LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS
PEMANFAATAN SOFTWARE HOSPITALITY ACCOUNTING DICTIONARY UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME PENGELOLAAN HOTEL MELATI DI KABUPATEN BULELENG
Oleh : Gede Adi Yuniarta, SE, M.Si, Ak (0016067903) I Putu Gede Diatmika, SE, M.Si, Ak (0015087003) Drs. I Wayan Cipta, MM (0001125903)
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor: 198/UN48.15/LPM/2015 Tanggal 5 Maret 2015
JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TAHUN 2015
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan Rahmat-nya, maka kegiatan pengandian pada masyarakat ini dapat terlaksana tepat waktu. Untuk
mencapai tujuan kegiatan ini melalui proses yang panjang dan banyak
mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka tidak berlebihan kalau dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan di dalam pelaksanaan kegiatan ini. Terutama pihak Pihak Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Undiksha Singaraja, Pengelola Hotel Melati di Buleleng yang berpartisipasi dalam kegaiatan ini, Rekan Dosen Sejawat dan narasumber, serta pihak lainnya yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Kami menyadari bahwa kegiatan ini jauh dari sempurna. Karena itu kami akan sangat berterima kasih bila ada yang memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan kegiatan ini. Akhir kata, semoga dapat memberikan manfaat bagi pihak yang berkepentingan.
Singaraja, Oktober 2015
Tim Pelaksana P2M
i
DAFTAR ISI Prakata............ ………………………………………………………………………… i Daftar Isi ……………………………………………..………………………………… ii Bab I
Pendahuluan ……......................................................……………………… 1 1.1. Pendahuluan ... ………………………………………………….............. 1 1.2. Analisis Situasi ………………………………………………….............. 2 1.3 Identifikasi dan Perumusan Masalah ......................……………………… 3
Bab II
Tinjauan Pustaka ....................................................................................... ... 5
2.1. Gambaran Umum Hotel ........................... ..…………………………………. 5 2.2 Gambaran Umum Hospotality Accounting
……. …………. ................... 7
Bab III Tujuan dan Manfaat Kegiatan .................................................................. . 12 3.1. Tujuan Kegiatan ......... ........................... ..…………………………………. 12 2.2 Manfaat Kegiatan ........................................................................................... 12 Bab IV Metodelogi Kegiatan ...................................................................................... 13 4.1 Kerangka pemecahan Masalah...................................………………………13 4.2 Keterkaitan ................................................................………………………15 4.3 Metode Pelaksanaan Kegiatan ......................................... ............................. 15 4.4. Rancangan Evaluasi ......... ........................................................................... 15 Bab V Hasil dan Pembahasan ..................................................................................... 17 5.1 Hasil Kegiatan dan Pembahasan ...………………………………………....17 Bab VI Penutup ………..…………........................................................................... 5.1 Simpulan ……………………………………………………………….
24 24
5.2 Saran ……………………………………………………………………... 25 Daftar Pustaka ................................................................................................................ 26 Lampiran...........................................................................................................................27
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan perekonomian Indonesia. Perkembangan sektor pariwisata dapat memberikan dorongan langsung terhadap kemajuan pembangunan, perbaikan sarana dan prasarana seperti pelabuhan (laut atau udara), jalan raya, pengangkutan, program –program kebersihan atau kesehatan dan kelestarian lingkungan yang kesemuanya dapat memberikan keuntungan dan kesenangan baik bagi masyarakat dalam lingkungan daerah wilayah yang bersangkutan maupun bagi wisatawan (Bagia, Adi, 2013). Hotel merupakan fasilitas wajib yang harus tersedia apabila suatu wilayah ingin mengembangkan sektor pariwisata. Atas dasar kondisi ekonomi, jasa, dan fasilitas yang disediakan hotel dibagi menjadi : (1) Hotel Ekonomis ( Limited Service Hotels , (2) Hotel Melati ( Mid Market Hotels ), (3) Hotel Bintang ( All Suite Hotels ), (4) Hotel Eksekutif ( First Class Hotels ) dan (5) Hotel Mewah (Luxury Hotels). Saat ini perkembangan pembangunan hotel sangat signifikan. Berbagai kelas hotel semakin banyak dibangun dan melibatkan investor bermodal besar dan sebagian besarnya lagi adalah investor asing. Hotel melati adalah hotel dengan nuansa modern dan mendasarkan diri pada unsur komersial. Disamping dekorasi yang nyaman, sebuah hotel melati yang tradisional biasanya juga menyediakan jenis makanan yang khas dengan pelayanan tradisional pula. Secara fisik hotel melati merupakan sebuah bangunan yang besar dengan jumlah kamar hunian yang cukup banyak sekitar 50 s/d 100 kamar. Pemilik hotel melati kebanyakan adalah warga lokal dengan manajemen pengelolaan yang lokal pula. Kondisi persaingan yang ketat baik antar hotel melati maupun persaingan dengan kelas hotel yang lebih besar menuntut pola manajemen yang handal. salah satu upaya untuk memenangkan persaingan adalah meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan-keputusan bisnis oleh pihak manajemen hotel. Keputusan bisnis yang tepat harus didukung pula oleh informasi keuangan yang handal. Sedangkan saat ini penyusunan laporan keuangan pada hotel kelas melati bukan 1
merupakan fokus utama operasional, sehingga laporan keuangan yang dihasilkan menjadi tidak handal sebagai pendukung pengambilan keputusan bisnis. Untuk menghasilkan laporan keuangan yang handal, maka diperlukan staf yang handal dalam proses penyusunan laporan keuangan dan sudah pasti harus paham mengenai Hospitality Accounting. Diperlukan cara praktis untuk menyusun laporan keuangan dan salah satunya adalah dengan mengimplementasikan software of hospitality accounting dictionary. Software of hospitality accounting dictionary merupakan produk penelitian sebelumnya berupa software kamus akuntansi perhotelan. Software ini sebelumnya dikembangkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
1.2 ANALISIS SITUASI Kabupaten Buleleng merupakan kabupaten terluas di Propinsi Bali. Sebagai salah satu kabupaten di Bali maka imbas dari perkembangan pariwisata juga berdampak pada kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Hal ini dapat ditunjukkan dengan banyaknya hotel terdaftar di Kabupaten buleleng adalah sebanyak 214. Dari 214 hotel ini hotel berbintang sebanyak 14 hotel. Sisanya adalah hotel setara hotel melati sebanyak 200 hotel. Kabupaten Buleleng memang bukan menjadi tujuan utama dari para wisatawan hal ini menyebabkan persaingan bisnis pariwisata terutama menyangkut persaingan hotel sangatlah ketat. Berdirinya hotel-hotel besar melalui investor bermodal besar dengan manajemen yang mapan menyebabkan hotel-hotel kelas melati dengan kepemilikan lokal menjadi sulit untuk mengimbangi persaingan. Hotel melati dengan kepemilikan lokal biasanya menerapkan manajemen sederhana dan menggunakan tenaga lokal pula, jangan sampai perkembangan pariwisata malah lebih banyak dinikmati investor besar yang berasal dari luar wilayah apalagi dari luar negeri. Perlu juga pebisnis lokal dan tenaga kerja lokal bisa menikmati perkembangan pariwisata di wilayahnya. Untuk itu diperlukan kemampuan bisnis yang memadai dari pengusaha hotel kelas melati untuk dapat berperan dalam menghadapi persaingan tersebut. Salah satunya adalah meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan-keputusan bisnis. Keputusan bisnis akan menjadi relevan apabila didukung oleh laporan keuangan yang handal. Di sisi lain hasil penelitian yang dilakukan Diatmika dan Adi di tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 mengenai akuntansi perhotelan menunjukkan bahwa manajer akuntansi 2
pada hotel-hotel di Bali menyatakan bahwa walaupun mereka praktisi yang sudah lama berkecimpung di dunia akuntansi masih saja mengharapkan adanya suatu literatur praktis yang dapat membantu pekerjaan mereka. Pekerjaan mereka selain memastikan terwujudnya laporan keuangan yang handal juga melakukan supervisi kepada bawahan mereka untuk memastikan pekerjaan staf akuntansi juga dapat menghasilkan informasi keuangan yang handal. Dalam kapasitas tersebut praktisi akuntansi perhotelan sangat memerlukan literatur yang tepat dan praktis dalam menunjang pekerjaannya (Diatmika dan Adi Yuniarta, 2011). Untuk itu diperlukan implementasi produk akademis yang dapat memfasilitasi kebutuhan tersebut, salah satunya adalah produk berupa software praktis yang dapat dimanfaatkan membantu dalam menyusun laporan keuangan.
1.3 IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH Dewasa ini tingkat persaingan bisnis dalam dunia perhotelan di Kabupaten Buleleng sangatlah ketat. Berdirinya hotel-hotel besar melalui investor bermodal besar dengan manajemen yang mapan menyebabkan hotel-hotel kelas melati dengan kepemilikan lokal menjadi sulit untuk mengimbangi persaingan. Hotel melati dengan kepemilikan lokal biasanya menerapkan manajemen sederhana dan menggunakan tenaga lokal pula, jangan sampai perkembangan pariwisata malah lebih banyak dinikmati investor besar yang berasal dari luar wilayah apalagi dari luar negeri. Perlu juga pebisnis lokal dan tenaga kerja lokal bisa menikmati perkembangan pariwisata di wilayahnya. Untuk itu diperlukan kemampuan bisnis yang memadai dari pengusaha hotel kelas melati untuk dapat berperan dalam menghadapi persaingan tersebut. Salah satunya adalah meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan-keputusan bisnis. Keputusan bisnis akan menjadi relevan apabila didukung oleh laporan keuangan yang handal. Untuk itu diperlukan suatu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia hotel melati untuk menyusun laporan keuangan yang handal, salah satunya dengan sarana berupa software of hospitality accounting dictionary. Sehingga yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah software of hospitality accounting dictionary dapat meningkatkan kemampuan pengelola hotel dalam menyusun laporan keuangan ? 3
2. Apakah laporan keuangan yang dihasilkan oleh manajemen setelah implementasi produk dapat diuji keandalannya?
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. GAMBARAN UMUM HOTEL Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan, dan minuman
serta jasa
penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial. Atas dasar kondisi ekonomi, jasa, dan fasilitas yang disediakan oleh masing –masing hotel dapat dibuat lima segmentasi hotel yaitu : 1. Hotel Ekonomis ( Limited Service Hotels ) Hotel ekonomis adalah hotel yang menyediakan kebutuhan dasar pengunjung, kamar dan ruangan yang bersih, nyaman, dan dekorasi yang secara umum dapat diterima oleh tamu. Dengan anggaran yang terbatas seorang tamu dapat menikmati fasilitas yang disediakan hotel ini. Jasa dan fasilitas yang disediakan adalah dalam bentuk standar. Guna mengoptimalkan operasi, hotel ekonomis mempekerjakan karyawan yang relatif sedikit dengan gaji yang relatif rendah pula. Hotel ekonomis biasanya berada di tempat yang tidak strategis, hanya untuk sekedar singgah. Secara fiisik hotel ekonomis hanya memiliki jumlah kamar hunian di bawah 50 buah. 2. Hotel Melati ( Mid Market Hotels ) Hotel melati adalah hotel dengan nuansa modern dan mendasarkan diri pada unsur komersial. Disamping dekorasi yang nyaman, sebuah hotel melati yang tradisional biasanya juga menyediakan jenis makanan yang khas dengan pelayanan tradisional pula. Pengunjung yang datang sudah memiliki tingkatan ( klas ) tertentu, sehingga nuansa
5
kemewahan yang khas sudah tampak dalam hotel jenis ini. Pengelolaan yang profesional sudah ada dalam hotel melati dan berada dalam lokasi yang cukup strategis. Secara fisik hotel melati merupakan sebuah bangunan yang besar dengan jumlah kamar hunian yang cukup banyak ( 50 – 100 ). 3. Hotel Bintang ( All Suite Hotels ) Hotel bintang adalah hotel dengan nuansa modern, komersial, dan berusaha bersaing dengan hotel eksekutif. Hotel bintang biasanya menawarkan jasa dan fasilitas dengan tarif yang bersaing. Hotel tipe ini menawarkan nuansa kamar hunian yang luas dengan berbagai fasilitas dan dekorasi yang sangat nyaman. Profesionalisme pengelola sudah dibutuhkan, dalam hotel ini, disamping karyawan yang cukup terlatih dan cakap. Beberapa jenis hotel bintang ini sering dioperasikan sebagai condominium atau condotelatau sebuah gedung dengan beberapa ruangan yang disewakan dengan kenikmatan seperti milik sendiri. Pemilik menyediakan jasa dan fasilitas seperti layaknya yang disediakan oleh sebuah hotel. Jangka waktu tinggal para tamu biasanya lebih lama dibandingkan tamu biasanya. 4. Hotel Eksekutif ( First Class Hotels ) Ciri hotel eksekutif adalah adanya nuansa kemewahan atau mendekati kemewahan dengan dekorasi dan kenyamanan yang menjanjikan. Hotel jenis ini memerlukan pengelolaan yang profesional dan karyawan yang terlatih. Hotel eksekutif sering juga disebut dengan hotel kelas 1 atau hotel superior. Beberapa akomodasinya memiliki sudut pandang yang sempurna dengan fasilitas yang mewah. Tarif hotel eksekutif ini mengimbangi tingkat eksekutif di suatu negara, disamping juga pada pasar, lokasi , dan tipe akomodasi yang disajikan.
6
5. Hotel Mewah (Luxury Hotels) Hotel mewah sudah menunjukan unsur standar kemewahan tertentu, baik dari segi kemewahan maupun kenyamanan. Tingkat kebersihan dan efisiensi yang tinggi, staf terlatih khusus, kompeten, sopan, dengan makanan dan minuman yang berkualitas sangat khusus pula. Tarif hotel mewah ini adalah tarif khusus tergantung pasar, lokasi dan tipe akomodasi yang disediakan. Jasa dan fasilitas yang disediakan sangat khusus sehingga para tamu merasa bahwa dirinya adalah raja dengan reputasi pribadi ( privasi ) yang sangat diperhatikan.
2.2 GAMBARAN UMUM HOSPITALITY ACCOUNTING Secara umum akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, dan pelaporan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut (Soemarso, 1999:5). Sedangkan definisi akuntansi yang dikeluarkan oleh American Institute Of Certified Public Accountants ( AICPA) akuntansi merupakan suatu kegiatan jasa yang fungsinya adalah menyediakan data kuantitatif, terutama yang mempunyai sifat keuangan dari satu kesatuan ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan – keputusan ekonomi dalam memilih alternatif – alternatif dari suatu keadaan (Anis, 2003) Dari penjelasan ini maka pengertian akuntansi tersebut bila dikaitkan dengan implementasi di dunia perhotelan maka dapat dilihat dari dua sudut yaitu : (1) dari sudut pemakai akuntansi perhotelan merupakan suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan- kegiatan perhotelan yang digunakan untuk membuat perencanaan yang efektif, pengawasan, pengambilan keputusan oleh manajemen dan pertanggungjawaban pengelolaan pada investor, kreditur, badan pemerintah, donatur dan sebagainya, (2) dari sudut proses kegiatan: akuntansi perhotelan merupakan suatu proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi perhotelan. Produk akhir dari akuntansi perhotelan adalah laporan keuangan hotel yang dimanfaatkan; (1) untuk 7
memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber – sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu hotel, (2) untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam sumber – sumber ekonomi yang timbul akibat aktivitas yang dilakukan., (3) untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan keuangan untuk mengestimasi potensi hotel dalam menghasilkan keuntungan, (4) untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai. Sedangkan yang menggunakan informasi akuntansi tersebut adalah; (1) Manajemen dalam hal ini manajemen hotel menggunakan laporan keuangan untuk menyusun program kerja, mengevaluasi kemajuan yang dicapai dalam mencapai tujuan, melakukan tindakan tindakan koreksi yang diperlukan dan sebagai salah satu sarana pertanggungjawaban, (2) Karyawan Hotel memerlukan informasi keuangan untuk mengetahui keadaan keuangan hotel, mengetahui kinerja organisasi serta untuk menyikapi pertanggungjawaban pengelola. (3) Pemilik Hotel memerlukan informasi keuangan untuk mengetahui kinerja hotel, digunakan sebagai dasar perencanaan investasi berikutnya, (4) Pemerintah memerlukan informasi keuangan terutama untuk control dan kebijakan berikutnya, (5) Calon debitur dan debitur memerlukan informasi keuangan sebagai dasar pertimbangan pemberian kredit dan mengevaluasi kredit yang sudah diberikan, dan (6) masyarakat umum lainnya yang dapat digunakan untuk kepentingan penelitian, komparatif dan perkembangan perekonomian (Hendriksen, 2000). Mulyadi (2001: 3) mengatakan bahwa sistem akuntansi adalah” organisasi formulir, catatan, dan laporan yang di koordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan”. Sedangkan Samsiyah Siti (1981: 4) mengatakan bahwa sistem akuntansi adalah “ suatu komponen
organisasi
yang
mengumpulkan,
menggolongkan,
menganalisa,
dan
mengkomunisasikan informasi keuangan yang relevan untuk mengambil keputusan kepada pihak-pihak ekstern maupun pihak-pihak intern”. Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi adalah suatu sistem untuk mengolah data keuangan dalam perusahaan atau organisasi baik organisasi sosial
atau profit dengan tujuan menghasilkan informasi
keuangan yang diperlukan oleh perusahaan, organisasi serta pihak- pihak yang berkepentingan lainnya.
8
Ada beberapa faktor- faktor yang di pertimbangkan dalam penyusunan sistem akuntansi yaitu: 1) Sistem akuntansi harus memenuhi unsur cepat yaitu suatu sistem akuntansi harus mampu menyediakan informasi yang di perlukan pada waktunya, dapat memenuhi kebutuhan dan kualitas yang sesuai. 2) Sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip aman yaitu bahwa sistem akuntansi harus dapat membantu serta menjaga keamanan harta milik perusahaan. 3) sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip murah yaitu bahwa biaya untuk penyelenggaraan sistem akuntansi dapat ditekan sehingga relatif tidak mahal. Mulyadi (2001: 3) mengatakan bahwa sistem adalah “suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan”. sedangkan W. Gerald Cole dalam Al. Haryono Jusuf, (2001) mengatakan sistem adalah “ kerangka kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan disusun dengan skema yang menyeluruh untuk melaksaksanakan suatu kegiatan perusahaan”. Dari kedua pendapat diatas dapat di simpulkan bahwa sistem terdiri dari jaringan prosedur yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Mulyadi (2001: 3) menyebutkan bahwa elemen- elemen pembentuk sistem yaitu : 1) Formulir Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi. Formulir sering disebut dengan istilah dokuman, karena dengan formulir ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam (didokumentasikan) diatas secarik kertas, (Hendriksen, 1996). Formulir sering juga disebut dengan istilah media, karena formulir merupakan media untuk mencatat peristiwa yang terjadi dalam organisasi kedalam catatan. Dengan formulir ini, data yang bersangkutan dengan transaksi direkam pertama kalinya sebagai dasar pencatatan dalam catatan. Contoh formulir adalah : faktur penjualan, bukti kas keluar, dan cek. Dengan faktur penjualan misalnya, direkam data mengenai nama pembeli, alamat pembeli, jenis dan kuantitas barang yang dijual, harga barang, tanda tangan otorisasi, dan sebagainya. Dengan demikian faktur penjualan digunakan untuk mendokumentasikan transaksi penjualan. Informasi yang tercamtum dalam faktur penjualan tersebut kemudian dicatat dalam jurnal penjualan dan buku pembantu piutang. Dengan demikian faktur 9
penjualan tersebut merupakan media pencatatan kedalam jurnal dan media posting kedalam buku pembantu piutang. Dalam sistem akuntansi secara manual, media yang digunakan merekam pertama kali data transaksi keuangan adalah formulir yang dibuat dari kertas (paper form), (Kam, 1990). Dalam sistem akuntansi dengan komputer (computerized system) digunakan berbagai macam media untuk mamasukkan data kedalam sistem pengolahan data seperti : papan ketik (keyboard), optical and magnetic character and code, mice, voice, touch sensors, and cats,. 2) Jurnal Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data lainnya. Seperti telah disebutkan diatas, sumber informasi pencatatan dalam jurnal ini adalah formulir. Dalam jurnal ini data keuangan untuk pertama kalinya diklasifikasikan menurut penggolongan yang sesuai dengan informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Dalam jurnal ini pula terdapat kegiatan peringkasan data, yang hasil peringkasannya (berupa jumlah rupiah transaksi tertentu) kemudian di-posting ke rekening yang bersangkutan dalam buku besar. Contoh jurnal adalah jurnal penerimaan kas, jurnal pembelian, jurnal penjualan, dan jurnal umum, (Kieso, 1995). 3) Buku Besar Buku besar (general ledger) terdiri dari rekening- rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal (Hansen, 2004). Rekening- rekening dalam buku besar ini disediakan sesuai dengan unsur- unsur informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Rekening buku besar ini disatu pihak dapat dipandang sebagai wadah untuk menggolongkan data keuangan, di pihak lain dapat dipandang pula sebagai sumber informasi keuangan untuk penyajian laporan keuangan. 4) Buku Pembantu Jika data keuangan yang digolongkan dalam buku besar diperlukan rinciannya lebih lanjut, dapat dibentuk buku besar (subsidiary ledger). Buku pembantu ini terdiri dari rekening- rekening pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar (Aren, 2003). Sebagai contoh, jika rekening piutang dagang yamg tercantum dalam neraca perlu dirinci lebih lanjut menurut nama debitur yang jumlahnya 60 orang, dapat dibentuk buku pembantu piutang yang berisi rekening- rekening pembantu 10
piutang kepada tiap- tiap debitur tersebut. Buku besar dan buku pembantu merupakan catatan akuntansi akhir (book of final entry), yang berarti tidak ada catatan akuntansi lain lagi sesudah data akuntansi diringkas dan digolongkan dalam rekening buku besar dan buku pembantu. Buku besar dan buku pembantu disebut sebagai catatan akuntansi akhir juga karena setelah data akuntansi keuangan dicatat dalam buku-buku tersebut, proses akuntansi selanjutnya adalah penyajian laporan keuangan, bukan pencatatan lagi kedalam catatan akuntansi. 5) Laporan Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat berupa neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan laba yang di tahan, laporan harga pokok produksi, laporan biaya pemasaran, laporan harga pokok penjualan, daftar umur piutang, daftar utang yang akan dibayar, daftar saldo persediaan yang lambat penjualannya, (Aren,1994). Laporan berisi informasi yang merupakan keluaran sistem akuntansi. Untuk dapat mencapai tujuan akuntansi perhotelan diatas maka diperlukan suatu pemahaman Sistem Akuntansi Perhotelan. Sistem akuntansi perhotelan merupakan organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkaan pengelolaan hotel. Untuk dapat memahami akuntansi perhotelan jelaslah harus dapat memahami istilah-istilah dalam akuntansi perhotelan.
11
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT KEGIATAN
3.1 TUJUAN KEGIATAN Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan maka yang menjadi tujuan utama dari kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah dengan dimanfaatkannya software hospitality accounting dictionary diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme pengelola hotel melati di Kabupaten Buleleng terutama dalam rangka menyusun laporan keuangan.
3.2 MANFAAT KEGIATAN Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bahwa produk yang dihasilkan dapat dimanfaatkan juga di dunia kerja dalam rangka memahami akuntansi dalam menyusun laporan keuangan.
Dampak dari segi
ekonomi adalah bahwa dengan semakin meningkatnya kemampuan pengelola hotel melati dalam menyusun laporan keuangan maka akan dapat meningkatkan efisiensi dan ketepatan pengambilan keputusan bisnis sehingga profit yang dihasilkan bisa meningkat. Hal ini menunjukan adanya kontribusi positif dari produk hasil penelitian di perguruan tinggi dapat dimanfaatkan oleh pihak lainnya dalam menyusun laporan keuangan.
12
BAB IV METODELOGI KEGIATAN
4.1 KERANGKA PEMECAHAN MASALAH Persaingan yang ketat di dunia perhotelan harus dimenangkan dengan berbagai strategi bisnis yang komprehensif. Salah satunya adalah dengan ketepatan pengambilan keputusan-keputusan bisnis. Keputusan bisnis yang tepat hanya bisa terwujud apabila berbagai informasi yang diperlukan untuk kepentingan bisnis terpenuhi. Salah satunya adalah berbagai informasi keuangan yang handal. handal disini berarti tepat, cepat, teruji dan riil sesuai dengan kenyataan kondisi keuangan perusahaan terkini. Sedangkan saat ini penyusunan laporan keuangan pada hotel kelas melati bukan merupakan fokus utama operasional, sehingga laporan keuangan yang dihasilkan menjadi tidak handal sebagai pendukung pengambilan keputusan bisnis. Untuk menghasilkan laporan keuangan yang handal, maka diperlukan staf yang handal dalam proses penyusunan laporan keuangan dan sudah pasti harus paham mengenai Hospitality Accounting. Diperlukan cara praktis untuk menyusun laporan keuangan dan salah satunya adalah dengan mengimplementasikan software of hospitality accounting dictionary yang merupakan kamus akuntansi perhotelan yang terdiri atas tiga dimensi yaitu account, Description dan Departement (Bagia, Adi, 2013). Produk ini sudah diimplementasikan dan terbukti berhasil meningkatkan kualitas pembelajar di kelas dan meningkatkan kemampuan penyusunan laporan keuangan. Dengan implementasi software of hospitality accounting dictionary yang praktis diharapkan akan dapat meningkatkan kemampuan manajemen untuk menghasilkan laporan keuangan yang handal sebagai dasar pengambilan keputusan bisnis. Kerangka pemecahan masalah ini dapat dilihat pada bagan berikut ini :
13
BAGAN 4.1 KERANGKA PEMECAHAN MASALAH
AKUNTANSI PERHOTELAN
Manajemen dan staf
Operasional intern Hotel
Strategi menghadapi persaingan (ekstenal)
Formulir jurnal Sistem Akuntansi Perhotelan
Buku Besar Buku Pembantu
Software of Hospitality Accounting Dictionary
Laporan Manajemen yang mumpuni Manajemen Karyawan
Berbagai informasi lainnya penunjang keputusan bisnis (produk, inflasi, pasar, pesaing dll)
Laporan Keuangan Hotel yang handal
+
Pemilik Pemerintah Debitur
Keputusan-keputusan yang tepat I. bisnis KHALAYAK SASARAN
Masyarakat
Berdasarkan rumusan masalah menunjukkan bahwa pengelola hotel melati di Kabupaten Buleleng mengalami kendala dalam pemahaman penerapan akuntansi dalam
14
operasional usahanya dan terutama lagi dalam penyusunan laporan keuangan. Maka yang menjadi sasaran yang dikenai kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah pengelola hotel melati di Kabupaten Buleleng. Namun karena keterbatasan anggaran biaya maka banyaknya pihak yang dilibatkan adalah sebanyak 20 pengelola hotel melati.
4.2 KETERKAITAN Kegiatan program P2M ini terkait dengan pihak PHRI Kabupaten Buleleng. Untuk itu maka kegiatan ini akan berkoordinasi dengan pihak PHRI sehingga muncul kerjasama yang baik antara Undiksha, pengelola hotel melati di Kabupaten Buleleng dan PHRI Kabupaten Buleleng.
4.3 METODE PELAKSANAAN KEGIATAN Untuk dapat mencapai tujuan kegiatan maka metode yang dilakukan adalah berupa kegiatan pelatihan dan pendampingan kepada 15 hotel melati di Kabupaten Buleleng. Pendampingan ini dilakukan dengan cara memberikan pelatihan pemanfaatan software kemudian diimplementasikan di hotel melati dan dalam implementasi tersebut dilakukan bimbingan sampai dengan software benar-benar bisa dikuasai oleh pengelola hotel melati dalam membantu menyelesaikan laporan keuangan hotel mereka. Kegiatan akhir yang dilakukan adalah evaluasi terhadap kebermanfaatan perangkat
terhadap peningkatan
kemampuan pengelola dalam menyusun laporan keuangan.
4.5 RANCANGAN EVALUASI Untuk mengetahui kebermanfaatan kegiatan pengabdian kepada masyarakat maka akan dilakukan evaluasi kebermanfaatan program melalui : 1.
Kuisioner kepada pihak pengelola hotel melati mengenai persepsi mereka terhadap efektivitas software. Daftar pertanyaan tersebut dikelompokkan kedalam 4 dimensi yaitu : (a)Bukti langsung (tangible) yaitu berupa penampakkan fisik yang meliputi sistematika penyajian, format-format, warna, dan kondisi fisik tampilan software lainnya.; (b) keandalan (reability) yaitu terkait dengan substansi software di dalam menyajikan materi yang sesuai dengan substansi keilmuan dan kondisi riil di dunia kerja (hotel melati); (c) daya tanggap (responsiveness) yaitu kesediaan, kesiapan dan 15
kemampuan perangkat di dalam memberikan informasi / kemudahan memahami maksud yang terkandung di dalam software; (d) jaminan (assurance) menyangkut jaminan atas keaslian materi dalam perangkat ajar serta jaminan atas materi yang terkandung up to date dan sesuai dengan pedoman Standar Akuntansi Keuangan (SAK) 2. Evaluasi juga dilakukan dalam bentuk mengevaluasi produk laporan keuangan yang telah dihasilkan setelah memanfaatkan perangkat simulasi
16
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Kegiatan dan pembahasan Pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan perekonomian Indonesia. Perkembangan sektor pariwisata dapat memberikan dorongan langsung terhadap kemajuan pembangunan, perbaikan sarana dan prasarana seperti pelabuhan (laut atau udara), jalan raya, pengangkutan, program –program kebersihan atau kesehatan dan kelestarian lingkungan yang kesemuanya dapat memberikan keuntungan dan kesenangan baik bagi masyarakat dalam lingkungan daerah wilayah yang bersangkutan maupun bagi wisatawan (Bagia, Adi, 2013). Hotel merupakan fasilitas wajib yang harus tersedia apabila suatu wilayah ingin mengembangkan sektor pariwisata. Atas dasar kondisi ekonomi, jasa, dan fasilitas yang disediakan hotel dibagi menjadi : (1) Hotel Ekonomis ( Limited Service Hotels , (2) Hotel Melati ( Mid Market Hotels ), (3) Hotel Bintang ( All Suite Hotels ), (4) Hotel Eksekutif ( First Class Hotels ) dan (5) Hotel Mewah (Luxury Hotels). Saat ini perkembangan pembangunan hotel sangat signifikan. Berbagai kelas hotel semakin banyak dibangun dan melibatkan investor bermodal besar dan sebagian besarnya lagi adalah investor asing. Hotel melati adalah hotel dengan nuansa modern dan mendasarkan diri pada unsur komersial. Disamping dekorasi yang nyaman, sebuah hotel melati yang tradisional biasanya juga menyediakan jenis makanan yang khas dengan pelayanan tradisional pula. Secara fisik hotel melati merupakan sebuah bangunan yang besar dengan jumlah kamar hunian yang cukup banyak sekitar 50 s/d 100 kamar. Pemilik hotel melati kebanyakan adalah warga lokal dengan manajemen pengelolaan yang lokal pula. Kondisi persaingan yang ketat baik antar 17
hotel melati maupun persaingan dengan kelas hotel yang lebih besar menuntut pola manajemen yang handal. salah satu upaya untuk memenangkan persaingan adalah meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan-keputusan bisnis oleh pihak manajemen hotel. Keputusan bisnis yang tepat harus didukung pula oleh informasi keuangan yang handal. Sedangkan saat ini penyusunan laporan keuangan pada hotel kelas melati bukan merupakan fokus utama operasional, sehingga laporan keuangan yang dihasilkan menjadi tidak handal sebagai pendukung pengambilan keputusan bisnis. Untuk menghasilkan laporan keuangan yang handal, maka diperlukan staf yang handal dalam proses penyusunan laporan keuangan dan sudah pasti harus paham mengenai Hospitality Accounting. Diperlukan cara praktis untuk menyusun laporan keuangan dan salah satunya adalah dengan mengimplementasikan software of hospitality accounting dictionary. Software of hospitality accounting dictionary merupakan produk penelitian sebelumnya berupa software kamus akuntansi perhotelan. Software ini sebelumnya dikembangkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Untuk dapat mencapai tujuan kegiatan maka metode yang dilakukan adalah berupa kegiatan pelatihan dan pendampingan kepada 15 hotel melati di Kabupaten Buleleng. Pendampingan ini dilakukan dengan cara memberikan pelatihan pemanfaatan software kemudian diimplementasikan di hotel melati dan dalam implementasi tersebut dilakukan bimbingan sampai dengan software benar-benar bisa dikuasai oleh pengelola hotel melati dalam membantu menyelesaikan laporan keuangan hotel mereka. Kegiatan akhir yang dilakukan adalah evaluasi terhadap kebermanfaatan perangkat terhadap peningkatan kemampuan pengelola dalam menyusun laporan keuangan.
18
Kabupaten Buleleng merupakan kabupaten terluas di Propinsi Bali. Sebagai salah satu kabupaten di Bali maka imbas dari perkembangan pariwisata juga berdampak pada kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Hal ini dapat ditunjukkan dengan banyaknya hotel terdaftar di Kabupaten buleleng adalah sebanyak 214. Dari 214 hotel ini hotel berbintang sebanyak 14 hotel. Pemilihan lokasi kegiatan P2M dilakukan dengan mengirimkan surat kepada 20 hotel melati di Kabupaten Buleleng. Dari 20 hotel yang rencananya dijadikan lokasi kegiatan, sebanyak 15 hotel bersedia untuk mengikuti kegiatan P2M dengan mengirimkan rata-rata 2 pengelola hotel mereka, sehingga total peserta kegiatan menjadi 30 orang. Kegiatan P2M ini dilakukan dengan metode sosialisasi, pelatihan, pendampingan, monitoring dan terakhir dilakukan kegiatan evaluasi kebermanfaatan kegiatan. Pada tahapan sosialisasi dilakukan dengan pengiriman pemberitahuan akan adanya kegiatan P2M ke 20 target hotel melati yang ada di Kabupaten Buleleng. Berdasarkan hasil sosialisasi tersebut sebanyak 15 hotel melati berminat untuk mengikuti kegiatan P2M dengan total jumlah pengelola hotel yang menangani akuntansinya sebanyak 30 orang peserta. Setelah kepastian jumlah peserta maka dilakukan kegiatan pelatihan selama 3 hari yaitu dari tanggal 28 mei s/d 30 me 2015. Materi yang diberikan meliputi gambaran umum akuntansi perhotelan, siklus akuntansi perhotelan, laporan keuangan usaha hotel, demo penggunaan software Hospitality Accounting Dictionary, pembagian software ke peserta kegiatan, gambaran umum software, manual software dan SOP penggunaan software. Setelah kegiatan pelatihan selesai dilanjutkan dengan kegiatan implementasi software pada hotel melati, pada tahapan ini dilanjutkan dengan program pendampingan kepada peserta baik dari instalasi software sampaidengan operasional software.
19
Dalam kegiatan implementasi ini juga dilakukan kegiatan monitoring dan pendampingan. Kegiatan monitoring dan pendampingan ini dilakukan melalui kunjungan langsung ke hotel dan juga komunikasi melalui sarana telekomunikasi baik telepon maupun email. Tim pelaksana memantau implementasi software dan memastikan pengelola hotel mampu menggunakan software untuk menyelesaikan pekerjaan akuntansinya. Kegiatan monitoring ini dilaksanakan dari bulan juni sampai dengan bulan Agustus 2015. Bersamaan dengan kegiatan monitoring dilakukan juga kegiatan evaluasi kegiatan. Evaluasi kegiatan dilakukan untuk mengetahui kebermanfaat program P2M bagi para peserta. Evaluasi dilakukan dengan penyebaran kuisioner kebermanfaatan program. Kusioner yang disebarkan bertujuan untuk memeproleh gambaran kebermanfaatan software yang tercermin dalam bentuk
persepsi mereka terhadap efektivitas perangkat
simulasi. Daftar pertanyaan tersebut dikelompokkan kedalam 4 dimensi yaitu : (a)Bukti langsung (tangible) yaitu berupa penampakkan fisik yang meliputi sistematika penyajian, format-format, warna, dan kondisi fisik perangkat lainnya.; (b) keandalan (reability) yaitu terkait dengan substansi perangkat di dalam menyajikan materi yang sesuai dengan substansi keilmuan dan kondisi riil di dunia kerja (hotel melati); (c) daya tanggap (responsiveness) yaitu kesediaan, kesiapan dan kemampuan perangkat di dalam memberikan informasi / kemudahan memahami maksud yang terkandung di dalam software; (d) jaminan (assurance) menyangkut jaminan atas keaslian materi dalam software serta jaminan atas materi yang terkandung up to date dan sesuai dengan pedoman Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Berdasarkan hasil kuisioner yang disebarkan maka dapat dibahas beberapa hal sebagai berikut : pada dimensi bukti langsung ( tangiable) menunjukkan 56% pengelola hotel melati menyatakan sistematika penyajian Software hospitality accounting
20
dictionary sangat bermanfaat, 44 % menyatakan bermanfaat dan tidak ada pengelola hotel yang menyatakan kurang bermanfaat. Dalam hal penyajian format Software hospitality accounting dictionary 42 % menyatakan sangat bermanfaat, 33 % menyatakan bermanfaat dan sisanya 25 % menyatakan bermanfaat. Untuk dimensi tampilan software sebanyak 60 % pengelola hotel melati menyatakan sangat bermanfaat dan 40 % menyatakan bermanfaat. Sedangkan untuk kondisi fisik Software hospitality accounting dictionary 67% menyatakan sangat bermanfaat dan sisanya 33 % menyatakan bermanfaat. Berdasarkan hasil kuisioner tersebut menunjukkan bahwa berdasarkan bukti langsung skor rata-rata berada pada rentang nilai 86 ini menunjukkan secara umum pengelola hotel melati sepakat bahwa software sangat bermanfaat digunakan di hotel melati. Hasil dari olah data pada dimensi keandalan ( reliability) menunjukkan untuk relevansi isi dengan kondisi kerja di hotel sebanyak 56% pengelola hotel melati menyatakan sangat bermanfaat dan sisanya sebanyak 44% menyatakan bermanfaat. Untuk bagan rekening perkiraan akuntansi perhotelan sebanyak 90 % menyatakan sangat bermanfaat, 10 % menyatakan bermanfaat. Untuk pemahaman akan istilah-istilah akuntansi perhotelan sebanyak 70% menyatakan sangat bermanfaat, 30 % menyatakan bermanfaat. Sedangkan untuk keandalan istilah dengan kekinian sebanyak 64% menyatakan sangat bermanfaat, 33 % menyatakan bermanfaat namun ada 3 % yang menyatakan kurang bermanfaat. Berdasarkan rekapitulasi
hasil kuisioner tersebut menunjukkan bahwa berdasarkan
keandalan skor rata-rata berada pada rentang nilai 92 ini menunjukkan secara umum pengelola hotel melati sepakat bahwa Software hospitality accounting dictionary bermanfaat digunakan di hotel melati.
21
Hasil dari olah data pada dimensi daya tanggap (responsiviness) menunjukkan untuk kesesuaian isi materi Software hospitality accounting dictionary dengan kondisi kerja terkini adalah sebanyak 70% pengelola hotel melati menyatakan sangat bermanfaat, sebanyak 30% menyatakan bermanfaat. Sedangkan daya tanggap Software hospitality accounting dictionary akan pemanfaatan perkembangan teknologi pengelola hotel melati sebanyak 90% sangat bermanfaat dan 10% yang menyatakan bermanfaat. Sedangkan terkait dengan kepraktisan dalam kemudahan memahami isi sebanyak 60% menyatakan sangat bermanfaat, 37 % menyatakan bermanfaat, sebesar 3% yang menyatakan kurang bermanfaat. Sedangkan terkait dengan kemudahan dalam memahami instruksi kerja pada Software hospitality accounting dictionary sebanyak 39% menyatakan sangat bermanfaat, 58 % menyatakan bermanfaat namun ada juga sebesar 3% yang menyatakan kurang bermanfaat. Berdasarkan hasil kuisioner tersebut menunjukkan bahwa berdasarkan daya tanggap skor rata-rata berada pada rentang nilai 90 ini menunjukkan secara umum pengelola hotel melati sepakat bahwa Software hospitality accounting dictionary sangat bermanfaat digunakan di hotel melati. Pada dimensi jaminan (assurance) menunjukkan untuk keaslian isi dalam hal belum pernah melihat atau menggunakan perangkat seperti Software hospitality accounting dictionary
sebanyak 70% pengelola hotel melati menyatakan sangat bermanfaat, dan
sebanyak 30% menyatakan bermanfaat . terkait dengan jaminan kesesuaian dengan Standar Akuntansi Keuangan, Untuk kesesuaian dengan standar akuntansi terkait dengan penyajian laporan keuangan sebanyak 66 % menyatakan sangat bermanfaat dan sisanya 34% menyatakan bermanfaat. Untuk kesesuaian istilah terkait aset sebanyak 60 % menyatakan sangat bermanfaat dan sisanya 40% menyatakan bermanfaat. Untuk kesesuaian istilah terkait kewajiban sebanyak 90 % menyatakan sangat bermanfaat dan sisanya 10%
22
menyatakan bermanfaat. Untuk kesesuaian istilah terkait ekuitas sebanyak 66 % menyatakan sangat bermanfaat dan sisanya 34% menyatakan bermanfaat. Untuk kesesuaian istilah terkait pendapatan hotel sebanyak 76 % menyatakan sangat bermanfaat dan sisanya 24% menyatakan bermanfaat. Untuk kesesuaian istilah terkait biaya operasional sebanyak 64 % menyatakan sangat bermanfaat dan sisanya 36% menyatakan bermanfaat. Untuk kesesuaian istilah terkait pendapatan lain-lain sebanyak 75 % menyatakan sangat bermanfaat dan sisanya 25% menyatakan bermanfaat. Sedangkan kesesuaian istilah terkait biaya lain-lain sebanyak 78 % menyatakan sangat bermanfaat dan sisanya 22% menyatakan bermanfaat.. Berdasarkan hasil kuisioner tersebut menunjukkan bahwa berdasarkan jaminan skor ratarata berada pada rentang nilai 94 ini menunjukkan secara umum pengelola hotel melati sepakat bahwa perangkat simulasi sangat bermanfaat digunakan di hotel melati. Sedangkan untuk Indeks Kebermanfaatan Pengelola hotel melati Akuntansi yang dihitung dengan indek kepuasan para pengelola hotel melati menghasilkan rentang nilai IKP senilai 91 berada pada rentang b + 4c IKP < a. IKP berada pada interval ini berarti pengelola hotel melati menyatakan bahwa Software hospitality accounting dictionary sangat bermanfaat untuk diaplikasikan di hotel melati.
23
BAB VI PENUTUP 6.1 KESIMPULAN Kegiatan P2M ini dilakukan dengan metode sosialisasi, pelatihan, pendampingan, monitoring dan terakhir dilakukan kegiatan evaluasi kebermanfaatan kegiatan. Pada tahapan sosialisasi dilakukan dengan pengiriman pemberitahuan akan adanya kegiatan P2M ke 20 target hotel melati yang ada di Kabupaten Buleleng. Berdasarkan hasil sosialisasi tersebut sebanyak 15 hotel melati berminat untuk mengikuti kegiatan P2M dengan total jumlah pengelola hotel yang menangani akuntansinya sebanyak 30 orang peserta. Kegiatan pelatihan dilakukan dengan memebrikan materi berupa gambaran umum akuntansi perhotelan, siklus akuntansi perhotelan, laporan keuangan usaha hotel, demo penggunaan software Hospitality Accounting Dictionary, pembagian software ke peserta kegiatan, gambaran umum software, manual software dan SOP penggunaan software. Setelah kegiatan pelatihan selesai dilanjutkan dengan kegiatan implementasi software pada hotel melati.
Dalam
kegiatan implementasi
juga
dilakukan
kegiatan
monitoring dan
pendampingan. Tim pelaksana memantau implementasi software dan memastikan pengelola hotel mampu menggunakan software untuk menyelesaikan pekerjaan akuntansinya. Evaluasi kegiatan dilakukan untuk memperoleh gambaran kebermanfaatan software yang tercermin dalam bentuk
persepsi mereka terhadap efektivitas perangkat simulasi. Hasil evaluasi
menunjukkan Indeks Kebermanfaatan Pengelola hotel melati Akuntansi yang dihitung dengan indek kepuasan para pengelola hotel melati menghasilkan rentang nilai IKP senilai 91 berada pada rentang b + 4c IKP < a. IKP berada pada interval ini berarti pengelola hotel melati menyatakan bahwa Software hospitality accounting dictionary sangat bermanfaat untuk diaplikasikan di hotel melati. 24
6.2 SARAN Berdasarkan hasil kegiatan dan juga perkembangan persaingan dunia bisnis yang semakin ketat maka diperlukan kegiatan-kegiatan sejenis terkait dengan hasil penelitianpenelitian yang dapat meningkatkan kemampuan profesional pengelola hotel melati di dalam menghadapi persaingan.
Dalam kegiatan selanjutnya juga diharapkan dapat
mengakomodasi perkembangan teknologi terkini mengingat dunia usaha merupakan pelaku riil di dunia bisnis yang benar-benar mengahadapi dampak dari berbagai perkembangan ipteks.
25
DAFTAR PUSTAKA Adi Yuniarta,Bagia. (2008). Pengembangan Problem Based Learning Dengan MYOB Accounting Pada Mata Kuliah Komputer Akuntansi. Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran Undiksha Singaraja. Adi Yuniarta. (2007). Pemanfaatan Program Komputer Akuntansi terpadu Dalam Rangka Meningkatkan Kualitas Pembelajaran. Jurnal IKA. Adi Yuniarta. (2009). Analisis Kebutuhan tenaga Profesional Bidang Akuntansi Pada Koperasi. Media Komunikasi FIS Undiksha Singaraja AL. Haryono Jusup.(2001) Dasar – dasar Akuntansi. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN. Anis Chariri, Imam Ghozali. (2003). Teori Akuntansi. Edisi Revisi, Semarang : Badan penerbit Universitas Diponegoro Arens, Alvin A, Randal J. Elder and Mark S. Beasley. (2003). Auditing and Assurance Service an Integrated Approach. Ninth Edition. New Jersey: Person Education Inc. Arnyana, (2006), Model- model Pengembangan Perangkat Pembelajaran, Makalah yang disampaikan dalam Lokakaraya Model-model pembelajaran Unit P3AI IKIP Negeri Singaraja Bagia Wayan, Adi Yuniarta (2013). Pengembangan Software Hospitality Accounting Dictionary. Jurnal Akuntansi Profesi Vol.3. No.2. Desember 2013 Diatmika, Adi (2011) Pengembangan Kamus Chart of Accounts untuk Mata kuliah Akuntansi Perhotelan. Laporan penelitian : Lemlit Undiksha Diatmika, Adi Yuniarta (2010). Pengembangan Kamus Chart of Accounts untuk Mata kuliah Akuntansi Perhotelan. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sains dan Humaniora. Volume 4 No 3 Fandy Tjiptono, 2010. Manajemen Jasa. Yogyakarta: ANDI Hansen, Mowen. (2004). Management Accounting. Jakarta: Salemba Empat Hendriksen, Eldon. S. (Marianus Sinaga, Editor). (2012). Teori Akuntansi. Jakarta : Erlangga. Hendriksen, Van Breda. (2012). Teori Akunting. Edisi Kelima. Batam: Penerbit Interaksa
26
LAMPIRAN –LAMPIRAN
27
LAMPIRAN MATERI KEGIATAN
MANUAL SOFTWARE UNTUK PERSIAPAN IMPLEMENTASI
1. Install XAMPP, pilih folder XAMPP 1.6 6a
2. Pilih file xampp
28
3. Klik Next
4. Tetapkan semua default, klik next
29
5. Pilih Install, setelah itu Finish
30
6. Cara memasukkan Project, pada windows explorer, pilih Local Disk C: , pilih XAMPP
7. Pilih htdocs
8. Copy data yang diinginkan, dan paste di dalam folder htdocs
31
9. Cara mengaktifkan XAMPP. Centang Svc pada kolom pertama dan kedua, lalu klik start pada baris pertama dan kedua. Contoh :
32
10. Memasukkan database. Klik Google crome, masukkan alamat localhost/phpmyadmin, setelah masuk di Phpmyadmin, ketikkan db_bahan_dictionary pada Create new database, klik create
11. Import database, dengan cara klik import pada tool yang ada di atas, setelah itu choose file, pilih data yang akan dimasukkan ke database, kemudian klik Go
33
DASAR-DASAR AKUNTANSI PERHOTELAN Disampaikan dalam rangka kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat
Universitas Pendidikan Ganesha
PENDAHULUAN
Definisi akuntansi
Menurut fungsi dan kegunaan
Akuntansi merupakan aktivitas jasa yang berfungsi memberikan informasi kuantitatif mengenai kesatuan-kesatuan ekonomi terutama yang bersifat keuangan yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan.
Menurut kegiatannya
Akuntansi adalah seni mencatat, mengklasifikasi dan mengikhtisarkan transaksi-transaksi / kejadian yang sekurang-kurangnya atau sebagaian bersifat keuangan dengan cara menginterpretasikan hasil-hasilnya
Pembagian Akuntansi Akuntansi Manajemen
Adalah cabang akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan bagi pihak intern organisasi atau manajemen
Akuntansi Keuangan
Adalah cabang akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan bagi pihak ekstern seperti investor, kreditor, dan Bapepam
Akuntansi Pemerintah
Adalah cabang akuntansi memproses transaksitransaksi keuangan pemerintah yang menghasilkan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD kepada rakyat melalui lembaga legislatif serta untuk kepentingan pihak-pihak yang terkait.
SIKLUS AKUNTANSI Bukti Transaksi
Jurnal
Buku Besar
Neraca Saldo
Jurnal Penyesuaian Laporan Keuangan
Jurnal Penutup
Konsep entitas terpisah
Perusahaan dianggap terpisah dengan pemiliknya
Konsep Entitas
Salon Eliza
Eliza
Harta Salon = Rp.10.000.000 Kepentingan Eliza = Rp.10.000.000
Harta 10.000.000
= =
Kepentingan pemilik 10.000.000
Konsep Entitas
Kreditor
Salon Eliza Eliza Harta Salon = Rp.10.000.000 Kepentingan Eliza = Rp.10.000.000
Harta
10.000.000 Harta 11.000.000
=
Kepentingan pemilik
= = =
10.000.000 Kreditor + 1.000.000
+
Kepentingan pemilik 10.000.000
Pemilik menyetor uang Rp.10.000.000
Harta Transaksi Setoran Pemilik
Utang + Modal
Kas
Piutang
10.000.000
0
=
Utang 0
Modal
10.000.000
Harta Transaksi Setoran Pemilik
Kas
Utang + Modal
Piutang
=
Utang
10.000.000
0
Pinjam uang 1.000.000
+ 1.000.000
0
+1.000.000
Saldo
11.000.000
0
1.000.000
Jual jasa tunai 600.000
+600.000
0
Saldo
11.600.000
0
Jual jasa kredit 2.000.000 Saldo Membayar gaji 100.000 Saldo
Pemilik menarik 200.000 Saldo
0
Modal 10.000.000
0
0 10.000.000 +600.000
1.000.000
10.600.000
0
+2.000.000
0
+2.000.000
11.600.000
2.000.000
1.000.000
12.600.000
0
- 100.000
1.000.000
12.500.000
- 100.000 11.500.000
0 2.000.000
- 200.000 11.300.000
- 200.000 2.000.000
1.000.000
12.300.000
PERSAMAAN AKUNTANSI
AKTIVA
=
HUTANG
+
MODAL
UNSUR PERSAMAAN AKUNTANSI
AKTIVA
HUTANG
harta yang dimiliki perusahaan yang merupakan sumber konomi. Contoh: kas, piutang, gedung dsb kewajiban yang menjadi beban perusahaan. Contoh: hutang pembelian kredit
hak atau klaim pemilik atas aktiva perusahaan.
MODAL Contoh: Setoran modal oleh pemilik
PENGARUH TRANSAKSI TERHADAP PERSAMAAN AKUNTANSI
SETIAP TRANSAKSI BERPENGARUH KE PERSAMAAN AKUNTANSI
Suatu perusahaan membeli sebuah kendaraan seharga Rp. 100.000.000,- secara tunai
APA PENGARUHNYA ?
1. Kas
perusahaan berkurang sebesar Rp. 100.000.000,-
2. Kendaraan bertambah senilai Rp. 100.000.000,-
Suatu perusahaan membeli mesin foto kopi seharga Rp.50.000.000,- secara kredit
APA PENGARUHNYA ?
1. Peralatan bertambah senilai Rp. 50.000.000,-
2. Hutang bertambah senilai Rp. 50.000.000,-
2 slide berikut mengasumsikan Penjualan kendaraan dengan harga jual yang sama dengan nilai bukunya
Suatu perusahaan menjual kendaraan seharga Rp.80.000.000,- secara tunai
APA PENGARUHNYA ?
1. Kas bertambah senilai Rp. 80.000.000,-
2. Kendaraan berkurang senilai Rp. 80.000.000,-
Suatu perusahaan menjual kendaraan seharga Rp.150.000.000,- secara kredit
APA PENGARUHNYA ?
1. Piutang bertambah senilai Rp. 150.000.000,-
2. Kendaraan berkurang senilai Rp. 150.000.000,-
Suatu perusahaan membeli sebuah mesin secara kredit seharga Rp. 200.000.000,-
APA PENGARUHNYA ?
1. Hutang bertambah senilai Rp. 200.000.000,-
2. Peralatan bertambah senilai Rp. 200.000.000,-
Suatu perusahaan membayar hutang sebesar Rp.50.000.000,-
APA PENGARUHNYA ?
1. Hutang berkurang senilai Rp. 50.000.000,-
2. Kas berkurang senilai Rp. 50.000.000,-
Mr. X melakukan penyetoran sebesar Rp. 75.000.000,ke kas perusahaan sebagai tambahan modal
APA PENGARUHNYA ?
1. Modal bertambah senilai Rp. 75.000.000,-
2. Kas bertambah senilai Rp. 75.000.000,-
Mr. T melakukan penarikan uang perusahaan untuk keperluan pribadi sebesar Rp. 25.000.000,-
APA PENGARUHNYA ?
1. Modal berkurang senilai Rp. 25.000.000,-
2. Kas berkurang senilai Rp. 25.000.000,-
Latihan 1
Pembelian aktiva tetap secara tunai senilai Rp. 2.000.000,-
APA PENGARUHNYA ?
1. Aktiva tetap bertambah senilai Rp. 2.000.000,-
2. Kas berkurang senilai Rp. 2.000.000,-
Penerimaan kas atas piutang perusahaan senilai Rp. 200.000,-
APA PENGARUHNYA ?
1. Kas bertambah senilai Rp. 200.000,-
2. Piutang berkurang senilai Rp. 200.000,-
Latihan 2
Pembelian aktiva tetap secara kredit senilai Rp. 4.000.000,-
APA PENGARUHNYA ?
1. Aktiva tetap bertambah senilai Rp. 4.000.000,-
2. Hutang bertambah Rp. 4.000.000,-
Pembayaran hutang senilai Rp. 100.000,-
APA PENGARUHNYA ?
1. Hutang berkurang senilai Rp. 100.000,-
2. Kas berkurang Rp. 100.000,-
Latihan 3
Penambahan investasi oleh pemilik sebesar Rp.3.000.000,-
APA PENGARUHNYA ?
1. Kas bertambah senilai Rp. 3.000.000,-
2. Modal bertambah Rp. 3.000.000,-
Pengambilan (Penarikan kas ) untuk pribadi pemilik sebesar Rp.300.000,-
APA PENGARUHNYA ?
1. Modal berkurang senilai Rp. 300.000,-
2. Kas berkurang Rp. 300.000,-
Rekening listrik bulan Desember 2003 sebesar Rp.100.000,00 dibayar 15 Januari 2004
Beban tahun 2003 atau 2004 ?
DASAR AKRUAL Jawab Kenapa ?
DASAR KAS 2003 Digunakan tahun 2003
2004
Dibayar tahun 2004
Jenis Perusahaan menurut kegiatannya Kegiatan Perusahaan Perusahaan Jasa
Perusahaan
Perusahaan Dagang
Perusahaan Manufaktur/Pabrik
Menjual Jasa ke Pelanggan
1. Membeli Barang Dagangan dan menyimpan Barang Dagangan 2. Menjual Barang Dagangan
1. Membeli Bahan Baku dan menyimpan Bahan Baku 2. Mengolah Bahan Baku dan menyimpan Barang Dalam Proses 3. Menyimpan Barang Jadi 4. Menjual Barang Jadi
Jenis Perusahaan menurut kegiatannya Timbulnya Pendapatan Perusahaan Jasa
Timbulnya Biaya Menjual Jasa ke Pelanggan
Perusahaan Dagang
Perusahaan Manufaktur
1. Membeli Barang Dagangan dan menyimpan Barang Dagangan 2. Menjual Barang Dagangan
1. Membeli Bahan Baku dan menyimpan Bahan Baku 2. Mengolah Bahan Baku dan menyimpan Barang D.P. 3. Menyimpan Barang Jadi 4. Menjual Barang Jadi
Mengakibatkan
Membutuhkan Sumber Daya
Wujudnya
1. Kas 2. Peralatan 3. Gedung 4. Dan lainnya
Asalnya
1. Kreditur 2. Pemilik perusahaan
1. 2.
3.
Perusahaan jasa menghasilkan jasa dan bukan produk untuk pelanggan Perusahaan dagang bergerak dalam bidang pembelian dan penjualan barang tanpa pengolahan lebih lanjut Perusahaan manufaktur bergerak dalam bidang konversi bahan baku menjadi produk jadi melalui proses produksi
Perusahaan sektor manufaktur
membeli bahan serta komponen dan mengubahnya menjadi berbagai barang jadi. Perusahaan sektor perdagangan
membeli dan kemudian menjual produk berwujud tanpa mengubah bentuk dasarnya. Perusahaan sektor jasa
menyediakan jasa (produk tidak berwujud). To ma n 1-konsep akuntansi biaya
10/9/2015
Jenis kegiatan penyediaan jasa
Komunikasi
Persewaan
Hiburan/rekreasi
Jasa profesional
Tempat tinggal
Jasa khusus
Keahlian perorangan
Pelatihan/keterampilan
Pertanggungan
Keuangan dan pendanaan
Reparasi/pemeliharaan Hidangan Transportasi
Kegiatan Perdagangan meliputi: Pembelian Pemasaran Penganekaragaman Pendanaan bagi konsumer Penyimpanan Penyortiran Penseleksian kualitas
Pengangkutan Penyediaan informasi pasar
Bidang Manufaktur
Ekstraksi
Kerajinan
Pengilangan
Perkebunan
Perakitan
Peternakan
Kerajinan
Farmasi
Laporan
Timbulnya Pendapatan Timbulnya Biaya
Dilaporkan di Laporan Laba Rugi
Mengakibatkan
Kegiatan Perusahaan akan
Wujudnya Membutuhkan Sumber Daya Asalnya
1. Kas 2. Peralatan 3. Gedung 4. Dan lainnya 1. Kreditur 2. Pemilik perusahaan Dilaporkan di Neraca
BASIS AKUNTANSI
menyatakan saat pengakuan atas transaksi yang merupakan dasar pencatatan transaksi tersebut
Basis akuntansi
Basis Kas
Suatu transaksi yang diakui dan dicatat berdasarkan saat kas diterima dan dikeluarkan
Basis akrual
Suatu transaksi diakui dan dicatat berdasarkan pengaruh transaksi pada saat kejadian dan dicatat serta dilaporkan pada periode yang bersangkutan
Latihan 4
Hotel SEPITRUS pada tanggal 2 Agustus 2002 menerima pembayaran dimuka sewa kamar dari seorang tamu hotel sebesar Rp. 1.000.000,- untuk sewa kamar selama 4 hari
Bagaimana mencatat dengan dasar kas
1. Kas bertambah senilai Rp. 1.000.000,-
2. Pendapatan bertambah Rp. 1.000.000,-
Hotel SEPITRUS pada tanggal 2 Agustus 2002 menerima pembayaran dimuka sewa kamar dari seorang tamu hotel sebesar Rp. 1.000.000,- untuk sewa kamar selama 4 hari
Bagaimana mencatat dengan dasar akrual
1. Kas bertambah senilai Rp. 1.000.000,-
2. Pendapatan diterima dimuka bertambah Rp. 1.000.000,-
Latihan 5
Pada tanggal 1 Januari 2000 telah dilakukan pembayaran biaya iklan untuk periode 24 bulan sebesar Rp. 24.000.000,-
Bagaimana mencatat dengan dasar kas
1. Biaya iklan bertambah senilai Rp. 24.000.000,-
2. Kas berkurang Rp. 24.000.000,-