evaluasi FCP Sistem pengendalian yang baik akan memberikan jaminan terhadap kualitas
dan
kinerja
organisasi
secara
keseluruhan,
sehingga
penyelenggaraan pemerintahan dan korporasi dapat memenuhi prinsipprinsip Good Governance. FCP merupakan suatu pengendalian yang dirancang secara spesifik untuk mencegah,
menangkal,
dan
memudahkan
pengungkapan
kasus
penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara. FCP terdiri dari atribut-atribut spesifik, yaitu Kebijakan Anti Fraud, Struktur Pertanggungjawaban, Penilaian Risiko, Kepedulian Pegawai, Kepedulian Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
56
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Pelanggan dan Masyarakat, Sistem Pelaporan Fraud, Perlindungan Pelapor, Pengungkapan kepada pihak eksternal, Prosedur Investigasi serta Standar Perilaku dan Disiplin. Indikator kinerja utama “IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP” ini merupakan suatu upaya perbaikan yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam penyelenggaraan manajemen organisasi pemerintah melalui pemanfaatan hasil pengawasan. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur menargetkan sebanyak 2 instansi/BUMN/BUMD dapat mengimplementasi FCP pada tahun 2014. Realisasinya pada tahun 2014 ada 4 instansi dari target 2 instansi. Capaian IKU tersebut adalah sebesar 200% dari target. Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2014 sebanyak 9 instansi masih di atas target akhir periode renstra tahun 2014 sebanyak 8 instansi. Kegiatan
untuk
Rp37.135.000,00
capaian atau
IKU
sebesar
ini
menggunakan
132,20%
dari
dana
sebesar
anggaran
sebesar
Rp28.089.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 65 OH atau 52,00% dari rencana sebanyak 125 OH, serta menghasilkan output berupa 4 laporan PKP2T dan 1 laporan Non PKP2T. 3. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang Dilakukan Kajian Peraturan yang Berpotensi TPK Upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara tidak terlepas dari adanya kebijakan yang mendukung upaya pencegahan dan pemberantasan KKN. Indikator ini dimaksudkan untuk mengukur IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK. Dalam tahun 2014 realisasi IKU ini sebanyak 1 instansi dari target IKU tahun 2014 sebanyak 1 kajian, maka capaian IKU adalah sebesar 100%.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
57
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Secara kumulatif s.d tahun 2014 realisasi IKU sebanyak 3 kajian, masih di bawah target renstra tahun 2014 sebanyak 4 kajian. Pencapaian IKU tersebut menggunakan dana sebesar Rp7.054.000,00 dari target Rp9.330.000 atau 75,16% dan menggunakan SDM sebanyak 38 OH, atau 69,09% dari rencana sebanyak 55 OH. 4. Persentase Pelaksanaan Penugasan Hambatan Kelancaran Pembangunan, Klaim, dan Penyesuaian Harga Kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP), audit penyesuaian harga, dan audit klaim merupakan bagian dari hambatan/kendala terhadap peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara. Tingkat keberhasilan penyelesaian kasus tersebut berkorelasi
terhadap
pencapaian
sasaran
strategis.
Persentase
terselesaikannya kasus HKP, penyesuaian dan harga ditetapkan sebagai salah satu IKU yang harus dicapai. Pengukuran IKU dihitung berdasarkan jumlah laporan HKP, penyesuaian harga yang terbit dibagi dengan permintaan HKP, dan penyesuaian harga yang memenuhi syarat diterbitkan surat tugas. Pada
tahun
2014,
Perwakilan
BPKP
Provinsi
Kalimantan
Timur
menargetkan 84% permintaan HKP dan penyesuaian harga yang memenuhi syarat diterbitkan surat tugas.
Dari seluruh permintaan tersebut dapat
direalisasikan surat tugas (100%) sehingga capaian indikator ini adalah 119,05%. Capaian IKU dapat dicapai karena kinerja auditor yang profesional dan dukungan serta kerjasama dari pihak-pihak terkait lainnya. Rata-rata realisasi IKU tersebut tahun 2014 sebesar 88,54%, telah memenuhi target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 84%. Kegiatan
untuk
mencapai
IKU
ini
menggunakan
dana
sebesar
Rp82.991.000,00 atau sebesar 234,97% dari anggaran sebesar Rp35.320.000,00 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
58
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
dengan menggunakan SDM sebanyak 152 OH atau 31,67% dari rencana sebanyak 480 OH, serta menghasilkan output berupa 5 laporan terdiri dari PKP2T sebanyak 4 laporan dan Non PKP2T sebanyak 1 laporan. 5. Persentase Pelaksanaan Audit Investigasi /PKKN/PKA Salah satu upaya pencapaian sasaran strategis peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara, antara lain dengan tertanganinya kasus KKN. Penanganan kasus yang berindikasi KKN yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur antara lain berupa pelaksanaan audit investigasi, perhitungan kerugian keuangan Negara maupun pemberi keterangan ahli. Dengan demikian, indikator “Persentase pelaksanaan audit investigasi/Perhitungan Kerugian Keuangan Negara/Pemberi Keterangan Ahli” merupakan salah satu IKU yang tepat bagi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam upaya pencapaian sasaran strategis. Pengukuran IKU dihitung berdasarkan jumlah laporan audit investigasi/ PKKN/PKA yang diterbitkan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dibagi dengan permintaan audit investigasi/PKKN/ PKA dari instansi penegak hukum. Dalam upaya merealisasikan IKU tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah melaksanakan upaya represif meliputi kegiatan sebagai berikut: a. Audit Investigatif sebanyak 2
laporan/kasus dengan nilai kerugian
negara sebesar Rp3.656.224.227,00 b. Bantuan Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN) sebanyak 26 laporan/kasus senilai Rp40.897.633.041,68. c. Pemberian Keterangan Ahli (PKA) sebanyak 52 kali oleh auditor Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
59
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100%, dengan target sebesar 85%, sehingga capaian IKU sebesar 117,65%. Capaian IKU ini lebih tinggi dibandingkan dengan targetnya karena banyaknya permintaan dari penyidik atas Audit Investigatif dan PKKN yang telah dipenuhi dan ditindaklanjuti. Capaian IKU kumulatif s.d. tahun 2014 sebesar 100% telah melampaui target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 85%. Kegiatan untuk IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana sebesar Rp302.736.000,00 atau 58,80% dari anggaran sebesar Rp514.860.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 1.104 OH atau 49,82% dari rencana sebanyak 2.216 OH, serta menghasilkan output berupa 81 laporan terdiri dari PKP2T sebanyak 50 laporan dan Non PKP2T sebanyak 31 laporan. 6. Persentase Tindak Lanjut Hasil Audit Investigasi Non TPK oleh Instansi Berwenang Audit investigatif merupakan kegiatan pengungkapan modus terjadinya kerugian keuangan negara atas pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku untuk ditindaklanjuti oleh instansi berwenang. Hal ini merupakan bagian dari upaya pencapaian sasaran strategis terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan Negara. Indikator kinerja utama berupa hasil audit investigasi yang ditindaklanjuti oleh instansi berwenang. Kinerja utama ini dimaksudkan untuk mengukur rekomendasi
non
tindak
pidana
korupsi
pada
suatu
instansi
pemerintah/BUMN/BUMD yang disampaikan kepada manajemen untuk ditindaklanjuti sesuai dengan rekomendasi yang disarankan. Realisasi IKU dihitung berdasarkan jumlah tindak lanjut atas temuan investigasi non TPK dibagi dengan jumlah temuan non TPK sampai dengan tahun berjalan.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
60
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 0% dari target sebesar 50%, atau tidak tercapai. Tidak tercapainya target tersebut disebabkan tidak terealisasinya kegiatan audit investigasi non TPK tahun 2014. Realisasi IKU rata-rata s.d. tahun 2014 sebesar 42,23% tidak mencapai target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 50%. Kegiatan untuk IKU ini tidak dianggarkan tersendiri karena melekat pada kegiatan rutin Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. 7. Persentase Hasil Telaahan Pengaduan Masyarakat Masyarakat dapat melakukan pengawasan secara tidak langsung terhadap akuntabilitas keuangan negara, antara lain melalui mekanisme pelaporan dan pengaduan. Pengaduan masyarakat dapat menjadi salah satu sumber informasi bagi BPKP dalam melaksanakan fungsi pengawasan. Setiap surat pengaduan atau tembusan surat pengaduan, baik yang diterima secara langsung melalui Kepala BPKP atau Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dilakukan penelaahan untuk ditindaklanjuti. IKU dalam mencapai sasaran strategis, Reviu Terhadap Laporan dan Pengaduan Masyarakat yang Ditindaklanjuti. Realisasi
IKU
dihitung
berdasarkan
persentase
jumlah
penugasan
investigatif untuk menindaklanjuti pengaduan masyarakat, dibandingkan dengan jumlah surat pengaduan masuk yang diteruskan ke perwakilan BPKP. Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100%, sesuai dengan target 100%, maka capaian IKU nya sebesar 100%. Realisasi IKU s.d. tahun 2014 sebesar 100% telah mencapai target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 100%. Kegiatan untuk mendukung IKU ini meskipun
dianggarkan sebesar
Rp18.660.000,00 tetapi dana tidak terserap sehingga terjadi efisiensi serta menghasilkan output berupa laporan sebanyak 1 laporan PKP2T.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
61
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Sasaran Strategis 5: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 60% K/L/ Pemda Penyelenggaraan SPIP pada dasarnya merupakan tanggung jawab masingmasing pimpinan instansi. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur bertanggung
jawab
melakukan
pembinaan
kepada
unit
kerja
kementerian/lembaga/pememerintah daerah di wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Utara sesuai pasal 59 PP Nomor 60 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pada prinsipnya, pembinaan SPIP diarahkan agar instansi pemerintah dapat menyelenggarakan SPIP dalam rangka mencapai tujuannya melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah Daerah” direpresentasikan oleh satu IKU dominan yang
terkait
langsung
dengan
penyelenggaraan
SPIP
pada
seluruh
K/L/Pemda. Semakin banyak K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008, diharapkan akan semakin baik kualitas pencapaian tujuan instansi pemerintah dan semakin berkualitas birokrasi. Bersama dua IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013 dan dikaitkan dengan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.6.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
62
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Tabel 3.6 Capaian Sasaran Strategis 5 % CAPAIAN NO 1
2
INDIKATOR KINERJA UTAMA Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008
SATUAN
TARGET
REALISASI
Persen
60,00
Pemda
6
2014
2013
26,67
44,44
40,00
13
216,67
100
130,56
70,00
Dari tabel tersebut terlihat bahwa IKU sasaran strategis tahun 2014 memiliki rata-rata capaian 130,56%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut: 1. Persentase Pemda yang Menyelenggarakan SPIP Sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 Penyelenggaraan SPIP dinilai melalui evaluasi tingkat maturitas. Sebelum penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP dapat dilaksanakan, maka IKU “Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008” diukur dengan menghitung jumlah Pemerintah Daerah yang laporan keuangannya memeperoleh opini wajar tanpa pengecualian dari BPK RI dibandingkan dengan jumlah Pemda yang LKPDnya diaudit oleh BPK RI. Opini WTP atas laporan keuangan diyakini dapat
mewakili
sistem
pengendalian
yang
memadai
sebagaimana
dimaksud dalam PP Nomor 60 Tahun 2008, karena audit keuangan yang dilaksanakan oleh BPK RI mencakup pengujian atas keandalan sistem pengendalian intern Pemda.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
63
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Berdasarkan hasil audit BPK RI yang dilakukan pada tahun 2014 terhadap 15 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah tahun 2013 di wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur yang diaudit BPK, empat laporan
keuangan
memperoleh
opini
Wajar
Tanpa
Pengecualian
Perkembangan opini atas LKPD untuk tahun buku 2010 sampai dengan 2013 dapat dilihat pada Tabel 3.7. Tabel 3.7 Perkembangan Opini BPK atas LKPD di Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Tahun 2010 – 2013 No.
Pemerintah Daerah
1
Opini BPK Per Tahun Buku 2010
2011
2012
2013
Provinsi Kalimantan Timur
WDP
WDP
WTP
WDP
2
Kota Balikpapan
WDP
WDP
WDP
WTP
3
Kota Samarinda
TMP
TMP
WDP
WDP
4
Kota Bontang
WDP
WDP
WDP
WDP
5
Kabupaten Kutai Timur
TW
TW
WDP
WDP
6
Kabupaten Kutai Kartanegara
TMP
TMP
WTP
WTP
7
Kabupaten Kutai Barat
TW
WDP
WDP
WDP
8
Kabupaten Paser
TW
WDP
WDP
WTP
9
Kabupaten Utara
TW
WDP
WDP
WDP
10
Kabupaten Berau
WDP
WDP
WDP
WDP
11
Kota Tarakan
WDP
WDP
WTP
WTP
12
Kabupaten Nunukan
TW
WDP
WDP
WDP
13
Kabupaten Bulungan
TW
WDP
WDP
WDP
14
Kabupaten Tana Tidung
TMP
TMP
WDP
WDP
15
Kabupaten Malinau
TW
WDP
WDP
WDP
Penajam
Paser
Sumber : Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPK [Semester II tahun 2014] Keterangan :WTP: Wajar Tanpa Pengecualian; WDP: Wajar Dengan Pengecualian; .TMP: Tidak Memberikan Pendapat; dan TW: Tidak Wajar.
Kondisi ini mencerminkan bahwa Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur perlu berupaya lebih keras untuk mendorong Pemda agar menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60 tahun 2008 guna mencapai target Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
64
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 60,00% karena hanya mencapai 26,67% Pemda atau capaiannya hanya 44,44%. Rencana tindak yang akan dilakukan
adalah
mempertegas
komitmen
Pemda
melalui
penandatanganan Kesepakatan Tindak Lanjut menuju WTP antara Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dengan Kepala Daerah yang berisi tentang langkah-langkah strategis dan operasional pembenahan manajemen keuangan dan aset daerah untuk mewujudkan tata kelola yang baik dan akuntabel. Kegiatan untuk mendukung IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana sebesar
Rp206.355.000,00
atau
122,01%
dari
anggaran
sebesar
Rp169.130.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 751 OH atau 73,34% dari rencana sebanyak 1.024 OH, serta menghasilkan output berupa 221 Laporan terdiri dari PKP2T sebanyak 24 Laporan dan Non PKP2T sebanyak 197 Laporan. 2. Jumlah Pemda yang Dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008 Penerapan SPIP di Pemda diawali dengan pembuatan rencana/desain penyelenggaraan
SPIP,
yaitu
dokumen
yang
berisi
tahap-tahap
pengembangan detil SPIP yang akan dilakukan. Manfaat rencana/desain adalah
sebagai
acuan
dan
alat
untuk
memantau
perkembangan
penyelenggaraan SPIP. IKU ini dibentuk pada tahun 2012 sebagai tindak lanjut atas terbitnya Pedoman Penyusunan Desain Penyelenggaraan SPIP berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor PER–687/K/D4/2012 tanggal 25 Mei 2012.
Di samping itu, juga sebagai wujud upaya BPKP dalam
rangka perbaikan sistem AKIP untuk mendukung pencapaian sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah Daerah” dan tujuan “Tercapainya efekfivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah”.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
65
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 13 Pemda, sedangkan target tahun 2014 sebesar 6 Pemda. Jika dibandingkan dengan target Renstra tahun 2014 sebesar 6 Pemda, capaian kumulatif s.d. tahun 2014 adalah 16 Pemda. Upaya akan dilakukan pada tahun 2014 adalah berupa pendampingan penyusunan desain penyelenggaraan SPIP pada K/L/Pemda. Dana untuk mendukung IKU ini tidak dianggarkan tersendiri karena melekat
dengan
kegiatan
untuk
IKU
“Persentase
Pemda
yang
menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008”.
Sasaran Strategis 6: Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda Pelaksanaan audit intern di lingkungan Instansi Pemerintah dilakukan oleh pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi syarat kompetensi keahlian sebagai auditor. Setiap aparat pengawas intern pemerintah (APIP) mengimplementasikan JFA sebagai konsekuensi adanya fungsi dan peran pelaksanaan tugas pengawasan intern oleh auditor sesuai dengan ketentuan tersebut. Sebagai organisasi, salah satu faktor penentu keberhasilan APIP adalah kompetensi dan profesionalitas sumber daya manusia (SDM), karena faktor manusia yang mengatur dan menggerakkan jalan organisasi. SDM yang kompeten adalah SDM yang memiliki penguasaan teoritis, didukung dengan pengalaman, dan mendapat pengakuan keahlian spesifik berdasarkan standar yang berlaku umum dalam lingkungan keahlian tersebut. SDM yang profesional adalah SDM yang mampu melaksanakan tugas dengan baik, sesuai dengan bidang keahliannya. Keahlian tersebut perlu terus-menerus diperbarui dan ditingkatkan, baik melalui program pendidikan gelar maupun program pendidikan nongelar dengan mengacu pada dokumen Human Capital Development
Plan
(HCDP),
yang
merupakan
dokumen
perencanaan
pengembangan kompetensi pegawai, yang terkait dengan proses pelatihan, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
66
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
pendidikan, dan kegiatan lainnya yang dapat meningkatkan pengetahuan, keahlian, kemampuan, nilai-nilai, dan aset sosial lainnya yang dimiliki pegawai. Sasaran “Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah K/L/Pemda yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda” diindikasikan oleh satu IKU yang terkait langsung dengan penerapan JFA, yang bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku instansi Pembina JFA dalam mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten di lingkungan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) nonBPKP. Realisasi IKU sasaran strategis tahun 2014 dibandingkan dengan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.8. Tabel 3.8 Capaian Sasaran Strategis 6 % CAPAIAN NO 1
INDIKATOR KINERJA UTAMA Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
SATUAN
TARGET
REALISASI
Persen
50,00
64,71
2014
2013
129,41
116,67
129,41
116,67
Dari tabel tersebut terlihat bahwa pencapaian IKU sebesar 129,41%. Uraian capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut: 1.
Persentase Pemda yang Dilakukan Asistensi Penerapan JFA Pelaksanaan audit intern di lingkungan instansi pemerintah dilakukan oleh pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi syarat kompetensi keahlian sebagai auditor. Hal ini sesuai dengan Pasal 51 PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP. Syarat kompetensi keahlian sebagai auditor dipenuhi melalui keikutsertaan dan kelulusan dalam program sertifikasi.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Berdasarkan Pasal 1 Butir 2 Permenpan nomor 220 tahun 2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, Auditor adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan pengawasan intern pada instansi pemerintah, lembaga dan/atau pihak lain, yang di dalamnya terdapat kepentingan negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang. Berdasarkan ketentuan tersebut, setiap APIP mengimplementasikan JFA sebagai konsekuensi adanya fungsi dan peran pelaksanaan tugas pengawasan intern oleh auditor sesuai dengan ketentuan tersebut. Indikator sasaran atas tingkat penerapan Jabatan Fungsional Auditor bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur selaku instansi Pembina JFA dalam mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten di lingkungan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) pemerintah provinsi/kabupaten/kota se-Kalimantan Timur. Penentuan tingkat capaian indikator sasaran ini adalah jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA sampai dengan tahun berjalan dibandingkan jumlah seluruh Pemda. Indikator kinerja sasaran ini dicapai melalui kegiatan pembinaan jabatan fungsional auditor dan tata kelola APIP, yang didukung sub-sub kegiatan yaitu kegiatan fasilitasi penerapan JFA APIP dan peningkatan jumlah sertifikasi auditor. Realisasi IKU pada tahun 2014 adalah 64,71%, di atas target 50% atau tercapai 129,41% dari target. Sampai dengan tahun 2014, persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA sebanyak 11 Pemda dari total 17 Pemda. Kenaikan capaian IKU tersebut disebabkan adanya peningkatan kesadaran APIP daerah untuk menerapkan JFA.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
68
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Realisasi IKU kumulatif s.d. tahun 2014 sebesar 37,85% jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini masih dibawah target sebesar 50%. Rencana tindak untuk memperbaiki pencapaian sasaran strategis ini pada tahun 2014 adalah intensifikasi fasilitasi penerapan JFA APIP dan peningkatan jumlah kelulusan sertifikasi auditor. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah melakukan upayaupaya dalam rangka peningkatan kapasitas APIP, antara lain melalui penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, pembinaan Pejabat Fungsional Auditor (PFA), tenaga perbantuan, dan pendampingan penerapan SIM-HP. Tabel 3.9 menyajikan peran Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam peningkatan kapasitas APIP di lingkungan Pemda di wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Tabel 3.9 Kegiatan Peningkatan Kapasitas APIP di Wilayah Provinsi Kalimantan TimurTahun 2011 - 2013 No. 1. 2. 3. 4. 5
Kegiatan
Jumlah Pemda Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
8 12 4
2 9 1
1 5 -
1
1
1
5
13
20
Pendidikan dan Latihan SPIP Pembinaan JFA Pengadaan Barang dan Jasa Pendidikan dan Pelatihan Sertifikasi Auditor Kegiatan Peningkatan lainnya Jumlah
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar sebesar Rp14.907.000,00 atau 31,94% dari anggaran sebesar Rp46.665.000,00 dengan menggunakan SDM, sebanyak 21 OH atau 35% dari rencana sebanyak 60 OH, serta menghasilkan output berupa 5 Laporan PKP2T.
Sasaran Strategis 7: Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
69
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perencanaan pengawasan berfungsi mengarahkan kegiatan pengawasan agar sesuai dengan peran dan tujuan BPKP, sekaligus media untuk mengukur tingkat keberhasilan kinerja teknis BPKP. Selain itu, perencanaan juga terkait langsung dengan pengelolaan SDM, penyediaan sarana prasarana, dan penganggaran. Seiring dengan gencarnya penyerapan anggaran berdasarkan disbursement plan, semakin dirasakan pentingnya arti perencanaan yang baik sehingga anggaran yang digunakan benar-benar menghasilkan kinerja yang terbaik pula. Sasaran “Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%” direpresentasikan oleh dua IKU dominan yang terkait langsung dengan efektivitas perencanaan pengawasan dan kualitas pengelolaan keuangan. Bersama sepuluh IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013 dan dikaitkan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.10. Tabel 3.10 Capaian Sasaran Strategis7 % CAPAIAN NO
INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATUAN
TARGET
REALISASI
2014
2013
1
Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
Persen
95,00
97,00
102,11
97,00
2
Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
Persen
100,00
100,00
100,00
100,00
skala likert 1-10
7,20
6,87
95,42
6,87
Persen
100,00
100,00
100,00
100,00
skala likert 1-10
7,20
7,48
103,89
7,48
3
4
5
Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
70
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 6
Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa
Jumlah berita
54
170
314,81
170
7
Persentase Pemanfaatan aset Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras
Persen
100,00
100,00
100,00
100,00
skala likert 1-10
7,20
6,24
86,67
6,24
Persen
100,00
100,00
100,00
100,00
Topik Penelitian
2
1
50,00
1
Instansi APIP
15
11
73,33
11
skala likert 1-10
7,6
7,7
101,32
7,70
110,63
58,94
8
9
Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
10
Jumlah masukan penelitian disampaikan Puslitbangwas
11
Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
12
topik yang ke
Dari tabel tersebut terlihat bahwa secara keseluruhan, dengan 12 IKU, rata-rata capaian sasaran 110,63%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut: 1. Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi IKU “Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi” diukur dengan membandingkan realisasi penugasan pengawasan terhadap rencana penugasan pengawasan yang ditetapkan, dengan target tahun 2014 sebesar 95%. Realisasi IKU pada tahun 2014 sebesar 97% melebihi dari target 95%. Capaian IKU tersebut adalah 2%, lebih besar dari target karena kinerja profesional dari auditor dalam pelaksanaan tugas. Realisasi IKU tahun 2014 telah melampaui dari target akhir Renstra BPKP tahun 2014 sebesar 95%.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
71
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Langkah-langkah strategis yang telah dilaksanakan untuk mencapai target IKU tersebut berupa koordinasi internal. Langkah strategis internal berupa penyusunan rencana dan evaluasi, diantaranya: a. Rapat koordinasi di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam rangka menyamakan persepsi antara bagian tata usaha dan bidang teknis. b. Penerapan manajemen kinerja di Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
mengacu
kepada
Sistem
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah (SAKIP). Hasil penerapan SAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam tahun 2013 didokumentasikan dalam bentuk SOP Rencana Kinerja, Rencana Kinerja Tahun 2014, Rencana Kerja Tahun 2014, Penetapan Kinerja (Tapkin) Tahun 2014, Rencana Kegiatan Tahunan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014, LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur serta Revisi Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. 2. Persentase Kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP Salah satu bentuk akuntabilitas pengelolaaan keuangan yang baik adalah tingkat kewajaran laporan keuangan yang menjadi opini BPK RI terhadap penyajian laporan keuangan BPKP. IKU “Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP”dibuat untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam membina satuan kerja terkait penyusunan laporan keuangan sesuai dengan SAP. Realisasi IKU sasaran ini adalah sebesar 100% dan jika dibandingkan dengan target kinerja sebesar 100%, maka capaian kinerja adalah 100%. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
72
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Keberhasilan
kinerja
IKU
didukung
oleh
terlaksananya
kegiatan
pengelolaan anggaran sesuai dengan sistem akuntansi pemerintah, didukung dengan penerapan sistem informasi yang memadai antara lain SAKPA, SIMAK BMN, RKAKL, SPM, dan SPPD. Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2014 sebesar 100 % sudah memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 100%. Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. 3. Persepsi Kepuasan Terhadap Pelayanan Pengelola Kepegawaian Pengembangan kompetensi dan profesionalisme pegawai yang optimal akan berdampak positif pada peningkatan kapasitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Hal tersebut dilandasi dengan pemikiran bahwa pelaksanaan
prinsip-prinsip
tata
kepemerintahan
yang
baik
(good
governance) akan terwujud dengan dukungan SDM yang andal dan terkelola dengan baik. Untuk itu, perlu terus diagendakan dan diberikan perhatian yang memadai terhadap peningkatan pengelolaan kepegawaian sebagai upaya untuk perbaikan kualitas SDM dan proses kerja internal yang dapat menunjang tercapainya hal-hal tersebut. Persepsi kepuasan terhadap suatu pelayanan sangat bergantung pada suatu keadaan ketika keinginan, harapan, dan kebutuhan para penerima layanan dapat terpenuhi. Pernyataan kepuasan atau ketidakpuasan diperoleh melalui survei kepada para penerima layanan, dengan metode skala Likert 1-10. Perhitungan persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan kepegawaian dilaksanakan dengan metode penyebaran kuesioner secara uji petik kepada pegawai di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
73
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Target IKU “Persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelola kepegawaian dan organisasi” pada tahun 2014 adalah sebesar 7,20 dari skala Likert 1-10. Capaian kinerja IKU ini menunjukkan tingkat kepuasan pegawai atas pelayanan kepegawaian, antara lain: (a) Pelayanan kenaikan pangkat pegawai, kenaikan jabatan, gaji berkala, dan penyesuaian gaji selalu dilaksanakan secara tepat waktu; (b) Penandatanganan pakta integritas atau pernyataan kepatuhan terhadap aturan perilaku pada setiap awal tahun untuk seluruh pegawai. Realisasi IKU ini dalam tahun 2014 adalah sebesar 6,87 dari skala Likert 110, dibawah target 7,20 dari skala Likert 1-10 atau dg capaian 95,42% dari target. Capaian kumulatif IKU s.d. tahun 2014 masih dibawah target akhir periode renstra tahun 2014 sebesar 7,20 dari skala likert 1-10. Belum tercapainya target tersebut menunjukkan layanan kepegawaian masih perlu ditingkatkan Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. 4. Persentase Pagu Dana yang Tidak Diblokir dalam DIPA Ketersediaan
dana
yang
memadai
diperlukan
untuk
membiayai
pelaksanaan tugas dan fungsi BPKP melalui proses penyusunan anggaran, yang menghasilkan dokumen anggaran berupa Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA).
Pagu
dana
dalam
DIPA
dapat
dilakukan
pemblokiran/pemberian tanda bintang oleh DPR untuk kegiatan dalam DIPA yang perlu dimintakan persetujuan dari DPR terlebih dahulu, atau Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) untuk kegiatan yang pada saat penelaahan
belum
dilengkapi
dengan
data
dukung
yang
memadai/lengkap. Realisasi diukur dengan membandingkan antara jumlah pagu dana yang tidak diblokir/diberi tanda bintang dengan total pagu dana dalam DIPA.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
74
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Target IKU sebesar 100,00%, sedangkan realisasi sebesar 100%, maka capaian IKU adalah sebesar 100%. Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2014 tersebut telah mencapai target akhir periode renstra tahun 2014 sebesar 100%. Kegiatan yang mendukung capaian kinerja sasaran adalah Pengelolaan Anggaran dan Sistem Akuntansi Pemerintah, melalui sub-sub kegiatan penyusunan pedoman anggaran dan penyusunan dokumen anggaran. Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. 5. Persepsi Kepuasan Pengguna atas Pencairan Anggaran yang Diajukan Sesuai Prosedur Penyediaan
dana
yang
memadai
bagi
terlaksananya
tugas-tugas
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur secara keseluruhan dengan pelayanan yang cepat, tepat, dan ramah menjadi kata kunci yang harus senantiasa disadari oleh para pengelola keuangan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, agar para pengguna merasa puas dengan pelayanan keuangan yang mereka terima. Untuk itu, pengelolaan dana yang tersedia dalam dokumen anggaran harus dilaksanakan secara profesional dan akuntabel. Ketepatan jumlah dan waktu penyediaan dana memerlukan kerja sama dari unit pengguna dalam penyampaian berkas permintaan dan pertanggungjawaban dana sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Persepsi kepuasan pengguna atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai dengan prosedur adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna anggaran atas pelayanan yang diberikan dalam menyediakan uang untuk membiayai kegiatan yang telah dianggarkan. Realisasi Indikator Kinerja Utama tahun 2014 sebesar 7,48 dari skala likert 1-10 telah melewati target sebesar 7,20 dari skala likert 1-10. Capaian IKU ini sebesar 103,89%.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
75
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Dalam hal pengelolaan keuangan negara, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur juga mendapatkan pengakuan dari Kementerian Keuangan dengan mendapatkan penghargaan Penyerapan Anggaran Terbaik dan peringkat ketiga terbaik Pengelola UAPPA-Wilayah seProvinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara tahun 2014. Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2014 sebesar 5,51 belum mencapai target akhir periode renstra tahun 2014 sebesar 7,20 dari skala Likert 1-10. Pencapaian Indikator Kinerja Utama ini didukung dengan beberapa proses kegiatan, antara lain penyediaan uang yang sesuai dengan jumlah dan waktu yang diajukan dalam SPP yang sesuai dengan prosedur, verifikasi perbendaharaan, monitoring/evaluasi penyusunan dan perbendaharaan anggaran, pembinaan penyusunan dan perbendaharaan anggaran, serta rekonsiliasi penyusunan dan perbendaharaan anggaran. Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. 6. Jumlah Publikasi Kegiatan Perwakilan BPKP di Media Massa Eksistensi sebuah organisasi antara lain ditentukan oleh citra organisasi yang terbentuk di lingkungannya. Demikian juga dengan eksistensi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur yang ditentukan juga oleh citranya di mata publik. Oleh karena itu, persepsi publik terhadap Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur menjadi salah satu alat ukur yang relevan dalam menilai kinerja. Kinerja IKU ini diukur dengan cara menghitung jumlah berita tentang kegiatan perwakilan BPKP di media massa. Target Indikator Kinerja Utama “Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa” pada tahun 2014 sebesar 170 publikasi, lebih tinggi dari target 54 publikasi. Capaian IKU tersebut sebesar 314,81% dari target karena banyak kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur yang diliput oleh media massa. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
76
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2014 baru mencapai 309 publikasi dari target akhir periode Renstra 2014 sebesar 204 publikasi atau 151,47%. Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. 7. Persentase Pemanfaatan Aset Indeks Persentase pemanfaatan asset digunakan untuk mengukur pengelolaan dan pengembangan kapasitas sarana dan prasarana di Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur yang dilaksanakan melalui pengelolaan urusan tata usaha dan perlengkapan bagi seluruh pegawai. Dalam tahun 2014, capaian indeks efektivitas pengelolaan aset adalah 100% dari target yang telah ditetapkan 100%. Hal ini menunjukkan seluruh aset yang diadakan pada tahun 2014 telah dimanfaatkan. IKU ini dicapai melalui kegiatan pembinaan administrasi dan pengelolaan perlengkapan, meliputi sub-sub kegiatan pencatatan dan updating akuntansi aset, inventarisasi aset, serta validasi dan verifikasi aset pada Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100% dari target 100,00%, sehingga capaian IKU ini diukur sebesar 100%. Capaian IKU ini sesuai target akhir periode renstra 2014 sebesar 100%. 8. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan Terhadap Layanan Sarpras Fungsi dukungan manajemen Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur diantaranya dilaksanakan melalui penyediaan dan pengelolaan sarpras sesuai dengan kebutuhan di lingkungannya. IKU “Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras” untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 7,20 dari skala likert 1-10. IKU ini diukur dari tingkat persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan sarpras yang dapat diberikan oleh unit layanan yang bertanggung jawab atas pengelolaan sarpras. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
77
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Berdasarkan hasil survei atas persepsi penerima layanan tahun 2014, realisasi
IKU atas pelaksanaan penyediaan dan pengelolaan sarpras
sebesar 6,24 dari skala likert 1-10. Capaian IKU ini sebesar 86,67% atau lebih rendah dari target 7,20 dan menurun dibandingkan realisasi tahun sebelumnya sebesar 6,45 karena kurangnya kelayakan sarana dan prasarana kerja dan penambahan jumlah pegawai. Hal tersebut menjadi bahan koreksi dalam pelayanan sarana dan prasarana. Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2014 jika dibandingkan dengan target akhir periode renstra tahun 2014, IKU ini belum mencapai target sebesar 7,20 dari skala Likert 1-10. Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. 9. Persentase Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat Kegiatan pengawasan internal yang dilaksanakan Inspektorat BPKP antara lain bertujuan memberikan jaminan mutu dan kepatuhan pada setiap pelaksanaan kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. Hasil kegiatan pengawasan yang dilaksanakan Inspektorat merupakan bagian dari fungsi early-warning dalam pengembangan dan perbaikan operasional untuk mencapai dan meningkatkan kinerja Perwakilan BPKP. IKU “Persentase Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Inspektorat” merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 100,00%. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah antara rekomendasi yang telah ditindaklanjuti oleh satuan kerja yang dievaluasi/direviu/ diaudit, dibandingkan dengan jumlah rekomendasi dari Inspektorat yang tertuang dalam Laporan Hasil Evaluasi/Reviu/Audit. Dalam tahun 2014, seluruh temuan inspektorat telah ditindaklanjuti. Dibandingkan dengan target IKU pada tahun 2014 sebesar 100,00%, maka capaian IKU sebesar 100%. Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100% tersebut
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
78
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
telah sesuai dengan target jika dibandingkan dengan target akhir periode renstra tahun 2014 sebesar 100,00%. Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. 10. Jumlah Masukan Topik Penelitian yang Disampaikan ke Puslitbangwas IKU
“Jumlah
masukan
topik
penelitian
yang
disampaikan
ke
Puslitbangwas” merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target tahun 2014 sebanyak dua topik penelitian. Pada tahun 2014 target ini telah tercapai 50%, karena hanya satu topic penelitian yang disampaikan ke Puslitbangwas. Jika dibandingkan dengan target Renstra tahun 2014 maka capaian kumulatif s.d. tahun 2014 tercapai sesuai target yaitu 2 topik. Rendahnya tingkat capaian ini menuntut Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur untuk lebih menggali permasalahan yang ditemui pada saat pelaksanaan penugasan yang dapat diusulkan sebagai topik penelitan ke Puslitbangwas BPKP. Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. 11. Jumlah Instansi APIP yang Telah Disosialisasi dan atau Di-assessment Tata Kelola APIP IKU “Jumlah instansi APIP yang telah diberikan sosialisasi dan atau dilakukan assessment tata kelola APIP” merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebanyak 15 kegiatan. IKU ini diukur dari jumlah instansi APIP yang telah dilakukan sosialisasi dan/atau dilakukan assessment tata kelola APIP. Salah satu kriteria yang digunakan untuk menilai bahwa unit APIP telah melaksanakan tata kelola APIP yang baik untuk tahun 2014 adalah Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
79
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
berdasarkan hasil assessment (evaluasi) penerapan tata kelola APIP yang mengacu kepada model Internal Audit Capability Model (IACM). Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 11 Pemda atau mencapai 73,33% dari target sebesar 15 Pemda. Realisasi IKU s.d. tahun 2014 masih di bawah target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 15 Pemda. Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana sebesar
Rp84.464.000,00
atau
45,28%
dari
anggaran
sebesar
Rp186.545.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 121 OH atau 48,59% dari rencana sebanyak 249 OH, serta menghasilkan output berupa 9 laporan PKP2T dan 12 laporan Non PKP2T 12. Tingkat Persepsi Kepuasan Pemda atas Auditor Bersertifikat IKU ini menjadi salah satu alat ukur bagi BPKP selaku instansi pembina JFA untuk mengetahui keberhasilan pembinaan yang telah dilakukan terhadap auditor Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota. IKU “Tingkat Persepsi Kepuasan Instansi Pemerintah atas Auditor Bersertifikat” merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7, dengan target sebesar 7,60 dari skala likert 1-10. IKU ini diukur dengan pendekatan kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Capaian IKU didapatkan dengan mengukur tingkat kepuasan dari SKPD di lingkungan Pemda terhadap kualitas auditor Inspektorat dalam menjalankan tugasnya. IKU ini bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku instansi pembina JFA dalam mewujudkan auditor berkualitas yaitu auditor yang profesional, efisien, dan efektif sehingga dapat meningkatkan mutu pengawasan. Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 7,70 dari skala likert 1-10 atau mencapai 101,32% dari target sebesar 7,60 skala Likert 1-10. IKU ini dicapai melalui kegiatan pembinaan JFA dan Tata Kelola APIP yang didukung sub-sub
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
80
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
kegiatan penerbitan sertifikat, penilaian angka kredit terpusat JFA APIP, evaluasi penerapan JFA, dan penyediaan layanan informasi. Jika dibandingkan dengan target Renstra tahun 2014 sebesar 7,60 maka capaian tahun 2014 telah melebihi target. Hal ini menuntut kerja keras Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur agar dapat menjaga kinerja pembinaan terhadap APIP di tahun 2015. Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
81
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
B. REALISASI ANGGARAN Dalam Tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur melaksanakan 3 (tiga) Program. Realisasi belanja untuk melaksanakan program tersebut terserap 97,15% dari anggaran sebesar Rp 20.254.663.000,00 atau terealisasi sebesar Rp 19.676.479.106. Rincian anggaran dan realisasi belanja bisa di lihat dalam tabel Laporan Realisasi Anggaran dibawah ini. LAPORAN REALISASI ANGGARAN SESUAI TAPKIN TAHUN 2014 NO 1
2
3
PROGRAM Program dukungan Manajemen dan pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP
Program peningkatan sarana dan prasarana Aparatur BPKP Program Pengawasan Intern Akuntabilitas keuangan Negara dan Pembinaan penyelenggaraan Sistem pengendalian Intern Pemerintah
JENIS BELANJA Belanja barang non operasional Belanja perjalanan dalam negeri Belanja gaji dan tunjangan PNS Belanja lembur Belanja tunjangan khusus dan belanja pegawai transito Belanja barang operasional Belanja jasa Belanja pemeliharaan belanja modal peralatan dan mesin
ANGGARAN 97.586.000
REALISASI 51.265.000
% 52,53
542.433.000
531.120.175
97,91
7.288.497.000
7.200.088.726
98,78
120.744.000 6.625.779.000
120.128.000 6.317.657.529
99,49 95,35
721.465.000
709.450.682
98,33
184.400.000 369.478.000
179.887.469 369.450.825
97,55 99,99
183.000.000
179.017.000
97,82
382.428.000
381.973.800
99,88
3.706.853.000
3.613.239.900
97,47
32.000.000 20.254.663.000
23.200.000 19.676.479.106
72,50 97,15
Belanja barang non operasional
Belanja perjalanan dalam negeri Belanja jasa Jumlah Belanja
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
82
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Bab IV Penutup Laporan
Akuntabilitas
Kinerja
ini
adalah
sebagai
wujud
pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur periode tahun 2014. Pada awal tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah menetapkan Rencana Kinerja (Renja)/Penetapan kinerja yang merupakan penjabaran dari Rencana Stratejik. Penetapan Kinerja (Tapkin) yang berisi target-target kinerja pada hakikatnya merupakan kontrak kinerja yang harus dicapai. Kontrak kinerja tersebut pada akhir tahun harus dipertanggungjawabkan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Peraturan
Pemerintah
Nomor
60
Tahun
2008
tentang
Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) telah memberikan mandat pada BPKP untuk melakukan pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP pada seluruh Instansi Pemerintah. Secara umum, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah memenuhi tugas dan fungsi yang dibebankan. Hal ini dapat tercermin dari pelaksanaan kegiatan tiga program yang harus diwujudkan selama tahun 2014. Perbaikan sistem AKIP yang telah dilakukan terhadap lima komponen sistem AKIP adalah: 1. Perencanaan Kinerja Perbaikan dalam perencanaan kinerja berupa perbaikan kualitas dokumen renstra dengan menambahkan indikator outcome di samping indikator output yang telah ada sebelumnya.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
83
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
2. Pengukuran Kinerja Perbaikan dalam pengukuran kinerja difokuskan terutama pada perbaikan mekanisme pengumpulan data kinerja dengan memanfaatkan aplikasi SIM Monev RKT. 3. Pelaporan Kinerja Perbaikan dalam pelaporan kinerja yang utama adalah dengan menyusun laporan bulanan RKT tepat pada waktunya sebagai dasar untuk menyusun LAKIP tahunan. Sebelum menyusun laporan bulanan RKT dilakukan rekonsiliasi data realisasi keuangan antara Subbag Keuangan dan Subbag Prolap sehingga data realisasi keuangan dalam laporan bulanan RKT sama dengan data realisasi keuangan dalam LRA. 4. Evaluasi Kinerja Upaya perbaikan dalam evaluasi kinerja berupa pemantauan mengenai kemajuan pencapaian kinerja beserta hambatannya oleh pihak internal maupun eksternal, dan melaksanakan tindak lanjut atas hasil evaluasi. 5. Capaian Kinerja Perbaikan capaian kinerja dilakukan melalui penuntasan tindak lanjut hasil audit/evaluasi Inspektorat tahun sebelumnya agar tidak berulang kembali di tahun 2014. Pencapaian sasaran strategis sebagian besar telah memenuhi target dan termasuk kategori “Memuaskan” dibandingkan target yang telah ditetapkan dalam tahun 2014. Dari 7 (tujuh) sasaran strategis dengan keseluruhan 34 IKU, telah dipilih 16 IKU dominan sebagai ukuran penilaian capaian sasaran. Realisasi tahun 2014, sebanyak 6 dari 7 sasaran strategis telah mencapai target, dan 12 dari 16 IKU dominan tercapai yang dirinci sebagai berikut:
Sasaran Sasaran 1 Sasaran 2
Tabel 4.1 Pencapaian IKU Per Sasaran Jumlah Jumlah Jumlah Seluruh IKU IKU IKU Dominan Dominan Dominan Tercapai 7 2 2 2 1 1
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
Capaian Sasaran (%) 126,79 116,67 84
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Sasaran Sasaran 3 Sasaran 4 Sasaran 5 Sasaran 6 Sasaran 7 Jumlah
Jumlah Jumlah Seluruh IKU IKU Dominan Dominan 3 2 7 4 2 1 1 1 12 5 34 16
Jumlah IKU Dominan Tercapai 2 3 1 1 2 12
Capaian Sasaran (%) 145,22 98,10 130,56 129,41 110,63 122,48
Beberapa kelemahan dalam pencapaian sasaran strategis dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Tindak lanjut atas hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/ daerah masih perlu ditingkatkan. 2. Pelaksanaan FCP di lingkungan instansi pemerintah baik pusat maupun daerah agar lebih ditingkatkan. 3. K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008 di bawah 100% disebabkan: a. Implementasi SPIP belum secara integral menyatu dengan operasional instansi,
namun
baru
pada
tahap
pengembangan
infrastruktur
pengendalian, berupa pemetaan risiko, penetapan dan pengembangan Kebijakan/Standard Operating Procedure (SOP); b. Belum intensifnya fasilitasi penyelenggaraan SPIP sehingga manfaat nyata dari SPIP belum dapat dirasakan oleh K/L/Pemda. Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam upaya memperbaiki kinerja antara lain: 1. Menyempurnakan metodologi perencanaan dan pelaksanaan pengawasan termasuk pemantauan tindak lanjut secara berkesinambungan. 2. Peningkatan K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008 diupayakan dengan cara: a. Menuntaskan
penguatan
dan
pengembangan
penyelenggaraan
SPIP
dengan
terus
meningkatkan
penyelenggaraan
SPIP.
Kegiatan
yang
akan
infrastruktur pembinaan
dilaksanakan
untuk
mendukung kegiatan tersebut antara lain: Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
85
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 1) Mengefektifkan satgas pembinaan SPIP yang dapat bertugas secara
fokus untuk kegiatan pembinaan penyelenggaraan SPIP. 2) Meningkatkan target, realisasi dan kualitas sosialisasi, diklat dan
workshop penyelenggaraan SPIP bagi Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah. 3) Meningkatkan intensitas bimbingan teknis penyelenggaraan SPIP,
antara lain untuk penyusunan desain penyelenggaraaan SPIP. b. Berkoordinasi lebih intensif dengan unit kerja Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah untuk percepatan implementasi dan internalisasi penyelenggaraan SPIP secara integral dalam kegiatan operasional instansi, sehingga meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja instansi termasuk peningkatan kualitas akuntabilitas dan laporan keuangan yang wajar. 3. Pengembangan sistem informasi pengukuran data kinerja sampai dengan capaian IKU. LAKIP Tahun 2014 ini merupakan wujud kesungguhan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam menerapkan Good Governance untuk menciptakan Clean Government, dan meningkatkan kualitas pelayanan, terutama dalam memberikan jasa assurance dan consulting. LAKIP ini juga merupakan wujud introspeksi diri terhadap amanah yang diemban. Dengan diterapkannya Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), maka capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dapat menjadi salah satu indikator keberhasilan Perwakilan dalam mengemban amanah PP Nomor 60 tahun 2008. Akhirnya dengan disusun LAKIP ini, diharapkan dapat menjadi media evaluasi, sekaligus menjadi instrumen untuk melakukan perbaikan yang berkesinambungan. ---o0o---
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
86