KONTRIBUSI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PEMBELAJARAN AL-QUR’AN TERHADAP HASIL BELAJAR PAI SISWA DI SDN SAWAH BARU 2 CIPUTAT TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana pendidikan Islam ( S.Pd.I) Oleh : Ahmad Chisni Fahmi NIM . 206011000014
Di bawah Bimbingan : Dr. H. Anshari LAL, LC. MA NIP :19570406 199403 1001
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011
KONTRIBUSI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PEMBELAJARAN AL-QUR’AN TERHADAP HASIL BELAJAR PAI SISWA DI SDN SAWAH BARU 2 CIPUTAT TANGERANG SELATAN
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana pendidikan Islam ( S.Pd.I) Oleh :
Ahmad Chisni Fahmi NIM . 206011000014
Di bawah Bimbingan :
Dr. H. Anshari LAL, LC. MA NIP :19570406 199403 1001
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011
ABSTRAK
Nama : Ahmad Chisni Fahmi Nim
: 206011000014
Prodi : Pendidikan Agama Islam
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Sawah Baru 2 Ciputat Tangerang selatan dari bulan Januari sampai dengan Februari 2011, yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah siswa SDN Sawah Baru 2 Ciputat Tangerang Selatan Kelas V dengan jumlah 25 orang. Ini merupakan sebagian dari populasi yang berjumlah 237 siswa. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana tingkat kontribusi kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran Al-Qur’an dan kontribusinya terhadap hasil belajar PAI siswa di SDN Sawah Baru 2 Ciputat Tangerang Selatan. ingin mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran Al-Qur’an, karena pembelajaran Al-Qur’an hendaknya ditanamkan dan lebih ditingkatkan lagi, materi pembelajaran Al-qur’an begitu penting terhadap dunia pendidikan terutama pendidikan agama islam. Dan Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan dengan teknik pengumpul data angket. Hasil penelitian menunjukkan kontribusi kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran AlQur’an terhadap hasil belajar PAI siswa diperoleh berdasarkan angket yang diisi oleh siswa SDN Sawah baru 2 Ciputat Tangerang Selatan. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan korelasi product moment, diperoleh sebesar 0,501. termasuk dalam katagori sedang atau cukup. Dengan demikian terdapat hubungan yang nyata antara kontribusi kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran Al-Qur’an terhadap hasil belajar PAI siswa diterima. Dapat di simpulkan bahwa terdapat korelasi kontribusi kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran Al-qur’an terhadap hasil belajar PAI siswa di SDN Sawah Baru 2 Ciputat Tangerang Selatan. Adapun kendala yang dihadapi dalam pembelajaran AlQur’an yaitu: pembelajaran Al-Qur’an dianggap hanya diikuti secara sukarela oleh siswa, minimnya dukungan dari orang tu, dan kurang minatnya siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran al-Qur’an. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka diperlukan kesadaran dan perhatian dari orang tua dan sekolah terhadap materi pembelajaran Al-Qur’an untuk meningkatkan hasil belajar PAI. Dan diperlukan kesadaran dan perhatian pula oleh siswa untuk meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran Al-Qur’an sebagai sumber belajar.
i
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala karunia yang telah dicurahkan, sehingga setelah melalui proses yang cukup pajang akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang senantiasa menjadi panutan bagi seluruh umat Nya dan keluarganya, sahabatnya serta para pengikutnya yang setia sampai akhir zaman. Penulisan skripsi ini menjadi lebih bermakna dengan adanya bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara moral maupun materil. Tidak ada yang dapat diberikan selain ucapan terima kasih. Terima kasih penulis ucapkan kepada: 1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan berserta wakil dan stafnya. 2. Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dr. H. Anshari LAL, LC, MA. pembimbing yang telah memberikan saran, kritikan dan masukannya dan mengarahkan serta memberikan bimbingan kepada penulis, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. 4. Seluruh dosen dan Staff jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan begitu banyak pengalaman dan ilmu pengetahuan kepada penulis. 5. Staff Perpustakaan Utama dan fakultas Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 6.
Hardinah, S.Pd, MM selaku kepala sekolah dan guru, kepala tata usaha berserta staf-staf yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.
7. Orang tua tercinta, Yusuf Mustahdi (bapak) dan ji’ronah (ibu), atas do’anya dan yang telah mencurahkan cinta dan kasih sayangnya, dorongan dan bantuan baik moral maupun materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini. Begitu pula kakaku khususnya Ali yusni juga adiku Asep Aziz yang selalu memberikan semangat kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Paman-pamanku dan
ii
bibi-bibiku (special Drs. H Dhabas Rahmat & Ibu Hj. Sundusiah S,Ag dan keluarga, Drs Subarja
dan keluarga, Bibiku dan keluarga). Yang telah
memberikan bantuan baik moral maupun materi kepada penulis. 8. Desi Akhiriyah (kekasihku), yang selalu menemani dan memberikan dukungan, do’a dan bantuan disaat penulis mulai jenuh menjalani semuanya. 9. Keluarga Besar Pendidikan Agama Islam angkatan 2006 khususnya kelas A diantaranya, Aulia Sindu Muhammad, Huzaini thanks atas komputernya dan bantuannya, Abdurrahman, Bisri Mustafa, dan semuanya. kelas B diantaraya Anto,Mahfud dan semuanya yang telah memberiku sebuah kedewasaan dalam berpikir. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, apabila ada kesalahan dalam penulisan skripsi ini, penulisa skripsi ini, penulis mohon maaf, itu bukan kerena kesenggajaan tapi karena kebodohan dan kelupaan penulis. Akhirnya kepada Allah penulis berserah diri, tiada daya dan upaya melainkan dengan izin dan kekuasaan-Nya dan memohon taufik serta hidayah-Nya, serta berdoa semoga skripsi ini ,bermanfaat di dunia dan akhirat serta memperoleh pahala selama masih ada dan sebanyak kata yang tertulis dan tercetak skripsi ini, khususnya kepada diri penulis dan pihak yang turut membantu proses penulisan skripsi ini. Wa shallallahu ‘ala sayyidina muhammadin wa ‘ala aalihi wa ashabihi ajma ‘iin, wal hamdulillaahi rabbil ‘alamin Aamiin.
DAFTAR ISI ABSTRAK ................................................................................................. i KATA PENGANTAR ............................................................................... ii DAFTAR ISI..............................................................................................
iv
DAFTAR TABEL ...................................................................................... vi BAB I : PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah........................................................
1
B. Identifikasi Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah......................................................
4
2. Pembatasan Masalah......................................................
4
3. Perumusan Masalah........................................................
4
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian.............................................................
5
2. Kegunaan Penelitian........................................................
5
BAB II : KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A. Kegiatan Ekstrakurikuler……………….............................
6
1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler…….......................
6
2. Fungsi dan Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler…………..
8
3. Manfaat Kegiatan Ekstrakurikuler …………………….
9
B. Pembelajaran……………………………………………...
10
1. Pengertian Pembelajaran……………………………….
10
2. Tujuan Pembelajaran…………………………………...
12
C. Pendidikan Agama Islam.....................................................
14
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam.............................
14
2. Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam….
16
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam…………………......
19
4. Fungsi Pendidikan Agama Islam……………………..
21
5. Materi Kegiatan Ekstrakurikuler Pembelajaran Al-Qur’an di SDN Sawah Baru 2 Ciputat…………………………... iv
22
D. Kerangka Berfikir...............................................................
24
E. Hipotesis.............................................................................
24
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian.............................................
25
B. Variable Penelitian..............................................................
25
C. Populasi dan Sampel...........................................................
25
D. Teknik Pengumpulan Data.................................................
26
E. Instrumen Pengumpulan Data............................................
27
F. Teknik Analisis Data……………………………………..
28
G. Hipotesis Statistik…………………………………………
31
BAB IV : HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian…………………….....
32
1. Sejarah dan Kurikulum SDN Sawah Baru 2 Ciputat….
32
2. Visi, Misi SDN Sawah Baru 2 Ciputat………………..
33
3. Tujuan SDN Sawah Baru 2 Ciputat…………………...
33
4. Daftar Nama Guru…………………………………......
34
5. Daftar Peserta Didik…………………………………...
35
6. Sarana dan Prasarana………………………………......
35
7. Mata Prelajaran………………………………………...
35
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian……………………….......
36
1. Kegiatan Ekstrakurikuler Pembelajaran Al-Qur’an…....
37
2. Angka Indeks Korelasi………………………………....
51
C. Analisis dan Interpretasi Data…………………………….
52
1. Analisa dan Korelasi…………………………………...
52
2. Interpretasi Data………………………………………..
53
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………..
55
B. Saran-saran………………………………………………... 56 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….. LAMPIRAN v
57
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Materi Angket…….. ………………………………………………….. 27 Tabel 3.2 Skor item alterative jawaban responden ………………………………………... 29 Tabel 3.3 Indeks Korelasi Product Moment ………............................................................. 30 Tabel 4.1 Daftar Nama Guru ……………………………………………………................. 34 Tabel 4.2 Daftar peserta didik…. ………………………………………………………….
35
Tabel 4.3 Daftar sarana prasarana SDN Sawah Baru 2…..………………………………...
35
Tabel 4.4 Daftar mata pelajaran dan srtuktur Kurikulum…………..……………………....
36
Tabel 4.5 Mengikuti pembelajaran Al-Qur’an disekolah…………………………………..
37
Tabel 4.6 Aktif mengikuti kegiatan pembelajaran Al-Qur’an di sekolah ………………....
37
Tabel 4.7 Mengikuti pembelajaran Al-Qur’an ini, pengetahuan agama saya bertambah….
38
Tabel 4.8 Saya mengikuti pembelajaran Al-Qur’an setiap pertemuan ………………........
38
Tabel 4.9 Ketika saya mengikuti pembelajaran Al-Qur’an apakah orang tua saya mendukung...........................................................................................................
39
Tabel 4.10 Apakah siswa mengikuti pembelajaran Al-Qur’an dengan senang………..........
39
Tabel 4.11 Materi pembelajaran Al-Qur’an berkaitan dengan ajaran agama Islam …….....
39
Tabel 4.12 Membawa kitab suci Al-Qur’an ketika materi beralangsung….……………......
40
Tabel 4.13 Ketika materi pembelajaran Al-Qur’an berlangsung apakah siswa memperhatikan dengan baik………………………………………..................... 40 Tabel 4.14 Pembelajaran Al-Qur’an melalui Tadarus bersama-sama…………………........ 41 Tabel 4.15 Pembelajaran Al-Qur’an melalui tilawah/ seni bacaan………………………… 41 Tabel 4.16 Melalui pembelajaran Al-Qur’an membuat siswa bersungguh-sungguh mempelajarinya…………………………………………………………………. 42 Tabel 4.17 Apakah pembelajaran Al-Qur’an mudah untuk dipelajari dan dipahami……….
42
Tabel 4.18 Setiap pembelajaran Al-Qur’an dimulai siswa dianjurkan membaca surat AlFatihah dan surat-surat pendek……………………………………………….......................
43
Tabel 4.19 Setiap pembelajaran Al-Qur’an siswa membawa buku ilmu tajwid……............
43
Tabel 4.20 Ketika mengalami kesulitan dalam membaca Al-Qur’an apakah saya bertanya.. 43 Tabel 4.21 Setiap pembelajaran Al-Qur’an saya mencatat…………………………………. 44 Tabel 4.22 Apakah saya menghafal ayat-ayat pilihan ketika pembelajaran Al-Qur’an…..... iv
44
Tabel 4.23 Saya menghafal doa sehari-hari ketika pembelajaran Al-Qur’an……………….
45
Tabel 4.24 Membaca Al-Qur’an dengan terjemahnya per ayat …………….……………....
45
Tabel 4.25 Membaca Al-Qur’an dengan terjemahnya……………………………………...
46
Tabel 4.26 Saya bersemangat mempelajari Al-Qur’an di sekolah…………………………..
46
Tabel 4.27 Apakah saya mempelajari ilmu tajwid untuk memahami Al-Qur’an…….……..
46
.Tabel4.28 Setelah mengikuti pembelajaran Al-Qur’an nilai pendidikan agama saya bertambah baik………………………………………………………………......
47
Tabel 4.29 Apakah saya mengamalkan pembelajaran Al-Qur’an…… ……………………..
47
Tabel 4.30 Ketika pembelajaran Al-Qur’an selesai siswa bersama-sama membaca doa senandung Al-qur’an …………………………………………………………...
48
Tabel 4.31 Selesai pembelajaran Al-Qur’an siswa mengulangi bacaan Al-qur’an dirumah..
48
Tabel 4.32 Setelah mengikuti pembelajaran Al-Qur’an, saya membaca Al-Qur’an di rumah……………………………………………………………………………
49
Tabel 4.33 Setelah kegiatan pembelajaran Al-Qur’an selesai siswa bersama-sama membaca Surat Al-Ashr………………………………………………………..
49
Tabel 4.34 Ketika pembelajaran Al-Qur’an disampaikan apakah keinginan saya bertambah untuk mempelajarinya ….....................................................................................
50
Tabel 4.35 Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment…………………………………...
51
Tabel 4.36 Data nilai Korelasi antara Pembelajaran Al-Qur’an di TPA dengan hasil Belajar Pendidikan Agama Islam……………………………………………….
52
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama merupakan bagian yang amat penting dalam proses pendidikan secara umum, baik di sekolah, keluarga maupun masyarakat. Sebagaimana pendidikan pada umunya, maka pendidikan agama juga menjadi tanggungjawab keluarga, masyarakat dan pemerintah. Sekolah sebagai salah satu tripusat pendidikan dinilai sangat berperan dalam mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dalam arti manusaia yang mengetahui ilmu pengetahuan dan teknologi serta iman dan takwa yang tinggi. Untuk itu pendidikan agama di sekolah sangat diperlukan terutama dalam rangka meningkatkan iman dan takwa. Pendidikan agama menduduki peranan yang sangat penting dalam pembinaan kelompok maupun individu. Pendidikan agama menjadi semacam alat motivator sekaligus control dalam kehidupan setiap keluarga sampai negara. Pendidikan agama mempunyai peranan langsung dalam pembentukan kualitas manusia yang beriman dan bertakwa. Manusia dengan kualitas diyakini mampu bertindak bijaksana baik dalam kapasitas sebagai pemimpin bagi dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat.
1
2
Menyadari hal tersebut, pemerintah Indonesia merasa perlu merumuskan pendidikan agama ke dalam konstitusi sehingga pelaksanaannya menjadi suatu kewajiban hukum yang harus ditunaikan. “Mansyur, Sukama dan Yusuf Muhtar mengidentifikasikan pentingnya pendidikan agama dalam kehidupan bernegara dari adanya kata-kata beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa baik dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara maupun UUSPN”1 Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu pelajaran yang pokok disekolah, dan salah satu materinya yang dipelajari dalam pendidikan Agama Islam adalah baca tulis Al-Qur’an. Materi baca tulis Al-Qur’an adalah sangat penting untuk diberikan kepada siswa, kerena Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam dan merupakan pedoman hidup bagi setiap Muslim dalam kehidupan seharihari. Bahkan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, pendidikan agama menjadi salah satu materi wajib dalam kurikulum
pendidikan
Nasional.
Semua
sekolah
umum
wajib
menyelenggarakannya, tentu hal ini mempunyai riwayat yang panjang secara historis, berkaitan dengan adanya dikotomi antara ilmu umum dan ilmu agama. Di saat pentingnya penyelenggaraan pendidikan Agama Islam di semua jenjang pendidikan formal, tentunya tidak terlepas dari berbagai macam kendala salah satunya pembelajaran al-Qur’an. Mengenai pembelajaran Al-Qur’an itu sendiri yang dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pendidikan, baik di sekolah maupun di Masjid-masjid memiliki pengaruh yang positif terhadap siswa. “Namun dalam pelaksanaannya pembelajaran Al-Qur’an mengalami berbagai hambatan, salah satu kepincangan pelaksanaan Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum sekarang ini ialah kurangnya keterpaduan antara tiga lingkungan yaitu: 1. lingkungan sekolah, 2. lingkungan keluarga,
1
Mansyur dkk, Pendidikan Agama Islam, (Dirjen Binbaga dan Ut, 1996), h.89
3
3. Lingkungan Masyarakat sekitar.2” Hal itu juga dikarenakan kesadaran untuk mempelajari Al-Qur’an yang masih kurang, karena berdasarkan penelitian di sekolah hanya ada 45 anak saja yang mengikuti pembelajaran Al-Qur’an diluar jam pelajaran, sedangkan jumlah murid di Sekolah SDN Sawah Baru 2 Ciputat Tangerang Selatan kelas V sebanyak 115 siswa. Penyebabnya adalah bahwa pembelajaran Al-Qur’an dianggap hanya diikuti secara sukarela. Dan berdasarkan observasi dan pengamatan bahwa anak-anak lebih mengikuti kegiatan yang bisa menyalurkan bakat siswa seperti kegiatan pramuka, dan Marcing Band. dan salah satu faktor lain yaitu kurangnya dukungan dari orang tua untuk pembelajaran Al-Qur’an.sesuai hasil wawancara dengan guru Al-Qur’an. Pembelajaran Al-Qur’an merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan anak-anak dalam membaca Al-Qur’an yaitu dengan melalui pencerdasan umat Islam dalam bidang pendalaman Al-Qur’an. Karena perlu disadari sepenuhnya bahwa putra-putri Islam adalah generasi penerus dan pelopor Agama Islam dimasa mendatang. Pembelajaran Al-Qur’an merupakan upaya kongkrit, dengan demikian akan lahir generasi-generasi Qur’ani. Keberadaan kegiatan ekstrakurikuler khususnya pembelajaran Al-Qur’an pada dasarnya adalah membantu siswa dalam baca tulis Al-Qur’an dan bagi guru selaku pendidik di sekolah dapat membantu dalam memberikan pelajaran Pendidikan Agama Islam. Dan keberadaan ekstrakurikuler pembelajaran AlQur’an untuk mendukung usaha pemerintah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Nasional, khususnya dalam sisi pengembangan Iman dan Takwa (IMTAK) dan budi pekerti yang luhur, serta dalam rangka mengantisipasi buta huruf Al-Qur’an yang melanda umat Islam.
2
Mansyur dkk, Pendidikan Agama Islam, (Dirjen Binbaga dan Ut, 1996), h. 98
4
Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis tertarik untuk meneliti dan membahasnya, yang kemudian dituangkan ke dalam bentuk skripsi dengan judul “KONTRIBUSI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PEMBELAJARAN AL-QUR’AN TERHADAP HASIL BELAJAR PAI SISWA DI SDN SAWAH BARU 2 CIPUTAT TANGERANG SELATAN’’
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah. 1. Identifikasi Masalah Dengan melihat latar belakang masalah maka masalah tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1) Kurangnya minat para siswa dalam mengikuti pembelajaran Al-Qur’an 2) Minimnya dukungan orang tua dalam kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran Al-Qur’an 3) Kecenderungan kegiatan ekstrakurikuler itu hanya dianggap sebagai kegiatan sukarela 4) Kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran Al-Qur’an terhadap hasil belajar PAI siswa
2. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya cakupan yang berhubungan dengan masalah pendidikan, maka perlu diadakan pembatasan masalah. Agar pembatasan dalam skripsi
ini
dapat
terarah sehingga
mempermudah dalam
menjelaskan permasalahan yang akan dibahas maka penulis akan membatasi pada Kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran Al-Qur’an terhadap hasil belajar PAI siswa
3. Perumusan Masalah Dengan melihat pembatasan masalah diatas, maka dapat dibuat perumusan masalah sebagai berikut : Apakah ada korelasi kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran Al-Qur’an terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa?
5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dapat tercapai dalam penelitian ini adalah: a. Mengetahui apakah ada korelasi kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran AlQur’an terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam.
2. Kegunaan Penelitian 1) Hasil penelitian ini, diharapkan menambah wawasan mengenai kontribusi kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran Al-Qur’an terhadap hasil belajar PAI siswa, khususnya siswa SDN Sawah baru 2 Ciputat.
2) Hasil penelitian ini diharapkan meningkatkan semangat siswa dalam pembelajaran Al-qur’an.
3) Untuk meningkatkan peran guru Al-Qur’an dalam kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran Al-Qur’an.
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Kegiatan Ekstrakurikuler 1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler “Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan diluar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan disekolah/madrasah”1. Adapun ekstrakurikuler adalah kegiatan-kegiatan siswa diluar pelajaran yang dilaksanakan diluar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, penyaluran bakat dan minat, serta dalam rangka usaha untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan para siswa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kesadaran berbangsa dan bernegara dan berbudi pekerti luhur.2 Menurut Hadari Nawawi ekstrakurikuler adalah “Suatu kegiatan yang dilaksanakan diluar pelajaran kegiatan kurikulum, sifat kegiatannya pendidikan non formal yang bertujuan membantu siswa mengisi waktu senggang secara
1
Paimun, Bimbingan Konseling ( Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2006)h. 88 Wahyusumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, ( Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1999), h. 239. 2
6
7
terarah disamping memberikan berbagai pengetahuan dan keterampilan melalui pengalaman langsung yang bersifat praktis”.3 Menurut Piet Sahartian, ekstrakurikuler yaitu “Kegiatan diluar jam pelajaran jam biasa ( termasuk pada waktu libur) yang dilakukan disekolah ataupun diluar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa mengenai hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya”.4 Adapun dalam buku kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum dan Madrasah dijelaskan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan diluar kelas dan diluar jam pelajaran untyuk menumbuhkembangkan potensi Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang dimuilki peserta didik baik berkaitan debngan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing siswa dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun pilihan.5 Berdasarkan definisi-definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan tambahan yang dilaksanakan diluar jam pelajaran dengan maksud mengisi waktu senggang yang bertujuan agat memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan siswa serta mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang ada pada dirinya melalui jenis-jenis kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Dengan perkataan lain, tujuan dasarnya adalah untuk membentuk manusia terpelajar dan bertakwa kepada Allah SWT. Jadi selain menjadi manusia yang berilmu pengetahuan, peserta didik juga menjadi manusia yang mampu menjalankan perintah-perintah agama dan menjauhi segala larangannya.
3
Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan pengelolaan kelas, ( Jakarta, PT Gunung Agung, 1982) h. 150 4 Piet Sahertian, Dimensi Administrasi Pendidikan, ( Surabaya : Usaha Nasional 1994) Cet ke 1 h. 132 5 Departemen Agama RI, Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Umum dan Madrasah,…h.13-14
8
2. Fungsi danTujuan Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan Ektrakurikuler merupakan sebuah sarana pelengkap tugas pendidikan, maka kegiatan ekstrakurikuler mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Sebagai wadah pembinaan dan pelatihan bagi siswa b. Sebagai wadah aspirasi dan kreasi siswa c. Sebagai pengisi waktu luang siswa d. Sebagai sarana yang memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi pengembangan potensi siswa6 Jadi Dapat dikatakan bahwa keberadaan ekstrakurikuler dalam kegiatan sekolah sangan diperlukan guna merealisasikan salah satu fungsi pendidikan, yaitu untuk mengembangkan minat dan bakat yang ada pada diri siswa supaya dapat dipergunakan untuk diri sendiri dan masyarakat dalam menghadapi tantangan zaman yang berubah. Agar fungsi ekstrakurikuler dapat berjalan dengan baik dan lancar maka harus ada tujuan yang jelas dalam kegiatan ekstrakurikuler, diantaranya yaitu: a. Untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, dalam arti memperkaya, mempertajam, serta memperbaiki pengetahuan para siswa yang berkaitan dengan mata pelajaran yang sesuai dengan program kurikuler yang ada. b. Untuk melengkapi upaya pembinaan, pemantapan dan pembentukan nilai-nilai kepribadian siswa untuk membina dan meningkatkan bakat, minat dan keterampilan. Kegiatan ini untuk memacu kearah kemampuan mandiri, percaya diri dan kreatif.
Menurut Paimun kegiatan ekstrakurikuler dapat berfungsi sebagai : a. Pengembangan,
yaitu
fungsi
kegiatan
ekstrakurikuler
untuk
mengembangkan kemampuan dan kreatifitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat peserta
6
Departemen Agama Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam, h. 9
9
b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab social peserta didik c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan suasana rileks, menggembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan d. Persiapan
karir,
yaitu
fungsi
kegiatan
ekstrakurikuler
untuk
mengembangkan kesiapan karir peserta didik7 Menurut Muhammad Uzer Usman mengatakan bahwa tujuan kegiatan ekstrakurikuler adalah: b. Meningkatkan pengetahuan siswa dalam aspek kognitif maupun afektif c. Mengembangkan bakat serta minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju manusia seutuhnya. d. Mengetahui mengenal serta membedakan hubungan antara satu mata pelajaran dengan lainnya8. Menurut Suryo Subroto tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler adalah “Untuk membina dan melatih siswa
dengan berbagai pengetahuan dan
keterampilan sebagai sarana mengisi waktu senggang sehingga mereka dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada pada mereka sendiri.9 3. Manfaat Kegiatan Ekstrakurikuler Secara Umum kegiatan ekstrakurikuler bermanfaat bagi guru dan siswa, dan sekolah. Karena untuk selain menambah pengetahuan, wawasan, menyalurkan bakat dan minat juga untuk popularitas sekolah sehingga menambah kualitas pendidikan dan proses belajar mengajar disekolah tersebut. Adapun manfaat kegiatan ekstrakurikuler secara rinci adalah sebagai berikut :
7
Paimun, Bimbingan Konseling ( Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2006)h. 88 Muhammad Uzer Usman dan Lili Setyawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, ( Bandung: PT Rosda Karya, 1993), cet. Ke 1 h, 128 9 B. Suryo Subroto, Tata Laksana Kurikulum, ( Jakarta : Rineka Cipta, 1991), cet ke 1, h 45 8
10
a. Memberikan keterampilan kepada siswa untuk mengembangkan bakat, dan menemukan minat-minat baru. b. Menanamkan rasa tanggung jawab Negara melalui pengalaman dan pandangan-pandangan terutama pengalaman kepemimpinan kesetiakawanan, kerja sama dan kegiatan-kegiatan mandiri. c. Memberikan kesempatan kepada anak-anak danm remaja untuk memperolah kepuasan dalam kerjasama dan kelompok. d. Meningkatkan kekuatan mental dan jasmani e. Dapat mengenal lingkungan secara baik f. Memperluas hubungan dan pergaulan g. Memberikan kesempatan kepada mereka untuk berlatih mengembangkankemampuan kreatifitasnya secara baik.10 Selain manfaat yang telah disebutkan diatas kegiatan ekstrakurikuler juga dapat bermanfaat dalam membentuk manusia yang berakal, berbudi pekerti luhur dan terampil. Karena semakin banyak pengalaman dan pemgetahuanm yang dimilki seorang lebih memungkinkan siswa memanfaatkan dan menggunakannya untuk pengembangan bakat, minat, dan kreatifitas juga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
B. Pembelajaran 1. Pengertian Pembelajaran “Dalam buku UU SISDIKNAS Tahun 2003 Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.”11 Dalam kegiatan pembelajaran, anak adalah sebagai objek dan kegiatan pengajaran. Karena itu, inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Pembelajaran sangat tergantung kepada pemahaman guru tentang hakikat anak sebagai peserta atau sasaran belajar. Oleh karena itu proses pembelajaran tergantung pada bagaimana seorang guru memberikan pengajaran dengan baik dan berpacu pada kemampuan anak didiknya. Proses pembelajaran yang baik
10
Tim Dosen Jurusan Administrasi FIP IKIP Malang, Administrasi Pendidikan, ( Malang: IKIP Malang, 1989), Cet. Ke 2 h. 124 11 Depag RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam UU SISDIKNAS, (Jakarta 2003), h. 36.
11
adalah proses pembelajaran yang membuahkan hasil belajar yang diharapkan. Hasil belajar yang diharapkan ini berupa pengetahuan yang otentik dan bersatu raga pada diri seseorang dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan. Seseorang dapat dikatakan belajar jika terjadi perubahan dalam dirinya, dari tidak tahu menjadi tahu, dari bodoh menjadi pintar, dari tidak bisa menjadi bisa dan dari kurang ajar menjadi terpelajar. Belajar merupakan suatu proses bukan suatu hasil. Untuk itu pembelajaran diarahkan pada pengembangan dan penyempurnaan potensi kemampuan yang dimiliki seperti kemampuan berbahasa, sosio-emosional, motorik dan intelektual. “Mengajar adalah usaha sadar dalam memberikan pengetahuan dan bimbingan kearah yang baik agar terjadi perubahan tingkah laku pada diri anak didik”.12 Dalam konsep belajar (learning) dan pembelajaran (instruction) merupakan dua buah konsep kependidikan yang saling berkaitan. Konsep belajar berakar pada pihak peserta didik dan konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik (guru) dan keduanya bisa berdiri sendiri dan juga menyatu, tergantung pada situasi dari kedua kegiatan itu sendiri. Pembelajaran biasanya terjadi dalam situasi formal yang secara sengaja diprogramkan oleh guru dan usahanya mentransformasikan ilmu kepada peserta didik, berdasarkan kurikulum dan tujuan yang hendak dicapai. “Menurut Isjoni dalam bukunya Saatnya Pendidikan Kita Bangkit menerangkan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran”.13 Jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi pembelajaran adalah merangsang dan menyukseskan program belajar dan untuk mencapai tujuan, sedangkan fungsi belajar adalah dapat memanfaatkan semaksimal mungkin sumber belajar untuk mencapai tujuan belajar, yaitu terjadinya perubahan dalam diri peserta didik. Proses pembelajaran yang diselenggarakan guru bisa berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah. Sekolah sebagai tempat proses pembelajaran 12 13
26
Rusyandi T, Dkk, Menjadi Guru Teladan........ h. 50 Isjoni, Saatnya Pendidikan Kita Bangkit,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2007) Cet-1,h.
12
yang lebih baik dibanding proses pembelajaran bentuk lainnya, sehingga masyarakat khususnya orang tua murid bahkan pemerintah sekalipun melihat peranan strategis sekolah bagi masa depan anak-anak. Proses pembelajaran sebenarnya bukan bukan hanya menekankan adanya keaktifan dan kreatifitas pada siswa, tetapi juga mengandung makna adanya guru yang aktif dan kreatif. Perpaduan dan keselarasan aktifitas dan kreatifitas guru dengan kreativitas siswa tercermin dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran harus terjadi interaksi antara peserta didik dan pendidik. Interaksi ini dalam dunia pendidikan dikenal dengan istilah interaksi edukatif. Menurut Syaiful Bahri Djamara, interaksi edukatif mempunyai mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Mempunyai tujuan Mempunyai prosedur yang direncanakan Ditandai dengan penggarapan materi khusus Ditandai dengan aktivitas siswa Guru berperan sebagai pembimbing Membutuhkan disiplin Mempunyai batas waktu Diakhiri dengan evaluasi. 14 Dari penjelasan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam proses
belajar mengajar, peserta didik, pendidik, bahan, metode dan media serta tujuan merupakan hal-hal yang sangat esensial. Sebab, bila salah satu diantaranya tidak ada, maka proses belajar mengajar tidak dapat berlangsung dalam suatu proses interaksi edukatif. Tidak hanya itu, titik tekan dalam proses interaksi edukatif yaitu terletak pada posisi guru itu sendiri. Dimana guru memposisikan dirinya sebagai pembimbing, teman belajar dalam mendialogkan materi yang sedang dipelajari bersama antara siswa dan guru.
2. Tujuan Pembelajaran “Tujuan (goals) adalah rumusan yang luas mengenai hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. Di dalamnya terkandung tujuan yang menjadi target pembelajaran dan menyediakan pilar untuk menyediakan pengalaman14
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif ........h. 15-16
13
pengalaman belajar. Jadi tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata pelajaran, dan guru itu sendiri”.15 Dalam klasifikasi tujuan pendidikan, tujuan pembelajaran atau yang disebut juga tujuan instruksional, merupakan tujuan yang paling khusus. “Tujuan pembelajaran merupakan bagian dari tujuan kurikuler, dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan.”16 Dalam kegiatan pembelajaran anak adalah sebagai objek dan kegiatan pengajaran. Karena itu pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan pembelajaran tentu saja akan tercapai jika anak didik berusaha secara aktif untuk mencapainya, keaktifan anak didik tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan. Artinya bahwa tujuan merupakan tolok ukur terhadap keberhasilan pembelajaran.
“Rusyandi T, Dk Dalam bukunya Tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan memuaskan sesuai harapan, apabila guru yang melaksanakan proses pembelajaran memiliki kepribadian yang baik, karena dengan kepribadiannya yang dimiliki guru akan ditiru oleh anak didik, baik dalam pergaulan disekolah, dalam lingkungan keluarga, maupun di lingkungan masyarakat”.17 Dalam pembelajaran perlu kiranya diketahui bahwa yang sebenarnya dilakukan oleh para guru adalah menciptakan situasi belajar yang kondusif sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dan peserta didik merasa nyaman dan termotivasi dalam proses belajarnya. Karena sebelum dan selama belajarnya dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik fisik maupun mental seperti kelelahan secara fisik, mengantuk, bosan, atau jenuh yang dapat mempengaruhi konsentrasi dalam belajarnya. Kelelahan mental karena terlalu banyak belajar juga dapat mengurangi daya tangkap dia untuk memahami materi pelajaran selanjutnya. Oleh karena itu sebelum melakukan proses pembelajaran ada 15
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta:Bumi Aksara, 1995), Cet-1,
16
Wina Sunjaya, Strategi Pembelajaran.........h. 68 Rusyandi T, Dkk, Menjadi Guru Teladan........ h. 67
h.76 17
14
tujuan pembelajaran yang harus direncanakan dan dirumuskan agar dalam pelaksanaan pembelajaran pun sesuai harapan. “Menurut Oemar Hamalik suatu tujuan pembelajaran seyogyanya memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar.
2. Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dan dapat diamati.
3. Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki”.18 Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar diperlukan adanya evaluasi yang nantinya akan dijadikan tolok ukur maksimal yang telah dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar selama waktu yang telah ditentukan. Apabila materi telah dirasa cukup. Guru dapat melakukan tes yang hasilnya akan digunakan sebagai ukuran dari prestasi belajar yang bukan hanya terdiri dari nilai mata pelajaran saja tetapi juga mencakup nilai tingkah laku siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar. Oleh karena itu tujuan merupakan dasar untuk mengukur hasil pembelajaran, dan juga menjadi landasan untuk menentukan isi pelajaran dan metode mengajar.
C. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Sebelum penulis membahas tentang pengertian pendidikan agama islam, terlebih dahulu akan dikemukakan tentang pengertian pendidikan secara umum. “Secara etimologi , kata pendidikan berasal dari kata “didik” yang mendapat awalan pen dan akhiran an yang mengandung arti cara mendidik. Memelihara, memberi latihan”.19 “Adapun secara terminologis, Drs Ngalim Purwanto menjelaskan bahwa, pendidikan adalah segala usaha orang dewasa pada pergaulanya dengan anak18 19
hal. 204
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran.........h. 77 Depdikbud, Kamus besar bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet Ke-1,
15
anak dalam memimpin perkembangan jasmaniah dan rohaniahnya ke arah kedewasaan”.20 “Sedangkan secara istilah pendidikan dalam Islam menurut Ahmad Tafsir, adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran agama islam”.21” Berdasarkan pengertian umum pendidikan agama islam disebut, Dirjen Pembinaan Kelembagaan agama Islam, Departemen Agama RI, merumuskan pengertian pendidikan agama islam (PAI) diartikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran dan latihan dalam memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.22 Dari beberapa rumusan tentang pengertian pendidikan di atas, kiranya dapat dipahami bahwa pendidikan itu adalah usaha sadar berupa bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh pendidik kepada si pendidik untuk mengembangkan potensinya menuju terbentuknya kepribadian utama. “H. M. Arifin berpendapat bahwa pendidikan agama islam adalah “ suatu system kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang di butuhkan olah hamba Allah, sebagaimana islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia, baik di duniawi maupun ukhrawi”.23 Di dalam GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa / anak didik dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk meghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.24
20
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Karya, 1998), cet. 1. hal. 11 21 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994), Cet. 1, hal. 32 22 Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, CV. Pedoman Ilmu Jaya, (Jakarta: 1999), h74 23 H.M. Arifin ilmu pendidikan islam (edisi revisi), ( Bandung: PT AlMa,arif,1989),cetke-8 h 23 24 Muhaimin, Paradigrma Pendidikan Islam (Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah), (Bandung: PT. remaja Rosdakarya, 2004) cet. Ke-3 h.75.
16
“Sedangkan menurut Zakiah Drajat, pendidikan agama Islam adalah diartikan sebagai usaha sadar berupa bimbingan dan pengasahan terhadap anak didik agar kelak setelah pendidikannya dapat memahamidan mengamalkan ajaran agama islam serta menjadikan sebagai pandangan hidupnya (way of life)”25 Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah suatu proses bimbingan jasmani maupun rohani yang berlandaskan ajaran Islam dan dilakukan dengan kesadaran untuk mengembangkan potensi anak menuju perkembangan yang maksimal, sehingga terbentuk kepribadian yang memiliki nilai-nilai Islam.
2. Dasar dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Setiap usaha kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk mencapai suatu tujuan harus mencapai dasar yang kuat. Oleh karena itu pendidikan agama islam sebagai suata usaha membentuk kepribadian manusia, harus mempunyai dasar dalam pelaksanaannya. “Dasar-dasar pelaksanaan pendidikan agama islam dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu: a. Yuridis formal atau hukum b. Religius atau agama c. Sosial psikologis”.26 a. Dasar Yuridis Formal atau Hukum Secara yuridis, ada tiga dasar pelakasanaan pendidikan agama yaitu: 1. Landasan Ideal “Zuhairini, dkk, menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan dasar atau landasan ideal adalah dasar yang diambil falsafah Negara yaitu Pancasila, dimana sila yang pertama ketuhanan yang maha esa”.27 Ini mengandung pengertian bahwa seluruh bangsa Indonesia harus percaya kepada tuhan yang maha esa. 25
Zakia Dradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara dan Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Depag) Cet. Ke 3, Hal. 26 26 Zuhairini, Metodik Khusus Agama Islam, ………………hal 21 27 Zuhairini., Metodik Khusus Agama Islam………………... hal 22
17
Untuk merealisasikan hal tersebut, maka diperlukan adanya pendidikan agama kepada anak-anak, karena tanpa adanya pendidikan agama akan sulit untuk mewujudkan sila pertama dari Pancasila tersebut. 2. Dasar Struktural /Konstitusional Yakni dasar dari UU 1945 dalam bab XI, pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi (1) Negara berdasarkan atas ketuhanan yang maha esa (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agama dan kepercayaan itu. 3. Dasar Operasional Yang dimaksud dasar operasional adalah dasar yang secara langsung mengatur pelaksanaan pendidikan agama seperti yang disebutkan pada Tap. MPR no. IV/MPR/1973 yang kemudian dikokohkan kembali pada Tap. MPR no. IV/MPR/1978. ketetapan MPR no. II/MPR/1983 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), yang pada pokoknya dinyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan agama secara langsung dimasukan kedalam kurikulum disekolahsekolah mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. b. Dasar Religius atau Agama Yang dimaksud dengan religius adalah dasar yang bersumber dari ajaran agama islam yang termuat dalam Al Qur’an dan Hadits. Banyak ayat-ayat yang menunjukan adanya perintah untuk memelihara, mendidik dan mengajarkan agama seperti:
(۱٢١ : ۱٦ / )النحل Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih
18
baik. Sesungguhnya tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dijalannya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (Q.S. An Nahl (16) :125)28 Dan hadits yang menjelaskan tentang pelaksanaan pendidikan agama, yaitu:
كًُُلُّ َم ْولُ ْو ٌد يُ ْولدُ َعلي الْ ِف ْط َر ِة فاَب َواهُ يُ َهوِّ َدانِ ِه: ض َى اهللُ َعْنهُ قال َرسُ ْولُ اهللَِ ص م ِ يب هُ َرْي َرة َر ْ َع ْن َِا )سانِ ِه (البخاري ومسلم َ َِّا ْويََُِنصّ ِراِن ِه َاوْيُ َمج Artinya: “Dari Abu Hurairah ra., berkata: Rasulullah bersabdah: “setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut Yahudi, Nasrani dan Majusi”. (H.R. Bukhari) Hadits di atas mengandung pengertian bahwa setiap anak dilahirkan dengan membawa potensi. Baik atau buruknya potensi yang dikeluarkannya kemudian tergantung kepada lingkungannya. Untuk itu proses pendidikan sangat menentukan pengembangan potensi tersebut. Berdasarkan ayat-ayat dan hadits di atas, jelaslah bahwa dalam ajaran agama islam memang ada perintah untuk melaksanakan pendidikan agama baik di dalam kelurga, sekolah maupun masyarakat. c.
Dasar Sosial Psikologis Manusia akan terasa aman dan tenang bila ia telah memenuhi kewajiban
dari apa yang ia yakini menjadi pegangan hidupnya seperti; seorang muslim akan tenang bila dekat dengan Allah. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:
)٢٢ : ۱١ / ( الرعد Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenteram:. (Ar Ra’du:13:28).29
28 29
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya.
19
Itulah sebabnya bagi seorang muslim diperlukan adanya pendidikan agama islam agar dapat mengarahkan fitrah mereka ke arah yang benar. Tanpa adanya pendidikan agama islam dari generasi ke generasi berikutnya maka orang akan semakin jauh dari ajaran agama yang benar.
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam Tujuan adalah sesuatu atau sasaran yang hendak dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melakukan sesuatu kegiatan. Karena itu tujuan pendidikan agama islam adalah sasaran yang hendak dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melakukan pendidikan agama Islam. “Sedangkan menurut Muhaimin Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.”30 Sedangkan menurut Zakiah Dradjat, tujuan pendidikan agama islam secara garis bersarnya adalah untuk membina agar menjadi hamba Allah yang soleh dengan seluruh aspek kehidupannya, perkataan, perbuatan dan perasaannya. Selanjutnya beliau memperjelas tujuan pendidikan agama islam dalam bagianbagian sebagai berikut: a) mengetahui dan melaksanakan dengan baik ibadah, terutama yang terkandung di dalam rukun islam yang lima. b) Memperoleh bekal pengetahuan, keterampilan sikap dan perbuatan yang diperlukan untuk mendapatkan rizki bagi diri dan kelurgannya. c) Mengetahui dan memiliki keterampilan untuk melaksanakan peranan kemasyarakatan dengan baik (akhlak terpuji) yang dikelompokan dalam dua kategori 1) Dalam hubungan manusia dengan orang lain untuk kepentingan dirinya dan kepentingan umat, diantaranya berbakti kepada orang tua, berbuat baik kepada hamba kerabat, menjahui perbuatan keji, menempati janji dan sebagainya. 2) Sayang kepada orang yang lemah dan kasih kepada hewan.31 Sedangkan menurut Drs. Ahmad D. Marimba, dalam bukunya Pengantar Filsafat Pendidikan Islam tujuan pendidikan agama islam adalah: 30
Muhaimin, paradigma Pendidikan Islam, h. 78 Zakia Dradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: CV: Ruhama, 1995), Cet. Ke 2, hal. 36 31
20
a. Tujuan sementara yang ingin dicapai oleh pendidikan agama islam adalah tercapainya berbagai kemamapuan seperti kecakapan jasmania, pengetahuan membaca, menulis, pengetahuan ilmu-ilmu kemasyarakatan, kesusilaan, keagamaan, kedewasaan jasmani dan rohani. b. Tujuan akhir yang ingin dicapai adalah terwujudnya kepribadian muslim yang seluruh aspeknya merealisasikan atau mencerminkan ajaran islam.32 Mahmud Yunus dalam bukunya Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, telah mengemukakan tujuan pendidikan agama Islam dalam segala tingkat pengajaran, yaitu : a. Menanamkan rasa cinta dan taat kepada Allah dalam hati anak-anak, yaitu dengan mengingatkan nikmat Allah yang tak terhitung banyaknya. b. Menanamkan I’tikad yang benar dalam dada anak. c. Pendidikan anak-anak dari masa kecilnya supaya mengikuti suruhan Allah dan meninggalkan segala larangannya, baik terhadap Allah maupun masyarakat, yaitu dengan mengisi hati mereka supaya merasa takut pada Allah dengan menginginkan pahala dan ridhanya. d. Mendidik anak dimasa kecil, supaya terbiasa dengan akhlak yang mulia dan adat kebiasaan yang baik. e. Mengajar para pelajar supaya mengetahui faedah untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Begitu pila mengajarkan hukum-hukum agama yang perlu diketahui oleh tiap-tiap orang Islam serta mengikutinya. f. Memberikan petunjuk kepada mereka sebagai bekal hidup di dunia dan mencapai kebahagiaan di akhirat. g. Memberi suri tauladan yang baik, memberikan pengajaran dan nasehat. h. Membentuk warga Negara yang baik, berbudi luhur dan berakhlak mulia, serta berpegang teguh pada agama.33
32
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Ma’arif, 1980), hal. 46 33 Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, ( Jakarta : Hidakarya Agung, 1983), h 13
21
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan agama islam adalah membimbing dan membentuk manusia menjadi hamba Allah yang shaleh, teguh imannya, taat beribadah dan berakhlak mulia.
4. Fungsi Pendidikan Agama Islam Kurikulum Pendidikan Agama Islam untuk sekolah atau madrasah berfungsi sebagai berikut: a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Yang pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban itu terletak ditangan kedua orang tua dalam keluarga. Kemudian dilanjutkan oleh pendidikan formal dalam bentuk sekolah yang berfungsi untuk menumbuhkembangkan lebih lanjut anak melalui bimbingan bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya. b. Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri anak dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan social dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama. d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan atau kekurangankekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran dalam kehidupan sehari-hari. e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negative dari lingkungan atau dari budaya lain yang masuk yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. f. Pengajaran, berisi ilmu-ilmu pengetahuan keagamaan secara umum, serta system dan fungsionalnya
22
g. Penyaluran, bertujuan untuk menyalurkan anak-anak yang memilki bakat dalam bidang pendidikan agama Islam agar dapat berkembang secara optimal baik bagi dirinya sendiri ataupun orang lain.34
5. Materi Kegiatan Ekstrakurikuler Pembelajaran Al-Qur’an di SDN Sawah Baru 2 Ciputat Tangerang Selatan Bahan atau materi pengajaran Kegiatan Ekstrakurikuler Pembelajaran AlQur’an di SDN Sawah Baru 2 ada lima unsur pokok yaitu : 1) Pengajaran pemahaman Al Qur’an dan hadits yang berkaitan dengan Aqidah, Akhlak dan Ibadah 2) Dasar-dasar Ulumul Qur’an 3) Ilmu Tajwid, bacaan Ghorib dan irama Murottal 4) Tadarus Al Qur’an 5) Hafalan terjemah bacaan sholat Adapun untuk menunjang materi pokok tersebut adalah a) Kaifiyah sholat sunat dan sholat jenazah b) Terjemah materi hafalan TKA/TPA c) Dasar – dasar bahasa Arab d) Dasar – dasar Khot e) Makhfudzot (Aqidah – akhlak) Adapun dalam memahami pembelajaran Al Qur’an maka diperlukannya system agar siswa mempunyai target dalam memahaminya. Adapun sistemnya sebagai berikut: 1. Maudluiyah (Modul)
Sebaiknya untuk kelas 5 SD ke atas
2. Tartibiyah
Sebaiknya untuk kelas 4-5 SD
3. Tahfidz juz Amma 34
Abdul majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, ( Bandung : Rosdakarya, 2004), Cet ke 1 h. 134-135
23
Sebaiknya untuk SD kelas 3 ke bawah
Ketiga sistem ini bukanlah merupakan penjenjangan. Namun demikian bagi santri yang telah menyelesaikan sistem dianjurkan atau diperbolehkan mengikuti dan menyelesaikan sistem yang lainnya. Dalam menunjang sistem pembelajaran Al Qur’an diperlukannya iqra klasikal di sekolah: •
•
Ada : –
Alat Peraga (42 bahan ajar) untuk Guru
–
Buku Iqro’ Klasikal (1 jilid) untuk murid
Bentuknya –
Ekstra Kurikuler ( di luar jam pelajaran)
Waktu kegiatan ekstrakurikuler Pembelajaran Al-Qur’an yaitu: –
Hari Senin, Rabu, dan Jum’at jam 14:00 Wib
Adapun langkah-langkah ekstrakurikuler 1. Adakan test penjajagan untuk semua siswa Jilid 1 Jilid 2 Jilid 3 SISWA
Jilid 4 Jilid 5 Jilid 6 Al Qur’an
Yang sudah Al Qur’an bisa menjadi Tutor Teman Sebaya 3. Siswa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan Iqro’nya. Tiap kelompok 20-30 siswa. Bisa juga 2 jilid dijadikan satu kelompok.
1. Kelompok A
jilid 1 dan 2
1. Kelompok B
jilid 3 dan 4
2. Kelompok C
jilid 5 dan 6
24
3. Siswa diajar Iqro’ klasikal dalam kelompoknya tersebut sesuai jadual yang telah ditentukan. 4. Frekuensi pembelajaran 3-6 kali seminggu selama 90 menit dengan cara: - 05’
: pembukaan (persiapan, salam, do’a, dll)
- 10’
: hafalan (surat2 pendek, doa harian, ayat pilihan, dll)
- 45’
: pengajaran Iqro’ klasikal (dengan alat peraga)
- 15’
: pendalaman Iqro individual dgn tutor teman sebaya
- 10’
: materi – materi bersifat rekreasi (BCM)
- 05’
: penutup
5. Tiap 8-10 kali pertemuan, diadakan evaluasi untuk menentukan kelompok baru sesuai kemampuan yang dicapai tiap siswa. Dengan demikian, untuk mencapai keberhasilan pendidikan Al qur’an dan pendidikan agama islam di sekolah, harus diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan agama islam diantaranya faktor tujuan, faktor peserta didik, faktor pendidik, alat-alat pendidikan, faktor lingkungan yang mendukung pelaksanaan pendidikan agama tersebut. Karena faktor-faktor tersebut merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan.
D. Kerangka Berfikir Kontribusi kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran Al-qur’an terhadap hasil belajar PAI siswa sangat penting hal itu tidak terlepas dari peran serta guru. Maka dengan demikian dapat diduga terdapat hubungan antara variable X dan variabel Y. Variabel X disini adalah kontribusi kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran AlQur’an dan variable Y yang dimaksud adalah hasil belajar PAI siswa di SDN Sawah Baru 2 Ciputat Tangerang.
E. Hipotesis Berdasarkan kerangka berfikir di atas, maka hipotesisnya adalah:
25
Ha: ada korelasi yang signifikan antara variable X (kontribusi kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran Al-Qur’an ) dengan variable Y (hasil belajar PAI siswa).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penlitian ini dilakukan di SDN Sawah Baru 2 Ciputat Tangerang, Jl. Cendrawasih Raya Kelurahan Sawah Baru Kecamatan Ciputat Kabupaten Tangerang Selatan. Dan waktu penelitian ini dilangsungkan pada bulan Januari 201I.
B. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variable terikat dan bebas. Variable terikat adalah hasil atau objek dari penelitian dan variable bebas adalah sifat atau karakteristik yang mengakibatkan hasil atau sasaran berbeda. Dengan demikian variable dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas atau independent (X) yaitu: kegiatan ekstrakurikuler Pembelajaran Al-Qur’an 2. Variabel terikat atau Dependen (Y) yaitu: hasil belajar siswa PAI. Matriks Variabel
C. Populasi dan Sampel “Populasi adalah keseluruhan objek-objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan,hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai sumber data yang memilki karakteristik tertentu didalam suatu 25
26
penelitian”1. Adapun populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Sawah Baru yang berjumlah 115 siswa. “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti yang diselidiki dari keseluruhan individu penelitian. Sampel yang baik yaitu sampel yang memilki populasi artinya yang menggambarkan keadaan populasi secara maksimal”2. Dalam peristiwa ini tidak seluruh siswa dijadikan sampel, tetapi hanya 21% dari seluruh siswa kelas V tersebut. Suharsimi Arikunto menyatakan dalam bukunya prosedur penelitian bahwa jika objek penelitian lebih dari 100 orang maka sampel yang diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Berdasarkan pendapat di atas penulis mengambil 21% dari jumlah siswa kelas V dengan sampel yang diambil adalah 25 siswa dari 115. Sesuai dengan data di atas jumlah siswa SDN Sawah Baru 2 kelas V sebanyak 115 siswa, dan dari populasi tersebut penulis mengambil sampel sebanyak 21% maka yang menjadi objek penelitian adalah 25 siswa.
D. Teknik Pengumpulan data Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Observasi Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan jelas mengadakan pengamatan secara langsung secara sistematis terhadap objek yang sedang di teliti. Observasi ini dilakukan dengan mendapatkan data yang berkaitan dengan keadaan lokasi objek penelitian, yaitu pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran Al-Qur’an 2. Wawancara “Wawancara adalah proses Tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan yang dilakukan dua orang atau lebih, bertatap muka dan mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau 1
118
2
V, h. 107
S. Margono, Metodologi Peneltian Pendidikan, ( Jakarta : Cv. Rineka Cipta, 2007), h. Cholid Narbuko dkk, Metodologi Penelitian, ( Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2003),. Cet
27
keterangan dengan menggunakanpanduan wawancara. Wawancara ini dilakukan kepada guru berkaitan dengan masalah yang akan diteliti”3. 3. Angket Angket yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan tertulis kepada responden dengan memberikan angket pertanyaan sebanyak jumlah yang ditentukan. Adapun responden adalah siswa-siswi kelas, V SDN Sawab Baru 2 Ciputat Tangerang Selatan.
E. Instrumen Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan instrumen non tes, salah satunya dengan menggunakan angket yang diberikan kepada para responden untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap Al-Qur’an Adapun kisi-kisi instrumennya adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Kisi-Kisi Materi Angket
No
1
Dimensi
Indikator
Kegiatan ekstrakurikuler
Mengikuti Pembelajaran Al-
Pembelajaran Al-Qur’an
Qur’an
Nomor Butir Item
Jumlah
1,2,3,4,5,6
6
Materi pembelajaran Al- 7,8,9
3
Qur’an berkaitan dengan ajaran agama Islam Proses pembelajaran Al- 10,11,12,13,14,15, 8 Qur’an
16,17
Menghafal doa sehari-hari
18,19
2
dan ayat pilihan ketika pembelajaran Al-Qur’an
3
h. 70-83
Cholid Narbuko dkk, Metodologi Penelitian, ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), cet. V,
28
Membaca dengan
Al-Qur’an 20,21
2
menggunakan
terjemahnya Mempelajari ilmu tajwid 22 untuk
memahami
1
Al-
Qur’an Bersemangat
dalam 23
1
mempelajari Al-Qur’an Pengamalan
Al-Qur’an 24,25,26,27,28,29, 7
setelah
mengikuti 30
Pembelajaran Jumlah
30
F. Teknik Analisis Data Dalam menganalisis data agar dapat lebih mudah dalam mengambil kesimpulan, maka penulis akan memporoses data-data melalui langkah-langkah sebagai berikut: 1. Editing yaitu dengan mempelajari kembali berkas-berkas yang telah terkumpul, sehingga berkas data tersebut diketahui semuanya dan dapat dinyatakan baik, kemudian disiapkan proses selanjutnya. 2. Tabulating yaitu pertanyaan-pertanyaan yang telah dijawab kemudian dinyatakan dalam bentuk table, yang mana sebelumnya telah diberikan kode dan hitung prosentasinya, sehingga dapat diketahui kecenderungan tiap-tiap alternative jawabannya. 3. Skoring adalah untuk menentukan skor hasil penelitian ditetapkan bahwa untuk jawaban item positif diberi skor:
29
Tabel 3.2 Skor item alteratif jawaban responden Pernyataan
Positif
Negatif
Selalu
4
1
Sering
3
2
Kadang-kadang
2
3
Tidak pernah
1
4
Untuk analisis statistic, penulis menggunakan presentase dalam mencari skor masing-masing variabel X dan Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut : P = F x 100 N Keterangan : P = Prosentase F = Frekuensi N = Banyaknya Individu 4. Analisa dan interpretasi data. Setelah data diolah dengan ketentuanya seperti sebelumnya, maka penulis akan menganalisa dan menginterpretasikannya sebagai jawaban sebagai hasil angket yang telah disebarkan kepada responden. Adapun pedoman yang digunakan penulis yaitu statistic korelational dengan rumus produc moment untuk mengetahui hasil data yang telah diperoleh. Setelah itu untuk mencari korelasi antara dua variabel, penulis menggunakan rumus product moment of correlation, yaitu salah satu teknik untuk mencari korelasi antara dua variabel. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut: N ( ∑ XY ) – ( ∑ X ) ( ∑ Y ) rxy =
√{N ∑ x2 – (∑ x)2 } {N ∑ y2 – (∑ y)2}
rxy = Angka indeks Korelasi “r” product moment ∑x = Jumlah skor dalam sebaran X (kegiatan ekstrakurikuler Pembelajaran Al-Qur’an) ∑ y = Jumlah skor dalam sebaran Y (Hasil belajar siswa PAI)
30
∑ xy = Jumlah hasil kali skor X dengan skor Y ∑ x2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X ∑ y2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y N = Banyaknya subyek Setelah diperoleh angka indeks korelasi “r” produck moment, maka dilakukan interpretasi, yaitu dengan mencocokan hasil penelitian dengan angka indeks korelasi “r” produt moment seperti di bawah ini : Tabel 3.3 Indeks Korelasi Produc Moment Besernya “r” product moment (rxy)
Interpretasi Antara variabel X dan variabel Y
0,00 – 0,20
terdapat korelasi yang sangat lemah atau sangat rendah, sehingga korelasi itu diabaikan. Antara variabel X dan variabel Y
0,20 – 0,40
terdapat korelasi yang lemah atau rendah. Antara variabel X dan variabel Y
0,40 – 0,70
terdapat korelasi yang sedang atau cukup
0,70 – 0,90
0,90 – 1,00
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi. Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat.
31
Setelah itu hasilnya dicocokan dengan table nilai koefisien “r” product moment baik pada taraf signifikan 5 % atau pada taraf 1 %. Kemudian dibuat kesimpulan apakah terdapat korelasi positif yang signifikan atau tidak. Untuk lebih memudahkan pemberian interpretasi angka indeks korelasi “r” product moment, prosedurnya adalah sebagai berikut : a. Merumuskan Hipotesa alternative (Ha) dan Hipotesa nilai (No) b. Menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesa yang diajukan, dengan cara membandingkan besarnya “r” produt moment dengan “r” yang tercantum dalam bel nilai (rt) dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya atau deggres of freedom (df). Adapun rumusnya adalah sebagai berikut : Df = Degress of freedom N = Number of cases Nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan.
Untuk mencari koefisien determinasi Kontribusi kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran Al-Qur’an terhadap hasil belajar PAI di SDN Sawah Baru 2 Ciputat Tangerang Selatan, penulis menggunakan rumus sebagai berikut : KD = r² x 100 % Keterangan : KD = kontribusi variabel X terhadap Variabel Y r² = koefisien korelasi antara variabel X terhadap variabel Y Metode analisis ini digunakan untuk melihat ada tidak kontribusi antara variabel ekstrakurikuler Pembelajaran Al Qur’an dengan variabel Hasil Belajar PAI. Maka teknik analisis yang digunakan adalah koefisien korelasi product moment dari pearson.
G. Hipotesis Statistik Ho : ρ = 0 Ho : ρ ≠ 0
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran umum SDN Sawah Baru 2 1. Sejarah dan Kurikulum SDN Sawah Baru 2 Ciputat Tangsel Sejarah singkat Berdirinya SDN Sawah Baru 2 Ciputat Tangerang Selatanhasil wawancara dengan Kepala Sekolah SDN Sawah Baru 2 Ciputat Tangerang Selatan diperoleh keterangan bahwa, awal berdirinya pada saat itu SDN Sawah Bari 1, tetapi melihat muridnya sangat banyak, maka atas gagasan dari ibu yuyun yundarsih salah satu dari guru SDN Sawah Baru 1, maka terbentuklah sekolah SDN Sawah Baru 2 yang letaknya sangat strategis, karena dilalui kendaraan umum sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat. Berbagai prestasi diperoleh SDN Sawah Baru 2 Ciputat Tangerang Selatan sangat menggembirakan, baik akademik maupun non akademik. Dan tamatannya banyak yang melanjutkan pada jenjang berikutnya baik SLTP, SMK, SMU,dan PESANTREN bahkan lulusan dari SDN Sawah Baru 2 ada yang menjadi seorang dokter. Kurikulum yang berlaku di SDN Sawah Baru 2 Ciputat Tangerang Selatan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar isi, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Struktur SDN Sawah Baru 2 Ciputat Tangerang Selatan meliputi substansi pembelajaran yang harus
32
33
ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai kelas 1 sampai kelas 6. Struktur kurikulum tersebut disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaram.
2. Visi dan Misi SDN Sawah Baru 2 1) Visi “ Menciptakan lingkungan belajar yang aktif, kreatif, dan empati sehingga tercipta lulusan yang berprestasi, berakhlak mulia, terampil dalam karya, berwawasan teknologi dengan berlandaskan pribadi yang religius “
2) Misi a. Mengembangkan dan mengarahkan kemampuan siswa secara terarah dan berkesinambungan ; b. Menanamkan nilai-nilai agama sejak dini sehingga dapat membentuk peserta didik yang berakhlak mulia, beriman, dan bertaqwa ; c. Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan ; d. Mengembangkan dan mewadahi potensi peserta didik secara tepat ; e. Memberikan pelatihan secara berkala dan terjadwal untuk menghadapi lomba-lomba mulai tingkat gugus sampai provinsi ; f. Mengembangkan dan meningkatkan kerja sama yang harmonis antara warga sekolah dan lingkungan.
3. Tujuan SDN Sawah Baru 2 Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut. Selanjutnya tujuan pendidikan dasar tersebut dijabarkan menjadi tujuan Sekolah Dasar Negeri Sawah Baru II sebagai berikut : a.
Siswa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlakul karimah ;
b.
Siswa sehat jasmani dan rohani ;
34
c.
Siswa memiliki dasar-dasar pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi ;
d.
Mengenal dan mencintai bangsa, masyarakat, dan kebudayaannnya ;
e.
Siswa memiliki life skill untuk bekerja dan mengembangkan diri secara terus menerus ;
f.
Siswa memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap sesama dan juga peduli terhadap lingkungan sosial.
4. Daftar Nama Guru Tabel 4.1 NO NAMA 1 HARDINAH, S.Pd
JABATAN Kepala Sekolah
2
YAHYA
Guru Kelas VI
3
SUKANTI
Guru Kelas V
4
HERIYANA FAJAR
Guru Kelas VI
5
RAHMAT JAUHARI
Guru Penjaskes
6
SAMINI
Guru Kelas I
7
SITI KARMILA
Guru Kelas II
8
NAMAD, S.Ag
Guru Agama
9
ANIS FUAD
Guru Kelas III
10
SANING
Guru Kelas IV
11
MALIHAH
Guru Kelas II
12
NURIAH
Guru Kelas I
13
SOPIAH
Guru Kelas IV
14
EKO PRISWANTORO
Guru Kelas V
15
SRI IRYANTI
Guru Kelas III
16
FITRI JAYANTI S,Ag
17
LILY KARTIAKA
Guru Bahasa Inggris
18
ROBBY CAHYADI
Guru Komputer
Guru Al-Qur’an
35
5. Daftar Peserta Didik Tabel 4.2 Kelas I
Kelas II
Kelas III
Kelas IV
Kelas V
Kelas VI
L
P
L
P
L
P
L
P
L
P
L
P
L
P
59
47
56
41
36
45
48
44
37
35
46
27
282
239
106
97
91
92
72
73
Jumlah
521
6. Sarana dan Prasarana Tabel 4.3 NSS Tahun berdiri Status Sekolah Kelompok Sekolah Akreditasi Rombongan Belajar Bangunan Sekolah Ruang Kelas Ruang Kepala Sekolah Ruang Guru Kamar Kecil Rumah Dinas Guru dan Penjaga Luas Seluruh Luas bangunan
101280310071 1978 Negeri SD Imbas B 12 Milik Sendiri 6 ruang 1 ruang 1 ruang 4 ruang 682 m2 300 m2
7. Mata Pelajaran Pada komponen mata pelajaran Kelas IV sampai dengan Kelas VI ada penambahan 3 jam pelajaran yaitu : 1. Muatan lokal ditambah 2 jam pelajaran ; 2. Mata pelajaran Agama Islam ditambah 1 jam pelajaran untuk kelas IV s/d VI menuju kepada keunggulan.
36
Tabel 4.4 Untuk lebih jelas dapat dilihat pada table Struktur Kurikulum KELAS DAN ALOKASI WAKTU
KOMPONEN I
II
III
IV
V
VI
1. Pendidikan Agama Islam
3
4
4
4
5
5
2. Pendidikan Kewarganegaraan
2
2
2
2
2
2
3. Bahasa Indonesia
7
7
7
5
5
5
4. Matematika
6
6
6
5
5
5
5. Ilmu Pengetahun Alam
2
3
3
3
3
3
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
2
2
2
4
4
4
7. Seni Budaya dan Keterampilan
2
2
2
3
3
3
2
2
2
4
4
4
9. Bahasa Sunda
2
2
2
2
2
2
10. Bahasa Inggris
2
2
2
2
2
2
11. Pramuka
*2)
*2)
*2)
*2)
*2)
*2)
12. Pembelajaran Al-Qur’an
*2)
*2)
*2)
*2)
*2)
*2)
32
33
34
37
39
39
A. MATA PELAJARAN
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan B. MUATAN LOKAL
C. PENGEMBANGAN DIRI
JUMLAH
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian Data yang dihimpun berdasarkan penyebaran angket dikelompokan kedalam data tentang pembelajaran Al Qur’an. Indikator tersebut diuraikan satu persatu.
37
1. Kegiatan ekstrakurikuler Pembelajaran Al Qur’an Data tentang pembelajaran Al-Quran terangkum dalam 30 tabel dimulai tabel 4 sampai tabel 34. Terdiri dari soal positif secara keseluruhan. Tiap-tiap tabel diuraikan satu persatu sebagaimana berikut ini : Tabel 4.5 Mengikuti pembelajaran Al-Qur’an disekolah No. Alternatif Jawaban F % Selalu 13 52 Sering 8 32 1 Kadang-kadang 2 8 Tidak Pernah 2 8 25 100 Jumlah Tabel diatas berisi tentang mengikuti pembelajaran Al-Qur’an di sekolah. Sebanyak 52 % menyatakan bahwa responden mengikuti pembelajaran Al-Qur’an di sekolah, sebagian besar menjawab selalu, sementara 32 % responden menjawab sering dan sebagian kecil menjawab kadang-kadang 8 %. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa masih banyak responden mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran Al-Qur’an disekolah. Tabel 4.6 Aktif mengikuti kegiatan pembelajaran Al Qur’an di sekolah No. Alternatif Jawaban F % Selalu 12 48 Sering 4 16 2 Kadang-kadang 7 28 Tidak Pernah 2 8 25 100 Jumlah Jawaban yang hampir sama yang diberikan oleh responden ketika ditanyakan tentang siswa aktif mengikuti kegiatan pembelajaran Al Qur’an di sekolah. Sebanyak 48 % responden menjawab selalu, dan sebagian kecil responden menjawab 16 % sering & 28 % kadang-kadang. Ini artinya siswa aktif mengikuti kegiatan pembelajaran Al Qur’an di sekolah, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran Al-Qur’an di sekolah ini memberikan kesan yang baik.
38
Tabel 4.7 Mengikuti pembelajaran Al-Qur’an ini, pengetahuan agama saya bertambah No. Alternatif Jawaban F % Selalu 11 44 Sering 12 48 3 Kadang-kadang 0 0 Tidak Pernah 2 8 25 100 Jumlah Dari tabel di atas ini saat responden diberi pernyataan tentang setelah mengikuti pembelajaran Al-Qur’an ini, pengetahuan agama saya bertambah, diperoleh data 48 % responden menjawab sering, sedangkan yang menyatakan selalu ada 44 % dan yang menjawab tidak pernah setelah mengikuti pembelajaran Al-Qur’an ini, pengetahuan agama saya bertambah hanya 8 %. Dengan demikian hampir semua siswa setelah mengikuti pembelajaran Al-Qur’an ini, pengetahuan agama saya bertambah. Tabel 4.8 Saya mengikuti pembelajaran Al-Qur’an setiap pertemuan No. Alternatif Jawaban F % Selalu 15 60 Sering 8 32 4 Kadang-kadang 2 8 Tidak Pernah 0 0 25 100 Jumlah Pada tabel di atas diketahui 60 % responden menyatakan selalu, sementara responden yang menyatakan sering ada 32 % dan juga yang menyatakan kadangkadang ada 8 %. Hal ini berarti sebagian besar responden menyatakan bahwa siswa mengikuti pembelajaran Al-Qur’an setiap pertemuan ini berarti sanya motivasi untuk meningkatkan bacaan Al-Qur’an
39
Tabel 4.9 Ketika saya mengikuti pembelajaran Al-Qur’an apakah orang tua saya mendukung No. Alternatif Jawaban F % Selalu 17 68 Sering 5 20 5 Kadang-kadang 3 12 Tidak Pernah 0 0 25 100 Jumlah Pada tabel di atas dapat diketahui 68 % responden menjawab selalu, sedangkan yang menjawab sering ada 20 % dan juga 12 % responden menyatakan kadang-kadang dan 0 % menjawab tidak pernah. Dengan demikian disimpulkan ketika siswa mengikuti pembelajaran al-Qur’an orang tua mendukung sepenuhnya. Hal ini terlihat dari kebanyakan responden yang menyatakan selalu dan sering. Tabel 4.10 Apakah siswa mengikuti pembelajaran Al-quran dengan senang No. Alternatif Jawaban F % Selalu 11 44 Sering 4 16 6 Kadang-kadang 8 32 Tidak Pernah 2 8 25 100 Jumlah Pada tabel di atas dapat diketahui 44 % responden menyatakan selalu, 32 % responden menyatakan kadang-kadang sementara responden yang menyatakan sering ada 16 % dan juga 8 % responden. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswa sebagian besar senang mengikuti pembelajaran Al-Qur’an Tabel 4.11 Materi pembelajaran Al-Qur’an berkaitan dengan ajaran agama Islam No. Alternatif Jawaban F % Selalu 9 36 Sering 11 44 7 Kadang-kadang 4 16 Tidak Pernah 1 4 25 100 Jumlah
40
Sedangkan tabel diatas ini memaparkan data tentang materi pembelajaran Al-Qur’an berkaitan dengan ajaran agama Islam masing-masing responden menjawab berbeda-beda. 16 % responden menjawab kadang-kadang 36 % responden menjawab selalu dan 44 % responden menjawab sering menerima materi pembelajaran Al-Qur’an berkaitan dengan ajaran agama Islam. Ini artinya bahwa seorang siswa masih mengikuti pembelajaran Al–Qur’an, meskipun tidak semua siswa bisa membaca Al Qur’an dengan baik dan benar. Tabel 4.12 Membawa kitab suci Al-Qur’an ketika materi berlangsung No. Alternatif Jawaban F % Selalu 12 48 Sering 10 40 8 Kadang-kadang 3 12 Tidak Pernah 0 0 25 100 Jumlah Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 12 % siswa menjawab kadang-kadang siswa membawa kitab suci Alquran ketika materi berlangsung. sementara 48 % & 40 % responden menjawab selalu dan sering yang artinya siswa dalam kegiatan pembelajaran Al-Qur’an selalu membawa kitab suci AlQur’an ketika materi berlangsung. Tabel 4.13 Ketika materi pembelajaran Al-Qur’an berlangsung apakah siswa memperhatikan dengan baik No. Alternatif Jawaban F % Selalu 17 68 Sering 5 20 9 Kadang-kadang 0 0 Tidak Pernah 3 12 25 100 Jumlah Pada tabel di atas dapat diketahui 68 % responden meyatakan selalu, sedangkan 20 % responden menjawab sering dan juga 3 % responden menyatakan tidak pernah. Dalam hal ini menunjukan bahwa ketika materi pembelajaran Alqur’an berlangsung siswa meperhatikan dengan baik.
41
Tabel 4.14 Pembelajaran Al-Qur’an melalui Tadarus bersama-sama No. Alternatif Jawaban F % Selalu 6 24 Sering 8 32 10 Kadang-kadang 8 32 Tidak Pernah 3 12 25 100 Jumlah Pada tabel di atas dipaparkan tentang pembelajaran Al-Qur’an tidak sesuai dengan pendidikan yang ada disekolah. Diketahui bahwa 32 % responden menyatakan sering dan kadang-kadang pembelajaran Al-Qur’an melalui tadarus bersama-sama. Sedangkan yang menyatakan selalu ada 24 % serta yang menyatakan tidak pernah 12 %. Ini berarti masih ada siswa yang menyatakan bahwa pembelajaran Al-Qur’an melalui tadarus bersama-sama Tabel 4.15 Pembelajaran Al-Qur’an melalui Tilawah/ seni bacaan No. 11
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 6 5 4 10 25
% 24 20 16 40 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui 24 % responden menyatakan pembelajaran Al-Qur’an melalui tilawah/ seni bacaan, sedangkan yang menyatakan kadang-kadang berjumlah 16 % dan juga 20 % menyatakan sering. Tidak pernah menyatakan 40 %. Ini artinya masih sebagian kecil siswa belum bisa membaca al-qur’an secara tilawah.
42
Tabel 4.16 Ketika Pembelajaran Al-qur’an disampaikan apakah keinginan saya bertambah untuk mempelajarinya No. Alternatif Jawaban F % Selalu 21 84 Sering 3 12 12 Kadang-kadang 1 4 Tidak pernah 0 0 25 100 Jumlah Dari tabel di atas, diketahui bahwa siswa yang menyatakan selalu sebanyak 21 siswa atau 84 % . sering sebanyak 3 orang atau 12 % sedangkan yang menyatakan kadang-kadang dan tidak pernah tidak ada atau 0 %. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Ketika Pembelajaran Al-qur’an disampaikan
sebagian
besar
siswa
keinginannya
bertambah
untuk
mempelajarinya.
Tabel 4.17 Apakah Pembelajaran Al-Qur’an mudah untuk di pelajari dan dipahami No. Alternatif Jawaban F % Selalu 9 36 Sering 8 32 13 Kadang-kadang 6 24 Tidak Pernah 2 8 25 100 Jumlah Pada tabel di atas ini diperoleh data 36 % responden menjawab selalu, ini artinya tidak sering siswa melakukannya. Sedangkan yang menjawab sering berjumlah 32 % dan juga siswa menjawab kadang-kadang ada 24 %. Dengan demikian sebagian besar siswa masih mudah untuk belajar Al Qur’an dan mudah untuk dipahami. Hal ini seperti dikemukakan salah satu guru Al-Qur’an melalui wawancara, karena begitu banyaknya mata pelajaran yang siswa harus pelajari akan tetapi siswa masih dituntut untuk bisa belajar Al Qur’an Jadi bagi guru membuat persiapan untuk mengajar Al-Qur’an dalam satu semester pasti ada meskipun diluar jam pelajaran.1
1
Wawancara Guru SDN Sawah Baru 2 , (Ciputat, 15 Januarii 2011)
43
Tabel 4.18 Setiap pembelajaran Al-Qur’an dimulai siswa dianjurkan membaca Surat Al-Fatihah dan surat-surat pendek No. Alternatif Jawaban F % Selalu 13 52 Sering 6 24 14 Kadang-kadang 4 16 Tidak Pernah 2 8 25 100 Jumlah Tabel di atas menunjukan bahwa siswa yang menyatakan sebanyak selalu 13 siswa atau 52 %, sering 24 %. Kadang-kadang 16 % dan yang menjawab tidak pernah 8 % siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap pembelajaran Al-Qur’an dimulai siswa dianjurkan membaca Surat Al-Fatihah dan surat-surat pendek. Tabel 4.19 Setiap pembelajaran Al-qur’an saya membawa buku ilmu tajwid No. Alternatif Jawaban F % Selalu 13 52 Sering 6 24 15 Kadang-kadang 5 20 Tidak Pernah 1 4 25 100 Jumlah Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa rersponden yang menjawab selalu sebanyak 52 % sedangkan responden yang menyatakan sering ada 24 %. Sementara responden yang menyatakan kadang-kadang ada 20 % dan tidak pernah ada 1 %. Maka dapat dikatakan bahwa setiap pembelajaran Al-Qur’an siswa membawa buku ilmu tajwid Tabel 4.20 Ketika mengalami kesulitan dalam membaca Al-quran apakah saya bertanya No. Alternatif Jawaban F % Selalu 22 88 Sering 3 12 16 Kadang-kadang 0 0 Tidak pernah 0 0 25 100 Jumlah
44
Dari tabel di atas, diketahui bahwa siswa yang menyatakan selalu sebanyak 22 siswa atau 88 % . sering sebanyak 3 orang atau 12 % sedangkan yang menyatakan kadang-kadang dan tidak pernah tidak ada atau 0 %. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ketika siswa mengalami kesulitan dalam membaca Al-Qur’an selalu bertanya.
Tabel 4.21 Setiap pembelajaran Al-Qur’an saya mencatat No. Alternatif Jawaban F % Selalu 17 68 Sering 7 28 17 Kadang-kadang 0 0 Tidak Pernah 1 4 25 100 Jumlah Pada tabel di atas dapat diketahui 68 % responden menyatakan selalu, sementara 28 % responden menyatakan sering dan juga responden menyatakan tidak pernah ada 4 %. Dari hasil di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa mencatat ketika pembelajaran Al-Qur’an. Tabel 4.22 Apakah saya menghafal Ayat-ayat pilihan ketika pembelajaran Al-Qur’an No. Alternatif Jawaban F % Selalu 4 16 Sering 2 8 18 Kadang-kadang 14 56 Tidak Pernah 5 20 25 100 Jumlah Pada tabel di atas dapat diketahui 56 % responden meyatakan kadang-kadang 16 % responden menjawab selalu artinya tidak sering dan juga 20 % responden menyatakan tidak pernah,
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa
menghafal ayat-ayat pilihan ketika pembelajaran Al-Qur’an sudah bagus. Bagi seorang pendidik, guru Al-Qur’an adalah seorang yang tidak bosanbosannya untuk memotivasi anak didiknya untuk belajar dan belajar serta memperaktekannya dalam berbibadah, agar menjadi pintar dan berprestasi untuk
45
kebanggaan bagi diri sendiri, orang tua, bangsa dan negara. Hal ini yang harus dilakukan siswa dalam mempraktekan ajaran agama islam. Tabel 4.23 saya menghafal doa sehari-hari ketika pembelajaran Al-Qur’an No. Alternatif Jawaban F % Selalu 10 40 Sering 8 32 19 Kadang-kadang 5 20 Tidak Pernah 2 8 25 100 Jumlah . Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa rersponden yang menjawab selalu sebanyak 40 % sedangkan responden yang menyatakan sering ada 32 %. Sementara responden yang menyatakan kadang-kadang ada 20 % dan tidak pernah ada 8 %. Maka dapat dikatakan bahwa rata-rata siswa menghafal doa sehari-hari ketika pembelajaran Al-Qur’an Tabel 4.24 Membaca Al-Qur’an dengan terjemahnya per ayat No. Alternatif Jawaban F % Selalu 1 4 Sering 2 8 20 Kadang-kadang 8 32 Tidak Pernah 14 56 25 100 Jumlah Pada tabel di atas dapat diketahui 56 % responden menjawab sering, sedangkan 28 % responden menjawab kadang-kadang, dan yang menjawabselalu ada 16 %, dan juga 0 % responden menyatakan tidak pernah membaca Al-Qur’an dengan terjemahnya per ayat. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa masih kurang dalam membaca Al-qur’an dengan terjemahnya per ayat. Bagi seorang guru agama yang profesional dalam mendidik siswanya untuk selalu belajar maka seorang guru harus bisa melihat kelebihan dan kekurangan siswa dalam belajar.
46
Tabel 4.25 Membaca Al-Qur’an dengan terjemahnya No. Alternatif Jawaban F % Selalu 1 4 Sering 2 8 21 Kadang-kadang 8 32 Tidak Pernah 14 56 25 100 Jumlah Pada tabel di atas dapat diketahui 56 % rersponden meyatakan tidak pernah membaca Al-Qur’an dengan terjemahnya, sedangkan responden yang menyatakan kadang-kadang ada 32 % dan juga 8 % responden menyatakan sering. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengamalan siswa dalam membaca Al Qur’an dengan terjemahnya masih sangat kurang. Tabel 4.26 saya bersemangat mempelajari Al-Qur’an di sekolah No. Alternatif Jawaban F % Selalu 5 20 Sering 9 36 22 Kadang-kadang 3 12 Tidak Pernah 8 32 25 100 Jumlah Pada tabel di atas dipaparkan tentang apakah saya bersemangat mempelajari Al-Qur’an di sekolah. Dalam hal ini diketahui 36 % responden menyatakan sering, sedangkan responden yang menyatakan tidak pernah bersemangat mempelajari Al-Qur’an disekolah ada 32 %, sementara responden yang menyatakan selalu ada 20 % dan juga ada yang menjawab kadang-kadang ada 12 %. Tabel 4.27 Apakah saya mempelajari ilmu tajwid untuk memahami Al-Qur’an No. Alternatif Jawaban F % Selalu 10 40 Sering 6 24 23 Kadang-kadang 7 28 Tidak Pernah 2 8 25 100 Jumlah
47
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui 40 % responden menyatakan selalu. Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang berjumlah 28 % dan yang menyatakan sering ada 24 %, dan juga 8 % siswa menyatakan tidak pernah Hal ini menunjukan bahwa siswa mempelajari ilmu tajwid untuk memahami AlQur’an sangat besar dirasakan oleh siswa
Tabel 4.28 Setelah mengikuti pembelajaran Al-Qur’an nilai pendidikan agama saya bertambah baik No. Alternatif Jawaban F % Selalu 12 48 Sering 5 20 24 Kadang-kadang 7 28 Tidak Pernah 1 4 25 100 Jumlah Kemudian dari hasil penelitian yang penulis lakukan, ternyata siswa tidak hanya merasa senang saja mengikuti kegiatan ini. Tetapi dibuktikan setelah mengikuti pembelajaran Al-Qur’an ini nilai pendidikan agama saya bertambah baik. Diantara 25 siswa yang menjawab setelah mengikuti pembelajaran AlQur’an ini nilai pendidikan agama saya bertambah baik ada 48 % responden menyatakan selalu. Dan yang menyatakan kadang-kadang ada 28 %. Sementara yang menyatakan sering ada 20 %. Ini menunjukkan masih banyak siswa yang mengikuti pembelajaran Al Qur’an nilai agamanya bertambah baik Tabel 4.29 Apakah saya Mengamalkan pembelajaran Al-Qur’an No. Alternatif Jawaban F % Selalu 8 32 Sering 8 32 25 Kadang-kadang 4 16 Tidak Pernah 5 20 25 100 Jumlah Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa 32 % responden menyatakan bahwa mengamalkan apa yang dipelajari dalam pembelajaran Al-Qur’an selalu dan sering, sedangkan yang menyatakan tidak pernah ada 20 % dan juga yang menjawab pernyataan kadang-kadang ada 16 %. Dengan kata lain bahwa masih
48
banyak siswa yang mengamalkan apa yang dipelajari dalam pembelajaran AlQur’an.
Tabel 4.30 Ketika pembelajaran Al-qur’an selesai, siswa bersama-sama membaca doa senandung Al-qur’an No. Alternatif Jawaban F % Selalu 12 48 Sering 9 36 26 Kadang-kadang 4 16 Tidak Pernah 0 0 25 100 Jumlah Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa siswa yang menyatakan selalu sebanyak 12 siswa atau 48 % yang menjawab sering sebanyak 9 siswa atau 36 % dan yang menjawab kadang-kadang sebanyak 4 siswa atau16 %, dan juga tidak ada siswa yang menyatakan tidak pernah. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa setelah pembelajaran Al-Qur’an selesai, siswa bersamasama membaca doa senandung al-qur’an. Tabel 4.31 Selesai pembelajaran Al-Qur’an, siswa mengulangi bacaan Al-qur’an dirumah No. Alternatif Jawaban F % Selalu 13 52 Sering 7 28 27 Kadang-kadang 4 16 Tidak Pernah 1 4 25 100 Jumlah Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui 52 % responden menyatakan selalu. Sedangkan yang menyatakan tidak pernah hanya 4 % ini menunjukan bahwa siswa selesai membaca Al-Qur’an siswa dianjurkan mengulangi bacaannya dirumah.
49
Tabel 4.32 Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran Al-Qur’an, saya membaca Al-Qur’an di rumah No. Alternatif Jawaban F % Selalu 2 8 Sering 3 12 28 Kadang-kadang 13 52 Tidak Pernah 7 28 25 100 Jumlah Pada tabel di atas dapat diketahui sebagian besar responden menyatakan kadang-kadang dengan presentase 52 % dan sebagian kecil siswa menyatakan selalu dengan presentase 8 %. Sedangkan yang menyatakan sering ada 12 %. Ini menunjukan bahwa siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran Al-Qur’an, atau membaca Al-Qur’an di rumah masih terlihat kurang mempelajarinya. Dalam proses setiap pembelajaran guru Al-qur’an dituntut mengarahkan kepada setiap anak didiknya untuk bertanggung jawab dalam belajarnya. Ketika seorang guru mendapati siswanya yang kurang atau kesulitan dalam belajarnya maka seyogyanya seorang guru harus mencari solusi untuk memecahkan masalah itu dengan cara saling bertukar pikiran dengan guru lain. Tabel 4.33 Setelah kegiatan pembelajaran Al-Qur’an selesai siswa bersama-sama membaca surat al-ashr No. Alternatif Jawaban F % Selalu 15 60 Sering 6 24 29 Kadang-kadang 4 16 Tidak Pernah 0 0 25 100 Jumlah Pada tabel di atas dapat diketahui 60 % responden meyatakan selalu, sedangkan 24 % responden menjawab sering artinya tidak selalu dan juga 16 % responden menyatakan kadang-kadang Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setelah kegiatan pembelajaran Al-Qur’an siswa bersama-sama membaca surat Al-Ashr
50
Tabel 4.34 Melalui pembelajaran Al-qur’an membuat siswa bersungguh-sungguh mempelajarinya No.
Alternatif Jawaban
F
%
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
17 5 3 0 25
68 20 12 0 100
30
Pada tabel di atas dapat diketahui 68 % responden meyatakan selalu Sedangkan responden yang menyatakan sering ada 29 %, sedangkan responden yang menjawab kadang-kadang ada 12 % serta 0 % responden menjawab tidak pernah. Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Al-qur’an yang disampaikan membuat siswa bersungguh-sungguh mempelajari Al-Qur’an sudah sangat bagus. Seperti yang telah dikemukakan pada metodologi penelitian bahwa salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket. Angket tersebut digunakan untuk memperoleh data mengenai kontribusi kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran Al-Qur’an terhadap hasil belajar PAI siswa di SDN Sawah Baru 2 Ciputat Tangerang Selatan. Dibawah ini adalah tabel yang menunjukan nilai angket tentang kontribusi kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran Al-Qur’an (X) terhadap hasil belajar PAI (Y)
51
2. Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment Tabel 4.35 Indeks Korelasi Product Moment Besernya “r” product moment (rxy)
Interpretasi Antara variabel X dan variabel Y
0,00 – 0,20
terdapat korelasi yang sangat lemah atau sangat rendah, sehingga korelasi itu diabaikan. Antara variabel X dan variabel Y
0,20 – 0,40
terdapat korelasi yang lemah atau rendah. Antara variabel X dan variabel Y
0,40 – 0,70
terdapat korelasi yang sedang atau cukup
0,70 – 0,90
0,90 – 1,00
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi. Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat.
52
C. Analisa dan Interpretasi data 1. Analisa Data Korelasi Tabel 4.36 Data Nilai Korelasi antara Kontribusi Kegiatan Pembelajaran Al-Qur’an dengan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 N 25
X 82 76 78 84 68 82 88 61 78 57 69 74 97 95 67 56 76 74 51 72 89 74 50 40 86 1824
Y 70 60 70 70 80 73 70 70 70 60 70 60 83 81 70 65 70 65 73 60 70 80 80 80 80 1780
X2 6724 5776 6084 7056 4624 6724 7744 3721 6084 3249 4761 5476 9409 9025 4489 3136 5776 5476 2601 5184 7921 5476 2500 1600 7396 138012
Y2 4900 3600 4900 4900 6400 5329 4900 4900 4900 3600 4900 3600 6889 6561 4900 4225 4900 4225 5329 3600 4900 6400 6400 6400 6400 127958
XY 5740 4560 5460 5880 5440 5986 6160 4270 5460 3420 4830 4440 8051 7695 4690 3640 5320 4810 3723 4320 6230 5920 4000 3200 6880 130125
53
N ( ∑ XY ) – ( ∑ X ) ( ∑ Y ) rxy =
√{N ∑ x2 – (∑ x)2 } {N ∑ y2 – (∑ y)2}
25 ( 138012) – ( 1824) ( 1780) = √{25.138012} – (1824 )2 } {25 .127958– (1780)2} 3450300-3198950 = √{3450300– 3326978 ) ( 3198950-3168400) 251350 = √{123322) } {30550} =
251350 3767487100
=
251350 61379
= 0,501 2. Interpretasi Data Berdasarkan perhitungan data yang dilakukan, didapatkan hasil angka korelasi antara variable X dan variable Y bertanda positif, maka diantara kedua variable tersebut terdapat korelasi yang sejalan searah. Terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) yang rumusnya adalah sebagai berikut : db = N – nr db = derajat bebas N = Number of Cases Nr = Banyaknya Variable yang kita korelasikan Dengan diperolehnya db maka dapat dicari besarnya “r” yang tercantum dalam tabel nilai “r” Product Moment pada taraf signifikan 5% jika rhitung sama dengan atau lebih besar daai pada rt maka hipotesis alternative (Ha) disetujui atau
54
diterima. Dengan memperhatikan besarnya rxy yaitu 0,501 dengan data tabel besarnya 0,374 berarti antara variable X dan variable Y terdapat hubungan yang sedang atau cukup. Sehingga hipotesis alternative (Ha) disetujui atau diterima. Berarti memang benar antara variable X dan variable Y terdapat korelasi positif, sehinggga hipotesis (Ho) yang menyatakan tidak terdapat hubungan antara pengaruh kontribusi kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran Al-Qur’an dengan hasil belajar PAI siswa ditolak. Dari hasil yang dilakukan baik melalui wawancara maupun questioner yang disebarkan pada siswa terungkap bahwa dalam kontribusi kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran Al-Qur’an terhadap hasil belajar PAI siswa terdapat hubungan yang signifikan, berarti guru Al-qur’an telah memiliki pembelajaran AlQur’an dengan baik sehingga dapat meningkatkan hasil belajar PAI siswa di SDN Sawah Baru 2 Ciputat Tangerang Selatan.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang diuraikan sebelumnya, maka dapat dikemukakan temuan sebagai berikut : 1. Terdapat hubungan yang signifikan antara kontribusi kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran Al-Qur’an terhadap hasil belajar PAI di SDN Sawah Baru 2 Kota Tangerang Selatan, dengan perolehan nilai koefisiensi korelasi sebesar 0,501 2. Hubungan yang positif .tersebut dinyatakan dengan adanya kontribusi antara variable X dengan variable Y yaitu Kontribusi kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran Al-Qur’an terhadap hasil belajar PAI melalui koefisiensi determinasi sebagaimana dipaparkan dalam bab IV. Atas dasar temuantemuan tersebut penulis menyimpulkan bahwasanya Kontribusi kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran Al-Qur’an terhadap hasil belajar PAI sebesar 0,501%. B. Saran 1. Pembelajaran Al-Qur’an hendaknya ditanamkan dan lebih ditingkatkan lagi, karena kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran Al-Qur’an begitu penting terhadap dunia pendidikan terutama pendidikan agama islam. Hal ini agar tidak terjadinya buta huruf Alqur’an.
55
56
2. Dalam kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran Al-Qur’an, siswa selain mempelajari materi mereka juga dapat memahami dan mengamalkan materi pembelajaran Al-Qur’an yang diterimanya dalam kehidupan sehari-hari. 3. Pihak sekolah dan Guru Al-Qur’an hendaknya memberikan motivasi kepada siswa-siswinya agar lebih serius lagi mengikuti pelajaran khususnya dalam mempelajari Al-Qur’an. 4. Pihak sekolah dan orang tua mendukung dan mengupayakan kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran Al-Qur’an, sehingga pembelajaran Al-Qur’an menjadi pedoman dan acuan dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA Azra,Azyumardi Esei-esei Intelektual Muslim dan pendidikan Islam, (Jakarta : PT Logos Wacana Ilmu, 1999). Cet. Ke 1 Arifin H.M. ilmu pendidikan islam (edisi revisi), ( Bandung: PT AlMa,arif,1989),Cet ke-8 Depag RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam UU SISDIKNAS, (Jakarta 2003) DEPAG RI, Kegiatan Ekstra Kurikuler, Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya. Depdikbud, Kamus besar bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet Ke-1. Departemen Agama RI, Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Umum dan Madrasah, Depag RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam UU SISDIKNAS, (Jakarta 2003), Departemen Agama Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam, Djamarah,Bahri Syaiful Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Dradjat, Zakiah Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara dan Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Depag) Cet. Ke 3. Dradjat, Zakiah Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: CV: Ruhama, 1995), Cet. Ke 2 Drajat, Zakiyah Ilmu pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1992), Cet. Ke 2 Hamalik, Oemar Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta:Bumi Aksara, 1995), Cet-1 Isjoni, Saatnya Pendidikan Kita Bangkit, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2007) Cet.1
57
58
Mansyur dkk, Pendidikan Agama Islam, (Dirjen Binbaga dan UT, 1996) Margono, S. Metodologi Peneltian Pendidikan, ( Jakarta : Cv. Rineka Cipta, 2007). Marimba, D. Ahmad. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Ma’arif, 1980), Majid Abdul dan Andayani, Dian Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, ( Bandung : Rosdakarya, 2004), Cet ke 1 Muhaimin, Paradigrma Pendidikan Islam (Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah), (Bandung: PT. remaja Rosdakarya, 2004) cet. Ke-3 Narbuko, Cholid dkk, Metodologi Penelitian, ( Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2003),. Cet V. Nawawi, Hadari Organisasi Sekolah dan pengelolaan kelas, ( Jakarta, PT Gunung Agung, 1982) Nasution, Noehl Evaluasi Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam. (Dirjen Binbaga Islam dan UT) Paimun, Bimbingan Konseling ( Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2006) Purwanto, Ngalim Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Karya, 1998), Cet. 1 Paimun, Bimbingan Konseling ( Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2006) Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), cet. Ke 5. Sabri, Alisuf Ilmu Pendidikan, CV. Pedoman Ilmu Jaya, (Jakarta: 1999) Sunjaya, Wina Strategi Pembelajaran Sahertian, Piet Dimensi Administrasi Pendidikan, ( Surabaya : Usaha Nasional 1994) Cet ke 1 Subroto Suryo B., Tata Laksana Kurikulum, ( Jakarta : Rineka Cipta, 1991), cet ke 1, T, Rusyandi Dkk, Menjadi Guru Teladan
59
Tafsir, Ahmad Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994) Tim Penyusun Kamus Pusat pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2002), Edisi ke 3. Tim Dosen Jurusan Administrasi FIP IKIP Malang, Administrasi Pendidikan, ( Malang: IKIP Malang, 1989), Cet. Ke 2 UU RI NO. 2 tahun 1989, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : Sinar Grafika, 1995) Usman Uzer Muhammad dan Setyawati,Lili Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, ( Bandung: PT Rosda Karya, 1993), cet. Ke 1 Wahyusumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, ( Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1999), Yunus, Mahmud Metode Khusus Pendidikan Agama, ( Jakarta : al-hidayah, 1974), Yunus,Mahmud Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, ( Jakarta : Hidakarya Agung, 1983), Zuhairini Dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),