HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI MATA PELAJARAN FIQIH (Studi kasus siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri I Boyolali)
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : Ulfa Susan Andriana NIM : 111 06 113
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah di koreksi dan diperbaiki, maka skripsi sdr: Nama
: Ulfa Susan Andriana
Nim
: 111 06 113
Jurusan
: Tarbiyah
Program Study
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul
: Sinergi Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Mata Pelajaran Fiqih pada Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali Telah kami setujui untuk di munaqosahkan.
Salatiga, 30 juli 2010 Pembimbing
Peni Susapti, M.Si NIP: 19700403200003 2003
ii
PERNYATAAN KEASLIAN ULANG
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Ulfa Susan Andriana
Nim
: 111 06 113
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulisan orang lain, pendapat atau temuan orang lain. Dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila saya menjiplak maka saya siap untuk munaqosah ulang.
Salatiga, 30 juli 2010 Yang menyatakan,
Ulfa Susan Andriana NIM: 111 06 113
iii
MOTTO HIDUP IBARAT MENITI TANGGA-TANGGA KEHIDUPAN, DI MANA SETIAP TANGGA YANG DILALUI ADALAH SEJARAH BAGI MANUSIA ITU SENDIRI… MAKA BUATLAH SEJARAH HIDUP YANG DITULIS DENGAN TETESAN DARAH PERJUANGAN DI JALAN ALLAH SWT, WAKTU ADALAH KUMPULANAN DARI DETIK-DETIK KEHIDUPAN… HIDUP ADALAH PILIHAN… INGATLAH DALAM SETIAP PILIHAN PASTI ADA KONSEKUENSI… MAJU TERUS PANTANG MUNDUR, SEMANGAT!!!
iv
PERSEMBAHAN 1. Sang pecinta (Allah SWT) bumi dan langit bumi dan langit yang telah mendidik manusia dengan berbagai ujian dan cobaan hidup. 2. Sang utusan ilahi, nabi Muhammad SAW, yang telah memberi pencerahan kehidupan melalui sunah-sunahnya. 3. Bapak dan ibu tercinta yang dengan jerih payahnya, tetesan keringatnya, doa-doa yang dipanjatkan setiap saat sehingga skripsi ini bisa selesai. 4. Kangmas tercinta muhadzab, terimakasih atas dorongan, kesabaran, dan semua yang telah diberikan kepadaku selama kita bersama. 5. Adikku tersayang mukhlis, jadilah orang yang senantiasa menuntun sekeliling orang dengan kemuliaan akhlakmu, teruslah berjuang adikku! 6. Sahabat-sahabat terbaikku aziz, rofik, rina, rika, titis, tintis, hanik dan seluruh teman kelas PAI.DHE yang tidak dapat disebutkan satu persatu. 7. Sahabat sahabati PMII 8. Teman-teman PPL SMP I Windusari 9. Teman-taman KKN PASANGSARI
v
KATA PENGANTAR Alhamdulillahi robbil’alamin segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT tang senantiasa menumpahkan taufiq, hidayah, dan inayah, serta ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar, sholawat srta salam semoga selalu terlimpahkan atas junjungan kita Nabi besar Muhammad saw. Berkat ketekunan serta dorongan dari berbagai pihak, maka penyusunan skripsi yang berjudul SINERGI ANTARA MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI MATA PELAJARAN FIQIH SISWA KELAS XI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN AKADEMIK 2009/2010 dapat terselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang tulus kepada berbagai pihak yang telah membantu, terutama kepada: 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN ) Salatiga. 2. Ibu Peni Susapti, M. Si, selaku pembimbing yang dengan ikhlas meluangkan waktu, tenaga, serta pikiran, berkenaan memberi bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Kedua orang tua yang senantiasa memberi doa dan motivasi demi kelancaran penyelesaian skripsi ini. 4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atau segala jasanya.
vi
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis panjatkan doa semoga Allah SWT senantiasa member imbalan pahala yang setimpal atas amal baiknya. Penulis menyadari bahwa hasil penyusunan skripsi ini masi jauh dari kesempurnaan. Untuk itu harapan penulis kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua. Amin.
Salatiga, 29 juli 2010 Penulis,
Ulfa Susan Andriana 111 06 113
vii
ABSTRAK Andriana, Ulfa Susan. 2010. Sinergi Motivasi Belajar Terhadap prestasi pada mata pelajaran fiqih. Skripsi jurusan tarbiyah program study Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Peni Susapti, MSi Motivasi merupakan perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang beru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Prestasi bisa didefinisikan sebagai hasil yang telah dicapai dari suatu pekerjaan yang telah dilakukan. Prestasi di dalam belajar yaitu hasil yang dicapai atau diperoleh dari kegiatan belajar. Fiqih adalah paham yang mendalam Karena agama islam adalah kumpulan dari beberapa unsur akidah, akhlak dan hukum atas suatu perbuatan manusia. Dengan mengukur tingkat motivasi belajar siswa, terdapat hasil bahwa prestasi siswa terpengaruh oleh adanya motivasi belajar siswa itu sendiri. Dengan pengambilan sample 75 siswa dari keseluruhan siswa kelas XI terdapat hasil kategori motivasi belajar tingkat tinggi mendapat nilai antara 29 – 32 sebanyak 9 siswa mencapai 12%, untuk kategori sedang mendapat nilai antara 25 – 28 sebanyak 54 siswa mencapai 72%, dan untuk kategori rendah mendapat nilai antara 21 – 24 sebanyak 12 siswa mencapai 16%. Prestasi siswa MAN 1 Boyolali tahun ajaran 2009/2010 adalah bervariasi, yaitu kategori motivasi belajar tingkat tinggi mendapat nilai antara 79 – 85 sebanyak 27 siswa mencapai 36%, untuk kategori sedang mendapat nilai antara 72 –78 sebanyak 34 siswa mencapai 45%, dan untuk kategori rendah mendapat nilai antara 65 –71 sebanyak 14 siswa mencapai 19%. Kata kunci: Motivasi belajar, prestasi siswa, dan mata pelajaran fiqih
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................
ii
PENGESAHAN KELULUSAN ....................................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN ULANG .........................................................
iv
MOTTO ........................................................................................................
v
PERSEMBAHAN .........................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................
vii
ABSTRAK ...................................................................................................
ix
DAFTAR ISI ................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv BAB 1
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..........................................................
1
B. Rumusan Masalah ...................................................................
4
C. Tujuan Penelitian .....................................................................
4
D. Manfaat Penelitian ...................................................................
5
E. Definisi Operasional ................................................................
6
F. Hipotesis Penelitian .................................................................
9
G. Metode Penelitian ....................................................................
9
H. Sistematika Penulisan .............................................................. 13 BAB II
LANDASAN TEORI A. Motivasi Belajar ...................................................................... 15
ix
1. Pengertian Motivasi ........................................................... 15 2. Macam-macam Motivasi ................................................... 18 3. Teori Motivasi ................................................................... 20 4. Fungsi Motivasi dalam Belajar ........................................... 22 5. Bentuk-bentuk Motivasi di Sekolah ................................... 23 6. Cara-cara Menumbuhkan Motivasi .................................... 27 7. Cara membangkitkan motivasi............................................ 28 8. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar ........................................ 29 9. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar .......... 31 10. Tujuan Pendidikan ............................................................. 32 B. Belajar...................................................................................... 34 1. Pengertian Belajar............................................................... 34 2. Unsur-unsur Belajar............................................................ 35 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar.......................... 37 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ................ 37 5. Prinsip Belajar .................................................................... 39 6. Teori belajar ....................................................................... 42 7. Tujuan belajar .................................................................... 45 C. Prestasi..................................................................................... 46 1. Pengertian prestasi ............................................................. 46 2. Kebutuhan Prestasi ............................................................ 47 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ............. 49 D. Fiqih......................................................................................... 52
x
1. Pengertian .......................................................................... 52 2. Metode mengajarkan fiqih ................................................. 54 3. Materi pelajaran fiqih ......................................................... 55 E. Sinergi Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Mata Pelajaran Fiqih Siswa .................................................................................................... 56
BAB III
MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI MATA PELAJARAN FIQIH A. Gambaran Umum 1. Kondisi Fisik ..................................................................... 57 2. Sejarah berdirinya .............................................................. 57 3. Letak geografis .................................................................. 61 4. Visi dan Misi ..................................................................... 61 5. Struktur Organisasi ............................................................ 62 6. Sarana dan Prasarana ......................................................... 65 7. Ruang-ruang ...................................................................... 65 8. Perlengkapan dan Alat pelajaran ........................................ 65 9. Kondisi Siswa, Guru dan Karyawan ................................... 66 10. Data Guru dan Karyawan ................................................... 66 11. Prestasi yang Dicapai ......................................................... 69 12. Kelulusan .......................................................................... 70 B. Penyajian Data 1. Data Motivasi Belajar ........................................................ 71 2. Responden ......................................................................... 73
xi
3. Pengolahan Data ................................................................ 74 BAB IV ANALISA DATA TENTANG SINERGI MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI MATA PELAJARAN FIQIH A. Analisis Pertama ...................................................................... 86 1. Tingkat Motivasi Belajar ................................................... 87 2. Tingkat Variasi Prestasi Belajar Fiqih ................................ 88 3. Menyusun Tabel Nominasi ................................................ 89 B. Analisis Kedua ........................................................................ 90 1. Membuat Tabel Kontingensi Untuk Menentukan f o .......... 91 2. Membuat Tabel fh ............................................................. 91 3. Menghitung Chi Kuadrat ................................................... 92 4. Menghitung Koefisen Kontingensi ..................................... 93 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................. 95 B. Saran ....................................................................................... 96 C. Penutup ................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL TABEL I. Daftar Guru dan Karyawan Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali ..
67
TABEL II. Tingkat Kelulusan Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali ..............
71
TABEL III. Daftar Nama Siswa Kelas XI IPS I dan 2 MAN 1 Boyolali.........
72
TABEL IV. Nilai Angket Tentang Motivasi Belajar .....................................
74
TABEL V. Interval Tentang Motivasi Belajar ...............................................
78
TABEL VI. Nilai Nominasi Motivasi Belajar Siswa .....................................
79
TABEL VII. Persentase Motivasi Belajar .....................................................
81
TABEL VIII. Hasil Nilai Fiqih Siswa Semester Genap .................................
81
TABEL IX Interval Tentang Prestasi Belajar ................................................
83
TABEL X. Persentase Prestasi Belajar ..........................................................
85
TABEL XI. Rekapitulasi Skor Tentang Tingkat Motivasi Belajar .................
87
TABEL XII. Nominasi Persentase Tentang Motivasi Belajar ........................
88
TABEL XIII. Nilai Interval Prestasi Belajar Fiqih Siswa ..............................
89
TABEL XIV. Interval Dan Nominasi Prestasi Siswa Bidang Study Fiqih .....
89
TABEL XV. Frekuensi Yang Di Observasi ..................................................
91
TABEL XVI. Menghitung fo dan fh .............................................................
92
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah tindakan khusus yang hanya bisa dilakukan oleh manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan pendidikan manusia mempunyai keunggulan komparatif dibanding makhluk Tuhan yang lain. Keunggulan komparatif itu yang membuat manusia diberikan kedudukan yang sangat tinggi dimata Tuhan sebagai khalifah. Pendidikan sendiri merupakan persoalan yang abadi dan berlangsung sepanjang usia manusia, jadi sejak manusia lahir bahkan sebelum lahir atau masa prenatal, manusia sudah dihadapkan dengan persoalan pendidikan. Dimana dengan adanya pengajaran maka seseorang akan memiliki pengetahuan yang lebih luas serta budi pekerti yang baik. Sehingga ini akan menjadikan manusia lebih sempurna dari pada yang lain. Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT berikut ini:
1
2
Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapanglapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S Al Mujadalah: 11) Demikian pula disebutkan dalam surat dan ayat yang lain:
Artinya : (apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (Q.S Az Zumar: 9) Pendidikan sebenarnya merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Disebutkan dalam pasal 9 (ayat 2) UU Sisdiknas tahun 1989 bahwa, “Satuan pendidikan luar sekolah meliputi keluarga, kelompok belajar, kursus dan satuan pendidikan yang sejenis.” Hal ini berarti
2
3
bahwa porsi pendidikan yang dialami siswa dalam kesehariannya lebih banyak dilakukan di sekolah. Untuk memperoleh kualitas pendidikan atau prestasi yang memuaskan di sekolah-sekolah, diperlukan model pembelajaran yang baik
agar
bisa
membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam belajar. Hal tersebut merupakan pendorong yang kuat untuk semangat belajar. Pada dasarnya, setiap individu mempunyai kemampuan untuk belajar. Adanya suatu kegiatan belajar tidak lepas dari tujuan yang hendak dicapai, yaitu agar mampu mengadakan perubahan dan juga untuk mencapai prestasi. Semangat Belajar dan motivasi merupakan faktor yang sangat penting bagi para siswa untuk mencapai keberhasilan atau prestasi dalam belajar. Dengan adanya semangat dan motivasi, para siswa akan merasa senang untuk belajar. Hal itu berarti apabila dalam diri siswa ada semangat atau motivasi yang kuat dalam ataupun sebelum proses belajar mengajar, maka rasa senang untuk belajar akan semakin bertambah. Sebaliknya apabila tidak memiliki semangat yang matang dan motivasi sama sekali, maka mereka akan merasa enggan atau tidak semangat untuk belajar. Oleh sebab itu semangat dan motivasi perlu ditumbuhkembangkan karena hal tersebut merupakan faktor yang penting dalam belajar. Adapun tantangan yang dihadapi dalam kegiatan belajar amat banyak sekali, siswa dituntut untuk berhasil, sementara untuk menumbuhkan semangat dan motivasi belajar para siswa sangat sulit. Ini merupakan suatu persoalan yang harus ditindaklanjuti untuk mengupayakan agar para siswa atau peserta didik memiliki gairah dan motivasi belajar yang baik. Apabila dilihat lebih jauh
3
4
tentang berbagai upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut, sering kali terjadi ketidakpuasan terhadap siswa karena tujuan belajar atau prestasinya belum tercapai. Dengan demikian, seharusnya para guru senantiasa memotivasi dan mumupuk semangat untuk mencapai prestasi yang lebih baik. Berdasarkan uraian di atas penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan judul ”SINERGI ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI MATA PELAJARAN FIQIH SISWA KELAS XI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN AKADEMIK 2009/2010”
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas, penulis mengemukakan pokok pembahasan dengan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana motivasi belajar siswa kelas X1 Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali Tahun Akademik 2009/2010 ? 2. Bagaimana prestasi mata pelajaran fiqih siswa kelas X1 Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali Tahun Akademik 2009/2010? 3. Apakah motivasi belajar siswa kelas X1 Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali Tahun Akademik 2009/2010 bersinergi pada prestasi mata pelajaran fiqih?
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa kelas X1 Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali Tahun Akademik 2009/2010 .
4
5
2. Untuk mengetahui prestasi mata pelajaran fiqih siswa kelas X1 Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali Tahun Akademik 2009/2010. 3. Untuk mengetahui sinergi antara motivasi belajar terhadap prestasi mata pelajaran fiqih siswa kelas X1 Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali Tahun Akademik 2009/2010.
D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat kepada : 1. Siswa MAN 1 Boyolali Para siswa dapat meningkatkan motivasi dan semangat dalam belajar untuk mencapai hasil belajar atau prestasi yang lebih baik, disamping itu untuk melatih dan membiasakan para siswa untuk tetap memiliki semangat dan motivasi belajar yang tinggi, agar tercapai prestasi yang memuaskan. 2. Guru MAN 1 Boyolali Para guru bisa melakukan inovasi dalam kegiatan pembelajaran agar siswa tetap termotivasi dan semangat dalam belajar sehingga para siswa tetap termotivasi dan selalu bersemangat tinggi. 3. Lembaga / Sekolahan Dengan menerapkan kegiatan pembelajaran sesuai dengan semangat dan motivasi para siswa yang sesuai dengan karakteristik pelajaran, manajemen pembelajaran melalui pimpinan sekolah akan menghasilkan pendidik-pendidik yang professional dalam bidangnya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi tentang membangun motivasi siswa untuk balajar lebih giat, efektif, dan efisien.
5
6
E. Definisi Operasional 1. Motivasi a. Pengertian motivasi Motivasi merupakan perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya
tujuan.
(www.thefreedictionary.com)
merupakan kondisi psychology
Motivasi
yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan, dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Di dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab siswa yang tidak mempunyai motivasi untuk belajar, dia akan sulit untuk menerima atau memahami apa yang dipelajari. Jadi motivasi sangatlah penting untuk mendukung berlangsungnya suatu kegiatan. b. Macam-macam motivasi Motivasi ada dua, yaitu motivasi dari dalam (intrinsik) dan motivasi dari luar (ekstrinsik). 1). Motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang muncul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan, pengaruh dan dorongan dari orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Motivasi dari dalam ini lebih kuat dari pada motivasi dari luar.
6
7
2). Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang timbul karena pengaruh atau dorongan dari luar individu. Motivasi ini terjadi tidak atas dasar kemauan sendiri yaitu karena adanya paksaan, ajakan dan atau suruhan dari orang lain untuk melakukan sesuatu. (Suryabrata, 1990: 72) c. Untuk mengukur variabel motivasi tersebut menggunakan indikator sebagai berikut : 1) Tekun mengerjakan tugas 2) Ulet menghadapi kesulitan 3) Senang bekerja mandiri 4) Mampu Mendapatkan nilai tertinggi 5) Senang mencari dan memecahkan masalah 6) Aktif mengikuti pelajaran (Sardiman, 1992: 83) 2. Belajar a. Pengertian belajar Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang beru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. (Slameto, 1991 : 2). Belajar merupakan suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia. Pada penjelasan tersebut dapat kita pahami bahwa belajar merupakan perubahan atau peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang di berbagai bidang akibat melakukan interaksi secara terus
7
8
menerus dengan lingkungannya. Jika di dalam belajar tidak mendapatkan peningkatan, maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut gagal dalam proses belajar. b. Jenis-jenis belajar Menurut para ahli pendidikan, jenis belajar menyangkut masalah belajar arti kata-kata, belajar kognitif, belajar menghafal, belajar teoritis, belajar konsep, belajar kaidah, dan belajar berfikir. c. Strategi belajar Setiap orang memiliki strategi belajar yang berbeda-beda, karena strategi belajar bersifat individual tergantung pada orangnya, dalam artian bahwa strategi belajar yang efektif bagi diri sendiri belum tentu efektif bagi orang lain. Untuk memperoleh strategi belajar yang efektif, seseorang harus mempunyai konsep sesuai dengan keinginannya. 3. Prestasi a. Pengertian prestasi Prestasi bisa didefinisikan sebagai hasil yang telah dicapai dari suatu pekerjaan yang telah dilakukan. (Pena, 2006: 386) Prestasi di dalam belajar yaitu hasil yang dicapai atau diperoleh dari kegiatan belajar. b. Untuk mengukur prestasi belajar mata pelajaran fiqih tersebut penulis menggunakan indikator sebagai berikut: 1) Nilai mata pelajaran fiqih dalam raport minimal 7 2) Menghafal materi pelajaran teori fiqih untuk pelaksanaan praktek minimal 75%
8
9
3) Selalu mengerjakan tugas dari guru 4) Mampu menjelaskan kepada teman yang kurang paham 5) Siswa selalu mempraktekkan teori fiqih yang diajarkan guru dengan baik dan benar
F. Hipotesis Penelitian Yang dimaksud dengan hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan, penelitian sampel terbukti data yang terkumpul (Suharsimi Arikunto,1998: 67). Selanjutnya berangkat dari pernyataan sebagai berikut: ada pengaruh antara motivasi belajar terhadap prestasi mata pelajaran fiqih. Artinya semakin tinggi motivasi belajar maka akan semakin besar prestasi belajar fiqih di sekolah.
G. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. 2. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. (Arikunto, 1999: 67) Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MAN 1 Boyolali tahun akademik 2009/2010, sebanyak 150 siswa. 3. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 1989: 104). Suharsimi arikunto mengatakan bahwa, “untuk mengambil sampel yang
9
10
apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua dan apabila subjeknya lebih dari 100 dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25% (Suharsimi Arikunto, 1989: 107). Pada penelitian ini penulis mengambil sampel sebanyak 50% jumlah populasi 150, jadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 75 siswa. Tehnik pengumpulan data adalah: a. Tekhnik observasi Tekhnik observasi adalah metode ilmiah sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis dari fenomena-fenomena yang diselidiki. (Sutrisno Hadi, 1995: 136) b. Tekhnik interview Adalah suatu proses tanya jawab lesan, yang mana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik yang dapat melihat muka yang lain dan mendengar dengan telinga dari suaranya (Sukandar rumidi, 2002: 88). c. Tekhnik angket Adalah tekhnik pengupulan data dengan cara mengirimkan suatu daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi (Sukandar Rumidi, 2002: 78) d. Dokumentasi Dokumentasi adalah kumpulan data variabel yang berbentuk tulisan, moment, artifact, foto, tape, dan sebagainya. (Koentjaraningrat, 1985: 8). Metode dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data yang bersifat dokumenter, misalnya tentang arsip-arsip sekolah, sarana dan prasarana, struktur organisasi Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali.
10
11
4.
Teknik analisis data Setelah penulis memperoleh data, penulis akan melakukan rekap data kemudian analisis data. Dalam menganalisis data ini penulis menggunakan dua tahapan yaitu: a. Analisis pertama Tahap ini diadakan perhitungan awal dari data yang diperoleh dari hasil angket tentang motivasi belajar dan prestasi siswa. Untuk menganalisanya peneliti menggunakan rumus prosentase sebagai berikut: P
F x 100% N
Keterangan: P = Proporsi individu dalam golongan F = Frekuensi N = Jumlah subyek dalam golongan Yaitu tahap pengelompokan data yang akan dimasukkan ke dalam distribusi frekuensi dan diadakan pengolahan seperlunya atau tahap pemberian nilai member bobot sebagai berikut: 1) Alternatif jawaban A diberi skor 3 ( tinggi) 2) Alternatif jawaban B diberi skor 2 ( sedang ) 3) Alternatif jawaban C diberi skor 1 ( rendah ) b. Analisis Kedua Dalam analisis kedua diakukan untuk mengetahui prestasi siswa kelas XI semestar gasal MAN 1 Boyolali tahun akademik 2009/2010. Analisis kedua menggunakan rumus yang sama dengan analisis pertama
11
12
c. Tekhnik Ketiga Dalam analisis ketiga ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi mata pelajraran fiqih siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali tahun pelajaran 2009/2010. Teknik analisisnya digunakan rumus KK (Sugiyono, 2007: 239)
C=
Keterangan: C
= Koefisien kontingensi
x2
= Harga chi-kuadrat yang diperoleh
N
= Jumlah responden Setelah data diperoleh kemudian diolah kembali dengan
menggunakan analisis statistic chi-kuadrat dengan rumus sebagai berikut:
x 2
fo f h 2 fh
Keterangan : x2
: Variabel Pengaruh
: Sigma (jumlah)
fo
: frekuensi yang diperoleh berdasarkan data.
fh
: Jumlah/ frekuensi yang diharapkan (presentase luas tiap bidang
dikalikan dengan n) f o f h : selisih data f o dengan f h (Sugiyono, 2007: 81-82)
12
13
H. Sistematika Penulisan Laporan Untuk memperoleh gambaran jelas dari penelitian skripsi, maka penulis membuat sistematika, sebagai berikut: Bab I
Pendahuluan. Pada bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, kajian pustaka, hipotesis penelitian, metode penelitian, sistematika penulisan.
Bab II
Landasan Teori Berisi tentang masalah motivasi belajar yaitu Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang di tandai dengan timbulnya afektif dan reaksi unntuk mencapai tujuan. Belajar pengertiannya adalah adalah proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang berkat pengalaman dan pelatihan. Prestasi adalah hasil yang dicapai maksudnya disini adalah suatu hasil yang baik yang telah ditempuh dalam suatu bentuk pembelajaran dalam lembaga pendidikan, karena hasil yang diperoleh lebih baik dari yang sebelumnya.
Bab III Laporan Penelitian Berisi tenang tujuan umum madrasah aliyah negeri 1 boyolali, yaitu sejarah berdirinya lokasi dan fasilitas, keadaan guru dan karyawan, keadaan siswa, struktur organisasi dan laporan keadaan responden yaitu jawaban angket motivasi belajar, jawaban angket prestasi belajar fiqih.
13
14
Bab IV Analisis Data Analisis data ni menyajikan, analisis data tentang motivasi belajar, analisis data tentang prestasi mata pelajaran fiqih, analisis data tentang motivasi belajar dengan prestasi mata pelajaran fiqih, analisis uji hipotesis. Bab V
Kesimpulan dan Saran Meliputi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran.
14
BAB II LANDASAN TEORI
A. Motivasi 1. Pengertian Motivasi Istilah motivasi mengacu pada semua gejala yang terkandung dalam stimulasi tindakan ke arah tujuan tertentu dimana sebelumnya tidak ada gerakan menuju ke arah tujuan tersebut. Motivasi dapat berupa dorongandorongan dasar atau internal atau insentif di luar diri individu atau hadiah. Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk meninjau dan memahami motivasi, ialah : (1). Motivasi dipandang sebagai suatu proses. Pengetahuan tentang proses ini dapat membantu guru menjelaskan tingkah laku yang diamati dan meramalkan tingkah laku orang lain (2). Menentukan karakteristik proses ini berdasarkan petunjuk-petunjuk tingkah laku seseorang. Petunjuk-petunjuk tersebut dapat dipercaya apabila tampak kegunaannya untuk meramalkan menjelaskan tingkah laku lainnya. Mc Donald (1959) merumuskan, bahwa "Motivation is an energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions". (Hamalik, 1995: 106) dalam rumusan tersebut ada tiga unsur yang saling berkaitan, ialah sebagai berikut: a. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahan tersebut terjadi disebabkan oleh perubahan tertentu pada sistem neurofisiologis dalam organisme manusia.
15
16
b. Motivasi ditandai oleh timbulnya perasaan (affective arousal) emosi. Suasana emosi ini menimbulkan tingkah laku yang bermotif perubahan ini dapat diamati pada perbuatannya. c. Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang bermotivasi memberikan respon-respon kea rah suatu tujuan tertentu. Respon-respon itu berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perubahan energy dalam dirinya. Setiap respon merupakan suatu langkah kea rah mencapai tujuan. Menurut Sukmadinata Motivasi mempunyai kekuatan mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan, kondisi yang mendorong melakukan karena ada tujuan yang akan dicapai. Lihat gambar di bawah ini (Sukmadinata, 2003: 31)
Motif
Kegiatan
Tujuan
Dari gambar di atas sangat jelas hubungan antara tujuan, kegiatan dan motivasi. Seseorang melakukan suatu kegiatan karena ada yang mendorong yaitu motif, motif untuk melakukan suatu kegiatan, dan kegiatan tersebut dilakukan karena adanya tujuan yang akan dicapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan, dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat dicapai. Motivasi disini sangat diperlukan, sebab dorongan tersebut sangat mempengaruhi keberhasilan atau kesuksesan dalam belajar.
17
Pada dasarnya motivasi terbentuk oleh tenaga-tenaga yang bersumber dari dalam dan luar diri individu. Istilah motif juga bias disebut dengan istilah drive. Motif adalah dorongan yang terarah kepada pemenuhan kebutuhan psikis atau rohaniah. Kebutuhan merupakan suatu kebutuhan dimana individu merasakan adanya kekurangan atau ketiadaan sesuatu yang diperlukan. Keinginan atau wish adalah harapan untuk mendapatkan atau memiliki sesuatu yang dibutuhkan. Motivasi berperan sangat penting dalam suatu kegiatan karena akan mempengaruhi kekuatan dari kegiatan tersebut, tetapi motivasi juga dipengaruhi oleh tujuan. Apabila tujuan suatu kegiatan itu sangat penting dan berarti, maka motivasi akan semakin kuat, dan semakin besar motivasi , maka semakin kuat kegiatan dilaksanakan. Ketiga komponen tersebut saling berkaitan erat dan membentuk suatu kesatuan yang disebut proses motivasi. Proses motivasi ada tiga langkah, yaitu: a. Adanya suatu kondisi yang terbentuk dari tenaga-tenaga pendorong (desakan, motif, kebutuhan dan keinginan yang menimbulkan suatu ketegangan atau tension) b. Berlangsungnya kegiatan atau tingkah laku yang diarahkan kepada pencapaian suatu tujuan yang akan mengendorkan atau menghilangkan ketegangan. c. Pencapaian tujuan dan berkurangnya atau hilangnya ketegangan. (Sukmadinata, 2003: 60)
18
2. Macam-macam Motivasi Motivasi ada beberapa macam baik menurut jalarannya, menurut sifatnya, atau menurut sangkut pautnya. Menurut jalarannya, motivasi ada dua macam yaitu: a. Motivasi intrinsik (dari dalam), yaitu motivasi yang muncul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan, pengaruh dan dorongan dari luar atau dari orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri, dalam artian bahwa di dalam diri individu sudah ada dorongan, tidak ada rangsangan dari luar. b. Motivasi ekstrinsik (dari luar), yaitu motivasi yang muncul karena adanya dorongan, pengaruh, dan rangsangan dari luar individu. Motivasi ini terjadi tidak atas dasar kemauan sendiri, tetapi karena ada paksaan, ajakan dan suruhan dari orang lain untuk melakukan sesuatu. (Suryabata, 1990: 72). Antara motivasi intrinsik dan ekstrinsik sama baiknya, sebab adanya motivasi instrinsik akan timbul bila ada motivasi ekstrinsik. Di dalam motivasi ekstrinsik diharapkan dapat memunculkan motivasi instrinsik. Pada umumnya pengalaman sekarang menunjukkan
bahwa peserta didik mau
belajar karena perintah, tugas, hadiah dan lainnya dari orang lain. Disini jelas bahwa motivasi ekstrinsiklah yang lebih dominan Berdasarkan kebutuhan seseorang menurut George Boerd. Motivasi dibedakan menjadi empat, yaitu: a. Motivasi biologis, seperti kebutuhan air, udara, makan, papan, sandang,
19
ilmu, dan sebagainya. b. Motivasi sosial, seperti kebutuhan untuk dapat diterima orang lain, perhatian, persetujuan, dan harga diri motivasi ini oleh Abraham Maslow disebut kebutuhan instinctoid artinya motivasi yang dipengaruhi melalui belajar. c. Motivasi personal seperti kebutuhan yang didasarkan pada pengalaman individual/kebiasaan kita (baik dan buruk). d. Motivasi
kompetensi
seperti keinginan untuk
belajar,
bersaing,
menguasai, dan untuk kreativitas. Motivasi ini disebut juga dorongan untuk kesempurnaan. (George Boerel, 2006: 458) Menurut sifatnya, motivasi ada tiga macam, yaitu a. Motivasi takut (fear motivation), yaitu individu melakukan suatu perbuatan karena takut. Misalnya seorang siswa kelas tiga belajar dengan sangat rajin dan lebih rajin dari hari-hari biasa waktu akan menghadapi UAN, bukan karena menyadari sebagai kewajibannya, tapi karena takut tidak akan lulus ujian nasional. b. Motivasi insentif (incentive motivation), yaitu individu melakukan suatu perbuatan untuk mendapatkan insentif dengan berbagai bentuk seperti: mendapatkan honorium, bonus, hadiah, piagam penghargaan, dan lainlain. c. Motivasi sikap (attitude motivation), yaitu motivasi yang bersifat intrinsik, muncul dari dalam individu. Sikap merupakan motivasi karena menunjukkan keterkaitan atau ketidakterkaitan seseorang terhadap suatu
20
objek. d. Menurut sangkut-pautnya, motivasi ada dua macam, yaitu: 1) Motivasi jasmaniah, seperti refleks, instink, hasrat, dan sebagainya. 2) Motivasi rohaniah, yaitu motivasi yang timbul karena adanya kemauan.
3. Teori Motivasi Dalam dinamika kehidupan manusia, kebutuhan sering timbul karena keadaan yang tidak seimbang dan menuntut suatu kepuasan. Sehingga, apabila kebutuhan itu terpenuhi dan terpuaskan maka aktifitas itu akan berkurang serta menimbulkan tuntutan kehidupan yang baru. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan manusia bersifat dinamis dan berubah-ubah sesuai dengan keinginan dan perhatian manusia. Maka dari itu timbullah teori tentang motivasi. Pada ahli ilmu jiwa menjelaskan bahwa dalam motivasi itu terdapat suatu hierarki. Maksudnya motivasi itu ada tingkatan-tingkatannya, yakni dari bawah ke atas. Dalam hal ini ada beberapa teori tentang motivasi yang selalu bergayut dengan soal kebutuhan. Antara lain: a. Kebutuhan fisiologis, seperti: lapar, haus, kebutuhan untuk istirahat, dan sebagainya. b. Kebutuhan akan keamanan, yakni rasa aman, bebas dari rasa takut dan kecemasan. c. Kebutuhan akan cinta kasih, seperti: kasih, rasa diterima dalam suatu
21
masyarakat atau golongan (keluarga, kelompok, sekolah) d. Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, social, pembentukan pribadi. (Sardiman, 1992: 81) Dengan istilah lain, kebutuhan untuk berusaha kea rah kemandirian dan aktualisasi diri, Maslow menciptakan piramida hirarki kebutuhan sebagai berikut: (Sardiman, 1992: 81) Perlu ditegaskan bahwa setiap tingkat di atas hanya dapat dibangkitkan apabila telah dipenuhi tingkat motivasi di bawahnya. Bila guru menginginkan siswanya belajar dengan baik, maka harus dipenuhi tingkat terendah sampai yang tertinggi. Misal: anak yang lapar, merasa tidak aman, tidak dikasihi, tidak diterima sebagai anggota masyarakat, kelas, goncang harga dirinya, tentu tidak akan dapat belajar secara baik. Selain teori di atas, juga masih terdapat teori lain yang perlu diketahui. Antara lain: (Sardiman, 1992: 82 ) a. Teori intristik Dalam teori ini, tindakan setiap manusia diasumsikan seperti tingkah jenis binatang. Tindakan manusia dikatakan selalu berkaitan dengan instink atau pembawaan. Dalam merespon terhadap suatu kebutuhan seolah-olah tanpa dipelajari. Tokoh teori ini adalah Mc.Dougall.
b. Teori fisiologis
22
Teori ini disebut “behavior theories”. Dalam teori ini, semua tindakan manusia barakar pada usaha memenuhi kepuasan dan kebutuhan organic atau kebutuhan untuk kepentingan fisik. Misal: makan, minum, udara, dan lain-lain. Sehingga, dari teori ini muncul usaha untuk mempertahankan hidup (struggle for survival) c. Teori psikoanalitik Teori ini hampir mirip dengan instink, akan tetapi lebih menekankan pada unsur-unsur kejiwaan yang ada pada diri manusia. Yaitu bahwa setiap tindakan manusia karena adanya unsur pribadi manusia yakni id dan ego.
4. Fungsi Motivasi dalam Belajar Motivasi merupakan suatu hal yang penting dalam upaya belajar dan pembelajaran dari segi fungsi maupun manfaatnya. Melihat akan pentingnya motivasi tersebut, maka fungsi motivasi antara lain: (Oemar Hamalik, 1995: 108) a. Mendorong tingkah laku atau perbuatan. b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Sebab, besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. Selain dari fungsi tersebut, masih terdapat fungsi lain dari motivasi
23
yaitu : Menyeleksi perbuatan. Yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dilakukan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Missal: seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus tentu akan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab hal ini tidak sesuai dengan tujuan. (Sardiman, 1992: 81)
5. Bentuk-bentuk Motivasi di Sekolah Dalam
kegiatan
belajar-mengajar
peranan motivasi
sangatlah
diperlukan. Sebab motivasi bagi para pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif serta dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Kaitannya dengan hal tersebut, perlu diketahui bahwa cara dan jenis menumbuhkan motivasi adalah bermacam-macam antara lain: (Sardiman, 1992: 91) a. Memberi angka Angka dalam hal ini sebagai symbol dari nilai kegiatan belajar. Karena banyak siswa belajar yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport yang angkanya baik. Sebab, angkaangka yang baik itu bagi siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Oleh karena itu, langkah selanjutnya yang harus ditempuh oleh guru adalah bagaimana cara memberikan angka-angka yang dikaitkan dengan
24
values yang terkandung dalam setiap pengetahuan yang diajarkan pada siswa. Sehingga ini tidak hanya sekedar kognitif saja, tetapi juga ketrampilan afeksinya. b. Hadiah Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu pekerjaan tersebut. Missal: hadiah yang diberikan untuk gambar yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak memiliki bakat menggambar. c. Kompetisi Kompetisi atau persaingan dapat dijadikan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Sebab persaingan baik itu yang bersifat individu atau kelompok dapat meningkatkan belajar siswa. d. Ego/ involment Menumbuhkan
kesadaran
kepada
siswa
agar
merasakan
pentingnya tugas dan menerima pentingnya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri adalh salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Begitu juga untuk siswa sebagai subjek belajar, para siswa akan belajar dengan keras bias jadi karena harga dirinya. e. Memberi ulangan
25
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan juga merupakan sarana motivasi. Tetapi perlu di ingat oleh guru jangan terlalu sering member ulangan. Sebab ini akan membosankan. Sehingga, guru bersifat terbuka, yaitu guru harus member tahu kalau akan ada ulangan. f. Mengetahui hasil Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apabila telah terjadi kemajuan akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Sehingga, semakin mengetahui kalau hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat. g. Pujian Pujian adalah suatu bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu, pemberian pujian harus tepat. Sebab, dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar. h. Hukuman Hukuman merupakan suatu reinforcement yang negative tetapi apabila diberikan secara tepat dan bijak akan dapat menjadi alat motivasi yang baik. Oleh karena itu guru harus memahami prinsip pemberian hukuman.
i.
Hasrat untuk belajar
26
Hasrat untuk belajar berarti ada unsure kesengajaan, yaitu ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik bila dibandingkan dengan segala sesuatu tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik memang ada motivasi belajar. Sehingga tentu hasilnya akan lebih baik. j.
Minat Motivasi muncul karena ada kebutuhan serta minat. Sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Sebab proses belajar itu akan lancer jika disertai dengan minat. Adapun cara-cara untuk membangkitkan minat antara lain: 1) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan 2) Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau 3) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik 4) Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.
k. Tujuan yang diakui Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.
27
6. Cara Menumbuhkan Motivasi Ada beberapa cara dalam menumbuhkan atau memberikan motivasi agar terdorong untuk melakukan suatu kegiatan. Berikut adalah beberapa cara dalam memberikan motivasi: a. Memberikan penghargaan atau ganjaran Cara ini cukup efektif untuk menumbuhkembangkan minat. Memberikan penghargaan atau ganjaran dapat membangkitkan minat anak untuk mempelajari atau mengerjakan sesuatu. b. Memberikan angka atau grade Hal ini bisa memotivasi individu apabila suatu kegiatan terdapat penilaian atau memberikan angka terhadap sesuatu yang telah dikerjakan, karena ada rasa kepuasan di dalam diri individu setelah melakukan sesuatu. c. Memberikan pujian Dalam hal sekecil apapun yang diraih seseorang patut kita berikan pujian, karena akan menimbulkan motivasi untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dari itu. d. Kompetisi dan kerja sama Kompetisi dengan interpersonal atau kompetisi dengan temanteman sebaya sering menimbulkan semangat persaingan. Sedangkan dalam kompetisi kelompok setiap anggota dapat memberikan sumbangan dan terlibat di dalam keberhasilan kelompok merupakan motivasi yang sangat kuat.
28
7. Cara-cara Membangkitkan Motivasi Untuk membangkitkan motivasi belajar peserta didik, guru hendaknya berusaha dengan berbagai cara. Berikut ini ada beberapa cara membangkitkan motivasi: a. Kompetisi ( persaingan ) Guru berusaha menciptakan persaingan diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya. b. Pace making (membuat tujuan sementara atau dekat). Pada awal kegiatan belajar mengajar guru hendaknya terlebih dahulu menyampaikan kepada siswa kompetensi dasar yang akan dicapainya sehingga dengan demikian peserta didik berusaha untuk mencapai kompetensi dasar tersebut. c. Tujuan yang jelas. Motivasi mendorong individu untuk mencapai tujuan. Semakin jelas tujuan, semakin besar nilai tujuan bagi individu yang bersangkutan dan semakin besar pula motivasi dalam melakukan suatu perbuatan. d. Kesempurnaan untuk sukses. Kesuksesan dapat menimbulkan rasa puas, kesenangan dan kepercayaan terhadap diri sendiri, sedangkan kegagalan akan membawa efek yang sebaliknya. Dengan demikian, guru hendaknya banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk meraih sukses dengan usahanya sendiri, dan dengan bimbingan guru.
29
e. Minat yang besar. Motivasi akan tumbuh jika individu memiliki minat yang besar. Oleh karena itu guru harus menimbulkan minat pada peserta didik. f. Mengadakan penilaian/evaluasi. Pada umumnya semua siswa mau belajar dengan tujuan memperoleh nilai yang baik. Hal ini terbukti dalam kenyataan bahwa banyak siswa yang tidak belajar bila tidak ada ulangan. Akan tetapi bila guru mengatakan bahwa lusa akan diadakan ulangan lisan, barulah siswa giat belajar dengan menghafal agar ia dapat nilai yang baik. Jadi angka/nilai itu merupakan motivasi yang kuat bagi siswa. Setelah mendapat nilai baik secara otomatis mempengaruhi prestasi belajar.
8. Prinsip-prinsip motivasi belajar Berdasarkan hasil penelitian yang seksama tentang upaya yang mendorong motivasi belajar siswa, khususnya pada sekolah yang menganut pandangan demokrasi pendidikan dan yang mengacu pada pengembangan self motivation. Kenneth H. Hoover Mengemukakan prinsip-prinsip motivasi belajar, antara lain: a. Memberikan pujian lebih efektif daripada hukuman. b. Kebutuhan psikologis (yang bersifat dasar) untuk mendapatkan kepuasan. c. Motivasi yang bersumber dari dalam individu lebih efektif daripada luar. d. Tingkah laku (perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keinginan) perlu dilakukan penguatan.
30
e. Motivasi mudah mengimbas atau menjalar kepada orang lain. f. Pemahaman yang jelas terhadap tujuan-tujuan akan merangsang motivasi belajar. g. Tugas-tugas yang dibebankan sebaiknya dapat menimbulkan minat dan prestasi belajar. h. Pemberian ganjaran yang berasal dari luar kadang-kadang diperlukan dan cukup efektif untuk merangsang minat belajar. i.
Teknik dan prosedur pembelajaran yang bervariasi adalah efektif untuk merangsang minat belajar.
j.
Minat khusus yang dimiliki oleh siswa bermanfaat dalam belajar dan pembelajaran.
k. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk merangsang minat belajar bagi siswa yang lamban ternyata tidak bermakna bagi siswa yang tergolong pandai, karena adanya perbedaan tingkat kemampuan. l.
Kecemasan dan frustasi yang lemah kadang-kadang dapat membantu siswa belajar menjadi lebih baik.
m. Kecemasan yang serius akan menyebabkan kesulitan belajar. n. Tugas-tugas yang terlampau sulit dikerjakan dapat menyebabkan frustasi pada siswa. o. Masing-masing siswa mempunyai kadar emosi yang berbeda satu dengan yang lainnya. p. Pengaruh kelompok umumnya lebih efektif dalam motivasi belajar dibandingkan dengan paksaan orang dewasa.
31
q. Motivasi yang kuat erat hubungannya dengan kreativitas. (Oemar Hamalik, 1994: 114 – 116)
9. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar a. Faktor Intern 1) Faktor Jasmaniah a) Faktor Kesehatan Kondisi kesehatan siswa mempengaruhi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit, lapar, marah akan mengganggu perhatian belajar. b) Cacat Tubuh Cacat tubuh adalah suatu yang menyebabkan kurang baik/kurang sempurnanya tubuh/badan. (Mustaqim, 1990: 139) 2) Faktor psikologis a) Intelegensi Keinginan seseorang perlu diiringi dengan kemampuan dan kecakapan mencapainya. Kemampuan akan memperkuat motivasi
untuk
melaksanakan
tugas-tugas
perkembangan.
Kemampuan seseorang tersebut diantaranya adalah tingkat intelegensi/ kecerdasan. b) Perhatian Perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungan dengan pemulihan rangsangan yang datang dari lingkungannya.
32
c) Minat Minat
adalah
kecenderungan
yang
tetap
untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus menerus dengan disertai senang. (Slameto, 1991: 59) d) Bakat Bakat adalah sifat/kualitas yang merupakan suatu aspek dari keseluruhan kepribadian seorang individu. (Jester, 1984: 241)
b. Faktor ekstern Kondisi lingkungan siswa berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan masyarakat. Bencana alam, tempat tinggal yang kumuh, ancaman rekan yang nakal akan mengganggu kesungguhan belajar. Sebaliknya, sekolah yang indah, pergaulan siswa yang rukun akan memperkuat motivasi belajar.
10. Tujuan Pendidikan Menurut Ahmad D Marimba, tujuan pendidikan mempunyai empat fungsi: Fungsi pertama berfungsi mengakhiri usaha, kedua berfungsi mengarahkan usaha, ketiga berfungsi sebagai titik pangkal untuk mencapai tujuan lain yang baru, keempat berfungsi member nilai (sifat) pada usaha itu. (Ahmad, 1962 :46) Dilihat dari perspektif sifat dan kegunaannya tujuan pendidikan dibedakan menjadi dua, yaitu:
33
a. Tujuan Umum Secara Islam, tujuan umum pendidikan sinkron dengan tujuan agama islam (Heri, 2000: 142), yaitu berusaha mendidik individu beriman agar tunduk, bertaqwa, beribadah, dengan baik kepada Allah SWT, sehingga memperoleh kebahagiaan hidup di dunia. b. Tujuan Khusus Dari tujuan umum pendidikan di atas yang berpusat pada ketaqwaan dan kebahagiaan tersebut dapat digali tujuan-tujuan khusus sebagai berikut : c. Mendidik individu yang salah dengan memperhatikan segenap dimensi perkembangan, rohaniah, emosional, sosial, intelektual dan jasmaniah. d. Mendidik anggota kelompok sosial yang salah, baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat miskin. e. Mendidik manusia yang shaleh bagi masyarakat insani yang besar. Menurut Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany (H. Abidin, 2001 : 54) menjabarkan tujuan pendidikan Islam menjadi : a. Tujuan yang berkaitan dengan individu yang
mencakup perubahan
pengetahuan, tingkah laku, jasmani dan rohani serta kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di dunia dan akhirat. b. Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat yang mencakup tingkah laku individu dalam masyarakat, perubahan kehidupan serta memperkaya pengalaman.
34
B. Belajar 1. Pengertian Belajar Sebelum kita membahas uraian tentang belajar perlulah kita ketahui bahwa dalam Al Quran dijelaskan :
Artinya : “Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang Telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana"(QS. Al Baqarah: 32). Kata ilmu dalam ayat di atas adalah ilmu sebagai proses, yaitu bagaimana memperoleh pengetahuan, dengan kaitan proses tersebut adalah belajar. Kata belajar didefinisikan secara berbeda-beda untuk lebih jelasnya akan penulis kemukakan pendapat para ahli tentang definisi belajar. a. Menurut Oemar Hamalik Belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang berkat pengalaman dan pelatihan. (Hamalik, 1991: 4) b. Menurut Hilgard Belajar adalah sutu proses dimana suatu prilaku muncul atau berubah karena adanya respon terhadap suatu situasi.
c. Menurut HC. Witherington
35
Belajar adalah suatu perbuatan di dalam kepribadian yang menyatukan dari suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian. Artinya dari reaksi yang ditimbulkan
dari
hasil
belajar
tersebut
menjadi
sebuah
ketrampilan/kecakapan baru bagi para pelaku yang belajar ( siswa ). d. Menurut Sudarmanto, Belajar merupakan usaha menggunakan setiap sarana atau sumber, baik di dalam pranata pendidikan, guna perkembangan dan pertumbuhan pribadi. e. Menurut Slameto Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. (Slameto, 1991: 2)
2. Unsur-unsur Belajar Menurut Cronbach, ada tujuh unsur utama dalam belajar, yaitu: a. Tujuan. Seseorang individu melakukan kegiatan belajar karena ada tujuan yang akan dicapai. Tujuan tersebut dilakukan karena ingin memenuhi kebutuhan.
b. Kesiapan
36
Untuk melakukan kegiatan belajar dengan baik, dibutuhkan kesiapan yang baik pula, baik kesiapan fisik maupun kesiapan psikis. c. Situasi Situasi merupakan unsur dalam belajar yang meliputi tempat, lingkungan sekitar, alat dan bahan yang dipelajari. Kelancaran siswa dalam belajar banyak dipengaruhi oleh situasi ini. d. Interpretasi Individu melakukan interpretasi dengan melihat hubungan diantara komponen-komponen situasi belajar, melihat makna dari hubungan tersebut dan menghubungkan dengan pencapaian tujuan. e. Respon Setelah melakukan interpretasi, ada kemungkinan tujuan yang ingin dicapai berhasil atau tidak, maka ini merupakan respon dari belajar. f. Konsekuensi Konsekuensi dari belajar adalah keberhasilan atau kegagalan. Hal ini merupakan suatu peristiwa yang pasti akan dihadapinya. g. Reaksi Terhadap Kegagalan Apabila siswa gagal dalam belajar, maka ia akan merasa sedih atau kecewa. Reaksi siswa bermacam-macam ketika menghadapi kegagalan, biasa mengendorkan semangat dan juga bisa membangkitkan semangat belajar.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
37
Ada dua faktor yang mempengaruhi individu untuk belajar, yaitu faktor intern (dari dalam) dan faktor ektern (dari luar). a. Faktor intern (dari dalam), terdiri dari: 1) Faktor jasmaniah (fisiologis), faktor ini biasa bersifat bawaan atau perolehan, faktor yang bersifat bawaan misalnya cacat tubuh, kondisi seperti ini bisa mempengaruhi belajar siswa. 2) Faktor psikologis Faktor psikologis atau kejiwaan juga bisa mempengaruhi seseorang untuk melakukan suatu aktivitas seperti belajar, karena keadaan seseorang selalu berubah kadang senang kadang sedih, keadaan senang bisa menumbuhkan semangat untuk belajar. b. Faktor ekstern (dari luar), faktor ini terdiri atas: 1) Faktor sosial: lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan kelompok 2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian 3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim 4) Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan. (Tabrani, 1998: 81-82)
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurut Suryabrata (2004), keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. secara umum, keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Masing-masing faktor tersebut diuraikan
38
sebagai berikut: a. Faktor eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar diri individu. Dalam proses belajar di sekolah, faktor eksternal berarti faktor-faktor yang berada di luar diri siswa. Faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan faktor sosial. 1). Faktor nonsosial Adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Kondisi fisik berupa cuaca, alat, gedung dan sejenisnya. 2). Faktor sosial Adalah faktor di luar individu yang berupa manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial bisa dipilah menjadi faktor yang berasal keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat (termasuk teman pergaulan anak) b. Faktor internal Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis 1) Faktor fisiologis Adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri individu. Faktor fisiologis terdiri dari: a) Keadaan tonus jasmani pada umumnya.
39
Keadaan tonus jasmani secara umum yang ada dalam diri individu sangat mempengaruhi hasil belajar. Keadaan tonus jasmani secara umum ini, misalnya tingkat kesehatan dan kebugaran fisik individu. b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu. Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu adalah keadaan fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait dengan fungsi panca indra yang ada dalam diri individu. Panca indra merupakan pintu gerbang masuknya pengetahuan dalam diri individu. 2) Faktor psikologis Faktor psikilogis adalah faktor psikis yang ada dalam diri individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian, kematangan, dan lain sebagainya. (Lilik, Muna, Suwardi, 2009: 31-34 )
5. Prinsip-prinsip Belajar Belajar merupakan proses yang selalu aktif, dimana terjadi hubungan yang
dapat
mempengaruhi
secara
dinamis
antara
siswa
dengan
lingkungannya. Dengan interaksi tersebut anak akan memperoleh hasil yang semakin baik apabila senantiasa memperhatikan prinsip-prinsip dalam kegiatan belajar tanpa mengesampingkan yang lainnya. Sehingga dalam prinsip-prinsip tersebut siswa tahu dan sadar apa sebenarnya perbuatan belajar itu, dengan demikian siswa senantiasa dihayati dan terhindar dari rasa
40
bosan dan jemu. Adapun prinsip-prinsip belajar secara mendasar adalah sebagai berikut: a. Berdasarkan setiap siswa yang diperlukan untuk belajar 1) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instrumental. 2) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instrumental. 3) Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif. 4) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya. b. Sesuai hakikat belajar 1) Belajar itu proses continue, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya. 2) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksploitasi, dan discovery. 3) Belajar adalah proses kontinuitas (hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan, stimulus yang diberikan menimbulkan response yang diharapkan.
c. Sesuai materi atau bahan yang harus dipelajari
41
1) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur atau penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya. 2) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya. d. Syarat keberhasilan belajar 1) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang. 2) Repetisi, dalam proses belajar perlu diulangkan berkali-kali agar pengertian,
keterampilan,
sikap
itu
mendalam
pada
siswa.
(Slameto,1995: 27-28) Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya meningkatkan mengajarnya. Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung atau berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual. (Dimyati, Mujiono, 2002: 42) Prinsip-prinsip belajar menurut teori gestalt a. Belajar itu berdasarkan keseluruhan b. Anak yang belajar merupakan keseluruhan c. Belajar berkat “ insight “ d. Belajar berdasarkan pengalaman e. Belajar ialah suatu proses perkembangan
42
f. Belajar ialah proses yang continue g. Belajar lebih berhasil bila dihubungkan dengan minat keinginan dan tujuan anak.
6. Teori-teori Belajar Teori belajar adalah suatu hal yang sangat besar sekali pengaruhnya dan memegang peranan yang sangat penting dalam belajar. Maka untuk mendapatkan hasil yang baik tergantung juga dalam menggunakan teori atau cara di dalam proses belajar mengajar. Menurut para ahli banyak sekali yang mengemukakan teori belajar, namun secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga bagian yaitu: a. Teori belajar menurut ilmu jiwa daya Menurut teori ini, manusia dalam dirinya mempunyai macammacam daya yang berfungsi sendiri-sendiri, seperti daya menanggapi, mengingat, dan berpikir. Menurut S. Nasution, bahwa belajar menurut teori ini adalah “melatih daya-daya atau potensi yang ada pada diri manusia”. (S. Nasution, 1986: 69) Dari pengertian di atas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa belajar menurut ilmu jiwa daya adalah dititik beratkan pada latihan yang berulang-ulang dari yang paling mudah sampai pada yang paling sukar, sehingga daya kemampuan yang ada pada anak akan semakin baik. Jadi untuk dapat memperoleh daya berpikir yang kuat pada seseorang haruslah dilatih melalui kebiasaan sejak kecil. b. Teori belajar menurut ilmu jiwa asosiasi
43
Ilmu jiwa asosiasi berprinsip bahwa keseluruhan itu sebenarnya terdiri dari penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Dari aliran ini ada suatu teori yang sangat terkenal, yaitu: 1) Teori konektionisme Menurut Thomadike, dasar dari belajar itu adalah Assosiasi antara kesan panca indera ( sense impression ) dengan impuls untuk bertindak ( impuls taction ). Assosiasi yang demikian ini dinamakan “connecting”. Dengan kata lain, belajar adalah pembentukan hubungan antara stimulus dan respon, antara aksi dan reaksi. Mengenai hubungan stimulus dan respon tersebut, Thodike mengemukakan beberapa prinsip atau hukum di antaranya: 2) Law of effect Hubungan stimulus dan respon akan bertambah erat, kalau disertai dengan perasaan senang atau puas, dan sebaliknya. Karena itu adanya usaha membesarkan hati, memuji dan kegiatan reinforcement sangat diperlukan dalam kegiatan belajar. 3) Law of multiple respone Di dalam stimulus problematis, kemungkinan besar respon yang tepat itu tidak segera Nampak, sehingga individu yang belajar itu harus berulang kali mengadakan percobaan sampai respon itu muncul dengan tepat. Prosedur inilah yang dalam belajar lazim disebutnya dengan istilah trial and error. 4) Law of exercise atau law of use and disuse
44
Hubungan stimulus dan respon akan bertambah erat kalau sering dipakai dan akan berkurang bahkan lenyap jika jarang atau tidak pernah digunakan. Oleh karena itu banyak latihan, ulangan dan pembiasaan. 5) Law of assimilation law of analogy Seseorang itu dapat menyesuaikan diri atau memberikan respon yang sesuai dengan situasi sebelumnya. (Sardiman, 1994: 2336) 6) Teori conditioning Teori
belajar
ini
disebut
juga
respont
conditioning
mengimplikasikan pentingnya mengkondisikan stimulus agar terjadi respon. Dengan demikian pengontrolan dan perlakuan stimulus jauh lebih
penting
daripada
pengontrolan
respon.
Konsep
ini
mengisyaratkan bahwa proses belajar lebih mengutamakan faktor lingkungan ( eksternal ) dari pada motivasi internal. (Nana sudjana, 1991: 73) Dari teori tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa belajar menurut ilmu jiwa assosiasi adalah belajar yang bersifat problematika, yaitu seseorang dapat bereaksi secara tepat dan cepat terhadap stimulus yang ada serta berdasarkan pada kondisi-kondisi tertentu. 7) Teori belajar menurut ilmu jiwa Gestalt Menurut teori ini beranggapan bahwa keseluruhan itu lebih baik dari pada bagian-bagian. Manusia adalah organisasi yang aktif
45
berusaha untuk mencapai tujuan, dan individu bertindak atas berbagai pengaruh dari dalam dan luar individu. Sehubungan dengan teori ini dikatakan dalam aktivitas hanya perbuatan yakni learning by doing, akan tetapi juga reflection atau pemikiran renungan tentang apa yang telah dilakukan itu. (Nasution, 1986: 72) Jadi dari teori belajar tersebut dapat penulis simpulkan bahwa teori ilmu jiwa daya dan assosiasi lebih tepat diterapkan pada anak didik tingkat dasar dan menengah pertama, sedangkan teori ilmu jiwa gestalt lebih tepat diterapkan pada siswa sekolah menengah atas dan perguruan tinggi, karena teori ini menitikberatkan pada analisa masalah.
7. Tujuan belajar Suatu usaha tidak mempunyai tujuan tidaklah mempunyai arti apaapa, sehingga setiap orang apabila mengerjakan sesuatu harus mengetahui dengan jelas tentang tujuan yang hendak dicapai. Demikian juga tentang masalah belajar, harus tahu benar apa arti dari tujuan belajar itu, sebab belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar. Seorang ahli
pendidikan
mempertinggi
lebih
tujuan
mengutamakan belajar.
Belajar
metode diajukan
serta pada
kondisi
yang
pengumpulan
pengetahuan, penanaman konsep dan kecekatan, serta pembentukan sikap dan perbuatan. (Winarno Surakhmad, 1994: 65) Sedangkan tinjauan secara umum tentang tujuan belajar adalah sebagai berikut : a. Untuk mendapatkan pengetahuan
46
b. Pemahaman konsep dan ketrampilan c. Pembentukan sikap (Sardiman, 1994:28-29) Adapun menurut ketetapan M.P.R.S. No. XXVII/ MPRS/ 1996 tujuan pendidikan adalah: a. Mempertinggi mental moral budi pekerti dan memperkuat keyakinan beragama. b. Mempertinggi kecerdasan dan ketrampilan c. Membina perkembangan fisik yang kuat dan sehat. Berdasarkan pengertian di atas tujuan belajar yaitu untuk memperoleh ilmu pengetahuan,
ketrampilan dan sikap
tertentu sehingga dapat
mengadakan pembaharuan tingkah laku yang kemudian dapat terbentuk kepribadian yang mantap dan bertanggungjawab. Dalam hal ini seorang siswa tidak boleh meninggalkan sistem belajar karena merupakan suatu organisasi yang
menggabungkan berbagai komponen, yaitu, tentang: orang-orang,
bahan-bahan, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang kesemuanya saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan dalam belajar.
C. Prestasi 1. Pengertian Prestasi Pengertian Prestasi adalah hasil yang dicapai. (Purwadarminto, 1982: 768) maksudnya disini adalah suatu hasil yang baik yang telah ditempuh dalam suatu bentuk pembelajaran dalam lembaga pendidikan, karena hasil yang diperoleh lebih baik dari yang sebelumnya. Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
47
adalah hasil yang telah dicapai setelah seseorang melakukan usaha belajar yang dapat ditunjukkan dengan angka atau nilai. Untuk lebih jelasnya bagaimana penulis mengetahui nilai prestasi siswa maka digunakan rumus: Nilai rata-rata prestasi
Jumlah nilai seluruh mata pelajaran Banyaknya mata pelajaran
Rumus ini digunakan dalam pengisian raport, sehingga untuk lebih mempermudah mengetahui nilai prestasi siswa dapat dilihat sesuai dengan nilai rata-rata prestasi siswa dalam raport. Dengan penilaian itu dimaksudkan untuk mengetahui atau mengukur kemajuan suatu usaha berdasarkan tujuan yang hendak dicapai. Prestasi belajar yang dicapai seorang siswa akan tergantung dari tingkat potensi (kemampuannya) baik yang berupa kecerdasan maupun bakat. Siswa yang berpotensi tinggi cenderung memperoleh prestasi belajar yang tinggi pula demikian juga sebaliknya. 2. Kebutuhan Prestasi Henry Murray (1938) mengembangkan suatu sistem klasifikasi berbagai kebutuhan akan prestasi yang harus diraih oleh peserta didik. David Mc Clelland memberi dorongan untuk mempelajari motif, dimana memberi perhatian atas tingkat kebutuhan untuk mandapatkan prestasi itu terwujud dalam pendidikan. Alkison dan feather, memberi lebih banyak
perhatian pada
perkembangan motivasi prestasi dalam individu dan pada keterkaitannya keberhasilan dalam belajar di sekolah. Vilder, menguraikan kebutuhan untuk mencapai prestasi dari sudut
48
standar keunggulan yang telah tertanam dan mengatakan bahwa beberapa prestasi yang dapat diamati serta menonjol maka sikap terhadap prestasilah yang penting. (Frank, 1986: 208) Prestasi dan motivasi prestasi pendidikan merupakan fokus dan sebagai riset sejak Murry dan hendaknya jelas bahwa tingkat prestasi yang relative tinggi dapat dicapai oleh orang yang tidak memiliki standar keunggulan yang mendalam yang merupakan ciri khas dari motivasi belajar. Prestasi dinilai secara instrumental sebagai cara untuk mencapai tujuan, tetapi maksud kita akan pertimbangkan tingkat prestasi, orientasi prestasi,
dan motivasi prestasi. Persaingan dengan prestasi pencapaian
sebagai nilai, dan berkaitan dengan keberhasilan sekolah. Sedang prestasi diukur dengan standar yang terkait pada tugas, ketepatan jawaban, keterkaitan penyelesaian tugas. Persaingan mengandung arti pembandingan dengan prestasi dari satu orang atau lebih yang mempunyai tugas yang sama. Dari Zigler dan Child, 1973 telah membuktikan bahwa tingkat prestasi dalam membuktikan bahwa tingkat prestasi dalam individu secara positif terkait pada evaluasi kebudayaan umum prestasi. Dalam kontak prestasi akademis bukanlah berarti bahwa mereka berbeda dalam taraf orientasi prestasi total. Akan tetapi dalam hal lain menyangkut harapanharapan dari keberhasilan sekolah. (Frank, 1986: 293). Nilai prestasi siswa diperoleh dari nilai formatif atau harian, nilai portofolio, nilai ulangan tengah semester, ulangan umum semester. 3. Adapun Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar menurut:
49
a. Drs. M. Ngalim purwanto, MP Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok (Ngalim Purwanto, 1996: 90) 1) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individual. 2) Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial. b. Sumadi Suryabrata Yang mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut: (Sumadi Suryabrata, 1988: 34) 1) Faktor yang berasal dari luar diri pelajar. Dan ini masih lagi dapat digolongkan menjadi dua golongan dengan catatan bahwa over lapping masih tetap ada yaitu : a) Faktor non sosial b) Faktor sosial 2) Faktor-faktor yang berasal dari diri siswa dan ini pun dapat digolongkan menjadi dua : a) Faktor fisiologis b) Faktor psikologis 3) Faktor yang berasal dari luar diri siswa a) Faktor non sosial Faktor selain manusia yang mempunyai pengaruh besar terhadap prestasi belajar
seperti keadaan cuaca,
suasana
50
lingkungan, alat-alat audio visual. b) Faktor sosial Yang dimaksud faktor sosial adalah faktor manusia di luar diri siswa baik itu manusia hadir secara langsung maupun tidak langsung seperti foto, surat, nyanyian, dan sebagainya. c. Prof. Dr. Sutari Imam Barnadib Yang mempengaruhi prestasi belajar adalah 1) Faktor tujuan Yang dimaksud faktor tujuan adalah bahwa hasil akhir yang harus dicapai setelah melaksanakan pendidikan. Dalam pendidikan, tujuan pendidikan adalah memungkinkan kesusilaan anak didik. Pendidikan tidak dinamakan pendidikan kalau tidak mempunyai tujuan untuk mencapai kebaikan anak di dalam arti yang sebenarnya. 2) Faktor pendidik Yang dimaksud faktor pendidik adalah orang dewasa yang memberikan pertolongan atau bimbingan kepada anak yang membutuhkan pertolongan dan bimbingan (anak didik) dalam usahanya mencapai tingkat kedewasaan yang dapat bertanggungjawab atas perbuatan yang dilakukan. 3) Faktor anak didik Yang dimaksud dengan faktor anak didik adalah tiap orang atau sekelompok orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau kelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Jadi anak
51
didik adalah orang yang menerima pertolongan atau bimbingan pendidikan orang dewasa yang memberikan pertolongan dan bimbingan pada usahanya. 4) Faktor alat-alat Yang dimaksud dengan faktor alat adalah segala sesuatu yang secara langsung membantu terlaksananya tujuan pendidikan. 5) Faktor alam sekitar (milleu) Yang dimaksud dengan faktor alam sekitar adalah segala sesuatu yang ada di sekeliling anak-anak tersebut. Faktor alam sekitar terbagi menjadi tiga bagian. a) Lingkungan keluarga b) Lingkungan sekolah c) Lingkungan masyarakat d. Drs. Moh Uzer Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar sebagai berikut: 1) Faktor internal a) Faktor jasmaniah (fisilogi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh seperti panca indra yang berfungsi sebagaimana mestinya. b) Faktor kejiwaan (psikologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri atas: c) Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial yaitu kecerdasan, bakat, serta faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang dimiliki.
52
d) Faktor non intelektual yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu sikap kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri. 2) Faktor eksternal a) Faktor sosial yang terdiri atas: b) Lingkungan keluarga c) Lingkungan sekolah d) Lingkungan masyarakat e) Lingkungan kelompok f) Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. g) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar. h) Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan.
D. Pengertian Fiqih Studi fiqih merupakan studi yang paling luas dalam islam. Sejarahnya lebih tua dari pada studi islam lainnya. Fiqih telah dipelajari pada skala yang sangat luas sepanjang masa itu. 1. Pengertian Fiqih adalah paham yang mendalam. Semua kata “fa qa ha ” yang terdapat dalam Al Quran mengandung arti ini (Prof Amir Syarifudin, 2003:4). Hukum fiqih tumbuh bersamaan dengan perkembangan islam. Karena agama islam adalah kumpulan dari beberapa unsur akidah, akhlak dan hukum atas suatu perbuatan manusia (prof.Dr Abdul wahab, 1947: 6)
53
Umpamanya firman Allah dalam surat at-Taubah 122 :
Artinya: “Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan
mereka tentang
agama….” Bila paham dapat digunakan untuk hal-hal yang bersifat lahiriah, maka fiqih berarti paham yang menyampaikan ilmu dzahir kepada ilmu batin. Karena itulah al-Tirmizi menyebutkan “Fiqih Tentang Sesuatu“ berarti mengetahui batinnya sampai kepada kedalamannya. Kata “fa qa ha“ atau yang berakar kepada kata itu dalam al-quran disebut dalam ayat: 19 di antaranya berarti bentuk tertentu dari kedalaman paham dan kedalaman ilmu yang menyebabkan dapat diambil manfaat daripadanya. Dalam definisi ini fiqih diibaratkan dengan ilmu karena fiqih itu semacam ilmu pengetahuan. Memang ilmu fiqih itu tidak sama dengan ilmu seperti yang disebutkan di atas karena fiqih itu bersifat zanni, karena ia adalah hasil apa yang dapat dicapai melalui ijtihadnya para mujtahid, sedangkan ilmu itu mengandung arti suatu yang pasti atau qath’iy. Namun karena dzann dalam fiqih itu kuat, maka ia mendekat kepada ilmu, karena dalam definisi ini ilmu digunakan juga untuk fiqih. Penggunaan kata “penalaran“ dan “istidlal“ (yang sama maksudnya dengan “digali” menurut istilah Ibnu Subki) sebagaimana disebutkan di atas memberikan penjelasan bahwa fiqih itu adalah hasil penalaran atau istidlal.
54
Ilmu yang diperoleh bukan cara yang seperti itu, seperti ilmu nabi yang diperolehnya dengan perantaraan wahyu bukanlah disebut fiqih. Dengan menganalisa kedua definisi tersebut di atas dapat dirumuskan hakikat dari fiqih itu sebagai berikut: a. Fiqih itu adalah ilmu tentang hukum Allah b. Yang dibicarakan adalah hal-hal yang bersifat amaliyah furu’iyah c. Pengertian hukum allah itu didasarkan kepada dalil tafsili d. Fiqih itu digali dan ditemukan melalui penalaran dan istidlal seorang mujtahid atau faqih. Dengan demikian secara ringkas dapat dikatakan bahwa fiqih itu adalah “ dugaan kuat yang dicapai seorang mujtahid dalam usahanya menemukan hukum Allah “.
2. Metode Mengajarkan Fiqih a. Pendahuluan dengan bersoal jawab tentang yang telah diketahui siswa, seperti cara mengerjakan sembahyang. b. Guru membagi pelajaran itu atas beberapa bagian. c. Guru menerangkan bagian pertama dengan bersoal jawab dan kesimpulannya dituliskan di papan tulis. d. Guru meneruskan pelajaran bagian kedua, ketiga, seperti sistim bagian pertama. e. Apabila guru menyebut kata-kata baru hendaklah ditulis di papan tulis pada bagian kanan serta artinya.
55
f. Pada akhir pelajaran guru menyuruh siswa membaca kesimpulan pelajaran yang tertulis di papan tulis, kemudian menyalinnya (Yunus, 1980 : 82 – 83)
3. Materi Pelajaran Fiqih Materi Pelajaran Fiqih yang Dipelajari di Madrasah Aliyah Negeri I Boyolali meliputi : a. Hukum Pidana islam dan hikmahnya, meliputi: Pembunuhan, qishash, diyat, kifarat. b. Hudud dan hikmahnya meliputi: Zina, qadzaf, minuman keras, mencuri, hirabah, bughat. c. Pernikahan dalam Islam meliputi: Pernikahan, wali dan saksi dalam pernikahan, hak dan kewajiban dalam suami istri, proses pernikahan dalam hukum Indonesia. d. Hukum islam tentang perceraian ruju’ dan hikmahnya. Meliputi: Talak, khulu’, fasakh, iddah, ruju’ e. Ilmu mawaris meliputi: Ilmu mawaris, sebab-sebab dan halangan waris mewarisi, permasalahan ahli waris, Tata cara dan pelaksanaan pembagian warisan, beberapa hal yang terkait dengan pembagian warisan, masalah masalah tertentu dalam pembagian warisan.
f. Wasiat meliputi: Pengertian wasiat, hukum dan dalil berwasiat, rukun dan syarat wasiat, wasiat bagi orang yang tidak mempunyai ahli waris,
56
hikmah wasiat. (Fiqih Departemen Pendidikan, 2004: 1-121 )
E. Sinergi Motivasi Belajar terhadap Prestasi Mata Pelajaran Fiqih Siswa Sebagai orang tua pasti menginginkan anak-anaknya menjadi anak yang sholeh dan sholehah,
menjunjung
tinggi
nilai
moral,
maka tidaklah
mengherankan apabila memasukkan anak ke sebuah sekolah yang seimbang antara pengetahuan umum dan pengetahuan agama. Unsur-unsur yang terpenting yang diukur dalam motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran fiqih adalah ibadah kepada allah dan ibadah kepada sesama manusia. Dalam variabel tersebut adalah upaya penyelidikan tentang hubungan motivasi belajar siswa di sekolah ataupun dirumah, untuk mendapatkan prestasi yang terbaik di kelas mereka, khususnya dalam pelajaran fiqih.
BAB III MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI MATA PELAJARAN FIQIH
Pada bab ini hal-hal yang berkaitan dengan masalah sinergi antara motivasi belajar dengan prestasi mata pelajaran fiqih Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali. A. Gambaran umum Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali 1. Kondisi fisik Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali terletak di lokasi yang kondisinya sebagai berikut: a. Sebagaimana sekolah lain Madrasah Aliyah Negeri Mudah dijangkau, sebab terletak di pinggir jalan raya, sehingga transportasinya mudah, dengan kata lain letaknya strategis b. Selama ini terletak di daerah yang steril dari sumber penyakit c. Terletak di daerah yang tidak mudah terjadinya kebakaran, sebab udara cukup sejuk dan jauh dari pabrik d. Fasilitas air mudah karena bersumber dari PDAM e. Terletak di daerah yang cukup kondusif 2. Sejarah berdirinya Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali. Pada mulanya Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali (MAN) Boyolali sebelum ada perubahan dan penyederhanaan bentuk serta struktur persekolahan, bernama Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN). Enam
57
58
tahun Boyolali yang didirikan pada Tahun 1967 dengan Surat Keputusan Menteri Agama RI Nomor 17/1967 dan sebagai Kepala Sekolah yang pertama adalah Bapak Soeparno merangkap Kepala Dinas Pendidikan Agama Kabupaten Boyolali, kemudian pada Tahun 1968 dijabat oleh Bapak Pardijo, B.A sampai Tahun 1982. Pendidikan Guru Agama Negeri merupakan salah satu lembaga pendidikan lanjutan bagi anak-anak yang telah lulus Madrasah Ibtidaiyah (MI) maupun dari Sekolah Dasar (SD), dengan lama pendidikan 6 tahun yang dibagi menjadi dua tahap yaitu : 1. Pendidikan Guru Agama tingkat Pertama (PGAP) 4 tahun setingkat dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama plus satu tahun. 2. Pendidikan Guru Agama tingkat Atas (PGAA) 2 tahun setingkat dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Lulusan Pendidikan Guru Agama Negeri dipersiapkan untuk mengajar pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) maupun di Sekolah Dasar (SD) sebagai Guru Agama. Pada waktu itu Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) 6 Tahun Boyolali menempati gedung milik Yayasan Pendidikan Islam Boyolali (Yapenkib) yang didirikan oleh Guru-guru Agama daerah Kabupaten Boyolali dan berlokasi dikampung Pusung Kelurahan Banaran Kecamatan Kota Boyolali. Karena animo masyarakat dan perkembangan sekolah semakin meningkat sehingga membutuhkan fasilitas yang lebih memadai, maka pada tahun anggaran 1975/1976 oleh Pemerintah diberikan Proyek Pembangunan Gedung Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN)
59
Boyolali yang berlokasi di Kalurahan Siswodipuran Boyolali. Akhirnya Pemerintah Daerah setempat memberikan bantuan tanah seluas 4000 m2. Pembangunan gedung tersebut meliputi tiga buah ruang belajar dengan dengan anggaran meubeleirnya Rp. 12.500.000,- (dua belas juta lima ratus ribu rupiah). Selanjutnya berturut-turut pada tahun anggaran berikutnya yaitu tahun 1976/1977 diberikan proyek pembangunan lagi untuk tiga ruang belajar lengkap dengan meubeleirnya sebesar Rp.13.500.000,- (tiga belas juta lima ratus ribu rupiah), dan pada tahun anggaran 1977/1978 memperoleh proyek pembangunan lagi untuk membangun tiga ruang belajar dengan meubeleirnya dengan anggaran sebesar
Rp.13.800.000,- (tiga belas juta
delapan ratus ribu rupiah). Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama R.I. No.74 Tahun 1978 tentang penyederhanaan bentuk serta struktur persekolahan, maka mulai Tahun ajaran 1977/1978 Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Boyolali berubah nama dan strukturnya sebagai berikut : 1. Untuk Kelas I, II, III ; menjadi Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) setingkat dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan menempati gedung lama milik Yapenkib dikampung Pusung Kalurahan Banaran Kecamatan Kota Boyolali, dengan Kepala Sekolah Bapak Sufyan, Fa. 2. Untuk Kelas IV, V, VI ; menjadi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) setingkat dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas dan menempati gedung baru yang berasal dari proyek dan berlokasi dikampung Siswodipuran Kalurahan Siswodipuran Kecamatan Kota Boyolali, dengan Kepala
60
Sekolahnya Bapak Pardijo, B.A yang menjabat sampai Tahun Ajaran 1981 / 1982. 3. Mulai Tahun Ajaran 1982 / 1983 Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Boyolali dijabat oleh Bapak Drs. Wahyudi yang semula sebagai guru SMA Muhammadiyah I Surakarta di Surakarta. Dengan adanya perubahan tersebut, maka Madrasah Aliyah termasuk Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Boyolali yang merupakan Lembaga Pendidikan yang menjadikan mata pelajaran Agama Islam sebagai mata pelajaran dasar minimal 30 % dan mata pelajaran umum 70 %. Di samping itu akibat adanya perubahan tersebut maka untuk tahun anggaran berikutnya bantuan proyek pembangunannya tidak dilanjutkan, sehingga sesuatu yang diperlukan diusahakan sendiri dengan swadaya. Itulah sekilas gambaran ringkas tentang sejarah berdirinya Madrasah Aliyah Negeri ( M A N ) Boyolali. CATATAN KHUSUS 1. Perintis PGAN 6 Tahun Boyolali dimulai dengan berdirinya PGA Muhammadiyah yang kemudian dinegerikan. 2. Mengingat animo masyarakat Boyolali sangat besar PGAN 6 Tahun Boyolali tidak mampu menampung siswa yang berasal dari seluruh wilayah Kab. Boyolali dan juga dari daerah-daerah lain maka didirikan lagi PGA 6 Tahun Muhammadiyah Boyolali yang juga bertempat di Pusung, Banaran, Boyolali dengan Kepala Sekolahnya Bp. H. Fachrudin, B.A yang periode
61
selanjutnya sampai berubah menjadi SMA Muhammadiyah dengan Kepala Sekolah Bp. H. Muhajir, B.A. 3. Sampai dengan Tahun 2008 Kepala Sekolah MAN / PGAN Boyolali telah mengalami 8 kali berganti Kepala Sekolahnya yaitu : 1). Bp. H. Pardijo, B.A
s/d
Tahun 1982
2). Bp. Drs. Wahyudi
s/d
Tahun 1991
3). Bp. Suharto, B.A
s/d
Tahun 1999
4). Bp. Drs. Hadis
s/d
Tahun 1999
5). Bp. Drs. H. Sjatibi
s/d
Tahun 2003
6). Bp. Drs. H. Qowa’id
s/d
Tahun 2006
7). Bp. H. Chusni, M.Pd
s/d
Tahun 2007
8). Bp. Drs. H. Cholid Trenggono, M.Pd
mulai
April
2007
sampai
sekarang. 3. Letak gografis Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali Madrasah Aliyah NegerI 1 Boyolali merupakan salah satu lembaga Pendidikan Islam yang bernaung dibawah pembinaan dan pengawasan Departemen Agama, yang terletak di jalan Kates Kelurahan Siswodipuran Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali dengan kode pos 57311 dan nomor telepon (0276) 321097. 4. Visi dan misi Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali Setiap lembaga pendidikan pasti memiliki visi dan misi atau suatu tujuan yang hendak dicapai dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Berdasarkan
62
visi dan misi tersebut akan membuat langkah sistem pembelajaran lebih terarah sesuai dengan visi dan misinya tersebut. Demikian juga dengan Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali sebagai sebuah lembaga pendidikan formal tentu tidak terlepas pada sebuah visi dan misi yang dicanangkan dan hendak dicapai. Adapun visi dan misi Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali adalah : 1. Visi ”Terwujudnya madrasah yang berkualitas Unggul dalam Imtaq dan Iptek.” 2. Misi 1). Meningkatkan pemahaman, penghayatan, pengamalan Agama Islam dan Tata Nilai yang berlaku 2). Mengembangkan potensi diri peserta didik secara optimal dan profesional dengan pengembangan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai 3). Mewujudkan peserta didik yang islami, sehat jasmani-rohani, cerdas, terampil dan berprestasi. 5. Struktur organisasi Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali Struktur organisasi Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali terdiri dari : 1.
Kepala Madrasah
:
Drs. H. Cholid Trenggono, M.Pd
2.
Waka Kurikulum
:
Drs. Taufiq Hidayat
3.
Waka Kesiswaan
:
Drs. Much Hadi Isnanta
4.
Waka Sarpras
:
Drs. Mursito
5.
Waka Humas
:
Drs. M. Zunaedi.
63
6.
Koordinator BP
:
Drs. B.M Kumaedy
7.
Ka Urs. T U
:
Suwandi
8.
Bendahara Rutin
:
Subani
9.
Bapak/ Ibu Guru Pengajar
10. Staf Kantor
64
Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah gambar struktur organisasinya:
65
6. Sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana yang dimaksud di sini adalah segala sesuatu yang mendukung dan menunjang keberhasilan kegiatan belajar mengajar di Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali. Tidaklah mungkin pelaksanaan pendidikan akan berjalan dengan lancar dan mencapai suatu hasil yang memuaskan tanpa ditunjang oleh suatu sarana dan prasarana yang memadai. 7. Ruang-ruang Meliputi Ruang Kelas, ruang Kepala Sekolah, Ruang Kantor, Ruang Guru, ruang BP, ruang Waka, ruang UKS, ruang Perpustakaan, Ruang Laboratorium Komputer, Ruang Laboratorium Bahasa, Ruang Laboratorium Kimia, Masjid/Mushola, Ruang Keterampilan, Ruang Olah Raga, Ruang Osis, Ruang Pramuka, Ruang Tata Boga, Ruang Serba Guna, Ruang Penjaga, Gudang, Kantin, Tempat Parkir Guru, Tempat Parkir Siswa, Kamar Mandi/Wc Guru, Kamar Mandi/Wc Siswa. 8. Perlengkapan dan Alat Pelajaran Perlengkapan dan alat pelajaran adalah alat-alat yang digunakan untuk mendukung terlaksananya kegiatan belajar mengajar yang terdapat didalam kelas atau dalam ruangan. Adapun alat perlengkapan tersebut adalah : bangku/kursi siswa, meja/ kursi kepala sekolah, meja/kursi karyawan, almari buku/perpustakaan, almari prakarya, rak buku, filing kabinet, papan tulis, kursi tamu, jam dinding, lonceng, sounds system, radio tape recorder, televisi, pesawat telepon, mesin ketik listrik, mesin ketik manual, komputer, foto copy, scanner, mesin fax, tiang bendera, video shoting, LCD, mesin
66
jahit, almari piala, alat peraga biologi, gambar Presiden/Wapres, lambang negara, peta dinding, alat-alat senam, alat-alat olah raga, alat-alat keterampilan, Hospot Area. 9. Kondisi Siswa, Guru dan Karyawan 1). Siswa Siswa Madrasah Aliayah Negeri 1 Boyolali pada tahun ajaran 2009 / 2010 berjumlah 470 siswa yang terbagi dalam tiga kelas, yaitu kelas X sebanyak
155 siswa, kelas XI sebanyak 150 siswa dan kelas XII
sebanyak 165 siswa. 2). Guru Jumlah tenaga pengajar di Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali sampai saat penulis melakukan penelitian berjumlah 66 orang, yang terdiri dari 21 pengajar perempuan dan 45 tenaga pengajar laki-laki. 3). Karyawan Karyawan dan karyawati di Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali sebanyak 15 orang yang terdiri dari 3 orang perempuan dan 11 orang lakilaki. Berikut ini saya lampirkan daftar guru dan karyawan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali tahun pelajaran 2009 / 2010 . 10. Data guru dan karyawan Guru dan karyawan Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali terdiri dari 51 guru dan 15 karyawan. Guru Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali berlatar belakang pendidikan minimal S.1 bahkan beberapa diantarnya sudah berpendidikan S.2. berikut daftar guru dan karyawan MAN 1
67
Boyolali dapat dilihat dalam tabel berikut ini : TABEL 1 DAFTAR GURU dan KARYAWAN MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 BOYOLALI
68
69
11. restasi yang pernah dicapai Sebagai sekolah yang terus berkembang, maka banyak sekali prestasi yang pernah diraih Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali baik presatasi akademik amupun yang non-akademik, dari tahun ke tahun banyak sekali perlombaan-perlombaan yang diikuti dari tingkat Kabupaten sampai tingkat Propinsi. Mengingat juara yang diraih sangat banyak maka penulis hanya mencantumkan prestasi yang diraih . Berikut ini adalah prestasi pernah diraih Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali, baik perlombaan akademik maupun non akademik. a. Akademik 1). Juara Paskibra tk. Provinsi Jawa Tengah 2). Penerima KPPN Award se- KKPN Klaten
70
3). Pidato bahasa inggris , juara tingkat Madrasah Aliyah se-Jawa Tengah 4). Olimpiade Bahasa Indonesia, sebagai juara 1 5). Cerdas Cermat Al-Qur’an (CCQ) tingkat Madrasah Aliyah se-Jawa Tengah, sebagai Juara 1. b. Non-Akademik 1). Lari 100, 200, meter POPDA tingkat SLTA se-Kabupaten sebagai juara 1 2). Lompat jauh POPDA tingkat SLTA se-Kabupaten, sebagai juara 1 3). Porseni tingkat Madrasah Aliyah se-Jawa Tengah, sebagai juara umum 12. Kegiatan Ekstra Kurikuller Kegiatan ekstrakurikuler pada Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali telah mempunyai banyak prestasi, ekstrakurikuler ini dilaksanakan pada waktu diluar jam sekolah yang tepatnya banyak dilakukan di sore hari. Kegiatan ekstrakurikuler pada Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali diantaranya : OSIS, Pramuka, PMR, Paskibra, Komputer, Multimedia, Tata Boga, Tata Busana, Foto Grafi, Olah Raga, PKS, dll. 13. Kelulusan Sejak diberlakukannya ujian nasional ( UAN ), tingkat kelulusan Madasah Aliyah Negeri 1 Boyolali dapat dilihat pada tabel berikut:
71
TABEL II Tingkat kelulusan Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali
No
Tahun ajaran
Peserta
Jumlah peserta ujian
Lulus
Tidak lulus
1
2006 – 2007
185
181
4
2
2007 – 2008
247
242
5
3
2008 -2009
181
180
1
4
2009 - 2010
165
165
5
Demikian sedikit gambaran umum tentang Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali.
B. PENYAJIAN DATA 1. Data motivasi belajar Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan angket yang dijawab oleh siswa guna mengetahui motivasi belajar mereka. Adapun yang penulis teliti adalah siswa kelas XI IPS 1 dan 2, jumlahnya sebanyak 75 orang. Berikut ini akan penulis sajikan daftar nama siswa kelas XI IPS 1 dan 2, Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
72
TABEL III DAFTAR NAMA SISWA KELAS XI IPS 1 dan 2 MAN 1 Boyolali No
Nama
Kelas
No
Nama
Kelas
1
A.Roh
XI.IS.1
39
N.Hid
X1.IS.2
2
A.Hut
XI.IS.1
40
N.Has
X1.IS.2
3
A.Sur
XI.IS.1
41
N. Z.Mas
X1.IS.2
4
Anni.Q.A
XI.IS.1
42
O.Haj.S
X1.IS.2
5
E.Kar
XI.IS.1
43
P.Vas
X1.IS.2
6
Est.M
XI.IS.1
44
Rir.N.I.S
X1.IS.2
7
Est.I
XI.IS.1
45
Rsmnh
X1.IS.2
8
F.Rah
XI.IS.1
46
S.Ning
X1.IS.2
9
Har
XI.IS.1
47
S.Har
X1.IS.2
10
K.Dam
XI.IS.1
48
S.Sug
X1.IS.2
11
Kat
XI.IS.1
49
Skrsh
X1.IS.2
12
M.N.Shol
XI.IS.1
50
T.Dar
X1.IS.2
13
M.Kar
XI.IS.1
51
W. P.Rah
X1.IS.2
14
Nov.S
XI.IS.1
52
Yuli
X1.IS.2
15
N.Dwi.Q
XI.IS.1
53
Y.May
X1.IS.2
16
Njnah
XI.IS.1
54
A.Nug
X1.IS.2
17
N.Chur
XI.IS.1
55
A.Widya
X1.IS.2
18
Oni.F
XI.IS.1
56
A.B.Ut
X1.IS.2
19
Rin.S
XI.IS.1
57
D.Kur
X1.IS.2
73
20
S.Ros
XI.IS.1
58
Des.M
X1.IS.2
21
S.Shol
XI.IS.1
59
D.Sar
X1.IS.2
22
T.In
XI.IS.1
60
Dew.S.R
X1.IS.2
23
T.Wahy
XI.IS.1
61
D.Ag
X1.IS.2
24
T.Wah
XI.IS.1
62
D.Aza
X1.IS.2
25
T.Yul
XI.IS.1
63
Dwi.H
X1.IS.2
26
U.Man
XI.IS.1
64
G.Wah.A
X1.IS.2
27
Y.Fath
XI.IS.1
65
I.R.Ayu
X1.IS.2
28
A.Ap
XI.IS.1
66
J.Dam
X1.IS.2
29
B.Nov.S
XI.IS.1
67
L.Fit
X1.IS.2
30
E.Fit
XI.IS.1
68
Mary
X1.IS.2
31
E.K.War
XI.IS.1
69
M.Meg.R
X1.IS.2
32
Fd
XI.IS.1
70
Muh.J
X1.IS.2
33
Jwa
XI.IS.1
71
Mut
X1.IS.2
34
L.Nur.F
XI.IS.1
72
S.Indr
X1.IS.2
35
M.A.Nug
XI.IS.1
73
S.Lat
X1.IS.2
36
M.Fajar.A
X1.IS.2
74
Siti.M
X1.IS.2
37
Mus
X1.IS.2
75
S.les
X1.IS.2
38
Nov.M.S
X1.IS.2
2. Responden Pengambilan responden dilaksanakan secara acak yang kesemua populasi mendapat kesempatan untuk menjadi sampel, maka penulis
74
mengambil sampel yaitu siswa MAN 1 Boyolali kelas XI pada tahun ajaran 2009 – 2010. Khususnya pada kelas IPS XI 1 dan XI 2. 3. Pengolahan data Penulis mengadakan penelitian dengan penyebaran angket pada siswa MAN 1 Boyolali dengan responden sebanyak 75 siswa dengan jumlah pertanyaan 12 soal tentang motivasi belajar dan 10 nilai tentang prestasi siswa pada mata pelajaran fiqih. a. Mengubah data kualitas menjadi data kuantitas dari jawaban angket, dengan ketentuan masing-masing pertanyaan disediakan tiga ( 3 ) alternatif jawaban dengan bobot sebagai berikut: 1.
Alternatif jawaban A memiliki nilai 3
2.
Alternatif jawaban B memiliki nilai 2
3.
Alternatif jawaban C memiliki nilai 1
TABEL IV NILAI ANGKET TENTANG MOTIVASI BELAJAR
No
Skor
Jumlah Skor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
2
2
2
2
2
3
1
1
2
1
3
2
23
2
3
3
2
3
3
3
2
1
1
1
3
2
27
3
3
3
2
3
3
3
2
1
1
1
3
3
28
4
3
3
2
3
3
3
1
1
3
1
3
3
29
5
3
2
2
1
1
2
2
1
1
1
3
3
22
75
6
3
2
2
3
3
3
1
2
2
1
3
3
28
7
3
1
2
2
2
3
3
3
1
1
3
2
26
8
3
2
2
3
3
3
1
1
3
1
3
1
27
9
3
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
26
10
3
2
2
3
2
3
2
2
1
3
1
3
27
11
3
3
2
3
3
3
2
1
1
1
3
3
27
12
3
2
2
3
2
3
1
1
1
1
3
3
24
13
3
3
2
2
2
3
1
1
3
2
3
3
28
14
3
3
3
3
3
3
1
1
1
1
3
2
28
15
2
3
3
3
2
3
3
1
2
2
3
2
27
16
3
3
2
2
1
2
1
2
1
3
1
2
26
17
2
2
2
2
2
3
3
2
1
1
2
3
21
18
3
3
2
3
2
3
1
1
2
1
3
2
29
19
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
26
20
2
2
2
3
2
3
2
2
2
2
2
3
27
21
3
3
2
3
3
3
1
1
2
2
2
3
28
22
3
3
2
3
2
3
1
1
1
1
3
3
26
23
3
3
2
3
3
3
3
3
1
1
3
3
32
24
2
3
2
2
2
3
2
1
2
2
3
2
25
25
2
2
2
2
1
3
2
1
2
2
3
2
24
26
3
2
2
3
2
3
2
1
1
1
3
2
25
27
3
2
2
2
1
2
2
1
1
1
3
3
23
28
3
3
2
3
2
3
1
1
1
1
3
2
25
29
3
2
2
3
2
3
1
1
1
1
3
3
25
30
3
3
2
2
2
3
2
1
1
1
3
3
26
31
3
3
3
3
2
3
1
1
1
2
3
2
27
32
3
3
2
3
2
3
1
1
2
1
3
2
26
33
3
2
2
3
3
3
1
1
2
2
3
2
27
34
3
3
2
2
3
3
1
1
1
1
3
2
26
35
3
2
2
3
2
3
1
1
1
1
3
2
24
76
36
3
2
2
3
2
3
2
1
2
1
3
2
26
37
3
2
1
2
2
3
2
1
2
1
3
2
24
38
3
3
2
2
1
3
1
1
2
1
3
3
25
39
3
3
3
3
3
3
2
1
2
1
3
3
30
40
3
3
2
3
3
3
1
1
1
1
3
2
26
41
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
25
42
3
3
3
3
3
3
1
1
1
1
3
2
27
43
3
3
3
3
3
3
2
3
2
1
3
3
32
44
3
3
2
3
2
3
1
1
1
1
3
3
26
45
3
3
2
3
3
3
1
1
1
1
3
2
26
46
3
3
2
2
2
3
1
2
2
1
3
2
26
47
3
2
2
2
3
3
2
2
2
1
3
1
26
48
3
3
3
3
3
3
3
1
1
1
3
2
29
49
3
2
2
3
2
3
1
1
2
1
3
3
26
50
2
2
2
3
3
3
1
1
1
1
3
3
25
51
2
2
2
2
2
3
1
1
2
1
3
2
23
52
3
3
2
3
3
3
2
1
1
1
3
2
27
53
3
3
2
3
3
3
2
1
1
1
3
3
28
54
3
3
2
3
3
3
1
1
3
1
3
3
29
55
3
2
2
1
1
2
2
1
1
1
3
3
22
56
3
2
2
3
3
3
1
2
2
1
3
3
28
57
3
1
2
2
2
3
3
3
1
1
3
2
26
58
3
3
2
3
3
3
1
1
3
1
3
1
27
59
3
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
26
60
3
2
2
3
2
3
2
2
1
3
1
3
27
61
3
3
2
3
3
3
2
1
1
1
3
3
27
62
3
2
2
3
2
3
1
1
1
1
3
3
24
63
3
3
2
2
2
3
1
1
3
2
3
3
28
64
3
3
3
3
3
3
1
1
1
1
3
2
28
65
2
3
3
3
2
3
3
1
2
2
3
2
27
77
66
3
3
2
2
1
2
1
2
1
3
1
2
26
67
2
2
2
2
2
3
3
2
1
1
2
3
21
68
3
3
2
3
2
3
1
1
2
1
3
2
29
69
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
26
70
2
2
2
3
2
3
2
2
2
2
2
3
27
71
3
3
2
3
3
3
1
1
2
2
2
3
28
72
3
3
2
3
2
3
1
1
1
1
3
3
26
73
3
3
2
3
3
3
3
3
1
1
3
3
32
74
2
3
2
2
2
3
2
1
2
2
3
2
25
75
2
2
2
2
1
3
2
1
2
2
3
3
25
b. Langkah selanjutnya adalah mencari interval nilai Data motivasi belajar dengan jumlah 12 item pertanyaan diketahui nilai tertinggi 33 dan terendah 22, rumus interval yang digunakan adalah:
i=
( xt xr ) 1 ki
Keterangan: i = interval xt = nilai tertinggi xr = nilai terendah ki = kelas interval hasil pehitungan interval dengan rumus tersebut adalah: i=
(32 21) 1 =4 3
78
Setelah diketahui lebar interval, maka ditetapkan klasifikasi dalam kategori sebagai berikut: TABEL V INTERVAL TENTANG MOTIVASI BELAJAR No
Interval
Jumlah siswa
Nilai nominasi
1
29 – 32
9
A
2
25 – 28
54
B
3
21 – 24
12
C
Dengan demikian dapat diketahui: 1. Dengan demikian motivasi belajar siswa yang termasuk dalam kategori tinggi mendapat nilai antara 32 – 29 sebanyak 9 siswa 2. Untuk motivasi belajar siswa yang termasuk dalam kategori sedang mendapat nilai antara 28 – 25 sebanyak 54 siswa 3. Untuk motivasi belajar siswa yang termasuk dalam kategori rendah mendapat nilai antara
24 – 21 sebanyak 12 siswa
Langkah selanjutnya adalah membuat tabel nominasi A (tinggi), B (sedang), C (rendah), untuk mengetahui tingkat atau kategori motivasi belajar siswa yang tinggi, sedang, dan rendah.
79
TABEL VI NILAI NOMINASI MOTIVASI BELAJAR SISWA No Responden
Skor
Nilai
No
Nominasi
Responden
Skor
Nilai Nominasi
1.
23
C
39
30
A
2.
27
B
40
26
B
3.
28
B
41
25
B
4.
29
A
42
27
B
5.
22
C
43
32
A
6.
28
B
44
26
B
7.
26
B
45
26
B
8.
27
B
46
26
B
9.
26
B
47
26
B
10.
27
B
48
29
A
11.
27
B
49
26
B
12.
24
C
50
25
B
13.
28
B
51
23
C
14.
28
B
52
27
B
15.
27
B
53
28
B
16.
26
B
54
29
A
17.
21
C
55
22
C
18.
29
A
56
28
B
19.
26
B
57
26
B
20.
27
B
58
27
B
21.
28
B
59
26
B
22.
26
B
60
27
B
23.
32
A
61
27
B
24.
25
B
62
24
C
25.
24
C
63
28
B
80
26.
25
B
64
28
B
27.
23
C
65
27
B
28.
25
B
66
26
B
29.
25
C
67
21
C
30.
26
B
68
29
A
31.
27
B
69
26
B
32.
26
A
70
27
B
33.
27
C
71
28
B
34.
26
B
72
26
B
35.
24
B
73
32
A
36.
26
B
74
25
B
37.
24
B
75
24
C
38.
25
B
Setelah diketahui berapa banyak siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar tinggi, sedang, dan rendah, maka langkah berikutnya mencari persentase dengan rumus sebagi berikut: P
F X 100% N
Keterangan: P = persentase F = frekuensi N = jumlah responden 1. Untuk motivasi belajar yang dalam kategori tinggi mendapat nilai A, dengan jumlah siswa sebanyak 9 siswa. 9 x100% 12% 75
81
2. Untuk motivasi belajar yang dalam kategori sedang mendapat nilai B, dengan jumlah siswa sebanyak 54 siswa. 54 x100% 72% 75
3. Untuk motivasi belajar yang dalam kategori rendah mendapat nilai A, dengan jumlah siswa sebanyak 12 siswa. 12 x100% 16% 75
TABEL VII PERSENTASE MOTIVASI BELAJAR No
Nilai motivasi
Jumlah
Interval
belajar
siswa
Persentase
1
Kategori tinggi ( A )
29 – 32
9
12 %
2
Kategori Sedang ( B)
25 – 28
54
72 %
3
Kategori rendah ( C )
21 – 24
12
16 %
Jumlah
75 100 %
TABEL VIII HASIL NILAI FIQIH SISWA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2010-2011 No
Nama
Nilai
No
Nama
Nilai
1
A.Roh
85
39
N.Hid
80
2
A.Hut
75
40
N.Has
80
3
A.Sur
75
41
N. Z.Mas
80
4
Anni.Q.A
85
42
O.Haj.S
75
82
5
E.Kar
65
43
P.Vas
75
6
Est.M
70
44
Rir.N.I.S
80
7
Est.I
75
45
Rsmnh
80
8
F.Rah
80
46
S.Ning
75
9
Har
80
47
S.Har
75
10
K.Dam
80
48
S.Sug
80
11
Kat
75
49
Skrsh
75
12
M.N.Shol
70
50
T.Dar
80
13
M.Kar
80
51
W. P.Rah
80
14
Nov.S
80
52
Yuli
75
15
N.Dwi.Q
75
53
Y.May
75
16
Njnah
70
54
A.Nug
75
17
N.Chur
80
55
A.Widya
70
18
Oni.F
85
56
A.B.Ut
75
19
Rin.S
75
57
D.Kur
80
20
S.Ros
75
58
Des.M
75
21
S.Shol
70
59
D.Sar
70
22
T.In
75
60
Dew.S.R
70
23
T.Wahy
80
61
D.Ag
75
24
T.Wah
80
62
D.Aza
70
25
T.Yul
75
63
Dwi.H
75
26
U.Man
75
64
G.Wah.A
80
27
Y.Fath
80
65
I.R.Ayu
75
28
A.Ap
75
66
J.Dam
80
29
B.Nov.S
75
67
L.Fit
70
30
E.Fit
70
68
Mary
75
31
E.K.War
75
69
M.Meg.R
70
32
Fd
80
70
Muh.J
75
33
Jwa
75
71
Mut
80
34
L.Nur.F
80
72
S.Indr
80
83
35
M.A.Nug
75
73
S.Lat
75
36
M.Fajar.A
80
74
Siti.M
75
37
Mus
75
75
S.les
75
38
Nov.M.S
75
Langkah selanjutnya adalah mencari interval nilai. Data hasil nilai fiqih siswa semester genap tahun pelajaran 2009 – 2010. Dengan nilai tertinggi 85 dan terendah 65, rumus interval yang digunakan adalah: ( xt xr ) 1 ki
i=
Keterangan: i = interval xt = nilai tertinggi xr = nilai terendah ki = kelas interval Hasil pehitungan interval dengan rumus tersebut adalah: i=
85 65 1 =7 3
Setelah diketahui lebar interval, maka ditetapkan klasifikasi dalam kategori sebagai berikut: TABEL IX INTERVAL TENTANG PRESTASI BELAJAR No
Interval
Jumlah Siswa
Nilai Nominasi
1
79 – 85
27
A
2
72 – 78
34
B
3
65 - 71
14
C
84
Dengan demikian dapat diketahui: 1. Dengan demikian prestasi belajar siswa yang termasuk dalam kategori tinggi mendapat nilai antara 79 – 85 sebanyak 27 siswa 2. Untuk prestasi belajar siswa yang termasuk dalam kategori sedang mendapat nilai antara 72 - 78 sebanyak 34 siswa 3. Untuk prestasi belajar siswa yang termasuk dalam kategori rendah mendapat nilai antara 65 - 71 sebanyak 14 siswa Setelah diketahui berapa banyak siswa yang memiliki tingkat prestasi belajar tinggi, sedang, dan rendah, maka langkah berikutnya mencari presentase dengan rumus sebagi berikut: P
F X 100% N
Keterangan: P = Persentase F = Frekuensi N = Jumlah responden 1. Untuk prestasi belajar yang dalam kategori tinggi mendapat nilai A, dengan jumlah siswa sebanyak 27 siswa. 27 x100% 36% 75
2. Untuk prestasi belajar yang dalam kategori sedang mendapat nilai B, dengan jumlah siswa sebanyak 34 siswa. 33 x100% 45% 75
85
3. Untuk prestasi belajar yang dalam kategori rendah mendapat nilai A, dengan jumlah siswa sebanyak 14 siswa. 12 100% 19% 75
TABEL X PERSENTASE PRESTASI BELAJAR No
Nilai motivasi belajar
Interval
Jumlah siswa
Persentase
1
Kategori Tinggi ( A )
79 - 85
27
36%
2
Kategori Sedang ( B )
72 - 78
34
45%
3
Kategori Rendah ( C )
65 - 71
14
19%
75
100%
Jumlah
BAB IV ANALISA DATA TENTANG SINERGI MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI MATA PELAJARAN FIQIH
Untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara motivasi belajar terhadap prestasi siswa pada mata pelajaran fiqih di Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali, tahun ajaran 2009-2010, penulis menggunakan analisis statistik. Setelah data terkumpul secara lengkap, maka selanjutnya penulis mengklarifikasi data itu sesuai proporsinya masing-masing, maka analisis data penulis sajikan sebagai berikut: A. Analisis Pertama Analisis ini bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar siswa kelas XI MAN 1 Boyolali. Rumus yang digunakan adalah: P
F X 100% N
Keterangan: P = Proporsi individu dalam golongan F = Frekuensi N = Jumlah subyek dalam golongan Setelah kita mengetahui rumusnya maka untuk mengetahui motivasi belajar dianalisis dengan menggunakan rumus interval sebagai berikut:
86
87
1. Tingkat motivasi belajar a. Menentukan kelas interval
i=
( xt xr ) 1 ki
Keterangan: i = interval xt = nilai tertinggi xr = nilai terendah ki = kelas interval b. Menghitung lebar interval kelompok 1 i
(32 21) 1 4 3
TABEL XI REKAPITULASI SKOR TENTANG TINGKAT MOTIVASI BELAJAR Klasifikasi
Frekuensi
Tingkat
29 – 32
9
TINGGI
25 – 28
54
SEDANG
21 – 24
12
RENDAH
c. Menyusun tabel nominasi Berdasarkan tabel tersebut maka dapat diketahui berapa siswa yang masuk dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah tingkat motivasi belajar pada siswa MAN 1 Boyolali 2009-2010.
88
Mencari persentase dengan menggunakan rumus: P
F X 100% N
TABEL XII NOMINASI PERSENTASE TENTANG MOTIVASI BELAJAR NO
FREKUENSI
PERSENTASE
NOMINASI
1
9
12 %
TINGGI
2
54
72 %
SEDANG
3
12
16 %
RENDAH
75
100%
2. Tingkat variasi prestasi belajar fiqih a. Menentukan kelas interval kelompok 2 Cara menentukannya yaitu dengan rumus:
i=
( xt xr ) 1 ki
Keterangan: i = interval xt = nilai tertinggi xr = nilai terendah ki = kelas interval b. Menghitung lebar interval kelompok 1 i
85 65 1 7 3
89
TABEL XIII NILAI INTERVAL PRESTASI BELAJAR FIQIH SISWA
50 40 30
Frekuensi persentase
20
Nom inasi 10 0 1
2
3
c. Menyusun tabel nominasi Berdasarkan tabel tersebut maka dapat diketahui berapa siswa yang masuk dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah tingkat prestasi belajar pada siswa MAN 1 Boyolali 2009-2010. Mencari persentase dengan menggunakan rumus: P
F X 100% N
TABEL XIV INTERVAL DAN NOMINASI PRESTASI SISWA BIDANG STUDY FIQIH No
Interval
Frekuensi
Persentase
Nominasi
1
79 – 85
27
36%
Tinggi
2
72 – 78
34
45%
Sedang
3
65 – 71
14
19%
Rendah
75
100%
90
B. Analisis Kedua Pada analisis ketiga ini, penulis bermaksud mencari jawaban atas tujuan penelitian yang ketiga yaitu untuk mengetahui hubungan motivasi belajar dengan prestasi siswa kelas XI MAN 1 Boyolali tahun pelajaran 2009/2010. Khususnya pada kelas XI IPS 1 dan 2. Langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut: Menghitung nilai Chi-kuadrat dengan menggunakan rumus:
x 2
fo f h 2 fh
Keterangan : x2
: Variabel Pengaruh
: Sigma (jumlah)
fo
: frekuensi yang diperoleh berdasarkan data.
fh
: Jumlah/ frekuensi yang diharapkan (presentase luas tiap bidang dikalikan dengan n)
f o f h : selisih data f o dengan f h (Sugiyono, 2007: 81-82)
Dalam menghitung nilai chi-kuadrat diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
91
1. Membuat tabel kontingensi untuk menentukan f o TABEL XV FREKUENSI YANG DI OBSERVASI VARIABEL NO
KRITERIA
MOTIVASI BELAJAR
PRESTASI
JUMLAH
1
BAIK
9
27
36
2
SEDANG
54
34
88
3
RENDAH
12
14
26
Jumlah
75
75
150
2. Membuat tabel fh Harga fh dapat dihitung dengan rumus: fh
jumlahbari s xjumlahkolom jumlahsemu a
Sehingga diperoleh fh sebagai berikut: fh untuk kategori motivasi:
fh
9 x75 4,5 150
fh
54 x75 27 150
fh
12 x75 6 150
fh untuk kategori prestasi: fh
27 x75 13,5 150
92
fh
34 x75 17 150
fh
14 x75 7 150
3. Menghitung chi-kuadrat Berdasarkan tabel fo dan fh maka
x 2
fo f h 2 fh TABEL XVI Menghitung fo dan fh
fo fh
No Variabel Kriteria
fo
fh
1
9
4,5
4,5
20,25
4,5
54 27
27
729
27
6
36
6
Motivasi Tinggi Sedang
Rendah 12 6 2
Prestasi
Tinggi
27 13,5 13,5
182,25
13,5
Sedang
34 17
17
289
17
7
49
7
Rendah 14 7 Jumlah
Atau dilihat dengan penghitungan sebagai berikut:
x 2
=
fo f h 2 fh
20 ,25 4,5 4,5
75
93
729 27 27
36 6 6
182 ,25 13,5 13,5
289 17 17
49 7 7
Taraf signifikasi 0,05 db
= (2-1) . (3-1) =1.2 =2
R tabel = 5,991 Rx2 hitung > x2 tabel 75 > 5,991 4. Menghitung Koefisien Kontingensi C =
x2 N x2
C =
75 75 75
C =
75 150
C =
0,5
C = 0,707
94
Dengan taraf signifikasi 5 % dan db = 2, maka dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi belajar dengan prestasi siswa kelas XI IPS.1 dan 2 MAN 1 Boyolali terdapat korelasi yang signifikan sebab harga x 2 hitung 2
lebih besar dari x tabel. x 2 hit > x 2 tabel = 75 > 5,991 ho = ditolak ha = diterima Oleh karena itu hipotesis hubungan motivasi belajar terhadap prestasi siswa kelas XI MAN 1 Boyolali tahun pelajaran 2009/2010 Diterima.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari uraian diatas dan analisis data diatas, baik teoritik maupun empirik, maka penulis dapat penulis simpulkan sebagaimana tersebut dibawah ini: 1. Motivasi belajar di MAN 1 Boyolali tahun ajaran 2009/2010 adalah bervariasi, yaitu kategori motivasi belajar tingkat tinggi mendapat nilai antara 29 – 32 sebanyak 9 siswa mencapai 12%, untuk kategori sedang mendapat nilai antara 25 – 28 sebanyak 54 siswa mencapai 72%, dan untuk kategori rendah mendapat nilai antara 21 – 24 sebanyak 12 siswa mencapai 16%. 2. Prestasi siswa MAN 1 Boyolali tahun ajaran 2009/2010 adalah bervariasi, yaitu kategori motivasi belajar tingkat tinggi mendapat nilai antara 79 – 85 sebanyak 27 siswa mencapai 36%, untuk kategori sedang mendapat nilai antara 72 –78 sebanyak 34 siswa mencapai 45%, dan untuk kategori rendah mendapat nilai antara 65 –71 sebanyak 14 siswa mencapai 19%. 3. Setelah data dianalisis dengan menggunakan rumus sistem korelasi chikuadrat, hasil hitung dengan rumus korelasi chi-kuadrat memperoleh hasil 75. Ternyata setelah dikonsultasikan dengan tabel harga kritik dari chi-kuadrat dengan db=2 dan taraf signifikasi 5% menunjukkan ada korelasi yang signifikan, Sebab x2 hitung>x2 tabel = 75 > 5,991. Hasil hitung dari koefisien kontingensi, KK = 0,707. Ternyata setelah dikonsultasikan dengan tabel harga kritik dari product moment dengan N=75 baik pada taraf signifikasi 1% 95
96
maupun 5% menunjukkan ada pengaruh yang signifikan, sebab KK hasil hitung lebih besar dari r tabel product moment. -
Taraf sigifikasi 1% 0,463 < 0,707
-
Taraf signifikasi 5% 0,361 < 0,707
B. Saran-saran Dengan berdasarkan pada hasil penelitian, maka penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi lembaga pendidikan MAN a. Hendaknya jajaran lembaga membina dan mengembangkan sekolahnya agar pendidikan dan pengajaran makin menjadi efektif dan efisien. b. Membina kerja sama dengan seluruh staf yang dipimpinnya dan mengadakan pengawasan yang lebih menyeluruh c. Menyediakan dan melengkapi media-media belajar, buku-buku, serta fasilitas lainnya, sehingga dapat mengembangkan kompetensi guru, khususnya dalam memberikan motivasi belajar untuk siswa. 2. Bagi pengajar Bagi para pengajar terutama guru mata pelajaran FIQIH, hendaknya memahami hasil dari penelitian ini dan mengetahui hal-hal yang mendorong timbulnya prestasi belajar FIQIH. Sehingga para pengajar memotivasi siswa untuk belajar mandiri.
97
3. Bagi siswa a. Para siswa dapat meningkatkan motivasi dan semangat dalam belajar untuk mencapai hasil belajar atau prestasi yang lebih baik, dan juga untuk melatih dan membiasakan para siswa untuk tetap memiliki semangat dan motivasi belajar yang tinggi, agar tercapai prestasi yang memuaskan. b. Siswa yang baik adalah siswa yang mau menyadari tugas-tugasnya sebagai siswa, baik disekolah maupun diluar sekolah seperti belajar tekun, rajin, masuk sekolah, dll. c. Pemberian penghargaan dan dorongan semangat kepada setiap upaya yang bersifat positif dari unsure lain untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. d. Member
kepercayaan
kepada
semua
civitas
akademik
untuk
meningkatkan diri dan mempertunjukkan karya dan gagasan kreatifitaskreatifitasnya.
C. Penutup Syukur alhamdulilah penulis ucapkan kehadirat allah swt yang telah memberikan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, penulis sadari bahwa tulisan ini masih kekurangan dan kelemahan, maka untuk kesempurnaan skripsi ini penulis menerima segala masukan, kritik, dan saran. Penulis menyadari bahwa tanpa ada bimbingan dari dosen pembimbing tentu saja penulis mengalami kesulitan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena
98
itu tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih yang sangat besar, semoga amalnya diterima disisi Allah swt. Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini menjadi sumbangan pikiran, menambah wawasan dan bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya serta bagi dunia pendidikan islam. Amin…
98 DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, dkk. 1991. Psikologi Beolajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Aly Heri Noer, dan Munzier. 2003. Watak Pendidikan Islam. Jakarta : Friska Agung Insani. Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta. D Crow, dkk. 1984. Psikologi Pendidikan. Surabaya : PT. Bina Ilmu. Djamal, Nurhadi. 1985. Ilmu Jiwa Pendidikan. Semarang : Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri. Djamal, Nurhadi. 2004. Ilmu Jiwa Pendidikan. Salatiga : Tiara Wacana. Gredler,dan margaret E. Bell. 1986. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta Utara : CV. Rajawali. Hadi Sutrisno. 2004. Metodologi Research. Yogyakarta : Andi Offset. Hamalik Umar. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Bumi aksara J Mifften, dkk. 1986. Sosiologi Pendidikan. Bandung : PT. Tarsito. Lilik, dkk, ilmu jiwa belajar, Semarang : PT Gramedia Marimba, Ahmad. Pengartar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung : PT. Alma'arif. Nasution, S. 1995. Asas-asas Kurikulum. Jakarta : Bumi Aksara. Nata, Abidin. 1997. Filsafat Pendidikan Islam. Ciputat : Logos Wacana Ilmu. Poerwadarminto. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Rusyan Tabrani, dkk. 1989. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remadja Karya. Slameto. 1987 . Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Rumidi Sukandar. 2004. Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Permula. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
99 Sugiyono. 2007. Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Sukma Dinanta, dkk. 2004. Landasan Psikologis Proses Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Supangat,dan Andi. 2007. Statistika. Jakarta : PT. Kencana Prenada Media Grup. Suryabrata, Sumardi. 1989. Proses Belajar Mengajar di Perguruan Tinggi. Yogyakarta : Andi Offset. Syarifudin, Amir. 2003. Garis-garis Besar Fiqih. Jakarta Timur : Prenada Media. Usman, Muh Uzer. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Yunus, Mahmud. 1983. Metode Khusus Pendidikan Agama. Jakarta : PT. Hida Karya Agung.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP BAHWA YANG BERTANDATANGAN di bawah ini: Nama
: Ulfa Susan Andriana
Umur
: 22 tahun
Tempat/tanggal lahir : 19 juni 1988 Agama
: Islam
Bangsa
: Indonesia
Alamat
: Perumahan Bumi Singkil Permai Blok G.NO 1, Karanggeneng, Boyolali.
Email
:
[email protected]
No Hp
: 0856 4027 4880
Pendidikan
: Madrasah Ibtidaiyah Negeri Boyolali lulus tahun 2000 Madrasah Tsanawiyah Negeri Boyolali lulus tahun 2003 Madrasah Aliyah Negeri Boyolali lulus tahun 2006 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga lulus tahun 2010
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar -benarnya.
Salatiga, 13 Agustus 2010 Penulis
Ulfa Susan Andriana Nim: 111 06 113