525/Ilmu Perpustakaan LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA TAHUN 2015
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERPUSTAKAAN (STUDI KASUS DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS UDAYANA)
KETUA PENELITI Drs. Made Kastawa, SS., M.Lib
Dibiayai dari Dana PNBP Universitas Udayana TA-2015 Dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Penelitian Nomor : 813/UN14.47/PNL.01.03.00/2015
PROGRAM STUDI D3 PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS UDAYANA NOPEMBER 2015
i
HALAMAN PENGESAHAN Judul Peneliti/Pelaksana Nama Lengkap NIDN Jabatan Fungsional Program Studi Nomor HP Alamat Surel (e-mail)
: Pengembangan Sumber Daya Manusia Perpustakaan ( Studi Kasus di Perpustakaan Universitas Udayana) : : : : : :
Drs. Made Kastawa, SS.,M.Lib 0031125899 Lektor D3 Perpustakaan 081337457832
[email protected]
Anggota (1) Nama Lengkap NIDN Perguruan Tinggi
: : : :
Anggota (2) Nama Lengkap NIDN Perguruan Tinggi
: : : :
Anggota (ke-n) Nama Lengkap NIDN Perguruan Tinggi
: : : :
Institusi Mitra (jika ada) Nama Institusi Mitra Alamat Penanggung jawab Tahun Pelaksanaan Biaya Tahun Berjalan Biaya Keseluruhan
: : : : Tahun ke I dari rencana 6 bulan : Rp. : Rp. 10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah)
Mengetahui Kaprodi D3 Perpustakaan
Denpasar, 30 November 2015 Ketua Peneliti
Drs. I Putu Suhartika, M.Si NIP. 19651119 198502 1 001
Drs. Made Kastawa SS., M.Lib NIP. 19581231 198103 1 053
ii
DAFTAR ISI DAFTAR ISI ................................................................................................
iii
ABSTRAK ...................................................................................................
v
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................
1
1.1 Latar Belakang.......................................................................
1
1.2 Perumusan Maslaah ...............................................................
4
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................
5
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................
5
KAJIAN PUSTAKA.....................................................................
6
2.1 Sumber Daya Manusia atau Tenaga Perpustakaan ..................
6
2.2 Pengertian Pustakawan...........................................................
7
2.3 Kategori Staf..........................................................................
8
2.4 Tujuan Pengembangan SDM di Perpustakaan ........................
9
2.5 Pendekatan Pengembangan SDM Perpustakaan .....................
11
2.6 Strategi Pengembangan SDM Perpustakaan ...........................
13
BAB III METODE PENELITIAN..............................................................
17
3.1 Lokasi Penelitian ...................................................................
17
3.2 Pendekatan Penelitian ............................................................
17
3.3 Teknik Pengumpulan Data .....................................................
17
3.4 Teknik Analisis Data..............................................................
19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................
20
4.1 Kondisi UPT. Perpustakaan Universitas Udayana ..................
20
4.1.1 Sejarah Singkat .............................................................
20
BAB II
4.1.2 Visi, Misi dan Struktur Organisasi UPT. Perpustakaan Universitas Udayana......................................................
21
4.2 Sumber Daya Manusia Di Perpustakaan Universitas Udayana
22
4.3 Jalur-Jalur Pengembangan Sumber Daya Manusia Perpustakaan di Perpustakaan Universitas Udayana.....................................
28
4.4 Sistem Pengembangan Sumber Daya Manusia Perpustakaan Di Perpustakaan Universitas Udayana .................................... iii
33
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................
35
5.1 Simpulan.................................................................................
35
5.2 Saran.......................................................................................
36
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
37
LAMPIRAN Lampiran 1
Perkiraan Biaya Penelitian .....................................................
39
Lampiran 2
Biodata Ketua Peneliti ...........................................................
40
Lampiran 3
Surat Pernyataan Personalia Penelitian...................................
41
Lampiran 4
Gambar – Gambar..................................................................
42
iv
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERPUSTAKAAN (STUDI KASUS DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS UDAYANA) 1
Made Kastawa Program Studi D3 Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana Bali Email :
[email protected] ABSTRAK Penelitian yang berjudul Pengemtangan Sumber Daya Manusia Perpustakaan (Studi Kasus di Perpustakaan Universitas Udayana) bertujuan untuk mengetahui kondisi sumber daya manusia perpustakaan, sistem dan strategi atau jalur jalur pengembangan sumber daya manusia perpustakaan yang dilaksanakan di perpustakaan Universitas Udayana. Dengan menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif dengan katagori bentuk yang digunakan dalam peneiitian adalah studi kasus. Adapun teknik dalam pengumpulan data terdiri dari teknik komunikasi langsung atau wa.wancara, observasi, dokumentasi dan studi literatur perpustakaan. Keseluruhan proses pengumpulan data dan penganailisaan data penelitian ini akan berpedoman pada langkah-langkah analisis data penelitian kualitatif, yaitu preduksian data, penyajian data, dan pengumpulan data. Akhirnya penelitian ini menyimpulkan Perpustakaan Universitas Udayana didukung oleh sebagian besar Pustakawan Ahli, yang berpendidikan S1 Perpustakaan 1 orang dan S2 Non Perpustakaan 1 orang, serta S1 Non Perpustakaan sebanyak 13 orang, dengan tambahan Diklat Calon Pustakawan Tingkat Ahli. Sedangkan Pustakawan terampil berjumlah 11 orang, yang berpendidikan Diploma 6 orang, serta SLTA 5 orang. Kegiatan Perpustakaan juga didukung oleh 5 orang Tenaga Administrasi, yang terdiri dari 2 orang berpendidikan SLTA dan 3 orang berpendidikan S1 (Sarjana). Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Perpustakaan seperti Pendidikan Formal, Diklat, Pertemuan Ilmiah, Studi Banding, dan Manajemen Partisipasi tetap dilaksanakan untuk meningkatkan kwalitas Sumber Daya Manusia, sehingga secara langsung meningkakan kwalitas pelayanan di Perpustakaan Universitas Udayana. Adapun sistem pengembangannya berdasarkan skala prioritas untuk meningkatkan kwalitas dan pengembangan karier Pustakawan di Perpustakaan Universitas Udayana. Kata kunci : SDM Perpustakaan, Pendidikan Pengembangan Pustakawan
v
Kepustakawanan,
Jalur
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan salah satu unit pelaksana teknis yang berfungsi sebagai sarana utama untuk mendukung program pendidikan, belajar mengajar, penelitian dan pengabdian masyarakat. Yang tugas utamanya adalah mengembangkan pelayanan jasa informasi yang tanggap terhadap kepentingan kelompok atau perorangan dilingkungan kampus, dengan meyakinkan sumber-sumber informasi yang tersedia dan dapat mendukung pengembangan kurikulum. Dengan
meningkatnya
perkembangan
teknologi
informasi
di
perpustakaan, seperti: komputer sebagai sarana untuk memproses bahan pustaka, menyediakan informasi bahan pustaka sebagai penggand kartu katalog, CD-ROM (compact Disk Read Only Memory) yang berfungsi sebagai pangkalan data dan sebagai langkah awal untuk menelusuri bahan cetakan referensi dan terbitan berseri terbaru. Disamping pengguna perpustakaan yang disebut pemustaka juga menggunakan Internet untuk penelusuran informasi yang dibutuhkan untuk menunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Secara umum, sumber daya yang harus dimiliki perpustakaan terdiri atas sumber daya manusia dan sumber daya nonmanusia. Sumber daya manusia dapat dilihat dari perspektif politik, ekonomi, kultural, dan administrasi. Sumber daya manusia merupakan faktor yang paling dominan jika dibandingkan dengan sumber-sumber daya yang lain dalam suatu perpustakaan. Sumber daya manusia merupakan unsur utama dalam mencapai keberhasilan perpustakaan. Apabila keinginan dan kebutuhannya dapat terpenuhi secara wajar, mereka akan memberikan konstribusi tertentu demi keberhasilan tujuan perpustakaan. Oleh karena itu, sumber daya manusia ini perlu dikembangkan dan ditingkatkan secara terus menerus, misalnya dengan pendidikan, pelatihan, magang, kursus, dan lainnya Pengembangan ini bertujuan untuk meningkatkan kepuasan karyawan (pustakawan, tenaga fungsional lain, dan tenaga administrasi), 1
meningkatkan kinerja, mengatasi kekurangan, dan meningkatkan kualitas kerja (Bryson, 1990:99). Pengembangan sumber daya manusia perlu diprioritaskan karena sumber daya ini merupakan sumber bergerak, sedangkan sumber daya lain merupakan benda mati. Oleh karena itu, sumber daya manusia ini dapat dikembangkan dan ditingkatkan kemampuannya, yang hasilnya diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan kinerja perpustakaan. Seluruh SDM/personalia yang dimiliki perpustakaan perlu diatur sedemikian rupa, dalam hal ini disebut “Manajemen Sumber Daya Manusia” (Human Resources Management). Agar orang-orang yang bekerja di suatu perpustakaan dapat melaksanakan tugas dengan baik, maka perlu diperhatikan lingkungan tempat kerja, peralatan, mesin, upah, keamanan, dan kesehatan. Untuk itu, diperlukan kemampuan mengatur sumber daya manusia agar dalam melaksanakan pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan mencapai produktivitas yang tinggi. Oleh karena itu, untuk memberdayakan sumber daya manusia secara optimal di perpustakaan perguruan tinggi negeri diperlukan pengembangan sumber daya manusia dengan sistem dan langkah-langkah perencanaan. Perencanaan sumber daya manusia atau perencanaan tenaga kerja merupakan upaya rekrutmen untuk mendapatkan sumber daya manusia yang cakap, memiliki motivasi tinggi, dan mampu bekerja dengan cermat untuk mengintegrasikan berbagai sistem tenaga kerja yang menyeluruh dari suatu organisasi. Sumber daya manusia perpustakaan dapat terdiri atas pejabat fungsional pustakawan, pejabat fungsional lain (dosen, arsiparis, pranata komputer), dan tenaga administrasi. Mereka merupakan pilar utama dalam kegiatan perpustakaan. Maju-mundurnya suatu perpustakaan tergantung pada kualitas sumber daya manusia yang terlibat. Oleh karena itu, tidak sedikit organisasi besar yang memiliki sumber daya manusia lemah, pada akhirnya tidak mampu memainkan peran apa-apa. Sebaliknya, banyak pula organisasi yang berskala kecil tetapi memiliki sumber daya manusia yang dapat diandalkan, ternyata mampu mengambil peran yang strategis. 2
Sumber daya manusia merupakan aset utama perpustakaan yang tidak boleh diperlakukan sebagai alat produksi seperti mesin semata. Mereka adalah insan yang memiliki berbagai keinginan yang harus diperlakukan sesuai martabat kemanusiaannya. Mereka adalah insan ekonomi, insan politik, insan religi, insan sosial, dan sebagai individu yang memiliki jati diri. Oleh karena itu, perlu adanya usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan yang tidak saja berupa pemenuhan kebutuhan materi semata melainkan mereka juga harus dipuaskan dalam kepentingan-kepentingan psikologis, sosial, status, serta keinginan untuk tumbuh berkembang dan berkarir. Pemuasan berbagai kebutuhan dan kepentingan inilah yang akan membawa aspek-aspek yang sangat rumit dan beraneka ragam (Siagian, 1998:131). Kebutuhan akan sumber daya manusia untuk perpustakaan perlu direncanakan dengan mempertimbangkan faktor-faktor jenis kegiatan, kualitas dan kuantitas tenaga, spesialisasi, pemanfaatan teknologi informasi, dana, dan tingkat pendidikan. Oleh karena itu, kebutuhan sumber daya manusia antara satu perpustakaan dengan perpustakaan yang lain tidak sama. Tinggi rendahnya kualitas sumber daya manusia perpustakaan dapat meningkatkan dan atau menurunkan citra perpustakaan di mata masyarakat. Oleh karena itu, dalam rencana pengadaan sumber daya manusia pengelola perpustakaan perlu memperhatikan kualitas dan kuantitasnya. Apabila perpustakaan dikelola oleh sumber daya manusia yang kurang termotivasi, lama-kelamaan akan ditinggalkan oleh pemakainya. Oleh karena itu sumber daya manusia yang ideal yang dibutuhkan oleh perpustakaan adalah sumber daya manusia yang benar-benar memiliki greget dalam menjalankan profesinya. Dalam hal ini tidak bisa lepas dari karakter dan latar belakang pendidikan pustakawan itu sendiri (Astanto, 2002:10), dalam Lasa. H S. Kualitas pelayanan perpustakaan bergantung penuh kepada kualitas pengetahuan, ketrampilan dan bakat staf perpustakaan sebagai sumber daya manusia. Pekerjaan di perpustakaan sifatnya kompleks dimana perpustak sebagai pusat informasi bagi para pemakai informasi di lingkungan perguruan tinggi, dituntut untuk dapat memberikan pelayanan informasi secara cepat dan tepat. 3
Creth (1978) mengatakan bahwa kemahiran staf memberikan pelayanan kepada pemakai merupakan tumpuan harapan, dan bukan berganlung kepada mesin, karena mesin bagaimanapun hanya merupakan tumpuan harapan, dan bukan bergantung kepada mesin, karena mesin bagaimanapun hanya merupakan alat untuk membantu staf melaksanakan tugas mengolah dan melayani permintaan informasi. Oleh karena itu staf harus mahir menggunakan berbagai alat automasi pengolahan bahan, pelayanan dan penelusuran informasi di perpustakaan. Agar terciptanya staf perpustakaan yang mahir menggunakan alat-alat canggih, maka perlu direncanakan pengembangan staf secara berkelanjutan. Pengembangan
berupa
pengetahuan,
keterampilan
menggunakan
alat,
pengembangan sikap dan prilaku, yang baik sehingga terwujudnya staf yang kompeten dalam profesinya masing-masing. Maka sumber daya manusia di Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang terdiri dari pustakawan, non pustakawan serta staf pendukung perlu mendapat perioritas untuk dikembangkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Tujuan dari pengembangan sumber daya manusia di perpustakaan adalah untuk meningkatkan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pemakai yang membutuhkan jasa informasi. Karena kualitas pelayanan di Perpustakaan sebagai lembaga non bisnis akan lebih baik dan sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusianya. Dengan melihat kondisi yang telah dipaparkan diatas, membuat pertanyaan besar bagi peneliti. Apa yang menyebabkan pengembangan sumber daya manusia perpustakaan masih belum sepenuhnya dilaksanakan. Terdorong oleh kenyataan tersebut penulis sangat tertarik untuk meneliti pengembangan sumber daya manusia perpustakaan di perpustakaan Universitas Udayana. 1.2 Perumusan Masalah Terkait dengan latar belakang dan uraian diatas, maka masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimakanah kondisi sumber daya manusia di perpustakaan Universitas Udayana ? 4
2. Bagaimanakah jalur jalur pengembangan sumber daya manusia perpustakaan di perpustakaan Universitas Udayana ? 3. Bagaimanakah sistem yang dipergunakan dalam pengembangan sumber daya manusia perpustakaan di perpustakaan Universitas Udayana ? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yang berhubungan dengan permasalahan diatas adalah untuk mengetahui : 1. Kondisi sumber daya manusia di perpustakaan Universitas Udayana. 2. Jalur jalur pengembangan sumber daya manusia perpustakaan di perpustakaan Universitas Udayana. 3. Sistem yang dipergunakan dalam pengembangan sumber daya manusia perpustakaan di perpustakaan Universitas Udayana. 1.4 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini akan diharapkan dapat mempunyai manfaat yang tidak hanya bermanfaat secara teoritis tetapi juga praktis yaitu : 1. Secara teoritis Hasil
penelitian
ini
akan
dapat
mengembangan
sumbangan
dalam
pengembangan ilmu perpustakaan dan informasi khususnya sumber daya manusia perpustakaan, kondisi dan strategi pengembangan sumber daya manusia perpustakaan. 2. Secara praktis Hasil penelitian ini akan diharapkan dapat bermanfaat dalam pengambilan keputusan dan kebijakan dalam pengembangan sumber daya manusia perpustakaan di perpustakaa.n Universitas Udayana, agar dimasa mendatang sumber daya manusia perpustakaan dapat meningkat baik dari segi kualitas dan kuantitas yang dapat mempengaruhi kualitas layanan yang lebih baik, efektif dan efisien.
5
II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sumberdaya Manusia Atau Tenaga Perpustakaan Sungguh berbahagialah dan mulia orang-orang yang bekerja atau berprofesi sebagai tenaga di bidang kependidikan, termasuk yang bekerja di perpustakaan. Tenaga atau Sumber Daya Manusia (SDM) yang bekerja di perpustakaan dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Tenaga manajerial atau tenaga struktural yaug menduduki jabatan pimpinan di dalam unit/struktur organisasi perpustakaan. 2. Tenaga yang memiliki keahlian atau tenaga profesional dan para profesional. Kelompok tenaga ini disebut juga sebagai tenaga/pejabat fungsional. 3. Tenaga administradf/klerikal, seperti Sekretaris, Tata Usaha, Pengetik, Pembantu pimpinan, Caraka, Pengemudi, dan lain-lain. Dengan
telah
dilaksanakannya
peraruran
mengenai
Jabatan
Fungsional
Pustakawan (JFP), maka tenaga/pejabat fungsional Pustakawan terdiri dari : 1. Pustakawan Tingkat Ahli, terdiri dari : a. Pustakawan Pratama b. Pustakawan Muda c. Pustakawan Madya d. Pustakawan Utama 2. Pustakawan Tingkat Terampil, terdiri dari : a. Pustakawan Pelaksana. b. Pustakawan Pelaksana Lanjutan. c. Pustakawan Muda. Pustakawan
Tingkat
Ahli
adaiah
tenaga
profesional
di
bidang
perpustakaan. Pustakawan Terampil adaiah tenaga para profesional di bidang perpustakaan. Perpustakaan sebagai salah satu ujung tombak untuk mencerdaskan masyarakat perlu dipimpin dan dikelola tenaga-tenaga yang utamanya berpendidikan di bidang perpustakaan, atau mereka yang telah selesai mengikuti pelatihan di bidang perpustakaan sesuai dengan syarat atau peraturan yang berlaku. Tenaga-tenaga profesional dan para profesional inilah yang mengetahui 6
berbagai aspek perpustakaan dan kepustakawanan melalui pendidikan formal dan pelatihan serta pengalaman kerja di lapangan. 2.2 Pengertian Pustakawan Pengertian
pustakawan
memang
bervariasi.
Menurut
Kode
Etik
Pustakawan Indonesia, pustakawan adalah seseorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu perpustakaan, dokumentasi, dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan (Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IPI). Pustakawan menurut SK MENPAN No. 132/ 2002 adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan, dokumentasi, dan informasi pemerintah dan atau unit tertentu lainnya. Dalam pengertian ini, pustakawan terhatas pada mereka yang berstatus sebagai pegawai negeri sipil. Hal ini disebabkan oleh pustakawan diakui sebagai pejabat yang menduduki jabatan fitngsional, seperti dosen, peneliti, guru, pranata komputer, dan lainnya yang mengemban kewajiban, wewenang, tanggung jawab, dan hak seperti jabatan fungsional lainnya. Di samping itu, dalam aturan itu juga dijelaskan bahwa pustakawan terdiri atas pustakawan trampil dan pustakawan ahli. Dalam rumusan Lokakarya Profesi Pustakawan yang diselenggarakan oleh Ikatan Pustakawan Indonesia DIY 5 Juli 1989 disebutkan bahwa pustakawan ialah seseorang yang memiliki keahlian dan ketrampilan di bidang ilmu perpustakaan, dokumentasi, dan informasi yang diperoleh melalui pendidikan formal maupun nonformal dan memiliki sikap pengembangan diri, mau menerima dan melaksanakan hal-hal baru dengan jalan memberikan pelayanan profesional kepada masyarakat dalam rangka melaksanakan UUD 45, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia (Lasa H S., 1988:74). Di Indonesia pada saat ini sudah ada sekitar 20 perguruan tinggi negeri dan swasta yang membuka program pendidikan perpustakaan dengan berbagai tingkat, mulai program, D-II, S-1 dan S-2. Dengan kenyataaan bahwa masih 7
banyak perpustakaan di Indonesia yang belum dikelola tenaga profesional dan paraprofesional di bidang perpustakaan, maka Perpustakaan Nasional RI sebagai instansi pembina perpustakaan di Indonesia melakukan tugas dan fungsi untuk melatih tenaga-tenaga atau sumberdaya manusia yang bekerja di perpustakaan. 2.3 Kategori Staf Staf perpustakaan dibagi ke dalam kelompok (Basuki.,1991: 203-204 ) : (a) profesional, (b) para profesional, (c) teknisi penunjang, dan (d) penunjang (adrninistratif). Staf profesional terdiri dari orang yang ditugaskan dalam tugas profesional seorang pustakawan , dan memiliki gelar kesarjanaan dalam ilmu perpustakaan serta ilmu berkaitan. Bagi mereka yang memiliki gelar dalam ilmu perpustakaan ditambah dengan gelar dari bidang lain dianggap sebagai tenaga profesional. Ada yang menyebut golongan ini sebagai spesialis subjek, spesialis informasi, pakar informasi, serta berbagai sebutan lainnya. Kadang-kadang tenaga profesional dibagi lagi menjadi asisten profesional, tenaga profesional junior, dan tenaga profesional senior. Tugas yang lazim dilakukan oleh tenaga profesional mencakup : pemilihan buku, pemesanan buku, klasifikasi, pengkatalogan, pengindeksan, pembuatan abstrak (sari karangan), jasa referens/jasa informasi, dan perencanaan. Tenaga para profesional pustakawan dapat dibandingkan dengan staf para medis yang bekerja di rumah sakit seperti perawat dan teknisi sinar X. Tenaga para profesional memegang peranan penting dalam tugas perpustakaan. Tenaga para profesional harus memiliki sertifikat setingkat program Diploma 2 atau lebih. Tugas yang dilakukan oleh tenaga paraprofesional mencakup : penyusunan slip pemilihan buku setelah pilihan dilakukan oleh pustakawan ataupun pakar subjek, pemesanan buku, pencatatan majalah, pengetikan dan penggandaan kartu katalog, pengawasan atas pekerjaan penomoran buku seperti pembuatan jaket buku, kartu buku, label tanggal pinjam dan kembali, nomor punggung buku, peminjaman dan pengembalian buku, pengawasan atas rekaman peminjaman, pengetikan bibliografi, senarai dokumentasi dan sejenisnya, pengawasan atas pengembalian 8
buku dan majalah ke rak, penyusunan buku dan majalah supaya siap dijilid, dan stock opname. Teknisi penunjang merupakan tenaga perpustakaan yang berpendidikan SLTA ke bawah dengan pendidikan kepustakawanan 1 tahun atau kurang. Tugas mereka membantu pelaksanaan para profesional. Sedapat mungkin diusahakan peningkatan
kemampuan
mereka
melalui
kursus,
latihan,
pendidikan
berkesinambungan, maupun pendidikan formal. Dengan demikian perpustakaan akan terisi oleh tenaga profesional sehingga lebih baik dalam menjalankan tugasnya. Sifat tugas tenaga penunjang (administrasi) tidak berbeda dengan tugas tenaga sejenis di kantor lain. Tugas tenaga penunjang (administrasi) antara lain ialah tenaga sekretariat pada pustakawan; bertanggung jawab atas berkas personalia (pengangkatan, berkas pribadi, dokumen rahasia, pensiun); urusan keuangan dan bahan (gaji karyawan, lembur, honorarium, pemesanan barang habis pakai, rekening listrik air, listrik); pengetikan (kecuali kartu katalog, bibliografi, senarai dokumentasi); serta tugas pemeliharaan rumah tangga perpustakaan (housekeeping) dan tugas lainnya. 2.4 Tujuan Pengembangan SDM di Perpustakaan Adapun tujuan pengembangan SDM di Perpustakaan agar Pustakawan/ Non Pustakawan mempunyai kemampuan yang secara konseptual dapat dijenjangkan sebagai berikut: 1. Mampu melaksanakan tugas yang tetap mengutamakan kepentingan pemakai perpustakaan. 2. Mampu berkomunikast baik secara vertikal maupun horisontal sehingga dapat menunjang tujuan perpustakaan, 3. Dapat secara aktif berbahasa asing, untuk menunjang kerjasama antar perpustakaan di dalam maupun di luar negeri, 4. Berpendidikan minimal D2 Perpustakaan, dokumentasi atau informasi, 5. Menguasai semua pekerjaan perpustakaan, 6. Mampu memasyarakatkan j asa perpustakaan, 9
7. Mampu mengembangkan profesi dalam bidang perpustakaan, 8. Dapat beradaptasi terhadap perkembangan teknik di bidang perpustakaan, 9. Dapat memanfaatkan masuknya teknologi di bidang perpustakaan sehingga kegiatan perpustakaan lebih efektif dan efisien 10. Dapat mengikuti perkembangan teknologi di bidang perpustakaan dan informasi 11. Mampu mengadakan penelitian secara. mandiri di bidang perpustakaan, informasi dan dokumentasi. 12. Mampu mengadakan analisis atau penelitian ilmiah yang akan menghasilkan teori, konsep di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi. Pengembangan kemampuan SDM perpustakaan perlu dilakukan, melalui : 1. Pendidikan formal lanjutan. 2. Pelatihan di bidang teknis perpustakaan, bahasa, dan teknologi informasi TI). 3. Pelatihan kerja/Magang (in-service training). 4. Studi banding/Benchmarking. 5. Keikutsertaan pada pertemuan ilmiah, seminar, dan sejenisnya. 6. Usaha mandiri berupa upaya pengembangan diri melalui membaca dan konsultasi profesionalisme dengan pakar ataupun organisasi profesi, misalnya: Forum perpustakaan, Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) yang berdiri sejak 1973, Congress of Southeast Asian Librarians (CONSAL), dan International Federation of Librarians and Library Associations (IFLA). 7. Pelatihan/diklat manajerial/kepemimpinan. Untuk meningkatkan kemampuan manajerial tenaga perpustakaan dan dengan pengakuan (sertifikasi), para pustakawan perlu mengikuti Diklat Penjenjangan Fungsional Pustakawan. 8. Di lingkungan Pegawai Negeri Sipil (PNS) terdapat diklat kepemimpinan benenj ang bagi para pejabat struktural dan dapat diikuti pejabat fungsional yang dicalonkan menduduki jabatan struktural, yaitu : a. Diklat Pimpinan Tingkat I, bagi calon atau yang telah menduduki Eselon I. b. Diklat Pimpinan Tingkat II, bagi calon atau yang telah menduduki Eselon II.
10
c. Diklat Pimpina.n Tingkat III, bagi calon atau yang telah menduduki Eselon III. d. Diklat Pimpinan Tingkat IV, bagi calon atau yang telah menduduki Eselon IV. Sebagaimana halnya petugas yang melayani konsumen, maka petugas yang bekerja di perpustakaan, terutama para Pustakawan yang melayani dan selalu berhubungan dengan Pemakai perpustakaan, harus memiliki kemampuan komunikasi. Modal dasar kemampuan komunikasi adalah : 1. Santun bahasa. “Bahasa menunjukkan Bangsa”. 2. Secara umum menguasai cakupan koleksi perpustakaan. 3. Memiliki gaya dan kepribadian menarik. 4. Berfikir positip. 5. Berusaha meningkatkan kemampuan din dan melakukan pembelajaran. 6. Tulus. 7. Menganggap orang lain sebagai mitra sejajar. 8. Siap membantu dan tanggap. 9. Sehat rohani dan jasmani. 2.5 Pendekatan Pengembangan SDM Perpustakaan Pendekatan dalam pengembangan kualitas staf perpustakaan dapat ditempuh cara sebagai berikut : (1) Diberikan bimbingan dan pengawasan kepada staf yang pengetahuan dan ketrampilannya agak kurang. (2) Berikan pekerjaan yang paling cocok dengan kemampuan dan minat mereka, dan tidak lepas dari pengawasan dan pengarahan dari manajer. (3) Adakan pertemuan dan diskusi secara berkala untuk membahas berbagai kesulitan dalam pekerjaan, baik dalam kelompok kecil maupun dalam kelompok besar. (4) Ikutkan dalam pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan profesi, misalnya diikutsertakan magang di perpustakaan yang sudah maju, atau bila mungkin
11
diberikan kesempatan untnk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dari yang telah diperolehnya. (5) Berikan kesempatan untuk mengikuti pertemuan ilmiah, sejalan dengan bidang kerjanya agar dapat menunjang langsung terhadap wawasan, pengetahuan, sikap dan keterampilannya. (6) Adakan simulasi dan bermain peran dalam pekerjaan dan keterampilan barn di perpustakaan (simulation and role playing). (7) Perhatikan dan fahamilah kebutuhan staf sesuai dengan tingkat kebutuhannya sebagaimana tertuang dalam teori motivasi dari AH Maslow, sesuai dengan kemampuan, wewenang dan tanggung jawab manajer. Sedangkan pendekatan untuk pengembangan dalam bentuk kuantitas, dapat ditempuh antara lain : (1) Bekerja sama dengan atasan lembaga untuk menarik sejumlah pegawai dari unit lain yang memenuhi persyaratan untuk perpustakaan. (2) Menerima pegawai baru yang terseleksi sesuai dengan prosedur dan persyaratan profesi. (3) Untuk penambahan sementara dapat menerima mahasiswa praktikan atau PKL dan pegawai cangkokan diperpustakaan. Khusus untuk perpustakaan perguruan tinggi yang sudah besar diperlukan variasi pustakawan yang memiliki keahlian-keahlian sebagai berikut: i.
Keahlian dasar; Yakni keahlian pustakawan yang berupa kemampuan memberikan pelayanan informasi
dan
kemampuan
melaksanakan
tugas-tugas
dasar
suatu
perpustakaan. Pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan pada tingkat ini, antara lain kemampuan sirkulasi, pelayanan referensi, pembuatan katalog (input data), penataan dalam rak (shelving), dan lainnya. ii. Keahlian madya; Yakni keahlian pustakawan yang berupa kemampuan untuk mengembangkan keahlian dasar dan keahlian membimbing pustakawan di bawahnya. Pengetahuan dan keterampilan dalam tingkatan ini, antara lain berupa kemampuan manajemen,
metode 12
kerja,
pengembangan kerja
sama,
pelayanan, penelusuran informasi, penyusunan bibliografi, penyusunan indeks, dan kemampuan bimbingan pemakai. iii. Keahlian spesialis; Yakni keahlian pustakawan yang berupa kemampuan memberikan pelayanan informasi, terutama informasi yang akan digunakan sebagai bahan penyusunan karya ilmiah maupun karya akademik. Pada tahap ini diperlukan pustakawan yang memahami bidang perpustakaan dan menguasai bidang tertentu di luar bidang perpustakaan. Dengan demikian, diharapkan akan muncul pustakawan di bidang kedokteran, bidang ekonomi, bidang politik, bidang pertanian, dan lainnya. Dengan keberadaan pustakawan spesialis ini akan memberikan kepuasan kepada pemakai, karena mampu melakukan penelusuran dan mampu menyusun tinjauan pustaka sesuai keinginan pemakai. iv. Keahlian sebagai pakar; Perkembangan ilmu pengetahuan bidang perpustakaan sangat tergantung pada usaha para pustakawan itu sendiri. Untuk pengembangan bidang ini, diperlukan keahlian pustakawan sebagai pakar (expert) yang mampu melakukan kegiatan ilmiah, seperti penelitian, penulisan buku, sebagai nara sumber, konsultan, redaksi jurnal, mengajar di perguruan tinggi, dan lainnya. Tenaga ini sangat dibutuhkan, terutama para lulusan S2 dan S3 atau golongan IV untuk pengembangan ilmu perpustakaan, perpustakaan, dan profesi pustakawan. Sayangnya tenaga semacam ini justru terjebak pada rutinitas dan aktivitas struktural. Akibatnya, pengembangan keilmuan mereka terhambat. 2.6 Strategi Pengembangan SDM Perpustakaan Adapun strategi pengembangan Sumber Daya Manusia di Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah sebagai berikut : 1. Pendidikan Pendidikan merupakan jalur formal untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia di Perpustakaan PTS maupun PTN. Ini terbukti dengan banyaknya peminat dari pustakawan atau non pustakawan untuk mengikuti 13
pendidikan di bidang Ilmu Perpustakaan, mulai dari jenjang D2, S1 sampai S2 atau S3, karena hanya dengan jalan ini Pegawai Negeri Sipil dapat menjadi pejabat fungsional Perpustakaan. 2. Pelatihan Pelatihan sebagai wadah pengembangan SDM di Perpustakaan dapat dilaksanakan di luar maupun di dalam Perpustakaan. Pelatihan di luar Perpustakaan (Off the Job Training). Dapat dilaksanakan dengan mengirim pustakawan/non pustakawan ke PTN atau Lembaga yang membuka program Ilmu Perpustakaan. Pelatihan semacam ini sangat membutuhkan tunjangan dana Lembaga Induk dimana perpustakaan itu bernaung. Karena terbatasnya dana maka Kepala/Direktur Perpustakaan mempunyai kecenderungan unruk mengadakan pelatihan di Perpustakaannya (Job Training) masing-masing baik melalui Pelatihan Pengenalan Perpustakaan (Induction Training) atau bimbingan langsung kepada pustakawan mengenai uraian tugasnya. Pada prinsipnya Pendidikan dan Pelatihan di bidang perpustakaan tersebut sangat mendominasi strategi pengembangan SDM di Perpustakaan, walaupun banyak cara yang antara lain sebagai berikut: 1. Seminar/Lokakarya Seminar dan Lokakarya di bidang perpustakaan sebenarnya sangat bermanfaat untuk pengembangan SDM di Perpustakaan, karena melalui program ini Pustakawan / Non Pustakawan dapat menambah wawasan terhadap ilmu yang telah dimilikinya serta dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi informasi di bidang perpustakaan. 2. Program Magang Program Magang untuk Pustakawan/Non Pustakawan sering dilaksanakan ke PTN yang perpustakaannya mempunyai koleksi yang mendukung study pokok yang termasuk PUSYANDI (Pusat Pelayanan Displin Ilmu) seperti ITB, UI, UGM, UNAIR dsb. Program ini lebih mengutamakan ketrampilan dari pada pengembangan ilmu pengetahuan.
14
3. Study Banding dan Pertukaran Staf Program ini banyak dilaksanakan untuk memperoleh evaluasi terhadap perpustakaan dengan mengirim staf atau pimpinan untuk memperoleh masukan yang baru, sehingga nantinya akan dapat diterapkan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan manajemen perpustakaan secara keseluruhan. 4. Manajemen Partisipasi Dengan diterapkannya Manajemen Partisipasi di perpustakaan secara langsung
dapat
mengembangkan
SDM
di
Perpustakaan,
karena
manajemen ini berorientasi kepada Pustakawan/Non Pustakawan yang dilibatkan dalam pengambilan keputusan di Perpustakaan dan kegiatan dalam bentuk tim atau proyek yang ada kaitannya dengan kegiatan perpustakaan. Lebih-lebih pada perpustakaan yang telah banyak mempunyai pustakawan yang diangkat atas dasar keahlian
dan
ketrampiian sehingga semua permasalahan yang dihadapi dapat dicarikan jalan pemecahan yang terbaik dengan pertemuan secara rutin dan sukarela. Walaupun sudah jelas jalur pengembangan SDM di perpustakaan tetapi
masih
banyak
kendala
yang
menghambat
dalam
proses
pengembangannya antara lain perhatian universitas belum sama terhadap status pustakawan dibandingkan dengan tenaga pengajar walaupun keduanya sebagai tenaga fungsional. Masih banyak universitas yang belum mempunyai kebijaksanaan tertulis mengenai pengembangan SDM di perpustakaan sehingga akibatnya masih menganut sistem tunjuk (Adhoc Regular Basic). Sedangkan pendidikan dan pelatihan di bidang perpustakaan sangat erat hubungan dengan kondite SDM dan jenjang promosi / career berikutnya setelah menyelesaikan program pendidikan dan pelatihan. Dari sejumlah kemampuan tersebut di atas dapat dikatakan sebagai kriteria SDM di perpustakaan, yang hanya dapat dicapai dengan strategi pengembangan SDM di perpustakaan yang didukung dengan perencanaan yang mantap, yang menghasilkan analisis kebutuhan pendidikan dan 15
pelatihan di bidang perpustakaan. Yang akhirnya SDM yang sudah dikembangkan baik kuantitas maupun kualitas memerlukan evaluasi, sampai sejauh mana tujuan perpustakaan yang sudah merupakan selogan (jantungnya
perguruan tinggi) dapat
dicapai.
Dengan kata
lain
pustakawan/non pustakawan dapat memberikan kontribusi terhadap kepentingan perpustakaan dalam mencapai tujuannya. Karena itu pengembangan perpustakaan dan SDMnya tidak bisa diabaikan dalam pengembangan universitas.
16
III. METODE PENELITIAN Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif dengan kategori bentuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada perpustakaan Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran Bali. 3.2 Pendekatan Penelitian Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Bodgan dan Taylor (1975 : 5 dalam Moleong 2005 : 5) mendefinisikan metodelogi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan kualitatif lebih menekankan pada “kealamiahan” sumber data, sehingga pendekatan ini lebih diarahkan pada latar dan individu tersebut secara. holistik (utuh). Sedangkan untuk metode yang akan digunakan adalah metode deskriptif yaitu memaparkan situasi atau peristiwa secara natural.Dengan demikian peneliti bebas mengamati objek, menjelajah dan menemukan wawasan baru sepanjang penelitian, serta dapat melakukan reformulasi dan reduksi ketika informasiinformasi baru ditemukan.Metode ini dipilih karena dengan metode deskriptif peneliti dapat menggambarkan secara nyata kejadian dengan terjun langsung ke tempat penelitian. Subjek Penelitian dan Informan Penelitian Menurut Loflan (1982: 47), sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sesuai dengan fokus penelitian, maka. yang dijadikan subjek penelitian dan informan penelitian, yaitu: kepala perpustakaan, Para Pustakawan, staff perpustakaan, staf administrasi dan Kepala Sub Tata Usaha di perpustakaan Universitas Udayana. 17
3.3 Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik komunikasi langsung atau wawancara Penelitian ini akan dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang dilakukan oleh seorang peneliti melalui kontak langsung secara lisan atau tatap muka dengan sumber data yaitu sumber daya manusia perpustakaan, dalam hal ini pengumpulan data akan dilakukan dengan cara mewawancarai sumber data. Sifat wawancara yang digunakan adalah interview bebas (tak terpimpin) yang berlangsung tanpa pedoman yang dipersiapkan oleh pewawancara. Satu-satunya pedoman yang sebenarnya adalah rincian sub masalah atau pembatasan masalah. 2. Teknik observasi langsung Dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang akan diperoleh melalui pengamatan dan pencatatan (sistematik) yang bertujuan untuk mengamati berbagai hal yang berhubungan dengan kondisi sumber daya manusia di perpustakaan Universitas Udayana sistem dan strategi pengembangan sumber daya manusianya di perpustakaan Universitas Udayana. 3. Dokumentasi Proses pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen yang dibutuhkan dalam penelitian, seperti daftar urut kepangkatan serta
jabatan
fungsional
pustakawan,
struktur
organisasi,
database
perpustakaan yang ada, data pengunjung perpustakaan dan data jumlah sumber daya manusia di perpustakaan Universitas Udayana. 4. Studi literatur (kepustakaan) Studi literatur yaitu dengan mempelajari literatur yang berkaitan dengan seluk-beluk kegiatan pengembangan sumber daya manusia dan berbagai data yang berkaitan dengan masalah pengembangan sumber daya manusia perpustakaan di Sub bidang Tata Usaha perpustakaan, maka data tersebut akan diharapkan dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah penelitian, setelah data tersebut dikategorikan dan diklasifikasikan serta dianalisa.
18
Sedangkan studi kepustakaan adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan mempergunakan bahan-bahan tertulis sebagai dokumen, dan bentuk data lainnya seperti buku, Koran, majalah dan yang sejenis. 3.4 Teknik Analisis Data Menurut Patton, Teknik analisis data adalah proses mengatur ukuran data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar (Moleong, 1990: 165). Dalam hal ini peneliti melakukan analisis data dalam dua tahap: 1. Semasa pengumpulan data 2. Setelah data terkumpul. Keseluruhan proses pengumpulan data dan penganalisisan data penelitian ini berpedoman pada langkah-langkah analisis data penelitian kualitatif, yaitu preduksian data, penyajian data, dan pengumpulan data.
19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi UPT. Perpustakaan Universitas Udayana 4.1.1 Sejarah Singkat Perpustakaan Universitas Udayana didirikan pada tahun 1962 di kampus Denpasar. Setelah mengalami kebakaran pada tahun 1995 perpustakaan Universitas Udayana dipindah ke kampus Bukit dan menempati dua gedung berlantai tiga di belakang gedung Rektorat Universitas Udayana. Saat ini, perpustakaan UPT. Perpustakaan Universitas Udayana memiliki koleksi sebanyak 50.667 judul atau 75.995 eksemplar. Koleksi tersebut tersebar dalam berbagai jenis, meliputi buku teks 22.394 judul, 33.040 eksemplar, terbitan berkala (jurnal dan majalah) terdiri dari 2.448 judul eksemplar, laporan akhir (skripsi, tesis, desertasi) terdiri dari 15.926 judul dan 15.926 eksemplar. Koleksi pada perpustakaan juga tidak hanya terbatas pada koleksi tercetak saja, namun perpustakaan juga telah menggunakan e-book dan e-journal. Nama database e-journal dan e-book yang dimiliki oleh UPT. Perpustakaan Universitas Udayana antara lain : 1. Database E-Journal Proquest Research Library 2. Database E-Journal Proquest Science Journals 3. Database E-Journal Business Periodicals Ondics Research Edition (BPO Research) 4. Database E-Journal Proquest Health & Medical Complete (PHMC) 5. Database Ebook Ebrary Academic Complete 6. Nursing Knowledge International (NKI) 7. Momentum press 8. Annual Publicaton 9. Cambridge International Science Publishing (CISP) 10. Brookings Institution Press (BIP) 11. Business Expert Press
20
12. The Essantial Agriculture Library Version 2.0 (TEEAL ver. 2.0) 13. Cabe complete Collection UPT. Perpustakaan Universitas Udayana sudah mendapatkan sistem manajemen mutu (ISO) 9001:2008 mulai tahun 2011. 4.1.2 Visi, Misi dan Struktur Organisasi UPT. Perpustakaan Universitas Udayana Visi : Perpustakaan Universitas Udayana merupakan kekuatan (jantungnya) Universitas Udayana dalam melayani segala aktivitas pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat melalui penyediaan informasi dan pengetahuan dalam berbagai bentuk seiring dengan nperkembangan teknologi informasi di perpustakaan. Misi : Perpustakaan Universitas Udayana menyediakan informan ilmiah dan layanan operasional untuk keperluan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat ilmiah melalui penggunaan sarana akses informasi berbasis komputer.
21
STRUKTUR ORGANISASI UPT. PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS UDAYANA
Struktur organisasi merupakan mekanisme formal untuk pengelolahan diri dengan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Oleh karena itu, struktur organisasi yang baik akan mencakup unsur-unsur spesialisasi kerja, strukturisasi, sentralisasi, dan koordinasi. Sehingga Struktur organisasi Perpustakaan Universitas Udayana berkoordinasi dengan kelompok pustakawan dan membawahi Kasubag. TU dan Tenaga Administrasi. Sedangkan Kepala UPT Perpustakaan ,Kordinator dan Staf dikelola oleh pustakawan. 4.2 Sumber Daya Manusia Di Perpustakaan Universitas Udayana Perpustakaan Universitas Udayana dikelola oleh 5 orang karyawan tenaga administrasi yang sudah termasuk Kasubag Tata Usaha dan 26 orang Pustakawan Keadaan staf Perpustakaan Universitas Udayana sampai bulan April 2015 terlihat pada tabel 1 berikut. 22
Tabel 1 Keadaan Staf Perpustakaan Universitas Udayana No
Jenjang
Pendidikan Perpustakaan Umum
Status Jumlah Perpustakaan Administrasi
1
S2
-
1
1
-
1
2
S1
1
16
14
3
17
3
Diploma
6
-
6
-
6
4
SLTA
7
-
5
2
7
Jumlah
31 Dari tabel 1 di atas terlihat bahwa jumlah staf Perpustakaan Universitas
Udayana yang berpendidikan S-2 (pascasarjana) bidang perpustakaan pada saat ini belum ada, yang ada hanya S2 bidang umum yaitu bidang umum yaitu Master Computer Science dan bertugas di Fakultas Teknik . S1 bidang perpustakaan adalah 1 orang, S1 bidang umum adalah 16 orang, dari 17 orang hanya 14 orang yang menjadi pustakawan ,sedangkan 3 orang staf administrasi termasuk 1 orang Kasubag. TU. Dari 14 orang pustakawan berlatar belakang pendidikan S1 ada di Perpustakaan Universitas Udayana, juga menyebar 2 orang bertugas di Fakultas Sastra, dan 1 orang di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik. Demikian pula pustakawan yang berpendidikan Diploma Perpustakaan yang berjumlah 6 orang , 4 orang di perpustakaan Bukit Jimbaran , 1 orang di Fakultas Teknik dan orang di Fakultas Kedokteran. Peran tenaga perpustakaan yang berpendidikan SLTA masih sangat dibutuhkan dari 7 orang yang berpendidikan SLTA 2 orang menjadi staf administrasi , sedangkan 5 orang menjadi pustakawan, yang ditempatkan di Fakultas Hukum 3 orang dan 2 orang di Perpustakaan Pusat Bukit Jimbaran. Keberadaan pejabat fungsional pustakawan pada saat masih melekat dengan dengan istilah pustakawan impasing, karena yang melahirkan istilah pustakawan adalah Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 18 /MENPAN/1988 tanggal 29 Februari 1988 tentang Angka Kredit Bagi
23
Jabatan Pustakawan.Sehingga hampir semua Pegawai perpustakaan menjadi pustakawan karena telah memenuhi syarat minimal Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama kali dalam jabatan pustakawan harus memenuhi syaratsyarat sebagai berikut : 1. Memiliki pendidikan dan atau latihan dalam bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi serendah-rendahnya setingkat dengan sarjana muda, kecuali bagi mereka yang pada saat ditetapkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 18/MENPAN/1988 tanggal 29 Pebruari 1988 telah ditugaskan sebagai Pustakawan berdasarkan keputusan pejabat yang berwenang, dapat berijazah / STTB setingkat SMTA dan telah menduduki pangkat pengatur muda tingkat I golongan ruang II/b. 2. Bersedia melaksanakan tugas perpustakaan. 3. Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya bernilai baik. Dengan menyandang predikat pustakawan impasing yang dihitung sejak 29 Februari 1988 dan pada saat ini yang berpendidikan SLTA sampai DIPLOMA disebut Pustakawan Terampil dan yang berpendidikian Sarjana S1 disebut Pustakawan Ahli , maka pustakawan menyadari akan nama jabatannya, tugas, fungsi, berusaha memahami dan melaksanakan bidang kegiatannya yang dirinci sebagai berikut : BIDANG KEGIATAN PUSTAKAWAN
Bidang kegiatan jabatan Pustakawan adalah : a. Pendidikan, yang meliputi kegiatan : 1) Mengikuti pendidikan formal dan mencari gelar/ijazah; 2) Mengikuti pendidikan dan latihan kedinasan dan mendapat Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Latihan (STTPL). b. Pelaksanaan perpustakaan, yang meliputi kegiatan : 1) Mengembangkan koleksi bahan pustaka; 2) Mengolah bahan pustaka; 3) Melakukan layanan bahan pustaka dan informasi.
24
c. Pemasyarakatan perpustakaan, yang meliputi kegiatan : 1) Melakukan penyuluhan perpustakaan; 2) Mengadakan pameran perpustakaan dan informasi; 3) Mempublikasikan perpustakaan. d. Pengembangan profesi, yang meliputi kegiatan : 1) Membuat karya tulis ilmiah 2) Mengembangkan teknologi tepat guna dibidang perpustakaan; 3) Membimbing pustakawan dibawahnya. e. Penunjang perpustakaan, yang meliputi kegiatan : 1) Mengajar; 2) Melatih; 3) Membimbing siswa/mahasiswa; 4) Memberikan konsultasi; 5) Peran serta dalam seminar/lokakarya dan pertemuan sejenisnya; 6) Keanggotaan dalam organisasi profesi; 7) Keikutsertaan dalam penerbitan ilmiah; 8) Mendapat tanda jasa/penghargaan; 9) Menilai jabatan pustakawan. TUGAS POKOK a. Tugas pokok Asisten Pustakawan Madya, Asisten Pustakawan dan Ajun Pustakawan Muda (II/b – II/d), adalah : 1) Membantu menyeleksi, menyiangi koleksi dan survey bahan pustaka; 2) Membantu melakukan katalogisasi; 3) Merawat bahan pustaka; 4) Melakukan layanan sirkulasi dan menyediakan bahan pustaka; 5) Membantu melakukan layanan referensi; 6) Membantu bercerita kepada anak-anak/murid sekolah; 7) Membimbing pembaca/membaca; 8) Membantu menyebarkan informasi ilmiah terbaru/menyusun bibliografi, indeks dan sejenisnya;
25
9) Melakukan penyuluhan tentang kegunaan dan pemanfaatan pustakawan; 10) Membantu melakukan penyuluhan tentang pengembangan perpustakaan; 11) Melaksanakan pameran; 12) Membuat selebaran, poster, pamflet, slide, brosur tentang kegiatan perpustakaan b. Tugas pokok Ajun Pustakawan Madya, Ajun Pustakawan dan Pustakawan Pratama (III/a – III/c), adalah : 1) Menyeleksi, menyiangi koleksi dan survey bahan pustaka; 2) Melakukan katalogisasi; 3) Membantu melakukan klasifikasi; 4) Merawat bahan pustaka; 5) Melakukan layanan sirkulasi dan menyediakan bahan pustaka; 6) Melakukan layanan referensi, bercerita kepada anak-anak/murid sekolah, bimbingan pembaca/membaca dan penyebaran informasi terbaru; 7) Menyusun bibliografi, indeks dan sejenisnya; 8) Melakukan penyuluhan tentang kegunaan dan pemanfaatan pustakawan; 9) Membantu melakukan penyuluhan tentang pengembangan perpustakaan; 10) Membantu melakukan penelusuran informasi; 11) Membantu membuat abstrak tulisan ilmiah; 12) Melaksanakan pameran dan memberi keterangan dalam pameran; 13) Membuat tulisan/naskah tentang perpustakaan untuk dipublikasikan / disiarkan melalui Koran, majalah, TV, Koran dan film; 14) Membimbing pustkawan dibawahnya. c. Tugas pokok Pustakawan Muda, Pustakawan Madya, dan Pustakawan Utama Pratama (III/d – IV/b), adalah : 1) Menyeleksi, menyiangi koleksi dan survey bahan pustaka; 2) Melakukan katalogisasi/klasifikasi; 3) Melakukan layanan referensi, bercerita kepada anak-anak/murid sekolah, bimbingan pembaca/membaca, penyebaran informasi ilmiah terbaru; 4) Menyusun bibliografi, indeks dan sejenisnya;
26
5) Menganalisa serta menyusun data ilmiah sekunder, bibliografi, indeks dan sejenisnya; 6) Melakukan penelusuran informasi; 7) Membantu memberikan informasi teknis; 8) Melakukan penyuluhan tentang pengembangan perpustakaan; 9) Membaut abstrak tulisan ilmiah; 10) Membuat analisa dan tinjauan kepustakaan; 11) Membuat tulisan/naskah tentang perpustakaan untuk dipublikasikan/ disiarkan melalui oran, majalah TV, radio atau film; 12) Membuat karya tulis ilmiah; 13) Membimbing pustakawan dibawahnya. d. Tugas pokok Pustakawan Utama Muda, Pustakawan Utama Madya dan Pustakawan Utama (IV/c – IV/e),adalah : 1) Menyebarkan informasi ilmiah terseleksi; 2) Memberikan infomasi teknisi; 3) Membuat analisa dan tinjauan kepustakaan; 4) Melakukan penyuluhan tentang pengmbangan perpustakaan; 5) Membuat abstrak tulisan ilmiah; 6) Membuat tulisan/naskah tentang perpustakaan untuk dipublikasikan / disiarkan melalui Koran, majalah, televisi, radio atau film; 7) Membuat karya tulis ilmiah 8) Membimbing pustakawan dibawahnya. Dengan melihat tugas pokok dan kegiatan pustakawan untuk memenuhi kualifikasi pustakawan berdasarkan syarat syarat menjadi pustakawan yaitu Memiliki pendidikan dan atau pelatihan dalam bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi serendah-rendahnya setingkat dengan sarjana muda, pada saat itu hanya 3 orang mempunyai latar belakang pendidikan pustakawan ,dari ketiga orang tersebut pernah menjabat Kepala Perpustakaan dan sekarang sudah pensiun sekian tahun yang lalu. Maka pemerintah mulai mengembangkan sumber daya manusia di perpustakaan mulai tahun1999, yang bisa dibiayai hanya sebagian kecil dari SDM 27
perpustakaan
dari masing-masing perpustakaan perguruan tinggi negeri di
seluruh Indonesia, dan sisanya yang tidak mendapat kesempatan kebanyakan melanjutkan ke FISIP Wira Bakti Denpasar dengan mengambil Jurusan Administrasi Negara. 4.3 Jalur-Jalur Pengembangan Sumber Daya Manusia Perpustakaan Di Perpustakaaan Universitas Udayana Pada hakekatnya seorang pustakawan harus mengikuti program pengembangan SDM perpustakaan, karena untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan , ketrampilan serta keahlian dalam melaksanakan tugas-tugas sebagai pejabat fungsional Pustakawan, untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang. Disamping untuk bekal kalau ada alih tugas seperti alih tugas menjadi pejabat strukturan dan untuk memenuhi persyaratan kenaikan jabatan/pangkat.
Sehingga
menempuh
jalur
pengembangan
SDM
perpustakaan sebagai berikut: a. Pendidikan formal maupun perguruan tinggi 1) Pustakawan dapat mengikuti pendidikan formal pada jurusan ilmu perpusakaan dan informasi di perguruan tinggi untuk memperoleh gelar dan untuk peningkatan kompetensi dan profesionalisme. Dengan melihat pendidikan terendah dari pustakawan adalah SLTA pada tahun 1999 maka pemerintah juga mulai memperhatikan dengan memberikan bea siswa yang dikenal dengan karya siswa (D2, S1 (Plus untuk yang sudah punya S1 non Ilmu Perpustakaan) dan S2 didalam atau diluar negeri ) yang dikelola oleh DIKTI,DEPDIBUD Proyek Pengembangan Staf dan Sarana Perguruan
Tinggi
yang
unitnya
disebut
Unit
Koordinasi
Kegiatan
Perpustakaan. Pada saat itu perpustakaan Unud mendapat jatah 5 orang untuk mengikuti D2 Ilmu Perpustakaan yaitu 1 orang di Universitas Airlangga Surabaya dan 4 orang ke Universitas Hasanudin Ujung Pandang. Sedangkan untuk S1 plus hanya 1 orang di Universitas Pajajaran Bandung, Alumni tersebut sudah purna bakti. Dari 2 orang tamatan D2 melanjutkan ke S1 non kepustakawanan di PTS di denpasar, sedangkan yang SLTA dan tamatan D2 28
tetap tidak melanjutkan sudah cukup dengan predikat pustakawan terampil dan mendapat KEPPRES perpanjangan batas usia pensiun. Dilain pihak ada juga pustakawan yang melanjutkan ke D2 dengan biaya sendiri. 2) Pustakawan dapat mengikuti pendidikan non kepustakawanan di perguruan tinggi, sepanjang bidang pengetahuan dan keterampilannya bermanfaat bagi pelaksanaan tugasnya sebagai pejabat fungsional pustakawan dan dihargai sebagai unsur penunjang. Ada beberapa pustakawan yang masuk sebagai PNS sudah S1 seperti S1 Ekonomi, Bahasa Bali dan Bahasa Indonesia. Sedangkan tamatan D2 dan SLTA kebanyakan langsung melanjutkan ke STIPOL Wira Bakti untuk mengambil jurusan Administrasi Negara dan Universitas Warmadewa Jurusan Sastra Inggris, UNHI jurusan Agama dan biaya untuk menempuh pendidikan ke jenjang lebih tinggi dengan biaya sendiri. b. Pendidikan dan Pelatihan 1) Pendidikan dan pelatihan fungsional pustakawan adalah pendidikan dan pelatihan yang bertujuan memberikan pengetahuan, keterampilan/keahlian dasar fungsional pustakawan sebagai bekal bagi Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas sebagai pustakawan. 2) Pendidikan dan pelatihan teknis kepustakawanan bertujuan memberikan keterampilan dan atau pengasaan pengetahuan teknis yang berhubungan secara lansgung dengan pelaksanaan tugas pokok pustakawan. Semua sarjana dari berbagai disiplin ilmu non kepustakawan yang telah disebutkan diatas telah
berusaha untuk mengilangkan kesan pustakawan
impasing atau yang sudah pustakawan terampil karena sudah Sarjana ingin menjadi pustakawan Ahli dengan mengikuti 2 (dua ) model pendidikan dan pelatihan tersebut diatas dibiayai oleh Perpustakaan Nasional RI yang pelaksanaannya di Jakarta atau di Denpasar sudah selesai 4 ( empat) kali angkatan mulai tahun 2000, 2005,2009 dan 2014. Program ini disebut dengan Diklat Calon Pustakawan Tingkat Ahli yang menghasilkan pustakawan di Perpustakaan Universitas Udayana meraih predikat Pustakawan Ahli dan
29
bahkan sudah ada Pustakawan Ahli Utama ( Gol/IV/D ) dengan hak usia pensiun umur 65 tahun. c. Mengikuti pertemuan ilmiah Pertemuan ilmiah dibidang perpusdokinfo yang dapat diikuti pustakawan baik di dalam maupun diluar negeri meliputi : a) Konferensi b) Seminar c) Lokakarya d) Symposium e) Diskusi panel dan sebagainya Pertemuan ilmiah tersebut diatas kebanyakan diikuti oleh Pejabat Pustakawan Ahli, sedangkan Pejabat Pustakawan Terampil lebih sering mengikuti seminar dan lokakarya di Bali baik UNUD atau Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi Bali. d. Studi banding dan peninjauan Studi banding, peninjauan dan studi wisata dapat diikuti oleh pustakawan. Pustakawan yang melakukan studi banding dan peninjauan harus mempunyai surat tugas dari pimpinan yang berwenang. Program ini sudah diadakan pemerataan untuk mengirim pustakawan ahli dan terampil untuk memperbarui pengetahuan dan ketrampilannya, sehingga tidah hambatan didalam mengerjakan tugas-tugas fungsuional pustakawan. Universitas yang menjadi tujuan adalah Universitas Indonesia, ITB, IPB, UGM dan Universitas Brawijaya. Adapun waktu yang disediakan sampai seminggu sehingga program ini lebih tepat disebut Program Magang. Sedangkan pustakawan yang bisa mengisi
formasi PNS di
perpustakaan Unud dengan S1 perpustakaan hanya 1 orang dan tidak perlu lagi mengikuti DIKLAT,karena ilmu pengetahuannya belum ketinggalan jauh dengan
tujuan
pendidikan
secara
umum
adalah
menyiapkan
dan
menghasilkan sarjana yang mempunyai kemampuan akademik dalam menerapkan, mengembangkan dan/atau memperkaya khasanah ilmu dan perpustakaan serta menyebarkan dan mengupayakan pemanfaatannya untuk 30
kepentingan pembangunan dan dunia usaha, serta meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sedangkan tujuan secara khusus adalah : a. Menyelenggarakan proses pengajaran yang produktif dan inovatif sesuai kebutuhan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta kepentingan dunia usaha. b. Mengembangkan proses belajar dengan iklim akademik yang dinamis yang mendukung tumbuhnya pemikiran-pemikiran yang kritis dan analitik. c. Mengembangkan gagasan dan minat untuk menekuni bidang-bidang kajian ilmu informasi dan perpustakaan untuk memperkaya sumbangan keilmuan yang senantiasa inovatif dan sesuai dinamika perkembangan masyarakat. d. Mengembangkan proses pembelajaran yang mampu menghasilkan rancangan sistem dibidang informasi dan perpustakaan. e. Mengembangkan kajian-kajian serta penelitian ilmiah yang inovatif untuk menunjang pengembangan ilmu informasi dan perpustakaan serta pengabdian pada masyarakat. f. Mengembangkan proses pembelajaran yang mendukung kompetensi lulusan yang mampu mengelola informasi secara professional. Sasaran program sarjana ilmu perpustakaan adalah pengembangan kajian perpustakaan dan informasi sebagai sumbangan untuk : 1. Meningkatkan jasa perpustakaan dan dokumentasi di Indonesia 2. Memenuhi kebutuhan semua jenis perpustakaan dan pusat informasi akan tenaga ahli perpustakaan Tujuan pendidikan adalah menghasilkan tenaga ahli perpustakaan yang diharapkan : 1. Memahami teori serta memiliki keterampilan yang berkaitan dengan pengadaan, pengaturan, pemeliharaan dan pendayagunaan semua jenis bahan pustaka. 2. Mampu merencanakan, mengusahakan, dan mengelola sumber daya manusia serta alat sebagai dasar dalam pendayagunaan koleksi dan jasajasa yang tersedia.
31
3. Memahami peran perpustakaan dan dokumentasi serta kaitannya dengan lingkungan sosial, eonomi dan politik. 4. Mampu memanfaatkan computer dan teknologi informasi mutakhir lainnya untuk pengolahan ata informasi. 5. Mampu berkomunikasi dengan memakai dan memberi penyuluhan mengenai penggunaan perpustakaan dan kepustakaan. 6. Menunjukkan pengertian dan pentingnya untuk berperan serta dalam organisasi
profesi
dan
pendidikan
menerus
yang
berguna
bagi
pengembangan diri dan peningkatan profesi. 7. Memahami prinsip-prinsip dasar yang diperlukan untuk dapat melakukan, menafsirkan dan menilai penelitian dalam bidang kajian perpustakaan dan informasi. Dari uraian yang berkaitan dengan standar kualitas S1 Ilmu Perpustakaan maka DIKLAT yang diikuti oleh S1 non kepustakawanan yang bekerja di Perpustakaan Universitas Udayana sudah mempunyai kualitas yang sama yang berhubungan dengan kemampuan,pengetahuan dan ketrampilan , karena DIKLAT tersebut lebih dikenal dengan Diklat Penyetaraan Calon Pustakawan Tingkat Ahli. e. Manajemen Partisipasi Dengan diterapkannya Manajemen Partisipasi di perpustakaan secara langsung dapat mengembangkan SDM di Perpustakaan, karena manajemen ini berorientasi kepada Pustakawan/Non Pustakawan yang dilibatkan dalam pengambilan keputusan di Perpustakaan dan kegiatan dalam bentuk tim atau proyek yang ada kaitannya dengan kegiatan perpustakaan. Di Perpustakaan Universitas
Udayana,
Kepala
atau
Pimpinannya
tetap
menjalankan
manajemen partisipasi, karena manajamen tersebut dapat meningkatkan staf moral dan suasana akademik yang kondusif. Bentuk-bentuk manajemen partisipasi yang ada di Perpustakaan Pusat Universitas Udayana adalah sebagai berikut: 1. Tim Penilai Jabatan Fungsional Pustakawan 2. Tim Pengadaan Bahan Pustaka/koleksi 32
3. Tim Pendidikan Pemakai Perpustakaan 4. Panitia Seminar/Lokakarya yang diadakan oleh perpustakaan 5. Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru 6. Mengirim Pustakawan untuk berpartisipasi dalam seleksi pustakawan berprestasi /teladan setiap tahun ke Badan Perpustakaan Dan Arsip Provinsi Bali. 4.4. Sistem Pengembangan Sumber Daya Manusia Perpustakaan Di Perpustakaanb Universitas Udayana Walaupun sudah jelas jalur pengembangan SDM di perpustakaan tetapi
masih
banyak
kendala
yang
menghambat
dalam
proses
pengembangannya antara lain perhatian universitas belum sama terhadap status pustakawan dibandingkan dengan tenaga pengajar walaupun keduanya sebagai tenaga fungsional. Masih banyak universitas yang belum mempunyai kebijaksanaan tertulis mengenai pengembangan SDM di perpustakaan sehingga akibatnya masih menganut sistem tunjuk (Adhoc Regular Basic).Sedangkan pendidikan dan pelatihan di bidang perpustakaan sangat erat hubungan dengan kondite SDM dan jenjang promosi / career berikutnya setelah menyelesaikan program pendidikan dan pelatihan. Dengan terbatasnya dana untuk kegiatan pengembangan SDM maka Kepala Perpustakaan membuat skala prioritas berdasarkan kebutuhan. Seperti
halnya
kesempatan
untuk
Diklat
Kepustakawanan
adalah
mengutamakan staf perpustakaan yang berijasah S1 dan sanggup menjadi Pejabat Pustakawan, sehingga jumlah pustakawan pada tabel diatas, termasuk terjadi penambahan 1 orang pustakawan di Fakultas Teknik dan 3 orang di Perpustakaan Pusat Bukit Jimbaran 3 orang akibat
tahun lalu ada
Diklat Calon Pustakawan Tingkat Ahli yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional RI dengan memilih tempat di Denpasar Bali. Pengembangan SDM perpustakaan tidak harus ditunjuk atau dibiayai oleh Lembaga,
tetapi yang terpenting adalah surat penugasan karena
dengan tunjangan jabatan yang cukup sesuai mengakibatkan pustakawan 33
secara sadar ingin meningkatkan kemampuan melalui pertemuan ilmiah atau yang sejenis dengan biaya sendiri khusus untuk kegiatan yang diadakan di Denpasar Bali.
34
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan Dari uraian hasil penelitian dan pembahasan yang telah dibahas sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Perpustakaan
Universitas
Udayana
mempunyai
15
orang
Pustakawan Ahli, yang berpendidikan S1 Perpustakaan 1 orang, S2 Non Perpustakaan 1 orang, dan sisanya berpendidikan S1 Non Perpustakaan, yang merubah status menjadi Pustakawan Ahli adalah
Diklat Calon
Pustakawan Tingkat Ahli (Pendidikan dan Pelatihan Penyetaraan untuk menajdi Pustakawan Ahli ) yang dibiayai oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Sedangkan Pustakawan yang berpendidikan Diploma Perpustakaan sebanyak 6 orang, SLTA ( dengan SK Impasing menjadi Pustakawan) sebanyak 5 orang berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 18/MENPAN/1988 diangkat menjadi Pustakawan terampil. Untuk tenaga administrasi Perpustakaan didukung oleh 3 orang Pendidikan S1 dan SLTA 2 orang. Keberadaan Pustakawan baik terampil dan ahli serta tenaga administrasi tidak lepas dari Pengembangan Sumber Daya Manusia dengan menempuh jalur Pendidikan Formal, Diklat, mengikuti pertemuan ilmiah,
Studi
Banding,
dan
Manajemen
partisipasi.
Walaupun
pengembangan Sumber Daya Manusia di Perpustakaan Universitas Udayana
belum
berdasarkan
kebijakan
tertulis,
tetapi
sistemnya
menggunakan sistem tunjuk, dengan menentukan calon Pustakawan atau Non Pustakawan untuk mengikuti jalur pengembangan tadi, khususnya kegiatan yang dibiayai oleh Lembaga. Dengan adanya tunjangan Pustakawan yang cukup, maka untuk jalur pertemuan ilmiah dibidang Perpusdokinfo yang diadakan di Denpasar biasanya Pustakawan rela dengan biaya sendiri. 35
5.2
Saran Keberadaan Pustakawan baik yang terampil maupun ahli yang pada awalnya diangkat dengan SK Impasing, yang berlatar belakang SLTA, DIPLOMA, dan Sarjana, mulai 3 (tiga) tahun ke depan sampai 5 (lima) tahun akan memasuki masa usia pensiun kurang lebih 9 orang. Sehingga Pimpinan Lembaga Induk dari UPT. Perpustakaan yaitu Universitas Udayana sudah mulai merencanakan dari tahun 2016 untuk merekrut calon Pustakawan Terampil maupun Ahli. Dengan melihat komposisi Pendidikan Pustakawan atau Tenaga Administrasi, sangat diharapkan untuk mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu S1 dan S2 di bidang Informasi yang direncanakan oleh Kepala UPT. Perpustakaan sehingga bisa mendapat bantuan Beasiswa untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Perpustakaan. Yang pada akhirnya akan lulus Sertifikasi Profesi dan mendapat Sertifikat. Walaupun
UPT.
Perpustakaan
Universitas
Udayana
telah
menerapkan manajemen partisipasi, harus tetap dipertahankan untuk pemerataan dan meningkatkan staff moral Pustakawan atau Non Pustakawan untuk terlibat di Tim / Kepanitiaan yang berhubungan dengan Penilai Jabatan Fungsional Pustakawan, pengadaan bahan pustaka, pendidikan pemakai perpustakaan, penerimaan mahasiswa baru dan mengirim Pustakawan untuk berpartisipasi dalam seleksi Pustakawan berprestasi / teladan setiap tahun ke Badan PErpustakaan dan Arsip Provinsi Bali.
36
DAFTAR PUSTAKA Basuki, Sulistyo. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Bogdan, Robert dan Steven J. Taylor. 1993. Kualitatif : Dasar-dasar Penelitian [Penerjemah: Khozin Affandi]. Surabaya: Penerbit Usaha Nasional. Creth, Sheila D. 1978. Continuing Education. Collage and Researce Libraries News 39 No. 3. Departemen Agama RI. 2003. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Di Pondok Pesantren. Jakarta: Direktur Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren. Dikti. 2004. Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Edisi Ketzga. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional RI Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Hemandono. 1999. Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia nomor 72 tahun 1999. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI. Kastawa, Made. 2001, Teknik Studi dan Pemanfaatan Perpustakaan. Makalah dalam Bimbingan Mahasiswa RISTI DO. Mataram : Unram. Lasa, HS. 2005.Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta: Gema Media. Luh Putu Sri Aryani, SS. 2010. Persepsi Mahasiswa Pascasarjana Undiksa tentang Pegembangan Perpustakaan Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Singaraja: UPT. Perpustakaan Universitas Pendidikan Ganesha. Marsela. 2011. Jurnal Ikatan Pustakawan Indonesia ilol 3 No. 1 dan 2. Mestika, Zed. 2008. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Moleong, Lexy J. 1990. Metodologi Penelitian Kualitatij: Bandung: Remaja Rosdakarya. Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, Mukhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: Referensi
37
Noragh Jones and Peter Jordan. 1988. Case Studies in Library Management. London, Clive Bringley Limited. Perpustakaan Nasional R I. 2010. Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nomer 2 Tahun 2008 tentang petunjuk teknis jabatan fungsional pustakawan dan angka kreditnya. Jakarta: Perpusnas RI Perpustakaan Nasional R I. 2010. Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nomer 2 Tahun 2008 tentang petunjuk teknis jabatan fungsional pustakawan drrn angka kreditnya. Jakarta: Perpusnas RI Siagian, Sondang P. 1994. Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara. Siagian, Sondang P. 1994. Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara Soeatminah,1992. Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan. Yogyakarta: Kanisius. Sri, Purnomowati. 2006. Kasus Kepustakawanan Kita: Beberapa Hasil Penelitian. Jakarta: Pusat Dokumentasi dan Informasi LIPI. Sumardji, P. 1992. Pelayanan Referensi di Perpustakaan. Yogyakarta: Kanisius. (GP Press Group). Sutarno, NS. 2006. Manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekrrtan Praktik. Jakarta: Sagung Seto. Tjitropronoto, Prabowo. 1994. Kriteria Sumberdaya Manusia di Perpustakaan. Makalah untuk Seminar Pembinaan SDM di Perpustakaan. Yogyakarta : UGM. White, Herbert S. 1995. Library Personnel Management. New York: Knowledge Industry Publications, Inc.
38