UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MELALUI METODE DISKUSI DENGAN MEDIA KOMIK (Studi Tindakan Pada Kelas XI MAN Lasem)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata (S1) Dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Islam
Oleh: SITI JANNATINNAIM NIM. 053111014
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2009
DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Km. 2 Semarang 50185 Telp/Fax. (024) 7601291
PENGESAHAN
Tanggal
Tanda Tangan
Ahmad Muthohar, M.Ag Ketua Sidang
_________________
_________________
Atik Rahmawati, M.Si. Sekretaris Sidang
_________________
_________________
Drs. Soediyono, M.Pd. Penguji I
_________________
_________________
Dra. Muntholi’ah, M.Pd. Penguji II
_________________
__________________
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tanggal
Musthofa Rahman, M.Ag NIP : 196911107 199603 1 001 Pembimbing I
Ahmad Muthohar, M.Ag. NIP : 19710403 199603 1 002 Pembimbing II
Tanda Tangan
MOTTO
⌧ 1
☯
…
Artinya: “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal…”. (QS. Yusuf : 111)
1
Departemen Agama RI, Alquran Al Karim dan Terjemah, (Kudus : Menara Kudus, 2006), hlm. 248
PERSEMBAHAN Dengan kesederhanaan dan kerendahan hati, simpul-simpul kata dalam jilidan kertas ini penulis persembahkan kepada : Ayahanda H.M Umar Faruq dan Ibunda HJ. Masniati Marhamah, beliau orang tua yang arif dan bijaksana serta memiliki peran yang sangat penting dalam hidupku, beliau yang selalu membimbing, memberikan kasih sayang serta perhatian dan pengarahan kepadaku. Suami Tercinta Moch Arifin, serta keluarga besar Bapak Suwondo dan Ibu Mutmainnah yang selalu memberi motivasi kepadaku.. Kakak- kakaku (M Najmuddin, Nisfuatun, Sukrin, Syafa’, Nur, Anis , Natsir, Zarkasi, Nurul, Ali, Tatik, Roudhoh, Yoko) serta keponakanku (Umam, Ayu, Intan, Sony, Iva, Aldis, Tyta, Rafif, Zuzu) yang telah memberikan semangat untukku membuat skripsi ini. Teman-temanku PAI A 2005 tempat berbagi ceria yang selalu berjuang bersama. Temen-temen Kost Amalia khususnya mbak soli yang selalu menghiburku dikala suka dan duka. Sahabatku Sundary, Mamy Ida, yang selalu memberikan semangat dan motivasi dalam pembuatan skripsi ini. Untuk semua : “Yang selalu memberi arti”
DEKLARASI Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah ditulis orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi dalam referensi yang penulis jadikan bahan rujukan.
Semarang,
Oktober 2009
Deklarator,
Siti Jannatinnaim NIM : 053111014
ABSTRAKS Siti Jannatinnaim (NIM : 053111014). Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran SKI Melalui Metode Diskusi Dengan Media Komik (Studi Tindakan Pada kelas XI MAN Lasem). Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2009. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Motivasi belajar SKI siswa di kelas XI MAN Lasem (2) Peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SKI kelas XI MAN Lasem dengan metode diskusi dengan media komik. Penelitian ini memakai studi tindakan (action research) pada siswa kelas XI MAN Lasem. Dari hasil observasi secara langsung di kelas XI melalui pra siklus, penelitian tindakan dapat diketahui metode yang digunakan oleh guru bidang studi mata pelajaran SKI yang belum secara penuh mengedepankan pembelajaran aktif dan cenderung terjadi komunikasi satu arah artinya siswa cenderung pasif dalam pembelajaran hal ini dapat dilihat dari kesiapan dan keaktifan pada saat pembelajaran berlangsung. Kesiapan dalam pembelajaran dan keaktifan siswa menggambarkan motivasi untuk mengikuti pembelajaran, dari jawaban nilai angket pra siklus juga masih di bawah standar. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi dan angket. Setelah dilaksanakan tindakan melalui pembelajaran dengan metode diskusi dengan media komik, dengan menciptakan suasana pembelajaran aktif maka suasana kelas menjadi hidup, siswa menjadi ter motivasi dalam belajar. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Pada tahap pra siklus dari jawaban angket motivasi belajar siswa mempunyai prosentase 61,2%, pada siklus 1 prosentase 70,8%, pada siklus 2 prosentase naik menjadi 72,47%.Sedangkan dari observasi prosentase pada pra siklus adalah 52,5 %. Pada siklus 1 setelah dilaksanakan tindakan motivasi belajar siswa meningkat meskipun belum melebihi standar menjadi 58,75%. Sedangkan pada siklus 2 setelah diadakan evaluasi pelaksanaan tindakan pada siklus 2 motivasi belajar mengalami peningkatan yaitu motivasi belajar siswa dapat diprosentasekan menjadi 68,75% . Dari tiga tahap tersebut jelas bahwa ada peningkatan sesudah diterapkan metode diskusi dengan media komik dengan sebelumnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti membuktikan bahwa ada peningkatan motivasi belajar dalam mengikuti pembelajaran dengan metode diskusi dengan media komik. Motivasi ini dapat dilihat dari keaktifan dan kesiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, serta dari hasil angket . Hasil penelitian tersebut, diharapkan dapat memberi pengetahuan kepada semua pihak (siswa, guru, orang tua) untuk dapat meningkatkan motivasi belajar pada mata pelajaran SKI memperkaya strategi dan metode pembelajaran.
KATA PENGANTAR Bismillahir Rohmanir Rohim Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga menjadikan lebih bermakna dalam menjalani hidup ini. Terlebih lagi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Melalui Metode Diskusi Dengan Media komik (Studi Tindakan Pada Kelas XI MAN Lasem)” dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa cahaya ilahi kepada umat manusia sehingga dapat mengambil manfaatnya dalam memenuhi tugasnya sebagai khalifah di muka bumi. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, saran-saran serta motivasi dari berbagai pihak sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Suatu keharusan bagi pribadi penulis untuk menyampaikan terimakasih kepada : 1. Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M.Ed, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo yang telah merestui pembahasan skripsi ini. 2. Drs. H. Mustaqim, M.Pd, selaku dosen wali studi yang telah banyak berjasa kepada penulis untuk membimbing penulis selama masa studi. 3. Musthofa Rahman M.Ag, dan Ahmad Muthohar, M.Ag, selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, pengarahan, petunjuk dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini. 4. Para dosen di lingkungan Fakultas Tarbiyah yang telah membekali berbagai ilmu dan pengetahuan selama menempuh studi di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 5. Bapak/Ibu karyawan perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan perpustakaan IAIN Walisongo, atas pelayanan selama penyusunan skripsi.
6. Stake holder MAN Lasem Rembang yang telah memberikan tempat kepada penulis dalam melakukan penelitian sehingga terciptanya kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Orang tuaku, Ayahanda H. M. Umar Faruq Ibunda HJ. Masniati Marhamah Bpk Suwondo Ibu Siti Mutmainah yang aku sayangi, Mas Arif, A’ Matc, beserta keluarga tercinta yang senantiasa memberikan semangat dan memperjuangkan segalanya demi suksesnya penulis menuntut ilmu. 8. Sahabatku (mbak Soly, Mamy Ida, Sundari, Aly, Eko, Ihsan) yang selalu memberikan motivasi, semangat dan selalu menemaniku. Teman-teman seperjuangan (PAI A angkatan 2005) semoga persahabatan yang telah terukir tetap selalu ada. 9. Teman-teman kost Amalia (Mbak Fitri, Mbak Dian, Dek Nikmah, The Eva, Santi, Sesy, Dani, Ani, Lia, Murti, Ifa, Dek Nik, Alfi, Saadah, Novi) yang selalu menghiburku dikala suka dan duka. 10. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini baik secara langsung maupun tidak, yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu, karena keterbatasan ruang. Harapan dan doa penulis, semoga amal dan jasa baik dari semua pihak dapat menjadi amal baik dan semoga mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam makna yang sesungguhnya, akan tetapi penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat, baik bagi penulis maupun bagi pembaca pada umumnya.
Semarang,
Agustus 2009
Penulis
Siti Jannatinnaim NIM : 053111014
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................
ii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... iii HALAMAN ABSTRAK .................................................................................... iv PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................
v
HALAMAN MOTTO ........................................................................................ vi HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vii KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii HALAMAN DAFTAR ISI ................................................................................ BAB I
BAB II
x
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .............................................................................
1
B. Penegasan Istilah .........................................................................
4
C. Rumusan Masalah.........................................................................
6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .....................................................
6
E. Kerangka Teori dan Hipotesis Tindakan .....................................
7
F. Metode Penelitian .........................................................................
9
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN UPAYA PENINGKATAN
MOTIVASI
BELAJAR
SISWA
MELALUI
METODE DISKUSI DENGAN MEDIA KOMIK PADA MATA PELAJARAN SKI A. Landasan Teori ............................................................................ 14 1. Motivasi Belajar .................................................................... 14 2. Metode Diskusi dengan Media Komik ................................... 18 3. Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ........................... 27 4. Hubungan Motivasi Belajar dengan Metode Diskusi dengan Media Komik ......................................................................... 30 B. Hipotesis Tindakan ....................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 33 1. Tempat Penelitian .................................................................. 33 2. Waktu Penelitian..................................................................... 33 B. Subjek Penelitian .......................................................................... 33 C. Prosedur Penelitian ....................................................................... 34 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Situasi dan Kondisi Tempat ........................................ 43 B. Analisis Penelitian Tindakan kelas Pra Siklus ............................ 44 C. Analisis Penelitian Tindakan Kelas Siklus 1 ................................ 48 D. Analisis Penelitian Tindakan Kelas Siklus 2 ............................... 53 E. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 57 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................. 60 B. Saran-saran .................................................................................. 61 C. Penutup ........................................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ruang Lingkup Pelajaran SKI Kelas XI .....................................
30
Tabel 3.2 Indikator keberhasilan ..................................................................
43
Tabel 4.3 Jawaban Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran SKI Pada Tahap Pra Siklus ...........................................
44
Tabel 4.4 Skor Observasi Motivasi Belajar Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran SKI Pada Tahap Pra Siklus ....................................
46
Tabel 4.5 Jawaban Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Diskusi Dengan Media Komik Pada Tahap Siklus I ............................................................................... Tabel 4.6
49
Skor Observasi Motivasi Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran SKI melalui Metode Diskusi Dengan Media Komik Pada Siklus 1 ..........................................................................................
Tabel 4.7
50
Jawaban Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Diskusi Dengan Media Komik Pada Tahap Pra Siklus ..........................................................................
Tabel 4.8
54
Skor Observasi Motivasi belajar dalam Mengikuti Pembelajaran Pada Siklus 2 .................................................................................
55
Tabel 4.9 Perbandingan Jumlah Skor dan Prosentase Motivasi Belajar Pada Tahap Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 ...............................
57
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Diagram Perbandingan Peningkatan Skor Angket dan Observasi ......................................................................................... 57
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaannya. Potensi kemanusiaan merupakan benih kemungkinan untuk menjadi benih manusia. Ibarat biji mangga bagaimanapun wujudnya jika ditanam dengan baik pasti menjadi pohon mangga bukan menjadi pohon jambu.1 Sebagai mata pelajaran yang dipastikan ada pada setiap lembaga pendidikan Islam mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam mengandung kegunaan yang sangat besar bagi kehidupan manusia, karena sejarah menyimpan atau mengandung kekuatan yang dapat menimbulkan dinamisme dan melahirkan nilai-nilai baru bagi pertumbuhan serta perkembangan kehidupan umat manusia. Sumber utama ajaran Islam (Al-Qur’an) mengandung cukup banyak nilai-nilai kesejarahan yang langsung atau tidak langsung mengandung makna yang besar pelajaran yang sangat tinggi bagi pimpinan umat, khususnya bagi umat Islam maka Tarikh dan ilmu Tarikh (sejarah) dalam Islam menduduki arti penting dan mempunyai kegunaan dalam kajian tentang Islam. Umat Islam dapat meneladani proses pendidikan Islam semenjak zaman Rasulullah SAW, zaman khulafaur Rasyidin, zaman ulama-ulama besar dan para pemuka gerakan pendidikan Islam.2 Seperti yang diungkapkan oleh Munawar Cholil bahwa: “Sesungguhnya pengetahuan Tarikh itu banyak gunanya, baik bagi urusan keduniaan maupun bagi urusan keakhiratan”. Barang siapa hafal (mengerti benar) tentang Tarikh, bertambahlah akal pikirannya. Tarikh itu bagi masa menjadi cermin. Sesungguhnya Tarikh itu menjadi cermin perbandingan bagi masa yang baru. Tarikh dan ilmu Tarikh itu pokok kemajuan suatu umat, manakala ada suatu 1
Umar Tirtaharja dan La Sula, Pengantar Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000),
hlm. 1 2
Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta : Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1986), hlm. 4-5
1
2
umat tidak memperhatikan Tarikh dan ilmu Tarikh, maka umat itu tentulah akan ketinggalan di belakang, dan manakala suatu umat sungguh-sungguh memperhatikan Tarikh dan ilmu Tarikh, maka tentulah umat itu maju ke muka.3 Berdasarkan kegunaan tersebut, maka semestinya pelajaran sejarah kebudayaan Islam merupakan mata pelajaran yang sangat penting, menarik, menyenangkan dan tidak membosankan. Kenyataan yang ada di sekolahsekolah tampaknya bukanlah demikian. Mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam bukanlah mata pelajaran yang menyenangkan melainkan membosankan. Selain itu juga kurang menarik dan cenderung membuat siswa gaduh dalam mengikutinya. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kelemahan dalam belajar SKI tersebut lebih disebabkan oleh kurangnya variasi dalam pembelajaran, yaitu misalnya penggunaan metode dan media agar menarik perhatian siswa dan merangsang siswa untuk belajar, karena sifatnya yang banyak cerita serta merasa jenuh yang akan menumbuhkan kurangnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kebudayaan islam tersebut. Hal ini bisa dilihat dari kecenderungan siswa yang bersifat pasif dalam menerima pelajaran SKI. Apalagi pada jam-jam siang. Untuk itu perlu adanya upaya untuk menggairahkan kembali motivasi belajar siswa. Teori Maslow menyatakan bahwa pemberian motivasi yang berhasil harus berasal dari pemenuhan kebutuhan dasar para siswa itu sendiri. Kebutuhan-kebutuhan tersebut meliputi, kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan keselamatan dan rasa aman, kebutuhan untuk diterima dan dicintai, kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan untuk merealisasikan diri.4 Untuk itu seorang guru harus belajar bagaimana cara-cara memotivasi belajar siswa. Banyak media pembelajaran yang dapat digunakan. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah komik. Komik merupakan bentuk kartun dimana perwatakan sama membentuk suatu cerita dan urutan gambar3
Ibid, hlm. 6 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2007), hlm.176 4
3
gambar yang berhubungan erat, dirancang untuk menghibur para pembacanya. Komik merupakan media yang unik yang menggabungkan teks dan gambar dalam bentuk yang kreatif. Komik adalah media yang sanggup menarik perhatian semua orang dari segala usia. Karena memiliki kelebihan, yaitu mudah dipahami gambar yang sederhana ditambah kata-kata dalam bahasa sehari-hari membuat komik dapat dibaca oleh semua orang.5 Media pembelajaran sebaiknya disertai dengan metode mengajar, sehingga media ini akan menjadi alat pengajaran yang efektif, untuk itu guru harus berani mencoba menggunakan metode pembelajaran, sehingga akan terjadi komunikasi dalam pembelajaran yaitu terjadi interaksi antara guru dan siswa. Ada beberapa metode dalam pembelajaran diantaranya adalah metode diskusi, yang mana seorang guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau penyusunan berbagai alternatif pemecahan masalah.6 Metode diskusi juga diperhatikan dalam Al-Qur’an dalam mendidik dan mengajar manusia dengan tujuan lebih memantapkan pengertian, dan sikap pengetahuan mereka terhadap sesuatu masalah. Perintah Allah dalam hal ini, agar kita mengajak ke jalan yang benar dengan hikmah dan mau’izhah yang baik membantah mereka dengan berdiskusi dengan cara yang paling baik. Seperti dalam Surat An-Nahl ayat 125.
☺ ☺ ☺ ☺ 5
Nana Sudjana dan Ahmad Rifa’i, Media Pengajaran (Bandung : CV. Sinar Baru, 1997),
6
Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002),
hlm. 64 hlm. 179
4
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.(QS. An-Nahl ayat 125)7 Dalam tafsir Al-Maraghi dijelaskan penggunaan metode terbaik di dalam ber dakwah dan berdebat yaitu ber dakwah dengan cara yang terbaik. Adapun pemberian petunjuk dan penyesatan, serta pembalasan atas keduanya, diserahkan kepada-Nya semata, bukan kepada selain-Nya. Sebab Dia lebih mengetahui tentang keadaan orang yang tidak mau meninggalkan kesesatan karena ikhtiar nya yang buruk, dan tentang keadaan orang yang mengikuti petunjuk karena dia mempunyai kesiapan yang baik. Apa yang digariskan Allah untukmu di dalam ber dakwah, itulah yang dituntut oleh hikmah, dan itu telah cukup untuk memberikan petunjuk kepada orang-orang yang mengikuti petunjuk, serta menghilangkan uzur orang-orang yang sesat.8 Dari permasalahan diatas dapat dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK) sebagai alternatif dalam penyelesaian permasalahan ini, Upaya penelitian tindakan kelas diharapkan dapat menciptakan budaya belajar dikalangan guru dan siswa. Penelitian tindakan kelas menawarkan peluang sebagai strategi pengembangan kinerja, sebab pendekatan penelitian ini menampilkan pola kerja yang bersifat kolaboratif.
B. Penegasan Istilah Untuk
menjaga
dan
mengantisipasi
timbulnya
kesalahpahaman
pengertian makna, sekaligus memberikan arah penelitian ini, maka di bawah ini perlu adanya penegasan istilah-istilah sebagai berikut: a. Motivasi Belajar
7
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Al Karim dan Terjemah, (Kudus: Menara Kudus, 2006), hlm. 281 8 Bahrun Abu Bakar, dkk, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, (Semarang: Toha Putra, 1992), hlm. 290
5
Motivasi merupakan kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu9, sedangkan belajar diartikan sebagai proses perubahan perilaku seseorang setelah mempelajari suatu objek (pengetahuan, sikap atau ketrampilan) tertentu.10 b. Sejarah Kebudayaan Islam Sejarah kebudayaan Islam merupakan pelajaran penting sebagai upaya untuk membentuk watak dan kepribadian umat. Mata pelajaran PAI yang mengkaji tentang peristiwa-peristiwa penting
berkenaan
dengan
perkembangan
agama
Islam
yang
memungkinkan terjadi pengenalan, penghayatan, dan penanaman nilai pad peserta didik atas ajaran dan semangat Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam.11 c. Metode Diskusi Metode diskusi adalah suatu metode di dalam mempelajari bahan atau menyampaikan bahan dengan jalan mendiskusikannya, sehingga berakibat menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laki murid.12 Adapun metode diskusi yang dimaksud di sini adalah cara yang dilakukan guru SKI dalam proses interaksi belajar untuk mencari jawaban dalam rangka mewujudkan tujuan pengajaran SKI. d. Media Komik Media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. 13 Komik adalah cerita bergambar yang umumnya mudah dicerna dan lucu.14 Media komik yang dimaksud disini adalah alat pengajaran yang efektif yang diharapkan mampu berperan sebagai
9
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 71 10 Hamzah B, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), hlm. 15 11 http://citraudecasi.wordpress.com/2008/01/25/peradaban-3/ 12 Zuhairini, dkk, Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhani, 1993), hlm. 78 13 Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 11 14 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai pustaka, 2005), hlm.583
6
jembatan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa karena sifatnya yang lucu dan mudah dipahami.
C. Rumusan Masalah Pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana motivasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam di kelas XI MAN Lasem? 2. Apakah dengan metode diskusi dengan media komik motivasi belajar SKI siswa kelas XI MAN Lasem dapat ditingkatkan?
D. Tujuan dan Manfaat penelitian Tidak terlepas dari pokok permasalahan diatas, maka tujuan penulisan skripsi ini adalah: 1. Untuk menemukan format skenario pembelajaran SKI dengan metode diskusi dengan menggunakan media komik. 2. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pembelajaran dengan metode diskusi dengan menggunakan media komik dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa. Hasil penelitian ini dapat memberi manfaat: 1. Secara teoritis Dengan adanya penelitian ini, maka penulis dapat mengetahui penggunaan media diskusi dengan media komik khususnya dalam pelajaran SKI di sekolah yang penulis teliti yaitu MAN Lasem. 2. Secara praktis a. Adanya metode dan media pembelajaran yang dapat memberi nuansa baru bagi siswa untuk dapat ter motivasi belajar dan dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran serta mampu menghadapi masalahmasalah baru dalam kehidupan yang semakin hari semakin beragam terutama dalam perkembangan zaman
7
b. Bagi guru, diperolehnya suatu kreativitas variasi pembelajaran yang sesuai dengan tuntunan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006) yang berdasarkan kurikulum 2004. yakni memberi banyak kreatifitas pada peserta didik dan pendidik sebagai fasilitator. c. Bagi pengembang kurikulum, diperolehnya ketepatan implementasi pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi. Jadi penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi seorang guru agar dapat mendidik para siswa secara maksimal, sehingga para siswa ter motivasi untuk belajar yang akan berpengaruh terhadap hasil belajarnya.
E. Kerangka Teori dan Hipotesis Tindakan 1. Landasan Teori Teori belajar menurut Gestalt dapat diterangkan sebagai berikut: pertama dalam belajar faktor pemahaman merupakan faktor yang penting. Dengan belajar dapat memahami hubungan antara pengetahuan dan pengalaman. Kedua dalam belajar, pribadi memegang peranan yang paling sentral. Belajar tidak hanya dilakukan secara reaktif-mekanistis belaka, tetapi dilakukan dengan sadar, bermotif dan bertujuan.15 Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologi dan kematangan kondisi siswa.16 Pada diri manusia terdapat kekuatan mental penggerak belajar. Kekuatan mental yang berupa keinginan, perhatian, kemauan itu disebut motivasi belajar. Komponen utama motivasi belajar adalah kebutuhan, dorongan dan tujuan siswa. Motivasi belajar sangat penting difahami oleh siswa dan guru.17
15
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), hlm.
16
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm.
17
Ibid, hlm. 108
101 97
8
Fungsi guru paling utama adalah memimpin anak didik nya membawa ke arah tujuan yang jelas. Guru harus mampu mengembangkan ketrampilan
mengajar yang menarik perhatian siswa untuk belajar,
diantaranya dengan metode diskusi. Secara umum metode diskusi sebagai salah satu metode interaksi edukatif diartikan sebagai metode di dalam mempelajari
bahan
dengan
jalan
mendiskusikannya,
sehingga
menimbulkan pengertian, pemahaman serta perubahan tingkah laku siswa.18 Media komik di harapkan mampu menjadi alat pengajaran yang efektif dan mampu berperan sebagai jembatan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. Karena komik merupakan media yang mempunyai sifat sederhana, jelas mudah di faham. Oleh karena itu media komik dapat berfungsi sebagai media yang informatif dan edukatif.19 2. Kajian Penelitian Pendukung Penelitian Titin Maryatin 2007 melakukan action research pada siswa kelas VII MTS As-Salafiyah Luwungragi Bulakamba Brebes yang mempunyai minat belajar rendah dengan menggunakan instrumen angket dari hasil penyebaran angket ada 11 siswa dari 25 kelas VII yang dijadikan sample. Setelah dilakukan tindakan melalui bimbingan belajar dengan menciptakan suasana yang dinamis dan menghilangkan rasa takut dihasilkan adanya peningkatan belajar pada mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam.20 Noor Sasanti 2007, Universitas Muhammadiyah Surakarta, dengan judul “Efektifitas Pembelajaran Kooperatif STAD dengan Media Komik Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas 7 Semester 2 SMP I Grobogan”. Hasilnya dalam menggunakan pembelajar kooperatif STAD dengan media
18
Zuhairini, dkk, Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhani, 1993), hlm. 78 Asnawir dan Basyiruddin, Op.Cit hlm.10 20 Titin Mariyatin, Upaya Peningkatan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran SKI Melalui Bimbingan Belajar Kelas VII MTs Assalafiyah Brebes, (Semarang : IAIN Walisongo Semarang) 19
9
komik dapat menarik perhatian dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 7 semester 2 SMP I Grobogan.21 3. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka teoritik tersebut, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan: “melalui metode diskusi dengan media komik, maka motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SKI dapat ditingkatkan”.
F. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian tindakan kelas (classroom
action
research).
Penelitian
tindakan
merupakan
suatu
pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam kelas secara bersama.22 Senada dengan Ebbut Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.23 1. Model Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas ini dipilih model spiral dari Kemmis dan Taggart yang terdiri dari beberapa siklus tindakan dalam pembelajaran berdasarkan refleksi mengenai hasil dari tindakan-tindakan pada siklus sebelumnya. Dimana setiap siklus tersebut terdiri dari empat tahapan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan. pengamatan (observasi), dan refleksi.
21
Noor Sasanti, Efektivitas Pembelajaran STAD Dengan Media Komik Terhadap Haisl Belajar Siswa Kelas 7 Semester 2 SMP 1 Grobogan, (Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2007), hlm. 23 22 Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : Yrama Widya, 2008), hlm. 13 23 Ebbut, dikutip dalam Wiriatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 12
10
Model Spiral dari Kemmis dan Taggart Perencanaan Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan ?
Dst.24
Prosedur penelitian tindakan kelas ini adalah terdiri dari 4 tahap. Secara rinci prosedur penelitian tindakan ini sebagai berikut: a. Perencanaan 1) Mengidentifikasi khusus 2) Mengidentifikasi masalah 3) Mencarikan Alternatif pemecahan 4) Membuat satuan tindakan (pemberian bantuan) b. Pelaksanaan tindakan
24
Rochiati Wiraatmaja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung ; Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 66
n
11
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan tindakan
upaya
meningkatkan
motivasi
belajar
siswa
dalam
pembelajaran SKI yang telah direncanakan. c. Observasi Dalam tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan observasi yang telah dipersiapkan. Peneliti mempersiapkan lembar observasi yang telah disiapkan untuk mengetahui kondisi kelas terutama motivasi belajar siswa dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini hasil pengamatan kemudian didiskusikan dengan kolaborator yaitu guru bidang study SKI Dra. Nadhirah untuk didiskusikan dan dicari solusi dari permasalahan yang ada pada waktu pembelajaran berlangsung. d. Refleksi Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan dianalisis dalam tahap ini. Berdasarkan hasil observasi guru dapat merefleksi diri tentang upaya meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran SKI. Dengan melihat dan observasi, apakah kegiatan yang telah dilakukan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam belajar SKI. Berdasarkan hasil refleksi ini akan dapat diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya. 2. Fokus dan Ruang lingkup Penelitian Dalam penelitian ini, penulis lebih memfokuskan pada ruang lingkup masalah penelitian yang bertumpu pada upaya meningkatkan motivasi belajar dalam pembelajaran SKI dengan metode diskusi dengan media komik pada siswa kelas XI MAN Lasem. 3. Variabel penelitian : a. Keaktifan siswa b. Perhatian siswa c. Motif
12
d. Perasaan senang e. Kebutuhan 4. Kolaborator Kolaborator dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah orang yang membantu mengumpulkan data-data tentang penelitian yang sedang di garap bersama-sama dengan peneliti. Kolaborator dalam penelitian ini adalah Guru SKI di MAN Lasem yaitu Ibu. Dra.Nadhiroh.
5. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Berikut ini merupakan jadwal rencana kegiatan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan di MAN Lasem. Penelitian dimulai dari tanggal 13 juli sampai tanggal 13 agustus, pengajaran dilaksanakan setiap hari kamis. pra siklus dilaksanakan pada hari kamis tanggal 23 juli peneliti mengamati pembelajaran SKI dengan metode ceramah dan pengerjaan LKS, setelah selesai diberikan sebuah angket untuk mengetahui seberapa besar motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SKI khususnya di kelas XI IA2. siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 30 juli, peneliti sebagai guru di dalam pembelajaran dengan metode diskusi dengan media komik peneliti mencatat perubahan yang terjadi pada siswa. Siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 6 agustus peneliti juga sebagai guru dan pengamat mencatat perubahan-perubahan yang terjadi setelah dilaksanakan tindakan siklus 1. 6. Metode Pengumpulan Data dan Pengolahan Data a. Cara pengumpulan data 1. Metode angket atau kuesioner Kuesioner
adalah
sejumlah
pertanyaan
tertulis
yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang di ketahui.25
25
Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), hlm.151
13
Metode ini akan dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang besarnya motivasi belajar SKI siswa MAN Lasem kelas XI dengan menggunakan metode diskusi dengan media komik. 2. Observasi Pengamatan adalah catatan secara sistematis fenomenafenomena yang diselidiki. 26 dilakukan pada tiap siklus untuk membuat Pengamatan kesimpulan pelaksanaan pembelajaran pada siklus tersebut yang akan direfleksikan pada siklus berikutnya. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang kesiapan dan keaktifan siswa dalam berdiskusi sehingga akan diketahui motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SKI kelas XI MAN Lasem. b. Tehnik Analisis Data Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan ide yang disarankan oleh data. Data-data yang diperoleh dari penelitian melalui pengamatan, dengan menggunakan metode yang lain kemudian diolah dengan analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian
indikator
keberhasilan
tiap
siklus
dan
untuk
menggambarkan keberhasilan pembelajaran dengan metode diskusi dengan media komik dalam pembelajaran SKI. Adapun tehnik pengumpulan data yang berbentuk kuantitatif berupa data-data yang disajikan berdasarkan angka-angka maka analisis yang digunakan adalah prosentase dengan rumus sebagai berikut: Skor yang dicapai Nilai =
X 100 % Skor maksimal
26
Sutrisno Hadi, Metodologi Research jilid II, (Yogyakarta: And Offset, 2004), hlm151
14
Tehnik analisis data ini dilakukan untuk mengambil data dari observasi pada tiap siklus untuk mengetahui perubahan-perubahan motivasi belajar siswa yang terjadi pada tiap siklus.
15
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MELALUI METODE DISKUSI DENGAN MEDIA KOMIK (STUDI TINDAKAN PADA KELAS XI MAN LASEM)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) Dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam
IAIN WA L I S O N G O SEMARANG
Disusun Oleh : SITI JANNATINNAIM 053111014
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2009
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI DENGAN MEDIA KOMIK PADA MATA PELAJARAN SKI
A. Landasan Teori 1. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat diartikan daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas demi tercapainya suatu tujuan.1 Istilah motif berasal dari akar kata bahasa latin “motive” yang kemudian menjadi “motion”, artinya gerak atau dorongan untuk bergerak.2 Menurut Ngalim Purwanto motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu.3 Sedangkan dalam kamus besar Bahasa Indonesia motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar / tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.4 Dari pengertian motivasi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa secara harfiah motivasi berarti dorongan, alasan, kehendak atau kemauan, sedangkan secara istilah motivasi adalah daya penggerak kekuatan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu, memberikan arah dalam mencapai tujuan, baik yang didorong atau dirangsang dari luar maupun dari dalam dirinya.
1
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 71 2 Abdurrahman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1993), hlm. 114 3 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 60 4 Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 759
14
15
Sedangkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.5 Menurut Clifort T Morgan ; “Learning may be defined as any relatifavely permanent change in behavior which occurs as a result of experience or practice”.6 Artinya : belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan hasil pengalaman yang lalu. Menurut Shaleh Abdul Aziz Majid dalam kitab At- Tarbiyatul wa Thurukut Tadris :
ﺇﻥ ﺍﻟﺘﻌﻠﻢ ﻫﻮ ﺗﻐﻴﲑ ﰲ ﺫﻫﻦ ﺍﳌﺘﻌﻠﻢ ﻳﻄﺮﺃ ﻋﻠﻰ ﺧﱪﺓ ﺳﺎﺑﻘﺔ ﻓﻴﺤﺪﺙ ﻓﻴﻬﺎ 7 ﺗﻐﻴﲑﺍﺟﺪﻳﺪﺍ “Sesungguhnya belajar adalah merupakan perubahan tingkah laku pada hati (jiwa) si pelajar berdasarkan pengetahuan yang sudah dimiliki menuju perubahan baru” Menurut Muhibin Syah, belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individual yang relatif tetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.8 Dari definisi belajar yang dikemukakan oleh para tokoh, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang sebagai akibat latihan dan pengalaman yang dilaksanakan secara sadar dan sengaja sehingga menimbulkan pengetahuan, kecakapan dan ketrampilan serta tingkah laku yang lebih baik.
5
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), hlm. 2 6 Clifort T, Morgan, Introduction To Psikologi, (Newyork : The Mc Graw Hill Book tt), hlm. 63 7 Sholeh Abdul Aziz, At-Tarbiyatul wa Thurukut Tadris, (Mesir: Al Ma’arif, 1979), hlm. 169 8 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan, dengan pendekatan baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 92
16
b. Macam-Macam Motivasi 1) Motivasi di lihat dari dasar pembentukannya a) Motif bawaan Adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Contohnya, dorongan makan, minum. b) Motif yang dipelajari. Motif yang timbul karena dipelajari, contoh: dorongan untuk belajar ilmu pengetahuan. 2) Motivasi menurut pembagian Wood Worth dan Marquis. a) Motif Organis, contoh: kebutuhan untuk makan, minum, bernafas, seksual dan beristirahat. b) Motif darurat, atau rangsangan dari luar, antara lain :dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas. c) Motif Objektif, menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, manipulasi untuk menaruh minat. Muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar secara efektif. 3) Motivasi Jasmaniah dan Rohaniah. Sebagian ahli menggolongkan jenis motivasi menjadi dua jenis yakni: Motivasi jasmaniah dan motivasi Rohaniah. Motivasi Jasmaniah misalnya: refleks, insting otomatis, nafsu, sedangkan Motivasi Rohaniah yakni kemauan.9 4) Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik. a) Motivasi Intrinsik Adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri).
10
misalnya murid
mungkin belajar menghadapi ujian karna dia senang dengan mata pelajaran yang diujikan.
9
Sardiman, Op.Cit, hlm 84-86 John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Kencana, 2007), hlm. 514
10
17
Unsur-unsur motivasi instrinsik 1) Dorongan, atau alasan adalah kondisi psikologi yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, jadi tingkah laku bermotivasi adalah tingkah laku yang di latar belakangi oleh adanya kebutuhan dan diarahkan pada pencapaian suatu tujuan. 2) Minat, atau kemauan W.S. Winkel mengartikan minat dalam belajar sebagai kecenderungan seseorang yang menetap untuk merasa tertarik pada obyek tertentu atau bidang studi tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu. 3) Perhatian, adalah banyak sedikitnya perhatian yang mengenai aktifitas yang dilakukan, perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekelompok obyek.11 b) Motivasi Ekstrinsik Adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada di luar perbuatan yang dilakukannya, karena dorongan dari luar seperti adanya hadiah dan menghindari hukuman.12 Unsur motivasi ekstrinsik 1) Orang tua, adalah sebagai motivator utama dan pertama dalam kegiatan belajar anak. Karena sebagian kehidupan anak adalah di rumah bersama dengan orang tuanya, dan sejak lahir juga sudah ada ikatan batin yang kuat antara anak dan orang tuanya. 2) Guru, sebagai pendidik dan pengajar, di samping
bertugas
menyampaikan materi pelajaran juga berfungsi sebagai motivator
11 12
91
Winkel Ws, Psikologi Pendidikan Evaluasi Belajar, (Jakarta: Gramedia, 1983), hlm 30 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), hlm.
18
c. Fungsi Motivasi 1. Mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan sesuatu. 2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah perwujudan suatu tujuan tersebut. Makin jelas tujuan itu, makin jelas pula jalan yang akan ditempuh. 3. Menyelesaikan perbuatan, yakni menentukan perbuatan apa yang harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu, dan mengesampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu.13 Jadi yang dimaksud motivasi belajar adalah kekuatan penggerak dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan proses perubahan tingkah laku seseorang dalam masalah pengetahuan, kecakapan dan ketrampilan serta tingkah laku baru yang lebih baik. Dorongan disini berasal dari diri sendiri maupun dari luar dirinya.
2. Metode Diskusi dengan Media Komik a. Metode Diskusi 1) Pengertian Metode Diskusi Kata “diskusi” berasal dari bahasa latin, yaitu “discussus” yang berarti “to examine”. “discussus” terdiri dari akar kata “dis” dan “cuture”. “Dis” artinya terpisah, dan “cuture” artinya menggoncang atau memukul. Secara etimologis “discuture” berarti suatu pukulan yang memisahkan sesuatu. Atau membuat sesuatu menjadi jelas dengan cara memecahkannya.14 Zuhairini dkk, mengemukakan, metode diskusi adalah metode di dalam mempelajari bahan atau menyampaikan bahan
13
Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 77 Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), hlm. 145 14
19
dengan jalan mendiskusikannya, sehingga berakibat menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku murid.15 Suryo Subroto juga mengemukakan, diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa yang bergabung dalam satu kelompok untuk saling bertukar pendapat tentang sesuatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah.16 Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian pelajaran melalui sarana pertukaran pikiran untuk memecahkan persoalan yang dihadapi.17 Sedangkan menurut Usman Basyirudin, diskusi adalah suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara rasional dan objektif yang menimbulkan perhatian dan perubahan tingkah laku anak dalam belajar.18 Metode diskusi dapat diartikan sebagai jalan untuk memecahkan suatu masalah yang memerlukan beberapa jawaban alternatif yang dapat mendekati kebenaran dalam proses belajar mengajar (PBM), yang dapat merangsang murid untuk berfikir sistematis, kritis dan bersikap dalam menyumbangkan pikiranpikirannya untuk memecahkan suatu permasalahan. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa metode diskusi adalah salah satu cara alternatif yang dapat dipakai oleh seseorang guru di kelas, tujuannya adalah memecahkan masalah dari para siswa. Sedangkan metode diskusi dalam proses belajar mengajar adalah sebuah cara yang dilakukan dalam mempelajari 15
Zuhirini dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya : Usana Offset Printing, 1981), hlm. 89 16 Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), hlm. 179 17 Conny Semiawan dkk, Pendekatan Ketrampilan Proses, Bagaimana Mengaktifkan Siswa dalam Belajar, (Jakarta : Grasindo, 1992), hlm. 76 18 Usman Basyirudin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta Ciputat Pers, 2002), hlm. 36
20
bahan atau penyampaian materi dengan jelas mendiskusikannya, dengan rujukan dapat menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku pada siswa. 2) Bentuk-bentuk Diskusi a) Whole Group Merupakan bentuk diskusi kelas dimana peserta nya duduk setengah lingkaran, guru bertindak sebagai pemimpin, dan topik sudah direncanakan.19 b) Buzz Group Bentuk diskusi ini kelas dibagi menjadi kelompokkelompok kecil 3-4 peserta. Tempat duduk diatur sedemikian rupa agar para siswa dapat bertukar pikiran dan ber tatap muka dengan mudah. Biasanya diadakan di tengah-tengah pelajaran atau di akhir pelajaran dengan maksud memperjelas dan mempertajam permasalahan dalam pembelajaran.20 c) Diskusi Kelompok Dalam diskusi kelompok biasanya dapat berupa diskusi kelompok kecil 4-6 peserta atau diskusi kelompok besar 7-15 anggota, dipimpin oleh seorang ketua dan seorang sekretaris. d) Syndicate Group Bentuk diskusi ini, kelas di bagi menjadi kelompok kecil terdiri dari 3-6 peserta, masing-masing kelompok mengerjakan tugas-tugas tertentu atau tugas yang bersifat komplementer. Guru menjelaskan garis besar permasalahan, menggambarkan aspek-aspek nya, dan tiap kelompok diberi tugas untuk mempelajari aspek-aspek tertentu. Guru diharapkan dapat menyediakan sumber informasi atau referensi sebagai rujukan oleh peserta didik.21
19
Ibid hlm. 40 Ibid 21 Ibid hlm. 41 20
21
e) Symposium. Dalam symposium biasanya terdiri dari pembawa makalah, penyangga, moderator, notulen, serta beberapa peserta
symposium.
Pembawa
makalah
menyampaikan
makalah nya 10-15 menit, selanjutnya diikuti penyanggah dan tanggapan dari para audien, kemudian disimpulkan dalam bentuk rumusan hasil simposium.22 f) Panel Pada diskusi panel di mana satu kelompok kecil 3-6 peserta mendiskusikan suatu subyek tertentu, duduk dalam susunan semi melingkar, dipimpin oleh seorang moderator.23 g) Brain Stroming Group Kelompok menyumbangkan ide-ide tanpa dinilai segera, setiap anggota kelompok mengeluarkan pendapatnya. Hasil belajar yang diharapkan agar anggota kelompok belajar menghargai pendapat orang lain, dan menumbuhkan rasa percaya diri dalam mengembangkan ide-idenya.24 h) Informal Debate Kelas dibagi menjadi dua tim dan mendiskusikan subyek yang cocok untuk diperdebatkan tanpa memperhatikan peraturan perdebatan formal. Yang diperdebatkan bersifat problematik bukan bersifat faktual. i) Colloquium Seseorang atau beberapa orang manusia sumber menjawab pertanyaan dari audien. Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa atau mahasiswa menginterviu manusia sumber tersebut.25
22
Ibid Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta :Rineka Cipta, 1998), hlm. 9 24 J J Hasibun dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung :Remaja Rosda Karya, 1995), hlm. 21 25 Ibid hlm. 22 23
22
j) Fish Bowl Beberapa orang peserta dipimpin oleh seorang ketua mengadakan diskusi untuk mengambil suatu keputusan. Tempat duduk diatur setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap peserta diskusi. Kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi, seolah-olah melihat ikan berada dalam mangkuk (fish bowl) sedang kelompok diskusi berdiskusi, kelompok pendengar yang ingin menyampaikan pendapatnya dapat masuk duduk di kursi kosong tersebut dan meninggalkan kursi setelah selesai berbicara. 3) Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi a) Kelebihan Metode diskusi 1). Mempertinggi partisipasi siswa secara individual dan kelas sebagai keseluruhan.26 2). Metode diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses belajar.27 3). Memperoleh sambutan yang lebih aktif bila dibandingkan dengan hasil dari metode ceramah. 4). Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan pelajarannya masing-masing. 5). Dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap demokratis para siswa.28 b) Kelemahan Metode Diskusi 1). Jalannya diskusi lebih sering didominasi oleh siswa partisipan yang pandai, sehingga mengurangi peluang siswa lain untuk memberi kontribusi.
26
Winarno Surachmadi, Metodologi Pengajaran Nasional, (Bandung :CV Jemmas, tt),
hlm. 84 27 Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, (Jakarta :Raja Grafindo Persada, 1993), hlm. 49 28 Suryo Subroto, Op.Cit .hlm 185
23
2). Jalannya diskusi sering terpengaruh oleh pembicaraan yang menyimpang dari topik pembahasan masalah, sehingga pertukaran pikiran menjadi asal-asalan. 3). Diskusi biasanya menyita waktu, sehingga tidak sejalan dengan prinsip efisiensi.29 4). Adanya sebagian siswa yang kurang berpartisipasi secara aktif dalam berdiskusi dapat menimbulkan sikap acuh tak acuh. 5). Para siswa mengalami kesulitan mengeluarkan ide-ide atau pendapat mereka secara ilmiah atau sistematis.30 Sebagaimana telah disebutkan di atas, bahwa setiap metode yang dipakai dalam proses belajar mengajar (PBM) mempunyai kelebihan dan kekurangan, demikian halnya dengan metode diskusi, oleh karena itu pendidik hendaknya menggunakan metode ini sesuai dengan situasi dan kondisi yang kondusif. b. Media Komik 1) Pengertian Komik Sebagai media instruksional edukatif komik mempunyai sifat yang sederhana, jelas, mudah dan bersifat personal. Yang mempunyai
unsur-unsur
sederhana,
langsung,
humor
dan
menggunakan bahasa percakapan. Menurut Ahmad Rohani, komik adalah suatu kartun yang mengungkapkan suatu karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat, dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan pada para pembaca, yang biasanya berbentuk berita bergambar. Yang terdiri atas berbagai situasi cerita bersambung dan bersifat humor.31
29
Muhibin Syah, Op.Cit, hlm. 208 Usman Basyirudin, Op.Cit, hlm. 38 31 Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta : Rineka Cipta, 1997), hlm. 78 30
24
Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rifai, komik diartikan suatu
bentuk
kartun
yang
mengungkapkan
karakter
dan
menerangkan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan pada pembaca.32 Menurut Will Eisner dalam bukunya Graphic storytelling, komik adalah tatanan gambar dan balon kata yang berurutan, sedangkan Scott Mc Cloud berpendapat bahwa komik diartikan sebagai gambar yang melihatnya.33 Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa komik sebagai media instruksional edukatif, yang mempunyai sifat sederhana, jelas, mudah dan bersifat personal. Cerita mengenai diri pribadi, sehingga pembaca dapat segera mengidentifikasikan dirinya melalui perasaan serta tindakan dari perwatakanperwatakan tokoh utamanya. Cerita ringkas dan menarik perhatian, dilengkapi dengan aksi, bahkan dalam lembaran surat kabar dan buku-buku biasanya, komik dibuat lebih hidup serta diolah dengan pemakaian warna-warna yang menarik perhatian. Dalam
rangka
mengenalkan
komik
sebagai
media
instruksional, guru harus bisa membangkitkan motivasi siswa, misalnya selain dengan percobaan serta berbagai kegiatan yang kreatif. 2) Komik Sebagai Media Pembelajaran. Luasnya popularitas komik telah mendorong banyak guru bereksperimen, dengan medium ini untuk maksud pembelajaran. Dalam rangka pengenalan komik sebagai media instruksional, guru harus dapat menggunakan motivasi potensial dari buku komik tersebut dan harus bisa membangkitkan motivasi belajar siswa. 32
Nana Sudjana dan Ahmad Rifai, Media Pengajaran, (Bandung : Sinar Baru, 1997), hlm.
64 33
Maya Lestari, “Sejarah Tentang Komik”, http://hansteru.wordpress.com./2007/12/05/jumat,21-11-2008
25
Media grafis termasuk media visual, didefinisikan sebagai media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui suatu kombinasi pengungkapan kata-kata, dan gambar-gambar. Jenis-jenis media grafis yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran meliputi bagan, diagram, poster, kartun dan komik.34 Media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan saluran yang dipakai menyangkut indra penglihatan, pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual.35 Simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Selain fungsi umum tersebut, secara khusus grafis berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperluas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.36 Peranan pokok dari buku komik dalam pengajaran adalah kemampuannya dalam menciptakan minat para siswa. Penggunaan komik dalam pengajaran sebaiknya dipadukan dengan metode mengajar, sehingga komik dapat menjadi alat pengajaran yang efektif. Komik merupakan suatu bentuk bacaan dimana anak membacanya tanpa harus dibujuk. Melalui bimbingan dari guru komik dapat berfungsi sebagai jembatan untuk menumbuhkan motivasi belajar para siswa.37 Perlu disadari oleh para guru banyak bacaan komik di pasaran atau di perpustakaan yang sifatnya tidak selalu mendidik dan mengarahkan pembaca (siswa) ke hal-hal yang imajinatif. Yang demikian itu harus dipahamkan pada siswa supaya mereka 34
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Op. Cit. hlm. 68 Arif Sardiman dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 28 36 Ibid, 29 37 Ahmad Rohani, Op.Cit . hlm. 79 35
26
tidak tersesat oleh bacaan-bacaan komik yang demikian. Guru harus mengarahkan mereka supaya selektif dalam membaca komik. Walaupun komik dapat menumbuhkan motivasi belajar tetapi jangan sampai siswa terlena dengan bacaan komik sehingga mereka lupa dengan buku pelajarannya. Komik merupakan media penyampaian ide, gagasan dan bahkan kebebasan berfikir. Isi pesan dari komik itulah yang menjadi kunci. Selama komik belum menemukan kunci sebagai media yang mengajarkan seperti peran tertutup antara pembuat komik, pembaca, orang tua dan sekolah akan terus berlangsung. Lain halnya kondisi komik di negara Jepang. Negara yang warganya super sibuk maka komik dijadikan sebagai pilihan media penyampaian pesan yang efektif. Komik di sana tidak hanya untuk kalangan anak-anak namun juga untuk kalangan remaja bahkan dewasa. Media bukanlah pesan, sedangkan isi pesan dapat disesuaikan dengan kapasitas kemampuan tiap individu untuk menerimanya. Komik merupakan media yang sangat diminati dengan gambar dan cara bertuturnya yang lugas.38 Komik merupakan bentuk kartun di mana perwatakan sama membentuk suatu cerita dalam urutan gambar-gambar yang berhubungan erat dirancang untuk menghibur para pembacanya. Walaupun komik telah mencapai popularitas secara luas terutama sebagai medium hiburan, ternyata komik juga memiliki nilai edukatif yang tidak diragukan. Pemakaiannya yang luas dengan ilustrasi berwarna, alur cerita ringkas dengan perwatakan orangnya yang realistis menarik semua siswa dari berbagai tingkat usia. Buku-buku komik dapat dipergunakan
secara
efektif
oleh
guru-guru
dalam
usaha
membangkitkan motivasi belajar. 38
http :// Teknologi Pendidikan. Wordpress. Com/2006/09/12/Buku Terlarang itu Bernama Komik./jumat, 21-11-2008
27
Jadi yang dimaksud metode diskusi dengan media komik disini adalah proses belajar mengajar pada mata pelajaran SKI yang menggunakan media komik sebagai bahan untuk diskusi yang efektif diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SKI.
3. Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam a. Pengertian SKI SKI merupakan mata pelajaran sejarah yang ada di sekolah– sekolah madrasah, seperti MI, MTS, MA. SKI adalah singkatan dari Sejarah Kebudayaan Islam. Sejarah adalah asal-usul atau kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau. 39 Sejarah sebagai ilmu tentang waktu. Membicarakan tentang perkembangan, kesinambungan, pengulangan, dan perubahan yang dialami oleh umat manusia. Sejarah ialah ilmu tentang sesuatu yang mempunyai makna sosial. Kebudayaan adalah pikiran, akal budi, adat istiadat. Sedangkan Islam adalah Agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, berpedoman pada kitab suci Al-Qur’an yang di turunkan ke dunia sebagai wahyu Allah SWT. SKI adalah mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai mengenai proses perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia dari masa lampau hingga kini.40 b. Fungsi SKI Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berfungsi: 1. Pengenalan peristiwa-peristiwa penting dari sejarah Islam 2. Pengenalan produk-produk peradaban Islam serta tokoh-tokoh pelopornya.
39
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm
1011 40
Sarwono, “Sejati Belajar Sejarah” http://sekolahfaforit.blogspot.com/2007/12/dialektika-sejarah.html 23 april 2009.
28
3. Pengembangan
rasa
kebangsaan,
penghargaan,
terhadap
kepahlawanan, kepeloporan, semangat keilmuan dan kreativitas para tokoh pendahulu. 4. Penanaman nilai bagi tumbuh dan berkembangnya nilai sikap kepahlawanan, kepeloporan, keilmuan dan kreativitas, pengabdian serta peningkatan rasa cinta tanah air dan bangsa. 5. Memahami dan mengambil ibrah sejarah dakwah Nabi Muhammad SAW. 6. Mengapresiasi fakta dan makna peristiwa-peristiwa bersejarah dan mengaitkannya dengan fenomena kehidupan sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni. 7. Meneladani tokoh-tokoh Islam.41 c. Ruang Lingkup SKI Ruang lingkup Sejarah kebudayaan Islam di MA kelas XI meliputi : Memahami dan mengambil ibrah sejarah dakwah Nabi Muhammad
pada
periode
Makkah
dan
Madinah,
masalah
kepemimpinan umat setelah Rasulullah SAW wafat, perkembangan Islam pada abad pertengahan/zaman kemunduran (1250 M-1800), abad pertengahan/zaman kemunduran, masa modern/zaman kebangkitan (1800 - sekarang), serta perkembangan islam di Indonesia dan di Dunia Tabel 2.1 Ruang Lingkup Pelajaran SKI Kelas XI Kelas XI Semester I 1.
Standar Kompetensi Memahami keteladanan dakwah Rasulullah dalam membina umat
1.1
1.2
41
Kompetensi Dasar Menceritakan sejarah dakwah Rasulullah pada periode Makkah dan Madinah Mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah Rasulullah pada periode Makkah dan Madinah
Permanag No 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Pendidikan Agama (Sejarah Kebudayaan Islam).
29
1.3
1.4
2. Kemampuan mendiskripsikan, mengidentifikasi dan mengevaluasi sejarah islam di Andalusia dan mengambil hikmahnya
2.1 2.2 2.3
Mengidentifikasi hasil perjuangan Rasulullah dalam pada periode Makkah dan Madinah Mengambil ibrah dari perjuangan Rasulullah periode Makkah dan Madinah Mengevaluasi penyebab keruntuhan Daulah Umayyah II Mengidentifikasi kejayaan islam pada masa Daulah Muwahhidun Mengidentifikasi kejayaan islam pada masa Daulah Muwahhidun
Kelas XI Semester II Standar Kompetensi 1.
Kompetensi Dasar
Memahami perkembangan 1.1. Islam pada masa modern 1.2.
1.3.
2.
Memahami perkembangan 2.1 Islam di Indonesia 2.2 2.3
3. Memahami perkembangan Islam di Dunia
3.1 3.2 3.3
Menjelaskan perkembangan Islam pada masa Modern Menampilkan contoh perkembangan Islam pada masa nodern Mengambil hikmah dari perkembangan Islam pada masa modern Menjelaskan perkembangan Islam di Indonesia Menampilkan contoh perkembangan Islam di Indonesia Mengambil hikmah dari perkembangan Islam di Indonesia Menjelaskan perkembangan Islam pada masa Dunia Menampilkan contoh perkembangan Islam di Dunia Mengambil hikmah dari perkembangan Islam di Dunia
d. Tujuan SKI Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MA bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
30
a. Membangun
kesadaran
peserta
didik
tentang
pentingnya
mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma islam yang
dibangun
oleh
Rasulullah
SAW
dalam
rangka
mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam b. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan. c. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah. d. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau. e. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.42
4. Hubungan Motivasi Belajar dengan Metode Diskusi dengan Media Komik Dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik motivasi instrinsik maupun motivasi ekstrinsik sangat diperlukan. Motivasi bagi pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam kegiatan belajar mengajar. Ada beberapa bentuk dan cara menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar diantaranya adalah : a. Memberi angka Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai belajarnya, angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat.
42
Peraturan Mentri Agama Indonesia Nomor 2 tahun 2008 Tujuan Mata Pelajaran SKI
31
b. Pemberian hadiah Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidak selalu demikian karena hadiah tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dengan pekerjaan tersebut c. Persaingan Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. d. Ego involvement Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertahankan harga diri, merupakan bentuk motivasi yang sangat penting. e. Memberi ulangan mengetahui hasil Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan, oleh karena itu memberi ulangan juga sebagai sarana motivasi. f. Memberi pujian Pujian sebagai akibat pekerjaan yang di selesaikan dengan baik merupakan motivasi yang baik. g. Hasrat untuk belajar Siswa harus di tumbuhkan motivasi untuk belajar. h. Minat tujuan yang diakui. Motivasi selalu mempunyai tujuan, kalau tujuan itu berarti dan berharga bagi siswa maka ia akan berusaha untuk menjaganya.43 Untuk menumbuhkan motivasi salah satunya adalah hasrat untuk belajar berarti pada diri anak itu memang ada motivasi untuk belajar sehingga hasilnya akan lebih baik misalnya dengan berbagai variasi KBM dengan metode diskusi dengan media komik Metode diskusi sebagai salah satu alternatif yang dipakai oleh seorang guru di kelas, bertujuan memecahkan masalah dari para siswa, sedangkan metode diskusi dalam proses pembelajaran sebagai cara yang 43
Sardiman Op,Cit, hlm. 91
32
dilakukan dalam mempelajari bahan atau penyampaian materi dengan jelas dengan cara mendiskusikannya dengan rujukan dapat menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku. Sedangkan komik merupakan media penyampaian ide, gagasan dan bahkan kebebasan berfikir, isi pesan dari komik itulah yang menjadi kunci komik sebagai media pembelajaran. Maka dari itu dengan adanya pembelajaran diskusi dengan media komik diharapkan mampu menjadi alat pengajaran yang efektif dan mampu berperan sebagai jembatan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. Karena komik merupakan media yang mempunyai sifat sederhana, jelas dan mudah dipahami.
B. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka teoritik tersebut, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan “Melalui metode diskusi dengan media komik, maka motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SKI dapat ditingkatkan”.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian di MA Negeri Lasem tepatnya di Jalan Sunan Bonang Km 01. Dengan dasar pertimbangan sebagai berikut. a. Lokasi sekolah yang strategis, mudah dijangkau oleh kendaraan umum dan keadaan sekolah yang menarik. b. Sarana dan prasarana sekolah yang lengkap, dan semua pihak sekolah yang bersedia membantu untuk mengadakan penelitian. c. Suasana sekolah yang nyaman, tertib, dan rapi, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan memudahkan peneliti dalam mengadakan penelitian.
2. Waktu Penelitian Penelitian ini diadakan selama 1 bulan terhitung mulai izin penelitian secara lisan dan tertulis. Sedangkan pelaksanaan penelitian atau pengumpulan data mulai tanggal 13 Juli 2009 sampai dengan 13 Agustus 2009
B. Subjek Penelitian Adapun subjek penelitian yang dikenai tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Siswa kelas XI IPA 2 MA Negeri Lasem semester I tahun ajaran 20092010. 2. Peneliti sebagai pengamat sekaligus guru di dalam melakukan pembelajaran dengan metode diskusi dengan media komik..
33
34
C. Prosedur Penelitian Suharsini Arikunto menyatakan “Penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”. Penelitian tindakan kelas bukan sekedar mengajar seperti biasanya, tetapi harus mengandung suatu pengertian, bahwa tindakan yang dilakukan berdasarkan atas upaya meningkatkan hasil, yaitu lebih baik dari sebelumnya. Penelitian tindakan kelas (PTK) dalam istilah Inggris adalah Classs Action Research (CAR).1 Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas serta profesionalisme guru dalam menangani proses belajar mengajar, agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Data yang diperoleh berupa data deskriptif dan kuantitatif yang menggunakan perhitungan statistik sederhana. 1. Model Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas ini dipilih model spiral dari Kemmis dan Taggart yang terdiri dari beberapa siklus tindakan dalam pembelajaran berdasarkan refleksi mengenai hasil dari tindakan-tindakan pada siklus sebelumnya. Dimana setiap siklus tersebut terdiri dari empat tahapan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi), dan refleksi.
1
hlm3
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas , (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006),
35
Model Spiral dari Kemmis dan Taggart Perencanaan Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan ?
dst.2
2. Siklus Kegiatan Siklus kegiatan dirancang dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kegiatan diterapkan dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran SKI melalui metode diskusi dengan media komik. Metode diskusi dengan media komik ini mampu mengaktifkan siswa dalam belajar khususnya mata pelajaran SKI yang ada di kelas XI IA2 MA Negeri Lasem. Tahapan dalam penelitian ini disusun melalui siklus penelitian. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian dirancang dalam tiga tahap yaitu pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Pelaksanaan tiap tahap akan diambil 1 kelas dengan kolaborator guru pengampu mata pelajaran SKI yaitu Ibu Dra. Nadhiroh. a. Pra Siklus Tahap pra siklus ini peneliti akan melihat pembelajaran SKI secara langsung di kelas XI IA2 MA Negeri Lasem. Dalam pembelajaran SKI di kelas XI IA2 tersebut belum menggunakan model pembelajaran 2
Rochiati Wiraatmaja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung ; Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 66
36
secara aktif dan masih menggunakan metode ceramah yang siswanya masih belum banyak ikut aktif dalam proses pembelajaran dan cenderung terjadi komunikasi yang pasif. Artinya seolah-olah guru yang bicara dan siswa atau peserta didik hanya mendengarkan dan keberanian untuk bertanya terhadap suatu masalah yang belum jelas yang ada di benak mereka belum dapat diungkapkan secara maksimal.3 Di akhir pembelajaran peneliti membagikan angket untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada pelajaran SKI. Apakah kompetensi
yang
diharapkan
sudah
dapat
tercapai
dengan
menggunakan metode ceramah? Apakah siswa terlibat aktif dalam proses pembelajarannya? b. Siklus 1 Pelaksanaan siklus 1 menggunakan kelas XI IA2 yang diampu oleh Ibu Dra. Nadhiroh. Langkah-langkah besar dalam siklus 1 dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang akan dijelaskan sebagai berikut: 1) Perencanaan a) Meninjau
kembali
rancangan
pembelajaran
yang
telah
disiapkan. Penekanan perencanaan disini adalah menyiapkan peserta didik benar-benar berada pada suasana penyadaran diri untuk tetap ter motivasi belajar dengan menekankan pada keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan berada pada konsentrasi terhadap materi pengajaran SKI yang sedang dibahas atau dipelajari. b) Menyiapkan Rencana Pembelajaran sesuai dengan metode diskusi dengan media komik. Di dalam menyiapkan rencana pembelajaran ini ditekankan pada hasil angket dan pengamatan pada pra siklus yang menekankan pada keaktifan siswa melalui metode diskusi dengan media komik agar memberikan kesan menyenangkan. 3
Hasil Pengamatan di kelas XI IA2 MA Negeri Lasem 23 juli 2009
37
c) Bersama dengan guru SKI peneliti: (1) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam PBM. (2) Menentukan pokok bahasan. (3) Mengembangkan skenario pembelajaran. (5) Menyiapkan sumber belajar. (7) Mengembangkan format observasi pembelajaran. 2) Pelaksanaan Peneliti sekaligus guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan oleh peneliti. Adapun langkahlangkah pembelajaran dengan metode diskusi dengan media komik dalam mata pelajaran SKI pada siklus 1 ini secara garis besar sebagai berikut: a) Guru memberikan apersepsi tentang materi pembelajaran yang akan dibahas b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran c) Guru melaksanakan pembelajaran dengan metode diskusi dengan media komik, menilai melalui lembar observasi atau pengamatan berkaitan dengan motivasi belajar di dalam kelas serta mencatat apa yang terjadi di dalam kelas pada siklus 1 terkait dengan pelaksanaan pembelajaran SKI dengan metode diskusi dengan media komik. d) Guru menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran. e) Untuk menghemat waktu pembelajaran di dalam kelas terkait dengan penggunaan metode diskusi dengan media komik yaitu pembentukan kelompok dilakukan diluar jam pelajaran yang kemudian diumumkan pada waktu pembelajaran. f) Peneliti memberikan media komik dan didiskusikan melalui kelompok dan peneliti menilai bagaimana aktivitas siswa dalam kelompok tersebut, melalui diskusi antar kelompok
38
diharapkan peserta didik dapat ter motivasi untuk menuangkan ide berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang dibahas. Dan di akhir pelajaran peneliti membagikan angket. 3) Pengamatan a) Guru mengamati motivasi belajar peserta didik pada siklus 1 b) Guru mengamati pada setiap kegiatan yang dilakukan siswa. Dimulai dari permasalahan yang muncul pada awal pelajaran hingga akhir pelajaran. Berikan penilaian tentang indikator keaktifan dan ketrampilan proses yang telah disiapkan. c) Guru mengamati hasil pengamatan dan wawancara, apakah sudah mencapai standar? d) Peneliti mengamati keberhasilan dan hambatan-hambatan yang dialami dalam proses pembelajaran yang belum sesuai dengan harapan penelitian. 4) Refleksi a) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan b) Secara kolaboratif guru mitra dan peneliti menganalisis dan mendiskusikan hasil pengamatan. Selanjutnya membuat suatu refleksi, apakah ada yang perlu dipertahankan dan diperbaiki? c) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil observasi untuk tindakan berikutnya d) Membuat kesimpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus 1 dan d akhir penelitian peneliti membagikan angket. c. Siklus 2 Untuk pelaksanaan siklus 2 yang dilaksanakan di kelas XI IA2 adalah sebagai tindak lanjut evaluasi dari pelaksanaan siklus 1. Langkah-langkah yang dilakukan dalam siklus 2 dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
39
1) Perencanaan a) Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah. b) Meninjau kembali rencana pembelajaran yang disiapkan untuk siklus 2 dengan melakukan revisi sesuai hasil refleksi siklus 1. Penekanan pada siklus ini adalah motivasi dan keaktifan belajar siswa. c) Menyiapkan lembar kerja observasi yaitu pengamatan terhadap kegiatan belajar peserta didik di kelas dengan metode diskusi dengan media komik. 2) Pelaksanaan Guru sekaligus peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan oleh peneliti dan di revisi berdasarkan evaluasi pada siklus 1. a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran b) Memberikan gambaran konsep pembelajaran. c) Melakukan tindakan pembelajaran sesuai dengan skenario dan hasil refleksi. d) Melaksanakan
pembelajaran
sesuai
dengan
rencana
pembelajaran dengan metode diskusi dengan media komik dalam pembelajaran SKI e) Setelah pembelajaran selesai peneliti membagikan angket. 3) Pengamatan a) Pengamatan dilakukan bersamaan dengan tindakan, dengan menggunakan
instrumen
yang
telah
tersedia.
Fokus
pengamatan adalah kegiatan siswa dalam berdiskusi sesuai dengan skenario pembelajaran. b) Peneliti
mengamati
pelaksanaan
pembelajaran
dan
dibandingkan dengan siklus 1 c) Guru bersama peneliti mengamati sudah mencapai standar
hasil observasi apakah
40
d) Peneliti mengamati keberhasilan dan hambatan-hambatan yang dialami dalam proses pembelajaran yang belum sesuai dengan harapan penelitian. e) Hasil pengamatan dan angket dianalisis untuk memperoleh gambaran bagaimana dampak dari tindakan yang dilakukan. Jika permasalahan sudah terselesaikan dan sudah dirasa cukup maka tindakan akan dihentikan. Akhir pembelajaran di bagikan angket. 4) Refleksi Refleksi pada siklus kedua ini dilakukan untuk melakukan penyempurnaan
tentang
pelaksanaan
pembelajaran
dengan
menggunakan metode diskusi dengan media komik yang diharapkan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam rangka untuk mencapai kompetensi mata pelajaran SKI secara maksimal. d. Indikator Tabel 3.2 Indikator keberhasilan Siswa dalam pembelajaran No 1.
Indikator Kesiapan menerima
Aspek Perilaku yang Diamati Suasana kelas tenang dan siswa
pelajaran
mengkondisikan diri menerima
Indikator pencapaian
pelajaran
mencapai 5 kadar diskoring dengan skala (1 s.d 5). Indikator pencapaian diatas 65
Ketenangan atau suasana kelas saat pelajaran dimulai Pada saat pelajaran dimulai siswa mendengarkan penjelasan guru Perhatian siswa terpusat dan aktivitas pembelajaran siswa tampak bersemangat.
41
Siswa menyiapkan buku pelajaran dan sumber belajar lainnya yang berkaitan dengan materi pelajaran 2.
Keaktifan siswa dalam
Keaktifan mengikuti pelajaran
pembelajaran.
Keaktifan dalam bertanya
Indikator pencapaian
Keaktifan dalam menjawab
mencapai 5 kadar dengan skala (1 s.d 5). Indikator pencapaian
pertanyaan Keaktifan mengikuti jalannya diskusi Keaktifan dalam mengungkapkan
diatas 65
pendapat. Kekompakan dalam menyelesaikan tugas individu Kekompakan dalam Menyelesaikan tugas kelompok Ketrampilan siswa dalam mengungkapkan dan membuat kesimpulan.
e. Tehnik Pengumpulan Data Dalam hal ini, peneliti menggunakan beberapa metode untuk menggali informasi yang dibutuhkan. Metode yang dipakai oleh peneliti untuk mendapatkan informasi tersebut antara lain sebagai berikut: 1. Metode angket atau kuesioner Kuesioner
adalah
sejumlah
pertanyaan
tertulis
yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang di ketahui.4 Metode ini akan dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang motivasi
4
Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), hlm.151
42
belajar SKI siswa MAN Lasem kelas XI dengan menggunakan metode diskusi dengan media komik. 2. Observasi Pengamatan adalah catatan secara sistematis fenomenafenomena yang diselidiki.5 dilakukan pada tiap siklus untuk membuat Pengamatan kesimpulan pelaksanaan pembelajaran pada siklus tersebut yang akan direfleksikan pada siklus berikutnya. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang kesiapan dan keaktifan siswa dalam berdiskusi sehingga akan diketahui motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SKI kelas XI MAN Lasem.
5
Sutrisno Hadi, Metodologi Research jilid II, (Yogyakarta: And Offset, 2004), hlm151
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Situasi dan Kondisi Tempat Tempat penelitian ini adalah di MA Negeri Lasem (MAN Lasem) yang beralamatkan di jalan Sunan Bonang km 01 Lasem terletak di desa Ngemplak Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang. MAN Lasem berada pada tempat yang strategis karena terletak diantara lembaga pendidikan maupun pemerintahan. Di sebelah selatan terdapat SD 2 Ngemplak, disebelah barat terdapat SD 1 Soditan dan SD 2 Soditan dan disebelah utara ada SMA 1 Lasem. Disekitarnya juga terdapat kantor Polres Rembang, Kodim dan kantor Kecamatan Lasem. Disepanjang jalan Sunan Bonang ini juga terdapat SMA Muhammadiyah Lasem, MTsN Lasem, SMP/SMK/MA NU Lasem serta SMP 2 Lasem. MAN Lasem berada di kota Lasem yang merupakan daerah pesisir pantai, namun disekelilingnya juga terdapat pegunungan yaitu gunung Argo Kajar. Hal ini dapat menambah keindahan suasana belajar di MAN Lasem, disamping itu juga dapat memudahkan siswa MAN Lasem untuk studi lapangan seperti mempelajari kehidupan satwa laut, mempelajari aneka ragam tumbuhan alam pegunungan dan sebagainya. Dari hasil observasi sebelum diadakan tindakan penelitian dengan mengadakan wawancara dengan guru bidang studi SKI kelas XI IA2 serta melihat data dari Bimbingan Konseling merupakan kelas yang mempunyai tingkat motivasi yang rendah dalam mata pelajaran SKI, tetapi sesungguhnya mempunyai kemampuan yang cukup sehingga dapat diterapkan metode diskusi. Dengan diterapkannya metode diskusi dengan media komik dalam pembelajaran SKI diharapkan motivasi belajar siswa akan mengalami peningkatan.
43
44
B. Analisis Penelitian Tindakan Tahap Pra Siklus Pelaksanaan pembelajaran pra siklus untuk kelas XI IA2 yang diampu oleh Ibu Dra Nadhiroh. Dilaksanakan pada hari kamis tanggal 23 juli 2009. Tahap pra siklus ini materi yang diajarkan adalah tentang keteladanan dakwah rasulullah dalam membina umat. Tahap pra siklus ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran SKI di kelas sebelum diterapkannya metode diskusi dengan media komik, dengan melihat atau mengamati secara langsung pembelajaran yang ada di kelas, kemudian dicatat yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Pada tahap pra siklus ini selain peneliti mendampingi guru mitra saat mengajar dalam kelas, peneliti juga melakukan observasi ketika proses pembelajaran berlangsung. Selanjutnya di akhir pembelajaran peneliti memberikan angket. Angket ini adalah untuk mengetahui motivasi siswa dalam belajar SKI sebelum diterapkannya metode diskusi dengan media komik. Dari hasil angket tersebut, diperoleh rata-rata nilai sebesar 61,2 %. Secara keseluruhan keberhasilan pada pra siklus ini belum mencapai ketuntasan minimal SKI yang ditentukan melalui standar belajar yaitu 65. Tabel 4.3 Jawaban Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran SKI Pada Tahap Pra Siklus NO
NAMA
1 Achmad Irwanto
Skor NILAI 34
68
NO 23
NAMA Muhammad Ali
Skor NILAI 24
48
Allaludiniah 2 Achmad Nur Cholik
24
50
24 Muhamad Arif Irfan
29
58
3 Aizzatin Nafisah
20
40
25 Nailil Ifa
42
84
4 Amirotus Sholihah
37
74
26 Nanik Andiyani
32
64
5 Anita Sari
23
46
27 Nanik Susi Wulandari
20
40
6 Aries Wibawo
27
54
28 Nurul Qomqriyqh
28
56
7 Aulia
31
62
29 Nurul Zainuddin
20
40
Maratussholihah
45
8 Eka Nur’aini Liya R
38
76
30 Qurrota A’yunin
35
70
9 Feny Erlina Nur’aini
28
56
31 Reza Khoirunnisa
28
56
10 Heti Nurcahyanti
44
88
32 Robiatul Adawiyah
29
58
11 Himatul Ulya
30
60
33 Rofikoh Desika Candra
37
74
12 Kadar Nirma Sari
41
82
34 Shofiul Anam
32
64
13 Khafidzotuzzumairoh
29
58
35 Sholihatun Ma’rifah
32
64
36 Siti Nurjannah
19
38
14 Koriyah
I
15 Qurotul Ayun
31
62
37 Sopyan
29
58
16 Lida Finoria Fitriani
28
56
38 Sri Wahyuningsih
34
68
17 M.A. Sahal Baihaqi
18
36
39 Sri Winarti
37
74
18 Mariatun Qoniah
28
56
40 Syakur
27
54
19 Marlina Febriyanti
38
76
41 Tia Nurul Jayanti
24
48
20 Masniyyah
26
52
42 Ummi Fatimiyah
38
76
21 Moch. Abdul Ghofur
36
72
43 Ummi Luthfiyatun T
48
96
22 Muh Abid Muzakki
29
58
44 Umrotun Khasanah
31
62
Rata-rata Ket: Nilai =
skor siswa yang diperoleh siswa x 100 skor maksimal (50)
Pada pelaksanaan pra siklus ini, yang motivasi belajarnya masih di bawah standar adalah 29 siswa dari 44, 24 siswa menjawab negative yaitu, Cholik, Anita, Aries, Aulia, Feny, Ulya, Khafidhoh, kurotul ayun, Lida, Mariatun, Masniyyah, Abid, Ali, Irfan, Nanik, Nurul, Reza, Robiatul, Anam, Sholihatun, Sopyan, Syakur, Umrotun. Dan 5 siswa menjawab netral yaitu, Aizzatin, Baihaqi, Susi, Zainuddin, Siti. Dari prosentase jawaban angket di atas dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi belajar SKI siswa XI IA2 masih dibawah rata-rata, untuk memotivasi siswa adalah bagaimana strategi guru mengemas pelajaran SKI agar memberikan kesan bahwa SKI adalah pelajaran yang menyenangkan. Untuk itu perlu adanya media dan metode yang digunakan sebagai alat untuk memudahkan siswa belajar dalam memahami pelajaran SKI misalnya dengan metode diskusi dengan media komik.
61,2%
46
Tabel 4.4 Skor Observasi Motivasi Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran SKI Pada Tahap Pra Siklus
Sub
Indikator 1
Jumlah
Indikator 2
Skor
Indikator 1 2 3 4 5 6 7 8 Jumlah Skor
1 0 0 0 0 0 0 0 0 -
2 0 0 0 0 0 0 0 0 -
3 0 0 0 0 0 0 0 0 -
4 0 0 1 1 0 0 0 0 8
5 1 1 0 0 1 0 0 0 15
1 0 0 0 0 1 0 0 0 1
2 0 1 0 0 0 0 0 1 4
3 1 0 1 0 0 1 0 0 9
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0 0 1 0 5
8 7 7 4 6 3 5 2 42
Keterangan : Indikator I
: Kesiapan menerima pelajaran
Indikator II
: Keaktifan dalam pembelajaran
Skor
: 5 (sangat baik) 4 (baik) 3 (cukup) 2 (rendah) 1 (kurang) Untuk hasil pengamatan oleh peneliti yang dilihat dari indikator
kesiapan dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran SKI pada tahap pra siklus dapat diprosentasekan bahwa kesiapan dan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran sebelum diterapkan metode diskusi dengan media komik yaitu: Skor yang dicapai Nilai :
X 100 % Skor maksimal
:
42 X 100% 80
: 52,5 %
47
Dari hasil pengamatan pada tahap pra siklus tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa siswa belum terlibat aktif secara penuh dalam proses pembelajaran. Keaktifan siswa adalah sebagai indikator adanya motivasi belajar dalam proses pembelajaran. Siswa yang kesiapan nya matang dalam pembelajaran dan aktif dalam kelas menunjukkan adanya motivasi atau keinginan untuk bisa. Rendahnya motivasi belajar siswa pada kelas XI IA2 yang menjadi obyek penelitian dapat ditunjukkan dari prosentase hasil penilaian keaktifan dan kesiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran yaitu sebesar 52,5 % yang masih berada dibawah ketentuan yaitu 65 %. Selama proses belajar berlangsung aspek yang menunjukkan adanya belajar aktif belum secara maksimal terpenuhi, seperti penataan ruangan atau tempat duduk masih model konvensional. Hal ini cenderung penguasaan kelas yang belum maksimal, dan peneliti mengamati masih ada siswa yang tempat duduk nya paling belakang masih melaksanakan aktivitas selain pembelajaran seperti halnya bicara sendiri atau berbisik-bisik serta mengerjakan tugas pada mata pelajaran selain pelajaran SKI. Berkaitan dengan hasil angket yang dilakukan di akhir pembelajaran didapat bahwa rata-rata siswa XI IA2 mempunyai motivasi yang masih rendah dalam pembelajaran SKI. Setelah mengamati secara langsung pada proses pembelajaran SKI kelas XI IA2 pada tahap pra siklus, kemudian peneliti mendiskusikan dengan guru mitra untuk tahap berikutnya yaitu pada tahap siklus 1. Sebelum melaksanakan siklus berikutnya ada beberapa hal yang dapat diidentifikasi untuk pelaksanaan tindakan pada siklus 1, yaitu: a. Pelaksanaan pembelajaran masih pada komunikasi satu arah. b. Pembelajaran yang ada di kelas berkaitan dengan sumber pembelajaran masih bergantung pada Lembar Kerja Siswa (LKS). c. Belum adanya hubungan timbal balik antara guru dan murid yang berkaitan dengan pembelajaran siswa. d. Adanya penerapan satu metode yaitu ceramah, membuat peserta didik menjadi jenuh dan perhatian siswa belum terfokus pada satu permasalahan.
48
e. Berkaitan dengan pembelajaran aktif penataan ruang kelas belum mencerminkan pembelajaran aktif, yaitu penataan bangku yang masih model konvensional. Dari refleksi diatas didapatkan beberapa solusi terhadap permasalahan proses belajar mengajar di kelas berkaitan dengan motivasi belajar siswa. Permasalahan tersebut kemudian didiskusikan dengan guru mitra atau kolaborator untuk mencari solusi tersebut atau mendiskusikan tentang metode pembelajaran yang akan diterapkan yaitu metode diskusi dengan media komik. Solusi ataupun hasil diskusi tersebut akan diterapkan menjadi sebuah tindakan untuk tahap berikutnya yaitu pada siklus 1.
C. Analisis Penelitian Tindakan Kelas Siklus 1 Penelitian Tindakan Kelas pada siklus 1 dilaksanakan oleh peneliti dengan ibu Dra Nadhiroh sebagai guru mitra atau kolaborator peneliti sekaligus sebagai pengampu mata pelajaran SKI kelas XI IA2 di MA Negeri Lasem. Pada siklus 1 ini observasi dilakukan di kelas XI IA2 dengan materi “Metode dakwah Nabi periode Makkah” pada tanggal 30 juli. Dalam siklus 1 ini, solusi yang diperoleh dari tahap refleksi pada tahap pra siklus sebagai tindakan untuk mengatasi permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran SKI di kelas kaitannya dengan meningkatkan motivasi belajar. Peneliti dan kolaborator yaitu guru mitra atau guru SKI kelas XI IA2 di MA Negeri Lasem. sebelum melaksanakan tindakan pada tahap siklus pertama melakukan diskusi terlebih dahulu tentang tindakan yang akan diambil untuk menyelesaikan permasalahan yang didapat pada tahap pra siklus terutama bagaimana menciptakan suasana belajar yang tidak menjenuhkan yang akan membawa dampak motivasi belajar siswa. Tindakan tersebut kemudian didiskusikan dengan kolaborator
untuk
menjadi alternatif
pemecahan masalah. Tindakan tersebut adalah : 1. Melaksanakan pembelajaran yang ada di kelas dengan metode diskusi dengan media komik.
49
2. Meninjau kembali Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada tahap pra siklus. 3. Melaksanakan komponen pembelajaran yang ada pada pembelajaran diskusi. 4. Menciptakan ruangan yang mencerminkan pembelajaran aktif yaitu mengubah bangku untuk kelompok diskusi.
Tabel 4.5 Jawaban Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Diskusi Dengan Media Komik Pada Tahap Siklus I NO
NAMA
1 Achmad Irwanto
Skor NILAI 35
70
NO 23
NAMA Muhammad Ali
Skor NILAI 37
74
Allaludiniah 2 Achmad Nur Cholik
25
50
24 Muhamad Arif Irfan
42
84
3 Aizzatin Nafisah
34
68
25 Nailil Ifa
41
82
4 Amirotus Sholihah
37
74
26 Nanik Andiyani
46
92
5 Anita Sari
36
72
27 Nanik Susi Wulandari
20
40
6 Aries Wibawo
29
58
28 Nurul Qomqriyqh
34
68
7 Aulia Maratussholihah
35
70
29 Nurul Zainuddin
19
38
8 Eka Nur’aini Liya R
39
78
30 Qurrota A’yunin
40
80
9 Feny Erlina Nur’aini
40
80
31 Reza Khoirunnisa
37
74
10 Heti Nurcahyanti
47
94
32 Robiatul Adawiyah
30
60
11 Himatul Ulya
37
74
33 Rofikoh Desika
37
74
Candra 12 Kadar Nirma Sari
48
96
34 Shofiul Anam
31
62
13 Khafidzotuzzumairoh
34
68
35 Sholihatun Ma’rifah
32
64
14 Koriyah
38
76
36 Siti Nurjannah
20
40
15 Qurotul Ayun
38
76
37 Sopyan
31
62
16 Lida Finoria Fitriani
41
82
38 Sri Wahyuningsih
40
80
17 M.A. Sahal Baihaqi
20
40
39 Sri Winarti
38
76
18 Mariatun Qoniah
41
82
40 Syakur
30
60
50
19 Marlina Febriyanti
46
92
41 Tia Nurul Jayanti
30
60
20 Masniyyah
28
56
42 Ummi Fatimiyah
39
78
21 Moch. Abdul Ghofur
42
84
43 Ummi Luthfiyatun T
46
92
22 Muh Abid Muzakki
31
62
44 Umrotun Khasanah
37
74
Rata-rata Ket : Nilai =
70,8 %
skor siswa yang diperoleh siswa x 100 skor maksimal (50)
Tindakan siklus 1 ini juga menunjukkan adanya peningkatan skor angket yang telah diisi oleh siswa yang sebelumnya masih 24 siswa belum mencapai ketuntasan, kini menurun menjadi 9 siswa yaitu, Aries, Masniyyah, Abid, Robiatul, Anam, Sholihatun, Sopyan, Syakur, Tia. Dan
4 siswa
menjawab netral yaitu, Baihaqi, Susi, Zainuddin, Siti.
Tabel 4.6 Skor Observasi Motivasi Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran SKI melalui Metode Diskusi Dengan Media Komik Pada Siklus 1 Sub
Indikator 1
Jumlah
Indikator 2
Skor
Indikator 1 0 0 0 0 0 0 0 0 -
1 2 3 4 5 6 7 8 Jumlah Skor Keterangan :
2 0 0 0 0 0 0 0 0 -
3 0 1 1 0 0 0 0 0 6
4 1 0 0 1 1 0 0 0 12
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 -
2 0 0 0 0 0 1 0 0 2
3 0 0 0 0 1 0 1 0 6
Indikator I
: Kesiapan menerima pelajaran
Indikator II
: Keaktifan dalam pembelajaran
Skor
: 5 (sangat baik) 4 (baik) 3 (cukup)
4 1 1 1 0 0 0 0 1 16
5 0 0 0 1 0 0 0 0 5
8 7 7 9 7 2 3 4 47
51
2 (rendah) 1 (kurang) Hasil pengamatan oleh peneliti yang dilihat dari indikator kesiapan dan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran SKI pada tahap siklus 1 dapat dipresentasikan bahwa kesiapan dan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran setelah diterapkan metode diskusi dengan media komik yaitu: Skor yang dicapai Nilai :
X 100 % Skor maksimal
:
47 X 100% 80
: 58,75 % Dari hasil pengamatan pada tahap siklus 1 tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa mulai ada peningkatan kesiapan belajar maupun keaktifannya dalam proses pembelajaran. Keaktifan siswa adalah sebagai indikator adanya motivasi belajar dalam proses pembelajaran. Siswa yang kesiapannya matang dalam pembelajaran dan aktif dalam kelas menunjukkan adanya motivasi atau keinginan untuk bisa. Peningkatan tersebut dapat ditunjukkan dari prosentase hasil penilaian keaktifan dan kesiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran yaitu sebesar 58,75 % meskipun belum melebihi standar yaitu 65 %.
Dalam pelaksanaan tindakan pada tahap siklus 1 terjadi suatu
peningkatan mengenai kesiapan dan keaktifan bertanya. Dengan model pembelajaran yang diterapkan yang berbeda pada tahap pra siklus yaitu metode diskusi dengan media komik terlihat adanya peningkatan walaupun penerapannya belum secara optimal dan masih banyak kendala-kendala yang harus diperbaiki untuk siklus berikutnya. Peningkatan tersebut yaitu adanya ketenangan kelas pada saat pelajaran akan dimulai, perhatian peserta didik dalam mengikuti pelajaran sudah mulai terfokus sedikit demi sedikit, banyak
52
yang terlihat aktif bertanya, mengungkapkan ide atau pengetahuan tentang sejarah dakwah Nabi SAW.1 Dari hasil wawancara dengan siswa juga didapatkan bahwa siswa mulai suka dengan media komik awalnya merasa asing tapi lama-lama mereka malah semakin aktif dalam berdiskusi, misalnya dengan cara memerankan karakter tokoh yang ada dalam media komik tersebut sebagai cara untuk berdiskusi. Setelah observasi selesai dilaksanakan peneliti bersama guru mitra sebagai kolaborator dalam Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI IA2 MA Negeri Lasem kemudian mengadakan diskusi berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode diskusi dengan media komik, untuk membahas tentang hal-hal yang harus diperbaiki berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas yang menggunakan metode diskusi dengan media komik. Pelaksanaan pembelajaran di siklus 1 ini adanya pembelajaran yang sudah mulai aktif dan terjadinya komunikasi dua arah seperti halnya pembelajaran dengan diskusi antar kelompok, sehingga materi yang mereka dapat benar-benar dirasakan oleh peserta didik yang akhirnya berguna bagi siswa. Setelah selesai melaksanakan pembelajaran pada siklus 1 ini guru bersama peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran tersebut dengan mendiskusikan kendala atau masalah yang dihadapi ketika berada di kelas. Dari hasil evaluasi siklus menghasilkan beberapa catatan yang harus direfleksikan pada pelaksanaan pembelajaran pada tahap siklus 2 yaitu sebagai berikut: 1. Adanya siswa yang masih kurang ter motivasi dalam melaksanakan pembelajaran SKI dengan metode diskusi dengan media komik. 2. Guru yang melaksanakan pembelajaran di kelas dengan panduan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun secara bersama-sama dengan peneliti belum sepenuhnya dikuasai. 1
Hasil pengamatan di kelas XI IA2 MA Negeri Lasem tanggal 30 Juli 2009
53
3. Dalam memberikan bimbingan pada tiap-tiap kelompok saat terjadi diskusi kelompok masih belum maksimal. 4. Adanya peserta didik yang masih pasif. 5. Adanya peserta didik yang masih individu dalam kelompok. Dari hasil evaluasi pembelajaran tersebut dan hasil diskusi antara peneliti dengan kolaborator ada beberapa hal tindakan yang akan dilakukan pada tahap berikutnya yaitu siklus 2 yang akan meningkatkan motivasi belajar terkait dengan pelaksanaan metode diskusi dengan media komik yang membawa dampak pada keaktifan dalam pembelajaran. Tindakan tersebut yaitu: 1. Memberikan motivasi untuk semangat belajar kepada siswa. Dengan penyampaian materi yang seyogyanya guru mengetahui terlebih dahulu apa-apa saja yang disukai oleh siswa. Setelah itu berikan apa yang mereka suka agar mereka juga menyukai apa yang diajarkan oleh guru, misal dengan cara menawarkan nilai tambahan bagi siswa yang mau bertanya. 2. Pada saat pembelajaran berlangsung kontak pandang guru terhadap siswa tidak hanya tertuju pada seorang saja, terlebih pada pembelajaran secara kelompok. 3. Memaksimalkan pembelajaran melalui metode diskusi dengan media komik. 4. Memberikan kesempatan kepada siswa yang masih belum aktif dalam pembelajaran. 5. Memberikan tugas kelompok.
D. Analisis Penelitian Tindakan Siklus 2 Seperti pada tahap pra siklus dan siklus 1, observasi dilakukan oleh peneliti dan kolaborator untuk berupaya meningkatkan keaktifan belajar siswa yang berdampak pada motivasi dan pemahaman terhadap materi pelajaran yang menjadi pokok bahasan. Pada siklus 2 ini dilakukan di kelas XI IA2 dengan materi ajar “sejarah dakwah Nabi periode madinah” pada tanggal 06
54
Agustus 2009.Tindakan yang telah dirumuskan pada siklus 1 diatas akan diterapkan pada siklus 2.
Tabel 4.7 Jawaban Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Diskusi Dengan Media Komik Pada siklus 2 NO
NAMA
1 Achmad Irwanto
Skor NILAI 37
74
NO
NAMA
23
Muhammad Ali
Skor NILAI 38
76
Allaludiniah 2 Achmad Nur Cholik
35
70
24 Muhamad Arif Irfan
42
84
3 Aizzatin Nafisah
36
72
25 Nailil Ifa
42
84
26 Nanik Andiyani
47
94
4 Amirotus Sholihah
I
5 Anita Sari
37
74
27 Nanik Susi Wulandari
39
78
6 Aries Wibawo
38
76
28 Nurul Qomqriyqh
35
70
7 Aulia Maratussholihah
36
72
29 Nurul Zainuddin
20
40
8 Eka Nur’aini Liya R
40
80
30 Qurrota A’yunin
41
82
9 Feny Erlina Nur’aini
43
86
31 Reza Khoirunnisa
40
80
10 Heti Nurcahyanti
47
94
32 Robiatul Adawiyah
37
74
11 Himatul Ulya
38
76
33 Rofikoh Desika Candra
38
76
12 Kadar Nirma Sari
47
94
34 Shofiul Anam
39
78
13 Khafidzotuzzumairoh
35
70
35 Sholihatun Ma’rifah
14 Koriyah
39
78
36 Siti Nurjannah
42
84
15 Qurotul Ayun
40
80
37 Sopyan
32
64
16 Lida Finoria Fitriani
42
84
38 Sri Wahyuningsih
41
82
17 M.A. Sahal Baihaqi
20
40
39 Sri Winarti
39
78
18 Mariatun Qoniah
42
84
40 Syakur
19 Marlina Febriyanti
46
92
41 Tia Nurul Jayanti
42
84
20 Masniyyah
41
82
42 Ummi Fatimiyah
40
80
21 Moch. Abdul Ghofur
43
86
43 Ummi Luthfiyatun T
48
96
22 Muh Abid Muzakki
32
64
44 Umrotun Khasanah
35
70
Jumlah
I
A
72,47%
55
Dari hasil angket siswa siklus I masih terdapat 9 siswa yang belum mencapai kriteria yang ditentukan, berdasarkan indikator ketercapaian dan kriteria ketuntasan minimum sebesar 65, maka untuk siklus 2 ini, hasil angket menunjukkan 4 siswa, 2 siswa yaitu, Abid dan Sopyan, dan masih ada 2 siswa yang menjawab netral yaitu, Baihaqi dan Zainuddin artinya mereka belum mencapai indicator ketercapaian mampu bersikap positif dan belum mencapai standar mata pelajaran SKI yaitu 65. Secara keseluruhan hasil rata-rata angket siklus 2 ini kelas XI IA2 sebanyak 72,47% Artinya hasil tersebut telah melebihi KKM 65 dengan baik. Sedangkan dari hasil observasinya adalah:
Tabel 4.8 Skor Observasi Motivasi belajar dalam Mengikuti Pembelajaran Pada Siklus 2 Indikator 1
Sub Indikator 1 2 3 4 5 6 7 8 Jumlah Skor
Indikator 2
1 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0 0 0
4 1 0 1 0 0 0 0 0
5 0 1 0 1 1 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 1 0 0 0 1 0
-
-
-
8
15
-
-
6
Keterangan : Indikator I
: Kesiapan menerima pelajaran
Indikator II
: Keaktifan dalam pembelajaran
Skor
: 5 (sangat baik) 4 (baik) 3 (cukup) 2 (rendah) 1 (kurang)
4 0 1 0 0 1 1 0 1
5 1 0 0 1 0 0 0 0 1 16 0
Jumlah Skor 9 9 7 10 9 4 3 4 55
56
Hasil pengamatan oleh peneliti yang dilihat dari indikator kesiapan dan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran SKI pada tahap siklus 2 dapat diprosentasekan bahwa kesiapan dan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran sebelum diterapkan metode diskusi dengan media komik yaitu: Skor yang dicapai Nilai :
X 100 % Skor maksimal
:
55 % 80
: 68,75 % Dari hasil pengamatan pada tahap siklus 2 tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa hampir secara keseluruhan terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Siswa secara individu maupun kelompok hampir keseluruhan terlibat aktif bertanya, menulis ketika ada keterangan atau informasi baru yang diterima dari Ibu guru atau dari sumber lain, menyelesaikan tugas sesuai dengan fungsinya pada kelompoknya
dalam pembelajaran SKI di kelas.
Sehingga dalam proses pembelajaran tidak tergantung sepenuhnya pada guru dan mereka berusaha mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk didiskusikan dalam kelas atau permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi siap untuk ditanyakan kepada guru. Hal ini juga ditunjukkan hasil observasi keaktifan dan kesiapan dalam pembelajaran pada siklus 2 Penelitian Tindakan Kelas pada kelas XI IA2 MA Negeri Lasem dengan prosentase 68,75 % yang sudah berada diatas ketentuan yang ditetapkan yaitu 65 %. Setelah observasi selesai dilaksanakan peneliti bersama guru mitra sebagai kolaborator dalam Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI IA2 MAN Lasem kemudian mengadakan diskusi berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode diskusi dengan media komik pada tahap siklus 2. Hasil diskusi tersebut berkaitan pembahasan hasil tindakan dari tahap pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 yaitu: Terjadi peningkatan motivasi
57
belajar siswa dari tahap pra siklus, siklus
1 dan siklus 2 yang dapat dilihat
pada table sebagai berikut:
Tabel 4.9 Perbandingan Jumlah Skor dan Prosentase Motivasi Belajar Pada Tahap Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 Pelaksanaan
Jumlah
Prosentase
Prosentase
Siklus
Skor
Observasi (%)
Angket (%)
1
Pra siklus
42
52,5
61,2
2
Siklus 1
47
58,75
70,8
3
Siklus 2
55
68,75
72,47
No.
Dilihat dari tabel di atas perbandingan observasi dan hasil angket dari pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan adanya sebuah peningkatan dari tiap-tiap siklus.
Diagram 4.1 Perbandingan Jumlah Skor dan Prosentase Motivasi Belajar Pada Tahap Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
80 70
Observasi
60 50
Prosentase (%)
Angket
40 30 20 10 0 42
47
55
Jumlah skor Dari grafik diatas dapat diambil kesimpulan bahwa terjadi peningkatan motivasi belajar siswa dari tahap pra siklus, siklus I, dan siklus II.
58
E. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut: 1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di MA Negeri Lasem mencoba menerapkan model pembelajaran dengan metode diskusi dengan media komik, sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar SKI. Merupakan keterbatasan penelitian, diantaranya cara memperoleh data dari penelitian tersebut, peneliti harus mengamati secara langsung dengan cermat penerapan metode diskusi dengan media komik di kelas sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar, dengan mengamati secara langsung maka peneliti yang dibantu oleh kolaborator harus benar-benar kerja keras untuk memperoleh data dan mengetahui perkembangan yang dialami oleh siswa selama metode pembelajaran tersebut diterapkan. Namun menjadi sebuah kelebihan, dengan meneliti secara langsung di kelas, peneliti dapat melihat secara langsung aktivitas pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi dengan media komik. 2. Penelitian di MA Negeri Lasem oleh peneliti yang dilaksanakan di kelas XI IA2 yaitu menerapkan metode pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi dengan media komik dalam pembelajaran SKI. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kelas XI IA2 sebagai sampel penelitian yang jumlahnya 44 siswa. Sehingga dalam penelitian ini yang mencoba menerapkan model pembelajaran dengan metode diskusi dengan media komik tidak dapat menyeluruh di semua kelas. Hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan peneliti untuk melakukan penelitian di semua kelas di MA Negeri Lasem. 3. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) oleh peneliti di MA Negeri Lasem tidak lepas dari sumber-sumber pustaka sebagai landasan teori dari penelitian ini. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, maka referensi, daftar pustaka atau hasil-hasil penelitian yang relefan dengan
59
penelitian kurang maksimal dalam mencari sumber tersebut. Sehingga menjadi sebuah kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian ini. 4. Penelitian ini hanya bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran SKI di kelas XI IA2 melalui metode diskusi dengan media komik yaitu berusaha mengaitkan materi yang diajarkan dengan tokoh-tokoh yang ada di komik. Sehingga dengan metode dan media yang tepat maka siswa akan belajar lebih semangat karena senang terhadap materi pelajaran tersebut dan guru yang akan menyampaikan materi di dalam kelas. Keterbatasan-keterbatasan yang peneliti hadapi diatas tentunya sedikit banyak berpengaruh terhadap penelitian yang peneliti lakukan. Namun demikian, banyak hambatan dan tantangan yang harus dihadapi, peneliti bersyukur bahwa penelitian ini telah berhasil dengan lancar dan sukses.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Deskripsi data dan analisis penelitian tentang upaya peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SKI melalui metode diskusi dengan media komik di MA Negeri Lasem dari bab I sampai IV maka pada akhir skripsi ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut 1. Sebelum dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas yaitu dengan metode diskusi dengan media komik, motivasi belajar siswa kelas XI IA2 MAN Lasem pada mata pelajaran SKI sangat rendah mereka merasa jenuh dengan metode pembelajaran yang digunakan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan oleh peneliti di MA Negeri Lasem dengan menerapkan pembelajaran dengan metode diskusi dengan media komik diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SKI 2. Keberhasilan penerapan model pembelajaran melalui metode diskusi dengan media komik sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di MA Negeri Lasem ditunjukkan dengan adanya perubahan dalam proses pembelajaran yaitu kesiapan dan keaktifan pada saat proses pembelajaran,
Hal
ini
dapat
dilihat
dari
perolehan
skor
yang
dipresentasikan melalui pengamatan tentang motivasi belajar siswa dengan indikator kesiapan dan keaktifan dalam proses pembelajaran. Prosentase peningkatan motivasi belajar dari hasil observasi pra siklus, siklus 1 sampai siklus 2 yaitu dari 52,5 % meningkat menjadi 68,75 % dan di atas rata-rata yang ditentukan yaitu 65 %. Sedangkan dari hasil angket tiap siklus juga menunjukkan peningkatan yaitu dari 61,2 meningkat menjadi 72,47 diatas rata-rata
60
61
B. Saran Mengingat pentingnya metode pembelajaran secara kreatif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, maka peneliti memberikan saran kepada 1. Guru SKI a. Hendaknya dalam proses belajar mengajar, guru harus benar-benar paham menyiapkan pembelajaran dengan sebaik mungkin, agar materi ter sampaikan secara maksimal. b. Hendaknya pembelajaran dirancang sedemikian rupa dan memperkaya variasi mengajar. Hal ini untuk mengantisipasi kejenuhan yang dialami oleh siswa. Dan selalu memantau perkembangannya terutama dari perilaku, pemikiran dan pemahaman terhadap materi yang diajarkan. c. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode diskusi dengan media komik pada mata pelajaran SKI agar dapat dilakukan tidak hanya sampai pada selesainya penelitian ini saja, akan tetapi dilanjutkan dan dilaksanakan sebagai program untuk meningkatkan motivasi dan mengurangi kejenuhan pada waktu melaksanakan pembelajaran 2. Stake holder Madrasah a. Hendaknya kepala sekolah membuat kebijakan yang mendukung pembelajaran dengan menggunakan alat bantu pembelajaran seperti media komik dan lain-lain. b. Memberi fasilitas proses pembelajaran dengan melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan. c. Hendaknya para guru, meningkatkan kompetensi termasuk kompetensi profesional serta membekali diri dengan pengetahuan yang luas, karena sesungguhnya kompetensi yang dimiliki oleh guru sangat mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran yang akhirnya akan dapat menghasilkan siswa yang berprestasi, berbudi pekerti luhur, dan berakhlaqul
karimah
yang
mampu
perkembangan dan kemajuan sekolah.
berdampak
positif
pada
62
C. Penutup Syukur Alhamdulillah dengan rahmat, taufiq dan hidayah dari Allah SWT, penulis
berhasil menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik.
Meskipun dalam pembahasan skripsi ini tentunya tidak luput dari kekurangan dan ketidaksempurnaan. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Saran yang membangun sangat penulis harapkan . Penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Abdurrahman, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1993 Aqib, Zainal, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : Yrama Widya, 2008 Arikunto, Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas , Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006 ___________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta, 2006. Armai, Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta : Ciputat Pers, 2002 Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers, 2002 Aziz, Sholeh Abdul, At-Tarbiyatul wa Thurukut Tadris,Mesir: Al Ma’arif, 1979 B, Hamzah, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta : Bumi Aksara, 2008 Bakar, Bahrun Abu, dkk, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, Semarang: Toha Putra, 1992 Basyirudin, Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta Ciputat Pers, 2002 Clifort T, Morgan, Introduction To Psikologi, New York : The Mc Graw Hill Book tt. Departemen Agama RI, Al-Qur’an Al Karim dan Terjemah, Kudus: Menara Kudus, 2006 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 2002 Ebbut, dikutip dalam Wiriatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005 Hadi, Sutrisno, Metodologi Research jilid II, Yogyakarta: And Offset, 2002 Hamalik, Oemar, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2007
Hasibun, J J dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, Bandung :Remaja Rosda Karya, 1995 http://citraudecasi.wordpress.com/2008/01/25/peradaban-3/ http :// Teknologi Pendidikan. Wordpress. Com/2006/09/12/Buku Terlarang itu Bernama Komik./jumat, 21-11-2008 Mariyatin, Titin, Upaya Peningkatan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran SKI Melalui Bimbingan Belajar Kelas VII MTs Assalafiyah Brebes, Semarang : IAIN Walisongo Semarang Maya Lestari, “Sejarah Tentang Komik”, http://hansteru.wordpress.com./2007/12/05/jumat,21-11-2008 Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2000 Permanag No 2 Tahun 2008, tentang Tujuan Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ___________, tentang Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Sejarah Kebudayaan Islam Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung Remaja Rosdakarya, 2000 Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta, 1998 Rohani, Ahmad, Media Instruksional Edukatif, Jakarta : Rineka Cipta, 1997 Santrock, John W., Psikologi Pendidikan, Jakarta : Kencana, 2007 Sardiman, Arif dkk, Media Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2001 Sarwono, “Sejati Belajar Sejarah” http://sekolahfaforit.blogspot.com/2007/12/dialektika-sejarah.html 23 april 2009. Sasanti, Noor, Efektivitas Pembelajaran STAD Dengan Media Komik Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas 7 Semester 2 SMP 1 Grobogan, Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Semiawan, Conny dkk, Pendekatan Ketrampilan Proses, Mengaktifkan Siswa dalam Belajar, Jakarta : Grasindo, 1992
Bagaimana
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Jakarta: Rineka Cipta, 1995 Subroto, Suryo, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta : Rineka Cipta, 2002 Sudjana, Nana dan Ahmad Rifa’i, Media Pengajaran Bandung : CV. Sinar Baru, 1997 Surachmadi, Winarno, Metodologi Pengajaran Nasional, Bandung :CV Jemmas, Syah, Muhibin, Psikologi Pendidikan, dengan pendekatan baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005 Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, Jakarta :Raja Grafindo Persada, 1993 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005 Tirtaharja, Umar dan La Sula, Pengantar Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2000. Winkel Ws, Psikologi Pendidikan Evaluasi Belajar, Jakarta: Gramedia, 1983 Wiraatmaja, Rochiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung ; Remaja Rosdakarya, 2005 Zuhairini, dkk, Metodologi Pendidikan Agama, Solo: Ramadhani, 1993 ___________, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta : Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1986. ___________, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya : Usana Offset Printing, 1981
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama
: Siti Jannatinnaim
Tempat /Tanggal Lahir
: Rembang, 15 Februari 1987
NIM
: 053111014
Alamat
: Jln Puri Asri RT. 01 RW. 04 Mrayun, Kec. Sale, Kab. Rembang 59265
Jenjang Pendidikan 1. TK Bina Putra Mrayun Sale Rembang, Lulus Tahun 1993 2. SD N 2 Bangun Rejo Pamotan Rembang, Lulus Tahun 1999 3. SLTP N 3 Pamotan Rembang, Lulus Tahun 2002 4. MA N Lasem Rembang, Lulus Tahun 2005
Demikianlah daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.
Semarang, Oktober 2009 Saya yang bersangkutan
Siti Jannatinnaim
Lampiran 1 DAFTAR RESPONDEN
NO
NAMA
NO
NAMA
1
Achmad Irwanto
23
Muhammad Ali Allaludiniah
2
Achmad Nur Cholik
24
Muhamad Arif Irfan
3
Aizzatin Nafisah
25
Nailil Ifa
4
Amirotus Sholihah
26
Nanik Andiyani
5
Anita Sari
27
Nanik Susi Wulandari
6
Aries Wibawo
28
Nurul Qomqriyqh
7
Aulia Maratussholihah
29
Nurul Zainuddin
8
Eka Nur’aini Liya R
30
Qurrota A’yunin
9
Feny Erlina Nur’aini
31
Reza Khoirunnisa
10
Heti Nurcahyanti
32
Robiatul Adawiyah
11
Himatul Ulya
33
Rofikoh Desika Candra
12
Kadar Nirma Sari
34
Shofiul Anam
13
Khafidzotuzzumairoh
35
Sholihatun Ma’rifah
14
Koriyah
36
Siti Nurjannah
15
Qurotul Ayun
37
Sopyan
16
Lida Finoria Fitriani
38
Sri Wahyuningsih
17
M.A. Sahal Baihaqi
39
Sri Winarti
18
Mariatun Qoniah
40
Syakur
19
Marlina Febriyanti
41
Tia Nurul Jayanti
20
Masniyyah
42
Ummi Fatimiyah
21
Moch. Abdul Ghofur
43
Ummi Luthfiyatun T
22
Muh Abid Muzakki
44
Umrotun Khasanah
Lampiran 2 JADWAL PENELITIAN No
Rencana Kegiatan
1.
Observasi Awal
2.
Persiapan
3.
1 2 3
4
5
6
7
X
Menyusun konsep pelaksanaan
X
Menyepakati jadwal dan tugas
X
Menyusun Instrumen
X
Diskusi konsep pelaksanaan
X
Pelaksanaan Menyiapkan kelas dan alat Pelaksanaan Pra siklus Pelaksanaan Siklus I Pelaksanaan Siklus II
4.
Waktu (Minggu) ke-
Pembuatan Laporan Menyusun konsep laporan Penyelesaian Laporan
X X X X X X X
Lampiran 3
SILABUS Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Standar Kompetensi membina umat Kompetensi Dasar 1.1. Menceritakan sejarah dakwah Rosul SAW pada periode Makkah dan Madinah No
1.2. Mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW periode Makkah dan Madinah
: MAN Lasem : Sejarah kebudayaan Islam : 1. memahami keteladanan dakwah rasulullah dalam
Materi Pelajaran
Indikator
Tehnik Penilaia Tes tertu
Sejarah dakwah Rosulullah Makkah dan Madinah
1.1.1. Menjelaskan sejarah awal dakwah Rosul pada periode Makkah dan Madinah 1.1.2. Mengidentifikasi sasaran awal dakwah Rosulullah SAW pada periode Makkah dan Madinah
Substansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW periode Makkah dan Madinah
1.2.1. Mengidentifikasi substansi dakwah Rosulullah Tes tertu SAW pada periode Makkah dan Madinah 1.2.2. Menjelaskan strategi dakwah Rosulullah SAW pada periode Makkah dan Madinah 1.2.3. Mengidentifikasi substansi dakwah Rosulullah SAW pada periode Makkah dan Madinah 1.2.4. Menunjukkan reaksi (negatif) masyarakat terhadap strategi dakwah Rosulullah pada periode Makkah dan Madinah
Silabus Sejarah Kebudayaan Islam
Lampiran 4 Tahap Pra siklus : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/ Semester Standar Kompetensi
: MA Negeri Lasem : SKI : XI/ Ganjil : 1. Memahami keteladanan Rasulullah SAW dalam membina umat : 1. Menceritakan sejarah dakwah Rasulullah SAW pada periode Makkah dan Madinah. 2. Mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW periode Makkah dan Madinah. : 1. Menjelaskan sejarah awal dakwah Rasulullah SAW pada periode Makkah dan Madinah. 2. Mengidentifikasi sasaran awal dakwah Rasulullah SAW pada periode Makkah Madinah. 3. Menyebutkan faktor-faktor yang menyebabkan kafir Quraisy menentang dakwah Rasulullah SAW di Makkah. 4. Menyebutkan substansi strategi dakwah Rasulullah SAW pada periode Makkah dan Madinah. : 2 x 40 menit
Kompetensi Dasar
Indikator
Alokasi Waktu I. Tujuan Pembelajaran
: Setelah proses pembelajaran siswa mampu mencontohkan keteladanan dakwah Rasulullah SAW dalam membina umat di dunia.
II. Materi Ajar
: Sejarah dakwah Rasulullah SAW periode Makkah dan madinah Madinah
III. Metode Pembelajaran
: Ceramah, Tanya Jawab
IV. Langka-langkah Pembelajaran No. 1.
Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal Menyampaikan tujuan, apersepsi dan motivasi dengan cara bertanya bagaimanakah sejarah awal dakwah Rasulullah?dan siapa yang menjadi sasaran dakwah Rasulullah SAW?
Pengorganisasian Peserta Waktu
K
3 menit
Kegiatan Inti 2. Guru memberi kesempatan membaca buku panduan atau Lembar Kerja Siswa (LKS) terhadap pokok bahasan yang akan dibahas. 3 Guru menjelaskan pokok bahasan satu persatu. 4 Siswa diberi kesempatan untuk bertanya terhadap pokok bahasan yang telah diterangkan ketika ada persoalan yang belum jelas. 5 Setelah guru selesai memberi penjelasan dan siswa tidak ada pertanyaan sebagai akhir pelajaran dibagikan angket untuk mengetahui motivasi siswa dalam pelajaran SKI Penutup 6 Guru bersama peserta didik mengambil kesimpulan akhir sebagai penguat. Keterangan : I = individual; K = klasikal
K
10 menit
K
30 menit
I
10 menit
k
20 menit
K
7 menit
V. Bahan ajar dan alat bantu Pembelajaran: - Buku SKI Kelas XI, penerbit Toha Putra - Buku SKI kelas XI, penerbit Departemen Agama - LKS SKI VI. Penilaian 1. Prosedur tes Tes awal Tes Proses Tes akhir 2. Jenis tes 3. Alat tes
: Tidak ada : Tidak ada : ada : tes tertulis : terlampir
Semarang, 23 Juli 2009
Kepala Sekolah
Drs. H. Chudlori Supaat. M.Ag NIP.150186178
Guru Kelas
Dra. Nadhiroh NIP.150254699
Lampiran 5 Siklus satu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan Metode Diskusi Dengan Media Komik
Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/ Semester Materi Pokok Alokasi Waktu A. Standar Kompetensi B. Kompetensi Dasar C. Indikator
D. Tujuan
: MA Negeri Lasem : SKI : XI/ Ganjil : Keteladanan dakwah Rasulullah SAW dalam membina umat : 2 x 40 menit : Memahami Keteladanan dakwah Rasulullah dalam membina umat : Mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW periode Makkah dan Madinah : 1. Mengidentifikasi substansi dakwah Rasulullah SAW pada periode Makkah 2. menjelaskan strategi dakwah Rasulullah SAW pada periode Makkah 3. Menunjukkan reaksi negative masyarakat terhadap dakwah Rasulullah periode Makkah : Siswa dapat Menjelaskan strategi dakwah Rasulullah SAW pada periode Makkah
E. Media/ alat/ bahan/ sumber : 1. Buku panduan SKI kelas XI 2. Lembar observasi siswa 3. Media komik sebagai panduan berdiskusi F. Metode active learning : Diskusi dengan menggunakan media komik. G. Skenario pembelajaran : 1. Kegiatan Awal a. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa b. Presentasi c. Melakukan tes penjajakan[pre-tes] dan mengidentifikasi keadaan siswa d. Mengingatkan pelajaran yang telah diterima dan mengaitkan pada pelajaran baru e. Penjelasan singkat tentang tujuan dan proses pembelajaran yang akan dilakukan siswa 2. Pembagian kelompok berdasarkan nomor urut absensi. Masing-masing terdiri dari 4 sampai 5 orang
3. Setiap kelompok bertugas membaca dan memahami materi yang ada dalam buku panduan mata pelajaran yaitu berupa media komik. 4. Setiap kelompok melakukan diskusi kecil dan merangkum hasil diskusi. 5. Setiap kelompok menugaskan satu orang untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.
6. Kembalikan seperti semula dalam kelompok besar dalam satu kelas untuk penyampaian hasil diskusi mengulas permasalahan, seandainya ada masalah yang belum terpecahkan. 7. Guru memberikan beberapa pertanyaan untuk penjajakan pemahaman materi. 8. Setelah selesai menyampaikan hasil diskusi, guru memberikan kesimpulan, penekanan dan tindak lanjut. 9. Refleksi 10. Penilaian dengan lembar observasi yang telah disiapkan pada saat diskusi berlangsung.
Semarang, 30 Juli 2009
Kepala Sekolah
Guru Kelas
Drs.H.ChudloriSupaat.M.Ag NIP.150186178
Dra. Nanhiroh NIP.150254699
Lampiran 6 Siklus dua Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan Metode Diskusi Dengan Media Komik
Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/ Semester Materi Pokok Alokasi Waktu A. Standar Kompetensi B. Kompetensi Dasar C. Indikator
D. Tujuan
: MA Negeri Lasem : SKI : XI/ Ganjil : Keteladanan dakwah Rasulullah SAW dalam membina umat : 2 x 40 menit : Memahami Keteladanan dakwah Rasulullah dalam membina umat : Mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW periode Makkah dan Madinah : 1. Mengidentifikasi substansi dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah 2. Menjelaskan strategi dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah 3. Menunjukkan reaksi negative masyarakat terhadap dakwah Rasulullah periode Makkah : Siswa Menjelaskan strategi dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah
E. Media/ alat/ bahan/ sumber: 1. Buku panduan SKI kelas XI 2. Lembar observasi siswa 3. Media komik sebagai panduan berdiskusi F. Metode active learning : Diskusi dengan menggunakan media komik. G. Skenario pembelajaran : 1. Kegiatan Awal a. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa b. Presentasi c. Melakukan tes penjajakan[pre-tes] dan mengidentifikasi keadaan siswa d. Mengingatkan pelajaran yang telah diterima dan mengaitkan pada pelajaran baru e. Penjelasan singkat tentang tujuan dan proses pembelajaran yang akan dilakukan siswa 2. Setiap kelompok bertugas membaca dan memahami materi yang ada dalam buku panduan mata pelajaran yaitu berupa media komik. 3. Setiap kelompok melakukan diskusi kecil dan merangkum hasil diskusi. 4. Setiap kelompok menugaskan satu orang untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. 5. Kembalikan seperti semula dalam kelompok besar dalam satu kelas untuk penyampaian hasil diskusi mengulas permasalahan, seandainya ada masalah yang belum terpecahkan. 6. Guru memberikan beberapa pertanyaan untuk penjajakan pemahaman materi.
7. Setelah selesai menyampaikan hasil diskusi, guru memberikan kesimpulan, penekanan dan tindak lanjut. 8. Refleksi 9. Penilaian dengan mengamati proses diskusi saat pelajaran berlangsung menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan
Semarang, 6 Agustus 2009
Kepala Sekolah
Guru Kelas
Drs.H.ChudloriSupaat.M.Ag NIP.150186178
Dra. Nanhiroh NIP.150254699
Lampiran 7 ANGKET PRA SIKLUS PETUNJUK PENGISIAN ANGKET 1. Angket terdiri dari 10 butir pernyataan. Kisi-kisi instrumen variabel motivasi belajar siswa MAN Lasem: a. Motivasi Intrinsik : Alasan, Minat, Perhatian, Sikap b. Motivasi Ekstrinsik : Orang tua, Guru, Teman, Sarana belajar 2. Tiap-tiap butir disediakan 5 alternatif jawaban yaitu: “sangat setuju”, “setuju”, “netral / tidak punya pendapat”, “tidak setuju” dan “sangat tidak setuju”. Dengan scoring 5, 4, 3, 2, 1. 3. Setelah menjawab / mengisi, berilah nama pada kolom berikut: Nama
:
Kelas
:
No Absen :
ANGKET MOTIVASI BELAJAR SKI SISWA MAN LASEM NO PERNYATAAN 1 Perasaan saya senang saat mengikuti pelajaran SKI. 2 Saya berbicara sendiri pada waktu guru menerangkan materi SKI di depan kelas. 3 Saya merasa bosan saat pelajaran SKI berlangsung 4 Jika ada tugas SKI dari guru saya mengerjakan. 5 Saya masuk di kelas sebelum pelajaran SKI dimulai 6 Orang tua saya selalu mendorong saya untuk belajar 7 Orang tua saya tidak memberi hadiah bila saya berprestasi di sekolah. 8 Guru SKI saya tidak membantu dalam setiap kesulitan yang saya alami dalam pelajaran SKI. 9 Teman saya selalu mengajak saya mengikuti pelajaran SKI 10 saya tidak membaca buku-buku pelajaran SKI / buku lain yang berkaitan dengan pelajaran SKI
SS
S
N
TS
STS
Lampiran 8 ANGKET PENELITIAN SIKLUS I DAN II PETUNJUK PENGISIAN ANGKET 1. Angket terdiri dari 10 butir pernyataan 2. Tiap-tiap butir disediakan 5 alternatif jawaban yaitu: “sangat setuju”, “setuju”, “netral / tidak punya pendapat”, “tidak setuju”, “sangat tidak setuju”. Dengan scoring 5, 4, 3, 2, 1. 3. Setelah menjawab / mengisi, berilah nama pada kolom berikut: Nama : Kelas : No Absen : ANGKET MOTIVASI BELAJAR SKI SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI DENGAN MEDIA KOMIK MAN LASEM NO PERNYATAAN 1 Saya tidak perlu memahami tujuan pelajaran SKI. 2 Pelajaran SKI harus menarik perhatian saya 3 Menurut saya pelajaran SKI itu membosankan. 4 Saya selalu belajar SKI di luar jam pelajaran / di rumah. 5 Pelajaran SKI mudah dipahami bila menggunakan metode diskusi dengan media komik. 6 Dengan menggunakan metode diskusi dengan media komik membuat saya lebih semangat untuk menyukai pelajaran SKI 7 Setelah menggunakan metode diskusi dengan media komiksaya merasakan bahwa pelajaran SKI itu menyenangkan 8 Menggunakan metode diskusi dengan media komik itu membosankan 9 Dengan metode diskusi dengan media komik menjadikan saya malas belajar 10 Saya merasa tidak semangat mengikuti pelajaran SKI
SS
S
N
TS
STS
Lampiran 9 REKAPITULASI NILAI ANGKET No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
Nama Achmad Irwanto Achmad Nur Cholik Aizzatin Nafisah Amirotus Sholihah Anita Sari Aries Wibawo Aulia Maratussholihah Eka Nur’aini Liya R Feny Erlina Nur’aini Heti Nurcahyanti Himatul Ulya Kadar Nirma Sari Khafidzotuzzumairoh Koriyah Qurotul Ayun Lida Finoria Fitriani M.A. Sahal Baihaqi Mariatun Qoniah Marlina Febriyanti Masniyyah Moch. Abdul Ghofur Muh Abid Muzakki Muhammad Ali Allaludiniah Muhamad Arif Irfan Nailil Ifa Nanik Andiyani Nanik Susi Wulandari Nurul Qomqriyqh Nurul Zainuddin Qurrota A’yunin Reza Khoirunnisa Robiatul Adawiyah Rofikoh Desika Candra Shofiul Anam Sholihatun Ma’rifah Siti Nurjannah Sopyan Sri Wahyuningsih Sri Winarti Syakur Tia Nurul Jayanti Ummi Fatimiyah Ummi Luthfiyatun T Umrotun Khasanah
Pra Siklus 68 50 40 74 46 54 62 76 56 88 60 82 58 I 62 56 36 56 76 52 72 58 48 58 84 64 40 56 40 70 56 58 74 64 64 38 58 68 74 54 48 76 96 62
Skor Angket Siklus 1 70 50 68 74 72 58 70 78 80 94 74 96 68 76 76 82 40 82 92 56 84 62 74 84 82 92 40 68 38 80 74 60 74 62 64 40 62 80 76 60 60 78 92 74
Siklus 2 74 70 72 I 74 76 72 80 86 94 76 94 70 78 80 84 40 84 92 82 86 64 76 84 84 94 78 70 40 82 80 74 76 78 I 84 64 82 78 A 84 80 96 70
Rata-rata
61,2%
70,8 %
72,47%
Lampiran 10 LEMBAR OBSERVASI No 1.
Indikator Kesiapan menerima pelajaran
Aspek Perilaku yang
Skor
Diamati
1 2 3 4 5
1. Suasana kelas tenang dan siswa
mengkondisikan
diri menerima pelajaran 2. Ketenangan atau suasana kelas pada saat pelajaran dimulai 3. Pada
saat
pelajaran
dimulai
siswa
mendengarkan penjelasan guru 4. Perhatian siswa terpusat dan
aktivitas
pembelajaran
siswa
tampak semangat 5. Siswa menyiapkan buku pelajaran belajar
dan lainnya
sumber yang
berkaitan dengan materi pelajaran 2.
Keaktifan siswa dalam berdiskusi
1. Keaktifan mengikuti pelajaran 2. Keaktifan dalam bertanya 3. Keaktifan dala menjawab pertanyaan
4. Keaktifan mengikuti jalannya diskusi 5. Keaktifan dalam
mengunggapkan pendapat 6. Kekompakan dalam menyelesaikan tugas individu 7. Kekompakan dalam menyelesaikan tugas kelompok 8. Ketrampilan siswa dalam mengungkapkan dan membuat kesimpulan
Keterangan: Jumlah maksimal skor = Skor yang dicapai Nilai = Skor maksimal
X 100 %
Lampiran 11 PROSES PEMBELAJARAN SKI KELAS XI IA2
Proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah
Situasi saat guru sedang berceramah
Pembelajaran dengan metode ceramah
Aktivitas siswa saat guru sedang berceramah
Pembelajaran SKI dengan metode diskusi melalui media komik
Proses diskusi dengan media komik
Siswa berdiskusi dengan media komik
Suasana siswa saat berdiskusi dengan media komik