HUBUNGAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN PADEMANGAN TIMUR 05 PAGI JAKARTA UTARA
DISUSUN OLEH
IIS SUPENTI 805011001446
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008
HUBUNGAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN PADEMANGAN TIMUR 05 PAGI JAKARTA UTARA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Prasyarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)
Disusun Oleh
IIS SUPENTI NIM. 805011001446 Di Bawah Bimbingan Pembimbing,
Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi. NIP. 150 275 290
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008
LEMBAR PERNYATAAN Yang bertandatangan di bawah ini : Nama
: Iis Supenti
NIM
: 805011001446
Jurusan
: PAI (PTTM)
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul : PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN PADEMANGAN TIMUR 05 PAGI JAKARTA UTARA. Adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan Dra. Zikri Neni Isk, M.Psy. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan saya siap menerima segala konsekwensinya apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya sendiri. Jakarta, 12 Januari 2008 Yang menyatakan
Iis Supenti
ABSTRAK
IIS
SUPENTI;
HUBUNGAN
MOTIVASI
TERHADAP
PRESTASI
BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN SDN PADEMANGAN TIMUR 05 JAKARTA UTARA. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Januari, 2008. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar siswa pada bidang studi pendidikan Agama Islam. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi ( X ) dan variabel terikat adalah prestasi belajar siswa ( Y ). Penelitian ini dilakukan di SDN Pademangan Timur 05 Jakarta Utara. Metode penelitian ini adalah tekhnik deskriptif persentase dan tekhnik korelasi. Sampel berjumlah 30 siswa yang terdiri dari kelas IV, V dan VI. Data motivasi didapat dari penyebaran angket dan data prestasi belajar Pendidikan Agama Islam di ambil dari nilai raport siswa semester I Tahun Pelajaran 2007/2008. Data analisis dengan menggunakan korelasi product moment, dan hasil mengungkapkan bahwa tinggi rendahnya motivasi mempunyai pengaruh terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar siswa, walaupun rendah atau lemah.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah. puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. Yang Maha Penyayang dan Maha Pengasih karena izin dan kekkuasaan-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurah selalu kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini penulis susun untuk memenuhi salah satu persyaratan menempuh ujian Strata satu ( S 1 ) program studi Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam menyusun skripsi ini tidak sedikit kendala dan kesulitan
yang
dihadapi
penulis,
baik
menyangkut
pengaturan
waktu,
pengumpulan data maupun biaya yang tidak sedikit. Namun dengan niat, tekad dan kesungguhan hati dan dorongan dari semua pihak maka penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan, meskipun disadari masih banyak kekurangannya. Oleh sebab itu dengan rasa syukur dan hormat penulis mengucapkan terima kasihkepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dra. Hj. Eri Rossatria, Ketua Jurusan Program PTTM. 3. Dra. Zikri Neni Iska, M.Psy. Dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya guna memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis. 4. Seluruh dosen program PTTM dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah banyak memberikan pengetahuan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan. 5. E.Rustama, BA. Kepala SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara. 6. Rekan-rekan Guru SDN Pademangan Timur 05 Pagi yang selalu memberikan support kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.
7. Kedua orang tua Ayahanda H. Cacu Sunarya (almarhum) dan Ibunda Hj. Juariah yang selalu memberikan doa dan dorongan serta nasihat yang sangat berarti. Ya Rabb karuniakan ampunan dan pahala yang terbai bagi keduanya. 8. Teristimewa untuk suamiku Drs. Dadang Zarqoni yang dengan sabar memberikan dorongan dan dukungan sehingga penulis selalu merasa optimis dan tidak mudah putus asa. 9. Dan untuk putri-putriku tercinta, Neneng Kholisoh, Mir’atur Rahmah dan Zahrin Nur Fajrina yang selalu membantu mamanya dengan do’a, mudahmudahan kalian menjadi anak-anak yang salehah dan pandai. Semoga jasa-jasa beliau semuanya menjadi amal shalih yang diridhoi Allah swt. dan mendapat balasan yang berlipat ganda. Amin.
Jakarta, Januari 2008 Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................
i
ABSTRAK ........................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................
iii
DAFTAR ISI ….................................................................................................
v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 B. Identifikasi Masalah .................................................................... 5 C. Pembatasan Masalah .................................................................... 5 D. Perumusan Masalah ..................................................................... 6 E. Kegunaan Penelitian .................................................................... 6
BAB II
KAJIAN TEORITIS A. Motivasi ....................................................................................... 7 1. Pengertian Motivasi ................................................................ 7 2. Macam-macam Motivasi ......................................................... 8 3. Bentuk-Bentuk Motivasi di Sekolah ........................................ 9 4. Fungsi Motivasi ....................................................................... 13 5. Motivasi dan Perilaku ............................................................. 13 6. Daur Motivasi ......................................................................... 15 7. Teori Motivasi ......................................................................... 15 8. Peran Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran .................... 17 a. Peran Motivasi dalam Menentukan Penguatan Belajar .... 17 b. Peran Motivasi dalam memperjelas Tujuan Belajar ......... 17 c. Motivasi Menentukan Ketekunan Belajar ......................... 18 B. Prestasi Belajar ............................................................................. 18 1. Pengertian Prestasi Belajar....................................................... 18
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ............................. 21 C. Pendidikan Agama Islam ............................................................. 22 1. Pengertian ................................................................................ 22 2. Dasar Pendidikan Agama Islam .............................................. 26 3. Tujuan Pendidikan Agama Islam ............................................ 27 4. Fungsi Pendidikan Agama Islam ............................................ 29 5. Ruang Lingkup Bahan Pengajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar............................................................ 29 D. Kerangka Berfikir ......................................................................... 30 E. Hipotesis ........................................................................................ 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian
32
B. Tujuan Penelitian
32
C. Metode Penelitian
32
D. Populasi dan Sampel
33
E. Variabel Penelitian
33
F. Desain Penelitian
33
G. Teknik Pengumpulan Data
33
H. Teknik Analisa Data
35
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara ............................................................................................ 38 1. Identitas Sekolah .................................................................. 38 2. Visi dan Misi Sekolah .......................................................... 39
3. Keadaan Guru dan Murid ..................................................... 39 4. Struktur Sekolah ................................................................... 41 B. Motivasi Belajar .......................................................................... 41 C. Prestasi Belajar ............................................................................ 58 D. Interpretasi Data .......................................................................... 64
BAB VPENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................. 65 B. Saran-saran .................................................................................. 66 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 67 LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel 1
Skor Alternatif Jawaban .........................................................................
32
Tabel 2
Kisi-Kisi Instrumen Pendidikan .............................................................
32
Tabel 3
Indek Prestasi ”r” Product ......................................................................
32
Tabel 4
Daftar Nama-Nama Guru SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara........................................................................................................
Tabel 5
Jumlah Siswa SDN 14 Pagi Pegadungan Jakarta Barat Berdasarkan Jenis Kelamin ..........................................................................................
Tabel 6
39
Intensitas Guru dalam Memberikan Tuntunan dalam Belajar Agama Islam ...........................................................................................
Tabel 7
38
42
Intensitas Guru dalam Memberikan Hadiah atau Pujian Jika Berprestasi dalam Pelajaran Agama Islam..............................................
43
Tabel 8
Intensitas Siswa dalam Mengikuti Pelajaran Agama Islam ....................
44
Tabel 9
Intensitas Siswa dalam Memperhatikan Pelajaran Agama Islam ...........
44
Tabel 10 Intensitas Siswa dalam Mengulang Materi Pelajaran Agama Islam.......
44
Tabel 11 Intensitas Orang Tua dalam Menyediakan Fasilitas Belajar pada Pelajaran Agama Islam ...........................................................................
45
Tabel 12 Intensitas Orang Tua dalam Memotivasi Belajar Agama Islam ............
46
Tabel 13 Intensitas Orang Tua dalam Memberikan Waktu Khusus untuk Belajar Agama Islam...............................................................................
46
Tabel 14 Intensitas Orang Tua dalam Memberikan Bimbingan Belajar Agama Islam ...........................................................................................
47
Tabel 15 Intensitas Orang Tua dalam Memberikan Teguran pada Siswa jika Memperoleh Nilai di Bawah Rata-Rata ..................................................
48
Tabel 16 Intensitas Siswa Mengerjakan Tugas pada Pelajaran Agama Islam .......
48
Tabel 17 Intensitas Siswa Mendapat Prestasi Baik dalam Pelajaran Agama Islam........................................................................................................
49
Tabel 18 Intensitas Siswa Belajar dengan Guru Privat ..........................................
49
Tabel 19 Intensitas Siswa Tepat pada Waktu Pelajaran Agama Islam Dimulai....................................................................................................
50
Tabel 20 Intensitas Siswa Membawa Buku Pelajaran Agama Islam .....................
51
Tabel 21 Intensitas Belajar Siswa untuk Mendapatkan Pujian .............................
51
Tabel 22 Intensitas Siswa yang Diberikan Hukuman jika Tidak Mengerjakan Tugas ......................................................................................................
52
Tabel 23 Intensitas Orang Tua yang Memberikan Hadiah jika Mendapat Prestasi Bagus ........................................................................................
52
Tabel 24 Intensitas Siswa dalam Menanyakan Masalah .......................................
53
Tabel 25 Intensitas dalam Mengajak Teman untuk Belajar Bersama ...................
55
Tabel 26 Nilai Angket Responden Tentang Motivasi ...........................................
54
Tabel 27 Distribusi Frekuensi Tentang Nilai Prestasi ...........................................
57
Tabel 28 Nilai Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Semester Satu ...................................................................
58
Tabel 29 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam .......................................................................
61
Tabel 30 Perhitungan untuk Memperoleh Angka Indeks Pengaruh Motivasi (Variabel X) terhadap Prestasi Belajar Siswa (Variabel Y) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam ..............................................
62
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pada hakikatnya pendidikan adalah sebuah transformasi yang mengubah input menjadi output. Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan. Pendidikan juga merupakan suatu sistem yang teratur dan mengemban misi yang cukup luas yaitu segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan pisik, kesehatan, keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial sampai kepada masalah kepercayaan atau keimanan. Pendidikan adalah upaya untuk mengembangkan kemampuan dan motivasi manusia sehingga dapat hidup layak, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan juga bertujuan untuk mendewasakan anak, kedewasaan tersebut mencakup pendewasaan intelektual, sosial dan moral, tidak semata-mata kedewasaan dalam arti fisik. Pendidikan juga merupakan usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan meningkatkan manusia untuk mencaapai tujuan yang diharapkan. Setiap manusia membutuhkan pendidikan baik formal maupun non formal. Dengan pendidikan akan diperoleh ilmu pengetahuan yang berguna sebagai bekal dalam menghadapi perubahan-perubahan hidup. Dengan ilmu pengetahuan manusia akan mampu bersaing pada tingkat nasional maupun international. Dalam pendidikan tidak ada istilah pemaksaan, pendidikan lebih dari kesadaran manusia itu sendiri. Pada dasarnya kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang dilandasi kecenderungan atau keinginan serta motivasi yang dimilikinya. Sebagai suatu aspek kejiwaan, motivasi bukan saja dapat mewarnai tingkah laku seseorang, tetapi dapat mendorong orang untuk melakukan dan memperoleh sesuatu untuk mencapai cita-cita. Hal yang penting dalam setiap usaha pendidikan adalah belajar, manusia dapat berkembang lebih jauh dari makhluk lainnya sehingga ia dapat menjalankan
fungsinya sebagai khalifah di muka bumi ini. Dengan belajar manusia mampu menjadi manusia yang berkualitas. Dalam perspektif Islam, belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupannya. Hal ini tercantum dalam al-Qur’an surat al-Mujaadilah (58) ayat 11 seperti tercantum dibawah ini:
☺
⌧ ⌧
☺
☺
Artinya: “…niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Mujaadilah 58:11) Pendidikan adalah upaya untuk mengembangkan kemampuan dalam motivasi manusia sehingga dapat hidup layak. Baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan juga bertujuan untuk mendewasakan anak, kedewasaan tersebut mencakup pendewasaan intelektual, sosial dan moral, tidak semata-mata kedewasaan dalam arti fisik.1 Pendidikan juga merupakan usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan meningkatkan kemampuan manusia untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, baik formal maupun non formal. Menjadi seorang dokter, dosen, insinyur, maupun direktur harus ditempuh melalui pendidikan. Dengan pendidikan akan diperoleh bekal ilmu 1
Nana Sujana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sekolah (Bandung: Sinar Baru al-Gasindo, 1995), h. 3.
pengetahuan yang berguna dalam menghadapi perubahan-perubahan hidup. Dengan ilmu pengetahuan manusia akan mampu bersaing pada tingkat nasional maupun internasional. Melalui pendidikan, seseorang mendapatkan informasi dan pengetahuan. Semakin tinggi ilmu pendidikan seseorang, maka semakin banyak informasi dan pengetahuan yang diperolehnya. Dalam kegiatan belajar, motivasi memegang peranan penting. Bila seseorang tidak memiliki motivasi dan perhatian yang besar terhadap obyek yang dipelajari maka akan sulit diharapkan siswa tersebut memperoleh dari pelajarannya. Sebaliknya, apabila siswa tersebut belajar dengan motivasi dan perhatian besar terhadap obyek yang dipelajari maka hasil yang diperolehnya pun lebih baik. Hal yang penting dalam setiap usaha pendidikan adalah belajar, manusia dapat berkembang lebih jauh dari mekhluk lainnya sehingga ia dapat menjalankan fungsinya sebagai khalifah di bumi. Dengan belajar, manusia mampu menjadi manusia yang berkualitas. Pelaksanaan program pendidikan yang baik tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan intelektual semata, melainkan juga harus mengembangkan kepribadian. Menurut Slamet Imam Santoso, tujuan setiap pendidikan yang murni adalah menyusun pribadi yang kuat dalam jiwa pelajar supaya kelak dapat bertahan dalam masyarakat.2 Dalam pedekatan proses belajar, motivasi diduga sangat erat hubungannya dengan prestasi. Jika motivasi siswa timbul dari dalam dirinya sendiri maka hal itu akan menjadi pendorong yang kuat bagi dirinya dalam belajar, dan pada tahap berikutnya akan berakibat pada prestasi yang akan dicapainya, karena motivasi itu merupakan “serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi tertentu sehingga seseorang tersebut mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila
2
Slamet Imam Santoso, Pembinaan Watak Tujuan Utama Pendidikan (Jakarta: UI Pers, 1980), h. 33.
ia tidak suka maka akan berusaha meniadakan atau mengeluarkan perasaan tidak sukanya itu.”3 Dalam teori behaviorisme yaitu hukum kesiapan menyatakan bahwa “belajar itu lebih berhasil apabila dilandasi oleh kesiapan, motivasi dan minat untuk belajar.” Selain itu, Kasmiran Nuryo MA berpendapat bahwa “hasil belajar seseorang ditentukan oleh keuletan dan kesungguhan dalam mempelajari sesuatu.”4 Pendapat tersebut memperlihatkan bahwa banyak faktor yang menentukan keberhasilan seseorang dalam proses belajar, akan tetapi yang lebih berpengaruh adalah kesiapan dan motivasi siswa sendiri. Untuk itu betapa pentingnya arti belajar dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani,bertaqwa berakhlaq mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Alquran dan Alhadits, melalui kegiatan bimbingan,pengajaran latihan,serta penggunaan pengalaman. Pendidikan Agama Islam disekolah bertujuan untuk meningkatkan keyakinan,pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa tentang Agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt, serta berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,berbangsa dan bernegara. Namun kenyataannya materi pelajaran Pendidikan Agama Islam kurang diminati siswa, juga pendidikan Agama Islam di sekolah – sekolah umum sangat terbatas sehingga tujuan pendidikan Agama Islam di sekolah sulit untuk dicapai,dan ini menjadi salah satu penyebab menurunnya nilai prestasi pendidikan Agama Islam.
3
A.M. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: CV. Rajawali, 1990), h. 75. 4 Kasmiran Nuryo, Kontribusi Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa (Jakarta: LP IKIP, 1987).
Penyebab lain menurunnya nilai prestasi belajar pendidikan Agama Islam, adalah kurangnya motivasi siswa dalam belajar. Siswa mungkin tidak senang pada pelajaran atau gurunya, mungkin sakit, lapar , atau problem pribadi dan lain-lain. Hal ini berarti pada diri siswa tidak terjadi perubahan energi, tidak terangsang afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan belajar. Keadaan seperti ini perlu dilakukan daya upaya yang dapat menemukan sebabsebabnya, dan kemudian mendorong siswa mau melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan, yaitu belajar. Dengan kata lain siswa perlu diberikan rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya. Dan dengan motivasi inilah siswa dapat menjadi tekun dalam belajar,sehingga pada akhirnya kualitas hasil belajar siswa dapat terwujud. Sekolah Dasar merupakan lembaga pendidikan yang paling awal dalam membentuk karakter anak. Sedangkan sekolah dasar memiliki waktu yang sangat terbatas dalam pelajaran agama Islam di samping pelajaran yang lainnya. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka timbullah ketertarikan penulis untuk mengadakan penelitian pada SDN Pademangan Timur 05 Jakarta Utara yang merupakan sekolah umum dan mempunyai lingkungan masyarakat yang majemuk. Oleh karena itu, penulis mengadakan penelitian terhadap prestasi belajar siswa dalam pendidikan agama Islam yang dipengaruhi oleh motivasi, baik eksternal maupun internal. Dalam penulisan skripsi ini penulis mengambil judul “Hubungan Motivasi Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di lingkungan SDN Pademangan Timur 05 Jakarta Utara.” B. Identifikasi Masalah Terkait dengan fokus diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Adakah pengaruh motivasi tehadap prestasi belajar?
2. Sejauh mana pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar? 3. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi prestasi belajar? 4. Apa saja yang menjadi motivasi sehingga berpengaruh pada prestasi belajar?
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penulis membatasi permasalahan pada hubungan motivasi terhadap prestasi belajar khususnya pada bidang study Pendidikan Agama Islam. Kelas yang dipilih adalah kelas IV, V, dan VI SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara. D. Perumusan Masalah Terkait dengan pembatasan masalah yang dikemukakan diatas, maka dalam penelitian ini maka rumusnya menjadi : Apakah ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dan prestasi belajar siswa dalam pelajaran pendidikan agama Islam?
E. Kegunaan Penelitian Penelitian ini akan mengungkapkan tentang faktor penyebab bertambah dan berkurangnya nilai prestasi bidang studi Pendidikan Agama Islam di SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara, sehingga berguna untuk guru, siswa dan orang tua dalam rangka meningkatkan prestasi belajar.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Motivasi 1. Pengertian Motivasi Dalam psikologi pendidikan yang dimaksud motif ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Atau seperti yang dikatakan Sartain dalam bukunya yaitu Motif adalah suatu pernyataan yang kompleks didalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku/ perbuatan kesuatu tujuan atau perangsang.5 Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alas an-alasan atau dorong-dorongan dalam arti manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu.6 Orang menyebut kata motif untuk menunjuk mengapa seseorang itu berbuat sesuatu. Berawal dari kata motif itu maka motivasi dapat diartikan sebagai daya pengerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan.7 Apabila suatu kebutuhan dirasakan mendesak untuk dipenuhi, maka motif daya penggerak menjadi aktif. Motif atau daya penggerak yang telah menjadi aktif disebut motivasi. Motivasi adalah dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan prilaku manusia, termasuk prilaku belajar. Dalam motivasi terkandung keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan prilaku individu belajar.8 Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Ada tiga unsur yang saling berkaitan dalam motivasi yaitu : 5
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Rosda Karya, 1988), h. 60 W.A. Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung: PT. Eresco, 1996), h. 140 7 Sardiman, Interaksi dan…, h. 71. 8 Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), h. 80. 6
a. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahan-perubahan
dalam
motivasi
timbul
dari
perubahan-
perubahan tertentu didalam sistem neuropisiologis dalam organisme manusia. b. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan effective arousal. Mulamula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suasana emosi. Suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang bermotif. c. Motivasi ditandai dengan emosi-emosi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang bermotivasi mengadakan respons-respons yang tertuju kearah suatu tujuan. Respons-respons itu berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perubahan energi dalam dirinya.9
2. Macam-Macam Motivasi Beberapa pendapat tentang jenis-jenis motivasi. Sartain membagi motif menjadi dua golongan yaitu : a. “Psycological drive” yaitu dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis/ jasmaniah, seperti lapar, haus, seks dan sebagainya. b. “Sosial motivies” yaitu dorongan dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan manusia yang lain dalam masyarakat, seperti dorongan estestis, dorongan ingin selalu berbuat baik (etika) dan sebagainya. Woodworth menggolongkan motif-motif ini menjadi tiga golongan : a. Kebutuhan-kebutuhan organis, yaitu motif-motif yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari tubuh seperti lapar, haus, tidur dan sebagainya. b. Motif-motif yang timbul sekonyong-konyong (emergency motivies) ialah motif-motif yang timbul jika situasi menuntut timbulnya tindakan kegiatan yang cepat dan kuat dari kita seperti dorongan untuk membalas, untuk berusaha yang jelas ada rangsangan dari luar.
9
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Bumi Aksara, 2001), h. 85.
c. Motif obyektif, yaitu motif yang diarahkan / ditujukan kesuatu obyek atau tujuan tertentu di sekitar kita. Motif ini timbul karena adanya dorongan dari dalam diri kita.10
3. Bentuk-Bentuk Motivasi di Sekolah Di dalam kegiatan belajar-mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan Motivasi, pelajar dapat mengembangkan
aktivitas
dan
inisiatif,
dapat
mengarahkan
dan
memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Dalam kaitan itu perlu diketahui bahwa cara dan jenis menumbuhkan motivasi adalah bermacam-macam. Tetapi untuk motivasi ekstrinsik kadang-kadang tepat, dan kadang-kadang juga bisa kurang sesuai. Hal ini guru harus hati-hati dalam menumbuhkan dan memberi motivasi bagi kegiatan belajar para anak didik. Sebab mungkin maksudnya membcrikan motivasi tctapi justru tidak menguntungkan perkembangan belajar siswa. Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah. 1. Memberi angka Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utamajustru untuk mencapai angka/ nilai yang baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilainilai pada raport angkanya baik- baik. .Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Tetapi ada juga, bahkan banyak siswa bekerja atau belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas saja. Ini menunjukkan motivasi yang dimilikinya kurang berbobot bila dibandingkan dengan siswa-siswa yang menginginkan angka baik. Namun demikian semua itu 10
Purwanto, Psikologi…, h. 62.
harus diingat oleh guru bahwa pencapaian angka-angka seperti itu belum merupakan hasil belajar yang sejati, hasil belajar yang bermakna. Oleh karena itu, langkah selanjutnya yang ditempuh oleh guru adalah bagaimana cara memberikan angka-angka dapat dikaitkan dengan values yang terkandung di dalam setiap pengetahuan yang diajarkan kepada para siswa sehingga tidak sekadar kognitif saja tetapi juga keterampilan dan afeksinya. 2. Hadiah Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut. Sebagai contoh hadiah yang diberikan untuk gambar yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi seseorang siswa yang tidak memiliki bakat menggambar. 3. Saingan/kompetisi Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Memang unsur persaingan ini banyak di- manfaatkan di dalam dunia industri atau perdagangan, tetapi juga sangat baik digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa. 4. Ego-involvement. Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri,
begitu juga untuk siswa si subjek belajar. Para siswa akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya. 5. Memberi ulangan. Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan terlalu sering (misalnya setiap hari) karena bisa membosankan dan bersifat rutinitis. Dalam hal ini guru harus juga terbuka, maksudnya kalau akan ulangan harus diberitahukan kepada siswanya. 6. Mengetahui hasil. Dengan mengetahui basil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.
7. Pujian Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu, supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri. 8. Hukuman. Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa mcnjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pembcrian hukuman.
9. Hasrat untuk be/ajar. Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.
10. Minat Di depan sudah diuraikan bahwa soal motivasi sangat erat hubungannya dengan unsur minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar ituakan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Mengenai minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut: a. membangkitkan adanya suatu kebutuhan; b. menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau; c. memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik; d. menggunakan berbagai macam bentuk mengajar. 11. Tujuan yang diakui Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar. Di samping bentuk-bentuk motivasi sebagaimana diuraikan di atas, sudah barang tentu masih banyak bentuk dan cara yang bisa dimanfaatkan. Hanya yang penting bagi guru adanya bermacam-macam motivasi itu dapat dikembangkan dan diarahkan untuk dapat melahirkan hasil belajar yang bermakna. Mungkin pada mulanya, karena ada sesuatu (bentuk motivasi) siswa itu rajin belajar, tetapi guru harus mampu melanjutkan dari tahap rajin belajar itu bisa diarahkan menjadi kegiatan belajar yang bermakna, sehingga hasilnya pun akan bermakna bagi kehidupan si subjek belajar.
4. Fungsi Motivasi Setiap motif itu berkaitan erat dengan suatu tujuan, makin berharga tujuan makin kuat pula motifnya. Guna/ fungsi motif-motif itu ialah : a. Mendoronga manusia untuk berbuat / bertindak Motif itu berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas. b. Menentukan arah perbuatan Yakni kearah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan itu. c. Menyeleksi perbuatan kita Artinya menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu.11 Selain itu motivasi dapat juga berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan usaha karena adanya motivasi. Dengan kata lain adanya usaha yang tekun terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang akan belajar. Hal tersebut akan dapat melahirkan prestasi yang baik.12 Motivasi yang tinggi cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi dan motivasi yang rendah cenderung menghasilkan prestasi yang rendah.13 5. Motivasi dan Perilaku Manusia bukanlah benda mati yang bergerak hanya bila ada daya dari luar yang mendorongnya, melainkan makhluk yang mempunyai dayadaya dalam dirinya sendiri untuk bergerak – inilah motivasi. Oleh karena itu motivasi sering disebut penggerak perilaku (the energizer of
11
Purwanto, Psikologi…, h. 70. Sardiman, Interaksi dan…, h. 83. 13 Sudarwan Danin, Motivasi Kepemimpinan dan Efektifitas Kelompok, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004). 12
behaviour). Ada juga yang mengatakan bahwa motivasi adalah penentu (determinan) perilaku. Dengan kata lain, motivasi adalah suatu konstruk teoritis mengenai terjadinya perilaku. Menurut para ahli, konstruk teoritis ini meliputi aspek-aspek pengaturan (regulasi), pengarahan (direksi), serta tujuan (insentif global) dari perilaku. Selutuh aktivitas mental yang dirasakan / dialami yang memberikan kondisi hingga terjadinya perilaku tersebut disebut motif. Secara umumdapat digolongkan 3 determinan terjadinya perilaku, yaitu : a. Determinan yang berasal dari lingkungan (kegaduhan, bahaya dari lingkungan, desakan guru, dan lain-lain) b. Determinan dari dalam diri individu (harapan / cita-cita, emosi, instink, keinginan dan lain-lain) c. Tujuan / insentif / nilai dari suatu obyek. Faktor-faktor ini berasal dari dalam diri individu (kepuasan kerja, tanggung jawab dan lain-lain) atau dari luar individu (status, uang dan lain-lain) Ditinjau dari sifatnya, determinan-determinan tersebut dapat dikatakan : a. bersifat biologis (nafsu, kebutuhan-kebutuhan biologis) b. bersifat mental (cita-cita, rasa tanggung jawab) c. bersifat objek atau kondisi dalam lingkungan (uang, pangkat, rencana) Walau motivasi menggerakkan perilaku tetapi hubungan antara kedua konstruk ini cukup kompleks. Berikut ini beberapa cirri motivasi dalam perilaku: a. Penggerakan perilaku menggejala dalam bentuk tanggapan-tanggapan yang bervariasi. Motivasi tidak hanya merangsang suatu perilaku tertentu saja, tetapi merangsang berbagai kecenderungan yang memungkinkan tanggapan yang berbeda-beda. b. Kekuatan dan efisiensi perilaku mempunyai hubungan yang bervariasi dengan kekuatan determinan. Rangsang yang lemah mungkin menimbulkan reaksi hebat dan sebagainya. c. Motivasi mengarahkan perilaku pada tujuan tertentu.
d. Penguatan positif (positive reinforcement) menyebabkan suatu perilaku tertentu cenderung untuk diulangi kembali. e. Kekuatan perilaku akan melemah bila akibat dari perilaku itu bersifat tidak enak.14
6. Daur Motivasi Perilaku terjadi karena suatu determinan tertentu, determinan ini merangsang timbulnya suatu keadaan (bio) psikologis tertentu dalam tubuh yang disebut kebutuhan, kebutuhan menciptakan suatu keadaan tegang (tension) dan ini mendorong perilaku untuk memenuhi kebutuhan tersebut (perilaku instrumental). Bila kebutuhan sudah dipenuhi, maka ketegangan akan melemah (relief) sampai timbulnya ketegangan lagi karena munculnya kebutuhan baru. Inilah yang disebut daur motivasi. Tidak semua perilaku mengikuti pola daur seperti ini. Bila determinan yang menimbulkan itu tidak ada lagi, maka daur tidak terjadi.15
7. Teori Motivasi Dalam buku Psikologi Pendidikan karangan Ngalim Purwanto, menyatakan beberapa teori motivasi sebagai berikut : a. Teori Hedonisme Semua orang cenderung menghindari diri dari sesuatu yang sulit dan yang menyusahkan dan lebih cenderung suka melakukan sesuatu yang mendatangkan kesenangan. b. Teori Naluri Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan naluri pokok, yakni naluri mempertahankan diri, naluri mengembangkan diri dan naluri mempertahankan dan mengembangkan jenis. Kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku manusia yang diperbuatnya setiap hari, mendapat 14 15
Irwanto, Psikologi Umum, (Jakarta: PT. Prenhalindo, 2002), t.t.p Irwanto, Psikologi…t.t.p.
dorongan atau digerakkan oleh ketiga naluri tersebut. Teori ini menjelaskan tentang perilaku manusia yang memiliki motivasi, didasarkan oleh naluri. c. Teori Reaksi Yang Dipelajari Perilaku manusia berdasarkan pada pola-pola dari tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan dimana tempat orang itu hidup. d. Teori Daya Pendorong Teori ini merupakan perpaduan antara teori naluri dengan teori reaksi yang dipelajari. Seorang pemimpin yang ingin memotivasi bawahannya, ia mendasarkannya kepada daya pendorong naluri dan reaksi yang dipelajari dari kebudayaan lingkungan dimana dia berada. e. Teori Kebutuhan Tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakekatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya. Teori kebutuhan ini dapat dijelaskan dengan teori Abraham Maslow.16 Maslow sebagai tokoh motivasi aliran humanisme, menyatakan bahwa kebutuhan manusia secara hierarkis semuanya laten dalam diri manusia. Kebutuhan tersebut mencakup fisiologis (sandang pangan), kebutuhan rasa aman (bebas bahaya), kebutihan kasih sayang, kebutuhan dihargai dan dihormati, dan kebutuhan aktualisasi diri. Aktualisasi diri, penghargaan atau penghormatan, rasa memiliki, dan rasa cinta atau sayang, perasaan aman, dan tentram merupakan kebutuhan fisiologis mendasar. Teori ini dikenal sebagai teori kebutuhan (needs).17 Teori Maslow mengenai motivasi didasarkan kepada adanya tingkat-tingkat kebutuhan dan perubahan daya dorongnya. Perubahan daya dorong atau dalam istilah Maslow “prepotency” berarti bahwa apabila semua tingkat kebutuhan manusia tidak bisa dipenuhi lag, maka kebutuhan-kebutuhan dasar yang bersifat fisik merupakan kebutuhan yang 16 17
2007).
Purwanto, Psikologi…, h. 60. Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
paling dominant “and all other needs may some seem to be non existent or be pushed into the background.”18 Berdasarkan teori motivasi yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan, motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku / aktivitas lebih baik dari keadaan sebelumnya. Dengan sasaran sebagai berikut : (a) mendorong manusia untuk melakukan suatu aktivitas yang didasarkan atas pemenuhan kebutuhan. Dalam hal ini, motivasi merupakan motor penggerak dari setiap kebutuhan yang akan dipenuhi, (b) menentukan arah tujuan yang hendak dicapai, dan (c) menentukan perbuatan yang harus dilakukan.19
8. Peranan Motivasi Dalam Belajar Dan Pembelajaran a. Peran Motivasi dalam Menentukan Penguatan Belajar Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernaha dilaluinya. Sebagai contoh, seorang anak akan memecahkan materi matematika dengan bantuan tabel logaritma. Tanpa bantuan tabel tersebut, anak itu tidak dapat menyelesaikan tugas matematika. Dalam klaim itu, anak berusaha mencari buku tabel matematika. Upaya untuk mencari tabel merupakan motivasi yang dapat menimbulkan penguatan belajar.
b. Peran Motivasi dalam Memperjelas Tujuan Belajar Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak. Sebagai contoh, anak akan termotivasi belajar elektronik 18 19
Buchori Zainun, Manajemen dan Motivasi, (Jakarta: Balai Aksara, 1989). Uno, Teori Motivasi…, h. 9.
karena tujuan belajar elektronik itu dapat melahirkan kemampuan anak dalam bidang elektronik. Dalam suatu kesempatan misalnya, anak tersebut
diminta
membetulkan
radio
yang
rusak,
dan
berkat
pengalamannya dari bidang elektronik, maka radio tersebut menjadi baik setelah diperbaikinya. Dari pengalaman itu, anak makin hari makin termotivasi untuk belajar, karena sedikit anak sudah mengetahui makna dari belajar itu.
c. Motivasi Menentukan Ketekunan Belajar Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha memperlajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memproleh hasil yang baik. Dalam hal itu, tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar. Sebaliknya, apabila seseorang kurang belajar atau tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka dia tidak tahan lama belajar. Dia mudah tergoda untuk mengerjakan hal yang lain dan bukan belajar. Itu berarti motivasi sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar.20
B. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku kata yaitu prestasi dan belajar. Prestasi adalah hasil tertinggi yang telah dicapai seseorang. Sedangkan arti prestasi dalam kamus ilmiah popular adalah “hasil yang telah dicapai”. Dapat dikatakan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh perbuatan yang telah dilakukan. Dengan demikian prestasi adalah hasil karya dari suatu usaha. Ada
beberapa definisi tentang pengertian belajar. Menurut
Slameto belajar adalah usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
20
Uno, Teori Motivasi…, h. 27.
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, dengan hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.21 Oemar Hamalik mengemukakan pendapatnya tentang belajar. Menurutnya belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing). Maksudnya belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat tapi mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.22 Skinner dalam bukunya Educational Psychology : The Teaching Learning Proses, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Chaplin dalam Dictionery Of Psychologi membatasi belajar dengan dua rumusan. Rumusan pertama yaitu belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan keduanya belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai berikut adanya latihan khusus.23 Menurut teori behavioristik adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stumulus dan respon.24 Dari definisi-definisi yang tersebut diatas, dapat dikemukan adanya beberapa elemen yang penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu :
21 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: Bina Aksara, 1998), h. 56. 22 Hamalik, Proses Belajar…, h. 27. 23 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2006), h. 90. 24 C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 20.
a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tungkah lau, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi ada juga kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar; seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi. c. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap; harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang. Berapa lama periode waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan ataupun bertahun-tahun. Ini berarti kita harus mengenyampingkan perubahan-perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman perhatian atau kepekaan seseorang, yang biasanya hanya berlangsung sementara. d. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian baik secara fisik maupun psikis, seperti : perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/ berfikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap.25 Banyak sekali bentuk-bentuk perubahan yang terdapat dalam diri manusia yang bergantung pada belajar, sehingga kualitas peradaban menusia juga terpulang pada apa dan bagaimana ia belajar. E.L.Thorndike meramalkan,
jika
kemampuan
belajar
umat
manusia
dikurangi
setengahnya saja maka peradaban yang ada sekarang tidak akan berguna bagi generasi mendatang. Bahkan mungkin peradaban itu sendiri akan lenyap ditelan zaman.26
25 26
Purwanto, Psikologi…, h. 84. Syah, Psikologi Pendidikan…., h. 95.
Prestasi belajar menurut pendapat Purwadarminta adalah hasil yang telah dicapai individu merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri (internal) maupun dari luar (eksternal).27
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam : a. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan / kondisi jasmani dan rohani siswa meliputi dua aspek, yaitu : 1. Aspek pisiologis Keadaan umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. 2. Aspek psikologis Faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial adalah intelegensi siswa / tingkat kecerdasan, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa. b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa, dibagi menjadi dua bagian : 1. Lingkungan non sosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar siswa. Faktorfaktor ini dipandang turut menentukan tingkat tingkat keberhasilan siswa.
27
A. Tabrani Rusyan, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1989), h. 81.
2. Lingkungan sosial Lingkungan sosial sekolah seperti guru, staf administrasi dan teman-teman sekelas, lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar orang tua dan keluarga belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. c. Faktor pendekatan balajar Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hak ini berarti seperangkat langkah
operasional
yang
direkayasa
sedemikian
rupa
untuk
memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.28 1. Penialaian Formatif Penilaian formatif adalah penilaian tentang prestasi siswa yang dilakukan guru dalam proses belajar mengajar yang sedang atau sudah dilaksanakan siswa yang bersangkutan. 2. Penilaian Sumatif Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan guru untuk memperoleh data atau informasi sampai dimana penguasaan atau pencapaian prestasi belajar siswa terhadap bahan pelajaran yang telah dipelajarinya.29
C. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Istilah pendidikan adalah terjemahan dari bahasa Yunani, yaitu Paedagogie. Paedagogie asal katanya adalah pais yang artinya “anak” dan again yang artinya adalah “membimbing”. Dengan demikian, maka 28
Syah, Psikologi Pendidikan…., h. 132. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Tekhnik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1984), h. 26. 29
paedagogie berarti “bimbingan yang diberikan kepada anak”. Orang yang memberikan
bimbingan
kepada
anak
disebut
paedagog.
Dalam
perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie tersebut berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Dalam perkembangan selanjutnya, pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.30 Pendidikan Islam sebagai suatu istilah terdiri dari dua kata yang berkaitan yaitu “pendidikan” dan kata “Islam”. Dengan kata lain pendidikan Islam adalah pendidikan berdasar ajaran Islam adalah pendidikan dalam Islam. Untuk memperjelas apa sebenarnya pendidikan Islam itu? dapat dipahami dari definisi-definisi sebagai berikut : a. Drs. Ahmad D. Marimba Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran agama Islam (Kepribadian Muslim) b. Prof. Dr. Zakiah Daradjat Pendidikan Islam adalah pembentukan kepribadian; Islam ini lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan sesuai dengan petunjuk ajaran Islam; karena itu pendidikan Islam tidak hanya bersifat teoritis tetapi juga bersifat praktis atau pendidikan Islam adalah sekaligus pendidikan iman dan pendidikan amal.
30
h. 4.
Sudirman et.al., Ilmu Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1991), cet. ke 5,
c. Prof. H.M. Arifin, M.Ed •
Pendidikan Islam adalah suatu sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah.
•
Pendidikan Islam adalah usaha orang dewsa muslim yang bertaqwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah anak didik melalui ajaran Islam kearah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya.31
d. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi Dalam arti luas, pendidikan Islam diartikan sebagai upaya orang beriman untuk mengajak orang bertaqwa. Sasaran kegiatan pendidikan ini adalah orang-orang dewasa. Dalam arti sempit (berlaku bagi anak-anak) Pendidikan Islam diartikan sebagai proses atau rangkaian kegiatan orang dewasa yang beriman dalam membantu membimbing anak yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan untuk menjalankan tugas-tugasnya sebagai khalifah dibumi yang didasari iman yang kokoh pada Allah SWT. e. H.M. Alisuf Sabri Pendidikan adalah usaha sadar orang dewasa atau pendidik untuk membantu membimbing pertumbuhan dan perkembangan anak ke arah kedewasaan.32 f. Abrurrahman An-Nahlawi Pendidikan Islam adalah suatu upaya atau usaha yang dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan, membina dan mengenalkan syariat Islam untuk berakhlaq.33 Berdasarkan definisi-definisi tersebut diatas dapat dikemukakan bahwa : 1. Pendidikan Islam adalah suatu usaha / kegiatan yang disengaja dan didasari oleh si pendidik guna kepentingan pribadi si terdidik
31
H.M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press). Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan (Jakarta: PT. Pedoman Ilmu Jaya, 1999), cet. ke 1, h. 5. 33 Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah (Jakarta: PT. Gema Insani Press, 1995, cet. ke 2, h. 25. 32
2. Bentuk kegiatan / usaha dalam pendidikan Islam dilakukan dengan melalui bimbingan, pengajaran dan latihan atau pembiasaan dalam rangka menumbuhkan dan mengembangkan pribadi si terdidik berdasarkan ajaran Islam. 3. Objek sasaran dalm pendidikan Islam selain anak-anak yang kodratnya memerlukan pendidikan untuk mengembangkan potensinya, juga orang-orang dewasa yang hakikatnya masih memerlukan pembinaan agar dapat memperbaiki dan meningkatkan kondisi dan fungsi hidupnya sebagai seorang muslim. Karena itu Islam menganut prinsip pendidikan seumur hidup. 4. Pendidikan dalam Islam lebih luas cakupannya dari pendidikan umum, karena pendidikan Islam selain mengajarkan pendidikan umum juga mengajarkan pendidikan agama. Dalam Islam pendidikan umum dan pendidikan agama merupakan kesatuan program pendidikan yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pendidikan dalam rangka membentuk kepribadian muslim yang paripurna. Dari uraian diatas, Pendidikan Islam dapat diddefinisikan sebagai usaha sadar untuk membimbing atau memimpin pertumbuhan dan perkembangan si terdidik berdasarkan ajaran Islam kea rah terbentuknya kepribadian yang utama.34 Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, mengahyati, mengimani, bertaqwa barakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Alqur’an dan al-hadits, melalui bimbingan, pengajaran latihan serta penggunaan pengalaman.35
34 35
Sabri, Pengantar Ilmu…, h. 152. Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2004).
2. Dasar Pendidikan Agama Islam Dasar merupakan tindakan dari suatu yang berdiri di atasnya. Kokoh dan tidaknya suatu bangunan ditentukan oleh kuat dan tidaknya dasar yang dijadikan sebagai landasannya. Ibarat suatu pohon, yang menjadi dasar kekuatan adalah akarnya, fungsinya sama yaitu memperkuat berdirinya pohon tersebut. Sebagai aktivitas pendidikan dan pembinaan kedisiplinan ibadah shalat tentunya Pendidikan Agama Islam memerlukan dasar dan landasan yang kuat guna memberikan arahan dan pedoman bagi terlaksananya program pendidikan dasar juga berfungsi sebagai pegangan langkah pelaksanaan dan sebagai jalur yang menentukan arah usaha tersebut. Apakah dasar pendidikan itu? Dalam ini dengan tegas Ahmad D. Marimba menjelaskan bahwa yang menjadi dasar pendidikan Islam ialah “Firman Tuhan dan Sunnah Rasulullah SAW., kalau pendidikan diibaratkan bangunan maka isi al-Qur’an dan al-Haditslah yang menjadi pedomannya”.36 Zuhairi dkk. mengenai hal ini sependapat dengan Ahmad D. Marimba bahwa “Dasar Pelaksanaan pendidikan Islam terutama adalah al-Qur’an dan al-Hadits”37 Perlu ditegaskan lebih awal bahwa sebagian besar dasar pokok yang digunakan oleh pendidikan modern pada dasarnya telah terwujud dalam ajaran Islam, walaupun ungkapan dalam kutipan agak berbeda, namun pada intinya adalah sama. Imaduddin Abdulrahim mengemukakan sebuah pandangan bahwa menjadi dasar pelaksanaan pendidikan agama Islam adalah tauhid, karena ia didasarkan seluruh aspek kehidupan muslim, sebagaimana dikemukakannya sebagai berikut : Tauhid adalah dasar pandangan hidup muslim, karena itu, tauhid adalah azas pendidikan Islam dan UUD 1945 Pasal 29 ayat 1, dikatakan bahwa negara Republik Indonesia berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Karena itu, Ketuhanan Yang Maha Esa ini juga dasar sistem pendidikan Nasional. Dalam pandangan muslim, Ketuhanan Yang Maha Esa ini tak lain adalah tauhid tersebut.38 Pedoman hidup setiap muslim bersumber pada al-Qur’an dan al-Hadits. Pengertian dasar utama agar hidup manusia untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat serta untuk mendapatkan ridha Allah SWT Di negara Indonesia secara formal pendidikan agama Islam merupakan subsistem dari pendidikan Nasional. Keberadaan pendidikan agama Islam 36
Ahmad D. Marimba, Op. Cit, h. Zuhairini, et.al, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h. 153. 38 M. Dawam Rahardjo, Intelektual Intelegensia dan Prilaku Politik Bangsa; Risalah Cendikiawan Muslim (Bandung: Mizan, 1993), h. 441. 37
mempunyai kedudukan yang kuat dan landasan yang utama. Pancasila, merupakan dasar dari setiap langkah dan tingkah laku kegiatan bangsa Indonesia sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, berarti menjamin setiap warga negara untuk memeluk, beribadah serta menjalankan dan pengembangan agama, terutama di dalamnya penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan agama Islam.
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam Tujuan adalah sesuatu yang diharapkan akan tercapai setelah kegiatan selesai dilaksanakan. Tujuan merupakan factor yang sangat penting dalam suatu kegiatan atau usaha. Demikian pula halnya dalam proses
pendidikan,
karena
kegiatan
tanpa
adanya
tujuan
akan
menimbulkan ketidaktentuan dalam pelaksanaannya. Seorang pendidik dengan segenap kemampuannya akan menggiring anak didiknya pada suatu tujuan akhir. Pendidikan Agama Islam bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang alam semesta sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pendidikan agama Islam mengarah pada perkembangan bakatbakat manusia dan membangkitkan nilai-nilai kebajikan yang mulia pada dirinya. Tujuan ini merupakan fondasi utama tempat dibangunnya kepribadian manusia. Oleh karena itu, dalam pandangan Islam seperangkat system pendidikan yang perwujudannya melalui orang tua, guru, lembaga pendidikan dan negara mempunyai arti yang sangat penting.39 Tujuan pendidikan agama Islam selaras dengan tujuan hidup manusia, sebagaimana dinyatakan dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56, berbunyi:
(56:)اﻟﺬارﻳﺎت 39
.ن ِ ﺲ ِإﻟﱠﺎ ِﻟ َﻴ ْﻌ ُﺒﺪُو َ ﻦ وَا ْﻟ ِﺈ ْﻧ ﺠﱠ ِ ﺖ ا ْﻟ ُ ﺧَﻠ ْﻘ َ َوﻣَﺎ
Ramayulis, Metodologi Pendidikan ….
Artinya :
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”.(QS. Adz-Dzariaat: 56).
Dengan demikian, penulis mengambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan agam Islam adalah berusaha mendidik pribadi muslim agar bertaqwa dan beribadah dengan baik kepada Allah SWT. untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Sedangkan tujuan Pendidikan Agama Islam di SD adalah untuk : 1. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT. 2. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlaq mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi ( tasamuh ), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah. 4. Fungsi Pendidikan Agama Islam Pendidikan agama Islam di sekolah berfungsi : a. Pengembangan,yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. b. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak – anak yang memiliki bakat khusus di bidang agama, agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal. c. Perbaikan,yaitu untuk memperbaiki kesalahan –kesalahan, kekurangan kekurangan,dan
kelemahan-
kelemahan
peserta
didik
dalam
keyakinan,pemahaman dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari – hari.
d. Pencegahan,
yaitu
untuk
menangkal
hal-hal
negative
dari
lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya e. Penyesuaian, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan social dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam.40 5. Ruang Lingkup Bahan Pengajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Sebagaimana dijelaskan dalam kurikulum Sekolah Dasar bahwa ruang lingkup Pendidikan Agama Islam mencakup usaha mewujudkan keserasian, keselarasan,dan keseimbangan antara : a. Hubungan manusia dengan Allah b. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri c. Hubungan manusia dengan sesama manusia d. Hubungan manusia dengan makhluq lain dan lingkungan alamnya Sedangkan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD meliputi aspek sebagai berikut : 1. Al-Quran meliputi : Hafal Al quran surat pendek pilihan, membaca Alquran
permulaan,mengenal
ayat-ayat
Alquran,
menulis
Alquran,melafalkan surat-surat,mengartikan surat-surat. 2. Aqidah meliputi : Keimanan,melafalkan syahadatain,mengenal asmaul husna, sifat- sifat wajib bagi Allah dan sifat mustahil bagi Allah 3. Akhlak meliputi : Akhlak terpuji dan akhlak tercela. 4. Fiqih meliputi : Bersuci dari hadas besar dan hadas kecil,tata cara salat, puasa sunah dan puasa wajib,zakat mal dan zakat fitrah, bacaan dzikir dan doa setelah salat 5. Tarikh dan Kebudayaan Islam meliputi : Kisah – kisah keteladana Nabi Ibrahim dan Ismail, keteladana para sahabat ( Abu Bakar Sidik dan Umar bin Khatab ).41 40
Ramayulis, Metodologi Pendidikan…, h. 21.
D. Kerangka Berfikir Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa motivasi itu merupakan pendorong untuk mencapai tujuan dalam proses belajar mengajar. Motivasi besar sekali pengaruhnya terhadap prestasi belajar seseorang, sebab dengan adanya motivasi seseorang akan bersungguh-sungguh dalam melakukan usaha untuk mencapai hasil yang diinginkan. Siswa yang mempunyai motivasi yang kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Sebaliknya siswa yang memiliki intelegensi yang tinggi bisa jadi akan gagal karena kurangnya motivasi. Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang kuat. Motivasi berperan penting dalam proses belajar mengajar, karena motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, atau meklanisme psikologi yang mendorong seseorang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Dengan kata lain adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik, karena motivasi salah satu faktor keberhasilan dalam belajar. Dengan adanya pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar Agama Islam di lingkungan SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara, penulis mempunyai kerangka berfikir “Jika motivasi tinggi, maka hasil belajar akan meningkat”. E. Hipotesis Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir diatas, maka hipotesis dapat dirumuskan “diduga terdapat hubungan positif antara motivasi siswa dengan prestasi belajar”. Ho : Tidak ada hubungan positif yang nyata antara motivasi dengan prestasi Ha : Terdapat hubungan positif yang nyata antara motivasi dengan prestasi
41
Standar isi kurikulum KTSP 2006, Silabus Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat yang dijadikan objek penelitian adalah SDN Pademangan Timur 05 Pagi yang terletak di Kelurahan Pademangan Timur Kecamatan Pademangan Kotamadya Jakarta Utara. Adapun waktu penelitian terhitung tanggal 21 Oktober 2007-11 Desember 2007.
B. Tujuan penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi terhadap prestasi belajar siswa pada bidang studi pendidikan agama Islam di SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara.
C. Metode Penelitian Untuk memudahkan data dan informasi yang akan mengungkapkan permasalahan dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah penelitian dengan teknik deskriptif persentase dan teknik korelasi.
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi, yaitu keseluruhan objek penelitian. Penelitian ini mengambil populasi siswa-siswi SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara sebanyak 504 orang. 2. Sampel, yaitu sebagian dari populasi yang diteliti. Dalam hal ini, penulis mengambil sampel sebanyak 30 orang yang terdiri kelas IV, V dan VI SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara. Dengan prosentase, yaitu kelas IV: 33,3%; kelas V: 33,3%; kelas VI: 33,3%.
E. Variabel penelitian Menurut Suharsimi Arikunto, “ variabel adalah gejala yang bervariasi, yang menjadi objek penelitian”.42 Dalam penelitian ini terdairi dari dua variabel. Yang pertama adalah variabel X, yaitu Motivasi. Variabel kedua adalah variabel Y, yaitu Prestasi Belajar.
F. Desain Penelitian. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif analitis, yaitu penelitian yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari fenomena objek yang diteliti. Jenis data yang dikumpulkan berupa data-data yang bersifat kuantitatif yang diubah menjadi kualitatif, yang terdiri dari data primer dan data sekunder. 1. Data primer merupakan data yang diambil langsung dari lingkungan SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara. 2. Data sekunder merupakan data atau keterangan-keterangan yang diambil dari hasil membaca buku dan literatur lainnya, seperti kliping, majalah, dan koran yang berkaitan dengan judul skripsi.
G. Teknik Pengumpulan Data. Sebagaimana lazimnya suatu karya ilmiah, maka dalam membahas masalah ini penulis menguraikan beberapa teknik pengumpulan data yang terdiri dari: 1. Wawancara, yaitu pengambilan data yang diperoleh dari nara sumber tertentu melalui metode tanya jawab. Dalam hal ini wawancara dilakukan kepada Kepala Sekolah dan Guru Agama Islam. 2. Observasi, yaitu pengambilan data melalui pengamatan langsung kepada objek yang diteliti di lapangan. 3. Kuesioner atau Angket, yaitu pengambilan data melalui daftar pertanyaan tertulis mengenai masalah dalam skripsi ini yang ditujukan kepada objek
42
Suharsimi arikunto, prosedur Penelitian, (Jakarta: Rinrks Cipta, 2002) cet.12, h.104
yang diteliti. Dalam hal ini, penulis mengambil data dari siswa-siswi kelas IV, V dan VI SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara. Adapun angket diberikan untuk mengetahui variabel X (Motivasi). Sedangkan variabel Y (Prestasi Belajar) diambil dari nilai raport akhir siswa. Masing-masing item pada angket yang diberikan disediakan empat alternatif jawaban dengan pemberian skor sebagai berikut:
Tabel 1 Skor Alternatif Jawaban No
Alternatif Jawaban
Skor
1
a. Selalu
4
2
b. Sering
3
3
c. Kadang-kadang
2
4
d. Tidak pernah
1
Tabel 2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Masalah Penelitian Motivasi Instrinsik
Motivasi Ekstrinsik
Indikator
No. Item
Keinginan
12, 20
Ketekunan
5, 11, 13
Menunjukkan Minat
3, 15, 19
Perhatian
4, 14
Orang tua
7, 8, 9
Guru
1, 6
Reward/ Hadiah
2, 18
Pujian Hukuman/ Teguran
16 10, 17
a. Wawancara, yaitu menanyakan sejumlah pertanyaan yang terstruktur, kemudian diperdalam dalam mengevaluasi keterangan lebih lanjut. Sebagai responden dalam wawancara ini, penulis mengambil data dari Kepala Sekolah dan Guru Bidang Studi Pendidikan Agama Islam SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara.
H. Teknik Analisis Data. Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka penulis perlu menganalisa data yang telah masuk. Secara garis besar, penulis membagi analisa data menjadi 3: a. Persiapan. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam langkah persiapan ini adalah memilih/ menyortir data sedemikian rupa sehingga data yang terpakai saja yang tinggal. Langkah persiapan bermaksud merapikan data agar bersih dan rapi, selanjutnya mengadakan pengolahan lanjutan atau menganalisis.
1. Mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi. 2. Mengecek kelengkapan data. 3. Mengecek macam isian data. b. Tabulasi. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menganalisa data dengan menghitung kuesioner/ angket dan mengklasifikasikannya dalam beberapa hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pendidikan agama Islam dalam keluarga di lingkungan SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara. Berdasarkan jenis data yang dikumpulkan yaitu data kualitatif yang kemudian diubah menjadi data kuantitatif ada beberapa cara, yaitu: 1. Teknik Persentase. Teknik persentase yaitu perhitungan dengan cara memberikan persen pada jawaban dari pertanyaan yang diberikan. Adapun rumusan yang digunakan adalah: P = F / N x 100% Keterangan:
P = Angka persentase F = Frekuensi yang dicari persentasenya
N = Number of case (jumlah frekuensi atau banyaknya jumlah individu yang menjadi responden) 2. Teknik Product Moment Correlation Teknik “product moment correlation” yaitu perhitungan dengan cara mencari
hasil
perkalian
dari
momen-momen
variabel
yang
dikorelasikan. Adapun rumusan yang digunakan adalah: N∑xy – ( ∑x) (∑y)
rxy =
√[ N∑ x2 –( ∑x)2 ] [ N ∑Y2-(∑y)2 Keterangan: Rxy
: Angka indeks korelasi “r” product moment
N
: Jumlah responden
∑xy
: Jumlah perkalian antara skor X dan skor Y
∑x
: Jumlah seluruh skor x
∑y
: Jumlah seluruh skor y
∑x2
: Jumlah kuadrat seluruh skor x
∑y2
: Jumlah kuadrat seluruh skor y
Setelah didapatkan perhitungan dengan cara mencari hasil perkalian dari momen-momen variabel yang dikorelasikan maka langkah selanjutnya adalah memberikan interprestasi data terhadap “rxy” yaitu dengan mencocokkan hasil perhitungan dengan angka indek prestasi “r” product moment. Tabel 3 Indek Prestasi “r” Product Besar “r” product moment
Interprestasi Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat
0.00-0.20
korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sagat rendah sehingga korelasi itu diabaikan.
0.20-0.40
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
yang lemah atau rendah 0.40-0.70 0.70-0.90 0.90-1.00
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi
Kemudian memberikan interprestasi dengan menggunakan tabel nilai dengan cara: R: df = N-nr Keterangan: df = Degrees of freedom N = Number of cases nr = Banyaknya variabel yang di korelasikan. Setelah itu hasilnya di cocokkan negan table nilai koefesien korelasi “r” Product moment baik pada taraf signifikasi 5% ataupun pada taraf signifikasi 1% kemudian di buat kesimpulan apakah terdapat korelasi positif yang signifikan atau tidak.Dengan kriteria pengujian: Jika r hitung > r table Ho di tolak Jika r hitung < r table Ho di terima. c. Penerapan Data Sesuai Dengan Pendekatan Penelitian. Yaitu pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada, sesuai dengan pendekatan dan desain penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara. SD Negeri Pademangan Timur 05 Pagi didirikan tahun 1975 dan mulai dibuka pada tahun 1976. Sekolah ini terletak di Jl. Pademangan VI Gg. 34 Rt. 015 Rw. 01 Kelurahan Pademangan Timur Kecamatan Pademangan Kotamadya Jakarta Utara. 1. Identitas Sekolah •
Nama Sekolah
: SDN PADEMANGAN TIMUR 05 PAGI
•
Nomor Induk
: --
•
Nomor Status Sekolah
: 101016102060
•
Propinsi
: DKI Jakarta
•
Otonomi Daerah
: DKI Jakarta
•
Kecamatan
: Pademangan
•
Desa / Kelurahan
: Pademangan Timur
•
Jl dan Nomor
: Pademangan No. VI
•
Kode Pos
: 14410
•
Telepon
: (021) 6453958
•
Daerah
: Perkotaan
•
Status Sekolah
: Negeri
•
Tahun Berdiri
: 1975
•
Kegiatan Belajar Mengajar : Pagi
•
Bangunan Sekolah
: Milik Sendiri
•
Luas Bangunan
: 784 m2
•
Luas Tanah
: 1228 m2
•
Status Gedung
: Milik Sendiri
2. Visi dan Misi Sekolah Visi SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara adalah “Terwujudnya pendidikan dasar yang bermutu,beriman dan bertaqwa serta kreatif dan inovatif”. Misi SDN
Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara adalah
“Menyelenggarakan pendidikan dasar yang berotientasi pada kesehatan jasmani, rohani serta pengembangan diri dan prestasi akademik”. 3. Keadaan Guru dan Murid Tabel 4 Daftar Nama-Nama Guru SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara L No
Nama
Tempat Tgl Lahir
Ijazah Terakhir
Status
Jabatan
L
Kuningan, 15-07-1950
D.3 1985
PNS
Kep.Sek.
L
Gn. Kidul, 03-04-1950
S.1 2007
PNS
P
Boyolali, 09-07-1965
S.1 2006
PNS
L
Sleman, 25-06-1960
S.1 2005
PNS
P
Muaradua, 25-05-1962
S.1 2006
PNS
P
Kuningan, 19-04-1965
S.1 2006
PNS
P
Purworejo, 18-02-1952
D. II 1999
PNS
P
Jogjakarta, 27-03-1953
D.II 1999
PNS
P
Lampung, 04-08-1957
D.III 1986
PNS
P
Sleman, 13-05-1969
D.II 2002
PNS
P
Sukabumi, 07-05-1969
D.II 1998
PNS
/ P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
E. RUSTAMA, BA 470028926/41228 SALIM, S.Pd.I 130615107/62221 SUWARSIH, S.Pd. 131438422/070362 BUDIMAN, S.Pd. 131122237/074183 SITI MASIFAH, S.Pd. 131148258/107351 INAH MARSINAH, S.Pd. 131804183/111949 Hj. ENDANG SULASTRI 130475002/055243 SRI WATI 130475088/055362 YENNY FIRYANTI 130948546/072900 ENDANG KUSWATI 131128030/074438 IIS SUPENTI
Guru Agama Guru Kelas Guru Kelas Guru Kelas Guru Kelas Guru Kelas Guru Kelas Guru Kelas Guru Kelas Guru
Mengajar Kelas I – VI I – VI AB VI B IV B VA VI A IA IV A III A IB VB
150319873/000000 12 13 14 15 16 17
SUHENDRI 130720289/065977 NURSITI 01.07727 SULASTRI UTAMI --DYAN NURBAITI --RETNO C.NINGRUM --E.SUHERMAN ---
Agama L
Kuningan, 19-07-1952
SD 1966
PNS
P
Kuningan, 14-04-1968
SPG 1987
PTT
P
Semarang, 06-07-1964
D. III 1996
HONORER
P
Jakarta, 19-01-1976
D.II 2004
HONORER
P
Jakarta, 19-01-1976
D.II 2005
HONORER
L
Kuningan, 29-07-1964
SMA 1984
NONORER
Penjaga Guru Kelas Guru B.Inggris Guru Kelas Guru Kelas TU
Tabel 5 Jumlah Siswa SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara Berdasarkan Jenis Kelamin Kelas
Jumlah
Jenis
Rombongan
Kelamin
I
2
II
2
III
2
IV
2
V
2
VI
2
Jumlah
12
Lk Pr Jumlah Lk Pr Jumlah Lk Pr Jumlah Lk Pr Jumlah Lk Pr Jumlah Lk Pr Jumlah Lk
Jumlah Siswa 44 34 78 42 48 90 55 28 83 46 43 89 37 42 79 44 32 76 268
--II A I – VI AB II B III B ---
Pr Jumlah
227 495
4. Struktur Sekolah Bagan Struktur Organisasi Sekolah Sekolah: SDN Pademangan Timur 05 Pagi
Tahun Pelajaran: 2007-2008
KEPALA SEKOLAH E.RUSTAMA, BA
GURU KELAS I
GURU KELAS I
GURU KELAS I
GURU KELAS I
GURU KELAS I
GURU KELAS I
Endang Kuswati (A)
Nursiti (A)
Yenni Firyanti (A)
Sriwati (A)
Siti Masifah, S.Pd. (A)
Inah M., S.Pd. (A)
Hj.endang Sulastri (B)
Dian Nurbaiti (B)
Retno C. Ningrum (B)
Budiman, S.Pd. (B)
Iis Supenti (B)
Sumarsih, S.Pd. (B)
GURU AGAMA
GURU B.INGGRIS
PRAMUKA
UKS
Salim, S.Pd.
Sulastri Utami, S.Pd.
Deden
Mujihadi
Yanto
SISWA
PENJAGA MASYARAKAT SEKITAR
Keterangan: : Garis Komando : Garis Koordinasi
B. Motivasi Belajar Dalam upaya pengumpulan data dan mendapatkan hasil analisa yang dapat dipertanggungjawabkan, maka penulis menggunakan teknik kuesioner/ angket dan wawancara sebagai pendukung studi pustaka dalam skripsi ini.
Seperti yang telah dikemukakan oleh penulis bahwa metode penelitian yang digunakan adalah teknik penelitian lapangan (field research) yang menggunakan kuesioner/ angket dan interview/ wawancara. Dalam hal ini penulis memberikan daftar pertanyaan tertulis yang terstruktur kepada siswasiswi SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara dengan mengambil sampel 30 siswa dengan prosentase, yaitu kelas IV: 33,3%; kelas V: 33,3%; kelas VI: 33,3%. Sedangkan, jumlah pertanyaan yang penulis berikan yaitu 20 pertanyaan untuk siswa dengan spesifikasi pertanyaan seputar masalah pengaruh motivasi belajar siswa SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara. Adapun tentang prestasi diambil dari nilai raport terakhir siswa. Sedangkan untuk teknik wawancara, obyek penelitiannya adalah kepala sekolah dan guru agama SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara. Dari data yang diperoleh penulis dengan teknik wawancara yang ditujukan kepada Guru Bidang Studi Agama Islam, beliau mengemukakan bahwa pelaksanaan pendidikan agama Islam di SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara berlangsung dengan lancar. Metode yang dipakai adalah ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. Sedangkan untuk materi yang diajarkan di SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara meliputi: Akhlakul karimah, Shalat fardhu dan Sholat sunat, serta membaca dan menulis al-Qur’an. Sedangkan menurut kepala sekolah, hal yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya dalam bidang studi pendidikan agama Islam yaitu pertama, peningkatan frekuensi kegiatan yang menunjang dan mendukung untuk dapat meraih prestasi dan implementasi bidang keagamaan khususnya agama Islam. Kedua; pendekatan pribadi ke individu siswa dalam upaya peningkatan penambahan kegiatan praktek ibadah. Ketiga; pemberian tugas dengan lisan maupun tertulis dengan dilibatkan orang tua sebagai cek and ricek. Keempat; penyediaan sarana/ alat peraga/ media pembelajaran khususnya pendidikan agama Islam. Kelima; melibatkan semua
pihak dalam peningkatan kesadaran beragama (PAI) memperingati Hari-Hari Besar Islam.
Tabel 6 Intensitas Guru Memberikan Tuntunan dalam Belajar Agama Islam
No.
Intensitas Kegiatan
Frekuensi
Prosentase
1.
Selalu
19
63 %
2.
Sering
11
37 %
3.
Jarang
-
-
4.
Tidak Pernah
-
-
30
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa siswa SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara mayoritas selalu dan sering mendapatkan tuntunan dari gurunya dalam hal keagamaan, seperti shalat, membaca Al-Qur’an, dan membaca buku-buku agama, yaitu sering sebanyak 19 orang (63%) selalu dan 11 orang (11%) sering mendapatkan tuntunan keagamaan. Hal ini dapat secara langsung membangkitkan prestasi siswa dalam pelajaran pendidikan agama Islam.
Tabel 7 Intensitas Guru dalam Memberikan Hadiah atau Pujian Jika Dapat Menjawab Pertanyaan
No.
Intensitas Kegiatan
Frekuensi
Prosentase
1.
Selalu
18
60%
2.
Sering
11
37%
3.
Jarang
1
3%
4.
Tidak Pernah
-
-
30
100%
Jumlah
Tabel di atas memperlihatkan bahwa banyak guru yang memberikan hadiah kepada muridnya sebagai motivasi untuk lebih meningkatkan prestasi belajarnya. Dalam hal ini, guru yang selalu memberikan hadiah kepada muridnya mempunyai frekuensi sebanyak 18 orang (60%) dan sering sebanyak 11 orang (37%).
Tabel 8 Intensitas Kehadiran Siswa
No.
Intensitas Kegiatan
Frekuensi
Prosentase
1.
Selalu
23
77%
2.
Sering
7
23%
3.
Jarang
-
-
4.
Tidak Pernah
-
-
30
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa mayoritas siswa selalu dan sering hadir dalam pelajaran agama Islam, yaitu sebanyak 23 orang (77%) dan 7 orang (23%). Tidak adanya siswa yang jarang dan tidak pernah hadir menandakan bahwa tingkat kesadaran siswa dalam mengikuti pelajaran agama Islam masih tinggi.
Tabel 9 Intensitas Siswa dalam Memperhatikan Pelajaran Agama Islam
No.
Intensitas Kegiatan
Frekuensi
Prosentase
1.
Selalu
22
74%
2.
Sering
8
26%
3.
Jarang
-
-
4.
Tidak Pernah
-
-
30
100%
Jumlah
Minat siswa dapat dilihat dari bagaimana memperhatikan materi yang diberikan oleh guru agama. Hal tersebut dapat ditunjukkan oleh tabel di atas, yaitu menunjukkan bahwa banyak siswa yang selalu memperhatikan yaitu sebanyak 22 orang (74%); dan sering sebanyak 8 orang (26%). Tidak adanya siswa yang jarang dan tidak memperhatikan materi yang diberikan oleh guru agama Islam membuktikan bahwa motivasi dari dalam diri siswa yang ditunjukkkan dengan perhatian siswa terhadap pelajaran agama Islam mempunyai frekuansi yang tinggi.
Tabel 10 Intensitas Siswa dalam Mengulang Materi Pelajaran Agama Islam
No.
Intensitas Kegiatan
Frekuensi
Prosentase
1.
Selalu
24
80%
2.
Sering
6
20%
3.
Jarang
-
-
4.
Tidak Pernah
-
-
30
100%
Jumlah
Mengulang materi pelajaran yang telah diberikan oleh guru agama Islam juga dapat menjadi acuan dalam melihat sejauhmana motivasi belajar siswa dalam pelajaran agama Islam. Data di atas menunjukkan bahwa siswa yang selalu mengulang pelajaran menempati frekuensi tertinggi, yaitu 24 orang (80%), kemudian sering sebanyak 6 orang (20%). Hal ini menunjukkan bahwa orang tua yang memperhatikan anaknya dalam mengulang materi pelajaran yang diberikan oleh guru agama mereka masih dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan prestasi siswa. Tabel 11 Intensitas Guru untuk Memberikan Praktek/ Contoh dalam Pendidikan Agama Islam No.
Intensitas Kegiatan
Frekuensi
Prosentase
1.
Selalu
20
67%
2.
Sering
8
26%
3.
Jarang
2
7%
4.
Tidak Pernah Jumlah
-
-
30
100%
Dalam pandangan siswa, Guru yang selalu memberikan pratek/ contoh dalam pendidikan agama Islam mendapat freuensi tertinggi, yaitu 20 orang (67%); kemudian sering 8 orang (26%); akan tetapi ada juga siswa yang berpendapat bahwa Guru jarang memberikan praktek/ contoh sebagai motivasi yaitu 2 orang (7%). Walaupun tidak ada siswa yang berpendapat tidak pernah, akan tetapi intensitas Guru untuk memberikan praktek/ contoh masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari masih adanya siswa yang berpendapat bahwa Guru jarang memberikan praktek/ contoh dalam pendidikan agama Islam. Tabel 12 Intensitas Orang Tua dalam Menyediakan Fasilitas Belajar pada Pelajaran Agama Islam
No.
Intensitas Kegiatan
Frekuensi
Prosentase
1.
Selalu
23
77%
2.
Sering
6
20%
3.
Jarang
1
3%
4.
Tidak Pernah
-
-
30
100%
Jumlah
Tabel ini menjelaskan bahwa masih ada siswa yang merasa jarang disediakan fasilitas oleh orang tuanya, khususnya dalam hal keagamaan yaitu 1 orang (3%). Sedangkan intensitas yang lain, yaitu 23 orang (77%) menjawab selalu; 6 orang (20%) menjawab sering. Frekuansi jarang mungkin bukan suatu hal yang signifikan bagi orang tua. Akan tetapi, hal tersebut merupakan suatu hal yang sangat penting bagi
siswa dalam meningkatkan prestasi mereka. Untuk membuat prestasi yang baik dalam pendidikan agama Islam pengadaan fasilitas dalam pendidikan merupakan salah satu cara. Hal ini juga dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 13 Intensitas Orang Tua dalam Memberikan Waktu Khusus untuk Belajar Agama Islam
No.
Intensitas Kegiatan
Frekuensi
Prosentase
1.
Selalu
23
77%
2.
Sering
6
20%
3.
Jarang
1
3%
4.
Tidak Pernah
-
-
30
100%
Jumlah
Pemberian waktu khusus untuk belajar agama Islam adalah penting, mengingat bahwa pelajaran agama Islam adalah sebuah pendidikan yang dapat membentuk kepribadian siswa. Dalam hal ini, orang tua yang selalu memberikan waktu khusus yaitu 23 orang (77%); sering sebanyak 6 orang (20%). Pemberian waktu khusus bukanlah suatu hal yang wajib diberikan jika siswa/ anak dibiasakan untuk melaksanakan kegiatan atau hal-hal keagamaan dalam setiap kegiatannya. Jka hal tersebut tidak terpenuhi, maka pemberian waktu khusus dalam mempelajari pendidikan keagamaannya sangat diperlukan.
Tabel 14 Intensitas Orang Tua dalam Memberikan Bimbingan Belajar Agama Islam
No.
Intensitas Kegiatan
Frekuensi
Prosentase
1.
Selalu
22
74%
2.
Sering
8
26%
3.
Jarang
-
-
4.
Tidak Pernah
-
-
30
100%
Jumlah
Hal penting lain yang dapat membangkitkan prestasi siswa adalah peran orang tua dalam memberikan bimbingan belajar agama Islam. Dalam hal ini, SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara mempunyai frekuansi yang tinggi, yaitu sebanyak 22 orang (74%) menjawab selalu dan 8 orang (27%) menjawab sering. Hal ini dapat meningkatkan semangat siswa dalam mempelajari agama Islam. Karena bimbingan orang tua merupakan motivasi yang baik bagi siswa untuk meningkatkan prestasi mereka. Tabel 15 Intensitas Orang Tua dalam Memberikan Teguran pada Siswa jika Memperoleh Nilai di Bawah Rata-Rata No.
Intensitas Kegiatan
Frekuensi
Prosentase
1.
Selalu
24
80%
2.
Sering
5
17%
3.
Jarang
1
3%
4.
Tidak Pernah Jumlah
-
-
30
100%
Memberikan hadiah adalah hal yang baik (tabel 7), tetapi harus diimbangi dengan suatu hal yang menjadi motivasi siswa untuk meningkatkan prestasi mereka seperti teguran atau hukuman. Peran orang tua sebagai pemancing prestasi, juga dapat menjadi pendorong prestasi. Dengan kata lain teguran atau hukuman juga bisa menjadi sebuah pendorong bagi terciptanya prestasi siswa. Tabel ini dapat menjelaskan bahwa orang tua yang selalu memberi teguran kepada anaknya jika mendapat nilai yang kurang baik adalah 24 orang (80%); dan sering sebanyak 5 orang (17%); jarang 1 orang (3%); sedangkan tidak pernah mempunyai frekuensi kosong. Tabel 16 Intensitas Siswa Mengerjakan Tugas pada Pelajaran Agama Islam No.
Intensitas Kegiatan
Frekuensi
Prosentase
1.
Selalu
22
74%
2.
Sering
8
26%
3.
Jarang
-
-
4.
Tidak Pernah
-
-
30
100%
Jumlah
Dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru pada pelajaran agama Islam, intensitas kedisiplinan siswa dapat dilihat dari tabel di atas. Data tersebut menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang mempunyai minat dalam mengerjakan tugas dalam pelajaran agama Islam. Hal ini dibuktikan dengan frekuensi selalu dan sering dalam mengerjakan tugas yaitu 22 orang (74%) dan 8 orang (26%), serta tidak adanya siswa yang berpendapat jarang dan tidak pernah mengerjakan tugas.
Tabel 17 Intensitas Siswa yang Ingin Mendapat Prestasi yang Bagus No.
Intensitas Kegiatan
Frekuensi
Prosentase
1.
Selalu
22
74%
2.
Sering
7
23%
3.
Jarang
1
3%
4.
Tidak Pernah
-
Jumlah
30
100%
Data di atas merupakan hasil dari motivasi yang muncul dari dalam diri siswa yaitu keinginan untuk mendapatkan prestasi yang bagus. Melihat data tersebut, prestasi yang ingin diraih dengan intensitas selalu sebanyak 22 orang (74%); sering sebanyak 7 orang (23%); jarang sebanyak 1 orang (3%). Tabel 18 Intensitas Siswa Belajar dengan Guru Privat
No.
Intensitas Kegiatan
Frekuensi
Prosentase
1.
Selalu
20
67%
2.
Sering
9
30%
3.
Jarang
1
3%
4.
Tidak Pernah
-
-
30
100%
Jumlah
Peran orang tua dalam memberikan motivasi kepada siswa/ anak tidak harus selalu menjadi pendampingnya dalam mempelajari pendidikan agama Islam. Perhatian orang tua adalah faktor yang penting mengingat kesibukan
serta terbatasnya waktu orang tua mereka. Memberikan pelajaran agama Islam melalui guru privat merupakan salah satu bentuk perhatian orang tua dalam mengembangkan prestasi anaknya dalam pelajaran tersebut. Melihat data di atas, frekuensi selalu menempati posisi tertinggi yaitu 20 orang (67%); sering sebanyak 9 orang (30%); jarang sebanyak 1 orang (3%). Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak orang tua yang tidak memberikan pengajaran secara langsung kepada anak mereka. Tabel 19 Intensitas Siswa Tepat pada Waktu Pelajaran Agama Islam Dimulai No.
Intensitas Kegiatan
Frekuensi
Prosentase
1.
Selalu
23
77%
2.
Sering
7
23%
3.
Jarang
-
-
4.
Tidak Pernah
-
-
30
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa mayoritas siswa SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara selalu dan sering hadir tepat pada waktunya dalam pelajaran agama Islam, yaitu sebanyak 23 orang (77%) dan 7 orang (23%). Selain itu tidak ada siswa yang jarang dan tidak pernah hadir tepat waktu, hal ini berarti tingkat kesadaran siswa dalam mengikuti pelajaran agama Islam masih tinggi. Melihat hal ini, sama dengan data yang diperoleh pada tabel berikut:
Tabel 20 Intensitas Siswa Membawa Buku Pelajaran Agama Islam No.
Intensitas Kegiatan
Frekuensi
Prosentase
1.
Selalu
19
63%
2.
Sering
11
37%
3.
Jarang
-
-
4.
Tidak Pernah
-
-
30
100%
Jumlah
Tabel di atas masih berhubungan dengan disiplin siswa, yaitu dalam hal membawa buku pelajaran agama Islam pada waktunya. Data tersebut menunjukkan bahwa banyak siswa yang memiliki tingkat disiplin tinggi, walupun tidak semua siswa memiliki buku pelajaran agama Islam. Frekuensi adalah selalu sebanyak 19 orang (63%); sering sebanyak 11 orang (37%). Data ini juga menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang jarang dan tidak pernah membawa buku pelajaran agama Islam ketika mengikuti pelajaran tersebut.
Tabel 21 Intensitas Belajar Siswa untuk Mendapatkan Pujian No.
Intensitas Kegiatan
Frekuensi
Prosentase
1.
Selalu
26
87%
2.
Sering
3
10%
3.
Jarang
1
3%
4.
Tidak Pernah
-
-
30
100%
Jumlah
Selain hadiah dan hukuman, ternyata pujian juga dapat menjadi pemacu prestasi siswa. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang selalu ingin mendapat pujian atas prestasi mereka yaitu 26 orang (87%); serta sering 3 orang (10%); walaupun masih ada yang jarang sebanyak 1 orang (3%). Akan tetapi hal terakhir bukanlah suatu hal yang sigifikan.
Tabel 22 Intensitas Siswa yang Diberikan Hukuman jika Tidak Mengerjakan Tugas No.
Intensitas Kegiatan
Frekuensi
Prosentase
1.
Selalu
23
77%
2.
Sering
5
17%
3.
Jarang
2
6%
4.
Tidak Pernah
-
-
30
100%
Jumlah
Intensitas siswa yang selalu diberikan hukuman jika tidak mengerjakan tugas sebanyak 23 orang (77%); sering sebanyak 5 orang (17%); dan jarang sebanyak 2 orang (6%). Hal ini juga dapat menjadi salah satu motivasi untuk meningkatkan prestasi dari sisi ekstrinsik diri siswa.
Tabel 23 Intensitas Orang Tua yang Memberikan Hadiah jika Mendapat Prestasi Bagus
No.
Intensitas Kegiatan
Frekuensi
Prosentase
1.
Selalu
21
70%
2.
Sering
9
30%
3.
Jarang
-
-
4.
Tidak Pernah
-
-
30
100%
Jumlah
Selain guru, orang tua juga harus menjadi motivator dalam meningkatkan prestasi anak mereka. Salah satu caranya adalah sengan memberikan hadiah jika anak mendapat prestasi yang bagus. Dalam hal ini frekuensi selalu dan sering sebanyak 21 orang (70%) dan 9 orang (30%); sedangkan tidak ada orang tua yang jarang dan tidak pernah memberikan hadiah. Tabel 24 Intensitas Siswa dalam Menanyakan Masalah No.
Intensitas Kegiatan
Frekuensi
Prosentase
1.
Selalu
29
97%
2.
Sering
1
3%
3.
Jarang
-
-
4.
Tidak Pernah
-
-
30
100%
Jumlah
Hal ini haruslah dari dalam diri siswa itu sendiri, yaitu menanyakan masalah yang dihadapi. Dari tabel di atas, hanya intensitas selalu dan sering yang mendapat nilai yaitu sebanyak 29 orang (97%) selalu bertanya dan 1 orang (3%) sering bertanya. Ini merupakan motivasi yang muncul dari dalam diri siswa itu sendiri. Tabel 25 Intensitas Siswa dalam Mengajak Teman untuk Belajar Bersama
No.
Intensitas Kegiatan
Frekuensi
Prosentase
1.
Selalu
30
100%
2.
Sering
-
-
3.
Jarang
-
-
4.
Tidak Pernah
-
-
30
100%
Jumlah
Motivasi lain yang muncul dari sisi instrinsik adalah keinginan untuk mengajak orang lain untuk melakukan suatu hal untuk meningkatkan prestasi seperti belajar bersama. Hal ini dapat menjadi salah satu cara meningkatkan prestasi. Intensitas dalam kegiatan ini adalah selalu sebanyak 30 orang (100%).
Tabel 26
Nilai Angket Responden Tentang Motivasi NO
NAMA RESPONDEN
NILAI ANGKET
1
Egi Gunawan
74
2
Atikah N.
74
3
Aan Fatwa S.
75
4
Anjasmar R.
75
5
Eka Mulyani
74
6
Indah Fauziah
76
7
Fitri Nuraeni
70
8
Putri Tegar R.
76
9
Abdul Aziz
74
10
Alfan
76
11
Adam Fadhillah
74
12
Sufita Schryno
75
13
Siti Zulfa Apriyana
76
14
Rosita Putri
73
15
Febry Ftri Yani
75
16
Diandra Aulia T.
75
17
Deny Susanto
76
18
Aldi Ramdani
77
19
Ilham Setiawan
74
20
Isma Julianti
78
21
Anggita Tri Saputri
72
22
Anita Ayu W.S.
77
23
Muhammad Rifa’i
74
24
Habibi Sulaiman
74
25
Ahmad Fauzi
76
26
Kurniati Fatimah
76
27
Metha Puri N.
71
28
Gina Dwi Agustiani
75
29
Diah Pujiarti
74
30
Dian Agung Kuncoro
76
Untuk mengetahui tingkat motivasi, penulis mengunakan tabel distribusi frekuensi data kelompokan. Dalam membuat tabel distribusi frekuensi data kelompokan perlu ditempuh cara dan langkah sebagai berikut :
1) Mencari Highest score ( H ) dan Lowest Score ( L ). Dari nilai angket diperoleh H = 78 , dan L = 70 2) Menetapkan luas penyebaran nilai yang ada, atau mencari banyaknya nilai, mulai dari nilai terendah sampai dengan nilai tertinggi, yang biasa disebut total range atau sering disebut dengan range saja dan diberi lambang dengan huruf R , dengan menggunakan rumus: R = H- L + 1 Keterangan : R = Total Range H = Higgest Score ( Nilai Tertinggi ) L = Lowest Score ( Nilai Terendah ) 1 = Bilangan Konstan Di atas telah diketahui H= 78 dan L = 70 maka dengan mudah dapat diperoleh R, yaitu ; R = 78 – 70 + 1 = 9. 3) Menetapkan besar atau
luasnya kelompok data untuk masing-masing
kelompokan data atau disebut juga interval. Dalam menetapkan interval ini penulis menggunakan aturan struggest dengan rumus: K = 1 + 3, 33. log n Keterangan : K
= Banyaknya kelas
1+ 3,3 = Bilangan Konstan n
= Banyaknya data ( frekuensi )
K = 1 + 3,33. log 30 K = 1 + 3,33. 1,477 K = 5,91 = 6 P= Keterangan : P = Panjang kelas (interval) R = Rentang (jangkauan)
R K
K = Banyaknya kelas 43 P= R K P=
9 = 1,5 = 2 6 Untuk lebih jelasnya tentang penyebaran data pengaruh motivasi terhadap
prestasi dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 27 Distribusi Frekuensi Tentang Nilai Prestasi
Interval
Frekuensi
Prosentase
78
1
3%
77
2
6%
76
8
27%
75
6
21%
74
9
31%
73
1
3%
72
1
3%
71
1
3%
70
1
3%
30
100 %
JUMLAH
43
M. Subana, dkk, Statistik Pendidikan, ( Bandung : CV. Pustaka Setia, 2000 ), h. 39
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa yang memperoleh nilai yang berada pada interval 70 berjumlah 1 orang (3%), yang berada pada interval 71 berjumlah 1 orang (3%), yang berada pada interval 72 berjumlah 1 orang (3%), yang berada pada interval 73 berjumlah 1 orang (3%), yang berada pada interval 74 berjumlah 9 orang (31%), yang berada pada interval 75 berjumlah 6 orang (21%), yang berada pada interval 76 berjumlah 8 orang (27%), yang berada pada interval 77 berjumlah 2 orang (6%), dan yang berada pada interval 78 berjumlah 1 orang (3%). Dari perolehan nilai di atas dapat dibuat kategorisasi tingkat motivasi pada bidang studi pendidikan agama Islam sebagai berikut : Yang bernilai 76-78 kategori sangat efektif, dan ini diperoleh dari siswa sebanyak 11 orang. Yang bernilai 73-75
kategori efektif, dan ini diperoleh dari siswa
sebanyak 16 orang. Yang bernilai 70-73 kategori kurang efektif, dan ini dicapai oleh siswa sebanyak 3 orang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat motivasi pada bidang studi pendidikan agama Islam berada pada tingkat efektif, karena nilai ini diperoleh dari maoritas siswa yang berjumlah 16 orang dari 30 orang siswa yang menjadi sampel. Serta didukung dengan 11 orang yang masuk ke dalam kategori sangat efektif.
C. Prestasi Belajar
Untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam dengan berbagai motivasi, maka penulis menggunakan dokumentasi berupa hasil belajar (raport) siswa yang menjadi responden pada semester satu. Data prestasi belajar siswa tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 28 Nilai Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Semester Satu NO
NAMA RESPONDEN
PRESTASI BELAJAR SISWA
1
Egi Gunawan
60
2
Atikah N.
70
3
Aan Fatwa S.
75
4
Anjasmar R.
70
5
Eka Mulyani
80
6
Indah Fauziah
75
7
Fitri Nuraeni
70
8
Putri Tegar R.
70
9
Abdul Aziz
75
10
Alfan
70
11
Adam Fadhillah
80
12
Sufita Schryno
75
13
Siti Zulfa Apriyana
75
14
Rosita Putri
70
15
Febry Ftri Yani
80
16
Diandra Aulia T.
75
17
Deny Susanto
85
18
Aldi Ramdani
90
19
Ilham Setiawan
75
20
Isma Julianti
80
21
Anggita Tri Saputri
70
22
Anita Ayu W.S.
70
23
Muhammad Rifa’i
80
24
Habibi Sulaiman
65
25
Ahmad Fauzi
70
26
Kurniati Fatimah
80
27
Metha Puri N.
75
28
Gina Dwi Agustiani
70
29
Diah Pujiarti
70
30
Dian Agung Kuncoro
65
Untuk mengetahui tinggi rendahnya prestasi belajar siswa SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara, maka penulis mengunakan tabel distribusi frekuensi data kelompokan. Dalam membuat tabel distribusi frekuensi data kelompokan perlu ditempuh cara dan langkah sebagai berikut : 1) Mencari Highest score ( H ) dan Lowest Score ( L ). Dari nilai angket diperoleh H = 90, dan L = 60 2 ) Menetapkan luas penyebaran nilai yang ada , atau mencari banyaknya nilai , mulai dari nilai terendah sampai dengan nilai tertinggi, yang biasa disebut total range atau sering disebut dengan range saja dan diberi lambang dengan huruf R , dengan menggunakan rumus : R = H- L + 1 Keterangan : R = Total Range H = Higgest Score ( Nilai Tertinggi ) L = Lowest Score ( Nilai Terendah ) 1 = Bilangan Konstan Di atas telah diketahui H = 90 dan L = 60 maka dengan mudah dapat diperoleh R, yaitu ; R = 90 – 60+ 1 = 31. 3 ) Menetapkan besar luasnya kelompok data untuk masing-masing kelompokan data atau disebut juga interval. Dalam menetapkan interval ini penulis menggunakan aturan struggest dengan rumus : K = 1 + 3, 33 . log n Keterangan : K
= Banyaknya kelas
1+ 3,3 = Bilangan Konstan
n
= Banyaknya data ( frekuensi )
K = 1 + 3,33. log 30 K = 1 + 3,33 . 1,477 K = 5,91 = 6 P=
R K
Keterangan : P = Panjang kelas ( interval ) R = Rentang ( jangkauan ) K = Banyaknya kelas 44 P=R K P = 31 = 5,16 = 5 6 Untuk lebih jelasnya tentang penyebaran data prestasi belajar siswa dalam bidang studi SKI dapat dilihat dalam tabel berikut
44
Ibid.,
Tabel 29 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Interval
Frekuensi
Prosentase
95-99
-
-
90-94
1
3%
85-89
1
3%
80-84
6
21%
75-79
8
27%
70-74
11
37%
65-69
2
6%
60-64
1
3%
55-59
-
-
JUMLAH
30
100 %
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa yang memperoleh nilai yang berada pada interval 95-99 tidak ada, sedangkan yang berada pada interval 90-94 berjumlah 1 orang (3%), yang berada pada interval 85-89 berjumlah 1 orang (3%), yang berada pada interval 80-84 berjumlah 6 orang (21%), yang berada pada interval 75-79 berjumlah 8 orang
(27%), yang berada pada interval 70-74
berjumlah 11 orang (37%), yang berada pada interval 65-69 berjumlah 2 orang (6%), yang berada pada interval 60-64 berjumlah 1 orang (3%), dan yang berada pada interval 55-59 tidak ada. Dari perolehan nilai di atas dapat dibuat kategorisasi tingkat prestasi belajar siswa pada mata pelajaran SKI sebagai berikut : Yang bernilai 85-99 kategori tinggi, dan ini diperoleh dari siswa sebanyak 2 orang. Yang bernilai 70-84 kategori sedang, dan ini diperoleh dari siswa sebanyak 25 orang.
Yang bernilai 55-69 kategori rendah, dan ini dicapai oleh siswa sebanyak 3 orang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam berada pada kategori sedang, karena nilai ini diperoleh dari mayoritas siswa yang berjumlah 25 orang dari 30 orang siswa yang menjadi sampel. Kemudian untuk mengetahui korelasi antara motivasi terhadap prestasi belajar siswa pada bidang studi pendidikan agama Islam, penulis menggunakan rumus produk momen dengan memasukkan data-data yang diperoleh ke dalam tabel sebagai berikut : Tabel 30 Perhitungan Untuk Memperoleh Angka Indeks Pengaruh Motivasi (Variabel X) terhadap Prestasi Belajar Siswa (Variabel Y) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
X 74 74 75 75 74 76 70 76 74 76 74 75 76 73 75 75 76 77 74 78
Y 60 70 75 70 80 75 70 70 75 70 80 75 75 70 80 75 85 90 75 80
X2 5476 5476 5625 5625 5476 5776 4900 5776 5476 5776 5476 5625 5776 5329 5625 5625 5776 5929 5476 6084
Y2 3600 4900 5625 4900 6400 5625 4900 4900 5625 4900 6400 5625 5625 4900 6400 5625 7225 8100 5625 6400
XY 4440 5180 5625 5250 5920 5700 4900 5320 5550 5320 5920 5625 5700 5110 6000 5625 6460 6930 5550 6240
xy
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
72 77 74 74 76 76 71 75 74 76
70 70 80 65 70 80 75 70 70 65
5184 5929 5476 5476 5776 5776 5041 5625 5476 5776
4900 4900 6400 4225 4900 6400 5625 4900 4900 4225
5040 5390 5920 4810 5320 6080 5325 5250 5180 4940
ΣN=
ΣX=
ΣY=
ΣX2 =
ΣY2=
30
2242
2215 167638 NΣxy − (Σx )(Σy)
164675
ΣXY = 165620
=
( NΣx 2 − (Σx ) 2 )( NΣy 2 − (Σy) 2 )
=
30 x 165620 – 2242 x 2215 √( 30 x 167638 – (22422)) ( 30 x 164675 – (22152))
=
4968600 – 4966030 √( 5029140 – 5026564 ) ( 4940250 – 4906225 )
=
2570 √2576 x 34025
=
2570 √ 87648400 2570
= 9362,07 = 0,274
D. Interpretasi Data Selanjutnya untuk menguji hipotesa nihil (Ho) dan hipotesa kerja atau hipotesa alternatif (Ha) dilakukan dengan cara berkonsultasi pada tabel nilai ’’r’’ produk momen atau disebut juga interpretasi secara teliti dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degrees of freedom (df) dengan rumus df = N– nr yaitu 30-2 = 28, dalam tabel tidak dijumpai df sebesar 28; karena itu dipergunakan df yang terdekat yaitu 30. Dengan df sebesar 30, diperoleh ’’r’’ tabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,361.
Karena rxy pada taraf signifkansi 5% lebih kecil daripada ’’r’’ tabel (0,274< 0,361), maka pada taraf signifikansi 5 % hipotesa kerja atau hipotesa alternatif (Ha) ditolak dan hipotesa nihil (Ho) diterima atau disetujui, berarti bahwa pada taraf signifikansi 5% tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan variabel Y.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan interpretasi data tentang hubungan motivasi terhadap prestasi belajar siswa SDN Pademangan Timur 05 Pagi dapat disimpulkan bahwa : dari perhitungan terhadap angka korelasi antara motivasi dan prestasi dengan menggunakan product moment, tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan variabel Y, karena rxy pada taraf signifikan 5 % lebih kecil daripada “ r “ tabel ( 0, 274 < 0, 361 ), maka pada taraf signifikansi 5% hipotesa kerja atau hipotesa alternatif ( Ha ) ditolak dan hipotesa nihil ( Ho ) diterima atau disetujui. Jadi dari penelitian ini dapat diketahui atau didapatkan bahwa hasil penelitiannya yaitu tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian motivasi dan peningkatan prestasi di SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara.
B. Saran-Saran Beberapa hal sebagai sumbangan pemikiran dari penulis bagi para pembaca ataupun mereka yang terkait dengan bahasan ini, antara lain: 1. Guru sebagai pendidik yang diberikan kepercayaan dalam peningkatan intelektual khususnya prestasi pada bidang studi pendidikan agama Islam harus mampu menjadi motivator untuk meningkatkan prestasi siswa..
2. Pihak SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara juga diharapkan dapat menerbitkan buku perilaku siswa yang bertujuan untuk menanamkan nilainilai budi pekerti sejak dini. Buku tersebut harus diisi oleh murid setiap hari dengan perilaku-perilaku yang telah dilakukannya, baik perbuatan baik maupun perbuatan buruk. Buku tersebut harus ditandatangani oleh guru dan orang tua siswa setiap hari, sehingga perilaku siswa setiap hari dapat dikontrol. Oleh karena itu, faktor kejujuran sangat penting dalam kegiatan tersebut, sehingga hasil yang optimal sesuai dengan tujuan dapat tercapai. 3. Dasar- dasar pendidikan agama harus ditanamkan sejak usia dini, dan yang berperan dalam hal ini adalah keluarga, sehingga orang tua harus selalu memberikan motivasi, agar anak – anaknya mengenal pendiddikan agama.
DAFTAR PUSTAKA
Budiningsih, C. Asri, Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Rineka Cipta, 2004. Danin, Sudarwan, Motivasi Kepemimpinan dan Efektifitas Kelompok, Jakarta: Rineka Cipta, 2004. Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2001. Gerungan, W.A., Psikologi Sosial, Bandung: PT. Eresco, 1996. Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Bandung: Bumi Aksara, 2001. Irwanto, Psikologi Umum, Jakarta: PT. Prenhalindo, 2002. Nuryo, Kasmiran, Kontribusi Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa, Jakarta: LP IKIP, 1987. Purwanto, Ngalim, Prinsip-Prinsip dan Tekhnik Evaluasi Pengajaran, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1984. ----------------------, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1988. Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2004. Rusyan, A. Tabrani, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1989. Sabri, H.M. Alisuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005. Santoso, Slamet Imam, Pembinaan Watak Tujuan Utama Pendidikan Jakarta: UI Pers, 1980. Sardiman, A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Jakarta: CV. Rajawali, 1990. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Jakarta: Bina Aksara, 1998. Sujana, Nana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sekolah, Bandung: Sinar Baru al-Gasindo, 1995.
Syah, Muhibin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Rosda Karya, 2006. Uno, Hamzah B., Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007. Zainun, Buchori, Manajemen dan Motivasi, Jakarta: Balai Aksara, 1989.
ANGKET UNTUK SISWA
HUBUNGAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) PADEMANGAN TIMUR 05 PAGI JAKARTA UTARA Identitas Nama Siswa
: ...............................................
Kelas
: ...............................................
Petunjuk: 1. Bacalah Basmallah sebelum Anda mengerjakan angket penelitian ini. 2. Bacalah pertanyaan-pertanyaan dengan teliti sebelum menjawab. 3. Beri tanda (X) pada jawaban yang Anda kehendaki. 4. Diharapkan kejujuran jawaban agar peneliti dapat memperoleh jawaban yang valid dan tercapainya tujuan penelitian. 5. Angket ini hanya karya ilmiah dan tidak ada hubungannya dengan nilai Anda. 6. Terima kasih atas partisipasi dan kerjasamanya. 1. Apakah Guru Anda memberikan tuntunan dalam belajar agama Islam? a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak Pernah
2. Apakah Guru Anda memberikan hadiah atau pujian jika dapat menjawab pertanyaan pada pelajaran agama Islam?
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak Pernah
3. Apakah Anda selalu hadir di kelas untuk mengikuti pelajaran agama Islam? a. Selalu 4. Jika
Guru
b. Sering agama
c. Jarang Islam
d. Tidak Pernah
memberikan
materi,
apakah
Anda
memperhatikannya? a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak Pernah
5. Apakah Anda mengulang materi pelajaran agama Islam yang telah Anda pelajari dirumah? a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak Pernah
6. Apakah Guru Anda selalu memberikan praktek/ contoh sesuai dengan teori yang telah dipelajari dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam? a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak Pernah
7. Apakah orang tua Anda menyediakan fasilitas belajar, khususnya dalam pelajaran agama Islam? a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak Pernah
8. Apakah orang tua Anda memberikan waktu khusus untuk belajar agama Islam di rumah? a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak Pernah
9. Apakah orang tua Anda menemani ketika sedang belajar agama Islam di rumah? a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak Pernah
10. Jika Anda mendapat nilai di bawah rata-rata pada tes sumatif pelajaran agama Islam, apakah Guru Anda memberikan teguran agar lebih giat belajar? a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak Pernah
11. Apakah Anda mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru agama Islam di rumah? a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak Pernah
12. Apakah Anda ingin mendapat prestasi yang bagus pada pelajaran agama Islam? a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak Pernah
13. Selain belajar agama di sekolah, apakah kamu di rumah juga belajar dengan seorang guru privat? a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak Pernah
14. Ketika pelajaran agama Islam hendak dimulai, apakah anda hadir tepat waktu ke dalam kelas? a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak Pernah
15. Apakah Anda selalu membawa buku pelajaran agama Islam ketika akan dipelajari pada harinya? a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak Pernah
16. Apakah Anda belajar hanya karena ingin mendapatkan pujian? a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak Pernah
17. Apakah Anda dihukum jika tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh Guru Pendidikan Agama Islam?
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak Pernah
18. Apakah orang tua Anda memberikan hadiah jika Anda mendapatkan prestasi yang bagus? a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak Pernah
19. Apakah Anda bertanya kepada guru atau orang tua jika ada masalah yang belum Anda mengerti? a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak Pernah
20. Apakah Anda mengajak teman-teman untuk belajar bersama di luar jam sekolah? a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak Pernah
BERITA WAWANCARA UNTUK KEPALA SEKOLAH Nama Responden
: E. RUSTAMA, BA.
Tempat Wawancara : Ruang Kepala Sekolah Hari/ Tanggal
: Sabtu/ 15 Desember 2007
Waktu
: 08.00 WIB
Pokok Pembicaraan 1. Sudah berapa lama anda memimpin sekolah ini? 2. Apa visi dan misi didirikannya sekolah ini? 3. Kurikulum tahun berapa yang digunakan sekolah ini? 4. Sarana dan prasarana apa saja yang disediakan sekolah dalam menunjang prestasi belajar siswa? 5. Apakah Bapak pernah mengadakan pertemuan atau diskusi dengan orang tua murid untuk membicarakan prestasi belajar anaknya di sekolah? Dan apa hasilnya? 6. Bagaimana kebijakan-kebijakan dan langkah-langkah yang Bapak lakukan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya dalam bidang studi pendidikan agama Islam?
Jawaban 1. 10 bulan 2. Visi
: Terwujudnya pendidikan dasar yang bermutu, beriman dan bertaqwa serta kreatif dan inovatif.
Misi
: Menyelenggarakan pendidikan dasar yang berorientasi pada kesehatan jasmani, rohani serta pengembangan dan prestasi akademik.
3. KTSP
4. Buku, Alat Peraga, Fasilitas Bangunan, Mebeler, Alat Laboratorium. 5. Sering, secara perlahan ada peningkatan-peningkatan dalam prestasi. 6. Kebijakan-kebijakannya antara lain: a. Peningkatan frekuensi kegiatan yang menunjang dan mendukung untuk dapat meraih prestasi dan implementasi bidang keagamaan khususnya agama Islam. b. Pendekatan pribadi ke individu siswa dalam upaya peningkatan penambahan kegiatan praktek ibadah. c. Pemberian tugas dengan lisan maupun tertulis dengan dilibatkan orang tua sebagai cek and ricek. d. Penyediaan sarana/ alat peraga/ media pembelajaran khususnya pendidikan agama Islam. e. Melibatkan semua pihak dalam peningkatan kesadaran beragama (PAI) memperingati Hari-Hari Besar Islam.
BERITA WAWANCARA UNTUK GURU AGAMA ISLAM Nama Responden
: SALIM, S.Pd.
Tempat Wawancara : Kantor SDN Pademangan Timur 05 Pagi Hari/ Tanggal
: Sabtu/ 15 Desember 2007
Waktu
: 09.00 WIB
Pokok Pembicaraan 1. Sudah berapa lama anda mengajar bidang studi pendidikan agama Islam di sekolah ini? 2. Bagaimana pelaksanaan pendidikan agaman Islam dan Metode apa yang anda gunakan dalam mengajar ? 3. Materi apa yang anda ajarkan? 4. Apa yang menjadi kendala dalam proses belajar mengajar pada bidang studi pendidikan agama Islam? 5. Menurut anda, apa yang dimaksud dengan motivasi belajar itu? 6. Menurut anda, sampai seberapa besar pengaruh motivasi dengan prestasi belajar siswa di sekolah ini pada bidang studi pendidikan agama Islam? 7. Apa solusi yang dapat anda berikan demi meningkatkan prestasi belajar siswa pada bidang studi pendidikan agama Islam?
Jawaban 1. 9 tahun (mulai tahun 1998 sampai sekarang) 2. Pelaksanaan pendidikan agama Islam berlangsung dengan lancar. Metode yang kami pakai: ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.
3. Materi: a. Akhlakul Karimah b. Shalat Fardhu dan Shalat Sunat c. Membaca/ menulis al Qur’an 4. Kendala: banyak wali murid yang kurang mendukung dalam KBM Pendidikan Agama Islam. 5. Motivasi Belajar adalah suatu dorongan agar siswa timbul dari dalam hati mereka untuk menyadari betapa pentingnya belajar tersebut. 6. Pengaruh motivasi belajar sangat besar sekali. Bila siswa telah termotivasi internal mereka maka siswa akan belajar dengan seluruh kemampuan yang mereka punyai. 7. Solusi kami, menjadikan pendekatan terhadap wali murid, dan juga kepada Pimpinan Sekolah dan Dewan Guru disamping pendekatan kepada para siswa tersebut.