LAPORAN PENELITIAN
DOSEN MUDA
ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN JUMLAH BUTIR AKIBAT PEMADATAN
AGREGAT BERGRADASI TERBUKA TERHADA'P KARAKTERISTIK
CAMPURAN BERASPAL
Oleh:
Fitrika Mita Suryani, ST, MT
Ir. Nurlely, M.Sc
Lulusi, ST, M.Sc
Dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Penelitian Nomor: 001/SP2H/PPIDP2M/IIU2007 tanggal 29 Maret 2007
FAKULTAS TEKNIKJURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SYIAH KUALA DESEMBER 2007 .-'
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN HASIL PENELITIAN
DOSEN MUDA
'~
1. a. Judul Penelitian
: Analisis Pengaruh Perubahan Jumlah Butir Akibat Pemadatan Agregat Bergradasi Terbuka Terhadap Karakteristik Campuran Beraspal
2. Bidang lImu Penelitian
: Teknik
3. Ketua Peneliti a. Nama Lengkap dan Gelar b. Jenis Ke'lamin c. PangkatlGolongan d. NIP e. Jabatan f. Fakultas/Jurusan f. Universitas g. Bidang IImu yang Diteliti
: Fitrika Mita Suryani, ST, MT : Perempuan : Penata Tk IIl1lbl :132206 121 : Asisten Ahli : TeknikITeknik Sipil : Syiah Kuala : Transportasi
4. Jumlah Tim Peneliti
: 3 (tiga) orang
5. Lokasi Penelitian
: Laboratorium Transportasi Fakultas Teknik Unsyiah
6. Bila Penelitian ini merupakan kerjasama kelembagaan : a. Nama instansi b. Alamat
7. Jangka Waktu Penelitian
: 8 (delapan) bulan
8. Biaya
: Rp. 10.000.000, (Sepuluh Juta Rupiah)
Darussalam, 7 Desember 2007
Ketua Peneliti '.~
(Fitrika Mita SUryani, ST,MT) NIP: 132206 121
../
RINGKASAN
Analisis Pengaruh Jumlah Butir Akibat Pemadatan Agregat
Bergradasi Terbuka Terhadap Karakteristik Campnran Beraspal
(Fitrika Mita Suryani. Nurlely dan Lulusi. 2007, 21 halaman)
Aspal Porus adalah campuran beton aspal dengan kadar pasiryang rendah untuk mendapatkan kadar rongga udara yang tinggi. Aspal porus dipergunakan untuk lapisan permukaan jalan dan selalu dihampar di atas lapisan kedap air. Dipromosikan efektif untuk meningkatkan keselamatan lalu Hntas pada musim hujan. mengurangi percikan air dan mempunyai kekesatan permukaan yang baik pada kecepatan yang tinggi.
Kestabilan konstruksi jalan terkait dengan jenis dan komposisi agregat. aspal dan bahan pengisi yang digunakan. Oleh karena itu diperlukan agregat yang memiliki kekerasan yang tinggi untuk menghasilkan daya dukung, keawetan dan mutu perkerasan jalan. Menurut Sukirman (2003), sifat agregat yang menentukan kualitasnya sebagai material perkerasan jalan adalah gradasi, kebersihan, kekerasan dan ketahanan agregat, bentuk butir, tekstur permukaan, porositas, kemampuan untuk menyerap air, berat jenis, dan daya tahan pelekatan dengan aspal. Gradasi agregat merupakan sifat yang sangat luas pengaruhnya terhadap kualitas perkerasan secara keseluruhan. Penelitian ini menggunakan agregat bergradasi terbuka untuk semua asal agregat. Pemadatan dilakukan terhadap agregat yang berasal dari mesin pemecah batu dari Krueng Aceh, agregat alam dari Krueng Aceh dan agregat alam dari Gle Geunteng. Kemudian dilakukan pencampuran masing-masing asal lokasi agregat dengan aspal. Pencampuran ini dilakukan dengan 5 (lima) kadar aspal. Nilai tengah kadar aspal berdasarkan Swface Area Method. Kemudian 2 nilai di atas dan 2 nilai di bawah nilai
Surface Area Method. Kadar aspal tersebut yaitu 4,5%, 5%, 5,27%, 5,5% dan 6%. Campuran beraspal ini kemudian diuji dengan menggunakan alat Marshall. Nilai-nilai yang diperoleh dari karakteristik marshall dapat ditentukan kadar aspal optimum.
iii
'..".;
Hasil pengujian sifat-sifat fisis aspal dan sifat-sifat fisis agregat telah rnemenuhi persyaratan spesifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) dan British Standart yang digunakan sehingga bahan-bahan tersebut dapat digunakan lebih lanjut dalarn studi ini. Material aspal dan agregat tersebut kemudian dicampur untuk menghasilkan campuran beraspal. Keausan agregat alam Krueng Aceh paling kecil dibandingkan agregat lainnya. Ini berarti jumlah agregat yang hancur saat pengujian sedikit. Nilai Stabilitas untuk agregat alam Krueng Aceh pada Kadar Aspal Optimum paling kecil dibandingkan stabilitas kedua jenis agregat lainnya. Agregat
alarn
Gle
Geunteng
menghasilkan
stabilitas
tertinggi
yaitu
700,11 kg pada kadar aspal optimum yang terbesar yaitu 5,8%. Nilai keausan agregat Gle Geunteng adalah terbesar dibandingkan agregat lainnya. besamya nilai keausan ini berpengaruh pada saat penumbukan (pernadatan benda uji) karena besamya nilai keausan berarti jumlah agregat yang hancur saat penelitian banyak. Agregat yang hancur adalah agregat kasar. Agregat kasar tersebut hancur menjadi agregat halus dan filler. Ini berarti jurnlah agregat halus dan filler bertambah banyak. Meningkatnya jumlah agregat halus dan filler mernbuat interlocking antar agregat yang menyebabkan rneningkatnya stabilitas. Namun ini bukanlah hal yang direkomendasikan karena aspal porus dipromosikan memiliki rongga udara yang besar. Pernadatan terhadap agregat rneningkatkan nilai Cantabro Loss dari 5,1% menjadi 5,5%, yang berarti partikel yang hilang akibat pengujian dengan Los Angeles Abrasion menjadi lebih besar setelah pemadatan dilakukan terhadap agregat. Pengujian Asphalt Flow Down juga menunjukkan kecenderungan tingginya jumlah aliran aspal yang mengalir setelah pemadatan dilakukan terhadap agregat.
iv
PRAKATA
Penelitian tentang aspal porus dipromosikan untuk mengeliminasi pengkabutan di belakang kendaraan dan mengurangi kesilauan dari permukaan jslan pada siang dan malam hari, sehingga keselamatan dalam berialu lintas dapat ditingkatkan. Penelitian ini dikaitkan dengan sebelum dan sesudah pemadatan yang dilakukan terhadap agregat. Sejak awal hingga selesainya penelitian ini, peneliti banyak menenma bantuan dan berbagai pihak. Bantuan ini berupa arahan, tenaga penelilian di laboratorium dan bantuan dana penelitian. Untuk itu pada kesempatan ini tim peneliti mengucapkan tenma kasih kepada : Dikti, Universitas Syiah Kuala, Lembaga Penelitian, Fakultas Teknik Unsyiah, Jurusan Teknik Sipil, dan Laboratorium Transportasi Fakultas Teknik Unsyiah. Akhimya kritik dan saran kami l1arapkan dari sernua pihak terhadap penelitian ini guna untuk perbaikan pada masa yang akan datang. Semoga Allah SWT membalas segala amal kebaikan kita semua. Amin.
Banda Aceh, 7 Desernber 2007
Peneliti
vii
1
DAFTAR lSI
HALAMAN PENGESAHAN
.
RINGKASAN DAN SUMMARY
ii
PRAKATA
DAFTAR lSi
DAFTAR TABEL
vii '............
viii
"................................................................................................
ix
x
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
,............................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN
1
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Aspal Porus.................................................................................................... 2.2 Gradasi Agregat 2.3 Spesifikasi Gradasi Seragam 2.4 Pemadatan.. 2.5 Agregat ,................................................................... 2.6 Jenis dan Metode Pengujian Material Agregat 2.7 Aspal 2.8 Jenis dan Metode Pengujian Material Aspal 2.9 Perencanaan Campuran Beraspal 2.10 Pengujian Mars,hal~ 2.11 Pengujian Cantabr6 Loss 2.12 Pengujian Asphalt Flow Down
3
3
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
4.1 Hasil
5
7
8
9
9
10
10
' 10
11
BAB IV METODE PENELITIAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
3
4
5
\!........
~
12
16
\.....
16
4.2 Pembahasan....................................................................................
19
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................
21
5.1
21
~................................
5.2 DAFTAR PUSTAKA
21
22
LAMPIRAN DRAF ARTIKEL ILMIAH
viii
13
V. Kesimpufan dan Saran Kesimpulan : Berdasarkan pembahasan hasH penelitian dapat diambil beberapa kesirnpulan 1. Pemadatan terhadap agregat rnenyebabkan bertambahnya butiran-butiran halus dalam suatu gradasi agregat. Semakin besar jumlah agregat yang hancur, sernakin tinggi nHai stabilitas yang dihasilkan campuran beraspalnya. 2. Keausan yang besar menyebabkan kehancuran agregat meningkat. Kehancuran agregat ini di dominasi oleh jenis agregat halus dan filler yang meningkat. Meningkatnya jurnlah agregat halus dan filler rnembuat interlocking antar agregat, menyebabkan rneningkatnya stabilitas. In; disebabkan agregat halus dan filler mengisi ruang antar butir agregat kasar 3. Pengujian Asphalt Flow Down menunjukkan adanya kecenderungan bertambahnya jumlah aliran aspal yang
te~adi
bila jumlah partikel agregat yang hancur akibat pemadatan tinggi.
4. Jumlah partikel yang hUang akibat proses disintegrasi di dalam drum Los Angeles menjadi lebih kecil bila partikel agregat yang hancur akibat proses pemadatan sedikit.
Saran: 1. Adanya penelitian lanjutan tentang permeabilitas pada gradasi terbuka yang rnengalami pemadatan untuk mengetahui apakah masih terdapat cukup kadar rongga pada campuran beraspal ini.