LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteks
Pendampingan Penyusunan Gizi Sehat dan Pemanfaatan Apotek Hidup Pada Penderita Hipertensi di Desa Banjar Tegeha, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng Tahun 2016
Oleh: dr. Putu Adi Suputra, S.Ked., M.Kes (198410152009121005) dr. Ni Made Sri Dewi Lestari, S.Ked, M.Kes (198207022008122002) Ni Putu Dwi Sucita Dartini, S.Pd., M.Pd (198705222015042004) dr. Ni Putu Dewi Sri Wahyuni, S. Ked, M.Kes (197906212008122002)
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha SPK No :94/UN48.16/PM/2016
LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2016 i
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
a. Judul Program : “Pendampingan Penyusunan Gizi Sehat dan Pemanfaatan Apotek Hidup Pada Penderita Hipertensi di Desa Banjar Tegeha, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng Tahun 2016 b. Jenis Program : Pendampingan c. Bidang Kegiatan : Sosial dan Kesehatan d. Identitas Pelaksana : 1. Ketua - Nama : dr. Putu Adi Suputra, S.Ked., M.Kes - NIP : 198410152009121005 - NIDN : 0015108402 - Pangkat/Gol : Penata Muda Tingkat I/IIIb - Alamat Kantor : FOK Undiksha - Alamat Rumah : Banjar Tegeha, Kecamatan Banjar, Buleleng 2. Anggota 1 - Nama : dr. Ni Made Sri Dewi Lestari, S.Ked, M.Kes - NIP : 198207022008122002 - NIDN : 002078201 - Pangkat/Gol : Penata Muda /IIIc - Alamat Kantor : FOK Undiksha - Alamat Rumah : Jl Kibarak Panji Gang Lely No 1, Singaraja 3. Anggota 2 - Nama : Ni Putu Dwi Sucita Dartini, S.Pd, M.Pd - NIP : 198705222015042004 - NIDN : 0822058702 - Pangkat/Gol : Penata Muda Tingkat I/IIIb - Alamat Kantor : FOK Undiksha - Alamat Rumah : Dusun Batupulu, Desa Panji Anom, Sukasada 4. Anggota 3 -Nama : dr. Ni Putu Sri Dewi Wahyuni, S.Ked, M.Kes - NIP : 197906212008122002 - NIDN : 0021067910 - Pangkat/Gol : Penata Muda Tingkat I/IIIb - Alamat Kantor : FOK Undiksha - Alamat Rumah : BTN Bali Nuansa Indah blok E No.62 Sambangan e. Biaya yang diperlukan : Rp 14.500.000.f. Lama Kegiatan : 8 Bulan
ii
iii
PRAKATA Puja dan puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya laporan akhir kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dilaksanakan di UPP Kecamatan Sukasada dapat terlaksana dengan baik. Laporan dibuat dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan kegiatan dan memberikan informasi tentang proses perencanaan dan pelaksanaan dari awal hingga akhir kegiatan serta hasil yang didapat dari pelaksanaan kegiatan ini. Penulis menyadari bahwa isi dari laporan ini jauh dari kesempurnaan, sehingga perlu sumbangsih dari para pembaca terutama hal yang terkait tentang tata tulis dan substansi laporan. Terlaksananya kegiatan ini dari awal hingga pembuatan laporan akhir ini berkat bantuan dari berbagai pihak, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalamdalamnya kepada: 1.
Prof. Dr. I Nengah Suandi, M.Hum., selaku ketua LPPM Undiksha Singaraja atas segala bantuannya untuk pelaksanaan kegiatan.
2.
I Ketut Budaya Astra, S.Pd.,M.Or., selaku dekan FOK Undiksha Singaraja yang telah memberikan bantuan kemudahan dalam pelaksanaan kegiatan.
3.
Ida Putu Semadi, selaku Kepala Desa Banjar Tegeha yang telah menfasilitasi dan memberikan ijin dalam melaksanakan kegiatan P2M ini.
4.
Para peserta, atas kerjasamanya dalam mengikuti pendampingan sehingga pelaksanaan P2M dapat berjalan sesuai rencana
5.
Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas segala bantuannya baik pemikiran maupun material pada kegiatan ini Demikian laporan pengabdian pada masyarakat ini, semoga atas segala bantuan yang
diberikan mendapat imbalan yang sepadan dari Tuhan yang Maha Esa.
Singaraja, 21 Nopember 2016
Penulis iv
DAFTAR ISI Halaman Judul .....................................................................................................
i
Halaman Pengesahan ...........................................................................................
ii
Prakata .................................................................................................................
iii
Daftar Isi ..............................................................................................................
iv
BAB I. Pendahuluan a. Analisis Situasi ..........................................................................................
1
b. Identifikasi dan Perumusan Masalah ..........................................................
2
c. Tujuan Kegiatan ........................................................................................
2
d. Manfaat Kegiatan ......................................................................................
2
BAB II. Kajian Pustaka a. Hipertensi ..................................................................................................
3
b. Epidemiologi .............................................................................................
3
c. Etiologi......................................................................................................
4
d. Klasifikasi Tekanan Darah .........................................................................
6
e. Patofisiologi ..............................................................................................
7
f. Penatalaksanaan .........................................................................................
7
g. Komplikasi ................................................................................................
8
BAB III. Metode Pelaksanaan a. Kerangka Pemecahan Masalah ...................................................................
10
b. Metode Kegiatan .......................................................................................
10
c. Khalayak Sasaran ......................................................................................
10
d. Rancangan Evaluasi...................................................................................
11
BAB IV. Hasil dan Pembahasan a. Hasil Pelaksanaan ......................................................................................
12
b. Pembahasan ...............................................................................................
14
BAB V. Penutup a. Simpulan ..................................................................................................
16
b. Saran ........................................................................................................
16
Daftra Pustaka Lampiran-Lampiran v
BAB I
PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI
Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa faktor penyebab utama terjadinya hipertensi adalah
arterosklerosis yang didasari dengan konsumsi lemak yang berlebihan, sehingga untuk mencegah dan mengurangi resiko terjadinya komplikasi kardiovaskular adalah dengan mengurangi
konsumsi lemak yang berlebihan serta memanfaatkan tanaman herbal untuk pencegahan dan
pengobatan hipertensi. Pada penderita hipertensi selain pemberian obat-obatan anti hipertensi, perlu juga diterapi dengan pengendalian gizi dan merubah gaya hidup. Tujuan dari pengendalian
gizi adalah untuk membantu menurunkan tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah menuju normal. Disamping itu juga pengendalian gizi juga ditujukan untuk menurunkan faktor
resiko seperti obesitas, kolesterol, dan asam urat darah. Harus diperhatikan pula penyakit degeneratif lain yang menyertai darah tinggi seperti jantung, ginjal dan diabetes mellitus.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suputra (2013), pada penduduk umur 30-60
tahun di Desa Banjar Tegeha terdapat 31,1 % penduduk menderita hipertensi. Dan dari seluruh
penderita hipertensi hampir 50 % menderita obesitas abdominal dan kolesterol total yang tinggi.
Ini menunjukkan masyarakat masih belum mengerti tentang pengaturan gizi sehat dan seimbang
pada penyakit hipertensi. Dari hasil observasi dan wawancara dengan ibu dr. Putu Yoni Utami, beliau merupakan salah satu dokter di Puskesmas Banjar I. Menurut beliau, tidak pernah dilakukan program pendampingan penyusunan gizi sehat dan seimbang untuk masyarakat di
Kecamatan Banjar, khususnya di Desa Banjar Tegeha. Dan itu tidak termasuk program dari
puskesmas. Sedangkan menurut Kepala Desa Banjar Tegeha, Bapak Ida Bagus Putu Semadi,
beliau juga mengakui belum pernah dilakukan pendampingan penyusunan gizi sehat dan seimbang pada penderita hipertensi. Dan beliau juga mengakui pemanfaatan apotek hidup untuk kesehatan sangat kurang maksimal. Hasil wawancara langsung dengan beberapa masayarakat,
hampir semua masyarakat tidak tahu tentang gizi sehat dan seimbang untuk penderita hipertensi. Mereka tidak tahu tentang makanan apa yang harus dihindari, makanan apa yang dianjurkan, dan
tentang gizi sehat dan seimbang. Masyarakat juga tidak tahu tentang pemanfaatan apotek hidup bagi kesehatan. Selama ini masyarakat hanya tahu hipertensi itu diobati dengan obat-obatan dari dokter.
1
B. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan hasil analisis situasi diatas dapat ditemukan beberapa masalah antara lain :
a. Tidak ada program khusus dari Puskesmas tentang pendampingan gizi sehat dan seimbang serta pemanfaatan apotek hidup
b. Kurangnya pemahaman dan ketrampilan masyarakat tentang gizi sehat dan seimbang penderita hipertensi
c. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang pemanfaatan apotek hidup bagi kesehatan, khususnya untuk penderita hipertensi C. TUJUAN KEGIATAN
Adapun tujuan dari program pengabdian ini adalah:
a. Melakukan pendampingan kepada masyarakat Desa Banjar Tegeha yang memiliki penyakit Hipertensi
b. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat Desa Banjar Tegeha, tentang gizi sehat dan seimbang
c. Memberikan pengetahuan tentang pemanfaatan apotek hidup
D. MANFAAT KEGIATAN
Manfaat yang diharapkan usai memberikan “Pendampingan Penyusunan Gizi Sehat dan Pemanfaatan Apotek Hidup Pada Penderita Hipertensi di Desa Banjar Tegeha, Kecamatan
Banjar, Kabupaten Buleleng Tahun 2016.” adalah dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya gizi sehat dan seimbang untuk penderita hipertensi. Masyarakat bisa
menyusun menu sehat seimbang yang sesuai dengan penderita hipertensi. Pemahaman masyarakat menjadi meningkat tentang pemanfaatan apotek hidup untuk penderita hipertensi.
2
BAB II
A.
Hipertensi
TINJAUAN PUSTAKA
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah kesehatan yang paling sering kita temui. 1 dari 4 orang dewasa di seluruh dunia berpotensi untuk menderita hipertensi. Hipertensi
juga disebut pembunuh terselubung atau silent killer karena tidak menimbulkan gejala dan bisa menjadi masalah kesehatan yang serius jika tidak di obati dalam waktu yang cukup lama (Essential hypertension, 2008).
Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik
≥ 90 mmHg. Tekanan darah diukur dengan sphygmomanometer yang telah dikalibrasi dengan tepat (80% dari ukuran manset menutupi lengan), setelah pasien tenang, posisi duduk tegak ataupun terlentang paling sedikit 5 menit atau 30 menit setelah merokok ataupun minum kopi (Kuswardhani, 2006 ; Uwaifo , 2011) B.
Epidemiologi
Banyak studi epidemiologi yang meyimpulkan terjadinya hubungan yang signifikan antara
hipertensi dengan terjadinya resiko beberapa penyakit kardiovaskuler seperti infark miokard, gagal jantung kongestif, stroke dan gagal ginjal (Eaton, 2008)
Menurut National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) , di amerika
angka prevalensi penderita hipertensi mencapai 28,7 % atau sekitar 58 juta individu. Dan prevalensi penderita hipertensi terjadi pada umur ≥ 60 tahun sebanyak 64,5% (Fauci & Longo, 2008). 7 juta angka kematian di seluruh dunia disebabkan oleh hipertensi atau sekitar 13 % dari
total prevalensi kematian seluruhnya. Menurut data Riskesdas 2007, prevalensi kejadian hipertensi di Indonesia mencapai 31%, sedangkan di Bali mencapai 29%. Dan prevalensi
kejadian hipertensi paling tinggi terdapat pada usia 75 keatas, yaitu sebanyak 67% (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2008). Tuan et al (2009), dalam suatu studi terhadap populasi pada penduduk China,Indonesia dan Taiwan didapatkan bahwa prevalensi kejadian hipertensi tertinggi terdapat pada populasi Indonesia baik itu wanita ataupun laki-laki.
Menurut Boedhi Darmojo dalam tulisannya yang dikumpulkan dari berbagai penelitian
melaporkan bahwa 1,8%-28,6 % penduduk yang berusia diatas 20 tahun adalah pasien hipertensi. Pada umumnya prevalensi hipertensi sebesar 8,6%-10% (Susalit dkk, 2006) 3
C.
Etiologi
Penyebab pasti hipertensi tidak dapat diketahui secara pasti. Akan tetapi ada beberapa
faktor resiko yang menyebabkan hipertensi seperti merokok, kegemukan/obesitas, konsumsi
garam dan lemak berlebihan, konsumsi alkohol, genetik, umur, lingkungan. Hampir 95% penyebab hipertensi tidak diketahui yang disebut dengan hipertensi esensial atau primer. Banyak
faktor yang berkaitan yang bisa menyebabkan hipertensi primer seperti gaya hidup, dan faktor lingkungan. 5% penyebab hipertensi diketahui yang disebut hipertensi sekunder. Penyebab primer yang diketahui seperti penyakit ginjal polikistik, gangguan obat tertentu, stress, kerusakan vaskuler, sindrom Chusing dan lain-lain. (Sutters, 2009; Fauci et al.,2008, Eaton, 2008)
Resiko relatif hipertensi tergantung pada jumlah dan keparahan dari faktor resiko yang
dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi (Fauci et al.,2008). Faktor-faktor yang tidak dapat dimodifikasi antara lain faktor genetik, umur, jenis kelamin, dan etnis. Sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi meliputi stres, obesitas, dan nutrisi (Yogiantoro,2006). a. Faktor genetik
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga
itumempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan
kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium
Individudengan orang tua dengan hipertensi menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Selain itu didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi dalam keluarga (Wade & Cameron, 2003)
b. Umur
Hipertensi merupakan penyakit multifaktorial yang munculnya oleh karena
interaksi berbagai faktor. Dengan bertambahnya umur, maka tekanan darah juga akan meningkat. Setelah umur 45 tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan oleh karena
adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit dan menjadi kaku. Tekanan darah sistolik meningkat karena kelenturan pembuluh darah besar yang berkurang pada penambahan umur (Dreisbach, 2010; Kuswardhani, 2006)
4
Sampai dekade ketujuh sedangkan tekanan darah diastolik meningkat sampai dekade kelima dan keenam kemudian menetap atau cenderung menurun. Peningkatan umur akan
menyebabkan beberapa perubahan fisiologis, pada usia lanjut terjadi peningkatan
resistensi perifer dan aktivitas simpatik. Pengaturan tekanan darah yaitu reflek baroreseptor pada usia lanjut sensitivitasnya sudah berkurang, sedangkan peran ginjal
juga sudah berkurang dimana aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus menurun (Kumar et al,2005; Kuswardhani, 2006). c. Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun wanita
terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause.
Wanita yang belum
mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam
meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yangtinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada usia premenopause. Pada premenopause wanita mulai kehilangan sedikit
demi sedikit
hormon estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana hormon estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai dengan
umur wanita secara alami, yang umumnya mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun (Cortas, K, 2008) d. Etnis
Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam dari pada yang berkulit
putih. Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti penyebabnya. Namun pada orang kulit hitam ditemukan kadar renin yang lebih rendah dan sensitifitas terhadap vasopresin
lebih besar. Ini disebabkan sekresi rennin yang ditekan oleh ginjal, ketika mendeteksi kelebihan ekskresi natrium. dalam sirkulasi.(Dreisbach, 2010) e. Obesitas
Obesitas menjadi masalah kesehatan yang sangat serius di Amerika dan di
beberapa negara berkembang. Di seluruh dunia, prevalensinya meningkat secara cepat di beberapa negara berkembang (Uwaifo, 2011). Obesitas diperkirakan menyebabkan faktor
utama penyebab mortalitas dan morbiditas diseluruh dunia. Sekitar 2,6 juta orang
meninggal disebabkan oleh obesitas(humayun). Menurut National Institutes for Health 5
USA (NIH, 1998), prevalensi tekanan darah tinggi pada orang dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) >30 (obesitas) adalah 38% untuk pria dan 32% untuk wanita, dibandingkan
dengan prevalensi 18% untuk pria dan 17% untuk wanita bagi yang memiliki IMT <25 (status gizi normal menurut standar internasional) (Cortas, 2008)
Menurut Hall (1994) perubahan fisiologis dapat menjelaskan hubungan antara
kelebihan berat badan dengan tekanan darah, yaitu terjadinya resistensi insulin dan hiperinsulinemia, aktivasi saraf simpatis dan sistem renin-angiotensin, dan perubahan
fisik pada ginjal. Peningkatan konsumsi energi juga meningkatkan insulin plasma, dimana natriuretik potensial menyebabkan terjadinya reabsorpsi natrium dan peningkatan tekanan darah secara terus menerus (Cortas, 2008) f. Stres
Stress akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung
sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun stress ini dapat
berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik personal (Kulkarni et al,1998) g. Nutrisi
Badan
kesehatan
dunia
yaitu
World
Health
Organization
(WHO)
merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi risiko terjadinya hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram garam) perhari (Shapo et al, 2003)
Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam
cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya cairan intraseluler ditarik ke luar,
sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak D.
kepada timbulnya hipertensi (Armugan, 2006).
Klasifikasi Tekanan Darah
Tekanan darah diklasifikasikan berdasarkan pengukuran rata-rata dua kali pengukuran
masing-masing kunjungan. Menurut Menurut Seventh Report of Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7)
6
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC VII (National Institute of Health, 2003) Kategori
Sistolik (mmHg)
Diastolik (mmHg)
Prehipertensi
120-139
80-89
Hipertensi derajat II
≥ 160
≥ 100
Normal
Hipertensi derajat I
E.
< 120 ≥ 140
< 80 ≥ 90
Patofisiologi
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari
angiotensin I oleh angiotensin converting enzyme (ACE). ACE memegang peranan penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati. Selanjutnya oleh hormone rennin yang diproduksi di ginjal akan diubah menjadi angiotensin I.
Oleh ACE yang terdapat di paru-paru akan diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memegang peranan penting dalam menaikkan tekanan darah. melalui dua aksi utama (Fauci & Longo, 2008)
Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormone antideuretik (ADH). ADH
diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas
dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan keluar
tubuh, sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, maka
volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan intraseluler.
Akibatnya volume darah meningkat sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah (Fauci & Longo, 2008; Susalit dkk, 2001)
Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron
merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur cairan
ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mengabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan
cara
meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan tekanan darah (Susalit dkk, 2001) F.
Penatalaksanaan
Semua penderita hipertensi harus di obati sampai tekanan darah penderita mencapai ≤ 140/90 mmHg. Tujuan utama dari pengobatan hipertensi adalah dengan memberikan pengobatan 7
(farmakologis) dan modifikasi gaya hidup. Modifikasi gaya hidup (lifestyle modifications) adalah sangat penting untuk penderita hipertensi, bagaimanapun beratnya hipertensi tersebut. Modifikasi gaya hidup tidak hanya efektif untuk menurunkan tekanan darah, tapi juga dapat mengurangi dosis obat yang dikonsumsi (Eaton, 2008)
Modifikasi
Rekomendasi
Penurunan sistolik
TD
berat menjaga berat badan ideal 5-20
Penurunan
(IMT 18,5-24,9)
badan
mmHg/penurunan 10 kg berat badan
Diet DASH (Dietary Konsumsi buah, sayuran, 8-14 mmHg Approach
to
Hypertension) Membatasi sodium
Aktifitas fisik
Konsumsi alkohol
Stop susu rendah lemak, kurangi lemak jenuh
diet Pengurangan diet sodium ≤ 2-8 mmHg 100 mEq/L atau 2,4 gr
Peningkatan aktifitas fisik 4-9 mmHg aerobic
seperti
jogging
selama 30 menit setiap hari Membatasi
konsumsi 2-4 mmHg
alkohol tidak boleh lebih dari 30 ml
Tabel 2.2 Pengaruh modifikasi gaya hidup terhadap penurunan tekanan darah (Eaton, 2008)
G.
Komplikasi
Hipertensi yang tidak diobati akan menyebabkan komplikasi yang bisa menyebabkan
penurunan kualitas hidup penderita itu sendiri. Komplikasi tersebut antara lain penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, gagal jantung kongestif, kerusakan otak (ensefalopati), penyakit arteri
perifer, kebutaan, bahkan bisa menjadi kematian. Mortalitas pada pasien hipertensi lebih cepat
apabila penyakitnya tidak terkontrol dan telah menimbulkan komplikasi ke beberapa organ vital. 8
Sebab kematian yang sering terjadi adalah penyakit jantung dengan atau tanpa disertai stroke dan gagal ginjal (High Blood Pressure Complication, 2007)
Tekanan darah sistolik melebihi 140 mmHg pada individu berusia lebih dari 50 tahun,
merupakan faktor resiko kardiovaskular yang penting. Selain itu dimulai dari tekanan darah 115/75 mmHg, kenaikan setiap 20/10 mmHg meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler sebanyak dua kali. (Yogiantoro, 2006)
9
BAB III
METODE PELAKSANAAN A. Kerangka Pemecahan Masalah
1. Melakukan observasi dan wawancara kepada dokter Puskesmas Banjar I, Kepala Desa Banjar Tegeha serta masyarakat
2. Mengadakan Kerjasama dengan Kepala Desa Banjar Tegeha untuk meminta izin melakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat
3. Menyampaikan surat undangan sebagai peserta pelatihan Kepala Desa, Perangkat Desa serta masyarakat Desa Banjar Tegeha
4. Melaksanakan kegiatan Pengabdian pada Masyarakat dalam bentuk pendampingan, ceramah, diskusi, dan demonstrasi
5. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan Pengabdian pada Masyarakat 6. Menyusun laporan penyelenggaraan kegiatan Pengabdian pada Masyarakat B. Metode Kegiatan
Metode yang dipergunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah dengan metode pendampingan, ceramah, praktek atau demonstrasi dan diskusi :
a. Metode pendampingan yaitu melalukan pendampingan pada beberapa masyarakat yang memiliki Hipertensi, dimana akan dilakukan kunjungan dua kali dalam satu bulan.
b. Metode ceramah yaitu untuk menyampaikan materi-materi tentang hipertensi, gizi sehat seimbang dan apotek hidup.
c. Metode praktek atau demonstrasi yaitu untuk mendemonstrasikan bagaimana menyusun menu sehat dan seimbang
d. Metode diskusi yaitu untuk mendiskusikan kembali materi yang telah disampaikan
sehingga terjadi interaksi timbal balik antara para peserta dengan peserta dan antara peserta dengan pelatih.
C. Khalayak Sasaran
Adapun sasaran pada pengabdian pada masyarakat ini adalah Masyarakat Desa Banjar
Tegeha yang memiliki penyakit Hipertensi sejumlah 15 orang 10
D. Rancangan Evaluasi
Keberhasilan kegiatan pengabdian masyarakat ini di evaluasi pada akhir kegiatan berdasarkan matriks dibawah ini : No
Luaran
1
Meningkatkan
seimbang
hipertensi
Meningkatkan
penderita tanya jawab
Meningkatkan
pengetahuan Ceramah,
masyarakat tentang pemahaman tanya jawab, apotek hidup untuk hipertensi
90 persen masyarakat dan seimbang penderita
masyarakat dalam menyusun Demontrasi,diskusi, penderita hipertensi
Keberhasilan
diskusi, memahami menu sehat
ketrampilan Pendampingan,
menu sehat dan seimbang pada Tanya jawab 3
Indikator
pengetahuan Pendampingan,
masyarakat tentang gizi sehat ceramah, dan
2
Kegiatan
hipertensi
90 persen masyarakat bisa
menyusun
sehat dan seimbang
diskusi, 90 persen masyarakat memahami herbal
bagi
hipertensi
11
menu
tanaman
penderita
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pelaksanaan
Sesuai dengan hasil analisis situasi dan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat
penderita hipertensi di Desa Banjar Tegeha, maka program pengabdian pada masyarakat ini dilaksanakan dalam bentuk Pendampingan Penyusunan Gizi Sehat dan Pemanfaatan Apotek Hidup Pada Penderita Hipertensi di Desa Banjar Tegeha, Kecamatan Banjar, Kabupaten
Buleleng. Pendampingan ini dilaksanakan selama 4 bulan yaitu dari bulan maret- juni 2016, dengan pesertanya adalah masyarakat penderita hipertensi yang beresiko tinggi berjumlah 12 orang. Pendampingan dilakukan dua kali dalam sebulan.
Waktu kegiatan serta indikator capaian kegiatan dijelaskan melalui tabel di bawah ini. No Waktu
Kegiatan
Indikator capaian
1
Observasi awal dan
Pendekatan dengan kelompok pendampingan
pelaksanaan
sejumlah 12 orang. Dan persiapan soal tes
2
pelaksanaan
Minggu 1
Minggu ke-
persiapan
pendampingan
Pendampingan 1
yang merupakan masyarakat penderita hipertensi wawancara.
Tim pelaksana memberikan materi tentang menu untuk penderita hipertensi.
Dalam pendampingan ini diberikan buku menu
harian untuk penderita hipertensi. Pendampingan dilaksanakan Discussion. Kelompok
kesempatan
dalam
peserta
bentuk
Focus
pendampingan
untuk
berdiskusi
Group
diberikan
dan
mengkomunikasikan kendala yang mungkin dihadapi
dalam
pelaksanaan
pendampingan
berikutnya . Pendampingan berikutnya akan
dilaksanakan dengan agenda kegiatan penyiapan bahan dan pembuatan menu yang telah diberikan 12
dalam buku menu harian untuk penderita 3
Pendampingan 2
hipertensi.
Pendampingan tahap ini akan memberikan
kesempatan bagi kelompok pendampingan untuk meningkatkan
pengetahuan
dan
keterampilannya. Menu yang dipilihkan adalah menu awal yang terdapat dalam buku menu
harian yaitu : nasi goring sayur dan sari buah segar. Persiapan bahan yang dibutuhkan dan proses memasak menu tersebut dilakukan secara
mandiri. Setelah pelaksanaan tim ppelaksana p2m 4
Pendampingan 3
memberikan
penilaian
penilaian yang telah disiapkan.
sesuai
format
Pendampingan tahap 3 merupakan tahapan
pendampingan yang memberikan kesempatan bagi
kelompok
pendampingan
untuk
memperoleh pengetahuan tentang apotek hidup.
Buku mengenai apotek hidup yang diberikan kepada kelompok peserta dalam kegiatan FGD. Seperti halnya dalam diskusi menu harian bagi
pasien hipertensi, maka tentang tanaman dalam 5
Pendampingan 4
apotik hidup, manfaat dan cara pemeliharaannya.
Pelaksanaan pendampingan berikutnya adalah
praktek pembuatan apotik hidup. Pembuatan apotik hidup praktis
dengan media tanah
dilaksanakan secara mandiri oleh kelompok peserta pendampingan. Pada akhir pelaksanaan 6
Pendampingan 5
dilaksanakan penilaian oleh tim pelaksana p2m.
Pendampingan berikutnya adalah pembuatan
menu lainnya dalam buku menu harian yaitu tempe pesmol dan cah sayur kangkung
13
Peserta kemudian juga membawa tanaman apotik hidupnya dan kemudian dilakukan
evaluasi penilaian terhadap tanaman tersebut 7
Pendampingan 6
oleh tim pelaksana p2m.
Pada akhir pendampingan ini telah terbentuk
kelompok yang terampil menu anti hipertensi dan apotik hidup. Tim p2m membuka
kesempatan untuk kelompok peserta melakukan komunikasi dengan tim p2m secara 8
Pendampingan ke-7
berkesinambungan
Tim pelaksana p2m melaksanakan kunjungan rumah ke rumah peserta p2m. Tim pelaksana
mengumpulkan permasalahan, kendala maupun 9
Pendampingan ke-8
masukan dari masyarakat peserta.
Tim pelaksana p2m kembali mengunjungi rumah peserta dan kemudian melaksanakan evaluasi
akhir terhadap menu harian dan tanaman apotik
hidup dari masyarakat. Tim p2m menyampaikan beberapa hasil evaluasi dan berdiskusi singkat
dengan peserta dan menjadikan kegiatan ini hal yang manfaatnya dirasakan secara berkesinambungan . B. Pembahasan
Dalam pelaksanaan kegiatan pendampingan ke -1 sd ke-8, dapat dilaporkan beberapa
keberhasilan sebagai berikut :
1. Antusiasme masyarakat sebagai kelompok peserta pendampingan sangat baik terlihat dari ketekunan dan keseriusan peserta mengikuti kegiatan pendampingan serta tanya jawab yang berlangsung. Pada saat pendampingan membuat menu untuk hipertensi peserta
terlihat sangat tertarik dengan menu-menu yang diberikan karena mereka belum pernah mencoba sebelumnya. Ketika kami mendampingi dalam pemanfaatan apotek hidup 14
peserta juga sangat tertarik untuk mengetahui dan mencoba meramu tanaman apotek hidup.
2. Hasil wawancara yang dilakukan dengan mengunjungi peserta pendampingan kerumah masing-masing menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan dan ketrampilan tentang hipertensi dan menu-menu hipertensi serta memodifikasi menu yang diketahui. Demikian pula dengan pemanfaatan apotek hidup sudah mulai dilakukan, meskipun beberapa orang
belum karena terkendala tanaman yang mati tetapi mereka segera menghubungi kami untuk diberikan penggantinya.
3. Hasil penilaian mengenai ketrampilan dalan menyiapkan, menyusun, membuat dan
menyajikan menu yang dibuat terlihat bahwa peserta sudah cukup terampil. Pembuatan dan pemanfaatan apotek hidup juga sudah baik.
Beberapa kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan pendampingan, dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Pada saat wawancara, kami terkendala bahasa karena beberapa peserta tidak sangat paham dengan bahasa Indonesia dan mereka tidak didampingi anggota keluarga lainnya.
2. Mengingat usia peserta yang lebih banyak sudah memasuki usia lanjut, kami juga harus
menjelaskan dan bertanya berulang-ulang kali, hal ini karena peserta kurang mendengar dan mudah lupa dengan apa yang sudah kami jelaskan sebelum-sebelumnya.
3. Terkendala cuaca karena memasuki iklim pancaroba sehingga tanaman apotek hidup mudah kering dan mati sehingga harus diganti.
4. Terkendala waktu untuk kegiatan pendampingan dari rumah kerumah karena terdapat
kesibukan-kesibukan anggota keluarga peserta. Namun tim pelaksana p2m mengatasi hal
tersebut dengan penjadwalan pendampingan dari rumah ke rumah yang disesuaikan dengan jadwal masing-masing rumah tangga yang dikunjungi.
5. Terkendala kelengkapan sarana memasak yang dimiliki masyarakat peserta sehingga pada beberapa peserta kami perlu memodifikasi langkah pelaksanaan untuk menyiasati
hal ini. Cara memasak dengan kayu bakar disiasati dengan waktu masak yang tidak merubah kadar gizi utamanya dari bahan sayuran.
15
BAB V
PENUTUP A. Simpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang berupa
Pendampingan Penyusunan Gizi Sehat dan Pemanfaatan Apotek Hidup Pada Penderita
Hipertensi di Desa Banjar Tegeha, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan kegiatan p2m tersebut telah berjalan dengan baik yang dapat diketahui dari hasil yaitu:
a. Terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat tentang gizi sehat dan seimbang penderita hipertensi
b. Terbentuknya ketrampilan masyarakat dalam menyusun menu sehat dan seimbang pada penderita hipertensi
c. Terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pemahaman apotek hidup untuk hipertensi
B. Saran
Berdasarkan pendampingan yang telah dilaksanakan, ada beberapa saran yang dapat
dipertimbangkan:
1. Pendampingan dilakukan dalam cakupan masyarakat yang lebih banyak, sehingga dampak nyata pelaksanaan P2M dapat menjangkau cakupan masyarakat yang lebih luas
2. Melibatkan puskesmas dalam melakukan pendampingan, sehingga program promotif dan preventif dari puskesmas dapat terlaksana
16
DAFTAR PUSTAKA Armugan, R. (2006- last update), “Causes of High Blood Pressure”, Available at : http://www.highbloodpressuremed.com/causes-of-high-blood-pressure-hypertension.html (Accessed : 2011, February 14) Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2008 , Laporan Riskesdas Nasional tahun 2007, Departemen Kesehatan RI, Jakarta Bhattacharyya, Supratik., Ganaraja, B., Bhat, M.R., 2010, “Correlation between the blood groups, BMI and pre-hypertension among medical student”, Journal of Chinese Clinical Medicine, vol. 5, no.2, pp. 78-82 Brown, WJ et al., 1998, “Relationship Between BMI and crude precentege of women reporting medical problems, surgical procedures, symtomps and health care utilization”, International Journal of Obesity, vol. 20, pp 520-528 Colin, Bell., Adair, L.S., Popkin, B.M, 2002, “Ethnic Difference in The Association Between Body Mass Index and Hypertension”, American Journal of Epidemiology, vol. 155, no. 4, pp 346-353 Cortas, K. (2008, May 11- last update), “High Blood Pressure”, (emedicine.com), Available at : http://www.emedicinehealth.com/high_blood_pressure/page2_em.htm (Accessed : 2011, February 14) Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, 2010, Pola Sepuluh Besar Penyakit di Kabupaten Buleleng, Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, Singaraja Dreisbach, A.W. (2010, February 9- last update), “Hypertension”, (emedicine.medscape.com), Available at : http://emedicine.medscape.com/article/241381-overview (Accessed : 2011, February 14) Eaton, C.B. 2008, Hypertension, In : Mengel, M.B., Schwiebert, L.P. (eds) Family Medicine Ambulatory Care and Prevention, 5th ed, Mc Graw Hill, USA “Essential Hypertension”, (2008, April 17-last update), (www.X-plain.com), Available: http://www.X-plain.com/hypertension/overview.html (Accessed : 2011, February 14) Fauci, A.S., Longo, D.L, 2008, Hypertensive Vascular Disease, in : Fauci, A.S., Longo, D.L., Kasper, D.L., Braunwald, Eugene., Hauser, S.L., Jameson, J.L., Loscalzo, Joseph. (eds) Harrisons’s Principles of Internal Medicine, 17th ed, Mc Graw Hill, USA “High Blood Pressure Complication”, (2007, April 11-last update), (righthealth.com), Available at http://www.righthealth.com/topic/High_Blood_Pressure_Complications/overview/adam (Accessed : 2011, February 14) 17
Hiza, H.A., Pratt, Charlotte., Mardis, A.L., Anand, Rajen. 2000, Body Mass Index and Health, USDA Center for Nutrition Policy and Promotion, Washington. Humayun, Anjum., Shah, A.S., Sultana, Riffat., 2009, “Relation of Hypertension With Body Mass Index and Age in Male and Female Population of Peshawar, Pakistan”, Journal Ayub Medical College Abbottabad, vol.21, no.3, pp.63-65 Kearney, P.M., Whelton, Megan., Reynolds, Kristi., Muntner, Paul., Whelton, P.K., He, Jiang. 2005, “Global Burden of Hypertension : Analysis of Worldwide Data”, The Lancet, vol. 365, no. 9455, pp 217-223 Kuswardhani, T.RA., 2006, “Penatalaksanaan Hipertensi pada Lanjut Usia”, Jurnal Penyakit Dalam, vol. 7, no. 2, hal. 135-140 Kumar, K., Abbas, A.K., Fausto, N. 2005, Hypertensive Vascular Disease, In : Robn and Cotran Patologic Basic of Disease, 7th ed, Elseviers Saunders, Philadelpia Kulkarni, S., O’Farrel, I., Erasi,M., Kochar, MS. 1998, “Stress and Hypertension”, WMJ, vol.11, pp.34-38 Mahan, Adair., Popkin, B.M. 2002, “Ethnic differences in the association betwen body mass index and hypertension”, Am J Epidemiology. vol. 155, pp. 346-353. Nooritajer, M., Ravandi, A., 2010, “Relationship Between Body Mass Index and Hypertension in Workers”, Journal of Hypertension, vol.28,pp. 25-28 Shapo, L., Pomerleau , J., McKee , M. 2003, “Epidemiology of Hypertension and Associated Cardiovascular Risk Factors in a Country in Transition “,Journal Epidemiology Community Health, vol. 57, pp. 734-739 Sugiyono, 2007, Stastitika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung Susalit, E., Kapojos, E.J., Lubis, H.R., 2001 , Hipertensi Primer dalam Buku Ajar Penyakit Dalam, Edisi III, Jilid II, Balai Penerbit FK UI, Jakarta Sutters, Michael. 2009, Systemic Hypertension, in: McPhee,S.J. & Papadakis, M.A. (eds) Current Medical Diagnosis and Treatment, 48th ed, Mc Graw Hill, USA, pp. 376-403 Tesfaye, F., Nawi, NG., Minh, V.H., Byass, P., Berhane, Y., Bonita, R., Wall, S., 2007, “Association between body mass index and blood pressure across three population in Africa and Asia”, Journal of Human Hypertension, vo. 21, pp 28-37 The Sixth Report of the Joint National Committee on prevention, detection, evaluation, and treatment of high blood pressure, 2003, NIH Publication no 03-5231
18
Tuan, N.T., Adair, L.S., Suchindran, C.M., He, Ka., Popkin, B.M. 2009, “The Association between body mass index and hypertension is different between East and Southeast Asians”, The American Journal of Clinical Nutrition, no. 89, pp. 1905-1912 Uwaifo, G.I. (2011, January 25- last update), “Hypertension”, (emedicine.medscape.com), Available at: http://emedicine.medscape.com/article/123702-overview (Accessed : 2011, February 14) Wade, A.H., Cameron, DN.A., 2003, “Using a Problem Detection Study (PDS) to Identify and Compare Health Care Privider and Consumer Views of Antihypertensive therapy”, Journal of Human Hypertension, vol. 17, no. 6, pp 397 WHO Western Pasific Region, 2000, The Asia-Pasific perspective: Redefining obesity and its treatment. WHO, 1998, Obesity : Preventing and Managing the Global Epidemic, Geneva.
Yogiantoro M, 2006, Hipertensi Esensial dalam Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid I Edisi ke IV, FK UI, Jakarta
19
Lampiran 1. Materi pendampingan gizi DAFTAR MENU PENDERITA HIPERTENSI DAFTAR MENU PENDERITA HIPERTENSI HIPERTENSI A. Pengertian Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat melebihi batas normal. Batastekanan darah normal bervariasi sesuai dengan usia. Berbagai faktor dapat memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar (90%) penyebab hipertensi tidak diketahui (hipertensi essential). Penyebab tekanan darah meningkat adalah peningkatan kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh darah tepi dan peningkatan volume aliran darah. Faktor gizi yang sangat berhubungan dengan terjadinya hipertensi melalui beberapa mekanisme. Aterosklerosis merupakan penyebab utama terjadinya hipertensi yang berhubungan dengan diet seseorang, walaupun faktor usia juga berperan, karena pada usia lanjut (usila) pembuluh darah cenderung menjadi kaku dan elastisitasnya berkurang. Pembuluh yang mengalami sklerosis (aterosklerosis), resistensi dinding pembuluh darah tersebut akan meningkat. Hal ini akan memicu jantung untuk meningkatkan denyutnya agar aliran darah dapat mencapai seluruh bagian tubuh. Definisi umum hipertensi adalah apabila tekanan sistolik (SBP) adalah 140 mm Hg atau lebih, atau tekanan diastolik adalah 90 mm Hg atau lebih, atau pun kombinasi keduanya. Artinya, tekanan dalam pembuluh darah secara konsisten berada di atas normal. Hipertensi terjadi bila diameter arteri berkurang atau bila volume darah yang melalui arteri meningkat. Hipertensi sering merupakan gejala yang menyertai penyakit jantung, ginjal, dan ketidakseimbangan hormon. B. Gejala Gejala hipertensi tidak sama pada setiap orang. Gejala umumnya adalah sakit kepala, mudah marah, telinga berdengung, mata berkunang-kuang, sukar tidur, sesak napas, dan pusing. Akan tetapi gejala yang khas adalah sakit kepala yang dirasakan ada di sekitar tengkuk dan muncul di pagi hari dan mulai menghilang seiring dengan tingginya matahari. Ciri khas lain adalah sakit kepala berupa pusing yang tidak berdenyut tetapi terasa berat dan tegang.Berdasarkan Laporan ke-6 dari Joint National Committee on Detection, Evaluation, and treatment of High Blood Pressure (JNC VI) hipertensi diklasifikasikan pada tahapan / tingkatan (stage) berdasarkan risiko perkembangan penyakit kardiovaskuler (CVD). C. Klasifikasi Tabel klasifikasi tekanan darah pada usia dewasa (≥18 tahun) Tekanan Darah (mm Hg) Kategori Sistolik Diastolik Optimal <120 dan <80 Normal <130 dan <85 Normal-tinggi 130 – 139 atau 85 – 89 Hipertensi Stage I 140 – 159 atau 90 – 99 20
Stage 2 160 – 179 atau 100 – 109 Stage 3 ≥180 atau ≥110 Keterangan: Tekanan sistolik: tekanan darah yang terjadi saat jantung berkontraksi. Tekanan Diastolik: tekanan yang terjadi saat jantung relaksasi atau saat darah masuk ke jantung. Kategori normal tinggi juga disertakan sebab mereka yang termasuk di sana tergolong berisiko tinggi terkena hipertensi primer dan penyakit kardiovaskuler. Hipertensi stage I (140159 / 90-99 mm Hg) merupakan level yang paling tinggi prevalensinya pada orang dewasa. Dengan kata lain, kelompok ini adalah kelompok yang memiliki risiko infark pada myocardial (myocardial infarction) atau stroke. Tujuan klasifikasi adalah arbitrary karena setiap stage peningkatan tekanan datah adalah berhubungan dengan peningkatan insidensi CVD dan penyakit ginjal. Oleh sebab itu, normalisasi tekanan darah penting dilakukan bagi setiap stage hipertensi. D. Diet Hipertensi Diet untuk penderita hipertensi biasanya disebut dengan “diet rendah garam”. Garam yang dimaksud adalah garam natrium yang terdapat di dalam garam dapur (NaCl), soda kue (NaHCO3), baking powder, natrium benzoat, dan vetsin (monosodium glutamat). Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler tubuh yang berfungsi menjaga keseimbangan cairan dan asam basa tubuh, serta berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot. Makanan sehari-hari umumnya mengandung lebih banyak natrium daripada yang dibutuhkan tubuh. Dalam kondisi normal, jumlah natrium yang dikeluarkan tubuh melalui urin sama dengan jumlah yang dikonsumsi, sehingga terdapat keseimbangan. WHO (1990) menganjurkan pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6 gr per hari (ekuivalen dengan 2400 mg natrium). Asupan natrium yang berlebihan, terutama dalam bentuk NaCl, dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan tubuh, sehingga menyebabkan oedema atau asites dan/atau hipertensi. Tujuan dari diet “rendah garam” adalah membantu menghilangkan penumpukan garam dan air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Diet ini harus cukup mengandung energi, protein, mineral dan vitamin. Pemberian natrium disesuaikan dengan berat tidaknya penumpukan garam atau air dan/atau hipertensi. Berikut ini adalah daftar bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan: Bahan Makanan Sumber karbohidrat
Sumber protein hewani
Dianjurkan
Tidak Dianjurkan
Beras, kentang, singkong, terigu, tapioka, hunkwe, gula, makaroni, Roti, biskuit dan kue-kue yang dimasak mi, bihun, roti, biskuit, kue kering dengan garam dapur dan/atau baking yang dimasak tanpa garam dapur powder dan soda. dan/atau baking powder dan soda.
Otak, ginjal, lidah, sardin, daging, ikan, susu, dan telur yang diolah dengan garam Telur maksimal 1 btr/hari, daging dapur seperti: daging asap, ham, bacon, sapi, ayam dan ikan maksimal 100 dendeng, abon, keju, ikan asin, ikan kaleng, gr/hari korned, ebi, udang kering, telur asin, telur pindang. 21
Sumber protein nabati Sayuran
Tempe, tahu, kacang tanah, kacang Selai kacang, keju kacang tanah dan semua hijau, kacang kedele, kacang merah, kacang-kacangan yang dimasak dengan dan kacang-kacangan lain yang garam dapur, baking powder, dan soda. dimasak tanpa garam dapur Sayuran yang dimasak dan diawetkan Semua sayuran segar dan sayuran dengan garam dapur dan ikatan natrium yang diawet tanpa garam dapur dan lain seperti: sayur dalam kaleng, sawi asin, natrium benzoat. asinan dan acar.
Buah-buahan yang dimasak dan diawetkan Semua buah-buahan segar dan buah dengan garam dapur dan ikatan natrium Buah-buahan yang diawet tanpa garam dapur dan lain seperti: buah dalam kaleng, asinan natrium benzoat. buah, manisan buah. Lemak Minuman Bumbu
Minyak goreng, mentega, margarin tanpa garam.
dan
Teh,
Margarin dan mentega biasa. Minuman kaleng, kopi
Garam dapur (untuk hipertensi berat), Semua bumbu yang tidak baking powder, soda kue, vetsin, kecap, mengandung garam dapur dan terasi, maggi, tomato ketchup, petis, dan ikatan natrium yang lain tauco.
CONTOH JADWAL MENU UNTUK 10 HARI PADA PENDERITA HIPERTENSI Hari Ke1
Waktu Pagi/jam Jam 10.00 Siang /jam Jam 16.00 07.00 12.00 Nasi goreng Sari buah Nasi, bening Buah pepaya sayur segar ketimun
Ke2
Mi Hokian
Ketimus nangka
Ke3
Nasi goreng Singkong kunyit manis
Ke 4
Nasi, tempe Talam ubi pesmol
Nasi, sayur Jus bobor, bakwan mentimun tahu Nasi, sayur rica Mix rodoh juice
Malam /jam 20.00 Nasi, laksa serabut ayam, Nasi, tumis tahu,kentang
fruit Nasi, tempe kukus cabai hijau. Nasi, kangkung Jus blimbing Nasi, kukus telur bumbu kare, bumbu semur bergedel jagung
22
Ke 5
Orak arik Talam bening soun nangka
Ke 6
Macaroni bumbu merah
Ke 7
Mi rebus Buah apel taoge
Nasi, gadon Sup daging kukus serut
Ke 8
Kwetiau Lemang sayur manis sambal rujak pisang
Nasi, bening Sari buah Nasi. Telur bayam, tempe tropika ceplok air acar mendoan kuning
Ke 9
Nasi ciprat, Awuk tahu manis
Ke 10
Kue tapioca
Nasi,tumis ikan Sari seledri Nasi, tumis tongkol campur buncis wortel bintik Nasi, asem- Timun serut Nasi, oseng tahu asem kangkung, tomat tempe goreng
Nasi, daun singkong bumbu iris Nasi hijau Kue bugis Nasi,kacang harum, isi kacang panjang bumbu tempe kuning,apel
Jus papaya Nasi, tempe kayu manis masak wijen Pisang bakar Nasi, tahu saus manis bumbu merah
DAFTAR MENU
Bahan : Nasi 100 g Sawi potong 8 btg Cabai rawit 3 buah iris tipis Daun kucai 10 batang iris 1 cm Minyak untuk menumis 1sdm Merica bubuk secukupnya Bumbu halus: Bawang merah 5 siung Bawang putih 2 siung Cabai merah 2 buah Garam bila perlu Bahan Pelengkap: Bawang goreng Acar mentimun wortel Cara membuat:
NASI GORENG SAYUR
23
Tahu telur saus asam manis
buah Nasi,
1. Tumis bumbu halis hingga harum. Tambahkan merica, aduk rata 2. Tuangkan sawi yang telah dipotong, aduk hingga bumbu tercampur rata 3. Masukkan nasi, aduk hingga bumbu tercampur masak hingga nasi berasap, tanda nasi goring sudah cukup matang 4. Masukkan cabai rawit dan daun kucai, aduk masak hingga daun kucai layu. Angkat sajikan dengan pelengkap 1. 2. 3. 4. 5.
Nilai energy dan zat gizi Energy : 316,9 kkal Protein : 15,2g Lemak : 9,3g Karbohidrat : 44,5g Natrium : 41,7mg Kalium : 802,6mg Kalisium : 54,8mg Magnesium : 52,2mg TEMPE KUKUS CABAI HIJAU Bahan : Tempe 1 potong (50g) kukus hingga matang Minya untuk menumis 1 sdt Bumbu : Bawang merah 3 siung iris halus Bawang putih 2 siung iris halus Cabai hijau 5 buah ulek kasar Tomat hijau 1 bh, potong 4 bagian Lengkuas 1 cm memarkan Daun salam 1 lembar Air panas secukupnya Garam bila diperlukan (secukupnya/1/2 sdt) Cara Membuat : Tumis bawang merah dan bawang putih sampai wangi Tambahkan daun salam, lengkuas, cabai hijau,tomat Aduk sampai cabai dan tomat layu Masukkan tempe dan sedikit air Biarkan sesaat sampai bumbu meresap Nilai energi dan zat gizi: Energy : 147,4kkal Protein : 9,9 g Lemak : 7.0 g Karbodrat : 13,8 g Natrium : 7,5 mg Kalium : 294,6mg Kalsium : 49.0 mg Magnesium : 40,5 mg 24
SAYUR RICA RODOH Bahan : Kacang panjang 5 btg (50 g) potong 2 cm Jagung muda 1 bh sisir Daun kemangi 1 gengem Tomat hijau 1 bh belah 2 Baun bawang ½ btg potong 2 cm Serai ½ btg, memarkan Daun jeruk purut 1 lbr Garam dan gula pasir secukupnya Minyak untuk menumis ½ sdt Air 500 cc Bumbu halus: Cabai rawit 3 bh Cabai merah 2 bh Jahe ½ sdt Cara membuat : 1. Tumis bumbu halus, serai, dan daun jeruk sampai layu tuangi 500 cc air 2. Masukkan jagung,kacang panjang sampai matang terakhir masukan daun kemangi. Nilai energy dan zat gizi Energi : 103,6kkal Protein : 2,9 g Lemak : 3.8 g Karbohidrat : 18.0 g Natrium : 2,8 mg Kalium : 405,3 mg Kalsium : 49,2 mg Magnesium : 34,0mg
Bahan : Mi basah 50 g Bihun kering 25 g Sawi 3 lbr Daun bawang 1 btg Minyak untuk menumis 1 sdt Bawang putih 3 siung cincang Jahe cincang 1 sdt Merica bubuk dan garam secukupnya Taburan : Telur ayam 1 btr orak arik Daun ketumbar cincang 1 sdt
MI HOKIAN
25
Wortel serut 1 sdm Cara membuat : Potong-potong sawi 3 cm dan iris serong daun bawang dengan ukuran 2 cm Cuci mi basah, tiriskan. Rendam bihun hingga lunak, tiriskan Panaskan minyak goreng dalam wajan diatas api besar, tumis bawang putih dan jahe hingga harum,tuang sedikit air dan masukkan merica Masukkan sawi dan daun bawang,setelah agak layu masukkan mi basah dan bihun, aduk hingga rata Angkat,hidangkan panas dengan taburan telur orak arik, daun ketumbar dan wortel serut Nilai energy dan zat gizi: Energy : 305,4 kkal Protein : 9,8 g Lemak : 11,8 g Karbohidrat : 39,4 g Natrium : 77,8 mg Kalium : 182,8 mg Kalsium : 62,7 mg Magnesium 22.0 mg
TUMIS TAHU KENTANG SELEDRI Bahan : Kentang 1 buah (50 g) Tahu 1 bh (50g) goreng utuh setengah matang Merica bubuk secukupnya Garam seperlunya Seledri 2 tangkai cincang halus Minyak untuk menumis ½ sdt
1. 2. 3. 4. 5.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Cara membuat : Kupas kentang, potong dadu ukuran 2-3 cm masukkan ke dalam panic berisi air Didihkan selama 5 menit, tiriskan hingga kering Potong dadu tahu goreng sebesar 2—3 cm Panaskan ½ sdt minyak goreng, masukkan kentang dan tahu Bubuhi garam dan merica bubuk aduk hingga kuning keemasan Taburan seledri cincang aduk angkat Nilai energy dan zat gizi: Energy : 136,2kkal Protein : 5,1 g Lemak : 8,4 g Karbohidrat : 11,8 g Natrium : 6,0 mg Kalium : 256,0 mg Kalsium : 55,0 mg Magnesium : 64,0 mg 26
SAYUR BOBOR
Bahan : Jagung muda ambil bijinya saja 50 g Bayam yang sudah disiangi 50 g Serai ½ btg , memarkan Daun salam 1lbr Daun kemangi 1 gengam Santan encer 50cc Air putih 50 cc Bumbu halus: Bawang putih 3 siung Ketumbar, kencur,gula secukupnya Garam seperlunya Cara membuat: 1. Masak santan encer,air dan jagung bersama bumbu utuh dan halus hingga bumbu dan jagung matang 2. Setelah mendidih, masukkan bayam dan kemangi. Masak hinga semua cukup matang angkat Nilai energy dan zat gizi: Energy : 136,2 kkal Protein : 5,1 g Lemak : 8,4 g Karbohidrat : 11,8 g Natrium : 6.0 mg Kalium : 256.0 mg Kalsium : 55.0 mg Magnesium : 64,0 mg
NASI GORENG KUNYIT Bahan : Nasi 100g (1 entong) Daging ayam 40 g rebus dan suwir atau potong dadu Bawang merah 3 siung Bawang putih 1 siung cabai rawit 3 bh potong serong Cabai merah 2 bh haluskan Kacang panjang 25 g iris halus Merica secukupnya Kunyit 2 cm Garam seperlunya Minyak untuk menumis 1 sdt Bahan pelengkap : Daun selada 2 lbr Tomat ½ bh iris melintang 27
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Cara membuat: Iris kunyit tipis-tipis sangria hingga matang, Angkat haluskan bersama bawang merah,bawang putih dan merica Panaskan minyak,tumis bumbu halus hingga harum. Masukkan cabai merah, cabai rawit dan iris kacang panjang Aduk hingga cabai dan kacang panjang layu,masukkan nasi dan potongan ayam. Aduk hingga nasi dan bumbu tercampur rata Masak hingga nasi berasap dan tampak berbutir-butir sambil sesekali diaduk Angkat, hidangkan panas dengan mentimun dan daun selada. Nilai energy dan zat gizi: Energy : 266,2 kkal Protein : 14,3 g Lemak : 8,0 g Karbohidrat : 33,6 g Natrium : 35,0 mg Kalium : 323,5 mg Kalsium : 25,7 mg Magnesium : 35,5 mg
1. 2. 3. 4. 5.
TEMPE PESMOL Bahan : Tempe 50 g potong dadu Cabai merah ½ bh iris Bawang merah utuh 2 siung Mentimun ½ bh, bersihkan potong persegi panjang Minyak untuk menimis ½ sdt Air matang 50 cc Garam dan gula pasir secukupnya Bumbu halus: Bawang merah 3 siung Bawang putih 1 siung Kemiri 2 bh sangria Kunyit 1 ruas jari Cara membuat: Tumis bumbu halus,serai dan daun salam sampai wangi Masukkan irisan cabai merah dan bawang merah.siram dengan air tumis hingga layu Masukkan potongan tempe,tutup masak hingga setengah matang Tambahkan irisan mentimun,bubuhi garam gula pasir dan cuka aduk rata Kecilkan api masak dampai mentumun layu dan bumbu meresap.
Nilai energy dan zat gizi: Energy : 140,1 kkal Protein : 9,7 g Lemak : 6,9 g Karbohidrat : 12,2 g
28
1. 2. 3. 4. 5.
Natrium Kalium Kalsium Magnesium
: 3,5 mg : 219,6 mg : 50,0 mg : 37,8 mg
TUMIS IKAN TONGKOL Bahan : Ikan tongkol 1 ptg Jeruk nipis 1 bh diabil airnya Bawang merah 3 siung Bawang putih 2 siung Cabai hijau 2 bh Cabai merah 1 bh Cabai rawut 3 bh Daun salam 1 lbr Serai ½ btg,memarkan Daun jeruk 1 lbr Belimbing sayur 3 bh Air putih 100 cc Minyak untuk menumis 1 sdt Bumbu halus : Bawang merah 3 siung Bawang putih 2 siung Ketumbar,jintan, jahe, kunyit secukupnya Cabai merah 1 bh Garam secukupnya Cara memasak: Lumuri ikan dengan air jeruk nipis diamkan 10 menit dan cuci Lumuri ikan dengan bumbu halus diamkan selama 10 menit agar bumbu meresap Iris tipis bawang merah dan bawang putih. Belah dua memanjang cabai hijau dan cabai merah potong belimbing sayur Panaskan minyak goring tumis bawang merah dan bawang putih hingga harum. Tambahkan air masukan ikan, cabai, belimbing sayur,daun salam,serai dan jeruk dan air Masak diatas api kecil hingga airnya mering dan bumbu meresap. Nilai energy dan zat gizi: Energy : 98,6 kkal Protein : 12,0 g Lemak : 5,5 g Karbohidrat : 00 g Natrium : 19,0 mg Kalium : 95,0 mg Kalsium : 8,5 mg Magnesium : 11,0 mg 29
TAHU BUMBU KUKUS
Bahan : Tahu sutra 1 ptg (100 g) Telur ayam kocok 1 sdm Air panas 1 sdm Daun salam ½ lbr Daun kemangi 10 lbr Garam seperlunya Bumbu halus: Bawang merah 4 siung Bawang putih 3 siung Bumbu iris: Serai ½ btg Daun bawang ½ btg Cabai merah 1 bh Tomat ½ bh cara membuat: 1. Lumat tahu dengan mengunakan garbu 2. Masukkan bumbu halus dan bumbu iris, daun salam, daun kemangi, tekur kocok ,air dan garam 3. Taruh adonan ke dalam mangkuk, kukus hingga matang angkat sajikan Nilai energy dan zat gizi Energy : 77,7 kkal Protein : 7,6 g Lemak : 4,7 g Karbohidrat : 2,7 g Natrium : 19,9 mg Kalium : 158,9 mg Magnesium : 81,0 mg
KANGKUNG BUMBU KARE Bahan : Kangkung yang sudah disiangi 100 g Tomat 1/2/bh potong-potong Daun jeruk purut 1 lbr Serai ½ btg memarkan Lengkuas 1 ptg memarkan Santan encer 50 cc Air secukupnya 1 sdt minyak untuk menumis Bahan halus: Bawang merah 3 siung Bawang putih 2 siung 30
Kunyit 1 ptg Krtumbar secukupnya
Cara membuat: 1. Tumis bumbu halus masukkan serai, lengkuas hingga harum 2. Masukan aor dan santan encer hingga mendidih dan menyatu, lalu masukan tomat 3. Terakhir masukkan kangkung,tunggu hingga matang Nilai energy dan zat gizi: Energy : 152,7 kkal Protein : 3,5 g Lemak : 10,5 g Karbohidrat : 14,9 g Natrium : 29,3 mg Kalium : 447,5 mg Kalsium : 115.8 mg Magnesium : 47,3 mg
ORAK ARIK BENING SOUN Bahan : Soun 50 g Kembang kol 25 g buang tangkainya potong kecil – kecil Wortel 25 g iris korek api Paprika merah 25 g potong ukuran dadu Bawang bombai ¼ btr cincang halus Bawang putih 2 siung cincang halus Telur 1 btr kocok Minyak untuk menumis 1 sdt Merica dan garam secukupnya
Cara membuat: 1. Seduh soun dengan air panas hingga mengembang tiriskan 2. Panskan minyak, tumis bawang bombai dan bawang putih hingga harum. Masukkan telur orak arik hingga ½ matang dan masih basah 3. Masukkan wortel aduk hingga layu 4. Masukkan kembang kol dan paprika.tambahkan garam dan merica aduk cepat diatas api besar hingga sayuran matang 5. Tambahkan soun aduk hingga rata amgkat sajikan panas. Nilai energy dan zat gizi: Energy : 333,9 kkal Protein : 7,3 g Lemak : 10,6 g Karbohidrat : 51,3 g Natrium : 89,5 mg Kalium : 53,3 mg 31
1. 2. 3. 4.
Kalisum Magnesium
: 53,3 mg : 15,5 mg
MAKARONI BUMBU MERAH Bahan : Macaroni kering 50g rebus hingga matang Wortel 25 g potong dadu kecil Seledri 1 btg iris halus Daun bawang ¼ btg iris halus Jahe ½ ruas jari memarkan Minyak untuk menumis 1 sdt Bahan halus: Cabai merah 3 bh Bawang merah 3 siung Bawang putih 2 siung Merica bubuk dan garam secukupnya Cara membuat: Panaskan minyak pada wajan tumis bumbu halus hingga harum Masukkan jahe, wortel aduk aduk hingga matang Masukkan macaroni rebus daun bawang dan seledri. Aduk hingga tercampur rata Angkat hidangkan dengan acar timun Nilai energu dan zat gizi: Energy : 230,7 kkal Protein : 6,3 g Lemak : 5,9 g Karbohidrat : 38.0 g Natrium : 18.0 mg Kalium : 95,8 mg Kalsium : 16,8 mg Magnesium : 25,8 mg OSENG TAHU TOMAT
Bahan: Tahu 100 g potong dadu lalu goring setengah matang Tomat 1 bh potong memanjang Daun kucai secukupnya iris iris Minyak unruk menumis 1 sdt Garam secupnya Bumbu: Bawang merah 3 siung iris tipis Bawang putih 2 siung iris tipis Daun bawang ½ btg iris serong cabai merah 1 bh iris serong Cara membuat: 1. Tumis bawang merah dan bawang putih hingga harum
32
2. Masukkan irisan daun bawang cabai,garam dan gula aduk rata 3. Masukkan tahu,tomat dan daun kucai aduk hingga bumbu meresap angkat. Nilai energy dan zat gizi: Energy : 138,8 kkal Protein : 5,1 g Lemak : 5,3 g Karbohidrat : 19,2 g Natrium : 5,9mg Kalium : 283,6 mg Kalsium : 21.0 mg Magnesium : 30,3 mg
1. 2. 3. 4. 5. 6.
ASEM-ASEM KANGKUNG Bahan: Kangkung yang sudah disiangi 100 g Bawang merah 4 siung iris Bawang putih 1 siung keprek Cabai 3 bh iris Lengkuas ½ jari memarkan Jahe ½ jari memarkan Air asam jawa 2 sdt Garam secukupnya Minyak untuk menumis 1 sdt Cara membuat Panaskan wajan beri ½ sdt minyak Tumis bawang merah,bawang putih dan cabai hingga layu Tambahkan lengkuas, jahe, air asam jawa, dan garam Tambahkan air masak hingga mendidih Masukkan dulu batang kangkung. masak hingga empuk kemudian masukkan daun kangkung Tutup wajan sebentar aduk dan angkat segera agar sayuran tidak lembek Nilai energy dan zat gizi Energy : 73,2 kkal Protein : 4,6 g Lemak : 5,4 g Karbohidrat : 4,2 g Natrium : 32,0 mg Kalium : 404,0 mg Kalisium : 148,0 mg Magnesium : 30,0 mg KWETIAU SAMBAL RUJAK
Bahan Kwetiau basah 100 g bilas dengan air panas Sawi 20 g potong
33
Daun bawang 1/2/btg iris serong Air matang 1 ½ gls Minyak untuk menumis 1 sdt
1. 2. 3. 4.
Bumbu halus: Bawang putih 3 siung Merica 1/2/sdt Garam seperlunya Sambal rujak(haluskan dan aduk rata) Cabai rawait 10 bh Bawang putih ukuran besar 1 siung Minyak panas ½ sdt Cara membuat Siapkan wajan tumis bumbu halus hingga harum Masukkan daun bawang dan sawi tunggu hingga matang Ambil sawi letakkan piring saji tambahkan kwetiau dan siram dengan kuah Sajikan dengan sambal rujak
Nilai energy dan zat gizi Energy : 255,0 kkal Protein : 13,8 g Lemak : 9,8 g Karbohidrat : 29,0 g Natrium : 43,3 mg Kalium : 11,0 mg Kalsium : 41,0 mg Magnesium : 54,5 mg
1. 2. 3. 4.
TEMPE MASAK WIJEN
Bahan : Tempe 50 g potong dadu dan goring setengah matang Air 50 cc Bawang putih 2 siung cincang halus Jahe 1 cm iris halus Kucai 10 btg iris 2 cm Wijen 1 sdt sangria Merica bubuk dan secukupnya Garam bila perlu Minyak untuk menumis 1 sdt Cara membuat Panaskan minyak, tumis bawang putih dan jahe hingga harum Masukkan tempe aduk rata Tambahkan air dan bubuhkan mericamasak hingga matang Setelah mendidih masukkan kucai, aduk hingga layu, taburi wijen sangria aduk angkat 34
1. 2. 3. 4.
Nilai energu dan zat gizi Energy : 156.0 kkal Protein : 10,5 g Lemak : 9,4 g Karbohidrat : 10,2 g Natrium : 4,2 mg Kalium : 221,9 mg Kalsium : 97,3 mg Magnesium : 52,8 mg DAUN SINGKONG BUMBU IRIS Bahan Daun singkong 50 g Daun pandan ½ lbr dipotong –potong Daun salam 1 lbr Air 100 cc Garam dan gula pasir secukupnya Minyak jagung ½ sdt Bumbu iris Cabai merah 1 bh Bawang merah 2 siung Bawang putih 1 siung Cara memasak Tumis bumbu iris sampai harum Masukkan daun singkong,daun pandan dan daun salam Tambahkan air,garam dan gula pasir secukupnya Masak hingga bumbu meresap Nilai energy dan zat gizi Energy : 68,4 kkal Protein : 0,9 g Lemak : 5,6 g Karbohidrat : 4,8 g Natrium : 3,0 mg Kalium : 137,6 mg Kalsium : 53,0 mg Magnesium : 15,5 mg
35
TELUR CEPLOK AIR ACAR KUNING
Bahan Telur ayam 1 btr ceplok air Minyak untuk menumis 1 sdt Serai ½ btg memarkan Cabe rawit 5 bh, biarkan utuh Wortel 25 g iris korek api Mentimun 25 g iris korek api Jeruk lemon 1/8 bagian ambil airnya Gula pasir dan air secukupnya Bumbu halus Bawang merah 3 siung Bawang putih 2 siung Kemiri sangria 2 butir Kunyit 1 cm Cabai merah 1 bh Cara membuat 1. Buat acar,panaskan minyak tumis bumbu halus dan serai hingga harum 2. Tambahkan cabai rawit, wortel, mentimun dan gula pasir,tuangi air lalu didikan 3. Hidangkan teplok dengan acar kuning Nilai energy dan zat gizi Energy : 145,3 kkal Protein : 7,4 g Lemak : 9,2 g Karbohidrat : 9,7 g Natrium : 80,5 mg Kalium : 256,5 ng Kalsium : 43,7 mg Magnesium : 18,6 mg
36
Lampiran 2. Foto Kegiatan
37
38
39
40