Jurnal Ilmiah IKIP Mataram
Vol. 2. No. 1 ISSN:2355-6358
PENGARUH METODE SIMULASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA
Ismail Marzuki Dosen Program Studi Pendidikan Biologi, FPMIPA IKIP Mataram E-mail:ABSTRAK: Metode merupakan suatu cara yang fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan, agar sasaran tujuan pengajaran tercapai salah satu metode yang diterapkan dalam proses belajar mengajar adalah metode simulasi. Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya “berpura-pura atau berbuat seakan-akan”. Di dalam Kamus Bahasa Inggris Indonesia dinyatakan bahwa simulate adalah “pekerjaan tiruan atau meniru, sedang simulate artinya menirukan, purapura atau berbuat seolah-olah. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh metode simulasi terhadap motivasi dan hasil belajar siswa. Jenis penelitian adalah Quasi eksperiment dengan rancangan penelitian menggunakan post test. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VIII SMPN 3 Praya Timur. Sampel penelitian adalah kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B sebagai kelas kontrol. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik Purposive Sampling. Data hasil belajar siswa diperoleh melalui tes yang dilaksanakan pada akhir proses pembelajaran atau post-test, sedangkan data keterlaksanaan RPP diperoleh menggunakan lembar observasi. Data hasil belajar siswa kemudian dianalisis menggunakan uji-t diperoleh thitung sebesar 2,123 dengan ttabel sebesar 2,042 karena thitung > ttabel maka disimpulkan bahwa metode simulasi ada pengaruh terhadap hasil belajar. Kata Kunci: Metode Simulasi, Motivasi, dan Hasil Belajar. ABSTRACT: Method is a method that functions as a means to an end, in order to achieve the objectives of teaching one of the methods applied in teaching ang learning is a method of simulation. Simulation comes from the word simulate which has meaning “pretends or acts as if”. In the dictionary English Indonesia stated that simulate is “imitation or copying job, being simulate means imitating, pretend or act as if. The aim of this research was to derermine whether there is influence of simulation methods on motivation and leraning outcomes of students. This research is a quasi experimental design with studies using post-test. The population in this research is all class VIII SMPN 3 East Praya. Samples are class CIII A as the experimental class and class VIII B as the control class. The sampling was done by using purposive sampling. Data student learning outcomes obtained through test conducted at the end of the learning process or the post-test, ehereas the data from thee implementation of RPP (leson plan) obtained using the observation sheet. Data student learning outcomes were analyzed using t-test obtained t-count equal to 2.123 with t-tables of 2.042 because t-count ≥ t table then concluded that the dimulation method affect the result of learning. Key Words: Simulation Method, Motivation, and Learning Outcomes. PENDAHULUAN Segala upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan merupakan salah satu fokus di dalam pembangunan pendidikan berkualitas. Pendidikan berkualitas merupakan titian kearah melahirkan insan cerdas dan kompetitif. Insan cerdas dan kompetitif hanya dapat dicapai, jika pendidikan kita dikelola secara baik oleh guru/pendidik yang memenuhi standar komptensi dan professional, walaupunkita
harus disadari bahwa masih terdapat sejumlah kendala yang kadangkala menjadi masalah bagi para guru dalam mewujudkan hal tersebut (Hufad, 2009). Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Praya Timur menunjukan bahwa keaktifan siswa dalam kelas relatif masih rendah terutama dari segi penyampaian pendapat dan bertanya masih kurang berani untuk bertanya karena metode yang digunakan oleh guru kurang tepat sehinga mengakibatkan
457
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram kondisi belajar di dalam kelas cendrung pasif. Hal ini dapat di lihat dari sedikitnya siswa yang mendengarkan penjelasan guru, bahkan ada siswa hanya diam dan ada juga yang asik sendiri tidak mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. Hal ini di sebabkan karena guru masih menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan materi pelajaran, Oleh karena itu perlu adanya metode yang dapat memancing minat belajar siswa sehingga siswa menjadi aktif ketika proses belajar berlangsung. Rendahnya hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Nilai Kuis IPA Semester 1 Kelas VIII SMP Negeri 3 Praya Timur
Vol. 2. No. 1 ISSN:2355-6358 Keterangan: A: Langkah pembelajaran terlaksana B: Langkah pembelajaran yang harus dilaksanakan Tabel 2. Konversi persentase keterlaksanaan pembelajaran No Persentase Katagori 1 81 – 100 % Sangat Aktif 2 61 – 80 % Aktif 3 41 – 60 % Cukup Aktif 4 21 – 40 % Kurang Aktif 5 Kurang dari 20 % Tidak Aktif 2. Analisis tingkat motivasi Untuk mengetahui ketercapaian motivasi belajar dalam proses pembelajaran, maka data dari angket diolah dengan menggunakan rumus sebagai berikut: __
X Dari tabel 1 menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas VIII A dengan jumlah siswa 20 dengan nilai rata-rata 55,32 dan siswa kelas VIII B dengan jumlah siswa 18 dengan nilai rata-rata 66,36. Kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang diterapkan oleh SMP Negeri 3 Praya Timur untuk rata-rata nilai IPA adalah 65. Sehingga kelas A dan kelas B belum memenuhi KKM. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan moti vasi dan belajar siswa pada mata pelajaran biologi melalui pengaruh metode simulasi terhadap motivasi dan hasil belajar siswa. METODE Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimetal (eksperimen semu). Penelitian eksperimen yaitu penelitian yang bertujuan mencari hubungan sebab akibat variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan dua kelompok kelas masingmasing ditetapkan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lember observasi keterlaksanaan pembelajaran, angket dan tes hasil belajar. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar keterlaksanaan RPP, Kuisoner (angket), dan lembar tes. Sedangkan teknik analisis data dalam penelitian ini, yaitu: 1. Analisis keterlaksanaan RPP
% Keterlaksanaan RPP
A x100% B
X N
Keterangan: __
X : Rata-rata skor keseluruhan siswa dalam satu kelas ∑X: Jumlah seluruh skor siswa N : Jumlah siswa Tabel 3. Kriteria kategori tingkat motivasi belajar siswa Interval Kategori 60-80 Sangat tinggi 40-50 Sedang <40
Sangat rendah
3. Uji normalitas Uji normalitas menggunakan rumus (Sugiyono, 2012).
X2
dicari dengan Chi Kuadrat
fo fh 2 fh
4. Uji homogenitas Uji homogenitas dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
F
Variabel terbesar Variabel terkecil
Data akan dikatakan homogen jika nilai F hitung < F tabel pada taraf signifikasi 5% dengan F tabel = F 0, 95 (VI : V2) dimana menyatakan derajat kebebesan derajat kebebasan penyebut dengan (V = n – 1). 5. Uji hipotesis Untuk menguji yang diajukan, maka dapat digunakan uji t perbandingan.
458
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Adapun rumus yang digunakan:
t
b.
Mx My
x 2 y 2 Nx Ny
KK
1 1 Nx Ny
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Deskripsi data a. Data angket motivasi belajar siswa
Jumlah skor yang diperoleh x100 Jumlah skor maksimal
Tabel 4. Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa. Eksperimen No
Kontrol Pertemuan
Aspek Pre tes
1 2 3
x x100% z
Keterangan: KK: Ketuntasan klasikal X: Jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan nilai ketuntasan minimal. Z: jumlah seluruh siswa
Keterangan: M: Nilai rata-rata hasil perkelompok N: Banyak subyek X: Deviasi setiap nilai x2 dan x1 Y: Deviasi setiap nilai y2 dan y2 6. Analisis tes kognitif a. Ketuntasan Individu
N
Vol. 2. No. 1 ISSN:2355-6358 Ketuntasan Klasikal
Post tes
Pre tes
Post tes
Jumlah Siswa Yang Mengisi Angket Total Skor Persentase Angket
20 20 18 18 1287 1543 1154 1262 64,35 % 77,15% 64,11 % 70,11 % Cukup Cukup 4 Kategori Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Berdasarkan tabel 4 di atas b. Data Hasil Belajar Kognitif dapat dilihat bahwa persentase Data hasil penelitian berupa motivasi belajar siswa pada kelas nilai yang diperoleh dari hasil tes eksperimen pada pre tes sebesar soal pada siswa kelas VIII 64,35% dengan kategori motivasi SMPN 3 Praya Timur yang cukup tinggi, pada post tes dilakukan pada dua kelas yaitu persentase motivasi belajar siswa kelas eksperimen (VIIIA) dan kelas mengalami peningkatan dari kontrol VIIIB), dimana kelas pertemuan sebelumnya sebesar eksperimen diberi perlakuan 77,15% dengan kategori tinggi, dengan menerapakan Metode sedangkan pada kelas kontrol Simulasi dan kelas kontrol diberi pada pre tes persentase motivasi perlakuan dengan metode belajar siswa sebesar 4,11% konvensional yang biasa dengan kategori cukup tinggi dan digunakan oleh guru mata pelajaran pada post tes persentase motivasi di sekolah tersebut. Data belajar siswa mengalami selengkapnya dapat dilihat pada peningkatan dari pertemuan tabel di bawah ini. sebelumnya sebesar 70,11 % dengan kategori tinggi Tabel 5 . Data Nilai Hasil Belajar Kognitif Siswa Eksperimen
Kontrol
Keterangan Pre test Jumlah siswa
Post test
Pre test
20
Post test 18
Nilai Tertinggi
75
95
75
80
Nilai Terendah
40
60
35
50
Nilai rata-rata
63
80
56,39
70,83
459
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Vol. 2. No. 1 ISSN:2355-6358 Berdasarkan tabel 5 di atas pre-test sebesar 56,39 dan nilai nilai rata-rata pre-test kelas pos-test sebesar 70,83. eksperimen sebesar 63 dan nilai c. Data Keterlaksanaan Pembelajaran pos-test sebesar 80. Sedangkan (RPP) pada kelas kontrol nilai rata-rata Tabel 6. Data Keterlaksanaan Pembelajaran Pada Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol. Eksperimen Kontrol No Aspek Pertemuan I II I II Jumlah langkah Keterlaksanaan 1. pembelajaran 11 11 11 11
2. 3.
Jumlah langkah terlaksana, Jumlah langkah terlaksana
yang 10
11
10
11
1
0
1
0
yang tidak
90% 90% 100% 100% Sangat Sangat Sangat Sangat 5. Kategori Baik Baik Baik Baik Berdasarkan tabel 6 data baik yaitu 90%, pada pertemuan ke hasil observasi yang diperoleh II jumlah langkah keterlaksanaan maka bisa di ketahui indikator pembelajaran terlaksana semua keterlaksanaan pembelajaran yang yaitu 100% dengan kategori sangat terlaksana pada pertemuan I kelas baik. eksperimen mencapai kategori 2. Pengujian hipotesis sangat baik yaitu 90%, pada a. Uji Normalitas pertemuan II mengalami Uji normalitas digunakan peningkatan dengan kategori untuk melihat apakah sampel keterlaksanaan pembelajaran berdistribusi normal atau tidak. Untuk mencapai kategori sangat baik uji normalitas ini dilakukan dengan yaitu 100%, sedangkan pada menggunakan Chi Kuadrat. Hasil kelas kontrol untuk pertemuan perhitungan dapat dilihat pada tabel di pertama mencapai kategori sangat bawah: Tabel 7. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Dengan Uji Chi Kuadrat Indeks 2 2 No Kelas X hitung X tabel signifikan Kesimpulan Ket 2 1 Eksperimen -1032,2365 18,307 5% X hitung < 2 X tabel Normal 2 2 Kontrol -839,49 18,307 5% X hitung < 2 X tabel b. Uji Homogenitas Kesimpulan Data Homogen Uji homogenitas digunakan untuk c. Uji hipotesis mengetahui homogen atau tidaknya Tabel 9. Analisis Data Hasil Pengujian sampel yang digunakan dalam penelitian. Hipotesis dengan Uji t. Tabel 8. Hasil Pengujian Homogenitas Parameter Statistik Hasil Varian terbesar 84,210526 Varian terkecil 56,617581 4.
Persentase keterlaksanaan
dk pembilang dk penyebut Fhitung Ftabel
20-1= 19 18-1= 17 1,48 1,75
460
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Berdasarkan tabel 9 nilai-nilai yang di peroleh didistribusikan ke dalam uji t dan diperoleh nilai thitung = 2,123 dan ttabel= 2,042 pada taraf signifikasi 5%. B. Pembahasan Hasil angket motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki motivasi belajar yang berbeda pada setiap pertemuannya yaitu pada kelas eksperimen untuk pertemuan pertama memperoleh kategori motivasi tinggi dengan rata-rata 64,35 % kemudian untuk pertemuan kedua pada kelas eksperimen mencapai kategori motivasi sangat tinggi dengan rata-rata 77,15%. Sedangkan pada kelas kontrol motivasi belajar siswa pada pertemuan pertama mencapai kategori cukup tinggi dengan rata-rata 64,11 % kemudian untuk pertemuan kedua kategori motivasi mencapai kategori tinggi dengan persentase 70,11%. Motivasi belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki tingkat motivasi yang berbeda, motivasi siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan motivasi belajar kelas kontrol, meskipun pada kelas eksperimen pada keterlaksanaan pembelajaran ada beberapa langkah pembelajaran yang tidak terlaksana namun faktor tersebut tidak menjadi penghambat motivasi belajar kelas eksperimen, karena faktor-faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa yaitu dengan memberikan pujian atas pekerjaan siswa, memberikan hadiah karena mendapatkan nilai terbaik. Berdasarkan penelitian sebelumnya yaitu penelitian Fitriani (2013) menyimpulkan bahwa menumbuhkan motivasi belajar dapat diwujudkan melalui beberapa cara seperti memberikan pujian, hadiah, melakukan pengulangan informasi yang berbeda dengan cara sebelumnya, memberikan stimulus belajar dalam bentuk lain sehingga siswa tidak bosan, dan gerakan tubuh sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Selain faktor di atas yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu pembelajaran yang digunakan berbeda dari pembelajaran biasa yang digunakan dalam pembelajaran Biologi di sekolah tersebut, pembelajaran Metode Simulasi dianggap baru oleh siswa
Vol. 2. No. 1 ISSN:2355-6358 sehingga menyebabkan motivasi siswa kelas ekspeimen lebih tinggi. Hal ini dapat dibuktikan dari kelebihan-kelebihan metode Simulasi itu sendiri Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan simulasi sebagai metode mengajar, di antaranya adalah: (1)Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja. (2) Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan. (3) Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa. (4) pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis. (5) Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan data hasil analisis keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran oleh guru diperoleh data keterlaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen dengan menggunakan Metode Simulasi pada pertemuan pertama mencapai kategori sangat baik dengan persentase 90%, karena pada pertemuan pertama terdapat satu langkah pembelajaran yang tidak terlaksana yakni pada kegiatan penutup langkah ke 1 yaitu guru memusatkan perhatian kepada siswa, hal ini disebabkan kurang maksimalnya persiapan guru dalam pembelajaran. Pada pertemuan kedua kelas eksperimen dilakukan perbaikan dari pembelajaran pertemuan pertama sehingga keterlaksanaan pembelajaran mencapai kategori sangat baik dengan peresentase 100%. Terjadi peningkatan proses pembelajaran dikarenakan tidak ada gangguan pada saat proses pembelajaran serta persiapan telah dilakukan dengan maksimal. Pada kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran pertemuan pertama mencapai kategori sangat baik dengan persentase 90%, karena ada satu langkah yang tidak terlaksana yakni pada kegiatan akhir pada lagkah 1 yakni guru bersama-sama dengan siswa menyimpukan hasil pembelajaran, hal ini disebabkan karna alokasi waktu. Pada pertemuan kedua semua langkah pembelajaran terlaksanakan dengan
461
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram persentase 100% disebabkan tidak ada gangguan pada saat proses pembelajaran dan terbiasanya dengan metode ceramah yang sudah biasa di terapkan di sekolah. Berdasarkan hasil pengelolahan data dengan menggunakan rumus analisis uji-t dengan taraf signifikan 5 %, dimana hasil yang diproleh thitung = 2,123 dengan dk = 36 dan taraf signifikan pada distribusi-t 5%, maka ttabel = 2,042. Ternyata thitung lebih besar dari ttabel atau 2,123>2,042. Berdasarkan kenyataan di atas, menunjukkan bahwa untuk kelas yang diberi perlakuan dengan metode simulasi atau kelas eksperimen mendapatkan nilai rata-rata 77,15% Sementara kelas yang diberi perlakuan dengan metode konvensional mendapatkan nilai rata rata 70,11% dengan demikian siswa kelas eksperimen dalam proses belajar mengajar lebih efektif dan memiliki hasil belajar yang lebih baik dari pada kelas kontrol dengan metode konvensional. Hal ini disebabkan karena kelebihan metode simulasi itu sendiri seperti salah satu kelebihannya yaitu Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil ( nyata ). Artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengkorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena metode simulasi menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui mengalami bukan menghafal.
Vol. 2. No. 1 ISSN:2355-6358 cukup tinggi dan pada post-test persentase siswa mengalami peningkatan dari pertemuan sebelumnya sebesar 70,11% dengan kategori tinggi SARAN 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, khusus pada mata pelajaran Biologi. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh metode simulasi pada pokok bahasan yang lain. DAFTAR RUJUKAN Ahmadi, A. 2007. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara Budiningsih. 2004. Dasar dasar pembelajaran. Bandung: PT. Aneka Hanafiah , N dan Suhana, C. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Efika Aditama. Hufad, 2009. Konsep belajar Mengajar. Surabaya: PT Adika Purwanto. 2009. Evaluasi hasil belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar Sardiman, A.M. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Suryabrata, Sumadi. 2014. Metodelogi penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2012. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R dan D. Bandung : Alfabeta Suprijono, A. 2009.Cooperative LearningTeori and Aplikasi Paikem.Yogyakarta: Pustaka Belajar.
SIMPULAN Persentase motivasi siswa kelas eksperimen pada pre-test sebesar 64,35% dengan kategori motivasi cukup tinggi, pada post-test mengalami peningkatan sebesar 77,15% dengan kategori tinggi, sedangkan pada kelas kontrol pada pre-test persentase motivasi sebesar 64,11% dengan kategori
462