PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI SEJARAH KEUDAYAAN ISLAM (SKI) DI MTS N 19 JAKARTA Skripsi Ini Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Sebagai Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Islam
UI
Oleh: MUT’AH MUTMAINAH_ NIM: 1 0 7 0 1 1 0 0 0 4 1 0
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI SEJARAH KEUDAYAAN ISLAM (SKI) DI MTS N 19 JAKARTA Skripsi Ini Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Sebagai Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Islam (SP.d.I)
Disusun Oleh:
Mut’ah Mutmainah_ NIM: 107011000410 Dosen Pembimbing:
Ibu. Dra. Hj. Eri Rossatria, M.A NIP: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
:Mut‘ah Mutmainah
Nim
: 107011000410
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Semester
: XIV (Empat Belas)
Tahun Angkatan : 2007 Alamat
: Jalan Cilandak Tengah III RT.001 RW.01 No. 47 kelurahan: Cilandak Barat, Kecamatan:Cilandak, Jakarta Selatan.kode pos: 12430
Bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Bidang Studi Sejarah Kebbudayaan Islam (SKI) Di MTs N 19 Jakarta” adalah benar hasil karya saya sendiri dibawah bimbingan dosen:
Nama
: Dra. Hj. Eri Rossatria, M. A
NIP
:
Status
: Dosen Pendidikan Agama Islam
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya menerima konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan karya saya atau menjiplak karya orang lain.
Jakarta, 30 Juni 2014 Yang Menyatakan
Mut’ah Mutmainah
ABSTRAK Mut’ah Mutmainah, Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Bidang Studi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta . Skripsi. Jakarta : Program Studi Pendidikan Agama Islam, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Tujuan dari penelitian ini untuk menggambarkan pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa dalam mempelajari SKI di MTs Negeri 19 Jakarta. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif, sedangkan metode penelitiannya adalah korelasional deskriftip. Metode korelasional deskriptif ini diharapkan dapat diperoleh gambaran sesungguhnya mengenai variabelvariabel penelitian sehingga dapat diketahui hubungan antara dua variabel tersebut. Adapaun jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 60 renponden yang diambil dari kelas VII masing-masing- 20 siswa. Berdasarkan Hasil penelitian dapat di tarik kesimpulan bahwa motivasi belajar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam. sMotivasi belajar siswa MTs N 19 Jakarta tinggi. Hasil belajar siswa MTs. N 19 Jakarta berjalan dengan cukup baik Hal ini Berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai r Hitungnya sebesar 0,4231. Jika nilai r Hitung dibandingkan dengan nilai r Tabel yang didapat sebesar 0,354 pada taraf signifikan 5% dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai r Hitung > r Tabel, begitu juga dengan hasil uji t
dimana t Hitung lebih besar dari t Tabel (4,00 >2,84) dengan
demikian Ha diterima dan Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh
yang signifikan
terhadap hasil belajar siswa pada bidang studi SKI di MTs Negeri 19 Jakarta. signifikannya masuk pada kategori sedang yaitu pada kisaran atau skala antara 0,400,69. Kata Kunci : Motivasi Belajar, Hasil Belajar Siswa.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah Tuhan semesta alam yang telah memberikan berbagai macam nikmat serta taufik dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skrisi ini sebagai salah satu syarat untuk menjadi Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I). Shalawat dan salam semoga senantiasa tersampaikan kepada jujungan kita Nabi Muhammad Saw. Karena dengan perantara beliau, kita dapat terselamatkan dari bencana yang besar yaitu kemusyrikan dengan datangnya agama islam yang tidak diragukan lagi kebenarannya. Serta dengan shalawat ini mudah-mudahan kita akan mendapat syafa’at beliau di hari kiamat kelak amiin. Penulis menyadari bahwa membuat skripsi bukanlah hal yang mudah dan tidak semudah membalik telapak tangan melainkan butuh semangat yang tinggi serta keyakinan yang mendalam. Namun berkat dorongan, bimbingan serta bantuan yang tak ternilai dan tak terhingga dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Penulis berdo’a semoga bantuan dan dukungan tersebut menjadi amal ibadah di sisi Allah Swt. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, memotivasi serta memberikan sumbangan baik moril maupun materil kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam. Bapak Dr. Abdul Majid Khon, M. Ag. dan Ibu Marhamah Saleh, Lc., M.A. 4. Ibu Dra. Hj.Eri Rossatria, M.A. dosen pembimbing penulis yang telah banyak meluangkan waktu, fikiran dan kesabaran yang teramat tulus disela-sela kesibukannya yang luar biasa untuk memberikan bimbingan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi. Terima kasih bu...! 5. Para dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis dengan ikhlas dan sabar selama masa kuliah. 6. Drs. Wawan M, M. Pd kepala MTs. Negeri 19 Jakarta yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
i
7. Ahmad Syukron, S. Pd.I, selaku Guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian. 8. Seluruh teman-temanku yang seperjuangan dan sepenanggungan yaitu anakanak PAI khususnya kelas A. thank for you all dan sukses selalu. 9. Kepada kedua orang tua penulis yang sangat penulis cintai ayah H. Hapas dan Umi Hj. Aisyah. Terlalu banyak pemberian yang kalian berikan dari sejak baru lahir sampai sekarang rasanya penulis tidak bisa membalasnya. Penulis hanya bisa berdo’a kepada Allah Swt, sebab hanya Allah lah yang mampu membalasnya. 10. Kepada Suami penulis kakanda Bambang Haryono, adik Nurhidayati, serta M. Hayzkil yang selalu memotivasi dalam penulisan skripsi ini.
Jakarta, 30 Juni 2014
Mut’ah Mutmainah Nim: 107011000410
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah..........................................................................1 B. Identifikasi masalah ...............................................................................7 C. Pembatasan masalah...............................................................................8 D. Perumusan masalah ................................................................................8 E. Tujuan dan manfaat penelitian ...............................................................9
BAB II KAJIAN TEORI A. Motivasi 1. Pengertian motivasi........................................................................10 2. Teori-Teori Motivasi......................................................................14 3. Fungsi motivasi ..............................................................................16 4. Jenis-jenis motivasi ........................................................................17 B. Hasil Belajar 1. Pengertian hasil belajar ..................................................................20 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ............................22 C. Hakikat Pembelajaran SKI 1. Pengertian SKI ...............................................................................25 2. Kompetensi Bidang Studi SKI.......................................................27 3. Strategi Pembelajaran SKI .............................................................28 D. Pengaruh Motivasi Terhadap Hasil Belajar siswa ........................................................................................29 E. Hasil Penelitian yang relevan...............................................................33 F. Kerangka Berpikir................................................................................33 G. Hipotesis...............................................................................................34
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian.................................................................................35 B. Populasi dan Sampel ............................................................................35 iii
C. Variabel Penelitian ...............................................................................37 D. Teknik Pengumpulan Data...................................................................36 E. Teknik Analisa Data.............................................................................38
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Berdiri MTs N 19 Jakarta.................................................40 2. Visi dan Misi MTs N 19 Jakarta ...................................................41 3. Letak Geografis MTs N 19 Jakarta ...............................................42 4. Kurikulum MTs N 19 Jakarta........................................................43 5. Struktur Organisasi MTs N 19 Jakarta..........................................45 6. Keadaan Guru dan Murid MTs N 19 Jakarta ................................47 7. Sarana-Prasarana MTs N 19 Jakarta .............................................50 B. Analisa Pengaruh Motivasi terhadap Hasil Belajar Siswa 1. Angket tentang Motivasi Siswa.....................................................51 2. Angket tentang Hasil Belajar Siswa Bidang Studi SKI ................61 C. Deskripsi Data 1. Variabel Motivasi siswa (X) .........................................................64 2. Variabel Hasil Belajar Siswa Bidang Studi SKI (Y).....................65 3. Uji Hipotesis..................................................................................66
BAB V KESIMPULAN DAN PENUTUP A. Kesimpulan ..........................................................................................68 B. Saran.....................................................................................................69
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................70 LAMPIRAN-LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL Tabel 1. Hasil Rekapitulasi Variabel X Tabel 2. Hasil Rekapitulasi Variabel X dan Y Tabel. 3 Nilai Koefisien Korelasi “r” Product Moment untuk df Tabel 4. Nukilan Nilai “t” untuk berbagai df
v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya membina jasmani dan rohani manusia dengan segenap potensi yang ada pada keduanya secara seimbang sehingga dapat di lahirkan manusia seutuhnya.1 Pendidikan bukan hanya menekankan segi pengetahuan saja, tetapi juga harus menekankan segi emosi, rohani, hidup bersama, dan lain-lain. Pendidikan yang hanya menekankan segi pengetahuan, akan mengakibatkan anak didik tidak dapat berkembang menjadi manusia yang utuh. Akibatnya terjadi macam-macam tindakan yang tidak baik seperti yang akhir-akhir ini terrjadi: tawuran, perang, ketidak adilan, menyontek dan lainlain.2 Pendidikan adalah proses untuk memberikan manusia berbagai macam situasi
yang
bertujuan
memberdayakan
diri.
Aspek-aspek
yang
di
pertimbangkan antara lain: Penyadaran, pencerahan, pemberdayaan, perubahan perilaku.3Proses pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari input, proses dan output. Input merupakan peserta didik yang akan melaksanakan aktivitas belajar, proses merupakan kegiatan dari belajar mengajar sedangkan output merupakan hasil dari proses yang dilaksanakan. Dari pelaksanaan proses pendidikan tersebut diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang 1
Abudin Nata, Tafsir ayat-ayat Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), hal. 47 Paul Suparno, Reformasi Pendidikan, ((Yogyakarta: Kanisius, 2002), hal. 13 3 Nurani Soyomukti. Teori-teori pendidikan, (Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2010), hal. 27 2
2
berkualitas dan berdaya saing yang tinggi untuk menghadapi persaingan di era globalisasi dewasa ini. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penekanan dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang tujuan Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.4 Dengan adanya undang-undang tersebut, maka dari waktu ke waktu bidang pendidikan haruslah tetap menjadi prioritas dan menjadi orientasi untuk diusahakan perwujudan sarana dan prasarananya terutama untuk sekolah. Salah satu tugas pokok sekolah adalah menyiapkan siswa agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal. Seorang siswa dikatakan telah mencapai perkembangannya secara optimal apabila siswa dapat memperoleh pendidikan dan prestasi belajar yang sesuai dengan bakat, kemampuan dan minat yang dimilikinya. Terkait dengan pendidikan, untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berprestasi tinggi maka siswa harus memiliki prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar merupakan tolok ukur maksimal yang telah dicapai siswa setelah melakukan perbuatan belajar selama waktu yang telah ditentukan bersama. Dalam suatu lembaga pendidikan, prestasi belajar merupakan indikator yang penting untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa tinggi rendahnya prestasi siswa sangat dipengaruhi oleh faktor motivasi. Oleh karena itu bila motivasi siswa tinggi
4
Undang-Undang Sisdiknas, RI. No. 20 pelaksanaannya,(Jakarta:Sinar Grafika.2008) Cet. I, hal. 4.
Tahun
2003
dan
peraturan
3
maka prestasi belajar akan meningkat, sebaliknya bila motivasi rendah maka prestasi belajar akan menurun. Belajar yang merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku peserta didik, ternyata banyak faktor yang mempengaruhinya. Diantaranya adalah faktor motivasi yang berfungsi sebagai usaha dalam pencapaian prestasi. Biasanya seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam proses belajar akan mendapatkan hasil yang baik pula. Dengan kata lain, jika ada usaha yang tekun serta dilandasi motivasi yang kuat, maka seseorang yang belajar akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Artinya Intensitas motivasi siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasinya dalam belajar. Penilaian secara kontinu akan mendorong murid-murid untuk belajar, karena setiap anak memiliki kecenderungan untuk memperoleh hasil yang baik. Di samping itu, para siswa selalu mendapat tantangan dan masalah yang harus di hadapi dan di pecahkan, sehingga mendorongnya belajar lebih teliti dan saksama.5 Dimyati dan Mudjiono, mengungkapkan motivasi belajar siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan, sehingga mutu prestasi belajar akan rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus-menerus. Agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat, pada tempatnya di ciptakan suasana belajar yang menggembirakan.6 Motivasi belajar yang dimiliki siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran tertentu.
Siswa yang bermotivasi tinggi dalam belajar
memungkinkan akan memperoleh hasil belajar yang tinggi pula, artinya semakin tinggi motivasinya, semakin intensitas usaha dan upaya yang dilakukan, maka semakin tinggi prestasi belajar yang diperolehnya. Pada umumya dapat di katakan bahwa siswa terangsang untuk belajar. Situasi belajar cenderung dapat memuaskan salah satu atau lebih dari kebutuhannya. Karena organisasi manusia itu kompleks maka kebutuhannya 5 6
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001), h. 167-168 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajran, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009) , h. 239
4
pun kompleks. Walaupun demikian dapatlah dikatakan bahwa manusia itu butuh aktivitas, butuh stimulus yang bervariasi, butuh mengerti mengartikan keadaan dan lain-lain. Jadi siswa harus memperhatikan stimulus belajar yang mengandung pesan dan harus mereka terima untuk berlangsungnya kegiatan belajar. Karena itu sesuatu yang penting dalam kegiatan belajar dan untuk mempertahankan perhatian di perlukan motivasi sehingga kegiatan belajar berlangsung dan berhasil baik. 7 Motivasi merupakan faktor dominan yang mendorong individu untuk melakukan kegiatan yang diinginkan. Dalam proses belajar mengajar, kebutuhan berprestasi menggerakan dan mengarahkan perbuatan, menopang tingkah laku dan menyeleksi perbuatan individu yang berorientasi kepada keberhasilan. Sehingga motivasi berprestasi merupakan potensi individu yang menjadi
landasan
utama
terhadap
proses
pembinaan,
pengembangan
kepribadian dan kemampuannya, dimana hal tersebut menjadi sangat dominan dalam menentukan tingkat keberhasilan seseorang. Dalam belajar-mengajar, motivasi merupakan faktor yang sangat penting, karena dengan adanya motivasi dapat menumbuhkan minat belajar peserta didik. Bagi peserta didik yang memiliki motivasi yang kuat akan mempunyai energi untuk melaksanakan kegiatan belajar. Sehingga boleh jadi peserta didik yang memiliki intelegensi yang cukup tinggi menjadi gagal karena sebab motivasinya lemah, sebab hasil belajar itu akan optimal bila terdapat motivasi yang tinggi. Karenanya, bila peserta didik mengalami kegagalan dalam belajar, hal ini bukanlah semata-mata kesalahan siswa tetapi mungkin guru gagal memberikan motivasi yang mampu membangkitkan semangat belajar pada bidang studi tersebut. Sebab Motivation is an essential condition of learning. Hasil belajar akan menjadi lebih optimal bila ada motivasi. Begitu pula dalam proses belajar mengajar dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Tinggi rendahnya motivasi belajar siswa dalam
7
Abu Ahmadi, Widodo, Psikologi Belajar, (Jakarta:PT Rineka cipta, 2013), h. 159
5
mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam tentunya akan memberikan pengaruh terhadap hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa. Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan mata pelajaran yang materinya berisikan peristiwa sejarah masa lalu, sehingga di sekolah guru sering terjebak menggunakan metode pengajaran yang digunakan lebih mengarah kepada metode ceramah dan cerita saja. Padahal kedua metode tersebut dapat mendatangkan kebosanan bagi siswa. apabila guru yang memberikan materi tersebut tidak dapat menyesuaikan dengan kondisi atau keadaan siswa. selain itu metode tersebut membuat siswa kurang kreatif dalam menggunakan semua aspek kecerdasannya. Karena itu jika terjadi kebosanan pada siswa maka akan berpengaruh pada minat mereka untuk mengikuti pembelajaran. Pembelajaran SKI yang seperti ini cukup kontekstual dari sisi kebutuhan siswa untuk belajar mengembangkan dirinya, sebab belajar yang berangkat dari kebutuhan siswa akan mudah membangkitkan minat siswa terhadap mata pelajaran tersebut, sehingga mereka dapat meraih prestasi yang lebih optimal. Motivasi yang kuat dalam diri siswa akan meningkatkan minat, kemauan dan semangat yang tinggi dalam belajar, karena antara motivasi dan semangat belajar mempunyai hubungan yang erat. Sebagaimana yang dikatakan oleh Sardiman A.M dalam bukunya Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar bahwa : "Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat di katakana sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai."8 Motivasi sangat berperan dalam proses belajar siswa, dengan motivasi siswa menjadi tekun sehingga dengan motivasi itu pula hasil belajar siswa dapat diwujudkan dengan baik. Siswa yang dalam proses belajar mempunyai 8
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. 20, h. 75.
6
motivasi yang kuat dan jelas akan tekun dan berhasil. Tingginya motivasi dalam belajar berhubungan dengan tingginya prestasi belajar. Dalam penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Nurhidayati dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang lemah atau rendah terhadap prestasi belajar dengan motivasi belajar siswa dalam bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam, Tinggi rendahnya hasil belajar siswa dalam bidang studi SKI tidak ada hubungannya atau tidak di pengaruhi oleh tinggi rendahnya motivasi belajar siswa tersebut. Mengingat begitu pentingnya motivasi dalam membangkitkan gairah belajar siswa sehingga prestasi belajar meningkat. Apalagi bila melihat prilaku para pelajar dewasa ini yang suka berperilaku negatif seperti tawuran antar pelajar, narkoba serta seks bebas sudah sangat memperihatinkan. Tingkah laku yang menyimpang ditunjukan sebagian generasi muda yang merupakan harapan masa depan, sekalipun jumlahnya relatif rendah dari jumlah pelajar secara keseluruhan, tetapi sangat disayangkan dan telah mencoreng dunia pendidikan dewasa ini. Hal ini patut kita renungkan bersama, Ada apa dengan pendidikan kita sekarang ini? Adakah kesalahan dalam sistem penerapannya?, dan Bagaimana mengatasi hal ini?, Mengingat begitu banyaknya lembaga-lembaga yang berkecimpung dalam masalah ini. Akan tetapi dewasa ini hal tersebut sudah mulai bergesar bahkan cenderung ditinggalkan. Buktinya adalah terlalu banyaknya siswa-siswi yang tidak menyukai pelajaran sejarah dan itu bisa dibuktikan dengan nilai raport dan kepribadiannya. Padahal sangat banyak manfaat yang bisa diambil dari mempelajari sejarah masa lalu. Salah satu contohnya adalah keberhasilan Rasulallah dalam menyampaikan ajaran islam dalam waktu yang relative singkat, dan masih banyak hal-hal yang dapat diambil hikmahnya guna diterapkan dalam kehidupan sehari hari. Maka hal ini menjadi pertanyaan untuk kita semua terkhusus guru bidang studi sejarah; apakah pembelajaran sejarah sudah efektif dalam rangka menumbuhkan semangat atau motivasi siswa dalam mempelajarinya!
7
MTs Negeri 19 yang berdomisili di Jakarta Selatan adalah salah satu pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan islam. Siswa siswi yang belajar di lembaga tersebut cukup banyak. Fenomena yang terjadi di lapangan sehubungan dengan motivasi belajar pada mata pelajaran SKI menunjukkan perilaku sebagai berikut: membolos, datang terlambat,tidak mengerjakan PR, sikap yang kurang baik,malas-malasan dalam belajar SKI. Fenomena tersebut mengisyaratkan kurangnya motivasi belajar yang di miliki oleh siswa tersebut. Apabila kenyataan seperti itu di abaikan dan di biarkan terus menerus, maka proses belajar mengajar di MTs N 19 tidak akan berjalan dengan baik dan tujuan pendidikan tidak akan tercapai. Maka berdasarkan alasan tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian secara lebih mendalam terkait dengan seberapa besar motivasi siswa dalam mempelajari sejarah kebudayaan islam. Maka penulis memberi judul yaitu: “PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI SKI DI MTs N 19 JAKARTA” B. Identifikasi Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah a. Rendahnya motivasi siswa untuk mempelajari mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam hal itu bisa dibuktikan dengan rendahnya nilai raport dan kepribadian. b. Anggapan bahwa mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam tidak terlalu penting sehingga minat mereka belajar kurang. c. Kurangnya fasilitas pembelajaran yang tersedia, sehingga guru tidak dapat memberikan motivasi belajar kepada siswa secara maksimal d. Guru tidak Variatif menyampaikan materi, terlalu monoton sehingga cenderung membosankan. e. Ketidak-sesuaian
metode
yang
digunakan
guru
dalam
pembelajaran SKI sehingga motivasi berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.
8
f. Metode yang digunakan guru cenderung membuat siswa bosan. g. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di sekolah masih bersifat kognitif sehingga pengamalannya masih kurang. h. Anggapan bahwa sejarah merupakan cerita masa lalu saja, tidak perlu di pelajari. 2. Pembatasan Masalah Mengingat begitu luasnya masalah yang ingin penulis teliti sehingga tidak memungkinkan bagi peneliti untuk meneliti kesemuanya itu, agar penelitian ini sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka penulis membatasi masalah yaitu hanya meneliti signifikansi motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa yang meliputi: a.
Motivasi belajar siswa pada bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam di MTs. N 19 Jakarta kelas VII Semester I, yang di teliti mencakup: Kesadaran akan tujuan, perasaan senang, perhatian dalam belajar, Faktor pendorong motivasi, Manfaat dan fungsi mata pelajaran.
b. Hasil belajar siswa MTs N 19 Jakarta kelas VII Semester I, dilihat dari aspek kognitif yaitu nilai Ujian Akhir Semester I. 3. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah: Apakah motivasi belajar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada bidang studi SKI di MTs. N 19 Jakarta? Adapun pertanyaan penelitian yang mendukung masalah ini: a. Bagaimana motivasi belajar siswa pada bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam kelas VII? b. Bagaimana hasil belajar siswa MTs N 19 Jakarta pada bidang studi SKI?
9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Menggambarkan pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa dalam mempelajari SKI di MTs N 19 Jakarta. 2. Menggambarkan Motivasi belajar siswa MTs N 19 Jakarta Kelas VII pada bidang studi SKI. 3. Menggambarkan Hasil Belajar Siswa pada bidang studi SKI di MTs N 19 Jakarta kelas VII Semester VII. Adapun manfaat penelitian sebagai berikut: 1. Bagi penulis guna menambah wawasan serta pengalaman mengenai penelitian, baik dalam teoritis maupun praktis 2. Bagi sekolah yang bersangkutan sebagai informasi serta bahan masukan guna menerapkan pola pendidikan yang lebih baik terutama pada bidang studi SKI yang menyangkut motivasi siswa dan hasil belajar siswa MTs N 19 Jakarta. 3. Bagi fakultas dan universitas penelitian yang sudah dikemas dalam bentuk skripsi ini dapa menambah koleksi kepustakaan, yang bermanfaat bagi para mahasiswa dan para pengguna perpustakaan lainnya yang membutuhkan informasi khususnya tentang masalah pengaruh motivasi terhadp hasil belajar siswa pada bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam.
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Motivasi 1. Pengertian Motivasi Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang dengan sengaja di ciptakan untuk kepentingan anak didik. Agar anak didik senang bergairah belajar,, guru berusaha menyediakan lingkungan belajar yang kondusif dengan memanfaatkan semua potensi kelas yang ada. Keinginan ini selalu ada pada setiap diri guru di mana pun dan kapan pun, tidak semua keinginan guru itu terkabul semuanya karena berbagai faktor penyebabnya. Masalah motivasi adalah salah satu deretan dari sederetan faktor yang menyebabkan itu.1 Dalam membahas tentang motivasi, sering kita temukan beberapa istilah yang mengandung relevansi dengan makna motivasi. Diantara istilah yang penulis maksudkan adalah motif, kebutuhan, dorongan dan instink. Motivasi adalah suatu konstruk (contruct) terjadinya tingkah laku. Kata motif, dipakai untuk menunjukan keadaan dalam diri seseorang yang berasal dari akibat suatu kebutuhan. Motif sebagai pendorong yang tidak berdiri sendiri, tetapi saling kaitmengait dengan faktor-faktor lain. Hal-hal yang mempengaruhi motif adalah motivasi. Kalau orang tersebut mengetahui mengapa orang berbuat atau berprilaku ke arah sesuatu seperti yang dikerjakan, maka orang tersebut akan terkait dengan motivasi atau prilaku yang termotivasi. Seagian para ahli mengemukakan pengertian motivasi, memulai dengan apa yang di maksud dengan “needs atau wants, motive dan baru kemudian 1
Syaiful Bahri, Aswan Zein,Strategi Belajar Mengajar,( Jakarta:Rineka Cipta, 2010), hal.147-148
11
motivasi”. Needs berarti potensi instrinstik yang bersifat sangat internal, motive berarti menggerakkan atau mengarahkan perilaku seseorang dan motivasi berarti konstruksi dan proses interaksi antara harapan dan kenyataan masa yang akan datang baik dalam jangka pendek, sedang atau pun panjang.2 Menurut Mc. Donald : “motivation is an energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction. Motivasi adalah perubahan energy dalam diri (pribadi ) seseorang yang di tandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan”.3 Dalam kamus besar bahasa Indonesia, motivasi diartikan sebagai usahausaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak untuk melakukan seseuatu, karena ingin mencapai tujuan yang ingin dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.4 M. Ngalim Purwanto dalam bukunya Psikologi Pendidikan, menjelaskan bahwa Motivasi adalah Segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu.5 Menurut M. Alisuf Sabri, Motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong timbulnya suatu tingkah laku.6 Menurut Muhibbin Syah, Motivasi adalah keadaan internal organism baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah..7 Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli bahwa motivasi adalah suatu perubahan yang terdapat pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan. Dapat disimpulkan bahwa motivasi sebagai suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
2
Sahlan Asnawi, Teori Motivasi, (Jakarta: Studia Press, 2007), Cet. 3, h. 11-17 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2001), h.158. 4 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), Cet. 3, h. 756. 5 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1985), Cet. 2, h. 64. 6 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), Cet. 3, h. 85. 7 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos, 1999), h. 137. 3
12
munculnya perasaan dan didahului dengan adanya tujuan, maka dalam motivasi terkandung tiga unsur penting, yaitu : 1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia, perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam diri manusia. 2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa , afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan. 3. Motivasi mengarahkan perbuatan seseorang atau bertindak melakukan sesuatu, dalam hal ini mengarahkan perbuatan belajar. Seseorang dikatakan berhasil dalam belajar apabila didalam dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar, sebab tanpa mengerti apa yang akan dipelajari dan tidak memahami mengapa hal tersebut perlu dipelajari, maka kegiatan belajar mengajar sulit untuk mencapai keberhasilan. Keinginan atau dorongan inilah yang disebut sebagai motivasi. Dengan motivasi orang akan terdorong untuk bekerja mencapai sasaran dan tujuannya karena yakin dan sadar akan kebaikan, kepentingan dan manfaatnya. Bagi siswa motivasi ini sangat penting karena dapat menggerakkan perilaku siswa kearah yang positif sehingga mampu menghadapi segala tuntutan, kesulitan serta menanggung resiko dalam belajar. Dalam kaitannya dengan belajar, motivasi sangat erat hubungannya dengan kebutuhan aktualisasi diri sehingga motivasi paling besar pengaruhnya pada kegiatan belajar siswa yang bertujuan untuk mencapai prestasi tinggi. Apabila tidak ada motivasi belajar dalam diri siswa, maka akan menimbulkan rasa malas untuk belajar baik dalam mengikuti proses belajar mengajar maupun mengerjakan tugas-tugas individu dari guru. Orang yang mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar maka akan timbul minat yang besar dalam mengerjakan tugas, membangun sikap dan kebiasaan belajar yang sehat melalui penyusunan jadual belajar dan melaksanakannya dengan tekun.
13
Motivasi sangat dibutuhkan dalam proses belajar agar pembelajaran yang dilakukan berjalan dengan baik dengan memperoleh nilai yang maksimal. Dalam hal ini ada beberapa Indikator motivasi yang mesti dipahami terutama bagi para guru agar kegiatan pembelajaran berhasil, unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu : a.
Cita-Cita Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil seperti keinginan
belajar berjalan, makan makanan yang lezat, berebut mainan.dapat membaca, dapat menyanyi. Keberhasilan mencapai keinginan tersebut, menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan di kemudian hari menimbulkan cita-cita dalam kehidupan. Timbulnya cita-cita di barengi oleh perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa dan nilai-nilai kehidupan yang juga menimbulkan adanya perkembangan kepribadian.8 Dengan adanya cita-cita maka siswa akan termotivasi untuk belajar, citacita memberikan semangat untuk para siswa mengikuti proses pembelajaran yang baik di sekolah. Cita-cita membuat para siswa dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran SKI. b.
Kemampuan siswa. Keinginan seorang anak perlu di barengi dengan kemampuan atau
kecakapan mencapainya. Keinginan membaca perlu di barengi dengan kemampuan mengenal dan mengucapkan bunyi huruf-huruf. Secara ringkas dapat di katakan bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan. c.
Kondisi siswa. Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi
motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit, lapar, atau marah-marah akan mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya, seseorang siswa yang sehat, kenyang, dan gembira akan mudah memusatkan perhatian.9
8
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: PT. Rineka Cipta,2010),Cet. IV, h. 97. 9 Dimyati dan Mudjiono, Op.cit , h. 97.
14
Kondisi siswa dapat mempengaruhi motivasi belajar, jika kondisi siswa baik, maka proses pembelajaran akan baik pula sehingga siswa termotivasi untuk melakukan kegiatan pembelajaran. d.
Kondisi lingkungan. Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal,
pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota masyarakat maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Bencana alam, lingkungan yang kumuh, ancaman rekan yang nakal, perkelahian antar siswa, akan mengangu kesungguhan belajar. Sebaliknya, kampus sekolah yang indah, pergaulan siswa yang rukun, akan memperkuat motivasi belajar.10 e.
Unsur-unsur dinamis dalam belajar. Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam, lingkungan tempat tinggal,
dan pergaulan juga mengalami perubahan.lingkungan budaya siswa yang berupa surat kabar, majalah, radio, televise, dan film semakin menjangkau siswa. Ke semua lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajar. f.
Upaya guru membelajarkan siswa. Upaya guru membelajarkan siswa terjadi di sekolah dan di luar sekolah.
Upaya pembelajaran meliputi hal-hal berikut. Menyelenggarakan tertib belajar di sekolah, membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan, membina belajar tertib pergaulan11 2. Teori-teori Motivasi Para ilmuan psikologi dalam memaknai motivasi tertadapat banyak perbedaan sesuai dengan bidang keilmuan yang mereka dalami serta sudut pandangnya. Dibawah ini, penulis akan memberikan beberapa teori tentang motivasi yaitu :
10
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: PT. Rineka Cipta,2010),Cet. IV, h. 97-100. 11 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: PT. Rineka Cipta,2010),Cet. IV, h. 97-100.
15
a. Teori Hedonisme Hedonisme adalah bahasa Yunani yang berarti kesukaan, kesenangan, atau kenikmatan. Hedonisme adalah suatu aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan yang bersifat duniawi. Pendekatan semacam ini di istilahkan dengan hedonisme di definisikan sebagai pencarian kesenangan dan penghindaran kepada ketidak senangan.teori ini menekankan gagasan bahwa rangsangan selalu mempunyai sifat motivasional dan berhubungan dengan pengalaman positif atau negatif. b. Teori instings Insting merupakan suatu bentuk perilaku yang di motivasi, baik pada manusia maupun binatang. c. Drive Theory Dorongan sebagai konsep motivasional, biasanya di hubungkan dengan mempertahankan keseimbangan homeostatis organisme. Woodwort berpendapat apabilla terjadi suatu kondisi di manna terjadinya kekurangan atau kelebihan organik, maka dorongan untuk mengembalikan kepada keseimbangan tubuh akan segera di aktifkan d. Teori Motivasi insentif Pada hakikatnya konsep dorongan merupakan alat pertama yang dapat di pakai untuk menjelaskan motivasi perilaku. Beberapa eksperimen menunjukkan bahwa obyek eksternal juga memotivasi perilaku, sehingga memperkuat modifikasi sistem.12 e. Teori Kebutuhan Menurut Maslow, manusia memiliki lima tingkatan kebutuhan, yaitu: 1). Kebutuhan Fisiologis, Yaitu kebutuhan dasar yang bersifat primer dan vital, menyangkut fungsifungsi biologis, seperti kebutuhan akan pangan, sandang dan papan, kesehatan dan kebutuhan seks.
12
Sahlan Asnawi, Teori Motivasi, (Jakarta: Studia Pres, 2007),cet. 3, h. 41-56
16
2). Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (safety and security). Seperti perlindungan dari bahaya dan ancaman, penyakit, perang, kelaparan, dan perlakuan tidak adil. 3). Kebutuhan sosial Yang meliputi antara lain kebutuhan akan dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelompok, rasa setia kawan dan kerja sama. 4). Kebutuhan akan penghargaan Termasuk kebutuhan dihargai karena prestasi, kemampuan, status, pangkat. 5). Kebutuhan akan aktualisasi diri Seperti antara lain kebutuhan mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, mengembangkan diri secara maksimum, kreativitas dan ekspresi diri.13 Dari teori motivasi tersebut dapat disimpulkan bahwa teori motivasi itu terdapat tujuh teori yaitu, teori hedonisme yang mengatakan bahwa manusia itu memiliki tujuan hidup yang utama yaitu untuk mencari kesenangan. Sedangkan teori naluri mempunyai naluri yang bersifat bawaan sehingga semua pemikiran dan perilaku manusia merupakan hasil dari naluri, teori reaksi yang dipelajari merupakan teori apabila akan memotivasi seseorang maka terlebih dahulu harus mengetahui latar belakang baik kehidupan ataupun kebiasaannya. 4. Fungsi Motivasi Motivasi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam belajar siswa, karena motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan oleh siswa. Motivasi mendorong timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta mengubah kelakuan. Seorang yang besar motivasinya akan giat berusaha , tampak gigih, tidak mau menyerah, giat membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya untuk memecahkan masalahnya. Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, suka
13
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h. 265
17
mengganggu kelas, sering meninggalkan pelajaran akibatnya banyak mengalami kesulitan belajar. 14 Hal ini berarti siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan tekun dalam belajar dan terus belajar secara kontinyu tanpa mengenal putus asa serta dapat mengesampingkan hal-hal yang dapat mengganggu kegiatan belajar. Menurut Sardiman fungsi motivasi adalah : a. Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. b. Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai, dengan demikian motivasi dapat memberi arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. c. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatanperbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.15 Dari pendapat di atas sangat jelas bahwa motivasi sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena motivasi dapat mendorong siswa untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar tersebut diperlukan suatu upaya yang dapat meningkatkan motivasi siswa, sehingga siswa yang bersangkutan dapat mencapai hasil belajar yang optimal. 5. Jenis-Jenis Motivasi Motivasi merupakan sebuah dorongan yang timbul dari dalam diri dan luar diri seseorang yang mengakibatkan respon untuk melakukan suatu perbuatan. Dalam hal ini para ilmuan psikologi mengklasifikasikan jenis-jenis motivasi belajar, diantaranya yaitu : Menurut Sardiman AM, motivasi dibagi menjadi dua tipe atau kelompok yaitu intrinsik dan ekstrinsik : a.
14
Motivasi intrinsik Motivasi intrinsik merupakan motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Contohnya seseorang yang senang membaca tidak usah disuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin membaca buku-buku untuk dibacanya.
Abu Ahmadi, Widodo, Psikologi Belajar, (Jakarta. Rineka Cipta, 2013),Cet. 3. h. 83. Sardiman. A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo, 2011), h. 85. 15
18
b. Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik merupakan motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Contohnya seseorang itu belajar, karena tahu besok pagi ada ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai baik, atau agar mendapatkan hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa yang dilakukannya itu.16 Menurut Oemar Hamalik, yang tergolong bentuk motivasi belajar ekstrinsik antara lain: a. b. c. d. e.
Angka kredit. Ijazah. Tingkatan hadiah. Medali pertentangan. Persaingan yang bersifat negatif ialah sarcasm, ridicule, dan hukuman.17 Sedangkan yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah bentuk
motivasi yang di dalam aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Yang tergolong dalam motivasi intrinsik adalah: a. Belajar karena ingin mengetahui seluk-beluk masalah selengkaplengkapnya. b. Belajar karena ingin menjadi orang terdidik atau menjadi ahli bidang studi pada penghayatan kebutuhan dan siswa berdaya upaya melui kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhan ini hanya dapat dipenuhi dengan belajar giat. Motivasi belajar merupakan motor penggerak yang mengaktifkan siswa untuk melibatkan diri. Motivasi yang kuat akan membuat siswa sanggup bekerja keras untuk mencapai sesuatu yang menjadi tujuannya, dan motivasi itu muncul karena dorongan adanya kebutuhan. Dorongan seseorang untuk belajar menurut Morgan dan di tulis kembali oleh S. Nasution manusia hidup dengan memiliki berbagai kebutuhan sebagai berikut: 1) Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk sesuatu aktivitas, hal ini dapat di hubungkan dengan suatu kegiatan belajar bahwa pekerjaan atau belajar itu akan berhasil kalau disertai dengan rasa gembira. 16 17
Ibid., h. 89-91. Oemar Hamalik, op. Cit., h. 163.
19
2) Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain. 3) Kebutuhan untuk mencapai hasil.18 Guna berperanan untuk menetapkan kebutuhan dan motives murid-murid berdasarkan tingkah laku yang tampak. Masalah bagi guru adalah bagaimana menggunakan motives dan needs murid-murid untuk mendorong mereka bekerja mencapai tujuan pendidikan. Dalam usaha mencapai tujuan itu, tugas guru ialah memotivasi murid untuk belajar demi tercapainya tujuan yang di harapkan, serta di dalam proses memperoleh tingkah laku yang di inginkan.19 Dari berbagai macam kebutuhan tersebut, ada cara untuk merangsang motivasi belajar siswa yang merupakan dorongan intrinsik. Menurut Sardiman beberapa cara menumbuhkan motivasi belajar di sekolah adalah dengan: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k.
Memberikan angka sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Hadiah Persaingan / kompetisi baik individu maupun kelompok. Ego-invoicement, sebagai tantangan untuk mempertaruhkan harga diri. Memberi ulangan Mengetahui hasil Pujian Hukuman Hasrat untuk belajar Minat Tujuan yang diakui.20
Dari penjelasan para tokoh psikologi dapat dipahami dan ditarik kesimpulan bahwa motivasi merupakan motor penggerak seseorang dalam melakukan suatu tindakan. Dalam proses belajar, motivasi yang tinggi akan berdampak pada tingginya semangat seseorang dalam belajar sehingga sehingga hasil belajar akan semakin baik dan berprestasi 6. Indikator Motivasi Belajar Indikator adalah alat pemantau (sesuatu) yang dapat memberikan petunjuk /keterangan. Kaitannya dengan motivasi belajar adalah sebagai alat untuk menstimulasi yang dapat memberikan petunjuk guna terciptanya suatu perbuatan.
18
Sardiman. loc. cit. h. 78-79 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2006),cet. V, hal. 213 20 Sardiman. loc. cit. h. 92-95 19
20
Ada beberapa indikator siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi hal ini dapat dikenali melalui proses belajar dikelas maupun dirumah. a. Kesadaran akan tujuan belajar SKI Kesadaran dalam pembelajaran SKI merupakan Indikator dalam motivasi, siswa akan memiliki kesadaran untuk mempelajari SKI karena mengetahui akan tujuan untuk mempelajari SKI. b. Perasaan Senang Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap pelajaran SKI misalnya, maka ia harus terus mempelajari ilmu yang berhubungan dengan SKI. Sama sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk mempelajari bidang tersebut. c. Perhatian dalam Belajar Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator dari motivasi. Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa kita terhadap pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Seseorang yang termotivasi pada objek tertentu maka dengan sendirinya dia akan memperhatikan objek tersebut. Misalnya, seorang siswa menaruh perhatian terhadap pelajaran SKI, maka ia berusaha untuk memperhatikan penjelasan dari gurunya. d. Faktor Pendorong Motivasi yaitu Bahan Pelajaran dan Sikap Guru yang Menarik. Tidak semua siswa menyukai suatu bidang studi pelajaran karena faktor motivasitnya sendiri. Ada yang termotivasi terhadap bidang pelajaran tersebut karena pengaruh dari gurunya, teman sekelas, bahan pelajaran yang menarik. Sehingga tidak bisa dipungkiri hasil belajarnya sangat memuaskan dengan mendapatkan nilai yang diatas rata-rata. e. Daya atau energi. Selain adanya perasaan senang, perhatian dalam belajar dan juga bahan pelajaran serta sikap guru yang menarik. Adanya daya atau pengerak untuk mengikuti pelajaran SKI juga merupakan salah satu indikator motivasi. contoh misalnya pelajaran SKI banyak memberikan manfaat
21
kepada siswa bila SKI tidak hanya dipelajari di sekolah tetapi juga dipelajari sebaliknya bila siswa tidak membaca pelajaran SKI maka siswa tidak dapat merasakan manfaat yang terdapat dalam pelajaran SKI tersebut. f. Kesadaran akan adanya manfaat Kesadaran akan adanya manfaat merupakan indikator dari motivasi belajar dengan adanya kesadaran, siswa dapat merasakan adanya manfaat dari pelajaran SKI yang di pelajarinya. B. Hasil Belajar 1.
Pengertian Hasil Belajar Belajar adalah suatu upaya pembelajaran untuk mengembangkan seluruh
kepribadiannya, baik fisik maupun psikis. Belajar juga di maksudkan untuk mengembangkan seluruh aspek intelegensi, sehingga anak didik akan menjadi manusia yang utuh, cerdas secara initelegensi, cerdas secara emosi, cerdas psikomotornya, dan memiliki keterampilan hidup yang bermakna bagi dirinya. 21 Proses belajar dapat di artikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju dari keadaan sebelumnya.22 Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar diperlukan adanya evaluasi yang nantinya akan dijadikan sebagai tolok ukur maksimal yang telah dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar selama waktu yang telah ditentukan. Apabila pemberian materi telah dirasa cukup, guru dapat melakukan tes yang hasilnya akan digunakan sebagai ukuran dari prestasi belajar yang bukan hanya terdiri dari nilai mata pelajaran saja tetapi juga mencakup nilai tingkah laku siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar. Prestasi belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam dunia pendidikan. Istilah tersebut lazim digunakan sebagai sebutan dari penilaian dari hasil belajar. Dimana penilaian tersebut bertujuan melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya 21
Suyono, Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), cet. I, h. 165 22 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos, 1999), cet. I, h. 98
22
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yakni prestasi dan belajar. Prestasi belajar digunakan untuk menunjukkan hasil yang optimal dari suatu aktivitas belajar sehingga artinya pun tidak dapat dipisahkan dari pengertian belajar . Menurut Oemar Hamalik, hasil dan bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.23 Dengan demikian, dapat dinyatakan beberapa rumusan dari pengertian prestasi belajar, diantaranya bahwa .prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau materi yang dikembangkan oleh mata pelajaran. Hasil belajar menurut Nana Sudjana adalah kemampuan yang dimiliki siswa, setelah ia menerima pengalaman belajarnya.24 Dalam dunia pendidikan, bentuk penilaian dari suatu prestasi biasanya dapat dilihat atau dinyatakan dalam bentuk simbol huruf atau angka-angka. Jadi, hasil belajar adalah hasil yang diraih oleh peserta didik dari aktivitas belajarnya yang ditempuh untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dapat diwujudkan dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku dan pada umumnya dinyatakan dalam bentuk simbol huruf atau angka-angka. Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa hasil belajar adalah hasil kemampuan seseorang pada bidang tertentu dalam mencapai tingkat kedewasaan yang langsung dapat diukur dengan tes. Penilaian dapat berupa angka atau huruf. Keberhasilan siswa dalam mencapai hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat kecerdasan yang baik, pelajaran sesuai dengan bakat yang dimiliki, ada minat dan perhatian yang tinggi dalam pembelajaran, motivasi yang baik dalam belajar, cara belajar yang baik dan strategi pembelajaran yang dikembangkan guru. Suasana keluarga yang mendorong anak untuk maju, selain itu lingkungan sekolah yang tertib, teratur dan disiplin merupakan pendorong dalam proses pencapaian hasil belajar.
23
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), h. 30. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), Cet. 4, h. 22. 24
23
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Belajar merupakan sebuah proses latihan untuk menjadikan seseorang dewasa baik secara fisik, psikis maupun emosional. Dalam hal ini banyak faktor yang mempengaruh hasil belajar peserta didik. Dibawah ini penulis akan mengemukanan pendapat para ahli terkait hal-hal yang menjadi faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik, diantaranya yaitu : Menurut Dimyati dan Mudjiono ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam mencapai hasil belajar yang baik, antara lain: a. Sikap terhadap belajar. Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau mengabaikan kesempatan belajar tersebut. b. Motivasi belajar. Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. c. Konsentrasi belajar. Kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. d. Mengolah bahan belajar. Merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa. e. Menyimpan perolehan hasil belajar. Kemampuan menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan. f. Menggali hasil belajar yang tersimpan. g. Kemampuan berprestasi. h. Rasa percaya diri siswa i. Intelegensi j. Kebiasaan belajar k. Cita- cita siswa.25 Pencapaian prestasi belajar yang baik tidak hanya diperoleh dari tingkat kecerdasan siswa saja, tetapi juga didukung oleh lingkungan keluarga dan sekolah dimana guru dan alat belajar dijadikan sebagai sumber belajar bagi kelancaran proses belajar mengajar. Menurut Muhibbin Syah, secara global faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu .Faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar. 25
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: PT. Rineka Cipta,2010),Cet. IV, h. 239-247.
24
a.
Faktor Internal Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan /kondisi jasmani
dan rohani siswa. Faktor ini meliputi 2 aspek, yakni : 1). Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendisendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi jasmani yang tidak mendukung kegiatan belajar, seperti gangguan kesehatan, cacat tubuh, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran dan lain sebagainya sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas. 2). Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah)Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan pembelajaran siswa. Diantaranya adalah tingkat intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa. b. Faktor Eksternal Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi/keadaan lingkungan di sekitar siswa. Adapun faktor eksteren yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah : 1) Lingkungan Sosial Lingkungan sosial siswa di sekolah adalah para guru, staf administrasi dan teman-teman sekelasnya, yanf dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Masyarakat, tetangga dan teman-teman sepermainan di sekitar perkmpungan siswa juga termasuk lingkungan sosial bagi siswa. Namun lingkungan social yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar sisa ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan letak rumah, semuanya dapat memberi dampak baik dan buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang di capai siswa.
25
2) Lingkungan Non Sosial Lingkungan non social ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. c. Faktor Pendekatan Belajar Tercapainya hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh bagaimana aktivitas siswa dalam belajar. Faktor pendekatan belajar adalah jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk menunjang ke efektifan dan efesiensi dalam proses pembelajaran materi tertentu 26. Jadi, keberhasilan siswa mencapai hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor itu terdiri dari tingkat kecerdasan yang baik, pelajaran sesuai bakat yang dimiliki, ada minat dan perhatian yang tinggi dalam pembelajaran, motivasi yang baik dalam belajar, cara belajar yang baik dan strategi pembelajaran variatif yang dikembangkan guru. Suasana keluarga yang memberi dorongan anak untuk maju. Selain itu, lingkungan sekolah yang tertib, teratur, disiplin, yang kondusif bagi kegiatan kompetisi siswa dalam pembelajaran. Masyarakat kita sekarang ini pada satu sisi adalah masyarakat pertanian, pada sisi lain sudah memasuki era globalisasi yang terdiri dari era industri, teknologi dan informasi. Perubahan kondisi sosial, ekonomi, politik dan budaya berlangsung cepat. Perubahan cepat ini membawa dampak besar bagi kehidupan masyarakat baik positif maupun negatif. Pola kehidupan positif adalah melihat perubahan itu sebagai sesuatu yang harus diterima dan dihadapi. Di dalamnya ada hal-hal yang dapat dianggap sebagai sesuatu yang baik, memberi kemudahan dan kenyamanan serta peningkatan martabat hidup manusia. Manusia juga melihat adanya tantangan dan peluang bagi kemajuan hidup manusia. Oleh sebab itu, manusia membangun dan melengkapi diri dengan memperkuat keimanan, mental, budaya, disiplin,
26
Muhibbin Syah, op.cit., h.130-140
26
keterampilan dan pengetahuan. Dengan demikian, manusia mampu bertahan dan menghadapi gelombang perubahan yang cepat tersebut. Sementara pola kehidupan negatif adalah melihat perubahan itu sebagai ancaman yang membahayakan kehidupan. Menutupi diri terhadap perubahan akan tertinggal dan terbelakang. Pada sisi lain, tanpa membekali diri secara positif seperti di atas, manusia ikut arus dan menikmati perubahan yang terjadi. Akan tetapi, hal itu membawa dampak negatif dalam sikap dan perilaku serta kehampaan batiniahnya. Oleh karena itu, para siswa pada masa sekarang ini, menghadapi begitu banyak ancaman dan tantangan. Prestasi yang dicapai dalam pembelajaran pun terhambat dan belum optimal. C. Sejarah Kebudayaan Islam 1.
Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam Sejarah secara etmologi berasal dari bahasa arab “Syajara” yang berarti
terjadi, atau “syajarah” yang berarti pohon, atau “syajarah al-nasab” yang berarti pohon silsilah. Dalam bahasa latin dan yunani, sejarah berasal dari kata historia, yang berarti orang pandai. Sedangkan menurut Zuhairini, dkk. Kata sejarah dalam bahasa arab di sebut tarikh yang berarti ketentuan masa dan perhitungan tahun. Dengan demikian secara etimologis, sejarah adalah catatan-catatan yang berhubungan dengan kejadian-kejadian masa lampau. Secara terminologis, ada yang mengartikan sejarah sebagai keterangan yang terjadi di kalangan umat manusia pada masa yang telah lampau atau pada masa yang masih ada. Sejarah Pendidikan Isslam adalah proses pewarisan dan pengembangan budaya umat manusia di bawah sinar bimbingan ajaran islam, yaitu yang bersumber dan berpedomankan ajaran islam sebagaimana termaktub dalam Al-qur’an dan terjabar dalam sunah rasul dan bermula sejak Nabi Muhammad SAW menyampaikan (membudayakan) ajaran tersebut kepada (ke dalam budaya) umatnya.27 Sejarah Kebudayaan Islam merupakan keseluruhan aktivitas manusia muslim dan hasilnya yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, 27
Andewi Suhartini, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2009) hal. 3-6
27
kesenian, moral, hokum, adat-istiadat dan kemampuan-kemampuan lain yang di dapat seseorang sebagai anggota masyarakat.28 Pengertian Sejarah kebudayaan Islam yang terdapat di dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah adalah: .Salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati Sejarah Kebudayaan Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam mempunyai fungsi yang dapat menjelaskan ketercapaian yang tercantum dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi yang diterapkan di madrasah. Fungsi dasar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam meliputi: a. Fungsi Edukatif Sejarah menegaskan kepada peserta didik tentang keharusan menegakkan nilai, prinsip, sikap hidup yang luhur dan islami dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. b. Fungsi Keilmuan Melalui sejarah peserta didik memperoleh pengetahuan yang memadai tentang masa lalu Islam dan kebudayaannya. c. Fungsi Transformasi Sejarah merupakan salah satu sumber yang sangat penting dalam merancang transformasi masyarakat. Mata pelajaran Sejarah kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah memiliki tujuan sebagai berikut: a. Melihat dan menganalisis peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa sekarang, tetapi juga masa-masa yang akan dating. b. Mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari perjalanan suatu tokoh atau generasi terdahulu. c. Mengambil hikmah, nilai dan makna yang terdapat dalam sejarah. d. Menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk mengamalkan akhlak yang baik dan menjauhi akhlak yang buruk, berdasarkan cermatnya atas fakta sejarah yang ada. e. Memperoleh inspirasi dan motivasi untuk mengenal, memahami, menghayati Sejarah Kebudayaan Islam yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat di pergunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak dan kepribadian muslim yang baik.29
28
Murodi, , Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang:PT. Karya Toha Putra, 2009), h.10 Murodi, , Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang:PT. Karya Toha Putra, 2009), h.9
29
28
2. Kompetensi Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Acuan yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran dan memantau perkembangan mutu pendidikan adalah standar kompetensi. Standar kompetensi dapat didefinisikan sebagai seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik serta tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu mata pelajaran. Standar Kompetensi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam MTs berisi mata pelajaran yang harus dikuasai peserta didik selama menempuh Sejarah Kebudayaan Islam di MTs. Kemampuan ini berorientasi pada perilaku aspek afektif , peserta didik memiliki: keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWt. Sesuai ajaran Agama Islam yang tercermin dalam perilaku sehari-hari memiliki nilai-nilai demokrasi, toleransi, dan humaniora, serta menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara baik lingkup nasional maupun global. Berkenaan dengan aspek kognitif, menguasai ilmu, teknologi, dan kemampuan akademik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Berkenaan
dengan
aspek
psikomotorik,
memiliki
keterampilan
berkomunikasi, kecakapan hidup, mampu beradaptasi dengan perkembangan lingkungan sosial, budaya dan lingkungan alam baik lokal, regional, maupun global, memiliki kesehatan jasmani dan rohani yang bermanfaat untuk melaksanakan tugas /kegiatan sehari-hari. Standar kompetensi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam juga mengacu pada struktur keilmuan mata pelajaran Sejarah kebudayaan Islam. Berdasarkan pokok-pokok pikiran tersebut, Standar Kompetensi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam MTs adalah sebagai berikut: a.
Kemampuan membiasakan untuk mencari, menyerap, menyampaikan, dan menggunakan informasi tentang sjarah pembentukan dinasti Umayah, biografi dan kebijakan khalifahkhalifah dinasti Umayah (Muawiyah bin Abi Sofyan, Abdul Malik bin Marwan, Walid bin Abdul Malik, Umar bin Abdul Azis dan Hisyam bin Abdul Malik), kemajuan dinasti Umayah (bidang politik dan militer). b. Kemampuan membiasakan untuk mencari, menyerap, menyampaikan, dan menggunakan informasi tentang kemajuan
29
dinasti Umayah bidang (ilmu agama islam) dan mengkaji sebabsebab keruntuhannya, sejarah terbentuknya dinasti Abbasiyah, geografi dan kebijakan khalifahkhalifah Abbasiyah, geografi dan kebijakan khalifah-khalifah Abbasiyah yang terkenal (Abu Ja’far al Mansur, Harun al Rasyid dan Abdullah al Makmun), kemajuan dinasti Abbasiyah (bidang sosial budaya, politik dan militer). c. Kemampuan membiasakan diri untuk mencari, menyerap, menyampaikan dan menggunakan informasi tentang kemajuankemajuan Dinasti Abbasiyah (bidang ilmu pengetahuan dan bidang ilmu agama islam), dan mengkaji sebab-sebab keruntuhannya serta kemajuan-kemajuan dinasti Al Ayubiyah.30 3. Strategi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Secara Efektif Sejarah Kebudayaan Islam secara substansial memberikan motivasi kepada peserta didik untuk memperaktekan nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari. Kenyataannya, setelah ditelusuri, pendidikan Sejarah Kebudayaan Islam menghadapi beberapa kendala, antara lain: waktu yang disediakan terbatas sedangkan materi begitu padat dan memang penting, yakni menuntut pemantapan pengetahuan hingga terbentuk watak dan kepribadian yang berbeda jauh dengan tuntunan terhadap mata pelajaran lainnya. Kelemahan lain, materi Sejarah Kebudayaan Islam, lebih terfokus pada pengayaan pengetahuan (kognitif) dan minim dalam pembentukan sikap (afektif). Dalam implementasinya juga lebih didominasi pencapaian kemampuan kognitif, kurang mengakomodasikan kebutuhan afektif. Kendala lain adalah lemahnya sumber daya guru Sejarah Kebudayaan Islam dalam pengembangan pendekatan, metode yang lebih variatif serta dalam mengusahakan media yang digunakan untuk mengefektifkan kegiatan belajar mengajar (KBM) dan minimnya berbagai sarana pelatihan dan pengembangan bagi guru Sejarah Kebudayaan Islam. Padahal guru Sejarah Kebudayaan Islam merupakan tenaga kependidikan dan salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) yang mempunyai kedudukan strategis dan menentukan keberhasilan pembelajaran di sekolah. Untuk itu, guru Sejarah Kebudayaan Islam
30
http://bdkjakarta.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=850
30
harus senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya agar dapat mengelola kegiatan pembelajaran secar efektif dan efisien. Strategi pembelajaran baru dapat berlangsung secara efektif dan efisien, jika Guru harus dapat mengetahui keadaan yang tepat untuk memulai proses belajar mengajar. Keadaan siswa yang memiliki konsentrasi atau perhatian yang penuh tentu akan dapat dengan mudah menerima pelajaran yang diberikan kepadanya. Siswa yang memiliki konsentrasi penuh akan belajar lebih cepat dan lebih mudah. Selain itu, mereka mengingat informasi lebih lama. D. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Siswa dalam melakukan kegiatan belajar di sekolah maupun di rumah membutuhkan dukungan, dorongan atau motivasi belajar. Motivasi belajar sangat menentukan anak dalam meraih cita-citanya. Tanpa motivasi belajar, siswa akan kesulitan untuk mengeluarkan keinginan atau gairah belajar yang timbul dari dalam dirinya. Karena motivasi belajar perlu dilakukan untuk merangsang siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Untuk mengetahui siswa berhasil atau tidak dalam belajar, akan terlihat dari prestasi belajarnya. Dengan memberikan motivasi belajar yang tepat maka siswa dapat berhasil. Untuk meningkatkan gairah belajar siswa maka sebaiknya diberikan motivasi belajar yang tepat baik ketika siswa berada di rumah ataupun berada di sekolah. Bentuk pemberian motivasi belajar di sekolah antara lain guru harus dapat memberikan hasil belajar siswa agar siswa termotivasi untuk belajar, memberikan pengarahan kepada siswa tentang pentingnya belajar dan tujuan belajar yang dilakukan sekolah, minat siswa dalam pelajaran tertentu akan membuat siswa senang mempelajarinya karena merupakan pelajaran yang disenanginya, memberikan hukuman bagi siswa yang melanggar peraturan sekolah atau memberikan hukuman pada siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah akan tetapi hukuman harus bersifat positif yaitu dengan memberikan hukuman mencari kliping atau mereview. Orang tua siswa merupakan salah satu motivator juga dalam menentukan prestasi belajar siswa karena orang tua memberikan dorongan material dan juga
31
imaterial yang berupa dorongan dan dukungan untuk belajar, memberikan perhatian pada siswa, menanyakan pelajaran yang sudah dipelajari di sekolah, memberikan fasilitas belajar yang memadai. Begitu juga guru di sekolah menghadapi banyak siswa dengan bermacammacam motivasi belajar, oleh karena itu peran guru cukup banyak untuk meningkatkan motivasi belajar. Adapun upaya dalam meningkatkan kegiatan belajar antara lain: a. Optimalisasi Penerapan Prinsip Belajar Beberapa prinsip belajar tersebut antara lain : 1) Belajar akan lebih bermakna bila siswa memahami tujuan belajar. 2) Belajar akan lebih bermakna bila siswa dihadapkan pada pemecahan masalah yang menentangnya. 3) Belajar akan lebih bermakna apabila guru mampu memusatkan segala kemampuan mental siswa dalam program kegiatan tertentu. b. Optimalisasi Unsur Dinamis Belajar dan Pembelajaran. Guru dapat mengupayakan optimalisasi unsur dinamis yang ada dalam diri siswa dan yang ada dilingkungan siswa. Upaya optimalisasi tersebut: 1) Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengungkap hambatan dalam belajar yang dialaminya. 2) Memelihara minat kemauan dan semangat
belajarnyasehingga
terwujud tindak belajar. 3) Meminta kesempatan kepada orang tua siswa agar memberi kesempatan siswa untuk mengaktualisasi diri dalam belajar. 4) Memanfaatkan unsur lingkungan yang mendorong belajar. 5) Menggunakan waktu secara tertib. 6) Guru merangsang siswa dengan penguatan memberi rasa percaya diri bahwaia dapat mengatasi segala hambatan. c. Optimalisasi Pemanfaatan dan Kemampuan Siswa. Guru adalah fasilitator belajar, guru diharapkan dapat memantau dan membantu mengatasi kesukaran belajar sebelum siswa putus asa, guru wajib menggunakan pengalaman belajar dan kemampuan siswa dalam mengelola siswa
32
belajar. Upaya optimalisasi pemanfaatan pengalaman siswa tersebut dapat dilakukan sebagai berikut: 1) Siswa ditugaskan membaca bahan pelajaran sebelumnya dan mencatat hal-hal yang dianggap sukar. 2) Guru mempelajari hal-hal yang sukar bagi siswa. 3) Guru memecahkan hal yang sukar. 4) Guru mengajarkan cara memecahkan dan mendidik keberanian mengatasi kesukaran. 5) Guru
memberikan
kesempatan
kepada
siswa
yang
mampu
memecahkan masalah untuk membantu rekan yang mengalami kesukaran. 6) Guru memberi penguat kepada siswa yang berhasil mengatasi kesukarannya sendiri. 7) Guru menghargai pengalaman siswa agar belajar secara mandiri. d. Pengembangan Cita-cita dan Aspirasi Belajar. Guru adalah pendidik, upaya mendidikkan dan mengembangkan cita-cita belajar tersebut dapat dilakukan sebagai berikut: 1) Guru menciptakan suasana belajar yang menggembirakan. 2) Guru mengikut sertakan semua siswa untuk memelihara fasilitas belajar. 3) Guru mengajak serta siswa membuat perlombaan unjuk belajar seperti; lomba karya tulis ilmiah, lomba baca dan sebagainya. 4) Guru mengajak serta orang tua siswa untuk memperlengkap fasilitas belajar.31 Siswa dalam proses belajar untuk meraih prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang ada di sekitar sekolah. Lingkungan sekolah yang tidak mendukung misalnya sekolah yang berada di dekat pembangunan gedung, pasar atau jalan raya, sehingga siswa tidak dapat konsentrasi dengan baik, dan akan mengganggu aktivitas belajar di kelas. Lingkungan sekolah yang sejuk danjauh dari keramaian akan membuat siswa nyaman dalam proses belajar. Keadaan fisiologis dan psikologis juga termasuk sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. 31
Dimyati. Op. cit, h. 101-108.
33
Motivasi belajar yang timbul dari dalam diri siswa akan dapat cepat membantu dalam proses belajar dan untuk meraih apa yang diinginkan. Karena dengan belajar dengan kesadaran diri maka secara otomatis akan termotivasi secara lebih baik dibandingkan dengan motivasi belajar ekstrinsik yaitu belajar yang dilakukan karena keterpaksaan, gengsi, atau karena pujian dan ajakan teman maka siswa lambat dalam belajar dan tidak dapat meraih apa yang diinginkan secara cepat. Pada dasarnya setiap manusia memiliki potensi pada dirinya. Namun sebagaimana potensi itu bisa berkembang baik tergantung individu masingmasing serta lingkungan yang berpengaruh. Begitu juga dengan belajar, seseorang secara langsung dan tidak langsung telah mengalami proses belajar baik itu disengaja maupun tidak. Dalam belajar, motivasi memegang peranan penting. Motivasi belajar adalah sebagai pendorong siswa dalam belajar. Intensitas belajar siswa sudah barang tentu dipengaruhi oleh motivasi belajar. Siswa yang ingin mengetahui sesuatu dari apa yang dipelajarinya adalah sebagai tujuan yang ingin siswa capai selama belajar. Karena siswa mempunyai tujuan ingin mengetahui sesuatu itulah akhirnya siswa terdorong untuk mempelajarinya. Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang turut diperhitungkan dalam meraih sebuah prestasi belajar. Oleh karena itu, motivasi belajar tidak dapat dipisahkan dari aktivitas belajar siswa. Siswa tidak akan mempelajari sesuatu bila hal itu tidak menyentuh kebutuhannya. Motivasi belajar dan prestasi adalah dua hal yang saling berpengaruh. Sebab pada dasarnya manusia itu tidak terlepas dari motivasi yang akan mendorong manusia untuk senantiasa berbuat dan mencari sesuatu. Dengan mengetahui motivasi belajar seorang siswa akan lebih mudah menentukan bagaimana dia harus belajar dengan baik. Dengan demikian dapat peneliti simpulkan bahwasannya mengenali motivasi belajar merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam pencapaian prestasi belajar.
34
E. Hasil Penelitian yang Relevan Dalam Penelitian yang di lakukan oleh Nurhidayati , tahun 2006, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan judul skripsi hubungan antara minat dengan prestasi belajar siswa dalam bidang studi sejarah kebudayaan islam di Madrasah Tsanawiyah Nurussalam pondok pinang menyimpulkan
bahwa
terdapat hubungan yang lemah atau rendah terhadap prestasi belajar dengan minat belajar siswa dalam bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam, Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dalam bidang studi SKI tidak ada hubungannya atau tidak di pengaruhi oleh tinggi rendahnya motivasi belajar siswa tersebut, melakukan interpretasi sederhana dan melakukan interpretasi dengan membandingkan nilai rxy dengan r tabel ternyata tidak terdapat korelasi antara minat belajar siswa dengan hasil belajar siswa dalam bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam, yaitu korelasi yang tidak signifikan. Pada hasil perhitungan interpretasi sederhana sebesar 0,252 ini pada kisaran 0,200,40, sifat hubungan antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah. F. Kerangka Berpikir Di tengah-tengah era globalisasi di mana sains dan teknologi sudah semakin berkembang dan maju, sudah tentu akan menjadi warna baru bagi pola kehidupan manusia, terlebih lagi dengan begitu leluasanya budaya asing yang masuk ke negeri ini. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berbahaya terkhusus bagi para pelajar-remaja bila dalam penerapannya tidak dilandasi oleh iman yang kuat serta akhlak atau budi pekerti yang luhur. Apalagi sekarang anak suka meniru atau mengidolakan seseorang yang sebenarnya tidak layak untuk di idolakan, sebab mengidolakan berarti menjadikan seseorang sebagai suri tauladan yang harus di ikuti. Motivasi merupakan dorongan dari seseorang untuk melakukan sesuatu yaitu belajar, tidak hanya hasil belajar yang baik di harapkan oleh guru, peserta didik dan orang tua. Tetapi pengamalan dari belajar sejarah serta penanaman budi
35
pekerti/akhlak yang paling penting perlu di tanamkan ketika meneladani tokoh dalam sejarah Islam. Motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar dan dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar. Motivasi yang tinggi, cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya motivasi belajar yang kurang, akan menghasilkan prestasi yang rendah. Maka apabila seorang siswa mempunyai motivasi yang tinggi terhadap suatu bidang studi ia akan memusatkan perhatian lebih banyak dari temannya.kemudian karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah, yang memungkinkan siswa tadi untuk dapat belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang tinggi pada bidang studi tersebut. Maka dalam hal ini, penanaman nilai- nilai luhur yang terkandung dalam sejarah islam sangat penting. Sebab belajar sejarah berarti kita mengkaji sejarah orang-orang terdahulu, karena banyak tokoh yang kita bahas mulai dari yang baik sampai kepada orang yang tidak baik. Dan ini semua bisa kita ambil hikmah dari pembelajaran sejarah islam yang nantinya dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari Dengan mempelajari sejarah seseorang akan mencontoh atau mengikuti tokoh-tokoh yang ada dalam sejarah khususnya sejarah Islam, seperti Rasullullah beserta sahabat-sahabatnya yang begitu indah budi pekerti serta akhlaknya. F. Hipotesiss Untuk memudahkan jalan bagi penelitian ini, penulis mengajukan hipotesa yang nantinya akan di uji kebenarannya. Hipotesa tersebut adalah sebagai berikut: Ha : Motivasi belajar siswa mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa Ho : Motivasi belajar siswa tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa.
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di MTs N 19 Jakarta selama kurang lebih enam bulan, dimulai dari bulan November 2012 dan berakhir pada bulan Oktober 2013, dengan tahapan sebagai berikut: NO 1
Waktu November 2012
Kegiatan Melakukan surveiw ke objek penelitian sekaligus menyerahkan surat izin penelitian dari pihak akademik terhadap sekolah yang bersangkutan.
2
Februari 2013
Penyebaran angket kepada siswa atau kelas yang menjadi sampel dalam penelitian.
3
Maret 2013
Mengadakan wawancara
4
April 2013
Melakukan pengolahan dan analisis data.
5
Juni 2013
Menulis laporan hasil penelitian (Finishing)
B. Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan adalah korelasional deskripstif. Dengan metode korelasional deskriptif ini dapat diperoleh gambaran sesungguhnya mengenai variabel-variabel penelitian sehingga dapat diketahui hubungan antara dua variabel tersebut, yaitu Motivasi belajar (X) dan Hasil belajar siswa (Y). C. Populasi dan Sampel Populasi adalah jumlah atau keseluruhan subyek penelitian. Adapun yang menjadi populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi MTs N 19
36
Jakarta yang berjumlah 370 siswa, sedangkan yang menjadi populasi target hanya kelas VII yang berjumlah 60 siswa . Sampel adalah kelompok kecil bagian dari target populasi yang mewakili populasi dan secara riil di teliti.1 Apabila subyek yang diteliti besar atau lebih dari 100 orang, maka sampel dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 – 25 %. Dalam penelitian ini penulis hanya mengambil 20 % dari jumlah siswa kelas VII yaitu sebanyak 60 orang. Adapun teknik pengambilan sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik random sampling yakni pengambilan sampel secara acak. D. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode /teknik antara lain: 1. Quesioner atau angket yang merupakan daftar pertanyaan kepada siswa berbentuk non tes , untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada bidang studi SKI kelas VII di MTs N 19 Jakarta.
2. Wawancara yaitu dengan cara melakukan interview atau komunikasi secara langsung kepada guru mata pelajaran SKI dengan menggunakan pedoman wawancara, untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran SKI di MTs N 19 Jakarta. 3. Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara langsung ke MTs Negeri 19 Jakarta, melalui pedoman observasi untuk mengetahui keadaan MTs Negeri 19 Jakarta, baik siswa, guru, sarana dan prasarana serta struktur organisasi. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan instrument angket (koisioner). Angket tentang motivasi berjumlah 21 Item, sedangkan angket tentang hasil belajar siswa berjumlah 14 Item. Masing-masing Item disediakan empat alternative jawaban dengan pemberian skor sebagai berikut:
1
Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 266
37
Berikut ini adalah skor dari alternatif jawaban dari variabel X yaitu Motivasi Belajar Variabel X Motivasi No 1 2 3 4
Alternatif Jawaban Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Skor Pernyataan + Pernyataan 4 1 3 2 2 3 1 4
Berikut ini adalah Hail belajar siswa yang di peroleh melalui data nilai semester VII di MTs N 19 Jakarta Variabel Y Hasil belajar siswa Data Nilai semester VII
Kisi-Kisi Insturmen Pengumpulan Data Variabel X (Motivasi belajar) dan Y (Hasil belajar siswa) Item Pernyataan No Variabel Dimensi Indikator Positif Negative Isi pelajaran 1 Motivasi Kesadaran 1 menantang untuk Belajar akan tujuan dikaji SKI belajar SKI (Variabel X) 2 1 1 - Menerima pelajaran 2 Perasaan 1 dengan senang Senang - Terus-menerus belajar - Tidak terpaksan 2 dalam belajar 1 - Tidak merasa bosan 2
2 1
2 Perhatian dalam belajar
- Memberikan perhatian lebih - Mau berkonsentrasi - Mengikuti penjelaskan guru
2 1
38
- Mengerjakan dari guru
tugas 1
1 2 2
berisi 2 Ketertarikan - Pelajaran contoh sesuai dengan pada materi 2 keadaan sekarang dan guru - Pelajaran berisi sesuai dengan kebutuhan siswa - Materi pelajaran SKI 2 2 menarik - Penjelasan guru mudah dipahami 1
1
1 1 1
Daya atau - Mengikuti penjelaskan guru energI Mengerjakan tugas berupa dari guru tindakan dalam belajar SKI. -
-Bisa mengambil Kesadaran pelajaran SKI dari akan adanya peristiwa masa lalu manfaat - Tahu akan adanya
2
Hasil Belajar Siswa (Variabel Y)
Nilai Semester
contoh-contoh keteladanan pembelajaran SKI - Membuang-buang waktu - Dokumentasi data nilai Semester 1 kelas VII
E. Teknik Analisa Data 1. Analisis Inferensial Untuk menganalisis hubungan masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat digunakan rumus korelasi sederhana atau korelasi product moment.
39
Langkah-langkah pengujian korelasi adalah sebagai berikut: a. Menguji koefisien korelasi Uji koefisien korelasi digunakan untuk menguji arah hubungan variabel bebas dengan variabel terikat. Rumus umumnya adalah sebagai berikut:
................(Sudjana, 1989:369) Keterangan: X : Variabel pengaruh motivasi Y : Variabel hasil belajar siswa rxy : Angka indeks korelasi ‘r’ produk moment N : Jumlah respondent ∑XY : Jumlah hasil perkalian antaran skor X dan Y ∑X : Jumlah seluruh skor X ∑Y : Jumlah seluruh skor Y
Interpretasi nilai koefisien korelasi di atas adalah sebagai berikut: 1) Jika nilai koefisien korelasi positif, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah hubungan yang searah, dengan kata lain meningkatnya variabel bebas maka meningkat pula variabel terikat 2) Jika nilai koefisien korelasi negatif, maka ada hubungan berlawanan antara variabel bebas dengan variabel terikat, dengan kata lain meningkatnya variabel bebas maka diikuti dengan menurunnya variabel terikat.
b. Menguji Koefisien Determinasi Uji koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar varians variabel terikat dipengaruhi oleh varians variabel bebas, atau dengan kata lain seberapa besar variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Rumus umumnya adalah:
Keterangan: D=Koefisien determinasi r = koefisien korelasi variabel bebas dengan variabel terikat
40
c. Menguji hipotesis dengan uji t Hipotesis yang hendak diuji adalah: 1) H0: ρ=0, yang berarti tidak ada hubungan signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat 2) Ha: ρ≠0, berarti ada hubungan signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat Rumus umum uji t hitung untuk menguji hipotesis di atas adalah sebagai berikut:
...............................................(Sudjana, 1989:369) Sedangkan untuk menentukan nilai t tabel digunakan kriteria: 1). Taraf signifikan (α) sebesar 0,05 2). Derajat kebebas (dk) = n-2
40
BAB 1V HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Objek Penelitian 1. Sejarah Berdiri Madrasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta Madrasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta, merupakan lembaga pendidikan yang setingkat dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) berciri khas Islam.
Madrasah Tsanawiyah Negeri 19 ini juga berfungsi sebagai
lembaga pengembangan dakwah dan lembaga pemberdayaan masyarakat. Sebagai lembaga pendidikan Islam Madrasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta tidak hanya terpaku pada kegiatan penggalian ilmu pengetahuan semata, tetapi juga menjadi wahana “pelatihan” untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan pada tataran realitas. Selain itu, pendidikan di madrasah ini tidak hanya mengarah pada keunggulan akademis, tetapi justru menegaskan pada orientasi pembentukan karakter (character building) yang berasaskan pada prinsip akhlaq al-karimah. Sebagai lembaga pengembangan dakwah, madrasah yang berada di wilayah DKI Jakarta ini dengan sendirinya menjadi salah satu guru syiar agama dan penyebaran ajaran agama sekaligus tampil sebagai komponen penting dari gerakan amar ma’ruf nahi munkar. Sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat, Madrasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta berperan dalam pengembangan masyarakat sekitar terutama terkait dengan masalah keagamaan maupun pemberdayaan sektor non keagamaan. Hal ini adalah merupakan ciri khas dari madrasah ini karena ia lebih merupakan pendidikan berbasis masyarakat. Dengan demikian salah satu komponen penting dari sistem madrasah ini adalah peran aktifnya dalam
41
pemberdayaan masyarakat sekitar dan sebaliknya peran aktif masyarakat dalam pengembangan madrasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta sangat penting juga. Lembaga Pendidikan Islam ini berada di bawah pembinaan langsung dari Departemen Agama Republik Indonesia. Keberadaan Madrasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta sebelumnya adalah kelas jauh dari Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Mampang Jakarta Selatan
yang berlokasi di Mampang Prapatan.
Kegiatan belajar mengajar
pertama dimulai pada tahun pelajaran 1995/1996 dengan menempatkan siswa kelas I Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Mampang Jakarta Selatan, dan sebagai pimpinan lokasi nya adalah H. Mahfudz Ismail, BA. Pada tahun 1996 Madrasah Tsanawiyah Negeri menjadi madrasah
19 Jakarta resmi
negeri mandiri lepas dari madrasah induknya
yaitu
Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Mampang Jakarta Selatan. Madrasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta berlokasi di Jl. Pinang Kalijati Pondok Labu Jakarta Selatan, sebagai Kepala yang pertama adalah Drs. Mahdi. Sejak diresmikannya menjadi MTs Negeri 19 Jakarta, madrasah ini sudah mengalami 5 (lima) kali pergantian kepala madrasah, seperti yang disebutkan di bawah ini: Tabel. 1 NO NAMA KEPALA 1 DRS. H. MAHDY
TAHUN 1995 Sampai 2002
2
DRS. H. WANDIN, AS
2002 Sampai 2004
3
DRS.H.BUDIHAERAWAN, M.SI
2004 Sampai 2007
4
DRS. LUTFI
2007 Sampai 2011
5
DRS. H. WAWAN. M, M.Pd
2011 Sampai sekarang
2. Visi-Misi MTs N 19 Visi adalah suatu pandangan jauh tentang pendidikan, tujuan - tujuan pendidikan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada masa yang akan datang. Berikut ini adalah Visi dari Madrasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta Visi:
42
“Terwujudnya madrasah berprestasi, cerdas, terampil dan berakhlak mulia”. Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan Visi. Misi pendidikan adalah tujuan dan alasan mengapa pendidikan itu ada. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan. Berikut ini adalah misi dari Madrasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta. Misi: 1.
Mengembangkan potensi minat dan kompetensi dasar siswa secara optimal dalam proses pembelajaran.
2.
Meningkatkan kompetensi standar ketenagaan yang profesional.
3.
Melaksanakan layanan prima dalam penyelenggaraan pendidikan dan Kegiatan Belajar Mengajar yang bermutu.
4.
Mewujudkan sekolah yang berwawasan wiyata mandala untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pencapaian prestasi.
5.
Meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pencapaian prestasi tingkat nasional.
6.
Mewujudkan sistem penilaian yang berstandar nasional.
7.
Mewujudkan kerjasama dengan lembaga-lembaga yang relevan untuk meningkatkan prestasi baik akademik maupun non akademik.
8.
Mewujudkan ruang belajar yang representatif.
9.
Mewujudkan pengembangan kemampuan seni budaya yang kompetitif dan mampu bersaing di tingkat nasional.
10. Mewujudkan pengembangan berbagai club mata pelajaran untuk menghasilkan output yang kompetitif di tingkat kota. 11. Mengembangkan hidden silabi dalam mengaktualisasikan nilai-nilai keagamaan. 3. Letak Geografis MTs N 19 Madarasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta terletak di wilayah Pinang Kali Jati, kelurahan Pondo Labu kecamatan Cilandak, kota madya Jakarta Selatan.
43
Berada dekat dengan perbatasan Jakarta Selatan dan kabupaten Bogor, sehingga keadaan cuaca terasa sejuk dan tidak terlalu panas dan cukup mendukung dalam kegiatan belajar mengajar. Letak Madrasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta cukup strategis dan mudah di jangkau karena lokasinya yang tidak terlalu jauh dari Jl. R.S. Fatmawati yang berjarak kurang lebih 200 M. lokasi Madrasah berada di lingkungan pendidikan karena disekitarnya banyak terdapat lembaga pendidikan mulai Taman KanakKanak, Sekolah Dasar, Madrasah Ibtida’iyah, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas. 1. Kurikulum dan mata pelajaran MTs N 19 Kegiatan Pembelajaran di MTs Negeri 19 Jakarta menggunakan Kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan )untuk Semua jenjang Kelas. KTSP adalah kurikulum operasional yang di susun dan di laksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP di lakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang di kembangkan oleh BSNP. Dan dalam kegiatan pembelajaran Menggunakan metode pendekatan CTL. Tabel. 2 Kelas No
Mata Pelajaran VII
VIII
IX
1
Al Qur’an Hadits
2
2
2
2
Aqidah Akhlak
2
2
2
3
Fiqih
2
2
2
4
Sejarah Kebudayaan Islam
2
2
2
5
Pendidikan Kewarganegaraan
2
2
2
6
Bahasa Indonesia
4
4
4
7
Bahasa Arab
4
4
4
8
Bahasa Inggris
4
4
4
9
Matematika
4
4
4
44
10
Ilmu Pengetahuan Alam
4
4
4
11
Ilmu Pengetahuan Sosil
4
4
4
12
Seni Budaya
1
1
1
13
Pendidikan Jasmani
2
2
2
14
TIK
2
2
2
15
PLKJ
1
1
1
16
Tata Boga
1 41
1 41
1 41
JUMLAH
Dari tabel kurikulum di atas dapat di ketahui bahwa terdapat enam belas mata pelajaran yang harus di ajarkan kepada siswa di MTs Negeri 19 Jakarta, dengan alokasi waktu yang sama untuk kelas VII, VIII, dan IX.
2. Struktur Organisasi MTs N 19 Jakarta Organisasi secara umum dapat diartikan memberi struktur atau susunan yakni dalam penyusunan/ penempatan orang-orang dalam suatu kelompok kerja sama, dengan maksud menempatkan hubungan antara orang-orang dalam kewajiban-kewajiban, hakhak dan tanggung jawab masing-masing. Penentuan struktur, hubungan tugas dan tanggung jawab itu dimaksudkan agar tersusun suatu pola kegiatan untuk menuju ke arah tercapainya tujuan bersama. Organisasi sekolah yang baik menghendaki agar tugas-tugas dan tanggung jawab dalam menjalankan penyelenggaraan sekolah untuk mencapai tujuannya dibagi secara merata dengan baik sesuai dengan kemampuan dan wewenang yang telah ditentukan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan sesudah semestinya mempunyai organisasi yang baik agar tujuan pendidikan formal ini tercapai sepenuhnya. Kita mengetahui unsur personal di dalam lingkungan sekolah adalah, kepala sekolah, guru, karyawan, dan murid. Di samping itu sekolah sebagai lembaga pendidikan formal ada di bawah instansi atasan baik itu kantor dinas atau kantor wilayah departemen yang bersangkutan. Di negara kita, kepala sekolah adalah jabatan tertinggi di sekolah itu, sehingga ia berperan sebagai pemimpin sekolah dan dalam struktur organisasi sekolah ia didudukkan pada tempat paling atas.
45
Melalui struktur organisasi yang ada tersebut orang akan mengetahui apa tugas dan wewenang kepala sekolah, apa tugas guru, apa tugas karyawan sekolah (yang biasa dikenal sebagai pengawai tata usaha). Dalam setiap organsasi di perlukannya suatu struktur yang menggambarkan suatu kejelasan garis intruksi dan koordinasi antara pemimpin dan anggota. Begitu pula dengan Madrasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta. Berikut ini adalah struktur organisasi Madrasah Tsanawiyan Neger 19 Jakarta:
Struktur Organisasi MTs N 19 Jakarta Tahun Ajaran 2012-2013
KEPALA SEKOLAH Drs. Wawan M, M,Pd
KOMITE SEKOLAH Drs. H. Hanafi H.N
TATA USAHA (TU) Amiruddin, A.Md
WAKA BID. KURIKULUM M. Alwi, S.Ag.
BAG. PERPUS Nurhayati, S.Pd.I
WAKA KESISWAAN H. Ahmad Bukhori, S.Ag.
WAKA BID. SARANA-HUMAS Dra. Hj. Yeni Triasih, M.Pd.
Pembina Osis Ahmad Syukron, S.Pd.I
46
Guru MTs Negeri 19
Siswa MTs Negeri 19
Dari Struktur tersebut dapat di pahami bahwa kepala sekolah memilki peran yang sangat penting dalam kepemimpinan di MTs Negeri 19 Jakarta, di mana kepala sekolah berkoordinasi terhadap tata usaha, wakil bidang kurikulum, wakil kesiswaan, wakil bidang sarana humas,bagian perpus, pembina osis, guru MTs Negeri 19, dan siswa/i MTs Negeri 19 Jakarta. Kepala sekolah juga berkoordinasi kepada komite sekolah. Dengan organisasi sekolah ini diharapkan terjadi pembidangan dan pembagian kerja sebagai kegiatan pengendalian sehingga memungkinkan terjalinnya kerjasama antara kepala sekolah dengan wakil kepala sekolah dan semua wali kelas bahkan dengan guru dan murid, antar wali kelas, antar guru dan sebagainya. 3.
Keadaan Guru dan Murid Madrasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta Madrasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta memiliki guru dan tenaga kependidkan yang bervariatif dilihat dari jenis kelamin, jabatan, maupun pendidikan seperti tabel berikut:
47
Tabel 3 Tabel Data Guru MTs NEGERI 19 Jakarta Jenis Kelamin Diploma 3 1
Laki-laki Perempuan Total
1
Pendidikan Strata 1 (S1)
Strata 2 (S2)
Jumlah
9
4
14
16
3
19
25
7
33
Dari data di atas dapat di ketahui bahwa MTs Negeri 19 Jakarta memiliki tenaga pendidik berjumlah 33 orang, terdapat 6 tenaga pendidik lulusan S2, 26 tenaga pendidik lulusan S1, dan 1 tenaga pendidik lulusa D3. Dari data tersebut masing-masing guru mengajarkan sesuai dengan keahliannya atau sesuai dengan mata pelajaran yang di ajarkan. Dapat di simpulkan bahwa Madrasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta memiliki tenaga pengajar yang profesional karena memberikan pengajaran kepada peserta didik sesuai dengan keahlian masing-masing sesuai dengan kebutuhan para siswa. Dalam membantu kegiatan administrasi di Madrasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta, Tata usaha sangat berperan aktif demi terlaksananya kegiatan administrasi di MTs Negeri 19 Jakarta. Dengan adanya tata usaha proses administrasi berjalan dengan baik dan lancar. Berikut ini tabel data tata usaha di MTs Negeri 19 Jakarta: Tabel 4 TABEL DATA TATA USAHA No 1 2 3 4 5 6 7
Nama Amiruddin, A.Md. Ohan Jauhari, S.HI Santi Marta, S.Kom Herman Sutisna Yulnieti Wiwik Hastuty Rusminah
Jabatan Kepala Urusan Tata Usaha Bendahara DIPA Bendahara BOP PPABP, Kepegawaian Arsiparis Petugas BMN Petugas SAI
48
8 9
Ening Yeni Supriyadi, S.Pd.I.
Perpustakaan Umum
Dari tabel tersebut terdapat 9 orang yang membantu dalam bidang ke tata usahaan d MTs Negeri 19 Jakarta, dengan lulusan S1 sebanyak 3 orang, lulusan D3 sebanyak 1 orang, dan 5 orang lulusan SMA/SMK. Dari tbel tersebut kepala tata usaha di pegang oleh seseorang yang sesuai dengan keahliannya dalam bidang ke tata usahaan. Keadaan Siswa-siswi di MTs Negeri 19 Jakarta sangat bervariatif artinya sekolah tersebut memiliki beberapa kelas yang cukup untuk menunjang proses pembelajaran. Berikut ini tabel siswa MTS Negeri 19 Jakarta: Tabel 5 DATA TABEL SISWA MTS NEGERI 19 JAKARTA TAHUN 2011-2012 No
Jenis Kelamin
Kelas
L
P
Jumlah
1
VII
54
71
125
2
VIII
41
49
90
3
IX
72
83
155
Total
370
Dari tabel data siswa di atas seluruh jumlah murid MTs Negeri 19 Jakarta berjumlah 370 siswa yang terdiri dari 167 siswa laki-laki dan 203 siswa perempuan. Dengan rincian kelas VII memiliki 3 kelas, kelas VIII memiliki 3 kelas dan kelas IX sebanyak 4 Kelas. 4.
Sarana Perasarana MTs N 19 Untuk keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar di
sekolah tidak terlepas dari sarana prasarana yang memadai. Suatu kegiatan tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya sarana prasarana yang dibutuhkan. Sarana prasarana yang dimiliki MTs Negeri 19 dapat dilihat pada tabel berikut: Data Fasilitas Sekolah
49
: 2.484,33 m2
Luas Tanah Luas Bangunan
: 845,06 m2
Jumlah Ruang Kelas
: 10
Tabel 6 Sarana dan Prasarana MTs. N 19 Jakarta No
Ruang Sekolah
Jumlah
1
Ruang Kepala Sekolah
1
2
Ruang Wakil dan Staf
-
3
Ruang Tata Usaha
1
4
Ruang Guru
1
5
Ruang Belajar
10
6
Ruang Audio Visual
-
7
Ruang LAB Komputer
1
8
Ruang LAB IPA
1
9
Ruang LAB Bahasa
-
10
Ruang Perpustakaan
1
11
Ruang Konseling/ BP
-
12
Ruang UKS
-
13
Ruang informasi/Siaran Radio Sekolah
-
14
Ruang OSIS
-
15
Masjid
-
16
Lapangan Olah Raga
1
17
WC Guru dan Siswa
5
18
Kantin
6
19
Koperasi
-
20
Sarana Parkir
1
21
Taman Penghijauan dan Toga
1
22
Gudang
1
50
23
Lubang Biopori
-
24
Sarana Praktik IPA(Kolam Ikan)
-
25
Rumah Jaga
1
Dari data tabel di atas adrasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai untuk menunjang proses pembelajaran, dengan adanya sarana dan prasarana yang cukup memadai maka kegiatan pebelajaran akan berjalan dengan baik. B.
Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang studi SKI Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai. Seseorang dikatakan berhasil dalam belajar apabila didalam dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar, sebab tanpa mengerti apa yang akan dipelajari dan tidak memahami mengapa hal tersebut perlu dipelajari, maka kegiatan belajar mengajar sulit untuk mencapai keberhasilan. Keinginan atau dorongan inilah yang disebut sebagai motivasi. Dengan motivasi orang akan terdorong untuk bekerja mencapai sasaran dan tujuannya karena yakin dan sadar akan kebaikan, kepentingan dan manfaatnya. Bagi siswa motivasi ini sangat penting karena dapat menggerakkan perilaku siswa kearah yang positif sehingga mampu menghadapi segala tuntutan, kesulitan serta menanggung resiko dalam belajar. Dalam kaitannya dengan belajar, motivasi sangat erat hubungannya dengan kebutuhan
aktualisasi
diri
sehingga
motivasi
paling besar
pengaruhnya pada kegiatan belajar siswa yang bertujuan untuk mencapai prestasi tinggi. Apabila tidak ada motivasi belajar dalam diri siswa, maka akan menimbulkan rasa malas untuk belajar baik dalam mengikuti proses belajar mengajar maupun mengerjakan tugas-tugas individu dari guru. Orang yang mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar maka akan timbul minat yang besar dalam mengerjakan tugas, membangun sikap dan kebiasaan
51
belajar yang sehat melalui penyusunan jadual belajar dan melaksanakannya dengan tekun. Motivasi sangat dibutuhkan dalam proses belajar agar pembelajaran yang dilakukan berjalan dengan baik dengan memperoleh nilai yang maksimal. Selanjutnya Intensitas siswa terhadap pelajaran SKI sesuai dengan jawaban siswa sebagai berikut.
52
1.
Intensitas siswa terhadap pelajaran SKI Dengan adanya motivasi, maka siswa mempunyai semangat untuk mengikuti pelajaran SKI. Motivasi siswa yang tinggi membuat intensitas belajar siswa terhadap pelajaran SKI meningkat atau tinggi. Sebaliknya apabila motivasi belajar siswa rendah maka intensitas siswa terhadap pelajaran SKI menurun atau rendah.Ini akan terlihat dari tabel-tabel berikut ini: Tabel 1. Senang mengikuti pelajaran SKI Alternative jawaban F % a. Sangat Setuju 11 18,4 % b. Setuju 49 81,6% c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju Jawaban 60 100 Bila di lihat hasil presentase dari tabel di atas, dapat dipahami bahwa secara umum intensitas para siswa dalam
mengikuti pembelajaran SKI
berjalan dengan sangat baik yaitu mengikuti. Hal ini bisa dilihat dari kategori siswa yang memberikan jawaban sangat setuju mencapai 18,4% sedangkan untuk siswa yang memberikan jawaban setuju mencapai angka 81,6%. Tidak ada siswa yang tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak terdapat . Hal ini menunjukan bahwa secara keseluruhan
para siswa senang mengikuti
pelajaran sejarah kebudayaan islam. Tabel 2. Mengikuti pelajaran SKI dengan kesadaran sendiri tanpa paksaan dari pihak lain Alternative jawaban F % a. Sangat Setuju 26 43,4 % b. Setuju 32 53,4 % c. Tidak Setuju 1 1,6 % d. Sangat Tidak Setuju 1 1,6 % Jawaban 60 100 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kesadaran siswa terhadap pelajaran SKI yaitu dengan mengikuti pelajaran SKI dengan kesadaran sendiri tanpa paksaan dari pihak lain. Artinya bahwa secara sadar dan mereka
53
memhami bahwa semua mata pelajaran yang sudah tercantum dalam kurikulum semua sama penting untuk dipahami lebih mendalam. Hal ini bisa di lihat dari jumlah kategori siswa yang memberikan jawaban sangat setuju 43,4 %, setuju 53,4% dan ada juga siswa yang memberikan jawaban tidak setuju sebesar 1,6 % sedangkan kategori siswa yang memberikan jawaban sangat tidak setuju 1,6 %. Dengan demikian bahwa secara keseluruhan para siswa memiliki intensitas yang tinggi terhadap mata pelajaran SKI tanpa ada paksaan dari pihak lain. Tabel 3. Bila ada tugas selalu ke perpustakaan guna mencari bahan-bahan SKI Alternative jawaban F % a. Sangat Setuju 40 66,7 % b. Setuju 14 23,3 % c. Tidak Setuju 6 10 % d. Sangat Tidak Setuju Jawaban 60 100 Bila di perhatikan lebih detail lagi, maka dapat dipahami bahwa secara keseluruhan siswa MTs N 19 jakarta menyadari bahwa mata pelajaran SKI merupakan pelajaran yang penting. Hal ini dibuktikan dengan kategori siswa yang memberikan jawaban sangat setuju berjumlah 66,7 % dan bagi mereka yang menjawab setuju 23,3 % sedangkan untuk siswa yang menjawab untuk kategori tidak setuju hanya 10 % saja. Dengan demikian dapat dipahami bahwa intensitas siswa dalam mengerjakan tugas-tugas pada mata pelajaran SKI sangat baik. Tabel 4. Tetap belajar walaupun tidak ada guru Alternative jawaban F % a. Sangat Setuju 17 28,4 % b. Setuju 37 61,6 % c. Tidak Setuju 4 6,6 % d. Sangat Tidak Setuju 2 3,4% Jawaban 60 100 Secara umum, bila di perhatikan jawaban siswa terkait dengan semangat mereka dalam mempelajari SKI sangatlah baik. Hal ini dibuktikan dengan banyak siswa yang memberikan jawaban sangat setuju dan setuju masing-masing 28,4 % dan 61,6 %. Sedangkan untuk mereka yang meberikan
54
jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju hanya sebesar 6,6 % dan 3,4 %. Artinya sebagian besar siswa tetap membaca guna memahami isi-isi materi yang terkait dengan mata pelajaran SKI sekalipun dalam kondisi guru tidak ada. Tabel 5. Pejaran SKI merupakan mata pelajaran yang membosankan Alternative jawaban F % a. Sangat Setuju b. Setuju 3 5% c. Tidak Setuju 25 41,6 % d. Sangat Tidak Setuju 32 53,4 % Jawaban 60 100 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa intensitas jawaban para siswa terhadap pelajaran SKI merupakan pelajaran yang membosankan sangat rendah hal ini dapat di ketahui dengan jawaban para siswa yakni jawabn setuju sebesar 5 %, tidak setuju 41,6 % dan jawaban sangat tidak setuju sebesar 53,4 %. Hal ini menunjukkan para s iswa sangat tidak setuju bahwa pelajaran SKI merupakan mata pelajaran yang sangat membosankan. Tabel 6. Selalu bolos ketika ada pelajaran SKI Alternative jawaban F % a. Sangat Setuju b. Setuju 2 3,4 % c. Tidak Setuju 39 65 % d. Sangat Tidak Setuju 19 31,6 % Jawaban 60 100 Bila di perhatikan dengan seksama bahwa intensitas siswa untuk mengikuti mata pelajaran SKI sangatlah tinggi. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya siswa yang member jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju untuk melakukan prilaku bolos saat ada pelajaran SKI yaitu mencapai 65 % dan 31,6 %. Adapun untuk siswa yang memberikan jawaban setuju hanya 3,4 % atau hanya 2 orang saja. Dengan demikian dapat dipahami bahwa motivasi siswa untuk mempelajari SKI sangat tinggi Berdasarkan tabel-tabel di atas berdasarkan jawaban para siswa dapat di simpulkan bahwa intensitas siswa terhadap pelajaran SKI dalam kategori
55
tinggi walaupun ada sebagian kecil dari jawaban mereka yang memiliki jawaban yang tidak sesuai atau dalam katagori rendah.
2. Tingkat perhatian siswa terhadap mata pelajaran SKI Motivasi sangat penting dalam proses pembelajaran, dengan adanya motivasi
dapat
mendorong
siswa
untuk
melakukan
sesuatu
guna
meningkatkan pemahaman atau pengetahuan khususnya dalam pelajaran SKI. Dengan adanya motivasi yang tinggi maka tingkat perhatian siswa terhadap mata pelajaran SKI tinggi. Sebaliknya motivasi yang rendah membuat tingkat perhatian siswa terhadap pelajaran SKI rendah. Tabel 7. Selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru Alternative jawaban F % a. Sangat Setuju 14 23,4 % b. Setuju 38 63,3 % c. Tidak Setuju 3 5% d. Sangat Tidak Setuju 5 8,3 % Jawaban 60 100 Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui bahwa tingkat perhatian siswa terhadap mata pelajaran SKI sangat baik. Hal ini dapat di ketahui dengan presentase jawaban para siswa yaitu dengan jawaban setuju sebesar 63,3 % sangat setuju 23,4 % dan tidak setuju sebesar 5 %, dan presentase jawaban siswa yang memberikan jawaban sangat tidak setuju sebesar 8,3 %. Hal ini menunjukkan bahwa siswa selalu mengerjakan tugas-tugas yang di berikan oleh guru.
Tabel 8. Terpaksa mengikuti pelajaran SKI karena diwajibkan oleh sekolah Alternative jawaban F % a. Sangat Setuju 2 3,4 % b. Setuju 12 20 % c. Tidak Setuju 39 65 % d. Sangat Tidak Setuju 7 11,6 % Jawaban 60 100
56
Bila di perhatikan lebih lanjut dari tabel di atas. Dapat dimengerti bahwa secara umum siswa mengikuti pelajaran SKI berdasarkan kemauan sendiri. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan presentase jawaban siswa yang memberikan jawaban tidak setuju mencapai 65 % dan untuk kategori sangat tidak setuju 11.6 %. Adapun siswa yang memberikan jawaban setuju dan sangat setuju hanay mencapai angka 20 % dan 3,4 %. Artinya sebagian besar siswa menyadari bahwa mereka mengikuti pembelajaran SKI bukan karena sebuah kewajiban yang mesti diikut, malainkan adanya tingkat kesadaran bahwa bahwa pelajaran SKI juga penting untuk dipelajari secara lebih mendalam.
Tabel 9. Mengikuti pelajaran SKI dengan penuh perhatian Alternative jawaban F % a. Sangat Setuju 8 13,4 % b. Setuju 31 51,6 % c. Tidak Setuju 14 23,4 % d. Sangat Tidak Setuju 7 11,6 % Jawaban 60 100 Dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa perhatian siswa terhadap pelajaran SKI cukup baik, hal ini dapat di lihat dari tabel bahwa presentase siswa yang memerikan jawaban sangat setuju sebesar 13.4 %, setuju 51,6 %, tidak setuju sebesar 23,4 % dan yang memberikan jawaban sangat tidak setuju sebesar 11,6 %. Tabel 10. Selalu mengulang-ulang materi-materi yang sudah dipelajari di rumah Alternative jawaban F % a. Sangat Setuju 23 38,4 % b. Setuju 20 33,3 % c. Tidak Setuju 7 11,6 % d. Sangat Tidak Setuju 10 16,7% Jawaban 60 100 Berdasarkan tabel tersebut dapat di ketahui bahwa intensitas siswa untuk mengulang materi SKI yang sudah di pelajari di rumah berjalan baik.
57
Hal ini terlihat dalam presentase siswa dengan jawaban sangat setuju sebesar 38,4 %, setuju 33,3 %, tidak setuju11,6 % dan sangat tidak setuju 16,7 %. 3. Intensitas siswa terhadap guru dan mata pelajaran SKI Motivasi yang tinggi membuat intensitas siswa terhadap guru dan mata pelajaran SKI tinggi. Dengan adanya motivasi membuat siswa untuk lebih giat mempelajari SKI. Tabel 11. Selalu melihat catatan teman bila berhalangan hadir pada pelajaran SKI Alternative jawaban a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju Jawaban
F 12 36 11 1 60
% 20 % 60 % 18.4 % 1,6 % 100
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa intensitas siswa terhadap mata pelajaran SKI sangat baik yakni selalu melihat catatan teman apabila berhalangan hadir sangat baik, hal ini dapat di lihat dengan presentase jawaban para siswa yaitu sangat setuju sebesar 20%, setuju 60%, tidak setuju 18,4 %, dan sangat tidak setuju sebesar 1,6 %. Tabel 12. Pelajaran SKI berisi kisah-kisah para tokoh, yang dapat dijadikan contoh karena sangat relevan dengan kondisi sekarang Alternative jawaban F % a. Sangat Setuju 17 28,4 % b. Setuju 36 60 % c. Tidak Setuju 7 11,6 % d. Sangat Tidak Setuju Jawaban 60 100 Dari tabel di atas dapat di simpulkan bahwa siswa dapat mencontoh tokoh-tokoh dalam pelajaran SKI sangat baik, hal ini berdasarkan pada presentase jawaban sangat setuju sebesar 28,4 %, setuju 60 %, dan tidak setuju 11,6%. Tabel 13.
58
Sangat tertarik mengkuti pelajaran SKI karena dalam menyampaikan materi guru menggunakan metode yang variatif Alternative jawaban F % a. Sangat Setuju b. Setuju 11 18,4 % c. Tidak Setuju 35 58,3 % d. Sangat Tidak Setuju 14 23,3 % Jawaban 60 100 Dari tabel tersebut dapat di simpulkan bahwa sebagian siswa tidak menyukai penyampaian materi yang tidak variatif sehinggan pembelajaran menjadi tidak menarik. Hal ini berdasarkan presentase siswa dengan jawaban setuju 18,4 %, tidak setuju 58,3 %, dan sangat tidak setuju sebesar 23,3 %.
Tabel 14. Merasa bosan karena dalam menyampaikan materi guru lebih banyak bercerita sehingga membosankan Alternative jawaban F % a. Sangat Setuju 2 3,4 % b. Setuju 6 10 % c. Tidak Setuju 35 58,3 % d. Sangat Tidak Setuju 17 28,3 % Jawaban 60 100 Dari tabel di atas dapat di pahami bahwa dalam menyampaikan materi guru lebih banyak berceriita sehingga membosankan sangat baik, yaitu sangat setuju 3,4 %, setuju 10 %, tidak setuju 58,3 %, dan sangat tidak setuju sebesar 28,3 %. Tabel 15. Pelajaran SKI merupakan salah satu pelajaran favorit karena isi materinya lebih banyak kisah-kisah sehingga mudah dipahami Alternative jawaban F % a. Sangat Setuju 1 1,3 % b. Setuju 12 20 % c. Tidak Setuju 27 45 % d. Sangat Tidak Setuju 10 16,7 % Jawaban 60 100
59
Berdasarkan data tersebut pelajaran SKI bukan merupakan pelajaran favorit para siswa ini di buktikan dengan presentase jawaban para siswa yaitu sangat setuju 1,3 %, setuju 20 %, tidak setuju 45%, dan sangat tidak setuju sebesar 16,7 %. Tabel 16. Ketika mendapatkan nilai rendah merasa biasa-biasa saja karena pelajaran SKI tidak terlalu penting bagi saya Alternative jawaban F % a. Sangat Setuju b. Setuju 13 21,6 % c. Tidak Setuju 33 55 % d. Sangat Tidak Setuju 14 23,4 % Jawaban 60 100 Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pelajaran SKI merupakan pelajaran yang pentig bagi siswa, hal ini dapat dilihat engan jawaban para siswa dengan presentase siswa sebesar setuju 21,6 %, tidak setuju 55 %, sangat tidak setuju 23,4 %. Dari tabel-tabel diatas dapat disimpulkan bahwa intensitas siswa terhadap guru dan mata pelajaran SKI cukup tinggi, ini di buktikan dari jawaban para siswa yang menjawab pertanyaan dari tabel-tabel tersebut. 4. Intensitas kesadaran siswa dalam mempelajari SKI Motivasi sebagai penggerak berperan penting dalam keadaan siswa, dimana kesadaran siswa dalam mempelajari SKI menunjukkan kesadaran yang tinggi atau sebaliknya menunjukkan kesadaran yang rendah. Berikut ini tabel-tabel berkaitan dengan intensitas kesadaran siswa dalam mempelajari SKI. Tabel 17. Sadar bahwa mempelajari SKI memiliki banyak manfaat berupa informasi terkait perkembangan ilmu pengetahuan pada masa lalu Alternative jawaban F % a. Sangat Setuju 1 1,6 % b. Setuju 33 55 % c. Tidak Setuju 25 41,7 % d. Sangat Tidak Setuju 1 1,6 % Jawaban 60 100
60
Dari tabel di atas dapat di simpulkan bahwa para siswa memiliki tingkat kesadaran yang rendah akan manfaat mempelajari SKI hal ini dapat di buktikan dengan jawaban para siswa yaitu sangat setuju 1,6%, setuju 55%, tidak setuju 41,7 %, dan sangat tidak setuju sebesar 1,6 %. Tabel 18. Tingkat kesadaran siswa dalam mempelajari SKI sangat tinggi hal itu terlihat antusias mereka dalam mengikuti pelajaran SKI antusias mengkuti pelajaran SKI Alternative jawaban F % a. Sangat Setuju 17 28,4 % b. Setuju 19 31,6 % c. Tidak Setuju 13 21,6 % d. Sangat Tidak Setuju 11 18,4 % Jawaban 60 100 Berdasarkan tabel di atas tingkat kesadaran para siswa cukup baik hal itu dapat di lihat dengan presentase siswa sangat setuju sebesar 28,4 %, setuju 31,6 %, tidak setuju 21, 6 % dan sangat tidak setuju sebesar 18,4 %.
Tabel 19. Merasa bahwa pelajaran SKI merupakan pelajaran yang tidak begitu penting dibandingkan dengan pelajaran lainnya Alternative jawaban F % a. Sangat Setuju 17 28,3 % b. Setuju 19 31,6 % c. Tidak Setuju 13 21,6 % d. Sangat Tidak Setuju 11 18,3 % Jawaban 60 100 Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui bahwa menurut para siswa pelajaran SKI tidak begitu penting di bandingkan dengan pelajaran lainnya. Hal ini sesuai dengan jawaban para siswa sebagian besar setuju dengan presntase sebesar 31,6 %, sangat setuju 28,3 %, ada juga yang menjawab tidak setuju sebesar 21,6 % dan yang menjawab sangat tidak setuju sebesar 18,3 %. Tabel 20. Sangat tersentuh bila mendengarkan kisah-kisah yang terdapat dalam pelajaran SKI karena banyak hikmah yang bisa diambil dari mempelajari SKI
61
Alternative jawaban a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju Jawaban
F 17 19 13 11 60
% 28,4 % 31,6% 21,6 % 18,4 % 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa para siswa merasa tersentuh dengan kisa-kisah yang terdapat dalam pelajaran SKI. Hal ini dapat dilihat dengan jawaban pa siswa yakni sangat setuju sebesar 28,4%, setuju 31,6 %, tidak setuju 21,6 % dan sangat tidak setuju sebesar 18,4 %. Dengan demikian iintensitas kesadaran siswa dalam mempelajari SKI dalam kategori yang cukup tinggi berdasarkan jawaban para siswa. Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa pada bidang studi SKI di MTs N 19 Jakarta rata-rata sedang, bahkan ada beberapa aspek yang tergolong rendah yaitu pada tabel 13 pada aspek ketertarikan siswa mengikuti pelajaran SKI karena dalam menyampaikan materi guru menggunakan metode yang variatif jawaban para siswa tidak setuju sebesar 58,3 %. Kemudian pada aspek merasa bosan karena dalam menyampaikan materi, guru lebih banyak bercerita sehingga membosankan, kemudian pada aspek pelajaran SKI merupakan salah satu pelajaran favorit karena isi materinya lebih banyak kisah-kisah sehingga mudah di pahami.
C. Hasil Belajar Seseorang melakukan sesuatu usaha karena adanya motivasi. Motivasi yang lebih baik dalam beajar akan menunjukkan hasil yang baik, dengan kata lain bahwa dengan usaha yang tekun yang didasari adanya motivasi, akan dapat melahirkan prestasi yang baik.Berikut ini adalah hasil belajar siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta Semester I kelas VII.
62
Tabel 21 Variabel Y Daftar Hasil Nilai Semester I Kelas VII NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
NAMA Adam Tirta Chandra Ade Nurmayanti Ahmad Rivaldo Alma Tasya Vintia Atika Rahmawati Azharuddin Luthfi Dea Nur Anisa Dewi Sustiany Dita Novita Fauzan Nurfikrie Fitri Vidiya Hasbi Hawalli Ias Syifa putri Jihan Luthfiyah Lisa Andini Muhammad Alwih Ridwan Muhammad Surya Chandra Muhammad djan Farid Muhammad Rizki Ananda Muhammad Sah Rizal Nabella Vimalasari Nisa Kamila Nurfaikoh Oktaviani Rafida Renaldi Rika Amelia Rizqia almanda Shafira nandya Zalsa Sri Darnengsih Syifa Nurlatifa Wulandary Andi Kosasih Adhisti Ahmad Shofie Annisa Krisya Avi Mulia
NILAI 90 80 80 70 80 70 77 68 76 80 81 80 85 79 42 70 71 83 78 76 82 67 70 67 81 60 70 65 65 60 70 70 70 70 60 70 80
KKM 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
63
38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
Biyan Tito Devi Fitri Difa Maulaya Dwi Sulistiyawati Fazarullah Geby Septi Ilham Hafidz Indah Widiastuti Khairun Nisa Lulu Fathiyah Muhammad Haikal Maulana Ishak Meilina Muhammad Fiikri Mohammad Yusril Azim Muhammad Zharfan Nabilah Oktaviani Nur Alifia Nurmala budiarti Oktaviani Raihanah Rendi Meliyanto Rina Azizah Jumlah Rata-rata
60 70 70 65 65 65 60 70 70 60 60 60 70 60 70 60 65 70 75 65 60 67 70
65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 4200 7.0
Tabel di atas menunjukkan bahwa KKM untuk nilai bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam yaitu 65, ini menunjukkan KKM tersebut masih tergolong rendah, dengan rata-rata nilai siswa 7,0. Dari tabel diatas nilai siswa MTs N 19 secara keseluruhan di atas KKM, tetapi ada 11 siswa yang nilainya ada di bawah KKM. Data yang telah terkumpul melalui hasil penyebaran angket yang dilakukan oleh peneliti, selanjutnya akan dilakukan penghitungan guna mengetahui hubungan antara variabel X dan Y. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus korelasi product moment yang nantinya akan diketahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel tersebut.
64
Tabel 22. Hasil Perhitungan Korelasi Product Moment Respondent
X
X2
Y
Y2
XY
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
70 60 61 71 60 67 63 70 64 66 66 67 68 60 60 63 66 63 64 62 60 68 55 69 65 56 55 62 54 55 53 53 57 57 57 56 61
4900 3600 3721 5041 3600 4489 3969 4900 4096 4356 4356 4489 4624 3600 3600 3969 4356 3969 4096 3844 3600 4624 3025 4761 4225 3136 3025 3844 2916 3025 2809 2809 3249 3249 3249 3136 3721
90 80 80 70 80 70 77 68 76 80 81 80 85 79 42 70 71 83 78 76 82 67 70 67 81 60 70 65 65 60 70 70 70 70 60 70 80
8100 6400 6400 4900 6400 4900 5929 4624 5776 6400 6561 6400 7225 6241 1764 4900 5041 6889 6084 5776 6724 4489 4900 4489 6561 3600 4900 4225 4225 3600 4900 4900 4900 4900 3600 4900 6400
6300 4800 4880 4970 4800 4690 4851 4760 4864 5280 5346 5360 5780 4740 2520 4410 4686 5229 4992 4712 4920 4556 3850 4623 5265 3360 3850 4030 3510 3300 3710 3710 3990 3990 3420 3920 4880
65
38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 ∑
2916 3249 3136 3249 3136 2916 2704 3481 3481 2916 2809 3249 3364 3025 2704 2916 3025 3136 3249 3249 3136 3481 2601 109296
54 57 56 57 56 54 52 59 59 54 53 57 58 55 52 54 55 56 57 57 56 59 51 1954
60 70 70 65 65 65 60 70 70 60 60 60 70 60 70 60 65 70 75 65 60 67 70 2317
3600 4900 4900 4225 4225 4225 3600 4900 4900 3600 3600 3600 4900 3600 4900 3600 4225 4900 5625 4225 3600 4489 4900 154289
3240 3990 3920 3705 3640 3510 3120 4130 4130 3240 3180 3420 4060 3300 3640 3240 3575 3920 4275 3705 3360 3953 3570 129493
Sumber: Data Primer Diolah
Adapun untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar pada bidang studi SKI, maka penulis menganalisa data dalam bentuk analisis kuantitatif dengan rumus Korelasi Product Moment:
rxy
= ΝΣΧ
rxy
= = = =
{ ( √ √
(
ΣΧΥ (ΣΧ)(ΣΥ) ΣΧ
. ΝΣΥ
(
)
ΣΥ
)} {
) (
) (
(
(
) )
) (
)
66
=
,
= 0,4231 Berdasarkan hasil perhitungan kerelasi product moment dapat diketahui
bahwa hubungan antara variabel motivasi belajar siswa (X) dengan hasil belajaar SKI (Y) sebesar 0,4231 dalam arah positif, dengan kata lain jika motivasi belajar semakin baik maka pengaruhnya terhadap hasil belajar semakin baik juga. Koefisien korelasi sebesar 0,4231 tersebut jika diinterpretasikan dalam bentuk tabel koefisien korelasi termasuk dalam kategori sedang. Tabel 23. Interpretasi koefisien korelasi Interval
Kategori
0,00 – 0,19 0,20 – 0,39 0,40 – 0,69 0,70 – 0,89 0,90 – 1,00
Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat
Setelah mendapatkan nilai korelasi sebesar 0,4231 kemudian nilai tersebut dikonsultasikan pada nilai r tabel dengan rumus: df = N – nr = 60 – 2 = 58 maka hasilnya sebagai berikut: Tabel 24. Jumlah sampel N=60
Df Df=N-nr 60-2=58
r-Hitung 0,423
r –Tabel 1% = 0,354
Kesimpulan Ha diterima dan Ho ditolak
a. Hasil Uji Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Ha: Motivasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada bidang studi SKI Ho: Motivasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada bidan studi SKI
67
1. Uji t Selanjutnya akan dilakukan uji t hal ini dilakukan adalah untuk lebih meyakinkan hasil perhitungan korelasi di atas, dengan perhitungan sebagai berikut: t Hitung = r
(N − 2) 1−r )
= 0,4231 = 0,4231
(60 − 2) 1 − 0,354
58 0,646
= 0,4231 √89,78
= 0,4231 (9,475) = (4,008)
N 60
Tabel 25. Signifikansi koefisien korelasi (Uji t) α t Hitung t Tabel Kesimpulan 1% 4,00 2,84 Signifikan
Berdasarkan hasil perhitungan di atas diketahui bahwa t hitung > t tabel = 4, 00 > 2,84 dengan kata lain bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi motivasi mempunyai berpengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada bidang studi SKI di MTs Negeri 19 jakarta. 2. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) merupakan pengkuadratan korelasi secara simultan (R) antara variabel bebas
(X) dengan variabel terikat (Y) guna
menghitung seberapa jauh hubungan antara keduanya atau koefisien determin maka digunakan rumus cooffecient of ditermination . adapun hasil perhitungan koefisien determinasi adalah sebagai berikut : KD
= r2 x 100 % = (0,4231)2 x 100%
68
= 0,1789 x 100% = 17,89 = 18 %
R
Tabel 26. Nilai Koefisien Determinasi R2 Prosentase
0,4231
17,89
18%
Berdasarkan hasil perhitungan KD dari 100 % dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel X dan Y memiliki pengaruh yang signifikan. Adapun koefisien penentunya (R2) yang berarti bahwa pengaruh motivasi memberikan kontribusi terhadap hasil belajar
siswa sebesar 18% yang tergolong
rendahsedangkan sisanya yaitu 82% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti tingkat kecerdasan yang baik, penguasaan guru bidang studi SKI, cara belajar yang baik dan strategi pembelajaran yang dikembangkan guru. Suasana keluarga yang mendorong anak untuk maju, selain itu lingkungan sekolah yang tertib, teratur dan disiplin merupakan pendorong dalam proses pencapaian prestasi belajar. Dengan demikian berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh motivasi terhadap hasil belajar siswa memberikan kontribusi yang sedang. Dengan demikian Ho di tolak dan Ha di terima, Jadi Motivasi belajar siswa mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam di MTs Negeri 19 Jakarta.
68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa: 1. Motivasi belajar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam. Hal ini di tunjukkan melalui koefisien korelasi sebesar 0,4231 jika di interpretasikan dalam bentuk tabel koefisien korelasi termasuk dalam kategori sedang. 2. Motivasi belajar siswa untuk bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam yang dilaksanakan di Mts N 19 Jakarta pada umumnya sedang. Artinya secara umum siswa-siswinya memiliki motivasi yang sedang untuk mempelajari bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam. Hal ini dibuktikan dengan hasil jawaban dari angket-angket yang telah disebar oleh peneliti, tetapi pada beberapa aspek hasil presentase jawaban siswa memiliki motivasi yang rendah yaitu pada tabel 13 pada aspek ketertarikan siswa mengikuti pelajaran SKI karena dalam menyampaikan materi guru menggunakan metode yang variatif jawaban para siswa tidak setuju sebesar 58,3 %. Kemudian pada aspek merasa bosan karena dalam menyampaikan materi, guru lebih banyak bercerita sehingga membosankan, kemudian pada aspek pelajaran SKI merupakan salah satu pelajaran favorit karena isi materinya lebih banyak kisah-kisah sehingga mudah di pahami.
69
3. Hasil belajar siswa di Mts N 19 pada bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam berjalan dengan cukup baik. Hal ini ditandai dengan nilai rata-rata siswa mencapai 7,0, namun ada beberapa siswa yang nilainya masih di bawah KKM 65 pada bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam. B. Saran-saran Saran penulis terhadap pihak-pihak yang terkait dengan motivasi belajar SKI, sebagai berikut: 1. Bagi sekolah yang secara instansi terlibat langsung dalam pendidikan, pemangku kebijakan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta melakukan supervisi pada pembelajaran PAI, khususya bidang studi SKI. 2. Bagi guru hendaknya memotivasi peserta didik dengan cara memberikan pengarahan kepada siswa akan manfaat mempelajari SKI terutama pembelajaran nilai-nilai kehidupan masa kini agar dapat ber i’tibar pada kehidupan masa lalu. Guru hendaknya menggunkan strategi active learning dalam pembelajaran SKI dan menerapkan metode yang bervariatif sehingga tidak monoton. Dengan demikian bila beberapa point di atas dapat dievaluasi serta diperbaiki maka akan berdampak kepada siswa yang dengan sendirinya akan selalu serius dalam belajar dan tidak pernah membedakan-membedakan antara mata pelajaran satu dengan yang lainnya sehingga ke depannya kualitas pendidikan kita akan semakin baik khususnya pada bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam karena didalamnya memuat banyak ibroh /pelajaran yang berharga buat kita, khususnya bagi generasi mudah sebagai bekal buat mereka di kehidupan yang datang. Dalam hal ini peneliti mengutip ungkapan salah satu tokoh proklamator bangsa ini yaitu; Bung Karno “Bangsa yang maju adalah bangsa yang mau belajar dari sejarah”.
70
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Widodo, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka cipta, 2013. Asnawi, Sahlan,Teori Motivasi, Jakarta: Studia Press, Cet. 3, 2007. Bahri, Syaiful dan Aswan Zein,Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
Cet. 3, 2007.
Dimyati , Mudjiono, Belajar dan Pembelajran, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009. E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007. Hamalik,Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001. Hariyanto, Suyono, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011. Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam, Semarang:PT. Karya Toha Putra, 2009. Nata, Abudin, Tafsir ayat-ayat Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002. Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. 2, 1985. Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, Cet. 3, 2007. Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,Cet. 20, 2011. Soyomukti, Nurani, Teori-teori pendidikan, Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2010. Soemanto,Wasty, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cet. V 2006. Sudjana, Nana,
Penilaian Hasil Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, Cet. IV, 1992. Suhartini, Andewi Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2009. Suparno, Paul, Reformasi Pendidikan, Yogyakarta: Kanisius, 2002.
71
Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: Logos, 1999. Syaodih, Nana, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006. Undang-Undang
Sisdiknas,
pelaksanaannya,
RI.
No.
20
Tahun
2003
Jakarta:Sinar Grafika. Cet. I, 2008.
dan
peraturan
HASIL WAWANCARA DENGAN GURU BIDANG STUDI SKI 1. Dalam pelaksanaan pelajaran SKI: a. Buku apa yang di jadikan pedoman bagi bapak dalam pengajaran bidang studi SKI? Jawab: Dalam pengajaran bidang studi SKI saya tertuju pada silabus dan buku yang saya jadikan pedoman adalah buku paket yang telah di sediakan oleh sekolah seperti buku karangan Toha Putra, Badri Yatim serta buku lain yang berkaitan dengan Pelajaran SKI.
b. Materi pelajaran SKI memadai atau tidak untuk siswa? Jawab: Ya, cukup memadai tergantung suasana kelas, materi yang di ajarkan standar untuk para siswa dan tidak terlalu melebar.
c. Bagaimana proses yang di gunakan dalam mengajar pelajaran SKI? Jawab: proses yang saya gunakan dalam
mengajar
pelajaran SKI
menyesuaikan pada materi pelajarann apabla materi pelajaran SKI sudah di pelajari sebelumnya, saya akan menggunakan metode tanya jawab pada awal pembelajaran.
d. Bagaimana sikap para siswa dalam pelaksanaan pelajaran SKI? Jawab: Sikap para siswa dalam pelaksanaan pelajaran SKI tergantung suasana kelas, pada umumnya sikap mereka standar ada bersemangat ada pula yang merasakan kejenuhan.
2. Kesulitan apa yang di hadapi dalam mengajar bidang studi SKI? Jawab: Kesulitan yang saya hadapi dalam mengajar bidang studi SKI yaitu menyebutkan nama-nama tokoh dalam Islam karena nama-nama tokoh dalam Islam sangat banyak serta nama-nama tokoh –tokoh Islam tersebut sangat mirip, di dukung dengan fasilitas yang kurang memadai di mana infokus belum tersedia sedangkan materi sudah terpogram dengan baik. 3.
Usaha apa yang di lakukan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap bidng studi SKI? Jawab: Memberikan semangat atau dorongan belajar sebelum memulai pelajaran, dengan Melihat keadaan siswa, jika siswanya dalam kondisi tidak semangat, berarti cara mengajarnya harus semangat dan di selingi dengan dengan cerita-cerita agar tidak monoton.
4. Bagaimana hasil belajar siswa dalam bidng studi SKI? Jawab: Cukup baik, hasil belajar para siswa dalam bidag studi SKI cukup baik walaupun ada beberapa siswa yag tidak memenuhi standar nilai yang telah di tetapkan pada mata pelajaran SKI dengan KKM 65.
Interviewer
( Ahmad Syukron, S.Pd.I )
Interview
(Mut’ah mutmainah) Nim: 107011000410
Daftar Pertanyaan Penelitian “Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Bidang Studi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Di MTs N 19 Jakarta”
Nama :__________________ Umur :__________________ :__________________ Hp :__________________
Kelas Alamat
:__________________
J. Kelamin
:L/P
Petunjuk Pengisian Angket Bacalah terlebih dahulu sebelum menentukan jawaban pada pernyataan di bawah ini Pilih salah satu dari alternative jawaban yang disediakan dengan memberikan tanda silang (X) Jawaban yang anda berikan tidak boleh ngasal (bukan sebenarnya) sebab akan mempengaruhi hasil penelitian Jawaban yang anda berikan tidak akan mempengaruhi nilai anda Selamat mengerjakan dan saya ucapkan terimah kasih atas partisipasinya.
1. Saya senang mengikuti pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat Tidak setuju 2. Saya tetap belajar walaupun tidak ada guru. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat Tidak setuju 3. Saya mengikuti pelajaran Sejarah Kebudayaan Islan dengan kemauan sendiri. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat Tidak setuju 4. Saya merasa jenuh belajar SKI a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat Tidak setuju 5. Saya menikmati tugas-tugas yang di berikan oleh guru SKI a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat Tidak setuju 6. Saya terpaksa mengikuti pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam karena diwajibkan oleh sekolah. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat Tidak setuju 7. Saya selalu hadir mengikuti pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat Tidak setuju 8. Saya mengikuti pelajaran Sejarah Keudayaan Islam dengan penuh perhatian. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat Tidak setuju 9. Saya selalu berusaha mengerjakan tugas dari guru, berkaitan dengan SKI. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat Tidak setuju
10. Saya mendapat dorongan dari teman-teman untuk belajar lebih semangat. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat Tidak setuju 11. Saya aktif bila ada kesempatan bertanya. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat Tidak setuju 12. Saya mengikuti penjelasan dari guru setiap pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat Tidak setuju 13. Saya sering mencatat materi-materi yang di berikan guru. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat Tidak setuju 14. Saya selalu membahas pelajaran SKI di rumah setelah pulang sekolah a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat Tidak setuju 15. Saya selalu mengerjakan tugas-tugas. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat Tidak setuju 16. Saya Mencatat pelajaran dari teman bila berhalangan hadir. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat Tidak setuju 17. Saya tidak akan mengerjakan tugas dari guru bila tidak di periksa. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat Tidak setuju 18. Bahan pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang saya pelajari menantang untuk di kaji. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat Tidak setuju 19. Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berisi kisah-kisah para tokoh, yang dapat saya contoh dan saya terapkan pada zaman sekarang. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat Tidak setuju 20. Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang di sampaikan oleh guru sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga saya tertarik mempelajarinya. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat Tidak setuju 21. Materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang disampaikan oleh guru sangat menarik. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat Tidak setuju 22. Materi pelajaran SKI bisa dipelajari dari buku, oleh karena itu saya boleh mengobrol di kelas. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat Tidak setuju 23. Saya mencari buku-buku yang ada kaitannya dengan SKI a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat Tidak setuju 24. Saya menyempatkan waktu untuk membaca di perpustakaan. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat Tidak setuju 25. Materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam sangat membosankan a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat Tidak setuju 26. Saya mengharapkan pujian atau hadiah dari guru dalam memperoleh hasil yang baik pada pelajaran SKI. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat Tidak setuju 27. Penjelasan guru mudah di ikuti oleh saya
a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat Tidak setuju 28. Saya Sering mengantuk ketika guru menerangkan. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat Tidak setuju 29. Guru mata Pelajaran SKI merupakan guru favorit saya. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat Tidak setuju 30. Pelajaran SKI memberikan manfaat bagi saya mengenai perkembangan ilmu pengetahuan pada masa lalu. a. Sangat Setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat tidak setuju 31. Saya mengabaikan kritikan dari teman-teman untuk kemajuan belajar. a. Sangat Setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat tidak setuju 32. Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam bisa saya ambil hikmah dari peristiwa masa lalu dan saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat Tidak setuju 33. Setelah mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam saya meneladani kisah para tokoh yang mempunyai sifat yang baik. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat Tidak setuju 34. Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam banyak membuang waktu saya. a. Sangat setuju c. Tidak Setuju b. Setuju d. Sangat Tidak setuju 35. Saya mempunyai kemauan yang tinggi untuk meraih prestasi a. Sangat setuju c. Tidak Setuju b. Setuju d. Sangat Tidak setuju
REKAPITULASI ANALISIS VARIABEL (x) MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP SKI Nomor Item NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Jumlah
4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 129
2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 4 4 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 4 3 2 3 3 3 2 91
3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 118
4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 2 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 120
4 3 2 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 111
3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 117
2 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 2 114
3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 4 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 110
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 2 2 3 3 3 2 103
3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 2 4 3 2 3 2 3 3 108
4 3 3 2 3 2 3 3 4 3 4 3 2 2 3 3 4 4 4 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 102
3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 118
3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 1 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 118
2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 4 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 81
3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 4 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 111
2 2 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 4 2 4 2 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 2 3 2 106
3 3 4 2 3 3 4 1 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 107
2 4 4 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 4 3 3 4 2 3 3 4 3 2 3 2 3 2 111
4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 2 3 4 4 3 3 3 4 119
4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 123
4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 129
2 2 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 2 2 2 4 3 3 1 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 108
3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 4 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 96
2 2 4 2 2 3 2 3 2 4 3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 4 2 2 3 3 2 2 2 83
4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 2 3 4 4 3 4 2 4 119
75 74 87 74 84 78 87 80 82 83 85 84 73 76 76 79 76 80 77 74 82 69 87 81 87 81 78 70 76 74 71 76 74 75 75 2752
HASIL REKAPITULASI VARIABEL X DAN Y NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4
2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 4 4 3 2 2 2 2 2 3 2
3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3
4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 2 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4
5 2 4 3 2 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3
6 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3
7 4 2 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3
8 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 4 2 3 3
9 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 1 3 1 1 2 1 3 2 1
3 3 4 3 4 3 4 4 4 4
3 4 4 3 4 3 4 3 4 4
4 4 3 2 3 3 3 3 4 4
3 3 3 3 3 1 3 3 3 4
4 4 4 4 3 3 3 4 3 4
3 3 4 3 3 3 3 4 3 4
3 3 4 3 3 3 3 4 2 2
ITEM SOAL 10 11 4 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 2 3 3 2 2 3 2 4 3 2 2 2 2 3 2 3 1 3 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 1
X
X2
Y
Y2
12 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3
13 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 1 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3
14 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 4 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3
15 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 4
16 4 2 2 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 4 2 4 2 4 4
17 3 3 3 4 2 3 3 4 1 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 2 4 3 3 3
18 4 2 4 4 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 4 3 3
19 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4
20 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3
70 60 61 71 60 67 63 70 64 66 66 67 68 60 60 63 66 63 64 62 60 68 55 69 65
2 2 1 2 2 1 2 2 1 1
1 2 2 2 2 1 1 1 1 2
1 1 2 2 1 2 1 2 2 2
3 4 4 3 2 4 2 3 3 2
4 3 2 3 3 3 4 3 3 4
2 3 4 4 4 3 3 3 3 4
3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
3 3 4 2 2 3 2 3 3 3
3 1 3 3 3 4 2 3 4 3
56 55 62 54 55 53 53 57 57 57
4900 3600 3721 5041 3600 4489 3969 4900 4096 4356 4356 4489 4624 3600 3600 3969 4356 3969 4096 3844 3600 4624 3025 4761 4225 3136 3025 3844 2916 3025 2809 2809 3249 3249 3249
90 80 80 70 80 70 77 68 76 80 81 80 85 79 42 70 71 83 78 76 82 67 70 67 81 60 70 65 65 60 70 70 70 70 60
8100 6400 6400 4900 6400 4900 5929 4624 5776 6400 6561 6400 7225 6241 1764 4900 5041 6889 6084 5776 6724 4489 4900 4489 6561 3600 4900 4225 4225 3600 4900 4900 4900 4900 3600
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 ∑
4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3
230
1 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3
125
4 4 3 3 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 2
211
1 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3
213
4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 4 3
193
4 3 3 4 2 2 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 1
195
4 4 3 2 4 4 3 4 3 4 4 4 2 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4
216
3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3
205
2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 1 1 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2
174
2 4 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3
181
4 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 3 3 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2
151
3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 1 1 2 2 2 2 2 3 3
168
1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1
151
2 3 1 3 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2
135
2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
205
3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3
199
3 3 3 2 2 3 4 3 3 4 4 1 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 3
204
2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 2
194
4 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2
200
3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3
222
56 61 54 57 56 57 56 54 52 59 59 54 53 57 58 55 52 54 55 56 57 57 56 59 51
1954
3136 3721 2916 3249 3136 3249 3136 2916 2704 3481 3481 2916 2809 3249 3364 3025 2704 2916 3025 3136 3249 3249 3136 3481 2601 109296
70 80 60 70 70 65 65 65 60 70 70 60 60 60 70 60 70 60 65 70 75 65 60 67 70 2317
4900 6400 3600 4900 4900 4225 4225 4225 3600 4900 4900 3600 3600 3600 4900 3600 4900 3600 4225 4900 5625 4225 3600 4489 4900 154289
XY 6300 4800 4880 4970 4800 4690 4851 4760 4864 5280 5346 5360 5780 4740 2520 4410 4686 5229 4992 4712 4920 4556 3850 4623 5265 3360 3850 4030 3510 3300 3710 3710 3990 3990 3420
3920 4880 3240 3990 3920 3705 3640 3510 3120 4130 4130 3240 3180 3420 4060 3300 3640 3240 3575 3920 4275 3705 3360 3953 3570 129493