UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE ( Studi tindakan pada siswa kelas VII MTs Unggulan Rowosari Kendal)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam
Oleh : IBADILLAH 093111422
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
i
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Semarang, Peneliti
Ibadillah
ii
Juni 2011
KEMENTRIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus 2 Ngaliyan Telp. (024) 7601295 Fax 7615387 Semarang 50185
PENGESAHAN Naskah skripsi dengan Judul
: UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN EVERY ONE IS A TEACHER HERE
Nama
: Ibadillah
NIM
: 093111422
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Progam Studi : Pendidikan Agama Islam
telah diajukan dalam sidang munaqasah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.
Semarang, Juni 2011 Ketua,
Sekretaris
Ismail, M. Ag
Syamsul Ma’arif, M. Ag
NIP.1971100211997031002
IP. 197410302062121002
Penguji I,
Penguji II
Nur Uhbiyati, M. Pd.
H. Mahfudz Siddiq, M. A
NIP.195202081976122001
NIP. 150313127000001000
iii
Dr. Hamdani Mu’in, M. Ag Dosen Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang NOTA PEMBIMBING Hal : Skripsi Ibadillah Lampiran :
Semarang,
Juni 2011
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang di Semarang Assalamu’alaikum Wr. Wb Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa, maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut dibawah ini : Nama : Ibadillah NIM : 093111422 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Judul Skripsi : Upaya Peningkatan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Melalui Strategi Pembelajaran Every One Is A Teacher Here (Studi tindakan pada siswa kelas VII MTs Unggulan Rowosari Kendal) maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan. Demikian, mohon dimaklumi adanya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Pembimbing,
Dr. Hamdani Mu’in M. Ag NIP.19720405 199903 1 001
iv
ABSTRAK
Ibadillah, 2011. Upaya Peningkatan Minat Belajar Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Melalui Strategi Pembelajaran Every One Is A Teacher Here (Studi tindakan pada siswa kelas VII MTs Unggulan Rowosari Kendal), Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang. Dosen Pembimbing: Dr. Hamdani Mu’in M. Ag Kata Kunci: Minat Belajar Siswa, Sejarah Kebudayaan Islam, Strategi Every One Is a Teacher Here Untuk menjadikan sejarah lebih menarik siswa untuk belajar, perlu diawali dalam cara menyampiakannya. Pada saat ini sudah banyak strategi atau strategi belajar yang dapat menarik siswa untuk belajar, salah satunya adalah dengan menggunakan Strategi Every One Is a Teacher Here. Strategi Every One Is a Teacher Here merupakan salah satu strategi kreatif dalam mencatat sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Dengan munculnya rasa senang inilah diharapkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran sejarah dapat ditingkatkan.. Mengarah pada Permasalahan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana upaya peningkatan minat belajar siswa kelas VII MTs
Unggulan Rowosari Kendal pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam? Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang mengikuti model lewin yang telah ditafsirkan oleh kemmis. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pemberikan angket pada siswa pada saat pre tes dan pada setiap akhir siklus I dan II. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tes penerapan strategi Everyone is a teacher here terbukti dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajarn Sejarah Kebudayaan Islam. Hasil angket yang diberikan kepada 45 siswa menunjukkan bahwa pada saat pre tes siswa yang minat belajarnya tinggi hanya terdapat 7 orang, pada siklus I terdapat peningkatan menjadi 12 orang, dan pada siklus ke II juga terdapat peningkatan dengan penambahan volume menjadi 19 orang. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa strategi Every one is a teacher here dapat meningkatkan minat siswa walau belum mencapai 100%. Hasil penelitian ini diharapkan para guru dapat menerapkan berbagai strategi pembelajaran aktif.
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil'alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufiq dan hidayah-Nya yang telah memberikan petunjuk dalam segala hal, pada tiap detik kehidupan. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulallah SAW sebagai penuntun umat menuju cahaya iman dan Islam. Sebuah karya tulis yang berjudul : “UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A
TEACHER HERE ( Studi tindakan pada siswa kelas VII MTs Unggulan Rowosari Kendal)” telah penulis selesaikan dengan baik. Banyak bantuan dan dukungan telah diperoleh dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis sampaikan penghargaan dan terimakasih kepada beberapa pihak: 1.
Kedua orang tua yang telah membesarkan, mendoakan dan mendorong penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
2.
Bapak. Prof. Dr. Muhibin, M. Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang.
3.
Bapak Dr. Suja'i, M.Ag. Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang.
4.
Bapak Nasirudin, M. Ag selaku Ketua Jurusan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang.
5.
Bapak Dr. Hamdani Mu’in M. Ag selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing penyusunan skripsi ini.
6.
Bapak/Ibu dosen (IAIN) Walisongo Semarang banyak ilmu sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
7.
Bapak Ibadillah, BA selaku Kepala Sekolah MTs Unggulan Rowosari Kendal, serta Bapak Tura Haryanto, S.Pdi selaku pengajar Sejarah
vi
Kebudayaan Islam yang telah memberikan waktunya bagi penulis untuk mengadakan penelitian. Penulis sadar bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih ada beberapa kekurangan. Oleh karena itu, penulis menerima dengan senang hati saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan karya ini. Akhir kata, penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya, khasanah pengembangan pendidikan serta dunia penelitian pada umumnya, Amin.
Semarang, Juni 2011
Peneliti
vii
DAFTAR TABEL
TABEL I
: Pre Tes
TABEL II
: Siklus I
TABEL III
: Siklus II
viii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
LAMPIRAN II
Pedoman Angket
LAMPIRAN III
Daftar Hadir Siswa
LAMPIRAN IV
Grafik Peningkatan Minat Belajar Siswa
ix
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..............................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................
ii
PENGESAHAN .....................................................................................
iii
NOTA PEMBIMBING ..........................................................................
iv
ABSTRAK .............................................................................................
v
TRANSLI TERASI .................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ...........................................................................
viii
DAFTAR TABEL ..................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................
xi
DAFTAR ISI ..........................................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang …………………………………………….
1
B. Penegasan Istilah ………………………………………….
5
C. Rumusan Masalah …………………………………………
7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………....
7
E. Manfaat Penelitian ………………………………………..
7
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka …………………………………………….
8
B. Kerangka Berfikir …………………………………………
25
C. Hipotesis Tindakan ……………………………………….
26
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian …………………………………………….
28
B. Tempat dan Waktu Penelitian.……………………………...
34
C. Pelaksana dan Kolaborator.…………………………………
34
D. Rancangan Penelitian………..……………………………...
34
E. Teknik Pengumpulan Data …………………………………
35
F. Teknik Analisis Data ……………………………………….
37
G. Indikator Pencapaian…….. ………………………………...
38
x
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian…………. …………………………………
39
B. Pembahasan……………………. ………………………….
52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………………………………………………..
56
B. Saran ………………………………………………………
56
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan wadah bagi anak untuk belajar, memperoleh ilmu pengetahuan serta mengembangkan berbagai kemampuan dan keterampilan yang ada dalam diri mereka. Pada masa ini pendidikan sangatlah penting demi tercapainya pembangunan dan manusia terpelajar. Pendidikan adalah hak setiap warga Negara yang harus dipenuhi. Pendidikan dinegara ini terjadi melalui 3 tahapan, tingkat dasar, menengah, dan atas. Pendidikan adalah pemberian pengetahuan yang diperoleh seseorang dan terletak disuatu lembaga. Dalam pendidikan terdapat beberapa unsure penting yang harus dipenuhi, yang salah satunya adalah guru sebagai pendidik. Sehubungan dengan hal itu, guru sebagai pendidik merupakan salah satu unsur dalam pendidikan yang mempunyai peranan penting dalam mewujudkan tujuan dari pendidikan. Sebagai pendidik yang selalu berkecimpung dalam proses belajar mengajar pastilah menginginkan proses belajar yang efektif dan efisien, Maka dari itu penguasaan materi saja tidaklah cukup, seorang guru harus menguasai berbagai strategi pengajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Aktifitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang dapat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit. Dalam hal semangat
kadang semangatnya tinggi, tetapi terkadang juga sulit untuk
mengadakan konsentrasi. Demikian antar lain kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap anak didik, dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan aktivitas belajar. Setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan individual inilah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan anak didik. “Dalam keadaan dimana anak didik atau siswa tidak dapat belajar, ini tidak selalu disebabkan faktor intelligensi yang rendah (kelainan mental) akan dapat
57
disebabkan oleh faktor-faktor non intelligensi”. Dengan demikian IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan belajar.1 Salah satu faktor penyebab kesulitan belajar adalah karena tidak adanya minat seseorang terhadap suatu mata pelajaran yang akan menimbulkan kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, kebutuhannya, kecakapannya atau tidak sesuai dengan tipe-tipe khusus anak yang banyak menimbulkan problema pada dirinya. Karena itu pelajaran pun tidak pernah terjadi pada otak, akibatnya timbul kesulitan belajar. Ada tidaknya minat terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan, memperhatikan garis miring tidal dalam pelajaran itu. Dari tanda-tanda itu seorang ptugas diagnosis dapat menemukan apa penyebab kesulitan belajarnya. Disebabkan karena adanya minat atau boleh sebab yang lain.2 Titik permulaan dalam mengajar yang berhasil adalah membangkitkan minat anak didik, karena rangsangan tersebut membawa kepada senangnya anak didik terhadap pelajaran, dan meningkatkan kepentingan mata pelajaran bagi mereka, di samping perasaan mereka, bahwa mereka mendapat manfaat dari pekerjaan dan kegiatan mereka deng sunguh-sungguh. Tidak dibangkitkannya minat terhadap pelajaran, akan menggoncangkan suasana dalam kelas dan timbulnya persoalan tentang peraturan ,serta manjanya rasa malas dan lelah ke dalam jiwa anak didik. Di samping timbul rasa remehnya pelajaran dan pekerjaan sekolah. Dengan demikian, jelaslah betapa pentingnya membangkitkan minat anak-anak didik dalam proses belajar mengajar bagi guru. Karena sesungguhnya sebagian besar dari usaha guru yang sukses tertenmpuh kepada membangkitkan minat anak-anak didik. Sementara orang bersalah memahami arti membangkitkan minat anak didik, disangkanya hal itu dicapai dengan menggunakan berbagai daya tarik pada awala
1
Abu Ahmad, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta. 1991),
hlm 74 2
Abu Ahmad, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta. 1991)
hlm, 79
57
pelajaran, menggunakan upaya atau rangsangan sementara, yang dapat menarik perhatian dan pendngaran anak didik beberapa waktu, hal ini jelas dalam strategi ceramah, dalam mengajar dimana guru menjelaskan, pelajaran kepada anak-anak didik, misalnya kisah atau bicara lucu, teka-teki, alat pelajaran, cara yang lancar, janji, ancaman, imbalan atau hukuman. Rangsangan-rangsangan seperti itu boleh jadi benar, akan tetapi seringkali mengecewakan, karena anak didik akan segera bosan terhadap pelajaran, karena ia tidak menyentuh diri dan keperluan mereka.3 Sebagai mata pelajaran yang dipastikan ada pada setiap lembaga pendidikan Islam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam mengandung kegunaan yang sangat besar bagi kehidupan manusia, karena sejarah menyimpan atau mengandung kekuatan yang dapat menimbulkan dinamisme dan melahirkan nilainilai baru bagi pertumbuhan serta perkembangan kehidupan umat manusia. Sumber utama ajaran Islam (al-Qur’an) mengandung cukup banyak nilai-nilai kesejarahan yang langsung atau tidak langsung mengandung makna yang besar. Pelajaran yang sangat tinggi bagi pimpinan umat, khususnya bagi umat Islam. Maka tarikh dan ilmu tarikh (sejarah) dalam Islam menduduki arti penting dan mempunyai kegunaan dalam kajian tentang Islam. Umat Islam dapat meneladani proses pendidikan Islam dapat meneladani proses pendidikan Islam semenjak zaman Rosulullah SAW, zaman Khulafaul Rasyidin, zaman ulama-ulama besar dan para pemuka gerakan pendidikan agama Islam.4 Seperti yang diungkapkan oleh Munawar Cholil, bahwa : “Sesungguhnya pengetahuan tarikh itu banyak gunanya, baik urusan keduniaan maupun bagi urusan keakhiratan”. Barang siapa hafal (mengerti benar) tentang tarikh, bertambahlah akal pikirannya. Tarikh itu bagi masa menjadi cermin. Sesungguhnya tarikh itu menjadi cermin perbandingan bagi masa yang baru. Tarikh dan ilmu tarikh itu pokok kemajuan suatu umat, manakala ada suatu umat tidak memperhatikan tarikh dan ilmu tarikh, maka umat itu tentulah akan ketinggalan dibelakang (dalam kemunduran), dan manakala
3
Zakiah Daradjat, Kepribadian Guru.(Jakarta: Bulan Bintang, 1980). hlm, 26-27
4
Zuhairini, dkk. Sejarah Pendidikan Islam. (Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelelmbagaan Agama Islam, 1986), hlm 4-5
57
suatu umat sungguh-sungguh memperhatikan tarikh dan ilmu tarikh, maka tentulah umat itu maju ke muka (dalam kemajuan).5 Berdasarkan kegunaan tersebut, maka semestinya pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam merupakan mata pelajaran yang sangat penting, menarik, menyenangkan dan tidak membosankan. Kenyataan yang ada di sekolah-sekolah tampaknya bukanlah demikian. Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam bukanlah mata pelajaran yang menyenangkan melainkan membosankan. Selain itu juga kurang menarik dan cenderung membuat siswa gaduh dalam mengikutinya. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kelemahan dalam belajar Sejarah Kebudayaan Islam tersebut lebih disebabkan oleh faktor guru, yaitu para guru kurang mampu mengembangkan ketrampilan mengajar yang dapat menarik perhatian siswa dan merangsang siswa untuk belajar. Denngan kata lain pmbelajaran yang mereka lakukan masih bersifat
konvesional, yaitu hanya
terbatas pada penyampaian serangkaian fakta sejarah. Selain faktor guru, karena sifatnya yang banyak cerita serta banyaknya hafalan-hafalan yang berkaitan dengan tokoh, tempat dan waktu, membuat siswa merasa jenuh yang akan menimbulkan kurangnya minat belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kebudayaan tersebut. Hal ini bisa dilihat dan kecenderungan siswa bersikap pasif dalam menerima pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, apalagi pada jamjam siang. Untuk itu perlu adanya upaya dan berbagai pihak untuk mengairahkan kembali minat belajar siswa dan memberikan pengertin bahwa sejarah itu penting. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut menjadi sebuah skripsi yang berjudul “Upaya Peningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Melalui Strategi Pembelajaran Evryone Is A Theachr Here”. B. Penegasan Istilah Agar pembahasan dalam skripsi ini lebih mengarah dan terfokus pada permasalahan yang akan dibahas, sekaligus untuk menghindari terjadinya persepsi
5
Zuhairini, dkk. Sejarah Pendidikan Islam. (Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelelmbagaan Agama Islam, 1986), hlm. 6.
57
lain mengenai istilah-istilah yang ada, maka perlu adanya penjelasan mengenai definisi istilah. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesamaan penafsiran dan terhindar dari kesalahan pengertian pada pokok pembahasan ini. Definisi istilah yang berkaitan dengan judul dalan penelitian skiripsi ini adalah sebagai berikut: 1.
Upaya: Usaha (syarat) untuk menyampaikan sesuatu maksud, akal, ikhtiar.6
2.
Peningkatan: Berasal dari kata tingkat artinya menaikkan (derajat, taraf) mempertinggi, memperhebat. Mendapat awalan “pe” dan akhiran “an”, yang mengandung arti usaha untuk menuju yang lebih baik.7
3.
Minat: a) Perhatian, kesukaan (kecenderungan hati) kepada sesuatu , keinginan.8 b) Suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal/aktivitas tanpa ada yang mempengaruhinya.
4.
Belajar: a) Belajar secara umum dapat diartikan sebagai proses transfer yang ditandai oleh adanya perubahan pengetahuan, tingkah laku dan kemampuan seseorang yang relatif tetap sebagai hasil dari latihan dan pengalaman (Voss, 1978, Gordon, 1989) yang terjadi melalui aktivitas mental yang bersifat aktif, konstruktif, kumulatif dan berorientasi pada tujuan.9 b) Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif yang terjadi karena latihan dan pengalaman. Dengan kata lain yang lebih rinci belajar adalah : a. Suatu aktivitas / usaha yang disengaja. b. Aktivitas tersebut menghasilkan perubahan, berupa sesuatu yang buruk baik yang segera nampak atau tersembunyi.
6
WJS. Porwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka.2003),
7
WJS. Porwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka.2003),
8
WJS. Porwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka.2003),
hlm. 983
hlm. 952
hlm. 583 9
Abdul Mu’ti, Proses Belajar Pendekatan Kognitif, dalam Chabib Thoha dan Abdul Mu’ti (Peny), PBM di Sekolah Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam.(Semarang: Fak. Tarbiyah IAIN Walisongo, bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998).cet. 1, hlm. 94
57
c. Perubahan-perubahan itu meliputi perubahan ketrampilan jasmani, kecakapan perceptual, isi ingatan abilitas berfikir, sikap terhadap nilai-nilai dan inhisibi serta lain-lain fungsi jiwa (perubahan yang berkenaan dengan aspek psikis dan fisik). d. Perubahan tersebut relatif bersifat konstant.10 Dengan demikian minat belajar adalah perhatian, kesukaan (kecenderungan dalam hati) untuk melakukan sesuatu yang menimbulkan suatu perubahan baru yang meliputi perubahan tingkah laku dan kemampuan seseorang yang relatif tetap. 5.
Siswa: Pelajar
6.
Mata Pelajaran: Pengetahuan yang harus diajarkan
7.
Sejarah Kebudayaan Islam: a. Sejarah: Kejadian/peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau b. Kebudayaan: Edward B. Taylor mengatakan bahwa kebudayaan itu adalah keseluruhan yang kompleks meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, adapt dan kemampuan serta kebiasaan lain yang diperoleh manusia sebagai seorang anggota masyarakat.11 c. Islam: Agama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw melalui malaikat Jibril. Dengan demikian Sejarah Kebudayaan Islam adalah kejadian peristiwa yang
kompleks yang berkaitan dengan agama Islam yang terjadi pada masa lampau. 8. Evryone Is A Theachr Here: setiap murid sebagai guru dengan bertujuan penerapan strategi ini adalah mmbiasakan peserta didik untuk belajar aktif secara individu dan membudayakan sifat berani bertnya, tidak minder, dan tidak takut salah.12
10
Mustaqim, Psikolog Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar bekerjasama dengan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2001). hlm. 34 11
Abdullah Fadjar, Peradaban dan Pendidikan Islam. (Jakarta: Rajawali Pers. 1991).
hlm. 2 12
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: RaSAIL Media Group) hlm.74
57
C. Rumusan Masalah Apakah dengan strategi pembelajaran every one is a teacher here dapat meningkatkan minat siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam di MTs Unggulan Rowosari Kendal? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan dan manfaat penelitian adalah sebagai berikut: a
Mengetahui penyebab kurangnya minat belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
b
Mengetahui upaya apa yang digunakan dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
c
Mengetahui cara-cara yang digunakan dalam peningkatan minat belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
E. Manfaat Penelitian Dengan adanya tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi seluruh komponen akademik sebagai berikut: a
Membantu siswa dalam rangka meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, sehingga siswa tidak merasa bosan dan bersifat aktif dalam menerima pelajaran.
b
Membantu guru dalam rangka pencarian strategi dan strategi pengajaran yang tepat dan sesuai dengan keadaan siswa agar dapat memberikan kesan kepada siswa bahwa sejarah adalah mata pelajaran yang mudah, menarik dan mengasyikkan. Dengan demikian minat belajar siswa akan tinggi.
c
Membantu pihak sekolah dalam rangka mncerdaskan siswa. Dengan meningkatnya minat belajar siswa maka akan meningkatkan pula prestasi yang diraih anak didik dan membawa nama baik sekolah.
57
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pembahasan Tentang Upaya Peningkatan Minat Belajar a. Pengertian Upaya Peningkatan Minat Belajar Menurut WJS Porwadarminto upaya merupakan usaha (syarat) untuk menyampaikan sesuatu maksud, akal akhtiar.13 Sedangkan peningkatan itu sendiri berasal dari kata tingkat artinya menaikkan (derajat, taraf) mempertinggi, memperhebat. Mendapat awalan “pe” dan akhiran “an”, yang mengandung arti usaha untuk menuju yang lebih baik.14 Minat belajar secara terminologi terdiri dari dua istilah yang masing masing memiliki pengertian sendiri-sendiri yaitu istilah minat dan istilah belajar. Untuk menjelaskan keduanya, terlebih dahulu perlu diketahui definisi dari istilah minat dan belajar itu sendiri. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu atau gairah atau keinginan.15 W. S. Winkel mengatakan “Minat adalah kecenderungan yang agak menatap dalam subjek merasa tertarik pada bidang hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.16 Crow and crow menyatakan bahwa minat itu berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang Oleh kegiatan itu sendiri.17
13
WJS. Porwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka.2003).
14
WJS. Porwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka.2003)
15
WJS. Porwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka.2003)
16
W. S. Winkel, Psikologi Pendididkan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: Gramedia, 1983),
17
Djaali, Psikologi Pendidikan (Jakarta:Bumi Aksara, 2007), hlm. 121
hlm. 983
hlm. 952
hlm. 583
hlm. 30
57
Menurut Elizabeth B. Hurlock, “Interest are sources of motivication which drive people to do what they when they are free to choose.”18 Secara definisi konseptual minat berarti watak yang tersusun melalui pengalaman yang mendorong seseorang mencari obyek, aktivitas, pengertian, keterampilan untuk tujuan perhatian atau penguasaan. Sedangkan secara definisi operasional minat adalah keingintahuan seseorang tentang keadaan suatu objek.19 Peneliti sengaja menyajikan beberapa keterangan mengenai pengertian atau definisi agar minat dapat memperoleh pemahaman yang yang lebih luas tentang sekurang-kurangnya makna dan aspek-aspek apa saja yang terkandung dalam pengertian minat. Minat adalah suatu landasan yang paling menyakinkan dalam keberhasilan proses pembelajaran.20 Jika seorang siswa memiliki rasa ingin belajar, ia akan cepat untuk dapat mengerti, memahami, dan mengingatnya. Dalam bukunya L.Crow &A.Crow menyatakan bahwa minat adalah sesuatu yang berhubungan dengan daya gerak yang mendorong berurusan dengan orang lain, benda atau kegiatan ataupun suatu pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.21 Siswa atau individu itu memiliki sedikit minat alamiah namun yang beragam itu mereka peroleh sebagai hasil dari pengalamannya dari lingkungan tempat mereka tinggal. Terutama yang menyangkut penemuan guru terhadap minat yang ada pada siswanya, seorang guru diharapkan dapat merancang pembelajaran yang akan dilakukannya untuk memenuhi taraf minat yang berbeda yang terjadi pada siswa. Disamping itu, guru didorong untuk merencanakan bimbingan belajar sehingga bisa memberikan kemungkinan dan kesempatan bagi
18
Elizabeth B. Hurlock, Child Development, Mc. Graw Hill Koghakusa, Ltd. Japan, t.th.,
hlm 420 19
Mimin Haryati, Model dan Tekhnik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), hlm.102 20
Kurt Singer, Membina Hasrat Belajar di Sekolah (Bandung: Remadja Karya, 1973),
21
L.Crow &A.Crow, Psychologi Pendidikan (Yogyakarta: Nur Cahaya, 1989 ), hlm. 303
hlm. 78
57
setiap siswa untuk mengambangkan minatnya terhadap apa yang sedang mereka pelajari sambil melanjutkan belajarnya dilembaga formal. Minat adalah suatu kekuatan yang muncul dari dalam yang mempunyaitujuan tertentu, atau suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu, yang merupakan kekuatan dari dalam dan tampak dari luar sebagai gerak-gerik atau partisipasi terhapat suatu hal.22 Oleh karena itu minat seorang siswa juga dipengaruhi atas dasar niat dan kesungguhan dalam mencari ilmu ilmu seperti yang diriwayatkan dalam hadits shahih al-Bukhori dan
Muslim: ًَ هلل ِ سٌْنِوِ فَيِجْزَحُوُ إِنََ ا ُ هلل ًَ َر ِ فَمَنْ كَا َنجْ ىِجْزَحُوُ إِنََ ا.ٌٍَث ًَ إِنَّمَا نِكُمِّ امْزِئٍ مَا َن ِ (( إِنَّمَا اْألَعْمَالُ بِاننَِّّْا ًَ مَنْ كَا َنجْ ىِجْزَحُوُ نِذُنَْْا ُّصِ ْبُيَا َأًْ امْزََأةٍ َّنْكِحُيَا فَيِجْزَحُوُ إِنََ مَا ىَاجَزَ إِنَ ْوِ )) [رًاه إماما انمحذثْن،ِسٌْنِو ُ َر أبٌ عبذ اهلل محمذ بن إسماعْم بن إبزاىْم بن انمغْزة بن بزدسبت انبخارُ ً ابٌ انحسْن مسهم بن انحجاج بن ]مسهم انقشْزُ اننْسابٌرُ فِ صحْحْيما انهذّن ىما أصح انكخب انمصنفت “Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena urusan dunia yang ingin digapainya atau karena seorang wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan apa yang diniatkannya tersebut” (HR. al-Bukhāriy dan Muslim)23
Dari beberapa pengertian minat diatas, dapat diungkapkan beberapa hal penting yaitu : a)
Minat merupakan bagian dari aspek psikologis seseorang yang
menampakkan dirinya pada beberapa macam gejala, seperti perasaan senang atau kesadaran seseorang akan sesuatu, rasa ingin tahu tentang sesuatu, sehingga menyebabkan mereka untuk ikut berpartisispasi. b)
Minat merupakan bagian dari aspek-aspek psikologis (kejiwaan)
seseorang. Berdasarkan keterangan diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa minat merupakan aspek psikologis yang tampak pada seseorang seperti halnya perasaan
22
Agus Sujanto, Psikologi Umum (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 84
23 Bukhori, Shaheh Bukhori,Bairut hal. 74
57
senang, rasa ingin tahu, perhatian, ketertarikan, dan kesadaran akan sesuatu yang berhubungan dengan individu itu sendiri. Selanjutnya peneliti akan memaparkan beberapa istilah yang menyangkut makna dari belajar, menurut Skinner dalam bukunya Muhammad Surya, Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseleruhan, sebagai hasil pengalaman seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.24 Belajar adalah tahapan perubahan perilaku siswa yang relatif positif dan menetapkan sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.25 Dalam bukunya Oumarhamalik Ahli belajar modern mengemukakan dan merumuskan belajar sebagai sesuatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.26 Berdasarkan penjelasan di atas, belajar dapat ditarik sebagai usaha seseorang untuk membentuk suatu perubahan tingkah laku yang dihasilkan oleh kegiatan atau pengalaman yang telah dialaminya. Berdasarkan pemahaman tentang definisi minat belajar diatas, dapat peneliti rumuskan bahwa minat belajar merupakan aspek psikologi yang tampak pada diri seseorang seperti halnya gairah, keinginan, atau perasaan suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman. Dengan kata lain, minat belajar adalah perhatian, rasa suka, atau ketertarikan seorang (siswa) terhadap belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam proses pembelajaran.
24
Muhammad Surya, Psokologi Pembelajaran dan Pengajaran (Bandung: Pustaka Bani Quraisy,2004), hlm. 48 25
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999),hlm.102
26
Oumar Hamalik, Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar (Bandung: TARSITO, 1983),hlm. 21
57
Mengamati definisi minat belajar diatas dihubungkan dengan pendidikan (dalam arti mata pelajaran) sebagai obyek atau sasaran minat belajar maka minat belajar memiliki arti aspek psikologis seorang (siswa) yang menampakkan diri dalam gejala untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan belajar yang berkaitan dengan mata pelajaran dalam berbagai aspeknya. Minat atau perhatian siswa terhadap sesuatu merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui oleh guru. Dengan adanya minat atau perhatian siswa kapada mata pelajaran yang kita berikan maka isi dari materi pelajaran akan terserap dengan baik. Sebaliknya tanpa adanya perhatian terhadap apa yang kita berikan dengan susah payah tidak akan didengar, apalagi disukai oleh siswa. Untuk itu hal yang dapat dilakukan oleh guru adalah menjadikan bahan pelajaran yang dapat menarik perhatian siswa, alat-alat yang juga dapat menarik minat siswa, serta keadaan atau situasi yang dapat menarik minat siswa, dan tanpa kecuali sikap atau pribadi guru yang dapat menarik perhatian siswa itu sendiri.27 Minat belajar yang ada pada diri siswa memungkinkan sekali akan menjaga pikiran siswa sehingga dia bisa menguasai materi yang sedang dipelajarinya. Pada akhirnya prestasi yang berhasil atau kemudahan dalam belajar akan menambah minatnya, yang bisa berlanjut sepanjang hayatnya. Minat siswa terhadap mata pelajaran matematika, ilmu penegtahuan umum dan agama, bahasa asing ataupun yang lainnya apapun bisa didasarkan pada bakat yang nyata dan dalam bidang yang khusus. Kalau pelajaran terus-menerus dipelajari dan dikaji, maka akan diperoleh kecakapan yang lebih besar disertai dengan bertambahnya minat bukan hanya terhadap lapangan itu sendiri akan tetapi juga dalam bidangbidang yang berhubungan. Tidak semua siswa memulai untuk belajar karena faktor minatnya. Ada siswa yang mengembangkan minatnya pada satu mata pelajaran karena pengaruh gurunnya, kawan sekelasnya, atau anggota keluarganya.28 Bagaimanapun, jika para siswa yang serupa itu mempunyai kemampuan sedang atau diatas rata-rata, 27
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi (Jakarta: Rineka Cipta, 1990),hlm. 103-106 28
L.Crow &A.Crow, Psychologi Pendidikan, (Yogyakarta: Nur Cahaya, 1989 ), hlm. 304
57
biasanya mereka dapat mengembangkan minat yang kuat kepada mata pelajarann dan mengerahkan tenaga dan usahanya untuk menguasainya sehingga akan membawa kepada peningkatan hasil belajar.
b.
Karakteristik Minat Belajar Memperhatikan uraian tentang definisi minat belajar yang sudah
dikemukakan diatas, sedikit atau banyak, peneliti dapat menurunkan beberapa karakteristik atau ciri khas minat belajar. Boleh jadi karakteristik atau ciri yang dimaksudkan bersifat primer dan boleh jadi bersifat sekunder. Hal ini masih terdapat kemungkinan terjadinya pengertian yang tumpang tindih antara gejala minat belajar dengan gejala aspek-aspek psikologis lain seperti minat belajar, kreatifitas belajar, tekat belajar dan lain sebagainya. Tidak adanya minat seorang siswa terhadap suatu mata pelajaran akan menyebabkan timbulnya kesulitan dalam belajar. Karena otak tidak bekerja secara maksimal pada suatu hal yang kurang disukai. Ada tidaknya minat terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari cara siswa dalam mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan, memperhatikan garis miring atau tidak dalam suatu mata pelajaran.29
c.
Peranan dan Fungsi Minat Pada setiap manusia,
minat
memegang peranan penting dalam
kehidupannya dan mempunyai dampak yang besar atas prilaku dan sikap, minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar, anak yang berminat terhadap sesuatu kegiatan baik itu bekerja maupun belajar, akan berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Suatu minat dalam belajar merupakan suatu kejiwaan yang menyertai siswa dikelas dan menemani siswa dalam belajar. Minat mempunyai fungsi sebagai pendorong yang kuat dalam mencapai prestasi dan minat juga dapat menambah kegembiraan pada setiap yang ditekuni oleh seseorang.
29
Abu Ahmadi dan Widodo Supriono, Psikologi Belajar,(Jakarta: Rineka Cipta), hlm.79
57
Minat seseorang akan melahirkan perhatian spontan dan perhatian spontan yang memungkinkan terciptanya konsentrasi dalam waktu yang lama. Dengan demikian, minat merupakan landasan bagi konsentrasi. Ibarat sebuat bangunan, minat merupakna dasar atau pondasi bagi bangunan konsentrasi yang diciptakan. Fondasi itu akan semakin kokoh kalau minat semakin besar dengan terus-menerus dikembangkan.30 Peranan minat dalam proses belajar mengajar adalah untuk memusatkan pikiran serta memunculkan rasa senang atau gembira dalam belajar seperti adanya kegairahan hati yang dapat memperbesar daya kemampuan belajar dan juga membantu untuk tidak mudah melupakan apa yang dipelajari. Seperti minat seseorang untuk belajar, untuk itu
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy
rahimahullah mengatakan bahwa: الْعَمَلِ لِسَائِرِ شَرْطٌ اَلّنِيَةُ لِلْعَمَ وَالْفَسَادُ الّصَالَحُ فِيْهَا “Niat adalah syarat bagi seluruh amalan, pada niatlah benar atau rusaknya amalan”. (HR. Al-Bukhar dan Muslim)31
Terdapat beberapa peranan minat dalam belajar yang perlu kita ketahui antara lain: Menciptakan, menimbulkan kosentrasi atau perhatian dalam belajar, menimbulkan kegembiraan atau perasaan senang dalam belajar, memperkuat ingatan siswa tentang pelajaran yang telah diberikan oleh guru, melahirkan sikap belajar yang positif dan kontruktif, serta memperkecil kebosanan siswa terhadap mata pelajaran.32 d.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Minat Belajar Sumadi Suryabrata dalam bukunya psikologi pendidikan membagi
faktorfaktor yang mempengaruhi minat belajar menjadi dua, yaitu faktor yang dating dari dalam dan faktor yang datang dari luar. Faktor dari dalam (intern)
30
The Liang Gie, Cara Belajar yang Evisien Jilid II, (Yogyakarta: Liberti, 1995), hlm.
31
Bukhori, Hadits shoheh, Bairut hal. 103
32
Ketut Gobyah, menggairahkan minat belajar siswa (Semarang: Gramedia, 2004), hlm
130
111
57
terdiri dua faktor yaitu psikologi dan fisiologi. Sedangkan faktor yang dari luar (ekstern) terdiri dari faktor non sosial dan social.33 a.
Faktor Intern 1) Fisiologi Fisiologi adalah kondisi fisik atau panca indra yang ada pada siswa. Kondisi fisik yang dimiliki siswa akan berpengaruh terhadap semua aktivitas yang mereka lakukan. Yang termasuk di dalam aktifitas tersebut antara lain adalah kegiatan belajar, karena keadaan jasmani yang tidak baik akan mempengaruhi terhadap minat belajar siswa. Hal ini berhubungan dengan alat-alat indra tersebut sebagai organ penting untuk melakukan kegiatan belajar. Indra penglihatan (mata), yakni alat fisik yang berguna untuk menerima informasi visual. Indra pendengaran (telinga), yakni alat fisik yang berguna untuk menerima informasi verbal atau stimulasi suara dan bunyibunyian. Dan juga akal yang berguna untuk menyerap, mengolah, menyimpan, dan memproduksi kembali informasi dan pengetahuan.34 Dalam islam terdapat perintah bagi manusia untuk mengguanakan semua indranya dalam mengamati kekuasaannya serta memahami ilmu yang terkandung didalamnya. Yang terdapat dalam surat Yunus ayat 101:
َهَاذَا اًظُسُواْ قُلِ اآليَاتُ تُغْيِ وَهَا وَاألَزْضِ الّسَوَاوَاتِ فِي ّالَ قَىْمٍ عَي وَالٌُرُزُ ي يُؤْهٌُِىى Katakanlah "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman".35 Dari keterangan ayat diatas menunjukkan bahwa manusia diberi indra oleh Allah supaya mereka dapat mengkaji apa yang ada dilangit dan dibumi
33
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998),
34
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm.78
35
(Depag RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, Toha Putra Semarang, Jakarta, 1989)
hlm.233
57
yang telah menjadi lambang kebesarannya. Ilmu Allah miliki begitu luas, sehingga untuk mendapatkannya Allah telah memberi alat berupa panca indra kepada manusia semua mereka dapat belajar dari apa yang mereka lihat.
2) Psikologi Ada banyak faktor psikologis faktor-faktor tersebut antara lain adalah: a.
Perhatian Untuk mencapai hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan atau materi pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka minat belajarpun rendah, jika begitu akan timbul kebosanan, siswa tidak bergairah belajar, dan akan menjadikan siswa tersebut malas untuk belajar. Agar siswa berminat dalam belajar, usahakanlah bahan atau materi pelajaran selalu menarik perhatian, salah satunya usaha tersebut adalah dengan menggunakan variasi strategi dalam mengajar yang sesuai dan tepat dengan materi pelajaran.
b.
Kesiapan Kesiapan menurut James Drever adalah, Prepanednesto Respond or Reach. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan response atau bereaksi kesediaan itu timbul dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar, seperti halnya jika kita mengajar ilmu filsafat kepada anak-anak yang baru duduk dibangku sekolah menengah, anak tersebut tidak akan mampu memahami atau menerimanya. Ini disebabkan pertumbuhan mentalnya belum matang untuk menerima pelajaran tersebut. Jadi, dianjurkan sesuatu itu berhasil jika taraf pertumbuhan pribadi telah memungkinkannya, potensi-potensi jasmani atau rohaninya telah matang untuk menerima. Karena jika siswa atau anak
57
yang belajar itu sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya itupun akan lebih baik dari pada anak yang belum ada kesiapan. b.
Faktor Ekstern 1) Faktor non Sosial Faktor non sosial seperti keadaan udara, suhu, cuaca, letak gedung, waktu, alat-alat yang dipakai untuk belajar dan faktor-faktor lain yang belum disebut diatur sedemikian rupa agar dapat menarik minat belajar. Selain itu kondisi perpustakaan misalnya, mengenai kebutuhan-kebutuhan buku bacaan yang harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa, pengelolaan yang baik, situasi dan kondisi juga mempengaruhi minat belajar siswa. 2) Faktor Sosial a
Keluarga Keluarga bagi seorang anak mempunyai tiga fungsi yaitu : pertama, keluarga harus memberikan rasa aman pada anak. Artinya keluarga tempat yang mampu memberikan pertolongan waktu anak sakit, letih, sepi, frustasi, atau takut. Kedua, keluarga harus berfungsi sebagai tempat untuk melindungi seorang anak dari bahaya. Serta tempat berlatih dalam mempelajari sesuatu yang sifatnya mendasar. Ketiga, keluarga merupakan bagian kecil dari masyarakat dunia dan anak didik tidak harus tinggal didalamnya melainkan diluar rumah juga. Menumbuhkan minat belajar merupakan kewajiban orang tua pada anak. Orang tua seyogyanya tidak hanya membebankan anak pada pihak sekolah saja tapi juga memberi dukungan dan motivasi kepada anak dalam belajar. Orang tua seyogyanya dapat membuat suasana yang menyenangkan dengan keharmonisan hubungan antara ibu, bapak, dan anak dalam segala ruang. Karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap minat belajar anak.36 Dari uraian ini dapat diketahui bahwa
keluarga sangat mempengaruhi terhadap belajar
36
Sal Severe, Bagaimana Bersikap pada Anak Agar Anak Bersikap Baik (Jakarta: Gramedia) Pustaka Utama, 2002), hlm. 82
57
anak dan dalam meningkatkan minat belajar anak. Sebagaimana dalam surat At- Tahrim ayat 6:
يَا آهٌَُىا الَرِييَ أَيُهَا أًَفُّسَكُنْ قُىا وَأَهْلِيكُنْ وَالْحِجَازَةُ الٌَاسُ وَقُىدُهَا ًَازًا ا َغِلَاظٌ هَلَائِكَةٌ عَلَيْهَ شِدَادٌ لَا ا للَهَ يَعْصُىىَ هَا وَيَفْعَلُىىَ هَهُسَ هَا أَهَا يُؤْهَسُوى Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.37 Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa keluarga merupakan faktor utama bagi anak untuk belajar. Jika keluarga sangat memperhatikan pembelajaran anak maka anak juga akan memiliki semangat dalam belajarnya. Siswa yang memiliki perhatian penuh dari keluarga akan memiliki prestasi yang lebih baik dari pada mereka yang kurang diperhatikan oleh keluarganya.
b
Masyarakat Slameto dalam bukunya Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya mengatakan bahwa kehidupan masyarakat dan lingkungan disekitar siswa berpengaruh terhadap minat belajar siswa.38 Lingkungan masyarakat yang tidak baik, seperti berjudi, mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik lainnya akan berpengaruh jelek pada siswa yang berada disitu. Karena siswa setiap hari tinggal di lingkungan tersebut dan berinteraksi dengan masyarakat
sekitarnya.
Maka
siswa
tersebut
mempunyai
kecenderungan untuk berbuat seperti yang dilakukan orang-orang yang berada disekitarnya.
37
(Depag RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, Toha Putra Semarang, Jakarta, 1989)
38
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya (Jakarta : Rineka Cipta, 1995), hal.71
57
2. Pembahasan Tentang Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs a. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam Sejarah Kebudayaan Islam Adalah kejadian peristiwa yang kompleks yang berkaitan dengan agama Islam yang terjadi pada masa lampau. Sehingga mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dinilai penting untuk diajarkan. Sebab dengan mengetahui sejarah umat islam yang terdahulu diharapkan siswa dapat mengambil ibrah dari kisah yang telah terpaparka kepada mereka agar kelak dapat dijadikan sebagai pedoman hidup. b. Tujuan Pembelajaran SKI 1) Memberi pengetahuan tentang sejarah Agama Islam dan kebudayaan Islam kepada para siswa. 2) Mengambil ibrah, nilai dan makna yag terdapat dalam sejarah. 3) Menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk mengamalkan akhlak yang baik dan menjahui akhlak yang buruk berdasarkan hasil mencernati fakta sejarah yang ada. 4) Membekali siswa untuk membentuk kepribadiannya berdasarkan tokohtokoh teladan sehingga terbentuk kepribadian yang luhur. c. Fungsi Pembekalan SKI 1) Fungsi edukatif, sejarah menegaskan kepada siswa tentang keharusan menegakkan nilai, prinsip, sikap hidup yang luhur dan islami dalam menjalankan kehidupan seharihari. 2) Fungsi ilmuan, melalui sejarah siswa memperoleh pengetahuan yang memadai tentang masa lalu islam dan kebudayaannya. 3) Fungsi transformasi, sejarah merupakan salah satu sumber yang sangat penting dalam rancang transformasi masyarakat.
d. Pendekatan Pembelajaran dan penilaian dalam Pembelajaran SKI a) Pendekatan Pendekatam terpadu dalam Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam meliputi:
57
1) Keimanan,
memberikan
peluang
kepada
peserta
didik
untuk
mengembangkan pemahaman adanya tuhan sebagai sumber kehidupan makhluk hidup di jagat raya ini 2) Pengalaman, memberikan peluang kepada peserta didik untuk mempraktekkan dan merasakan hasil-hasil pengamalan ibadah dan akhlak dalam menghadapi tugas-tugas dan masalah kehidupan 3) Pembiasaan, memberikan peluang kepada peserta didik untuk membiasakan sikap dan perilaku baik yang sesuai dengan ajaran islam dan budaya bangsa dalam menghadapi kehidupan 4) Rasional, usaha memberikan peranan rasio (akal) siswa dalam memahami dan membedakan berbagai bahan dalam standar materi serta kaitannya dengan perilaku yang baik dan buruk dalam kehidupan duniawi 5) Emosional,
upaya
menggugah
perasaan
(emosi)
siswa
dalam
menghayati perilaku yang sesuai dengan ajaran agama dan budaya bangsa 6) Fungsional, menyajikan bentuk semua standar materi (Al-qur’an, Hadist, Keimanan, Akhlak, Fiqih, Tarikh), dari segi manfaatnya bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari dalam arti luas 7) Keteladanan, yaitu menjadikan fitur guru agama dan nonagama serta petugas madrasah lainya maupun orang tua siswa, sebagai cermin manusia berkepribadian agama. b) Penilaian Penilaian dilakukan terhadap hasil belajar siswa berupa kompetensi sebagaimana yang tercantum dalam KBM setiap mata pelajaran. Disamping mengukur hasil belajar siswa sesuai dengan ketentuan kompetensi setiap mata pelajaran di masing-masing kelas dalam kurikulum nasional, penilaian juga dilakukan untuk mengetahui kedudukan atau posisi siswa dalam 8 level kompetensi yang ditetapkan secara nasional. Penilaian berbasis kelas harus memperlihatkan tiga ranah yaitu: pengetahuan (kognitif,) sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Ketiga ranah ini sebaiknya dinilai proposional sesuai dengan sifat mata
57
pelajaran yang bersangkutan. Sebagai contoh pada mata pelajaran SKI, penilaiannya harus menyeluruh pada segenap aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, dengan mempertimbangkan tingkat perkembangan siswa serta bobot setiap aspek dari setiap materi. Hal ini yang perlu diperhatikan dalam penilaian SKI adalah prinsip kontinyuitas, yaitu guru secara terus menerus mengikuti pertumbuhan, perkembangan, dan perubahan siswa. Penilaiannya tidak saja merupakan kegiatan tes formal, melainkan juga: Perhatian terhadap siswa ketika duduk, berbicara, dan bersikap. Pengamatan ketika siswa berada di ruang kelas, di tempat ibadah, dan ketika mereka bermain. Dari berbagai pengamatan itu ada yang perlu dicatat secara tertulis terutama
tentang
perilaku
yang
ekstrim/menonjol
atau
kelainan
pertumbuhan yang kemudian harus diikuti dengan langkah bimbingan. Penilaian terhadap pengamatan dapat digunakan observasi, wawancara, angket, kuesioner, sekala sikap, dan catatan anekdot. 3. Pembahasan Tentang Strategi Pembelajaran Evryone Is A Theacher Here a. Pengertian Strategi Pembelajaran Menurut Ismail SM, strategi merupakan cara-cara khusus dan rencana langkah-langkah jitu untuk mencapai tujuan yang diinginkan.39 Belajar menurut Morris L. Bigge seperti yang dikutip Max Darsono dkk. adalah perubahan yang menetap dalam diri seseorang yang tidak dapat diwariskan secara genetis. Selanjutnya Morris menyatakan bahwa perubahan itu terjadi pada pemahaman (insight), perilaku, persepsi, motivasi, atau campuran dari semuanya secara sistenatis sebagai akibat pengalaman dalam situasi tertentu.40 Sedangkan pembelajaran, seperti yang didefinisikan Oemar Hamalik adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsure manusiawi, internal material
39
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: RaSAIL Media Group) hlm.24 40
Max Darsono dkk, Belajar dan Pembelajaran, (Semarang: CV. IKIP Semarang Press, 2000), hlm.2
57
fasilisitas perlengkapan dan prosedur yang saling mmpengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.41 Menurut Mulyasa, pembelajaran pada hakekatnya adalah interaksi antara pesrta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kea rah yang lebih baik. Dalam penbelajaran tersebut banyak sekali faktor yang mmpengaruhi, baik faktor internal yang datang dari individu, maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan individu tersebut.42 Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu cara-cara yang ditempuh yang sesuai untuk menyajikan suatu hal sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efesien sesuai yang diharapkan. b.
Strategi Every one is a theacher here Strategi every one is a theacher here yaitu strategi yang dapat digunakan
untuk meningkatkan proses pembelajaran siswa, dan dapat disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh pembelajaran pada berbagai mata pelajaran, khususnya mencapaian tujuan yaitu meliputi aspek : kemampuan mengemukakan pendapat, kemampuan menganalisa masalah, kemampuan menuliskan pendapatpendapatnya (kelompoknya) setelah melakukan pengamatan, kemampuan menyimpulkan, dan lain-lain. c.
Prinsip Pokok Strategi Every One is a Teacher Here Dalam hal strategi every one is a theacher here terdapat tujuh prinsip pokok
yang harus diterapkan oleh seorang guru dalam hal strategi pengajaran, yaitu a
Mengetahui motivasi, kebutuhan, dan minat anak didiknya
b
Mengetahui tujuan pendidikan yang sudah diterapkan sebelum pelaksanaan pendidikan
c
Mengetahui tahap kematangan (maturity), perkembangan, serta perubahan anak didik
41
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001),
hlm. 57 42
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2004), hlm.100
57
d
Mengetahui perbedaan-perbedaan individu anak didik
e
Memperhatikan pemahaman dan mengetahui hubungan-hubungan, dan kebebasan berfikir
f
Menjadikan proses pendidikan sebagai pengalaman yang menggembirakan bagi anak didik
g
Menegakkan contoh yang baik (uswatun hasanah)
sehingga tujuan penerapan strategi ini adalah membiasakan peserta didik untuk belajar aktif secara individu dan membudayakan sifat brani bertanya, tiadak minder dan tidak takut salah. Uraian tersebut di atas, menunjukkan bahwa fungsi strategi pendidikan adalah mengarahkan keberhasilan belajar dan memberikan kemudahan kepada anak didik. Sedangkan, tugas utamanya adalah mengadakan aplikasi prinsipprinsip psikologis dan pedagogis agar anak didik dapat menghayati, mengetahui, dan mengerti materi yang diajarkan. Selain itu, tugas utama dalam strategi tersebut adalah membuat perubahan tingkah laku, sikap, minat anak didik kepada perubahan yang nyata. d.
Aplikasi Strategi Dalam Pembelajaran Penerapan strategi every one is a theacher here dimulai dari guru untuk
mempersiapkan bahan pengajaran, berupa “bacaan” sesuai dengan Pokok Bahasan atau materi yang akan diajarkan. Penerapan strategi tersebut digunakan model atau strategi strategi sebagai berikut43 : a
Bagikan kertas kepada setiap peserta didik dan mintalah mereka untuk menuliskan sebuah pertanyaaan tentang materi didik dan mintalah mereka untuk menuliskan sebuah pertanyaan tentang materi pokok yang telah atau sedang dipelajari, atau topic khusus yang ingin mereka diskusikan dalam kelas.
b
Kumpulkan kertas-kertas tersebut, dikocok dan dibagikan kembali secara acak kepada masing-masing peserta didik dan diusahakan pertanyaan tidak kembali kepada yang bersangkutan.
43
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: RaSAIL Media Group) hlm.74
57
c
Mintalah mereka membaca dan memahami pertanyaan di kertas masingmasing sambil memikirkan jawabannya.
d
Undang sukarelawan (volunter) untuk membacakan pertanyaan yang ada di tangannya (untuk menciptakan budaya bertanya, upayakan memotivasi siswa untuk angkat tangan bagi yang siap membaca tanpa langsung menunjuknya).
e
Mintalah dia memberikan respon (jawaban/penjelasan) atas pertanyaan atau permasalahan tersebut, kemudian mintalah kepada teman sekelasnya untuk memberi pendapat atau melengkapi jawabannya.
f
Berikan
apresiasi
(pujian/tidak
menyepelekan)
terhadap
setiap
jawaban/tanggapan siswa agar termotivasi dan tidak takut salah. g
Kembangkanlah diskusi secara lebih lanjut dengan cara siswa bergantian membacakan pertanyaan di tangan msing-masing sesuai waktu yang tersedia.
h
Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut. Dengan demikian, melelui strategi every one is a theacher here tersebut, hasil
yang diharapkan adalah : a.
Setiap
diri
masing-masing
siswa
berani
mengemukakan
pendapat
(menyatakan dengan benar) melalui jawaban atas pertanyaan yang telah dibuatnya berdasarkan sumber bacaan yang diberikan b.
Mampu mengemukakan pendapat melalui tulisan dan menyatakannya di depan kelas
c.
Siswa lain, berani mengemukakan pendapat dan menyatakan kesalahan jawaban dari kelompok lain yang disanggah
d.
Terlatih dalam menyimpulkan masalah dan hasil kajian pada masalah yang dikaji.
B. Kerangka Berpikir Untuk mempermudah pemahaman dan agar pembaca skripsi segera mengetahui
pokok-pokok
pembahasan
skripsi,
maka
peneliti
akan
mendiskripsikan ke dalam bentuk kerangka skripsi. 1. Bagian awal Bagian awal terdiri dari: Sampul Depan/Luar, Halaman Judul, Pernyataan
Keaslian,
Nota
Pengesahan,
57
Nota
Pembimbing,
Abstrak,
Transliterasi Arab-Latin, Kata Pengantar, Daftar Tabel, Daftar Lampiran, dan Daftar Isi 2. Bagian utama Bagian utama terdiri dari beberapa bab, yang masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab dengan susunan sebagai berikut: Adapun sistematika pembahasannya adalah: BAB I
: Pendahuluan. Membahas tentang latar belakang, rumusan masalah,
tujuan
penelitian,
manfaat
penelitian,
hipotesis
penelitian, batasan istilah dan ruang lingkungan penelitian, keterbatasan
ruang
lingkup
penelitian,
serta
sistematika
pembahasan. BAB II
: Kajian Pustaka. Membahas tentang pengertian minat balajar, karakteristik minat belajar, peranan dan fungsi minat minat belajar serta faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar. Pembahasan tentang pengertian sejarah kebudayaan islam, tujuan pembelajaran SKI, fungsi pembelajaran SKI serta pendekatan dan penilaian dalam pembelajaran SKI. Pembahasan tentang Evryone Is A Theacher Here, pengaruh metode Evryone Is A Theacher Here terhadap peningkatan minat belajar siswa, serta contoh metode Evryone Is A Theacher Here mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
BAB III
: Metode Penelitian. Membahas Jenis Penelitian, Waktu Penelitian, tempat Penelitian, Subyek Penelitian, Metodologi Penelitian, Langkah-langkah Penelitian, Indikator Keberhasilan
BAB IV
: Pembahasan Hasil Penelitian. Memaparkan deskripsi lokasi penelitian yang meliputi sejarah MTs, Visi dan Misi madrasah, tujuan madrasah. Paparan data sebelum tindakan (Observsi, Pre Tes, Hasil Pre Tes), Siklus I (rencana tindakan siklus I, pelaksanaa tindakan siklus I, observasi siklus I, dan refleksi siklus I), Siklus II (rencana tindakan siklus II, pelaksanaa tindakan siklus II, observasi siklus II, dan refleksi siklus II), pembahasan.
BAB V
: Kesimpulan dan saran. Berisi tentang kesimpulan terhadap
57
pembahasan data-data yang telah dianalisis dan saran sebagai bahan pertimbangan.
3. Bagian akhir Daftar Pustaka Lampiran-lampiran Daftar Riwayat Pendidikan C. Hipotesis Tindakan Dengan berhasilnya peningkatan minat belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada kelas VII MTs Unggulan Rowosari Kendal ini maka diharapkan siswa dapat berperan aktif dan menanamkan kembali kepada siswa bahwa sejarah adalah mata pelajaran yang menarik dan mengasyikkan, dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan pula prestasi belajar siswa.
57
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, desain penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku tindakan yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi suatu proses pembelajaran. Hopkins menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan subtantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan. Rapoport (1970) mengartikan Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu langkah yang dapat membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu social dengan kerjasama dalam kerangka etika yang disepakati bersama.44 Secara singkat Penelitian Tindakan Kelas didefenisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara professional.45 Penilaian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu proses dimana gurudosen dan siswa-mahasiswa menginginkan terjadinya perbaikan, peningkatan, dan perubahan pembelajaran yang lebih baik agar tujuan pembelajaran dikelas dapat tercapai.46
44
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 11 45
56Suyanto,
Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas (Yogyakarta: IKIP Yogyakarta, 1997),
hlm.4 46
M.Djunaidi Ghony, Penelitian Tindakan kelas (Malang: UIN-Malang Press, 2008), hlm.8
57
Ebbut mengemukakan bahwa yang dinamakan dengan Penelitian Tindakan Kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.47 Sedangkan Kemmis menjelaskan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a) Kegiatan praktek sosial atau pendidikan b) Pemahaman mengenai kegiatan-kegiatan praktek dalam pendidikan, dan c) Situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek.48 Dalam praktik pelaksanaannya, kegiatan Penelitian Tindakan Kelas adalah menggabungkan tindakan bermakna dengan prosedur penelitian, yang berupaya untuk memecahkan suatu permasalahan.49 Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu penelitian yang mengkaji proses pembelajaran yang dikaitkan dengan pengoptimalan penggunaan strategi, media, strategi pembelajaran, dimana kegiatan perbaikan pembelajaran tersebut diharapkan dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajaran siswa.50 Secara ringkas Penelitian Tindakan Kelas adalah kegiatan dimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu
47
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan
Dosen (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008),. hlm. 12 48
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan
Dosen (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008),. hlm. 12 49
50
M.Djunaidi Ghony,Peneliti Tindakan Kelas, (Malang: UIN-Malang Press, 2008). hlm. 9 Wahidmurni, Penilaian Tindakan Kelas dari teori menuju Praktik (Malang: UM PRESS, 2008),
Hlm.13
57
gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.51 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki beberapa karakteristik tertentu yang membedakannya dengan jenis penelitian yang lain. Adapun karakteristik yang dimaksud antara lain meliputi:52 1. Didasarkan pada masalah yang dihadapi oleh guru 2. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya 3. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi 4. Bertujuan mmperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pengajaran 5. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus. Sedangkan menuru Richart Winter terdapat enam karakteristik yang ada pada PTK, antara lain: 1.
Kritik refleksi
2.
Kritik dialektis
3.
Kolaborasi
4.
Resiko
5.
Susunan jamak, dan
6.
Internalisasi teori dan praktek.53 Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa penelitian tindakan kelas memiliki
beberapa karekteristik antara lain: 1.
Masalah yang ingin diciptakan adalah masalah nyata dalam pembelajaran nyata yang cukup merisaukan guru yang memegang bidang studi tertentu atau dosen pengampu mata kuliah tertentu.
2.
Kolaborasi antara guru dengan guru, dosen dengan dosen atau antara guru dengan siswa dan dosen dengan mahasiswa untuk menyelenggarakan pembelajaran yang berkualitas dan melakukan perbaikan yang berkelanjutan.
51
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 13 52
53
Zainal Aqib, Penelitian Tindakan kelas (Bandung: Yrama Widia, 2008), hlm. 16 Zainal Aqib, Penelitian Tindakan kelas (Bandung: Yrama Widia, 2008),, hlm. 17
57
3.
Motivasi untuk peningkatan pembelajaran bidang studi atau mata kuliah yang harus muncul atau tumbuh dari dalam diri pribadi guru atau dosen.
4.
Objektivitas, validitas, dan reliabilitas proses, data, dan hasil tetap dipertahankan selama kegiatan penelitian itu berlangsung.
5.
Proses dah hasil pembelajaran harus didokumentasikan dan dilaporkan secara sistematik sesuai dengan kaidah penelitian ilmiah.54
Tujuan utama Penelitian Tindakan Kelas adalah memperbaiki dan meningkatkan layanan professional guru dalam menangani proses pembelajaran dengan melakukan refleksi untuk mendiagnosis keadaan. Selanjutnya tujuan Penelitan Tindakan Kelas adalah mengembangkan keterampilan guru-dosen untuk menghadapi permasalahan dalam pembelajaran dikelas atau disekolah. Disamping itu juga terdapat tujuan penyerta yakni agar dapat ditumbuhkannya budaya meneliti dikalangan pendidik.55 Selain karakteristik dan tujuan didalam penelitian tindakan kelas juga terdapat unsur manfaat. Adapun manfaat dari PTK itu sendiri antara lain meliputi: 1.
Menjadikan guru untuk lebih berani dalam menyusun sendiri kurikulum dari bawah, dan menjadikan guru bersifat lebih mandiri.
2.
Dapat mengembangkan sikap inovatif dan budaya meneliti para guru ataupun doses, khususnya dalam mencari solusi terhadap permasalahan pembelajaran di dalam kelas.
3.
Meningkatkan produktivitas publikasi ilmiah.
4.
Meningkatkan kerjasama antara guru dengan guru, guru dengan siswa dalam memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
5.
Sebagai suatu progam perbaikan pendidikan.
6.
Dapat meningkatakan kemampuan pendidik dalam proses pembelajaran.56
54
55
56
M. Djunaidi Ghony, Penelitian Tindakan kelas (Malang: UIN-Malang Press, 2008), hlm. 28 M. Djunaidi Ghony, Penelitian Tindakan kelas (Malang: UIN-Malang Press, 2008), hlm. 29 M. Djunaidi Ghony, Penelitian Tindakan kelas (Malang: UIN-Malang Press, 2008), hlm. 30
57
Rancangan atau desain Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu rencana penelitian yang amat berbeda dari rancangan jenis penelitian yang lain. Dapat dikatakan bahwa rancangan PTK merupakan pengembangan dan
atau
penggabungan dari unsur-unsur tertentu dari berbagai jenis rancangan penelitian. Sebagaimana
diketahui
rancangan
PTK
mengandung
pengulangan
dari
serangkaian langkah yang dapat dirumuskan sebagai [R-i-O-E/R]1----[R-IOE/R]2---dst., di mana R adalah Rencana, I adalah Implementasi atau pelaksanaan,
O
adalah
observasi
atau
pengamatan,
dan
E/R
adalah
evaluasi/refleksi. Keempat langkah tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, dan harus ada dalam setiap Penelitian Tindakan Kelas. Dalam Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) terdapat desain yang dapat digambarkan sebagai berikut: GAGASAN AWAL
RECONNAISSANCE Evaluasi
Implementas i
Rencana Umum Perbaikan Rencana
Langkah 1 Langkah 2
Langkah 1
Langkah dst. Langkah 2
Implementasi Langkah 2
Evaluasi
57
Dst.
Model Lewin yang ditafsirkan oleh Kemmis (Rochiati Wiriaatmadja, 2005: 62)
Model yang telah tergambarkan diatas adalah Model Lewin yang ditafsirkan oleh Kemmis. Model ini menggambarkan sebuah spiral dari beberapa siklus kegiatan. Bagan yang melukiskan kegiatan ini pada siklus dasar kegiatan yang terdiri dari mengidentifikasi gagasan umum, melakukan reconnaissance, menyusun
rencana
umum,
mengembangkan
langkah
tindakan
pertama,
mengevaluasi, dan memperbaiki rancangan umum. Dari siklus dasar pertama inilah, apabila peneliti menilai adanya kesalahan atau kekurangan dapat memperbaiki atau memodifikasi dengan mengembangkannya dalam spiral dan perencanaan langkah tindakan kedua. Apabila dalam implementasinya kemudian dievaluasi masih terdapat kesalahan atau kekurangan, masih bisa diperbaiki atau dimodifikasi, yakni kemudian secara spiral dilanjutkan dengan perencanaan tindakan ketiga, dan seterusnya. Siklus dalam spiral ini baru berhenti apabila tindakan subtansif yang dilakukan oleh penyaji sudah dievaluasi baik, yaitu penyaji yang mungkin peneliti sendiri atau mitra guru penelitian tersebut. Bagi peneliti, pengamat atau observer, siklus dihentikan apabila data yang dikumpulkan untuk penelitian sudah jenuh, atau kondisi kelas sudah stabil. Penafsiran yang diberikan oleh kemmis meliputi hal-hal berikut; 1) Penyusunan gagasan atau rencana umum dapat dilakukan jauh sebelumnya. 2) Reconnaissance bukan hanya kegiatan menemukan fakta dilapangan akan tetapi juga mencakup analisis, dan terus berlanjut pada siklus berikutnya, dan bukan hanya pada awal saja. 3) Implementasi tindakan bukan pekerjaan yang mudah, karenanya jangan langsung
dievaluasi
melainkan
dimonitor
implementasi dilakukan seoptimal mungkin.
dahulu
sampai
langkah
57
B. Tempat dan Waktu Penilitian
57
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 62-63
57
Penelitian dilakukan di MTs Unggulan Rowosari Kendal, Kelas VII di MTs Unggulan Rowosari Kendal di jalan Bahari Rowosari Kendal. Adapun waktu penelitian dimulai sejak pre test yaitu tanggal 7 Maret 2011 sampai berakhirnya siklus II pada tanggal 21 Maret 2011. C. Pelaksana dan Kolaborator Penelitian ini dilakukan oleh Ibadillah dan berkolaborasi dengan Bapak Turah Haryanto, S. Pd. sebagai guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs Unggulan Rowosari Kendal.
D. Rancangan Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dalam 3 tahapan, yaitu: 1. Rencana penelitian Pada tahap ini peneliti memulai dengan membuat proposal penelitian, setelah proposal disetujui oleh dosen pembimbing dilanjutkan dengan pengajuan surat izin kepada sekolah. Kemudian peneliti merencanakan tindakan dengan berdiskusi terlebih dulu dengan guru bidang studi. 2.
Pelaksanaan penelitian Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan di dalam kelas seoptimal
mungkin sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran dan melaksanakan observasi pada saat pelaksanaan tindakan serta refleksi pada setiap akhir pertemuan dan akhir siklus I dan siklus II. 3.
Pelaporan penelitian Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah kegiatan penelitian laporan
penelitian yang dibuat sesuai dengan hasil pelaksanaan tindakan dan sesuai dengan format pedoman penelitian skripsi.
E. Tehnik Pengumpulan Data Adapun teknik Pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam Penelitian Tindakan Kelas ini antara laain sebagai berikut: 1.
Strategi Observasi
57
Menurut Charter V. Good, “observasi is a method of study learning where by the participan visit the area on activity under consideration.”58 “Observasi adalah metode penelitian dan belajar dimana partisipan mengunjungi kancah kegiatan yang menjadi sasaran”. Observasi atau pengamatan yang digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalan suatu peneltian merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya suatu rangsangan tertentu yang diinginkan dengan jalan mengamati dan mencatat.59 Peneliti melakukan observasi awal di MTs Unggulan Rowosari Kendal untuk mengetahui permasalahan yang muncul di kelas. Observasi selanjutnya dilakukan dengan mencatat perkembangan-perkembangan yang terjadi setelah pemberian tindakan. Dalam melaksanakan penelitian, observasi yang dilakukan oleh peneliti antara lain : a
Observasi Partisipatif Cara ini digunakan agar data yang diinginkan sesuai dengan apa yang
dimaksud oleh peneliti. Suatu observasi disebut observasi partisipan jika orang yang melakukan observasi turut ambil bagian dalam kehidupan orang yang diobservasi. Selain peneliti ikut berpartisipasi dalam observasi, peneliti juga sekaligus sebagai fasilitator. Sehingga peneliti juga turut mengarahkan siswa yang diteliti untuk melaksanakan tindakan yang mengarah pada data yang diinginkan oleh peneliti. Dengan menggunakan strategi ini, peneliti dapat mengamati secara langsung terhadap yang ditelitinya. Strategi ini digunakan untuk memperoleh data-data tentang keadaan lokasi penelitian, kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa-siswa dan lain-lain.
58
Charter V. Good, Dictionary of Education, Mc. Graw Hill Book Company, New York, 1959, hlm 72 59
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposl (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm.63
57
b
Observasi Aktivitas Kelas Observasi aktivitas kelas merupakan suatu pengamatan langsung terhadap
siswa dengan memperhatikan tingkah lakunya didalam proses pembelajaran berlangsung, sehingga peneliti memperoleh gambaran suasana kelas dan peneliti dapat melihat secara langsung tingkah laku siswa, keaktifan siswa, serta kemauan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan. 2.
Dokumentasi Strategi dokumentasi merupakan suatu tekhnik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.60Strategi ini dilakukan dengan cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku-buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya. Dokumentasi lain yang diperoleh di lapangan berupa absensi siswa, data-data kelembagaan seperti sejarah berdirinya MTs Unggulan Rowosari Kendal dan lain sebagainya. 3.
Angket Angket atau kuesioner adalah alat penelitian untuk digunakan secara
berulang yang menjajaki atau menulusuri suatu perubahan perilaku pada suatu tahap yang telah direncanakan sebelumnya.
61
Angket adalah sejumlah
pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh data atau responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang perlu diketahui.62 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket untuk mengetahui seberapa besar minat belajar yang dimiliki siswa terhadap mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
F. Tehnik Analisis Data Tehnik Analisis Data merupakan tahap akhir terhadap apa yang dilakukan selama berada di lapangan yang disertai dengan membuat laporan penelitian 60
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007),
hlm.221 61
62
Vivienne Baumfield, dkk, Action Research di Ruang Kelas (Jakarta: Indeks, 2009), hlm.87 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik (Jakarta: Bimi Aksara, 2006), hlm.16
57
tindakan kelas. Dengan tujuan untuk menganalisa data yang telah diperoleh, maka peneliti menganalisis data yang telah diperoleh untuk memastikan bahwa dengan menerapkan strategi Every One is a Theacher Here meningkatkan minat belajar siswa terhadap Mata Pelajaran Sejarah kebudayaan Islam. Data yang terkumpul dari penelitian ini terdiri dari dua macam, ada data yang bersifat kualitatif dan data yang bersifat kuantitatif. Data yang bersifat kualitatif terdiri dari hasil observasi, dokumentasi. Sedangkan data yang bersifat kuantitatif berasal dari penilaian tentang minat belajar siswa yang diambil melalui kuesioner yang dibagikan pada siswa. Dalam penelitian ini, untuk mengkategorikan tingkat tinggi rendahnya minat siswa, maka digunakan Standar Deviasi dengan rumus sebagai berikut63:
Kategori:
+1 Sedang Rendah
G. Indikator Pencapaian Pada penelitian ini indikator dikatakan tercapai apabila siswa yang minat terhadapa mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam meningkat lebih dari 40%.
63
Syaifuddin Azwar, Penyususnan Skala Psikologi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm.109
57
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian a. Sejarah Berdirinya MTs Unggulan Rowosari Kendal berdasarkan landasan berikut: Pertama : Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 17 yang berbunyi: - Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. - Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat. Kedua : Peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan Pasal 1 ayat 2 yang berbunyi “Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi”. Sedangkan waktu Berdirinya menindak lanjuti Surat Rekomendasi MWC NU Kecamatan Rowosari maka Pimpinan Cabang Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Kabupaten Kendal Yana Diketuai Oleh Zainuddin MZ memutuskan mengesahkan susunan panitia Pendiri MTs Unggulan Rowosari Kendal pada Tanggal 15 Mei 2007. Setelah Surat Pengesahan diturunkan, maka Panitia Yang diketuai oleh Bapak Ibadillah segera mencari tempat untuk mendirikan sekolah dan diputuskan berada di Jatipurwo Kecamatan Rowosari yang terletak di atas tanah wakaf atas nama H. Abdul Wahab dengan luas tanah 408 m2 dan tanah milik sendiri 604 m2.
57
b. Visi dan Misi Visi MTs Unggulan Rowosari Kendal: ”Mencetak Peserta Didik Berilmu Amaliyah dan Beramal Ilmiah” Sedangkan Misi MTs Unggulan Rowosari Kendal: 1) Menyelenggarakan pendidikan secara Profesional 2) Membekali peserta didik ilmu Diniyah Islamiyah 3) Melaksanakam pembelajaran yang efektif dan efisien untuk mencapai prestasi terbaik 4) Mengoptimalkan kegiatan pengembangan diri untuk menumbuhkan kemandirian dan cinta tanah air 5) Menggalang partispasi menyarakat dalam peningkatan mutu baik fisik maupun non fisik. Tujuan MTs Unggulan Rowosari Kendal : 1) Terbentuknya kultur madrasah yang membiasakan perilaku-perilaku islami. 2) Mampu menjadi Madrasah Berprestasi yang selalu menjadi pilihan pertama masyarakat. 3) Mampu menciptakan inovasi pembelajaran sehingga KBM berjalan efektif dan efesien. 4) Terciptanya budaya baca yang semakin meningkat. 5) Mengembangkan minat dan bakat melalui ekstrakurikuler. 6) Mampu mengembangkan kemampuan dan kinerja tenaga kependidikan. c. Diskripsi Kelas VII Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VIIA. Adapun jumlah siswa kelas VIIA adalah sebagai berikut: No
Keterangan
Jumlah
1
Putra
18
2
Putri
27
Jumlah
45
(Data: diambil dari dokumen MTs Unggulan Rowosari Kendal).
57
Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam diberikan dua kali dalam seminggu yaitu hari Senin pada pukul 11.20-12.00 WIB dan hari Jum’at pada pukul 07.1507.55 WIB. Dan pengajar mata pelajaran ini adalah Bapak Turah Haryanto, S.Pd.i 2. Pra Siklus 1) Observasi Menindak lanjuti surat dari Kementrian Agama Islam Negeri Walisongo Fakultas Tarbiyah dengan nomor In.06.3/D.1/TL.00/3265/2011 perihal tentang mohon ijin riset di MTs Unggulan Rowosari Kendal. Maka paneliti menemui kepala sekolah MTs Unggulan Rowosari Kendal. Dalam pertemuan ini peneliti menyampaikan tujuan untuk melaksanakan penelitian disekolah tersebut. Kepala sekolah memberikan izin pada peneliti untuk melakukan penelitian. Kemudian kepala sekolah memberikan surat pada peneliti untuk disampaikan kepada WAKA Kurikulum dan Guru bidang studi. Peneliti baru bisa bertemu dengan guru Bidang Studi hari kamis tanggal 3 maret 2011. Peneliti mengungkapkan tujuannya untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VII. Setelah itu bertanya mengenai kondisi yang terjadi dalam proses pembelajaran yang telah berlangsung. Peneliti meminta satu kelas dari beberapa kelas yang ada untuk dijadikan objek penelitian yang sesuai dengan judul yang dibawa oleh peneliti. Kemudian guru bidang Studi dan peneliti sepakat untuk melakukan penelitian dikelas VIIA. Dengan pertimbangan bahwa kelas VIIA merupakan kelas yang sudah agak mandiri dan dapat berpartisipasi dalam penggunaan suatu strategi pembelajaran. Hal ini juga disebabkan kurangnya partisipasi siswa dalam belajar. Dengan kuantitas siswa yang melebihi kapasitas juga menyebabkan siswa kurang konsentrasi dalam belajar.
2) Pre Test Pre tes ini dilakukan oleh peneliti pada pertemuan pertama tanggal 7 Maret 2011. Peneliti masuk kelas lima belas menit sebelum jam pelajaran berakhir. Peneliti masuk kelas setelah siswa mengadakan ulangan harian. Guru asli bidang studi mengenalkan peneliti kepada siswa serta maksud tujuan peneliti serta akan menggantikan beliau dalam beberapa kali pertemuan. Kemudian guru bidang studi
57
meninggalkan kelas dan peneliti berbincang-bincang dengan siswa untuk bersosialisasi dengan siswa. Ketika jam pelajaran akan berakhir peneliti memberikan angket yang sebelumnya sudah dipersiapakan oleh peneliti untuk diberikan pada siswa. Setelah siswa selesai mengisi angket peneliti meminta kembali angket untuk dikumpulkan. Kemudian bel tanda jam pelajaran berbunyi peneliti mangakhiri pertemuan pertama dengan mengucapkan salam.
3) Hasil Pre Test 25 20 Rendah
15
Sedang 10
Tinggi
5 0
Gambar 4.1 Grafik Minat Belajar Siswa pada Tahap Pre tes Hasil dari pre tes yang dilakukan oleh penelitian menunjukkan bahwa dari 45 siswa sebagai penghuni kelas menunjukkan bahwa terdapat 13 orang siswa yang memiliki minat belajar yang rendah terhadap mata pelajar Sejarah Kebudayaan Islam, sedangkan 25 anak memiliki minat belajar dalam kategori sedang serta 7 orang siswa memilki minat belajar dalam kategori tinggi. Pada awal pertemuan peneliti juga menyampaikan beberapa pertanyan yang diutarakan pada siswa “ apakah kalian menyukai mata pejaran yang sedang kita pelajari ini? Mayoritas dari mereka menjawab kurang suka, hanya beberapa anak yang mengaku suka. Kemudian peneliti menyampaian pertanyaan balikan“ mengapa? Kebanyakan dari mereka menjawab malas atau kurang suka dengan mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dikarenakan banyak tahun dan nama-nama yang harus mereka hafal.
57
3. Siklus I 1.
Rencana Tindakan Siklus Pada rencana tindakan siklus pertama, peneliti menerapkan strategi every
one is a theacher here. Yang diawali terlebih dahulu dengan menjelaskan pengertian strategi Every one is a theacher here dan cara kerja strategi every one is a theacher here serta manfaat strategi every one is a theacher here dalam belajar. Dengan strategi ini diharapkan siswa dapat dengan mudah mengingat kembali apa yang sudah mereka pelajari. Siklus pertama dilaksanakan sebangak satu (1) kali pertemuan. Sebelum siklus pertama dilaksanakan peneliti melakukan beberapa tahap persiapan, antara lain: a Menyiapkan modul pembelajaran. b Menyiapkan materi pembelajaran tentang prestasi-prestasi yang dicapai oleh Khulafaur Rasyidin, yaitu: c Untuk menerapkan strategi every one is a theacher here, peneliti terlebih dahulu menjelaskan apa yang maksud dengan strategi every one is a theacher here pada siswa. d Mempersiapkan instrumen penelitian berupa angket yang digunakan dalam mengukur minat belajar siswa e Membuat rencana pembelajaran Adapun rencana pembelajaran dibagi menjadi tiga tahap
yaitu
pendahuluan, inti dan penutup yang meliputi: 1) Pendahuluan a Guru mengucapkan salam sebagai pembuka pada awal pertemuan. b Guru menanyakan kabar siswa, apakah mereka masih semangat dalam belajar. c Guru mengabsen siswa d Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan pengetahuan siswa dikaitkan dengan materi yang akan disampaikan. e Guru menjelaskan strategi yang kan digunakan pada proses pembelajaran yang akan berlangsung.
2) Kegiatan inti
57
1. Bagikan kertas kepada setiap peserta didik dan mintalah mereka untuk menuliskan sebuah pertanyaaan tentang
dan mintalah mereka untuk
menuliskan sebuah pertanyaan tentang prestasi-prestasi yang dicapai oleh Khulafaur Rasyidin 2. Kumpulkan kertas-kertas tersebut, dikocok dan dibagikan kembali secara acak kepada masing-masing peserta didik dan diusahakan pertanyaan tidak kembali kepada yang bersangkutan. 3. Mintalah mereka membaca dan memahami pertanyaan di kertas masingmasing sambil memikirkan jawabannya. 4. Undang sukarelawan (volunter) untuk membacakan pertanyaan yang ada di tangannya (untuk menciptakan budaya bertanya, upayakan memotivasi siswa untuk angkat tangan bagi yang siap membaca tanpa langsung menunjuknya). 5. Mintalah dia memberikan respon (jawaban/penjelasan) atas pertanyaan atau permasalahan tersebut, kemudian mintalah kepada teman sekelasnya untuk memberi pendapat atau melengkapi jawabannya. 6. Berikan
apresiasi
(pujian/tidak
menyepelekan)
terhadap
setiap
jawaban/tanggapan siswa agar termotivasi dan tidak takut salah. 7. Kembangkanlah diskusi secara lebih lanjut dengan cara siswa bergantian membacakan pertanyaan di tangan msing-masing sesuai waktu yang tersedia. 8. Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut. 3) Penutup a Guru menanyakan pada siswa apakah mereka kesulitan untuk menerapkan strategi every one is a theacher here b Guru memberi kesempatan pada siswa untuk menanyakan kesulitankesulitan dalam menerapkan strategi every one is a theacher here c Karena waktu habis maka guru menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan salam. d Untuk mengetahui kenaikan minat belajar siswa, guru memberikan angket pada setiap akhir siklus
57
2.
Pelaksanaan Tindakan Siklus Pelaksanaan siklus pertama dilaksanakan dengan menggunakan strategi
every one is a theacher here. Pelaksanaan siklus pertama diadakan pada tanggal 14 Maret 2011. Pembelajaran berlangsung selama 2 X 40 menit untuk setiap pertemuan. Adapun langkah-langkah pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan dalam rencana penelitian yaitu sebagai berikut: a)
Pendahuluan (10 menit) 1. Guru mengucapkan salam sebagai pembuka pada awal pertemuan. 2. Guru menanyakan kabar siswa, apakah mereka masih semangat dalam belajar? 3. Guru mengabsen siswa 4. Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan pengetahuan siswa dikaitkan dengan materi yang akan disampaikan. 5. Guru menjelaskan strategi yang kan digunakan pada proses pembelajaran yang akan berlangsung.
b) Kegiatan inti (20 menit) 1. Guru membagikan kertas kepada setiap peserta didik dan mintalah mereka untuk menuliskan sebuah pertanyaaan tentang prestasi-prestasi yang dicapai oleh Khulafaur Rasyidin dan mintalah mereka untuk menuliskan sebuah pertanyaan tentang Khulafaur Rasyidin 2. Kumpulkan kertas-kertas tersebut, dikocok dan dibagikan kembali secara acak kepada masing-masing peserta didik dan diusahakan pertanyaan tidak kembali kepada yang bersangkutan. 3. Siswa diminta membaca dan memahami pertanyaan di kertas masingmasing sambil memikirkan jawabannya. 4. Guru mengundang sukarelawan (volunter) untuk membacakan pertanyaan yang ada di tangannya (untuk menciptakan budaya bertanya, upayakan memotivasi siswa untuk angkat tangan bagi yang siap membaca tanpa langsung menunjuknya). 5. Mintalah dia memberikan respon (jawaban/penjelasan) atas pertanyaan atau permasalahan tersebut, kemudian mintalah kepada teman sekelasnya untuk memberi pendapat atau melengkapi jawabannya.
57
6. Berikan
apresiasi
(pujian/tidak
menyepelekan)
terhadap
setiap
jawaban/tanggapan siswa agar termotivasi dan tidak takut salah. 7. Kembangkanlah diskusi secara lebih lanjut dengan cara siswa bergantian membacakan pertanyaan di tangan msing-masing sesuai waktu yang tersedia. 8. Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
c)
Penutup/refleksi (10 menit) 1. Guru menanyakan pada siswa apakah mereka masih merasa kesulitan dalam menerapkan strategi every one is a theacher here. 2. Guru memberi kesempatan siswa untuk menanyakan kesulitan-kesulitan yang sedang dirasakan. 3. Karena waktu habis maka guru menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan salam. Sedangkan pengambilan nilai dalam pelaksanaan tindakan ini, digunakan
kriteria penilaian sebagai berikut: 1) Antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. 2) Keaktifan siswa di kelas 3) Kehadiran siswa
3.
Obsevasi Siklus Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru sekaligus sebagai
pengamat ketika proses pembelajaran berlangsung. Hal yang ditekankan dalam siklus 1 adalah minat belajar siswa. Adapun yang dilakukan oleh peneliti untuk meningkatkan minat belajar siswa kelas VIIA adalah penerapan strategi every one is a theacher here. Pada pertemuan pada siklus pertama, kegiatan pembelajaran membahas tentang berbagai prestasi yang dicapai oleh Khulafaur Rasyidin. Pada kegiatan pendahuluan
guru
terlebih
dahulu
melakukan
apersepsi
dengan
cara
menghubungkan pengetahuan siswa dengan meteri yang akan disampaikan. Pada kegiatan inti guru pertama-tama menjelaskan strategi yang akan dipakai selama proses belajar mengajar yaitu strategi every one is a theacher here.
57
Kemudian peneliti memulai pembelajaran dengan menerapkan strategi every one is a theacher here. Walau awalnya siswa terlihat bingung mungkin karena baru pertama kali mengenal strategi every one is a theacher here, akan tetapi setelah beberapa anak Pada kegiatan penutup, peneliti memberi kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti, dan menanyakan kesulitan-kesulitan mereka dalam menerapkan strategi every one is a theacher here. Pada akhir pertemuan siklus 1 peneliti memberikan angket kapada siswa untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa. Dari Grafik 4.2 dapat diketahui bahwa anak yang minat belajarnya rendah terdapat 9 orang anak sedangkan anak yang memiliki minat belajar dalam kategori sedang berjumlah 24 orang anak dan anak yang memiliki minat belajar dalam katagori tinggi sebanyak 12 orang siswa.
25 20 15
Rendah
10
Sedang
5
Tinggi
0
Gambar 4.2 Grafik Minat Belajar Siswa pada Siklus I 4.
Refleksi Siklus I Penerapan strategi every one is a theacher here pada siklus pertama
bertujuan dalam meningkatkan minat belajar siswa kelas VIIA. Pada siklus pertama ini, proses kegiatan pembelajaran dilaksanakan didalam kelas dengan menggunakan strategi every one is a theacher here. Untuk pertemuan pada siklus pertama siswa masih terlihat bingung, karena mereka baru mengenal strategi every one is a theacher here. Dari angket yang telah diberikan pada siswa menunjukkan bahwa minat belajar siswa dalam katagori rendah mengalami penurunan dengan bertambahnya
57
jumlah kategori dari 13 siswa menjadi 9 siswa. Untuk kategori sedang pada siklus ini mengalami peningkatan dengan berkurangnya jumlah kategori. Sedangkan untuk kategori tinggi mengalami peningkatan dengan bertanbahnya jumlah yang pada pre test bejumlah 7 pada siklus I ini mengalami peningkatan menjadi 12 siswa. Namun karena peneliti masih merasa bahwa hasil penelitan yang dilakukan masih jauh dari yang diharapkan maka peneliti melanjutkan pada siklus yang kedua.
4.
Siklus II
1) Rencana Tindakan Siklus Pada rencana tindakan siklus II peneliti tetap menerapkan strategi every one is a theacher here pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, dengan model pembelajaran ini diharapkan dapat lebih membantu untuk meningkatkan minat belajar siswa. Sebelum siklus II dilaksanakan peneliti melakukan beberapa tahap persiapan, antara lain: a)
Membuat perencanaan pembelajaran
b) Menyiapkan kertas kosong c)
Mempersiapkan materi tentang ibrah dan gaya kepemimpinan Khulafaur Rosyidin
d) Mempersiapkan instrument penelitian yang digunakan untuk meneliti peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa e)
Membuat langkah-langkah pembelajaran pada siklus II meliputi: 1. Pendahuluan a) Guru mengucapkan salam sebagai kalimat pembuka untuk memulai proses pembelajaran b) Guru menanyakan kabar siswa, apakah mereka masih semangat dalam belajar c) Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan pengetahuan siswa yang dikaitkan dengan materi yang akan disampaikan. 2. Kegiatan Inti a. Guru memaparkan ibrah dan gaya kepemimpinan Khulaur Rosyidin.
57
b. Guru memberikan kertas kosong pada siswa. c. Guru menyuruh siswa untuk membaca materi yang akan disampaikan pada LKS masing-masing. d. Setelah itu memerintahkan siswa untuk memberi pertanyaan tentang materi yang akan dibahas. e. Guru menyuruh siswa untuk mengumpulkan pertanyaan yang telah dibuat. f. Kemudian kertas itu dibagikan kembali kepada siswa secara acak. g. Guru mengundang siswa untuk membacakan pertanyaan dan siswa disuruh memberi respon (jawaban/penjelasan)
3. Refleksi/Penutup a Sepuluh sebelum pelajaran berakhir, guru mengefaluasi pelajaran yang sedang berlangsung dengan cara menanyakan lagi materi yang telah dibahas. b Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan singkat kepada siswa. c Guru memberikan tugas rumah pada siswa untuk mengerjakan latihan di LKS. d Guru mengakhiri pelajaran dengan salam. 2) Pelaksanaan Tindakan Siklus Sebagaimana dalam siklus I, pelaksanaan siklus II diadakan satu pertemuan, yaitu tanggal 21 Maret 2011. Pembelajaran berlangsung selama 2 x 40 menit. Pada pelaksanaan siklus dua ini, langkah-langkah pembelajaran dilakukan sebagaimana skenerio pembelajaran yang terdapat dalam rencana pembelajaran yaitu sebagai berikut: 1.
Pendahuluan (10 menit) a) Guru mengucapkan salam sebagai kalimat pembuka untuk memulai proses pembelajaran b) Guru menanyakan kabar siswa, apakah mereka masih semangat dalam belajar?
57
c) Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan pengetahuan siswa yang dikaitkan dengan materi yang akan disampaikan seperti halnya menanyakan bagaimana sikap seorang pemimpin?
2.
Kegiatan inti (20 menit) a. Guru menjelaskan tentang ibrah dan gaya kepemimpinan Khulafaur Rosyidin. b. Guru membagikan kertas kosong kepada siswa. c. Guru menyuruh siswa untuk membaca materi yang akan disampaikan pada LKS masing-masing. d. Setelah itu memerintahkan siswa untuk memberi pertanyaan tentang materi yang akan dibahas. e. Guru menyuruh siswa untuk mengumpulkan pertanyaan yang telah dibuat. f. Kemudian kertas tersebut dikembalikan kepada siswa secara acak g. Guru mengundang siswa untuk membacakan pertanyaan dan siswa disuruh memberi respon (jawaban/penjelasan)
3.
Refleksi/Penutup (10 menit) a Sepuluh sebelum pelajaran berakhir, guru mengefaluasi pelajaran yang sedang berlangsung dengan cara menanyakan lagi materi yang telah dibahas. b Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan singkat kepada siswa. c Guru memberikan tugas rumah pada siswa untuk mengerjakan latihan di LKS. d Guru mengakhiri pelajaran dengan salam. Sedangkan pengambilan nilai dalam pelaksanaan tindakan ini, digunakan
kriteria penilaian sebagai berikut: a Antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. b Keaktifan siswa di kelas c Kehadiran siswa 3) Observasi Siklus Sama seperti sebelumnya pada siklus 2 bertujuan untuk meningkatakan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran SKI. Pada pertemuan siklus 2 ini
57
dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2011. pembelajaran diawali dengan menanyakan tentang sikap seorang pemimpin. Kemudian gurur menjelaskan tentang ibrah dan gaya kepemimpinan Khulafaur Rosyidin. Pada kegiatan inti guru memberikan kertas kosong kepada siswa untuk membuat pertanyaan tentang ibrah dan gaya kepemimpinan Khulafaur Rosyidin yang sebelumnya telah mereka pelajari melalui membaca materi pada LKS. Kemudian kertas tersebut dikumpulkan dan dibagikan kembali secara acak kepada siswa. Guru mengundang siswa untuk membacakan pertanyaan yang dipegang olehnya dan disuruh memberi respon (jawaban/penjelasan) atas pertanyaan tersebut. Pada kesempatan ini tampak lebih ceria dan suasana kelas menjadi lebih hidup dengan keraiman pada saat seorang siswa membacakan pertanyaan dan memberikan respon, maka siswa yang lain dengan aktif merespon atas respon (jawaban/penjelasan) dengan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan respon (jawaban/penjelasan) siswa yang membaca pertanyaan yang tadi telah diberikan secara acak. Pada kesmpatan itulah mereka tampak t Pada kegiatan penutup, dilakukan dengan cara member kesempatan kepada siswa untuk mengungkapakan hikmah yang dapat dipelajari dari apa yang telah dipelajari hari itu. Karena waktu habis guru memerintahkan untuk mengerjakan tugas di rumah dengan materi yang telah dibahas pada hari itu. Sebelum guru mengakhiri atau menutup proses pembelajarana guru memberikan angket pada siswa untuk mengetahui peningkatan minat belajar yang dialami siswa. Hasil dari angket tersebut berupa tabel yang berisi penjelasan tingkat tinggi rendahnya minat belajar yang terjadi pada siswa.
57
25 20 15 Rendah
10
Sedang
5
Tinggi
0 MINAT Minat SIKLUS Siklus II II
Dari bagan tersebut dapat diterjemahkan bahwa siswa yang memiliki minat belajar yang rendah terdiri dari 5 orang, sedangkan untuk siswa yang memiliki minat belajar dalam katagori sedang berjumlah 21 orang, dan siswa yang memiliki tingkat minat belajar yang tinggi terdiri dari 19 orang siswa. 4) Refleksi Siklus Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 ini tetap sama dengan siklus satu yaitu bertujuan untuk meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran SKI. Pada siklus 2 ini dalam proses pembelajaran siswa terlihat lebih antusias dalam menerapkan strategi every one is a theacher here. Hal itu terlihat dimana siswa lebih aktif dalam memberikan respon atas pertanyaan yang telah dibaca pada saat pembelajaran. Dari angket yang telah diberikan pada siswa menunjukkan bahwa minat belajar siswa dalam katagori rendah mengalami penurunan dengan bertambahnya jumlah kategori dari 9 siswa menjadi 5 siswa. Untuk kategori sedang pada siklus ini mengalami penurunan dengan berkurangnya jumlah kategori. Sedangkan untuk kategori tinggi mengalami peningkatan dengan bertanbahnya jumlah yang pada pre test bejumlah 12 pada siklus I ini mengalami peningkatan menjadi 19 siswa.
B. Pembahasan Sesuai dengan apa yang dirumuskan dalam pendahuluan didepan. Yakni bagaimana upaya peningkatan minat belajar siswa kelas VII MTs Unggulan Rowosari Kendal kelas VIIA di MTs Unggulan Rowosari Kendal
57
Hasil observasi awal menunjukkan bahwa minat belajar yang ada pada siswa kelas VIIA di MTs Unggulan Rowosari Kendal menunjukkan bahwa hanya sedikit dari siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi. Hasil pengamatan lain juga menunjukkan bahwa strategi yang selama ini mereka pakai adalah strategi ceramah. Siswa hanya menjadi pendengar dan mengerjakan soal. Dengan penerapan strategi every one is a theacher here ini, anak-anak dididik untuk aktif dalam pembelajaran sehingga proses pembelajaran tidak membosankan. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan sebanyak 2 siklus, yaitu siklus 1 dilaksanakan dengan satu kali pertemuan yaitu pada tanggal 14 Maret 2011, sedangkan siklus II dilaksanakan dengan satu kali pertemuan pada tanggal 21 Maret 2011. Sebelum pelaksanaan tindakan perencanaan pembelajaran perlu disiapkan, perencanaan pelaksanaan pembelajaran siklus I meliputi: membuat Rencana Pelaksanaan pembelajaran yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup atau refleksi. Pada siklus 1, materi diberikan selama satu kali pertemuan dengan membahas prestasi-prestasi yang dicapai oleh Khulafaur Rosyidin dengan menerapkan strategi every one is a theacher here dalam proses pembelajaran. Pertama peneliti mengenalkan terlebih dulu strategi every one is a theacher here kepada siswa. Selang beberapa waktu setelah menjelaskan strategi every one is a theacher here, peneliti memerintahkan siswa untuk mempraktekkanya dengan membuat sebuah pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang dibahas. Penerapan strategi every one is a theacher here walau berlangsung lancar, namun siswa kurang begitu aktif sehingga proses pembelajaran bersifat monoton. Beberapa langkah perbaikan untuk tindakan pada siklus selanjutnya (siklus II), yakni memberikan kertas langsung kepada siswa untuk mempraktekkan strategi every one is a theacher here. Hal ini dilakukan agar siswa tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran. Sebelum dilaksanakan siklus 2, peneliti membuat perencanaan yang meliputi: membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang terdiri dari pendahuluan kegiatan inti dan penutup aatau refleksi. Selain perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, peneliti juga melakukan pengamatan pada setiap
57
tingkah laku yang terjadi pada siswa dalam setiap kegiatan belajar mengajar. Selain itu peneliti juga menyiapkan instrument berupa angket yang dibagikan ada siswa setiap akhir siklus untuk mengetahui peningkatan minat belajar yang terjadi pada siswa kelas VIIA. Pelaksanaan tindakan dengan penerapan Strategi every one is a teacher here pada siklus 2 ini mengikuti langkah-langkah yang ada pada perencanaan pelaksanaan pembelajaran. Untuk mengetahui hasil belajar selamatau sesudah proses pembelajaran berlangsung peneliti memberikan partanyaan tentang materi yang telah dipelajari pada minggu sebelumnya, mayoritas siswa bisa menjawab. Dalam mengerjakan soal-soal LKS mereka juga sudah mengerjakannya, dan ketika peneliti dan siswa membahas soal-soal tersebut bersama-sama jawaban mereka banyak yang benar. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan minat belajar yang diharapkan pada siswa sudah mulai tampak. Selain itu peneliti juga sempat bertanya kepada salah satu siswa tentang ketertarikan mereka terhadap mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Ada yang menjawab bahwa dulu awalnya kurang suka dengan mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam namun setelah mempelajari dan belajar Sejarah Kebudayaan Islam dengan strategi evey one is a theacher here mereka mulai suka dengan Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Hasil dari angket pada siklus II menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada katagori minat belajar yang tinggi. Dari obeservasi awal yang memiliki minat belajar yang tinggi hanya 7 siswa, kemudian pada siklus I bertambah menjadi 12 siswa, dan pada siklus ke II bertambah lagi menjadi 19 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan minat belajar siswa setelah adanya penerapan Strategi every one is a teacher here pada proses pembelajaran mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Berdasarkan data dan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan strategi every one is a theacher here dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Menjadikan anak lebih bebas belajar tidak terbebani untuk mambaca buku berlembar-lembar.
57
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penerapan strategi Everyone Is a Theacher Here Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs Unggula Rowosari Kendal terbukti dapat meningkatkan minat belajar siswa. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan jumlah siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi. Hasil dari pra Siklus yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa dari 45 siswa kelas VII menunjukkan bahwa terdapat 7 orang siswa memiliki minat belajar yang tinggi, 13 orang siswa memiliki minat belajar yang rendah terhadap mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, Sedangkan 25 orang siswa memiliki minat belajar dalam kategori sedang. Pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan. Jumlah siswa yang minat belajarnya tinggi bertambah menjadi 12 siswa, sedangkan siswa yang minatnya dalam kategori sedang jumlahnya menurun dari 25 menjadi 14 orang siswa. Untuk kategori rendah berkurang dari 13 menjadi 9 siswa. Peneliti merasa bahwa hasil yang dilakukan masih jauh yang diharapkan maka peneliti melanjutkan pada siklus yang kedua. Kemudian pada siklus II menunjukkan terdapat peningkatan jumlah yang pada pra siklus berjumlah 12 orang menjadi 19 orang siswa, sedangkan untuk kategori sedang mengalami penurunan yang pada pra siklus berjumlah 25 orang siswa menjadi 21 orang siswa. Untuk kategori rendah terdapat 5 orang siswa pada siklus yang kedua ini. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti menyarankan: a Bagi Sekolah Agar menerapkan strategi Everyone Is a Theacher Here
di dalam
kegiatan belajar mengajar pada bidang Pendidikan Agama Islam maupun yang lainnya, karena berdasarkan hasil penelitian hal ini dapat meningkatkan minat belajar siswa b Bagi siswa Diharapkan untuk lebih semangat dalam belajar dan menyenangi mata pelajaran sejarah baik sejarah umum ataupun sejarah Islam.
57
Dengan kesenangan itulah maka akan muncul minat untuk belajar yang menjadikan belajar semakin terasa mudah. c Bagi penelitian lebih lanjut Agar dapat mempergunakan hasil penelitian ini sebagai kajian untuk diadakan penelitian lebih lanjut tentang penerapan strategi Everyone Is a Theaher Here terhadap variable yang berbeda. Dalam penulisan skripsi ini banyak dijumpai kesalahan, maka saran dan kritik yang konstruktif sangat peneliti harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Alhamdulillah skripsi ini telah selesai, semoga bermanfaat bagi pembaca.
57
DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Abu dan Supriono,Widodo. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Aqib, Zainal. 2008. Penelitian Tindakan kelas. Bandung: Yrama Widia. Arikunto, Suharsimi. 1990. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, Syaifuddin. 2008. Penyususnan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Baumfield, Vivienne, Dkk.2009. Action Research di Ruang Kelas. Jakarta: Indeks. Bukhori,Hadits Shoheh,Bairut. B. Hurlock Elizabeth, Child Development, Mc. Graw Hill Kogakhusa, Ltd. Japan. Charter V. Good, 1959 Dictionary of Education , Mc. Graw Hill Campany, New York. Daradjat, Zakiah. 1980. Kepribadian Guru. Jakarta: Bulan Bintang. Darsono, Max dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: CV. IKIP Semarang Press. Djaali. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara. Fadjar, Abdullah. 1991. Peradaban dan Pendidikan Islam. Jakarta: Rajawali Pers. Ghony, M. Djunaidi. 2008. Penelitian Tindakan kelas. Malang: UINMalang Press. Gie, The. Liang. 1995. Cara Belajar yang Evisien. Yogyakarta: Liberti. Gobyah, Ketut.2004. Menggairahkan Minat Belajar Siswa. Semarang: Gramedia. Hamalik, Oemar. 2008. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosda karya. . 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Haryati, Mimin. 2007. Model dan Tekhnik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press. Hasan, Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.
57
S. M. Ismail. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang: RaSAIL Media Group. Crow, L. & Crow, A. 1989. Psychologi Pendidikan. Yogyakarta: Nur Cahaya. Mardalis. 2007. Strategi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara. Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mustaqim.2001. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar bekerjasama dengan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Konsep,
Narbuko, Cholid, dan Ahmadi, Abu, 2002. Metodologi Penelitian memberikan bekal teoritis pada mahasiswa tentang metodologi penelitian serta diharapkan dapat melaksanakan penelitian dengan langkah-langkah yang benar. Jakarta: Bumi Aksara. Kancana, Wayan. Nur. dan Sumantara. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Porwadarminto, WJS. 1990. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. R. I. Depag.1989. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Putra Toha. Severe, Sal. 2002. Bagaimana Bersikap pada Anak agar Anak bersikap Baik .Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Singer, Kurt. 1973. Membina Hasrat Belajar di Sekolah. Bandung: Remadja Rosda Karya. Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sujanto, Agus. 2004. Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Surya, Muhammad. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
57
Suryabrata, Sumadi. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Suyanto. 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta. Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. .1999. Psikologi Belajar. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Wahidmurni. 2008. Penilaian Tindakan Kelas dari teori menuju Praktik. Malang: UM PRESS. Wingkel, W. S. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia. Wiriaatmadja, Rochiati, 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosda Karya. Zuhairini, dkk. 1986. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam
57
Daftar Riwayat Pendidikan
Nama
: IBADILLAH
Tempat, tanggal lahir : Kendal, 27 Nopember 1959 Alamat
: Rowosari, RT 04 RW 01, Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal.
Riwayat Pendidikan : SD Negri Rowosari lulus tahun 1973 MTs Nur Anom Gringsing lulus tahun 1976 PGA 4 Tahun Nur Anom Gringsing lulus 1977. PGA 6 Tahun Mualimin Weleri lulus tahun 1979 -1980 IAIN Wali Songo Semarang Fakultas Dakwah Sarjana Muda lulus tahun 1983.
57