UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MELALUI METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM DI KLS III MI MIFTAKHUL HUDA TEGALSARI KEDU TEMANGGUNG TAHUN 2010 / 2011
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I
OLEH : NISA RISTUNINGSIH NIM :11408271
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) SALATIGA 2010
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 56721 Website: www.stainsalatiga.ac.id.E-mail:
[email protected].
PENGESAHAN SKRIPSI
:
Judul
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH
KEBUDAYAAN ISLAM LISTENING TEAM
MELALUI METODE PEMBELAJARAN DI KLS III MI MIFTAKHUL HUDA
TEGALSARI KEDU TEMANGGUNG TAHUN 2010 / 2011 Nama
: Nisa Ristuningsih
Nim
: 11408271
Jurusan /prodi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam Salatiga, 25 September 2010 Dewan Penguji Ketua
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 195808271983031002
Sekretaris
Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd NIP. 195701121992311005
Penguji I
Penguji II
Mukti Ali, M.Hum NIP.197509052001121001
Drs.H.A. Sulthoni, M.Pd NIP. 106811041998031003
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 56721 Website: www.stainsalatiga.ac.id.E-mail:
[email protected].
Dra. Siti Farikhah, M.Pd Dosen STAIN Salatiga NOTA PEMBIMBING Lamp : 3 Eksemplar Hal
: Naskah skripsi Saudari Nisa Ristuningsih Kepada : Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga Assalamu’alaikum. Wr. Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini,
kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama
: Nisa Ristuningsih
Nim
: 11408271
Jurusan /prodi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam Judul
:
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MELALUI METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM DI KLS III MI MIFTAKHUL HUDA TEGALSARI KEDU TEMANGGUNG TAHUN 2010 / 2011 Dengan ini kami mohon skripsi saudari di atas supaya dapat dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamu’alaikum. Wr. Wb. Salatiga,
Juli 2010
Pembimbing
Dra. Siti Farikhah, M.Pd NIP.196106231988031001
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah di tulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Demikian pernyataan ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
Salatiga,
Juli 2010
Peneliti
Nisa Ristuningsih NIM. 11408271
MOTTO
ٌي َايُهاَانُُا سُ قَدْجاّ َء ْت ُكىْ يَىْعِظةُ يٍِّْ َز ّبِ ُكىْ وَشِفاَءُنًِّّاَ فًِ انّصُدُ وْزِ وَهدً ي وَ وَ َزحًَْة )
نِّهًُْؤْ ِي ُِيٍَْ ( يىَس
Artinya : “ Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhan-Mu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (Yunus, 57 )
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada :
Kedua orang tuaku tercinta yang senantiasa memberikan bimbingan dan kasih sayang serta do’a yang selalu dipanjatkan
Adikku tersayang Aulia Khusnita
Almamater tercinta STAIN Salatiga
ABSTRAK
Nisa Ristuningsih NIM. 11408271 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga tahun 2010. Judul Skripsi “Upaya peningkatan prestasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam melalui metode pembelajaran Listening Team kelas III di MI Miftakhul Huda Tegalsari Kedu Temanggung tahun 2010/2011”. Upaya peningkatan prestasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam melalui metode pembelajaran Listening Team Penerapan metode pembelajaran Listening Team sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam di kelas III MI Miftakhul Huda Tegalsari Kedu tahun 2010/2011 yang ditempuh melalui proses yang ditentukan oleh beberapa faktor. Penbelitian ini dilakukan dengan meggunakan metode pengumpulan data yang teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, tes formatif. Adapun tujuan dilakukan penelitian ini untuk meningkatkan prestasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam kelas III di MI Miftakhul Huda Tegalsari Kedu Temanggung tahun 2010/2011 Penerapan metode pembelajaran Listening Team dapat meningkatkan prestasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam di kelas III MI Miftakhul Huda Tegalsari Kedu tahun 2010/2011 yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I 55 % pada siklus II 75 % siklus III 90 % .
DAFTAR TABEL 1. Tabel 1. Daftar Nama Siswa Kelas III MI Miftakhul Huda………
44
2. Tabel 2. Daftar Data Guru Pengajar MI Miftakhul Huda…………
45
3. Tabel 3 Daftar pengamatan diskusi kelompok……………………
47
4. Tabel 4 Lembar pengamatan presentasi siswa……………………
48
5. Tabel 5 Rata rata hasil pengamatan diskusi kelompok pembelajaran siklus I…………………………………………………………….
49
6. Tabel 6 Rata rata hasil presentasi siswa siklus I …………………
50
7. Tabel 7 rekapitulasi hasil tes formatif siswa pada siklus I……….
50
8. Tabel 8 Rata rata hasil pengamatan diskusi kelompok pembelajaran siklus I…………………………………………………………….
53
9. Tabel 9 Rata rata hasil presentasi siswa siklus II ……………….
54
10. Tabel 10 rekapitulasi hasil tes formatif siswa pada siklus II………
55
11. Tabel 11 Rata rata hasil pengamatan diskusi kelompok pembelajaran siklus III …………………………………………………………..
58
12. Tabel 12 Rata rata hasil presentasi siswa siklus III ………………
58
13. Tabel 13 rekapitulasi hasil tes formatif siswa pada siklus III……..
59
14. Tabel 14 hasil pengamatan diskusi kelompok pelaksanaan pembelajaran siklus I……………………………………………………………
62
15. Tabel 15 Rekapitulasi hasil pengamatan diskusi kelompok siklus I ...
65
16. Tabel 17 hasil pengamatan presentasi siswa pelaksanaan pembelajaran siklus I………………………………………………………………… 17. Tabel 19. Hasil tes formatif pembelajaran siklus I ………………….
66 66
18. Tabel 21 Hasil pengamatan diskusi kelompok pelaksanaan pembelajaran siklus II……………………………………………………………….. 19. Tabel 28 Hasil pengamatan diskusi kelompok pelaksanaan siklus III…
74 78
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran I, RPP Siklus I……………………………………………
107
2. Lampiran II, Rangkuman Materi Siklus I………………………….
110
3. Lampiran III, Instrumen Penilaian Siklus I………………………..
111
4. Lampiran IV, Lembar Pengamatan………………………………..
112
5. Lampiran V, Daftar riwayat Hidup……………………………….
113
6. Lampiran VI, Keterangan melakukan penelitian…………………..
114
7. Lampiran VII, Keterangan ijin penelitian………………………….
115
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN SAMPUL………………………………………………………. LOGO BERGAMBAR………………………………………………………
ii
HALAMAN JUDUL ...................................................................
iii
LEMBAR PERSETUJUAN a) LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................
iv
b) LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ..................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................................
vi
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………….……………
vii
ABSTRAK .................................................................................................... viii DAFTAR TABEL .........................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….
x
DAFTAR ISI .................................................................................................
xi
KATA PENGANTAR ................................................................................... xiii BAB I
PENDAHULUAN ......................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Rumusan Masalah ..................................................................
3
C. Tujuan Penelitian ...................................................................
3
D. Manfaat Penelitian.................................................................
4
E. Difinisi Operasional ...............................................................
5
BAB II
F. Hipotesis ................................................................................
7
G. Metode Penelitian...................................................................
7
H. Sistematika penulisan skripsi ..................................................
11
KAJIAN PUSTAKA ...................................................................
13
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )…………………………
13
A.
B. Prestasi Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)…………..
24
C. Metode pembelajaran Listening team………………………….
31
D. Keterkaitan pembelajaran SKI dengan penerapan metode Listening Team …………………………………………………… BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ................................................
40 41
A. Gambaran Umum MI Miftakhul Huda Tegalsari Kec Kedu…..
41
B. Deskripsi siklus I ....................................................................
46
C. Deskripsi siklus II ..................................................................
52
D. Deskripsi siklus III .................................................................
56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................
61
B. Hasil Penelitian ....................................................................
61
C. Pembahasan ...........................................................................
99
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 102 A. Kesimpulan ........................................................................... 102 B. Saran ..................................................................................... 103
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan Skripsi ini dapat terselesaikan pada waktunya. Skripsi yang berjudul “Upaya peningkatan prestasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam melalui metode pembelajaran Listening Team kelas III di MI Miftakhul Huda Tegalsari Kedu Temanggung tahun 2010/2011” ini. disusun untuk memenuhi tugas akhir dalam rangka memperoleh ijazah Strata satu (S1). Dalam penyusunan dan penyelesaian Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. 2. Dra. Siti Farikhah, M.Pd. selaku pembimbing dalam penyusunan skripsi yang dengan kerelaan hati dan kesabarannya dalam memberikan bimbingan dan pengarahan. 3. Bpk dan Ibu dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. 4. Bapak Kepala Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda Tegalsari Kedu Temanggung beserta dewan Guru yang telah berkenan memberikan ijin dan bantuan dalam penelitian ini
5. Segenap sahabat dan semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Kiranya hanya kepada Allah SWT penulis berdoa, semoga amal kebaikan dan jasa budi baiknya mendapat balasan yang setimpal. Amin. Dan akhirnya penulis berharap, semoga skripsi yang sederhana ini dan yang jauh dari kesempurnaan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Amin Salatiga,
Juli 2010
Penulis
Nisa Ristuningsih NIM. 11408271
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Suatu pembelajaran dikatakan berhasil apabila timbul perubahan tingkah laku positif pada peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan, dalam kontek pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam semua elemen pendidikan saling terkait terutama guru dan siswa yang sangat dominan. Mutu
pendidikan dapat
terwujud
jika
proses
belajar
mengajar
diselenggarakan secara efektif, artinya dapat berlangsung secara lancar, terarah, dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Suatu pembelajaran dikatakan berhasil apabila timbul perubahan tingkah laku positif pada peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan, dalam kontek pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) semua elemen pendidikan saling terkait terutama guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif tetapi juga tidak melupakan unsur aktif, kreatif dan menyenangkan dalam proses pembelajaran tersebut. Tabrani Rusyan, (1989:21) mengemukakan berbagai kriteria proses pembelajaran
efektif,
meliputi;
1)
Proses
belajar
mengajar
mampu
mengembangkan konsep generalisasi dan bahan abstrak menjadi hal yang jelas dan nyata. 2) Proses belajar mengajar mampu melayani gaya belajar dan kecepatan belajar peserta didik yang berbeda beda. 3) Proses belajar mengajar mampu melayani perkembangan belajar peserta didik yang berbeda-beda. 4)
Proses belajar mengajar melibatkan peserta didik secara aktif dalam pengajaran, sehingga mencapai tujuan sesuai dengan program yang telah ditetapkan. Idealitas pembelajaran yang efektif seperti tersebut , seringkali sulit diwujudkan dalam praktek kegiatan belajar mengajar di kelas. Hal ini karena proses belajar mengajar yang melibatkan antara Guru dan siswa pelaksanaanya masih belum maksimal. Seperti halnya dalam proses belajar pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam masih ditemukan gejala rendahnya penguasaan materi pembelajaran. Pada satu sisi karakter materi pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dipahami siswa dan guru sebagai materi yang bersifat hafalan, pada sisi lain strategi penyampaian materi pembelajaran bertumpu pada metode-metode tertentu secara monoton. Dampaknya kegiatan pembelajaran tidak interaktif, kurang menarik dan terkesan mengejar target penyelesaian pokok bahasan. Keadaan di atas, perlu penanganan sacara serius agar meningkatkan kualitas pembelajaran dapat
dicapai pada giliranya
harapan terjadinya
peningkatan penguasaan materi pembelajaran dapat terwujud yang diikuti dengan peningkatan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu perlu diujicobakan penerapan berbagai strategi pembelajaran
dalam hal ini peneliti mengambil penelitian
sebagai berikut :“ Upaya peningkatan prestasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam melalui metode pembelajaran Listening Team kelas III di MI Miftakhul Huda Tegalsari Kedu Temanggung tahun 2010/2011”.
B.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas III MI Miftakhul Huda Tegalsari Kedu tahun 2010/2011 ? 2. Bagaimana penerapan metode pembelajaran Listening Team pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas III MI Miftakhul Huda Tegalsari Kedu tahun 2010/2011? 3. Bagaimana upaya
peningkatkan prestasi belajar Sejarah Kebudayaan
Islam menggunakan metode pembelajaran Listening Team dapat di kelas III MI Miftakhul Huda Tegalsari Kedu tahun 2010/2011?
C.
Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam kegiatan penelitan ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas III MI Miftakhul Huda Tegalsari Kedu tahun 2010/2011. 2. Untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran Listening Team pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas III MI Miftakhul Huda Tegalsari Kedu tahun 2010/2011.
3. Untuk mengetahui upaya
peningkatkan prestasi belajar Sejarah
Kebudayaan menggunakan metode pembelajaran Listening Team pada siswa di kelas III MI Miftakhul Huda Tegalsari Kedu tahun 2010/2011. D.
Manfaat penelitian Apabila terbukti penerapan metode pembelajaran listening team dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, Penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktik, diantaranya adalah : 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan Pendidikan Agama Islam pada umumnya dan khususnya dapat memperkaya khasanah pustaka teori tentang pendidikan Islam serta masukan bagi penulis dan pembaca. 2. Secara Praktis a. Bagi Siswa Melalui penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa untuk dapat belajar lebih baik sehingga dapat mencapai nilai prestasi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM). b. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi motivasi kepada guru untuk lebih dapat meningkatkan belajar mengajar agar tercapai tujuan dengan seoptimal mungkin.
c. Manfaat Bagi Sekolah Dapat menambah perbendaharaan perpustakaan di sekolah dalam penerapan pmetode pembelajaran yang baik sehingga dapat mencapai nilai prestasi maksimal. E. Definisi Operasional 1. Definisi Metode Mengajar Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengamalanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. ( Slameto, 1995:2) Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis dalam dunia psikologi, metode berarti prosedur sistematis (tata cara yang berurutan) yang biasa digunakan untuk menyelidiki fenomena (gejala-gejala) kejiwaan seperti metode klinik, metode eksperimen dan sebagainya.(Slameto, 1995:9) Selanjutnya, yang dimaksud dengan metode mengajar ialah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa. Bagian penting yang sering dilupakan orang adalah strategi mengajar yang sesungguhnya melekat dalam metode mengajar
2. Metode listening team Metode pembelajaran aktif dengan cara membagi siswa menjadi beberapa
kelompok,
kemudian
setiap
kelompok
mendapat
tugas
menyampaikan materi dengan menggunakan metode ceramah dan memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk memperhatikan sambil mencatat hal yang kurang jelas untuk kemudian didiskusikan. (Ahmad Sabri , 2005:29 ) 3. Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad SAW, sampai dengan masa Khulafaurrasyidin. Secara substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal,
memahami,
menghayati
sejarah
kebudayaan
Islam,
yang
mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik.(Permenag No 2 th 2008) 4. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dalam proses belajar oleh peserta didik. Setiap individu belajar menginginkan hasil yang baik. Oleh karena itu setiap individu harus belajar dengan sebaik-baiknya
supaya
prestasinya berhasil dengan baik. Sedangkan pengertian prestasi juga ada yang mengatakan prestasi adalah kemampuan. Kemampuan di sini berarti yang dikerjakan atau dilaksanakan individu dalam mengerjakan sesuatu.(Abu Ahmadi, 1991:30)
F. Hipotesis 1. Penerapan metode pembelajaran Listening Team dapat meningkatkan perhatian siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas III MI Miftakhul Huda Tegalsari Kedu tahun 2010/2011. 2. Penerapan metode pembelajaran Listening Team dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar Sejarah Kebudayaan Islam di kelas III MI Miftakhul Huda Tegalsari Kedu tahun 2010/2011. 3. Penerapan metode pembelajaran Listening Team dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas III MI Miftakhul Huda Tegalsari Kedu tahun 2010/2011. G. Metode Penelitian 1.
Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang ditetapkan berupa penelitian tindakan kelas. Prosedur dan langkah langkah penelitian mengikuti prinsip-prinsip dasar yang berlaku dalam penelitian tindakan. Menurut Basuki Wibowo (2003:3) penelitian tindakan merupakan proses daur ulang mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan pemantauan atau observasi serta refleksi yang diikuti dengan perencanaan ulang.
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan terbagi menjadi beberapa siklus besar yang masing masing siklus berlangsung selama 1 minggu dan, di mana pelaksanaan Siklus I, jika belum tuntas dilanjutkan pelaksanaan siklus II dan jika belum tuntas dilanjutkan pelaksanaan siklus III demikian seterusnya sampai siswa tuntas. Secara terperinci tahapan-tahapan dalam rancangan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut : a. Perencanaan. b. Pelaksanaan tindakan c. Observasi dan interpretasi d. Analisis dan refleksi 2 . Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Miftakhul Huda Tegalsari Kedu Temanggung. Adapun Subyek penelitian adalah siswa dan siswi Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Miftakhul Huda Tegalsari Kedu Temanggung yang berjumlah 20 siswa pada semester I tahun pembelajaran 2010/2011. 3. Teknik pengumpulan data a. Tes Yaitu tes formatif
yang digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
kemampuan siswa dalam menyerap pembelajaran b. Pengamatan atau observasi
Menggunakan lembar pengamatan yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui kejadian selama proses belajar mengajar berlangsusng. c. Dokumentasi Yang dimaksud dokumentasi disini adalah dari hasil proses belajar mengajar misalnya daftar nilai yang berguna untuk mengetahui nilai mata pelajaran sehingga dapat mengelompokkkan siswa menjadi tiga kelompok , yaitu; tinggi, sedang, rendah. 4. Instrumen penelitian a.
Materi tentang akan lahirnya Nabi akhir zaman
b.
Materi hamilnya Aminah dan wafatnya Abdullah
c.
Materi waktu dan tempat kelahiran Nabi Muhammad Saw
d. Lembar pengamatan e. Soal tes formatif 5. langkah-langkah penelitian / Siklus penelitian Siklus I Penelitian siklus pertama dengan bahan kajian yaitu materi pembelajaran tentang kabar yang berkembang di Mekah tentang akan lahirnya nabi akhir zaman, siklus pertama kegiatanya antara lain : a. Perencanaan b. Pelaksanaan c. Observasi atau Interprestasi d. Refleksi
Siklus II Penelitian siklus kedua dengan bahan kajian yaitu materi pembelajaran tentang Hamilnya Aminah dan wafatnya Abdullah, siklus kedua kegiatanya antara lain : a. Perencanaan b. Pelaksanaan c. Observasi atau Interprestasi d. Refleksi Siklus III Penelitian siklus ketiga dengan bahan kajian yaitu materi pembelajaran tentang waktu dan tempat kelahiran Nabi Muhammad Saw , siklus ketiga kegiatanya antara lain : b. Perencanaan b. Pelaksanaan c. Observasi atau Interprestasi d. Refleksi 6. Teknik Analisis Data Dalam menganalisis data yang diperoleh, penulis menggunakan data analisis kualitatif dengan menggunakan data yang diperoleh dari hasil tes yang diberikan pada akhir siklus. Untuk mengetahui hasilnya dalam bentuk
persentase ketuntasan dari hasil tes yang di dapat dimasukkan kedalam rumus prosentase dibawah ini. Rumus yang digunakan untuk mengetahui prestasi atau ketuntasan belajar siswa menggunakan rumus prosentase (Syaiful Bahri, 2000;226): F P= -------x100% N P : Prosentase hasil F : siswa yang menguasai atau tuntas N : jumlah siswa seluruhnya 100% : bilangan konstan Untuk mengetahui prestasi belajar siswa , maka penelitian ini menentukan kriteria ketuntasan minimal ( KKM ) pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) kelas III yaitu 80 %
H. Sistematika Penulisan Rangkaian laporan penelitian disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I Pendahuluan yang terdiri dari, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, hipotesis tindakan, metode penelitian, sistematika penulisan.
BAB II Adalah Kajian pustaka yang terdiri dari Penelitian Tindakan kelas (PTK) membahas pengertian, sejarah PTK, prinsip PTK kemudian Prestasi belajar SKI yang membahas Prestasi belajar dan SKI, Metode pembelajaran listening team yang membahas pengertian, karakteristik , langkah langkah pembelajaran listening team serta keterkaitan pembelajaran SKI dengan penerapan metode Listening Team. BAB III Pelaksanaan
penelitian,
deskripsi
pelaksanaan
siklus
I
(rencana,
pelaksanaan, pengamatan/ pengumpulan data, dan refleksi), deskripsi pelaksanaan siklus II (rencana, pelaksanaan, pengamatan/ pengumpulan data, dan refleksi). pelaksanaan siklus III (rencana, pelaksanaan, pengamatan/ pengumpulan data, dan refleksi) dan seterusnya. BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan, diskrepsi persiklus ( data hasil pengamatan/ wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan ), pembahasan tiap siklus. BAB V Merupakan bagian akhir penulis yang tercakup didalamnya Penutup, kesimpulan dan saran. Daftar Pustaka Lampiran-lampiran
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) 1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) adalah mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa yang dikembangkan di kelas yang terdiri dari guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu model penelitian yang dikembangakan di kelas yang merupakan tindakan studi tentang upaya untuk memperbaiki praktik pendidikan yang dilaksanakan oleh suatu kelompok .Secara sederhana bisa diartikan upaya mengujicobakan ide dalam praktik dengan tujuan memperbaiki atau mengubah sesuatu, mencoba memperoleh pengaruh yang sebenarnya dalam situasi tersebut. ( Suharsimi Arikunto,2006:2) ada tiga kata inti, yaitu (1) Penelitian, (2) tindakan, (3) kelas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam suatu kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Kesalahan umum yang terdapat dalam penelitian tindakan
guru adalah penonjolan tindakan yang dilakukanya sendiri, misalnya guru memberikan pekerjaan kelompok kepada siswa. Pengutaraan kalimat seperti itu kurang pas. Seharusnya guru menonjolkan kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa mengamati proses mencairnya es yang ditempatkan dipanci tertutup dan panci terbuka, atau didalam gelas. Siswa juga diminta membandingkan dan mencatat hasilnya. Denga kata lain, guru melaporkan berlangsungnya proses belajar yang dialami oleh siswa, perilakunya, perhatian mereka pada proses yang terjadi, mengamati hasil dari proses, mengadakan pencatatan hasil, mendiskusikan dengan teman kelompoknya, melaporkan di depan kelas, dan sebagainya. Kata kelas yang kemudian membentuk istilah penelitian tindakan kelas memang berasal dari barat yang dikenal dengan istilah Classroom Action Research ( CAR ). Di Indonesia disebut penelitian tindakan kelas ( PTK ). Sebetulnya dalam penulisan karya tulis ilmiah pengertianya tidak sesempit itu. Oleh karena itu, dalam pembicaraan PTK ini kita pahami bukan penelitian tindakan kelas, tetapi penelitian tindakan saja. Dengan demikian, tindakan yang diberikan bukan hanya dapat dilakukan oleh guru tetapi juga oleh kepala sekolah, pengawas, bahkan siapa saja yang berminat melakukan tindakan dalam rangka perbaiokan hasil kerjanya. Kepala sekolah yang statusnya guru dengan tambahan tugas, masih mempunyai tugas mengajar sehingga dapat melakukan PTK karena mempunyai kelas. .( Suharsimi Arikunto,2006:3)
2. Sejarah Penelitian Tindakan Kelas Sejarah Penelitian Tindakan Kelas diawali dari perkembangan Penelitian Tindakan yang dimulai dikenal pada tahun 1946-an. Kurt Lewin sebagai seorang psikolsosial, menerapkan Penelitian Tindakan dengan mengembangkan program tindakan sosial untuk menanggapi permasalahan sosial melalui penelitian yang memadukan pendekatan eksperimental dalam bidang ilmu sosial. Dalam perkembangan berikutnya, munculnya Penelitian Tindakan Kelas seolah bermula dari perpaduan dua jenis penelitian, yakni Penelitian Tindakan (action research) dan Penelitian Kelas (classroom research). Stphen Corey (1952 – 1953) pada pertama kalinya menerapkan Penelitian Tindakan dalam dunia pendidikan. Corey berpandangan bahwa perubahanperubahan dalam kegiatan atau praktek pendidikan lebih mungkin dilaksanakan jika melalui Penelitian Tindakan. Hal ini karena guru, superfisor dan pejabat administratif akan lebih dapat terlibat dalam mencari jawaban permasalahan dan aplikasi temuan-temuan yang ada. Dari tulisan Corey, “Action Research to Improve School Practice” (tahun 1953), mulai dirasakan pengaruhnya dalam memperkenalkan Penelitian Tindakan ke dalam dunia pendidikan. Konsep penelitian yang dilakukan oleh guru juga dikemukakan oleh Lawrence Stenhouse di Inggris tahun 1967 – 1972, yang mengaitkan antara Penelitian Tindakan (action research) dan konsepnya tentang guru sebagai peneliti. Saat itu, kegiatan penelitian muncul dalam kerangka suatu proyek yang bernama Schools Council’s Humanities Curriculum Project (HCP). Proyek ini bertujuan menekankan pentingnya kurikulum eksperimental dan merekonseptualisaikan
kurikulum perkembangan sebagai penelitian kurikulum. HCP menekankan pentingnya refleksi yang cepat atas sikap terhadap pembelajaran sebagai bagian tugas guru. John Elliot dan Clem Adelman, pada kisaran tahun 1972 – 1975, mempopulerkan Penelitian Tindakan sebagai metode guru untuk mengadakan penelitian di kelas mereka melalui Ford Teaching Project yang melibatkan 40 orang guru SD dan SL. Dalam proyek itu, masing-masing guru membuat hipotesis tentang pembelajaran yang dilakukannya, kemudian hasilnya dipakai untuk meningkatkan pembelajaran. Dari sini kemudian muncul berbagai istilah seperti : penelitian kelas, guru peneliti, penelitian kelas oleh guru. Dalam akhir proyek itu, Elliot mendirikan Jaringan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research Network). Selanjutnya, Stephen Kemmis juga merumuskan konsep Penelitian Tindakan dan bagaimana penerapannya dalam bidang pendidikan. Berpusat pada Deakin University di Australia, Kemmis dan koleganya telah menghasilkan suatu seri publikasi dan materi pelajaran tentang Penelitian Tindakan, Pengembangan Kurikulum dan Evaluasi. Selanjutnya, artikel mereka tentang Penelitian Tindakan (Kemmis, 1982, 1983) bermanfaat untuk pengembangan Penelitian Tindakan dalam bidang pendidikan. Hopkins dalam Rochiati (2006:29) menyebut penelitian kelas (classroom research) karena penelitian yang dilakukan dalam kerangka perubahan perbaikan di ruang kelas. Penelitian kelas ini yang selanjutnya dalam pemikiran Hopkins dicatat sebagai awal tahapan munculnya Penelitian Tindakan Kelas, karena ia
kemudian memakai istilah classroom research in action atau educational action research, dipakai untuk jenis penelitian yang dilakukan untuk menghadapi berbagai masalah dan isu pendidikan. Jenis penelitian ini yang selanjutnya lazim disebut Penelitian Tindakan Kelas. Rochiati mengutip Kasbulah (1998:57) menyebutkan bahwa perkembangan Penelitian Tindakan yang dilaksanakan di kelas, baru mulai dikembangkan di tanah air sekitar tahun 1994 – 1995, bersamaan dengan proyek PGSD memprogramkan penelitian kebijakan dan Penelitian Tindakan Kelas. Baru kemudian tahun 1996 – 1997, muncul Proyek Penelitian Tindakan Kelas untuk para Dosen PGSD seluruh Indonesia bekerjasama dengan para guru SD. Selain proyek PGSD, tahun 1997 juga muncul proyek untuk PGSM yang menggalakkan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas. Pada tahun-tahun berikutnya, berbagai proyek (seperti : proyek Block Grand dan School Grand) yang antara lain diterapkan untuk kegiatan Penelitian Tindakan Kelas bagi para guru, baik tingkat Sekolah Dasar maupun tingkat Menengah dalam upaya perbaikan mutu pembelajaran melalui kegiatan penelitian.
3. Prinsip Penelitian Tindakan Agar peneliti memperoleh informasi atau kejelasan yang lebih baik tentang penelitian tindakan, perlu kiranya dipahami bersama prinsip-prinsip yang harus dipenuhi apabila berminat dan akan melakukan penelitian tindakan kelas. Dengan memahami prinsip-prinsip dan mampu menerapkannya, kiranya apa yang
dilakukan dapat berhasil dengan baik. Adapun prinsip-prinsip dimaksud adalah sebagai berikut : .( Suharsimi Arikunto,2006:6) a.
Kegiatan Nyata dalam Situasi Rutin Penelitian tindakan dilakukan oleh peneliti tanpa mengubah situasi rutin. Mengapa? Jika penelitian dilakukan dalam situasi lain, hasilnya tidak dijamin dapat dilaksanakan lagi dalam situasi aslinya, atau dengan kata lain penelitiannya tidak dalam situasi wajar. Oleh karena itu, penelitian tindakan tidak perlu mengadakan waktu khusus, tidak mengubah jadwal yang sudah ada. Dengan demikian, apabila guru akan melakukan beberapa kali penelitian tindakan, tidak menimbulkan kerepotan bagi Kepala Sekolah dalam mengelola sekolahnya.
b.
Adanya Kesadaran Diri untuk Memperbaiki Kinerja Penelitian tindakan didasarkan atas sebuah filosofi bahwa setiap manusia tidak suka atas hal-hal yang statis, tetapi selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik. Peningkatan diri untuk hal yang lebih baik ini dilakukan terus menerus sampai tujuan tercapai, tetapi sifatnya hanya sementara, karena dilanjutkan lagi dengan keinginan untuk lebih baik yang datang susul-menyusul. Dengan kata lain, penelitian tindakan dilakukan bukan karena ada paksaan atau permintaan dari pihak lain, tetapi harus atas dasar sukarela, dengan senang hati, karena menunggu hasilnya yang diharapkan lebih baik dari hasil yang lalu, dan dirasakan belum memuaskan sehingga perlu ditingkatkan. Guru melakukan penelitian
tindakan karena telah menyadari adanya kekurangan pada dirinya, artinya pada kinerja yang dilakukan, dan sesudah itu tentunya ingin melakukan perbaikan.
c.
SWOT sebagai Dasar Berpijak Penelitian tindakan harus dimulai dengan melakukan analisis SWOT, terdiri atas unsur-unsur S-Strengh (kekuatan), W-Weaknesses (kelemahan), O-Opportunity (kesempatan), T-Threat (ancaman). Empat hal tersebut dilihat dari sudut guru yang melaksanakan maupun siswa yang dikenai tindakan. Dengan berpijak pada hal tersebut, penelitian tindakan dapat dilaksanakan hanya apabila ada kesejalanan antara kondisi yang ada pada guru dan juga pada siswa. Tentu saja pekerjaan guru sebelum menentukan jenis tindakan yang akan dicobakan, memerlukan pemikiran yang matang.
d.
Upaya Empiris dan Sistemik Prinsip keempat ini merupakan penerapan dari prinsip ketiga. Dengan telah dilakukannya analisis SWOT, tentu saja apabila guru melakukan penelitian tindakan, berarti sudah mengikuti prinsip empiris (terkait dengan pengalaman) dan sistemik, berpijak pada unsur-unsur yang terkait dengan keseluruhan sistem yang terkait dengan objek yang sedang digarap. Pembelajaran adalah sebuah sistem, yang keterlaksanaannya didukung oleh unsur-unsur yang kait-mengait. Jika guru mengupayakan
cara mengajar baru, harus juga memikirkan tentang sarana pendukung yang berbeda, mengubah jadwal pelajaran, dan hal-hal lain yang terkait dengan cara baru yang diusulkan tersebut.
e.
Ikuti Prinsip SMART dalam Perencanaan SMART adalah kata bahasa Inggris yang artinya cerdas. Akan tetapi, dalam proses perencanaan kegiatan merupakan singkatan dari lima huruf bermakna. Adapun makna dari masing-masing huruf adalah sebagai berikut. 1) S
: Specific, khusus, tidak terlalu umum;
2) M
: Managable, dapat dikelola, dilaksanakan;
3) A
: Acceptable, dapat diterima lingkungan atau Achievable, dapat dijangkau, dicapai;
4) R
: Realistic, operasional, tidak diluar jangkauan; dan
5) T
: Time-bound, diikat oleh waktu, terencana.
4. Langkah langkah Penelitian Tindakan Kelas Langkah atau tahap dalam penelitian tindakan kelas adalah unsur yang membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang kembali kelangkah semula. Dealam penelitian terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Adapun penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut:
Perencanaan Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
?
Tahap 1 : Menyusun rancangan tindakan (planning) Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Istilah untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi. Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan. Dengan mudah dapat diterima bahwa pengamatan yang diarahkan pada diri sendiri biasanya kurang teliti dibanding dengan pengamatan yang dilakukan terhadap hal-hal yang berada di luar diri, karena adanya unsur subjektivitas yang berpengaruh, yaitu cenderung mengunggulkan dirinya. Apabila
pengamatan dilakukan oleh orang lain, pengamatannya lebih cermat dan hasilnya akan lebih objektif. Tahap 2 : Pelaksanaan Tindakan (Acting) Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksanan guru harus ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan secara saksama agar sinkron dengan maksud semula. Tahap 3 : Pengamatan (Obseving) Tahap ke-3 yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Sebutan tahap ke-2 diberikan untuk memberikan peluang kepada guru pelaksana yang juga berstatus sebagai pengamat. Ketika guru tersebut sedang melakukan tindakan, karena hatinya menyatu dengan kegiatan, tentu tidak sempat menganalisis peristiwanya ketika sedang terjadi. Oleh karena itu, kepada guru pelaksana yang berstatus sebagai pengamat agar melakukan “pengamatan balik” terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil melakukan pengamatan balik ini, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.
Tahap 4 : Refleksi (Reflecting) Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata bahasa Inggris reflectio, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia pemantulan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Istilah refleksi di sini sama dengan “memantul, seperti halnya memancar dan menatap kena kaca”. Dalam hal ini, guru pelaksana sedang memantulkan pengalamannya pada peneliti yang baru saja mengamati kegiatannya dalam tindakan. Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika guru pelaku tindakan siap mengatakan kepada peneliti pengamata tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dan bagian mana yang belum. Dengan kata lain, guru pelaksana sedang melakukan evaluasi diri. Apabila guru pelaksana juga berstatus sebagai pengamat, yaitu mengamati apa yang ia lakukan, maka refleksi dilakukan terhadap diri sendiri. Dengan kata lain, guru tersebut melihat dirinya kembai melakukan “dialog” untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan secara cermat mengenali hal-hal yang masih perlu diperbaiki. Jika penelitian tindakan dilakukan melalui beberapa siklus, maka dalam refleksi terakhir, peneliti menyampaikan rencana yang disarankan kepada peneliti lain apabila dia menghentikan kegiatannya atau kepada diri sendiri apabila akan melanjutkan dalam kesempatan lain. Catatan-catatan penting yang dibuat
sebaiknya rinci sehingga siapapun yang akan melaksanakan dalam kesempatan lain tidak akan menjumpai kesulitan.
B. Prestasi Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) 1. Prestasi Belajar a. Pengertian prestasi belajar Sebelum dijelaskan pengertian mengenai prestasi belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan tentang pengertian prestasi. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai. Dengan demikian bahwa prestasi merupakan hasil yang telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan sesuatu pekerjaan atau aktivitas tertentu. Jadi prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dalam proses belajar oleh karena itu semua individu dengan adanya belajar hasilnya dapat dicapai. Setiap individu belajar menginginkan hasil yang baik. Oleh karena itu setiap individu harus belajar dengan sebaik-baiknya
supaya prestasinya berhasil
dengan baik. Sedangkan pengertian prestasi juga ada yang mengatakan prestasi adalah kemampuan. Kemampuan di sini berarti yang dimampui individu dalam mengerjakan sesuatu. (Abu Ahmadi, 1991:28) Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya, (Abu Ahmadi, 1991:30)
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar: 1) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh. 2) faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri atas: a)
Faktor intelektif yang meliputi: (1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat. (2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.
b)
Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.
3)
Faktor kematangan fisik maupun psikis. a)
Faktor sosial yang terdiri atas: (1) Lingkungan keluarga; (2) Lingkungan sekolah; (3) Lingkungan masyarakat; (4) Lingkungan kelompok;
b)
Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan teknologi, kesenian.
c)
Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.
4) Faktor lingkungan sepiritual atau keagamaan Faktor-faktor tersebut berinteraksi secara langsung ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar. (Slameto,1995:2) Dari sekian faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, dapat di golongkan menjadi tiga macam yaitu: (Slameto,1995:3) 1)
Faktor-faktor stimuli belajar Segala hal yang di luar undividu itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Yang mencakup material, penguasaan, suasana lingkungan.
2)
Faktor metode belajar Metode mengajar yang di terapkan oleh guru sangat mempengaruhi bagi proses belajar yang akan menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar.
3)
Faktor-faktor individual Kecuali faktor-faktor stimuli dan metode belajar, faktor individual sangat besar pengaruhnya terhadap belajar seseorang.
2. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) a. Pengertian pelajaran SKI Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah terdiri atas empat mata pelajaran,
yaitu:
Al-Qur'an-Hadis,
Akidah-Akhlak,
Fikih,
dan
Sejarah
Kebudayaan Islam. Masing-masing mata pelajaran tersebut pada dasarnya saling terkait, isi mengisi dan melengkapi. Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang menelaah tentang asal-
usul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad SAW, sampai dengan masa Khulafaurrasyidin. Secara substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik,(Permenag No 2 th 2008:9). b. Tujuan pelajaran SKI Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut: 1). Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah SAW dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam. 2). Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan 3). Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah. 4). Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau.
5).
Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari
peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam. (Permenag No 2 th 2008:10). c. Ruang lingkup Pelajaran SKI
Ruang lingkup Sejarah Kebudayan Islam di Madrasah Ibtidaiyah meliputi : 1). Sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad SAW. 2). Dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, yang meliputi kegigihan dan ketabahannya dalam berdakwah, kepribadian Nabi Muhammad SAW, hijrah Nabi Muhammad SAW ke Thaif, peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. 3). Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yatsrib, keperwiraan Nabi Muhammad SAW, peristiwa Fathu Makkah, dan peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW. 4). Peristiwa-peristiwa pada masa khulafaurrasyidin.
5). Sejarah perjuangan tokoh agama Islam di daerah masing-masing. (Permenag No 2 th 2008:10).
d. Standar Kompetensi SKI Kelas III
Kelas III, Semester 1, ( SK KD PAI dan BA, 2008 )
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
1. Mengenal sejarah masyarakat 1.1 Menceritakan kondisi alam, sosial, dan Arab pra- Islam
perekonomian masyarakat Arab pra-Islam
1.2 Menjelaskan keadaan adat-istiadat dan kepercayaan masyarakat Arab pra-Islam
.3 Menjelaskan masa remaja atau masa muda Nabi Muhammad SAW
1.4 Mengambil ibrah dari sejarah masyarakat Arab pra-Islam
Kelas III, Semester 2
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
2. Mengenal sejarah kelahiran 2.1 Menceritakan kejadian luar biasa yang Nabi Muhammad SAW
mengiringi lahirnya Nabi Muhammad SAW 2.2 Menceritakan sejarah kelahiran dan silsilah Nabi Muhammad SAW 2.3 Mengambil ibrah dari kenabian dan kerasulan Muhammad SAW
3. Mengenal peristiwa kerasulan 3.1. Mendiskripsikan peristiwa kerasulan Muhammad SAW
Muhammad SAW 3.2 Mengambil ibrah peristiwa kerasulan Muhammad SAW
Sumber: Permenag No 2 th 2008.
Dari pengertian, tujuan, dan ruang lingkup pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) diharapkan peserta didik menjadi orang yang beriman kepada Allah SWT serta taat pada Rasul-NYA dan ulil Amri serta dapat meneladani tokoh tokoh Islam pada zaman dulu. Seperti firman Allah dalam surat an-Nisa ayat 59:
يا يها ا نر يٍ ا يُى ا اطيغى ا هلل و اطيغى ا نس سى ل و ا و ل ا ال يس ٌ يُكى فا ٌ تُا ش عتى فً شيء فس د ِ ا نً ا هلل و ا نس سى ل ا ٌ كُتى تؤ يُى با هلل و ا نيى و اال خس ذ نك خيس و ا حسُى تاء و يم
Artinya; Hai orang orang yang beriman taatilah Allah dan Taatilah Rasul-NYA dan ulil amri diantara kamu, kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah ( Alquran ) serta RasulNYA ( Sunahnya), jika kamu benar benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama danm lebih baik akibatnya ( anNisa;59)
C. Metode pembelajaran Listening team
1. Pengertian a. Metode pembelajaran Metode pembelajaran ialah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa. (Muhidin Syah : 2007 : 201).
Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan
suatu
kegiatan atau
cara
melakukan pekerjaan dengan
menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis dalam dunia psikologi, metode berarti prosedur sistematis (tata cara yang berurutan) yang biasa digunakan untuk menyelidiki fenomena (gejala-gejala) kejiwaan seperti metode klinik, metode eksperimen dan sebagainya. Namun, beberapa dari strategi mengajar (teaching strategy), metode mengajar tidak langsung berhubungan dengan hasil belajar yang dikehendaki. Artinya, dibandingkan dengan strategi, metode pada umumnya kurang berorientasi pada tujuan (less goal-oriented) karena metode dianggap konsep yang lebih luas dari pada strategi. Gagasan ini tidak berarti mengurangi signifikansi metode mengajar, lantaran strategi mengajar itu ada dan berlaku dalam kerangka metode mengajar. Dalam menggunakan metode ceramah misalnya, strategi guru untuk mendapatkan perhatian para siswa mungkin berupa penyampaian kisah lucu atau kisah sedih yang sekaligus merupakan contoh yang berfungsi sebagai pelengkap uraian topik yang sedang ia sajikan. b. Perlunya metode pembelajaran Sebagai pendidik tentunya menyadari bahwa dalam menyampaikan materi kepada peserta didik terdapat berbagai cara atau metode agar peserta didik tidak bosan dan mudah menyerap materi pembelajaran. Pendidik tentunya harus punya inovasi atau terobosan dalam menerapkan suatu metode pembelajaran.
Kalangan pendidik telah menyadari bahwa peserta didik memiliki bermacam cara belajar. Sebagian siswa bisa belajar dengan sangat baik hanya dengan melihat orang lain melakukannya atau dengan terlibat langsung dalam kegiatan. Apa yang terjadi ketika guru salah dalam penerapan metode belajar dan hanya menjejali siswa dengan pemikiran mereka sendiri (betapapun meyakinkan dan tertatanya pemikiran mereka) atau ketika guru terlalu sering menggunakan penjelasan menuangkan fakta dan konsep ke dalam benak siswa dan menunjukan keterampilan dan prosedur dengan cara yang kelewat menguasai justru akan mengganggu proses belajar. Cara menyajikan informasi akan menimbulkan kesan langsung di otak, namun tanpa memori fotografis, siswa tidak akan mendapatkan banyak hal baik dalam waktu lama maupun sebentar. Tentu saja, proses belajar sesungguhnya bukanlah semata kegiatan menghafal. Banyak hal yang kita ingat akan hilang dalam beberapa jam. Mempelajari bukanlah menelan semuanya. Untuk mengingat apa yang telah diajarkan, siswa harus mengolahnya atau memahaminya. Seorang guru tidak dapat dengan serta merta menuangkan sesuatu ke dalam benak para siswanya, mereka dengar dan lihat menjadi satu kesatuan yang bermakna. Tanpa peluang untuk mendiskusikan, mengajukan pertanyaan, mempraktekkan, dan bahkan mengajarkannya kepada siwa yang lain, proses belajar yang sesungguhnya tidak akan terjadi.
Lebih lanjut, belajar bukanlah kegiatan sekali tembak. Proses belajar berlangsung secara bergelombang. Belajar memerlukan kedekatan dengan materi yang hendak dipelajari, jauh sebelum bisa memahaminya. Belajar juga memerlukan kedekatan dengan berbagai macam hal, bukan sekedar pengulangan atau hafalan. Sebagi contoh, pelajaran SKI bisa diajarkan dengan media yang konkret, melalui buku-buku latihan, dan dengan mempraktekan dalam kegiatan sehari-hari. Masing-masing cara dalam menyajikan konsep akan menentukan pemahaman siswa. Yang lebih penting lagi adalah bagaimana kedekatan itu berlangsung. Jika ini terjadi pada peserta didik, dia akan merasakan sedikit keterlibatan mental. Ketika kegiatan belajar sifatnya pasif, siswa mengikuti pelajaran tanpa rasa keingintahuan, tanpa mengajukan pertanyaan, dan tanpa minat terhadap hasilnya (kecuali, nilai yang akan dia peroleh). Ketika kegiatan belajar sifat aktif, siswa akan mengupayakan sesuatu. Dia menginginkan jawaban atas sebuah pertanyaan, membutuhkan informasi untuk memecahkan masalah, atau mencari cara untuk mengerjakan tugas. Banyak alternatif yang dapat diambil guru dalam penerapan metode pembelajaran . Akan tetapi, sebelum pilihan tersebut diambil, guru sangat diharapkan untuk terlebih dahulu melakukan beberapa langkah penting yang dapat berpengaruh terhadap tercapainya proses pembelajaran, misalnya mengenali karakteristik siswa.
b. metode listening team Metode ini diambil dari aplikasi model strategi pembelajaran aktif yaitu dengan cara membagi siswa menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok mendapat salah satu dari tugas-tugas, menyampaikan materi dengan menggunakan metode ceramah dan memberi kesempatan kepada masingmasing kelompok untuk menyelesaikan tugas, masing-masing kelompok untuk menyampaikan tugas dari mereka.(Ahmad Sabri, 2005:129) Strategi ini membantu siswa untuk tetap konsentrasi dan terfokus dalam pelajaran yang menggunakan metode ceramah. Strategi ini bertujuan membentuk kelompok yang mempunyai tugas atau tanggung jawab tertentu berkaitan dengan mata pelajaran. Metode listening team merupakan penggabungan antara
metode
ceramah dan metode kerja kelompok untuk itu perlu dikaji tentang metode ceramah dan metode kerja kelompok. 1) Metode Ceramah Menurut Drs. H. Ahmad Sabri, (2005:53) Metode ceramah adalah metode yang dilakukan guru dalam menyampaikan bahan pelajaran di dalam kelas secara lisan. Interaksi guru dan siswa banyak menggunakan bahasa lisan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah, (2000:6) metode ceramah diartikan metode yang boleh dikatakan metode yang tradisional. Karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan
antara guru dan anak didik dalam interaksi edukatif. Dalam metode ceramah yang mempunyai peran utama adalah guru. Hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan metode ini, yakni: a) Tujuan yang telah ditetapkan b) Bahan yang akan diajarkan termasuk buku c) Alat, fasilitas, waktu tesedia d ) Jumlah murid serta taraf kemampuannya e) Kemampuan guru dalam penguasaan materi dan kemampuan f) Pemilihan metode mengajar lainnya sebagai metode bantu g) Situasi pada waktu itu
2) Kerja Kelompok Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri atau dibagi menjadi kelompokkelompok kecil (sub-sub kelompok).(Sudjana Nana, 1989:82) Dalam buku SBM (Strategi Belajar Mengajar) metode kelompok dalam rangka pendidikan dan pengajaran ialah kelompok dari kumpulan beberapa individu yang bersifat peadagosis yang didalamnya terdapat adanya hubungan timbal balik antar individu serta saling percaya.(Abu Ahmadi, 1997:63)
Teknik ini sebagai salah satu strategi belajar mengajar. Ialah suatu cara mengajar, di mana siswa di dalam kelas dipandang sebagai suatu kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 (lima) atau 7 (tujuh) siswa, mereka bekerja bersama dalam memecahkan masalah, atau melaksanakan tugas tertentu, dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yang ditentukan pula oleh guru. 3) penggabungan dua metode Penggabungan metode ceramah dan metode kerja kelompok dengan cara membagi siswa menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok mendapat tugas, salah satu kelompok menyampaikan materi dengan menggunakan metode ceramah dan kelompok lain mendengarkan kemudian memberi kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk menyelesaikan tugas, dan masing-masing kelompok untuk menyampaikan tugas dan diskusi .( Ahmad Sabri, 2005: 129)
2. Karakteristik Pembelajaran Listening Team Karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran menggunakan metode listening team adalah : a. pemecahan masalah lewat kerja kelompok b. merangsang seluruh peserta untuk berpartisipasi c. menghargai setiap pendapat yang diajukan peserta d. untuk mencari suatu keputusan masalah e. tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar; .( Ahmad Sabri, 2005: 143)
3.
langkah-langkah pembelajaran melalui metode listening team Tiga langkah pokok yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan , yakni: Persiapan/perencanaan, pelaksanaan, dan kesimpulan. .( Ahmad Sabri, 2005: 148) a. Persiapan Tahap persiapan, artinya tahap guru untuk menciptakan persiapan kondisi belajar yang baik sebelum mengajar dimulai, dalam tahap ini yang dilaksanakan adalah membagi siswa menjadi beberapa kelompok, masingmasing kelompok mendapat tugas berikut ini : 1) Penanya: Bertugas membuat pertanyaan berkaitan dengan materi yang baru saja disampaikan. 2) Pendukung: Bertugas mencari ide-ide yang disetujui atau dipandang berguna dari materi pelajaran yang baru saja disampaikan dengan memberi alasan. 3) Penentang: Bertugas mencari ide-ide yang tidak disetujui atau dipandang tidak berguna dari materi pelajaran yang baru saja di sampaikan dengan memberi alasan. 4) Pemberi contoh: Bertugas memberi contoh spesifik atau penerapan dari materi yang disampaikan guru.
b. pelaksanaan Tahap ini juga disebut dengan tahap penyajian, artinya tiap guru menyampaikan bahan ceramah, pada tahap ini urutan penyajian adalah: 1)
Sampaikan materi pelajaran dengan metode ceramah
2)
Beri
kesempatan
kepada
masing-masing
kelompok
untuk
menyelesaikan tugas mereka. 3)
Minta masing-masing kelompok untuk menyampaikan hasil dari tugas mereka.
4)
Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghubungkan dan membandingkan bahan ceramah yang telah diterima.Untuk itu pada tahap ini diberikan atau disediakan Tanya jawab dan diskusi.
c. tahap kesimpulan Pelaksanaan pada tahap ini adalah: 1) Tahap generalisasi, pada tahap ini kelas menyimpulkan hasil ceramah, umumnya siswa mencatat bahan yang telah diceramahkan. 2) Tahap aplikasi/evaluasi. Tahap terakhir ini, diadakan penilaian terhadap pemahaman siswa mengenai bahan yang telah diberikan guru. 4. Kelebihan dan kelemahan Metode listening Team Kelebihan dari model pembelajaran Listening team adalah : Ditinjau dari segi ilmu jiwa, kegiatan kelompok murid dapat meningkatkan kualitas kepribadian, seperti kerjasama, toleransi, berpikir kritis, disiplin.Ditinjau dari segi
didaktif, anak-anak yang pandai dalam kelompoknya dapat membantu temannya memenangkan persaingan antar kelompok. Kelemahan dari model pembelajaran Listening team adalah : metode kelompok
memerlukan
persiapan-persiapan
yang
agak
rumit
apabila
dibandingkan dengan metode lain. Apabila terjadi persaingan negatif, hasil pekerjaan akan lebih memburuk. Siswa yang malas memiliki kesempatan untuk tetap pasif di dalam kelompoknya dan memungkinkan akan mempengaruhi kelompoknya. D.
Keterkaitan pembelajaran SKI dengan penerapan metode Listening Team Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) yang menelaah tentang asalusul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad SAW, sampai dengan masa Khulafaurrasyidin. Jika model pembelajarannya hanya menggunakan metode ceramah, siswa kurang aktif dan hasilnyapun kurang sesuai dengan yang diharapkan, karena metode ceramah hanya bisa memberi gambaran. Akan tetapi jika cara penyajian menggunakan metode listening team dimana didalam metode ini guru ceramah kemudian siswa diajak berfikir, diskusi secara kelompok
dan
memberi kesempatan kepada masing-masing siswa dalam kelompok untuk berfikir dan memecahkan suatu masalah.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Miftakhul Huda Tegalsari Kec Kedu 1.
Sejarah Berdiri MI Miftakhul Huda Madrasah berdiri pada tahun 1968, yayasan pendirinya adalah Nahdlatul
Ulama, pada waktu itu sedang gencar-gencar teror PKI terhadap orang Islam untuk mendirikan MI tersebut terjadi persaingan ketat, antara pro dan kontra yaitu orang Islam dengan PKI namun setelah dimusyawarahkan tokoh agama dan masyarakat Tegalsari orang Islam lebih kuat sehingga disepakati untuk mendirikannya. Prosedur mendirikan MI Miftahul Huda setelah diperoleh mufakat kemudian dibentuk panitia dan pengurus yang dipimpin kepala Desa Tegalsari saat itu yaitu Bapak Muh Djamil. Beliau mengajukan surat ijin mendirikan lembaga pendidikan sampai tujuh kali baru mendapatkan ijin,adapun dewan pendiri dan dan pengurus MI pada waktu itu adalah : a. Bapak H. Machali b. Bapak Sanusi(alm) c. Bapak H. Asnawi d. Bapak Rahmad e. Bapak M Djamil (alm) f. Bapak Mudzakir g. Bapak Zuhroni h. Bapak Wahyuning widi
2.
Letak Geografis dan keadaan MI Miftakhul Huda Tegalsari MI Miftakhul Huda terletak di Dusun Kendil Desa Tegalsari Kecamatan
Kedu Kabupaten Temanggung, Jarak dari Pusat kecamatan 6 Km dan jarak dari pusat Kabupaten 15 Km. Jumlah siswa MI Miftakhul Huda dari kelas I sampai dengan kelas III adalah 109 anak, jumlah ini sudah termasuk cukup dibanding dengan MI lain di Kecamatan Kedu, sedangkan dusun yang menjadi sasaran penjaringan calon siswa baru adalah Dusun Gabugan, Kopo, Bringin dan Kendil. Mengenai kebersihan dan kerajinan siswa sudah baik, walaupun masih ada satu sampai dua anak yang belum terbiasa mandi di pagi hari, tapi dalam hal ini keserasian untuk berseragam sekolah sudah cukup baik dan rapi. Mengenai tenaga pengajar sudah baik, walaupun tidak ada guru negeri, tapi itu tidak mengurangi keaktifan guru-guru yang lain, karena beliau sematamata hanya ingin keridloan dari-Nya.
3.
Kondisi obhyektif di MI Miftakhul Huda Pada umumnya kegiatan belajar mengajar (KBM) di MI Miftakhul Huda
cukup tertib. Hubungan murid dengan guru telah terjalin akrab penuh dengan suasana kekeluargaan, hal ini juga berlaku untuk hubungan antara sekolah dengan lingkungannya. Selama dalam proses belajar mengajar kedisiplinan guru dan murid sudah baik. MI Miftakhul Huda terletak di daerah pedesaan yang berada dibawah naungan lembaga pemdidikan Ma’arif NU Kabupaten Temanggung, siswa berasal
dari lingkungan Desa Tegalsari yaitu Dusun Gabugan, Kopo, Bringin dan Kendil latar belakan orangtua siswa dalah golongan ekonomi menengah kebawah yang sebagian besar berprofesi sebagai petani.
4.
Struktur Organisasi MI Miftakhul Huda
Gambar 1. Struktur Organisasi MI Miftakhul Huda
KOMITE /PENGURUS
KEPALA SEKOLAH
KESIS WAAN
KURI KULUM
BP
PERPUS TAKAAN
WALI KELAS I
WALI KELAS II
WALI KELAS III
PELAJAR
WALI KELAS IV
SAR PRAS
UKS
WALI KELAS V
WALI KELAS III
5.
Nama Siswa Kelas III di MI Miftakhul Huda Tabel 1. Daftar Nama Siswa Kelas III MI Miftakhul Huda NO
NAMA
1
Adi Susanto
2
Endra Widiyanto
3
Ikhda Tauhida
4
Ikhfina Intan K
5
Istiqomah
6
Riko Nurul Azis
7
Johan
8
Saidatul Masrukhah
9
M Wildan Alkhazik
10
Yulan Edi Susilo
11
Yuni Munawaroh
12
M Nurfatah
13
Himatusnaeni
14
Imam Nur Mufik
15
Adang Guntur
16
Adamk Saputro
17
Farah Fania
18
Feri Yunus
19
Gusfanka Fardan Ibrahim
20
Habri Hudaya
6.
Data Guru Pengajar di MI Miftakhul Huda Tabel 2. Daftar Data Guru Pengajar MI Miftakhul Huda
No
1
Nama
Mustofa
TTL
Temanggung,22-
Kualifikasi pend
Keterangan
Kepend
Non Pend
S-1
-
Kepala
S-1
-
Guru Kelas I
D II
-
Guru Kelas IV
D II
-
Guru Kelas III
-
SLTA
Guru Kelas II
S-1
-
Guru Kelas VI
-
SLTA
Guru Kelas V
S-1
-
2-1984 2
Isnani Hidayah
Temanggung,185-1987
3
Muniyati
Temanggung,107-1973
4
Nisa Ristuningsih Temanggung,123-1988
5
Suswati
Temanggung,291-1974
6
Siti Kholifah
Temanggung,71-1971
7
Nurhidayah
Temanggung,026-1980
8
Asiof Ghufron
Temangung,259-1981
9
Wahid Budiyono
Temanggung,274-1990
Guru
Mapel
Agama Kl 1-3 -
SLTA
Guru
Mapel
Agama Kl 4-6
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I 1.
Perencanaan Awal Perangkat pembelajaran yang dipersiapkan: rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1, instrumen Pengamatan dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
2.
Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan kegiatan siklus I dilaksanakan pada tanggal 15 Juli 2010 dengan bahan ajar Menceritakan kejadian luar biasa yang meng-iringi lahir nya Nabi Muhammad Saw. Guru masuk memberi salam. Kemudian guru memperkenalkan metode pembelajaran yang akan digunakan yaitu metode listening team. Setelah itu kemudian guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang masing masing kelompok terdiri dari 5 anak, kemudian disusunlah tempat duduk berbentuk persegi saling berhadapan. Kemudian guru membagikan bahan ajar dan siswa mempelajari bahan ajar tersebut, ternyata siswa belum mengerti betul apa yang dikehendaki guru ,siswa bernama Adam Saputro bertanya pada guru “ Bu mohon jelaskan sekali lagi apa maksud pambelajaran listening team”. Kemudian guru kembali menerangkan. Selanjutnya wakil kelompok kelompok maju untuk membaca didepan dan yang lain menyimak sambil sambil bertanya apa yang belum diketahui.
3. Observasi dan pengumpulan data Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Dengan menggunakan format instrumen lembar pengamatan. Metode ini digunakan untuk mengetahui letak kesalahan siswa, khususnya
pada bagian mana
yang belum tercapai. Untuk memperkuat data yang
dikumpulkan maka juga digunakan (pengamatan) yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui dan merekam siswa dalam proses belajar mengajar. Tabel Pengamatan/observasi penelitian menggunakan lembar pengamatan sebagai berikut : Tabel 3 LEMBAR PENGAMATAN DISKUSI KELOMPOK SISWA Pelajaran
: SKI
Kerlas
: III
Kompetensi dasar
: menceritakan kejadian luar biasa mengiringi kelahiran Nabi Muhammad SAW
N o
Kelompok…………………………..
Aktifitas Siswa Anggota Ke I 5 6
1
Menghargai pendapat Orang lain
2
Mengambil giliran dan berbagi tugas
3
Mengundang orang lain untuk berbicara
4
Mendengarkan dengan aktif
5
Bertanya
7
Anggota Ke 2
8 9 5 6
7 8
Anggota Anggota Ke 4 Anggota Ke 3 Ke 5 9 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9
6
Tidak berbeda dalam tugas
7
Pertanyaan relevan
Tabel 4 LEMBAR PENGAMATAN PRESENTASI SISWA Pelajaran
: SKI
Kerlas
: III
Kompetensi dasar
: menceritakan kejadian luar biasa mengiringi kelahiran Nabi Muhammad SAW
No
1
Indikator
Secara tepat menjelaskan konsep
2
Kata kata yang digunakan sesuai
3
Presentasi dilengkapi dengan gambar,foto dan lainya
4
Pendahuluan isi penutup disampaikan dengan jelas
5
Kecepatan volume, artikulasi dan antusiasme
6
Menggunakan gerakan tubuh
7
Memberi waktu audien berpikir
Kelompok……………. Nilai 5 6 7
8
9
8
Merespon dengan baik pertanyaan
9
Pertanyaan relevan
Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan guru yang fungsinya adalah: (1) untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu, (2) untuk menentukan apakah suatu tujuan telah tercapai, dan (3) untuk memperoleh suatu nilai Hasil pengamatan pada siklus I adalah sebagai berikut: Tabel 5 Rata rata hasil pengamatan diskusi kelompok pembelajaran siklus I Nomor
Indikator
Rata rata
1
Menghargai pendapat Orang lain
5,6
2
Mengambil giliran dan berbagi tugas
5,7
3
Mengundang orang lain untuk berbicara
5,6
4
Mendengarkan dengan aktif
5,9
5
Bertanya
5.7
6
Tidak berbeda dalam tugas
5,6
7
Pertanyaan relevan
5,8
Tabel 6 Rata rata hasil presentasi siswa siklus I . No
Kelompok B 6
C 5
ELEMEN D E 6 6
F 5
G 6
H 6
I 5
1
Kelompok A
A 5
2
Kelompok B
5
5
6
6
6
6
6
5
5
3
Kelompok C
6
6
6
5
5
6
6
5
6
4
Kelompok D
6
5
5
6
5
5
6
6
6
Jumlah
22
22
22
23
22
22
24
22
22
Rata Rata
5,5
5,5
5,5
5,7
5,5
5,5
6,0
5,5
5,5
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar terutama dalam hal penguasaan materi yang telah dilakukan. adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut: Tabel 7 Rekapitulasi hasil tes formatif siswa pada siklus I No
Uraian
Hasil Siklus I
1
Nilai rata-rata tes formatif
6,6
2
Jumlah siswa yang tuntas belajar
11
3
Persentase ketuntasan belajar
55 %
4. Refleksi Dalam refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar siklus I ini fokus pada informasi sebagai berikut: a.
Memaksimalkan dan memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Mengoptimalkan penerapan pembelajaran model Listening team c. Memaksimalkan pengelolaan waktu d. Siswa diharapkan aktif selama pembelajaran berlangsung Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus pertama ini, kelemahan pembelajaran sebagai berikut: a. Guru menguasai betul tentang metode Listening Team b. Guru belum pandai dalam mengelola kelas c. Guru kurang kreatif dan impromisasi sehingga membuat siswa tidak bisa kreatif di dalam belajar khususnya metode diskusi. d. Karena kurang minat, aktif, kreatif, sehingga pelajaran sulit untuk di terima. e. Siswa masih belum mengerti terhadap penerapan pembelajaran model Listening team Meski demikian, pembelajaran ini telah menunjukkan perubahan atau peningkatan yaitu dalam hal-hal a. Minat belajar SKI siswa mulai tumbuh b. Siswa tidak lagi bergurau sendiri c. Siswa bisa menghargai pendapat orang lain
Selanjutnya dalam pelaksanaan siklus II yang merupakan perbaikan dari kekurangan pada siklus I, yang
perlu diperhatikan adalah hasil dari rata rata
perolehan nilai tes formatif I yaitu 6,6 dan jumlah siswa yang tuntas adalah 11 siswa dengan prosentase ketuntasan adalah 55 % untuk siklus II harus ada peningkatan. Hasil belajar siswa pada siklus I belum mencapai ketuntasan secara keseluruhan sehingga perlu adanya pelaksanaan siklus II. C. Diskripsi Pelaksanaan Siklus II 1. Perencanaan Perangkat pembelajaran yang dipersiapkan: rencana pelajaran 2, soal tes formatif 2, instrumen Pengamatan dan alat-alat pengajaran yang mendukung. 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan kegiatan siklus II dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2010 dengan bahan ajar Hamilnya Aminah dan wafatnya Abdullah. Guru masuk kelas memberi salam dan kembali memberitahukan kepada siswa bahwa pelaksanaan pemlajaran sama dengan mingggu kemarin untuk itu guru meminta supaya kelompok yang kemarin tetap dan bangku kembali diatur seperti minggu lalu. Guru memberi bahan ajar kemudian siswa mempalajari kemudian wakil kelompok maju untukmembaca didepan, ketika johan wakil dari kelompok C membaca didepan siswa yang bernama feri yunus dari kelompok D bertanya “ Kenapa bangsa Arab sering pergi ke Syam, salah satunya Abdullah ayah Nabi” Ketika johan mau menjawab ternyata ada siswa yang mengacungkan jari yaitu Riko dari kelompok A dan menjawab “ karena bangsa arab senang berdagang” .
Susana mulai aktif siswa sudah tidak canggung lagi walaupun belum sepenuhnya mengerti dari tujuan pembelajaran listening team. Pada akhir pertemuan guru memberi masukan bagaimana kelemahan atau kekurangan siswa dalam kerja kelompok dan sebagai revisi minggu selanjutnya. c. Observasi atau Interprestasi Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar dengan menggunakan format instrumen lembar pengamatan. Metode observasi ini digunakan untuk mengetahui letak kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa pada siklus II ini yang tidak terpantau ketika pelaksanaan siklus I sehingga dapat dilihat dimana kelemahannya, khususnya pada bagian mana yang belum tercapai pokok bahasan yang dipelajari. Format instrumen lembar pengamatan. Metode observasi siklus II ini sama dengan pelaksanaan siklus I Hasil Pengamatan pada siklus II adalah sebagai berikut: Tabel 8 Rerata hasil pengamatan diskusi kelompok pembelajaran siklus I. Nomor
Indikator
Rata rata
1
Menghargai pendapat Orang lain
6,7
2
Mengambil giliran dan berbagi tugas
6,9
3
Mengundang orang lain untuk berbicara
6.7
4
Mendengarkan dengan aktif
6.9
5
Bertanya
6,7
6
Tidak berbeda dalam tugas
6,7
7
Pertanyaan relevan
6,8
Tabel 9 Rerata hasil presentasi siswa siklus II . No
Kelompok B 7
Indikator penilaian C D E F 7 7 8 6
1
Kelompok A
A 6
G 7
H 7
I 7
2
Kelompok B
7
6
8
7
7
6
6
7
6
3
Kelompok C
7
7
7
6
7
6
6
8
8
4
Kelompok D
6
6
7
7
7
8
7
6
6
Jumlah
26
26
29
27
29
26
26
28
27
Rata Rata
6,5
6,5
7,3
6,3
7,3
6,5
6,5
7,0
6,8
Dalam rangka menyusun dan mengolah data yang terkumpul sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan, maka observasi digunakan data kualitatif. Cara penghitungan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam proses belajar mengajar sebagai berikut. 1.
Merekapitulasi hasil tes
2.
Menghitung jumlah skor yang tercapai dan prosentasenya untuk masing-masing siswa dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar seperti yang terdapat dalam buku petunjuk teknis penilaian yaitu siswa dikatakan tuntas secara individual jika mendapatkan nilai minimal 65, sedangkan secara klasikal dikatakan tuntas belajar jika jumlah siswa yang tuntas secara individu mencapai 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari sama dengan 65%.
3.
Menganalisis hasil observasi yang dilakukan oleh guru sendiri selama kegiatan belajar mengajar berlangsung yang sudah tertulis dalam lembar pengamatan.
4.
Menganalisis penggunaan metode pembelajaran aktif Listening Team. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar terutama dalam hal penguasaan materi yang telah dilakukan pada pelaksanaan siklus II yang mengacu pada hasil atau analisis soal tes formatif I pada pelaksanaan siklus I. Aapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut: Tabel 10 rekapitulasi hasil tes formatif siswa pada siklus II No
Uraian
Hasil Siklus II
1
Nilai rata-rata tes formatif
7,1
2
Jumlah siswa yang tuntas belajar
15
3
Persentase ketuntasan belajar
75 %
d. Refleksi Melihat hasil dari observasi dan evaluasi hasil test siswa berhasil atau tidak. Jika hasil belum sesuai yang diharapkan tetapi sudah ada peningkatan walaupun belum mencapai nilai ketuntasan minimal, maka penelitian harus melakukan kajian ulang untuk siklus selanjutnya.
Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan pembelajaran model listening team. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar siklus II ini fokus pada informasi sebagai berikut: a. Guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar. b. Siswa mulai aktif selama proses belajar berlangsung. c. Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik. d. Hasil belajar siswa pada siklus II belum mencapai ketuntasan secara keseluruhan sehingga perlu adanya pelaksanaan siklus III D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III 1. Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran, soal tes formatif dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan model pembelajaran Listening team dan lembar observasi aktivitas siswa. 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan kegiatan siklus III dilaksanakan pada tanggal 29 Juli 2010 dengan bahan ajar Muhammad Saw .
Menceritakan sejarah kelahiran dan silsilah Nabi
Guru masuk kelas memberi salam dan kembali memberitahukan kepada siswa bahwa pelaksanaan pembelajaran sama dengan mingggu kemarin. Guru membagi bahan ajar setelah itu siswa sudah berani tunjuk jari untuk maju kalau sebelumnya yang maju ditunjuk tapi pada siklus III ini siswa maju dengan kemauan sendiri, adang guntur dari kelompok C yang pertama maju untuk membaca ,dia hanya membaca sebentar kemudian melempatkan pertanyan “kenapa raja Abraha bernafsu ingin menghancurkan Ka’bah” . kelompok lain saling berembuk kemudian Adam dari kelompok D menjawab” karena raja Abraha iri tidak memiliki Ka’bah”. Kemudin disangkal oleh Adi Susanto dari kelompok A “ tidak seperti itu melainkan raja Abraha ingin memindah Ka’bah kenegrinya”. Suasana ramai tapi aktif sesekali guru mengklarifikasikan masalah sehingga tidak gaduh.pada akhirpelajaran guru menyimpulkan. 3. Observasi atau Interprestasi Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar dengan menggunakan format instrumen lembar pengamatan. Metode observasi ini masih tetap sama dengan siklus I dan II dan digunakan untuk mengetahui letak kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa pada siklus III ini yang tidak terpantau ketika pelaksanaan siklus II sehingga dapat dilihat di mana kelemahannya, khususnya pada bagian mana yang belum tercapai pokok bahasan yang dipelajari . Hasil Pengamatan pada siklus III adalah sebagai berikut:
Tabel 11 Rata rata hasil pengamatan diskusi kelompok pembelajaran siklus III . Nomor
Indikator
Rata rata
1
Menghargai pendapat Orang lain
7,3
2
Mengambil giliran dan berbagi tugas
7,2
3
Mengundang orang lain untuk berbicara
7,1
4
Mendengarkan dengan aktif
7,2
5
Bertanya
7,1
6
Tidak berbeda dalam tugas
7,1
7
Pertanyaan relevan
7,1
Tabel 12 Rata rata hasil presentasi siswa siklus III . No
Kelompok
1
Kelompok A
A 8
B 7
Indikator penilaian C D E F 7 7 8 8
2
Kelompok B
7
8
8
7
7
8
8
7
8
3
Kelompok C
7
7
7
8
7
8
8
8
8
4
Kelompok D
8
8
7
7
7
8
7
8
8
Jumlah
30
30
29
29
29
32
30
30
31
Rata Rata
7.5
7.5
7.3
7.3
7.3
8.0
7.5
7.5 7.8
G 7
H 7
I 7
Berdasarkan kegiatan yang dilakukan, guru dapat menguasai penggunaan metode Listening Team dan dengan penerapan metode tersebut tanda-tanda peningkatan motivasi pada diri siswa sudah baik. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses
belajar mengajar yang telah dilakukan pada pelaksanaan siklus III yang mengacu pada hasil atau analisis soal tes formatif II . adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut: Tabel 13 rekapitulasi hasil tes formatif siswa pada siklus III No
Uraian
Hasil Siklus III
1
Nilai rata-rata tes formatif
7,5
2
Jumlah siswa yang tuntas belajar
18
3
Persentase ketuntasan belajar
90 %
d. Refleksi Melihat hasil dari observasi dan evaluasi hasil test siswa sudah sesuai denagn apa yang diharapkan, dan nilai hasil tes sudah mencapai atau diatas batas ketuntasan minimal satu kelas sehingga siswa dikatakan tuntas dan penelitian selesai. Dalam
refleksi
ini
peneliti
juga
mengkaji,
melihat
dan
mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar siklus III ini fokus pada informasi sebagai berikut: 1) Guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar. 2) Siswa aktif selama proses belajar berlangsung.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN Hasil tes Formatif siswa sebelum pelaksanaan siklus I Nilai tes No
Nama Siswa
formatif
1
Adi Susanto
6
2
Endra Widiyanto
6
3
Ikhda Tauhida
7
4
Ikhfina Intan K
6
5
Istiqomah
5
6
Riko Nurul Azis
5
7
Johan
6
8
Saidatul Masrukhah
5
9
MWildan Alkhazik
6
10
Yulan Edi Susilo
7
11
Yuni Munawaroh
5
12
M Nurfatah
6
13
Himatusnaeni
6
14
Imam Nur Mufik
7
15
Adang Guntur
6
16
Adamk Saputro
5
17
Farah Fania
6
18
Feri Yunus
7
19
Gusfanka Fardan Ibrahim
6
20
Habri Hudaya
5 Rata rata
5,3
Ket
1. Deskripsi hasil pelaksanaan pembelajaran siklus I Pada Siklus I ini siswa dibagi menjadi 4 kelompok yang masing masing kelompok terdiri dari 5 siswa yaitu: Kelompok A : Adi Susanto,Endra Widiyanto,Ikhda Tauhida, Ikhfina Intan K, Riko Nurul Azis, Kelompok B : Istiqomah, Johan, Saidatul Masrukhah, M Wildan Alkhazik, Yulan Edi S Kelompok C : Yuni Munawaroh, M Nurfatah, Himatusnaeni, Imam Nur M, Adang Guntur Kelompok D :
Adam Saputro,Farah Fania, Feri Yunus, Gusfanka Fardan Ibrahim, Habri Hudaya
a. Data hasil pengamatan Data hasil dari pengamatan pada pelaksanaan siklus I yaitu pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan pada tanggal 14 Juli 2010 di Kelas III jumlah siswa 20 siswa. Dalam hal ini pelaksanaan . pengamatan dilakukan bersamaan dengan proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan format instrumen lembar pengamatan pengelolaan model pembelajaran aktif yaitu metode Listening Team, dan lembar observasi aktifitas siswa
Selanjutnya hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran siklus I yang meliputi Ketrampilan kooperatif siswa yaitu : Tabel 14 hasil pengamatan diskusi kelompok pelaksanaan pembelajaran siklus I N Aktifitas siswa o
Kelompok A Anggota Ke Anggota Anggota I Ke 2 Ke 3 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9
Anggota Ke Anggota 4 Ke 5 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9
1 Menghargai pendapat Orang
V
V
V
V
V
lain 2 Mengambil V
giliran dan
V
V
V
V
berbagi tugas 3 Mengundang orang lain
V
V
V
V
V
untuk berbicara 4 Mendengarkan V
dengan aktif 5 Bertanya
V
V V
V V
V
V
V
V
6 Tidak berbeda dalam tugas
V
V
V
V
V
V
V
V
V
7 Pertanyaan relevan
V
N Aktifitas siswa o
Kelompok B Anggota Ke Anggota Anggota I Ke 2 Ke 3 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9
Anggota Ke Anggota 4 Ke 5 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9
1 Menghargai V
V
V
V
V
pendapat Orang lain 2 Mengambil giliran dan
V
V
V
V
V
berbagi tugas 3 Mengundang V
orang lain
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
untuk berbicara 4 Mendengarkan V
dengan aktif 5 Bertanya
V
V V
6 Tidak berbeda dalam tugas
V
7 Pertanyaan V
relevan
N Aktifitas siswa o
Kelompok C Anggota Ke Anggota Anggota I Ke 2 Ke 3 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9
Anggota Ke Anggota 4 Ke 5 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9
V
V
1 Menghargai pendapat Orang
V
V
V
lain 2 Mengambil giliran dan
V
V
V
V
V
V
V
berbagi tugas 3 Mengundang orang lain untuk berbicara
V
V
V
4 Mendengarkan dengan aktif
V
5 Bertanya
V
V
V
V
V
V
V
V
V
6 Tidak berbeda dalam tugas
V
V
V
V
V
V
V
7 Pertanyaan relevan
V
N Aktifitas siswa o
V
V
Kelompok D Anggota Ke Anggota Anggota I Ke 2 Ke 3 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9
Anggota Ke Anggota 4 Ke 5 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9
V
1 Menghargai pendapat Orang
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
lain 2 Mengambil giliran dan
V
berbagi tugas 3 Mengundang orang lain untuk berbicara 4 Mendengarkan dengan aktif 5 Bertanya
V
V
6 Tidak berbeda dalam tugas
V
V
V
V
V
7 Pertanyaan relevan
V
V
V
V
V
Tabel 15 Rekapitulasi hasil pengamatan diskusi kelompok siklus I Indikator penilaian
Rata Rata
NO
NAMA
A
B
C
D
E
F
G
1
Adi Susanto
6
6
5
6
6
5
6
5.7
2
Endra Widiyanto
5
6
5
6
5
6
6
5.5
3
Ikhda Tauhida
6
5
6
6
5
6
6
5.7
4
Ikhfina Intan K
6
6
5
6
6
5
5
5.5
5
Istiqomah
5
6
5
6
6
6
6
5.7
6
Riko Nurul Azis
6
5
6
6
5
5
6
5.5
7
Johan
6
6
5
6
5
6
6
5.7
8
SaidatulMasrukhah
6
6
5
6
6
6
6
5.8
9
MWildan Alkhazik
5
5
6
6
6
6
6
5.7
10
Yulan Edi Susilo
6
6
6
6
6
6
6
6,0
11
Yuni Munawaroh
5
6
6
5
6
5
5
5.4
12
M Nurfatah
6
6
6
6
6
6
6
6,0
13
Himatusnaeni
6
5
6
6
6
5
6
5.7
14
Imam Nur Mufik
5
5
5
6
6
6
6
5,5
15
Adang Guntur
5
6
5
6
6
5
6
5,7
16
Adamk Saputro
5
6
6
6
5
6
6
5,5
17
Farah Fania
6
6
6
6
5
6
5
5,7
18
Feri Yunus
6
6
6
6
6
5
6
5,8
19
Gusfanka Fardan Ibrahim
5
5
6
6
6
6
5
5,5
20
Habri Hudaya
6
5
6
6
6
5
6
5,7
113
112
119
114
112
116
5,7
5,6
5,9
5.7
5,6
5,8
Jumlah 112 Rata Rata
5,6
Keterangan :
A : Menghargai pendapat Orang lain B: Mengambil giliran dan berbagi tugas C : Mengundang orang lain untuk berbicara D : Mendengarkan dengan aktif E : Bertanya F : Tidak berbeda dalam tugas G : Pertanyaan relevan Dari hasil tersebut diperoleh rerata untuk tujuh indikator yang diamati
adalah: Tabel 16 Rata rata hasil diskusi kelompok siklus I . Nomor
Indikator
Rata rata
1
Menghargai pendapat Orang lain
5,6
2
Mengambil giliran dan berbagi tugas
5,7
3
Mengundang orang lain untuk berbicara
5,6
4
Mendengarkan dengan aktif
5,9
5
Bertanya
5.7
6
Tidak berbeda dalam tugas
5,6
7
Pertanyaan relevan
5,8
Selanjutnya hasil pengamatan terhadap presentasi siswa secara kelompok adalah Tabel 17 hasil pengamatan presentasi siswa pelaksanaan pembelajaran siklus I No
Indikator
Kelompok 5
1 2
Secara tepat menjelaskan konsep Kata kata yang digunakan sesuai
A 6
V V
Nilai 7
8
9
3
4 5 6 7 8 9 No
Presentasi dilengkapi dengan gambar,foto dan lainya Pendahuluan isi penutup disampaikan dengan jelas Kecepatan volume, artikulasi dan antusiasme Menggunakan gerakan tubuh Memberi waktu audien berpikir Merespon dengan baik pertanyaan Pertanyaan relevan Indikator
V
V V V V V V Kelompok 5
1 2 3
4 5 6 7 8 9 No
Secara tepat menjelaskan konsep Kata kata yang digunakan sesuai Presentasi dilengkapi dengan gambar,foto dan lainya Pendahuluan isi penutup disampaikan dengan jelas Kecepatan volume, artikulasi dan antusiasme Menggunakan gerakan tubuh Memberi waktu audien berpikir Merespon dengan baik pertanyaan Pertanyaan relevan Indikator
6
2
Secara tepat menjelaskan konsep Kata kata yang digunakan sesuai
Nilai 7
8
9
Nilai 7
8
9
V V V
V V V V V V Kelompok 5
1
B
C 6
V V
3
4 5 6 7 8 9 No
Presentasi dilengkapi dengan gambar,foto dan lainya Pendahuluan isi penutup disampaikan dengan jelas Kecepatan volume, artikulasi dan antusiasme Menggunakan gerakan tubuh Memberi waktu audien berpikir Merespon dengan baik pertanyaan Pertanyaan relevan Indikator
V
V V V V V V Kelompok 5
1 2 3
4 5 6 7 8 9
Secara tepat menjelaskan konsep Kata kata yang digunakan sesuai Presentasi dilengkapi dengan gambar,foto dan lainya Pendahuluan isi penutup disampaikan dengan jelas Kecepatan volume, artikulasi dan antusiasme Menggunakan gerakan tubuh Memberi waktu audien berpikir Merespon dengan baik pertanyaan Pertanyaan relevan
D 6
V V V
V V V V V V
Nilai 7
8
9
Dari hasil tersebut diperoleh rerata untuk Sembilan indikator yang diamati adalah: Tabel 18 Rata rata hasil presentasi siswa siklus I . No
Kelompok
1
Kelompok A
A 5
B 6
Indikator penilaian C D E F 5 6 6 5
2
Kelompok B
5
5
6
6
6
6
6
5
5
3
Kelompok C
6
6
6
5
5
6
6
5
6
4
Kelompok D
6
5
5
6
5
5
6
6
6
Jumlah
22
22
22
23
22
22
24
22
22
Rata Rata
5,5
5,5
5,5
5,7
5,5
5,5
6,0
5,5 5,5
G 6
H 6
I 5
Keterangan : A : Secara tepat menjelaskan konsep B : Kata kata yang digunakan sesuai C : Presentasi dilengkapi dengan gambar,foto dan lainya D : Pendahuluan isi penutup disampaikan dengan jelas E : Kecepatan volume, artikulasi dan antusiasme F : Menggunakan gerakan tubuh G : Memberi waktu audien berpikir H : Merespon dengan baik pertanyaan I : Pertanyaan relevan
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 19. Hasil tes formatif pembelajaran siklus I . Nilai tes No
Nama Siswa
formatif
1
Adi Susanto
9
2
Endra Widiyanto
6
3
Ikhda Tauhida
7
4
Ikhfina Intan K
8
5
Istiqomah
7
6
Riko Nurul Azis
5
7
Johan
6
8
Saidatul Masrukhah
7
9
MWildan Alkhazik
6
10
Yulan Edi Susilo
7
11
Yuni Munawaroh
7
12
M Nurfatah
6
13
Himatusnaeni
6
14
Imam Nur Mufik
7
15
Adang Guntur
6
16
Adamk Saputro
5
17
Farah Fania
7
18
Feri Yunus
7
19
Gusfanka Fardan Ibrahim
6
20
Habri Hudaya
7 Rata rata
6,6
Ket
Dari tabel di atas dapat direkapitulasi nilai rata-rata hasil tes formatif I dengan table dibawah ini . Tabel 20 rekapitulasi hasil tes formatif siswa pada siklus I No
Uraian
Hasil Siklus I
1
Nilai rata-rata tes formatif
6,6
2
Jumlah siswa yang tuntas belajar
11
3
Persentase ketuntasan belajar
55 %
Data tersebut di atas diolah untuk mencari persentase hasil kegiatan dengan rumus: (Syaiful Bahri, 2000: 226) P = F X 100% N Dimana
P = Prosentase hasil F = Siswa yang menguasai atau tuntas N = Jumlah siswa seluruhnya
Suatu pokok bahasan atau sub pokok bahasan dianggap tuntas secara klasikal jika siswa yang mendapat nilai 65 lebih dari atau sama dengan 85%, sedangkan seorang siswa dinyatakan tuntas belajar pada pokok bahasan atau sub pokok bahasan tertentu jika mendapat nilai minimal 65. Dari
tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan
pembelajaran model pembelajaran aktif Listening Team diperoleh nilai ratarata prestasi belajar siswa adalah 6,6 dan ketuntasan belajar mencapai 55 %
atau ada 11 siswa dari 20 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai 6,5 hanya sebesar 55 % lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan pembelajaran model pembelajaran aktif Listening Team tersebut. Tabel rekap hasil Siklus I
Perhatian
Motivasi
Prestasi
5,9
5,6
5,7
Hasil
b. Refleksi Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus I diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: Keberhasilan dari siklus I adalah : 1) Dengan penerapan metode baru yaitu model pembelajaran aktif Listening Team tersebut mulai muncul keaktifan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran walaupun belum maksimal terbukti nilai rerata hasil pengamatan tentang menghargai pendapat Orang lain yaitu 5,6 dan mengambil giliran dan berbagi tugas 5,7 serta mengundang orang lain untuk berbicara 5,6 tapi setidaknya siswa mulai pengenal pembelajaran aktif Listening Team.
2) Siswa mulai bisa berfikir dan menyimpulkan materi pembelajaran secara cepat walaupun belum sesuai yang diharapkan terbukti nilai rerata hasil pengamatan untuk Bertanya adalah 5.7 serta Pertanyaan relevan 5,8
Kegagalan dari siklus I dan selanjutnya sebagai bahan revisi untuk pelaksanaan siklus II . 1) Guru kurang maksimal dalam memotivasi siswa sehingga reaksi siswa terhadap pembelajaran kurang cepat , maka untuk pembelajaran siklus selanjutnya guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan sehingga reaksi siswa terhadap pembelajaran akan antusias dan lebih peka. 2) Guru kurang maksimal dalam pengelolaan waktu sehingga daya tangkap siswa terhadap materi pembelajaran kurang maka untuk pembelajaran siklus selanjutnya guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu .
2. Diskripsi hasil pelaksanaan pembelajaran siklus II a. Data hasil pengamatan Data hasil dari pengamatan pada pelaksanaan siklus II yaitu pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2010 di Kelas III dengan jumlah siswa 20 siswa. Dalam hal ini pelaksanaan
pengamatan dilakukan bersamaan dengan proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan format instrumen lembar pengamatan pengelolaan model pembelajaran aktif pada pelaksanaan siklus I yaitu metode Listening Team, dan lembar observasi aktivitas siswa Selanjutnya hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran siklus II yang meliputi Ketrampilan kooperatif siswa yaitu : Tabel 21 Hasil pengamatan diskusi kelompok pelaksanaan pembelajaran siklus II N Aktifitas siswa o
Kelompok A Anggota Ke Anggota Anggota I Ke 2 Ke 3 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9
Anggota Ke Anggota 4 Ke 5 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9
1 Menghargai pendapat Orang
V
V
V
V
V
lain 2 Mengambil giliran dan
V
V
V
V
V
berbagi tugas 3 Mengundang orang lain
V
V
V
V
V
V
untuk berbicara 4 Mendengarkan V
dengan aktif 5 Bertanya
V
V
V
V
V
V
V
V
6 Tidak berbeda V
dalam tugas 7 Pertanyaan relevan
V
V V
V V
V V
V V
N Aktifitas siswa o
Kelompok B Anggota Ke Anggota Anggota I Ke 2 Ke 3 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9
Anggota Ke Anggota 4 Ke 5 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9
1 Menghargai pendapat Orang
V
V
V
V
V
lain 2 Mengambil giliran dan
V
V
V
V
V
berbagi tugas 3 Mengundang orang lain
V
V
V
V
V
V
V
V
untuk berbicara 4 Mendengarkan V
dengan aktif 5 Bertanya
V
V
V
V
V
V
6 Tidak berbeda dalam tugas
V
V
V
V
V
V
V
7 Pertanyaan V
relevan
V
N Aktifitas siswa o
V
Kelompok C Anggota Ke Anggota Anggota I Ke 2 Ke 3 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9
Anggota Ke Anggota 4 Ke 5 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9
1 Menghargai pendapat Orang
V
V
V
V
V
V
V
lain 2 Mengambil giliran dan berbagi tugas
V
V
V
3 Mengundang orang lain
V
V
V
V
V
V
V
V
V
untuk berbicara 4 Mendengarkan dengan aktif
V
V
V
V
V
V
V
V
5 Bertanya 6 Tidak berbeda dalam tugas
V
V
V
7 Pertanyaan relevan
V
V
N Aktifitas siswa o
V
V
V
Kelompok D Anggota Ke Anggota Anggota I Ke 2 Ke 3 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9
Anggota Ke Anggota 4 Ke 5 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9
1 Menghargai V
pendapat Orang
V
V
V
V
V
V
lain 2 Mengambil V
giliran dan
V
V
V
V
berbagi tugas 3 Mengundang orang lain untuk berbicara 4 Mendengarkan dengan aktif 5 Bertanya
V
V
V V
V
V
V
V
V
V
V
V V
6 Tidak berbeda dalam tugas
V
V
V
V
V
V
V
7 Pertanyaan relevan
V
V
V
Tabel 22 Rekapitulasi diskusi kelompok siklus II Indikator penilaian NO
NAMA
Rata Rata
A
B
C
D
E
F
G
1
Adi Susanto
6
7
6
7
6
7
6
6,4
2
Endra Widiyanto
7
7
6
7
7
7
7
6,8
3
Ikhda Tauhida
7
6
7
6
6
7
7
6,5
4
Ikhfina Intan K
6
7
7
7
7
8
6
6,8
5
Istiqomah
7
8
7
7
6
7
7
7,0
6
Riko Nurul Azis
7
6
6
7
6
6
7
6,4
7
Johan
7
7
6
7
8
7
7
7,0
8
Saidatul Masrukhah
7
6
7
7
6
7
6
6,5
9
MWildan Alkhazik
6
7
7
7
7
7
7
6,8
10
Yulan Edi Susilo
7
8
7
7
6
7
7
7,0
11
Yuni Munawaroh
6
6
7
7
7
6
6
6,4
12
M Nurfatah
6
7
7
7
7
8
7
7,0
13
Himatusnaeni
7
6
6
7
6
6
7
6,4
14
Imam Nur Mufik
7
7
7
7
7
7
6
6,8
15
Adang Guntur
7
7
8
7
7
6
7
7,0
16
Adamk Saputro
7
8
6
6
8
7
7
7,0
17
Farah Fania
7
7
7
6
7
7
7
6,8
18
Feri Yunus
6
7
7
7
6
7
7
6,7
19
Gusfanka Fardan Ibrahim
7
7
6
7
7
6
8
6,8
20
Habri Hudaya
7
7
7
7
7
7
7
7,0
Jumlah
134
138
134
137 134 137 136
Rata Rata
6,7
6,9
6.7
6.9
Keterangan :
A : Menghargai pendapat Orang lain B: Mengambil giliran dan berbagi tugas
6,7
6,7
6,8
C : Mengundang orang lain untuk berbicara D : Mendengarkan dengan aktif E : Bertanya F : Tidak berbeda dalam tugas G : Pertanyaan relevan Dari hasil tersebut didapat rata rata untuk tujuh indikator yang diamati adalah: Tabel 23 Rata rata hasil diskusi kelompok siklus II . Nomor
Indikator
Rata rata
1
Menghargai pendapat Orang lain
6,7
2
Mengambil giliran dan berbagi tugas
6,9
3
Mengundang orang lain untuk berbicara
6.7
4
Mendengarkan dengan aktif
6.9
5
Bertanya
6,7
6
Tidak berbeda dalam tugas
6,7
7
Pertanyaan relevan
6,8
Selanjutnya hasil pengamatan terhadap presentasi siswa secara kelompok adalah Tabel 24 Hasil pengamatan presentasi siswa pelaksanaan pembelajaran siklus II No
Indikator
Kelompok 5
1 2 3
Secara tepat menjelaskan konsep Kata kata yang digunakan sesuai Presentasi dilengkapi dengan gambar,foto dan lainya
A 6
Nilai 7
V V V
8
9
4 5 6 7 8 9 No
Pendahuluan isi penutup disampaikan dengan jelas Kecepatan volume, artikulasi dan antusiasme Menggunakan gerakan tubuh Memberi waktu audien berpikir Merespon dengan baik pertanyaan Pertanyaan relevan Indikator
V V V V V V Kelompok 5
1 2 3
4 5 6 7 8 9
No
Secara tepat menjelaskan konsep Kata kata yang digunakan sesuai Presentasi dilengkapi dengan gambar,foto dan lainya Pendahuluan isi penutup disampaikan dengan jelas Kecepatan volume, artikulasi dan antusiasme Menggunakan gerakan tubuh Memberi waktu audien berpikir Merespon dengan baik pertanyaan Pertanyaan relevan
Indikator
2
Secara tepat menjelaskan konsep Kata kata yang digunakan sesuai
Nilai 7 V
6
8
9
8
9
V V
V V V V V V
Kelompok 5
1
B
C 6
Nilai 7 V V
3
4 5 6 7 8 9 No
Presentasi dilengkapi dengan gambar,foto dan lainya Pendahuluan isi penutup disampaikan dengan jelas Kecepatan volume, artikulasi dan antusiasme Menggunakan gerakan tubuh Memberi waktu audien berpikir Merespon dengan baik pertanyaan Pertanyaan relevan Indikator
V
V V V V V V Kelompok 5
1 2 3
4 5 6 7 8 9
Secara tepat menjelaskan konsep Kata kata yang digunakan sesuai Presentasi dilengkapi dengan gambar,foto dan lainya Pendahuluan isi penutup disampaikan dengan jelas Kecepatan volume, artikulasi dan antusiasme Menggunakan gerakan tubuh Memberi waktu audien berpikir Merespon dengan baik pertanyaan Pertanyaan relevan
D 6
Nilai 7
8
V V V
V V V V V V
9
Dari hasil tersebut diperoleh rerata untuk Sembilan indikator yang diamati adalah: Tabel 25 Rata rata hasil presentasi siswa siklus II . No
Kelompok
1
Kelompok A
A 6
B 7
Indikator penilaian C D E F 7 7 8 6
2
Kelompok B
7
6
8
7
7
6
6
7
6
3
Kelompok C
7
7
7
6
7
6
6
8
8
4
Kelompok D
6
6
7
7
7
8
7
6
6
Jumlah
26
26
29
27
29
26
26
28
27
Rata Rata
6,5
6,5
7,3
6,3
7,3
6,5
6,5
7,0 6,8
G 7
H 7
I 7
Keterangan : A : Secara tepat menjelaskan konsep B : Kata kata yang digunakan sesuai C : Presentasi dilengkapi dengan gambar,foto dan lainya D : Pendahuluan isi penutup disampaikan dengan jelas E : Kecepatan volume, artikulasi dan antusiasme F : Menggunakan gerakan tubuh G : Memberi waktu audien berpikir H : Merespon dengan baik pertanyaan I : Pertanyaan relevan
Dari hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran siklus II terjadi peningkatan terhadap indikator yang ditekankan, dilihat dari hasil rekapitulasi nilai pengamatan yaitu menghargai pendapat orang lain nilai pada siklus I 5,6 meningkat menjadi 6,7 pada siklus II. Mengambil giliran dan berbagi tugas pada siklus I 5,7 meningkat menjadi 6,9 pada siklus II, mengundang orang lain untuk berbicara pada siklus I 5,6 meningkat menjadi 6,7 pada siklus II,
mendengarkan dengan aktif pada siklus I 5,9 meningkat menjadi 6,9 pada siklus II, Bertanya pada siklus I 5,7 meningkat menjadi 6,7 pada siklus II, Tidak berbeda dalam tugas pada siklus I 5,6 meningkat menjadi 6,7 pada siklus II, Pertanyaan relevan pada siklus I 5,8 meningkat menjadi 6,8 pada siklus II. Hal ini terjadi karena siswa sudah mengerti terhadap apa yang diharapkan oleh guru serta mulai mengenal terhadap pembelajaran aktif model Listening Team. Dan hal ini pula berpengaruh terhadap hasil tes formatif II yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran. Dari hasil pengamatan presentasi siswa juga mengalami peningkatan terbukti dengan nilai presentasi siswa meningkat dari siklus I , hal ini dikarenakan siswa sudah mulai terbiasa menyampaikan materi didepan walaupun belum sesuai dengan yang diharapkan. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut: Tabel 26. Hasil tes formatif pembelajaran siklus II. Nilai tes No
Nama Siswa
formatif
1
Adi Susanto
9
2
Endra Widiyanto
7
3
Ikhda Tauhida
8
4
Ikhfina Intan K
7
5
Istiqomah
7
Ket
6
Riko Nurul Azis
6
7
Johan
7
8
Saidatul Masrukhah
7
9
MWildan Alkhazik
6
10
Yulan Edi Susilo
7
11
Yuni Munawaroh
8
12
M Nurfatah
7
13
Himatusnaeni
8
14
Imam Nur Mufik
7
15
Adang Guntur
6
16
Adamk Saputro
8
17
Farah Fania
6
18
Feri Yunus
7
19
Gusfanka Fardan Ibrahim
6
20
Habri Hudaya
7 Rata rata
7,1
Dari tabel di atas dapat direkapitulasi nilai rata-rata hasil tes formatif II dengan tabel dibawah ini : Tabel 27 Rekapitulasi hasil tes formatif siswa pada siklus II No
Uraian
Hasil Siklus II
1
Nilai rata-rata tes formatif
7,1
2
Jumlah siswa yang tuntas belajar
15
3
Persentase ketuntasan belajar
75 %
Data tersebut di atas diolah untuk mencari persentase hasil kegiatan dengan rumus: P = F X 100% N Dimana
P = Prosentase hasil F = Siswa yang menguasai atau tuntas N = Jumlah siswa seluruhnya
Dari tabel di atas dapat dijelaskan adanya peningkatan prestasi belajar siswa antara pelaksanaan siklus I dengan pelaksanaan siklus II yang keduanya menggunakan
satu
metode
pembelajaran
yaitu
dengan
menerapkan
pembelajaran model pembelajaran aktif Listening Team. Pada pelaksanaan siklus I diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 6,6 maka pada siklus II terjadi peningkatan prestasi yaitu dengan perolehan nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 7,1 dan ketuntasan belajar pada siklus I 55 % maka pada siklus II mencapai 75 % dan pada siklus I ada 11 siswa dari 20 siswa yang tuntas belajar maka pada siklus II siswa yang tuntas mencapai 15 siswa dari 20 siswa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus kedua secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai 6,5 hanya sebesar 75 % lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%, tetapi pada siklus II sudah mengalami peningkatan
walaupun
belum
sesuai
dengan
persentase
ketuntasan
pembelajaran yaitu 85 % hal tersebut terjadi karena siswa sudah mengerti terhadap apa yang diharapkan oleh guru.
Tabel rekap hasil Siklus II
Hasil
Perhatian
Motivasi
Prestasi
6,9
6,7
6,7
b.Refleksi Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus II diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: Keberhasilan dari siklus II adalah : 1)
Guru mulai lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau bertanya .
2)
Siswa mulai bisa berfikir tentang
materi pembelajaran secara cepat
walaupun belum sesuai yang diharapkan terbukti nilai rerata hasil pengamatan untuk siswa sudah meningkat dibanding siklus I 3)
Guru mulai lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan kesimpulan atau menemukan konsep.
Kegagalan dari siklus II dan selanjutnya sebagai bahan revisi untuk pelaksanaan siklus III 1) Guru belum optimal dalam mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan belum sesuai dengan yang diharapkan.
2) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi soalsoal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan belajar mengajar. 3. Diskripsi hasil pelaksanaan pembelajaran siklus III a.
Data hasil pengamatan Data hasil dari pengamatan pada pelaksanaan siklus III yaitu pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan pada tanggal 29 Juli 2010 di Kelas III dengan jumlah siswa 20 siswa. Dalam hal ini pelaksanaan pengamatan dilakukan bersamaan dengan proses kegiatan belajar mengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III, format instrumen lembar pengamatan pada siklus III ini menggunakan format pengelolaan model pembelajaran aktif Listening Team, Tabel 28 Hasil pengamatan diskusi kelompok pelaksanaan siklus III
N Aktifitas siswa o
Kelompok A Anggota Ke Anggota Anggota I Ke 2 Ke 3 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9
Anggota Ke Anggota 4 Ke 5 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9
1 Menghargai pendapat Orang
V
V
V
V
V
lain 2 Mengambil giliran dan berbagi tugas
V
V
V
V
V
3 Mengundang orang lain
V
V
V
V
V
untuk berbicara 4 Mendengarkan V
dengan aktif 5 Bertanya
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
6 Tidak berbeda V
dalam tugas
V
V
7 Pertanyaan V
relevan
V
V
N Aktifitas siswa o
V
V
Kelompok B Anggota Ke Anggota Anggota I Ke 2 Ke 3 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9
Anggota Ke Anggota 4 Ke 5 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9
1 Menghargai V
pendapat Orang
V
V
V
V
lain 2 Mengambil giliran dan
V
V
V
V
V
berbagi tugas 3 Mengundang orang lain untuk berbicara 4 Mendengarkan dengan aktif
V V
5 Bertanya
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V V V
6 Tidak berbeda V
dalam tugas
V
V
V
V
V
V
7 Pertanyaan relevan
V
V
V
N Aktifitas siswa o
Kelompok C Anggota Ke Anggota Anggota I Ke 2 Ke 3 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9
Anggota Ke Anggota 4 Ke 5 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9
1 Menghargai pendapat Orang
V
V
V
V
V
V
lain 2 Mengambil giliran dan
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
berbagi tugas 3 Mengundang orang lain
V
untuk berbicara 4 Mendengarkan dengan aktif 5 Bertanya
V
V
V
V
V
V
V V
6 Tidak berbeda V
dalam tugas
V
V
V
V
7 Pertanyaan relevan
V
V V
N Aktifitas siswa o
V
V
Kelompok D Anggota Ke Anggota Anggota I Ke 2 Ke 3 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9
Anggota Ke Anggota 4 Ke 5 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9
1 Menghargai pendapat Orang lain
V
V
V
V
V
2 Mengambil V
giliran dan
V
V
V
V
V
V
berbagi tugas 3 Mengundang
V
V
V
orang lain untuk berbicara 4 Mendengarkan dengan aktif
V
V
V
V
V
5 Bertanya V
V
V
V
V
6 Tidak berbeda V
dalam tugas
V
7 Pertanyaan
V
V
V
V V
relevan
V
V
V
Tabel 29 Rekapitulasi hasil diskusi kelompok siklus III Indikator Penilaian
Rata Rata
NO
NAMA
A
B
C
D
E
F
G
1
Adi Susanto
7
7
6
8
7
7
7
7.0
2
Endra Widiyanto
8
7
8
7
7
8
6
7.3
3
Ikhda Tauhida
7
7
7
7
7
8
8
7.3
4
Ikhfina Intan K
6
8
7
8
7
7
7
7.1
5
Istiqomah
8
7
7
7
7
7
7
7.1
6
Riko Nurul Azis
7
7
6
7
8
7
8
7.1
7
Johan
7
8
7
7
6
8
7
7.1
8
Saidatul Masrukhah
8
7
7
7
7
7
7
7.1
9
MWildan Alkhazik
7
8
7
7
7
7
7
7.1
10
Yulan Edi Susilo
7
8
7
8
7
7
7
7.3
11
Yuni Munawaroh
8
7
7
7
8
7
6
7.1
12
M Nurfatah
8
7
7
7
7
7
8
7.3
13
Himatusnaeni
7
6
7
7
7
6
7
6.7
14
Imam Nur Mufik
7
7
7
7
7
7
7
7.0
15
Adang Guntur
7
7
8
7
8
7
7
7.3
16
Adamk Saputro
7
8
7
7
7
8
7
7.3
17
Farah Fania
7
7
7
8
7
7
7
7.3
18
Feri Yunus
8
7
7
7
7
7
7
7.2
19
Gusfanka Fardan Ibrahim
7
7
8
7
7
7
6
7.0
20
Habri Hudaya
7
7
7
7
7
6
8
7.0
Jumlah
145
144
141
144 142 142 141
Rata Rata
7,3
7,2
7,1
7,2
Keterangan :
7,1
7,1
A : Menghargai pendapat Orang lain B: Mengambil giliran dan berbagi tugas C : Mengundang orang lain untuk berbicara D : Mendengarkan dengan aktif E : Bertanya F : Tidak berbeda dalam tugas G : Pertanyaan relevan Dari hasil tersebut diperoleh rata rata untuk tujuh indikator yang
diamati adalah:
7,1
Tabel 30 Rata rata hasil pengamatan diskusi kelompok pembelajaran siklus III . Nomor
Indikator
Rata rata
1
Menghargai pendapat Orang lain
7,3
2
Mengambil giliran dan berbagi tugas
7,2
3
Mengundang orang lain untuk berbicara
7,1
4
Mendengarkan dengan aktif
7,2
5
Bertanya
7,1
6
Tidak berbeda dalam tugas
7,1
7
Pertanyaan relevan
7,1
Selanjutnya hasil pengamatan terhadap presentasi siswa secara kelompok adalah Tabel 31 Hasil pengamatan presentasi siswa pelaksanaan pembelajaran siklus III No
Indikator
Kelompok 5
1 2 3
4 5 6 7 8 9
Secara tepat menjelaskan konsep Kata kata yang digunakan sesuai Presentasi dilengkapi dengan gambar,foto dan lainya Pendahuluan isi penutup disampaikan dengan jelas Kecepatan volume, artikulasi dan antusiasme Menggunakan gerakan tubuh Memberi waktu audien berpikir Merespon dengan baik pertanyaan Pertanyaan relevan
A 6
Nilai 7
8 V
V V
V V V V V V
9
No
Indikator
Kelompok 5
1 2 3
4 5 6 7 8 9 No
2 3
4 5 6 7 8 9
Nilai 7 V
6
Secara tepat menjelaskan konsep Kata kata yang digunakan sesuai Presentasi dilengkapi dengan gambar,foto dan lainya Pendahuluan isi penutup disampaikan dengan jelas Kecepatan volume, artikulasi dan antusiasme Menggunakan gerakan tubuh Memberi waktu audien berpikir Merespon dengan baik pertanyaan Pertanyaan relevan Indikator
Secara tepat menjelaskan konsep Kata kata yang digunakan sesuai Presentasi dilengkapi dengan gambar,foto dan lainya Pendahuluan isi penutup disampaikan dengan jelas Kecepatan volume, artikulasi dan antusiasme Menggunakan gerakan tubuh Memberi waktu audien berpikir Merespon dengan baik pertanyaan Pertanyaan relevan
8
9
8
9
V V
V V V V V V Kelompok 5
1
B
C 6
Nilai 7 V V V
V V V V V V
No
Indikator
Kelompok 5
1 2 3
4 5 6 7 8 9
D Nilai 7
6
Secara tepat menjelaskan konsep Kata kata yang digunakan sesuai Presentasi dilengkapi dengan gambar,foto dan lainya Pendahuluan isi penutup disampaikan dengan jelas Kecepatan volume, artikulasi dan antusiasme Menggunakan gerakan tubuh Memberi waktu audien berpikir Merespon dengan baik pertanyaan Pertanyaan relevan
8
9
V V V
V V V V V V
Dari hasil tersebut diperoleh rata rata untuk Sembilan indikator yang diamati adalah: Tabel 31 Rata rata hasil presentasi siswa siklus III . No
Kelompok B 7
C 7
Indikator penilaian D E F 7 8 8
1
Kelompok A
A 8
G 7
H 7
I 7
2
Kelompok B
7
8
8
7
7
8
8
7
8
3
Kelompok C
7
7
7
8
7
8
8
8
8
4
Kelompok D
8
8
7
7
7
8
7
8
8
Jumlah
30
30
29
29
29
32
30
30
31
Rata Rata
7.5
7.5
7.3
7.3
7.3
8.0
7.5
7.5
7.8
Keterangan : A : Secara tepat menjelaskan konsep B : Kata kata yang digunakan sesuai C : Presentasi dilengkapi dengan gambar,foto dan lainya D : Pendahuluan isi penutup disampaikan dengan jelas E : Kecepatan volume, artikulasi dan antusiasme F : Menggunakan gerakan tubuh G : Memberi waktu audien berpikir H : Merespon dengan baik pertanyaan I : Pertanyaan relevan
Dari hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran siklus III terjadi peningkatan terhadap indikator yang di tekankan, dilihat dari hasil rekapitulasi nilai pengamatan Dari hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran siklus III terjadi peningkatan terhadap indikator yang ditekankan, dilihat dari hasil rekapitulasi nilai pengamatan yaitu Menghargai pendapat Orang lain nilai pada siklus I 5,6 meningkat menjadi 6,7 pada siklus II dan 7,3 pada siklus III. Mengambil giliran dan berbagi tugas pada siklus I 5,7 meningkat menjadi 6,9 pada siklus II dan 7,2 pada siklus III, Mengundang orang lain untuk berbicara pada siklus I 5,6 meningkat menjadi 6,7 pada siklus II dan 7,1 pada siklus III, Mendengarkan dengan aktif pada siklus I 5,9 meningkat menjadi 6,9 pada siklus II dan 7,1 pada siklus III, Bertanya pada siklus I 5,7 meningkat menjadi 6,7 pada siklus II dan 7,3 pada siklus III , Tidak berbeda dalam tugas pada siklus I 5,6 meningkat menjadi 6,7 pada siklus II dan 7,2 pada siklus III, Pertanyaan relevan pada siklus I 5,8 meningkat menjadi 6,8 pada siklus II dan 7,1 pada siklus III. Hal ini terjadi karena siswa sudah mengerti terhadap apa yang diharapkan oleh guru serta sudah mengenal terhadap pembelajaran aktif
model Listening Team. Dan hal ini pula berpengaruh terhadap hasil tes formatif III yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif
III
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan terutama dalam hal penerapan metode pembelajaran yang dimaksud. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut. Tabel 32 Hasil tes formatif pembelajaran siklus III. Nilai tes No
Nama Siswa
formatif
1
Adi Susanto
9
2
Endra Widiyanto
7
3
Ikhda Tauhida
8
4
Ikhfina Intan K
7
5
Istiqomah
8
6
Riko Nurul Azis
8
7
Johan
7
8
Saidatul Masrukhah
7
9
M Wildan Alkhazik
6
10
Yulan Edi Susilo
8
11
Yuni Munawaroh
8
12
M Nurfatah
7
13
Himatusnaeni
8
14
Imam Nur Mufik
7
15
Adang Guntur
6
16
Adam Saputro
8
17
Farah Fania
8
Ket
18
Feri Yunus
9
19
Gusfanka Fardan Ibrahim
8
20
Habri Hudaya
7 Rata rata
7,5
Dari tabel di atas dapat direkapitulasi nilai rata-rata hasil tes formatif III dengan tabel dibawah ini : Tabel 33 Rekapitulasi hasil tes formatif siswa pada siklus III No
Uraian
Hasil Siklus III
1
Nilai rata-rata tes formatif
7,5
2
Jumlah siswa yang tuntas belajar
18
3
Persentase ketuntasan belajar
90 %
Data tersebut diatas diolah untuk mencari persentase hasil kegiatan dengan rumus: P = F X 100% N Dimana
P = Persentase hasil F = Siswa yang menguasai atau tuntas N = Jumlah siswa seluruhnya
Dari tabel di atas dapat dijelaskan adanya peningkatan prestasi belajar siswa antara pelaksanaan siklus I, pelaksanaan siklus II, dan pelaksanaan siklus III yang semuanya menggunakan satu metode pembelajaran yaitu dengan menerapkan pembelajaran model pembelajaran aktif Listening Team. Pada pelaksanaan siklus I diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah
6,7
pada siklus II adalah 7,1 terjadi peningkatan prestasi yaitu dengan
perolehan nilai rata-rata prestasi belajar siswa pada siklus III yaitu 7,5 dan ketuntasan belajar pada siklus I 56,3 % pada siklus II 73 % pada siklus III mencapai 90 %
dan sudah melampaui batas minimal ketuntasan belajar
klasikal, dan pada siklus I ada 11 siswa dari 20 siswa yang tuntas belajar pada siklus II siswa yang tuntas mencapai 15 siswa dari 20 siswa pada siklus III siswa yang tuntas mencapai 18 siswa dari 20 siswa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai 6,5 hanya sebesar 56,3 % lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan pembelajaran model pembelajaran aktif Listening Team tersebut, pada siklus II sudah mengalami peningkatan
walaupun
belum
pembelajaran yaitu 85 % mengerti
sesuai
dengan
persentase
ketuntasan
hal tersebut terjadi karena siswa sudah mulai
terhadap apa yang diharapkan oleh guru serta mulai mengenal
terhadap pembelajaran aktif model Listening Team. Tabel rekap hasil Siklus III
Hasil
Perhatian
Motivasi
Prestasi
7,2
7,3
7,1
b.Refleksi Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus III diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: Keberhasilan dari siklus III adalah : 1) Dengan penerapan metode pembelajaran aktif Listening Team keaktifan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran bisa maksimal . 2) Siswa sudah bisa berfikir dan menyimpulkan materi pembelajaran secara cepat 3) Guru sudah terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, dimana siswa selalu diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan. 4) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik. 5) Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan. Kegagalan dari siklus III Kegagalan pada siklus ini tidak begitu tampak hanya beberapa yang bisa dipakai untuk revisi yang akan datang. Pada siklus III guru telah menerapkan pembelajaran model Listening Team dengan baik dan dilihat dari aktifitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya
penerapan model Listening Team
dapat meningkatkan proses belajar
mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai .
B.
PEMBAHASAN 1. Pembahasan siklus I Pada pelaksanaan siklus I dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan pembelajaran model pembelajaran aktif Listening Team diperoleh nilai ratarata prestasi belajar siswa adalah 6,7 dan ketuntasan belajar mencapai 56,3 % atau ada 11 siswa dari 20 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai 6,5 hanya sebesar 56,3 % lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan pembelajaran model pembelajaran aktif Listening Team tersebut dan guru kurang maksimal dalam memotivasi siswa sehingga reaksi siswa terhadap pembelajaran kurang cepat , maka untuk pembelajaran siklus 2.
Pembahasan siklus II Dari hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran siklus II terjadi peningkatan terhadap indikator yang di tekankan, dilihat dari hasil rekapitulasi nilai pengamatan yaitu menghargai pendapat orang lain nilai pada siklus I 5,6 meningkat menjadi 6,7 pada siklus II. mengambil giliran dan berbagi tugas pada siklus I 5,7 meningkat menjadi 6,9 pada siklus II, Mengundang orang
lain untuk berbicara pada siklus I 5,6 meningkat menjadi 6,7 pada siklus II, mendengarkan dengan aktif pada siklus I 5,9 meningkat menjadi 6,9 pada siklus II, bertanya pada siklus I 5,7 meningkat menjadi 6,7 pada siklus II, tidak berbeda dalam tugas pada siklus I 5,6 meningkat menjadi 6,7 pada siklus II, pertanyaan relevan pada siklus I 5,8 meningkat menjadi 6,8 pada siklus II. Hal ini terjadi karena siswa sudah mengerti terhadap apa yang diharapkan oleh guru serta mulai mengenal terhadap pembelajaran aktif model Listening Team. Pada pelaksanaan pembelajaran terjadi peningkatan prestasi dilihat dari hasil tes formatif I, pada siklus I diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 6,7 maka pada siklus II terjadi peningkatan prestasi yaitu dengan perolehan nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 7,1 dan ketuntasan belajar pada siklus I 56,3 % maka pada siklus II mencapai 75 % dan pada siklus I ada 9 siswa dari 20 siswa yang tuntas belajar maka pada siklus II siswa yang tuntas mencapai 12 siswa dari 20 siswa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa adanya peningkatan prestasi belajar siswa walaupun secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai 6,5 hanya sebesar 70 % lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%, tetapi pada siklus II sudah mengalami peningkatan
walaupun
belum
sesuai
dengan
persentase
ketuntasan
pembelajaran yaitu 85 % hal tersebut terjadi karena siswa sudah mengerti terhadap apa yang diharapkan oleh guru serta mulai mengenal terhadap pembelajaran aktif model Listening Team.
3. Pembahasan siklus III Pelaksanaan siklus ke III terjadi peningkatan prestasi yaitu dengan perolehan nilai rata-rata prestasi belajar siswa pada siklus III yaitu 7,5 dan ketuntasan belajar pada III mencapai 90 %
dan sudah melampaui batas
minimal ketuntasan belajar klasikal, peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar pada siklus III ketuntasan mencapai 90 % dan pembelajaran sudah bisa dianggap tuntas karena sudah melebihi batas minimum ketuntasan pembelajaran. Tabel rekap hasil pelaksanaan Siklus I,II, III
Hasil
Siklus I
Siklus II
Siklus II
Perhatian
5,9
6,9
7,2
Motivasi
5,6
6,7
7,3
Prestasi
5,7
6,7
7,1
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama tiga siklus, hasil seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan metode pembelajaran Listening Team dapat meningkatkan perhatian siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas III MI Miftakhul Huda Tegalsari Kedu tahun 2010/2011 yang ditandai dengan peningkatan indikator perhatian siswa pada diskusi kelompok dalam setiap siklus, yaitu mendengarkan aktif siklus I
5,9 pada siklus II 6,9 siklus III 7,2 , kemudian
menghargai pendapat orang lain siklus I 5,6 pada siklus II 6,7 siklus III 7,3 , kemudian bertanya siklus I 5,7 pada siklus II 6,7 siklus III 7,1. 2. Penerapan metode pembelajaran Listening Team dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar Sejarah Kebudayaan Islam di kelas III MI Miftakhul Huda Tegalsari Kedu tahun 2010/2011 yang ditandai dengan peningkatan indikator motivasi siswa pada diskusi kelompok dalam setiap siklus, yaitu mengambil giliran dan berbagi tugas siklus I 5,7 pada siklus II 6,9 siklus III 7,2 , kemudian mengundang orang lain untuk berbicara siklus I 5,7 pada siklus II 6,9 siklus III 7,2 . 3. Penerapan metode pembelajaran Listening Team dapat meningkatkan prestasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam di kelas III MI Miftakhul Huda Tegalsari Kedu
tahun 2010/2011 yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I 55 % pada siklus II 75 % siklus III 90 % . B. Saran Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut: 1. Untuk melaksanakan Model pembelajaran aktif Listening Team memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan pembelajaran Model pembelajaran aktif Listening Team dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal. 2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. 3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di MI Miftakhul Huda Tegalsari Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2010 / 2011. 4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, 1997.Strategi BelajarMengajar, Bandung, CV Pustaka Setia. Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian, Jakarta PT Rineka Cipta. 2008 et.al., Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, PT Bumi Aksara. Asnawir. H, 2002. Media pembelajaran, Jakarta, Ciputat Pers. Bahri, Syaiful, 2000.Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif, Jakarta, PT Rineka Cipta. Departemen Agama ,2000. al Quran dan terjemah . Jakarta . , 2007. Silabus Kelas III. Jakarta Faududin, M.Ed, 1995. Pengembangan dan inovasi Kurikulum, Jakarta, Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. Mansur, Strategi Belajar Mengajar, 1995, Jakarta, Kelembagaan Agama Islam . Mel Silberman, 2001. Active Learning Yogyakarta, Yappendis.
Dirjen Pembinaan
(101 pembelajaran aktif),
Nasution, Noebi., 1993. Evaluasi Pengajaran, Jakarta., Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. Rusli, Nasrun, 1993. Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. Rosyid, Abdul, 1994. Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta,.Erlangga. Sabri, Ahmad. Drs. 2005.Strategi belajar mengajar dan mikro teaching. Jakarta. Quantum teaching. Syah,
Muhibin, 2007. Rosdakarya.
Psikologi
Pendidikan,
Bandung,
Remaja
Sudjana, Nana, 1998. Dasar Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung PT Sinar Baru Algensindo. Slameto, 1995. .Belajar dan faktor faktor yang mempengaruhinya, Jakarta Rineka cipta.
Tim Rahmatika, 2004. Sejarah Kebudayaan IslamUntuk Madrasah Kelas III, Semarang , Aneka Ilmu. Zaini, Hisyam et..al, 2002. Strategi pembelajaran aktif, Yogyakarta CTSD,.
LAMPIRAN - LAMPIRAN
LAMPIRAN I
RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN (RPP) Identitas Mata Pelajaran Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : Mata Pelajaran : Jumlah Pertemuan : Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
: :
Tujuan Pembelajaran
:
Materi ajar
:
Alokasi waktu Matode Pembelajaran
: :
: Sejarah Kebudayaan Islam MI Miftahul Huda III / 2 Sejarah Kebudayaan Islam 1 kali 2. 2.1
Mengenal sejarah kelahiran Nabi Muhammad Saw Menceritakan kejadian luar biasa yang mengiringi lahirnya Nabi Muhammad Saw Siswa dapat menceritakan kejadian luar biasa yang mengiringi lahirnya Nabi Muhammad Saw Keadaan alam sekitar Mekah menjelang kelahiran Nabi Muhammad Kabar yang berkembang di masyarakat Mekah akan lahirnya nabi akhir zaman 2 x35 menit Listening Team
Kegiatan Pembelajaran : Pertemuan ke - 1 a. Pendahuluan (10 menit) o Guru memberikan salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmallah dan kemudian berdoa sebelum memulai pelajaran. o Siswa menyiapkan buku SKI , membuka bab yang akan dipelajari. o Secara bersama membaca materi dan sub materi . o Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan diajarkan dan tujuan atau kompetensi dasar yang akan dicapai. b. Kegiatan inti (50 menit) 1). Eksplorasi o Untuk mengetahui pengetahuan siswa, guru memberian pertanyaan yang berkaitan dengan materi, dan lain sebagainya. o Dengan bimbingan guru, siswa secara berkelompok mendiskusikan materi yang terbuat di buku paket siswa. o Dengan penjelasan guru, siswa melengkapi materi yang telah diskusikan dan yang berasal dari buku paket.
o Siswa membuat catatan hasil pembahasan dan penjelasan materi. o Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan mengapa perlu adanya strategi dalam berdakwah. 2). Elaborasi o Siswa membaca dan menulis sejarah masyarakat Arab pra Islam yang terdapat di buku pegangan siswa o Guru menugaskan seorang siswa untuk mengemukakan pendapat tentang materi. o Guru mejelaskan dan melengkapi pendapat siswa tentang materi. o Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya materi yang belum jelas. o Membahas pertanyaan tersebut secara umum dengan jawaban secara menyeluruh. o Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk berkompetisi menjawab soal yang berkaitan dengan materi. o Guru dan siswa secara bersama memilih dan menentukan juara hasil kompetisi. 3) Konfirmasi o Guru memberikan hadiah kepada kelompok siswa atau perseorangan yang telah mampu mencapai tujuan pembelajaran. o Dengan Bimbingan guru, siswa merefleksi kegiatan pembelajaran guna menggali pengalaman belajar yang telah dilakukan. o Guru memfasilitasi siswa untuk memecahkan berbagai masalah dan memberi informasi untuk agar bereksplorasi lebih jauh tentang materi. o Guru memotivasi siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif c. Kegiatan akhir / penutup (10 menit) o Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran. o Guru menilai / merefleksi kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan o Guru memberi umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran o Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan yang telah disediakan o Guru menginformasikan bahwa pertemuan berikutnya akan belajar tentang Memahami materi .
Sumber Belajar 1. Buku Paket SKI Kelas 3 MI 2. LKS 3. Sumber lain yang relevan Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi Menjelaskan tentang ka’bah secara sederhana Menjelaskan kisah Abrahah dan bala tentaranya secara sederhana Menjelaskan alasan Abrahah menyerang dan ingin menghancurkan ka’bah secara sederhana Menjelaskan rencana penyerangan pasukan bergajah terhadap ka’bah secara sederhana Menjelaskan keadaan alam sekitar Mekah menjelang kelahiran Nabi Muhammad secara sederhana Menjelaskan adanya kabar yang berkembang di masyarakat Mekah akan lahirnya nabi Muhammad secara sederhana
Mengetahui Kepala Madrasah
Mustofa, S.Pd.I NIP.
Jenis Penilaian
Bentuk Penilaian
Contoh Instrumen
Tes tulis
Jawaban singkat
Tes tulis
Jawaban singkat
Tes lisan
Jawaban singkat
Tes tulis
Jawaban singkat
1. Jelaskan keadaan alam sekitar Mekah menjelang kelahiran Nabi Muhammad secara sederhana....? 2. Jelaskan adanya kabar yang berkembang di masyarakat Mekah akan lahirnya nabi Muhammad secara sederhana.....?
Tes tulis Jawaban singkat Tes lisan Jawaban singkat
Tegalsari, Guru Bidang Studi
Nisa Ristuningsih NIM 11408271.
LAMPIRAN II KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW
Muhammad adalah anggota kabilah Bani Hasyim kabilah ini memiliki kedudukan mulia dikalangan suku qurays . Kakek nya bernama Abdul Muttolib merupakan salah seorang kepala suku Qurays yang memegang jabatan Siqayah atau pengawas sumur zamzam yang bertugas memberi air pada kafilah yang datang ke ka’bah . Ayah Muhammad bernama Abdullah.yang meninggal dunia di yasrib ketika mengikuti kafilah dagang ke syam. Peristiwa itu terjadi tiga bulan setelah ia menikah dengan Aminah binti Wahab yang berasal dari kabilah Bani Zuhrah. Muhammad keturunan Nabi Ismail dan Nabi Ibrahim. Sebelum kelahiran Muhamad terjadi suatu peristiwa penyerangan Ka’bah oleh tentara gajah yang dipimpin oleh raja Abraha. Muhammad lahir pada hari senin tanggal 12 rabiul awal tahun gajah. Ketika bayi ia diasuh oleh halimah sa’diyah . Pada masa kanak kanak Muhamad telah menunjukkan tanda tanda kjenabian. Ia sangat berbeda dengan anakj anak seusianya.ia sudah bisa pandai berjalan pada usia 5 bulan dan telah pandai bicara pada usia 9 bulan .Ibu Aminah wafat di kampung Abwa setelah berziarah ke makam Abdullah dikota yasrib. Kemudian Muhammad diasuh oleh Kakeknya Abdul Muttalib setelah kakeknya wafat ia diasuh oleh pamanya yang bernama Abu Tholib.
LAMPIRAN III Instrumen Penelitian
1. Sebutkan hari dan tanggal Nabi Muhammad dilahirkan. 2. Siapa Nama Ibu Muhammad 3. Apakah arti nama Muhammad 4. Siapa yang mengasuh Nabi ketika amsih bayi 5. padausia berapakah mehammad bis aberbicara 6. jelaskan tugas Asiqayah 7. dikota manakah ayah Muhammad wafat. 8. sebelum kelahiran Muhamad terjadi penyerangan ka’bah oleh pasukan gajah yang dipimpin oleh... 9. setelah kakeknya wafat Muhamad diasuh oleh pamanya yang bernama... 10. Ibu Muhammad meninggal didesa...
LAMPIRAN IV LEMBAR PENGAMATAN KETRAMPILAN KOOPERATIF SISWA
Pelajaran
: SKI
Kerlas
: III
Kompetensi dasar
: menceritakan kejadian luar biasa mengiringi kelahiran Nabi Muhammad SAW
N o
Kelompok…………………………..
Aktifatas Siswa Anggota Ke I 5 6
1
Menghargai pendapat Orang lain
2
Mengambil giliran dan berbagi tugas
3
Mengundang orang lain untuk berbicara
4
Mendengarkan dengan aktif
5
Bertanya
6
Tidak berbeda dalam tugas
7
Pertanyaan relevan
7
Anggota Ke 2
8 9 5 6
7 8
Anggota Anggota Ke 4 Anggota Ke 3 Ke 5 9 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9
LAMPIRAN V
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: NISA RISTUNINGSIH
Tempat /Tanggal Lahir
: Temanggung, 12 Maret 1988
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Dsn Gabugan Ds Tegalsari Kec. Kedu Kab. Temanggung
Riwayat Pendidikan
:
1.
SD
SDN Tegalsari kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung
2.
SMP
SLTP REMAJA Parakan Kec. Parakan Kab. Temanggung
3.
SLTA
MAN Temanggung .
4.
D II
STAIN Salatiga Program Studi Pendidikan Guru Agama Angkatan Tahun 2005
5.
SI
STAIN Salatiga Program Studi Pendidikan Guru Agama Islam Angkatan Tahun 20087
Daftar Riwayat Hidup tersebut penulis buat dengan sebenarnya. Temanggung, 30 Juli 2010 Penulis
Nisa Ristuningsih NIMJ. 1140827