UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKAMELALUI PENERAPAN METODE DRILL (Studi Kasus Siswa Kelas VI MI Nurul Huda Guntur Rejosari Bandongan Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : Siti Mabruroh 11410206
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2012
i
ii
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Siti Mabruroh
NIM
: 11410206
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Salatiga, 29 September 2012 Yang menyatakan
Siti Mabruroh
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO “Barang siapa bersungguh-sungguh maka ia dapat” (Manjadda Wajada). ”Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijaksana dalam mengatasinya adalah sesuatu yang utama”.
PERSEMBAHAN Almamaterku, orang tuaku tercinta, terimakasih atas cinta, kasih sayang dan bantuannya yang telah di berikan selama ini hingga aku bisa menyelesaikan studiku ini, Keluarga tercinta, putera-putriku, terimakasih atas bantuannya selama ini dan tak henti-hentinya memberikan dukungan moril pada penulis untuk menuntut ilmu, Rekan-rekan STAIN Salatiga
v
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang mengikuti beliau dengan benar hingga akhir zaman. Penyusunan skripsi ini dalam rangka memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Judul skripsi ini adalah Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui Penerapan Metode Drill di Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Guntur Rejosari Bandongan Magelang
Tahun Pelajaran 2011/2012. Dalam
penyelesaian karya ini, penulis telah mendapat banyak kritik, saran, masukan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku rektor Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
2.
Bapak Drs. Djoko Sutopo, M.Pd.I selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam-Ekstensi
3.
Bapak Ilyya Muhsin, S.H.I., M.Si sebagai Dosen Pembimbing yang senantiasa memberikan masukan berharga bagi penulisan, serta berperan besar dalam penyelesaian skripsi ini.
vi
4.
Bapak dan Ibu Dosen beserta seluruh civitas akademika Fakultas Ilmu Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga yang telah memberikan ilmunya kepada peneliti.
5.
Kepala Madrasah dan seluruh tenaga pendidik di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Guntur, Rejosari Bandongan, Magelang.
6.
Rekan-rekan Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.
7.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih telah banyak memberi dukungan kepada peneliti. Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak kekurangan,
untuk itu peneliti mohon saran dan petunjuk untuk perbaikan penelitian ini. Semoga Allah SWT. membalas semua amal dan jasa baik kepada semua pihak dengan balasan yang setimpal dan sebagai akhir peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan selalu mendapat ridho dari Allah SWT. Salatiga, 20 September 2012 Penulis
Siti Mabruroh
vii
ABSTRAK Mabruroh, Siti. 2012. Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui Penerapan Metode Drill di Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Guntur Rejosari Bandongan Magelang. Skripsi. Jurusan tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Salatiga. Pembimbing: Kata kunci: prestasi belajar, metode drill
Penelitian ini merupakan upaya peningkatan prestasi belajar matematika melalui penerapan metode drill di Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Guntur Rejosari Bandongan Magelang. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar matematika melalui penerapan metode drill pada siswa kelas VI MI Nurul Huda Guntur Rejosari Bandongan Magelang tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini adalah tindakan kelas yang dilaksanakan di MI Nurul Huda Guntur, Rejosari, Bandongan Magelang, dengan kelas yang dijadikan fokus pembelajaran adalah kelas VI dengan jumlah siswa sebanyak 37 orang, yang telah dilakukan dalam 3 (tiga) siklus, dengan materi pembelajaran matematika meliputi FPB, KPK, dan operasi hitung pecahan. Instrumen yang digunakan adalah, pedoman wawancara, lembar pengamatan dan lembar soal. Keberhasilan penelitian ditentukan oleh Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 6.0 yang diperoleh 65% dari 37 siswa atau 24 siswa. Berdasarkan hasil penelitian dengan melihat pada nilai rata-rata hasil tes siswa setelah melalui 3 (tiga) siklus, diketahui bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar matematika siswa kelas VI MI Nurul Guntur Rejosari Bandongan Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012 pada materi Faktor Persekutuan Besar (FPB), Kelipatan Persekutuan Kecil (KPK), dan operasi hitung pecahan (perkalian dan pembagian pecahan), adalah meningkatnya siswa yang mencapai ketuntasan minimal pada siklus I sebanyak 18 siswa, pada siklus II meningkat menjadi 21 siswa dan pada siklus III kembali meningkat menjadi 34 siswa.
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN.........................................
iii
HALAMAN KEASLIAN TULISAN......................................................
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN......................................
v
KATA PENGANTAR..............................................................................
vi
ABSTRAK................................................................................................
viii
DAFTAR ISI.............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL.....................................................................................
xi
DAFTAR BAGAN...................................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah..............................................................
1
B. Perumusan Masalah.....................................................................
7
C. Tujuan Penelitian.........................................................................
7
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan.........................
7
E. Kegunaan Penelitian...................................................................
8
F. Definisi Operasional………………………………….….…..…
9
G. Metode Penelitian.......................................................................
11
H. Sistematika Penulisan………………………………….…...…..
17
BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................
19
A. Prestasi Belajar............................................................................
19
1. Pengertian Prestasi…………………………………….…..
19
2. Pengertian Belajar……………………………………....…
22
3. Tujuan Belajar………………………………………....…..
24
4. Pengertian Prestasi Belajar……………………………...…
26
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar……….
28
B. Matematika..................................................................................
30
1. Hakekat Matematika………………………………….…...
30
2. Bahan Ajar Matematika Kelas VI…………………….…...
34
ix
C. Metode Drill................................................................................
39
1. Pengertian Metode Drill……………………………….…..
39
2. Tujuan Penggunaan Metode Drill…………………………
41
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN..............................................
45
A. Subyek Penelitian…….….……………………………………..
45
1. Lokasi dan Waktu Penelitian………………………………
45
2. Mata Pelajaran……………………………………………..
45
3. Karakteristik Subyek Penelitian……………………………
45
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I...................................................
46
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II………………………………..
52
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III………………………………
55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.........................
59
A. Deskripsi Hasil Penelitian ……………………………………..
59
1. Siklus I……………………………………………………..
59
2. Siklus II……………………………………………………
61
3. Siklus III…………………………………………………...
65
B. Pembahasan ………………………………………..……….….
72
BAB V PENUTUP....................................................................................
76
A. Kesimpulan..................................................................................
76
B. Saran-saran................................................................................... 76 DAFTAR PUSTAKA……………………………………….........……... LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
78
DAFTAR TABEL TABEL
Halaman
Tabel.1
Hasil Tes Siklus I dengan Materi FPB……………………....
59
Tabel.2
Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I…………………..…..
60
Tabel.3
Hasil Observasi Kinerja Siswa Siklus I…………………..….
61
Tabel.4
Hasil Tes Siklus II dengan Materi KPK…………………..…
63
Tabel.5
Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II…………………..….
64
Tabel.6
Hasil Observasi Kinerja Siswa Siklus II…………………..…
65
Tabel.7
Hasil Tes Siklus III dengan Materi Operasi hitung Pecahan… 66
Tabel.8
Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III……………………... 68
Tabel.9
Hasil Observasi Kinerja Siswa Siklus III…………………….. 69
Tabel.10
Perbandingan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VI MI Nurul Huda Guntur Rejosari Bandongan Magelang……… 74
xi
DAFTAR BAGAN Halaman Bagan 1.
Siklus Penelitian Tindakan Kelas……………………..…
47
Grafik.1
Peningkatan Prestasi Belajar Matematika…………..……
73
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia mempunyai perkembangan dan kemajuan sesuai dengan perkembangan jaman yang semakin hari semakin maju. Pendidikan bukan hanya sekedar media untuk mewariskan kebudayaan kepada generasi seterusnya, akan tetapi pendidikan diharapkan mampu merubah dan mengembangkan pola kehidupan bangsa ke arah yang lebih baik. Secara lebih terperinci, tujuan pendidikan telah dirumuskan dalam Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional : “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Sekolah merupakan rumah kedua sebagai penyelenggara pendidikan agar anak-anak tersebut dapat mencapai cita-cita yang diimpikannya. Selain orang tua di rumah yaitu ayah dan ibu, guru berperan penting untuk menjadi orang tua kedua bagi anak-anak yang dititipkan di sekolah. Orang tua berharap agar anak-anaknya menjadi orang yang cerdas, berbudi dan bermoral yang baik. Sebagai penyelenggara pendidikan sekolah senantiasa memberikan pelajaran-pelajaran yang bermutu berdasarkan standar kurikulum pada setiap jenjang pendidikan.
1
Matematika adalah salah satu pelajaran yang penting di sekolah dasar. Mata pelajaran Matematika telah diperkenalkan sejak siswa menginjak kelas I Sekolah Dasar (SD). Matematika diajarkan di Sekolah Dasar karena pelajaran itu nantinya sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, maka dari itu pengajarannya sangat perlu kejelian atau kesungguhan agar siswa benar-benar menguasai mata pelajaran Matematika. Oleh karena pentingnya peranan Matematika terhadap masa depan bangsa, maka pemerintah telah berusaha untuk meningkatkan mutu pelajaran Matematika dengan berbagai upaya seperti dengan pemberian alat peraga, buku paket, olympiade Matematika, serta penyempurnaan kurikulum. Siswa atau anak didik sebagai individu yang potensial tidak dapat berkembang banyak tanpa bantuan pendidik. Berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan, maka perlu adanya perbaikan, pembaharuan, serta perubahan dalam segala aspek di antaranya kurikulum, sarana dan prasarana, guru, siswa serta metode pengajaran. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang mendapatkan porsi perhatian terbesar baik dari kalangan pendidik, orangtua maupun anak. Tidak sedikit orangtua yang mempunyai persepsi bahwa matematika adalah pengetahuan terpenting yang harus dikuasai anak. Sayangnya, tidak semua anak dibekali kemampuan untuk berprestasi cemerlang di bidang matematika. Kendalanya adalah matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang kurang menyenangkan bagi banyak siswa persekolahan, tentu saja harus
2
dijadikan sebagai bahan refleksi tiada henti, bagi semua pihak yang berkaitan, terutama bagi guru yang menyajikannya langsung di hadapan siswa. Penyajian materi matematika yang dianggap membosankan, perlu kiranya diantisipasi dengan mencari suatu alternatif pembelajaran matematika yang disajikan secara inovatif, menarik, diminati, dan mampu memotivasi siswa, sehingga nantinya diharapkan juga bisa melejitkan prestasi belajar siswa. Soedjadi (2000: 11), mengatakan bahwa “matematika merupakan ilmu pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan”. Anak dalam mempelajari matematika banyak yang keliru, banyak anak yang hanya menghafal saja. Oleh karena itu layanan pendidikan yang diberikan diupayakan untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki anak secara optimal, sehingga anak tidak hanya menghafal konsep saja akan tetapi mereka mampu menerima materi matematika secara baik dan benar, apalagi ditunjang dengan media belajar yang sangat baik di dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Mengembangkan metode pengajaran merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Metode dalam proses belajar mengajar merupakan alat untuk mencapai tujuan dan perumusan tujuan dengan sejelas-jelasnya merupakan syarat terpenting sebelum seseorang menentukan dan memilih metode mengajar yang tepat. Apabila seorang guru dalam memilih metode mengajar kurang tepat akan menyebabkan kekaburan tujuan yang menyebabkan kesulitan dalam memilih dan menentukan metode yang akan digunakan. Selain itu pendidik juga dituntut untuk mengetahui serta
3
menguasai beberapa metode dengan harapan tidak hanya menguasai metode secara teoritis tetapi pendidik dituntut juga mampu memilih metode yang tepat untuk bisa mengoperasionalkan secara baik (Ghofir dkk., 1983: 79). Pembelajaran matematika yang diajarkan di SD merupakan matematika sekolah yang terdiri dari bagian-bagian matematika yang dipilih guna menumbuhkembangkan kemampuan-kemampuan dan membentuk pribadi anak serta berpedoman kepada perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Hal ini menunjukkan bahwa matematika SD tetap memiliki ciri-ciri yang dimiliki matematika, yaitu: (1) memiliki objek kajian yang abstrak (2) memiliki pola pikir deduktif konsisten (Suherman, 2006: 55). Para pendidik (guru) berharap siswa-siswanya akan berhasil dalam pembelajaran matematika dengan prestasi belajar yang memuaskan begitu pula para pendidik di MI Nurul Huda Guntur Rejosari Bandongan Magelang, tetapi pada kenyataannnya prestasi belajar matematika para siswa belum dapat dianggap berhasil. Adapun beberapa hal yang menjadi penghalang untuk tercapainya hasil belajar yang diinginkan di antaranya adalah : 1. Pengajar kurang kreatif dalam mengembangkan metode pembelajaran untuk diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran matematika. 2. Semangat siswa yang masih rendah, siswa kurang memperhatikan dan kurang menanggapi kegiatan belajar mengajar yang terjadi, Mereka cenderung mengacuhkan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) dan acuh terhadap materi yang disampaikan oleh guru.
4
3. Rendahnya prestasi belajar matematika, yang ditunjukkan dengan nilai mata pelajaran matematika di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dari beberapa poin hambatan yang ditemukan pada pembelajaran matematika di MI Nurul Huda Guntur Rejosari Bandongan Magelang, diketahui bahwa hambatan yang paling besar adalah hambatan dari poin kedua, yaitu siswa kelas VI mudah lupa terhadap materi mata pelajaran matematika yang disampaikan oleh pendidik. Sebagian besar siswa merasa kesulitan untuk memahami dan menerapkan materi matematika seperti perkalian dan pembagian. Pada pembelajaran matematika, para siswa cenderung pasif serta lamban dalam mengerjakan soal yang disajikan oleh guru, sehingga pencapaian hasil belajar tidak berhasil. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan metode pembelajaran yang tepat agar pelaksanaan belajar mengajar dapat terlakasana secara efektif, satu metode yang bisa memaksimalkan waktu yang tersedia serta mampu “memaksa” siswa terus belajar walaupun tidak dalam proses pembelajaran di kelas, salah satunya yaitu dengan menerapkan metode drill sebagai
langkah
alternatif
dalam
rangka
mengefesiensikan
proses
pembelajaran. Metode drill adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan jalan atau cara melatih siswa agar menguasai pembelajaran dan terampil dalam melaksanakan tugas latihan yang diberikan (Tayar Yusuf & Syaiful Anwar, 1995: 64-65). Metode ini hanya dipakai untuk bahan pelajaran kecekatan yang bersifat rutin dan otomatis (Ghofir, 1983: 106-108). Oleh karena itu, metode drill ini cocok diterapkan untuk pembelajaran matematika, karena dalam
5
pembelajaran matematika dibutuhkan kecepatan yang bersifat rutin dan otomatis dalam menjawab soal. Pelaksanaan metode drill dalam pembelajaran matematika ini dilaksanakan dengan cara latihan yang berulang-ulang serta latihan soal. Setelah melihat masalah-masalah yang dihadapi tersebut, para pendidik khawatir akan kelangsungan pembelajaran matematika materi FPB, KPK, operasi hitung, sehingga mengakibatkan terhambatnya pemenuhan kompetensi dasar yang akan dicapai, maka dari itu, peneliti berinisiatif melakukan penelitian tindakan kelas, dengan tujuan agar masalah dalam pembelajaran ini akan segera dapat diselesaikan dan dapat melanjutkan kompetensi dasar selanjutnya, seperti yang telah diungkapkan bahwa “tujuan utama dari PTK ini adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan praktek pembelajaran
secara
berkesinambungan,
maka
dalam
pelaksanaannya
dirasakan sangat penting dan mendesak untuk segera diterapkan” (Murni, 2008: 16). Dari uraian yang telah disebutkan di atas, maka penerapan metode drill dalam proses pembelajaran matematika dirasa sangat cocok digunakan untuk
pembelajaran
matematika,
dikarena
pembelajaran
matematika
membutuhkan latihan yang terus-menerus dan berkelanjutan, sehingga siswa dapat memahami dan mengerjakan soal-soal dengan cepat dan tepat. Jadi pada kesempatan kali ini, penulis tertarik untuk meneliti tentang “Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui Penerapan Metode Drill di
6
Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Guntur Rejosari Bandongan Magelang”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka pertanyaan penelitian yang akan dijawab adalah apakah penerapan metode drill dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas VI MI Nurul Huda Guntur Rejosari Bandongan Magelang tahun pelajaran 2011/2012 ?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar matematika melalui penerapan metode drill pada siswa kelas VI MI Nurul Huda Guntur Rejosari Bandongan Magelang tahun pelajaran 2011/2012.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah penerapan metode drill dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas VI MI Nurul Huda Guntur Rejosari Bandongan Magelang tahun pelajaran 2011/2012.
7
2. Indikator Keberhasilan Salah satu kriteria atau aspek penilaian ketuntasan dalam pembelajaran matematika adalah keterampilan meyelesaikan hitung bilangan, sehingga jika aspek ini belum dikuasai dengan baik oleh siswa maka ketuntasan materi itu belum tercapai. Pada operasi hitung campuran keterampilan itu menyangkut 4 (empat) jenis operasi bilangan yaitu, penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian yang saling terkait satu sama lain, yakni penjumlahan dan pengurangan sebagai konsep dasar untuk perkalian dan pembagian KPK, FPB dan operasi hitung bilangan pecahan
juga
menggunakan
keempat
operasi
bilangan
tersebut.
Berdasarkan keterampilan dasar tersebut nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran matematika kelas VI MI Nurul Huda Guntur Rejosari Bandongan Magelang tahun pelajaran 2011/2012 adalah 6,0 sebanyak 65% dari total jumlah siswa sebanyak 37 orang siswa, dengan demikian KKM dianggap terpenuhi apabila 24 siswa atau lebih mendapatkan nilai minimal 6,0.
E. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memiliki beberapa manfaat, di antaranya yaitu : 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan masukan dan wawasan kepada guru dalam proses pembelajaran.
8
b. Memberikan solusi sebagai upaya perbaikan mutu proses pendidikan khususnya Matematika. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Meningkatnya prestasi belajar matematika siswa kelas VI MI Nurul Huda Guntur Rejosari Bandongan Magelang, sehingga peserta didik lebih menyenangi pembelajaran matematika. b. Bagi Guru Memberi
arahan
dalam
proses
pembelajaran
untuk
mengajarkan mata pelajaran Matematika melalui metode drill, sehingga pembelajaran Matematika mempunyai metode yang bervariasi. c. Bagi MI Nurul Huda Guntur Rejosari Bandongan Magelang Memberikan sumbangan pemikiran dalam meningkatnya kualitas pembelajaran dan hasil prestasi siswa khususnya dalam mata pelajaran Matematika, sehingga mutu pendidikan di MI Nurul Huda Guntur Rejosari Bandongan Magelang akan meningkat.
F. Definisi Operasional 1. Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni “prestasi” dan “belajar”. Antara kata “prestasi” dan “belajar” mempunyai arti yang berbeda, “prestasi” adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun
9
kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan. Dalam kenyataan, untuk mendapatkan prestasi tidak semudah yang dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi untuk mencapainya. Hanya dengan keuletan dan optimesme dirilah yang dapat membantu untuk mencapainya. Oleh karena itu wajarlah pencapaian prestasi itu harus dengan jalan keuletan kerja (Dimyati & Mudjiono, 2006: 193). Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang dimaksud prestasi belajar matematika dalam penelitian ini adalah hasil/nilai yang diperoleh siswa kelas VI dalam mata pelajaran matematika dengan materi KPK, FPB dan operasi hitung pecahan, nilai tersebut adalah nilai yang minimal sama atau lebih dari 6,0 dengan prosentase 65% dari total siswa, jumlah siswa kelas VI adalah 37 siswa. Dengan demikian, prestasi belajar matematika dianggap baik jika minimal 24 siswa mendapat nilai 6,0. 2. Metode Drill Ahmad (1986: 152) mengatakan, “metode drill adalah suatu cara mengajar di mana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang
dipelajari”.
Teknik
latihan
atau
drill
menurut
Syafirudin
(http://www.syafir.com), yaitu suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar di mana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.
10
Penggunaan istilah drill, sering disamakan artinya dengan istilah ulangan. Sebenarnya berbeda, ulangan adalah suatu tindakan untuk sekedar mengetahui sejauh mana siswa telah menyerap pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Sedangkan latihan dimaksudkan agar pengetahuan dan kecakapan tertentu menjadi milik siswa dan dapat dikuasai sepenuhnya, sehingga yang dimaksud dengan metode drill dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang dilakukan secara berulang dan disertai dengan latihan soal dengan memperhatikan beberapa aspek sebagai berikut : 1. Usahakan agar latihan tersebut jangan sampai membosankan anak didik, karena waktu yang dipergunakan cukup singkat. 2. Latihan betul-betul diatur sedemikian rupa sehingga betul-betul menarik perhatian anak didik, dalam hal ini guru harus berusaha menumbuhkan motivasi untuk berpikir. 3. Agar anak didik tidak ragu maka anak didik terlebih dahulu diberikan pengertian dasar tentang materi yang akan diberikan.
G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Selanjutnya dalam penelitian disingkat PTK. Menurut Wahidmurni (2008: 33) “penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian
yang
mengkaji
proses
pembelajaran
dikaitkan
dengan
pengoptimalan penggunaan metode, media, strategi pembelajaran, di mana
11
kegiatan perbaikan pembelajaran tersebut diharapkan dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajaran siswa”. PTK dapat dilakukan sendiri oleh guru atau dilakukan secara kolaboratif yang melibatkan peneliti, guru, siswa maupun karyawan sekolah yang lain yang bertujuan untuk memperbaiki sistem serta kinerja guru dalam rangka memperbaiki atau meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran siswa. 2. Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MI Nurul Huda Guntur Rejosari Bandongan Magelang, dengan subyek penelitian siswa kelas VI Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 37 siswa meliputi siswa putra berjumlah 17 orang dan siswi putri berjumlah 20 orang. 3. Langkah-langkah Langkah-langkah dalam penelitian ini mengacu pada sistem penelitian tindakan kelas yang disebut sebagai siklus. Penelitian ini menggunakan tiga siklus yang tiap siklusnya terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut : a. Perencanaan Langkah-langkah yang dilaksanakan pada tahap ini adalah : 1) Merancang pembelajaran dengan menggunakan metode driil 2) Menyusun soal sebagai evaluasi awal 3) Membuat lembar kegiatan siswa
12
4) Membuat lembar observasi siswa dalam penelitian dan kinerja guru dalam proses pembelajaran. 5) Membuat lembar evaluasi untuk menilai laporan hasil penelitian siswa b. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini yaitu peneliti dapat berperan
sebagai
guru,
melaksanakan
pembelajaran
dengan
menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dibuat c. Pengamatan/observasi Mengamati pelaksanaan pembelajaran atau mengobservasi dilakukan saat pelaksanaan pembelajaran dan diskusi prestasi hasil penelitian oleh siswa. d. Refleksi Peneliti melalukan evaluasi pembelajaran matematika dengan metode drill dengan memperhatikan hasil pelaksanaan dan pengamatan, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut : 1) Kesesuaian pelaksanaan dengan perencanaan 2) Kendala atau kesulitan yang dialami 3) Kemajuan yang telah dicapai siswa 4) Rencana pembelajaran selanjutnya Hasil kegiatan pada siklus I akan dilanjutkan pada siklus berikutnya sampai mencapai hasil yang ditentukan.
13
4. Instrumen Penelitian Instrumen atau alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Lembar pengamatan Digunakan untuk mengamati dan mengumpulkan data tentang kinerja siswa dan guru selama tindakan kelas. b. Lembar penilaian siswa Digunakan untuk mengetahui perkembangan nilai/prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan kelas. c. Pedoman Wawancara Digunakan untuk mengetahui pendapat atau apresiasi siswa dan guru terhadap pelaksanaan pembelajaran matematika dengan metode drill. 5. Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode yaitu ; a. Metode Observasi Metode ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung situasi lingkungan dan tempat penelitian. Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapi dengan lembar atau blangko pengamatan sebagai instrumen, metode ini akan mencatat berbagai petunjuk yang diperoleh di dalam kelas tentang kinerja siswa dan guru.
14
b. Metode Wawancara Penelitian ini penulis menggunakan metode wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Oleh karena itu, penulis harus mampu mengarahkan subyek penelitian terhadap pembicaraan tentang data yang diharapkan. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang perkembangan hasil penelitian yang dilakukan. Seperti pencapaian atau kemajuan serta kendala dari penelitian yang dilakukan c. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi menurut Arikunto (2006: 202), “yaitu metode pengumpulan data dengan mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda, dan sebagainya”. Metode ini lebih mudah dibanding dengan metode lain karena apabila ada kekeliruan dalam penelitian sumber datanya tidak berubah dan dalam metode dokumentasi yang diamati adalah benda mati. Metode ini untuk mengumpulkan data tentang teori-teori yang menjelaskan variabelvariabel yang diteliti yakni prestasi belajar matematika dan metode drill. Melalui metode dokumentasi peneliti mengumpulkan rekaman tindakan kelas berupa foto pelaksanaan tindakan yang terdapat dalam lampiran penelitian.
15
d. Metode Tes Pengukuran test hasil belajar ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan melihat nilai yang diperoleh siswa. Tes tersebut juga sebagai salah satu rangkaian kegiatan dalam penerapan metode drill dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Tes yang dimaksud meliputi tes awal (pra tindakan), tes tersebut akan dijadikan sebagai acuan tambahan untuk dijadikan penentuan awal poin perkembangan individu siswa. Selain tes awal juga dilakukan tes pada setiap akhir tindakan setiap siklusnya, hasil tes ini akan digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar dan keaktifan siswa terhadap materi pelajaran Matematika melalui metode drill. 6. Analisis Data Data yang diperoleh dari tindakan yang dilakukan dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif untuk memastikan bahwa dengan mengaplikasikan metode drill dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Data yang bersifat kualitatif, terdiri dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi dianalisis secara kualitatif. Analisis secara kualitatif yang dimaksud adalah dengan metode deskriptif artinya hasil penelitian didiskripsikan secara narasi-narasi, sehingga akan memudahkan dalam pengambilan kesimpulan.
16
Untuk mengetahui hasil tindakan yang telah dilakukan dapat menimbulkan perbaikan, peningkatan dan perubahan dari keadaan sebelumnya, maka peneliti membandingkan antara siklus yang dilakukan melihat pada jumlas siswa yang mencapai ketuntasan minimal tiap siklusnya. H. Sistematika Penulisan Untuk menggambarkan isi dan substansi skripsi ini, peneliti menguraikannya menjadi beberapa bab dan tiap-tiap bab dibagi atas sub bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut : Bab pertama adalah pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab kedua adalah kajian teori yang berisi pengertian prestasi, pengertian belajar, pengertian prestasi belajar, faktor-faktor
yang
mempengaruhi prestasi belajar, pengertian matematika, pengertian metode drill, cara pembelajaran dengan metode drill. Bab ketiga adalah pelaksanaan penelitian terdiri dari, subyek penelitian, lokasi dan waktu penelitian, karakteristik siswa, rancangan pembelajaran (RPP), serta diskripsi pelaksanaan siklus I, siklus II dan siklus III.
17
Bab
keempat
adalah
penelitian
dan
pembahasan
yang
mengemukakan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan berisi mengenai deskripsi data yang didapatkan berupa, hasil pengamatan, refleksi keberhasilan tindakan, beserta pembahasan. Bab kelima adalah penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.
18
BAB II KAJIAN TEORI
A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Akal merupakan anugerah yang diberikan Allah SWT kepada manusia sehingga menjadi kewajiban bagi tiap-tiap manusia yang beriman untuk menggunakan akal tersebut sesuai perintah Allah AWT. Diharapkan dengan proses pendidikan Islam, para peserta didik dapat ditingkatkan optimalisasi akal budinya, sehingga mereka dapat mensyukuri nikmat Allah berupa pancaindera serta kalbu yang dimilikinya dan tidak terjatuh ke dalam derajat yang lebih rendah dari binatang ternak. Allah SWT memperingatkan kita dengan firman-Nya :
Artinya : dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayatayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai (QS. Al A’raaf: 179).
19
Islam menginginkan pemeluknya cerdas serta pandai yang ditandai oleh adanya kemampuan dalam menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat, sedangkan pandai ditandai oleh banyak memiliki pengetahuan dan informasi. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan prestasi yang diperoleh manusia melalui akalnya. Ajaran agama Islam menekankan kewajiban menuntut ilmu karena menuntut ilmu sangat bermanfaat dan setiap ilmu pasti bemanfaat. Prestasi merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam dunia pendidikan. Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie kemudian dalam bahasa Indonesia prestasi yang diartikan menjadi hasil yang telah dicapai dari yang telah ditetapkan (Sardiman, 1994: 38). Istilah tersebut lazim digunakan sebagai sebutan dari penilaian dari hasil belajar. Di mana penilaian tersebut bertujuan melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yakni prestasi dan belajar. Prestasi belajar digunakan untuk menunjukkan hasil yang optimal dari suatu aktivitas belajar sehingga artinya pun tidak dapat dipisahkan dari pengertian belajar. Hasil belajar disebut juga dengan prestasi belajar. Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni ”prestasi” dan ”belajar”. Antara kata ”prestasi” dan ”belajar” mempunyai arti yang berbeda. ”prestasi” adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan
20
pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan. Dalam kenyataan, untuk mendapatkan prestasi tidak semudah yang dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi untuk mencapainya. Hanya dengan keuletan dan optimisme dirilah yang dapat membantu untuk mencapainya. Oleh karena itu wajarlah pencapaian prestasi itu harus dengan jalan keuletan kerja (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 193). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999: 787), ”prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan, ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru ”. Sutratinah Tirtonegoro (200: 43) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah pencapaian hasil usaha kegiatan belajar mengajar yang dinyatakan dalam bentuk simbul, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”. Berdasarkan pengertian prestasi tersebut di atas menurut penulis wujud nyata dari prestasi siswa adalah keberhasilan dalam proses belajar yang dapat dilihat dari prestasi yang dicapai dalam kurun waktu tertentu dalam hal ini dapat dilihat dari nilai yang dibukukan dalam bentuk buku laporan pendidikan atau raport. Nilai-nilai yang tertera dalam buku tersebut merupakan penjumlahan nilai dari seluruh mata pelajaran yang diperoleh siswa dalam satu semester. Dengan demikian besar kecilnya nilai yang diperoleh menunjukkan besar kecilnya prestasi yang dicapai.
21
2. Pengertian Belajar Pengetahuan manusia serba terbatas, banyak yang tidak diketahui oleh akal manusia namun Allah SWT memberikan pengetahuan kepada manusia yang mau giat belajar dan niscaya Allah SWT akan memberikan pengetahuan melalui baca dan tulis (kalam) kepada manusia sebagaimana firmannya :
Artinya : “yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” (QS. Al Alaq: 4-5). Setian kaum muslim diwajibkan untuk belajar karena orang yang berilmu pengetahuan menduduki tempat yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang-orang yang tak berilmu pengetahuan. Terlebih lagi bilamana orang yang berilmu pengetahua tadi juga beriman dan beramal sholeh. Allah SWT memberikan apresiasi yang begitu tinggi terhadap orang yang beriman dan berilmu pengetahuan. Allah SWT berfirman :
Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan
22
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. AL Mujadilah 11). Rasulullah saw bersabda, yang artinya : "Barang siapa yang dikehendaki baik oleh Allah maka ia dikaruniai kepahaman agama dan sesungguhnya pengetahuan itu diperoleh dengan belajar” (HR. Bukhari). Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia, dengan belajar manusia melakukan perubahan-perubahan yang mengarah pada perubahan tingkah laku yang berkembang. Belajar itu bukan sekedar pengalaman, belajar merupakan suatu proses karena itu belajar berlangsung secara aktif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan, sehingga melalui pendidikan dimungkinkan berkembangnya manusia yang berkualitas atau berpotensi yang akan berperan dalam pembangunan menjadi masyarakat yang modern (Ifa, http://rumahlaili.blogspot.com) Belajar merupakan suatu keharusan kalau kita ingin maju, maka dengan belajar akan terjadi perubahan tingkah laku seseorang. Perubahan ini berlangsung secara proses sebagai akibat dari hasil latihan dan pengalaman. Belajar bukan hanya menghafal dan mengingat saja, melainkan berinteraksi dengan lingkungannya dan merupakan suatu proses yang ditandai dengan perubahan pada diri seseorang, dengan tujuan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahaman, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, daya penerimaannya dan aspek-aspek lain yang ada pada individu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
23
belajar adalah “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan pengalaman” (Depdiknas, 1999: 13). Pengertian belajar menurut WS. Winkel (1991: 35). “Belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar”. Sedangkan menurut Rochman Natawidjaja dan HA. Moein Moesa (1991: 172-173) “Belajar adalah proses perubahan yang terus-menerus terjadi dalam diri individu yang tidak ditentukan oleh unsur keturunan, tetapi lebih banyak ditentukan oleh faktor-faktor dari luar (eksternal)”. Ngalim Purwanto, berpendapat bahwa ”belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”(Purwanto, 1998: 84). Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan keseluruhan tingkah laku dan pengetahuan individu yang relatif menetap sebagai hasil dari latihan dan pengalaman yang diperoleh selama hidupnya melalui serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. 3. Tujuan Belajar Tujuan belajar atau pendidikan dalam Islam adalah membekali akal dengan pemikiran dan ide-ide yang sehat, baik itu mengenai aqidah dan cabang-cabangnya maupun hukum-hukum, baik yang pokok maupun yang cabang. Islam telah mendorong agar manusia menuntut ilmu dan membekalinya dengan pengetahuan. Allah SWT berfirman:
24
Artinya : “(apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran” (QS. Az Zumar 9). Al-Qur’an sudah dijelaskan bahwa orang yang mulia di sisi Allah hanya karena dua hal; karena imannya dan karena ketinggian ilmunya. Bukan karena jabatan atau hartanya. Karena itu dapat kita ambil kesimpulan bawa ilmu pengetahuan harus disandingkan dengan iman. Tidak bisa dipisahkan antara keduanya. Perpaduan antara ilmu pengetahuan dan iman akan menghasilkan peradaban yang baik yang disebut dengan AlMadinah al-Fadhilah (Jumiarti, http://jumiartiagus.multiply.com). Usaha mendapatkan ilmu pengetahuan dan prestasi belajar perlu adanya tujuan belajar dengan menciptakan kondisi lingkungan belajar yang baik. Kondisi lingkungan belajar itu sendiri terdiri atau dipengaruhi oleh berbagai
komponen
yang
masing-masing
saling
mempengaruhi.
Komponen-komponen itu misalnya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang ingin diajarkan, guru dan siswa yang mempunyai peranan serta memiliki hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan dan sarana
25
atau prasarana belajar mengajar yang tersedia. Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh Sardiman (1994: 28) antara lain : a. Untuk mendapatkan pengetahuan Ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Tujuan inilah yang memiliki kecenderungan lebih besar perkembangannya di dalam kegiatan belajar. Dalam hal ini peranan guru sebagai pengajar lebih menonjol. b. Pemahaman konsep keterampilan Pemahaman konsep atau merumuskan konsep juga memerlukan suatu keterampilan. Keterampilan memang dapat dididik, yaitu dengan melatih kemampuan. Interaksi yang mengarah pada pencapaian keterampilan ini akan menuruti kaidah-kaidah tertentu dan bukan semata-mata yang menghafalkan atau meniru. c. Pembentukan sikap Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik tidak akan lepas dari penanaman nilai-nilai. Oleh karena itu guru tidak sekedar sebagai pengajar tetapi betul-betul sebagai pendidik yang memindahkan nilai-nilai itu kepada anak didiknya. Dengan dilandasi nilai-nilai itu, dalam diri anak didik atau siswa akan tumbuh kesadaran dan kemauan, untuk mempraktekan segala sesuatu yang sudah dipelajari. 4. Pengertian Prestasi Belajar Sebelum membicarakan pengertian prestasi belajar, telah dijelaskan mengenai pengertian prestasi dan belajar, untuk memudahkan didalam
26
memahami tentang pengertian prestasi belajar, perlu mendapatkan pemahaman lebih jauh mengenai makna prestasi. Penggabungan pengertian prestasi dan belajar mengandung pengertian penguasaan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh Guru (Depdikbud, 1999: 700). Prestasi belajar menurut Hamalik adalah berupa adanya perubahan sikap dan tingkah laku setelah menerima pelajaran atau setelah mempelajari sesuatu. Ada banyak pengertian tentang prestasi belajar. Berdasarkan pengertian di atas maka yang dimaksudkan dengan prestasi belajar adalah hasil belajar/ nilai pelajaran sekolah yang dicapai oleh siswa berdasarkan kemampuannya/usahanya dalam belajar (Oemar Hamalik, 2001: 45). Nasution menyatakan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan seseorang terhadap pengetahuan atau keterampilan tertentu dalam suatu mata pelajaran, yang lazim diperoleh dari nilai tes atau angka yang diberikan guru. Bila angka yang diberikan guru rendah, maka prestasi seseorang dianggap rendah. Bila angka yang diberikan guru tinggi, maka prestasi seorang siswa dianggap tinggi sekaligus dianggap sebagai siswa yang sukses dalam belajar (Noehi Nasution, 1974: 39). Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, prestasi belajar dalam penelitian ini secara konseptual diartikan sebagai hasil kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak yang dapat diukur dari tes atau hasil ujian siswa, sehingga prestasi belajar matematika dalam penelitian ini adalah hasil yang
27
berupa nilai atau angka yang diberikan oleh guru terhadap tes yang dikerjakan oleh peserta didik dalam bidang matematika. 5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Prestasi belajar yang dicapai oleh seseorang individu merupakan suatu hasil interaksi antara beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar berupa faktor internal (dalam diri individu) dan faktor eksternal (luar diri individu). Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik dapat digolongkan ke dalam faktor sosial dan non-sosial. Faktor sosial menyangkut hubungan antar manusia yang terjadi dalam berbagai situasi sosial, yang termasuk dalam faktor ini adalah lingkungan keluarga, sekolah, teman dan masyarakat pada umumnya. Sedangkan faktor non-sosial adalah faktor-faktor lingkungan alam dan fisik; misalnya: keadaan rumah, ruang belajar, fasilitas belajar, buku-buku sumber, dan sebagainya. Sekalipun banyak pengaruh atau rangsangan dari faktor eksternal yang mendorong individu belajar, keberhasilan belajar itu akan ditentukan oleh faktor diri (internal) beserta usaha yang dilakukannya. faktor internal mencakup: faktor-faktor fisiologis, yang menyangkut keadaan jasmani atau fisik individu, yang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu keadaan jasmani pada umumnya dan keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama panca indra, dan faktor-faktor psikologis, yang berasal dari dalam diri seperti intelegensi, minat, sikap, dan motivasi (Mulyasa, 2005)
28
Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting untuk diketahui dalam rangka membantu anak untuk mencapai prestasi belajar yang terbaik (Triyatno, 2009: 30), faktor-faktor tersebut adalah : a. Faktor internal (dalam diri individu) antara lain : 1) Kelemahan mental yang berkaitan dengan faktor kecerdasan intelegensi/ kecakapan dan bakat khusus 2) Kelemahan fisik yang berkaitan dengan panca indera, syaraf, dan cacat 3) Gangguan yang bersifat emosional (emosional stability) 4) Sikap dan kebiasaan yang salah dalam belajar. b. Faktor eksternal (luar diri individu) antara lain : 1) Situasi belajar mengajar yang tidak dirancang untuk siswa yang aktif 2) Kurikulum kurang fleksibel atau kaku 3) Beban studi yang terlalu berat, terlalu banyak tugas yang harus diselesaikan 4) Metode pengajaran yang monoton atau membosankan 5) Situasi di rumah yang kurang memotivasi untuk melakukan kegiatan belajar Setiap individu mempunyai keunikan-keunikan yang berbeda antara yang satu dengan yang lain, demikian juga dalam proses belajar mengajar. Ada siswa yang cepat dan ada yang lambat dalam belajar, ada yang kreatif
29
dan ada yang tidak, semua itu terjadi karena keunikan individu masingmasing. Kegiatan belajar di sekolah mempunyai tujuan untuk membantu memperoleh perubahan tingkah laku bagi setiap murid dalam rangka mencapai tingkat perkembangan optimal, oleh karena itu pengenalan terhadap sifat-sifat individu para pelajar sangat diperlukan oleh seorang guru. Namun yang perlu ditekankan adalah penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan berpengaruh terhadap kemampuan siswa menyerap materi pelajaran yang disampaikan guru, sehingga dapat dikatakan bahwa pemilihan metode pembelajaran merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan oleh seorang guru.
B. Matematika 1. Hakekat Matematika Al-Qur’an
merupakan
kitab
suci
yang
memuat
berbagai
pengetahuan tak terkecuali matematika. Hal ini membuktikan bahwa di dalam al-Qur’an itu juga membicarakan konsep–konsep matematika. Konsep yang dipaparkan di antaranya mengenai: konsep himpunan, bilangan, pengukuran, statistika, dan keajaiban-keajaiban matematika lainnya yang tersurat dalam al-Qur’an. Konsep bilangan matematika yang terkandung dalam al-Qur’an antara lain : Allah SWT berfirman :
30
Artinya : “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat” (QS. Nuh: 15). Allah SWT berfirman :
Artinya : Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Rabb dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun (dilakukan oleh malaikat 1 hari tapi, dilakukan oleh manusia lima puluh ribu tahun). (QS. AlMa'aarij: 4). Matematika pertama kali diperkenalkan oleh seorang ilmuwan Islam yaitu Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa Al-Khwarizmi atau yang biasa dikenal di kawasan Eropa dengan nama Algorisme. Al-Khwarizmi adalah orang muslim pertama dalam ilmu hitung atau matematika. Beliau yang pertama kali menemukan Algorisme. Algorisme adalah sistem hitungan nilai menurut tempat, dari kanan ke kiri, puluhan ratusan, ribuan, dan seterusnya, begitu pula sistem decimal (persepuluhan) sebagai umum pengganti sistem sexagesimal (perenampuluhan). Karya Al-Khawarizmi yang
lain
adalah
aljabar,
yang
menarik
adalah
bahwa
dalam
mengembangkan aljabar, terdapat sesuatu yang sangat religius di dalam pemikiran Al-Khawarizmi, tidak hanya teori abstrak. Ia menulis buku tentang aljabar sebagai tanggapan dari permintaan Khalifah untuk menciptakan metode yang sederhana untuk membuat perhitungan
31
berdasarkan prinsip Islam mengenai warisan, harta pusaka dan lainnya (Karina Kusuma, www.kompasiana.com). Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, dewasa ini telah berkembang amat pesat, baik materi maupun kegunaannya. Dengan demikian setiap upaya penyusunan kembali atau penyempurnaan kurikulum matematika, sekolah perlu mempertimbangkan perkembangan, pengalaman masa lalu dan kemungkinan masa depan. Istilah Matematika berasal dari kata Yunani, mathein atau manthenein yang berarti mempelajari.Kata ini memiliki hubungan yang erat dengan kata Sanskerta, medha atau widya yang memiliki arti kepandaian, ketahuan, atau intelegensia. Dalam bahasa Belanda, Matematika disebut dengan kata wiskunde yang berarti ilmu tentang belajar (hal ini sesuai dengan arti kata mathein pada Matematika) yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan (www.wikipedia.com). Menurut R. Soedjadi (2000: 11) berpendapat bahwa matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan. Sedangkan matematika menurut Johnson dan Myklebust yang dikutip oleh Mulyono Abdurrahman (1999: 252) “Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-
32
hubungan kuantitatif dan kekurangan, sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir”. Mulyono Abdurahman (2003: 252-253) mengemukakan bahwa matematika adalah suatu cara untuk menentukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia; suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan. perlunya Matematika diberikan kepada siswa karena Matematika merupakan sarana berpikir yang jelas dan logis, sarana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, sarana untuk mengembangkan kreativitas, sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya. Pengertian matematika berdasarkan sudut pandang pembuatnya, yaitu sebagai berikut : a. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisisr secara sistematik. b. Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi. c. Matematika
adalah
pengetahuan
tentang
penalaran
logik
dan
berhubungan dengan bilangan. d. Matematika adalah pengetahuan fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk. e. Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logis.
33
f. Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat (Soedjadi, 2000: 1). Tujuan pembelajaran matematika adalah terbentuknya kemampuan berfikir, kritis, logis, sistematis dan memiliki sifat objektif, disiplin dalam memecahkan suatu permasalah baik dalam bidang matematika, bidang lain, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Dari pendapat-pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa matematika adalah ilmu pengetahuan tentang penalaran logik yang berhubungan dengan bilangan dan bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan kekurangan, sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir. 2. Bahan Ajar Matematika Kelas VI Materi pembelajaran matematika dalam penelitian ini adalah materi siswa kelas IV Sekolah Dasar sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), meliputi : a. Faktor Persekutuan Besar (FPB) Faktor persekutuan terbesar (disingkat FPB) dari dua bilangan bulat positif terbesar,
cara menentukan FPB
adalah melalui
pemfaktoran (faktor persekutuan) dan pemfaktoran prima, seperti dijelaskan dalam buku pegangan guru matematika kelas VI. 1) Faktor Persekutuan Tentukan FPB dari bilangan 36, 48 dan 72 Faktor 36
= {1, 2, 3, 4, 6, 9, 12, 18, 36}
34
Faktor 48
= {1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 16,24, 48}
Faktor 72
= {1, 2, 3, 4, 6, 8, 9, 12, 18, 24, 36, 72}
Faktor persekutuan dari 36 dan 48 dan 72 = {1, 2, 3, 4, 6, 12} FPB dari 36, 48 dan 72 = 12 (12 adalah faktor persekutuan terbesar dari 36, 48 dan 72) 2) Faktor Prima Faktor prima dari suatu bilangan adalah faktor-faktor dari bilangan tersebut yang berupa bilangan prima. Bilangan prima adalah bilangan yang tepat memiliki dua faktor yaitu 1 dan bilangan itu sendiri. Semua anggota bilangan prima adalah bilangan ganjil kecuali 2. Contoh Bilangan Prima : {2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, 37, 41, 43, 47, …} Cara efektif untuk mencari FPB adalah menggunakan pohon faktor, seperti dalam contoh berikut ini : Tentukan FPB dari bilangan 20 dan 30 20 2
30 10
2
2 5
3
2x2 (22) x 5 FPB
15 5
2x3x5
= 2 x 5 = 10
Keterangan : a) 2 dan 5 adalah bilangan prima yang sama-sama terdapat faktorisasi prima kedua pohon faktor.
35
b) Pangkat terendah dari 2 adalah 1. c) Pangkat terendah dari 5 adalah 1. d) Maka FPB = 2 X 5 = 10 b. Kelipatan Persekutuan Kecil (KPK) KPK merupakan kelipatan paling kecil dari gabungan beberapa bilangan, cara mencari KPK adalah : 1) Menggunakan Himpunan Kelipatan Persekutuan Contoh : a) Tentukan KPK dari bilangan 8 dan 12 Kelipatan 8
= {8, 16, 24, 32, 40, 48, …}
Kelipatan 12
= {21, 24, 36, 48, 60, 72, ….}
Kelipatan persekutuan dari 8 dan 12 = { 24, 48, …} KPK dari 8 dan 12 = 24 b) Tentukan KPK dari bilangan 15 dan 20 Kelipatan 15
= {15, 30, 45, 60, 75, 90, 105, 120, …}
Kelipatan 20
= {20, 40, 60, 80, 100,120, …}
Kelipatan persekutuan dari 15 dan 20 = {60, 120, ….} KPK dari 15 dan 20 = 60 2) Menggunakan Pohon Faktor Tentukan KPK dari bilangan 12 dan 30 12 2
30 6
2
2 3 2 2 x 2 (2 ) x 3
15 3
36
5 2x3x5
KPK = 22 X 3 X 5 = 60 Keterangan : a) 2, 3, dan 5 adalah faktor prima yang terdapat pada faktorisasi prima. b) Pangkat tertinggi 2 adalah 2. c) Pangkat tertinggi 3 adalah 1. d) Maka KPK = 22 X 3 X 5 = 60 c. Operasi Hitung Pecahan Operasi hitung pecahan yang difokuskan dalam penelitian ini adalah operasi hitung pembagian dan perkalian bilangan pecahan, yang disesuaikan
dengan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
Matematika Kelas IV di MI Nurul Huda Rejosari Bandongan, Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2011/2012, sebagaimana contoh berikut : 1) Pembagian Bilangan Pecahan a) Pembagian bilangan pecahan dengan bilangan pecahan Cara
mengerjakannya
adalah
dengan
mengubah
pembagian menjadi perkalian dengan bilangan keduanya (pembilang dan penyebutnya ditukar/dibalik). Contoh :
37
b) Pembagian bilangan pecahan biasa dengan bilangan pecahan campuran Cara mengerjakannga adalah dengan bilangan pecahan campuran diubah terlebih dahulu menjadi bilangan pecahan biasa. Contoh :
c) Pembagian bilangan cacah dengan bilangan pecahan Cara mengerjakannya adalah bilangan cacah diubah menjadi bilangan pecahan dengan penyebutnya mengikuti penyebut
bilangan
kedua,
kemudian
dikerjakan
seperti
mengerjakan pembagian bilangan pecahan dengan bilangan pecahan. Contoh :
2) Perkalian Bilangan Pecahan Dalam perkalian bilangan pecahan pembilang dikalikan dengan pembilang sementara penyebut dikalikan dengan penyebut. a) Perkalian bilangan pecahan dengan bilangan bulat Contoh :
38
b) Perkalian bilangan pecahan dengan bilangan pecahan Contoh :
c) Perkalian bilangan pecahan dengan bilangan pecahan campuran Contoh : (
)
C. Metode Drill 1. Pengertian Metode Drill Sebelum mendefinisikan tentang metode drill terlebih dahulu mengetahui tentang metode, dalam pembelajaran tentunya metode yang dimaksud adalah metode mengajar. Abu Ahmad mengatakan “Metode mengajar adalah cara guru memberikan pelajaran dan cara murid menerima pelajaran pada waktu pelajaran berlangsung, baik dalam bentuk memberitahukan atau membangkitkan” (Abu Ahmad, 1986: 152). Metode mengajar yang digunakan akan menentukan suksesnya pekerjaan guru kelas. Metode dan juga teknik mengajar merupakan bagian dari strategi pengajaran. Metode pengajaran dipilih berdasarkan dari atau dengan pertimbangan jenis strategi yang telah ditetapkan sebelumnya. Begitu pula, oleh karena metode merupakan bagian yang integral dengan sistem pengajaran maka perwujudannya tidak dapat dilepaskan dengan komponen sistem pengajaran yang lain. Dalam pendidikan metode termasuk salah satu komponen yang penting. Metode termasuk salah satu 39
instrumen input disamping kurikulum, prasarana dan sarana pendidikan serta instrumen yang lain (Oemar Hamalik, 2001: 13). Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektifitas dan efisiensi pembelajaran. Pembelajaran matematika perlu dilakukan dengan sedikit ceramah dan metode-metode yang berpusat pada guru, serta lebih menekankan pada interaksi peserta didik. Penggunaan metode yang bervariasi akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran matematika salah satu metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah metode drill. Abu Ahmad (1986: 125) mengatakan, ”metode drill adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan- kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari”. Sedangkan Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (1995: 108) berpandapat, Metode drill adalah metode latihan yang disebut juga dengan metode training yaitu merupakan suatu cara kebiasaankebiasaan tertentu. Juga sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat juga digunakan untuk ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan ketrampilan. Menurut Abdul Rahman Shaleh seperti dikutip oleh Adhegora L (www.Adhegora.blogspot.com). Ciri khas dari metode drilladalah kegiatan yang berupa pengulangan yang berkali-kali supaya asosiasi stimulus dan respons menjadi sangat kuat dan tidak mudah untuk dilupakan. Dengan
40
demikian terbentuklah sebuah keterampilan (pengetahuan) yang setiap saat siap untuk dipergunakan oleh yang bersangkutan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa drill adalah latihan dengan praktek seperti menyelesaikan soal-soal matematika yang dilakukan berulang kali atau kontinyu/untuk mendapatkan keterampilan dan ketangkasan praktis tentang pengetahuan yang dipelajari. Lebih dari itu diharapkan agar pengetahuan atau keterampilan yang telah dipelajari itu menjadi permanen, mantap dan dapat dipergunakan setiap saat oleh yang bersangkutan. 2. Tujuan Penggunaan Metode Drill Metode drill biasanya digunakan untuk tujuan agar siswa : a. Memiliki kemampuan motoris/gerak, seperti menghafalkan kata-kata, menulis, mempergunakan alat. b. Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi, menjumlahkan. c. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan yang lain (Roestiyah N. K, 1989, 125). Dengan adanya tujuan tersebut, guru dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh setiap peserta didik. 3. Cara Pembelajaran Menggunakan Metode Drill Pembelajaran terhadap anak merupakan pemberian bantuan kepada anak dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan dalam penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan hidup, agar anak lebih terarah
41
dalam belajarnya dan bertanggung jawab dalam menilai kemampuannya sendiri dan menggunakan pengetahuan mereka secara efektif bagi dirinya, serta memiliki potensi yang berkembang secara optimal meliputi semua aspek pribadinya sebagai individu yang potensial. Di dalam belajar anak membutuhkan bimbingan. Anak tidak mungkin tumbuh sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Anak sangat memerlukan bimbingan dari orang tua, terlebih lagi dalam masalah belajar. Seorang anak mudah sekali putus asa karena ia masih labil, untuk itu orang tua perlu memberikan bimbingan pada anak selama ia belajar. Dengan pemberian bimbingan anak akan merasa semakin termotivasi, dan dapat menghindarkan kesalahan dan memperbaikinya. Dalam pembelajaran matematika dengan metode drill guru perlu memperhatikan dan memahami nilai dari latihan-latihan yang akan diberikan serta kaitannya dengan keseluruhan pelajaran di sekolah. Dalam persiapan sebelum memasuki latihan, guru harus memberikan pengertian dan perumusan tujuan yang jelas bagi siswa, sehingga mereka mengerti dan memahami apa tujuan latihan dan bagaimana kaitannya dengan pelajaranpelajaran lain yang diterimanya. Persiapan yang baik sebelum Iatihan mendorong/mernotivasi siswa agar responsif yang fungsional, berarti dan bermakna bagi penerima pengetahuan dan akan lama tinggal dalam
jiwanya
karena
sifatnya
permanen,
digunakan/dimanfaatkan oleh siswa dalam kehidupan.
42
serta
siap
untuk
Berikut adalah cara atau langkah-langkah untuk melaksanakan proses belajar mengajar dengan metode drill : a. Siswa terlebih dahulu diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan b. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis, mulamula kurang berhasil, lalu diadakan perbaikan untuk kemudian bisa lebih sempurna. c. Latihan tidak perlu lama asal sering dilaksanakan. d. Harus disesuaikan dengan taraf kemampuan siswa. e. Proses latihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang esensial dan berguna (Nana Sudjana, 1989: 87). f. Drill hanyalah untuk bahan atau perbuatan yang bersifat otomatis. g. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersikap diagnostik: 1) Pada taraf permulaan jangan diharapkan reproduksi yang sempurna. 2) Dalam percobaan kembali harus diteliti kesulitan yang timbul. 3) Respon yang benar harus diperkuat. 4) Baru kemudian diadakan variasi, perkembangan arti dan kontrol h. Masa latihan secara relatif singkat, tetapi harus sering dilakukan. i. Di dalam latihan yang pertama-tama adalah ketepatan, kecepatan dan pada akhirnya kedua-duanya harus dapat tercapai sebagai kesatuan. j. Latihan harus memiliki arti dalam rangka tingkah laku yang lebih luas. 1) Sebelum melaksanakan, siswa perlu mengetahui terlebih dahulu arti latihan itu.
43
2) Siswa perlu menyadari bahwa latihan-latihan itu berguna untuk kehidupan selanjutnya. 3) Siswa perlu mempunyai sikap bahwa latihan-latihan itu diperlukan untuk melengkapi belajar (Winarno Surakhmad, 1994: 92). Tehnik latihan atau drill merupakan suatu tehnik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar di mana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan
latihan,
agar
siswa
memiliki
ketangkasan
atau
keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah di pelajari. Dalam menerapkan metode drill menurut Moch Syafirudin (www.syafir.com) perlu memperhatikan antara lain : a. Usahakan agar latihan tersebut jangan sampai membosankan anak didik, karena waktu yang di pergunakan cukup singkat. b. Latihan betul-betul di atur sedemikian rupa sehingga betul-betul menarik perhatian anak didik, dalam hal ini guru harus berusaha menumbuhkan motif untuk berpikir. c. Agar anak didik tidak ragu maka anak didik terlebih dahulu diberikan pengertian dasar tentang materi yang akan diberikan.
44
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subyek Penelitian 1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MI Nurul Huda Guntur, Rejosari, Bandongan Magelang, dengan kelas yang dijadikan fokus pembelajaran adalah kelas VI. Alokasi waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Siklus I
: 2 jam pembelajaran pada 2 Juni 2012
b. Siklus II
: 2 jam pembelajaran pada 9 Juni 2012
c. Siklus III
: 2 jam pembelajaran pada 16 Juni 2012
2. Mata Pelajaran Penelitian tindakan kelas melalui pembelajaran matematika dengan menggunakan metode drill terhadap siswa kelas VI MI Nurul Huda Guntur, Rejosari, Bandongan Magelang tahun ajaran 2011/2012 : a. Faktor Persekutuan Besar (FPB), b. Kelipatan Persekutuan Kecil (KPK) dan c. Operasi Hitung Pecahan, dimana kajian utamanya adalah operasi perkalian dan pembagian bilangan pecahan. 3. Karakteristik Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa kelas VI MI Nurul Huda Guntur, Rejosari, Bandongan Magelang tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 37
45
siswa meliputi 17 orang siswa putra dan 20 orang siswi putri. Rata-rata siswa kelas VI MI Nurul Huda Guntur, Rejosari, Bandongan Magelang tahun ajaran 2011/2012 berusia antara 12-13 tahun. MI Nurul Huda Guntur, Rejosari, Bandongan Magelang terletak di daerah pedesaan. Oleh karena itu, sebagian besar siswa adalah dari golongan menengah ke bawah dan mayoritas orang tua siswa bekerja sebagai petani. Siswa kelas VI MI Nurul Huda Guntur, Rejosari, Bandongan Magelang sebagian besar kurang aktif dalam pembelajaran terlebih pelajaran matematika, dan juga lambat dalam menyerap
materi
pembelajaran
matematika,
sehingga
guru
perlu
mengulang-ulang materi. B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari tiga siklus. Tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai. Setiap siklus mencakup 4 kegiatan, yaitu 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi. Hubungan keempat tahapan tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan secara berkelanjutan dan berulang. Tahapan penelitian ini ditampilkan pada bagan berikut :
46
Bagan 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2006)
Pelaksanaan
Perencanaan
Observasi Refleksi
dst
Mengacu pada bagan di atas, maka tahap-tahap siklus I dapat dideskripsikan sebagai berikut : 1. Tahap Perencanaan Sebelum penelitian dilakukan, peneliti membuat perencanaan sebagai berikut : a.
Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai dengan KTSP, dengan materi yaitu Faktor Persekutuan Besar (FPB), RPP Siklus I terdapat dalam lampiran.
b.
Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan seperti alat tulis, buku pelajaran (buku pelajaran matematika untuk SD Kelas 6, matematika Progresif Teks Utama SD Kelas 6), Lembar Kerja Siswa (LKS).
c.
Membuat blangko observasi untuk siswa dan guru.
d.
Menyiapkan soal tes dan lembar penilaian
47
2. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan penelitian yang dimaksud adalah langkah realistik yang ditempuh oleh peneliti di lapangan berdasarkan hasil pra tindakan hingga terselesaikannya pemecahan masalah. Pada tahap ini dilaksanakan implementasi tindakan yang telah direncanakan pada tahap perencanaan, yaitu menggunakan teknik drill dalam pembelajaran Matematika sesuai dengan Standar Kompetensi operasi bilangan menggunakan Faktor Persekutuan Besar (FPB) kelas VI semester 2. Tahap pelaksanaan Siklus I dilaksanakan pada Hari Rabu tanggal 2 Juni 2012 dengan alokasi waktu 2 jam dalam pelaksanaan ini peneliti juga bertindak sebagai guru dengan dibantu oleh guru kelas. Deskripsi pelaksanaan pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut : Kegiatan awal, Guru memasuki kelas dan mengawali pelajaran dengan mengucapkan salam dilanjutkan doa bersama. Guru menanyakan kabar peserta didik, menanyakan siapa yang tidak masuk serta mengabsennya, setelah itu guru melakukan apersepsi/pemberian motivasi siswa agar selalu percaya diri atas kemampuan yang dimilikinya dan jangan takut untuk bertanya maupun berpendapat. Kegiatan inti, Eksplorasi, dalam kegiatan ini guru memberikan penjelasan tentang manfaat metode drill kepada siswa dan menjelaskan bahwa materi pembelajaran adalah FPB, guru memberikan pembelajaran tentang bilangan prima dan cara mencari faktor prima dari suatu bilangan dengan menentukan faktor persekutuan besar dari suatu bilangan itu dan
48
pohon faktor. Guru membimbing siswa mencari FPB dari suatu bilangan. Elaborasi, dalam kegiatan ini guru memberikan tugas menyelesaikan soalsoal baik secara kelompok maupun individu, memeriksa hasil pekerjaan siswa, tak lupa guru memberikan apresiasi/penghargaan kepada siswa yang berhasil dan memberikan tugas kembali kepada yang belum berhasil. Konfirmasi, guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa, memberikan masukan manfaat dan tujuan dari metode drill (latihan soal-soal). Kegiatan penutup, memberikan soal latihan yang disusun oleh peneliti untuk lebih memantapkan keterampilan siswa (Kisi-kisi soal tes terdapat dalam lampiran). Guru dan peserta didik merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan dan memberi kesempatan kepada peserta didik lain yang belum jelas untuk bertanya. Pada akhir pembelajaran peneliti menutup pelajaran dengan mengucapkan salam dan mengucapkan terima kasih kepada seluruh siswa dan guru kelas VI MI Nurul Huda Guntur, Rejosari, Bandongan Magelang. 3. Tahap Pengamatan/Observasi Observasi dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung untuk menemukan
titik
kelemahan
dalam
proses
pembelajaran
dengan
memperhatikan indikator-indikator kinerja siswa dan guru yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu :
49
a. Kinerja Guru Kinerja
guru
dapat
dilihat
dari
sikap
guru
selama
pembelajaran berlangsung seperti Guru memberikan pengertian tujuan dilakukannya metode drill pada para siswa, Guru tidak lupa selalu memberikan apersepsi/motivasi pembelajaran, Guru memberikan contoh
cara
mengerjakan
soal
FPB
dengan
benar,
Guru
membimbing/mengajak siswa untuk bersama-sama mengerjakan soalsoal FPB, Guru memberikan bimbingan terhadap siswa yang kesulitan. Guru menunjuk siswa yang telah bisa untuk maju ke depan kelas untuk memberi contoh dan memotivasi siswa yang lain. Guru menguji pemahaman siswa dengan memberikan tugas atau soal. Guru melakukan evaluasi akhir dan mencatat hasil pengamatan. b. Kinerja Siswa Kinerja siswa dalam hal ini adalah sikap siswa dalam menerima pembelajaran dengan metode drill, sikap-sikap tersebut ditunjukkan dengan, Memperhatikan penjelasan dari guru, Memahami penjelasan dari guru, Siswa dapat mengerjakan soal dengan bantuan teman/guru, Siswa dapat mengerjakan soal tanpa bantuan teman/guru, Siswa memahami urutan mengerjakan soal FPB, antusiasme/motivasi siswa mengikuti pembelajaran serta dapat menyelesaikan tugas dengan baik Kriteria untuk menentukan bahwa metode yang dikembangkan telah
berhasil
memecahkan
masalah
50
yang
sedang
diupayakan
pemecahannya, dilakukan secara kualitas maupun kuantitas. Secara kualitas dapat dilihat dari aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran, seperti tingkat hasil, keceriaan, keantusiasan dan kreativitas dalam mengikuti program pembelajaran (sesuai dengan indikator yang telah dijelaskan di atas). Hal ini dapat dilihat dari pengamatan peneliti selama pembelajaran Matematika berlangsung, kemudian peneliti mencatatnya pada lembar pengamatan/observasi menggunakan sistem cek list (√). Keberhasilan pelaksanaan metode drill dilihat pada hasil individual yang artinya dapat dilihat jika siswa memperoleh Kriteria Ketuntasan Minimal 6,0. Ini adalah skor minimal batas kelulusan sebagaimana ketentuan sistem evaluasi yang tercantum dalam pedoman pendidikan MI Nurul Huda Guntur, Rejosari, Bandongan Magelang tahun ajaran 2011/2012. 4. Tahap Refleksi Kegiatan refleksi dilakukan dengan cara melihat hasil pelaksanaan pembelajaran yang tercatat pada lembar observasi, dan hasil tes. Refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan pembelajaran yang telah dilaksanakan, yaitu : a. Kelebihan 1) Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran tinggi 2) Guru selalu membimbing siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan
51
3) Metode drill belum pernah digunakan sebelumnya, sehingga siswa tidak merasa jenuh 4) Metode drill memotivasi siswa dapat menghitung dengan cepat. b. Kekurangan 1) Daya tangkap siswa yang berbeda-beda 2) Metode drill tidak dapat digunakan terus menerus, karena hanya bersifat hafalan. 3) Siswa yang memperoleh nilai ketuntasan minimal dibawah 24 orang. Untuk mengatasi kekurangan dilakukan perbaikan dengan memberikan daftar kuadrat dan daftar akar kuadrat untuk mempercepat hafalan siswa, karena hasil siklus I belum sesuai dengan indikator keberhasilan yang ditentukan, maka tindakan dilanjutkan ke siklus II. C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II Secara garis besar tahapan pelaksanaan siklus II sama dengan tahapan pada siklus I letak perbedaan utama adalah pada materi pembelajaran yaitu tentang Kelipatan Persekutuan Kecil (KPK) dan pada tahap pelaksanaan. Tahapan PTK siklus II dapat dideskripsikan sebagai berikut : 1. Tahap Perencanaan Secara rinci, pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut : a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai dengan KTSP, dengan materi yaitu Kelipatan Persekutuan Kecil (KPK), RPP Siklus II terdapat dalam lampiran. Materi KPK yang akan disampaikan adalah 52
tentang mencari KPK dari suatu bilangan dengan menggunakan himpunan kelipatan persekutuan dan pohon faktor. b. Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan seperti alat tulis, buku pelajaran (buku pelajaran matematika untuk SD Kelas 6, matematika Progresif Teks Utama SD Kelas 6), Lembar Kerja Siswa (LKS). c. Membuat blangko observasi untuk siswa dan guru. d. Menyiapkan soal tes dan lembar penilaian. 2. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan Siklus II dilaksanakan pada Hari Rabu tanggal 9 Juni 2012 dengan alokasi waktu 2 jam dalam pelaksanaan ini peneliti juga bertindak sebagai guru dengan dibantu oleh guru kelas yang dapat dideskripsikan sebagai berikut : Kegiatan awal, Apersepsi dimulai dengan guru mengucapkan salam sewaktu memasuki kelas membaca do’a memulai pelajaran, kemudian
mengabsen,
menanyakan
pelajaran
serta
memberikan
sebelumnya,
motivasi
menjelaskan
kepada kembali
siswa, tentang
pentingnya latihan soal-soal (metode drill) dan tujuannya. Kegiatan inti, Eksplorasi, dalam kegiatan ini guru memberikan penjelasan tentang materi KPK, menjelaskan pengertian apa itu KPK, guru memberikan pembelajaran tentang himpunan kelipatan suatu bilangan dan cara mencari KPK dari suatu bilangan dengan menentukan menggunakan himpunan bilangan dengan nilai yang sama dari beberapa bilangan dan cara
53
kedua menggunakan pohon faktor. Guru membimbing siswa mencari KPK dari suatu bilangan yang terdapat dalam soal. Elaborasi, dalam kegiatan ini guru memberikan tugas menyelesaikan soal-soal baik secara kelompok maupun individu, memeriksa hasil pekerjaan siswa, tak lupa guru memberikan apresiasi/penghargaan kepada siswa yang berhasil dan memberikan tugas kembali kepada yang belum berhasil. Konfirmasi, guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa, memberikan masukan manfaat dan tujuan dari metode drill (latihan soal-soal). Kegiatan penutup, guru memberikan evaluasi pembelajaran di akhir pembelajaran untuk mengetahui hasil pembelajaran. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan salam dan do’a bersama. 3. Tahap Pengamatan Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan guru kelas pada saat pelajaran berlangsung adalah terhadap kinerja siswa dan guru prosesnya sama dengan tahap pelaksanaan pada siklus I, serta mengamati hasil evaluasi pembelajaran matematika dengan materi KPK menggunakan metode drill untuk mengetahui nilai siswa. 4. Tahap Refleksi Tahap refleksi siklus II mirip dengan tahap refleksi yang dilakukan peneliti pada siklus I yaitu dengan cara melihat hasil pelaksanaan pembelajaran yang tercatat pada lembar observasi, dan hasil tes. Refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan pembelajaran yang telah dilaksanakan, yaitu :
54
a. Kelebihan 1) Kesesuaian pelaksanan dengan perencanaan pembelajaran 2) Ketertarikan/motivasi siswa yang meningkat 3) Suasana pembelajaran yang kooperatif b. Kekurangan 1) Perhatian siswa yang kurang terhadap materi pelajaran 2) Cepat lambatnya hafalan siswa berbeda-beda 3) Adanya rasa jenuh pada siswa 4) Siswa yang memperoleh nilai ketuntasan minimal masih dibawah 24 orang Untuk mengatasi kekurangan dilakukan perbaikan dengan dengan memperbolehkan siswa menggunakan kalkulator untuk mempercepat hafalan siswa, namun hanya pada saat mengerjakan soal-soal latihan, sementara pada soal tes tidak diperbolehkan, jika hasil siklus II belum sesuai dengan indikator keberhasilan yang ditentukan, maka tindakan dilanjutkan ke siklus III. D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III Secara garis besar tahapan pelaksanaan siklus III sama dengan tahapan pada siklus-siklus sebelumnya letak perbedaan adalah pada materi pembelajaran
yaitu
tentang
operasi
hitung
bilangan
pecahan,
yang
memfokuskan pada operasi hitung perkalian dan pembagian bilangan pecahan. Tahapan PTK menggunakan penerapan metode drill dalam pembelajaran matematikan pada siklus III dapat dijelaskan sebagai berikut :
55
1. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan siklus III meliputi : a. Menyusun materi pembelajaran yang akan ditetapkan dalam proses pembelajaran dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai dengan KTSP, dengan materi yaitu Operasi hitung Bilangan Pecahan yakni operasi hitung perkalian dan pembagian, RPP Siklus III terdapat dalam lampiran. b. Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan seperti alat tulis, buku pelajaran (buku pelajaran matematika untuk SD Kelas 6, matematika Progresif Teks Utama SD Kelas 6), Lembar Kerja Siswa (LKS). c. Membuat blangko observasi untuk siswa dan guru. d. Menyiapkan soal tes dan lembar penilaian 2. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan Siklus III dilaksanakan pada Hari Rabu tanggal 16 Juni 2012 dengan alokasi waktu 2 jam dalam pelaksanaan ini peneliti juga bertindak sebagai guru dengan dibantu oleh guru kelas yang dapat dideskripsikan sebagai berikut : Kegiatan awal, Apersepsi dimulai dengan guru mengucapkan salam sewaktu memasuki kelas membaca do’a memulai pelajaran, kemudian
mengabsen,
serta
memberikan
56
motivasi
kepada
siswa,
menjelaskan kembali tentang pentingnya latihan soal-soal (metode drill) dan tujuannya, menjelaskan tentang konsep pecahan dan contohnya. Kegiatan inti, Eksplorasi, dalam kegiatan ini guru memberikan penjelasan tentang materi operasi hitung bilangan pecahan, menjelaskan pengertian apa itu dan contoh/bentuk bilangan pecahan, guru memberikan pembelajaran tentang konsep membagi dan mengalikan bilangan pecahan, guru menjelaskan dan memberikan contoh cara menyederhanakan dan mengurutkan pecahan. Guru membimbing siswa menyelesaikan soal bilangan
pecahan
dengan
indikator
pencapaian
kompetensi
menyederhanakan dan mengurutkan pecahan. Elaborasi, dalam kegiatan ini guru memberikan tugas menyelesaikan soal-soal baik secara kelompok maupun individu, memeriksa hasil pekerjaan siswa, tak lupa guru memberikan apresiasi/penghargaan kepada siswa yang berhasil dan memberikan tugas kembali kepada yang belum berhasil. Konfirmasi, guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa, memberikan masukan manfaat dan tujuan dari metode drill (latihan soal-soal). Kegiatan penutup, guru mengulang kembali materi yang belum dipahami/dimengerti oleh siswa, guru memberikan evaluasi pembelajaran di akhir pembelajaran untuk mengetahui hasil pembelajaran. Kegiatan pembelajaran ditutup dengan salam dan do’a bersama. 3. Tahap Pengamatan Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan guru kelas/guru mata pelajaran matematika pada saat pelajaran berlangsung adalah terhadap
57
kinerja siswa dan guru prosesnya sama dengan tahap pelaksanaan pada siklus I dan siklus II, serta mengamati hasil evaluasi pembelajaran matematika dengan materi operasi hitung bilangan pecahan menggunakan metode drill untuk mengetahui nilai siswa. 4. Tahap Refleksi Menentukan
apa
kelebihan
dan
kekurangan
siklus
III
dibandingkan dengan siklus-siklus sebelumnya, yaitu : a. Kelebihan 1) Siswa sudah mendapatkan dasar metode drill dari siklus I dan siklus II. 2) Siswa sudah mulai menghafal sifat-sifat operasi hitung dari siklus I dan siklus II. 3) Siswa sudah terbiasa dengan latihan soal-soal. 4) Siswa yang memperoleh nilai ketuntasan minimal lebih dari 24 orang. b. Kekurangan 1) Tampak adanya kejenuhan dari beberapa siswa 2) Masih adanya beberapa siswa yang belum mencapai ketuntasan minimal Karena siswa yang mencapai ketuntasan minimal lebih dari 24 orang, maka tindakan dalam siklus III dapat dikatakan berhasil, sehingga pembelajaran diakhiri sampai siklus III.
58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Siklus I a. Hasil Pengamatan 1) Hasil Post Test Dari hasil tes yang telah dilakukan pada tahap pelaksanaan hari Rabu tanggal 2 Juni 2012 didapatkan nilai tes seperti yang tercantum dalam tabel berikut : Tabel.1 Hasil Tes Siklus I dengan Materi FPB No
Nilai
Jumlah Siswa
Prosentase (%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 9.0 10
8 10 18 1 37
21 27 49 3 100
Total
Dari tabel.1 tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa 18 (49%) siswa mendapatkan nilai 5.0, 18 (49%) siswa mendapatkan nilai 6.0, dan 1 (2%) siswa mendapatkan nilai 7.0. Dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan adalah siswa mendapatkan 6.0 sebanyak 65% dari total siswa kelas
59
VI yang berjumlah 37 siswa, sehingga dapat diketahui bahwa ketuntasan adalah apabila 24 siswa mendapatkan nilai 6.0. Dari tabel 1 siswa yang mendapatkan nilai 6.0 adalah berjumlah 18 (49%), hal ini dapat dikatakan bahwa 18 siswa tersebut telah mencapai kriteria ketuntasan minimal, sedangkan 19 (51%) siswa lainnya belum mencapai kriteria ketuntasan minimal. 2) Kinerja Guru Kategori kinerja guru siklus I dapat dilihat, pada tabel berikut : Tabel.2 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kinerja Guru Memberikan pengertian tujuan metode drill Memberikan apersepsi Memberikan contoh cara mengerjakan soal Membimbing siswa untuk bersamasama mengerjakan soal-soal Memberikan bimbingan terhadap siswa yang kesulitan Menunjuk siswa yang telah bisa untuk memberi contoh dan memotivasi siswa yang lain Memberikan tugas atau soal Melakukan evaluasi akhir Mencatat perkembangan siswa
Baik
Kategori Cukup Kurang
√ √ √ √ √ √ √ √ √
Kinerja guru pada tahap pelaksanaan siklus I seperti terlihat pada tabel.2 di atas, adalah sebagai berikut Guru tidak lupa untuk memberikan pengertian kepada siswa tentang tujuan dilakukannya metode drill, Guru memberikan apersepsi/motivasi pembelajaran, Guru memberikan contoh cara mengerjakan soal FPB, Guru
60
membimbing/mengajak siswa untuk bersama-sama mengerjakan soal-soal FPB, Guru memberikan bimbingan terhadap siswa yang kesulitan satu persatu. Guru menguji pemahaman siswa dengan memberikan latihan soal, kemudian setelah selesai guru kembali menugasi siswa untuk mengerjakan soal yang disiapkan peneliti. 3) Kinerja Siswa Kategori kinerja siswa siklus I dapat dilihat, pada tabel berikut : Tabel.3 Hasil Observasi Kinerja Siswa Siklus I
No 1 2 3 4 5 6 7
Kinerja Siswa Memperhatikan penjelasan dari guru Memahami penjelasan dari guru Siswa dapat mengerjakan soal dengan bantuan teman/guru Siswa dapat mengerjakan soal tanpa bantuan teman/guru Siswa memahami urutan mengerjakan soal Antusiasme/motivasi siswa mengikuti pembelajaran Menyelesaikan tugas dengan baik
Frekuensi Kategori Selalu Kadang Tidak -kadang 37 30
7
30
7
27
10
29
8
37 30
7
Dari tabel.3 di atas dapat dijelaskan bahwa semua siswa selalu memperhatikan dengan baik penjelasan dari guru, namun terdapat 7 siswa yang kadang-kadang masih meminta pengulangan penjelasan. Semua siswa dapat mengerjakan soal meskipun masih dengan bantuan guru dan temannya, sudah ada 27 siswa yang dapat mengerjakan soal latihan tanpa bantuan teman atau guru, 29 siswa memahami urutan mengerjakan soal dengan benar ketika peneliti
61
amati. Semua siswa menunjukkan motivasi/antusiasme tinggi mengikuti pembelajaran. Semua siswa juga dapat menyelesaikan tugas yang diberikan meskipun masih ada terdapat jawaban yang salah. b. Refleksi Keberhasilan dan Kegagalan Berdasarkan hasil pelaksanaan dan observasi diketahui bahwa hasil pembelajaran matematika menggunakan metode drill dapat diterima dengan baik oleh siswa, hal tersebut dapat terlihat dari kinerja siswa yang terdapat pada tabel.3, dimana semua siswa menunjukkan antusiasme terhadap kegiatan belajar mengajar. Hasil tes menunjukkan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 18 siswa, sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan sebanyak 19 siswa, hal ini berarti KKM belum tercapai karena jumlah siswa yang memperoleh nilai 6.0 masih dibawah 24 siswa, oleh karena itu tindakan dilanjutkan ke siklus II. 2. Siklus II a. Hasil Pengamatan 1) Hasil Post Test Dari hasil tes yang telah dilakukan pada tahap pelaksanaan hari Rabu tanggal 9 Juni 2012 didapatkan nilai tes seperti yang tercantum dalam tabel berikut :
62
Tabel.4 Hasil Tes Siklus II dengan Materi KPK No
Nilai
Jumlah Siswa
Prosentase (%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 9.0 10
6 10 19 1 1 37
16 27 51 3 3 100
Total
Dari tabel.4 tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa 6 (16%) siswa mendapatkan nilai 4.0, 10 (27%) siswa mendapatkan nilai 5.0, 19 (51%) siswa mendapatkan nilai 6.0, 1 (3%) siswa mendapatkan nilai 7.0, dan 1 (3%) siswa mendapatkan nilai 8.0. Dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan adalah siswa mendapatkan 6.0 sebanyak 65% dari total siswa kelas VI yang berjumlah 37 siswa, sehingga dapat diketahui bahwa ketuntasan adalah apabila 24 siswa mendapatkan nilai 6.0. Dari tabel.4 siswa yang mendapatkan nilai 6.0 adalah berjumlah 19 (49%), dua siswa mendapatkan nilai lebih besar dari 6.0, hal ini dapat dikatakan bahwa 21 siswa tersebut telah mencapai kriteria ketuntasan minimal, sedangkan 16 (51%) siswa lainnya belum mencapai ketuntasan minimal, karena masih mendapatkan nilai dibawah 6.0.
63
2) Kinerja Guru Kategori kinerja guru siklus II dapat dilihat, pada tabel berikut : Tabel.5 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kinerja Guru Memberikan pengertian tujuan metode drill Memberikan apersepsi Memberikan contoh cara mengerjakan soal Membimbing siswa untuk bersamasama mengerjakan soal-soal Memberikan bimbingan terhadap siswa yang kesulitan Menunjuk siswa yang telah bisa untuk memberi contoh dan memotivasi siswa yang lain Memberikan tugas atau soal Melakukan evaluasi akhir Mencatat perkembangan siswa
Baik
Kategori Cukup Kurang √
√ √ √ √ √ √ √ √
Kinerja guru pada tahap pelaksanaan siklus II seperti terlihat pada tabel.5 di atas, adalah sebagai berikut Guru kembali memberikan pengertian kepada siswa tentang tujuan dilakukannya metode drill, Guru memberikan apersepsi/motivasi pembelajaran dengan baik, Guru memberikan contoh cara mengerjakan soal KPK dengan baik, Guru membimbing/mengajak siswa untuk bersamasama mengerjakan soal-soal KPK, Guru menanyakan kesulitan yang dialami siswa kemudian membantunya mengatasi kesulitan itu. Guru kemudian melakukan evaluasi dengan memberikan latihan soal, setelah siswa selesai mengerjakan soal latihan guru kembali menugasi siswa untuk mengerjakan soal yang disiapkan peneliti.
64
3) Kinerja Siswa Kategori kinerja siswa siklus II dapat dilihat, pada tabel berikut : Tabel.6 Hasil Observasi Kinerja Siswa Siklus II
No 1 2 3 4 5 6 7
Kinerja Siswa Memperhatikan penjelasan dari guru Memahami penjelasan dari guru Siswa dapat mengerjakan soal dengan bantuan teman/guru Siswa dapat mengerjakan soal tanpa bantuan teman/guru Siswa memahami urutan mengerjakan soal Antusiasme/motivasi siswa mengikuti pembelajaran Menyelesaikan tugas dengan baik
Frekuensi Kategori Selalu Kadang Tidak -kadang 37 34
3
33
4
30
7
32
5
37 35
2
Dari tabel.6 di atas dapat dijelaskan, bahwa seluruh siswa memperhatikan dengan baik penjelasan dari guru, 34 siswa memahami dengan baik penjelasan dari guru. Sebanyak 33 siswa dapat mengerjakan soal meskipun masih dengan bantuan guru dan temannya, terdapat 30 siswa yang dapat mengerjakan soal latihan tanpa bantuan teman atau guru, 32 siswa tersebut memahami urutan mengerjakan soal dengan benar ketika peneliti amati. Seluruh siswa menunjukkan motivasi tinggi mengikuti pembelajaran, terdapat 2 siswa yang terkadang tidak fokus dan masih bermain sendiri. Ada 2 siswa yang tidak dapat menyelesaikan tugas yang diberikan.
65
b. Refleksi Keberhasilan dan Kegagalan Berdasarkan hasil pelaksanaan pembelajaran dan observasi diketahui bahwa masih terdapat siswa yang memperoleh nilai 4.0 dan 5.0, yakni berjumalah 16 siswa. Hasil pengamatan menunjukkan terdapat 7 siswa yang tidak begitu memperhatikan penjelasan dari guru, namun
yang
menjadi
aspek
positifnya
seluruh
siswa
dapat
menyelesaikan soal latihan maupun tugas dari guru. Dari hasil evaluasi diketahui terdapat 21 siswa sudah memenuhi ketuntasan minimal karena memperoleh nilai tes lebih besar atau sama dengan 6.0, sementara 16 siswa lainnya belum memenuhi ketuntasan minimal, karena masih mendapatkan nilai dibawah 6.0, karena hasil tes belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yakni minimal 24 siswa mendapatkan nilai 6.0, maka tindakan dilanjutkan ke siklus III. 3. Siklus III a. Hasil Pengamatan 1) Hasil Post Test Dari hasil tes yang telah dilakukan pada tahap pelaksanaan hari Rabu tanggal 16 Juni 2012 didapatkan nilai tes seperti yang tercantum dalam tabel berikut : Tabel.7 Hasil Tes Siklus III dengan Materi Operasi hitung Pecahan No 1 2 3 4 5
Nilai 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0
Frekuensi (F) 3
66
Prosentase (%) 8
No 6 7 8 9 10
Nilai 6.0 7.0 8.0 9.0 10 Total
Frekuensi (F) 24 6 3 1 37
Prosentase (%) 65 16 8 3 100
Dari tabel.7 tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa 3 (8%) siswa mendapatkan nilai 6.0, 24 (65%) siswa mendapatkan nilai 6.0, 6 (16%) siswa mendapatkan nilai 7.0, 3 (8%) siswa mendapatkan nilai 8.0, dan 1 (3%) siswa mendapatkan nilai 9.0. Berdasarkan pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan, yaitu siswa mendapatkan 6.0 sebanyak 65% dari total siswa kelas VI yang berjumlah 37 siswa, sehingga dapat diketahui bahwa ketuntasan adalah apabila 24 siswa mendapatkan nilai 6.0, diketahui dari tabel.7 siswa yang mendapatkan nilai 6.0 atau lebih berjumlah 34 (92%) siswa, sedangkan 3 (8%) siswa lainnya belum mencapai ketuntasan minimal, karena masih mendapatkan nilai dibawah 6.0. 2) Kinerja Guru Berikut disajikan hasil pengamatan kinerja siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran metematika dengan menggunakan metode drill, dengan materi pelajaran operasi hitung pecahan dengan aspek mengalikan dan membagi bilangan pecahan. Kategori kinerja guru siklus III dapat dilihat, pada tabel berikut :
67
Tabel.8 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kinerja Guru Memberikan pengertian tujuan metode drill Memberikan apersepsi Memberikan contoh cara mengerjakan soal Membimbing siswa untuk bersamasama mengerjakan soal-soal Memberikan bimbingan terhadap siswa yang kesulitan Menunjuk siswa yang telah bisa untuk memberi contoh dan memotivasi siswa yang lain Memberikan tugas atau soal Melakukan evaluasi akhir Mencatat perkembangan siswa
Baik
Kategori Cukup Kurang √
√ √ √ √ √ √ √ √
Kinerja guru pada tahap pelaksanaan siklus III seperti terlihat pada tabel.8 di atas, adalah sebagai berikut Guru kembali memberikan pengertian kepada siswa tentang tujuan dilakukannya metode drill, Guru memberikan apersepsi/motivasi pembelajaran dengan baik, Guru memberikan contoh cara mengerjakan soal –soal pecahan seperti menyederhanakan pecahan, Guru membimbing siswa untuk bersama-sama mengerjakan soal-soal operasi hitung perkalian dan pembagian pecahan, Guru menanyakan kesulitan yang dialami siswa kemudian membantunya mengatasi kesulitan itu. Guru kemudian melakukan evaluasi dengan memberikan latihan soal, setelah siswa selesai mengerjakan soal latihan guru kembali menugasi siswa untuk mengerjakan soal yang disiapkan peneliti, semua aspek tersebut dikerjakan dengan baik.
68
3) Kinerja Siswa Kategori kinerja siswa siklus III dapat dilihat, pada tabel berikut : Tabel.9 Hasil Observasi Kinerja Siswa Siklus III No 1 2 3 4 5 6 7
Kinerja Siswa Memperhatikan penjelasan dari guru Memahami penjelasan dari guru Siswa dapat mengerjakan soal dengan bantuan teman/guru Siswa dapat mengerjakan soal tanpa bantuan teman/guru Siswa memahami urutan mengerjakan soal Antusiasme/motivasi siswa mengikuti pembelajaran Menyelesaikan tugas dengan baik
Frekuensi Kategori Selalu Kadang Tidak -kadang 37 35
2
37 35
2
37
0
35
2
37
Dari tabel.9 di atas dapat dijelaskan, bahwa semua siswa memperhatikan dengan baik penjelasan dari guru, 35 siswa memahami dengan baik penjelasan dari guru. Semua siswa dapat mengerjakan soal meskipun masih dengan bantuan guru dan temannya, terdapat 35 siswa yang dapat mengerjakan soal latihan tanpa bantuan teman atau guru, 37 siswa memahami urutan mengerjakan soal dengan benar. Sebanyak 35 siswa menunjukkan motivasi/antusiasme tinggi mengikuti pembelajaran, terdapat 2 siswa yang terkadang terlihat tidak fokus, pada waktu diamati siswa tersebut terlihat lelah. Semua siswa dapat menyelesaikan tugas yang diberikan meskipun masih ada terdapat jawaban yang salah.
69
b. Tanggapan Guru Pengamat dan Siswa Dari hasil wawancara dengan guru kelas yang membantu pelaksanaan pembelajaran yakni, Laela Irmawati pada siklus III diperoleh data, sebagai berikut Laela Irmawati mengungkapkan bahwa, metode drill mudah untuk diterapkan dengan pembiasaan terhadap latihan soal-soal, maka siswa akan terbiasa menyelesaikan soal-soal matematika. Kendala yang dihadapi pada umumnya adalah rasa bosan/ kejenuhan siswa terhadap soal-soal, jika suasana pembelajaran tidak mendukung. Menurut Laela Irmawati, untuk mengatasi kejenuhan siswa, guru dapat menerapkan jangka waktu pembelajaran yang berkala (manajemen
waktu),
maupun
dengan
menciptakan
suasana
pembelajaran yang menyenangkan seperti kerja kelompok, bermain sambil belajar, atau belajar di luar kelas, dalam hal ini guru harus mampu memahami kemampuan siswanya, baik kemampuan fisik maupun psikisnya. Untuk lebih memperkuat data peneliti melakukan wawancara dengan perwakilan siswa yang berjumlah 3 orang siswa yang ditunjuk menjadi informan/narasumber adalah siswa yang memperoleh nilai terendah, siswa yang memperoleh nilai 6.0, dan siswa yang memperoleh nilai tertinggi, hasil wawancara adalaha sebagai berikut : Menurut Nurafifah seorang siswa yang termasuk memiliki kemampuan di atas rata-rata mengatakan bahwa, adanya latihan soal-
70
soal metematika membuatnya senang, karena dengan begitu ia menjadi terbiasa menyelesaikan soal matematika yang bervariasi bentuknya. Dalam hal yang sama Puguh Margalih, seorang siswa yang termasuk memiliki prestasi belajar sedang/rata-rata mengatakan, dengan pemberian soal yang berulang-ulang dan pemberian bimbingan untuk menyelesaikan soal-soal tersebut, membuatnya menjadi terbiasa mengerjakan soal metematika yang dirasa susah, selain itu suasana kelas yang menyenangkan membuat kegiatan belajar-mengajar menjadi tidak membosankan. Demikian pula menurut Warsito Hari, seorang siswa yang termasuk memiliki prestasi belajar rendah mengatakan bahwa, dengan latihan doal yang diulang-ulang membuat dirinya menjadi lebih paham cara mengerjakan soal matematika. Tanggapan
siswa
terhadap
manfaat
dari
pembelajaran
matematika menggunakan metode drill. Nurafifah mengungkapkan, latihan soal yang berulang membuatnya semakin terlatih, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Sementara itu Puguh Margalih, mengatakan bahwa dirinya menjadi termotivasi untuk lebih sering mengerjakan latihan soal matematika yang tadinya ia anggap susah. Dalam hal yang sama Warsito Hari, mengatakan, matematika adalah pelajaran yang sulit namun jika terus berlatih mengerjakan soal, dan dengan adanya bantuan dari guru dalam menyelesaikan soal-soal tersebut membuat pelajaran matematika menjadi terasa mudah.
71
c. Refleksi Keberhasilan dan Kegagalan Berdasarkan hasil evaluasi diketahui bahwa nilai rata-rata siswa kelas VI pada materi operasi hitung pecahan dalam siklus III lebih tinggi dibandingkan dengan hasil tes siklus I dan II, selain itu hasil tes siklus III juga memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal 6.0, karena terdapat 34 siswa yang telah mendapatkan nilai minimal 6.0. Respon siswa terhadap pembelajaran juga baik hal ini ditunjukkan dengan kemampuan siswa untuk menyelesaikan soal-soal latihan yang diberikan. Dari hasil wawancara diketahui bahwa menurut guru kelas metode drill merupakan metode pembelajaran yang mudah diterapkan dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, selain hal itu siswa juga merespon positif pembelajaran dengan metode drill. B. Pembahasan Setelah pelaksanaan siklus I menggunakan metode drill pada pelajaran matematika dengan materi Faktor Persekutuan Besar (FPB), bahwa 18 siswa tersebut telah mencapai kriteria ketuntasan minimal, sedangkan 19 siswa belum mencapai ketuntasan minimal. Kegiatan dilanjutkan ke siklus II, dari pelaksanaan siklus II dengan materi Kelipatan Persekutuan Kecil (KPK) diperoleh nilai post rate 6.24, sebanyak 21 siswa telah memenuhi ketuntasan minimal dan 16 siswa yang belum memenuhi ketuntasan minimal. Setelah pelaksanaan siklus III dengan materi operasi hitung pecahan, sebanyak 34 siswa telah memenuhi ketuntasan minimal dan 3 siswa yang belum memenuhi
72
ketuntasan minimal, karena jumlah siswa yang memenuhi ketuntasan minimal pada siklus III telah melebihi 24 siswa maka dapat dikatakan bahwa siklus III telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal. Grafik.1 Peningkatan Prestasi Belajar Matematika
jumlah siswa yang memenuhi KKM 40 35 30 25 20 15 10 5 0
34
18
Siklus I
21 jumlah siswa yang memenuhi KKM
Siklus II
Siklus III
Berikut adalah tabel perbandingan peningkatan prestasi belajar matematika MI Nurul Huda Guntur Rejosari Bandongan Magelang, dengan subyek penelitian siswa kelas VI Tahun Pelajaran 2011/2012 setelah dilakukan pembelajaran dengan metode drill dalam 3 siklus :
73
74
Tabel. 10 Perbandingan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VI MI Nurul Huda Guntur Rejosari Bandongan Magelang No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nilai 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 9.0 10 Jumlah
Pra Tindakan f % 1 3 7 19 13 35 15 40 1 3 37 100
Siklus I f 8 10 18 1 37
Siklus II % 21 27 49 3 100
74
f 6 10 19 1 1 37
% 16 27 51 3 3 100
Siklus III f 3 24 6 3 1 37
% 8 65 16 8 3 100
Berdasarkan hasil yang telah dicapai setelah melakukan 3 (tiga) siklus, yaitu penerapan metode drill dalam pembelajaran matematika, dapat diketahui bahwa metode drill terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas VI MI Nurul Guntur Rejosari Bandongan Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012 pada materi Faktor Persekutuan Besar (FPB), Kelipatan Persekutuan Kecil (KPK), dan operasi hitung pecahan (perkalian dan pembagian pecahan), hal ini terlihat pada siklus III, yaitu bahwa 34 siswa memenuhi ketuntasan minimal, dan 3 siswa yang tidak memenuhi ketuntasan minimal. Keberhasilan metode drill dipengaruhi oleh kesiapan ingatan siswa untuk menghafal metode berhitung cepat, namun metode drill hendaknya diadakan bila perlu saja, dengan demikian antara keterampilan, pengertian, dan penerapan akan menjadi seimbang dan pengajaran menjadi efisien.
75
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dengan melihat pada nilai rata-rata hasil tes siswa setelah melalui tiga siklus, diketahui bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar matematika siswa kelas VI MI Nurul Guntur Rejosari Bandongan Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012 pada materi Faktor Persekutuan Besar (FPB), Kelipatan Persekutuan Kecil (KPK), dan operasi hitung pecahan (perkalian dan pembagian pecahan), yaitu siklus I dari 18 siswa yang mencapai ketuntasan minimal menjadi 21 siswa pada siklus II dan meningkat kembali menjadi 34 siswa pada siklus III, hasil siklus III ini melebihi kriteria ketuntasan minimal (KKM) dimana berdasarkan KKM tersebut minimal 65% dari jumlah siswa kelas VI atau sebanyak 24 siswa harus memperoleh nilai minimal 6.0. Melihat pada peningkatan prestasi belajar matematika tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode drill dapat digunakan sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas VI MI Nurul Guntur Rejosari Bandongan Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012. B. Saran Beberapa saran yang dapat diajukan adalah : 1. Bagi Guru Harus selalu berusaha semaksimal mungkin menerapkan metode pengajaran yang telah ditetapkan dengan tanpa meninggalkan perhatiannya
76
terhadap latar belakang dan kemampuan siswa. Dalam setiap pembelajaran, khususnya pembelajaran matematika perlu adanya pendekatan, metode maupun strategi pembelajaran yang dapat menarik perhatian dan minat siswa yang hendaknya telah dipersiapkan oleh seorang guru sebelum melaksanakan proses belajar mengajar. 2. Bagi Siswa Tidak cukup hanya dengan mengandalkan kegiatan belajar di sekolah, sebagai siswa harus selalu aktif untuk mengembangkan kemampuan dalam segi apapun, selalu berlatih di rumah dan jangan pernah merasa takut dengan mata pelajaran matematika.
77
DAFTAR PUSTAKA Adhegora L, 2012. Pengertian Metode drill Menurut Para Ahli. (Online). (www.Adhegora.blogspot.com). Diakses pada 28 Mei 2012 Ahmad, Abu. 1986. Metode Khusus Pendidikan Agama. Bandung: CV. Amrico. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas. 1999. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. E. Mulyasa, 2005. Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: Remaja Rosdakarya. Ghofir, Zuhairini Abdul dkk. 1983. Metode Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Usaha Nasional. Hamzah. B. Uno, 2007. Model Pembelajaran (menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif dan efektif). Jakarta: Bumi Aksara. Ifa, 2005. Pengaruh Metode Sempoa Terhadap Kemampuan Berhitung Pada Anak. (Online). http://rumahlaili.blogspot.com, diakses pada 29 Mei 2012 Jumiarti,
2007. Anjuran Menuntut Ilmu dalam Islam. (Online). http://jumiartiagus.multiply.com, diakses pada 30 Mei 2012
Karina Kusuma, 2010. Matematika dalam Islam. (Online). www.kompasiana.com, diakses pada 30 Mei 2012 Moch Syafirudin. 2011. Metode Drill (Latihan). (Online). www.syafir.com. Diakses pada 28 Mei 2012 Mulyono Abdurrahman. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitas Belajar. Jakarta: PT.Rineka Cipta. Nana Sudjana. 1989. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Oemar Hamalik, 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Purwanto, M. Ngalim. 1998. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: Remadja Karya. Roestiyah N K. 1989. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. 78
Rochman Natawidjaja dan H.A. Moein Moesa. 1991. Psikologi Pendidikan, Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sadirman M.A. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Soedjadi, R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Sutratinah Tirtonegoro, 2001. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta : Gramedia Syafiruddin. 2011. Metode Drill (Latihan), (Online), diakses pada 13 Mei 2012).
(http://www.syafir.com/,
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar. 1995. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2004. Jakarta: PT Armas Duta Jaya. Wahidmurni, 2008. Penelitihan Tindakan Kelas Dari Teori Menuju Praktik. Malang: UM. Press. Winarno Surakhmad, 1994. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito. Winkel, WS. 1991. Psikologi Pengajaran, Jakarta : PT. Grasindo. Wikipedia. Definisi Metematika. (Online). www.wikipedia.com, diakses pada 28 Mei 2012
79
79
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS I Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan Ke Alokasi Waktu
: : : : :
MI Nurul Guntur Rejosari Bandongan Matematika VI/ 2 1- 2 2 jam
A. Standar Kompetensi : 1. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah B. Kompetensi Dasar 1.1 Menggunakan Faktor Persekutuan Besar (FPB) C. Tujuan Pembelajaran** Peserta didik dapat : Melakukan Pekerjaan hitung campuran Mencari Faktor Prima Suatu Bilangan Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence ) dan Tanggung jawab (responsibility )
D. Materi Ajar Sifat-sifat operasi hitung Faktorisasi Prima untuk menentukan FPB E. Metode Pembelajaran Demonstrasi, Tanya Jawab, Drill F. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan ke 1-2 Kegiatan awal - Apresepsi/ Motivasi - Melakukan permainan berhitung bilangan bulat dari 1-60 dengan cara zig zag. Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Sifat-sifat faktor persekutuan besar Elaborasi
80
Dalam kegiatan elaborasi, guru: Melakukan percobaan, diskusi dan latihan dengan fasilitias soal-soal. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: Guru mengulang kembali kegiatan yang telah dilakukan memberikan kesimpulan. Memberikan soal latihan untuk lebih memantapkan keterampilan siswa
G. Alat/Bahan dan Sumber Belajar Buku Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas 6 . Matematika SD untuk Kelas VI 6B Esis Matematika Progesif Teks Utama SD Kelas 6 Kertas berlipat H. Penilaian Indikator Pencapaian Teknik Penilaian Kompetensi o Melakukan pekerjaan Tugas hitung campuran Individu o Mencari faktor prima suatu bilangan
Bentuk Instrumen
Instrumen/ Soal o Tuliskan 10 bilangan bulat o Carilah faktor prima dari 20, 25, 28, 30 o Carilah FPB dari suatu bilangan15 dan 25….. o dst.
Isian
Format Kriteria Penilaian PRODUK ( HASIL DISKUSI ) No. 1.
Aspek Konsep
Kriteria * semua benar * sebagian besar benar * sebagian kecil benar * semua salah
Skor 4 3 2 1
PERFORMANSI No. 1.
Aspek Pengetahuan
Kriteria * Pengetahuan * kadang-kadang Pengetahuan * tidak Pengetahuan
81
Skor 4 2 1
2.
Sikap
* Sikap * kadang-kadang Sikap * tidak Sikap
4 2 1
Lembar Penilaian Performan No
Nama Siswa
Pengetahuan
Sikap
Produk
Jumlah Skor
Nilai
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. CATATAN : Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) 1 nilai untuk jawaban benar. Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial. Magelang, 2 Juni 2012 Mengetahui Kepala Sekolah
Guru Kelas,
Sholichin, A.Ma NIP : 15018002100
Laela Irmawati
Peneliti
Siti Mabruroh
82
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS II Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan Ke Alokasi Waktu
: : : : :
MI Nurul Guntur Rejosari Bandongan Matematika VI/ 2 1- 2 2 jam
A. Standar Kompetensi : 2. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah B. Kompetensi Dasar 2.1 Menggunakan Kelipatan Persekutuan Kecil (KPK) C. Tujuan Pembelajaran** Peserta didik dapat : Melakukan Pekerjaan hitung campuran Mencari Faktor Prima Suatu Bilangan Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence ) dan Tanggung jawab (responsibility )
D. Materi Ajar Sifat-sifat operasi hitung Faktorisasi Prima untuk menentukan KPK E. Metode Pembelajaran Demonstrasi, Tanya Jawab, Drill F. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan ke 1-2 Kegiatan awal - Apresepsi/ Motivasi - Melakukan permainan berhitung bilangan bulat dari 1-60 dengan cara zig zag. Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Sifat-sifat kelipatan persekutuan kecil Menentukan himpunan bilangan
83
Membuat pohon faktor suatu bilangan Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: Melakukan percobaan, diskusi dan latihan dengan fasilitias soal-soal. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: Guru mengulang kembali kegiatan yang telah dilakukan memberikan kesimpulan. Memberikan soal latihan untuk lebih memantapkan keterampilan siswa
G. Alat/Bahan dan Sumber Belajar Buku Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas 6 . Matematika SD untuk Kelas VI 6B Esis Matematika Progesif Teks Utama SD Kelas 6 Kertas berlipat H. Penilaian Indikator Pencapaian Teknik Penilaian Kompetensi o Melakukan pekerjaan Tugas hitung campuran Individu o Mencari faktor prima suatu bilangan
Bentuk Instrumen
Instrumen/ Soal o Tuliskan himpunan kelipatan dari suatu bilangan o Carilah KPK dari 20 dan 25, 11 dan 21…. o dst.
Isian
Format Kriteria Penilaian PRODUK ( HASIL DISKUSI ) No. 1.
Aspek Konsep
Kriteria * semua benar * sebagian besar benar * sebagian kecil benar * semua salah
84
Skor 4 3 2 1
PERFORMANSI No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.
Pengetahuan
* Pengetahuan * kadang-kadang Pengetahuan * tidak Pengetahuan
4 2 1
2.
Sikap
* Sikap * kadang-kadang Sikap * tidak Sikap
4 2 1
Lembar Penilaian Performan No
Nama Siswa
Pengetahuan
Sikap
Produk
Jumlah Skor
Nilai
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. CATATAN : Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) 1 nilai untuk jawaban benar. Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial. Magelang, 9 Juni 2012 Mengetahui Kepala Sekolah
Guru Kelas,
Sholichin, A.Ma NIP : 15018002100
Laela Irmawati
Peneliti
Siti Mabruroh
85
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS III Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan Ke Alokasi Waktu
: : : : :
MI Nurul Guntur Rejosari Bandongan Matematika VI/ 2 1- 2 2 jam
A. Standar Kompetensi : 3. Melakukan operasi hitung pecahan dalam pemecahan masalah B. Kompetensi Dasar 3.1 Menyederhanakan dan mengurutkan pecahan C. Tujuan Pembelajaran** Peserta didik dapat : Mengenal berbagai bentuk pecahan Menyederhanakan pecahan Mengurutkan pecahan Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence ) dan Tanggung jawab ( responsibility )
D. Materi Ajar Operasi Hitung Pecahan E. Metode Pembelajaran Demonstrasi, Tanya Jawab, Deduktif, latihan, Ekspositori F. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan ke 1-3 Kegiatan awal - Apresepsi/ Motivasi - Mengingatkan kembali tentang macam-macam pecahan yang telah dipelajari pada kelas sebelumnya Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Peserta didik dapat Menyederhanakan dan mengurutkan pecahan
86
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: Melakukan percobaan dengan menggunakan kertas berlipat untuk dapat membantu siswa memahami definisi pecahan yang dapat diambil dari kehidupan sehari-hari. Setelah selesai melakukan percobaan dan ditarik kesimpulan siswa di uji kemampuannya dengan mengerjakan soal latihan. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: Guru mengulang kembali kegiatan yang telah dilakukan memberikan kesimpulan kemudian memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
G. Alat/Bahan dan Sumber Belajar Buku Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas 6 . Matematika SD untuk Kelas VI 6B Esis Matematika Progesif Teks Utama SD Kelas 6 Kertas berlipat H. Penilaian Indikator Pencapaian Teknik Penilaian Kompetensi o Mengenal berbagai bentuk Tugas pecahan Individu o Menyederhanakan pecahan o Mengurutkan pecahan
Bentuk Instrumen
Isian
Instrumen/ Soal
1 2 2 ... 4 5 1 ... o 0,8 25 5 o 125 7 ... 12 o
o dst.
Format Kriteria Penilaian PRODUK ( HASIL DISKUSI ) No. 1.
Aspek Konsep
Kriteria * semua benar * sebagian besar benar * sebagian kecil benar * semua salah
87
Skor 4 3 2 1
PERFORMANSI No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.
Pengetahuan
* Pengetahuan * kadang-kadang Pengetahuan * tidak Pengetahuan
4 2 1
2.
Sikap
* Sikap * kadang-kadang Sikap * tidak Sikap
4 2 1
Lembar Penilaian Performan No
Nama Siswa
Pengetahuan
Sikap
Produk
Jumlah Skor
Nilai
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. CATATAN : Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) 1 nilai untuk jawaban benar. Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial. Magelang, 16 Juni 2012 Mengetahui Kepala Sekolah
Guru Kelas,
Sholichin, A.Ma NIP : 15018002100
Laela Irmawati
Peneliti
Siti Mabruroh
88
KISI-KISI SOAL EVALUASI Siklus I
No 1
Tentukan FPB dari bilangan berikut : 12 dan 20
2
35 dan 15
3
12 dan 30
4
28 dan 63
5
75 dan 100
6
65 dan 100
7
8 dan 30
8
18, 21 dan 30
9
8, 12 dan 20
10
15, 24 dan 42
Jawab
Jumlah Nilai
89
Nilai
KISI-KISI SOAL EVALUASI Siklus II
No 1
Tentukan KPK dari bilangan berikut : 6 dan 10
2
8 dan 9
3
3, 4 dan 6
4
2, 4 dan 5
5
18 dan 30
6
6, 9 dan 15
7
5, 12 dan 21
8
5, 6 dan 9
9
8, 15 dan 25
10
3, 7 dan 21
Jawab
Jumlah Nilai
90
Nilai
KISI-KISI SOAL EVALUASI Siklus III
No
Tentukan nilai n
Jawab
1 2
3
4 5
6 7
8
9 10
Jumlah Nilai
91
Nilai
PEDOMAN WAWANCARA Wawancara ini adalah wawancara terbuka, oleh karena itu pewawancara akan berusaha menggali informasi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan seluas-luasnya namun hanya terbatas pada tema/variabel penelitian saja. GURU 1. Bagaimanakah tanggapan anda dengan cara/metode drill sebagai upaya peningkatan prestasi belajar matematika? 2. Apakah anda menemukan kendala dalam penggunaan metode drill dalam kegiatan belajar mengajar matematika? 3. Jika
anda
menemukan
kendala
dalam
penerapan
metode
drill,
bagaimanakah usaha anda untuk mengatasi kendala tersebut? SISWA 4. Bagaimanakah tanggapan Kamu terhadap penerapan metode matematika pembelajaran yang telah dilakukan? 5. Apakah Kamu memperoleh manfaat dari metode pembelajaran seperti itu?
92