PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN METODE VIDEO CRITIC PADA SISWA KELAS V MI NURUL ISLAM SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
oleh Dewi Nurzanah NIM 1110018300002
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN METODE VIDEO CRITIC PADA SISWA KELAS V MI NURUL ISLAM Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
oleh Dewi Nurzanah NIM 1110018300002
Menyetujui, PEMBIMBING
Dindin Ridwanudin, M.Pd. NIP 19771121 201101 1 001
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Peningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Penerapan Metode Video Critic pada siswa Kelas V MI Nurul Islam disusun oleh Dewi Nurzanah,
NIM.
1110018300002,
Jurusan Pendidikan
Guru
Madrasah
Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 29 September 2014
Yang mengesahkan
Dosen Pembimbing
Dindin Ridwanudin, M.Pd NIP. 19771121 201101 1 001
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul Peningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Penerapan Metode Video Critic pada siswa Kelas V MI Nurul Islam disusun oleh Dewi Nurzanah. NIM. 1110018300002, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 17 November 2014 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana SI (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta, 19 November 2014 Panitia Ujian Munaqasah Ketua Panitia (Ketua Jurusan PGMI)
Dr. Fauzan, M.A NIP. 19761107 200701 1 003
Tanggal
Tanda Tangan
…………..
………………..
…………..
………………..
…………..
………………..
…………..
………………..
Sekretaris (Sekretaris Jurusan PGMI) Asep Ediana Latip, M.Pd NIP. 19810623 200912 1 003 Penguji I Drs. E. Kusnadi NIP. 19460201 196510 1 001 Penguji II Nafia Wafiqni, M.Pd NIP. 19811003 200912 2 004
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dra. Nurlena Rifa’I, MA., Ph.D NIP. 19591020 198603 2 001
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Dewi Nurzanah
Tempat/Tgl. Lahir
: Bogor, 09 April 1993
NIM
: 1110018300002
Jurusan/Prodi
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul Skripsi
:“Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Penerapan Metode Video Critic Pada Siswa Kelas V MI Nurul Islam”.
Dosen Pembimbing
: Dindin Ridwanudin, M.Pd.
Dengan ini menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Strata 1 (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya, saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 29 September 2014
Dewi Nurzanah NIM. 1110018300002
ABSTRAK Dewi Nurzanah (1110018300002). Peningkatan Keterampilan Berbicara melalui Metode Video Critic Pada Siswa Kelas V MI Nurul Islam. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan berbicara melalui metode video critic pada siswa kelas V MI Nurul Islam pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). PTK dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan yang muncul di dalam kelas. Metode ini dilakukan dengan empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, penelitian dan refleksi. Keempat tahap tersebut merupakan siklus yang berlangsung secara berulang dan dilakukan dengan langkah-langkah yang sama, serta difokuskan pada metode video critic yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan berbicara siswa melalui metode video critic mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat melalui siklus atau pertemuan yang telah dilakukan. Pada siklus I diketahui dari 24 orang siswa, hanya ada dua siswa yang mencapai nilai KKM dengan rata-rata nilai sebesar 51.67. Sedangkan pada siklus II seluruh siswa mencapai nilai KKM 70.00 dengan rata-rata nilai sebesar 79.33.
Kata Kunci: Keterampilan Berbicara, Metode Video Critic.
i
ABSTRACT Dewi Nurzanah (1110018300002). Increasing Speaking Skills through Video Critic Methods On Student Class V of MI Nurul Islam. Thesis. Elementary School Teacher Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teaching Science, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. This study aims to determine the improvement of speaking skills through video critic method in class V of MI Nurul Islam on Indonesian subjects. The method used in this study is action research method. This method is implemented as an attempt to overcome the problems that arise in the classroom. This method involves four stages, namely planning, implementation, research and reflection. The fourth stage of the cycle that takes place repeatedly and performed with the same steps, and focused on video critic method that aims to improve students speaking skills. The result showed that the students speaking skills through video critic methods have increased. This increase can be seen through a cycle or meetings that have been conducted. In the first cycle of the 24 people known two of the students who reached the KKM with an average value of 51.67. While all of students in the second cycle reached the KKM 70.00 with an average value of 79.33.
Keyword : Speaking Skills, Video Critic Method.
ii
KATA PENGANTAR Bismillaahirrahmaanirrahiim Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Penerapan Metode Video Critic Pada Siswa Kelas V MI Nurul Islam”. Shalawat serta salam semoga selalu Allah curahkan kepada junjungan besar Nabi kita Muhammad SAW dan para sahabat-sahabatnya hingga insya Allah sampai kepada kita selaku umatnya yang selalu berusaha mengikuti ajarannya serta selalu berusaha taat kepada Allah SWT. Amin ya Robbal’alamin. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dra. Nurlena Rifai, MA Ph,D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah jakarta. 2. Dr. Fauzan, MA., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan waktunya untuk memotivasi, dan membimbing selama menyusun skripsi. 3. Dindin Ridwanudin M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan
arahan,
semangat
dan
meluangkan
waktu
untuk
membimbing serta mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini. 4. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan. 5. Abdul Ghofur, MA., selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberi saran dan nasihat yang berguna bagi penulis selama perkuliahan.
iii
6. H. Taufiq Hidayat, S.Pd.I., selaku Kepala Madrasah Nurul Islam yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam pembuatan skripsi ini. 7. Ibunda tercinta Sumiyati dan Ayahanda tercinta Hasyim yang selalu memberikan doa, selalu mendidik, memberi motivasi dan dukungannya baik moril maupun materil. 8. Rahma Setianingsih, selaku adikku yang selalu menjadi semangat dan motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan dkripsi 9. Kedua sahabatku Septiani dan Siti Sukriyah yang selalu menjadi semangat selama perkuliahan dan selalu memberikan saran selama penulis menyelesaikan skripsi. 10. Teman-teman seperjuangan dalam kelompok bimbingan skripsi Alfiyah Nurul Azizah, Irfan Sidiq, Gadies Farhana Pratitis, Rahmi Mulyati, Nur Azizah, Siti Nurkhoyah Pelatun, dan Yeti Puspitasari yang selalu menjadi tempat berbagi ilmu selama bimbingan skripsi. 11. Teman-teman PGMI angkatan 2010 dan khususnya kelas A yang telah memberikan
semangat
dan
pengaruh
positif
selama
penulis
menyelesaikan skripsi. 12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulis di masa yang akan datang. Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Amin ya Rabbal’alamin
Jakarta, 29 September 2014
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK
i
ABSTRACT
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GRAFIK
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian
2
C. Pembatasan Fokus Penelitian
3
D. Rumusan Masalah
3
E. Tujuan Penelitian
3
F. Manfaat penelitian
3
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN TINDAKAN A. Kajian Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Keterampilan Berbicara a. Pengertian Keterampilan
5
b. Pengertian Berbicara
6
c. Tujuan Berbicara
7
d. Jenis Berbicara
9
e. Teknik Berbicara
10
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Berbicara
10
g. Pengertian Keterampilan Berbicara
11
h. Tujuan Pembelajaran Keterampilan Berbicara
12
i. Teknik-teknik Pembelajaran Keterampilan Berbicara
12
j. Penilaian Keterampilan Berbicara
13
v
k. Kaitan Keterampilan Berbicara dengan Keterampilan Berbahasa Lainnya
13
2. Metode a. Pengertian Metode
14
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode
16
c. Macam-macam Metode Mengajar
17
3. Metode Video Critic a. Pengertian Metode Video Critic
19
b. Tujuan Metode Video Critic
20
c. Prosedur Metode Video Critic
21
d. Kelebihan Metode Video Critic
21
e. Kelemahan Metode Video Critic
22
B. Hasil Penelitian Relevan
22
C. Kerangka Berpikir
23
D. Hipotesis Tindakan
25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian
26
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
26
C. Subjek Penelitian
29
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
29
E. Tahapan Intervensi Tindakan
29
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
32
G. Data dan Sumber Data
33
H. Instrumen Pengumpulan Data
33
I.
Teknik Pengumpulan Data
34
J.
Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
36
K. Analisis Data dan Interpretasi Data
37
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
39
vi
BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Tindakan Pembelajaran Siklus I
40
a. Tahapan Perencanaan
40
b. Tahapan Pelaksanaan
41
c. Tahapan Pengamatan
45
d. Tahapan Refleksi
52
2. Tindakan Pembelajaran Siklus II
53
a. Tahapan Perencanaan
54
b. Tahapan Pelaksanaan
54
c. Tahapan Pengamatan
58
d. Tahapan Refleksi
66
B. Analisis Data
66
C. Pembahasan
67
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
70
B. Saran
70
DAFTAR PUSTAKA
72
DAFTAR LAMPIRAN
74
vii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Siklus Kerangka Berpikir
23
Gambar 3.1 Gambar siklus PTK Model Kurt Lewin, hasil modifikasi Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama
26
Gambar 3.2 Alur dalam Penelitian Tindakan
27
Gambar 4.1 Aktivitas Guru dalam menerapkan metode video critic
42
Gambar 4.2 Aktivitas Siswa Ketika Sedang Berdiskusi dengan Teman Kelompoknya
43
Gambar 4.3 Aktivitas Siswa Ketika Sedang Mempresentasikan Hasil Diskusinya di Depan Kelas Gambar 4.4 Aktivitas Guru Ketika Menerapkan Metode Video Critic
43 56
Gambar 4.5 Aktivitas Siswa Ketika Sedang Berdiskusi dengan Teman Kelompoknya
56
Gambar 4.6 Aktivitas Siswa Ketika Sedang Mempresentasikan Hasil Diskusinya di Depan Kelas
viii
57
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Tahapan dalam Penelitian
28
Tabel 3.2 Contoh Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru
33
Tabel 3.3 Contoh Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
34
Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Berbicara Berdasarkan Rangsang Visual dan Gambar Tabel 3.5 Analisis Data
35 37
Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Pertemuan Pertama
44
Tabel 4.2 Hasil Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan Pertama
45
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Pertemuan Kedua
46
Tabel 4.4 Hasil Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan Kedua
47
Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Pertemuan Ketiga
48
Tabel 4.6 Hasil Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan Ketiga
49
Tabel 4.7 Hasil Penilaian Pembelajaran Keterampilan Berbicara Siklus I
51
Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Pertemuan Keempat
58
Tabel 4.9 Hasil Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan Keempat
58
Tabel 4.10Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Pertemuan Kelima
59
Tabel 4.11 Hasil Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan Kelima
60
Tabel 4.12 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Pertemuan Keenam
61
Tabel 4.13 Hasil Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan Keenam
62
Tabel 4.14 Hasil Penilaian Pembelajaran Keterampilan Berbicara Siklus II
63
Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Penilaian Keterampilan Berbicara Siswa
ix
66
DAFTAR GRAFIK Grafik 4.1 Perolehan Nilai Siswa Siklus I
51
Grafik 4.2 Perolehan Nilai Siswa Siklus II
64
x
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan
merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya. Proses pendidikan berlangsung sejak dalam kandungan sampai ke liang lahat dan pendidikan perlu dilakukan sedini mungkin. Proses perolehan ilmu pengetahuan dapat diperoleh seseorang kapan saja dan dari mana saja, salah satunya melalui pendidikan formal, yaitu di sekolah. Upaya yang dapat dilakukan adalah menyelenggarakan program pendidikan yang memberikan berbagai mata pelajaran, salah satunya adalah pelajaran bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia adalah Bahasa Negara, demikian tertera dalam Undang-Undang Dasar 1945. Sebagai Bahasa Nasional, bahasa Indonesia menjadi lambang kebanggaan bangsa, lambang identitas nasional, alat pemersatu bangsa dan alat komunikasi antar warga masyarakat. Ditinjau dari segi keberhasilan pembelajarannya, pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia seharusnya mampu membekali siswa dalam empat keterampilan, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Salah satu keterampilan berbahasa adalah berbicara. Berbicara adalah alat komunikasi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui berbicara, seseorang dapat bertukar pikiran, perasaan, dan gagasan. Dengan demikian kegiatan berbicara dapat membangun hubungan antara individu dengan individu lainnya. Namun, pada kenyataannya dalam proses kegiatan belajar mengajar, sedikit siswa yang terampil dalam berbicara. Adapun beberapa masalah yang sering dijumpai di kelas, seperti siswa kurang tertarik dengan metode yang digunakan oleh guru, siswa kurang terlibat aktif saat proses pembelajaran, keterampilan berbicara untuk lingkup belajar siswa masih rendah, siswa tidak percaya diri saat berbicara di depan kelas, siswa lebih banyak bermain, dan siswa kurang 1
2
mengembangkan kosa kata saat berbicara, sehingga mempengaruhi mutu bicaranya. Guru memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Siswa membutuhkan guru yang mampu mengelola pembelajaran dengan metodemetode yang tepat, yang memberi kemudahan bagi siswa untuk mempelajari materi pelajaran, sehingga menghasilkan lingkungan belajar yang baik dan menyenangkan. Guru harus menggunakan metode yang sesuai dengan karakteristik anak. Salah satu metode pembelajaran aktif (active learning) adalah metode video critic. Metode ini merupakan suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui video yang ditampilkan oleh guru, yang dalam prosesnya siswa diminta untuk memberi tanggapan dari apa yang ia lihat. Metode video critic dapat mendorong siswa untuk berbicara. Tujuan penerapan metode video critic untuk membantu terjadinya komunikasi dan menciptakan suasana yang tidak monoton dan menjenuhkan. Dengan demikian, pembelajaran bahasa tidak hanya mendengarkan guru menerangkan saja, tetapi diperlukan keaktifan siswa di dalam proses belajar mengajar. Sehingga terjalin interaksi baik antara siswa dengan siswa, maupun siswa dengan guru. Berdasarkan paparan di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Peningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Penerapan Metode Video Critic pada siswa Kelas V MI Nurul Islam”. B.
Identifikasi Area dan Fokus Penelitian Berdasarkan uraian yang telah penulis paparkan, maka ditemukan beberapa
masalah di antaranya: 1. Siswa kurang tertarik dengan metode yang digunakan oleh guru. 2. Siswa kurang terlibat aktif saat proses pembelajaran. 3. Keterampilan berbicara untuk lingkup belajar siswa masih rendah. 4. Siswa tidak percaya diri saat berbicara di depan kelas. 5. Siswa lebih banyak bermain. 6. Siswa kurang mengembangkan kosa kata saat berbicara.
3
7. Guru belum menggunakan metode yang menarik dan tepat untuk memotivasi siswa agar terbiasa berbicara di depan kelas. 8. Sarana dan prasarana yang menunjang keterampilan berbicara siswa masih terbatas. C.
Pembatasan Fokus Penelitian Agar pembatasan masalah mengarah pada tujuan yang akan dicapai, maka
dari identifikasi masalah di atas penulis membatasi masalah ini pada dua hal, yaitu:
pertama,
peningkatan keterampilan
berbicara adalah kemampuan
mengucapkan bunyi untuk mengekspresikan, menyatakan, mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan persaan. Kedua, video critic adalah video yang ditampilkan oleh guru dan siswa melihat serta mendengar, kemudian siswa diminta untuk memberi tanggapan terhadap video yang telah ditampilkan. D.
Perumusan Masalah Penelitian Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah:
“Bagaimanakah upaya meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V dengan menggunakan metode video critic?” E.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan
berbicara melalui penerapan metode video critic pada siswa kelas V MI Nurul Islam. F.
Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran bahasa Indonesia yang diterapkan untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa. 2. Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa dan proses belajar menjadi menyenangkan.
4
3. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam metode pembelajaran di sekolah, sehingga dapat menambah metode yang variatif dan dapat menjadikan sekolah yang produktif serta berkualitas.
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN TINDAKAN A.
Kajian Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Keterampilan Berbicara a. Pengertian Keterampilan Keterampilan yang dimiliki oleh manusia merupakan bekal yang sangat pokok. Dalam pembelajaran, keterampilan dirancang sebagai proses komunikasi belajar untuk mengubah prilaku siswa menjadi cekat dan tepat dalam melakukan atau menghadapi sesuatu. Secara
sederhana,
keterampilan
(skill)
dapat
diartikan
sebagai
kemampuan seseorang dalam melakukan sesuatu yang baik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “keterampilan berasal dari kata terampil yang berarti cakap dalam menyelesaikan tugas, sedangkan keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas.”1 Menurut Reber, “keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai keadaan untuk mencapai hasil tertentu.”2 Keterampilan berbahasa memiliki empat komponen, yaitu keterampilan menyimak,
keterampilan
berbicara,
keterampilan
membaca
dan
keterampilan menulis. Menurut Tarigan “Setiap keterampilan selalu berhubungan erat dengan proses berpikir. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktek dan banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir.”3 Sedang menurut Dunette, “keterampilan adalah kapasitas yang dibutuhkan untuk 1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2012), Hlm. 1447 2 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), Hlm.117 3 Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), Hlm. 1
5
6
melaksanakan beberapa tugas yang merupakan pengembangan dari hasil training dan pengalaman yang didapat.”4 Dari pendapat di atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa keterampilan adalah suatu bentuk kemampuan yang membutuhkan dasar pemikiran dan latihan untuk mencapai hasil tertentu. b. Pengertian Berbicara Berbicara adalah salah satu kegiatan berbahasa yang setiap hari dilakukan oleh masyarakat untuk berkomunikasi, sehingga hubungan sosial dapat terus dijaga. “Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyibunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.”5 “Dalam kegiatan berbicara diperlukan penguasaan terhadap lambang bunyi baik untuk keperluan menyampaikan maupun menerima gagasan.”6 Menurut Jauharoti Alfin, dkk “berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, dan isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain.”7 “Berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasangagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhankebutuhan sang pendengar dan penyimak.”8 Berbicara merupakan
4
http://rapendik.com/program/pengayaan-pembelajaran/keterampilan/2118-pengertianketrampilan-dan-jenisnya.html diakses tanggal 12 agustus 2014, pukul 14:21 WIB 5 Jauharoti Alfin, Muhammad Thohri, Sri Wahyuni, Bahasa Indonesia I, (Surabaya: Learning Assistance Program for Islamic School-Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 2008), Paket.5-10 6 Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa berbasis kompetensi. (Yogyakarta: UNY), Hlm. 399 7 Jauharoti Alfin, Muhammad Thohri, Sri Wahyuni, op.cit., Paket.4-9 8 Henry Guntur Tarigan, op.cit., Hlm. 16
7
keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. “Kaitan antara pesan dan bahasa lisan sebagai media penyampaian sangat erat.”9 Menurut Alek dan Achmad dalam buku Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, “berbicara ialah kemampuan yang kompleks yang sekaligus melibatkan beberapa aspek.”10 Adapun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “berbicara berasal dari kata bicara yang berarti pertimbangan pikiran, sedangkan berbicara adalah bercakap.”11 Sedangkan menurut Novi Resmini dan Dadan Juanda dalam buku pendidikan bahasa dan sastra di kelas tinggi “melalui kegiatan berbicara, siswa belajar tentang apa yang mereka lihat atau pikirkan yang menyangkut berbagai topik.”12 Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa berbicara dapat diartikan sebagai suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain. Berbicara merupakan suatu proses komunikasi, yaitu pemindahan pesan dari pembicara kepada lawan bicara dengan menggunakan bahasa lisan. c. Tujuan Berbicara Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka hendaknya pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin disampaikan. Menurut Djago Tarigan, tujuan umum berbicara terdapat beberapa golongan, yaitu:
9
Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, (Bandung: UPI PRESS, 2007), Hlm. 60 10 Alek dan Achmad, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), Cet. II, Hlm. 28 11 Departemen Pendidikan Nasional, op.cit., Hlm. 188 12 Novi Resmini dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi, (Bandung: UPI PRESS, 2007), Cet. I, Hlm.58
8
1) Menghibur Berbicara untuk menghibur, berarti pembicara menarik perhatian pendengar dengan berbagai cara, seperti humor, spontanitas, menggairahkan, kisah-kisah jenaka, petualangan dan sebagainya untuk menimbulkan suasana gembira pada pendengarnya. 2) Menginformasikan Berbicara bertujuan untuk menginformasikan atau melaporkan dilakukan bila seseorang ingin: a.menjelaskan suatu proses; b.menguraikan, menafsirkan atau menginterpretasikan suatu hal; c.memberi, menyebarkan, atau menanamkan pengetahuan; d.menjelaskan kaitan. 3) Menstimulasi Berbicara untuk menstimulasi pendengar jauh lebih kompleks dari tujuan berbicara lainnya, sebab berbicara itu harus pintar merayu, mempengaruhi atau meyakinkan pendengarnya. 4) Menggerakkan Dalam berbicara untuk menggerakkan, diperlukan pembicara yang berwibawa, panutan atau tokoh idola masyarakat. Melalui kepintarannya dalam berbicara, kecakapan memanfaatkan situasi, ditambah perasaannya terhadap ilmu jiwa massa, pembicara dapat menggerakkan pendengarnya.13 Menurut Kundharu, berbicara mempunyai tujuan yaitu alat berkomunikasi agar dapat menyampaikan gagasan, perasan, serta kemauan secara efektif, seyogyanya pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan: dia harus mampu mengevaluasi efek komunikasinya terhadap pendengarnya.; dan lain sebagainya dapat dimanfaatkan untuk mengontrol diri, mempunyai kesanggupan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa dengan tepat, mengungkapkan fakta-fakta dengan spontan, dan menerapkan kaidah bahasa dengan benar secara otomatis.14 Dapat diambil kesimpulan, bahwa tujuan berbicara adalah untuk menghibur, melaporkan, menstimulasikan dan menggerakkan. Namun penulis akan lebih fokus pada tujuan untuk menginformasikan atau melaporkan, sebab pada proses pembelajaran, siswa akan diminta untuk memberi tanggapan dari apa yang telah guru tampilkan melalui video. 13
Isah Cahyani dan Hodijah, op.cit., Hlm. 60-61 Kundharu Sadhono dan Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia, (Bandung: Karya Putra Darwati, 2012), Hlm. 37 14
9
d. Jenis Berbicara Berbicara adalah alat untuk berkomunikasi, agar hubungan sosial tetap terjaga. Berbicara memiliki banyak jenis, seperti diskusi, ceramah, tukar pikiran dan menghibur. Berikut adalah macam-macam jenis berbicara: 1) Berdasarkan situasinya, berbicara terbagi menjadi dua bagian yaitu berbicara formal dan informal. Berbicara formal seperti ceramah dan intervieuw. Sedang berbicara informal seperti bercakap-cakap dengan teman sebaya. 2) Berdasarkan tujuannya, berbicara untuk menghibur, menginformasikan, menstimulasi, meyakinkan dan menggerakkan. 3) Berdasarkan metode penyampaiannya, berbicara dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu berbicara mendadak, berbicara berdasarkan catatan kecil, berbicara berdasarkan hafalan, dan berbicara berdasarkan naskah. 4) Berbicara berdasarkan peristiwa khusus yang melatarbelakangi, seperti pidato presentasi, pidato penyambutan, pidato perpisahan, dan pidato perkenalan.15 Secara garis besar, berbicara terbagi menjadi dua jenis, yaitu berbicara di muka umum dan berbicara pada konferensi. Menurut Guntur Tarigan, jenis berbicara di muka umum meliputi: 1) Berbicara dalam situasi yang bersifat memberitahukan atau melaporkan (informative speaking). 2) Berbicara dalam situasi yang bersifat membujuk dan mengajak (persuasive speaking). 3) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang (deliberate speaking).16 Dilihat dari beberapa pendapat mengenai jenis berbicara di atas, maka dapat disimpulkan bahwa jenis berbicara terbagi menjadi beberapa golongan, yaitu berbicara berdasarkan situasi, berbicara berdasarkan tujuan, berbicara berdasarkan metode, dan berbicara berdasarkan peristiwa. Berbicara dapat bersifat melaporkan, membujuk dan merundingkan.
15
Jauharoti Alfin, Muhammad Thohri , Sri Wahyuni, op.cit., Paket.5-7 – 5-9 Isah Cahyani dan Hodijah, op.cit., Hlm. 61
16
10
e. Teknik Berbicara Dalam berbicara, diperlukan beberapa teknik agar pendengar tidak merasa jenuh dan bosan saat sang pembicara sedang berbicara. Berikut ini adalah teknik dalam berbicara yang disampaikan oleh Jauharoti Alfin, Muhammad Thohri dan Sri Wahyuni: 1) Kemampuan menggunakan bahasa lisan yang baik. Dalam hal ini, pembicara hendaknya memiliki kemampuan tata bahasa yang baik, artikulasi yang jelas dan intonasi yang menarik. 2) Ekspresi yang menarik. Ekspresi dalam berbicara sangat penting untuk memikat minat dengar atau rasa ingin tahu dari pendengar. 3) Kemampuan memberikan penyegaran, yaitu dengan menyelipkan hal-hal yang lucu agar tidak mengurangi nilai pembicaraan.17 Teknik yang telah dipaparkan di atas, dapat diajarkan oleh guru kepada siswa untuk mengarahkan siswa kepada tujuan yang hendak dicapai, yaitu siswa terampil dalam berbicara dan tidak membuat pendengar bosan untuk mendengarkan. f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Berbicara Untuk menjadi pembicara yang baik, seorang pembicara harus menguasai masalah yang harus dibicarakan dan harus berbicara dengan baik dan jelas. Faktor kebahasaan dan faktor non kebahasaan harus diperhatikan oleh sang pembicara karena kedua faktor tersebut mempengaruhi efektivitas dalam berbicara. Faktor kebahasaan yang menunjang keefektifan berbicara, meliputi; ketepatan ucapan, penempatan tekanan, nada sandi, dan durasi yang sesuai, pilihan kata, dan ketepatan sasaran kebahasaan. Faktor-faktor non kebahasaan meliputi; sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku, pandangan harus diarahkan pada lawan bicara, kesediaan menghargai pendapat orang lain, gerak-gerik dan mimik yang tepat, kenyaringan suara, kelancaran, relevansi atau penalaran, dan penguasaan topik.18
17
Jauharoti Alfin, Muhammad Thohri , Sri Wahyuni,, op.cit., Paket 4-16 Isah Cahyani dan Hodijah, op.cit., Hlm. 62
18
11
Faktor kebahasaan dan non kebahasaan adalah faktor yang menunjang keefektifan berbicara. Jika ingin terampil berbicara, maka kedua faktor tersebut tidak boleh diabaikan dan harus diimbangi dengan sering berlatih. Pembicara yang baik akan meninggalkan kesan yang baik bagi pendengarnya. Oleh karena itu berikanlah sikap positif ketika sedang berbicara. g. Pengertian Keterampilan Berbicara Agar terampil berbicara, seseorang harus memiliki kompetensi komunikatif. Menurut Guntur Tarigan yang dikutip oleh Isah Cahyani dan Hodijah mengemukakan bahwa “keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, mengatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.”19 Menurut Iskandarwassid dan Dadang Suhendar, “keterampilan berbicara pada hakikatnya merupakan keterampilan memproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan, dan keinginan kepada orang lain.”20 Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang mekanistis. Semakin banyak berlatih, semakin dikuasai dan terampil seseorang dalam berbicara. Tidak ada orang yang langsung terampil berbicara tanpa melalui proses berlatih. Dalam belajar dan berlatih berbicara, seseorang perlu dilatih: pelafalan, pengucapan, pengontrolan suara, pengendalian diri, pengontrolan gerak-gerik tubuh, pemilihan kata, kalimat dan intonasinya, penggunaan bahasa yang baik dan benar, dan pengaturan atau pengorganisasian ide.21 Dari beberapa pengertian yang dijelaskan oleh para ahli, maka dapat disimpulkan
bahwa
keterampilan
berbicara
adalah
kemampuan
mengucapkan bunyi untuk mengekspresikan, menyatakan, mengungkapkan 19
Isah Cahyani dan Hodijah, op.cit., Hlm.60 Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. III, Hlm.241 21 Kundharu Sadhono, Slamet, op.cit., Hlm. 36 20
12
ide, gagasan, pikiran dan perasaan. Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada dan tekanan. Jika berbicara secara langsung, pendengar juga dapat melihat gerakan tangan dan mimik pembicara. h. Tujuan Pembelajaran Keterampilan Berbicara Dalam
buku
strategi
pembelajaran
bahasa
dijelaskan
tujuan
pembelajaran keterampilan berbicara untuk tingkat pemula, agar siswa dapat “(1)melafalkan
bunyi-bunyi
bahasa,
(2)menyampaikan
informasi,
(3)menyatakan setuju atau tidak setuju, (4)menjelaskan identitas diri, (5)menceritakan kembali hasil simakan atau bacaan, (5)menyatakan ungkapan rasa hormat, dan (6)bermain peran.”22 Dapat ditarik kesimpulan, bahwa tujuan keterampilan berbicara adalah agar pembicara mampu berbicara dengan jelas dan tepat. i. Teknik-teknik Pembelajaran Keterampilan Berbicara Teknik-teknik pembelajaran keterampilan berbicara untuk tingkat pemula dijelaskan dalam buku strategi pembelajaran bahasa adalah sebagai berikut:
“(1)ulang
ucap,
(2)lihat
ucap,
(3)permainan
kartu
kata,
(4)wawancara, (5)permainan memori, (6)reka cerita gambar, (7)biografi, (8)manajemen kelas, (9)bermain peran, (10)permainan telepon, dan (11)permainan alfabet”23 Teknik-teknik tersebut dapat melatih keterampilan berbicara siswa. Seperti pada teknik kedua, yaitu lihat ucap. Contohnya guru dapat melatih siswa dengan cara meminta siswa untuk menceritakan kembali dari apa yang siswa lihat.
22
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. III, Hlm.286 23 Ibid., Hlm. 287
13
j. Penilaian Keterampilan Berbicara Keberhasilan sebuah pengajaran dapat diketahui hasilnya melalui penilaian pembelajaran yang berfungsi untuk mengukur kemampuan siswa setelah dilakasanakan proses pembelajaran itu. Penilaian pembelajaran Bahasa Indonesia dilaksanakan melalui berbagi cara. Menurut Suhendar yang dikutip oleh Isah Cahyani dan Hodijah, ada enam hal yang harus diperhatikan dalam menilai keterampilan berbicara, yaitu “(1) lafal, (2) struktur, (3) kosakata, (4) kefasihan, (5) isi pembicaraan, dan (6) pemahaman.”24 Penilaian
merupakan
proses
merencanakan,
memperoleh,
dan
menyediakan informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan. Dengan demikian, proses penilaian ini direncanakan dengan sengaja untuk memperoleh informasi atau data-data tertentu. k. Kaitan Keterampilan Berbicara dengan Keterampilan Berbahasa Lainnya “Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara dipelajari.”25 Menurut aliran komunikatif dan pragmatik, “keterampilan berbicara dan keterampilan menyimak berhubungan secara kuat.”26 Keterampilan berbicara bukan keterampilan yang berdiri sendiri, melainkan suatu keterampilan yang berkaitan dengan komponen bahasa lainnya. Keterampilan berbicara dapat dikaitkan dengan keterampilan menyimak, membaca dan menulis.
24
Isah Cahyani dan Hodijah, op.cit., Hlm.64 Henry Guntur Tarigan, op.cit., Hlm. 3 26 Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, op.cit., Hlm.239 25
14
2. Metode a. Pengertian Metode Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dengan siswa dalam suatu proses pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang menarik agar siswa tidak merasa jenuh dengan materi yang diajarkan oleh guru. “Metode adalah upaya mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.”27 Menurut Eveline Siregar dan Hartini Nara, “metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.”28 Menurut Abuddin Nata, “metode diartikan sebagai cara-cara atau langkah-langkah yang digunakan dalam menyampaikan sesuatu gagasan, pemikiran atau wawasan yang disusun secara sistematik dan terencana serta didasarkan pada teori, konsep dan prinsip tertentu.”29 Menurut Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, “metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.”30 Menurut Syaiful Bahri Djamarah, “metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.”31 Sedang meunurut Abdul Majid “Bagi segala sesuatu itu ada metodenya, dan metode masuk surga 27
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2006), Hlm.126 28 Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), Cet. II, Hlm. 80 29 Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), Cet. I, Hlm. 176 30 Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar – Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), Cet. III, Hlm.55 31 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. IV, Hlm.46
15
adalah ilmu (HR. Dailami). Hadits tersebut menegaskan bahwa untuk mencapai sesuatu itu harus menggunakan metode atau cara yang ditempuh.”32 Dari pengertian metode yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu strategi atau cara yang digunakan oleh guru sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan. Metode pembelajaran dapat dianggap sebagai sesuatu prosedur atau proses yang teratur, suatu jalan atau cara yang teratur untuk melakukan pembelajaran.33 Menurut Eveline Siregar dan Hartini Nara, “metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru, metode pembelajaran lebih bersifat prosedural yang berisi tahapan-tahapan tertentu.”34 Menurut Masitoh dan Laksmi Dewi, “metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan guru dalam membelajarkan siswa agar terjadi interaksi dalam proses pembelajaran.”35 Dalam penerapan diperlukan kreativitas dan variasi untuk menggunakan metode-metode pembelajaran yang tepat dengan materi pembelajaran dan karakteristik siswa, agar menciptakan suasana yang menyenangkan serta siswa dapat menerima materi yang disampaikan oleh guru. Metode apapun dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran, yang perlu diperhatikan adalah akomodasi menyeluruh terhadap prinsip-
32
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), Hlm.135 33 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. II, Hlm. 19 34 Eveline Siregar dan Hartini Nara, op.cit., Hlm. 80 35 Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2009), Hlm. 116
16
prinsip kegiatan belajar mengajar sebagaimana yang dikatakan oleh Abdul Majid: 1) Berpusat kepada anak didik (student oriented). Guru harus memandang anak didik sebagai sesuatu yang unik, tidak ada dua orang anak didik yang sama, sekalipun mereka kembar. 2) Belajar dengan melakukan (learning by doing), guru harus menyediakan kesempatan kepada anak didik untuk melakukan apa yang dipelajarinya, sehingga ia memperoleh pengalaman nyata. 3) Mengembangkan kemampuan sosial. Proses pembelajaran dan pendidikan selain sebagai wahana untuk memperoleh pengetahuan. Juga sebagai sarana untuk berinteraksi sosial (learning to live together). 4) Mengembangkan keingintahuan dengan imajinasi untuk memompa daya imajinatif anak didik untuk berpikir kritis dan kreatif. 5) Mengembangkan kreativitas dan keterampilan memecahkan masalah bagaimana merangsang kreativitas dan daya imajinasi anak untuk menemukan jawaban setiap masalah yang dihadapi anak didik.36 Makin tepat metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar, maka semakin efektif pula pencapaian tujuan pembelajaran. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Pada prinsipnya, tidak satupun metode mengajar yang dapat dipandang sempurna dan cocok dengan semua pokok bahasan yang ada dalam setiap bidang studi. Oleh karena itu, guru tidak boleh sembarangan memilih serta menggunakan metode. Beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode menurut Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno: 1) Tujuan yang hendak dicapai. Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. 2) Materi pelajaran Sejumlah materi yang hendak disampaikan oleh guru untuk bisa dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik.
36
Abdul Majid, op.cit., Hlm. 136-137
17
3) Peserta didik Peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan akan berpengaruh terhadap penentuan metode pembelajaran. 4) Situasi Guru harus teliti dalam melihat situasi. Pada waktu tertentu, guru bisa melakukan proses pembelajaran di alam terbuka. 5) Fasilitas Fasilitas dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar. 6) Guru Untuk menjadi seorang guru, harus memiliki jiwa yang profesional. Dengan memiliki jiwa keprofesionalan dalam menyampaikan pelajaran atau dalam proses pembelajaran itu akan berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.37 Agar metode yang digunakan oleh guru sesuai dengan pembelajaran, maka sebelum menentukan metode pembelajaran, guru harus menentukan tujuan yang hendak dicapai, guru harus mengetahui materi yang akan dipelajarkan, guru harus mengetahui karakteristik dan situasi siswa, serta guru juga harus mengetahui apakah fasilitas di sekolah memadai. c. Macam-macam Metode Mengajar Menurut Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno dalam buku strategi belajar mengajar, beberapa metode yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, diantaranya: 1) Metode ceramah Sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. 2) Metode tanya jawab Cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa ke guru.
37
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, op.cit., Hlm. 60-61
18
3) Metode diskusi Tujuannya adalah untuk memotivasi dan memberi stimulasi kepada siswa agar berpikir dan membimbing peserta didik dalam mencapai kebenaran. 4) Metode kisah atau cerita Dalam kisah, harus tersimpan nilai-nilai pedagogis-religius yang memungkinkan anak didik mampu meresapinya. 5) Metode demonstrasi Metode mengajar dengan cara memperagakan kejadian. Tujuannya untuk memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu. 6) Metode karyawisata Metode dalam proses belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau objek yang mengandung sejarah. 7) Metode tutorial Diberikan dengan bantuan tutor. Siswa diberikan bahan ajar dan diminta untuk mempelajari bahan ajar tersebut. Jika ada bagian yang merasakan sulit, siswa dapat bertanya pada tutor. 8) Metode perumpamaan Digunakan untuk mengungkapkan suatu sifat dan hakikat dari realitas sesuatu. Perumpamaan dapat dilakukan dengan menggambarkan sesuatu yang serupa. 9) Metode pemahaman dan penalaran Metode ini dilakukan dengan membangkitkan akal dan kemampuan berpikir anak didik secara logis. 10) Metode suri teladan Metode yang dapat diartikan sebagai “keteladanan yang baik.” Dengan adanya teladan yang baik, maka akan menumbuhkan hasrat bagi orang lain untuk mengikutinya. 11) Metode peringatan dan pemberian motivasi Motivasi adalah kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu untuk melakukan suatu kegiatan agar mencapai tujuan. 12) Metode praktek Agar anak didik menjadi mudah dan jelas, sehingga dapat mempraktikkan materi yang dimaksud. 13) Metode pemberian ampunan dan bimbingan Dilakukan dalam rangka memberi kesempatan kepada anak didik untuk memperbaiki tingkah lakunya dan mengembangkan dirinya. 14) Metode kerja sama Agar individu satu dengan individu yang lain saling membantu guna mewujudkan kesejahteraan bersama.
19
15) Metode tulisan Metode mendidik dengan huruf atau simbol apapun, ini merupakan suatu hal yang sangat penting dan merupakan jembatan untuk mengetahui segala sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui. 16) Metode penugasan Metode penugasan untuk merangsang anak aktif belajar, baik secara individual maupun kelompok.38 Beberapa metode yang sudah dikemukakan di atas, diantaranya adalah metode ceramah, metode praktek, dan metode kerja sama. Metode-metode tersebut dapat digunakan dalam proses pembelajaran agar menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, sehingga materi yang diajarkan oleh guru dapat diterima siswa dengan baik. Salah satu metode yang dapat digunakan oleh guru agar mengetahui keterampilan bebicara siswa, maka dalam pembelajaran, guru menggunakan metode praktek. 3. Metode Video Critic a. Pengertian Metode Video Critic Dalam buku Melvin L. Silberman dijelaskan bahwa “seringkali melihat video-video pendidikan merupakan persoalan pasif. Para peserta didik duduk di tempat-tempat duduknya, dengan menunggu untuk dihibur. Ini adalah suatu cara aktif untuk membuat para peserta didik menyaksikan suatu video.”39 Video pembelajaran dapat disesuaikan sedemikian rupa agar tidak menjadi pembelajaran yang pasif. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “video adalah bagian yang memancarkan gambar pada pesawat televisi.”40 Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dijelaskan bahwa “kritik adalah kecaman atau tanggapan, atau kupasan kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap sesuatu hasil karya, pendapat dan
38
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, op.cit., Hlm.61-64 Melvin L. Silberman. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2009), Cet. VI, Hlm.124 40 Departemen Pendidikan Nasional, op.cit., Hlm. 1547 39
20
sebagainya.”41 Kritik bersifat menanggapi atau mengomentari karya orang lain, menunjukkan kelebihan dan kekurangan, memberi saran perbaikan dan bertujuan menjembatani pemahaman pembaca maupun penonton dengan karya yang bersangkutan. Video juga bisa dikatakan sebagai media audio visual. Media audio visual merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.42 Video termasuk media audio visual, karena video menampilkan suara dan gambar. Dalam buku strategi belajar mengajar, “media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.”43 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa video critic adalah video yang ditampilkan oleh guru dan siswa melihat serta mendengar. Kemudian setelah video tersebut selesai ditampilkan, guru meminta siswa untuk memberi tanggapan, berupa: komentar, saran, menyebutkan kekurangan dan kelebihan dari video yang telah ditampilkan tersebut. b. Tujuan Metode Video Critic Dilihat dari pengalaman sebelumnya, siswa lebih aktif berbicara di lingkup bermain, daripada di lingkup belajar. Tidak sedikit siswa yang masih belum percaya diri berbicara di depan teman-temannya, sehingga siswa yang lain tidak dapat mendengar pembicaraan dengan jelas. Oleh karena itu, tujuan diadakannya metode video critic pada proses pembelajaran agar metode ini dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa. 41
Departemen Pendidikan Nasional, op.cit., Hlm. 742 http://www.sarjanaku.com/2011/05/media-audio-visual.html?m=1 diakses pada tanggal 7 September 2014, pukul 23:04 43 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), Cet. I, Hlm. 141 42
21
c. Prosedur Metode Video Critic Pada prinsipnya guru tidak boleh sembarangan memilih serta menggunakan metode, dalam pemilihan metode pun perlu disesuaikan dengan karakteristik siswa. Berikut adalah penjelasan cara penggunaan metode video critic yang dikemukakan oleh Melvin L. Silbermen: 1) Pilihlah video yang ingin anda pertunjukkan kepada siswa. 2) Katakan kepada siswa, sebelum menonton video, bahwa anda ingin mereka kritisi apa yang akan ditayangkan. Perintahkan mereka untuk meninjau beberapa faktor, termasuk: a) Realisme (dari para pelakunya) b) Relevansi c) Saat-saat tak terlupakan d) Penataan isi e) Daya terapnya pada kehidupan sehari-hari mereka 3) Putarlah video. 4) Laksanakan diskusi yang dapat anda sebut “pojok kritikus”. 5) Lakukan jajak pendapat terhadap siswa (opsional), dengan menggunakan semaccam sistem penilaian keseluruhan, semisal: a) Bintang satu sampai lima b) Jempol ke atas (bagus), jempol ke bawah (jelek) VARIASI 1) Buatlah panel pemirsa video 2) Putar kembali video itu. Lantaran adakalanya kritikus berubah pendirian ketika mereka menyaksikan sesuatu untuk kedua kalinya.44 d. Kelebihan Metode Video Critic Pembelajaran dengan menggunakan metode video critic ini atau dapat disebut dengan media audio-visual ini, selain dapat memotivasi siswa agar siswa aktif dalam pembelajaran. Metode video critic ini juga mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya: 1) Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari rangsangan lainnya. 2) Dengan alat perekam pita video, sejumlah besar penonton dapat memperoleh informasi dari ahli atau spesialis. 44
Melvin L. Silberman. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2012), Cet. VI, Edisi Revisi, Hlm.138-139
22
3) Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang. 4) Keras lemah suara dapat diatur dan disesuaikan bila akan disisipkan komentar yang akan didengar. 5) Guru bisa mengatur dimana dia akan menghentikan gerakan gambar tersebut jika diperlukan.45 e. Kelemahan Metode Video Critic Pembelajaran dengan menggunakan metode video critic ini juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya: 1) Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang dipraktikkan. 2) Sifat komunikasinya yang bersifat satu arah haruslah diimbangi dengan pencarian bentuk umpan balik yang lain. 3) Kurang mampu menampilkan detil dari objek yang disajikan secara sempurna. 4) Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks.46 Dilihat dari kelemahan yang ada, maka jika guru memilih menggunakan media video, harus disesuaikan pula dengan sarana dan prasarana yang ada di sekolah tersebut, agar metode dan media yang dipilih oleh guru akan sesuai dengan mata pelajaran di sekolah pada hari itu. B.
Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dilaksanakan oleh Rokhis Rukhiyanto. Program Strata
satu, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang dalam skripsi yang berjudul “peningkatan keterampilan menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic pada peserta didik kelas VII D SMPN 2 Welahan, kabupaten Jepara.” Penelitian tersebut menunjukkan bahwa metode video critic dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa. Penelitian yang relevan dilaksanakan oleh Rizqy Rahmat Hani. Program Strata
45
http://sakinahunpak.blogspot.com/2013/07/a_9.html?m=1 diakses pada tanggal 5 September 2014, pukul 09:24 46 http://sakinahunpak.blogspot.com/2013/07/a_9.html?m=1 diakses pada tanggal 5 September 2014, pukul 09:24
23
satu, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang dalam skripsi yang berjudul “peningkatan keterampilan memerankan drama menggunakan metode video critic dan media musik instrumental pada siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri Sragi Kabupaten Pekalongan tahun ajaran 2010/2011.” Penelitian tersebut menunjukkan bahwa metode video critic dapat meningkatkan keterampilan memerankan drama siswa. Penelitian yang relevan dilaksanakan oleh Mayuli. Program Strata satu, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Jakarta dengan judul “peningkatan keterampilan berbicara melalui metode bermain peran pada siswa kelas V MI Daarul Hikmah Cipondoh Kota Tangerang tahun pelajaran 2012-2013.” Penelitian tersebut menunjukkan bahwa keterampilan berbicara siswa dapat meningkat melalui metode bermain peran. C.
Kerangka Berpikir Setelah mempelajari masalah pada BAB I dan mengkaji teori-teori pada BAB II
dapat dikembangkan menjadi kerangka berpikir. Maka dapat diidentifikasi siswa kurang tertarik dengan metode yang digunakan oleh guru, siswa kurang terlibat aktif saat proses pembelajaran, keterampilan berbicara untuk lingkup belajar siswa masih rendah, siswa tidak percaya diri saat berbicara di depan kelas, siswa lebih banyak bermain, dan siswa kurang mengembangkan kosa kata saat berbicara. Penulis berharap agar keterampilan berbicara siswa meningkat, karena terampil berbicara itu sangat penting untuk berkomunikasi antara individu satu dengan individu yang lain, serta pembelajaran harus menciptakan suasana yang aktif dan menyenangkan, agar siswa dapat maksimal meningkatkan keterampilan berbicara mereka. Melihat dari kenyataan dan apa yang diharapkan terjadi ketidaksesuaian maka terjadi masalah-masalah di antaranya: belum meningkatnya keterampilan berbicara siswa, belum diterapkannya metode yang menarik pada pembelajaran, kepercayaan diri siswa belum terlihat.
24
Agar tidak ada kesenjangan antara kenyataan dan tujuan yang diharapkan maka penulis memberikan perlakuan menggunakan strategi PTK dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, serta refleksi. Yang kemudian menggunakan metode yang menarik seperti metode video critic agar keterampilan berbicara siswa meningkat. Penjelasan lebih lanjut mengenai kerangka berpikir, akan dijelaskan di bawah ini:
Input Masalah
Kondisi Nyata 1. Siswa kurang tertarik dengan metode yang digunakan oleh guru. 2. Siswa kurang terlibat aktif saat proses pembelajaran. 3. Keterampilan berbicara untuk lingkup belajar siswa masih rendah. 4. Siswa tidak percaya diri saat berbicara di depan kelas. 5. Siswa lebih banyak bermain. 6. Siswa kurang mengembangkan kosa kata saat berbicara. 7. Guru belum menggunakan metode yang menarik dan tepat untuk memotivasi siswa agar terbiasa berbicara di depan kelas. 8. Sarana dan prasarana yang menunjang keterampilan berbicara siswa masih terbatas.
Siswa
masih
Proses
Output
Strategi
Hasil
Dalam
Keterampilan
belum percaya
penelitian
diri
menggunakan
ketika
diminta untuk
PTK
berbicara
langkah-
depan
di kelas
ini
dengan
perencanaan,
keterampilan
pelaksanaan,
berbicara
evaluasi
siswa
refleksi.
rendah.
siswa meningkat, siswa
langkah
dan
masih
berbicara
dan
menjadi percaya
diri
dan mendapatkan pengalaman
Dalam proses pembelajaran, menggunakan metode critic.
Feed Back Gambar 2.1: Siklus Kerangka Berpikir
video
belajar
yang
menyenangkan.
25
D.
Hipotesis Tindakan Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir, maka dapat dirumuskan
hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut: Metode video critic dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V MI Nurul Islam.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.
Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MI Nurul Islam, yang beralamat di Jalan Raya Grogol No.48 Rt 01/ 07 Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo, Kota Depok. 2. Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2014/2015. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester ganjil, dimulai dari bulan Agustus sampai bulan September 2014.
B.
Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Penelitian ini merupakan penelitian yang paling efektif yang digunakan oleh peneliti agar dapat memperbaiki atau meningkatkan proses pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas. Dengan metode ini, peneliti akan mengkaji atau merefleksi penerapan metode video critic dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa melalui video yang telah ditampilkan oleh guru. Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan dua siklus. Siklus ini dapat dikatakan selesai dan berhenti jika telah mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Ahmad Hp yang dikutip oleh Abdul Rozak dan Maifalinda Fatra, “secara garis besar prosedur penelitian tindakan mencakup empat tahap yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting).”1 Kerangka dari setiap tahapan yang akan menjadi gambaran dari proses penelitian ini meliputi:
1
Abd Rozak dan Maifalinda Fatra, Bahan Ajar PLPG Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, 2010), Cet. I, Hlm. 27-28
26
27
1. Perencanaan (planning) Dalam tahap ini peneliti membuat rancangan yang akan dilakukan pada tahapan tindakan. Mulai dari membuat rancangan pelaksanaan tindakan, lembar observasi serta tes. 2. Tindakan (acting) Dalam
pelaksanaan
tindakan,
peneliti
melaksanakan
proses
pembelajaran di dalam kelas menggunakan rancangan metode dan RPP yang telah dirancang pada tahap sebelumnya. Pada tahap ini, peneliti bekerjasama dengan teman sejawat yang bertindak sebagai observer. 3. Pengamatan (observing) Kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh pengamat. Pelaksanaan pengamatan ini dilakukan pada waktu proses tindakan sedang berlangsung. Selain dilakukan oleh pengamat, guru pelaksana juga mencatat sedikit demi sedikit yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya. 4. Refleksi (reflecting) Pada tahap refleksi ini, akan dikaji terhadap keberhasilan atau kegagalan pencapai tujuan.
Tahap I
Tahap 2
Tahap 3
Tahap 4
PERENCANAAN
TINDAKAN
PENGAMATAN
REFLEKSI
Gambar 3.1: Gambar Siklus PTK Model Kurt Lewin, hasil modifikasi Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama2
2
Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Edisi Kedua, (Jakarta: PT Indeks, 2010), Hlm. 28
28
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas diawali dengan kesadaran adanya masalah yang dirasakan mengganggu proses pembelajaran. Bertolak dari adanya permasalahan guru, baik sendiri maupun berkolaborasi dengan teman sejawat yang menjadi mitranya kemudian menetapkan fokus permaslahan secara lebih tajam dengan data lapangan ataupun kajian pustaka yang relevan.3
Alternatif pemecahan
Pelaksanaan tindakan I
Refleksi I
Analisis data
Observasi I
Permasalahan
Alternatif pemecahan
Pelaksanaan tindakan II
Analisis data
Observasi II
Permasalahan
Refleksi II
Belum terselesaikan
Siklus Selanjutnya
Gambar 3.2: Alur dalam Penelitian Tindakan
3
Abd Rozak dan Maifalinda Fatra, op.cit., Hlm. 27
SIKLUS I
SIKLUS II
29
C.
Subjek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas V
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam yang berjumlah 24 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Alasan peneliti memilih kelas V karena masih banyak siswa yang kurang percaya diri untuk berbicara di depan kelas serta metode yang digunakan oleh guru kurang variatif. D.
Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Peran dan posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai guru sekaligus
perancang. Dalam penelitian ini, peneliti dibantu oleh teman sejawat yang bertindak sebagai observer atau pengamat. Peneliti merencanakan kegiatan, melaksanakan kegiatan, mengumpulkan dan menganalisis data, serta melaporkan hasil penelitian. E.
Tahapan Intervensi Tindakan Perencanaan tindakan ini diawali dengan identifikasi persoalan di kelas dan
direncanakan alternatif penyelesaiannya. Alternatif penyelesaian dilaksanakan dalam siklus penelitian yang terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan atau observasi, evaluasi serta analisis dan refleksi. Setelah dilakukan evaluasi dan refleksi pada siklus I maka peneliti akan melanjutkan pada perencanaan dan tindakan siklus II. Jika tujuan penelitian belum tercapai, maka akan diadakan remedial bagi siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan tersebut. 1. Siklus I, dilakukan dengan susunan kegiatan sebagai berikut: No
Tahap Perencanaan
1.
Menyiapkan kelas tempat penelitian
2.
Membuat RPP dengan menggunakan metode video critic
30
3.
Mendiskusikan RPP dengan dosen pembimbing dan kolaborator
4.
Menyiapkan materi ajar setiap pertemuan dan menyiapkan video untuk setiap pertemuan
5.
Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru
No
Tahap Pelaksanaan
1.
Memastikan seluruh siswa siap untuk mengikuti pembelajaran
2.
Menyampaikan materi sesuai dengan RPP yang dibuat dengan menggunakan metode video critic
3.
Mencatat hal-hal penting yang terjadi di kelas
No
Tahap Pengamatan
1.
Mengamati dan mencatat secara cermat proses yang terjadi selama pembelajaran siklus I berlangsung, pengamatan dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh kolaborator
2.
Mendokumentasikan semua kegiatan (foto dan rekaman) yang diperoleh pada setiap pembelajaran selama siklus I
3.
Memberikan penilaian dan komentar
No
Tahap Refleksi
1.
Peneliti merefleksikan hasil pengamatan untuk menentukan keberhasilan serta dilakukan perbaikan-perbaikan dari tindakan tersebut
31
2.
Melakukan pre test dengan cara tes performance mengacu pada kriteria tes berbicara
3.
Melakukan analisis terhadap semua data yang telah terkumpul dari hasil observasi, hasil tes dan menentukan keberhasilan dan kekurangan pada siklus I yang akan dijadikan dasar perbaikan pada sikus II
2. Siklus II, dilakukan dengan susunan kegiatan sebagai berikut: No
Tahap Perencanaan
1.
Memperbaiki kekurangan pada siklus I
2.
Membuat RPP dengan menggunakan metode video critic
3.
Mendiskusikan RPP dengan dosen pembimbing dan kolaborator
4.
Menyusun rancangan tes penugasan dan pedoman penilaian yang pada dasarnya sama pada siklus I
5.
Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru
No
Tahap Pelaksanaan
1.
Menjelaskan kembali tentang keterampilan berbicara dan hal-hal yang belum dipahami pada siklus I
2.
Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan keterampilan berbicara
3.
Menyampaikan materi sesuai dengan RPP yang dibuat dengan menggunakan metode video critic
4.
Mencatat hal-hal penting dan mengevaluasi yang terjadi di kelas.
32
No
Tahap Pengamatan
1.
Mengamati dan mencatat secara cermat proses yang terjadi selama pembelajaran siklus II berlangsung, terhadap kekurangan yang terjadi pada siklus I
2.
Mendokumentasikan semua kegiatan (foto dan rekaman) yang diperoleh pada setiap pembelajaran selama siklus II
3.
Memberikan penilaian dan komentar seperti pada siklus I
No
Tahap Refleksi
1.
Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari hasil pengamatan untuk dilakukan perbaikan- perbaikan dari tindakan tersebut
2.
Melakukan pre test dengan cara tes performance mengacu pada kriteria tes berbicara.
3.
Setelah proses analisis dan evaluasi, peneliti dan guru membuat kesimpulan dari hasil penelitian
4.
Apabila pada siklus 2 masih belum mencapai intervensi yang diharapkan kemudian dilakukan remedial. Tabel 3.1: Tahapan dalam Penelitian
F.
Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah dapat meningkatkan
keterampilan berbicara dengan menggunakan metode video critic. Penelitian ini akan dihentikan apabila telah memenuhi standar yang ditentukan, yaitu: 1.
Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran keterampilan berbicara
diperoleh rata-rata kemampuan berbicara siswa mencapai kategori baik. 2.
Hasil pengukuran keterampilan berbicara siswa melalui tes pada
pelajaran bahasa Indonesia pada akhir siklus menunjukkan bahwa dalam
33
pembelajaran keterampilan berbicara mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), yaitu sebesar 70.00. G.
Data dan Sumber Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa data kualitatif dan
data kuantitatif. 1. Data kualitatif Data kualitatif diperoleh dari lembar observasi proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa, dan diperoleh dari hasil dokumentasi dalam bentuk rekaman serta foto jalannya proses pembelajaran. 2. Data kuantitatif Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes keterampilan berbicara pada awal dan akhir siklus. Sumber data penelitian ini diperoleh dari peneliti, siswa kelas V, dan guru mata pelajaran yang sekaligus sebagai observer. H.
Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Lembar Observasi Lembar observasi adalah alat penilaian yang digunakan untuk memperoleh data atau informasi tentang aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa. 2. Dokumentasi (Rekaman dan Foto) Pengambilan dokumentasi dalam bentuk rekaman dan foto untuk mempermudah jalannya proses pembelajaran, agar guru mengetahui keterampilan berbicara dari masing-masing siswa. 3. Tes Berbicara Tes berbicara digunakan untuk mengetahui keterampilan berbicara siswa. Untuk memperoleh data, tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada siklus I dan siklus II. Bentuk tes yang dilakukan berupa perintah untuk
34
menceritakan kembali cerita melalui video yang telah siswa lihat dan dengar. Bentuk tes dan kriteria penilaian yang digunakan dalam siklus I dan siklus II sama, yaitu berbentuk tes performance dengan metode video critic. Tes diberikan kepada seluruh siswa kelas V MI Nurul Islam. I.
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa instrumen
antara lain: 1. Teknik Observasi Teknik observasi digunakan untuk mengetahui keberhasilan dari langkah-langkah metode video critic, aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa dengan cara memberikan tanda chek list (√) pada kolom SB (Sangat Baik) = 5, B (Baik) = 4, C (Cukup) = 3, K (kurang) = 2, dan SK (Sangat Kurang) = 1, yang menurut observer paling sesuai dengan proses jalannya kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. No
Aspek yang dinilai
Penilaian SB
1
Guru membentuk kelompok.
siswa
ke
dalam
beberapa
2
Sebelum video ditayangkan, guru meminta siswa untuk mengomentari atau mengkritisi video yang akan ditayangkan.
3
Guru meminta siswa untuk menyimak video yang ditayangkan.
4
Guru memutar video.
B
C
K
SK
35
5
Guru meminta siswa untuk berdiskusi bersama teman kelompoknya.
6
Guru memberi penilaian secara langsung terhadap siswa. Tabel 3.2: Contoh Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru
No
Aspek yang dinilai
Penilaian SB
1
Siswa membentuk ke dalam beberapa kelompok.
2
Siswa akan mengomentari atau mengkritisi video yang telah ditayangkan.
3
Siswa menyimak video yang ditayangkan.
4
Siswa melihat video yang ditayangkan oleh guru.
5
Siswa berdiskusi bersama teman kelompoknya.
6
Siswa menerima penilaian secara langsung dari guru.
B
C
K
SK
Tabel 3.3: Contoh Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 2. Teknik Performance Teknik performance ini menggunakan alat berupa daftar soal pedoman penelitian, lembar penilaian, rekaman dan foto. Adapun daftar soal digunakan untuk mengambil data, pedoman penilaian digunakan untuk memperoleh data, sedangkan rekaman dan foto digunakan sebagai menyimpan data.
36
Teknik
performance
ini
digunakan
untuk
mengetahui
tingkat
kemampuan siswa kelas V MI Nurul Islam dalam penguasaan keterampilan berbicara. Hal-hal yang dinilai dalam tes keterampilan berbicara melalui media audio visual meliputi aspek kesesuaian isi pembicara, ketepatan logika isi pembicara, ketepatan detil peristiwa, ketepatan makna keseluruhan bicara, ketepatan kata, ketepatan kalimat dan kelancaran. No
Aspek yang dinilai
1.
Kesesuaian isi pembicara
2.
Ketepatan logika urutan bicara
3.
Ketepatan detil peristiwa
4.
Ketepatan makna keseluruhan bicara
5.
Ketepatan kata
6.
Ketepatan kalimat
7.
Kelancaran
Tingkat Capaian Kinerja 1
2
3
4
5
Jumlah skor: Tabel 3.4: Rubrik Penilaian Berbicara Berdasarkan Rangsang Visual dan Suara4
J.
Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Pemeriksaan keterpercayaan studi dilakukan untuk menjamin keabsahan
data. Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan. Teknik pemeriksaan keterpercayaan studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tim ahli atau keputusan ahli. Tim ahli dalam penelitian ini adalah dosen pembimbing yang akan melakukan pemeriksaan pada instrumen
4
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa berbasis kompetensi. (Yogyakarta: UNY), Hlm. 409
37
berbicara. Apakah instrumen itu sudah sesuai atau valid untuk tes keterampilan berbicara. K.
Analisis Data dan Interpretasi Data Analisis data dilakukan dengan teknik deskriptif kualitatif. Data yang berupa
skor keterampilan berbicara dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif persentase dan mencari nilai rata-rata. Dalam analisis ini hasil kemampuan berbicara diberi skor angka dan dimasukan pada tabel statistik, kemudian dicari skor rata-rata dalam satu kelas yang digunakan sebagai objek penelitian. Rumus perhitungan untuk mencapai prosentase sebagai berikut :
P = x 100% Keterangan: f
= frekuensi yang sedang dicari persentasenya.
N
= Number of Casses (jumlah frekuensi/ banyaknya individu).
P
= angka persentase.5
Data kualitatif digunakan untuk menganalisis hasil observasi. Hasil observasi dari tindakan awal, siklus I dan siklus II diberi perbandingan. Dari hasil perbandingan tersebut akan diketahui peningkatan keterampilan berbicara. Data kualitatif ini akan memberikan gambaran mengenai siswa yang mengalami kesulitan dalam berbicara. Analisis data tes kemampuan berbicara disajikan dengan tabel seperti berikut ini :
5
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012), Cet. XXIV, Hlm. 43
38
Aspek yang Dinilai
No
Nama Siswa
Kesesuai an isi pembicara
KetepaKetepatan tan Ketepamakna Ketepalogika tan detil keselurutan kata urutan peristiwa han bicara bicara
Ketepatan kalimat
Kelancaran
Jumlah Skor
Jumlah
Rata-rata
Tabel 3.5: Analisis Data Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik presentase
untuk
melihat
kecenderungan
yang
terjadi
dalam
kegiatan
pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini menempatkan indikator keberhasilan sebagai berikut: 1)
Keterampilan berbicara: Dengan menganalisis tes berbicara siswa.
Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi sangat baik, baik, cukup, kurang. 2)
Implementasi pembelajaran aktif dengan metode video critic: Telah
terjadi perubahan perilaku setelah mengikuti pembelajaran yang dilihat dari data melalui observasi atau pengamatan siswa ke arah perubahan yang positif.
Nilai
39
L.
Pengembangan Perencanaan Tindakan Setelah tindakan pertama (siklus I) selesai dilakukan dan hasil yang
diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu peningkatan keterampilan berbicara pada bahasa Indonesia, maka akan ditindaklanjuti dengan melakukan tindakan selanjutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran. Siklus ini terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, apabila indikator keberhasilan belum tercapai maka penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II. Penelitian ini berakhir, apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah berhasil
menguji
penerapan
keterampilan berbicara siswa.
metode
video
critic
dalam
meningkatkan
BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A.
Deskripsi Data 1. Tindakan Pembelajaran Siklus I Tindakan pembelajaran siklus I merupakan tindakan yang sangat penting, karena analisis dari hasil tindakan pembelajaran ini akan dijadikan sebagai refleksi bagi peneliti pada tindakan pembelajaran selanjutnya. Kegiatan penelitian pada siklus I dilaksanakan tiga kali pertemuan, setiap pertemuannya 2x35 menit (2 jam pelajaran). Adapun tahap-tahap pada siklus I adalah: a. Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan ini dilakukan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pelajaran bahasa Indonesia pada kelas V, dengan Kompetensi Dasar (KD) menanggapi persoalan atau peristiwa dan memberikan saran pemecahannya dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa. Instrumen pembelajaran dibuat sendiri oleh peneliti yang terdiri dari lembar pengamatan aktivitas belajar siswa, lembar pengamatan aktivitas mengajar guru, lembar penilaian dan lembar soal akhir siklus. Perangkat lainnya yang disiapkan adalah media pembelajaran yang berjudul diantaranya: peristiwa Tanah Longsor, cerita Bawang Merah dan Bawang Putih, legenda Sangkuriang yang dijadikan bahan untuk penelitian di MI Nurul Islam. Lembar soal tes akhir siklus I dibuat untuk mengetahui keterampilan berbicara pada siswa kelas V di MI Nurul Islam dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode video critic. Pada siklus I ini peneliti ingin mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan metode video critic dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia. Target 40
41
yang ingin dicapai peneliti pada siklus I ini yaitu siswa mampu menceritakan kembali peristiwa yang terjadi pada legenda Sangkuriang dengan menggunakan bahasa sendiri. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam tiga pertemuan dengan alokasi waktu (2x35 menit) pada setiap pertemuan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I dapat dilihat pada lampiran. 1) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 20 Agustus 2014. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2x35 menit (2 jam pelajaran) yang dimulai pukul 11:20 WIB sampai dengan 12:20 WIB. Pokok bahasan yang disampaikan adalah mengusulkan tanggapan mengenai persoalan atau peristiwa melalui video “tanah longsor” dengan menggunakan bahasa sendiri. Pada pertemuan pertama ini siswa yang hadir berjumlah 20 siswa. Kegiatan pembelajaran diawali dengan membuka pelajaran, melakukan apersepsi dan mengkondisikan siswa. Pembelajaran selanjutnya,
peneliti
menyampaikan
tujuan
pembelajaran,
memberikan penjelasan kembali mengenai penerapan metode video critic, yaitu guru menjelaskan materi pelajaran hari ini, yaitu peristiwa “Tanah Longsor” dan cara menanggulanginya. Setelah tahap pertama dikerjakan, selanjutnya guru memperlihatkan video tanah longsor, guru meminta siswa untuk melihat dan mendengar video tersebut, kemudian setelah selesai, guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan temannya dan memberikan tanggapan dari peristiwa tanah longsor dengan menggunakan bahasa sendiri. Selesai berdiskusi dengan teman kelompoknya, guru meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk maju ke depan kelas dan menceritakan hasil diskusi bersama teman kelompoknya. Kemudian guru memberi penilaian secara langsung kepada siswa.
42
2) Pertemuan Kedua Pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Kamis, 21 Agustus 2014. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x35 menit) yang dimulai pada pukul 08:50 WIB sampai dengan 09:50 WIB. Pokok bahasan yang disampaikan adalah menyebutkan masalah yang terjadi dan memberi kritik terhadap video “Bawang Merah dan Bawang Putih”. Pada pertemuan kedua ini seluruh siswa hadir berjumlah 22 siswa. Kegiatan pembelajaran diawali dengan membuka pelajaran, melakukan apersepsi dan mengkondisikan siswa. Pembelajaran selanjutnya,
peneliti
menyampaikan
tujuan
pembelajaran,
memberikan penjelasan kembali mengenai penerapan metode video critic, yaitu guru menjelaskan materi pelajaran hari ini. Setelah tahap pertama
dikerjakan,
selanjutnya
guru
memperlihatkan
video
“Bawang Merah dan Bawang Putih”, guru meminta siswa untuk melihat dan mendengar video tersebut, kemudian setelah selesai, guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan temannya dan menyebutkan masalah yang terjadi serta memberi kritik terhadap video dengan menggunakan bahasa sendiri. Selesai berdiskusi dengan teman kelompoknya, guru meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk maju ke depan kelas dan menceritakan hasil diskusi bersama teman kelompoknya. Kemudian guru memberi penilaian secara langsung kepada siswa. 3) Pertemuan Ketiga Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu, 27 Agustus 2014. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x35 menit) yang dimulai pada pukul 11:20 WIB sampai dengan 12:20 WIB. Pokok bahasan yang disampaikan adalah menceritakan kembali dan memberi saran dari legenda “Sangkuriang” yang ia lihat dan dengar. Pada pertemuan ini seluruh siswa hadir dengan jumlah 24 siswa.
43
Kegiatan pembelajaran diawali dengan membuka pelajaran, melakukan apersepsi dan mengkondisikan siswa. Pembelajaran selanjutnya,
peneliti
menyampaikan
tujuan
pembelajaran,
memberikan penjelasan kembali mengenai penerapan metode video critic, yaitu guru menjelaskan materi pelajaran hari ini. Setelah tahap pertama
dikerjakan,
selanjutnya
guru
memperlihatkan
video
“Sangkuriang”, guru meminta siswa untuk melihat dan mendengar video tersebut, kemudian setelah selesai, guru meminta siswa berdiskusi dengan temannya untuk menceritakan kembali dan memberi saran terhadap legenda “Sangkuriang” yang telah siswa lihat dan dengar melalui video dengan menggunakan bahasa sendiri. Selesai berdiskusi dengan teman kelompoknya, guru
meminta
perwakilan dari setiap kelompok untuk maju ke depan kelas dan menceritakan hasil diskusi bersama teman kelompoknya. Kemudian guru memberi penilaian secara langsung kepada siswa. Dokumentasi selama kegiatan pembelajaran pada siklus 1 akan dijelaskan oleh gambar-gambar berikut:
Gambar 4.1 Aktivitas guru dalam menerapkan metode video critic dan siswa memperhatikan dengan seksama.
44
Gambar 4.2 Aktivitas siswa ketika sedang berdiskusi dengan teman kelompoknya.
Gambar 4.3 Aktivitas siswa ketika sedang mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
45
c. Tahap Pengamatan 1) Observasi Aktivitas Pembelajaran Tahap pengamatan pada siklus I ini dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan pembelajaran. Tahap pengamatan ini dilakukan di setiap pertemuan oleh observer yang merupakan teman sejawat peneliti. a) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 20 Agustus 2014, observer memberikan penilaian terhadap aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya. No
Aspek yang dinilai
1
Guru membentuk siswa ke dalam beberapa kelompok.
2
Penilaian SB
B
C
√
Sebelum video ditayangkan, guru meminta siswa √
untuk mengomentari atau mengkritisi
video
yang
akan ditayangkan. 3
Guru meminta siswa untuk menyimak
video
yang
√
ditayangkan. 4
Guru memutar video.
5
Guru meminta siswa untuk berdiskusi bersama teman
√ √
kelompoknya. 6
Guru memberi penilaian secara langsung terhadap
√
K
SK
46
siswa. Tabel 4.1: Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Pertemuan Pertama Berdasarkan tabel observasi aktivitas mengajar guru di atas, dapat dilihat bahwa aktivitas mengajar guru pada beberapa aspek sudah menunjukkan kategori baik, tetapi untuk aspek guru dalam meminta siswa untuk mengomentari atau mengkritisi video dan memberi penilaian secara langsung terhadap siswa perlu ditingkatkan lagi.
No 1
Penilaian
Aspek yang dinilai Siswa
membentuk
SB ke
dalam beberapa kelompok. 2
B
C
K
SK
√
Siswa akan mengomentari atau
mengkritisi
√
video
yang telah ditayangkan. 3
Siswa
menyimak
video
yang ditayangkan. 4
Siswa melihat video yang ditayangkan oleh guru.
5
Siswa berdiskusi bersama teman kelompoknya.
6
Siswa menerima penilaian secara langsung dari guru.
√ √ √ √
Tabel 4.2: Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan Pertama Berdasarkan tabel observasi aktivitas belajar siswa di atas, dapat dilihat bahwa aktivitas belajar siswa pada beberapa aspek sudah menunjukkan kategori baik, tetapi untuk aspek siswa akan
47
mengomentari atau mengkritisi video dan siswa menerima penilaian secara langsung dari guru perlu ditingkatkan lagi. b) Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 21 Agustus 2014, observer memberikan penilaian terhadap aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya. No
Aspek yang dinilai
1
Guru membentuk siswa ke
Penilaian SB
B
K
√
dalam beberapa kelompok. 2
C
Sebelum video ditayangkan, guru meminta siswa untuk mengomentari atau mengkritisi
video
√
yang
akan ditayangkan. 3
Guru meminta siswa untuk menyimak
video
yang
√
ditayangkan. 4
Guru memutar video.
5
Guru meminta siswa untuk berdiskusi bersama teman
√ √
kelompoknya. 6
Guru memberi penilaian secara langsung terhadap
√
siswa. Tabel 4.3: Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Pertemuan Kedua
SK
48
Berdasarkan tabel observasi aktivitas mengajar guru di atas, dapat dilihat bahwa aktivitas mengajar guru pada beberapa aspek sudah menunjukkan kategori baik, tetapi untuk aspek guru dalam membentuk
siswa
ke
dalam
beberapa
kelompok
perlu
ditingkatkan lagi.
No 1
Penilaian
Aspek yang dinilai Siswa
membentuk
SB
B
ke
K
SK
√
dalam beberapa kelompok. 2
C
Siswa akan mengomentari atau
mengkritisi
√
video
yang telah ditayangkan. 3
Siswa
menyimak
video
yang ditayangkan. 4
Siswa melihat video yang ditayangkan oleh guru.
5
Siswa berdiskusi bersama teman kelompoknya.
6
Siswa menerima penilaian secara langsung dari guru.
√ √ √ √
Tabel 4.4: Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan Kedua Berdasarkan tabel observasi aktivitas belajar siswa di atas, dapat dilihat bahwa aktivitas belajar siswa pada beberapa aspek sudah menunjukkan kategori baik, tetapi untuk aspek siswa membentuk
dalam beberapa kelompok dan
siswa akan
mengomentari dan mengkritisi video yang telah ditampilkan perlu ditingkatkan lagi.
49
c) Pertemuan Ketiga Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu, 27 Agustus 2014, observer memberikan penilaian terhadap aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya. No
Aspek yang dinilai
1
Guru membentuk siswa ke dalam beberapa kelompok.
2
Penilaian SB
B
C
K
SK
√
Sebelum video ditayangkan, guru meminta siswa √
untuk mengomentari atau mengkritisi
video
yang
akan ditayangkan. 3
Guru meminta siswa untuk menyimak
video
√
yang
ditayangkan. 4
Guru memutar video.
5
Guru meminta siswa untuk
√
berdiskusi bersama teman
√
kelompoknya. 6
Guru memberi penilaian secara langsung terhadap
√
siswa. Tabel 4.5: Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Pertemuan Ketiga Berdasarkan tabel observasi aktivitas mengajar guru di atas, dapat dilihat bahwa aktivitas mengajar guru pada pertemuan ketiga ini sudah menunjukkan kategori baik terutama pada aspek
50
meminta siswa dalam membentuk beberapa kelompok dan memutar video.
No 1
Penilaian
Aspek yang dinilai Siswa
membentuk
SB ke
dalam beberapa kelompok. 2
B
C
K
SK
√
Siswa akan mengomentari atau
mengkritisi
√
video
yang telah ditayangkan. 3
Siswa
menyimak
video
√
yang ditayangkan. 4
Siswa melihat video yang ditayangkan oleh guru.
5
√
Siswa berdiskusi bersama teman kelompoknya.
6
Siswa menerima penilaian secara langsung dari guru.
√ √
Tabel 4.6: Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan Ketiga Berdasarkan tabel hasil observasi aktivitas belajar siswa di atas, pada pertemuan ketiga ini aktivitas belajar siswa sudah menunjukkan kategori baik terutama pada aspek membentuk kelompok dan melihat video yang ditayangkan oleh guru. 2) Penilaian Pembelajaran Siklus I Penilaian pembelajaran siklus I dilaksanakan untuk mengukur keterampilan berbicara siswa setelah diberikan perlakuan dengan metode video critic. Tes akhir siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 28 Agustus 2014. Pada tes akhir siklus I ini seluruh siswa kelas V
51
hadir dengan jumlah 24 siswa. Hasil penilaian pembelajaran pada siklus I dapat dilihat pada table berikut:
KesesuaiNo
Nama
an isi pembicara
Ketepatan logika urutan berbicara
Ketepatan detil peristiwa
Ketepatan
Ketepatan
Jum-
kata
kalimat
lah
Nilai
Skor
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1
A
√
√
√
2
B
√
3
C
√
4
D
√
√
√
5
E
√
√
√
6
F
√
√
7
G
√
√
8
H
√
9
I
√
√
√
10
J
√
√
√
11
K
√
√
√
12
L
√
√
√
13
M
14
N
15
O
√
√
16
P
√
√
17
Q
18
R
19
S
√
20
T
√
21
U
√
22
V
√
√
12
48
√
√
√
√
10
40
√
√
√
√
11
44
16
64
√
14
56
√
√
12
48
15
60
11
44
13
52
11
44
12
48
10
40
18
72
√ √
√
√
√ √
√
√
√
13
52
√
√
√
10
40
√
√
√
10
40
√
√
12
48
16
64
√
12
48
√
11
44
15
60
20
80
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√ √
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√ √
√
52
23
W
√
√
24
X
√
√
√
√
14
56
√
12
48
Jumlah
310
1240
Rata-rata
12.91
51.67
√
√ √
Tabel 4.7: Hasil Penilaian Pembelajaran Keterampilan Berbicara Siklus I Berdasarkan tabel penilaian pembelajaran keterampilan berbicara siklus I di atas diperoleh rata-rata nilai siswa 51.67. Selanjutnya akan dijelaskan pada grafik perolehan nilai siswa berikut ini: 14 12 10 8 6 4 2 0 40-50
51-60
61-70
71-80
Grafik 4.1: Perolehan Nilai Siswa Siklus I Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa dari 24 siswa yang mengikuti tes akhir siklus I ada 14 orang siswa yang mendapatkan nilai dari 40 sampai 50, 6 orang siswa mendapatkan nilai dari 51 sampai 60, 2 orang siswa mendapatkan nilai 61 sampai 70, dan 2 orang siswa mendapatkan nilai dari 71 sampai 80. d. Tahap Refleksi Berdasarkan data yang diperoleh melalui lembar observasi aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa, serta hasil penilaian keterampilan berbicara pada siklus I, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
53
1) Guru a) belum maksimal dalam menggunakan meetode video critic. b) belum maksimal dalam memfokuskan siswa untuk melihat dan mendengar video. c) belum menguasai kelas. 2) Siswa a) belum terlibat dalam penggunaan metode dan media pembelajaran. b) belum cepat tanggap yang disampaikan oleh guru. c) belum percaya diri untuk berbicara di depan teman-temannya. Berdasarkan hasil penilaian keterampilan berbicara, dari 24 siswa yang mengikuti tes akhir siklus I, baru dua orang siswa yang sudah mencapai nilai KKM, ini menunjukkan bahwa pembelajaran siklus I belum maksimal dan masih perlu dilanjutkan pada siklus selanjutnya. Berdasarkan temuan kegiatan pembelajaran dan penilaian pada siklus I, maka peneliti berencana melakukan perbaikan-perbaikan pada kegiatan pembelajaran siklus II. Rencana perbaikan tersebut antara lain: 1) Memaksimalkan penggunaan metode dan media pembelajaran. 2) Menerapkan langkah-langkah metode video critic dengan baik. 3) Memfokuskan perhatian siswa dalam melihat dan mendengar video yang ditampilkan oleh guru. 4) Memberikan reward kepada siswa yang berani berbicara di depan kelas. 5) Mengatur siswa yang gaduh dan tidak disiplin saat proses pembelajaran. 2. Tindakan Pembelajaran Siklus II Tindakan
pembelajaran
siklus
II merupakan
tindakan
lanjutan
berdasarkan hasil refleksi pada tindakan pembelajaran siklus I. Kegiatan penelitian pada siklus II dilaksanakan tiga kali pertemuan, setiap
54
pertemuannya 2x35 menit (2 jam pembelajaran). Adapun tahap tindakan pembelajaran pada siklus II adalah: a. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan siklus II ini dimulai dengan menyiapkan instrumen pembelajaran yang dibuat sendiri oleh peneliti, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan materi ajar, membuat soal akhir tes keterampilan berbicara siswa, menyiapkan metode dan media pembelajaran, serta menyiapkan lembar pengamatan aktivitas belajar siswa dan lembar pengamatan aktivitas mengajar guru, serta keperluan lainnya. Materi yang akan dibahas pada siklus II ini adalah menceritakan kembali, memberi tanggapan, menyebutkan masalah, memberi saran yang terjadi dari peristiwa dongeng “Keong Mas, Timun Mas” dan hikayat “Semut dan Belalang” yang didengar dan dilihat melalui video yang ditampilkan oleh guru. Target yang ingin dicapai pada siklus II ini adalah siswa mampu menceritakan kembali hikayat “Semut dan Belalang” dengan menggunakan bahasa sendiri berdasarkan apa yang dilihat dan didengar.
b. Tahap Pelaksanaan 1) Pertemuan Keempat Pertemuan keempat pada siklus II ini dilaksanakan pada hari Rabu, 03 September 2014. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x35menit) yang dimulai pukul 11:20 WIB sampai dengan 12:20 WIB. Pokok bahasan yang disampaikan adalah menceritakan peristiwa dan memberi tanggapan dari dongeng “Keong Mas” dari apa yang dilihat dan didengar melalui video yang ditampilkan oleh guru. Pada pertemuan keempat ini, siswa yang hadir berjumlah 23 siswa. Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini sama halnya dengan kegiatan pembelajaran pada siklus I diawali dengan membuka
55
pelajaran,
melakukan
Pembelajaran
apersepsi
selanjutnya,
dan
peneliti
mengkondisikan
siswa.
menyampaikan
tujuan
pembelajaran, memberikan penjelasan kembali mengenai penerapan metode video critic, yaitu guru menjelaskan materi pelajaran hari ini tentang peristiwa dari dongeng “Keong Mas”. Setelah tahap pertama dikerjakan, selanjutnya guru memperlihatkan video, guru meminta siswa untuk melihat dan mendengar video tersebut, kemudian setelah selesai, guru meminta siswa untuk menceritakan kembali dan memberi tanggapan dengan menggunakan bahasa sendiri. Selesai berdiskusi dengan teman kelompoknya, guru meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk maju ke depan kelas dan menceritakan hasil diskusi bersama teman kelompoknya. Kemudian guru memberi penilaian secara langsung kepada siswa. 2) Peretemuan Kelima Pertemuan kelima ini dilaksanakan pada hari Kamis, 04 September 2014. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x35menit) yang dimulai pukul 08:50 WIB sampai dengan 09:50 WIB. Pokok bahasan yang disampaikan adalah menyebutkan masalah yang terjadi dan menceritakan kembali dongeng “Timun Mas” dari apa yang dilihat dan didengar melalui video yang ditampilkan oleh guru. Pada pertemuan kelima ini, seluruh siswa hadir dengan jumlah 24 siswa. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kelima ini diawali dengan
membuka
mengkondisikan menyampaikan
pelajaran,
siswa. tujuan
melakukan
Pembelajaran pembelajaran,
apersepsi
selanjutnya, memberikan
dan
peneliti penjelasan
kembali mengenai penerapan metode video critic, yaitu guru menjelaskan materi pelajaran hari ini tentang peristiwa dari dongeng “Timun Mas”. Setelah tahap pertama dikerjakan, selanjutnya guru memperlihatkan video, guru meminta siswa untuk melihat dan mendengar video tersebut, kemudian setelah selesai, guru meminta
56
siswa untuk menyebutkan masalah yang terjadi dan menceritakan kembali dengan menggunakan bahasa sendiri. Selesai berdiskusi dengan teman kelompoknya, guru meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk maju ke depan kelas dan menceritakan hasil diskusi bersama teman kelompoknya. Kemudian guru memberi penilaian secara langsung kepada siswa. 3) Pertemuan Keenam Pertemuan keenam ini dilaksanakan pada hari Rabu, 10 September 2014. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x35menit) yang dimulai pukul 11:20 WIB sampai dengan 12:20 WIB. Pokok bahasan yang disampaikan adalah menyebutkan masalah yang terjadi dan menceritakan kembali dongeng “Timun Mas” dari apa yang dilihat dan didengar melalui video yang ditampilkan oleh guru. Pada pertemuan kelima ini, seluruh siswa hadir dengan jumlah 24 siswa. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan keenam ini diawali dengan
membuka
mengkondisikan menyampaikan
pelajaran,
siswa. tujuan
melakukan
Pembelajaran pembelajaran,
apersepsi
selanjutnya, memberikan
dan
peneliti penjelasan
kembali mengenai penerapan metode video critic, yaitu guru menjelaskan materi pelajaran hari ini tentang peristiwa dari hikayat “Semut dan Belalang”. Setelah tahap pertama dikerjakan, selanjutnya guru memperlihatkan video, guru meminta siswa untuk melihat dan mendengar video tersebut, kemudian setelah selesai, guru meminta siswa untuk menceritakan kembali dan memberi saran dengan menggunakan bahasa sendiri. Selesai berdiskusi dengan teman kelompoknya, guru meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk maju ke depan kelas dan menceritakan hasil diskusi bersama teman kelompoknya. Kemudian guru memberi penilaian secara langsung kepada siswa.
57
Dokumentasi selama kegiatan pembelajaran pada siklus II akan dijelaskan oleh gambar-gambar berikut ini:
Gambar 4.4 Aktivitas guru ketika menerapkan metode video critic tanpa proyektor, namun siswa tetap memperhatikan dengan seksama.
Gambar 4.5 Aktivitas siswa ketika berdiskusi dengan teman kelompoknya.
58
Gambar 4.6 Kegiatan siswa ketika sedang mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. c. Tahap Pengamatan 1) Observasi Aktivitas Pembelajaran Tahap pengamatan pada siklus II ini dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan pembelajaran. Tahap pengamatan ini dilakukan pada setiap pertemuan oleh observer yang merupakan teman sejawat peneliti. a) Pertemuan Keempat Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Rabu, 03 September 2014, observer memberikan penilaian terhadap aktivitas
guru
dan
siswa
selama
proses
pembelajaran
berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya.
No
Aspek yang dinilai
1
Guru membentuk siswa ke dalam beberapa kelompok.
Penilaian SB
B √
C
K
SK
59
2
Sebelum video ditayangkan, guru meminta siswa √
untuk mengomentari atau mengkritisi
video
yang
akan ditayangkan. 3
Guru meminta siswa untuk menyimak
video
yang
√
ditayangkan. √
4
Guru memutar video.
5
Guru meminta siswa untuk √
berdiskusi bersama teman kelompoknya. 6
Guru memberi penilaian √
secara langsung terhadap siswa.
Tabel 4.8: Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Pertemuan Keempat Berdasarkan tabel observasi aktivitas mengajar guru di atas, dapat dilihat bahwa aktivitas mengajar guru pada pertemuan keempat dalam siklus II ini semua aspek yang diamati sudah menunjukkan kategori baik. Terutama untuk aspek guru meminta siswa untuk menyimak video yang ditayangkan dan guru memutar video.
No 1
Penilaian
Aspek yang dinilai Siswa
membentuk
SB ke
dalam beberapa kelompok. 2
Siswa akan mengomentari atau
mengkritisi
video
B √ √
C
K
SK
60
yang telah ditayangkan. 3
Siswa
menyimak
video
yang ditayangkan. 4
Siswa melihat video yang ditayangkan oleh guru.
5
√ √
Siswa berdiskusi bersama
√
teman kelompoknya. 6
Siswa menerima penilaian
√
secara langsung dari guru.
Tabel 4.9: Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan Keempat Berdasarkan tabel hasil observasi aktivitas belajar siswa di atas, dapat dilihat bahwa aktivitas belajar siswa pada pertemuan ini sudah menunjukkan kategori baik terutama pada aspek menyimak dan melihat video yang ditayangkan.
b) Pertemuan Kelima Pertemuan kelima dilaksanakan pada hari Kamis, 04 September 2014, observer memberikan penilaian terhadap aktivitas
guru
dan
siswa
selama
proses
pembelajaran
berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya.
No
Aspek yang dinilai
1
Guru membentuk siswa ke
Penilaian SB
√
dalam beberapa kelompok. 2
Sebelum video ditayangkan, guru meminta siswa untuk mengomentari atau
B
√
C
K
SK
61
mengkritisi
video
yang
akan ditayangkan. 3
Guru meminta siswa untuk menyimak
video
yang
√
ditayangkan. √
4
Guru memutar video.
5
Guru meminta siswa untuk √
berdiskusi bersama teman kelompoknya. 6
Guru memberi penilaian √
secara langsung terhadap siswa.
Tabel 4.10: Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Pertemuan Kelima Berdasarkan tabel observasi aktivitas mengajar guru di atas, pada pertemuan ini aktivitas mengajar guru sudah menunjukkan kategori baik untuk semua aspek yang diamati.
No 1
Penilaian
Aspek yang dinilai Siswa
membentuk
SB ke
dalam beberapa kelompok. 2
B
√
Siswa akan mengomentari atau
mengkritisi
video
√
yang telah ditayangkan. 3
Siswa
menyimak
video
√
yang ditayangkan. 4
Siswa melihat video yang ditayangkan oleh guru.
5
Siswa berdiskusi bersama
√ √
C
K
SK
62
teman kelompoknya. 6
Siswa menerima penilaian
√
secara langsung dari guru.
Tabel 4.11: Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan Kelima Berdasarkan tabel hasil observasi aktivitas belajar siswa di atas, pada pertemuan ini aktivitas belajar siswa sudah menunjukkan kategori baik untuk semua aspek yang diamati.
c) Pertemuan Keenam Pertemuan keenam dilaksanakan pada hari Rabu, 10 September 2014, observer memberikan penilaian terhadap aktivitas
guru
dan
siswa
selama
proses
pembelajaran
berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya.
No
Aspek yang dinilai
1
Guru membentuk siswa ke dalam beberapa kelompok.
2
Penilaian SB √
Sebelum video ditayangkan, guru meminta siswa untuk mengomentari atau mengkritisi
video
√
yang
akan ditayangkan. 3
Guru meminta siswa untuk menyimak
video
yang
√
ditayangkan. 4
Guru memutar video.
√
5
Guru meminta siswa untuk
√
B
C
K
SK
63
berdiskusi bersama teman kelompoknya. 6
Guru memberi penilaian √
secara langsung terhadap siswa.
Tabel 4.12: Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Pertemuan Keenam Berdasarkan tabel observasi aktivitas mengajar guru di atas, dapat dilihat bahwa aktivitas mengajar guru pada pertemuan terakhir dalam siklus II ini untuk semua aspek yang diamati sudah menunjukkan kategori baik.
No 1
Penilaian
Aspek yang dinilai Siswa
membentuk
SB ke
dalam beberapa kelompok. 2
B
C
K
√
Siswa akan mengomentari atau
mengkritisi
video
√
yang telah ditayangkan. 3
Siswa
menyimak
video
yang ditayangkan. 4
Siswa melihat video yang ditayangkan oleh guru.
5
√ √
Siswa berdiskusi bersama teman kelompoknya.
6
Siswa menerima penilaian secara langsung dari guru.
√ √
Tabel 4.13: Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan Keenam
SK
64
Berdasarkan tabel observasi aktivitas belajar siswa di atas, dapat dilihat bahwa aktivitas mengajar guru pada pertemuan terakhir dalam siklus II ini untuk semua aspek yang diamati sudah menunjukkan kategori baik.
2) PenilaianPembelajaran Siklus II Penilaian pembelajaran pada siklus II dilakukan untuk mengukur keterampilan berbicara siswa setelah diberikan perlakuan dengan metode video critic. Tes akhir siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 11 September 2014. Pada tes akhir siklus II ini seluruh siswa kelas V hadir dengan jumlah 24 siswa. Hasil penilaian pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut: Ketepatan
KesesuaiNo
Nama
logika
an isi pembicara
Ketepatan detil
urutan
peristiwa
berbicara
Ketepatan
Ketepatan
Jum-
kata
kalimat
lah
Nilai
Skor
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1
A
√
√
2
B
√
√
√
√
3
C
√
√
√
4
D
√
√
√
5
E
√
√
6
F
√
√
7
G
√
√
8
H
√
√
9
I
√
√
10
J
11
K
√
√
√
√
12
L
√
√
√
√
13
M
√
√
√
√
√ √ √
76
√
18
72
√
√
18
72
√
√
19
76
√
22
88
√
√
21
84
√
√
20
80
19
76
√
√
√
√
√
19
√ √
√
√
√
√ √
√
20
80
√
√
23
92
√
18
72
√
18
72
21
84
√
65
14
N
√
√
15
O
√
√
16
P
17
Q
√
√
18
R
√
√
19
S
√
√
√
20
T
√
√
√
21
U
√
√
√
22
V
√
23
W
√
24
X
√
√ √
√
√
√
√
20
80
√
√
19
76
20
80
√
√
√
√
√
19
76
√
√
18
72
19
76
√
22
88
√
21
84
√
23
92
19
76
20
80
Jumlah
476
1904
Rata-rata
19.83
79.33
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√ √
√ √
√
Tabel 4.14: Hasil Penilaian Pembelajaran Keterampilan Berbicara Siklus II Berdasarkan tabel hasil penilaian pembelajaran keterampilan berbicara siswa di siklus II diperoleh rata-rata nilai siswa 79.33. Selanjutnya akan dijelaskan pada grafik perolehan nilai siswa berikut ini: 12 10 8 6 4 2 0 70-75
76-80
81-85
86-90
91-95
Grafik 4.2: Perolehan Nilai Siswa Siklus II
66
Berdasarkan grafik perolehan nilai siswa di atas dapat dilihat bahwa dari 24 siswa yang mengikuti tes akhir siklus II ada 5 orang siswa mendapat nilai dari 70 sampai 75, 12 orang siswa mendapat nilai dari 76 sampai 80, 3 orang siswa mendapat nilai dari 81 sampai 85, 2 orang siswa mendapat nilai dari 86 sampai 90, dan 2 orang siswa mendapat nilai dari 91 sampai 95. d. Tahap Refleksi Berdasarkan data yang diperoleh melalui lembar observasi guru dan siswa pada siklus II, maka dapat dijelaskan bahwa proses pembelajaran selama siklus II ini sudah berjalan dengan baik, penerapan metode video critic pada semua tahapan dan langkah-langkah pembelajarannya sudah dilaksanakan dengan baik. Hasil tes keterampilan berbicara siswa pada siklus II sudah menunjukkan peningkatan, hal ini dapat dilihat dari nilai hasil tes akhir siklus II yang menunjukkan semua siswa kelas V telah mencapai nilai KKM 70.00. B.
Analisis Data Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari
berbagai sumber, baik tes maupun non tes. Diantaranya sebagai berikut: 1. Data Hasil Observasi Aktivitas Pembelajaran Selama pelaksanaan pembelajaran, peneliti didampingi oleh teman sejawat yang bertindak sebagai observer. Observer tersebut diberikan lembar observasi yang berfungsi sebagai alat pengamatan untuk mengetahui dan mengukur keterampilan peneliti sebagai guru yang menerapkan inovasi pembelajaran. Pengamatan juga dilakukan untuk mengukur keterampilan siswa dalam berbicara. Kegiatan pengamatan ini dilakukan dalam setiap pertemuan pada siklus I dan siklus II. Indikator ketercapaian keterampilan berbicara siswa dalam penelitian ini adalah apabila lembar observasi aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa selama dua siklus telah menunjukkan kategori baik pada setiap aspek yang diamati.
67
2. Data Hasil Penilaian Keterampilan Berbicara Siswa Dari hasil penilaian keterampilan berbicara siswa pada siklus I dan siklus II diperoleh rata-rata nilai siswa yang digambarkan dalam table sebagai berikut: Tingkat Keterampilan
Hasil Tes Keterampilan Berbicara Siswa
Berbicara Siswa
Siklus I
Siklus II
Nilai tertinggi
80
92
Nilai terendah
40
72
Rata-rata nilai
51.67
79.33
Tabel 4.15: Rekapitulasi Hasil Penilaian Keterampilan Berbicara Siswa Indikator ketercapaian keterampilan berbicara siswa dalam penelitian ini adalah jika seluruh siswa telah mencapai nilai KKM 70 maka penelitian dihentikan. Dilihat dari tabel di atas bahwa rata-rata nilai tes akhir pada siklus I sebesar 51.67 dan rata-rata nilai tes akhir pada siklus II sebesar 79.33, hal tersebut menunjukkan bahwa keterampilan berbicara siswa selama dua siklus ini mengalami peningkatan sebesar 27.66. C.
Pembahasan Pada siklus I yang terdiri dari 3 pertemuan diperoleh data hasil observasi
aktivitas guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Pada pertemuan pertama beberapa aspek aktivitas mengajar guru sudah menunjukkan kategori baik, tetapi pada aspek meminta siswa untuk mengomentari atau mengkritisi dan memberi penilaian secara langsung terhadap siswa perlu ditingkatkan lagi. Begitupun aktivitas belajar siswa pada pertemuan pertama sudah menunjukkan kategori baik, namun ada dua aspek yang perlu ditingkatkan lagi yaitu siswa mengomentari atau mengkritisi video yang telah ditayangkan dan siswa menerima penialaian secara langsung dari guru. Pada pertemuan kedua aspek aktivitas mengajar guru yang belum mencapai kategori baik adalah aspek membentuk siswa ke dalam beberapa kelompok, sedangkan aktivitas belajar siswa pada pertemuan kedua ini aspek yang belum menunjukkan kategori baik adalah
68
membentuk ke dalam beberapa kelompok dan mengomentari serta mengkritisi video yang telah ditayangkan. Selanjutnya pada pertemuan ketiga yang merupakan pertemuan terakhir pada siklus I ini dapat dilihat bahwa aktivitas mengajar guru untuk semua aspek sudah menunjukkan kategori baik. Demikian halnya dengan aktivitas belajar siswa pada semua aspek sudah menunjukkan kategori baik terutama untuk aspek membentuk ke dalam beberapa kelompok dan melihat video yang ditayangkan oleh guru. Pada akhir siklus I dilakukan tes untuk mengukur keterampilan berbicara siswa setelah diberi perlakuan dengan menggunakan metode video critic. Berdasarkan hasil tes akhir siklus I diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 51.67. Dari 24 siswa yang mengikuti tes akhir siklus I hanya dua orang siswa yang mencapai nilai KKM 70. Hal tersebut berarti masih perlu ditingkatkan lagi proses pembelajaran pada siklus selanjutnya. Pada siklus II tindakan pembelajaran dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan, selama tindakan pembelajaran siklus II ini diperoleh data hasil observasi aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa. Pada pertemuan keempat aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa pada semua aspek yang diamati sudah menunjukkan kategori baik terutama untuk aspek menyimak dan melihat video. Pada pertemuan kelima, diperoleh data observasi aktivitas mengajar guru sudah menunjukkan kategori baik. Sedangkan untuk aktivitas belajar siswa pada pertemuan ini dapat dilihat bahwa semua aspek yang diamati sudah menunjukkan kategori baik. Pada pertemuan keenam yang merupakan pertemuan terakhir dalam tindakan pembelajaran siklus II diperoleh data observasi aktivitas mengajar guru sudah menunjukkan kategori baik untuk semua aspek yang diamati. Demikian halnya untuk data observasi aktivitas belajar siswa pada pertemuan ini pada semua aspek yang diamati juga sudah menunjukkan kategori baik. Selanjutnya, pada akhir siklus II dilakukan tes untuk mengukur peningkatan keterampilan berbicara siswa setelah diberi perlakuan dengan menggunakan metode video critic. Dari 24 siswa yang mengikuti tes akhir siklus II seluruh siswa sudah mencapai nilai KKM. Rata-rata nilai keterampilan menyimak siswa pada siklus II adalah 79.33, jika dibandingkan dengan rata-rata nilai keterampilan
69
berbicara siswa pada siklus I sebesar 51.67, maka pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 27.66. Hal tersebut menunjukkan tindakan penelitian berhenti di siklus II, karena tindakan pembelajaran pada siklus II berhasil meningkatkan keterampilan berbicara siswa.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A.
Simpulan Berdasarkan lembar observasi aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar
siswa pada siklus I masih memerlukan peningkatan lagi, khususnya pada aspek guru meminta siswa untuk mengomentari atau mengkritisi dan memberi penilaian secara langsung terhadap siswa, serta membentuk siswa ke dalam beberapa kelompok. Sedangkan pada siklus II hasil observasi aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa sudah menunjukkan kategori baik, bahkan ada beberapa aspek yang menunjukkan kategori sangat baik. Dari data hasil observasi, telah menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II. Dengan demikian, maka metode video critic dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Selanjutnya, pembelajaran dengan menggunakan metode video critic dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa kelas V MI Nurul Islam. Hal ini dapat dibuktikan bahwa analisis yang diperoleh dari hasil pada siklus I dan siklus II. Perolehan nilai rata-rata siswa pada siklus I sebesar 51.67 dari 24 siswa yang mengikuti tes akhir siklus I terdapat dua orang siswa yang nilainya mencapai KKM. Selanjutnya pada siklus II nilai rata-rata siswa adalah 79.33, pada siklus II ini mengalami peningkatan sebesar 27.66 dan nilai seluruh siswa sudah mencapai KKM. Hal tersebut menunjukkan bahwa tindakan penelitian berhenti di siklus II, karena tindakan pembelajaran pada siklus II berhasil meningkatkan keterampilan berbicara siswa. B.
Saran Dari simpulan yang telah dipaparkan di atas bahwa metode video critic
dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Dengan demikian, peneliti ingin memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi Guru Metode video critic sebagai sumber referensi dalam upaya memperbaiki dan menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan khususnya
70
71
dalam pembelajaran keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. 2. Bagi Siswa Dengan metode video critic ini mampu meningkatkan keterampilan berbahasa siswa khususnya keterampilan berbicara. Kemudian siswa menjadi lebih aktif dan termotivasi dalam kegiatan pembelajaran, berani dalam mengungkapkan pendapat, tanggapan, saran dan kritik, sehingga siswa mendapatkan pengalaman yang lebih berkesan dalam belajarnya. 3. Bagi Sekolah Metode video critic ini merupakan salah satu metode yang dapat menjadi rujukan dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Alek dan Achmad. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2011. Alfin, Jauharoti, Muhammad Thohri, dkk. Bahasa Indonesia I. Surabaya: Learning Assistance Program for Islamic School-Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. 2008. Cahyani, Isah dan Hodijah. Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD. Bandung: UPI PRESS. 2007. Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 2012. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2010. Fathurrohman, Pupuh. dan M. Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar – Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: PT Refika Aditama. 2009. Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011. Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Edisi Kedua. Jakarta: PT Indeks. 2010. Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011. Masitoh dan Laksmi Dewi. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. 2009. Nata, Abuddin. Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2009. Nurgiyantoro, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasa berbasis kompetensi. Yogyakarta: UNY. Resmini, Novi dan Dadan Juanda. Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi. Bandung: UPI PRESS. 2007. Rozak, Abd dan Maifalinda Fatra. Bahan Ajar PLPG Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah. 2010. 72
73
Sadhono, Kundharu dan Slamet. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Bandung: Karya Putra Darwati. 2012. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. 2006. Silberman, Melvin L. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. 2009. Silberman, Melvin L. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. 2012. Siregar, Eveline dan Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. 2010. Sudjiono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2012. Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2011. Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2010. Tarigan, Henry Guntur. Berbicara Sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. 2008. http://rapendik.com/program/pengayaan-pembelajaran/keterampilan/2118pengertian-ketrampilan-dan-jenisnya.html http://sakinahunpak.blogspot.com/2013/07/a_9.html?m=1 http://www.sarjanaku.com/2011/05/media-audio-visual.html?m=1
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
: Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 2
: Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah
Lampiran 3
: Permohonan Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 4
: Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 5
: Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru
Lampiran 6
: Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Lampiran 7
: Instrumen Soal Keterampilan Berbicara Siklus I
Lampiran 8
: Instrumen Soal Keterampilan Berbicara Siklus II
Lampiran 9
: Transkrip Hasil Rekaman Keterampilan Berbicara Siswa Siklus I
Lampiran 10 : Transkrip Hasil Rekaman Keterampilan Berbicara Siswa Siklus II Lampiran 11 : Hasil Penilaian Siklus I Lampiran 12 : Hasil Penilaian Siklus II Lampiran 13 : Foto-foto Kegiatan Penelitian Lampiran 14 : Lembar Uji Referensi Lampiran 15 : Profil Madrasah Lampiran 16 : Biografi Penulis
74
75
76
77
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Nama Sekolah
: MI Nurul Islam
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: V/ Ganjil
Pertemuan Ke -
: I (Satu)
Alokasi Waktu
: 2 x 35 Menit
Standar Kompetensi
:
2.
Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan, menceritakan hasil pengamatan atau wawancara.
Kompetensi Dasar
:
2.1. Menanggapi suatu persoalan atau peristiwa dan memberikan saran pemecahannya dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa. Indikator
:
Menjelaskan pengertian persoalan atau peristiwa.
Menyebutkan beberapa persoalan atau peristiwa.
Mengusulkan tanggapan mengenai persoalan atau peristiwa melalui video tanah longsor.
Tujuan Pembelajaran
:
Siswa dapat menjelaskan pengertian persoalan atau peristiwa.
Siswa dapat menyebutkan beberapa persoalan atau peristiwa.
Siswa dapat mengusulkan tanggapan mengenai persoalan atau peristiwa melalui video tanah longsor.
Materi Ajar
: Memberi tanggapan terhadap peristiwa melalui video yang ditayangkan.
Metode Pembelajaran
: Diskusi , Tanya Jawab, dan video critic (memberi kritik terhadap video yang ditayangkan).
Nilai Karakter
Aktif
Kerjasama
Kreatif
Disiplin
Percaya Diri
Tanggap
:
Langkah-langkah Pembelajaran Tahap Pembelajaran Kegiatan Awal
:
Kegiatan Guru
Nilai
Kegiatan Siswa
Karakter
Guru memulai pelajaran dengan Siswa menjawab salam.
Disiplin Aktif
mengucap salam. Guru menanyakan kabar siswa, Siswa berdoa bersama-sama. kemudian memerintahkan ketua kelas
untuk
memimpin
Percaya diri Tanggap
doa
sebelum belajar. Guru
melakukan
kegiatan Siswa melakukan intruksi yang
motivasi melalui Ice Breaking.
diberikan oleh guru.
Guru menanyakan kepada siswa Siswa menjawab pertanyaan materi yang telah dibahas pada
dan menyimak penjelasan dari
pertemuan
guru.
sebelumnya
dan
mengaitkan dengan materi yang akan dibahas pada pertemuan ini. Guru menyampaikan indikator Siswa mendengarkan apa yang pencapaian
kompetensi
yang
guru sampaikan.
diharapkan. Kegiatan Inti
Eksplorasi Guru bertanya kepada siswa: Siswa
menjawab
sesuai Disiplin
“apa yang kamu ketahui tentang
Aktif
pengetahuan mereka.
Berani
peristiwa?”. Guru
membentuk
ke Siswa membentuk ke dalam Tanggap
siswa
dalam beberapa kelompok. Sebelum guru
video
meminta
ditayangkan, Siswa siswa
Percaya
beberapa kelompok.
untuk
mengomentari atau mengkritisi
akan
mengomentari
diri
atau mengkritisi video yang Kerjasama Kreatif
telah ditayangkan.
video yang akan ditayangkan. Guru meminta siswa untuk Siswa menyimak video yang menyimak
video
yang
ditayangkan oleh guru.
ditayangkan. Guru memutar video.
Siswa melihat video yang ditayangkan oleh guru.
Elaborasi Guru meminta siswa untuk Siswa berdiskusi
bersama
teman
berdiskusi
bersama Aktif Berani
teman kelompoknya.
Percaya
kelompoknya. Setelah siswa berdiskusi dengan teman
kelompoknya,
bertanya
kepada
guru
Siswa
menjawab
sesuai
Tanggap
dengan kemampuannya.
siswa
“sebutkan beberapa peristiwa yang pernah sebutkan
kalian
beberapa
alami!, peristiwa
yang kalian ketahui!” Guru meminta perwakilan dari
Perwakilan
dari
kelompok
kelompok untuk menceritakan
menceritakan hasil diskusi di
hasil diskusi yang telah dibahas
depan teman-temannya.
bersama kelompoknya. Guru
memperhatikan
siswa
pada saat siswa menceritakan
Siswa
menceritakan
diri
hasil
diskusi dengan diperhatikan
“tanah
peristiwa melalui
video
longsor”
yang
oleh guru.
telah
ditampilkan. Guru meminta kelompok lain
Kelompok lain mengusulkan
untuk mengusulkan tanggapan
tanggapan
terhadap
kemampuannya.
kelompok
yang
sesuai
dengan
berbicara. Guru memberi penilaian secara langsung terhadap siswa..
Siswa
menerima
penilaian
secara langsung dari guru.
Konfirmasi Guru
memberi
kepada
siswa
kesempatan Siswa untuk
materi Aktif
menanyakan
Percaya
yang belum dimengerti.
menanyakan materi yang belum
diri Tanggap
dimengerti. Guru memberikan penjelasan Siswa
Kegiatan Penutup
menyimak
dengan
mengenai materi hari ini dan
seksama dan penuh perhatian,
melakukan pelurusan apabila
serta mencatat hal-hal penting
terjadi salah pemahaman siswa.
yang disampaikan guru.
Guru bersama siswa bersama- Siswa menyimak kesimpulan sama memberikan kesimpulan
Objektif
dari guru.
Percaya
kegiatan pembelajaran hari ini. Guru
dan
siswa
Aktif
menutup Siswa
dan
guru
menutup
diri
pembelajaran dengan doa dan
pembelajaran dengan doa dan
Berani
salam.
salam.
Religius
Alat dan Sumber Belajar
:
1.
Buku Paket Bahasa Indonesia Kelas V Pegangan Guru.
2.
Buku Paket Bahasa Indonesia Kelas V untuk Siswa.
3.
Video mengenai “Tanah Longsor”.
, Mengetahui, Kepala Sekolah
H. Taufiq Hidayat, S.Pd.I
Guru Mata Pelajaran
Dewi Nurzanah
Lampiran Uraian Materi Peristiwa Peristiwa adalah kejadian-kejadian luar biasa atau menarik perhatian yang benar-benar terjadi. Misalkan bencana alam dan pertandingan olah raga. Adapun peristiwa fiktif adalah peristiwa khayalan hasil rekaan manusia, karangan berupa peristiwa fiktif termasuk karya non ilmiah. Seperti cerpen, novel, drama, legenda dan dongeng. Macam-macam peristiwa yang kita ketahui: 1. Gunung meletus
4. Hutan gundul
2. Tsunami
5. Kebakaran
3. Tanah longsor
6. Banjir
Cara Menanggulangi Tanah Longsor: 1. Menjaga kelestarian pepohonan yang berada di lereng bagian atas pemukiman. 2. Membuat drainase (gorong-gorong/ saluran air di permukaan atau bawah tanah) untuk penyerapan air hujan, sehingga tanah tidak cepat cembung. 3. Segera menutup retakan dengan tanah lembung, agar air tidak masuk ke dalam tanah melalui retakan. 4. Jangan menebang pepohonan di lereng, agar tanah tidak longsor. 5. Jangan mencetak sawah baru dan membuat kolam pada lereng bagian atas pemukiman. 6. Jangan mendirikan bangunan atau pemukiman di daerah tebing yang terjal. 7. Jangan melakukan penggalian di bawah tebing yang terjal. 8. Segera mengungsi ke daerah yang aman. 9. Laporkan segera ke kepala desa atau kelurahan setempat jika terjadi bencana tanah longsor.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Nama Sekolah
: MI Nurul Islam
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: V/ Ganjil
Pertemuan Ke -
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 2 x 35 Menit
Standar Kompetensi
:
2.
Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan, menceritakan hasil pengamatan atau wawancara.
Kompetensi Dasar
:
2.1. Menanggapi suatu persoalan atau peristiwa dan memberikan saran pemecahannya dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa. Indikator
:
Membandingkan cerita fiksi dan cerita non fiksi.
Menyebutkan masalah yang terjadi pada cerita bawang merah dan bawang putih yang sudah ditampilkan melalui video.
Memberi kritik untuk cerita bawang merah dan bawang putih yang sudah ditampilkan melalui video.
Tujuan Pembelajaran
:
Siswa dapat membandingkan cerita fiksi dan cerita non fiksi.
Siswa dapat menyebutkan masalah yang terjadi pada cerita bawang merah dan bawang putih yang sudah ditampilkan melalui video.
Siswa dapat memberi kritik untuk cerita bawang merah dan bawang putih yang sudah ditampilkan melalui video.
Materi Ajar
: Memberi tanggapan pemecahan terhadap peristiwa yang ia lihat.
Metode Pembelajaran
: Diskusi , Tanya Jawab, dan video critic (memberi
kritik terhadap video yang ditayangkan). Nilai Karakter Siswa
Aktif
Kerjasama
Kreatif
Disiplin
Percaya Diri
Tanggap
:
Langkah-langkah Pembelajaran Tahap Pembelajaran Kegiatan Awal
:
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Guru memulai pelajaran dengan Siswa menjawab salam. Guru menanyakan kabar siswa, Siswa berdoa bersama-sama. kemudian memerintahkan ketua untuk
memimpin
melakukan
kegiatan Siswa melakukan intruksi yang diberikan oleh guru.
Guru menanyakan kepada siswa Siswa menjawab pertanyaan materi yang telah dibahas pada
dan menyimak penjelasan dari
pertemuan
guru.
sebelumnya
dan
mengaitkan dengan materi yang akan dibahas pada pertemuan ini. Guru menyampaikan indikator Siswa mendengarkan apa yang
diharapkan.
kompetensi
yang
Percaya Tanggap
doa
motivasi melalui Ice Breaking.
pencapaian
Disiplin
diri
sebelum belajar. Guru
Karakter Aktif
mengucap salam.
kelas
Nilai
guru sampaikan.
Kegiatan Inti
Eksplorasi Guru bertanya kepada siswa: Siswa “masih ingatkah kalian tentang
sesuai Disiplin
menjawab
Aktif
pengetahuan mereka.
bencana
yang
kemarin
Berani
ditampilkan
melalui
video?”
Tanggap
”bagaimana cara menanggula-
Percaya
nginya?”.
diri
Guru menjelaskan perbandingan Siswa
memperhatikan Kerjasama perbandingan cerita fiksi dan Kreatif
cerita fiksi dan non fiksi.
non fiksi yang disampaikan oleh guru. Guru
membentuk
ke Siswa membentuk ke dalam
siswa
dalam beberapa kelompok. Sebelum guru
video
meminta
beberapa kelompok.
ditayangkan, Siswa siswa
untuk
mengomentari atau mengkritisi
akan
mengomentari
atau mengkritisi video yang telah ditayangkan.
video yang akan ditayangkan. Guru meminta siswa untuk Siswa menyimak video yang menyimak
video
yang
ditayangkan oleh guru.
ditayangkan. Guru memutar video.
Siswa melihat video yang ditayangkan oleh guru.
Elaborasi Guru meminta siswa untuk Siswa berdiskusi
bersama
teman
berdiskusi
bersama Aktif Berani
teman kelompoknya.
Percaya
kelompoknya. Setelah siswa berdiskusi dengan Perwakilan teman meminta
dari
kelompok
diri
kelompoknya,
guru
menyebutkan masalah yang Tanggap
perwakilan
dari
terjadi pada cerita bawang
kelompok untuk menyebutkan
merah dan bawang putih.
masalah yang terjadi pada cerita bawang merah dan bawang putih. Guru meminta kelompok lain
Kelompok
lain
memberi
untuk memberi kritik mengenai
kritik
cerita
dan
bawang merah dan bawang
sudah
putih yang sudah ditampilkan
bawang
bawang
putih
merah yang
ditampilkan melalui video. Guru
siswa
Siswa
saat
siswa
hasil
mendemonstrasikan diskusi
hasil
bersama
cerita
melalui video.
memperhatikan
pada
mengenai
mendemonstrasikan diskusi
dengan
diperhatikan oleh guru.
teman
kelompoknya. Guru memberi penilaian secara langsung terhadap siswa..
Siswa
menerima
penilaian
secara langsung dari guru.
Konfirmasi Guru
memberi
kepada
siswa
kesempatan Siswa untuk
materi Aktif
menanyakan
Percaya
yang belum dimengerti.
menanyakan materi yang belum
diri Tanggap
dimengerti. Guru memberikan penjelasan Siswa
Kegiatan Penutup
menyimak
dengan
mengenai materi hari ini dan
seksama dan penuh perhatian,
melakukan pelurusan apabila
serta mencatat hal-hal penting
terjadi salah pemahaman siswa.
yang disampaikan guru.
Guru bersama siswa bersama- Siswa menyimak kesimpulan sama memberikan kesimpulan
Objektif
dari guru.
Percaya
kegiatan pembelajaran hari ini. Guru
dan
siswa
Aktif
menutup Siswa
dan
guru
menutup
diri
pembelajaran dengan doa dan
pembelajaran dengan doa dan
Berani
salam.
salam.
Religius
Alat dan Sumber Belajar
:
1.
Buku Paket Bahasa Indonesia Kelas V Pegangan Guru.
2.
Buku Paket Bahasa Indonesia Kelas V untuk Siswa.
3.
Video mengenai cerita “Bawang Merah dan Bawang Putih”.
, Mengetahui, Kepala Sekolah
H. Taufiq Hidayat, S.Pd.I
Guru Mata Pelajaran
Dewi Nurzanah
Lampiran Uraian Materi A.
Cerita Cerita adalah susunan dari beberapa kalimat yang mengisahkan atau
menjelaskan sesuatu. Cerita ada dua macam yakni, cerita fiksi dan cerita nonfiksi. Cerita fiksi adalah cerita yang isinya berdasarkan imajinasi atau khayalan pengarang. Contonya; Abu Nawas, Si Kancil dan Aladin. Sedang cerita nonfiksi adalah cerita yang isinya berdasarkan kejadian nyata. Contohnya adalah sejarah, laporan penelitian dan karangan ilmiah. B.
Memahami Kalimat Majemuk Setara Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang terdiri atas dua kalimat atau
lebih. Contoh: Dian anak orang kaya tetapi bodoh. Kalimat di atas terdiri atas dua kalimat, yakni: - Dian anak orang kaya - Dian anak yang bodoh Kedua kalimat di atas digabung dengan kata tetapi, membentuk kalimat majemuk setara. C.
Kritik Kritik adalah komentar, tanggapan atau kecaman. Aspek yang dikritik,
meliputi tiga hal, yaitu: a. Kebenaran isi suatu informasi. b. Penggunaan bahasa. c. Cara penyajian atau struktur diskusi. Teknik menyampaikan kritik yang baik adalah: a. Jika berdiskusi, perhatikanlah dengan baik. b. Catatlah pokok-pokok yang penting. Dalam menyampaikan kritikan, kamu harus menggunakan bahasa yang sopan. Hal ini dilakukan agar tidak menyinggung perasaan orang yang dikritik. Contoh: “Maaf, saya kurang setuju dengan pendapatmu. Sebaiknya, ….”
Atau, "Maaf, bukankah jadwal piket kelas seharusnya sudah ditempel, tapi mengapa sampai sekarang belum ditempel?"
Bawang Merah dan Bawang Putih Jaman dahulu kala di sebuah desa tinggal sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan seorang gadis remaja yang cantik bernama Bawang putih. Mereka adalah keluarga yang bahagia. Meski ayah Bawang putih hanya pedagang biasa, namun mereka hidup rukun dan damai. Namun suatu hari ibu bawang putih sakit keras. Di desa itu tinggal pula seorang janda yang memiliki anak bernama Bawang Merah. Ketika Bawang putih bersama kucing kesayangannya pergi mencuci baju ke sungai, maka datanglah ibu Bawang merah ke rumah Bawang putih dan memaksa ibu Bawang putih untuk meminum racun yang telah dibuatnya. Kemudian ibu Bawang putih meningggal dunia. Semenjak ibu Bawang putih meninggal, ibu Bawang merah sering berkunjung ke rumah Bawang putih. Dia membuatkan minuman untuk ayah Bawang putih atau hanya menemani Bawang Putih dan ayahnya mengobrol. Akhirnya ayah Bawang putih berpikir bahwa mungkin lebih baik kalau ia menikah saja dengan ibu Bawang merah, supaya Bawang putih tidak kesepian lagi. Dengan pertimbangan dari Bawang putih, maka ayah Bawang putih menikah dengan ibu Bawang merah. Awalnya ibu Bawang merah dan Bawang merah sangat baik kepada Bawang putih. Namun ketika ayah Bawang putih pergi meninggalkan rumah untuk berdagang, sifat asli mereka mulai kelihatan. Mereka kerap memarahi bawang putih dan memberinya pekerjaan berat. Bawang putih harus mengerjakan semua pekerjaan rumah, sementara Bawang merah dan ibunya
hanya duduk-duduk saja. Tentu saja ayah Bawang putih tidak mengetahuinya, karena Bawang putih tidak pernah menceritakannya. Suatu hari ketika Bawang putih sedang bernyanyi untuk menghibur ikan mas ajaib yang ada di sungai, ada seorang pangeran tampan datang menghampiri Bawang putih, namun belum sempat berkenalan, Bawang putih segera pulang karena takut dimarahi oleh Bawang merah dan ibunya. Bawang merah mengetahui persahabatan Bawang putih dengan ikan mas ajaib, Bawang merah pun marah dan memasak ikan mas tersebut. Bawang merah memberi ikan mas yang sudah mati dan hanya tersisa tulang kepada Bawang putih. Bawang putih pun menangis dan mengubur ikan mas tersebut di halaman rumahnya. Tidak lama kemudian, pangeran datang ke rumah Bawang putih untuk mencari daun mas yang disuruh oleh ayahnya. Ketika itu, ikan mas yang tadi dikubur oleh Bawang putih, tumbuh menjadi pohon mas yang dicari oleh pangeran tersebut. Ayah pangeran memberi wangsit kepada pangeran “bahwa yang dapat mencabut pohon mas, hanyalah pemiliknya”. Setelah pohon mas sudah tercabut, pangeran membawa Bawang putih ke istana kerajaan. Ayah pangeran sudah sembuh, pada akhirnya Bawang putih dan pangeran menikah, dan mereka hidup bahagia.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Nama Sekolah
: MI Nurul Islam
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: V/ Ganjil
Pertemuan Ke -
: 3 (Tiga)
Alokasi Waktu
: 2 x 35 Menit
Standar Kompetensi
:
2.
Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan, menceritakan hasil pengamatan atau wawancara.
Kompetensi Dasar
:
2.1. Menanggapi suatu persoalan atau peristiwa dan memberikan saran pemecahannya dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa. Indikator
:
Menceritakan kembali isi legenda sangkuriang yang dilihat dan didengar dengan menggunakan bahasa sendiri.
Memberi saran terhadap isi legenda sangkuriang yang sudah dilihat dan didengar.
Tujuan Pembelajaran
:
Siswa dapat menceritakan kembali isi legenda sangkuriang yang dilihat dan didengar dengan menggunakan bahasa sendiri.
Siswa dapat memberi saran terhadap isi legenda sangkuriang yang sudah dilihat dan didengar.
Materi Ajar
: Memberi tanggapan pemecahan terhadap peristiwa yang ia lihat.
Metode Pembelajaran
: Diskusi , Tanya Jawab, dan video critic (memberi kritik terhadap video yang ditayangkan).
Nilai Karakter Siswa
Aktif
Kerjasama
Kreatif
Disiplin
Percaya Diri
Tanggap
:
Langkah-langkah Pembelajaran Tahap
Kegiatan Guru
Pembelajaran Kegiatan Awal
:
Guru
memulai
Nilai
Kegiatan Siswa
Karakter
pelajaran Siswa menjawab salam.
Disiplin Aktif
dengan mengucap salam. Guru menanyakan kabar siswa, Siswa berdoa bersama-sama. kemudian
memerintahkan
diri Tanggap
ketua kelas untuk memimpin doa sebelum belajar. Guru
melakukan
kegiatan Siswa
motivasi melalui Ice Breaking. Guru
menanyakan
melakukan
intruksi
yang diberikan oleh guru.
kepada Siswa menjawab pertanyaan
siswa materi yang telah dibahas
dan menyimak penjelasan
pada pertemuan sebelumnya
dari guru.
dan mengaitkan dengan materi yang
akan
dibahas
pada
pertemuan ini. Guru menyampaikan indikator Siswa pencapaian kompetensi yang diharapkan.
Percaya
mendengarkan
yang guru sampaikan.
apa
Kegiatan Inti
Eksplorasi Guru bertanya kepada siswa: Siswa “masih ingatkah kalian tentang cerita
bawang
merah
sesuai Disiplin
menjawab
Aktif
pengetahuan mereka.
Berani
dan
bawang putih?” ”siapakah yang
Tanggap
bisa
Percaya
menceritakan
dengan
runtut?”.
diri
Guru membentuk siswa ke Siswa membentuk ke dalam Kerjasama dalam beberapa kelompok. beberapa kelompok. Kreatif Sebelum video ditayangkan, Siswa akan mengomentari guru meminta siswa untuk
atau mengkritisi video yang
mengomentari atau mengkritisi
telah ditayangkan.
video yang akan ditayangkan. Guru meminta siswa untuk Siswa menyimak video yang menyimak
video
yang
ditayangkan oleh guru.
ditayangkan. Guru memutar video.
Siswa melihat video yang ditayangkan oleh guru.
Elaborasi Guru meminta siswa untuk Siswa berdiskusi bersama Aktif berdiskusi
bersama
teman
Berani
teman kelompoknya.
Percaya
kelompoknya. Setelah
siswa
berdiskusi Siswa
yang
ditunjuk,
isi Tanggap
dengan teman kelompoknya,
menceritakan
guru menunjuk beberapa siswa
legenda yang dilihat dan
untuk menceritakan kembali isi
didengar
legenda
gunakan bahasa sendiri.
sangkuriang
yang
kembali
dengan
diri
meng-
dilihat dan didengar dengan menggunakan bahasa sendiri. Guru meminta siswa lain untuk Siswa lain memberi saran
memberi saran terhadap isi
terhadap
legenda
sangkuriang
sangkuriang
yang
sudah dilihat dan didengar. Guru
isi
legenda
yang
sudah
dilihat dan didengar.
siswa Siswa menceritakan kembali
memperhatikan
pada saat siswa menceritakan
dan memberi saran terhadap
kembali dan memberi saran
isi legenda sangkuriang yang
terhadap
sudah dilihat dan didengar
isi
legenda
sangkuriang yang sudah dilihat
dengan
dan didengar.
guru.
Guru memberi penilaian secara langsung terhadap siswa..
diperhatikan
oleh
Siswa menerima penilaian secara langsung dari guru.
Konfirmasi Guru
memberi
kepada
kesempatan Siswa menanyakan materi Aktif
siswa
menanyakan
materi
untuk
Percaya
yang belum dimengerti.
yang
diri Tanggap
belum dimengerti. Guru memberikan penjelasan Siswa
menyimak
dengan
mengenai materi hari ini dan
seksama
dan
melakukan pelurusan apabila
perhatian, serta mencatat hal-
terjadi salah pemahaman siswa.
hal
penting
penuh
yang
disampaikan guru. Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa bersama- Siswa menyimak kesimpulan sama memberikan kesimpulan
Objektif
dari guru.
Percaya
kegiatan pembelajaran hari ini. Guru
dan
siswa
Aktif
menutup Siswa dan guru menutup
pembelajaran dengan doa dan
pembelajaran
salam.
dan salam.
dengan
doa
diri Berani Religius
Alat dan Sumber Belajar
:
1.
Buku Paket Bahasa Indonesia Kelas V Pegangan Guru.
2.
Buku Paket Bahasa Indonesia Kelas V untuk Siswa.
3.
Video mengenai legenda “Sangkuriang”.
Evaluasi (Penilaian) Indikator Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi
Jenis Penilaian
Menceritakan kembali Tes isi
Bentuk Penilaian
Contoh Instrumen/Soal
Performance Siswa diperintahkan maju
legenda
sangkuriang
ke
yang
depan
kelas
menceritakan
untuk kembali
dilihat dan didengar
legenda sangkuriang yang
dengan menggunakan
dilihat dan didengar dengan
bahasa sendiri.
menggunakan
bahasa
sendiri! Memberi saran ter- Tes hadap
Performance
Siswa diperintahkan maju
isi
legenda
sangkuriang
yang
memberi saran terhadap isi
dan
legenda sangkuriang yang
sudah
dilihat
didengar.
ke
depan
kelas
untuk
sudah dilihat dan didengar!
Kunci Jawaban dan Skoring No 1.
Butir-Butir Soal
Kunci Jawaban
Menceritakan kembali isi legenda
Sesuai dengan
sangkuriang yang didengar dengan
kemampuan siswa.
bahasa sendiri.
Skor 5
2.
Memberi saran terhadap isi legenda
Sesuai dengan
5
sangkuriang yang sudah dilihat dan
kemampuan siswa.
didengar 10
Jumlah Skor Maksimal
, Mengetahui, Kepala Sekolah
H. Taufiq Hidayat, S.Pd.I
Guru Mata Pelajaran
Dewi Nurzanah
Lampiran Uraian Materi Sangkuriang Pada jaman dahulu kala, terdengarlah kisah dari salah satu putri di Jawa Barat bernama Dayang Sumbi. Dayang Sumbi mempunyai anak bernama Sangkuriang. Pada suatu hari Sangkuriang pergi untuk berburu kijang ditemani oleh seekor anjing bernama Tumang. Pada saat berburu, Sangkuriang tidak bertemu dangan seekor kijang, Sangkuriang teringat bahwa Ibunya sangat senang hati kijang. Karena Sangkuriang sangat ingin memberikan hati kijang kepada ibunya maka Sangkuriang membunuh Tumang untuk mengambil hatinya. Sangkuriang tidak tahu bahwa Tumang adalah titisan dewa dan juga sekaligus Bapaknya. Sesampainya Sangkuriang di rumah ia memberikan hati kepada Ibunya untuk dimasak. Saat memakanya Dayang Sumbi teringat pada Tumang dan menanyakannya pada Sangkuriang, Sangkuriang menjawab dengan wajah ketakutan "Tumang mati" Dayang Sumbi marah dan memukul kepala Sangkuriang dengan sendok nasi dan mengusirnya dari rumah. Setelah kejadian itu Dayang Sumbi sangat menyesalinya, ia selalu berdoa agar suatu saat nanti ia akan bertemu oleh Sangkuriang, dan sangat tekun bertapa hingga suatu hari sang dewata meberikan anugerah kepada Dayang Sumbi yaitu berupa kecantikan abadi dan tidak pernah tua. Setelah diusir Ibunya, Sangkuriang berkelana ke berbagai tempat, akhirnya Sangkuriang menjadi laki-laki yang tampan dan kembali lagi ke tempat Dayang Sumbi, tetapi Sangkuriang tidak mengetahui bahwa Dayang Sumbi adalah ibu kandungnya sendiri. Sangkuriang akhirnya jatuh hati kepada Dayang Sumbi, Sangkuriang pun melamar Dayang Sumbi dan Dayang Sumbi menerimanya. Pada saat sedang berduaan, Dayang Sumbi mengencangkan ikat kepala Sangkuriang dan melihat
bekas luka di kepala Sangkuriang dan bertanya kepada Sangkuriang, Sangkuriang menjawab "ini bekas luka akibat dipukul dengan sendok nasi oleh Ibunya". Mendengar pernyataan tersebut Dayang Sumbi kaget dan memberi tahu Sangkuriang bahwa dia adalah Ibunya, Namun sangkuriang tidak percaya dan tetap berniat menikahinya. Dayang Sumbi mengajukan permintaan, dia minta dibuatkan perahu layar dalam sehari dan tidak boleh lebih. Sangkuriang menyanggupinya dan Sangkuriang membendung sungai Citarum untuk tempat perahunya. Dalam pembuatanya, Sangkuriang mendapatkan bantuan dari jin hasil taklukanya dalam perantauanya, karena bantuan dari jin perahu itupun hampir selesai. Dayang Sumbi memohon kepada Dewa agar matahari terbit lebih awal dari biasanya, dan akhirnya berhasil. Jin yang membantu Sangkuriang lari ketakutan dan meninggalkan Sangkuriang sendirian. Karena kesal, perahu itu ditendangnya, perahu itu terjatuh di atas gunung dan menyatu dengan gunung dan bernama Gunung Tangkuban Perahu, Sangkuriang akhirnya meninggal karena terjatuh ke dalam sungai Citarum.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Nama Sekolah
: MI Nurul Islam
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: V/ Ganjil
Pertemuan Ke -
: 4 (Empat)
Alokasi Waktu
: 2 x 35 Menit
Standar Kompetensi
:
2.
Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan, menceritakan hasil pengamatan atau wawancara.
Kompetensi Dasar
:
2.1. Menanggapi suatu persoalan atau peristiwa dan memberikan saran pemecahannya dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa. Indikator
:
Menceritakan peristiwa yang terjadi dalam dongeng keong mas.
Memberi tanggapan terhadap isi dongeng keong mas.
Tujuan Pembelajaran
:
Siswa dapat menceritakan peristiwa yang terjadi dalam dongeng keong mas.
Siswa dapat memberi tanggapan terhadap isi dongeng keong mas.
Materi Ajar
: Memberi tanggapan pemecahan terhadap peristiwa yang ia lihat.
Metode Pembelajaran
: Diskusi , Tanya Jawab, dan video critic (memberi kritik terhadap video yang ditayangkan).
Nilai Karakter Siswa
Aktif
Kerjasama
Kreatif
:
Disiplin
Percaya Diri
Tanggap
Langkah-langkah Pembelajaran Tahap
Kegiatan Guru
Pembelajaran Kegiatan Awal
:
Guru
memulai
Nilai
Kegiatan Siswa
Karakter
pelajaran Siswa menjawab salam.
Disiplin Aktif
dengan mengucap salam. Guru menanyakan kabar siswa, Siswa berdoa bersama-sama. kemudian
memerintahkan
Percaya diri Tanggap
ketua kelas untuk memimpin doa sebelum belajar. Guru
melakukan
kegiatan Siswa
motivasi melalui Ice Breaking. Guru
menanyakan
melakukan
intruksi
yang diberikan oleh guru.
kepada Siswa menjawab pertanyaan
siswa materi yang telah dibahas
dan menyimak penjelasan
pada pertemuan sebelumnya
dari guru.
dan mengaitkan dengan materi yang
akan
dibahas
pada
pertemuan ini. Guru menyampaikan indikator Siswa pencapaian kompetensi yang
mendengarkan
apa
yang guru sampaikan.
diharapkan. Kegiatan Inti
Eksplorasi Guru bertanya kepada siswa: Siswa “masih ingatkah kalian tentang
menjawab
pengetahuan mereka.
sesuai Disiplin Aktif
peristiwa yang ada pada pada
Berani
legenda Sangkuriang yang ibu
Tanggap
guru sampaikan minggu lalu?”
Percaya
siapakah
yang
bisa
mencerikatan dengan runtut?”
diri
Guru membentuk siswa ke Siswa membentuk ke dalam Kerjasama dalam beberapa kelompok.
Kreatif
beberapa kelompok.
Sebelum video ditayangkan, Siswa akan mengomentari guru meminta siswa untuk
atau mengkritisi video yang
mengomentari atau mengkritisi
telah ditayangkan.
video yang akan ditayangkan. Guru meminta siswa untuk Siswa menyimak video yang menyimak
video
yang
ditayangkan oleh guru.
ditayangkan. Guru memutar video.
Siswa melihat video yang ditayangkan oleh guru.
Elaborasi Guru meminta siswa untuk Siswa berdiskusi bersama Aktif berdiskusi
bersama
teman
Berani
teman kelompoknya.
Percaya
kelompoknya. Setelah
siswa
berdiskusi Siswa
yang
ditunjuk,
isi Tanggap
dengan teman kelompoknya,
menceritakan
guru menunjuk beberapa siswa
peristiwa yang terjadi dalam
untuk menceritakan peristiwa
dongeng keong mas dan
yang terjadi dalam dongeng
memberi tanggapan terhadap
keong mas dan meminta siswa
isi dongeng keong mas.
untuk
memberi
kembali
tanggapan
terhadap isi dongeng keong mas. Guru
memperhatikan
siswa Siswa menceritakan kembali
pada saat siswa menceritakan
dan
kembali
terhadap isi dongeng keong
tanggapan
dan
memberi
terhadap
dongeng keong mas.
isi
memberi
tanggapan
mas. dengan diperhatikan oleh guru.
diri
Guru memberi penilaian secara langsung terhadap siswa..
Siswa menerima penilaian secara langsung dari guru.
Konfirmasi Guru
memerintahkan
siswa Siswa maju ke depan kelas.
Percaya
menceritakan dongeng keong mas dengan bahasa mereka
diri Tanggap
sendiri. Guru
Aktif
kesempatan Siswa menanyakan materi
memberi
kepada
siswa
menanyakan
materi
untuk
yang belum dimengerti.
yang
belum dimengerti. Guru memberikan penjelasan Siswa
menyimak
dengan
mengenai materi hari ini dan
seksama
dan
melakukan pelurusan apabila
perhatian, serta mencatat hal-
terjadi salah pemahaman siswa.
hal
penting
penuh
yang
disampaikan guru. Guru bersama siswa bersama- Siswa menyimak kesimpulan
Kegiatan Penutup
sama memberikan kesimpulan
Objektif
dari guru.
Percaya
kegiatan pembelajaran hari ini. Guru
dan
siswa
menutup Siswa dan guru menutup
pembelajaran dengan doa dan
pembelajaran
salam.
dan salam.
Alat dan Sumber Belajar
Aktif
:
1.
Buku Paket Bahasa Indonesia Kelas V Pegangan Guru.
2.
Buku Paket Bahasa Indonesia Kelas V untuk Siswa.
3.
Video mengenai dongeng “Keong Mas”.
dengan
doa
diri Berani Religius
, Mengetahui, Kepala Sekolah
H. Taufiq Hidayat, S.Pd.I
Guru Mata Pelajaran
Dewi Nurzanah
Lampiran Uraian Materi Keong Mas
Di dilaksanakan
sebuah
istana,
pertunangan
akan antara
putri Candra Kirana dengan putra mahkota kerajaan Kahuripan, yaitu Raden Inu. Kemudian adik putri Candra Kirana mendengar kabar tersebut dan mengadu kepada tukang sihir;
“Tukang
sihir,
mengapa
kakakku yang bertunangan dengan Raden Inu?, kenapa bukan aku?. Aku harus merencanakan sesuatu”. Kemudian tukang sihir menjawab, “apa rencana tuan putri?” “Aku ingin kakakku menerima akibatnya, aku ingin kakakku diusir dari istana, tapi bagaimana caranya tukang sihir?”, jawab adik putri Candra Kirana. Tukang sihir berkata “begini tuan putri, aku punya ide, bagaimana jika kita merancang Putri Candra Kirana mencuri pusaka milik ibu tuan putri. Itu adalah pusaka kesayangan raja setelah permaisuri meninggal dunia. Dengan begitu, pasti raja akan marah dan mengusir Candra Kirana dari istana”. “Kau memang seorang tukang sihir yang pintar”, jawab adik Candra Kirana. Ayahanda mengetahui hal tersebut, ayahanda pun marah kepada putri. Putri Candra Kirana mencoba menjelaskan kepada ayah, “tidak ayahanda, aku tidak mengambil emas itu.” Sudahlah, aku tidak mau dengar alasanmu, keluar dari istana ini!!!. Pengawal, bawa anak tidak tahu berbalas budi ini keluar dari istana!.” Putri Candra Kirana pun pergi dari istana, sesampainya di bawah pohon yang sedang dihinggapi oleh burung-burung, putri itu berkata: “Kenapa nasibku begitu buruk seperti ini wahai burung?, kenapa ayahanda begitu mudah percaya pada mereka?”. Muncullah si tukang sihir dihadapan Putri Candra Kirana dan berkata
“hehehehe, kasian sekali kau Candra Kirana menerima hukuman atas perbuatan saudara kandungmu sendiri”. “apakah benar yang kau katakan itu?, putri Dewi Galuh? Adik kandungku sendiri yang memfitnahku?”. Jawab putri Candra Kirana. “Hehehe memang benar, adikmu sendiri yang berniat jahat kepadamu, tetapi putri Dewi Galuh belum merasa puas selama kau belum menerima akibatnya. Sekarang terimalah ini sebagai balasan (tukang sihir merubah putri Candra Kirana menjadi keong mas) dan kutukan ini akan hilang jika kau bertemu dengan tunanganmu.” Jawab tukang sihir. Kemudian keong mas tersebut dibuang ke laut oleh tukang sihir. Matahari telah terbit, seorang nenek sedang menjaring di laut dan didapatkannyalah keong mas di dalam jaring nenek itu dan nenek tersebut menyimpan keong mas di rumahnya. Ia taruh keong mas tersebut di dalam kendi tanah liat. Pada malam hari saat nenek itu tidur, keong mas keluar dari kendi dan berubah menjadi seorang putri yang cantik, keong mas menuju dapur dan membuat makanan untuk sang nenek. Ketika matahari terbit dan nenek pun terbangun, sang nenek terkejut karena di meja makan sudah banyak makanan yang keong mas masak. Tiga hari berturut-turut selalu terulang seperti itu. Sang nenek sangat penasaran, sang nenek ingin mengetahui siapa yang selama ini menghidangkan makanan sebanyak itu di meja makan. Suatu ketika, nenek itu berpura-pura tidur, ketika keong mas keluar dari kendi dan berubah menjadi putri yang sangat cantik, nenek itupun berkata “ya ampun, apa aku tidak salah liat, keong mas itu berubah menjadi gadis yang sangat cantik”. Nenek itu langsung bertanya kepada putri Candra Kirana “maafkan aku, kalau aku boleh tahu, siapakah tuan putri yang cantik ini?” Putri menjawab “aku adalah putri dari kerajaan Dahan, namaku adalah Candra Kirana, aku sebenaranya telah dikutuk oleh si tukang sihir yang disuruh oleh saudara kandungku sendiri, dia memfitnah aku sampai aku diusir keluar istana”. Putri itu berubah menjadi keong mas kembali. Raden Inu mengkhawatirkan keadaan tunangannya itu dan ingin mencarinya sampai pelosok desa hingga dapat bertemu dengan tunangannya. Dewi Galuh yang mengetahui tujuan Raden Inu, segera menyuruh tukang sihir untuk
mencegahnya, tetapi Raden Inu ditolong oleh seorang kakek dan kakek itu menunjukkan arah kemana Raden Inu harus bertemu dengan tunangannya. Sedang dalam perjalanan menuju untuk menemui putri Candra Kirana, Raden Inu merasa haus. Ketika Raden Inu melihat rumah, ia segera memutuskan untuk meminta segelas air kepada tuan rumah. Raden Inu terkejut ketika melihat Candra Kirana dan berkata “benarkah itu kau Adinda Candra Kirana?”. Candra Kirana pun terkejut “kanda Inu (kutukan itu hilang)”. Raden Inu berkata “akhirnya aku dapat menemuimu dinda, bagaimana keadaanmu dinda?, apakah baik-baik saja?” “aku baik-baik saja kanda, selama dinda di sini dinda diperlakukan sangat baik oleh seorang nenek, dia sangat baik hati kanda”, jawab Candra Kirana. Putri Candra Kirana memperkenalkan Raden Inu sebagai tunangannya dan memberitahu bahwa kutukannya telah berakhir dan tidak akan berubah lagi menjadi keong mas. Nenek pun menjawab “syukurlah kalau kalian bisa bertemu lagi, nenek sangat gembira”. Raden Inu segera mengajak Putri Candra Kirana ke istana dan meminta agar Putri Candra Kirana menceritakan kejadian ini ke ayahanda dan Dewi Galuh harus mendapat hukuman akibat perbuatan jahatnya. Sesampainya di istana dan Candra Kirana sudah menjelaskan ke ayahanda mengenai semua kejadian yang terjadi, ayahanda sangat marah kepada Dewi Galuh dan meminta pengawal untuk membawa Dewi Galuh keluar dari istana. Ayahanda meminta maaf kepada Putri Candra Kirana dan Putri Candra Kirana merasa senang karena bisa bersama lagi dengan ayah dan tunangannya.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Nama Sekolah
: MI Nurul Islam
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: V/ Ganjil
Pertemuan Ke -
: 5 (Lima)
Alokasi Waktu
: 2 x 35 Menit
Standar Kompetensi
:
2.
Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan, menceritakan hasil pengamatan atau wawancara.
Kompetensi Dasar
:
2.1. Menanggapi suatu persoalan atau peristiwa dan memberikan saran pemecahannya dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa. Indikator
:
Menyebutkan masalah yang terjadi pada cerita timun mas yang sudah ditampilkan melalui video.
Menceritakan kembali isi dongeng timun mas yang dilihat dan didengar dengan menggunakan bahasa sendiri.
Tujuan Pembelajaran
:
Siswa dapat menyebutkan masalah yang terjadi pada cerita timun mas yang sudah ditampilkan melalui video.
Siswa dapat menceritakan kembali isi dongeng timun mas yang dilihat dan didengar dengan menggunakan bahasa sendiri.
Materi Ajar
: menceritakan kembali terhadap peristiwa yang ia lihat.
Metode Pembelajaran
: Diskusi , Tanya Jawab, dan video critic (memberi kritik terhadap video yang ditayangkan).
Nilai Karakter Siswa
Aktif
Kerjasama
Kreatif
Disiplin
Percaya Diri
Tanggap
:
Langkah-langkah Pembelajaran Tahap
Kegiatan Guru
Pembelajaran Kegiatan Awal
:
Guru
memulai
Nilai
Kegiatan Siswa
Karakter
pelajaran Siswa menjawab salam.
Disiplin Aktif
dengan mengucap salam. Guru menanyakan kabar siswa, Siswa berdoa bersama-sama. kemudian
memerintahkan
Percaya diri Tanggap
ketua kelas untuk memimpin doa sebelum belajar. Guru
melakukan
kegiatan Siswa
motivasi melalui Ice Breaking. Guru
menanyakan
melakukan
intruksi
yang diberikan oleh guru.
kepada Siswa menjawab pertanyaan
siswa materi yang telah dibahas
dan menyimak penjelasan
pada pertemuan sebelumnya
dari guru.
dan mengaitkan dengan materi yang
akan
dibahas
pada
pertemuan ini. Guru menyampaikan indikator Siswa pencapaian kompetensi yang
mendengarkan
apa
yang guru sampaikan.
diharapkan. Kegiatan Inti
Eksplorasi Guru bertanya kepada siswa: Siswa
menjawab
sesuai Disiplin
“masih ingatkah kalian tentang
pengetahuan mereka.
Aktif
peristiwa yang ada pada pada
Berani
dongeng keong mas yang ibu
Tanggap
guru
Percaya
sampaikan
pertemuan
pada
sebelumnya?”
siapakah
yang
diri
bisa
Kerjasama
mencerikatan dengan runtut?”
Kreatif
Guru membentuk siswa ke Siswa membentuk ke dalam dalam beberapa kelompok.
beberapa kelompok.
Sebelum video ditayangkan, Siswa akan mengomentari guru meminta siswa untuk
atau mengkritisi video yang
mengomentari atau mengkritisi
telah ditayangkan.
video yang akan ditayangkan. Guru meminta siswa untuk Siswa menyimak video yang menyimak
video
yang
ditayangkan oleh guru.
ditayangkan. Guru memutar video.
Siswa melihat video yang ditayangkan oleh guru.
Elaborasi Guru meminta siswa untuk Siswa berdiskusi bersama Aktif berdiskusi
bersama
teman
teman kelompoknya.
Percaya
kelompoknya. Setelah
siswa
Berani
berdiskusi Siswa
yang
ditunjuk,
diri
dengan teman kelompoknya,
menyebutkan masalah yang Tanggap
guru menunjuk beberapa siswa
terjadi dalam dongeng timun
untuk menyebutkan masalah
mas dan meminta siswa
yang terjadi dalam dongeng
untuk menceritakan kembali
timun mas dan meminta siswa
cerita tersebut.
untuk menceritakan kembali cerita tersebut.
Guru
memperhatikan
siswa Siswa menyebutkan masalah
pada saat siswa menyebutkan
dan menceritakan kembali
masalah
isi
dan
menceritakan
dongeng
kembali isi dongeng timun
dengan
mas.
guru.
Guru memberi penilaian secara langsung terhadap siswa..
timun
mas
diperhatikan
oleh
Siswa menerima penilaian secara langsung dari guru.
Konfirmasi Guru
memerintahkan
siswa Siswa maju ke depan kelas.
Percaya
menceritakan dongeng timun mas dengan bahasa mereka
diri Tanggap
sendiri. Guru
Aktif
memberi
kepada
kesempatan Siswa menanyakan materi
siswa
menanyakan
materi
untuk
yang belum dimengerti.
yang
belum dimengerti. Guru memberikan penjelasan Siswa
menyimak
dengan
mengenai materi hari ini dan
seksama
dan
melakukan pelurusan apabila
perhatian, serta mencatat hal-
terjadi salah pemahaman siswa.
hal
penting
penuh
yang
disampaikan guru. Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa bersama- Siswa menyimak kesimpulan sama memberikan kesimpulan
Objektif
dari guru.
Percaya
kegiatan pembelajaran hari ini. Guru
dan
siswa
Aktif
menutup Siswa dan guru menutup
pembelajaran dengan doa dan
pembelajaran
salam.
dan salam.
dengan
doa
diri Berani Religius
Alat dan Sumber Belajar
:
1.
Buku Paket Bahasa Indonesia Kelas V Pegangan Guru.
2.
Buku Paket Bahasa Indonesia Kelas V untuk Siswa.
3.
Video mengenai dongeng “Timun Mas”.
, Mengetahui, Kepala Sekolah
H. Taufiq Hidayat, S.Pd.I
Guru Mata Pelajaran
Dewi Nurzanah
Lampiran Uraian Materi Timun Mas
Pada zaman dahulu, tinggallah seorang perempuan yang berada di sebuah desa di dekat hutan. Ia sangat menginginkan seorang anak agar tidak kesepian. Setiap hari ia berdoa pada Yang Maha Kuasa agar segera diberi seorang anak. Doa
tersebut
didengar
oleh
raksasa. Suatu hari raksasa datang ke rumah
menemui
perempuan
itu.
Kemudian raksasa memberi biji mentimun kepada perempuan tersebut, dan terjadi percakapan: Raksasa
: Tanamlah biji ini. Nanti kau akan mendapatkan seorang anak perempuan
Perempuan
: Terima kasih, Raksasa
Raksasa
: Tapi ada syaratnya. Pada usia 12 tahun anak itu harus kamu serahkan padaku.
Tanpa berpikir panjang permpuan tersebut setuju, karena ia sangat merindukan seorang anak. Perempuan itu kemudian menanam biji mentimun di halaman rumahnya. Setiap hari ia merawat tanaman yang mulai tumbuh itu dengan sebaik mungkin. Setelah berbulan-bulan, tumbuhlah sebuah mentimun berwarna keemasan. Buah mentimun itu semakin lama semakin besar dan berat. Ketika buah itu masak, ia memetiknya. Dengan hati-hati, ia memotong buah itu. Betapa terkejutnya ia, bahwa ucapan raksasa itu benar, di dalam buah timun yang berwarna keemasan itu, ia menemukan bayi perempuan yang sangat cantik dan lucu. Perempuan tersebut sangat bahagia. Ia memberi nama bayi itu dengan nama Timun Mas.
Tahun demi tahun berlalu. Timun Mas tumbuh menjadi gadis yang cantik. Perempuan itu sangat bangga pada Timun Mas. Tapi ia menjadi sangat takut. Karena pada ulang tahun Timun Mas yang ke-12, sang raksasa datang kembali. Raksasa itu menagih janji untuk mengambil Timun Mas. Permpuan itu mencoba tenang dan berkata kepada raksasa “tolong aku wahai raksasa, jangan ambil anakku ini. Lihat keadaan anakku ini, ia masih belum enak untuk dimakan karena daging dan tulangnya masih kecil. Apa tidak sebaiknya kau datang dua tahun lagi?. Saat itu pasti badan anakku sudah tumbuh besar dan lebih enak untuk dimakan”. Kemudian raksasa menjawab “baiklah aku turuti kata-katamu, aku akan kembali lagi nanti. Tapi jika ini tipu muslihatmu, bersiap-siaplah menerima akibatnya nanti!!” Kemudian setelah raksasa pergi, datanglah seorang kakek dan berkata pada perempuan itu “jangan bersedih hati, aku akan membantumu. Datanglah ke gunung, temui aku!”. Kemudian kakek tersebut menghilang. Keesokan harinya, perempuan itu pergi ke gunung untuk menemui kakek itu. Sesampainya di sana, kakek itu berkata “dengar baik-baik, aku tahu anakmu ada dalam bahaya, ambillah empat bungkusan kecil ini dan berikan pada anakmu (memberikan bungkusan tersebut kepada perempuan itu). Bungkusan-bungkusan tersebut, akan membantu anakmu”. Kemudian perempuan tersebut menjawab “Terima kasih kakek, terima kasih sudah membantuku” Setelah dua tahun, raksasa itu datang lagi untuk menagih janjinya. Kemudian perempuan itu meminta Timun Mas untuk pergi. Perempuan itu sedih atas kepergian Timun Mas. Tapi ia tidak rela kalau anaknya menjadi santapan raksasa. Raksasa menunggu cukup lama, ia menjadi tak sabar. Ia tahu, telah dibohongi perempuan itu. Lalu ia mengejar Timun Mas ke hutan. Raksasa segera berlari mengejar Timun Mas. Raksasa semakin dekat. Timun Mas segera mengambil biji-biji mentimun dari kantung kainnya. Lalu biji-biji mentimun dilemparkan ke arah Raksasa. Tiba-tiba raksasa terjatuh dan memakan mentimun-mentimun itu. Timun Mas berlari lagi. Tapi kemudian Raksasa hampir berhasil menyusulnya. Timun Mas kembali mengambil benda ajaib dari kantungnya. Ia
mengambil jarum-jarum. Jarum-jarum itu dilemparnya ke arah raksasa. Seketika pohon dengan ranting dan duri yang tajam memerangkap Raksasa. Raksasa berteriak kesakitan. Sementara Timun Mas berlari menyelamatkan diri. Tapi Raksasa sungguh kuat. Ia lagi-lagi hampir menangkap Timun Mas. Maka Timun Mas pun mengeluarkan benda ajaib ketiga. Ia melemparkan garam ke arah raksasa, berharap raksasa akan binasa Timun Mas kembali melarikan diri. Ia berlari sekuat tenaga. Tapi lama kelamaan tenaganya habis. Lebih celaka lagi karena Raksasa tetap mengejar Timun Mas. Raksasa lagi-lagi hampir menangkapnya. Timun Mas sangat ketakutan. Ia pun melemparkan senjatanya yang terakhir, segenggam terasi udang. Lagi-lagi terjadi keajaiban. Sebuah danau lumpur yang luas terhampar. Raksasa merasa kepanasan. Tangannya hampir menggapai Timun Mas. Tapi danau lumpur itu menariknya ke dasar. Raksasa panik. Ia tak bisa bernapas, lalu tenggelam. Timun Mas lega. Ia telah selamat. Timun Mas pun kembali ke rumah orang tuanya. Ibu Timun Mas senang sekali melihat Timun Mas selamat. Ia menyambutnya. Sejak saat itu Timun Mas dapat hidup tenang bersama ibunya. Mereka dapat hidup bahagia tanpa ketakutan lagi.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Nama Sekolah
: MI Nurul Islam
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: V/ Ganjil
Pertemuan Ke -
: 6 (Enam)
Alokasi Waktu
: 2 x 35 Menit
Standar Kompetensi
:
2.
Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan, menceritakan hasil pengamatan atau wawancara.
Kompetensi Dasar
:
2.1. Menanggapi suatu persoalan atau peristiwa dan memberikan saran pemecahannya dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa. Indikator
:
Menceritakan kembali isi hikayat semut dan belalang yang dilihat dan didengar dengan bahasa sendiri.
Menjelaskan amanah yang ada dalam hikayat belalang yang dilihat dan didengar dengan bahasa sendiri.
Tujuan Pembelajaran
:
Siswa dapat menceritakan kembali isi hikayat semut dan belalang yang dilihat dan didengar dengan bahasa sendiri.
Siswa dapat menjelaskan amanah yang ada dalam hikayat belalang yang dilihat dan didengar dengan bahasa sendiri.
Materi Ajar
: Memberi tanggapan pemecahan terhadap peristiwa yang ia lihat.
Metode Pembelajaran
: Diskusi , Tanya Jawab, dan video critic (memberi kritik terhadap video yang ditayangkan).
Nilai Karakter Siswa
Aktif
Kerjasama
Kreatif
Disiplin
Percaya Diri
Tanggap
:
Langkah-langkah Pembelajaran Tahap
Kegiatan Guru
Pembelajaran Kegiatan Awal
:
Guru
memulai
Nilai
Kegiatan Siswa
Karakter
pelajaran Siswa menjawab salam.
Disiplin Aktif
dengan mengucap salam. Guru menanyakan kabar siswa, Siswa berdoa bersama-sama. kemudian
memerintahkan
Percaya diri Tanggap
ketua kelas untuk memimpin doa sebelum belajar. Guru
melakukan
kegiatan Siswa
motivasi melalui Ice Breaking. Guru
menanyakan
melakukan
intruksi
yang diberikan oleh guru.
kepada Siswa menjawab pertanyaan
siswa materi yang telah dibahas
dan menyimak penjelasan
pada pertemuan sebelumnya
dari guru.
dan mengaitkan dengan materi yang
akan
dibahas
pada
pertemuan ini. Guru menyampaikan indikator Siswa pencapaian kompetensi yang
mendengarkan
apa
yang guru sampaikan.
diharapkan. Kegiatan Inti
Eksplorasi Guru bertanya kepada siswa: Siswa
menjawab
sesuai Disiplin
“masih ingatkah kalian tentang
Aktif
pengetahuan mereka.
cerita timun mas?” ”siapakah
Berani
yang bisa menceritakan dengan
Tanggap
runtut?”.
Percaya
Guru membentuk siswa ke Siswa membentuk ke dalam dalam beberapa kelompok.
diri Kerjasama
beberapa kelompok.
Sebelum video ditayangkan, Siswa akan mengomentari Kreatif guru meminta siswa untuk atau mengkritisi video yang mengomentari atau mengkritisi
telah ditayangkan.
video yang akan ditayangkan. Guru meminta siswa untuk Siswa menyimak video yang menyimak
video
yang
ditayangkan oleh guru.
ditayangkan. Guru memutar video.
Siswa melihat video yang ditayangkan oleh guru.
Elaborasi Guru meminta siswa untuk Siswa berdiskusi bersama Aktif berdiskusi
bersama
teman
Berani
teman kelompoknya.
Percaya
kelompoknya. Setelah
siswa
berdiskusi Siswa
yang
ditunjuk,
diri
dengan teman kelompoknya,
menceritakan kembali dan Tanggap
guru menunjuk beberapa siswa
memberi
untuk menceritakan kembali
hikayat yang dilihat dan
dan amanah apa yang dapat
didengar
diambil dari isi hikayat semut
gunakan bahasa sendiri.
amanah
dengan
tentang
meng-
dan belalang yang dilihat dan didengar dengan menggunakan bahasa sendiri. Guru
memperhatikan
siswa Siswa menceritakan kembali
pada saat siswa menceritakan
dan
menjelaskan
amanah
kembali
dan
menjelaskan
yang dapat diambil dari
amanah yang dapat diambil
hikayat semut dan belalang
terhadap isi hikayat semut dan
yang
belalang yang sudah dilihat
didengar
dan didengar.
diperhatikan oleh guru.
Guru memberi penilaian secara langsung terhadap siswa..
sudah
dilihat
dan
dengan
Siswa menerima penilaian secara langsung dari guru.
Konfirmasi Guru
kesempatan Siswa menanyakan materi Aktif
memberi
kepada
siswa
menanyakan
materi
untuk
Percaya
yang belum dimengerti.
yang
diri Tanggap
belum dimengerti. Guru memberikan penjelasan Siswa
menyimak
dengan
mengenai materi hari ini dan
seksama
dan
melakukan pelurusan apabila
perhatian, serta mencatat hal-
terjadi salah pemahaman siswa.
hal
penting
penuh
yang
disampaikan guru. Guru bersama siswa bersama- Siswa menyimak kesimpulan
Kegiatan Penutup
sama memberikan kesimpulan
Objektif
dari guru.
Percaya
kegiatan pembelajaran hari ini. Guru
dan
siswa
menutup Siswa dan guru menutup
pembelajaran dengan doa dan
pembelajaran
salam.
dan salam.
Alat dan Sumber Belajar
Aktif
:
1.
Buku Paket Bahasa Indonesia Kelas V Pegangan Guru.
2.
Buku Paket Bahasa Indonesia Kelas V untuk Siswa.
3.
Video mengenai hikayat “Semut dan Belalang”.
dengan
doa
diri Berani Religius
Evaluasi (Penilaian) Indikator Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi
Jenis Penilaian
Menceritakan kembali Tes
Bentuk Penilaian
Contoh Instrumen/Soal
Performance Siswa diperintahkan maju
isi hikayat semut dan
ke
depan
belalang yang dilihat
menceritakan kembali isi
dan didengar dengan
hikayat semut dan belalang
bahasa sendiri.
yang dilihat dan didengar dengan
kelas
untuk
menggunakan
bahasa sendiri! Menjelaskan amanah Tes yang
ada
Performance
dalam
Siswa diperintahkan maju ke
depan
kelas
untuk
hikayat belalang yang
meenjelaskan amanah yang
dilihat dan didengar
ada dalam hikayat belalang
dengan bahasa sendiri.
yang yang sudah dilihat dan didengar!
Kunci Jawaban dan Skoring No 1.
Butir-Butir Soal
Kunci Jawaban
Menceritakan kembali isi hikayat Sesuai dengan
Skor 5
semut dan belalang yang dilihat dan kemampuan siswa. didengar dengan bahasa sendiri. 2.
Menjelaskan
amanah
yang
ada Sesuai dengan
5
dalam hikayat belalang yang dilihat kemampuan siswa. dan didengar dengan bahasa sendiri. Jumlah Skor Maksimal
10
, Mengetahui, Kepala Sekolah
H. Taufiq Hidayat, S.Pd.I
Guru Mata Pelajaran
Dewi Nurzanah
Lampiran Uraian Materi Semut dan Belalang Pada
siang
hari,
satu
keluarga semut bekerja keras untuk mengumpulkan makanan, mengeringkan
butiran-butiran
mengumpulkan
gandum,
persediaan
air
untuk musim kemarau tiba. Kemudian
sedang
asik-
asiknya keluarga semut bekerja keras mengumpulkan persediaan untuk musim panas. Tiba-tiba salah satu
anggota
semut
pergi
menghampiri merdunya lagu yang dibawakan oleh belalang melalui biola miliknya. Pada saat itu, ketua semutpun menghampiri satu anggotanya dan meminta untuk tetap kembali bekerja. Belalang pun merasa terganggu karena seekor semut sudah mengganggu dirinya dari kesenangannya. Seekor semut Nampak kesal melihat sikap belalang yang terlalu santai menghadapi datangnya musim kemarau. Musim kemarau pun tiba dan belalang merasa haus dan lapar karena tidak ada persediaan yang ia miliki. Sedangkan keuarga semut sudah merasa aman karena mereka memiliki persediaan makanan dan minuman yang sangat banyak. Saat itu belalang yang kelaparan dan kehausan, dengan sebuah biola di tangannya datang dan memohon dengan sangat agar keluarga semut itu memberikan sedikit makan untuk dirinya. "Apa?!" teriak sang semut dengan terkejut, "tidakkah kamu telah mengumpulkan dan menyiapkan makanan untuk musim kemarau yang akan datang ini? Selama ini apa saja yang kamu lakukan?. Belalang pun menjawab:
"Saya tidak mempunyai waktu untuk mengumpulkan makanan, saya sangat sibuk membuat lagu, dan sebelum saya sadari, musim kemarau pun tiba." Semut tersebut kemudian berkata, "Membuat lagu katamu ya?, baiklah, sekarang setelah lagu tersebut telah kamu selesaikan, sekarang saatnya kamu menari!". Semut berkata seperti itu, semut ingin agar belalang tidak mengulangi kesalahannya lagi yang terlalu menggampangkan sesuatu. Kemudian belalang meminta maaf kepada keluarga semut dan berjanji untuk memulai hari ini dengan lebih rajin lagi seperti kalian para semut.
TRANSKRIP REKAMAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SIKLUS I
Soal : Ceritakanlah kembali peristiwa pada cerita legenda “Sangkuriang” yang kalian lihat dan dengar dengan menggunakan bahasa sendiri! Nama A
Transkrip Rekaman Hehe pada suatu hari hehe hiduplah seorang yang bernama Sangkuriang hehe yang bernama sangkuriang (diam), tau ah, hehe. Pada zaman dahulu hiduplah seorang putra raja yang bernama Dayang
B
Sumbi (diam) lalu dia memiliki anak yang bernama Sangkuriang, lalu Dayang Sumbi menyuruh Sangkuriang memburu hati rusa, lalu (diam) hehe tanpa sengaja mengenai Tumang, hehe lupa lagi hehe. Pada zaman dahulu tinggalah seorang wanita yang bernama Dayang Sumbi, ia hidup bersama anak laki-lakinya yang bernama Sangkuriang.
C
Peliharaannya bernama Tumang, suatu hari Sangkuriang disuruh oleh ibunya ke hutan untuk berburu rusa. Pada sampai di hutan Sangkuriang tidak menemukan rusa dan dia membunuh peliharaannya (nyengir) hehe. (diam) mmmm pada zaman dahulu hiduplah (diam) anak, ibunya
D
bernama Duyung, Dayang Sumbi, anaknya bernama Sangkuriang. Suatu hari Sangkuriang disuruh oleh ibunya berburu rusa, Sangkuriang tidak bertemu rusa, Sangkuriang membunuh Tumang.
TRANSKRIP REKAMAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SIKLUS II
Soal : Ceritakanlah kembali isi hikayat semut dan belalang yang kalian lihat dan dengar dengan menggunakan bahasa sendiri! Nama
Transkrip Rekaman Pada siang hari ada seekor semut yang sedang mempersiapkan makanan dan minuman untuk musim kemarau dan ada satu anggota semut, ia menghampiri belalang dengan merdunya suara biola miliknya dan belalangpun kesel pada semut karena sudah merusak kesenangannya dan keluarga semutpun tampak kesal karena keluarga belalang santai dalam menghadapi musim kemarau, dan belalangpun akhirnya musim kemarau tiba dan belalang merasa haus dan lapar dan belalang memohon-mohon
A
kepada semut untuk memberikan sedikit makanan. Keluarga semut pun berkata “apakah kamu tidak mempersiapkan makanan dan minuman untuk musim kemarau?.” “Tidak, karena aku tidak ada waktu, karena aku sibuk membuat lagu.” Jawab belalang. Tanya semut, “sudahkah kamu membuat lagu?, sekarang saatnya kamu menari!”. Si keluarga semut pun tidak suka pada belalang karena suka menggampangkan sesuatu dan belalang berjanji agar tidak membuat kesalahan lagi dan berjanji untuk rajin. Pada suatu hari ada seekor ada keluarga semut sedang mengumpulkan makanan dan minuman untuk persediaan musim kemarau. Tiba-tiba lagi
B
asik bekerja satu ekor smeut menghampiri lagu yang dibawakan oleh belalang, lalu ketua semut menjemput temannya dan meminta untuk tetap kembali bekerja. Belalangpun merasa terganggu karena semut itu sudah mengganggu kesenangannya. Musim kemarau pun tiba, belalang merasa
kelaparan dan kehausan , belalang minta makan dan minum tersebut dan berjanji untuk lebih rajin lagi. Pada siang hari keluarga semut bekerja keras untuk mengumpulkan makanan dan untuk mengumpulkan butiran-butiran gandum dan mengumpulkan persediaan air. Tiba-tiba seekor semut, salah satu anggota semut pergi menghampiri suara merdunya yang dimainkan oleh belalang. Ketua semutpun menghampiri anggota semut dan untuk kembali kerja C
keras lagi. Belalang merasa terganggu, semut merasa kesal karena belalang terlalu santai. Kemarau musim kemarau pun tiba, belalang merasa kehausan dan kelaparan kehausan dan kelaparan. Belalang meminta mohon kepada semut karena belalang merasa kehausan. “Apa?!”, semut terkejut, belalang (diam) untuk tidak mengulangi tidak mengulangi kesalahan lagi. Belalang berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan lagi. Pada siang hari satu keluarga semut mengumpulkan dan bekerja keras untuk mengumpulkan butiran-butiran makanan, eh butiran-butiran gandum dan mengumpulkan persediaan air untuk musim kemarau tiba
D
dan
sedang
asik-asiknya
keluarga
semut
bekerja
keras
untuk
mengumpulkan persediaan untuk musim panas, tiba-tiba salah satu keluarga semut pergi mengikuti merdunya lagu yang dibawakan oleh ketua belalang melalui biola miliknya. Pada saat itu, ketua semut menghampiri salah satu anggotanya dan untuk meminta tetap bekerra. Pada siang hari satu keluarga semut bekerja keras untuk emngumpulkan makanan
dan
mengeringkan
butiran-butiran
gandum,
me
me
mengumpulkan persediaan air untuk musim kemarau tiba. Kemudian E
sedang
asyik-asyiknya
keluarga
semut
bekerjas
keras
untuk
mengumpulkan makanan tiba-tiba satu ekor semut menghampiri merdunya lagu yang dibawakan oleh belalang. Ketua semutpun menghampiri salah satu anggotanya dan meminta untuk kembali bekerja. Belalangpun merasa terganggu karena seekor semut sudah mengganggu
dirinya dan kesenangannya. Semutpun merasa kesal karena melihat belalang yang terlalu santai (diam). Musim kemarau pun tiba dan belalang merasa kehausan dan kelaparan karena ia tidak
memiliki
persediaan, sedangkan keluarga semut sedang merasa santai karena ia memiliki persediaan yang sangat banyak. Belalangpun meminta dengan sangat agar diberikan makanan sedikit saja, semutpun berkata “apa?!” dengan terkejut “apakah kamu tidak mengumpulkan makanan?, apa saja yang kamu lakukan waktu itu?” eeeeh eeeeh eeeeh kemudian belalang berjanji lebih rajin seperti kalian para semut.
Hasil Penilaian Pembelajaran Keterampilan Berbicara Siklus I
KesesuaiNo
Nama
an isi pembicara
Ketepatan logika urutan berbicara
Ketepatan detil peristiwa
Ketepatan
Ketepatan
Jum-
kata
kalimat
lah
Nilai
Skor
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1
A
√
√
√
2
B
√
3
C
√
4
D
√
√
√
5
E
√
√
√
6
F
√
√
7
G
√
√
8
H
√
9
I
√
√
√
10
J
√
√
√
11
K
√
√
√
12
L
√
√
√
13
M
14
N
15
O
√
√
16
P
√
√
17
Q
18
R
19
S
√
20
T
√
21
U
√
22
V
√
√
12
48
√
√
√
√
10
40
√
√
√
√
11
44
16
64
√
14
56
√
√
12
48
15
60
11
44
13
52
11
44
12
48
10
40
18
72
√ √
√
√
√ √
√
√
√
13
52
√
√
√
10
40
√
√
√
10
40
√
√
12
48
16
64
√
12
48
√
11
44
15
60
20
80
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√ √
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√ √
√
23
W
√
√
24
X
√
√
√
√
14
56
√
12
48
Jumlah
310
1240
Rata-rata
12.91
51.67
√
√ √
Hasil Penilaian Pembelajaran Keterampilan Berbicara Siklus II
Ketepatan
KesesuaiNo
Nama
logika
an isi pembicara
Ketepatan detil
urutan
peristiwa
berbicara
Ketepatan
Ketepatan
Jum-
kata
kalimat
lah
Nilai
Skor
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1
A
√
√
2
B
√
√
√
√
3
C
√
√
√
4
D
√
√
√
5
E
√
√
6
F
√
√
7
G
√
√
8
H
√
√
9
I
√
√
10
J
11
K
√
√
√
√
12
L
√
√
√
√
13
M
14
N
15
O
16
P
17
Q
√
√
18
R
√
√
19
S
√
√
√
20
T
√
√
√
21
U
√
√
√
22
V
√
23
W
√
√
√
√
√
√ √ √
19
76
√
18
72
√
√
18
72
√
√
19
76
√
22
88
√
√
21
84
√
√
20
80
19
76
√
√
√ √
√
√
√ √
√
20
80
√
√
23
92
√
18
72
√
18
72
√
√
√
√
21
84
√
√
√
√
√
20
80
√
√
√
√
19
76
20
80
√
√
√
√
√ √ √
√
√
√
√
19
76
√
√
18
72
19
76
√
22
88
√
21
84
√
23
92
19
76
√
√ √
√
√
√ √
√
√ √
√
24
X
√
√
√
√
√
20
80
Jumlah
476
1904
Rata-rata
19.83
79.33
FOTO-FOTO Aktivitas Siswa Ketika Melihat dan Mendengar Video
Aktivitas Siswa Ketika Berdiskusi dengan Teman Kelompoknya
Aktivitas Siswa Ketika Berbicara di Depan Kelas
Aktivitas Siswa Ketika Berbicara di Depan Kelas
PROFIL MADRASAH 1. Nama Madrasah
: MI Nurul Islam
2. Nomor Statistik Madrasah
: 111.2.32.76.0064
3. Akreditasi Madrasah
: Terakreditasi B
4. Alamat Lengkap Madrasah
:
Jalan
: Raya Grogol No. 48 Rt. 01/07
Kelurahan
: Grogol
Kecamatan
: Limo
Kota
: Depok
Provinsi
: Jawa Barat
No. Telp/HP : 021-98287411 5. NPWP Madrasah
: 02.461.904.1-412.000
6. Nama Kepala Madrasah
: H. Taufiq Hidayat, S.Pd.I
7. No. Telp/ HP
: 087878744563
8. Nama Yayasan
: Yayasan Pendidikan dan Yatim Nurul Islam
9. Alamat Yayasan
: Jl. Raya Grogol No.48 Rt. 01/07 Kel.Grogol Kec. Limo Kota Depok 16512
10. No. Telp Yayasan
: 021-77201078
11. No. Akte Pendirian Yayasan
: Ny. Endang Irawati, SH Tanggal 18 Maret 1996 Nomor: 71
12. Kepemilikan Tanah
: Milik Yayasan
a. Status tanah
: Wakaf
b. Luas Tanah
: 1.290 m2
13. Status Bangunan
: Milik Yayasan
14. Luas Seluruhnya Bangunan
: 560 m2
15. Nomor Rekening Sekolah
: 0809-01-022427-53-5 BRI. Sawangan Depok
a. Pemegang Rekening
: H. Taufiq Hidayat, S.Pd.I
b. Jabatan
: Kepala Madrasah
16. Data Siswa dalam 4 (empat) tahun terakhir MI. Nurul Islam No
Jenis kelamin
Jumlah Siswa Pada
Jumlah
Jumlah
Tahun Pelajaran
Laki-laki
Perempuan
siswa
Rombel
1
2012/2013
97 Orang
96 Orang
193 Orang
6
2
2013/2014
99 Orang
101 Orang
200 Orang
7
3
2014/2015
120 Orang
130 Orang
240 Orang
8
17. Guru dan Tenaga Kependidikan No
Nama
Jabatan
1
H. Taufiq Hidayat, S.Pd.I
Kepala Sekolah
2
Siti Maryam, S.Pd.I
Wali Kelas I
3
Solihah, S.Pd.I
Wali Kelas II
4
Siti Rohmah, S.Pd.I
Wali Kelas III
5
Nurmaliyah Agustina, SE
Wali Kelas IV
6
Wawan, S.Ag
Wali Kelas V
7
Nuraini Malik, S.Pd.I
Wali Kelas VI
8
Dadang Sulaeman, S.Pd
Waka.Bid.Kurikulum
9
Sukirman, S.Pd.I
Waka.Bid.Kesiswaan
10
Yati, S.Pd.I
Bendahara
11
Dede Kurnia Rhomadlona, S.Pd
Tata Usaha
12
Fatin Syafdalia
13
Mursin
Unit Perpustakaan Staf
18. Sarana dan Prasarana Jumlah
Kategori Kerusakan
Ruang Jumlah Ruang No
Jenis
Kondisi Baik
Rusak
Rusak
Rusak
Ringan
Sedang
Berat Ket
Prasarana 1
Ruang Kelas
6
6
-
-
-
-
2
Perpustakaan
1
1
-
-
-
-
3
R. Lab IPA
-
-
-
-
-
-
4
R.Lab
1
1
-
-
-
-
Komputer 5
Koperasi
1
1
-
-
-
-
6
Mushola
1
1
-
-
-
-
7
Ruang Guru
1
1
-
-
-
-
8
Ruang Kepala
1
1
-
-
-
-
Sekolah 9
Toilet Guru
1
1
-
-
-
-
10
Toilet siswa
2
2
-
-
-
-
11
R. UKS
1
1
-
-
-
-
12
Lap. Olah Raga
1
1
-
-
-
-
13
Lap. Upacara
1
1
-
-
-
-
VISI DAN MISI MADRASAH NURUL ISLAM 1. Visi MI Nurul Islam “Terwujudnya generasi yang mencintai IPTEK dan berkarakter Islami.” 2. Misi MI Nurul Islam a. Menyelengarakan pendidikan berbasis PAKEM serta mewujudkan suasana madrasah yang mendukung pada pengembangan potensi peserta didik. b. Mewujudkan penghayatan terhadap nilai-nilai islami. c. Mengembangkan manajemen berbasis madrasah.
BIOGRAFI PENULIS
Dewi Nurzanah, lahir di Bogor, 09 April 1993. Merupakan putri pertama dari dua bersaudara dari pasangan Hasyim
dan
Sumiyati
yang
beralamatkan di Jalan Jatijajar II Rt 06/ 05 Kecamatan Tapos, Kota Depok. Penulis memiliki seorang adik yang bernama Rahma Setianingsih. Penulis memulai Pendidikan di SDN RRI Nasional pada tahun 1998 dan selesai pada tahun 2004. Kemudian penulis melanjutkan ke MTs Al-Hamidiyah lulus pada tahun 2007. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikannya ke SMA Plus Daarul Fudlola dan lulus tepat waktu pada tahun 2010. Tamat dari SMA penulis mendaftarkan diri untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Pada tahun 2010, melalui jalur PMDK penulis berhasil lulus di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Proses belajar mengajar di kelas harus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Melalui skripsi yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Penerapan Metode Video Critic Pada Siswa Kelas V MI Nurul Islam” di bawah bimbingan Bapak Dindin Ridwanudin, M.Pd. Penulis berupaya mengembangkan metode pembelajaran yang ada menjadi menarik dan mampu meningkatkan keterampilan berbicara siswa khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran inti di setiap jenjang pendidikan. Semoga bermanfaat, Aamiin…..