PENINGKATAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA MELALUI METODE VIDEO CRITIC PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh SITI AMINAH NIM 108011000155
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M
ABSTRAK Peningkatan Kecerdasan Emosional Siswa Melalui Metode Video Critic Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Kata kunci: Kecerdasan Emosional dan Video Critic. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui penerapan metode Video Critic dalam meningkatkan kecerdasan emosional siswa, 2) Mengetahui efektivitas metode Video Critic terhadap pembelajaran SKI. Penelitian ini dilakukan di SMPI At-Taqwa Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun Ajaran 2013/2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Instrument yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas siswa, angket, dan wawancara guru. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa penerapan metode Video Critic dapat meningkatkan kecerdasan emosional siswa. Hal ini dapat terlihat dari hasil rata-rata persentase observasi siswa yang mengalami peningkatan dari 64,76% pada siklus I, menjadi 75,59% pada siklus II, dan rata-rata angket kecerdasan emosional siswa dari 64,84% pada siklus I, menjadi 73,33% pada siklus II.
Siti Aminah (PAI)
i
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa mengikuti ajarannya sampai akhir zaman. Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program studi pendidikan Agama Islam. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih banyak kekurangan dan hambatan . Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, namun berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak maka hambatan tersebut dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan moril dan materil, sehingga skripsi ini dapat selesai. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada: 1. Kedua orang tua tercinta, Ibu dan ayah yang tiada hentinya mencurahkan kasih sayang, selalu mendoakan, serta memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis. Kedua kakakku Nurhasanah dan Aisah, adikku M.Amin yang telah memberikan motivasi, serta doanya kepada penulis. 2. Pembimbing skripsi, Siti Khadijah, MA, yang dengan kesabaran, bimbingan, masukan serta mengarahkan penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 3. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam, Dr.H.Abdul Majid Khon, M.Ag 4. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam, Marhamah Saleh,.Lc.,MA 5. Penasihat akademik, Tanenji, MA.
ii
6. Bapak dan Ibu Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis beserta staf jurusan yang selalu membantu penulis dalam proses administrasi. 7. Bapak
Kepala Sekolah SMPI At-Taqwa Pamulang,
yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian skripsi ini. Serta Maziyah Afta, S.si guru SKI kelas VII membantu penulis dalam penelitian skripsi ini. 8. Cici Sukarsih, selaku kakak kelas dan guru matematika SMPI At-Taqwa Pamulang, yang telah banyak memberikan bimbingan dan membantu penulis dalam penelitian skripsi ini. 9. Keluarga besar MHTI Chapter kampus Ciputat 10. Rubin At-Tasqif 11. Sahabat PAI kelas E 12. Semua orang yang berjasa dan tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Allah membalas semua kebaikan mereka dengan balasan yang berlipat ganda. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis meminta kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Jakarta, 16 Desember 2013 Penulis
Siti Aminah
iii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Pembimbing Surat Pernyataan Karya Sendiri ABSTRAK .............................................................................................................. i KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi DAFTAR BAGAN............................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah .............................................................................. 1 B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ....................................................... 5 C. Pembatasan Fokus Penelitian ...................................................................... 6 D. Perumusan Masalah Penelitian ................................................................... 6 E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian ....................................................... 7 BAB II Deskripsi Teoritik, Kerangka Berpikir dan Pengajuan Hipotesis A. Kecerdasan Emosional ............................................................................... 8 1. Pengertian Kecerdasan Emosional ....................................................... 8 2. Komponen Kecerdasan Emosional ..................................................... 11 3. Indikator Kecerdasan Emosional ........................................................ 16 B. Metode Video Critic … ............................................................................. 17 1. Pengertian Metode Video Critic…...………………………………..17 2. Karakteristik Video …………………..………………………….…..19 3. Penerapan Metode Video Critic dalam Pembelajaran ........ ………….21 a. Langkah-langkah Pemanfaatan Video ………………………........21 b. Langkah-langkah Metode Video Critic…………………………...22 c. Langkah-langkah Guru dalam Penggunaan Video .………............22 d. Kelebihan Metode Video Critic dalam Pembelajaran ...................23 e. Kekurangan Metode Video Critic dalam Pembelajaran ................24
v
C. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam …………………………………24 D. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................. … 26 E. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan.......................................... 27 F. Hipotesis Tindakan.................................................................................... 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 29 B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan................................................... 29 1. Metode Penelitian ................................................................................. 29 2. Desain Penelitian .................................................................................. 31 C. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan……………….…………...33 D. Subyek Penelitian/Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian .................. 33 E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ............................................... 34 F. Tahapan Pelaksanaan Penelitian Tindakan ............................................... 34 G. Data dan Sumber Data .............................................................................. 37 H. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 38 I. Instrumen- instrumen Pengumpulan Data yang Digunakan ..................... 38 J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan Studi ................................................... 40 K. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ............................... 41 L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ..................................................... 42 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ........................................................................................... 43 1. Survei Pendahuluan ............................................................................. 43 2. Data Hasil Tindakan ............................................................................ 44 A. Siklus I .......................................................................................... 45 B. Siklus II ......................................................................................... 54 B. Analisis Data ............................................................................................. 58 1. Analisis dan Interpretasi Data Berdasarkan Lembar Observasi .... 58 2. Analisis dan Interpretasi Data Berdasarkan Hasil Angket ............ 68 3. Analisis dan Interpretasi Data Berdasarkan Hasil Wawancara ..... 90 C. Interpretasi Hasil Analisis ......................................................................... 90 D. Pembahasan Hasil Temuan Penelitian ...................................................... 93
vi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................................... 95 B. Saran .......................................................................................................... 96 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 97 LAMPIRAN ........................................................................................................ 99
DAFTAR TABEL Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Kecerdasan Emosional ................................... 39
Tabel 4.1
Rekapitulasi aspek sikap siswa ...................................................... 51
Tabel 4.2
Dorongan untuk menjadi lebih baik atau memenuhi standar keberhasilan ………………………………..……….......69
Tabel 4.3
Dorongan untuk menjadi lebih baik atau memenuhi standar keberhasilan ……………………………………..…........70
Tabel 4.4
Komitmen yaitu menyesuaikan diri dengan sasaran kelompok atau lembaga .................................................. ...70
Tabel 4.5
Komitmen yaitu menyesuaikan diri dengan sasaran kelompok atau lembaga ..................................................... 70
Tabel 4.6
Inisiatif yaitu kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan ............ 71
Tabel 4.7
Inisiatif yaitu kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan ............ 71
Tabel 4.8
Optimisme yaitu kegigihan dalam memperjuangkan sasaran kendati ada halangan dan kegagalan .............................................. 72
Tabel 4.9
Optimisme yaitu kegigihan dalam memperjuangkan sasaran kendati ada halangan dan kegagalan ……………………….........72
Tabel 4.10
Optimisme yaitu kegigihan dalam memperjuangkan sasaran kendati ada halangan dan kegagalan .................... …………….....73
Tabel 4.11
Memahami orang lain yaitu mengindera perasaan dan menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan mereka ...............74
Tabel 4.12
Memahami orang lain yaitu mengindera perasaan dan menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan mereka ............... 74
Tabel 4.13
Memahami orang lain yaitu mengindera perasaan dan menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan mereka ............... 75
Tabel 4.14
Mengembangkan orang lain yaitu merasakan kebutuhan perkembangan orang lain dan berusaha menumbuhkan
vii
kemampuan orang lain ............. .....................................................75 Tabel 4.15
Mengembangkan orang lain yaitu merasakan kebutuhan perkembangan orang lain dan berusaha menumbuhkan kemampuan orang lain .......................................... ........................76
Tabel 4.16
Memanfaatkan keragaman yaitu menumbuhkan peluang melalui pergaulan dengan bermacam-macam orang ...................76
Tabel 4.17
Memanfaatkan keragaman yaitu menumbuhkan peluang melalui pergaulan dengan bermacam-macam orang ...................77
Tabel 4.18
Orientasi pelayanan yaitu mengantisipasi, mengenali dan berusaha memenuhi kebutuhan orang lain ………………….......77
Tabel 4.19
Orientasi pelayanan yaitu mengantisipasi, mengenali dan berusaha memenuhi kebutuhan orang lain ………………...........78
Tabel 4.20
Kesadaran politis yaitu membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan perasaan ....... ......................78
Tabel 4.21
Kesadaran politis yaitu membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan perasaan .........................79
Tabel 4.22
Dorongan untuk menjadi lebih baik atau memenuhi standar keberhasilan ………………………………..……….......79
Tabel 4.23
Dorongan untuk menjadi lebih baik atau memenuhi standar keberhasilan ……………………………………............80
Tabel 4.24
Komitmen yaitu menyesuaikan diri dengan sasaran kelompok atau lembaga .................................. ...................80
Tabel 4.25
Komitmen yaitu menyesuaikan diri dengan sasaran kelompok atau lembaga ..................................................... 81
Tabel 4.26 Inisiatif yaitu kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan .............. 81 Tabel 4.27
Inisiatif yaitu kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan ............ 82
Tabel 4.28
Optimisme yaitu kegigihan dalam memperjuangkan sasaran kendati ada halangan dan kegagalan .............................................. 82
Tabel 4.29
Optimisme yaitu kegigihan dalam memperjuangkan sasaran kendati ada halangan dan kegagalan ……………………….........83
Tabel 4.30
Optimisme yaitu kegigihan dalam memperjuangkan sasaran kendati ada halangan dan kegagalan .... …………………….........83
viii
Tabel 4.31
Memahami orang lain yaitu mengindera perasaan dan menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan mereka ...............84
Tabel 4.32
Memahami orang lain yaitu mengindera perasaan dan menunjukkan minat aktif terhadap kepengtingan mereka ............ 84
Tabel 4.33
Memahami orang lain yaitu mengindera perasaan dan menunjukkan minat aktif terhadap kepengtingan mereka ............ 85
Tabel 4.34
Mengembangkan orang lain yaitu merasakan kebutuhan perkembangan orang lain dan berusaha menumbuhkan kemampuan orang lain ................................................................. 86
Tabel 4.35
Mengembangkan orang lain yaitu merasakan kebutuhan perkembangan orang lain dan berusaha menumbuhkan kemampuan orang lain ................................................................ 86
Tabel 4.36
Memanfaatkan keragaman yaitu menumbuhkan peluang melalui pergaulan dengan bermacam-macam orang ..................... 87
Tabel 4.37
Memanfaatkan keragaman yaitu menumbuhkan peluang melalui pergaulan dengan bermacam-macam orang ..................... 87
Tabel 4.38
Orientasi pelayanan yaitu mengantisipasi, mengenali dan berusaha memenuhi kebutuhan orang lain …………………......88
Tabel 4.39
Orientasi pelayanan yaitu mengantisipasi, mengenali dan berusaha memenuhi kebutuhan orang lain ………………….......88
Tabel 4.40
Kesadaran politis yaitu membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan perasaan ............................ 89
Tabel 4.41
Kesadaran politis yaitu membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan perasaan ............................ 89
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Aktivitas siswa menyimak video pembelajaran ............................ 47 Gambar 4.2 Aktivitas siswa mencatat hal-hal penting dalam pembelajaran .... 51
x
DAFTAR BAGAN
Bagan 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas ................................................... 31
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 2
: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I dan Siklus II
Lampiran 3
: Angket Kecerdasan Emosional
Lampiran 4
: Perhitungan Angket Kecerdasan Emosional Siswa Sebelum Tindakan
Lampiran 5
: Perhitungan Angket Kecerdasan Emosional Siswa Siklus 1
Lampiran 6
: Perhitungan Angket Kecerdasan Emosional Siswa Siklus II
Lampiran 7
: Lembar observasi siswa siklus I dan II
Lampiran 8
: Wawancara guru setelah tindakan siklus II
xii
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Upaya meningkatkan mutu pembelajaran menjadi topik utama dalam dunia pendidikan baik dari para praktisi pendidikan maupun lembaga-lembaga pendidikan. Hal ini seiring dengan meningkatnya sains modern dan teknologi yang menghadapkan mereka pada tantangan yang sangat kompleks sehingga semakin mendorong para praktisi pendidikan maupun lembaga-lembaga pendidikan dalam menciptakan pendidikan berkualitas
yang
diharapkan
mampu
mengatasi
dan
menjawab
problematika pendidikan. Para pendidik menjadi sorotan publik dalam menghasilkan pembelajaran yang berkualitas, baik dari kalangan orangtua, masyarakat, maupun pemerintah. Pendidik sebagai kunci dari kegiatan pembelajaran, tidak hanya mengendalikan perencanaan aktivitas pengajaran tetapi juga mengelola potensi siswa dengan maksimal. Sebagaimana termaktub dalam undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 BAB I Pasal 1 ayat 1 dijelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya
pengendalian
untuk
diri,
memiliki
kepribadian,
kekuatan kecerdasan,
spiritual akhlak
keagamaan, mulia
serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Inti kegiatan suatu sekolah atau kelas adalah proses belajar mengajar (PBM). Kualitas belajar siswa serta para lulusan banyak ditentukan oleh keberhasilan pelaksanaan PBM atau dengan kata lain banyak ditentukan oleh fungsi dan peran guru. Pada dewasa ini masih banyak permasalahan yang berkaitan dengan PBM. Seringkali muncul 1
UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2
berbagai keluhan atau kritikan para siswa, orang tua siswa ataupun guru berkaitan dengan pelaksanaan PBM tersebut. Salah satu kelemahan utama pendidikan kita adalah tidak membangun kesadaran kritis siswa dalam belajar. Guru lebih banyak menjejalkan pengetahuan ke dalam otak siswa atau transfer of knowledge tanpa mengetahui apakah pengetahuan yang diberikan diserap dengan baik atau
tidak.
Guru
dalam
berbagai
perbincangannya
senantiasa
membicarakan kepandaian anak atau kecerdasan anak yang hanya menekankan pada aspek intelektual dan prestasi akademik saja. Sementara di sisi lain terjadi kemerosotan dan kekurangwaspadaan terhadap perkembangan aspek sosial dan emosional anak. Masih banyaknya guru yang melupakan peranan perasaan dalam proses pendidikan seperti kesadaran diri, empati, motivasi, seni mendengarkan, dan sebagainya. Temuan Priyo dalam disertasinya mengungkapkan, bahwa dalam interaksi pembelajaran yang bersifat kognitifpun, terdapat banyak tindakan di dalam kelas yang melibatkan emosi guru, di sisi lain banyak juga tindakan siswa di dalam kelas yang mencerminkan keadaan emosinya. Oleh karena itu, mestinya proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru, dikemas dengan tidak hanya melibatkan kemampuan intelektual saja, melainkan
juga
mengedepankan
kemampuan
dan
perilaku
yang
mencerminkan kondisi kecerdasan emosional, sehingga hubungan antara guru dan siswa menjadi seimbang dan terciptalah hubungan pembelajaran transaksional.2 Karena itu, kedua aspek kecerdasan ini hendaknya dikembangkan dalam dunia pendidikan secara bersama-sama, sehingga lulusan sekolah yang dihasilkan tidak hanya memahami dan mengerti tentang pengetahuan kognitif dan akademik belaka, tetapi mereka juga memiliki kemampuan dalam aspek kecerdasan emosional, sehingga mampu membangun daya perhatian, perasaan empati maupun motivasi siswa dalam belajar. Dalam lingkup pendidikan agama Islam, ada beberapa bidang studi Islam yang dipelajari, salah satunya yaitu Sejarah Kebudayaan Islam 2
Nasirudin, “Tindakan Guru dalam Pembelajaran Emosional Siswa”, 2013, (http://Library.Um.Ac.Id).
Pengembangan Kecerdasan
3
(SKI). SKI menjadi salah satu mata pelajaran wajib dalam kurikulum sekolah, baik Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), maupun Madrasah Aliyah (MA). Sejarah sebagai tulisan atau dokumentasi merupakan sarana penting bagi manusia dalam mempelajari kemajuan dan kemunduran yang terkandung dalam berbagai peristiwa di masa lalu. Dengan demikian, pelajaran dari peristiwa masa lalu yang sudah menjadi unsur-unsur sejarah berguna dalam memaknai hidup yang tengah berjalan demi kemajuan di masa depan.3 SKI merupakan bidang studi yang materinya berisikan peristiwa sejarah masa lalu yang saat ini dianggap sebagai pelajaran yang kurang menarik. Selain itu dalam realitanya, guru hanya menyampaikan informasi yang bersumber dari buku teks saja dengan pendekatan yang monoton baik metode ceramah atau merangkum pelajaran. Padahal metode tersebut dapat mendatangkan kebosanan siswa bahkan siswa tidak lagi termotivasi untuk mempelajarinya lebih mendalam. Faktor-faktor ini pula yang mengakibatkan belum adanya emosi yang terbangun dalam diri siswa akan pentingnya SKI. Oleh karena itu guru perlu mensiasati metode yang variatif dalam proses pembelajaran SKI, sehingga diharapkan mampu meningkatkan kecerdasan emosional siswa dalam memahami pentingnya pelajaran. Dengan meningkatkan kecerdasan emosi diharapkan siswa mampu memahami pentingnya SKI dan terdorong untuk lebih banyak mempelajari sejarah itu sendiri bukan hanya sekedar menambah informasi belaka melainkan memahaminya sebagai pelajaran yang penting sehingga ketika mempelajarinya siswa tidak lagi merasa bosan. Secara umum apa yang disebut kecerdasan adalah kemampuan mental seseorang merespon dan menyelesaikan problem dari hal-hal yang bersifat kuantitatif dan fenomenal, seperti matematika, fisika, sejarah, dan sebagainya. IQ saja tidaklah cukup untuk menghadapi tantangan masa
3
Wijaya Kusumah dan Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Permata Puri Media, 2010), h. 117
4
kini, tetapi diperlukan kemampuan pengetahuan untuk mengenal dan memahami “diri sendiri” dan sesamanya.4 Dengan menumbuhkan daya perhatian siswa, perasaan empati maupun motivasi dalam belajar SKI, diharapkan siswa mampu meningkatkan kecerdasan emosinya dalam memahami nilai-nilai penting yang terdapat dalam pelajaran SKI, sehingga tidak lagi menganggap pelajaran
SKI
membosankan
serta
adanya
proses
menanamkan
pemahaman oleh guru kepada siswa dari materi SKI yang dipelajari. Rasulullah SAW bersabda:
َح اْلجَسَ ِد ُكلُ ُه وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَد َ َث صَل ْ َوَاِّنَ فِي اْلجَسَ ِد مُضْغَ ًة إِذَا صَلَح ) (متّفق عليه.ُي اْلقَلْب َ اْلجَسَ ِد كُلُ ُه َأالَ وَ ِه “Sesungguhnya di dalam tubuh itu ada segumpal darah. Jika segumpal darah itu baik, maka baik pula seluruh tubuh. Jika segumpal darah itu rusak, maka rusak pula seluruh tubuh. Ketahuilah bahwa segumpal darah itu adalah hati.” (Muttafaq Alaih)5 Dalam proses pembelajaran guru harus berupaya meningkatkan kecerdasan emosional siswa dengan menumbuhkan semangat dan empati siswa serta berusaha menampilkan SKI sebagai mata pelajaran yang menarik untuk dipelajari sehingga perhatian siswa terhadap pembelajaran semakin meningkat. Guru SKI idealnya tidak hanya menyampaikan informasi kepada siswa-siswanya, tetapi juga mampu memberikan stimulus yang tepat bagi siswa untuk menciptakan situasi belajar yang menyenangkan sehingga dapat membangun kecerdasan emosi yang dibutuhkan. Unang mengemukakan bahwa guru harus menentukan dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang di anggap paling tepat dan efektif, guru bisa memilih metode yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan, media pengajaran dan sebagainya.6 4
Basuki, Kecerdasan Emosional: Esensi dan Urgensinya Dalam Pendidikan Islam, Jurnal Cendekia Vol 5, (Ponorogo, 2007), h.19-20 5 Makmun Mubayidh, Kecerdasan dan Kesehatan Emosional Anak, (Jakarta:Pustaka AlKautsar,2010), h.vii 6 Unang Subandi, Media Pendidikan Jurnal Pendidikan Keagamaan Pengelolaan Pondok Pesantren, Strategi Belajar Mengajar dan Prestasi Belajar, (UIN Sunan Gunung Djati: FITK, 2009), h. 94
5
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan tersebut, maka sudah seharusnya guru berusaha optimal dalam menciptakan pembelajaran yang berkualitas. Guru harus mampu memilih metode yang tepat dan efektif, sebab tidak semua pelajaran bisa menggunakan metode yang sama, selain itu guru dituntut pula untuk menguasai berbagai metode, atau mengkombinasikannya. Artinya, guru membutuhkan variasi-variasi dalam penggunaan tehnik penyajian, supaya kegiatan belajar mengajar tidak membosankan. atau dengan kata lain mencapai indikator yang telah direncanakan. Pembelajaran yang menyenangkan dapat membantu Guru untuk meningkatkan kecerdasan emosi siswa seperti membangun daya perhatian, empati maupun motivasi siswa dalam belajar SKI. Dalam hal ini guru dapat menampilkan media yang menarik perhatian siswa, diantaranya yaitu video. Video dapat membantu para guru mengetahui pendekatan baru yang bisa digunakan untuk menarik daya perhatian dan empati siswa, karena pembelajaran model ini lebih memungkinkan siswa untuk fokus terhadap apa yang ia simak. Guru bisa menggunakan video untuk melibatkan emosi peserta didiknya dalam proses pembelajaran sehingga proses penyampaian isi-isi pengajaran menjadi lebih berkesan. Selain itu, Guru perlu mengetahui bahwa untuk membangkitkan emosi siswa pada pelajaran SKI tidak cukup hanya menggunakan video lalu murid menyimak apa yang mereka tonton tanpa ada tindak lanjut dari kegiatan tersebut. Melainkan guru juga dapat mendukung kegiatan pembelajaran melalui metode Video Critic. Karena dalam Video Critic ini, siswa tidak hanya menonton tetapi diarahkan untuk mengkritisi tayangan video yang ditontonnya. Hal ini diharapkan dapat menjadikan siswa memahami pentingnya materi yang dipelajari sehingga muncul rasa keingintahuan dan ketertarikan siswa terhadap SKI. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian yang dapat meningkatkan kecerdasan emosional siswa pada mata pelajaran SKI. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
bermaksud
mengkajinya
dalam
skripsi
dengan
judul
6
“Peningkatan Kecerdasan Emosional Siswa Melalui Metode Video Critic Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut: 1. Pendekatan pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajarkan SKI masih kurang menekankan pada pemahaman siswa akan pentingnya SKI. 2. Ketidaktepatan guru dalam pemilihan metode dan media pembelajaran SKI berakibat pada kurang berkembangnya kecerdasan emosional siswa.
C. Pembatasan Fokus Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, masalah yang menjadi fokus penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Rancangan pembelajaran SKI yang akan diterapkan dengan metode Video Critic. 2. Mata pelajaran SKI kelas VII semester II materi Sejarah Bani Umayyah 3. Kecerdasan emosional siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Motivasi adalah kemampuan menggunakan hasrat belajar agar setiap saat dapat membangkitkan semangat dan tenaga untuk mencapai keadaan yang lebih baik, serta mampu mengambil inisiatif dan bertindak secara efektif. b. Empati adalah kemampuan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Mampu memahami perspektif orang lain dan menimbulkan
hubungan
saling
percaya,
serta
mampu
menyelaraskan diri dengan berbagai tipe individu. 4. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII SMP Islam At-Taqwa Pamulang.
7
D. Perumusan Masalah Penelitian Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan metode Video Critic dalam meningkatkan kecerdasan emosional siswa. 2. Bagaimana efektivitas metode Video Critic terhadap pembelajaran SKI.
E. Tujuan Dan Kegunaan Hasil Penelitian 1. Tujuan Hasil Penelitian a. Untuk mengetahui penerapan metode Video Critic dalam meningkatkan kecerdasan emosional siswa b. Untuk mengetahui efektivitas metode Video Critic terhadap pembelajaran SKI. 2. Kegunaan Hasil Penelitian a. Dapat menambah pengetahuan bagi peneliti dalam memahami cara meningkatkan kecerdasan emosional siswa dengan diterapkannya metode Video Critic. b. Dapat memberikan kontribusi kepada guru mata pelajaran SKI dalam menentukan metode yang tepat untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa pada mata pelajaran SKI. c. Menambah ilmu pengetahuan, menjadi bahan referensi dan pertimbangan pengembangan penelitian yang sejenis bagi peneliti lainnya.
8
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN
A. Kecerdasan Emosional 1. Pengertian Kecerdasan Emosional Istilah “kecerdasan emosional” pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh dua orang ahli, yaitu Peter Salovey dan John Mayer untuk menerangkan jenis-jenis kualitas emosi yang dianggap penting untuk keberhasilan. Jenis-jenis kualitas emosi yang dimaksudkan antara lain yaitu: (1) Empati (kepedulian), (2) Mengungkapkan dan memahami perasaan, (3) Mengendalikan amarah, (4) Kemampuan Kemandirian, (5) Kemampuan menyesuaikan diri, (6) Diskusi, (7) Kemampuan memecahkan masalah antar pribadi, (8) Ketekunan, (9) Kesetiakawanan, (11) Keramahan (11) Sikap hormat.1 Beberapa pendapat yang mengemukakan tentang kecerdasan emosional diantaranya sebagai berikut: Menurut Salovey dan Mayer kecerdasan emosional merupakan kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, serta menggunakan perasaan-perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan”.2 Sedangkan menurut Steven J. Stein dan Howard E. Book
kecerdasan
kompetensi,
dan
emosional
adalah
serangkaian
kecakapan
nonkognitif
yang
kemampuan, mempengaruhi
kemampuan seseorang untuk berhasil mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan.3 Adapun menurut Robert dalam Hamzah B. Uno mengatakan bahwa kecerdasan emosional memotivasi seseorang untuk mencari manfaat dan mengaktifkan aspirasi dan nilai-nilai yang paling dalam,
1
Hamzah B.Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: Gramedia Utama, 2006), h. 68-69 2 Daniel Goleman, Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005), h. 513 3 B.Uno, op. cit., h. 69
9
mengubah apa yang dipikirkan menjadi apa yang dijalani. Kecerdasan emosional menuntut seseorang belajar mengakui dan menghargai perasaan pada dirinya dan orang lain untuk menanggapi dengan tepat, menerapkan dengan efektif informasi dan energi, emosi dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber informasi, koneksi, dan pengaruh yang manusiawi.4 Reuven Bar-On sebagaimana dikutip oleh Steven J. Stein dan Howard E. Book, dalam Hamzah B. Uno menjelaskan bahwa kecerdasan emosional adalah serangkaian kemampuan, kompetensi, dan kecakapan non kognitif yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan.5 Kecerdasan emosional bukanlah lawan dari kecerdasan intelektual, namun keduanya saling bersinergi satu sama lain. Ari Ginanjar mengatakan bahwa kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk merasa. Kunci kecerdasan emosi adalah pada kejujuran suara hati. Suara hati itulah yang harus dijadikan pusat prinsip dalam memberi rasa aman, pedoman, kekuatan serta kebijaksanaan.6 Selain itu, kecerdasan emosional menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain dan menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari.7 Menurut
Daniel
Goleman
kecerdasan
emosional
adalah
kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligen menjaga
4
keselarasan
emosi
dan
mengungkapkannya
melalui
Ibid., h. 69. Ibid. 6 Ari Ginanjar, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi Dan Spiritual ESQ, (Jakarta: Arga Wijaya Persada, 2001), h. 9 7 Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2006), h.115 5
10
keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.8 Daniel Goleman mengungkapkan bahwa kecerdasan emosi merupakan kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.9 Kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengelola emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Dengan
kecerdasan
emosional
tersebut,
seseorang
dapat
menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati. Hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional terjadi tidak terlepas dari bermacam-macam pengaruh, seperti lingkungan tempat tinggal, keluarga, sekolah dan teman-teman sebaya, serta aktivitas-aktivitas yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Pada umumnya siswa lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah sebagai lingkungan sosial tempat berinteraksi yang membuat mereka dituntut untuk menyesuaikan diri secara efektif. Sehingga emosi yang dimiliki dapat tersalurkan dengan baik. Dari beberapa pengertian diatas, yang dimaksud kecerdasan emosional dalam penelitian ini adalah kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.
8
Daniel Goleman, Emotional Intelligence: Mengapa EI Lebih Penting dari pada IQ
(Pent: T. Hermaya), (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006), h. 53 9
Goleman, op. cit., h. 512
11
2. Komponen Kecerdasan Emosional Untuk melihat bagaimana kecerdasan emosional siswa dalam proses pembelajaran di kelas, maka perlu ada komponen-komponen yang menunjukkan kecerdasan emosional siswa. Adapun komponenkomponen kecerdasan emosional menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut: Goleman membagi kecerdasan emosional menjadi lima bagian yaitu tiga komponen berupa kompetensi emosional (pengenalan diri, pengendalian diri dan motivasi) dan dua komponen berupa kompetensi sosial (empati dan keterampilan sosial). Lima komponen kecerdasan emosional tersebut adalah sebagai berikut: 10 a. Kesadaran Diri Kesadaran diri adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui kondisi diri sendiri, kesukaan, sumberdaya, dan intuisi. Unsur-unsur kesadaran diri, yaitu: 1) Kesadaran emosi, yaitu mengenali emosinya sendiri dan efeknya. 2) Penilaian diri secara teliti, yaitu mengetahui kekuatan dan batasbatas diri sendiri. 3) Percaya diri, yaitu keyakinan tentang harga diri dan kemampuan sendiri. b. Pengendalian Diri Pengendalian
diri
adalah
kemampuan
mengelola
dan
mengekspresikan Emosi. Unsur-unsur pengendalian diri, yaitu: 1) Kendali diri, yaitu mengelola emosi dan desakan hati yang merusak. 2) Sifat dapat dipercaya, yaitu memelihara norma kejujuran dan integritas. 3) Kehati-hatian, yaitu bertanggung jawab atas kinerja pribadi. 4) Adaptabilitas, yaitu keluwesan dalam menghadapi perubahan.
10
Ibid., h. 42-43
12
5) Inovasi, yaitu mudah menerima dan terbuka terhadap gagasan, pendekatan, dan informasi-informasi baru. c. Motivasi Motivasi adalah kemampuan menggunakan hasrat agar setiap saat dapat membangkitkan semangat dan tenaga untuk mencapai keadaan yang lebih baik, serta mampu mengambil inisiatif dan bertindak secara efektif. Unsur-unsur motivasi, yaitu: 1) Dorongan prestasi, yaitu dorongan untuk menjadi lebih baik atau memenuhi standar keberhasilan. 2) Komitmen, yaitu menyesuaikan diri dengan sasaran kelompok atau lembaga. 3) Inisiatif, yaitu kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan. 4) Optimisme, yaitu kegigihan dalam memperjuangkan sasaran kendati ada halangan dan kegagalan. d. Empati Empati adalah kemampuan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.
Mampu
memahami
perspektif orang lain dan
menimbulkan hubungan saling percaya, serta mampu menyelaraskan diri dengan berbagai tipe individu. Unsur-unsur empati, yaitu: 1) Memahami orang lain, yaitu mengindera perasaan dan perspektif orang lain dan menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan mereka. 2) Mengembangkan orang lain, yaitu merasakan kebutuhan perkembangan
orang
lain
dan
berusaha
menumbuhkan
kemampuan orang lain. 3) Orientasi pelayanan, yaitu mengantisipasi, mengenali, dan berusaha memenuhi kebutuhan orang lain. 4) Memanfaatkan keragaman, yaitu menumbuhkan peluang melalui pergaulan dengan bermacam-macam orang. 5) Kesadaran politis, yaitu mampu membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan perasaan.
13
Baron dan Byrne menyatakan bahwa pada empati terdapat aspek-aspek, yaitu:11 1) Kognitif Individu yang memiliki kemampuan empati dapat memahami apa yang orang lain rasakan dan mengapa hal tersebut dapat terjadi pada orang tersebut. 2) Afektif Individu yang berempati merasakan apa yang orang lain rasakan. Adapun Batson dan Coke menyatakan bahwa di dalam empati juga terdapat aspek-aspek: 1) Kehangatan Kehangatan merupakan suatu perasaan yang dimiliki seseorang untuk bersikap hangat terhadap orang lain. 2) Kelembutan Kelembutan merupakan suatu perasaan yang dimiliki seseorang untuk bersikap maupun bertutur kata lemah lembut terhadap orang lain. 3) Peduli Peduli merupakan suatu sikap yang dimiliki seseorang untuk memberikan perhatian terhadap sesama maupun lingkungan sekitarnya. 4) Kasihan Kasihan merupakan suatu perasaan yang dimiliki seseorang untuk bersikap iba atau belas asih terhadap orang lain. e. Keterampilan Sosial Ketrampilan sosial adalah kemampuan menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain, bisa mempengaruhi, memimpin,
bermusyawarah,
menyelesaikan
perselisihan,
dan
bekerjasama dalam tim. Unsur-unsur keterampilan sosial, yaitu:12 1) Pengaruh, yaitu memiliki taktik untuk melakukan persuasi. 11
Gusti Yuli Asih dan Margaretha Maria Shinta Pratiwi., Perilaku Prososial Ditinjau Dari Empati Dan Kematangan Emosi, Jurnal Psikologi Universitas Muria Kudus Vol. I, 2010, h. 36 12 Goleman, op. cit., h. 43
14
2) Komunikasi, yaitu mengirim pesan yang jelas dan meyakinkan. 3) Manajemen konflik, yaitu negoisasi dan pemecahan silang pendapat. 4) Kepemimpinan, yaitu membangitkan inspirasi dan memandu kelompok dan orang lain. 5) Membangun hubungan, yaitu menumbuhkan hubungan yang bermanfaat. 6) Kolaborasi dan kooperasi, yaitu kerjasama dengan orang lain demi tujuan bersama. 7) Kemampuan tim, yaitu menciptakan sinergi kelompok dalam memperjuangkan tujuan bersama. Pada dasarnya emosi memiliki banyak keunggulan, diantaranya sebagai berikut:13 1)
Emosi adalah bentuk komunikasi yang dapat mempengaruhi orang lain. Guratan emosi yang terlihat pada raut muka seseorang adalah bagian dari emosi. Sejak dahulu dalam kehidupan masyarakat primitif, dan di dalam dunia buas binatang, guratan ekspresi merupakan bentuk komunikasi seperti kata-kata. Saat sekarang pada masyarakat modern, guratan eskpresi meruapkan bentuk komunikasi yang lebih cepat dari kata-kata.
2)
Emosi dapat mengorganisasi dan memotivasi tindakan. Emosi secara teoritis dapat memotivasi perilaku. Pada situasi yang penting, emosi dapat bereaksi dalam menghadapi situasi tersebut karena emosi akan mempersiapkan segalanya untuk dapat melewati rintangan yang ada dalam melewati rintangan yang ada dalam pikiran kita dan yang ada di lingkungan kita.
EQ mempunyai empat dimensi berikut:14 1) Mengenali, menerima, dan mengekspresikan emosi (kefasihan emosional). Yaitu: 13
Triantoro Safari dan Nofrans Eka Safutra, Manajemen Emosi Sebuah Panduan Cerdas Bagaimana Mengelola Emosi Positif Dalam Hidup Anda, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h. 1617 14 Makmun Mubayidh, Kecerdasan Dan Kesehatan Emosional Anak, (Jakarta: Al-Kautsar, 2006), h. 7-9
15
a) Mampu membaca emosi yang tergambarkan pada wajah, suara, gerak anggota badan, alunan musik, intisari cerita atau hikayat, dan juga mampu mengungkapkan emosi dengan baik b) Mampu membedakan emosi orang lain, bentuk, dan tulisan, baik melalui ekspresi wajah, dan tingkah laku. 2) Menyertakan emosi dalam kerja-kerja intelektual. Yaitu: a) Mampu mengaitkan emosi dengan kegiatan berpikir, memberikan penilaian, atau memecahkan masalah. b) Mampu memasukkan emosi dalam kegiatan intelektual untuk menganalisa dan memahami. 3) Memahami dan menganalisa emosi. Yaitu Mampu menafsirkan tanda tanda yang disampaikan emosi. Misalnya: sedih mengindikasikan kejadian kehilangan atau kerugian. Kegembiraan, mengindikasikan keberuntungan dan keberhasilan. 4) Mengelola emosi. Yaitu: memahami sejauh mana perilaku sosial dapat mempengaruhi emosi; pengendalian emosi sendiri atau emosi orang lain; dan mengetahui perkembangan emosi sendiri. Adapun, hal-hal yang diperhatikan dalam mengajarkan kecerdasan emosional pada anak, sebagaimana dikatakan Lawrence S. Saphiro, diantaranya yaitu: 15 1) Mengajari anak-anak bersikap peduli kepada orang lain. 2) Mengajarkan kepada anak nilai kejujuran sejak mereka masih muda dan konsisten 3) Mendorong anak-anak untuk mengungkapkan perasaan mereka melalui kata-kata sebagai upaya mengatasi konfllik dan kesusahan mereka, dan agar kebutuhan mereka terpenuhi. 4) Mengajari anak keterampilan mendengar aktif untuk membantu mereka mengembangkan hubungan yang secara emosional saling memberi pada saat sekarang dan kemudian hari.
15
Basuki, “Kecerdasan Emosional: Esensi Dan Urgensinya Dalam Pendidikan Islam”, Jurnal Cendekia Vol. 5, 2007, h. 25
16
5) Mengembangkan kemampuan komunikasi emosi meliputi kesadaran atas perilaku nonverbal orang lain (gerak tubuh, bahasa tubuh, ekspresi wajah, nada suara, dan sebagainya) karena emosi nonverbal lebih berperan daripada kata-kata yang terucapkan. 6) Mengajarkan sopan santun. 7) Mengajarkan anak merasakan ganjaran dari suatu keberhasilan kerjasama tidak mungkin dicapai oleh satu orang saja. Selain itu pentingnya peran guru dalam mengembangkan kecerdasan emosi siswa diantaranya yaitu: 1) Membantu siswa mempelajari bahasa emosi dan kalimat yang digunakan untuk mengekspresikannya. 2) Membantu siswa untuk merasa dirinya diperhatikan oleh guru, bukan dihegemoni atau dikuasai guru. 3) Melatih siswa untuk mengenali berbagai situasi emosi dan membedakan satu emosi dengan lainnya.16 Dengan demikian sudah seharusnya guru berperan dalam membantu siswa untuk menentukan kapan dan dimana ia bisa mengungkapkan perasaan dan emosinya serta berupaya mengembangkan kecerdasan emosi dalam suasana pembelajaran. 3. Indikator Kecerdasan Emosional Berdasarkan komponen-komponen yang telah dikemukakan para ahli, maka indikator kecerdasan emosional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Motivasi Motivasi adalah kemampuan menggunakan hasrat agar setiap saat dapat membangkitkan semangat dan tenaga untuk mencapai keadaan yang lebih baik, serta mampu mengambil inisiatif dan bertindak secara efektif. Unsur-unsur motivasi, yaitu: 1) Dorongan prestasi, yaitu dorongan untuk menjadi lebih baik atau memenuhi standar keberhasilan. 16
Mubayidh,op. cit., h. 128
17
2) Komitmen, yaitu menyesuaikan diri dengan sasaran kelompok atau lembaga. 3) Inisiatif, yaitu kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan. 4) Optimisme, yaitu kegigihan dalam memperjuangkan sasaran kendati ada halangan dan kegagalan. b. Empati Empati adalah kemampuan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Mampu memahami perspektif orang lain dan menimbulkan hubungan saling percaya, serta mampu menyelaraskan diri dengan berbagai tipe individu. Unsur-unsur empati, yaitu: 1) Memahami orang lain, yaitu mengindera perasaan dan perspektif orang lain dan menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan mereka. 2) Mengembangkan
orang
lain,
yaitu
merasakan
kebutuhan
perkembangan orang lain dan berusaha menumbuhkan kemampuan orang lain. 3) Orientasi
pelayanan, yaitu mengantisipasi,
mengenali, dan
berusaha memenuhi kebutuhan orang lain. 4) Memanfaatkan keragaman, yaitu menumbuhkan peluang melalui pergaulan dengan bermacam-macam orang. 5) Kesadaran politis, yaitu mampu membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan perasaan.
B. Metode Video Critic 1. Pengertian Metode Video Critic Menurut Arthur, “Video can give students realistic models to imitate for role-play”. Disamping itu menurut Heron, Hanley dan Cole, “video mampu memberikan dukungan kontekstual dengan membantu pelajar memvisualisasikan kata beserta maknanya”.17
17
Suarcaya Putu dan A.A. Sri Barustyawati, Video untuk Pembelajaran ESP di Kelas, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Undiksha, No. 3 Th. XXXXI Juli 2008, h. 4
18
Video sebagai media audio visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta (kejadian/peristiwa penting, berita) maupun fiktif (seperti misalnya ceritera), bisa bersifat edukatif maupun instruksional18 Video
sebagai
salah
satu
media
dalam
pengajaran
dan
pembelajaran. Video dapat membantu guru meningkatkan minat siswa. Selain itu, guru dapat menggunakan video sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan kreativitas dalam proses penyampaian materi pelajaran, sehingga pembelajaran lebih menarik dan berkesan bagi siswa. Video dapat membantu siswa memahami materi melalui visualisasi. Dalam proses pembelajaran menggunakan video guru berupaya mensuasanakan siswa tidak merasa bosan atau cenderung monoton, sehingga membutuhkan kegiatan lain yang menunjang kreativitas siswa dengan bantuan metode yang digunakan guru. Adanya proses mengkritisi video yang ditayangkan pada proses pembelajaran menjadi kegiatan yang penting untuk dilalui siswa. Kritik adalah masalah penganalisaan dan pengevaluasian sesuatu dengan
tujuan
untuk
meningkatkan
pemahaman,
memperluas
apresiasia atau membantu memperbaiki.19 Metode Video Critic yaitu cara aktif
untuk menjadikan siswa
merasa terlibat dalam menonton tayangan video.20 Pada Video Critic ini, guru menyiapkan materi yang akan disampaikan kepada peserta didik melalui video yang kemudian dikritisi oleh peserta didik. Video Critic ini merupakan bagian dari pembelajaran aktif, yaitu suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara 18
Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008),
h. 74 19
Curtis, dan B; Floyd, James J; Winsor, Jerryl L, Kritik, 2014, (Http://id.wikipedia.org) Melvin L.Silberman, Active Learning, (Bandung: Nusamedia,2006), Cet III Edisi Revisi, h. 138 20
19
aktif. Dengan belajar aktif ini peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik.21 Siswa dapat berperan sebagai seorang peneliti, menjadi seorang analis, tidak hanya konsumen informasi saja. Mereka menganalisis informasi yang relevan dengan pembelajaran. 2. Karakteristik Video Ada beberapa karakteristik video yang mempunyai banyak kemiripan dengan media film, sebagaimana dijelaskan oleh Yudhi Munadi, yaitu: a) Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu. b) Video dapat diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan. c) Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat. d) Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa. e) Mengembangkan imajinasi peserta didik. f) Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistik g) Sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang. h) Menunjukkan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon yang diharapkan siswa. i) Semua peserta didik dapat belajar dari video, baik yang pandai maupun yang kurang pandai. j) Menumbuhkan minat dan motivasi belajar. k) Dengan video penampilan siswa dapat segera dilihat kembali untuk dievaluasi.22 Ada beberapa kekurangan video dalam proses belajar mengajar, yaitu: a) Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang dipraktikkan.
21
Hisyam Zaini, dkk., Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta:Insan Madani, 2008), h.
XIV 22
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h. 127
20
b) Sifat komunikasinya bersifat satu arah dan harus diimbangi dengan pencarian bentuk umpan yang lain. c) Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara sempurna. d) Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks.23 e) Pengadaan video, biasanya membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang cukup banyak. f) Pada saat video dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus sehingga tidak semua mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui video tersebut. g) Video yang tersedia, tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belaajr yang diinginkan, kecuali video produksi sendiri.24 Dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologis yang perlu mendapat pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media, diantaranya adalah sebagai berikut:25 a) Motivasi, yaitu melahirkan dengan perlakuan yang memotivasi dari informasi yang terkandung dalam media pembelajaran. b) Perbedaan individual, yaitu menyesuaikan penyajian informasi melalui berdasarkan tingkat pemahaman siswa. c) Tujuan pembelajaran, yaitu menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dari proses pembelajaran. d) Organisasi isi, yaitu materi pelajaran secara logis disajikan dengan disusun dan diurut-urutkan secara teratur. e) Persiapan sebelum belajar, yaitu ketika merancang materi pelajaran, perhatian harus ditujukan kepada sifat dan tingkat persiapan siswa. f) Emosi, yaitu pembelajaran yang melibatkan emosi dan perasaan pribadi serta kecakapan amat berpengaruh dan bertahan. Media pembelajaran adalah cara yang sangat baik untuk menghasilkan respon emosional seperti empati, kesenangan dan sebagainya. 23
Sadiman, op. cit., h. 75 Azhar arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), h.50 25 Ibid., h. 72-74 24
21
g) Partisipasi, yaitu internalisasi siswa terhadap informasi yang didapat dalam proses pembelajaran, sehingga kesempatan lebih besar dalam memahami dan mengingat materi pelajaran. 3. Penerapan Metode Video Critic dalam Pembelajaran Penerapan metode Video Critic dimulai dari guru mempersiapkan video yang ingin ditunjukkan kepada siswa sesuai dengan materi yang akan dipelajari dalam kegiatan pembelajaran. a. Langkah-Langkah Pemanfaatan Video Adapun langkah-langkah Pemanfaatan video dalam proses pembelajaran hendaknya memperhatikan hal-hal berikut: 26 1) Program
video
harus
dipilih
agar
sesuai
dengan
tujuan
pembelajaran. 2) Guru harus mengenal program video yang tersedia dan terlebih dahulu melihatnya untuk mengetahui manfaatnya bagi pelajaran. 3) Sesudah program video dipertunjukan, perlu diadakan diskusi, yang juga perlu dipersiapkan sebelumnya. Di sini siswa melatih diri untuk mencari pemecahan masalah, membuat dan menjawab pertanyaan. 4) Adakalanya program video tertentu perlu diputar dua kali atau lebih untuk memperhatikan aspek-aspek tertentu. 5) Sesudah itu dapat dites berapa banyakkah yang dapat mereka tangkap dari program video itu. b. Langkah-Langkah Metode Video Critic Adapun langkah-langkah metode Video Critic adalah sebagai berikut: 1) Guru memilih video yang akan dipertunjukkan kepada siswa 2) Guru menginstruksikan kepada siswa sebelum menonton video, bahwa guru ingin mereka mengkritisi apa yang akan ditayangkan. Dan memerintahkan mereka untuk meninjau beberapa faktor, termasuk: a) Realisme (dari para pelakunya) 26
Munadi, op. cit., h. 127-128
22
b) Relevansi c) Saat-saat tak terlupakan d) Penataan isi e) Daya terapnya pada kehidupan sehari-hari mereka. 3) Guru memutar video 4) Guru melaksanakan diskusi yang disebut “pojok kritikus” 5) Guru melakukan jajak pendapat terhadap siswa (opsional), dengan menggunakan semacam sistem penilaian secara keseluruhan, semisal: a) Bintang satu sampai lima b) Atau jempol ke atas (bagus), jempol ke bawah (jelek).27 Pada
metode
Video
Critic
ini
siswa
harus
membangun
pengetahuannnya dengan mendayagunakan otaknya untuk berpikir dari apa yang ia lihat dari video maupun yang ia dengar dari penjelasan guru. Pada proses penyusunan bahan pembelajaran guru bertugas menampilkan materi yang menarik perhatian siswa dan mudah untuk dipahami. Pada proses mengukur pemahaman siswa guru terhadap materi pelajaran, guru mendesain informasi menjadi lebih bermakna dan lebih relevan bagi kebutuhan siswa. Caranya dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan hal penting dari materi yang ia pelajari, dan dengan mengajak mereka agar menyadari dan secara sadar menggunakan kemampuan optimal mereka dalam memahami pentingnya suatu materi untuk dipelajari. Sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. c. Langkah-Langkah Guru dalam Penggunaan Video Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan guru dalam penggunaan video sebagai media pengajaran adalah sebagai berikut: 28 1) Langkah persiapan guru, pertama-tama guru harus mempersiapkan unit pelajaran terlebih dahulu, kemudian memilih video yang tepat untuk mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Mengetahui 27
Silberman, op. cit., h. 138 Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
28
h. 97-98
23
panjang pendeknya video, tingkat rekomendasi video, kemudian mengintegrasikannya dengan rencana pelajaran. 2) Mempersiapkan kelas; siswa dipersiapkan terlebih dahulu supaya mereka mendapat jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam pikiran mereka sewaktu menyaksikan video tersebut. Untuk itu dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut: a) menjelaskan secara ringkas isi video, b) menjelaskan bagian-bagian yang harus mendapat perhatian khusus sewaktu menonton video. 3) Langkah penyajian, setelah siswa dipersiapkan barulah video diputar. Dalam hal ini harus dipersiapkan perlengkapan yang diperlukan antara lain: proyektor, layar, pengeras suara, video. Guru harus memperhatikan keadaan ruangan gelap atau tidak. 4) Aktivitas lanjutan; yaitu dapat berupa tanya jawab, guna mengetahui sejauhmana pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan. Kalau masih terdapat kekeliruan bisa dilakukan dengan pengulangan pemutaran video tersebut. Pengertian yang diperoleh siswa dari melihat video akan lebih banyak manfaatnya bila diikuti dengan beberapa aktivitas, diantaranya yaitu: a) membaca buku tentaang masalah yang ditonton. b) jika dipandang perlu adakan tes atau ujian tentang materi yang disajikan lewat video tersebut. Oemar hamalik mengemukakan bahwa video yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 29 1) Dapat menarik minat anak 2) Benar dan autentik 3) Sesuai dengan tingkat kematangan siswa 4) Perbendaharaan yang digunakan secara benar 5) Kesatuan dan sequence-nya cukup teratur; dan 6) Teknis yang dipergunakan cukup memenuhi persyaratan dan cukup memuaskan.
29
Ibid., h. 98
24
d. Kelebihan Metode Video Critic dalam Pembelajaran Kelebihan metode video critic adalah sebagai berikut: 1) Siswa aktif dalam menyaksikan suatu video yang diputarkan guru. 2) Siswa diajak berperan sebagai juri untuk mengomentari video yang telah ditayangkan, sehingga kepercayaan diri
siswa akan
terbangun. 3) Melatih siswa untuk menyampaikan pendapat serta menghargai pendapat orang lain. 4) Memotivasi peserta didik untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. e. Kekurangan Metode Video Critic dalam Pembelajaran Kekurangan metode video critic adalah sebagai berikut: 1) Memerlukan waktu yang cukup panjang untuk menyiapkan peralatan, dan bahan-bahan video yang akan ditayangkan. 2) Metode ini juga memiliki ketergantungan terhadap sumber listrik pada saat metode ini digunakan dalam pembelajaran. 3) Tampilan video harus menarik perhatian siswa sehingga mereka tidak merasa bosan, sehingga butuh keahlian guru dalam mengolah video menjadi lebih menarik untuk dilihat.
C. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam Sejarah Kebudayaan Islam di MTs merupakan salah satu mata pelajaran yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam di masa lampau, mulai dari perkembangan masyarakat Islam pada masa Nabi Muhammad SAW dan Khulafaurrasyidin, Bani ummayah, Abbasiyah, Ayyubiyah sampai perkembangan Islam di Indonesia.30 Secara substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang
30
Departemen Pendidikan Agama RI No.2 tentang Standar Isi dan Standar Kompetensi lulusan PAI dan Bahasa Arab di Madrasah.
25
mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik. Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut:31 1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam
yang telah
dibangun oleh Rasulullah Saw dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam. 2. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan. 3. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah. 4. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau. 5. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
D. Hasil-hasil Penelitian yang Relevan Sebelum
peneliti
melakukan
penelitian
tentang
Peningkatan
Kecerdasan Emosional Siswa Menggunakan Metode Video Critic Pada Bidang Studi Sejarah Kebudayaan Islam, terlebih dahulu peneliti melakukan kajian terhadap penelitian yang relevan. Yaitu: 1. Evi Lailatul Latifah (2010), tentang Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Akhlak Siswa kelas XI SMA Triguna Utama 31
Ibid
26
Tangerang Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi yang mengungkap hubungan antara kecerdasan emosional dengan akhlak siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang cukup signifikan antara kecerdasan emosional dengan akhlak siswa kelas XI SMA Triguna Utama Tangerang Selatan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa akhlak yang terdapat dalam diri siswa dapat ditingkatkan dengan adanya pelatihan dan pengembangan kecerdasan emosional. Dalam penelitian ini membahas upaya meningkatkan akhlak siswa dengan adanya pelatihan dan pengembangan kecerdasan emosional tidak dikaitkan dengan metode belajar yang digunakan dalam meningkatkan kecerdasan emosional sebagaimana yang penulis lakukan. 2. Fitria Ningtias Rahmawati (201), tentang Efektivitas Pemanfaatan Media Audio Visual Video Pembelajaran Dalam Upaya Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Sejarah. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang mengungkap secara spesifik tentang efektivitas pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dalam upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah. Hasil penelitian ini menunjukkan terjadinya peningkatan skor hasil belajar siswa pada setiap siklus. Dengan demikian pemanfaatan media audio visual video pembelajaran pada pembelajaran sejarah dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode diskusi dalam pembelajaran sejarah yang menggunakan video dalam upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa sedangkan penulis menggunakan metode Video Critic dalam menggunakan kecerdasan emosional siswa. Secara umum kedua penelitian diatas memiliki kemiripan dengan penelitian yang diajukan oleh penulis. Tetapi setiap penelitian mempunyai fokus masing-masing. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang fokus terhadap peningkatan kecerdasan emosional siswa dengan menggunakan metode Video Critic.
27
Dengan demikian perbedaan skripsi ini dengan skripsi lain adalah penggunaan metode Video Critic dalam meningkatkan kecerdasan emosional siswa.
E. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan Sejarah Kebudayaan Islam di MTs merupakan salah satu mata pelajaran yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam di masa lampau, mulai dari perkembangan masyarakat Islam pada masa Nabi Muhammad SAW dan Khulafaurrasyidin, Bani umayyah, Abbasiyah, Ayyubiyah sampai perkembangan Islam di Indonesia. Secara substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik. Oleh karena itu, dalam pembelajaran SKI hendaknya guru tidak hanya menyampaikan informasi yang bersumber dari buku teks saja, tetapi juga mampu memberikan pemahaman akan pentingnya materi yang dipelajari. Dalam memberikan pemahaman ini guru hendaknya tidak monoton, tetapi berusaha agar pemahaman yang diberikan mampu mempengaruhi emosi siswa ketika mempelajarinya. Diterapkannya metode Video Critic dalam pembelajaran SKI, dapat membantu guru dalam memahamkan siswa. Metode
Video Critic
merupakan metode yang berusaha melibatkan siswa agar aktif dalam proses pembelajaran, yang menekankan siswa untuk fokus terhadap video yang mereka tonton, dimana siswa memperhatikan serta mengkritisi apa yang ia tonton pada tayangan tersebut dengan mencatat hal-hal penting dari video yang ditontonnya, kemudian mengemukakan pendapat. Sehingga daya perhatian siswa serta kandungan video yang disimak mampu mempengaruhi emosi siswa ketika menontonnya.
28
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menggunakan metode Video Critic yang diharapkan dapat meningkatkan kecerdasan emosional siswa pada mata pelajaran SKI.
F. Hipotesis Tindakan Berdasarkan teori yang telah diuraikan maka peneliti mengajukan hipotesis tindakan sebagai berikut : “Dengan penerapan metode Video Critic dapat meningkatkan kecerdasan emosional siswa”.
29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Islam At-Taqwa Jl. Benda Timur XV, Pamulang Permai II, Benda Baru, Pamulang Tangerang Selatan. Kelas VII Tahun ajaran 2013. Waktu penelitian dilaksanakan mulai 01 Mei sampai 18 Juli 2013.
B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan 1. Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau sering disebut Classroom Research (CAR). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh
guru
di
kelasnya
sendiri
dengan
cara
merencanakan,
melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.1 PTK atau Action Research (CAR) adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, dimana pada setiap siklus terdiri dari empat tahap kegiatan, yaitu: a. Perencanaan b. Pelaksanaan c. Pengamatan d. Refleksi Berikut rancangan dari setiap aspek pokok yang akan menjadi gambaran dari proses penelitian adalah sebagai berikut: a. Perencanaan 1
Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:Indeks, 2010), h.9
30
1) Mengidentifikasi masalah tentang proses belajar siswa. 2) Menyebarkan angket pra penelitian tentang kecerdasan emosional kepada siswa. 3) Data yang telah diidentifikasi, dianalisis berdasarkan hasil identifikasi proses belajar dan angket siswa. 4) Merencanakan identifikasi
tindakan terhadap
yang masalah
tepat
berdasarkan
pembelajaran
hasil dengan
menyiapkan RPP dan instrumen penelitian berupa angket, pedoman observasi siswa, dan lembar wawancara guru. b. Pelaksanaan Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan kolaborasi dengan guru mata pelajaran SKI. Pelaku tindakan adalah peneliti sedangkan guru mata pelajaran SKI sebagai observer. Pada tahap ini, guru akan menggunakan RPP yang telah disusun pada tahap perencanaan. c. Pengamatan Pada tahap ini observer melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi yang telah disusun, termasuk pengamatan secara cermat pelaksanaan penelitian tindakan dan dampaknya terhadap proses pembelajaran SKI, serta mengamati hasil angket siswa pada setiap akhir siklus. Kemudian data yang telah terkumpul dianalisis oleh peneliti.2 d. Refleksi Pada tahapan ini peneliti mengkaji secara menyeluruh terhadap tindakan penelitian yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian melakukan evaluasi guna dapat menyempurnakan tindakan berikutnya. Peneliti melakukan analisis terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Sehingga dapat diketahui apakah kegiatan yang telah dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan atau masih perlu adanya perbaikan. Tahap ini dilaksanakan dengan maksud untuk 2
Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
h.78-79
31
memperbaiki
kegiatan
penelitian
sebelumnya,
yang
akan
diterapkan pada penelitian berikutnya. 2. Desain Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua siklus. setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, akan dilanjutkan dengan penelitian pada siklus II. Jika pembelajaran pada siklus II telah berhasil sesuai dengan indikator maka penelitian ini dihentikan.. Adapun desain penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada bagan 1.1
Kegiatan Pendahuluan a. Membuat instrumen penelitian. b. Mengurus surat izin penelitian. c. Observasi ke SMP Islam At-Taqwa. d. Berkoordinasi dengan kepala sekolah dan guru mata pelajaran SKI. e. Menyebarkan angket pra penelitian kepada siswa. f. Observasi proses pembelajaran di kelas penelitian. g. Mensosialisasikan pembelajaran SKI dengan metode Video Critic
Siklus 1
Tahap Perencanaan a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode Video Critic b. Menyiapkan ringkasan materi siklus 1 dalam bentuk powerpoint disertai video yang akan ditampilkan c. Menyusun pedoman observasi proses pembelajaran siswa d. Menyusun pedoman angket Tahap Pelaksanaan
32
Peneliti mulai melaksanakan tindakan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan skenario yang sudah disiapkan akan diterapkan ditahap ini. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode Video Critic. Tahap Pengamatan Peneliti
melakukan
pengamatan
terhadap
kegiatan
siswa
berdasarkan lembar observasi dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama tindakan berlangsung. Data-data hasil observasi dikumpulkan dan dianalisis secara menyeluruh. Tahap Refleksi Peneliti dan kolaborator mengevaluasi proses pembelajaran siklus I untuk menemukan keberhasilan atau ketidakberhasilan dari tindakan tersebut. Hasil analisis data akan dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus II.
Siklus II
Tahap Perencanaan a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode Video Critic b. Menyiapkan ringkasan materi siklus II dalam bentuk powerpoint disertai video yang akan ditampilkan. c. Menyiapkan pedoman angket d. Menyiapkan pedoman observasi proses pembelajaran siswa e. Menyiapkan pedoman wawancara Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran SKI dengan menggunakan metode Video Critic. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian angket di akhir pertemuan siklus II. Tahap Pengamatan Peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa berdasarkan
33
lembar observasi dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama tindakan berlangsung. Data-data hasil observasi dikumpulkan dan dianalisis secara menyeluruh. Tahap Refleksi Peneliti bersama kolaborator mengevaluasi proses pembelajaran siklus II untuk menemukan keberhasilan atau ketidakberhasilan dari tindakan tersebut. Apabila telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan maka penelitian tindakan kelas dinyatakan berhasil dan tidak perlu memasuki siklus berikutnya. Bagan 1 Desain Penelitian Tindakan Kelas
C. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Proses pembelajaran dengan menggunakan metode Video Critic diharapkan dapat meningkatkan kecerdasan emosional siswa pada mata pelajaran SKI. Adapun indikator penelitian yang diharapkan peneliti adalah meningkatkan kecerdasan emosional siswa melalui metode Video Critic. Penelitian ini akan dihentikan jika: 1. Hasil pengukuran kecerdasan emosional siswa melalui angket respon siswa setelah menggunakan metode Video Critic pada pembelajaran SKI mencapai rata-rata 70% 2. Hasil pengamatan melalui lembar observasi kecerdasan emosional siswa menunjukkan peningkatan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil persentase mencapai rata-rata 70%.
D. Subyek Penelitian/Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian Adapun yang menjadi subyek adalah siswa kelas VII SMP Islam At-Taqwa Pamulang, semester genap tahun pelajaran 2013-2014. Jumlah siswa kelas VII seluruhnya ada 16 orang, yang terdiri dari 12 laki-laki dan 4 perempuan.
34
Pada saat pelaksanaan tindakan guru SKI kelas I membantu peneliti mengamati aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. Selain itu guru SKI juga melakukan observasi dan penilaian terhadap peneliti pada saat melakukan tindakan. Hal ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan kualitas pengajaran yang dilakukan oleh peneliti pada saat melakukan tindakan dan untuk mendapatkan informasi dalam rangka perbaikan pada pelaksanaan tindakan berikutnya.
E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai perencana dan pelaksana kegiatan. Peneliti merencanakan kegiatan, melaksanakan kegiatan, melakukan pengamatan, mengumpulkan, dan menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian. Dalam proses penelitian, peneliti dibantu oleh guru mata pelajaran SKI kelas VII yang bertindak sebagai observer.
F. Tahapan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari 2 siklus. Siklus 1 dilaksanakan 3 kali pertemuan yaitu 6 jam pelajaran, dan siklus II 2 kali pertemuan yaitu 4 jam pelajaran. Jadi untuk menyelesaikan penelitian memerlukan waktu 10 jam pelajaran atau 5 kali pertemuan. Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana tingkat kecerdasan emosional siswa pada setiap siklus setelah diberi tindakan. Jika pada penelitian siklus I terdapat kekurangan maka penelitian siklus II lebih diarahkan pada perbaikan dan jika siklus I terdapat keberhasilan maka pada siklus II lebih diarahkan pada perkembangan. Adapun tahapan penelitian dari tahap-tahap penelitian adalah sebagai berikut: 1. Pra Penelitian a. Observasi keadaan kelas Waktu pelaksanaan tanggal 01 Mei 2013.
35
Pada kegiatan ini peneliti melakukan observasi awal terhadap proses pembelajaran SKI di kelas VII SMPI At-Taqwa Pamulang. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran SKI. b. Angket Waktu pelaksanaan tanggal 01 Mei 2013 Pada
kegiatan
mengetahui
ini
tingkat
peneliti
membagikan
kecerdasan
emosional
angket siswa
untuk pada
pembelajaran SKI. c. Analisis dan Refleksi Waktu pelaksanaan tanggal 02 Mei Pada kegiatan ini peneliti melakukan analisa data yang diperoleh pada pra penelitian dan kemudian melakukan refleksi untuk
memperoleh
cara
yang
tepat
untuk
mengatasi
permasalahan yang muncul pada proses pembelajaran SKI sehingga dapat diberikan tindakan yang tepat. 2. Siklus I a. Tahap Perencanaan Waktu pelaksanaan: 16 April - 30 Mei 2013. Pada tahap ini mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan membuat instrumen-instrumen penelitian, yaitu lembar observasi siswa, serta angket yang diberikan di akhir siklus I. b. Tahap Pelaksanaan 1) Kegiatan I : Pelaksanaan tindakan Waktu pelaksanaan: 03 – 17 Mei 2013 Pada tahap ini peneliti menerapkan metode Video Critic sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Pada tahap ini peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran SKI sebagai observer. Materi yang dibahas yaitu latar belakang terbentuknya Bani Umayyah dan proses berdirinya Bani Umayyah, perkembangan kebudayaan
36
Islam pada masa Bani Umayyah, Tokoh ilmuwan Muslim dan peranannya dalam kemajuan kebudayaan Islam pada masa Bani Umayyah. 2) Kegiatan 2: Pembagian angket siklus I Waktu pelaksanaan: 17 Mei 2013 Pada tahap ini peneliti membagikan angket diakhir siklus I kepada seluruh siswa kelas VII. Hasil angket akan digunakan untuk mengetahui peningkatan kecerdasan emosonal siswa setelah menggunakan metode Video Critic. c. Tahap Observasi Waktu pelaksanaan: 03 – 17 Mei 2013 Pada tahap ini peneliti dan observer melakukan pengamatan tentang pelaksanaan pembelajaran SKI menggunakan metode Video Critic. d. Tahap analisis dan refleksi Waktu pelaksanaan: 17 Mei 2013 Pada tahap ini peneliti dan observer melakukan analisis terhadap hasil pengamatan untuk seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran pada siklus I, kemudian hasil refleksi digunakan untuk perbaikan pada tahap perencanaan siklus II. 3. Siklus II a. Tahap Perencanaan Waktu pelaksanaan: 16 April - 30 Mei Pada tahap ini mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan membuat instrumen-instrumen penelitian, yaitu lembar observasi siswa, serta angket yang diberikan di akhir siklus I. b. Tahap Pelaksanaan 1) Kegiatan I: Pelaksanaan tindakan Waktu pelaksanaan: 22 – 31 Mei 2013 Pada tahap ini peneliti menerapkan metode Video Critic sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat.
37
Pada tahap ini peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran SKI sebagai observer. Materi yang dibahas yaitu tokoh ilmuwan muslim dan peranannya dalam kemajuan kebudayaan Islam pada masa Bani Umayyah bagian II, kisah kesederhanaan dan kesalehan Umar bin Abdul Aziz ketika menjadi khalifah. 2) Kegiatan 2: Pembagian angket siklus II Waktu pelaksanaan: 31 Mei 2013 Pada tahap ini peneliti membagikan angket diakhir siklus I kepada seluruh siswa kelas VII. Hasil angket akan digunakan untuk mengetahui peningkatan kecerdasan emosonal siswa setelah menggunakan metode Video Critic. 3) Kegiatan 3: Wawancara Guru SKI Waktu Pelaksanaan: 18 Juli 2013 Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui
tanggapan
guru
terhadap
metode
yang
digunakan. c. Tahap Observasi Waktu pelaksanaan: 22 – 31 Mei 2013 Pada tahap ini peneliti dan observer melakukan pengamatan tentang pelaksanaan pembelajaran SKI menggunakan metode Video Critic. d. Tahap Analisis dan Refleksi Waktu pelaksanaan: 31 Mei – 05 Juni 2013 Pada tahap ini peneliti dan observer melakukan analisis terhadap hasil pengamatan untuk seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran pada siklus II, kemudian hasil refleksi digunakan untuk perbandingan pada proses pembelajaran siklus I dengan siklus II.
38
G. Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Hasil observasi proses pembelajaran 2. Hasil angket siswa 3. Hasil Wawancara terhadap guru SKI Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru kelas dan peneliti. I. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Metode Angket; yaitu untuk mengetahui peningkatan kecerdasan emosional siswa terhadap mata pelajaran SKI setelah menggunakan metode Video Critic yang diberikan pada tiap akhir siklus. 2. Metode Observasi; untuk mengetahui kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan siswa pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode Video Critic dalam meningkatkan kecerdasan emosional dan untuk mengetahui respon serta gambaran kegiatan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode Video Critic. Kemudian hasil setiap pengamatan didiskusikan oleh peneliti bersama guru pada saat menganalisis data untuk menyusun tindakan pada siklus berikutnya. 3. Metode Wawancara; peneliti melakukan wawancara terhadap guru mata pelajaran SKI diakhir penelitian untuk mengetahui tanggapan guru trhadap penggunaan metode Video Critic pada pembelajaran SKI. H. Instrumen-instrumen Pengumpulan Data yang Digunakan 1. Angket Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.3
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelititan Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Edisi Revisi, Cet. 14, h. 194
39
Angket ini diberikan kepada siswa setelah penelitian selesai pada tiap akhir siklus. Angket ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang tingkat kecerdasan emosional yang meliputi motivasi dan empati siswa dalam belajar SKI setelah menggunakan metode Video Critic. Pada penelitian ini setiap butir soal instrumen memakai skala likert yang telah dimodifikasi dengan empat alternatif pilihan yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Skor untuk setiap pernyataan positif adalah 4-1, sedangkan skor untuk setiap pernyataan negatif adalah 1-4. Adapun kisi-kisi instrumen dapat dilihat dalam tabel-tabel berikut : Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Kecerdasan Emosional No.
Aspek
Indikator
Kecerdasan
Pernyataan
Jumlah
Positif
Negatif
Dorongan prestasi
1
2
2
Komitmen
3
4
2
5
6
2
7,9
8
3
10,11
12
3
13
14
2
15
16
2
17
18
2
Emosional 1
Motivasi
menyesuaikan diri dengan kelompok Inisiatif memanfaatkan kesempatan Optimisme 2
Empati
Memahami orang lain Mengembangkan orang lain Memanfaatkan keragaman Orientasi
40
pelayanan Kesadaran politis
19,20
JUMLAH
11
2 9
20
2. Observasi Observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan-pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. 4 Lembar observasi pada peneliti digunakan untuk mengetahui kecerdasan emosional siswa pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode video critic. Lembar observasi tersebut berisi beberapa pernyataan seputar aktivitas siswa yang dapat diamati secara langsung. Lembar observasi dipegang oleh observer dan digunakan pada saat proses pembelajaran dimulai. 3. Wawancara Wawancara adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara.5 Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada guru pada akhir penelitian. Wawancara dilakukan untuk mengetahui tanggapan guru terhadap penggunaan metode Video Critic dalam pembelajaran SKI. J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan Studi Sebelum suatu instrumen digunakan untuk mengumpulkan data, instrumen tersebut harus valid agar diperoleh data yang valid. Sebuah tes
4
Ngalim Purwanto, Prinsip-Psinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h.149 5 Iskandar Indranata, Pendekatan Kualitatif Untuk Pengendalian Kualitas, (Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press), 2008), h. 119
41
dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur.6 Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Untuk mendapatkan validitas isi maka instrumen dikonsultasikan kepada para ahli (expert judgment) untuk diperiksa dan dievaluasi secara sistematis apakah butir-butir instrumen tersebut telah mewakili apa yang akan diukur, ahli yang dimaksud adalah dosen pembimbing Adapun teknik pemeriksaaan kepercayaan yang peneliti gunakan untuk memeriksa keabsahan data adalah teknik triangulasi. Teknik triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.7 Teknik triangulasi berarti menggali data dari sumber yang sama dengan menggunakan cara yang berbeda. Dalam hal ini untuk memperoleh informasi tentang kecerdasan emosional siswa dilakukan dengan mengobservasi siswa, angket siswa, dan wawancara guru. K. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis Sebelum
menganalisis
data,
peneliti
memeriksa
kembali
kelengkapan data dari berbagai sumber. Kemudian analisis data dilakukan pada semua data yang sudah terkumpul, yaitu berupa hasil observasi disertai catatan komentar observer pada lembar observasi, hasil angket kecerdasan emosional siswa pada bidang studi SKI, dan hasil wawancara guru. Semua data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Adapun untuk menganalisis setiap indikator digunakan teknik analisis secara deskriptif dengan rumus persentase sebagai berikut:8 P = ( )x 100 %
6
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h.67 7 Indranata, op. cit., h. 138 8 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), Cet. 21, h. 43
42
dengan f = frekuensi jawaban N = Number of Cases (jumlah frekuensi/ siswa yang hadir) P = Angka persentase Tahap menganalisis data dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari berbagai sumber, kemudian membaca data, rekapitulasi data, dan menyimpulkannya. Data yang diperoleh berupa kalimat-kalimat dan aktivitas–aktivitas siswa diubah menjadi kalimat yang bermakna.
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan Tahapan penelitian tindakan ini diawali dengan dilakukannya penelitian pendahuluan (pra penelitian) dan akan dilanjutkan dengan tindakan pertama dalam siklus I. siklus ini terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi. Setelah tindakan pada siklus satu selesai dilakukan dan hasil yang diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu peningkatan kecerdasan emosional siswa terhadap mata pelajaran SKI, maka tindakan dilanjutkan pada siklus selanjutnya sebagai rencana pengembangan perbaikan pembelajaran. Dalam penelitian ini karena keterbatasan peneliti, dinilai sudah adanya peningkatan kecerdasan emosional siswa maka penelitian dihentikan sampai dengan siklus II. Mengenai tindak lanjutnya, akan diserahkan kepada guru yang bersangkutan untuk terus mengembangkan metode ini dalam perencanaan tindakan selanjutnya.
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data 1. Survei Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilaksanakan sebelum melaksanakan pembelajaran dengan metode Video Critic. Penelitian ini mengamati segala aktivitas siswa selama pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 01 Mei 2013 diketahui jumlah siswa kelas VII SMPI At-Taqwa kelas 1 terdiri dari satu kelas dengan jumlah 16 siswa, terdiri dari 12 laki-laki dan 4 perempuan. Secara umum beberapa permasalahan yang peneliti temukan pada pembelajaran SKI di kelas tersebut, diantaranya sebagai berikut: a. Metode pembelajaran yang digunakan masih monoton. Guru bidang studi hanya menggunakan metode tanya jawab. Siswa terlihat kurang mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, kebanyakan siswa malah mengobrol dengan teman sebangku atau teman belakang tempat duduknya bahkan ada 3 orang yang berlarian, hanya beberapa siswa saja yang menjawab pertanyaan guru. Siswa masih banyak yang tidak fokus mendengarkan dan memperhatikan guru, kondisi kelas terlihat ramai dan tidak kondusif, sehingga pembelajaran SKI menjadi kurang efektif. b. Selama proses tanya jawab, sebagian besar siswa kurang merespon pertanyaan guru. Pertanyaan yang diajukan berkisar pada pengetahuan yang ada di buku, dan kurang menekankan pada aspek pemahaman siswa akan pentingnya pelajaran sehingga kurang melibatkan emosi siswa ketika mempelajari SKI. c. Dari 16 siswa yang terdiri dari 12 laki-laki dan 4 perempuan hanya 7 orang laki-laki yang aktif menjawab pertanyaan guru sedangkan siswi perempuan hanya 2 orang yang memperhatikan, selebihnya
44
terkadang memperhatikan namun tidak fokus sampai pembelajaran selesai, bahkan ada yang bercanda dan berlarian dengan temannya tanpa memperhatikan dan mengabaikan penjelasan guru. d. Alokasi waktu untuk mata pelajaran SKI dua jam pelajaran dibagi menjadi dua kali tatap muka, yaitu hari Kamis dan Jumat masingmasing di jam terakhir. Padahal, seharusnya satu kali pertemuan untuk dua jam pelajaran. Hal ini menjadi kendala guru yang harus membagi penjelasannya dalam dua pertemuan untuk satu kali tatap muka, maupun siswa untuk belajar memahami materi yang dipelajari dan mengaitkan materi pada satu jam pertama dengan jam kedua di hari yang berbeda. Selain itu, keterbatasan alokasi waktu ini cukup menyulitkan guru menggunakan metode yang bervariasi untuk peningkatan pembelajaran SKI. Berdasarkan masalah-masalah tersebut peneliti mencoba menerapkan metode yang belum pernah digunakan oleh guru mata pelajaran SKI di SMPI At-Taqwa, yakni penerapan metode Video Critic. Video Critic merupakan metode belajar menggunakan video yang menginstruksikan siswa untuk mengkritisi serta menyampaikan hasil video yang ia tonton ketika proses pembelajaran berlangsung, sehingga diharapkan metode ini mampu meningkatkan kecerdasan emosional siswa yang peneliti batasi pada rasa empati siswa serta motivasi
siswa
dalam
mempelajari
SKI.
Selain
itu,
untuk
mengoptimalkan proses pembelajaran SKI, peneliti meminta wakil kepala sekolah bekerjasama dengan guru SKI untuk mengubah jadwal pelajaran SKI menjadi satu kali tatap muka untuk dua jam pelajaran. Sehingga waktu pembelajaran SKI tidak lagi terpisah menjadi dua kali tatap muka. 2. Data Hasil Tindakan Penelitian ini dilakukan melalui 3 tahap pra siklus dan dua siklus tindakan. Siklus 1 dilakukan sebagai upaya perbaikan dari hasil observasi pada pra siklus, siklus I terdiri dari tiga pertemuan. Siklus II dilakukan sebagai upaya perbaikan pada kekurangan yang terjadi pada
45
siklus I dan mengarahkan pada upaya pengembangan. Siklus II terdiri dari dua kali pertemuan. Pada masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi. a. Siklus I 1) Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) meliputi lembar karakter siswa dan
mempersiapkan
bahan-bahan
untuk
menyusun
video
pembelajaran, membuat instrumen-instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi siswa untuk mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung, membagi lembar angket pada akhir siklus I. Lembar karakter siswa yang tercantum pada RPP, dibuat sendiri oleh peneliti sebagai evaluasi proses pembelajaran agar peneliti mengetahui sejauh mana perkembangan karakter siswa selama proses pembelajaran menggunakan metode Video Critic. Lembar observasi digunakan peneliti dan kolaborator untuk mencatat hal-hal penting yang terjadi pada proses pembelajaran. Lembar angket dibuat untuk mengetahui respon siswa terhadap mata pelajaran SKI setelah menggunakan metode Video Critic. Semua instrumen dibuat untuk melihat efektivitas metode Video Critic serta untuk melihat perkembangan tingkat kecerdasan emosional yang terjadi pada siswa dalam proses pembelajaran siklus I. 2) Tahap Pelaksanaan dan Observasi a) Pertemuan pertama. Jumat, 03 Mei 2013 Pada pertemuan pertama materi yang dipelajari adalah latar belakang terbentuknya Bani Umayyah dan proses berdirinya Bani Umayyah. Pada pertemuan ini waktu pembelajaran tereduksi oleh jam pelajaran sebelumnya sehingga peneliti memulai pembelajaran kurang tepat waktu.
46
Semua siswa hadir, mereka terlihat antusias menunggu pembelajaran dimulai bahkan bersemangat dengan peralatan media yang peneliti bawa. Peneliti memulai pembelajaran dengan menjelaskan metode pembelajaran yang digunakan selama peneliti mengajar, peneliti memberikan apersepsi dengan cara memberikan pertanyaan terkait materi yang sudah dipelajari dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Kemudian sebelum menonton video peneliti membagi siswa ke dalam empat kelompok. Pembagian kelompok ini dilakukan sebagai upaya untuk menumbuhkan kebersamaan diantara siswa dengan mengenali adanya keragaman. Peneliti meminta siswa menyiapkan catatan untuk mencatat hal-hal penting dalam video yang akan ditonton sebagai salah satu cara untuk mengkritisi apa yang mereka tonton. Pada proses menonton video yang berdurasi sekitar 5 menit berlangsung seluruh siswa terlihat rasa ingin tahunya sehingga menonton dengan fokus dan terlihat antusias. Setelah selesai menonton video, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. peneliti meminta pendapat siswa tentang video yang mereka tonton dari hasil catatannya. Beberapa siswa ada yang menanggapi ataupun memberi komentar. Selain itu, jika ada materi yang belum jelas peneliti melontarkan pertanyaan kepada siswa atau sebaliknya, lalu mendiskusikan faktor-faktor penting yang belum jelas yang mereka pertanyakan. Proses diskusi berjalan dengan baik siswa aktif bertanya dan menjawab. Meski, ada beberapa siswa laki-laki yang tidak mencatat. Pada sesi ini siswa terlihat belum terbiasa berdiskusi sehingga sebagian masih menunggu instruksi guru. Setelah itu, peneliti menjelaskan materi dalam bentuk powerpoint serta menjelaskan materi secara keseluruhan. Hal ini dilakukan untuk memastikan siswa paham materi secara utuh. Powerpoint ini dibuat dari hasil kajian peneliti dari beberapa sumber, baik
47
dari buku pelajaran SKI MTs kelas 1, internet, maupun buku sejarah Islam. Pada akhir pembelajaran peneliti bertanya kepada siswa materi mana yang belum dipahami dan mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengecek pemahaman siswa dari materi yang
telah
dipelajari.
Kemudian
peneliti
dan
siswa
menyimpulkan materi yang telah dipelajari, lalu guru memberikan
tugas
pada
siswa
untuk
meresume
hasil
pembelajaran SKI yang telah dibahas sesuai kelompoknya. Setelah berakhirnya pembelajaran peneliti dan observer yaitu
guru
mata
pelajaran
SKI,
mendiskusikan
hasil
pembelajaran SKI menggunakan video critic. Pada sesi ini observer menyarankan peneliti untuk lebih mengeraskan suara, memperbanyak pemberian motivasi belajar serta bersikap lebih tegas terutama pada siswa yang sulit diatur. Observer juga mengungkapkan pada pertemuan ini, respon siswa cukup baik, mereka fokus menonton video. Selain itu, siswa yang biasanya sulit diatur menjadi mudah diatur dan fokus menonton. Ini membuktikan bahwa belajar dengan video mampu melibatkan emosi siswa selama proses pembelajaran.
Gambar 4.1 Aktivitas siswa menyimak video pembelajaran
48
b) Pertemuan kedua. Jumat, 10 Mei 2013 Pada pertemuan kedua materi yang dipelajari adalah perkembangan kebudayaan Islam pada masa Bani Umayyah. Pada pertemuan ini terdapat 4 orang siswa yang tidak hadir karena sakit. Kegiatan pembelajaran diawali dengan mereview pelajaran sebelumnya, lalu peneliti menanyakan tugas pada pertemuan sebelumnya tetapi hanya sebagian siswa yang mengumpulkan,
sedangkan
sebagian
yang
lain
belum
mengumpulkan dengan alasan lupa dan ketinggalan di rumah sehingga
tugas
tersebut
diserahkan
pada
pertemuan
berikutnya. Pada pertemuan kali ini peneliti membagi kelompok diskusi dengan meminta siswa menulis nama anggota kelompok, judul materi, rangkuman hasil diskusi, mencantumkan nama ketua. Guru menampilkan video yang berdurasi sekitar 5 menit kemudian menayangkan ulang untuk memperkuat ingatan siswa, siswa serius menyimak video sambil mencatat hal-hal penting yang ada dalam video sebagai upaya untuk mengkritisi apa yang mereka tonton, sehingga ketika sesi tanya jawab berlangsung siswa aktif menjawab dan bertanya dari hasil mengkritisi video, meskipun ketika siswa satu bertanya siswa lain masih ada yang tidak memperhatikan. Selain itu, masih ada dua orang yang masih terlihat kurang bersemangat untuk mengikuti pembelajaran. Pada sesi diskusi masih ditemukan satu kelompok yang terlihat mengandalkan siswa yang rajin untuk mengerjakan tugas kelompok. Sehingga
peneliti
mendatangi
kelompok
tersebut
dan
memotivasi mereka untuk bekerjasama dalam mengerjakan tugas. Setelah itu, peneliti menjelaskan materi dalam bentuk powerpoint serta menjelaskan materi secara keseluruhan. Hal ini dilakukan untuk memastikan siswa paham materi secara utuh. Powerpoint ini dibuat dari hasil kajian peneliti dari
49
beberapa sumber, baik dari buku pelajaran SKI MTs kelas 1, internet, maupun buku sejarah Islam. Setelah pembelajaran berakhir peneliti dan observer mendiskusikan hasil pembelajaran SKI pada pertemuan kedua. Pada sesi ini penelliti menyadari kurang menariknya tampilan video sehingga peneliti perlu mengembangkan tampilannya menjadi lebih menarik pada pertemuan selanjutnya. Selain itu, observer
menyarankan
peneliti
untuk
memperbanyak
pemberian motivasi belajar terutama pada siswa yang sulit diatur, lebih menekankan lagi pada siswa yang lebih rajin dalam mengerjakan tugas untuk sharing ke teman-teman sekelompoknya, perlu terus mengingatkan siswa untuk tetap fokus ketika menonton video serta lebih mengingatkan siswa untuk lebih aktif ketika sesi kerja kelompok dengan cara memberitahu siswa pentingnya memberi respon positif ketika siswa lain memberi pendapat pada sesi diskusi. Pada pertemuan ini siswa sudah mulai terbiasa mencatat hal-hal penting dalam video yang mereka amati serta lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dengan adanya beberapa siswa yang bertanya. c) Pertemuan ketiga. Jumat, 17 Mei 2013 Pada pertemuan ketiga materi yang dipelajari adalah Tokoh ilmuwan
Muslim
dan
peranannya
dalam
kemajuan
kebudayaan Islam pada masa Bani Umayyah. peneliti membagi siswa ke dalam 4 kelompok diskusi yang dibagi sesuai tema. pembelajaran berjalan kondusif, sebagian besar siswa fokus pada video yang guru tampilkan. Kemudian ketika sesi diskusi, sebagian besar siswa bekerjasama untuk mengerjakan tugas kelompok kemudian mengumpulkannya pada guru. Pada sesi diskusi, guru menjelaskan hal-hal yang belum jelas seperti kemajuan ilmu dan teknologi tidak terlepas dari
50
peran ilmuwan muslim dulu yang kemudian beberapa siswa membenarkan bahkan beberapa siswa telah mengetahui sebelumnya. Peneliti memberi kesempatan siswa yang ingin bertanya dan menyampaikan pendapatnya. Beberapa siswa ada yang memberikan pendapat tentang kondisi ilmuwan masa bani Umayyah yang difasilitasi pemerintah, sedangkan siswa lain adapula
yang
menambahkan
dari
hasil
baca
dan
pengamatannya terhadap video, sehingga diskusi berjalan kondusif. Namun, masih ada dua orang siswa yang kurang memperhatikan, dan satu orang masih sedikit kurang fokus karena diganggu temannya. Setelah diskusi berakhir, peneliti menjelaskan materi secara keseluruhan dari bab yang dibahas pada hari itu. Hal ini dilakukan untuk memastikan siswa paham materi secara utuh. Powerpoint ini dibuat dari hasil kajian peneliti dari beberapa sumber, baik dari buku pelajaran SKI MTs kelas 1, internet, maupun buku sejarah Islam. Selanjutnya, di akhir pembelajaran siklus I, peneliti membagikan angket yang bertujuan untuk mengetahui respon dan
peningkatan
kecerdasan
emosional
siswa
setelah
menggunakan metode Video Critic pada pembelajaran SKI. Guru menjelaskan cara mengisi
angket
serta maksud
pertanyaan yang dirasa kurang dimengerti. Setelah pembelajaran berakhir peneliti dan observer mendiskusikan hasil pembelajaran SKI pada pertemuan ketiga. Pada sesi ini peneliti masih mendapati 3 orang siswa yang kurang memperhatikan, dan satu orang masih kurang fokus karena gangguan teman yang bercanda. Selain itu, pada sesi kerja kelompok beberapa siswa masih mengandalkan siswa yang lebih rajin untuk mengerjakan tugas. Pada sesi ini siswa terlihat lebih kritis terhadap materi, seperti adanya siswa yang bertanya tentang peran besar para ilmuwan masa lampau
51
terhadap kemajuan sains dan teknologi saat ini. Selain itu pada sesi tanya jawab siswa yang pendiam ikut aktif bertanya. Berdasarkan pengamatan selama kegiatan siklus I dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional siswa dalam pembelajaran SKI dengan metode Video Critic masih perlu ditingkatkan sehingga diharapkan motivasi dan empati siswa terhadap pembelajaran SKI dapat tercapai dengan optimal.
Gambar 4.2 Aktivitas siswa mencatat hal-hal penting dalam pembelajaran
3) Tahap Refleksi Berdasarkan hasil analisis data pada siklus I, yaitu hasil observasi siswa serta hal-hal yang ditemukan pada proses pembelajaran SKI mengggunakan metode Video Critic disertai angket siswa pada akhir siklus adalah sebagai berikut: Pada siklus I, pembelajaran SKI dilakukan dengan penerapan metode
Video
Critic.
Selama
proses
pembelajaran
siswa
memberikan respon yang cukup baik pada penerapan metode Video Critic. Pada setiap awal kegiatan, guru memutar video dilanjut dengan tanya jawab dengan siswa. Pada setiap pertemuan terlihat peningkatan kecerdasan emosional siswa terhadap pelajaran SKI. Siswa antusias menyimak video yang dilanjut dengan diskusi.
52
Meskipun masih ditemukan beberapa siswa yang kadang bercanda atau kurang memperhatikan ketika sesi diskusi berlangsung. Berdasarkan hasil observasi diperoleh rata-rata persentase sikap siswa 64,76%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata persentase sikap siswa pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan penelitian ini, dimana persentase pada aspek sikap siswa yang diamati harus mencapai 70%. Setelah peneliti berdiskusi, didapati bahwa siswa yang kurang fokus ataupun bercanda adalah siswa yang sama. Menurut observer, pada mata pelajaran lain mereka juga bermasalah. Meskipun begitu mereka sangat antusias ketika belajar dengan video, hal ini terlihat dari sikap tenang mereka ketika video ditampilkan. Serta ikut berperan aktif untuk menjawab ketika dilontarkan pertanyaan oleh peneliti. Adapun beberapa kekurangan yang ada pada siklus I yaitu: a) Peneliti kekurangan waktu karena tereduksi oleh pelajaran sebelumnya. Penyebab kekurangan ini adalah kurangnya ketegasan peneliti dalam mengingatkan guru pelajaran sebelumnya ketika waktu pembelajaran sudah berakhir sehingga waktu pelajaran tereduksi oleh pelajaran sebelumnya. b) Masih banyak siswa yang tidak mencatat faktor-faktor penting dari video yang mereka tonton. Kondisi ini disebabkan oleh siswa yang belum terbiasa dengan metode pembelajaran yang baru, selain itu adanya anggapan bahwa mencatat sama saja dengan mengingat sehingga sebagian besar siswa lebih memilih mengingat tanpa mencatatnya. Selain itu, guru kurang tegas mengingatkan siswa pentingnya mencatat. c) Pada waktu diskusi, masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan. Hal ini disebabkan karena ada dua orang yang bercanda dan menggoda temannya sehingga konsentrasinya terganggu dan menimbulkan sedikit kegaduhan.
53
d) Pada waktu diskusi masih banyak yang hanya mengandalkan siswa yang rajin untuk mengerjakan kelompok. Kondisi ini terjadi karena kurangnya rasa kerjasama antar anggota kelompok untuk mengerjakan tugas yang diberikan peneliti. Serta kurangnya rasa tanggung jawab siswa yang mengandalkan temannya yang rajin. Adapun rencana perbaikan atas kekurangan di atas untuk siklus berikutnya, yaitu: a) Peneliti akan bertindak lebih tegas lagi untuk mengingatkan guru mata pelajaran sebelumnya untuk tepat waktu mengakhiri waktu pembelajaran sehingga tidak mengganggu pembelajaran setelahnya. b) Perbaikan yang dilakukan adalah peneliti memberikan instruksi dengan jelas dan meminta siswa mencatat serta mengumpulkan hasil pengamatan terhadap video yang disimak kepada peneliti. Dengan adanya kekurangan tersebut, peneliti akan memisahkan siswa-siswa yang sering bercanda sehingga pembelajaran diharapkan berlangsung kondusif. Serta lebih bersikap lebih tegas pada siswa yang ribut. c) Peneliti memberikan pengarahan dan motivasi agar siswa mau belajar bertanggung jawab. Selain itu, peneliti akan melakukan pengawasan yang lebih ketat sehingga tidak ada lagi yang bermalas-malasan dalam mengerjakan tugas, untuk membentuk tanggung jawab individu maka pada siklus berikutnya peneliti tidak membagi kelompok diskusi tetapi meminta siswa mengumpulkan hasil pengamatan terhadap video sebagai tugas individu. Berdasarkan hasil angket pada siklus I, diperoleh informasi bahwa respon siswa rata-rata 64,84%. Hal ini menunjukkan bahwa indikator angket belum mencapai hasil yang diharapkan yaitu 70%. Kondisi ini dipengaruhi oleh siswa yang belum terbiasa mengisi
54
angket, sehingga jawaban yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang dimaksud siswa. Seluruh hasil yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I ini menunjukkan bahwa indikator keberhasilan penelitian belum tercapai optimal, sehingga penelitian dilanjutkan pada tahap siklus II dengan hasil refleksi ini digunakan sebagai perbaikan.
B. Siklus II 1. Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) meliputi lembar karakter siswa dan mempersiapkan video pembelajaran, membuat instrumen-instrumen penelitian, yang terdiri dari lembar observasi siswa pada kegiatan belajar mengajar, menyiapkan lembar angket pada akhir siklus II. Lembar angket dibuat untuk mengetahui peningkatan respon siswa terhadap mata pelajaran SKI setelah menggunakan metode Video Critic. 2. Tahap Pelaksanaan dan Observasi a) Pertemuan pertama. Rabu, 22 Mei 2013 Pada pertemuan ini membahas tentang tokoh ilmuwan muslim dan peranannya dalam kemajuan kebudayaan Islam pada masa Bani Umayyah lanjutan materi sebelumnya. Suasana hujan dan banyak petir, kami tetap memulai belajar. Peneliti mengingatkan siswa untuk mencatat hasil pengamatannya terhadap video pembelajaran. Ketika video sedang ditayangkan tiba-tiba mati listrik. Sehingga untuk mempertahankan fokus siswa ditengah kondisi hujan deras dan petir maka peneliti melanjutkannya dengan tanya jawab untuk melihat respon siswa. Setelah itu mereka mengumpulkan hasil catatannya. Pada pertemuan ini peneliti menekankan tugas mencatat karena suasana pembelajaran kurang kondusif dikarenakan cuaca yang kurang mendukung. Hal ini terlihat dari respon siswa yang
55
sedikit khawatir ketika ada suara petir. Meskipun begitu Siswasiswa tetap antusias ketika menyimak video. Pada saat peneliti menjelaskan masih ada 4 orang siswa yang tidak memperhatikan penjelasan
peneliti
dan sebanyak
tiga
siswa
yang
tidak
mengerjakan tugas mengamati video dengan mencatatnya. Setelah
pembelajaran
berakhir
peneliti
dan
observer
mendiskusikan hasil pembelajaran SKI pada siklus II pertemuan pertama. Pada siklus II ini diketahui ada 4 orang siswa yang masih sulit dikendalikan. Dari guru observer peneliti mengetahui bahwa siswa ini memang bermasalah karena beberapa hal. Sehingga tidak hanya pada pelajaran SKI saja mereka kurang fokus tetapi juga di mata pelajaran lain. Meskipun begitu, mereka masih terlihat ketertarikannya ketika peneliti menampilkan video dalam proses pembelajaran. Pada pertemuan ini, respon siswa sudah baik, mereka fokus menonton video, mencatat hal-hal penting dalam pengamatannya terhadap video kemudian mengumpulkannya pada peneliti. Hal ini menunjukkan sudah terbentuk tanggung jawab dalam diri siswa yang tidak mengandalkan siswa rajin mengerjakan tugas. Sikap bertanggung jawab ini didukung pula oleh treatmen peneliti dan observer yang merubah sistem kerja kelompok menjadi tugas individu. b) Pertemuan kedua. Jumat, 31 Mei 2013 Pada pertemuan kedua, membahas materi tentang kisah kesederhanaan dan kesalehan Umar bin Abdul Aziz ketika menjadi khalifah. Para siswa terlihat sangat antusias menyimak video yang menggambarkan kisah sederhana, zuhud, dan bertanggung jawab dari Umar bin Umar bin Abdul Aziz ketika menjadi khalifah. Oleh karena itu, untuk menambah ketertarikan dan mengetahui respon siswa, peneliti memberikan kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan tanggapannya tentang khalifah Umar. Pada umumnya respon siswa kagum dengan kepemimpinan umar, yang sangat berbeda dengan kondisi saat ini.
56
Setelah itu peneliti menjelaskan materi dalam bentuk powerpoint tentang pentingnya mengambil pelajaran yang didapat dari kisah khalifah Umar bin Abdul Aziz yang saleh dan hidup sederhana meskipun berkedudukan sebagai pemimpin, serta selalu peduli terhadap orang lain terutama orang yang membutuhkan. Penjelasan melalui powerpoint ini dilakukan untuk memastikan siswa paham gambaran materi secara utuh. Powerpoint ini dibuat dari hasil kajian peneliti dari beberapa sumber, baik dari buku pelajaran SKI MTs kelas 1, internet, maupun buku sejarah Islam. Pada pertemuan ini semua siswa terlihat antusias mengamati kehidupan khalifah Umar bin Abdul Aziz melalui video. Serta menyimak penjelasan peneliti dengan baik. Setelah pembelajaran selesai, peneliti membagikan angket untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran SKI setelah menggunakan metode Video Critic. Setelah
pembelajaran
berakhir
peneliti
dan
observer
mendiskusikan hasil pembelajaran SKI pada pertemuan kedua. Pada
sesi
ini
peneliti
dan
observer
berpendapat
bahwa
pembelajaran menggunakan metode Video Critic sudah cukup baik. Hal ini terlihat dari mayoritas siswa yang mengikuti pembelajaran dengan baik dan memenuhi indikator keberhasilan penelitian ini. Observer juga mengungkapkan bahwa secara keseluruhan pembelajaran SKI menggunakan video mampu menjadikan siswa fokus menonton video, berani memberikan tanggapan dan menanggapi, serta sudah terbentuk rasa tanggung jawab terhadap tugas. Selain itu, siswa yang biasanya sulit diatur menjadi mudah diatur karena fokus menonton. Ini membuktikan bahwa belajar dengan video mampu melibatkan emosi siswa selama proses pembelajaran. Berdasarkan pengamatan selama kegiatan siklus II, respon siswa ketika menyimak video terlihat lebih antusias. Waktu pembelajaran tidak lagi tereduksi oleh jam pelajaran lain. Siswa
57
terlihat lebih termotivasi terutama ketika membahas tentang kisah khalifah Umar bin Abdul Aziz yang mempengaruhi siswa untuk berempati dengan peduli terhadap sesama. Peneliti menambahkan efek pada video yang cukup menambah suasana kondusif sehingga siswa lebih fokus menyimak video. Selain itu, pada siklus II siswa terlihat lebih bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan guru dan pada sesi tanya jawab mereka tidak lagi merasa malu untuk mengungkapkan pendapatnya. 3. Tahap Refleksi Berdasarkan hasil analisis data pada siklus II, yaitu hasil observasi, angket, dan wawancara guru adalah sebagai berikut: Pada siklus II, pembelajaran SKI yang dilakukan dengan penerapan metode Video Critic mengalami peningkatan. Selama proses pembelajaran siswa memberikan respon yang semakin baik pada penerapan metode Video Critic. Siswa antusias menyimak video yang dilanjutkan dengan tanya jawab. Berdasarkan hasil observasi diperoleh rata-rata persentase sikap siswa mencapai 75,59%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata persentase sikap siswa pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan penelitian ini, dimana persentase pada aspek sikap siswa yang diamati harus mencapai 70%. Selama pelaksanaan siklus II ini pembelajaran berjalan cukup lancar, waktu pembelajaran sudah tidak lagi tereduksi oleh jam mata pelajaran sebelumnya. Selain itu, siswa memberikan respon yang baik. Setiap menyimak video siswa terlihat sangat antusias terutama ketika video menampilkan kisah teladan yang menimbulkan rasa empati dari para tokohnya dan memberikan semangat untuk menjadi lebih baik. Ditambah dengan adanya iringan musik instrumen pada video yang menambah rasa nyaman ketika mendengarnya. Siswa juga terlihat semangat mencatat ketika memberikan tanggapan dan sudah terlihat bertanggungjawab atas tugasnya dengan mengerjakan tugas mencatat. Hal ini didukung oleh ketegasan guru
58
yang merubah tugas kelompok menjadi individu supaya tercipta rasa tanggung jawab. Kondisi kelas sudah berjalan kondusif, guru meminimalisir siswa yang sering bercanda dengan lebih bersikap tegas dan menjauhkan tempat duduk masing-masing sehingga siswa disibukkan dengan fokus pada tugas menyimak dan mencatat. Berdasarkan hasil angket diperoleh rata-rata persentase siswa mencapai 73,33%. Hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional siswa pada siklus II mengalami peningkatan. Siswa merespon dengan baik penerapan metode Video Critic dalam pembelajaran SKI. Selain itu, ketika mengisi angket mayoritas siswa terlihat sudah tahu cara mengisi angket dibandingkan siklus sebelumnya.
C. Analisis Data 1. Analisis dan Interpretasi Data Berdasarkan Lembar Observasi Tahap observasi berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observer dan peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap sikap siswa dalam proses pembelajaran yang dianalisis melalui pengisian lembar observasi yang meliputi lembar penilaian karakter siswa pada lembar RPP. Hasil pengisian lembar observasi selama kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan metode Video Critic adalah sebagai berikut: Tabel. 4.1 Rekapitulasi Aspek Sikap Siswa Aspek yang diamati
Rata-Rata Presentase
(Sikap Siswa)
Sikap Siswa
Siswa berusaha belajar dengan baik. Siswa
menyelesaikan
Siklus 1
Siklus II
66,7
87,5
tugas
dengan
58,3
87,5
penting
dalam
66,7
87,5
belum
75
62,5
sungguh-sungguh. Mencatat
hal-hal
pembelajaran. Siswa
bertanya
materi
yang
59
dipahami. Mendengarkan penjelasan teman dan guru
66, 7
75
terhadap
41,7
62,5
Tidak pilih-pilih dalam berteman ketika
83,3
75
58,3
50
Menyesuaikan diri dengan berbagai teman.
83,3
62,5
Rasa ingin tahu
54,58
88,25
60
81,25
62,58
87,66
Jumlah
777.16
907.16
Rata-rata (%)
64,76
75,59
dengan baik dan memperhatikannya. Memberi
respon
positif
kemampuan teman.
proses belajar berlangsung. Peduli kepada teman yang belum paham materi
dan
berusaha
membantu
menjelaskannya.
Kerja keras Teliti
Berdasarkan tabel 4.1, diperoleh informasi bahwa kecerdasan emosional siswa pada siklus I melalui lembar observasi adalah sebagai berikut: a. Siswa berusaha belajar dengan baik. Berdasarkan pengamatan, terlihat bahwa rata-rata persentase siswa pada aspek siswa berusaha belajar dengan baik sebanyak 66,7%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa berusaha belajar dengan baik dalam pembelajaran SKI menggunakan metode Video Critic. Mereka terlihat antusias menerima pelajaran, serius menyimak video, mempersiapkan peralatan belajar serta merespon pertanyaan guru. Namun, masih perlu diadakan perbaikan pada siklus dua dengan lebih banyak dorongan dari guru dalam memberikan motivasi terhadap siswa agar berusaha belajar lebih baik lagi pada pelajaran SKI.
60
b. Siswa menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh. Berdasarkan pengamatan, terlihat bahwa rata-rata persentase siswa pada aspek siswa menyelesaikan tugas dengan sungguhsungguh sebanyak 58,3%. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua siswa sungguh-sunggguh dalam menyelesaikan tugas, masih banyak siswa yang hanya sekedar menyimak video dan tidak mencatatnya. Selain itu masih ada siswa yang tidak mengerjakan tugas kelompok, dan kurang serius terhadap tugas yang diberikan. Sehingga peneliti perlu melakukan perbaikan pada siklus dua dengan lebih banyak memberikan motivasi belajar yang dapat memacu
semangat
siswa
agar
sungguh-sungguh
dalam
menyelesaikan tugas. Serta memberi tugas secara personal sehingga diharapkan siswa mampu bertanggung jawab terhadap tugasnya tanpa berpeluang mengandalkan orang lain. c. Mencatat hal-hal penting dalam pembelajaran. Berdasarkan pengamatan, terlihat bahwa rata-rata persentase siswa pada aspek mencatat hal-hal penting dalam pembelajaran sebanyak 66,7%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mencatat hal-hal penting dalam pembelajaran SKI ketika proses pembelajaran berlangsung. Namun, masih ada siswa yang melihat catatan temannya. Oleh karena itu, guru perlu untuk melakukan perbaikan pada siklus dua dengan lebih banyak memberikan peringatan dengan tegas bagi siswa yang malas mencatat, sehingga kedepannya diharapkan siswa sudah punya inisiatif sendiri untuk mencatat hal-hal penting ketika proses pembelajaran SKI berlangsung. d. Siswa bertanya materi yang belum dipahami. Berdasarkan pengamatan, terlihat bahwa rata-rata persentase siswa pada aspek siswa bertanya materi yang belum dipahami sebanyak 75%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa bertanya jika materi yang dipelajari belum dipahami. Namun, masih ada siswa yang malu bertanya atau mengungkapkan
61
pendapatnya. Oleh karena itu, guru perlu untuk melakukan perbaikan pada siklus dua dengan memberikan motivasi agar siswa terdorong untuk bertanya jika ada materi yang belum dipahami dalam proses pembelajaran SKI serta memberikan perhatian lebih pada siswa yang pendiam. Sehingga diharapkan semua siswa tidak lagi malu untuk bertanya maupun mengungkapkan pendapatnya. e. Mendengarkan penjelasan teman dan guru dengan baik dan memperhatikannya. Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa rata-rata presentase siswa pada aspek mendengarkan penjelasan teman dan guru dengan baik dan memperhatikannya sebanyak 66,7%. Hal ini menunjukkan
bahwa
sebagian
besar
siswa
mendengarkan
penjelasan teman dan guru dengan baik dan memperhatikannya ketika proses pembelajaran maupun pada saat diskusi berlangsung. Namun, peneliti perlu untuk melakukan perbaikan pada siklus dua dengan
meningkatkan
fokus
siswa
ketika
memperhatikan
penjelasan guru maupun mendengarkan pendapat siswa lain. f. Memberi respon positif terhadap kemampuan teman. Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa rata-rata presentase tingkat kecerdasan emosional siswa pada aspek memberi respon positif terhadap kemampuan teman sebanyak 41,7%. Hal ini menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil siswa yang memberikan respon positif terhadap kemampuan teman dalam proses diskusi ketika pembelajaran berlangsung. Masih ada yang bercanda dan memilih diam tanpa memperhatikan teman yang sedang berbicara. Selain
itu,
siswa
belum
terbiasa
dengan
pembelajaran
menggunakan metode Video Critic. Sehingga guru harus melakukan perbaikan pada siklus dua dengan lebih memperhatikan bagaimana menumbuhkan rasa empati pada diri siswa yaitu memberikan instruksi agar siswa mengerti pentingnya menghargai orang lain dengan memperhatikan teman yang sedang berbicara ketika diskusi berlangsung. Sehingga diharapkan siswa sudah
62
mampu menampakan respon yang baik kepada temannya ketika proses pembelajaran berlangsung. g. Tidak
pilih-pilih
dalam
berteman
ketika
proses
belajar
berlangsung. Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa rata-rata presentase tingkat kecerdasan emosional siswa pada aspek tidak pilih-pilih dalam berteman ketika proses belajar berlangsung sebanyak 83,3%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa tidak pilihpilih dalam berteman ketika proses belajar berlangsung. Namun, masih ada beberapa siswa yang tidak mau ditempatkan dengan teman yang menurutnya kurang akrab, sehingga ketika pembagian kelompok tetap tidak bergabung dengan kelompoknya tetapi memilih teman kelompok sendiri.
Oleh karena itu, guru perlu
untuk melakukan perbaikan pada siklus dua dengan lebih meningkatkan empati siswa untuk mampu menempatkan diri dengan berbagai teman. Selain itu pada siklus II tidak menggunakan kelompok diskusi, hal ini dilakukan agar siswa mampu mandiri tanpa mengandalkan kemampuan teman ketika menyelesaikan tugas. h. Peduli kepada teman yang belum paham materi dan berusaha membantu menjelaskannya Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa rata-rata presentase siswa pada aspek peduli kepada teman yang belum paham materi dan
berusaha
membantu
menjelaskannya
58,3%.
Hal
ini
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa masih peduli kepada teman yang belum paham materi dan berusaha menjelaskannya. Namun, kepedulian siswa disini masih terlihat rendah. Hal ini terlihat ketika pembelajaran SKI berlangsung sebagian siswa masih ada
yang
hanya
memperhatikan
penjelasan
guru
tanpa
memperhatikan apakah temannya sudah dalam keadaan paham atau belum. Oleh karena itu, peneliti perlu melakukan perbaikan untuk
pembelajaran
selanjutnya
pada
siklus
dua
dengan
63
menumbuhkan kepedulian siswa terhadap sesama siswa yang lain terutama yang belum paham dan berusaha menjalin keakraban sesama siswa. i. Menyesuaikan diri dengan berbagai teman. Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa rata-rata presentase siswa pada aspek peduli kepada teman yang belum paham materi dan
berusaha
membantu
menjelaskannya
58,3%.
Hal
ini
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa berusaha menyesuaikan diri dengan berbagai teman. Meskipun indikator ini masih sedikit rendah, hal ini terlihat ketika siswa-siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, 3 orang siswa masih ada yang ingin mengubah kelompok sesuai dengan teman yang ia inginkan. Oleh karena itu, peneliti perlu melakukan perbaikan pada siklus dua dengan menciptakan
suasana
pembelajaran
yang
nyaman
dan
menumbuhkan kerjasama antara siswa yang satu dengan siswa yang lain, tanpa melihat apakah temannya pintar, sedang atau biasa saja. Sehingga diharapkan siswa mampu menempatkan dirinya dengan berbagai karakter teman yang berbeda dan saling melengkapi satu sama lain. j. Rasa ingin tahu Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa rata-rata presentase siswa pada aspek rasa ingin tahu 54,58%. Persentase ini masih kurang, ketika pembelajaran berlangsung siswa sudah terlihat rasa ingin tahu pada proses guru menampilkan video, hanya saja beberapa siswa masih terlihat kurang bersemangat ketika mendengarkan penjelasan materi. Pada siklus I ini, guru kurang menampilkan video yang menarik perhatian siswa sehingga masih ada siswa yang kurang terdorong rasa ingin tahunya. Oleh karena itu, peneliti perlu melakukan perbaikan pada siklus dua dengan lebih menampilkan video yang lebih menarik yang dapat memacu rasa ingin tahu siswa.
64
k. Kerja keras Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa rata-rata presentase siswa pada aspek kerja keras 60%. Siswa mengerjakan tugas guru, bekerjasama mengerjakan tugas kelompok dan terlihat berusaha memahami video yang mereka simak. Hanya saja masih ada empat orang siswa yang tidak maksimal mengikuti pembelajaran, dan satu orang yang masih terlihat rendah semangatnya untuk memahami pelajaran. hal ini juga dipengaruhi oleh kebiasaan siswa sebelumnya yang hanya melakukan tanya jawab dengan guru tanpa transfer pemahaman maupun pemberian tugas. Oleh karena itu, peneliti perlu melakukan perbaikan pada siklus dua dengan lebih banyak memberikan nasehat tentang pentingnya memahami pelajaran dan berusaha maksimal dalam mengikuti pembelajaran. l. Teliti Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa rata-rata presentase ketelitian siswa mengikuti pembelajaran sebanyak 62,58. Hal ini menunjukkan bahwa sebagain besar siswa memperhatikan setiap proses pembelajaran. Siswa menyimak video serta berusaha memahami apa yang sedang dibahas. Serta berusaha menghafal point penting yang terdapat pada video maupun penjelasan guru. Meskipun masih ada beberapa siswa yang tidak teliti ketika menyimak video sehingga tidak menguasai apa yang mereka lihat, ini juga dipengaruhi oleh tampilan video yang kurang menarik perhatian siswa. Oleh karena itu, pada siklus II peneliti akan berusaha memberikan efek musik yang dapat meningkatkan fokus mereka sehingga proses menyimak berjalan dengan baik. Adapun pada siklus II, persentase sikap siswa yaitu sebagai berikut: a. Siswa berusaha belajar dengan baik Berdasarkan pengamatan, terlihat bahwa rata-rata persentase siswa pada aspek siswa berusaha belajar dengan baik pada siklus II mengalami peningkatan dari
66,7% menjadi 87,5%. Hal ini
65
menunjukkan bahwa mayoritas siswa berusaha belajar dengan baik dalam pembelajaran SKI menggunakan metode Video Critic. Mereka terlihat sangat antusias mengikuti pelajaran menggunakan video, mempersiapkan peralatan belajar serta merespon pertanyaan guru. b. Siswa menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh. Berdasarkan pengamatan, terlihat bahwa rata-rata persentase siswa pada aspek siswa menyelesaikan tugas dengan sungguhsungguh pada siklus II mengalami peningkatan dari 58,3% menjadi 87,5%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa sudah sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas baik tugas di kelas maupun diluar kelas, kemudian mengumpulkannya kepada guru. Serta sudah terlihat bertanggungjawab menyelesaikan tugas pada pelajaran SKI tanpa mengandalkan orang lain. c. Mencatat hal-hal penting dalam pembelajaran. Berdasarkan pengamatan, terlihat bahwa rata-rata persentase siswa pada aspek mencatat hal-hal penting dalam pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan dari 66,7% menjadi 87,5%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mencatat hal-hal penting dalam pembelajaran SKI ketika proses pembelajaran berlangsung. Bahkan beberapa siswa ada yang menunjukkan hasil catatannya kepada guru. d. Siswa bertanya materi yang belum dipahami. Berdasarkan pengamatan, terlihat bahwa rata-rata persentase siswa pada aspek siswa bertanya materi yang belum dipahami mengalami penurunan dari 75% menjadi 62,5%. Hal ini dipengaruhi oleh materi yang dipelajari. Pada siklus I banyak pembahasan yang kurang dimengerti siswa karena materi yang dibahas seputar peran dan fungsi Bani Umayyah yang membahas politik, militer, budaya. Sehingga memerlukan lebih banyak penjelasan. sedangkan pada siklus II pembahasan sudah lebih
66
mudah dimengerti siswa tanpa banyak bertanya karena sebagian bab membahas tentang kisah keteladanan. e. Mendengarkan penjelasan teman dan guru dengan baik dan memperhatikannya. Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa rata-rata persentase tingkat kecerdasan emosional siswa pada aspek mendengarkan penjelasan teman dan guru dengan baik dan memperhatikannya mengalami peningkatan dari 66,7% menjadi 75%. Hal ini menunjukkan
bahwa
sebagian
besar
siswa
mendengarkan
penjelasan teman dan guru dengan baik dan memperhatikannya, siswa sudah terlihat mengetahui pentingnya menghargai teman dengan memperhatikannya ketika memberi tanggapan maupun memperhatikan penjelasan guru. f. Memberi respon positif terhadap kemampuan teman. Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa rata-rata persentase siswa pada aspek memberi respon positif terhadap kemampuan teman mengalami peningkatan dari 41,7% menjadi 62,5%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah mampu merespon dengan baik ketika proses Tanya jawab maupun memberikan tanggapan dalam proses pembelajaran. Siswa sudah tidak merasa malu ataupun minder untuk bertanya atau memberikan tanggapan, hal ini dapat terlihat dari siswa yang pendiam yang mau bertanya dan siswa yang susah diatur yang memberikan tanggapan ketika sesia Tanya jawab. g. Tidak pilih-pilih dalam berteman ketika pembelajaran berlangsung. Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa rata-rata presentase siswa pada aspek tidak pilih-pilih dalam berteman ketika pembelajaran berlangsung sebanyak 75%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa tidak pilih-pilih dalam berteman ketika proses belajar berlangsung. Pada siklus II ini siswa lebih terlihat sudah belajar mandiri dengan tidak mengandalkan teman ketika
67
meyelesaikan tugas dan sudah terlihat membaur dengan berbagai teman. h. Peduli kepada teman yang belum paham materi dan berusaha membantu menjelaskannya Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa rata-rata persentase siswa pada aspek peduli kepada teman yang belum paham materi dan berusaha membantu menjelaskannya sebanyak 50%. Pada siklus II ini pemahaman siswa terhadap pelajaran lebih meningkat disebabkan
video
yang
ditampilkan
sudah
dengan
detail
menggambarkan materi yang dibahas. i. Menyesuaikan diri dengan berbagai teman. Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa rata-rata persentase siswa pada aspek menyesuaikan diri dengan berbagai teman sebanyak 62,5%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa berusaha menyesuaikan diri dengan berbagai teman. Siswa sudah terlihat tidak lagi memilih-milih teman ketika memulai pelajaran. Mereka
sudah
mulai
terbiasa
dengan
pembelajaran
yang
berkelompok maupun personal. j. Rasa ingin tahu Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa rata-rata presentase siswa pada aspek rasa ingin tahu mengalami peningkatan menjadi 88,25%. Persentase ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan yang amat baik. Pada siklus II, siswa sudah terlihat ketertarikannya mengikuti pembelajaran ketika video yang ditampilkan berisi kisah kegemilangan muslim. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang bertanya materi yang dibahas. k. Kerja keras Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa rata-rata presentase siswa pada aspek kerja keras 81,25%. Siswa mengerjakan tugas dari guru, mengerjakan tugas dan mengumpulkanya. Selain itu, siswa terlihat berusaha memahami video yang mereka simak, mencatat dan mengikuti pembelajaran dengan baik.
68
l. Teliti Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa rata-rata presentase ketelitian siswa mengikuti pembelajaran sebanyak 87,66. Hal ini menunjukkan bahwa sebagain besar siswa memperhatikan setiap proses pembelajaran. Siswa menyimak video serta berusaha memahami apa yang sedang dibahas. Serta berusaha menghafal dan mencatat point penting yang terdapat pada video maupun penjelasan guru. Adapun rata-rata persentase siswa melalui hasil lembar observasi meliputi lembar karakter siswa pada siklus I yaitu 64,76%, dan siklus II yaitu 75,59%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa sudah mengikuti proses pembelajaran dengan baik yang ditandai dengan adanya peningkatan persentase sikap siswa pada setiap pertemuan. 2. Analisis dan Interpretasi Data Berdasarkan Hasil Angket Angket diberikan kepada siswa sebanyak tiga kali yaitu pra penelitian dan setiap siklus yang terdiri dari siklus I dan siklus II. Tujuannya
adalah
untuk
mengetahui
respon
siswa
terhadap
pembelajaran SKI sebelum menggunakan metode Video Critic dan setelah tindakan pada siklus I dan siklus II. Pada awal pembagian angket siswa belum terbiasa untuk mengisi angket sehingga jawaban yang dihasilkan masih ada yang bukan berasal dari pemikiran sendiri. Hasil rata-rata respon siswa pada siklus I yaitu 64,84%. Pada siklus ini siswa masih belum terbiasa mengisi angket sehingga guru menjelaskan detail pertanyaan yang dimaksud pada angket. Adapun hasil angket pada siklus II yaitu 73,33%. Pada siklus II ini pada umumnya siswa sudah mengetahui kegunaan angket dan mengisinya dari hasil pemikiran sendiri. Dari hasil angket dapat terlihat bahwa respon siswa terhadap pembelajaran
SKI
cukup
baik.
Mayoritas
siswa
menyukai
pembelajaran SKI menggunakan video dan dapat meningkatkan motivasi dan empati siswa terhadap sejarah Islam. Sejarah Islam
69
digambarkan seolah hidup melalui video sehingga peneliti dapat melihat emosi mereka ketika pembelajaran berlangsung. Hal ini cukup memudahkan siswa memahami pelajaran sejarah Islam yang bukan hanya peninggalan melainkan nilai hidup yang perlu untuk dijadikan sebagai pelajaran masa kini. a. Angket Kecerdasan Emosional Siklus I Hasil angket kecerdasan emosional setelah siklus I yang terdiri dari 20 pernyataan yaitu 11 positif dan 9 pernyataan negatif. Hasil angket setelah tindakan siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini: 1) Belajar dengan video membuat saya berusaha lebih giat lagi agar saya paham apa yang dipelajari sehingga nilai saya semakin baik dalam mata pelajaran SKI. Tabel 4.2 Dorongan untuk menjadi lebih baik atau memenuhi standar keberhasilan. No
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
10
62,5%
2
Setuju
2
12,5%
3
Tidak Setuju
4
25%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0,00%
16
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.24, dapat diketahui bahwa sangat setuju 62,5%, setuju 12,5%, tidak setuju 25%, dan sangat tidak setuju 0,00%. Hal ini menunjukkan bahwa belajar dengan video membuat siswa berusaha lebih giat belajar dan mendapat nilai lebih baik dalam pelajaran SKI. 2) Saya tidak peduli mata pelajaran SKI meski nilai saya rendah Tabel 4.3 Dorongan untuk Menjadi Lebih Baik atau Memenuhi Standar Keberhasilan
70
No
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
0
0,00%
2
Setuju
1
6,25%
3
Tidak Setuju
10
62,5%
4
Sangat Tidak Setuju
5
31,25%
16
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.25, dapat diketahui bahwa sangat setuju 0,00%, setuju 6,25%, tidak setuju 62,5%, sangat tidak setuju 31,25%. Hal ini menunjukkan bahwa hanya satu orang siswa yang tidak peduli pada mata pelajaran SKI meski nilai rendah. 3) Saya menyelesaikan tugas kelompok bersama teman dengan sungguhsungguh Tabel 4.4 Komitmen, yaitu Menyesuaikan Diri dengan Sasaran Kelompok atau Lembaga. No
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
5
31,25%
2
Setuju
7
43,75%
3
Tidak Setuju
4
25%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0,00%
16
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.26, dapat diketahui bahwa siswa sangat setuju 31,25%, setuju 43,75%, tidak setuju 25%, sangat tidak setuju 0,00%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa setuju menyelesaikan tugas kelompok bersama teman dengan sungguh-sungguh. 4) Saya merasa sulit mengatur teman-teman dalam satu kelompok. Tabel 4.5
71
Komitmen, yaitu Menyesuaikan Diri dengan Sasaran Kelompok atau Lembaga. No
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
1
6,25%
2
Setuju
7
43,75%
3
Tidak Setuju
7
43,75%
4
Sangat Tidak Setuju
1
6,25%
15
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.27, dapat diketahui bahwa siswa-siswa sangat setuju 6,25%, setuju 43,75%, tidak setuju 43,75%, sangat tidak setuju 6,25%. Hal ini menunjukkan bahwa 50% siswa merasa sulit mengatur teman-teman dalam satu kelompok dan 50% siswa tidak merasa sulit mengatur teman-teman dalam satu kelompok. 5) Saya selalu menyempatkan diri membaca materi SKI sebelum dipelajari di kelas Tabel 4.6 Inisiatif, yaitu Kesiapan untuk Memanfaatkan Kesempatan. No
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
3
18,75%
2
Setuju
7
43,75%
3
Tidak Setuju
4
25%
4
Sangat Tidak Setuju
2
12,5%
16
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.28, dapat diketahui bahwa siswa sangat setuju 18,75%, setuju 43,75%, tidak setuju 25%, sangat tidak setuju 12,5%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa menyempatkan diri membaca materi SKI sebelum dipelajari di kelas. 6) Jika guru SKI belum atau tidak datang, saya mengobrol bersama teman. Tabel 4.7
72
Inisiatif, yaitu Kesiapan untuk Memanfaatkan Kesempatan. No
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
1
6,25%
2
Setuju
4
25%
3
Tidak Setuju
8
50%
4
Sangat Tidak Setuju
3
18,75%
16
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.29, dapat diketahui bahwa siswa sangat setuju 6,25%, setuju 6,25%, tidak setuju 50%, sangat tidak setuju 18,75%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa tidak setuju mengobrol bersama teman ketika guru belum atau tidak datang. 7) Saya yakin bahwa saya sanggup menyelesaikan berbagai tugas yang ada pada pelajaran ini Tabel 4.8 Optimisme, yaitu Kegigihan dalam Memperjuangkan Sasaran Kendati Ada Halangan dan Kegagalan. No
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
3
18,75%
2
Setuju
10
62,5%
3
Tidak Setuju
3
18,75%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0,00%
16
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.30, dapat diketahui bahwa siswa sangat setuju 18,75%, setuju 62,5%, tidak setuju 18,75%, sangat tidak setuju 0,00%. Hal
ini
menunjukkan
bahwa
mayoritas
siswa
setuju
untuk
menyelesaikan berbagai tugas yang ada pada pelajaran SKI. 8) Saya kesal ketika menemui kesulitan dalam mengerjakan berbagai tugas SKI. Tabel 4.9
73
Optimisme, yaitu Kegigihan dalam Memperjuangkan Sasaran Kendati Ada Halangan dan Kegagalan. No
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
1
6,25%
2
Setuju
11
68,75%
3
Tidak Setuju
3
18,75%
4
Sangat Tidak Setuju
1
6,25%
16
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.31, dapat diketahui bahwa siswa sangat setuju 6,25%, setuju 68,75%, tidak setuju 18,75%, sangat tidak setuju 6,25%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa merasa kesal ketika menemui kesulitan dalam mengerjakan berbagai tugas SKI. 9) Saya berusaha bertanya apa yang saya kurang paham jika penyampaian guru kurang jelas Tabel 4.10 Optimisme, yaitu Kegigihan dalam Memperjuangkan Sasaran Kendati Ada Halangan dan Kegagalan. No
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
8
50%
2
Setuju
6
37,5%
3
Tidak Setuju
2
12,5%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0,00%
16
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.32, dapat diketahui bahwa siswa sangat setuju 50%, setuju 37,5%, tidak setuju 12,5%, sangat tidak setuju 0,00%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa berusaha bertanya apa yang kurang dipahami jika penyampaian guru kurang jelas. 10) Saya mampu merasakan kesedihan teman yang mendapat nilai kurang bagus pada tugas SKI.
74
Tabel 4.11 Memahami Orang Lain, yaitu Mengindera Perasaan dan Perspektif Orang Lain dan Menunjukkan Minat Aktif terhadap Kepentingan Mereka. No
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
5
31,25%
2
Setuju
6
37,5%
3
Tidak Setuju
3
18,75%
4
Sangat Tidak Setuju
2
12,5%
16
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.33, dapat diketahui bahwa siswa sangat setuju 31,25%, setuju 37,5%, tidak setuju 18,75%, sangat tidak setuju 12,5%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa mampu merasakan kesedihan teman yang mendapat nilai kurang bagus pada tugas SKI. 11) Saya cepat tersentuh jika guru memutar video. Tabel 4.12 Memahami Orang Lain, yaitu Mengindera Perasaan dan Perspektif Orang Lain dan Menunjukkan Minat Aktif terhadap Kepentingan Mereka. No
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
3
18,75%
2
Setuju
6
37,5%
3
Tidak Setuju
7
43,75%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0,00%
16
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.34, dapat diketahui bahwa siswa sangat setuju 18,75%, setuju 37,5%, tidak setuju 43,75%, sangat tidak setuju 0,00%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa tidak merasa cepat tersentuh jika guru memutar video.
75
12) Jika ada teman yang berbicara dalam diskusi, saya tidak mau mendengar karena belum tentu ia lebih pintar dari saya. Tabel 4.13 Memahami Orang Lain, yaitu Mengindera Perasaan dan Perspektif Orang Lain dan Menunjukkan Minat Aktif terhadap Kepentingan Mereka. No
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
0
0,00%
2
Setuju
3
18,75%
3
Tidak Setuju
8
50%
4
Sangat Tidak Setuju
5
31,25%
16
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.35, dapat diketahui bahwa siswa sangat setuju 18,75%, setuju 37,5%, tidak setuju 43,75%, sangat tidak setuju 0,00%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa tidak setuju jika ada teman yang sedang berbicara dalam diskusi, kemudian siswa lain tidak mau mendengar karena merasa lebih pintar. 13) Saya suka memberi semangat pada teman yang malas belajar SKI Tabel 4.14 Mengembangkan Orang Lain, yaitu Merasakan Kebutuhan Perkembangan Orang Lain dan Berusaha Menumbuhkan Kemampuan Orang Lain. No
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
2
12,5%
2
Setuju
8
50%
3
Tidak Setuju
5
31,25%
4
Sangat Tidak Setuju
1
6,25%
16
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.36, dapat diketahui bahwa siswa sangat setuju 12,5%, setuju 50%, tidak setuju 31,25%, sangat tidak setuju 6,25%.
76
Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa suka memberi semangat pada teman yang malas belajar SKI. 14) Saya enggan menjelaskan materi yang ditayangkan melalui video pada teman yang bertanya. Tabel 4.15 Mengembangkan Orang Lain, yaitu Merasakan Kebutuhan Perkembangan Orang Lain dan Berusaha Menumbuhkan Kemampuan Orang Lain. No
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
1
6,25%
2
Setuju
4
25%
3
Tidak Setuju
9
56,25%
4
Sangat Tidak Setuju
2
12,5%
16
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.36, dapat diketahui bahwa siswa sangat setuju 6,25%, setuju 25%, tidak setuju 56,25%, sangat tidak setuju 12,5%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa enggan menjelaskan materi yang ditayangkan melalui video pada teman yang bertanya. 15) Saya tidak pilih-pilih dalam berteman. Tabel 4.16 Memanfaatkan Keragaman, yaitu Menumbuhkan Peluang Melalui Pergaulan dengan Bermacam-macam Orang. No
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
12
75%
2
Setuju
3
18,75%
3
Tidak Setuju
0
0,00%
4
Sangat Tidak Setuju
1
6,25%
16
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.37, dapat diketahui bahwa siswa sangat setuju 75%, setuju 18,75%, tidak setuju 0,00%, sangat tidak setuju 6,25%.
77
Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa tidak pilih-pilih dalam berteman. 16) Saya kesal disandingkan dengan teman yang kurang pintar ketika diskusi di kelas untuk mengkritisi video. Tabel 4.17 Memanfaatkan Keragaman, yaitu Menumbuhkan Peluang Melalui Pergaulan dengan Bermacam-macam Orang. No
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
0
0,00%
2
Setuju
7
46,67%
3
Tidak Setuju
6
40%
4
Sangat Tidak Setuju
2
13,33%
15
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.38, dapat diketahui bahwa siswa sangat setuju 0,00%, setuju 46,67%, tidak setuju 40%, sangat tidak setuju 13,33%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa kesal disandingkan dengan teman yang kurang pintar ketika diskusi di kelas untuk mengkritisi video. 17) Jika saya melihat teman yang belum paham mata pelajaran SKI, saya berusaha untuk membantunya. Tabel 4.18 Orientasi Pelayanan, yaitu Mengantisipasi, Mengenali, dan Berusaha Memenuhi Kebutuhan Orang Lain. No
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
5
31,25%
2
Setuju
8
50%
3
Tidak Setuju
3
18,75%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0,00%
16
100%
Jumlah
78
Berdasarkan tabel 4.39, dapat diketahui bahwa siswa sangat setuju 31,25%, setuju 50%, tidak setuju 18,75%, sangat tidak setuju 0,00%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa jika melihat teman yang belum paham mata pelajaran SKI, mereka berusaha membantunya. 18) Saya tidak peduli jika teman saya membutuhkan bantuan Tabel 4.19 Orientasi Pelayanan, yaitu Mengantisipasi, Mengenali, dan Berusaha Memenuhi Kebutuhan Orang Lain. No
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
1
6,25%
2
Setuju
1
6,25%
3
Tidak Setuju
9
56,25%
4
Sangat Tidak Setuju
5
31,25%
16
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.40, dapat diketahui bahwa siswa sangat setuju 6,25%, setuju 6,25%, tidak setuju 56,25%, sangat tidak setuju 31,25%. Hal ini menunjukkan bahwa minoritas siswa tidak peduli jika teman membutuhkan bantuan. 19) Saya mampu menyesuaikan diri dengan berbagai teman sehingga mereka nyaman berteman dengan saya. Tabel 4.20 Kesadaran Politis, yaitu Mampu Membaca Arus-arus Emosi Sebuah Kelompok dan Hubungannya dengan Perasaan. No
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
7
43,75%
2
Setuju
6
37,5%
3
Tidak Setuju
3
18,75%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0,00%
16
100%
Jumlah
79
Berdasarkan tabel 4.41, dapat diketahui bahwa siswa sangat setuju 43,75%, setuju 43,75%, tidak setuju 18,75%, sangat tidak setuju 0,00%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa mampu menyesuaikan diri dengan berbagai teman sehingga mereka nyaman ketika berteman. 20) Jika ada teman yang bermusuhan saya berusaha mendamaikannya. Tabel 4.21 Kesadaran Politis, yaitu Mampu Membaca Arus-arus Emosi Sebuah Kelompok dan Hubungannya dengan Perasaan. No
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
7
43,75%
2
Setuju
7
43,75%
3
Tidak Setuju
0
0,00%
4
Sangat Tidak Setuju
2
12,5%
16
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.42, dapat diketahui bahwa siswa sangat setuju 43,75%, setuju 43,75%, tidak setuju 0,00%, sangat tidak setuju 12,5%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa berusaha mendamaikan jika ada teman yang bermusuhan. b. Angket Kecerdasan Emosional Siklus II Hasil angket kecerdasan emosional setelah siklus II yang terdiri dari 20 pernyataan yaitu 11 positif dan 9 pernyataan negatif. Hasil angket setelah tindakan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini: 1) Belajar dengan video membuat saya berusaha lebih giat lagi agar saya paham apa yang dipelajari sehingga nilai saya semakin baik dalam mata pelajaran SKI. Tabel 4.22 Dorongan untuk Menjadi Lebih Baik atau Memenuhi Standar Keberhasilan. No
Pernyataan
Jumlah
Persentase
80
1
Sangat Setuju
7
43,75%
2
Setuju
7
43,75%
3
Tidak Setuju
2
12,5%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0,00%
16
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.44, dapat diketahui bahwa sangat setuju 43,75%, setuju 43,75%, tidak setuju 12,5%, dan sangat tidak setuju 0,00%. Hal ini menunjukkan bahwa belajar dengan video membuat siswa berusaha lebih giat belajar sehingga mendapat nilai semakin baik dalam mata pelajaran SKI. 2) Saya tidak peduli mata pelajaran SKI meski nilai saya rendah Tabel 4.23 Dorongan untuk Menjadi Lebih Baik atau Memenuhi Standar Keberhasilan. No
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
0
0,00%
2
Setuju
0
0,00%
3
Tidak Setuju
8
50%
4
Sangat Tidak Setuju
8
50%
16
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.45, dapat diketahui bahwa sangat setuju 0,00%, setuju 0,00%, tidak setuju 50%, dan sangat tidak setuju 50%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa peduli pada nilai mata pelajaran SKI. 3) Saya menyelesaikan tugas kelompok bersama teman dengan sungguhsungguh Tabel 4.24 Komitmen, yaitu Menyesuaikan Diri dengan Sasaran Kelompok atau Lembaga. No
Pernyataan
Jumlah
Persentase
81
1
Sangat Setuju
8
50%
2
Setuju
3
18,75%
3
Tidak Setuju
3
18,75%
4
Sangat Tidak Setuju
2
12,5%
16
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.46, dapat diketahui bahwa sangat setuju 50%, setuju 18,75%, tidak setuju 18,75, dan sangat tidak setuju 12,5. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa menyelesaikan tugas kelompok bersama teman dengan sungguh-sungguh. 4) Saya merasa sulit mengatur teman-teman dalam satu kelompok. Tabel 4.25 Komitmen, yaitu Menyesuaikan Diri dengan Sasaran Kelompok atau Lembaga. No
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
2
12,5%
2
Setuju
3
18,75%
3
Tidak Setuju
10
62,5%
4
Sangat Tidak Setuju
1
6,25%
16
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.47, dapat diketahui bahwa sangat setuju 12,5%, setuju 18,75%, tidak setuju 62,5, dan sangat tidak setuju 6,25. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa
tidak merasa sulit mengatur
teman-teman dalam satu kelompok. 5) Saya selalu menyempatkan diri membaca materi SKI sebelum dipelajari di kelas Tabel 4.26 Inisiatif, yaitu Kesiapan untuk Memanfaatkan Kesempatan. No 1
Pernyataan Sangat Setuju
Jumlah
Persentase
4
25%
82
2
Setuju
6
37,5%
3
Tidak Setuju
5
31,25%
4
Sangat Tidak Setuju
1
6,25%
16
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.48, dapat diketahui bahwa sangat setuju 25%, setuju 37,5%, tidak setuju 31,25%, dan sangat tidak setuju 6,25%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju untuk selalu menyempatkan diri membaca materi SKI sebelum dipelajari di kelas. 6) Jika guru SKI belum atau tidak datang, saya mengobrol bersama teman. Tabel 4.27 Inisiatif, yaitu Kesiapan untuk Memanfaatkan Kesempatan. No
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
3
18,75%
2
Setuju
7
43,75%
3
Tidak Setuju
2
12,5%
4
Sangat Tidak Setuju
4
25%
16
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.49, dapat diketahui bahwa sangat setuju 18,75%, setuju 43,75%, tidak setuju 12,5%, dan sangat tidak setuju 25%. Hal ini menunjukkan bahwa jika guru SKI belum atau tidak datang, sebagian siswa memilih mengobrol bersama teman. 7) Saya yakin bahwa saya sanggup menyelesaikan berbagai tugas yang ada pada pelajaran ini Tabel 4.28 Optimisme, yaitu Kegigihan dalam Memperjuangkan Sasaran Kendati Ada Halangan dan Kegagalan. No 1
Pernyataan Sangat Setuju
Jumlah
Persentase
6
37,5%
83
2
Setuju
8
50%
3
Tidak Setuju
2
12,5%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0,00%
16
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.50, dapat diketahui bahwa sangat setuju 37,5%, setuju 50%, tidak setuju 12,5%, dan sangat tidak setuju 0,00%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa yakin mereka sanggup menyelesaikan berbagai tugas yang ada pada pelajaran ini. 8) Saya kesal ketika menemui kesulitan dalam mengerjakan berbagai tugas SKI. Tabel 4.29 Optimisme, yaitu Kegigihan dalam Memperjuangkan Sasaran Kendati Ada Halangan dan Kegagalan. No
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
1
6,25%
2
Setuju
4
25%
3
Tidak Setuju
8
50%
4
Sangat Tidak Setuju
3
18,75%
16
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.51, dapat diketahui bahwa sangat setuju 6,25%, setuju 25%, tidak setuju 50%, dan sangat tidak setuju 18,75%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa tidak merasa kesal ketika menemui kesulitan dalam mengerjakan berbagai tugas SKI. 9) Saya berusaha bertanya apa yang saya kurang paham jika penyampaian guru kurang jelas Tabel 4.30 Optimisme, yaitu Kegigihan dalam Memperjuangkan Sasaran Kendati Ada Halangan dan Kegagalan. No
Pernyataan
Jumlah
Persentase
84
1
Sangat Setuju
9
56,25%
2
Setuju
6
37,5%
3
Tidak Setuju
1
6,25%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0,00%
16
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.52, dapat diketahui bahwa sangat setuju 56,25%, setuju 37,5%, tidak setuju 6,25%, dan sangat tidak setuju 0,00%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa berusaha bertanya apa yang mereka kurang pahami jika penyampaian guru kurang jelas. 10) Saya mampu merasakan kesedihan teman dan mendapat nilai kurang bagus pada tugas SKI. Tabel 4.31 Memahami Orang Lain, yaitu Mengindera Perasaan dan Perspektif Orang Lain dan Menunjukkan Minat Aktif terhadap Kepentingan Mereka. No
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
0
0,00%
2
Setuju
8
50%
3
Tidak Setuju
5
31,25%
4
Sangat Tidak Setuju
3
18,75%
16
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.53, dapat diketahui bahwa sangat setuju 0,00%, setuju 50%, tidak setuju 31,25%, dan sangat tidak setuju 18,75%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian siswa mampu merasakan kesedihan teman yang mendapat nilai kurang bagus pada tugas SKI, sedangkan sebagian yang lain menyatakan tidak mampu merasakan kesedihan teman yang mendapat nilai kurang bagus pada tugas SKI. 11) Saya cepat tersentuh jika guru memutar video. Tabel 4.32
85
Memahami Orang Lain, yaitu Mengindera Perasaan dan Perspektif Orang Lain dan Menunjukkan Minat Aktif terhadap Kepentingan Mereka No
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
5
31,25%
2
Setuju
8
50%
3
Tidak Setuju
3
18,75%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0,00%
16
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.54, dapat diketahui bahwa sangat setuju 31,25%, setuju 50%, tidak setuju 18,75%, dan sangat tidak setuju 0,00%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa merasa cepat tersentuh jika guru memutar video. 12) Jika ada teman yang berbicara dalam diskusi, saya tidak mau mendengar karena belum tentu ia lebih pintar dari saya. Tabel 4.33 Memahami Orang Lain, yaitu Mengindera Perasaan dan Perspektif Orang Lain dan Menunjukkan Minat Aktif terhadap Kepentingan Mereka. No
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
2
12,5%
2
Setuju
1
6,25%
3
Tidak Setuju
9
56,25%
4
Sangat Tidak Setuju
4
25%
16
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.55, dapat diketahui bahwa sangat setuju 12,5%, setuju 6,25%, tidak setuju 56,25%, dan sangat tidak setuju 25%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa tidak setuju jika ada teman yang sedang berbicara dalam diskusi, kemudian siswa lain tidak mau mendengar karena merasa lebih pintar.
86
13) Saya suka memberi semangat pada teman yang malas belajar SKI. Tabel 4.34 Mengembangkan Orang Lain, yaitu Merasakan Kebutuhan Perkembangan Orang Lain dan Berusaha Menumbuhkan Kemampuan Orang Lain. No
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
4
25%
2
Setuju
7
43,75%
3
Tidak Setuju
4
25%
4
Sangat Tidak Setuju
1
6,25%
16
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.56, dapat diketahui bahwa sangat setuju 25%, setuju 43,75%, tidak setuju 25%, dan sangat tidak setuju 6,25%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa suka memberi semangat pada teman yang malas belajar SKI. 14) Saya enggan menjelaskan materi yang ditayangkan melalui video pada teman yang bertanya. Tabel 4.35 Mengembangkan Orang Lain, yaitu Merasakan Kebutuhan Perkembangan Orang Lain dan Berusaha Menumbuhkan Kemampuan Orang Lain. No
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
2
12,5%
2
Setuju
4
25%
3
Tidak Setuju
6
37,5%
4
Sangat Tidak Setuju
4
25%
16
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.57, dapat diketahui bahwa sangat setuju 12,5%, setuju 25%, tidak setuju 37,5%, dan sangat tidak setuju 25%. Hal ini menunjukkan
bahwa
mayoritas
siswa
tidak
merasa
enggan
87
menjelaskan materi yang ditayangkan melalui video pada teman yang bertanya. 15) Saya Tidak Pilih-Pilih dalam Berteman. Tabel 4.36 Memanfaatkan Keragaman, yaitu Menumbuhkan Peluang Melalui Pergaulan dengan Bermacam-macam Orang. No
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
10
62,5%
2
Setuju
4
25%
3
Tidak Setuju
1
6,25%
4
Sangat Tidak Setuju
1
6,25%
16
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.58, dapat diketahui bahwa sangat setuju 62,5%, setuju 25%, tidak setuju 6,25%, dan sangat tidak setuju 6,25%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa tidak pilih-pilih dalam berteman. 16) Saya kesal disandingkan dengan teman yang kurang pintar ketika diskusi di kelas untuk mengkritisi video. Tabel 4.37 Memanfaatkan Keragaman, yaitu Menumbuhkan Peluang Melalui Pergaulan dengan Bermacam-macam Orang. No
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
0
0,00%
2
Setuju
4
25%
3
Tidak Setuju
6
37,5%
4
Sangat Tidak Setuju
6
37,5%
15
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.59, dapat diketahui bahwa sangat setuju 0,00%, setuju 25%, tidak setuju 37,5%, dan sangat tidak setuju 37,5%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa tidak merasa kesal disandingkan
88
dengan teman yang kurang pintar ketika diskusi di kelas untuk mengkritisi video. 17) Jika saya melihat teman yang belum paham mata pelajaran SKI, saya berusaha untuk membantunya. Tabel 4.38 Orientasi Pelayanan, yaitu Mengantisipasi, Mengenali, dan Berusaha Memenuhi Kebutuhan Orang Lain. No
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
6
31,25%
2
Setuju
9
50%
3
Tidak Setuju
0
18,75%
4
Sangat Tidak Setuju
1
0,00%
16
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.60, dapat diketahui bahwa sangat setuju 31,25%, setuju 50%, tidak setuju 18,75%, dan sangat tidak setuju 0,00%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa jika melihat teman yang belum paham mata pelajaran SKI, berusaha untuk membantunya. 18) Saya tidak peduli jika teman saya membutuhkan bantuan Tabel 4.39 Orientasi Pelayanan, yaitu Mengantisipasi, Mengenali, dan Berusaha Memenuhi Kebutuhan Orang Lain. No
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
2
12,5%
2
Setuju
2
12,5%
3
Tidak Setuju
5
31,25%
4
Sangat Tidak Setuju
7
43,75%
16
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.61, dapat diketahui bahwa sangat setuju 12,5%, setuju 12,5%, tidak setuju 31,25%, dan sangat tidak setuju 43,75%.
89
Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa peduli jika teman membutuhkan bantuan. 19) Saya mampu menyesuaikan diri dengan berbagai teman sehingga mereka nyaman berteman dengan saya. Tabel 4.40 Kesadaran Politis, yaitu Mampu Membaca Arus-arus Emosi Sebuah Kelompok dan Hubungannya dengan Perasaan. No
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
7
43,75%
2
Setuju
6
37,5%
3
Tidak Setuju
3
18,75%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0,00%
16
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.62, dapat diketahui bahwa sangat setuju 43,75%, setuju 43,75%, tidak setuju 18,75%, dan sangat tidak setuju 00%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa mampu menyesuaikan diri dengan berbagai teman sehingga mereka nyaman ketika berteman. 20) Jika ada teman yang bermusuhan saya berusaha mendamaikannya. Tabel 4.41 Kesadaran Politis, yaitu Mampu Membaca Arus-arus Emosi Sebuah Kelompok dan Hubungannya dengan Perasaan. No
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1
Sangat Setuju
10
62,5%
2
Setuju
4
25%
3
Tidak Setuju
2
12,5%
4
Sangat Tidak Setuju
0
0,00%
16
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.64, dapat diketahui bahwa sangat setuju 43,75%, setuju 43,75%, tidak setuju 12,5%, dan sangat tidak setuju 0,00%. Hal
90
ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa jika ada teman yang bermusuhan berusaha mendamaikannya. 3. Analisis dan Interpretasi data berdasarkan Hasil Wawancara Wawancara dilakukan diakhir siklus II, yang bertujuan untuk mengetahui respon guru terhadap penggunaan metode Video Critic pada pembelajaran SKI. Pada saat wawancara guru memaparkan hasil pengamatannya terhadap pembelajaran SKI dengan menggunakan metode Video Critic, yang menurutnya metode ini sangat sesuai untuk pelajaran SKI. Mata pelajaran SKI yang identik dengan banyaknya keterangan nama, tempat maupun tanggal menjadi salah satu hal yang membuat siswa terkesan malas untuk mempelajarinya. Tetapi dengan adanya
tampilan
video
siswa
menjadi
lebih
mudah
untuk
mempelajarinya. Selain itu, guru SKI memaparkan bahwa yang menarik pada metode ini yaitu murid yang biasanya sulit dikendalikan ketika proses belajar mengajar berlangsung, tapi dengan metode ini hal tersebut cukup teratasi.
D. Interpretasi Hasil Analisis Berdasarkan hasil pengamatan, angket, dan wawancara guru, maka ditemukan beberapa masalah dalam pembelajaran SKI. Diantaranya adalah metode pembelajaran yang digunakan masih monoton sehingga proses pembelajaran
berjalan
kurang
efektif,
siswa
terlihat
jenuh
dan
mengalihkan perhatiannya dengan mengobrol, bercanda dengan temannya, bahkan ada yang berlarian ketika guru sedang menjelaskan. Penjelasan guru hanya berkisar dari materi yang ada di buku melalui tanya jawab yang dinilai kurang melibatkan emosi siswa ketika mempelajari SKI, sehingga siswa terlihat kurang termotivasi dan kurang berempati untuk mempelajari SKI. Selain itu, jam pelajaran SKI yang tereduksi oleh mata pelajaran
sebelumnya
yang
semakin
menambah
masalah
dalam
pembelajaran SKI. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti menggunakan metode Video Critic dalam proses pembelajaran SKI
yang
diharapkan
dapat
mengatasi
masalah
tersebut
yaitu
91
meningkatkan kecerdasan emosional siswa meliputi motivasi dan empati siswa terhadap pembelajaran SKI. Peneliti diharapkan dapat melibatkan emosi siswa ketika pembelajaran berlangsung serta memunculkan rasa pentingnya sejarah Islam untuk dipelajari dalam kehidupan. Pada siklus I dari hasil pengamatan menunjukkan siswa sangat antusias dengan diterapkannya metode Video Critic. Kecerdasan emosional siswa masih belum mencapai keberhasilan, misalnya masih terdapat siswa yang tidak mencatat faktor-faktor penting dari video yang mereka tonton. Kondisi ini disebabkan oleh siswa yang belum terbiasa dengan metode pembelajaran yang baru, serta adanya anggapan bahwa mencatat sama saja dengan mengingat sehingga sebagian besar siswa lebih memilih mengingat tanpa mencatatnya. Selain itu, guru kurang tegas mengingatkan siswa pentingnya mencatat. Pada waktu diskusi masih banyak yang hanya mengandalkan siswa yang rajin untuk mengerjakan kelompok. Kondisi ini terjadi karena kurangnya rasa kerjasama antar anggota kelompok untuk mengerjakan tugas yang diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum cukup termotivasi dan berempati terhadap pembelajaran yang dilaksanakan sehingga siswa belum mengikuti proses pembelajaran dengan optimal. Berdasarkan hasil observasi diperoleh rata-rata persentase siswa dengan menggunakan lembar observasi pada siklus 1 yaitu 64,76%, dan siklus II yaitu 75,59%. Ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kecerdasan emosional pada siswa dalam pembelajaran SKI setelah menggunakan metode Video Critic. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan motivasi siswa dalam belajar, keaktifan siswa di kelas pada saat proses pembelajaran baik memanfaatkan kesempatan untuk bertanya, memberi tanggapan, mencatat hal-hal penting dalam pembelajaran, maupun menyesuaikan diri dengan berbagai teman serta berusaha memahami materi dari video yang mereka simak ketika pembelajaran berlangsung. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Video Critic dapat meningkatkan kecerdasan emosional siswa yaitu motivasi dan empati siswa terhadap pembelajaran SKI.
92
Sedangkan hasil angket rata-rata persentase siswa berdasarkan indikator kecerdasan emosional pada siklus I yaitu 64,84%, siklus II yaitu 73,33%. Ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kecerdasan emosional siswa setelah menggunakan metode Video Critic. Siswa lebih termotivasi mempelajari SKI dan tidak lagi beranggapan SKI pelajaran yang membosankan. Selain itu, melalui metode ini empati siswa terhadap pembelajaran lebih meningkat dibanding sebelumnya yang cenderung monoton. Pada siklus I siswa masih bingung ketika mengisi angket karena belum terbiasa sehingga hal ini mempengaruhi hasil angket siswa yang rendah. Tetapi pada siklus II, siswa sudah mulai terbiasa mengisi angket sehingga kekeliruan memilih alternatif jawaban angket dapat teratasi. Hasil observasi dan angket diatas diperkuat dengan hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran SKI yang menunjukkan bahwa dengan
menggunakan
metode
Video
Critic
dapat
meningkatkan
kecerdasan emosional siswa yang meliputi motivasi dan empati siswa terhadap mata pelajaran SKI. Karena dengan video, materi yang dipelajari lebih tergambar jelas sehingga memudahkan siswa memahami pelajaran. Serta mampu membangkitkan keaktifan siswa dengan adanya sesi mengkritisi video ketika pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil penelitian kecerdasan emosional siswa yang meliputi wawancara guru, observasi, serta angket siswa terlihat bahwa pembelajaran dengan metode Video Critic dapat meningkatkan kecerdasan emosional siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Fitria Ningtias Rahmawati, 2011 dalam skripsinya yang berjudul “Efektivitas Pemanfaatan Media Audio Visual Video Pembelajaran dalam Upaya Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Sejarah” dengan persentase terjadinya peningkatan skor pada setiap siklus. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan Video dalam pembelajaran sejarah dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar Siswa.
93
E. Pembahasan Hasil Temuan Penelitian Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran, angket serta wawancara guru, peneliti menemukan berbagai masalah dalam pembelajaran SKI, baik dari pihak siswa, guru, maupun managemen waktu pembelajaran. Pada proses observasi awal peneliti menemukan jam mata pelajaran yang tereduksi oleh mata pelajaran sebelumnya, selain itu jam pelajaran SKI dibagi menjadi dua pertemuan yaitu 40 menit di hari kamis sedang 40 menit lain di hari Jumat. Kemudian ketika memasuki kelas peneliti menemukan kondisi kelas yang gaduh, ada yang mengobrol, bercanda, berlarian. Dan kondisi ini tetap berlangsung ketika guru sudah memulai pembelajaran. Pada tahap ini peneliti mengamati metode apa yang akan digunakan guru. Guru SKI menggunakan metode Tanya jawab dan pertanyaan yang peneliti amati semua berasal dari buku yang kurang menekankan pemberian pemahaman sehingga belum terbentuk pemikiran siswa akan pentingnya pelajaran maupun ketertarikan siswa terhadap pelajaran. Yang menarik dari proses ini adalah hanya beberapa siswa yang menjawab, sedangkan beberapa siswa ada yang bercanda, berlarian. Masalah-masalah tersebut menghambat siswa dalam menghargai maupun memahami pentingnya sejarah Islam untuk dipelajari. Pada akhirnya siswa hanya belajar karena rutinitas tanpa motivasi maupun berempati terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Adapun selama penelitian berlangsung, peneliti mencatat semua kegiatan siswa yang terjadi selama pembelajaran. Pada siklus I, ketika pembagian kelompok empat orang siswa merasa enggan untuk bergabung dengan teman yang lain, yang peneliti ketahui selanjutnya mereka ini siswa-siswa yang umumnya bermasalah. Pada sesi menyimak video semua siswa menonton video, bahkan siswa yang biasanya sulit diatur, mereka fokus memperhatikan. Melihat hal ini guru SKI memberi komentar bahwa sebelumnya mereka tidak bisa dikendalikan. Pada siklus II, peneliti melihat sudah terjadi perkembangan siswa dalam hal mau bertanya ataupun memberi pendapat, khususnya siswa yang biasanya pendiam. Dapat dikatakan bahwa penerapan metode Video Critic dalam proses
94
pembelajaran ini dapat meningkatkan kecerdasan emosional siswa. Siswa belajar diawali dengan menyimak video disertai proses mengkritisinya, mulai dari mengamati video sekaligus mencatat hal-hal penting yang terdapat pada video yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab hasil mengkritisi serta upaya siswa untuk mampu mengungkapkan pendapat maupun bertanya apa yang belum ia tahu dan yang ingin diketahui. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan melihat hasil lembar observasi, hasil wawancara, data angket kecerdasan emosional siswa menunjukkan adanya peningkatan kecerdasan emosional siswa dibandingkan sebelum dilakukannya tindakan penelitian. Terjadinya peningkatan emosi siswa ini sesuai dengan pendapat Yudhi Munadi dalam karangan buku berjudul “Media Pembelajaran” yang mengatakan bahwa karakteristik video sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang.1 Selain itu, penerapan metode Video Critic dapat meningkatkan keaktifan siswa. Hal ini terlihat setelah menggunakan metode Video Critic, siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Siswa merasa terlibat dalam menonton tayangan video yang disertai mencatat hal-hal yang dianggap penting. Peningkatan keaktifan ini juga terlihat dari intensitas siswa yang menyampaikan pendapat ketika sesi tanya jawab ataupun memberi tanggapan.. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan Melvin L. Silberman dalam bukunya “Active Learning” yang mengungkapkan bahwa Video Critic merupakan cara aktif untuk menjadikan siswa merasa terlibat dalam menonton tayangan video.2
1
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h. 127 2 Melvin L. Silberman, Active Learning, (Bandung: Nusamedia, 2006), Cet III, h. 138
95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan
deskripsi
data
dan
pembahasan
setelah
dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Upaya untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa dilakukan dengan menggunakan metode yang tepat dan variatif. Salah satunya yaitu metode Video Critic yaitu dengan menciptakan pembelajaran yang melibatkan emosi siswa melalui proses mengkritisi tayangan video. Penggunaan Video diberikan pada kegiatan awal pembelajaran untuk memunculkan emosi siswa berupa keingintahuan dan ketertarikan siswa ketika mempelajari SKI yang dilanjutkan dengan mengkritisi video, dari proses mengkritisi ini membuat siswa memahami pentingnya materi yang dipelajari dalam bentuk tanya jawab. Adanya penggunaan video disertai proses mengkritisi video membuat emosi siswa selalu terlibat selama proses pembelajaran berlangsung. 2. Metode Video Critic efektif diterapkan pada pembelajaran SKI. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi proses pembelajaran, yang menunjukkan adanya peningkatan jumlah siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran
dengan
baik,
yang
ditandai
dengan
bertambahnya rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang dipelajari, siswa menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh, siswa mencatat hal-hal penting dalam pembelajaran. Persentase siswa pada siklus I yaitu 64,76%, dan setelah dilakukan perbaikan pada siklus II rata-rata persentase siswa yaitu 75,59%. Selain itu, Peningkatan ini juga dapat terlihat dari hasil angket siswa, rata-rata skor total seluruh aspek kecerdasan emosional yang dijaring lewat pernyataan-pernyataan dalam angket menunjukkan terjadinya
96
peningkatan setelah penggunaan metode Video Critic pada siklus I yaitu 64,84%, siklus II yaitu 73,33%. Hal ini ditandai dengan meningkatnya motivasi siswa seperti pada aspek dorongan berprestasi dan optimisme. Serta meningkatnya empati siswa terhadap pembelajaran SKI seperti pada aspek memanfaatkan keragaman dan kesadaran politis. Secara keseluruhan penelitian ini berhasil
membuktikan
bahwa
kecerdasan
emosional
dapat
ditingkatkan dengan penggunaan metode Video Critic dalam pembelajaran SKI.
B. SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan metode Video Critic dapat meningkatkan kecerdasan emosional siswa sehingga dapat dijadikan sebagai metode pembelajaran alternatif yang dapat dilaksanakan di dalam kelas. 2. Guru dapat memaksimalkan sarana yang ada di sekolah sebagai pendukung dalam proses pembelajaran. 3. Agar pembelajaran lebih bermakna, hendaknya guru tidak hanya memperhatikan kecerdasan intelektual siswa, melainkan juga menumbuhkan pembelajaran.
kecerdasan
emosional
siswa
dalam
proses
97
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara, 2009. -
Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
-
Prosedur Penelititan Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi. Cet. 14. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010. Asnawir., dan Usman, Basyiruddin.
Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers,
2002. Fatimah, Enung. Psikologi Perkembangan. Bandung: CV Pustaka Setia, 2006. Ginanjar, Ari. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ. Jakarta: Arga Wijaya Persada, 2001. Goleman, Daniel. Emotional Intelligence: Mengapa EI Lebih Penting dari pada IQ (Pent: T. Hermaya), Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006. -
Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005.
Indranata, Iskandar. Pendekatan Kualitatif Untuk Pengendalian Kualitas. Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press), 2008. Kusumah, Wijaya., dan Dwitagama. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Permata Puri Media, 2010. Mubayidh, Makmun. Kecerdasan dan Kesehatan Emosional Anak. Jakarta: AlKautsar, 2006. Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press, 2008. Purwanto, Ngalim. Prinsip-Psinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008. Sadiman, Arief S, dkk. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008. Safari, Triantoro., dan Eka Safutra, Nofrans. Manajemen Emosi Sebuah Panduan Cerdas Bagaimana Mengelola Emosi Positif Dalam Hidup Anda. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009. Silberman, Melvin L. Active Learning. Cet III. Bandung: Nusamedia, 2006.
98
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Cet. 21. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,. 2010 Uno, Hamzah B. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Gramedia Utama, 2006. Zaini, Hisyam, dkk. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta:Insan Madani, 2008.
Jurnal Ilmiah
Basuki. Kecerdasan Emosional: Esensi dan Urgensinya Dalam Pendidikan Islam. Jurnal Cendekia, 5, 2007. Putu, Suarcaya dan Sri Barustyawati, A.A. Video Untuk Pembelajaran ESP di Kelas. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Undiksha, 3, 2008. Unang, Subandi. Media Pendidikan Jurnal Pendidikan Keagamaan Pengelolaan Pondok Pesantren, Strategi Belajar Mengajar, dan Prestasi Belajar UIN Sunan Gunung Djati: FITK, 2009. Yuli Asih, Gusti dan Maria Shinta Pratiwi, Margaretha. Perilaku Prososial Ditinjau dari Empati dan Kematangan Emosi. Jurnal Psikologi Universitas Muria Kudus I, 2010.
Peraturan Pemerintah Departemen Pendidikan Agama RI No.2 tentang Standar Isi dan Standar Kompetensi lulusan PAI dan Bahasa Arab di Madrasah. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Internet Nasirudin, “Tindakan Guru dalam Pembelajaran Pengembangan Kecerdasan Emosional Siswa”, Http://Library.Um.Ac.Id, 14 Januari 2013 Curtis, dan B; Floyd, James J; Winsor, Jerryl L. ”Kritik”, Http://id.wikipedia.org, 01 April 2014.
Lampiran no. 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah
: SMP Islam At-Taqwa
Mata Pelajaran
: Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas / Semester
: VII (Tujuh) / 2 (dua)
Alokasi Waktu
: 2 x 40 Menit
A. STANDAR KOMPETENSI 5. Memahami perkembangan Islam pada masa Bani Umayyah. B. KOMPETENSI DASAR 5.1 Menceritakan sejarah berdirinya Bani Umayyah. C. TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa dapat mendeskripsikan latar belakang terbentuknya Bani Umayyah. Siswa dapat mendeskripsikan proses terbentuknya Bani Umayyah. Siswa dapat menyebutkan tokoh tokoh yang berperan dalam sejarah berdirinya Bani Umayyah. Siswa dapat mengidentifikasi faktor pendukung berdirinya Bani Umayyah. Siswa mengetahui manfaat dan pentingnya belajar sejarah Bani Umayyah. Siswa memiliki nilai karakter ingin tahu, kerja keras, peduli, teliti, dan menghargai keberagaman.
D. MATERI PEMBELAJARAN Latar belakang terbentuknya Bani Umayyah dan Proses berdirinya Bani Umayyah.
E. METODE PEMBELAJARAN Video Critic: Metode ini dimaksudkan untuk membangun kecakapan analitis, kepekaan sosial, kerja sama antar individu dan kelompok, serta tanggung jawab individu dalam kelompok. Tanya Jawab: digunakan untuk memastikan pemahaman siswa.
Lampiran no. 2 F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN NO. 1.
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
WAKTU
PENDAHULUAN
10 menit
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa. (nilai ketaqwaan) Mengecek kehadiran dan kesiapan siswa serta kebersihan kelas (nilai disiplin) Menanyakan kabar siswa. (nilai peduli dan empati) Siswa menyiapkan buku SKI, dan membuka bab yang akan dipelajari. (nilai disiplin) Guru melakukan penjajakan kesiapan belajar siswa dengan memberikan
pertanyaan
yang
mengaitkan
pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan. (rasa ingin tahu) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. (nilai santun) 2.
KEGIATAN INTI
60 menit
Eksplorasi Guru melakukan Tanya jawab dengan siswa tentang sejarah berdirinya Bani Umayyah. (nilai percaya diri) Siswa membaca literatur sejarah pembentukan Bani Umayyah. (nilai ingin tahu, kerja keras) Elaborasi Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok diskusi. (nilai kerjasama) Guru menginstruksikan kepada masing-masing kelompok diskusi untuk mengamati beberapa faktor penting dalam video yang akan ditonton.(nilai teliti) Guru memutarkan video tentang sejarah berdirinya Bani Umayyah. (nilai mandiri). Guru melakukan jajak pendapat dengan kelompok diskusi, kemudian
masing-masing
kelompok
mengemukakan
Lampiran no. 2 pendapatnya setelah itu guru menyampaikan materi yang diajarkan.(nilai percaya diri) Konfirmasi Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. (nilai ingin tahu, menghargai keberagaman) Guru menjawab pertanyaan tentang hal-hal yang belum diketahui siswa dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar. (nilai santun) Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih aktif lagi dalam pembelajaran berikutnya. (nilai cinta ilmu dan peduli) 3.
PENUTUP
10 menit
Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. (nilai saling menghargai dan peduli) Siswa dibimbing guru menyimpulkan materi pembelajaran dan menjelaskan manfaat mempelajari sejarah terbentuknya Bani Umayyah. (nilai kerja sama) Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk mengkritisi tulisan tentang Latar belakang terbentuknya Bani Umayyah dan Proses berdirinya Bani Umayyah.(nilai tanggung jawab) Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam. (nilai ketaqwaan/Religius) Keluar kelas dengan tertib pada waktunya. (nilai disiplin)
G. MEDIA / SUMBER BELAJAR Buku Sejarah Kebudayaan Islam kelas VII Penerbit Mediatama, artikel sejarah. Internet, Video Pembelajaran. LCD, Laptop, Speaker, Spidol , Kabel.
Lampiran no. 2
H. PENILAIAN Indikator Pencapaian
Mendeskripsikan
latar
belakang
Teknik
Bentuk
Penilaian
Instrumen
Tes Tulis
Uraian
sejarah
terbentuknya
Contoh Instrumen Jelaskan beberapa peristiwa yang melatar belakangi berdirinya Bani
Bani
Umayyah?
Umayyah Mendeskripsikan
proses Tes Tulis
terbentuknya
Uraian
Bani
ditempuh
Umayyah
Muawiyah
untuk
mendapatkan kekuasaan?
Menyebutkan tokoh-tokoh Tes Tulis yang
Jelaskan langkah-langkah yang
berperan
sejarah
Uraian
dalam
Sebutkan
tokoh tokoh yang
berperan dalam sejarah berdirinya
berdirinya Bani
Bani Umayyah?
Umayyah. Mengidentifikasi
faktor Tes Tulis
pendukung
Uraian
sejarah
Jelaskan faktor pendukung sejarah berdirinya Bani Umayyah?
berdirinya Bani Umayyah. Mengetahui
manfaat Tes Tulis
Uraian
Sebutkan manfaat yang didapat
mempelajari sejarah Bani
dari mempelajari sejarah Bani
Umayyah.
Umayyah?
Membedakan pemilihan khulafa
khalifah rasyidin
Bani Umayyah
sistem Tes Tulis
Uraian
Jelaskan
perbedaan
sistem
masa
pemilihan khalifah pada masa
dengan
Khulafa Rasyidin dengan Bani Umayyah?
Lampiran no. 2 J. Penilaian Karakter NILAI KARAKTER
NAMA SISWA
Ingin Tahu BT
MT
Kerja Keras MB
MK BT
MT
MB
Alferry R. Eriawan
√
Adelia Rahmadiani
√
√
Alfiah Ismiana
√
√
Ananda Putri N
√
√
Dafril Saidsyah A
√
√
Lheynel N.Djilizian
M. Munir Maulana
√
Reza Putrawan
√
√
Abdurrahman Keterangan :
√ √ √ √
√
√
√
√
Okki Hadi Saputra
Farhan
√
√
Titan Prayoga
√
√
M. Ridwansyah
√
√ √ √
√
MK √
√
√
√
MB
√
√
Syifa A.Clavinova
MT
√
√
√
M. Noval Fahrizi
BT
√
√
M. Alif Pratama
MK √
√
Fulqi Khairul K
Teliti
√ √
√
√
Lampiran no. 2 BT
: Belum Terlihat
MT
: Mulai Terlihat
MB
: Mulai Berkembang
MK
: Membudaya
Tangerang Selatan, 03 Mei 2013
Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Maziyah Afta, S.S
Siti Aminah
NIP
NIM
Lampiran no. 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah
: SMP Islam At-Taqwa
Mata Pelajaran
: Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas / Semester
: VII (Tujuh) / 2 (dua)
Alokasi Waktu
: 2 x 40 Menit
A. STANDAR KOMPETENSI 5. Memahami perkembangan Islam pada masa Bani Umayyah. B. KOMPETENSI DASAR 5.2 Mendeskripsikan perkembangan kebudayaan Islam pada masa Bani Umayyah
C. TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa dapat Mendeskripsikan perkembangan kebudayaan Islam pada masa Bani Umayyah. Siswa dapat Mengidentifikasi berbagai prestasi pada masa Bani Umayyah. Siswa memiliki nilai karakter ingin tahu, kerja keras, peduli, teliti, dan menghargai keberagaman.
D. MATERI PEMBELAJARAN Perkembangan kebudayaan Islam pada masa Bani Umayyah.
E. METODE PEMBELAJARAN Video Critic: Metode ini dimaksudkan untuk membangun kecakapan analitis, kepekaan sosial, kerja sama antar individu dan kelompok, serta tanggung jawab individu dalam kelompok. Tanya Jawab: digunakan untuk memastikan pemahaman siswa.
Lampiran no. 2 F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN NO. 1.
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
WAKTU
PENDAHULUAN
10 menit
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa. (nilai ketaqwaan) Mengecek kehadiran dan kesiapan siswa serta kebersihan kelas (nilai disiplin) Menanyakan kabar siswa. (nilai peduli dan empati) Siswa menyiapkan buku SKI, dan membuka bab yang akan dipelajari. (nilai disiplin) Guru melakukan penjajakan kesiapan belajar siswa dengan memberikan
pertanyaan
yang
mengaitkan
pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan. (rasa ingin tahu) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. (nilai santun) 2.
KEGIATAN INTI Eksplorasi Guru melakukan Tanya jawab dengan siswa tentang sejarah berdirinya Bani Umayyah. (nilai percaya diri) Siswa membaca literatur sejarah perkembangan kebudayaan Islam pada masa Bani Umayyah.(nilai ingin tahu, kerja keras) Elaborasi Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok diskusi. (nilai kerjasama) Guru menginstruksikan kepada masing-masing kelompok diskusi untuk mengamati beberapa faktor penting dalam video yang akan ditonton.(nilai teliti) Guru memutarkan video tentang perkembangan Kebudayaan Islam pada masa Bani Umayyah (nilai mandiri). Guru melakukan jajak pendapat dengan kelompok diskusi,
60 menit
Lampiran no. 2 kemudian
masing-masing
kelompok
mengemukakan
pendapatnya setelah itu guru menyampaikan materi yang diajarkan. (nilai percaya diri). Konfirmasi Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. (nilai ingin tahu, menghargai keberagaman) Guru menjawab pertanyaan tentang hal-hal yang belum diketahui siswa dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar. (nilai santun) Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih aktif lagi dalam pembelajaran berikutnya. (nilai cinta ilmu dan peduli) 3.
PENUTUP
10 menit
Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. (nilai saling menghargai dan peduli) Siswa dibimbing guru menyimpulkan materi pembelajaran dan menjelaskan manfaat mempelajari sejarah terbentuknya Bani Umayyah. (nilai kerja sama) Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk mengkritisi tulisan tentang Perkembangan kebudayaan Islam pada masa Bani Umayyah.(nilai tanggung jawab) Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam. (nilai ketaqwaan/Religius) Keluar kelas dengan tertib pada waktunya. (nilai disiplin)
G. MEDIA / SUMBER Buku Sejarah Kebudayaan Islam kelas VII Penerbit Mediatama, artikel sejarah. Internet, Video Pembelajaran. LCD, Laptop, Speaker, Spidol , Kabel.
Lampiran no. 2
H. PENILAIAN Indikator Pencapaian
Mendeskripsikan Perkembangan pada
masa
Teknik
Bentuk
Penilaian
Instrumen
Tes Tulis
Tes Uraian
Islam
Contoh Instrumen Jelaskan perkembangan Islam pada masa Bani Umayyah?
Bani
Umayyah
Menyebutkan berbagai Tes Tulis
Tes Uraian
prestasi yang dicapai
Sebutkan prestasi yang dicapai Bani Umayyah dalam bidang sosial?
Bani Umayyah dalam bidang sosial
Menyebutkan berbagai Tes Tulis prestasi yang dicapai Bani Umayyah dalam bidang budaya
Tes Uraian
Sebutkan prestasi yang dicapai Bani Umayyah dalam bidang budaya?
Lampiran no. 2 J. Penilaian Karakter NILAI KARAKTER Ingin Tahu
Kerja Keras
NAMA SISWA BT
MT
MB
MK
BT
MT
MB
√
Teliti MK BT
MT
MB
MK
√
√
√
√
√
Dafril Saidsyah A
√
√
√
Fulqi Khairul K
√
Lheynel N.Djilizian
√
Alferry R. Eriawan Adelia Rahmadiani Alfiah Ismiana Ananda Putri N
√
√ √
√
M. Alif Pratama M. Munir Maulana
√
√
M. Noval Fahrizi
√
√
√
√
M. Ridwansyah √
Okki Hadi Saputra Reza Putrawan
√
√
Syifa A.Clavinova
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Titan Prayoga √
Farhan Abdurrahman Keterangan : BT
: Belum Terlihat
MT
: Mulai Terlihat
Lampiran no. 2 MB
: Mulai Berkembang
MK
: Membudaya
Tangerang Selatan, 10 Mei 2013
Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Maziyah Afta, S.S
Siti Aminah
NIP
NIM
Lampiran no. 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah
: SMP Islam At-Taqwa
Mata Pelajaran
: Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas / Semester
: VII (Tujuh) / 2 (dua)
Alokasi Waktu
: 2 x 40 Menit
B. STANDAR KOMPETENSI 5. Memahami perkembangan Islam pada masa Bani Umayyah. G. KOMPETENSI DASAR 5.2 Mendeskripsikan perkembangan kebudayaan Islam pada masa Bani Umayyah
H. TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa dapat Mendeskripsikan perkembangan kebudayaan Islam pada masa Bani Umayyah. Siswa dapat Mengidentifikasi berbagai prestasi pada masa Bani Umayyah dalam bidang politik. Siswa dapat Mengidentifikasi berbagai prestasi pada masa Bani Umayyah dalam bidang militer. Siswa memiliki nilai karakter ingin tahu, kerja keras, peduli, teliti, dan menghargai keberagaman.
I. MATERI PEMBELAJARAN Perkembangan kebudayaan Islam pada masa Bani Umayyah.
J. METODE PEMBELAJARAN Video Critic: Metode ini dimaksudkan untuk membangun kecakapan analitis, kepekaan sosial, kerja sama antar individu dan kelompok, serta tanggung jawab individu dalam kelompok. Tanya Jawab: digunakan untuk memastikan pemahaman siswa.
Lampiran no. 2 K. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN NO. 1.
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
WAKTU
PENDAHULUAN
10 menit
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa. (nilai ketaqwaan) Mengecek kehadiran dan kesiapan siswa serta kebersihan kelas (nilai disiplin) Menanyakan kabar siswa. (nilai peduli dan empati) Siswa menyiapkan buku SKI, dan membuka bab yang akan dipelajari. (nilai disiplin) Guru melakukan penjajakan kesiapan belajar siswa dengan memberikan
pertanyaan
yang
mengaitkan
pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan. (rasa ingin tahu) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. (nilai santun) 2.
KEGIATAN INTI Eksplorasi Guru melakukan Tanya jawab dengan siswa tentang sejarah berdirinya Bani Umayyah. (nilai percaya diri) Siswa membaca literatur sejarah perkembangan kebudayaan Islam pada masa Bani Umayyah.(nilai ingin tahu, kerja keras) Elaborasi Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok diskusi. (nilai kerjasama) Guru menginstruksikan kepada masing-masing kelompok diskusi untuk mengamati beberapa faktor penting dalam video yang akan ditonton.(nilai teliti) Guru memutarkan video tentang perkembangan Kebudayaan Islam pada masa Bani Umayyah (nilai mandiri). Guru melakukan jajak pendapat dengan kelompok diskusi,
60 menit
Lampiran no. 2 kemudian
masing-masing
kelompok
mengemukakan
pendapatnya setelah itu guru menyampaikan materi yang diajarkan. (nilai percaya diri). Konfirmasi Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. (nilai ingin tahu, menghargai keberagaman) Guru menjawab pertanyaan tentang hal-hal yang belum diketahui siswa dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar. (nilai santun) Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih aktif lagi dalam pembelajaran berikutnya. (nilai cinta ilmu dan peduli) 3.
PENUTUP
10 menit
Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. (nilai saling menghargai dan peduli) Siswa dibimbing guru menyimpulkan materi pembelajaran dan menjelaskan manfaat mempelajari sejarah terbentuknya Bani Umayyah. (nilai kerja sama) Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk mengkritisi tulisan tentang Perkembangan kebudayaan Islam pada masa Bani Umayyah.(nilai tanggung jawab) Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam. (nilai ketaqwaan/Religius) Keluar kelas dengan tertib pada waktunya. (nilai disiplin)
G. MEDIA / SUMBER Buku Sejarah Kebudayaan Islam kelas VII Penerbit Mediatama, artikel sejarah. Internet, Video Pembelajaran. LCD, Laptop, Speaker, Spidol , Kabel.
Lampiran no. 2
H. PENILAIAN Indikator
Teknik
Bentuk
Pencapaian
Penilaian
Instrumen
Menyebutkan berbagai Tes Lisan
Tes Lisan
prestasi yang dicapai
Contoh Instrumen Sebutkan prestasi yang dicapai Bani Umayyah dalam bidang politik?
Bani Umayyah dalam bidang politik
Menyebutkan berbagai Tes Lisan prestasi yang dicapai Bani Umayyah dalam bidang militer
Tes Lisan
Sebutkan prestasi yang dicapai Bani Umayyah dalam bidang militer?
Lampiran no. 2 J. Penilaian Karakter NILAI KARAKTER NAMA SISWA
Ingin Tahu BT
Alferry R. Eriawan
MT
Kerja Keras MB
MK BT
MT
MB
√
Teliti MK
BT
MT
MB
√
√
Adelia Rahmadiani
√
√
√
Alfiah Ismiana
√
√
√
Ananda Putri N
√
√
√
Dafril Saidsyah A
√
Fulqi Khairul K
√
Lheynel N.Djilizian
√
M. Alif Pratama
√
M. Munir Maulana
√
√
√
√ √
√
M. Noval Fahrizi
√
M. Ridwansyah
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√
Okki Hadi Saputra
√
Reza Putrawan
√
√
√
Syifa A.Clavinova
√
√
√
Titan Prayoga
√
√
√
√
√
Farhan
√
Abdurrahman Keterangan : BT
: Belum Terlihat
MK
MT
: Mulai Terlihat
√
Lampiran no. 2 MB
: Mulai Berkembang
MK
: Membudaya
Tangerang Selatan, 17 Mei 2013
Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Maziyah Afta, S.S
Siti Aminah
NIP
NIM
Lampiran no. 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah
: SMP Islam At-Taqwa
Mata Pelajaran
: Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas / Semester
: VII (Tujuh) / 2 (dua)
Alokasi Waktu
: 2 x 40 Menit
A. STANDAR KOMPETENSI 5. Memahami perkembangan Islam pada masa Bani Umayyah B. KOMPETENSI DASAR 5.3 Mengidentifikasi tokoh ilmuwan muslim dan peranannya dalam kemajuan kebudayaan Islam pada masa bani Umayyah 5.4 Mengambil ibrah dari perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Bani Umayah untuk masa kini dan yang akan datang
C. TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa dapat menyebutkan tokoh ilmuwan muslim dalam berbagai bidang ilmu pada masa Bani Umayyah. Siswa dapat menjelaskan peranan tokoh ilmuwan muslim dalam kemajuan kebudayaan Islam pada masa Bani Umayyah. Siswa mengetahui peran pemerintah Bani Umayah dalam bidang ilmu Siswa dapat mengambil pelajaran dari sejarah Bani Umayyah dalam bidang ilmu. Siswa memiliki nilai karakter religious, cinta ilmu, kerja keras.
D. MATERI PEMBELAJARAN Tokoh ilmuwan Muslim dan peranannya dalam kemajuan kebudayaan Islam pada masa Bani Umayyah.
E. METODE PEMBELAJARAN Video Critic: Metode ini dimaksudkan untuk membangun kecakapan analitis dan kepekaan sosial Tanya Jawab: digunakan untuk memastikan pemahaman siswa.
Lampiran no. 2
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN NO. 1.
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PENDAHULUAN
WAKTU 10 menit
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa. (nilai ketaqwaan) Mengecek kehadiran dan kesiapan siswa serta kebersihan kelas (nilai disiplin) Menanyakan kabar siswa. (nilai peduli dan empati) Siswa menyiapkan buku SKI, dan membuka bab yang akan dipelajari. (nilai disiplin) Guru melakukan penjajakan kesiapan belajar siswa dengan memberikan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan. (rasa ingin tahu) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. (nilai santun) 2.
KEGIATAN INTI Eksplorasi Guru melakukan Tanya jawab dengan siswa tentang sejarah berdirinya Bani Umayyah. (nilai percaya diri) Siswa membaca literatur sejarah Tokoh ilmuwan Muslim dan peranannya dalam kemajuan kebudayaan Islam pada masa Bani Umayyah.(nilai ingin tahu, kerja keras) Elaborasi Guru memberikan kertas kosong untuk bahan mencatat hasil pengamatan terhadap video yang akan ditonton.(nilai santun) Guru menginstruksikan kepada setiap siswa untuk mengamati serta mencatat beberapa faktor penting dalam video yang akan ditonton.(nilai teliti) Guru memutarkan video tentang Tokoh ilmuwan Muslim dan peranannya dalam kemajuan kebudayaan Islam pada masa Bani Umayyah. (nilai mandiri).
60 menit
Lampiran no. 2 Guru melakukan jajak pendapat dengan siswa, kemudian masingmasing
siswa
diberi
kesempatan
untuk
pendapatnya setelah itu guru menyampaikan
mengemukakan materi yang
diajarkan. (nilai percaya diri). Konfirmasi Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan
dan penyimpulan. (nilai
ingin tahu, menghargai keberagaman) Guru menjawab pertanyaan tentang hal-hal yang belum diketahui siswa dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar. (nilai santun) Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih aktif lagi dalam pembelajaran berikutnya. (nilai cinta ilmu dan peduli) 3.
PENUTUP
10 menit
Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. (nilai saling menghargai dan peduli) Siswa dibimbing guru menyimpulkan materi pembelajaran dan menjelaskan manfaat mempelajari sejarah Tokoh ilmuwan Muslim dan peranannya dalam kemajuan kebudayaan Islam pada masa Bani Umayyah. (nilai kerja sama) Guru
memberikan
tugas
kepada
masing-masing
siswa
mengerjakan tugas individu tentang Tokoh ilmuwan Muslim dan peranannya dalam kemajuan kebudayaan Islam pada masa Bani Umayyah. (nilai tanggung jawab) Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam. (nilai ketaqwaan/Religius) Keluar kelas dengan tertib pada waktunya. (nilai disiplin)
G. MEDIA / SUMBER Buku Sejarah Kebudayaan Islam kelas VII Penerbit Mediatama, artikel sejarah. Internet, Video Pembelajaran. LCD, Laptop, Speaker, Spidol , Kabel.
Lampiran no. 2 H. PENILAIAN Indikator
Teknik
Bentuk
Pencapaian
Penilaian
Instrumen
Contoh Instrumen
Menyebutkan tokoh Tes Tulis ilmuwan muslim dalam bidang ilmu pada masa Bani Umayah
Tes Uraian
Sebutkan tokoh ilmuwan muslim pada masa Bani Umayyah dalam bidang ilmu agama Islam! Sebutkan tokoh ilmuwan muslim pada masa Bani Umayyah dalam bidang sejarah! Sebutkan tokoh ilmuwan muslim pada masa Bani Umayyah dalam bidang kedokteran!
Menjelaskan Tes Tulis peranan tokoh ilmuwan muslim dalam kemajuan kebudayaan/perada ban islam pada masa Bani Umayah
Tes Uraian
Sebutkan keahlian para tokoh ilmuwan muslim dan karyanya pada masa Bani Umayyah!
Menyebutkan peran Tes Tulis pemerintah Bani Umayah dalam bidang ilmu.
Tes Uraian
Sebutkan peran pemerintah Bani Umayah dalam bidang ilmu umum?
Menjelaskan kedudukan pada masa Umayyah
Tes Tulis
Tes Uraian
Bagaimana kedudukan Umayyah?
Tes Tulis
Tes Uraian
Sebutkan manfaat mempelajari materi tokoh ilmuwan muslim pada masa Bani Umayyah?
ilmu Bani
Menyebutkan manfaat yang didapat dari materi tokoh ilmuwan muslim pada masa Bani Umayyah.
pendapatmu tentang ilmu pada masa Bani
Lampiran no. 2 J. Penilaian Karakter
NILAI KARAKTER Ingin Tahu
NAMA SISWA BT
MT
MB
Kerja Keras MK
BT MT
MB
Teliti MK
BT MT
MB
MK
Alferry Eriawan
√
√
√
Adelia Rahmadiani
√
√
√
Alfiah Ismiana
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Ananda
Putri
Nurrahma Dafril Saidsyah √
Fulqi Khairul Karim Lheynel
√ √
Naufal
√ √
√
Djilizian √
M. Alif Pratama
√
M. Munir Maulana
Reza Putrawan
√
Titan Prayoga Farhan Abdurrahman
√ √
√ √
√
√
√ √
√ √
√ √
√
Syifa Afra Clavinova
√
√ √
M. Ridwansyah
√ √
√
M. Noval Fahrizi
Okky Hadi Saputra
√
√ √
√
√
Lampiran no. 2
Keterangan : BT
: Belum Terlihat
MT
: Mulai Terlihat
MB
: Mulai Berkembang
MK
: Membudaya
Tangerang Selatan, 21 Mei 2013
Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Maziyah Afta, S.S
Siti Aminah
NIP
NIM
Lampiran no. 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah
: SMP Islam At-Taqwa
Mata Pelajaran
: Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas / Semester
: VII (Tujuh) / 2 (dua)
Alokasi Waktu
: 2 x 40 Menit
A. STANDAR KOMPETENSI 5. Memahami perkembangan Islam pada masa Bani Umayyah. B. KOMPETENSI DASAR 5.5. Meneladani kesederhanaan dan keshalehan Umar bin Abdul Aziz
C. TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa dapat Menjelaskan kesederhanaan Umar bin Abdul Aziz ketika menjadi seorang khalifah Siswa dapat Menjelaskan keberhasilan Islam masa Umar bin Abdul Aziz. Siswa memahami pentingnya kesederhanaan dan kesalehan dalam kehidupan sehari-hari. Siswa memiliki nilai karakter religious, jujur, kerja keras, tanggung jawab, empati.
D. MATERI PEMBELAJARAN Kisah kesederhanaan dan keshalehan Umar bin Abdul Aziz.
E. METODE PEMBELAJARAN Video Critic: Metode ini dimaksudkan untuk membangun kecakapan analitis, kepekaan social. Tanya Jawab: digunakan untuk memastikan pemahaman siswa.
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN NO. 1.
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PENDAHULUAN
WAKTU 10 menit
Lampiran no. 2 Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa. (nilai ketaqwaan) Mengecek kehadiran dan kesiapan siswa serta kebersihan kelas (nilai disiplin) Menanyakan kabar siswa. (nilai peduli dan empati) Siswa menyiapkan buku SKI, dan membuka bab yang akan dipelajari. (nilai disiplin) Guru melakukan penjajakan kesiapan belajar siswa dengan memberikan
pertanyaan
yang
mengaitkan
pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan. (rasa ingin tahu) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. (nilai santun) 2.
KEGIATAN INTI
s
Eksplorasi Guru melakukan Tanya jawab dengan siswa tentang Kisah kesederhanaan dan keshalehan Umar bin Abdul Aziz (nilai percaya diri) Siswa membaca literatur tentang Kisah kesederhanaan dan keshalehan Umar bin Abdul Aziz pada masa Bani Umayyah. (nilai ingin tahu, kerja keras) Elaborasi Guru memberikan kertas kosong untuk bahan mencatat hasil pengamatan terhadap video yang akan ditonton.(nilai santun) Guru menginstruksikan kepada setiap siswa untuk mengamati serta mencatat beberapa faktor penting dalam video yang akan ditonton.(nilai teliti) Guru memutarkan video tentang Kisah kesederhanaan dan keshalehan Umar bin Abdul Aziz pada masa Bani Umayyah. (nilai mandiri). Guru melakukan jajak pendapat dengan para siswa, kemudian masing-masing siswa mengemukakan pendapatnya setelah itu guru menyampaikan materi yang diajarkan. (nilai percaya diri). Konfirmasi
60 menit
Lampiran no. 2 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. (nilai ingin tahu, menghargai keberagaman) Guru menjawab pertanyaan tentang hal-hal yang belum diketahui siswa dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar. (nilai santun) Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih aktif lagi dalam pembelajaran berikutnya. (nilai cinta ilmu dan peduli) 3.
PENUTUP
10 menit
Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. (nilai saling menghargai dan peduli) Siswa dibimbing guru menyimpulkan materi pembelajaran dan menjelaskan manfaat mempelajari Kisah kesederhanaan dan keshalehan Umar bin Abdul Aziz pada masa Bani Umayyah. (nilai kerja sama) Guru memberikan tugas kepada masing-masing siswa tentang Kisah kesederhanaan dan keshalehan Umar bin Abdul Aziz pada masa Bani Umayyah. (nilai tanggung jawab) Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam. (nilai ketaqwaan/Religius)
Keluar kelas dengan tertib pada waktunya. (nilai disiplin)
G. MEDIA / SUMBER Buku Sejarah Kebudayaan Islam kelas VII Penerbit Mediatama, artikel sejarah. Internet, Video Pembelajaran. LCD, Laptop, Speaker, Spidol , Kabel.
Lampiran no. 2 I. PENILAIAN Indikator Pencapaian
Teknik
Bentuk
Contoh Instrumen
Penilaian Instrumen Menjelaskan
kesederha Tes Lisan
Uraian
Jelaskan kesederhanaan Umar bin
naan Umar bin Abdul
Abdul
Aziz
seorang khalifah?
ketika
menjadi
Aziz
ketika
menjadi
seorang khalifah Menjelaskan keshalehan Umar bin Abdul Aziz
Jelaskan keshalehan Umar bin Abdul Aziz dalam beribadah?
dalam beribadah Sebutkan sifat-sifat yang dimiliki Umar Bin Abdul Aziz Menyebutkan
Prestasi
yang diraih pada masa Umar Bin Abdul Aziz ketika menjadi khalifah
Sebutkan prestasi yang diraih pada masa Umar Bin Abdul Aziz! Sebutkan jasa-jasa Umar Bin
Mengetahui
hikmah
Abdul Aziz!
mempelajari kisah Umar Bin Abdul Aziz ketika menjadi khalifah.
Jelaskan Hikmah yang didapat dari kisah Umar Bin Abdul Aziz?
Lampiran no. 2 J. Penilaian Karakter NILAI KARAKTER Ingin Tahu
NAMA SISWA
BT
MT
Kerja Keras MB
MK
BT MT
Teliti
MB
MK
BT
MT
MB
MK
Alferry Eriawan
√
√
√
Adelia Rahmadiani
√
√
√
Alfiah Ismiana
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Ananda
Putri
Nurrahma Dafril Saidsyah √
Fulqi Khairul Karim Lheynel
√ √
Naufal
√ √
√
Djilizian √
M. Alif Pratama
√
M. Munir Maulana
Reza Putrawan
√
Titan Prayoga Farhan Abdurrahman
√ √
√ √ √
√ √
√
√ √
: Belum Terlihat
√
MT
√ √
Keterangan : BT
√ √
√
Syifa Afra Clavinova
√
√ √
M. Ridwansyah
√ √
√
M. Noval Fahrizi
Okky Hadi Saputra
√
: Mulai Terlihat
√
Lampiran no. 2 MB
: Mulai Berkembang
MK
: Membudaya
Keterangan : BT
: Belum Terlihat
MT
: Mulai Terlihat
MB
: Mulai Berkembang
MK
: Membudaya
Tangerang Selatan, 31 Mei 2013
Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Maziyah Afta, S.S
Siti Aminah
NIP
NIM
Lampiran no. 3 ANGKET SISWA Mata Pelajaran : SKI
Kelas: VII
Hari/Tanggal : Petunjuk Bacalah setiap pernyataan di bawah ini dengan teliti. Berilah tanda (√) pada kolom di samping pernyataan yang sesuai dengan pendapatmu! Keterangan Respon: 1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju 3 = Setuju 4 = Sangat Setuju.
Lembar Pernyataan Angket Kecerdasan Emosional No. Pernyataan 1 Belajar dengan video membuat saya berusaha lebih giat lagi agar saya paham apa yang dipelajari sehingga nilai saya semakin baik dalam mata pelajaran SKI. 2 Saya tidak peduli mata pelajaran SKI meski nilai saya rendah 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Saya menyelesaikan tugas kelompok bersama teman dengan sungguh-sungguh Saya merasa sulit mengatur teman-teman dalam satu kelompok. Saya selalu menyempatkan diri membaca materi SKI sebelum dipelajari di kelas Jika guru SKI belum atau tidak datang, saya mengobrol bersama teman. Saya yakin bahwa saya sanggup menyelesaikan berbagai tugas yang ada pada pelajaran ini Saya kesal ketika menemui kesulitan dalam mengerjakan berbagai tugas SKI. Saya berusaha bertanya apa yang saya kurang paham jika penyampaian guru kurang jelas. Saya mampu merasakan kesedihan teman yang mendapat nilai kurang bagus pada tugas SKI. Saya cepat tersentuh jika guru memutar video. Jika ada teman yang berbicara dalam diskusi, saya tidak mau mendengar karena belum tentu ia lebih pintar dari saya. Saya suka memberi semangat pada teman yang malas belajar SKI
SS
S
TS
STS
Lampiran no. 3 14 15 16 17 18 19 20
Saya enggan menjelaskan materi yang ditayangkan melalui video pada teman yang bertanya. Saya tidak pilih-pilih dalam berteman. Saya kesal disandingkan dengan teman yang kurang pintar ketika diskusi di kelas untuk mengkritisi video. Jika saya melihat teman yang bekum paham mata pelajaran SKI, saya berusaha untuk membantunya Saya tidak peduli jika teman saya membutuhkan bantuan Saya mampu menyesuaikan diri dengan berbagai teman sehingga mereka nyaman berteman dengan saya. Jika ada teman yang bermusuhan saya berusaha mendamaikannya.
Lampiran no. 8 3. Mencatat hal-hal penting dalam pembelajaran.
Lembar Observasi Siklus I
1
2
3
4
Nama sekolah
: SMP Islam At-Taqwa
Pertemuan ke-
:
Komentar/saran
Hari/ tanggal
:
------------------------------------------------------------------
Pokok bahasan
:
4. Siswa bertanya materi yang belum dipahami.
Petunjuk: Berilah tanda cek lish (
1
sesuai dengan hasil
2
3
4
pengamatan!
Komentar/Saran
A. Motivasi
------------------------------------------------------------------
1. Siswa berusaha belajar dengan baik. 1
2
3
4
Komentar/Saran
2. Siswa menyelesaikan tugas kelompok bersama teman dengan sungguh-sungguh. 2
5. Mendengarkan penjelasan teman dan guru dengan baik dan memperhatikannya.
------------------------------------------------------------------
1
B. Empati
3
4
Komentar/Saran ------------------------------------------------------------------
1
2
3
4
Komentar/Saran -----------------------------------------------------------------6. Memberi respon positif terhadap kemampuan teman. 1
2
Komentar/Saran
3
4
7. Tidak pilih-pilih dalam berteman ketika diskusi berlangsung. 1
Keterangan: 1= Kurang (1 – 4 orang siswa )
2
3
4
Komentar/Saran -----------------------------------------------------------------8. Peduli kepada teman yang belum paham materi dan
2= Sedang (4 – 8 orang siswa) 3= Baik (9 – 12 orang siswa) 4= Sangat Baik (13 – 15 orang siswa)
berusaha membantu menjelaskannya 1
2
3
4
Komentar/Saran -----------------------------------------------------------------9. Menyesuaikan diri dengan berbagai teman. 1
2
3
Tangerang Selatan, 03 Mei 2013 Observer
4
Komentar/Saran ------------------------------------------------------------------
(
)
Lembar Observasi Siklus II 13. Siswa bertanya materi yang belum dipahami.
Nama sekolah
: SMP Islam At-Taqwa
Pertemuan ke-
:
1
Hari/ tanggal
:
Komentar/Saran
Pokok bahasan
:
------------------------------------------------------------------
Petunjuk: Berilah tanda cek lish (
sesuai dengan hasil
pengamatan!
2
3
4
D. Empati 14. Mendengarkan penjelasan teman dan guru dengan baik
C. Motivasi
dan memperhatikannya.
10. Siswa berusaha belajar dengan baik. 1
2
3
4
Komentar/Saran
11. Siswa menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh. 2
2
3
4
Komentar/Saran ------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------
1
1
3
4
15. Memberi respon positif terhadap kemampuan teman. 1
2
3
4
Komentar/Saran
Komentar/Saran -----------------------------------------------------------------12. Mencatat hal-hal penting dalam pembelajaran. 1
2
Komentar/saran
3
4
-----------------------------------------------------------------16. Tidak pilih-pilih dalam berteman ketika proses belajar berlangsung. 1
2
Komentar/Saran
3
4
-----------------------------------------------------------------17. Peduli kepada teman yang belum paham materi dan berusaha membantu menjelaskannya 1
2
3
4
Komentar/Saran ------------------------------------------------------------------
Keterangan: 1= Kurang (1 – 4 orang siswa ) 2= Sedang (4 – 8 orang siswa) 3= Baik (9 – 12 orang siswa) 4= Sangat Baik (13 – 15 orang siswa)
18. Menyesuaikan diri dengan berbagai teman. 1
2
3
4
Komentar/Saran ------------------------------------------------------------------
Tangerang Selatan, 22 Mei 2013 Observer
(
)
Lampiran no.9
HASIL WAWANCARA SETELAH PENELITIAN
Tahap
: Setelah Penelitian
Hari/tanggal
: Kamis, 18 Juli 2013
Tempat
: SMPI At-Taqwa Pamulang
Narasumber
: Ibu Maziyah Afta, S.Si (guru mata pelajaran SKI)
Tujuan
: untuk mengetahui tingkat kecerdasan emosional siswa setelah
menggunakan
metode
Video
Critic
dalam
pembelajaran SKI. Pertanyaan! 1. Model pembelajaran apa yang sering ibu gunakan dalam pembelajaran SKI? Saya lebih sering menggunakan metode Tanya jawab. 2. Bagaimana tanggapan ibu mengenai penerapan metode Video Critic dalam pembelajaran SKI? yang pasti sangat membantu yah, namanya juga sejarah dari segi tokohnya, peninggalannya, itu kan penting harus ada gambar apalagi video yang membantu anak untuk membayangkan pelajaran dan lebih mengerti apa yang dipelajari dan kaitannya apa. Kalau sekedar buku tulis kan kurang ga ada videonya. Video memudahkan anak memahami pelajaran SKI. 3. Menurut ibu perubahan apa yang terjadi di kelas setelah menggunakan metode Video Critic? Perubahannya anak-anak lebih bagus minatnya apalagi diawal pelajaran sudah ada tampilan video, ini membuat anak tertarik dengan pembelajaran video, serta menambah kekritisan siswa, siswa lebih aktif dan lebih mudah membayangkan apa yang sedang dipelajari. 4. Bagaimana penilaian ibu mengenai kecerdasan emosional siswa selama diterapkan metode Video Critic?
Lampiran no.9
Lebih menambah kecintaan mereka terhadap sejarah Islam. 5. Menurut ibu apakah metode Video Critic sudah biak? Jika sudah, seberapa jauh kebaikannya, jika belum apa yang harus diperbaiki? Sudah bagus, karena video yang disertai kritik yang mampu membangun keaktifan siswa.
Lampiran no. 4 ANGKET KECERDASAN EMOSIONAL SISWA SEBELUM TINDAKAN NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Responden A B C D E F G H I J K L M N O JUMLAH
1 2 3 4 5 6 4 4 4 4 3 1 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 1 2 3 3 3 2 1 4 3 3 2 2 2 4 4 4 2 3 1 4 3 4 2 1 1 3 3 3 2 3 3 4 3 3 2 1 2 3 4 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 1 4 4 4 4 3 1 4 3 4 2 3 3 49 50 51 39 38 27
BUTIR SOAL/PERTANYAAN 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 JUMLAH 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 70 4 2 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 66 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 4 4 3 4 57 3 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 1 52 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 61 3 2 3 2 3 3 3 2 4 4 3 4 4 3 61 3 1 3 1 4 3 2 4 2 4 4 4 3 4 57 4 3 2 3 4 1 4 2 4 3 4 4 3 4 62 2 2 3 3 4 3 2 4 4 4 4 0 3 4 57 3 1 4 1 4 3 1 3 4 4 3 4 4 3 58 4 3 3 4 4 3 3 2 4 2 2 3 3 3 60 3 2 3 2 3 3 3 1 4 3 4 3 3 4 59 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 54 3 1 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 66 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 59 47 32 48 39 53 43 41 41 53 51 49 50 48 50 899
Perhitungan Persentase Angket Sebelum Tindakan 1 4=7 3=5 2=3 1=0 15
46,67 33,33 20 0 100
2 4=5 33,33 3=10 66,67 2=0 0 1=0 0 15 100
8 4=0 3=5 2=7 1=3 15
9 0 33,33 46,67 20 100
15 4=9 60 3=5 33,33 2=1 6,67 1=0 0 15 100
100
4=2 3=5 2=8 1=0 15
4 13,33 33,33 53,33 0 100
5 4=0 3=10 2=3 1=2 15
0 66,67 20 13,33 100
6 4=0 0 3=4 26,67 2=4 26,67 1=7 46,66 15 100
4=2 3=8 2=4 1=1 15
13 13,33 53,33 26,67 6,67 100
4=7 3=7 2=0 1=1 15
20 46,67 46,67 0 6,66 100
26,67 66,67 6,66 0 100
10 4=1 6,67 3=9 60 2=3 20 1=2 13,33 15 100
11 4=8 53,33 3=7 46,67 2=0 0 1=0 0 15 100
12 4=3 20 3=8 53,33 2=3 20 1=1 6,67 15 100
46,67 46,67 6,66 0 15 100
17 4=5 33,33 3=9 60 2=1 6,67 1=0 0 15 100
18 4=8 53,33 3=6 40 2=0 0 1=0 0 15 100
19 4=4 26,66 3=10 66,67 2=1 6,67 1=0 0 15 100
4=4 3=10 2=1 1=0 15 16 4=7 3=7 2=1 1=0
4=6 3=9 2=0 1=0 15
3 40 60 0 0
7 4=3 3=11 2=1 1=0 15
20 73,33 18,75 6,67 100
14 4=4 26,67 3=4 26,67 2=6 40 1=1 6,66 15 100
Lampiran no.5 ANGKET KECERDASAN EMOSIONAL SIKLUS I NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Responden A B C D E F G H I J K L M N O P JUMLAH :
1 2 3 4 5 6 4 4 3 1 2 4 3 3 4 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 4 2 2 2 1 4 3 3 3 3 2 4 4 4 2 3 2 4 3 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 2 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 1 4 4 2 4 3 1 3 4 3 4 3 4 3 2 4 2 2 2 2 3 3 4 3 4 3 4 3 2 2 2 3 54 52 49 40 43 45
BUTIR SOAL/PERTANYAAN 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 3 1 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 4 1 2 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 2 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 4 0 3 4 4 3 3 2 2 4 3 4 2 3 4 2 3 3 2 3 3 2 3 4 2 2 2 3 4 3 3 3 4 1 4 4 4 4 2 4 3 3 4 2 3 3 4 4 2 2 4 4 3 3 4 2 4 3 4 3 3 4 3 2 2 4 3 4 2 3 4 3 2 4 3 4 3 2 3 1 2 2 2 3 4 2 4 2 4 1 4 2 4 2 4 2 1 1 3 2 2 1 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 1 2 4 4 3 3 4 3 3 2 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 48 36 54 46 44 50 43 44 58 40 50 50 52 51
JUMLAH 66 65 56 56 61 58 61 58 65 64 61 52 54 53 68 51 949
Perhitungan Persentase Angket Siklus I 1 4=10 3=2 2=4 1=0 16
2 46,67 33,33 20 0 100
4=5 3=10 2=1 1=0 16
8 4=1 3=11 2=3 1=1 16
31,25 62,5 6,25 0 100
4=5 3=7 2=4 1=0 16
3 31,25 43,75 25 0 100
4=5 3=6 2=3 1=2 16
10 31,25 37,5 18,75 12,5 100
4=5 3=8 2=3 1=0 16
17 31,25 50 18,75 0 100
9 6,25 68,75 18,75 6,25 100
15 4=12 75 3=3 18,75 2=0 0 1=1 6,25 16 100
4=8 3=6 2=2 1=0 16
50 37,5 12,5 0 100
16 4=2 13,33 3=6 40 2=7 46,67 1=0 0 15 100
4=1 3=7 2=7 1=1 16
4 6,25 43,75 43,75 6,25 100
4=3 3=6 2=7 1=0 16
11 18,75 37,5 43,75 0 100
4=5 3=9 2=1 1=1 16
18 31,25 56,25 6,25 6,25 100
4=3 3=7 2=4 1=2 6
5 18,75 43,75 25 12,5 100
4=5 3=8 2=3 1=0 16
12 31,25 50 18,75 0 100
4=7 3=6 2=3 1=0 16
19 43,75 37,5 18,75 0 100
4=3 3=8 2=4 1=1 16
6 18,75 50 25 6,25 100
7 4=3 3=10 2=3 1=0 16
4=2 3=8 2=5 1=1 16
13 12,5 50 31,25 6,25 100
14 4=2 12,5 3=9 56,25 2=4 25 1=1 6,25 16 100
4=7 3=7 2=0 1=2 16
20 43,75 43,75 0 12,5 100
18,75 62,5 18,75 0 100
Lampiran no.6 ANGKET KECERDASAN EMOSIONAL SIKLUS II
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Responden A B C D E F G H I J K L M N O P JUMLAH
1 3 4 3 3 4 4 3 3 2 4 3 4 4 2 4 3 53
2 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 56
3 4 3 2 2 3 4 1 4 1 4 4 4 4 2 4 3 49
4 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 1 3 3 1 2 42
5 2 3 3 3 3 2 1 3 2 4 2 4 4 3 4 2 45
6 1 3 2 1 2 2 4 4 1 3 2 4 2 2 4 2 39
BUTIR SOAL/PERTANYAAN 7 8 9 10 11 12 13 14 3 4 4 2 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 4 2 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 1 3 2 2 1 2 2 2 3 3 4 4 3 4 2 4 1 2 4 3 2 4 3 3 3 1 3 4 4 4 1 4 2 2 2 4 3 3 1 3 3 4 1 3 2 3 2 2 3 2 3 4 4 4 1 4 4 4 1 3 2 3 3 3 3 2 2 52 45 56 37 50 47 46 44
15 4 4 3 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 4 1 3 55
16 4 4 3 3 3 2 3 4 2 2 4 4 3 3 4 2 50
17 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 1 3 52
18 4 3 3 4 2 3 3 4 4 1 4 1 2 4 4 3 49
19 3 4 3 3 3 4 3 4 4 2 4 2 4 3 4 2 52
20 JUMLAH 4 66 4 71 4 58 4 62 4 61 2 64 4 57 4 66 4 54 3 60 3 62 2 59 4 63 3 55 4 65 3 52 56 975
Perhitungan Persentase Angket Siklus II 1
2
4=7 43,75 3=7 43,75 2=2 12,5 1=0 0 16 100
4=8 3=8 2=0 1=0 16
50 50 0 0 100
4=9 3=6 2=1 1=0 16
9 56,25 37,5 6,25 0 100
8 4=3 18,75 3=8 50 2=4 25 1=1 6,25 16 100 15 4=10 3=4 2=1 1=1 16
3 4=8 50 3=3 18,75 2=3 18,75 1=2 12,5 16 100 10
4=6 3=6 2=4 1=0 16
37,5 37,5 25 0 100
4=1 3=10 2=3 1=2 16
6,25 62,5 18,75 12,5 100
5
6
7
4=4 25 3=6 37,5 2=5 31,25 1=1 6,25 16 100
4=4 18,75 3=2 43,75 2=7 12,5 1=3 25 16 100
4=6 37,5 3=8 50 2=2 12,5 1=0 0 16 100
12
13
14
4=0 0 3=8 50 2=5 31,25 1=3 18,75 16 100
11 4=5 31,25 3=8 50 2=3 18,75 1=0 0 16 100
4=4 25 3=9 56,25 2=1 6,25 1=2 12,5 16 100
4=4 25 3=7 43,75 2=4 25 1=1 6,25 16 100
4=4 25 3=6 37,5 2=4 25 1=2 12,5 16 100
17 31,25 50 18,75 0 100
18 4=7 43,75 3=5 31,25 2=2 12,5 1=2 12,5 16 100
19 43,75 37,5 18,75 0 100
16 62,5 25 6,25 6,25 100
4
4=6 3=9 2=0 1=1 16
4=7 3=6 2=3 1=0 16
20 4=10 3=4 2=2 1=2 16
62,5 25 12,5 12,5 100