LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS
PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DAN PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KONTEMPORER UNTUK KEGIATAN MENDONGENG BAGI GURU TK DI KOTA SINGARAJA Oleh: Dr. I Made Tegeh, M.Pd. Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd. Drs. Ketut Pudjawan, M.Pd. Dr. I Komang Sudarma, M.Pd. Nice Maylani Asril, S.Psi., M.Psi.,Psikolog.
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor: 171/UN48.15/LPM/2014 tanggal 5 Maret 2015
JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2015
PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DAN PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KONTEMPORER UNTUK KEGIATAN MENDONGENG BAGI GURU TK DI KOTA SINGARAJA Oleh: Dr. I Made Tegeh, S.Pd., M.Pd. Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd. Drs. Ketut Pudjawan, M.Pd. Dr. I Komang Sudarma, M.Pd. Nice Maylani Asril, S.Psi., M.Psi., Psikolog.
RINGKASAN Berdasarkan latar belakang masalah, maka secara umum masalah yang dapat dirumuskan adalah ”perlunya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru TK di Kota Singaraja dalam mengembangkan perangkat pembelajaran dan menggunakan media wayang kontemporer untuk kegiatan mendongeng”. Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan P2M ini adalah “meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru TK di Kota Singaraja dalam mengembangkan perangkat pembelajaran dan menggunakan media wayang kontemporer untuk kegiatan mendongeng”. Khalayak sasaran yang akan dilibatkan dalam kegiatan P2M ini adalah para guru TK di Kota Singaraja sebanyak 53 orang. Guru yang dijadikan sasaran P2M ini adalah guru-guru TK di Kota Singaraja yang: (1) siap meluangkan waktu untuk didampingi membuat perangkat pembelajaran media wayang kontemporer dan (2) memiliki motivasi yang tinggi untuk meliki keterampilan menggunakan media wayang kontemporer dalam kegiatan mendongeng. P2M ini akan dilaksanakan dalam bentuk pendampingan yang terdiri dari dua tahap yaitu: tahap pertama, pendampingan umum tentang pengetahuan dan prosedur pembuatan perangkat pembelajaran untuk mendukung penggunaan media wayang kontemporer dan tahap kedua, pendampingan secara intensif kepada lima kelompok guru TK dari gugus TK di Kota Singaraja untuk mengembangkan perangkat pembelajaran dan penggunaan media wayang kontemporer. Kegiatan P2M ini telah mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para guru embuat perangkat pembelajaran untuk mendukung kegiatan mendongeng menggunakan media wayang kontemporer serta keterampilan menggunakan media wayang kontemporer. Hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian produk perangkat pembelajaran yang dihasilkan oleh para guru TK dan kemampuan menggunakan media wayang kontemporer berkriteria sangat baik. Kata Kunci: pendampingan, perangkat pembelajaran, wayang kontemporer, mendongeng
ii
TIM PELAKSANA
1. Ketua Pelaksana a. Nama Lengkap dan Gelar b. Golongan, Pangkat, dan NIP c. Jabatan Fungsional d. Bidang Keahlian e. Jurusan/Fakultas f. Perguruan Tinggi g. Waktu untuk Kegiatan ini
: Dr. I Made Tegeh, S.Pd., M.Pd. : III.d, Penata Tk. I, 197108152001121001 : Lektor : Teknologi Pendidikan : Teknologi Pendidikan/FIP : Universitas Pendidikan Ganesha : 8 jam/minggu
2. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap dan Gelar b. Golongan, Pangkat, dan NIP c. Jabatan Fungsional d. Bidang Keahlian e. Jurusan/Fakultas f. Perguruan Tinggi g. Waktu untuk Kegiatan ini
: Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd. : IVc, Pembina Utama Muda,195910101986031003 : Lektor Kepala : Penelitian dan Evaluasi Pendidikan : Teknologi Pendidikan/FIP : Universitas Pendidikan Ganesha : 4 jam/minggu
3. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap dan Gelar b. Golongan, Pangkat, dan NIP c. Jabatan Fungsional d. Bidang Keahlian e. Jurusan/Fakultas f. Perguruan Tinggi g. Waktu untuk Kegiatan ini
: Drs. Ketut Pudjawan, M.Pd. : IV.c, Pembina Utama Muda, 195508181983031002 : Lektor Kepala : Pendidikan Luar Sekolah : Teknologi Pendidikan/FIP : Universitas Pendidikan Ganesha : 4 jam/minggu
4 Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap dan Gelar b. Golongan, Pangkat, dan NIP c. Jabatan Fungsional d. Bidang Keahlian e. Jurusan/Fakultas f. Perguruan Tinggi g. Waktu untuk Kegiatan ini
: Dr. I Komang Sudarma, M.Pd. : III.c, Penata, 197204202001121001 : Lektor : Teknologi Pendidikan : Teknologi Pendidikan/FIP : Universitas Pendidikan Ganesha : 4 jam/minggu
5. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap dan Gelar b. Golongan, Pangkat, dan NIP c. Jabatan Fungsional d. Bidang Keahlian e. Jurusan/Fakultas f. Perguruan Tinggi g. Waktu untuk Kegiatan ini
: Nice Maylani Asril, S.Psi., M.Psi., Psikolog. : III.a, 19875082012122001 : Asisten Ahli : Psikologi : PG PAUD/FIP : Universitas Pendidikan Ganesha : 4 jam/minggu
iii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN………………………………………….. RINGKASAN………………………………………………………….. TIM PELAKSANA.................................................................................. PRAKATA............................................................................................... DAFTAR ISI............................................................................................ DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................
i ii iii iv v vi
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1.1 Analisis Situasi........................................................................ 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah.......................................... 1.3 Tujuan Kegiatan....................................................................... 1.4 Manfaat Kegiatan.....................................................................
1 1 3 4 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 2.1 Klasifikasi Media Pembelajaran.......................................... 2.2 Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran................................ 2.3 Media Grafis Wayang Kontemporer..................................... 2.4 Kegiatan Mendongeng............................................................ 3.5 Karakteristik Taman Kanak-Kanak.......................................
5 5 6 9 11 12
BAB III METODE PELAKSANAAN................................................ 14 3.1 Tahap Pendampingan Umum...................................................... 14 3.2 Tahap Pendampingan Intensif.................................................... 14 3.3 Rancangan Evaluasi.................................................................... 15 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................16 4.1 Hasil……………………………………………………………16 4.2 Pembahasan…………………………………………………….23 BAB V PENUTUP…………………………………………………………25 5.1 Kesimpulan……………………………………………………..25 5.2 Saran……………………………………………………………25 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………26
v
PRAKATA
Puji syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Mahaesa, karena berkat karunia dan perlindungan Beliau, P2M yang berjudul “Pendampingan Pengembangan Perangkat Pembelajaran dan Penggunaan Media Wayang Kontemporer untuk Kegiatan Mendongeng bagi Guru TK di Kota Singaraja” dapat diselesaikan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Suksesnya pelaksanaan P2M ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Prof. Dr. Ketut Suma, M.S., Kepala Unit Pelaksana Pendidikan Kecamatan Buleleng, Pengawas dan Kepala TK di Kecamatan Buleleng, para guru TK peserta P2M, sekrertaris dan seluruh staf LPM Undiksha, semua pihak yang membantu kegiatan ini, dan tim pengabdian kepada masyarakat Undiksha. Saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan sebagai bahan penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca, khususnya mereka yang berkecimpung dalam dunia pendidikan. Akhirnya pelaksana berharap semoga kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan peningkatan profesionalisme guru.
Singaraja, 5 Oktober 2015
Penyusun
iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi Standar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah bagian integral dari Standar Nasional Pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Standar PAUD dirumuskan dengan mempertimbangkan karakteristik penyelenggaraan PAUD terdiri atas empat kelompok, yaitu: (1) standar tingkat pencapaian perkembangan, (2) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (3) standar isi, proses, dan penilaian, dan (4) standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. Pada standar keempat diatur pengelolaan PAUD, yaitu: (1) PAUD jalur pendidikan formal dan (2) PAUD jalur pendidikan nonformal. PAUD jalur pendidikan formal untuk anak usia 4-≤6tahun, terdiri atas Taman Kanakkanak/Raudhatul Athfal dan bentuk lain yang sederajat. PAUD jalur pendidikan nonformal terdiri atas, Taman Penitipan Anak untuk usia 0-≤6tahun, Kelompok Bermain untuk anak usia 2-≤6tahun, dan bentuk lain yang sederajat (untuk anak usia 0-≤6tahun). Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 28 ayat 3 merupakan pendidikan anak usia dini ada jalur pendidikan formal yang bertujuan membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial, emosional, kemandirian, kognitif, bahasa, fisik/motorik dan seni untuk siap memasuki sekolah dasar (Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, 2011). Dalam menuju perkembangan kedewasaan setiap anak didik TK memerlukan kesempatan untuk mengembangkan diri dengan ditunjang berbagai fasilitas, sarana dan prasarana pendukungnya seperti media pembelajaran, permainan, program-program pengembangan yang memadai serta suasana pendidikan yang menunjang. Konsep pembelajaran di TK adalah belajar melalui bermain. Untuk mencapi konsep pembelajaran tersebut guru TK menggunakan
1
berbagai strategi dan media pembelajaran. Pemilihan dan penggunaan media yang tepat sangat mendukung ketercapaian lima lingkup perkembangan anak TK, yaitu (1) nilai-nilai agama dan moral, (2) motorik, (3) kognitif, (4) bahasa, dan (5) sosial-emosional. Untuk pengembangan lima lingkup perkembangan anak TK, para guru TK telah berusaha memanfaatkan media sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya. Berdasarkan hasil observasi pada pertengahan Pebruari 2013 di TK Negeri Singaraja diketahui bahwa guru telah menggunakan berbagai metode dalam pembelajaran. Salah satu metode yang digunakan oleh guru TK adalah metode bercerita atau mendongeng. Metode ini menuntut keterampilan guru untuk menyampaikan sesuatu cerita secara verbal. Anak-anak TK cukup antusias mendengarkan dongeng yang disampaikan oleh guru. Hasil wawancara dengan Kepala TK Negeri Singaraja, Ibu Luh Sukraningsih, S.Pd. menunjukkan bahwa dalam metode mendongeng telah digunakan media pembelajaran seperti boneka tangan dan boneka biasa. Penggunaan media boneka tangan dan boneka biasa masih mengalami kendala, yakni sulit mencari boneka yang sesuai dengan tokoh cerita dalam dongeng. Persediaan boneka terbatas pada tokoh-tokoh tertentu saja. Selain itu, penggunaan media boneka yang terlalu sering dalam mendongeng, membuat anak TK merasa jenuh atau bosan. Hal ini dapat dilihat dari kurang fokusnya anak-anak dalam mendengarkan dongeng yang disampaikan oleh guru TK. Tampaknya perlu diciptakan media pembelajaran inovatif agar kegiatan dongeng lebih menarik bagi anak TK. Salah satu media pembelajaran inovatif yang diciptakan adalah media wayang kontemporer. Dalam kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (P2M) Universitas Pendidikan Ganesha tahun 2014 telah dilakukan pendampingan pembuatan media wayang kontemporer untuk kegiatan mendongeng bagi guru TK di Kota Singaraja. Kegiatan tersebut telah menghasilkan lima kotak media wayang kontemporer dengan lima judul dongeng berbeda. Pada saat mengumpulkan produk wayang kontemporer, para guru TK menyampaikan bahwa mereka belum memiliki keterampilan untuk menggunakan produk wayang kontemporer dalam pembelajaran. Selain itu, mereka juga belum memiliki keterampilan untuk
2
mengembangkan perangkat pembelajaran berkenaan dengan penggunaan media wayang kontemporer dalam kegiatan mendongeng. Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh para guru TK, maka perlu dilakukan kegiatan P2M dalam bentuk pendampingan pembuatan perangkat pembelajaran dan penggunaan media wayang kontemporer dalam kegiatan mendongeng bagi guru TK di Kota Singaraja. Secara lebih jelas, peta jalan kegiatan P2M dapat digambarkan pada Gambar 1.
Tahun 2013 Penelitian dengan judul: Pengembangan Media Grafis Wayang Kontemporer untuk Kegiatan Mendongeng bagi Guru TK Negeri Singaraja
Tahun 2014 P2M dengan judul: Pendampingan Pembuatan Media Wayang Kontemporer dalam Kegiatan Mendongeng bagi Guru TK di Kota Singaraja
Tahun 2015 P2M dengan judul: Pendampingan Pembuatan Perangkat Pembelajaran dan Penggunaan Media Wayang Kontemporer untuk Kegiatan Mendongeng bagi Guru TK di Kota Singaraja
Gambar 1.1 Peta Jalan Pengabdian kepada Masyarakat Berdasarkan Gambar 1.1 diketahui bahwa kegiatan P2M tahun 2014 merupakan kegiatan P2M sebagai tindak lanjut kegiatan penelitian tahun 2013. Usulan P2M tahun 2015 merupakan kegiatan lanjutan dari kegiatan P2M tahun 2014.
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka beberapa masalah yang berhasil diidentifikasi yang terjadi pada TK di Kota Singaraja adalah sebagai berikut. 1. Dalam kegiatan mendongeng, para guru TK telah mengembangkan media pembelajaran inovatif berupa media wayang kontemporer. Para guru TK
3
mengalami kesulitan mengembangkan perangkat pembelajaran berkenaan dengan pemanfaatan media wayang kontemporer. Perangkat pembelajaran yang dimaksud adalah pemetaan konsep, rencana kegiatan mingguan, rencana kegiatan harian beserta instrumen penilaiannya. 2. Kesulitan lain yang dihadapi oleh para guru TK adalah mereka belum memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk menggunakan media wayang kontemporer.
1.2.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka secara umum masalah yang dapat dirumuskan adalah “Perlunya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru TK di Kota Singaraja dalam mengembangkan perangkat pembelajaran dan menggunakan media wayang kontemporer untuk kegiatan mendongeng”.
1.3 Tujuan Kegiatan Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan P2M ini adalah “meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru TK di Kota Singaraja dalam mengembangkan perangkat pembelajaran dan menggunakan media wayang kontemporer untuk kegiatan mendongeng”.
1.4 Manfaat Kegiatan Manfaat yang ingin diperoleh melalui pelaksanaan P2M ini adalah sebagai berikut. 1. Memberikan wawasan kepada guru TK tentang tata cara pengembangan perangkat
pembelajaran
berkenaan
dengan
pemanfaatan
wayang
kontemporer dalam kegiatan mendongeng, sehingga mereka termotivasi untuk mengembangkan perangkat pembelajaran. 2. Memberikan pengalaman langsung kepada guru TK tentang prosedur penggunaan wayang kontemporer, sehingga guru mampu menggunakan produk media wayang kontemporer dalam kegiatan mendongeng.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Media Pembelajaran Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, memberikan dampak pula pada sumber dan media pembelajaran seperti foto, slide, radio, film, dan video, komputer dan lain-lain. Pada awalnya hanya dikenal beberapa jenis media sederhana seperti buku bergambar, gambar, bagan, grafik, dan model yang bisa digunakan dalam pembelajaran. Pertambahan jenis media dan perluasan pemanfaatannya menimbulkan pemikiran untuk mengadakan pengklasifikasian atau penggolongan media pembelajaran dari berbagai aspek. Secara umum ada dua penggolongan media pembelajaran yang dibahas dalam tulisan ini, yakni penggolongan media pembelajaran berdasarkan persepsi indera dan penggunaannya. Berdasarkan persepsi indera, media diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yakni media audio, media visual, dan media audio visual (Setyosari dan Sihkabuden, 2005). Klasifikasi media berdasarkan penggunaannya dapat dilihat dari sasaran penggunanya dan cara penggunaannya. Berikut ini dipaparkan klasifikasi media berdasarkan penggunaannya dilihat dari kedua sudut pandang tersebut. Berdasarkan sasaran yang menggunakannya, media dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: media pendidikan/pembelajaran yang penggunaannya secara individual,
media
pendidikan/pembelajaran
yang
penggunaannya
secara
kelompok (baik kelompok kecil maupun kelompok besar), dan media pendidikan/pembelajaran
yang
penggunaannya
secara
massal
(Degeng,
dkk.,1993). Berdasarkan cara penggunaannya media pembelajaran dibedakan menjadi dua, yakni media pembelajaran yang penggunaannya secara (1) tradisional atau konvensional (sederhana) dan (2) modern atau kompleks.
5
2.2 Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran Sebelum menetapkan pilihan pada media yang akan digunakan dalam pembelajaran, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran. Prinsip-prinsip ini berupa kriteria pemilihan media atau dasar-dasar pertimbangan pemilihan media. Hal ini penting agar media yang dipilih benarbenar efektif dan efisien. Dick and Carey (dalam Sadiman, dkk., 2002) menyebutkan bahwa di samping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya, setidaknya masih ada empat faktor lagi yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media.Pertama, ketersediaan sumber setempat. Artinya bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, maka harus dibeli atau dibuat sendiri. Kedua, apakah untuk membeli atau memproduksi media tersebut ada dana, tenaga, dan fasilitasnya. Ketiga, faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang bersangkutan untuk jangka waktu yang lama. Artinya bisa digunakan di mana pun dengan peralatan yang ada di sekitarnya dan kapan pun serta mudah dijinjing dan dipindahkan. Faktor yang terakhir adalah efektivitas biayanya dalam jangka waktu yang panjang. Sebab ada sejenis media yang biaya produksinya mahal, namun bila dilihat kestabilan materinya dan penggunaannya yang berulang-ulang untuk jangka waktu yang panjang mungkin lebih murah dari media yang biaya produksinya lebih murah (misal brosur) tetapi setiap waktu materinya diganti. Rohani
(1997)
mengatakan
bahwa
faktor-faktor
yang
perlu
dipertimbangkan terhadap pemilihan (prioritas) pengadaan media pembelajaran adalah : 1) relevansi pengadaan media tersebut, 2) kelayakan pengadaan media, dan 3) kemudahan pengadaan media. Lebih lanjut Rohani mengemukakan beberapa kriteria pemilihan dan pemanfaatan media, yaitu: 1) tujuan, 2) ketepatgunaan (validitas), 3) keadaan peserta didik, 4) ketersediaan, 5) mutu teknis, dan 6) biaya. Miarso (1987) mengemukakan tentang rumit dan sulitnya menetapkan pilihan terhadap media pembelajaran karena hal ini didasarkan pada beberapa faktor.
6
-
Seberapa jauh situasi latar pekerjaan yang sebenarnya perlu ditiru dalam program latihan atau pembelajaran ?
-
Media apa yang dianggap paling praktis untuk memaketkan, melaksanakan, dan memperbaharui program latihan atau pembelajaran ?
-
Apakah diperlukan perlengkapan untuk menggunakan media yang dipilih itu?
Jika ya, apakah sudah tersedia? Apakah pengadaan
peralatan tertentu itu dapat dipertanggungjawabkan untuk keperluan pembelajaran yang bersangkutan? -
Apakah media itu sesuai dengan kebutuhan belajar pebelajar (ditinjau dari segi budaya, usia, kebiasaan belajar, dan sebagainya), atau malah akan membingungkan mereka?
-
Sejauh manakah pencapaian pebelajar harus sesuai dengan sasaran yang telah ditentukan?
-
Apakah nilai bahan pelajaran (perubahan tingkah laku yang diharapkan terjadi, jumlah siswa yang belajar, atau isi mata pelajaran) sepadan dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan media itu? Ibrahim dan Syaodih S. (1996) mengemukakan beberapa faktor yang
perlu diperhatikan dalam memilih media yang tepat, yakni: jenis kemampuan yang akan dicapai, kegunaan dari berbagai jenis media itu sendiri, kemampuan guru menggunakan media, keluwesan atau fleksibilitas dalam penggunaannya, kesesuaiannya dengan alokasi waktu dan sarana pendukung yang ada, ketersediaannya, dan biaya. Ali (2002) mengatakan bahwa faktor yang harus dipertimbangkan sebaikbaiknya dalam pembelajaran dalam memilih media adalah sebagai berikut. 1. Jenis kemampuan yang akan dicapai sesuai dengan tujuan. Sebagaimana diketahui bahwa tujuan pengajaran itu menjangkau daerah kognitif, afektif, dan psikomotor. Bila akan memilih media pembelajaran, harus disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai. 2. Kegunaan dari berbagai jenis media itu sendiri. Setiap jenis media mempunyai nilai kegunaan sendiri-sendiri. Hal ini harus dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih jenis media yang digunakan.
7
3. Kemampuan guru menggunakan suatu jenis media. Betapun tingginya nilai kegunaan media, tidak akan memberi manfaat sedikitpun di tangan orang yang tidak mampu menggunakan. 4. Fleksibilitas (lentur), tahan lama, dan kenyamanan media. Dalam memilih media harus dipertimbangkan kelenturan, dalam arti dapat digunakan dalam berbagai situasi; juga harus tahan lama (tidak sekali pakai langsung dibuang), untuk menghemat biaya, dan digunakannya pun tidak berbahaya. 5. Keefektifan suatu media dibandingkan dengan jenis media lain untuk digunakan dalam pembelajaran.
Gagne dan Briggs (dalam Ali, 2002) menyarankan suatu cara dalam langkah-langkah memilih media untuk pembelajaran sebagai berikut. 1. Merumuskan tujuan pengajaran. 2. Mengklasifikasi tujuan berdasarkan domain atau tipe belajar. 3. Memilih peristiwa-peristiwa pengajaran yang akan berlangsung. 4. Menentukan tipe perangsang untuk tiap peristiwa. 5. Mendaftar media yang dapat digunakan pada setiap peristiwa dalam pengajaran. 6. Mempertimbangkan (berdasarkan nilai kegunaan) media yang dipakai. 7. Menentukan media yang terpilih akan digunakan. 8. Menulis rasional (penalaran) memilih media tersebut. 9. Menuliskan tata cara pemakaiannya pada setiap peristiwa. 10. Menuliskan naskah pembicaraan dalam penggunaan media. Degeng (2001) mengemukakan bahwa ada sejumlah faktor yang perlu dipertimbangkan pengajar dalam memilih, mengembangkan, dan menggunakan media pembelajaran. Faktor-faktor tersebut dikemukakan berikut ini. 1. Tidak ada satu media yang paling unggul untuk semua tujuan. Suatu media hanya cocok untuk tujuan pembelajaran tertentu, tetapi mungkin tidak cocok untuk yang lain.
8
2. Media adalah bagian integral dari proses belajar-mengajar. Hal ini berarti bahwa media bukan hanya sekadar alat bantu mengajar saja, tetapi merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari proses belajar-mengajar. Penetapan suatu media haruslah sesuai dengan komponen yang lain dalam perancangan
instruksional. Tanpa
alat
bantu
mengajar mungkin
pembelajaran tetap dapat berlangsung, tetapi tanpa media pembelajaran itu tidak akan terjadi. 3. Media apapun yang hendak digunakan, sasaran akhirnya adalah untuk memudahkan belajar pebelajar. Kemudahan belajar pebelajar haruslah dijadikan acuan utama pemilihan dan penggunaan suatu media. 4. Penggunaan berbagai media dalam satu kegiatan pembelajaran bukan hanya
sekadar
selingan/pengisi
waktu
atau
hiburan,
melainkan
mempunyai tujuan yang menyatu dengan pembelajaran yang sedang berlangsung. 5. Pemilihan
media
hendaknya
obyektif
(didasarkan
pada
tujuan
pembelajaran), tidak didasarkan pada kesenangan pribadi. 6. Penggunaan beberapa media sekaligus akan dapat membingungkan mahasiswa. Penggunaan multimedia tidak berarti menggunakan media yang banyak sekaligus, tetapi media tertentu dipilih untuk tujuan tertentu dan media yang lain untuk tujuan yang lain pula. 7. Kebaikan dan keburukan media tidak tergantung pada kekonkritan dan keabstrakannya. Media yang konkrit ujudnya, mungkin sukar dipahami karena rumitnya, tetapi media yang abstrak dapat pula memberikan pengertian yang tepat.
2.3 Media Grafis Wayang Kontemporer Media grafis (graphic materials) adalah suatu media visual yang menggunakan titik-titik, garis-garis, gambar-gambar, tulisan, atau simbol visual yang lain dengan maksud untuk mengikhtisarkan, menggambarkan, dan merangkum suatu ide, data atau kejadian (Tegeh, 2009). Batasan tersebut memberikan gambaran bahwa media grafis merupakan media dua dimensi yang
9
dapat dinikmati dengan menggunakan indera penglihatan. Jenis-jenis media grafis antara lain sketsa, bagan, grafik, poster, gambar, kartun, dan lain-lain. Berdasarkan definisi media grafis tersebut, dapat diketahui unsur-unsur pembentuk media grafis. Unsur-unsur yang nampak pada karya desain untuk media grafis disebut unsur-unsur visual. Unsur-unsur visual media grafis adalah sebagai berikut. 1) Titik, yaitu tanda sebuah tempat yang tidak memiliki panjang dan lebar. Tetapi hanya merupakan pangkal atau ujung sebuah garis. Titik juga merupakan perpotongan atau pertemuan dua buah garis. 2) Garis, yaitu rangkaian titik-titik yang ditimbulkan oleh jejak sesuatu alat dari ujung yang runcing. Garis mempunyai ukuran panjang tanpa lebar, mempunyai kedudukan dan arah, dan juga memiliki watak yang tergantung dari keadaan sekitarnya. 3) Bidang, yaitu suatu bentuk pada bidang datar yang dibatasi oleh garis bagian terluar kelilingnya. Bidang mempunyai ukuran panjang dan lebar tanpa tebal, dan berperan secara struktural pada setiap karya desain. Pada dasarnya bidang-bidang mempunyai tiga bentuk dasar, yaitu bujur sangkar atau persegi, lingkaran, dan segitiga. 4) Bentuk, yaitu bangunan hasil pertalian dari titik, garis, dan bidang yang nampak terlihat betapapun kecilnya. 5) Ruang, yaitu kesan kedalaman dari isi suatu bentuk yang dibatasi oleh bidangbidang bagian terluarnya. Ruang dapat terisi atau kosong, dapat nampak datar atau seakan-akan menjorok. 6) Warna, yaitu unsur desain yang paling menonjol dan dapat menimbulkan respons emosional terhadap orang yang melihatnya. Warna dapat dilihat karena adanya cahaya yang menyinari sesuatu benda. Warna memiliki jenis, keselarasan, intensitas, serta memiliki nilai dan pengaruh kejiwaan. Pada dasarnya jenis warna pokok ada tiga, yaitu merah, kuning, dan biru. Ketiga warna pokok tersebut bila dicampur dapat menghasilkan warna-warna yang lain. 7) Tekstur, yaitu tampak permukaan bidang suatu benda. Permukaan benda dapat polos atau berkurai, licin atau kasar, hal ini dapat diketahui dengan cara diraba
10
atau diamati. Ada dua jenis tekstur, yaitu tekstur nyata dan tekstur buatan. Tekstur nyata ialah tekstur yang dapat diraba nilai teksturnya. Tekstur buatan ialah tekstur yang tidak dapat diraba nilai teksturnya karena hasil gambar.
Beberapa jenis media grafis yang lazim digunakan dalam pembelajaran antara lain peta, atlas, sketsa, bagan, grafik, gambar, poster, kartun, karikatur, komik, dan media cetak. Gambar sebagai salah satu media grafis dapat dimodifikasi penggunaannya, sehingga lebih menarik dan mampu dimanipulasi oleh anak TK. Modifikasi gambar dapat berupa wayang kontemporer. Gambar sebagai media grafis digunting menurut bentuk gambar dan diberi tangkai pemegang seperti wayang. Media ini dinamakan wayang kontemporer karena tokoh-tokoh wayang sudah diadaptasi sesuai dengan keadaan, situasi, dan kebutuhan. Misalnya, untuk dongeng yang berjudul Siap Selem, media wayang kontemporer yang dibutuhan sesuai dengan tokoh cerita atau dongeng tersebut.
2.4 Kegiatan Mendongeng Kegiatan membacakan cerita atau mendongeng dapat dilakukan kapan saja bahkan sejak bayi. Sejak bayi, anak sudah dapat dikenalkan pada buku. Bimbing anak untuk membacakan isi ceritanya dengan berulang-ulang sebagai bekal pemahamannya kelak dan membantu meningkatkan konsentrasinya. Anak dapat diajak memilih buku sendiri buku-buku yang diinginkannya sesuai dengan minatnya. Bila kebiasaan membaca sudah ditanamkan seja dini, kelak membaca bukan lagi menjadi salah satu alternatif bermain, tetapi sudah merupakan suatu kebutuhan (Sujiono, 2009). Ekspresi wajah orang dewasa dengan berbagai intonasi emosi saat membacakan cerita atau mendongeng, dapat mengarahkan anak menjadi lebih mandiri dalam mengeksplorasikan bacaan. Berbagai sumber bacaan yang berisi kumpulan dongeng dapat memudahkan para guru TK untuk mendapatkan cerita atau dongeng. Di sini peran guru TK sangat penting dalam memilih cerita atau dongeng yang sesuai dengan karakteristik anak dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
11
2.5 Karakteristik Taman Kanak-Kanak Pendidikan taman kanak-kanak (TK) merupakan pendidikan anak usia dini pada jalur formal pendidikan anak usia dini yang bertujuan membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial, emosional, kemandirian, kognitif, bahasa, fisik/motorik dan seni untuk siap memasuki sekolah dasar (Pasal 8 ayat 3 UU RI Nomor 20 tahun 2003). Dalam menuju kedewasaan setiap anak didik TK memerlukan kesempatan untuk mengembangkan diri dengan ditunjang berbagai fasilitas, sarana dan prasarana pendukungnya seperti alat peraga/alat permainan, perabot kelas, ruang kelas/ruang bermain, guru, program-program pengembangan yang memadai serta suasana pendidikan yang menunjang. Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal dengan mengutamakan kegiatan bermain sambil belajar. Pendidikan anak usia dini yang diterapkan dalam program Taman Kanak-Kanak didasarkan atas prinsip-prinsip: (1) berorientasi pada kebutuhan anak, (2) sesuai dengan perkembangan anak, (3) sesuai dengan keunikan setiap individu, (4) kegiatan belajar dilakukan melalui bermain, (5) anak belajar dari yang konkrit ke abstrak, dari sederhana ke yang kompleks, dar gerakan ke vrbal, dan dari diri sendiri ke sosial, (6) anak sebagai pembelajar aktif, (7) anak belajar melalui interaksi sosial, (8) menyediakan lingkungan yang mendukung proses belajar,(9) merangsang munculnya kreativitas dan inovatif, (10) mengembangkan kecakapan hidup anak, (11) menggunakan berbagai sumber dan media belajar yang ada di lingkungan sekitar, (12) anak belajar sesuai dengan kondisi sosial budayanya, (13) melibatkan peran serta orang tua yang bekerja sama dengan para pendidik di lembaga PAUD, dan (14) stimulasi pendidikan berifat menyeluruh yang mencakup semua aspek perkembangan (Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, 2011). Dalam menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 4 tahun sampai 6 tahun perlu memperhatikan prinsip-prinsip tertentu. Adapun prinsip-
12
prinsip penyelenggaraan TK meliputi: (1) ketersediaan, (2) transisional, (3) kerjasama, (4) kekeluargaan, (5) keberlanjutan, dan (6) pembinaan berjenjang. Fungsi pendidikan TK adalah membina, menumbuhkan, mengembangkan seluruh potensi anak secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya agar memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya. Untuk mencapai fungsi tersebut, maka program pembelajaran di TK mencakup bidang Pengembangan Perilaku dan Pengembangan Kemampuan Dasar yang dilaksanakan melalui kegiatan bermain bertahap, berkesinambungan dan bersifat pembiasaan. Pembelajaran di TK dilakukan secara aktif dialogis dan kritis melalui pendekatan tematik dan terintegrasi serta mengacu pada karakteristik program pembelajaran.
13
BAB III METODE PELAKSANAAN
P2M ini dilaksanakan dalam bentuk pendampingan yang terdiri dari dua tahap yaitu: tahap pertama, pendampingan umum terhadap 50 orang guru TK di Kota Singaraja tentang pengembangan perangkat pembelajaran media wayang kontemporer dan cara penggunaan media wayang kontemporer,
serta tahap
kedua, pendampingan secara intensif kepada lima kelompok guru TK sesuai gugus TK di Kota Singaraja untuk mengembangkan perangkat pembelajaran media wayang kontemporer dan menggunakan media wayang kontemporer dalam pembelajaran. Pelaksanaan masing-masing tahap diuraikan sebagai berikut.
3.1 Tahap Pendampingan Umum Langkah-langkah kegiatannya adalah sebagai berikut. a. Merencanakan waktu dan tempat pendampingan bekerja sama dengan Kepala TK Negeri Pembina dan Kepala UPP Kecamatan Buleleng. b. Pelatihan umum tentang pengembangan perangkat pembelajaran media wayang kontemporer bagi para guru TK perserta P2M. c. Diskusi dan tanya jawab tentang pengembangan perangkat pembelajaran media wayang kontemporer antara pelatih dengan peserta. d. Pembentukan lima kolompok guru TK dan tiap kelompok diberi tugas mengembangkan perangkat pembelajaran media wayang kontemporer. e. Pelatihan umum tentang penggunaan media wayang kontemporer. f. Diskusi dan tanya jawab tentang penggunaan media wayang kontemporer.
3.2 Tahap Pendampingan Intensif a. Tahap pendampingan intensif pengembangan perangkat pembelajaran dan penggunaan media wayang kontemporer dilakukan selama tiga bulan pada lima kelompok.
14
b. Tim P2M melakukan pemantauan dan pembimbingan kepada para guru TK pada gugus yang telah ditetapkan tentang pengembangan perangkat pembelajaran dan penggunaan media wayang kontemporer. c. Tim P2M menilai produk perangkat pembelajaran yang dihasilkan oleh para guru TK dan cara penggunaan media wayang kontemporer.
3.3 Rancangan Evaluasi Evaluasi dilakukan terkait dengan kualitas perangkat pembelajaran wayang kontemporer yang dihasilkan oleh para guru peserta P2M dan cara penggunaan media wayang kontemporer. Dalam pendampingan secara intensif akan dievaluasi produk hasil pengembangan perangkat pembelajaran media wayang kontemporer yang dilakukan di TK inti dalam gugus masing-masing peserta P2M dan cara penggunaan media wayang kontemporer. Dengan demikian, evaluasi dilakukan terhadap dua hal, yakni: produk perangkat pembelajaran yang dihasilkan (penilaian produk) dan cara penggunaan media wayang kontemporer dalam pembelajaran (penilaian kinerja). Kegiatan P2M ini, direncanakan dilakukan selama 6 bulan. Rencana dan jadwal kerja yang akan dilakukan adalah seperti pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan P2M No
Kegiatan
1 2
Menyiapkan materi pendampingan Pelaksanaan pendampingan secara umum Kegiatan pendampingan secara intensif Penyusunan draf. laporan P2M Seminar hasil P2M Penyusunan laporan Kirim laporan
3 4 5 6 7
Bln i
Bln ii
Bln iii
Bln iv
Bln v
Bln
vi
15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Kegiatan pendampingan umum dilaksanakan pada hari Jumat, 15 Mei 2015 di Aula Unit Pelaksana Pendidikan Kecamatran Buleleng. Para guru TK di Kecamatan Buleleng yang hadir berjumlah 53 orang. Undangan yang hadir terdiri atas dua orang pengawas, satu orang koordinator pengawas, satu orang ketua Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Kabupaten Buleleng. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dibuka oleh Koordinator Pengawas TK/SD Kecamatan Buleleng, Drs. I Made Sri Witana.
Gambar 1. Tim P2M Memberikan Materi dalam Pendampingan Umum
Produk yang dihasilkan dalam kegiatan ini adalah perangkat pembelajaran media wayang kontemprer berupa silabus, pemetaan, dan rencana kegiatan mingguan, serta rencana kegiatan harian. Selain itu, produk dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah keterampilan penggunaan media wayang kontemporer.
16
Gambar 2. Peserta Bekerja Kelompok dalam Pendampingan Umum
Kegiatan Pendampingan Umum dilaksanakan dalam waktu satu hari. Materi yang diberikan adalah pembuatan perangkat pembelajaran untuk mendukung kegiatan mendongeng dengan menggunakan media grafis wayang kontemporer. Materi kedua yang diberikan adalah keterampilan menggunakan media grafis wayang kontemporer. Para guru TK diberi contoh cara menggunakan media
grafis
wayang
mendemonstrasikan
kontemporer.
keterampilan
Selanjutnya
menggunakan
media
setiap
kelompok
grafis
wayang
kontemporer.
Gambar 03. Guru Mendemonstraikan Media Grafis Wayang Kontemporer
17
Dalam Pendampingan Umum ditentukan lima TK Mitra P2M untuk selanjutnya didampingi secara intensif dalam mengembangkan perangkat pembelajaran dan menggunakan media grafis wayang kontemporer. Kelima TK tersebut adalah TK Negeri Pembina Singaraja, TK Mutiara, TK At Thooriq, TK Laboratorium Universitas Pendidikan Ganesha, dan TK Aisyiyah. Kelima tim P2M secara bergantian mendampingi para guru TK mengembangkan perangkat pembelajaran dan menggunakan media grafis wayang kontemporer di TK masingmasing.
Gambar 4. Anggota Tim P2M Berkunjung ke TK Mitra untuk Pendampingan
Produk perangkat pembelajaran yang dihasilkan oleh para peserta P2M dinilai dengan menggunakan format penilaian N1 sebagai berikut. LEMBAR PENILAIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (N1) Nama Guru
: ……………………………………….
Tempat Tugas
: ……………………………………….
Berilah tanda centang (√) pada kolom nilai 1, 2, 3, 4, atau 5 sesuai penilaian Ibu/Bapak! Nilai No
Aspek Yang Dinilai
1 Perumusan Tujuan (Capaian) Pembelajaran a.
1
2
3
4
xxxxxx xxxxxx xxxxxx
5 xxxxxx
Kejelasan dan kelengkapan cakupan rumusan
18
b.
Kesesuaian dengan kompetensi dasar
2 Pemilihan dan pengorganisasian materi ajar: a. Kesesuaian dengan tujuan/capaian pembelajaran b. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik c. Keruntutan dan sistematika materi 3 Penentuan Pendekatan/Metode Pembelajaran a
Kesesuaiannya dengan tujuan/capaian pembelajaran
b
Kesesuaiannya dengan materi pembelajaran
c
Kesesuaiannya dengan karakteristik peserta didik
d
Kesesuaian alokasi waktu dengan tahapan pembelajaran
e
Kejelasan langkah pembelajaran yang dirancang
4 Pemilihan Sumber Belajar/ Media Pembelajaran a. Kesesuaiannya dengan tujuan/capaian pembelajaran b. Kesesuaiannya dengan materi pembelajaran c. Kesesuaiannya dengan karakteristik peserta didik 5 Penilaian Hasil Belajar a
Kesesuaian teknik penilaian dg tujuan/capaian pembelajaran
b
Kejelasan prosedur penilaian
c. Kelengkapan instrumen (soal, kunci, pedoman penskoran) 6 Penampilan dokumen RPP: a
Kerapian, kebersihan
b
Penggunaan bahasa tulis Jumlah Skor Total Skor Nilai N1 : (total skor) / 90 x 100 =
Singaraja, ……………………2015 Penilai,
………………………………….. NIP ………………………………
Pengerjaan perangkat pembelajaran ditugaskan kepada lima kelompok TK, yakni TK Negeri Pembina Singaraja, TK Mutiara, TK Laboratorium Undiksha, TK Aisyiyah, dan TK Ath Thooriq. Untuk kegiatan pendampingan penggunaan media wayang kontemporer ditugaskan kepada tiga TK, yaitu TK Negeri Pembina Singaraja, TK Mutiara, dan TK Ath Thooriq.
19
Gambar 05. Tim P2M sedang Berdiskusi dengan Guru TK tentang Penggunaan Wayang Kontemporer
Keterampilan
penggunaan
media
wayang
kontemporer
dinilai
dengan
menggunakan lembar penilaian N2 sebagai berikut. LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN MELAKSANAKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN (N2)
Nama Guru
: ……………………………………….
Tempat Tugas
: ……………………………………….
Berilah tanda centang (√) pada kolom nilai 1, 2, 3, 4, atau 5 sesuai penilaian Ibu/Bapak!
No Aspek Yang Dinilai I Prapembelajaran a. Menyiapkan ruang, alat dan media pembelajaran b. Memeriksa kesiapan siswa II Membuka Pelajaran a. Melakukan kegiatan apersepsi b. Menyampaikan kompetensi dan rencana kegiatan III Inti Pembelajaran
Nilai 1
2
3
4
xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx
20
5
A Penguasaan Materi Pembelajaran a. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan b. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan c. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran B Pendekatan/Strategi pembelajaran a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP Melaksanakan pembelajaran sesuai tingkat perkembangan b. siswa Melaksanakan pembelajaran sesuai karakteristik c. pendekatan/metode d. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual e. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu C Pemanfaatan Sumber/media pembelajaran Menunjukkan keterampilan penggunaan sumber/media a. pembelajaran b. Menghasilkan pesan yang menarik Melibatkan siswa dalam penyiapan dan pemanfaatan c. media/sumber D Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa a. Menumbuhkan partisipasi dan kebiasaan positif siswa b. Merespon positif partisipasi siswa c. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa, siswa-siswa d. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif e. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar E Penampilan guru di depan kelas a. Menggunakan pakaian dan tata rias sesuai aturan b. Menunjukkan rasa percaya diri, antusias, simpatik, desiplin c. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar d. Menyampaikan pesan dengan gaya yang efektif F
Penilaian Proses dan hasil belajar
a. Memantau kemajuan belajar b. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi IV Menutup Pelajaran a. Melakukan refleksi atau merangkum dengan melibatkan siswa Melaksanakan tindak lanjut dg memberikan arahan, kegiatan, b. tugas sebagai bagian remidi/pengayaan Jumlah Skor Total Skor Nilai N2 = (total skor)/140 x 100 = Singaraja, ……………………2015 Penilai,
……………………………….. NIP ………………………………
21
Nilai yang diperoleh dikonversikan ke Pedoman Konversi dengan Menggunakan Pedoman Acuan Penilaian (PAP) Skala Lima. Tabel 4.1 Pedoman Konversi PAP Skala Lima Tingkat Penguasaan (dalam %) 85-100
Sangat Baik
70-84
Baik
55-69
Cukup Baik
40-54
Kurang Baik
0-39
Sangat Kurang Baik
Kriteria
Berikut adalah hasil penilaian terhadap produk perangkat pembelajaran yang dihasilkan oleh para guru TK.
Tabel 4.2 Hasil Penilaian Perangkat Pembelajaran Media Wayang Kontemporer No.
Nama TK
1
TK Negeri Pembina
2 3 4
TK Ath Thooriq TK Mutiara TK Laboratorium Undiksha TK Aisyiyah
5
Nama Guru
Nilai
Ida Ayu Kade Widiaksini, S.Pd.AUD Fitriyah Martina Dewi, S.Pd. Luh Putu Yuli Artaningsih, S.Pd.
94,44
Kriteria (PAP Skala 5) Sangat baik
92,22 93,33 86,67
Sangat baik Sangat baik Sangat baik
88,89 455,5 91,11
Sangat baik
Wahyu Hidayanti, S.Pd. Jumlah Rerata
Sangat baik
Untuk pendampingan intensif penggunaan media grafis wayang kontemporer difokuskan pada tiga TK Mitra P2M, yakni TK Negeri Pembina Singaraja, TK Mutiara, dan TK At Thooriq. Setelah melalui tahap pendampingan umum dan pendampingan intensif atau khusus, maka ketiga guru pada TK Mitra dinilai keterampilannya menggunakan media grafis wayang kontemporer. Penilaian dilakukan dengan menggunakan lembar penilaian N2.
22
Hasil penilaian keterampilan guru menggunakan media grafis wayang kontemporer disajikan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Keterampilan Gur Menggunakan Media Wayang Kontemporer No.
Nama TK
1
TK Negeri Pembina
2 3
TK Ath Thooriq TK Mutiara
Nama Guru Ida Ayu Kade Widiaksini, S.Pd.AUD Fitriyah Martina Dewi, S.Pd. Jumlah Rerata
Nilai 92,86 87,86 91,43 272,15 90,71
Kriteria (PAP Skala 5) Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik
4.2 Pembahasan Pada lembar penilaian rencana pelaksanaan pembelajaran (lembar penilaian N1) terdapat enam aspek pokok yang dinilai, yaitu: (1) perumusan tujuan pembelajaran, (2) pemilihan dan pengorganisasian materi ajar, (3) penentuan pendekatan/metode pembelajaran, (4) pemilihan sumber belajar/media pembelajaran, (5) penilaian hasil belajar, dan (6) penampilan dokumen RPP. Di antara enam aspek penilaian tersebut, ada dua aspek yang secara umum berkriteria baik. Kedua aspek tersebut adalah aspek perumusan tujuan pembelajaran, khususnya poin kejelasan dan kelengkapan cakupan rumusan dan aspek penilaian hasil belajar. Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa hasil penilaian Tim Pengabdian Kepada Masyarakat, kelima produk perangkat pembelajaran wayang kontemporer berkriteria sangat baik. Secara umum kelima produk memiliki nilai rerata 91,11. Hal ini menunjukkan bahwa secara kuantitatif hasil produk media grafis wayang kontemporer yang dihasilkan oleh para guru TK dalam kegiatan P2M berkriteria sangat baik. Pada aspek perumusan tujuan pembelajaran terdapat beberapa kelemahan yang dilakukan oleh para guru TK. Kelemahan yang menonjol adalah rumusan tujuan pembelajaran kurang memperhatikan komponen ABCD (audien, behavior, condition, degree). Pada aspek penilaian hasil belajar kelemahan yang paling menonjol dilakukan oleh para guru TK adalah kejelasan prosedur penilaian dan kelengkapan instrumen
23
penilaian. Prosedur penilaian yang ditulis pada perangkat pembelajaran tidak jelas, misalnya tidak berisi petunjuk penilaian. Instrumen yang dibuat tidak lengkap, misalnya penilaian tidak dilengkapi dengan rubrik penilaian, kunci jawaban, dan rumus penialian. Pada lembar penilaian keterampilan melaksanakan kegiatan pembelajaran (lembar penilaian N2) terdapat empat kompenen atau aspek utama yang dinilai. Keempat aspek tersebut adalah (1) prapelajaran, (2) membuka pelajaran, (3) inti pembelajaran, dan (4) menutup pelajaran. Aspek prapelajaran mencakup dua hal yaitu menyiapkan ruang, alat dan media pembelajaran serta memeriksa kesiapan siswa. Aspek inti pelajaran merupakan bagian yang sangat penting dan kompleks, sehingga hal yang dinilai paling banyak. Aspek inti pelajaran meliputi penguasaan materi pelajaran, strategi pembelajaran pemanfaatan media/sumbewr belajar, pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa, penampilan guru di depan kelas, dan penilaian proses dan hasil belajar. Aspek terakhir, menutup pelajaran mencakup dua hal, yaitu melakukan refleksi atau merangkum dengan melibatkan siswa dan melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, kegiatan, tugas esbagai bagian remidi/pengayaan. Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa hasil penilaian Tim Pengabdian Kepada Masyarakat, ketiga guru model yang menggunakan produk perangkat pembelajaran wayang kontemporer dalam kegiatan mendongeng berkriteria sangat baik. Secara umum ketiga orang guru TK memiliki nilai rerata 90,71. Hal ini menunjukkan bahwa secara kuantitatif kemampuan guru TK menggunakan produk media grafis wayang kontemporer dalam kegiatan mendongeng berkriteria sangat baik. Secara umum berdasarkankan hasil penilaian para guru TK telah memiliki keterampilan yang sangat baik dalam memanfaat media grafis wayang kontemporer dalam kegiatan mendongeng. Para anak TK tampak antusias dan bergembira memerankan tokoh dongeng. Media grafis wayang kontemporer mampu mengaktifkan anak TK secara fisik dan mental dalam kegiatan mendongeng.
24
BAB V PENUTUP
Dalam bab penutup diuraikan dua hal pokok, yaitu simpulan dan saran. Kedua hal ini diuraikan secara berurutan sebagai berikut.
5.1 Kesimpulan Kegiatan P2M ini mencakup dua kegiatan pokok, yakni Pendampingan Umum dan Pendampingan Intensif. Kegiatan Pendampingan Umum diikuti oleh para guru TK di Kota Singaraja yang berjumlah 53 orang. Kegiatan Pendampingan Intensif difokuskan kepada kelompok guru TK pada lima TK di Kota Singaraja. Berdasarkan hasil penilaian Tim P2M, dapat diketahui bahwa (1) hasil produk perangkat pembelajaran untuk kegiatan medongeng menggunakan media grafis wayang kontemporer berkriteria sangat baik, dan (2) keterampilan para guru TK menggunakan media grafis wayang kontemporer dalam kegiatan mendongeng berkriteria sangat baik.
5.2 Saran Berdasarkan hasil kegiatan P2M ini dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut. Pertama, kepada para guru TK disarankan agar terus berkreativitas untuk menciptakan media grafis wayang kontemporer untuk dongeng-dongeng lainnya dan didukung oleh perangkat pembelajaran yang memadai, sehingga kegiatan mendongeng semakin dicintai oleh anak-anak TK. Kedua, kepada kepala TK disarankan agar terus memberikan supervisi dan motivasi agar guru TK selalu berinovasi dan melakukan kegiatan yang mengarah pada peningkatan kualitas proses dan hasil belajar anak. Ketiga, kepada pemerintah daerah, khususnya dinas pendidikan agar memfasilitasi para guru TK dalam mengembangkan kreativitas, misalnya memberikan bantuan dana, mengadakan diklat, lomba pembuatan media, dan berbagai kegiatan lain yang bermanfaat untuk meningkatkan profesionalisme guru TK.
25
DAFTAR PUSTAKA Ali, M. 1992. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Algensindo.
Sinar Baru
Degeng, I N. S. 2001. Kumpulan Bahan Pembelajaran. Malang: LP3 UM. Degeng, I N S., dkk., 1993. Proses Belajar Mengajar II (Media Pendidikan). Malang: IKIP Malang. Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini. 2011. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman Kanak-kanak. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal. Ibrahim dan Syaodih S. 1996. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdikbud dan Rineka Cipta. Miarso, Y., dkk. 1987. Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan TK dan SD. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan. Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A. & Rahardjito. 2002. Media Pendidikan; Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Pustekkom Dikbud dan RajaGrafindo Persada. Setyosari, P. dan Sihkabuden. 2005. Media Pembelajaran. Malang: Elang Mas. Sujiono, Y. N. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Direktorat Pendidikan Tinggi. Tegeh, I M.. 2009. Media Pembelajaran. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasonal.
26
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Surat Perjanjian Kerja Pengabdian Masyarakat 2. Surat Undangan Ketua Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat 3. Piagam 4. Daftar Hadir Tim P2M dan Undangan 5. Susunan Acara 6. Lembar Penilaian N1 dan N2 7. Foto Kegiatan
vi
LAMPIRAN: FOTO-FOTO KEGIATAN P2M
Foto 1. Para Peserta Pendampingan Umum sedang Diskusi dan Tanya Jawab
Foto 2. Peserta Dituntun Cara Menggunakan Media Wayang Kontemporer
Foto 3. Guru, Tim P2M, dan anak-anak TK Mutiara Setelah Bermain Peran dengan Media Grafis Wayang Kontemporer
Foto 4. Anggota Tim P2M Berdiskusi dengan Dua Orang Guru TK Laboratorium Undiksha