HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AHKLAK DENGAN KEPATUHANNYA TERHADAP TATA TERTIB SEKOLAH (Studi Kasus Di MTs. Al-Mabrur Mauk Kab. Tangerang)
Oleh: AHMAD LANTAR SUHERI NIM:102011023489
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2006 M/1427 H
HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AHKLAK DENGAN KEPATUHANNYA TERHADAP TATA TERTIB SEKOLAH (Study Kasus Di MTs. Al-Mabrur Mauk Kab. Tangerang)
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu ( S 1 ) Jurusan Pendidikan Agama Islam
Oleh: AHMAD LANTAR SUHERI NIM:102011023489 Di bawah Bimbingan:
Drs. SAFIUDIN SHIDDIQ. M.Ag NIP. 150 299 477
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2006 M/1427 H
KATA PENGANTAR Alhamdulillah puja serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT pemberi hidayah, rahmat dan inayah kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SWT, pembawa kebajikan, pendobrak kebatilan dan kebiadaban, penuntun manusia dari kegelapan kepada cahaya terang benderang dan dari kemusyikan kepada tauhid serta langkahnya selalu diridhai oleh Tuhan. Kondisi yang sesulit apapun penulis mencoba untuk menyelesaikan pembuatan skripsi ini. Alhamdulillah dengan himmah dan kerja keras sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan juga. Tentu saja semua adalah berkat kemurahan Allah swt bahwa dengan kehendak-Nya segala apapun dapat terwujudkan. Dalam pembuatan skripsi ini, penulis begitu banyak mendapat bantuan, baik moril maupun materil dari berbagai pihak, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan meskipun masih terdapat kekurangan-kekurangan yang perlu dibenahi, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Dekan, Prof. Dr Rosyada, M.A dan Prof. Dr. Aziz Fakhurazi, M.A selaku Pembantu Dekan dan para Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pendidikan dan pengajaran selama masa pendidikan penulis. 2.
Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Drs.A Fatah Wibisiono, M.A dan Drs. Safiuddin Shiddiq, M.Ag selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam beserta staf Akademik Jurusan Pendidikan Agama Islam. Semoga Allah SWT memberikan berkah serta rahmat kepada Bapak/ibu sekalian.
3.
Bapak Drs, Safiudin Shidiq,M.Ag, yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4.
Keluarga besar Yayasan Da’wah Islamiyah Al-Mabrur, khususnya kepada Bapak H.Awi Nahrawi, SA.g beserta istri selaku kepala Yayasan Da’wah
Islamiyah Al-Mabrur yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian skripsi sehingga sampai selesai. 5.
Keluarga Besar Pontren Salafi Al-Jufri, khususnya kepada Drs.Syafawi Abdul Halim beserta istri yang telah memberikan saran dan motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini
6.
Keluarga Besar Pondok Pesantern Modern Daarul Muttaqien, khususnya kepada KH. Drs. Ahmad Shonhaji Khalili beserta para guru yang telah memberikan saran dan do’anya dalam penyusunan skripsi ini
7.
Kedua orang tua penulis yang penulis cintai Bapak Surdi dan Ibunda tercinta Halimah Sa’diyah yang telah mencurahkan segala kasih sayang, do’a dan usahanya yang tidak mungkin dapat terbalas oleh penulis. Semoga segala daya upaya yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT. Amin ya rabbal ‘alamin.
8.
Bibiku
tercinta, Khaerul Bariyah yang memberikan motivasi kepada
penulis dalam menyelesaikan kuliah secara umum dan khususnya skripsi. 9.
Neng Marhamahku Chayang yang telah membangkitkan motivasi serta memulihkan penulis dikala penulis merasa jenuh dan lelah, senyummu adalah penawar lelahku, semoga Allah SWT meridhoi langkah kita.Amien
10. Teman-teman dekatku yang tidak mungkin dituliskan satu persatu, yang jelas You Are Is My Best friend. Oh ya!!!!! Spesial to Hisyam el-Gharutie (Alias Iie tea) Nawir (yang Punye Cakung thanks atas editingnya), Pay, Chy, Asad (Eet), Aziz, Iqbal, Hendro, Acan dan Habib. 11. Akhirnnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap pihak langsung atau tidak langsung yang terlibat dalam pembuatan skripsi ini dan penulis tidak akan pernah lupa akan jasa-jasa yang telah temanteman berikan. Penulis Jakarta, 20 Oktober 2006
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
i iii
....................................................................................... DAFTAR
ISI
v
TABEL
1
..................................................................................................... DAFTAR .............................................................................................
7
BAB I
8
PENDAHULUAN A. Latar
Belakang
Masalah
8
....................................................... B. Identifikasi,
Pembatasan
dan
Rumusan
Masalah
.................. C. Tujuan
Penelitian
dan
Manfat
Penelitian
9
Penulisan
12
............................. D. Sistematika
19
..........................................................
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA,
KERANGKA
BERFIKIR
23
Belajar
31
DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Pengertian,
Tujuan
....................................................
33
B. Pengertian Prestasi Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya ................................................................ C. Materi dan Tujuan Mata Pelajaran Aqidah Akhlak ............. D. Konsep Kepatuhan dan Kegunaan Terhadap Tata Tertib Sekolah
Serta
Ciri-Cirinya
................................................... E. Hubungan Antara Prestasi Belajar Siswa dengan Kepatuhannya
Terhadap
Tata
Tertib
Sekolah
.................... F. Kerangka
Berfikir
................................................................ G. Hipotesis
Penelitian
34
............................................................
BAB III
35
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat
dan
Waktu
Penelitian
36
............................................... B. Metode
Penelitian
dan
........................................
Definisi
38 39
................................................................. C. Variabel
35
Operasional
40 42
45 48
D. Populasi
dan
Sampel
............................................................ E. Pengukuran
dan
Pengamatan
Variabel
Penlitian
................. F. Teknik
Pengumpulan
Data
.................................................... G. Teknik
Analisa
Data
............................................................
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi
Data
....................................................................... B. Analisa
Data
.......................................................................... C. Pengujian
Hipotesis
............................................................. D. Penafsiran dan Pembahasan Temuan Hasil Penelitian .........
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...........................................................................
B. Saran-saran ........................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 3.1
Sampel
39
Keadaan Guru dan Pegawai MTs Al-Mabrur Tahun
47
pelajaran
48
Daftar
Penelitian............................................................. Tabel 4.1
Tabel 4.2
2005/2006
...................................................................................
48
Keadaan
49
Siswa
MTs.
Al-Mabrur
Tahun
Pelajaran
49
2005/2006 ... Tabel 4.3
50
Datang ke Sekolah Sebelum Bel Masuk
..................................... Tabel 4.4
Mengikuti
Kegiatan
Ekstrakurikuler
51
.......................................... Tabel 4.5
Mengikuti
Kegiatan
Upacara
Hari
Senin
52 52
................................... Tabel 4.6
50
Sekolah
53
Menerima Teguran Guru karena Melakukan Pelanggaran
53
terhadap
54
Memakai
Seragam
Lengkap
ke
.................................... Tabel 4.7
Tata
Tertib
Sekolah
...................................................... 55
55
Tabel 4.8
Selalu Mengucapkan Salam Jika Siswa Bertemu Guru
.............. Tabel 4.9
Menghubungi Guru Piket jika Datang ke Sekolah
Kesiangan .... Tabel 4.10
Bolos dari Sekolah dan Tidak Memberitahu Pihak Sekolah
...... Tabel 4.11
Membayar
Uang
Sekolah
Tepat
Pada
Waktunya
....................... Tabel 4.12
Keluyuran Jika Guru Tidak Hadir Di Sekolah Dan Mengganggu Teman Lainnya Yang Sedang Belajar ..................
Tabel 4.13
Melaksanakan Piket Kelas sesuai jadwal yang sudah
Disusun .. Tabel 4.14
Melanggar Tata Tertib Sekolah Selalu Menerima Sanksi Dengan
Penuh
Tanggung
Jawab
................................................. Tabel 4.15
Melakukan Kegaduhan atau Kekacauan di Kelas Jika Pelajaran
Tidak
Disenangi
.......................................................................... Tabel 4.16
Meminta Izin kepada Guru Piket jika ada Urusan atau Sakit
57
..... Tabel 4.17
56
Menyontek
...........................................
Ketika
Sedang
Ulangan 57 58 58
49
Tabel 4.18
Mengingatkan Teman Untuk Tidak Melakukan Kegaduhan Jika
Guru
Tidak
Hadir
................................................................ Tabel 4.19
Meminta Tugas Ke Piket Jika Guru Tidak Hadir
....................... Tabel 4.20
Berurusan dengan Guru BP karena Menggangu Teman
............. Tabel 4.21
Mengirim Surat Yang Ditanda Tangani Orang Tua Jika Tidak
Masuk
Karena
Sakit
Atau
Izin
.................................................... Tabel 4.22
Malas Ke Sekolah Dan Mengajak Temannya Untuk Tidak Masuk
Sekolah
Dengan
Tidak
Mengirim
Surat
.......................... Tabel 4.23
Hubungan Antara
Prestasi Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Aqidah Akhlaq Dengan Kepatuhan Siswa Terhadap
Tata
Tertib
Sekolah
........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan secara umum dan luas berarti segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan.1 Kedewasaan yang dimaksud yaitu dapat membedakan perbuatan, tindakan dan pemikiran yang baik dan buruk. Sosok manusia dewasa yang sudah terisi secara penuh dengan ilmu pengetahuan serta memiliki integritas moral yang tinggi adalah manusia-manusia yang selalu siap baik jasmani maupun rohani.2 Istilah Pendidikan berkenaan dengan fungsi yang luas dari pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat terutama membawa warga masyarakat yang baru (generasi muda) bagi penuaian kewajiban dan tanggung jawabnya di dalam masyarakat. Pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas dari pada proses yang berlangsung di sekolah saja. Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang esensial yang mengalami proses dan melembaga dalam pendidikan formal yang tetap berhubungan dengan proses Pendidikan informal di luar sekolah3
1
M. Ngalim Purwanto MP., Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), Cet.ke-9, h. 11 2 H.A. Hafidz Dasuki, Pembinaan Pendidikan Agama, (Jakarta: Depag RI, 1982), h. 40 3 Tim Dosen IKIP Malang, Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1988), Cet. Ke-3 h. 4
Proses pendidikan merupakan salah satu usaha dalam rangka meningkatkan potensi sumber daya manusia dalam masyarakat. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam kehidupan suatu bangsa dan negara, karena maju mundurnya suatu bangsa bergantung kepada hasil pendidikan yang berlaku pada suatu bangsa pada saat tertentu. Sebagaimana diutarakan oleh M. Natsir bahwa : “Tidak ada suatu bangsa yang terbelakang menjadi maju, melainkan sesudahnya mengadakan anak-anak
dan
pemuda
mereka”4
dan memperbaiki pendidikan
Dalam
persfektif
agama
Islam,
melaksanakan pendidikan merupakan kewajiban bagi setiap umat Islam untuk memperoleh ilmu pengetahuan, Berkaitan dengan hal tersebut, Nabi Muhammad SAW. Bersabda :
ﻗﺎل رﺳﻮل ﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ:ﻋﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺳﻴﺮﻳﻦ ﻋﻦ اﻧﺲ ﺑﻦ ﻣﺎﻟﻚ ( ﻃﻠﺐ اﻟﻌﻠﻢ ﻓﺮﻳﻀﺔ ﻋﻠﻰ آﻞ ﻣﺴﻠﻢ )رواﻩ اﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ:وﺳﻠﻢ Artinya: “Dari Muhammad bin Sayroni dari Annas bin Malik ra. Berkata: telah bersabda Rasulullah SAW: Mencari ilmu itu wajib bagi setiap orang muslim” (H.R. Ibnu Majah)5 Berdasarkan dengan Hadits diatas dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa orang yang memiliki ilmu pengetahuan akan mendapatkan derajat yang tinggi di sisi Allah SWT, sebagaimana Firman Allah SWT dalan
Surat Al-
Mujaadillah ayat 11 yang berbunyi :
4
M. Natsir, Kapita Selekta, (Bulan Bintang : Jakarta, 1994) h. 77 Muhammad Fuad Abdul baihaqi, Al-Mu'jam Al-Mufarrash al-alfadz al muhaditsin anNabawi (Madinah Al-Munawarah, 1962) h. 10 5
ت ٍ ﻦ أُو ُﺗﻮا ا ْﻟ ِﻌ ْﻠ َﻢ َد َرﺟَﺎ َ ﻦ ءَا َﻣﻨُﻮا ِﻣ ْﻨ ُﻜ ْﻢ وَاﱠﻟﺬِﻳ َ َﻳ ْﺮ َﻓ ِﻊ اﻟﱠﻠ ُﻪ اﱠﻟﺬِﻳ Artinya: “Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat kepada orangorang yang beriman di antaramu dan orang orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. (Q.S. Al-Mujaadillah:11) Dengan demikian pendidikan merupakan hal yang penting dan harus menjadi perhatian utama oleh seluruh warga masyarakat khususnya masyarakat Islam. Keberadaan lembaga Pendidikan dalam hal ini madrasah merupakan sarana untuk melaksanakan pendidikan tersebut. Di madrasah
diajarkan
Berbagai mata pelajaran baik pelajaran umum maupun agama sesuai dengan porsinya masing-masing. Mata pelajaran Aqidah Akhlak merupakan sub mata pelajaran pada tiap jenjang pendidikan yang membahas tentang ajaran Agama Islam dalam segi Aqidah dan Akhlak. Mata pelajaran ini juga merupakan bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang memberikan bimbingan kepada siswa agar memahami, menghayati meyakini kebenaran ajaran Islam serta bersedia mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini mengandung pengertian bahwa pelaksanaan mata pelajaran Aqidah
Akhlak di madrasah
dalam kegiatan belajar mengajar harus
dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan agar peserta didik
mampu meyakini,
memahami dan mengamalkan ajaran Agama Islam dengan benar dan bersedia untuk mengamalkan ajaran-ajaran Islam itu dalam kehidupan sehari-hari”.6 Adapun materi Aqidah Ahklak yang diajarkan di sekolah khususnya di madrasah menurut jenjang dan tingkatan masing-masing adalah sebagai berikut: 1. Materi Aqidah Akhlak Untuk Kelas 1. a. Tentang sifat-sifat Allah SWT b. Sifat-sifat wajib bagi Allah SWT c. Sifat-sifat mustahil Allah SWT d. Akhlak tercela riya, kufur, syirik, nifak e. Perilaku kehidupan f. Iman kepada kitab-kitab Allah SWT g. Kitab Alquran h. Fungsi Alquran i. Perilaku sahabat 2. Materi Aqidah Akhlak untuk Kelas 2 a. Iman kepada malaikat b. Makhluk ghoib selain malaikat c. Ahklak mahmudah kepada Allah SWT d. Iman kepada kitab-kitab Allah SWT e. Sifat-sifat terpuji f. Iman kepada Rasul-rasul Allah SWT g. Mukjizat h. Akhlak kepada ulama dan ulil amri 3. Materi Aqidah Akhlak untuk Kelas 3 a. Iman kepada qodha dan qodar b. Iman kepada hari akhir c. Sifat-sifat tercela d. Iman kepada Rasul-rasul Allah SWT e. Mukjizat para nabi Adapun fungsi mata pelajaran Aqidah Akhlak yang diajarkan di sekolah khususnya di madrasah adalah sebagai berikut:
6
Depag RI, Petunjuk Teknis Mata Pelajaran Aqidah Akhlak, ( Jakarta : Bimbaga Islam, 1997) h. 5-6
1. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. 2. Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran agama Islam dalam kehidupan seharihari. 3. Pencegahan, yaitu untuk menjaga hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya demi menuju manusia Indonesia seutuhnya. 4. Pengajaran, yaitu menyampaikan informasi dan pengetahuan keimanan dan akhlak”7 Sedangkan mengenai tujuan dari mata pelajaran Aqidah Akhlak adalah sebagai berikut : a. Memberikan pengetahuan penghayatan dan keyaninan kepada siswa akan hal-hal yang harus diimani, sehingga tercermin dalam sikap dan tingkah lakunya sehari-hari. b. Memberikan pengetahuan, penghayatan dan kemauan yang kuat untuk mengamalkan akhlak yang baik, dan menjauhi akhlak yang buruk, baik dalam hubungannya dengan Allah SWT, dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia maupun dengan alam lingkungannya.” c. Memberikan bekal kepada siswa tentang Aqidah Akhlak untuk melanjutkanpelajaran ke jenjang pendidikan berikutnya.8 Dari uraian di atas jelas bahwa mata pelajaran Aqidah Akhlak berisikan tentang hubungan manusia dengan Allah SWT. yang menyangkut keimanan, hubungan manusia dengan manusia yang menyangkut pergaulan sesama manusia dan hubungan manusia dengan lingkungannya yakni akhlak manusia terhadap lingkungannya. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak disampaikan kepada siswa tingkat madrasah sebanyak 2 jam pelajaran
dalam seminggu pertatap muka.
Keberhasilan siswa dalam mengikuti semua mata pelajaran yang diajarkan di madrasah, tidak terlepas dari bagaimana proses belajar mengajar di sekolah 7
Depag RI, , Garis-garis Besar Program Pengajaran Aqidah Akhlak, (Jakarta : Dirjen Bimbaga Islam, 1995), h. 1 8 Ibid. h. 2
berlangsung apakah dapat berjalan secara kondusif atau tidak, sehingga dapat membangkitkan disiplin dalam belajar pada diri siswa. Jika dilihat dari tujuan setelah mempelajari mata pelajaran Aqidah Akhlak adalah peserta didik mengetahui, memiliki dan membiasakan akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari, .baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Penerapan akhlak dalam kehidupan sehari-hari berkaitan erat dengan kepatuhan terhadap tata tertib sekolah. Secara teoritis jika akhlak peserta didik baik maka mereka tentu mentaati segala peraturan yang berlaku di sekolah. Begitupun prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak tidak menutup kemungkinan adanya hubungan dengan kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah. Atas pokok-pokok pikiran dan kenyataan pendidikan, penulis tertarik melakukan penelitian mengenai hubungan
prestasi belajar siswa mata
pelajaran Akidah Akhlak dengan kepatuhan terhadap tata tertib sekolah , yang dituangkan dalam sebuah Penelitian yang berjudul : “HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DENGAN KEPATUHANNYA TERHADAP TATA TERTIB SEKOLAH (Studi Kasus Di MTs. Al-Mabrur Mauk Kab. Tangerang)”.
B. Identifikasi, Pembatasan Masalah Dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dapat penulis identifikasi permasalahannya sebagai berikut sebagai berikut : 1. Bagaimana prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di MTs. Al-Mabrur Mauk Kab Tanggerang? 2. Bagaimana kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah ? 3. Seperti apa hubungan antara prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak dengan kepatuhannya terhadap tata tertib sekolah ? 2. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, jelaslah bahwa permasalahan yang tercakup dalam topik tersebut cukup luas, oleh karena keterbatasan yang ada pada penulis, maka permasalahannya penulis batasi pada : 1. Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak yang ditunjukan oleh nilai hasil belajar siswa pada semester ganjil
Tahun Pelajaran
2005/2006 2. Kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah maksudnya tidak pernah melanggar terhadap tata tertib yang sudah diterapkan di Sekolah. 3. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka permasalahan yang diteliti dirumuskan sebagai berikut : “Apakah terdapat hubungan antara prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak dengan
kepatuhannya terhadap tata tertib sekolah di MTs Al-Mabrur Mauk Kab. Tanggerang? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menelaah dan menguji kebenaran hipotesis mengenai prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak dan kepaatuhannya terhadap tata tertib sekolah di MTs Al-Mabrur Mauk Kab Tanggerang.
D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Dapat dijadikan masukan bagi guru dan kepala sekolah untuk senantiasa meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak dan meningkatkan kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah. 2. Untuk mengetahui taraf kepatuhan siswa terhadap aturan atau tata tertib yang berlaku di sekolah tersebut.
E. Sistematika Penulisan Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh dan jelas, mengenai penyusunan skripsi ini, maka sistematikanya adalah sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah, Identifikasi, Pembatasan dan Rumusan masalah, Tujuan Penelitian, Manfat Penelitian dan diakhiri dengan Sistematika Penulisan. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN Bab ini Membahas Tentang Balajar,Tujuan Belajar, Menguraikan Pengertian Prestasi Belajar, Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Materi dan Tujuan Mata Pelajaran Aqidah Akhlak, Konsep Kepatuhan dan Kegunaan Terhadap Tata Tertib Sekolah serta Ciricirinya, Hubungan Antara Prestasi Belajar Siswa dengan Kepatuhannya Terhadap Tata Tertib Sekolah.
Selanjutnya
Kerangka Berfikir dan Hipotesis Penelitian. BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Bab ini Mengemukakan tentang Metodologi Penelitian dengan bahasan tentang Tempat dan Waktu Penelitian, Metode Penelitian, Variabel dan Definisi Operasional, Populasi dan Sampel, Perngukuran
dan
Pengamatan
Variabel
Penlitian,
Teknik
Pengumpulan Data dan diakhiri dengan Teknik Analisa Data. BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang bahasan yang berhubungan dengan hasil pengumpulan Data yaitu Deskripsi Data, Analisa Data, Pengujian Hipotesis, Penafsiran dan Pembahasan Temuan Hasil Penelitian.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab terakhir yang membahas tentang Kesimpulan dan Saran-saran dari penulis.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Pengertian dan Tujuan Belajar 1. Pengertian Belajar Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa belajar ialah menuntut ilmu, kepandaian, melatih diri.9 Dalam
buku
Psikologi
Pendidikan
M.
Ngalim
Purwanto
mengungkapkan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan dan pengalaman.10 Lebih lanjut pengertian belajar secara spesifik dikemukakan oleh W.S. Winkel sebagai berikut: 11 “Belajar pada manusia merupakan suatu proses psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif subjek dengan lingkungannya dan menghasilkan perubahanperubahan dalam lingkungan, pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilainilai, sikap yang bersifat konstan/menetap. Perubahan-perubahan itu dapat berupa sesuatu yang baru, yang segera nampak dalam prilaku nyata atau yang masih tinggal tersembunyi mungkin juga perubahan berupa penyempurnaan terhadap hal yang sudah dipelajari.” Pendapat James O Whittaker yang dikutif Abu Ahmadi bahwa “ Belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman “Learning may be defined as the 9
S. Wojowasito, Kamus Bahasa Indonesia (Bandung Shinat Dharma, 1992), h. 5 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : IKIP, 1985), h. 32 11 W.S. Wingkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta : PT. Gramedia, 1986), h. 232 10
process by which behavior originates or is altered throutgh training or experience”.12 Perbedaan perumusan tentang pengertian belajar yang dikemukakan para ahli tersebut, pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama, yakni tertuju pada suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman atau usaha yang disadari perubahan yang dimaksud adalah perubahan perilaku kognitif (pengetahuan), perubahan perilaku afektif (sikap), dan perubahan psikomotor (keterampilan). Dengan demikian, dari definisi belajar di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh pengalaman diri sehingga terbentuk perubahan dalam pola-pola tingkah laku yang baru dan menyeluruh berdasarkan pengalaman berinteraksi dengan lingkungannya. 2. Tujuan Belajar Setiap orang yang belajar mempunyai tujuan, namun tujuan itu berbeda-beda. Tujuan akan dipengaruhi oleh pandangan hidupnya. Tujuan belajar bagi orang Islam misalnya akan berbeda dengan orang kapitalisme tujuan belajar anak-anak priayi akan berbeda dengan tujuan anak-anak petani dan sebagainya. Atas dasar kenyataan tersebut di atas dapat dijelaskan beberapa perincian tujuan belajar sebagai berikut :
12
Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, (Solo : Rineka Cipta, 1990), h. 119.
a. Dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah ayat 122 dijelaskan :
ﻦ ُآﻞﱢ ِﻓ ْﺮ َﻗ ٍﺔ ِﻣ ْﻨ ُﻬ ْﻢ ﻃَﺎ ِﺋ َﻔ ٌﺔ ْ ن ِﻟ َﻴ ْﻨ ِﻔﺮُوا آَﺎ ﱠﻓ ًﺔ َﻓَﻠ ْﻮﻟَﺎ َﻧ َﻔ َﺮ ِﻣ َ ن ا ْﻟ ُﻤ ْﺆ ِﻣﻨُﻮ َ َوﻣَﺎ آَﺎ ن َ ﺤ َﺬرُو ْ ﺟﻌُﻮا ِإَﻟ ْﻴ ِﻬ ْﻢ َﻟ َﻌﱠﻠ ُﻬ ْﻢ َﻳ َ ﻦ َوِﻟ ُﻴ ْﻨ ِﺬرُوا َﻗ ْﻮ َﻣ ُﻬ ْﻢ ِإذَا َر ِ ِﻟ َﻴ َﺘ َﻔ ﱠﻘﻬُﻮا ﻓِﻲ اﻟﺪﱢﻳ Artinya : ”… mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepada-Nya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.13 b. Memungkinkan manusia untuk mengetahui dirinya dan alam sekitarnya dengan pengetahuan yang berdasarkan amal-amal perbuatan c. Untuk menemukan ilmu-ilmu baru yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. d. Untuk mendapatkan status sosial yang cukup baik di lingkungan masyarakat. e. Untuk menambah ilmu pengetahuan dan mempraktekkannya. f. Untuk mendapatkan keterampilan-keterampilan yang diharapkan.14 Dari uraian di atas mengenai tujuan belajar, maka dapat dipahami bahwa belajar dan berprestasi sangat penting dalam perkembangan dan pertumbuhan anak didik.
B. Pengertian Prestasi Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya
302
13
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang : CV. Toha Putra, 1989) h. 301-
14
H. Karya
Mahmud Yunus, Pokok-Pokok Pendidikan dan Pengajaran, (Jakarta : Agung, 1987) h. 35.
1. Pengertian Prestasi Belajar Kata prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu “prestasi” dan “belajar”. Kata Kemudian
prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu “prestatie”.
dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti “hasil
usaha” Dalam kamus umum bahasa Indonesia dikemukakan bahwa kata “prestasi” berarti hasil yang telah dicapai (dilakukan dsb.)15 Untuk lebih jelasnya berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian tentang prestasi belajar sebagai berikut : 1. Prestasi adalah hasil yang dicapai atau hasil yang sebenar-benarnya dicapai. 16 2. Prestasi adalah nilai yang dicapai oleh siswa dalam berbagai tingkat.17 3. Nilai (skor) individual merupakan indikator prestasi atau hasil pencapaian yang nyata sebagai pengaruh dari hasil belajar mengajar yang bersangkutan.18 Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa prestasi itu adalah suatu nilai yang dapat dinyatakan dalam bentuk angka yang diperoleh pada umumnya melalui tes atau hasil pencapaian yang nyata dan hasil yang diperlihatkan siswa baik dalam bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan setelah siswa mengalami berbagai kegiatan. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
15
h. 768
16
WJS. Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1995),
Mukhtar Bukhori, Teknik Evaluasi dalam Pendidikan, ((Jakarta : Rajawali Press, 1984), h. 252 17 Attia Mahmud Hanan, Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan, (Jakarta : Bulan Bintang, 1987) h. 118 18 Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Pendidikan, (Bandung : IKIP,1986) h. 85
Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar itu sendiri. Prestasi belajar dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor intern yaitu faktor yang datangnya dari dalam diri siswa, dan faktor ekstern yaitu faktor yang datangnya dari luar diri siswa. Faktor yang datangnya dari dalam diri siswa yaitu faktor fisiologis dan psikologis. a.
Faktor Intern 1) Faktor Fisiologis Faktor fisiologis mempunyai kontribusi yang besar terhadap prestasi belajar siswa, sekurang-kurangnya ada dua faktor yang tergolong kedalam faktor fisiologis itu adalah : a) Kesehatan Sehat berarti dalam keadaan baik seluruh anggota badan beserta bagian-bagiannya bebas dari penyakit. Dalam proses belajar
anak akan terganggu jika kesehatannya terganggu,
seperti mudah pusing, badannya lemah, kurang darah atau ada gangguan-gangguan/kelainan-kelainan fungsi alat indranya serta
tubuhnya
berpenyakit
kronis
seperti
batuk
dan
sebagainya. Oleh karena itu agar prestasi belajar sesuai dengan yang diharapkan harus diusahakan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang kesehatan. b) Cacat Tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan, misalnya buta, tuli, patah kaki dan lain sebagainya. Cacat tubuh ini sangat mempengaruhi terhadap prestasi belajar, karena apabila salah satunya ada dalam keadaan lemah atau kurang baik, segala yang diajarkan guru tidak akan diterima dengan baik. 2) Faktor Psikologis Faktor psikologis sangat mempengaruhi terhadap prestasi belajar siswa, menurut Slameto : “Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis itu adalah : intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan.”19 a) Intelegensi Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia ” Interlegensi (Intelegensia) artinya kecerdasan.20 Sementara itu
Soemadi
Soerdjabrata bahwa : “Intelegensi adalah sebagai hal
yang
dapat dinilai dengan taraf
ketidak lengkapan dari pada
kemungkinan-kemungkinan
dalam
perjuangan
hidup
individu.21 Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada tinggkat intelegensi yang rendah. Seperti di dikemukkan oleh 19
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya , (Jakarta : Bina Aksara,
1988, h. 57 131
20
Soemadi Soerdjabrata, 1981, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : CV. Rajawali, 1981),h.
21
Ibid, h. 127
Soemadi Soerdjabrata bahwa : “Intelegensi merupakan salah satu faktor penting yang ikut menentukan berhasil atau gagalnya belajarnya seseorang” terlebih pada waktu anak masih sangat muda, intelegensi sangat besar pengaruhnya.”22 b) Perhatian Menurut Ghazali, “perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu semata-mata tertuju pada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan objek.”23 Untuk menjamin hasil belajar yang baik, siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, timbullah kebosanan, sehingga tidak suka lagi belajar. c) Minat Minat adalah “kesadaran seseorang, bahwa suatu objek, seseorang, suatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya”24 Minat besar sekali pengaruhnya terhadap prestasi belajar, seperti dikemukkan oleh E. Usman Effendi dan Juhaya S. Praja sebagai berikut : Belajar dengan minat akan lebih baik dari pada belajar tanpa minat. Minat timbul apabila individu tertarik pada sesuatu karena sesuai dengan kebutuhan atau merasakan bahwa sesuatu
22 23
35
24
Slameto, Op. Cit., h 58. E. Usman Effendi dan Juhaya S. Praja, Pengantar Psikologi, (Bandung :Angkasa, ), h. Ibid., h. 69.
yang akan dipelajari dirasakan bermakna bagi dirinya. Namun demikian minat tanpa adanya usaha yang baik maka belajar sulit untuk berhasil.25 Minat juga dapat menentukan lancarnya dalam mengikuti pelajaran dan dapat menentukan keberhasilan belajar. Pelajaran berjalan lancar bila ada minat, anak malas tidak belajar, gagal karena tidak ada minat. Dengan demikian belajar akan berjalan lancar jika setiap siswa memiliki minat dan berhasilnya belajar salah satunya ditentukan oleh minat. d) Bakat Menurut Hilgard yang kutip oleh Slameto bakat adalah : “the capasity to learn” dengan perkataan lain adalah kemampuan belajar.”26 Bakat dapat mempengaruhi terhadap prestasi belajar seseorang, sebab bila seseorang mempelajari sesuatu tidak sesuai dengan bakatnya, maka kemungkinan besar akan kurang berhasil. Oleh karena itu seseorang akan lebih berhasil kalau dia belajar sesuai dalam lapangan dan sesuai dengan bakatnya. e) Motif “Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.”27 Dalam belajar akan lebih berhasil, kalau pada diri seseorang ada keinginan untuk belajar. 25
Slameto, Op. Cit., h. 59 Sardiman A.M., Op. Cit., h. 73 27 Slameto, Op. Cit., h. 60 26
Motif ini dapat ditanamkan kepada siswa dengan cara memberikan latihan-latihan atau kebiasaan-kebiasaan yang kadang-kadang juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. f) Kematangan “Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan
baru.”28
Kematangan
belum
berarti
dapat
melaksanakan kegiatan terus menerus untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pelajaran. Dengan kata lain anak yang sudah siap (matang) belum tentu dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar, akan tetapi belajar akan lebih berhasil, jika anak sudah siap (matang). Dengan demikian anak berhasil dan tidaknya dalam belajar tergantung dari kematangannya. g) Kesiapan Menurut
James
Drever
yang
dikutip
oleh
Slameto
mengemukakan bahwa kesiapan readines adalah : “Kesediaan” untuk memberi response atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dalam diri seseorang sehubungan dengan kematangan, karena kematangan
berarti
kesiapan
untuk
melaksanakan
kecakapan.”29 Kesiapan mempengaruhi terhadap prestasi belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan baik. 28 29
Ibid., h. 61 Soemadi Soerjabrata,Psikologi Pendidikan, (Jakarta :CV. Rajawali, 1987), h. 21
b.
Faktor Ekstern Sedangkan faktor ekstern yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar siswa dapat digolongkan ke dalam faktor sosial dan faktor non sosial. 1) Faktor Sosial Faktor sosial adalah faktor yang menyangkut hubungan antar manusia yang terjadi dalam berbagai situasi sosial. Faktor ini termasuk keluarga, lingkungan sekolah, teman bermain
dan
masyarakat umumnya. 2) Faktor Non Sosial Faktor non sosial dapat diartikan sebagai faktor lingkungan yang bukan sosial, seperti lingkungan alam dan lingkungan fisik, seperti keadaan rumah, ruang belajar, fasilitas belajar dan buku-buku sumber dan sebagainya. Dengan demikian faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat disimpulkan menjadi dua faktor secara garis besar yaitu faktor yang datangnya dari luar diri siswa, Hal ini sesuai dengan pendapat Soemadi Soerdjabrata yang mengatakan bahwa : Faktor yang dapat mempengaruhi kepada prestasi belajar siswa diantaranya ialah : Faktor yang datangnya dari luar diri siswa, ini dibagi dua golongan: a. Faktor-faktor non sosial b. Faktor-faktor sosial Faktor yang datangnya dari dalam diri siswa, yaitu : a. Faktor-faktor fisiologis b. Faktor-faktor psikologis.24 24
Soemadi Soerjabrata,Psikologi Pendidikan, (Jakarta :CV. Rajawali, 1987), h. 21
Faktor-faktor tersebut di atas sebagian besar menunjang terhadap prestasi belajar siswa, tetapi ada kalanya menghambat terhadap prestasi belajar siswa.
C. Materi, Fungsi, dan Tujuan Bidang Studi Aqidah Akhlak 1. Materi Bidang Studi Aqidah Akhlak j. Aqidah Akhlak untuk Kelas 1 MTs a. Tentang sifat-sifat Allah SWT b. Sifat-sifat wajib bagi Allah SWT c. Sifat-sifat mustahil Allah SWT d. Akhlak tercela riya, kufur, syirik, nifak e. Perilaku kehidupan f. Iman kepada kitab-kitab Allah SWT g. Kitab al-Quran h. Fungsi al-Quran i. Perilaku sahabat k. Materi Aqidah Akhlak untuk Kelas 2 MTs i. Iman kepada malaikat j. Makhluk ghoib selain malaikat k. Akhlak mahmudah kepada Allah SWT l. Iman kepada kitab-kitab Allah SWT m. Sifat-sifat terpuji n. Iman kepada Rasul-rasul Allah SWT o. Mukjizat p. Akhlak kepada ulama dan ulil amri l. Materi Aqidah Akhlak untuk Kelas 3 MTs f. Iman kepada qodha’ dan qodar g. Iman kepada hari akhir h. Sifat-sifat tercela i. Iman kepada Rasul-rasul Allah SWT j. Mukjizat para Nabi 2.
Fungsi Bidang Studi Aqidah Akhlak
Dalam silabus kurikulum 2004 (KBK) fungsi Mata Pelajaran Aqidah Akhlak adalah sebagai berikut: a. Penanaman
nilai
ajaran
Islam
sebagai
pedoman
menacapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat; b. Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Serta akhlak mulia peserta didik seoptimal; mungkin, yang telah ditanamkan lebih dulu dalam lingkungan keluarga; c. Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui Aqidah Akhlak; d. Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahaman-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pengamalan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari; e. Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya-budaya asing yang akan dihadapi sehari-hari; f. Pengajaran tentang informasi dan pengetahuan keimanan dan akhlak, serta sistem dan fungsionalnya; g. Penyaluran peserta didik untuk mendalami Aqidah Akhlak pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.24 Dalam upaya mengantarkan anak didik untuk meningkatkan keimanan,maka diperlukan seperangkat aturan pendidikan yang mengarah kepada maksud dan tujuan pendidikan tersebut. Oleh karena mendidik adalah menanamkan tabiat yang baik agar anak didik mampu mencapai
24
Depag RI, Silabusis Kurikulum 2004, (Mapenda Islam, 2004), h. 22
kedewasaannya, maka dalam mendidik yang lebih dipentingkan adalah segi pembentukkan pribadi anak didik yang berakhlak, Terutama yang berkaitan dengan pendidikan Islam. Menurut M. Athiyah al-Abrasyi bahwa : “Mencapai suatu akhlak yang sempurna adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan”.25 Para ahli pendidikan Islam telah sepakat bahwa maksud dan pengajaran bukanlah memenuhi otak saja, tetapi juga mendidik akhlak dan jiwa mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya ikhlas dan jujur. Semua pelajaran haruslah mengandung pelajaran akhlak, setiap pendidik haruslah memikirkan akhlak keagamaan sebelum yang lain-lainnya, karena akhlak keagaman adalah akhlak yang tertinggi, sedangkan akhlak yang mulia itu tiang dari pendidikan Islam. Gazhali seperti dikutip oleh Athiyah al-Albrasyi berpendapat bahwa” Tujuan dari pendidikan Islam mendekatkan diri kepada Allah, bukan pangkat dan bermegah-megah dengan kawan. Jadi pendidikan itu tidak keluar dari pendidikan akhlak” 26 Mata pelajaran Aqidah Akhlak merupakan sub mata pelajaran pada jenjang pendidikan yang membahas tentang ajaran Agama Islam dalam segi Aqidah dan Akhlak. Mata pelajaran ini juga merupakan bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang memberikan bimbingan kepada siswa agar memahami, menghayati, meyakini kebenaran ajaran Islam, serta bersedia mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
25
M. Athiyah al-Abrasyi, , Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta :Penerbit Bulan Bintang, 1984), h 1 26 Ibid., h. 2
Hal ini mengandung pengertian bahwa pelaksanaan mata pelajaran Aqidah Akhlak di sekolah dalam kegiatan belajar mengajar harus dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan agar peserta didik mampu meyakini, memahami dan mengamalkan ajaran Agama Islam dengan benar dan bersedia untuk mengamalkan ajaran-ajaran Islam itu dalam kehidupan sehari-hari.27 3. Tujuan Bidang Studi Aqidah Akhlak Tujuan dari mata pelajaran Aqidah Akhlak adalah sebagai berikut : a. Memberikan pengetahuan penghayatan dan keyakinan kepada siswa akan hal-hal yang harus diimani, sehingga tercermin dalam sikap dan tingkah lakunya sehari-hari. b. Memberikan pengetahuan, penghayatan dan kemauan yang kuat untuk mengamalkan akhlak yang baik, dan menjauhi akhlak yang buruk, baik dalam hubungannya dengan Allah, dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia maupun dengan alam lingkungannya. c. Memberikan bekal kepada siswa tentang Aqidah Akhlak untuk melanjutkan pelajaran ke jenjang kuliah.28 Dari uraian di atas jelas bahwa mata pelajaran Aqidah Akhlak berisikan tentang hubungan manusia dengan Allah SWT yang menyangkut keimanan, hubungan manusia dengan manusia yang menayangkut pergaulan sesama manusia dan hubungan manusia dengan lingkungannya yakni akhlak manusia terhadap lingkungannya. 27
Depar RI, Petunjuk Teknis Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq, (Jakarta : Bimbaga Islam, 1977),h. 5-6 28 Ibid. h. 2
D. Konsep Kepatuhan Terhadap Tata Tertib Sekolah Serta Ciri-ciri Kepatuhannya 1. Konsep Kepatuhan terhadap Tata Tertib. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kata “Kepatuhan” berasal dari kata “Patuh” artinya suka menurut (perintah dsb); taat (kepada perintah, aturan dsb); berdisiplin; misalnya: Rakyat selalu – kepada pemerintah; - janggal, kelihatan, menurut, tetapi sebenarnya tidak; mematuhi; menurut; mentaati; mis ∼ segala aturan; ∼ pemerintah; ∼ diri, membiasakan diri ; kepatuhan ; sifat patuh; ketaatan.29 Jadi kepatuhan diartikan sebagai sifat patuh dan taat terhadap aturan yang diterapkan di sekolah. Sekolah adalah suatu lembaga pendidikan formal, tempat guru mengajar dan siswa belajar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Adapun tujuan Pendidikan Nasional adalah sebagai berikut : Secara makro Pendidikan Nasional bertujuan membentuk organisasi pendidikan yang bersifat otonomi sehingga mampu melakukan inovasi dalam pendidikan untuk menuju suatu lembaga yang beretika, selalu menggunakan nalar, berkemampuan komunikasi sosial yang positif dan memiliki sumber daya manusia yang sehat dan tangguh. Secara mikro Pendidikan Nasional bertujuan
membentuk manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beretika (beradab dan berwawasan budaya Bangsa Indonesia), memiliki nalar (maju, cakap, cerdas,
29
WJS. Purwadarminta, Op. Cit, h. 717-718
kreatif, inovatif dan bertanggung jawab), berkemampuan komunikasi sosial (tertib dan sadar hukum, kooperatif dan kompetitif, demokratis) dan berbadan sehat sehingga menjadi manusia mandiri.30 Untuk mencapai tujuan tersebut, maka kegiatan belajar dalam suasana di sekolah hanya dapat berjalan lancar apabila pola-pola kebudayaan sekolah yang menentukan kelakuan yang diharapkan anak didik dalam proses belajar mengajar. Interaksi yang terus menerus antara guru dan anak didik mengharuskan masing-masing memahami norma-norma tertentu, maka dari itu siswa di sekolah tidak boleh bercakap-cakap di dalam kelas, atau berjalan mondar mandir karena mengganggu jalannya pelajaran.31 Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa suasana kehidupan di sekolah atau di kelas memerlukan adanya tata tertib , karena tujuan pendidikan tidak akan tercapai apabila tidak diperhatikan dan tidak melaksanakan tata tertib, sebab tata tertib merupakan salah satu alat pendidikan refresif serta merupakan bagian dari kelancaran kegiatan belajar mengajar di sekolah. Tentang tata tertib ini di jelaskan Amir Dain Indrakusumah bahwa :”Tata tertib adalah sederetan peraturan yang harus ditaati dalam situasi atau dalam suatu kehidupan tertentu”32 Jadi tata tertib adalah sesuatu yang harus ditaati oleh seluruh siswa dan guru dalam situasi di sekolah. 2. Ciri-ciri Kepatuhan Siswa Terhadap Tata Tertib 30
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi, (Bandung: Rosdakarya, 2003), h. .21. 31 S. Nasution, Didaktik Azas Mengajar, (Bansung : Jemars, 1988), h. 77. 32 Amir Diaen Indrakusumah,, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya : UsahaNasional,1973), h.140.
Setelah penulis mengamati, melihat dan merasakan adanya peraturan tata tertib sekolah. Maka secara tidak langsung pihak guru maupun siswa akan merasakan dituntut untuk berbuat atau memenuhi peraturan-peraturan, selama perturan tersebut tidak merugikan pihak guru maupun siswa. Tata tertib sekolah hanya berlaku bagi siswa atau ditekankan pada siswa, namun pada kenyataannya guru harus lebih dahulu mengerjakan tata tertib. Sebab siswa akan meniru tingkah laku gurunya itu sendiri terutama halhal yang merugikan. Adapun tata tertib di sekolah yang berlaku untuk siswa diantaranya : a. Siswa datang ke sekolah sebelum pelajaran di mulai b. Siswa berpakaian seragam sesuai dengan ketentuan yang berlaku di sekolah. c. Siwa menghormati kepala sekolah, guru serta karyawan sekolah dan teman-temannya. d. Menghormati sesama teman di sekolah e. Siswa mengikuti kegiatan pendidikan yang dilaksanakan disesuaikan, direncanakan, kegitan sekolah. f. Siswa mengikuti upacara bendera. g. Siswa mengikuti senam pagi kesegaran jasamani yang dilaksankn di sekolah. h. Meminta izin kepada kepala sekolah atau wakilnya yang ditunjuk bila tidak masuk sekolah atau meninggalkan sekolah sebelum jam pelajaran habis. i. Secara nyata melibatkan diri dari usaha melaksanakan menjaga dan memelihara keamanan sekolah. j. Turut berperan serta aktif dalam kegiatan Osis dan kegiatan lainnya yang diselenggarakan oleh sekolah. k. Selalu belajar dengan giat dan tekun, rajin membaca dan mampu memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat. Untuk menakar patut tidaknya siswa terhadap tata tertib maka dapat dilihat dari mengikuti tidaknya siswa terhadap peraturan yang berlaku, jika siswa sering melanggar peraturan yang berlaku di sekolah. Sebaliknya jika
siswa tidak pernah melakukan atau melanggar ketentuan yang berlaku di sekolah, maka siswa tersebut menaati peraturan sekolah. Bagi anak didik yang tidak mematuhi tata tertib sekolah, maka akan diberikan sanksi sesuai dengan besar kecilnya pelanggaran yang dilakukannya. Jika pelanggaran kecil dilakukan, maka sanksi yang diberikan berkisar pada peringatan, sedangkan bagi yang melanggar tata tertib dan pelanggaran tersebut cukup besar maka sanksi yang diberikan adalah dengan hukuman yang lebih berat, diskor atau dikeluarkan dari sekolah. Timbulnya tingkah laku yang tidak sesuai dengan tata tertib kemungkinan dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor lingkungan, baik lingkungan sekolah, maupun lingkungan masyarakat, kurangnya pengawasan dari unsur yang bertanggung jawab dalam bidang pendidikan. Yaitu keluarga, masyarakat dan pemerintah. Adapun pengertian sanksi atau hukuman adalah :” tindakan yang dijatuhkan kepada anak secara sadar atau disengaja, sehingga menimbulkan kesadaran. Dari kesadaran itu anak didik tidak akan lagi melakukan perbuatannya dan berjanji di dalam hatinya untuk tidak mengulangi lagi.33 Sebelum tindakan tersebut dijatuhkan kepada siswa yang melanggar, terlebih dahulu harus dilihat latar belakang mengapa siswa melakukan perbuatan tersebut. Mengenai hukuman yang diberikan kepada siswa yang melakukan pelanggaran terhadap tata tertib sekolah ada beberapa bentuk hukuman;
33
Ibid, 10
“diberikan dalam bentuk hukuman badan, pengasingan, celaan, kecaman dan sebagainya”.34. Jika dilihat dari bentuk hukuman tersebut maka dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu bentuk hukuman jasmani dan rohani. Apabila sangsi tersebut dilaksankan dan tidak dapat merubah sikap siswa, maka diarahkan kepada sanksi yang sesuai dengan tata tertib yang berlaku di sekolah. Bagi siswa yang selalu berbuat atau tidak pernah melanggar tata tertib dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, maka alangkah lebih baiknya siswa tersebut diberikan ganjaran dalam bentuk hadiah. Menurut pandangan guru modern bahwa tingkah laku anak atau siswa yang menyalahi tata tertib itu merupakan tindakan yang wajar selama tidak malampaui batas. Karena siswa itu merupakan bagian organisme yang mempunyai keinginan sesuai dengan
tuntutannya. Dan hukuman
bukan
menjadikan siswa menjadi jelek tingkah lakunya tapi hukuman yang diberikan harus menyentuh hati nurani siswa sehingga akan menyadari kesalahannya. Hukuman yang demikian akan mengarah kepada kebijaksanaan. Seperti yang digariskan dalam Al-Qur’an:
Artinya:
34
S. Nasutin, Op. Cit., h. 84.
“Dan ajaklah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah kebijaksanaan serta tutur kata yang baik (metode yang baik) dan bantahlah mereka dengan cara yang sebaik mungkin … (Q.S. An-Nahl 125). Dengan demikian hukuman atau sanksi yang diberikan kepada siswa yang melakukan pelanggaran terhadap tata tertib sekolah perlu dilaksanakan, pertama dengan memberi tahu, ditegur, diperingati, baru setelah itu diberikan sanksi yang sesuai dengan kesalahannya, berdasarkan tata tertib yang berlaku. Menurut Ny. Roestiyah N.K. hukuman yang baik harus dilakukan dengan bertahap, adapun bentuk hukuman tersebut antara lain : a. b. c. d. e. f. g. h. i.
Membuat anak malu Mengasingkan anak Menyuruh anak melakukan perbuatan Menulis kalimat Memindahkan tempat duduk anak Manakut-nakuti anak Menayadarkan anak Menyuruh pulang anak Mengeluarkan anak dari kelas.35 Pada pelaksanaan hukuman tersebut tidak begitu saja diberikan, atau
apabila tiap anak melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan tata tertib sekolah langsung diberikan hukuman, namun harus memperhatikan latar belakang mengapa anak melakukan tindakan, maka sanksi yangdi berikan akan tepat. Karena anak tersebut terdiri dari berbagai macam latar belakang, maka jika salah dalam memberikan sanksi yang diberikan kepada siswa akan berakibat fatal. Hal ini disebabkan ada anak yang hanya dengan ditegur oleh guru dia menyadari kesalahannya, tapi ada juga anak yang dengan teguran saja 35
Ny. Roestiyah N.K., Op. Cit., h. 65.
tidak cukup tapi memerlukan tindakan-tindakan lain misalnya dengan tindakan kekerasan atau bukan keras sekali baru anak itu menyadari kesalahannya. Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tindakan yang diberikan oleh guru bagi siswa harus bijaksana agar siswa menyadari kesalahan yang dilakukannya. Siswa yang melanggar tata tertib sekolah dapat pula diberikan sanksi sebagai berikut : a. b. c. d.
Peringatan lisan secara langsung Peringatan tertulis dengan tembusan orang tua Dikeluarkan sementara Dikeluarkan dari sekolah. Dengan demikian sanksi yang diberikan terhadap siswa yang
melanggar tata tertib sekolah atau tidak mematuhi tata tertib sekolah akan sangat tergantung kepada para pelaksana tata tertib sekolah itu sendiri dari Kepala Sekolah, Wali kelas, Guru Bidang Studi, Tenaga Administrasi dan siswa yang bersangkutan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pelaksanaan tata tertib melibatkan seluruh unsur yang ada dalam sistem persekolahan yang bersangkutan. Di samping itu berhasil tidaknya pelaksanaan tata tertib juga tergantung kepada sampai seberapa jauh sanksi yang diberikan kepada para pelanggar tata tertib tersebut.
E. Hubungan Antara Prestasi Belajar Siswa dengan Kepatuhannya Terhadap Tata Tertib Sekolah Setiap sekolah mempunyai tata tertib untuk kelancaran proses belajar mengajar baik yang berlaku bagi guru, karyawan maupun siswa. Tata tertib yang diberlakukan untuk siswa secara garis besar meliputi : 1. Tata tertib dalam berpakaian seragam Siswa yang berprestasi tinggi biasanya mempunyai penampilan yang necis, berpakaian rapih, dengan kelengkapan atribut yang berlaku di sekolah, ini berarti siswa mantatati peraturan sekolah dalam hal pakaian seragam. 2. Tata tertib dalam memasuki sekolah Siswa yang berprestasi senantiasa tertib dalam memasuki sekolah terutama datang dan pulang ke dan dari sekolah. Misalnya ia selalu datang sebelum bel masuk di bunyikan serta selalu pulang karena memang sudah waktunya dan tidak pernah melakukan pelanggaran seperti membolos dan sering tidak masuk sekolah. 3. Tata tertib dalam mengikuti pelajaran Tertibnya mengikuti pelajar di sekolah adalah salah satu unsur yang menunjang keberhasilan atau prestasi belajar siswa. Bagaimana mungkin seorang siswa dapat berhasil dalam belajarnya kalau tidak tertib dalam mengikuti pelajaran, misalnya selalu memperhatikan penjelasan dari guru, selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru baik di sekolah maupun di rumah. 4. Tertib dalam kelas
Tertib dalam kelas akan menjadikan kelas nyaman dijadikan tempat belajar, sebaliknya jika di kelas keadaannya kacau sedikit banyak akan mengganggu suasana belajar. Oleh karena itu siswa yang berprestsi baik dalam belajar umumnya diperoleh dalam kelas yang senantisa tertib. 5. Tata Tertib dalam mengikuti Upacara Upacara di sekolah biasanya dilaksanakan setiap hari Senin dan hari-hari Bersejarah. Siswa yang berprestasi umumnya selalu aktif sebagai petugas upacara dan selalu rajin mengikuti upacara. 6. Tertib dalam membayar uang Sekolah Maju mundurnya sekolah salah satunya dalam faktor keuangan. Hampir setiap sekolah yang lancar dalam keuangannya maju dan berhasil dalam mendidik siswanya karena sarana dan prasarananya memadai. Siswa yang rajin membayar keuangan sekolah umumnya berprestasi belajar baik karena dengan tertibnya membayar uang sekolah berarti siswa tersebut senantiasa jujur jika diberikan uang sekolah oleh orang tuanya selalu di bayarkan dan tidak pernah nunggak. Siswa yang sering nunggak uang sekolah sering di panggil oleh gurunya sehingga akan mengganggu belajarnya yang berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Dengan demikian jelaslah bahwa prestasi belajar berhubungan erat dengan kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah. Siswa yang patuh terhadap tata tertib sekolah umumnya berprestasi baik terutama dalam mata pelajaran Aqidah Akhlaq.
F. Kerangka Berfikir Menurut S. Nasution “Pendidikan pada hakekatnya bertujuan mengubah kelakuan individu, pengetahuan, sikap dan nilai-nilai serta keterampilan”36, dari kutipan ini, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan itu dilihat dari materinya ada yang berorientasi pada dimensi akhlak, ada yang berorientasi pada kemampuan nalar dan ada yang berorientasi pada keterampilan. Aqidah akhlak merupakan salah satu mata pelajaran yang lebih mengutamakan aspek akhlak bagi siswanya, sehingga siswa dituntut untuk melaksanakannya sehari-hari, tentu saja akhlak disini adalah berorientasi pada perilaku siswa yang baik seperti taat dan patuh terhadap peraturan yang berlaku baik di sekolah maupun di luar sekolah. Karena Materi Pendidikan Aqidah Akhlak diorientasikan pada aspek tingkah laku, maka hasil atau prestasi belajar siswa tidak akan hanya berbentuk nilai dalam arti kuantitatif, tetapi juga hasil belajar tersebut akan mengkristal pada tingkah laku siswa dalam kehidupan sehari-hari. Untuk melihat mengkristal atau tidaknya nilai-nilai akhlak tersebut khususnya di sekolah dapat dilihat dari kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah. Oleh karena itu maka siswa yang berprestasi belajar pada mata pelajaran Aqidah Akhlak
yang tinggi akan mempengaruhi ketaatan atau kepatuhan siswa
terhadap tata tertib sekolah.
36
S. Nasution, Op. Cit., h. 33
G. Hipotesis Penelitian Hipotesis yang
yang penulis ajukan dalam Penelitian ini adalah
sebagai berikut: Ho: “Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak dengan kepatuannya terhadap tata tertib sekolah” Ha : “Terdapat hubungan yang signifikan antara prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak dengan kepatuannya terhadap tata tertib sekolah”
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan
di Madrasah Tsanawiyah Al-Mabrur
Mauk Kab. Tangerang yang terdiri dari 3 kelas berjumlah 80 orang pada tahun pelajaran 2005/2006. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan dari bulan 5 April 2006 s.d. bulan 10 Mei 2006. Berdasarkan Surat Keterangan penelitian dari MTs. AlMabrur tertanggal 10 Mei 2006. Sedangkan pengambilan data primer, yaitu pengukuran langsung terhadap responden untuk variabel bebas dilaksanakan pada awal bulan Mei 2006.
B. Metode Penelitian Untuk memperoleh data mengenai masalah dalam penelitian ini. Penulis menggunakan metode penelitian survai dengan teknik analisis korelasional yaitu mencari hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dengan variabel terikat. Metode penelitian survai merupakan bagian dari metode penelitian deskriptif. Menurut Suharsimi Arikunto, Metode deskriptif yaitu “metode yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau fenomena yang sedang
terjadi.”15 Pendapat ini diperkuat oleh Surakhmad yang mengatakan bahwa metode penelitian deskriptif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada sekarang dan pada masalah yang aktual. 2. Data yang dikumpulkan diolah, dijelaskan dan kemudian dianalisis, karena itu metode ini sering disebut metode analisis.”16 Berdasarkan uaraian di atas, dapat disimpulkan bahawa metode deskriptif
adalah suatu metode yang berusaha menggambarkan dan
melukiskan situasi-situasi dan fenomena yang ada pada masa sekarang (in defakto) Penelitian survai digunakan untuk maksud (1) Penjajagan (eksploratif), (2) Pemaparan (deskriptif), (3) Penjelasan (Eksplanatory atau Confirmatory) , yakni untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis, (4) Evaluasi, (5) Prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan datang. (6) Penelitian Operasional, dan (7) Pengembangan indikator-indikator sosial. Metode dalam penelitian survai ini menggunakan teknik analisis korelasi.
C. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian
15
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 1998), h. 139 16 Winarno Surakhmad, Prosedur Penelitian, Bulan Bintang , Jakarta, 1983, h. 102
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat yaitu : 1. Variabel bebas dengan menggunakan Simbol (X) yaitu : Prestasi belajar siswa pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di MTs. Al-Mabrur Mauk Kabupaten Tangerang. 2. Variabel terikat dengan menggunakan Simbol (Y) yaitu : Kepatuhannya Terhadap Tata Tertib Sekolah. Setelah diperoleh data dari masing-masing variabel tersebut, kemudian keduanya dianalisis dengan menggunakan rumus statistik, untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya variabel (X) yaitu : Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak terhadap variabel (Y) yaitu : Kepatuhannya terhadap Tata tertib Sekolah. 2. Definisi Operasional Berdasarkan uraian di atas maka definisi operasional penelitian ini adalah: a. Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak adalah nilai hasil belajar siswa Madrasah Tsanawiyah Al-Mabrur Mauk Kabupaten Tangerang setelah mengikuti Ujian Semester ganjil tahun pelajaran 2005/2006. b. Sedangkan kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah adalah taat tidaknya siswa terhadap tata tertib yang berlaku di sekolah, jika tidak akan diberikan sanksi sesuai atauran yang berlaku di sekolah tersebut.
D. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.”17 Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Madrasah Tsanawiyah Al-Mabrur Mauk Kabupaten Tangerang pada tahun pelajaran 2005/2006 yang berjumlah 80 orang Adapun pengambilan sampel dalam penelitian ini berpedoman pada pendapat Suharsimi Arikunto, yang mengatakan bahwa : “Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua hingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil 10% - 15 % atau 20% - 25 % atau lebih sesuai dengan kemampuan penelitian. Prinsip yang digunakan dalam pengambilan atau penentuan sampel ini adalah dengan teknik random sampling. Alasannya peneliti “mencampur” subjek-subjek itu dalam populasi sehingga semua objeknya dianggap sama” 18 Untuk lebih jelasnya tentang pengambilan sampel dalam penelitian ini penulis menggunakan cara undian, langkah-langkah pengambilan sampel adalah sebagai berikut :
17 18
Suharsimi Arikunto, Op.Cit, h.120 Ibid
Tabel 3.1 Daftar Sampel Penelitian No 1. 2. 3. Jumlah
Kelas I II III 3 Kelas
Jumlah Sampel 23 Siswa 30 Siswa 27 Siswa 80 Siswa
Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 80 siswa, di Madrasah Tsanawiyah Al-Mabrur Mauk Kab. Tangerang. Karena jumlah populasi kurang dari 100 orang maka persentasi jumlah sampel diambil seluruhnya dari populasi yakni 100 %
E. Pengukuran dan Pengamatan Variabel Data yang akan diangkat dalam penelitian ini meliputi 2 jenis, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dengan cara observasi dan wawancara, sedangkan data kuantitatif diperoleh melalui angket dan studi dokumentasi. Berdasarkan uraian variabel dan definisi operasional, maka data kuantitatif menjadi pengamatan variabelnya menjadi dua yaitu : Variabel (X) Prestasi Belajar siswa pada mata Pelajaran Aqidah Akhlak data-datanya akan diperoleh dari hasil belajar siswa pada semester ganjil yang dapat diambil dari studi dokomentasi dari daftar nilai yang ada di wali kelas atau guru mata pelajaran Aqidah Akhlak.
Sedangkan Variabel (Y) Kepatuhannya terhadap Tata tertib Sekolah data-datanya akan diambil dari hasil pengisian kuesioner (angket) yang disebarkan kepada seluruh responden dalam penelitian ini. Adapun pengolahan data dapat dilakukan, untuk kualitatif diolah dengan menggunakan logika sedangkan untuk data-data kuantitatif diolah dengan menggunakan analisa statistik (rumusnya lihat bagian analisa data)
F. Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan teknik-teknik sebagai berikut: 1. Studi Kepustakaan, Yaitu menelaah bahan-bahan bacaan yang ada kaitannya dengan masalah yang akan diteliti, terutama yang berkenaan dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak dengan tata tertib di sekolah 2. Wawancara Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
mendapatkan
informasi
dari
terwawancara.”19
yaitu
teknik
pengumpulan data untuk mendapatkan informasi dengan cara mewawancarai kepala sekolah, para pengajar, TU, guru Bimbingan, Madrasah Tsanawiyah Al-Mabrur Mauk Kab. Tangerang.
3. Angket
19
Ibid., h. 145
dan Penyuluhan di
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi yang jelas dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.”20 Jenis angket yang disebarkan adalah jenis angket tertutup yang bercirikan responden hanya tinggal memilih jawaban yang telah disediakan dan tidak diperkenankan untuk membuat jawaban sendiri. Teknik ini penulis gunakan untuk menagangkat data tentang ketaatan siswa terhadap tata tertib sekolah. Yang menjadi responden atau sasaran angket adalah para siswa yang telah menjadi sampel dalam penelitian ini. Penetapan angket sebagai salah satu teknik pengumpulan data, karena angket sangat ekonomis, praktis serta mengingat responden yang agak besar, yang tidak mungkin dilakukan dengan teknik lain. 4. Studi Dokumentasi Yang dimaksud dengan metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya”21 Dalam
hal
ini
studi
dokumentasi
penulis
gunakan
adalah
untuk
meninventarisasi dokumen nilai pada mata Pelajaran Aqidah Akhlq siswa di MTs. Al- Mabrur Pelajaran 2005/2006.
G. Teknik Analisis Data
20 21
Ibid. h. 139 Ibid., h. 236
Mauk Kab. Tangerang pada semester ganjil Tahun
Dalam mengolah dan menganalisa data yang telah terkumpul dapat dilakukan beberapa tahapan sebagai berikut : 1. Tahap Pengolahan Data a. Editing Yaitu kegiatan mempelajari kembali berkas-berkas data yang telah terkumpul, sehingga keseluruhan berkas data itu dapat diketahui, kemudian dapat di siapkan untuk proses berikutnya. b.
Coding Yaitu
mengklasifikasikan
jawaban-jawaban
responden
menurut
macamnya, dengan membuat kode-kode tertentu. 2. Tahap Pengorganisasian Data Yaitu tahap pengelompokan data, dilakukan dengan cara sebagai berikut a. Menyusun nilai prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak b. Menyusun nilai hasil pengisian angket dari responden. c. Membuat tabulasi atau menyusun data ke dalam bentuk tabel 3. Tahap Analisa Data Untuk menganalisa data penulis lakukan langkah-langkah sebagai berikut : a. Menggunakan analisa statistik untuk data kuantitatif dengan menggunakan Korelasi Product Moment dengan angka kasar. Adapun Rumusnya adalah sebagai berikut :
r XY
N ∑XY – (∑X)(∑Y) = ________________________________________ _______________________________________ 22 √ { N∑X² - (∑X)²} {N∑Y² - (∑Y)²}
Keterangan : r XY
= Koefisien korelasi antara X dengan Y
Σ XY = Product Moment X kali Y N = Jumlah sampel penelitian Σ X
= Variabel X (Prestasi belajar siswa pada Mata Pelajaran
Aqidah Akhlak) ΣY
= Variabel Y (Kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah)
Adapun untuk menentukan koefisien korelasi, digunakan tafsiran sebagai berikut : - Antara 0,801 sampai dengan 1,00
: Sangat Tinggi
- Antara 0,601 sampai dengan 0,800 : Tinggi - Antara 0,401sampai dengan 0,600
: Cukup
- Antara 0,201 sampai dengan 0,400
: Rendah
- Antara 0, 00 sampai dengan 0,200
: Sangat Rendah “23
b. Mengukur tinggi rendahnya pengaruh Variabel X terhadap Variabel Y dengan menggunakan rumus Frederict A. Court sebagai berikut : _____________ k = √ 1 - r² Keterangan 22
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta,Bumi Aksara, 1998),
23
Ibid. h. 100
h. 78
K = derajat tidak adanya korelasi 1 = angka konstan r = koefisien korelasi c. Menghitung derajat pengaruh dengan rumus : E = 100 (1 - k ) Keterangan : E
= indeks efesiensi ramalan
100
= seratus persen
1
= angka konstan
k
= Derajat tidak adanya korelasi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data 1. Sejarah Singkat MTs. Al Mabrur Mauk Kab. Tangerang Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Madrasah Tsanawiyah Al- Mabrur Mauk Kabupaten Tangerang diperoleh Informasi bahwa, MTs. tersebut berada di bawah naungan Yayasan Dakwah Islam Al-Mabrur (YADIM) yang didirikan pada tanggal 1 Agustus 1994 di Jln. Pahlawan Belakang Kantor Urusan Agama (KUA)
Mauk Timur Kecamatan Mauk
Kabupaten Tangerang Propinsi Banten Kode Pos 15530. Sesuai dengan Surat Izin Operasional Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Tangerang Nomor : 212280413111. dengan luas tanah yang dimiliki yayasan adalah ± 1000 M2. Yayasan Dakwah Islamiyah, Al-Mabrur adalah lembaga Pendidikan Islam yang berbentuk dan berjiwa Pesantren yang memiliki nilai dan tradisi khusus serta tidak berafiliasi kepada golongan atau organisasi politik atau non politik. Yayasan ini bermula dari dibangunnya sebuah mesjid dengan tujuan sebagai mesjid dengan tujuan untuk syi’ar Islam di masyarakat Mauk dan sekitarnya. Seiring dengan perkembangan zaman terutama di daerah Mauk, komunitas jemaah haji yang tergabung dalam sebuah lingkup yayasan dakwah
tersebut merasa terpanggil dan peduli terhadap Pendidikan khususnya Pendidikan Islam, maka dibentuklah Yayasan Dakwah Islamiyah Al-Mabrur dengan maksud : a. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Mauk dan sekitarnya terhadap dakwah Islam dan Pendidikan keagamaan. b. Mengimbangi banyaknya sekolah umum atau sekolah-sekolah negeri di kecamatan Mauk. c. Mencetak ulama-ulama yang intelektual dan intelektual yang ulama. 2. Keadaan Fasilitas Pendidikan Keadaan fasilitas pendidikan dalam bentuk bangunan adalah sebagai berikut : a. 1 unit kantor Kepala Madrasah dalam kondisi baik b. 3 ruang kelas dalam kondisi baik c. 1 unit ruang TU dalam kondisi baik d. 1 Unit ruang Perpustakaan dalam kondisi baik e. 1 unit mesjid/ mushala dalam kondisi baik f. Lapangan Bola Basket dalam kondisis baik g. Lapangan olah raga dalam kondisi baik h. 2 unit WC. guru dan siswa dalam kondisi baik 3. Keadaan Guru MTs. Al-Mabrur Tenaga pengajar atau guru MTs. Mabrur terdiri dari 14 yang mengajar sesuai dengan mata pelajarannya masing-masing. Untuk mengetahui keadaan guru dan pegawai, maka dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.1 KEADAAN GURU DAN PEGAWAI MTs. AL-MABRUR TAHUN PELAJARAN 2005/2006 No. Nama Guru
Jabatan
Mata Pelajaran
1.
H. Awi Nahrawi, S.Ag.
KAMAD
Fiqih
2.
Iskandarsyah, S. Ag.
Kurikulum
Quran Hadits
-
3.
Sulaeman Afifudin. S.Th.I
Kesiswaan
Bhs. Arab
-
4.
Amad Haerudin
Wali kelas 7 Bhs. Indonesia
-
5.
Tahyudin, S. Ag.
Wali kelas 8
SKI
-
6.
Maemunah
Guru
Geografi
-
7.
Ibrohim
Guru
Aqidah Akhlaq
-
8.
Abdul Rajat, SE.
Fisika
-
9.
Ani Khaerani
Guru
Matematika
-
10.
Robiyatul Adawiyah
Guru
KTK
-
11.
A. Hidayat S.Ag.
Guru
Biologi
-
12.
Ikbal Mukarom
Guru
Bhs. Inggris
-
13.
Nurhalimah
Guru
Ekonomi
-
14.
Bahrul Ulum
Guru
Sejarah
-
Wali kelas 3
Ket. Peng. Yayasan
4. Keadaan Siswa Jumlah siswa yang menuntut ilmu di Madrasah Al-Mabrur pada tahun Pelajaran 2005/2006
berjumlah 80 orang terdiri dari 3 kelas /rombongan
belajar.masing-masing tingkat kelasnya adalah 1 (satu) agar lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.2 KEADAAN SISWA MTs. AL-MABRUR TAHUN PELAJARAN 2005/2006
No.
Kelas
Rombel
Jumlah Siswa
Keterangan
1
7
1
23
-
2
8
1
30
-
3
3
1
27
-
Jumlah Seluruhnya
3
80
-
B. Analisa Data Untuk analisa data dalam penelitian ini penulis gambarkan rekapitulasi presentase hasil pengisian angket dalam beberapa tabel sebagai berikut : Tabel 4.3 Datang ke Sekolah Sebelum Bel Masuk Option
Alternatif Jawaban
F
%
a.
Selalu
49
61,25
b.
Kadang-kadang
11
13,75
c.
Jarang
18
22,5
D
Tidak pernah
2
2,5
Jumlah
80
100%
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil penelitian tentang siswa datang ke
sekolah sebelum bel masuk berbunyi sehingga jam pelajaran
pertama tidak ketinggalan, dengan pilihan jawaban yaitu : Selalu= 61,25 %, kadang-kadang= 13,75 % dan jarang= 22,5 % serta tidak pernah= 2,5 %. Dengan demikian diketahui bahwa siswa selalu datang ke sekolah sebelum bel berbunyi. Tabel 4.4
Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Option
Alternatif Jawaban
F
%
a.
Selalu
58
72,5
b.
Kadang-kadang
17
21,25
c.
Jarang
5
6,25
D
Tidak pernah
0
0
Jumlah
80
100%
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil penelitian tentang aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dengan pilihan jawaban yaitu : Selalu= 72,5 %, kadang-kadang= 21,25 % dan jarang= 6,25 % serta tidak pernah= 0 %. Dengan demikian diketahui bahwa siswa selalu mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
Tabel 4.5 Mengikuti Kegiatan Upacara Hari Senin Option
Alternatif Jawaban
F
%
a.
Selalu
53
66,25
b.
Kadang-kadang
21
26,25
c.
Jarang
6
7,5
D
Tidak pernah
0
0
Jumlah
80
100%
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil penelitian tentang aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan upacar dengan pilihan jawaban yaitu : Selalu= 66,25 %, kadang-kadang= 26,25 % dan jarang= 7,25 % serta tidak
pernah= 0 %. Dengan demikian diketahui bahwa siswa selalu mengikuti kegiatan upacara pada hari senin di sekolah.
Tabel 4.6 Memakai Seragam Lengkap ke Sekolah Option
Alternatif Jawaban
F
%
a.
Selalu
49
61,25
b.
Kadang-kadang
26
32,5
c.
Jarang
6
7,5
D
Tidak pernah
0
0
Jumlah
80
100%
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil penelitian tentang
siswa
selalu memakai seragam lengkap ke sekolah dengan pilihan jawaban yaitu : Selalu= 61,25 %, kadang-kadang= 32,5 % dan jarang= 7,5 % serta tidak pernah=
0 %. Dengan demikian diketahui bahwa siswa selalu memakai
seragam lengkap ketika di sekolah.
Tabel 4.7 Menerima Teguran Guru karena Melakukan Pelanggaran terhadap Tata Tertib Sekolah Option
Alternatif Jawaban
F
%
a.
Selalu
48
60
b.
Kadang-kadang
26
32,5
c.
Jarang
6
7,5
D
Tidak pernah
0
0
Jumlah
80
100%
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil penelitian tentang
siswa
selalu menerima teguran dari guru jika melanggar tata tertib sekolah dengan pilihan jawaban yaitu : Selalu= 60 %, kadang-kadang= 32,5 % dan jarang= 7,5 % serta tidak pernah= 0 %. Dengan demikian diketahui bahwa siswa selalu menerima teguran dari guru karena melakukan pelanggaran terhadap tata tertib sekolah.
Tabel 4.8 Selalu Mengucapkan Salam Jika Siswa Bertemu Guru Option
Alternatif Jawaban
F
%
a.
Selalu
36
45
b.
Kadang-kadang
34
42,5
c.
Jarang
8
10
D
Tidak pernah
2
2,5
Jumlah
80
100%
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil penelitian tentang
siswa
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan guru dengan pilihan jawaban yaitu : Selalu= 45 %, kadang-kadang= 42,5 % dan jarang= 10 % serta tidak pernah=
2,5 %. Dengan demikian diketahui bahwa siswa selalu
mengucapkan salam ketika bertemu dengan guru
Tabel 4.9 Menghubungi Guru Piket jika Datang ke Sekolah Kesiangan Option
Alternatif Jawaban
F
%
a.
Selalu
40
50
b.
Kadang-kadang
26
32,5
c.
Jarang
14
17,5
D
Tidak pernah
0
0
Jumlah
80
100%
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil penelitian tentang
siswa
selalu menghubungi guru piket jika datang ke sekolah kesiangan pada jam pertama dengan pilihan jawaban yaitu : Selalu= 50 %, kadang-kadang= 32,5 % dan jarang= 17,5 % serta tidak pernah= 0 %. Dengan demikian, siswa selalu menghubungi guru piket jika datang ke sekolah kesiangan pada jam pertama.
Tabel 4.10 Bolos dari Sekolah dan Tidak Memberitahu Pihak Sekolah Option
Alternatif Jawaban
F
%
a.
Selalu
0
0
b.
Kadang-kadang
5
6,25
c.
Jarang
32
40
D
Tidak pernah
43
53,75
Jumlah
80
100%
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil penelitian tentang
siswa
sering bolos sekolah dan tidak memberitahu pihak sekolah dengan pilihan jawaban yaitu : Selalu= 0 %, kadang-kadang= 6,25 % dan jarang= 40 % serta tidak pernah= 53,75 %. Dengan demikian , siswa tidak pernah bolos sekolah
Tabel 4.11 Membayar Uang Sekolah Tepat Pada Waktunya Option
Alternatif Jawaban
F
%
a.
Selalu
32
40
b.
Kadang-kadang
47
58,75
c.
Jarang
1
1,25
D
Tidak pernah
0
0
Jumlah
80
100%
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil penelitian tentang
siswa
sering membayar uang sekolah tepat pada waktunya dengan pilihan jawaban yaitu : Selalu= 40 %, kadang-kadang= 58,75 % dan jarang= 1,25 % serta tidak pernah= 0 %. Dengan demikian , siswa kadang-kadang membayar uang sekolah tepat pada waktunya.
Tabel 4.12 Keluyuran Jika Guru Tidak Hadir Di Sekolah Dan Mengganggu Teman Lainnya Yang Sedang Belajar Option
Alternatif Jawaban
F
%
a.
Selalu
26
32,5
b.
Kadang-kadang
51
63,75
c.
Jarang
3
3,75
D
Tidak pernah
0
0
Jumlah
80
100%
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil penelitian tentang
siswa
sering yang sering keluyuran jika guru tidak hadir dan mengganggu temannya yang sedang belajar dengan pilihan jawaban yaitu : Selalu= 26 %, kadangkadang= 63,75 % dan jarang= 3,75 % serta tidak pernah= 0 %. Dengan demikian , siswa kadang-kadang keluyuran ketika guru tidak hadir dan mengganggu temannya yang sedang belajar.
Tabel 4.13 Melaksanakan Piket Kelas sesuai jadwal yang sudah Disusun Option
Alternatif Jawaban
F
%
a.
Selalu
19
23,75
b.
Kadang-kadang
58
72,5
c.
Jarang
3
3,75
D
Tidak pernah
0
0
Jumlah
80
100%
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil penelitian tentang
siswa
selalu melaksanakan piket kelas sesuai dengan jadwal yang sudah disusun dengan pilihan jawaban yaitu : Selalu= 23,75 %, kadang-kadang= 72,5 % dan jarang= 3,75 % serta tidak pernah= 0 %. Dengan demikian, siswa kadangkadang melaksanakan piket kelas sesuai jadwal yang sudah disusun.
Tabel 4.14 Melanggar Tata Tertib Sekolah Selalu Menerima Sanksi Dengan Penuh Tanggung Jawab Option
Alternatif Jawaban
F
%
a.
Selalu
61
76,25
b.
Kadang-kadang
18
22,5
c.
Jarang
1
1,25
D
Tidak pernah
0
0
Jumlah
80
100%
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil penelitian tentang Siswa yang melanggar tata tertib sekolah selalu menerima sanksi dengan penuh tanggung jawab dengan pilihan jawaban yaitu : Selalu= 76,25 %, kadang-kadang= 22,5 % dan jarang= 1,25 % serta tidak pernah= 0 %. Dengan demikian , siswa yang melanggar tata tertib selalu menerima sanksi dengan penuh tanggung jawab. Tabel 4.15 Melakukan Kegaduhan atau Kekacauan di Kelas Jika Pelajaran Tidak Disenangi Option
Alternatif Jawaban
F
%
a.
Selalu
2
2,5
b.
Kadang-kadang
25
31,25
c.
Jarang
53
66,25
D
Tidak pernah
0
0
Jumlah
80
100%
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil penelitian tentang Siswa yang melakukan kegaduhan atau kekacauan di kelas jika pelajaran tidak disenangi dengan pilihan jawaban yaitu : Selalu= 2,5 %, kadang-kadang= 31,25 % dan jarang= 53 % serta tidak pernah= 0 %. Dengan demikian , siswa jarang melakukan kegaduhan atau kekacauan di kelas jika pelajaran tidak disenangi.
Tabel 4.16 Meminta Izin kepada Guru Piket jika ada Urusan atau Sakit Option
Alternatif Jawaban
F
%
a.
Selalu
47
58,25
b.
Kadang-kadang
33
41,25
c.
Jarang
0
0
D
Tidak pernah
0
0
Jumlah
80
100%
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil penelitian tentang Siswa meminta izin jika ada urusan atau sakit kepada guru piket dengan pilihan jawaban yaitu : Selalu= 58,25 %, kadang-kadang= 41,25 % dan jarang= 0 % serta tidak pernah= 0 %. Dengan demikian , siswa selalu meminta izin jika ada urusan atau sakit kepada guru piket
Tabel 4.17 Menyontek Ketika Sedang Ulangan Option
Alternatif Jawaban
F
%
a.
Selalu
0
0
b.
Kadang-kadang
25
31,25
c.
Jarang
53
66,25
D
Tidak pernah
2
2,5
Jumlah
80
100%
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil penelitian tentang Siswa suka menyontek ketika ulangan dengan pilihan jawaban yaitu : Selalu= 0 %, kadang-kadang= 31,25 % dan jarang= 53 % serta tidak pernah= 0 %. Dengan demikian , siswa jarang menyontek ketika sedang ulangan. Tabel 4.18
Mengingatkan Teman Untuk Tidak Melakukan Kegaduhan Jika Guru Tidak Hadir Option
Alternatif Jawaban
F
%
a.
Selalu
36
45
b.
Kadang-kadang
40
50
c.
Jarang
4
5
D
Tidak pernah
0
Jumlah
80
0 100%
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil penelitian tentang Siswa yang suka mengingatkan teman untuk tidak melakukan kegaduhan jika guru tidak hadir dengan pilihan jawaban yaitu : Selalu= 45 %, kadang-kadang= 50 % dan jarang= 5 % serta tidak pernah= 0 %. Dengan demikian , siswa kadang-kadang suka mengingatkan teman untuk tidak melakukan kegaduhan jika guru tidak hadir.
Tabel 4.19 Meminta Tugas Ke Piket Jika Guru Tidak Hadir Option
Alternatif Jawaban
F
%
a.
Selalu
47
58,25
b.
Kadang-kadang
31
38,5
c.
Jarang
2
2,25
D
Tidak pernah
0
0
Jumlah
80
100%
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil penelitian tentang Siswa meminta tugas kepada piket jika guru tidak hadir dengan pilihan jawaban yaitu : Selalu= 58,25 %, kadang-kadang= 38,5 % dan jarang= 2,25 % serta tidak pernah= 0 %. Dengan demikian , siswa selalu meminta tugas kepada piket jika guru tidak hadir. Tabel 4.20
Berurusan dengan Guru BP karena Menggangu Teman Option
Alternatif Jawaban
F
%
a.
Selalu
2
2,5
b.
Kadang-kadang
25
31,25
c.
Jarang
53
66,25
D
Tidak pernah
0
0
Jumlah
80
100%
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil penelitian tentang Siswa berurusan dengan guru BP karena sering mengganggu teman dengan pilihan jawaban yaitu : Selalu= 2,5 %, kadang-kadang= 31,25 % dan jarang= 53 % serta tidak pernah= 0 %. Dengan demikian , siswa jarang berurusan dengan guru BP karena tidak sering mengganggu teman. Tabel 4.21
Mengirim Surat Yang Ditanda Tangani Orang Tua Jika Tidak Masuk Karena Sakit Atau Izin Option
Alternatif Jawaban
F
%
a.
Selalu
58
72,5
b.
Kadang-kadang
17
21,5
c.
Jarang
0
0
D
Tidak pernah
0
0
Jumlah
80
100%
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil penelitian tentang Siswa mengirim surat yang ditanda tangani orang tua jika tidak masuk karena sakit atau izin dengan pilihan jawaban yaitu : Selalu= 72,5 %, kadang-kadang= 21,5 % dan jarang= 0 % serta tidak pernah= 0 %. Dengan demikian , siswa selalu mengirim surat yang ditanda tangani orang tua jika tidak masuk karena sakit atau izin.
Tabel 4.22 Malas Ke Sekolah Dan Mengajak Temannya Untuk Tidak Masuk Sekolah Dengan Tidak Mengirim Surat Option
Alternatif Jawaban
F
%
a.
Selalu
2
2,5
b.
Kadang-kadang
25
31,25
c.
Jarang
53
66,25
D
Tidak pernah
0
0
Jumlah
80
100%
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil penelitian tentang Siswa yang malas ke sekolah dan mengajak temannya untuk tidak masuk sekolah dengan tidak mengirim surat dengan pilihan jawaban yaitu: Selalu= 2,5 %, kadang-kadang= 25 % dan jarang= 53 % serta tidak pernah= 0 %. Dengan demikian , siswa jarang mengajak temannya untuk tidak masuk sekolah. Setelah menguraikan tentang persentase hasil penilaian angket, kemudian kemudian membuat klasifikasi nilai gabungan antara prestasi belajar mata pelajaran Aqidah Akhlaq dengan kepatuhan terhadap tata tertib sekolah dengan kriteria sebagai berikut : Nilai : 70 - 80 Signifikan
= Tinggi
→
Ada, hubungan yang
Nilai : 60 - 69
= Sedang
→
Ada, tidak Signifikan
Nilai : 50 - 59
= Rendah
→
tidak ada hubungan
Dari hasil perhitungan nilai gabungan diperoleh nilai rata-rata 70. berdasarkan kriteria di atas maka dapat dikatakan “Tinggi” berarti dapat ditafsirkan ada hubungan yang signifikan antara prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq dengan kepatuhannya terhadap tata tertib sekolah. Langkah selanjutnya menghitung koefisien korelasi sebagai berikut :
Tabel 4.23 Hubungan Antara
Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah
Akhlaq Dengan Kepatuhan Siswa Terhadap Tata Tertib Sekolah No. 1 01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.
X 2 70 67 66 66 70 67 67 70 80 72 67 72 70 70 67 69 69 69 70 70 68 68 68 68 67 67 67 68 66 72 74 72 68
Y 3 75 75 70 65 70 70 70 67 72 70 67 71 75 67 66 70 65 70 65 66 65 70 67 64 62 66 72 67 75 67 70 72 65
X² 4 4900 4489 4356 4356 4900 4489 4489 4900 6400 5184 4489 5184 4900 4900 4489 4761 4761 4761 4900 4900 4624 4624 4624 4624 4489 4489 4489 4624 4356 5184 5476 5184 4624
Y² 5 5625 5625 4900 4225 4900 4900 4900 4489 5184 4900 4489 5041 5625 4489 4356 4900 4225 4900 4225 4356 4225 4900 4489 4096 3844 4356 5184 4489 5625 4489 4900 5184 4225
X. Y 6 5250 5025 4620 4290 4900 4690 4690 4690 5760 5040 4489 5112 5250 4690 4422 4830 4485 4830 4550 4620 4420 4760 4556 4352 4154 4422 4824 4556 4950 4824 5180 5184 4420
34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71.
68 69 67 70 68 66 67 68 69 70 68 69 71 72 67 66 77 87 75 74 76 76 76 75 65 71 67 66 76 76 63 75 75 66 73 71 66 65
68 65 66 75 64 73 64 75 62 69 67 68 66 74 74 70 74 75 73 75 73 72 73 73 65 69 65 65 70 73 65 70 72 65 70 70 66 65
4624 4761 4489 4900 4624 4356 4489 4624 4761 4900 4624 4761 5041 5184 4489 4356 5929 7569 5625 5476 5776 5776 5776 5625 4225 5041 4489 4356 5776 5776 3969 5625 5625 4356 5329 5041 4356 4225
4624 4225 4356 5625 4096 5329 4096 5625 3844 4761 4489 4624 4356 5476 5476 4900 5476 5625 5329 5625 5329 5184 5329 5329 4225 4761 4225 4225 4900 5329 4225 4900 5184 4225 4900 4900 4356 4225
4624 4485 4422 5250 4352 4818 4288 5100 4278 4830 4556 4692 4686 5328 4958 4620 5698 6525 5475 5550 5548 5472 5548 5475 4225 4899 4355 4290 5320 5548 4095 5250 5400 4290 5110 4970 4356 4225
72. 73. 74.. 75. 76. 77. 78. 79. 80. ∑
66 71 65 66 78 66 74 70 70 5593
67 69 67 66 75 67 75 75 70 5537
4356 5041 4225 4356 6084 4356 5476 4900 4900 392337
4489 4761 4489 4356 5625 4489 5625 5625 4900 384327
4422 4899 4355 4356 5850 4422 5550 5250 4900 387750
Berdasarkan pada daftar tabel di atas diketahui bahwa : N
=
80
ΣX
=
5539
ΣY
=
5537
Σ X² = 392337 Σ Y² = 384327 Σ X.Y =
387750
Data-data di atas yang berupa Angka-angka tersebut kemudian dihitung dengan menggunakan rumus product moment sebagai berikut :
r xy
r xy
r xy
N ∑XY – (∑X)(∑Y) = _______________________________________ _______________________________________ √ { N∑X² - (∑X)²} {N∑Y² - (∑Y)²} (80 x 387750) - ( 5539 x 5537) = _______________________________________ _______________________________________ √ 80 x 392337 – (5539)² ( 80 x 384327 – (5537)² (31020000) - ( 30669441) = _______________________________________ _______________________________________
√ 31386960 – (30680521) ( 30746160 – (30658369) ( 31020000 – 30669441) r xy = _______________________________________ _______________________________________ √ ( 706439) ( 87791) r xy
rxy
51559 = ____________________ ____________________ √ 62018986249 51559 = ___________ 78752
r xy
= 0,654700833
r xy
= 0,655 (dibulatkan)
Setelah diperoleh nilai koefisien korelasi selanjutnya mencadi nilai df degree of freedom atau nilai derajat kebebasan dengan menggunakan rumus : DF = N - Nr dimana N = Number of caes (subjek penelitian) Nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan Dari hasil perhitungan di atas, ternyata diperoleh nilai koefisien korelasi r XY = 0,655, sedangkan variabel yang dikorelasikan ada 2 (dua) yaitui variabel X dan variabel Y, kemudian yang dijadikan subjek dalam penelitian ini ada 80 orang, maka df adalah 80 – 2 = 78, kemudian dengan menggunakan df sebesar 78 maka r tabel pada taraf signifikansi 0,05 atau 5 % = 0,217
C. Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak dengan kepatuhannya terhadap tata tertrib sekolah, setelah pengolahan data selesai dan diperoleh nilai r XY, dan nilai r tabel. Kemudian nilai r XY tersebut dibandingkan dengan nilai r tabel. Hal ini dilakukan dalam rangka menguji hipotesis yang telah penulis ajukan. Adapun kriteria pengujiannya sebagai berikut : 1. Tolak Ho, jika r hitung > r tabel. 2. Terima H, jika r tabel < r hitung. Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan di terima karena r hitung = 0,655 > r tabel = 0,217 pada taraf signifikansi sebesar 0,05 atau 5 %. Ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak dengan kepatuhannya terhadap tata tertib sekolah di MTs. Al-Mabrur Mauk kabupaten Tangerang.
D. Penafsiran dan Pembahasan Temuan Hasil Penelitian 1. Penafsiran Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus koefisien korelasi pada uraian di atas, maka untuk melakukan penafsiran, penulis berpedoman pada kriteria sebagai berikut : 0,00 -
0,200
0,201 - 0,400
: Tidak Ada Korelasi : Korelasi Rendah
0,401 - 0,600
: Sedang
0,601 - 0,800
: Tinggi
0,801 - 1,000
: Sempurna
Dengan berdasarkan kepada kriteria tersebut di atas, nilai 0,655 berada di antara 0,601 sampai dengan 0,800, nilai tersebut mempunyai nilai koefisien korelasi Tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa : “Terdapat hubungan yang signifikan antara prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak dengan kepatuhannya terhadap tata tertib sekolah di Madrasah Tsanawitah Al-Mabrur Mauk Kabupaten Tangerang, maka hipotesis alternatif teruji kebenarannya dan diterima
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Setelah penulis menguraikan tentang hubungan prestasi belajar siswa pada mata Pelajaran Aqidah Akhlak dengan Kepatuhannya terhadap tata tertib sekolah di MTs. Al-Mabrur Mauk Kabupaten Tangerang, maka penulis dapat mengambil kesaimpulan sebagai berikut : 1. Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak dapat dikatakan baik hal ini terbukti dari nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 70 (tujuh puluh) 2. Kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah
siswa yang dijadikan
responden berjumlah 80 orang, mempunyai prestasi belajar pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di MTs. Al-Mabrur dapat dikatakan cukup tinggi . Hal ini berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus koefisien korelasi diperoleh nilai 0,655, berdasarkan kepada kriteria tersebut di atas, nilai 0,655 berada di antara 0,601 sampai dengan 0,800, nilai tersebut mempunyai nilai koefisien korelasi Tinggi. 3. Terdapat hubungan yang signifikan antara prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak dengan kepatuhannya terhadap tata tertib sekolah di Madrasah Tsanawiyah Al-Mabrur Mauk Kabupaten Tangerang.
4. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ternyata H a diterima, karena r hitung = 0,655 > r tabel = 0,217 pada taraf signifikansi sebesar 0,05 atau 5 %. Ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang berarti antara belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak dengan kepatuhannya terhadap tata tertib sekolah di MTs. Al-Mabrur Mauk Kabupaten Tangerang.
B. Saran-Saran Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka penulis dapat saran-saran penulis adalah sebagi berikut : 1. Kepada Kepala Madrasah / guru MTs. Al-Mabrur diharapkan agar lebih memaksimalkan presatai belajar para siswanya terutama pada mata pelajaran Aqidah Akhlak untuk lebih meningkatkan disiplin siswa. 2. Kepada Para siswa MTs. Al-Mabrur agar labih meningkatkan prestasi belajarnya dalam semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. 3. Kepada para siswa juga diharapkan lebih mematuhi terhadap tata tertib sekolah agar proses belajar Mengajar lebih berhasil.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Abu, Psikologi Belajar, Solo: Rineka Cipta,1990 Arifin, Zaenal, Evaluasi Instruksional, Prinsip, Teknik Prosedur, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1997 Al-Abrasyi, Athiyah M, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1988 Buchori, Mukhtar, Tehnik Evaluasi dalam pendidikan, Jakarta: Raja Wali Press, 1984 Dasuki, Hafidz, Pembinaan Pendidikan Agama, Jakarta: Depag RI, 1982 Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta,1999 Depag RI, Petunjuk Teknis Mata Pelajaran Aqidah Akhlak, Jakarta: Bimbaga Islam, 1997 ----------------, Garis-garis besar Program Pengajaran Aqidah Akhlak, Jakarta: Dirjen Bimbaga Islam -----------------, Silabus Kurikulum 2004, Jakarta: Mapenda,2004 -----------------, Al-Qur’an dan Terjemahan, Semarang: Toha Putra,1989 Efendi Usman, E Juhaya S. Praja, Pengantar Psikologi, Bandung: Angkasa, 1985 Hamalik Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 1995 Kusdinar Atang dan Tabrani Rusyan, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Karya, 1989
Mahmud Hanan, Bimbingan dan Pekerjaan, Jakarta: Bulan Bintang, 1994 Mulyasa E, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep Karakteristik dan Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002 Mahmud Yunus, Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran, Jakarta: Karya Agung, 1987 Nasution S, Didaktik Azas Mengajar, Bandung: Jemars, 1998 Nasir M, Kapita Selekta, Jakarta: Bulan Bintang, 1994 Purwanto Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Karya, 1988 ---------------------, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: Remaja Rosadakarya, 1995, Cet Ke-9 Poerwadarminta WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,1995 Rooijaker Ad, Mengajar dengan Sukses, Jakarta: Gramedia, 1993 S Wojowasito, Kamus Bahasa Indonesia, Bandung: Shinat Darma, 1992 Syamsudin Abin Makmun, Psikologi Pendidikan, Bandung: IKIP, 1994 Sidi Indrajati, Menuju Masyarakat Belajar Menggagas Paradigma Baru Pendidikan, Jakarta: Logos Wacana Ilmu,2001 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Bina Aksara, 1988 Surya M, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Gramedia, 1985 Surakmad Wiranto, Prosedur Penelitian, Jakarta: Bulan bintang, 1983 Sudjana Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru, 1997
Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan, Bandung: Rosdakarya, 1996 Soerjabrata Soemadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali, 1991 -------------------------, Psikologi Belajar, Jakarta: Logos Wacana Ilmu,2001 Tim Dosen IKIP Malang, Pengantar Dasar-dasar Kependidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1988, Cet ke-3 Widayati Sri C, Reformasi Pendidikan Dasar, Jakarta: Gramedia, 2002 Winkel WS, Psikologi Pengajaran, Jakarta: Gramedia, 1989
Lampiran 1 NILAI PRESTASI BELAJAR SISWA MTs. AL-MABRUR DALAM MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK No.
1
Nama siswa
A. Hasan Basri
1
2
L/P
Kelas
Nilai
L
VII
70
3
4
5
2
Acep S.
L
VII
67
3
Arif
L
VII
66
4
Arsala
L
VII
66
5
Jarnoji
L
VII
70
6
Juheri
L
VII
67
7
Kamisan
L
VII
67
8
Asep K. H.
L
VII
70
9
Lakmudin
L
VII
80
10 Mahrajul Ilmi
L
VII
72
11 Maman S.
L
VII
67
12 M. Khaeroni
L
VII
72
13 M. Rokib
L
VII
70
14 Mustakim
L
VII
70
15 Nurcahyadi
L
VII
67
16 Saeful
L
VII
69
17 Sugandi
L
VII
69
18 Sukandi
L
VII
69
19 Sukardi
L
VII
70
20 Sulaeman
L
VII
70
21 Aminah
P
VII
68
3
4
5
22 Aspiyah
P
VII
68
23 Murtinah
P
VII
68
24 Nurhasanah
P
VIII
68
25 Ratna sari
P
VIII
67
26 Rohmah
P
VIII
67
27 Sartikah
P
VIII
67
28 Sawanah
P
VIII
68
29 Selvianah
P
VIII
66
30 Siti Agus
P
VIII
72
31 Siti Fatimah
P
VIII
74
32 Siti Khulifah
P
VIII
72
33 Siti Masni
P
VIII
68
34 Siti Masitoh
P
VIII
68
35 Sri Zaitun
P
VIII
69
36 Susilawati
P
VIII
67
37 Firdan
P
VIII
70
1
2
38 Fitri Roman Apriani
P
VIII
68
39 Gigih Gumilang
L
VIII
66
40 Iin Suryani
P
VIII
67
41 Muhammad Hilda Kurni
L
VIII
68
1
2
3
4
5
42 Muhammad Arif
L
VIII
69
43 Nahrawi
L
VIII
70
44 Tri Kasmiatun
P
VIII
68
45 Wibowo
L
VIII
69
46 Yuliana Bunawar
P
VIII
71
47 Abdul Rojak
L
VIII
72
48 Aef Sabatudin
L
VIII
67
49 Ali Rafsanjani
L
VIII
66
50 Diyah Hahudin
P
VIII
77
51 Dwi Asafitri
P
VIII
87
52 Dwi Setiawan
L
VIII
75
53 Embay Mayasari
P
VIII
74
54 Gugun Gumilar
L
III
76
55 Harmita
P
III
76
56 Indriana Agustin
P
III
76
57 Kurniati
P
III
75
58 Murniati
P
III
65
59 Liana Aprianti
P
III
71
60 Nizar Iman Fauzi
L
III
67
61 Rini Fitriani
P
III
66
3
4
5
62 Sartika
P
III
76
63 Sodikin
L
III
76
64 Syahrul
L
III
63
65 Tri Ratna sari
P
III
75
66 Vina mardianti
P
III
75
67 Yanti
P
III
66
68 Abi Fahrobi
L
III
73
69 Anggun Futria Andriani
P
III
71
70 Dwi Wulandari
P
III
66
71 Ebi Ahmad Robi'I
L
III
65
72 Erli Rosita
P
III
66
73 Femi Heryati
P
III
71
74 Fitriani
P
III
65
75 Hasbi Rifa'I
L
III
66
76 Hasna Maulani
P
III
78
77 Imam Setiyadi
L
III
66
78 Lisa Cut Mutia
P
III
74
79 Muhammad Nurdin
L
III
70
1
2
80 Nuverianto
L
III
70
Jumlah
5593
Lampiran 2 PENENTUAN SKOR HASIL PENGISIAN ANGKETPENELITIAN Option
Alternatif Jawaban
Skor
a.
Selalu
4 (empat)
b.
Kadang-kadang
3 (tiga)
c.
Jarang
2 (dua)
d.
Tidak Pernah
1 (satu)
Lampiran 3 DAFTAR REKAPITULASI HASIL PENGISIAN ANGKET DARI RESPONDEN No. 1
2 3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 JML
1
2
3 4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
22
1
4
4 4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
2
3
4
4
4
4
4
75
5
4
4 4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
2
2
4
4
4
75
3
3
4 4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
2
2
4
4
4
4
70
4
4
3 3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
4
2
2
3
3
4
4
4
65
5
3
3 3
2
2
2
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
70
6
4
4 4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
2
2
4
4
4
4
4
70
7
4
4 4
4
1
2
4
4
2
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
70
8
4
4 4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
67
9
3
4 4
4
4
4
4
4
2
2
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
72
10
3
3 3
3
3
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
3
3
3
4
4
70
11
2
2 3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
67
12
2
4 3
3
3
2
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
71
13
2
4 4
4
3
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
75
14
2
4 4
4
2
2
3
4
3
4
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
67
15
2
4 4
4
2
2
2
3
3
3
3
2
4
4
4
4
4
4
4
4
66
16
2
4 4
4
4
2
4
4
4
3
4
3
4
3
3
4
3
3
4
4
70
17
2
3 3
4
4
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
65
18
3
4 4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
70
19
4
3 3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
65
20
2
4 4
3
3
3
2
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
66
21
2
2 2
2
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
65
22
2
4 4
4
4
4
2
4
4
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
70
23
2
4 4
4
4
2
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
67
24
2
4 4
4
4
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
64
25
2
4 2
4
2
2
2
3
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
4
4
62
26
1
4 2
4
2
2
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
66
27
1
3 3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
4
72
28
2
2 2
2
3
3
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
67
29
2
3 4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
75
30
3
3 3
3
2
2
4
4
4
4
3
3
4
4
4
3
3
3
4
4
67
31
3
3 3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
70
32
4
4 3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
72
33
4
4 4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
65
34
4
4 4
4
3
3
4
3
3
2
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
68
35
4
3 3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
65
36
3
3 4
3
4
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
66
37
3
3 3
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
75
38
2
3 3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
64
39
3
4 4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
73
40
3
3 3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
4
4
64
41
4
4 4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
75
42
2
2 2
2
2
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
62
43
4
4 4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
69
44
4
4 4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
67
45
4
3 3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
68
46
4
4 4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
4
4
66
47
4
4 4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
74
48
4
4 4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
74
49
4
4 4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
70
50
4
4 4
4
4
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
74
51
4
4 4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
75
52
4
4 4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
73
53
4
4 4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
4
4
3
4
4
75
54
4
4 4
4
4
4
4
3
3
3
3
4
3
3
3
4
4
4
4
4
73
55
4
4 4
4
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
72
56
4
4 4
4
4
4
3
3
3
3
3
4
3
4
3
4
4
4
4
4
73
57
4
4 4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
4
73
58
4
4 3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
2
2
3
3
4
4
4
65
59
4
4 4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
69
60
4
3 3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
65
61
4
4 4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
65
62
4
4 4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
70
63
4
4 4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
73
64
4
3 3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
65
65
4
4 4
4
4
2
3
3
3
3
3
3
4
4
3
4
4
4
4
4
70
66
4
4 4
2
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
72
67
2
2 2
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
65
68
4
4 4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
70
69
4
4 3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
70
70
4
4 4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
66
71
4
4 4
2
2
2
2
2
2
2
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
65
72
4
4 4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
67
73
4
4 4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
69
74
4
4 4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
67
75
4
4 4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
66
76
4
4 4
4
4
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
75
77
4
4 3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
67
78
4
4 4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
75
79
4
4 4
4
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
75
80
4
4 4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
70