HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS SISWA NYANTRIDENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH UMUM (StudipadaSantriPondokPesantren Al Falah Kota SalatigaTahun 2011)
SKRIPSI DiajukanuntukMemperolehGelarSarjanaPendidikan Islam
Oleh:
MITA ANGGRAENI 111 06 006 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2011
PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama
: Mita Anggraeni
NIM
: 11106006
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
: HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS SISWA NYANTRI DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH UMUM (Studi pada Santri Pondok Pesantren Al Falah Kota Salatiga Tahun 2011)
telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 1Februari 2012 Pembimbing
Winarno , S. Si., M. Pd. NIP.19730526 199903 1 004
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Mita Anggraeni
NIM
: 11106006
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 1 Februari 2012 Peneliti
Mita Anggraeni NIM ; 11106006
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO
o Do what you think the best o Sesungguhnya dibalik kesulitan ada kemudahan o Niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat. (Al Mujadalah: 11)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada : 1. Bapak Zamrowi dan Ibu Mujtahidah, kedu orang tuaku yang selalu mencurahkan segala usaha dan doa untuk kelancaran studiku. 2. Bapak KH. Ahmad Nuh Muslim (Alm) dan Ibu Nyai Hj. Siti Fatimah yang telah memberikan banyak ilmu dan nasehat kepada penulis. 3. Bapak KH. Zoemri RWS dan Ibu Nyai Hj. Latifah yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di Pondok Pesantren Al Falah Salatiga. 4. Pengurus Pondok Pesantren Al Falah yang telah banyak membantu dalam penelitian. 5. Teman-teman di Pondok Pesantren An Nida khususnya Fani, Hima dan Izah yang telah memberikan bantuan sehingga skripsi ini dapat selesai. 6. Mas Maskur yang telah memberikan bantuan dan motivasi dari awal sampai akhir. 7. Bapak Winarno, S. Si, M. Pd., atas segala ilmu, waktu, tenaga dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis dengan kesabaran dan keikhlasannya.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah kepada hambaNya. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan bagi umat manusia. Alhamdulillah, dengan penuh rasa syukur yang tiada terkira, penulisan skripsi dengan judul “HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS SISWA NYANTRI DENGAN PRESTASI
BELAJAR
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DI SEKOLAH UMUM ( Studi pada Santri Pondok Pesantren Al Falah Kota Salatiga Tahun 2011 )” ini telah selesai. Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)Salatiga. Kami ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak yang telah membantu sehingga terwujudnya skripsi ini. Peneliti yakin, atas pertolongan Allah skripsi ini dapat terwujud. Adapun pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesain skripsi ini adalah: 1. Ketua STAIN Salatiga, Dr. Imam Sutomo, M. Ag. 2. Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga, Suwardi, M. Pd. 3. Ketua Program Studi PAI STAIN Salatiga, Dra. Siti Asdiqoh, M. Si. 4. Pembimbing skripsi, Winarno, S. Si., M. Pd., atas segala ilmu, waktu, tenaga dan bimbingan yang telah diberikan kepada peneliti dengan kesabaran dan keikhlasannya.
5. Segenap dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan motivasi. 6. Bapak KH. Zoemri RWS yang telah memberikan izin penelitian di Pondok Pesantren Al Falah Kota Salatiga. 7. Segenap pengurus Pondok Pesantren Al Falah dan An Nida. 8. Teman-teman yang telah memberikan dukungan sehingga skripsi ini dapat terwujud. Penulis yakin, skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Maka, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari pembaca. Besar harapan kami skripsi ini dapat bermanfaat kepada pihak-pihak yang terkait secara khusus dan bagi pembaca secara umum. Amin. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Salatiga, 1 Februari 2012 Peneliti
Mita Anggraeni NIM: 11106006
ABSTRAK
Anggraeni, Mita. 2012. Hubungan Antara Aktivitas Siswa Nyantri Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum (Studi pada Santri Pondok Pesantren Al Falah Kota Salatiga Tahun 2011). Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Winarno, S.Si., M. Pd. Kata Kunci: Siswa Nyantri dan Prestasi PAI Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui hubungan aktivitas santri pondok pesantren terhadap prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah umum. Ilmu agama tidak akan dihayati dan diamalkan apabila ilmu tersebut tidak pernah disampaikan. Penyampaian ilmu ini dapat dilakukan mulai dari lingkup keluarga, lingkungan sekitar, dan juga melalui lembaga-lembaga pendidikan. Hal ini sangat penting untuk membantu membentuk suatu perilaku, moral dan akhlak yang baik. Melihat realita yang ada, mungkin pendidikan yang diberikan melalui keluarga sudah baik, tetapi memiliki kelemahan yaitu kurangnya pengawasan orangtua terhadap pergaulan anak di luar rumah. Sedangkan alokasi waktu dua jam pelajaran dalam seminggu di sekolah umum untuk mata pelajaran PAI dianggap kurang dalam memberikan pemahaman yang lebih terhadap materi PAI itu sendiri. Adapun penyampaian ilmu agama di pondok pesantren dapat dipecah-pecah lagi menjadi ilmu fiqih, hadits, akhlak, tafsir dan juga mengkaji kitab-kitab yang berkaitan dengan ilmu agama Islam. Pertanyaan utama yang ingin dijawab adalah (1) bagaimanakah aktivitas siswa yang nyantri di pondok pesantren Al Falah kota Salatiga?, (2) prestasi belajar siswa yang nyantri dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah umum?, dan (3) hubungan antara aktivitas siswa yang nyantri dengan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah umum? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan adalah metode angket yang berupa daftar pertanyaan yang dikirim oleh peneliti kepada responden, metode dokumentasi yang berupa catatan-catatan dan metode observasi melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap objek yang diteliti.
Hasil dari penelitian ini adalah (1) aktivitas santri di pondok pesantren Al Falah diisi dengan mengaji, mulai dari ba’da subuh, ba’da mahrib dan ba’da isya (2) siswa yang nyantri lebih banyak mendapatkan pelajaran agama Islam disbanding siswa yang tidak nyantri, sehingga prestasinya lebih baik (3) (0,567) lebih besar dari r tabel (0,361) dengan N = 30, ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara aktivitas siswa nyantri dengan prestasi belajar mata pelajaran PAI di sekolah umum. Pendidikan di dalam pesantren bertujuan untuk memperdalam pengetahuan tentang Al Qur’an dan Sunnah Rosul, dengan mempelajari bahasa Arab dan kaidah-kaidah tata bahasa Arab. Hal ini sangat menunjang prestasi mata pelajaran PAI di sekolah umum. Alangkah baiknya jika orangtua lebih memperhatikan masa depan anaknya dengan membuat mereka mandiri di pondok pesantren. Dan yang paling utama adalah untuk membekali mereka nilai-nilai keislaman.
RIWAYAT HIDUP
Nama
: Mita Anggraeni
Tempat Tanggal Lahir
: Salatiga, 26 Mei 1988
Alamat
: Sindon, Tukang Rt 02/01 Kec. Pabelan
Nama Ayah
: Zamrowi
Nama Ibu
: Mujtahidah
Agama
: Islam
Pendidikan
:
1. RA Muta’alimin
1993-1994
2. SD N 1 Tukang
1994-2000
3. SMP N 4 Salatiga
2000-2003
4. SMA N 1 Tengaran
2003-2006
5. S1 STAIN Salatiga
2006-2012
Demikian daftar riwayat hidup ini penulis buat dengan sebenar benarnya.
Salatiga, 1 Februari 2012 Penulis
Mita Anggraeni NIM: 11106006
DAFTAR ISI
SAMPUL .......................................................................................
i
LEMBAR BERLOGO....................................................................
ii
JUDUL ...........................................................................................
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................
iv
PENGESAHAN KELULUSAN .....................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .......................................
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................
vii
KATA PENGANTAR ....................................................................
viii
ABSTRAK .....................................................................................
x
DAFTAR ISI ..................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ..........................................................................
xv
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................
1
B. Rumusan Masalah .......................................................
3
C. Tujuan Penelitian ........................................................
4
D. Hipotesis Penelitian ....................................................
4
E. Kegunaan Penelitian ...................................................
5
F. Definisi Operasional ....................................................
6
G. Metode Penelitian .......................................................
7
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian ...............
7
2. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................
8
3. Populasi dan Sampel..........................................
8
4. Metode Pengumpulan Data ................................
9
5. Instrument Penelitian .........................................
10
6. Analisis Data .....................................................
10
H. Sistematika Penulisan .................................................
11
BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Siswa Nyantri ..............................................................
13
1. Pengertian Siswa Nyantri .........................................
13
2. Ciri-Ciri Siswa Nyantri ............................................
14
3. Faktor-Faktor Siswa Nyantri ....................................
15
B. Prestasi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam .......
17
1. Prestasi ....................................................................
17
2. Bentuk-Bentuk Prestasi dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya ...................
22
BAB III : HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ..........
25
1. Letak ........................................................................
25
2. Jumlah Santri ...........................................................
26
3. Tingkat Pendidikan ..................................................
27
4. Pengurus Ponpes ......................................................
29
B. Penyajian Data .............................................................
30
BAB IV : ANALISA DATA A. Analisis Deskriptif Tiap Variabel .................................
32
B. Pengujian Hipotesis......................................................
36
C. Pembahasan .................................................................
40
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................
41
B. Saran ............................................................................
41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS
DAFTAR TABEL Tabel I Daftar Santri Al Falah Salatiga Tahun 2010-2011 Tabel II Jadwal Pelajaran Ponpes Al Falah Tabel III Data dari Instrumen Penelitian Tabel IV Interval Nilai Angket Tabel V Interval Nilai Prestasi Belajar Mata Pelajaran PAI Tabel VI Data Frekuensi Mean Siswa Nyantri Tabel VII Data Frekuensi Mean Prestasi Belajar Mata Pelajaran PAI Tabel VIII Hubungan Aktivitas Siswa Nyantri Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran PAI pada Santri Pondok Pesantren Al Falah Salatiga Tabel IX Indikator Angket
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Ilmu agama Islam tidak akan dihayati dan diamalkan apabila ilmu tersebut tidak pernah disampaikan kepada orang lain. Penyampaian ilmu ini dapat dilakukan mulai dari lingkup keluarga, lingkungan sekitar, dan juga melalui lembaga-lembaga pendidikan yang dibagi menjadi dua yaitu pendidikan formal dan pendidikan non formal. Sedangkan pendidikan itu sendiri merupakan salah satu penentu keberhasilan anak di masa yang akan datang, sebab dengan adanya pendidikan akan terbentuklah suatu perilaku, moral dan akhlak yang baik (Uhbiyati, 2000: 11). Di dalam lingkup keluarga yang berperan penting adalah kedua orangtua. Orangtua mempunyai kewajiban memberikan pendidikan Islam kepada anak-anak mereka sejak usia dini. Misalnya orangtua membiasakan anaknya untuk shalat berjamaah sejak masih kecil, bisa juga dengan dimulai mengajarkan doa sehari-hari. Dengan pembiasaan ini diharapkan ketika anak tersebut sudah besar ia sudah terbiasa melakukan rutinitas sehari-hari sesuai dengan syariat Islam. Dalam lingkungan sekitar bisa lingkungan masyarakat, lingkungan pergaulan, bisa juga dari pengajian-pengajian. Dari sini anak-anak bisa memperoleh dan mempelajari ilmu agama.
Di dalam lembaga pendidikan terdapat pendidikan formal dan non formal. Pendidikan formal terdiri dari sekolah-sekolah umum seperti sekolah dasar dan sekolah menengah atau sederajat. Sedangkan pendidikan non formal antara lain home schooling, Lembaga Pendidikan Ketrampilan (LPK), pondok pesantren (Ponpes) dan sebagainya. Selain melalui lingkup keluarga dan masyarakat anak-anak dapat memperoleh ilmu agama melalui pendidikan formal yang terdiri dari sekolah dasar dan menengah atau sederajat. Pendidikan agama menjadi mata pelajaran yang wajib di seluruh sekolah. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) sudah diberikan sejak jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) kelas 1. Dengan alokasi waktu dua jam pelajaran dalam satu minggu (Roihan, 2002: 27). Dimana satu jam pelajarannya adalah 35 menit. Sedang di sekolah menengah 40 sampai 45 menit per satu jam pelajarannya dengan alokasi waktu yang sama yakni dua jam pelajaran seminggu. Beberapa bentuk pendidikan formal yang telah disebut di atas yang erat kaitannya dengan Pendidikan Agama Islam adalah pondok pesantren. Pendidikan agama yang disampaikan melalui Ponpes lebih menyeluruh dan mendalam. Pesantren (ponpes) adalah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami, mendalami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari. Di dalam Ponpes penyampaian ilmu agama Islam dapat dipecah-pecah lagi menjadi ilmu Fiqih, Hadits, Akhlak, Tafsir dan
sebagainya. Juga mengkaji kitab-kitab yang dapat menunjang pendidikan agama Islam. Melihat realita yang ada, mungkin pendidikan yang diberikan lewat keluarga sudah baik tetapi kelemahan dari pendidikan ini adalah kurangnya pengawasan orangtua terhadap pergaulan anak di luar rumah. Sedangkan alokasi dua jam mata pelajaran dalam seminggu di sekolah umum untuk mata pelajaran PAI dianggap kurang dalam memberikan pemahaman yang lebih terhadap materi PAI itu sendiri. Dalam hal ini Ponpes sebagai lembaga pendidikan non formal mampu memberikan pemahaman yang lebih mendalam terhadap ilmu agama. Oleh karena itu, banyak siswa di sekolah umum nyantri di pesantren dengan harapan mendapatkan ilmu agama Islam yang lebih mendalam. Dari uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti masalah ini, dengan mengambil judul “HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS SISWA NYANTRI DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH UMUM. (STUDI PADA SANTRI PONDOK PESANTREN AL FALAH KOTA SALATIGA TAHUN 2011).” B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana aktivitas siswa yang nyantri di pondok pesantren Al Falah kota Salatiga?
2. Bagaimana prestasi belajar siswa yang nyantri di pondok pesantren Al Falah kota Salatiga dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah umum? 3. Bagaimana hubungan antara aktivitas siswa yang nyantri di pondok pesantren Al Falah kota Salatiga dengan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah umum? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitan adalah untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan, kelompok, maupun individu (Suryabrata, 1997: 10) Adapun tujuan penelitian yang penulis lakukan adalah: 1. Untuk mengetahui aktivitas siswa yang nyantri di pondok pesantren Al Falah kota Salatiga. 2. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa yang nyantri di pondok pesantren Al Falah kota Salatiga dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah umum. 3. Untuk mengetahui hubungan antara aktivitas siswa yang nyantri di pondok pesantren Al Falah kota Salatiga dengan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah umum. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis
merupakan
jawaban
sementara
yang
harus
diuji
kebenarannya melalui kegiatan penelitian. Hipotesis dapat diartikan sebagai
suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 1996: 37). Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan atau kesimpulan sementara terhadap suatu permasalahan penelitian yang mungkin benar atau salah. Hipotesis ini akan diterima jika fakta membuktikan benar dan ditolaknya jika fakta membuktikan salah. Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. Hipotesis alternative (Ha) Ada hubungan antara aktivitas siswa nyantri di pondok pesantren Al Falah kota Salatiga dengan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah umum. 2. Hipotesis alternative (Ho) Tidak ada hubungan antara aktivitas siswa nyantri di pondok pesantren Al Falah kota Salatiga dengan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah umum. E. Kegunaan Penelitian 1. Dengan penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman yang lebih, terutama bagi para orangtua bahwa pendidikan di pondok pesantren itu sangat penting. 2. Memberikan sumbangan pemikiran dan wawasan khususnya bagi penulis dalam menyiapkan diri sebagai pendidik.
F. Definisi Operasional Untuk menghindari salah tafsir dalam memahami permasalahan yang penulis teliti, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan istilah-istilah di bawah ini: 1. Aktivitas Menurut Poerwadarminta (2006: 17) akivitas adalah kegiatan atau kesibukan. Dari pengertian ini, penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud aktivitas adalah kegiatan atau kesibukan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang di dalam kehidupan sehari-hari. 2. Siswa Nyantri Menurut Depdikbud, siswa di sini mempunyai arti “murid”, terutama pada tingkat sekolah dasar dan menengah (1988: 849). Sedangkan kata nyantri berasal dari kata santri yang mendapatkan awalan me- menjadi kata menyantri, tetapi orang-orang lebih sering menyebutnya dengan kata nyantri. Menurut Madjid (2002: 61), ada dua pendapat mengenai asal usul kata santri, yaitu sebagai berikut: Sekurang-kurangnya ada dua pendapat yang bisa kita jadikan acuan. Pertama adalah pendapat yang menyatakan bahwa santri itu berasal dari perkataan sastri, sebuah kata yang berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya melek huruf. Kedua, perkataan santri sesungguhnya berasal dari bahasa Jawa, persisnya kata cantrik, yang artinya seseorang yang selalu mengikuti seorang guru kemanapun guru ini pergi menetap. Dari pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa yang disebut sebagai siswa nyantri adalah seseorang yang selain menuntut ilmu di sekolah dasar atau sekolah menengah juga menuntut ilmu di pondok pesantren.
3. Prestasi Menurut Depdikbud (1988: 700) prestasi itu dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau yang dikerjakan. Jadi yang dimaksud prestasi belajar Pendidikan Agama Islam adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam masa tertentu berupa penguasaan bahan pelajaran agama Islam. 4. Pendidikan Agama Islam Pendidikan menurut Achmadi (1992: 103) adalah usaha secara sadar atau sengaja dari orang dewasa terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak untuk meningkatkan atau menuju kedewasaan. Sedangkan Pendidikan Agama Islam merupakan usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah kebersamaan dan ditekankan untuk lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam (Uhbiyati, 2000: 15). Jadi anak-anak tidak hanya mengetahui tentang teori, tetapi juga dapat mengaplikasikan teori tersebut dalam kehidupan sehari-hari. G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dan menggunakan rancangan penelitian studi korelasional. Hal ini disebabkan karena penelitian ini meneliti tentang pengaruh atau hubungan antara variabel yang satu dengan yang lain.
Penelitian ini mempunyai dua variabel yaitu aktivitas siswa nyantri sebagai variabel pertama dan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sebagai variabel kedua. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di pondok pesantren Al Falah, Dukuh, Salatiga. Sedangkan untuk waktu pelaksanaan penelitiannya adalah pada tanggal 11 sampai 20 Mei tahun 2011. 3. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan individu yang diteliti, baik yang berupa manusia, peristiwa, benda maupun gejala yang terjadi (Arikunto, 1996: 37). Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti. Suharsimi menjelaskan bahwa dalam pengambilan sampel, jika subjeknya seratus ke bawah atau kurang dari seratus lebih baik diambil semua. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya lebih dari seratus dapat diambil 10%15%. Dalam penelitian ini populasinya lebih dari 100 orang, yaitu 144 orang. Maka penulis mengkonsentrasikan pengambilan data pada satu jenjang pendidikan yaitu Sekolah Menengah Atas di pondok pesantren Al Falah. Dengan pengambilan sampel sebanyak 30 orang.
4. Metode Pengumpulan Data Langkah-langkah yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan menggunakan angket, dokumentasi dan observasi langsung di tempat pelaksanaan penelitian. a. Metode Angket Metode angket adalah daftar pertanyaan yang dikirimkan oleh seorang peneliti kepada responden tentang data pribadi sendiri (Hadi, 1993: 158) setelah diisi responden dikembalikan kepada peneliti. Metode ini digunakan untuk mencari data kuantitatif. b. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 1998: 236). c. Metode Observasi Metode observasi merupakan metode yang dilakukan dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomenafenomena yang diselidiki (Hadi, 1993: 136). Diharapkan dapat memberikan gambaran umum tentang objek penelitian yang bisa membantu dalam melengkapi data yang diperlukan.
5. Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan instrumen yang berupa angket yang terdapat dalam lampiran dan daftar prestasi. Angket tentang aktivitas siswa nyantri di dalam pondok pesantren, sedangkan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam diambil dari data prestasi mata pelajaran PAI siswa pada semester II. 6. Analisis Data Setelah data terkumpul, kemudian penulis menganalisis data dengan menggunakan: a. Untuk tujuan penelitian yang pertama dan kedua maka penulis menggunakan rumus range. Rumus: R=H–L+1 Keterangan: R = Rrange H = Angka tertinggi L = Angka terendah b. Untuk tujuan penelitian yang ketiga peneliti menggunakan rumus statistik korelasi product moment.
Keterangan: rxy
= koefisien korelasi antara x kali y
XY
= produk dari x kali y
X
= variabel siswa nyantri
Y
= variabel prestasi PAI
N
= jumlah responden
H. Sistematika Penulisan BAB I
PENDAHULUAN Dalam bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan
penelitian,
hipotesis
penelitian,
kegunaan
penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Di sini metode penelitian berisi pendekatan dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, dan analisis data. BAB II
KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini terdapat dua sub bab. Yang pertama adalah aktivitas siswa nyantri dan yang kedua adalah prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Di dalam sub bab yang pertama terdapat tiga bahasan yaitu: pengertian aktivitas, siswa nyantri, ciri-ciri siswa nyantri, dan faktor-faktor siswa nyantri. Adapun sub bab yang kedua berisi tiga bahasan yang meliputi: pengertian prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, bentuk-bentuk prestasi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi.
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini berisi tentang hasil penelitian yang berkaitan dengan pokok-pokok masalah seperti gambaran umum dan subjek penelitian yaitu pondok pesantren Al Falah meliputi: letak, jumlah santri, tingkat pendidikan santri, unsur tenaga kerja dan penyajian data. BAB IV ANALISIS DATA Bab ini akan menguraikan tentang analisis deskriptif tiap-tiap variabel, melakukan pengujian hipotesis dan yang terakhir adalah membahas hasil uji hipotesis. BAB V
PENUTUP Dalam bab ini memuat dua hal pokok, yaitu kesimpulan dan saran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Siswa Nyantri Pengertian aktivitas siswa nyantri, ciri-ciri siswa nyantri, dan faktor-faktor siswa nyantri 1. Pengertian Aktivitas Siswa Nyantri Aktivitas adalah kegiatan atau kesibukan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang di dalam kehidupan sehari-hari, dari anak-anak sampai orang tua. Kegiatan yang dilakukan dari bangun tidur di pagi hari sampai tidur kembali di malam hari. Siswa adalah sekelompok orang dengan usia tertentu yang belajar baik secara kelompok atau perorangan. Siswa juga disebut murid atau pelajar. Ketika kita berbicara mengenai siswa maka pikiran kita akan tertuju pada siswa di lingkungan sekolah, baik sekolah umum maupun sekolah Islam berasrama di Indonesia yang lebih dikenal sebagai pesantren, pondok pesantren atau disebut pondok saja. Pendidikan di dalam pesantren bertujuan untuk memperdalam pengetahuan tentang Al Qur'an dan Sunah Rasul, dengan mempelajari bahasa Arab dan kaidah-kaidah tata bahasa Arab. Para pelajar pesantren (disebut sebagai santri) belajar di sekolah ini, sekaligus tinggal pada asrama yang disediakan oleh pesantren. Santri juga bermakna, orang yang mendalami pengajiannya dalam agama Islam (dengan pergi berguru ke
tempat yang jauh seperti pesantren dan sebagainya (Poerwadarminta, 2006: 1032). Institut sejenis ini juga terdapat di negara-negara lain, misalnya di Malaysia dan Thailand Selatan yang disebut sekolah pondok, serta di India dan Pakistan yang disebut Madrasah Islamiah. Istilah pesantren berasal dari kata pe-santri-an, dimana kata “santri” berati murid dalam bahasa Jawa. Istilah pondok berasal dari bahasa Arab yang berarti penginapan. Khusus di Aceh, pesantren juga disebut juga dengan nama dayah. Biasanya pesantren dipimpin oleh seorang Kyai. Untuk mengatur kehidupan pondok pesantren, Kyai menunjuk seorang santri senior untuk mengatur adik-adik kelasnya, mereka biasanya disebut lurah pondok (www.wikipedia.com). Tujuan para santri dipisahkan dari orang tua dan keluarga mereka adalah agar mereka belajar hidup mandiri dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan dengan Kyai dan juga Tuhan. 2. Ciri-ciri Siswa Nyantri Dengan mengetahui jenis pesantren maka dapat diketahui ciri-ciri siswa nyantri dan aktivitasnya. Jenis pesantren ada dua yaitu pesantren salafi dan pesantren umum. a. Pesantren Salafi Pesantren yang mengajarkan ilmu agama Islam saja disebut pesantren salafi. Pola tradisional yang diterapkan dalam pesantren salafi adalah para santri bekerja untuk Kyai mereka - bisa dengan
mencangkul sawah, mengurus empang (kolam ikan), dan lain sebagainya - dan sebagai balasannya mereka diajari ilmu agama oleh Kyai mereka tersebut. Sebagian besar pesantren salafi menyediakan asrama sebagai tempat tinggal para santrinya dengan membebankan biaya yang rendah atau bahkan tanpa biaya sama sekali. Para santri, pada umumnya menghabiskan hingga 20 jam waktu sehari dengan kegiatan, dimulai dari salat shubuh di waktu pagi hari mereka tidur kembali di waktu malam. Pada waktu siang, para santri pergi ke sekolah untuk belajar ilmu formal, pada waktu sore mereka menghadiri pengajian dengan Kyai atau ustadz mereka untuk memperdalam pelajaran agama dan Al Qur'an. b. Pesantren Umum Adapun pesantren yang mengajarkan pendidikan umum, dimana persentasenya ajarannya lebih banyak ilmu-ilmu pendidikan agama Islam daripada ilmu umum (matematika, fisika, dan lainnya). Ini sering disebut dengan istilah pondok pesantren modern, dan umumnya tetap menekankan nilai-nilai dari kesederhanaan, keikhlasan, kemandirian, dan pengendalian diri. Pada pesantren dengan materi ajar campuran antara pendidikan ilmu formal dan ilmu agama Islam, para santri belajar seperti di sekolah umum atau madrasah. Pesantren campuran untuk tingkat SMP kadang-kadang juga dikenal dengan nama Madrasah Tsanawiyah, sedangkan untuk tingkat SMA dengan nama Madrasah Aliyah. Namun, perbedaan pesantren dan madrasah terletak
pada sistemnya. Pesantren memasukkan santrinya ke dalam asrama, sementara dalam madrasah tidak (www.wikipedia.com). 3. Faktor-Faktor Siswa Nyantri Pesantren pada mulanya merupakan pusat penggemblengan nilainilai dan penyiaran agama Islam, namun, dalam perkembangannya, lembaga ini semakin memperlebar wilayah garapannya yang tidak melulu mengakselarasikan mobilitas vertical (dengan penjejelan materi-materi keagamaan), tetapi juga mobilitas horizontal (kesadaran sosial). Pesantren kini tidak lagi berkutat pada kurikulum yang berbasis keagamaan (regional, based curriculum) dan cenderung melangit, tetapi juga kurikulum yang menyentuh persoalan kekinian masyarakat (society-based curriculum). Dengan demikian, pesantren tidak bisa lagi didakwa sematamata sebagai lembaga keagamaan murni, tetapi juga (seharusnya) menjadi lembaga sosial yang hidup yang terus merespon carut persoalan masyarakat di sekitarnya, (www.wikipedia.com).
Peran sosial pesantren di Indonesia dan negara-negara lain. Alumni, pondok telah ada banyak yang berkiprah dalam pemerintahan, sebagai presiden (KH. Abdurrahman Wahid), mantan Ketua MPR RI (Dr. Hidayat Nurwahid) dan lain-lain. Dasar motivasi pendirian sebuah lembaga pendidikan pesantren salah satunya pada firman Allah dalam surat At Taubah ayat 122 berikut ini.
وَﻣَﺎ ﻛَﺎنَ اﻟْﻤُﺆْﻣِﻨُﻮنَ ﻟِﯿَﻨﻔِﺮُواْ ﻃَﺂﺋِﻔَﺔٌ ﻟﱢﯿَﺘَﻔَﻘﱠﮭُﻮاْ ﻓِﻲ رَ ﻣِﻦ ﻛُﻞﱢ ﻓِﺮْﻗَﺔٍ ﻣﱢﻨْﮭُ ْﻢ َﻌَﻠﱠﮭُﻢْ ﯾَﺤْﺬَرُونَﻛَﺂﻓﱠﺔً ﻓَﻠَﻮْﻻَ ﻧَﻒَ اﻟﺪﱢﯾﻦِ وَﻟِﯿُﻨﺬِرُواْ ﻗَﻮْﻣَﮭُﻢْ إِذَا رَﺟَﻌُﻮاْ إِﻟَﯿْﮭِﻢْ ﻟ Artinya: “Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama. Dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya supaya mereka itu dapat menjaga dirinya” (Al Quran, 2000: 206). a. Faktor Keluarga dan Lingkungan Pondok
pesantren
melahirkan
santri-santri
yang
mandiri,
bermanfaat bagi masyarakat dan negara. Mereka pun dapat menjalankan kehidupannya berdasar Al-Qur'an dan hadits. Tidak heran bila orang tua mendorong anaknya untuk nyantri itu adalah yang terbaik. Banyak orang tua yang mulai menyadari bahwa hanya Islamlah dasar pendidikan yang mampu mendidik manusia menjadi makhluk yang rahmatan lil’alamin. Berbagai penelitian yang berkaitan dengan metode pendidikan di berbagai negara. Ternyata dapat disimpulkan bahwa sistem pendidikan berasrama (boarding school) adalah yang terbaik. Dimana guru sebagai pendidik dan para siswa hidup dalam satu ling yang sama. Bagi orang tua biaya belajar di pesantren bukanlah masalah, banyak pula pesantren dengan biaya yang terjangkau. Selain orang tua, teman bisa menjadi pendorong untuk belajar di pesantren. Jika ada teman yang telah sukses, maka akan menjadi motivasi atau teman yang akan masuk bersama-sama ke pesantren
untuk belajar, teman akan menjadi sosok yang memberi rasa nyaman di lingkungan baru, yaitu pondok pesantren. b. Faktor Pribadi/Diri Sendiri Kesadaran untuk menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya tertanam dalam jiwa hampir setiap manusia. Namun usaha/ikhtiar tidak semua orang memilikinya. Jika manusia telah memahami untuk apa manusia diciptakan Allah, selain untuk menyembah padaNya. Manusia akan bertekad mempelajari Islam dengan sepenuh tenaga, salah satunya dengan belajar di pondok pesantren. Selain untuk mempelajari Al-Qur'an dan Hadits, santri dapat meningkatkan kualitas diri, menjadi SDM yang lebih terampil dengan banyak pelatihan di pondok pesantren, sehingga dapat lebih siap saat terjun dalam kehidupan masyarakat umum (Setyorini, 2003: 23). B. Prestasi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Pengertian prestasi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, bentukbentuk prestasi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi. 1. Prestasi Penelitian ini menggunakan studi khusus siswa nyantri pada usia remaja, disebut juga masa adolesensi, berlangsung kira-kira antara umur dua belas tahun sampai usia delapan belas tahun, usia sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Kata adolesensi berasal dari bahasa Latin, dari kata adolescence yang berarti tumbuh ke arah dewasa. Masa
remaja itu merupakan masa transisi, baik biologis, psikologis, sosial maupun ekonomi (Dimyati, 1990: 42). Perkembangan selama masa remaja menyangkut serangkaian proses yang panjang atau pendek, lancar atau tersendat. Ada remaja yang lebih awal matang dan ada pula yang lambat. Perkembangan ini juga dalam perkembangan prestasi. Sedangkan menurut Depdikbud, prestasi itu sendiri mempunyai pengertian hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan ( 1988: 895). Masa remaja merupakan masa yang penting bagi perkembangan prestasi karena selama masa inilah remaja membuat keputusan-keputusan penting yang berhubungan dengan masa depan pendidikan dan pekerjaan. Prestasi di sekolah dan di dalam pekerjaan sangat berkaitan, prestasi yang baik melancarkan jalan untuk mendapatkan pekerjaan yang baik pula. Dalam masyarakat yang semakin maju, prestasi seseorang dipandang sangat penting. Lembaga-lembaga menekankan pentingnya penampilan belajar yang baik, persaingan dan berhasil baik dalam menempuh tes, baik tes pengetahuan maupun tes kemampuan. Para siswa menyadari bagaimana guru memperlakukan siswa yang berprestasi dan tidak. Hal ini menimbulkan kecemburuan, gugup takut mengalami kegagalan. Persoalan prestasi atau keberhasilan itu mendapat perhatian khusus karena beberapa alasan yaitu :
a. Kenyataan bahwa masa remaja itu merupakan saat persiapan untuk bekerja di kemudian hari menimbulkan masalah apa dan bagaimana persiapan itu dilakukan. b. Para remaja memulai memahami pentingnya prestasi belajar untuk keberhasilan-keberhasilan lain kini dan dimasa datang. c. Pada masa remaja timbul kemampuan untuk melihat akibat-akibat yang mungkin terjadi sebagai akibat pilihan-pilihannya mengenai sekolah dan pekerjaan. d. Munculnya masalah prestasi itu berkaitan dengan perubahanperubahan jasmaniah pada masa pubertas, pada masa remajalah munculnya perbedaan prestasi belajar antara anak laki-laki dan anak perempuan, anak perempuan lebih menonjol dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial dan bahasa, sedangkan anak laki-laki lebih menonjol dalam mata pelajaran eksakto (terutama matematika) (Dimyati, 1990: 83). Sedangkan mengenai Pendidikan Agama Islam (PAI) masih belum mendapat tempat dan waktu yang proporsional, karena tidak termasuk kelompok mata pelajaran UAN. Selebihnya tujuan PAI mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam untuk menuai keberhasilan hidup (hasanah) di dunia bagi anak didik yang kemudian membuahkan kebaikan (hasanah) di akhirat kelak. PAI harus dijadikan tolak ukur dalam membentuk watak dan pribadi peserta didik, serta membangun moral bangsa (nation character building). Untuk itu dibutuhkan “Standar Kompetensi Spesifik PAI”, yaitu
dengan landasan Al Qur'an dan sunnah Nabi Muhammad SAW, siswa beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, yang tercermin dalam perilaku sehari-hari dalam hubungannya dengan Allah SWT. Sesama manusia, dan alam sekitar, mampu membaca dan memahami Al Qur'an, mampu beribadah dan bermuamalah dengan baik dan benar serta mampu menjaga kerukunan intern dan antar umat beragama. Kompetensi untuk jenjang taman kanak-kanak sebagai berikut : a. Hafal kalimat-kalimat thayyibah. b. Mulai tertanam keimanan kepada Allah SWT. c. Mulai terbiasa berlaku sopan dan santun kepada semua orang. d. Mulai mengenal ibadah. Kompetensi untuk jenjang sekolah dasar sebagai berikut : a. Mampu membaca Al Quran dengan benar. b. Beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitabkitabNya, rasul-rasulNya, hari kiamat, qadha dan qadar. c. Terbiasa berperilaku dengan sifat terpuji, menghindari sifatsifat tercela, dan bertatakrama dalam kehidupan sehari-hari. d. Mengenal
rukun
Islam
dan
mampu
melaksanakan
beribadah shalat, puasa, zakat fitrah, dan dzikir serta doa setelah shalat.
Kompetensi untuk jenjang sekolah menengah pertama sebagai berikut : a. Mampu membaca dan menulis ayat Al Qur'an serta mengetahui hukum bacaannya. b. Beriman kepada Allah SWT, malaikat-malaikatNya, kitabkitabNya, rasul-rasulNya, hari kiamat dan qadha dan qadar dengan mengetahui maknanya. c. Terbiasa berperilaku dengan sifat-sifat terpuji, menghindari sifat-sifat tercela, dan bertatakrama dalam kehidupan sehari-hari. d. Memahami ketentuan hukum Islam, tentang ibadah dan muamalah serta terbiasa mengamalkannya. e. Memahami dan mampu mengambil manfaat dan hikmah perkembangan Islam fase Makkah, Madinah, dan Khulafaur Rasydin serta mampu melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari (Majid, 2005: 147). Kompetensi untuk jenjang sekolah menengah ke atas sebagai berikut : a. Siswa mampu membaca ayat-ayat Al Qur’an dengan hukum bacaannya serta mampu memahmi isi kandungan ayat-ayat
Al
Qur’an
serta
kehidupan sehari-hari . Al Qur’an a) Surat Al-Mukmin ayat 67 b) Surat Asy-Syura ayat 38
mengamalkannya
dalam
c) Surat Ar-Ruum ayat 41-42 d) Surat Al-Jum’ah ayat 9-10 e) Surat Ar-Rahman ayat 23 f) Surat Al-Mukminuun ayat 12-14 g) Surat An-Nahl ayat 65-67 dan 69 h) Surat Al_An’am ayat 141 b. Siswa mampu memahami rukun iman dengan mengetahui fungsi dan hikmahnya serta direfleksikan dalam sikap, prilaku dan akhlak peserta didik pada dimensi kehidupan sehari-hari. c. Siswa mampu memahami dan mempraktekkan rukun islam, zikir dan do’a serta memahami ketentuan-ketentuan muamalat, munakahat, dan mawaris. Shalat, zakat, puasa, haji, dan umrah. d. Siswa terbiasa berakhalakul karimah (sifat terpuji) dan menghindari akhlakul mazmumah (sifat tercela) dan pandai mensyukuri nikmat Allah serta pemaaf antar sesamanya. e. Siswa mampu memahami perkembangan pemikiran islam di Indonesia, Asia, Eropa, dan Amerika serta mengambil manfaatnya. 2. Bentuk-bentuk prestasi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya a. Prestasi akademik
Prestasi akademik biasanya diukur dari nilai sehari-hari hasil tes, hasil belajar, dan lamanya bersekolah. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik selama masa remaja adalah: 1) Status sosial ekonomi Remaja-remaja yang status sosial orang tuanya baik, berkecukupan, mampu, kaya, menunjukan nilai yang lebih tinggi dalam tes hasil belajar dan lamanya bersekolah ketimbang mereka yang status sosial ekonomi orang tuanya rendah atau kurang menguntungkan. Orang tua yang berpendidikan tinggi sangat mungkin menyekolahkan anaknya hingga ke perguruan tinggi daripada orang tua yang kurang berpendidikan. Namun, ada pengecualian bahwa tidak semua anak yang orang tuanya berstatus sosial ekonomi tinggi akan memperoleh prestasi akademik yang baik pula. Bahkan terkadang mereka yang tidak mampu dalam sisi sosial ekonomi dapat meneruskan ke perguruan tinggi. 2) Perbedaan sosial ekonomi dalam kemampuan dan motivasi Orang dari tingkat menengah pada umumnya mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih tinggi ketimbang orang yang dari lapisan bawah. Dari lingkungan yang lebih baik itu anak-anak memperoleh perawatan kesehatan dan makanan yang lebih baik, yang menunjang prestasi gemilang pada tes-tes kecerdasan. Mengenai motivasi, beberapa latihan menunjukkan bahwa orang tua dari lapisan bawah cenderung tidak mendidik anak-anak
mereka dengan cara-cara yang mendorong berkembangnya motif berprestasi. Mereka tidak memandang pendidikan sebagai tujuan yang bernilai dan hanya memandangnya terutama sebagai jalan menuju keberhasilan kerja. b. Prestasi non akademik Prestasi non akademik tidak diukur dari nilai sehari-hari hasil tes, hasil belajar, dan lamanya bersekolah. Melainkan prestasi non akademik merupakan prestasi di luar pelajaran sekolah/kurikulum. Misalnya kegiatan ekstrakurikuler. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi non akademik selama masa remaja adalah: 1) Status sosial ekonomi Remaja-remaja yang status sosial orang tuanya baik, berkecukupan, mampu, kaya menunjukan nilai yang lebih tinggi dalam kegiatan ekstrakurikuler ketimbang mereka yang status sosial ekonomi orang tuanya rendah atau kurang menguntungkan. Orang
tua
yang
berpendidikan
tinggi
sangat
mungkin
mengharapkan anaknya mempunyai prestasi akademik dan non akademik yang baik. Namun, ada pengecualian bahwa tidak semua anak yang orang tuanya berstatus sosial ekonomi tinggi akan memperoleh prestasi non akademik yang baik pula. Bahkan terkadang mereka yang tidak mampu dalam sisi sosial ekonomi dapat meneruskan ke perguruan tinggi. 3) Perbedaan sosial ekonomi dalam kemampuan dan motivasi
Orang dari tingkat menengah pada umumnya mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih tinggi ketimbang orang yang dari lapisan bawah. Dari lingkungan yang lebih baik itu anak-anak memperoleh perawatan kesehatan dan makanan yang lebih baik, yang menunjang prestasi gemilang pada kegiatan ekstrakurikuler. Mengenai motivasi, beberapa latihan menunjukkan bahwa orang tua dari lapisan bawah cenderung tidak mendidik anak-anak mereka dengan cara-cara yang mendorong berkembangnya motif berprestasi. Mereka tidak memandang pendidikan sebagai tujuan yang bernilai dan hanya memandangnya terutama sebagai jalan menuju keberhasilan kerja Dari data di atas penulis menyimpulkan bahwa prestasi mata pelajaran PAI termasuk prestasi non akademik. Prestasi mata pelajaran PAI itu merupakan hasil penyusunan yang dicapai dari penanaman nilainilai Islam yang berlandaskan Al Qur'an dan sunnah Nabi Muhammad SAW melalui kompetensinya, dalam penelitian ini
mengacu pada
kompetensi sekolah menengah pertama dan tingkat menengah atas.
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Letak Pondok Pesantren Al Falah terletak di Jl. Bima No. 2, Dukuh, Ngemplak, kota Salatiga, yang ±2 km dari jalan jurusan Solo-Semarang. Jarak tersebut dapat ditempuh dalam waktu ±10 menit menggunakan angkutan umum nomor 9. Di sebelah barat Ponpes terdapat sebuah SMK Al Falah yang juga didirikan oleh KH.Zoemri RWS dengan tujuan agar para santri tidak hanya mengetahui ilmu agama, tetapi juga mengetahui ilmu umum (khususnya otomotif dan tata busana). Dan di sebelah timur terdapat jalan jurusan angkutan umum nomor 9. Sedangkan di sebelah utara dan selatan adalah rumah-rumah penduduk. Semua pondok pesanten mempunyai sejarah, termasuk pondok pesantren Al Falah. Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah, pada mulanya berdiri pada tahun 1986, pendirinya adalah KH. Zoemri RWS bersama istri beliau yang bernama Hj. Latifah. Pondok pesantren ini mulanya menerima dan menampung para santri putra dan putri dari lingkungan sekitar dan diikuti santri dari daerah lain.
Karena
membutuhkan pendidikan yang lebih mapan maka pada tahun 1990 KH. Zoemri mendirikan Madrasah Diniyah, dengan materi pelajaran khusus pelajaran agama. Adapun lama belajar adalah 6 tahun. Melihat kebanyakan
santri di sekolah umum maka pengajian Madrasah Diniyah dimulai ba’da ashar (15.30 WIB), kemudian dilanjutkan ba’da magrib sampai ba’da isya’ (±1 jam), kemudian dilanjutkan lagi ba’da subuh sampai jam 6 pagi. Pada tahun 1995 ada kurikulum pembelajaran tambahan berupa ekstra pesantren antara lain: kursus bahasa Inggris, kaligrafi, khitabiyah, Qiro’atul Qur’an, bahasa Arab dan menjahit. Kemudian selang 10 tahun pada tahun 2005 mendirikan SMK Al Falah dengan jurusan otomotif dan tata busana. 2. Jumlah Santri Para pelajar pesantren yang biasa disebut santri umumnya terdiri dari santri putra dan putri. Santri-santri ponpes Al Falah selain belajar di pondok, mereka juga ada yang belajar di sekolah umum dari jenjang pendidikan SD-SMA sederajat. Tahun 2010-2011 jumlah santrinya sebanyak 144 yang terdiri dari 89 santri perempuan dan 55 santri lakilaki. Berikut data santri Al Falah: TABEL I DAFTAR SANTRI AL FALAH SALATIGA NO
JENJANG
TAHUN 2010-2011 SANTRI SANTRI
JUMLAH
PENDIDIKAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
1
SD
1
-
1
2
SMP
20
12
32
3
SMA/SMK
36
34
70
4
PERGURUAN
32
6
38
UMUM
-
3
3
JUMLAH
89
55
144
TINGGI 5
3. Tingkat Pendidikan Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di ponpes ini menggunakan sistem klasikal. Terdapat dua tingkat pendidikan yaitu ula dan wustho. Adapun jadwal pelajarannya sebagai berikut: TABEL II NO KELAS
PELAJARAN
WAKTU
HARI
PENGAJAR
1.
Aqidatul awwam
BA
Selasa-
KH.M. Zoemri
Rabu-
RWS
1 Ula
Kamis Sifaul Jinan
BI
Sabtu-
Siti Manzilah
AhadSenin Fasholatan
BA
Sabtu-
Dayu
Ahad-
Mustaufid
Senin Risalatul Mahidh BI
Kamis
Hj. Latifah
Risalatul Quro’
Selasa-
Khusnul
Rabu
Khotimah
BI
Al Qur’an
BS
Setiap hari
Nur Shoim
Bahasa Arab
Jam 09.00
Ahad
Neneng Sa’baniyah
2.
2 Ula
Alala
BS
Ahad
Ali Musta’in
Ta’lim
BA
Sabtu-
KH.
Ahad-
Zoemri RWS
Muta’alim
Senin Aswaja
BA
SelasaRabu-
Pak Edi
M.
Kamis Safinatun Najah
BI
Setiap hari
Dayu Mustaufid
Bahasa arab
Jam 09.00
Ahad
Gunawan Laksono Aji
3,
3 Ula
Al Qur’an
BS
Setiap hari
Ali Musta’in
Arbain Nawawi
BA
Setiap hari
Gunawan Laksono Aji
Al Jurumiyah
BI
Jumat-
KH.
M.
Sabtu-
Zoemri RWS
Ahad Shorof
BI
Senin-
KH.
M.
Selasa-
Zoemri RWS
Rabu Sulam Taufiq
BS
Setiap hari
Dayu Mustaufid
Bahasa Arab
Jam 09.00
Ahad
Dayu Mustaufid
4
1 Wustho
Qowaidul I’rob
BI
Selasa-
Nur Shoim
RabuKamis Al Imriti
BI
Sabtu-
Ali Musta’in
AhadSenin Matnul Ghoyah
BS
Setiap hari
KH.
M.
Zoemri RWS 5.
2 Wustho
Al Fiyah 1
BM
Setiap hari
KH.
M.
Zoemri RWS
6.
3 Wustho
Fatkhul Mu’in 1
BI
Setiap hari
Nur Shoim
Fatkhul Mu’in 2
Ba’da
Setiap hari
KH.
M.
kelas 3 ula 7.
Umum
Durrotun
BS
Zoemri RWS Ahad
Nasihin
KH.
M.
Zoemri RWS
Keterangan: BA : ba’da ashar BI : ba’da isya’ BS : ba’da subuh BM : ba’da magrib
4.
Pengurus Ponpes Dalam Ponpes tentu membutuhkan pengurus. Agar segala kegiatan di pesantren dapat berlangsung dengan baik. Berikut pengurus Ponpes Al Falah: PENGURUS PPTI AL FALAH PERIODE 2010/2011 Ketua
Sekretaris
Bendahara
Seksi-seksi
I
: Nur Ahmad Al Faruqi
II
: Zakiyyah Maghfur
I
: Rahmat yuli Setiawan
II
: Siti Manzilah
I
: Gunawan Laksosno
II
: Nadziroh N.C
·
Diklat I
·
: M Arifin
II
: Ana Masykuroh
III
: Yanti Nuhayanti
IV
: Imama Qudrotul Aini
Keamanan
·
I
II
: Siti Malikhah
III
: Neneng Sa’baniyah
IV
: Khayyaulin Najah
Kebersihan
·
: Dayu Mustafid
I
: M. Imamuddin
II
: Uswatun Khasanah
III
: Nur Hasanah
Perlengkapan I II
·
: Agus Ristiyanto
: Muslikhatun Umami
Ketua komplek -
Komplek A
: Cecep Priyatna
-
Komplek C (Pa)
-
Komplek B
: Indah Ziyadatul A.
-
Komplek D
: Khusnul khotimah
: Munawir
B. Penyajian Data Data yang diperoleh dari instrumen penelitian yang berupa angket dan nilai raport mata pelajaran PAI adalah sebagai berikut: TABEL III No Responden P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P1
Jmlh
Nilai
0
PAI
1
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
28
92
2
3
3
2
2
1
3
1
3
3
3
24
92
3
2
3
3
3
2
3
3
2
1
3
25
91
4
2
3
2
2
2
3
2
3
2
2
23
80
5
2
3
3
3
2
3
3
2
3
3
27
86
6
1
3
2
3
2
3
1
3
1
2
21
85
7
2
3
2
3
2
3
1
3
3
2
24
89
8
3
3
2
3
1
3
2
3
2
2
24
80
9
3
2
2
3
3
2
3
3
3
2
26
90
10
3
2
2
3
2
3
1
3
1
2
22
82
11
2
2
2
3
1
3
2
3
2
2
22
90
12
3
3
2
3
2
2
2
2
2
3
24
92
13
1
3
2
3
2
3
3
2
3
2
24
90
14
3
3
2
2
2
3
3
3
3
3
27
85
15
2
2
2
3
2
3
1
1
1
2
19
82
16
2
3
2
3
2
3
2
3
2
2
24
90
17
2
3
2
3
2
3
2
3
1
2
23
92
18
3
2
2
2
2
3
2
3
1
2
22
80
19
2
3
2
2
2
3
2
2
3
2
23
82
20
2
3
2
3
1
3
3
3
3
3
26
85
21
2
3
2
2
2
3
2
2
2
3
23
89
22
3
2
1
2
2
2
1
3
1
2
19
82
23
3
3
1
2
3
3
2
3
3
3
28
88
24
2
3
2
1
2
3
1
2
1
3
20
78
25
2
2
2
2
2
3
3
2
3
3
24
83
26
3
3
2
2
2
3
2
2
1
3
23
80
27
2
3
2
2
3
3
3
2
2
2
24
82
28
2
2
1
3
3
3
1
3
1
2
21
80
29
2
3
3
3
1
3
3
1
3
2
24
82
30
3
2
1
1
1
2
2
3
1
1
17
76
BAB IV ANALISA DATA A. Analisis Deskriftif Tiap Variabel Dari tabel penyajian data diperoleh tentang hasil angket siswa nyantri dapat diketahui bahwa nilai tertinggi untuk variabel X adalah 28 dan nilai terendah adalah 17, berdasarkan tabel tersebut dapat dilakukan analisa sebagai berikut: R=H–L+1 H = Angka tertinggi (28) L = Angka terendah (17) Dapat diketahui interval dengan rumus =
range jumlah int erval
R = 28 – 17 + 1 R = 11 + 1 R = 12 Sehingga dapat diketahui interval nilai
range jumlah int erval
i=
i=
12 3
i=4
Tabel IV interval hasil nilai angket sebagai berikut:
NO
INTERVAL
1
25-28
2
21-24
3
17-20
Sedangkan untuk variabel Y diperoleh nilai tertinggi 92 dan nilai terendah 76. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilakukan analisa sebagai berikut: menentukan kualifikasi dan interval nilai dengan cara menentukan range: R=H–L+1 H = Angka tertinggi (92) L = Angka terendah (76) Dapat diketahui interval dengan rumus =
range jumlah int erval
R = 92 – 76 + 1 R = 16 + 1 R = 17 Sehingga dapat diketahui interval nilai
range jumlah int erval 17 i= 3 i=
i = 5,66 i=6
Dengan demikian, diperoleh interval nilai sebagai berikut:
Tabel V Interval Nilai Raport NO
INTERVAL
1
88-92
2
82-87
3
76-81
TABEL VI Data Frekuensi Mean Aktivitas Siswa Nyantri No
X
F
FX
1.
17
1
17
2.
19
2
38
3.
20
1
20
4.
21
2
42
5.
22
3
66
6.
23
5
115
7.
24
9
216
8.
25
1
25
9.
26
3
78
10.
27
2
54
11.
28
1
28
30
699
Total
Keterangan: X = nilai kualitas hasil angket siswa nyantri F = jumlah responden
FX = perkalian antara jumlah responden dengan nilai kualitas angket siswa nyantri Sehingga nilai rata-rata (Mean) untuk aktivitas siswa nyantri adalah:
å FX
M= M=
N 699 30
M = 23,300
[
Jadi nilai rata-rata untuk aktivitas siswa nyantri adalah 23,3. TABEL VII Data Frekuensi Mean Prestasi Belajar Mata Pelajaran PAI No
Y
F
FY
1.
76
1
76
2.
78
1
78
3.
80
5
400
4.
82
6
492
5.
83
1
83
6.
85
3
255
7.
86
1
86
8.
88
1
88
9.
89
2
178
10.
90
4
360
11.
91
1
91
12.
92
4
368
30
2555
Total
Keterangan:
Y = nilai hasil raport mata pelajaran PAI F = jumlah responden FY = perkalian antara jumlah responden dengan nilai raport Sehingga nilai rata-rata (Mean) untuk prestasi belajar mata pelajaran PAI adalah:
å FY
M=
N 2.555 M= 30 M = 85,1667 Jadi nilai rata-rata untuk prestasi belajar mata pelajaran PAI adalah 85,2. B. Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara siswa nyantri dngan prestasi mata pelajaran PAI peneliti menggunakan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut:
=
Keterangan: koefisien korelasi antara x dan y
S XY : jumlah hasil kali skor X dan Y yang berpasangan
S X : jumlah skor dari instrumen angket aktivitas siswa nyantri S Y : jumlah skor dari nilai raport mata pelajaran PAI S x2 : Jumlah skor x yang dikuadratkan S y2 : Jumlah skor y yang dikuadratkan N
: Jumlah responden
Untuk selanjutnya dapat lihat tabel di bawah ini. TABEL VIII Hubungan Aktivitas Siswa Nyantri Dengan Prestasi Belajar Mata pelajaran PAI pada Santri Pondok Pesantren Al-Falah Salatiga Responden
X
Y
X2
Y2
XY
1
28
92
784
8464
2.576
2
24
92
576
4864
2.208
3
25
91
625
8281
2.275
4
23
80
529
6400
1.840
5
27
86
729
7396
2.322
6
21
85
441
7225
1.785
7
24
89
576
7921
2136
8
24
80
576
6400
1920
9
26
90
676
8100
2340
10
22
82
484
6724
1804
11
22
90
484
8100
1980
12
24
92
576
4864
2208
13
24
90
576
8100
2160
14
27
85
729
7225
2292
15
19
82
361
6724
1558
16
24
90
576
8100
2160
17
23
92
529
4864
2116
18
22
80
484
6400
1760
19
23
82
529
6724
1886
20
26
85
676
7225
2210
21
23
89
529
7921
1560
22
19
82
361
6724
1558
23
26
88
676
7744
2288
24
20
78
400
6084
1560
25
24
83
576
6889
1992
26
23
80
529
6400
1840
27
24
82
576
6724
1968
28
21
80
441
6400
1680
29
24
82
576
6724
1968
30
17
76
289
5776
1292
699
2555
16.469
218.278
59.732
Hasil dari tabel kerja diatas sebagai berikut: ∑XY : 59.732
∑Y : 2555
∑X
∑Y2: 218.278
: 699
∑X2 : 16.469
N
: 30
Untuk mencari koefisien korelasi antara variabel x dengan y, peneliti menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:
=
=
=
=
=
=
= 0,567 C. Pembahasan Melihat hasil perhitungan diatas nilai rxy adalah 0,567, kemudian sebagai langkah akhir dalam menganalisis data-data dari hasil penelitian lapangan menguji hipotesis yang diajukan dalam BAB I, yaitu hubungan aktivitas siswa nyantri dengan prestasi belajar mata pelajaran PAI di Ponpes Al Falah Salatiga.
Analisis ini untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut, sehingga data lapangan dapat menjawab hipotesis yang diajukan dan dapat diterima. Untuk menguji hipotesis syaratnya dengan membandingkan nilai rxy dengan r table dengan kemungkinan
a. Jika rxy lebih besar dari nilai r tabel 5%, maka signifikan atau Ha diterima dan Ho ditolak b. Jika rxy lebih kecil dari nilai 5%, maka non signifikan atau Ha ditolak dan Ho diterima Dengan melihat rxy (0,567) lebih besar rt (0,361) dengan N = 30, maka hipotesis penelitian menyatakan bahwa ada hubungan antara aktivitas siswa nyantri dengan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah umum.
BAB V PENUTUP C. Kesimpulan 1. Aktivitas santri di Pondok Pesantren Al Falah diisi dengan kegiatan mengaji. Kegiatan mengaji ini setiap harinya dimulai dari ba’da subuh kemudian ba’da asar, ba’da mahrib dan ba’da isya. Pada ba’da dhuhur tidak ada kegiatan mengaji, dikarenakan sebagian besar santri masih mengikuti kegiatan belajar di sekolah umum. 2. Siswa nyantri lebih banyak mendapatkan pelajaran agama Islam dibandingkan siswa sekolah umum yang tidak tinggal di pesantren, sehingga prestasinya cenderung lebih baik. 3. Siswa nyantri memiliki hubungan dengan prestasi mata pelajaran agama Islam. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui penelitian pada siswa menengah yang nyantri di Pondok Pesantren Al Falah Kota Salatiga. Hasil korelasi menunjukkan r (hitung) > r (tabel), yaitu 0,567 > 0,361.
D. Saran 5. Alangkah baiknya orangtua lebih memperhatikan masa depan anaknya dengan membuat mereka mandiri di pesantren. Dan yang paling utama untuk membekali mereka nilai-nilai keislaman sebagai benteng dari globalisasi yang dapat memberi dampak negatif.
6. Pendidikan Agama Islam di pesantren akan sangat membantu anak yang bersekolah di lembaga pendidikan umum untuk memperoleh prestasi yang baik dan dapat diamalkan sepanjang hayat. 7. Bagi umat Islam yang merasa pendidikan agamanya masih kurang, sebaiknya segera mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, salah satunya melalui pesantren. Karena ALLAH sangat menyayangi umatNya yang tidak henti menuntut ilmu. Kita akan sulit menghayati kebesaran ALLAH jika tidak belajar. Akhirnya penulis panjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas ridhoNya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa tidak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan skripsi ini pasti masih banyak kekurangan di banyak sisi. Kritik yang membangun sangat saya harapkan. Dan semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi penulis, STAIN Salatiga dan pembaca. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi. Ilmu Pendidikan Islam. 1992. Jakarta: Rineka Cipta Al Quran, 2000. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. 1996. Jakarta: Rineka Cipta. Data Statistik Pondok Pesantren Al-Falah Salatiga. Tahun 2011. Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1988. Jakarta: Balai Pustaka Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. 1993. Yogyakarta: Yp. FK Psykologi UGM. Madjid, Nurcholish. Modernisasi Pesantren: Kritik Nurcholish Madjid Terhadap Pendidikan Islam Tradisional. 2002. Jakarta: Ciputat Press Mahmud, M. Dimyati. Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Terapan. 1990. Yogyakarta: BPFE. Majid, Abdul. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004). Muslim. Aplikasi Statistik. 1996. Semarang: Fakultas Tarbiyah. Siraj,
Said
Aqil.
Pemberdayaan
Pesantren.
Menuju
Kemandirian
dan
Profesionalisme Santri dengan Metode Daurah Kebudayaan. 2005. Yogyakarta: Pustaka Pesantren. Roihan, Rijal. Kapita Selekta Pondok Pesantren. 2002 Setyorini, Pradiyati, Andi Alifah, Ujang Sutisna. Pola Pemberdayaan Masyarakat melalui Pondok Pesantren. 2003: Depag. Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian. 1997. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan Islam. 2000. Bandung: Pustaka Setia.
Poerwadarminta, W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi III. 2006. Jakarta: Balai Pustaka. www.wikipedia.com