PENINGKATAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DENGAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS V MI YASPI MUNENG KECAMATAN PAKIS KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: IMTIHANNUDIN NIM: 11410035
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2012
1
2
PENINGKATAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DENGAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS V MI YASPI MUNENG KECAMATAN PAKIS KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: IMTIHANNUDIN NIM: 11410035
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2012 3
4
5
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Imtihannudin
NIM
: 11410035
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 28 Juli 2012 Yang menyatakan,
Imtihannudin
6
MOTTO
1. Bukan kesulitan yang membuat kita takut melangkah tetapi ketakutan itulah yang mempersulit langkah. 2. “Allah akan meninggikan orang - orang yang beriman diantaramu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat ” (terjemah Q.S. Al Mujadilah : 11) 3. “Jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir ” (terjemah Q.S Yusuf : 87)
PERSEMBAHAN Untuk orang tuaku, Para dosenku, saudara-saudaraku, Sahabat-sahabat seperjuanganku, Dan istri serta anak-anakku yang selalu memberikan “motivasi”. 7
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan ini dengan judul “Peningkatan Efektivitas Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Dengan Metode Sosiodrama Pada Siswa Kelas V MI YASPI Muneng Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Tahun 2012”. Sholawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi besar Muhamad SAW keluarga dan sahabat-sahabatnya. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1.
Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. Selaku ketua STAIN Salatiga periode 20102015.
2.
Bapak Drs. Badwan, M.Ag. Selaku Dosen Pembibing yang telah dengan sabar dan tulus mencurahkan segala tenaga, waktu, dan pikiran untuk terselesainya penyusunan skripsi.
3.
Bapak Drs. Djoko Sutopo, selaku Ketua Progam Ektensi.
4.
Seluruh Dosen STAIN Salatiga yang telah mendidik dan memberikan bekal ilmu dalam menempuh studi di STAIN Salatiga.
5.
Madrasah Ibtidaiyah YASPI Muneng yang telah memberikan izin penelitian, dalam penulisan skripsi ini.
8
6.
Ibu Johar Nurmala selaku teman sejawat dan observer dalam PTK yang dilaksanakan di MI YASPI MUNENG.
7.
Istri dan anak tercinta ( Asih Almukaromah, Ahmach Nizar Hadani, Muhammad Imdad Tsaqif ) yang banyak membantu dalam do‟a, dan memberi motivasi dalam penulisan skripsi ini.
8.
Segenap keluarga dan sahabat yang senantiasa membantu agar penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
9.
Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Walaupun penulis sudah berusaha semaksimal mungkin, namun skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, almamater STAIN Salatiga, Madrasah Ibtidaiyah YASPI Muneng, Pakis, Magelang dan seluruh pembaca pada umumnya.
Magelang, 28 Juli 2012 Penulis
9
ABSTRAK Imtihannudin. 2012. Peningkatan Efektivitas Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan Metode Sosiodrama pada Siswa Kelas V MI YASPI Muneng Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Tahun 2012 Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Badwan, M.Ag. Kata kunci: Efektivitas, Sejarah Kebudayaan Islam, Sosiodrama Penelitian ini adalah merupakan upaya untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran sejarah kebudayaan Islam melalui metode Sosiodrama pada siswa kelas V MI YASPI Muneng. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) apakah metode Sosiodrama dapat meningkatkan perhatian siswa dalam pembelajaran sejarah kebudayaan Islam? (2) apakah metode Sosiodrama dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran sejarah kebudayaan Islam?, dan (3) apakah metode Sosiodrama dapat meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran sejarah kebudayaan Islam?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan Penelitian Tindakan Kelas Temuan ini menunjukkan bahwa siswa kelas V MI YASPI Muneng (a) perhatian siswa dalam pembelajaran sejarah kebudayaan Islam semakin meningkat, (b) keaktifan siswa dalam pembelajaran sejarah kebudayaan Islam meningkat, dan (c) prestasi belajar siswa dalam pembelajaran sejarah kebudayaan Islam juga semakin meningkat. Berdasar hasil temuan tersebut dinyatakan bahwa metode Sosiodrama bisa diterapkan dalam pembelajaran sejarah kebudayaan Islam kelas V MI YASPI Muneng.
10
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN LOGO ........................................................................................ ii HALAMAN SAMPUL ................................................................................... iii PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iv PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................... vi MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii KATA PENGANTAR ................................................................................... viii ABSTRAK ...................................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................... xi DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5 D. Hipotesis Tindakan........................................................................ 6 E. Kegunaan Penelitian...................................................................... 6 F. Definisi Operasional...................................................................... 7 G. Metode Penelitian.......................................................................... 9 1. Rancangan Penelitian .............................................................. 9 2. Subjek Penelitian.................................................................... 10 3. Langkah-langkah Penelitian ................................................... 10 4. Instrumen Penelitian............................................................... 11 5. Pengumpulan Data ................................................................. 12 6. Analisis Data .......................................................................... 12 H. Sistematika Penulisan .................................................................. 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran ............................................................. 15 11
B. Metode Pembelajaran ................................................................... . 21 C. Karakteristik Mata Pelajaran SKI ................................................ 29 D. Metode Sosidrama dalam Pembelajaran SKI ............................... 33 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN. A. Subjek Penelitian.......................................................................... 42 1. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 42 2. Sejarah Berdirinya MI YASPI Muneng ................................. 43 3. Mata Pelajaran ........................................................................ 44 4. Karakteristik Siswa ................................................................ 45 B. Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 47 1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I .............................................. 47 2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ............................................. 51 3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ............................................ 55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil per Siklus ........................................................... 60 1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ............................................. 60 2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ............................................ 66 3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ........................................... 73 B. Pembahasan ................................................................................. 80 1. Perhatian ................................................................................ 80 2. Keaktifan ............................................................................... 81 3. Prestasi Belajar ...................................................................... 82 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan.................................................................................. 85 B. Saran-saran .................................................................................. 86
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
12
DAFTAR TABEL 1. Karakteristik Siswa ....................................................................................... 45 2. Hasil Observasi Perhatian Siswa Siklus I ..................................................... 62 3. Hasil Obsevasi Keaktifan Siswa Siklus I ...................................................... 64 4. Hasil Observasi Prestasi Belajar Siswa Siklus I .......................................... 65 5. Hasil Observasi Perhatian Siswa Siklus II .................................................... 69 6. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II ................................................... 71 7. Hasil Observasi Prestasi Belajar Siswa Siklus II ......................................... 72 8. Hasil Observasi Perhatian Siswa Siklus III................................................... 75 9. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus III .................................................. 77 10. Perbandingan Hasil Nilai Prestasi Belajar Pra PTK, Siklus I, Siklus II, Siklus III ........................................................................................................ 78 11. Perbandingan Hasil Perhatian Siswa............................................................. 80 12. Perbandingan Keaktifan Siswa Siklus I, Siklus II, Siklus III ....................... 82 13. Perbandingan Hasil Nilai Prestasi Belajar sebelum PTK dan setelah PTK . 83
13
DAFTAR LAMPIRAN
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2. Naskah Tes Formatif 3. Naskah Sosiodrama Siklus I, Siklus II, Siklus III 4. Lembar Observasi untuk Guru 5. Surat ijin penelitian 6. Nota Pembimbing 7. Surat Keterangan Penelitian 8. Lembar Konsultasi 9. Daftar guru MI YASPI Muneng 10. Riwayat Hidup penulis
14
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu upaya dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian dan keterampilan sesuai tuntutan pembangunan bangsa, dimana kualitas suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Perwujudan masyarakat berkualitas tersebut menjadi tanggungjawab pendidikan, terutama dalam menyiapkan peserta didik menjadi subyek yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri, dan professional pada bidang masingmasing. Maka upaya peningkatan kualitas pendidikan dapat tercapai secara optimal, dengan pengembangan dan perbaikan terhadap komponen pendidikan perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Persoalan yang harus dihadapi sekarang adalah
bagaimana guru
sebagai pendidik generasi muda bangsa menyukseskan program pemerintah di bidang pendidikan dapat membuka wawasan berfikir yang beragam dari seluruh siswa, sehingga mereka dapat mempelajari berbagai konsep dan mengaitkannya dengan kehidupan nyata. Hal ini merupakan tantangan yang harus dihadapi guru setiap hari, untuk mengatasi hal tersebut guru hendaknya memiliki wawasan yang luas, kritis ,kreatif dan inovatif dalam proses pembelajarannya. Proses pembelajaran di kelas saat ini masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian metode pembelajaran
15
ceramah menjadi pilihan utama dalam proses pembelajarannya, sehingga seringkali proses belajar dan prestasi belajar yang diraih tidak sesuai dengan yang diharapkan. Maka diperlukan sebuah strategi belajar yang lebih memberdayakan potensi yang dimiliki siswa atau metode pembelajaran yang melibatkan siswa aktif, sehingga dapat mengubah proses pembelajaran yang bersifat berpusat pada guru (teacher centered) menjadi berpusat pada siswa (student centered) yang memberikan dampak positif pada potensi dan kompetensi siswa. Hingga saat ini dalam pelaksaanan pembelajaran khususnya mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam masih disampaikan dengan metode ceramah (metode pembelajaran konvensional) sebagai metode yang lebih dominan diterapkan daripada metode yang lain, Metode ceramah yang hanya mengandalkan indera pendengaran sebagai alat belajar yang dominan ini mempunyai beberapa kelemahan.Di antaranya adalah mudah terganggu oleh hal-hal
visual
dan
rentan
terhadap
kebisingan,
sedangkan
siswa
mendengarkan apa yang diucapkan oleh guru serta mencatat hal yang dianggap penting oleh siswa tersebut dan kurang diberi kebebasan untuk mengungkapan pendapatnya terhadap materi yang diajarkan. Faktor otak yang cepat melupakan informasi yang didapat dianggap sebagai hal yang dominan. Faktor otak manusia tidak dapat diabaikan begitu saja, bahkan ini dapat menjadi faktor yang sangat dominan. Dalam belajar, seseorang tidak akan mengingat-ingat sesuatu yang tidak di ingini. Peserta didik yang tidak mempunyai motivasi belajar akan
16
lebih cepat melupakan pengetahuan yang disampaikan oleh gurunya. Selama ini guru memakai metode ceramah yang praktis, efisien dari sisi waktu dan biaya, dapat menyampaikan materi yang banyak
tanpa memperhatikan
peserta didik sebagai subjek dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini membuat peserta didik menjadi bosan dalam mengikuti pelajaran serta peserta didik menjadi tidak aktif.
Proses belajar mengajar yang
dilaksanakan hanya satu arah, Feed back relative rendah, kurang terkendali baik waktu maupun materi, peserta didik tidak bisa berkreatifitas, minat membaca kurang dan yang pasti PBM berjalan monoton. Dengan demikian otomatis apa yang di ajarkan oleh guru kurang melekat pada ingatan peserta didik, dan bagi siswa terkesan menggurui dan melelahkan. Menurut pengamatan peneliti di MI YASPI Muneng, apabila proses balajar mengajar dilaksanakan dengan metode ceramah secara terus menerus hal ini dapat menghambat usaha siswa untuk meningkatkan prestasi dalam pembelajaran sejarah kebudayaan islam, khususnya siswa kelas V MI YASPI Muneng Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Tahun 2012 dalam mengoptimalkan hasil belajar pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, padahal perlu diketahui mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam memiliki kontribusi dalam pencapaian kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa. Penerapan sistem pembelajaran konvensional secara terus-menerus tanpa variasi tersebut dapat menjadi kendala dalam pembentukan pengetahuan secara aktif khususnya dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Maka diperlukan variasi dan kreatifitas dalam metode
17
pembelajaran.
Salah
satunya
adalah
dengan
menerapkan
metode
pembelajaran kooperatif Metode sosio drama pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang dalam penerapannya di dalam kelas akan tercipta suasana belajar siswa aktif yang saling komunikasi, saling mendengar, saling berbagi, saling memberi dan menerima. Siswa yang ideal bukan hanya diposisikan sebagai objek namun lebih sebagai subjek didik (Sriyanti, 2003:4) Firman Allah SWT
Artinya : Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa" (Qs. Al-maidah : 27) Berdasarkan uraian di atas, judul yang diambil oleh peneliti dalam penelitian ini adalah PENINGKATAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DENGAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS V MI YASPI MUNENG KECAMATAN PAKIS KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012. B. Rumusan Masalah
18
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut: 1. Apakah metode Sosiodrama dapat meningkatkan perhatian siswa dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada siswa kelas V MI YASPI Muneng Pakis Magelang? 2. Apakah metode Sosiodrama dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada siswa kelas V MI YASPI Muneng Pakis Magelang? 3. Apakah metode Sosiodrama dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada siswa kelas V MI YASPI Muneng Pakis Magelang? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan 1. Untuk mengetahui
dengan metode Sosiodrama dapat meningkatkan
perhatian siswa dalam pembelajaran SKI kelas V MI YASPI Muneng Pakis Magelang. 2. Untuk mengetahui dengan metode Sosiodrama dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran SKI kelas V MI YASPI Muneng Pakis Magelang.
3. Untuk mengetahui dengan metode Sosiodrama dapat meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran SKI Kelas V MI YASPI Muneng Pakis Magelang.
19
D. Hipotesis Tindakan Menurut Arikunto (2002:64) Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian melalui data yang
terkumpul. Sedangkan menurut Wardhani
(2008:2.10) hipotesis tindakan
adalah dugaan guru tentang cara yang terbaik untuk mengatasi masalah. Berdasarkan kajian di atas dapat di ajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: “Jika strategi belajar dengan metode Sosiodrama diterapkan diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran SKI
efektivitas dan motivasi belajar siswa dalam kelas V MI YASPI Muneng kecamatan Pakis
kabupaten Magelang” E. Kegunaan Penelitian Manfaat dari penelitian ini didasarkan pada kegunaan teoritis dan praktis dengan digunakannya metode Sosiodrama ini adalah: 1.
Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan bagi peningkatan prestasi dan efektivitas pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
2.
Kegunaan Praktis
20
a. Bagi MI YASPI Muneng Pakis Magelang
dapat
lebih
meningkatkan prestasi belajar siswa terutama dalam mata pelajaran SKI. b. Bagi guru dapat digunakan sebagai
bahan masukan dalam
meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya. c. Bagi siswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran pada kualitas yang lebih baik. F. Definisi operasional 1. Efektivitas Menurut kamus besar Bahasa Indonesia Efektif adalah ada akibat yang dapat membawa hasil atau berhasil guna dengan adanya tindakan atau usaha. Dalam hal ini efektivitas yang di maksud adalah orang atau guru yang ditugasi untuk memantau pembelajaran. Efektivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah efektivitas dalam pembelajaran SKI. 2. Pembelajaran Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang mana suatu kegiatan berasal atau berubah lewat reaksi dari suatu situasi yang dihadapi (Jogiyanto, 2006:12). Dari definisi ini dapat dipahami bahwa pembelajaran terjadi karena suatu kejadian dan perubahan yang terjadi bukan karena perubahan secara alami tetapi lebih karena reaksi dari situasi yang dihadapi.
3. Metode Sosiodrama
21
Sosiodrama berasal dari kata Sosio yang artinya masyarakat, dan drama yang artinya keadaan orang atau peristiwa yang dialami orang, sifat dan tingkah lakunya, hubungan seseorang, hubungan seseorang dengan orang lain dan sebagainya. Menurut Engkoswara
(1988:58)
Sosiodrama yaitu suatu drama tanpa naskah yang akan dimainkan oleh sekelompok siswa. Sosiodrama artinya memegang fungsi dan dapat dipakai sebagai suatu metode dalam mengajar. Dengan demikian metode Sosiodrama ialah penyajian bahan dengan cara memperlihatkan peragaan, baik dalam bentuk uraian maupun kenyataan. Semuanya berbentuk tingkahlaku dalam hubungan sosio yang kemudian diminta beberapa orang peserta didik untuk memerankannya. Menurut
DJamarah
(2002:100)
Penggunaan
metode
sosiodrama
mempunyai tujuan diantaranya: a) Melatih anak-anak untuk mendengarkan dan menangkap cerita singkat dengan teliti. b) Memupuk dan melatih keberanian. c) Menumbuhkan daya cipta d) Belajar menghargai dan menilai kecakapan orang lain. e) Untuk mendalami suatu permasalahan. Metode ini sebagai prinsip dasarnya terdapat di dalam AI-Quran, dimana terjadinya suatu drama yang sangat mengesankan antara Qabil dan Habil. Firman Allah SWT
22
Artinya: Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa" (Q.s.Al-maidah : 27) Kemudian pada ayat berikutnya yang berbunyi sebagai berikut : Oleh karena itu Kami wajibkan atas Bani Israil, barang siapa yang membunuh orang bukan karena orang itu bersalah atau berbuat kerusakan di muka bumi ini, seolah-olah ia telah membunuh manusia semuanya. Dan barang siapa memelihara hidup seseorang maka seolah-olah ia memelihara hidup manusia semua dan sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-rasul Kami dengan membawa keteranganketerangan, kemudian bahwa sesungguhnya kebanyakan dari mereka sesudah itu melewati batas di atas bumi. (Q.S. AlMaidah: 32) G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang ditetapkan berupa tindakan kelas. Prosedur dan langkah-langkah penelitian mengikuti prinsip-prinsip dasar yang berlaku dalam penelitian tindakan kelas. Karena Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan untuk memperbaiki mutu
praktik
pembelajaran
di
kelasnya
(Arikunto,
2007:58).
Karakteristik yang khas dari penelitian Tindakan kelas ini adalah adanya
23
tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas (Arikunto, 2007:109). Sedangkan PTK menurut Susilo (2007:16) adalah
penelitian yang dilakukan oleh guru dikelas atau di sekolah
tempat mengajar,
dengan penekanan pada penyempurnaan atau
peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan terdiri atas empat rangkaian yang dilakukan secara berulang-ulang, yakni berupa tahapan-tahapan sebagai berikut : 1)
Perencanaan
2)
Tindakan
3)
Pengamatan
4)
Refleksi
2. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V MI YASPI Muneng Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang dengan jumlah siswa 42 orang. Tempat Penelitian di MI YASPI Muneng. 3. Langkah-langkah penelitian yang dilakukan adalah: a. Perencanaan Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. b. Tindakan Pada tahap ini skenario atau rancangan tindakan pembelajaran diterapkan
dan dijabarkan serinci mungkin
24
menjelaskan langkah
kegiatan yang akan dilakukan, kegiatan yang dilakukan oleh guru, kegiatan yang diharapkan dilakukan oleh siswa juga tentang media serta instrument yang digunakan untuk pengumpulan data maupun pengamatan (Arikunto, 2007:76).
Pada tahap ini skenario atau
rancangan tindakan pembelajaran diterapkan dan dijabarkan secara rinci. Tindakan dilakukan pada siswa kelas V MI YASPI Muneng pada mata pelajaran SKI dengan menerapkan metode Sosiodrama. c.
Pengamatan atau Observasi Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.
d.
Refleksi Tahapan ini digunakan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.
4. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis agar lebih mudah diolah (Arikunto, 1995:136). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar evaluasi, lembar keaktifan siswa, data-data kualitatif tentag pelaksanaan pembelajaran, pengelolaan kelas,
25
dan lembar observasi buatan peneliti untuk mengetahui respon
atau
reaksi siswa. 5. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara : a.
Dokumentasi Untuk mengetahui nilai SKI siswa kelas V MI YASPI Muneng sebelum diterapkan penelitian tindakan kelas.
b. Tes Digunakan lembar tes yang dikerjakan oleh siswa, tes yang digunakan berupa tes awal dan tes akhir untuk mengetahui sejauh mana prestasi belajar siswa. c.
Pengamatan Digunakan lembar pengamatan yang di lakukan langsung oleh peneliti (guru) untuk memperoleh data penelitian, aktifitas siswa dan data ketrampilan guru selama proses pembelajaran berlangsung.
d. Analisis Data Setelah data terkumpul dengan lengkap, maka selanjutnya adalah menganalisa data tersebut sehingga mengandung arti, atau di ambil suatu kesimpulan akhir dari penelitian yang dilakukan. Langkahlangkah yang dilakukan dalam menganalisa data adalah sebagai berikut: 1) Analisis Pertama
26
Analisa pertama digunakan untuk mengetahui apakah metode Sosiodrama
dapat
meningkatkan
perhatian
siswa
dalam
pembelajaran SKI siswa kelas V MI YASPI Muneng, Pakis, Magelang. 2) Analisis Kedua Analisa kedua digunakan untuk mengetahui apakah metode Sosiodrama
dapat meningkatkan keaktifan siswa
dalam
pembelajaran SKI siswa kelas V MI YASPI Muneng, Pakis, Magelang. 3) Analisis Ketiga Analisa ketiga untuk mengetahui apakah penerapan metode Sosiodrama dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
dalam
pembelajaran SKI siswa kelas V MI YASPI Muneng, Pakis, Magelang. H. Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis, Kegunaan Penelitian, Definisi Istilah, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA
27
Pada bab ini, diuraikan tentang Belajar dan Pembelajaran, Metode Pembelajaran,
Karakteristik
Mata
Pelajaran
SKI,
Metode
Sosiodrama dalam Pembelajaran SKI. BAB III DESKRIPSI PENELITIAN Berisi
tentang,
Deskripsi
Pelaksanaan
Siklus
I,
Deskripsi
Pelaksanaan Siklus II, Deskripsi Pelaksanaan Siklus III BAB IV PEMBAHASAN PENELITIAN Berisi tentang, Deskripsi Hasil Per Siklus, Pembahasan Hasil Siklus I, II, III BAB V PENUTUP Berisi tentang, Kesimpulan dan Saran
28
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran 1.
Pengertian Belajar Menurut Slameto (2003:2) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Adapun menurut Hamalik (2007:106) belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Belajar merupakan suatu proses dan bukan hasil yang hendak dicapai semata. Proses itu sendiri berlangsung melalui serangkaian pengalaman sehingga terjadi modifikasi pada tingkah laku yang telah dimiliki sebelumnya. Menurut Hilgard dan Bower yang dikutip Purwanto dalam buku Thearis of learning (1975) “Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang. Menurut Gagne yang dikutip Purwanto dalam buku The Conditions of Learning (1977) menyatakan bahwa “Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga performance-
29
nya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi tadi (Purwanto, 1997: 84). Menurut Morgan yang dikutip juga oleh Purwanto dalam buku Introduction to Psychology (1978) berpendapat bahwa “ Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Sedangkan menurut Sriyanti (2003:6) belajar membawa perubahan baik potensial maupun aktual, dimana perubahan hasil belajar bercirikan dengan diperolehnya kecakapan baru yang bersifat positif fungsional dan perubahan hasil belajar tersebut terjadi karena usaha yang dilakukan secara sengaja. Berdasarkan beberapa pengertian tentang belajar diatas dapat dinyatakan bahwa belajar adalah
berhubungan dengan perubahan
tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, ketrampilannya, maupun aspek sikapnya dimana perubahan itu terjadi akibat adanya usaha
yang
disengaja sehingga memperoleh kecakapan fungsional, ketika terjadi latihan dan pengalaman tersebut terjadi interaksi dengan lingkungannya. 2.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar Menurut Syah (2004:132) faktor yang berpengaruh pada proses belajar adalah: a.
Faktor Internal (faktor dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa.
b.
Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.
30
c.
Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Menurut Sriyanti (2003:7) Faktor yang mempengaruhi belajar
adalah: a.
Faktor Intern,
adalah factor yang berasal dari dalam diri anak.
Terdiri atas faktor psikologis dan faktor fisik. Faktor psikologis meliputi
tingkat
intelegensi
siswa,
minat,
bakat,
motivasi,
kematangan, konsentrasi dan perhatian serta kepribadian sedangkan faktor fisik yang mempengaruhi keberhasilan belajar meliputi kesehatan, penyakit kronis, cacat fisik, gangguan panca indera dan kelelahan. b.
Faktor Ekstern adalah faktor yang berasal dari luar anak meliputi keadaan keluarga, faktor sekolah, dan lingungan masyarakat. Menurut Slameto (2003:56-57) faktor yang mempengaruhi belajar
adalah: a.
Faktor Intern, terdiri atas tiga faktor yaitu faktor jasmaniah meliputi kesehatan, dan cacat tubuh, faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan, dan kelelahan.
b.
Faktor Ekstern, terdiri atas tiga faktor yaitu faktor keluarga, meliputi cara oragtua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah,
31
keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, dan latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah meliputi relasi guru dan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. Faktor Masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat,mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat. Sedangkan
menurut
Purwanto
(1997:102)
faktor
yang
mempengaruhi belajar adalah: a.
Faktor Individual yaitu faktor yang ada pada organism itu sendiri, meliputi kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.
b.
Faktor Sosial yaitu faktor yang ada diluar individu meliputi faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alatalat yang digunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia serta motivasi sosial. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang
mempengaruhi keberhasilan belajar ada beberapa faktor, tidak hanya dari dalam diri anak tetapi juga dari luar diri anak. 3.
Ciri-ciri Belajar. Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar menurut a.
Slameto (2003:3-5) :
Perubahan yang terjadi secara sadar.
32
b.
Perubahan dalam belajar bersifat kantinyu dan fungsional.
c.
Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.
d.
Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.
e.
Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah.
f.
Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Sedangkan cirri-ciri belajar menurut Baharuddin dan Esa N. W,
dkk adalah: a.
Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku.
b.
Perubahan tingkah laku relative permanent.
c.
Perubahan tingkah laku tidak harus segera diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial.
d.
Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman. Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pendapat tersebut
adalah bahwa seseorang dalam belajar menunjukan ciri-ciri antara lain adanya perubahan tingkah laku yang bertujuan dan terarah yang didapat dari latihan dan pengalaman serta perubahan tersebut bersifat kontinyu dan tidak bersifat sementara. 4.
Pembelajaran Menurut Hamalik (2007:25) pembelajaran merupakan suatu proses
penyampaian
pengetahuan
yang
dilaksanakan
dengan
menggunakan metode imposisi dengan cara menuangkan pengetahuan kepada
siswa.
Pembelajaran
33
adalah
merupakan
sarana
untuk
memungkinkan terjadinya proses belajar dalam arti perubahan tinglah laku individu melalui proses mengalami dan sesuatu yang diciptakan dalam rancangan proses pembelajaran. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah
upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan
kegiatan belajar bagi peserta didik dengan merancang suatu proses pembelajaran dengan menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran secara optimal. Sriyanti (2003:14) mengemukakan bahwa proses belajar mengajar merupakan suatu sistem yang masing-masing komponennya
saling
terkait, terjadi tarik menarik dan saling mempengaruhi. Sedangkan unsurunsur komponennya adalah: a.
Pengajar tidak hanya sekedar transfer of knowledge namun juga transfer of valaue yaitu guru tidak hanya sebatas menyampaikan materi namun juga harus mampu membimbing serta menyebarkan ilmu.
b.
Siswa bukan merupakan objek namun merupakan subyek didik.
c.
Materi merupakan bahan yang akan diajarkan kepada anak yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan tingkat pemahaman anak.
d.
Tujuan merupakan muara dari seluruh komponen pengajaran artinya semua komponen pengajaran,semua aktivitas pengajaran harus
34
sejalan dengan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan atau harus mendukung tercapainya tujuan. e.
Metode merupaka cara atau tehnik yang digunakan guru untuk menyampaikan pelajaran.
f.
Alat bantu mengajar biasa disebut media mengajar atau alat peraga yang digunakan untuk mempermudah pemahaman anak serta membangkitkan gairah belajar.
g.
Evaluasi merupakan rangkaian tak terpisahkan dari keseluruhan proses belajar yang
digunakan untuk mengetahui
sejauh mana
pelaksanaan PBM berjalan, hambatan dan kelemahannya juga digunakan untuk memperbaiki di pertemuan yang akan datang. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran terdapat komponen-komponen pembelajaran yang sangat dominan
dan penting yaitu pendidik, peserta didik, tujuan, materi,
metode dan lingkungan serta agar lebih berhasil dengan alat peraga/alat bantu mengajar beserta evaluasi untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran. B.
Metode Pembelajaran
1.
Pengertian Metode Menurut Sriyanti (2003:17) metode merupakan cara, tekhnik yang digunakan guru dalam menyampaikan pelajaran. Sedangkan menurut Djamarah (2006:46) metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
35
Berdasarkan kedua pendapat tersebut metode merupakan cara maupun tekhnik yang digunakan guru dalam proses pembelajaran untuk menyampaikan bahan kepada siswa agar tercapai tujuan pembelajaran. Menurut
Djamarah (2006:72-74) kedudukan metode meliputi
beberapa hal yakni: a.
Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik artinya motivasi yang berasal dari luar diri siswa yakni dari guru. Dengan penggunaan metode yang bervariasi akan membangkitkan motivasi siswa karena siswa tidak menjadi bosan sehingga meningkatkan gairah siswa untuk semangat dalam belajar.
b.
Metode sebagai strategi pengajaran artinya siswa yang diajar oleh guru terdiri atas beberapa karakter sehingga ada sebagian dengan mudah bisa menerima atau menyerap pelajaran denga
metode
tertentu namun sebaliknya ada pula yang sulit menangkap pelajaran yang dimaksud dengan metode tertentu karenanya butuh strategi yang tepat dalam pengajaran dengan menggunakan cara-cara tertentu dan menggunakan komponen-komponen dalam pengajaran di antaranya adalah dengan menggunakan metode-metode yang ada namun tepat dalam penggunaannya. c.
Metode sebagai alat mencapai tujuan artinya untuk mencapai tujuan dalam pengajaran tidak akan berhasil apabila semua komponen alam pengajaran tidak terlibat karena itu metode sebagai salah satu
36
komponennya dapat digunakan sebagai perantara antara siswa dengan sumber belajar. 2. Macam-macam Metode Menurut pembelajaran
Zaini aktif
dkk yang
(2002:xvi) bisa
ada
mengajak
beberapa siswa
strategi
untuk
aktif
menggunakan otak untuk menemukan ide, memecahkan persoalan dan mengaplikasikan apa yang baru saja dipelajari kedalam kehidupan nyata
sehingga siswa lah yang aktif untuk mendominasi aktifitas
pembelajaran. Adapun metode-metode tersebut adalah: a.
Metode Team Quis (Quis Kelompok) Yaitu metode yang digunakan dengan cara memilih topik yang materinya bisa dibagi menjadi 3 segmen dan siswa dibagi menjadi tiga kelompok, kemudian kelompok A diberikan waktu presentasi yang terbatas untuk mempresentasikan materi, setelah itu
kelompok
A menyiapkan
pertanyaan-pertanyaan
untu
kelompok B dan C. Sementara itu kelompok B dan C bisa menggunakan waktunya untuk melihat catatan-catatan mereka, setelah itu kelompok A memberikan pertanyaan
kepada
kelompok B, jika tidak bisa menjawab dilempar ke kelompok C. Kemudian kelompok A bertanya ke kelompok C bila tidak bisa menjawab dilempar ke kelompok B begitu seterusnya. Kemudian di pertemuan berikutnya dilanjtukan kelompok B yang presentasi kemudian kelompok yang lain yang menjawab begitu seterusnya
37
sampai semua kelompok
mendapat giliran untuk presentasi,
kemudian di akhir pelajaran tanya jawab yang telah disampaikan disimpulkan kemudian dijelaskan sekiranya ada pemahaman yang keliru dari siswa (Zaini, 2002:54) b.
Metode Peer Lessons (Mengajar sesama teman) Yaitu
metode
yang
digunakan
untuk
menggairahkan
kemauan siswa untuk mengajarkan materi kepada temannya dengan cara membagi sekelompok siswa sesuai dengan segmen materi
yang akan disampaikan yang saling berhubungan
kemudian minta masing-masing kelompok untuk mengajarkan kepada kelompok lain dan tidak diperkenankan menggunakan metode ceramah atau seperti membaca laporan sehingga dapat menggunakan alat bantu visual, menyiapkan media pengajaran yang diperlukan.
Menggunakan contoh-contoh yang relevan,
melibatkan teman lain dalam permainan, diskusi kuis, dan lainlain dan juga memberikan kesempatan yang lain untuk bertanya. Berikan pula waktu yang cukup untuk menyiapkan segala yang diperlukan untuk mengajarkan materi kepada teman yang lain setelah semua kelompok menyampaikan materi sesuai tugas yang diberikan, beri kesempatan dan klarifikasi sekiranya ada yang perlu diluruskan dari pemahaman siswa (Zaini, 2002:60)
38
c.
Metode Index Card Match ( Metode Menemukan Pasangan) Merupakan metode yang sangat menyenangkan untuk mengulang materi yang telah disampaikan yaitu dengan cara membuat potongan-potongan kertas sesuai dengan jumlah siswa, kemudian potongan-potongan kertas dibagi menjadi dua yang separo berisi pertanyaan
kemudian separo yang lain berisi
jawaban. Semua kertas dikocok sehingga tercampur antara pertanyaan dan jawaban. Masing-masing siswa dibagikan potongan-potongan
kertas sehingga separo siswa
akan
mendapatkan pertanyaan kemudian separo yang lain akan mendapatkan jawaban. Dijelaskan pula bahwa aktifitas
yang
dilakukan ini adlah aktifitas secara berpasangan. Siswa diminta untuk menemukan pasangannya. Jika mereka sudah menemukan mintalah untuk duduk berdekatan kemudian jelaskan pula bahwa mereka tidak boleh memberitahukan materi yang mereka dapatkan. Setelah semua menemukan pasangannya dan duduk berdekatan
minta setiap pasangan
secara bergantian
untuk
membacakan pertanyaan yang diperoleh dengan keras kepada teman yang lain selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasanganpasngan
yang lain. Kemudian proses ini diakhiri dengan
membuat klarifikasi dan kesimpulan (Zaini, 2002:64). d. Metode Sosiodrama Metode Sosiodrama ini wajar digunakan dalam rangka
39
mencapai tujuan-tujuan yang mengandung sifat-sifat sebagai berikut: 1.
Memahami perasaan orang lain.
2.
Membagi pertanggungan jawab dan memikulnya.
3.
Menghargai pendapat orang lain.
4.
Mengambil keputusan dalam kelompok.
5.
Membantu penyesuaian diri dengan kelompok.
6.
Memperbaiki hubungan sosial.
7.
Mengenali nilai-nilai dan sikap-sikap.
8. Menanggulangi atau memperbaiki sikap-sikap salah. Pelaksanaan sosiodrama dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut 1. Persiapan Mempersiapkan masalah situasi hubungan sosial yang akan diperagakan atau pemilihan tema cerita. Pada kesempatan ini
pula
menjelaskan
mengenai
peranan-peranan
yang
dimainkan, pelaksanaan sosiodrama / peran dan tugas-tugas bagi mereka yang tidak ikut berperan (penonton). 2. Penentuan pelaku atau pemeran. Setelah mengemukakan tema cerita serta memberi dorongan kepada peserta didik-murid untuk bermain peranan, maka diadakanlah penentuan para pelaku dan menjelaskan bilamana dan betapa harus memulai melakukan peran. Para pelaku diberi
40
petunjuk atau contoh sederhana agar mereka slap mental. 3. Permainan sosiodrama. Para pelaku memainkan peranannya sesuai dengan imaginasi atau daya tanggap masing-masing, sampai pada suatu klimaks tertentu atau suatu titik kulminasi (puncak) perdebatan yang hangat. 4. Diskusi. Permainan dihentikan, para pemeran dipersilahkan duduk kembali, kemudian dilanjutkan dengan diskusi di bawah pimpinan guru yang diikuti oleh semua peserta didik (kelas). Diskusi berkisar pada tingkah laku para pemeran dalam hubungannya dengan tema cerita,
sehingga
terhadirlah
suatu
pembicaraan
berupa
tanggapan, pendapat dan beberapa kesimpulan. 5. Ulangan permainan. Setelah diskusi selesai dilakukan ulangan permainan atau bermain peranan ulangan dengan memperhatikan pendapat, saran-saran atau kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh dari hasil diskusi. Hal-hal yang patut diperhatikan Dalam Pelaksanaan sosiodrama : a.
Masalah yang dijadikan tema cerita hendaknya dialami oleh sebagian besar peserta didik-murid.
b.
Penentuan pemeran hendaknya secara sukarela dan motivasi dari
41
guru. c.
Jangan terlalu banyak "disutradarai", biarkan peserta didik mengembang-kan kreatifitas dan spontanitas mereka.
d.
Diskusi diarahkan kepada penyelesaian akhir (tujuan), bukan kepada baik atau tidaknya seseorang peserta didik berperan.
e.
Kesimpulan diskusi dapat diresumekan oleh guru. Metode-metode pembelajaran aktif dalam pembelajaran sangat
beragam yang tidak dapat dipaparkan semua di sini. Berdasarkan pendapat dan paparan tentang metode yang disampaikan di atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada metode yang terbaik yang ada adalah metode yang sesuai. Metode mengajar bersifat fleksibel dan sangat tergantung dengan beberapa faktor yang melekat pada proses belajar mengajar yaitu faktor tujuan, anak didik, situasi, materi, dan faktor pribadi guru (Darwis, 1998:227). Dari uraian di atas diharapkan guru bisa menerapkan beberapa metode pembelajaran dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) Merangsang dan memotivasi anak untuk belajar. 2) Mempermudah daya tangkap anak. 3) Menberi peluang anak untuk melakukan praktek dan latihan. 4) Dapat dilaksanakan guru atau guru mempunyai kemampuan untuk menggunakan metode tersebut.
42
5) Sesuai dengan kondisi atau suasana lingkungan tempat belajar. 6) Sesuai dengan taraf perkembangan atau karakteristik anak. 7) Mempermudah pemberian materi dan penggunaan media. 8) Mempermudah tercapainya tujuan pengajaran (Sriyanti, 2003:17) Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seorang guru dalam
menggunakan metode perlu disesuaikan dengan materi yang
akan disampaikan
dan mempertimbangkan beberapa faktor serta
menerapkan prinsip di atas sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. C. Karakteristik Mata Pelajaran SKI
Di madrasah karakteristik suatu pelajaran perlu diidentifikasi dalam rangka pengembangan silabus dan rencana pembelajaran dari mata pelajaran tersebut begitu pula dengan mata pelajaran SKI. SKI merupakan perjalanan perkembangan hidup manusia muslim dari masa ke masa
dalam usaha
bersyariah (beribadah muamalah) dan berahklak serta mengembangkan kehidupan yang dilandasi aqidah sehingga mata pelajaran SKI menekankan pada kemampuan ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh
berprestasi dan menghubungkannya dengan
fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, ipteks dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam. Mata pelajaran SKI tidak hanya transfer of knowledge tetapi juga merupakan pendidikan nilai (value education) karena mata pelajaran SKI mencakup dimensi pengetauan (knowledge), keterampilan(skill) dan nilai
43
(values). Sejalan dengan ide pokok mata pelajaran SKI bahwa ranah kognitif merupakan capaian luar saja sedangkan yang terpenting atau hal yang mendasar adalah kemampuan menggali nilai, makna, aksioma, hikmah/ibrah, dalil dan teori dari fakta sejarah yang ada. Oleh karena itu pada tema-tema tertentu indikator keberhasilan belajar tidak hanya mencapai pada ranah kogintif saja namun juga afektif dan psikomotorik. 1. Fungsi Dasar Pembelajaran SKI a.
Fungsi Edukatif Sejarah menegaskan kepada peserta didik tentang keharusan menegakkan nilai-nilai, prinsip, sikap hidup yang luhur dan Islami dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.
b.
Fungsi Keilmuan Melalui sejarah peserta didik memperoleh pengetahuan yang memadai tentang masa lalu Islam dan kebudayaannya.
c.
Fungsi Transformasi Sejarah merupakan salah satu sumber yang sangat penting dalam merancang transformasi masyarakat.
2. Tujuan Pembelajaran Mata Pelajaran SKI a.
Memberikan
pengetahuan
tentang
sejarah
agama
Islam
dan
Kebudayaan Islam pada masa nabi Muhammad saw dan Khulafakur Rasyidin kepada pesrta didik, agar ia memiliki konsep yang obyektif dan sistematis dalam prespektif historis.
44
b.
Mengambil ibrah/hikmah, nilai dan makna yang terdapat dalam sejarah.
c.
Menanamkan
penghayatan
dan
kemauan
yang
kuat
untuk
mengamalkan akhlaq yang baik dan menjauhi akhlak yang buruk, berdasarkan cermatannya atas fakta sejarah yang ada. d.
Membekali
peserta
didik
untuk
membetuk
kepribadiannya
berdasarkan tokoh-tokoh teladan sehingga terbentuk kepribadian yang luhur (Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2004: 2). 3. Standar Kompetensi Mata Pelajaran SKI Standar
Kompetensi
adalah
Pernyataan
tentang
pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik serta tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari
suatu mata
pelajaran. Standar Kompetensi sendiri memiliki dua penafsiran yaitu pernyataan tujuan yang menjelaskan apa yang harus diketahui anak didik dan kemampuan melakukan sesuatu dalam mempelajari
suatu bidang
studi serta spesifikasi skor atau peringkat kinerja yang berkaitan dengan kategori pencapaian seperti
lulus atau memiliki keahlian. Standar
kompetensi mata pelajaran SKI dijabarkan lulusan
RA/MI/MTs/MA.
Adapun
dari standar kompetensi
kompetensi
lulusan
Madrasah
Ibtidaiyah yang digunakan dalam standar kompetensi SKI adalah : a.
Aspek afektif Peserta didik memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT sesuai dengan ajaran agama Islam yang tercermin dalam
45
perilaku sehari-hari, serta memiliki nilai-nilai demokrasi toleransi, dan humaniora, serta menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara baik lingkup nasional maupun global. b.
Aspek Kognitif Menguasai ilmu, teknologi, dan kemampuan akademik untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
c.
Aspek psikomotorik Memiliki ketrampilan berkomunikasi, kecakapan hidup, mampu beradaptasi dengan perkembangan lingkungan sosial, budaya dan lingkungan alam baik local, regional, maupun global: memiliki kesehatan jasmani dan rokhani yang bermanfaat untuk melaksanakan tugas/kegiatan sehari-hari (Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2004:3). Berdasarkan pokok-pokok pikiran tersebut maka standar kompetensi mata pelajaran SKI MI adalah sebagai berikut : a)
Kemampuan
mengenal, mengidentifikasi sejarah masyarakat
Arab pra Islam, sejarah kelahiran, dan sejarah kerasulan Nabi Muhammad SAW. serta dapat mengambil ibrahnya. b) Kemampuan mengenal, meneladani dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, serta mengenal kepribadiannya, mengidentifikasi peristiwa Isra Mi‟raj, peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Thaif, dan dapat mengambil hikmah serta mampu meneladani kesabaranya.
46
c)
Kemampuan mengenal, mengidentifikasi peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah, dapat mengambil hikmah, dan meneladani kesabarannya, keperwiraannya dan peristiwa Fathul Makkah, serta menghayati peristiwa wafatnya Rosululloh SAW.
d) Kemampuan mengidentifikasi dan meneladani nilai-nilai positif sejarah Khulafakur Rasyidin. 4. Ruang Lingkup Mata Pelajaran SKI untuk Madrasah Ibtidaiyah a.
Sejarah masyarakat pra-Islam , sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad SAW.
b.
Dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya yang meliputi kegigihan dan ketabahannya
dalam berdakwah, kepribadian Nabi
Muhammad SAW, hijrah Nabi Muhammad SAW ke Thaif, peristiwa Isra Mi‟raj Nabi Muhammad SAW. c.
Peristiwa hijrah nabi ke Yastrib, keperwiraan nabi, peristiwa Fathul Makkah, dan peristiwa akhir hayat Rosululloh SAW.
d.
Peristiwa-peristiwa pada masa khulafakur rasyidin
e.
Sejarah perjuangan tokoh Agama Islam di daerahnya masing-masing.
D. Metode Sosiodrama dalam Pembelajaran SKI Sosiodrama berasal dari kata Sosio yang artinya masyarakat, dan darma yang artinya keadaan orang atau peristiwa yang dialami orang, sifat dan tingkah lakunya, hubungan seseorang, hubungan seseorang dengan orang lain dan sebagainya.Sosiodrama artinya memegang fungsi dan dipakai sebagai suatu metode dalam mengajar.
47
dapat
Dengan demikian metode
sosiodrama
ialah penyajian bahan
dengan cara memperlihatkan peragaan, baik dalam bentuk uraian maupun kenyataan. Semuanya berbentuk tingkahlaku dalam hubungan sosio yang kemudian diminta beberapa orang peserta didik untuk memerankannya. Metode ini sebagai prinsip dasarnya terdapat di dalam AI-Quran, dimana terjadinya suatu drama yang sangat mengesankan antara Qabil dan Habil. Firman Allah SWT yang berbunyi :
ُ غ َرابًا َي ْب َح ُ ُاَّلل َ فَ َب َع ث ه ض ِلي ُِر َيه ِ ث ِفي ْاْل َ ْر ت َ َس ْو َءة َ أ َ ِخي ِه ۚ قَا َل َيا َو ْيل َ ْف يُ َو ِاري َ َكي ي ِ ع َج ْزتُ أ َ ْن أَكُونَ ِمثْ َل َٰ َهذَا ْالغ ُ َرا َ َأ َ ب فَأ ُ َو ِار صبَ َح ِمنَ النَّا ِد ِمين ْ َ س ْو َءة َ أ َ ِخي ۖ فَأ َ Artinya : Kemudian itu Allah mengirim seekor burung gagak yang melubang tanah, dengan paruhnya, dan kakinya, supaya diperlihatkannya kepadanya Qabil itu, bagaimana mestinya is menguburkan mayat saudaranya. Ketika is melihat burung itu seraya berkata: "Amat celakalah nasib saya, lemahkah saya memperbuat sebagaimana yang dikerjakan burung gagak ini?. Dengan jalan yang demikian dapat saya menguburkan mayat saudara saya ini': Maka adalah is masuk orang-orang yang menyesali diri. (Q.S. AlMaidah: 31). Kemudian pada ayat berikutnya Tuhan menyimpulkan pelajaran di atas sebagai berikut : Oleh karena itu Kami wajibkan atas Bani Israil, barang siapa yang membunuh orang bukan karena orang itu bersalah atau berbuat kerusakan di muka bumi ini, seolah-olah ia telah membunuh manusia semuanya. Dan barang siapa memelihara hidup seseorang maka seolaholah ia memelihara hidup manusia semua dan sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-rasul Kami dengan membawa keteranganketerangan, kemudian bahwa sesungguhnya kebanyakan dari mereka sesudah itu melewati batas di atas bumi. (Q.S. Al-Maidah: 32)
48
Keuntungan-keuntungan/kebaikan-kebaikan
yang
diperoleh
dengan melaksanakan metode sosiodrama. 1. Untuk mengajar peserta didik supaya ia bisa menempatkan dirinya dengan orang lain. Dengan sosiodrama setiap peserta didik diberi tugas memerankan hal-hal yang sesuai dengan kemampuannya. Sehingga dalam pelaksanaan tersebut setiap anak merasa bertanggung jawab terhadap pelaksanaannya. Dan pelaksanaan sosiodrama selalu sangkut-menyangkut antara satu peserta didik dengan peserta didik yang lain sehingga dengan cara yang demikian peserta didik akan merasakan bagaimana perasaan orang lain yang betul-betul merasakan sesuai dengan yang diperankan. 2. Guru dapat melihat kenyataan yang sebenarnya dari kemampuan peserta didik. Kalau dalam belajar kadang-kadang guru hanya mengetahui kemampuan peserta didik dengan jalan observasi saja, sehingga guru tidak bisa melihat dengan sebenarnya sampai dimana kemampuan peserta didik dalam memainkan peranan yang dipegangnya. 3. Sosiodrama dan permainan peranan menimbulkan diskusi yang hidup. Sesudah permainan peranan dilaksanakan, ini akan menimbulkan diskusi yang hidup. Bukan saja bagi permainan peranan tapi juga bagi penonton. Terutama sekali kalau yang diperankan itu masalah menarik bagi peserta didik atau masalah yang hangat dibicarakan. Penonton yang 49
selalu mengikuti permainan peranan bukan saja pasif menerima apa yang diperankan oleh pemainpemainnya tapi juga mereka akan melakukan kritik dan saran terhadap kekurangan yang ditemui dalam semua peranan yang dimainkan. 4. Peserta didik akan mengerti sosial psychologis. Dalam sosiodrama peserta didik tentunya akan berhadapan dengan masalah yang berhubungan dengan kehidupan manusia. Tentu saja dalam pelaksanaannya peserta didik akan memecahkan masalah-masalah yang ada hubungannya sesama manusia tersebut. Apakah latar belakang kejadian tersebut Bagaimana cara mengatasinya dan sebagainya. 5. Metode sosiodrama dapat menarik minat peserta didik. Bukan saja karena metode ini merupakan metode yang baru, tapi juga dalam metode ini peserta didik akan dapat menemui bermacam-macam pengalaman yang berguna dalam kehidupan mereka sehari-hari. 6. Melatih peserta didik untuk berinisiatif dan berkreasi. Dalam metode ini murid-peserta didik dituntut mengeluarkan pendapatnya pada waktu menyelesaikan drama, dan disamping itu mereka juga dapat mengembangkan daya fantasinya dalam peran yang diinginkannya. Metode Sosiodrama disamping mempunyai kelebihan-kelebihan juga mempunyai kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan yaitu : a.
Sukar untuk memilih anak-anak yang betul-betul berwatak untuk
50
memecahkan masalah tersebut. Dalam pelaksanaan metode ini peranan yang diperankan oleh tiap-tiap anak hendaknya betul-betul dilaksanakan seperti apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini tentu saja tidak akan bisa dilaksanakan kecuali oleh peserta didik yang betul-betul berbakat dan mempunyai watak dalam pemecahan tersebut. Peserta didik yang demikian sulit mencarinya. b.
Perbedaan adat istiadat kebiasaan dan kehidupan-kehidupan dalam suatu masyarakat akan mempersulit pelaksanaannya Dalam metode sosiodrama kadang-kadang perasaan orang lain tersinggung. Hal ini dipengaruhi oleh perbedaan tersebut di atas. Walaupun bagaimana baiknya suatu sosiodrama dilaksanakan, suatu pihak mungkin akan tersinggung walaupun banyak yang menyetujui. Oleh sebab itu guru hendaklah mengawasi jalannya sosiodrama tersebut supaya bersifat netral, sehingga tak satupun pihak di dalam masyarakat akan tersinggung, sehingga tujuan dari sosiodrama di atas dicapai dengan baik.
c.
Anak-anak yang tidak mendapat giliran akan menjadi pasif. Dalam sosiodrama tidak semua dapat diikut sertakan apalagi peserta didik yang tidak mempunyai watak dan bakat tentang hal itu. Oleh sebab itu peserta didik yang tidak ikut serta akan pasif saja, karena tugasnya hanya sekedar mengikuti jalan sosiodrama saja.
d.
Kalau metode ini dipakainya untuk tujuan yang tidak layak.
51
Setiap metode yang dipakai ada suatu tujuan yang harus dicapai terutama sekali tujuan yang berhubungan dengan persoalan cara bertingkah laku dalam kehidupan kelompok. Oleh sebab itu jangan dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan yang bertentangan dengan tujuan di atas, seperti mendramakan suatu sifat sadis, balas dendam dan sebagainya. e.
Kalau guru kurang bijaksana tujuan yang dicapai tidak memuaskan. Untuk mencapai kesuksesan dalam pelaksanaannya ada langkah-langkah yang harus dituruti oleh peserta didik. Oleh sebab itu guru harus memberikan pengertian yang mendalam terhadap anakanak. apabila guru tidak memberikan pengertian tentang langkahlangkah yang harus ditempuh, maka sosiodrama akan terlaksana secara serampangan saja sehingga hasil yang dicapai tidak memuaskan. Pelaksanaan sosiodrama dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut 1. Persiapan Mempersiapkan masalah situasi hubungan sosial yang akan diperagakan atau pemilihan tema cerita. Pada kesempatan ini pula menjelaskan
mengenai
peranan-peranan
yang
dimainkan,
pelaksanaan sosiodrama/peran dan tugas-tugas bagi mereka yang tidak ikut berperan (penonton). 2. Penentuan pelaku atau pemeran.
52
Setelah mengemukakan tema cerita serta memberi dorongan kepada
peserta didik-murid untuk bermain peranan, maka
diadakanlah penentuan para pelaku dan menjelaskan bilamana dan betapa harus memulai melakukan peran. Para pelaku diberi petunjuk atau contoh sederhana agar mereka slap mental. 3. Permainan sosiodrama. Para pelaku memainkan peranannya sesuai dengan imaginasi atau daya tanggap masing-masing, sampai pada suatu klimaks tertentu atau suatu titik kulminasi (puncak) perdebatan yang hangat. 4. Diskusi. Permainan dihentikan, para pemeran dipersilahkan duduk kembali, kemudian dilanjutkan dengan diskusi di bawah pimpinan guru yang diikuti oleh semua peserta didik (kelas). Diskusi berkisar pada tingkah laku para pemeran dalam hubungannya dengan tema cerita, sehingga terhadirlah suatu pembicaraan berupa
tanggapan,
pendapat dan beberapa kesimpulan. 5. Ulangan permainan. Setelah diskusi selesai dilakukan ulangan permainan atau bermain peranan ulangan dengan memperhatikan pendapat, saran-saran atau kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh dari hasil diskusi. Hal-Hal Yang Patut Diperhatikan Dalam Pelaksanaan Sosiodrama adalah :
53
a. Masalah yang dijadikan tema cerita hendaknya dialami oleh sebagian besar peserta didik-murid. b. Penentuan pemeran hendaknya secara sukarela dan motivasi dari guru. c. Jangan terlalu banyak "disutradarai", biarkan peserta didik mengembang-kan kreatifitas dan spontanitas mereka. d. Diskusi diarahkan kepada penyelesaian akhir (tujuan), bukan kepada baik atau tidaknya seseorang peserta didik berperan. e.
Kesimpulan diskusi dapat diresumekan oleh guru. Berdasarkan karakteristik SKI yang sudah dipaparkan di atas, siswa
harus mampu menguasai standar kompetensi yang dimaksud, padahal materi SKI sangat banyak sedangkan alokasi waktu untuk pembelajaran sangat sedikit sehingga terjadi kesenjangan
waktu, antara alokasi waktu
pembelajaran dengan jumlah materi masih ditambah dengan
adanya
perbedaan waktu yang sangat lama antara berlangsungnya peristiwa dengan ketika
siswa mempelajarinya dimana siswa tidak mengalaminya secara
langsung maka harus diupayakan pembelajaran yang aktif dan menarik sehingga perhatian, keaktifan dan prestasi siswa dapat meningkat karenanya perlu diterapkan metode pembelajaran yang sesuai dan metode yang sesuai untuk pembelajaran ini menurut asumsi peneliti adalah Sosiodrama Seperti yang dikemukakan Darwyn Syah bahwa metode
mempunyai
empat macam kedudukan salah satu di antaranya sebagai salah satu strategi karena siswa yang kita ajar terdiri dari berbagai macam karakter ada yang mudah menerima dengan metode tertentu namun ada pula yang sulit dengan
54
metode
tertentu karena itu perlu adanya
strategi pengajaran dengan
menggunakan metode – metode yang tepat atau metode yang sesuai sehingga siswa tidak bosan, perhatian dan keaktifannya meningkat sehingga tujuan pembelajaran SKI yang dimaksud dapat tercapai. Didasarkan pada
pertimbangan
karakteristik strategi pembelajaran
aktif dengan metode Sosiodrama dan karakteristik SKI tersebut maka lebih tepat
apabila pembelajaran materi SKI dengan materi pokok Terjadinya
Fathul Makkah. ini menggunakan metode Sosiodrama.
55
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
Dalam bab ini akan diuraikan tentang (a) Subjek Penelitian dan (b) Deskripsi Siklus Penelitian. Uraian selengkapnya adalah sebagai berikut : A. Subjek Penelitian 1.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MI YASPI Muneng Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 17 – 31 Mei 2012 a.
Letak Geografis Madrasah Ibtidaiyah atau MI YASPI Muneng berdiri di atas bengkok kepala dusun seluas 1. 000 m2
bertempat di dusun
Ngagrong desa Muneng. Terletak di ujung dusun Ngagrong.Desa Muneng merupakan desa paling utara dari kecamatan Pakis yang berbatasan dengan kecamatan Grabag. Desa Muneng memiliki SDN I dan SDN II Muneng yang bertempat di dusun Muneng dan dusun Sangsangan sebelah Timur MI YASPI Muneng. Walaupun MI YASPI Muneng berada di ujung dusun tetapi tetap strategis bagi warga yang ingin menyekolahkan anaknya yang merupakan sekolah yang bercirikan agama Islam, terbukti tiap tahunnya jumlah siswa melebihi 200 anak. Pada tahun 2011 ada 247 anak dan tahun ini 2012 ada 237 anak.
56
b.
Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MI YASPI Muneng pada kelas V di mulai dari hari Kamis tanggal 17 – 31 Mei 2012
2.
Sejarah Berdirinya MI YASPI Muneng Sekitar tahun 1960 an
Bapak Kyai Darji dan Bapak Tasmad
mendirikan sekolah sebagai tempat belajar anak-anak dusun Ngagrong dan dusun Sangsangan bahkan anak-anak dari luar kedua dusun tersebut. Saat itu anak-anak yang belajar ada 300 anak.Pembelajaran tiap hari kecuali hari Jum‟at libur, hari Minggu tetap masuk. Kegiatan belajar mengajar dimulai pukul 13.30 sampai 16.30 WIB. Tentunya dua tokoh pendiri sekolah ini dalam mengajar dibantu oleh tokoh masyarakat yang lain seperti Bapak Umar, Bapak Ahmad dari dusun Ngagrong dan Bapak Kasbulah dari dusun Sangsangan. Mata pelajaran yang diajarkan meliputi : Al-qur‟an Hadist, Aqidah, Bahasa Arab, Persholatan, Tareh Nabi,Tajwid,Nahwu, Sorof, Qiroah. Tokoh-tokoh masyarakat yang ada berupaya mendirikan sekolah yang layak untuk belajar bagi anak-anak, Karena anak-anak yang belajar semakin banyak. Akhirnya pada tahun 1968 masyarakat disekitarnya berswadaya mendirikan bangunan di atas tanah yang di wakafkan oleh seorang warga yang menaruh perhatian besar terhadap pendidikan. Bangunan ini belum permanen masih sangat sederhana berupa bangunan bambu. Setelah Lokasi belajar pindah pembelajaran di mulai pukul 07.30
57
sampai 12.30. Sekolah ini kemudian diberi nama Madrasah Ibtidaiyah YASPI Muneng di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam kecamatan Pakis. Bapak Tasmad sebagai kepala sekolah. Pemerintah memberi perhatian pada madrasah ini, kemudian bangunan yang ada diganti dengan bangunan permanen tapi hanya 3 kelas yang setiap satu kelasnya dibagi menjadi dua dan menambah gurunya. Kemudian bapak Darji lebih terfokus menjadi kyai yang diundang dan mempunyai santri di rumahnya. Pada tahun1995 pemerintah memberikan bantuan kembali untuk membangun gedung sekolah. Kemudian dibangunlah gedung sekolah sebanyak 6 lokal kelas, di atas tanah bengkok kepala dusun di dusun Ngagrong. Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah sudah disesuaikan dengan kurikulum yang di standarkan oleh Departemen Agama,terdiri dari mata pelajaran agama meliputi, Qur‟an Hadits, Aqidah Akhlaq, Fiqih, SKI, Bahasa Arab, dan mata pelajaran umum meliputi, PKN, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, SBK, Penjaskes, Bahasa Jawa dan Bahasa Inggris. 3.
Mata Pelajaran Mata pelajaran yang menjadi obyek penelitian ini adalah Sejarah Kebudayaan Islam sesuai dengan Kompetensi Dasar/Silabus pada saat penelitian ini dilaksanakan, maka pokok bahasan yang diambil adalah terjadinya Fathu Makkah
58
4.
Karakteristik Siswa Jumlah siswa kelas V MI YASPI Muneng yang dijadikan objek penelitian ini adalah 42 anak, terdiri dari 20 putera dan 22 puteri. Karakteristik siswa kelas V digambarkan
ini secara lebih detail dapat
sebagai berikut :
Tabel 1.1 Karakteristik siswa kelas V MI YASPI Muneng N
Pendidikan
Pekerjaan
Oragtua
Orangtua
Magelang, 07-01- 1998
MI
Tani
L
Magelang, 03-02- 2000
MI
Tukang
Khoirudin
L
Magelang, 06-04- 1999
MI
Tani
4
Adi Usmanto
L
Magelang, 28 -12-1998
MI
Tani
5
Asmawati
P
Magelang, 10-03-1999
MI
Tani
6
Choirul
L
Magelang, 04-03-1999
MI
Tani
7
Istikomah
P
Magelang, 27-02-2000
MI
Tani
8
Nahrowi
L
Magelang, 25-03-1999
MI
Tani
9
Pujiyati
P
Magelang, 17-06- 1999
MI
Tani
10 Ahmad
L
Magelang, 06-04-1999
MI
Tani
11 Nawawi
L
Magelang, 28-04-2000
MI
Tani
12 D. Pramesti
P
Magelang, 27-08- 2001
MI
Tani
13 Dwi Ufi Y
P
Magelang, 22-12-1999
MI
Tani
14 F. Rochim
L
Magelang, 03-03-2000
MI
Tani
15 Fatchu Zaini
L
Magelang, 02-10-2000
MI
Tani
Nama
L/P Tempat, Tgl. Lahir
1
Rohman
L
2
Selva Devian
3
O
59
16 Slamet Ismail
L
Magelang, 07-05- 2000
MI
Tani
17 Juriyah
P
Magelang, 19-03-2000
MI
Tani
18 M. Syarifah
P
Magelang, 06-03-2000
MI
Tani
19 M. Hakim
L
Magelang, 16-06-2000
MI
Tani
20 Muawiyah
P
Magelang, 26-5-2000
MI
Tani
21 M. Ridwan
L
Magelang, 08-11-2000
MI
Tamping
22 Muchamin
L
Magelang, 30-1-1999
MI
Tani
23 N. Umah
P
Magelang, 01-12- 2000
MI
Tani
24 Rohmaniyah
P
Magelang, 22-12-2000
MI
Tani
25 Nur Azimi
L
Magelang, 31-12-1999
MI
Tani
26 Nur Salim
L
Magelang, 02-12-2000
MI
Tani
27 Nurul Falah
L
Magelang, 25-08-2000
MI
Tani
28 Mujiati
L
Magelang, 03-03-2000
MI
Tani
29 Sangadah
P
Magelang, 02-05-1999
MI
Buruh
30 Sarifah
P
Magelang, 21-03-1999
MI
Tani
31 Siti Chiriyah
P
Magelang, 04-03- 2001
MI
Tani
32 Siti Fatimah
P
Magelang, 22-09- 2000
MI
Tani
33 Sri Utami
P
Magelang, 22-12-2000
MI
Tani
34 Susanti
P
Magelang, 19-04-2000
MI
Tukang batu
35 Sofi Yatun
P
Magelang, 22-12-1999
MI
Tani
36 Teguh
L
Magelang, 08-03-2001
SLTA
Kepala Desa
37 Tri Susilo
L
Magelang, 12-10-1999
SLTP
Kaur Pemrth
60
38 U. Chasanah
P
Magelang, 05-08-1999
MI
Tani
39 Chasanah
P
Magelang, 13-10-2000
MI
Tani
40 Lia Listiyani
P
Magelang, 20-07-2000
MI
Tani
41 Z. Azizah
P
Magelang, 12-08-2001
MI
Tani
42 N. Putri
P
Magelang, 24-11-2000
MI
Tani
Dari tabel di atas dapat diketahui : a. Usia siswa rata-rata 11 tahun b. Latar belakang keluarga/orangtua, mayoritas berpendidikan MI dan berprofesi tani c. Tingkat kemampuan siswa, berdasarkan pengamatan selama peneliti mengajar adalah
6 siswa pandai, 5 siswa cukup pandai,
6 siswa
berkemampuan sedang, dan sisanya siswa kurang/lambat belajar. B. Pelaksanaan Penelitian Dalam penelitian ini, pembelajaran SKI kelas V dengan Bab Peristiwa Fatchu Makkah. dilakukan dengan 3 x tatap muka dengan alokasi waktu 2 x 35 menit atau 2 jam mata pelajaran dengan menggunakan jam pelajaran madrasah dan diakhiri evaluasi per pokok di setiap akhir pelajaran. Adapun deskripsi yang lebih lengkap adalah : A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I 1.
Perencanaan Rencana persiapan yang dilakukan peneliti adalah : a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang memuat serangkaian kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode
61
Sosiodrama dengan materi Perang Mut‟ah, dengan kompetensi dasar mengidentifikasi sebab-sebab terjadinya Fathu Makkah. Adapun hasil belajarnya diharapkan peserta didik
dapat
menceritakan sebab-sebab terjadinya Fathu Makkah. b) Mempersiapkan tema cerita, menjelaskan peranan-peranan yang dimainkan, dan tugas-tugas bagi mereka yang tidak berperan ( penonton). c) Penentuan pelaku atau pemeran. Setelah mengemukakan tema cerita serta memberi dorongan kepada peserta didik untuk memainkan peranan, maka ditentukan para pelaku dan menjelaskan bilamana harus memulai melakukan peran. Para pelaku diberi petunjuk atau contoh sederhana agar mereka siap mental. d) Menyusun pula soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur seberapa jauh prestasi belajar siswa. 2.
Pelaksanaan Tindakan a) Guru melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan RPP yang telah dirancang sebelumnya yaitu materi Perang Mut‟ah. b) Guru memulai pembelajaran dengan metode Sosiodrama dengan langkah-langkah sebagai berikut : a) Guru mengucapkan salam
62
b) Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan materi yang lalu serta memancing dengan pertanyaan terkait dengan materi yang akan disampaikan. c) Guru
memberi
disampaikan
penjelasn
dalam
tentang
materi
pembelajaran
yang
melalui
akan
Metode
Sosiodrama. d) Guru mempersilahkan kepada peserta didik yang di tunjuk untuk maju memainkan peranannya sesuai dengan imajinasi atau daya tanggap masing-masing, sampai pada titik tema yang ditentukan. e) Guru
mempersilahkan
pemeran
untuk
duduk
kembali,
kemudian dilanjtkan dengan diskusi dibawah pimpinan guru yang diikuti semua siswa. Diskusi berkisar pada tingkah laku para pemeran dalam hubungannya dengan tema cerita, sehingga dapat terjadi suatu pembicaraan berupa tanggapan, pendapat dan kesimpulan. f) Setelah diskusi selesai dilakukan ulangan permainan atau bermain peranan ulangan dengan memperhatikan pendapat, saran-saran atau kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh dari hasil diskusi. g) Setelah selesai, guru mengadakan evaluasi dengan butir-buitr soal yang telah dipersiapkan.
63
3.
Observasi Selama pembelajaran berlangsung dilakukan observasi untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran dengan metode Sosiodrama dalam meningkatkan hasil belajar siswa, keaktifan maupun perhatian siswa. Observasi yang dilakukan pada penelitian ini selain dilakukan oleh peneliti juga meminta bantuan teman sejawat di MI YASPI Muneng dimana guru akan mengamati dan mencatat jumlah muridmurid yang bertanya, jumlah murid yang menjawab pertanyaan, dan juga murid yang berani mengemukakan pendapat. Pada saat pembelajaran diamati pula mengenai berapa jumlah siswa yang mampu mengejakan latihan, juga mengenai hasill evaluasi yang dilakukan. Selain observasi yang dilakukan
pada siswa juga
diadakan observasi atau pengamatan pada guru yang dilakukan oleh teman guru mengenai bagaimana ketrampilan atau kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode Sosiodrama ini. 4.
Refleksi Refleksi dilaksanakan setelah kegiatan dan digunakan untuk mengetahui gambaran dari siklus yang sudah dilaksanakan. Berdasarkan data yang diperoleh dan diskusi dengan teman sejawat pelaksanaan pembelajaran pada siklus I telah menunjukkan perubahan, hal ini ditandai dengan adanya : a)
Perhatian siswa untuk mengikuti pembelajaran SKI mulai terlihat.
64
b) Keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran meningkat. Selain mengalami kemajuan tetapi masih ditemui hambatanhambatan dengan diterapkannya metode Sosiodrama, di antaranya : 1) Sebagian siswa masih ramai menertawakan teman yang sedang memerankan tema cerita. 2) Keaktifan siswa belum sesuai yang diharapkan 3) Penguasaan materi dan pemahaman siswa masih kurang sehingga masih ada siswa yang tidak berkonsentrasi pada pelajaran. Hambatan-hambatan yang ada pada siklus I ini secara langsung mempengaruhi hasil evaluasi di akhir pembelajaran.
Berdasarkan
hasil pelaksanaan siklus I yang belum menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan, maka peneliti akan melaksanakan siklus II untuk memperbaiki hasil yang telah dicapai pada siklus sebelumnya. B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II 1.
Perencanaan Rencana persiapan yang dilakukan peneliti adalah : a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang memuat serangkaian kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode Sosiodrama dengan materi Sebab-sebab Fathu Makkah, dengan kompetensi dasar mengidentifikasi sebabsebab terjadinya Fathu Makkah. Adapun hasil belajarnya
65
diharapkan peserta didik
dapat menceritakan kronologi
peristiwa Fathu Makkah. b) Mempersiapkan
tema cerita
yang sesuai dengan materi
pelajaran, menjelaskan peranan-peranan yang dimainkan, dan tugas-tugas bagi mereka yang tidak berperan ( penonton). c) Penentuan pelaku atau pemeran. Setelah mengemukakan tema cerita serta memberi dorongan kepada peserta didik untuk memainkan peranan, maka ditentukan para pelaku dan menjelaskan bilamana harus memulai melakukan peran. Para pelaku diberi petunjuk atau contoh sederhana agar mereka siap mental. d) Menyusun pula soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur seberapa jauh prestasi belajar siswa. 2.
Pelaksanaan Tindakan a) Guru melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan RPP yang telah dirancang sebelumnya yaitu materi sebab- sebab Fathu Makkah. b) Guru memulai pembelajaran dengan metode Sosiodrama dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Guru mengucapkan salam 2) Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan materi yang lalu serta memancing dengan pertanyaan terkait dengan materi yang akan disampaikan.
66
3)
Guru memberi penjelasn tentang materi yang akan disampaikan
dalam
pembelajaran
melalui
Metode
Sosiodrama. 4) Guru mempersilahkan kepada peserta didik yang di tunjuk untuk maju
memainkan peranannya sesuai dengan
imajinasi atau daya tanggap masing-masing, samapai pada titik tema yang ditentukan. 5)
Guru mempersilahkan pemeran untuk duduk kembali, kemudian dilanjtkan dengan diskusi dibawah pimpinan guru yang diikuti semua siswa. Diskusi berkisar pada tingkah laku para pemeran dalam hubungannya dengan tema cerita, sehingga dapat terjadi suatu pembicaraan berupa tanggapan, pendapat dan kesimpulan.
6) Setelah diskusi selesai dilakukan ulangan permainan atau bermain peranan ulangan dengan memperhatikan pendapat, saran-saran atau kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh dari hasil diskusi. 7) Setelah selesai, guru mengadakan evaluasi dengan butirbuitr soal yang telah dipersiapkan. 3.
Observasi Selama pembelajaran berlangsung dilakukan observasi untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran dengan metode Sosiodrama
67
dalam meningkatkan hasil belajar siswa, keaktifan maupun perhatian siswa. Observasi yang dilakukan pada penelitian ini selain dilakukan oleh peneliti juga meminta bantuan teman sejawat di MI YASPI Muneng dimana guru dan teman sejawat akan mengamati bagaimana para siswa memerankan peranan yang dilakukannya, dan mencatat jumlah murid-murid yang bertanya, jumlah murid yang menjawab pertanyaan, dan juga murid yang berani mengemukakan pendapat. Pada saat pembelajaran diamati pula mengenai berapa jumlah
siswa yang mampu mengejakan latihan, juga mengenai
hasill evaluasi yang dilakukan. Selain observasi yang dilakukan pada siswa juga diadakan observasi atau pengamatan pada guru yang dilakukan oleh teman guru mengenai bagaimana ketrampilan atau kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode Sosiodrama ini. 4.
Refleksi Refleksi pembelajaran pada siklus II berdasarkan data yang diperoleh dan diskusi dengan teman sejawat pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II dengan menggunakan metode Sosiodrama sudah mengalami beberapa peningkatan meskipun belum maksimal, hal ini terlihat dari : a) Perhatian siswa terhadap pembelajaran SKI meningkat.
68
b) Pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran SKI semakin baik. c) Hasil evaluasi pada siklus kedua lebih baik daripada siklus pertama. Hambatan-hambatan yang ditemui pada pelaksanaan siklus II masih ditemui pada tahap ini walaupun jumlahnya menurun, hal ini sebagai dasar atau
bahan pertimbangan untuk melaksanakan
pembelajaran siklus berikutnya. Selain untuk dasar penentuan siklus III juga untuk menentukan tindakan-tindakan apa saja yang perlu dilakukan
untuk meningkatkan atau memaksimalkan hasil
penerapan pada pembelajaran pada siklus berikutnya. C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III 1.
Perencanaan Rencana persiapan yang dilakukan peneliti adalah : a) Menyusun Rencana memuat
serangkaian
menggunakan
metode
Pelaksanaan Pembelajaran yang kegiatan
pembelajaran
Sosiodrama
dengan
yang materi
Penaklukan Kota Makkah dengan kompetensi dasar mengambil ibrah dari peristiwa Fathu Makkah. Adapun hasil belajarnya diharapkan peserta didik dapat mengambil hikmah dari peristiwa Fathu Makkah. b) Mempersiapkan tema cerita yang sesuai dengan materi pelajaran, menjelaskan peranan-peranan yang dimainkan,
69
dan tugas-tugas bagi mereka yang tidak berperan
(
penonton). c) Penentuan pelaku atau pemeran. Siswa yang belum pernah memerankan harus mau dan siap memerankan sebagai pelaku dalam cerita. Setelah mengemukakan tema cerita serta memberi motivasi kepada peserta didik untuk memainkan peranan, maka ditentukan para pelaku dan menjelaskan bilamana harus memulai melakukan peran. Para pelaku tetap karena
setiap
diberi petunjuk atau contoh sederhana pertemuan
selalu
bergiliran
dalam
memerankan tokoh-tokoh dalam cerita, agar mereka siap mental. d) Menyusun pula soal evaluasi satu bab materi pelajaran yang akan digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa. 2. Pelaksanaan Tindakan a) Guru melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan RPP yang telah dirancang sebelumnya yaitu Penaklukan Kota Makkah. b) Guru memulai pembelajaran dengan metode Sosiodrama dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Guru mengucapkan salam
70
2) Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan materi yang lalu serta memancing dengan pertanyaan terkait dengan materi yang akan disampaikan. 3) Guru memberi penjelasn tentang materi yang akan disampaikan
dalam
pembelajaran
melalui
Metode
Sosiodrama. Serta memotivasi siswa dlam mengikuti pelajaran. 4) Guru mempersilahkan kepada peserta didik yang di tunjuk untuk maju
memainkan peranannya sesuai dengan
imajinasi atau daya tanggap masing-masing, samapai pada titik tema yang ditentukan. 5) Guru mempersilahkan pemeran untuk duduk kembali,
kemudian dilanjutkan dengan diskusi dibawah pimpinan guru yang diikuti semua siswa. Diskusi berkisar pada tingkah laku para pemeran dalam hubungannya dengan tema cerita, sehingga dapat terjadi suatu pembicaraan berupa tanggapan, pendapat dan kesimpulan. 6) Setelah diskusi selesai dilakukan ulangan permainan atau bermain
peranan
ulangan
dengan
memperhatikan
pendapat, saran-saran atau kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh dari hasil diskusi. 7) Setelah selesai, guru mengadakan evaluasi dengan butirbuitr soal yang telah dipersiapkan.
71
3.
Observasi Selama pembelajaran berlangsung dilakukan observasi untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran dengan
metode
Sosiodrama dalam meningkatkan hasil belajar siswa, keaktifan maupun perhatian siswa. Observasi yang dilakukan pada penelitian ini selain dilakukan oleh peneliti juga meminta bantuan teman sejawat di MI YASPI Muneng dimana guru akan mengamati
bagaimana para
siswa memerankan peranan yang dilakukannya, dan mencatat jumlah murid-murid yang bertanya, jumlah murid yang menjawab pertanyaan, dan juga murid yang berani mengemukakan pendapat. Pada saat pembelajaran diamati pula mengenai berapa jumlah siswa yang mampu mengejakan latihan, juga mengenai hasill evaluasi yang dilakukan. Selain observasi yang dilakukan
pada siswa juga
diadakan observasi atau pengamatan pada guru yang dilakukan oleh teman guru mengenai bagaimana ketrampilan atau kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode Sosiodrama ini. 4.
Refleksi Refleksi pelaksanaan pembelajaran siklus III diperoleh data yang menunjukkan bahwa perbaikan pembelajaran sudah berhasil. Terbukti dengan metode Sosiodrama bisa meningkatkan prestasi, perhatian dan keaktifan siswa sehingga hasil pembelajaran ini dapat
72
sebagai acuan untuk pembelajaran materi SKI di kelas V yang akan datang.
73
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Per Siklus 1.
Deskripsi Pelaksanaan Siklus I a.
Tujuan Siklus I 1) Untuk menarik perhatian siswa dalam pembelajaran SKI dengan menggunakan metode Sosiodrama. 2) Untuk membuat aktif siswa dalam pembelajaran SKI dengan menggunakan metode Sosiodrama. 3) Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran SKI dengan menggunakan metode Sosiodrama.
b.
Hasil Pelaksanaan Siklus I Pada awalnya siswa merasa antusias dengan metode baru yang diterapkan
namun masih malu-malu dalam memerankan
pelaku-pelaku dalam tema cerita. Sehingga pembelajaran kurang berjalan dengan lancar. Ada sebagian siswa yang menertawakan temannnya yang sedang maju untuk memerankan pelaku atau tokoh dalam cerita. Ketika Klarifikasi berlangsung banyak anak-anak yang masih menjawab serempak dan ketika disampaikan penarikan kesimpulan ada sebagian anak yang tidak konsentrasi sehingga ketika diberi
74
waktu untuk mencatat hasil kesimpulan masih ada siswa yang bertanya dengan teman lain. Setelah pembelajaran siklus I selesai dilakukan refleksi, berdasarkan atas hambatan-hambatan dan kesulitan-kesulitan yang diperoleh pada pengamatan di siklus I, maka ada beberapa hal penting yang harus dicermati pada pelaksanaan siklus selanjutnya yakni agar siswa lebih aktif dan tertarik dengan materi yang akan disampaikan, sebelumnya siswa diberi motivsi terlebih dahulu kaitannya dengan materi
yaitu tentang pahala atau keuntungan
meneladani apa yang dilakukan Rasul dll dan agar siswa lebih matang dan siap dengan materi yang akan disampaikan maka siswa diberikan
materi yang di fotocopikan terlebih dahulu untuk
dipelajari di rumah
sehingga siswa siap apabila terpilih untuk
memerankan tokoh dalam cerita. Selain itu agar siswa lebih aktif kreatif siswa diberi kebebasan untuk menggunakan bahasa dengan versi mereka sendiri. Reward dan punishment hendaknya juga menjadi pertimbangan guru dalam usaha pencapaian keberhasilan materi pembelajaran SKI ini. Hasil belajar pada siklus I ini belum menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan karena masih adanya hambatanhambatan, maka peneliti akan melaksanakan siklus II untuk memperbaiki hasil yang telah dicapai pada siklus sebelumnya. Hasil
75
siklus I secara rinci mengenai perhatian, keaktifan, dan prestasi belajar akan kami paparkan berikut ini : 1) Perhatian Pada pelaksanaan SKI siklus I ini perhatian anak sangat tinggi dengan diperkenalkannya metode baru yaitu metode Sosiodrama.
Siswa
yang
semula
tidak
memperhatikan
penjelasan dari guru ketika guru menggunakan metode lama yaitu metode ceramah berubah memperhatikan meskipun belum seluruhnya namun kebanyakan sudah memperhatikan.
Secara
rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.1. Hasil Observasi Perhatian Siswa
ASPEK YANG DIAMATI N O
NAMA SISWA
Membawa buku catatan
Memba wa buku tugas
Memba wa kelengka pan alat tulis
Kesunggu han dalam mengikuti pelajaran
Menyeles aikan tugas dengan baik
Mencatat kesimpula n dari klarifikasi
1
Rohman
√
-
√
√
√
√
2
Selva Devian
√
-
√
-
-
√
3
Khoirudin
√
-
-
-
-
√
4
A. Usmanto
√
-
-
-
-
√
5
Asmawati
√
√
√
-
-
√
6
C. Fahrudin
√
-
√
-
-
√
7
Istikomah
√
√
-
√
√
√
8
Nahrowi
-
-
-
-
-
-
9
Pujiyanti
√
√
√
√
√
√
10
Akhmad. K
√
-
-
-
-
√
76
11
A. Nawawi
√
√
-
-
-
√
12
Diana. P
√
-
√
-
√
√
13
Dwi U. Yanti
√
√
√
√
√
√
14
F. Rochim
√
√
-
-
-
√
15
Fatchu Zaini
√
√
-
-
√
√
16
S. Ismail
√
-
√
-
-
√
17
Juriyah
√
-
√
√
√
√
18
Mar‟atul. S
√
√
√
√
√
√
19
Miftachul. C
-
-
√
√
√
-
20
Muawiyah
√
√
-
√
√
√
21
M Ridwan
√
-
√
-
-
√
22
Muchamin
√
-
√
-
√
√
23
Nafa‟atul. U
√
-
-
√
√
√
24
N. Rohmania
√
√
√
√
√
√
25
Nur Azimi
√
√
-
-
√
√
26
Nursalim
-
-
√
-
-
-
27
Nurul Falah
√
√
-
-
-
√
28
Mujiyati
√
-
√
√
√
-
29
Sangadah
√
√
-
√
√
√
30
Sarifah
√
√
√
√
√
√
31
S.Choiriyah
-
-
√
-
-
√
32
Siti Fatimah
√
√
-
√
√
√
33
Sri Utari
√
-
√
√
√
√
34
Susanti
√
√
√
√
√
√
35
Sofiyatun
√
-
√
√
√
√
36
Teguh. S
√
√
-
-
-
√
37
Tri Susilo
-
-
√
-
√
-
38
Uswatun. C
√
√
√
√
√
√
39
Uswatun. H
√
√
-
√
√
√
40
Listiyani
√
-
√
√
√
√
77
41
Z. Azizah
√
-
√
√
√
√
42
Novita Putri
√
√
-
√
√
√
Jumlah
37
20
25
22
25
37
Prosentase
88%
47.6%
59.5%
52.4%
59.5%
88%
2) Keaktifan Pada pelaksanaan pembelajaran SKI ini siswa sebanyak 42 anak pada hasil observasi anak sudah mulai aktif. Siswa yang semula hanya mendengarkan guru mulai aktif bertanya sebanyak 6 orang, menjawab pertanyaan 4 orang bahkan mengemukakan pendapat sebanyak 8 orang. Secara lengkap ditemukan hasil sesuai dengan tabel berikut ini : Tabel 4.2. Hasil Observasi Keaktifan Siswa No
Aspek yang diamati
1. 2. 3. 4.
Keaktifan bertanya Menjawab pertanyaan Mengemukakan pendapat Mengerjakan latihan Jumlah rata-rata
Frekwensi
%
6 4 8 42
15 10 20 100 36.3
3) Prestasi Belajar Dari segi prestasi belajar pada siklus ini sudah ada sedikit peningkatan meskipun belum signifikan jika dibandingkan dengan hasil evaluasi pra PTK. Adapun perbandingan hasil pra PTK dengan siklius I akan disajikan pada bentuk tabel berikut ini.
78
Tabel 4.3. Hasil Prestasi Belajar Siswa NILAI NO NAMA MURID
Pra PTK
Siklus I
1
ROHMAN
50
60
2
SELVA DEVIAN S
50
60
3
KHOIRUDIN
50
60
4
ADI USMANTO
50
60
5
ASMAWATI
40
50
6
CHOIRUL FAHRUDIN
50
60
7
ISTIKOMAH
50
60
8
NAHROWI
40
50
9
PUJIYANTI
50
60
10
AKHMAD KHOERUDIN
50
60
11
ACHMAD NAWAWI
50
60
12
DIANA PRAMESTI
50
60
13
DWI UFI YANTI
60
70
14
FATCHU ROCHIM
50
50
15
FATCHU ZAINI
50
60
16
SLAMET ISMAIL
50
50
17
JURIYAH
50
60
18
MAR'ATUL SARIFAH
50
60
19
MIFTACHUL CHAKIM
50
60
20
MUAWIYAH
50
60
21
MUCHAMAD RIDWAN
50
60
22
MUCHAMIN
40
50
23
NAFFA'ATUL UMAH
40
50
79
24
NIKMATURRAHMANIYA 40
60
25
NUR AZIMI
50
60
26
NURSALIM
50
60
27
NURUL FALAH
50
60
28
MUJIYATI
50
60
29
SANGADAH
50
70
30
SARIFAH
50
50
31
SITI CHOIRIYAH
40
50
32
SITI FATIMAH
40
60
33
SRI UTARI
50
60
34
SUSANTI
60
70
35
SOFI YATUN
50
60
36
TEGUH SETIAWAN
50
60
37
TRI SUSILO
40
50
38
USWATUN CHASANAH
50
50
39
USWATUN HASANAH
50
50
40
LIA LISTIANI
50
60
41
ZAEATUL AZIZAH
50
60
42
NOVITA PUTRI P
50
50
48.57
56.19
JUMLAH RATA-RATA
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II a. Tujuan Siklus II 1) Untuk meningkatkan perhatian siswa dalam pembelajaran SKI dengan menggunakan metode Sosiodrama. 2) Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran SKI dengan menggunakan metode Sosiodrama.
80
3) Untuk meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran SKI dengan menggunakan metode Sosiodrama. b. Hasil Pelaksanaan Siklus II Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan teman sejawat selama kegiatan berlangsung secara umum pemahaman siswa terhadap materi sudah meningkat dan siswa juga sudah tidak merasa canggung atau bingung ketika ditunjuk untuk memerankan tokoh atau pelaku dalam cerita, dan sehingga ketika penarikan kesimpulan dan klarifikasi anak sudah langsung berani tunjuk jari untuk menjawab pertanyaan secara individu dan tidak lagi menjawab secara serempak. Siswa sudah lebih aktif dari pembelajaran pada siklus sebelumnya
karena
siswa
sudah
mampu
menuangkan
kreasi
berpikirnya dengan menggunakan bahasa mereka sendiri dalam memerankan tokoh dalam cerita tentang sebab-sebab terjadinya Fathu Makkah Dari segi prestasi anak juga sudah lebih bagus hasilnya terlihat dari skor yang diperoleh anak, dimana anak sudah ada sebagian yang berkategori baik juga anak dalam mengerjakan soal sudah terlihat lebih matang tidak bertanya-tanya
atau mencontek temannya. Minat
maupun perhatian anak pun mulai tumbuh terbukti di luar jam pelajaran SKI anak-anak sudah menanyakan/meminta
untuk belajar SKI
meskipun belum tiba jadwal pelajaran SKI. Setelah selesai pelaksanaan siklus II juga di adakan refleksi. Dari hasil observasi pada pembelajaran
81
siklus II meskipun dari segi prestasi maupun dari segi keaktifan siswa sudah ada peningkatan namun karena masih adanya sedikit kendala yakni hasil evaluasi yang belum maksimal, maka peneliti akan melaksanakan siklus III untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan di siklus II dan supaya hasilnya lebih maksimal maka guru tetap memfotocopikan materi, naskah drama dan meminjamkan buku paket, agar tidak mematikan kreativitas anak diberi kesempatan membuat naskah drama dengan bahasa mereka dalam satu kelompok belajar dengan materi yang sama, dan harus siap apabila harus maju ke depan untuk memerankan tokoh yang ada dalam cerita. Supaya anak lebih bertanggung jawab pemberian reward dan punishment lebih riil dan dibuat agar anak merasa senang
tidak merasa mendapat beban
meskipun sebenarnya siswa sedang mendapatkan punishment. Hasil secara rinci pelaksanaan siklus II mengenai perhatian, keaktifan dan prestasi belajar akan kami paparkan berikut ini. 1)
Perhatian Pada siklus II ini dari segi perhatian tidak mengalami penurunan meskipun
menggunakan metode yang sama yaitu
Sosiodrama namun perhatian tetap tinggi karena pada siklus II ini guru memberikan kebebasan pada siswa yaitu percakapan yang semula
dibuat oleh guru sekarang dibuat oleh anak secara
berkelompok.
82
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel perhatian berikut ini : Tabel 4.4. Hasil Observasi Perhatian Siswa ASPEK YANG DIAMATI N O
NAMA SISWA
Membaw a buku catatan
Membaw a buku tugas
Memba wa kelengk apan alat tulis
Kesunggu han dalam mengikuti pelajaran
Menyeles aikan tugas dengan baik
Mencatat kesimpulan dari klarifikasi
1
Rohman
√
-
√
√
√
√
2
Selva Devian
√
√
√
√
√
√
3
Khoirudin
√
-
-
-
-
√
4
Adi Usmanto
√
-
√
-
-
√
5
Asmawati
√
√
√
√
√
√
6
C. Fahrudin
√
-
√
-
-
√
7
Istikomah
√
√
√
√
√
√
8
Nahrowi
-
-
√
-
-
√
9
Pujiyanti
√
-
√
√
√
√
10
Akhmad. K
√
√
-
-
-
√
11
A. Nawawi
√
√
-
√
√
√
12
Diana. P
√
√
√
√
√
√
13
Dwi Ufi Yanti
√
√
√
√
√
√
14
F. Rochim
√
√
-
√
√
√
15
Fatchu Zaini
√
√
-
√
√
√
16
Slamet Ismail
√
-
√
√
√
√
17
Juriyah
√
√
√
√
√
√
18
Mar‟atul. S
√
√
√
√
√
√
19
Miftachul. C
√
-
√
√
√
√
83
20
Muawiyah
√
-
√
√
√
√
21
M Ridwan
√
-
√
√
√
√
22
Muchamin
√
√
√
-
√
√
23
Nafa‟atul. U
√
√
√
√
√
√
24
N. Rohmania
√
√
√
√
√
√
25
Nur Azimi
√
√
-
√
√
√
26
Nursalim
√
-
√
-
-
√
27
Nurul Falah
√
√
-
-
-
√
28
Mujiyati
√
√
√
√
√
√
29
Sangadah
√
√
√
√
√
√
30
Sarifah
√
√
√
√
√
√
31
Siti Choiriyah
√
-
√
√
-
√
32
Siti Fatimah
√
√
-
√
√
√
33
Sri Utari
√
√
√
√
√
√
34
Susanti
√
√
√
√
√
√
35
Sofiyatun
√
√
√
√
√
√
36
Teguh. S
√
√
√
-
√
√
37
Tri Susilo
-
-
√
-
√
√
38
Uswatun. C
√
√
√
√
√
√
39
Uswatun. H
√
√
-
√
√
√
40
Lia Listiyani
√
√
√
√
√
√
41
Z. Azizah
√
√
√
√
-
√
42
Novita Putri
√
√
-
√
√
√
Jumlah
40
30
32
32
32
42
Prosentase
95%
71.4%
76.2%
76.2%
76.2%
100%
84
2) Keaktifan Pada siklus II ini keaktifan siswa mulai meningkat baik dari sebelumnya karena kreatifitas anak sudah mulai terasah
ketika
bersama dengan teman sebangkunya diberikan waktu untuk membuat cerita berdasarkan materi pelajaran apalagi sebelumnya
pertemuan
anak sudah mendapatkan fotocopi materi, sehingga
ketika pembelajaran berlangsung
siswa sudah siap untuk tampil
memerankan drama yang ceritanya mereka buat dengan bahasa versi anak-anak sendiri.Secara jelas dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.5. Hasil Observasi Keaktifan Siswa No 1. 2. 3. 4.
Aspek yang diamati Keaktifan bertanya Menjawab pertanyaan Mengemukakan pendapat Mengerjakan latihan Jumlah rata-rata
Frekwensi
%
21 25 21 42
50 60 50 100 65
3) Prestasi Belajar Pada siklus II ini anak sudah terlihat matang, terlihat ketika mengerjakan evaluasi anak sudah tidak lagi bertanya-tanya dengan temannya maupun mencontek sehingga mempengaruhi hasil prestasi belajar siswa sehingga skor anak banyak yang sudah berkategori baik. Adapun perbandingannya secara jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini :
85
Tabel 4.6. Hasil Prestasi Belajar Siswa NO
NILAI
NAMA MURID
Pra PTK
Siklus I
Siklus II
1
ROHMAN
50
60
70
2
SELVA DEVIAN S
50
60
70
3
KHOIRUDIN
50
60
70
4
ADI USMANTO
50
60
60
5
ASMAWATI
40
50
60
6
CHOIRUL FAHRUDIN
50
60
70
7
ISTIKOMAH
50
60
70
8
NAHROWI
50
50
60
9
PUJIYANTI
50
60
70
10
AKHMAD KHOERUDIN
50
60
70
11
ACHMAD NAWAWI
50
60
70
12
DIANA PRAMESTI
50
60
70
13
DWI UFI YANTI
60
70
90
14
FATCHU ROCHIM
50
50
70
15
FATCHU ZAINI
50
60
70
16
SLAMET ISMAIL
50
50
70
17
JURIYAH
50
60
70
18
MAR'ATUL SARIFAH
50
60
70
19
MIFTACHUL CHAKIM
50
60
70
20
MUAWIYAH
50
60
60
21
MUCHAMAD RIDWAN
50
60
60
22
MUCHAMIN
40
50
60
23
NAFFA'ATUL UMAH
40
50
60
24
NIKMATURRAHMANIYA
40
60
70
25
NUR AZIMI
50
60
70
26
NURSALIM
50
60
70
86
27
NURUL FALAH
50
60
80
28
MUJIYATI
50
60
70
29
SANGADAH
50
70
90
30
SARIFAH
50
50
60
31
SITI CHOIRIYAH
40
50
60
32
SITI FATIMAH
40
60
70
33
SRI UTARI
50
60
70
34
SUSANTI
60
70
90
35
SOFI YATUN
50
60
70
36
TEGUH SETIAWAN
50
60
80
37
TRI SUSILO
40
50
60
38
USWATUN CHASANAH
50
50
70
39
USWATUN HASANAH
50
50
80
40
LIA LISTIANI
50
60
70
41
ZAEATUL AZIZAH
50
50
70
42
NOVITA PUTRI P
50
50
80
JUMLAH
48.57
56.19
70.00
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III a.
Tujuan Siklus III 1) Untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran SKI yang meliputi perhatian
dan
keaktifan
dengan
menggunakan
metode
Sosiodrama. 2) Untuk meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran SKI dengan menggunakan metode Sosiodrama.
87
b.
Hasil pelaksanaan siklus III Selama kegiatan pembelajaran berlangsung diadakan observasi terhadap pembelajaran dengan metode Sosiodrama Setelah diadakan pembelajaran siklus III diadakan refleksi yang hasilnya adalah secara umum pelaksanaan pembelajaran SKI dengan menggunakan metode Sosiodrama ini berjalan dengan baik tidak ditemukan kendala yang berarti
ketika
pembelajaran
pelaksanaan siklus
berlangsung
karena
memang
III ini merupakan perbaikan dari siklus
sebelumnya. Dari segi hasil prestasi belajar siswa terdapat peningkatan yang signifikan dari skor nilai yang diperoleh siswa karena pada siklus ini banyak siswa yang mendapatkan nilai dengan kategori sangat baik. Setelah diadakan pembelajaran siklus III diadakan refleksi yang hasilnya adalah secara umum pelaksanaan pembelajaran SKI dengan menggunakan metode Sosiodrama ini berjalan dengan baik tidak
ditemukan
kendala
yang
berarti
ketika
pembelajaran
berlangsung karena memang pelaksanaan siklus III ini merupakan perbaikan dari siklus sebelumnya. Pembelajaran dengan metode Sosiodrama yang diterapkan ini secara umum sudah berjalan dengan baik. Dari segi perhatian siswa maupun keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung terjadi interaksi yang baik antar siswa, pembelajaran menjadi lebih hidup tidak hanya terfokus pada guru. Hampir semua siswa memperhatikan dan mengikuti pembelajaran
88
dengan senang tanpa beban. Dan ketika guru mengadakan evaluasi mereka betul-betul mencerminkan kemandirian. Hasil secara rinci pelaksanaan siklus III mengenai perhatian, keaktifan dan prestasi belajar akan penulis paparkan berikut ini : 1) Perhatian Pada siklus III ini perhatian semakin meningkat dengan banyaknya siswa yang ingin tampil ke depan untuk memerankan tokoh dalam cerita yang berdasarkan materi pelajaran SKI. Apalagi siswa dibri kebebasan untuk menggunakan bahasa mereka dalam cerita tersebut. Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.7. Hasil Observasi Perhatian Siswa ASPEK YANG DIAMATI NO
NAMA SISWA
Membawa buku catatan
Membawa buku tugas
Memba wa kelengk apan alat tulis
Kesunggu han dalam mengikuti pelajaran
Menyeles aikan tugas dengan baik
Mencata t kesimpu lan dari klarifika si
1
Rohman
√
-
√
√
√
√
2
Selva Devian
√
√
√
√
√
√
3
Khoirudin
√
-
-
-
-
√
4
Adi Usmanto
√
-
√
-
-
√
5
Asmawati
√
√
√
√
√
√
6
C. Fahrudin
√
-
√
-
-
√
7
Istikomah
√
√
√
√
√
√
8
Nahrowi
-
-
√
-
-
√
89
9
Pujiyanti
√
-
√
√
√
√
10
Akhmad. K
√
√
-
-
-
√
11
A. Nawawi
√
√
-
√
√
√
12
Diana. P
√
√
√
√
√
√
13
Dwi Ufi Yanti
√
√
√
√
√
√
14
F. Rochim
√
√
-
√
√
√
15
Fatchu Zaini
√
√
-
√
√
√
16
Slamet Ismail
√
-
√
√
√
√
17
Juriyah
√
√
√
√
√
√
18
Mar‟atul. S
√
√
√
√
√
√
19
Miftachul. C
√
-
√
√
√
√
20
Muawiyah
√
-
√
√
√
√
21
M Ridwan
√
-
√
√
√
√
22
Muchamin
√
√
√
-
√
√
23
Nafa‟atul. U
√
√
√
√
√
√
24
N. Rohmania
√
√
√
√
√
√
25
Nur Azimi
√
√
-
√
√
√
26
Nursalim
√
-
√
-
-
√
27
Nurul Falah
√
√
-
-
-
√
28
Mujiyati
√
√
√
√
√
√
29
Sangadah
√
√
√
√
√
√
30
Sarifah
√
√
√
√
√
√
31
Siti Choiriyah
√
-
√
√
-
√
32
Siti Fatimah
√
√
-
√
√
√
33
Sri Utari
√
√
√
√
√
√
34
Susanti
√
√
√
√
√
√
35
Sofiyatun
√
√
√
√
√
√
36
Teguh. S
√
√
√
-
√
√
90
37
Tri Susilo
-
-
√
-
√
√
38
Uswatun. C
√
√
√
√
√
√
39
Uswatun. H
√
√
-
√
√
√
40
Lia Listiyani
√
√
√
√
√
√
41
Z. Azizah
√
√
√
√
-
√
42
Novita Putri
√
√
-
√
√
√
Jumlah
40
30
32
32
32
42
Prosentase
95%
71.4%
76.2%
76.2%
76.2%
100%
2. Keaktifan Dari segi keaktifan pembelajaran pada siklus III betul-betul sudah meningkat karena sudah terlihat interaksi antar siswa. Pembelajaran menjadi hidup tidak hanya terfokus pada guru. Siswa betul-betul terlibat langsung dalam pembelajaran, sungguh-sungguh memerankan tokoh yang dibawakan, sehingga cerita tentang Fathu Makkah betul-betul hidup. Secara jelasnya akan penulis sajikan tabel keaktifan siswa berikut ini : Tabel 4.8. Hasil Observasi Keaktifan Siswa No 1. 2. 3. 4.
Aspek yang diamati Keaktifan bertanya Menjawab pertanyaan Mengemukakan pendapat Mengerjakan latihan Jumlah rata-rata
91
Frekwensi
%
34 38 25 42
80 90 60 100 82.5
3. Prestasi Belajar Pada siklus III ini pembelajaran benar-benar sudah mencerminkan kemandirian dari siswa sehingga sangat mempengaruhi hasil atau prestasi belajar siswa. Secara tepatnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.9. Perbandingan Hasil Nilai Prestasi Belajar SKI yang Diperoleh Siswa Sebelum PTK dan Setelah PTK
NILAI NO
NAMA MURID
Pra
Siklus
Siklus
Siklus
PTK
I
II
III
1
ROHMAN
50
60
70
80
2
SELVA DEVIAN S
50
60
70
80
3
KHOIRUDIN
50
60
60
60
4
ADI USMANTO
50
60
70
80
5
ASMAWATI
40
50
60
80
6
CHOIRUL FAHRUDIN
50
60
70
80
7
ISTIKOMAH
50
60
80
90
8
NAHROWI
50
50
60
60
9
PUJIYANTI
50
60
70
80
10
AKHMAD KHOERUDIN
50
60
70
70
11
ACHMAD NAWAWI
50
60
70
80
12
DIANA PRAMESTI
50
60
70
80
13
DWI UFI YANTI
60
70
90
100
14
FATCHU ROCHIM
50
50
70
80
92
15
FATCHU ZAINI
50
60
80
90
16
SLAMET ISMAIL
50
50
60
60
17
JURIYAH
50
60
70
80
18
MAR'ATUL SARIFAH
50
60
70
100
19
MIFTACHUL CHAKIM
50
60
70
100
20
MUAWIYAH
50
60
60
70
21
MUCHAMAD RIDWAN
50
60
60
80
22
MUCHAMIN
40
50
70
70
23
NAFFA'ATUL UMAH
40
50
60
80
24
NIKMATURRAHMANIYA
40
60
70
80
25
NUR AZIMI
50
60
70
90
26
NURSALIM
50
60
60
60
27
NURUL FALAH
50
60
80
90
28
MUJIYATI
50
60
70
70
29
SANGADAH
50
70
90
90
30
SARIFAH
50
50
60
80
31
SITI CHOIRIYAH
40
50
60
80
32
SITI FATIMAH
40
60
70
80
33
SRI UTARI
50
60
70
80
34
SUSANTI
60
70
90
100
35
SOFI YATUN
50
60
70
80
36
TEGUH SETIAWAN
50
60
80
90
37
TRI SUSILO
40
50
50
60
38
USWATUN CHASANAH
50
50
70
100
39
USWATUN HASANAH
50
50
80
80
40
LIA LISTIANI
50
60
70
80
41
ZAEATUL AZIZAH
50
50
70
80
42
NOVITA PUTRI P
50
50
80
90
48.57
56.19
70.00
80.71
JUMLAH
93
B. Pembahasan 1) Perhatian Pembelajaran SKI kelas V dengan materi . dengan metode Sosiodrama ini dari segi perhatian menunjukkan kemajuan yang pesat. Siswa yang semula acuh tak acuh dengan penjelasan guru pada pra PTK mengalami perubahan pada siklus I dengan diterapkannya metode yang baru perhatian anak mulai terpusat tidak terbagi dengan hal-hal yang lain seperti bergurau dengan teman, bercerita dengan teman sebangku tentang cerita-cerita di televisi, maupun menggannggu teman-teman yang lain ketika pembelajaran berlangsung. Meskipun di siklus I baru 13 anak namun di siklus II lebih mengalami peningkatan yaitu 16 anak bahkan di siklus terakhir hampir semua anak memperhatikan hanya 3 anak yang tidak memperhatikan ketika pembelajaran berlangsung. Pada tabel berikut akan penulis sajikan perbandingan respon perhatian anak dari siklus I, II, III agar lebih jelas. Tabel 4.10. Perbandingan Hasil Perhatian Siswa Perhatian No
Aspek Yang Diamati
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Jml
%
Jml
%
Jml
%
1
Membawa buku catatan
37
88
40
95
42
95
2
Membawa buku tugas
20
47.6
30
71.4
37
88
3
Membawa kelengkapan
25
59.5
32
76.2
40
95
alat tulis
94
4
Kesungguhan dalam mengikuti pelajaran
5
Menyelesaikan tugas dengan baik
6
Mencatat kesimpulan dari klarifikasi
22
52.4
32
76.2
37
88
25
59.5
32
76.2
42
100
37
88
42
100
42
100
Jumlah Rata-rata
65.8
82.5
94.3
2) Keaktifan Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa MI YASPI Muneng kelas V telah mampu menerima pembelajaran SKI dengan menggunakan metode Sosiodrama terbukti siswa lebih terarik dengan pembelajaran yang disampaikan oleh guru, lebih aktif dan tidak pasif lagi, meskipun pada awalnya pada siklus I hanya 3 siswa yang bertanya, 2 siswa yang mengemukakan pendapat, dan 4 siswa yang menjawab pertanyaan sehingga keaktifan siswa bisa dikatakan baru 36.3 % namun pada pertemuan selanjutnya siklus II dan siklus III telah menunjukkan peningkatan yang signifikan yaitu 10 siswa yang bertanya, 12 siswa yang menjawab pertanyaan
dan 10 siswa mengemukakan pendapat
sehingga bisa dikategorikan mencapai 65% dan terakhir pada siklus III mencapai 82.3% dengan keadaan 16 siswa yang bertanya, 18 siswa menjawab pertanyaan dan 12 siswa mengemukakan pendapat. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode Sosiodrama ini membuat pembelajaran lebih hidup, banyak aktivitas lain yang dilakukan anak tidak hanya sekedar mendengarkan 95
penjelasan guru dan ketika diberikan pertanyaan
mereka mampu
menjawab secara individu tidak menjawab secara serempak seperti sebelumnya. Secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.11. Perbandingan Keaktifan Siswa KEAKTIFAN NO
Aspek Yang Diamati
SIKLUS I JML %
SIKLUS II JML %
SIKLUS III JML %
1
Keaktifan bertanya
6
15
21
50
34
80
2 3
Menjawab Pertanyaan Mengemukakan Pendapat Mengerjakan Latihan Jumlah Rata-rata
4
10
25
60
38
90
8
20
21
50
25
60
42
100
42
100
42
100
4
36.3
65
82.3
3) Prestasi Belajar Selain peningkatan kegiatan
siswa hasil penelitian lain yang
menonjol dari pembelajaran ini adalah adanya peningkatan prestasi belajar siswa, hasil pembelajaran yaitu hasil evaluasi siswa pada akhir setiap kegiatan terjadi peningkatan yang signifikan yaitu dari rata-rata kondisi awal ( Pra PTK ) 47.3 menjadi 83.5 pada siklus III. Secara rinci dapat kita lihat perbandingan tabel prestasi sebagai berikut :
96
Tabel 4.12. Perbandingan Hasil Nilai Prestasi Belajar SKI Yang Diperoleh Siswa sebelum PTK dan setelah PTK NILAI NO
NAMA
Pra
Siklus
PTK
III
Perubahan
1
ROHMAN
50
80
30
2
SELVA DEVIAN S
50
80
30
3
KHOIRUDIN
50
60
10
4
ADI USMANTO
50
80
30
5
ASMAWATI
40
80
40
6
CHOIRUL FAHRUDIN
50
80
30
7
ISTIKOMAH
50
90
40
8
NAHROWI
50
60
10
9
PUJIYANTI
50
80
30
10
AKHMAD KHOERUDIN
50
70
20
11
ACHMAD NAWAWI
50
80
30
12
DIANA PRAMESTI
50
80
30
13
DWI UFI YANTI
60
90
30
14
FATCHU ROCHIM
50
80
30
15
FATCHU ZAINI
50
90
40
16
SLAMET ISMAIL
50
60
10
17
JURIYAH
50
80
30
18
MAR'ATUL SARIFAH
50
90
40
19
MIFTACHUL CHAKIM
50
80
30
20
MUAWIYAH
50
70
20
21
MUCHAMAD RIDWAN
50
80
30
22
MUCHAMIN
40
70
30
23
NAFFA'ATUL UMAH
40
80
40
24
NIKMATURRAHMANIYA
40
80
40
97
25
NUR AZIMI
50
90
40
26
NURSALIM
50
60
10
27
NURUL FALAH
50
90
40
28
MUJIYATI
50
70
20
29
SANGADAH
50
90
40
30
SARIFAH
50
80
30
31
SITI CHOIRIYAH
40
80
40
32
SITI FATIMAH
40
80
40
33
SRI UTARI
50
80
30
34
SUSANTI
60
90
30
35
SOFI YATUN
50
80
30
36
TEGUH SETIAWAN
50
90
40
37
TRI SUSILO
40
60
20
38
USWATUN CHASANAH
50
90
40
39
USWATUN HASANAH
50
80
30
40
LIA LISTIANI
50
80
30
41
ZAEATUL AZIZAH
50
80
30
42
NOVITA PUTRI P
50
90
40
98
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data selama tiga siklus dan seluruh hasil pembahasan pada bab IV maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pembelajaran
menggunakan strategi
pembelajaran aktif dengan
metode Sosiodrama dapat meningkatkan perhatian siswa dalam pembelajaran SKI kelas V MI YASPI Muneng
Pakis, Magelang,
dengan presentase pada siklus I 65,8% , Siklus II 8,5%, dan Siklus III sebesar 94,3%. 2.
Pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran aktif dengan metode Sosiodrama dapat meningkatkan keaktifan
siswa dalam
pembelajaran SKI kelas V MI YASPI Muneng Pakis, Magelang, dengan presentase pada siklus I 36,3%, Siklus II 65%, dan Siklus III sebesar 82.3%. 3. Pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran aktif dengan metode Sosiodrama dapat meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran SKI kelas V MI YASPI Muneng Pakis, Magelang, dengan presentase pada Siklus I
56,19%, Siklus II 70.00%, dan Siklus III sebesar
80,71%.
99
B. Saran Berdasarkan penelitian ini ada beberapa saran yang perlu diperhatikan
dalam
pembelajaran
dengan
menggunakan
metode
Sosiodrama ini agar hasilnya lebih optimal yaitu : 1.
Bagi guru atau pihak sekolah yang akan menerapkan strategi pembelajaran aktif dengan metode Sosiodrama ini harus bisa memilih materi yang tepat yang sesuai dengan metode ini.
2. Penerapan metode ini membutuhkan persiapan yang agak lama sebelum pelaksanaan karena harus menyiapkan
cerita yang sesuia
dengan materi pelajaran yang dibutuhkan karena itu sebelum pelaksanaan hendaknya betul-betul dipersiapkan secara matang sehingga hasilnya lebih optimal. 3. Hendaknya bagi peneliti lebih mengembangkan pada metode-metode yang lain yang lebih variatif supaya anak didik mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yanglebih banyak.
100
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek.. Jakarta.Rineka Cipta. Alwi, Hasan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan Nasional, Balai Pustaka. Baharudin, Esa Nur Wahyuni. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran.. Jogjakarta. AR-RUZZ MEDIA. Djamarah, Aswan Zain, 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta, PT Rineka Cipta. Djudju, Sudjana. 2005. Metoda dan Tehnik Pembelajaran Partisipatif. Falah Production. Engkoswara. 1988. Dasar-Dasar Metodologi Pengajaran. Jakarta. BINA AKSARA Hamalik, Oemar. 2005. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Jogiyanto. 2006. Pembelajaran Metode Kasus. Yogyakarta. Andi Offset Majid, Abdul. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Bandung PT. Remaja Rosdakarya. Roestiyah, Yumiati Suharto. 1985. Proses Belajar Mengajar. BINA AKSARA Syah, Darwyan. 2007. Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta. Penerbit Gayung Persada Press. Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya. Sriyanti, Lilik. 2003. Psikologi Pendidikan . Salatiga. STAIN Salatiga Press. Sriyanti, Suwardi. 2009. Teori-Teori Belajar. Salatiga. STAIN Salatiga Press. Surakhmad, Winarno. 1990. Pengantar Interaksi Mengajar Belajar. Bandung. TARSITO. Semiawan, Conny. 1988. Pendekatan Ketrampilan Proses. Jakarta. PT. Gramedia. Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta. PT. Rineka Cipta. 101
Thoha, Abdul Mu‟ti, 1998. PBM-PAI di Sekolah. Semarang. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo. Wardani. 2008. Materi Pokok Penelitian Tindakan Kelas 1-6. Jakarta. Universitas Terbuka. Widoko. 2002. Metode Pembelajaran Konsep. Surabaya. Universitas Negeri Surabaya.
102
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP PTK SIKLUS I
Mata Pelajaran
: Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas/Semester
: V/II
Alokasi Waktu
: 2 Jam Pelajaran ( 2x35)
Standar Kompetensi
: Mengenal Peristiwa Fathu Makkah
I.
Kompetensi Dasar 1. Mengidentifikasi sebab-sebab terjadinya Fathu Makkah 2. Menceritakan kronologis peristiwa Fathu Makkah
II. Indikator Membiasakan untuk mencari,menyerap,menyampaikan,dan menggunakan informasi tentang peristiwa Fathu Makkah III. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan siswa dapat : 1. Menjelaskan peristiwa Fathu Makkah 2. Menjelaskan sebab-sebab peristiwa Fathu Makkah IV. Materi Pokok Sebab-sebab Fathu Makkah V. Metode Pembelajaran Menggunakan metode Sosiodrama VI. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan awal a. Mengucapkan salam b. Melakukan apersepsi dengan menanyakan materi lalu dan memancing dengan pertanyaan mengenai materi yang akan dipelajari. c. Guru menerangkan kepada siswa tentang tata cara tugas-tugas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode Sosiodrama 2. Kegiatan Inti 103
a. Guru membagi tugas peran kepada siswa dengan memberikan teks atau naskah drama. b. Siswa diberi waktu 10 menit untuk mempelajari naskah. c. Siswa yang ditunjuk maju ke depan untuk memainkan peran yang ditugaskan, dan siswa yang lain memperhatikan dan membuat catatan tentang cerita yang di sosiodramakan. d. Guru mengarahkan dan memantau agar siswa memperhatikan ketika teman yang lain sedang bermain drama di depan. 3. Kegiatan Akhir a. Guru mengadakan klarifikasi-klarifikasi dan kesimpulan secara menyeluruh. b. Siswa mengerjakan evaluasi VII. Alat/Sumber Belajar -
Buku SKI kelas V, Sugeng Sugiharto, penerbit Tiga Serangkai.
VIII. Penilaian Bentuk tes : Tanya jawab dan tertulis.
Muneng, 19 Mei 2012 Mengetahui Kepala MI YASPI Muneng
Peneliti
Ismanto
Imtihannudin
NIP. 197408162005011001
104
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP PTK SIKLUS II
Mata Pelajaran
: Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas/Semester
: V/II
Alokasi Waktu
: 2 Jam Pelajaran ( 2x35)
Standar Kompetensi
: Mengenal Peristiwa Fathu Makkah
I. Kompetensi Dasar 1. Menceritakan Kronologis peristiwa Fathu Makkah 2. Mengambil hikmah dari peristiwa Fathu Makkah II.
Indikator Membiasakan untuk mencari,menyerap,menyampaikan,dan menggunakan informasi tentang peristiwa Fathu Makkah.
III.
Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan siswa dapat : 1. Menjelaskan kronologis peristiwa Fathu Makkah 2. Menemukan hikmah di balik peristiwa Fathu Makkah
IV.
Materi Pokok -
V.
Metode Pembelajaran -
VI.
Menceritakan kronologis peristiwa Fathu Makkah
Menggunakan metode Sosiodrama
Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan awal a. Mengucapkan salam b. Melakukan apersepsi dengan menanyakan materi yang lalu dan memberi motivasi anak. c. Guru mempersilahkan maju ke depan kepada para siswa yang tlah ditunjuk pada pembelajaran minggu lalu untuk memerankan tokoh yang ada pada naskah drama yang telah di berikan sebelumnya untuk dihafalkan dan berlatih dirumah. 105
2. Kegiatan Inti a. Guru memberikan arahan kepada pemeran, sebelum sosiodrama di laksanakan. b. Siswa yang tidak mendapat tugas untuk maju agar membuat ringkasan cerita terhadap drama yang sedang di mainkan. c. Penampilan sosiodrama di tampilkan sekali lagi. d. Siswa membcakan hasil ringkasan yang di buat. 3. Kegiatan Akhir a. Guru mengadakan klarifikasi-klarifikasi dan kesimpulan secara menyeluruh. b. Guru memberikan pertanyaan –lisan kepada siswa. VII.
Alat/Sumber Belajar -
VIII.
Buku SKI kelas V, Sugeng Sugiharto, penerbit Tiga Serangkai.
Penilaian Bentuk tes : Tanya jawab dan tertulis.
Muneng, 24 Mei 2012 Mengetahui Kepala MI YASPI Muneng
Peneliti
Ismanto
Imtihannudin
NIP. 197408162005011001
106
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP PTK SIKLUS III
Mata Pelajaran
: Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas/Semester
: V/II
Alokasi Waktu
: 2 Jam Pelajaran ( 2x35)
Standar Kompetensi
: Mengenal Peristiwa Fathu Makkah
I. Kompetensi Dasar 1. Menceritakan sebab-sebab peristiwa Fathu Makkah 2. Menceritakan kronologi peristiwa Fathu makkah 3. Mengambil hikmah dari peristiwa Fathu Makkah II.
Indikator Membiasakan untuk mencari,menyerap,menyampaikan,dan menggunakan informasi tentang peristiwa Fathu Makkah.
III.
Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan siswa dapat : 1. Menceritakan sebab-sebab peristiwa Fathu Makkah. 2. Menceritakan kronologi peristiwa Fathu Makkah. 3. Menemukan hikmah di balik peristiwa Fathu Makkah.
IV.
Materi Pokok -
V.
Metode Pembelajaran -
VI.
Penaklukan kota Makkah
Menggunakan metode Sosiodrama
Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan awal a. Mengucapkan salam b. Melakukan apersepsi dengan menanyakan materi yang lalu dan memberi motivasi anak. c. Guru menerangkan kepada siswa tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan denggan materi Penaklukan
107
Kota Makkah yang sebelumnya telah difotocopikan dan dipelajari di rumah sebelumnya. d. Siswa berdiri melingkar sesuai dengan petunjuk guru. 2. Kegiatan Inti a. Guru memberikan satu pertanyaan kepada siswa sambil melempar bola. b. Siswa menjawab pertanyaan guru kemudian bertanya kepada teman yang lain. c. Secara bergiliran siswa menjawab kemudian bertanya kepada teman yang lain. d. Guru mulai membagikan kertas yang berisi nama peran tokoh yang akan disosiodramakan. e. Siswa mulai mengambil potongan kertas, dan apabila mendapatkan kertas yng bertuliskan nama tokoh peran langsung maju ke depan. f. Sosiodraqma yang ditampilkan adalah tentang penaklukan kota makkah. g. Bagi siswa yang salah dalam membuat ringkasan cerita ia akan mendapatkan hukuman menyanyi dengan syair yang digubah sehingga terdengar lucu. 3. Kegiatan Akhir a. Guru mengadakan klarifikasi-klarifikasi dan kesimpulan secara menyeluruh. b. Siswa mengerjakan evaluasi VII.
Alat/Sumber Belajar -
VIII.
Buku SKI kelas V, Sugeng Sugiharto, penerbit Tiga Serangkai.
Penilaian -
Bentuk tes : Tanya jawab dan tertulis.
Muneng, 31 Mei 2012 Mengetahui 108
Kepala MI YASPI Muneng
Peneliti
Ismanto
Imtihannudin
NIP. 197408162005011001
Nama :________________________ No 109
:________________________
NASKAH POST TEST SIKLUS I Berilah tanda silang pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling benar! 1. Masa perjanjian Hudaibiyah merupakan masa… a. Bertengkar
c. Damai
b. Berselisih
d. Perang
2. Utusan Nabi Muhammad saw. yang di bunuh oleh raja Gassan bernama… a. Zaid bin Haris
c. Haris bin Umair
b. Khalid bin Walid
d. Umar bin Zubair
3. Raja Gassan yang telah membunuh utusan nabi bernama… a. Haris bin Umair
c. Zaid bin Sabit
b. Haris bin Syamr
d. Mu‟az bin Zaid
4. Pada perang Mu‟tah tentara Islam di pimpin oleh… a. Zaid bin Harisah
c. Amru bin Ash
b. Zubair bin Awwam
d. Khalid bin Walid
5. Setelah adanya Perjanjian Hudaibiyah, kaum Quraisy bersekutu dengan… a. Bani Khuzaah
c. Bani Sulaim
b. Bani Hasyim
d. Bani Bakar
6. Sumpah setia kaum muslimin kepada Rasulullah di Desa Hudaibiyah disebut… a. Baitul Ridwan
c. Baitul
b. Baitul Aqabah
d. Baitul Mal
7. Fathul Makkah artinya… a. Perang Makkah
c. Perjanjian Makkah
b. Perdamaian Kota Makkah
d. Pembebasan Kota Makkah
8. Salah satu syarat yang diajukan Nabi Muhammad saw. terhadap pihak Quraisy berkaitan dengan serangan Bani Bakar terhadap Bani Khuza‟ah adalah…. a. Kaum Quraisy meninggalkan agama mereka
c. Kaum Quraisy meninggalkan Kota Mekah
110
b. Kaum Quraisy membayar
d. Kaum Quraisy menyingkirkan Berhala yang ada dalam ka‟bah
Diat atau denda
9. Golongan yang melanggar perjanjian damai yang kemudian memicu terjadinya peristiwa Fthul Makkah adalah… a. Kaum Muslimin
c. Kaum Khuza‟ah
b. Kaum Quraisy
d. Kaum Bakr
10. Rasulullah bersama umat Islam berangkat ke kota Mekah untuk membebaskan Kota pada tahun…Hijriah a. 8
c. 10
b. 9
d. 11
Nama :________________________ No 111
:________________________
NASKAH POST TEST SIKLUS II
Berilah tanda silang pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling benar! 1. Peristiwa Fathul Makkah terjadi pada bulan… a. Zulhijah
c. Ramadan
b. Rajab
d. Zulkaidah
2. Peristiwa Fathul Makkah diterangkan dalam Al-Qur‟an surah… a. Ali Imron b. Al-Baqarah c. Al-Fath d. An-Nasr 3. Kaum
muslimin
ketika
peristiwa
Fathul
Makkah
mengucapkan
lafal…untuk menyemangati dalam berperang. a. Takbir
c. Tasbih
b. Tahmid
d. Tahlil
4. Arti dari Fathul Makkah adalah…. a. Berdagang ke Mekah
c. Berpindah ke Mekah
b. Pembebasan Mekah
d.Berhijrah ke Mekah
5. Tokoh kaum kafir Quraisy yang masuk Islam dalam peristiwa Fathul Makkah adalah.. a. Abu Sufyan
c. Abu Hanifah
b. Abu Jahal
d. Abu Lahab
6. Allah swt. Akan menolong hamban-Nya yang selalu… a. Berjihad di jalan Allah
c. Mencari kepentingan pribadi
b. Bermusuhan dengan pejabat
d. Berjuang demi jabatan
7. Seorang sahabat Nabi Muhammad saw. yang berusaha membocorkan persiapan kaum muslimin untuk menaklukan Mekah adalah… a. Hatib bin Balta‟ah
c. Anas bin Malik
b. Ka‟ab bin Malik
d. al-Khuza‟i 112
8. Jumlah pasukan kaum muslimin saat menaklukan mekah adalah… a. 7.000 tentara
c. 3.000 tentara
b. 10.000 tentara
d. 1.000 tentara
9. Setelah kaum muslimin memasuki Mekah, sikap Abu Sufyan adalah… a. Melarikan diri ke luar kota
c. Masuk Islam
b. Bunuh diri
d. Menentang kaum muslimin
10. Nabi Muhammad saw. bersabda, “barang siapa yang masuk ke rumah Abu Sufyan, ia akan…” a. Di bunuh
c. Celaka
b. Di tawan
d. Aman
Nama :________________________ No 113
:________________________
NASKAH POST TEST SIKLUS III
Berilah tanda silang pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling benar! 1. Pada Waktu Fathu Makkah di ekitar Ka‟bah terdapat banyak…. a. Berhala
c. Sesaji
b. Tempat Sembahyang
d. Pepohonan besar
2. Dalam Khotbah Haji Wadak, Nabi Muhammad saw. memerintahkan kaun muslimin agar berpegang teguh pada… a.
Al-Qur‟an saja
b.
Al-Qur‟an dan Sunah
c.
Sunah saja
d.
Perbuatan Tabi‟in
3. Ayat Al-Qur‟an yang menjelaskan bahwa peristiwa Fathu
Makkah
merupakan datangnya kebenaran dan lenyapnya kebatilan adalah… a. Surah Al-Baqarah ayat 18
c. Surah Yasin ayat 83
b. Surah Al-Isro ayat 81
d. Surah Al- Fath ayat 18
4. Sikap Nabi Muhammad saw. terhadap penduduk Mekah adalah… a. Memarahi b. Mengusir c. Memaafkan d. Mendendam 5. Tujuan pembebasan Kota Mekah diantaranya adalah… a. Memberi keamanan kepada kaum Quraisy b. Membersihkan Ka‟bah dari kemusyrikan c. Menghalalkan pertumpahan darah d. Memberikan kekuasaan pada kaumQuraisy 6. Pada hari Jum‟at tanggal 20 Romadhon tahun 8 Hijriah Rasulullah menuju Ka‟bah untuk melakukan…. a. Perang
c. Haji Wadak 114
b. Tawaf
d. perjanjian
7. Pad tanggal 21 Ramadan tahun 8 H. Rasulullah memerintahkan Bilal bin Rabah untuk… a. Azan Subuh
c. Berperang
b. Berdakwah
d. Membayar Zakat
8. Pembebasn kota Mekah terjadi pada bulan Ramadhon tahun 8 Hijriah atau bertepatan dengan bulan… a. Maret 630 M
c. Umar bin Khattab
b. September 630 M
9.
d.
Ali bin Abi thalib
Seorang sahabat Nabi Muhammad saw. yang berusaha membocorkan persiapan kaum muslimin untuk menaklukan Mekah adalah… c. Hatib bin Balta‟ah
c. Anas bin Malik
d. Ka‟ab bin Malik
d. al-Khuza‟i
10. Tokoh kaum kafir Quraisy yang masuk Islam dalam peristiwa Fathul Makkah adalah.. c. Abu Sufyan
c. Abu Hanifah
d. Abu Jahal
d. Abu Lahab
Naskah Drama Siklus I Fathul Makkah
115
Perjanjian damai antara kaum muslimin Madinah dengan orang musyrikin Quraisy yang terkenal dengan nama Perjanjian Hudaibiyah,telah dilanggar oleh orang kafir Quraisy.karena telah melanggar
perjanjian , orang kafir Quraisy
mengutus Abu Sufyan ke Madinah untuk memperbaharui isi perjanjian. Abu Sufyan menemui Ali bin Abi Thalib. (Mar‟atul Syarifah) Ali bin Abi Thalib ( Teguh Susilo)
: “Demi Allah, aku tidak mengetahui sedikit
pun solusi yang bemanfaat bagimu. Akan
tetapi,
bukankah engkau seorang pemimpin Bani Kinanah? Maka bangkitlah dan mintalah sendiri perlindungan kepada orangorang. Kemudian kembalilah ke daerahmu” Abu Sufyan (Muhamim) : “Apakah menurutmu ini akan bermanfaat bagiku?” Ali bin Abi Thalib ( Teguh Susilo)
:
“Demi Allah, aku sendiri tidak yakin,
tetapi aku tidak memiliki solusi lain bagimu” Kemudian Abu Sufyan berdiri di masjid dan berkata, (Mar‟atul Syarifah) Abu Sufyan (Muhamim): “ Wahai manusia, aku telah di beri perlindungan oleh orang-orang !” Lalu Abu Sufyan naik ontanya dan beranjak pergi. Dengan adanya pengkhianatan ini, Nabi Muhammad saw. Memerintahkan para sahabat untuk menyiapkan senjata dan perlengkapan perang. Beliau mengajak semua sahabat untuk menyerang makkah. (Mar‟atul Syarifah)
116
Nabi Muhammad saw. Bersabda : “ Ya Allah, buatlah Quraisy tidak melihat dan tidak mendengar kabar hingga aku tiba di sana secara tiba-tiba.” Namun ada seorang sahabat Muhajirin, Hatib bin Abi Balta‟ah menulis surat untuk di kirimkan ke orang Quraisy
yang isinya mengabarkan akan
keberangkatan Nabi menuju Makkah untuk melakukan serangan mendadak. Surat ini dititipkan kepada seorang wanita. Atas izin Allah Nabi mengutus Ali dan Al Miqdad untuk menghalaunya. (Mar‟atul Syarifah) Ali bin Abi Thalib ( Teguh Susilo) ; “ Aku bersumpah dei Allah, Rasulullah shallallahu‟alaihi wa sallam tidak bohong. Demi Allah, keluarkan surat itu atau kami akan menggeledahmu “ Kemudian wanita itu menyerahkan suratnya kepada Ali bin Abi Thalib. Sesampai di Madinah Ali langsung menyerahkan surat tersebut kepada Nabi
Muhammad
saw.
Kemudian
dengan
bijak
Nabi
Muhammad saw. Menanyakan alasan Hatib. Hatib bin Abi Balta‟ah (slamet Ismail) : “ Jangan menuduhku wahai Rasulullah. Demi Allah, aku orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Aku tidak murtad dan tidak mengubah agamaku. Dulu aku adalah anak angkat di tengah Quiraisy, aku bukanlah apa-apa bagi mereka. Di sana aku memiliki istri dan anak, sementara tidak ada kerabatku yang bisa melindungi mereka. Sementara orang-orang yang bersama Anda memiliki kerabat yang bisa melindungi mereka.
117
Oleh karena itu, aku ingin ada orang yang bisa melindungi kerabatku disana.” Umar bin Khattab (Rohman) : “ Wahai Rasulullah, biarkan aku memenggal lehernya, karena dia telah mengkhianati Allah dan RasulNya serta bersikap munafik” Rasulullah menjawab dengan bijak, Sesungguhnya Hatib pernah ikut perang Badar….Berbuatlah sesuka kalian, karena kalian telah saya ampuni. Umar bin Khattab (Rohman) : “ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui” Kisah tentang sahabat Hatib radhiyallohu‟anhu di abadukan oleh Allah dalam firman-Nya Qur‟an Surah Al-Mumtahanah ayat : 1, yang artinya : “ Hai orangorang yang beriman, janganlah kamu menjadikan musuhKu dan musuhmu sebagai teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka ( berita-berita mUhammad), karena rasa kasih sayang, padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan mengusir kamu karena kamu beriman kepada Allah…”(Mar‟atul Syarifah)
118
Naskah Sosiodrama Siklus II dan III Peristiwa Fathu Makkah
Nabi Muhammad saw. Berangkat ke Makkah bersam 10 ribu sahabat yang siap perang. Beliau member Abdullah bin Umi Maktum tugas untuk menggantikan posisi beliau di Madinah. Ditengah jalan beliau bertemu dengan paman beliau yang bernama Abbas dan keluarganya, yang bertujuan untuk Hijrah dan masuk Islam. Di suatu tempat yang disebut Abwa‟, beliau bertemu dengan sepupunya ynang bernama Ibnul Harits dan Abdullah bin Abi Umayah.(Susanti) Marra Dhahraan adalah suatu tempat dekat dengan Makkah, dimana beliau memerintahkan pasukan untuk membuat obor
sejumlah pasukan dan
mengangkat Umar sebagai penjaga.(Uswatun Khasanah) Malam iyu,Abbas berangkat menuju makkah. Beliau mencari penduduk Makah agar menemui Nabi Muhammad saw. Dan meminta jaminan keamanan, sehingga tidak terjadi peperangan di negeri Makkah. Tiba-tiba Abbas mendengar suara Abu Sufyan dan Budail bin Zarqa yang sedang berbincang-bincang tentang api unggun yang besar. .(Susanti) Abu Sufyan (Miftahul Hakim) : “Ada apa dengan mu wahai Abbas?” Abbas (Ridwan)
; “Itu Rasulullah di tengah-tengah orang, Demi Allah amat
buruklah orang-orang Quraisy. Demi Allah jika beliau mengalahkanmu, beliau akan memenggal
lehermu.Naiklahke
atas punggung Bighal ini, agar aq dapat membawamu ke
119
hadapan Nabi Muhammad saw., lalu meminta jaminan keamanan kepada beliau.” Abu Sufyan dan Abbas kemudian pergi menuju tempat Nabi Muhammad saw. Ketika Melewati obornya Umar bin Khattab dia pun melihat Abu Sufyan dan berkata. .(Uswatun Khasanah) Umar bin Khattab ( Nur salim) :“Wahai Abu Sufyan, musuh Allah, segala puji bagi Allah yang telah menundukkan dirimu tanpa suatu perjanjian pun.‟ Kemudian mereka masuk ke tempat Rasulullah dan umar menyusul di belakangnya sambil berkata. .(Susanti) Umar bin Khattab ( Nur salim) ; “ Wahai Rasulullah, ini Abu Sufyan. Biarkan aku memenggal lehernya‟ Abbas (Ridwan) : “Wahai Rasulullah, aku telah melindunginya.” Rasulullah bersabda,
“kembalilah ke kemahmu wahai Abbas! Besok pagi
datanglah kesini !” . (Susanti) Pagi harinya, Abbas bersama
Abu Sufyan menemui Rasulullah. Beliau
bersabda, “ Celaka wahai Abu Sufyan , bukankah sudah tiba saatnya bagimu untuk mengetahui bahwa tiada ilah (sesembahan) yang brhak di sembahselain Allah? .(Uswatun Khasanah)
120
Abu Sufyan (Fatkhurrokhim) : “ Demi ayah ibuku sebagai jaminanmu, Jauh-jauh hari aku sudah menduga, andaikan ada sesembahan selain Allah, tentu aku tidak membutuhkan sesuatu apapun setelah ini.” Rasulullah bersabda, „ Celaka kamu
wahai Abu Sufyan, bukankah sudah
saatnya kamu mengakui bahwa aku adalah utusan Allah?‟ Abu Sufyan (Fatkhurrokhim) : “Demi ayah ibuku sebagai jaminanmu , kalau mengenai masalah ini di dalam hatiku masih ada sesuatu yang mengganjal hingga saat ini.” Abbas (Ridwan)
: “ Celaka Ku! Masuklah Islam! Bersaksilah Laa Ilaaha Illa
Allah, Muhammadur Rasulullah
sebelum beliau memenggal
lehermu! ” Akhirnya Abu Sufyan masuk Islam dan member kesaksian yang benar. Tanggal 17 Ramadhan 8 H, Rasulullah meninggalkan marra Dzahran menuju makkah. Sebelum berangkat Beliau memerintahkan Abbas untuk mengajak Abu Sufyan menuju jalan tembus melewati gunung, berdiam di sana hingga semua pasukan Allah lewat di sana. Dengan begitu, Abu Sufyan bias melihat semua pasukan muslimin.Abbas dan Abu Sufyan melewati beberapa kabilah yang ikut gabung bersama pasukan kaum muslimin. Setelah agak jauh dari pasukan, Abu Sufyan melihat segerombolan pasukan besar. .(Uswatun Khasanah)
121
Abu Sufyan (Fatkhurrokhim)
: “ Subhanallah, wahai Abbas, siapakah
mereka ini?” Abbas (Ridwan) : ” Itu adalah Rasulullah bersama muhajirin dan Anshar” Abu Sufyan (Fatkhurrokhim) : “Tidak seorangpun yang sanggup da kuat menghadapi mereka “ Abbas (Ridwan) : “Wahai Abu Sufyan, ituadalah Nubuah.” Bendera Anshar dipegang oleh Sa‟ad bin Ubadah radiyallahu „anhu. Ketika melewati tempat abbas dan Abu Sufyan , Sa‟ad berkata (Susanti) Sa‟ad (Adi Usmanto) : “ Hari ini adalah hari pembantaian, Hari dihalalkannya tanah al Haram. Hari ini Allah menghinakan Quraisy” Perkataan sa‟ad ini disampaikan kepada Rasulullah dan beliau bersabda : “ Sa‟ad keliru, justru hari ini adalah hari di agungkannya Ka‟bah dan di muliakannya Quraisy oleh Allah.” .(Uswatun Khasanah) Kemudian , Rasulullah memasuki kota Makkah dengan tetap menundukkan kepala. Beliau mengumumkan kepada penduduk kota Makkah “ Siapa yang masuk masjid maka dia aman, siapa yang masuk rumah Abu Sufyan maka dia aman, Siapa yang masuk rumahnya dan menutup pintunya maka dia aman.”Beliau terus berjalan hingga sampai Masjidil Haram. Beliau Thawaf dengan menunggang Onta sambil membawa busur yang beliau gunakan untuk menggulingkan berhala-berhala di sekeliling Ka‟bah yang beliau lewati. (Susanti) 122
Lembar Observasi untuk guru siklus III
No
1
2
3
4
5
Ketrampilan/ Kemampuan Guru
Skala Penelitian Indikator
A
1. Melakukan persiapan fisik - Lantai, meja/kursi, papantulis bersih tertata rapi dan siap pakai. - Menyiapkan alat bantu mengajar dan sumber pelajaran 2. Melakukan persiapan siswa - Mengabsen siswa Membuka Pelajaran - Melakukan tatapan keseluruh kelas - Meminta siswa menyiapkan buku pelajaran 3. Melalui pelajaran - Melakukan apersepsi menyesuaikan pelajaran - Memberikan motivasi 1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk Mengembangka berpartisipasi aktif dalam n kegiatan kegiatan belajr mengajar belajar mengajar 2. Mengembangkan kegiatan siswa 1. Membuat dan menggunakan Menyajikan RP materi belajar 2. Menyajikan materi sesuai RP 1. Memberi petunjuk dan penjelasan 2. Berbicara sopan, wajar, dan V jelas 3. Menunjukkan sikap adil kepada Pengelolaan seluruh siswa kelas 4. Menegur secara wajar dan tegas jika ada tingkah laku siswa yang kurang baik 5. Memberi penguatan terhadap tingkah laku atau jawaban yang benar Melaksanakan 1. Memberi pertanyaan-pertanyaan evaluasi lisan sesuai dengan tujuan pembelajaran pembelajaran
123
B
V V V V V
V V V
V V V V
V V
V
V
C
D
E
6
7
8
9
10
2. Melakukan tes secara tertulis 3. Melakukan penilaian sesuai dengan tujuan pembelajaran 1. Media yang digunakan tidak menemui kesulitan 2. Media digunakan secara tepat, Menggunakan aktif, kreatif, efektif, dan media menyenangkan pembelajaran 3. Menggunakan media mampu memperjelas penyampaian materi 1. Materi diajarkan tepat waktu V 2. Materi diajarkan sesuai tujuan V Menguasai 3. Materi diajarkan dengan lancar materi pelajaran 4. Memberi jawaban pertanyaan siswa secara cepat dan tepat 1. Metode yang dipilih mendukung TPK dan sesuai dengan topik pembelajaran Metode 2. Metode yang dipilh efisien Sosiodrama 3. Penggunaan metode sesuai dengan situasi dan kondisi siswa/kelas 1. Menggunakan bahasa Indonesia V dengan baik dan lancar 2. Intonasi suara dilakukan dengan Berbahasa dan tepat sesuai situasi dan kondisi menulis di 3. Posisi saat berbicara papan tulis menghadap keseluruh siswa 4. Besar kecil dan tebal tipisnya tulisan cukup dan benar 1. Mengklarifikasi jawaban dan pertanyaan Menutup pelajaran 2. Rangkuman sesuai isi materi 3. Memberi tugas secara individu
V V V V
V
V V V V V
V V V V V V
Muneng, 31 Mei 2012 Guru Kelas V
Johar Nurmala
124
LEMBAR OBSERVASI UNTUK GURU SIKLUS II No
1
2
3
4
5
Ketrampilan/ Kemampuan Guru
Indikator
A
4. Melakukan persiapan fisik - Lantai, meja/kursi, papantulis bersih tertata rapid an siap pakai. - Menyiapkan alat bantu mengajar dan sumber pelajaran 5. Melakukan persiapan siswa Membuka - Mengabsen siswa Pelajaran - Melakukan tatapan keseluruh kelas - Meminta siswa menyiapkan buku pelajaran 6. Melalui pelajaran - Melakukan apersepsi menyesuaikan pelajaran - Memberikan motivasi 3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk Mengembangkan berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar kegiatan belajr mengajar mengajar 4. Mengembangkan kegiatan siswa 3. Membuat dan menggunakan RP Menyajikan materi belajar 4. Menyajikan materi sesuai RP 6. Memberi petunjuk dan penjelasan 7. Berbicara sopan, wajar, dan √ jelas 8. Menunjukkan sikap adil Pengelolaan kepada seluruh siswa kelas 9. Menegur secara wajar dan tegas jika ada tingkah laku siswa yang kurang baik 10. Memberi penguatan terhadap tingkah laku atau jawaban yang benar Melaksanakan 4. Memberi pertanyaanevaluasi pertanyaan lisan sesuai
125
Skala Penilaian B C D E √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √
pembelajaran
6
7
8
9
10
dengan tujuan pembelajaran 5. Melakukan tes secara tertulis 6. Melakukan penilaian sesuai dengan tujuan pembelajaran 4. Media yang digunakan tidak menemui kesulitan 5. Media digunakan secara Menggunakan tepat, aktif, kreatif, efektif, media dan menyenangkan pembelajaran 6. Menggunakan media mampu memperjelas penyampaian materi 5. Materi diajarkan tepat √ waktu 6. Materi diajarkan sesuai √ tujuan Menguasai materi 7. Materi diajarkan dengan pelajaran lancar 8. Memberi jawaban pertanyaan siswa secara cepat dan tepat 4. Metode yang dipilih mendukung TPK dan sesuai dengan topik pembelajaran MetodeSosiodrama 5. Metode yang dipilh efisien 6. Penggunaan metode sesuai dengan situasi dan kondisi siswa/kelas 5. Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan √ lancar 6. Intonasi suara dilakukan dengan tepat sesuai situasi Berbahasa dan dan kondisi menulis di papan tulis 7. Posisi saat berbicara menghadap keseluruh siswa 8. Besar kecil dan tebal tipisnya tulisan cukup dan benar 4. Mengklarifikasi jawaban dan pertanyaan Menutup 5. Rangkuman sesuai isi materi pelajaran 6. Memberi tugas secara individu
126
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
Muneng, 24 Mei 2012 Guru Kelas V
Johar Nurmala
127
LEMBAR OBSERVASI UNTUK GURU SIKLUS I
No
1
2
3
4
5
Ketrampilan/ Kemampuan Guru
Skala Penilaian Indikator
A
B
7. Melakukan persiapan fisik - Lantai, meja/kursi, papantulis bersih tertata rapid an siap pakai. - Menyiapkan alat bantu mengajar dan sumber pelajaran 8. Melakukan persiapan siswa Membuka - Mengabsen siswa Pelajaran - Melakukan tatapan keseluruh kelas - Meminta siswa menyiapkan buku pelajaran 9. Melalui pelajaran - Melakukan apersepsi menyesuaikan pelajaran - Memberikan motivasi 5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk Mengembangkan berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar kegiatan belajr mengajar mengajar 6. Mengembangkan kegiatan siswa 5. Membuat dan menggunakan RP Menyajikan materi belajar 6. Menyajikan materi sesuai RP 11. Memberi petunjuk dan penjelasan 12. Berbicara sopan, wajar, √ dan jelas 13. Menunjukkan sikap adil Pengelolaan kepada seluruh siswa kelas 14. Menegur secara wajar dan tegas jika ada tingkah laku siswa yang kurang baik 15. Memberi penguatan terhadap tingkah laku atau jawaban yang benar Melaksanakan 7. Memberi pertanyaan-
√
128
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √
C
D
E
evaluasi pembelajaran
6
7
8
9
10
pertanyaan lisan sesuai dengan tujuan pembelajaran 8. Melakukan tes secara tertulis 9. Melakukan penilaian sesuai dengan tujuan pembelajaran 7. Media yang digunakan tidak menemui kesulitan 8. Media digunakan secara Menggunakan tepat, aktif, kreatif, efektif, media dan menyenangkan pembelajaran 9. Menggunakan media mampu memperjelas penyampaian materi 9. Materi diajarkan tepat waktu √ 10. Materi diajarkan sesuai √ tujuan Menguasai materi 11. Materi diajarkan pelajaran dengan lancar 12. Memberi jawaban pertanyaan siswa secara cepat dan tepat 7. Metode yang dipilih mendukung TPK dan sesuai dengan topik pembelajaran Metode 8. Metode yang dipilh efisien Sosiodrama 9. Penggunaan metode sesuai dengan situasi dan kondisi siswa/kelas 9. Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan √ lancar 10. Intonasi suara dilakukan dengan tepat sesuai situasi Berbahasa dan dan kondisi menulis di papan tulis 11. Posisi saat berbicara menghadap keseluruh siswa 12. Besar kecil dan tebal tipisnya tulisan cukup dan benar 7. Mengklarifikasi jawaban dan pertanyaan Menutup 8. Rangkuman sesuai isi materi pelajaran 9. Memberi tugas secara individu
129
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
Muneng, 21 April 2012 Guru Kelas V
Johar Nurmala
130
131
132
DAFTAR GURU MI YASPI MUNENG PAKIS MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 N O
NAMA
1 Ismanto 2 3 4 5 6 7 8
Imtihannudin Sugiyati Johar Nurmala Munjaenah Ratna Maryani Anita Sofiyani Samsul Ma‟arif
JABATAN
Kepala Sekolah Guru Kelas Guru Kelas Guru Kelas Guru Mapel Guru Kelas Guru Kelas Guru Kelas
TGL LAHIR
16-08-1974
PENDI DIKAN TERAK HIR D II
02-06-1980 08-03-1968 16-04-1974 23-02-1972 16-07-1979 16-07-1988 10-03-1984
D II S1 S1 PGA S1 MAN STM
ALAMAT
Rejosari Kebon Agung M. Warangan M. Warangan Muneng Pakis Losari Muneng
Mengetahui, Kepala MI YASPI Muneng Pakis
Ismanto NIP. 197408162005011001
133
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Imtihannudin
Tempat/tanggal lahir : Magelang, 2 Juni 1980 Agama
: Islam
Nama Ayah
: Nur Bashori
Pekerjaan
: Purn PNS
Nama Ibu
: Rowiyah
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Alamat
: Tosari, Kebonagung, Tegalrejo Kabupaten Magelang
Pendidikan
: 1. RA. YAKTI Kebonagung tahun lulus 1986 2. MI YAKTI Kebonagung tahun lulus 1992 3. Mts YASPI PAKIS lulus tahun 1995 4. STM Adipura lulus tahun 1998 5. D II PGSD/MI Universitas Muhammadiyah Magelang, lulus tahun 2002 6. S- I PAI STAIN Salatiga lulus tahun 2012
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Tertanda
Penulis
134