PENGARUH PENERAPAN METODE SOSIODRAMA TERHADAP MINAT BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (SKI) SISWA DI MTS YATAMU PASAWAHAN KABUPATEN CIREBON
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Disusun oleh:
SHIDIQ ANSHORI NIM: 109011000274
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H / 2014 M
ABSTRAK Shidiq Anshori 109011000274, Dosen Pembimbing Siti Khadijah, MA, 2014, “Pengaruh Penerapan Metode Sosiodrama Terhadap Minat Belajar Sejarah Kebudayaan Islam Di Mts Yatamu Pasawahan Kabupaten Cirebon” Tahun Pelajaran 2013/2014 Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui minat belajar SKI siswa kelas VII kelas yang diberi perlakuan (ekperimen) dan kelas yang tidak diberi perlakuan (kontrol) (2) mengetahui pengaruh penggunaan metode sosiodrama (bermain peran) terhadap minat belajar SKI siswa kelas VII pada materi pokok Khulafaur Rasyidin. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester genap Mts Yatamu Pasawahan Kabupaten Cirebon tahun pelajaran 2013/2014. Sampel yang digunakan adalah siswa kelas VII-E sebagai kelas eksperimen, dan siswa kelas VII-F sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik Purvosive Sampling. Dan metode yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Pengambilan data menggunakan metode angket, observasi, dokumentasi dan wawancara. Instrument terlebih dahulu divalidasi untuk mengetahui kesahihannya. Analisis yang digunakan adalah deskriptif dan uji-t. uji prasyarat menggunakan (1) uji normalitas diperoleh data berdistribusi normal, (2) uji homogenitas diperoleh hasil bahwa sampel homogen. Hasil analisis data menunjukan bahwa (1) pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama (bermain peran) pada “Memahami Sejarah Perkembangan Islam pada Masa Khulafaurrasyidin” lebih mampu meningkatkan minat belajar SKI dibandingkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VII Mts Yatamu Pasawahan Tahun Pelajaran 2013/2014, ditujukan dengan hasil uji-t yang diperoleh t-hitung 23.747 sedangkan t tabelnya 2,024 maka t-hitung > t-tabel dengan signifikasi = 0,000 < = 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. (2) Ada pengaruh yang signifikan antara Metode Sosiodrama (X) terhadap minat belajar SKI (Y). Dalam pengujian hipotesis, terbukti bahwa Metode Sosiodrama (X) berpengaruh terhadap minat belajar SKI (Y). Hal ini ditunjukkan pada angka probabilitas 0,000 < 0,05 dan t-hitung > t-tabel (nilai t di tabel Coeffisients) yaitu 4,212 > 3.551 maka pengaruh Metode Sosiodrama terhadap minat belajar SKI adalah signifikan.
Kata kunci: sosiodrama (bermain peran), minat Shidiq Anshori (PAI)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat, taufik dan Hidayah-Nya, sehingga proses penulisan skripsi yang berjudul “PENGARUH PENERAPAN METODE SOSIODRAMA TERHADAP MINAT BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MTS YATAMU PASAWAHAN KABUTEN CIREBON”. dapat diselesaikan. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Rosulallah
SAW, keluarganya dan sahabatnya serta para
pengikutnya yang setia. Selanjutnya, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin dapat selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis sampaikan terimasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Nurlena Rifa’i.MA.P.hd dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Dr. H. Madjid Khon, M.Ag ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam. 3. Ibu Marhamah, Lc, MA Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam 4. Ibu Siti Khadijah, MA pembimbing yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan pikirannya untuk memberikan arahan, bimbingan, motivasi, dan sabar dalam membimbing penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini. 5. Bapak Prof. Abuddin Natta pembimbing akademik yang tak hentihentinya memberikan motivasi, saran dan solusi
dalam setiap masalah
perkuliahan. 6. Semua dosen FITK khususnya dosen PAI yang telah mengajarkan dan menularkan banyak ilmu kepada saya seta banyak memberikan bimbingan dan motivasi.
ii
7. Segenap pengurus Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas, yang selalu memberikan fasilitasnya. 8. Bapak H. Sofan, S.Ag kepala MTs Yatamu Pasawahan Kabupaten Cirebon dan segenap guru dan karyawan, atas kebijakan sarannya sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik. Serta Siswa-siswi MTs Yatamu Pasawahan yang telah bersedia dan bekerja sama dengan baik. 9. Teruntuk Ibunda Nursa’ah tercinta yang tak henti-hentinya memberikan banyak perhatian dan kasih sayang yang luar biasa besar dorongan serta do’a yang dipanjatkannya. Semua itu hanya Allah lah yang dapat membalaskan kebaikannya. 10. Kepada Almarhum Ayahanda Nasikin Mansyur yang saya rindukan, sosok ayah yang selalu mendidik anaknya untuk terus belajar, dan ini yang dapat ku persembahkan. Semoga Allah memberikan tempat terbaik disana. Amiin. 11. Kepada Bang Redi Kurniawan yang telah meluangkan waktunya berada dikosan
untuk
membimbing
dan
memberikan
arahan
dalam
menyelesaikan skripsi ini. 12. Kepada Kader-kader Pimpinan Komisariat Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IMM Ciputat, Immawan dan Immawati IMM se-Cabang Ciputat yang selalu memberikan semangat dan motivasinya untuk selalu berfastabiqul khairat.
iii
Demikianlah, semoga berkah dan Rahmat Ilahi selalu dilimpahkan kepada kita semua dan mampu memberikan manfaat lebih bagi sesama, dan bagi kehidupan ini. Semoga sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan menjadi bermanfaat bagi sesama baik di dunia maupun di akherat nanti, amin.
Jakarta, 22 Rajab, 1435 H/ 22 Mei 2014 M Penulis SHIDIQ ANSHORI
iv
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL HALAMAN JUDUL LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI LEMBAR PERSETUJUAN/PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ABSTRAK ........................................................................................................... i KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii DAFTAR ISI ......................................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 5 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah........................................... 5 D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6 E. Kegunaan Penelitian..................................................................... 6
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) .......................... 7 B. Minat Belajar.............................................................................. 10 1. Pengertian minat belajar ...................................................... 10 2. Faktor yang mempengaruhi minat ....................................... 11 3. Fungsi Minat dalam Belajar ................................................. 13 4. Indikator minat belajar ......................................................... 14 C. Metode dan Teknik Pembelajaran Sosiodrama .......................... 15 D. Hasil Penelitian Yang Relevan................................................... 21 E. Kerangka Berpikir ...................................................................... 24 F. Hipotesis Penelitian.................................................................... 25
v
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 26 B. Metode dan Desain Penelitian ................................................... 26 C. Populasi dan Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ............ 27 D. Teknik Pengumpulan data .......................................................... 28 E. Teknik Instrumen Penelitian ...................................................... 30 F. Uji Validitas Instrumen .............................................................. 37 G. Uji Reliabilitas Instrumen .......................................................... 38 H. Teknik Analisis Data .................................................................. 39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ............................................................................ 42 1.
Sejarah Berdirinya Mts Yatamu Pasawahan ...................... 42
2.
Kondisi Geografis Mts Yatamu Pasawahan ...................... 43
3.
Visi dan Misi Sekolah ........................................................ 43
4.
Struktur Organisasi ............................................................ 44
5.
Keadaan Guru, Tata Usaha dan Siswa di Mts Yatamu Pasawahan .......................................................................... 45
B. Deskripsi Kegiatan Penelitian .................................................... 55 C. Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis .............. 55 1.
Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................. 55
2.
Uji Normalitas .................................................................... 59
3.
Uji Homogenitas ................................................................ 60
4.
Uji Hipotesis .................................................................... 61
D. Temuan Penelitian .................................................................... 63 E. Analisis Hasil Penelitian ............................................................ 67 F. Pengujian Hipotesis.................................................................... 79 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................... 93 B. Saran........................................................................................... 94
Daftar Pustaka Lampiran-lampiran
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
: Rancangan Penelitian .................................................................... 26
Tabel 3.2
: Skor Jawaban Pernyataan Positif dan Negatif ............................... 29
Tabel 3.3
: Kisi-kisi Instrumen Minat Belajar dan Metode Sosiodrama ..................................................................................... 31
Tabel 3.4
: Pedoman Observasi Minat Belajar dan metode sosiodrama .......... 35
Tabel 4.1
: Struktur Organisasi MTs Yatamu Pasawahan. .............................. 44
Tabel 4.2
: Keadaan Guru Mts Yatamu Pasawahan......................................... 46
Tabel 4.3
: Keadaan Tata usaha Mts Yatamu Pasawahan................................ 47
Tabel 4.4
: Keadaan siswa Mts Yatamu Pasawahan ........................................ 48
Tabel 4.5
: Keadaan Sarana Mts Yatamu Pasawahan ...................................... 49
Tabel 4.6
: Fasilitas / Perlengkapan Ruangan .................................................. 50
Tabel 4.7
: Alat-alat Olahraga dan Kesenian ................................................... 51
Tabel 4.8
: Hasil Uji Validasi Variabel Y ........................................................ 56
Tabel 4.9
: Hasil Uji Validasi Variabel X ........................................................ 57
Tabel 4.10 : Hasil Uji Reliabilitas ..................................................................... 59 Tabel 4.11 : Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ................................................................................................ 60 Tabel 4.12 : Uji Homogenitas Test of Homogeneity of Variances .................... 61 Tabel 4.13 : Hasil Uji independent T-test .......................................................... 62 Tabel 4.14 : Independent Samples Test ............................................................. 62 Tebel 4.15 : Statistik Deskriptif Sebelum diberi Perlakuan ............................... 63 Tebel 4.16 : Statistik Deskriptif Setelah diberi Perlakuan ................................. 64 Tabel 4.17 : Deskriftive Statistik Variabel X dan Y .......................................... 65 Tabel 4.18 : Metode Sosiodrama membuat saya semangat dalam belajar SKI.................................................................................................. 67 Tabel 4.19 : Skor jawaban Metode Sosiodrama membuat saya tidak mengantuk saat belajar SKI ........................................................... 76 Tabel 4.20 : Metode Sosiodrama ternyata mampu mengajarkan cara
vii
memahami materi dengan baik. ..................................................... 68 Tabel 4.21 : Skor jawaban Metode Sosiodrama membuat saya lebih dihargai .......................................................................................... 68 Tabel 4.22 : Skor jawaban Merasa kesulitan ketika bermain peran................... 69 Tabel 4.23 : Skor jawaban metode ini menurut saya hanya membuang buang waktu saja dan tidak ada manfaatnya ................................. 69 Tabel 4.24 : Skor jawaban senang terlibat bermain peran menegangkan dan mengasikan .............................................................................. 79 Tabel 4.25 : Skor jawaban menjadi kompak dengan teman saat bermain peran ............................................................................................... 79 Tabel 4.26 : Skor jawaban Saya selalu berkerjasama dengan kelompok untuk menampilkan drama yang bagus. ......................................... 70 Tabel 4.27 : Skor jawaban Dengan Metode Sosiodrama saya berusaha selalu tampil terbaik......................................................................... 70 Tabel 4.28 : Skor jawaban Metode Sosiodrama membantu untuk aktif dalam proses pembelajaran.............................................................. 71 Tabel 4.29 : Skor jawaban dibandingkan dengan pembelajaran SKI yang lalu, dengan Metode Sosiodrama ini saya lebih tertarik untuk mengikutinya ................................................................................... 71 Tabel 4.30 : Skor jawaban belajar ski dengan sungguh sungguh ....................... 72 Tabel 4.31 : Skor jawaban Pelajaran SKI terkadang bikin mengantuk............... 72 Tabel 4.32 : Skor jawaban selalu mengerjakan tugas dengan usaha maksimal......................................................................................... 73 Tabel 4.33 : Skor jawaban selalu memperhatikan dengan sungguh sungguh........................................................................................... 73 Tabel 4.34 : Skor jawaban Saya merasa semangat saat mempelajari SKI .......... 74 Tabel 4.35 : Skor jawaban malas membaca buku SKI........................................ 74 Tabel 4.36 : Skor jawaban senang jika guru SKI berhalangan hadir .................. 75 Tabel 4.37 : Skor jawaban Pelajaran SKI disampaikan dengan menarik dan menyenangkan ......................................................................... 75 Tabel 4.38 : Skor jawaban senang saat belajar mata pelajaran SKI
viii
disekolah .......................................................................................... 76 Tabel 4.39 : Skor jawaban Saya merasa terkadang pelajaran SKI membosankan................................................................................. 76 Tabel 4.40 : Skor jawaban Saya sering bercanda saat pelajaran SKI ................. 77 Tabel 4.41 : Skor jawaban Saya belajar SKI dari awal hingga akhir dengan sungguh sungguh ................................................................ 77 Tabel 4.42 : Correlation ...................................................................................... 79 Tabel 4.43 : Uji Regressi Descriptive Statistics.................................................. 79 Tabel 4.44 : Correlations..................................................................................... 80 Tabel 4.45 : Variables Entered/Removedb .......................................................... 80 Tabel 4.46 : Model Summary.............................................................................. 80 Tabel 4.47 : ANOVAb ......................................................................................... 81 Tabel 4.48 : Coefficientsa .................................................................................... 81 Tabel 4.49 : Hasil Test for Linearity ANOVA Table ......................................... 84 Tabel 4.50 : Uji Normal P.Plot Of Residual ....................................................... 85 Tabel 4.51 : Scatterplot ....................................................................................... 86 Tabel 4.52 : ANOVAb ......................................................................................... 87 Tabel 4.53 : Model Summary.............................................................................. 88 Tabel 4.54 : Correlations..................................................................................... 89 Tabel 4.55 : Coefficientsa .................................................................................... 90 Tabel 4.56 : Model Summary.............................................................................. 90
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Lebih dari 2400 tahun yang lalu, Confucius mengeluarkan tiga pernyataan sederhana yang mengungkapkan betapa pentingnya belajar “Yang saya dengar, saya lupa. Yang saya lihat, saya ingat. Yang saya kerjakan, saya pahami1”. Tiga pernyataan ini merupakan sebuah statment yang mengajarkan betapa pentingnya keterlibatan langsung dalam proses pembelajaran. Belajar sesungguhnya bukanlah semata kegiatan menghafal atau kegiatan seorang guru dengan serta merta menuangkan sesuatu dalam benak para siswanya, banyak hal yang kita ingat akan hilang dengan mudah, hanya dalam waktu beberapa jam saja, karena mempelajari bukanlah menelan semuanya. Untuk dapat mengingat apa yang telah diajarkan, siswa harus mengolahnya atau memahaminya sendiri. Ini berarti bahwa proses berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat bergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa. Dalam hal ini guru memegang peran penting dalam mengontrol kegiatan pengajaran di kelas, didukung dengan sumber belajar lain seperti pengajaran melalui media, metode, 1
Irfan Dani, Teori Belajar, Pustaka Pandani, 2012-2014, (pustaka.pandani.web.id/2013/10/teori-belajar.htm?m=1) diakses senin, 27 Januari 2014
1
2
maupun
pendekatan
dalam
pembelajaran2.
Sehingga
pengajar
mampu
membangkitkan minat dan motivasi siswa untuk belajar. Berkaitan dengan ini, sebenarnya guru mengemban tugas dan tanggung jawab yang sangat berat untuk mengantarkan siswa pada arah dan tujuan yang telah ditentukan. Sebagai pendidik guru harus mampu menempatkan dirinya sebagai pengarah dan pembina serta pengembang kemampuan siswa. Guru harus mampu mengarahkan bakat dan kemampuan siswa dengan baik dan terarah. Ia juga harus berupaya membentuk kemampuan siswa agar menjadi manusia yang dewasa
yang berkemampuan untuk menguasai ilmu pengetahuan, dan
mengamalkannya untuk kesejahteraan hidupnya. Terlebih pelajaran sejarah yang secara garis besar menyampaikan informasi perkembangan peradaban manusia dari zaman ke zaman. Dalam pembelajaran sejarah, untuk mencapai relevansi antara proses pembelajaran di sekolah dengan proses sosioalisasi, guru dituntut untuk dapat menciptakan suasana belajar yang demokratis-kreatif dalam pembelajaran, yaitu suasana belajar yang melibatkan siswa aktif baik sebagai subjek maupun objek, sehingga siswa dapat meningkatkan kemampuannya sesuai dengan potensi yang ada pada dirinya. Tetapi pada kenyataannya banyak sekolah yang belum mampu menerapkan pembelajaran demokratis-kreatif, salah satunya adalah di MTs Yatamu Pasawahan Kabupaten Cirebon, Dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan suasana belajar demokratis-kreatif belum sepenuhnya dapat diciptakan. Salah satu penyebabnya adalah guru belum mampu melakukan pembelajaran yang bervariasi, strategi
dan model yang digunakan dalam pembelajaran masih
monoton, sehingga siswa hanya berposisi pasif menerima dan menyimpan data, fakta, teori atau informasi saja. Aktivitas belajar pada umumnya dilakukan hanya sebatas mendengarkan ceramah, membaca buku, serta mengerjakan latihan soal, hal tersebut menjadikan siswa merasa bosan dan tidak tertarik mengikuti kegiatan belajar mengajar. Materi hafalan yang cukup banyak membuat siswa merasa terbebani sehingga prestasi belajar siswa pun rendah, terutama untuk materi 2
Nana Sudjanadan Ahmad Rifa’I, Teknologi Pengajaran. (Bandung: Sinar Baru Al gesindo, 2007).h.113
3
sejarah. Kenyataan ini menunjukan bahwa pembelajaran sejarah selama ini selalu terpusat pada guru dan peran siswa hanya penerima informasi. Kondisi seperti ini terkesan monoton, karena tidak ada kreativitas siswa untuk mengembangkan kemampuan yang ada pada dirinya. Pembelajaran SKI yang seperti ini cukup kontekstual dari sisi kebutuhan siswa untuk belajar mengembangkan dirinya, dan terkesan hanya sebagai kontribusi pengetahuan belaka, dengan penekanan sebatas pada ranah kognitif saja. Hal ini tentunya menjadi masalah dalam perkembangan belajar siswa, proses pun terlihat tidak efektif. Karena guru tidak memperhatikan kondisi siswanya. Guru hanya terpaku kepada metode yang membuat siswa bosan bahkan mengantuk saat mengikuti pelajaran sejarah di dalam kelas. Disinilah terlihat betapa pentingnya motivasi dalam belajar sehingga minat untuk mempelajari SKI pun tinggi dan tentunya dapat menciptakan hasil belajar yang memuaskan. Untuk menyikapi masalah tersebut, diperlukan suatu metode pembelajaran yang membuat siswa menjadi tertarik dan merasa senang dengan aktivitas belajar yang dilakukannya. Strategi atau pendekatan apapun yang diterapkan yang paling penting adalah dapat menarik dan memotivsi siswa untuk giat belajar, sehingga minat untuk mempelajari SKI pun tinggi. tidak hanya sebatas pada ranah kognitif saja namun lebih kepada ranah afektif yang bisa membuat siswa bisa mengembangkan kualitas diri, mengembangkan kemampuan mental dan keberaniannya saat berbicara di depan kelas serta cara bersosialisasi dengan temannya. Dalam hal ini, metode sosiodrama tepat untuk pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Metode sosiodrama mengajak siswa untuk bermain peran seseorang, sehingga aktivitas belajarpun menjadi lebih hidup dan siswa merasa tertarik dan senang dalam mengikuti pembelajaran. Rasa bosan dan merasa terbebani yang selama ini muncul ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung akan hilang seiring dengan aktivitas belajar siswa yang menyenangkan. Selain itu siswa diharapkan dapat lebih memahami materi pelajaran mengenai sejarah dan
4
tokoh – tokoh sejarah islam yang mereka perankan. Dengan demikian minat belajar siswa akan meningkat. Sebuah study baru University of Alberta di kanada mengungkapkan, membuat gerakan tangan ketika bicara bisa membantu kita mengingat apa yang kita akan katakan dan menemukan kata-kata terbaik untuk mengatakannya. Saat berada dalam situasi dimana kita harus mengungkapkan sesuatu yang penting, gerakan membantu anda mengakses ingatan dan bahasa.3 Maka sosiodrama merupakan metode efektif dimana siswa melakukan aktivitas langsung dengan memerankan peranannya masing-masing sebagai internalisasi nilai-nilai yang dapat serta berpengaruh bagi karakter siswa. Dari uraian di atas. Penulis tertarik untuk membahas dalam skripsi ini yang berjudul
“PENGARUH
PENERAPAN
METODE
SOSIODRAMA
TERHADAP MINAT BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MTS YATAMU PASAWAHAN KABUTEN CIREBON”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dan untuk memudahkan dalam menentukan kaitannya dengan permasalahan lain, maka dapat diidentifikasikan beberapa pokok permasalahan sebagai berikut : 1. Model pembelajaran yang dilakukan masih monoton 2.
Aktivitas belajar pada umumnya dilakukan hanya sebatas mendengarkan ceramah, membaca buku serta mengerjakan latihan soal.
3. Materi hafalan yang cukup banyak, membuat siswa merasa terbebani sehingga minat belajar siswa masih belum Nampak pada saat pembelajaran SKI 4. Kurangnya keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. 5. Siswa merasa bosan dan kurang tertarik mengikuti kegiatan belajar mengajar. 3
Anggota IKPI, Whole Brain Training For Physical Intelligent, menggunakan seluruh otak untuk melejitkan kecerdasan Fisik dan Mendengarkan Tubuh untuk memecahkan masalah, (Jakarta; PT. Elex Media Komputindo, Kompas Gramedia, 2010) h. 41
5
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Mengingat begitu luas dan kompleksnya permasalahan dalam skripsi ini, maka penulis membatasi permasalahannya sebagai berikut : a. Pada model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama (bermain peran) pada materi “Memahami Sejarah Perkembangan Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin” di kelas VII semester genap tahun ajaran 2013/2014 dan hasil yang di ukur adalah pengeruh pelaksanaan metode sosiodrama terhadap minat belajar Sejarah Kebudayaan Islam. 2. Rumusan Masalah Dengan memperhatikan uraian dan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah: a. Apakah terdapat perbedaan antara minat belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) siswa kelas yang menggunakan metode sosiodrama dengan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional? b. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan metode sosiodrama terhadap minat belajar SKI siswa kelas VII MTs Yatamu Pasawahan Kabupaten Cirebon? D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan minat belajar Sejarah Kebudayaan Islam siswa antara kelas yang menggunakan metode sosiodrama dengan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional. 2. Untuk mengetahui Adakah pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan metode sosiodrama pada pembelajaran SKI terhadap minat belajar Siswa kelas VII Mts Yatamu Pasawahan Kabupaten Cirebon.
6
E. Manfaat Penelitian 1.
Manfaat Teoritis Diharapkan mampu menjadi salah satu karya tulis ilmiah yang mampu memberikan wawasan pengetahuan mengenai pengaruh penerapan metode sosiodrama terhadap minat belajar sejarah kebudayaan islam siswa. Serta menjadi bahan refrensi bagi mahasiswa/i yang sedang mengerjakan skripsi.
2.
Manfaat Praktis Bagi penulis penelitian ini sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi (Sarjana Pendidikan Islam/S.Pd.I) pada program studi Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Syariaf Hidayatullah Jakarta.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Belajar adalah suatu proses yang dialami siswa untuk mengembangkan suatu gagasan atau pengetahuan, oleh karena itu proses belajar mengajar harus dapat memberikan kesemapatan kepada siswa untuk dapat berpartisipasi secara aktif, kegiatan tersebut dapat melalui siswa, seperti bertanya, menjelaskan, dan sebagainya. Sejarah secara etimologis berasal dari kata arab “syajarah” yang mempunyai arti “pohon kehidupan” dan yang kita kenal didalam bahasa ilmiyah
yakni
History,
dan
makna
sejarah
mempunyai
2
konsep
yaitu: pertama, konsep sejarah yang memberikan pemahaman akan arti objektif tentang masa lampau. Kedua, sejarah menunjukan maknanya yang subjektif, karena masa lampau tersebut telah menjadi sebuah kisah atau cerita. Sejarah kebudayaan (peradaban) Islam diartikan sebagai perekembangan atau kemajuan kebudayaan Islam dalam perspektif sejarahnya, dan peradaban Islam
mempunyai
pertama, sejarah
berbagai
peradaban
macam
Islam
7
pengetian
merupakan
lain
kemajuan
diantaranya: dan
tingkat
8
kecerdasan akal yang di hasilkan dalam satu periode kekuasaan Islam mulai dari periode nabi Muhammad Saw sampai perkembangan kekuasaan Islam sekarang. Kedua, sejarah peradaban Islam merupakan hasil hasil yang dicapai oleh ummat Islam dalam lapangan kesustraan, ilmu pengetahuan dan kesenian. Ketiga, sejarah perdaban Islam merupakan kemajuan politik atau kekuasaan Islam yang berperan melindungi pandangan hidup Islam terutama dalam hubungannya dengan ibadah-ibadah, penggunaan bahasa, dan kebiasaan hidup bermasyarakat. Sedangkan SKI adalah singkatan dari Sejarah Kebudayaan Islam yang merupakan sebuah mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, keteladan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. 1.
Prinsip Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Pada prinsipnya pembelajaran sejarah islam, peneliti berpegang teguh pada ayat Al-Qur’an surah Al-Maidah ayat 27-31 dalam menerapkan metode sosidrama ini yaitu sebagai berikut:
9
Artinya : Dan ceritakanlah (Muhammad) kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam,(Qobil dan Habil) ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka (kurban) salah seorang dari mereka berdua (Habil) diterima dan yang lain (Qobil) tidak diterima. Dia (Qabil) berkata,“Sungguh, aku pasti membunuhmu!", Dia (Habil) berkata, Sesungguhnnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa. (27) Sungguh jika engkau (Qabil) menggerakan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku tidak akan menggerakan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Aku takut kepada Allah Tuhan seluruh alam.(28) Sesungguhnya aku ingin agar engkau kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, Maka engkau akan menjadi penghuni neraka, dan Itulah balasan bagi orang-orang yang zalim. (29) Maka hawa nafsu (Qabil) mendorongnya untuk membunuh saudaranya, kemudian dia pun (benar-benar) membunuhnya, Maka jadilah ia termasuk orang-orang yang rugi.(30) Kemudian Allah mengutus seekor burung gagak menggali tanah untuk diperlihatkan keadanya (Qabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Qabil berkata, “Oh, celaka aku! Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, sehingga aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?” maka jadilah dia termasuk orang yang menyesal.1 (31) Cerita diatas merupakan cerita yang benaradanya. Tidak ada kebohongan di dalamnya. Ayat di atas menjelaskan kepada kita bahwa kriminalitas terjadi sejak dahulu kala. Hal ini terbukti putra Nabi Adam As telah melakukan kejahatan pembunuhan terhadap saudaranya sendiri. Dan sampai saat ini kejahatan-kejahatan yang serupa masih ada dan merajalela di duniaini. Dengan demikian tidak sulit bagi kita untuk mendemonstrasikan tingkah laku tersebut sebagai upaya pembelajaran.
1
Prof. Dr. Rosihon Anwar, dkk. 2012. Al-Qur’an dan Terjemahan. (Jakarta: Tim-AlMizan Publishing House) h.113
10
Dalam ayat di atas juga diterangkan bahwa kita berkewajiban untuk menceritakn kisah-kisah itu dengan yang sebenarnya, karena sesuai dengan keterangan dalam surat yusuf ayat 111 dan surah Al-A’raf ayat 176, bahwa setiap kisah itu mengandung pelajaran-pelajaran yang berarti bagi umat manusia, khususnya umat islam yang mau menggunakan akalnya untuk berfikir. Qs. Yusuf ayat 111 sebagai berikut:
Artinya: “ Sungguh pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (Al-Qur’an) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (QS. Yusuf:111)2
Artinya: “… Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir” (Qs Al-A’raf ayat 176)3 Pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), banyak sekali kisah-kisah atau permasalahan yang terjadi pada masa lalu yang bisa di dramatisasikan oleh siswa. Dengan metode sosiodrama dapat melatih siswa untuk aktif berinteraksi dan mengajak siswa mengalami peristiwa sejarah masa lampau dengan cara memerankannyadalam bentuk peragaan singkat sehingga para pemain lebih mendalami dan memaknai peran sehingga siswa seolah-olah mengalami pristiwa tersebut. 2 3
Ibid, h.249 Ibid, h.174
11
Target peneliti dalam penelitian eksperimen ini adalah siswa dapat mendalami dan memerankan peran dari suatu peristiwa sejarah. Pristiwa tersbut akan peneliti batasi sebatas pada pkok bahasan tentang “Memahami
Sejarah
Perkembangan
Islam
pada
Masa
Khulafaurrasyidin” jadi peneliti berharap siswa dapat memerankan peran seolah-olah mereka berada pada masa tersebut dan mendapatkan makna dari peristiwa tersebut. B. Minat Belajar 1. Pengertian Minat Belajar Minat merupakan suatu landasan yang paling meyakinkan demi keberhasilan suatu proses belajar. Jika seseorang siswa memiliki rasa ingin belajar, ia akan cepat dapat mengerti dan mengingat apa yang ia pelajari, minat adalah tenaga penggerak yang terpercaya bagi proses belajar. 4 Menurut Muhibbin Syah, minat adalah kecendrungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan besar terhadap sesuatu.5 Menurut Witherington seperti yang dikutip oleh Suharismi Arkunto, minat adalah kesadaran seseorang terhadap obyek, seseorang atau situasi tertentu yang ada hubungan dengan dirinya dianggap dengan dirinya dianggap suatu yang sadar.6 Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa minat merupakan
motif
yang
menunjukan
kesadaran
seseorang
untuk
memperhatikan obyek/situasi karena disangkut paut dengan kepentingan dirinya. Dalam hal ini minat lebih menekankan pada perasaan, yaitu perasaan tertarik akan suatu obyek tertentu yang dapat memberikan kesenangan. Minat juga merupakan suatu landasan yang paling banyak
4
Kurt Singer, Membina Hasrat Belajar Di Sekolah, Terjemah, Bergman Sitorus, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1978), hal. 78 5 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011) cet, Ke-17, h. 133 6 Suharsimi Arkunto, Evaluasi Pembelajaran (Jakarta : Bumi Aksara, 1983) h. 135
12
meyakinkan demi keberhasilan suatu proses belajar.7 Demikian juga dalam belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) disekolah, maka seseorang hendaknya mempunyai minat terhadap pelajaran sejarah. Minat siswa merupakan faktor utama untuk mempengaruhi keaktifan belajar. Jika seseorang siswa memiliki keinginan belajar sejarah dengan minat yang tinggi dapat diharapkan hasilnya akan lebih baik dibandingkan dengan seseorang yang minatnya rendah. Minat
sebagai
salah
satu
faktor
internl
psikologis
yang
mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar, minat tidak muncul dengan sendirinya, akan tetapi banyak faktor yang menyebabkan minat dalam diri siswa itu timbul terhadap beberapa mata pelajaran yang diajarkan oleh guru bidang studi. 2. Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Salah satu objek yang dapat merangsang minat siswa dalam belajar adalah guru. Guru yang berhasil membina kesediaan belajar siswa berarti telah melakukan hal-hal penting yang dilakukan demi kepentingan murid-muridnya. Adapun minat yang dapat menunjang belajar adalah minat kepada mata pelajaran juga kepada guru yang mengajar apabila siswa tidak minat kepada mata pelajaran atau kepada gurunya maka siswa tidak akan mau belajar. Timbulnya minat belajar adanya tarik dari luar dan dari sanubari. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat yang kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah.8 Secara garis besar timbulnya minat dalam belajar pada diri seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.
7 8
Kurt Singr, op.cit, h.78 Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta :Rineka Cipta, 1997), h. 56
13
a.
Faktor internal 1) Jasmaniah Faktor jasmaniah sangatlah penting dalam melakukan kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin. 2) Psikologis Faktor-faktor
psikologis
adalah
keadaan
psikologis
seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan. b. Faktor Eksternal 1) Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan). 2) Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah). 3) Masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). 3. Fungsi minat dalam belajar Belajar merupakan aktivitas manusia yang secara terus-menerus dilakukan selama manusia tersebut masih hidup. Morgan menyatakan belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. 9 Oleh 9
Muhammad Thobroni Dan Arif Mustofa, Belajar Dan Pembelajaran: Pengembangan Wacana Dan Praktik Pembelajaran Dalam Pembangunan Nasional, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2001) Cet. 1, h. 20
14
karena itu Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman. Dalam proses pembelajaran, unsure kegiatan belajar memegang peranan vital. Oleh karena itu, penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar peserta didik agar dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi peserta didik. Kaitannya dengan minat guru dalam pembelajaran terutama pada mata pelajaran SKI harus bisa memberikan suatu inovasi yang baru untuk menarik minat siswa agar proses pembelajaran berjalan sesuai dengan tujuan. Minat berfungsi sebagai pendorong keinginan seseorang, penganut hasrat dan sebagai penggerak dalam berbuat yang berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan suatu dengan tujuan dan arah tingkah laku sehari-hari. Diantara fungsi minat, yaitu sebagai berikut :10 a. Mendorong manusia untuk berbuat, yaitu sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energy. b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang sesuai guna mencapai tujuan. 4. Indikator Minat Belajar Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, indikator adalah suatu alat pemantau yang dapat memberikan petunjuk atau keterangan.11 Ada beberapa indikator minat12 yang dapat dikenal atau dilihat melalui proses belajar siswa diantaranya:
10
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press, 2001),
h.84 11
Kamus Besar 05/06/2014
Bahasa Indonesia, (http://kbbi.web.id/indikator), diakses kamis
15
a. Kesukaan Pada umumnya individu yang suka pada sesuatu disebabkan karena adanya minat. biasanya apa yang paling disukai mudah sekali untuk diingat. Sama halnya dengan siswa yang berminat pada suatu mata pelajaran tertentu akan menyukai pelajaran itu. Kesukaan ini tampak dari kegairahan dan inisiatifnya dalam mengikuti pelajaran tersebut. Kegairahan dan inisiatif ini dapat diwujudkan dengan berbagai usaha yang dilakukan untuk menguasai ilmu pengetahuan yang terdapat dalam mata pelajaran tersebut
dan
tidak
merasa
lelah
dan
putus
asa
dalam
mengembangkan pengetahuan dan selalu bersemangat, serta bergembira dalam mengerjakan tugas ataupun soal yang berkaitan dengan pelajaran yang diberikan guru di sekolah. b. Ketertarikan, Seringkali dijumpai beberapa siswa yang merespon dan memberikan reaksi terhadap apa yang disampaikan guru pada saat proses belajar mengajar di kelas. Tanggapan yang diberikan menunjukkan apa yang disampaikan guru tersebut menarik perhatiannya, sehingga timbul rasa ingin tahu yang besar. c. Perhatian Semua siswa yang mempunyai minat terhadap pelajaran tertentu akan cenderung memberikan perhatian yang besar terhadap pelajaran itu. Melalui perhatiannya yang besar ini, seorang siswa akan mudah memahami inti dari pelajaran tersebut. d. Keterlibatan Keterlibatan yakni keterlibatan, keuletan, dan kerja keras yang tampak melalui diri siswa menunjukkan bahwa siswa tersebut ada 12
Kamriantiramli, Faktor-Faktor Yang Membangkitkan Minat Belajar, https://kamriantiramli.wordpress.com/tag/faktor-faktor-yang-membangkitkan-minat-belajar/, diakses pada, Rabu, 04/06/2014.
16
keterlibatannya dalam belajar di mana siswa selalu belajar lebih giat, berusaha menemukan hal-hal yang baru yang berkaitan dengan pelajaran yang diberikan guru di sekolah. Dengan demikian, siswa akan memiliki keinginan untuk memperluas pengetahuan, mengembangkan diri, memperoleh kepercayaan diri, dan memiliki rasa ingin tahu. C. Metode dan Teknik Pembelajaran Sosiodrama Metode secara harfiah berarti “cara”. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan suatu pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis.13 Menurut Syaiful Bahri Djamarah, metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode digunakan oleh guru dan penggunaan bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pelajaan berakhir.14 Metode mengajar menurut J.J Hasibuan dan Moedjiono adalah bagian dari perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan suatu strategi belajar mengajar. Strategi belajar mengajar merupakan sarana atau alat untuk mencapai tujuan belajar15. Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode merupakan suatu cara dalam menyampaikan tujuan atau dalam pembelajaran. Metode pembelajaran dapat didefinisikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran yang tidak tepat guna akan menjadi penghalang kelancaran jalannya proses belajar mengajar sehingga banyak 13
Muhibbin Syah, Op.cit , h.198 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), cet Ke-3, h. 46 15 J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004) cet-10, h.3 14
17
waktu dan tenaga yang terbuang sia-sia. Oleh karena itu metode yang diterapkan guru baru berhasil, jika mampu dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Semakin baik metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, semakin baik pula hasil belajar yang akan dicapai. Selain guru harus memilih metode yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, guru juga harus memahami kedudukan metode yang merupakan salah-satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk diimplementasikan strategi pembelajaran, yakni metode ceramah, metode Tanya jawab, metode diskusi, metode demonstrasi dan eksperimen, metode drill (latihan), metode resitasi, metode karyawisata, metode kerja kelompok, dan metode sosiodrama. Strategi pembelajaran erat hubungannya dengan teknik pembelajaran. Teknik pembelajaran adalah implementasi dari metode pembelajaran yang secara
nyata
berlangsung
didalam
kelas,
tempat
terjadinya
proses
pembelajaran.16 Teknik pembelajaran dapat diumpamakan sebagai hubungan antara strategi dan taktik, dan juga dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Contohnya, penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dan kelas yang siswanya tergolong pasif. Demikian pula penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya lebih sedikit. Dalam hal ini, gurupun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.
16
Suyono, dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran teori dan Konsep Dasar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset, 2012) cet ke-3, h. 20
18
Maka, metode pembelajaran dan teknik pembelajaran memiliki perbedaan. Metode pembelajaran lebih bersifat procedural yang berisi tahapan-tahapan tertentu, sedangkan teknik adalah cara yang digunakan dan bersifat implementatif. 1. Metode Sosiodrama Sosiodrama adalah model pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, mengapa dikatakan model pembelajaran social? Karena pendekatan pembelajaran yang termasuk dalam kategori model ini menekankan hubungan individu dengan masyarakat atau orang lain. Model dalam kategori ini difokuskan pada peningkatan kemampuan individu dalam berhubungan dengan orang lain, terlibat dalam proses demokratis dan bekerja secara produktif dalam masyarakat.17 Model ini, pertama, dibuat berdasarkan asumsi bahwa sangatlah mungkin menciptakan analogi otentik ke dalam suatu situasi permasalahan kehidupan nyata. Kedua, bahwa bermain peran dapat mendorong siswa mengekspresikan perasaannya dan bahkan melepaskan. Ketiga, bahwa proses psikologis melibatkan sikap, nilai, dan keyakinan (belief) kita serta mengarahkan pada kesadaran melalui keterlibatan spontan yang disertai analisis. Model ini dipelopori oleh George shaftel.18 Jika diartikan secara harfiah, sosiodrama terdiri dari dua kata, yaitu “sosio” yang artinya masyarakat dan “drama” artinya keadaan seseorang atau suatu kejadian dalam kehidupan manusia yang mengandung konflik kejiwaan, pergolakan clash atau benturan antara dua orang atau lebih. Metode
sosiodrama
adalah
bentuk
metode
mengajar
dengan
mendramakan atau memerankan tingkah laku didalam hubungan sosial
17
Hamzah B.Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengejar Yang Kreatif dan Efektif , (Jakarta; Bumi Aksara, 2012) h.25 18 Ibid . h.25
19
dengan
tujuan
memberi
pemahaman
dan
penghayatan
mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya.
serta
19
Menurut pendapat Syaiful Bahri dan Aswan Zain metode sosiodrama adalah mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial.20 Martinis yamin, mengatakan metode sosiodrama atau bermain peran adalah metode yang melibatkan interaksi atas dua siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi siswa melakukan peran masing-masing sesuai dengan tokoh yang ia lakoni, mereka berinteraksi sesama mereka melakukan peran terbuka.21 Berdasarkan
dari
beberapa
dari
pengertian
tersebut
dapat
disimpulkan bahwa metode sosiodrama merupakan metode pembelajaran yang melibatkan interaksi antar siswa tentang suatu topik dimana siswa memainkan peran seseorang atau mendramatisasikan tingkah laku sesuai dengan tokoh yang dilakoni, sesuai dengan hubungan sosial antar manusia. Guru menggunakan teknik ini dalam proses belajar mengajar memiliki tujuan agar siswa dapat memahami perasaan orang lain; dapat tepo seliro dan toleransi. Kita mengetahui sering terjadinya perselisihan dalam pergaulan hidup antar kita; dapat disebabkan karena salah paham. Maka dengan sosiodrama mereka dapat menghayati peranan apa yang dimainkan, mampu menempatkan diri dalam situasi orang lain yang dikehendaki guru. Ia bisa belajar watak orang lain, cara bergaul dengan orang lain, cara mendekati dan berhubungan dengan orang lain dalam situasi seperti itu mereka harus bisa memecahkan masalahnya.22 Metode maupun strategi pembelajaran yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan dikelas bukanlah asal pakai, tetapi setelah 19
Roestiyah N.K., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta; Bina Aksara Jakarta, 1985) h.90 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, op.cit, h. 88 21 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. (Jakarta : Gaung Persada Press, 2006) h. 15 22 Roestiyah N.K., op.cit, h.90 20
20
melakukan seleksi
yang berkesesuaian dengan
perumusan tujuan
pembelajaran. Tujuan yang diharapkan dengan penggunaan metode sosiodrama (bermain peran) antara lain adalah: a.
Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain.
b.
Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab.
c.
Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara sepontan.
d.
Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah. Petunjuk pelaksanaan metode ini agar berhasil dan efektif, maka perlu
mempertimbangkan langkah-langkahnya ialah23: a. Persiapan Simulasi Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh simulasi. 1) Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan. 2) Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang harus dimainkan oleh para pemeran, serta waktu yang disediakan. 3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya pada siswa yang terlibat dalam pemeranan simulasi. b.
Pelaksanaan Simulasi 1) Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran. 2) Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian. 3)
Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat kesulitan.
23 Surya Dharma, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya,(Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional 2008), h. 23
21
4) Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan
untuk
mendorong
siswa
berpikir
dalam
menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan. c.
Penutup 1)
Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun materi ceritayang disimulasikan.Guru harus mendorong agar siswa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi.
2) Merumuskan kesimpulan. Tindakan yang dilakukan guru setelah kelompok memerankan sosiodrama (bermain peran) didepan kelas maka akhiri dengan diskusi kelas untuk bersama-sama memecahkan masalah yang ada dalam sosiodrama. Dari petunjuk penggunaan metode sosiodrama diatas, masih banyak petunjuk lain untuk dapat menerapkan metode ini, ada yang mengungkapkan secara sederhana dan ada juga yang menjelaskan secara terperinci petunjuk-petunjuk tersebut. Namun pada prinsipnya petunjuk-petunjuk itu adalah sama. Dan dalam penerapannya, dapat dikembangkan tersendiri oleh yang bersangkutan. D. Hasil Penelitian Yang Relevan Ada beberapa penelitian yang telah membahas dan meneliti mengenai metode sosiodrama antara lain : 1.
Peni Rizki Yaturrohman (04441010) Mahasiswi Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Sains Dan Teknologi, Uniersitas Islam Negeri Sunan Kali Jaga Yogyakarta dalam skirpsinya yang Berjudul Pengaruh Penerapan Metode Sosiodrama (Bermain Peran) Terhadap Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Kimia Siswa Kelas X Man Klaten. Dengan hasil penelitin menunjukan bahwa dengan menggunakan metode sosiodrama dapat meningkatkan minat belajar siswa pada pelajaran kimia
22
daripada metode latihan soal (drill) pada siswa kelas X Man Klaten Tahun ajaran 2008/2009, ditunjukan dengan hasil uji-t yang diperoleh t hitung 4,347 ≥ t table dengan signifikansi = 0,000 ≤ a = 0,05. Persamaan yang ada pada skripsi ini adalah sama-sama meneliti tentang minat belajar siswa dan penggunaan metode pembelajaran yang sama yaitu bermain peran, dan metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Perbedaan yang terdapat pada skripsi ini yakni pelajaran dan tempat penelitian yang berbeda dan juga metode dalam pengumpulan data. Meskipun tidak langsung merujuk pada pelajaran sejarah kebudayaan islam, akan tetapi aplikasi metode bermain peran yang dikaji dalam penelitian tersebut memiliki kesamaan dengan pembahasan penelitian penyusunan yaitu menggunakan metode bermain peran. Dan hasil dari skripsi Peni tersebut menunjukan bahwa adanya peningkatan minat belajar siswa dengan menggunkan metode sosiodrama (bermain peran). 2.
Ruzainah
(108015000028)
mahasiswi
Jurusan
Pendidikan
Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. dalam skripsinya yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Dengan Metode Sosiodrama Pada Mata Pelajaran IPS Materi Penyimpangan Sosial. Dengan hasil penelitin menunjukan bahwa dengan menggunakan metode sosiodrama dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS, dengan hasil penelitian yang menunjukan bahwa terdapat peningkatan hasil rata-rata hasil belajar siswa dari 72,58 pada siklus I dan 86,02 pada siklus II, hal ini menunjukan adanya peningkatan rata-rata hasil belajar siswa, meningkat pada jumlah 13,44%. Persamaan yang ada pada skripsi ini adalah penggunaan metode pembelajaran yang sama yaitu menggunakan metode sosiodrama (bermain peran). Perbedaan yang terdapat pada skripsi Ruzainah ini yakni meneliti tentang hasil belajar siswa dan juga metode penelitian
23
yang berbeda yakni menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research), dan perbedaan pada mata pelajaran juga tempat penelitian yang berbeda. Dan hasil dari skripsi Ruzainah tersebut menunjukan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunkan metode sosiodrama (bermain peran). Penelitian tentang minat belajar siswa juga pernah dilakukan salah satunya oleh: 1.
Sarmanah (809018300712) mahasiswi Program Studi PGMI jurusan Kependidikan Islam, Univeristas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dalam skripsinya yang berjudul Upaya Peningkatan Minat belajar Siswa Melalui Metode Kerja Kelompok Pembelajaran IPS Kelas II di MI Al-Wathoniyah 12, dengan hasil penelitian pada siklus I titik ukur minat belajar siswa menunjukan dari 65,42% metode kerja kelompok hanya mencapai 51,43% maka dilakukan tindakan berikutnya pada siklus ke II menunjukan minat belajar siswa 86,93%, metode kerja kelompok 79,17%. Persamaan yang ada pada skripsi ini adalah sama-sama meneliti tentang minat belajar siswa. Perbedaan yang terdapat pada skripsi ini yaitu metode pembelajaran yang berbeda yakni menggunakan metode kerja
kelompok,
juga
metode
penelitian
yang
berbeda
yaitu
menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research), dan perbedaan pada mata pelajaran juga tempat penelitian yang berbeda. Dan hasil dari skripsi Sarmanah tersebut menunjukan bahwa adanya peningkatan minat belajar siswa melalui metode kerja kelompok. 2. Rahmatunisa (103011026730) Mahasiswi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. dalam skripsinya Pengaruh Pelaksanaan Metode Demonstrasi pada Pembelajaran Fiqih Terhadap Minat Belajar siswa kelas VII di MTS Al-Falah Kebon Jeruk Jakarta Barat. Dengan hasil hipotesis
24
pertama (hipotesis alternatif) terdapat pengaruh signifikan antara pelaksanaan metode demonstrasi pada pembelajaran fiqih terhadap minat belajar siswa. Artinya ada korelasi positif dengan kecendrungan yang kuat dan sangat tinggi. Persamaan yang ada pada skripsi ini adalah sama-sama meneliti tentang minat belajar siswa. Perbedaan yang terdapat pada skripsi ini yaitu metode pembelajaran yang berbeda yakni menggunakan metode demonstrasi, juga metode penelitian yang berbeda yaitu menggunakan metode penelitian Deskriptif analisis, dan perbedaan pada mata pelajaran yaitu mata pelajaran fiqih juga tempat penelitian yang berbeda. Dan hasil dari
skripsi
Rahmatunisa
tersebut
menunjukan
bahwa
adanya
peningkatan minat belajar siswa melalui metode demonstrasi. E. Kerangka Berfikir Secara etimologi, kata sejarah berasal dari bahasa Arab “syajarah” artinya pohon. Sejarah sangat penting untuk pendidikan dan pembelajaran masyarakat. Dalam sejarah terdapat tokoh dengan berbagai kharisma dan keteladanannya yang patut kita contoh. Dalam sejarah juga ada berbagai peristiwa yang layak dipelajari untuk perjuangan bagi perjalanan manusia berikutnya. Sejarah menceritakan kepada kita peristiwa yang sungguh terjadi dan cerita itu harus di susun sehingga menjadi cerita yang berarti. Melihat dari pengertian sejarah tersebut, tidak sedikit guru yang memberikan materi sejarah hanya dengan bercerita atau ceramah saja. Ditambah jika pembawaan guru dalam menyampaikan materi sejarah ini hanya menggunakan satu metode saja, hal tersebut dapat menjadikan siswa merasa bosan dan tidak tertarik mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dan juga
materi sejarah ini
membutuhkan materi hafalan yang cukup banyak hal ini juga membuat siswa merasa terbebani sehingga minat dan prestasi belajar siswa pun rendah.
25
Dalam proses belajar mengajar banyak hal yang perlu diperhatikan terutama yaitu metode yang digunakan oleh guru. Metode adalah suatu cara yang disusun secara sistematis yang dapat dipilih dan digunakan oleh seorang guru untuk menyajikan materi pelajaran dan mengatur efektifitas siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Agar suatu lembaga pendidikan dapat menghasilkan anak didik yang berkualitas, maka dapat ditempuh dengan berbagai cara salah-satunya dengan penggunaan metode mengajar yang tepat dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Untuk menggunakan metode mengajar yang tepat, peran pelaksana metode, sebab guru harus menguasai cara pelaksanaan metode yang dipilihnya. Seorang guru SKI dapat menerapkan dan menggunakan metode sosiodrama. Metode sosiodrama adalah
metode mengajar dengan
mendramakan atau memerankan tingkah laku didalam hubungan sosial dengan tujuan memberi pemahaman dan penghayatan serta mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya. Tujuan dari metode Sosiodrama (bermain peran) itu sendiri adalah mengupayakan semua siswa turut aktif berperan dan berkomuinikasi dalam pembelajaran, mampu berkerjasama dengan baik, tidak malu dan merasa percaya diri dalam memerankan tokoh, bisa menjiwai peruangan para tokoh sehingga dapat mengambil nilai-nilai moral yang diperankannya dan dapat memecahkan permasalahan yang terjadi. Secara teoritis dengan adanya rangsangan melalui pemberian metode sosiodrama (bermain peran) itu baik, maka motivasi dan minat belajar siswa pun meningkat dan hasilnya pun akan membaik. Sebaliknya, jika pelaksanaan metode sosiodrama (bermain peran) ini jelek/gagal maka dapat dipastikan minat belajar SKI siswa akan menurun dan ini mempengaruhi pula pada asil belajarnya.
26
F. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban sementara atas permasalahan penelitian dimana memerlukan data untuk menguji kebenaran dugaan tersebut.24 Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ha : Adanya pengaruh penerapan metode sosiodrama terhadap minat belajar SKI siswa H0 : Tidak adanya pengaruh penerapan metode sosiodrama terhadap minat belajar SKI siswa
24
Ronny kountur, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis (Jakarta : penerbit PPM Anggota IKPI, 2003) cet-1, h.93
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTs. Yatamu Pasawahan Jalan Raya Pasawahan No. 06 Kecamatan Susukan Lebak Kabupaten Cirebon. Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada semester II (genap) tahun ajaran 2013/2014. Yaitu dimulai pada tanggal 06 maret sampai tanggal 24 Maret 2014. B. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen. Metode ini memiliki kelas kontrol, tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Metode ini dilakukan pada kelompok yang homogen, yaitu dengan membagi dua kelompok pengamatan. Kelompok pertama adalah kelompok yang diberi perlakuan pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama dan kelompok yang kedua diberikanan perlakuan menggunakan pembelajaran konvensional (Ceramah, Diskusi dan Tanya jawab). Desain penelitian tersebut digambarkan sebagai berikut :
27
28
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Kelompok
Sampel
Perlakuan
Sampel
(R)E
O1
X1
O2
(R)K
O3
X2
O4
Keterangan : E
: Kelompok Eksperimen
K
: Kelompok kontrol
O1
: Sampel sebelum diberi perlakuan pada kelas eksperimen
X1
: Perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen
O2
: Sampel setelah diberi perlakuan pada kelas eksperimen
O3
: Sampel sebelum diberi perlakuan kelas kontrol
X1
: Perlakuan yang diberikan kepada kelas kontrol
O4
: Sampel setelah diberi perlakuan pada kelas kontrol
Menguji signifikasi perbaningan nilai (O1 : O2) dan (O3 : O4) merupakan pengujian hipotesis komparatif sampel berpasangan. Anggota pada sampel O1 sama dengan anggota sampel O2, begitupun anggota pada sampel O3 sama dengan anggota pada sampel O4 yang merupakan pengamatan setelah ada perlakuan.1 C. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua Variabel, yaitu: 1. Variabel bebas (X)
: Metode Sosiodrama (bermain peran) Pada Pembelajaran SKI
2. Variabel terikat (Y)
1
h.31
: Minat Belajar SKI
Sugiyono , Statistik Nonparametris untuk Penelitian, (Jakarta : Alfabeth CV, 2007),
29
D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1.
Populasi Penelitian Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang merupakan perhatian peneliti.2. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTs Yatamu Pasawahan Kabupaten Cirebon yang ada pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 yang terbagi kedalam 6 kelas, masing-masing kelas terdiri dari VII-A 40 siswa, VII-B 40 siswa, VII-C 40 siswa, VII-D 40 siswa, VII-E 40 siswa, dan VII-F 39 siswa. Sehingga populasi sebanyak 239 siswa.
2.
Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang hendak diteliti.3 Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII sebanyak 2 kelas, yaitu kelas VII-E sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-F sebagai kelas kontrol.
3.
Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel diambil dilakukan dengan Purvosive Sampling yakni pengambilan data berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Kriteria tersebut dalam penelitian ini adalah mengambil dua kelas yang nilai rata-ratanya sama atau hampir sama pada nilai ulangan harian sebelumnya.
E. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, teknik yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Dokumentasi Dokumentasi yaitu mencari sumber data-data tertulis dilapangan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dokumentasi ini 2 Ronny Kountur, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis,(Jakarta: Penerbit PPM Anggota Ikpai, 2003) Cet. 1, h.137 3
Suharismi Arkkunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Rineka Cipta, 2010) h. 174
30
digunakan untuk memperoleh data nilai rata-rata SKI siswa yang berupa nilai ulangan harian atau raport siswa guna menentukan kelas yang akan digunakan sebagai sampel kelas ekperimen dan kontrol. Selain itu dokumentasi juga digunakan untuk memperoleh data mengenai profil sekolah dan identitas siswa dengan melihat dokumen yang sudah ada disekolah. Dan juga mendokumentasikan proses pembelajaran menjadi foto-foto penelitian. 2. Angket Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinyam atau hal-hal yang ia ketahui.4 Teknik penyebaran angket ini bermaksud untuk memperoleh data mengenai minat belajar siswa terhadap pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan menggunakan metode sosiodrama (bermain peran). Angket yang digunakan adalah angket berstruktur atau tertutup artinya jawaban pertanyaan sudah disediakan sehingga responden tinggal memilih. Angket yang digunakan sebagai instrumen untuk dapat mengukur motivasi seseorang setelah mempelajari sesuatu. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan skala minat (skala linkert) yaitu terdiri dari pernyataan yang akan dipilih oleh responden, untuk apakah didukung atau ditolak dibagi menjadi dua kategori yaitu pernyataan positif dan negatif. Tabel 3.2 Skor Jawaban Pernyataan Positif dan Negatif Pada Sekala Linkert No
4
Pernyataan
Kategori SS
S
TS
STS
1
Pernyataan positif
4
3
2
1
2
Pernyataan negative
1
2
3
4
Ibid h. 194
31
Keterangan : SS
: Sangat Setuju
S
: Setuju
TS
: Tidak Setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju
3. Observasi Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki5. Observasi ini dijadikan sebagai data pendukung untuk memperoleh data mengenai minat belajar SKI siswa kelas VII dengan menggunakan metode sosiodrama. Observasi dilakukan dengan mengamati objek penelitian secara langsung di MTs Yatamu Psawahan. Observasi yang dilakukan adalah observasi non partisipatif pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan yang berlangsung, dia hanaya berperan mengamati kegiatan. Dalam hal ini yang menjadi observer adalah guru kelas yang kelasnya diberi perlakuan. pedoman observasi disusun dalam bentuk skala. Untuk tiap butir kegiatan atau perilaku yang diamati telah dipersiapkan rentang skala, skala yang digunakan berbentuk skala deskriptif (Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju) 4. Wawancara Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner
lisan,
pewawancara
adalah
sebuah
(interviewer) 6
untuk
dialog
yang
dilakukan
oleh
memperoleh
informasi
dari
terwawancara (interviewee). Wawancara
ini ditujukan guru kelas
yang menjadi observer dan siswa yang telah mengikuti proses pembelajaran. Tujuan dilakukan wawancara yaitu untuk mengetahui
5
Supardi, M.d, Metodologi Penelitian (Mataram: PT Yayasan Cerdas Press. 2006), h.158
6
Suharismi Arkunto, Op.Cit, h.198
32
sejauh mana minat belajar siswa terhadap bidang Studi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). F. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, observasi dan wawancara. Instrument angket diberikan kepada siswa untuk memperoleh informasi tentang minat belajar siswa sebelum dan sesudah siswa tersebut diberi perlakuan pembelajaran. Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Minat Belajar dan Metode Sosiodrama
No
Varia bel
Pernyataan Angket
Indikator
Positif (+) 1. Saya senang saat belajar Kesukaan
mata pelajaran SKI disekolah 1. Pelajaran SKI
Ketertarikan 1
Minat
Nomor Negatif (-)
item
1. Saya merasa terkadang pelajaran SKI
14, 16,
membosankan 1. Saya senang
disampaikan dgn
jika guru SKI
menarik &
berhalangan
menyenangkan
hadir
15, 8, 7
2. Saya tertarik mempelajari SKI karena
belajar
materinya menyangkut tentang kepemimpinan 1. Saya memperhatikan
Perhatian
2. Pelajaran SKI
dengan bersungguh-
kadang
sungguh jika guru
membuat saya
menjelaskan
mengantuk 3. Saya suka tidak konsentrasi
4, 2, 4, 17, 18
33
saat belajar SKI 4. Terkadang saya mengobrol dan tidak memperhatika n guru yang sedang menjelaskan 5. Saya sering bercanda saat pelajaran SKI 1. Apa yang saya pelajari
9, 10,
dalam pembelajaran SKI
membaca buku
11, 12,
bermanfaat dalam
SKI
1, 19, 3,
kehidupan sehari-hari 2. Saya suka membaca buku SKI dirumah diwaktu senggang 3. Saya bertanya kepada guru jika ada yang tidak dimengerti saat belajar Keterlibatan
1. Saya malas
4. Saya belajar SKI
dengan bersungguhsungguh 5. Saya mengerjakan tugas dengan usaha maksimal 6. Saya merasa semangat saat mempelajari SKI 7. Saya belajar SKI dari awal hingga akhir dengan bersungguh-
5, 12
34
sungguh. 8. Saya belajar dirumah terlebih dahulu sebelum materi pelajaran SKI dipelajari disekolah 9. saya berusaha dgn sungguh-sungguh dlm belajar SKI agar memperoleh nilai yg bagus
1. Metode sosiodrama
1. Merasa
membuat
kesulitan
pembelajaran SKI
ketika
menjadi
bermain peran
menyenangkan Kesukaan
21, 27, 28,
2. Metode ini menurut saya hanya membuangbuang waktu
2
Meotode
saja dan tidak
Sosiodra
ada
ma
manfaatnya 2. Dibandingkan dengan pembelajaran SKI yang lalu, dengan Ketertarikan
metode sosiodrama ini saya lebih tertarik untuk mengikutinya. 3. Belajar dengan metode ini membuat saya lebih dihargai
34, 26
35
1. Metode sosiodrama
25, 26,
membuat saya tidak mengantuk saat
Perhatian
belajar SKI 2.
Metode sosiorama melatih saya untuk konsentrasi
1. Metode sosiodrama
24, 22,
membuat saya
sosiodrama
29, 30,
menjadi lebih berani
membuat
31,32,
perhatian
33, 35
2. Metode sosiodrama membuat saya
siswa
semangat dalam
terpecah-pecah
belajar SKI 3. Saya senang terlibat bermain peran yang menegangkan & mengasikan 4. Saya menjadi kompak Keterlibatan
8. Metode
dengan teman saat bermain peran. 5. Saya berkerjasama dgn kelompok untuk menampilkan drama yg bagus. 6. Dengan metode sosiodrama saya berusaha untuk tampil menjadi yang terbaik 7. Metode ini sangat membantu saya untuk dapat aktif dalam proses pembelajaran.
36
Instrumen observasi dilakukan untuk memperoleh informasi secara langsung keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dikelas.
No 1. 2.
3.
4. 5. 6.
7.
8. 9.
10. 11. 12. 13.
Tabel 3.3 Instrument Observasi Minat Belajar dan Metode Sosiorama Jawaban Pernyataan Keterangan SS S TS STS Siswa belajar IPS dengan bersungguh-sungguh Banyaknya siswa yang mengantuk pada saat pembelajaran SKI Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan usaha maksimal Siswa merasa bosan pada saat proses pembelajaran Siswa suka tidak konsentrasi saat belajar Pelajaran SKI disampaikan secara menarik dan menyenangkan Siswa memperhatikan dengan sungguh-sungguh ketika guru menjelaskan Siswa sering mengobrol saat pembelajaran berlangsung Siswa berusaha dengan bersungguh-sungguh dalam belajar SKI agar memperoleh nilai yang bagus Banyak siswa yang bercanda pada saat pembelajaran SKI Siswa senang dalam belajar SKI Siswa bersemangat dalam belajar IPS Siswa belajar IPS dari awal hingga akhir dengan
37
14. 15.
16.
17.
18. 19.
20.
21. 22.
23.
24.
bersungguh-sungguh. Siswa aktif bertanya saat pembelajaran Siswa terdorong mempelajari SKI karena materinya menyangkut tentang kepemimpinan Metode sosiodrama membuat pembelajaran SKI menyenangkan Metode soiodrama membuat siswa semangat dalam belajar SKI Siswa suka belajar sambil bermain Metode sosiodrama membuat tidak mengantuk saat belajar SKI Siswa merasa kesulitan dalam melakukan drama didepan kelas Metode sosiodrama membuat siswa menjadi lebih berani Metode sosiodrma melatih siswa untuk konsentrasi saat belajar Siswa senang terlibat dalam permainan peran yang menegangkan dan mengasyikan Metode sosiodrama (Bermain peran) membuat siswa belajar dengan cara kerjasama
Instrumen wawancara dilakukan kepada siswa untuk memperoleh informasi langsung kepada siswa tentang minat belajar. Adapun pedoman wawancara terlampir.
38
G. Uji Validasi Instrumen Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi.7 Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.8 Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebelum instrument digunakan untuk mengumpulkan data maka terlebih dahulu instrument tersebut harus dinyatakan valid, sehingga data hasil penelitian dapat dicapai. Penelitian ini menggunakan uji validitas instrument angket dengan menggunakan rumus product moment, yaitu
=
∑
(∑ )(∑ ) { ( ∑ ( ∑ ) (∑ ) } ) (∑ ) } {
Keterangan :
rxy N X Y XY X2 Y2
= Koefisien korelasi = Banyak Siswa = Skor butir soal instrument = Skor total = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y = kuadrat skor butir soal = kuadrat skor total
(dihitung dengan menggunakan program SPSS 16.0) H. Uji Reliabilitas Instrumen Reabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.9 Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas angket dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus alpha Crombach, yaitu : 7
Suharismi Arkunto, Op.Cit, h.211
8
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian,(Bandung : Alfabeta, 2013) Cet ke-22, h.348
9
Suharismi Arkunto, Op.Cit, h.221
39
r11=
1- ∑s 2i
k k-1
s
∑ x2 –
dengan
2 t
S=
∑x 2 n
n
keterangan = Reliabilitas instrument
r11 S S
2 i
= Jumlah varians skor tiap-tiap butir angket
2 t
= Varians angket
k
= banyak butir angket yang valid
∑x ∑x n
= jumlah skor seluruh siswa pada tiap-tiap butir angket 2
= jumlah kuadrat skor seluruh siswa pada tiap-tiap butir angket = Banyak siswa
(dihitung dengan menggunakan program SPSS 16.0) I. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan cara peneliti dalam mengolah data yang terkumpul sehingga mendapat sebuah kesimpulan dari penelitian yang dilaksanakan. Analisis data adalah proses pengelompokan, mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola kategori guna menyingkat temuan data sehingga mudah untuk dibaca.10 Selanjutnya, di dalam penelitian ini menganalisis data dengan menggunakan uji-t, namun sebelum uji-t terlebih dahulu dilakukan uji normalitas sebagai syarat dilakukan analisis data. 1.
Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berditribusi normal atau tidak. Teknik dalam uji normalitas ini menggunakan uji Kolmogrov Smirnov.
10
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h. 189
40
Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan diasumsikan normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogorov Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku. Seperti pada uji beda biasa, jika signifikansi di bawah 0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan, dan jika signifikansi di atas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan. Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal. Lebih lanjut, jika signifikansi di atas 0,05 maka berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara data yang akan diuji dengan data normal baku, artinya bahwa data yang kita uji normal, karena tidak berbeda dengan normal baku.
2.
11
Uji Hipotesis Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui Adanya perbedaan minat belajar SKI siswa yang signifikan antara kelas eksperimen (yang menggunakan metode sosiodrama) dengan kelas kontrol (pembelajaran konvensional), teknik statistik parametrik yang digunakan adalah, dengan rumus Independent T test untuk menguji hipotesis apakah terdapat perbedaan minat belajar SKI siswa kelas ekperimen (yang menggunakan metode sosiodrama) dan kontrol (yang menggunakan metode sosiodrama). Adapun rumus independent T test sebagai berikut ; Thitung = x1-x2 Sx1-x1
11
Anwar Hidayat, “Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov”. http://statistikian.blogspot.com/2012/09/uji-normalitas-dengan-kolmogorov-smirnov.html, diakses pada Senin, 19/05/2014
41
Keterangan : X1
= rata-rata kelompok 1
X2
= rata-rata kelompok 2
Sx1-x1 = Standar Error kedua kelompok 3. Regresi Linear Sederhana Dan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear sederhana, analisis ini dipergunakan untuk mengetahui pengaruh antara satu buah variabel bebas terhadap satu buah variabel terikat.12 Regresi linear sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel indenpenden (metode sosiodrama) dengan satu variabel dependen13 (minat belajar SKI). Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Y’ = a + bX Keterangan: Y’ = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan) X = Variabel independen a
= Konstanta (nilai Y’ apabila X = 0)
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
12
Ahmad Kurnia, “Manajemen Penelitian Regresi Linear”, http://skripsimahasiswa.blogspot.com/2010/10/regresi-linear.html, diakses pada Senin 19/05/2014 13
Sugiyono, Op.Cit, h.261
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Desksripsi Data 1. Sejarah Berdirinya MTs Yatamu Pasawahan Madrasah Tsanawiyah Tarbiyatul Muta’alimin atau yang lebih kita kenal MTs YATAMU Pasawahan awal berdirinya dirintis oleh KH. Abdul Rosyid. Seorang ulama, sesepuh dan tokoh yang sangat dihormati, bukan hanya oleh masyarakat desa Pasawahan dan sekitarnya tetapi juga oleh masyarakat wilayah lain di kabupaten Cirebon. Pada tanggal 14 Agustus 1975, MTs Yatamu Pasawahan mulai dirintis. Setelah satu tahun merintis, baru pada tahun 1976 MTs Yatamu resmi beroperasi dan berlanjut sampai sekarang.
Sebagai
penyelengaranya
adalah
Yayasan
Tarbiyatul
Muta’alimin Ds. Pasawahan. Sebuah Yayasan Pendidikan yang dibentuk oleh KH. Abdul Rosyid bersama empat orang tokoh lainnya, yang berakta Notaris nomor : 1451. Berdirinya MTs Yatamu Pasawahan merupakan pengembangan dari lembaga pendidikan yang sudah ada, khususnya pendidikan di Pondok Pesantren yang ada di Desa Pasawahan. Untuk menyelaraskan dan 1
Kantor Tata Usaha (TU), Data Profil MTs Yatamu Pasawahan Desa Pasawahan Kecamatan Susukan Lebak Kabupaten Cirebon 2013-2014.
42
43
menyesuaikan dinamika masyarakat yang semakin maju dan terus berkembang dengan ilmu - ilmu agama maka dipandang perlu untuk mendirikan sekolah umum setingkat SLTP yakni MTs Yatamu Pasawahan. MTs Yatamu Statusnya sudah diakui, dengan surat keputusan dari wilayah departemen pendidikan Agama RI Propinsi Jawa Barat dengan No.101/PP.032/217/1999.Untuk kegiatan pendidikan lokasi MTs Yatamu Pasawahan
memenuhi
tuntunan
masyarakat
untuk
dijadikan
pennyelenggara pendidikan, karena kegitan belajar mengajar pada siswa tidak terganggu oleh keramaian kota.2 2. Kondisi Geografis MTs Yatamu Pasawahan. MTs Yatamu Pasawahan dibangun diatas areal tanah seluas ± 4000 M an , d berdampingan dengan MA Yatamu yang berada tepatnya di desa pasawahan kecamatan susukanlebak kabupaten Cirebon dengan batas wilayah : Sebelah timur berbatasan dengan jalan Raya, Sebelah selatan berbatasan dengan dengan SDN Pasawahan, sebelah Barat berbatasan dengan pemukiman penduduk yang didalamnya terdapat Pondok pesantren yaitu Pon-Pes Al-Anwar sehingga memudahkan bagi siswa dan siswi yang rumahnya jauh dan ingin menimba ilmu Agama lebih dalam lagi di PonPes tersebut.3 3. Visi dan Misi Sekolah a. Visi Sekolah Visi MTs Yatamu Pasawahan yaitu : “Terwujudnya siswa yang berakhlakul karimah kompetitif dan kreatif”. b. Misi Sekolah Misi MTs Yatamu Pasawahan yaitu : 1. Menanamkan pengamalan Agama Islam dalam segala aktifitas 2 3
Ibid. Ibid.
44
madrasah secara kaffah” 2. Meningkatkan
mutu
guru
&
tenaga
kependidikan
secara
berkesinambungan. 3. Menciptakan suasana belajar mengajar
yang kondusif dan
menyenangkan. 4. Memberikan bekal keterampilan, sains dan teknologi 5. Menjaga tradisi keilmuan lama (salaf) yang baik dan mengambil tradisi keilmuan baru yang lebih baik.”4 4. Struktur Organisai Untuk Kelancaran kegiatan dalam usaha mensukseskan pelaksanaan organisasi formal di suatu sekolah perlu memiliki Sturuktur organisasi sekolah yang baik. Maka pengorganisasiannya kegiatan akan lebih terarah.
Adapun Struktur Organisai MTs yatamu
penulis susun dalam tabel sebagia berikut: 5
4 5
Ibid . Ibid.
akan lebih mudah dan
45
Tabel. 4.1 Struktur Organisasi MTs Yatamu Pasawahan
Kepala Yayasan Syihabuddin. B.A.
Komite sekolah/BP
Kepala madrasah
Kusnandar.S.Pd.I
H.Sofan.S.Ag.
Bendahara
Tata usaha
Tati Farhati
Mustahdi
WKS Kurikulum
WKS Humas
Achmad Sholeh S.Pd.I
H.Jumhuruddin. S.Pd.i
WKS Sarpras
WKS Kesiswaan Indra Awliya R. S.Pd
Shobirin. A.Ma WALI KELAS
DEWAN GURU
SISWA/SISWI
46
5. Keadaan Guru, Tata Usaha dan Siswa di MTs Yatamu Pasawahan. a. Keadaan Guru Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam pendidikan formal pada umumnya karena bagi siswa guru sering dijadikan tokoh teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Di sekolah guru merupakan unsur yang sangat mempengaruhi tercapainya tujuan
pendidikan
selain
unsur
murid
dan
fasilitas
lainnya.
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan kesiapan guru dalam mempersiapkan peserta didiknya melalui kegiatan belajar mengajar. Namun demikian posisi strategis guru untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan profesional guru dan mutu kinerjanya. Jumlah tenaga pendidik dan kependidikan di MTs Yatamu Pasawahan tercatat ada 33 orang dan 5 staf
tata usaha. yang
merupakan lulusan dari berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Dengan komposisi jumlah guru yang ada dan melihat jumlah siswa yang di MTs Yatamu Pasawahan saat ini,diperlukan pembagian tugas mengajar yang tepat berdasarkan disiplin ilmu yang dikuasai, sehingga efektifitas kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dana terarah. Apalagi dengan adanya administrasi pembelajaran yang harus dibuat dan dimiliki oleh masing-masing guru agar dapat meningkatkan kompetensi guru yang ada. Dalam hal membantu kepala madrasah,dibutuhkan beberapa orang guru untuk menjadi wakil kepala madrasah dalam bidang kurikulum, kesiswaan dan sarana prasarana. Dengan demikian jumlah guru dan staf TU yang ada saat ini bisa melaksanakan tugas dan kewajibannnya dengan penuh tanggung jawab.6 Untuk lebih jelasnya tentang data guru tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini : 6
Ibid.
47
Tabel : 4.2 Keadaan Guru MTs Yatamu No
Nama Pegawai
Mata Pelajaran
Kelas 7 8
9
Terakhir
1.
Sofan, S.Ag.
Al-qur'an Hadits
2.
Dra. Badrotul Fuad
Bahasa Arab
8
9
IAIN CRBN
3.
Dra. Suheli
IPS
8
9
IAIN CRBN
4.
Syihabuddin, Ba.
Keagamaan
8
5.
A. Sanusi, A.Md.
Bahasa Sunda
6.
Sobirin, A.Ma
Matematika
7.
H. Jumhuruddin, S.Pdi
Bahasa Sunda
8.
Kusnandar.S.Pd.I
BP / BK
9.
Suharta, Ba.
BTQ ( Mulok )
10.
Nurbahiyah, S.Ag.
Al-qur'an Hadits
11.
Rofiqoh, S.Pdi
SKI
12.
Abdul Halim, S.Pdi
Aqidah Akhlaq
13.
Ilah Saefunah, S.Pdi.
B. Indonesia
7
IAIN CRBN
14.
Lina Umi Msr, S.Pd.
IPS
7
IAIN CRBN
15. atiyatussa'adah,S.Pd..
7
Pendidikan
IAIN CRBN
IAIN CRBN IAIN Bandung
7 8
8
MAN
9
STAIC CRB
7 8
9
STAIC CRB
8
9
AKIDAH JKT IAIN BDG
7 8 8
Bahasa Inggris
9
STAIC CRB
9
STAIC CRB
8 7
IAIN CRBN
16.
Asep Mahfud, S.Pd.
Penjaskes
17.
Ima Hilmah, S.Pd.I
IPA
8
18.
Ria Hanita, A.Md.
TIK
8
19.
A. Muzammil
Keagamaan
20.
Nahdudin,
Penjaskes
8
SGO CRB
21.
Rohmatul Jannah
Seni dan Budaya
8
SPIAIN CRB
22.
Izzuddin.
Fiqih
7
23.
Abdul Malik, S.Pd
TIK
7
24.
Kholid Azhari, A.Ma.
Bahasa Sunda
25.
Abdul Aziz, S.Pdi
Seni dan Budaya 7
26.
Achmad Sholeh.S.Pd.i
Aqidah Akhlaq
8
U MJLK
9
IAIN CRBN ASMI PON-PES
7
MAN 9 8
UMC IAIN CRBN
9 8 9
IAIN CRBN STAI CRB
48
27.
Ade QZ, S.Ei
Bahasa Arab
7
UIN Jakarta
28.
Syaeful Ma'arif, S.Pdi
Matematika
7
IAIN CRBN
29.
Dian Sari S.Pd,
B. Indonesia
30.
Toyib, S.Pdi
Aqidah Akhlaq
7
STAIC CRB
31.
Indra Aulia R, S.Pdi
Bahasa Inggris
7
IAIN CRBN
32.
M. Sukron
PKN
33.
Faozan
PKN
8
7
9
UMY
9
UMC
9
UMY
Sumber Kantor Tata Usaha MTs Yatamu b. Keadaan Tata Usaha (TU) Jumlah personil TU di MTs Yatamu pasawahan Tahun 2013-2014 sebanyak 7 orang. Untuk lebih jelasnya tentang Personil TU tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.3 Keadaan Tata Usaha di MTs Yatamu Pasawahan Nama
No
Bidang Usaha
Pendidikan Terakhir
1. Mustahdi
Tata Usaha
MA Yatamu
2. Aliimuddin
Tata Usaha
UMC
3. Dian Ek Permatasari
Perpustakaan
UMY
4. Khaerudin
Sekuriti
5. Tati Farhati
Tata Usaha
6. Ade QZ, S.Ei
Koperasi
SMA NU Lemah Abang MAN UIN Jakarta
Sumber Kantor Tata Usaha MTs Yatamu c. Keadaan Siswa Keadaan siswa di MTs Yatamu pasawahan Tahun 2013-2014 tercatat sebanyak 683 siswa, dengan rincian siswa laki-laki 294 dan siswa perempuan 389 dan jumlah siswa tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini7 :
7
Ibid.
49
Tabel 4.4 Keadaan Siswa No
Kelas VII
Lk
Pr
Jml
Wali kelas
1.
A.
19
21
40
M.faozan, S.Pd.
2.
B.
19
21
40
Ade Qz, S.E.I
3.
C.
24
16
40
Dian Sari. S.Pd
4.
D.
20
20
40
Abdul Aziz, S.Pd.I
5.
E.
24
16
40
Kholid Azhari. A.Ma
6.
F.
22
17
39
Abdul Malik, S.Pd
Jumlah
128
111
239
Lk
Pr
Jml
Wali Kelas
1.
Kelas VIII A.
9
29
38
Fathiyatussa'adah, S.Pd.I
2.
B.
14
25
39
3.
C.
17
21
38
Asep Mahfudz.S.Pd.
4.
D.
15
23
38
Dra.Suheli.
5.
E.
21
18
39
Dian Eka P.S.Pd
6.
F.
26
12
38
Ria Hanita. A.M.a
7.
G.
30
6
36
Izzuddin. A.Ma
Jumlah
132
134
Kelas IX
Lk
Pr
Jml
Wali Kelas
No
No
M. Sukron, S.Pd
266
1.
A.
11
25
36
Ima Hilmah, S.Pd.
2.
B.
7
29
36
Dra. Badrotul Fuad
3.
C.
10
26
36
Lina Umi Mr.Spd
4.
D.
17
19
36
Toyyib. S.Pd.I
5.
E.
28
9
37
Saeful Marif. S.Pd.I
Jumlah
73
108
Jumlah Keseluruhan
181 686
Sumber Kantor Tata Usaha MTs Yatamu
50
d. Sarana dan Prasarana Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan. Keadaan sarana yang memadai di suatu sekolah sangat berpengaruh terhadap kelancaran proses belajar mengajar, bahkan dapat berpengaruh terhadap siswa dalam memperoleh prestasi yang baik. Adapun Sarana yang ada di MTs Yatamu Pasawahan adalah sebagai berikut : Tabel: 4.5 Keadaan Sarana MTs Yatamu Pasawahan No
Nama Sarana
Jumlah
1.
Ruang Kepala
1Ruangan
2.
Ruang Guru
1Ruangan
3.
Ruang Tatausaha
1Ruangan
4.
Ruang Kelas
5.
Ruang Perpustakaan
1Ruangan
6.
Ruang Osis
1 Ruangan
7.
Ruang Koperasi
1 Ruangan
8.
Ruang Tamu
1 Ruangan
9.
Ruang Bp
1 Ruangan
10.
Ruang UKS
1 Ruangan
11.
Dapur
1 Ruangan
12.
Gudang
1 Ruangan
13.
Lab,Komputer
1Ruangan
14.
Lab IPA
1 Ruangan
15.
Mushola
1 lokal
16.
WC Guru
2 Ruangan
17.
WC Siswa
4 Ruangan
18.
Parkir
1 Ruangan
18 Ruangan
Sumber Kantor Tata Usaha MTs Yatamu
51
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa sarana yang di miliki oleh MTs Yatamu Pasawahan sudah cukup memadai, sangat menunjang terhadap keberhasilan prestasi belajar siswa. Dalam proses belajar tidak hanya sarana saja yang di butuhkan fasilitas pun menentukan dalam keberhasilan belajar siswa, dengan fasilitas yang lengkap akan menetukan keberhasilan terhadap prestasi belajar siswa. Adapun fasilitas yang ada di MTs Yatamu Pasawahan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel: 4.6 Fasilitas / Perlengkapan Ruangan No
Nama Prasarana
Jumlah
1.
Meja Guru
35 buah
2.
Meja Kantor
11 Buah
3.
Kursi Kantor
10 buah
4.
Meja Siswa
311 Buah
5.
Kursi Siswa
622 Buah
6.
Papan Tulis
18 Buah
7.
Meja Guru
18 Buah
8.
Kursi Guru
18 Buah
9.
Rak Buku
8 Buah
10.
Lemari Kantor
10 Buah
11.
Komputer
20 Buah
12.
Laptop
6 Buah
13.
Infokus
1 Buah
14.
Printer
2 Buah
15.
Meja Siswa
311 Buah
16.
Kursi Siswa
622 Buah
17.
Papan Tulis
18 Buah
Sumber Kantor Tata Usaha MTs Yatamu
52
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa fasilitas yang di miliki oleh MTs Yatamu Pasawahan sudah cukup memadai, sangat menunjang terhadap keberhasilan prestasi belajar siswa. Sarana dan fasilitas yang di butuhkan dalam suatu sekolah bukan saja berkaitan dengan belajar mengajar di kelas saja, melainkan membutuhka sarana dan fasilitas yang lain seperti dalam bidang olahraga dan kesenian. Adapun saran dan fasilitas olahraga dan kesenian yang ada di MTs Yatamu Pasawahan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.7 Alat-alat Olahraga dan Alat-alat Kesenian
No
Nama Alat
Jumlah
1.
Lapangan Volly
1 Buah
2.
Peralatan Tenis Meja
1 Paket
3.
Bola Sepak
5 Buah
4.
Tolak Peluru
10 Buah
5.
Cakram
11 Buah
6.
Rebana
1 Set
7.
Marawis
1 Set
8.
Angklung
1 Set
9.
Drum Band
1 Set
10.
Biola
1 Buah
11.
Tenda
30 buah
12.
Alat-alat P3K
1 set
13.
Alat-alat PKK
1 Set
14.
Tv
3 set
15.
Tape Recorder
3 Set
16.
Ampilier
1 Set
Sumber Kantor Tata Usaha MTs Yatamu
53
e. Kurikulum Dan Kegiatan Belajar Mengajar. Sesuai dengan amanat undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomer 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional
Pendidikan. Penyusunan KTSP di MTs Yatamu Pasawahan Pasawahan
Kecamatan Susukanlebak
Desa
Kabupaten Cirebon dimulai
tahun ajaran 2007/2008 sampai sekarang (2013). Dengan mengacu Pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk Pendidikan dasar dan menengah sebagaiman yang diterbitkan melalui praturan Menteri Pendidikan Nasional Masing-masing Nomer 22 Tahun 2006 dan nomer 23 Tahun 2006,Serta panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP8. Untuk penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di MTs Yatamu Pasawahan
Desa Pasawahan
Kecamatan
Susukanlebak Kabupaten Cirebon, melibatkan semua unsur yang ada di madrasah seperti kepala Sekolah, wakil kepala Sekolah, guru, konselor, komite sekolah, dan
nara sumber. Sehingga dengan
sinerginya unsur-unsur tersebut akan menemukan kemudahan dalam pembuatan kurikulum. Dalam sebuah proses pembelajaran diperlukan adanya kegiatan atau aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas, itulah sebabnya aktivitas atau kegiatan merupakan prinsip atau asas yang penting dalam interaksi belajarmengajar. Kegiatan belajar mengajar di MTs Yatamu Pasawahan disesuaikan dengan kurikulum yang telah dengan mengacu pada kurikulum nasional dan mengambil pelajaran muatan local yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat sekitar. 8
Ibid.
54
Untuk
melaksanakan program tersebut maka dibentuk tiga
macam kegiatan,
yaitu kegiatan intrakurikuler,kokurikuler, dan
ekstrakurikuler. 1. Kegiatan intrakurikuler Kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan utama dalam proses pembelajaran disekolah. Penyelanggaraannya diatur berdasarkan alokasi waktu yang ada dalam program kurikulum MTs Yatamu Pasawahan, kegiatan ini dilaksanakan dalam ruang kelas dengan waktu yang telah terjadwal. Kegiatan belajar mengajar ini dilaksanakan pada pagi hari yaitu pada pukul 07.00 dengan alokasi jam belajar sebanyak 8 jam per-hari dengan tambahan 1 jam untuk upacara pada hari senin, dan 1 jam untuk memaca doa dan membaca Aqidatulawwam pada harihari biasa sebelum dilaksanakannya KBM. 2. Kegiatan kokurikuler Kegiatan kegiatan
ini
merupakan
intrakurikuler
yang
penunjang bagi terbatas
oleh
keberhasilan
waktu.
Dalam
pelaksanaannya, kegiatan ini lebih banyak diserahkan dalam bentuk penugasan(resitasi) seperti PR (pekerjaan rumah) baik secara perorangan maupun secara kelompok, misalnya penugasan untuk mencari data-data tertentu yang berkaitan dengan materi, menghafal surat-surat pendek dan lain-lain. 3. Kegiatan ekstrakurikuler Seluruh Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di MTs Yatamu Pasawahan terkumpul dalam satu organisasi yaitu OSIS (organisasi intra sekolah) yang berpungsi untuk mengkordinir siswa yang ingin mengembangkan bakatnya masing-masing. Kegiatan ekstrakurikuler seluruhnya dilaksanakan diluar jam pelajaran, akan tetapi bentuk kegiatannya tetap diarahkan untuk
55
menunjang pemahaman siswa dalam mata pelajaran yang telah diberikan pada kegiatan intrakurikuler. selain itu pada kegiatan ini juga di berikan keterampilan-keterampilan baru. Bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang telah dilaksanakan di MTs Yatamu Pasawahan yaitu : a.
Kegiatan keagamaan, seperti pengajian kitab kuning, Pembacaac maulid Simthudduror, dan pesantren kilat setiap bulan Ramadan dan peringatan hari besar islam, seperti memperingati maulid Nabi, dan Rajabiyah.
b.
Paskibra
c.
Pramuka
d.
PMR
e.
Marawis/Rebana
f.
Drumband9
9
Ibid.
56
B. Deskripsi Kegiatan Penelitian Penelitian ini dilakukan di kleas VII.E dan VII.F MTs Yatamu Pasawahan Kabupaten Cirebon pada pokok bahasan Khulafaur Rasyidin. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh metode sosiodrama (bermain peran) terhadap minat belajar siswa pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Proses pembelajaran dilakukan dengan memberikan perlakuan terhadap masing-masing kelas. Kelas VII E atau kelas eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama (bermain peran) sedangkan kelas VII F atau kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional (ceramah, diskusi dan tanya jawab). C. Pengujuan Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum melakukan penelitian dikelas eksperimen dan kelas kontrol, peneliti terlebih dahulu melakukan uji validitas dan reabilitas angket untuk mengukur minat belajar siswa. Validitas instrumen meliputi validasi isi dan validasi butir. Validitas isi dilakukan
dengan merancang indicator
pencapaian yang berkaitan dengan minat belajar siswa, kemudian mengkonsultasikannya kepada dosen pembimbing. Validasi butir dilakukan dengan menguji uji validitas sebanyak 35 pernyataan yang terdiri dari 20 pernyataan untuk angket minat dan 15 pernyataan untuk angket tentang metode sosiodrama. Hasil uji validitas butir untuk angket minat belajar terdapat 8 pernyataan yang tidak memenuhi persyaratan validitas, jadi jumlah pernyataan yang digunakan untuk analisis data sebanyak 12 pernyataan dan hasil uji validitas butir angket tentang metode sosiodrama terdapat 3 pernyataan yang tidak valid memenuhi syarat validitas, jadi jumlah pernyataan yang digunakan untuk analisa data sebanyak 12 pernyataan. Dengan taraf signifikan 5%, dengan dasar perhitungan dimana r tabel= n-2 (27-2=25), maka diperoleh nilai r tabel= 0.396. Untuk memperjelas asumsi tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
57
Tabel 4.8 Hasil Uji Validasi Angket Minat Belajar Siswa No. 1. 2. 3.
4. 5.
6.
7. 8.
9.
10. 11.
Pertanyaan Saya belajar SKI dengan bersungguh-sungguh Pelajaran SKI terkadang membuat saya mengantuk Saya selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan usaha maksimal Saya suka tidak konsentrasi saat belajar SKI Saya selalu memperhatikan dengan sungguh-sungguh apa yang guru sampaikan Saya berusaha dengan sungguhsungguh dalam belajar SKI agar memperoleh nilai yang bagus. Saya merasa semangat saat mempelajari SKI Saya terdorong mempelajari SKI karena materinya menyangkut tentang kepemimpinan Apa yang saya pelajari dalam pembelajaran SKI bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari Saya suka membaca buku SKI di rumah diwaktu senggang Saya selalu bertanya kepada guru jika ada yang tidak dimengerti saat belajar
R hitung
R tabel
Keterangan
0.561
0.396
Valid
0.483
0.396
Valid
0.605
0.396
Valid
0.336
0.396
Tidak Valid
0.462
0.396
Valid
0.325
0.396
Tidak Valid
0.644
0.396
Valid
0.324
0.396
Tidak Valid
0.390
0.396
Tidak Valid
0.372
0.396
Tidak Valid
0.232
0.396
Tidak Valid
12.
Saya malas membaca buku SKI
0.637
0.396
Valid
13.
Saya senang jika guru Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) berhalangan hadir
0.518
0.396
Valid
Saya senang saat belajar mata pelajaran SKI disekolah
0.415
0.396
Valid
14.
58
15.
16. 17.
18. 19.
20.
Pelajaran SKI disampaikan 0.678 0.396 Valid dengan menarik dan menyenangkan Saya merasa terkadang pelajaran 0.648 0.396 Valid SKI membosankan Terkadang saya mengobrol dan 0.129 0.396 Tidak Valid tidak memperhatikan guru yang sedang menjelaskan Saya sering bercanda saat 0.612 0.396 Valid pelajaran SKI Saya belajar SKI dari awal hingga akhir dengan bersungguh 0.506 0.396 Valid sungguh. Saya selalu belajar dirumah terlebih dahulu sebelum materi 0.299 0.396 Tidak Valid pelajaran SKI dimulai disekolah Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014 Tabel 4.9 Hasil Uji Validasi Angket Metode Sosiodrama
No.
Pertanyaan
21.
Metode sosiodrama membuat pembelajaran SKI menjadi menyenangkan Metode sosiodrama membuat saya semangat dalam belajar SKI Metode sosiodrama membuat saya tidak mengantuk saat belajar SKI Metode sosiodrama membuat saya menjadi lebih berani Metode sosiodrama ternyata mampu mengajarkan cara memahami materi dengan baik. Belajar dengan metode ini membuat saya lebih dihargai Merasa kesulitan ketika bermain peran
22. 23.
24. 25.
26. 27.
R hitung
R tabel
Keterangan
0.380
0.396
Tidak Valid
0.632
0.396
Valid
0.701
0.396
Valid
0.278
0.396
Tidak Valid
0.464
0.396
Valid
0.414
0.396
Valid
0.521
0.396
Valid
59
28.
29.
30. 31.
32.
33.
34.
35.
Metode ini menurut saya hanya membuang-buang waktu saja dan tidak ada manfaatnya Saya senang terlibat bermain peran yang menegangkan dan mengasikan Saya menjadi kompak dengan teman saat bermain peran. Saya selalu berkerjasama dengan kelompok untuk menampilkan drama yang bagus. Dengan metode sosiodrama saya berusaha untuk selalu tampil menjadi yang terbaik Metode sosiodrama ini sangat membantu saya untuk dapat aktif dalam proses pembelajaran. Dibandingkan dengan pembelajaran SKI yang lalu, dengan metode sosiodrama ini saya lebih tertarik untuk mengikutinya. Metode sosiodrama membuat perhatian siswa terpecah-pecah
0.564
0.396
Valid
0.550
0.396
Valid
0.619
0.396
Valid
0.515
0.396
Valid
0.793
0.396
Valid
0.521
0.396
Valid
0.414
0.396
Valid
0.327
0.396
Tidak Valid
Data Primer diolah Tahun 2014 Tabel
di
atas
adalah
hasil
data
output
reability analysis
menggunakan SPSS. Tabel Item-Total Statistics adalah output tabel untuk melihat informasi validitas data terhadap instrumen yang digunakan. Ketentuan validitas data ditunjukkan dengan nilai Corrected Item-Total Correlation > 0,396. Sebanyak 12 pernyataan untuk angket minat belajar SKI dan 12 pernyataan untuk angket metode soiodrama, jadi yang akan dijadikan sebagai instrumen adalah sebanya 24 data yang valid.
60
Untuk uji reabilitas dapat dilihat dari tabel berikut ini. Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.852
24
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014 Berdasarkan tabel reliability tersebut diperoleh nilai Alpha Cronbach 852, dengan nilai standar 0.600 dan karena nilai Alpha Cronbach 0.852>0.600, maka disimpulkan bahwa skla metode sosiodrama dan minat belajar SKI adalah reliable. Dari 12 pernyataan instrumen minat belajar SKI yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, selanjutnya instrument tersebut diberikan sebelum dan sesudah kepada kelompok eksperimen dan kontrol untuk mengetahui minat belajar SKI siswa. Dan 12 pernyataan tentang metode sosiodrama, selanjutnya instrumen tersebut diberikan sesudah diberi perlakauan. Skor rata-rata minat belajar yang di dapat sebelum dan sesudah diberi perlakuan, dan skor rata-rata metode sosiodarama yang selanjutnya dijadikan sebagai data yang akan digunakan dan diolah sebagai hasil penelitian. 2. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal atau tidak. Sedangkan data yang digunakan adalah skor rata-rata minat belajar SKI siswa dalam pembelajaran SKI dari hasil pengujian pada kelas sesudah diberi perlakuan. Berikut ini hasil uji normalitas dengan teknik One-Sample Kolmogorov-Simrnov Test menggunakan SPSS.
61
Tabel 4.11 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Minat_belajar_S Minat_belajar _SKI_Y2 KI_Y1 (kontrol) (ekperimen) 40
39
Mean
45.80
37.13
Std. Deviation
1.620
1.625
Absolute
.199
.212
Positive
.101
.198
Negative
-.199
-.212
1.259
1.325
.084
.060
N Normal Parametersa Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014 Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas adalah: 1. Jika Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas < 0,05, maka data berdistribusi tidak normal. 2. Jika Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas > 0,05, maka data berdistribusi normal. Jika kita lihat tabel diatas, nilai sig (signifikan) yaitu 0,084 untuk minat belajar SKI kelas eksperimen dan 0,060 untuk minat belajar SKI. Kelas Kontrol, Jadi 0,084 > 0,05 dan 0,060 > 0,05. dengan demikian data kelompok penelitian diatas adalah normal. 3. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah sebaran data tersebut homogen atau tidak. Uji homogen dapat dilakukan apabila kelompok berdistribusi normal.
62
Berikut hasil uji homogenitas menggunakan SPSS Tabel 4.12 Uji Homogenitas Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic
df1
df2
Sig.
Minat_belajar_SKI_Y1
2.007
5
34
.103
Minat_belajar_SKI_Y2
1.089
5
33
.385
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014 Dari tabel diatas diperoleh nilai sig sebesar 0,103 untuk kelas eksperiment dan 0,385 untuk dan dibandingkan dengan a 0,05, jadi 0,103 > 0,05 untuk kelas ekperimen dan 0,385>0,05 untuk kelas kontrol , dengan demikian data penelitian diatas adalah homogen. 4. Uji Hipotesis Setelah dilakukan pengujian persyaratan analisis, maka pengujian yang akan dilakukan selanjutnya adalah pengujian hipotesis yang didalam pengujiannya dilakukan dengan menggunakan uji-t. hipotesis terakhir yang di ajukan dalam penelitian ini adalah untuk menjawab “apakah ada pengaruh metode sosiodrama terhadap minat belajar SKI siswa” untuk menjawab hipotesis tersebut, peneliti menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution) untuk mempermudah dalam menganalisis hipotesis tersebut. Berikut dibahas mengenai uji komparasi dengan menggunakan Independent T test.
63
Tabel 4.13 Hasil Uji independent T-test Group Statistics N
Kelompok
Mean
Std. Deviation
40 45.80 Minat_Belajar kelompok ekperimen _SKI 39 37.13 kelompok kontrol Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
Std. Error Mean
1.620
.256
1.625
.260
Berdasarkan tabel diatas sampel dari kedua kelompok masingmasing berjumlah 40 untuk kelas ekperimen dan 39 untuk kelas kontrol. Dan nilai rata-rata kelompok ekperimen adalah 45.80, sedangkan pada kelompok kedua nilai rata-rata 37.13. adapun SD kelompok ekperimen 1.620 sedangkan SD kelompok kontrol 37,13 Tabel 4.14 Independent Samples Test t-test for Equality of Means
T Minat_ Equal Belajar variances 23.747 _SKI assumed
df 77
95% Confidence Interval of the Sig. Difference Mean Std. Error (2tailed) Difference Difference Lower Upper .000
8.672
.365
Equal variances 23.746 76.937 .000 8.672 .365 not assumed Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
7.945
9.399
7.945
9.399
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai uji-T 23,747 dan 23,746 sedangkan T tabelnya 2,024 dan 2,026 dimana T tabel= n-2 (40-2=38 dan 39-2=37) maka T hitung > T tabel (terdapat perbedaan). Nilai sig. (2tailed) adalah 0,000 dan dibandingkan dengn nilai a (0,05). Diperoleh nilai
64
signifikasi 0,000
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
N
40
39
Xmax
43
42
Xmin
33
33
(X
37.25
36.62
S
2.15
1.87
Data Primer diolah Tahun 2014 Tabel diatas menunjukan hasil angket minat belajar siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan. Nilai maksimum yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari siswa kelas kontrol, yakni 43 untuk kelas eksperimen dan 42 untuk kelas kontrol. Sedangkan untuk Perolehan nilai minimum pada kelas eksperimen sama saja dengan perolehan nilai minimum kelas kontrol. Yakni 33 untuk kelas eksperimen dan 33 untuk kelas kontrol. Skor ratarata angket minat belajar siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen
65
menunjukan perbedaan yaitu 37.25 untuk skor rata-rata minat belajar untuk kelas eksperimen dan 36,62 untuk skor rata-rata minat belajar kelas kontrol. Sedangkan simpangan baku pada kelas kontrol sebesar 2,15 dan simpangan baku untuk kelas eksperimen sebesar 1,87. Jika kita lihat hasil perolehan nilai diatas kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukan hasil yang tidak jauh berbeda antara keduanya. Maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata minat belajar SKI siswa sebelum diberikan perlakuan dari kedua kelas tersebut itu sama karena tidak menghasilkan perbedaan yang begitu signifikan. b. Deskripsi data Minat belajar kelas Kontrol Dan Eksperimen setelah diberikan perlakuan. Berikut ini disajikan tabel hasil minat belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan. Hasil ini diolah menggunakan SPSS Tebel 4.16 Statistik Deskriptif Setelah diberi Perlakuan Keterangan
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
N
40
39
Xmax
48
42
Xmin
41
33
(X
45.8
37.13
S
1.62
1.62
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014 Tabel diatas menunjukan hasil angket minat belajar siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Nilai maksimum yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi drai pada nilai maksimum yang diperoleh siswa kelas kontrol. Yakni 48 untuk kelas eksperimen dan 42 untuk kelas kontrol. Perolehan nilai minimum pada kelas eksperimen juga lebih tinggi dari pada perolehan nilai minimum kelas
66
kontrol. Yakni 41 untuk kelas eksperimen dan 33 untuk kelas kontrol. Skor rata-rata angket minat belajar siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen menunjukan perbedaan yaitu 37,13 untuk skor rata-rata minat belajar untuk kelas kontrol dan 45.8 untuk skor rata-rata minat belajar kelas eksperimen. Sedangkan simpangan baku pada kelas kontrol sebesar 1,62 dam simpangan baku untuk kelas eksperimen sebesar 1,62. Hasil ini menunjukan bahwa perolehan skor angket minat belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada skor angket minat belajar siswa pada kelas kontrol. c. Analisis Pengaruh metode sosiodrama terhadap minat belajar SKI Berikut ini adalah tabel hasil olah analisis deskriptif dengan menggunakan SPSS.
Tabel 4.17 Deskriftive Statistik Variabel X dan Y Statistics Metode_sosiodrama_ Minat_belajar_SKI _Y X N
Valid
40
40
0
0
45.40
45.80
.231
.256
45.00
46.00
45
46
Std. Deviation
1.464
1.620
Variance
2.144
2.626
5
7
Minimum
43
41
Maximum
48
48
Missing Mean Std. Error of Mean Median Mode
Range
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
67
N atau jumlah data yang valid (sah untuk diproses) adalah 40 buah, sedangkan data yang hilang (missing) adalah nol. Artinya semua data siap untuk diproses. Mean atau rata-rata nilai statistik adalah 45,40 untuk variabel metode sosiodrama standar error 0,231; 45,80 untuk variabel minat belajar SKI dengan standar error 0,256. Penggunaan standar error of mean adalah untuk memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Median atau titik tengah nilai statistik jika semua nilai diurutkan dan dibagi dua sama besar. Angka median 45.00 untuk variabel Metode Sosiodrama menunjukkan bahwa nilai statistik responden adalah 45.00 ke atas, 50% nya adalah 45.00 kebawah, 46.00 untuk variabel Minat Belajar SKI menunjukkan bahwa nilai statistik responden adalah 46.00 ke atas, 50% nya adalah 46.00 kebawah. Standar deviasi adalah 1.464 untuk variabel metode sosiodrama varian yang merupakan kelipatan standar deviasi adalah 2.144; dan 1.620 untuk variabel minat belajar SKI varian yang merupakan kelipatan standar deviasi adalah 2.626. Penggunaan standar deviasi adalah untuk menilai sebaran rata-rata sampel. Range nilai statistik responden merupakan pengurangan dari nilai maksimum dengan nilai minimum, yaitu: 5 untuk variabel Metode Sosiodrama, 7 untuk minat belajar SKI. Artinya selisih antara batas atas kelas terakhir dan batas bawah kelas pertama nilai statistik responden sebesar 5 untuk metode sosiodrama, 7 untuk variabel minat belajar SKI. Nilai minimum statistik responden adalah 43 untuk variabel metode sosiodrama, 41 untuk variabel minat belajar SKI. Sedangkan nilai maksimum adalah 48 untuk variabel metode sosiodrama, 48 untuk variabel minat belajar SKI.
68
E. Analisis Hasil Penelitian Hasil deskripsi di atas dapat diuraikan lagi sebagai berikut : Tabel 4.18 Metode sosiodrama membuat saya semangat dalam belajar SKI Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
9
22.5
22.5
22.5
sangat setuju
31
77.5
77.5
100.0
Total
40
100.0
100.0
Valid Setuju
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014 Tabel di atas menunjukan 31 orang (77,5 %) menyatakan sangat setuju, 9 orang (22,5 %) Mayoritas responden menjawab sangat setuju, sebanyak 31 orang. Tabel 4.19 Skor jawaban Metode sosiodrama membuat saya tidak mengantuk saat belajar SKI
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
4
10.0
10.0
10.0
sangat setuju
36
90.0
90.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
Setuju
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014 Tabel di atas menunjukan 36 orang (90,0 %) menyatakan sangat setuju, 4 orang (10,0 %) menyatakan setuju. Mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, sebanyak 36 orang.
69
Tabel 4.20 Metode sosiodrama ternyata mampu mengajarkan cara memahami materi dengan baik.
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Setuju
12
30.0
30.0
30.0
sangat setuju
28
70.0
70.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014 Tabel di atas menunjukan 28 orang (70,0 %) menyatakan sangat setuju, 12 orang (30,0 %) menyatakan setuju. Mayoritas responden sangat setuju, sebanyak 28 orang.
Tabel 4.21 Skor jawaban metode sosiodrama membuat saya lebih dihargai Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
tidak setuju
2
5.0
5.0
5.0
Setuju
4
10.0
10.0
15.0
sangat setuju
34
85.0
85.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014 Tabel di atas menunjukan 34 orang (90,0 %) menyatakan sangat setuju, 4 orang (10,0 %) menyatakan setuju, dan 2 orang menyatakan tidak setuju. Mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, sebanyak 36 orang.
70
Tabel 4.12 Skor jawaban Merasa kesulitan ketika bermain peran
Frequency Valid
Percent Valid Percent
Cumulative Percent
5
12.5
12.5
12.5
tidak setuju
13
32.5
32.5
45.0
sangat tidak setuju
22
55.0
55.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
Setuju
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014 Tabel di atas menunjukan 22 orang (55,0 %) menyatakan sangat tidak setuju, 13 orang (32,5 %) menyatakan tidak setuju dan 5 orang (12.5) menyatakan setuju. Mayoritas responden menjawab Sangat tidak Setuju, sebanyak 22 orang. Tabel 4.23 Skor jawaban metode ini menurut saya hanya membuang buang waktu saja dan tidak ada manfaatnya
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
tidak setuju
7
17.5
17.5
17.5
sangat tidak setuju
33
82.5
82.5
100.0
Total
40
100.0
100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
71
Tabel di atas menunjukan 33 orang (82,5 %) menyatakan sangat tidak setuju, 7 orang (17,5 %) menyatakan tidak setuju. Mayoritas responden menjawab Sangat tidak Setuju, sebanyak 33 orang.
Tabel 4.24 Skor jawaban senang terlibat bermain peran menegangkan dan mengasikan
Frequency Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
Setuju
6
15.0
15.0
15.0
sangat setuju
34
85.0
85.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014 Tabel di atas menunjukan 34 orang (85,0 %) menyatakan sangat setuju, 6 orang (15,0 %) menyatakan setuju. Mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, sebanyak 34 orang.
Tabel 4.25 Skor jawaban menjadi kompak dengan teman saat bermain peran Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
2.5
2.5
2.5
Setuju
10
25.0
25.0
27.5
sangat setuju
29
72.5
72.5
100.0
Total
40
100.0
100.0
tidak setuju
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
72
Tabel di atas menunjukan 29 orang (75,5 %) menyatakan sangat setuju, 10 orang (25,0 %) menyatakan setuju dan 1 orang menyatakan tidak setuju. Mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, sebanyak 29 orang. Tabel 4.26 Skor jawaban Saya selalu berkerjasama dengan kelompok untuk menampilkan drama yang bagus.
Frequency Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
Setuju
6
15.0
15.0
15.0
sangat setuju
34
85.0
85.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014 Tabel di atas menunjukan 34 orang (85,0 %) menyatakan sangat setuju, 6 orang (15,0 %) menyatakan setuju. Mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, sebanyak 34 orang. Tabel 4.27 Skor jawaban Dengan metode sosiodrama saya berusaha selalu tampil terbaik Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
tidak setuju
1
2.5
2.5
2.5
Setuju
2
5.0
5.0
7.5
sangat setuju
37
92.5
92.5
100.0
Total
40
100.0
100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
73
Tabel di atas menunjukan 37 orang (92,0 %) menyatakan sangat setuju, 2 orang (5,0 %) menyatakan setuju dan 1 orang (2.5 %) menyatakan tidak setuju. Mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, sebanyak 37 orang.
Tabel 4.28 Skor jawaban metode sosiodrama membantu untuk aktif dalam proses pembelajaran
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
8
20.0
20.0
20.0
sangat setuju
32
80.0
80.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
Setuju
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014 Tabel di atas menunjukan 32 orang (80,0 %) menyatakan sangat setuju, 8 orang (20,0 %) menyatakan setuju. Mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, sebanyak 32 orang.
Tabel 4.29 Skor jawaban dibandingkan dengan pembelajaran SKI yang lalu, dengan metode sosiodrama ini saya lebih tertarik untuk mengikutinya Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
5
12.5
12.5
12.5
sangat setuju
35
87.5
87.5
100.0
Total
40
100.0
100.0
Setuju
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
74
Tabel di atas menunjukan 35 orang (87,5 %) menyatakan sangat setuju, 5 orang (12,5 %) menyatakan setuju. Mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, sebanyak 35 orang.
Tabel 4.30 Skor jawaban belajar ski dengan sungguh sungguh
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Setuju
10
25.0
25.0
25.0
sangat setuju
30
75.0
75.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
Tabel di atas menunjukan 30 orang (75,0 %) menyatakan sangat setuju, 10 orang (25,0 %) menyatakan setuju. Mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, sebanyak 30 orang.
Tabel 4.31 Skor jawaban Pelajaran SKI terkadang bikin mengantuk
Frequency Valid
Percent
Cumulative Valid Percent Percent
tidak setuju
6
15.0
15.0
15.0
sangat tidak setuju
34
85.0
85.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
75
Tabel di atas menunjukan 34 orang (85,0 %) menyatakan sangat tidak setuju, 6 orang (15,0 %) menyatakan tidak setuju. Mayoritas responden menjawab Sangat tidak Setuju, sebanyak 34 orang. Tabel 4.32 Skor jawaban selalu mengerjakan tugas dengan usaha maksimal Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Setuju
13
32.5
32.5
32.5
sangat setuju
27
67.5
67.5
100.0
Total
40
100.0
100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014 Tabel di atas menunjukan 27 orang (67,5 %) menyatakan sangat setuju, 13 orang (32,5 %) menyatakan setuju. Mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, sebanyak 27 orang.
Tabel 4.33 Skor jawaban selalu memperhatikan dengan sungguh sungguh
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
tidak setuju
2
5.0
5.0
5.0
Setuju
2
5.0
5.0
10.0
sangat setuju
36
90.0
90.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014 Tabel di atas menunjukan 36 orang (90,0 %) menyatakan sangat setuju, 2 orang (5,0 %) menyatakan setuju dan 2 orang (5.0 %)
76
menyatakan tidak setuju. Mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, sebanyak 34 orang. Tabel 4.34 Skor jawaban Saya merasa semangat saat mempelajari SKI
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
7
17.5
17.5
17.5
sangat setuju
33
82.5
82.5
100.0
Total
40
100.0
100.0
Setuju
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014 Tabel di atas menunjukan 33 orang (82,5 %) menyatakan sangat setuju, 6 orang (7,0 %) menyatakan setuju. Mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, sebanyak 33 orang. Tabel 4.35 Skor jawaban malas membaca buku SKI
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
tidak setuju
5
12.5
12.5
12.5
sangat tidak setuju
35
87.5
87.5
100.0
Total
40
100.0
100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014 Tabel di atas menunjukan 35 orang (87,5 %) menyatakan sangat tidak setuju, 5 orang (12,5 %) menyatakan tidak setuju. Mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, sebanyak 35 orang.
77
Tabel 4.36 Skor jawaban senang jika guru SKI berhalangan hadir
Frequency Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
tidak setuju
4
10.0
10.0
10.0
sangat tidak setuju
36
90.0
90.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014 Tabel di atas menunjukan 36 orang (82,5 %) menyatakan sangat tidak setuju, 4 orang (10,0 %) menyatakan tidak setuju. Mayoritas responden menjawab Sangat tidak Setuju, sebanyak 36 orang.
Tabel 4.37 Skor jawaban Pelajaran SKI disampaikan dengan menarik dan menyenangkan
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Setuju
12
30.0
30.0
30.0
sangat setuju
28
70.0
70.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014 Tabel di atas menunjukan 28 orang (70,0 %) menyatakan sangat setuju, 12 orang (30,0 %) menyatakan setuju. Mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, sebanyak 28 orang.
78
Tabel 4.38 Skor jawaban senang saat belajar mata pelajaran SKI disekolah
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
4
10.0
10.0
10.0
sangat setuju
36
90.0
90.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
Setuju
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014 Tabel di atas menunjukan 36 orang (90,0 %) menyatakan sangat setuju, 4 orang (10,0 %) menyatakan setuju. Mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, sebanyak 36 orang.
Tabel 4.39 Skor jawaban Saya merasa terkadang pelajaran SKI membosankan
Frequency Valid
Percent
Cumulative Valid Percent Percent
tidak setuju
3
7.5
7.5
7.5
sangat tidak setuju
37
92.5
92.5
100.0
Total
40
100.0
100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014 Tabel di atas menunjukan 37 orang (92,5 %) menyatakan sangat tidak setuju, 3 orang (7,5 %) menyatakan tidak setuju. Mayoritas responden menjawab Sangat tidak Setuju, sebanyak 37 orang.
79
Tabel 4.40 Skor jawaban Saya sering bercanda saat pelajaran SKI
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
tidak setuju
12
30.0
30.0
30.0
sangat tidak setuju
28
70.0
70.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014 Tabel di atas menunjukan 28 orang (70,0 %) menyatakan sangat Setuju, 12 orang (30,0 %) menyatakan setuju. Mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, sebanyak 28 orang.
Tabel 4.41 Skor jawaban Saya belajar SKI dari awal hingga akhir dengan sungguh sungguh
Frequency Valid
Percent Valid Percent
Cumulative Percent
6
15.0
15.0
15.0
sangat setuju
34
85.0
85.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
setuju
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
Tabel di atas menunjukan 34 orang (85,0 %) menyatakan sangat setuju, 6 orang (15,0 %) menyatakan setuju. Mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, sebanyak 34 orang.
80
F. Pengujian Hipotesis 1.
Uji Korelasi Dalam uji regresi, setiap variabel baik bebas maupun variabel terikatnya harus mempunyai korelasi. Untuk itu, sebelum uji regresi maka diadakan uji korelasi. Maka hasilnya dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 4.42 Correlation Metode_sosio Minat_belajar drama_X _SKI_Y
Metode_sosiodrama_ Pearson X Correlation
.564**
1
.000
Sig. (2-tailed) 40
40
.564**
1
N Minat_belajar_SKI_ Pearson Y Correlation Sig. (2-tailed)
.000 40
N
40
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014 Tabel Correlations di atas menunjukkan bahwa terdapat hubungan antar variabel bebas (variabel metode sosiodrama_x) dengan variabel terikat (minat belajar SKI_y). Dari baris Pearson Correlation menunjukkan bahwa: Variabel x memiliki hubungan dengan variabel y sebesar 0,564 atau 56,4% 2.
Uji Regresi Berikut ini adalah hasil analisis regresi linear dengan SPSS. Tabel 4.43 Descriptive Statistics Mean Minat_belajar_SKI_Y
45.80
Std. Deviation 1.620
Metode_sosiodrama_X 45.40 1.464 Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014
N 40 40
81
Tabel 4.44 Correlations Minat_belajar_SKI_ Metode_sosiodrama _X Y Pearson Correlation
Minat_belajar_SKI_Y
1.000
.564
Metode_sosiodrama_X
.564
1.000
.
.000
.000
.
40
40
Sig. (1-tailed) Minat_belajar_SKI_Y Metode_sosiodrama_X N
Minat_belajar_SKI_Y
40 Metode_sosiodrama_X Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014 Tabel 4.45 Variables Entered/Removedb Model
Variables Entered
1
Metode_sosiodra ma_Xa
Variables Removed
Method . Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Minat_belajar_SKI_Y Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014 Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
.564a
.318
.300
1.355
a. Predictors: (Constant), Metode_sosiodrama_X b. Dependent Variable: Minta_belajar_SKI_Y_E Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014
40
82
Tabel 4.47 ANOVAb Sum of Squares
Model 1
Df
Mean Square
Regression
32.594
1
32.594
Residual
69.806
38
1.837
102.400
39
Total
F
Sig.
17.743
.000a
a. Predictors: (Constant), Metode_sosiodrama_X b. Dependent Variable: Minat_belajar_SKI_Y Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014 Tabel 4.48 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model
B
1 (Constant) Metode_sosiodrama _X
Standardized Coefficients
Std. Error
17.452
6.733
.624
.148
T
Beta
.564
Sig.
2.592
.013
4.212
.000
a. Dependent Variable: Minat_belajar_SKI_Y Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014
Untuk menjawab masalah apakah terdapat hubungan antara variabel metode sosiodrama dengan minat belajar SKI, yaitu sebesar 0,564 (dapat dilihat dari nilai R pada tabel Model Summary). Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat sangat kuat dan searah. Artinya jika frekuensi metode sosiodrama dibuat lebih nyaman maka minat belajar SKI akan meningkat. Tabel Correlation menunjukkan bahwa: hubungan antara metode sosiodrama signifikan, dapat dilihat dari angka probabilitas (sig)
83
sebesar 0,000 yang kurang dari 0,05. Ketentuan menyebutkan bahwa jika angka probabilitas < dari 0,05 maka terdapat hubungan yang signifikan antar kedua variabel tersebut. Sebaliknya jika angka probabilitas > dari 0,05 maka hubungan antar kedua variabel tersebut tidak signifikan. Untuk menjawab masalah sejauh mana pengaruh variabel metode sosiodrama terhadap minat belajar SKI di MTs Yatamu Psawahan. Dalam hal ini menggunakan angka R Square atau disebut Koefisien Determinasi (KD). Besarnya angka koefisien determinasi adalah 0,318 atau sama dengan 31,8%. Artinya bahwa variabelitas minat belajar SKI siswa 31,8% dapat dijelaskan oleh frekuensi metode sosiodrama. Atau besarnya pengaruh frekuensi metode sosiodrama terhadap minat belajar SKI siswa 31,8% dan sisanya 68,2% (100% - 31,8%) dijelaskan oleh faktor lain di luar model regresi tersebut. Untuk menguji apakah model regresi tersebut sudah benar dan layak, maka perlu dilakukan pengujian hubungan linearitas antara variabel metode sosiodrama terhadap minat belajar SKI siswa. Untuk menentukan layak atau tidak layaknya, maka: H0 :
Tidak terdapat hubungan linear antara variabel metode sosiodrama terhadap minat belajar SKI siswa.
H1 :
Terdapat hubungan linear antara variabel metode sosiodrama terhadap minat belajar SKI siswa. Pengujian dilakukan dengan menggunakan angka signifikansi (sig).
Didasarkan pada hasil perhitungan, diperoleh anka signifikansi sebesar 0,000 (Tabel ANOVA). Angka 0,000 < dari 0,05. Dengan demikian H0 ditolak dan menerima H1, artinya terdapat hubungan linear antara variabel metode sosiodrama terhadap variabel minat belajar SKI. Maka model regresi tersebut sudah benar dan layak.
84
Uji t untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel independent. Hipotesis: H0 :
Koefisien regresi tidak signifikan.
H1 :
Koefisien regresi signifikan
Berdasarkan probabilitas. Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima. Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak. Karena probabilitas 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan t hitung > t tabel (nilai t di tabel Coeffisients) yaitu
4,212 > 3.551 maka pengaruh
metode sosiodrama terhadap minat belajar SKI adalah signifikan. Setelah hasil regresi telah didapatkan, tidak dengan sendirinya hasil ini bisa digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Pertama, hasil regresi harus diuji untuk memastikan terpenuhinya asumsi klasik yang meliputi
uji
asumsi
linearitas,
normalitas
residual
dan
uji
heteroskedastisitas. Kedua, hasil regresi harus diuji kebaikan model yang meliputi uji eksistensi model (uji F) dan interpretasi koefisien determinasi regresi (penentuan daya ramal regresi). Hasil regresi layak digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan apabila lolos semua uji tersebut dan memiliki daya ramal yang memadai. 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Linearitas Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear. Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for Linearity dengan pada taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (Linearity) kurang dari 0,05.
85
Tabel 4.49 Hasil Test for Linearity ANOVA Table Sum of Mean Squares df Square Minat_belajar_SKI_ Between (Combined) Y* Groups Linearity Metode_sosiodrama_ Deviation X from Linearity Within Groups
F
Sig.
3.600
.010
35.449
5
7.090
32.594
1
32.594 16.552 .000
2.855
4
.714
66.951
34
1.969
.363
.834
102.400 39 Total Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014 Dari output di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada Linearity sebesar 0,000. Karena signifikansi kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel metode sosiodrama dan minat belajar SKI terdapat hubungan yang linear. b. Uji Normalitas Residual Pengujian ini mampu memberi jawaban atas pertanyaan mengenai distribusi data. Seberapa jauh distribusi data bergeser dari normal. Pergeseran distribusi data data dari kondisi normal bisa diuji dengan menggunakan Plot Kenormalan, dalam SPSS bisa disebut dengan P-P Plot di bawah ini.
86
Tabel 4.50
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014
Dari grafik di atas memperlihatkan bahwa hasil regresi dari data responden yang ditandai dengan titik-titik mendekati garis normalitas. Maka hasil regresi tersebut dikatakan normal karena tidak jauh melenceng (skew) dari garis lurus tersebut. c.
Uji Heteroskedatisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada
87
model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Metode pengujian heteroskedasitas ini menggunakan pola grafik regresi.
Hal itu dapat
dilihat dari grafik scatter plot di bawah ini.
Tabel 4.51
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014 Dari output di atas dapat diketahui bahwa titik-titik tidak membentuk pola yang jelas, dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dalam model regresi.
88
2. Uji Kebaikan Model a. Uji F Analysis of variance. Nama lain dari uji F tersebut adalah untuk menguji eksistensi model dan uji spesifikasi model. Namun untuk uji spesifikasi model telah terjawab pada uji asumsi klasik. Sedangkan pada uji kebaikan model ini uji F untuk uji eksistensi. Uji ini akan menjawab apakah model regresi tersebut eksis atau tidak. Tabel. 4.52 Tabel 4.47 ANOVAb Sum of Squares
Model 1
Df
Mean Square
Regression
32.594
1
32.594
Residual
69.806
38
1.837
102.400
39
Total
F 17.743
Sig. .000a
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014 Dari tabel ANOVA di atas dapat diketahui bahwa nilai F hitung adalah 17,743. Ketentuannya adalah model yang di pakai eksis bila F hitung < nilai signifikansi. Namun F hitung (17,743) ternyata > dari nilai signifikansi (0,000). Maka model regresi yang dipakai adalah tidak eksis. b. Interpretasi koefisien determinasi regresi Uji ini adalah untuk memenentukan daya ramal regresi. Apakah daya ramalnya tepat atau tidak. Hal itu dapat dilihat dari tabel summary berikut ini.
89
Tabel 4.53. Model Summary Model 1
R
R Square
.564a
Adjusted R Square
.318
Std. Error of the Estimate
.300
1.355
a. Predictors: (Constant), Metode_sosiodrama_X Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014 Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa nilai R Square atau disebut Koefisien Determinasi (KD). Besarnya angka koefisien determinasi adalah 0,318 atau sama dengan 31,8%. Berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varians dari variabel terikatnya adalah 31,8% yang mempengaruhi minat belajar SKI. Berarti terdapat 68,2% (100%-31,8%) varians dari variabel terikat yang dijelaskan oleh faktor lain. c. Interpretasi Hasil Penelitian Berdasarkan uji hipotesis diatas, menunjukan bahwa terdapat perbedaan antara minat dan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan metode sosiodrama dibandingkan dengan yang tidak menggunakan metode sosiodrama.
Perbedaan ini terjadi karena
adanya perbedaan perlakuan pada kedua kelompok tersebut. Perbedaan ini terlihat dari skor rata-rata minat belajar Sejarah Kebudayaan Islam pada kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan metode sosiodrama lebih tinggi disbandingkan dengan minat belajar Sejarah Kebudayaan Islam pada kelas kontrol yang tidak menggunakan metode sosiodrama pada saat pembelajaraan Sejarah Kebudayaan Islam. Dimana skor rata-rata minat belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metode sosiodrama pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yaitu sebesar 45,8, sementara skor rata-rata minat belajar Sejarah Kebudayaan Islam yang menggunakan pembelajaran konvensional sebesar 37.13.
90
Dari tabel distribusi t pada taraf signifikan yang digunakan sebesar a=0.05 dengan derajat kebebasan didapat harga tabel 2,024 dan 2,026 dengan kriteria pengujian adalah Ho jika nilai thitung mempunyai sama dengan nilai ttabel dan tolak Ho jika thitung mempunyai harga lebih besar dari ttabel. Karena dari hasil perhitungan data penelitian menunjukan harga thitung sebesar 23.747 dan 23.746 yaitu berada diluar penerimaan Ho, maka Ho ditolak. Hasil ini menunjukan bahwa rata-rata minat belajar Sejarah Kebudayaan Islam siswa yang diajar dengan menggunakan metode sosiodrama (bermain peran) secara signifikan berbeda dengan rata-rata minat belajar belajar Sejarah Kebudayaan Islam siswa yang diajar tidak menggunakan metode sosiodrama (bermain peran). Kemudian peneliti melanjutkan dengan inti pokok penelitian. yaitu
melihat pengaruh metode soiodrama terhadap minat belajar
SKI. Dengan SPSS menggunakan analisis regresi linear sederhana. Hasil yang peneliti dapatkan adalah benar adanya hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat berdasarkan tabel berikut. Tabel 4.54 Correlations Minat_belajar_SKI_ Metode_sosiodrama _X Y Pearson Minat_belajar_SKI_Y Correlation Metode_sosiodrama_X Sig. (1tailed)
Minat_belajar_SKI_Y
N
Minat_belajar_SKI_Y
Metode_sosiodrama_X
1.000
.564
.564
1.000
.
.000
.000
.
40
40
40 Metode_sosiodrama_X Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014
40
Tabel Correlations di atas menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara variabel bebas (x) dengan variabel terikat (y) sebesar 0,564 atau 56,4%.
91
Seberapa besar variabel metode sosiodrama terhadap minat belajar SKI, dapat dilihat dari tabel di bawah ini. Tabel 4.55 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model
B
Std. Error
17.452
1 (Constant)
Standardized Coefficients T
Beta
6.733
Metode_sosiodrama .624 .148 .564 _X Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014
Sig.
2.592
.013
4.212
.000
Pada kolom unstandardized coefficients bagian B dapat dilihat bahwa variabel metode sosiodrama mempengaruhi minat belajar SKI sebesar 0,634 atau 63,4%. Kemudian secara keseluruhan variabel bebas, hasil analisis regresi adalah sebagai berikut. Tabel 4.56 Model Summary Model
R
1
R Square
.564
a
Adjusted R Square
.318
Std. Error of the Estimate
.300
1.355
a. Predictors: (Constant), Metode_sosiodrama_X Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014
Pada tabel di atas nilai R adalah 0,318 atau 31,8%. Itu berarti variabel bebas (metode sosiodrama) mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (minat belajar SKI) sebesar 31,8%. Sementara selain variabel
itu
sebanyak
68,2%.
Persentase
itu
adalah
yang
mempengaruhi minat belajar SKI siswa selain metode sosiodrama, seperti faktor psikologis siswa, dorongan keluarga, fasilitas sekolah, teman bergaul dan lain sebagainya.
92
Dari semua hasil analisis dan penelitian tersebut, maka rumusan masalah dapat disimpulkan adanya pengaruh metode sosiodrama terhadap minat belajar SKI dengan nilai yang tergolong tinggi (untuk satu variabel bebas saja). Hasil observasi yang dilakukan oleh guru kelas pada saat pembelajaran SKI yang menggunakan metode soiodrama menyatakan setuju
bahwa
pembelajaran
SKI
yang menggunakan
metode
sosiodrama membuat siswa belajar dengan sungguh-sungguh, siswa merasa
tidak
bosan
saat
pembelajaran
SKI,
siswa
selalu
memperhatikan dengan sungguh-sungguh ketika guru menjelaskan, siswa merasa senang dan semangat saat pembelajaran SKI dan menyatakan sangat setuju bahwa metode soiodrama yang digunakan pada
saat
pembelajaran
SKI
membuat
pembelajaran
jadi
menyenangkan dan pembelajaran SKI disampaikan secara menarik. Tidak hanya itu saja, hal tersebut juga dikuatkan dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa MTs Yatamu Pasawahan dari perwakilan kelas eksperimen, Sofa Amalia kelas VII-E yang menyatakan bahwa metode sosiodrama membuat pembelajaran lebih menarik, terhibur dan tidak tegang, serta mampu mengeluarkan ekperesi saat melakukan sosiodrama didepan kelas. Begitu pula Siti Jamiatun
Hasanah
mengatakan
“Pelajaran
SKI
di
kelasnya
pelajarannya terakhi, jadi keadaannya sudah siang, panas, dan belajarnyapun kadang-kadang tidak semangat, terus terkadang ketika guru menjelaskan, kadang ngantuk. Kalau yang sosiodrama ini asik, soalnya kita bisa melakukan drama didepan kelas trus kita juga bisa nonton teman-teman kita yang sedang memerankan drama, metode sosiodrama juga mampu mengajarkan dirinya untuk dapat tampil berani
berbicara
didepan
kelas,
metode
ini
juga
membuat
pembelajaran lebih mudah difahami tuturnya. Menurut Muhammad Rifki, Metode sosiodrama juga membuat sisiwa merasa tidak bosan
93
saat belajar, tidak seperti biasanya guru lain mengajar yang hanya menjelaskan dan mencari materi sendiri. Berdasarkan temuan ini maka dapat dinyatakan bahwa, pemebelajaran dengan menggunakan metode soiodrama merupakan salah satu solusi yang tepat untuk mengembangkan pembelajaran yang dapat meningkatkan minat serta kreatifitas siswa pada pembelajaran sejarah kebudayaan islam.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian ini setelah adanya pelaksanaan metode sosiodrama pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di MTs Yatamu Pasawahan Kabupaten Cirebon yakni terdapat pengaruh yang signifikan terhadap minat belajar siswa, besarnya pengaruh ditujukan pada nilai R Squer = 0,318 atau 31,8% sisanya 68,2% adalah pengaruh dari faktor lain. Jadi penelitian ini bukan hanya memperoleh hasil pencapaian tujuan pembelajaran akan tetapi tercapai strategi pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, Efektif dan menyenangkan. B. Saran Peneliti ini belum dapat memberikan hasil yang maksimal karena berbagai keterbatasan baik waktu, tenaga, maupun biaya. Untuk itu peneliti memberikan beberapa saran, antara lain: 1. Guru hendaknya menggunakan metode sosiodrama (bermain peran) sebagai salah satu alternatif dalam proses belajar mengajar, karena metode sosiodrama ini berpengaruh positif dalam meningkatkan minat serta kreatifitas anak dan juga keberanian berbicara didepan kelas. 94
95
2. Pada penelitian selanjutnya dapat menggunakan lembar observasi untuk guru agar mengetahui ketercapaian proses pembelajaran dan presepsi siswa terhadap metode sosiodrama. 3. Bagi para siswa Mts Yatamu Pasawahan Kabupaten Cirebon hendaknya lebih mengoptimalkan kegiatan-kegiatan yang diberikan guru seperti melakukan peran tokoh didepan kelas dalam materi Khulafaur Rasyidin, sehingga diharapkan dapat meningkatkan minat belajar SKI.
DAFTAR PUSTAKA
Arkunto, Suharismi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Rineka Cipta, 2010) Anggota
IKPI,
Whole
Brain
Training
For
Physical
Intelligent,
menggunakan seluruh otak untuk melejitkan kecerdasan Fisik dan Mendengarkan Tubuh untuk memecahkan masalah, (Jakarta; PT. Elex Media Komputindo, Kompas Gramedia, 2010) Arkunto, Suharsimi. Evaluasi Pembelajaran (Jakarta : Bumi Aksara, 1983) Ahmadi, Abu. H. Stategi Belajar Mengajar. (Bandung: Pustaka Setia. 2005). Anwar, Rosihon. dkk. 2012. Al-Qur’an dan Terjemahan. Jakarta: Tim-AlMizan Publishing House. Hidayat,
Anwar.
“Uji
Normalitas
dengan
Kolmogorov
Smirnov”.http://statistikian.blogspot.com/2012/09/uji-normalitas-dengankolmogorov-smirnov.html Kurnia,
Ahmad.
“Manajemen
Penelitian
-
Regresi
Linear”,http://skripsimahasiswa.blogspot.com/2010/10/regresi-linear.html B.Uno, Hamzah. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengejar Yang Kreatif dan Efektif, (Jakarta; Bumi Aksara, 2012) Dalyono. psikologi pendidikan, (Jakarta :Rineka Cipta, 1997) Djamrah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), cet Ke-3 Dharma, Surya. Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya,(Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional 2008),
Dani,
Irfan.
Teori
Belajar,
Pustaka
Pandani,
2012-2014,
(pustaka.pandani.web.id/2013/10/teori-belajar.htm?m=1) Hasibuan, J.J dan Moedjiono. Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004) cet-10 Kountur, Ronny. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis,(Jakarta: Penerbit PPM Anggota Ikpai, 2003) Cet. 1 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (http://kbbi.web.id/indikator), diakses kamis 05/06/2014 Kamriantiramli.
Faktor-Faktor
Yang
Membangkitkan
Minat
Belajar,https://kamriantiramli.wordpress.com/tag/faktor-faktor-yangmembangkitkan-minat-belajar/, diakses pada, Rabu, 04/06/2014. Mahmud. Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011) Syah, Muhibbin.
PsikologiPendidikan dengan Pendekatan Baru
(Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011) cet, Ke-17 N.K, Roestiyah. Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta; Penerbit Bina Aksara Jakarta, 1985) Suyono, dan Hariyanto. Belajar dan Pemb elajaran teori dan Konsep Dasar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset, 2012) cet ke-3, h. 20 Sudjana, Nana dan Ahmad Rifa’I. Teknologi Pengajaran. (Bandung: Sinar Baru Al gesindo, 2007). Singer, Kurt. Membina Hasrat Belajar Di Sekolah, Terjemah, Bergman Sitorus, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1978), Sugiyono. Statistik Nonparametris untuk Penelitian, (Jakarta : Alfabeth CV, 2007), Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian,(Bandung : Alfabeta, 2013) Cet ke22
Supardi, M.d. MetodologiPenelitian (Mataram: PT Yayasan Cerdas Press. 2006), Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press, 2001) Thobroni, Muhammad Dan Arif Mustofa. Belajar Dan Pembelajaran : Pengembangan : Pengembangan Wacana Dan Praktik Pembelajaran Dalam Pembangunan Nasional, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2001) Yamin, Martinis. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. (Jakarta : Gaung Persada Press, 2006) h.15
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
FORM (FR)
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
No. Dokumen Tgl. Terbit No. Revisi: Hal
: : : :
FITK-FR-AKD-082 1 Maret 2010 02 1/1
SURAT BIMBINGAN SEKRIPSI Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/…../2013 Lamp. : abstraksi/outline Hal : Bimbingan Skripsi
Jakarta, 14 November 2014
Kepada Yth. Siti Khadijah, MA Pembimbing Skripsi Fakultas Imu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Assalamu’alaikum wr.wb. Dengan ini diharapkan kesediaannya Saudara untuk pembimbing I/II (materi/teknis) penullisan skripsi mahasiswa : Nama NIM Jurusan Semester Judul Skripsi
menjadi
: Shidiq Anshori : 109011000274 : Pendidikan Agama Islam : VIII (Delapan) : “Pengaruh Penerapan Metode Sosiodrama Terhadap Minat Belajar Sejarah Kebudayaan Islam di Mts.Yatamu Psawahan Kabupaten Cirebon”
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 12 Desember 2012, abstraksi/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi jurusan terlebih dahulu. Bimbingan sekripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum wr.wb. a.n. Dekan Kajur Pendidikan Agama Islam
Bahrissalim, M.Ag NIP. 19680307 199803 1 002 Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
FORM (FR)
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
No. Dokumen Tgl. Terbit No. Revisi: Hal
: : : :
FITK-FR-AKD-082 1 Maret 2010 02 1/1
SURAT PERMOHONAN IZIN OBSERVASI Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/......../2014 Lamp. : Hal : Permohonan Izin Observasi
Jakarta,03 Januari 2014
Kepada Yth. Kepala Mts. Yatamu Pasawahan di Tempat Assalamu’alaikum wr.wb. Dengan hormat kami sampaikan bahwa, Nama NIM Jurusan Semester Judul Skripsi
: Shidiq Anshori : 109011000274 : Pendidikan Agama Islam : X (Sepuluh) : “Pengaruh Penerapan Metode Sosiodrama Terhadap Minat Belajar Sejarah Kebudayaan Islam di Mts.Yatamu Psawahan Kabupaten Cirebon”
adalah benar mahasiswa/i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan obsevasi di instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin. Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum wr.wb. a.n. Dekan Kabag. Tata Usaha
Drs. Ja’far Sanusi, MA NIP. 19580417 1992031001
Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
FORM (FR)
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
No. Dokumen Tgl. Terbit No. Revisi: Hal
: : : :
FITK-FR-AKD-082 1 Maret 2010 02 1/1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/......../2014 Lamp. : Hal : Permohonan Izin Penelitian
Jakarta, 03 Januari 2014
Kepada Yth. Kepala Mts. Yatamu Pasawahan di Tempat Assalamu’alaikum wr.wb. Dengan hormat kami sampaikan bahwa, Nama NIM Jurusan Semester Judul Skripsi
: Shidiq Anshori : 109011000274 : Pendidikan Agama Islam : X (Sepuluh) : “Pengaruh Penerapan Metode Sosiodrama Terhadap Minat Belajar Sejarah Kebudayaan Islam di Mts.Yatamu Psawahan Kabupaten Cirebon”
adalah benar mahasiswa/i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin. Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum wr.wb. a.n. Dekan Kabag. Tata Usaha
Drs. Ja’far Sanusi, MA NIP. 19580417 1992031001 Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Kelas Eksperimen Pertemuan ke-1 Nama Sekolah
: MTS Yatamu Psawahan
Mata Pelajaran
: Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Kelas / Semester
: Kelas VII-E
Semester
: Genap
Standar Kompetensi
: Memahami sejarah perkembangan Islam pada masa Khulafaurrasyidin : Menceritakan berbagai prestasi yang dicapai oleh Khulafaurrasyidin : 2x45
Kompetensi Dasar Alokasi Waktu
Indikator Kompetensi Pembelajaran**
:
1.
Menjelaskan model pemilihan Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali sebagai khalifah
2.
Menjelaskan prestasi yang diraih oleh Khulafaurrasyidin
3.
Meneladani prestasi yang diraih oleh Khulafaurrasyidin
Tujuan Pembelajaran**
:
1. Siswa dapat Mengklasifikasi prestasi Khulafaurrasyidin 2. Siswa dapat Menjelaskan prestasi Khulafaurrasyidin yang menonjol 3. Siswa dapat meneladani prestasi khulafaurrasyidin dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Materi Pembelajaran Metode Pembelajaran
: Prestasi Khulafaurrasyidin : Ceramah, Video kritik, Tanya jawab. Sosiodrama (bermain peran)
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran: KEGIATAN I. Pendahuluan (15 Menit)
Kegiatan Guru Siswa
Media/ Alat
Kegiatan Guru 1. Guru memberikan salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmallah dan kemudian berdo’a
Kegiatan Siswa Berdoa/Membaca Basmalah
2. Guru memperkenalkan dirinyakarena menjadi warga baru dalam kelas itu dan menjelaskan kepada siswa bahwa guru sedang
Menyimak / memperhatikan
Nilai Karakter Disiplin, Jujur, Religius,
Tanggung jawab
melakukan penelitian observasi selama 1 bab mata pelajaran 3. Guru memberikan anket kepada siswa, dan meminta siswa untuk mengisikan dan mengumpulkannya jika telah selesai
Tanggung jawab, jujur, mandiri
Mengisi angket minat belajar
4. Guru memotivasi akan pentingnya kompetensi yang akan dipelajari II. Inti (60 Menit) Tanggung jawab
1) Eksplorasi (10Menit)
1. Guru menjelaskan tentang materi Prestasi khulafaur Rasyidin
1. Siswa mendengarkan penjelasan guru
Buku ajar,
2) Elaborasi (50 Menit)
1. Menjelaskan langkahlangkah pelaksanaan metode sosiodrama 2. Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan dgn menampilkan beberapa tayangan video/film. 3. Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi 4. Siswa diberi naskah drama untuk didramatisasikan didepan kelas secara kelompok dengan
1. Siswa memperhatikan
Aktif, berani dan tanggung jawab, film umar bin Mandiri, khattab / Demokrati s infocus
1. Konfirmasi ( 15 Menit)
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya pada siswa yang terlibat dalam pemeranan simulasi. 2. Simulasi dihentikan dan memecahkan
2. Siswa menyimak & memperhatikan video/film
3. Membuat Kelompok drama 4. Siswa mempelajari naskah drama yang kemudian memerankan perannya masing-masing 1. Siswa bertanya 2. Memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi.
Berani, aktif, dan tanggung jawab
Berani,
permasalahan yang terdapat pada simulasi III. Penutup (5 Menit)
Tanggung Jawab, jujur, mandiri , Berorienta si ke masa depan dsb.
1. Merefleksikan apa yang telah dilakukan dan manfaatnya dalam kehidupan 2. Menghimbau peserta didik untuk lebih memahami secara mendalam dari materi indikator yang sudah disampaikan 3. Berdoa/membaca Hamdalah
Alat / Sumber Belajar: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Buku Paket SKI kelas VII Buku-buku lain yang relevan Film umar bin khattab Peralatan teknologi dan komunikasi yang relevan Pengalaman guru Lingkungan sekitar
Karakter tokoh
Kesesuaian Cerita
Vokal
Pesan Cerita
Total
1 2 3 4
Kelompok drama Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4
Performent
Indikator No
Ekspresi waja h
Penilaian proses dilakukan oleh guru pada saat siswa melakukan Sosiodrama
4 2 3 4
3 4 4 3
5 4 4 5
4 3 5 3
3 4 3 4
4 4 3 3
23 21 22 22
Keterangan 1 = sangat kurang , 2 = kurang, 3 = cukup, 4 = baik, 5 = amat baik. Jadi skor maksimum = 5 (skor maks setiap indikator) X 6 (indikator) = 30 Nilai di konversikan NILAI KONVERSI
Nilai konversi
Kualifikasi
STANDAR 4
91 - 100
Baik sekali
4
81 - 90
baik
3
71 - 80
sedang
2
61 - 70
kurang
1
kurang dari 61
Gagal
Gagal
Skor total jawaban benar siswa Konversi Nilai
= ---------------------------------------- X 100 skor maksimum perangkat tes
Jadi kelompok yang memperoleh skor 23 setelah dikonversi nilainya menjadi: 23 ---- X 100 = 76,7 30
Mengetahui Guru SKI Mts. Psawahan
Tangerang Selatan, 10 Maret, 2014
(Kholid Azhari. Am.A) NIP _
(Shidiq Anshori) NIM 109011000274
Peneliti
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Kelas Eksperimen Pertemuan ke-2 Nama Sekolah
: MTS Yatamu Psawahan
Mata Pelajaran
: Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Kelas / Semester
: Kelas VII-E
Semester
: Genap
Standar Kompetensi
: Memahami sejarah perkembangan Islam pada masa Khulafaurrasyidin
Kompetensi Dasar
: Mengambil hikmah dari prestasi Khulafaurrasyidin di kaitkan dengan perkembangan kondisi sekarang
Alokasi Waktu
: 2x45
Indikator Kompetensi Pembelajaran**
:
1. Menjelaskan bahwa Rosulullah adalah panutan yang harus di aplikasikan dalam segala hal kehidupan. 2. Menjelaskan bahwa hendak nya umat islam memiliki etos kerja yang tinggi sebagaimana yang telah khulafaurrasyidin 3. Merangkum hikmah apa saja dari prestasi yang telah dicapai oleh khulafaurrasyidin 4. Meneladani ibrah dari prestasi yang telah di capai oleh khulafaurrasyidin Tujuan Pembelajaran**
:
1. Siswa dapat Menjelaskan hikmah yang dapat diambil dari prestasi Khulafaurrasyidin 2. Siswa dapat Mengkaitkan prestasi Khulafaurrasyidin dengan perkembangan kondisi sekarang 3. Siswa dapat mengambil hikmah dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari Materi Pembelajaran : Hikmah dari prestasi Khulafaurrasyidin di kaitkan dengan perkembangan kondisi sekarang Metode Pembelajaran
: Ceramah, Video kritik, Tanya jawab. Sosiodrama (bermain peran)
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
KEGIATAN 1. Pendahuluan (10 Menit)
Kegiatan Guru Siswa Kegiatan Guru 1. Guru memberikan salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmallah dan kemudian berdo’a sebelum memulai pelajaran 2. Guru mengulang pelajaran yang telah lalu untuk menstimulus agar pembelajaran menjadi efektif 3. Guru memotivasi akan pentingnya kompetensi yang akan dipelajari
Kegiatan Siswa Berdoa/Membaca Basmalah
menyimak / memperhatikan
Media/Al at
Nilai Karakter Disiplin, Jujur, Religius,
Tanggung jawab
2. Inti (60 Menit) a. Eksplorasi (10 Menit)
b. Elaborasi (50 Menit)
1. Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan dengan menampilkan beberapa tayangan video/film sesuai dengan materi ajar. 1. Guru menetapkan kembali pemain yang berbeda yang akan terlibat dalam simulasi 2. Siswa diberi naskah drama untuk didramatisasikan didepan kelas secara kelompok dengan 3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya pada siswa yang terlibat dalam
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru dan tayangan video
1. Membuat Kelompok drama 2. Siswa mempelajari naskah drama yang kemudian memerankan perannya masing-masing 3. Siswa bertanya
Buku ajar, Tanggung jawab, infocus, film umar bin khattab
Berani, Jujur, aktif, Tanggung jawab, Komunikatif
pemeranan simulasi. 4. Siswa melakukan simulasi atau memerankan drama
4. Siswa memerankan perannya masing-masing
c.Konfirmasi ( 15 Menit)
1. Simulasi dihentikan dan memecahkan permasalahan yang terdapat pada simulasi
3. Penutup (5 Menit)
1. Merefleksikan apa yang telah dilakukan dan manfaatnya dalam kehidupan 2. Menghimbau peserta didik untuk lebih memahami secara mendalam dari materi indikator yang sudah disampaikan 3. Berdoa/membaca Hamdalah
1. Memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi.
Berani, aktif, dan tanggung jawab
Tanggung Jawab, Berorientasi ke masa depan dsb.
Alat / Sumber Belajar: 1. Buku Paket SKI kelas VII 2. Buku-buku lain yang relevan 3. Film umar bin khattab 4. Peralatan teknologi dan komunikasi yang relevan 5. Pengalaman guru 6. Lingkungan sekitar
Karakter tokoh
Kesesuaian Cerita
Vokal
Pesan Cerita
Total
1 2 3 4
Kelompok drama Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4
Performent
Indikator No
Ekspresi waja h
Penilaian proses dilakukan oleh guru pada saat siswa melakukan sosiodrama
4 2 3 4
3 4 4 3
5 4 4 5
4 3 5 3
3 4 3 4
4 4 3 3
23 21 22 22
Keterangan 1 = sangat kurang , 2 = kurang, 3 = cukup, 4 = baik, 5 = amat baik. Jadi skor maksimum = 5 (skor maks setiap indikator) X 6 (indikator) = 30 Nilai di konversikan NILAI KONVERSI Nilai konversi
Kualifikasi
STANDAR 4
91 - 100
Baik sekali
4
81 - 90
baik
3
71 - 80
sedang
2
61 - 70 kurang
kurang
1
dari 61
Gagal
gagal
Skor total jawaban benar siswa Konversi Nilai = ---------------------------------------- X 100 skor maksimum perangkat tes Jadi siswa yang memperoleh skor 23 setelah dikonversi nilainya menjadi: 23 ---- X 100 = 76,7 30
Mengetahui Guru SKI Mts. Psawahan
Tangerang Selatan, 17 Maret, 2014
(Kholid Azhari. Am.A) NIP _
(Shidiq Anshori) NIM 109011000274
Peneliti
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Kelas Eksperimen Pertemuan ke-3 Nama Sekolah
: MTS Yatamu Psawahan
Mata Pelajaran
: Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Kelas / Semester
: Kelas VII-E
Semester
: Genap
Standar Kompetensi
: Memahami sejarah perkembangan Islam pada masa Khulafaurrasyidin
Kompetensi Dasar
: Meneladani gaya kepemimpinan Khulafaurrasyidin
Alokasi Waktu
: 2x45
Indikator Kompetensi Pembelajaran**
:
1. Menjelaskan strategi kepemimpinan khalifah Abu Bakar 2. Menjelaskan strategi kepemimpinan Umar bin khatab 3. Menjelaskan strategi kepemimpinan Usman bin Affan 4. Menjelaskan strategi kepemimpinan Ali bin Abi Thalib Tujuan Pembelajaran**
:
1. Siswa dapat Menjelaskan gaya kepemimpinan Khulafaurrasyidin 2. Siswa dapat Mengidentifikasi gaya kepemimpinan Khulafaurrasyidin 3. Siswa dapat Mengklasifikasi gaya kepemimpinan Khulafaurrasyidin 4. Siswa dapat Meneladani gaya kepemimpinan Khulafaurrasyidin Materi Pembelajaran Metode Pembelajaran
: Kisah Kepemimpinan Khulafaurrasyidin : Ceramah, Video kritik, Tanya jawab. Sosiodrama (bermain peran)
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran: KEGIATAN 1. Pendahuluan ( 10 Menit)
Kegiatan Guru Siswa Kegiatan Guru 1. Guru memberikan salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmallah dan kemudian berdo’a sebelum memulai pelajaran 2. Guru mengulang pelajaran yang telah lalu
Kegiatan Siswa Berdoa/Membaca Basmalah
menyimak / memperhatikan
Media/ Alat
Nilai Karakter Disiplin, Jujur, Religius,
Tanggung
untuk menstimulus agar pembelajaran menjadi efektif 3. Guru memotivasi akan pentingnya kompetensi yang akan dipelajari
jawab
3. Inti (60 Menit) a. Eksplorasi (10 Menit)
b. Elaborasi (50 Menit)
1. Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan dengan menampilkan beberapa tayangan video/film sesuai dengan materi ajar. 1. Guru menetapkan kembali pemain yang berbeda yang akan terlibat dalam simulasi 2. Siswa diberi naskah drama untuk didramatisasikan didepan kelas secara kelompok dengan 3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya pada siswa yang terlibat dalam pemeranan simulasi. 4. Siswa melakukan simulasi atau memerankan drama
c.Konfirmasi ( 15 Menit)
3.Penutup (5Menit)
1. Simulasi dihentikan dan memecahkan permasalahan yang terdapat pada simulasi
1. Merefleksikan apa yang telah dilakukan
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru dan tayangan video
1. Membuat Kelompok drama
Tanggung Buku jawab ajar, infocus, film umar bin khattab
Aktif, berani dan tanggung jawab
2. Siswa mempelajari naskah drama yang kemudian memerankan perannya masing-masing 3. Siswa bertanya
4. Siswa memerankan perannya masing-masing 1. Memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi.
Berani, aktif, dan tanggung jawab
Tanggung Jawab,
Berorientasi ke masa depan dsb.
dan manfaatnya dalam kehidupan 2. Menghimbau peserta didik untuk lebih memahami secara mendalam dari materi indikator yang sudah disampaikan 3. Berdoa/membaca Hamdalah Alat / Sumber Belajar: 1. Buku Paket SKI kelas VII 2. Buku-buku lain yang relevan 3. Film umar bin khattab 4. Peralatan teknologi dan komunikasi yang relevan 5. Pengalaman guru 6. Lingkungan sekitar
Kesesuaian Cerita
Vokal
Pesan Cerita
Total
1 2 3 4
Kelompok drama Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4
Karakter tokoh
No
Performent
Indikator
Ekspresi waja h
Penilaian proses dilakukan oleh guru pada saat siswa melakukan Sosiodrama
4 2 3 4
3 4 4 3
5 4 4 5
4 3 5 3
3 4 3 4
4 4 3 3
23 21 22 22
Keterangan 1 = sangat kurang , 2 = kurang, 3 = cukup, 4 = baik, 5 = amat baik. Jadi skor maksimum = 5 (skor maks setiap indikator) X 6 (indikator) = 30 Nilai di konversikan Nilai konversi 91 - 100 81 - 90 71 - 80 61 - 70 kurang dari 61
NILAI KONVERSI Kualifikasi
STANDAR 4
Baik sekali baik sedang kurang Gagal
4 3 2 1 gagal
Skor total jawaban benar siswa Konversi Nilai
= ---------------------------------------- X 100 skor maksimum perangkat tes
Jadi siswa yang memperoleh skor 23 setelah dikonversi nilainya menjadi: 23 ---- X 100 = 76,7 30 Mengetahui Guru SKI Mts. Psawahan
(Kholid Azhari. Am.A) NIP _
Tangerang Selatan, 24 Maret, 2014 Peneliti
(Shidiq Anshori) NIM 109011000274
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Kelas Kontrol Pertemuan ke-1 Nama Sekolah
: MTS Yatamu Psawahan
Mata Pelajaran
: Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Kelas / Semester
: Kelas VII-F
Semester
: Genap
Standar Kompetensi
: Memahami sejarah perkembangan Islam pada masa Khulafaurrasyidin : Menceritakan berbagai prestasi yang dicapai oleh Khulafaurrasyidin : 2x45
Kompetensi Dasar Alokasi Waktu
Indikator Kompetensi Pembelajaran**
:
4. Menjelaskan model pemilihan Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali sebagai khalifah 5. Menjelaskan prestasi yang diraih oleh Khulafaur Rasyidin 6. Meneladani prestasi yang diraih oleh Khulafaur Rasyidin Tujuan Pembelajaran**
:
4. Siswa dapat Mengklasifikasi prestasi Khulafaurrasyidin 5. Siswa dapat Menjelaskan prestasi Khulafaurrasyidin yang menonjol 6. Siswa dapat meneladani prestasi khulafaurrasyidin dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Materi Pembelajaran Metode Pembelajaran
: Prestasi Khulafaur Rasyidin : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab.
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
KEGIATAN 1. Pendahuluan (15 Menit)
Kegiatan Guru Siswa Kegiatan Guru 5. Guru memberikan salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmallah dan kemudian berdo’a
Media/ Alat Kegiatan Siswa Berdoa/Membaca Basmalah
Nilai Karakter Disiplin, Jujur, Religius,
6. Guru memperkenalkan dirinyakarena menjadi warga baru dalam kelas itu dan menjelaskan kepada siswa bahwa guru sedang melakukan penelitian observasi selama 1 bab mata pelajaran 7. Guru memberikan angket kepada siswa, dan meminta siswa untuk mengisikan dan mengumpulkannya jika telah selesai 8. Guru memotivasi akan pentingnya kompetensi yang akan dipelajari 2. Inti (60 Menit) a. Eksplorasi (10Menit)
Tanggung jawab
Menyimak / memperhatikan
Tanggung jawab, jujur, mandiri Mengisi angket minat belajar
2. Guru menjelaskan tentang 2. Siswa materi Prestasi Khulafaur mendengarkan Rasyidin penjelasan guru 1. Berdiskusi dengan teman b. Elaborasi 1. Siswa (50Menit) tentang prestasi khulafaur mempresentasi Rasyidin. kan hasil 2. Guru meminta setiap temuan siswa menuliskan hasil temuan dalam buku catatan berkaitan dengan materi yang dipelajari. 3. Guru memberi kesempatan siswa untuk mempresentasikan hasil temuan di depan kelas. 4. Guru memberikan kesempatan siswa lain untuk membandingkan hasi temuannya. c. Konfirmasi 1. Guru melakukan evaluasi 5. Siswa ( 15 Menit) dengan mengajukan menjawab beberapa pertanyaan kepada pertanyaan siswa tentang materi sejarah islam
Buku ajar,
Tanggung jawab Aktif, berani dan tanggung jawab, Mandiri, Demokratis
Berani, aktif, dan tanggung jawab
3. Penutup (5 Menit)
Tanggung Jawab,
4. Merefleksikan apa yang telah dilakukan dan manfaatnya dalam kehidupan 5. Menghimbau peserta didik untuk lebih memahami secara mendalam dari materi indikator yang sudah disampaikan 6. Berdoa/membaca Hamdalah
Religius, Kerjasama
Alat / Sumber Belajar: 1. Buku Paket SKI kelas VII 2. Buku-buku lain yang relevan 3. Pengalaman guru 4. Lingkungan sekitar
Mengetahui Guru SKI Mts. Psawahan
Tangerang Selatan, 10 Maret, 2014
(Kholid Azhari. Am.A) NIP _
(Shidiq Anshori) NIM 109011000274
Peneliti
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Kelas Kontrol ke-2 Nama Sekolah
: MTS Yatamu Psawahan
Mata Pelajaran
: Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Kelas / Semester
: Kelas VII-F
Semester
: Genap
Standar Kompetensi
: Memahami sejarah perkembangan Islam pada masa Khulafaurrasyidin
Kompetensi Dasar
: Mengambil hikmah dari prestasi Khulafaurrasyidin di kaitkan dengan perkembangan kondisi sekarang
Alokasi Waktu
: 2x45
Indikator Kompetensi Pembelajaran**
:
5. Menjelaskan bahwa Rosulullah adalah panutan yang harus di aplikasikan dalam segala hal kehidupan. 6. Menjelaskan bahwa hendak nya umat islam memiliki etos kerja yang tinggi sebagaimana yang telah khulafaurrasyidin 7. Merangkum hikmah apa saja dari prestasi yang telah dicapai oleh khulafaurrasyidin 8. Meneladani ibrah dari prestasi yang telah di capai oleh khulafaurrasyidin Tujuan Pembelajaran**
:
a. Siswa dapat Menjelaskan hikmah yang dapat diambil dari prestasi Khulafaurrasyidin b. Siswa dapat Mengkaitkan prestasi Khulafaurrasyidin dengan perkembangan kondisi sekarang c. Siswa dapat mengambil hikmah dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari Materi Pembelajaran
:
Hikmah dari prestasi Khulafaurrasyidin di kaitkan dengan perkembangan kondisi sekarang
Metode Pembelajaran
: Ceramah, Diskusi, Tanya jawab.
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
KEGIATAN 4. Pendahuluan (11 Menit)
Kegiatan Guru Siswa Kegiatan Guru 4. Guru memberikan salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmallah dan kemudian berdo’a sebelum memulai pelajaran
Media/ Alat
Kegiatan Siswa Berdoa/Membaca Basmalah
Nilai Karakter Disiplin, Jujur, Religius,
Tanggung jawab
menyimak / memperhatikan
5. Guru mengulang pelajaran yang telah lalu untuk menstimulus agar pembelajaran menjadi efektif 6. Guru memotivasi akan pentingnya kompetensi yang akan dipelajari 5. Inti (60 Menit) a. Eksplorasi (20Menit)
b. Elaborasi (40Menit)
1. Guru menjelaskan 2. Siswa mendengarkan Hikmah dari prestasi penjelasan guru Khulafaurrasyidin di kaitkan dengan perkembangan kondisi sekarang 1. Berdiskusi dengan 1. Siswa dibagi teman tentang hikmah menjadi beberapa dari prestasi khulafaur kelompok. Rasyidin. 2. Siswa 2. Guru meminta setiap mempresentasika siswa menuliskan hasil n hasil temuan temuan dalam buku catatan berkaitan dengan materi yang dipelajari. 3. Guru memberi kesempatan siswa
Buku ajar,
Tanggung jawab
Berani, Jujur, aktif, Tanggung jawab, Komunikatif
c. Konfirmasi ( 15 Menit)
3. Penutup (5 Menit)
untuk mempresentasikan hasil temuan di depan kelas. 5. Guru memberikan kesempatan siswa lain untuk membandingkan hasi temuannya. 1. Guru melakukan evaluasi dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang materi sejarah islam
1. Siswa menjawab pertanyaan
Berani, aktif, dan tanggung jawab
Siswa 1. Merefleksikan apa yang telah dilakukan memperhatikan dan manfaatnya dalam kehidupan Siswa membaca do’a 2. Menghimbau peserta didik untuk lebih memahami secara mendalam dari materi indikator yang sudah disampaikan 3. Berdoa/membaca Hamdalah
Tanggung Jawab, Berorientasi ke masa depan dsb.
Alat / Sumber Belajar: 5. 6. 7. 8.
Buku Paket SKI kelas VII Buku-buku lain yang relevan Pengalaman guru Lingkungan sekitar
Mengetahui Guru SKI Mts. Psawahan
Tangerang Selatan, 17 Maret, 2014 Peneliti
(Kholid Azhari. Am.A) NIP _
(Shidiq Anshori) NIM 109011000274
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Kelas Kontrol ke-3 Nama Sekolah
: MTS Yatamu Psawahan
Mata Pelajaran
: Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Kelas / Semester
: Kelas VII-F
Semester
: Genap
Standar Kompetensi
: Memahami sejarah perkembangan islam pada masa Khulafaur Rasyidin
Kompetensi Dasar
: Meneladani gaya kepemimpinan Khulafaur Rasyidin
Alokasi Waktu
: 2x45
Indikator Kompetensi Pembelajaran**
:
5. Menjelaskan strategi kepemimpinan khalifah Abu Bakar 6.
Menjelaskan strategi kepemimpinan Umar bin khatab
7.
Menjelaskan strategi kepemimpinan Usman bin Affan
8. Menjelaskan strategi kepemimpinan Ali bin Abi Thalib Tujuan Pembelajaran**
:
4. Siswa dapat Menjelaskan gaya kepemimpinan Khulafaurrasyidin 5. Siswa dapat Mengidentifikasi gaya kepemimpinan Khulafaurrasyidin 6. Siswa dapat Mengklasifikasi gaya kepemimpinan Khulafaurrasyidin 7. Siswa dapat Meneladani gaya kepemimpinan Khulafaurrasyidin Materi Pembelajaran Metode Pembelajaran
: Kisah Kepemimpinan Khulafaurrasyidin : Ceramah, diskusi, Tanya jawab.
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
KEGIATAN 1. Pendahuluan (5Menit)
Kegiatan Guru Siswa Kegiatan Guru 1. Guru memberikan salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan
Kegiatan Siswa Berdoa/Membaca Basmalah
Media/ Alat
Nilai Karakter Disiplin, Jujur, Religius,
basmallah dan kemudian berdo’a sebelum memulai pelajaran
Tanggung jawab
menyimak / memperhatikan
7. Guru mengulang pelajaran yang telah lalu untuk menstimulus agar pembelajaran menjadi efektif 8. Guru memotivasi akan pentingnya kompetensi yang akan dipelajari 6. Inti (60 Menit) a. Eksplorasi (10Menit)
b. Elaborasi (50Menit)
c. Konfirmasi ( 15 Menit)
1. Guru menjelaskan Kisah Kepemimpinan Khulafaurrasyidin
1. Siswa mendengarkan penjelasan guru
1. Berdiskusi dengan 1. Siswa dibagi teman tentang kisah menjadi beberapa kepemimpinan kelompok. khulafaur Rasyidin. 2. Siswa 2. Guru meminta setiap mempresentasikan siswa menuliskan hasil hasil temuan temuan dalam buku catatan berkaitan dengan materi yang dipelajari. 3. Guru memberi kesempatan siswa untuk mempresentasikan hasil temuan di depan kelas. 4. Guru memberikan kesempatan siswa lain untuk membandingkan hasi temuannya. 1. Guru melakukan 1. Siswa menjawab evaluasi dengan pertanyaan mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang materi sejarah islam
Buku ajar,
Disiplin, Tanggung jawab Berani, Jujur, aktif, Tanggung jawab, Komunikatif
Berani, aktif, dan tanggung jawab
c. Penutup
Siswa memperhatikan 1. Merefleksikan apa yang telah dilakukan dan manfaatnya Siswa membaca do’a dalam kehidupan 2. Menghimbau peserta didik untuk lebih memahami secara mendalam dari materi indikator yang sudah disampaikan 3. Berdoa/membaca Hamdalah
Tanggung Jawab, Berorientasi ke masa depan dsb.
Alat / Sumber Belajar: 1. Buku Paket SKI kelas VII 2. Buku-buku lain yang relevan 3. Pengalaman guru 4. Lingkungan sekitar
Mengetahui Guru SKI Mts. Psawahan
Tangerang Selatan, 24 Maret, 2014
(Kholid Azhari. Am.A) NIP _
(Shidiq Anshori) NIM 109011000274
Peneliti
Materi Pelajaran (selama tiga pertemuan) A. PRESTASI YANG DICAPAI OLEH KHULAFAUR RASYIDIN 1. Sejarah singkat khulafaur Rasyidin Khulafaur Rasyidin adalah penerus dan pemegang kepemimpinan umat islam sepeninggalan Nabi Muhammad saw. Pada tahun 632 M (11 H). Gelar khulafaurrasyidin memiliki pengertian orang-orang yang terpilih dan mendapat petunjuk menjadi pengganti Nabi Muhammad saw. Setelah beliau wafat, tetapi bukan sebagai pengganti nabi ataupun rasul. Khulafaur Rasyidin berasal Dari kata khalifah, yang tinya pengganti dan Arrasyidin artinya orang-orang yang mendapatkan petunjuk. Pedoman yang dijadikan pegangannya untuk menjadi khalifah adalah Al-Quran dan As-Sunah. Para khalifah tersbut dalam melanjutkan kepemimpinannya selalu mencontoh ajaran nabi Muhammad saw., yaitu mempedomani Al-Quran dan As-Sunah. Dengan cara ini, maka Islam semakin tegak dan berkembang pesat. Begitu pula aturan-aturan yang dipakainya berdasarkan Al-Quran dan As-Sunah. a. Riwayat Abu bakar As-Siddiq Abu Bakar bin Abu Quhafah adalah turunan bani Taim bin Murrah, bin Ka’ab bin Lu’ay bin Kalb Al-Quraisy. Beliau lahir pada tahun ke-2 dari tahun gajah, jadi dua thun lebih tua dari Nabi Muhammad saw. Sejak muda, Abu Bakar telah memiliki budi pekerti yang bik dan terpuji. Begitu pula ketika Nabi Muhammad saw. Menerima wahyu, Abu bakar adalah orang yang pertama mempercayainya dari kalangan orang dewasa. Abu bakar memiliki kemauan yang keras, ulet, dan amat masyhur di kalangan bangsawan Quraisy.
Sejak usia muda Abu Bakar sudah akrab dengan Nabi
Muhammad saw. Sehingga selalu berdampingan dan bermusyawarah dalam memutuskan sesuatu serta saling membela dalam keadaan suka maupun duka. Setelah Nabi Muhammad saw. Wafat, kaum muslimin mengadakan pertemuan di Saqifah Bani Sa’idah. Mereka membicara siapa yang pantas menggantikan Nabi Muhammad saw. Dalam memimpin kaum muslimin dan mengurusai persoalan umat. Setelah dimusyawarahkan, terpilihnya Abu Bakar Ash-Shiddiq sebagai khalifah setelah Nabi Muhammad saw wafat.
b. Umar Bin Khatab Nama lengkapnya adalah Umar Bin Khattab Bin Naufal Bin Abdil Uzza Bin Rabi’ah, Bin Abdullah, Bin Qarth, Bin Razzah, Bin ‘Adiy, Bin Ka’ab. Namun lebih terkenal dengan nama Umar bin Khattab. Ibunya adalah Hantamah binti Hasyim bin Al-Mughirah, bin Abdullah, bin Umar bin Amkhzum. Pada zaman Jahiliyah, atau sebelum memeluk islam, ia merupakan musuh islam yang paling keras bahkan orang yang membenci ajaran Islam. Namun setelah memeluk islam, ia berbalik menjadi sangat teguh dan sangat mencintai islam. Umar menjadi benteng pertahanan islam tatkala islam dihina oleh kafir Quraisy saat itu. Sehingga selalu bersama-sama dengan Nabi Muhammad saw. Dia berani menentang satu-persatu kaum jahiliyah apabila menghina nabi. Khalifah umar bin khatab dikenal sebagai pemimpin yang sangat disayangi rakyatnya karena perhatian dan tanggung jawabnya yang luar biasa pada rakyatnya. Salah satu kebiasaannya adalah melakukan pengawasan langsung dan sendirian berkeliling kota mengawasi kehidupan rakyatnya. c. Usman bin affan Utsman bin Affan
adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang merupakan
Khulafaur Rasyidin yang ke-3. Nama lengkap beliau adalah Utsman bin affan AlAmawi Al-Quarisyi, berasal dari Bani Umayyah. Lahir pada tahun keenam tahun Gajah. Kira-kira lima tahun lebih muda dari Rasullulah SAW. Nama panggilannya Abu Abdullah dan gelarnya Dzunnurrain (yang punya dua cahaya). Sebab digelari Dzunnuraian karena Rasulullah menikahkan dua putrinya untuk Utsman; Roqqoyah dan Ummu Kultsum. Ketika Ummu Kultsum wafat, Rasulullah berkata; “Sekiranya kami punya anak perempuan yang ketiga, niscaya aku nikahkan denganmu.” Dari pernikahannya dengan Roqoyyah lahirlah anak laki-laki. Tapi tidak sampai besar anaknya meninggal ketika berumur 6 tahun pada tahun 4 Hijriah. Utsman adalah seorang yang saudagar yang kaya tetapi dermawan. Beliau adalah seorang pedagang kain yang kaya raya, kekayaan ini beliau belanjakan guna mendapatkan keridhaan Allah, yaitu untuk pembangunan umat dan ketinggian Islam. Beliau memiliki kekayaan ternak lebih banyak dari pada orang arab lainya. Ketika kaum kafir Quarisy melakukan penyiksaan terhadap umat islam, maka Utsman bin Affan diperintahkan untuk berhijrah ke Habsyah (Abyssinia,
Ethiopia). Ikut juga bersama beliau sahabat Abu Khudzaifah, Zubir bin Awwam, Abdurahman bin Auf dan lain-lain. Setelah itu datang pula perintah Nabi SAW supaya beliau hijrah ke Madinah. Maka dengan tidak berfikir panjang lagi beliau tinggalkan harta kekayaan, usaha dagang dan rumah tangga guna memenuhi panggilan Allah dan Rasul-Nya. Beliau Hijrah bersama-sama dengan kaum Muhajirin lainya. Pada peristiwa Hudaibiyah, Utsman dikirim oleh Rasullah untuk menemui Abu Sofyan di Mekkah. Utsman diperintahkan Nabi untuk menegaskan bahwa rombongan dari Madinah hanya akan beribadah di Ka’bah, lalu segera kembali ke Madinah, bukan untuk memerangi penduduk Mekkah. Suasana sempat tegang ketika Utsman tak kenjung kembali. Kaum muslimin sampai membuat ikrar Rizwan – bersiap untuk mati bersama untuk menyelamatkan Utsman. Namun pertumpahan darah akhirnya tidak terjadi. Abu Sofyan lalu mengutus Suhail bin Amir untuk berunding denganNabi Muhammad SAW. Hasil perundingan dikenal dengan nama Perjanjian Hudaibiyah. Semasa Nabi SAW masih hidup, Utsman pernah dipercaya oleh Nabi untuk menjadi walikota Madinah, semasa dua kali masa jabatan. Pertama pada perang Dzatir Riqa dan yang kedua kalinya, saat Nabi SAW sedang melancarkan perang Ghatfahan. Utsman bin Affan adalah seorang ahli ekonomi yang terkenal, tetapi jiwa sosial beliau tinggi. Beliau tidak segan-segan mengeluarkan kekayaanya untuk kepentingan Agama dan Masyarakat umum. d. Ali bin Abi Thalib Ali bin abi Thalib adalah sosok yang sangat mengagumkan. Taat, pemberani, cerdas, arif dan bijaksana merupakan beberapa sifat dan karakter yang ada dalam beliau. Beliau adalah sepupu sekaligus menantu dari baginda Nabi Muhammad saw. Beliau besar dalam didikan Nabi Muhammad saw. Dan termasuk pemuda pertama yang mengimani ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Ali bin abi Thalib, merupakan khalifah keempat dalam urutan Khulafaur Rasyidin. Ayahnya adalah Abu Thalib bin Abdul Muthalib, bin Hasyim bin Abdi Manaf, bin Qashay. Dengan demikian, Ali dalah keturunan Hasyim. Keluarga Hasyim memiliki sejarah cemerlang dalam masyarakat Mekah. Sebelum datangnya islam, keluarga hasyim terkenal sebagai keluarga mulia, dan pemimpin masyarakat.
Pada masa mudanya, Ali bin abi Thalib telah menunjukan dirinya sebagai seorang sahabat mudayang teguh. Ia dikenal sebagai seorang pemberani. Ali mempunyai visi kepemimpinan yang terbuka. Keakraban dengan Nabi Muhammad dan pengamatannya terhadap perkembangan politik demasa dua khalifah pertama telah membuat Ali menjadi lebih banyak pengalaman dalam persiapannya menjadi seorang yang berpengaruh dikemudian hari. 2. Berbagai prestasi Khulafaur Rasyidin Beberapa prestasi atau kemajuan yang dicapai oleh empat Khulafaur Rasyidin masing-masing berikut. a. Abu Bakar Siddiq -
Prestasi Abu bakar sidik : ---> Memperluas daerah islam ---> Menghadapi orang murtad dan orang yang tidak membayar zakat ---> Memberantas orang-orang yang menganggapnya beliau sebagai nabi ---> Mengumpulkan ayat-ayat suci alquran yang disalin menjadi musha
b. Umar Bin Khattab -
Masa Pemerintahan : 13 - 23 H / 634 - 644 M
-
Termasuk orang yang pertama masuk islam / Assabiquunal Awwaluun
-
Meninggal dibunuh Abu Luk-luk dan Persia dan Yahudi
-
Prestasi Umar bin Khatab ---> Perluasan daerah kekuasaan islam ---> Membangun pemerintahan islam ---> Mengumpulkan tulisan-tulisan ayat suci Al-Qur'an yang tersebar
c. Utsman bin Affan -
Prestasi Usman bin Afan : ---> Memperluas daerah kekuasaan islam ---> Membangun angkatan laut ---> Penulisan ayat-ayat suci Al-Quran
d. Ali bin Abi Thalib -
Prestasi Ali bin Abi Tholib : ---> Membasmi pembangkang kekhalifahan ---> Memecat gubernur yang diangkat khalifah sebelumnya
B. MENGAMBIL IBRAH DARI PRESTASI YANG DI CAPAI OLEH KHULAFAUR RASYIDIN UNTUK MASA YANG AKAN DATING a. Hendaknya umat islam menjadikan Rosulullah sebagai panutan dalam segala hal kehidupan sebagaimana khulafaur Rasyidin melakukannya. Sebab pada diri Rosulullah terdapat suri tauladan yang baik. b. Hendaknya umat islam selalu menjaga persatuan dan persaudaraan. Sebab dengan persatuan lahir kekuatan dan dengan persaudaraan akan tumbuh rasa kebersamaandan sikap setia kawan. Sikap saling menolong dan solidaritas antara sesama. c. Hendaknyaumat islam memiliki etos kerja yang tinggi sebgaimana para khulafaurrasyidin memiliki etod kerja dan semangat juang yang tinggi. Mereka tidak mengenal putus asa. Tidak pernah berkeluh kesah, apalagi bersikap pemalas. C. MENELADANI GAYA KEPEMIMPINAN KHULAFAUR RASYIDIN 1. Strategi kepemimpinan khulafaur rasayidin a. Abu Bakar Ash-Shidiq 1. Menerapkan cara memimpin sebagaimana yang diterapkan oleh Rasulullah SAW. 2. Mengutamakan agama sebagaimana beliau memberantas kaum musyrik dan orang yang ingkar terhadap zakat. 3. Memecahkan masalah internal yang terdapat di dalam kubu umat Islam pada masa itu. 4. Setelah permasalahan ummat terselesaikan barulah beliau meningkatkan pada lingkup yang lebih luas yaitu permasalahan di dalam negeri. 5. Dan pada akhirnya setelah permasalahan di dalam negeri terselesaikan maka beliau memulai langkahnya ke luar negeri dengan membebaskan beberapa daerah dengan tujuan penyiaran Islam dalam ruang lingkup yang lebih luas. b. Umar bin Khatab Adapun strategi yang dilakukan adalah: 1.
Meneruskan perjuangan khalifah Abu Bakar dengan memperluas wilayah Islam melalui ekspansi militer.
2.
Menertibkan administrasi Negara dengan membentuk Baitul Mal.
3.
Menyusun kepala-kepala daerah karena ketika itu wilayah Islam sudah sangat luas.
4.
Membentuk beberapa dawan dan organisasi untuk mempermudah pemerintahan dan efektifitas tanggung jawab.
c. Usman bin Affan Strategi yang dilakukan oleh Ustman bin Affan adalah: 1. Membangun bendungan agar terhindarnya banjir dikota-kota. 2. Membangun jembatan-jembatan, jalan-jalan serta berbagai infrasruktur yang memudahkan masyarakat ketika itu. 3. Memperluas mesjid nabawi. 4. Serta mengangkat orang-orang yang dianggap mampu sebagai khalifahkhalifah di daerah dan mengisi jabatan penting lainya. d. Ali bin Abi Thalib Selama masa kepemimpinannya banyak pergolakan-pergolakan yang terjadi, hampir tidak ada hari-hari yang dianggap stabil. Diantara langkah-langkah yang diambil dalam masa pemerintahannya adalah: 1. Menonaktifkan pejabat yang diangkat oleh Ustman bin Affan karena menurut beliau pemberontakan yang terjadi merupakan sebab dari keteledoran mereka. 2. Menarik kembali tanah-tanah yang di hadiahkan khalifah Utsman bin Affan kepada penduduk dan keluarganya. 3. Mengembalikan fungsi Baitul Mal. 2. Meneladani gaya kepemimpinan khulafaurrasyidin Banyak peristiwa yang terjadi pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar asSiddiq yang menunjukkan beberapa hal dan prinsip, antara lain: a. Pengangkatan Abu Bakar as-Siddiq berlangsung melalui syura atau musywarah. b. Perbedaan pendapat yang terjadi di Saqifah Bani Sa’idah adalah hal yang lumrah dalam musyawarah. c. Nasihat Ali bin Abi Talib agar Abu Bakar tidak ikut serta dalam menumpas kaum murtad itu adalah suatu bukti bentuk pengakuan Abu Bakar as-Siddiq sebagai Khalifah. d. Sikap tegas Abu Bakar terhadap kaum yang murtad merupakan bukti adanya hikmah bahwa Allah swt. mengangkat orang yang tepat untuk menyelesaikan persoalan tersebut. e. Pengangkatan Umar bin Khattab sebagai pengganti Abu Bakar adalah hasil musyawarah dari kaum muslimin, bukan penunjuk dari Abu Bakar.
UJI INSTRUMEN PENELITIAN ANGKET SKALA MINAT BELAJAR SEJARAH ISLAM Nama
:
Jenis kelamin
:
Kelas
:
Petunjuk a. Berikut ini diberikan pernyataan-pernyataan yang terkait dengan minat belajar SKI sebanyak 27 butir. dengan keterangan sebagai berikut : SS
= Sangat setuju
S
= Setuju
TS
= Tidak setuju
STS
= Sangat Tidak setuju
b. Istilah dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan apa yang ada pada pikiran dan prasaan kamu. Isilah dengan mencentangkan tanda checklist () c. Jawaban yang kamu berikan tidak mempengaruhi nilai pada mata pelajaran SKI
No
Pernyataan
SS
1.
Saya belajar SKI dengan bersungguh-sungguh
2.
Pelajaran SKI terkadang membuat saya mengantuk
3. 4. 5.
6. 7. 8.
9.
Saya selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan usaha maksimal Saya suka tidak konsentrasi saat belajar SKI Saya
selalu
memperhatikan
dengan
sungguh-
sungguh jika guru menjelaskan Saya berusaha dengan sungguh-sungguh dalam belajar SKI agar memperoleh nilai yang bagus. Saya merasa semangat saat mempelajari SKI Saya terdorong mempelajari SKI karena materinya menyangkut tentang kepemimpinan Apa yang saya pelajari dalam pembelajaran SKI bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari
S
TS
STS
10.
11.
Saya suka membaca buku SKI di rumah diwaktu senggang Saya selalu bertanya kepada guru jika ada yang tidak dimengerti saat belajar
12.
Saya malas membaca buku SKI
13.
Saya belajar SKI tidak hanya dari buku sekolah saja
14.
15. 16. 17. 18. 19.
20.
Saya senang saat belajar mata pelajaran SKI disekolah Pelajaran SKI disampaikan dengan menarik dan menyenangkan Saya merasa terkadang pelajaran SKI membosankan Terkadang saya mengobrol dan tidak memperhatikan guru yang sedang menjelaskan Saya sering bercanda saat pelajaran SKI Saya belajar SKI dari awal hingga akhir dengan bersungguh sungguh. Saya selalu belajar dirumah terlebih dahulu sebelum materi pelajaran SKI dimulai disekolah
UJI INSTRUMENT ANGKET METODE SOSIODRAMA
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Metode sosiodrama membuat pembelajaran SKI menjadi menyenangkan Metode sosiodrama membuat saya semangat dalam belajar SKI Metode sosiodrama membuat saya tidak mengantuk saat belajar SKI Metode sosiodrama membuat saya menjadi lebih berani Metode sosiodrama ternyata mampu mengajarkan cara memahami materi dengan baik. Belajar dengan metode ini membuat saya lebih dihargai
7.
Merasa kesulitan ketika bermain peran
8.
Metode ini menurut saya hanya membuang-buang
9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
waktu saja dan tidak ada manfaatnya Saya senang terlibat bermain peran yang menegangkan dan mengasikan Saya menjadi kompak dengan teman saat bermain peran. Saya selalu berkerjasama dengan kelompok untuk menampilkan drama yang bagus. Dengan metode sosiodrama saya berusaha untuk selalu tampil menjadi yang terbaik Metode sosiodrama ini sangat membantu saya untuk dapat aktif dalam proses pembelajaran. Dibandingkan dengan pembelajaran SKI yang lalu, dengan metode sosiodrama ini saya lebih tertarik untuk mengikutinya. Metode sosiodrama membuat perhatian siswa terpecah-pecah
INSTRUMEN PENELITIAN ANGKET SKALA MINAT BELAJAR SEJARAH ISLAM Nama
:
Jenis kelamin
:
Kelas
:
Petunjuk a. Berikut ini diberikan pernyataan-pernyataan yang terkait dengan minat belajar SKI sebanyak 12 butir, dengan keterangan sebagai berikut : SS
= Sangat setuju
TS
= Tidak setuju
S
= Setuju
STS
= Sangat Tidak setuju
b. Istilah dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan apa yang ada pada pikiran dan prasaan kamu. Isilah dengan mencentangkan tanda checklist () c. Jawaban yang kamu berikan tidak mempengaruhi nilai pada mata pelajaran SKI No
Pernyataan
SS
1.
Saya belajar SKI dengan bersungguh-sungguh
2.
Pelajaran SKI terkadang membuat saya mengantuk
3. 4.
Saya selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan usaha maksimal Saya selalu memperhatikan dengan sungguh-sungguh apa yang guru sampaikan
5.
Saya merasa semangat saat mempelajari SKI
6.
Saya malas membaca buku SKI
7.
Saya senang jika guru Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) berhalangan hadir
8.
Saya senang saat belajar mata pelajaran SKI disekolah
9.
Pelajaran SKI disampaikan menyenangkan
10.
Saya merasa terkadang pelajaran SKI membosankan
11.
Saya sering bercanda saat pelajaran SKI
12.
Saya belajar SKI dari awal hingga akhir dengan bersungguh sungguh.
dengan
menarik
dan
S
TS
TS
INSTRUMENT ANGKET METODE SOSIODRAMA 1.
2.
3.
Metode sosiodrama membuat saya semangat dalam belajar SKI Metode sosiodrama membuat saya tidak mengantuk saat belajar SKI Metode sosiodrama ternyata mampu mengajarkan cara memahami materi dengan baik.
4.
Belajar dengan metode ini membuat saya lebih dihargai
5.
Merasa kesulitan ketika bermain peran
6.
7. 8. 9.
10.
11.
Metode ini menurut saya hanya membuang-buang waktu saja dan tidak ada manfaatnya Saya senang terlibat bermain peran yang menegangkan dan mengasikan Saya menjadi kompak dengan teman saat bermain peran. Saya selalu berkerjasama dengan kelompok untuk menampilkan drama yang bagus. Dengan metode sosiodrama saya berusaha untuk selalu tampil menjadi yang terbaik Metode sosiodrama ini sangat membantu saya untuk dapat aktif dalam proses pembelajaran. Dibandingkan dengan pembelajaran SKI yang lalu,
12.
dengan metode sosiodrama ini saya lebih tertarik untuk mengikutinya.
PEDOMAN OBSERVASI MINAT BELAJAR DAN METODE SOSIORAMA No
Jawaban
Pernyataan SS
1.
TS
Siswa belajar IPS dengan bersungguh-sungguh
2.
S
V
Banyaknya siswa yang mengantuk pada saat
V
pembelajaran SKI 3.
Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru
V
dengan usaha maksimal 4.
Siswa merasa bosan pada saat proses pembelajaran
5.
V
Siswa suka tidak konsentrasi saat belajar
6.
V
Pelajaran SKI disampaikan secara
V
menarik dan menyenangkan 7.
Siswa selalu memperhatikan dengan
V
sungguh-sungguh ketika guru menjelaskan 8.
Siswa sering mengobrol saat pembelajaran
V
berlangsung 9.
Siswa berusaha dengan bersungguh-sungguh dalam belajar SKI agar memperoleh nilai yang bagus
V
Keterangan STS
10.
Banyak siswa yang bercanda pada saat
V
pembelajaran SKI 11.
Siswa senang dalam belajar SKI
12.
V
Siswa bersemangat dalam belajar IPS
13.
V
Siswa belajar IPS dari awal hingga akhir dengan
V
bersungguh-sungguh. 14.
Siswa aktif bertanya saat pembelajaran
15.
V
Siswa terdorong mempelajari SKI karena
V
materinya menyangkut tentang kepemimpinan 16.
Metode sosiodrama membuat pembelajaran
V
SKI menyenangkan 17.
Metode soiodrama membuat siswa semangat
V
dalam belajar SKI 18.
Siswa suka belajar sambil bermain
19.
V
Metode sosiodrama membuat tidak
V
mengantuk saat belajar SKI 20.
Siswa merasa kesulitan dalam melakukan drama didepan kelas
21.
Metode sosiodrama membuat siswa menjadi lebih berani
V
22.
Metode sosiodrma melatih siswa untuk
V
selalu konsentrasi saat belajar 23.
Siswa senang terlibat dalam permainan peran
V
yang menegangkan dan mengasyikan 24.
Metode sosiodrama (Bermain peran)
V
membuat siswa belajar dengan cara kerjasama
Mengetahui Guru SKI Mts. Psawahan
(Kholid Azhari. Am.A)
TABULASI UJI VALIDITAS ANGKET MINAT BELAJAR Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4
4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
4 4 4 4 3 4 3 1 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4
4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 3 2 3 4 4 4 3 1 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4
4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4
4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4
104 99 99
102
102
X
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
103
97 100 95 94
11 12 13 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4
4 4 3 3 4 4 1 3 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4
103 98 92
14 15 16 17 18 19 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4
4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4
4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4
4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4
4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4
101 94 94 99 89 98
20 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4
Y
Y2
80 80 71 74 76 78 70 66 75 80 75 71 73 64 69 63 70 80 75 73 72 70 69 69 66 71 80
6400 6400 5041 5476 5776 6084 4900 4356 5625 6400 5625 5041 5329 4096 4761 3969 4900 6400 5625 5329 5184 4900 4761 4761 4356 5041 6400
97 1960
3841600
TABULASI UJI VALIDITAS ANGKET METODE SOSIODRAMA Responden
siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa
X
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 3 3 4 2 4 3 4 4 3 1 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 1 3 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 1 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 2 3 3 4 3 4 4 4 3 2 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 103 100 97 97 98 84 102 97 100 101
11
12
13
4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 2 2 4 3 4 4 3 2 3 4 3 3 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 96 95 102
14
15
Y
Y2
4 4 48 2304 4 4 45 2025 3 3 37 1369 4 4 48 2304 4 3 47 2209 3 4 47 2209 4 4 45 2025 3 4 42 1764 4 4 46 2116 4 4 48 2304 1 4 39 1521 1 4 40 1600 3 4 44 1936 3 4 35 1225 2 4 43 1849 3 3 37 1369 3 4 41 1681 2 4 46 2116 3 4 37 1369 3 4 45 2025 3 4 40 1600 3 4 43 1849 4 3 40 1600 4 4 48 2304 4 4 48 2304 4 4 46 2116 1 4 45 2025 84 104 1170 51118
UJI RELIABILITAS Responden siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa
X r11
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1
2
3
4
5
6
7
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 3 3 3 2 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 2 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 1 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 103 97 100 94 99 98 92
8
9
10 11
12
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 2 3 1 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 2 4 4 4 4 4 101 94 94 89 98 0.852
13 14 15 16
17
18
19
20
21
22
23
24
Y
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 3 3 4 3 1 3 4 4 4 3 4 3 1 4 3 4 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 2 4 3 1 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 2 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 100 97 98 84 102
4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 2 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 97
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 100
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 101
4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 96
4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 4 2 3 4 1 4 3 4 3 4 4 4 4 95
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 102
4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 1 1 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 1 84
96 96 79 91 95 94 86 80 90 96 80 77 87 69 80 71 83 92 83 88 82 85 82 88 88 87 90 2315
0.852
KISI-KISI WAWANCARA SISWA
Pedoman Wawancara 1. Ok . kita mulai yah… silahkan perkenalkan diri? 2. Bagaimana perasaan kamu setelah memainkan drama di depan kelas? 3. Apakah kamu merasa kesulitan ketika memerankan para tokoh islam? 4. Contohnya kesulitan seperti apa? 5. Menurut kamu pembelajaran SKI dengan menggunakan metode sosiodrama, apakah dapat menghasilkan bakat pada diri kamu? 6. Menurut kamu dalam pembelajaran SKI, apakah metode sosiodrama dapat memudahkan kamu dalam memahami pelajaran kemarin? 7. Menurut kamu pembelajaran SKI dengan menggunakan metode sosiodrama, apakah dapat menghasilkan bakat pada diri kamu? 8. Seperti apa bakat yang baru kamu dapatkan dari sosiodrama itu? 9. Menurut kamu apakah metode ini dapat memunculkan kreatifitas yang kamu miliki? 10. Contohnya apa? 11. Pertanyaan yang terakhir, menurut kamu apakah dengan pembelajaran SKI dengan metode sosiodrama dapat membuat teman-teman yang tadinya tidak senang pelajaran SKI menjadi senang? 12. Menjadi senang itu kamu dapat melihatnya dari mana?
Nama informan
: Sofa Amalia
kelas : VII E
Tanggal
: 24 Maret 2014
Tempat
: Halaman Sekolah Mts Yatamu Pasawahan
PENANYA
: Ok . kita mulai yah… silahkan perkenalkan diri?
INFFORMAN
: nama saya Sofa amalia kelas VII E
PENANYA
: Bagaimana perasaan kamu setelah memainkan drama di depan kelas?
INFFORMAN
: apa yah?... senanglah gitu, merasa terhibur gitu menarik
PENANYA
: merasa kesulitan gak ketika memerankan para tokoh islam tadi?
INFFORMAN
: kayaknya enggak ada
PENANYA
: ok.. kira-kira dari pembelajaran sosiodrama tadi timbul bakat gak dari diri kamu (amel)?
INFFORMAN
: ia
PENANYA
: contonya seperti apa?
INFFORMAN
: bisa mengeluarin ekspresi, ya gitu tadi gak tegang, gak kaya biasanya gitu..
PENANYA
: kemudian, pemahaman amel terhadap pelajaran tadi melalui menggunakan metode sosiodrama, apakah lebih paham dan jelas atau gimana?
INFFORMAN
: lebih faham dengan cara metode gitu.
PENANYA
: tadi amel memerankan siapa?
INFFORMAN
: ibu-ibu yang sedang memasak batu. Hee..
PENANYA
: kira-kira menurut amel dengan pembelajaran metode sosiodrama tadi bisa membuat temen-temen senang belajar SKI tidak?
INFFORMAN
: ia. kayaknya senang,
PENANYA
: melihatnya amel dari apa? Bahwa temen-temen seneng ?
INFFORMAN
: lihatnya dari apa ya.. dari… karena..caraa.. itu… mengajar. Menarik gitu lah., gak seperti biasanya.
PENANYA
: biasanya guru SKI kalau mengajar seperti apa?
INFFORMAN
: itu.. ngajarnya cuman, nulis, nerangin sama nyari materi sendiri.
PENANYA
: oh. Gitu.. ok. Terimakasih ya mel,, semoga pembelajaran tadi bisa bermanfaat ya.
INFFORMAN
: ia pak sama-sama
Nama informan
: Siti Jamiatun Hasanah
Kelas : VII E
Tanggal
: 24 Maret 2014
Tempat
: Halaman Sekolah Mts Yatamu Pasawahan
PENANYA
: Silahkan perkenalkan namanya siapa?
INFORMAN
: nama saya siti jamiatun hasanah kelas VII E
PENANYA
: OK. Siti ya dipanggilnya.
INFORMAN
: ia pak.
PENANYA
: siti, tadi kan dikelas sudah belajar SKI, tadi pembelajaran nya itu menggunakan metode soiodrama atau bermain peran, gimana perasaan siti setelah memerankan drama tadi?
INFORMAN
: seneng pak, rame, soalnya biasanya itu gurunya kalo mengajar Cuma ngejelasin doang pak. Rame juga sih tapi tadi agak grgoi gitu deh.
PENANYA
: merasa kesulitan gak ketika memerankan tokoh tadi?
INFORMAN
: sedikit pak..
PENANYA
: kesulitan apa yang tadi dirasakan siti?
INFORMAN
: tadi masih ketawa-ketawa memerankan tokoh ibu-ibu yang sedang memasak batu.
PENANYA
: kira-kira menurut siti dengan metode sosiodrama tadi bisa memunculkan bakan pada diri siti tidak?
INFORMAN
: ia, pak dapat.
PENANYA
: contohnya seperti apa?
INFORMAN
: ia, pak dapat.
PENANYA
: Contohnya seperti apa?
INFORMAN
: Iyaa pak seperti tadi berani tampil dan berbicara didepan kelas terus ya melatih keberanian gitu deh pak.. walaupun di lihatin sama tementemen dikelas.
PENANYA
: kira-kira menurut siti dengan pembelajaran metode sosiodrama tadi bisa membuat temen-temen senang belajar SKI tidak?
INFORMAN
: bisa pak.
PENANYA
: siti melihat temen-temen seneng belajar SKI itu lihatnya dari apanya?
INFORMAN
: misalnya, pelajaran SKI kan di kelas aku pelajarannya terakhir
pak, jadi udah siang, panas, gak semangat gitu deh, belajarnyapun kadang-kadang gak semangat gitu pak, trus kadang ngedengerin guru ngejelasin, kadang ngantuk juga. Kalau yang sosiodrama ini asik pak, soalnya kita bisa melakukan drama didepan kelas trus kita juga bisa nonton temen-temen kita yang sedang memerankan drama, lebih FUN deh pak hee… PENANYA
: ok. Terakhir ya.. menurut siti dengan menggunakan metode Soiodrama tadi, bisa lebih faham gak materi tadi tentang Khulafaur Rasyidin?
INFORMAN
: bisa pak, soslnyakan kita memerankan sendiri jadi, kita juga lebih mengerti tentang khulafaur rasyidin itu pak,
PENANYA
: coba Khulafaur Rasyidin ada berapa?
INFORMAN
: ada empat
PENANYA
: siapa saja ?
INFORMAN
: Abu Bakar siddiq, Umar bin khatab, Usman bin affan Dan Ali bin abi thalib .
PENANYA
: ok. Pinter. Terimakasih ya..
INFORMAN
: ia sama-sama pak.
Nama informan
: Muhammad rifqi
kelas : VII E
Tanggal
: 24 Maret 2014
Tempat
: Halaman Sekolah Mts Yatamu Pasawahan
PENANYA
: Silahkan perkenalkan namanya siapa?
INFORMAN
: Muhammad Rifqi kelas VII E
PENANYA
: tadi merasa kesulitan tidak ketika memerankan tokoh islam?
INFORMAN
: sedikit
PENANYA
: kesulitan apa yang tadi dirasakan siti?
INFORMAN
: kurang ekspresif.
PENANYA
: tadi merasa malu gak berperan didepan kelas?
INFORMAN
: biasa saja
PENANYA
: dari pembelajaran sosiodrama, menemukan bakat dari diri rifki gak?
INFORMAN
: sedikit
PENANYA
: Contohnya seperti apa?
INFORMAN
: (diam sejenak) dapat memerankan tokoh, berani, percaya diri.
PENANYA
: menurut rifki dengan pembelajaran metode sosiodrama tadi bisa membuat temen-temen senang belajar SKI tidak?
INFORMAN PENANYA
: bisa pak. : rifki melihat temen-temen seneng belajar SKI itu lihatnya dari apanya?
INFORMAN
:.e.. dari keagamaannya,
PENANYA
: maksudnya, melihat dari pembelajaran tadi?
INFORMAN
: ..e….bisa mendapat pengetahuan baru, menarik, emmmm oh iya, misalnya ada kelucuan temen-temen yang lagi berderama, jadi gimana yah.. gak bosen, jadi selalu memperhatikan. Gak seperti biasanya deh.
PENANYA
: biasanya guru SKI sebelumnya kalau mengajar seperti apa?
INFORMAN
: mencari materi sendiri.
PENANYA
: o gitu… ok terimakasih ya rifki
INFORMAN
: ia. Sama-sama pak..
ABU BAKAR AS-SIDDIQ
Abu Bakar As-siddiq adalah sahabat setia Rosulullah, beliau lahir pada tahun ke-2 dari tahun gajah, umurnya lebih tua dari Nabi Muhammad saw. Beliau adalah orang yang pertama kali masuk islam dan diberi gelar as-siddiq karena membenarkan dan mempercayai semua wahyu yang dibawa oleh Rosulullah saw. Setelah Nabi Muhammad wafat beliaulah yang menggantikan kepemimpinan Nabi Muhammad saw. …………………………………………………………………………………………
Senin, 12 Rabiul Awwal tahun 11 hijriyah tibalah waktu wafatnya Rosulullah SAW. Ummul Mukminin Aisyah memberitakan bahwa Rosulullah telah dipanggil menghadap Allah SWT.
Bilal bin Rabbah
: Wahai Kaum Muslimin Beliau Wafat !!
Semua sahabat sangat bersedih atas kejadian yang menimpa nabi dan mereka pun bersegera berkumpul di depan rumah nabi. Namun Umar bin khattab saat itu tidak menerima pemberitaan yang tidak enak itu. Umar menentang dengan Keras keputusan bahwa rosulullah wafat.
Bilal bin Rabbah
: Rosulullah wafat ya Umar !
Umar bin Khatab
: Jangan bicara sembarangan, semoga Allah memotong lisan orang yang berkata Rasulullah Wafat. TIDAK !!!
Bilal bin Rabbah
: Kabar ini datang dari Ummul Mukminin Aisyah
Umar bin Khatab
: AKU BILANG TIDAK!! RASULULLAH TIDAK WAFAT!!.. dia hanya pergi menghadap Allah seperti halnya Musa bin Imron menghadap Allah. Ia pergi dari kaumnya 40 malam kemudian kembali setelah dikatakan wafat. DEMI ALLAH. Rasulullah pasti akan kembali seperti halnya Musa. Dan dia akan memotong tangan dan kaki orang yang menganggap Rosulullah wafat.
………… Abu Bakar pun keluar dan menasehati umar bin khatab ……………… Abu Bakar Siddiq
: UMAR !! Tahan dan dengarlah !!
Umar bin Khattab
: kau dengar apa yang mereka katakana? Mereka semua telah menjadi munafik.
Abu bakar Siddiq
:
Dengarkan aku ya Umar. Segala puji bagi Allah yang
berkuasa atas semua makhluk-Nya. Barang siapa yang memuja Muhammad, ketahuilah bahwa Muhammad telah wafat. Tapi barang siapa yang memuja Allah, Allah maha hidup dan takan pernah mati. Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk. “ Muhammad hanyalah seorang Rasul, sungguh telah wafat beberapa rasul sebelumnya. Apakah jika ia wafat atau dibunuh kau akan kembali murtad?. Barang siapa yang murtad, tidak dapat mendatangkan mudharat (bahaya) bagi Allah sedikitpun”. Dan Allah akan membalas kepada orang-orang yang bersyukur. ……………………Umarpun akhirnya luluh dan menangis tersedu …………… Abu Bakar kemudian mengurusi jenazah nabi, umar saat itu sedang duduk bersama sahabat lainnya disana. dan tiba-tiba datang seorang sahabat menghampiri umar bin khatab.
Kaum Muhajirin
: Wahai Umar kau harus perhatikan umat, janganlah jadikan musibah ini penghalang kebaikan kaum muslim.
Umar bin Khattab
: katakanlah apa yang ingin kau katakana.
Kaum Muhajirin
: Kaum Anshor telah berkumpul di tsaqifah bani saidah untuk membahas pengganti Rasulullah. Kurasa mereka sepakat untuk memilih Sa’ad Bin Ubadah.
Umar bin Khattab
: Minta seseorang untuk memanggil abu bakar dari rumah Aisyah sekarang.
Abu bakar Siddiq
: Celakalah kau Umar, tidakkah kau lihat aku sedang sibuk persiapkan jenazah Rasul untuk dikuburkan?
Umar bin Khattab
: Ini sangat penting Abu bakar. Jika hari ini umat muslim tidak menetapkan penerus nabi, maka persatuan mereka akan hancur. Sebelum orang berkumpul untuk menggantikan Rosulullah demi kepentingan kelompok mereka. Dan Undang-undang hanya akan berpihak pada mereka dan mungkin akan berlebihan. Jadi musibah kita dalam islam lebih berat disbanding wafatnya rosulullah. “DEMI ISLAM WAHAI SAHABAT RASULULLAH..!!!”
Umar dan abu bakar dan para sahabat segera menghampiri perkumpulan kaum anshor. Di tengah perjalanan bertemu dengan seorang sahabat senior dari kalangan Muhajirin yang bernama Abu Ubaidillah dan diajaknya untuk ikut. Abu Bakar
: Assalamualaikum…
Abu Ubaidillah
: Wa’alaikumsalam wr.wb.
Abu Bakar
: Wahai Abu Ubadillah, ikutlah dengan
kami untuk
menghampiri kaum anshor yang sedang berkumpul membahas pergantian kepemimpinan Rosulullah. Abu Ubaidillah
: Baik Abu bakar.
Setelah tiba ditempat perkumpulan kaum anshor merekapun menyambut abu bakar dan para sahabat lainnya… Kaum Anshor (1)
: Selamat datang, saudara kami ya kaum Muhajirin.
Umar bin Khattab
: siapa ini ?
Kaum Anshor (1)
: Sa’ad Bin Ubadah
Umar bin Khattab
: ada apa dengan dia?
Kaum Anshor (1)
: Laki-laki yang hebat
Umar bin Khattab
: Pertemuan apa ini, wahai kaum anshor?
Kaum Anshor (1)
: Kami pendukung Allah dan penyebar islam, dan kami lebih dulu beragama dan punya kelebihan dalam islam. Dan kalian kaum Muhajirin, kalian pendatang dan tinggal ditempat kami. Kami penduduk asli kota ini. Sehingga kami lebih utama yang menjadi pemimpin dan orang-orang akan meridhoinya. Dan ini
tuan kami Sa’ad Bin Ubadah. Kami menginginkan untuk jadi pemimpin. Hamper-hampir Umar bin khatab tidak menguasai diri ketika umar ingin berbicara Abu Bakar menahanya. Dengan tenang abu bakar berbicara kepada kaum anshor. Abu Bakar Siddiq
: Wahai kaum Anshor, demi Allah semua yang kalian katakana sangat benar. Dulu kalian pernah beerkata kepada nabi, ketika nabi menaklukan kota makkah. Bahwa kaum Quraisy adalah kaum yang terbaik dan mempunyai nasab yang mulia.? dan tidak ada lain dari kaum Quraisy kecuali kedua orang ini (Abu Bakar Mengangkat Tangan Umar Bin Khatab dan Abu Ubaidillah bin Jarah)
Kaum Anshor (1)
: Aku punya usul. Dari kami satu pemimpin dan dari kaum Quraisy satu pemimpin.
Umar bin Khattab
: ini pertama kali terjadi dikalangan kaum muslimin, tidak ada dua pemimpin kecuali hanya ada pertentangan dan perpecahan. Tapi hanya boleh ada satu pemimpin dan kita semua menjadi pendukungnya.
Abu Ubaidillah
: wahai kaum anshor kalian adalah orang yang pertama kali menjadi penolong jadi janganlah menjadi orang yang pertama menggantinya
Kaum Anshor (2)
: Wahai kaum Anshor, kita tidak usah memperpanjang masalah ini. Kecuali bahwa Muhammad saw adalah dari keturunan Quraisy dan kaumnya lebih utama untuk menggantinya. Dan aku ingin jangan ada yang menentangnya dalam masalah ini. Takutlah kepada Allah dan janganlah menentangnya.
Abu Bakar
: Berikan tanganmu Umar, kami akan sumpah setia kepadamu.
Umar bin Khattab
: TIDAK ya Abu Bakar!! Jangan tambah dosa atas beban ini. Aku lebih suka engkau yang menjadi pengganti Rasulullah.
Abu Bakar
: kau lebih kuat dariku.
Umar bin Khattab
: jika ada kekuatan dariku. Itu untuk melayanimu. Engkau yang lebih baik. Dan tidak ada satu orangpun setelah Rasulullah SAW yang berhak mendahuluimu, wahai Abu Bakar. Engkau yang menemani Rasulullah ketika di dalam gua dan engkaulah pula yang menggantikan nabi menjadi pemimpin shalat. “ WAHAI KAUM ANSHOR, jadi, siapa diantara kalian yang sepakat Abu Bakar untuk menjadi pengganti Rosulullah.
Kaum Anshor (2)
: Kami mendukung Abu Bakar..
Umar bin Khatab
: Berikan tanganmu, wahai Abu Bakar.
“Akhirnya semua kaum musliminpun sepakat untuk menjadikan Abu Bakar sebagai pengganti kepemimpinan nabi yakni sebagai khalifah. Namun Ali bin abi thalib tidak ikut serta dalam perkumpulan karena beliau sedang mengurusi jenazah nabi dan Ali RA baru membaiat Abu Bakar setelah Enam bulan kemudian. Banyak sekali prestasi dan kemajuan yang dicapai oleh Abu Bakar salah-satunya yaitu’. 1. Memperluas daerah islam 2. Menghadapi orang murtad dan orang yang tidak membayar zakat 3. Memberantas orang-orang yang menganggap dirinya sebagai nabi (nabi palsu) 4. Dan mengumpulkan ayat-ayat Al-Quran yang disalin menjadi mushaf.
KISAH UMAR BIN KHATAB DAN IBU MEMASAK BATU
Umar bin khatab sangat amanah menjalankan tugasnya sebagai Amirul mukminin, ketika musim paceklik yang berat setiap malam beliau sering bekelilig kepada para penduduk madinah bersama sahabatnya yang bernama aslam, untuk memastikan apakah rakyatnya tidur dan hidup dengan tenang. Hingga suatu hari beliau mendengar seorang anak yang sedang menangis dan berkata kepada sang ibu
Umar bin khatab
: Kenapa anak-anakmu menangis?
Ibu si anak
: mereka lapar tuan.
Umar bin khatab
: apa yang ada di panci itu?
Ibu si anak
: Air. Aku berusaha menghibur mereka sampai mereka tertidur. Allah yang akan mengadili umar karena kesusahan kami ini. (ibu tersebut tidak tahu bahwa yang sedang berbicara adlah umar)
Umar bin khatab
: Semoga Allah menyayangimu. Bagaimana Umar bisa tahu
tentangmu? Ibu si anak
: ia pemimpin kami tapi tidak memperhatikan kami
Umar bin khatab
: kau akan baik-baik saja wahai saudariku. Tetaplah disini sampai aku kembali membawakan sesuatu untukmu. (umarpun bergegas ke baitulmal untuk membawakan sesuatu untuk ibu anak itu.)
Umarpun mengambil tepung gandum ke baitul mal dan memanggul sendiri tepung gandum tersebut. Karena umar bin khatab terlihat keletihan aslan ingin membantunya.
Aslam
: “ Wahai amirul mukminin, biarlah aku saja yang memikul karung itu?
Umar bin khatab
: Aslam, jangan engkau menjerumuskan aku kedalam api neraka. Apakah engkau mau menggantikan beban ini nanti di hari pembalasan kelak?
Aslam
: baik amirul mukminin
Aslam pun tidak berani berkata lagi, ia hanya melihat umar berjalan dengan membawa karung gandum
Setelah tiba dirumah ibu tersebut Kemudian umar sendiri yang memasak untuk si ibu dan anak tersebut..
Umar bin khatab
: Assalamualaikum..
Ibu si anak
: wa’alaikumsalam
Umar bin khatab
: ini bu, saya bawakan tepung gandum untuk kalian.
Ibu si anak
: Alhamdulillah. Terimakasih tuan..
Umar bin khatab
: sini bu, biar saya bantu untuk memasak …. : Masukanlah tepung nya dan aku yang akan mengaduknya.. Masukan sedikit demi sedikit saat ku aduk. Agar tercampur dengan rata dan tidak menggumpal.
Ibu si anak
: baik tuan.. terimakasih banyak, semoga Allah membalas kebaikanmu dengan yang lebih banyak, engkau lebih baik daripada Amirul Mukminin.
Setelah makanan masak, si ibu anak itu langsung menyuapkan kepada anaknya.
Ibu si anak
: kemarilah, kemarilah anakku.. makanla ini.
Umar bin khatab
: katakanlah yang baik-baik saja. Besok Temuilah Amirul Mukminin, dan kau bisa temui aku juga disana. Insya Allah ia akan mencukupimu.
Keesokan harinya ibu si anak itu pergi ke tempat amirul mukminin setelah tiba ditempat amirul mukminin,
Ibu si anak
: bukankah engkau yang semalam membawa gandum dan memasakan makanan untuk kami?
Umar bin khatab
: benar ibu.
Ibu si anak
: dimana Amirul Mukminin tuan?
Umar bin khatab
: saya bu ….
ibu tersebut terkejut, ternyata orang yang memanggul dan memasakan makanan tadi malam adalah amirul mukminin.
Semoga dijaman sekarang kita masih bisa menemui sosok pemimpin yang berbudi luhur seperti sang khalifah.. amin.
dari kepemimpinan umar, banyak prestasi yang dicapai yaitu, 1. perluasan daerah kekuasaan islam, 2. Membangun pemerintahan islam. 3. Mengumpulkan tulisan ayat-ayat alquran 4. Menetapkan kalender islam.
-Sekian-
USMAN BIN AFFAN
Utsman bin Affan
adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang merupakan
Khulafaur Rasyidin yang ke-3. Nama lengkap beliau adalah Utsman bin affan Al-Amawi AlQuarisyi, berasal dari Bani Umayyah. Beliau adalah saudagar kaya raya yang sangat dermawan, penyayang dan rendah hati dan tidak sedikit harta kekayaaannya digunakan untuk menolong kaum muslimin. Suatu hari ketika kaum muslimin dilanda kekeringan banyak kaum muslimin yang menderita di daerah tersebut terdapat satu sumur yang dimiliki oleh orang yahudi serakah, yang bernama yusuf. Sumur ini bisa diambil airnya apabila membayar 30 dirham. Kita saksikan . . . Kaum muslimin dan masyarakat arab mengantri untuk membeli air dari sumur yusuf Msulimah
: Aku berharap padamu yusuf, untuk mengisi kendiku ini dengan air
Yusuf
: kalau kau bayar 30 dirham baru aku isi kendimu
Muslimah
: tapi aku tidak punya uang sebanyak itu, aku bayar besok ya.
Yusuf
: kalau begitu ya besok saja diisi
……………………………………………………………………………………………… Muslimah
: Dasar orang yahudi serakah, anak-anaku hampir saja mati kehausan
Yusuf
: Sumur ini sumurku, aku jadikan ia sumber rizkiku, bukan untuk disedekahkan,
BARANG SIAPA YANG PUNYA UANG 30
DIRHAM MAJU AYO MAJU. Muslim Lk
: Demi untuk membayar uang ini aku terpaksa menjual kambingku
Yusuf
: bukan urusanku, yang penting bagiku aku pegang uang itu.
………………………………………………………………………………………………………… …
Rosul khawati orang yahudi serakah itu semakin menguasai harta kaum muslimin, dia tidak bersedia memberikan air sumurnya kecuali dengan membayar yang mahal. Lantas rosul berkata ; “ barang siapa yang bersedia membeli sumur RUM untuk diserahkan kepada kaum mulsimin baginya minuman dari surga.” Usman pun akhirnya dating menemui yahudi itu untuk menanyakan apakah sumur itu hendak dijual, kemudian keduanya saling tawar menawar. Usman
: Wahai yusuf!! Apakah kamu ingin menjual sumurmu?
Yusuf
: berapa?
Usman
: 10 ribu dirham
Yusuf
: Aku bersumpah dengan taurat aku tak menjualnya kecuali separoh sumur saja dan harganya 12 ribu dirham. Tapi dengan syarat satu hari untuk ku dan satu hari untuk yang membeli sumur ini.
Usman
: Baiklah aku setuju, ambillah.
Yusuf.
: Demi taurat siapa gerangan anda ini.
Usman
: Aku adalah Usman bin Affan
Yusuf
: Usman bin Affan saudagar yang kaya raya itu,!! sekarang aku tahu, kau pasti akan mendapat untung yang berlipat ganda dari sumur ini. Baiklah aku akan jual, serahkan uangnya.!! Kemudian Yusuf Pun Menjualnya Kepada Usman Bin Affan
Usman
: WAHAI KAUM MUSLIMIN SILAHKAN AMBIL AIR INI SEPUAS PUASNYA TANPA BAYAR, BESOK ADALAH GILIRAN YUSUF YAHUDI INI. Ambillah air ini untuk kebutuhan kalian hari ini dan besok supaya kalian tidak dipaksa untuk membeli air ini , besok adalah gilliran yahudi itu. Ayoo.. air ini gratis.
Dan keesokan harinya giliran yahudi itu untuk menjual air sumurnya. Akan tetapi tidak ada seorangpun yang membeli air nya. Kemudian yusuf menawarkan kepada kaum muslimin untuk membeli air sumurnya.
Yusuf
: Apakah tidak ada yang ingin membeli air. Aku jual seember air 20 dirham saja,… aku jual seember air 5 dirahm saja ……………. Majulah majulah..
Usman
: tak ada gunanya wahai yusuf
bahkan walaupun kau jual tak akan
mendapatkan orng yang mau membelinya. Yusuf
: mengapa? apa yang telah engkau lakukan terhadapku sehingga merugikanku?
Usman
: kami mengisi kendi mereka dengan air yang cukup untuk hari giliran kami dan gilirannmu.
Yusuf
: apa katamu?
Usman
: Maka sebaiknya kau jual saja separuhnya lagi, atau kau tetap begini. Atau Kau jual air pada dirimu sendiri
Yusuf.
: ?????? baiklah aku jual berapa kau bayar?
Usman
: 8 dirham…… tak lebih dari itu… kalau tidak mau.. kaum minum saja sendiri.
……………………………………………………………………………………………… …
Semoga kita bukan termasuk orang-orang yang serakah seperti orang yahudi itu dan semoga kita termasuk orang-orang yang selalu memberi petolongan kepada sesama muslim Amin.. -Sekian-
VALIDASI ANGKET MINAT BELAJAR SKI
Skor jawaban belajar ski dengan sungguh sungguh
Skor jawaban Pelajaran SKI terkadang bikin mengantuk
Skor jawaban selalu Skor jawaban Suka mengerjakan tugas tidak konsentrasi dengan usaha maksimal saat belajar SKI
Skor jawaban belajar dirumah sebelum pelajaran SKI dimulai
Pearson Correlation
-.007
.233
. 122
.187
Sig. (2-tailed)
.972
.242
543
.350
27
27
27
27
Total
Pearson Correlation
.561**
.483*
.605**
.336
.002
.011
.001
.086
27
27
27
27
N
Sig. (2-tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2tailed).
Skor jawaban Skor jawaban Skor jawaban selalu belajar SKI sungguh Saya merasa memperhatikan sungguh agar semangat saat dengan sungguh memperoleh nilai mempelajari SKI sungguh bagus
Skor jawaban belajar dirumah sebelum pelajaran SKI dimulai Total
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.220
.079
.053
. -.107
.271
.697
.792
.597
27
27
27
27
.461*
.325
.644**
.324
.015
.098
.000
.099
27
27
27
27
Skor jawaban Skor jawaban suka pembelajaran SKI membaca buku SKI di rumah diwaktu bermanfaat dalam senggang kehidupan sehari hari
Skor jawaban belajar dirumah sebelum pelajaran SKI dimulai
Pearson Correlation Sig. (2tailed)
Total
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
N
Skor jawaban Terdorong mempelajari SKI karena materinya tentang kepemimpinan
Skor jawaban bertanya kepada guru jika tidak mengerti
Skor jawaban malas membaca buku SKI
.282
-.081
-.201
.126
.154
.689
.314
.531
27
27
27
27
.390*
.372
.232
.637**
.044
.056
.245
.000
27
27
27
27
Skor jawaban Skor jawaban Skor jawaban senang jika Pelajaran SKI senang saat belajar disampaikan dengan guru SKI berhalangan mata pelajaran SKI menarik dan hadir menyenangkan disekolah
Skor jawaban Pearson belajar dirumah Correlation sebelum Sig. (2-tailed) pelajaran SKI dimulai N Total
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Skor jawaban Saya merasa terkadang pelajaran SKI membosankan
.358
-.147
.172
.155
.067
.466
.392
.440
27
27
27
27
.518**
.415*
.678**
.648**
.006
.032
.000
.000
27
27
27
27
Skor jawaban Skor jawaban Skor jawaban Saya Skor jawaban Terkadang saya Saya sering belajar SKI dari awal belajar dirumah mengobrol dan tidak bercanda saat hingga akhir dengan sebelum pelajaran SKI dimulai memperhatikan guru pelajaran SKI sungguh sungguh
Skor jawaban belajar dirumah sebelum pelajaran SKI dimulai Total
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
.046
.179
-.111
1
.819
.373
.581
27
27
27
27
.129
.612**
.506**
.299
.521
.001
.007
.130
27
27
27
27
Total
.299 .130 27 1
27
VALIDASI ANGKET METODE SOSIODRAMA Correlations [DataSet1] F:\HASIL spss sdiq\validasi variabel X.sav
Correlations Skor jawaban Metode sosiodrama membuat saya semangat belajar SKI
Skor jawaban Metode sosiodrama membuat saya tidak mengantuk saat belajar SKI
Skor jawaban Metode sosiodrama membuat saya menjadi lebih berani
.186
.047
.195
.000
.353
.817
.330
27
27
27
27
Pearson Correlation
.380
.632**
.701**
.278
Sig. (2-tailed)
.051
.000
.000
.160
27
27
27
27
Skor jawaban Metode sosiodrama membuat pembelajaran SKI menyenangkan Skor jawaban Pearson Metode Correlation sosiodrama Sig. (2-tailed) membuat N perhatian siswa terpecah pecah Total
N
.875
**
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2tailed).
Skor jawaban Skor jawaban metode ini mampu Metode sosiodrama memahami materi membuat saya lebih dengan baik dihargai Skor jawaban Metode Pearson sosiodrama membuat Correlation perhatian siswa terpecah pecah Sig. (2-tailed) N Total
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Skor jawaban Merasa kesulitan ketika bermain peran
Skor jawaban metode ini menurut saya hanya membuang buang waktu
.286
-.170
.279
.069
.149
.397
.159
.733
27
27
27
27
.464*
.414*
.521**
.564**
.015
.032
.005
.002
27
27
27
27
Skor jawaban Skor jawaban senang terlibat menjadi kompak bermain peran dengan teman menegangkan dan saat bermain mengasikan peran Skor jwbn Metode Pearson sosiodrama mmbuat prhtian Correlation siswa trpcah pcah Sig. (2-tailed) N Total
Skor jawaban Skor jawaban Dengan metode berkerjasama sosiodrama dengan kelompok saya berusaha untuk menampilkan selalu tampil drama yang bagus terbaik
.414*
-.007
.225
.275
.032
.974
.259
.166
27
27
27
27
Pearson Correlation
.550**
.619**
.515**
.793**
Sig. (2-tailed)
.003
.001
.006
.000
27
27
27
27
N
Skor jawaban Skor jawaban Skor jawaban Metode dibanding Metode sosiodrama sosiodrama pembelajaran membuat perhatian membantu untuk siswa terpecah aktif dalam proses yang lalu metode ini lebih tertarik pecah pembelajaran Skor jwbn Metode Pearson sosiodrama mmbuat prhtian Correlation siswa trpcah pcah Sig. (2-tailed) N Total
.279
-.170
.159
.397
1
Total .327 .096
27
27
27
27
Pearson Correlation
.521**
.414*
.327
1
Sig. (2-tailed)
.005
.032
.096
27
27
27
N
27
UJI RELIABILITY Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total a.
% 27
100.0
0
.0
27
100.0
Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.852
24 Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
Skor jawaban Metode sosiodrama membuat saya semangat belajar SKI
3.81
.396
27
Skor jawaban Metode sosiodrama membuat saya tidak mengantuk saat belajar SKI
3.59
.501
27
Skor jawaban metode ini mampu memahami materi dengan baik
3.70
.465
27
Skor jawaban Metode sosiodrama membuat saya lebih dihargai
3.48
.802
27
Skor jawaban Merasa kesulitan ketika bermain peran
3.67
.480
27
Skor jawaban metode ini menurut saya hanya membuang buang waktu
3.63
.565
27
Skor jawaban senang terlibat bermain peran menegangkan dan mengasikan
3.41
.747
27
Skor jawaban menjadi kompak dengan teman saat bermain peran
3.74
.447
27
Skor jawaban berkerjasama dengan kelompok untuk menampilkan drama yang bagus
3.48
.580
27
Skor jawaban Dengan metode sosiodrama saya berusaha selalu tampil terbaik
3.48
.643
27
Skor jawaban Metode sosiodrama membantu untuk aktif dalam proses pembelajaran
3.30
.542
27
Skor jawaban dibanding pembelajaran yang lalu metode ini lebih tertarik
3.63
.742
27
Skor jawaban belajar ski dengan sungguh sungguh
3.70
.465
27
Skor jawaban Pelajaran SKI terkadang bikin mengantuk
3.59
.844
27
Skor jawaban selalu mengerjakan tugas dengan usaha maksimal
3.63
.565
27
Skor jawaban selalu memperhatikan dengan sungguh sungguh
3.11
.974
27
Skor jawaban Saya merasa semangat saat mempelajari SKI
3.78
.424
27
Skor jawaban malas membaca buku SKI
3.59
.572
27
Skor jawaban senang jika guru SKI berhalangan hadir
3.70
.465
27
Skor jawaban Pelajaran SKI disampaikan dengan menarik dan menyenangkan
3.74
.594
27
Skor jawaban senang saat belajar mata pelajaran SKI disekolah
3.56
.577
27
Skor jawaban Saya merasa terkadang pelajaran SKI membosankan
3.52
.802
27
Skor jawaban Saya sering bercanda saat pelajaran SKI
3.78
.424
27
Skor jawaban Saya belajar SKI dari awal hingga akhir dengan sungguh sungguh
3.11
.974
27
Scale Statistics Mean 85.74
Variance 52.046
Std. Deviation 7.214
N of Items 24
UJI NORMALITAS Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test [DataSet1] F:\fd\skripsiiii\SKRIPSI AKHIR\fix\data variabel x-y.sav Descriptive Statistics N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Minat_belajar_SKI_Y
40
45.80
1.620
41
48
minat_belajar_SKI_Y2
39
37.13
1.625
33
42
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Minat_belajar_SKI_Y N Normal Parameters
a
40
39
Mean
45.80
37.13
Std. Deviation
1.620
1.625
.199
.212
Absolute
Most Extreme Differences
minat_belajar_SKI_Y2
Positive
.101
.198
Negative
-.199
-.212
1.259
1.325
.084
.060
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
UJI HOMOGENITAS Oneway [DataSet1] H:\fd\skripsiiii\SKRIPSI AKHIR\fix\data variabel x-y.sav Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic Minta_belajar_SKI_Y_E
2.007
Minta_belajar_SKI_Y_K
1.089
df1
df2
Sig.
5
34
.103
5
33
.385
ANOVA Sum of Squares Minta_belajar_SKI_Y_E
Mean Square
Between Groups
35.449
5
7.090
Within Groups
66.951
34
1.969
102.400
39
Between Groups
13.259
5
2.652
Within Groups
87.100
33
2.639
100.359
38
Total Minta_belajar_SKI_Y_K
df
Total
F
Sig.
3.600
.010
1.005
.430
DATA MINAT SEBELUM DIBERI PERLAKUAN KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL Descriptives 1. Kelas Eksperimen [DataSet1] H:\HASIL spss sdiq\deskriptif_Y kelas_eksperimen.sav Descriptive Statistics N
Range
Total
40
Valid N (listwise)
40
Minimum 10
Maximum
33
Mean
43
37.25
Std. Deviation 2.157
Variance 4.654
2. Kelas Kontrol [DataSet1] H:\HASIL spss sdiq\deskriptif_Y kelas_kontrol.sav Descriptive Statistics N
Range
Total
39
Valid N (listwise)
39
Minimum 9
Maximum
33
Mean
42
36.62
Std. Deviation 1.872
Variance 3.506
DATA MINAT SETELAH DIBERI PERLAKUAN KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL Descriptives 1. Kelas Ekperiment [DataSet1] H:\HASIL spss sdiq\deskriptif_Y kelas_eksperimen.sav Descriptive Statistics N
Range
Total
40
Valid N (listwise)
40
Minimum 7
41
Maximum
Mean
48
45.80
Std. Deviation 1.620
Variance 2.626
2. Kelas Kontrol [DataSet1] H:\HASIL spss sdiq\deskriptif_Y kelas_kontrol.sav Descriptive Statistics N
Range
Total
39
Valid N (listwise)
39
Minimum 9
33
Maximum 42
Mean 37.13
Std. Deviation 1.625
Variance 2.641
Uji korelasi variabel X dan Y CORRELATIONS /VARIABLES=Metode_sosiodrama_X Minta_belajar_SKI_Y_E /PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.
Correlations Notes Output Created
18-Jun-2014 08:41:12
Comments Input
Data
H:\fd\skripsiiii\SKRIPSI AKHIR\fix\data variabel x-y.sav
Active Dataset
DataSet1
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data File Missing Value Handling
Definition of Missing
User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used
Statistics for each pair of variables are based on all the cases with valid data for that pair.
Syntax
Resources
40
CORRELATIONS /VARIABLES=Metode_sosiodrama_X Minta_belajar_SKI_Y_E /PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.
Processor Time
00:00:00.015
Elapsed Time
00:00:00.016
[DataSet1] H:\fd\skripsiiii\SKRIPSI AKHIR\fix\data variabel x-y.sav Correlations Metode_sosiodrama_X Metode_sosiodrama_X
Pearson Correlation
Minta_belajar_SKI_Y_E 1
Sig. (2-tailed) N Minta_belajar_SKI_Y_E
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
.564** .000
40
40
**
1
.564
.000 40
40
T-Test [DataSet3] Group Statistics N
kelompok Minat_Belajar_SKI
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
kelompok ekperimen
40
45.80
1.620
.256
kelompok kontrol
39
37.13
1.625
.260
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F Minat_Belajar_SKI
Equal variances assumed Equal variances not assumed
.452
Sig. .503
t-test for Equality of Means
t 23.747
Sig. (2tailed)
df
Mean Std. Error Difference Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
77
.000
8.672
.365
7.945
9.399
23.746 76.937
.000
8.672
.365
7.945
9.399
Regression Notes Output Created
09-May-2014 18:22:25
Comments Input
Data
F:\fd\skripsiiii\SKRIPSI AKHIR\fix\data variabel x-y.sav
Active Dataset
DataSet1
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data File Missing Value Handling
Definition of Missing
User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used
Statistics are based on cases with no missing values for any variable used.
Syntax
Resources
40
REGRESSION /DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N /MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN /DEPENDENT Minat_belajar_SKI_Y /METHOD=ENTER Metode_sosiodrama_X /RESIDUALS NORM(ZRESID) /SAVE RESID. Processor Time
00:00:01.203
Elapsed Time
00:00:01.015
Memory Required
1868 bytes
Additional Memory Required for Residual Plots Variables Created or Modified RES_2
312 bytes Unstandardized Residual
[DataSet1] F:\fd\skripsiiii\SKRIPSI AKHIR\fix\data variabel x-y.sav Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation
N
Minat_belajar_SKI_Y
45.80
1.620
40
Metode_sosiodrama_X
45.40
1.464
40
Correlations Minat_belajar_SK Metode_sosiodra I_Y ma_X Pearson Correlation
Minat_belajar_SKI_Y Metode_sosiodrama_X
1.000
.564
.564
1.000
.
.000
Sig. (1-tailed)
Minat_belajar_SKI_Y
.000
.
N
Minat_belajar_SKI_Y
40
40
Metode_sosiodrama_X
40
40
Metode_sosiodrama_X
Variables Entered/Removed b Model
Variables Entered
1
Metode_sosiodra a ma_X
Variables Removed
Method . Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Minat_belajar_SKI_Y Model Summaryb Model
R a
1
Adjusted R Square
R Square
.564
.318
Std. Error of the Estimate
.300
Durbin-Watson
1.355
2.239
a. Predictors: (Constant), Metode_sosiodrama_X b. Dependent Variable: Minta_belajar_SKI_Y_E
ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Regression
32.594
1
32.594
Residual
69.806
38
1.837
102.400
39
Total
Sig. .000a
17.743
a. Predictors: (Constant), Metode_sosiodrama_X b. Dependent Variable: Minat_belajar_SKI_Y
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) Metode_sosiodrama_X
Std. Error 17.452
6.733
.624
.148
Standardized Coefficients t
Beta
.564
a. Dependent Variable: Minat_belajar_SKI_Y
Residuals Statisticsa Minimum Predicted Value
Maximum
Mean
Std. Deviation
N
44.30
47.42
45.80
.914
40
Residual
-4.550
3.074
.000
1.338
40
Std. Predicted Value
-1.639
1.776
.000
1.000
40
Std. Residual
-3.357
2.268
.000
.987
40
a. Dependent Variable: Minat_belajar_SKI_Y
Sig. 2.592
.013
4.212
.000
Charts
Test Of Linearity MEANS TABLES=Minat_belajar_SKI_Y BY Metode_sosiodrama_X /CELLS MEAN COUNT STDDEV /STATISTICS LINEARITY. [DataSet1] H:\fd\skripsiiii\SKRIPSI AKHIR\fix\data variabel x-y.sav Case Processing Summary Cases Included N
Excluded
Percent
Minat_belajar_SKI_Y * Metode_sosiodrama_X
40
N
Total
Percent
100.0%
0
N
.0%
Percent 40
100.0%
Report Minat_belajar_SKI_Y Metode_ sosiodra ma_X
Mean
43
44.20
44 45
N
Std. Deviation 5
1.095
45.33
6
1.751
45.50
10
1.900
46
45.89
9
.782
47
46.71
7
1.254
48
48.00
3
.000
Total
45.80
40
1.620
ANOVA Table
Minat_belajar_SKI_Y * Metode_sosiodrama_X
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
(Combined)
35.449
5
7.090
3.600
.010
Linearity
32.594
1
32.594
16.552
.000
Deviation from Linearity
2.855
4
.714
.363
.834
Within Groups
66.951
34
1.969
Total
102.400
39
Between Groups
Measures of Association R Minat_belajar_SKI_Y * Metode_sosiodrama_X
R Squared .564
.318
Eta
Eta Squared .588
.346
FOTO-FOTO KEGIATAN BELAJAR SKI DENGAN METODE SOIODRAMA (BERMAIN PERAN)
FOTO-FOTO KEGIATAN BELAJAR SKI DENGAN METODE SOIODRAMA (BERMAIN PERAN)
BIODATA PENULIS
Nama
: Shidiq Anshori
Tempat/tgl. Lahir
: Cirebon, 26 Oktober 1990
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Kewarganegaraan
: Indonesia
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Siliwangi, Dusun 02 Rt/001 Rw/002, Ds. Panongan, Kec. Sedong Kab. Ciebon
Email
: [email protected]
Riwayat Pendidikan : -
SDN 2 Sedonglor Tahun 1997-2003
-
MTs Yatamu Pasawahan Kab. Cirebon Tahun 2003-2006
-
SMK Teknik Komuputer Muhammadiyah Plus Cianjur 2006-2009
-
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan Agama Islam 2009/2014
Pengalaman Organisasi : -
2006 – 2007
: Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah SMK Teknik Muhammadiyah Cianjur sebagai Kabid Studi Dakwah Islam
-
2007 – 2009
: Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kab. Cianjur sebagai kabid Organisasi.
-
2010 – 2012
: Pengurus Asrama Putra IMM Ciputat sebagai kabid Keagamaan
-
2011 – 2012
: Pimpinan Komisariat Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Cabang Ciputat Sebagai Ketua Umum
-
2012 – 2013
: Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Ciputat sebagaiSekbid Media Pengembangan Teknologi
-
2012 – 2014
: Tapak Suci UIN Syarif Hidayatullah Jakarta