Laporan Akuntabilitas Kinerja
2014
KATA PENGANTAR Puji syukur atas berkah rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa dan ridho-Nya jualah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014
Balai Besar Perikanan
Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan dapat diselesaikan. Laporan akuntabilitas kinerja ini merupakan laporan pertanggungjawaban kinerja BBBPBAP Jepara atas penggunaan anggaran dalam rangka mencapai sasaran strategis yang telah dilaksanakan kepada instansi yang lebih tinggi dan kepada masyarakat.
Laporan Akuntabilitas Kinerja ini telah di susun dengan cermat, tepat dan terukur melibatkan semua unit kerja di lingkungan BBPBAP Jepara serta selalu berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Melalui laporan ini, BBPBAP Jepara melaporkan kinerjanya yang diukur dari pencapaian kinerja untuk mencapai sasaran strategis pada tahun 2014, sesuai yang tertuang dalam Penetapan Kinerja.
Laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai keberhasilan dan permasalahan
yang di hadapi BBPBAP Jepara dalam melaksanakan
fungsinya pada tahun 2014.
ttugas pokok dan
Semoga laporan ini bermanfaat dalam upaya menunjang
program Kementerian Kelautan dan Perikanan dimasa mendatang.
Jepara,
Januari 2015
Kepala Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara
I Made Suitha, A.Pi
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
i
2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja
RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) BBPBAP Jepara Tahun 2014 merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada BBPBAP Jepara atas penggunaan anggaran. LAKIP ini menyajikan capaian kinerja yang ditunjukkan oleh BBPBAP Jepara pada Tahun Anggaran 2014. Capaian kinerja tersebut tercermin dalam capaian indikator kinerja utama. Hasil pengukuran capaian kinerja di dapatkan bahwa sebagian besar indikator kinerja utama tercapai dengan status sangat baik dan baik. Pencapaian target indikator kinerja ini ditentukan oleh komitmen, keterlibatan dan dukungan aktif segenap karyawan BBPBAP Jepara, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Pemerintah Daerah, dan masyarakat pembudidaya perikanan. Capaian kinerja BBPBAP Jepara tahun 2014 adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Capaian Kinerja BBPBAP Jepara Tahun 2014 SASARAN STRATEGIS
1
2
3
4
Meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan Meningkatnya ketersediaan produk kelautan dan perikanan
Tersedianya kebutuhan inovasi teknologi hasil litbang dan rekayasa untuk modernisasi sistem produksi budidaya budidaya air payau
URAIAN INDIKATOR KINERJA 1
Nilai Tukar Pembudidaya Ikan
Capaian (%)
Status
96,85
Baik
2
Pertumbuhan PDB Perikanan
*
*
3
Jumlah produksi perikanan budidaya
86
Baik
4
Jumlah teknologi inovatif budidaya hasil perekayasaan
100
Baik
5
Jumlah bahan RSNI bidang perikanan budidaya air payau
100
Baik
6
Jumlah bahan kebijakan teknis perikanan budidaya air payau
133
Sangat Baik
Tersedianya kebijakan bidang budidaya air payau sesuai kebutuhan
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
ii
Laporan Akuntabilitas Kinerja
SASARAN STRATEGIS
URAIAN INDIKATOR KINERJA
5
6
7
Tersedianya SDM BBPBAP Jepara yang kompeten dan profesional
Status
Jumlah Benih bermutu/unggul
101
Sangat baik
8
Jumlah calon induk unggul
186
Sangat baik
9
Jumlah diseminasi teknologi dalam rangka pengembangan kawasan budidaya
133
Sangat baik
10
Jumlah kebun bibit percontohan
214
Sangat baik
125
Sangat Baik
125
Sangat baik
400
Sangat baik
109
Sangat baik
12
13
14
Terwujudnya sistem kesehatan ikan dan lingkungan serta pengendalian hama dan penyakit ikan yang memadai bidangan budidaya air payau
Capaian (%)
7
11
Terselenggaranya modernisasi sistem produksi KP, Pengolahan dan Pemasaran Produk KP yang optimal dan bermutu
2014
Rasio produksi induk dibandingkan dengan kapasitas broodstock center Jumlah daerah dalam pengawalan /pendampingan kawasan Minapolitan Jumlah lokasi percontohan penerapan teknologi budidaya adaptif terapan Jumlah kawasan budidaya binaan yang telah melaksanakan teknologi adaptif perikanan budidaya
15
Prosentase Pemenuhan PNBP
142
Sangat baik
16
Jumlah kawasan budidaya yang mendapatkan pengawasan teknis budidaya
600
Sangat baik
17
Jumlah layanan jasa produk
120
Sangat baik
18
Jumlah tenaga teknis binaan
103
Sangat baik
19
Jumlah kawasan budidaya air payau yg mendapatkan pengawasan /pengendalian kualitas lingkungan oleh BBPBAP Jepara
120
Sangat baik
20
Jumlah Pelayanan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan
732
Sangat baik
21
Indeks Kesenjangan Kompetensi pejabat eselon III,IV dan V lingkup BBPBAP Jepara
222
Sangat baik
22
Indeks Kesenjangan Kompetensi pejabat fungsional di lingkup BBPBAP Jepara
500
Sangat baik
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
iii
2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja
SASARAN STRATEGIS
8
9
10
Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses di bidang Perikanan Budidaya di BBPBA P Jepara
Terwujudnya good governance & clean government di di BBPBAP Jepara
Terkelolanya anggaran secara optimal di BBPBAP Jepara
URAIAN INDIKATOR KINERJA
Capaian (%)
Status
133
Sangat baik
87
Baik
25
Rasio rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Eksternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi di BBPBAP Jepara
100
Baik
26
Nilai AKIP di BBPBAP Jepara
103
Sangat baik
27
Nilai integritas di BBPBAP Jepara
113
Sangat baik
28
Nilai Inisiatif anti korupsi di BBPBAP Jepara
94
Baik
29
Nilai Penerapan Reformasi Birokrasi di BBPBAP Jepara
98
Baik
30
Prosentase penyerapan Anggaran di BBPBAP Jepara
102
Sangat baik
23
24
Service Level Agreement di lingkup BBPBAP Jepara Persepsi user terhadap kemudahan akses informasi dan data terkini di lingkup BBPBAP Jepara
Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014, Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara sebagai Unit Pelaksana Teknis mempunyai tugas untuk melaksanakan uji terap teknik dan kerjasama, pengelolaan produksi, pengujian laboratorium (mutu pakan, residu, kesehatan ikan dan lingkungan) serta bimbingan teknis perikanan budidaya. Selain itu, BBPBAP Jepara juga mempunyai tugas sebagai pusat induk unggul (broodstock center) perikanan budidaya dan sebagai laboratorium acuan kesehatan ikan dan lingkungan. Untuk pelaksanaan tugas tersebut diperlukan dukungan: (1) pengembangan sistem kesehatan ikan dan lingkungan pembudidayaan ikan, (2) pengembangan sistem perbenihan ikan, (3) pengembangan sistem prasarana
dan
sarana
pembudidayaan
ikan,
(4)
pengembangan
system
produksi
pembudidayaan ikan, (5) pengembangan sistem usaha pembudidayaan ikan dan (6) peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya serta (7) pengawalan dan penerapan teknologi terapan adaptif perikanan budidaya. Guna pelaksanaan tugas tersebut diperlukan anggaran dari Pemerintah (APBN). Alokasi anggaran BBPBAP Jepara | Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
iv
Laporan Akuntabilitas Kinerja
2014
pada tahun 2014 sebesar Rp 21.281.359.000,-. Hingga tutup tahun anggaran 2014 terukur total realisasi penyerapan anggaran sebesar Rp. 20.670.259.272,- atau sebesar 97,1 %. BBPBAP Jepara telah melakukan berbagai kegiatan kerekayasaan teknologi budidaya, guna menghasilkan inovasi mengatasi berbagai masalah budidaya yang dihadapi. Paket teknologi adaptif dari hasil inovasi yang telah dilakukan tersebut disebarluaskan ke masyarakat
pembudidaya
melalui
kegiatan
diseminasi
yaitu
pengawalan
maupun
pendapingan proses produksi di masyarakat, di samping melalui peran aktif dalam berbagai seminar dan penerbitan Juknis/Juklak/SOP/Media Budidaya Air Payau serta publikasi lainnya yang dilakukan secara on-line. Pelaksanaan kegiatan kerekayasaan yang dilakukan BBPBAP Jepara telah berkoordinasi dan bekerja sama dengan instansi lain untuk mendapatkan hasil yang lebih baik antara lain UPT DJPB, Perguruan Tinggi, Balitbang Perikanan, pihak swasta dan masyarakat pengguna. Keberhasilan maupun kekurangan yang dicapai BBPBAP Jepara juga disebabkan tersedianya sumber daya manusia dan fasilitas serta anggaran yang diberikan pemerintah yang ada di BBPBAP Jepara. Pelaksanaan kegiatan pengawalan dan penerapan teknologi terapan adaptif di masyarakat mengalami peningkatan kuantitas dan kualitas capaian tugas yang dilaksanakan pada tahun 2014.
Kegiatan pengawalan dan penerapan teknologi terapan adaptif di
masyarakat antara lain melalui penerapan percontohan teknologi perikanan budidaya yang adaptif, diseminasi teknologi dalam rangka pengembangan kawasan budidaya, pengawalan minapolitan, pembinaan kebun bibit rumput laut, pembinaan pelaksanaan teknologi perikanan budidaya adaptif, pengawasan penerapan CPIB/CBIB serta pembinaan tenaga teknis. Keberhasilan tersebut dicapai berkat dukungan dan kerjasama yang baik antara BBPBAP Jepara dengan DJPB, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi/Kabupaten/Kota, masyarakat pembudidaya dan masyarakat secara luas (stake holder). Tercapainya pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh BBPBAP Jepara tercermin juga dari capaian target Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) tahun 2014. PNPB yang berhasil dicapai sebesar Rp. 1.346.913.351,- dari target sebesar Rp. 945.750.000,- atau melampaui target sebesar 142 %. Terlampauinya target PNBP didukung oleh pelaksanaan kegiatan yang relatif tepat waktu dan berhasil dengan baik. Meskipun capaian kinerja di tahun 2014 sudah baik, namun upaya yang telah dilakukan dan langkah perbaikan akan terus dilakukan sehingga dapat menanggulangi kendala dan menjawab tantangan di masa yang akan datang terutama dalam menghadapi
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
v
Laporan Akuntabilitas Kinerja
2014
pasar tunggal Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Oleh karena itu, BBPBAP Jepara akan tetap konsisten untuk melakukan berbagai upaya perbaikan dan peningkatan kualitas SDM, kegiatan kerekayasaan teknologi adaptif dan kegiatan kerekayasaan pada bidang sarana prasarana yang dapat menjadi teknologi terapan yang diharapkan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat perikanan. Kegiatan peningkatan manajemen dan pelaksanaan tugas, khususnya administrasi masih akan terus dilakukan pembenahan terutama dalam penertiban administrasi. Bagian Tata Usaha akan terus meningkatkan kinerja dengan melakukan identifikasi dan penyusunan perencanaan, peningkatan pada pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan program teknis dan anggaran, keuangan, pengelolaan administrasi kepegawaian, tatalaksana, rumah tangga, barang milik negara, dan ketatausahaan. Bidang Uji Terap Teknik dan Kerjasama kedepannya akan terus meningkatkan kualitas pada uji terap teknik, penyiapan bahan standarisasi, sertifikasi, kerjasama teknik serta peningkatan pengelolaan dan pelayanan sistem informasi perikanan budidaya. Bidang Pengujian dan Dukungan Teknis
akan terus meningkatkan
kualitas layanan pengujian laboratorium (persyaratan kelayakan teknis, mutu pakan, residu dan kesehatan ikan dan lingkungan), peningkatan layanan produksi induk unggul, benih bermutu, dan sarana produksi serta bimbingan teknis perikanan budidaya air payau. Kegiatan perekayasaan teknologi inovatif perikanan budidaya ke depan masih tetap terus dilakukan untuk menjawab berbagai tantangan pada perikanan budidaya air payau. Dalam bidang perbenihan masih terdapat permasalahan dan kendala yang dihadapi baik dalam kuantitas maupun kualitas benih sehingga perlu dilakukan upaya: 1.
Standarisasi fasilitas perbenihan secara nasional.
2.
Pembinaan penerapan CPIB terutama untuk unit perbenihan skala kecil.
3.
Penguatan jejaring informasi perbenihan antar produsen dan konsumen.
4.
Efisiensi produksi benih melalui berbagai kegiatan kerekayasaan.
Hasil identifikasi permasalahan yang di hadapi dalam peningkatan produksi induk udang windu di dapatkan bahwa: ketergantungan terhadap induk alam yang kualitasnya semakin menurun, performa reproduksi induk windu generasi ke-6 dan ke-7 masih rendah, produktifitas sarana NSBC rendah dan aspek penerapan biosekuriti belum maksimal. Untuk mengatasi permasalahan yang di hadapi tersebut BBPBAP Jepara kedepannya akan melakukan upaya:
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
vi
Laporan Akuntabilitas Kinerja
2014
1.
Melakukan rekayasa genetic sesuai kaedah dibidang pemuliaan.
2.
Melakukan rekayasa dalam bidang biologi reproduksi.
3.
Melakukan perbaikan kualitas calon induk udang windu secara hormonal.
4.
Melakukan perbaikan nutrisi dan lingkungan pada SOP pembesaran calon induk dan maturasi.
5.
Melakukan penyempurnaan fasilitas, engineering serta peningkatan sistem biosekuriti.
Selain upaya tersebut, BBPBAP Jepara sebagai Ketua Jejaring Broodstock Udang Windu akan lebih meningkatkan peran anggota jejaring dengan peningkatan koordinasi dan kerjasama di bidang informasi dan teknis sehingga permasalahan untuk peningkatan produksi induk secara nasional akan dapat teratasi. Dalam bidang produksi udang/ikan masih terdapat permasalahan dan kendala dalam proses produksi dan manajemen lingkungan sehingga dilakukan upaya : 1.
Redesain dan rekonstruksi tambak (kedap)
2.
Penerapan biosecurity secara maksimal
3.
Persiapan air media secara optimal
4.
Penggunaan benih berkualitas (bersertifikat)
5.
Sistem tandonisasi
6.
Penggunaan sarana produksi terdaftar
7.
Memperhatikan dan menerapkan strategi musim tanam
8.
Menerapkan SOP spesifik lokasi
9.
Mengintensifkan pengawalan dan pendampingan teknis
10.
Menggunakan manajemen kolektif/klaster dengan skala usaha rumah tangga
11.
Memperkuat pola kemitraan yang profesional. Dalam bidang kesehatan ikan dan lingkungan permasalahan yang di hadapi berupa
penurunan kualitas lingkungan, peningkatan prevalensi penyakit serta keterbatasan peralatan pengukuran kualitas lingkungan di lapangan. Upaya yang dapat dilakukan antara lain: 1.
Penerapan SOP secara konsisten.
2.
Penggunaan probiotik yang spesifik.
3.
Penggunaan vaksin untuk meningkatkan imunitas kultivan.
4.
Penggunaan bahan alami yang mampu meningkatkan kualitas lingkungan.
5.
Melakukan pengadaan dan modifikasi peralatan ukur kualitas lingkungan. | Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
vii
Laporan Akuntabilitas Kinerja
2014
DAFTAR ISI Kata Pengantar .................................................................................................................
i
Ringkasan Eksekutif ........................................................................................................
ii
Daftar Isi ..........................................................................................................................
viii
Daftar Gambar .................................................................................................................
ix
Daftar Tabel .....................................................................................................................
x
Daftar Lampiran…………………………………………………………………………
xi
Bab I Pendahuluan .......................................................................................................
1
A. Penjelasan Umum Organisasi .....................................................................................
1
B. Permasalahan Utama (Strategic issued) .......................................................................
4
Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja ..............................................................
6
A. Perencanaan Kinerja ...................................................................................................
6
B. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja ............................................................................
7
Bab III Akuntabilitas Kinerja .......................................................................................
9
A. Capaian Kinerja Organisasi .......................................................................................
9
B. Realisasi Anggaran ………………… .........................................................................
44
Bab V Penutup ..............................................................................................................
50
Lampiran
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
viii
Laporan Akuntabilitas Kinerja
2014
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Grafik Rerata Capaian Kinerja pada Sasaran Strategis ..................................
12
Gambar 2. Grafik Produksi perikanan budidaya dari tahun 2010-2014..........................
14
Gambar 3. Benih udang Windu dan Nila Salin Bermutu produk BBPBAP Jepara ........
18
Gambar 4. Grafik proporsi jenis benih berkualitas yang di hasilkan BBPBAP Jepara pada tahun 2014 .................................................................
20
Gambar 5. Tambak Produksi Calon Induk ......................................................................
21
Gambar 6 Kegiatan temu lapang program demfarm dan Tambak Percontohan ............
23
Gambar 7. Grafik Jumlah kawasan pendampingan/pengawalan oleh BBPBAP Jepara berdasarkan IKU dari tahun 2010-2014 ........................................................
24
Gambar 8. Peta lokasi pendampingan/pengawalan oleh BBPBAP Jepara di Prov.Jawa Tengah dan DIY tahun 2014....................................................
25
Gambar 9. Lokasi pendampingan pakan mandiri binaan BBPBAP Jepara tahun 2013-2014. ...........................................................................................
26
Gambar 10. Bibit Gracilaria sp /Kebun bibit Gracilaria sp metode long line ...............
27
Gambar 11. Kebun bibit jenis Kappaphycus alvarezii/Lokal asal Karimunjawa ...........
28
Gambar 12. Pameran Jasa Produk BBPBAP jepara ........................................................
30
Gambar 13 Layanan Jasa Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan .....................
33
Gambar 14. Peningkatan Kompetensi Pejabat Struktural dengan mengikuti Pelatihan dan Lokakarya .................................................
35
Gambar 15. Kegiatan Apel .............................................................................................
38
Gambar 16. Kegiatan Outbond .......................................................................................
39
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
ix
Laporan Akuntabilitas Kinerja
2014
DAFTAR TABEL Tabel 1 Capaian Kinerja BBPBAP Jepara Tahun 2014 ..................................................
ii
Tabel 2 Target dan Realisasi Capaian Indikator Kinerja Utama BBPBAP Jepara pada Tahun 2014 .................................................................
9
Tabel 3 Judul SNI 3 BBPBAP Jepara tahun 2014 ..........................................................
16
Tabel 4 Produksi benih berkualitas di BBPBAP Jepara dan sebarannya .......................
19
Tabel 5 Indikator keberhasilan kegiatan Denfarm dan Minapolitan BBPBAP Jepara di Provinsi Jawa Tengah ........................................................
25
Tabel 6 Jenis probiotik yang diproduksi dan komposisinya ..........................................
29
Tabel 7 Target dan Realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Tahun 2014 ....
31
Tabel 8 Perbandingan Target PNBP dan Realisasi PNBP Tahun 2011 – 2014 ..............
32
Tabel 9 Sebaran asal sampel layanan jasa pada Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan BBPBAP Jepara pada tahun 2014 ..........................................
34
Tabel 10 Daftar Rincian Hasil Evaluasi AKIP Tahun 2014 pada BBPBAP Jepara ........
41
Tabel 11 Rincian revisi anggaran pada setiap kegiatan program pada tahun 2014 .........
45
Tabel 12 Realisasi Penyerapan Anggaran dan Pencapaian Fisik .....................................
46
Tabel 13 Perbandingan Penyerapan Anggaran dan Pencapaian Fisik Tahun 2011 – 2014. ...........................................................................................
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
49
x
Laporan Akuntabilitas Kinerja
2014
DAFTAR LAMPIRAN 1.
Susunan Organisasi BBPBAP Jepara (sesuai Permen KP Nomor 6 Tahun 2014) ...
52
2.
Penetapan Kinerja BBPBAP Jepara Tahun 2014 ......................................................
53
3.
Indikator Kinerja Utama pada Sasaran Strategis 1 ....................................................
57
4.
Indikator Kinerja Utama pada Sasaran Strategis 2 ....................................................
58
5.
Indikator Kinerja Utama pada Sasaran Strategis 3 ....................................................
59
6.
Indikator Kinerja Utama pada Sasaran Strategis 4 ....................................................
60
7.
Judul RSNI BBPBAP Jepara Tahun 2014 ................................................................
61
8.
Indikator Kinerja Utama pada Sasaran Strategis 5 ...................................................
63
9.
Jumlah Diseminasi Teknologi dalam Rangka Pengembangan Kawasan Budidaya yang Dilakukan BBPBAP Jepara Tahun 2010-2014 ................................................
65
10. Jumlah Daerah dalam Pengawalan/Pendampingan Kawasan Minapolitan yang Dilakukan BBPBAP Jepara Tahun 2010-2014 ................................................
66
11. Jumlah Lokasi Percontohan Penerapan Teknologi Budidaya Adaptif Terapan yang Dilakukan BBPBAP Jepara Tahun 2010-2014 ...............................................
67
12. Jumlah Kawasan Budidaya Binaan yang Telah Melaksanakan Teknologi Adaptif Perikanan Budidaya ....................................................................
68
13. Jumlah Kawasan Budidaya yang Mendapatkan Pengawasan Teknis Budidaya .......
69
14. Kelompok Pembudidaya Pengembangan Kebun Bibit Rumput Laut Binaan BBPBAP Jepara ...........................................................................................
70
15. Pelaksanaan Pelatihan /Pembekalan/Bimtek dan Sertifikasi Kompetensi di TUK BBPBAP Jepara, Tahun 2014 ......................................................................
72
16. Indikator Kinerja Utama pada Sasaran Strategis 6 ...................................................
74
17. Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis 7 ..............................................................
75
18. Indikator Kinerja Utama pada Sasaran Strategis 8 ....................................................
76
19. Hasil Perhitungan Nilai Service Level Agreement (SLA) Tahun 2014 ....................
77
20. Indikator Kinerja Utama pada Sasaran Strategis 9 ....................................................
80
21. Berita Acara Hasil Penilaian Unit Kerja Berpredikat WBK 2014.............................
81
22. Indikator kinerja utama pada sasaran strategis 10 .....................................................
82
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
xi
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Pendahuluan)
2014
BAB I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Umum Organisasi Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6 Tahun 2014 tertanggal 3 Februari 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perikanan Budidaya Air Tawar, Perikanan Budidaya Air Payau dan Perikanan Budidaya Laut disebutkan bahwa Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau dalam hal ini Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara mempunyai tugas melaksanakan uji terap teknik dan kerjasama, pengelolaan produksi, pengujian laboratorium (mutu pakan, residu, kesehatan ikan dan lingkungan) serta bimbingan teknis perikanan budidaya air payau. Selain itu, BBPBAP Jepara juga mempunyai tugas sebagai pusat induk unggul (broodstock center) perikanan budidaya dan sebagai laboratorium acuan kesehatan ikan dan lingkungan. Dalam melaksanakan tugas, BBPBAP Jepara menyelenggarakan fungsi sebagai berikut. a.
Identifikasi dan penyusunan rencana program teknis dan anggaran, pemantauan dan evaluasi serta laporan.
b.
Pelaksanaan uji terap teknik perikanan budidaya air payau.
c.
Pelaksanaan penyiapan bahan standarisasi perikanan budidaya air payau.
d.
Pelaksanaan sertifikasi sistem perikanan budidaya air payau.
e.
Pelaksanaan kerja sama teknis perikanan budidaya air payau.
f.
Pengelolaan dan pelayanan sistem informasi dan publikasi perikanan budidaya air payau.
g.
Pelaksanaan layanan pengujian laboratorium persyaratan kelayakan teknis perikanan budidaya air payau.
h.
Pelaksanaan pengujian mutu pakan, residu serta kesehatan ikan dan lingkungan budidaya air payau.
i.
Pelaksanaan bimbingan teknis laboratorium pengujian.
j.
Pengelolaan produksi induk unggul, benih bermutu dan sarana produksi perikanan budidaya air payau.
k.
Pelaksanaan bimbingan teknis perikanan budidaya air payau.
l.
Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
1
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Pendahuluan)
2014
Struktur organisasi BBPBAP Jepara, sebagaimana yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kelautan & Perikanan Republik Indonesia tersebut, menyatakan bahwa BBPBAP Jepara adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kelautan dan Perikanan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, dan dipimpin oleh seorang Kepala Balai. Susunan organisasi BBPBAP Jepara terdiri dari : 1.
Bagian Tata Usaha
2.
Bidang Uji Terap Teknik dan Kerjasama
3.
Bidang Pengujian dan Dukungan Teknis
4.
Kelompok Jabatan Fungsional Susunan organisasi Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara secara lengkap
sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 dapat dilihat pada Lampiran 1. 1.
Bagian Tata Usaha Mempunyai
tugas
melaksanakan
identifikasi
dan
penyusunan
perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan program teknis dan anggaran, keuangan, pengelolaan administrasi kepegawaian, tata laksana, rumah tangga, barang milik negara dan ketatausahaan. Bagian Tata Usaha terdiri atas dua Sub Bagian, yaitu: 1) Sub Bagian Keuangan dan Umum, 2) Sub Bagian Kepegawaian. Dalam melaksanakan tugasnya Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi: a.
identifikasi dan penyusunan perencanaan program teknis dan anggaran, keuangan, pengelolaan
kepegawaian,
rumahtangga,
barang
kekayaan
milik
negara
dan
ketatausahaan; b.
pelaksanaan program teknis dan anggaran, keuangan, pengelolaan kepegawaian, tata laksana, rumahtangga, barang kekayaan milik negara dan ketatausahaan;
c.
pelaksanaan evaluasi dan pelaporan program teknis dan anggaran, keuangan, pengelolaan
kepegawaian,
rumahtangga,
barang
kekayaan
milik
negara
dan
ketatausahaan. 2.
Bidang Uji Terap Teknik dan Kerjasama Mempunyai tugas melaksanakan uji terap teknik, penyiapan bahan standardisasi,
sertifikasi, kerjasama teknis, serta pengelolaan dan pelayanan sistem informasi perikanan
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
2
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Pendahuluan)
2014
budidaya air payau. Bidang Uji Terap Teknik dan Kerjasama terdiri atas dua seksi, yaitu: 1) Seksi Uji Terap Teknik
dan 2) Seksi Kerjasama Teknik dan Informasi. Dalam
melaksanakan tugasnya Bidang Uji Terap Teknik dan Kerjasama menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan uji terap teknik perikanan budidaya air payau;
b.
pelaksanaan penyiapan bahan standardisasi perikanan budidaya air payau;
c.
pelaksanaan sertifikasi sistem perikanan budidaya air payau;
d.
pelaksanaan kerjasama teknis perikanan budidaya air payau;
e.
pengelolaan dan pelayanan sistem informasi dan publikasi perikanan budidaya air payau.
3.
Bidang Pengujian dan Dukungan Teknis Mempunyai tugas melaksanakan layanan pengujian laboratorium (persyaratan
kelayakan teknis, mutu pakan, residu dan kesehatan ikan dan lingkungan), produksi induk unggul, benih bermutu, dan sarana produksi, serta bimbingan teknis perikanan budidaya air payau dan laboratorium. Bidang Pengujian dan Dukungan Teknis terdiri atas dua seksi, yaitu: 1) Seksi Produksi dan Pengujian dan 2) Seksi Dukungan Teknis. Dalam melaksanakan tugasnya Bidang Pengujian dan Dukungan Teknis menyelenggarakan fungsi: a.
pelaksanaan pengujian laboratorium persyaratan kelayakan teknis perikanan budidaya air payau;
b.
pelaksanaan bimbingan teknis laboratorium;
c.
pelaksanaan pengujian mutu pakan, residu, dan kesehatan ikan budidaya air payau;
d.
pelaksanaan produksi induk dan benih unggul perikanan budidaya air payau;
e.
pelaksanaan produksi vaksin dan pakan perikanan budidaya air payau;
f.
pelaksanaan bimbingan teknis perikanan budidaya air payau
4.
Kelompok Jabatan Fungsional Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penerapan teknik dan pengujian perikanan
budidaya air payau serta kegiatan lain yang sesuai dengan tugas masing-masing jabatan fungsional dan peraturan perundang-undangan. Kelompok Jabatan Fungsional di BBPBAP Jepara terdiri dari : 1.
Fungsional Perekayasa
2.
Fungsional Litkayasa
3.
Fungsional Pengawas Benih Ikan
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
3
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Pendahuluan) 4.
Fungsional Pengawas Budidaya Ikan
5.
Fungsional Pengendali Hama dan Penyakit Ikan,
6.
Fungsional Pranata Humas
7.
Fungsional Pranata Komputer
8.
Fungsional Pustakawan
2014
Dalam melaksanakan tugas, kelompok jabatan fungsional dan pimpinan satuan organisasi (Kepala BBPBAP Jepara) wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi dalam lingkungan BBPBAP Jepara sesuai tugas masing-masing dan mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. Masing-masing kelompok jabatan fungsional dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional yang ditetapkan oleh kepala BBPBAP Jepara. Jumlah pejabat fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja dengan jenis dan jenjang jabatan fungsional yang diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
B. Permasalahan Utama (Strategic Issue) Pengembangan usaha perikanan budidaya perlu terus diupayakan dalam rangka meningkatkan kontribusi bagi pembangunan ekonomi nasional melalui berbagai inovasi untuk menanggulangi berbagai permasalahan yang muncul dan menggali atau memanfaatkan potensi yang selama ini belum diusahakan.
Usaha perikanan budidaya ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan bahan pangan hewani, penyediaan bahan baku industri, peningkatan pendapatan pembudidaya ikan, peningkatan lapangan kerja, peningkatan devisa, dan mendukung pengembangan wilayah dengan tetap mempertimbangkan faktor hemat energi serta ramah lingkungan. Masalah yang sering dialami para pembudidaya antara lain terbatasnya ketersediaan induk dan benih unggul, kurang disiplin dalam penerapan SOP pemeliharaan dan makin menurunnya kualitas lingkungan budidaya yang menjadi salah satu penyebab munculnya kasus-kasus penyakit. Untuk itu, perlu segera dicari pemecahannya karena permintaan pasar baik dalam maupun luar negeri terhadap produk perikanan budidaya cukup besar. Disamping itu, pengembangan wilayah untuk usaha perikanan budidaya tetap harus dilakukan karena
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
4
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Pendahuluan)
2014
potensi untuk itu masih cukup tersedia. Selain itu, pengembangan wilayah untuk usaha perikanan budidaya air payau telah menjadi prioritas untuk peningkatan produksi budidaya perikanan. Hasil identifikasi resiko terhadap kegiatan yang dilaksanakan BBPBAP Jepara pada tahun sebelumnya didapatkan permasalahan utama yang dihadapi. Adapun permasalahan utama yang dihadapi adalah: 1.
Dalam Bidang Sistem Perbenihan: -
Belum tesedianya standar fasilitas perbenihan secara nasional.
-
Sebagian besar unit pembenihan skala kecil belum mempunyai sertifikat CPIB
-
Informasi ketersediaan benih unggul belum terjalin dengan baik antara produsen dan konsumen.
-
Biaya produksi benih masih tinggi dibanding harga benih.
2. Dalam bidang broodstock induk udang windu: -
Ketergantungan terhadap induk alam yang kualitasnya semakin menurun.
-
Performa reproduksi induk windu generasi ke-6 dan ke-7 masih rendah.
-
Produktifitas sarana NSBC rendah dan aspek penerapan biosekuriti belum maksimal.
3. Dalam Bidang Pembesaran -
Disain dan konstruksi tambak masih banyak yang belum sesuai standar.
-
Penerapan SOP proses produksi belum dilakukan dengan baik.
-
Penggunaan sebagian bahan dalam proses produksi belum terdaftar
-
Masyarakat Pembudiaya terutama skala kecil masih belum mampu menerapkan hasil teknologi baru secara mandiri.
4. Dalam Bidang Kesehatan ikan dan lingkungan. -
Menurunnya kualitas lingkungan budidaya.
-
Peningkatan prevalensi penyakit.
-
Terbatasnya alat ukur kualitas air media di lapangan.
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
5
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Perencanaan dan Perjanjian Kinerja)
2014
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Perencanaan Kinerja Rencana Strategis (Renstra) merupakan dokumen perencanaan suatu unit organisasi yang penyusunannya disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi dari unit organisasi dan berjangka waktu 5 (lima) tahun. Adapun peran Renstra adalah:. 1.
Merupakan dokumen yang digunakan untuk mempermudah pelaksanaan akuntabilitas. Tanpa adanya Renstra, mekanisme dan pelaksanaan akuntabilitas akan lebih sulit untuk dilakukan terhadap organisasi.
2.
Dokumen yang memberikan arah dan tujuan organisasi melangkah lebih maju di masa depan seiring dengan perkembangan dinamis yang ada. Dengan adanya Renstra, tentunya stakeholders dapat menilai apakah organisasi telah menuju kepada arah yang diinginkan ataukah telah mencapai apa yang diharapkan.
3.
Merupakan dokumen pertanggungjawaban dan bukti transparansi kepada publik dari lembaga pemerintah dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional dan peningkatan kualitas pelayanan publik.
4.
Sebagai acuan bagi penyusunan Rencana Kerja (Renja) dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)
Renstra BBPBAP Jepara Tahun 2010 - 2014 menjadi acuan di dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT).
Renstra BBPBAP Jepara Tahun 2010 - 2014 merupakan
dokumen perencanaan yang berisi visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan BBPBAP Jepara dalam rangka menjadikan BBPBAP Jepara sebagai “Pusat Perikanan Budidaya Air Payau” pada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan. Renstra BBPBAP Jepara merupakan serangkaian rencana tindakan dan kegiatan mendasar yang dibuat secara bersama-sama antara pimpinan dan seluruh komponen organisasi untuk diimplementasikan oleh seluruh jajarannya dalam rangka pencapaian tugas dan fungsi BBPBAP Jepara. Perumusan rencana strategis tersebut mengikuti pola yang merupakan tahapan-tahapan kegiatan mulai dari yang paling ideal/kualitatif sampai dengan yang paling teknis dan kuantitatif. Tahapan-tahapan tersebut
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
6
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Perencanaan dan Perjanjian Kinerja)
2014
merupakan rangkaian yang memiliki saling keterkaitan untuk mencapai suatu tujuan bersama yang merupakan sasaran strategis organisasi. Untuk pencapaian sasaran strategis yang telah di tetapkan, kemudian di terjemahkan ke dalam Rencana Kegiatan Tahunan (RKT).
Dalam pembuatan RKT didasarkan atas
identifikasi resiko yang telah dilakukan. Permasalahan dengan resiko yang tinggi menjadi tolok ukur didalam
penentuan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2014.
Hasil
identifikasi terhadap resiko kegiatan BBPBAP Jepara pada tahun 2014 terbagi kedalam kegiatan: (1) Pengembangan sistem kesehatan ikan dan lingkungan pembudidayaan ikan, (2) Pengembangan sistem perbenihan ikan, (3) Pengembangan sistem prasarana dan sarana pembudidayaan ikan, (4) Pengembangan sistem produksi pembudidayaan ikan, (5) Pengembangan sistem usaha pembudidayaan ikan dan (6) Peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya serta (7) Pengawalan dan penerapan teknologi terapan adaptif perikanan budidaya.
B. Perjanjian Kinerja Berdasarkan pada Peta Strategi maka BBPBAP Jepara telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) dengan menerapkan metoda adopsi langsung dari sasaran strategis pada eselon I Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Peta Strategi tersebut terbagi atas: 1.
Stakeholder Perspective dengan Sasaran Strategis: Meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan 2 (dua) indikator kinerja utama.
2.
Customer Perspectif dengan Sasaran Strategis:
Meningkatnya ketersediaan produk
kelautan dan perikanan dengan 1 (satu) indikator kinerja utama. 3.
Internal Proses Perspectif dengan Sasaran Strategis:
Tersedianya kebutuhan inovasi teknologi hasil rekayasa untuk modernisasi sistem produksi budidaya air payau dengan 1 (satu) indikator kinerja utama.
Tersedianya kebijakan bidang budidaya air payau sesuai kebutuhan dengan 2 (dua) indikator kinerja utama.
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
7
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Perencanaan dan Perjanjian Kinerja)
2014
Terselenggaranya modernisasi sistem produksi Kelautan Perikanan, Pengolahan dan Pemasaran Produk Kelautan Perikanan yang optimal dan bermutu dengan 12 (dua belas) indikator kinerja utama.
Terwujudnya sistem kesehatan ikan dan lingkungan serta pengendalian hama dan penyakit ikan yang memadai di bidang budidaya air payau dengan 2 (dua) indikator kinerja utama.
4.
Learn and Growth Perspectif dengan Sasaran Strategis:
Tersedianya SDM BBPBAP Jepara yang kompeten dan professional dengan 2 (dua) indikator kinerja utama.
Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses di bidang Perikanan Budidaya di BBPBAP Jepara dengan 2 (dua) inikator kinerja utama.
Terwujudnya good governance & clean government di BBPBAP Jepara dengan 5 (lima) indikator kinerja utama.
Terkelolanya anggaran secara optimal di BBPBAP Jepara dengan 1 (satu) indikator kinerja utama.
Sepuluh Sasaran Strategis tersebut, telah dijabarkan ke dalam 30 indikator kinerja utama sebagai dasar penentuan capaian kinerja BBPBAP Jepara selama tahun 2014. Penetapan Sasaran Strategis dan target capaian untuk Indikator Kinerja Utama BBPBAP Jepara telah tercantum pada Penetapan Kinerja BBPBAP Jepara Tahun 2014 sebagai perjanjian kinerja BBPBAP Jepara yang ditandatangani oleh Kepala BBPBAP Jepara sebagai pihak pertama yang berjanji kepada Direktur Jenderal Direktorat Jendral Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai atasan langsung dan pihak kedua. Penetapan Kinerja BBPBAP Jepara Tahun 2014 telah disahkan di Bandung pada.bulan Maret 2014. Penetapan Kinerja BBPBAP Jepara secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2.
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
8
2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Akuntabilitas Kinerja)
BAB 3. AKUNTABILITAS KINERJA A
Capaian Kinerja Organisasi Berdasarkan peta strategi serta untuk mencapai visi “Pembangunan Perikanan
Budidaya yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Masyarakat”, maka BBPBAP Jepara pada tahun 2014 telah menetapkan 10 sasaran strategi (SS) dengan 30 indikator kinerja utama. BBPBAP Jepara pada tahun 2014 berhasil mencapai target dengan status sangat baik pada 22 indikator kinerja utama (73%) dan sisanya sejumlah 8 (delapan) indikator kinerja utama tercapai dengan status baik (27%). Keberhasilan dalam pencapaian target indikator kinerja ini ditentukan oleh komitmen, keterlibatan dan dukungan aktif segenap karyawan BBPBAP Jepara, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Pemerintah Daerah, dan masyarakat pembudidaya perikanan. Target dan realisasi capaian indikator kinerja utama BBPBAP Jepara tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 2 berikut :
Tabel 2. Target dan Realisasi Capaian Indikator Kinerja Utama BBPBAP Jepara pada Tahun 2014 URAIAN INDIKATOR KINERJA
SASARAN STRATEGIS
TARGET TAHUN 2014
REALISASI TAHUN 2014
CAPAIAN (%)
STATUS
105
101,69
96,85
Baik
7,25
*
*
*
16,89
14,52
86
Baik
1
1
100
Baik
35
35
100
Baik
3
4
133
Sangat Baik
STAKE HOLDER PERSPECTIVE Meningkatnya 1 kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan
1 2
Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) Pertumbuhan PDB Perikanan
COSTUMER PERSPECTIVE Meningkatnya Jumlah produksi 2 ketersediaan produk 3 perikanan budidaya ( Juta kelautan dan perikanan Ton) INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE Tersedianya kebutuhan inovasi teknologi hasil Jumlah teknologi inovatif litbang dan rekayasa 4 budidaya hasil 3 untuk modernisasi sistem perekayasaan (paket) produksi budidaya budidaya air payau Jumlah bahan RSNI 5 bidang perikanan Tersedianya kebijakan budidaya air payau 4 bidang budidaya air Jumlah bahan kebijakan payau sesuai kebutuhan 6 teknis perikanan budidaya air payau
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
9
2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Akuntabilitas Kinerja)
URAIAN INDIKATOR KINERJA
SASARAN STRATEGIS 7 8
9
10
11
Terselenggaranya modernisasi sistem produksi Kelautan dan Perikanan, Pengolahan 5 dan Pemasaran Produk Kelautan dan Perikanan yang optimal dan bermutu
12
13
14
15
16
17 18
Jumlah Benih bermutu/unggul (Jt ekor) Jumlah calon induk unggul (ribu ekor) Jumlah diseminasi teknologi dalam rangka pengembangan kawasan budidaya (kawasan) Jumlah kebun bibit percontohan (unit) Rasio produksi induk dibandingkan dengan kapasitas broodstock center (%) Jumlah daerah dalam pengawalan /pendampingan kawasan Minapolitan (lokasi) Jumlah lokasi percontohan penerapan teknologi budidaya adaptif terapan (lokasi) Jumlah kawasan budidaya binaan yang telah melaksanakan teknologi adaptif perikanan budidaya (kawasan) Prosentase Pemenuhan PNBP (%) Jumlah kawasan budidaya yang mendapatkan pengawasan teknis budidaya (kawasan) Jumlah layanan jasa produk (Layanan) Jumlah tenaga teknis binaan (Tenaga Teknis)
Jumlah kawasan budidaya air payau yang Terwujudnya sistem mendapatkan pengawasan 19 kesehatan ikan dan /pengendalian kualitas lingkungan serta lingkungan oleh BBPBAP 6 pengendalian hama dan Jepara (kawasan) penyakit ikan yang Jumlah Pelayanan memadai bidangan laboratorium kesehatan budidaya air payau 20 ikan dan lingkungan (sampel) LEARN & GROWTH PERSPECTIVE Indeks Kesenjangan Kompetensi pejabat eselon 21 III,IV dan V lingkup Tersedianya SDM BBPBAP Jepara (%) BBPBAP Jepara yang 7 kompeten dan Indeks Kesenjangan professional Kompetensi pejabat 22 fungsional di lingkup BBPBAP Jepara (%)
TARGET TAHUN 2014
REALISASI TAHUN 2014
CAPAIAN (%)
STATUS
30
30,4
101
Sangat baik
21
39,5
186
Sangat baik
9
12
133
Sangat baik
7
15
214
Sangat baik
100
125
125
Sangat baik
12
15
125
Sangat baik
3
12
400
Sangat baik
11
12
109
Sangat baik
100
145
142
Sangat baik
4
24
600
Sangat baik
15
18
120
Sangat baik
145
150
103
Sangat baik
25
30
120
Sangat baik
530
3.880
732
Sangat baik
20
9
222
Sangat Baik
50
10
500
Sangat Baik
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
10
2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Akuntabilitas Kinerja)
URAIAN INDIKATOR KINERJA
SASARAN STRATEGIS
8
9
10
Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses di bidang Perikanan Budidaya di BBPBAP Jepara
Terwujudnya good governance & clean government di BBPBAP Jepara
Terkelolanya anggaran secara optimal di BBPBAP Jepara
TARGET TAHUN 2014
REALISASI TAHUN 2014
CAPAIAN (%)
STATUS
23
Service Level Agreement di lingkup BBPBAP Jepara (%)
75
100
133
Sangat Baik
24
Persepsi user terhadap kemudahan akses informasi dan data terkini di lingkup BBPBAP Jepara (skala likert 1-5)
4,25
3,71
87
Baik
25
Rasio rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Eksternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi di BBPBAP Jepara (%)
100
100
100
Baik
A (80)
A (82,51)
103
Sangat Baik
26
Nilai AKIP di BBPBAP Jepara (level)
27
Nilai integritas di BBPBAP Jepara (jumlah)
7
7,9
113
Sangat Baik
28
Nilai Inisiatif anti korupsi di BBPBAP Jepara (jumlah)
9
8,5
94
Baik
29
Nilai Penerapan Reformasi Birokrasi di BBPBAP Jepara (jumlah)
90
87,7
97
Baik
30
Prosentase penyerapan Anggaran di BBPBAP Jepara (persen)
95
97,1
102
Sangat Baik
*) Data belum dirilis PUSDATIN KKP Keberhasilan dalam pencapaian target pada indikator utama memberi kontribusi terhadap keberhasilan di dalam capaian sasaran strategis.
Dari 10 (sepuluh) sasaran
strategis yang ditetapkan dalam Penetapan Kinerja BBPBAP Jepara tahun 2014, hampir seluruhnya tercapai dengan pencapaian >100% atau dengan status sangat baik yang di notifikasi dengan warna biru (Lihat Gambar 1).
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
11
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Akuntabilitas Kinerja)
2014
Gambar 1. Grafik Rerata Capaian Kinerja pada Sasaran Strategis Secara umum BBPBAP Jepara berhasil sangat baik di dalam mencapai sasaran strategis untuk peningkatan pada proses internal maupun pengembangan organisasi. Hal ini terlihat dari sasaran strategis dengan capaian sangat baik berada pada internal proses perspective dan learn and growth perpective. Sasaran strategis dengan capaian sangat baik tersebut antara lain: 1.
Sasaran Strategis 4 Tersedianya kebijakan bidang budidaya air payau sesuai kebutuhan.
2.
Sasaran Strategis 5 Terselenggaranya modernisasi sistem produksi Kelautan Perikanan, Pengolahan dan Pemasaran Produk Kelautan Perikanan yang optimal dan bermutu.
3.
Sasaran Strategis 6: Terwujudnya sistem kesehatan ikan dan lingkungan serta pengendalian hama dan penyakit ikan yang memadai di bidang budidaya air payau.
4.
Sasaran Strategis 7: Tersedianya SDM BBPBAP Jepara yang kompeten dan professional.
5.
Sasaran Strategis 8: Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses di bidang perikanan budidaya di BBPBAP Jepara.
6.
Sasaran Strategis 9: Terwujudnya good governance & clean government
di
BBPBAP Jepara. 7.
Sasaran Strategis 10: Terkelolanya anggaran secara optimal di BBPBAP Jepara. Kontribusi BBPBAP Jepara secara khusus terhadap visi Kementerian Kelautan dan
Perikanan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan serta | Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
12
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Akuntabilitas Kinerja)
2014
meningkatnya ketersediaan produk kelautan dan perikanan belum bisa memberikan pengaruh yang nyata. Hal dikarenakan capaian atas indikator kinerja pada sasaran strategis tersebut di hitung secara nasional. Sehingga peran BBPBAP di dalam peningkatan atas nilai indikator NTPi, PDB maupun Jumlah Produksi Perikanan Budidaya di Indonesia secara umum tidak berpengaruh besar. Untuk itu, kedepannya BBPBAP Jepara sebagai Unit Pelaksana Teknis pada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya perlu melakukan peningkatan kegiatan pendampingan dan pengawalan teknologi perikanan budidaya secara lebih luas dan masif di masyarakat untuk membantu mewujudkan visi tersebut. Sasaran Strategis 1 : Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan Sasaran Strategis pembangunan kelautan dan perikanan adalah Mensejahterakan Masyarakat Kelautan dan Perikanan. Sasaran strategis tersebut ditetapkan berdasarkan pertimbangan bahwa potensi sumber daya kelautan dan perikanan dapat menjadi unggulan strategis sebagai motor penggerak dalam pembangunan perekonomian nasional. Sebagai Unit Pelaksana Teknis yang berada di bawah Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan, BBPBAP Jepara tentu ikut berperan dalam mensukseskan sasaran strategi tersebut melalui berbagai kegiatan diseminasi teknologi budidaya dan pengawalan teknis di masyarakat. Adapun nilai capaian sasaran stategis ini adalah dengan adopsi langsung Indikator Kinerja Utama pada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sebagai Indikator Kinerja Utama di UPT mengingat nilai capaian sasaran strategis tersebut bersifat Nasional. NTPi pada tahun 2012, 2013 dan 2014 sudah bisa dikatakan baik karena mencapai angka 100. Hal tersebut menunujukkan bahwa pembudidaya ikan telah dapat menyimpan hasil pendapatan yang diperoleh dari kegiatan budidaya ikan setelah digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya. Namun, NTPi yang dicapai dari tahun 2012 terus mengalami penurunan hingga tahun 2014. Penurunan nilai NTPi berarti terjadi kenaikan nilai pembayaran yang dikeluarkan oleh pembudidaya dibandingkan dengan nilai yang di terima, sehingga pendapatan pembudidaya menjadi lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya.
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
13
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Akuntabilitas Kinerja)
2014
Kekuatan ekonomi perikanan dari industri primer yakni penangkapan dan budidaya ikan yang dicerminkan dari PDB subsektor perikanan berdasarkan harga dan berlaku hingga kini berperan strategis dalam memberikan sumbangan terhadap PDB nasional. Sumbangan PDB subsektor perikanan dari tahun ke tahun selalu meningkat. Hal tersebut menggambarkan bahwa kemampuan sumber daya perikanan patut menjadi pertimbangan untuk diperhitungkan dalam perekonomian nasional. Data lengkap PDB perikanan dapat dan Nilai tukar pembudidaya ikan (NTPi) dapat dilihat pada Lampiran 3. Sasaran Strategis 2 Meningkatnya Ketersediaan Produk Kelautan dan Perikanan Indikator kinerja pada sasaran strategis 2 yaitu jumlah produksi perikanan budidaya merupakan IKU turunan dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP yang di adopsi secara langsung oleh instansi di bawahnya karena capaiannya bersifat nasional. Capaian indikator produksi perikanan budidaya hanya tercapai sebesar 14,52 juta ton (86 %) dari target produksi sebesar 16,89 juta di tahun 2014. Walaupun target capaian 2014 tidak terpenuhi, namun secara kuantitas produksi perikanan budidaya dari tahun 2010 hingga 2014 terus mengalami peningkatan produksi dari 5, 48 juta ton hingga 14,20 juta ton di tahun 2014 (Gambar 2). Data lengkap target dan realisasi capaian indikator kinerja pada sasaran strategis 2 dapat dilihat pada Lampiran 4.
Produksi Perikanan Budidaya (Juta Ton)
16 Produksi, 2013, 13.70 Produksi, 2011, 6.98 8
Produksi, 2014, 14.20
Produksi, 2012, 9.45
Produksi, 2010, 5.48 0 2010
2011
2012
2013
2014
Tahun
Gambar 2. Grafik Produksi perikanan budidaya dari tahun 2010-2014.
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
14
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Akuntabilitas Kinerja)
2014
Sasaran Strategis 3 : Tersedianya Kebutuhan Inovasi Teknologi Hasil Litbang dan Rekayasa Untuk Modernisasi Sistem Produksi Budidaya Budidaya Air Payau . Teknologi inovatif budidaya hasil perekayasaan merupakan salah satu produk BBPBAP Jepara yang diandalkan dan dapat diterapkan di masyarakat sehingga mampu meningkatkan produksi, efisiensi produksi, peningkatan nilai tambah, diversifikasi produk, perbaikan lingkungan dan pengendalian penyakit. Inovasi teknologi yang dihasilkan berasal dari kegiatan perekayasaan yang dilakukan oleh perekayasa secara terus menerus, dengan melakukan pengembangan dan perbaikan terhadap proses sehingga menghasilkan teknologi
yang dapat diterapkan di masyarakat pembudidaya. Produktivitas BBPBAP
Jepara di dalam menghasilkan teknologi inovasi hasil dari perekayasaan tergantung dari keberhasilan dan lama pengembangan teknologi tersebut hingga dapat diterapkan oleh masyarakat secara menguntungkan. Selain itu, menurunnya faktor kualitas lingkungan dan banyaknya infeksi virus juga turut menjadi tantangan bagi BBPBAP Jepara di dalam memproduksi teknologi inovatif di bidang perikanan budidaya air payau. Hal ini membuat BBPBAP Jepara mengalami penurunan jumlah teknologi inovatif yang dihasilkan setiap tahunnya. Data indikator kinerja utama pada sasaran strategis 3 dari tahun 2010 – 2014 dapat dilihat lengkap pada Lampiran 5. Teknologi inovatif budidaya hasil perekayasaan yang dihasilkan oleh BBPBAP Jepara pada tahun 2014 merupakan kegiatan “budidaya udang vaname teknologi supra intensif”. Budidaya vaname teknologi supra intensif merupakan kegiatan budidaya dengan kepadatan tinggi sehingga mencapai 400 - 500 benih udang stadia PL per m3 dengan perkiraan produksi 150 ton/ha/siklus. Keunggulan dari budidaya udang vaname teknologi supra intensif ini dengan melakukan sistem resirkulasi filtrasi dengan teknik pengelolaan limbah buangan sehingga aman bagi lingkungan (zero waste). Pengelolaan limbah yang dikelola dengan sistem filtrasi melalui tandon endapan (IPAL instalasi pengelolaan air limbah) berupa padatan dapat dijadikan
sebagai salah satu bahan baku pakan ikan
sedangkan limbah buangan tersuspensi dapat dimanfaatkan oleh organisme air lainnya menjadi biomas. Teknologi budidaya supra intensif ini telah dikembangkan dengan baik di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Nusa Tenggara Barat.
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
15
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Akuntabilitas Kinerja)
2014
Sasaran Strategis 4 Tersedianya Kebijakan Bidang Budidaya Air Payau Sesuai Kebutuhan. BBPBAP Jepara memiliki fungsi utama sebagai penyedia informasi teknis. Informasi teknis yang berasal dari kegiatan kerekayasaan teknologi terapan adaptif di BBPBAP Jepara menjadi sumber bahan untuk kebijakan di bidang budidaya air payau. Sumber bahan kebijakan di bidang perikanan budidaya air payau dapat berupa Juklak, Juknis, Pedoman, Peraturan maupun Standar. Kerekayasaan teknologi terapan adaptif budidaya air payau yang dilakukan oleh BBPBAP Jepara banyak yang kemudian menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI) dan juga Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Dari tahun 2010 hingga tahun 2014, bahan kebijakan di bidang perikanan budidaya yang merupakan usulan dari BBPBAP Jepara untuk menjadi SNI mengalami peningkatan setiap tahunnya (Lihat lampiran 6). Rancangan Standar Nasional Indonesia Bidang Perikanan Budidaya Air Payau yang diusulkan dari BBPBAP Jepara kepada Sub Panitia Teknis (Sub Pantek) maupun Panitia Teknis (Pantek) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya pada Tahun 2014 sebanyak 35 judul (Lampiran 7). Namun demikian, untuk menjadi kesepakatan secara nasional (Konsensus SNI) guna menetapkan RSNI menjadi SNI melalui ketetapan Badan Standar Nasional masih ada keterbatasan sehingga RSNI yang diusulkan oleh BBPBAP Jepara yang dibahas sampai SNI 3 baru 7 judul. Adapun SNI 3 dari BBPBAP Jepara antara lain:
Tabel 3. Judul SNI 3 BBPBAP Jepara tahun 2014. No. 1.
2. 3. 4. 5.
Judul SNI 3 Identifikasi vibrio alginolyticus patogen dan non patogen dengan metode polymerase chain reaction (PCR) Uji kesehatan calon induk hasil tangkapan (alam) Produksi Udang Vaname Teknologi Supra intensif Manajemen budidaya udang sistem kolektif Produksi Benih Ikan Nila Salin
6.
Benih Nila Salin
7.
Budidaya udang sederhana
Konseptor Drh. C. Retno Handayani, M.Si
Sri Murti Astuti, S.P Ir. Darmawan AD dan Stakeholder Supito, S.Pi, M.Si Ir. M.Soleh, M.Si/Agus Basyar Abdul Haris Ir. M.Soleh, M.Si/Agus Basyar Abdul Haris Samsun Ari Bama,SSTPi
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
16
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Akuntabilitas Kinerja)
2014
Demikian juga dengan Kaji Ulang SNI Perikanan Budidaya Air Payau sebanyak 24 judul namun belum secara maksimal dievaluasi. Evaluasi dilakukan terhadap penerapan dan pemberlakuan SNI perikanan budidaya air payau agar sesuai dengan tuntutan dan perkembangan pelaku usaha maupun pelaku pasar. BBPBAP Jepara dari tahun 2010 hingga 2014 dapat mencapai target usulan RSNI dengan baik. Namun, beberapa permasalahan di dalam pembahasan usulan RSNI sehingga menjadi SNI menjadi pemikiran bersama untuk dicarikan jalan keluarnya. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain: 1.
Balai diberikan wewenang untuk mengajukan anggaran melalui APBN untuk melakukan penyelenggaraan kegiatan atau rapat Sub Pantek.
2.
Melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi penerapan SNI perikanan budidaya secara terus menerus.
3.
Melakukan review terhadap regulasi proses penetapan SNI sehingga dalam proses abolisi maupun penetapan kembali SNI konsensus tidak membutuhkan waktu lebih dari 1 tahun. Selain sebagai konseptor utama di dalam pembuatan SNI, BBPBAP Jepara juga
sebagai sumber informasi teknis untuk pembuatan bahan kebijakan di bidang perikanan budidaya. Bahan kebijakan di bidang perikanan budidaya yang dihasilkan oleh BBPBAP Jepara pada tahun 2014 antara lain : 1.
SOP teknis berkaitan dengan pembenihan, pembesaran dan sarana prasarana.
2.
Petunjuk Teknis Perikanan Budidaya (produksi/pembesaran, sarana dan pakan).
3.
Lending Model Usaha Perikanan Budidaya.
4.
Sistem budidaya kolektif. Selain sebagai konseptor utama di dalam pembuatan Rancangan SNI, BBPBAP
Jepara juga telah menjadi konseptor utama di dalam Rancangan Standar Kompeternsi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Rancangan SKKNI hasil konseptor utama dari BBPBAP Jepara yang kemudian menjadi SKKNI adalah: (1) SKKNI Kategori Pertanian, kehutanan dan Perikanan Golongan Perikanan Budidaya Sub Golongan Budidaya Ikan Laut Kelompok Usaha Pembesaran Udang di Air Payau, dan (2) SKKNI Kategori Pertanian, kehutanan dan Perikanan Golongan Perikanan Budidaya Sub Golongan Budidaya Ikan Laut Kelompok Usaha Pembenihan Udang di Air Payau.
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
17
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Akuntabilitas Kinerja)
2014
Sasaran Strategis 5 Terselenggaranya modernisasi sistem produksi Kelautan Perikanan, Pengolahan dan Pemasaran Produk Kelautan Perikanan yang optimal dan bermutu Sasaran strategis terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan perikanan yang optimal dan bermutu dinilai dari 12 indikator kinerja utama. Capaian kinerja tahun 2014 pada sasaran strategis ini dinilai sangat baik, hal ini dapat dilihat dari realisasi kinerja yang melebihi target yang ditetapkan. Seluruh indikator kinerja pada sasaran strategis ini tercapai lebih dari 100 %. Data Indikator kinerja utama pada sasaran strategis 5 dapat dilihat pada Lampiran 8. 1. Produksi Benih Berkualitas
Pada bidang perbenihan, indikator kinerja yang menjadi target utama adalah jumlah benih bermutu yang dihasilkan dan didistribusikan ke masyarakat. Dari target 30 juta ekor benih bermutu dapat terealisasi 30,385 juta ekor atau tercapai sebesar 101 %. Realisasi benih bermutu ini terdiri dari benih udang (windu dan udang galah), ikan (nener, gelondongan bandeng, nila salin dan kerapu) serta produksi benih dari outlet-outlet. Proporsi terbesar komoditi benih berkualitas yang dihasilkan oleh BBPBAP Jepara pada tahun 2014 adalah benih udang windu sebesar 88,5 % dengan jumlah produksi sebesar 27,1 juta ekor yang telah tersebar di 13 kabupaten/kota di Indonesia (Tabel 4 dan Gambar 4).
Gambar 3. Benih udang Windu dan Nila Salin Bermutu produk BBPBAP Jepara Beberapa kriteria yang digunakan untuk mengukur mutu benih yaitu benih bebas virus dan tumbuh cepat, baik untuk komoditi ikan, udang windu maupun udang galah.
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
18
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Akuntabilitas Kinerja)
2014
Kedepan, perekayasaaan dalam menghasilkan benih bermutu akan terangkai dalam sebuah sistem operasional perbenihan yang dimulai dari pengelolaan induk, larva, pakan hingga sistem transportasi yang dapat menjamin benih–benih tersebut diterima dengan kualitas yang baik pada tingkat pembudidaya. Tabel 4. Produksi benih berkualitas di BBPBAP Jepara dan sebarannya Komoditi Benih
Produksi (juta ekor) 27.06
%
Sebaran
Asal Benih
88.5
Lamongan, Gresik, Pati, Demak, Kendal, Pekalongan, Jepara, Brebes, Indramayu, Banten, Palembang, Tarakan, Pinrang.
Keg prod. internal dan kegiatan di outletoutlet BBPBAP Jepara
Udang galah
0.82
2.7
Jogja, Sleman
Keg prod.internal BBPBAP Jepara
Kerapu
0.02
0.1
Karimun Jawa
Keg prod.internal BBPBAP Jepara
Nener
2.19
7.2
Jepara, Demak, Pati, Rembang
Keg prod.internal BBPBAP Jepara
Nila salin
0.28
0.9
Jepara
Keg prod.internal BBPBAP Jepara
Gelondongan bandeng
0.18
0.6
Jepara, Demak
Keg prod.internal BBPBAP Jepara
Udang Windu
BBPBAP Jepara dari tahun 2013 telah mengembangkan model outlet layanan benih di sentra budidaya. Outlet BBPBAP Jepara menjadi wahana percontohan dan pembinaan kepada petani pendederan di sentra budidaya sehingga kontinuitas dan kualitas benih bisa ditingkatkan. Outlet BBPBAP Jepara telah memberikan kontribusi yang nyata terhadap capaian indikator kinerja produksi benih berkualitas, sehingga keberadaan outlet sebagai penyedia benih kedepannya akan terus dipertahankan. Peningkatan prosentase capaian dalam bidang produksi benih akan ditingkatkan pada tahun – tahun mendatang dengan melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap kendala-kendala teknis serta non teknis. Permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam peningkatan produksi benih secara nasional baik dalam kuantitas maupun kualitas benih sehingga perlu dilakukan upaya: 1. Standarisasi fasilitas perbenihan secara nasional. 2. Pembinaan penerapan CPIB terutama untuk unit pembenihan skala kecil.
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
19
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Akuntabilitas Kinerja)
2014
3. Penguatan jejaring informasi perbenihan antar produsen dan konsumen. 4. Efisiensi produksi benih melalui berbagai kegiatan kerekayasaan.
juta ekor, kerapu, 0.02 , 0%
juta ekor, nener, 2.19 , 7%
juta ekor, nila juta ekor, salin, 0.28 , 1% gelondongan bandeng, 0.18 , 1%
juta ekor, udang galah, 0.82 , 3%
juta ekor, udang windu, 27.06 , 88%
Gambar 4. Grafik proporsi jenis benih berkualitas yang di hasilkan BBPBAP Jepara pada tahun 2014 (juta ekor) 2. Produksi Induk Unggul Udang Windu
Target calon induk udang windu (Penaeus monodon) tahun 2014 adalah 21,000 ekor dengan realisasi melebihi target atau 39,149 ekor dengan capaian kinerja 186 %. Meskipun realisasinya melebih target, namun calon induk windu yang ditargetkan sebesar 21,000 ekor pada tahun 2014 hanya 1,63% dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu 1,285,000 ekor. Tingginya target calon induk unggul tahun 2013 karena perhitungannya meliputi komoditas udang windu dan ikan bandeng. Perhitungan target dan realisasi calon induk udang windu tahun 2013 meliputi produksi nauplius, benih dan calon induk berukuran > 30 gr (hasil cut off I). Data lengkap target dan realisasi produksi calon induk unggul dari tahun 2010 – 2014 dapat di lihat pada Lampiran 8.
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
20
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Akuntabilitas Kinerja)
2014
Gambar 5. Tambak Produksi Calon Induk menerapkan konsep full biosecurity (atas). Calon Induk Udang Windu produksi BBPBAP Jepara (bawah) Produksi calon induk udang windu tahun 2014 adalah generasi ke-8 hasil perkawinan induk generasi ke-7. Kendala induk generasi 7 untuk menghasilkan generasi 8 hampir sama dengan induk generasi 6 untuk menghasilkan induk ke-7 yaitu daya tetas telurnya masih rendah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut yang kemungkinan akan terjadi pada induk genarasi ke-8, diupayakan perbaikan kualitas calon induk maupun induk generasi 8 dengan pemeliharaan hasil cut off I di bak dengan pemberian pakan segar seperti cacing laut (Nereis sp) segar, cacing rubelus segar yang diperkaya, tiram dan cumi. Perbaikan induk generasi ke-8 juga diupayakan melalui uji multilokasi di UPT DJPB anggota jejaring udang windu (BPAP Takalar, BPAP Ujung Batee Aceh, BPAP Situbondo). Pendekatan rasio produksi induk udang windu unggul berbasis kapasitas broodstock center adalah sarana produksi (lahan budidaya) dan padat tebar. Luas lahan broodstock center yang dimiliki BBPBAP Jepara untuk produksi calon dan induk unggul adalah 4,4 Ha dengan rasio 1,32 Ha adalah tandon dan 3,08 Ha adalah lahan budidaya. Lahan budidaya
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
21
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Akuntabilitas Kinerja)
2014
ditata sedemikian rupa sehingga memudahkan melakukan permindahan/modular atau cut off (cut I, II dan III). Pengembangan calon induk untuk menghasilkan induk unggul dan terseleksi di tambak dilakukan dengan seleksi individu bersamaan dengan pelaksanaan cut of. Cut off I dilaksanakan pada umur 4 bulan atau calon induk udang windu berukuran > 30 gr/ekor dengan hasil 60,000 ekor. Cut off II akan dilaksanakan tahun 2015 pada umur 8 bulan atau calon induk udang windu berukuran > 60 gr/ekor dengan prediksi 30,000 ekor (SOP cut off II adalah 50%). Berdasarkan hasil evaluasi teknis kelayakan produksi induk udang windu tahun 2013 dengan kepadatan 1 ekor/m2, serta untuk percepatan pertumbuhan calon induk udang windu maka kepadatan produksi di tahun 2014 dikurangi menjadi 0,5 ekor/m2. Sehingga untuk target produksi induk produktif > 100 gr/ekor sejumlah 16,000 ekor (hasil cut off III), dengan luasan lahan budidaya 3,08 Ha, maka rasio produksi induk dengan kapasitas broodstock center adalah 125%. Hasil identifikasi permasalahan yang di hadapi dalam peningkatan produksi induk udang windu antara lain: ketergantungan terhadap induk alam yang kualitasnya semakin menurun, performa reproduksi induk windu generasi ke-6 dan ke-7 masih rendah, produktifitas sarana NSBC rendah dan aspek penerapan biosekuriti belum maksimal. Untuk mengatasi permasalahan yang di hadapi tersebut akan dilakukan beberapa upaya: 1. Melakukan rekayasa genetic sesuai kaedah dibidang pemuliaan. 2. Melakukan rekayasa dalam bidang biologi reproduksi. 3. Melakukan perbaikan kualitas calon induk udang windu secara hormonal. 4. Melakukan perbaikan nutrisi dan lingkungan pada SOP pembesaran calon induk dan maturasi. 5. Melakukan penyempurnaan fasilitas, engineering serta peningkatan sistem biosekuriti. Selain upaya tersebut, BBPBAP Jepara sebagai Ketua Jejaring Broodstock Udang Windu akan lebih meningkatkan peran anggota jejaring dengan peningkatan koordinasi dan kerjasama di bidang informasi dan teknis sehingga permasalahan untuk peningkatan produksi induk secara nasional akan dapat teratasi.
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
22
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Akuntabilitas Kinerja)
2014
3. Pengawalan dan Pendampingan Teknologi
Kegiatan pengawalan dan pendampingan teknologi yang dilakukan di BBPBAP Jepara bertujuan untuk mendukung program Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) dalam rangka meningkatkan produktivitas, produksi dan mutu perikanan budidaya. Kegiatan utamanya berupa percontohan langsung pada tambak rakyat/pembudidaya dengan menerapkan teknologi hasil inovasi teknologi perekayasaan. Kegiatan lain yang dilaksanakan adalah melakukan pembinaan teknis kepada pembudidaya melalui pertemuan teknis/temu lapang dan pembinaan teknis secara langsung dan rutin kepada para pembudidaya di sekitar kawasan tambak percontohan.
Gambar 6. Kegiatan temu lapang (kiri) program demfarm dan Tambak Percontohan (kanan). Pengawalan dan pendampingan teknologi yang dilakukan BBPBAP Jepara termasuk kedalam indikator kinerja utama yaitu: (IKU 9) Jumlah Diseminasi Teknologi Dalam Rangka Pengembangan Kawasan Budidaya, (IKU 12) Jumlah Daerah dalam Pengawalan /Pendampingan Kawasan Minapolitan, (IKU 13) Jumlah Lokasi Percontohan Penerapan Teknologi Budidaya Adaptif Terapan, (IKU 14) Jumlah Kawasan Budidaya Binaan yang Telah Melaksanakan Teknologi Adaptif Perikanan Budidaya, dan (IKU 16) Jumlah Kawasan Budidaya yang Mendapatkan Pengawasan Teknis Budidaya. Realisasi kinerja indikator kinerja tersebut tercapai sangat baik pada tahun 2014 (Lihat Lampiran 8). Terjadi peningkatan dua kali lipat terhadap jumlah kawasan yang mendapat pengawalan/pendampingan teknologi dari BBPBAP Jepara pada tahun 2014 dibandingkan pada tahun 2013 (Gambar 7). Peningkatan jumlah kawasan tersebut terkait dengan penugasan dari DJPB untuk kegiatan Denfarm, Minapolitan dan Industrialisasi.
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
23
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Akuntabilitas Kinerja)
2014
Pengawalan dan pendampingan teknis pada kawasan Minapolitan berdasarkan SK DJPB untuk penugasan BBPBAP Jepara tahun 2014 adalah sebanyak 15 Kabupaten/Kota, yaitu Lampung Selatan, Lampung Timur, Tulang Bawang, Serang, Tangerang, Brebes, Pemalang, Kota Pekalongan, Kab. Pekalongan, Kendal, Demak, Jepara, Pati, Rembang dan Sambas-Kalbar.
Data kawasan pendampingan/pengawalan yang dilakukan BBPBAP
Jepara berdasarkan IKU 9, IKU 12, IKU 13, IKU 14 dan IKU 16 dari tahun 2010 hingga 2014 dapat dilihat pada Lampiran 9 hingga Lampiran 13.
Jumlah kawasan pendampingan/pengawalan
30 25 20 15 10 5 2010 IKU 9
2011 IKU 12
2012 IKU 13
2013 IKU 14
2014 IKU 16
Gambar 7 . Grafik Jumlah kawasan pendampingan/pengawalan oleh BBPBAP Jepara berdasarkan IKU dari tahun 2010-2014
Keberhasilan BBPBAP Jepara untuk pendampingan dan pengawalan pada kegiatan Denfarm dan Minapolitan terlihat dari peningkatan luas lahan produksi, total produksi dan jumlah peserta pada tahun 2014 dibandingkan tahun 2013. Peningkatan tersebut terjadi di hampir seluruh kawasan binaan BBPBAP Jepara, salah satunya pada Provinsi Jawa Tengah (Tabel 5). Jawa Tengah menjadi prioritas utama dalam pengawalan dan pendampingan teknologi dari BBPBAP Jepara. Kawasan pendampingan/pengawalan di Provinsi Jawa Tengah yang dibina oleh BBPBAP Jepara telah berada hampir di seluruh kabupaten/kota di Provinsi ini (Gambar 8). Selain melakukan pengawalan/pendampingan teknologi di kawasan Pantura Jawa, pengembangan kawasan pendampingan dan pengawalan teknologi
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
24
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Akuntabilitas Kinerja)
2014
pada tahun 2014 juga telah dilakukan di wilayah tambak Pantai Selatan (Pansel) untuk memanfaatkan lahan pasir (tambak pasir).
Tabel 5. Indikator keberhasilan kegiatan Denfarm dan Minapolitan BBPBAP Jepara di Provinsi Jawa Tengah. No.
Indikator Keberhasilan
Tahun 2013
Tahun 2014
198 ha
1.112 ha
1.
Luas Lahan
2.
Total Produksi
845.850 kg
1421.900 kg
3.
Peserta
1.500 orang
6.500 orang
Minapolitan, Demfarm, TP, PUMP, CBIB
Minapolitan, Demfarm, TP, PUMP, CBIB PUMP Budidaya
PUMP Budidaya
Minapolitan, Demfarm, TP, PUMP, CBIB
Minapolitan, Demfarm, TP, PUMP, Outlet, CBIB PUMP Budidaya
Minapolitan, Demfarm, TP, PUMP, CBIB
Minapolitan, Demfarm, TP, PUMP, GBS
Minapolitan, Demfarm, TP, PUMP, Outlet, CBIB
Minapolitan, Demfarm, TP, PUMP, CPIB, CBIB
PUMP Budidaya PUMP Budidaya PUMP Budidaya
Minapolitan, Demfarm, TP, PUMP, Outlet, CBIB
PUMP Budidaya
PUMP Budidaya
PUMP Budidaya TP, PUMP Budidaya
Minapolitan, PUMP Budidaya
PUMP Budidaya
PUMP Budidaya Minapolitan, TP, PUMP Budidaya
PUMP Budidaya PUMP Budidaya PUMP Budidaya
Pendampingan dan Pengawalan Teknis oleh BBPBAP-Jepara di Prov. Jateng dan DIY, 2014
PUMP Budidaya, TambakPasir
PUMP Budidaya
Kulon progo
TP, PUMP Budidaya
Bantul Tambak Pasir
Tambak Pasir
Minapolitan, TP, PUMP Budidaya
Minapolitan, TP, PUMP Budidaya
PUMP Budidaya
Gambar 8. Peta lokasi pendampingan/pengawalan oleh BBPBAP Jepara di Prov.Jawa Tengah dan DIY tahun 2014.
Disamping keberhasilan yang telah dicapai pada tahun 2014, terdapat beberapa permasalahan dalam pengembangan jumlah kawasan budidaya antara lain: keterbatasan sarana dan prasarana oleh pembudidaya, karakteristik lokasi dan kondisi lahan sehingga memerlukan teknologi inovatif yang spesifik, serta SDM BBPBAP sebagai pengawal | Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
25
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Akuntabilitas Kinerja) teknis yang terbatas.
2014
Untuk pengembangan kawasan tersebut diperlukan kemampuan
teknis dan finansial serta jumlah tenaga pengawal teknis yang berkompeten. Strategi yang dapat dilakukan adalah pengembangan teknologi sesuai dengan karakteristik lahan budidaya, meningkatkan kemampuan manajemen budidaya kolektif (klaster) untuk dapat menerapkan prinsip biosekuriti secara maksimum pada kawasan dan pengelolaan air secara maksimum yang sesuai untuk kebutuhan udang. Kegiatan pendampingan dan pengawalan teknologi di masyarakat akan dilakukan terus dengan lebih baik dan lebih luas melalui perbaikan-perbaikan strategi tersebut. Selain melakukan pengawalan dan pendampingan di bidang budidaya udang, BBPBAP Jepara juga telah berhasil didalam melakukan pendampingan dan pembinaan untuk kegiatan pakan mandiri. Pendampingan pakan mandiri yang telah di lakukan oleh BBPBAP Jepara telah dilakukan di Provinsi Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, NTB dan Papua. Khusus di Jawa Tengah, BBPBAP Jepara telah melakukan pendampingan pakan mandiri kepada kelompok pembudidaya di 17 kabupaten/kotanya. Lokasi pendampingan pakan mandiri binaan BBPBAP Jepara dari tahun 2013–2014 dapat dilihat pada Gambar berikut. LOKASI PENDAMPINGAN PAKAN MANDIRI BINAAN BBPBAP JEPARA 2013 - 2014
RIAU
1. Bagansiapiapi kg/hari)
(2.000
1.
PAPUA
Merauke (1.000 kg/hari)
JABAR 1.
Bandung (1.000 kg/hari)
JATENG 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Brebes (500 kg/hari) Pemalang (500 kg/hari) Kendal (500 kg/hari) Demak (500 kg/hari) Jepara (1.000 kg/hari) Pati (500 kg/hari) Rembang (500 kg/hari) Blora (500 kg/hari) Sragen (500 kg/hari) Purwodadi (500 kg/hari) Banjarnegara (500 kg/hari) Wonogiri (500 kg/hari) Wonosobo (500 kg/hari) Semarang (500 kg/hari) Muntilan (500 kg/hari) Ngrajek (500 kg/hari) Kudus (500 kg/hari)
1.
NTB
Sumbawa (500 kg/hari)
Gambar 9. Lokasi pendampingan pakan mandiri binaan BBPBAP Jepara tahun 2013-2014. | Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
26
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Akuntabilitas Kinerja)
2014
4. Kebun Bibit Rumput Laut Percontohan
BBPBAP Jepara sebagai unit pelaksana teknis mempunyai tugas dan kewajiban mengembangkan bibit rumput laut sebagai sumber bibit dalam budidaya serta melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap kelompok pembudidayanya. Dari tahun 2010 capaian atas target jumlah kebun bibit percontohan selalu di atas 100%, dan mengalami peningkatan jumlah unit kebun bibit rumput laut. BBPBAP Jepara hingga sekarang telah membina lebih dari 35 kelompok pembudidaya untuk pengembangan kebun bibit rumput laut baik jenis Gracillaria spmaupun Euchema cottoni. Target untuk tahun 2014 sebanyak 7 unit kebun bibit telah tercapai sebanyak 15 unit/kelompok, yang tersebar di Kabupaten Rembang, Jepara, Kendal, Brebes, Pemalang, Cirebon, Indramayu dan Bekasi (Lampiran 14). Pengembangan kebun bibit rumput laut di lokasi binaan BBPBAP Jepara terdiri dari rumput laut jenis Gracillaria sp yang dibudidayakan di tambak (Gambar 10) dan Euchema cottoni yang dibudidayakan di laut/pesisir. Pengembangan budidaya rumput laut di tambak-tambak percontohan selain dilakukan secara monokultur juga ada yang dilakukan secara budidaya polikultur melalui teknologi sederhana baik ikan bandeng maupun udang. Melalui model budidaya polikultur, pembudidaya juga mendapat nilai tambah dari kegiatan tersebut.
Gambar 10. Bibit Gracilaria sp /Kebun bibit Gracilaria metode long line
Tahun 2014 pada triwulan IV BBPBAP Jepara juga telah memulai kegiatan rekayasa untuk pengembangan bibit rumput laut dengan teknik kultur jaringan dan akan dilanjutkan pada tahun 2015. Kultur jaringan berfungsi untuk memperbaiki dan memperbanyak bibit unggul yang tahan penyakit serta pertumbuhannya bagus. Sumber
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
27
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Akuntabilitas Kinerja)
2014
utama dari bibit rumput hasil kultur jaringan adalah jenis Kappaphycus alvarezii (warna coklat) yang berasal dari bibit rumput laut unggul rekayasa (BIOTROP), yang kemudian dikembangkan di BBPBAP dengan proses adaptasi di bak dan selanjutnya ditebar di laut pesisir Jepara.
Pengembangan bibit rumput laut hasil kultur jaringan
dilakukan
sepenuhnnya di kawasan pesisir Kepulauan Karimun Jawa Jepara (Gambar 11)
Gambar 11. Kebun bibit jenis Kappaphycus alvarezii/Lokal (asal Karimunjawa/warna hijau) (Gambar Kiri) dan jenis rumput laut Kappaphycus alvarezii /E. Cottonii hasil kultur jaringan (warna coklat) (Gambar kanan). 6. Layanan Jasa Produk dan Tenaga Teknis Binaan
Pada tahun 2014 BBPBAP Jepara telah mengembangkan 18 jenis produk yang meliputi produk enzim pepaya, vaksin, pakan buatan, tes kit, probiotik, maupun spirulina gel/tepung. Produk-produk tersebut merupakan hasil dari kegiatan kerekayasaan dan pengembangan teknologi yang telah dilakukan oleh Laboratorium Fisika Kimia, Laboratorium Kesehatan Ikan, Laboratorium Pakan Buatan dan Laboratorium Pakan Hidup pada BBPBAP Jepara. Laboratorium
Fisika
Kimia
Lingkungan
BBPBAP
Jepara
telah
mampu
menghasilkan 2 (dua) test kit untuk pengujian dua parameter kualitas air yaitu TOM (Total Organic Matter) Kit dan Alkalinity Kit. Kit ini merupakan peralatan yang cukup memberikan dukungan besar bagi para pembudidaya untuk mengetahui kualitas media budidaya. Laboratorium Kesehatan Ikan pada tahun 2014 telah melakukan reisolasi berbagai sumber bakteri kandidat probiotik sebagai inokulan skala massal dan telah dipilih
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
28
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Akuntabilitas Kinerja)
2014
kombinasi bakteri yang akan digunakan sebagai probiotik agar dapat diaplikasikan sesuai tempat budidaya. Jenis probiotik yang dihasilkan dari Laboratorium Kesehatan Ikan seperti yang ditampilkan pada Tabel 6. Tabel 6. Jenis probiotik yang diproduksi dan komposisinya No 1
Jenis Probiotik Probiotik air tawar
Komposisi Bacillus sp, Lactobacillus sp.
2
Probiotik air payau
Bacillus spp, Lactobacillus spp, Nitrobacter dan Marine Yeast,
3
Probiotik air payau (pakan)
Bacillus spp, Lactobacillus spp, Yeast
Laboratorium Pakan Buatan menghasilkan produk berupa pakan ikan dan enzyme pencernaan dari ekstrak buah tropis. Pakan ikan berbasis bahan baku lokal berkadar protein antara 25-30 % harga relatif lebih murah dibanding pakan komersial. Produk kedua berupa enzym pencernaan telah terbukti mampu meningkatkan kecernaan hingga 50% dan menunjukkan tingkat laju pertumbuhan pada ikan nila dan bandeng 40-50%. Berdasarkan kenyataan tersebut
maka respon masyarakat terhadap kedua produk sangat baik,
dampaknya pelayanan produk dari kegiatan laboratorium pakan buatan meningkat. Laboratorium pakan hidup mampu mensuplai kebutuhan pembudidaya akan bibit inokulan phytoplankton maupun zooplankton. Selain itu, Laboratorium ini merupakan pemasok utama bagi kebutuhan industri untuk bahan baku suplemen seperti Spirulina maupun Chlorella sp. Layanan jasa produk BBPBAP ini sangat diperlukan oleh masyarakat pembudidaya, guna menunjang keberhasilan usahanya. Oleh karena itu, kegiatan layanan ini perlu terus dilaksanakan dan dikembangkan pada tahun-tahun mendatang. Layanan produk seperti probiotik, vaksin, enzim, cacing rubelus dan plankton di masa yang akan datang tentu saja semakin dibutuhkan sejalan dengan program Pemerintah dalam menggalakkan budidaya udang/ikan ramah lingkungan dan berkelanjutan. Selain pelayanan jasa produk, BBPBAP Jepara juga mempunyai tugas pembinaan tenaga teknis pembudidaya perikanan. Tenaga teknis binaan yang menjadi indikator kinerja BBPBAP Jepara merupakan tenaga teknis yang telah dilatih secara formal dan memperoleh sertifikat pelatihan. Jumlah tenaga teknis yang dibina BBPBAP Jepara berfluktuasi dari segi jumlah dari tahun 2010 hingga tahun 2013, namun secara umum cenderung meningkat | Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
29
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Akuntabilitas Kinerja)
2014
dari tahun ke tahun. Pada tahun 2014 BBPBAP berhasil melakukan pembinaan tenaga teknis sebanyak 150 0rang dari target 145 orang, atau realisasi mencapai 103 %. Pelatihan yang telah dilakukan di BBPBAP Jepara sebagai Tempat Uji Kompetensi (TUK) selama tahun 2014 dapat dilihat pada Lampiran 15.
Gambar 12. Pameran Jasa Produk BBPBAP jepara di kota baru pada hari Nusantara (kiri atas); demo pembuatan pakan mandiri (kanan atas).Produk pakan buatan dan suplemen pakan untuk meningkatkan tingkat kecernaan pakan (newzime). 7. Prosentase Pemenuhan PNBP
Tercapainya pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh BBPBAP Jepara tercermin dari capaian target Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) tahun 2014. PNPB yang berhasil dicapai sebesar Rp. 1.346.913.351,- dari target sebesar Rp. 945.750.000,- atau melampaui target sebesar 142 %. Terlampauinya target PNBP didukung oleh pelaksanaan kegiatan yang relatif tepat waktu dan berhasil dengan baik.
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
30
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Akuntabilitas Kinerja)
2014
Pencapaian PNBP di atas target terdapat pada Pendapatan sewa tanah, gedung dan bangunan (MAP 423141) sebesar 124,86 % dan Pendapatan Jasa tenaga, pekerjaan, informasi, pelatihan teknologi, pendapatan BPN, Pendapatan DJB (MAP 423216) sebesar 620,43 %. Pada pendapatan sewa tanah, gedung dan bangunan realisasi PNBP di atas target dikarenakan banyaknya kegiatan pelatihan dari pihak luar yang diselenggarakan di BBPBAP Jepara, sehingga meningkatkan realisasi PNBP. Sedangkan pada pendapatan jasa tenaga, pekerjaan, informasi, pelatihan teknologi, pendapatan BPN, pendapatan DJB dikarenakan oleh banyaknya jasa analisa laboratorium dari pihak swasta/luar. Sedangkan realisasi PNBP pada Pendapatan Penjualan Hasil Peternakan dan Perikanan, yaitu sebesar 124,86. Kenaikan tersebut setoran PNBP pada semua kegiatan yang dilaksanakan dapat memberikan kontribusi hasil untuk Penerimaan Negara Bukan Pajak. Secara keseluruhan target dan realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Tahun Anggaran. 2014 terlihat pada Tabel 7. Tabel 7. Target dan Realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Tahun 2014 KODE
URAIAN
TARGET PNBP (Rp) 888.500.000
REALISASI PNBP (Rp) 1.109.402.500
124,86
PROSENTASE (%)
423112
Pendapatan Penjualan Hasil Peternakan danPerikanan
423141
Pendapatan sewa tanah, Gedung, 34.900.000 dan Bangunan
98.844.851
283,22
423216
Pendapatan Jasa tenaga, pekerjaan, informasi, pelatihan teknologi, pendapatan BPN, Pendapatan DJB
22.350.000
138.666.000
620,43
JUMLAH PENDAPATAN
945.750.000
1.346.913.351
142,42
Apabila dibandingkan dengan realisasi PNBP pada tahun-tahun sebelumnya (2011 – 2014), secara prosentase PNBP setiap tahun menunjukkan adanya fluktuasi yang cukup besar. Hal ini bukan disebabkan oleh jumlah PNBP yang berfluktuasi, tetapi lebih disebabkan oleh berfluktuasinya target PNBP yang ditetapkan. Secara kuantitas realisasi PNBP menunjukkan adanya peningkatan setiap tahunnya (Tabel 8).
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
31
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Akuntabilitas Kinerja)
2014
Tabel 8. Perbandingan Target PNBP dan Realisasi PNBP Tahun 2011 – 2014. TAHUN ANGGARAN 2011
TARGET PNBP (Rp) 830.000.000
REALISASI PNBP (Rp) 372.206.462
PROSENTASE (%) 44,84
2012
555.000.000
986.461.304
177,74
2013
911.950.000
915.905.208
100,43
2014
945.750.000
1.346.913.351
142,42
Upaya peningkatan produktivitas semakin terlihat pada capaian PNBP TA. 2013, yaitu sebesar Rp 915.905.208,- atau 100,43 %. Prosentase realisasi PNBP masih melebihi target walaupun target yang ditetapkan meningkat. Adapun capaian PNBP pada tahun anggaran 2014 sebesar 142,42 % dengan realisasi sebesar Rp. 1.346.91.351,- dari target sebesar Rp 945.750.000,- Hal ini disebabkan semua kegiatan yang dilaksanakan dapat memberikan kontribusi hasil untuk Penerimaan Negara Bukan Pajak. Sasaran Strategis 6 Terwujudnya Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan serta Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan yang Memadai Bidang Budidaya Air Payau Sebagai upaya dalam proses pengawasan dan pengendalian lingkungan budidaya yang dilaksanakan pada kawasan/petakan tambak kelompok pembudidaya (POKDAKAN) program demfarm, program tambak percontohan (TP) dan Outlet milik BBPBAP Jepara di beberapa
Kabupaten/Kota,
maka
Laboratorium
Fisika
Kimia
Lingkungan
dan
Laboratorium Kesehatan Ikan BBPBAP Jepara ditunjuk sebagai tim teknis untuk melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi kualitas fisika kimia lingkungan dan hama penyakit ikan. Tahun 2014, kawasan budidaya yang menjadi prioritas dalam pengendalian dan pengawasan kualitas fisika kimia dan hama penyakit mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peningkatan jumlah kawasan tersebut tidak terlepas dari meningkatnya jumlah kawasan yang menjadi binaan BBPBAP Jepara untuk pendampingan dan pengawalan teknologi pada kegiatan denfarm, tambak Tugas Pembantuan (TP), minapolitan maupun kegiatan Outlet. Data realisasi jumlah kawasan budidaya air payau yang mendapatkan pengawasan /pengendalian kualitas lingkungan oleh | Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
32
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Akuntabilitas Kinerja)
2014
BBPBAP Jepara dari tahun 2010 – 2014 dapat dilihat pada Lampiran 16. Jumlah kawasan tambak yang menjadi prioritas dalam pengendalian dan pengawasan operasional Demfarm/tambak TP/Outlet di Jawa Tengah berjumlah 25 kawasan pada Tahun 2014 yaitu Kab. Brebes: 5 kawasan, Kab. Pemalang: 4 kawasan.
Kab. Pekalongan: 4 kawasan,
Pekalongan Kota: 1 kawasan, Kab. Kendal: 3 kawasan, Kab. Demak: 1 kawasan, Kab, Jepara: 2 kawasan, Kab. Pati: 3 kawasan dan Kab. Rembang: 2 kawasan. Penerimaan dan atau pengambilan sampel uji pada laboratorium fisika kimia dan kesehatan ikan BBPBAP Jepara setiap tahunnya selalu mengalami jumlah yang jauh melebihi target yang telah ditetapkan. Capaian realisasi terhadap jumlah sampel yang dilayani pada kedua laboratorium tersebut dari tahun 2012 hingga tahun 2014 selalu > 100 % (Lihat Lampiran 16). Hal ini tentu menjadi salah satu indikator telah meningkatnya kesadaran pembudidaya untuk selalu melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap kondisi lingkungan budidaya sehingga apabila terjadi penurunan kualitas fisika kimia air maupun tanahnya dapat segera diambil tindakan cepat dan tepat.
Gambar 13. Layanan Jasa Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan
Laboratorium fisika kima melayani analisa sampel untuk parameter-parameter fisika dan kimia yang meliputi parameter: kandungan oksigen, suhu, salinitas, pH, nitrit, nitrat, amoniak,
bahan organik, alkalinitas dan
TSS. Laboratorium kesehatan ikan
BBPBAP melayani analisa sampel antara lain untuk analisa mikrobiologi, biologi molekuler, histopatologi dan parasitologi. Pengamatan mikrobiologi meliputi penghitungan total bakteri dan total Vibrio sp., baik yang ada di media pemeliharaan (air) maupun pada organisme target (udang/ikan). Pengamatan populasi bakteri sangat penting dilakukan untuk mengetahui jumlah bakteri secara keseluruhan yang ada di air pemeliharaan dan dominasi Vibrio sp. sehingga dapat diketahui apakah populasi bakteri berada dibawah atau
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
33
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Akuntabilitas Kinerja)
2014
diatas batas ambang toleransi kemelimpahan bakteri yang telah ditentukan dalam SOP pemeliharaan udang/ikan. Pada kegiatan analisa PCR jenis sampel meliputi benih siap tebar, calon induk, ikan dan udang dari tambak maupun udang beku. Sampel berasal dari kegiatan balai (internal, demfarm, dan kegiatan monev), swasta (petambak skala kecil sampai menengah), perguruan tinggi/mahasiswa dan instansi pemerintah (dinas kabupaten, dinas propinsi, balai dan DJPB). Jumlah dan prosentase sebaran asal sampel ditampilkan pada Tabel 9. Kegiatan analisa histopatologi terutama bertujuan menganalisa penyakit udang maupun ikan yang belum jelas diketahui patogennya. Dengan membuat irisan jaringan pada organ yang terinfeksi pathogen maka akan dapat diketahui penyebabnya. Analisa histopatologi digunakan sebagai metode konfirmasi dan pengguna utamanya adalah balai sendiri dan perguruan tinggi/mahasiswa. Tabel 9. Sebaran asal sampel layanan jasa pada Laboratorium Kesehatan Ikan BBPBAP Jepara pada tahun 2014. No 1 2 3 4 5
Asal sampel Lingkup BBPBAP Perguruan tinggi / mahasiswa Instansi pemerintah Demfarm dan monev Swasta
Jumlah 1330 126 133 572 50
% 60,15 5,70 6,02 25,87 2,26
Sasaran Strategis 7 Tersedianya SDM BBPBAP Jepara yang Kompeten dan Professional . Sumber daya manusia (SDM) adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi. Peningkatan kualitas SDM menjadi arah dan kebijakan strategi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan mengimplementasikannya ke dalam Program Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
34
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Akuntabilitas Kinerja)
2014
Perikanan, yang bertujuan untuk peningkatan kualitas SDM kelautan dan perikanan dengan sasaran meningkatnya kompetensi SDM kelautan dan perikanan. Penilaian kinerja terhadap sasaran strategis tersedianya SDM BBPBAP Jepara yang Kompeten dan Professional diukur dari nilai indeks kesenjangan kompetensi pejabat struktural (eselon III dan eselon IV) maupun pejabat fungsional di BBPBAP Jepara. Indeks kesenjangan kompetensi pejabat eselon menunjukkan angka perbandingan antara kompetensi yang dibutuhkan untuk satu jabatan tertentu dan kompetensi yang dimiliki oleh pejabat tersebut. Poin penilaian kompetensi pejabat eselon III dan IV antara lain umur, pendidikan, status PNS, syarat pangkat minimal, memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan yang ditentukan, unsur DP3 bernilai baik dalam 2 tahun terakhir, memiliki kompetensi yang diperlukan serta sehat jasmani dan rohani. Hasil pengukuran indeks kesenjangan kompetensi pejabat eselon III dan IV lingkup BBPBAP didapatkan nilai indeks sebesar 9% atau tercapai 222 % (lihat Lampiran 17). Sangat baiknya capaian kinerja pada indikator ini dikarenakan BBPBAP selama tahun 2014 ini selalu aktif mengikuti peraturan yang berlaku, dan selalu aktif mengikuti pelatihan untuk meningkatkan kompetensi pejabat. Adapun pelatihan yang telah diikuti oleh pejabat struktural di BBPBAP Jepara pada tahun 2014 antara lain: Pelatihan ESQ, pelatihan PNBP, pelatihan keuangan, arsiparis, kepustakaan, dan pelatihan kepegawaian.
Gambar 14. Peningkatan Kompetensi Pejabat Struktural dengan mengikuti Pelatihan dan Lokakarya.
Seiring dengan semakin meningkatnya tuntutan kebutuhan layanan masyarakat, peningkatan kompetensi pejabat struktural lingkup BBPBAP Jepara akan terus dilakukan di
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
35
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Akuntabilitas Kinerja)
2014
masa yang akan datang. Peningkatan kompetensi tersebut dapat dilakukan dengan lebih banyak memberi kesempatan kepada pejabat struktural untuk mengikuti pelatihan dan melakukan studi banding ke instansi di lingkup KKP maupun intansi lainnya. Poin penilaian kompetensi pejabat fungsional antara lain pendidikan, status PNS, syarat pangkat minimal, memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan yang ditentukan, unsur DP3 bernilai baik dalam 2 tahun terakhir, memiliki kompetensi yang diperlukan serta sehat jasmani dan rohani. Hasil pengukuran indeks kesenjangan kompetensi pejabat fungsional
lingkup BBPBAP sebesar
10 %. Dibandingkan dengan target, indeks
kesenjangan kompetensi pejabat fungsional tercapai sebesar 500 %. Tercapainya indikator indeks kesenjangan kompetensi pejabat fungsional dengan status sangat baik karena organisasi fungsional di BBPBAP Jepara dapat berjalan dengan baik, aktif mengikuti peraturan yang berlaku, dan selalu aktif mengikuti pendidikan/pelatihan untuk meningkatkan
kompetensi
pejabat.
Kompetensi
pejabat
fungsional
akan
terus
dipertahankan di masa yang akan datang dengan cara aktif melakukan peningkatan pendidikan/pelatihan, seminar, Loka karya dan pertemuan-pertemuan ilmiah. Sasaran Strategis 8 Tersedianya Informasi yang Valid, Handal dan Mudah Diakses di Bidang Perikanan Budidaya di BBPBAP Jepara Kemudahan terhadap akses informasi yang valid dan handal menjadi kebutuhan yang diperlukan pada masa sekarang, tak terkecuali pada instansi pemerintahan. Tersedianya informasi yang valid dan handal serta mudah di akses di bidang perikanan di BBPBAP Jepara dapat diukur dari nilai persentase service level agreement (SLA) dan persepsi user terhadap kemudahan akses informasi di lingkup BBPBAP Jepara. Penilaian terhadap indikator nilai persentase SLA dan nilai persepsi user terhadap kemudahan akses informasi di BBPBAP Jepara baru terlaksana dari tahun 2013, dimana terjadi kontradiksi capaian antara realisasi capaian kinerja di kedua indikator tersebut (lihat Lampiran 18). Service level agreement (SLA) merupakan kontrak atau perjanjian antara pengguna informasi dengan penyedia informasi di bidang perikanan budidaya. Kontrak atau perjanjian ini berisi prosentase penyediaan informasi oleh penyedia dalam kurun waktu tertentu yang telah ditetapkan bersama. Nilai SLA dihitung dengan membagi penetapan | Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
36
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Akuntabilitas Kinerja)
2014
maksimal waktu ketersediaan informasi dengan penetapan jangka waktu penyediaan informasi, hasil pembagian tersebut kemudiannya dikalikan dengan 100 %. Pada indikator nilai persentase SLA terjadi peningkatan capaian kinerja pada tahun 2014 bila dibandingkan dengan capaian kinerja di tahun 2013. Peningkatan capaian kinerja pada nilai SLA ini dapat diartikan bahwa BBPBAP Jepara sebagai penyedia informasi telah meningkatkan ketepatan waktu di dalam penyediaan informasi di bidang perikanan budidaya. Perhitungan terhadap nilai SLA di BBPBAP Jepara secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 19. Penilaian terhadap indikator persepsi user terhadap kemudahan akses informasi dari tahun 2013 menggunakan data Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) yang juga memuat 4 unsur/parameter yang harus ada pada kuesioner yaitu (1) tingkat kemudahan akses, (2) tingkat responsive petugas, (3) tingkat kompetensi petugas dan (4) tingkat keakuratan informasi. Rekapitulasi data IKM selama setahun (dalam skala 100) kemudian di konversi ke dalam skala 1-5 untuk mendapatkan nilai persepsi user yang di gunakan. Digunakannya data IKM untuk mengisi nilai pada indikator persepsi user terhadap kemudahan akses informasi dikarenakan tidak adanya responden yang mengisi kuisioner persepsi user secara online pada website BBPBAP Jepara. Ke depan, untuk mendapatkan data nilai persepsi user terhadap kemudahan akses informasi maka kuisioner akan turut diberikan kepada responden yang mengisi kuisioner IKM dengan cara mengabungkan kedua parameter ke dalam satu kuisioner yang sama. Capaian kinerja terhadap indikator persepsi user terhadap kemudahan akses informasi di BBPBAP Jepara (skala likert 1-5) menunjukkan penurunan terhadap capaian kinerja pada tahun 2014 dibandingkan pada tahun 2013.
Hal ini disebabkan tidak
tercapainya target nilai persepsi user terhadap kemudahan akses informasi dengan nilai 4,25 dibandingkan realisasi pada nilai 3,67 atau capaian kinerja hanya tercapai 87 % (Lampiran 18).
Tidak tercapainya kinerja ini diduga karena penggunaan data IKM.
Sehingga banyak unsur/parameter pada kuisioner IKM turut memberi pengaruh terhadap parameter yang hanya dibutuhkan pada data persepsi user terhadap kemudahan akses informasi.
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
37
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Akuntabilitas Kinerja)
2014
Sasaran Strategis 9 Terwujudnya Good Governance & Clean Government di BBPBAP Jepara Good governance sering diterjemahkan sebagai tata pemerintahan yang baik atau disebut juga dengan istilah civil society. Good governance bisa juga didefinisikan sebagai suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan, pemberdayaan, dan pelayanan yang sejalan dengan demokrasi (pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat). Pada dasarnya, penerapan tata pemerintahan yang baik adalah pelayanan Publik yang lebih baik kepada masyarakat. Untuk mencapai cita-cita ideal tersebut, maka sistem birokrasi perlu direformasi.
Gambar 15. Kegiatan Apel merupakan salah satu kegiataan pembinaan disiplin pegawai dalam rangka mewujudkan Good Governance dan Clean Government.
Sebagai lembaga pemerintahan, maka BBPBAP Jepara ikut di dalam mensukseskan program Reformasi Birokrasi di Kementerian Kelautan dan Perikanan. Reformasi birokrasi (administrasi negara) dan good governance merupakan dua konsep utama bagi perbaikan kondisi penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Melalui
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
38
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Akuntabilitas Kinerja)
2014
Reformasi Birokrasi, dilakukan penataan terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan yang tidak hanya efektif dan efisien, tetapi juga mampu menjadi tulang punggung dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada akhirnya, keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi akan sangat mendukung dalam penciptaan good governance dan good government dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas KKN. Lima indikator kinerja yang dapat mewujudkan sasaran strategis dari terwujudnya good governance dan clean government di lingkup BBPBAP Jepara adalah: (1) Rasio Rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Eksternal Pemerintah (APIEP) yang Ditindaklanjuti Dibanding Total Rekomendasi Di BBPBAP Jepara, (2) Nilai AKIP di BBPBAP Jepara, (3) Nilai Integritas, (4) Nilai PIAK dan (5) Nilai penerapan reformasi birokrasi.
Gambar 16. Kegiatan Outbond yang dilakukan rutin setiap tahun sebagai pembinaan pegawai dalam rangka reformasi birokrasi.
Pada pengawasan APIEP pada tahun 2014, BBPBAP Jepara telah mendapatkan 3 kali pengawasan dari aparat pengawas internal pemerintah (Inspektorat Jenderal KKP) dengan jumlah rekomendasi 11 buah dan 2 kali pengawasan dari aparat pengawas Eksternal Pemerintah (BPK dan BPKP). Dari 11 (sebelas) rekomendasi dari pengawasan yang dilakukan oleh pengawas internal pemerintah (Inspektorat Jenderal KKP) telah dilakukan tindak lanjut oleh BBPBAP Jepara. Hasil rekomendasi dari pengawasan internal pemerintah (Inspektorat Jenderal KKP) terhadap evaluasi atas penerimaan Negara bukan pajak (PNBP) dan pengadaan barang/jasa (PBJ) yang dilakukan pada tanggal 20 Juni – 4 Juli 2014 antara lain: 1.
Penatausahaan PNBP belum sesuai dengan ketentuan . | Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
39
2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Akuntabilitas Kinerja) 2.
Penetapan target PNBP pusat tidak sama dengan usulan target PNBP BBPBAP Jepara.
3.
Terdapat pungutan lain di luar jenis pungutan yang tercantum dalam PNBP.
4.
Penetapan status penghunian rumah Negara belum sesuai dengan ketentuan.
5.
Belum
dilakukan
telahaan
terhadap
kelayakan
barang/jasa
yang
telah
ada/dimiliki/dikuasai. 6.
Penyusunan dan Penetapan rencana penganggaran.
7.
Penetapan kebijakan umum berupa pemaketan pekerjaan belum dilakukan secara memadai.
8.
Kebijakan umum tentang organisasi pengadaan tidak sesuai dengan peraturan.
9.
Belum di umumkannya rencana umum pengadaan.
10.
Belum dilakukan pengkajian ulang rencana umum pengadaan.
11.
Pokja ULP tidak menjelaskan kriteria dan tata cara evaluasi pada saat aamwijzing. Untuk pengawasan eksternal yang dilakukan oleh BPK tidak ada rekomendasi
temuan. Dan oleh BPKP hanya melakukan review atas Laporan Keuangan di Tingkat Unit Akuntansi yang kemudian ditindaklanjuti pada semester II atas Laporan Keuangan. Dengan demikian rasio dari rekomendasi tersebut yang ditindaklanjuti adalah sebesar 100%. Penilaian AKIP di BBPBAP Jepara pada tahun 2014 tidak dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal Direktorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan. Penilaian AKIP di BBPBAP Jepara mengacu pada Laporan Hasil Evaluasi atas Implementasi SAKIP pada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, dengan nilai sebesar 82,51 atau capaian kinerja terhadap indikator ini tercapai 103 % dari target. Perolehan nilai tersebut menunjukkan kriteria “sangat baik”, dengan karakteristik akuntabel, berkinerja baik, memiliki sistem manajemen kinerja yang andal. Capaian kinerja pada tahun 2014 meningkat sangat signifikan bila dibandingkan dengan target pada tahun 2013, dimana penilaian AKIP di BBPBAP Jepara dengan nilai
50,45 atau 63 % dari target yang
ditetapkan yang berarti hanya berpredikat CC atau “cukup baik” (lihat Lampiran 19). Rincian Hasil evaluasi AKIP BBPBAP Jepara sebagaimana pada Tabel 10 berikut :
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
40
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Akuntabilitas Kinerja)
2014
Tabel 10. Daftar Rincian Hasil Evaluasi AKIP Tahun 2014 pada BBPBAP Jepara (Mengacu pada DJPB) No.
Komponen yang Dinilai
Bobot (%)
Nilai
1
Perencanaan Kinerja
35
33,03
2
Pengukuran Kinerja
20
17,68
3
Pelaporan Kinerja
15
12,63
4
Evaluasi Kinerja
10
2,64
5
Capaian KinerjaOrganisasi
20
16,53
Nilai Hasil Evaluasi
100
82,51
Predikat Penilaian
A
Penilaian integritas dapat dilakukan dengan menentukan tingkat kompetensi dan menentukan indikator perilaku pada tiap tingkat kompetensi. Adapun penyusunan Penilaian integritas adalah sebagai berikut: 1.
Tingkat Kompetensi diturunkan dari Faktor Pembentuk Perilaku.
2.
Tingkat Kompetensi Menelurkan Indikator Perilaku.
3.
Melalui Indikator Perilaku yang disusun, dapat dilakukan penilaian terhadap setiap karyawan
4.
Setiap Karyawan akan memperoleh penilaian dari angka 1 sampai dengan 10.
5.
Nantinya, setiap Karyawan akan menyandang MOU (Match-Over-Under) yang diperoleh dari ketetapan angka 6,5 sebagai standar nilai minimal karyawan.
Nilai integritas di BBPBAP Jepara mulai dilakukan pendataan pada tahun 2014 dengan menggunakan skala 1-10.SKALA 1, menunjukkan gradasi atau kadar terendah dari indikator perilaku integritas.
SKALA 10, menunjukkan gradasi, kadar atau intensitas
tertinggi dari sebuah indikator perilaku integritas. Penilaian integritas dilakukan dengan cara penilaian terhadap perilaku seluruh karyawan BBPBAP pada aplikasi Sipkindu. Dari penilaian perilaku terhadap seluruh karyawan diperoleh nilai rata-rata sebesar 7,95. Nilai integritas BBPBAP Jepara pada tahun 2014 sama dengan nilai yang diperoleh pada tahun 2013. Sehingga capaian kinerja nilai integritas terhadap target sebesar 113 % dengan status sangat baik. Namun demikian, apabila dibandingkan dengan target yang ditetapkan, nilai integritas pada tahun 2014 menalami penurunan. Hal ini dikarenakan target yang | Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
41
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Akuntabilitas Kinerja)
2014
ditetapkan pada tahun 2014 (target nilai: 7,0) lebih tinggi daripada target 2013 (target nilai: 6,5). Penilaian terhadap Inisiatif Anti Korupsi (PIAK) dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pada tahun 2014 belum dilakukan PIAK di BBPBAP Jepara, sehingga capaian realisasi mengacu pada hasil PIAK pada unit Eselon I Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Bila merujuk pada nilai PIAK yang diperoleh pada DJPB dari tahun 2010 hingga tahun 2014 mengalami peningkatan (Lampiran 20). Pada tahun 2013 DJPB mendapatkan nilai 7,77 dan mengalami peningkatan pada tahun 2014 menjadi nilai 8,5 PIAK dinilai berdasarkan indikator utama sebagai berikut: 1.
Kode Etik
2.
Peningkatan Transparansi dalam Manajemen SDM
3.
Peningkatan Transparansi dalam Pengadaan
4.
Peningkatan Transparansi Penyelenggara Negara
5.
Peningkatan Akses Publik dalam Memperoleh Informasi Unit Utama
6.
Pelaksanaan Saran Perbaikan KPK/BPK/APIP
7.
Kegiatan Promosi Anti Korupsi
Tujuan reformasi birokrasi KKP adalah agar semua perangkat atau komponen yang ada dapat dikelola dan berjalan secara baik guna mencapai satu tujuan yaitu peningkatan kinerja (better performance) yang berkelanjutan, baik kinerja lembaga, unit kerja, maupun kinerja pegawai (SDM). Perangkat atau komponen tersebut terdiri dari: kelembagaan (struktur organisasi); ketatalaksanaan (manajemen); sumber daya manusia (SDM); anggaran; sarana dan prasarana; dan budaya organisasi. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di BBPBAP Jepara mengikuti pedoman pelaksanaan Reformasi Birokrasi KKP yang berpedoman pada Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi. Program dan kegiatan RB dilakukan melalui berbagai kegiatan yang diwadahi dalam 9 (sembilan) program, yakni : (a)
Manajemen Perubahan,
(b)
Penataan Peraturan Perundang-undangan,
(c)
Penataan dan Penguatan Organisasi,
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
42
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Akuntabilitas Kinerja) (d)
Penataan Tata Laksana,
(e)
Penataan Sistem SDM Aparatur,
(f)
Penguatan Pengawasan Intern,
(g)
Penguatan Akuntabilitas Kinerja,
(h)
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik, dan
(i)
Monitoring danEvaluasi.
2014
Nilai penerapan reformasi birokrasi BBPBAP Jepara tahun 2014 adalah 87,724. Berita acara hasil penilaian unit kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi tahun 2014 di lingkungan KKP dapat dilihat pada Lampiran 20. Penilaian ini berdasarkan hasil dari penilaian Wilayah Bebas Korupsi (WBK) yang merupakan salah satu unsur penerapan reformasi birokrasi. Indikator penilaian pada penilaian WBK terdiri dari penilaian atas indikator hasil dan penilaian terhadap indikator proses. Pada indikator hasil dinilai dengan 8 komponen yang meliputi komponen nilai indeks integritas, nilai kinerja unit pelayanan, persentase kerugian keuangan negara, persentase temuan inefektif, persentase temuan in-efisien, persentase pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin, persentase pengaduan masyarakat yang belum diselesaikan dan persentase pegawai yang dijatuhi hukuman karena KKN. Sedangkan penilaian untuk indikator proses dengan 20 komponen penilaian: 1. Penandatangan fakta integritas. 2. Kewajiban laporan harta kekayaan Penyelenggara Negara. 3. Akuntabilitas kinerja. 4. Kewajiban laporan keuangan. 5. Kebijakan disiplin PNS. 6. Kode etik khusus. 7. Kebijakan pelayanan publik. 8. Whistle Blower System tindak pidana korupsi. 9. Program pengendalian Gratifikasi. 10. Kebijakan penanganan benturan kepentingan. 11. Promosi dan pendikan/pembinaan anti korupsi. 12. Pelaksanaan saran perbaikan yang diberikan oleh BPK/KPK/APIP.
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
43
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Akuntabilitas Kinerja)
2014
13. Kebijakan pembinaan purna tugas. 14. Pelaporan transaksi keuangan yang tidak sesuai dengan profil PPATK. 15. Promosi Jabatan secara terbuka. 16. Rekruitmen secara terbuka. 17. Mekanisme pengaduan masyarakat. 18. E-Procurement. 19. Pengukuran Kinerja individu. 20. Keterbukaan informasi publik. Sasaran Strategis 10 Terkelolanya Anggaran Secara Optimal di BBPBAP Jepara Terkelolanya anggaran secara optimal di BBPBAP Jepara dapat dinilai dari indikator kinerja perentase penyerapan anggaran. Tingkat penyerapan anggaran di BBPBAP Jepara dari tahun 2010 hingga 2014 secara persentase telah tercapai hampir 100% (Lihat Lampiran 22). Hal ini menandakan bahwa penyerapan anggaran telah dilakukan secara optimal dan tepat waktu pada kegiatan-kegiatan yang dibiayai dari anggaran negara.
Penyerapan anggaran secara optimal juga menunjukkan tingkat
kedisiplinan pelaksana dan pengelola anggaran di dalam pengelolaan terhadap anggaran tersebut. Realisasi anggaran tahun 2014 sebesar 97,68%, atau terdapat sisa anggaran 2,32%, hal ini terjadi karena adanya selisih harga antara pagu dengan realisasi harga, dan sisa belanja pegawai.
B. Realisasi Anggaran Dalam rangka pelaksanaan kegiatan di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara dan untuk menunjang usaha peningkatan produksi perikanan melalui perekayasaan teknologi budidaya air payau maka dipandang perlu adanya anggaran yang berbasis kinerja. Salah satu pertimbangan untuk mencapai target suatu pekerjaan adalah terletak pada belanja yang didapat dalam pelaksanaan anggaran secara keseluruhan dari pemerintah pusat untuk mencukupi operasional kegiatan secara keseluruhan di Unit Pelaksana Teknis seperti Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara.
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
44
2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Akuntabilitas Kinerja)
Berdasarkan PermenKeu RI No: 190/PMK.05/2012 tanggal 29 Nopember 2012, DIPA atau disebut Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang digunakan sebagai acuan pengguna anggaran dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai pelaksana APBN. Dengan program Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya, pada tahun 2014 Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara mendapatkan anggaran sebesar Rp 21.281.359.000,- dengan Nomor DIPA: SP DIPA032.04.2.239192/2014 tanggal 05 Desember 2013. Dalam perjalanan pelaksanaan anggaran mengalami revisi ke 01 pada tanggal 31 Oktober 2014 untuk menutup kebutuhan belanja operasional pada daya dan jasa (jasa listrik). Revisi Anggaran DIPA APBN dengan rincian sebagai berikut: Tabel 11. Rincian revisi anggaran pada setiap kegiatan program pada tahun 2014. No
Uraian
1
Pengembangan Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan
2
Pengembangan Sistem Perbenihan Ikan
3
Pagu Awal (Rp)
Revisi (Rp)
943.943.000
943.943.000
1.749.945.000
1.565.325.000
Pengembangan Sistem Prasarana dan Sarana Pembudidayaan Ikan
831.180.000
831.180.000
4
Pengembangan Sistem Produksi Pembudidayaan Ikan
478.750.000
478.750.000
5
Pengembangan Sistem Usaha Pembudidayaan Ikan
96.518.000
96.518.000
6
Peningkatan Dukungan Managemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen Perikanan Budidaya
14.520.670.000
14.790.890.000
7
Pengawalan dan Penerapan Teknologi Terapan Adaptif Perikanan Budidaya.
2.660.353.000
2.574.753.000
21.281.359.000
21.281.359.000
TOTAL
Sampai dengan bulan Desember 2014 persentase penyerapan anggaran mencapai 97,13 % dengan serapan keuangan sebesar Rp. 20.670.259.272,-. Serapan fisik pada pelaksanaan di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara sebesar 100 %. Realisasi penyerapan anggaran dan pencapaian fisik kegiatan terlihat pada Tabel 12.
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
45
Tabel 12. Realisasi Penyerapan Anggaran dan Pencapaian Fisik TOLOK UKUR 032.04.07 2343
URAIAN KEGIATAN
PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA Pengembangan Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan
KEUANGAN TARGET
REALISASI
21.281.359.000
20.670.259.272
943.943.000
FISIK %
TARGET
REALISASI
%
97.13
100.00
100.00
100
911.384.800
96,55
100.00
100.00
100.00
943.943.000
911.384.800
96,55
100.00
100.00
100.00
1.565.325.000
1.518.431.600
97,00
100.00
100.00
100.00
2343.003
Jumlah Laboratorium Uji (Lab.Kualitas Air, Lab.Hpi, dan Lab /residu
2344
Pengembangan Sistem Perbenihan Ikan
2344.001
Produksi Induk Unggul
770.885.000
746.855.300
96,88
100.00
100.00
100.00
2344.002
Jumlah Benih dengan Mutu Terjamin
794.440.000
771.576.300
97,12
100.00
100.00
100.00
2345
Pengembangan Sistem Prasarana dan Sarana Pembudidayaan Ikan
831.180.000
825.645.900
99.33
100.00
100.00
100.00
2345.002
Jumlah Kawasan Perikanan Budidaya Yang Memiliki Prasarana dan Sarana Yang Memadai Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
745.580.000
740.795.900
99.36
100.00
100.00
100.00
85.600.000
84.850.000
99,12
100.00
100.00
100.00
2345.996
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
46
TOLOK UKUR
URAIAN KEGIATAN
KEUANGAN TARGET REALISASI
%
TARGET
FISIK REALISASI
%
2346
Pengembangan Sistem Produksi Pembudidayaan Ikan
478.750.000
420.127.400 87.76
100.00
100.00
100.00
2346.002
Jumlah Pembudidaya yang Menerapkan Teknologi Anjuran Perikanan Budidaya
419.200.000
383.177.800 91.40
100.00
100.00
100.00
2346.003
Jumlah Unnit Pembudidaya Ikan Tersertifikasi dan Memenuhi Standar
26.090.000
16.690.400 63.97
100.00
100.00
100.00
2346.004
Jumlah Pakan Ikan Yang Terdaftar
33.460.000
20.259.600 60.55
100.00
100.00
100.00
2347
Pengembangan Sistem Usaha Pembudidayaan Ikan
96.518.000
71.933.500 74.53
100.00
100.00
100.00
2347.001
Jumlah Pembudidaya yang Diberdayakan melalui Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen Perikanan Budidaya
96.518.000
71.933.500 74.53
100.00
100.00
100.00
14.790.890.000
14.446.795.722 97.67
100.00
100.00
100.00
1.536.497.000 107.858.000
1.526.136.575 99.33 100.696.850 93.36
100.00 100.00
100.00 100.00
100.00 100.00
79.490.000
73.407.800 92.35
100.00
100.00
100.00
2348
2348.002 2348.004
2348.005
Pengelolaan Satker Jumlah Perencaan,Kerjasama,Evluasi dan Pelaporan Program dan Anggaran Berdasarkan Data Pengelolaan Keuangan,aset milik negara (SAI,SABMN,PNBP) dan Administrasi
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
47
2348.994
Persuratan Kehumasan, Organisasi tata laksana serta hukum perundangan Layanan Perkantoran
2348.997
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
2349
Pengawalan dan Penerapan Teknologi Terapan Adaptif Perikanan Budidaya
2.574.753.000
2.475.940.350 96.16
100.00
100.00
100.00
2349.001
Jumlah Teknologi Inovatif Perikanan Budidaya Hasil Perekayasaan
1.657.960.000
1.601.512.100 96.59
100.00
100.00
100.0
2349.002
Diseminasi Teknologi untuk Kawasan Minapolitan
916.793.000
874.428.250 95.37
100.00
100.00
100.00
2348.007
244.640.000
244.605.000 99.99
100.00
100.00
100.00
12.271.208.000
11.953.514.497 97.41
100.00
100.00
100.00
518.947.000
516.317.000 99.49
100.00
100.00
100.00
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
48
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Akuntabilitas Kinerja)
2014
Secara keseluruhan baik realisasi penyerapan anggaran maupun pencapaian fisik dapat dilaksanakan sesuai rencana. Selisih realisasi anggaran dengan target hanya dikarenakan oleh adanya selisih harga pengadaan dengan pagu anggaran dan sisa anggaran pada Belanja Pegawai yang cukup besar dengan Pagu Belanja Pegawai sebesar Rp. 9.024.700.000,- yang terealisasi sebesar Rp. 8.709.647.924,- dengan prosentase sebesar 96,51 %. Perbandingan realisasi anggaran dan pencapaian fisik dengan tahun-tahun sebelumnya (2011 –2014) terlihat pada Tabel 13. Penyerapan anggaran pada tahun 2011 sebesar 96,98 %. Penyerapan anggaran yang agak rendah pada tahun tersebut disebabkan oleh rendahnya Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), yaitu sebesar Rp. 372.206.462,- atau 44,84 % dari target yang ditetapkan. Rendahnya PNBP pada tahun tersebut berakibat rendah pula penyerapan anggaran yang dibiayai dari PNBP, yang selanjutnya mempengaruhi penyerapan total anggaran. Selain itu juga adanya perbedaan harga antara pagu dan realisasi pekerjaan kontraktual. Sedangkan apabila dibandingkan dengan Tahun 2012 realisasi penyerapan anggaran mengalami penurunan sebesar 2,01 %.
Hal ini disebabkan adanya realisasi
penyerapan anggaran yang agak rendah pada Belanja Pegawai (96,50 %), Belanja Jasa Sewa untuk Kegiatan perjalanan dinas dalam rangka pendampingan demfarm (68,18 %).
Tabel 13. Perbandingan Penyerapan Anggaran dan Pencapaian Fisik Tahun 2011 – 2014. TAHUN TARGET
KEUANGAN REALISASI
%
TARGET
FISIK REALISASI
%
2011
22.366.177.000 21.690.673.016
96,98
100,00
100,00
100,00
2012
19.739.791.000 19.571.121.436
99,14
100,00
100,00
100,00
2013
18.828.691.000 18.392.091.320
97,68
100,00
100,00
100,00
2014
21.281.359.000 20.670.259.272
97,13
100,00
100,00
100,00
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
49
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Penutup)
2014
Bab IV. PENUTUP BBPBAP Jepara dalam pelaksanaan tugasnya pada tahun 2014 berhasil mencapai target dengan status sangat baik pada 22 indikator kinerja utama (73%) dan sisanya sejumlah 8 (delapan) indikator kinerja utama tercapai dengan status baik (27%). Keberhasilan dalam pencapaian target indikator kinerja ini ditentukan oleh komitmen, keterlibatan dan dukungan aktif segenap karyawan BBPBAP Jepara, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Pemerintah Daerah, dan masyarakat pembudidaya perikanan. Kegiatan teknis yang dilakukan pada pengembangan sistem kesehatan Ikan dan lingkungan, pengembangan sistem perbenihan, pengembangan sistem prasarana dan sarana pembudidayaan ikan, pengembangan sistem produksi, pengembangan sistem usaha, serta pengawalan dan penerapan teknologi terapan adaptif di masyarakat hampir seluruhnya terlaksana dengan baik . Demikian juga dengan kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas Selain keberhasilan pada kegiatan internal, keberhasilan juga diraih oleh BBPBAP Jepara pada kegiatan pengawalan dan pendampingan teknologi di masyarakat yang ditandai dengan
peningkatan kuantitas dan kualitas capaian tugas yang dilaksanakan BBPBAP
Jepara. Keberhasilan kegiatan pendampingan dan pengawalan teknologi di masyarakat pada kegiatan percontohan teknologi perikanan budidaya yang adaptif, diseminasi teknologi dalam rangka pengembangan kawasan budidaya, pengawalan minapolitan, pembinaan kebun bibit rumput laut, pembinaan pelaksanaan teknologi perikanan budidaya adaptif, pengawasan penerapan CPIB/CBIB dan pembinaan tenaga teknis. Keberhasilan BBPBAP Jepara untuk pendampingan dan pengawalan pada kegiatan Denfarm dan Minapolitan terlihat dari peningkatan luas lahan produksi, total produksi dan jumlah peserta. Keberhasilan tersebut dicapai berkat dukungan dan kerjasama yang baik antara BBPBAP Jepara dengan DJPB, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi/Kabupaten/Kota, masyarakat pembudidaya dan masyarakat secara luas (stake holder). Tercapainya pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh BBPBAP Jepara tercermin juga dari capaian target Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) tahun 2014. PNPB yang berhasil | Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
50
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Penutup)
2014
dicapai sebesar Rp. 1.346.913.351,- dari target sebesar Rp. 945.750.000,- atau melampaui target sebesar 142 %. Keberhasilan juga ditandai dari penyerapan anggaran yang melebihi target. Dengan alokasi anggaran sebesar Rp 21.281.359.000,- BBPBAP Jepara berhasil melakukan realisasi penyerapan anggaran dengan total realisasi penyerapan anggaran sebesar Rp. 20.670.259.272,- atau sebesar 97,1 %. Meskipun capaian kinerja di tahun 2014 sudah baik, namun dilakukan dan langkah perbaikan akan terus dilakukan sehingga
upaya yang telah
dapat menanggulangi
kendala dan menjawab tantangan di masa yang akan datang terutama dalam menghadapi pasar tunggal Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Oleh karena itu, BBPBAP Jepara akan tetap konsisten untuk melakukan berbagai upaya perbaikan dan peningkatan kualitas SDM, peningkatan kualitas pada kegiatan kerekayasaan teknologi adaptif dan kerekayasaan pada bidang sarana prasarana yang dapat menjadi teknologi terapan yang meningkatkan ekonomi masyarakat perikanan. Selain itu, untuk peningkatan dan pengembangan kawasan budidaya di wilayah binaan BBPBAP Jepara ke depannya akan dilakukan pengembangan teknologi sesuai dengan karakteristik lahan budidaya, meningkatkan kemampuan manajemen budidaya kolektif (klaster) untuk dapat menerapkan prinsip biosekuriti secara maksimal pada kawasan dan pengelolaan air secara maksimal yang sesuai untuk kebutuhan udang.
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
51
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Lampiran)
2014
Lampiran 1 STRUKTUR ORGANISASI BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU berdasarkan (Per. Men. Kelautan dan Perikanan No. 6/PERMEN-KP/2014)
KEPALA BAGIAN TATA USAHA
SUB BAGIAN KEUANGAN DAN UMUM
SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN
BIDANG UJI TERAP TEKNIK DAN KERJA SAMA
BIDANG PENGUJIAN DAN DUKUNGAN TEKNIS
SEKSI UJI TERAP TEKNIK
SEKSI PRODUKSI DAN PENGUJIAN
SEKSI KERJA SAMA TEKNIK DAN INFORMASI
SEKSI DUKUNGAN TEKNIS
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
52
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Lampiran)
2014
Lampiran 2
PENETAPAN KINERJA 2014 BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
53
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Lampiran)
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
2014
54
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Lampiran)
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
2014
55
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Lampiran)
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
2014
56
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Lampiran)
2014
Lampiran 3 Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis 1: Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan dari tahun 2010 – 2014. IKU 2010 2011 IKU 1 : Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) Target 112.00*
2012
2013
2014
110.00
104.00
105.00
Realisasi
-
106.24*
105.37
104.84
101.69
Prosentase (%)
-
94.86*
95.79
100.81
96.85
7.00 6.45 92.14
7.25 -
IKU 2 : Pertumbuhan PDB Perikanan Target (%) 3.00 3.5 4.50 Realisasi (%) 3.14 3.07 6.48 Prosentase (%) 104.67 87.71 144.00 Keterangan :*Merupakan angka untuk Nilai Tukar Nelayan (NTN)
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
57
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Lampiran)
2014
Lampiran 4 Indikator kinerja utama pada Sasaran Strategis 2: Meningkatnya Ketersediaan Produk Kelautan dan Perikanan dari tahun 2010 – 2014
IKU
2010
2011
2012
2014
2014
9.42 9.45 100.37
11.63 13.70 117.80
16.89 14,52 86,0
IKU 3 : Jumlah produksi perikanan budidaya Target (juta ton) Realisasi (juta ton) Prosentase (%)
5.38 5.48 101.93
6.85 6.98 101.90
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
58
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Lampiran)
2014
Lampiran 5 Indikator kinerja utama pada Sasaran Strategis 3: Tersedianya Kebutuhan Inovasi Teknologi Hasil Litbang dan Rekayasa Untuk Modernisasi Sistem Produksi Budidaya Budidaya Air Payau.dari tahun 2010 – 2014
IKU 2010 2011 2012 2014 IKU 4 : Jumlah teknologi inovatif budidaya hasil perekayasaan Target (paket) 25 5 12 1 Realisasi (paket) 25 10 19 3 Prosentase (%) 100 200 158 300
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
2014 1 1 100
59
2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Lampiran)
Lampiran 6 Indikator Kinerja Utama Pada Sasaran Strategis Tersedianya Kebijakan Bidang Budidaya Air Payau Sesuai Kebutuhan dari Tahun 2010 Hingga Tahun 2014
IKU
2010
2011
2012
2014
2014
IKU 5 : Jumlah bahan RSNI bidang perikanan budidaya air payau Target (usulan) 4 22 29 30 Realisasi (usulan) 4 22 29 25 Prosentase (%) 100 100 100 83 IKU 6 : Jumlah bahan kebijakan teknis perikanan budidaya air payau
35 35 100
Target (usulan) Realisasi (usulan) Prosentase (%)
3 4 133
1 1 100
1 1 100
1 2 200
3 3 100
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
60
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Lampiran)
2014
Lampiran 7 JUDUL RSNI BBPBAP JEPARA TAHUN 2014 No 1.
Judul KESKANLING Uji kesehatan calon induk hasil tangkapan (alam)*
Konseptor
Status
Alasan
Sri Murti Astuti, S.P
Baru
Induk SPF
2.
Identifikasi vibrio alginolyticus patogen dan non patogen dengan metode polymerase chain reaction (PCR)*
Drh. C. Retno Handayani, M.Si
Baru
Uji komfermasi penyebab mulut merah pada ikan kerapu
3.
Deteksi Vibrio parahaemolitikus dengan metode polymerase chain reaction (PCR)
Drh. C. Retno Handayani, M.Si
Baru
Untuk scrining vibrio penyebab EMS
Erik Sutikno, S.Pi
Baru
Menekan harga pakan
1.
SARANA PRASARANA BUDIDAYA Pakan ikan Apung Mandiri
2.
Produksi (Buddidaya) Spirulina
Ir. M.Syahrul Latief,MSi
Baru
3.
Teknik Produksi Cacing Lumbricus dengan media ongok
Ir. Kade Ariawan
Baru
4.
Pengkayaan Cacing Lumbricus dengan spirulina sp
Ir. Kade Ariawan
Baru
5.
Produksi Nata de Chlorella
Dra. Antik Erlina, M.Si
6.
Konstruksi Kincir Berangkai
Yulianto, S.T
Baru
7.
Produksi Biomassa Artemia pada Tambak Garam
Dr. Ir. Fairus Mai Sony, M.Sc
Baru
8.
Produksi Biomasa Artemia di Bak Terkendali
Dr. Ir. Fairus Mai Sony, M.Sc
9.
Produksi Kista Artemia pada Tambak Garam
Dr. Ir. Fairus Mai Sony, M.Sc
Baru
10.
Induk Udang windu (P. Monodon Fab. 1978) Kelas Induk Pokok
Joko Sumarwan, S.Pi
Revisi
11.
Penanganan Induk Udang Windu (P. Monodon Fab. 1978) Kelas Induk Pokok
Joko Sumarwan, S.Pi
Revisi
12.
Rancang Bangun Tambak Udang Sistem Kolektif (Klaster)*
Supito, S.Pi, M.Si
Baru
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
Kebutuhan pakan untuk induk ikan/udang
61
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Lampiran) No 1.
Judul PERBENIHAN Induk Udang Rostris (Litopenaeus stylirostris) Kelas Induk Pokok (parent stock)
Konseptor
Status
2014 Alasan
Ir. Darmawan Adiwidjaja
Lama (th 2006)
Revisi
Kelangkaan induk/kebutuhan induk
2.
Teknik Produksi Calon Induk Bandeng di Tambak
Lisa Ruliaty, S.Pi
Baru
3.
Produksi Bioflock pada Wadah Terkendali
Ir. M.Soleh, M.Si
Baru
4.
Induk Ikan NIla Salin
Ir. M.Soleh, M.Si/Agus Basyar Abdul Haris
Baru
5.
Teknik Produksi Induk Ikan NIla Salin
Baru
6.
Benih Nila Salin*
7.
Produksi Benih Ikan Nila Salin*
8.
Produksi Benih Sebar Ikan Bandeng
Ir. M.Soleh, M.Si/Agus Basyar Abdul Haris Ir. M.Soleh, M.Si/Agus Basyar Abdul Haris Ir. M.Soleh, M.Si/Agus Basyar Abdul Haris Lisa Ruliaty, S.Pi
9.
Seleksi Benih Udang windu dengan Metode Scoring
Lisa Ruliaty, S.Pi
Baru
Baru
Baru
PEMBESARAN 1.
Produksi udang vaname di tambak dengan plastik mulsa
Ir. Darmawan Adiwidjaja
Baru
Menunjang Industrialisasi perikanan
2.
Produksi bandeng semi intensif sistem modular di tambak
Ir. Tri Supratno, K.P, M.Si
Baru
Menunjang industrialisasi perikanan
3.
Udang rostris (Litopenaeus stylirostris) produksi kelas pembesaran secara intensif sistem tertutup Teknik produksi udang windu jauh dari sumber air laut Teknik produksi udang vaname jauh dari sumber air laut Produksi masal cacing lumbricus Budidaya udang sederhana*
Ir. Darmawan Adiwidjaja
4. 5. 6. 7.
Lama (2006)
Supito, S,Pi, M.Si
Baru
Supito, S,Pi, M.Si
Baru
Ir. Kade Ariawan Samsun Ari Bama, S.STPi
Baru Baru
Revisi
Catatan: *) Sudah masuk RSNI 3
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
62
2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Lampiran)
Lampiran 8 Indikator Kinerja Utama pada Sasaran Strategis 5: Terselenggaranya modernisasi sistem produksi Kelautan Perikanan, Pengolahan dan Pemasaran Produk Kelautan Perikanan yang optimal dan bermutu dari tahun 2010 – 2014.
IKU 2010 2011 IKU 7 : Jumlah Benih Bermutu/Unggul
2012
2014
2014
Target (ekor)
5,015,000 2,078,000 16,760,000 76,910,000 30,000,000
Realisasi (ekor)
6,582,070 2,146,159 11,457,259 89,249,407 30,385,219
Prosentase (%)
131
103
68
116
101
IKU 8 : Jumlah Calon Induk Unggul Target (ekor)
11,000
65,000
5,500
1,285,000
21,000
Realisasi (ekor)
8,950
63,500
3,500
3,130,535
39,149
Prosentase (%)
81
98
64
244
186
IKU 9 : Jumlah Diseminasi Teknologi Dalam Rangka Pengembangan Kawasan Budidaya Target (kawasan) 4 15 21 3 9 Realisasi (kawasan) 4 15 21 4 12 Prosentase (%) 100 100 100 130 133 IKU 10 : Jumlah Kebun Bibit Percontohan Target (unit) 3 5 6 7 Realisasi (unit) 5 13 6 13 Prosentase (%) 167 260 100 186 IKU 11 : Rasio Produksi Induk Dibandingkan dengan Kapasitas Broodstock Center Target (%) 100 100 100 100 100 Realisasi (%) 100 200 125 Prosentase (%) 100 200 125 IKU 12 : Jumlah Daerah dalam Pengawalan /Pendampingan Kawasan Minapolitan Target (kawasan) 2 2 4 3 12 Realisasi (kawasan) 2 2 5 3 15 Prosentase (%) 100 100 125 100 125 IKU 13 : Jumlah Lokasi Percontohan Penerapan Teknologi Budidaya Adaptif Terapan Target (lokasi) 3 11 12 8 3 Realisasi (lokasi) 5 11 12 13 12 Prosentase (%) 167 100 100 163 400 | Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
63
2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Lampiran)
IKU 2010 2011 2012 2014 2014 IKU 14 : Jumlah Kawasan Budidaya Binaan yang Telah Melaksanakan Teknologi Adaptif Perikanan Budidaya Target (kawasan) 3 9 4 8 11 Realisasi (kawasan) 4 9 12 12 12 Prosentase (%) 130 100 300 150 109 IKU 15 : Prosentase Pemenuhan PNBP (%) Target (%) 100 100 100 100 Realisasi (%) 160 45 178 105 Prosentase (%) 160 45 178 105 IKU 16 : Jumlah Kawasan Budidaya yang Mendapatkan Pengawasan Budidaya Target (kawasan) 4 15 4 1 Realisasi (kawasan) 6 16 20 13 Prosentase (%) 150 107 500 1,300 IKU 17 : Jumlah Layanan Jasa Produk
100 142 142 Teknis
Target (layanan) 3 38 Realisasi (layanan) 3 38 Prosentase (%) 100 100 IKU 18 : Jumlah Tenaga Teknis Binaan Target (orang) 40 40 Realisasi (orang) 45 40 Prosentase (%) 113 100
4 24 600
8 8 100
10 15 150
15 18 120
15 27 180
135 150 111
145 150 103
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
64
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Lampiran)
2014
Lampiran 9 Jumlah Diseminasi Teknologi dalam Rangka Pengembangan Kawasan Budidaya yang Dilakukan BBPBAP Jepara Tahun 2010-2014
IKU 9 Tahun Target (kawasan) Realisasi (Lokasi)
Jumlah Diseminasi Teknologi dalam rangka Pengembangan Kawasan Budidaya 2010 2011 2012 2013 4 15 21 3 4
15
21
4
Kawasan Brebes Kendal Demak Gresik
Kawasan Serang Tangerang Indramayu Subang Cirebon Brebes Pemalang
Kawasan Serang Tangerang Indramayu Subang Cirebon Brebes Pemalang
Kawasan Brebes Pekalongan Kendal Pati
8 9
Pekalongan Kendal
Pekalongan Kota Kab. Pekalongan
10
Demak
Kendal
11
Jepara
Demak
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Pati Rembang Lampung Selatan Sambas
Jepara Pati Rembang Lampung Selatan Sambas Tuban Gresik Lamongan Sidoarjo Sambas
No 1 2 3 4 5 6 7
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
2014 9 12
Serang Tangerang Brebes Kendal Pati Gresik Kota Pekalongan Jepara Lampung Selatan Lampung Timur Tulang Bawang Sambas
65
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Lampiran)
2014
Lampiran 10 Jumlah Daerah dalam Pengawalan/Pendampingan Kawasan Minapolitan yang Dilakukan BBPBAP Jepara Tahun 2010-2014
Iku 12 Jumlah Daerah dalam Pengawalan /Pendampingan Kawasan Minapolitan 2010 2011 2012 2013 Tahun 2 2 4 3 Target (kawasan) 2 2 5 3 Realisasi (kawasan) No Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan 1 Serang Serang Serang Serang 2
Tangerang
Tangerang
Tangerang
Tangerang
3
Indramayu
Lampung Selatan
4 5 6 7 8
Subang Sambas
9 10 11 12 13 14 15
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
2014 13 15
Lampung Selatan Lampung Timur Tulang Bawang Serang Tangerang Brebes Pemalang Kab. Pekalongan Kota Pekalongan Kendal Demak Jepara Pati Rembang Sambas
66
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Lampiran)
2014
Lampiran 11 Jumlah Lokasi Percontohan Penerapan Teknologi Budidaya Adaptif Terapan yang Dilakukan BBPBAP Jepara Tahun 2010-2014
IKU 13 Jumlah Lokasi Percontohan Penerapan Teknologi Budidaya Adaptif Terapan 2010 2011 2012 2013 2014 Tahun 3 11 12 8 3 Target (kawasan) 6 12 13 13 12 Realisasi (kawasan) No Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan 1 Tangerang Tangerang Serang Serang Serang 2 Brebes Indramayu Tangerang Tangerang Tangerang 3 Kendal Subang Indramayu Indramayu Brebes 4 Gresik Brebes Subang Subang Pemalang 5 Sidoarjo Pemalang Cirebon Cirebon Kota Pekalongan 6 Tarakan Kendal Brebes Brebes Kab. Pekalongan 7 Demak Pemalang Pemalang Kandal 8 Gresik Kendal Kendal Demak 9 Sidoarjo Demak Demak Jepara 10 Lamongan Jepara Jepara Pati 11 Pekalongan Kota Pati Pati Rembang 12 Tarakan Rembang Rembang Gresik 13 Pekalongan Kota Lamongan -
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Lampiran)
2014
Lampiran 12 Jumlah Kawasan Budidaya Binaan yang Telah Melaksanakan Teknologi Adaptif Perikanan Budidaya
IKU 14 Tahun Target (kawasan) Realisasi (kawasan)
Jumlah kawasan budidaya binaan yang telah melaksanakan teknologi adaptif perikanan budidaya 2010 2011 2012 2013 2014 3 9 4 8 11 4
9
12
12
Kawasan Tangerang Brebes Kendal Gresik
Kawasan Tangerang Indramayu Subang Brebes Pemalang
Kawasan Serang Tangerang Indramayu Subang Cirebon
Kawasan Serang Tangerang Indramayu Subang Cirebon
6
Kendal
Brebes
Brebes
7 8 9 10 11 12
Demak Gresik Sidoarjo
Pemalang Kendal Demak Jepara Pati Rembang
Pemalang Kendal Demak Jepara Pati Rembang
No 1 2 3 4 5
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
12
Serang Tangerang Brebes Pemalang Kota Pekalongan Kab. Pekalongan Kendal Demak Jepara Pati Rembang Gresik
68
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Lampiran)
2014
Lampiran 13 Jumlah Kawasan Budidaya yang Mendapatkan Pengawasan Teknis Budidaya IKU 16
Jumlah Kawasan Budidaya yang Mendapatkan Pengawasan Teknis Budidaya 2010 4
2011 15
2012 4
2013 1
2014 4
6
16
20
13
24
No
Kawasan
Kawasan
Kawasan
Kawasan
1
Serang
Serang
Serang
Serang
2
Tangerang
Tangerang
Tangerang
Tangerang
3
Indramayu
Indramayu
Indramayu
Indramayu
4
Brebes
Subang
Subang
Subang
Lampung Selatan Lampung Timur Tulang Bawang Sambas
5
Kendal
Cirebon
Cirebon
Cirebon
Serang
6
Demak
Brebes
Brebes
Brebes
Tangerang
7
Pemalang
Pemalang
Pemalang
Brebes
8
Pekalongan Kota
Pekalongan Kota
Pekalongan Kota
Pemalang
9
Kendal
Kendal
Kendal
10
Demak
Demak
Demak
11
Jepara
Jepara
Jepara
Kota Pekalongan Kab. Pekalongan Kendal
12
Pati
Pati
Pati
Demak
13
Rembang
Rembang
Rembang
Jepara
14
Gresik
Gresik
Pati
15
Sidoarjo
Sidoarjo
Rembang
16
Lamongan
Lamongan
Gresik
17
Lampung Selatan
Lamongan
18
Sambas
Tuban
19
Paser Utara
Karawang
20
Tuban
Sidoarjo
Tahun Target (kawasan) Realisasi (Kawasan)
21
Tarakan
22
Purworejo
23
Kulon Progo
24
Bantul
Realisasi Total = 24 Kawasan (Kabupaten/ Kota): 1. Termasuk kegiatan Demfarm TP dan permintaan dari Dinas terkait, 2. Komoditas : udang (vaname, windu) dan bandeng.
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
69
Lampiran 14 Kelompok Pembudidaya Pengembangan Kebun Bibit Rumput Laut Binaan BBPBAP Jepara NO
NAMA KELOMPOK
JUMLAH ANGGOTA
KABUPATEN/KODYA
PROVINSI
KEGIATAN
1
Bahari Indah Jaya
3
2
Baruna II
3
Orang
Desa Bulu-Poncol, Kec. Jepara, Kab. Jepara
Jawa Tengah
Rumput laut Jenis Gracillaria sp dan Euchema cottoni
3
Ha
Sederhana
4
Orang
Desa Sekuro, Kec. Mlonggo, Kab. Jepara
Jawa Tengah
Rumput laut Jenis Gracillaria sp dan Euchema cottoni
3
Ha
Sederhana
Ayu Amarta
3
Orang
Desa Semat, Kec. Tahunan, Kab. Jepara
Jawa Tengah
Rumput laut Jenis Gracillaria sp dan Euchema cottoni
5
Ha
Sederhana
4
Sabar Mulyo
2
Orang
Desa Semat, Kec. Tahunan, Kab. Jepara
Jawa Tengah
Rumput laut Jenis Gracillaria sp, Ikan dan Udang
3
Ha
Sederhana
5
Tunas Tirta Mulya
2
Orang
Desa Tanggul Tlare, Kec. Kedung, Kab. Jepara
Jawa Tengah
4
Ha
Sederhana
6
Segentong Makmur
3
Orang
Desa Tawang Sari, Kec. Rowosari, Kab. Kendal
Jawa Tengah
Rumput laut Jenis Gracillaria sp, Ikan dan Udang Rumput laut Jenis Gracillaria sp dan Euchema cottoni
5
Ha
Sederhana
7
Rumput Mulyo
3
Orang
Desa Pesantren, Kec. Ulu Jami, Kab. Pemalang
Jawa Tengah
Rumput laut Gracillaria sp
5
Ha
Sederhana
8
Mekar Sari
2
Orang
Desa Jati Sari, Kec. Sluke, Kab. Rembang
Jawa Tengah
Rumput laut Jenis Euchema cottoni
4
Ha
Sederhana
9
Sejahtera Mandiri
3
Orang
Desa Bangsri, Kec. Bangsri, Kab. Brebes
Jawa Tengah
Rumput laut Gracillaria sp
5
Ha
Sederhana
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
LUAS TAMBAK
TEKNOLOGI
70
JUMLAH ANGGOTA
NO
NAMA KELOMPOK
10
Al Karomah
2
11
Pantura Yaswa Jaya
12 13 14 15
LUAS TAMBAK
KABUPATEN/KODYA
PROVINSI
KEGIATAN
Orang
Desa Randusanga Wetan, Kec. Bangsri, Kab. Brebes
Jawa Tengah
Rumput laut Gracillaria sp
3
Ha
Sederhana
2
Orang
Jawa Barat
Rumput laut Gracillaria sp
4
Ha
Sederhana
Tunas Jaya
3
Orang
Desa Ilir, Kec. Kandang Haur, Kab. Indramayu Desa Pante Mekar, Kec. Muara Gembong, Kab. Bekasi
Jawa Barat
Rumput laut Gracillaria sp
5
Ha
Sederhana
Al Bachri
15
Orang
Desa Bulu, Kec. Gebang, Kab. Cirebon
Jawa Barat
Rumput laut Gracillaria sp
20
Ha
Sederhana
10
Orang
Pekalongan Kota
Jawa Tengah
Rumput laut Gracillaria sp
6
Ha
Sederhana
30
Orang
Kab. Jepara
Jawa Tengah
Rumput Laut E. cottonii
15
Ha
SederhanaMadya
................ Kel. P.Karimunjawa
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
TEKNOLOGI
71
Lampiran 15 Pelaksanaan Pelatihan /Pembekalan/Bimtek dan Sertifikasi Kompetensi di TUK BBPBAP Jepara, Tahun 2014
1.
TGL JUMLAH ASAL NAMA KEGIATAN KETERANGAN PELAKSANAAN (ORANG) 25 – 27 Maret Pelaku/pembudidaya seluruh Jawa Bimtek Pembuatan Formula 28 Program Dinas Kelautan ddan Perikan tengah untuk air tawar Pakan Ikan Angkatan I Provinsi Jawa Tengah yang dilaksanakan di BBPBAP Jepara
2.
14 -17 April
3.
22 -25 April
4.
19 – 21 Mei
Pelaku/pembudidaya seluruh Jawa Bimtek Pembuatan tengah untu air payau Pakan Ikan Angkatan I
5.
2 – 6 Juni
Dinas Kelautan dan Kabupaten Bengkalis
6.
12 Sep sd 1 Okt
7.
18 – 20 Agustus
Kelompok Tani Udang, Jalur 13 Sugihan Banyuasin, Sumatera Selatan, Palembang Pembudidaya seluruh Jawa Tengah untuk air tawar
8.
9 – 11 Sept.
Pembudidaya seluruh Jawa Tengah
NO
Dinas Perikanan dan kelautan se Indonesia, UPT lingukup DJPB dan swasta Dinas Perikanan dan kelautan se Indonesia, UPT lingukup DJPB
Apresiasi petugas pengendali penyakit ikan sebagai vaksinator angkatan V Apresiasi petugas pengendali penyakit ikan sebagai vaksinator angkatan VI
33
Program Direktorat Kesling dilaksanakan di BBPBAP Jepara
yang
35
Program Direktorat Kesling dilaksanakan di BBPBAP Jepara
yang
Formula
33
Program Dinas Kelautan ddan Perikan Provinsi Jawa Tengah yang dilaksanakan di BBPBAP Jepara
Perikanan Pelatihan Teknilogi Budidaya Air Payau
20
Untuk pembudidaya 18 orang dan pendamping teknis lapangan 2 orang
Bimtek Pembenihan Udang dan Budidaya Air Payau
6
Bimtek dan Penyegaran Budidaya Ikan sekaligus Sertifikasi Personil (Sertifikat BNSP)
30
Untuk pembudidaya dan pembenih untuk kegiatan di Jalur 13. Sugihan, Banyuasin Palembang. Untuk pembudidaya program demfarm, kegiatan DKP Prov. Jateng.
Bimtek dan Penyegaran Budidaya Ikan sekaligus Sertifikasi Personil (Sertifikat BNSP)
35
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
Untuk pembudidaya program demfarm, kegiatan DKP Prov. Jateng.
72
NO 9.
10.
11.
TGL JUMLAH ASAL NAMA KEGIATAN KETERANGAN PELAKSANAAN (ORANG) 9 – 11 Sept. Penyuluh Perikanan seluruh Jawa Bimtek dan Penyegaran Budidaya 35 Untuk penyuluh, kegiatan DKP Prov Tengah Ikan sekaligus Sertifikasi Personil Jateng. (Sertifikat BNSP) 17 – 19 Sept. Penyuluh Perikanan di Pantura Bimtek Budidaya Udang Vaname 31 Untuk Penyuluh Perikanan di wilayah Jawa tengah Pantai Utara Jawa tengah. Kegiatan Badan Koordinasi Penyuluh Provinsi Jawa Tengah. 18 – 20 Agustus Penyuluh Perikanan seluruh Jawa Bimtek dan Penyegaran Budidaya 33 Untuk penyuluh perikanan , kegiatan Tengah untuk air tawar Ikan sekaligus Sertifikasi Personil DKP Prov Jateng. (Sertifikat BNSP)
12.
7 – 9 Oktober
Pembudidaya seluruh Jawa Tengah
Bimtek dan Penyegaran Budidaya Ikan sekaligus Sertifikasi Personil (Sertifikat BNSP
34
Untuk pembudidaya program demfarm, kegiatan DKP Prov. Jateng.
13.
7 – 9 Oktober
35
Untuk Penyuluh , kegiatan DKP Prov Jateng.
14.
21 – 23 Oktober
Penyuluh Perikanan seluruh Jawa Bimtek dan Penyegaran Budidaya Tengah Ikan sekaligus Sertifikasi Personil (Sertifikat BNSP) Pembudidaya seluruh Jawa Tengah Bimtek dan Penyegaran Budidaya Ikan sekaligus Sertifikasi Personil (Sertifikat BNSP)
34
Untuk pembudidaya program demfarm, kegiatan DKP Prov. Jateng.
15.
21 – 23 Oktober
Penyuluh Perikanan seluruh Jawa Bimtek dan Penyegaran Budidaya Tengah Ikan sekaligus Sertifikasi Personil (Sertifikat BNSP)
33
Untuk penyuluh, kegiatan DKP Prov Jateng.
16
24 – 26 November
Penyuluh Perikanan seluruh Jawa Bimtek dan Penyegaran Budidaya Tengah Ikan sekaligus Sertifikasi Personil (Sertifikat BNSP)
35
Untuk penyuluh, kegiatan DKP Prov Jateng.
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
73
2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Lampiran)
Lampiran 16 Indikator Kinerja Utama pada Sasaran Strategis 6: Terwujudnya Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan serta Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan yang Memadai Bidang Budidaya Air Payau dari Tahun 2010 – 2014
IKU
2010
2011
2012
2014
2014
IKU 19 : Jumlah Kawasan Budidaya Air Payau yang Mendapatkan Pengawasan /Pengendalian Kualitas Lingkungan oleh BBPBAP Jepara 10 9 21 21 25 Target (kawasan) Realisasi (kawasan)
10
9
21
21
30
Prosentase (%)
100
100
100
100
120
IKU 20 : Jumlah Pelayanan Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan Target (sampel)
1,779
3,000
3,320
500*
530*
Realisasi (sampel)
2,465
2,608
5,509
7,139
3.880
139
87
166
1,428
732
Prosentase (%)
*Target sampel = target sampel dari wilayah binaan BBPBAP
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
74
2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Lampiran)
Lampiran 17 Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis 7: Tersedianya SDM BBPBAP Jepara yang Kompeten dan Professional
IKU 2010 2011 2012 2013 2014 IKU 21 : Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Eselon III, IV dan V Lingkup BBPBAP Jepara 0.6 20 Target 0.96 9 Realisasi 160 222 Prosentase (%) IKU 22 : Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Fungsional di Lingkup BBPBAP Jepara 0.6 50 Target Realisasi Prosentase (%)
-
-
-
1 167
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
10 500
75
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Lampiran)
2014
Lampiran 18 Indikator Kinerja Utama pada Sasaran Strategis 8: Tersedianya Informasi yang Valid, Handal dan Mudah Diakses di Bidang Perikanan Budidaya di BBPBAP Jepara
IKU 2010 2011 2012 2013 IKU 23 : Service Level Agreement di Lingkup BBPBAP Jepara (persen)
2014
70 75 Target 70 100 Realisasi 100.0 133 Prosentase (%) IKU 24 : Persepsi User Terhadap Kemudahan Akses Informasi dan Data Terkini di Lingkup BBPBAP Jepara 4.0 4,25 Target (skala likert 1-5) 4.0 3,69 Realisasi (skala likert 1-5) 100 87 Prosentase (%)
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
76
Lampiran 19 Hasil Perhitungan Nilai Service Level Agreement (SLA) Tahun 2014 untuk Kegiatan Publikasi Pada BBPBAP Jepara. Kegiatan publikasi (cetak) yang dilaksanakan oleh Seksi Kerjasama Teknik dan Informasi pada Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara tahun 2014 berdasarkan penetapan jangka waktu penyediaan informasi dan penetapan maksimal waktu ketidaktersediaan informasi sebagai berikut :
No.
Jenis Publikasi
Jumlah
Penetapan Jangka Waktu Penyediaan Informasi (A)
Penetapan Maksimal Waktu Ketersediaan Informasi (B)
SLA=B/A x 100%
500 bk
4 bln
4 bln
100%
500 bk
4 bln
4 bln
100%
500 bk
4bln
4 bln
100%
A. 1.
Juknis Prosedur Produksi Biomas Artemia di Bak
2. 3.
Teknik Pembuatan Pakan Murah dengan Teknologi Sederhana Teknik Budidaya Udang Windu Pola Sederhana Melalui Penerapan BMPs (Best Management Practices)
B.
Profil Balai
1.
Selintas Wajah Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara Paper Poster
500 bk
2 bln
2 bln
100%
Pemanfaatan Limbah Organik untuk Budidaya Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) Virus yang Mengancam Industri Udang
500 lbr
1 bln
1 bln
100%
500 lbr
1 bln
1 bln
100%
Penggunaan Peroksida untuk Meningkatkan DO pada Budidaya Udang
500 lbr
1 bln
1 bln
100%
C. 1. 2. 3.
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
77
4.
Manajemen Klaster Budidaya Udang
500 lbr
Penetapan Jangka Waktu Penyediaan Informasi (A) 1 bln
5.
Pengujian Beberapa Filler untuk Produksi Probiotik Tepung
500 lbr
1 bln
1 bln
100%
6.
Peningkatan Efisiensi Pakan Melalui Pengkayaan Pakan dengan Enzym (Newzime)
500 lbr
1 bln
1 bln
100%
7.
Produksi Pellet Apung dengan Peralatan Sederhana
500 lbr
1 bln
1 bln
100%
8.
Produksi Gelondongan Bandeng untuk Mendukung Industrialisasi Tambak Pantura
500 lbr
1 bln
1 bln
100%
9.
Waspadai “Penyakit Berak Putih”, (White Feces Syndrome)
500 lbr
1 bln
1 bln
100%
10.
Laboratorium Uji BBPBAP Jepara
500 lbr
1 bln
1 bln
100%
11.
Teknik Produksi Vaksin DNA Rekombinan untuk Penanggulangan WSSV
500 lbr
1 bln
1 bln
100%
D.
Laporan Kegiatan
1.
Buku Laporan Hasil Kegiatan Perekayasaan tahun 2013
50 bk
3 bln
3 bln
100%
2.
Buku Laporan Kegiatan Balai tahun 2013
50 bk
3 bln
3 bln
100%
No.
Jenis Publikasi
Jumlah
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
Penetapan Maksimal Waktu Ketersediaan Informasi (B)
SLA=B/A x 100%
1 bln
100%
78
No.
Jenis Publikasi
Jumlah
Penetapan Jangka Waktu Penyediaan Informasi (A)
Penetapan Maksimal Waktu Ketersediaan Informasi (B)
SLA=B/A x 100%
E.
Film Kegiatan Balai
1.
Film Profil BBPBAP Jepara
100 kp
2 bln
2 bln
100%
2.
Film Aplikasi Nitrobas utk Ikan dan Udang
75 kp
2 bln
2 bln
100%
3.
Film Pengaruh “Enzime” terhadap Pertumbuhan Bandeng
75 kp
2 bln
2 bln
100%
4.
Pengawalan Teknologi Budidaya Udang BBPBAP Jepara
75 kp
2 bln
2 bln
100%
5.
Teknologi Pembesaran Udang Windu dg Penerapan BMP
75 kp
2 bln
2 bln
100%
6.
Kegiatan Kelompok Ikan Bandeng
50 kp
2 bln
2 bln
100%
7.
Film Rumput Laut Latoh (Coulerpa racamosa) di BBPBAP Jepara
50 kp
2 bln
2 bln
100%
RATA-RATA PADA NILAI SLA TAHUN 2014
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
100 %
79
2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Lampiran)
Lampiran 20 Indikator Kinerja Utama pada Sasaran Strategis 9 : Terwujudnya Good Governance & Clean Government di BBPBAP Jepara dari tahun 2010 – 2014
IKU 2010 2011 2012 2013 2014 IKU 25 : Rasio Rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Eksternal Pemerintah (APIEP) yang Ditindaklanjuti Dibanding Total Rekomendasi Di BBPBAP Jepara (Persen) 100 Target (%) 100 Realisasi (%) 100 Prosentase (%) IKU 26 : Nilai AKIP di BBPBAP Jepara Target (skala nilai AKIP) Realisasi (skala nilai AKIP)
100 100 100
100 100 100
100 100 100
100 100 100
-
-
80 (A) 50,45 (CC)
-
63
A (80) 82,51 (A) 103
-
6.5 7.9 122
7,0 7,9 113
7,5 7,2 96
9,0 8,5 94
75 86 115
90 88 97
Prosentase (%) IKU 27 : Nilai integritas di BBPBAP Jepara Target (skala 1-10) Realisasi (skala 1-10) Prosentase (%) IKU 28 : Nilai Inisiatif Anti Korupsi di BBPBAP Jepara
Target (skala 1-10) Realisasi (skala 1-10) Prosentase (%) IKU 29 : Nilai Penerapan Reformasi Birokrasi di BBPBAP Jepara Target (%) Realisasi (%) Prosentase (%)
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
80
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Lampiran)
2014
Lampiran 21 BERITA ACARA HASIL PENILAIAN UNIT KERJA BERPREDIKAT WBK TAHUN 2014
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
81
2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja (Lampiran)
Lampiran 22 Indikator kinerja utama pada sasaran strategis 10: Terkelolanya Anggaran Secara Optimal di BBPBAP Jepara dari tahun 2010 – 2014.
IKU 2010 2011 2012 IKU 30 : Prosentase penyerapan Anggaran di BBPBAP Jepara
2014
2014
Target (%) Realisasi (%)
100 103.60
100 96.98
100 99.15
95 97.68
95 97
Prosentase (%)
103.60
96.98
99.15
102.82
102
| Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara |
82