Meningkatkan Minat Belajar . . . . . (Siska Angreni)
95
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI MEDIA KOMIK PADA PELAJARAN IPA Siska Angreni Dosen Universitas Bung Hatta Abstract Interests give an important role in the learning process, because the interest is the determining factor that students be successful in learning. As long as it is in the process of learning the IPA, the student interest is less due to the abstract nature of much of the material and the use of minimal media. Interest would arise if students are interested in something that is needed. To realize the interests of students, the teacher must be creative in presenting lessons, one using the comic medium. Comic Media's images and other symbols that are arranged together in a specific rule that aims to convey information and/or achieve aesthetic responses from its readers. The existence of comics as media learning resources and support materials will facilitate the students in the learning process, especially in the effort to learning concepts that are presented in the form of abstract in the theory course and the need for the representation of concrete. Through the medium of comics attempted to solving problems in the learning process so that the learning process can run effective, efficient and engaging. Key Words: interest, comic media's , process of learning the IPA bahan ajar yang sesuai dengan perkembangan
PENDAHULUAN Sekolah Dasar merupakan tempat awal
dan kebutuhan siswa.
seorang anak menjalankan proses pendidikan
Menurut Depdiknas
(2007:13), ilmu
formal. Pendidikan di Sekolah Dasar (SD)
Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan
berbeda dengan jenjang pendidikan lainnya,
cara
baik dari segi karakteristik siswa, proses
sistematis, sehingga diharapkan IPA menjadi
belajar, media maupun metode yang digunakan
wahana bagi siswa untuk mempelajari diri
guru dalam pembelajaran. Di sinilah proses
sendiri
membelajarkan siswa dari tidak tahu menjadi
pengembangan
tahu, dari ilmu yang sebelumnya abstrak
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
menjadi konkrit. Dengan demikian diperlukan
Belajar IPA sebenarnya sangatlah menarik
strategi bagi guru untuk mewujudkan proses
karena sangat akrab dengan kehidupan, karena
tersebut. Misalnya dalam pembelajaran Ilmu
itu tidaklah sulit untuk menumbuhkan minat
Pengetahuan Alam (IPA) banyak ditemukan
siswa jika kebutuhan dan kesenangannya
materi-
abstrak.
terpenuhi. Minat merupakan kecendrungan
Kreativitas guru sangat diperlukan agar proses
yang tinggi terhadap suatu aktivitas yang
pembelajaran
timbul dari diri sendiri. Siswa yang memiliki
materi
yang
dapat
bersifat
berlangsung
secara
optimal, terutama pemilihan dan penggunaan
minat,
mencari tahu tentang alam secara
dan alam sekitar, serta prospek
akan
lebih
senang
lanjut
untuk
dalam
belajar,
Meningkatkan Minat Belajar . . . . . (Siska Angreni)
96
mengumpulkan tugas tepat waktu dan menjadi
dan/atau mencapai tanggapan estetis dari para
lebih memahami apa yang dipelajarinya. Minat
pembacanya (McCloud dalam Aleixo, 2007).
memegang peranan penting dalam proses
Komik adalah bentuk seni populer terutama di
pembelajaran, karena dengan adanya minat,
kalangan anak-anak dan dengan demikian
siswa menjadi lebih teliti dan rapi dalam
dapat dimanfaatkan sebagai media potensial
mencatat segala sesuatu karena merasa sangat
untuk
penting baginya. Minat akan timbul jika siswa
(Tatalovic, 2009).
pendidikan
IPA
dan
komunikasi
tertarik akan sesuatu yang dibutuhkan atau
Hasil pengamatan terhadap siswa SD
yang dipelajari bermakna baginya (Ginting
pada umumnya lebih menyukai membaca
dalam Wahyuningsih, 2012). Siswa yang
komik dibandingkan dengan buku-buku teks.
memiliki
Susilana
minat
terhadap
pelajaran
akan
dan
Riyana
(2008:
139)
bersemangat dalam menjawab pertanyaan guru
mengungkapkan bahwa anak yang membaca
dan antusias dalam mengajukan pertanyaan
komik lebih banyak, dalam sebulan minimal
berkaitan dengan apa yang dipelajarinya.
satu buah buku komik sementara satu buku
Untuk menumbuhkan
belajar
pelajaran selesai dibaca dalam satu tahun. Hal
siswa, kreativitas guru sangat diperlukan agar
ini di sebabkan karena komik lebih banyak
proses
menggunakan gambar dan memiliki alur cerita
pembelajaran
pemilihan Pemilihan
dan
minat
optimal
penggunaan
bahan
ajar
terutama
bahan
penting
ajar. untuk
yang mudah dipahami, selain itu komik memiliki
warna-warna
menarik
dan
diperhatikan agar dapat meningkatkan minat
menggunakan bahasa sederhana, sedangkan
belajar. Bahan ajar merupakan bahan pelajaran
buku teks cenderung berupa pargaraf-paragraf
yang
yang
yang panjang. Jadi kelebihan dari komik
digunakan guru dan siswa dalam proses
adalah penyajiannya mengandung unsur visual
pembelajaran (Pannen dalam Sadjati, 2007).
dan cerita yang kuat.
Pembelajaran akan lebih optimal apabila tidak
menambahkan Salah satu keunggulan dari
hanya menggunakan buku teks, tapi juga
komik sebagaai bahan ajar sebagai penambah
menggunakan bahan ajar yang lain untuk
perbendaharaan
menunjang keberhasilan pembelajaran. Salah
menarik perhatian serta menumbuhkan minat
satu alternatif pilihan untuk menentukan bahan
belajar siswa.
disusun
secara
sistematis,
ajar yang dapat digunakan untuk menunjang tujuan pembelajaran adalah komik.
yang
pembacanya,
Ekspresi yang divisualisasikan membuat
pembaca tertarik untuk terus membacanya
disusun
hingga selesai. Hal inilah yang menginspirasi
bersandingan dalam aturan tertentu yang
penyajian materi pelajaran ke dalam bentuk
bertujuan
komik.
untuk
lain
kata-kata
pembaca terlibat secara emosional sehiingga
Komik adalah gambar-gambar serta lambang-lambang
Sudjana (2005)
menyampaikan informasi
Waluyanto
(2005:
51)
juga
Meningkatkan Minat Belajar . . . . . (Siska Angreni)
mengungkapkan bahwa komik pembelajaran
adalah
merupakan salah satu media yang dipandang
terhadap sesuatu. Hal penting pada minat
efektif untuk proses pembelajaran. Komik
adalah intensitasnya. Secara umum minat
pembelajaran
termasuk karakteristikafektif yang memiliki
diharapkan
mampu
meningkatkan minat baca dan memotivasi siswa untuk belajar, sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
kecenderungan
hati
yang
97
tinggi
intensitas tinggi. Minat
adalah
kecenderungan
yang
menetap untuk memperhatikan dan mengenang
Materi pembelajaran yang dibuat dalam
beberapa aktivitas. Seorang yang berminat
bentuk cerita bergambar serta menggunakan
terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan
bahasa yang sederhana menjadikan siswa
aktivitas itu secara konsisten dengan rasa
tertarik untuk mempelajarinya, sehingga siswa
senang. Dengan kata lain, minat adalah suatu
tidak
demikian
rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu
diharapkan informasi yang terdapat dalam
hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
komik dapat diserap dengan mudah oleh siswa.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan
Selain itu media komik bisa digunakan di
suatu hubungan antara diri sendiri dengan
sekolah-sekolah yang ada dikota maupun di
sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat
daerah-daerah terpencil yang masih jauh dari
hubungan tersebut, semakin besar minat
jangkauan teknologi, terutama untuk sekolah
(Syaiful Bahri 2008).
yang
merasa
bosan,
memiliki
dengan
keterbatasan
dan
Sabri
prasarana. Komik untuk pembelajaran ini
merupakan
dapat
bisa
memperhatikan dan mengingat sesuatu secara
media
terus menerus, minat ini erat hubungannya
pembelajaran ataupun sebagai media untuk
dengan perasaan senang kepada sesuatu.
belajar mandiri bagi siswa.
Menurut
ditemukan
digunakan
di
oleh
pasaran
guru
sarana
yang
sebagai
(1995)
menambahkan
kecendrungan
Syah
(2001)
untuk
minat
minat selalu
adalah
kecendrungan dan kegairahan yang tinggi atau PEMBAHASAN
keinginan
A. Pengertian Minat Belajar
Menurut Mahfudh S (1990) minat adalah
Menurut
Getzel
Depdiknas
perhatian
2008:4), minat adalah suatu disposisi yang
perasaan.
terorganisir
melalui
mendorong
seseorang
(dalam
yang
besar
terhadap
mengandung
sesuatu.
unsur-unsur
yang
Dengan penjelasan ini, apabila seorang
memperoleh
guru ingin berhasil dalam melakukan kegiatan
objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan
belajar mengajar harus dapat memberikan
keterampilan
atau
ransangan kepada siswa agar ia berminat
pencapaian. Sedangkan menurut kamus Bahasa
dalam mengikuti proses belajar mengajar
Indonesia (1990:583), minat atau keiinginan
tersebut. Apabila siswa sudah merasa berminat
untuk
pengalaman
yang
untuk
tujuanperhatian
98
Meningkatkan Minat Belajar . . . . . (Siska Angreni)
mengikuti pelajaran. Maka ia akan dapat
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
mengerti
merangsang siswa untuk belajar.
dengan
mudah
dan
sebaliknya
apabila siswa merasakan tidak berminat dalam melakukan
proses
pembelajaran
ia
akan
Jelaslah bahwa pada dasarnya semua pendapat di atas memposisikan media sebagai
merasa tersiksa mengikuti pelajaran tersebut.
suatu
B. Indikator Minat Belajar
dipergunakan sebagai pembawa pesan dalam
Ada beberapa indikator siswa yang
suatu
alat
atau
sejenisnya
yang
kegiatan pembelajaran.
dapat
Keberadaan
memiliki minat belajar yang tinggi, hal ini
media dimaksudkan agar pesan dpat lebih
dapat dikenali melalui proses belajar di kelas,
mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa.
antara lain: a) perasaan senang, seorang siswa
Fungsi
utama
media
pembelajaran
yang memiliki perasaan senang terhadap
adalah sebagai alat bantu mengajar yang turu
pelajaran IPA, maka ia terus mempelajari ilmu
mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan
yang berhubungan dengan IPA; b) perhatian
belajar yang ditata dan diciptakan leh guru.
dalam belajar, seseorang yang memiliki minat
Hamalik (dalam Arsyad 2006) mengemukakan
pada suatu objek tertentu maka dengan
bahwa pemakaian media pembelajaran dalam
sendirinya akan memperhatikan objek tersebut;
proses belajar mengajar dapat membangkitkan
c) bahan pelajaran dan media yang digunakan,
keinginan dan minat baru, membangkitkan
bahan pelajaran dan media yang cocok juga
motivasi dan ransangan belajar, dan bahkan
mempengaruhi minat belajar siswa.
membawa
C. Media Pembelajaran
terhadap siswa. Sudjana dan Rivai (2005)
Salah satu hal penting
yang perlu
pengaruh-pengaruh
mengemukakan
beberapa
alasan
berkenaan
optimal dalam proses pembelajaran di kelas
pembelajaran dalam proses belajar siswa
adalah media pembelajaran. Media jika kita
antara lai yaitu: (1) pengajaran akan lebih
lihat dari asal katanya berasal dari bahasa latin
menarik perhatian siswa sehingga
yaitu medius yang secaraa harfiah berarti
menumbuhkan motivasi belajar; (2) bahan
‘tengah’ atau ‘pengantar’ (Sardiman dkk,
pelajaran akan lebih jelas maknanya dapat
2003).
(2006)
dipahami oleh siswa dan memungkinkan siswa
adalah
menguasai tujuan pembelajaran lebih baik; (3)
perantara atau pengantar pesan dari pengirim
metode pengajaran akan lebih bervariasi
kepada
yang
dengan adanya media; (4) siswa lebih banyak
digunakan dalam proses pembelajaran biasaya
melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
disebut dengan media pembelajaran. Media
mendengarkan
pembelajaran menurut Angkowo dan Kosasih
aktivitas lain seperti mengamati, melakukan,
(2007) diartikan sebagai “ berbagai jenis
mendemonstrasikan dan lain sebagainya.
mengungkapkan
penerima
arsyad
bahwa
pesan.
media
Media
uraian
manfaat
yang
diperhatikan untuk mendapatkan hasil yang
Kemudian
dengan
psikologi
guru,
tetapi
media
dapat
juga
Meningkatkan Minat Belajar . . . . . (Siska Angreni)
D. Komik sebagai Media Pembelajaran Komik dapat didefinisikan sebagai suatu
99
Indonesia sangat negatif dan potensi edukasi komikpun diabaikan (Siwi,2009).
bentuk kartun yang mengungkapkan karakter
Peranan pokok dari buku komik dalam
dan memerankan suatu cerita dalam urutan
pengajaran
yang erat dihubungkan dengan gambar dan
menciptakan minat baca para siswa (Sudjana
dirancang untuk memberikan hiburan bagi para
dan Rivai, 2005). Komik merupakan suatu
pembaca (Sudjana dan Rivai, 2005). Penelitian
bentuk bacaan dimana anak membacanya
terhadap peredarannya telah menunjukkan
tanpa harus dibujuk, melalui bimbingan dari
bahwa buku-buku komik di baca oleh anak-
guru, komik yang berisikan materi pelajaran
anak ditingkat menengah
dapat berfungsi sebagai jemabatan untuk
Sementara
itu
dan tingkat atas.
Boneff
adalah
kemampuannya
dalam
(1998:94)
menumbuhkan minat baca siswa. Menjadikan
mengungkapkan bahwa komik mempunyai
komik sebagai media pembelajaran merupakan
andil yang besar dalam perubahan prilaku
contoh
kaum muda
dan juga berperan dalam
Adanya media komik sebagai sumber belajar
pengembangan minat baca. Masyarakat Jepang
akan mempermudah siswa dalam proses
menempatkan komik sebagai variabel penting.
pembelajaran khususnya dalam merealisasi
Komik menjadi wahana menyampai segala
konsep-konsep pelajaran yang bersifat abstrak
pesan yang komunikatif dan memikat, bagi
apabila disajikan dalam bentuk teori saja dan
anak-anak.
perlu adanya penyajian kongkrit. Melalui
Perkembangan komik di Indonesia dari
media
penerapan
komik
teknologi
pendidikan.
diupayakan
pemecahan
segi kualitas memang belum memadai, namun
permasalahan dalam proses belajar sehingga
tidak dalam segi kuantitas. Pembaca komik
proses pembelajaran dapat berjalan efektif,
semakin hari semakin bertambah. Jarak umur
efisien dan menarik (Fitria,2010).
untuk pembaca komik juga semakin luas.
Media komik juga dapat digunakan
Karena sifatnya yang menghibur, komik dinilai
dalam proses pembelajaran IPA. Syamzani
sebagai
untuk
(2009) mengungkapkan bahwa media komik
menyampaikan pesan. Terutama anak-anak
IPA merupakan salah satu bentuk sumber
akan lebih mudah utuk membaca komik
belajar yang digunakan siswa dalam bentuk
dibandingkan membaca buku pelajaran. Komik
gambar bercerita yang dilengkapi dengan teks.
sebenarnya merupakan sarana yang paling baik
Komik sebagai media berperan sebagai alat
untuk mendidik anak-anak. Hanya saja, komik
yang
yang beredar di Indonesia masih banyak yang
Pembelajaran dengan media komik yang
kurang mendidik. Akibatnya, tanggapan orang
dimaksud adalah sebuah proses kamunikasi
tua
antara siswa dan sumber belajar (komik
dan
sarana
yang
cocok
masyarakat terhadap
komik di
fungsi
pembelajaran).
menyampaikan
Komunikasi
belajar
pesan.
akan
Meningkatkan Minat Belajar . . . . . (Siska Angreni)
berjalan
dengan
maksimal
jika
pesan
pembelajaran disampaikan secara jelas, runtut dan
menarik
(Waluyanto,
2005).
100
umpan balik dan juga dorongan pembelajar untuk melakukan praktek-praktek yang benar.
Pesan
Adapun kelebihan penggunaan media
pembelajaran pada komik dtuangkan dalam
komik dalam pembelajaran, yaitu: 1) komik
bentuk cerita bergambar dan biasanya dikemas
memiliki
dalam bentuk buku.
penyajiannya; 2) memiliki unsur urutan yang
sifat
yang
seberhana
dalam
Albert (2008) mengungkapkan beberapa
memuat pesan yang besar tapi disajikan secara
langkah yang harus ditempuh dalam membuat
ringkas dan mudah dicerna; 3) dilengkapi
sebuah buku komik diantaranya yaitu: 1)
dengan bahasa verbal dan dialogis; 4) dengan
menentukan ide atau konsep; 2) menulis cerita;
adanya perpaduan antara verbal dan non verbal,
3) pembuatan gambar; 4) pemberian tinta; 5)
dapat mempercepat pembaca memahami isi
pemberian warna; 6) menulis skenario; 7)
pesan
pengeditan; 8) percetakan atau penerbitan; 9)
terbantu untuk tetap fokus dan tetap pada
pemasaran; 10) pendistribusian. Ide atau
jalurnya; 5) ekspresi yang divisualisasikan
konsep cerita pada komik pembelajaran dibuat
membuat pembac terlibat secara emosional,
sesua dengan materi pembelajaran yang akan
mengakibatkan pembaca ingin terus membaca
dijadikan komik, dengan tokoh usia anak-anak
hingga selesai; 6) selain sebagai media
atau tokoh-tokoh kartun yang cocok untuk
pembelajaran, komik juga dapat berfungsi
siswa usia SD, serta teks dengan bahasa sehari-
sebagai sumber belajar. Selain beberapa
hari sehingga mudah dipahami oleh siswa.
kelebihan di atas, Gane juga menyebutkan lima
E. Ciri-ciri Komik
keunggulan komik yaitu dapat memberikan
yang
dibacanya,
karena
pembaca
Kriteria media komik pembelajaran
motivasi, visualisasi/gambaran yang jelas,
menurut Fitria (2010) adalah: 1) komik
bersifat konsisten, sebagai perantara atau
pembelajaran yang dikembangkan harus sesuai
media, dan lebih populer dan dikenal oleh
dengan
hendak
siswa, sehingga dapat digunakan secara praktis
disampaikan sehingga dapat mempermudah
disemua subjek dan semua jenjang pendidikan.
pesan
pembelajar
(informasi)
mencapai
yang
tujuan
belajar;
2)
pemilihan isi dan gaya penyampaian pesan mempunya kepada
tujuan
pembelajar;
memberikan 3)
isi
motivasi dan
gaya
PENUTUP Pada hakekatnya belajar IPA sangatlah menarik
karena
sangat
akrab
dengan
penyampaian pesan juga harus merangsang
kehidupan, karena itu tidaklah sulit untuk
pembelajar memproses apa yang dipelajari
menumbuhkan minat siswa. Pembelajaran
serta memberi ransangan baru; 4) pesan
akan lebih optimal apabila tidak hanya
pembelajaran yang baik akan mengaktifkan
menggunakan
pembelajar dalam memberikan tanggapan,
menggunakan bahan ajar yang lain untuk
buku
teks,
tetapi
juga
Meningkatkan Minat Belajar . . . . . (Siska Angreni)
101
menunjang keberhasilan pembelajaran yaitu
diharapakan dapat meningkatkan minat belajar
komik. Komik adalah bentuk seni populer
siswa.
terutama di kalangan anak-anak dan dengan demikian dapat dimanfaatkan sebagai media
DAFTAR RUJUKAN
potensial
Albert. A. (2008). Proses Membuat Buku-Buku Komik. http://pelitaku.Sabda.org diakses 28 Agustus 2014.
untuk pendidikan
pembelajaran
IPA.
diharapkan
Komik mampu
meningkatkan minat baca dan memotivasi siswa untuk belajar, sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Adanya media komik sebagai sumber belajar akan mempermudah siswa dalam proses
pembelajaran
khususnya
dalam
merealisasi konsep-konsep pelajaran yang bersifat abstrak apabila disajikan dalam bentuk teori saja dan perlu adanya penyajian kongkrit. Melalui media komik diupayakan pemecahan permasalahan dalam proses belajar sehingga proses pembelajaran dapat berjalan efektif,
Aleixo, P. & Claire N. (1997). Comic. Reading and Primary Aged Children. Education and Health.25 (4) 70 – 73. Angkowo, R. Dan Kosasih, A. (2007). Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta: Grasindo. Arsyad, A. (2006). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Boneff, M. (1998). Komik Indonesia. Paris: Forum Jakarta Depdiknas. (2006). Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta : Departemen Pendidikan nasional
efisien dan menarik. Ada 5 kelebihan komik, yaitu dapat memberikan motivasi, visualisasi/gambaran yang
jelas,
bersifat
konsisten,
sebagai
perantara atau media, dan lebih populer dan dikenal oleh siswa, sehingga dapat digunakan secara praktis disemua subjek dan semua jenjang
pendidikan.
Sejalan
dengan
kesimpulan di atas di sarankan kepada guru SD untuk merancang media komik pada pelajaran IPA pada berbagai materi. Karena siswa SD menurut
usianya
gambar-gambar.
sangat
tertarik
Selain
sifatnya
dengan yang
menghibur, komik dinilai sebagai sarana yang
Fitria, R. (2010). Komik Sebagai Media Pembelajaran. http://media-ide.com diakses 10 September 2014 Sabri, Alisuf. (1995). Psikologi pendidikan. Jakarta:Pedoman Ilmu Jaya Sardiman, A.S, Rahardjo, R., Haryono A., Rahardjito. (2003). Media Pendidikan, pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Shalahuddin, Mahfudh. (1990). Pengantar Psikologi Pendidikan. Surabaya: Bina Ilmu Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya
cocok untuk menyampaikan pesan. Selain menambah
bahan
ajar,
media
komik
Sudjana, N. Dan Rivai, A. (2005). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Meningkatkan Minat Belajar . . . . . (Siska Angreni)
Susilana, R, dan Riyana, C. (2008). Media Pembelajaran: Hakikat Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung: JurusanKurtekpend FIP UPI. Syah, Muhibbin. (2001). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya Syamzani, R. (2009). Pengaruh Penggunaan Med Komik Biologi Dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divison Terhadap Hasil Belajar Siswa kelas VII SMPN 4 Padang Panjang Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi Tidak Diterbitkan. Padang. Universitas Negeri Padang Tatalovic, M. (2009). Science Comic As Tools for Science Education and Communication, A brief, Exploratory Study. JCOM Journal of Science Communication Volume 08 (04): 1-17 Wahyuningsih, A. (2012). Pengembangan Media Komik Bergambar Materi Sistem Saraf untuk Pembelajaran yang menggunakan Strategi PQ4R. Journal of Innovatif Science Education. http.//journal.unnes.ac.id/sju/index.Php/j es : 19-27. Diakses 20 Agustus 2014 Waluyanto, H.D. (2005). Komik Sebagai Media Komunikasi Visual pembelajaran. Nirmala, Vol 7. No 1:45-55. http://www.petra.ac.id/puslit/journals/dir .php. di akses tgl 19 September 2014
102