PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (Studi Kasus pada Siswa Kelas XI IPS MAN 12 Jakarta)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh NURUL FEBRIANA NIM. 1112015000006
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017
ABSTRAK
Nurul Febriana (NIM: 1112015000006). Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Ekonomi (Studi Kasus pada Siswa Kelas XI IPS MAN 12 Jakarta). Skripsi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2017. Penelitian yang berjudul Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Ekonomi (Studi Kasus pada Siswa Kelas XI IPS MAN 12 Jakarta) ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi (studi kasus pada siswa kelas XI IPS MAN 12 Jakarta). Penelitian ini dilakukan di MAN12 Jakarta yang dilaksanakan pada bulan Oktober–November 2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Sampel yang digunakan adalah sebanyak 58 orang yang diambil secara random, kelas XI IPS 1 sebanyak 30 siswa dan XI IPS 2 sebanyak 28 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket kecerdasan emosional, tes hasil belajar dengan bentuk pilihan ganda, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier sederhana. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh thitung sebesar 5,796. Sementara nilai ttable pada taraf signifikansi 5% dengan N=58, maka diperoleh ttabel sebesar 1,672. Dengan tingkat signifikansi/Probabilitas 0,000 < 0, 05. Artinya signifikan. Maka Ha diterima dan Hoditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosional terhadap hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi (studi kasus pada siswa kelas XI IPS MAN 12Jakarta). Kata Kunci: Kecerdasan Emosional, Hasil Belajar, Ekonomi.
i
ABSTRACT
Nurul Febriana (NIM: 1112015000006). Effect of Emotional Intelligence on Learning Outcomes in Subjects Economics (Case Study in Class XI IPS MAN 12 Jakarta). Skripsi of Social Sciences Education at Faculty of Tarbiyah and Teachers Training Tarbiyah of State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017. The study, entitled The Effect of Emotional Intelligence on Learning Outcomes in Subjects Economics (Case Study in Class XI IPS MAN 12 Jakarta) was done in order to determine the effect of emotional intelligence on learning outcomes on economic subjects (a case study in class XI IPS MAN 12 Jakarta). This research was conducted in MAN 12 Jakarta that was conducted in October-November 2016. The method used in this study is correlational method with quantitative approach. Sampling was done by simple random sampling technique. The samples used were as many as 58 people taken at random, a class XI IPS 1 as many as 30 students and XI IPS 2 as many as 28 students. The research instrument used was a questionnaire of emotional intelligence, achievement test with multiple choice, interviews, and documentation. Meanwhile, data analysis technique used is simple linear regression. Based on the research results obtained t of 5.796. While ttable value at significance level of 5% with N = 58, the obtained ttabel 1.672. With a significance level / Probability 0,000 <0, 05. significant meaning. So Ha Ho accepted and rejected, so it can be concluded that there is significant relationship between emotional intelligence to the learning outcomes on economic subjects (a case study in class XI IPS MAN 12 Jakarta). Keywords: Emotional Intelligence, Learning Outcomes, Economics.
ii
KATA PENGANTAR Alhamdulillaahirobbil’aalamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis diberikan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Ekonomi (Studi Kasus pada Siswa Kelas XI IPS MAN 12 Jakarta). Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita yakni Nabi besar kita Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya hingga insya Allah sampai kepada kita selaku umatnya yang selalu mengikuti ajarannya serta selalu taat kepada Allah SWT, Aamiin yaa Robbal Aalamiin. Penulis menyadari sesungguhnya dalam penyelesaian skripsi ini tentu masih banyak kelemahan kemampuan penulis dalam berpikir serta fasilitas yang dimiliki oleh penulis, oleh karena itu tentu dari berbagai aspek dalam skripsi masih banyak kekurangannya. Sungguhpun demikian, penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, yang dalam prosesnya tidak sedikit cobaan, ujian serta hambatan yang dihadapi, namun Alhamdulillah atas berbagai bantuan, bimbingan serta saran dari semua pihak memberikan kemudahan bagi penulis hingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan motivasi, dukungan dan arahan selama masa kuliah. 3. Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. 4. Bapak Dr. H. Nurochim, MM., selaku dosen pembimbing I dan Ibu Tri Harjawati, M.Si., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan arahan, bimbingan dan waktu nya untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
iii
5. Seluruh Dosen jurusan pendidikan IPS yang telah memberikan ilmuilmunya selama proses perkuliahan ini yang diberikan kepada penulis. 6. Ibu Dra. Herawati, M.Pd., selaku Kepala MAN 12 Jakarta yang sudah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 7. Ibu Lili Fitriah, S.Pd., selaku guru mata pelajaran ekonomi yang sudah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian, memberikan saran, serta arahan kepada penulis selama melaksanakan penelitian. 8. Teristimewa untuk kedua orang tuaku, Ayahanda Suroh dan Ibunda Ella Halimi yang telah mencurahkan kasih sayangnya, memanjatkan do’a yang tiada hentinya dan selalu memberikan semangat kepada penulis. Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan. 9. Adik-adikku tersayang, Ayu Adini dan Muhammad Rivaldi yang selalu menyemangati dan memberikan dukungan kepada penulis agar skripsi ini dapat terselesaikan. 10. Bapak Jawadi yang selalu mendo’akan dan memberikan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah senantiasa melindunginya. 11. Pamanku terbaik, papa Rimat Sofyan yang telah banyak membantu dan selalu mendo’akan penulis. Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan. 12. Keluarga Besar Kakek H. Suprinata (almarhum) yang aku sayangi, selalu memberikan motivasi bagi penulis. 13. Keluarga Besar Apak Halimi Astapura, yakni Uwa Didi, Om Herat, Om Bepek, Tante Ai, Om Taufik, dan Tante Ayum yang selalu mengingatkan penulis untuk terus rajin belajar, selalu mendo’akan penulis, memberikan kritik dan saran kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 14. Teruntuk mas Prayoga yang selalu ada disaat suka maupun duka, berbagi semua cerita dan keluhan, yang telah menyayangi penulis dengan sepenuh hati, memberikan motivasi dan semangat yang disertai dengan pengorbanan, serta mendo’akan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
iv
15. Teruntuk ayah Budi dan mama Tuti yang selalu memberikan semangat, dukungan, arahan, dan berkorban baik moril maupun materil serta Shita yang selalu membantu dan memberikan dukungan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 16. Teman-teman Pendidikan IPS angkatan 2012 khususnya Konsentrasi Ekonomi yang telah berjuang selama kuliah, saling mendukung dan memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. 17. Diah Fajriah yang selalu memberikan semangat dan telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 18. Mutia Anggraeni, Farhatunnisa, dan Wiwin Erlina yang selalu yang selalu memberikan motivasi, saran dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. 19. Nina Lutfhiana, Shuny Rahayu, Siti Muazizah, serta sahabat sepermainan Ade Fitriyani, Fitri Yani terimakasih kalian selalu menjadi motivator bagi penulis. 20. Sahabat tersayang PPKT MAN 12 JAKARTA yaitu Diah Fajriah, Farhatunnisa, QQ Presika, Robiatul Adawiyah, Siti Arfa, dan Ulfah Sundusiyah yang telah berjuang selama semester akhir serta memberikan motivasi, semangat, dukungan untuk penulis dalam menyesaikan skripsi. 21. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Tiada
untaian
kata
yang
terindah
dan
berharga
kecuali
ucapan
Alhamdulillahirrobil’alamiin atas rahmat dan ridho-Nya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Apabila terdapat kekurangan dan kesalahan adalah semata-mata keterbatasan ilmu yang penulis miliki.
Jakarta, 27 Februari 2017
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ......................................................................................................
i
ABSTRACT ...................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
1
B. Identifikasi Masalah.
...........................................................
8
C. Pembatasan Masalah.
...........................................................
8
D. Perumusan Masalah ..................................................................
8
E. Tujuan Penelitian.
.................................................................
8
F. Manfaat Penelitian ....................................................................
8
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik .....................................................................
vi
10
1. Hasil Belajar ........................................................................
10
a. Pengertian Belajar ...........................................................
10
b. Ciri-ciri Belajar ...............................................................
12
c. Pengertian Hasil Belajar .................................................
14
d. Penilaian Hasil Belajar ....................................................
16
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ...........
17
2. Kecerdasan Emosional .........................................................
24
a. Pengertian Emosi ............................................................
24
b. Pengertian Kecerdasan ....................................................
26
c. Pengertian Kecerdasan Emosional ..................................
30
d. Komponen Kecerdasan Emosional. ................................
32
3. Mata Pelajaran Ekonomi......................................................
38
a. Pengertian Ekonomi ........................................................
38
b. Tujuan Mata Pelajaran Ekonomi ....................................
39
c. Materi Mata Pelajaran Ekonomi .....................................
40
1. Konsep Pendapatan Nasional .....................................
40
2. Perhitungan Pendapatan Nasional ..............................
42
3. Tujuan Perhitungan Pendapatan Nasional ..................
44
4. Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional ................
44
5. Perbandingan Perhitungan Pendapatan Nasional .......
44
B. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................
45
C. Kerangka Berpikir ....................................................................
51
D. Hipotesis Penelitian ..................................................................
55
vii
BAB III
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................
56
B. Metode Penelitian .....................................................................
57
C. Populasi dan Sampel.................................................................
58
D. Variabel Penelitian ...................................................................
59
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................
61
F. Instrumen Penelitian .................................................................
63
G. Teknik Keabsahan Data ............................................................
66
1. Uji Validitas .........................................................................
66
2. Uji Reliabilitas .....................................................................
67
3. Uji Taraf Kesukaran ............................................................
68
4. Daya Pembeda ......................................................................
69
H. Teknik Pengolahan Data...........................................................
69
I. Teknik Analisis Data.................................................................
71
1. Uji Normalitas .....................................................................
71
2. Uji Homogenitas ..................................................................
72
3. Uji Regresi Linier Sederhana ...............................................
72
4. Uji Korelasi Product Moment Pearson ................................
73
5. Uji Hipotesis (Uji-T)............................................................
74
6. Koefisien Determinasi .........................................................
75
7. Hipotesis Statistik ................................................................
75
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ..........................................................................
viii
76
1. Gambaran Umum MAN 12 Jakarta .....................................
76
a. Sejarah Singkat Madrasah . ............................................
76
b. Visi dan Misi ...................................................................
77
c. Tujuan Madrasah ............................................................
77
2. Karakteristik Responden . ...................................................
77
a. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin..................
78
b. Data Responden Berdasarkan Klasifikasi Kelas .............
79
c. Data Penelitian ................................................................
80
d. Tabulasi Angket Kecerdasan Emosional ........................
86
B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis ........
100
1. Uji Coba Instrumen Penelitian.............................................
100
a. Uji Validitas ....................................................................
100
b. Uji Reliabilitas ................................................................
104
c. Uji Taraf Kesukaran Soal................................................
105
d. Daya Pembeda ................................................................
106
2. Uji Persyaratan Analisis ......................................................
107
a. Uji Normalitas .................................................................
108
b. Uji Homogenitas .............................................................
110
3. Uji Regresi Linier Sederhana ...............................................
110
4. Uji Korelasi Product Moment Pearson ................................
112
5. Uji Hipotesis (Uji-t) .............................................................
113
6. Koefisien Determinasi .........................................................
114
C. Hasil Wawancara ......................................................................
114
ix
BAB V
D. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................
120
E. Keterbatasan Penelitian ............................................................
125
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ...............................................................................
126
B. Implikasi ...................................................................................
126
C. Saran .........................................................................................
128
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
130
LEMBAR UJI REFERENSI LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1
Penelitian yang Relevan..............................................................
48
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian ........................................................................
56
Tabel 3.2
Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian. ....................................
59
Tabel 3.3
Variabel Penelitian ......................................................................
60
Tabel 3.4
Kisi-kisi Angket Kecerdasan Emosional ....................................
63
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar .........................................................
64
Tabel 3.6
Instrumen Wawancara ................................................................
66
Tabel 3.7
Kriteria Skor ...............................................................................
70
Tabel 3.8
Interpretasi Koefisien Korelasi Product Moment .......................
73
Tabel 4.1
Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .............................
78
Tabel 4.2
Data Responden Berdasarkan Klarifikasi Kelas .........................
79
Tabel 4.3
Data Responden dengan Nilai Angket Kecerdasan Emosional dan Tes Hasil Belajar Ekonomi. .................................................
80
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Variabel Kecerdasan Emosional ...............
83
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Belajar ...............................
85
Tabel 4.6
Ketika Sedih dapat Mengetahui Penyebabnya ............................
86
Tabel 4.7
Merasa Cemas Ketika Menghadapi Ulangan..............................
87
Tabel 4.8
Menyadari Kekurangan dan Kelebihan yang ada pada Diri
Tabel 4.9
Sendiri .........................................................................................
87
Belajar dari Kesalahan dan Berusaha Memperbaikinya . ...........
88
xi
Tabel 4.10 Terus Belajar dan Mengembangkan Diri untuk Sukses ................
88
Tabel 4.11 Bersemangat Mengerjakan Tugas dari Guru untuk Mencapai Hasil Belajar yang Maksimal ......................................................
89
Tabel 4.12 Dapat Berpikir dengan Tenang dalam Keadaan Tertekan ............
90
Tabel 4.13 Berusaha Menghargai dan Menjaga Perasaan Orang lain ............
90
Tabel 4.14 Mentaati Semua Peraturan yang ada di Sekolah ...........................
91
Tabel 4.15 Mengerjakan Tugas yang diberikan oleh Guru dengan Penuh Rasa Tanggung Jawab ................................................................
91
Tabel 4.16 Bersikap Hati-hati terhadap Orang yang Baru dikenal .................
92
Tabel 4.17 Tujuan ke Sekolah adalah untuk Mencapai Hasil Belajar yang Baik .............................................................................................
92
Tabel 4.18 Nilai Teman yang Lebih Bagus dapat Memotivasi Diri Sendiri untuk Lebih Giat Belajar.............................................................
93
Tabel 4.19 Mampu Memperoleh Nilai yang Bagus ........................................
94
Tabel 4.20 Yakin dapat Mengerjakan Tugas yang diberikan oleh Guru ........
94
Tabel 4.21 Memperhatikan Guru ketika sedang Menjelaskan Pelajaran ........
95
Tabel 4.22 Mengerjakan Tugas dengan Baik dan Tepat Waktu .....................
95
Tabel 4.23 Menjadi Pendengar yang Baik ketika Orang Lain sedang Berbicara .....................................................................................
96
Tabel 4.24 Membantu dan Menolong Orang Lain dengan Ikhlas ..................
96
Tabel 4.25 Tidak Membeda-bedakan antarsesama Teman .............................
97
Tabel 4.26 Memberikan Dukungan kepada Teman untuk Rajin Belajar ........
97
xii
Tabel 4.27 Berani Bertanya Kepada Guru, Jika ada Materi Pelajaran yang Kurang di Mengerti .....................................................................
98
Tabel 4.28 Membangun dan Menjaga Ikatan Persahaban adalah Sesuatu yang Sangat Penting....................................................................
99
Tabel 4.29 Membantu Jika ada Teman yang Kesulitan ..................................
99
Tabel 4.30 Hasil Uji Validitas Variabel Kecerdasan Emosional ....................
100
Tabel 4.31 Hasil Uji Validitas Variabel Hasil Belajar ....................................
102
Tabel 4.32 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kecerdasan Emosional ................
104
Tabel 4.33 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Hasil Belajar ................................
104
Tabel 4.34 Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal Variabel Hasil Belajar ...............
105
Tabel 4.35 Hasil Daya Pembeda Variabel Kecerdasan Emosional.................
106
Tabel 4.36 Hasil Daya Pembeda Variabel Hasil Belajar ................................
107
Tabel 4.37 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) .........................................
109
Tabel 4.38
Hasil Uji Homogenitas ...............................................................
110
Tabel 4.39
Hasil Uji Regresi Linier Sederhana . ..........................................
111
Tabel 4.40
Hasil Uji Korelasi Product Moment Pearson .............................
112
Tabel 4.41
Hasil Uji Hipotesis (Uji-T) ........................................................
113
Tabel 4.42
Hasil Uji Koefisien Determinasi .................................................
114
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................
54
Gambar 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin......................
78
Gambar 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Klasifikasi Kelas .................
79
Gambar 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Kecerdasan Emosional .................
84
Gambar 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Belajar................................
86
Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas....................................................................
108
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1
Surat Bimbingan Skripsi …......................................................
135
Lampiran 2
Surat Permohonan Izin Penelitian ……… ...............................
136
Lampiran 3
Surat Rekomendasi Penelitian …. ............................................
137
Lampiran 4
Profil MAN 12 Jakarta . ...........................................................
138
Lampiran 5
Angket Uji Coba Kecerdasan Emosional .................................
152
Lampiran 6
Tes Uji Coba Hasil Belajar …. .................................................
155
Lampiran 7
Kunci Jawaban..........................................................................
166
Lampiran 8
Data Skor Mentah Variabel Kecerdasan Emosional . ..............
167
Lampiran 9
Data Skor Mentah Variabel Hasil Belajar ................................
168
Lampiran 10 Hasil Uji Validitas Variabel Kecerdasan Emosional ...............
169
Lampiran 11 Hasil Uji Validitas Variabel Hasil Belajar ...............................
171
Lampiran 12 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kecerdasan Emosional ............
173
Lampiran 13 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Hasil Belajar............................
176
Lampiran 14 Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal ................................................
179
Lampiran 15 Hasil Daya Pembeda Variabel Kecerdasan Emosional ............
181
Lampiran 16 Hasil Daya Pembeda Variabel Hasil Belajar ............................
183
Lampiran 17 Angket Penelitian Kecerdasan Emosional ……………….…..
185
Lampiran 18 Tes Hasil Belajar ……………….……….… ...........................
188
Lampiran 19 Kunci Jawaban ……………….................................................
196
Lampiran 20 Data Angket Penelitian …………………………… ................
197
xv
Lampiran 21 Data Hasil Ulangan Harian Ekonomi ……………………… ..
200
Lampiran 22 Distribusi Frekuensi Variabel Kecerdasan Emosional …….… 203 Lampiran 23 Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Belajar .............................
205
Lampiran 24 Hasil Uji Normalitas .................................................................
206
Lampiran 25 Hasil Uji Homogenitas .............................................................
207
Lampiran 26 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana ..........................................
208
Lampiran 27 Hasil Uji Korelasi Product Moment Pearson …………….… .
209
Lampiran 28 Hasil Uji Hipotesis (Uji-T) .……………….….… ...................
210
Lampiran 29 Hasil Koefisien Determinasi ……............................................
211
Lampiran 30 Instrumen Wawancara ……………………………. ................
212
Lampiran 31 Hasil Wawancara …………………………… .........................
213
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mengajar. Karena dengan pendidikan sebuah bangsa akan mencapai kemajuan, baik dalam pengembangan sumber daya manusia yang cerdas maupun pada pengelolaan sumber daya alam dan berkualitas memiliki pengetahuan luas serta keterampilan untuk menjalankan tujuan pembangunan tersebut. Upaya yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan pendidikan. Karena pendidikan merupakan hal terpenting dalam mewujudkan sumber daya manusia yang cerdas dan berkualitas. Belajar juga merupakan suatu kewajiban bagi manusia dapat membentuk manusia yang berbudaya dan memiliki akhlak yang baik karena belajar merupakan proses perubahan tingkah laku seseorang. Islam mempunyai perhatian yang besar terhadap kewajiban seorang muslim untuk menuntut ilmu, sebagaimana yang tercantum pada Q.S Al-Mujadalah ayat 11:
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah. Niscaya Allah Swt akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: berdirilah kamu, maka berdirilah. Niscaya Allah Swt akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
1
2
Dalam Surah al mujadalah ayat 11 menjelaskan tentang keutamaan orang orang yang beriman dan berilmu. Allah telah menjanjikan kepada orang orang yang beriman dan berilmu akan diangkat derajatnya oleh Allah Swt. Orang yang berilmu akan dihormati orang lain karena mampu mengelola sesuatu dengan baik. Orang yang beriman tanpa didasari ilmu tidak akan tau apa apa. Sedangkan orang yang berilmu tetapi tidak beriman dia akan tersesat. Karena ilmu yang dimiliki bisa jadi tidak digunakan untuk kebaikan bersama. Selain itu, para ahli mengemukakan beberapa pengertian tentang belajar. Menurut Zurinal Z. dan Wahdi Sayuti, pendidikan dalam pengertian sempit, dimaknai sekolah. Dengan kata lain, dalam pengertian sempit “Pendidikan merupakan pengaruh yang diupayakan dan direkayasa sekolah terhadap anak dan remaja agar mereka mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka”.1 Pendidikan dalam arti sempit ini bermuara pada sekolah, tempat dimana pendidikan diselenggarakan dan diinternalisasikan pada para peserta didik. Selain itu, pendidikan berlangsung dalam lingkungan pendidikan yang diciptakan, yakni di dalam kelas. Sedangkan pendidikan dalam arti luas, diartikan bahwa “Pendidikan adalah segala situasi dalam hidup yang mempengaruhi pertumbuhan seseorang”.2 Pendidikan dalam arti luas, merupakan pengalaman belajar seseorang selama hidupnya yang mempengaruhi proses tumbuh kembangnya dari sejak lahir hingga meninggal di kemudian hari nanti. Dengan kata lain, pendidikan merupakan suatu pengajaran yang mengembangkan tingkat pemikiran dan kedewasaan seseorang melalui sebuah pemberian ilmu pengetahuan. Selain itu, pendidikan ini berlangsung dalam segala lingkungan, dan masa pendidikan berlangsung seumur hidup. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 menyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan 1
Zurinal Z. dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar dan Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dan UIN Jakarta Press, 2006), Cet. I, h. 3-4. 2 Ibid., h. 6.
3
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”.3 Berdasarkan hal tersebut dapat dipahami bahwa proses pendidikan tidak hanya berbicara tentang memberikan ilmu dan informasi terbaru untuk peserta didik, tetapi arti pendidikan yang sebenarnya adalah usaha untuk menghasilkan peserta didik yang mampu mengembangkan pengetahuan, kepribadian, keterampilan, serta akhlak yang baik dalam bekal hidupnya di masa depan. Untuk dapat memenuhi dan mengikuti perkembangan tersebut diperlukan lembaga pendidikan yang memadai. Lembaga pendidikan baik formal maupun nonformal memegang peranan yang sangat penting karena merupakan salah satu lembaga untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, pembangunan sektor pendidikan di Indonesia harus menjadi prioritas utama yang harus dilakukan oleh pemerintah. Hal ini dilaksanakan untuk meningkatkan mutu pendidikan bangsa dan terciptanya manusia Indonesia seutuhnya. Tujuan pendidikan sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, yaitu: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang berdemokratis serta bertanggung jawab.4 Untuk mencapai tujuan pendidikan yang dilaksanakan di sekolah yang disebut dengan pendidikan formal, dilaksanakan serangkaian kegiatan terencana dan terorganisasi. Kegiatan-kegiatan di sekolah bertujuan 3
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, h. 2. 4 Ibid., h. 6.
4
menghasilkan perubahan-perubahan positif dalam diri anak dalam bentuk proses belajar dan pembelajaran. Belajar dilakukan secara sadar oleh individu untuk memenuhi kebutuhannya. Kemampuan belajar yang dimiliki setiap siswa, merupakan bekal yang sangat utama. Dengan kemampuan belajar, siswa akan mengalami perubahan-perubahan, mulai dari saat lahir sampai mencapai usia dewasa. Perubahan yang terjadi tersebut merupakan hasil dari suatu proses belajar. Berhasil tidaknya belajar terlihat dari hasil evaluasi setelah proses belajar, apakah terdapat kesesuaian atau tidak antara hasil belajar dengan tujuan belajar yang diharapkan, yaitu perubahan dari belum tahu menjadi tahu dalam waktu tertentu. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Zikri Neni Iska, faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar diantaranya adalah faktor internal yang meliputi, faktor fisiologi yang terdiri dari kondisi fisik dan panca indera, faktor psikologi yang terdiri dari intelegensi atau kecerdasan, bakat, minat, dan motivasi. Sedangkan faktor eksternal yang terdiri dari faktor lingkungan dan instrumental.5 Intelegensi. Intelegensi termasuk dalam faktor internal. Anak yang mempunyai intelegensi yang tinggi biasanya lebih mudah menyerap pelajaran sementara yang mempunyai intelegensi yang rendah biasanya agak sulit dalam menyerap pelajaran. Namun pada kenyataannya tak jarang di sekolahsekolah, siswa yang mempunyai intelegensi tinggi belum tentu memiliki hasil belajar yang optimal sementara siswa yang mempunyai intelegensi rata-rata memiliki hasil belajar yang optimal. Misalnya, Nilai hasil ulangan tengah semester pada mata pelajaran ekonomi, ada beberapa siswa kelas XI IPS MAN 12 Jakarta yang memperoleh nilai di bawah 4,00. Salah satunya, Asmita Damayanti. Padahal, siswa tersebut cerdas di kelasnya di antara teman-teman yang lainnya dan selalu memperoleh hasil ulangan harian di atas 8,00. 5
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2006), h. 85.
5
Selain faktor intelegensi, kecerdasan emosional termasuk dalam faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar. Menurut Goleman, kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor keutamaan-keutamaan lain, dalam kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) yakni suatu kemampuan seseorang untuk menguasai emosinya melalui kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.6 Kecerdasan emosional perlu ditumbuh kembangkan kepada siswa, agar siswa dapat mengelola kehidupan emosionalnya lebih terkendali dan terarah. Kecerdasan emosional merupakan bagian mental yang sering terabaikan. Dalam pergaulan sehari-hari emosi yang stabil sangat dibutuhkan. Namun tidak semua siswa dapat mengatur emosinya sendiri dengan cerdas. Saat seorang siswa tidak mampu mengelola emosinya dengan cerdas akan mempengaruhi cara berfikir dalam hal menilai dirinya. Sehingga hal tersebut dapat
menyebabkan
timbulnya
pandangan
negatif
tentang
dirinya.
Kecerdasan emosional yang rendah dapat menyebabkan hasil belajarnya menjadi menurun. Sedangkan siswa dengan kecerdasan emosional yang tinggi akan memiliki kemampuan untuk meraih keberhasilan belajar, khususnya pada mata pelajaran ekonomi. Hal ini dilatarbelakangi oleh kecerdasan emosional siswa yang rendah sehingga tidak dapat mengelola perasaannya dengan baik, mudah marah, tidak memiliki empati dan tidak dapat menjaga hubungan baik satu sama lain. Kenyataannya, dalam proses belajar mengajar di sekolah sering ditemukan banyak anak yang cerdas namun kurangnya pengembangan kecerdasan emosionalnya seperti kurangnya kesadaran diri dalam memahami emosinya, tidak memahami bagaimana mengatur emosi dengan baik, motivasi diri yang rendah, kurang ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain, kurang menyesuaikan diri dengan orang lain, sehingga ada siswa yang terhambat kegiatan belajar di sekolahnya dan kurang menghargai orang lain. Misalnya, 6
Daniel Goleman, Emotional Intelligence Gramedia Pustaka Utama, 2007), Cet. 17, h. 44.
Terjemahan T Hermaya, (Jakarta:
PT
6
terjadinya tawuran antar pelajar. Dua pelajar SMK PGRI 2 Kota Tangerang melakukan penganiayaan terhadap pelajar SMK Negeri 4 Kota Tangerang, Fajri Ramadhan (16 Tahun) hingga tewas saat tawuran di kawasan Taman Potret, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Tangerang.7 Berdasarkan hasil observasi, banyak pula para guru pun bangga dan merasa siswa telah berhasil belajar hanya dengan melihat angka-angka fantastis dan ranking di kelasnya. Selain itu, kenyataannya bahwa keberhasilan pembelajaran peserta didik hanya di ukur dari sudut intelektual saja. Hal ini dilatarbelakangi karena masih banyak para guru yang memuja kecerdasan intelektual dan kurang memperhatikan perkembangan kecerdasan emosional siswanya. Banyak para guru yang hanya melihat pada hasil belajar yang diraih oleh siswanya, tanpa peduli pada proses atau bagaimana cara siswa tersebut mendapatkan hasil belajar tersebut. Para ahli berpendapat bahwa untuk meraih hasil belajar yang optimal, seseorang tidak hanya memiliki intelegensi yang tinggi. Taraf Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi bukan merupakan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang. IQ tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa partisipasi penghayatan emosional terhadap mata pelajaran yang disampaikan di sekolah khususnya mata pelajaran ekonomi. Namun biasanya kedua Intelligensi itu saling melengkapi, keseimbangan antara IQ dan EQ merupakan kunci keberhasilan belajar siswa di sekolah. Pendidikan di sekolah bukan tidak hanya mengembangkan IQ saja melainkan juga perlu mengembangkan kecerdasan emosional siswa. Banyak contoh juga di sekitar kita membuktikan bahwa orang yang memiliki kecerdasan intelektual saja atau banyak memiliki gelar yang tinggi belum tentu sukses berkiprah di dunia pekerjaan. Bahkan seringkali yang berpendidikan formal lebih rendah ternyata banyak yang lebih berhasil. Agustian berpendapat bahwa kebanyakan program pendidikan hanya berpusat pada kecerdasan akal, padahal yang diperlukan sebenarnya adalah bagaimana 7
Deny Irawan, Dua Pelajar Pembunuh Siswa SMKN 4 Tangerang Ditangkap, 2016, (http://metro.sindonews.com), diakses pada Sabtu, 24 September 2016, pukul. 04.34 WIB.
7
mengembangkan kecerdasan hati seperti ketangguhan, inisiatif, optimisme, kemampuan beradaptasi yang kini telah menjadi dasar penilaian baru.8 Selain itu, berdasarkan hasil observasi, adapun permasalahan yang terjadi di kelas, yaitu banyak siswa tidak dapat memanfaatkan waktu yang dimilikinya dengan baik. Ketika guru tidak masuk kelas, kelas menjadi ramai dan ricuh, siswa tidak mengisinya dengan belajar. Dan bahkan tidak sedikit siswa yang meninggalkan kelas secara sembunyi-sembunyi. Berselisih paham dengan teman, serta tidak dapat bekerja sama dengan temannya. Selain itu, berdasarkan data dari perolehan hasil ulangan harian siswa kelas XI IPS di MAN 12 Jakarta pada mata pelajaran ekonomi materi “Konsep dan Metode Penghitungan Pendapatan Nasional” terdapat 26 siswa yang mendapatkan hasil belajar di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM yang ditetapkan pada mata pelajaran ekonomi di MAN 12 Jakarta adalah sebesar 73. (Lampiran 21) Berdasarkan masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh
Kecerdasan
Emosional terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi (Studi Kasus pada Siswa Kelas XI IPS MAN 12 Jakarta)”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1.
Siswa yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi terkadang mengalami hasil belajar yang tidak optimal.
2.
Kecerdasan emosional siswa yang rendah.
3.
Masih banyak para guru yang memuja kecerdasan intelektual dan kurang memperhatikan kecerdasan emosional siswa.
4.
Siswa kurang mampu mengendalikan emosi dalam proses belajar.
5.
Hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di MAN 12 Jakarta masih di bawah KKM.
8
Ary Ginanjar Agustian, ESQ (Emotional, Spiritual Quetiont), (Jakarta: Arga Wijaya Persada, 2001), h. 56.
8
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini hanya dibatasi pada siswa kurang mampu mengendalikan emosi dalam belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di MAN 12 Jakarta masih di bawah KKM.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi (studi kasus pada siswa kelas XI IPS MAN 12 Jakarta)?. E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi (studi kasus pada siswa kelas XI IPS MAN 12 Jakarta).
F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini, yaitu: 1.
Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah: a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang hal-hal yang berhubungan dengan kecerdasan emosional terhadap hasil belajar. b. Memberikan informasi terkait dengan apakah kecerdasan emosional dapat mempengaruhi hasil belajar.
2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini adalah: a. Bagi Guru Diharapkan penelitian ini menjadi bahan pertimbangan bahwa dalam proses pembelajaran tidak hanya berorientasi pada perkembangan
9
intelektual siswa semata, akan tetapi kecerdasan emosional siswa juga perlu dikembangkan secara lebih maksimal. b. Bagi Sekolah Sebagai bahan evaluasi mengenai kecerdasan emosional yang dimiliki setiap siswa serta memberikan kemudahan bagi pihak sekolah dalam membimbing dan memotivasi siswa untuk menggali kecerdasan emosional yang dimilikinya. c. Bagi Orang Tua Diharapkan lebih memperhatikan dan membantu anak dalam mengembangkan kecerdasan emosionalnya agar dapat lebih mandiri dan selalu berusaha untuk mencapai hasil belajar yang optimal. d. Bagi Siswa Diharapkan lebih mengembangkan kecerdasan emosional yang dimiliki.
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar mempunyai makna yang sangat luas di dalam aktivitas seseorang siswa. Belajar merupakan kebutuhan setiap manusia, namun sisi lain belajar juga suatu kewajiban yang harus dipenuhi. Dengan belajar yang baik tentunya akan menghasilkan sesuatu yang baik. Belajar juga merupakan suatu kewajiban bagi manusia dapat membentuk manusia yang berbudaya dan memiliki akhlak yang baik karena belajar merupakan proses perubahan tingkah laku seseorang. Setiap
manusia
pasti
membutuhkan
belajar
untuk
menunjang
kehidupannya ke depan. Karena pada dasarnya semua manusia terlahir sebagai bayi yang tidak memiliki apa-apa. Belajar yang dilakukan manusia merupakan bagian dari hidup, berlangsung seumur hidup, dimana saja, dan kapan saja selama manusia tersebut berada di lingkungannya. Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai definisi belajar, Gagne dalam buku The Condition of Learning yang dikutip oleh Abdul Rahman Saleh menyatakan bahwa, “Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi”.1 Jadi belajar dapat diartikan sebagai perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang disebabkan oleh pengalaman, dimana pengalaman tersebut yang pada akhirnya bisa mempengaruhi tingkah laku pada orang tersebut. 1
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. 3, h. 208.
10
11
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang seperti yang dikemukakan oleh Cronbach yang dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa “Belajar adalah suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman”.2 Senada dengan Cronbach, McGeoh berpendapat bahwa “Belajar adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari praktek si pelajar”.3 Selanjutnya Syaiful Bahri menjelaskan kembali pengertian belajar oleh Slameto, “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, baik secara pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.4 Dengan adanya sebuah interaksi antar manusia, maka manusia akan mengalami perubahan tingkah laku pada dirinya untuk penyesuaian di setiap lingkungan baru. Menurut
Witherington
yang
dikutip
oleh
Nana
Syaodih
Sukmadinatamenyatakan bahwa, “Belajar merupakan perubahan dalam
kepribadian, perubahan itu dimanifestasikan sebagai respons yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan individu tersebut”. Sependapat dengan Witherington, Crow menyatakan bahwa, “Belajar didapatkan dengan kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru”.5 Menurut Winkel, “Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interkasi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas”.6 2
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), Cet. 3, h. 13. Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), Ed. 5, Cet. 17, h. 231. 4 Bahri Djamarah, loc. cit. 5 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. 5, h. 155. 6 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media, 2009), Cet. 1, h. 5. 3
12
Sesuai dengan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang dihasilkan karena sebuah pengalaman
yang telah
dialami
oleh
peserta
didik
sehingga
menghasilkan perubahan dimana perubahan itu bersifat konstan. Perubahan tingkah laku tersebut berupa perubahan keterampilan, pengetahuan, kebiasaan, sikap dan pemahaman.Adapun pengalaman dalam proses belajar ialah bentuk interaksi antara individu dengan lingkungannya. b. Ciri-ciri Belajar Ciri-ciri belajar dapat diketahui dari hakikat belajar yaitu perubahan tingkah laku, antara lain: 1.
2.
3.
Perubahan yang terjadi secara sadar Ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya mereka akan merasakan terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya, ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah. Perubahan tingkah laku yang terjadi karena mabuk atau dalam keadaan tidak sadar, tidak termasuk perubahan dalam arti belajar. Perubahan belajar yang bersifat kontinyu dan fungsional Sebagai hasil belajar perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya. Misalnya, seseorang yang sedang belajar menulis, terjadi perubahan dari tidak bisa menulis menjadi bisa menulis. Hal ini akan berlangsung hingga ia dapat menulis indah, dengan pulpen, dan seterusnya. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif Dalam perbuatan belajar, perubahan yang bersifat positif artinya baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan. Hal ini juga bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa merupakan penambahan, yakni diperolehnya sesuatu yang baru yang lebih baik daripada sebelumnya. Dengan demikian makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh.Adapun perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha individu sendiri. Misalnya, perubahan tingkah laku karena proses kematangan.
13
4.
5.
Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahan yang bersifat sementara atau temporer terjadi hanya untuk beberapa saat saja, seperti menangis dan sebagainya. Perubahan seperti ini tidak termasuk kedalam arti belajar. Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Hal ini berartikan bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. Misalnya, kecakapan seseorang dalam memainkan gitar, setelah belajar tidak akan hilang, melainkan akan terus dimiliki dan bahkan makin berkembang bila terus dilatih. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui sesuatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya mereka akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.7
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku belajar memiliki ciri khas yang mengarah pada perubahan yang sifatnya baik. Yang pertama perubahan yang terjadi dalam proses belajar berkat pengalaman yang telah dilakukan secara sadar, hal ini berarti siswa menyadari adanya perubahan yang terjadi dalam dirinya karena adanya proses belajar. Kedua, perubahan yang bersifat kontinyu dan fungsional, karena adanya proses belajar pada diri seseorang menimbulkan terjadinya perubahan yang sifatnya berhasil guna dan juga memberikan manfaat yang luas. Ketiga, perubahan positif dan aktif, dimana perubahan ke arah yang lebih baik, bermanfaat serta adanya proses kematangan tersebut bisa terjadi karena proses belajar dalam diri seseorang. Keempat, perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, dimana tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. Kelima, perubahan yang mencakup seluruh aspek tingkah laku, dimana setelah seseorang belajar sebagai hasilnya mereka akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
7
Bahri Djamarah, op. cit., Cet. 3, h. 15.
14
c. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjukan pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar.Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar.8 Proses belajar akan menghasilkan sesuatu yang biasanya disebut dengan istilah hasil belajar. Menurut Nana Sudjana, “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.9 Maksudnya adalah setiap siswa pasti akan memiliki kemampuan-kemampuan baru yang ia dapat setelah menerima pengalaman dari proses belajarnya di sekolah. Penguasaan
hasil
belajar
dapat
dilihat
dari
kemampuan-
kemampuan serta potensi-potensi yang dimiliki peserta didik. Menurut Nana
Syaodih
Sukmadinata,
“Hasil
belajar
atau
achievement
merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang”.10 Dalam hal tersebut peserta didik diwajibkan memiliki kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut Mulyono Abdurrahman, “Hasil belajar merupakan keluaran (outputs) dari suatu sistem pemrosesan masukan (inputs).11 Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa siswa akan memperoleh hasil belajar berupa penilaian selama proses belajar atas kemampuan yang dimiliki siswa dalam menguasai pelajaran yang diajarkan oleh
8
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 44-45. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), h. 22. 10 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. 5, h. 102. 11 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h. 38. 9
15
pendidik. Penilaian yang dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian komptensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran. Menurut pendapat Gagne, hasil belajar dapat berupa hal-hal sebagai berikut, yaitu: 1.
Informasi verbal, yaitu kemampuan seseorang dalam mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan, maupun tulisan. Kemampuan seseorang dalam menyampaikan suatu informasi baru yang telah didapatnya itu termasuk dalam hasil belajar yang ia capai. 2. Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan untuk menunjukkan konsep dan lambang, serta mampu menganalisis sesuatu yang berdasarkan fakta di kehidupan seseorang. 3. Strategi kongnitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan konsep dalam memecahkan suatu masalah. Kemampuan seseorang yang dapat mengarahkan konsep untuk memecahkan suatu masalah merupakan hasil belajar yang diperolehnya. 4. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan untuk melakukan berbagai macam gerak jasmani di dalam kehidupan sehari-hari. Keaktifan seseorang dalam gerak merupakan salah satu hasil belajar yang nampak pada kehidupan sehari-harinya. 5. Sikap, yaitu kemampuan menerima atau menolak sesuatu berdasarkan penilaian baik atau buruknya sesuatu tersebut, dengan kata lain memiliki pendirian yang teguh dalam memutuskan sesuatu.12 Benyamin S. Bloom adalah ahli pendidikan yang terkenal sebagai pencetus konsep taksonomi belajar. Taksonomi belajar adalah pengelompokan tujuan berdasarkan domain atau kawasan belajar. Menurut Nurochim, terdapat tiga ranah pada hasil belajar, yaitu: 1.
2.
12
Ranah kognitif, yang berkaitan dengan aspek-aspek intelektual atau secara logis yang bisa diukur dengan pikiran atau nalar, seperti pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (aplication), penguraian (analysis), memadukan (synthesis), dan penilaian (evaluation). Ranah afektif, yang berkaitan dengan aspek-aspek emosional, seperti, perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral, dan
Muhammad Thobroni, Arif Mustofa, Belajar & Pembelajaran Pengembangan Wacana Dalam Pembangunan Nasional, (Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 23.
16
sebagainya. Yang terdiri dari penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan karakterisasi. 3. Ranah psikomotorik, yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem saraf dan otot dan fungsi psikis, seperti kesiapan, meniru, membiasakan, dan adaptasi.13 Dari ketiga ranah hasil belajar tersebut, ranah kognitif yang umumnya dinilai oleh para pendidik di sekolah, karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai bahan pelajaran. Hal tersebut dikarenakan hasil belajar pada ranah kognitif dapat diamati dan diukur melalui nilai-nilai siswa yang diperoleh dari nilai tugas harian, nilai ulangan harian, dan hasil raport. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah mendapatkan pengalaman belajar dengan ditandai oleh perubahan sikap, pengetahuan dan keterampilan.
d. Penilaian Hasil Belajar Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar dapat dilakukan melalui penilain hasil belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, penilaian hasil belajar dibagi menjadi tes formatif, tes sumatif dan tes subsumatif. 1.
Tes Formatif Penilaian pada tes formatif yang diselenggarakan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar, diselenggarakan secara periodik.
Dengan
kata
lain,
penilaian
pada
tes
formatif
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti suatu pokok pembahasan tiap bab atau KD (kompetensi dasar). Sebagai contoh adalah ulangan harian.
13
Nurochim, Perencanaan Pembelajaran Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2013), h. 14.
17
2.
Tes Sumatif Penilaian pada tes sumatif yang dilakukan jika seluruh materi pelajaran telah selesai. Penilaian tes sumatif ini dilakukan apabila guru bermaksud untuk mengetahui tahap perkembangan terakhir dari siswanya. Hasil penilaian sumatif adalah untuk menentukan nilai (angka) berdasarkan tingkatan hasil belajar peserta didik yang selanjutnya dipakai sebagai angka hasil ujian akhir semester. Selain itu dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses pembelajaran secara keseluruhan. Pelaksanaan kegiatan tes subsumatif ini dilakukan pada pertengahan semester (caturwulan) yang lazim kita sebagai midsemester. Contohnya seperti: tes catur wulan, ujian akhir semester.
3.
Tes Subsumatif Penilaian hasil belajar pada tes subsumatif merupakan penilaian yang didapat dari hasil belajar yang ada pada tes formatif dan sumatif. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap peserta didik untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Hasil tes subsumatif dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai raport.14 Tes-tes hasil belajar yang telah dipaparkan di atas merupakan salah
satu cara untuk mengetahui hasil peserta didik dan sebagai acuan tingkat keberhasilan belajar yang dicapai oleh peserta didik.
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Muhibbin Syah, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan
14
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. 9, h. 36.
18
menjadi tiga, yaitu faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar.15
1.
Faktor Internal Siswa Yang dimaksud faktor internal siswa adalah faktor yang menyangkut seluruh pribadi, termasuk fisik, maupun mental dan psikologinya, yang ikut menentukan hasil belajar siswa. Faktor internal meliputi tiga macam, yakni:16 a) Aspek Fisiologis Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendisendinya, dapat memengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi pelajaran yang dipelajarinya kurang dapat diterimanya. Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti indera pendengar dan indera penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas. b) Aspek Psikologis Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kauntitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun, di antara faktor-faktor yang dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut:17 1) Intelegensi Siswa Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kempuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang
15
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2013), Cet. 18, h. 129. 16 Ibid., h. 130. 17 Ibid., h. 131.
19
tepat.18 Tingkat kecerdasan siswa sangat menentukan keberhasilan siswa. Siswa yang mempunyai tingkat kecerdasan yang tinggi akan lebih berhasil dari siswa yang mempunyai tingkat kecerdasan yang rendah. Ciri-ciri intelektual adalah mudah menangkap pelajaran, ingatannya baik,
penalaran
tajam
(berpikir
logis-kritis),
daya
konsentrasinya baik dan lain sebagainya itu semua adalah mencerminkan seseorang yang memiliki kecerdasan.19 2) Kecerdasan Emosional Siswa Kecerdasan emosional (EQ) merupakan kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain. Kecerdasan emosional adalah
kecerdasan
berprestasi.20
yang
Kecerdasan
sangat
diperlukan
emosional
perlu
untuk
ditumbuh
kembangkan kepada siswa, agar siswa dapat mengelola kehidupan emosionalnya lebih terkendali dan terarah. 3) Sikap Siswa Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons (response tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.21 Menurut Trow yang dikutip oleh Djaali mengatakan bahwa, “Sikap sebagai suatu kesiapan mental atau emosional dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat.22 Sikap siswa yang positif terhadap mata 18
Ibid. Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: PT Gramedia, 1985), h. 19. 20 Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21, (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 171. 21 Syah, op. cit., h. 132. 22 Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 114. 19
20
pelajaran merupakan awal yang baik dalam proses belajar. Sebaliknya sikap siswa yang negatif yang disertai kebencian dapat menimbulkan kesulitan dalam belajar. 4) Bakat Siswa Secara umum, bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial
yang
dimiliki
seseorang
untuk
mencapai
keberhasilan pada masa yang akan datang.Bakat dapat mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar siswa. Apabila bidang studi yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, hasil belajarnya akan lebih baik karena siswa senang mempelajarinya. Sebaliknya, jika bidang studi yang dipelajari siswa tidak sesuai dengan bakatnya, siswa akan mengalami kesulitan dalam mempelajarinya. 5) Minat Siswa Secara
sederhana,
minat
(interest)
berarti
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.23 Minat seperti yang dipahami tersebut dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi tertentu. Sedangkan menurut Djaali, “Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.24 Jadi minat adalah perasaan senang dan puas terhadap suatu objek tertentu. Minat mempunyai peranan yang penting dan mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap. Minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar. Siswa yang berminat terhadap pelajaran, akan berusaha lebih tekun untuk belajar dibandingkan dengan siswa yang kurang berminat. Dengan demikian
23 24
Syah, op. cit., h. 133. Djaali, op. cit., h. 121.
21
tinggi rendahnya minat belajar siswa akan mempengaruhi hasil belajar yang akan dicapai. 6) Motivasi Siswa Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal organisme
baik
manusia
ataupun
hewan
yang
mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian, motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1) motivasi intrinsik; 2) motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang mendorongnya melakukan tindakan belajar. Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.25 Sedangkan menurut Gates dkk, “Motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu.26 Motivasi belajar pada dasarnya mempengaruhi tingkah laku belajar. Motivasi adalah sebagai penggerak tingkah laku dan sangat pentig dalam proses belajar. Siswa yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar, maka hasil belajarnya akan optimal, sebaliknya siswa yang memiliki motivasi rendah dalam belajar, maka hasil belajarnya di sekolah tidak akan meningkat. c) Faktor Kelelahan Kelelahan pada seseorang walaupun sulit dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya
tubuh
dan
timbul
kecenderungan
untuk
membaringkan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat 25 26
Syah, op. cit., h. 134. Djaali, op. cit., h. 101.
22
dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang, kelelahan ini dapat terjadi jika terus menerus memikirkan masalah yang dianggap berat tanpa istirahat, menghadapi hal-hal yang sama dan tidak bervariasi, dan mengerjakan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatiannya.27 Dan faktor kelelahan juga sangat mempengaruhi hasil belajar karena jika siswa sudah lelah maka ia tidak akan semangat dalam belajar. 2.
Faktor Eksternal Siswa Selain faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam, yakni: faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.28 a) Lingkungan Sosial Lingkungan sosial dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu: 1) Orang tua dan keluarga
Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar, mulai dari penghasilan yang dimiliki orang tua, serta keadaan rumah itu sendiri pun turut mempengaruhi keberhasilan anak dalam belajar.29 Lingkungan sosial dalam keluarga adalah salah satu lingkungan yang akan membentuk hasil belajar siswa secara utuh seperti sifat orang tua, cara mendidik anaknya, ketegangan yang ada di keluarga pun sangat mempengaruhi, karena itu keluarga harus memberikan suasana belajar yang tentram dan keluarga harus berperan sebagai fasilitator bagi anaknya agar tercapainya hasil belajar yang baik untuk anaknya.
27
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), Cet. 6, h. 59. 28 Syah, op. cit., h. 135. 29 Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), Cet. 4, h. 55-57.
23
2) Sekolah Selain
lingkungan
keluarga,
lingkungan
sekolah
merupakan lingkungan yang sangat mempengaruhi hasil belajar yang dijadikan oleh mereka sebagai tempat untuk menuntut ilmu.30 Kualitas guru, mulai dari cara mengajar turut mempengaruhi keberhasilan belajar siswa, selain itu kesesuian kurikulum yang diterapkan pada sekolah yang bersangkutan, tata tertib sekolah, sarana dan prasarana akan mempengaruhi semangat belajar siswa. 3) Masyarakat Masyarakat
dan
tetangga
juga
teman-teman
sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut. Kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang serba kekurangan dan anak-anak penganggur misalnya, akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Paling tidak, siswa
tersebut
akan
menemukan
kesulitan
ketika
memerlukan teman belajar atau berdiskusi. b) Lingkungan Nonsosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Faktor lingkungan nonsosial merupakan lingkungan yang tidak bisa dipisahkan dari individu siswa. Faktor nonsosial juga bisa berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, misalnya kurangnya alat-alat belajar yang dimiliki siswa cenderung membuat siswa malas untuk giat belajar, atau keadaan cuaca
30
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. 4, h. 228.
24
yang tidak mendukung bisa berpengaruh terhadap keinginan belajar siswa.
3.
Faktor Pendekatan Belajar Pendekatan belajar adalah keefektifan segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efesiensi proses belajar materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu. Selain faktor internal dan faktor eksternal, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa tersebut.31 Dari uraian di atas kita dapat melihat bahwa banyak sekali faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Jadi hasil belajar itu merupakan hasil
dari
interaksi
adanya
berbagai
faktor
yang
mempengaruhinya baik dari dalam maupun dari luar siswa.
2. Kecerdasan Emosional a. Pengertian Emosi Emosi berasal dari bahasa latin, yaitu movereyang berarti “menggerakkan, bergerak” ditambah awalan “e-“, untuk memberi arti “bergerak menjauh”. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi.32 Sedangkan menurut Zikri Neni Iska, “Emosi adalah setiap keadaan diri seseorang yang disertai dengan warna efektif, baik pada tingkat yang lemah maupun pada tingkat yang kuat. Warna efektif merupakan perasaan yang berbeda-beda, baik perasaan senang maupun perasaan tidak senang”.33 31
Syah, op. cit., h. 136. Daniel Goleman, Emotional Intelligence Terjemahan T. Hermaya, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007). Cet. 17, h. 411. 33 Neni Iska, op. cit., h. 104. 32
25
Menurut L. Crow & A. Crow yang dikutip oleh Djaali, “Emosi adalah pengalaman afektif yang disertai oleh penyesuaian batin secara menyeluruh, di mana keadaan mental dan fisiologi sedang dalam kondisi yang meluap-luap, juga dapat diperlihatkan dengan tingkah laku yg jelas dan nyata”.34 Keadaan emosi seperti yang diungkapkan Crow & Crow ini termasuk ranah afektif yang mencakup watak perilaku, seperti perasaan, sikap, dan emosi yang tidak tertahankan. Misalnya, ketika siswa sedang melakukan ulangan harian. Pada saat itu temannya berkali-kali
meminta
jawaban
dari
siswa
tersebut
sehingga
menyebabkan ia menjadi kesal dan meluap-luap emosinya. Sedangkan menurut Daniel Goleman, bahwa “Emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis, serangkaian kecenderungan untuk bertindak”.35 Emosi yang terjadi pada seseorang sesuai dengan keadaan perasaannya saat itu, sehingga memberikan kekuatan pada seseorang untuk melakukan sesuatu atau tindakan. Emosi pada dasaranya merupakan dorongan untuk
bertindak.
Biasanya
emosi
merupakan
reaksi
terhadap
rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Adapun aspek psikologis tersebut merupakan perasaan-perasaan yang alami seseorang seperti rasa cinta, gembira, takut, cemas. Sedangkan aspek biologis merupakan gejala
yang menyerupai emosi tersebut seperti denyutjantung
meningkat jika seseorang terkejut, pupil mata membesar jika seseorang sedang marah, dan bulu roma berdiri jika seseorang sedang takut. Selanjutnya Beck mengungkapkan pendapat James & Lange yang dikutip dari buku Hamzah B. Uno yang berjudul Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran yang menjelaskan bahwa, “Emosi adalah Persepsi perubahan jasmaniah yang terjadi dalam memberi tanggapan (respon) terhadap suatu peristiwa. Definisi ini bermaksud menjelaskan
34
Djaali, op.cit., h. 37. Daniel Goleman, Emotional Intelligence: Mengapa EI Lebih Penting daripada IQ Terjemahan T. Hermaya, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2015). Cet. 20, h. 409. 35
26
bahwa pengalaman emosi merupakan persepsi dari reaksi terhadap situasi”.36 Berikut ini golongan utama emosi dan beberapa anggota kelompoknya yang akan dipaparkan sebagai berikut: 1) Amarah: beringas, mengamuk, marah besar, jengkel kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung. 2) Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, putus asa, depresi berat. 3) Rasa takut: cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, sedih, tidak tenang, ngeri, takut sekali, fobia, fanatik. 4) Kenikmatan: bahagia, gembira, puas, riang, senang, terhibung, bangga, takjub, rasa terpesona, senang sekali. 5) Cinta: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, kasih. 6) Terkejut: terkesiap, takjub, terpana. 7) Jengkel : hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah. 8) Malu: rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati hancur lebur.37 Dari pengertian emosi diatas dapat disimpulkan bahwa emosi adalah sekumpulan perasaan dan pikiran yang mempengaruhi tingkah laku dan kecenderungan seseorang dalam bertindak meliputi aspek psikologis dan biologis pada diri seseorang. b. Pengertian Kecerdasan Inteligensi atau kecerdasan
merupakan
kata
benda
yang
menerangkan kata kerja atau kata keterangan. Seseorang menunjukkan kecerdasannya ketika ia bertindak atau berbuat dalam situasi secara cerdas atau bodoh, inteligensi seseorang dapat dilihat dalam caranya orang tersebut berbuat dan bertindak.38 Kecerdasan dalam arti umum merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang dalam memahami dan menyadari terhadap apa yang dialaminya baik melalui pikiran, perkataan dan perbuatan. Seseorang yang dikatakan cerdas apabila ia dapat breaksi secara logis dan mampu 36
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet. 3, h. 62. 37 Goleman, op. cit., Cet. 20, h. 410-411. 38 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), h. 111.
27
melakukan sesuatu yang berguna terhadap apa yang dialami dilingkungannya.39 Misalnya, seorang siswa ingin memperoleh hasil belajar yang baik dalam belajar ekonomi, kemudian siswa itu mulai berpikir mengenai cara yang harus dilakukannya. Ia tidak ingin gagal untuk kedua kalinya. Oleh karena itu, ia berpikir bahwa yang harus dilakukannya adalah belajar dengan tekun dan sungguh-sungguh. Menurut
Claparade
dan
Stern,
“Kecerdasan
merupakan
penyesuaian diri secara mental terhadap situasi atau kondisi baru”.40 Kecerdasan yang baik pada situasi baru membantu individu menyesuaikan diri pada tempat dan waktu yang tepat, sehingga bermanfaat bagi dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya. Menurut Gardner yang dikutip dari buku Hamzah B. Uno yang berjudul Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran menjelaskan kecerdasan sebagai: (1) kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia, (2) kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan, (3) kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan jasa yang akan menimbulkan penghargaan dalam budaya seseorang.41 Kecerdasan mempunyai kemampuan yang banyak berguna bagi kehidupan serta menjadi peranan penting bagi kemajuan lingkungan budaya tertentu. Oleh karena itu, kecerdasan dari masing-masing individu harus dipelajari dan diarahkan sebaik mungkin. Kemudian, Gardner mengemukakan tujuh kecerdasan dasar: 1) Kecerdasan Linguistik-Verbal (Verbal-Linguistic Intelligence), kecakapan berpikir melalui kata-kata, menggunakan bahasa untuk menyatakan dan memaknai arti yang kompleks.42 Mereka juga suka mengajukan banyak pertanyaan, suka bicara, memiliki banyak kosakata, suka membaca dan menulis, memahami fungsi bahasa, dapat berbicara tentang keterampilan bahasa. Oleh karena itu, 39
Al Tridhonanto, Melejitkan Kecerdasan Emosi (EQ) Buah Hati, (Jakarta: PT. Alex Media Komputindo, 2009), h. 3. 40 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 154. 41 Hamzah B. Uno, op. cit., Cet. 3, h. 60. 42 Syaodih Sukmadinata, op. cit., Cet. 5, h. 96.
28
karier yang sesuai dengan orang yang memiliki kecerdasan verballinguistik yang tinggi adalah penyair, wartawan (jurnalis), ilmuwan, novelis, pemain komedi, pengacara, penceramah, pelatih, guide, guru, dan lain-lain.43 2) Kecerdasan Matematis-Logis (Logical Mathematical Intelligence), merupakan kecakapan menghitung, mengkuantitatif, merumuskan proposisi
dan
hipotesis,
serta
memecahkan
perhitungan-
perhitungan matematis yang kompleks. Para ilmuwan, ahli matematis, insinyur, arsitek, programmer komputer, pekerja konstruksi, analisis anggaran, dan akuntan adalah karier yang sesuai dengan orang yang memiliki kecerdasan matematis-logis.44 3) Kecerdasan Ruang-Visual (Visual-Spatial Intelligence), merupakan kecerdasan yang dikaitkan dengan bakat seni, khususnya seni lukis dan seni arsitektur. Selain itu kemampuan berpikir dalam bentuk visualisasi, gambar, dan bentuk tiga dimensi. Arsitek, artis, pemahat, juru potret, pelukis, penari, dan atlet adalah karier yang sesuai dengan orang yang memiliki kecerdasan ruang-visual.45 4) Kecerdasan
Jasmaniah-Kinestetik
(Kinesthetic
Intelligence),
merupakan kemampuan untuk menggunakan seluruh tubuh dalam mengeksperesikan ide, perasaan, dan menggunakan tangan untuk menghasilkan atau mentransformasi sesuatu. Kecerdasan ini mencakup keterampilan khusus seperti, koordinasi, keseimbangan, ketangkasan, kekuatan, fleksibilitas dan kecepatan. Penari, atlet, ahli bedah adalah karier yang sesuai dengan orang yang memiliki kecerdasan jasmaniah-kinestetik.46 5) Kecerdasan Musik (Musical Intelligence), kecakapan untuk menghasilkan dan menghargai musik, sensitivitas terhadap melodi, 43
Muhammad Yaumi dan Nurdin Ibrahim, Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Mengeidentifikasi dan Mengembangkan Multitalenta Anak, (Jakarta: Kencana, 2013), h. 14. 44 Syaodih Sukmadinata. loc .cit. 45 Yaumi, Ibrahim, op. cit., h. 16. 46 Ibid., h. 17.
29
ritme, nada, menghargai bentuk-bentuk ekspresi musik. Komponis, dirigen, musisi, kritikus musik, pembuat instrumen musik, penyanyi, pengamat musik adalah orang-orang yang memiliki kecerdasan musik yang tinggi.47 6) Kecerdasan Antar Pribadi (Interpersonal Intelligence), kemampuan memersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi dan keinginan orang lain, serta kemampuan memberikan respons secara tepat terhadap suasana hati, temperamen, motivasi dan keinginan orang lain. Dengan memiliki kecerdasan interpersonal seorang anak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain, menangkap maksud dan motivasi orang lain bertindak sesuatu, serta mampu memberikan tanggapan yang tepat sehingga orang lain merasa nyaman.
Seorang
yang
memiliki
kecerdasan
interpersonal
diantaranya guru atau dosen, konsultan, organisatoris, diplomat, peneliti dan ilmuwan sosial, aktivis, pemimpin agama, negosiator, mediator, dan lain-lain.48 7) Kecerdasan Intra Pribadi (Intrapersonal Intelligence) adalah kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut. Komponen inti dari kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan memahami diri secara akurat mengenai kekuatan dan kelemahan diri, kecerdasan akan suasana hati, maksud, motivasi, temperamen, dan keinginan serta kemampuan berdisiplin diri, memahami dan menghargai diri. Seorang yang memiliki kecerdasan intrapersonal diantaranya psikolog, motivator, penyair, pemimpin spiritual, ahli terapi dan lain sebagainya.49 Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan adalah kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional selain itu seseorang dikatakan cerdas apabila ia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan serta mengatasi tantangan yang 47
Syaodih Sukmadinata, op. cit., h. 97. Yaumi, Ibrahim, op. cit., h. 20. 49 Ibid., h. 18. 48
30
ada dengan menciptakan sesuatu yang bernilai bagi lingkungan sekitarnya. c. Pengertian Kecerdasan Emosional Istilah kecerdasan emosi pertama kali diungkapkan pada tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Universitas Harvard dan John Mayer dari Universitas of New Hampshire untuk menerangkan kualitas-kualitas emosi yang penting bagi keberhasilan. Adapun Kualitas-kualitas
tersebut
adalah
empati,
mengungkapkan
dan
memahami perasaan, mengendalikan amarah, kemandirian, kemampuan memecahkan masalah antar pribadi, ketekunan, kesetiakawanan, keramahan, dan sikap hormat.50 Kualitas-kualitas emosional ini tentunya dapat dicapai oleh setiap orang jika orang itu mampu mengendalikan perasaannya secara cerdas dan bijak. Maka tidak akan menutup kemungkinan setiap orang akan mencapai suatu keberhasilan. Salovey dan Mayer mendefiniskan kecerdasan emosional sebagai himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan dan emosi baik pada dirinya sendiri maupun pada orang lain, memilah-milih semuanya, dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan.51 Dengan seseorang memiliki kecerdasan emosional, maka ia akan dengan mudah memantau dan mengendalikan perasaannya dengan baik untuk berpikir serta bertindak secara teratur. Misalnya, ketika siswa dihadapkan oleh suatu masalah dalam belajar ekonomi, ia akan dengan mudah mengontrol perasaannya dengan cerdas sehingga dengan kecerdasan emosional yang dimiliki dapat membantu siswa dalam menyerap pelajaran yang diberikan. Dengan demikian siswa akan memperoleh hasil belajar ekonomi di sekolah dengan baik. 50
Lawrence E. Shapiro, Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak, (Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama, 2003), h. 5. 51 Daniel Goleman, Working with Emotional Intelligence: Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi Terjemahan Alex Tri Kantjono Widodo, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005), Cet. 6, h. 513.
31
Menurut Goleman, dalam karyanya, Working with Emotional Intelligence, mendefinisikan bahwa “Kecerdasan emosi sebagai kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain”.52 Jadi, dengan kecerdasan emosional yang dimiliki seseorang, ia akan mampu mengenali perasaannya, dan juga perasaan orang lain, sehingga komunikasi antar sesama akan berjalan lancar dan bahkan hubungan satu sama lain akan semakin baik. Dari keterkaitan hubungan baik satu sama lain tersebut akan memudahkan siswa dalam meraih keberhasilan dalam belajar. Sebab, siswa akan memperoleh informasiinformasi yang dibutuhkan, misalnya informasi seputar pelajaran ekonomi. Sehingga siswa akan memperoleh hasil belajar ekonomi dengan baik. Selanjutnya, Bar-On menjelaskan bahwa, “Kecerdasan emosional adalah
serangkaian
kemampuan,
kompetensi,
dan
kecakapan
nonkognitif yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan”.53 Dengan demikian dapat diketahui bahwa kecerdasan emosional yang dimiliki seseorang akan membantunya dalam memahami perasaan sehingga dapat mengontrol dirinya dalam bertindak. Ketika perasaan siswa dapat terkontrol dengan baik, maka akan dengan mudah siswa tersebut menyerap setiap pelajaran, khususnya pelajaran ekonomi yang diberikan. Berdasarkan uraian dari beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan seseorang untuk mengenal
dan
memilah-milah
perasaan
serta
mengelola
atau
mengendalikan keadaan emosi di dalam dirinya, membina hubungan dengan orang lain dan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain dengan baik. 52
Agus Efendi, loc. cit. Steven J. Stein & Howard E. Book, Ledakan EQ:15 Prinsip Dasar Kecerdasan Emosional Meraih Sukses, Terjemahan Akhyar (Bandung: Kaifa, 2004), h. 30. 53
32
d. Komponen Kecerdasan Emosional Goleman mengutip Salovey menempatkan kecerdasan pribadi Gardner dalam definisi dasar tentang kecerdasan emosional yang dicetuskannya dan memperluas kemampuan ini menjadi lima wilayah utama:54 1.
Kesadaran Diri Adalah mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu saat dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri, memiliki tolak ukur yang realitas atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat.55 Sementara menurut John Mayer, “Kesadaran diri berarti waspada, baik terhadap suasana hati maupun pikiran”.56 Semakin tinggi kesadaran diri, semakin pandai dalam menangani perilaku negatif diri sendiri. Unsur kesadaran diri dalam kecerdasan emosi melahirkan kecakapan yang meliputi kesadaran emosi, penilaian diri secara teliti dan percaya diri dijelaskan lebih luas. Selanjutnya akan dipaparkan sebagai berikut: a) Menurut Goleman, orang memiliki kecakapan kesadaran emosi adalah 1) Tahu emosi mana yang sedang mereka rasakan dan mengapa. 2) Menyadari keterkaitan antara perasaan mereka dengan dengan yang mereka pikirkan, perbuat dan katakan. 3) Mengetahui bagaimana perasaan mereka memengaruhi kinerja. 4) Mempunyai kesadaran yang menjadi pedoman untuk nilainilai dan sasaran-sasaran mereka.57 b) Orang yang memiliki kecakapan penilaian diri secara teliti dan pengukuran yang akurat maka ia akan: 1) Sadar tentang kekuatan dan kelemahannya. 2) Menyempatkan diri untuk merenung, belajar dari pengalaman.
54
Hamzah B. Uno, op. cit., h. 55. Goleman., loc. cit. 56 Hamzah B. Uno, op. cit., h. 74. 57 Goleman., op. cit., Cet. 6, h. 84. 55
33
3) Terbuka terhadap umpan balik yang tulus, bersedia menerima umpan perspektif baru, mau terus belajar dan mengembangkan diri sendiri. 4) Mampu menunjukkan rasa humor dan bersedia memandang diri sendiri dengan perspektif yang luas.58 c) Orang yang memiliki kecakapan kepercayaan diri adalah mereka yang: 1) Berani tampil dengan keyakinan diri; berani menyatakan keberadaannya. 2) Berani menyuarakan pandangan yang tidak populer dan bersedia berkorban. 3) Tegas, mampu membuat keputusan yang baik kendati dalam keadaan yang tidak pasti dan tertekan.59 2.
Pengaturan diri Adalah menagani emosi sedemikian rupa sehingga berdampak positif kepada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya satu gagasan, maupun pulih kembali dari tekanan emosi.60 Kemudian, unsur pengaturan diri dalam kecerdasan emosional, melahirkan kecakapan yang meliputi kendali diri, sifat dapat dipercaya, dan sifat bersungguh-sungguh. Selanjutnya akan dijelaskan sebagai berikut: a) Menurut Goleman orang yang cakap dalam kendali diri atau pengendalian diri adalah mereka yang memiliki keterampilan berikut: 1) Mengelola dengan baik perasaan implusif dan emosi yang menekan mereka. 2) Tetap teguh, tetap positif, dan tidak goyah walaupun dalam situasi yang paling berat. 3) Berpikir dengan jernih dan tetap terfokus kendati dalam tertekan.61 b) Orang yang memiliki kecakapan dalam sifat dapat dipercaya, antara ain: 1) Bertindak menurut etika dan tidak pernah mempermalukan orang.
58
Ibid., Cet. 6, h. 97. Ibid., Cet. 6, h. 107. 60 Ibid., Cet. 6, h. 514. 61 Ibid., Cet. 6, h. 130. 59
34
2) Membangun kepercayaan lewat keandalan diri dan autentitas. 3) Mengakui kesalahan sendiri dan sendiri dan berani dan berani menegur perbuatan tidak etis orang lain. 4) Berpegang pada prinsip secara teguh walaupun apabila akibatnya menjadi tidak disukai. c) Orang yang memiliki kecakapan dalam sifat bersungguhsungguh, antara lain: 1) Memenuhi komitmen dan mematuhi janji. 2) Bertanggung jawab sendiri untuk memperjuangkan tujuan mereka. 3) Terorganisasi dan cermat dalam bekerja.62 3.
Motivasi Adalah menggunakan hasrat yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntut kita menuju sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif, serta untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi.63 Bila seseorang memiliki kemampuan memotivasi diri, ia akan cenderung memiliki pandangan yang positif dalam menilai segala sesuatu yang terjadi dalam dirinya. Sementara itu, berkaitan dengan unsur motivasi dalam kecerdasan emosi, melahirkan kecakapan yang meliputi dorongan berprestasi, komitmen dan optimisme. Akan dijelaskan sebagai berikut: a) Orang yang memiliki kecakapan dorongan untuk berprestasi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1) Berorientasi kepada hasil, dengan semangat juang tinggi untuk meraih tujuan dan memenuhi standar. 2) Menetapkan sasaran yang menantang dan berani mengambil resiko yang telah diperhitungkan. 3) Mencari informasi sebanyak-banyaknya guna mengurangi ketidak pastian dan mencari cara yang lebih baik. 4) Terus belajar untuk meningkatkan kinerja mereka.64 b) Orang yang memiliki kecakapan dalam komitmen, mempunyai karakter sebagai berikut:
62
Ibid., Cet. 6, h. 143. Ibid., Cet. 6, h. 514. 64 Ibid., Cet. 6, h. 181. 63
35
1) Siap berkorban demi pemenuhan sasaran perusahaan yang lebih penting. 2) Merasakan dorongan semangat dalam misi yang lebih besar. 3) Menggunakan nilai-nilai kelompok dalam pengambilan keputusan dan penjabaran pilihan-pilihan. 4) Aktif mencari peluang guna memenuhi misi kelompok.65 c) Orang yang memiliki kecakapan inisiatif dan optimisme, adalah mereka yang mempunyai keterampilan berikut: 1) Tekun dalam mengejar sasaran kendati banyak halangan dankegagalan. 2) Bekerja dengan harapan untuk sukses, bukannya takut gagal. 3) Memandang kegagalan atau kemunduran sebagai situasi yang dapat dikendalikan ketimbang sebagai kekurangan pribadi.66 4.
Empati Adalah merasakan yang dirasakan oleh orang lain, mampu memahami perspektif mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang.67 Orang yang empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan atau dikehendaki orang lain. Berkaitan dengan unsur empati dalam kecerdasan emosi, yang meliputi: memahami orang lain, pengembangan orang lain, dan mengatasi keragaman. Goleman menjelaskan pula dengan rinci. a) Orang yang memiliki kecakapan dalam memahami orang lain adalah mereka memiliki keterampilan sebagai berikut: 1) Memperhatikan isyarat-isyarat emosi dan mendengarkannya dengan baik. 2) Menunjukkan kepekaan dan pemahaman terhadap perspektif orang lain. 3) Membantu berdasarkan pemahaman terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain.68 b) Orang yang memiliki kecakapan dalam mengembangkan orang lain adalah orang yang:
65
Ibid., Cet. 6, h. 190. Ibid., Cet. 6, h. 196. 67 Ibid., Cet. 6, h. 514. 68 Ibid., Cet. 6, h. 220. 66
36
1) Mengakui dan menghargai kekuatan, keberhasilan dan perkembangan orang lain. 2) Menawarkan umpan balik yang bermanfaat dan mengidentifikasi kebutuhan orang lain untuk berkembang. 3) Menjadi mentor, memberikan pelatihan pada waktu yang tepat, dan penugasan yang menantang serta memaksakan dikerahkannya keterampilan seseorang.69 c) Orang yang memiliki kecakapan mendayagunakan keragaman adalah mereka yang: 1) Hormat dan mau bergaul dengaan orang-orang dari berbagai latar belakang. 2) Memahami beragamnya pandangan dan peka terhadap perbedaan antar kelompok. 3) Memandang keragaman sebagai peluang, menciptakan lingkungan yang memungkinkan semua orang sama-sama maju kendati berbeda-beda.70 5.
Keterampilan Sosial Adalah menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar, menggunakan kemampuan ini untuk
mempengaruhi
dan
memimpin,
bermusyawarah
dan
menyelesaikan perselisihan dan untuk bekerja sama dan bekerja dalam tim.71 Membina hubungan sosial dengan orang lain adalah sifat hakiki dimiliki manusia sebagai makhluk sosial. Seseorang dikatakan berhasil dalam membina hubungan dengan orang lain, jika ia sukses dalam pergaulan dan penampilannya selaras dengan perasaannya sendiri. Seseorang dikatakan gagal dalam membina hubungan sosial dengan orang lain, jika ia tidak bisa mengerti perasaan dan keberadaan orang lain, biasanya ditampilkan dengan sikap sombong atau angkuh. Kemudian, berkaitan dengan unsur keterampilan sosial dalam kecerdasan emosional adalah pengaruh, komunikasi, pengikat
69
Ibid., Cet. 6, h. 234. Ibid., Cet. 6, h. 248. 71 Ibid., Cet. 6, h. 514. 70
37
jaringan dan kemampuan tim. Goleman juga menjelaskan secara lebih luas yaitu: a) Orang yang memiliki kecakapan pengaruh adalah mereka yang: 1) Terampil dan persuasi. 2) Menyesuaikan presentasi untuk menarik hati pendengar. 3) Menggunakan strategi yang rumit seperti memberi pengaruh tidak langsung untuk membangun konsensus dan dukungan.72 b) Orang yang memiliki kecakapan komunikasi adalah mereka yang memiliki kemampuan berikut: 1) Efektif dalam memberi dan menerima, menyertakan isyarat emosi dalam pesan-pesan mereka. 2) Menghadapi masalah-masalah sulit tanpa ditunda. 3) Mendengarkan dengan baik, berusaha saling memahami, dan bersedia berbagi informasi secara utuh. 4) Menggalakkan komunikasi terbuka dan tetap bersedia menerima kabar buruk sebagaimana kabar baik.73 c) Orang yang memiliki kecakapan dalam kemampuan tim adalah mereka yang: 1) Menjadi teladan dalam kualitas tim seperti respek, kesediaan membantu orang lain dan kooperasi. 2) Mendorong setiap anggota tim agar berpartisipasi secara aktif dan penuh antusiasme. 3) Membangun identitas tim, semangat kebersamaan, dan komitmen.74 Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa komponen kecerdasan emosional memiliki keterampilan seseorang dalam mengelola emosi dalam perasaan sendiri maupun orang lain dan memiliki memotivasi dalam dirinya, sehingga dapat melahirkan pengaruh dalam memahami dan kemampuan merasakan apa yang orang lain rasakan serta menjalin hubungan yang baik dengan orang lain. Dari komponen kecerdasan emosional tersebut penulis menggunakannya untuk mengembangkan instrumen penelitian.
72
Ibid., Cet. 6, h. 271. Ibid., Cet. 6, h. 280. 74 Ibid., Cet. 6, h. 350. 73
38
3. Mata Pelajaran Ekonomi a. Pengertian Ekonomi Defisini Ekonomi, menurut Iskandar Putong, “Ekonomi atau economic dalam banyak literatur ekonomi disebutkan berasal dari bahasa Yunani yaitu kata oikos atau oiku dan nomos yang berarti peraturan rumah tangga”.75 Dengan kata lain, pengertian ekonomi adalah semua yang menyangkung hal-hal yang berhubungan dengan perikehidupan rumah tangga. Menurut Sapriya, “Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang bagaimana langkanya sumber-sumber dimanfaatkan untuk memenuhi keinginan-keinginan manusia yang tidak terbatas”. Pembahasan ini dimulai dengan menerapkan “analisis ilmu ekonomi (ilmu ekonomi positif), sedangkan ilmu sosial ekonomi bagian yang berhubungan dengan analisis ekonomi dibagi ke dalam dua bagian utama yaitu ekonomi mikro dan ekonomi makro.76 1) Teori Ekonomi Mikro Ekonomi mikro sesuai dengan namanya (mikro) dapat diartikan belajar sebagai ilmu ekonomi kecil. Teori ekonomi mikro diartikan sebagai bagian dari ilmu yang menganalisis mengenai bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Ahli ekonomi mikro mengkaji perilaku individu-individu, persoalan rumah tangga, perusahaan dan pasar.Para ahli ini tertarik dengan bagaimana harga dapat menentukan pola produksi, dan bagaimana pola ditentukan oleh pasar dan tindakan pemerintah. 2) Teori Ekonomi Makro Ekonomi mikro sesuai dengan namanya (makro) yang berarti besar. Teori ekonomi makro menganalisis keseluruhan kegiatan perekonomian, bersifat global dan bentuk kebijaksanaannya dengan materinya meliputi: analisa pendapatan nasional, distribusi pendapatan, investasi, tabungan, pasar uang, dan tingkat harga umum.77 75
Iskandar Putong, Pengantar Ekonomi dan Makro, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), Ed. 2, Cet. 1, h. 14. 76 Sapriya, Pendidikan IPS: Konsep dan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 24. 77 Lukman dan Indoyama Nasrudin, Pengantar Teori Mikro Ekonomi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2007), h. 4-5.
39
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu ekonomi adalah suatu ilmu atau seni tentang manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang hanya bervariasi, tidak terbatas dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pemilihanpemilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi dan mempelajari masyarakat
dalam
usahanya
untuk
mencapai
kemakmuran,
kemakmuran suatu keadaan di mana manusia dapat memenuhi kebutuhannya baik berupa barang maupun jasa. Maka pengertian dari kegiatan ekonomi adalah kegiatan seorang masyarakat atau suatu perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa, mengkonsumsi (menggunakan) barang atau jasa, serta mendistribusikan barang dan jasa tersebut.
b. Tujuan Mata Pelajaran Ekonomi Mata pelajaran ekonomi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara. 2) Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi. 3) Membentuk sikap bijak, rasional, dan bertanggung jawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan ekonomi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara. 4) Membuat keputusan yang bertanggung jawab mengenai nilainilai sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional.78 Tujuan ilmu ini adalah meramaikan berbagai peristiwa ekonomi dan untuk membuat berbagai kebijakan yang akan mencegah atau mengoreksi berbagai masalah seperti penggangguran, inflasi, atau pemborosan dalam perekonomian.
78
Iif Khoiri Ahmadi, dkk, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2011), h. 191.
40
c. Materi Mata Pelajaran Ekonomi 1.
Konsep Pendapatan Nasional Salah satu tolak ukur yang dapat dipakai untuk mengukur keberhasilan perekonomian sebuah negara adalah pendapatan nasional. Ada beberapa konsep dalam pendapatan nasional antara lain: a) Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) Produk Domesti Bruto adalah jumlah nilai seluruh barang dan jasa yang diproduksi di suatu negara selama satu tahun, baik oleh perusahaan nasional maupun perusahaan asing yang berada di negara tersebut. b) Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP) Produk Nasional Bruto adalah jumlah seluruh produk barang dan jasa suatu negara dalam satu tahun, yang meliputi barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh warga negara (nasional) yang berada di dalam maupun di luar negeri. PDB = PNB – Pendapatan Neto terhadap luar negeri dari faktor produksi c) Produk Nasional Netto atau Net National Product (NNP) Produk Nasional Netto adalah nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan dalam satu tahun.Untuk menghitung NNP adalah Produk Nasional Bruto (PNB) dikurangi dengan penyusutan barang modal (depreciation). NNP = PNB - Penyusutan
41
d) Pendapatan Nasional Neto atau Net National Income (NNI) Pendapatan Nasional Netto adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. NNI = NNP – Pajak Tidak Langsung e) Pendapatan Perorangan atau Personal Income (PI) Pendapatan
perseorangan
adalah
jumlah
seluruh
pendapatan yang diterima perseorangan sebagai balas jasa dalam proses produksi. Dari seluruh pendapatan nasional yang ada tidak sepenuhnya jadi milik perseorangan karena sebagian merupakan hak dari perusahaan seperti
laba ditahan,
penerimaan bukan balas jasa, pembayaran asuransi sosial, dan pendapatan
bunga
perseorangan
dari
pemerintah
dan
konsumen. PI = (NNI + Transfer Payment + Pendapatan Bunga) – (Laba ditahan + Iuran Asuransi + Iuran Jaminan Sosial) f)
Pendapatan yang Siap Dibelanjakan atau Disposible Income (DI) Pendapatan yang siap dibelanjakan adalah pendapatan yang siap dimanfaatkan untuk membeli barang dan jasa konsumsi.
g) Pendapatan Nasional Harga Berlaku Pendapatan nasional dapat dihitung berdasarkan harga berlaku. Pendapatan nasional dengan harga berlaku (harga nominal) adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam satu tahun dinilai menurut harga-harga yang berlaku pada tahun tersebut.
42
h) Pendapatan Nasional Harga Konstan Pendapatan nasional harga konstan (harga riil) adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam satu tahun yang sudah dibandingkan dengan harga berlaku terhadap tahun dasar. Jika ingin menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat menggunakan perhitungan pendapatan nasional dengan harga konstan.
2.
Perhitungan Pendapatan Nasional Pendapatan nasional dapat dihitung berdasarkan tiga cara atau pendekatan antara lain: a) Pendekatan Produksi Perhitungan pendapatan nasional menggunakan metode pendekatan produksi, yaitu dengan menjumlahkan nilai produksi
masing-masing
sektor
ekonomi
atau
dengan
menjumlahkan secara keseluruhan nilai tambah (value added) dari semua kegiatan ekonomi yang dihasilkan perusahaanperusahaan. b) Pendekatan Pengeluaran Pendapatan nasional jika dihitung dengan metode pendekatan penegeluaran, maka penghitungannya dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang dilakukan oleh seluruh masyarakat. Perhitungan
dengan
metode
ini
dilakukandengan
menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku ekonomi
suatu
negara
yaitu
rumah
tangga
konsumsi
(consumtion), pemerintah (goverment), pengeluaran investasi (investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor (X-M). Rumus
penghitungan
pendapatan
pendekatan pengeluaran adalah:
nasional
dengan
43
Y = C + I + G (X-M)
Keterangan: Y : Pendapatan nasional C : Pengeluaran konsumsi I : Investasi G : Pengeluaran pemerintah X : Ekspor M : Impor
c) Pendekatan Pendapatan Berdasarkan metode pendekatan pendapatan, besarnya pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan dalam menghasilkan barang dan jasa yang diproduksi di suatu negara selama satu tahun.Pendapatan dari faktor produksi meliputi upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan laba. Hasil perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Y=W+R+I+P Keterangan: Y : Pendapatan nasional W : Wages (Upah) R : Rent (Sewa) I : Interest (Bunga modal) P : Profit (Laba Pengusaha)
44
3.
Tujuan Perhitungan Pendapatan Nasional Penghitungan pendapatan nasional sangat diperlukan dalam suatu negara atau daerah. Tujuan perhitungan pendapatan nasional sebagai berikut: a) Melihat kemajuan masyarakat dan negara di bidang ekonomi serta melihat kemajuan pembangunan yang telah dicapai. b) Memperoleh taksiran akurat nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu masyarakat atau negara. c) Mengkaji
dan
mengendalikan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi tingkat perekonomian suatu negara. d) Membantu membuat rencana dan melaksanakan program pembangunan selanjutnya.
4.
Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional Penghitungan pendapatan nasional yang digunakan untuk mengukur dan mengetahui perkembangan perekonomian dari waktu ke waktu. Adapun manfaat dari penghitungan pendapatan nasional sebagai berikut:
5.
a)
Mengetahui struktur perekonomian Negara
b)
Mengetahui tingkat pertumbuhan perekonomian
c)
Pembanding perekonomian antardaerah maupun antarprovinsi
d)
Membantu merumuskan kebijakan pemerintah.
Perbandingan Perhitungan Pendapatan Nasional Pendapatan per kapita adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu negara selama satu periode tertentu. Atau pendapatan per kapita dapat juga diartikan sebagai nilai atau jumlah suatu barang atau jasa rata-rata yang tersedia bagi setiap penduduk suatu negara selama satu periode tertentu.
45
Secara sistematis, besarnya pendapatan per kapita dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:79 (
(
)
)
atau (
) (
)
B. Hasil Penelitian yang Relevan Adapun penelitian yang relevan dengan judul “Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi (Studi Kasus pada Siswa Kelas XI IPS MAN 12 Jakarta)” yaitu: 1. Iman Firmansyah (2010) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengaruh Tingkat Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Triguna Utama Ciputat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Penelitian ini dilakukan di SMA Triguna Utama Ciputat dengan sampel siswa kelas II SMA Triguna Utama Ciputat sebanyak 40 untuk sampel tryout, dan 27 subyek untuk penelitian. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Cluster Sampling. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner dalam bentuk skala Likert. Uji validitas menunjukkan jumlah item yang valid untuk skala kecerdasan emosi berjumlah 45 item dan 25 yang tidak valid. Uji reliabilitas skala kecerdasan
emosi
dengan
Alpha
Cronbach
yaitu
0,961.
Hasil
penghitungan uji korelasi dengan menggunakan teknik Pearson’s Product Moment dihasilkan nilai keofisien kerelasi Pengaruh Tingkat Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Triguna Utama Ciputat, 79
LKS Ekonomi Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial Untuk SMA/MA, Semester 1, 2013, h. 17-21.
46
adalah sebesar 0,210. Sementara nilai r tabel pada taraf signifikansi 5% dengan N 27 adalah sebesar (0,381). Karena nilai r hitung yang didapat (0,210) < nilai r tabel (Sig. 5% : N 27 = 0,381) dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa ada pengaruh tingkat kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa SMA Triguna Utama Ciputat ditolak, yang berarti bahwa tinggi-rendahnya kecerdasan emosional siswa tidak mempengaruhi prestasi belajar siswa tersebut. Dari hasil penelitiandiketahui bahwa tidak ada pengaruh tingkat kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa SMA Triguna Utama Ciputat.80 2. Masturoh (2014) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Pola Asuh Otoritatif terhadap Prestasi Belajar Siswa MTsN 3 Pondok Pinang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regrensi berganda. Sampel berjumlah 268 siswa MTsN 3 Pondok Pinang yang diambil dengan teknik probability sampling, yakni cluster random sampling. Dalam penelitian ini penulis menggunakan skala kecerdasan emosional dan memodifikasi Parental Authority Questionnarie (PAQ) yang dikembangkan oleh Buri dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosional, pola asuh otoritatif dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar. Hasil uji hipotesis minor yang menguji pengaruh dari 8 variabel terdapat dua variabel yang berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar, yaitu pola asuh otoritatif ibu dan jenis kelamin. Kesadaran diri, pengelolaan emosi, motivasi diri, empati, hubungan interpersonal, pola asuh otoritatif ayah tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar.81
80
Iman Firmansyah, “Pengaruh Tingkat Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Triguna Utama Ciputat”, Skripsi, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), tidak dipublikasikan. 81 Masturoh, “Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Pola Asuh Otoritatif terhadap Prestasi Belajar Siswa MTsN 3 Pondok Pinang”, Skripsi, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), tidak dipublikasikan.
47
3. Supardi (2008) Universitas Negeri Jakarta. Pengaruh Bentuk Tes Formatif dan Kecerdasan Emosinal terhadap Hasil Belajar Matematika. Dari hasil analisis variabel bebas secara keseluruhan memberi pengaruh sebesar 0,518 atau 51,80% (koefisien determinan) terhadap variabel terikatnya sehingga 48,20% dari perubahan variabel terikat ditentukan oleh faktor di luar faktor yang dikategorikan sebagai variabel bebas dalam penelitian ini. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara Pengaruh Bentuk Tes Formatif dan Kecerdasan Emosional terhadap Hasil Belajar Matematika.82 4. Siti Humaeroh (2013) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengaruh Tingkat Kecerdasan Emosional terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam pada Siswa di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan metode deskriptif analisis dengan mengambil sampel 40 siswa kelas VIII.Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi product moment (r) sebesar 0,844 yang berarti terdapat pengaruh positif yang signifikan, korelasi ini tergolong korelasi yang kuat dan tinggi. Pengaruh tingkat kecerdasan emosional (X) dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam (Y) mendapatkan angka koefisien determinasi sebanyak 64%, sedangkan sisanya 36% merupakan variabel lain yang tidak dimasukan dalam penelitian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara tingkat kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat.83 5. Elvyn Nurhamdiah (2010) Universitas Negeri Jakarta. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X Pada SMA Negeri 1 Sewon Bantul.
82
Supardi, “Pengaruh Bentuk Tes Formatif dan Kecerdasan Emosinal terhadap Hasil Belajar Matematika”, Skripsi, (Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, 2008), tidak dipublikasikan. 83 Siti Humaeroh, “Pengaruh Tingkat Kecerdasan Emosional terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam pada Siswa di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat”, Skripsi, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), tidak dipublikasikan.
48
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan pendekatan korelasional. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa di SMA Negeri 1 Sewon Bantul Yogyakarta. Populasi terjangkaunya yaitu siswa kelas X yang terdiri dari 7 kelas (A-G), dan setiap kelas terdiri dari 36 orang siswa. Jadi, jumlah siswa kelas X berjumlah 252 siswa. Sampel diambil dari tingkat kesalahan 5% berdasarkan tabel Issac dan Michael dari populasi terjangkaunya, yaitu sebanyak 149 siswa. Uji persyaratan analisis yang dilakukan adalah dengan mencari persamaan regresi yang didapat adalah Y = 30,31 + 0,388X. Uji koefisien korelasi Product Moment menghasilkan rxy = 0,611. Selanjutnya dilakukan uji keberartian koefisien korelasi dengan menggunakan uji-t, hasil yang diperoleh adalah thitung 9,36 dan ttabel pada dk = n-2 =147 dan taraf signifikansi 0,05 adalah 1,645, ini berarti thitung(9,36) > ttabel (1,645). Ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X dan variabel Y. Perhitungan koefisien determinasi menghasilkan rxy2 = 0,3733 ini menunjukkan bahwa 37,33% hasil belajar ekonomi ditentukan oleh kecerdasan emosional. Kesimpulan penelitian adalah terdapat hubungan positif antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar ekonomi siswa kelas X Pada SMA Negeri 1 Sewon Bantul.84 Seperti disajikan pada tabel 2.1 Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan Nama No
Peneliti/Tahun/ Lembaga
1
84
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan dan Perbedaan
Iman
Pengaruh
Dari hasil
Persamaan:
Firmansyah/2010/
Tingkat
penelitian yang
- Tentang kecerdasan
Skripsi/UIN Syarif
Kecerdasan
dilakukan
emosional
Hidayatullah
Emosional
bahwa tidak ada
Elvyn Nurhamdiah, “Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X Pada SMA Negeri 1 Sewon Bantul”, Skripsi, (Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, 2010), tidak dipublikasikan.
49
Jakarta
Terhadap
pengaruh tingkat Perbedaan:
Prestasi Belajar
kecerdasan
- Iman meneliti
Siswa SMA
emosional
tentang prestasi
Triguna Utama
terhadap prestasi belajar siswa SMA
Ciputat
belajar siswa
Triguna Utama
SMA Triguna
Ciputat.
Utama Ciputat.
- Penulis meneliti tentang hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi (studi kasus pada siswa kelas XI IPS MAN 12 Jakarta).
2
Masturoh/2014/
Pengaruh
Dari hasil
Persamaan:
Skripsi/UIN Syarif
Kecerdasan
penelitian yang
- Tentang kecerdasan
Hidayatullah
Emosional dan
dilakukan
emosional
Jakarta
Pola Asuh
bahwa ada
Perbedaan:
Otoritatif
pengaruh yang
- Masturoh meneliti
terhadap
signifikan antara
tentang ada tidaknya
Prestasi Belajar
kecerdasan
pengaruh yang
Siswa MTSn 3
emosional, pola
signifikan antara
Pondok Pinang
asuh otoritatif
kecerdasan emosional,
dan jenis
pola asuh otoritatif
kelamin
dan jenis kelamin
terhadap prestasi terhadap prestasi belajar siswa
belajar sedangkan
MTSn 3 Pondok
penulis meneliti
Pinang.
tentang bagaimana pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar.
3
Supardi/2008/
Pengaruh
Dari hasil
Persamaan:
Skripsi/Universitas
Bentuk Tes
penelitian yang
- Tentang kecerdasan
Negeri Jakarta
Formatif dan
dilakukan
emosional dan hasil
50
Kecerdasan
bahwa terdapat
belajar
Emosinal
pengaruh positif
Perbedaan:
terhadap Hasil
yang signifikan
- Supardi meneliti
Belajar
antara bentuk
tentang bentuk tes
Matematika
tes formatif dan
formatif dan
kecerdasan
kecerdasan emosinal
emosinal
terhadap hasil belajar,
terhadap hasil
sedangkan penulis
belajar
meneliti tentang
matematika.
kecerdasan emosional terhadap hasil belajar. - Supardi menggunakan teknik analisis data regresi berganda sedangkan penulis menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana
4
Siti
Pengaruh
Dari hasil
Persamaan:
Humaeroh/2013/
Tingkat
penelitian yang
- Tentang kecerdasan
Skripsi/UIN Syarif
Kecerdasan
dilakukan
emosional
Hidayatullah
Emosional
bahwa terdapat
Perbedaan:
Jakarta
terhadap
pengaruh positif
- Siti tentang prestasi
Prestasi Belajar
yang signifikan
belajar sedangkan
Pendidikan
antara tingkat
peneliti melakukan tes
Agama Islam
kecerdasan
hasil belajar pada
pada Siswa di
emosional
mata pelajaran
SMP
terhadap prestasi ekonomi.
Muhammadiyah
belajar siswa
17 Ciputat
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di
51
SMP Muhammadiyah 17 Ciputat. 5
Elvyn
Hubungan
Dari hasil
Persamaan:
Nurhamdiah/2010/
Antara
penelitian yang
- Tentang kecerdasan
Skripsi/Universitas
Kecerdasan
dilakukan
emosional terhadap
Negeri Jakarta
Emosional
bahwaterdapat
hasil belajar ekonomi
dengan Hasil
hubungan positif Perbedaan:
Belajar
antara
- Elvyn melakukan
Ekonomi Siswa
kecerdasan
penelitian di SMA
Kelas X Pada
emosional
Negeri 1 Sewon
SMA Negeri 1
dengan hasil
Bantul sedangkan
Sewon Bantul
belajar ekonomi
peneliti melakukan
siswa kelas X
penelitian di MAN 12
Pada SMA
Jakarta.
Negeri 1 Sewon Bantul.
C. Kerangka Berpikir Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena pendidikan merupakan sistem dan cara untuk meningkatkan kualitas hidup dalam segala bidang. Dengan proses pendidikan mereka akan mampu mengembangkan potensi, mampu bersaing dengan orang lain, dan mampu mengetahui hal baik dan buruk untuk bekal menjalani kehidupannya. Dalam pendidikan dikenal proses belajar. Belajar sendiri terjadi karena adanya proses latihan atau pengalaman sehingga terjadi perubahan yang lebih baik dari sebelumnya. Proses belajar ini menghasilkan dampak perubahan pada peserta didik, yang merupakan suatu pencapaian tujuan belajar yang disebut hasil belajar. Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar dapat dilakukan melalui tes hasil belajar. Penilaian hasil belajar yang akan diukur dalam penelitian ini adalah melalui hasil dari tes formatif. Tes formatif adalah
52
tes yangdiselenggarakan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar, diselenggarakan secara periodik, isinya mencakup semua unit pengajaran yang telah diajarkan. Tes yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan/topik. Contohnya: tes yang dilakukan setelah pembahasan tiap bab atau KD (kompetensi dasar) atau dikenal dengan ulangan harian. Mata pelajaran yang di ujikan adalah mata pelajaran ekonomi. Ekonomi yaitu satu diantara bagian pengetahuan sosial yang mengulas serta pelajari mengenai aktivitas manusia terkait segera dengan distribusi, mengkonsumsi serta produksi pada barang serta layanan. Materi pelajaran ekonomi terdiri dari konsep dan metode penghitungan pendapatan nasional. Selain itu, berdasarkan penjelasan di atas keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal dibedakan menjadi tiga, yaitu faktor fisiologi (kesehatan jasmani), faktor psikologi terdiri dari intelegensi, kecerdasan emosional, sikap, bakat, minat, dan motivasi, serta faktor kelelahan. Faktor kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor internal yang cukup berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa. Kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan mengelola emosi dengan baik, kemampuan memotivasi diri sendiri, dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain, dan dapat berhubungan baik dengan orang lain. Kecerdasan emosional terdiri dari kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial. Kesadaran diri, merupakan mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu saat dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri, memiliki tolak ukur yang realitas atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat. Unsur kesadaran diri dalam kecerdasan emosi melahirkan kecakapan yang meliputi kesadaran diri, penilaian diri secara teliti dan percaya diri. Pengaturan diri, merupakan menagani emosi sedemikian rupa sehingga berdampak positif kepada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya satu gagasan, maupun
53
pulih kembali dari tekanan emosi. Unsur pengaturan diri dalam kecerdasan emosional, melahirkan kecakapan yang meliputi kendali diri, sifat dapat dipercaya, dan sifat bersungguh-sungguh. Motivasi, merupakan menggunakan hasrat yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntut kita menuju sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif, serta untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi. Sementara itu, berkaitan dengan unsur motivasi dalam kecerdasan emosi, melahirkan kecakapan yang meliputi dorongan berprestasi, komitmen dan optimisme. Empati, merupakan merasakan yang dirasakan oleh orang lain, mampu memahami perspektif mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang. Berkaitan dengan unsur empati dalam kecerdasan emosi, yang meliputi: memahami orang lain, dan mengatasi keragaman. Keterampilan sosial, merupakan menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar, menggunakan kemampuan ini untuk mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah dan menyelesaikan perselisihan dan untuk bekerja sama dan bekerja dalam tim. Kemudian, berkaitan dengan unsur keterampilan sosial dalam kecerdasan emosional adalah pengaruh, komunikasi, dan kemampuan tim. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki tinggi dalam belajarnya, memiliki pengaturan diri yang baik, motivasi belajar yang tinggi, dapat merasakan yang dirasakan oleh orang lain dan dapat menjalin hubungan yang baik dengan semua orang adalah siswa yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi sehingga hasil belajarnya akan baik. Sedangkan siswa yang memiliki kecerdasan emosional yang rendah maka hasil belajarnya pun rendah. Hal ini terlihat pada Gambar 2.1
54
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Belajar
Hasil Belajar
Penilaian Hasil Belajar
Tes Formatf
Tes Sumatif
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Tes Subsumatif
Fisiologis
Internal
Eksternal
Psikologi s
Faktor Kelelahan
Mata Pelajaran Ekonomi Intelegensi
Kecerdasan Emosional
Kesadaran Diri
Pengaturan Diri
1. Kesadaran Emosi 2. Penilaian diri 3. Percaya Diri
1. Kendali Diri 2. Sifat Dapat Dipercaya 3. Kewaspadaan
Sikap
Bakat
Minat
Motivasi
Motivasi
Empati
Keterampilan Sosial
1. Dorongan Berprestasi 2. Optimis 3. Komitmen
1. Memahami Orang Lain 2. Mengatasi Keragaman
1. Pengaruh dan komunikasi 2. Kemampuan tim
Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Ekonomi (Studi Kasus pada Siswa Kelas XI IPS MAN 12 Jakarta)
55
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi (studi kasus pada siswa kelas XI IPS MAN 12 Jakarta), maka penulis dalam hal ini mengajukan hipotesis sebagai berikut: Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosional terhadap hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi (studi kasus pada siswa kelas XI IPS MAN 12 Jakarta). Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosional terhadap hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi (studi kasus pada siswa kelas XI IPS MAN 12 Jakarta).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MAN 12 Jakarta yang terletak di Jalan Raya Duri Kosambi No.3 Cengkareng Jakarta Barat No. Telp 0215448566 kodepos 11850. Alasan memilih sekolah tersebut adalah sebagai berikut: a. Karena penulis melakukan PPKT selama 4 bulan terhitung dimulai sejak tanggal 1 Februari-3 Juni 2016 pada semester genap 2016, sehingga penulis sudah memahami keadaan sekolah. b. Lokasi sekolah terjangkau dan letaknya strategis. 2. Waktu Penelitian Waktu yang digunakan dalam penelitian ini selama bulan OktoberNovember 2016. Adapun prosedur penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 Tabel 3.1 Jadwal Penelitian No
Kegiatan
Jul 1
Agt
Tahun 2016
2017
Bulan
Bulan
Sept
Revisi Proposal Skripsi
2
Revisi Judul Skripsi
3
Menyusun Bab 1-3
4
Mengkaji Instrumen Penelitian
56
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
57
5
Mengambil Data Penelitian
6
Mengolah Data Penelitian
7
Menyusun Bab 4 dan 5
8
Melengkapi Lampiran-lampiran
9
Sidang Munaqasah
10
Revisi Skripsi
11
Pengumpulan Skripsi
B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana. Analisis regresi linier sederhana adalah analisis yang didasarkan pada hubungan satu variabel independent dengan satu variabel depedent.1 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh satu variabel bebas dengan satu variabel terikat yaitu kecerdasan emosional (variabel bebas) dan hasil belajar (variabel terikat) siswa pada mata pelajaran ekonomi. Tujuan penggunaan metode ini untuk mencari bukti berlandaskan data yang ada, mencari jawaban dari pertanyaan apakah ada pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel tak bebasnya.
1
Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Cet. I, h. 379.
58
C. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.2 Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa di MAN 12 Jakarta. Sedangkan populasi terjangkau adalah siswa kelas XI IPS yang terdiri dari XI IPS 1 dan XI IPS 2. Adapun jumlah populasi terjangkau pada penelitian ini adalah sebanyak 68 siswa. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.3 Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Simple Random Sampling, dimana teknik pengambilan sampel ini teknik yang memiliki populasi yang homogen dan memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anggota yang ada dalam setiap populasi untuk dijadikan sampel.4 Besarnya sampel dalam penelitian ini peneliti menggunakan perhitungan sampel yang dikembangkan oleh Slovin.5 Dengan rumus sebagai berikut:
Dimana:6 n = jumlah elemen/anggota sampel N = jumlah elemen/angota populasi e = Error Level (tingkat kesalahan) = 5% atau 0,05
Dari rumus tersebut perhitungan sampel yang diambil dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat error 5% adalah sebagai berikut:
2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. 19, h. 81 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), Cet. 14, h. 174. 4 Syofian Siregar, op.cit.,Cet. 1, h.57. 5 Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2014), h. 119. 6 Juliansyah Noor, Metode Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah, (Jakarta: Kencana, 2012), Cet. 1, h. 158.
59
n = 58,11 Maka, penulis mengambil sampel dalam penelitian ini berjumlah 58 siswa kelas XI IPS di Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta, hal ini seperti terlihat pada Tabel 3.2 Tabel 3.2 Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian No
Kelas
Jumlah
Sampel
1
XI IPS 1
34
30
2
XI IPS 2
34
28
68
58
Jumlah
D. Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Kerlinger menyatakan bahwa variabel adalah konstruk (construct) atau sifat yang akan dipelajari.7 Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independent dan variabel dependent. Menurut Sugiyono, “Variabel independent atau yang disebut variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi 7
Sugiyono, op.cit., h. 38.
60
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat). Sedangkan variabel dependent atau yang disebut variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.8 Hal ini seperti terlihat pada Tabel 3.3 Tabel 3.3 Variabel Penelitian
No 1
Variabel
Definisi Konseptual
Definisi
Instrumen
Operasional
Penelitian
Kecerdasan
Kecerdasan
Kecerdasan
Emosional
emosional adalah
emosional dapat
kemampuan
diukur melalui:
mengenali perasaan
(1) Kesadaran
diri, mengelola
diri, (2)
emosi, memotivasi
Pengaturan diri,
diri sendiri,
(3) Motivasi, (4)
mengenali emosi
Empati dan (5)
orang lain (empati)
Keterampilan
dan kemampuan
sosial
Angket/ Kuesioner
membina hubungan dengan orang lain. 2
Hasil Belajar
Hasil belajar adalah
Hasil belajar
Tes
kemampuan yang
dapat diukur
Formatif
diperoleh peserta
melaluites pada
didik setelah
materi ekonomi
mendapatkan
konsep dan
pengalaman belajar
metode penghitungan pendapatan nasional
8
Ibid., h. 39.
61
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian.9 Mencari data dan mengumpulkannya haruslah didukung dengan teknik pengumpulan data, maka dalam hal ini peneliti perlu memperhatikannya, sehingga informasi yang didapat benar-benar valid dan reliabel. Maka dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data melalui kepustakaan (Library Research) dan penelitian lapangan (Field Research). 1. Library
Research
(penelitian
kepustakaan)
metode
kepustakaan
merupakan teknik atau cara yang digunakan dalam penelitian ini dengan mengumpulkan sumber data baik dengan teori, sumber literatur, dan pendapat
para
ahli
yang
masih
mempunyai
hubungan
dengan
permasalahan yang penulis teliti. 2. Field Research (penelitian lapangan) metode ini penulis gunakan karena teknik pengumpulan data dari penelitian ini salah satunya datanya didapatkan dari lapangan, maka untuk memperoleh data lapangan ini, penulis menggunakan instrumen pengumpulan data sebagai berikut: a. Angket/Kuesioner Angket adalah alat pengumpulan data yang berisi beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Angket digunakan untuk mengumpulkan data faktual.Penggunaan angket lebih efisien bila ditinjau dari segi waktu, biaya serta dapat meliputi jumlah responden yang besar.10 Angket yakni instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data yang menggambarkan diri individu dengan sejumlah pertanyaan, yang jawabannya sudah ditentukan terlebih dahulu sehingga responden tidak mempunyai kebebasan untuk memilih jawaban, kecuali yang sudah ditentukan. Adapun instrumen daftar pertanyaan dapat berupa pertanyaan (berupa isian yang akan diisi oleh responden), cheklist (berupa pilihan dengan cara memberi 9
Noor, op.cit.,Cet. 1, h. 138. Suprapto, Metodologi Penelitian Ilmu Pendidikan dan Ilmu-Ilmu Pengetahuan Sosial, (Jakarta: PT Buku Seru, 2013), h. 75. 10
62
tanda pada kolom yang disediakan), dan skala (berupa pilihan dengan memberi pada kolom berdasarkan tingkatan tertentu).11 b. Tes Tes digunakan sebagai alat pengumpul data yang berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban dengan format pilihan A, B, C, D, E dengan sistem penilaian jika benar mendapat skor 1 dan jika salah mendapat skor 0. Butir-butir tes yang dipergunakan untuk pengumpulan data hasil belajar ini berdasarkan dari kompetensi dasar mendeskripsikan konsep dan metode penghitungan pendapatan nasional. c. Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai.12 Penelitian ini menggunakan wawancara untuk lebih menguatkan sejauh mana kecerdasan emosional terhadap hasil belajar khususnya pada mata pelajaran ekonomi. d. Dokumentasi Menurut Suharsimi Arikunto, “Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturanperaturan,
notulen
rapat,
catatan
harian,
dan
sebagainya”.13
Dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai informasi yang berhubungan dengan gambaran umum keadaan Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta sehingga data ini mendukung penuh guna mendapatkan data yang valid.
11
Noor, op.cit.,Cet. 1, h. 139. Burhan Bungin, Metodelogi Penelitian Sosial dan Ekonomi, (Jakarta: Kencana, 2013), Cet. 1, h. 133. 13 Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 194. 12
63
F. Instrumen Penelitian Instrumen pengukur variabel (selanjutnya disebut instrumen) biasanya digunakan dalam berbagai desain penelitian, kecuali pada event study, content analysis, dan sosiometri. Dalam event study, content analysis, dan sosiometri ukuran variabel telah berfungsi juga sebagai instrument.14 Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan berupa angket, tes dan wawancara untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi. 1. Angket/Kuesioner Angket yang digunakan oleh peneliti adalah nagket tertutup yaitu “jenis angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih”.15 Angket tertutup ini menggunakan skala Likert. Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala ini menggunakan empat alternatif jawaban yang bersifat positif dengan skor 4,3,2,1 dan negatif dengan skor 1, 2, 3, 4. Sehingga responden hanya memberikan tanda checklist pada jawaban.Angket kecerdasan emosional ini terdiri dari 30 item pernyataan untuk mengukur pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar. Berikut ini adalah kisi-kisi instrumen angket dari indikator variabel kecerdasan emosional, seperti disajikan pada Tabel 3.4 Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Kecerdasan Emosional No 1
2
14 15
Indikator
Sub Indikator
No. Butir
Jumlah
*1, *2
2
Kesadaran
a) Kesadaran emosi
Diri
b) Penilaian diri
*3, *4, *5
3
c) Percaya diri
6,*7,8
3
Pengaturan
a) Kendali diri
9, *10, 11
3
Diri
b) Sifat dapat dipercaya
*12, *13
2
c) Kewaspadaan
*14, *15
2
Noor, op. cit., Cet. 1, h. 101. Ibid., h. 143.
64
3
Motivasi
a) Dorongan
*16, *17
berprestasi b) Optimis
4
Empati
3 *18, 19,*20
c) Komitmen
*21, *22
a) Memahami orang
*23, *24
lain b) Mengatasi
2
2
2 2
*25, 26
keragaman 5
Keterampilan
a) Pengaruh dan
Sosial
*27, *28
komunikasi b) Kemampuan tim
2 2
*29, *30
Jumlah
30
Keterangan: (*) Soal Valid
2. Tes Tes yang digunakan adalah tes pilihan ganda dengan lima macam pilihan yaitu a, b, c, d, dan e. masing-masing jawaban benar diberikan skor nilai 1 dan jawaban yang salah mendapatkan nilai skor 0. Soal yang dibuat sebanyak 35 butir soal, materi ekonomi kelas XI BAB III kompetensi dasar mendeskripsikan konsep dan metode penghitungan pendapatan nasional. Analisis instrumen tes dilakukan dengan cara penghitungan validitas, reabilitas, tingkat kesukaran soal dan daya pembeda. Berikut ini adalah kisi-kisi instrumen tes, seperti disajikan pada Tabel 3.5 Tabel 3.5 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Kompetensi Dasar Mendeskripsikan konsep dan metode
Indikator 1. Menjelaskan pengertian
No Butir
Jumlah
Soal
Soal
1, *31
2
*10, 11, *12,
10
pendapatan nasional 2. Menjelaskan konsep-
65
penghitungan
konsep pendapatan
*13, *14, 16,
pendapatan
nasional
21, *22, *25,
nasional
*26 3. Menjelaskan 3 metode perhitungan pendapatan
*3, 4, *5, *9,
5
*28
nasional 4. Menjelaskan pengertian
*27
1
*17, *19
3
*24, 34, *35
2
*2, 6, *18,
6
pendapatan perkapita 5. Menghitung pendapatan perkapita 6. Membandingkan pendapatan perkapita Indonesia dengan negara lain 7. Mengidentifikasi manfaat perhitungan
20, *29, 30
pendapatan perkapita Menyajikan hasil
1. Menghitung konsep-
penghitungan
konsep pendapatan
pendapatan
nasional
nasional
2. Menghitung pendapatan
*15, 32, *33
3
*7, *8, *23
3
3. nasional menggunakan pendekatan produksi, pendapatan dan pengeluaran Jumlah
35
Keterangan: (*) Soal Valid
3. Wawancara Selain menggunakan instrumen angket dan tes dalam penelitian untuk menguatkan hasil penelitian tentang pengaruh kecerdasan emosional
66
terhadap hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi maka peneliti menggunakan instrumen wawancara. Wawancara prinsipnya sama seperti kuesioner hanya pelaksanaannya dilakukan oleh lisan, dilakukan guna mendapatkan keakuratan data. Peneliti melakukan wawancara kepada beberapa siswa yang dijadikan objek penelitian. Sebelum peneliti terjun wawancara terlebih dahulu peneliti membuat pedoman wawancara. Adapun pedoman wawancara dapat dilihat pada Tabel 3.6 Tabel 3.6 Instrumen Wawancara No 1. 2. 3. 4. 5.
Indikator Nomor Butir Soal Kesadaran Diri 1,2 Pengaturan Diri 3 Motivasi 4, 5 Empati 6 Keterampilan Sosial 7 Jumlah Butir Soal
Jumlah 2 1 2 1 1 7
G. Teknik Keabsahan Data 1. Uji Validitas Uji validitas adalah suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur.16 Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan keshahihan suatu instrumen. Perhitungan validitas dilakukan dengan menggunakan rumus Product Moment dari Pearson yaitu sebagai berikut:17 ∑ √[ (∑
16
)
∑ ∑
][ (∑
∑ )
∑
]
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur Dalam Penelitian: Dilengkapi Aplikasi Program SPSS, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2001), Cet. 2, h. 30. 17 Syofian Siregar, op. cit., Cet. 1, h. 77.
67
Keterangan: rxy
: Angka indeks korelasi “r”
n
:Number of Cases
∑
: jumlah nilai setiap butir soal
∑
: jumlah nilai total
∑
: Jumlah hasil perkalian tiap-tiap skor asli dari x dan y
Kriteria penilaian instrumen dikatakan valid apabila rhitung lebih besar dari pada rtabel dan sebaliknya apabila rhitung lebih kecil daripada rtabel maka instrumen dikatakan tidak valid. Nilai rtabel dapat diperoleh dengan terlebih dahulu menetapkan derajat kebebasannya dengan menggunakan rumus df= n-2. Dalam penelitian ini, perhitungan uji validitas menggunakan bantuan program SPSS for Windows 20 dengan maksud untuk mengukur instrumen yang digunakan valid atau tidak valid.
2. Uji Reliabilitas Menurut Syofian Siregar, “Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukakan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukuran yang sama pula”.18 Dalam penelitian ini, perhitungan uji relibilitas menggunakan bantuan program SPSS for windows 20. Adapun kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach, bila koefisien reliabilitas
> 0,60.19 Tahapan perhitungan uji reliabilitas
dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach’s yaitu sebagai berikut:
=( Keterangan: = Varian total
18 19
Syofian Siregar, op.cit., Cet. 1, h. 87. Ibid., 90.
)(
∑
)
68
∑
= Jumlah varian butir = Jumlah butir pertanyaan = Koefisien reliabilitas instrumen
3. Uji Taraf Kesukaran Tingkat kesukaran dari suatu tes digunakan untuk mengetahui apakah tiap butir soal termasuk dalam kategori mudah, sedang, atau sukar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah. Soal yang mudah tidak akan merangsang siswa untuk mempertinggi kemampuannya untuk menyelesaikan soal tersebut. Sebaliknya soal yang terlalu sulit menyebabkan siswa patah semangat. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan program SPSS 20 for Windows untuk perhitungan uji taraf kesukaran. Untuk mengetahui apakah soal tes yang diberikan tergolong mudah, sedang, atau sukar, maka digunakan rumus sebagai berikut: P=
Keterangan: P
: Indeks tingkat kesukaran
B
: Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS
: Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria untuk indeks tingkat kesulitan adalah sebagai berikut:
20
0,00< P
0,30 = soal sukar
0,30< P
0,70 = soal sedang
0,70< P
1,00 = soal mudah.20
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. 9, h. 210.
69
4. Daya pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara
siswa
yang
berkemampuan
tinggi
dengan
siswa
yang
berkemampuan rendah. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan program SPSS 20 for Windows untuk perhitungan daya pembeda. Daya pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan rumus:21 D= Keterangan: D
= Daya Pembeda
BA
= Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar
BB
= Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar
JA
= Banyaknya siswa kelompok atas
JB
= Banyaknya siswa kelompok bawah
PA
= Proporsi kelompok atas yang menjawab benar
PB
= Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar
Kriteria soal: Bertanda Negatif
= Jelek Sekali
D
= 0,00 0,20 = jelek
D
= 0,20 0,40 = cukup
D
= 0,40 0,70 = baik
D
= 0,70 1,00 = baik sekali22
H. Teknik Pengolahan Data Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data dilaksanakan. Pada penelitian kuantitatif, pengolahan data secara umum dilaksanakan melalui tahap memeriksa (editing), pemberian kode/skor
21 22
Ibid., Cet. 9, h. 211. Ibid., Cet. 9, h. 213.
70
(codeting/skoring), dan proses pembeberan (tabulasi). Dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Editing Editing adalah pengecekan atau pemeriksaan data yang telah berhasil dikumpulkan dari lapangan, karena ada kemungkinan data yang telah masuk tidak memenuhi syarat atau tidak dibutuhkan. Tujuan dilakukan editing adalah untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan dan kekurangan data yang terdapat pada catatan lapangan. 2. Codeting/Skoring Setelah proses editing selesai dilakukan tahap selanjutnya adalah pengkodean. Maksudnya pada tahap ini data yang telah diedit tersebut selanjutnya akan diberikan identitas yang memberikan arti tertentu pada saat menganalisis data. Pada penelitian ini pengkodean dengan frekuensi, dimana jawaban pada poin memiliki bobot atau skor. Hal ini seperti terlihat pada Tabel 3.7 Tabel 3.7 Kriteria Skor No
Alternatif Jawaban
1
Jumlah Skor Positif
Negatif
Sangat Setuju
4
1
2
Setuju
3
2
3
Tidak Setuju
2
3
4
Sangat Tidak Setuju
1
4
3. Tabulating Tabulasi adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan mengatur angka-angka serta menghitungnya. Tabulasi juga merupakan proses penempatan data ke dalam bentuk tabel yang telah diberi kode atau
71
skor sesuai dengan kebutuhan analisis. Tabel-tabel yang dibuat sebaiknya mampu meringkas agar memudahkan dalam proses penelitian data.23
I.
Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini dibagi ke dalam beberapa tahap yaitu sebagai berikut: 1. Deskripsi Data Untuk menjelaskan gambaran dalam penelitian ini berikut akan dijabarkan deskripsi data berupa rentang skor, rata-rata, standar deviasi, dan modus. Selain itu, data akan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dari histogram untuk untuk memperjelas deskripsi masingmasing variabel yang diteliti. 2. Uji Prasayarat Analisis Data Uji prasayarat analisis data digunakan untuk menentukan jenis statistik yang digunakan apakah menggunakan statistik parametrik atau nonparametrik. Uji prasayarat yang digunakan meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Dalam penelitian ini perhitungan uji prasayarat analisis data menggunakan bantuan program SPSS for Windows 20. a. Uji Normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah populasi yang dalam penelitian ini mempunyai distribusi normal atau tidak. Alat yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data sangat banyak modelnya. Salah satunya dengan menggunakan statistik KolmogrovSmirnov. Untuk menguji normalitas data, salah satu cara yang digunakan adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi data normal. Maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
23
Syofian Siregar, op. cit., Cet. 1, h. 86.
72
diagonalnya. Deteksi normalitas dapat juga dilakukan dengan melihat kolom Sig. yang ada pada tabel Kolmogrov-Smirnov. Kriteria penilaian data yang mempunyai distribusi normal jika nilai signifikansi
0,05 pada taraf signifikansi 5% (
sebaliknya jika nilai signifikansi
= 0,05) dan
0,05 maka data tersebut dikatakan
tidak berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Pengujian homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dalam variabel X dan Y bersifat homogen atau tidak. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji homogenitas adalah jika nilai signifikansi
0,05, maka dapat dikatakan bahwa
varian dari dua atau lebih kelompok adalah sama sebaliknya jika nilai signifikansi
0,05, maka dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih
kelompok populasi data adalah tidak sama.24 3. Uji Regresi Linier Sederhana Regresi linier sederhana merupakan salah satu analisis yang untuk mengetahui pengaruh satu variabel bebas (independent) terhadap satu variabel tak bebas (dependent). Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana karena analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Berikut akan disajikan persamaan regresi linier sederhana:
̂ = a + bx Keterangan: Y = variabel terikat X = variabel bebas
24
Ibid., Cet. 1, h. 178.
73
a dan b
= konstanta25
4. Uji Korelasi Uji koefisien korelasi yang digunakan dalam penelitian adalah Product Moment yang digunakan untuk mencari terdapat atau tidaknya pengaruh antara variabel X dengan variabel Y. Dengan perumusan sebagai berikut:26
∑ √
∑
∑ ∑
∑ ∑
∑
Keterangan: rxy
: Angka indeks korelasi “r” Product Moment
N
: Number of cases
∑
: Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
∑
: Jumlah seluruh skor X
∑
: Jumlah seluruh skor Y Selanjutnya, untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau
rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi), digunakan penafsiran atau interpretasi angka, hal ini seperti terlihat pada Tabel 3.8 Tabel 3.8 Interpretasi Koefisien Korelasi Product Moment27 Besarnya “r” Product Moment (rxy)
Interpretasi Antara variabel X dan variabel Y memang
0,00 – 0,20
terdapat korelasi sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan
25
Ibid., Cet. 1, h. 379. Anas Sudijono, Pengantar Sttistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), cet. 24, h. 206. 27 Ibid., Cet. 24, h. 193. 26
74
(dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y. Antara variabel X dan variabel Y terdapat
0,20 – 0,40
korelasi yang lemah atau rendah. Antara variabel X dan variabel Y terdapat
0,40 - 0,70
korelasi yang sedang atau cukup. Antara variabel X dan variabel Y terdapat
0,70 – 0,90
korelasi yang tinggi atau kuat. Antara variabel X dan variabel Y terdapat
0,90 – 1,00
korelasi yang sangat tinggi dan sangat kuat. Sumber: Anas Sudijono (2012: 193).
5. Uji Hipotesis (Uji-t) Pengambilan keputusan dari hipotesis Ho dan Ha diterima atau ditolak, maka untuk itu dilakukanlah pengujian atas hipotesis ini dengan menggunakan uji t yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent, apakah pengaruhnya signifikan atau tidak. Berikut akan disajikan rumus Uji t: √ √ Keterangan: t
= nilai t hitung
r
= nilai koefisien korelasi
n
= jumlah sampel
Kriteria Pengujian: Jika thitung
ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima
Jika thitung
ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak
Nilai t tabel dapat diperoleh dengan terlebih dahulu menetapkan derajat kebebasannya menggunakan rumus df = n – 2.
75
6. Koefisien Determinasi (R2) Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase sumbangan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Artinya, nilai yang diperoleh dari perhitungan koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar presentase yang diperoleh dari kedua variabel di atas. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: KD = r2 x 100%
Keterangan : KD
= Koefisien Determinasi
r
= Koefisien korelasi product moment
7. Hipotesis Statistik Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi (studi kasus pada siswa kelas XI IPS MAN 12 Jakarta) adalah: Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosional terhadap hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi (studi kasus pada siswa kelas XI IPS MAN 12 Jakarta). Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosional terhadap hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi (studi kasus pada siswa kelas XI IPS MAN 12 Jakarta).
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data 1. Gambaran umum MAN 12 Jakarta a. Sejarah Singkat Madrasah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 12 Jakarta berdiri sejak tahun 1997, saat itu masih berstatus sebagai kelas jauh (KJ) dari MAN 10 Joglo Jakarta Barat. Seiring perjalanan waktu, MAN 10 KJ Duri Kosambi berkembang pesat. Dari tahun ke tahun jumlah siswanya semakin meningkat, fasilitas madrasah semakin memadai, dan sumber daya manusianya pun semakin profesional. Pada tanggal 30 Desember 2003, melalui Surat Keputusan (SK) Menteri Agama No. 558, Pemerintah menetapkan MAN 10 KJ Duri Kosambi menjadi MAN 12 Jakarta, dan Drs. Muhammad Yunus, M.Pd ditetapkan sebagai Kepala Madrasah yang pertama. Mulai tahun pelajaran 2006/2007, MAN 12 Jakarta mempunyai 2 (dua) kampus, yaitu kampus A yang berlokasi di Jl. Raya Duri Kosambi No. 3 Cengkareng, Jakarta Barat, sebagai kampus utama dan kampus B yang berlokasi di Jl. Raya Kamal Tegal Alur Kali Deres Jakarta Barat, sebagai kelas jauh (KJ). Dalam perkembangannya, tepatnya pada tahun 2009 kelas jauh (KJ) tersebut telah memenuhi persyaratan untuk menjadi sekolah tersendiri, sehingga pemerintah menetapkannya sebagai MAN 16 Jakarta Barat.
76
77
b. Visi dan Misi 1) Visi Intelek, Inovatif, dan Islami. 2) Misi a)
Menyiapkan calon pemimpin umat di masa depan yang mampu berkompetensi secara global dalam segala bidang kehidupan.
b)
Menyelenggarakan proses pendidikan yang kondusif, modern, dan inspiratif serta mampu mengembangkan kreativitas peserta didik.
c)
Menumbuhkembangkan sikap, perilaku, dan amaliah terpuji melalui pembiasaan-pembiasaan yang Islami.
c. Tujuan Madrasah MAN12 Jakarta memiliki tujuan sebagai berikut: 1) Meningkatkan daya saing dan daya juang civitas akademik dalam menghadapi tantangan globalisasi di masa yang akan datang. 2) Meningkatkan pengetahuan dan wawasan berpikir ilmiah civitas akademik untuk mengembangkan diri melalui kegiatan penelitian yang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 3) Membentuk karakter peserta didik yang agamis dan peduli terhadap diri serta lingkungan sekitarnya.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan teknik simple random sampling, maka penelitian ini disebarkan kepada responden yang merupakan siswa-siswi kelas XI IPS di MAN 12 Jakarta sebanyak 58. Berikut akan lebih dijelaskan mengenai data yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebagai berikut:
78
a. Data responden berdasarkan jenis kelamin Berdasarkan jenis kelamin, data ini dapat menggambarkan perbandingan antara jumlah laki-laki dan perempuan pada siswa kelas XI IPS di MAN 12 Jakarta. Hal ini seperti terlihat pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Dsitribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persen Laki-laki Valid Perempuan Total
Persentase yang Valid
Persen Kumulatif
22
37,9
37,9
37,9
36
62,1
62,1
100,0
58
100,0
100,0
Sumber: Data Primer yang diolah dengan SPSS for Windows 20, 2016
Gambar 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Grafik Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
37,9% 62,1%
Laki-laki Perempuan
Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar 4.1 di atas, dapat dijelaskan bahwa jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini yaitu lakilaki sebanyak 22 orang dengan presentase 37,9% dan perempuan sebanyak 36 orang dengan presentase 62,1%.
79
b. Data Responden Berdasarkan Klasifikasi Kelas Berdasarkan pembagian kelas, maka dapat diperoleh data seperti disajikan pada tabel 4.2 Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Klasifikasi Kelas Kelas Frekuensi
Valid
Persen
Persentase yang Valid
Persen Kumulatif
XI IPS 1
30
51,7
51,7
51,7
XI IPS 2
28
48,3
48,3
100,0
Total
58
100,0
100,0
Sumber: Data Primer yang diolah dengan SPSS for Windows 20, 2016
Gambar 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Klasifikasi Kelas Grafiik Distribusi Responden Berdasarkan Klasifikasi Kelas
48,3%
51,7%
XI IPS 1 XI IPS 2
Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.2 di atas, maka dapat digambarkan bahwa dalam penelitian ini responden yang berasal dari kelas XI IPS 1 sebanyak 30 orang dengan presentase 51,7% dan kelas XI IPS 2 sebanyak 28 orang dengan presentase 48,3%.
80
c. Data Penelitian Berikut akan disajikan data penelitian dari 58 responden dengan nilai masing-masing yang diperoleh dari angket variabel kecerdasan emosional (variabel X) dan tes hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi (variabel Y). Hal ini seperti terlihat pada tabel 4.3 Tabel 4.3 Data Responden dengan Nilai Angket Kecerdasan Emosional dan Tes Hasil Belajar Ekonomi No
Nama Responden
x
y
1.
Abdul Kholid
91
80
2.
Ainudin
84
84
3.
Alfira Nur Khairani
75
68
4.
Anandha Maulana Haq
89
76
5.
Asmita Damayanti
84
92
6.
Aulia Ramdhaniah
70
72
7.
Egnes Salsa Billah
90
80
8.
Fauziah Latif
79
76
9.
Firda Maulani
73
72
10.
Intannia Hakim
74
76
11.
Julian Fahrezi
74
64
12.
Juliana Widya Sari
68
64
13.
Marshall Sultan Arsy
77
76
14.
Muhammad Azhar Farras
80
72
15.
Muhammad Iqbal Komara
65
68
16.
Muspiq Amrullah
81
72
81
17.
Nur Syamsiah Ramdhani
76
80
18.
Nurma
70
76
19.
Nurul Alfira
72
72
20.
Putri Tajul Hayah
71
60
21.
Rachmadiyanti
65
64
22.
Rafli Sahrudin
77
92
23.
Rizkah Luthfiyah Safitri
77
84
24.
Safa Nabila Cahyaningrum
84
72
25.
Safithri Aisyah Rahman
85
80
26.
Shelina Tri Adinda
78
72
27.
Syifa Fazriati Ruzkiah
80
92
28.
Wan Azizah
92
84
29.
Zahra Naila Karima
78
60
30.
Zeidtry Maulana Aziz
87
88
31.
Adnan Rifaad
68
72
32.
Afriyadi Syahropi
85
84
33.
Aldi Irawan
67
72
34.
Annisa Nurlaila
84
92
35.
Ary Mustamin Muadz
79
80
36
Bayu Adriansyah
80
80
37
Choeirul Prio Wibowo
75
72
38
Dany Darmawan
80
84
39
Mohammad Carma Alamudin
77
72
40
Muhammad Ibnu Atha’illah
86
80
82
41
Muhammad Rafly Zulkarnaen
83
80
42
Muhammad Rendy
82
80
43
Muthi’atul Hasanah
78
80
44
Nabila Silvany
87
76
45
Nabilah Amalia Putri
85
72
46
Nabilatul Hasna
84
76
47
Natasya Azzahra
90
92
48
Nur Amelia Septiani
84
84
49
Rima Tri Yanti
87
88
50
Risqiani Siska Wulandari
81
72
51
Safitri Awaliah
82
64
52
Salsabila Azzahra
92
84
53
Selvina
77
80
54
Sri Nur Barokah
77
72
55
Syahdan Rinaldi Kurniawan
70
68
56
Syifa Ursila Chadis
68
72
57
Zakiya Maulidia
67
72
58
Asyifa Komala
69
64
1. Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosional (Variabel X) Data kecerdasan emosional diperoleh dari skor hasil pengolahan data angket yang diisi oleh siswa kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 MAN 12 Jakarta. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui data kecerdasan emosional diperoleh dengan nilai tertinggi adalah 92, dan nilai terendah kecerdasan emosional adalah 65. Jumlah kelas interval ditentukan dengan rumus K = 1 + 3,3 log 58, hasilnya adalah 6,808 dibulatkan
83
menjadi 7. Rentang data 92 - 65 = 27, sedangkan panjang kelas didapat dari rentang dibagi dengan jumlah 27/7 = 3,857 dibulatkan menjadi 4. Hal ini seperti terlihat pada Tabel 4.4 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Kecerdasan Emosional Interval Skor
Frekuensi
Persen (%)
Rata-rata Kecerdasan Emosional
65-68
7
12,07
69-72
6
10,34
73-76
7
12,07
77-80
15
25,87
81-84
10
17,24
85-88
7
12,07
89-92
6
10,34
78,62
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat dilihat bahwa presentase jumlah siswa yang memiliki skor kecerdasan emosional antara 65-68 sebanyak 7 siswa dengan persentase sebesar 12,07%, yang memiliki nilai antara 69-72 sebanyak 6 siswa dengan persentase sebesar 10,34%, yang memiliki nilai antara 73-76 sebanyak 7 siswa dengan persentase sebesar 12,07%, yang memiliki nilai antara 77-80 sebanyak 15 siswa dengan persentase sebesar 25,87%, yang memiliki nilai antara 81-84 sebanyak 10 siswa dengan persentase sebesar 17,24%, yang memiliki nilai antara 85-88 sebanyak 7 siswa dengan persentse sebesar 12,07%, dan yang memiliki nilai antara 89-92 sebanyak 6 siswa dengan persentase sebesar 10,34%. Dari jumlah tersebut diperoleh rata-rata (mean) adalah 78,62 dengan standar deviasi 7,271. Median 78,50. Modus 77. Data distribusi
84
frekuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik histogram, hal ini seperti terlihat pada Gambar 4.3 Gambar 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Kecerdasan Emosional
Kecerdasan Emosional
15
16 14 F 12 r 10 e k 8 u e 6 n s 4 i
10 7
7
7
6
6
2 0 65-68
69-72
73-76
77-80
81-84
85-88
89-92
2. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar (Variabel Y) Data tentang hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi diperoleh melalui tes formatif (hasil ulangan harian) siswa kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 di MAN 12 Jakarta. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui data hasil belajar diperoleh dengan nilai tertinggi adalah 92, dan nilai terendah hasil belajar adalah 60. Jumlah kelas interval ditentukan dengan rumus K = 1 + 3,3 log 58, hasilnya adalah 6,808 dibulatkan menjadi 7. Rentang data 92-60 = 32, sedangkan panjang kelas didapat dari rentang dibagi dengan jumlah (32/7= 4,571) dibulatkan menjadi 5. Hal ini seperti terlihat pada Tabel 4.5
85
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Belajar Interval Skor
Frekuensi
Persen (%)
Rata-rata Hasil Belajar
60-64
7
12,07
65-69
3
5,17
70-74
16
27,59
75-79
7
12,07
80-84
18
31,03
85-89
2
3,45
90-94
5
8,62
76,41
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, dapat dilihat bahwa presentase jumlah siswa yang memiliki skor hasil belajar antara 60-64 sebanyak 7 siswa dengan persentase sebesar 12,07%, yang memiliki nilai antara 6569 sebanyak 3 siswa dengan persentase sebesar 5,17%, yang memiliki nilai antara 70-74 sebanyak 16 siswa dengan persentase sebesar 27,59%, yang memiliki nilai antara 75-79 sebanyak 7 siswa dengan persentase sebesar 12,07%, yang memiliki nilai antara 80-84 sebanyak 18 siswa dengan persentase sebesar 31,03%, yang memiliki nilai antara 85-89 sebanyak 2 siswa dengan persentase sebesar 3,45%, dan yang memiliki nilai antara 90-94 sebanyak 5 siswa dengan persentase sebesar 8,62%. Dari jumlah tersebut diperoleh rata-rata (mean) adalah 76,41 dengan standar deviasi 8,231. Median 76,00. Modus 72. Data distribusi frekuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik histogram, hal ini seperti terlihat pada Gambar 4.4
86
Gambar 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Belajar
Hasil Belajar 18 18
16
16 14 F 12 r e 10 k 8 u e 6 n si 4
7
7 5 3 2
2 0 60-64 65-69
70-74 75-79
80-84 85-89
90-94
d. Tabulasi Angket Kecerdasan Emosional Berikut akan digambarkan hasil tabulasi dengan frekuensi dari setiap jawaban responden berserta presentasenya dari setiap item pernyataan yang ada dalam penelitian ini. Tabel 4.6 Ketika Sedih dapat Mengetahui Penyebabnya No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Sangat Setuju
13
22,41
b. Setuju
28
48,28
c. Tidak Setuju
6
10,34
d. Sangat Tidak Setuju
11
18,97
1
Jumlah
58
100%
87
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab sangat setuju dengan presentase 22,41%, menjawab setuju sebesar 48,28%, tidak setuju sebesar 10,34%, dan sangat tidak setuju sebesar 18,97%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa siswa setuju ketika sedih dapat mengetahui penyebabnya. Tabel 4.7 Merasa Cemas Ketika Menghadapi Ulangan No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Sangat Setuju
9
15,52
b. Setuju
13
22,41
c. Tidak Setuju
24
41,38
d. Sangat Tidak Setuju
12
20,69
2
Jumlah
58
100%
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab sangat setuju dengan presentase 15,52%, menjawab setuju sebesar 22,41%, tidak setuju sebesar 41,38%, dan sangat tidak setuju sebesar 20,69%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa siswa tidak setuju merasa cemas ketika menghadapi ulangan. Tabel 4.8 Menyadari Kekurangan dan Kelebihan yang ada pada Diri Sendiri No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Sangat Setuju
21
36,21
b. Setuju
31
53,45
c. Tidak Setuju
6
10,34
3
88
d. Sangat Tidak Setuju Jumlah
0
0
58
100%
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab sangat setuju dengan presentase 36,21%, menjawab setuju sebesar 53,45%, tidak setuju sebesar 10,34%, dan sangat tidak setuju sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa siswa setuju dalam menyadari kekurangan dan kelebihan yang ada pada diri sendiri. Tabel 4.9 Belajar dari Kesalahan dan Berusaha Memperbaikinya No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Sangat Setuju
22
37,93
b. Setuju
36
60,07
c. Tidak Setuju
0
0
d. Sangat Tidak Setuju
0
0
4
Jumlah
58
100%
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab sangat setuju dengan presentase 37,93%, menjawab setuju sebesar 60,07%, tidak setuju sebesar 0%, dan sangat tidak setuju sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa
siswa
setuju
belajar
dari
kesalahan
dan
berusaha
memperbaikinya. Tabel 4.10 Terus Belajar dan Mengembangkan Diri untuk Sukses No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
89
5
a. Sangat Setuju
27
46,55
b. Setuju
31
53,45
c. Tidak Setuju
0
0
d. Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
58
100%
Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab sangat setuju dengan presentase 46,55%, menjawab setuju sebesar 53,45%, tidak setuju sebesar 0%, dan sangat tidak setuju sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa siswasetuju terus belajar dan mengembangkan diri untuk sukses. Tabel 4.11 Bersemangat Mengerjakan Tugas dari Guru untuk Mencapai Hasil Belajar yang Maksimal No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Sangat Setuju
30
51,72
b. Setuju
28
48,28
c. Tidak Setuju
0
0
d. Sangat Tidak Setuju
0
0
6
Jumlah
58
100%
Berdasarkan tabel 4.11 di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab sangat setuju dengan presentase 51,72%, menjawab setuju sebesar 48,28%, tidak setuju sebesar 0%, dan sangat tidak setuju sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa siswa sangat setuju bersemangat mengerjakan tugas dari guru untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.
90
Tabel 4.12 Dapat Berpikir dengan Tenang dalam Keadaan Tertekan No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Sangat Setuju
14
24,14
b. Setuju
20
34,48
c. Tidak Setuju
15
25,86
d. Sangat Tidak Setuju
9
15,52
7
Jumlah
58
100%
Berdasarkan tabel 4.12 di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab sangat setuju dengan presentase 24,14%, menjawab setuju sebesar 34,48%, tidak setuju sebesar 25,86%, dan sangat tidak setuju sebesar 15,52%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa siswa setuju dapat berpikir tenang dalam keadaan tertekan. Tabel 4.13 Berusaha Menghargai dan Menjaga Perasaan Orang Lain No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Sangat Setuju
27
46,55
b. Setuju
31
53,45
c. Tidak Setuju
0
0
d. Sangat Tidak Setuju
0
0
8
Jumlah
58
100%
Berdasarkan tabel 4.13 di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab sangat setuju dengan presentase 46,55%, menjawab setuju sebesar 53,45%, tidak setuju sebesar 0%, dan sangat tidak setuju sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis
91
bahwa siswa setuju berusaha menghargai dan menjaga perasaan orang lain. Tabel 4.14 Mentaati Semua Peraturan yang ada di Sekolah No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Sangat Setuju
24
41,38
b. Setuju
34
58,62
c. Tidak Setuju
0
0
d. Sangat Tidak Setuju
0
0
9
Jumlah
58
100%
Berdasarkan tabel 4.14 di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab sangat setuju dengan presentase 41,38%, menjawab setuju sebesar 58,62%, tidak setuju sebesar 0%, dan sangat tidak setuju sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa siswa setuju mentaati semua peraturan yang ada di sekolah. Tabel 4.15 Mengerjakan Tugas yang diberikan oleh Gurudengan Penuh Rasa Tanggung Jawab No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Sangat Setuju
16
27,59
b. Setuju
42
72,41
c. Tidak Setuju
0
0
d. Sangat Tidak Setuju
0
0
10
Jumlah
58
100%
92
Berdasarkan tabel 4.15 di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab sangat setuju dengan presentase 27,59%, menjawab setuju sebesar 72,41%, tidak setuju sebesar 0%, dan sangat tidak setuju sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa siswa setuju dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan penuh rasa tanggung jawab. Tabel 4.16 Bersikap Hati-hati terhadap Orang yang Baru di Kenal No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Sangat Setuju
20
34,48
b. Setuju
34
58,62
c. Tidak Setuju
4
6,90
d. Sangat Tidak Setuju
0
0
11
Jumlah
58
100%
Berdasarkan tabel 4.16 di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab sangat setuju dengan presentase 34,48%, menjawab setuju sebesar 58,62%, tidak setuju sebesar 6,90%, dan sangat tidak setuju sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa siswa setuju bersikap hati-hati terhadap orang yang baru di kenal. Tabel 4.17 Tujuan ke Sekolah adalah untuk Mencapai Hasil Belajar yang Baik No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Sangat Setuju
26
44,83
b. Setuju
32
55,17
12
93
c. Tidak Setuju
0
0
d. Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
58
100%
Berdasarkan tabel 4.17 di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab sangat setuju dengan presentase 44,83%, menjawab setuju sebesar 55,17%, tidak setuju sebesar 0%, dan sangat tidak setuju sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa siswa setuju tujuan ke sekolah adalah untuk mencapai hasil belajar yang baik. Tabel 4.18 Nilai Teman yang Lebih Bagus dapat Memotivasi Diri Sendiri untuk Lebih Giat Belajar No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Sangat Setuju
25
43,10
b. Setuju
33
56,90
c. Tidak Setuju
0
0
d. Sangat Tidak Setuju
0
0
13
Jumlah
58
100%
Berdasarkan tabel 4.18 di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab sangat setuju dengan presentase 43,10%, menjawab setuju sebesar 56,90%, tidak setuju sebesar 0%, dan sangat tidak setuju sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa siswa setuju nilai teman yang lebih bagus dapat memotivasi diri sendiri untuk lebih giat belajar.
94
Tabel 4.19 Mampu Memperoleh Nilai yang Bagus No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Sangat Setuju
30
51,72
b. Setuju
28
48,28
c. Tidak Setuju
0
0
d. Sangat Tidak Setuju
0
0
14
Jumlah
58
100%
Berdasarkan tabel 4.19 di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab sangat setuju dengan presentase 51,72%, menjawab setuju sebesar 48,28%, tidak setuju sebesar 0%, dan sangat tidak setuju sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa siswa sangat setuju mampu memperoleh nilai yang bagus. Tabel 4.20 Yakin dapat Mengerjakan Tugas yang diberikan oleh Guru No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Sangat Setuju
21
36,21
b. Setuju
37
63,79
c. Tidak Setuju
0
0
d. Sangat Tidak Setuju
0
0
15
Jumlah
58
100%
Berdasarkan tabel 4.20 di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab sangat setuju dengan presentase 36,21%, menjawab setuju sebesar 63,79%, tidak setuju sebesar 0%, dan sangat tidak setuju sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis
95
bahwa siswa setuju yakin dapat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Tabel 4.21 Memperhatikan Guru ketika sedang Menjelaskan Pelajaran No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Sangat Setuju
12
20,69
b. Setuju
46
79,31
c. Tidak Setuju
0
0
d. Sangat Tidak Setuju
0
0
16
Jumlah
58
100%
Berdasarkan tabel 4.21 di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab sangat setuju dengan presentase 20,69%, menjawab setuju sebesar 79,31%, tidak setuju sebesar 0%, dan sangat tidak setuju sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa siswa setuju memperhatikan guru ketika sedang menjelaskan pelajaran. Tabel 4.22 Mengerjakan Tugas dengan Baik dan Tepat Waktu No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Sangat Setuju
19
32,76
b. Setuju
39
67,24
c. Tidak Setuju
0
0
d. Sangat Tidak Setuju
0
0
17
Jumlah
58
100%
96
Berdasarkan tabel 4.22 di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab sangat setuju dengan presentase 32,76%, menjawab setuju sebesar 67,24%, tidak setuju sebesar 0%, dan sangat tidak setuju sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa siswa setuju mengerjakan tugas dengan baik dan tepat waktu. Tabel 4.23 Menjadi Pendengar yang Baik ketika Orang Lain sedangBerbicara No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Sangat Setuju
24
41,38
b. Setuju
34
58,62
c. Tidak Setuju
0
0
d. Sangat Tidak Setuju
0
0
18
Jumlah
58
100%
Berdasarkan tabel 4.23 di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab sangat setuju dengan presentase 41,38%, menjawab setuju sebesar 58,62%, tidak setuju sebesar 0%, dan sangat tidak setuju sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa siswa setuju menjadi pendengar yang baik ketika oraang lain sedangberbicara. Tabel 4.24 Membantu dan Menolong Orang Lain dengan Ikhlas No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Sangat Setuju
28
48,28
b. Setuju
30
51,72
c. Tidak Setuju
0
0
d. Sangat Tidak Setuju
0
0
19
97
Jumlah
58
100%
Berdasarkan tabel 4.24 di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab sangat setuju dengan presentase 48,28%, menjawab setuju sebesar 51,72%, tidak setuju sebesar 0%, dan sangat tidak setuju sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa siswa sangat setuju membantu dan menolong orang lain dengan ikhlas. Tabel 4.25 Tidak Membeda-bedakan antar Sesama Teman No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Sangat Setuju
21
36,21
b. Setuju
37
63,79
c. Tidak Setuju
0
0
d. Sangat Tidak Setuju
0
0
20
Jumlah
58
100%
Berdasarkan tabel 4.25 di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab sangat setuju dengan presentase 36,21%, menjawab setuju sebesar 63,79%, tidak setuju sebesar 0%, dan sangat tidak setuju sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa siswa setuju tidak membeda-bedakan antar sesama teman. Tabel 4.26 Memberikan Dukungan kepada Teman untuk Rajin Belajar No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
23
39,66
21
a. Sangat Setuju
98
b. Setuju
35
60,34
c. Tidak Setuju
0
0
d. Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
58
100%
Berdasarkan tabel 4.26 di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab sangat setuju dengan presentase 39,66%, menjawab setuju sebesar 60,34%, tidak setuju sebesar 0%, dan sangat tidak setuju sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa siswa setuju memberikan dukungan kepada teman untuk rajin belajar. Tabel 4.27 Berani Bertanya kepada Guru Jika ada Materi Pelajaran yang kurang di Mengerti No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Sangat Setuju
18
31,03
b. Setuju
40
68,97
c. Tidak Setuju
0
0
d. Sangat Tidak Setuju
0
0
22
Jumlah
58
100%
Berdasarkan tabel 4.27 di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab sangat setuju dengan presentase 31,03%, menjawab setuju sebesar 68,97%, tidak setuju sebesar 0%, dan sangat tidak setuju sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa siswa setuju berani bertanya pada guru jika ada materi pelajaran yang kurang di mengerti.
99
Tabel 4.28 Membangun dan Menjaga Ikatan Persahabatan adalah Sesuatu yang Sangat Penting No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Sangat Setuju
22
37,93
b. Setuju
36
62,07
c. Tidak Setuju
0
0
d. Sangat Tidak Setuju
0
0
23
Jumlah
58
100%
Berdasarkan tabel 4.28 di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab sangat setuju dengan presentase 37,93%, menjawab setuju sebesar 62,07%, tidak setuju sebesar 0%, dan sangat tidak setuju sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa siswa setuju membangun dan menjaga ikatan persahabatan adalah sesuatu yang sangat penting. Tabel 4.29 Membantu Jika ada Teman yang Kesulitan No
Alternatif Jawaban
N
F
P (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. Sangat Setuju
19
32,76
b. Setuju
39
67,24
c. Tidak Setuju
0
0
d. Sangat Tidak Setuju
0
0
24
Jumlah
58
100%
Berdasarkan tabel 4.29 di atas, dapat diketahui pada jumlah responden yang menjawab sangat setuju dengan presentase 32,76%, menjawab setuju sebesar 67,24%, tidak setuju sebesar 0%, dan sangat
100
tidak setuju sebesar 0%. Maka dari hasil tersebut penulis menganalisis bahwa siswa setuju membantu jika ada teman yang kesulitan.
B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis 1. Uji Coba Instrumen Penelitian a. Uji Validitas Berdasarkan uji coba instrumen yang dilakukan, terdapat 30 item pernyataan pada angket kecerdasan emosional dan 35 butir soal pada tes hasil belajar yang diujikan kepada 20 orang. Hal ini bertujuan untuk mengetahui berapa banyak soal yang valid untuk bisa digunakan sebagai penelitian selanjutnya dan disebar kepada responden yang sesungguhnya. Adapun kriteria penilaian instrumen dikatakan valid apabila rxy lebih besar dari pada rtabel dan sebaliknya apabila rxy lebih kecil daripada rtabel maka instrumen dikatakan tidak valid. Nilai r tabel dapat diperoleh dengan terlebih dahulu menetapkan derajat kebebasannya dengan menggunakan rumus df = n-2. Dalam penelitian ini, perhitungan uji validitas menggunakan bantuan program SPSS for Windows 20 dengan maksud untuk mengukur instrumen yang digunakan valid atau tidak valid. Berikut deskripsi dari hasil uji validitas. 1) Variabel X (Kecerdasan Emosional) Berikut hasil perhitungan uji validitas variabel kecerdasan emosional, seperti disajikan pada Tabel 4.30 Tabel 4.30 Hasil Uji Validitas Variabel Kecerdasan Emosional Item No
rhitung
rtabel
Keterangan
P1
0,581
0,444
Valid
P2
0,483
0,444
Valid
101
P3
0,588
0,444
Valid
P4
0,495
0,444
Valid
P5
0,729
0,444
Valid
P6
-0,060
0,444
Tidak Valid
P7
0,535
0,444
Valid
P8
0,124
0,444
Tidak Valid
P9
-0,081
0,444
Tidak Valid
P10
0,456
0,444
Valid
P11
0,006
0,444
Tidak Valid
P12
0,557
0,444
Valid
P13
0,745
0,444
Valid
P14
0,689
0,444
Valid
P15
0,508
0,444
Valid
P16
0,507
0,444
Valid
P17
0,752
0,444
Valid
P18
0,589
0,444
Valid
P19
0,132
0,444
Tidak Valid
P20
0,522
0,444
Valid
P21
0,468
0,444
Valid
P22
0,572
0,444
Valid
P23
0,475
0,444
Valid
P24
0,687
0,444
Valid
P25
0,557
0,444
Valid
P26
0,359
0,444
Tidak Valid
P27
0,736
0,444
Valid
P28
0,608
0,444
Valid
P29
0,661
0,444
Valid
P30
0,553
0,444
Valid
102
Berdasarkan data pada tabel 4.30 di atas, dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian dengan menggunakan angket untuk variabel X (kecerdasan emosional) sebanyak 30 item pernyataan yang diperoleh 24 item pernyataan valid yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 7, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30. Hal ini dibuktikan dengan perolehan rhitung
rtabel. Sedangkan terdapat 6
item pernyataan dinyatakan tidak valid yaitu nomor 6, 8, 9, 11, 19, dan 26. Hal ini dibuktikan dengan perolehan rhitung
rtabel .
2) Variabel Y (Hasil Belajar) Berikut hasil perhitungan uji validitas variabel hasil belajar, seperti disajikan pada Tabel 4.31 Tabel 4.31 Hasil Uji Validitas Variabel Hasil Belajar No
rhitung
rtabel
Keterangan
P1
0,094
0,444
Tidak Valid
P2
0,528
0,444
Valid
P3
0,524
0,444
Valid
P4
0,037
0,444
Tidak Valid
P5
0,524
0,444
Valid
P6
-0,211
0,444
Tidak Valid
P7
0,506
0,444
Valid
P8
0,528
0,444
Valid
P9
0,719
0,444
Valid
P10
0,614
0,444
Valid
P11
-0,278
0,444
Tidak Valid
P12
0,496
0,444
Valid
P13
0,501
0,444
Valid
P14
0,506
0,444
Valid
103
P15
0,592
0,444
Valid
P16
0,009
0,444
Tidak Valid
P17
0,614
0,444
Valid
P18
0,640
0,444
Valid
P19
0,601
0,444
Valid
P20
0,010
0,444
Tidak Valid
P21
-0,009
0,444
Tidak Valid
P22
0,579
0,444
Valid
P23
0,581
0,444
Valid
P24
0,658
0,444
Valid
P25
0,501
0,444
Valid
P26
0,520
0,444
Valid
P27
0,599
0,444
Valid
P28
0,600
0,444
Valid
P29
0,652
0,444
Valid
P30
0,005
0,444
Tidak Valid
P31
0,567
0,444
Valid
P32
-0,213
0,444
Tidak Valid
P33
0,560
0,444
Valid
P34
-0,058
0,444
Tidak Valid
P35
0,640
0,444
Valid
Berdasarkan data pada tabel 4.31 di atas, dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian dengan menggunakan tes untuk variabel Y (hasil belajar) sebanyak 35 butir soal yang diperoleh 25 butir soal valid yaitu 2,3, 5, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 33, 35. Hal ini dibuktikan dengan perolehan rhitung
rtabel. Sedangkan terdapat 10 butir soal
dinyatakan tidak valid yaitu nomor 1, 4, 6, 11, 16, 20, 21, 30, 32, dan 34. Hal ini dibuktikan dengan perolehan rhitung
rtabel.
104
b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas ini digunakan untuk mengetahui keterpercayaan hasil tes. Adapun kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel bila koefisien reliabilitas r > 0,60. Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas menggunakan bantuan program SPSS for Windows 20, maka uji reliabilitas pada variabel X dan Y, besarnya nilai Alpha Cronbach’s yaitu: 1) Variabel X (Kecerdasan Emosional) Berikut hasil perhitungan uji reliabilitas variabel kecerdasan emosional, seperti disajikan pada Tabel 4.32 Tabel 4.32 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kecerdasan Emosional Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha ,874
30
Berdasarkan tabel 4.32 di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien Alpha sebesar 0,874 > 0,60, maka dapat dikatakan data tersebut reliabel. 2) Variabel Y (Hasil Belajar) Berikut hasil perhitungan uji reliabilitas variabel hasil belajar, seperti disajikan pada Tabel 4.33 Tabel 4.33 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Hasil Belajar Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha ,856
35
105
Berdasarkan tabel 4.33 di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien Alpha sebesar 0,856 > 0,60, maka dapat dikatakan data tersebut reliabel.
c. Uji Taraf Kesukaran Soal Taraf kesukaran dari suatu tes digunakan untuk mengetahui apakah tiap butir soal termasuk dalam kategori mudah, sedang, atau sukar. Dalam penelitian ini, perhitungan uji taraf kesukaran soal menggunakan bantuan program SPSS for Windows 20. Berikut hasil perhitungan uji taraf kesukaran soal variabel hasil belajar, hal ini seperti terlihat pada Tabel 4.34 Tabel 4.34 Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal Variabel Hasil Belajar Kriteria Sukar Sedang
Nomor Soal 18, 19, 20, 22, 24, 27, 29, 31, 35
Jumlah Soal 9
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, Mudah
12, 13, 14, 15, 16, 17, 21, 23,
26
25, 26, 28, 30, 32, 33, 34. Jumlah Item
35 Soal
Berdasarkan tabel 4.34 di atas, dapat disimpulkan bahwa dari 35 butir soal tes hasil belajar dengan subyek 20 siswa yang masuk ke kriteria sukar berjumlah 0 soal, yang masuk ke kriteria sedang berjumlah 9 soal, dan yang masuk ke kriteria mudah berjumlah 26 soal.
106
d. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Dalam penelitian ini, perhitungan daya pembeda menggunakan bantuan program SPSS for Windows 20.Berikut deskripsi dari hasil daya pembeda: 1) Variabel X (Kecerdasan Emosional) Berikut hasil perhitungan daya pembeda variabel kecerdasan emosional, seperti disajikan pada Tabel 4.35 Tabel 4.35 Hasil Daya Pembeda Variabel Kecerdasan Emosional Kriteria Soal Jelek Sekali Jelek Cukup Baik Baik Sekali
Nomor Butir Item
Jumlah Soal
6, 9
2
8, 11, 19
3
26
1
1, 2, 3, 4, 7, 10, 12, 14, 15, 16, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 28, 29, 30 5, 13, 17, 27 Jumlah Butir Item
20 4 30 Item
Berdasarkan tabel 4.35 di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil daya pembeda pada angket kecerdasan emosional dari 30 item pernyataan, yang termasuk kriteria soal jelek sekali sebanyak 2 item pernyataan, yang termasuk kriteria jelek sebanyak 3 item pernyataan, yang termasuk kriteria cukup sebanyak 1 item pernyataan, yang termasuk kriteria baik sebanyak 20 item pernyataan dan yang termasuk kategori baik sekali sebanyak 4 item pernyataan.
107
2) Variabel Y (Hasil Belajar) Berikut hasil perhitungan daya pembeda variabel hasil belajar, seperti disajikan pada Tabel 4.36 Tabel 4.36 Hasil Daya Pembeda Variabel Hasil Belajar Kriteria Soal Jelek Sekali Jelek Cukup
No. Butir Item
Jumlah Soal
6, 11, 34, 32
4
1, 4, 16, 20, 21, 30
6
-
0
2, 3, 5, 7, 8, 10, 12, 13, 14, 15, 17, Baik
18, 19, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28,
24
29, 31, 33, 35 Baik Sekali
9 Jumlah Butir Soal
1 35 Soal
Berdasarkan tabel 4.36 di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil uji daya pembeda pada tes hasil belajar dari 35 butir soal, yang termasuk kriteria soal jelek sekali sebanyak 4 soal, yang termasuk kriteria jelek sebanyak 6 soal, yang termasuk kriteria cukup sebanyak 0 soal, yang termasuk kriteria baik sebanyak 24 soal dan yang termasuk kategori baik sekali sebanyak 1 soal. 2. Uji Prasyarat Analisis Data Uji prasayarat analisis data digunakan untuk menentukan jenis statistik yang digunakan apakah menggunakan statistik parametrik atau nonparametrik. Uji prasayarat yang digunakan meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Dalam penelitian ini perhitungan uji prasayarat analisis data menggunakan bantuan program SPSS for Windows 20.
108
a. Uji Normalitas Uji normalitas dalam penelitian ini bertujuan dimaksudkan mengetahui apakah populasi yang dalam penelitian ini mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data, salah satu cara yang digunakan adalah dengan melihat Normal P-Plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi data normal. Maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Deteksi normalitas dapat juga dilakukan dengan melihat kolom Sig yang ada pada tabel Kolmogrov-Smirnov. Adapun kriteria penilaian data yang mempunyai distribusi normal jika nilai signifikansi
0,05 pada taraf signifikansi 5% ( = 0,05) dan
sebaliknya jika nilai signifikansi
0,05 maka data tersebut dikatakan
tidak berdistribusi normal. Berikut hasil perhitungan uji normalitas dengan menggunakan bantuan program SPSS 20 for Windows, seperti disajikan pada Gambar 4.5 Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas
Sumber: Data Primer yang diolah dengan SPSS for Windows 20, 2016
109
Pada gambar 4.5, data yang telah di olah memperlihatkan penyebaran data yang berada disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. Untuk lebih meyakinkan hasil uji grafik, maka pada uji normalitas ini dilengkapi dengan uji statistik, yaitu dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov pada taraf signifikansi 5% ( = 0,05) yang menunjukkan data tersebut normal. Hal ini seperti terlihat pada Tabel 4.37 Tabel 4.37 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kecerdasan Emosional N Normal Parametersa,b
Hasil Belajar
58 78,62 7,271 ,081 ,072 -,081 ,614 ,845
Mean Std. Deviation Absolute Most Extreme Positive Differences Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
58 76,41 8,231 ,152 ,152 -,123 1,160 ,135
b. Calculated from data. Sumber: Data Primer yang diolah dengan SPSS for Windows 20, 2016
Berdasarkan tabel 4.37 di atas, dapat disimpulkan perhitungan uji normalitas diatas bahwa data tersebut normal dapat dilihat pada kolom signifikan menunjukkan angka 0,845
0,05 yang berarti bahwa
variabel X (kecerdasan emosional) berdistribusi normal. Sedangkan variabel Y (hasil belajar) menunjukkan angka 0,135 kedua variabel dikatakan berdistibusi normal.
0,05. Maka
110
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dalam variabel X dan Y bersifat homogen atau tidak. Adapun kriteria pengujian, jika nilai signifikansi
0,05 maka
dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data adalah sama atau homogen sebaliknya jika nilai signifikansi
0,05 maka data
tersebut tidak sama atau tidak homogen. Berikut hasil perhitungan uji homogenitas dengan menggunakan bantuan program SPSS for Windows 20, hal ini seperti terlihat pada Tabel 4.38 Tabel 4.38 Hasil Uji Homogenitas Test of Homogeneity of Variances Hasil Belajar Levene Statistic 1,603
df1
df2 16
Sig. 32
,125
Sumber: Data Primer yang diolah dengan SPSS for Windows 20, 2016
Berdasarkan tabel 4.38 di atas diketahui bahwa nilai signifikansi variabel hasil belajar (Y) berdasarkan variabel kecerdasan emosional (X) = 0,125
0,05, artinya data variabel hasil belajar (Y) berdasarkan
variabel kecerdasan emosional (X) mempunyai varian yang sama. 3. Uji Regresi Linier Sederhana Regresi sederhana digunakan untuk memprediksi atau menguji pengaruh antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Dalam penelitian ini analisis regresi yang digunakan adalah analisis regresi sederhana, karena variabel penelitian hanya terdiri satu variabel bebas (X) yaitu kecerdasan emosional dan satu variabel terikat (Y) yaitu hasil belajar.
111
Adapun persamaan umum regresi linier sederhana:
̂ = a + bx Berikut hasil perhitungan uji analisis regresi sederhana dengan menggunakan bantuan program SPSS for Windows 20, hal ini seperti terlihat pada Tabel 4.39 Tabel 4.39 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients B
(Constant)
Std. Error
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
21,913
9,442
2,321
,024
,693
,120
,612 5,796
,000
1 Kecerdasan Emosional
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
Berdasarkan tabel 4.39 di atas, menunjukkan bahwa model persamaan regresi untuk perkiraan hasil belajar yang dipengaruhi oleh kecerdasan emosional adalah Y = 21,913 + 0,693X. Dapat dianalisis beberapa hal, antara lain: a) Apabila seorang siswa XI IPS memiliki kecerdasan emosionalnya (X = 65) diperoleh dari hasil kecerdasan emosional terendah, maka perkiraan ia akan mendapatkan hasil belajar sebesar 21,913 + 0,693 (65) = 66, 958. b) Apabila seorang siswa XI IPS memiliki kecerdasan emosionalnya (X = 92) diperoleh dari hasil kecerdasan emosional tertinggi, maka perkiraan ia akan mendapatkan hasil belajar sebesar 21,913 + 0,693 (92) = 85,669.
112
4. Uji Korelasi Product Moment Pearson Berikut hasil perhitungan uji korelasi product moment pearson, hal ini seperti terlihat pada Tabel 4.40 Tabel 4.40 Hasil Uji Korelasi Product Moment Pearson Correlations Kecerdasan Emosional
Hasil Belajar 1
,612** ,000
N 58 Pearson Correlation ,612** Hasil Belajar Sig. (2-tailed) ,000 N 58 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
58 1
Kecerdasan Emosional
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
58
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tabel 4.40 diatas adalah rhitung = 0,612. Hasil perhitungan uji korelasi dengan menggunakan teknik product moment pearson dihasilkan nilai koefisien pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar adalah sebesar 0,612. Hal ini menunjukkan ada hubungan antara variabel X dengan variabel Y, hubungan tersebut dalam kategori sedang atau cukup karena berada pada rentang 0,40-0,70. Selain itu, berdasarkan hasil nilai signifikansi dari output diatas maka diketahui antara kecerdasan emosional (X) dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 yang berarti terdapat korelasi yang signifikan. Berdasarkan hasil tanda bintang (**) dari output SPSS for Windows 20 diatas diketahui bahwa nilai Pearson Correlation yang dihubungkan antara masing-masing variabel mempunyai tanda bintang, ini berarti terdapat korelasi yang signifikan antara variabel yang dihubungkan. Sementara nilai rtabel pada taraf signifikansi 5% dengan N 58 adalah sebesar 0,259. Karena nilai rhitung yang didapat 0,612 > nilai rtabel (sig.5% ; N 58 = 0,259) dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan
113
bahwa terdapat pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar diterima, yang berarti bahwa kecerdasan emosional sangat mempengaruhi hasil belajar.
5. Uji Hipotesis (Uji-t) Uji
hipotesis
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
menggunakan uji t (t-test). Penggunaan uji t sebagai pengujian hipotesis ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, apakah pengaruhnya signifikansi atau tidak. Berikut hasil perhitungan uji hipotesis (uji-t), seperti disajikan pada tabel 4.41 Tabel 4.41 Hasil Uji Hipotets(Uji T) Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients B
(Constant) 1 Kecerdasan Emosional
Std. Error
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
21,913
9,442
2,321
,024
,693
,120
,612 5,796
,000
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
Berdasarkan tabel 4.41 di atas, untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent adalah sebagai berikut: Dari hasil output diatas dapat dilihat bahwa thitung koefisien kecerdasan emosional adalah 5,796. Sedangkan ttabel dapat dihitung pada tabel t-test, dengan
= 0,05 dan df = 56 (diperoleh dari rumus n-2, dimana n adalah
jumlah data 58-2 = 56). Maka diperoleh ttabel adalah 1,672. Variabel
kecerdasan
emosional
memiliki
tingkat
signifikansi/Probabilitas 0,000 < 0, 05. artinya signifikan. Sedangkan thitung > ttabel yaitu 5,796 > 1,672 maka Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
114
kecerdasan emosional terhadap hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi (studi kasus pada siswa kelas XI IPS MAN 12 Jakarta).
6. Uji Koefisien Determinasi Berikut hasil perhitungan uji koefisien determinasi, seperti disajikan pada tabel 4.42 Tabel 4.42 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb Model
R
1
,612a
R Square
Adjusted R Square
,375
,364
Std. Error of the Estimate 6,565
a. Predictors: (Constant), Kecerdasan Emosional b. Dependent Variable: Hasil Belajar Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independent (kecerdasan emosional) dengan variabel dependent (hasil belajar). Berdasarkan tabel 4.42 diatas, diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,375 (37,5%). Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model regresi sederhana yang didapatkan dimana variabel independent yaitu kecerdasan emosional memiliki pengaruh variabel dependent yaitu hasil belajar sebesar 37,5%. Sedangkan sisanya 62,5% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian. C. Hasil Wawancara Peneliti melakukan wawancara kepada beberapa siswa/i kelas XI IPS guna mendapatkan informasi mendalam terkait dengan kecerdasan emosional terhadap hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi. Wawancara dilakukan secara random berdasarkan hasil belajar siswa yang mendapatkan hasil belajar diatas dan dibawah KKM pada materi konsep dan metode
115
penghitungan pendapatan nasional. KKM yang ditetapkan pada mata pelajaran ekonomi di MAN 12 Jakarta adalah sebesar 73. Wawancara ini dilakukan dari tanggal 8-9 November 2016. Dari beberapa pertanyaan yang telah peneliti wawancarai dapat disimpulkan berdasarkan indikator pedoman wawancara, yaitu: 1. Kesadaran Diri Kesadaran diri dalah mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu saat dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri, memiliki tolak ukur yang realitas atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat. Semakin tinggi kesadaran diri, semakin pandai dalam menangani perilaku negatif diri sendiri. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Dany Darmawan mengenai kesadaran diri yang baik jika terjadi kesulitan dalam belajar dan cara mengatasinya bahwa Dany mengatakan, “Iya, saya mengenali dan sadar diri jika saya mengalami kesulitan dalam belajar, khususnya pelajaran ekonomi memang sulit saya untuk mengerti, karena ada teori dan dan ada rumus, saya pusing dengan rumus-rumus yang ada di pelajaran ekonomi, saya akan bertanya kepada teman saya materi apa yang belum saya ngerti dan setelah itu saya akan mengulang materi itu sampe saya benar-benar ngerti agar saya bisa mendapatkan hasil yang baik pula”.1 Hal serupa juga diungkapkan oleh Asmita Damayanti bahwa dia mengatakan, “Iya ka, saya sadar diri ketika saya mengalami kesulitan belajar, saya berusaha untuk tidak malas dan bertanya kepada teman yang lebih mengerti ka, dengan saya bertanya apa kesulitan saya mungkin hasil belajar saya bisa meningkat dari sebelumnya dan menambah ilmu juga sih. Dari yang sebelumnya aku gak tau jadi tau deh ka”.2 Lain halnya yang diungkapkan oleh Julian Fahrezi, “Kalo saya belum sepenuhnya menyadari jika saya mengalami kesulitan dalam belajar, kalo untuk bertanya kepada guru saya takut, takut diomelin ka tapi kadang1 2
Wawancara Pribadi dengan Dany Darmawan, Siswa Kelas XI IPS 2, 9 November 2016. Wawancara Pribadi dengan Asmita Damayanti, Siswi Kelas XI IPS 1, 8 November 2016.
116
kadang saya bertanya sama teman yg lebih paham untuk di ajarin materi yang saya gak ngerti, rata-rata sih teman cewe yang saya tanya ka”.3 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesadaran diri yang tinggi akan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. 2. Pengaturan Diri Kesadaran diri adalah menagani emosi sedemikian rupa sehingga berdampak positif kepada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya satu tujuan, maupun pulih kembali dari tekanan emosi. Semakin baik pengaturan diri seseorang akan berdampak positif terhadap dirinya sendiri. Hal ini diungkapkan oleh Asmita Damayanti, “Saya bisa menangani emosi dengan baik, jika ada yang membuat kesal, saya akan mencoba untuk sabar dan jika hasil belajar mendapatkan nilai yang jelek saya akan terus belajar, dan ketika ada ulangan harian saya meyakinkan diri saya kalau saya bisa menyelesaikan ulangan tersebut sampai selesai. Pokoknya mengatur diri ke arah yang lebih baik itu pasti ada kak”.4 Selain itu hal serupa juga diungkapkan oleh Asyifa Komala, “Mengatur diri untuk mendapatkan hasil belajar yang baik ya dengan cara belajar dan terus belajar, jangan mudah bosan dengan pelajaran, kalo engga ngerti ya bertanya sama teman yang lebih ngerti ka”.5 Lain hal dikatakan oleh Julian Fahrezi, “Saya belum bisa mengatur emosi saya dalam belajar ka, misalnya jika saatnya mau diadakan ulangan saya memang sedikit ada rasa gugup dan deg-degan karena takut soalnya susah takut gak bisa jawab juga, ya kalo waktunya udah mau selesai sih saya nyontek sama temen sebelah”. Kesimpulan dari wawancara ini adalah bahwa pengaturan diri yang baikakan mempengaruhi hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi.
3
Wawancara Pribadi dengan Julian Fahrezi, Siswa Kelas XI IPS 1, 8 November 2016. Wawancara Pribadi dengan Asmita Damayanti, Siswi Kelas XI IPS 1, 8 November 2016. 5 Wawancara Pribadi dengan Assyfa Komala, Siswi Kelas XI IPS 2, 9 November 2016. 4
117
3. Motivasi Motivasi adalah menggunakan hasrat yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntut kita menuju sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak. Bila seseorang memiliki kemampuan memotivasi diri, ia akan cenderung memiliki pandangan yang positif dalam menilai segala sesuatu yang terjadi dalam dirinya. Menurut Asyifa Komala, “Cara untuk memotivasi diri sendiri itu ya hasil belajar saya harus lebih bagus dari teman-teman saya, banyak dukungan juga dari orang tua, saya juga seneng ka sama pelajaran ekonomi dan selalu hadir ketika ada pelajaran ekonomi”. Untuk bisa jadi juara, ya harus rajin belajar”.6 Hal serupa juga diungkapkan oleh Dany Darmawan, “Saya selalu hadir dan memiliki rasa senang sama pelajaran ekonomi. Terlebih gurunya juga sabar ngajarin kita, walau sering gaduh di kelas. Dari pelajaran dan guru yang menyenangkan membuat saya jadi lebih termotivasi. Dan saya selalu ingin mendapatkan hasil belajar yang baik karena saya tidak mau kalah dengan teman-teman lainnya, jika ingin berprestasi ya tekun belajar, banyak-banyakin baca buku.Jangan malu untuk bertanya sama teman yang lebih ngerti kak, insya allah akan mendapatkan juara di kelas”.7 Selain itu Asmita Damayanti juga mengatakan, “Kalo menurut saya motivasi itu awalnya dari rasa seneng ka sama pelajaran tersebut, kalo kita udah seneng pasti belajarnya juga akan termotivasi, selain itu saya jadi lebih termotivasi jika melihat nilai teman-teman lebih bagus dari saya”.8 Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya perasaan senang dalam belajar menjadi motivasi siswa untuk hadir pada pertemuan mata pelajaran ekonomi. Dengan kehadiran siswa dan adanya dorongan untuk berprestasi di kelas menunjukkan adanya kecerdasan emosional dalam diri siswa, sehingga hasil belajarnya yang diperoleh pun akan baik.
6
Wawancara Pribadi dengan Assyfa Komala, Siswi Kelas XI IPS 2, 9 November 2016. Wawancara Pribadi dengan Dany Darmawan, Siswa Kelas XI IPS 2, 9 November 2016. 8 Wawancara Pribadi dengan Asmita Damayanti, Siswi Kelas XI IPS 1, 8 November 2016. 7
118
4. Empati Empati adalah merasakan yang dirasakan oleh orang lain, mampu memahami perspektif mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang. Seperti yang diungkapkan oleh Dany Darmawan, “Saya pasti akan membantu jika ada teman yang kesulitan, dan dalam hal pelajaran jika diberikan tugas oleh guru saya tidak pernah pelit pasti selalu mengajak teman-teman yang lainnya mengerjakan secara bersama-sama, karena saya sangat senang belajar kelompok supaya mendapatkan hasil belajar yang baik juga, Rasa percaya terhadap teman, teman mana yang baik akan membuat saya lebih berempati”.9 Selain itu hal serupa juga diungkapkan oleh Julian Fahrezi, “Empati itu peduli, saya termasuk orang yang peduli antar sesama. Karena manusia itu tidak hidupsendirian pasti membutuhkan yang lainnya juga. Dalam hal pelajaran saya orangnya bisa berbagi, lebih suka mengerjakan sesuatu itu saling bekerja sama. Karena dengan kita berempati,itu akan menambahkan nilai kita juga di raport. Kan sikap juga di nilai oleh guru”.10 Hal serupa juga diungkapkan oleh Asyifa Komala bahwa ia mengatakan, “Menjadi pendengar yang baik ketika teman butuh teman untuk curhat, membantu ketika teman sedang kesulitan, saya gak pernah pilih-pilih teman”.11 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa empati merupakan salah satu faktor kecerdasan emosional yang penting dalam hal nya mampu merasakan apa yang dirasakan teman, guru atau orang lain disekitar. Semakin tinggi rasa empati itu maka akan semakin baik pula hasil belajarnya.
9
Wawancara Pribadi dengan Dany Darmawan, Siswa Kelas XI IPS 2, 9 November 2016. Wawancara Pribadi dengan Julian Fahrezi, Siswa Kelas XI IPS 1, 8 November 2016. 11 Wawancara Pribadi dengan Assyfa Komala, Siswi Kelas XI IPS 2, 9 November 2016. 10
119
5. Keterampilan Sosial Keterampilan sosial adalah menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial dan berinteraksi dengan lancar. Menurut Asmita Damayanti, “Komunikasi itu penting ka, begitu pun dalam belajar di kelas, saling share materi apa yang masih belum ngerti, tukeran pikiran gitu sih ka. Asmita juga menambahkan, “Aku juga orangnya mudah bergaul, tapi gak semuanya bisa jadi temen deket aku, ya pokonya selagi mereka baik aku juga akan baik. Pokonya cara berkomunikasi yang baik itu ya jangan membuatnya tersinggung, harus sopan berkomunikasi”.12 Selanjutnya Dany Darmawan mengatakan, “Karena kita pelajar, ya harus sopan dalam berbicara, selain itu kalo mau dapat hasil belajar yang bagus kita harus bersikap baik sama guru, berkomunikasi yang baik juga, menghormati guru dan menghargai perbedaan sesama teman. Komunikasi yang baik-baik aja lah ka. Guru juga akan kasih nilai yang bagus”.13 Selain itu menurut Asyifa Komala juga mengatakan, “Berkomunikasi yang baik itu tidak menyakiti perasaan orang lain, ya di fikir-fikir dulu sebelum
berbicara,
karena
pernah
hanya
karena
mulut
jadi
bertengkar.Harus di jaga komunikasi yang baik itu sama teman maupun guru, apalagi guru, terlebih harus bertutur kata yang sopan”.14 Kesimpulan dari wawancara ini adalah keterampilan sosial menjadi salah satu penghubung antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, dan guru dengan guru. Karena memiliki keterampilan sosial yang baik di sekolah akan mempengaruhi hasil belajar di sekolah.
12
Wawancara Pribadi dengan Asmita Damayanti, Siswi Kelas XI IPS 1, 8 November 2016. Wawancara Pribadi dengan Dany Darmawan, Siswa Kelas XI IPS 2, 9 November 2016. 14 Wawancara Pribadi dengan Assyfa Komala, Siswi Kelas XI IPS 2, 9 November 2016. 13
120
D. Pembahasan Hasil Penelitian Dari hasil analisis, angket yang disebarkan kepada responden yaitu mengenai kecerdasan emosional. Sedangkan data hasil belajar diperoleh melalui hasil tes formatif pada materi konsep dan penghitungan pendapatan nasional. Berdasarkan jenis kelamin dari 58 responden, maka diperoleh sebanyak 22 siswa dengan presentase 37,9% berjenis kelamin laki-laki dansebanyak 36 siswa dengan presentase 62,1% berjenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukan bahwa sebaran responden dalam penelitian ini di dominasi oleh responden perempuan yaitu sebesar 62,1%. Sementara itu berdasarkan klasifikasi kelas yang berasal dari kelas XI IPS 1 sebanyak 30 orang dengan presentase 51,7% dan kelas XI IPS 2 sebanyak 28 orang dengan presentase 48,3%. Hal ini menunjukan bahwa sebaran responden dalam penelitian ini di dominasi oleh kelas XI IPS 1 yaitu sebesar 51,7%. Berdasarkan data distribusi frekuensi variabel (X) bahwa presentase jumlah siswa yang memiliki skor kecerdasan emosional antara 65-68 sebanyak 7 siswa dengan persentase sebesar 12,07%, yang memiliki nilai antara 69-72 sebanyak 6 siswa dengan persentase sebesar 10,34%, yang memiliki nilai antara 73-76 sebanyak 7 siswa dengan persentase sebesar 12,07%, yang memiliki nilai antara 77-80 sebanyak 15 siswa dengan persentase sebesar 25,87%, yang memiliki nilai antara 81-84 sebanyak 10 siswa dengan persentase sebesar 17,24%, yang memiliki nilai antara 85-88 sebanyak 7 siswa dengan persentse sebesar 12,07%, dan yang memiliki nilai antara 89-92 sebanyak 6 siswa dengan persentase sebesar 10,34%.Dari jumlah tersebut diperoleh rata-rata (mean) adalah 78,62 dengan standar deviasi 7,271. Median 78,50. Modus 77. Sedangkan data distribusi frekuensi variabel (Y) bahwa presentase jumlah siswa yang memiliki skor hasil belajar antara 60-64 sebanyak 7 siswa dengan persentase sebesar 12,07%, yang memiliki nilai antara 65-69 sebanyak 3 siswa dengan persentase sebesar 5,17%, yang memiliki nilai antara 70-74 sebanyak 16 siswa dengan persentase sebesar 27,59%, yang
121
memiliki nilai antara 75-79 sebanyak 7 siswa dengan persentase sebesar 12,07%, yang memiliki nilai antara 80-84 sebanyak 18 siswa dengan persentase sebesar 31,03%, yang memiliki nilai antara 85-89 sebanyak 2 siswa dengan persentase sebesar 3,45%, dan yang memiliki nilai antara 90-94 sebanyak 5 siswa dengan persentase sebesar 8,62%.Dari jumlah tersebut diperoleh rata-rata (mean) adalah 76,41 dengan standar deviasi 8,231. Median 76,00. Modus 72. Menurut hasil uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan angket kecerdasan emosional sebanyak 30 item pernyataan yang diperoleh 24 item pernyataan valid dan 6 item pernyataan dinyatakan tidak valid. Selain itu nilai koefisien Alpha sebesar 0,874 > 0,60, maka dapat dikatakan data tersebut reliabel. Sedangkan hasil uji validitas dan reliabilitas denganmenggunakan tes hasil belajar sebanyak 35 butir soal yang diperoleh 25 butir soal valid dan 10 butir soal dinyatakan tidak valid. Selain itu nilai koefisien Alpha sebesar 0,856 > 0,60, maka dapat dikatakan data tersebut reliabel. Kemudian berdasarkan hasil dari klasifikasi taraf kesukaran soal menunjukkan bahwa dari 35 butir soal tes hasil belajar dengan subyek 20 siswa yang masuk ke kriteria sukar berjumlah 0 soal, yang masuk ke kriteria sedang berjumlah 9 soal, dan yang masuk ke kriteria mudah berjumlah 26 soal. Selain itu berdasarkan hasil daya pembeda variabel X (kecerdasan emosional) dari 30 item pernyataan, yang termasuk kriteria soal jelek sekali sebanyak 2 item, yang termasuk kriteria jelek sebanyak 3 item, yang termasuk kriteria cukup sebanyak 1 item, yang termasuk kriteria baik sebanyak 20 item, dan yang termasuk kategori baik sekali sebanyak 4 item.Sedangkan hasil daya pembeda variabel Y (hasil belajar) dari 35 butir soal, yang termasuk kriteria soal jelek sekali sebanyak 4 soal, yang termasuk kriteria jelek sebanyak 6 soal, yang termasuk kriteria cukup sebanyak 0 item, yang termasuk kriteria baik sebanyak 24 soal, dan yang termasuk kategori baik sekali sebanyak 1 soal.
122
Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi product moment pearson antara kecerdasan emosional terhadap hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi di MAN 12 Jakarta adalah sebesar 0,612. Hal ini menunjukkan ada pengaruh antara variabel X dengan variabel Y. Sementara nilai rtabel pada taraf signifikansi 5% dengan N = 58, maka diperoleh rtabel sebesar 0,259. Nilai rhitung yang diperoleh 0,612 > nilai rtabel (sig.5% ; N 58 = 0,259) dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar diterima, yang berarti bahwa kecerdasan emosional sangat mempengaruhi hasil belajar. Selain itu, berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis (uji-t) diperoleh thitung sebesar 5,796. Sementara nilai ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan N = 58, maka diperoleh ttabel sebesar 1,672. Kemudian variabel kecerdasan emosional memiliki tingkat signifikansi/Probabilitas 0,000 < 0,05. artinya signifikan. Sedangkan thitung > ttabel yaitu 5,796 > 1,672 maka Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosional terhadap hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi (studi kasus pada siswa kelas XI IPS MAN 12 Jakarta). Hasil uji koefisien determinasi diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 37,5%, hal ini berarti bahwa 37,5% hasil belajar ditentukan oleh kecerdasan emosional siswa, sedangkan 62,5% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Berdasarkan hasil wawancara kepada siswa, yang mempengaruhi kecerdasan emosional disebabkan oleh indikator-indikator sebagai berikut: 1.
Kesadaran diri yang tinggi akan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.
2.
Pengaturan diri yang baik akan mempengaruhi hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi.
3.
Motivasi, adanya perasaan senang dalam belajar menjadi motivasi siswa untuk hadir pada pertemuan mata pelajaran ekonomi. Dengan kehadiran siswa dan adanya dorongan untuk berprestasi di kelas menunjukkan
123
adanya kecerdasan emosional dalam diri siswa, sehingga hasil belajarnya yang diperoleh pun akan baik. 4.
Empati merupakan salah satu faktor kecerdasan emosional yang penting dalam hal nya mampu merasakan apa yang dirasakan teman, guru atau orang lain disekitar. Semakin tinggi rasa empati itu maka akan semakin baik pula hasil belajarnya.
5.
Keterampilan sosial menjadi salah satu penghubung antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, dan guru dengan guru. Karena memiliki keterampilan sosial yang baik di sekolah akan mempengaruhi hasil belajar. Hal ini diperkuat dengan pendapat yang dikemukakan oleh Daniel
Goleman yang menyatakan bahwa, “Kecerdasan emosional sebagai kemampuan memiliki kesadaran diri yang tinggi, memiliki pengaturan diri yang baik, memiliki motivasi yang tinggi, memiliki rasa empati tanpa harus membeda-bedakan dan memiliki keterampilan sosial yang baik”.15 Dengan seseorang memiliki kecerdasan emosional, maka ia akan dengan mudah memantau dan mengendalikan perasaannya dengan baik untuk berpikir secara teratur. Misalnya, ketika siswa dihadapkan oleh suatu masalah dalam belajar ekonomi, ia akan dengan mudah mengontrol perasaannya dengan cerdas. Sehingga dengan kecerdasan emosional yang dimiliki dapat membantu siswa dalam menyerap pelajaran yang diberikan. Dengan demikian siswa akan memperoleh hasil belajar ekonomi di sekolah dengan baik. Menurut Lyle Spencer yang dikutip oleh Ary Ginanjar Agustian bahwa, “Ilmu-ilmu itu hanya kemampuan ambang kecakapan, anda memerlukannya untuk masuk ke suatu bidang tetapi tidak menjadikannya anda seorang bintang. Kecerdasan emosilah yang lebih berperan untuk menghasilkan kinerja yang cemerlang”.16 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk memperoleh hasil belajar yang baik sangat diperlukan kecerdasan emosional. Pengetahuan yang siswa dapatkan selama belajar akan membuatnya memiliki 15 16
Goleman, Ibid., Cet. 6, h. 39. Agustian Ginanjar, op. cit., h. 265-266.
124
inteligensi. Namun, itu saja tidak cukup bila tanpa peranan kecerdasan emosional. Sebab, dengan kecerdasan emosional yang dimiliki siswa akan lebih mudah mengarahkan dalam menyelami suatu bidang tertentu. Diperkuat kembali oleh Stein dan Book, bahwa “Semakin tinggi kecerdasan emosional kita, semakin besar kemungkinan kita untuk sukses sebagai pekerja, orangtua, manajer, anak dewasa bagi orangtua kita, mitra bagi pasangan hidup kita, atau calon untuk suatu posisi jabatan”.17 Selanjutnya hal ini diperkuat berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Siti Humaeroh (2013) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjudul “Pengaruh Tingkat Kecerdasan Emosional terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam pada Siswa di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat” memberikan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara tingkat kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat. Oleh karena itu, apabila siswa memiliki kecerdasan emosional yang baik dapat memberikan konstribusi yang baik juga terhadap prestasi belajarnya. Selanjutnya pada peneliti lainnya yaitu oleh Elvyn Nurhamdiah (2010) Universitas Negeri Jakarta yang berjudul “Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X Pada SMA Negeri 1 Sewon Bantul”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor penting yang seharusnya dimiliki oleh siswa yang memiliki kebutuhan untuk meraih hasil belajar yang lebih baik di sekolah, khususnya pada mata pelajaran ekonomi. Apabila siswa memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, maka akan memperoleh hasil belajar ekonomi yang sangat memuaskan. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dikemukakan, diketahui terdapat pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosional terhadap hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi (studi kasus pada siswa kelas XI IPS MAN 12 Jakarta). Dari perhitungan itu pula maka hasil penelitiannya dapat diinterpretasikan bahwa kecerdasan emosional mempengaruhi hasil belajar 17
Howard E. Book, op. cit., h. 23.
125
siswa, semakin tinggi tingkat kecerdasan emosional yang dimiliki oleh siswa maka semakin tinggi hasil belajar siswa, begitu pun sebaliknya. Besarnya pengaruh tersebut sebesar 37,5% sedangkan 62,5% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. E. Keterbatasan Penelitian 1. Banyak hal-hal yang diluar kemampuan peneliti yang tidak terjangkau, hal ini sehubungan dengan keterbatasan waktu, tenaga dan biaya yang dimiliki peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini. 2. Sulitnya untuk mewawancarai siswa dikarenakan kurangnya rasa percaya diri siswa. 3. Keterbatasan souvenir dalam menyebarkan angket dan tes.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi (studi kasus pada siswa kelas XI IPS MAN 12 Jakarta). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh thitung sebesar 5,796. Sementara nilai ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan N=58, maka diperoleh ttabel sebesar 1,672. Kemudian variable kecerdasan emosional memiliki tingkat signifikansi/Probabilitas 0,000 < 0, 05. Artinya signifikan. Jadi diperoleh nilai thitung > ttable yaitu 5,796 > 1,672 maka Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosional terhadap hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi (studi kasus pada siswa kelas XI IPS MAN 12 Jakarta).
B. Implikasi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional memberikan konstribusi yang cukup berarti terhadap hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS MAN 12 Jakarta. Dengan demikian penelitian ini mengandung implikasi bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi siswa untuk mencapai hasil belajar yang baik adalah kecerdasan emosional. Hal ini terlihat dari tingginya kecerdasan emosional yang dapat mempengaruhi siswa untuk berhasil dalam belajar, khususnya dalam pelajaran ekonomi. Adapun siswa yang memiliki kecerdasan emosional berarti:
126
127
1. Memiliki kesadaran diri yang tinggi, artinya siswa mampu mengenali dan memahami emosinya serta memiliki rasa percaya diri. 2. Memiliki pengaturan diri yang baik, artinya siswa mampu mengelola emosinya dan beradaptasi dengan berbagai keadaan, sehingga mudah pulih dari tekanan emosi yang nantinya akan berdampak positif dalam menyelesaikan tugas belajarnya. 3. Mampu memotivasi diri. Siswa memiliki dorongan untuk berprestasi serta optimis dalam memberikan yang terbaik dari proses belajar mengajar yang dilakukan. 4. Memiliki rasa empati, maksudnya siswa mampu merasakan dan memahami apa yang dirasakan teman, guru atau orang lain di sekitar. 5. Memiliki keterampilan sosial yang baik seperti mampu berkomunikasi dan bekerja sama dengan baik dalam menyelesaikan suatu materi pelajaran. Dengan meningkatkan kecerdasan emosional di dalam diri seorang siswa maka siswa akan merasa senang dan percaya diri dalam menjalani proses belajar ekonomi di dalam kelas karena siswa dapat mengontrol emosi dalam dirinya serta merasa yakin bahwa dirinya dapat melakukan hal sebaik yang dilakukan oleh orang lain. Selain itu hasil belajar yang tinggi diperoleh jika siswa memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Untuk mendapatkan kecerdasan emosional yang baik diperlukan peranan dari berbagai pihak. Peran orang-orang di sekitar siswa sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan kecerdasan emosional dalam diri seorang siswa. Orang tua, guru, dan teman sebaya merupakan orang yang memiliki andil sangat besar dalam pembentukan kecerdasan emosional tersebut. Selain itu, pengalaman yang pernah dilalui oleh siswa tersebut akan semakin membentuk kecerdasan emosional seorang siswa.
128
C. Saran Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, maka saran yang dapat peneliti sampaikan adalah sebagai berikut: 1. Guru a. Guru sebagai tenaga pendidik harus memberikan yang terbaik bagi siswanya. Diharapkan penelitian ini menjadi bahan pertimbangan bahwa dalam proses pembelajaran tidak hanya berorientasi pada perkembangan intelektual siswa semata, akan tetapi kecerdasan emosional siswa juga perlu dikembangkan secara lebih maksimal. b. Guru diharapkan lebih memperhatikan keadaan emosional siswa dalam proses belajar mengajar karena keadaan emosional siswa yang stabil akan mempermudah siswa menerim apelajaran sehingga hasil belajar siswa akan lebih baik. c. Guru hendaknya dapat membantu mengembangkan kecerdasan emosional siswa di sekolah, agar siswa memiliki rasa percaya diri yang tinggi, peduli dengan orang lain dan motivasi berprestasi yang tinggi, sehingga diakhir pembelajarannya mendapatkan hasil belajar yang optimal. d. Hendaknya guru memberikan perhatian dan bimbingan khusus secara individu kepada siswa yang memiliki hasil belajar yang rendah, terutama dalam pelajaran ekonomi. 2. Sekolah Untuk sekolah agar membantu memberikan informasi dalam upaya membimbing dan memotivasi siswa untuk menggali kecerdasan emosional yang dimilikinya. 3. Orang Tua a. Orang tua lebih memperhatikan dan membantu anak mereka dalam mengembangkan kecerdasan emosionalnya agar dapat lebih mandiri dan selalu berusaha untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
129
b. Hasil belajar siswa tidak hanya dipengaruhi oleh intelegensi semata namun masih banyak faktor lain, salah satunya kecerdasan emosional yang sangat turut andil dalam menentukan hasil belajar seorang siswa, maka diharapkan dengan melihat hasil penelitian ini orang tua dapat membantu anak dalam meningkatkan hasil belajarnya dengan melakukan pengamatan secara intensif dalam proses belajar terutama di lingkungan keluarga. Perhatian dan kesediaan untuk meluangkan waktu bersama keluarga juga dapat meningkatkan rasa percaya diri pada seorang anak sehingga dapat berdampak secara tidak langsung kepada peningkatan hasil belajarnya. Karena kebutuhan seorang anak bukan hanya kebutuhan sandang, pangan, dan papan saja. Seorang anak juga membutuhkan perhatian dan kasih saying dari orang-orang sekitarnya terutama orang tua. 4. Siswa Siswa hendaknya memiliki kemampuan untuk belajar memahami emosi diri sendiri serta mengelolanya dengan baik, belajar memiliki motivasi yang tinggi agar berprestasi, belajar memiliki rasa empati yang tinggi dan memiliki keterampilan sosial yang baik. Menyadari potensi dalam diri serta memaksimalkan potensi tersebut sehingga dapat memperoleh hasil belajar ekonomi yang baik. 5. Peneliti Lainnya Bagi para peneliti lainnya hendaknya untuk lebih mengembangkan penelitian yang dapat mempengaruhi hasil belajar selain faktor kecerdasan emosional, seperti kecerdasan intelektual, motivasi, minat, bakat dan faktor yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU Abdurrahman, Mulyono. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 1999. Agustian, Ary Ginanjar. ESQ (Emotional, Spiritual Quetiont). Jakarta: Arga Wijaya Persada, 2001. Ahmadi, Iif Khoiri dkk. Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2011. Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. IX, 2009. -----------. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cet. XIV, 2010. Bungin, Burhan. Metodelogi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Jakarta: Kencana, Cet. I, 2013. Dalyono. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, Cet. IV, 2007. Djaali. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2006. Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, Cet. III, 2011. Efendi, Agus. Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung: Alfabeta, 2005. Goleman, Daniel. Working with Emotional Intelligence: Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi Terjemahan Alex Tri Kantjono Widodo. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, Cet. VI, 2005. ----------. Emotional Intelligence Terjemahan T Hermaya. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, Cet. XVII, 2007. ----------. Emotional Intelligence: Mengapa EI Lebih Penting daripada IQ Terjemahan T. Hermaya, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, Cet. XX, 2015. Iska, Zikri Neni. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan. Jakarta: Kizi Brother’s, 2006. LKS Ekonomi Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial Untuk SMA/MA, Semester 1, 2013.
130
131
Lukman dan Nasrudin, Indoyama. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2007. Muhammad
Thobroni
dan
Mustofa,
Arif.
Belajar
&
Pembelajaran
Pengembangan Wacana Dalam Pembangunan Nasional. Jogyakarta: ArRuzz Media, 2011. Muhammad Yaumi dan Ibrahim,Nurdin. Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Mengeidentifikasi dan Mengembangkan Multitalenta Anak. Jakarta: Kencana, 2013. Munandar, Utami. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT Gramedia, 1985. Noor, Juliansyah. Metode Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana, Cet. I, 2012. Nuraida dan Alkaf, Halid. Metodologi Penelitian Pendidikan. Ciputat: Islamic Research Publishing, Cet. I, 2009. Nurochim. Perencanaan Pembelajaran Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2013. Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. Putong, Iskandar. Pengantar Ekonomi dan Makro. Jakarta: Ghalia Indonesia, Ed. II, Cet. I, 2002. Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media, 2009. Sabri, Alisuf. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007. Sagala, Syaiful. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta, Cet. IV, 2013. Sambas Ali Muhidin dan Abdurahman, Maman. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur Dalam Penelitian: Dilengkapi Aplikasi Program SPSS. Bandung: CV. Pustaka Setia, Cet. II, 2001. Sapriya. Pendidikan IPS: Konsep dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009. Sarwono, Sarlito Wirawan. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: Rajawali Pers, 2013.
132
Shaleh, Abdul Rahman. Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam. Jakarta: Kencana, Cet. III, 2008. Shapiro, Lawrence E. Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak. Jakarta: PT. Gramedia PustakaUtama, 2003. Siregar,Syofian. Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif,: Dilengkapi Dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. I, 2013. Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka Cipta, Cet. VI, 2013. Steven J. Stein & Book, Howard E. Ledakan EQ:15 Prinsip Dasar Kecerdasan Emosional Meraih Sukses, Terjemahan Akhyar. Bandung: Kaifa, 2004. Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cet. XXIV, 2012. Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, Cet. XIX, 2013. Suharsaputra, Uhar. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan. Bandung: PT. Refika Aditama, 2014. Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. V, 2009. Suprapto. Metodologi Penelitian Ilmu Pendidikan dan Ilmu-Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: PT Buku Seru, 2013. Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, Ed. V, Cet. XVII, 2010. Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, Cet. XVII, 2013. Tridhonanto, Al. Melejitkan Kecerdasan Emosi (EQ) Buah Hati. (Jakarta: PT Alex Media Komputindo, 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
133
Uno, Hamzah B. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara, Cet. III, 2008. Zurizal Z. dan Sayuti, Wahdi. Ilmu Pendidikan: Pengantar dan Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan. Jakarta: LembagaPenelitian UIN Jakarta dan UIN Jakarta Press, Cet. I, 2006.
SKRIPSI Elvyn Nurhamdiah, “Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X Pada SMA Negeri 1 Sewon Bantul”, Skripsi pada Universitas Negeri Jakarta: 2010, tidak dipublikasikan. Iman Firmansyah, “Pengaruh Tingkat Kecerdasan Emosional terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Triguna Utama Ciputat”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta: 2010.tidak dipublikasikan. Masturoh, “Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Pola Asuh Otoritatif terhadap Prestasi Belajar Siswa MTsN 3 Pondok Pinang”, Skripsi padaUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta: 2014.tidak dipublikasikan. Siti Humaeroh, “Pengaruh Tingkat Kecerdasan Emosional terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam pada Siswa di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta: 2013. tidak dipublikasikan. Supardi, “Pengaruh Bentuk Tes Formatif dan Kecerdasan Emosional terhadap Hasil Belajar Matematika”, Skripsi pada UniversitasNegeri Jakarta: 2008, tidak dipublikasikan.
134
INTERNET Deny Irawan. Dua Pelajar Pembunuh Siswa SMKN 4 Tangerang Ditangkap, 2016. (http://metro.sindonews.com). Diakses pada Sabtu, 24 September 2016, pukul. 04:34 WIB.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi
135
136
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian
137
Lampiran 3 Surat Rekomendasi Penelitian
138
Lampiran 4 PROFIL MAN 12 JAKARTA A. Sejarah Singkat Madrasah MAN 12 Jakarta terletak di Jl. Duri Kosambi No. 3, Kelurahan Duri Kosambi, Kecamatan Cengkareng, Kotamadya Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Dengan Kode Pos: 11850 dan nomor telp/fax: (021) 5448566. Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 12 Jakarta berdiri sejak tahun 1997, saat itu masih berstatus sebagai kelas jauh (KJ) dari MAN 10 Joglo Jakarta Barat. Seiring perjalanan waktu, MAN 10 KJ Duri Kosambi berkembang pesat. Dari tahun ke tahun jumlah siswanya semakin meningkat, fasilitas madrasah semakin memadai, dan sumber daya manusianya pun semakin profesional. Pada tanggal 30 Desember 2003, melalui SK Menteri Agama No. 558, Pemerintah menetapkan MAN 10 KJ Duri Kosambi menjadi MAN 12 Jakarta, dan Drs. M. Yunus, M.Pd ditetapkan sebagai Kepala Madrasah yang pertama. Mulai tahun pelajaran 2006/2007, MAN 12 Jakarta mempunyai 2 (dua) kampus, yaitu kampus A, yang berlokasi di Jl. Raya Duri Kosambi No. 3 Cengkareng, Jakarta Barat, sebagai kampus utama dan kampus B, yang berlokasi di Jl. Raya Kamal Tegal Alur Kali Deres Jakarta Barat, sebagai kelas jauh (KJ). Dalam perkembangannya, tepatnya pada tahun 2009 kelas jauh (KJ) tersebut telah memenuhi persyaratan untuk menjadi sekolah tersendiri, sehingga pemerintah menetapkannya sebagai MAN 16 Jakarta Barat. Saat ini MAN 12 Jakarta berstatus Akreditasi A (Amat Baik), dengan Nomor Statistik Sekolah 131131730003.
139
B. Visi, Misi, dan Tujuan 1. Visi Intelek, Inovatif, dan Islami. 2. Misi a) Menyiapkan calon pemimpin umat di masa depan yang mampu berkompetensi secara global dalam segala bidang kehidupan. b) Menyelenggarakan proses pendidikan yang kondusif, modern, dan inspiratif serta mampu mengembangkan kreativitas peserta didik. c) Menumbuhkembangkan sikap, perilaku, dan amaliah terpuji melalui pembiasaan-pembiasaan yang islami.
3. Tujuan Madrasah MAN 12 Jakarta memiliki tujuan sebagai berikut: 1) Meningkatkan daya saing dan daya juang civitas akademik dalam menghadapi tantangan globalisasi di masa yang akan datang. 2) Meningkatkan pengetahuan dan wawasan berpikir ilmiah civitas akademik untuk mengembangkan diri melalui kegiatan penelitian yang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 3) Membentuk karakter peserta didik yang agamis dan peduli terhadap diri serta lingkungan sekitarnya.
C. Guru dan Tenaga Kependidikan a.
Data Tenaga Pendidik
No.
Nama
1.
Dra. Herawati, M.Pd.
Jenjang Pendidikan/ Jurusan S2/Manajemen Pendidikan
Jabatan
Kepala Madrasah
Guru Bidang Studi Sosiologi
140
2.
Drs. M. Yamin Syarip, M.Pd.
S2/Manajemen Pendidikan
Guru
Matematika
3.
Drs. Abdul Majid
S1/Bahasa Inggris
Pembimbing Ekskul Studi Dakwah Islam (SDI)
Bahasa Inggris
4.
Dra. Hj. Iceu Aisah, M.Pd
S2/Manajemen Pendidikan
Guru
Bahasa Indonesia
5.
Paiman, M.Pd.
S2/Manajemen Pendidikan
Guru
Fiqih
6.
Abu Hasan, S.Pd.
S1/Pendidikan Kimia
Waka Bid. Sarana & prasarana
Kimia
7.
Dra. Zuswati
S2/Manajemen Pendidikan
Guru
PKN
8.
Fakhri Rahimi, MA.
S2/Pengkajian Islam
Pembimbing Fiqih Ekskul Qiraat
9.
Achmad Muslim M.Si.
S2/Matematika
Pembimbing Ekskul Olympiade
Matematika
10.
Dra. Indah Kusumawati, MM
S2/Matematika Terapan
Waka Bid. Humas
Geografi
11.
Drs. M. Supena
S2/Bahasa Indonesia
Guru
Bahasa Indonesia
12.
Rachmad Subahan, S.Ag.
S1/Fiqih
Guru
Fiqih
13.
Triyatno, S.Pd.
S1/Sejarah
Guru
Sejarah
14.
Dra. Siti Farida
S1/Al-Quran Hadist
Guru
Ilmu Hadist
141
15.
Elis Susilawati, S.Pd.
S1/Matematika
Pembimbing Keputrian
Matematika
16.
Nurdahlia, SE.
S1/Ekonomi
Pembimbing Ekskul Seni Tari
Ekonomi
17.
Drs. Nahidi M. Nur
S1/Sosiologi
Pembimbing Ekskul Paskibra
Sosiologi
18.
Marwan Abdul S1/Bahasa Rohman, S.Ag. Indonesia
Kepala Perpustakaan
Bahasa Indonesia
19.
Euis Komariah, S.Pd.
S1/Sosiologi
Guru
Sosiologi
20.
Latipah, S.Ag.
S1/Bahasa Arab
Pembimbing Tadarus Putri
Bahasa Arab
21.
Zulkipli, S.Pd.
S1/Bahasa Inggris
Pembimbing Ekskul English Club
Bahasa Inggris
22.
Dinar Inayah, S.Pd.
S1/Kimia
Waka Bid. Kurikulum
Kimia
23.
Wardah, S.Pd.
S1/Bahasa Indonesia
Pembina Tadarus Putri
Bahasa Indonesia
24.
Lili Fitriah, S.Pd.
S1/Ekonomi
Staf Kurikulum
Ekonomi
25.
Mariah Ulfa, S.Pd.
S1/Fisika
Kepala Lab IPA
Fisika
26.
Abidan, MA.
S2/Al-Qur’an Hadist
Guru
Ilmu Hadist
27.
Ahmad Farhan Manfaluthi,
S1/Bahasa Arab
Pembimbing OSIS
Bahasa Arab
142
S.Pd.I 28.
Maimunah, S.Pd.
S1/Bimbingan Konseling
Guru
Bimbingan Konseling (BK)
29.
Dewi, S.Pd.
S1/Matematika
Pembimbing Ekskul Pramuka Putri
Matematika
30.
Nur Hayati, S.Pd.
S1/Fisika
Pembimbing Ekskul UKS
Fisika
31.
Nyanyu Nilawati Ayuni, S.Pd
S1/Ekonomi
Guru
Ekonomi
32.
Mutoharoh, S.Si
S1/Biologi
Guru
Biologi
33.
Nurjanah, S.Pd
S1/Bahasa Inggris
Guru
Bahasa Inggris
34.
Rositah, S.S
S1/Bahasa Arab
Guru
Bahasa Arab
35.
Subiyanto, S.Pd
S1/Penjaskes
Guru
Penjaskes
36.
Boy Agung Subakti, S.Pd
S1/Bahasa Inggris
Guru
Bahasa Inggris
37.
Kholiduan, S.Kom
S1/Komputer
Guru
TIK
38.
Mukhobir, S.Pdi
S1/Fiqih
Guru
Fiqih
143
b. Data Tenaga Kependidikan No.
Nama
Jenjang Pendidikan
Jabatan
1.
Khairani, S.Kom
S1
Kepala Tata Usaha
2.
Damanhuri
S1
Staf Tata Usaha
3.
Yulastri, S.Pd.I
S1
Staf Tata Usaha
4.
Lia Damayani, S.IP
S1
Staf Tata Usaha
5.
Hilwatun
MAN
Staf Tata Usaha
6.
Nuryanto
STM
Petugas Kebersihan
7.
Pipik Fajar
SMA
Staf Tata Usaha
8.
Nasuki
MAN
Satpam
9.
Mimaturrohmah, S.AP
10.
Rita Yuniarsih
11.
Abdul Rosyid, SE
S1
Staf Tata Usaha
12.
Arman, Amd
D3
Staf Tata Usaha
13.
Sholahudin, S.Kom
S1
Staf Tata Usaha
14.
Harun Efendi
SMK
Satpam
15.
Agus
MTs
Petugas Kebersihan
16.
Taufik Hidayat
SMK
Petugas Kebersihan
17.
Toni
STM
Satpam
18.
Jajang
MTs
Petugas Kebersihan
19.
Muhadi
SDN
Petugas Kebersihan
S1 SMA
Staf Tata Usaha Pramusaji
144
20.
Amalina Izza
MAN
Staf Perpustakaan
21.
Mubarak
SMA
Supir
D. Siswa Pada tahun ajaran 2016/2017, jumlah siswa di MAN 12 Jakarta sebanyak 658 orang terdiri dari kelas X s.d. XII. Adapun rinciannya sebagai berikut: Jenis Kelamin No.
Kelas
Jumlah L
P
1.
X- MIA 1
11
25
36
2.
X- MIA 2
9
24
33
3.
X MIA 3
11
24
35
4.
X- IIS 1
19
17
38
5.
X- IIS 2
12
22
38
6.
X- IIK
21
18
39
7.
XI- MIA 1
14
24
38
8.
XI- MIA 2
14
23
37
9.
XI- MIA 3
18
18
36
10.
XI- IIS 1
12
22
34
11.
XI- IIS 2
13
21
34
12.
XI- IIK
15
24
39
13.
XII- MIA 1
14
22
36
14.
XII- MIA 2
11
25
36
15.
XII- MIA 3
10
26
36
16.
XII- IIS 1
16
23
39
145
17.
XII-IIS 2
18
20
38
18.
XII-IIK
16
22
38
Jumlah Keseluruhan
255
403
658
Keterangan: - MIA singkatan dari Matematika dan Ilmu Alam - IIS singkatan dari Ilmu-ilmu Sosial - IIK singkatan dari Ilmu-ilmu Keagamaan
E. Sarana dan Prasarana MAN 12 Jakarta memiliki luas tanah 2.969 m2 dan luas bangunan 2.040 m2, dengan sarana dan prasarana sebagai berikut: 1. Sumber belajar
No.
Jenis sumber belajar
1.
Ruang Perpustakaan
2.
Ruang Laboratorium
Jumlah ruang
Luas ruangan
Kondisi
(m2)
1
144
Baik
IPA
1
72
Baik
Bahasa
1
72
Baik
Komputer
1
72
Baik
3.
Ruang Keterampilan
1
36
Baik
4.
Ruang Multimedia
1
216
Baik
5.
Lapangan Olahraga
1
375
Baik
146
No. 1.
2.
3.
4.
5.
Kuantitas
Kondisi
a. Fiksi
Kurang
Baik
b. Non fiksi
Kurang
Baik
c. Referensi
Kurang
Baik
a. Matematika
Kurang
Kurang baik
b. PAI
Cukup
Kurang Baik
c. IPA
Kurang
Baik
d. Bahasa
Cukup
Baik
a. Kesenian
Cukup
Baik
b. Keterampilan
Cukup
Baik
c. Pendidikan jasmani
Cukup
Baik
a. Laptop
Kurang
Baik
b. Audio player
Kurang
Baik
c. Video player
Kurang
Baik
d. Slide projector
Cukup
Baik
e. LCD
Cukup
Baik
f. Papan display
Cukup
Baik
a. Kaset pembelajaran
Cukup
Baik
b. VCD pembelajaran
Cukup
Baik
c. Flashdisk
Cukup
Baik
Jenis sumber belajar Buku perpustakaan
Alat peraga pembelajaran
Alat praktik kesenian
Media pembelajaran
Software
147
2. Sarana /Ruang Penunjang
No.
Jenis sarana
Kondisi
1.
Ruang Kepala Madrasah
Baik
2.
Ruang Wakil Kepala Madrasah
Baik
3.
Ruang Guru
Baik
4.
Ruang Tata Usaha
Baik
5.
Ruang BK
Baik
6.
Ruang OSIS
Baik
7.
Ruang Serbaguna
Baik
8.
Ruang UKS
Baik
9.
Ruang Ibadah/Masjid
Baik
10.
Ruang Keamanan/satpam
Baik
11.
Lapangan upacara
Baik
12.
Ruang Koperasi
Baik
13.
Kantin
Baik
14.
Toilet
Baik
148
3. Prasarana No
Jenis
Kondisi
1.
Instalasi air
Baik
2.
Jaringan listrik
Baik
3.
Jaringan telepon
Baik
4.
Internet
Baik
5.
Alat pemadam kebakaran
Baik
6.
Akses jalan
Baik
D. Lainnya Yang Relevan 1. Pengembangan Diri Kegiatan pengembangan diri di MAN 12 Jakarta bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terjadwal dan rutin pada hari Kamis dan hari Jum’at yang difasilitasi oleh Pembina ekstrakurikuler. Sedang kegiatan bimbingan konseling dilakukan di dalam dan di luar jam tatap muka pada hari Senin hingga Jum’at dengan dua jam pembelajaran dan di fasilitasi oleh Konselor dan Pembimbing Akademik. Penilaian dilakukan secara kualitatif (deskripsi) yang difokuskan pada perubahan sikap dan perkembangan perilaku peserta didik setelah mengikuti kegiatan pengembangan diri. Kegiatan pengembangan diri di MAN 12 Jakarta diwujudkan dalam bentuk:
149
a) Kegiatan pembiasaan melaksanakan ibadah yang dilakukan oleh seluruh warga MAN 12 Jakarta secara rutin dan terpantau. Adapun kegiatan pembisaan yang dilaksanakan adalah: 1) Tadarus Al-Qur’an bersama dipimpin oleh seorang petugas yang kompeten
yang
dilakukan
setiap
harinya
sebelum
dilaksanakannya kegiatan pembelajaran. 2) Melafadzkan doa Khatamul Qur’an dan Shalawat Nariyah setiap hari setelah kegiatan tadarus. 3) Kegiatan kuliah tujuh menit (kultum) dilakukan oleh seluruh warga MAN 12 Jakarta yang dilakukan setiap harinya pada awal pembelajaran. 4) Melaksanakan shalat dhuha, shalat hajat, shalat ghoib, dan shalat tasbih. 5) Melaksanakan shalat dzuhur berjamaah pada jam istirahat kedua dan shalat ashar pada waktu pulang. 6) Melaksanakan shalat Jum’at. 7) Mengadakan keputrian setiap Jum’at dalam bentuk kegiatan muhadhoroh. 8) Komunitas puasa sunnah Senin Kamis 9) Melaksanakan qurban dan pembagian daging qurban. 10) Menerima dan menyalurkan zakat fitrah. 11) Sedekah harian 12) Memperingati hari besar Islam 13) Menyelenggarakan pesantren kilat 14) Mengadakan buka puasa bersama 15) Menyelenggarakan Halal bi Halal 16) Mengadakan Muhasabah 17) Hidup sehat dan bersih 18) Salam, santun, senyum, sapa
150
b) One Day One Ayat (ODOA) Kegiatan ini merupakan kegiatan hasil kerja sama dengan Ustadz Yusuf Mansur bersama Program Pembibitan Penghafal Al-Quran (PPPA) Darul Qur’an. Kegiatan ini bertujuan mengembangkan dan meningkatkan kemampuan membaca dan menghafal Al-Qur’an dengan baik dan benar. c) Kajian Kitab Kuning Kegiatan ini bertujuan untuk mempertahankan budaya membaca kitab kuning, yang dilakukan secara bersama-sama dengan dipimpin oleh ulama dari lingkungan madrasah. d) Peningkatan Jiwa Nasionalisme 1) Menyelenggarakan upacara bendera hari Senin dua minggu sekali 2) Menyelenggarakan upacara peringatan hari besar Nasional 3) Memelihara kelestarian dan keindahan madrasah 4) Mengadakan bakti sosial. e) Pelatihan Kepribadian 1) Mensosialisasikan pengucapan salam kepada kepala Madrasah, pendidik, tenaga kependidikan, dan sesama. 2) Penyuluhan tentang bahaya narkoba dan sex bebas 3) Meningkatkan kedisiplinan 4) Penelusuran minat dan bakat f)
Kegiatan Pengembangan Ekstrakurikuler Peserta Didik 1) Keagamaan meliputi kegaitan Qiraat dan Studi Dakwah Islam yang bertujuan untuk membangun serta membentuk mental, Iman dan taqwa peserta didik baik di lingkungan Madrasah maupun di luar lingkungan Madrasah.
151
2) Keolahragaan meliputi olahraga cabang futsal, bulu tangkis, basket, bola voli, pencak silat yang bertujuan membina mental sportifitas dalam bertanding. 3) Kepemimpinan meliputi kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Peserta Didik (LDKPD), Pengkaderan pengurus OSIS, Paskibra, Palang Merah Remaja, Pramuka yang bertujuan membangun jiwa kepemimpinan dan semangat nasionalisme. 4) Seni meliputi Tari Saman, Paduan suara, Marawis & Hadroh, Seni Kaligrafi, seni Teater, dan Band yang bertujuan membentuk karakter berkesenian. 5) Kelompok Ilmiah Remaja meliputi kegiatan penelitian ilmiah dan
kegiatan
kelompok
Majalah
kreasi
yang
bertujuan
menanamkan jiwa jurnalistik serta kegiatan ilmiah lainnya. 6) Olimpiade meliputi pembinaan peserta didik pada olimpiade Matematika, Fisika, Geografi, dan Ekonomi, Pembinaan olimpiade ini diharapkan mampu menciptakan prestasi pada kompetisi sains madrasah. Setiap peserta didik diberikan kesempatan untuk memilih jenis ekstrakurikuler yang ada di MAN 12 Jakarta. Segala aktifitas peserta didik berkenaan dengan kegaiatan ekstrakurikuler dibawah pembinaan dan pengawasan guru pembina yang telah ditugasi oleh Kepala Madrasah.
152
Lampiran 5
INSTRUMEN PENELITIAN UJI COBA PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (STUDI KASUS PADA SISWA KELAS XI IPS MAN 12 JAKARTA)
A. DATA RESPONDEN/SISWA: Nama
: ...............................................
Kelas
: ...............................................
Jenis Kelamin
: ...............................................
B. PETUNJUK PENGISISAN 1. Isilah data biodata dengan lengkap. 2. Bacalah “Basmalah” sebelum anda mengisi pernyataan ini! 3. Bacalah pernyataan di bawah ini dengan teliti! 4. Berilah tanda (√) pada salah satu kolom pilihan di bawah ini! 5. Kriteria jawaban: SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju 6. Terima kasih atas kerjasama dan kesediaan anda dalam mengisi angket ini. Angket Kecerdasan Emosional (Variabel X) No
Kriteria Jawaban
Pernyataan SS
1.
Jika saya sedih saya dapat mengetahui penyebabnya
2.
Merasa cemas ketika menghadapi ulangan
S
TS
STS
153
3.
Saya menyadari kekurangan dan kelebihan yang ada pada diri saya
4.
Saya belajar dari kesalahan dan berusaha memperbaikinya
5.
Saya terus belajar dan mengembangkan diri untuk sukses
6.
Saya berusaha untuk tidak menyontek ketika mengerjakan ujian meskipun teman lainnya menyontek
7.
Bersemangat mengerjakan tugas dari guru untuk mencapai hasil belajar yang maksimal
8.
Saya gugup jika bicara di depan kelas
9.
Saat saya marah, saya bisa membanting barang-barang yang ada di sekitar saya
10.
Saya dapat berpikir dengan tenang dalam keadaan tertekan
11.
Saya tidak akan marah, walaupun dihina teman
12.
Saya berusaha menghargai dan menjaga perasaan orang lain
13.
Saya mentaati semua peraturan yang ada di sekolah
14.
Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan penuh rasa tanggung jawab
15.
Saya bersikap hati-hati terhadap orang yang baru saya kenal
16.
Tujuan saya sekolah adalah untuk mencapai hasil belajar yang baik
17.
Nilai teman yang lebih bagus mendorong
154
saya untuk lebih giat belajar 18.
Saya mampu memperoleh nilai yang bagus
19.
Saya sering meragukan kemampuan saya
20.
Saya yakin dapat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
21.
Ketika guru menjelaskan pelajaran, saya sangat memperhatikan
22.
Saya mengerjakan tugas dengan baik dan tepat waktu
23.
Menjadi pendengar yang baik ketika orang lain sedang berbicara
24.
Saya membantu dan menolong orang lain dengan ikhlas
25.
Saya tidak membeda-bedakan antar sesama teman
26.
Saya tidak menerima saran dan kritik dari teman dan guru
27.
Saya memberikan dukungan kepada teman untuk rajin belajar
28.
Saya berani bertanya pada guru jika ada materi pelajaran yang kurang di mengerti
29.
Bagi saya, membangun dan menjaga ikatan persahabatan adalah sesuatu yang sangat penting
30.
Saya membantu jika ada teman yang kesulitan
155
Lampiran 6 Tes Hasil belajar (Variabel Y) I.
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang paling tepat!
1.
Pendapatan Nasional adalah …. a.
Jumlah seluruh nilai tambah dari usaha produksi yang dilakukan oleh warga negara dan dinyatakan dalam jumlah satuan uang dalam kurun waktu satu tahun
b.
Nilai dari setiap pertambahan barang material dan immaterial dalam suatu negara dinyatakan dalam jumlah uang dalam kurun waktu satu tahun dari daerah tertentu
c.
Total nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh rumah tangga keluarga dan perusahaan dalam kurun waktu satu tahun dan dinyatakan dalam jumlah uang dalam kurun waktu satu tahun
d.
Nilai produksi seluruh rumah tangga keluarga dan perusahaan dalam kurun waktu satu tahun dan dinyatakan dalam jumlah uang
e.
Nilai seluruh barang konkret yang diproduksi oleh suatu negara dalam kurun waktu satu tahun dan dinyatakan dalam jumlah uang
2.
3.
Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi akan mengakibatkan …. a.
Tingkat ketergantungan yang tinggi
b.
Jumlah kesempatan kerja makin terbuka luas
c.
Keuntungan karena orang yang bekerja semakin banyak
d.
Negara makin kuat
e.
Masyarakat akan makin produktif
Perhitungan pendapatan nasional dengan cara menjumlahkan seluruh nilai tambah dari barang dan jasa dilakukan dengan pendekatan …. a.
Produksi
d. Pendapatan
b.
Konsumsi
e. Distribusi
c.
Pengeluaran
156
4.
Pengeluaran pemerintah merupakan komponen yang digunakan dalam perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan ….
5.
a.
Pengeluaran
d. Konstan
b.
Penerimaan
e. Harga
c.
Produksi
Pada pendekatan pendapatan, besar pendapatan nasional suatu Negara akan sama dengan ….
6.
a.
Jumlah produksi ditambah jumlah upah
b.
Jumlah investasi masyarakat
c.
Jumlah konsumsi dan investasi
d.
Jumlah nilai tambah produksi dari barang dan jasa
e.
Penjumlahan sewa, bunga, upah, dan laba
Pendapatan
nasional suatu negara bertambah lebih besar dibandingkan
tingkat pertambahan penduduknya. Keadaan ini menunjukkan ….
7.
a.
Menurunnya pendapatan per kapita
b.
Naiknya pendapatan per kapita
c.
Lambatnya laju pertambahan penduduk
d.
Turunnya tingkat kesejahteraan penduduk
e.
Meratanya distribusi pendapatan nasional
Diketahui data perekonomian suatu negara sebagai berikut (dalam triliun rupiah). Pengeluaran pemerintah
245
Pendapatan masyarakat
155
Konsumsi masyarakat
170
Pendapatan sewa
170
Investasi
320
Ekspor
200
157
Impor
125
Besar pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran adalah ....
8.
a.
Rp. 350 triliun
b.
Rp. 195 triliun
c.
Rp. 560 triliun
d.
Rp. 810 triliun
e.
Rp. 960 triliun
Diketahui data perekonomian suatu negara sebagai berikut (dalam miliar rupiah). Pengeluaran pemerintah Upah Pengeluaran masyarakat
110.500 85.000 240.400
Bunga modal
75.200
Ekspor
45.200
Sewa
90.000
Investasi
120.000
Impor
40.000
Laba usaha
90.800
Berdasarkan data tersebut besar pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan adalah .... a.
Rp. 341.000 Miliar
b.
Rp. 385.800 Miliar
c.
Rp. 431.300 Miliar
d.
Rp. 465.700 Miliar
e.
Rp. 476.100 Miliar
158
9.
Selisih antara pendapatan yang diperoleh faktor produksi Indonesia di luar negeri dengan pendapatan yang diperoleh faktor produksi asing di Indonesia disebut …. a.
Pendapatan neto luar negeri
b.
Penyusutan barang modal
c.
Pajak tidak langsung
d.
Ekspor neto
e.
Laba
10. Perhatikan komponen berikut ini! (1) Pajak perusahaan/pajak perseroan (2) Laba ditahan (3) Iuran jaminan sosial (4) Iuran asuransi Komponen tersebut berpengaruh dalam penghitungan …. a.
NNP
d. PI
b.
GNP
e. NNI
c.
GDP
11. Pendapatan yang siap dibelanjakan adalah …. a. NNP dikurangi pajak keuntungan perusahaan b. GNP dikurangi penyusutan barang modal c. Pendapatan perseorangan dikurangi pajak langsung d. NNP dikurangi pajak tidak langsung e. NNP ditambah transfer payment 12. Dari pernyataan berikut ini, yang benar adalah …. a.
GDP
NNP>NNI>PI
b.
GNP>GDP>NNP>NNI>PI
c.
GDP>GNP>NNP>NNI>PI
d.
GNPNNP>NNI>PI
e.
GNP>GDP>PI>NNI>NNP
159
13. Nilai barang dan jasa yang dihasilkan seluruh warga masyarakat, termasuk warga Negara asing yang berdomilisi di suatu Negara dalam waktu tertentu (biasanya satu tahun), disebut …. a.
Personal Income
b.
Net National Product
c.
Gross National Product
d.
Gross Domestic Product
e.
Net National Income
14. Net National Product dikurangi pajak tidak langsung disebut …. a.
GDP
d. NNI
b.
GNP
e. PI
c.
NNP
15. Suatu Negara memiliki data sebagai berikut (dalam miliar rupiah) (1) Produk Domestik Bruto sebesar Rp. 950.000,00 (2) Perusahaan asing di Negara tersebut Rp. 300.000,00 (3) Pendapatan warga Negara di luar negeri sebesar Rp. 230.000,00 Berdasarkan data tersebut, besar Pendapatan Nasional Bruto adalah …. a.
Rp. 600 Miliar
d. Rp 880 Miliar
b.
Rp. 750 Miliar
e. Rp 970 Miliar
c.
Rp. 830 Miliar
16. Diketahui data yang dimiliki oleh suatu Negara sebagai berikut (dalam miliar rupiah). GNP
770.000
Penyusutan
150.600
Pajak Langsung
125.000
Berdasarkan data tersebut, besat Net National Product adalah …. a.
Rp. 494.400 Miliar
b.
Rp. 619.400 Miliar
160
c.
Rp. 625.000 Miliar
d.
Rp. 645.000 Miliar
e.
Rp. 675.400 Miliar
17. Pendapatan per kapita dihitung dengan rumus …. a.
Jumlah pendapatan nasional dikalikan jumlah penduduk
b.
Jumlah pendapatan nasional dibagi penduduk usia kerja
c.
Jumlah pendapatan nasional dibagi dengan jumlah penduduk
d.
Jumlah pendapatan domestic bruto dibagi dengan angkatan kerja
e.
Disposable income dibagi jumlah penduduk
18. Pendapatan per kapita memiliki peran penting dalam menganalisis perekonomian masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, pendapatan per kapita dapat digunakan untuk mengetahui …. a.
Tingkat suku bunga bank
b.
Jumlah penduduk miskin
c.
Angka kelahiran dan kematian
d.
Struktur ekonomi suatu Negara
e.
Tingkat kemakmuran masyarakat
19. Diketahui pendapatan nasional Negara “X” tahun 2011 sebesar Rp. 2.450 triliun. Jumlah penduduk Negara tersebut sebanyak 50 juta orang. Besar pendapatan per kapita adalah … a.
Rp. 48.000.000,-
b.
Rp. 49.000.000,-
c.
Rp. 50.000.000,-
d.
Rp. 51.000.000,-
e.
Rp. 52.000.000,
20. Perhatikan hal-hal yang menyangkut pendapatan nasional berikut ini. (1) Membantu membuat rencana dan melaksanakan pembangunan secara bertahap.
161
(2) Mengkaji
faktor-faktor
yang
memengaruhi
tingkat
kemajuan
perekonomian. (3) Membandingkan perekonomian antarnegara. (4) Membantu merumuskan kebijakan pemerintah. (5) Mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional. Manfaat mempelajari pendapatan nasional ditunjukkan pada nomor .... a.
(1), (2), dan (3)
b.
(1), (3), dan (4)
c.
(2), (3), dan (4)
d.
(2), (4), dan (5)
e.
(3), (4), dan (5)
21. Kegiatan yang dihitung dalam produk nasional bruto adalah .... a. Sri menjadi TKI di Malaysia b. Tomi ilmuwan Indonesia yang bekerja di Indonesia c. Tuan Kapoor adalah pedagang tekstil dari India yang mempunyai toko di Indonesia d. Peter orang Amerika yang menjadi dokter di negaranya e. Romlah bekerja sebagai perawat di rumah sakit Arab Saudi 22. Pendapatan perseorangan adalah .... a.
GNP dikurangi pajak tidak langsung
b.
Pendapatan dari pemilik faktor produksi
c.
GNP dikurangi penyusutan dan penggantian modal
d.
Pendapatan yang diterima masyarakat dalam satu tahun
e.
Jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dalam satu tahun
23. Diketahui data berikut ini (dalam miliar rupiah). Sewa tanah
4.000
Upah dan gaji
6.000
Konsumsi
7.000
Bunga modal
4.000
162
Pengeluaran pemerintah
3.500
Ekspor
9.000
Impor
3.000
Keuntungan
3.000
Besarnya pendapatan nasional
yang dihitung dengan menggunakan
pendekatan pendapatan adalah .... miliar. a.
Rp. 17.000
d. 27.000
b.
Rp. 21.000
e.
c.
Rp. 23.000
44.000
24. Salah satu contoh negara ASEAN yang tergolong negara dengan pendapatan per kapita tinggi adalah .... a.
Indonesia
d. Singapura
b.
Malaysia
e.
c.
Jepang
Filipina
25. Net National Income (NNI) adalah .... a. Jumlah keseluruhan balas jasa yang diterima dari faktor-faktor produksi dikurangi pajak tidak langsung b. Pendapatan yang diterima oleh orang yang ikut dalam proses produksi dikurangi pajak c. Jumlah produksi nasional kotor setelah dikurangi pajak tidak langsung d. Pendapatan yang menjadi hak milik perorangan setelah dikurangi pajak tidak langsung e. Keseluruhan produksi nasional yang dihasilkan masyarakat dalam satu tahun yang dinyatakan dengan uang 26. Pendapatan perseorangan setelah dikurangi pajak penghasilan disebut .... a.
Produk domestik bruto
b.
Produk nasional bruto
c.
Produk nasional neto
163
d.
Disposable income
e.
Personal income
27. Pendapatan rata-rata yang diterima penduduk suatu negara selama satu periode tertentu disebut pendapatan .... a.
Bebas
b.
Nasional
c.
Per kapita
d.
Nasional bruto
e.
Domestik bruto
28. Rumus penghitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran adalah .... a.
Y= C + I + G (X-M)
b.
Y= r + w + i + p
c.
DI= PI – Pajak langsung
d.
NNI= NNP – Pajak tidak langsung
e.
NNP= PNB – Penyusutan
29. Bantuan langsung tunai bagi masyarakat adalah pada .... a.
Pengangguran menurun
b.
Orang miskin bertambah
c.
Kesejahteraan masyarakat bertambah
d.
Konsumsi masyarakat bertambah
e.
Pendapatan masyarakat bertambah
30. Berikut ini adalah manfaat penghitungan pendapatan per kapita, kecuali .... a.
Pedoman bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan ekonomi
b.
Meningkatkan minat masyarakat untuk melakukan investasi
c.
Mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat dalam suatu negara
d.
Membandingkan tingkat kemakmuran masyarakat antarnegara
e.
Mengelompokkan negara-negara ke dalam berbagai tingkat pendapatan
164
31. Pengertian pendapatan nasional adalah .... a. Jumlah uang yang disimpan di bank b. Jumlah uang yang beredar di masyarakat c. Jumlah nilai produksi yang dihasilkan selama satu tahun d. Jumlah pendapatan pajak yang diterima oleh pemerintah e. Jumlah utang piutang masyarakat dalam setahun 32. Gambaran keadaan ekonomi suatu negara adalah sebagai berikut (dalam miliar rupiah). GNP Penyusutan
1.500 150
Pajak Tidak Langsung
75
Transfer Payment
55
Pajak Penghasilan
60
Maka Net Nasional Income (NNI) adalah …. a. Rp 1.350
d. 1.260
b. Rp 1.320
e. 1.230
c. Rp 1.275 33. Perhatikan data berikut ini (dalam triliun rupiah). NNI
218
Transfer Payment
25
Laba ditahan
15
Pendapatan bunga
20
Iuran Jaminan Sosial
32
Iuran asuransi
23
Besarnya Personal Income (PI) adalah .... a. 173 triliun
d. 183 triliun
b. 193 triliun
e. 188 triliun
165
c. 198 triliun 34. Pendapatan per kapita Indonesia pada tahun 2005 sebesar US $ 1289, menurut
Bank
Duta
Indonesia
termasuk
dalam
kelompok
negara
berpendapatan .... a. Rendah
d. Menengah tinggi
b. Menengah rendah
e. Tinggi
c. Menengah sedang 35. Tabel pendapatan nasional (dalam miliar) dan jumlah penduduk dari beberapa negara dapat dilihat sebagai berikut. No.
Negara
Pendapatan Nasional Jumlah Penduduk
1
Indonesia
120.000
210.000.000 Jiwa
2
Malaysia
70.000
80.000.000 Jiwa
3
Brunei Darusalam
40.000
15.000.000 Jiwa
4
Filipina
90.000
120.000.000 Jiwa
Berdasarkan data di atas, urutan negara yang mempunyai pendapatan per kapita yang tertinggi adalah …. a. Indonesia, Filipina, Malaysia, dan Brunei Darussalam b. Brunei Darusalam, Malaysia, Indonesia, dan Filipina c. Brunei Darusalam, Malaysia, Filipina, dan Indonesia d. Indonesia, Filipina, Brunei Darusalam, dan Malaysia e. Malaysia, Brunei Darusalam, Filipina, dan Indonesia
166
Lampiran 7
KUNCI JAWABAN
1. C
11. C
21. C
31. C
2. A
12. C
22. B
32. C
3. A
13. D
23. A
33. B
4. A
14. D
24. D
34. B
5. E
15. D
25. A
35. C
6. B
16. B
26. D
7. D
17. C
27. C
8. A
18. E
28. A
9. A
19. B
29. C
10. D
20. E
30. B
167
Lampiran 8
Data Skor Mentah Variabel Kecerdasan Emosional
168
Lampiran 9
Data Skor Mentah Variabel Hasil Belajar
169
Lampiran 10
Hasil Uji Validitas Variabel Kecerdasan Emosional No.
Butir Pernyataan
rhitung
rtabel
Keterangan
1.
P1
0,581
0,444
Valid
2.
P2
0,483
0,444
Valid
3.
P3
0,588
0,444
Valid
4.
P4
0,495
0,444
Valid
5.
P5
0,729
0,444
Valid
6.
P6
-0,060
0,444
Tidak Valid
7.
P7
0,535
0,444
Valid
8.
P8
0,124
0,444
Tidak Valid
9.
P9
-0,081
0,444
Tidak Valid
10.
10
0,456
0,444
Valid
11.
P11
0,006
0,444
Tidak Valid
12.
P12
0,557
0,444
Valid
13.
P13
0,745
0,444
Valid
14.
P14
0,689
0,444
Valid
15.
P15
0,508
0,444
Valid
16.
P16
0,507
0,444
Valid
17.
P17
0,752
0,444
Valid
18.
P18
0,589
0,444
Valid
19.
P19
0,132
0,444
Tidak Valid
20.
P20
0,522
0,444
Valid
21.
P21
0,468
0,444
Valid
22.
P22
0,572
0,444
Valid
23.
P23
0,475
0,444
Valid
170
.
24.
P24
0,687
0,444
Valid
25.
P25
0,557
0,444
Valid
26.
P26
0,359
0,444
Tidak Valid
27.
P27
0,736
0,444
Valid
28.
P28
0,608
0,444
Valid
29.
P29
0,661
0,444
Valid
30.
P30
0,553
0,444
Valid
171
Lampiran 11
Hasil Uji Validitas Variabel Hasil Belajar No.
Butir Soal
rhitung
rtabel
Keterangan
1.
P1
0,094
0,444
Tidak Valid
2.
P2
0,528
0,444
Valid
3.
P3
0,524
0,444
Valid
4.
P4
0,037
0,444
Tidak Valid
5.
P5
0,524
0,444
Valid
6.
P6
-0,211
0,444
Tidak Valid
7.
P7
0,506
0,444
Valid
8.
P8
0,528
0,444
Valid
9.
P9
0,719
0,444
Valid
10.
P10
0,614
0,444
Valid
11.
P11
-0,278
0,444
Tidak Valid
12.
P12
0,496
0,444
Valid
13.
P13
0,501
0,444
Valid
14.
P14
0,506
0,444
Valid
15.
P15
0,592
0,444
Valid
16.
P16
0,009
0,444
Tidak Valid
17.
P17
0,614
0,444
Valid
18.
P18
0,640
0,444
Valid
19.
P19
0,601
0,444
Valid
20.
P20
0,010
0,444
Tidak Valid
21.
P21
-0,009
0,444
Tidak Valid
22.
P22
0,579
0,444
Valid
23.
P23
0,581
0,444
Valid
172
24.
P24
0,658
0,444
Valid
25.
P25
0,501
0,444
Valid
26.
P26
0,520
0,444
Valid
27.
P27
0,599
0,444
Valid
28.
P28
0,600
0,444
Valid
29.
P29
0,652
0,444
Valid
30.
P30
0,005
0,444
Tidak Valid
31.
P31
0,567
0,444
Valid
32.
P32
-0,213
0,444
Tidak Valid
33.
P33
0,560
0,444
Valid
34.
P34
-0,058
0,444
Tidak Valid
35.
P35
0,640
0,444
Valid
173
Lampiran 12
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kecerdasan Emosional
Case Processing Summary N Valid Cases
% 20
100,0
a
Excluded 0 ,0 Total 20 100,0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,874
N of Items 30
174
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30
Item Statistics Mean Std. Deviation 2,90 ,968 2,50 ,688 3,05 ,605 3,35 ,489 3,50 ,513 3,20 ,410 3,00 ,858 2,85 ,745 1,95 ,759 2,50 1,000 2,85 ,671 3,40 ,503 2,90 ,641 2,80 ,523 3,45 ,510 3,55 ,510 3,50 ,513 3,30 ,657 3,50 ,513 3,30 ,470 2,85 ,587 3,00 ,649 3,35 ,745 3,35 ,489 3,50 ,513 3,30 ,733 3,35 ,489 3,05 ,605 3,40 ,754 3,05 ,686
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
175
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30
Item-Total Statistics Scale Mean Scale Corrected Cronbach's if Item Variance if Item-Total Alpha if Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted 90,65 71,924 ,432 ,871 91,05 74,471 ,421 ,870 90,50 73,947 ,541 ,867 90,20 75,853 ,452 ,870 90,05 73,524 ,700 ,865 90,35 80,555 -,106 ,878 90,55 72,471 ,461 ,869 90,70 78,853 ,041 ,880 91,60 81,621 -,164 ,886 91,05 72,787 ,361 ,873 90,70 80,326 -,069 ,882 90,15 75,187 ,517 ,868 90,65 71,818 ,710 ,863 90,75 73,776 ,656 ,865 90,10 75,568 ,464 ,869 90,00 75,579 ,463 ,869 90,05 73,313 ,725 ,864 90,25 73,461 ,537 ,867 90,05 78,997 ,075 ,876 90,25 75,776 ,482 ,869 90,70 75,379 ,414 ,870 90,55 73,734 ,520 ,867 90,20 74,168 ,407 ,870 90,20 74,168 ,657 ,866 90,05 75,103 ,515 ,868 90,25 75,776 ,285 ,873 90,20 73,747 ,709 ,865 90,50 73,737 ,562 ,867 90,15 71,608 ,609 ,864 90,50 73,632 ,496 ,868
176
Lampiran 13
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Hasil Belajar
Case Processing Summary N % Valid 20 100,0 Excludeda 0 ,0 Total 20 100,0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Cases
Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha ,856
35
177
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30 P31 P32 P33 P34 P35
Item Statistics Mean Std. Deviation ,90 ,308 ,80 ,410 ,90 ,308 ,90 ,308 ,90 ,308 ,95 ,224 ,80 ,410 ,80 ,410 ,75 ,444 ,80 ,410 ,90 ,308 ,65 ,489 ,75 ,444 ,80 ,410 ,80 ,410 ,90 ,308 ,80 ,410 ,65 ,489 ,55 ,510 ,65 ,489 ,80 ,410 ,70 ,470 ,90 ,308 ,65 ,489 ,75 ,444 ,75 ,444 ,60 ,503 ,75 ,444 ,60 ,503 ,75 ,444 ,55 ,510 ,75 ,444 ,70 ,470 ,70 ,470 ,65 ,489
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
178
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30 P31 P32 P33 P34 P35
Item-Total Statistics Scale Mean Scale Corrected Cronbach's if Item Variance if Item-Total Alpha if Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted 25,65 37,292 ,036 ,858 25,75 34,934 ,499 ,849 25,65 35,503 ,525 ,849 25,65 37,397 ,008 ,859 25,65 35,503 ,525 ,849 25,60 38,147 -,244 ,861 25,75 35,355 ,410 ,851 25,75 34,934 ,499 ,849 25,80 33,747 ,693 ,843 25,75 34,618 ,567 ,847 25,65 38,661 -,322 ,864 25,90 34,726 ,444 ,850 25,80 35,116 ,420 ,850 25,75 35,250 ,432 ,850 25,75 34,829 ,522 ,848 25,65 37,608 -,047 ,860 25,75 34,408 ,612 ,846 25,90 33,779 ,616 ,845 26,00 34,000 ,548 ,846 25,90 37,568 -,047 ,863 25,75 37,671 -,063 ,862 25,85 34,239 ,557 ,847 25,65 35,292 ,584 ,848 25,90 33,989 ,577 ,846 25,80 35,116 ,420 ,850 25,80 34,905 ,461 ,849 25,95 34,261 ,512 ,848 25,80 34,695 ,503 ,848 25,95 33,734 ,606 ,845 25,80 37,537 -,039 ,862 26,00 34,316 ,493 ,848 25,80 38,905 -,285 ,868 25,85 34,555 ,497 ,848 25,85 38,134 -,143 ,865 25,90 33,884 ,597 ,845
179
Lampiran 14 Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal Variabel Hasil Belajar No
Butir Soal
rhitung
Keterangan
1
P1
0,90
Soal Mudah
2
P2
0,80
Soal Mudah
3
P3
0,90
Soal Mudah
4
P4
0,90
Soal Mudah
5
P5
0,90
Soal Mudah
6
P6
0,95
Soal Mudah
7
P7
0,80
Soal Mudah
8
P8
0,80
Soal Mudah
9
P9
0,75
Soal Mudah
10
P10
0,80
Soal Mudah
11
P11
0,90
Soal Mudah
12
P12
0,65
Soal Sedang
13
P13
0,75
Soal Mudah
14
P14
0.80
Soal Mudah
15
P15
0,80
Soal Mudah
16
P16
0,90
Soal Mudah
17
P17
0,80
Soal Mudah
18
P18
0,65
Soal Sedang
19
P19
0,55
Soal Sedang
20
P20
0,65
Soal Sedang
21
P21
0,80
Soal Mudah
22
P22
0,70
Soal Mudah
23
P23
0,90
Soal Mudah
180
24
P24
0,65
Soal Sedang
25
P25
0,75
Soal Mudah
26
P26
0,75
Soal Mudah
27
P27
0,60
Soal Sedang
28
P28
0,75
Soal Mudah
29
P29
0,60
Soal Sedang
30
P30
0,75
Soal Mudah
31
P31
0,55
Soal Sedang
32
P32
0,75
Soal Mudah
33
P33
0,70
Soal Mudah
34
P34
0,70
Soal Mudah
35
P35
0,65
Soal Sedang
Kriteria Soal: 0,00 < P
0,30 = soal sukar
0,30 < P
0,70 = soal sedang
0,70 < P
1,00 = soal mudah
181
Lampiran 15
Hasil Daya Pembeda Variabel Kecerdasan Emosional No
Butir Pernyataan
rhitung
Keterangan
1
P1
0,581
Soal Baik
2
P2
0,483
Soal Baik
3
P3
0,588
Soal Baik
4
P4
0,495
Soal Baik
5
P5
0,729
Soal Baik Sekali
6
P6
-0,060
Soal Jelek Sekali
7
P7
0,535
Soal Baik
8
P8
0,124
Soal Jelek
9
P9
-0,081
Soal Jelek Sekali
10
10
0,456
Soal Baik
11
P11
0,006
Soal Jelek
12
P12
0,557
Soal Baik
13
P13
0,745
Soal Baik
14
P14
0,689
Soal Baik
15
P15
0,508
Soal Baik
16
P16
0,507
Soal Baik
17
P17
0,752
Soal Baik Sekali
18
P18
0,589
Soal Baik
19
P19
0,132
Soal Jelek
20
P20
0,522
Soal Baik
21
P21
0,468
Soal Baik
22
P22
0,572
Soal Baik
23
P23
0,475
Soal Baik
182
24
P24
0,687
Soal Baik
25
P25
0,557
Soal Baik
26
P26
0,359
Soal Baik
27
P27
0,736
Soal Baik Sekali
28
P28
0,608
Soal Baik
29
P29
0,661
Soal Baik
30
P30
0,553
Soal Baik
Kriteria soal: Bertanda Negatif
= jelek sekali
D
= 0,00
0,20 = jelek
D
= 0,20
0,40 = cukup
D
= 0,40
0,70 = baik
D
= 0,70
1,00 = baik sekali
183
Lampiran 16 Hasil Daya Pembeda Variabel Hasil Belajar No
Butir Soal
rhitung
Keterangan
1
P1
0,094
Soal Jelek
2
P2
0,528
Soal Baik
3
P3
0,524
Soal Baik
4
P4
0,037
Soal Jelek
5
P5
0,524
Soal Baik
6
P6
-0,211
Soal Jelek Sekali
7
P7
0,506
Soal Baik
8
P8
0,528
Soal Baik
9
P9
0,719
Soal Baik Sekali
10
P10
0,614
Soal Baik
11
P11
-0,278
Soal Jelek Sekali
12
P12
0,496
Soal Baik
13
P13
0,501
Soal Baik
14
P14
0,506
Soal Baik
15
P15
0,592
Soal Baik
16
P16
0,009
Soal Jelek
17
P17
0,614
Soal Baik
18
P18
0,640
Soal Baik
19
P19
0,601
Soal Baik
20
P20
0,010
Soal Jelek
21
P21
-0,009
Soal Jelek Sekali
22
P22
0,579
Soal Baik
23
P23
0,581
Soal Baik
184
24
P24
0,658
Soal Baik
25
P25
0,501
Soal Baik
26
P26
0,520
Soal Baik
27
P27
0,599
Soal Baik
28
P28
0,600
Soal Baik
29
P29
0,652
Soal Baik
30
P30
0,005
Soal Jelek
31
P31
0,567
Soal Baik
32
P32
-0,213
Soal Jelek Sekali
33
P33
0,560
Soal Baik
34
P34
-0,058
Soal Jelek Sekali
35
P35
0,640
Soal Baik
Kriteria soal: Bertanda Negatif
= jelek sekali
D
= 0,00
0,20 = jelek
D
= 0,20
0,40 = cukup
D
= 0,40
0,70 = baik
D
= 0,70
1,00 = baik sekali
185
Lampiran 17 INSTRUMEN PENELITIAN PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (STUDI KASUS PADA SISWA KELAS XI IPS DI MAN 12 JAKARTA)
A. DATA RESPONDEN/SISWA: Nama
: ...............................................
Kelas
: ...............................................
Jenis Kelamin
: ...............................................
B. PETUNJUK PENGISISAN 1. Isilah data biodata dengan lengkap. 2. Bacalah “Basmalah” sebelum anda mengisi pernyataan ini! 3. Bacalah pernyataan di bawah ini dengan teliti! 4. Berilah tanda (√) pada salah satu kolom pilihan di bawah ini! 5. Kriteria jawaban: SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju 6. Terima kasih atas kerjasama dan kesediaan anda dalam mengisi angket ini.
Angket Kecerdasan Emosional (Variabel X) No 1.
Pernyataan Jika saya sedih saya dapat mengetahui penyebabnya
2.
Merasa cemas ketika menghadapi ulangan
Kriteria Jawaban SS
S
TS
STS
186
3.
Saya menyadari kekurangan dan kelebihan yang ada pada diri saya
4.
Saya belajar dari kesalahan dan berusaha memperbaikinya
5.
Saya terus belajar dan mengembangkan diri untuk sukses
6.
Bersemangat mengerjakan tugas dari guru untuk mencapai hasil belajar yang maksimal
7.
Saya dapat berpikir dengan tenang dalam keadaan tertekan
8.
Saya berusaha menghargai dan menjaga perasaan orang lain
9.
Saya mentaati semua peraturan yang ada di sekolah
10.
Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan penuh rasa tanggung jawab
11.
Saya bersikap hati-hati terhadap orang yang baru saya kenal
12.
Tujuan saya sekolah adalah untuk mencapai hasil belajar yang baik
13.
Nilai teman yang lebih bagus dapat memotivasi diri untuk lebih giat belajar
14.
Saya mampu memperoleh nilai yang bagus
15.
Saya yakin dapat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
16.
Memperhatikan guru ketika sedang menjelaskan pelajaran
17.
Saya mengerjakan tugas dengan baik dan
187
tepat waktu 18.
Menjadi pendengar yang baik ketika orang lain sedang berbicara
19.
Saya membantu dan menolong orang lain dengan ikhlas
20.
Saya tidak membeda-bedakan antar sesama teman
21.
Saya memberikan dukungan kepada teman untuk rajin belajar
22.
Saya berani bertanya pada guru jika ada materi pelajaran yang kurang di mengerti
23.
Bagi saya, membangun dan menjaga ikatan persahabatan adalah sesuatu yang sangat penting
24.
Saya membantu jika ada teman yang kesulitan
188
Lampiran 18 Tes Hasil belajar (Variabel Y) I.
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang paling tepat!
1.
Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi akan mengakibatkan ….
2.
a.
Tingkat ketergantungan yang tinggi
b.
Jumlah kesempatan kerja makin terbuka luas
c.
Keuntungan karena orang yang bekerja semakin banyak
d.
Negara makin kuat
e.
Masyarakat akan makin produktif
Perhitungan pendapatan nasional dengan cara menjumlahkan seluruh nilai tambah dari barang dan jasa dilakukan dengan pendekatan ….
3.
a.
Produksi
d. Pendapatan
b.
Konsumsi
e. Distribusi
c.
Pengeluaran
Pada pendekatan pendapatan, besar pendapatan nasional suatu Negara akan sama dengan ….
4.
a.
Jumlah produksi ditambah jumlah upah
b.
Jumlah investasi masyarakat
c.
Jumlah konsumsi dan investasi
d.
Jumlah nilai tambah produksi dari barang dan jasa
e.
Penjumlahan sewa, bunga, upah, dan laba
Diketahui data perekonomian suatu negara sebagai berikut (dalam triliun rupiah). Pengeluaran pemerintah
245
Pendapatan masyarakat
155
189
Konsumsi masyarakat
170
Pendapatan sewa
170
Investasi
320
Ekspor
200
Impor
125
Besar pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran adalah ....
5.
a.
Rp. 350 triliun
b.
Rp. 195 triliun
c.
Rp. 560 triliun
d.
Rp. 810 triliun
e.
Rp. 960 triliun
Diketahui data perekonomian suatu negara sebagai berikut (dalam miliar rupiah). Pengeluaran pemerintah Upah Pengeluaran masyarakat
110.500 85.000 240.400
Bunga modal
75.200
Ekspor
45.200
Sewa
90.000
Investasi
120.000
Impor
40.000
Laba usaha
90.800
Berdasarkan data tersebut besar pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan adalah .... a.
Rp. 341.000 Miliar
b.
Rp. 385.800 Miliar
c.
Rp. 431.300 Miliar
190
6.
d.
Rp. 465.700 Miliar
e.
Rp. 476.100 Miliar
Selisih antara pendapatan yang diperoleh faktor produksi Indonesia di luar negeri dengan pendapatan yang diperoleh faktor produksi asing di Indonesia disebut ….
7.
a.
Pendapatan neto luar negeri
b.
Penyusutan barang modal
c.
Pajak tidak langsung
d.
Ekspor neto
e.
Laba
Perhatikan komponen berikut ini! (1) Pajak perusahaan/pajak perseroan (2) Laba ditahan (3) Iuran jaminan sosial (4) Iuran asuransi Komponen tersebut berpengaruh dalam penghitungan ….
8.
9.
a.
NNP
d. PI
b.
GNP
e. NNI
c.
GDP
Dari pernyataan berikut ini, yang benar adalah …. a.
GDPNNP>NNI>PI
b.
GNP>GDP>NNP>NNI>PI
c.
GDP>GNP>NNP>NNI>PI
d.
GNPNNP>NNI>PI
e.
GNP>GDP>PI>NNI>NNP
Nilai barang dan jasa yang dihasilkan seluruh warga masyarakat, termasuk warga Negara asing yang berdomilisi di suatu Negara dalam waktu tertentu (biasanya satu tahun), disebut ….
191
a.
Personal Income
b.
Net National Product
c.
Gross National Product
d.
Gross Domestic Product
e.
Net National Income
10. Net National Product dikurangi pajak tidak langsung disebut …. a.
GDP
d. NNI
b.
GNP
e. PI
c.
NNP
11. Suatu Negara memiliki data sebagai berikut (dalam miliar rupiah) (1) Produk Domestik Bruto sebesar Rp. 950.000,00 (2) Perusahaan asing di Negara tersebut Rp. 300.000,00 (3) Pendapatan warga Negara di luar negeri sebesar Rp. 230.000,00 Berdasarkan data tersebut, besar Pendapatan Nasional Bruto adalah …. a.
Rp. 600 Miliar
d. Rp 880 Miliar
b.
Rp. 750 Miliar
e. Rp 970 Miliar
c.
Rp. 830 Miliar
12. Pendapatan per kapita dihitung dengan rumus …. a.
Jumlah pendapatan nasional dikalikan jumlah penduduk
b.
Jumlah pendapatan nasional dibagi penduduk usia kerja
c.
Jumlah pendapatan nasional dibagi dengan jumlah penduduk
d.
Jumlah pendapatan domestic bruto dibagi dengan angkatan kerja
e.
Disposable income dibagi jumlah penduduk
13. Pendapatan per kapita memiliki peran penting dalam menganalisis perekonomian masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, pendapatan per kapita dapat digunakan untuk mengetahui …. a.
Tingkat suku bunga bank
b.
Jumlah penduduk miskin
192
c.
Angka kelahiran dan kematian
d.
Struktur ekonomi suatu Negara
e.
Tingkat kemakmuran masyarakat
14. Diketahui pendapatan nasional Negara “X” tahun 2011 sebesar Rp. 2.450 triliun. Jumlah penduduk Negara tersebut sebanyak 50 juta orang. Besar pendapatan per kapita adalah … a.
Rp. 48.000.000,-
b.
Rp. 49.000.000,-
c.
Rp. 50.000.000,-
d.
Rp. 51.000.000,-
e.
Rp. 52.000.000,
15. Pendapatan perseorangan adalah .... a.
GNP dikurangi pajak tidak langsung
b.
Pendapatan dari pemilik faktor produksi
c.
GNP dikurangi penyusutan dan penggantian modal
d.
Pendapatan yang diterima masyarakat dalam satu tahun
e.
Jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dalam satu tahun
16. Diketahui data berikut ini (dalam miliar rupiah). Sewa tanah
4.000
Upah dan gaji
6.000
Konsumsi
7.000
Bunga modal
4.000
Pengeluaran pemerintah
3.500
Ekspor
9.000
Impor
3.000
Keuntungan
3.000
193
Besarnya pendapatan nasional
yang dihitung dengan menggunakan
pendekatan pendapatan adalah .... miliar. a.
Rp. 17.000
d. 27.000
b.
Rp. 21.000
e.
c.
Rp. 23.000
44.000
17. Salah satu contoh negara ASEAN yang tergolong negara dengan pendapatan per kapita tinggi adalah .... a.
Indonesia
d. Singapura
b.
Malaysia
e.
c.
Jepang
Filipina
18. Net National Income (NNI) adalah .... a.
Jumlah keseluruhan balas jasa yang diterima dari faktor-faktor produksi dikurangi pajak tidak langsung
b.
Pendapatan yang diterima oleh orang yang ikut dalam proses produksi dikurangi pajak
c.
Jumlah produksi nasional kotor setelah dikurangi pajak tidak langsung
d.
Pendapatan yang menjadi hak milik perorangan setelah dikurangi pajak tidak langsung
e.
Keseluruhan produksi nasional yang dihasilkan masyarakat dalam satu tahun yang dinyatakan dengan uang
19. Pendapatan perseorangan setelah dikurangi pajak penghasilan disebut .... a.
Produk domestik bruto
b.
Produk nasional bruto
c.
Produk nasional neto
d.
Disposable income
e.
Personal income
20. Pendapatan rata-rata yang diterima penduduk suatu negara selama satu periode tertentu disebut pendapatan ....
194
a.
Bebas
b.
Nasional
c.
Per kapita
d.
Nasional bruto
e.
Domestik bruto
21. Rumus penghitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran adalah .... a.
Y= C + I + G (X-M)
b.
Y= r + w + i + p
c.
DI= PI – Pajak langsung
d.
NNI= NNP – Pajak tidak langsung
e.
NNP= PNB – Penyusutan
22. Bantuan langsung tunai bagi masyarakat adalah pada .... a.
Pengangguran menurun
b.
Orang miskin bertambah
c.
Kesejahteraan masyarakat bertambah
d.
Konsumsi masyarakat bertambah
e.
Pendapatan masyarakat bertambah
23. Pengertian pendapatan nasional adalah .... a.
Jumlah uang yang disimpan di bank
b.
Jumlah uang yang beredar di masyarakat
c.
Jumlah nilai produksi yang dihasilkan selama satu tahun
d.
Jumlah pendapatan pajak yang diterima oleh pemerintah
e.
Jumlah utang piutang masyarakat dalam setahun
24. Perhatikan data berikut ini (dalam triliun rupiah). NNI Transfer Payment
218 25
195
Laba ditahan
15
Pendapatan bunga
20
Iuran Jaminan Sosial
32
Iuran asuransi
23
Besarnya Personal Income (PI) adalah .... a.
173 triliun
d. 183 triliun
b.
193 triliun
e. 188 triliun
c.
198 triliun
25. Tabel pendapatan nasional (dalam miliar) dan jumlah penduduk dari beberapa negara dapat dilihat sebagai berikut. No.
Negara
Pendapatan Nasional Jumlah Penduduk
1
Indonesia
120.000
210.000.000 Jiwa
2
Malaysia
70.000
80.000.000 Jiwa
3
Brunei Darusalam
40.000
15.000.000 Jiwa
4
Filipina
90.000
120.000.000 Jiwa
Berdasarkan data di atas, urutan negara yang mempunyai pendapatan per kapita yang tertinggi adalah …. a.
Indonesia, Filipina, Malaysia, dan Brunei Darussalam
b.
Brunei Darusalam, Malaysia, Indonesia, dan Filipina
c.
Brunei Darusalam, Malaysia, Filipina, dan Indonesia
d.
Indonesia, Filipina, Brunei Darusalam, dan Malaysia
e.
Malaysia, Brunei Darusalam, Filipina, dan Indonesia
196
Lampiran 19 KUNCI JAWABAN
1. A
11. D
21. A
2. A
12. C
22. C
3. E
13. E
23. C
4. D
14. B
24. B
5. A
15. B
25. C
6. A
16. A
7. D
17. D
8. C
18. A
9. D
19. D
10. D
20. C
197
Lampiran 20
Data skor variabel Kecerdasan Emosional
198
199
200
Lampiran 21
Data Hasil Ulangan Harian Ekonomi No.
Nama Siswa
Kelas
Nilai
1.
Abdul Kholid
XI IPS1
80
2.
Ainudin
XI IPS1
84
3.
Alfira Nur Khairani
XI IPS1
68
4.
Anandha Maulana Haq
XI IPS1
76
5.
Asmita Damayanti
XI IPS1
92
6.
Aulia Ramdhaniah
XI IPS1
72
7.
Egnes Salsa Billah
XI IPS1
80
8.
Fauziah Latif
XI IPS1
76
9.
Firda Maulani
XI IPS1
72
10.
Intannia Hakim
XI IPS1
76
11.
Julian Fahrezi
XI IPS1
64
12.
Juliana Widya Sari
XI IPS1
64
13.
Marshall Sultan Arsy
XI IPS1
76
14.
Muhammad Azhar Farras
XI IPS1
72
15.
Muhammad Iqbal Komara
XI IPS1
68
16.
Muspiq Amrullah
XI IPS1
72
17.
Nur Syamsiah Ramdhani
XI IPS1
80
18.
Nurma
XI IPS1
76
19.
Nurul Alfira
XI IPS1
72
20.
Putri Tajul Hayah
XI IPS1
60
201
21.
Rachmadiyanti
XI IPS1
64
22.
Rafli Sahrudin
XI IPS1
92
23.
Rizkah Luthfiyah Safitri
XI IPS1
84
24.
Safa Nabila Cahyaningrum
XI IPS1
72
25.
Safithri Aisyah Rahman
XI IPS1
80
26.
Shelina Tri Adinda
XI IPS1
72
27.
Syifa Fazriati Ruzkiah
XI IPS1
92
28.
Wan Azizah
XI IPS1
84
29.
Zahra Naila Karima
XI IPS1
60
30.
Zeidtry Maulana Aziz
XI IPS1
88
31.
Adnan Rifaad
XI IPS 2
72
32.
Afriyadi Syahropi
XI IPS 2
84
33.
Aldi Irawan
XI IPS 2
72
34.
Annisa Nurlaila
XI IPS 2
92
35.
Ary Mustamin Muadz
XI IPS 2
80
36.
Bayu Adriansyah
XI IPS 2
80
37.
Choeirul Prio Wibowo
XI IPS 2
72
38.
Dany Darmawan
XI IPS 2
84
39.
Mohammad Carma Alamudin
XI IPS 2
72
40.
Muhammad Ibnu Atha’illah
XI IPS 2
80
41.
Muhammad Rafly Zulkarnaen
XI IPS 2
80
42.
Muhammad Rendy
XI IPS 2
80
43.
Muthi’atul Hasanah
XI IPS 2
80
44.
Nabila Silvany
XI IPS 2
76
202
45.
Nabilah Amalia Putri
XI IPS 2
72
46.
Nabilatul Hasna
XI IPS 2
76
47.
Natasya Azzahra
XI IPS 2
92
48.
Nur Amelia Septiani
XI IPS 2
84
49.
Rima Tri Yanti
XI IPS 2
88
50.
Risqiani Siska Wulandari
XI IPS 2
72
51.
Safitri Awaliah
XI IPS 2
64
52.
Salsabila Azzahra
XI IPS 2
84
53.
Selvina
XI IPS 2
80
54.
Sri Nur Barokah
XI IPS 2
72
55.
Syahdan Rinaldi Kurniawan
XI IPS 2
68
56.
Syifa Ursila Chadis
XI IPS 2
72
57.
Zakiya Maulidia
XI IPS 2
72
58.
Asyifa Komala
XI IPS 2
64
Keterangan: Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan pada mata pelajaran ekonomi di MAN 12 Jakarta adalah sebesar 73. Hasil Belajar dibawah KKM sebanyak 26 siswa Hasil Belajar diatas KKM sebanyak 32 siswa
203
Lampiran 22
Distribusi Frekuensi Variabel Kecerdasan Emosional Descriptive Statistics N
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
Kecerdasan Emosional
58
65
92
78,62
7,271
Hasil Belajar
58
60
92
76,41
8,231
Valid N (listwise)
58
Statistics Kecerdasan Emosional Valid
58
N Missing
0
Mean
78,62
Median
78,50
Mode Std. Deviation
77 7,271
Minimum
65
Maximum
92
204
Kecerdasan Emosional Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
65
2
3,4
3,4
3,4
67
2
3,4
3,4
6,9
68
3
5,2
5,2
12,1
69
1
1,7
1,7
13,8
70
3
5,2
5,2
19,0
71
1
1,7
1,7
20,7
72
1
1,7
1,7
22,4
73
1
1,7
1,7
24,1
74
3
5,2
5,2
29,3
75
2
3,4
3,4
32,8
76
1
1,7
1,7
34,5
77
6
10,3
10,3
44,8
78
3
5,2
5,2
50,0
Valid 79
2
3,4
3,4
53,4
80
4
6,9
6,9
60,3
81
2
3,4
3,4
63,8
82
2
3,4
3,4
67,2
83
1
1,7
1,7
69,0
84
5
8,6
8,6
77,6
85
3
5,2
5,2
82,8
86
1
1,7
1,7
84,5
87
3
5,2
5,2
89,7
89
1
1,7
1,7
91,4
90
2
3,4
3,4
94,8
91
1
1,7
1,7
96,6
92
2
3,4
3,4
100,0
58
100,0
100,0
Total
205
Lampiran 23
Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Belajar Statistics Hasil Belajar Valid
58
N Missing
0
Mean
76,41
Median
76,00
Mode
72
Std. Deviation
8,231
Minimum
60
Maximum
92
Hasil Belajar Frequency Percent
Valid
Valid Percent
Cumulative Percent
60
2
3,4
3,4
3,4
64
5
8,6
8,6
12,1
68
3
5,2
5,2
17,2
72
16
27,6
27,6
44,8
76
7
12,1
12,1
56,9
80
11
19,0
19,0
75,9
84
7
12,1
12,1
87,9
88
2
3,4
3,4
91,4
92
5
8,6
8,6
100,0
58
100,0
100,0
Total
206
Lampiran 24
Hasil Uji Normalitas
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kecerdasan Hasil Belajar Emosional N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
58 78,62 7,271 ,081 ,072 -,081 ,614 ,845
58 76,41 8,231 ,152 ,152 -,123 1,160 ,135
207
Lampiran 25
Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances Hasil Belajar Levene Statistic 1,603
df1
df2 16
Sig. 32
,125
208
Lampiran 26
Hasil Uji Regresi Linier Sederhana
Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients B
1
(Constant)
Std. Error
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
21,913
9,442
2,321
,024
,693
,120
,612 5,796
,000
Kecerdasan Emosional
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
209
Lampiran 27
Hasil Uji Korelasi Product Moment Pearson Correlations Kecerdasan Emosional Kecerdasan Emosional
Hasil Belajar
Hasil Belajar
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
58 ,612** ,000 58
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
,612** ,000 58 1 58
210
Lampiran 28 Hasil Uji Hipotesis (Uji-T) Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients B
1
(Constant) Kecerdasan Emosional
Std. Error
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
21,913
9,442
2,321
,024
,693
,120
,612 5,796
,000
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
211
Lampiran 29
Hasil Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb Model 1
R
R Square ,612a
Adjusted R Square
,375
a. Predictors: (Constant), Kecerdasan Emosional b. Dependent Variable: Hasil Belajar
,364
Std. Error of the Estimate 6,565
212
Lampiran 30 Instrumen Wawancara
Subjek
: .......................................
Kelas
: .......................................
Hari, Tanggal/Tahun : .......................................
Pertanyaan 1. Menurut pendapat anda, apakah anda memiliki kesadaran diri yang baik jika terjadi kesulitan dalam belajar? 2. Lalu, bagaimana cara anda mengatasi kesulitan dalam belajar? 3. Menurut pendapat anda, Apakah anda sudah bisa mengatur dan mengelola emosi terhadap diri sendiri khususnya dalam belajar? 4. Bagaimana cara anda memotivasi diri sendiri dalam belajar? 5. Lalu upaya apa yang anda lakukan dalam mendorong diri sendiri untuk berprestasi? 6. Bagaimana cara anda dalam menunjukkan rasa empati terhadap sesama teman? 7. Bagaimana cara anda berkomunikasi yang baik dengan teman-teman anda?
213
Lampiran 31 Hasil Wawancara
Subjek
: Asmita Damayanti
Kelas
: XI IPS 1
Hari, Tanggal/Tahun : Selasa, 8 November 2016
Pertanyaan 1. Menurut pendapat anda, apakah anda memiliki kesadaran diri yang baik jika terjadi kesulitan dalam belajar? Jawab: “Iya ka, saya sadar diri ketika saya mengalami kesulitan belajar” 2. Lalu, bagaimana cara anda mengatasi kesulitan dalam belajar? Jawab: Saya berusaha untuk tidak malas dan bertanya kepada teman yang lebih mengerti ka, dengan saya bertanya apa kesulitan saya mungkin hasil belajar saya bisa meningkat dari sebelumnya dan menambah ilmu juga sih. Dari yang sebelumnya aku gak tau jadi tau deh ka. 3. Menurut pendapat anda, Apakah anda sudah bisa mengatur dan mengelola emosi terhadap diri sendiri khususnya dalam belajar? Jawab: “Saya bisa menangani emosi dengan baik, jika ada yang membuat kesal, saya akan mencoba untuk sabar dan jika hasil belajar mendapatkan nilai yang jelek saya akan terus belajar, dan ketika ada ulangan harian saya meyakinkan diri saya kalau saya bisa menyelesaikan ulangan tersebut sampai selesai. Pokonya mengatur diri untuk ke arah yg lebih baik itu pasti ada”. 4. Bagaimana cara anda memotivasi diri sendiri dalam belajar? Jawab: “Kalo menurut saya motivasi itu awalnya dari rasa seneng ka sama pelajaran tersebut, kalo kita udah seneng pasti belajarnya juga akan termotivasi, selain itu saya jadi lebih termotivasi jika melihat nilai temanteman lebih bagus dari saya”.
214
5. Lalu upaya apa yang anda lakukan dalam mendorong diri sendiri untuk berprestasi? Jawab: “Kalau ingin berprestasi di kelas dengan cara lebih giat belajar ka” 6. Bagaimana cara anda dalam menunjukkan rasa empati terhadap sesama teman? Jawab: “Membantu teman jika ada yang kesulitan”. 7. Bagaimana cara anda berkomunikasi yang baik dengan teman-teman anda? Jawab: “Komunikasi itu penting ka, begitu pun dalam belajar di kelas, saling share materi apa yang masih belum ngerti, tukeran pikiran gitu sih ka. aku juga orangnya mudah bergaul, tapi gak semuanya bisa jadi temen deket aku, ya pokonya selagi mereka baik aku juga akan baik. Pokonya cara berkomunikasi yang baik itu ya jangan membuat teman jadi tersinggung, harus sopan berkomunikasi”.
215
Hasil Wawancara
Subjek
: Julian Fahrezi
Kelas
: XI IPS 1
Hari, Tanggal/Tahun : Selasa, 8 November 2016
Pertanyaan 1. Menurut pendapat anda, apakah anda memiliki kesadaran diri yang baik jika terjadi kesulitan dalam belajar? Jawab: “Kalo saya belum sepenuhnya menyadari jika saya mengalami kesulitan dalam belajar ka”. 2. Lalu, bagaimana cara anda mengatasi kesulitan dalam belajar? Jawab: “Kalo untuk bertanya kepada guru saya takut, takut diomelin ka tapi kadang-kadang saya bertanya sama teman yg lebih paham untuk di ajarin materi yg saya gak ngerti, rata-rata sih teman cewe yang saya tanya ka”. 3. Menurut pendapat anda, Apakah anda sudah bisa mengatur dan mengelola emosi terhadap diri sendiri khususnya dalam belajar? Jawab: “Saya belum bisa mengatur emosi saya dalam belajar ka, misalnya jika saatnya mau diadakan ulangan saya memang sedikit ada rasa gugup dan deg-degan karena takut soalnya susah takut gak bisa jawab juga, ya kalo waktunya udah mau abis sih saya nyontek sama temen sebelah”. 4. Bagaimana cara anda memotivasi diri sendiri dalam belajar? Jawab: “Saya harus dan ingin mendapatkan hasil belajar yang baik bahkan lebih baik dari teman-teman saya, selama ini saya juga selalu hadir datang ke sekolah setiap ada pelajaran ekonomi, tidak pernah alfa, sakit ataupun izin”. 5. Lalu upaya apa yang anda lakukan dalam mendorong diri sendiri untuk berprestasi?
216
Jawab: “Pastinya dengan rajin belajar, dan tidak cepat putus asa, harus lebih banyak bertanya”. 6. Bagaimana cara anda dalam menunjukkan rasa empati terhadap sesama teman? Jawab: “Empati itu peduli, saya termasuk orang yang peduli antar sesama. Karena manusia itu tidak hidup sendirian pasti membutuhkan yang lainnya juga. Dalam hal pelajaran saya orangnya bisa berbagi, lebih suka mengerjakan sesuatu itu saling bekerja sama. Karena dengan kita berempati, itu akan menambahkan nilai kita juga di raport. Kan sikap juga di nilai oleh guru”. 7. Bagaimana cara anda berkomunikasi yang baik dengan teman-teman anda? Jawab: “Lebih menjaga perasaan teman, tidak membuat perkelahian antar sesama teman”.
217
Hasil Wawancara
Subjek
: Dany Darmawan
Kelas
: XI IPS 2
Hari, Tanggal/Tahun : Rabu, 9 November 2016
Pertanyaan 1. Menurut pendapat anda, apakah anda memiliki kesadaran diri yang baik jika terjadi kesulitan dalam belajar? Jawab: “Iya, saya mengenali dan sadar diri jika saya mengalami kesulitan dalam belajar, khususnya pelajaran ekonomi memang sulit saya untuk mengerti, karena ada teori dan dan ada rumus, saya pusing dengan rumusrumus yang ada di pelajaran ekonomi”. 2. Lalu, bagaimana cara mengatasi kesulitan dalam belajar? Jawab: Saya akan bertanya kepada teman saya materi apa yang belum saya ngerti dan setelah itu saya akan mengulang materi itu sampe saya benarbenar ngerti agar saya bisa mendapatkan hasil yang baik pula”. 3. Menurut pendapat anda, Apakah anda sudah bisa mengatur dan mengelola emosi terhadap diri sendiri khususnya dalam belajar? Jawab: “Ya, cukup dalam mengelola emosi saya. Terlebih saya juga masih labil, belum sepenuhnya bisa mengendalikan emosi”. 4. Bagaimana cara anda memotivasi diri sendiri dalam belajar? Jawab: “Saya memiliki rasa senang sama pelajaran ekonomi, seneng dulu ka baru bisa termotivasi. Terlebih gurunya juga sabar ngajarin kita, walau sering gaduh di kelas. Dari pelajaran dan guru yang menyenangkan membuat saya jadi lebih termotivasi. Dan saya selalu ingin mendapatkan hasil belajar yang baik karena saya tidak mau kalah dengan teman-teman lainnya”.
218
5. Lalu upaya apa yang anda lakukan dalam mendorong diri sendiri untuk berprestasi? Jawab: “Harus tekun belajar, banyak-banyakin baca buku. Jangan malu untuk bertanya sama teman yang lebih ngerti ka, insya allah akan mendapatkan juara di kelas”. 6. Bagaimana cara anda dalam menunjukkan rasa empati terhadap sesama teman? Jawab: “Saya termasuk orang yang mudah luluh ketika teman saya sedang kesusahan ya pasti saya membantu, kalo dalam hal pelajaran misalnya jika diberikan tugas oleh guru saya tidak pernah pelit pasti selalu mengajak teman-teman yang lainnya mengerjakan secara bersama-sama, karena saya sangat senang belajar kelompok supaya mendapatkan hasil belajar yang baik juga. Rasa percaya terhadap teman, teman mana yang baik akan membuat saya lebih berempati. 7. Bagaimana cara anda berkomunikasi yang baik dengan teman-teman anda? Jawab: “Karena kita pelajar, ya harus sopan dalam berbicara, selain itu kalo mau dapat hasil belajar yang bagus kita harus bersikap baik sama guru, berkomunikasi yang baik juga, menghormati guru dan menghargai perbedaan sesama teman. Komunikasi yang baik-baik aja lah ka. Guru juga akan kasih nilai yang bagus”.
219
Hasil Wawancara
Subjek
: Asyifa Komala
Kelas
: XI IPS 2
Hari, Tanggal/Tahun : Rabu, 9 November 2016
Pertanyaan 1. Menurut pendapat anda, apakah anda memiliki kesadaran diri yang baik jika terjadi kesulitan dalam belajar? Jawab: “Kesadaran diri saya cukup ketika mengalami sulit belajar, sulit mengerti” 2. Lalu, bagaimana cara anda mengatasi kesulitan dalam belajar? Jawab: “Saya langsung bertanya sama guru ka, karena kebetulan nih ka saya emang deket sama guru ekonomi bu Lili, jadi kalo saya gak ngerti ya saya bertanya aja sama si ibu, orangnya juga baik banget”. 3. Menurut pendapat anda, Apakah anda sudah bisa mengatur dan mengelola emosi terhadap diri sendiri khususnya dalam belajar? Jawab: “Mengatur diri untuk mendapatkan hasil belajar yang baik ya dengan cara belajar dan terus belajar, jangan mudah bosan dengan pelajaran, kalo engga ngerti ya bertanya sama teman yang lebih ngerti ka”. 4. Bagaimana cara anda memotivasi diri sendiri dalam belajar? Jawab: “Cara untuk memotivasi diri sendiri itu ya hasil belajar saya harus lebih bagus dari teman-teman saya. banyak dukungan juga dari orang tua, saya juga seneng ka sama pelajaran ekonomi dan selalu hadir ketika ada pelajaran ekonomi”. 5. Lalu upaya apa yang anda lakukan dalam mendorong diri sendiri untuk berprestasi? Jawab: “Untuk bisa jadi juara, ya harus rajin belajar”.
220
6. Bagaimana cara anda dalam menunjukkan rasa empati terhadap sesama teman? Jawab: “Menjadi pendengar yang baik ketika teman butuh teman untuk curhat, membantu ketika teman sedang kesulitan, saya gak pernah pilihpilih teman”. 7. Bagaimana cara anda berkomunikasi yang baik dengan teman-teman anda? Jawab: “Berkomunikasi yang baik itu tidak menyakiti perasaan orang lain, ya di fikir-fikir dulu sebelum berbicara, karena pernah hanya karena mulut jadi bertengkar. Harus di jaga komunikasi yang baik itu sama teman maupun guru, apalagi guru, terlebih harus bertutur kata yang sopan”.
BIODATA PENULIS
Data Pribadi Nama Lengkap
: Nurul Febriana
Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 28 Februari 1994
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Dongkal Rt. 007/03 Kelurahan Cipondoh Indah Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Provinsi Banten Kode Pos 15148
Nomor Telepon
: 083813124800
Riwayat Pendidikan
: 1. 2000-2006 : SDN 05 Cipondoh-Tangerang 2. 2006-2009 : SMPN 18 Tangerang 3. 2009-2012 : MAN 2 Tangerang 4. 2012-2017 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
IPK
: 3,60.