PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PENERAPAN METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM POKOK BAHASAN PUASA SISWA KELAS V PADA SDN 1 TEGOWANUH SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh Muhammad Sholeh NIM 11408250
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama
: Muhammad Sholeh
NIM
: 11408250
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Judul
: PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PENERAPAN METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM POKOK BAHASAN PUASA SISWA KELAS V PADA SDN 1 TEGOWANUH.
telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 11 Agustus 2010 Pembimbing
Hj. Maslikhah, S.Ag, M.Si NIP 19700529 200003 2 001
iii
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03, telp.(0293) 323706, 323433, Fax 323433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.id, E-mail :
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi saudara MUHAMMAD SHOLEH dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408250 yang Berjudul PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PENERAPAN METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM POKOK BAHASAN PUASA SISWA KELAS V PADA SDN 1 TEGOWANUH telah dimunaqosyahkan dalam Sidang Panitia Ujuian Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada Sabtu, 25 September 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I). Salatiga, 25 September 2010 M. Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
(Dr. Imam Sutomo, M.Ag) NIP. 19580827 198303 1 002
(Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.) NIP.19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Dra. Nur Hasanah, M.Pd NIP.19690110 199403 2 002
Dra. Maryatin, M.Pd NIP. 19960402 199803 1 002 Pembimbing
Hj. Maslikhah, S.Ag, M.Si NIP 19700529 200003 2 001
iv
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03, telp.(0293) 323706, 323433, Fax 323433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.id, E-mail :
[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Muhammad Sholeh
NIM
: 11408250
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga,11Agustus 2010
Muhammad Sholeh NIM : 11408250
v
MOTTO Sebaik-baik manusia yang berjalan di muka bumi adalah guru. (HR. Dailamy)
PERSEMBAHAN
Untuk: 1. Almarhumah Istriku Fatimah Zahra yang telah menjadi bagian dari hidupku, semoga selama mendampingiku Allah Swt menerima sebagai amal sholehmu. 2. Anak-anakku tersayang Nurhakim Tamami, SEI, Zulvia Ratna T, SE, Yusril Ikhza, SH, Sri Khotimah, Anisa Wardati H, S.Pd dan Fakhrumi Royyan, yang selalu mendukung setiap langkahku, jadikanlah ilmu dan hikmah untuk memahami betapa keagungan Tuhanmu. 3. Anak-anak didiku tercinta di SDN 1 Tegowanuh, yang selalu mewarnai hidupku dengan canda tawa, semoga menjadi generasi masa depan yang bermanfaat.
vi
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji milik Allah Swt yang dengan Rahman dan RahimNya telah memberikan kekuatan kepada penulis untuk menyusun skripsi ini. Untuk itu
penulis bersyukur dengan penuh keyakinan
bahwa tulisan ini akan bermanfaat, amin. Selama proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari hambatan, rintangan, dan kesulitan sebagai akibat dari keterbatasan penulis. Namun berkat bantuan berbagai pihak terutama Dosen pembimbing, akhirnya hal tersebut dapat teratasi dan diselesaikan sesuai rencana. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih serta hormat kepada : 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga yang berkenan memohonkan ijin. 2. Drs. Joko Sutopo, M.Ag selaku ketua progdi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. 3. Hj. Maslikhah S.Ag, M.Si selaku Dosen pembimbing yang selalu memberikan saran dan perbaikan dalam penyusunan skripsi. 4. Seluruh Dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu dan keterampilan. 5. Teman-temanku tercinta di kelas yang saling membantu dalam proses hingga penyusunan skripsi. 6. Dewan Guru SDN1 Tegowanuh Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Penulis menyadari bahwa skripsi ini sangat jauh dari sempurna . Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
vii
dari semua pihak, sehingga karya ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan pembaca pada umumnya. Amin.
Salatiga,11 Agustus 2010 Penulis
Muhammad Sholeh
viii
ABSTRAK
Sholeh, Muhammad. 2010. Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Penerapan Metode Everyone Is A Teacher Here Untuk Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Pokok Bahasan Puasa Siswa Kelas V Pada SDN 1 Tegowanuh. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Hj. Maslikhah, S. Ag, M. Si. Kata Kunci
: Peningkatan keaktifan siswa.
Penelitian ini mengangkat permasalahan mengenai apakah penerapan metode everyone is a teacher here dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas V SDN 1 Tegowanuh? Dimana pengunaan metode-metode lama dalam pembelajaran, tidak maksimal dalam melibatkan keaktifan siswa. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa kelas V SDN 1 Tegowanuh dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam pokok bahasan puasa melalui penerapan metode everyone is a teacher here. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) sebanyak dua putaran yang terdiri dari lima tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi dan revisi. Obyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 1 Tegowanuh. Data yang diperoleh berupa hasil observasi keaktifan siswa. Dari hasil analisis diperoleh bahwa keaktifan siswa dan prestasi belajar mengalami peningkatan pada siklus I dan siklus II yaitu, siklus I siswa yang aktif dengan kriteria baik adalah (21,88%), siswa aktif dengan kriteria cukup (33,34%), siswa aktif dengan kriteria kurang (44,75%) pada siklus II siswa yang aktif dengan kriteria baik adalah (26,04%), siswa aktif dengan kriteria cukup (50,00%), siswa aktif dengan kriteria kurang (23,96%). Simpulan dari penelitian ini adalah melalui penerapan metode everyone is a teacher here dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas V pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pokok bahasan puasa. Model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
ix
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN......................................................... v MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii ABSTRAK
.............................................................................................. ix
DAFTAR ISI
.............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4 D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ........................... 5 E. Kegunaan Penelitian .................................................................... 5 F. Definisi Operasional .................................................................... 6 G. Metode Penelitian ........................................................................ 7 H. Sistematika Penulisan .................................................................. 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 16 A. Keaktifan Siswa ........................................................................... 16 B. Pendidikan Agama Islam ............................................................. 21 C. Metode Everyone Is A Teacher Here............................................ 23 D. Penerapan Metode Everyone Is A Teacher Here Dalam Pembelajaran Materi Puasa .......................................................... 27 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ...................................................... 29 A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I .................................................... 29
x
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ................................................... 37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 44 A. Deskripsi Per Siklus ..................................................................... 44 B. Pembahasan ................................................................................. 53 BAB V PENUTUP ........................................................................................ 59 A. Kesimpulan ................................................................................. 59 B. Saran ........................................................................................... 59 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Skor Pengukuran Keaktifan Belajar Siswa
11
Tabel 4.1 Hasil Observasi Terhadap Keaktifan Siswa Siklus I Oleh Pengamat 1, 2 dan 3
44
Tabel 4.2 Perhitungan Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa Siklus I Oleh Pengamat 1, 2 dan 3
46
Tabel 4.3 Hasil Observasi Terhadap Keaktifan Siswa Siklus II Oleh Pengamat 1, 2 dan 3
49
Tabel 4.4 Perhitungan Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa Siklus II Oleh Pengamat 1, 2 dan 3
xii
50
DAFTAF GAMBAR
Gambar 1 Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Gambar 2 Skema Trianggulasi Peneliti Gambar 3 Pola Hubungan Guru dan Siswa Gambar 4 Skema Penerapan Metode Everyone Is A Teacher Here Gambar 5 Diagram Persentase Siswa Aktif pada Siklus I Gambar 6 Diagram Persentase Siswa Aktif pada Siklus II Gambar 7 Diagram Perubahan Persentase Siswa Aktif pada Siklus I dan II
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat keterangan penelitian dari Kepala Sekolah SD N 1 Tegowanuh, Kaloran, Temanggung Lampiran 2 Profil Sekolah dan Tabel Jumlah Siswa SD N 1 Tegowanuh Lampiran 3 Data Kepegawaian SD N 1 Tegowanuh Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran 5 Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus I Lampiran 6 Tabel Perhitungan Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Lampiran 8 Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus II Lampiran 9 Tabel Perhitungan Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa Lampiran 10 Lembar Konsultasi Lampiran 11 Daftar Nama Siswa Lampiran 12 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 13 Dokumentasi Kegiatan
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki modal untuk menjadi negara maju yaitu jumlah sumber daya manusianya yang banyak, namun modal ini harus dikelola dengan sebaik-baiknya agar tidak menjadi hal yang sia-sia. Pengelolaan modal berupa jumlah penduduk yang besar adalah dengan membentuk manusia-manusia
berkualitas.
Pendidikan merupakan sarana yang setrategis guna mencapai tujuan tersebut. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang diandalkan oleh negara guna mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas yakni yang cerdas, terampil dan berbudi pekerti luhur. Proses pembelajaran di sekolah sebenarnya merupakan proses tranformasi ilmu pengetahuan, sikap
dan
budipekerti.
Penguasaan
terhadap
ilmu
pengetahuan,
pembentukan sikap dan pembiasaan budipekerti siswa akan tercapai apabila siswa menemukan dan merasakan pengalamannya sendiri. Menemukan yang dimaksud adalah menginventarisir nilai-nilai yang ada dan hidup di lingkungannya, merasakan yang dimaksud adalah kondisi tertentu yang ditimbulkan sebagai akibat dari melakukan sesuatu dan pengalaman adalah bentuk kegiatan yang di alami sendiri oleh siswa. Oleh karena itu,
kegiatan pembelajaran kelas harus menitik beratkan pada
1
2
aktifitas dan kreativitas siswa, sehingga diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Proses pembelajaran yang berlangsung selama ini merupakan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered). Model pembelajaran tersebut memusatkan seluruh kegiatan belajar pada guru, dan guru dianggap sebagai subyek tunggal dalam proses pembelajaran sedangkan siswa hanya menjadi obyek penerima segala hal yang disampaikan oleh guru. Siswa tidak pernah melakukan aktifitas atau kegiatan yang terkait dengan materi pembelajaran seperti diskusi, presentasi, tanya jawab, praktik lapangan dan lain-lain. Pembelajaran yang berpusat pada guru tentu membuat siswa pasif dalam proses pembelajaran, hal ini tentunya menghambat berkembangnya pemikiran dan kreatifitas siswa, yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Salah satu upaya yang dilakukan untuk dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran adalah dengan merubah model pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Proses pembelajaran tersebut harus mampu melibatkan
seluruh
siswa
secara
aktif,
sehingga
mereka
dapat
mengeksplorasi potensi yang ada pada mereka masing-masing dan menumbuhkan kesadaran bahwa tiap-tiap siswa memiliki kemampuan serta pengertian akan pentingnya rasa kebersamaan.
3
Hasil observasi terhadap proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada kelas V SD Negeri 1 Tegowanuh terutama pada materi puasa menunjukkan bahwa siswa dalam kelas tersebut memiliki keberanian untuk bertanya kepada guru dan memberikan tanggapan atas pernyataan siswa lain, namun belum diorganisasikan secara baik, sebagai akibat dari penyelenggaraan pembelajaran cara lama yang menempatkan siswa sebagai objek semata. Model pembelajaran yang didominasi oleh guru, sekaligus menjadikan siswa pasif. Hal tersebut ditunjukkan dengan persentase siswa yang aktif bertanya pada guru hanya 40% dan siswa yang berani menyanggah atau menyampaikan pendapat hanya 30%. Interaksi aktif hanya terjadi antara guru dengan beberapa siswa yang memiliki kelebihan dari yang lain. Sementara interaksi antar siswa hampir tidak terjadi karena tidak ada ruang untuk itu, atau bahkan mungkin dianggap mengganggu. Kondisi yang demikian menyebabkan adanya ketimpangan tingkat penguasaan pada pembelajaran materi puasa yang cukup besar antara siswa yang aktif dengan siswa yang pasif. Siswa yang aktif dapat menguasai materi dengan baik sedangkan siswa yang pasif rendah tingkat penguasaannya. Munculnya keberanian bertanya dan keaktifan menemukan jawabannya diantara sesama siswa sebagai bentuk keterlibatan aktif mereka dalam proses pembelajaran memerlukan adanya rangsangan dan kondisi yang mendukung. Metode pembelajaran everyone is a teacher here yang merupakan bagian dari Active learning sangat efektif untuk
4
diterapkan karena masing-masing siswa akan mendapatkan bagian dan kesempatan yang sama, sedangkan guru sebagai fasilitator dan frame pembelajaran agar tidak bias dan keluar dari tujuan yang ingin dicapai. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka kami mengangkat judul tentang: “PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PENERAPAN METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM POKOK BAHASAN PUASA SISWA KELAS V PADA SDN 1 TEGOWANUH” B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan penegasan istilah di atas, maka permasalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan metode everyone is a teacher here dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam di kelas V SDN 1 Tegowanuh? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa kelas V SDN 1 Tegowanuh dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam melalui penerapan metode everyone is a teacher here.
5
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan Jika metode everyone is a teacher here dapat dilaksanakan dengan baik diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa, karena dengan metode ini masing-masing siswa dapat berperan secara aktif dengan menyusun pertanyaan untuk sisiwa lainnya dan menemukan jawaban atas pertanyaan yang diberikan temannya sehingga siswa dapat lebih menguasai materi, karena terekplorasi dari potensi yang ada pada diri masing-masing siswa. 2. Indikator Keberhasilan Tindakan ini dikatakan berhasil apabila 75% siswa kelas V SDN 1 Tegowanuh terlibat secara aktif dalam pembelajaran pendidikan agama Islam materi puasa. E. Kegunaan Penelitian 1. Bagi Siswa a. Memotivasi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam pada materi Puasa. b. Meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi c. Memberikan suasana baru dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran. 2. Bagi Guru a. Memberikan motivasi bagi guru untuk menemukan pembelajaran yang dapat merangsang keaktifan dan kreatifitas siswa sebagai
6
bgian dari penerapan model pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM). b. Memberikan sumbangan pemikiran bagi guru dalam penerapan metode everyone is a teacher here sebagai bagian dari active learning yang sedang digalakkan akhir-akhir ini. c. Meningkatkan kualitas pembelajaran agar hasilnya memenuhi harapan baik siswa maupun orang tua dan masyarakat. 3. Bagi Sekolah Melalui peningkatan keaktifan siswa maka pebelajaran sekaligus akan menyentuh renah kognisi, afeksi maupun psiko motor anak sehingga akan berpengaruh terhadap meningkatnya kualitas lulusan. F. Definisi Operasional 1. Pengertian Keaktifan Siswa “Keaktifan adalah kegiatan, kesibukan dalam bekerja, atau berusaha. Jadi keaktifan siswa dapat merupakan kegiatan, kesibukan dalam bekerja atau berusaha yang dilakukan siswa” (Anonim, 1990: 170). Menurut Paul D. Dierich dalam Martinis Yamin (2007: 85) indikator keaktifan belajar siswa antara lain terdiri dari: a. Membaca. b. Mengamati orang lain bekerja atau bermain c. Mengajukan suatu pertanyaan. d. Mengemukakan pendapat.
7
e. Diskusi. f. Mendengarkan penyajian bahan. g. Mendengarkan percakapan atau diskusi h. Membuat rangkuman. i.
Mengerjakan tes.
j.
Menggambar chart.
k. Memecahkan masalah. l.
Berani.
3. Metode Everyone Is A Teacher Here Everyone is a teacher here menurut Mel Silberman (2009: 183) merupakan metode yang memberikan kesempatan bagi setiap siswa untuk bertindak sebagai “guru” bagi siswa lain. Berdasarkan definisi tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa metode ini sangat efektif dalam meningkatkan peran aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran terutama partisipasi dan interaksi antar siswa sebab setiap siswa memiliki kesempatan untuk berperan sebagai guru. G. Metode Penelitian 1.
Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif bagi pelaku tindakan. PTK juga merupakan penelitian yang bersifat kualitatif (I Wayan Satyasa, 2007).
8
Dipilihnya PTK dalam pelaksanaan penelitian ini sebab PTK sangat mendukung proses peningkatan kualitas pembelajaran yang muaranya adalah peningkatan kualitas pendidikan. Rancangan penelitian ini yaitu menerapkan metode everyone is a teacher here dalam pembelajaran pendidikan agama Islam materi puasa pada siswa kelas V SDN 1 Tegowanuh yang dilasanakan pada tanggal 4 dan 11 Mei 2010 di SDN 1 Tegowanuh Kaloran, Temanggung. 2. Subyek Penelitian a. Siswa Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas V SDN 1 Tegowanuh, Kaloran, Temanggung yang berjumlah 32 siswa. b. Peneliti Penelitian ini dilakukan oleh Guru mata pelajaran pendidikan agama Islam SDN 1 Tegowanuh, Kaloran, Temanggung. c. Pengamat Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat. 3.
Langkah-langkah Prosedur dan langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian ini mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (1997) dalam Rochiati Wiriaatmadja (2008: 66) yang berupa model spiral.
9
Setiap siklus terdiri dari: a.
Tahap Perencanaan Pada tahap ini dilakukan penyusunan instrumen penelitian dan instrumen pembelajaran yang terdiri dari lembar observasi keaktifan siswa, kartu indeks, silabus dan rencana pembelajaran
b. Tahap Pelaksanaan Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ke-1 menerapkan metode everyone is a teacher here dengan materi: definisi puasa serta macam dan hukum puasa. c. Tahap Evaluasi Evaluasi keaktifan siswa menggunakan lembar observasi keaktifan siswa (terlampir). d. Tahap Refleksi Pada tahap refleksi ini akan dibandingkan hasil observasi awal mengenai keaktifan siswa pada pembelajaran pendidikan agama Islam setelah siklus pertama (I). Sehingga dapat ditunjukkan adanya perubahan antara sebelum siklus I dengan setelah pelaksanaan siklus I. Apabila indikator keberhasilan yang telah ditentukan belum tercapai maka siklus ini akan dilanjutkan pada siklus 2 sampai indikator keberhasilan tersebut tercapai. Akan tetapi apabila pada siklus selanjutnya indikator keberhasilan tersebut telah tercapai, maka siklus akan dihentikan.
10
Langkah-langkah siklus dapat diilustrasikan pada gambar di bawah ini:
Pelaksanaan Penerapan metode every one is a teacher here dalam KBM I dan KBM II Evaluasi Evaluasi keaktifan siswa dengan lembar observasi.
Refleksi Membandingkan hasil observasi awal dengan hasil evaluasi setelah siklus I Plan Reflect
Perencanaan Penyusunan instrument penelitian dan pembelajaran : lembar observasi keaktifan siswa, a, kartu indeks, silabus,rencana pengajaran.
Act & Observ
Refleksi Membandingkan hasil evaluasi siklus I dengan hasil evaluasi siklus II Plan Pelaksanaan Penerapan metode every one is a teacher here dalam KBM III dan KBM IV Evaluasi Evaluasi keaktifan siswa dengan lembar observasi.
Reflect
Perencanaan Penyusunan instrumen pembelajaran : rencana pengajaran dan kartu indeks.
Act & Observ
Tindak Lanjut Perbaikan pembelajaran pendidikan agama Islam setelah penelitian
Gambar 1. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc Taggart dalam Rochiati (2008:66).
11
4. Intsrumen Penelitian dan Indikator Instrumen a. Instrumen Penelitian Pada penelitian ini instrumen yang digunakan yaitu: 1) Lembar Observasi Keaktifan Siswa (Terlampir) 2) Instrumen Pengukur Prestasi Belajar (Terlampir) b. Indikator Instrumen Indikaor instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Skor Pengukuran Keaktifan Belajar Siswa Tabel 1.1 Skor Pengukuran Keaktifan Belajar Siswa
5.
No
Skor
Predikat
1
1-12
Baik
2
1-8
Cukup
3
1-4
Kurang
Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua
metode yaitu: a. Metode Observasi. Observasi yang dilakukan adalah observasi sistemik. Dalam observasi ini bentuk instrumen pengamatan yang akan dilakukan di dalam proses pembelajaran yang berisi aspekaspek yang akan diteliti telah dirancang terlebih dahulu. Rancangan ini dituangkan dalam bentuk lembar observasi yang memuat skala
12
sikap siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran, dan pengisiannya dilakukan dengan membubuhkan check (√) pada pilihan yang tepat. Metode observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Puasa. Pada proses observasi ini untuk menghindari subyektifitas maka dilibatkan pihak kedua dan ketiga yaitu guru kelas. Hal ini juga berfungsi untuk menjaga validitas data. Teknik seperti ini disebut teknik trianggulasi peneliti. Jenis trianggulasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data sejenis oleh beberapa peneliti atau observer. Berdasarkan pandangan dan tafsir dari beberapa peneliti terhadap informasi yang digali dan dikumpulkan, diharapkan terjadi pertemuan pendapat yang pada akhirnya bisa lebih memantapkan hasil penelitian. Berikut merupakan skema trianggulasi peneliti: Peneliti 1
Tafsir data
Peneliti 2
Peneliti 3 Gambar 2. Skema Trianggulasi Peneliti (HB. Sutopo, 2002:81)
Data
13
b. Catatan lapangan Catatan lapangan adalah catatan yang berisi peristiwaperistiwa yang terjadi selama proses penelitian berlangsung. Catatan ini digunakan sebagai data pendukung dari data penelitian yang diperoleh melalui observasi. 6.
Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas adalah deskriptif kualitatif. Analisis data ini dilakukan sejak awal sampai berakhirnya kegiatan pengumpuan data. Teknik analisis data ini mengacu pada model manalisis Miles Matthew B dan Hubberman (1992: 16-19) yang mencakup tiga komponen yaitu: a. Reduksi data yaitu merupakan proses seleksi, pemfokusan dan penyederhanaan data dari lapangan melalui ringkasan atau uraian singkat, mengolongkannya dalam satu pola yang lebih luas. b. Penyajian data merupakan penyusunan informasi secara sistemik dari hasil reduksi data mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan refleksi pada masing-masing siklus. c. Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian maka data, mencatat keteraturan dan penggolongan data. Data yang diperoleh dari lapangan disajikan dalam narasi informasi secara sistematis dan bermakna.
14
Data yang diperoleh dari lapangan setelah direduksi selanjutnya dihitung terlebih dahulu sebelum dianalisis untuk mengetahui persentase siswa aktif, dengan menggunakan rumus sebagai berikut: P═
F 100% N
Keterangan: P: Persentase F: Frekuensi N: Jumlah total subyek E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: BAB I
Pendahuluan Memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, hipotesis dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian, definisi
istilah,
metode penelitian
meliputi
rencana
penelitian, subyek penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan data, dan analisis data, dan sistematika penulisan. BAB II
Kajian Pustaka Memuat keaktifan siswa, Pendidikan Agama Islam, metode everyone is a teacher here dan penerapan metode everyone is a teacher here dalam pembelajaran materi puasa.
15
BAB III
Pelaksanaan Penelitian Memuat deskripsi pelaksanaan siklus I, II, III, dst.
BAB IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan Memuat deskripsi per siklus dan pembahasan (tiap siklus)
BAB V
Penutup Memuat kesimpulan dan Saran
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Keaktifan Siswa 1. Pengertian Keaktifan seperti yang diungkapkan oleh Anonim (1990:170) adalah kegiatan, kesibukan dalam bekerja, atau berusaha. Jadi keaktifan siswa dapat merupakan kegiatan, kesibukan dalam bekerja atau berusaha pada siswa. Guru diharapkan dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Dengan aktifitas sendiri, pelajaran menjadi berkesan dan dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru maupun dengan teman. Menurut Sardiman (1990:96) dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin berlangsung dengan baik. Lebih lanjut Rousseou dalam Sardiman (1990:96) menyatakan bahwa “Segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis”. Jadi pada dasarnya orang yang belajar harus aktif, karena belajar merupakan suatu bentuk aktivitas tanpa adanya aktivitas proses belajar tidak mungkin terjadi. Asas aktivitas digunakan dalam semua jenis metode mengajar, baik metode dalam kelas maupun metode mengajar di luar kelas hanya saja penggunaanya dilaksanakan dalam bentuk yang berlainan sesuai dengan
16
17
tujuan yang hendak dicapai dan disesuaikan pula pada orientasi sekolah yang menggunakan jenis kegiatan itu (Oemar, 2009:176). 2. Jenis-Jenis Aktivitas Siswa Jenis-jenis aktivitas siswa menurut Sardiman (1990:101) antara lain : visual activities, oral activities, listening activities, writing activities, drawing activities, motor activities, mental activities dan emotional activities. Berdasarkan Paul D. Dierich dalam Martinis Yamin (2007:84-86) menggolongkan kegiatan siswa sebagai berikut: a. Kegiatan-kegiatan visual Membaca, melihat gambar-gambar,mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain. b. Kegiatan-kegiatan lisan(oral) Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu tujuan, mengajukan suatu pertanyaan, memberi sarn, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan instrupsi. c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan perakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio. d. Kegiatan-kegiatan menulis Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, mengisikan angket. e. Kegiatan-kegiatan menggambar Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola. f. Kegiatan-kegiatan metrik Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, menari dan berkebun. g. Kegiatan-kegiatan mental Merenungkan, mengingatkan, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan. h. Kegiatan-kegiatan emosional Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain.
18
Aktivitas di sekolah sangat kompleks dan bervariasi. Beragamnya jenis aktivitas siswa
maka
menuntut
setiap guru untuk mampu
merencanakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi agar tidak terus terulang jenis kegiatan yang sama dalam pembelajaran sehingga siswa tidak merasa bosan. Kegiatan tersebut tentu tidak terpisah satu sama lain. Dalam suatu kegiatan motoris terkandung kegiatan mental dan disertai oleh perasaan tertentu. Dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan bermacam-macam kegiatan. 3. Aspek-aspek dalam Aktivitas Dalam hal keaktivan siswa, Mc Keachie dalam Dimyati
yang
dikutip Martinis Yamin (2007:77) menyatakan bahwa ada tujuh aspek terjadinya keaktifan siswa, yaitu: a. Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran. b. Tekanan pada aspek afektif dalam belajar. c. Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, terutama yang berbentuk interaksi antar siswa. d. Kekompakan kelas sebagai kelompok belajar. e. Kebebasan belajar yang diberikan kepada siswa, dan kesempatan untuk berbuat serta megambil keputusan penting dalam proses pembelajaran. f. Pemberian waktu untuk menanggulangi msalah pribadi siswa, baik berhubungan maupun tidak berhubungan dengan pembelajaran. Dalam Martinis Yamin (2007:83-84) Gagne dan Briggs (1997) menjelaskan bahwa terdapat 9 aspek untuk menumbuhkan aktivitas dan partisipasi siswa yaitu: 1) Memberikan motivasi atau menarik perhatin siswa, sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
19
2) Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar) kepada siswa. 3) Mengingatkan kompetensi prasyarat. 4) Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep) yang akan dipelajari. 5) Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya. 6) Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. 7) Memberikan umpan balik (feed back). 8) Melakukan tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes, sehngga kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur. 9) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir pembelajaran.
Merujuk pada penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan pembelajaran dengan metode everyone is a teacher here termasuk salah satu aspek untuk menumbuhkan aktivitas siswa yaitu dengan memunculkan aktifitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. 4. Syarat Terjadinya Peran Aktif Siswa dalam Pembelajaran Raka Joni (1992:19-20) dalam martinis Yamin (2007) menjelaskan bahwa peran aktif dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan manakala: a. Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa. b. Guru berperan sebaga pembimbing supaya terjadi pengalaman dalam belajar. c. Tujuan kegiatan pembelajaran tercapai kemampuan minimal siswa (kompetensi dasar). d. Pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreativitas siswa, meningkatkan kemampuan minimalnya, dan mencipta siswa yang kreatif serta mampu menguasai konsep-konsep.
20
e. Melakukan pengukuran secara kontunyu dalam berbagai aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. 5. Nilai aktivitas dalam Pembelajaran Penggunaan aktivitas besar nilainya bagi pembelajaran para siswa, disebabkan oleh beberapa, yaitu: a. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. b. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral. c. Memupuk kerja sama yang harmonis di kalangan siswa. d. Para siswa bekrja menurut minat dan kemampuan sendiri. e. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis. f. Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara orang tua dengan guru. g. Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan verbalistis. h. Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan di masyarakat (Oemar, 2009:175-176). 6. Pola Hubungan Guru dan Aktivitas Siswa Istilah pembelajaran merupakan istilah yang menggambarkan peran yang lebih banyak terletak pada siswa, guru hanya sbagai pembimbing dalam terjadinya pengalaman belajar dan tercapainya suatu indikator yang dikehendaki (Martinis Yamin, 2007:78). Hubungan tersebut ditunjukkan dalam skema sebagai berikut:
dapat
21
Merangsang peran
Guru
Siswa
aktif siswa
Gambar 3. Pola Hubungan Guru dan Siswa Martinis Yamin (2007:79) Lebih lanjut Martinis Yamin (2007:79) menyatakan bahwa peran aktif siswa dalam proses pembelajaran adalah untuk tercapainya suatu indikator dari kompetensi dasar yang telah dikembangkan dari materi pokok. B. Pendidikan Agama Islam 1. Kurikulum Pendidikan Agama Islam Kelas V Menurut UU RI tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB X Pasal 37 ayat 1 Pendidikan Agama adalah pendidikan yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlaq mulia. Pendidikan agama berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan atau menjadi ahli Ilmu Agama, pengertian ini merupakan penjabaran pengertian Agama yang terdapat pada UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VI pasal 30 ayat 2.
22
Secara lebih rinci Zakia Daradjat mendefinisikan Pendidikan Agama Islam sebagai berikut: a. Pendidikan Agama Islam ialah usaha berupa bimbingan dan usaha terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami
dan
mengamalkan
ajaran
Agama
Islam
serta
menjadikannya sebagai pedoman hidup. b. Pendidikan Agama Islam ialah pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan ajaran Islam. c. pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaranajaran Agama Islam itu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar anantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaraan agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran Agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak (Zakia Daradjat, 2000:8). Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam antara lain: a. Agar siswa dapat menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Allah SWT. b. Agar siswa dapat memahami dan mengamalkan Agama Islam dalam segala sisi kehidupannya.
23
2. Materi Puasa Kelas V Berdasarkan Kurikulum Nasional 2006 yang mengacu pada kurikulum KTSP untuk Sekolah Dasar Kelas V materi puasa yang harus dipelajari siswa adalah definisi puasa, macam dan hukum puasa, sunah puasa dan hikmah puasa. Menurut Maksum (2004:55) tujuan diterapkannya materi ini adalah: a. Agar siswa memahami definisi puasa. b. Agar siswa mampu membedakan puasa berdasarkan hukumnya. c. Agar siswa memahami dan melaksanakan sunah-sunah puasa. d. Agar siswa memahami hikmah berpuasa. C. Metode Everyone is a Teacher here 1. Metode Nurdin (2004 : 105) dalam Siswandi (2009) menyatakan bahwa metode merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan, penggunaan metode pendidikan berarti bagaimana agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Dalam hal tersebut, yang perlu dipahami adalah bagaimana seorang guru dapat menguasai hakekat metode dan relevansinya dengan tujuan pendidikan. Menurut Sudjana (2000 : 76) dalam Siswandi (2009) metode mengajar ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. 2. Everyone Is a Teacher here a. Pengertian 1) Menurut Mel Silberman
24
Everyone is a teacher here menurut Mel Silberman (2009: 183) merupakan metode yang memberikan kesempatan bagi setiap siswa untuk bertindak sebagai “guru” bagi siswa lain. Jadi, pada proses pembelajaran dengan menerapkan metode ini setiap siswa diberikan kesempatan untuk dapat menyampaikan pendapat atau menjelaskan materi kepada siswa yang lain di depan kelas. 2) Menurut Sutriatri Sutriatri (2008) menyatakan bahwa everyone is a teacher here (semua orang adalah guru) adalah pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan pembelajaran sesuai dengan tuntutan kompetensi. Teknik pembelajaran ini memotivasi semua siswa untuk aktif dan memberi kesempatan pada siswa untuk mengajar temannya dan mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu
yang
sama,
serta
dapat
membuat
pertanyaan
dan
mengemukakan pendapat. Proses pembelajaran yang menyenangkan tentu akan membantu siswa untuk memahami materi yang dipelajari sehinga tujuan pembelajaran dapat tercapai. 3) Menurut Siswandi Berasarkan
tujuan
penerapannya
Siswandi
(2009)
menyatakan bahwa metode everyone is a teacher here yaitu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran siswa, dan dapat disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh
25
pembelajaran pada berbagai mata pelajaran, khususnya mencapaian tujuan yaitu meliputi aspek: kemampuan mengemukakan pendapat, kemampuan
menganalisa
pendapat-pendapatnya
masalah,
kemampuan
(kelompoknya)
setelah
menuliskan melakukan
pengamatan, kemampuan menyimpulkan, dan lain-lain. b. Fungsi Metode Everyone is a teacher here memberikan kesempatan bagi setiap peserta didik untuk menjadi seorang pengajar terhadap peserta didik lain. Dengan metode ini peserta didik yang tadinya tidak mau terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif (Fikri, 2009). c. Prinsip Pokok Metode Everyone Is a Teacher here Prinsip pokok metode everyone is a teacher here, dikemukakan oleh Asy Syaibany yang dikutip oleh Muhamad Nurdin (2004 : 111) dalam Siswandi (2009), menjelasakan bahwa :terdapat tujuh prinsip pokok yang harus diterapkan oleh seorang guru dalam hal metode pengajaran, yaitu (1) mengetahui motivasi, kebutuhan, dan minat anak didiknya; (2) mengetahui tujuan pendidikan yang sudah diterapkan sebelum pelaksanaan pendidikan; (3) mengetahui tahap kematangan (maturity), perkembangan, serta perubahan anak didik; (4) mengetahui perbedaan-perbedaan
individu
anak
didik;
(5)
memperhatikan
pemahaman dan mengetahui hubungan-hubungan, dan kebebasan berfikir; (6) menjadikan proses pendidikan sebagai pengalaman yang
26
menggembirakan bagi anak didik; dan (7) menegakkan contoh yang baik (uswatun hasanah). Penjelasan tersebut diperkuat dengan pendapat Muhaimin dan Mujib (1993 : 232), menyatakan bahwa : tujuan diadakannya metode adalah menjadikan proses dan hasil belajar mengajar menjadi lebih baik berdaya guna dan menimbulkan kesadaran anak didik untuk mengamalkan ketentuan ajaran agama (Islam) melalui teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar anak didik secara mantap. d. Prosedur Pelaksanaan metode Everyone Is A Teacher Here Prosedur pelaksanan metode everyone is a teacher here seperti yang diungkapkan Mel Silbermen (2009:183) adalah sebagai berikut: 1) Bagikan kartu indeks kepada tiap siswa. Perintahkan siswa untuk menuliskan pertanyaan yang mereka miliki tentang materi belajar yang tengah dipelajari di kelas (misalnya tugas membaca) atau topik khusus yang ingin mereka diskusikan di kelas. 2) Kumpulkan kartu, kemudian kocoklah, dan bagikan satu-satu kepada siswa. Perintahkan siswa untuk membaca dalam hati pertanyaan atau topik pada kartu yang mereka terima dan pikirkan jawabannya. 3) Tunjukklah beberapa siswa untuk membacakan kartu yang telah mereka dapatkan dan memberikan jawabannya. 4) Setelah memberikan jawaban, perintahkan siswa lain untuk memberi tambahan atas apa yang dikemukakan oleh siswa yang membacakan kartunya itu. 5) Lanjutkan prosedur ini bila waktunya memungkinkan.
Kesempatan yang diberikan pada siswa untuk dapat menuliskan pertanyaan pada kertas indeks dan memberikan penjelasan tentang pertanyaan yang diterimanya akan dapat mendorong siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
27
Siswandi (2009) menyatakan bahwa penerapan metode everyone is a teacher here dimulai dari guru membagikan bahan/sumber bacaan yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan pada siswa. Siswa selanjutnya ditugaskan untuk membuat pertanyaan dan dituliskan pada kartu yang telah disiapkan guru yang disebut card quest. Card quest dikumpulkan dan selanjutnya dibagikan secara acak kepada siswa. Selanjutnya siswa diberikn kesempatan untuk presentasi dengan membacakan pertanyaan yang diperoleh dan menjawabnya. Proses ini dapat ditunjukkan dengan skema sebagai berikut :
Guru menyiapka n bahan yang sesuai dengan materi
- siswa membaca sebentar - Masingmasing siswa membuat pertanyaan dan menuliskan
pada card quest
Card Quest Peranyaan dan jawaban
Kartu dibagikan pada semua siswa secara acak
- Masingmasing siswa membaca pertanyaan dan menjawabnya - Siswa diberi kesempatan menanggapi
Gambar 4. Skema Penerapan Metode Everyone Is A Teacher Here Siswandi (2009) D. Penerapan Metode Everyone Is A Teacher Here Dalam Pembelajaran Materi Puasa Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin berlangsung dengan baik. Materi puasa merupakan
28
salah satu materi yang harus dipelajari siswa melalui proses belajar, oleh sebab itu dalam proses belajar mengajar materi puasa harus digunakan metode yang memberi kesempatan siswa untuk melakukan aktivitas. Metode everyone is a teacher here merupakan metode yang memotivasi semua siswa untuk aktif dan memberi kesempatan pada siswa untuk mengajar temannya dan mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang sama, serta dapat membuat pertanyaan dan mengemukakan pendapat (Sutriatri,2008). Berdasarkan pengertian ini dapat disimpulkan bahwa metode everyone is a teacher here marupakan salah satu metode yang tepat dalam pembelajaran materi puasa. Penyelenggaraan pembelajaran dengan metode everyone is a teacher here termasuk salah satu aspek untuk menumbuhkan aktivitas siswa yaitu dengan memunculkan aktifitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Adanya aktivitas dan partisipasi siswa dalam proses pembelajara materi puasa akan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar materi puasa dan mendukung proses belajar siswa tentang materi puasa.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I 1. Perencanaan Menyusun instrumen yang digunakan dalam penelitian, yang terdiri dari: a. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi definisi puasa serta macam dan hukum puasa. b. Media pengajaran dengan metode everyone is a teacher here yang berupa card quest. c. Lembar observasi keaktifan siswa dan lembar catatan lapangan. 2. Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan yaitu membahas tentang definisi puasa, macam puasa, hukum puasa rukun puasa, syarat sah puasa dan hal-hal yang membatalkan puasa. Menjelaskan pada siswa tentang materi yang akan dipelajari secara singkat. Siswa diminta untuk membaca buku pedoman materi puasa khususnya tentang: a. Definisi Puasa Kata puasa merupakan terjemahan dari bahasa Arab, yaitu Siyam yang artinya “menahan diri”, tetapi oleh sebagian ulama tidak hanya diartikan “menahan diri” tapi Siyam juga dipahami sebagai “mengendalikan diri”. Menahan diri memiliki arti yang lebih dekat dengan perilaku jasmani seperti makan dan minum, sedangkan
29
30
mengendalikan diri mencakup pembatasan perilaku seluruh anggota tubuh, hati dan pikiran dari perbuatan dosa. Berdasarkan uraian di atas maka pengertian puasa adalah ibadah dengan tidak makan dan tidak minum dari terbit fajar sampai terbenam matahari karena Allah. Selanjutnya dalam berpuasa kita juga harus mengendalikan diri dari perbuatn maksiat. b. Macam Puasa dan Hukum Puasa Sebenarnya antara macam dan hukum puasa itu berkaitan, karena kedudukan hukum puasa sekaligus dijadikan nama puasa itu sendiri. Oleh karena itu nama dan hukum puasa dalam Maksum (2004: 91) dibagi menjadi tiga, yaitu: 1) Puasa wajib Puasa wajib merupakan puasa yang hukumnya wajib untuk dilaksanakan oleh umat Islam. Dalam puasa wajib ada halhal yang harus diperhatikan,yaitu: Syarat puasa, Rukun puasa, Halhal yang membatalkan puasa dan Sunah puasa. 2) Puasa sunah Puasa sunah merupakan puasa yang jika dilaksanakan mendapatkan pahala, tetapi jika ditinggalkan tidak apa-apa. 3) Puasa haram Puasa
haram
merupakan
hari-hari
tertentu
yang
diharamkan menjalankan ibadah puasa, misalnya pada tanggal 1 Syawal.
31
4) Rukun Puasa Rukun puasa adalah hal-hal yang tidak boleh ditinggalkan pada saat menjalankan ibadah puasa (Maksum, 2004: 89). Rukun puasa adalah sebagai berikut: a) Niat, dilakukan pada malam hari menjelang besok puasa dan dilakukan sebelum fajar terbit. b) Menahan diri dari semua yang membatalkan puasa sejak dari terbit fajar sampai terbenam matahari. 5) Syarat Sah Puasa Syarat sah puasa adalah sesuatu yang harus dipenuhi agar puasa seseorang diterima oleh Allah (Maksum, 2004: 88). Syarat sah puasa antara lain: a) Islam b) Mumayiz atau baligh c) Suci dari haid dan nifas d) Tidak pada hari yang dilarang puasa 6) Hal-hal Membatalkan Puasa Beberapa hal yang membatalkan puasa menurut Maksum (2004: 90) antara lain: a) Makan dan minum dengan sengaja b) Nifas c) Haid d) Berubah akal (gila) mabuk, pingsan
32
e) Muntah dengan sengaja f) Murtad (keluar dari Islam) g) Hubungan suami istri saat puasa Selanjutnya guru membagikan card quest pada setiap siswa. Siswa diminta untuk menuliskan sebuah pertanyaan tentang materi yang telah dipelajari atau dibaca. Card quest selanjutnya dikumpulkan dan dikocok untuk dibagikan kembali kepada siswa secara acak. Siswa diberikan waktu untuk memikirkan dan menemukan jawaban dari pertanyaan yang diperolehnya. Setiap siswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan jawaban atas pertanyaan yang telah diterimanya. Siswa lain yang tidak menyampaikan jawaban diminta untuk memberikan tanggapan atau pertanyaan pada siswa yang sedang menyampaikan jawabannya, sehingga terjadi diskusi kelas. Langkah-langkah pelaksanaan siklus I terdiri atas: 1) Menjelaskan pada siswa tentang pelaksanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 2) Guru menerangkan materi definisi puasa, macam puasa, hukum puasa, rukun puasa, syarat sah puasa dan hal-hal yang membatalkan puasa secara singkat. 3) Dengan bimbingan guru, siswa diminta untuk membaca materi definisi puasa, macam puasa, hukum puasa rukun puasa, syarat sah puasa dan hal-hal yang membatalkan puasa.
33
4) Ketua kelas membagikan card quest pada tiap siswa. 5) Setiap siswa diminta menuliskan sebuah pertanyaan tentang materi yang telah dipelajari. 6) Ketua kelas mengumpulkan kembali seluruh card quest kemudian dikocok dan dibagikan kembali pada siswa secara acak dan diusahakan pertanyaan tidak kembali kepada yang bersangkutan. 7) Siswa diminta untuk membaca dan memahami pertanyaan pada card quest yang mereka terima lalu berusaha menemukan jawabannya. 8) Mengundang sukarelawan dengan cara meminta siswa angkat tangan bagi yang siap tanpa ditunjuk untuk membacakan pertanyaan yang diterimanya beserta jawabannya. 9) Meminta kepada teman sekelasnya untuk memberi pendapat atau melengkapi jawabannya. 10) Mengembangkan diskusi secara lebih lanjut dengan cara siswa bergantian membacakan pertanyaan yang mereka terima beserta jawabannya sesuai waktu yang tersedia. 11) Siswa bersama guru membuat kesimpulan dan klarifikasi tentang hasil diskusi kelas tersebut. 12) Guru memberikan evaluasi bersama dengan siswa tentang evaluasi proses dan hasil untuk siklus I. 3. Pengamatan Pengamatan ini ditujukan pada siswa, dengan lebih dikhususkan pada aktifitas siswa.
34
a. Pengamatan Terhadap Siswa Pengamat mengamati kegiatan atau aktifitas siswa selama proses pembelajaran dan menuliskan hasil pengamatannya pada lembar observasi keaktifan siswa. Hasil pengamatan keaktifan dan prestasi siswa dalam mengikuti pembelajaran pada siklus I, yaitu: 1) Sikap siswa dalam membaca materi pelajaran sudah cukup baik. Seluruh siswa mempergunakan waktu yang diberikan untuk membaca materi dengan baik tanpa diselingi berbicara sendiri atau bermain-main sendiri. 2) Sebagian siswa masih merasa kesulitan untuk membuat pertanyaan dari materi yang telah dipelajari. 3) Keberanian siswa untuk membacakan pertanyaan pada card quest yang diterimanya serta memberikan jawabannya sudah cukup baik. 4) Keaktifan bertanya atau menanggapi jawaban yang disampaikan siswa lain didepan kelas sudah ada tetapi belum maksimal. Hal ini terlihat hanya 50% siswa yang aktif menanggapi atau bertanya selama proses pembelajaran. 5) Sebagian besar siswa bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran. 6) Sebagian siswa masih berbicara dengan teman sebangkunya saat ada siswa yang sedang membacakan jawabannya di depan kelas.
35
b. Pengamatan Terhadap Jalannya Proses Pembelajaran Pengamat mengamati jalannya proses pembelajaran pada siklus I dengan hasil pengamatan sebagai berikut: 1) Hal-hal baik dalam pelaksanaan proses pembelajaran adalah sebagai berikut: a) Guru
telah
memberikan
pengarahan
tentang
proses
pembelajaran yang akan dilakukan dengan baik. b) Guru telah membimbing siswa yang kesulitan untuk membuat pertanyaan. c) Sebagian
besar
siswa
bersemangat
mengikuti
proses
pembelajaran. d) Siswa telah memanfaatkan waktu yang diberikan untuk membaca materi dengan baik tanpa diselingi ngobrol dengan teman. 2) Hal-hal yang masih harus diperbaiki dalam proses pembelajaran: a) Guru
dalam
memberikan
motivasi
bagi
siswa
untuk
menanggapi jawaban siswa lain yang ada di depan kelas. b) Guru kurang seimbang dalam membagi waktu untuk membaca materi, menyusun pertanyaan dan diskusi kelas sehingga waktu untuk diskusi kelas masih tersisa banyak. c) Sumber belajar siswa yang masih kurang.
36
4. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka selanjutnya dilakukan refleksi dari tindakan yang telah dilakukan. Pada pelaksanaan siklus I diperoleh hasil refleksi sebagai berikut: 1) Guru belum memberikan motivasi pada siswa untuk berani menanggapi pendapat atau jawaban yang disampaikan oleh salah satu siswa di depan kelas, sehingga pada tindakan selanjutnya guru hendaknya lebih memotivasi siswa untuk menanggapi pendapat atau jawaban siswa lain. 2) Guru harus mampu membagi waktu dengan lebih baik agar tidak terlalu banyak waktu yang terbuang sia-sia. 3) Buku pedoman atau referensi bagi siswa untuk mempelajari materi masing kurang. Untuk itu guru sebaiknya menyediakan buku atau referensi lebih banyak lagi sebagai sumber belajar siswa. Hasil yang diperoleh pada pelaksanaan siklus I belum mencapai tolok ukur atau indikator keberhasilan tindakan, yaitu persentase siswa aktif dengan kriteria baik adalah 21,88%, kriteria cukup 33,33% dan kriteria kurang 44,79% sedangkan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan adalah 75% siswa aktif. Untuk itu, perlu dilaksanakan siklus II yang bertujuan untuk memperbaiki pelaksanaan pada siklus I. B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II 1. Perencanaan
37
a. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan hasil analisis pada refleksi siklus I. b. Mempersiapkan instrumen penelitian untuk pelaksanaan siklus II yaitu materi tentang sunah puasa, hikmah puasa dan ruhshoh puasa. c. Menyusun soal sub sumatif untuk evaluasi siklus II. 2. Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas siklus II dilaksnakan dalam 1 kali pertemuan. Pada pertemuan ini membahas tentang sunah puasa, hikmah puasa dan ruhshoh puasa. Menjelaskan pada siswa tentang materi yang akan dipelajari secara singkat. Siswa diminta untuk membaca 3 buku referensi yang berbeda yang disediakan oleh guru tentang materi puasa khususnya tentang: a. Sunah puasa Sunah puasa menurut Maksum (2004: 89) adalah amalan yang apabila dilakukan pada saat kita sedang berpuasa, akan menambah pahala, namun jika tidak dilakukan juga tidak berdosa. Amalan yang termasuk sunah puasa, antara lain: 1) Mengakhirkan makan sahur. 2) Menyegerakan berbuka puasa setelah masuk waktunya. 3) Memperbanyak ibadah, seperti membaca Al Qur’an dan salat sunah.
38
4) Memperbanyak amal kebaikan, seperti bersedekah, tolongmenolong dalam kebaikan, mendatangi pengajian, membantu fakir miskin dan menyantuni anak yatim. 5) Berbuka dengan yang manis-manis, misalnya kurma, anggur atau dengan air putih. 6) Memberi
makan kepada
orang
lain
yang
berpuasa
dan
memperbanyak sedekah jariyah. 7) Berdo’a pada waktu berbuka puasa. b. Hikmah puasa: 1) Tanda terimakasih kepada Allah. 2) Mendidik untuk taat kepada peraturan. 3) Mendidik belas kasihan kepada fakir miskin. 4) Mendidik hidup dengan tertib serta teratur. 5) Menjaga kesehatan. (Maksum, 2004: 90) c. Ruhshoh puasa Orang yang karena hal-hal tertentu mendapatkan ruhshoh (keringanan) untuk berbuka puasa menurut Maksum (2004: 90) adalah: 1) Orang yang sakit parah, golongan orang ini harus mengganti puasa pada hari lain sejumlah hari yang ditinggalkan. 2) Orang yang dalam perjalanan jauh atau musafir, golongan orang ini juga harus mengganti puasa pada hari lain sejumla hari yang ditinggalkan.
39
3) Orang yang lanjut usia, golongan orang ini wajib membayar fidyah yaitu bersedekah tiga perempat liter beras kepada fakir miskin sebagai ganti dari puasa yang ditinggalkannya. 4) Orang yang sedang hamil tua dan menyusui, golongan orang ini juga wajib membayar fidyah yaitu bersedekah tiga perempat liter beras kepada fakir miskin sebagai ganti dari puasa yang ditinggalkannya. Selanjutnya guru membagikan card quest pada setiap siswa. Siswa diminta untuk menuliskan sebuah pertanyaan tentang materi yang telah dipelajari atau dibaca. Card quest selanjutnya dikumpulkan dan dikocok untuk dibagikan kembali kepada siswa secara acak. Siswa diberikan waktu untuk memikirkan dan menemukan jawaban dari pertanyaan yang diperolehnya. Langkah-langkah pelaksanaan siklus II terdiri atas: 1) Siswa diberikan tugas untuk mempelajari materi sunah puasa, hikmah puasa dan ruhshoh puasa secara singkat dari buku atau referensi lain (majalah, internet, dan lain-lain) yang dimiliki siswa di rumah, yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. 2) Guru menerangkan materi sunah puasa, hikmah puasa dan ruhshoh puasa secara singkat. 3) Dengan bimbingan guru, siswa diminta untuk membaca materi sunah puasa, hikmah puasa dan ruhshoh puasa dari tiga referensi yang berbeda yang telah disiapkan oleh guru.
40
4) Ketua kelas membagikan card quest pada tiap siswa. 5) Setiap siswa diminta menuliskan sebuah pertanyaan tentang materi yang telah dipelajari. 6) Ketua kelas mengumpulkan kembali seluruh card quest kemudian dikocok dan dibagikan kembali pada siswa secara acak dan diusahakan pertanyaan tidak kembali kepada yang bersangkutan. 7) Siswa diminta untuk membaca dan memahami pertanyaan pada card quest yang mereka terima lalu berusaha menemukan jawabannya. 8) Mengundang sukarelawan dengan cara meminta siswa angkat tangan bagi yang siap tanpa ditunjuk untuk membacakan pertanyaan yang diterimanya beserta jawabannya. 9) Meminta kepada teman sekelasnya untuk memberi pendapat atau melengkapi jawabannya. 10) Mengembangkan diskusi secara lebih lanjut dengan cara siswa bergantian membacakan pertanyaan yang mereka terima beserta jawabannya sesuai waktu yang tersedia. 11) Siswa bersama guru membuat kesimpulan dan klarifikasi tentang hasil diskusi kelas tersebut. 12) Guru memberikan evaluasi untuk siklus II. 3. Pengamatan Pengamatan ini ditujukan pada siswa, dengan lebih dikhususkan pada aktifitas siswa. a. Pengamatan Terhadap Siswa
41
Pengamat mengamati kegiatan atau aktifitas siswa selama proses pembelajaran dan menuliskan hasil pengamatannya pada lembar observasi keaktifan siswa. Hasil pengamatan keaktifan dan prestasi siswa dalam mengikuti pembelajaran pada siklus II, yaitu: 1) Siswa telah mampu menyusun pertanyaan dari materi yang telah dipelajari dengan lebih baik. 2) Keaktifan bertanya atau menanggapi jawaban yang disampaikan siswa lain didepan kelas meningkat dibandingkan dengan sebelumnya. 3) Sebagian besar siswa bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran. 4) Sebagian besar siswa telah memperhatikan saat ada siswa yang sedang membacakan jawabannya di depan kelas, hal ini nampak dari meningkatnya jumlah siswa yang menanggapi jawaban yang disampaikan siswa lain di depan kelas. b. Pengamatan Terhadap Jalannya Proses Pembelajaran Pengamat mengamati jalannya proses pembelajaran pada siklus II dengan hasil pengamatan sebagai berikut: 1) Siswa telah termotivasi dengan baik untuk aktif dalam menanggapi jawaban siswa lain yang disampaikan di depan kelas, sehingga diskusi kelas dapat berjalan dengan lebih baik. 2) Guru telah dapat membagi waktu untuk membaca materi, menyusun pertanyaan dan diskusi kelas dengan baik.
42
3) Sumber belajar atau referensi yang digunakan sudah cukup untuk mempermudah siswa dalam menyusun dan memjawab pertanyaan. 4. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka selanjutnya dilakukan refleksi dari tindakan yang telah dilakukan. Pada pelaksanaan siklus II diperoleh hasil refleksi sebagai berikut: a. Guru telah mampu memberikan motivasi pada siswa untuk berani menanggapi pendapat atau jawaban yang disampaikan oleh salah satu siswa di depan kelas, sehingga diskusi kelas dapat berjalan dengan baik. b. Guru telah mampu mambagi dan mengorganisai waktu yang tersedia dengan baik. c. Buku pedoman atau referensi bagi siswa untuk mempelajari materi sudah cukup untuk mempermudah siswa dalam menyusun dan menjawab pertanyaan yang diperoleh. Hasil yang diperoleh pada pelaksanaan siklus II telah mencapai tolok ukur atau indikator keberhasilan tindakan, yaitu persentase siswa aktif dengan kriteria baik adalah 26,04%, kriteria cukup 50,00% dan kriteria kurang 23,96% sedangkan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan adalah 75% siswa aktif. Untuk itu, siklus selanjutnya tidak perlu dilaksanakan atau dihentikan.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus 1. Siklus I a. Data Hasil Pengamatan Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan terhadap keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan
lembar
observasi.
Observasi
atau
pengamatan dilakukan oleh tiga pengamat. Hasil observasi dapat ditunjukkan dalam tabel berikut: Tabel 4.1 Hasil Observasi Terhadap Keaktifan Siswa Siklus I Oleh Pengamat 1, 2 dan 3 Pengamat No Nama siswa 1 2 3 1
Resti Anita
B
B
B
2
Siti Nurhidayah
K
C
C
3
Andini Fika
B
B
B
4
Ridwan Riski
B
B
B
5
Rofi Hardin
C
C
C
6
Anggita Ayu
K
K
K
7
Ahmad Fauzi
B
B
K
8
Ahmad Ina Alim
K
K
K
9
Aulia Wardani
C
C
C
10
Aan Rosyidin
C
C
C
11
Danur Fraida
K
K
K
12
Erista Zumaida
C
C
C
13
Firman Nurohim
K
K
K
14
Istika Ratna
B
B
K
44
45
15
Ilham Wahyudi
B
C
B
16
Risa Anita
C
K
C
17
Linvita Nuristya
B
B
B
18
Leksono Ananto Putro
K
K
K
19
Muhammad Abdul R
C
C
B
20
Muhammad Roma
K
K
K
21
Nataza Imelia W
C
C
C
22
Ninda Laila Oktavia
C
C
C
23
Siti Yulaikah
K
K
K
24
Siti Nurochana
C
C
C
25
Suryo Dwi Santo
K
K
C
26
Tia Astuti
K
K
K
27
Tiyas Musyarofah
K
K
K
28
Uswatun Musyarifah
B
K
B
29
Nanda Syanaz Putri
C
K
C
30
Linda Wahyu Ristiana
K
K
K
31
Elly Rosita
K
C
K
32
Nur Afifah
K
K
K
Hasil pengamatan selanjutnya diolah dengan rumus persentase keaktifan
F × 100% N
Keterangan : F: Frekuensi N: Jumlah total subyek
46
Hasil tersebut dapat dituliskan dalam tabel berikut: Tabel 4.2 Perhitungan Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa Siklus I Oleh Pengamat 1, 2 dan 3 Pengamat Siswa Aktif Persentase Siswa Aktif (%) B
C
K
B
C
K
1
8
10
14
25,00
31,25
43,75
2
6
11
15
18,75
34,38
46,88
3
7
11
14
21,88
34,38
43,75
Keterangan: Jumlah siswa: 32 siswa B: Jumlah siswa berkriteria baik C: Jumlah siswa berkriteria cukup K: Jumlah siswa berkriteria kurang Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diuraikan bahwa pengamat 1 memperoleh data yang menyatakan bahwa jumlah siswa aktif berkriteria baik ada 8, siswa berkriteria cukup ada 10 dan siswa berkriteria kurang 14. Persentase siswa aktif berkriteria baik 25,00%, siswa aktif berkriteria cukup 31,25% dan siswa aktif berkriteria kurang 43,75%. Pengamat 2 memperoleh data yang menyatakan bahwa jumlah siswa aktif berkriteria baik ada 6, siswa berkriteria cukup ada 11 dan siswa berkriteria kurang 15. Persentase siswa aktif berkriteria baik 18,75%, siswa aktif berkriteria cukup 34,38% dan siswa aktif berkriteria kurang 46,88%.
47
Pengamat 3 memperoleh data yang menyatakan bahwa jumlah siswa aktif berkriteria baik ada 7, siswa berkriteria cukup ada 11 dan siswa berkriteria kurang 14. Persentase siswa aktif berkriteria baik 21,88%, siswa aktif berkriteria cukup 34,38% dan siswa aktif berkriteria kurang 43,75%. Hasil pengamatan tersebut selanjutnya dirata-rata sehingga diperoleh hasil bahwa: a) Rata-rata jumlah siswa aktif pada siklus I adalah: (1) Siswa aktif berkriteria baik =
867 7 3
(2) Siswa aktif berkriteria cukup =
10 11 11 10,67 11 3
(3) Siswa aktif berkriteria kurang =
14 15 14 14,33 14 3
b) Rata-rata persentase siswa aktif pada siklus I adalah: (1) Siswa aktif berkriteria baik =
25,00 18,75 21,88 21,88% 3
(2) Siswa aktif berkriteria cukup = (3) Siswa =
31,25 34,38 34,38 33,34% 3
aktif
berkriteria
kurang
43,75 46,88 43,75 44,79% 3
b. Refleksi Dalam peaksanaan kegiatan pembelajaran diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:
48
1) Guru belum memberikan motivasi pada siswa untuk berani menanggapi pendapat atau jawaban yang disampaikan oleh salah satu siswa di depan kelas. 2) Guru kurang baik dalam membagi waktu. 3) Buku pedoman atau referensi bagi siswa untuk mempelajari materi masih kurang. c. Revisi Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya, yaitu: 1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa untuk menanggapi pendapat atau jawaban siswa lain, sehingga diskusi kelas dapat berjalan dengan baik. 2) Guru harus mampu membagi waktu dengan lebih baik agar tidak terlalu banyak waktu yang terbuang sia-sia. 3) Guru sebaiknya menyediakan buku atau referensi lebih banyak lagi sebagai sumber belajar siswa, sehingga siswa lebih mudah dalam menuyusun dan menjawab pertanyaan. 2. Siklus II a. Data Hasil Pengamatan Selama proses pembelajaran pda siklus II berlangsung dilakukan pengamatan terhadap keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. Observasi
49
atau pengamatan dilakukan oleh tiga pengamat. Hasil observasi dapat ditunjukkan dalam tabel berikut: Tabel 4.3 Hasil Observasi Terhadap Keaktifan Siswa Siklus I Oleh Pengamat 1, 2 dan 3 Pengamat No Nama siswa 1 2 3 1
Resti Anita
B
B
B
2
Siti Nurhidayah
K
C
C
3
Andini Fika
B
B
B
4
Ridwan Riski
B
B
B
5
Rofi Hardin
C
B
B
6
Anggita Ayu
C
C
C
7
Ahmad Fauzi
B
B
B
8
Ahmad Ina Alim
K
K
C
9
Aulia Wardani
B
C
C
10
Aan Rosyidin
C
C
C
11
Danur Fraida
K
K
K
12
Erista Zumaida
C
C
C
13
Firman Nurohim
K
K
K
14
Istika Ratna
B
B
C
15
Ilham Wahyudi
B
B
B
16
Risa Anita
C
C
C
17
Linvita Nuristya
B
B
B
18
Leksono Ananto Putro
C
C
C
19
Muhammad Abdul R
C
C
B
20
Muhammad Roma
K
K
K
21
Nataza Imelia W
C
C
C
22
Ninda Laila Oktavia
C
C
C
23
Siti Yulaikah
K
K
K
24
Siti Nurochana
C
C
C
50
25
Suryo Dwi Santo
C
C
C
26
Tia Astuti
K
K
K
27
Tiyas Musyarofah
K
K
K
28
Uswatun Musyarifah
B
C
B
29
Nanda Syanaz Putri
C
C
C
30
Linda Wahyu Ristiana
C
K
C
31
Elly Rosita
C
C
C
32
Nur Afifah
C
C
C
Hasil pengamatan selanjutnya diolah dengan rumus persentase keaktifan
F × 100% N
Keterangan : F: Frekuensi N: Jumlah total subyek Hasil tersebut dapat dituliskan dalam tabel berikut: Tabel 4.4 Perhitungan Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa Siklus II Oleh Pengamat 1, 2 dan 3 Pengamat Siswa Aktif Persentase Siswa Aktif (%) B
C
K
B
C
K
1
9
15
8
28,13
46,88
25,00
2
8
16
8
25,00
50,00
25,00
3
8
17
7
25,00
53,13
21,88
Keterangan: Jumlah siswa: 32 siswa B: Jumlah siswa berkriteria baik C: Jumlah siswa berkriteria cukup
51
K: Jumlah siswa berkriteria kurang Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diuraikan bahwa pengamat 1 memperoleh data yang menyatakan bahwa jumlah siswa aktif berkriteria baik ada 9, siswa berkriteria cukup ada 15 dan siswa berkriteria kurang 8. Persentase siswa aktif berkriteria baik 28,13%, siswa aktif berkriteria cukup 46,88% dan siswa aktif berkriteria kurang 25,00%. Pengamat 2 memperoleh data yang menyatakan bahwa jumlah siswa aktif berkriteria baik ada 8, siswa berkriteria cukup ada 16 dan siswa berkriteria kurang 8. Persentase siswa aktif berkriteria baik 25,00%, siswa aktif berkriteria cukup 50,00% dan siswa aktif berkriteria kurang 25,00%. Pengamat 3 memperoleh data yang menyatakan bahwa jumlah siswa aktif berkriteria baik ada 8, siswa berkriteria cukup ada 17 dan siswa berkriteria kurang 7. Persentase siswa aktif berkriteria baik 25,00%, siswa aktif berkriteria cukup 53,13% dan siswa aktif berkriteria kurang 21,88%. Hasil
pengamatan
tersebut
selanjutnya
sehingga diperoleh hasil bahwa: a) Rata-rata jumlah siswa aktif pada siklus II adalah: (1) Siswa aktif berkriteria baik =
988 8,33 8 3
(2) Siswa aktif berkriteria cukup =
15 16 17 16 3
dirata-rata
52
(3) Siswa aktif berkriteria kurang =
887 7,67 8 3
b) Rata-rata persentase siswa aktif pada siklus II adalah: (1) Siswa =
aktif
aktif
berkriteria
cukup
46,88 50,00 53,13 50,00% 3
(3) Siswa =
baik
28,13 25,00 25,00 26,04% 3
(2) Siswa =
berkriteria
aktif
berkriteria
kurang
25,00 25,00 21,88 23,96% 3
b. Refleksi Dalam
peaksanaan
kegiatan
pembelajaran
diperoleh
informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: 1) Guru telah mampu memberikan motivasi pada siswa untuk berani menanggapi pendapat atau jawaban yang disampaikan oleh salah satu siswa di depan kelas, sehingga diskusi kelas dapat berjalan dengan baik. 2) Guru telah mampu mambagi dan mengorganisai waktu yang tersedia dengan baik. 3) Buku pedoman atau referensi bagi siswa untuk mempelajari materi sudah cukup untuk mempermudah siswa dalam menyusun dan menjawab pertanyaan yang diperoleh.
53
c. Revisi Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus ini telah berhasi menerapkan metode everyone is a teacher here dengan baik dan keaktifan siswa serta prestasi siswa juga sudah baik yaitu telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Maka tidak perlu adanya revisi yang terlalu banyak, yang perlu diperhatikan adalah mempertahankan dan memaksimalkan yang sudah ada agar pada pelaksanaan proses pembelajaran selnjutnya keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa bisa lebih baik lagi sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. B. Pembahasan Hasil pelaksanaan siklus I telah menunjukkan adanya peningkatan persentase keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dibandingkan dengan pra siklus. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata persentase siswa aktif berkriteria baik yang mencapai 21,88% dan siswa aktif berkriteria cukup yang mencapai 33,34% sedangkan pada pra siklus atau sebelum dilaksanakan siklus I persentase siswa aktif hanya 30%. Meningkatnya persentase siswa aktif pada siklus I ini karena telah diterapkannya metode everyone is a teacher here dalam proses pembelajaran yang memotivasi semua siswa untuk aktif dan memberi kesempatan pada siswa untuk mengajar temannya dan mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang sama, serta dapat membuat pertanyaan dan mengemukakan pendapat.
Adanya
motivasi
dan
54
kesempatan bagi siswa untuk mengajar siswa lain dan mengemukakan pendapat tentu mendorong siswa untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran. Metode everyone is a teacher here yang memberikan kesempatan bagi setiap peserta didik untuk menjadi seorang pengajar terhadap peserta didik lain mampu mendorong siswa yang tadinya tidak mau terlibat menjadi ikut serta dalam pembelajaran secara aktif. Pada akhirnya siswa menjadi aktif menyampaikan pendapat dan bertanya pada siswa yang lain. Berdasarkan tabel 4.2 persentase keaktifan siswa tiap kriteria dapat disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:
Grafik Persentase Siswa Aktif Siklus I
Persentase
50 40 Baik
30
Cukup
20
Kurang
10 0 1
2
3
Pengamat
Gambar 5. Diagram Persentase Siswa Aktif pada Siklus I
Berdasarkan diagram di atas dapat diketaui bahwa ketiga pengamat memperoleh hasil yang tidak jauh berbeda salah satunya tampak dari persentase siswa aktif berkriteria baik menurut pengamat 1 sebesar 25,00%,pengamat 2 sebesar 18,75% dan pengamat 3 sebesar 21,88% dengan jumlah siswa aktif berkriteria baik menurut masing-masing
55
pengamat sebesar 8 untuk pengamat 1, 6 untuk pengamat 2 dan 7 untuk pengamat 3. Dengan demikian sesuai teknik triangulasi pengamat yang digunakan maka hasil yang diperoleh tersebut dapat dinyatakan valid. Peningkatan persentase keaktifan siswa yang dicapai pada siklus I ini belum mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan. Belum tercapainya indikator yang diharapkan pada siklus I ini disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor yang pertama guru belum memberikan motivasi pada siswa untuk berani menanggapi pendapat atau jawaban yang disampaikan oleh salah satu siswa di depan kelas sehingga siswa siswa yang tidak sedang menyampaikan pendapatnya di depan kelas sebagian besar masih pasif mendengarkan saja. Faktor yang kedua adalah buku pedoman atau referensi bagi siswa untuk mempelajari materi masih kurang sehingga siswa mengalami kesulitan membuat pertanyaan, menjawab pertanyaan maupun menanggapi pendapat siswa lain. Pencapaian pada siklus I yang belum maksimal perlu diperbaiki pada siklus selanjutnya sehingga dilaksanakan siklus II. Pada siklus II diperoleh hasil seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.3. Berdasarkan tabel 4.4 persentase keaktifan siswa tiap kriteria dapat disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:
56
Grafik Persentase Siswa Aktif Siklus II
Persentase
60 50 40
Baik
30 20
Cukup Kurang
10 0 1
2
3
Pengamat
Gambar 6. Diagram Persentase Siswa Aktif Pada Siklus II
Berdasarkan diagram di atas dapat diketaui bahwa ketiga pengamat memperoleh hasil yang tidak jauh berbeda salah satunya tampak dari persentase siswa aktif berkriteria baik menurut pengamat 1 sebesar 28,13%,pengamat 2 sebesar 25,00% dan pengamat 3 sebesar 25,00% dengan jumlah siswa aktif berkriteria baik menurut masing-masing pengamat sebesar 9 untuk pengamat 1, 8 untuk pengamat 2 dan 8 untuk pengamat 3. Dengan demikian sesuai teknik triangulasi pengamat yang digunakan maka hasil yang diperoleh pada siklua II tersebut dapat dinyatakan valid. Hasil pelaksanaan siklus II menunjukkan adanya peningkatan persentase keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dibandingkan dengan hasil pada siklus I. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata persentase siswa aktif untuk masing-masing kriteria pada siklus I dan II.
57
Perubahan persentase siswa aktif pada siklus I dan II dapat dilihat pada diagram berikut:
Grafik Perubahan Persentase Siswa Aktif Pada Siklus I dan II 60
Persentase
50 40 30 20
Baik
10
Cukup
0
Kurang 1
2 Siklus
Gambar 7. Diagram Perubahan Persentase Siswa Aktif pada Siklus I dan II Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa pada siklus II terjadi peningkatan persentas siswa aktif lagi dari siklus I. Peningkatan persentase keaktifan siswa tentu juga dipengaruhi oleh penerapan metode everyone is a teacher here yang telah diperbaiki dari siklus I. Pada siklus II guru telah mampu memotivasi siswa untuk aktif menanggapi pendapat siswa lain yang disampaikan di depan kelas dan buku referensi yang digunakan siswa juga telah ditambah menjadi tiga buah sehingga mempermudah siswa untuk membuat pertanyaan, menjawab pertanyaan dan menanggapi pendapat siswa lain yang disampaikan di depan kelas. Hal ini mampu membuat siswa yang tadinya pasif menjadi ikut berperan aktif selama proses pembelajaran.
58
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus II dapat dinyatakan bahwa metode everyone is a teacher here yang penerapannya bertujuan memberikan kesempatan bagi setiap siswa untuk menjadi seorang pengajar terhadap siswa lain, pada siklus II ini benar-benar telah mampu mendorong siswa yang tadinya tidak mau terlibat menjadi ikut serta dalam pembelajaran secara aktif. Hal ini tentu pengaruh positif yang sangat diharapkan dari penerapan metode everyone is a teacher here. Pada pelaksanaan siklus II diperoleh bahwa persentase siswa aktif telah mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan bahkan lebih dari indikator tersebut yaitu 76,04 %, oleh sebab itu siklus dapat dihentikan.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Metode everyone is a teacher here dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam pokok bahasan puasa pada siswa kelas V SD N 1 Tegowanuh. Hal ini tampak dari perubahan persentase siswa aktif dari pra siklus hingga akhir siklus II, yaitu pada pra siklus persentase siswa aktif sebesar 30%, siklus I persentase siswa aktif dengan kriteria cukup mencapai 33,34% dan persentase siswa aktif berkriteria baik yang mencapai 21,88%, serta siklus II persentase siswa aktif dengan kriteria cukup mencapai 50,00% dan persentase siswa aktif berkriteria baik yang mencapai 26,04%. B. Saran Hendaknya guru dapat memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk ikut berperan aktif (melakukan aktivitas) dalam pembelajaran karena belajar merupakan suatu bentuk aktivitas sehingga tanpa adanya aktivitas belajar tidak mungkin terjadi.
59
DAFTAR PUSTAKA
AM, Sardiman. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persda. Anonim. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Daradjat, Zakiah. 2001. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara Fikri, 2009. Strategi Everyone Is A Teacher Here Dan Index Card Match, (Online), (http://fikrinatuna.blogspot.com/2009/06/strategi-everyone-isteacher-here-dan.html, diakses 11 Mei 2010). Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. I Wayan Satyasa. 2007. Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Disajikan dalam Workshop tentang Pwnwlitian Tindakan Kelas (PTK) bagi para guru SMP 2 dan 5 Nusa Penida Klungkung, 30 Nopember s.d 1 Desember. Maksum, M. 2004. Khazanah Akhlak Mahmudah dalam Pendidikan Agama Islam. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Matthew B, Miles dan Hubberman. 1992. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru. Jakarta: UI Press Silberman, Melvin L. 2009. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Penerbit Nusamedia. Siswandi, 2009. Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here, (Online), (http://nazwadzulfa.wordpress.com/2009/09/30/pembelajaran-every-oneis-a-teacher-here/, diakses 11 Mei 2010). Sutopo, HB. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press. Sutriatri,
2009. Metode Everyone Is A Teacher Here, (Online), (http://Sutritribana.wordpress.com/2009/05/18/metode-every-one-is-ateacher-here/, diakses 5 Mei 2010)
Wiriaatmadja, Rochiati. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosda Karya. Yamin, Martinis. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.