PENGARUH METODE KARYAWISATA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI MAN 19 JAKARTA SELATAN (Studi Kasus ke Hutan Kota Srengseng Jakarta Barat)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
RANI FATIMAH NIM : 1111015000058
JURUSAN PENDIDIKAN IPS FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
-
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI PENGARUH METODE KARYAWISATA TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA
DIDIK DI MAN
19
JAKARTA SELATAI\
(STUDI KASUS KE HUTAI\ KOTA SRENGSENG JAKARTA BARAT) Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah
DISUSUN OLEH
:
RANI FATIMAH
NIM: 1111015000058
Di Bawah Bimbingan
Pembirnbing
I
rn!^;hU
Drs. Banajid
Jakiatin Nisa. M.Pd
NrP. 1 9s4 12 24198t0300 4
NIP. 1 983 1 2 05201102012
PRODI GEOGRAFI JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGBRI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 20ts
LEN{BAR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Metode Karyawisata terhadap Hasil Belajar Siswa pada pembelajaran Geografi di MAN 19 Jakarta Selatan (Studi Kasus ke Hutan Kota Srengseng Jakarta Barat) disusun oleh Rani Fatimal.r, Nomor Induk Mahasiswa 111101500005g, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telal.r dinyatakan lulus dalam ujian Munaqosah pada tanggal 30 September 2015 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana (S1) dalam bidang pendidikan Ilmu Fengetahuan Sosial. Jakarta, Oktober 2015
Panitia Uj ian lr4unaqosah Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPS)
Tanggal
Tanda
Dr. Iwan Purrvanto, I\4.Pd
t'/,r-?.rLr NiP. l 973042400801 1012 Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPS) Drs. Syaripulloh, M.Si NIP. I 9670909200700
1
1
003
Dosen Penguji I
--/
Drs. Syaripulloh, M.Si NIP. 19670909200700
1r
'y'.-:-lotF
003
/\
J ----' <.--4--
-\-...-
Dosen Penguji 2
T/
Sodikin, M.Si
/to
zo
ts --6-{tx-,-i-,J9.a^
NIP.
Mengetahui Ilmu Tarbiy
NIP.
19
8203
eguruan
I
007
SURAT PERNYATAAI\ IGRYA
Saya yang bertanda tangan di bawah
ini
ILMIAII
:
Nama
: Rani Fatimah
NIM
:1111015000058
Jurusan
: Pendidikan ilmu Pengetahuan Sosial (Geografi)
Fakultas
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1.
ini yang be{udul "Pengaruh Metode Karyawisata terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Pembelajaran Geografi di NIAN 19 Jakarta Selatan (Studi Skripsi
Kasus ke Hutan Kota Srengseng Jakarta Barat)" merupakan hasil karya asli yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2.
Semua sumber yang saya gunakan dalarn penulisan
ini telah
saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di Univcrsitas Islam negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan
jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakafia, September 2015
a
t.
ABSTRAK Rani Fatimah. NIM 1111015000058. Pengaruh Metode Karyawisata terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Geografi di MAN 19 Jakarta Selatan (Studi Kasus ke Hutan Kota Srengseng Jakarta Barat). Skripsi. Jakarta: Prodi Geografi, Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode karyawisata terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 di MAN 19 Jakarta. Metode yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen dengan desain one shot group pretestposttest. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 1 MAN 19 Jakarta. Instrumen yang digunakan adalah hasil belajar berupa soal pretest dan posttest. Soal pretest dan posttest tersebut berjumlah 50 butir berbentuk pilihan ganda. Setelah diuji terdapat 20 soal yang valid dan realibilitas. Teknik analisis data menggunakan metode statistic uji-t (uji beda) untuk menguji hipotesis penelitian dilakukan konsultasi pada tabel distribusi “t” pada taraf signifikansi 5%. Temuan hasil penelitian ini adalah adanya pengaruh penggunaan metode karyawisata terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi. Hal ini ditunjukan dari pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t diperoleh nilai t hitung > t
tabel
yaitu 9,7139 > 2,02 dengan taraf signifikansi 5%. Selain itu dilihat dari hasil
perhitungan nilai rata-rata posttest lebih tinggi (83,23) dibandingkan dengan perhitungan nilai rata-rata pretest (69,7). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode karyawisata berpengaruh terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran Geografi.
Kata kunci
: Metode Karyawisata, Geografi, Hasil Belajar
i
ABSTRACT Rani Fatimah. ID 1111015000058. The Influent of Study Tours Method Effect on Outdoor Study of Students on Geographic in South Jakarta MAN 19 (Case Study to Forest City Srengseng West Jakarta). Thesis. Jakarta: Prodi Geography, Department of Social Education, Faculty of Science and Teaching Tarbiyah, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. 2015 The purpose of this study was to determine the influence of a outdoor study method of students of class XI IPS 1 in MAN 19 Jakarta. The method used is quasiexperimental design with one-shot group pretest-posttest. In this study, the research subjects were students of class XI IPS 1 MAN 19 Jakarta. The instrument used is a matter of outdoor study in the form of pretest and posttest. Problem pretest and posttest amounted to 50 multiple choice items. Having tested there are 20 valid questions and reliability. Data were analyzed using t-test statistical method (different test) to test the hypothesis of the research carried out consultations on the distribution table "t" at the 5% significance level. The findings of this study is the effect of the use of outdoor study to the students in the subject of geography. This is shown on hypothesis testing using t-test obtained by value t count > t table is 9.7139 > 2.02 with a significance level of 5%. Additionally seen from the calculation of the average value higher posttest (83.23) compared with the average value calculation pretest (69.7). From this study it can be concluded that the method of outdoor study on the learning of students of Geography subjects.
Keywords: Outdoor Study, Geography, Learning Outcom
ii
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis persembahkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat, taufik, hidayah, nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian pendidikan ini dengan baik. Salawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. beserta keluarganya, para sahabat, dan para pengikutnya. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Geografi di MAN 19 Jakarta Selatan” ini merupakan salah satu syarat mencapai gelar sarjana pada konsentrasi Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penulisan penelitian pendidikan ini, penulis menyadari sepenuhnya masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Namun berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya penelitian pendidikan ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan penelitian pendidikan ini. Ucapan terima kasih tersebut penulis sampaikan kepada : 1. Prof. Thib Raya, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS 3. Bapak Dr. Teuku Ramli Zakaria, selaku dosen pembimbing akademik 4. Ibu Jakiatin Nisa, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi I dan Drs. Banajid, selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan motivasi, ilmu, keteladanan dan
waktunya
kepada penulis
menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.
iii
sehingga penulis
dapat
5. Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si sebagai Sekretaris Jurusan yang telah memberikan dukungan dalam administrasi. 6. Para dosen yang mengajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan khususnya yang mengajar di Jurusan Pendidikan IPS beserta para staf. 7. Kepala MAN 19 Jakarta H. Ismail Nur, Lc, M.Ag, dewan guru khususnya Ibu Dwiana Puji Rahayu, S.Pd, staf TU dan siswa-siswi MAN 19 Jakarta khususnya kelas XI IPS1 tahun ajaran 2014/2015. 8. Ayah, Ummi, Mama tercinta serta kakak adik yang telah melimpahkan segenap kasih sayang yang tak terhingga serta tak henti-hentinya memberikan doa, perhatian, motivasi dan kasih sayang. 9. Kepada teman-teman seperjuangan di Jurusan Pendidikan IPS angkatan 2011 khususnya prodi Geografi. 10. Kepada teman-teman Manis Manja, Andhita Anggraini, Laura Era Wardani, Desna Kurniati, Ade Ulan Dari dan Herdianti Dwi Oktora. Terima kasih atas hari-hari yang berwarna dan semangat yang diberikan. 11. Kepada teman-teman PPKT di MAN 19 Jakarta. Dini Rachmawati, Rahmatun Nazilah, Ahmad Ferdy, Deden Hidayat dan Ahmad Miftahul Khoir yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian. 12. Teman seperjuangan skripsi Ria Liniarti dan Khoirul Fahrudin. Terima kasih atas semangat dan motivasi serta bantuan kemudahannya. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Apabila terdapat kekurangan dan kesalahan adalah sematamata keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Jakarta, September 2015
Penulis
iv
DAFTAR ISI Abstrak ……………………………………………………......................... i Abstract ………………………………………………………………….... ii Kata Pengantar …………………………………………………………...iii Daftar Isi …………………………………………………………………..v Daftar Gambar ……………………………………………………………ix Daftar Tabel ………………………………………………………………x Daftar Lampiran …………………………………………………………xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………………………………………. 1 B. Identifikasi Masalah …………………………………………... 6 C. Pembatasan Masalah ………………………………………….. 6 D. Perumusan Masalah …………………………………………… 7 E. Tujuan Penelitian ……………………………………………… 7 F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis …………………………………………… 7 2. Manfaat Praktis ……………………………………………. 7 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskriptik Teoritik 1. Hakikat Metode Karyawisata a. Pengertian Metode Karyawisata ……………………… 9 b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Karyawisata ……. 14 c. Penerapan Metode Karyawisata dalam Pembelajaran ... 14 2. Hasil Belajar
v
a. Pengertian Hasil Belajar ……………………………… 16 b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar …………… 16 3. Pembelajaran Geografi a. Pengertian Geografi ………………………………….. 19 b. Ruang Lingkup dan Peranan Geografi ………………. 20 c. Manfaat Geografi ……………………………………. 23 B. Hasil Penelitian yang Relevan ………………………………. 24 C. Kerangka Berpikir……………………………………………. 25 D. Hipotesis ……………………………………………………... 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ……………………………........ 29 B. Metode dan Desain Penelitian ………………………………… 30 C. Populasi dan Sampel ………………………………………….. 31 D. Teknik Pengumpulan Data 1. Tes ………………………………………………………… 32 2. Observasi ………………………………………………….. 33 3. Wawancara ………………………………………………… 33 E. Instrumen Penelitian …………………………………………... 33 F. Kontrol terhadap Validitas Internal 1. Uji Validitas ………………………………………………. 34 2. Uji Realibilitas ……………………………………………. 35 3. Uji Daya Pembeda ………………………………………… 36 4. Uji Taraf Kesukaran ………………………………………. 37 G. Teknik Analisis Data ………………………………………….. 38 1. Uji Pra Syarat Analisis Data a. Uji Normalitas …………………………..…………….. 39 b. Uji Homogenitas …………………………...………….. 40 c. Uji Hipotesis ……………………………...…………… 41 vi
H. Hipotesis Statistik ……………………………………………... 41 BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Latar Belakang MAN 19 Jakarta 1. Sejarah MAN 19 Jakarta ………………………………….. 43 2. Visi, Misi dan Motto MAN 19 Jakarta …………………… 44 3. Identitas dan Geografis …………………..……………….. 44 4. Guru dan Tenaga Pendidik ……………………………….. 45 5. Siswa ……………………………………………………… 45 6. Sarana dan Prasarana ……………………………………… 47 B. Deskripsi Hasil Pretest dan Posttest 1. Pengaruh Metode Karyawisata terhadap Hasil Siswa pada Pembelajaran Geografi di MAN 19 Jakarta ………… 47 C. Analisis Data dan Pembahasan ……………………………….. 51 1. Uji Pra Syarat Analisis Data a. Uji Normalitas Data …………………………………… 51 b. Uji Homogenitas Data ………………………………… 52 2. Uji Hipotesis Data ………………………………………… 53 D. Pembahasan Hasil Observasi 1. Aspek Pra Pembelajaran ………………………….…….…. 54 2. Aspek Kegiatan Membuka Pelajaran ……………………… 55 3. Kegiatan Inti Pembelajaran a. Penjelasan Materi Pelajaran …………….…………….. 56 b. Pendekatan dan Strategi Belajar ………………………. 59 c. Pemanfaatan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar.. 60 d. Penilaian Proses ……………………………………….. 60 e. Penggunaan Bahasa …………………………………… 61 4. Aspek Penutup ……………………………………………. 61 E. Pembahasan Hasil Wawancara ……………………………….. 61 vii
F. Hasil Pembahasan Penelitian …………………………………. 63 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan …………………………………………………… 66 B. Saran ………………………………………………………….. 66 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 68 LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………… 69
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir ………..……………………………………….. 27
Gambar 3.1
Peta Lokasi MAN 19 Jakarta ……………………………………… 29
Gambar 3.2
Peta Lokasi Hutan Kota Srengseng ……………………………….. 30
Gambar 4.1
Grafik Nilai Pretest-Posttes…………….………………………….. 49
ix
DAFTAR TABEL Tabel 4.1
Jumlah Siswa di MAN 19 Jakarta………………………………..... 44
Tabel 4.2
Tabel Distribusi Frekuensi Pretest …..……………………………. 47
Tabel 4.3
Tabel Distribusi Frekuensi Posttest………….……………………. 48
Tabel 4.4
Tabel Rekapitulasi Hasil Uji N-Gain Pretest-Posttest …………… 48
Tabel 4.5
Rekapitulasi Uji Normalitas .………………………...……………. 50
Tabel 4.6
Uji Homogenitas Hasil Belajar ………………………….……….. 51
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ………………………………. 70
Lampiran 2
Materi Ajar ………………………………………………………… 83
Lampiran 3
Kisi-kisi Uji Soal Validitas ………………………………………... 94
Lampiran 4
Soal Uji Validitas ………………………………………………….. 95
Lampiran 5
Hasil Uji Validitas …………………………………………………104
Lampiran 6
Kisi-kisi Soal Pretes-Posttes ………………………………...…….106
Lampiran 7
Soal Pretest-Posttest………………………………………………..107
Lampiran 8
Rekapitulasi Nilai Pretest-Posttest…………………………………109
Lampiran 9
Lembar Observasi Belajar Siswa …………………………………..116
Lampiran 10 Lembar Observasi Mengajar ……………………………………….128 Lampiran 11 Soal dan Hasil Wawancara ………………………………………...140 Lampiran 12 Uji Normalitas N-Gain……………………………………………..144 Lampiran 13 Uji Normalitas Liliefors Pretest-Posttest…………………………..145 Lampiran 14 Uji Homogenitas …………………………………….……………..147 Lampiran 15 Uji Hipotesis …………………………………….…………………148 Lampiran 16 Dokumentasi …………………………………….…………………150
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan pembangunan di segala bidang. Salah satu cara pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu melalui pendidikan. Karena pentingnya pendidikan dalam pembentukan sumber daya manusia, maka peningkatan mutu pendidikan merupakan hal yang wajib dilakukansecara berkesinambungan guna menjawab perubahan zaman. Masalah peningkatan mutu pendidikan tentulah sangat berhubungan dengan masalah proses belajar mengajar. Pendidikan adalah upaya untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia agar lebih berkualitas. Melalui pendidikan yang berkualitas diharapkan akan mencetak generasi yang hebat, cerdas, mandiri, dapat menghadapi tantangan global serta berwawasan luas, sehingga membentuk manusia yang seutuhnya dan bermanfaat. Berkaitan dengan hal tersebut, pelaksanaan pendidikan pada hakikatnya adalah sebuah sistem pengajaran antara komponen yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Komponen-komponen tersebut melingkupi kurikulum, siswa, sarana dan prasarana, serta pendidik dalam hal ini adalah seorang guru. Seperti dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 yang menerangkan tentang pendidikan dan derajat orang berilmu, ayatnyasebagai berikut :
ٍيَزْفَعِ اللَّهُ اّلَذِينَ آمَنُوا مِ ْنكُ ْم وَاّلَذِينَ أُوتُوا ا ْلعِ ْلمَ دَ َرجَات Artinya: Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan. (QS Al-Mujadalah:11) Pendidikan menurut UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, mengartikan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
1
2
agarsiswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlihatkan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.1 Menurut Oemar Hamalik,pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkandari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan pembangunan ekonomi yang satu dengan lainnya saling berkaitan dan berlangsung berbarengan.2 Menurut Redjo Mudyahardjo. “Definisi pendidikan yang luas adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala segala situasi hidup yang memengaruhi pertumbuhan secara individu.”3 Sedangkan, pendidikan dalam definisi alternatif adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan siswa agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. Pendidikan adalah pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non-formal dan informal di sekolah, dan luar sekolah yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi pertimbangan kemampuan-kemampuan individu, agar dikemudian hari dapat memainkan peranan secara tepat.4 Pendidikan adalahmenciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi manusia untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Ki Hajar Dewantara mengatakan. “Pendidikan menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada diri anak-anak agar mereka sebagai manusia sekaligus
1
H.M Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005, h.93 Oemar Hamlik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Akasara, 2009, hal.1 3 Redjo Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, Jakarta : PT Grafindo Persada, 2002, h.3 4 Ibid, h.9 2
3
sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.”5 Pendidikan merupakan aspek yang dapat menunjang kemajuan masa depan bangsa, dimana jika pendidikan dalam masyarakat berkembang dengan baik maka masyarakat tersebut akan semakin berkualitas. Dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, maka sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan merupakan komponen penting guna mempersiapkan generasi anak bangsa untuk mampu berkompetensi secara global di dalam aktivitas kehidupan masyarakat. Perkembangan dunia yang semakin maju mengakibatkan peningkatan kebutuhan hidup yang layak dan sejahtera. Hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras untuk mencapai cita-cita. Oleh karena itu pendidikan yang akan membawa manusia menuju keberhasilan yang diinginkan. Pendidikan yang baik dapat mengembangkan potensi setiap siswa secara maksimal melalui berbagai macam pelajaran, salah satu diantaranya adalah melalui mata pelajaran Geografi. Pelajaran Geografi merupakan suatu mata pelajaran yang diajarkan pada beberapa jenjeng pendidikan di Indonesia seperti dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang dimasukan ke dalam mata pelajaran IPS terpadu sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang dipisah menjadi pelajaran Geografi sendiri. Geografi merupakan induk segala ilmu karena menjadi gabungan dari ilmu sosial dan ilmu alam. Geografi suatu cabang ilmu yang mempelajari fenomena alam yang terjadi di bumi mulai dari litosfer, pedosfer, biosfer hingga atmosfer. Geografi juga mempelajari hubungan alam dengan manusia sebagai komponen utama dalam unsur biotik.Sehingga mata pelajaran Geografi merupakan mata pelajaran yang memiliki cakupan materi yang luas. Dan berupaya membangkitkan minat siswa agar mau meningkatkan kecerdasan, pemahaman, dan pengetahuan tentang pola perilaku dan aktivitas manusia terutama dalam lingkungan hidup yang dapat menentukan keberlangsungan masa depan. 5
Zurinal Z dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar dan Dasar-dasar Pelaksana Pendidikan, Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006. h. 2
4
Dalam proses pembelajaran, metode mengajar masih dinilai membosankan pada mata pelajaran Geografi dikarenakan materi yang belum nyata dan tidak konkrit. Berdasarkan hasil tanya jawab informal yang dilakukan peneliti dengan beberapa siswa SMA kelas XI pada tanggal 23 Februari 2015 tentang pemahaman beberapa materi yang berkenaan dengan materi Geografi seperti bentuk batuan, letusan gunung, jenis awan, bentuk gunung, dan jenis hutan yang masih mengandalkan sistem hapalan tanpa memahami mengenai perbedaan dari materi tersebut. Seperti bentuk awan, siswa hanya menghapal nama-nama awan tapi jika dikaitkan dengan fenomena alam langsung, mereka tidak dapat membedakan. Garis besar dari tanya jawab tersebut hasilnya bahwa siswa menghapal materi, konsep dan gejala alam pelajaran Geografi tanpa memahami dan memasuki logika dari pelajaran tersebut akibat materi yang dianggap belum nyata dan dituntut penglihatan dalam bentuk konkret. Siswa juga masih minim pengetahuan tentang gejala-gejala alam dan isu-isu mengenai fenomena alam yang akhir-akhir ini terjadi. Materi mengenai prinsip dan konsep Geografi pada juga harus siswa dipahami siswa lebih mendalam dam diberikan contoh yang berkaitan dengan kenyataan yang ada akhir-akhir ini. Pemberian contoh yang seperti itu dapat membuat siswamemperluas pengetahuan dan lebih peduli dengan isu-isu yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari. Pemberian pemahaman yang lebih banyak mengacu pada buku dan lembar kerja siswa yang disediakan sekolah membuat siswa lebih mengandalkan kekuatan hapalan dibanding pemahaman. Penggunaan metode ceramah dan lebih berorientasi kepada buku bacaan, mengandalkan kekuatan hapalan dan pengetahuan yang belum nyata yang pada akhirnya membuat siswa merasa tidak minat atas pelajaran Geografi. Penggunaan atau pemanfaatan metode, media dan strategi yang kurang baik juga dapat membuat siswa mudah bosan dalam belajar. Masalah-masalah di dalam kelas tersebutlah yang menjadi faktor belum seluruh siswa mencapai KKM yang ditetapkan. Selain mengakibatkan rendahnya minat para siswa belajar juga dapat mengakibatkan siswa kurang menguasi pelajaran yang telah di sampaikan oleh
5
guru. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa di harapkan mampu menguasi konsep materi yang di ajarkan oleh guru. Namun kegiatan belajar yang hanya cenderung formal dan biasanya membuat siswa hanya memperhatikan pada awal mula guru menyampaikan materi, setelah beberapa menit siswa sudah mulai bosan bahkan tidak memperhatiakan apa yang sedang guru sampaikan di kelas sehingga siswa tidak dapat menguasi penuh materi yang di ajarkan oleh guru. Maka dari itu di samping guru mengajar di kelas, guru juga harus memperhatikan bagaimana cara agar dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang akan di ajarkan. Guru jangan hanya sekedar mengajar hanya sebagai menjalankan tugas dan tanggung jawab seorang guru, namun guru harus mampu meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang di ajarkan. Dalam belajar mengajar sifatnya klasikal (bersama-sama dalam suatu kelas), guru harus berusaha agar proses belajar mengajar mencerminkan komunikasi dua arah. Mengajar bukan semata-mata memberikan informasi seraya tanpa mengembangkan kemampuan mental, fisik dan penampilan diri. Oleh karena itu, proses belajar harus dapat dikembangkan dengan cara belajar yang tepat agar siswa mendapatkan, mengelola, menggunakan dan mengkomunikasikan apa yang telah diperoleh dalam proses belajar tersebut. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam menentukan kualitas proses pendidikan adalah melalui metode karyawisata. Objek kegiatan belajar mengajar untuk metode ini diadakan di luar kelas misalnya di tempat pariwisata yang memiliki fasilitas edukasi. Dengan sistem pengajaran yang lebih banyak mengeksplorasikan kegiatan di tempat wisata atau luar kelas, menekankan pemahaman dan pengertian secara mendalam pada objek pelajaran yang sedang di bahas, serta menekankan penglihatan nyata. Semua kegiatan belajar mengajar ini tetap mengacu pada konsep teori pelajaran yang telah baku. Kegiatan metode ini bukan sekedar main-main untuk menyegarkan pikiran dan mengobati kejenuhan, melainkan guna mencerdaskan para siswa dan membuat mereka memahami mata pelajaran dengan baik. Sehingga materi dapat tersampaikan kepada siswa dengan baik.
6
Yang dimaksud dengan karyawisata yaitu metode yang mengutamakan pembelajaran yang di lakukan di luar kelas atau daerah pariwisata. Sehingga kegiatan belajar di luar kelas membuat siswa tidak merasa bosan ketika belajar, karena kegiatan belajar di luar kelas mengajak siswa untuk melihat secara langsung mengenai materi yang di ajarkan dan juga memiliki suasana yang berbeda siswa akan merasa lebih bebas dalam mengekspresikan pengetahuan yang di lihat ketika berada di luar kelas, bukan seperti kegiatan belajar di dalam kelas yang mana siswa hanya duduk di bangku sambil mendengarkan guru menyampaikan materi dengan berceramah dan bercerita. Karyawisata ini merupakan pembelajaran yang di lakukan siswa untuk mengelola (memperoleh) yang didapat dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dilakukan di luar kelas. Karyawisata juga merupakan metode yang menekankan pada pemahaman dan pengembangan pada sejumlah pengetahuan tertentu pada diri siswa agar mereka mampu memproses informasi sehingga ditemukan pengetahuan yang baru yang bermanfaat, baik berupa fakta maupun nilai apresiasi. Sehingga anak dapat mudah menguasi materi pelajaran yang di ajarkan oleh guru. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Hasil BelajarSiswa pada Pembelajaran Geografi di MAN 19 Jakarta Selatan. (Studi Kasus ke Hutan Kota Srengseng Jakarta Barat).”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, dapat diidentifikasikan permasalahan yang muncul pada penelitian, yaitu sebagai berikut: 1. Materi pembelajaran Geografi yang dinilai masih belum nyata. 2. Penggunaan metode ceramah yang membosankan dan pasif. 3. Menekankan kekuatan hapalan dibanding pemahaman.
7
4. Pengetahuan siswatentang fenomena alam yang masih minim. 5. Hasil belajar siswa yang masih banyak dibawah KKM.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian identifikasi masalah tersebut maka peneliti memfokuskan pada pembatasan masalah sebagai berikut : 1. Penerapan metode pembelajaran
yang digunakan adalah
metode
karyawisata. 2. Penelitian hanya mengukur hasil belajar berupa tes tulis setelah dilakukan treatment.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan analisis
masalah tersebut di atas, maka penulis dapat
merumuskan permasalahan sebagai berikut : “Apakah terdapat pengaruh Metode Karyawisata keHutan Kota Srengseng Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Geografi Kelas XI MAN 19 Jakarta, Semester II Tahun Ajaran 2014/2015?” E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai peneliti melalui penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode karyawisata.
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan untuk memperluas khasanah ilmu pengetahuan dan menumbuhkan atau meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pelajaran Geografi sehingga dengan menggunakan metode karyawisata dapat mengubah pandangan siswa bahwa pelajaran Geografi adalah pelajaran yang menyenangkan. 2. Manfaat Praktis
8
Manfaat praktis penelitian ini antara lain : a) Bagi Siswa : Memberi pengalaman, pengetahuan lebih dan pembelajaran langsung pada siswa dalam pelajaran Geografi, sehingga merangsang mereka untuk aktif, kreatif dan inovatif serta meningkatkan minat, motivasi terhadap pelajaran Geografi dan akhirnya dapat meningkatkan kualitas belajar. b) Bagi Guru : Memantapkan pemahaman dan pengetahuan guru Geografi sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Geografi di SMA/MA. Guru-guru
mendapat
pengalaman
langsung
merancang
dan
melaksanakan program pembelajaran Geografi dengan karyawisata. c) Bagi Sekolah : Meningkatkan
kualitas
sekolah
karena
meningkatnya
kualitas
pembelajaran dan pemahaman siswa yang meningkat. d) Bagi Peneliti : Sebagai pengalaman nyata dalam membuat penelitian sebagai penerapan dari mata kuliah.
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskriptik Teoritik 1. Hakikat Metode Karyawisata a. Pengertian Metode Karyawisata Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode ialah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.1 Menurut Pupuh Faturrahman, “Metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.”2 Metode sangat memegang peranan penting dalam pengajaran. Apapun pendekatan atau model yang digunakan dalam mengajar, maka harus difasilitasi oleh metode mengajar. Menurut Trianto, metode merupakan cara mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi merujuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan demikian suatu strategi dapat dilaksanakan dengan berbagai metode.3 Menurut Oemar Hamalik, “Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling memengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran”4 Zurinal Z dan Wahdi Sayuti mengatakan, Pembelajaran adalah suatu usaha dan proses yang dilakukan secara sadar dengan mengacu pada tujuan (pembentukan kompetensi) yang dengan sistematik dan terarah 1
KBBI, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), h.740 Pupuh Faturrahman dan M Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: PT Rieka Aditama, 2007) h.55 3 Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), h. 132 4 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009) h.57 2
9
10
pada terwujudnya perubahan tingkah laku. Perubahan yang dimaksud menunjukan pada adanya suatu proses yang harus dilalui. Proses tersebut adalah kegiatan pembelajaran sebagai suatu proses interaksi edukatif.5 Dari pengertian diatas, maka “metode pembelajaran adalah cara strategi yang digunakan guru untuk melakukan proses pembelajaran di kelas, terutama dalam konteks transfer of knowledge dan transfer of values.”6 Metode pembelajaran adalah cara untuk mempermudah para siswa mencapai kompetensi yang telah disepakati. Hal ini berlaku untuk guru sebagai pemilih metode belajar maupun siswa sebagai pemilih strategi belajar. Langkah metode pembelajaran yang dipilih memainkan peranan utama, yang berakhir pada semakin meningkatnya prestasi belajar siswa. Metode bukan suatu tujuan melainkan suatu cara dalam setiap kegiatan belajar mengajar dengan sebaik-baiknya. Maka sebab itu, pemilihan metode dianggap penting dalam kegiatan belajar mengajar guna mencapai kompetensi yang diharapkan. Metode yang digunakan adalah metode yang direncanakan berdasarkan pertimbangan yang matang, perbedaan individu siswa, serta faktor eksternal saat kegiatan tersebut berlangsung. Siswa diharapkan memberi timbal balik dalam proses belajar, mengembangkan stimulasi dan inisiatif siswa, serta menumbuhkan pikiran untuk memecahkan masalah. Satu hal yang tidak dapat disangkal lagi adalah kebutuhan atas metode itu mutlak dalam pendidikan dan kegiatan belajar mengajar karena merupakan sarana untuk mencapai keberhasilan yang memuaskan. Tanpa metode, maka hasil kerja tidak akan teratur dan berjalan dengan baik. Untuk memahami peranan metode dalam proses belajar yang baik bagi siswa, Edgar Dale melukiskannya dalam sebuah kerucut yang kemudian dinamakan kerucut pengalaman. Kerucut pengalaman Edgar 5
Zurinal Z dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikann Pengantar Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan (Jakarta: UIN Jakarta Press), h.117 6 Ibid, h. 122
11
Dale pada saat ini dianut secara luas untuk menentukan alat bantu, media atau metode yang sesuai agar siswa memperoleh pengalaman belajar secara mudah. Gambar 2.1
Dalam
memberikan
pelajaran
dan
perubahan-perubahan
yang
diinginkan guru juga harus memperhatikan lingkungan, sifat bahan pelajaran, minat siswa dan kemampuan individu setiap siswa. Maka salah satu cara untuk mengefektifkan dan menghidupkan proses belajar mengajar adalah dengan metode karyawisata yang turut mengaktifkan indra penglihatan, pendengaran dan analisis siswa dalam kegiatan belajar. Menurut Faturrohman dan M. Sobri, metode karyawisata adalah metode dalam proses belajar mengajar siswa perlu diajak keluar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau objek yang mengandung sejarah, hal ini bukan rekreasi, tetapi utnuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat langsung kenyataan. Karena itu, dikatakan karyawisata, adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek bersejarah untuk mempelajari atau meneliti sesuatu, seperti meninjau peninggalanpeninggalan sejarah di Mesir atau Indonesia sendiri. Metode ini dilakukan dalam waktu singkat da nada pula dalam waktu panjang.7 Menurut Winarto Surakhmad, dalam rangka belajar, siswa terbatas hanya belajar di kelas atau dirumah saja, tetapi sewaktu-waktu perlu pergi ke tempat lain untuk mempelajari sesuatu hal tertentu. Dengan 7
Pupuh Faturrahman, op.cit, h. 63
12
karyawisata sebagai metode mengajar yang dimaksud siswa dibawah bimbingan guru pergi meninggalkan sekolah menuju se suatu tempat untuk menyelidiki atau mempelajari hal tertentu. Misalnya guru bersama siswa pergi ke museum, ke taman hewan, ke pabrik kertas dan sebagai dalam rangka pembelajaran. Berbeda halnya dengan tamasya dimana manusia yang pergi ke suatu tempat hanya mencari kesenangan atau sebagai hiburan.8 Menurut Muhammad Anas, “metode karyawisata adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan membawa siswa langsung pada objek yang akan dipelajari dengan objek itu terdapat di luar kelas. Kata karyawisata berasal dari karya yang artinya kerja dan wisata yang berarti pergi bekerja atau bepergian ke suatu tempat untuk bekerja.”9 Menurut Suyanto dan Asep Jihad, metode karyawisata adalah metode yang mengajak siswa ke objek tertentu untuk mempelajari sesuatu. Ini berbeda dengan darmawisata yang tujuannya adalah rekreasi. Metode karyawisata berguna bagi siswa dalam memahami kehiudpan riil berserta segala masalahnya. Karyawisata tidak selamanya membutuhkan biaya yang mahal. Misalnya, melakukan karyawisata ke pasar yang ada di sekitar sekolah, siswa bisa melakukan pengamatan kegiatan jual beli dalam pelajara ekonomi. Para siswa bisa mewawancarai penjual dan pembeli, mereka bisa memperoleh pengalaman yang berkaitan dengan pelajaran ekonomi secara langsung di pasar. Untuk pelajaran sejarah, siswa bisa diajak ke museum untuk melihat benda-benda bersejarah yang dipelajari dalam pelajaran sejarah. Masih banyak pelajaran lain yang bisa diajarkan dengan menggunakan metode karyawisata, seperti pelajaran Agama, IPS dan Geografi. .10 Menurut Miriam Kronish yang dikutip dalam buku Kathleen Caroll, “the field trip can serve as a culminating experience at the end of a course of study, as a catalyst to provoke interest in a new topic, or in the middle of the term for children to test out their ideas and concepts with expert advice from the people they meet at the site.”11
8
Winarto Surakhmad, Metodologi Pengajaran Nasional, (Bandung: Jenmars, 1980) h.93 Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran, (Jakarta: Muhammad Anas, 2014) h.43 10 Suyanto dan Asep Jihat, Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global, (Jakarta: Erlangga, 2013) h.132 11 Kathleen Caroll, A Guide to Great Filed Trips, (New York) 9
13
Hubungan dengan kegiatan belajar mengajar, pengertian karyawisata adalah para siswa akan mempelajari suatu objek di luar kelas. Dengan demikian, apa yang disebut dengan karyawisata sebenarnya ialah mempelajari sesuatu.12 Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa metode karyawisata adalah metode yang mengajak siswa untuk pergi ke suatu tempat yang dianggap penting guna mempelajari dan meneliti sesuatu yang sesuai dengan mata pelajaran di sekolah. Metode yang tepat dan bervariatif dalam mengajarkan Geografi salah satunya dengan mengajak anak mengunjungi pegunungan, perkebunan, danau, sungai atau museum, yang akan menjelaskan kepada siswa betapa besarnya ciptaan Tuhan dan harus kita syukuri karena memberikan pengetahuan dan manfaat kepada semua makhluk oleh karena itu kita harus menjaga dan melestarikan alam ciptaan Tuhan. Metode karyawisata akan membuat para siswa tertarik dalam mempelajari mata pelajaran, khususnya Geografi. Dari beberapa pengertian diatas, jelaslah bahwa metode adalah suatu teknik penyampaian bahan pelajaran kepada para siswa, agar siswa dapat menangkap pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna dengan baik oleh siswa. Metode menentukan prosedur yang hendak ditempuh dalam mencapai suatu tujuan. Metode bukan suatu tujuan, melainkan suatu cara untuk mencapai tujuan dengan sebaik-baiknya. Dapat dipahami bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam setiap kegiatan belajar mengajar adalah bagaimana perubahan itu terjadi, metode mana yang dianggap paling tepat untuk menimbulkan perubahan itu. Dalam memberikan pelajaran Geografi dan perubahan-perubahan yang diinginkan harus memperhatikan faktor eksternal, lingkungan, sifat bahan pelajaran, minat siswa dan kemampuannya. Maka salah satu cara untuk
12
Ibid.
14
mengefektifkan dan menghidupkan proses belajar mengajar salah satunya dengan metode karyawisata. b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Karyawisata Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Azwa Zain, metode karyawisata mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan yaitu : Kelebihan metode karyawisata : 1) Karyawisata memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran. 2) Membuat apa yang dipelajari disekolah lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan masyarakat. 3) Pengajaran serupa ini dapat lebih merangsang kreativitas siswa. 4) Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual. Kekurangan metode karyawisata : 1) Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang dipergunakan sulit untuk disediakan oleh siswa atau sekolah 2) Sangat memerlukan persiapan atau perencanaan yang matang. 3) Memerlukan koordinasi dengan guru serta bidang studi lain agar tidak terjadi tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karyawisata. 4) Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi lebih prioritas dari pada tujuan utama, sedang unsur studinya menjadi terabaikan. 5) Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan mengerahkan mereka kepada kegiatan studi yang menjadi permasalahan. 13 c. Penerapan Metode Karyawisata dalam Pembelajaran Menurut
Engkoswara,
karyawisata
sebagai
metode
mengajar
memerlukan langkah-langkah yang baik, diantaranya adalah persiapan dan perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut. 1. Persiapan dan Perencanaan Mempersiapkan
dan
merencanakan
karyawisata
hendaknya
bersama-sama dengan anak-anak sekalipun guru mata pelajaran. Hal-hal yang perlu dipersiapkan diantaranya : a. Tujuan dana sasaran yang akan dituju b. Aspek permasalahan yang akan diselidiki. Ada baiknya apabila dirumuskan pertanyaan 13
yang berkenaan dengan materi
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswa Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rieneke Cipta, 2006) h.94
15
pelajaran IPS dan aspek-aspeknya atau masalah yang akan dicapai. c. Membaca atau mengumpulkan informasi berkenaan dengan karyawisata. d. Terbentuknya kelompok-kelopok yang akan membahas atau menyelidiki aspek-aspek yang telah dirumuskan. Setiap kelompokpun hendaknya membagi tugas sehingga setiap orang mempunyai tugas yang jelas. Misalnya, ada yang harus mengamati, mengumpulkan bahan-bahan, bertanya, mencatat dan lain-lain. e. Membentuk petugas khusus bila perlu, misalnya untuk menghubungi
pengurus
yang
akan
dikunjungim
ketua
rombongan atau pemimpin kelompok. f. Waktu karyawisata supaya ditetapkan. 2. Pelaksanaan Karyawisata Karyawisata hendaknya dilakukan dengan tertib. Setiap orang supaya melakukan tugasnya, baik mengumpulkan bahan maupun mencatat tang kemudian akan dilaporkan kepada kelompok atau kelas. Mengerjakan tugas dapat dilakukan perorangan ataupun kelompok kecil. Setiap orang hendaknya mengecek tugasnya yang telah disiapkan sebelumnya apakah telah dilakukan atau belum. 3. Tindak Lanjut Karyawisata tidak berakhir pada waktu meneliti, kemudian membuat kesimpulan tertulism melainkan perlua diikuti dengan suatu tindak lanjut. Hal ini penting karena apa yang diamati seseorang atau kelompok tertentu belum tentu diamati yang lain. Sedangkan tujuan karyawisata supaya semua orang mengetahui semua aspek yang diselidiki. Karena itu dalam tindak lanjut ini perlu ada presentasi atau laporan kelompok yang diikuti dengan tanya jawab dan diskusi. Bahkan ada kalanya seseorang mendemonstrasikan hasil penelitiannya. Juga di dalamnya tindak
16
lanjut diadakan penilaian tentang kegiatan mereka, apakah karyawisata
itu
berjalan
lancar,
tertib
dan
bermanfaat?
Kekurangan-kekurangan apa yang dirasakan dan bagaimana kemungkinan untuk memperbaikinya.14
2. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Nana Sudjana mengatakan, “hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”15 Hasil belajar yang dimaksud dapat berupa pemahaman siswa mengenai pelajaran yang telah diberikan, atau dapat berupa analisis terhadap suatu hal, dan dapat pula dalam bentuk pemecahan masalah yang dilakukan oleh siswa terhadap suatu hal tertentu. Pendapat yang sama diungkapkan oleh Ngalim Purwanto. Menurutnya, “hasil belajar adalah hasil-hasil pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa dalam jangka waktu tertentu.”16 Hasil belajar yang dimaksud dapat berupa hasil tes, ulangan harian, atau evaluasi akhir. Sedangkan, Dimyati dna
Mudjiono
mengatakan,
“hasil
belajar
menekankan
kepada
diperolehnya informasi tentang seberapakah perolehan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.”17 b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Pada dasarnya hasil belajar siswa yang baik dalam kegiatan pembelajaran di sekolah bukan hanya disebabkan oleh kecerdasan intelektual saja, akan tetapi masih ada hal lain yang juga menjadi faktor penentu yang tidak dapat dipisahkan dalam mencapai keberhasilan belajar siswa. Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : 14
Engkoswara, Dasar-dasar Metodologi Pengajaran, (Jakarta: Bina Aksara,1988), cet. 2, hal.5657 15 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2009) cet. 14, h.22 16 Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2004) cet. Ke-12, h.33 17 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) cet. Ke-3, h. 190
17
1. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal), antara lain : a) Aspek Fisiologis Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menanadai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendisendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pembelajran. Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera pendengar, dan indera penglihat juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan oleh guru. Jadi kondisi fisiologis pada umumnya berpengaruh terhadap hasil belajar seseorang, jika seseorang belajar dalam keadaan jasmani yang segar akan berbeda dengan seseorang yang belajar dalam keadaan sakit. b) Aspek Psikologis 2. Intelegensi Siswa Reber seperti dikutip oleh Muhibbin Syah mengemukakan, “bahwa intelegensi pada umunya dapat diartikan sebagai kemampuan psikofisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.”18 Menurut Howard Gardner yang disitir oleh Johnson dan dikutip oleh Idri Shaffat, “intelegensi bukanlah sesuatu yang hanya dapat diukur dengan tes, bukan pula sesuatu yang semata-mata bersifat genetid secara lahiriah.”19 3. Sikap Siswa (attitude) Menurut Muhibbin Syah, sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif, terutama kepada guru dan mata pelajaran yang disajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut, sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap guru dan mata pelajaran yang
18 19
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos, 1999), h.133 Idri Shaffat, Optimized Learning Strategy, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2009), h.37
18
disajikan, apalagi jika diiringi kebencian menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut.20 4. Bakat Siswa (aptitude) Chaplin dan Reber seperti dikutip oleh Muhibbin Syah mengemukakan bahwa secara umum, “bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.”21 Selain kecerdasan, bakat juga besar pengaruhnya terhadap proses hasil belajar siswa. Seseorang yang memiliki bakat terhadap suatu objek akan mudah baginya untuk menguasai objek tersebut. 5. Minat Siswa (interest) Menurut Muhibbin Syah, “secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.”22 Jika seseorang memperlajari suatu objek dengan minat yang besar, maka dia akan menyenangi objek tersebut dan terlibat aktif dalam proses belajar serta mempengaruhi hasil belajarnya. Sebaliknya jika seseorang mempelajari suatu objek dengan tidak berminat maka dia tidak akan menyenangi objek tersebut serta tidak aktif dalam proses belajar akibatnya hasil yang diperoleh kurang baik. 6. Motivasi Siswa Menurut Reber dalam buku Muhibbin Syah, “pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal organisme baik manusia maupun hewan yang mendorong untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya untuk bertingkah laku secara terarah.”23 Seseorang yang memiliki motivasi yang tinggi ia senang bekerja keras dan memiliki tujuan yang ingin ia capai, sehingga mempengaruhi hasil belajar yang baik. 7. Faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal). Terdiri dari dua macam, yakni : 20
Op.cit., h.134-135 Ibid., h.135 22 Ibid., h.136 23 Ibid., h.137 21
19
a) Lingkungan sosial Lingkungan
sekolah
seperti
para
guru,
para
tenaga
kependidikan (kepala sekolah dan wakil-wakilnya), dan temanteman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Selanjutnya, yang termasuk lingkungan social siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan disekitar perkampungan siswa tersebut. b) Lingkungan non-sosial Faktor yang termasuk lingkungan non-sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, letak rumah tempat tinggal keluarga siswa, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa juga dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.24 c) Faktor pendekatan belajar Disamping
faktor-faktor
internal
dan
eksternal
siswa
sebagimana yang telah dipaparkan di atas, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran siswa.25 Pendekatan belajar ini merupakan cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektifitas dan efesiensi
proses
belajar materi
tertentu.
Semakin
komprehensif atau mendalam cara belajar siswa maka semakin baik hasilnya.
3. Pembelajaran Geografi a. Pengertian Geografi Geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu geo yang berarti bumi dan graphien yang berarti graphien yang berarti lukisan atau tulisan.26 Jadi geografi secara bahasa berarti tulisan atau lukisan tentang bumi. 24
Ibid,, h.138-139 Ibid., h.140 26 Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial:Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) h.117 25
20
Menurut Dadang Supardan, “pengertian bumi daalam geografi, tidak hanya berkenaan dengan fisik alamiah bumi saja, melainkan juga meliputi segala gejala dan prosesnya, baik itu gejala dan proses alamnya, maupun gejala dan proses kehidupannya. Oleh karena itu, dalam hal gejala dan proses kehidupan melibatkan kehidupan tumbuh-tumbuhan, binatang, dan manusia sebagai penghuni bumi tersebut.”27 Menurut Frank Debenham dalam buku Iwan Hermawan mengatakan, “Geografi merupakan kumpulan sejumlah pemahaman akan tata ruang yang
berkaitan
hubungannya
dengan
kehidupan
manusia
dalam
keseimbangan kontak dan reaksi manusia serta reaksinya pada sistem ekologi yang selalu merupakan rantai perubahan”28 Menurut Iwan Hermawannya sendiri, “geografi adalah ilmu yang mendeskripsikan lingkungan tempat hidup manusia dan reaksi timbal balik antara manusia dan lingkungannya atau berkenaan dengan ruang dan hubungan antar ruang.”29 Richard Harthston mengemukakan, “geography is that discipline that seeks to described and interpret the variable character from place to place of the earth as the world of man.”30 Pada batas ini Hartshon menekankan kepada variabel dari suatu tempat ke tempat lain sebagai dunia tempat kehidupan manusia. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang permukaan bumi beserta lingkungan hidup antara makhluk hidup yang selalu menjadi rantai perubahan, terjadi dari suatu tempat ke tempat lain sebagai dunia tempat kehidupan makhluk hidup yang bersifat dinamis. b. Ruang Lingkup dan Peranan Geografi Menurut Nursid Sumaatmadja ruang lingkup geografi pelajaran geografi meliputi : 27
Ibid., Iwan Hermawan, Geografi: Sebuah Pengantar, (Bandung: Private Publishing,2009) h.52 29 Ibid., h.58 30 Nursid Sumaatmadja, Metodologi Pengajaran Geografi, (Jakarta: Bumi Aksara,1997), h.9 28
21
1. Alam lingkungan yang menjadi sumber daya bagi kehidupan manusia 2. Penyebaran umat manusia dengan variasi kehidupan 3. Interaksi keruangan umat manusia dengan lingkungan yang memberikan variasi terhadap ciri khas tempat-tempat di permukaan bumi 4. Kesatuan regional yang merupakan perpaduan matra darat, perairan dan udara di atasnya31 Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan keempat ruang lingkup inilah yang membentuk ciri khas terhadap karakterisitik pengajaran geografi. Pengajaran geografi bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk mencapai kedewasaan mental di dalam berpikir, merasakan, bekerja, bersikap serta memberikan pengalaman berlajar secara langsung untuk memahami materi. Sehingga banyak manfaat yang diperoleh, misalnya siswa mampu hidup dengan kondisi lingkungan dan masalah yang dihadapi dalam kehidupan ini. Pengajaran geografi yang juga dapat mengembangkan kemampuan inteletualitas tiap orang atau siswa yang mempelajarinya. Geografi dapat meningkatkan rasa ingin tahu, daya untuk melakukan observasi terhadap alam, melatih ingatan terhadap kehidupan dan lingkungan. Menurut Widoyo Alfandi, ruang lingkup kajian studi geografi adalah menjawab pertanyaan : 1. Apa (what) dalam arti struktur pola, fungsi dan proses jejak kenampakan atau kejadian di permukaan bumi. 2. Dimana (where) dalam arti situs, letak, atau penyebaran di permukaan bumi. 3. Berapa panjangg (how long) sebuah sungai, jalan, berupa lebar, berapa luas suatu areal atau wilayah, berapa jauh jarak antara lokasi, berapa dalam suatu perauran (danau, sungai, laut), berapa tinggi suatu elevasi, berapa miring suatu lereng, berapa lama suatu proses berlangsung, berapa banyak suatu jumlah. 4. Mengapa (why) dalam arti kronologi atau keruangan dan penjelasan atau deskripsi.
31
Ibid., h.12-13
22
5. Bagaimana (how) dalam arti penjelasan suatu struktur pola, fungsi dan proses gejala atau kejadian atau solusi terhadap suatu masalah yang berwujud rumusan saran kebijakan. 6. Kapan (when) dalam arti waktu lampau (informasi), sekarang dan yang akan datang (peramalan/perencanaan) 7. Siapa (who) dalam arti sebagai objek penelitian atau pelaku (subjek) suatu kejadian dan sekaligus sebagai subjek yang bertanggung jawab dalam bentuk kelompok manusia, khususnya geografi politik kecuali behavior geography.32 Peranan geografi yang dikemukakan dari hasil penelitian UNESCO maupun Lounsbury dalam buku Dadang Supardan sebagai berikut : 1. Geografi sebagai suatu sintesis Artinya, pembahasan geografi itu pada hakikatnya dapat menjawab substansi pertanyaan-pertanyaan tentang what, when, why dan how. 2. Geografi sebagai suatu penelaahan gejala dan relasi keruangan Dalam hal ini geografi berperan sebagai pisau analisi konsep fenomena-fenomena baik alamiah ataupun insaniah. Selain itu, geografi berperan sebagai suatu kajian yang menelaah tentang relasi, interaksi, bahkan interpedensi satu aspek tertentu dengan yang lainnya. 3. Geografi sebagai disiplin tata guna lahan Pada aspek pemanfaatna atau pendayagunaan ruang geografi yang harus semakin ditingkatkan. Sebab pertumbuhan penduduk yang begitu pesat dewasa ini, menuntut peningkatan sarana yang menunjang, baik menyangkut kualitas maupun kuantitas. 4. Geografi sebagai bidang ilmu penelitian Hal ini dimaksudkan agar dua hal dapat tercapai, yaitu sebagai berikut :
32
Widoyo Alfandi, Epistimologi Geografi, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2001) h.82
23
a) Meningkaykan pelaksanaan penelitian ilniah demi disiplin geografi itu sendiri yang dinamis sesuai dengan kebutuhan pengembangan ilmu yang makin pesat. b) Meningkatkan penelitian praktis untuk kepentingan kehidupan dalam meningkatkan kesejahteraan manusia.33 Menurut Widoyo Alfandi yang dimaksud dengan prinsip geografi adalah pokok-pokok pikiran yang mendasari pola kajian studi geografi. Adapun pokok-pokok pikiran tersebut meliputi : a. b. c. d. e. f.
Deskripsi dan klasifikasi Lokasi dan penyebaran Interelasi dan sitem jaringan Korologi atau keruangan Ukuran dan skala Struktur pola dan fungsi proses34
c. Manfaat Geografi Sebagai sebuah disiplin ilmu, tentunya geografi memiliki manfaat dan fungsi tersendiri baik dalam bidang akademis maupun kehidupan geografi adalah disiplin akademis yang luas dan dinamis, memiliki akar-akar dalam ilmu alam, sosial bahkan humaniora. Dalam cakupan yang begitu luas dan bersinggungan dengan bahan pengajaran maka geogarfi bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mengenai lingkungan, tata ruang, dan tempat dengan berbagai strategi dan teknik. Nilai terapan dari geografi sangat dihargai selama perang dunia II karena kemampuan para ahli geografi untuk menyediakan informasi mengenai negara-negara lain, keahlian kartografi serta fotogrametrik mereka banyak dipakai dalam dunia intelejen. Makin meningkatnya minat pada isu-isu lingkungan, baik tingkat local, regional, nasional, maupun global, telah menjadi perhatian para ahli geografi. Banyak karya mereka menerapkan kedua sisi, yakni proses33 34
Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial:Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, h.229-230 Widoyo Alfandi, Epistimologi Geografi, h.86
24
proses yang terjadi dalam lingkungan fisik dan dampak aktivitas manusia terhadap proses tersebut serta hasilnya.35
B. Hasil Penelitian yang Relevan Hasil penelitian yang relevan untuk menunjang penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh : 1. Nur Alfiah Laila Sari, Program Studi Sosiologi Jurusan Pendidikan IPS Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013 dengan judul “Pengaruh Metode Karyawisata dalam Pembelajaran Sosiologi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMAN 8 Tangerang Selatan” menunjukan bahwa pembelajaran dengan metode karyawista berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar sosiologi pada siswa. Pengaruh tersebut ditunjukan dengan hasil post-test t hitung> t
table
yaitu 2,07> 1,684,
maka dari itu Ha diterima.36 2. Nurajmi Laila, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014 dengan judul “Pengaruh Metode Karyawisata terhadap Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas IV SD Negeri Cinere” menunjukan bahwa pembelajaran dengan metode karyawista berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar penulisan karangan deskriptif pada siswa. Pengaruh tersebut ditunjukan dengan hasil post-test t
hitung>
t
tableyaitu
6,72> 2,00
maka dari itu Ha diterima.37 3. Lia Lusiana, Program Studi Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013 dengan judul “Pengaruh Metode Mengajar di Luar Kelas (Outdoor Study) Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X di SMA PGRI 56 Ciputat” menunjukan bahwa pembelajaran dengan 35
metode
outdoor
study
Op.Cit., h.263 Nur Alfi Laila Sari, Pengaruh Metode Karyawisata dalam Pembelajaran Sosiologi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 8 Tangerang Selatan, FITK, UIN Jakarta, BAB V h.69 37 Nurajmi Laila, Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas IV SD Negeri Cinere 2, FITK, UIN Jakarta, BAB V h.67 36
25
berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar ekonomi pada siswa. Pengaruh tersebut ditunjukan dengan hasil post-test t
hitung>
t
table
yaitu
1,95> 1,67 maka dari itu Ha diterima.38 4. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Ditha Anggunia Prinandita Sari dengan
judul
Kemampuan
Menulis
Deskripsi
dengan
Metode
Pembelajaran di Luar Kelas (Outdoor Activity) pada peserta didik kelas X 8 SMAN 1 Kota Mungkid Magelang Jawa Tengah menyimpulkan bahwa penggunaan menulis deskripsi dapat mengaktifkan kemampuan menulis deskripsi dan minat menulis deskripsi pada siswa.39
C. Kerangka Berpikir Pembelajaran merupakan kegiatan yang berproses dan unsur yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Artinya bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan sangat menentukan keberhasilan pencapaian yang menjadi tujuan pendidikan. Oleh sebab itu pemahaman yang benar mengenai arti pembelajaran, penguasaan materi ajar dan hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran adalah mutlak. Pendidik harus mampu menguasai, kaya dan dapat menentukan metode belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa maka proses belajar mengajar di kelas akan berlangsung dengan baik. Hal tersebut juga akan berdampak baik pada hasil belajar yang dicapai siswa. Dengan demikian peranan seorang pendidik dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting, karena berhasil atau tidaknya kegiatan belajar mengajar tersebut sangat ditentukan oleh kreativitas pendidik dalam mengemas suatu mata pelajaran. Geografi adalah salah satu mata pelajaran yang menarik untuk dikaji karena dalam setiap materi sangat berhubungan dengan proses kehidupan sehari-hari dan fenomena-fenomena alam. Pada mata pelajaran geografi di SMA/MA terdapat
38
Lia Lusiana, Pengaruh Metode Mengajar di Luar Kelas (Outdoor Study) Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X di SMA PGRI 56 Ciputat, FITK, UIN Jakarta, BAB V h.59 39 Ditha Anggunia Prinandita Sari, Kemampuan Menulis Deskripsi dengan Metode Pembelajaran di Luar Kelas (Outdoor Activity) pada peserta didik kelas X 8 SMAN 1 Kota Mungkid Magelang Jawa Tengah, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta, 2011
26
materi-materi pembentukan bumi dan tata surya, sumber daya alam, pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup, kartografi, hidrosfer, atmosfer, pedosfer dan antroposfer. Objek kajian geografi adalah alam, lingkungan, bumi dan pola manusia dengan alam. Oleh karena itu apabila pembelajaran hanya dilakukan dalam kelas saja, pembelajaran tidak akan memberikan pengalaman atau kurang bermakna. Untuk menarik siswa dalam pelajaran geografi maka seorang guru hasrus pintar memilih metode yang dapat memotivasi siswa. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran geografi sesuai dengan fungsinya, maka harus menggunakan metode-metode pembelajaran yang menunjang belajar siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar. Salah satu metode yang dipilih adalah metode karyawisata. Metode ini dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar untuk memberikan suasana baru bagi anak didik. Hal ini diterapkan karena untuk menambah pemahaman yang di dapat siswa di kelas mengenai beberapa materi ajar. Selain itu, dengan menggunakan metode karyawisata, pengalaman yang di dapat langsung akan sangat berharga dalam pembelajaran geografi sehingga siswa dapat sangat memahami konsep dan materi tersimpan lebih lama dalam ingata. Dari metode karyawisata juga diharapkan dapat memperluas wawasan dan nasionalis siswa.
27
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Adanya Masalah 1. Materi pembelajaran geografi yang dinilai masih menerawang 2. Penggunaan metode ceramah yang membosankan dan pasif 3. Menekankan kekuatan hafalan dibanding pemahaman 4. Pengetahuan siswa tentang fenomena alam masih minim 5. Hasil belajar siswa yang masih banyak dibawah KKM
Pembatasan masalah
Perumusan masalah
Penelitian 1. Pra Treatment
2. Treatment
a. Analisis Butir Soal dalam bentuk pre test post test yang diujikan kepada responden yaitu siswa kelas XII. b. Uji
validitas,
reliabilitas, kesukaran pembeda.
a. Pre Test b. Penerapan metode pembelajaran Karyawisata c. Post Test
dan tingkat
dan
daya
3. Pengolahan Data
a. Statistik b. Menganalisis
Hasil belajar Geografi meningkat
28
D. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan maslaah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum di dasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusahn masalah penelitian, belum jawaban yang empikrik dengan data.40 Berdasarkan uraian landasan teori dan kerangka berpikir yang telah disampaikan diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut : H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperimen yang menggunakan metode karyawisata. H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperimen yang menggunakan metode karyawisata.
40
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alabet), h. 96
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian pada tanggal 29 April 2015 sampai dengan 20 Mei 2015. Tempat pelaksanaan penelitian adalah di MAN 19 Jakarta yang beralamat di jalan H.Jaelani III Rt.005/01 Kelurahan Petukangan Utara Pesanggrahan Jakarta Selatan. Berikut adalah peta letak MAN 19 Jakarta yang diambil dari situs Google Maps: Gambar 3.1 Peta Lokasi MAN 19 Jakarta
Studi kasus ke Hutan Kota Srengseng yang terletak di Jalan Haji Kelik, Kelurahan Srengseng, Kecamatan Kembangan Kota Administrasi Jakarta Barat sebagai tempat pelaksanaan metode karyawisata. Berikut adalah peta Hutan Kota Srengseng yang diambil dari situs Google Maps:
29
30
Gambar 3.2 Peta Lokasi Hutan Kota Srengseng
B. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Pre Experimental Design. Seperti yang dikutip dalam Suharsimi Arikunto, “Metode penelitian Pre Experimental Design sering dipandang sebagai eksperimen yang tidak sesungguhnya. Oleh karena itu sering disebut dengan istilah kuasi eksperimen.”1 Desain penelitian yang akan digunakan yaitu One-Group Pretest and Posttest Design, di dalam desain ini pengumpulan data dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Pengumpulan data sebelum diadakan eksperimen disebut pretest dan pengumpulan data setelah diadakan eksperimen disebut posttest, dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena dapat membandingkan keadaan sebelum dan setelah diberikan perlakuan.2 Pada awalnya peneliti memberikan pretest kepada sampel yang dijadikan objek penelitian. Kemudian menguji coba metode karyawisata dalam pembelajaran Geografi untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Setelah 1
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Rineka Cipta, 2006), h. 123 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung:Alfabeta,2008), h.110
31
pemberian treatment sebanyak dua kali selesai dilakukan maka peneliti memberikan posttest. Dari pretest dan posttest maka akan dilakukan beberapa analisis data. Jika dalam analisi data tersebut menunjukan perbedaan maka treatment yang dilakukan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. “Between O1 and O2 many other change-producing events may have occurred in addition to the experiment’s X.”3 Pemilihan One-Group Pretest and Posttest Design ini berdasarkan hasil observasi awal yang menunjukan seluruh kelas populasi mempunyai komposisi sisiwa yang hampir sama dan tidak ada pembeda atau pelabelan kelas berdasarkan apapun baik lebih unggul atau tidak dan lebih akademis atau tidak. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Donald T. Campbell dan Julian C. Stanley bahwa “The first of these One-Group Pretest and Posttest Design uncontrolled rival hypotheses is history”4 Desain penelitian ini dapat digambarkan seperti berikut : Kelompok
Pre-Test
Treatment
Post-Test
Kelas Eksperimen
O1
X
O2
Keterangan : O1 O2 X
: Nilai pretest (sebelum diberi treatment) : Nilai posttest (sesudah diberi treatment) : Treatment
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi “Populasi adalah wilayah generalisir yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”5 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS1 dan XI IPS 2 3
Donald T.Campbell and Julian C.Stanley, Experimental and Quasi-Experimental Design for Research, (Chicago:Handbook of Research on Teaching), h.7 4 Ibid. 5 Op.cit., h. 117
32
MAN 19 Jakarta semester ganjil tahun ajaran 2014/2015. Karena berjumlah 34 siswa pada masing-masing kelas, maka populasinya adalag 68 siswa. 2. Menurut Sugiyono, “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”6 Sampel penelitian yang digunakan diambil satu kelas yaitu kelas XI IPS 1 berjumlah 34. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara Probability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Kemudian teknik yang digunakan adalah Simple Random Sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.7
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Tes Menurut Suharsimi Arikunto, “tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan yang sudah ditentukan.”8 Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan data berupa hasil tes yang diperoleh dari kelas eksperimen. Tata cara pengambilan hasil tes sebagai berikut : a) Memberikan tes kemampuan awal (pretest) di kelas yang sudah dipilih sebagai sampel yaitu kelas eksperimen dikarenakan penelitian ini hanya diadakan dalam satu kelas. b) Memberikan perlakuan (treatment) kepada kelas yang dijadikan objek penelitian yaitu kelas eksperimen sebanyak dua kali. c) Memberikan tes kemampuan akhir (posttest) dikelas yang telah diberi perlakuan.
6
Ibid., h.118 Ibid., h.120 8 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) h., 53 7
33
d) Menilai hasil tes yang diperoleh dari kelas yang telah diberi perlakuan, selanjutnya data yang diperoleh di analisis dan dipersiapkan untuk bahan penelitian. 2. Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan penelitian yang sedang berlangsung. Dalam penelitian ini digunakan Observasi Berperan Serta, penelitin terlibat dalam kegiatan sehari-hari objek yang sedang diamati. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan berperan serta dalam memperoleh data. 3. Wawancara Wawamcara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan kepada responden dengan tujuan mendapatkan pendapat dari respon. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur.
E. Instrumen Penelitian 1. Test Instrumen dalam penelitian ini menggunakan pretest dan posttest. Tes yang digunakan berupa tes objektif dalam bentuk pilihan ganda (multiple choice) yang memiliki 4 pilihan jawaban (a, b, c dan d). Skor yang digunakan untuk setiap soal bernilai satu (1) untuk jawaban benar, dan nol (0) untuk jawaban salah. Instrumen penelitian ini akan diujikan pada uji validitas, reabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. 2. Non-Tes a. Lembar Observasi Lembar observasi
dimana peneliti
mengamati
selama proses
pembelajaran dan penelitian berlangsung dengan melibatkan teman sejawat untuk menilai apakah penelitan berlangsung sesuai dengan rencana penelitian dan benar menerapkan metode pembelajaran yang sedang diberlakukan terhadap kelompok eksperimen dimana penelitian
34
ini menggunakan metode karyawisata. Dengan terlibatnya pengamat lain, maka data yang diperoleh dapat dijadikan salah satu bahan rujukan terhadap metode karyawisata. b. Wawancara Instrument penelitian Non-Tes berupa wawancara digunakan untuk mengetahui respon dan pendapat sisiwa yang menjadi sumber data terhadap metode yang telah diberlakukan dalam hal ini metode karyawisata. Wawancara ini juga digunakan untuk mengetahui harapan sisiwa dalam proses pembelajaran untuk mengetahui harapan sisiwa dalam proses pembelajaran berikutnya. Wawancara ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang.
F. Kontrol terhadap Validitas Internal Sebelum tes tersebut sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden, dalam hal ini diluar sampel yang telah ditetapkan. Uji coba ini dimaksud untuk mengetahui apakah soal tes tersebut telah memenuhi persyaratan seperti uji validitas, reabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. 1. Uji Validitas Untuk mengetahui tingkat validitas instrumen yang akan digunakan sebagai alat pengumpul data, maka perlu dilakukan uji validitas. Validitas yang akan diukur adalah validitas butir soal atau validitas item. Menurut Arikunto, “validitas adalah ketepatan”9 dan “sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat mengukur apa yang hendak diukur.”10 Cara yang dipakai dalam menguji tingkat validitas adalah dengan variabel internal, yaitu menguji apakah terdapat kesesuaian antara bagian instrument secara keseluruhan.
9
Suharsimi Arikunto, Dasasr-dasar Evaluasi Pendidikan, h.60 Ibid., h.59
10
35
Untuk mengukurnya menggunakan analisis butir. Pengukuran pada analisis butir soal menggunakan rumus korelasi biseral sebagai berikut11 : √ : Koefesien korelasi biseral Mp
: Rata-rata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya
Mt
: Rata-rata skor total
St
: Standar deviasi dari skor total
p
: Proporsi siswa yang menjawab benar. Banyaknya jumlah siswa yang benar dibagi jumlah seluruh siswa
q
: Proporsi siswa yang menjawab salah. 1-p
Rumus tersebut adalah rumus perhitungan manual, namun disini peneliti menggunakan software SPSS untuk menghitung validitas soal. Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka tabel
dengan taraf siginfikan (α):0,05 jika
valid dan jika
pbi
dibandingkan dengan maka soal tersebut
maka soal tersebut tidak valid.
2. Uji Realibilitas Menurut Arikunto, “realibilitas berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Atau seandainya hasilnya berubah-ubah perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.”12 Realibilitas adalah tetetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang sama. Untuk mengetahui ketetapan ini pada dasarnya dilihat kesejajaran hasil. Untuk menghitung realibilitas soal dapat menggunakan rumus KuderRichardson atau yang dikenal K-R 20, yaitu13 :
11
Ibid., h.79 Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, h.86 13 Ibid., h.100 12
36
∑ : Realibilitas tes secara keseluruhan p
: Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q
: Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah 1-p
∑pq
: Jumlah hasil perkalian antara p dan q
n
: Banyaknya item
S
: Standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)
Rumus tersebut adalah rumus perhitungan manual, namun disini peneliti menggunakan software SPSS untuk menghitung realibilitas soal. Untuk mengetahui realibilitas butir soal, maka
pbi
dengan taraf siginfikan (α):0,05 jika uji realibilitas dan jika
dibandingkan dengan
tabel
maka soal tersebut lulus maka soal tersebut tidak lulus uji
realibilitas.
3. Uji Daya Pembeda Menurut Arikunto, “daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.”14 Pengujian ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang kemampuan soal instrumen dalam membedakan sisiwa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda adalah15:
14 15
J
: Jumlah peserta tes
JA
: Banyaknya peserta kelompok atas
JB
: Banyaknya peserta kelompok bawah
Ibid., h.211 Ibid., h.213
37
BA
: Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB
: Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
PA
: Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB
: Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
4. Uji Taraf Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu suka akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauan.16 Taraf kesukaran dihitung menggunakan rumus17 :
P
: Indeks kesukaran soal
B
: Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS
: Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, maka semakin sulit soal tersebut. Kriteria indeks kesukaran ditentukan sebagai berikut18 : Soal dengan P 1,00 sampai 0,30 adalah soal sukar Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah
16
Ibid., h.207 Ibid., h.208 18 Ibid., h.210 17
38
G. Teknik Analisis Data Menurut Sugiyono, dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis respponden, mentabulasi data berdasarkan variabel dan seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, untuk melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.19 Dalam pengolahan dan penganalisaan data tersebut digunakan statistik. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan statistik untuk pengolahan data tersebut menggunakan uji N-Gain Data preteset dan posttest yang telah diperoleh sebelumnya dilakukan perhitungan Normal Gain untuk mengetahui peningkatan hasil belajar geografi siswa yang memperhatikan ketuntasan hasil belajar setelah metode karyawisata dan sebelum menggunakan metode karyawisata. Menurut Meltzer untuk mengetahui peningkatan skor pretest dan posttest dapat menggunakan rumus Normalized Gain.20
Kategorisasi ditentukan dengan nilai N-Gain sebagai berikut : g-tinggi
: nilai G ≥ 0,70
g-sedang
: nilai 0,30 ≤ G > 0,70
g-rendah
: nilai G < 0,30
Setelah itu data kuantitatif akan diuji dan uji parametrik yaitu dengan uji-t, dengan ketentuan jika data berdistribusi normal dan homogen.
19
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), h.207 20 Lia Lusisana, Pengaruh Metode Mengajar di Luar Kelas (Outdoor Study) terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X di SMP PGRI 56 Jakarta, FITK, UIN Jakarta, 2013 BAB III h.38
39
1. Uji Pra Syarat Analisis Data a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan yaitu uji liliefors (taraf signifikan α 0,05)
Lo
= F(Zi) – S(Zi)
Keterangan : Lo
: harga mutlak terbesar
F(Zi) : peluang angka baku S(Zi) : proporsi angka baku Dengan kriteria pengujian : Lhitung ≤ Ltabel maka sampel berdistribusi normal Lhitung ≥ Ltabel maka sampel tidak berdistribusi normal Langkah-langkahnya sebagai berikut : a. Data diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar b. Hitung nilai Zi dari masing-masing data berikut dengan rumus : ̅ Keterangan : Zi : skor baku xi : skor data : mean S : simpangan baku c. Nilai Zi dikonsultasikan denga n daftar F (kolom Z table) d. Nilai kolom F(Zi) : jika Zi negatif, maka F(Zi) : 0,5-Zt ; jika Zi positif, maka F(Zi) : 0,5 + Zt e. Untuk kolom S (Zi) :
f. Kolom [(Zi)-S(Zi)] merupakan harga mutlak dari selisih antara F(Zi)S(Zi)
40
g. Menentukan harga terbesar dari harga mutlak tersebut untuk menentukan Lo h. Apabila Lo hitung < Lo table maka sampel berasal dari distribusi normal
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi mempunyai varians yang sama, oleh karena itu perlu melakukan pengujian kesamaan dua varians atau lebih. Populasi dengan varians yang sama besar dinamakan populasi dengan varians yang homogen.21 Uji homogen dilakukan pada skor pretest dan posttest dengan menggunakan uji Fisher dengan rumus : ∑
∑
Keterangan : F
: homogenitas
S12
: varians terbesar
S11
: varians terkecil
Untuk menguji homogenitas langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : a. Hipotesis Ho : kedua varians berasa; dari populasi yang homogen Ha : kedua varians tidak berasal dari populasi homogen b. Membandingkan statistic hitung dengan statistik table Jika F hitung < F table : Ho diterima Jika F hitung > F table : Ho ditolak c. Tentukan db pembilang dan db penyebut (varians terbesar dan varians terkecil) d. Tentukan nilai F hitung
21
Sudjana., h.249
41
e. Tentukan nilai F table Menentukan nilai homogenitas, adapun kriteria pengujian untuk uji homogenitas adalah F hasil (Fh) < F table (Ft) pada taraf signifikan (α) 0,05 maka data berdistribusi homogen. Jika Fh > Ft, maka data berdistribusi tidak homogen.
2. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil tes siswa dari hasil pretest dan posttest. Pengujian dilakukan dengan uji-t dengan menggunakan rumus sebagai berikut22 :
√
∑
Keterangan : Md
: Mean dari deviasi antara pretest dan posttest
Xd
: Perbedaan deviasi dengan mean deviasi
N
: Banyaknya subjek
Df
: Atau db adalah N-1
Selanjutnya menghitung hipotesis : Jika thitung ≤ maka Ho diterima dan Ha ditolak Jika thitung ≥ maka Ho ditolak dan Ha diterima
H. Hipotesis Statistik Hipotesis statistik dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. Mengajukan hipotesis, yaitu : H0 : μA = μB H1 : μA ≠ μB 22
Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) h., 86
42
μA : nilai pretest geografi siswa sebelum menggunakan metode karyawisata μB : nilai posttest geografi siswa setelah menggunakan metode karyawisata H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperimen yang menggunakan metode karyawisata. H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperimen yang menggunakan metode karyawisata.
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Latar Belakang MAN 19 Jakarta
1. Sejarah MA Negeri 19 Jakarta Semula madrasah ini merupakan kelas jauh dari MA Negeri 10 Joglo Jakarta Barat dan menjadi madrasah yang berdiri sendiri pada tanggal 19 Juni 2009 yang diresmikan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta Bapak H. Fauzan Harun, SH. Selaku kepala madrasah yang pertama, Bapak Drs. Barkat Guna Harahap, dengan kepemimpinannya yang berwibawa mampu membawa madrasah ini ke level yang lebih bergengsi di antara madrasah yang ada di DKI Jakarta. Guna meraih cita-cita dan harapan yang tinggi, kami dari segenap Civitas Akademika MANegeri 19 Jakarta memiliki visi “Mewujudkan MAN 19 Jakarta sebagai wadah pembentukan insan mandiri untuk masa depan Bangsa, Negara dan Agama”. Untuk mewujudkan visi tersebut kami mengemban misi sebagai berikut: Melengkapkan sarana dan prasarana madrasah sesuai perkembangan teknologi dan tuntutan akademik, Meningkatkan profesionalitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan melalui kerja sama dengan pihak lain atau pembinaan sendiri, Meningkatkan kemandirian, inovasi dan kreatifitas siswa dalam proses pembelajaran, Menciptakan lingkungan madrasah yang Islami, baik dalam proses interaksi maupun penataan ruang dan mengikutsertakan peran masyarakat dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu hasil pendidikan dan pembelajaran di MA Negeri 19 Jakarta.
43
44
2. Visi, Misi dan Motto MA Negeri 19 Jakarta a. Visi Terwujudnya MA Negeri 19 Jakarta sebagai wadah pembentukan insan mandiri untuk masa depan Bangsa, Negara, dan Agama. b. Misi 1. Menyempurnakan sarana prasarana MA Negeri 19 Jakarta sesuai perkembangan teknologi dan tuntutan akademik, 2. Meningkatkan profesionalitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan MA Negeri 19 Jakarta melalui kerjasama dengan pihak lain atau pembinaan sendiri, 3. Meningkatkan kemandirian, inovasi dan kreatifitas siswa MA Negeri 19 Jakarta melalui proses pembelajaran, 4. Menciptakan lingkungan MA Negeri 19 Jakarta yang islami baik dalam pergaulan maupun penataan dan, 5. Mengikutsertakan peran masyarakat dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu hasil pendidikan dan pembelajaran di MA Negeri 19 Jakarta. c. Motto ITC : Inovatif, Terampil, Cerdas
3. Identitas dan Geografis Nama Madrasah
: Madrasah Aliyah Negeri 19 Jakarta
Alamat Madrasah
: Jl. H. Muchtar Raya H. Jaelan III RT.05/01 Petukangan Utara Jakarta Selatan
No. Telepon
: (021) 7362836
Fax.
: (021) 7362987
Kelurahan
: Petukangan Utara
45
Kecamatan
: Pesangrahan
Kotamadya
: Jakarta Selatan
Provinsi
: DKI Jakarta
Kode Pos
: 12260
Nama Kepala Madrasah
: H. Ismail Nur, Lc., M.Ag.
Status Madrasah
: Negeri
Akreditasi Madrasah
:A
Standar Madrasah
: Rintisan MSN
Keadaan Gedung
: Permanen
Nomor Statistik Madrasah
: 311317131013
Tahun Didirikan/Dibangun
: 2008/2009
Tahun Beroperasi
: 2009/2010
Status Tanah
: Sertifikat
Luas Tanah
: 13.234.74 M2
Luas Bangunan
: 3.870.62 M2
4. Guru dan Tenaga Pendidik Karyawan adalah penunjang disekolah agar segala kegiatan dapat
disekolah
terencana dan berjalan Jancar.Jurnlah seluruh personal madrasah
sebanyak 69 orang, terdiri atas 45 orang guru dan 24 orang karyawan.
5. Siswa Adapun jumlah siswa di Madrasah Aliyah Negeri 19 Jakarta tahun ajaran 2014/2015 berjumlah 560. Jumlah siswa tersebar dalam rombongan belajar kelas X sebanyak 7 rombongan belajar, kelas XI sebanyak 7 rombongan belajar dan kelas XII sebanyak 5 rombongan belajar, dengan rincian sebagai berikut:
46
Tabel 4.1 Jumlah Siswa di MAN 19 Jakarta Laki-laki Perempuan
Jumlah Murid
No.
Kelas
Jurusan
1.
X
MIA 1
8
19
27
2.
X
MIA 2
9
17
26
3.
X
MIA 3
6
22
28
4.
X
IIS 1
13
24
37
5.
X
IIS 2
12
27
39
6.
X
IIK 1
16
21
37
7.
X
IIK 2
19
17
36 230
JUMLAH 8.
XI
IPA 1
5
16
21
9
XI
IPA 2
5
16
21
10
XI
IPA 3
5
15
20
11.
XI
IPS 1
17
15
32
12.
XI
IPS 2
17
17
34
13.
XI
AGAMA 1
12
16
28
14.
XI
AGAMA 2
13
16
29 185
JUMLAH 13.
XII
IPA
5
22
27
14.
XII
IPS 1
12
19
31
15.
XII
IPS 2
12
18
30
16.
XII
AGAMA 1
15
14
29
17.
XII
AGAMA 2
13
15
28 145
JUMLAH JUMLAH SELURUHNYA
214
346
560
47
6. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana
dalam suatu
lembaga pendidikan merupakan
penunjang kclancaran proses belajar mengajar. Sarana prasarana yang tersedia di Madrasah Aliyah Negeri 19 Jakarta antara lain sudah ternilai lengkap. Seluruh labolatorium untuk IPA, Fisika, Bahasa dan Komputers sudah terdapat di MAN 19 Jakarta. Ruang auditorium, perpustakaan hingga ruang koperasi juga dimiliki MAN 19 Jakarta. Untuk sarana siswa terdapat parkiran dan lapangan yang telah dipasang ring basket, gawang dan tiang volly.
B. Deskripsi Hasil Pretest dan Posttest
1. Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Geografi di MAN 19 Jakarta Pada pertemuan pertama eksperimen dilaksanakan pada tanggal 29 April 2015, pada saat itu siswa melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas. Siswa melakukan kegiatan belajar mengajar seperti biasanya, menggunakan metode ceramah dan diskusi, dan diakhir pelajaran siswa diberi soal pretest yang berjumlah 20 butir soal pilihan ganda untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum diberikan pembelajaran dengan metode karyawisata dan siswa diumumkan
untuk
minggu
depan
menyiapkan
diri
belajar
dengan
menggunakan metode karyawisata. Pada pertemuan kedua eksperimen pada tanggal 6 Mei 2015 siswa mempersiapkan diri dan dibawa ke Hutan Kota Srengseng untuk belajar dengan metode karyawisata. Di tempat karyawisata guru menjelaskan upaya penyelamatan lingkungan dan usaha-usaha manusia dalam menjaga kelestarian lingkungan dan memberikan contoh nyata seperti yang ada di Hutan Kota Srengseng. Setelah itu siswa dibagi menjadi lima kelompok dan
48
dipencar untuk menjelajah Hutan Kota Srengseng dan mencari contoh usaha pelestarian lingkungan hidup sesuai tema masing-masing kelompok. Setelah itu semua siswa berkumpul dan kembali ke sekolah Pada pertemuan ketiga eksperimen pad tanggal 13 Mei 2015 siswa mempersiapkan diri kembali untuk pergi ke Hutan Kota Srengseng dan belajar dengan menggunakan metode karyawisata. Di tempat karyawisata guru menjelaskan tentang etika lingkungan hidup dengan metode ceramah dan memberikan contoh-contoh yang aktual dalam kehidupan sehari-hari. Setelah itu menjelaskan penegakan hukum lingkungan hidup dan hubungan masyarakat dengan penegakan hukum lingkungan dengan metode ceramah dan lemahnya penegakan hukum lingkungan di dunia dan di Indonesia. Lalu memberikan contoh isu-isu lemahnya penegakan hukum lingkungan. Kemudian guru bersama siswa mendiskusikan bersama siswa tentang akibat dari lemahnya penegakan hukum, lingkungan. Dan menanamkan kepada siswa untuk berprilaku adil, jujur dan mencintai lingkungan. Pada pertemuan ke empat eksperimen dilangsungkan yaitu pada tanggal 20 Mei 2015, pembelajaran tidak lagi dilaksanakan di luar kelas namun di dalam kelas dengan metode ceramah dan diskusi. Guru menjelaskan pengertian dari taman nasional, suaka margasatwa dan
cagar alam dan
memberikan beberapa contoh nama beserta lokasi taman nasional dan cagar alam. Setelah itu guru mereview pemahaman siswa berupa pertanyaan lisan yang telah dijelaskan hari ini. Pada akhir jam siswa diberikan soal posttest berjumlah 20 soal pilihan ganda yang soalnya sama dengan soal pretest. Setelah dihitung hasil pretest dapat diketahui bahwa data yang diperoleh dari responden atau siswa sebanyak 34 nilai terendahnya 60 diperoleh dari 6 siswa, sedangkan nilai tertingginya yaitu 80 diperoleh dari 4 siswa. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh rata-rata atau mean dari seluruh
49
siswa yaitu 69.7, median 71, modus 70.78, varians 40.819 dan standar baku 6.30.. Dari hasil posttest diketahui nilai posttest terendahnya 70 diperoleh 3 siswa sedangkan nilai tertingginya 95 diperoleh 1 siswa. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan diperoleh rata-rata atau mean nilai posttest dari seluruh siswa yaitu 83,2, median 85.7, modus 85.5, varians 46.79 dan standar baku 6.8. Berikut adalah data tabel 4.2 dan 4.3 tentang perhitungan distribusi frekuensi pretest dan posttest yang di dapat : Tabel 4.2 Tabel Distribusi Frekuensi Pretest Tabel Distribusi frekuensi
NO 1 2 3 4 5 6
Interval Kelas 60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-90
Titik Tengah 62 67 72 77 82 87
Batas Bawah 59.5 64.5 69.5 74.5 79.5 84.5
Batas Atas 64.5 69.5 74.5 79.5 84.5 90.5
Frekuensi Absolut Relatif 6 14.2857 6 14.2857 10 23.8095 8 19.0476 4 9.52381 0 0
Tabel 4.3 Tabel Distribusi Frekuensi Posttest Tabel Distribusi frekuensi
NO 1 2 3 4 5 6
Interval Kelas 70-74 75-79 80-84 85-89 90-94 95-99
Titik Tengah 72 77 82 87 92 97
Batas Bawah 69.5 74.5 79.5 84.5 89.5 94.5
Batas Atas 74.5 79.5 84.5 89.5 94.5 99.5
Frekuensi Absolut Relatif 3 7.14286 5 11.9048 5 11.9048 10 23.8095 10 23.8095 1 2.38095
50
Untuk mengukur peningkatan hasil belajar atau pemahaman siswa dari pretest dan posttest tersebut maka digunakanlah uji N-Gain. Berikut ini hasil rekapitulasi uji N-Gain pretest dan posttest. Tabel 4.4 Tabel Rekapitulasi Hasil Uji N-Gain Pretest dan Posttest Rentang
Jumlah
Kategori
>0,7
2
Tinggi
0,3-0,7
20
Sedang
<0,3
12
Rendah
Dari uji tersebut dapat diketahui bahwa kategori peningkatan hasil belajar yang tinggi diperoleh oleh 2 siswa dengan nilai N-Gain > 0.7 , sedangkan 20 dikategorikan memeroleh nilai yang sedang dalam rentan nilai 0.3-0.7. Kategori peningkatan hasil yang rendah yaitu nilai rentang kurang dari 0.3 hanya di dapat oleh 12 orang. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata nilai N-Gain 34 siswa tersebut yaitu 0.43 dengan demikian dapat dikatakan bahwa peningkatan hasil belajar rata-rata dari seluruh siswa dikaegorikan sedang. Berikut adalah grafik hasil pretest dan posttest yang di dapat : Grafik 4.1 Grafik Nilai Pretest dan Posttest
Grafik Nilai Pretest dan Posttest 100 80 60 40 20 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 NILAI PRETEST
NILAI POSTTEST
51
C. Analisis Data dan Pembahasan
1. Uji Pra Syarat Analisis Data Sebelum dilakukan uji analisis data, maka data harus diuji prasyarat analisis data. Uji prasyarat analisis data dilakukan dengan uji normalitas data dengan liliefors dan uji homogenitas. a. Uji Normalitas Data Pengujian normalitas dilakukan terhadap dua data yaitu data pretest dan posttes. Uji ini dimaksudakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji kenormalannya maka digunakan uji liliefors. Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan α 5% atau 0,05. Keputusan dibuat berdasarkan pada ketentuan pengujian normalitas, yaitu L
hitung
hitung
table
maka kedua data berdistribusi normal. Sebaliknya jika L
> L table maka kedua data tidak berdistribusi normal. Dari perhitungan
secara statistik yang telah dilakukan (data terlampir) diperoleh keterangan sebagai berikut: Tabel 4.5 Rekap Uji Normalitas Data
Pretest
Posttest
N
34
34
Varians
40.819
46.79
Standar Deviasi
6.30
6.8
Lhitung
0.128248
0.128322
Ltabel
0.151
0.151
Kesimpulan
Normal
Normal
52
Pada table diatas terlihat bahwa kedua data memiliki L hitung yang lebih kecil dari L
table.
Sehingga dapat dinyatakan bahwa kedua data
berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Data Setelah dilakukan uji normalitas untuk menguji apakah data tersebut bersifat homogen atau tidak makan dilakukanlah uji homogenitas. Data yang diuji tingkat homogenitasnya yaitu data pretest dan posttes. Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan α 5% atau 0.05. Keputusan pada uji homogenitas berdasarkan pada ketentuan jika F hitung < F table maka dapat dinyatakan data bersifat homogen, sebaliknya jika F
hitung
> F table ,
dinyatakan data tidak bersifat homogen. Dari perhitungan secara statistik yang telah dilakukan (data terlampir) diperoleh keterangan sebagai berikut: Tabel 4.6 Uji Homogenitas Hasil Belajar Data
Pretest
Posttest
N
34
34
Varians
39.619
Standar Deviasi
6.2943
6.793
Fhitung
1.146
1.146
Ftabel
1.82
1.82
Kesimpulan
Homogen
Homogen
53
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan maka diperoleh nilai F hitung
1,146 dan nilai F table 1.82 maka dapat dinyatakan kedua data tersebut
bersifat homogen. 2. Uji Hipotesis Data Setelah dilakukan uji prasyarat analisis data, diketahui bahwa kedua data berdistribusi normal dan homogen, sehingga pengujian dapat diteruskan pada analisis data berikutnya yaitu uji hipotesis. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara skor pretest dan skor posttest. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t. untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut: Jika t hitung ≤ t tabel
: Ho diterima, H1 ditolak
Jika t hitung ≥t tabel
: Ho ditolak, H1 diterima
Ho : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperimen yang menggunakan metode karyawisata H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperimen yang menggunakan metode karyawisata. Nilai T hitung =
√
√
(
)
(
)
54
√ Berdasarkan pengujian yang dilakukan diperoleh Ttabel 2.02 dan Thitung 9.7139 sehingga dapat dinyatakan bahwa Ho ditolak. Adapun kesimpulan yang diperoleh jika T
hitung
≥T
tabel
maka Ho ditolak, dan H1 diterima artinya
ada perbedaan antara hasil pretest dan posttest siswa yang menggunakan metode pembelajaran karyawisata.
D. Pembahasan Hasil Observasi
Dalam observasi ini peneliti menggunakan instrument lembar observasi. Penggunaan instrument lembar observasi bertujuan sebagai pedoman atau parameter peneliti dalam melaksanakan proses pembelajaran yang sudah direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1. Aspek Pra Pembelajaran Berdasarkan hasil observasi selama 4 kali tatap muka, 2 diantaranya menggunakan metode karyawisata selama proses proses pembelajaran yang diawali dengan aspek pra pembelajaran seperti pengaturan tempat duduk siswa dan pengkondisian kesiapan pelaksanaan pembelajaran mengalami perubahan yang sangat signifikasn. Pada observasi pada pertemuan pertama di kelas, hasil dari pengamatan peneliti terlihat suasana kelas di dalam kelas kurang rapi karena jam pelajaran yang peneliti masuki bertepatan setelah istirahat untuk sholat Zuhur dan makan, banyak siswa yang belum memasuki kelas setelah bel masuk berbunyi dan banyak diantara mereka yang makan di jam pelajaran karena ketersidaan waktu yang dirasa kurang. Setelah semua siswa berkumpul di dalam kelas, masih ada beberapa siswa yang bercanda dan belum siap menerima pelajaran. Pemandangan seperti ini menjadi tidak nyaman dilihat dan mengganggu fokus dalam proses pembelajaran.
55
Berdasarkan hasil pengamatan ini peneliti memberi skor 4 yang berarti kurang baik. Kemudian dalam segi kesiapan menerima pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan peneliti terlihat siswa kurang begitu siap dikarenakan beberapa siswa yang masih asik mengobrol sendiri dengan teman-temannya, menggunakan gadget, bahkan ada yang sedang tertidur di dalam kelas. Pada saat memulai pembelajaran siswa cukup antusias, bersemangat dan berkonsentrasi dalam memulai pelajaran terlihat dari LKS dan buku yang sudah disiapkan di meja tetapi masih ada beberapa siswa yang belum mengeluarkan buku dan LKS-nya. Namun siswa kurang antusias mencari sumber referensi dari buku lain, mereka hanya mengandalkan LKS dari sekolah dan internet, ada pula beberapa siswa yang mempunyai buku Geografi kelas XI dari kaka atau sanak saudara.berdasarkan hasil pengamatan ini peneliti memberi skor 3 (kurang baik). Kesiapan siswa yang kurang dan tempat duduk yang belum rapi serta kehadiran siswa yang lambat berlanjut sampai pada pertemuan keempat dikarenakan jam pelajaran Geografi setelah jam istirahat ke dua. 2. Aspek Kegiatan Membuka Pelajaran Kemudian pada aspek selanjutnya yaitu aspek kegiatan membuka pelajaran. Pada pertemuan pertama berdasarkan hasil pengamatan peneliti terlihat siswa cukup antusias dalam menjawab salam dari guru, namun ada beberapa siswa yang tidak menjawab salam dari guru dikarenakan penggunaan headset atau sedang mengobrol dengan teman. Pada hal ini peneliti memberikan skor 4. Kemudian pada point mengenai perhatian siswa mendengarkan penjelasan tentang kompetensi yang hendak dicapai oleh siswa masih tidak terlalu memperhatikan dan tidak berkonsentrasi karena masih ada siswa yang mengobrol dan mengantuk, serta ada yang masih makan diamdiam sehingga dalam pengamatan peneliti memberi skor 4. Pada poin doa bersama sebelum dimulai pelajaran, terlihat siswa antusias karena doa
56
dipimpin oleh siswa terpilih yang aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga peneliti memberi skor 5 yang artinya sangat baik. Pada poin pemberian motivasi berupa kata-kata mutiara yang dapat membangkitkan semangat belajar oleh guru siswa secara keseluruhan cukup antusias dan memberikan respon yang positif karena pengambilan kata-kata tersebut dari orang-orang terkenal yang mereka kenal dan beberapa dari siswa mengidolakannya, sehingga menurut yang peneliti perhatikan maka peneliti memberikan skor 5 yang artinya sangat baik. Respon pada kegiatan awal pembelajaran selalu mendapat respon yang sama dari siswa hingga akhir pertemuan. 3. Kegiatan Inti Pembelajaran a) Penjelasan Materi Pelajaran Pada perteman pertama berdasarkan hasil pengamatan peneliti seperti keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dan perhatian terhadap materi yang diajarkan, siswa terlihat antusias dan memperhatikan apa yang guru jelaskan meskipun ada beberapa siswa yang masih mengobrol dengan teman dan memberikan komentar-komentar lucu saat guru menjelaskan yang membuat suasana kelas tidak tegang dan santai, hal ini juga membuat siswa tidak jenuh saat kegiatan pembelajaran. Sehingga dalam pengamatan peneliti memberikan skor 5 yang artinya sangat baik. Namun pada saat siswa diminta oleh guru untuk menjelaskan kembali mengenai pengertian-pengertian yang guru terangkan dan menyebutkan sebab-sebab kerusakan lingkungan hidup, siswa bisa menjawab dengan menggunakan bahasa yang lebih santai dan informal namun ada beberapa pokok pengertian yang tidak disebutkan, sehingga pada dua poin ini peneliti memberikan skor 4 yang artinya baik. Setelah pembelajaran dengan metode ceramah aktif dari guru dan siswa, guru membentuk siswa menjadi lima kelompok dan meminta siswa untuk mendiskusikan proses
57
dan dampak dari pencemaran. Pada saat kegiatan diskusi tersebut, peneliti melihat siswa yang kurang aktif dalam kelompok, bermain gadget, dan mengobrol dengan teman. Sehingga pada poin ini berdasarkan pengamatan peneliti memberikan skor 4. Kemudian setelah berdiskusi mengenai proses dan dampak dari pencemaran yang menjadi tema kelompok masing-masing, guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka. Pada kegiatan ini peneliti melihat banyak siswa yang tidak memperhatikan ketika kelompok lain sedang maju untuk mempresentasikan hasil diskusi, ada beberapa siswa yang bercanda dengan teman, mengobrol, bermain gadget dan tiduran. Karena kurangnya respon dari siswa maka peneliti memberikan skor 4. Setelah mendengarkan penjelasan kelompok lain tentang tema yang diangkat siswa diminta memberikan tanggapan dan pertanyaan, namun respon dari siswa kurang antusias terlihat dari banyaknya siswa yang mengacungkan tangan untuk memberikan tanggapan beserta pertanyaan, maka dari penelitian ini peneliti memberi skor 4. Pada pertemuan ke dua, saat guru memberikan penjelasan mengenai materi pelajaran terlihat respon siswa yang kurang tertarik karena mereka sudah tidak sabar untuk pergi ke Hutan Kota Srengseng untuk berkaryawisata, banyak siswa yang sudah memasukan buku-buku ke dalam tas dan menyiapkan diri, pada poin ini peneliti memberikan skor 4. Karena kurangnya minat siswa untuk memperhatikan materi, akhirnya pada saat guru meminta beberapa siswa untuk menjelaskan materi yang sudah guru terangkan mereka hanya bisa menjawab seadanya, pada kegiatan ini guru memberikan skor 4. Sesampainya di Hutan Kota Srengseng siswa langsung berkumpul sesuai kelompok yang telah dibentuk dan segera berpencar sesuai kelompok untuk menganalisis dan mencari contoh langsung yang ada di Hutan Kota Srengseng, melihat respon siswa yang positif dan tangga maka peneliti memberikan skor 5.
58
Pada pertemuan ke tiga pembelajaran inti dilaksanakan di Hutan Kota Srengseng sepenuhnya. Pada kegiatan inti pembelajaran ini ketika guru menjelaskan mengenai etika lingkungan hidup terlihat respon siswa yang cukup baik namun terlihat kurang antusias karena ada beberapa siswa yang sibuk melihat-lihat sekitar Hutan Kota Srengseng yang saat itu menjadi sarana belajar, sehingga peneliti memberikan skor 4 pada poin ini. Kemudian guru memberikan penjelasan mengenai penegakan lingkungan
hidup
dan
hubungan
masyarakat
dengan
penegakan
lingkungan hidup. Pada saat penjelasan mengenai hubungan masyarakat dengan lingkungan hidup terlihat respon siswa yang antusias dan tertarik sekali karena pada materi ini guru dan siswa sangat aktif berdiskusi, contoh kasus yang siswa ketahui banyak, dan siswa dapat melihat contoh langsung yang ada di Hutan Kota Srengseng tentang hubungan masyarakat sekitar dan penegakan hukum lingkungan, sehingga peneliti memberikan skor 5 pada kegiatan ini. Kemudian guru meminta siswa untuk memberanikan diri untuk menjelaskan kembali tentang etika lingkungan hidup dan penegakan lingkungan hidup, pada kegiatan ini respon siswa tidak terlalu aktif hanya satu orang yang memberanikan diri untuk menjelaskan kembali materi yang guru sampaikan tadi. Berdasarkan pengamatan yang peneliti lihat, maka peneliti memberikan skor 4. Di pertemuan ke empat pembelajaran dilangsungkan di dalam kelas seperti biasanya. Pada kegiatan initi pembelajaran ketika guru memberikan penjelasan materi tentang pengertian cagar alam, suaka margasatwa dan taman nasional terlihat respon siswa yang cukup baik, ada beberapa siswa yang bertanya mengenai perbedaan dari pengertian tersebut dan bertanya kepada guru tentang taman nasional dan cagar alam yang mereka ketahui dari berita dan artikel, namun ada beberapa siswa yang terlihat mengantuk dan tiduran dikarenakan hari yang terik dan jam siang yang membuat siswa mengantuk, sehingga peneliti memberikan
59
skor 4 pada kegiatan ini. Kemudian ketika guru memberikan contoh nama-nama taman nasional dan cagar alam yang ada di Indonesia, terlihat respon siswa yang baik karena ada dari beberapa siswa yang pernah datang ke taman nasional dan cagar alam tersebut, pada kegiatan ini juga masih ada siswa yang terlihat mengantuk dan tiduran maka peneliti memberikan skor 4. Setelah diberikan pengertian dan diberikan contohcontoh taman nasional dan cagar alam di Indonesia, guru meminta siswa untuk menyebutkan kembali nama serta lokasi beberapa taman nasional dan cagar alam, pada kegiatan ini respon siswa sudah mulai membaik meskipun banyak siswa yang masih mengintip catatan yang diberikan dan LKS, maka peneliti memberikan skor 4 pad kegiatan ini. b) Pendekatan dan Strategi Belajar Berdasarkan hasil pengamatan yang terlihat pada pertemuan pertama hingga keempat dapat disimpulkan bahwa siswa lebih antusias dalam mengikuti proses belajar yang dilaksanakan di Hutan Kota Srengseng dari pada di kelas. Namun dari setiap pertemuan, siswa cukup terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran seperti berdiskusi dengan kelompok dan mengerjakan tugas yang guru berikan, dari pengamatan pertemuan pertama hingga ke empat peneliti memberikan skor 4. Ketika diberikan kesempatan untuk berpendapat siswa terlihat aktif dan mau berkomentar meskipun banyak yang memberikan komentar dengan kata-kata dan bahasa yang lucu dan disambungkan dengan materi yang sedang dipelajari. Berdasarkan penelitian ini maka peneliti memberi skor 5. Siswa terlihat kurang antusias dalam mencatat yang guru jelaskan secara lisan, hanya beberapa siswa yang mencatat di buku catatan. Lain halnya jika guru memberikan catatan dengan cara menuliskan di papan tulis atau power point, semua siswa ikut mencatat sehingga peneliti memberikan skor 4. Kemudian proses pembelajaran dari awal hingga akhir diikuti seluruh siswa hanya ada beberapa siswa yang izin ke belakang ketika
60
kegiatan diskusi atau pemberian tugas, namun siswa langsung kembali ke kelas dan mengikuti pembelajaran sehingga peneliti memberi skor 5 pada kegiatan ini. c) Pemanfaatan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar Berdasarkan hasil pengamatan pada pertemuan pertama hingga ke empat terlihat interaksi antara siswa dan media pembelajaran yang digunakan cukup baik, terlihat dari siswa membuka dan membaca LKS ketika penjelasan yang di dasarkan dari LKS atau power point yang digunakan guru. Media pembelajaran berupa sarana Hutan Kota Srengseng juga diberikan respon positif dari siswa karena siswa terlihat tidak sabar untuk bersama pergi ke Hutan Kota Srengseng, siswa juga terlihat antusias untuk menjelajahi fasilitas disana, namun ada beberapa siswa yang mengganggu pengunjung lain sehingga peneliti memberikan skor 4. Ketertarikan siswa pada materi yang disajiakn dengan media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran terlihat baik dikarenakan respon siswa yang baik, mau mendengarkan guru menjelaskan, membaca LKS dan siswa terlihat antusias ketika guru mengatakan akan mengadakan pembelajaran di Hutan Kota Srengseng sehingga peneliti memberikan skor 4. Kemudian ketekunan dalam mepelajari sumber belajar yang ditentukan seperti buku sumber, internet dan LKS terlihat siwa cukup tekun khususnya dalam mempelajari sumber yang ada di internet, untuk sumber LKS dan buku lainnya terlihat siswa tidak begitu antusias karena siswa tidak memiliki kesadaran sendiri untuk mempelajari sumber belajar tersebut, harus diminta guru untuk membuka LKS dan buku sumber lainnya. d) Penilaian Proses Siswa mengerjakan tugas atau latihan yang diberikan oleh guru, namun ada beberapa siswa yang malas mengerjakan dan telat
61
mengumpulkan tugas yang guru berikan sehingga dalam poin ini peneliti memberikan skor 4. Siswa menjawab pertanyaan guru dengan benar namun ada beberapa poin-poin yang siswa lupakan dan pada kegiatan ini guru harus beberapa kalo menyebut nama siswa untuk menjawab pertanyaan guru tanpa adanya kesadaran siswa sendiri memeberikan jawaban sehingga pada poin ini peneliti memberikan skor 4. e) Penggunaan Bahasa Berdasarkan yang peneliti lihat dari pertemuan pertama hingga pertemuan ke empat, kegiatan mengemukakan pendapat oleh siswa berjalan baik. Siswa yang disebutkan namanya berani mengemukakan pendapat meskipun ada beberapa siswa yang mengemukakan pendapatnya tanpa diminta oleh guru, dan ada siswa yang memberikan pendapat dengan kalimat-kalimat lucu serta lawakan mengejek temannya sehingga peneliti memberikan skor 4 pada poin mengemukakan pendapat. Pada poin mengajukan pertanyaan peneliti memberikan skor 4 karena siswa terlihat tidak banyak mengajukan pertanyaan dan guru harus beberapa kali bertanya pada siswa untuk yang mau bertanya mengenai materi yang telah disampaikan. 4. Aspek Penutup Pada kegiatan penutup, berdasarkan pertemuan pertama hingga pertemuan ke empat hampir sama keterlibatan siswa dalam memberikan rangkungan atau kesimpulan secara lisan tidak terlalu aktif dan guru harus mengacak nama dan menyebutkan nama siswa untuk memberikan rangkuman secara lisan sehingga peneliti memberikan skor 4 pada setiap pertemuan.
E. Pembahasan Hasil Wawancara
Data pelengkap atau penguat yang digunakan pada penelitian ini selain data observasi juga wawancara. Objek yang dijadikan dalam wawancara adalah siswa
62
kelas XI IPS 1 yang dipilih secara acak berjumlah 3 orang. Berikut adalah hasil wawancara yang dilakukan, berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan pertanyaan mengenai senang atau tidak senang dalam pembelajaran Geografi semuanya
menyatakan
senang
dengan pelajaran
Geografi
karena bisa
mempelajari bumi, tata surya, lingkungan dan alam. Kemudian berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan pertanyaan mengenai pendapat masing-masing mengenai pembelajaran Geografi yang dilakukan guru bidang studi pada saaat pembelajaran di kelas maupun pada saat menggunakan metode karyawisata responden menjawab asik, komunikatif, friendly, cukup menyenangkan dan suka karena banyak menggunakan contoh yang nyata. Bukan dilihat dari metode pembelajarannya. Dalam proses pembelajaran di kelas berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti metode yang digunakan yaitu guru memberikan ceramah di depan kelas sesuai dengan isi LKS lalu memberikan tugas latihan dari LKS ataupun soal dari guru yang dapat disimpulkan guru mengajar hanya menggunakan metode konvensional dalam proses pembelajaran Geografi. Kemudian berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan pertanyaan mengenai pembelajaran seperti apa yang diinginkan dalamp pembelajaran Geografi secara keseluruhan siswa berkeinginan dalam proses pembelajaran Geografi agar diberikan contoh lebih banyak dan lebih nyata, diberikan ceramah dengan metode konvensional dan diminta untuk merangkum pelajaran yang telah diterangkan secara tulisan, serta siswa tidak mengukai metode belajar yang terlalu banyak diberikan tugas. Selanjutnya berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan pertanyaan mengenai suka atau tidak suka pembelajran Geografi dengan menggunakan metode pembelajaran karyawisata secara keseluruhan siswa menyukai karena siswa dapat melihat fenomena langsung yang dijadikan contoh sehingga siswa
63
dapat lebih mudah mengerti, dapat menganalisis berdasarkan fenomena nyata yang siswa lihat serta tidak bosan karena belajarnya di tempat yang baru bukan di kelas. Kemudian berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan pertanyaan mengenai kelebihan dan kekurangan dari metode karyawisata, adapun yang menjadi kelebihannya yaitu menyenangkan bisa sambil jalan-jalan karena siswa jenuh belajar di dalam kelas, dapat melihat fenomena nyata yang dijadikan materi belajar dan contoh, serta siswa merasa senang karena merasa dekat dengan alam. Dalam hal kekurangan, semua siswa yang diwawancarai menjawab kurang lamanya waktu yang diberikan saat di tempat karyawisata dan membutuhkan banyak waktu perjalanan dari sekolah sampai ke tempat karyawisata. Kemudian berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan pertanyaan mengenai saran terhadap pembelajaran Geografi dengan metode karyawisata agar lebih baik secara keseluruhan siswa memberikan saran agar diberikan waktu yang lebih lama saat di tempat karyawisata dan pengkondisian yang lebih baik agar siswa dapat lebih tertib dan teratur. F. Hasil Pembahasan Penelitian
Metode pembelajaran karyawisata merupakan salah satu metode pembelajaran yang relevan dan realistis, dimana metode pembelajaran ini dapat memberikan dampak positif terhadap siswa seperti membangkitkan rasa ingin tahu siswa, membangkitkan sikap analitis, membuat pembelajaran bersifat aktual dan faktual, membina kebiasaan belajar kelompok maupun individu. Dalam pelaksanaannya metode melibatkan siswa untuk belajar secara individu juga belajar secara kelompok dalam rangka mencapai hasil belajar yang diharapkan. Dengan menggunakan metode pembelajaran karyawisata ini siswa terlihat lebih antusias dalam berdiskusi secara berkelompok, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru, mencapai pemahaman lebih secara individu, saling membantu dan bekerja
64
sama secara postif dalam kelompok serta melatih keuletan, rasa ingin tahu dan tanggung jawab. Berdasarkan hasil penelitian diketahui nilai rata-rata pretest kelas yang dijadikan sampel penelitian sebesar 69,7. Setelah diberikan treatment berupa pembelajaran menggunakan metode karyawisata sebanyak 2 kali setiap pertemuan lama waktunya 3 jam nilai rata-rata kelas dalam posttest meningkat menjadi 80,29. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa setelah siswa belajar dengan metode pembelajaran karyawisata hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Dari hasil uji t diperoleh thitung sebesar 9,04 dan ttabel 2,02 karena thitung > ttabel, maka H1 diterima. Dengan ditolaknya hipotesis nol (Ho) dari hasil pengujian uji t pada taraf signifikan 5% dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran karyawisata memiliki pengaruh positif terhadap hasil belajar Geografi siswa. Hal ini menyatakan bahwa guru tidak lagi menjadi center dalam kegiatan pembelajaran melainkan siswa turut aktif dalam kegiatan belajar. Seperti yang dikatakan Syaiful Bahri Djamarah dan Azwa Zain bahwa metode karyawisata memiliki kelebihan memanfaatkan lingkungan nyata, memiliki bahan pelajaran lebih luas dan aktual. Pengetahuan yang di dapat oleh siswa juga lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat dan dapat merangsang kreativitas siswa. Hasil
penelitian
ini
membuktikan
bahwa
metode
karyawisata
dapat
memanfaatkan lingkungan nyata dan aktual sebagai bahan pelajaran yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan dapat merangsang kreativitas siswa. Adanya pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa terbukti dengan adanya perbedaan antara hasil pretest dan hasil posttest siswa, dimana nilai yang diperoleh pada saat posttest lebih tinggi dari pada saat pretest. Terdapatnya pengaruh positif terhadap hasil belajar juga ditunjang dengan hasil observasi dan wawancara untuk mengetahui sejauh mana keaktifan siswa ketika dalam proses
65
belajar mengajar berlangsung. Karena dalam lembar observasi aktivitas mengajar dan lembar observasi aktivitas belajar siswa dijadikan parameter dalam melaksanakan proses pembelajaran yang sudah direncakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dari hasil observasi tersebut pada tiap pertemuan terlihat keaktifan dan ketertarikan siswa terhadap kegiatan belajar mengajar. Selain
menggunakan
data
penunjang berupa
observasi,
pembuktian
pembelajaran karyawisata memiliki pengaruh positif terhadap hasil belajar Geografi siswa maka di dukung juga dengan data berupa hasil wawancara. Dari hasil wawancara dengan siswa diperoleh keterangan bahwa dari ketiga siswa yang dipilih secara acak dan diwawancarai memeberikan jawaban yang positif terhadap hasil dan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Seperti terlihat pada antusias siswa pada saat dilakukan metode karyawisata karena siswa lebih paham terhadap materi dan dapat melihat contoh fenomenanya secara langsung.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dari pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh dari penggunaan metode karyawisata terhadap hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukan dari hasil perolehan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t yaitu diperoleh nilai t
hitung
=
9,7139 lebih besar dari t tabel = 2,02 dengan taraf signifikan 0,05 atau 5%. Selain itu dilihat dari hasil perhitungan posttest setelah diberikan perlakuan metode karyawisata sebanyak dua kali nilai rata-ratanya 83,23, lebih tinggi dibandingkan pretest sebelum diberikan perlakuan metode karyawisata yang nilai rata-ratanya 69,7. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas dan pengalaman dalam proses belajar mengajar yang terjadi selama penelitian, maka penulis dapat memberikan saransaran sebagai berikut : 1. Bagi Siswa Siswa harus lebih mengerti etika dan disiplin dalam pembelajaran di luar kelas, ketika melakukan observasi tidak saling mengandalkan satu sama lain dan adanya dokumentasi ketika proses pembelajaran di luar kelas. 2. Bagi Guru Guru harus lebih bisa mengkondisikan kelas, informasi tentang pembelajaran diluar kelas harus lebih jelas dan guru harus lebih memperhatikan jarak dari sekolah ke tempat penelitian 3. Bagi Sekolah
66
67
Adanya kerjasama dalam hal perizinan pembelajaran di luar kelas, adanya buku sumber untuk menunjang proses pembelajaran. 4. Bagi Peneliti Lain Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode karyawisata tetapi dalam indikator yang berbeda misalnya dikaitkan antara metode karyawisata terhadap motivasi belajar siswa atau terhadap perubahan minat siswa.
68
DAFTAR PUSTAKA Alfandi, Widoyo. Epistimologi Geografi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press. 2001 Anas, Muhammad. Mengenal Metodologi Pembelajaran. Jakarta: Muhammad Anas Press. 2013 Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2009 Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rieneka Cipta. 2006 Caroll, Kathleen. A Guide to Great Field Trips. New York: Zephyer Press. 2007 Campbell, T. Donald dan Julian C. Stanley. Experimental and Quasi Experimental Design for Research. Chicago: Handbook of Research Teaching. 2007 Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswa Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2006 Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 2006 Engkoswara. Dasar-Dasar Metodologi Pengajaran. Jakarta: Bina Aksara. 1998 Faturrahman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: Rieka Aditama. 2007 Hamlik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. 2009 Hermawan, Iwan. Geografi: Sebuah Pengantar. Bandung: Private Publishing. 2009 Laila, Nurajmi. “Pengaruh Metode Karyawisata terhadap Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas 10 SD Negeri Cinere 2.” Skripsi S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2013 Lusiana, Lia. “Pengaruh Metode Mengajar di Luar Kelas (Outdoor Study) trehdap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X di SMA PGRI 56 Ciputat.” Skripsi S-1 Pendidikan IPS FITK UIN syarif Hidayatullah Jakarta . 2013 Mudyahardjo, Redjo. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada. 2002 Purwanto, Ngalim. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2004
69
Sabri, H.M Alifus. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: UIN Press. 2005 Sari, Nur Alfi Lail. “Pengaruh Metode Karyawisata dalam Pembelajaran Sosiologi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 8 Tangerang Selatan.” Skripsi S-1 Jurusan Pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2013 Sari, Ditha Anggunia Prinandita. “Kemampuan Menulis Deskripsi dengan Metode Pembelajaran di Luar Kelas (Outdoor Activity) pada Peserta Didik Kelas X 8 SMAN 1 Kota Mungkid Magelang Jawa Tengah.” Skripsi S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Yogyakarta. 2011 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabet. 2008 Shaffat, Idri. Optimized Learning Strategy. Jakarta: Prestasi Pustaka. 2009 Sumaatmadja, Nursid. Metodologi Pengajaran Geografi. Jakarta: Bumi Aksara. 1997 Supardan, Dadang. Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta: Bumi Aksara. 2009 Surakhmad, Winarto. Metodologi Pengajaran Nasional. Bandung: Jenmars. 1980 Suyanto dan Asep Jihat. Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global. Jakarta: Erlangga. 2013 Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2009 Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta: Logos. 1999 Trianto. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi Pustaka. 2010 Zurinal dan Wahdi Sayuti. Ilmu Pendidikan Pengantar dan Pelaksanaan Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta. 2006 KBBI. Jakarta: Balai Pustaka. 2001
70
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran
: Geografi
Satuan Pelajaran
: SMA/MA
Kelas/Semester
: XI/2
Alokasi Waktu
: 3 x 40 menit
Kompetensi
:
1. Standar Kompetensi : 3. Menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup 2. Kompetensi Dasar
:3.2 Menganalisis pelestarian dan lingkungan hidup dalam
kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan 3. Indikator
: - Menjelaskan kerusakan lingkungan hidup - Menjelaskan pengelolaan lingkungan hidup
4. Tujuan Pembelajaran: 1. Siswa dapat menjelaskan dan memahami kerusakan lingkungan hidup. 2.
Siswa dapat menjelaskan pengelolaan lingkungan hidup.
Karakter yang harus dicapai dalam tujuan pembelajaran adalah : mandiri, rasa ingin tahu, gemar membaca, komunikatif, kerja keras dan peduli lingkungan. 5. Materi Pokok
: Pelestarian Lingkungan Hidup
6. Langkah-langkah Pembelajaran Metode
: ceramah dan diskusi
A. Pendahuluan (10 menit) Apersepsi 1. Guru memberikan salam kepada siswa 2. Guru memeriksa kehadiran siswa satu persatu. 3. Guru menanyakan kabar siswa dan dan mereview sedikit materi minggu lalu 4. Guru menyampaikan awal pembelajaran dengan mempersiapkan peserta didik untuk menerima pelajaran melalui pemberian sugesti yang positif kepada peserta didik berupa kata-kata yang meningkatkan semangat belajar.
Lampiran 1
71
5. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik mengenai kerusakan lingkungan yang terjadi disekitar dan mengarahkan kepada peserta didik mengenai materi penegakan hukum lingkungan. B. Kegiatan Inti (90 menit) 1. Guru menjelaskan kerusakan ekologi akibat pembangunan. 2. Guru menjelaskan sedikit kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh proses
alam
dan
kegiatan
manusia
serta
mengajak
peserta
didik
mendiskusikannya. 3. Guru membagi peserta didik ke dalam empat kelompok untuk mendiskusikan proses dan dampak dari pencemaran udara, pencemaran suara, pencemaran air dan pencemaran tanah. 4. Peserta didik menjelaskan hasil diskusi di depan kelas C. Penutupan (20 menit) Refleksi dan penilaian 1. Guru meminta beberapa peserta didik untuk mengecek pemahaman materi berupa rangkuman materi secara lisan. 2. Guru meminta salah satu peserta didik untuk memberikan kesan belajar pada saat itu. 3. Guru memberi tugas kepada peserta didik untuk mengerjakan LKS halaman 41. 4. Guru memberitahu bahwa minggu depan pembelajaran dengan menggunakan metode karyawisata yang akan dilaksanakan di Hutan Kota Srengseng. 5. Guru memberikan soal pretest kepada peserta didik, diberikan waktu 15 menit. 6. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam. 7. Media dan Sumber 1. LKS Geografi SMA/MA Kelas XI 2. Buku Geografi untuk kelas XI (Erlangga) 3. Buku Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan karya Otto Soemarwoto. 4. Gambar 8. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian Teknik
Lampiran 1
Bentuk
Contoh Instrumen
72 1. Menjelaskan kerusakan
Tes Tulis
Soal Pretest
lingkungan hidup
Tes tulis dilakukan melalui pemberian tes awal
2. Menjelaskan pengelolaan
(pretest) terkait dengan
lingkungan hidup
keseluruhan materi yang dijarkan Soal Latihan
Jelaskan pengertian pengelolaan lingkungan hidup beserta contohnya!
Jakarta, 29 April 2015 Guru Bidang Studi
Dwiana Puji Rahayu
Lampiran 1
Peneliti
Rani Fatimah
73
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran
: Geografi
Satuan Pelajaran
: SMA/MA
Kelas/Semester
: XI/2
Alokasi Waktu
: 3 x 40 menit
Kompetensi
:
9. Standar Kompetensi : 3. Menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup 10. Kompetensi Dasar
:3.2 Menganalisis pelestarian dan lingkungan hidup dalam
kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan 11. Indikator
: - Menjelaskan pelestarian lingkungan hidup
12. Tujuan Pembelajaran: 1. Peserta didik dapat menjelaskan dan memahami pelestarian lingkungan hidup Karakter yang harus dicapai dalam tujuan pembelajaran adalah : mandiri, rasa ingin tahu, gemar membaca, komunikatif, kerja keras dan peduli lingkungan. 13. Materi Pokok
: Pelestarian Lingkungan Hidup
14. Langkah-langkah Pembelajaran Metode
: Karyawisata, ceramah dan diskusi
D. Pendahuluan (15 menit) Apersepsi 1. Guru memberikan salam kepada peserta didik. 2. Guru memeriksa kehadiran peserta didik dengan bertanya siapa yang tidak masuk hari ini. 3. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik berupa kata-kata mutiara yang dapat meningkatkan semangat belajar lalu guru menunjukan gambar-gambar tentang pelestarian lingkungan hidup di depan kelas
Lampiran 1
74
4. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari dan mempersiapkan peserta didik untuk menerima pelajaran dengan memberikan gambar-gambar pelestarian lingkungan. 5. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik mengenai gambar-gambar tersebut dan mengarahkan kepada peserta didik mengenai materi pelestarian lingkungan hidup (gambar berupa macam-macam tumbuhan yang ada di hutan, illegal loging, dan jenis-jenis hutan) 6. Guru membentuk 5 kelompok untuk diskusi dalam kegiatan metode karyawisata. 7. Guru dan siswa bersiap untuk pergi ke Hutan Kota Srengseng. E. Kegiatan Inti (80 menit) 5. Guru mengkondisikan dan memberikan pengarahan kepada peserta didik untuk melakukan perjalanan. 6. Perjalanan menuju Hutan Kota Srengseng (15 menit) 7. Sesampai di Hutan Kota Srengseng, guru mengabsen kembali peserta didik. 8. Guru menjelaskan upaya penyelamatan lingkungan hidup dengan metode ceramah seperti yang ada di LKS dan memberikan contoh-contoh langsung berupa penyelamatan jenis-jenis pohon yang ada di Hutan Kota Srengseng dan menjelaskan kepada siswa bahwa tempat ini dahulu adalah tempat pembuangan sampah hingga tahun 1995 pemerintah menjadikannya sebuah Hutan Kota dengan sistem gali-timbun. 9. Menjelaskan usaha-usaha manusia dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup seperti yang ada pada LKS. 10. Membentuk 5 kelompok dan memberikan tugas untuk mendiskusikan, menganalisis dan memberikan contoh langsung berupa usaha melestarikan tanah, usaha pelestarian hutan, usaha pelestarian air, usaha pelestarian udara dan perlindungan flora dan fauna yang ada di Hutan Kota Srengseng. F. Penutupan (25 menit) Refleksi dan penilaian 7. Guru meminta 2 peserta didik untuk mengecek pemahaman materi berupa rangkuman materi secara lisan.
Lampiran 1
75
8. Guru meminta salah satu peserta didik untuk memberikan kesan belajar pada saat itu. 9. Guru memberitahu bahwa minggu depan pembelajaran masih dengan menggunakan metode karyawisata yang akan dilaksanakan di Hutan Kota Srengseng. 10. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam. 11. Guru mengabsen kembali peserta didik dan mengkondisikan peserta didik untuk kembali ke sekolah 15. Media dan Sumber 1. LKS Geografi SMA/MA Kelas XI 2. Buku Geografi untuk kelas XI (Erlangga) 3. Buku Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan karya Otto Soemarwoto 4. Gambar 16. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian Teknik
1. Menjelaskan pelestarian lingkungan hidup
Tes Tulis
Bentuk
Contoh Instrumen
Soal Pretest
Tes tulis dilakukan melalui
dan Posttest
pemberian tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) terkait dengan keseluruhan materi yang dijarkan
Soal Latihan
Jelaskan pengertian pelestarian lingkungan hidup
Lampiran 1
76
Jakarta, 29 April 2015 Guru Bidang Studi
Dwiana Puji Rahayu
Lampiran 1
Peneliti
Rani Fatimah
77
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran
: Geografi
Satuan Pelajaran
: SMA/MA
Kelas/Semester
: XI/2
Alokasi Waktu
: 3 x 40 menit
Kompetensi
:
17. Standar Kompetensi : 3. Menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup 18. Kompetensi Dasar
:3.2 Menganalisis pelestarian dan lingkungan hidup dalam
kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan 19. Indikator
: - Menjelaskan etika lingkungan - Menjelaskan penegakan hukum lingkungan
20. Tujuan Pembelajaran: 1. Peserta didik dapat menjelaskan mengenai etika lingkungan 2. Peserta didik dapat menjelaskan penegakan hukum lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Karakter yang harus dicapai dalam tujuan pembelajaran adalah : mandiri, rasa ingin tahu, gemar membaca, komunikatif, kerja keras dan peduli lingkungan. 21. Materi Pokok
: Pelestarian Lingkungan Hidup
22. Langkah-langkah Pembelajaran : Metode
: Karyawisata, ceramah dan diskusi
G. Pendahuluan (20 menit) Apersepsi 1. Guru memberikan salam kepada peserta didik. 2. Guru memerikasa kehadiran peserta didik berupa pertanyaan “siapa yang tidak masuk hari ini?” 3. Guru menanyakan kabar peserta didik dan mereview sedikit pelajaran minggu kemarin. 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini dan mempersiapkan peserta didik untuk mulai belajar.
Lampiran 1
78
5. Guru menunjukan video tentang penegakan hukum lingkungan di depan kelas, dan memberikan pertanyaan kepada peserta didik mengenai rangkuman dari video tersebut lalu mengarahkan kepada peserta didik mengenai materi penegakan hukum lingkungan. 6. Menyampaikan kepada peserta didik bahwa hari ini akan menggunakan metode karyawisata lagi sebagai metode belajar penegakan hukum lingkungan ke Hutan Kota Srengseng. H. Kegiatan Inti (80 menit) 11. Guru mengkondisikan dan memberikan pengarahan kepada peserta didik untuk melakukan perjalanan ke Hutan Kota Srengseng. 12. Perjalanan menuju Hutan Kota Srengseng (15 menit) 13. Sesampai di Hutan Kota Srengseng, guru mengabsen kembali peserta didik. 14. Guru menjelaskan tentang etika lingkungan hidup dengan metode ceramah dan memberikan contoh-contoh yang aktual dalam kehidupan sehari-hari. 15. Guru menjelaskan penegakan hukum lingkungan hidup
dan hubungan
masyarakat dengan penegakan hukum lingkungan dengan metode ceramah seperti yang ada di LKS dan memberikan contoh-contoh langsung berupa hubungan masyarakat dan pengunjung dengan Hutan Kota Srengseng 16. Menjelaskan lemahnya penegakan hukum lingkungan di dunia dan di Indonesia. Lalu memberikan contoh isu-isu lemahnya penegakan hukum lingkungan yang akhir-akhir ini terjadi dan disertakan gambar kerusakan lingkungan akibat lemahnya penegakan hukum lingkungan. 17. Mendiskusikan bersama peserta didik tentang akibat dari lemahnya penegakan hukum,lingkungan. Dan menanamkan kepada peserta didik untuk berprilaku adil, jujur dan mencintai lingkungan. I. Penutupan (25 menit) Refleksi dan penilaian 12. Guru meminta beberapa peserta didik untuk mengecek pemahaman materi berupa rangkuman materi secara lisan. 13. Guru meminta salah satu peserta didik untuk memberikan kesan belajar pada saat itu. Lampiran 1
79
14. Guru menginfomasikan materi pelajaran untuk pertemuan berikutnya. 15. Guru mengabsen kembali peserta didik. 16. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam. 17. Guru mengkondisikan dan memandu siswa untuk kembali ke sekolah (15menit) 23. Media dan Sumber 1. LKS Geografi SMA/MA Kelas XI 2. Buku Geografi untuk kelas XI (Erlangga) 3. Buku Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan karya Otto Soemarwoto. 4. Video 5. Gambar 24. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi 2. Menjelaskan etika lingkungan
Penilaian Teknik Tes Tulis
Bentuk
Contoh Instrumen
Soal Pretest
Tes tulis dilakukan
dan Posttest
melalui pemberian tes
3. Menjelaskan penegakan
awal (pretest) dan tes
hukum lingkungan
akhir (posttest) terkait dengan keseluruhan materi yang dijarkan. Soal
Berikan contoh
Latihan
penegakan hukum lingkungan di Indonesia!
Jakarta, 29 April 2015 Guru Bidang Studi
Dwiana Puji Rahayu
Lampiran 1
Peneliti
Rani Fatimah
80
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran
: Geografi
Satuan Pelajaran
: SMA/MA
Kelas/Semester
: XI/2
Alokasi Waktu
: 3 x 40 menit
Kompetensi
:
1. Standar Kompetensi : 3. Menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup 2. Kompetensi Dasar
:3.2 Menganalisis pelestarian dan lingkungan hidup dalam
kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan 3. Indikator
: -Menyebutkan taman nasional dan cagar alam di Indonesia
4. Tujuan Pembelajaran: 1. Siswa dapat menyebutkan taman nasional dan cagar alam di Indonesia Karakter yang harus dicapai dalam tujuan pembelajaran adalah : mandiri, rasa ingin tahu, gemar membaca, komunikatif, kerja keras dan peduli lingkungan. 5. Materi Pokok
: Pelestarian Lingkungan Hidup
6. Langkah-langkah Pembelajaran Metode
: ceramah
A. Pendahuluan (10 menit) Apersepsi 1. Guru memberikan salam kepada siswa 2. Guru memeriksa kehadiran siswa satu persatu. 3. Guru menanyakan kabar siswa dan dan mereview sedikit materi minggu lalu 4. Guru menyampaikan awal pembelajaran dengan mempersiapkan peserta didik untuk menerima pelajaran melalui pemberian sugesti yang positif kepada peserta didik berupa kata-kata yang meningkatkan semangat belajar. 5. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik berupa nama-nama taman nasional dan cagar alam yang ada di Indonesia B. Kegiatan Inti (85 menit)
Lampiran 1
81
1. Guru menjelaskan pengertian dari taman nasional, suaka margasatwa dan cagar alam 2. Guru menjelaskan sedikit tentang flora dan fauna yang dilindungi di taman nasioanl dan cagar alam di Indonesia. 3. Guru menyebutkan beberapa nama dan lokasi taman nasional dan cagar alam yang berada di Indonesia. 4. Guru meminta peserta didik untuk menghafal nama dan lokasi taman nasional dan cagar alam yang berada di Indonesia. 5. Guru mereview sedikit pelajaran yang ada pada bab pelestarian lingkungan hidup dan membahas sedikit tentang materi yang dibahas saat metode karyawisata di Hutan Kota Srengseng C. Penutupan (25 menit) Refleksi dan penilaian 1. Guru meminta 3 peserta didik untuk mengecek pemahaman materi berupa rangkuman materi secara lisan dan diberikan pertanyaan berupa nama-naman taman nasional dan cagar alam. 2. Guru meminta salah satu peserta didik untuk memberikan kesan belajar pada saat itu. 3. Guru memberikan soal posttest kepada peserta didik, diberikan waktu 15 menit. 4. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam. 7. Media dan Sumber 1. LKS Geografi SMA/MA Kelas XI 2. Buku Geografi untuk kelas XI (Erlangga) 3. Buku Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan karya Otto Soemarwoto. 4. Gambar 8. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi 4. Menyebutkan taman nasional dan cagar alam di
Lampiran 1
Penilaian Teknik Tes Tulis
Bentuk
Contoh Instrumen
Soal Pretest
Tes tulis dilakukan
dan Posttest
melalui pemberian tes
82
Indonesia
awal (pretest) dan tes akhir (posttest) terkait dengan keseluruhan materi yang dijarkan
Soal
Jelaskan perbedaan
Latihan
taman nasional dan cagar alam!
Jakarta, 29 April 2015 Guru Bidang Studi
Dwiana Puji Rahayu
Lampiran 1
Peneliti
Rani Fatimah
83
Materi Ajar Kerusakan lingkungan hidup 1. Kerusakan ekologi akibat pembangunan a. Keprihatinan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi Pemerintah Indonesia menyadari bahwa penurunan kualitas lingkungan dapat mengakibatkan tertundanya perekonomian negara. Langkah yang paling penting adalah dibentuknya kementrian lingkungan hidup pada tahun 1983. Pada tahun 1993, prosess penyaringan lebih lanjut menghasilkan pemisahan kementrian lingkungan hidup. Dengan demikian, kementrian lingkungan hidup membawa misi penting dalam upaya peningkatan kualitas lingkungan hidup di tengah pemerintah yang menargetkan tercapainya pertumbuhan ekonomi. b. Penyebab degradasi lingkungan Pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi sering kali menjadi akar permasalahan kemunduran kualitas lingkungan. Sumber daya laut juga mengamali penurunan di perairan Indonesia banyak yang dijadikan tempat untuk penangkapan ikan secara besarbesaran dengan menggunakan alat-alat yang merusak ekosistem laut. Langkah pertama dalam mencari pemecahan masalah terletak dalam menerima kenyataan bahwa pembangunan tidak berarti pertumbuhan ekonomi semata-matama, tetapi pembangunan yang juga menghargai nilai lingkungan. 2. Kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh proses alam a. Letusan gunung api Dampak letusan gunung api 1. Material padat yang dilemparkan seperti keriki, batuan, pasir menimpa perumahan, pertanian dan hutan 2. Hujan abu vulkanik yang disertai letusan 3. Lava panas yang meleleh akan merusak, bahkan mematikan apa saja yang dilaluinya. 4. Awan panas yang berhembus dengan kecepatan tinggi dapat menewaskan makhluk hidup
Lampiran 2
84
5. Aliran lahar dapat menyebabkan pendangkalan sungai sehingga dapat membuat banjir 6. Gas yang mengandung racun dapat mengancam keselamatan makhluk di sekitar gunung api b. Kerusakan Lingkungan Akibat Gempa Bumi Gempa bumi adalah peristiwa alam berupa getaran atau gerakan bergelombang pada kulit bumi yang ditimbulkan oleh tenaga dari dalam secara tiba-tiba. Gempa bumi mengakibatkan kerusakan lingkungan berupa :
Kerusakan bangunan.
Tanah longsor.
Perubahan struktur tanah dan batuan
Degradasi lahan dan kerusakan bentang lahan
Pencemaran udara
Krisis air bersih
Tsunami (gempa bumi di laut)
Jatuhnya korban baik manusia, hewan, maupun tumbuhan.
c. Kerusakan Lingkungan Akibat Tanah Longsor Tanah longsor adalah peristiwa geologi yang diakibatkan oleh pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Tanah longsor dapat diakibatkan oleh erosi karena gerusan air pada kaki lereng yang curam, melemahnya lereng dari bebatuan dan tanah akibat saturasi yang diakibatkan hujan lebat, getaran dari gempa bumi, gunung meletus, maupun mesin dan lalu lintas kendaraan, serta dipicu oleh minimnya pepohonan pada tebing-tebing curam. d. Kerusakan Lingkungan Akibat Banjir Banjir adalah peristiwa terendamnya daratan oleh air yang berlebihan. Banjir mengakibatkan kerusakan mulai dari kerusakan fisik, terkontaminasinya air bersih, membunuh tumbuhan yang tidak tahan air dan hewan, pencemaran lingkungan, penyebaran penyakit, hingga bencana susulan seperti longsor serta jatuhnya korban.
Lampiran 2
85
e. Kerusakan Lingkungan Akibat Badai dan Angin Topan Badai, angin topan, angin puting beliung, angin ribut, dan sejenisnya adalah bencana alam yang disebabkan oleh pergerakan udara yang sangat kencang yang dipicu perbedaan tekanan udara. Bencana ini mengakibatkan kerusakan lingkungan diantaranya robohnya (rusaknya) bangunan dan pepohonan, rusaknya area pertanian dan perkebunan, dan tingginya ombak di laut. f. Kerusakan Lingkungan Akibat Tsunami Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Tsunami dapat diakibatkan oleh gempa bumi yang terjadi di laut, letusan gunung berapi bawah laut, ataupun longsor di dasar laut. Tsunami meninggalkan kerusakan lingkungan di dalam laut maupun di sekitar pantai. Kerusakan-kekrusakan tersebut diantaranya adalah rusaknya terumbu karang dan lamun, kerusakan fisik di sekitar pantai, serta jatuhnya korban manusia. g. Kerusakan Lingkungan Akibat Kekeringan Kekeringan adalah kurangnya pasokan air pada suatu lokasi yang berlangsung berkepanjangan dan umumnya terjadi pada musim kemarau. Kekeringan dapat menimbulkan kerusakan lingkungan berupa kerusakan lahan pertanian dan perkebunan, menurunnya kualitas tanah, hingga matinya organisme.
Pengelolaan lingkungan hidup 1. Perlunya pengelolaan lingkungan hidup a. Orientasi pertumbuhan ekonomi Kegiatan yang pro-lingkungan (mendukung lingkungan) dipandang sebagai kegiatan yang anti pembangunan. Dengan demikian pertimbangan ekonomisangat dipengaruhi pandangan bahwa aktivitas pro-lingkungan adalah mahal. Tantangan pengelolaan lingkungan hidup saat ini adalah bahwa persoalan lingkungan menjadi semakin berat karena adanya krisi ekonomi yang berkepanjangan. 2. Demokratisasi pengelolaan lingkungan hidup
Lampiran 2
86
Dengan peraturan perundang-undang itu, pemerintah mengatur dan mengawasi. Beberapa peraturan perundang-undang itu bersifat dari atas ke bawah yang tidak demoktaris, kaku, birokratis, dan mengekang perkembangan ilmu dan teknologi. Pelestarian lingkunagn hidup 1. Upaya penyelamatan lingkungan KTT Bumi sebagai pertemuan internasional untuk menyelamatkan lingkingan dilaksanakan saat paradigm globalisasi mulai menguast dan mengalami perkembangan pesat. Oleh karena itu, pertarungan antara dua wacana yang berbeda antara negara berkembang dan negara maju tersebut berlangsyng kurang seimbang. Akibatnya, kondisi dunia 10 tahun setelah KTT Bumi adalah sebagai beriku: a. Emisi gas karbondioksida (gas rumah kaca) meningkat lebih dari 9% dalam sepuluh tahun. b. Kawasan hutan menciut 2.2% sejak tahun 1990 c. Sekitar 27% terumbu karang rusak berat karena pencemaran, pemanasan air laut, penambangan dan penangkapan ikandimana sepuluh ahun lalu hanya 10% yang rusak d. Decade 1990-an ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang luar biasa, yaitu menambahkan lebih dari 10 triliun dolar pertahun pada ekonomi global. Namun, masyarakat miskin tidak berubah banyak yang jumlahnya sekitar 1 miliar orang e. Masyarakat di negara kaya kini punya mas hiudp yang lebih panjang dari sebelumnya, tetapi sekitar 1400-30000 orang mati setiap tahun di negara berkembang karena penyakit yang ditularkan lewat air. f. Belanja dari luar negeri menciut dari 69 miliar dolar pada tahun 1992 menjadi 53 miliar dolar pada tahun 2000. Sementara, beban utang negara berkembang dan negara dalam transisi ekonomi (Eropa Timur) meningkat 34% sejak KTT Bumi menjadi 2.5 miliar triliyun pada tahun 2000. g. Sementara UNEP (program lingkungan PBB) harus berjuang dengan anggaran hanya 100 juta dolar, belanja militer di seluruh dunia mencapai lebih dari 2 miliar dolar per hari.
Lampiran 2
87
Dalam KTT kedua setelah sebelumnya di Rio De Janeiro ini, membahas sebagaimana kebijakan industry negara Dunia Pertama dan Dunia Ketiga agar tidka merusak lingkungan. Lahirnya konfrensi ini merupakan kesadaran baru bagi dunia atau kelestarian 2. Usaha-usaha manusia dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup Hubungan antara manusia dan lingkungannya semenjak dahulu sudah terjalin begitu erat. Dengan kata lain manusia akan bisa memengaruhi lingkungan hidupnya dan sebaliknya pula lingkungan hidup juga bisa memengaruhi watak dan sifat manusia. Beberapa contoh bentuk upaya pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup pada wilayah daratan, antara lain sebagai berikut. 1.
Reboisasi, yaitu berupa penanaman kembali tanaman terutama pada daerah-daerah
perbukitan yang telah gundul. 2.
Rehabilitasi lahan, yaitu pengembalian tingkat kesuburan tanah-tanah yang kritis dan
tidak produktif. 3.
Pengaturan tata guna lahan serta pola tata ruang wilayah sesuai dengan karakteristik
dan peruntukan lahan. 4.
Menjaga daerah resapan air (catchment area) diupayakan senantiasa hijau dengan
cara ditanami oleh berbagai jenis tanaman keras sehingga dapat menyerap air dengan kuantitas yang banyak yang pada akhirnya dapat mencegah banjir, serta menjadi persediaan air tanah. 5.
Pembuatan sengkedan (terasering) atau lorak mati bagi daerahdaerah pertanian yang
memiliki kemiringan lahan curam yang rentan terhadap erosi. 6.
Rotasi tanaman baik secara tumpangsari maupun tumpang gilir, agar unsur-unsur
hara dan kandungan organik tanah tidak selamanya dikonsumsi oleh satu jenis tanaman. 7.
Penanaman dan pemeliharaan hutan kota. Hal ini dimaksudkan supaya kota tidak
terlalu panas dan terkesan lebih indah. Mengingat pentingnya hutan di daerah perkotaan, hutan kota sering dinamakan paru-paru kota. 3. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan) Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air
Lampiran 2
88
yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi. 4. Pelestarian udara Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara terkandung beranekaragam gas, salah satunya oksigen. Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar oksigen berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup setiap organisme. 5. Pelestarian hutan Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak. Pembalakan liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan. 6. Pelestarian laut dan pantai Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan biota laut dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam kelestarian laut dan pantai. 7. Pelestarian flora dan fauna Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan, tumbuhan, dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem tersebut akan mengakibatkan gangguan dalam kehidupan. Etika Lingkungan Etika Lingkungan berasal dari dua kata, yaitu Etika dan Lingkungan. Etika berasal dari bahasa yunani yaitu “Ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Etika lingkungan adlah kebijaksanaan moral manusia dalam pergaulannya dengan lingkungan termasuk manusia dengan makhluk hidup lain, manusia dengan alam, serta manusia dengan Tuhannya. Penegakan Hukum Lingkungan 1. Hukum lingkungan Lampiran 2
89
Hukum lingkungan adalah hukum yang mengatur tatanan lingkungan (lingkungan hidup), yang mencakup semua kondisi dan benda, termasuk di dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya, yang terdapat di dalam ruang dimana manusia berada dan memengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan benda lainnya (Soedjono,1979:29) 2. Penegakan hukum lingkungan dalam kaitannya dengan hukum administrasi Dalam hubungan dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup, penegakan hukum di bidang lingkungan hidup dapat diklasifikasikan kedalam tiga kategori, yaitu: a. Penegakan hukum lingkungan dalam kaitannya dengan Hukum Admisnistrasi Tata Usaha Negara’ b. Penegakan hukum lingkungan dalam kaitannya dengan hukum perdata c. Penegakan hukum lingkungan dalam kaitannya dengan hukum pidana Untuk mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup maka perlu diusahakan peningkatan dampak positif dan pengurangan dampak negative. Adapun kewenangan pemerintah untuk mengatur merupakan suatu hal yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang. Dari sisi hukum administrasi negara, kewenangan ini disebut kewenangan atribusi yaitu kewenangan yang melekat pada badan-badan pemerintah yang diperoleh dari undang-undang sehingga badan-badan pemerintah tersebut memiliki kewenangan untuk melaksanakan ketentuan pasal 8 Undang-Undangn Nomor 23 Tahun 1997. 3. Hubungan masyarakat dengan penegakan hukum lingkungan Masyarakat berkewajiban memberitahukan bahwa telah terjadi pencemaran ataupun perusakan lingkungan alam tertentu. Peran masyarakat dalam melestarikan lingkungan dapat dimulai dengan meningkatkan kesadaran mereka akan arti penting lingkungan. 4. Lemahnya penegakan hukum lingkungan AMDAL yang diharapkan sebagai perangkat kebijakan yang dipersiapkan sebagai perangkat kebijakan yang dipersiapkan untuk mengurangi dampak lingkungan suatu kegiatan sejak tahap perencanaan dan bertujuan mencegah laju pencemaran AMDAL dalam otonomi daerah, Kementrian Lingkungan Hidup telah mengevaluasi terhadap 75 dokumen AMDAL.
Lampiran 2
90
Taman Nasional dan Cagar Alam Indonesia Cagar alam atau suaka alam dapat diartikan sebagai kawasan suaka alam yang mempunyai kekhasan tumbuhan dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindudngi dan perkembangannya berlangsung secara alami. Cagar alam bernilai khas untuk penelitian dan pengembangan, ilmu pengetahuan, pendidikan, dan kegiatan penunjang budidaya, serta untuk kepentingan umum. Contoh cagar alam Nuansa Kambangan Barat di Jawa Tengah Karakteristik penentuan suatu kawasan sebagai kawasan cagar alam antara lain sebagai berikut. 1. Memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan serta ekosistem. 2. Mewakili formasi biota tertentu dan atau unit – unit penyusunnya. 3. Memiliki kondisi alam yang masih alami dan belum terganggu oleh manusia. 4. Memiliki ciri khas potensi sehingga dapat menjadi contoh ekosistem yang keberadaannya memerlukan upaya konservasi. 5. Memiliki komunitas tumbuhan beserta ekosistem yang langka atau yang keberadaannya hampir punah. 6. Memiliki luas yang cukup dan bentuk tertentu untuk mendukung pengelolaan yang efektif dan menjamin keberlangsungan proses ekologis secara alami. Taman Nasional adalah Kawasan Pelestarian Alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Kriteria suatu wilayah dapat ditunjuk dan ditetapkan sebagai kawasan taman nasional meliputi: 1. memiliki sumber daya alam hayati dan ekosistem yang khas dan unik yang masih utuh dan alami serta gejala alam yang unik; 2. memiliki satu atau beberapa ekosistem yang masih utuh; 3. mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelangsungan proses ekologis secara alami; dan
Lampiran 2
91
4. merupakan wilayah yang dapat dibagi kedalam zona inti, zona pemanfaatan, zona rimba, dan/atau zona lainnya sesuai dengan keperluan. 1. Taman Nasional Gunung Leuser (Sumatera) taman nasional yang memiliki luas 9500 km dan berad padaketinggian 3403m mdpl. Oleh karena ukuran dan keragaman habitatnya yang besar, taman nasional ini menjadi taman terpenting di Asia Tenggara yang melindungi ribuat jenis tumbuhan dimana beberapa diketahui tidak terdapat di tempat lain. 2. Taman Nasional Kerinci Seblat (Sumatera) Kerinci seblat menjadi tempat yang bagus untuk melihat tumbuhan hutan pegununga dan daerah subalpine, dataran tinggi, rawa air tawar tertinggi di Sumatera, dan puncak gunung yang mencapai 3800m. taman nasional kerinci seblat termasuk taman nasional terbesar meliputi hampir 1500km di Selatan Danau Toba. 3. Taman Nasional Way Kambas (Sumatera) Kebanyakan daerahnya berawa dengan contoh hutan rawa bagus tidak bergambut dan bakau. 4. Taman Nasional Tanjung Putting (Kalimantan) Taman nasional tanjung putting terletak di tanah alluvial dekat pantai, ketinggian tanjung putting tertinggi hanya 11 m. 5. Taman Nasional Ujung Kulon (Jawa) Taman nasional ujung kulon dikenal sebagai rumah himpunan badak jawa yang masih ada, keindahan flora ujung kulon menarik karena penutupan kembali oleh ledakan Krakatau yag mengirim gelombang laut yang menghancurkan semenanjung 6. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (Jawa) Flora gunung gede pangrango paling bagus dipelajari di Indonesia sebab mudahnya jalan masuk melalui kebon raya cibodas. Taman nasional gunung pangrango mencapai ketinggian 3029m, lereng gunung ditutupi oleh hutan pegunungan rendah, hutan pegunungan, dan lumut sup-alpin, dengan tegakan bunga abadi edelweiss jawa yang berbeda dekat puncaknya. 7. Taman Nasional Baluran (Jawa) Taman nasional baluran terletak di pulau jawa bagian timur yang kering. Taman nasional baluran menawarkan sedere habitat di daerah yang relative kecil. Lampiran 2
92
8. Taman Nasional Lore Lindu (Sulawesi) Tipe vegetasi utama taman nasional lore lindu adalah hutan pegunungan dengan taman nasional di ketinggian 1000m. Sulawesi merupakan batas terbarat eucalyptus dengan hanya satu jenis, eucalyptus deglupta. 9. Taman Nasional Morowali (Sulawesi) Taman nasional ini terletak di dataran alluvial luas dan tanah ultrabasic menghasilkan vegetasi perdu rendah. 10. Cagar Alam Tangkoko Batuangus (Sulawesi) Cagar alam tangkoko batuangus tanahnya sangat subur, diperkaya kerapatan beringin dan pohon buah lainnya, mendukung perkembangan burung dan mamalia. Ketinggian tempatnya sampai 1351 mdpl, yang meliputi habitat dataran rendah, hutan pegunungan rendah, dan lautan lumut 11. Taman Wisata Alam Ruteng (Sunda Kecil) Taman wisata alam ruteng melindungi beberapa contoh terbaik hutan pegunungan lembap (musim dan malar hijau). Kepulauan sunda kecil, termasuk gunung ranaka yang berketinggian 2140m, puncak tertinggi di Flores. Di bawah puncaknya terdapat vegetasi alpin. 12. Cagar Alam Wasur (Irian Jaya/Papua) Cagar alam wasur merupakan padang rumput sangat luas dengan rawa ilalang dan hutan musim campuran. 13. Taman Nasional Komodo (Sunda Kecil) Taman nasional komodo terkenal karena komodonya. Jarak taman nasional komodo dari pusat persebaran jenis utama tertutup oleh rendahnya curah hujan sehingga flora dan fauna. Keterjalan bukit secara umum tertutup rumput dengan pohon tal dan zizyphus yang berpencar, dengan tegakan pohon padat di sepanjang alur air dan epifit seperti anggrek. 14. Cagar Alam Lorentz (Papua/Irian Jaya) Cagar alam terbesar di Indonesia dengan luas 21500km. cagar alam Lorentz terdapat semua tipe habitat besar yang terdapat di papua, yang meliputi bakau, hutan rawa, hutan pegunungan, sertu vegetasi subalpine dan alpin. Cagar alam ini mempunyai
Lampiran 2
93
gunung tertinggi di Indonesia, gunung jaya (5039m), yang diselimuti salju abadi di puncaknya. 15. Cagar Alam Pananjung (Jawa Barat) Cagar alam panajung seluas kurang lebih 530 hektar yang diantaranya termasuk wisata seluas 3770 hektar berada dalam pengelolaan SBKSDA Jawa Barat II. Cagar alam pananjung memiliki berbagai flora dan fauna langka, seperti bunga raflesia Padma, banteng, rusa, dan berbagai jenis kera. 16. Cagar Alam Batukahu (Bali) Cagar alam seluas 176280ha. Tipe ekosistem cagar alam taukahu termasuk dalam hutan hujan tropis dataran tinggi yang dicirikan dengan curah hujan yang tinggi.
Lampiran 2
94
KISI KISI INSTRUMEN SOAL VALIDITAS
KOMPETENSI DASAR
Menganalisis pelestarian lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan
INDIKATOR Menjelaskan kerusakan lingkungan hidup
NO. SOAL 2, 3, 7, 15, 18, 20, 23, 25, 30, 38, 39, 41, 42, 44,
Menjelaskan pengelolaan lingkungan hidup
5, 6, 16, 31, 32 40, 49
Menjelaskan pelestarian lingkungan hidup
1, 4, 8, 13, 26, 28, 36, 43
Menjelaskan etika lingkungan 14, 17, 19, 24, 27, 33, 34, 37,
Lampiran 3
Menjelaskan penegakan hukum lingkungan
9, 10, 21, 22, 29, 35
Menyebutkan taman nasional dan cagar alam di Indonesia
11, 12, 45, 46, 47, 48, 50
94
SOAL PRE-TEST DAN POST-TEST UNTUK UJI VALIDITAS, REALIBILITAS, DAYA PEMBEDA DAN TINGKAT KESUKARAN GEOGRAFI MATERI PEMANFAATAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP Nama
:
Kelas
:
Waktu
:20menit
Petunjuk Pengerjaan ! Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang (X) pada pilihan a, b, c atau d ! 1. Lingkungan hidup adalah … a. Tempat makhluk hidup tinggal di muka bumi b. Sebagian unsur di sekitar individu yang berpengaruh terhadap kehidupan c. Keseluruhan unsur atau komponen yang berada di sekitar individu yang memengaruhi kehidupan dan perkembangan individu yang bersangkutan d. Tempat dimana hanya lingkungan manusia yang hidup 2. Akibat tang akan di darita dari kerusakan hutan, kecuali …. a. Punahnya berbagai jenis hewan dan tumbuhan sehingga mengurangi keanekaragaman hayati b. Perubahan iklim karena pengaturan klimatologis c. Terjadinya kekeringan pada musim kemarau d. Perekonomian negara menurun 3. Banjir bandang akhir-akhir ini banyak terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Hal tersebut di antaranya diakibatkan oleh …. a. Fenomena alam setiap tahun b. Gundulnya hutan karena illegal logging c. Sudah menjadi rutinitas mengalami banjir d. Daerahnya ada dataran rendah 4. Konservasi memiliki tujuan …. a. Pemanfaatan lingkungan untuk pembangunan b. Sebagai upaya membudidayakan flora dan fauna untuk dimanfaatkan c. Perlindungan sumber daya alam agar lestari d. Untuk keperluan mengumpulkan berbagai jenis hewan dan tumbuhan dalam suatu tempat 5. Usaha untuk menjaga kelestarian air tanah di lingkungan kita dapat dilakukan dengan cara berikut, kecuali …. a. Mengurangi penggunaan air tanah bagi kegiatan industry b. Mencegah kepadatan penduduk yang tinggi Lampiran 4
95
c. Mencegah kerusakan hutan d. Pelaksanaan AMDAL diperlonggar 6. Hutan-hutan di daerah pegunungan menyebabkan udara segar dan nyaman. Fungsi semacam ini disebut …. a. Fungsi hidrologis b. Fungsi strategis c. Fungsi orologis d. Fungsi klimatologis 7. Gejala alam di permukaan bumi yang terbentuk karena pengaruh iklim terhadap hutan di Indonesia, adalah …. a. Jenis tumbuhan heterogen b. Sangat lebat sehingga susah ditembus sinar matahari c. Mengandung jenis kayu yang berkualitas tinggi d. Merata di seluruh kepulauan Indonesia 8. Keadaan hutan-hutan di Indonesia berbeda dari barat ke timur. Secara umum, keadaan hutan dari bagian barat ke timur adalah …. a. Stepa – hutan hujan tropis – sabana b. Rimba – sabana – musim c. Hutan hujan tropis – musim – sabana d. Hutan hujan tropis – sabana – musim 9. Berikut adalah fungsi hutan, kecuai …. a. Memengaruhi unsur-unsur klimatologis, seperti hujan, suhu, panas matahari, angina dan kelembapan b. Tempat hidu[ fauna dan flora c. Mengatur keberadaaan air dimuka bumi d. Tempat pariwisata 10. Menurut UU No.68/1998, wilayah berikut secara umum termasuk dalam wilayah konservasi, yaitu wilayah … a. Suaka alam dan pelestarian alam b. Suaka alam dan wisata alam c. Suaka alam dan taman hutan raya d. Suaka margasatwa dan cagar alam 11. Pertimbangan suaka alam harus dijadikan wilayah konservasi adalah …. a. Wilayah tersebut merupakan wilayah yang terpencil b. Wilayah yang memiliki komunitas langka atau jarang c. Wilayah yang bebas dari berbagai ancaman kerusakan d. Wilayah yang memiliki keanekaragaman yang tinggi 12. Kawasan dengan ciri khas tertentu yang memiliki fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah system penyangga kehidupan disebut …. a. Kawasan suaka alam b. Kawasan pelestarian alam c. Kawasan taman wisata alam d. Kawasan taman hutan raya 13. 1. Merupakan paru-paru dunia 2. menahan erosi Lampiran 4
96
3. udaranya panas 4. menghasilkan devisa Pernyataan yang merupakan fungsi hutan secara ekologis adalah nomor …. a. 1, 2, 3 c. 1, 4, 5 b. 1, 3, 4 d. 2, 3, 4 14. 1. Merupakan paru-paru dunia 2. untuk keperluan perang 3. habitat pelestarian flora fauna 4. sebagai tempat rekreasi 5. iklim penyeimbang Pernyataan yang merupaka fungsi hutan secara strategis dan pariwisata adalah nomor …. a. 1 dan 2 c. 2 dan 3 b. 1 dan 3 d. 2 dan 4 15. 1. Erosi tanah 2. banjir bandang 3. punahnya habitat hewan dan tumbuhan 4. jumlah air tanah melimpah 5. makhluk hidup berkembang dengan baik Pernyataan yang merupakan akibat kerusakan hutan ditunjukan nomor …. c. 1, 4, 5 a. 1, 2, 3 b. 1, 3, 4 d. 2, 3, 4 16. Untuk mengatasi masalah kekeringan dapat dilakukan dengan …. a. Pengerukan sungai b. Hujan buatan c. Pembuatan waduk d. Reklamasi pantai 17. 1. Menggunakan energy minyak bumi secara berlebihan 2. menggunakan kendaraan irit bahan bakar 3. mengurangi penggunaan mobil pribadi 4. pemanfaatna sumber daya alam yang terbatas Upaya pengendalian pencemaran udara adalah nomor …. a. 1 dan 2 b. 2 dan 3 c. 1 dan 4 d. 2dan4 18. Dampak dari sinar ultraviolet yang menembus permukaan bumi secara berlebihan, kecuali …. a. Dapat menimbulkan penyakit kanker kulit b. Dapat menimbulkan penyakit katarak mata c. Dapat mengakibatkan tanaman tidak dapat tumbuh sehingga petani tidak dapat bercocok tanam d. Dapat menurunkan kualitas air 19. Berikut ini bukan peran manusia sebagai baghian dari unsur lingkungan hidup adalah …. a. perilaku manusia memengaruhi kehidupan organisme b. perilaku manusia memengaruhi kelangsungan lingkungan Lampiran 4
97
c. perilaku manusia memengaruhi makhluk hidup d. perilaku manusia tidak berperan apa-apa terhadap lingkungan 20. Umumnya kualitas air mengalami penurunan atau mengalami pencemaran terjadi pada …. a. Sungai b. Laut c. Danau d. Air tanah 21. Menuurt keputusan Mentri Lingkungan Hidup No.2 Tahun 1988, telah menetapkan mutu air yang dapat digunakan sebagai air minum tanpa memerlukan pengelolaan terlebih dahulu, yaitu …. a. Golongan A b. Golongan B c. Golongan C d. Golongan D 22. Konfrensi PBB tentang Lingkunag Hidup manusia yang diadakan di Swedia, Stockholm tahun 1972. Berikut adalah hasil deklarasinya, kecuali …. a. Deklarasi tentang lingkungan hidup b. Rencana aksi lingkungan hidup manusia c. Rekomendasi tentang kelembagaan dan keungan untuk menunjang pelaksanaan d. Menambahkan daftar perusahaan ekolabel 23. Untuk membedakan apakah air sungai memiliki kualitas yang baik atau tidak secara umum dapat diketahui melalui hal berikut, kecuali …. a. Warna dan air yang hitam b. air menimbulkan bau yang menyengat c. Tidak ada ikan yang hidup d. Apabila digunakan manusia menimbulkan berbagai penyakit 24. Berikut ini tidak termasuk kerusakan hutan akibat perbuatan manusia adalah …. a. Illegal logging b. Pembuangan sampah di hutan c. Pengguanaan traktor dalam membajak sawah d. Mendirikan bangunan (villa) tanpa memperhatikan lingkungan hidup 25. Akibat efek rumah kaca dan gejala pemanasan global mengancam bumi. Hal itu terjadi karena gas-gas yang dihasilkan oleh industry dan kendaraan bermotor yaitu berupa gas …. a. Nitrogen dan ozon b. Karbon monoksida dan kloro flourokarbon c. Nitrogen dan argon d. Ozon dan kloro flourkarbon 26. Fungsi hutan mangrove bagi kelestarian lingkungan pantai (1) Penahan abrasi (2) Penahan laju gelombang (3) Tempat berbiak biota laut (4) Penahan intrusi air laut Pernyataan yang benar adalah …. Lampiran 4
98
a. 1, 2, 3 b. 1, 3 c. 2, 4 d. 1, 2, 3, 4 27. 1. Dibakar 2. Untuk makanan ternak (babi) 3. Untuk biogas 4. Untuk bahan pupuk 5. Untuk dijual kembali Berikut adalah cara dan system pemusnahan sampah yang baik, adalah … a. 1, 2, 5 b. 2, 3 c. 3, 4 d. 1, 2, 3, 4 a. 1, 2, 3, dan 4 28. Suatu kawasan alam dimana di dalamnya terdapat unsur-unsur hayati (organisme) dan unsur-unsur non-hayati (abiotik) terjadi saling berhubungan secara timbal balik, disebut … a. Populasi b. Habitat c. Ekosistem d. Biosfer 29. Hutan dapat berfungsi untuk menjaga banyaknya bunga tanah (humus) dari bahaya erosi, karena tumbuhan pada hutan dapat mengikat atau menahan air hujan. Fungsi ini disebut … a. Fungsi sosial b. Fungsi ekonomi c. Fungsi hidrologis d. Fungsi orologis 30. Unsur gas yang banyak merusak lapisan ozon dan mempengaruhi perubahan iklim global gas adalah …. a. Metana b. Belerang c. Nitrogen oksida d. Karbon monoksida 31. Berikut adalah unsur yang tidak menjadi bagian dari organisasi makhluk hidup adalah …. a. Protoplasma b. Jaringan c. Populasi d. Kromosom 32. Terjadinya kelebihan populasi hewan tertentu dikarenakan …. a. Berkurangnya hewan predator b. Kebakaran hutan c. Berkurang resapan air Lampiran 4
99
d. Kerusakan lingkungan 33. Dalam pembangunan berkelanjutan perlu dilakukan berbagai upaya sebagai berikut, kecuali …. a. Menyatukan persepsi tentang biosfer b. Menggunakan sumber daya yang membahayakan biosfer c. Menstabilkan populasi bumi d. Mendukung program pemerintah dalam pengelolaan sumber daya lingkungan 34. Ekolabel adalah …. a. System sertifikasi untuk produk yang memenuhi syarat pembangunan berkelanjutan b. System penginputan data sebuah produk yang ramah lingkungan c. System analisis daur hidup untuk analisis dampak lingkungan d. System audit sertifikasi untuk produk yang tidak ramah lingkungan 35. Teknologi produk bersih adalah …. a. Teknologi yang meminimumkan limbah pada setiap mata rantai produksi b. Teknologi yang meminimumkan bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan c. Teknologi yang meminimumkan penggunaan bahan kimia d. Teknologi yang dapat memperbarui lingkungan 36. Berikut adalah usaha pelestarian air, kecuali …. a. Melarang setiap pabrik membuang limbah cairnya ke sungai sebelum di daur ulang b. Melarang penebangan hutan secara liar agar air tanah tetap berlimpah c. Pengelolaan pantai dan lautan dengan baik d. Menjual air mentah dalam kemasan 37. Keuntungan dari pembangunan ramah lingkungan yang berdasarkan ekoefisiensi, kecuali …. a. Lebih murah b. Benefit lebih besar c. Terjadinya pemerataan d. Mudah di laksanakan 38. Apa yang dimaksud dengan peristiwa lubang ozon …. a. Peristiwa lepasnya zat kimia berbahaya pada stratosfer b. Peristiwa berkurangnya kadar ozon di lapisan stratosfer c. Peristiwa bertambahnya panas di permukaan bumi d. Peristiwa bertambahnya zat kimia yang menyelimuti permukaan bumi 39. Berikut yang bukan zat penyumbang gas rumah kaca …. a. CFC b. CO2 c. Fe d. Metan 40. Hutan di lereng pegunungan berfungsi sebagai pelindung tanah. Hutan semacam ini berfungsi sebagai …. a. Hidrologis b. Klimatologis c. Strategis d. Orologis 41. Salah satu dampak dari penurunan lingkungan hidup adalah …. a. Tertundanya pertumbuhan perekonomian Lampiran 4
100
b. Meningkatkan investor c. Menambah jumlah wisatawan d. Menambah pendapatan negara 42. Apa yang dimaksud dengan badai siklon tropik …. a. Badai yang terjadi di permukaan laut dengan kekuatan dari yang sedang sampai dengan sangat lemah b. Badai yang terjadi di daerah lintang tinggi dengan kekuatan lemah c. Badai yang terjadi dari dari angina yang sangat kuat d. Badai yang terjadi di daerah benua artktik 43. Untuk menjaga mutu tanaman hutan, maka perlu dilakukan …. a. Pembatasan penebangan kayu b. Melarang masyarakat masuk hutan c. Memagari hutan dengan kawat berduri d. Memberi denda yang masuk hutan tanpa izin 44. Faktor kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh gejala alam di antaranya, kecuali ….. a. Musim kemarau berkepanjangan b. Letusan gunung api c. Badai siklon d. Pasang surut air laut 45. Taman nasional way kambas adalah taman nasional yang berada di …. a. Sumatera b. Lombok c. Sulawesi d. Jawa 46. Tanaman Eucalyptus deglupta adalah tanaman khas di …. a. Taman Nasional Lore Lindu b. Taman Nasional Morowali c. Taman Nasional Kerinci Seblat d. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango 47. Cagar alam adalah …. a. Suaka untuk melindungi hewan, tumbuh-tumbuhan, tanah dan keindahan alam b. Kawasan untuk melindungi hewan tertentu agar tidak punah c. Kawasan untuk hewan-hewan yang telah punah d. Suaka untuk melindungi tanaman langka 48. Suaka margasatwa adalah bentuk upaya pelestarian hutan, kecuali …. a. Kawasan pariwisata dengan keindahan alam dan hewan b. Taman nasional yang khusus melindungi hewan tertentu agar tidak punah c. Kawasan yang khusus digunakan untuk melindungi d. Bentuk ekosistem asli dari sebuah hutan 49. Berikut adalah upaya pelestarian hutan, kecuali …. a. Memberikan penyuluan kepada penduduk tentang upaya pentingnya hutan b. Mengadakan rehabilitasi c. Mengadakan reboisasi d. Menjadikan hutan sebagai penghasil bahan produksi 50. Cagar alam terbesar di Indonesia adalah …. Lampiran 4
101
a. b. c. d.
Lampiran 4
Cagar Alam Lorentz Cagar Alam Batukahu Cagar Alam Wasur Cagar Alam Pananjung
102
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25..
Lampiran 4
Jawaban C D B C D D D C D D D A A D A B B D D A A D B C B
KUNCI JAWABAN No. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50.
Jawaban A D C C D D A B A A D C B C D A A D D A A A B D A
104 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. Lampiran 5
Kesukaran Soal 0,9 Mudah 0,9 Mudah 0,8 Mudah 0,8 Mudah 0,8 Mudah 0,4 Sedang 0 Sukar 0,7 Sedang 0,9 Mudah 0,8 Mudah 0,8 Mudah 0,7 Sedang 1 Mudah 0,9 Mudah 0,7 Sedang 0,2 Sukar 0,6 Sedang 0,6 Sedang 1 Mudah 0.6 Sedang 0,8 Mudah 0,4 Sedang 1 Sukar 0,9 Mudah 0,9 Mudah 0,3 Sukar 0,3 Sukar 0,8 Mudah 1 Mudah 1 Mudah 0,9 Mudah 0,7 Sedang 0,9 Mudah 1 Mudah 0,1 Sedang 0,9 Mudah 0,3 Sukar 0,6 Sedang 0,9 Mudah 0,9 Mudah 0,8 Mudah 0,8 Mudah 0,1 Sukar 0,4 Sedang 0,8 Mudah
Daya Pembeda 0,2 Sedang 0,4 Baik 0,4 Baik 0,4 Baik 0,4 Baik 0 Jelek 0 Jelek 0,2 Sedang 0,2 Sedang 0,4 Baik 0,4 Baik 0,2 Sedang 0 Jelek 0,2 Sedang 0,6 Baik 0 Jelek 0,8 Sangat baik 0,8 Sangat baik 0 Jelek 0,8 Sangat baik 0,8 Jelek 0,4 Baik 0,2 Sedang 0,2 Sedang 0,2 Sedang -0,2 Sangat jelek -0,2 Sangat jelek 0 Jelek 0 Jelek 0 Jelek 0,2 Sedang 0,2 Sedang 0,2 Sedang 0 Jelek -0,2 Sangat buruk 0,2 Sedang -0,2 Sangat buruk -0,4 Sangat buruk 0,2 Sedang 0,2 Sedang 0 Jelek 0,4 Baik -0,2 Sangat buruk 0 Jelek 0,4 Baik
Validitas 0.044 0.638 0.638 0.638 0.638 0.008 0 0.47 0.638 0.638 0.638 0.253 0 0.806 0.669 0.124 0.653 0.653 0 0.653 0.257 0.241 0.400 0.044 0.044 0.245 0.120 -0.314 0 0 0.806 -0.120 0.044 0 -0.044 0.806 -0.295 -0.047 0.806 0.806 0.304 0.162 -0.44 0.241 0.638
105 46. 47. 48. 49. 50.
0,8 0,6 0,3 0,7 0,5
Mudah Sedang Sukar Sedang Sedang
0,4 -0,4 0,6 0,6 0,6
Case Processing Summary N Valid Cases
a
Excluded Total
% 10
100.0
0
.0
10
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha .846
50
Diketahui : taraf signifikan 5% ₌ 0.632
Lampiran 5
Baik Sangat buruk Baik Baik Baik
0.638 -0.124 0.162 0.669 0.666
106
KISI KISI INSTRUMEN SOAL PRETEST DAN POSTTEST
KOMPETENSI DASAR
Menganalisis pelestarian lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan
INDIKATOR Menjelaskan kerusakan lingkungan hidup
NO. SOAL 1, 2, 9, 11, 12, 15
Menjelaskan pengelolaan lingkungan hidup
3, 5, 14, 16, 19
Menjelaskan pelestarian lingkungan hidup
4, 13
Menjelaskan etika lingkungan 8, 10
Lampiran 6
Menjelaskan penegakan hukum lingkungan
6
Menyebutkan taman nasional dan cagar alam di Indonesia
7, 17, 18, 20
107 SOAL PRETEST DAN POSTTEST Nama
:
1. Akibat yang akan di darita dari kerusakan hutan, kecuali …. a. Punahnya berbagai jenis hewan dan tumbuhan sehingga mengurangi keanekaragaman hayati b. Perubahan iklim karena pengaturan klimatologis c. Terjadinya kekeringan pada musim kemarau d. Perekonomian negara menurun 2. Banjir bandang akhir-akhir ini banyak terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Hal tersebut di antaranya diakibatkan oleh …. a. Fenomena alam setiap tahun b. Gundulnya hutan karena illegal logging c. Sudah menjadi rutinitas mengalami banjir d. Daerahnya pada dataran rendah 3. Konservasi memiliki tujuan …. a. Pemanfaatan lingkungan untuk pembangunan b. Sebagai upaya membudidayakan flora dan fauna untuk dimanfaatkan c. Perlindungan sumber daya alam agar lestari d. Untuk keperluan mengumpulkan berbagai jenis hewan dan tumbuhan dalam suatu tempat 4. Usaha untuk menjaga kelestarian air tanah di lingkungan kita dapat dilakukan dengan cara berikut, kecuali …. a. Mengurangi penggunaan air tanah bagi kegiatan industry b. Mencegah kepadatan penduduk yang tinggi c. Mencegah kerusakan hutan d. Pelaksanaan AMDAL diperlonggar 5. Berikut adalah fungsi hutan, kecuai …. a. Memengaruhi unsur-unsur klimatologis, seperti hujan, suhu, panas matahari, angina dan kelembapan b. Tempat hidu[ fauna dan flora c. Mengatur keberadaaan air dimuka bumi d. Tempat pariwisata 6. Menurut UU No.68/1998, wilayah berikut secara umum termasuk dalam wilayah konservasi, yaitu wilayah … a. Suaka alam dan pelestarian alam b. Suaka alam dan wisata alam c. Suaka alam dan taman hutan raya d. Suaka margasatwa dan cagar alam 7. Pertimbangan suaka alam harus dijadikan wilayah konservasi adalah …. a. Wilayah tersebut merupakan wilayah yang terpencil b. Wilayah yang memiliki komunitas langka atau jarang c. Wilayah yang bebas dari berbagai ancaman kerusakan d. Wilayah yang memiliki keanekaragaman yang tinggi 8. 1. Merupakan paru-paru dunia Lampiran 7
108 2. untuk keperluan perang 3. habitat pelestarian flora fauna 4. sebagai tempat rekreasi 5. iklim penyeimbang Pernyataan yang merupaka fungsi hutan secara strategis dan pariwisata adalah nomor …. a. 1 dan 2 c. 2 dan 3 b. 1 dan 3 d. 2 dan 4 9. 1. Erosi tanah 2. banjir bandang 3. punahnya habitat hewan dan tumbuhan 4. jumlah air tanah melimpah 5. makhluk hidup berkembang dengan baik Pernyataan yang merupakan akibat kerusakan hutan ditunjukan nomor …. a. 1, 2, 3 c. 1, 4, 5 b. 1, 3, 4 d. 2, 3, 4 10. 1. Menggunakan energy minyak bumi secara berlebihan 2. menggunakan kendaraan irit bahan bakar 3. mengurangi penggunaan mobil pribadi 4. pemanfaatna sumber daya alam yang terbatas Upaya pengendalian pencemaran udara adalah nomor …. c. 1 dan 4 a. 1 dan 2 b. 2 dan 3 d. 2 dan 4 11. Dampak dari sinar ultraviolet yang menembus permukaan bumi secara berlebihan, kecuali …. a. Dapat menimbulkan penyakit kanker kulit b. Dapat menimbulkan penyakit katarak mata c. Dapat mengakibatkan tanaman tidak dapat tumbuh sehingga petani tidak dapat bercocok tanam d. Dapat menurunkan kualitas air 12. Umumnya kualitas air mengalami penurunan atau mengalami pencemaran terjadi pada …. a. Sungai c. Danau b. Laut d. Air tanah 13. Berikut adalah unsur yang tidak menjadi bagian dari organisasi makhluk hidup adalah …. c. Populasi a. Protoplasma b. Jaringan d. Kromosom 14. Berikut adalah usaha pelestarian air, kecuali …. a. Melarang setiap pabrik membuang limbah cairnya ke sungai sebelum di daur ulang b. Melarang penebangan hutan secara liar agar air tanah tetap berlimpah c. Pengelolaan pantai dan lautan dengan baik d. Menjual air mentah dalam kemasan 15. Berikut yang bukan zat penyumbang gas rumah kaca …. a. CFC c. Fe b. CO2 d. Metan 16. Hutan di lereng pegunungan berfungsi sebagai pelindung tanah. Hutan semacam ini berfungsi sebagai …. Lampiran 7
103 a. Hidrologis b. Klimatologis c. Strategis d. Orologis 17. Taman nasional way kambas adalah taman nasional yang berada di …. a. Sumatera c. Sulawesi b. Lombok d. Jawa 18. Tanaman Eucalyptus deglupta adalah tanaman khas di …. a. Taman Nasional Lore Lindu b. Taman Nasional Morowali c. Taman Nasional Kerinci Seblat d. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango 19. Berikut adalah upaya pelestarian hutan, kecuali …. a. Memberikan penyuluan kepada penduduk tentang upaya pentingnya hutan b. Mengadakan rehabilitasi c. Mengadakan reboisasi d. Menjadikan hutan sebagai penghasil bahan produksi 20. Cagar alam terbesar di Indonesia adalah …. a. Alam Batukahu b. Cagar Alam Wasur c. CagarAlamPananjun d. CagarAlamLorentz
Lampiran 7
108 KUNCI JAWABAN No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Lampiran 7
Jawaban D B C D D D D D A B D A D D C D A A D D
109
REKAPITULASI NILAI PRETEST DAN POSTTEST
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Lampiran 8
pretest 60 70 70 80 65 75 80 70 75 75 65 70 75 70 60 65 65 60 65 65 80 70 70 75 70 60 60 75 75 70 75 80 70 60 2370
posttest 70 75 80 85 70 90 85 75 90 85 70 80 85 75 85 90 90 90 95 80 85 80 75 90 80 75 90 85 90 85 85 90 90 85 2830
110
PERHITUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI, MEAN, MEDIAN, MODUS UNTUK SKOR HASIL PRETEST
Urutan data terkecil hingga terbesar 60 65 70 60 65 70 60 70 75 60 70 75 60 70 75 60 70 75 65 70 75 65 70 75 65 70 75 65 70 75
80 80 80 80
TABEL SKOR HASIL PRETEST No 1 2 3 4 5 jumlah
X 60 65 70 75 80
f 6 6 10 8 4 34
X2 3600 4225 4900 5625 6400 24750
fX 360 390 700 600 320 2370
fX2 21600 25350 49000 45000 25600 166550
Fk(b) 6 12 22 30 34
Fk(a) 34 30 22 12 6
Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi adalah: 1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil dalam hal ini data terbesar = 80 dan data terkecil = 60, dengan menggunakan rumus R = data terbesar – data terkecil R = 80 – 60 R = 20 2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan menggunakan rumus: K = 1 + 3.3 Log N K = 1 + 3.3 Log 34 K = 6,05 K = 6 (dibulatkan) Lampiran 8
111
3. Menentukan panjangnya kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan rumus: I = rentang (R) / banyak kelas (K) I = 20 / 6 I = 3,33 I=3
NO
Tabel Distribusi frekuensi Interval Titik Batas Batas Kelas Tengah Bawah Atas
1 2 3 4 5 6
60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-90
62 67 72 77 82 87
59.5 64.5 69.5 74.5 79.5 84.5
64.5 69.5 74.5 79.5 84.5 90.5
4. Menentukan Mean (rata-rata), yaitu : Mean (M) = ∑F.X/N Mean (M) = 2370/34 Mean (M) = 69.70588 5. Menentukan Median (
) ( (
) )
6. Menentukan Modus (nilai yang banyak muncul), yaitu:
Lampiran 8
Frekuensi Absolut Relatif 6 14.2857 6 14.2857 10 23.8095 8 19.0476 4 9.52381 0 0
112
(
) (
)
(
)
7. Menentukan varians ( ∑
(
) ∑
)
8. Menentukan nilai standar deviasi (standar baku), yaitu : √
√ √ √
Lampiran 8
(
)
(
)
113
PERHITUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI, MEAN, MEDIAN, MODUS UNTUK SKOR HASIL POSTTEST urutan data terkecil hingga terbesar 70 80 85 70 80 85 70 80 85 75 85 90 75 85 90 75 85 90 75 85 90 75 85 90 80 85 90 80 85 90
90 90 90 95
TABEL SKOR HASIL POSTTEST No 1 2 3 4 5 6 jumlah
X 70 75 80 85 90 95
f 3 5 5 10 10 1 34
X2 4900 5625 6400 7225 8100 9025 41275
fX 210 375 400 850 900 95 2830
fX2 14700 28125 32000 72250 81000 9025 237100
Fk(b) 3 8 13 23 33 34
Fk(a) 34 33 23 13 8 3
Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi adalah: 1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil dalam hal ini data terbesar = 95 dan data terkecil = 70, dengan menggunakan rumus R = data terbesar – data terkecil R = 95 – 70 R = 25 2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan menggunakan rumus: K = 1 + 3.3 Log N K = 1 + 3.3 Log 34 K = 6,05 K = 6 (dibulatkan)
Lampiran 8
114
3. Menentukan panjangnya kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan rumus: I = rentang (R) / banyak kelas (K) I = 25 / 6 I = 8.33 I=8
NO
Tabel Distribusi frekuensi Interval Titik Batas Batas Kelas Tengah Bawah Atas
1 2 3 4 5 6
70-74 75-79 80-84 85-89 90-94 95-99
72 77 82 87 92 97
69.5 74.5 79.5 84.5 89.5 94.5
74.5 79.5 84.5 89.5 94.5 99.5
4. Menentukan Mean (rata-rata), yaitu : Mean (M) = ∑F.X/N Mean (M) = 2830/34 Mean (M) = 83.235 5. Menentukan Median (
) )
( (
)
6. Menentukan Modus (nilai yang banyak muncul), yaitu: (
Lampiran 8
)
Frekuensi Absolut Relatif 3 7.14286 5 11.9048 5 11.9048 10 23.8095 10 23.8095 1 2.38095
115
(
)
(
)
7. Menentukan varians ( ∑
(
) ∑
)
8. Menentukan nilai standar deviasi (standar baku), yaitu : √
√ √ √
Lampiran 8
(
)
(
)
116
Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa Pertemuan I
No
Aspek yang diamati 5
I
II
III
4
Skoring 3 2
Pra Pembelajaran 1. Tempat duduk masing-masing siswa
√
2. Kesiapan menerima pembelajaran
√
Kegiatan Membuka Pelajaran 1. Siswa menjawab salam dan mendengarkan guru
√
2. Mendengarkan penjelasan tentang kompetensi yang hendak dicapai
√
3. Guru mengajak siswa untuk berdoa bersama sebelum pelajaran di mulai
√
4. Siswa diberikan kata-kata mutiara positif oleh guru yang dapat meningkatkan semangat untuk belajar.
√
5. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu: Siswa dapat menjelaskan kerusakan lingkungan hidup Siswa dapat menjelaskan pengelolaan lingkungan hidup
√
Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penjelasan Materi 1. Memperhatikan penjelasan materi pelajaran kerusakan ekologi akibat pembangunan
√
2. Siswa memperhatikan penjelasan tentang kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh alam dan kegiatan
√
Lampiran 9
Komentar 1
117
manusia 3. Siswa dapat menjelaskan kembali tentang materi kerusakan lingkungan hidup
√
4. Siswa dapat menyebutkan sebab-sebab kerusakan lingkungan hidup
√
5. Siswa mendiskusikan : Proses dan dampak dari pencemaran udara Proses dan dampak dari pencemaran suara Proses dan dampak dari pencemaran air Proses dan dampak dari pencemaran tanah
√
6. Siswa menjelaskan hasil diskusi tentang proses dan dampak pencemaran di depan kelas
√
7. Siswa memberi tanggapan dan mengembangkan hasil diskusi
√
B. Pendekatan/Strategi Belajar 1. Keterlibatan dalam kegiatan belajar seperti aktif dalam kegiatan pembelajaran 2. Mengemukakan pendapat ketika diberikan kesempatan
√ √
3. Mencatat penjelasan yang disampaikan guru 4. Mengikuti proses pembelajaran dari awal hingga akhir
√ √
C. Pemanfaatan Media pembelajaran/Sumber Belajar 1. Interaksi antara siswa dan media pembelajaran yang digunakan Lampiran 9
√
118
2. Tertarik pada materi yang disajikan dengan media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran 3. Ketekunan dalam mempelajari sumber belajar yang ditentukan seperti buku sumber, internet dan LKS
√
√
D. Penilaian Proses 1. Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru
√
2. Menjawab pertanyaan guru dengan benar √ E. Penggunaan Bahasa 1. Mengemukakan pendapat
√
2. Mengajukan pertanyaan
√
Penutup Keterlibatan dalam memberi rangkuman atau kesimpulan Keterangan :
VI
5
: Sangat Baik
4
: Baik
3
: Sedang
2
: Buruk
1
: Sangat Buruk
Lampiran 9
√
119
Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa Pertemuan II
No
Aspek yang diamati 5
I
II
Skoring 3 2
Pra Pembelajaran 1. Tempat duduk masing-masing siswa
√
2. Kesiapan menerima pembelajaran
√
Kegiatan Membuka Pelajaran 1. Siswa menjawab salam dan mendengarkan guru
√
2. Mendengarkan penjelasan tentang kompetensi yang hendak dicapai
√
3. Guru mengajak siswa untuk berdoa bersama sebelum pelajaran di mulai
√
4. Siswa diberikan kata-kata mutiara positif oleh guru yang dapat meningkatkan semangat untuk belajar.
√
5. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu: Siswa dapat menjelaskan pelestarian lingkungan hidup
√
6. Siswa di bentuk menjadi lima kelompok untuk mempersiapkan diri pergi karyawista ke Hutan Kota Srengeseng dan diberikan pengarahan untuk untuk menjaga nama baik diri dan sekolah
√
7. Ketertiban siswa selama perjalanan ke Hutan Kota Srengseng III
4
Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penjelasan Materi
Lampiran 9
√
Komentar 1
120
1. Memperhatikan penjelasan materi pelajaran pelestarian lingkungan hidup
√
2. Siswa memperhatikan penjelasan tentang penyelamatan lingkuang hidup dan usaha manusia dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup
√
3. Siswa dapat menjelaskan kembali tentang upaya pelestarian lingkungan hidup
√
4. Siswa berkumpul pada kelompoknya masing-masing untuk menganalisis dan memberikan contoh langsung yang ada di Hutan Kota Srengseng : Usaha pelestarian tanah Usaha pelestarian hutan Usaha pelestarian air Usaha pelstarian udara Usaha pelstarian flora dan fauna
√
B. Pendekatan/Strategi Belajar 1. Keterlibatan dalam kegiatan belajar seperti aktif dalam kegiatan pembelajaran √ 2. Mengemukakan pendapat ketika diberikan kesempatan
√ √
3. Mencatat penjelasan yang disampaikan guru 4. Mengikuti proses pembelajaran dari awal hingga akhir
√
C. Pemanfaatan Media pembelajaran/Sumber Belajar 1. Interaksi antara siswa dan media pembelajaran yang digunakan 2. Tertarik pada materi yang disajikan dengan media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran Lampiran 9
√ √
121
3. Ketekunan dalam mempelajari sumber belajar yang ditentukan seperti buku sumber, internet dan LKS
√
D. Penilaian Proses 1. Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru
√
2. Menjawab pertanyaan guru dengan benar
√
E. Penggunaan Bahasa 3. Mengemukakan pendapat
√
4. Mengajukan pertanyaan
√
Penutup VI Keterlibatan dalam memberi rangkuman atau kesimpulan Keterangan : 5
: Sangat Baik
4
: Baik
3
: Sedang
2
: Buruk
1
: Sangat Buruk
Lampiran 9
√
122
Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa Pertemuan III
No
Aspek yang diamati 5
I
II
Skoring 3 2
Pra Pembelajaran 1. Tempat duduk masing-masing siswa
√
2. Kesiapan menerima pembelajaran
√
Kegiatan Membuka Pelajaran 1. Siswa menjawab salam dan mendengarkan guru
√
2. Mendengarkan penjelasan tentang kompetensi yang hendak dicapai
√
3. Guru mengajak siswa untuk berdoa bersama sebelum pelajaran di mulai
√
4. Siswa diberikan kata-kata mutiara positif oleh guru yang dapat meningkatkan semangat untuk belajar.
√
5. Antusias siswa terhadap video tentang penegakan hukum lingkungan dan siswa memberikan rangkuman tentang video tersebut
√
6. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu: Siswa dapat menjelaskan etika lingkungan Siswa dapat menjelaskan penegakan hukum lingkungan
8. Ketertiban siswa selama perjalanan ke Hutan Kota Srengseng III
4
Kegiatan Inti Pembelajaran
Lampiran 9
√
√
Komentar 1
123
A. Penjelasan Materi √
1. Siswa memperhatikan penjelasan materi etika lingkungan hidup 2. Siswa memperhatikan penjelasan tentang penegakan lingkungan hidup dan hubungan masyarakat dengan penegakan lingkungan hidup
√
√
3. Siswa dapat menjelaskan kembali tentang etika lingkungan hidup dan penegakan lingkungan hidup
B. Pendekatan/Strategi Belajar 1. Keterlibatan dalam kegiatan belajar seperti aktif dalam kegiatan pembelajaran
√
2. Mengemukakan pendapat ketika diberikan kesempatan
√
3. Mencatat penjelasan yang disampaikan guru
√
4. Mengikuti proses pembelajaran dari awal hingga akhir
√
C. Pemanfaatan Media pembelajaran/Sumber Belajar 1. Interaksi antara siswa dan media pembelajaran yang digunakan
√
2. Tertarik pada materi yang disajikan dengan media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran
√
3. Ketekunan dalam mempelajari sumber belajar yang ditentukan seperti buku sumber, internet dan LKS
D. Penilaian Proses Lampiran 9
√
124
1. Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru
√
2. Menjawab pertanyaan guru dengan benar
√
E. Penggunaan Bahasa
VI
1. Mengemukakan pendapat
√
2. Mengajukan pertanyaan
√
Penutup Keterlibatan dalam memberi rangkuman atau kesimpulan
Keterangan : 5
: Sangat Baik
4
: Baik
3
: Sedang
2
: Buruk
1
: Sangat Buruk
Lampiran 9
√
125
Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa Pertemuan IV
No
Aspek yang diamati 5
I
II
Skoring 3 2
Pra Pembelajaran 1. Tempat duduk masing-masing siswa
√
2. Kesiapan menerima pembelajaran
√
Kegiatan Membuka Pelajaran 1. Siswa menjawab salam dan mendengarkan guru
√
2. Mendengarkan penjelasan tentang kompetensi yang hendak dicapai
√
3. Guru mengajak siswa untuk berdoa bersama sebelum pelajaran di mulai
√
4. Siswa diberikan kata-kata mutiara positif oleh guru yang dapat meningkatkan semangat untuk belajar.
√
5. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu: Siswa dapat menyebutkan namanama taman nasional dan cagar alam yang ada di Indonesia III
4
√
Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penjelasan Materi 1. Siswa memperhatikan penjelasan materi pelajaran tentang pengertian cagar alam, suaka margasatwa dan taman nasional
√
2. Siswa memperhatikan penjelasan taman nasional dan cagar alam yang berada di Indonesia
√
Lampiran 9
Komentar 1
126
√
3. Siswa dapat menyebutkan kembali namanama serta lokasi taman nasional dan cagar alam yang berada di Indonesia
B. Pendekatan/Strategi Belajar √
1. Keterlibatan dalam kegiatan belajar seperti aktif dalam kegiatan pembelajaran 2. Mengemukakan pendapat ketika diberikan kesempatan
√ √
3. Mencatat penjelasan yang disampaikan guru 4. Mengikuti proses pembelajaran dari awal hingga akhir
√
C. Pemanfaatan Media pembelajaran/Sumber Belajar 1. Interaksi antara siswa dan media pembelajaran yang digunakan
√
2. Tertarik pada materi yang disajikan dengan media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran
√
3. Ketekunan dalam mempelajari sumber belajar yang ditentukan seperti buku sumber, internet dan LKS
√
D. Penilaian Proses 1. Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru
√
2. Menjawab pertanyaan guru dengan benar
√
E. Penggunaan Bahasa 1. Mengemukakan pendapat Lampiran 9
√
127
2. Mengajukan pertanyaan
√
Penutup Keterlibatan dalam memberi rangkuman atau kesimpulan Keterangan :
VI
5
: Sangat Baik
4
: Baik
3
: Sedang
2
: Buruk
1
: Sangat Buruk
Lampiran 9
√
128
Lembar Observasi Kegiatan Mengajar Pertemuan I
No
Aspek yang diamati 5
I
II
III
4
Skoring 3 2
Pra Pembelajaran 1. Pengaturan tempat duduk masing-masing siswa
√
2. Pengkondisian kesiapan pelaksanaan belajar
√
Kegiatan Membuka Pelajaran 1. Memberi salam kepada siswa saat memasuki kelas
√
2. Memberi penjelasan tentang kompetensi yang hendak dicapai
√
3. Mengajak siswa untuk berddoa bersama sebelum pelajaran dimulai
√
4. Guru memberikan kata-kata mutiara positif oleh guru yang dapat meningkatkan semangat untuk belajar.
√
5. Guru memberikan penjelasan guru mengenai tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu: Siswa dapat menjelaskan kerusakan lingkungan hidup Siswa dapat menjelaskan pengelolaan lingkungan hidup
√
Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penjelasan Materi 1. Memberikan penjelasan materi pelajaran kerusakan ekologi akibat pembangunan 2. Memberikan penjelasan tentang kerusakan lingkungan hidup yang
Lampiran 10
√
√
Komentar 1
129
disebabkan oleh alam dan kegiatan manusia 3. Meminta siswa menjelaskan kembali tentang materi kerusakan lingkungan hidup
√
4. Memintan siswa menyebutkan sebabsebab kerusakan lingkungan hidup
√
5. Meminta siswa mendiskusikan : Proses dan dampak dari pencemaran udara Proses dan dampak dari pencemaran suara Proses dan dampak dari pencemaran air Proses dan dampak dari pencemaran tanah
√
6. Memintan siswa menjelaskan hasil diskusi tentang proses dan dampak pencemaran di depan kelas
√
7. Meminta siswa memberi tanggapan dan mengembangkan hasil diskusi
√
B. Pendekatan/Strategi Belajar √
1. Melaksanakan kegiatan belajar seperti aktif dalam kegiatan pembelajaran 2. Memberi kesempata mengemukakan pendapat
√ √
3. Memberikan catatan ke siswa 4. Mengikuti proses pembelajaran dari awal hingga akhir
√
C. Pemanfaatan Media pembelajaran/Sumber Belajar 1. Kemampuan menggunakan media pembelajaran Lampiran 10
√
130
2. Kesesuaian media dengan materi dan strategi
√
3. Penggunaan sumber belajar selain buku ajar dan LKS
√
D. Penilaian Proses 1. Memberikan tugas/latihan yang diberikan guru
√
2. Melakukan penilaian
√
E. Penggunaan Bahasa 1. Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai dengan perkembangan peserta didik 2. Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah
√ √
Penutup Melakukan konfirmasi, memberikan kesimpulan dan tindak lanjut Keterangan :
VI
5
: Sangat Baik
4
: Baik
3
: Sedang
2
: Buruk
1
: Sangat Buruk
Lampiran 10
√
131
Lembar Observasi Kegiatan Mengajar Pertemuan II
No
Aspek yang diamati 5
I
II
4
Skoring 3 2
Pra Pembelajaran 1. Pengaturan tempat duduk masing-masing siswa
√
2. Pengkondisian kesiapan pelaksanaan belajar
√
Kegiatan Membuka Pelajaran 1. Memberi salam kepada siswa saat memasuki kelas
√
2. Memberi penjelasan tentang kompetensi yang hendak dicapai
√
3. Mengajak siswa untuk berddoa bersama sebelum pelajaran dimulai
√
4. Guru memberikan kata-kata mutiara positif oleh guru yang dapat meningkatkan semangat untuk belajar.
√
5. Menjelaskan mengenai tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu: Siswa dapat menjelaskan pelestarian lingkungan hidup
√
6. Membentuk siswa menjadi lima kelompok untuk mempersiapkan diri pergi karyawista ke Hutan Kota Srengeseng dan diberikan pengarahan untuk untuk menjaga nama baik diri dan sekolah
√
7. Mentertiban siswa selama perjalanan ke Hutan Kota Srengseng
Lampiran 10
√
Komentar 1
132
III
Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penjelasan Materi √
1. Menmberikan penjelasan materi pelajaran pelestarian lingkungan hidup 2. Memberikan penjelasan tentang √ penyelamatan lingkungan hidup dan usaha manusia dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup
√
3. Meminta siswa menjelaskan kembali tentang upaya pelestarian lingkungan hidup 4. Meminta siswa berkumpul pada kelompoknya masing-masing untuk menganalisis dan memberikan contoh langsung yang ada di Hutan Kota Srengseng : Usaha pelestarian tanah Usaha pelestarian hutan Usaha pelestarian air Usaha pelstarian udara Usaha pelstarian flora dan fauna
√
B. Pendekatan/Strategi Belajar 1. Melaksanakan kegiatan belajar seperti aktif dalam kegiatan pembelajaran
√
2. Memberi kesempatan mengemukakan pendapat
√ √
3. Memberikan catatan ke siswa 4. Mengikuti proses pembelajaran dari awal hingga akhir C. Pemanfaatan Media pembelajaran/Sumber Belajar 1. Kemampuan menggunakan media Lampiran 10
√
133
pembelajaran 2. Kesesuaian media dengan materi dan strategi 3. Penggunaan sumber belajar selain buku ajar dan LKS
√ √ √
D. Penilaian Proses 1. Memberikan tugas/latihan yang diberikan guru
√
2. Melakukan penilaian √ E. Penggunaan Bahasa
VI
1. Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai dengan perkembangan peserta didik
√
2. Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah
√
Penutup Melakukan konfirmasi, memberikan kesimpulan dan tindak lanjut
Keterangan : 5
: Sangat Baik
4
: Baik
3
: Sedang
2
: Buruk
1
: Sangat Buruk
Lampiran 10
√
134
Lembar Observasi Kegiatan Mengajar Pertemuan III
No
Aspek yang diamati 5
I
II
4
Skoring 3 2
Pra Pembelajaran 1. Pengaturan tempat duduk masing-masing siswa
√
2. Pengkondisian kesiapan pelaksanaan belajar
√
Kegiatan Membuka Pelajaran 1. Memberi salam kepada siswa saat memasuki kelas
√
2. Memberi penjelasan tentang kompetensi yang hendak dicapai
√
3. Mengajak siswa untuk berddoa bersama sebelum pelajaran dimulai 4. Guru memberikan kata-kata mutiara positif oleh guru yang dapat meningkatkan semangat untuk belajar. 5. Memperhatikan antusiasme siswa terhadap video tentang penegakan hukum lingkungan dan siswa memberikan rangkuman tentang video tersebut 6. Memberikan penjelasan guru mengenai tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu: Siswa dapat menjelaskan etika lingkungan Siswa dapat menjelaskan penegakan hukum lingkungan
7. Menertibkan siswa selama perjalanan ke Hutan Kota Srengseng Lampiran 10
√
√
√
√
√
Komentar 1
135
III
Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penjelasan Materi √
1. Memberikan penjelasan materi etika lingkungan hidup 2. Memberikan penjelasan tentang penegakan lingkungan hidup dan hubungan masyarakat dengan penegakan lingkungan hidup
√
√
3. Meminta siswa menjelaskan kembali tentang etika lingkungan hidup dan penegakan lingkungan hidup
B. Pendekatan/Strategi Belajar 1. Melaksanakan kegiatan belajar seperti aktif dalam kegiatan pembelajaran
√
2. Memberi kesempatan mengemukakan pendapat
√
3. Memberikan catatan ke siswa
√
4. Mengikuti proses pembelajaran dari awal hingga akhir
√
C. Pemanfaatan Media pembelajaran/Sumber Belajar 1. Kemampuan menggunakan media pembelajaran
√
2. Kesesuaian media dengan materi dan strategi
√
3. Penggunaan sumber belajar selain buku ajar dan LKS
Lampiran 10
√
136
D. Penilaian Proses 1. Memberikan tugas/latihan yang diberikan guru
√
2. Melakukan penilaian
√
E. Penggunaan Bahasa 1. Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai dengan perkembangan peserta didik 2. Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah VI
√ √
Penutup Melakukan konfirmasi, memberikan kesimpulan dan tindak lanjut
Keterangan : 5
: Sangat Baik
4
: Baik
3
: Sedang
2
: Buruk
1
: Sangat Buruk
Lampiran 10
√
137
Lembar Observasi Kegiatan Mengajar Pertemuan IV
No
Aspek yang diamati 5
I
II
Skoring 3 2
Pra Pembelajaran 1. Pengaturan tempat duduk masing-masing siswa
√
2. Pengkondisian kesiapan pelaksanaan belajar
√
Kegiatan Membuka Pelajaran 1. Memberi salam kepada siswa saat memasuki kelas
√
2. Memberi penjelasan tentang kompetensi yang hendak dicapai
√
3. Mengajak siswa untuk berddoa bersama sebelum pelajaran dimulai
√
4. Guru memberikan kata-kata mutiara positif oleh guru yang dapat meningkatkan semangat untuk belajar.
√
5. Memberikan penjelasan guru mengenai tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu: Siswa dapat menyebutkan namanama taman nasional dan cagar alam yang ada di Indonesia III
4
√
Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penjelasan Materi 1. Memberikan penjelasan materi pelajaran tentang pengertian cagar alam, suaka margasatwa dan taman nasional 2. Memberikan penjelasan taman nasional
Lampiran 10
√
Komentar 1
138
√
dan cagar alam yang berada di Indonesia 3. Meminta siswa untuk menyebutkan kembali nama-nama serta lokasi taman nasional dan cagar alam yang berada di Indonesia
√
B. Pendekatan/Strategi Belajar 1. Melaksanakan kegiatan belajar seperti aktif dalam kegiatan pembelajaran
√
2. Memberi kesempatan mengemukakan pendapat √ 3. Memberikan catatan ke siswa √ 4. Mengikuti proses pembelajaran dari awal hingga akhir √ C. Pemanfaatan Media pembelajaran/Sumber Belajar 1. Kemampuan menggunakan media pembelajaran
√
2. Kesesuaian media dengan materi dan strategi
√
3. Penggunaan sumber belajar selain buku ajar dan LKS
√
D. Penilaian Proses 1. Memberikan tugas/latihan yang diberikan guru
√
2. Melakukan penilaian
√
E. Penggunaan Bahasa 1. Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai dengan perkembangan peserta didik Lampiran 10
√
139
2. Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah
√
Penutup Melakukan konfirmasi, memberikan kesimpulan VI dan tindak lanjut Keterangan : 5
: Sangat Baik
4
: Baik
3
: Sedang
2
: Buruk
1
: Sangat Buruk
Lampiran 10
√
140
Soal dan Hasil Wawancara
Soal Wawancara 1. Apakah kamu senang dengan pelajaran Geografi? Alasannya apa? 2. Bagaimana pendapat kamu mengenai pembelajaran Geografi yang dilakukan guru? 3. Pembelajaran seperti apa yang kamu inginkan dalam belajar Geografi? 4. Apakah kamu menyukai pembelajaran Geografi dengan metode karyawisata? Berikan alasannya! 5. Menurut kamu apa kelebihan dan kekurangan metode belajar karyawisata? 6. Apakah kamu memiliki saran terhadap pembelajaran Geografi dalam menggunakan metode pembelajaran keryawisata agar lebih menarik?
Lampiran 11
141 Nabila Amalia 1. Apakah kamu senang dengan pelajaran Geografi? Alasannya apa? Lumayan karena mempelajari bumi dan lingkungan 2. Bagaimana pendapat kamu mengenai pembelajaran Geografi yang dilakukan guru? Lumayan menyenangkan, meski kadang gak jelas 3. Pembelajaran seperti apa yang kamu inginkan dalam belajar Geografi? Contoh lebih nyata dan diberikan gambar lebih banyak 4. Apakah kamu menyukai pembelajaran Geografi dengan metode karyawisata? Berikan alasannya! Suka, karena bisa jalan-jalan gratis dan gak bosen di kelas terus 5. Menurut kamu apa kelebihan dan kekurangan metode belajar karyawisata? Kelebihan: enak jalan-jalan sambil belajar Kekurangan: waktunya kurang lama 6. Apakah kamu memiliki saran terhadap pembelajaran Geografi dalam menggunakan metode pembelajaran keryawisata agar lebih menarik? Waktunya di perpanjang dan di kondisikan lebih baik
Lampiran 11
142 Deni Fansuri 1. Apakah kamu senang dengan pelajaran Geografi? Alasannya apa? Senang karena mempelajari Geografi dapat mengetahui ilmu tentang bumi, tata surya dan lingkungan dan sebagainya 2. Bagaimana pendapat kamu mengenai pembelajaran Geografi yang dilakukan guru? Mengajarnya cukup asik dan nyambung, karena gurunya friendly. Memberika contoh di kehidupan sehari-hari tapi karena kelas yang tidak selalu kondusif maka tidak semuanya saya paham 3. Pembelajaran seperti apa yang kamu inginkan dalam belajar Geografi? Diterangkan terlebih dahulu, lalu dicatat 4. Apakah kamu menyukai pembelajaran Geografi dengan metode karyawisata? Berikan alasannya! Suka, karena bisa melihat langsung kenyataan dan mendapat suasana baru selain di kelas 5. Menurut kamu apa kelebihan dan kekurangan metode belajar karyawisata? Kelebihan: bisa melihat dengan nyata Kekurangan: memakan waktu lama di perjalanan 6. Apakah kamu memiliki saran terhadap pembelajaran Geografi dalam menggunakan metode pembelajaran keryawisata agar lebih menarik? Memberikan waktu yang lebih banyak saat di tempat karyawisata
Lampiran 11
143 Inez Rahmadayanti 1. Apakah kamu senang dengan pelajaran Geografi? Alasannya apa? Senang karena bisa mempelajari banyak hal terutama alam 2. Bagaimana pendapat kamu mengenai pembelajaran Geografi yang dilakukan guru? Asik, komunikatif 3. Pembelajaran seperti apa yang kamu inginkan dalam belajar Geografi? Yang mudah dimengerti dan tidak banyak tugas 4. Apakah kamu menyukai pembelajaran Geografi dengan metode karyawisata? Berikan alasannya! Suka, karena bisa melihat fenomenanya langsung 5. Menurut kamu apa kelebihan dan kekurangan metode belajar karyawisata? Kelebihan: bisa berbaur dengan alam Kekurangan: lama di perjalanan dan terpencar 6. Apakah kamu memiliki saran terhadap pembelajaran Geografi dalam menggunakan metode pembelajaran keryawisata agar lebih menarik? Tidak ada
Lampiran 11
144
UJI NORMALITAS N-GAIN Siswa
pretest 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Lampiran 12
posttest n-gain 60 70 0.25 70 75 0.166667 70 80 0.333333 80 85 0.25 65 70 0.142857 75 90 0.6 80 85 0.25 70 75 0.166667 75 90 0.6 75 85 0.4 65 70 0.142857 70 80 0.333333 75 85 0.4 70 75 0.166667 60 85 0.625 65 90 0.714286 65 90 0.714286 60 90 0.75 65 95 0.857143 65 80 0.428571 80 85 0.25 70 80 0.333333 70 75 0.166667 75 90 0.6 70 80 0.333333 60 75 0.375 60 90 0.75 75 85 0.4 75 90 0.6 70 85 0.5 75 85 0.4 80 90 0.5 70 90 0.666667 60 85 0.625 2370 2830
rendah sedang tinggi
<30 30-70 >70
10 19 5
145
Tabel Uji Normalitas Liliefors Pretest NO
X
f
Zn
fX
1 2 3 4 5
60 65 70 75 80
6 6 10 8 4 34
6 12 22 30 34
360 390 700 600 320 2370
f*(Xmean)2 565.2246 132.8718 0.865066 224.2217 423.8756 1347.059
jika Lo < Lt, maka data berdistribusi normal Lo
0.128440682
Lt
0.151
Kesimpulan Lo < Lt, maka data berdistribusi normal 0.128440682 < 0.151
Lampiran 13
Z
f(Z)
s(Z)
|F(Zi)-S(Zi)|
-1.541 -0.747 0.0467 0.8403 1.634 0.2334
0.061705 0.227542 0.518618 0.79964 0.948869
0.1765 0.3529 0.6471 0.8824 1
0.114765437 0.125398856 0.128440682 0.08271281 0.051130758
146
Tabel Uji Normalitas Liliefors Posttest
NO
X
f
Zn
fX
1 2 3 4 5 6
70 75 80 85 90 95
3 5 5 10 10 1 34
3 8 13 23 33 34
210 375 400 850 900 95 2830
f*(X-
)2
525.5187 339.10001 52.335507 31.142014 457.61301 138.4084 1544.1176
Z
f(Z)
s(Z)
-1.96398 -1.22203 -0.48008 0.261865 1.003815 1.745765
0.024766 0.110847 0.315584 0.603287 0.842266 0.959574
0.088235 0.235294 0.382353 0.676471 0.970588 1
jika Lo < Lt, maka data berdistribusi normal Lo
0.128322
Lt
0.151
Kesimpulan Lo < Lt, maka data berdistribusi normal 0.128322 < 0.151
Lampiran 13
|F(Zi)S(Zi)| 0.063469 0.124447 0.066769 0.073183 0.128322 0.040426
147
UJI HOMOGENITAS DATA
NO
X
f
fX
-
)2
X
f
fX
1 2 3 4 5 6
60 65 70 75 80
6 6 10 8 4
360 390 700 600 320
565.22464 132.87184 0.8650657 224.22165 423.87563
70 75 80 85 90 95
34
2370
1347.0588
3 5 5 10 10 1 34
210 375 400 850 900 95 2830
Data Pretests :
̄
(
̄) √
Data Posttest : ̄
(
̄) √
Homogenitas :
Jika Fhitung < Ftabel = data homogen F hitung = 1.146 F tabel = 1.82 Kesimpulan = F hitung < F tabel = 1.146 < 1.82 = data homogen
Lampiran 14
)2 525.5187 339.1 52.33551 31.14201 457.613 138.4084 1544.118
148
UJI HIPOTESIS DATA
Lampiran 15
pretest
posttest d
d2
d-Md
60 70 70 80 65 75 80 70 75 75 65 70 75 70 60 65 65 60 65 65 80 70 70 75 70 60 60 75 75 70 75 80 70 60 2370
70 75 80 85 70 90 85 75 90 85 70 80 85 75 85 90 90 90 95 80 85 80 75 90 80 75 90 85 90 85 85 90 90 85 2830
100 25 100 25 25 225 25 25 225 100 25 100 100 25 625 625 625 900 900 225 25 100 25 225 100 225 900 100 225 225 100 100 400 625 211600
-3.529 -8.529 -3.529 -8.529 -8.529 1.4706 -8.529 -8.529 1.4706 -3.529 -8.529 -3.529 -3.529 -8.529 11.471 11.471 11.471 16.471 16.471 1.4706 -8.529 -3.529 -8.529 1.4706 -3.529 1.4706 16.471 -3.529 1.4706 1.4706 -3.529 -3.529 6.4706 11.471
10 5 10 5 5 15 5 5 15 10 5 10 10 5 25 25 25 30 30 15 5 10 5 15 10 15 30 10 15 15 10 10 20 25 460
(dMd)2 12.457 72.751 12.457 72.751 72.751 2.1626 72.751 72.751 2.1626 12.457 72.751 12.457 12.457 72.751 131.57 131.57 131.57 271.28 271.28 2.1626 72.751 12.457 72.751 2.1626 12.457 2.1626 271.28 12.457 2.1626 2.1626 12.457 12.457 41.869 131.57 2176.5
149
1.
Ho = Tidak ada peningkatan hasil belajar Geografi siswa dengan menggunakan metode pembelajaran karyawisata H1 = Ada peningkatan hasil belajar Geografi siswa dengan menggunakan metode karyawisata
2. α = 5% 3. Nilai T tabel = t (α.n-1) = (0,05.33) = 2,02 4. Nilai T hitung =
√
√
√ Jika T hitung > T tabel = uji hipotesis diterima T hitung = 9.7139 T tabel = 2.02 5. Kesimpulan T hitung > T tabel maka Ho ditolak, artinya ada perbedaan antara hasil pretest dan posttest siswa dengan menggunakan metode karyawisata.
Lampiran 15
150
DOKUMENTASI
Lampiran 16
151
Lampiran 16
152
Lampiran 16
153
Lampiran 16
@ l.
.rq
lltrj_lr
No.
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
I
FORM (FR)
Jl. tr. H. Juanda No 95 Ciputat 1 5412 lndonesia
Tgl. No.
Dokumen
:
Terbit :
Revisi: :
Hal
FITK-FR-AKD-081
1 Maret 01 111
-SURAT BIMBINGAN SKRIPSI Jakarta, 22 Januari 2075
Nomor : Un.0 1/F. I/I(M.O r .:l.Q.\.lfizOl s Lamp. : Hal : Bimbingan Skripsi Kepada Yth.
Jakiatinisa, M.Pd Drs. Banajid Pembimbing Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. A.s.s a I amu'
al
aikum
Dengan
w r. w b.
ini
diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing l/I1
(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa: Nama NIIv{ Jurusan/Konsentrasi Semester
Judui Skripsi
: Rani Fatimah :1111015000058 : Pendidikan Ilmu Pengetahuan IPS/ Geografi : VIII (Delapan) : Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Flasil belajar Siswa pada Iv{ata Pelajaran Sejarah di IvtA Al-Fa1ah, Jakarta Barat
(Studi Kasus : Museum Nasional Jakarta Pusat)
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 17 Oktober 2074, abstraksiloutline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial clianggap perlu, mohon pembirnbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu. diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 (enam) bulan berilutnya tanpa surat perpanjangan.
Bimbingan skripsi
ini
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Was
s
al amu'
a I ctihrm
wr.wb.
.':4+:'&ka,t e1{idita f , * lf"'tcE uf .P
'r'li8W ! ..r -.,.' 1 .,,4
Dr.'Ilvrin Purwanto, M.Pd NrP. 19130424 2oo8ol 1 ol2
Tembusan:
1. 2. 3.
Dekan FITK
Kajur P.IPS Mahasiswa ybs.
a
t
2010
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
l;;ffi.-l q4r1
!j
ll. lr. H. Juanda No 95
FoRM (FR)
Ciputat 15412 lndonesia
No. Dokumen Tgl. No. Revisi:
:
Terbit : :
Hal
FITK-FR-AKD-082
1 Maret
2010
02 111
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Nomor : Un.0l/F. l/l(M,01.31......../2012
Jaliarta,
I Maret 201 5
Larrp, : Outline/Proposul
Hal
: Permohonan
Izin Penelitian
Kepada Yth.
I(epala MAN l9 Jal<arta di Tempat As
s
alamu' al aikunt wr.w b.
Dengan hormat karni sampaikan bahwa,
Narla
Rani Fatimah
NIM
I I I 1015000058
Jurusan
Pendidikan IPS
Senrester
VIII (delapan)
JLrdul
Sliripsi :Pengaruh Kelas
N{etode Karyarvisata Terhadap Hasil Belajar Geografi 19 Jakarta (Studi Kasus l<e Hutan Kota Srengseng)
XI di N{AN
adalah benar mahasisr.vali Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarla yang sedang nrenylrsun skripsi, dan alian mengadakan penelitian (riset) di madrasah yang Bapak pimpin. UntLrl< itu kauri rnohou Bapak dapat rrengizinkan mahasiswa tersebut rrelaksanakar.r penelitian d i rnal<sLrd. Atas perhatian dan kerja sama Bapak, kami ucapkan terima kasih.
Il/us
s ct I a rr
r
u' a I tr i ku
nt vi,r.v,
b.
012 Dekan FITK Pembantu Dekan Bidang Akademik Mahasiswa yang bersangkutan
i. 2.
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
*d,*itt ,"*.6i{";3X l' :
Jl.tr.H. JuandaNogsCipulat
: Terbit : No. Revisi: :
02
Hal
111
No.
Dokumen
FITK-FR-AKD-082
1 Maret 2010
Tgl.
FORM (FR)
15412 tndanesia
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Nonror : Un.0l/F.l/l(M.01.31........12012 Lanrp. :Outline/Proposal I-lal : Perrnohonan Izin Penelitian
Jal<arta,
I Maret 201 5
I(epada Yth.
I(epala Pengurus Hutan I(ota Srengseng di Ternpat A
s'.s'
a I u tn t r' a I ct i ku n t v,
r.w lt.
Dengan horurat kami sampaikan bahwa, Nama
: Rani Fatimah
NIM
:1111015000058
J rr
: Pendidikan IPS
ru san
Semester
Judul
:
VIII (delapan)
Skripsi :Pengaruh Metode Karyarvisata Terhadap Hasil Belajar Kelas XI di MAN 19 Jakarta (Studi Kasus
l<e
Geografi
Hutan Kota Srengseng)
adalah benar tnaltasislvali Fal
Atas perhatiau dan lierja saina Bapak, kauri ucaplian terima
Was s a la
ntu'
a I a i ku
l
ttt v,r.w b.
l,;6iDek{},:o
., ' Kaiur'Pcndidi - 1.r ..1ji: '.li i::,. '-'".,f .. \:..')"'V
:;:"
...*-;-
t9730424 200801 r 0r2 Dekan FITK l. Pembantu Dekan Bidang Akademik 2. Mahasiswa yang bersangkutan
a
1
KEMENTERIAN AGAMA MADRASAH ALIYAH NEGERI 19 IAIGRTA petukangan Muchtar Raya
|1. H.
H. faelan
III
utara fakarta selatan tzz6o
TeIp. (021) 7362936 Fax. (021) 7362987 Elmail: [email protected]
SURAT KETERANGAN
Noq
Jakarta, 21Mei2015
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Madrasah Aliyah Negeri 19 Jakarta menerangkan bahwa: nama
Rani Fatimah
NIM
11
101s0000s8
jurusan
Pendidikan IPS
semester
VIII
universitas
( Delapan )
Universitas Islam Negeri Jakarta
Telah melakukan penelitian
di
menyeiesaikan skripsi dengan
Belajar Geografi Kelas
Madrasah Aliyah Negeri 19 Jakarta dengan baik guna
judul : Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Hasil
XI di MAN 19 Jakarta (
Studi Kasus ke Hutan Kota
Srengseng ) guna memenuhi sebagai persyaratan untuk mendapat gelar sarjana.
Demikian surat keterangan
ini dibuat untuk diketahui dan dilaksanakan
sebagaimana mestinya.
ai Nur, Ld. M. Ag. 97304182000121001
TABEL UJI REFERENSI
Nama
: Rani Fatimah
NIM
:111101500058
Juru'san
: Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Judul
: Pengaruh Mctode Karyawisata pada Pembelajaran Geografi di
Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik
MAN
19 Jakarta Selatan (Studi Kasus ke
Hutan Kota Srengseng) Dosen
Pembimbing : 1. JakiatinNisa, S,Pd, M,Pd 2. Drs. Banajid
No.
l. 2. .).
4. 5.
Sumber Referensi BAB I H.M Alisuf Sabri, Pengantar llmu Pendidikatt, Jakarla: UIN Jakarla Press, 2005, h.93 Oemar Hamlih Ktu'ilailun dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Akasara, 2009, hal.1 Redjo Mudyahardj o, Pengantar Pendidikan, Jakafia : PT Grafindo Persada, 2002, h.3 Redjo lvfudyahardj o, Pengantar Pendidikarz, Jakarta : PT Grafindo Persada, 2002, h.9 ZurinalZ dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pentlidikurt Pengatttar tlcut Dasar-dasar Pelal<sana Pendidikan, lakarta : UIN Jakarta Press.
2006.h.2 BAB
6 7.
8. 9. 10.
Trianto, Meagembangkan Model Pembelajaran Tematik (Iakarta; Prestasi Pustaka. 201 0)" h. 132 Oemar Hamalih Kuriluium dan Pembelajaran (Jakarta: PT Bumi Aksara. 2009) h.57 Zurinal Z dan Wahdi Sayuti llmu Pendidikann Pengantar D as ar-das ar P el al<s an aan P endidikan (J akarta: UIN Jakarta Press). h.1
il
II
KBBI. (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), h.740 Pupuh Faturrahman dan M Sobry Sutikno, Strategi Belaiar lvlengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: PT Rieka Aditama, 2007)h.55
Zurinal
l7
Z dan Wahdi
Sayuti, Ilmtt Pendidikann Pengantar
Paraf Dosen
1
Paraf Doset 2
?,;\--?
/,
'At,q
1, //
Tut Ht_v
'k '/n
,/
+{d ,-/ +,l^A0
I-r
/,
?n-{r
/i
bA"
/,
'q,,r U
a
1,
/,
/
t
D as ar-cl as ar P elctks an ctan P
endidikan (I akarta: UIN Jakarta
Press), h.122
t2.
12 lu.
r4.
15. 16.
17. 18.
t9. 20.
2r.
22. 23.
Pupuh Faturrahman dan M Sobry Sutikno, Strategi Beluiar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: PT Rieka Aditama, 2007)h.63
'?xtlT
Winarto Surakhmad, lletodologi Penga.iarcn Nasional,
d'q
(Bandung: Jenmars. 1980) h.93 Suyanto dan Asep lihat, Merladi Gtrru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitcs Gmt di Era Global, (Jakarla: Erlangga, 20 I 3) h.132 Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pentbelajarun, (Jakarta: Muhamrnad Anas, 201 4) h.43
Kathleen Caroll, A Guide to Great Filed Trips, (New York: Zeohvr Press.2007lh.2 Kathleen Caroll, A Guide to Great Filed Trips, (New York: Zeohvr Press, 2007\ h. 2 Syai{ul Batu'i Djamarah dan Asrva Zain, Strcttegi Belciar Menpaiar. (Jakarta: PT Rieneke Cipta, 2006) h.94 Engkoswar a, D asar-das ar M etodologi P engaj aran, (J akarta: Bina Aksara. I 988). cet. 2. hal.56-57 Nana Sudjana, Peniloian Hasil Proses Belaiar Mengaiar, (Bandune: PT Remaia Rosdakarva,2009) cet. 14, h.22 Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,Z004) cet. Ke-12. h.33 Dimyati dan Mudjiono, Belaiar dan Pembelajaran, (Jakafta: Rineka Cipta.2006) cet. Ke-3, h. 190 Muhibbin Syah, Psifrologi Belajar, (Jakarta: Logos, 1999), h.1 33
24.
25.
Idri Shaffat Optimized Learning Strategt, (Jakarta: Prestasi Pustaka.2009), h.37 Muhibbin Syah, Psikologi Belajaa (Jakarta: Logos, 1999), h.1 34-1 35
26.
Muhibbin Syah, Psitologi Belajar, (Jakarta: Logos, 1999),
28.
Muhibbin Syah, Psitologi Belaiaa (Jakarta: Logos, 1999), h.137
29.
Muhibbin Syah, Psikologi Be.lajar, (Iakarta: Logos, 1999), h. l 38-1 39
30. 31.
Muhibbin Syah, Psrkologi Belajar, (Jakarta: Logos, 1999), h.140 Dadang Supardan, Pengantar llmu Sosiul:Sebuah Kajian Pendekatan Stntktural. (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) h.117
t
ill
AtL{7
/, /'
t,
q^JY u 1I
'bry L/ 1$*{v v'/
rlr
q-{r
/r //'
/r
w
w ,M,d
/r
/r 4/_
Muhibbin Syah, Psikologi Belajaa (Jakarta: Logos, 1999), h.1 36
tlt
{,
h.1 35
27.
il
{4\-A
w 1*d. qq
a
1.
/,
/r 1, /, /,
32.
Dadang Supardan, Pengantar llnru Sosial:Sebuah Kajian Pendekatutt Stn&tn"aL (Jakarta: Burni Aksara, 2009) h.117 Iwan Hermawan, GeograJi: Sebualt Pengantar, (Bandung:
//
Private Publishine, 2009) h.52
G\^,9
/t
34.
Iwan Hermawan, Geografi: Sebuah Pengantar, (Bandung: Private Publishing,20O9) h.58
4\JT
/,
35.
Nursid Sumaatmadja, Metodologi Pengajaran Geografi, (Jakarta: Bumi Aksara, 1 997), h.9 Nursid Sumaatmadja, Metodologi Pengajaran Geografi, (Jakarta: Bumi Aksara, 1 997), h.l2-13 Widoyo Alfandi, Epistimologi Geografi, (Yogyakarla:
33.
36. 37. 38.
39. 4C.
41
42.
43.
Gadiah Mada University Press, 2001) h.82 Dadang Supardan, Pengantcu' Ilmrt Sosial:Sebuclt Kciiutt P endeka tan S tnktur al, h.229 -23 0 Widoyo Alfandi, Epistimologi Geografi, h.86
Dadang Supardan, Pengantar llmu Sosial:Sebuah Kajian P en deka tan S t n rkt u r al, h.229 -263 Nur Allr Laila Sari, Pengartth Metode Katyatvisata dalam Pembelajaran Sosiologi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sis*-a Kelas XI IPS SMA Negeri I Tangerang Selatan, FITK, UIN Jakarta, BAB V h.69 Nurajmi Lalla, Pengartrh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan lulenulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas IV SD Neseri Cinere 2, FITK, UIN Jakarta, BAB Y h.67 Lia Lusiana, Penganth Metode Mengajar di Luar Kelas (Otftdoor Sudy) Terhadap Hasil Belaiar Ekononti Sisu'a Kelas X di SMA PGM 56 Ciputat, FITK, UIN Jakarta, BAB
v 44.
h.59
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Ktumtitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabet), h. 96
BAB 45. 46.
ru
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan PraWik. (Jakarta:Rineka Cipta, 2006), h.123 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Ku an t i t at if, Ku al i t a tif, d an R &D ), (B andung Alfab eta,2 00 8 ), h.110 Donald T.Campbell and Julian C.Stanley, Experimental and :
47.
'Quasi-Experimental
Desigrt -fo,
Research,
(Chicaso : Handbook of Research on Teachin s), h-7 48.
A, fT
A/
wtLr'
///
'il,Jr t/ /,t
a-q /t r'\, // V^{T l)
q,g
/
/ / ,
N
.b
,H,JZ
U{v
/, /
fr
qq
/
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekntan Kt run ti tat if, Ku al it a tif, d an R &D ), (B andun g: Alfabeta,2 00 8 ),
7,
h.117 49.
Sugiyono, Metode Penelitian P-endidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung:Alfabeta,2008),
.dt{
h.118-120
a
t.
/
4
50. 51.
52.
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakartu Bumi Aksara.2009) h.,53 Suhanimi Arikunto, Dasasr-dasar Evaluasi Pendidilcan, h.6u59n9 Arikuntg D as ar-dasar Evaluasi P endidikan, h36
@,-v U"qr
h. I 00
Arikurito, D as ar- d as ar Evaluasi P endidikan'
54.
Arikunto, Das ar-dasar Evah.msi Pendidikan, h.86
55.
Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, h.207'213
56.
Sugiyono, Metode Penelition Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008),
58.
h
{t
53.
57.
,l
@"V
/, '/
/
/'/
/1
h.2a7 Lia Lusisana, Penganrh Metode Mengaiar
di Luar Kelas (Outdoor Study) terhadap l1asil Belajar Ekononti ,Srsu;a Kelas X tli SMP PGN 56 Jakurtu, FITK, UIN Jakarta,2013 BAB III h.38 Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekntan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta,2006) h., 86
q,-G
L
^,'V Pembimbing
I
4il,frtu U
Jakiatin Nisa. M.Pd
Drs. Banaiid
MP.l9831205201102012
a
t.
BIODATA PENULIS
Rani Fatimah, lahir di Jakarta pada tanggal 19 Maret 1993. Merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Rahmat, M.Pd dan Ibu Nafsiah Setelah menyelesaikan pendidikan di SDI Al-Falah 1 Ptg, lalu melanjutkan ke MTs Al-Falah Jakarta selama 3 tahun. Tahun 2008 sampai 2011 menempuh pendidikan menengah atas di MA Al-Falah Jakarta. Kemudian pada tahun 2011 masuk ke Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta mengambil jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, dan menyelesaikan pendidikan S1 pada tahun 2015. Saya aktif mengikuti kegiatan Marching Band sejak MTs sampai di jenjang perkuliahan. Memasuki masa perkuliahan saya ikut organisasi PMII. Pengalaman kerja diawali dengan menjadi guru privat dirumah untuk anak kelas 6 SD dan berlanjut untuk tingkat SMP dan pernah mengajar privat untuk kelas XII. Pernah mengajar di bimbingan belajar Modern Plus dan Universal. Banyak pengalaman baik dan buruk yang dapat diambil hikmahnya, semoga masa depan menjadi lebih baik. Aamiin.