PENGARUH METODE RESITASI PADA MATA PELAJARAN PAI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP DARUSSALAM CIPUTAT
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S. Pd. I)
Oleh YENI ATIKAH SARI NIM 109011000234
JURUSAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2015
ABSTRAK Yeni Atikah Sari (NIM: 109011000234). Pengaruh Metode Resitasi Pada Mata Pelajaran PAI Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Smp Darussalam Ciputat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Metode Resitasi Pada Mata Pelajaran PAI terhadap Hasil Belajar Siswa kelas VIII SMP Darussalam Ciputat. Peneltian ini dilakukan di SMP Darussalam Ciputat pada kelas VIII.5 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.10 sebagai kelas kontrol, dengan jumlah masing-masing siswa tiap kelas yaitu 30 orang. Penelitian ini dimulai tanggal 4 Maret sampai 4 April 2014, dilakukan selama lima kali pertemuan termasuk pretest dan posttest. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan dengan desain pretest-posttest control group design dan teknik pengambilan sampel purpossive sampling. Instrumen yang digunakan adalah tes objektif pilihan ganda sebanyak 30 soal. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan uji-t, pada taraf signifikan 0,05 didapat hasil t tabel≤ thitung yaitu 2,00≤3,20 sehingga hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternative (Ha) diterima. Hal ini menunjukan bahwa metode Resitasi pada mata pelajaran PAI berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa. Kata Kunci : Metode Resitasi, Mempengaruhi hasil belajar.
iv
ABSTRACT Yeni Atikah Sari (NIM: 109 011 000 234). Influence of Recitation Method At PAI Subject toward Grade VIII Student’s Results in Smp Darussalam Ciputat. This study aims to determine the effect of Recitation Method At PAI subject toward student’s results in junior highschool class VIII Darussalam Ciputat. This research is done in junior highschool Darussalam Ciputat on VIII.5 class as an experimental class and the class VIII.10 as a class control, with the number of students per class is 30 people. This study was initiated on 4 March to 4 April 2014, carried out during five meetings including pretest and posttest. The method used is a quasi-experimental design with pretest-posttest control group design and sampling techniques purpossive sampling. The instrument used is an objective test of 30 multiple-choice questions. Based on the results of data analysis using t-test, the significant level of 0.05 is the result t tabel≤ thitung 2,00≤3,20 that the null hypothesis (H0) is rejected and the alternative hypothesis (Ha) is accepted. This shows that the method of recitation on PAI subject significantly affect student’s learning outcomes. Keywords: Recitation Method, affect learning outcomes.
v
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil ‘alamin, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Sang Pemilik langit dan bumi beserta isinya serta pemberi nikmat dan karunia yang tiada tara kepada hamba-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Metode Resitasi Pada Mata Pelajaran PAI Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Smp Darussalam Ciputat, sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar SarjanaPendidikan Islam (S.Pd.I). Shalawat serta salam tak luput pula tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sang revolusioner sejati yang telah menuntun umatnya menuju jalan yang penuh keridhoan Allah SWT. Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang dihadapi, namun berkat bantuan semua pihak baik secara moril maupun materil, Alhamdulillah hambatan-hambatan tersebut mampu terlewati.Oleh karena itu, dalam keempatan ini penulis menyampaikan untaian kata terima kasih yang sangat luar biasa kepada: Yang terhormat Bapak Prof. DR. Ahmad Thib Raya,MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta beserta seluruhs tafnya. 1. Yang terhormat Bapak Drs. Abdul Majid Khon, MA. Kaute Jurusan Pendidkan Agama Islam yang telah memberi kemudahan dalam setiap kebijakan yang beliau berikan. 2. Yang terhormat Ibu Marhamah Saleh, Lc., MA. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam yang memberi banyak pengarahan yang bermanfaat bagi penulis. 3. Yang terhormat Bapak M. Sholeh Hasan, Lc.,MA. Dosen pembimbing yang sangat luar biasa, yang telah banyak sekali memberikan bimbingan, pengarahan, wawasan ilmu baru, juga naehat serta waktu yang sangat menyenangkan dalam membimbing penulis. 4. Yang terhormat Bapak Drs. Masan .A.F, MA. pembimbing akademik yang selalu sabar menghadapi semua keluh kesah dan nasehat-nasehat yang berguna bagi penulis. vi
5. Yang terhormat Bapak dan Ibu dosen beserta staff adminstrasi yang telah memberikan pengetahuan baik teori maupun praktek yang bermanfaat bagi penulis. 6. Kepala Sekolah SMP Darussalam Ciputat serta segenap guru dan karyawan sekolah yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian. 7. Yang terhormat dan tercinta Ayahanda Sukardi dan Ibunda Jumlati, yang telah memberikan semua kasih sayangnya, memberikan pelajaran hidup yang berharga, menuangkan segala norma hidup baik secara hukum maupun Islam, menaburkan pengorbanan jerih payah demi keberhasilan dan kebahagiaan penulis, sehingga dengan untaian doa disetiap sujudnya juga hentakan motivasinya memberikan kobaran semangat dalam menyelesaikan tugas skripsi ini. 8. Kepada seluruh keluarga penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas semua doa dan dukungannya selama penyusunan skripsi ini. 9. Sahabat-sahabat Ikatan Mahasiswa Tegal (IMT) Ciputat. M.Z. Dhofier, S. Pd. Fatkhul Muin, Kamal Fuadi, S.Pd. Zaenal Muttaqin, M. Aqib Malik, M S. Rizqi, Abdul Latif, Ikbal Kaukabuddin, Nur Arifiyani, Ikvi Mubarakah, Mutiara Lu’lu,TatuMulyanah, Aenul Yaqin, Nur Rosdiana dan Ahmad Kosay. Karena kalianlah penulis merasa berada dalam satu keluarga selama di Ciputat. 10. Kepada seluruh teman seperjuangan di PAI angkatan 2009 khususnya kelas F, yang tidak bisa penulis sebut satu persatu. Terimakasih telah memberikan kenangan yang indah saat berada di bangku perkuliahan juga semangat dan motivasi dalam merubah diri penulis menjadi lebih baik lagi. 11. Rekan-rekan guru dan karyawan Rumah Belajar Miranda Resident, yang Alhamdulillah dengan segala dukungan dan motivasi yang diberikan penulis dapat menyelesaikan tugas ini. Serta hadiah terima kasih penulis kepada semua teman dan semua orang yang dikenal oleh penulis, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Mudahmudahan bantuan, bimbingan, semangat dan doa yang telah diberikan menjadi
vii
pintu datangnya ridha dan kasih sayeng Allah SWT. di dunia dan di akhirat kelak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi khazanah ilmu pengetahuan pada umumnya. Amin.
Jakarta, 10 April 2015 Penulis
YENI ATIKAH SARI
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL PERNYATAAN KARYA SENDIRI PENGESAHAN PEMBIMBING PENGESAHAN PENGUJI ABSTRAK ............................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................
v
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah............................................................
1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................
4
C. Pembatasan Masalah .................................................................
4
D. Perumusan Masalah ..................................................................
5
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................
5
KERANGKA TEORI A. Landasan Teoritis 1. Hakikat Metode Pembelajaran a. Pengertian Metode ........................................................
6
b. Macam-macam Metode Pembelajaran .........................
6
2. Hakikat Metode Pembelajaran Resitasi a. Pengertian Metode Resitasi ..........................................
8
b. Dasar Pertimbangan Penggunaan Metode Resitasi ......
9
c. Tujuan Metode Resitasi ................................................ 10 d. Langkah-langkah Metode Resitasi ............................... 11 e. Kelebihan Metode Resitasi ........................................... 12 f. Kelemahan Metode Resitasi ......................................... 12 g. Cara Mengurangi Kelemahan Metode Resitasi ............ 13 3. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar......................................................... 14 ix
b. Pengertian Hasil Belajar ............................................... 15 c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar......... 91 4. Pendidikan Agama Islam a. Pengertian Pendidikan Agama Islam ............................ 21 b. Fungsi Pendidikan Agama Islam .................................. 26 c. Tujuan Pendidikan Agama Islam ................................. 27 d. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam .................... 29 B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................. 30 C. Kerangka Konseptual ............................................................... 31 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian................................................. 33 B. Metode Penelitian...................................................................... 33 C. Desain Penelitian....................................................................... 33 D. Populasi dan Sampel ................................................................. 34 E. Variabel Penelitian ................................................................... 35 F. Tekhnik Pengumpulan Data ...................................................... 35 G. Instrumen Penelitian.................................................................. 35 H. Tekhnik Analisis Data ............................................................... 44 I. Hipotesis Statistik...................................................................... 49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol ...................... 50 2. Hasil Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol ...................... 51 3. Rekapitulasi hasil Pretest danPostest ................................... 53 4. Hasil Analisis Data .............................................................. 57 B. Pembahasan Hasil Penelitian.................................................... 59
x
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................... 62 B. Saran.......................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 64
xi
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Desain Penelitian .................................................................................... 34 Tabel 3.2 Interprestasi Validitas ............................................................................. 37 Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes .......................................................... 37 Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Tes .......................................................................... 38 Tabel 3.5 Interprestasi Reliabilitas ......................................................................... 40 Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes ...................................................... 40 Tabel 3.7 Interprestasi Daya Pembeda ................................................................... 42 Tabel 3.8 Hasil Analisis Daya Pembeda ................................................................ 42 Tabel 3.9 Interprestasi Tingkat Kesukaran ............................................................. 44 Tabel 3.10 HasilAnalisis Tingkat KesukaranButirSoal ......................................... 44 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Prettest Kelas Kontrol dan Ekperimen ........ 50 Tabel 4.2 Pemusatan dan Penyebaran Data Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen .51 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi hasil posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ....... 52 Tabel 4.4 Pemusatan dan Penyebaran Data Postest Kelompok Eksperimen dan Kontol ..................................................................................................... 53 Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .......................................................................................... 53 Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol 58 Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol ......................................................................... 59
xii
DAFTAR GAMBAR Gambar4.1 Diagram Persentase Data Pretest Berdasarkan Jenjang Kognitif ....... 54 Gambar4.2 Diagram Persentase Data Postest Berdasarkan Jenjang Kognitif...... 55 Gambar4.3 Diagram Persentase Pretest dan Postest Berdasarkan Aspek Kognitif Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol ................................................. 56
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Uji Referensi
Lampiran 2
Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 3
Surat Izin Permohonan Penelitian di SMP Darussalam
Lampiran 4
Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian di SMP Darussalam Ciputat
xiv
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan unsur terpenting penentu keberhasilan pembangunan nasional.
Faktor
yang
memepengaruhi
perkembangan
pendidikan
dalam
pembagunan nasional antara lain tujuan pendidikan, guru, siswa, materi pendidikan, metode pendidikan, alat pendidikan dan lingkungan. Tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan semua potensi, kecakapan, serta semua karakteristik pribadi peserta didik ke arah yang positif sehingga dapat menjadi insan yang bertakwa dan berguna bagi bangsa. Guru memiliki tanggung jawab untuk membimbing peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan tersebut. Tujuan pendidikan itu tercantum di UU RI No. 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 yang berbunyi:1 Sistem Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam memenuhi tujuan pendidikan tersebut maka diselenggarakan rangkaian pendidikan. Salah satunya adalah pendidikan formal di sekolah. Di sekolah inilah terjadi proses pembelajaran yang melibatkan guru dan siswa secara langsung guna menggali dan mengembangkan potensi-potensi yang ada pada siswa. Proses pembelajaran adalah salah satu langkah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan. Dalam hal ini, guru dan siswa mempunyai pengaruh yang sangat penting. 1
Depag R.I., UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2012, (http://www.bnn.go.id/portal/_uploads/perundangan/2006/09/04/20-ttg-sisdiknas.pdf)
1
2
Pembelajaran yang baik adalah guru tidak selalu memposisikan dirinya sebagai subjek yang mendominasi proses pembelajaran dan tidak menjadikan siswa hanya sebagai objek. Tetapi, guru harus mampu menciptakan suasana yang kondusif, edeukatif dan inofatif dalam belajar serta mampu membimbing siswa sehingga terjadi perubahan positif tingkah laku kognitif, afektif dan psikomotor pada siswa.2 Metode yang digunakan guru juga berpengaruh dalam meningkatkan motivasi dan tercapainya kenyamanan siswa dalam belajar. Penggunaan metode sangat erat hubungannya dengan kemampuan guru untuk mengorganisir, memilih dan meningkatkan seluruh program kegiatan belajar mengajar. 3 Metode pembelajaran yang melibatkan keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran harus disesuaikan dengan materi yang akan dibahas. Sehingga, siswa akan menjadi lebih mudah memahami materi pembelajaran. Selain itu pemilihan metode yang tepat juga sangat mempengaruhi kondisi psikologis siswa ketika berada di dalam maupun di luar kelas selama proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis di SMP Darussalam, pembelajaran PAI di kelas masih mengarah pada pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered). Metode yang digunakan juga kurang variatif (monoton). Dalam mentransfer informasi, guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dan kurang melibatkan siswa. Tidak adanya kontrol dan pertanggungjawaban dari setiap tugas yang diberikan. Sehingga dalam proses pembelajaran berlangsung, siswa hanya mendengar dan mencatat materi yang disampaikan. Potensi pada siswa kurang berkembang dengan baik, jika siswa tidak diberi kesempatan untuk mengeksplor apa yang ada dalam dirinya. Selain itu, materi PAI merupakan materi yang bersifat bacaan dan hafalan, sehingga guru harus bisa mengemas materi dengan baik dan disampaikan dengan cara yang menyenangkan. Apabila materi yang disampaikan
2
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Rosda Karya, 2010) cet. Ke 15, h.
3
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001) cet. Ke-3, h.
251 109
3
hanya menggunakan metode yang monoton, akibatnya siswa akan malas belajar dan hasil belajar akan menjadi rendah. H. M Arifin mengatakan bahwa Pembelajaran PAI pada hakikatnya mencakup segala aspek kehidupan manusia didunia, dimana manusia mampu memanfaatkan sebagai tempat menanam benih amaliah yang buahnya akan dipetik diakhirat nanti, maka pembentukan nilai dan amaliah islamiyah dalam pribadi manusia baru akan tercapai dengan efektif bila mana dilakukan dengan proses kependidikan yang berjalan diatas kaidah-kaidah ilmu pengetahuan kependidikan.
4
Jadi dalam
pembelajaran, seorang guru harus memiliki kemampuan, ketrampilan dan pengetahuan yang luas tentang pendidikan sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal. Salah satu metode yang bisa membuat anak menjadi aktif dalam pembelajaran adalah metode resitasi. Dimana peserta didik dapat menggali informasi dan mengembangkan serta mengaplikasikan pengetahuan yang ada secara mandiri melalui latihan dan pelaksanaan tugas yang diberikan guru. Metode resitasi adalah sebuah metode dimana peserta didik diberi tugas untuk nemieseleynem sagel yang ada dengan cara belajar (mencari informasi, membaca, menghafal dan menganalisis) baik di sekolah maupun di luar sekolah. Metode resitasi dapat menanamkan rasa tanggung jawab pada diri peserta didik, karena tugas tidak hanya cukup dikerjakan, akan tetapi harus dipertanggung jawabkan kepada guru dan pihak lainnya, tergantung bentuk resitasi apa yang diberikan. Metode resitasi biasanya diberikan dalam bentuk tes tertulis dan non tertulis. Dalam bentuk tertulis, peserta didik diberi soal-soal sesuai materi dan indikator yang akan dicapai. Dan dalam bentuk non tes berupa tanya jawab secara langsung mengenai soal-soal yang sudah dijawab yang merupakan pertanggunajawaban peserta didik terhadap soal tersebut. Dalam pelaksanaannya, metode resitasi ini mengandung salah satu prinsip terpeting dalam pendidikan
4
yaitu ulangan dan
M. Arifin, M. Ed, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 9
4
latihan. Sesuatu yang dipelajari perlu diulang agar meresap dalam otak, sehingga dikuasai sepenuhnya dan sukar dilupakan. 5 Menurut DR. Ramayulis, pengajaran memerlukan banyak mengulang, pengulangan bahan yang telah dipelajari akan memperkuat hasil pelajaran.6 Berdasarkan latarbelakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Metode Resitasi Pada Mata Pelajaran PAI Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Smp Darussalam Ciputat”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latarbelakang di atas, penulis mengidentifikasikan masalah yang akan diteliti sebagai berikut: 1. Penggunaan metode pembelajaran yang masih monoton. 2. Sebagian guru PAI masih kurang memahami tentang metode resitasi 3. Siswa kurang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. 4. Materi PAI lebih banyak bersifat hafalan. 5. Hasil belajar siswa rendah.
C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini lebih fonus dan tidak berkembang terlalu jauh, maka penasyl membatasi masalah hanya pada penggunaan metode resitasi dan hasil belajar.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan ysemsyiynely dan nenaeselem masalah, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Apakah terdapat pengaruh penggunaan metode Resitasi pada mata pelajaran PAI terhadap hasil aeseleb siswa Kelas VIII Smp Darussalam Ciputat”. 5 6
Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007) cet ke-4, h. 54 Ramayulis, op.cit, h. 95
5
E. Tujuan dan manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode Resitasi terhadap hasil belajar siswa. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Memberikan informasi kepada gaba tentang bagaimana penggunaan metode Resitasi iemg senes untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran. 2. Memberikan informasi pada semsemg nemgeban gaba penggunaan metode Resitasi terhadap hasil belajar siswa PAI.
6
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Landasan Teoritis 1. Hakikat Metode Pembelajaran a. Pengertian Metode “Metode dari segi bahasa berasal dari dua kata, yaitu meta dan hodos. Meta berarti melalui dan hodos adalah jalan atau cara. Dengan demikian metode berarti cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan”1 Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode, mengajar yang dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan.2 Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara untuk mencapai tujuan yang akan dikehendaki sesuai dengan yang diharapkan.
b. Macam-macam Metode Pembelajaran Menurut Basyiruddin Usman, dalam bukunya Metode Pembelajaran Agama Islam ada beberapa metode pembelajaran diantaranya yaitu:3 1) Metode ceramah adalah teknik penyampaian pesan pengajaran yang sudah lazim dipakai oleh guru di sekolah. 2) Metode tanya jawab ialah penyamapaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban, atau sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru menjawab pertanyaannya. Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), cet. 1, h .91 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), h. 46 3 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 33 1 2
6
7
3) Metode diskusi adalah suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara rasional dan objektif. 4) Metode resitasi (pemberian tugas belajar) disebut metode pekerjaan rumah, karena siswa diberi tugas-tugas khusus di luar jam pelajaran. Sebenarnya penekanan metode ini terletak pada jam pelajaran berlangsung di mana siswa disuruh untuk mencari informasi atau fakta-fakta berupa data yang dapat ditemukan dilaboratorium, perpustakaan, pusat sumber belajar, dan sebagainya. 5) Metode demonstrasi dan eksperimen adalah salah satu teknik mengajar yang dilakukan oleh seorang guru atau orang lain yang dengan sengaja diminta atau siswa sendiri ditunjuk untuk memperlihatkan kepada kelas tentang suatu proses atau cara melakukan sesuatu. 6) Metode kerja kelompok dilakukan atas dasar pandangan bahwa anak didik merupakan suatu kesatuan yang dapat dikelompokkan sesuai dengan kemampuan dan minatnya untuk mencapai suatu tujuan pengajaran tertentu dengan system gotong royong. 7) Metode Sosiodrama dan Bermain merupakan teknik mengajar yang banyak kaitannya dengan pendemonstrasian kejadian-kejadian yang bersifat sosial. 8) Metode karyawisata adalah metode pengajaran yang dilakukan dengan mengajak para siswa keluar kelas untuk mengunjungi suatu peristiwa atau tempat yang ada kaitannya dengan pokok bahasan. 9) Metode driil (latihan) dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau keterampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan melakukannya secara praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan dan disiap siagakan. 10) Metode system regu (tiem teaching) merupakan gagasan baru yang berkembang sebagai salah satu inovasi metode mengajar dan juga dikenal dengan team teaching.
2. Metode Pembelajaran Resitasi a. PengertianMetode Resitasi Pemberian tugas (resitasi) berasal dari bahasa inggris to cite yang artinya mengutip (re: kembali) yaitu siswa mengutip atau mengambil sendiri bagian-bagian pelajaran itu dari buku-buku tertentu, lalu belajar sendiri dan berlatih hingga sampai siap sebagaimana semestinya. Menurut Ramayulis, yang dimaksud metode resitasi (penugasan) adalah suatu cara mengajar dimana seorang guru memberikan tugas-
8
tugas tertentu kepada murid-murid, sedangkan hasil tersebut di periksa oleh guru dan murid mempertanggung jawabkannya. 4 Metode resitasi disebut juga metode penugasan. Penugasan tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih luas. Tugas yang diberikan dapat dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan dan tempat lainnya. Metode penugasan merangsang anak aktif belajar baik secara individual maupun secara kelompok. Oleh karena itu tugas dapat diberikan secara individual atau dapat pula secara kelompok. Menurut Djamarah, metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu kepada siswa agar siswa melakukan kegiatan belajar. Tugas yang dilaksanakan siswa oleh siswa dapat dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di bengkel, di rumah siswa atau dimana saja asalkan tugas itu dapat dikerjakan.5 Nana Syaodih menegaskan bahwa metode resitasi dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada siswa melakukan tugas atau kegiatan yang berhubungan dengan pelajaran seperti mengerjakan soal-soal, mengumpulkan kliping dan sebagainya. Metode ini dapat dilakukan dalam bentuk tugas atau kegiatan individualmaupun kerja kelompok yang merupakan unsur penting dalam pendekatan pemecahan masalah atau problem solving.6 Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode resitasi merupakan suatu metode yang memiliki tiga istilah penting, yaitu tugas, belajar dan pengulangan. Tugas merupakan sarana untuk siswa belajar dan memecahkan maslah secara mandiri dan dalam proses belajar tersebut terjadilah suatu pengulangan yang akan memperkuat daya ingat siswa. Tugas diberikan kepada siswa secara struktur berdasarkan indikator yang akan dicapai sebagai bahan pembelajaran dan harus dipertanggungjawabkan. Tugas yang diberikan berupa tugas individu maupun 4
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001) cet. Ke-3,
h. 163 5
Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Setrategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 85 6 R. Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta), h. 107
9
kelompok melalui latihan, memecahkan masalah, menggali dan manganalisis informasi yang terjadi di sekitar siswa secara mandiri.
b. Dasar Pertimbangan Pengguanaan Metode Resitasi (Tugas) Metode pemberian tugas merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada pemberian tugas oleh guru kepada anak didik untuk menyelesaikan sejumlah kecakapan, keterampilan tertentu.Selanjutnya hasil dari menyelesaikan tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru. 1) Mengaktifkan siswa baik secara individu maupun kelompok. 2) Pemantapan pengetahuan siswa dengan melakukan suatu tugas. 3) Mendorong siswa belajar mandiri baik membaca, menulis dan mengerjakan soal dan sebagainya. 4) Adanya kesenjangan antara waktu yang tersedia dengan materi pelajaran yang terlalu banyak.7
c. Tujuan Metode Resitasi Pemberian tugas belajar dan resitasi mempunyai tujuan utama: 1) Memperdalam pengertian siswa terhadap pelajaran yang telah diterima. 2) Melatih siswa kearah belajar mandiri. 3) Siswa dapat membagi waktu secara teratur. 4) Agar siswa dapat memanfaatkanwaktu terluang untuk menyelesaikan tugas. 5) Melatih siswa untuk menemukan sendiri cara-cara yang tepat untuk menyelesaikan tugas. 6) Memperkaya pengalaman-pengalaman di sekolah melalui kegiatan-kegiatan di luar kelas. Sedangkan tujuan diterapkannya metode pemberian tugas menurut Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya adalah: a) Semua pengetahuan yang telah diterima anak didik lebih mantap. b) Mengaktifkan dan memandirikan anak didik. 7
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,… h.87
10
c) Agar anak didik rajin belajar.8 Selain itu, pemberian tugas merupakan salah satu bentuk motivasi yang bertujauan mempertahankan minat anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan. Seperti yang diterangkan oleh Syaeful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, “ada beberapa bentuk motivasi yang dapat guru gunakan untuk mempertahankan minat anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan, yaitu memberi angka, hadiah, pujian, gerakan tubuh, memberi tugas, mengetahui hasil, dan hukuman”.9
d. Langkah-langkah Metode Resitasi Ada tiga fase dalam metode resitasi: 1) Fase pemberian tugas Tugas yang diberikan hendaknya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: a) Tujuan yang akan dicapai b) Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut. c) Sesuai dengan kemampuan siswa. d) Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa e) Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut
2) Fase Pelaksanaan Tugas a) Diberikan bimbingan atau pengawasan oleh guru b) Diberikan dorongan sehingga anak mau belajar c) Diusahakan atau dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain d) Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang diperoleh dengan baik dan sistematik
8
Abu Ahmdi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), Cet.II, h.61 9 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,… h.149-157
11
Dalam melaksanakan tugas (belajar), cara siswa belajar akan terlaksana dengan baik apabila dia belajar sesuai dengan petunjuk yang diberikan guru dan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
3) Fase Mempertanggungjawabkan Tugas Siswa mempertanggung jawabkan hasil pekerjaannya (resitasinya). Resitasi itu juga akan wajar apabila sesuai dengan tujuan pembelajaran.10
e. Kelebihan Metode Resitasi 1) Anak-anak belajar membiasakan untuk mengambil inisiatif sendiri dalam segala tugas yang diberikan. 2) Dapat mempertebal tanggung jawab. Karena hasil-hasil yang dikerjakan dipertanggungjawabkan dihadapan guru. 3) Memupuk anak agar mereka dapat berdiri sendiri tanpa mengharapkan bantuan orang lain. 4) Mendorong anak-anak supaya suka berlomba-lomba untuk mencapai sukses. 5) Hasil pelajaran akan bertahan lama karena pelajaran sesuai dengan minat anak-anak 6) Dapat memperdalam pengertian dan menambah keaktifan dan kecakapan siswa. 7) Waktu yang dipergunakan tak terbatas sampai pada jam-jam pelajaran sekolah.
f. Kelemahan Metode Resitasi 1) Siswa yang terlalu bodoh sukar sekali belajar 2) Kemungkinan tugas yang diberikan dikerjakan oleh orang lain 10
h. 165
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001) cet. Ke-3,
12
3) Kadang-kadang siswa menyalin atau meniru pekerjaan temannya sehingga pengalamannya sendiri tidak ada. 4) Kadang-kadang pembahasannya kurang sempurna 5) Bila tugas terlalu serimg dilakukan oleh murid akan menyebabkan terganggunya kesehatan siswa dan menyebabkan siswa asal dalam mengerjakannya. 6) Mencari tugas yang sesuai dengan kemampuan setiap individu sulit, jalan pengajaran lambat dan memakan waktu yang lama. 7) Kalau siswa terlalu banyak, kadang-kadang guru tidak sanggup memeriksa tugas-tugas siswa tersebut.
g. Cara Mengurangi Kelemahan Metode Resitasi 1) Sesuaikan tugas-tugas yang diberikan dengan kemampuan siswa 2) Adakan pengontrolan terhadap tugas yang diberikan 3) Tugas diberikan secara berkala
Metode resitasi dalam proses belajar mengajar dapat dilakukan melalui dua cara. Pertama, tugas yang diberikan guru dapat diselesaikan siswa di kelas. Artinya tugas yang diberikan guru dikerjakan langsung oleh siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Tugas-tugas itu berupa soal-soal latihan, membaca buku paket, membuat rangkuman dan lain-lain. Kedua, tugas yang diberikan guru dapat dikerjakan oleh siswa diluar kelas, di luar jadwal belajar mengajar yang telah ditentukan. Akan tetapi merupakan kelanjutan dari proses belajar mengajar di kelas. Tugas-tugas yang diberikan berupa membuat makalah, kliping atau yang lainnya. Metode resitasi ini dalam pelaksanaannya memiliki beberapa kelebihan disamping juga mempunyai kelemahan. Adapun kelebihan metode resitasi (pemberian tugas) diantaranya adalah metode ini merupakan aplikasi pengajaran modern disebut juga azas aktifitas dalam mengajar yaitu guru mengajar harus
13
merangsang siswa agar melakukan berbagai aktivitas sehubungan dengan apa yang dipelajari, sehingga: a) Dapat memupuk rasa percaya diri b) Dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari, mengolah menginformasikan dan mengkomunikasikan sendiri. c) Dapat mendorong belajar, sehingga tidak cepat bosan. d) Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa. e) Dapat mengembangkan kreativitas siswa. f) Dapat mengembangkan pola berfikir dan ketrampilan anak.11
Penggunaan metode resitasi (pemberian tugas) bagi siswa bertujuan menumbuhkan proses pembelajaran siswa aktif dan kreatif serta memupuk kemandirian siswa dalam proses pembelajaran. Manfaat metode resitasi (pemberian tugas) yang digunakan dengan tepat dan terencana adalah untuk: a) Menumbuhkan kebiasaan belajar mengajar mandiri dalam lingkungan bersama (kolektif) maupun sendiri. b) Melatih cara mencari informasi secara langsung dari sumber belajar yang terdapat di lingkungan sekolah, rumah maupun masyarakat. c) Menumbuhkan suasana pembelajaran yang menggairahkan.12 Mengacu pada pendapat yang telah diuraikan di atas, jelaslah bahwa resitasi (pemberian tugas) kepada siswa dapat mengaktifkan serta melatih daya ingatnya sehingga tujuan pembelajaran dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Dengan menggunakan metode resitasi (pemberian tugas) kepada siswa, maka hambatanhambatan yang sering dijumpai dalam proses pembelajaran di kelas dapat kita kurangi.
11 12
http://www.estiprastikaningsih.wordpress.com/2013/01/018 diakses tanggal 25 April 2014 http://lenterakecil.com/metode-penugasan/ diakses tanggal 25 April 2014.
14
3. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Menurut Cronbach sebagaimana yang dikutip oleh Dalyono, belajar didefinisikan
sebagai
perubahan
perilaku
individu
sebagai
hasil
dari
pengalamannya.13 Menurut Hintzman sebagaimana yang dikutip oleh Muhibbin Syah, belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan yang terjadi dalam diri yang disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku.14 Hilgard dan Bower sebagaimana yang dikutip oleh Dalyono menegaskan bahwa, belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang.15 Menurut Morgan sebagaimana yang dikutip M. Ngalim Purwanto, belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan dan pengalaman.16 Lebih lanjut Dengeng sebagaimana yang dikutip Yatim Riyanto menyatakan bahwa belajar merupakan pengaitan pengetahuan baru pada struktur kognitif yang sudah dimiliki. 17 Sebagai makhluk ciptaan Allah yang berakal, manusia di mana saja berada tentu melakukan kegiatan belajar. Kegiatan belajar itu memberi manfaat bagi individu dan juga masyarakat untuk menempatkan diri sebagai makhluk yang berbudaya. Dengan belajar seseorang mampu mengubah perilaku, kebiasaan, sikap dan menambah pengetahuan serta mengembangkan ketrampilan. Perubahan itu diperoleh dengan melalui usaha, menetap dan dalam waktu yang lama dan merupakan hasil dari pengalaman. Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dalam diri dan ada yang pula dari luar dirinya.
13
Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007) cet ke-4, h. 212 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 61 15 Dalyono, op. cit, h. 211 16 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Karya, 1985), h. 80-81 17 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 5 14
15
Selanjutnya belajar merupakan kegiatan yang membawa manusia pada perkembangan manusia seutuhnya, meliputi perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik. Berdasarkan pendapat tentang belajar, silunep mengambil kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu usaha peserta didik dalam membangun pemahaman yang melibatkan proses kognitif sehingga terjadi perubahan dalam berfikir, berbuat dan mampu berinteraksi dengan lancar sebagai hasil dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan.
b. Pengertian Hasil Belajar Belajar menghasilkan berbagai macam tingkah laku yang berlainan, seperti pengetahuan, sikap, keterampilan, informasi dan nilai. Hasil belajar merupakan realisasi dan kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang,18 artinya hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam mengikuti program belajar mengajarsesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ada. Hasil belajar didefinisikan sebagai kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. 19 Sementara Agus Suprijojo mengemukakan bahwa yang dimaksud hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan-ketrampilan. 20 Jadi berdasarkan beberapa pengertian di atas hasil belajar adalah perilaku berupa pengetahuan, sikap, ketrampilan,informasi baru yang diperoleh siswa setelah siswa berinteraksi dengan lingkungan dalam kondisi pembelajran. Hasil belajar lebih dikenal dengan taksonomi bloom dengan cara mengklasifikasikan hal-hal yang kompleks, maksudnya mengklasifikasikan secara
18
Muhibbin Syah, op cit., h. 103 Nana sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengeajar, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. Ke-13, h. 22 20 Agus Suprijojo, Cooperative Learning teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h.5 19
16
sederhana ke tingkat yang kompleks. Dalam hal ini tujuan belajar dibagi menjadi beberapa tiga ranah:21 1) Cognitive domain (ranah kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), (menguraikan,
menemukan
application (menerapkan), analysis
hubungan),
synthesis
(mengorganisasikan,
merencanakan, membentuk bangunan baru), evalution (menilai). 2) Affective domain (ranah afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan receiving (sikap menerima), responding (sikap menerima), valuing (menilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). 3) Pshicomotor domain (ranah psikomotorik), berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek ketrampilan motorik.
Menurut Gagne sebagaimana yang dikutip oleh Agus Suprijoyo ada lima macam hasil belajar, tiga diantaranya bersifat kognitif, satu bersifat afektif dan satu lagi bersifat psikomotorik. Hasil belajar tersebut adalah:22 1) Informasi Verbal Kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan kemampuan merespon secara spesifik terhadap ragsangan spesifik. 2) Keterampilan Intelektual Kemampuan mempresentasikan konsep dan lambing. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengatagorisasi, kemampuan analisis-sintesis fakta-konsep ataupun prinsip-prinsip keilmuan.
21
Agus Suprijojo, Cooperative Learning teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h.6-7 22 Ibid., h. 5-6
17
3) Strategi Kognitif Kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitif sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dana kaidah dalam memecahkan masalah. 4) Ketrampilan Motorik Kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme garak jasmani. 5) Sikap Kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan mengenternalisasi dan eksternalisasi nilainilai. Sikap merupakan nilai-nilai sebagai standar perilaku.
Dalam penelitian ini, peneliti mengukur hasil belajar siswa pada ranah kognitf pada taksonomi bloom yang sudah direvisi, yaitu:23 1) Mengingat (Remember) Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Pengetahuan yang dibutuhkan ini boleh jadi pengetahuan factual, konseptual, procedural, atau metakognitif, atau kombinasi dari beberapa pengetahuan.Pengetahuan mengingat penting sebagai bekal untuk belajar yang bermakna guna menyelesaikan masalah karena pengetahuan tersebut dipakai dalam tugas-tugas yang lebih kompleks. 2) Memahami (Understending) Siswa dikatakan memahami jika mereka dapat mengkontruksikan makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan, ataupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar komputer. Siswa memahami ketika mereka menghubungkan pengetahuan baru dan pengetahuan mereka. Lebih tepatnya 23
Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran Pengajaran dan Asesmen, Agung Prihantoro (Terjemahan), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 99-133
18
pengetahuan yang baru masuk dipadukan dengan skema-skema dan kerangkakerangka kognitif yang telah ada. 3) Mengapliksikan (Apply) Proses kognitif mengaplikasikan melibatkan penggunaan proses-proses tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural. Kategori mengaplikasikan terdiri dari dua proses kognitif, yakni mengeksekusi dan mengimplementasikan. 4) Menganalisis (Analize) Menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi jadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antara bagian dan antara setiap bagian dan struktur keseluruhannya. Kategori proses menganalisis ini meliputi proses-proses kognitif membedakan, mengorganisasikan, dan menstribusikan. Walaupun belajar menganalisis di anggap sebagai tujuan itu sendiri, sangat beralasan untuk secara edukatif memandang analisi sebagai perliasan dari memahami atau sebagai pembuka untuk mengevaluasi dan mencipta. 5) Mengevaluasi (Evaluate) Mengaevaluasi didefinisikan sebagai membuat keputusan berdasarkan criteria dan standar.Kriteria-kriteria yang paling sering digunakan adalah kualitas, efektifitas, efesiensi dan konsentrasi. Ketegori mengevaluasi mencakup proses-proses kognitif memeriksa (keputusan-keputusan yang diambil berdasarkan kriteria internal) dan mengkritik (keputusan-keputusan yang diambil berdasar kan criteria eksternal). 6) Mencipta(Create) Mencipta
melibatkan
proses
menyusun
elemen-elemen
jadi
sebuah
keseluruhan yang koheren atau fungsional. Tujuan-tujuan yang diklasifikasikan dalam mencipta, meminta siswa membuat produk baru dengan mengorganisasi sejumlah elemen atau bagian jadi suatu pola atau struktur yang tidak pernah ada sebelumnya. Proses mencipta dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu merumuskan, merencanakan dan memproduksi.
19
Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran yang optimal cenderung menunjukkan hasil yang berciri sebagai berikut:24 1) Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsic pada diri siswa. 2) Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya. 3) Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya. 4) Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif). 5) Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai, mengendalikan dirinya terutama dalam menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu:25 1) Kematangan/pertumbuhan Mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil jika tahap pertumbuhan pribadi telah memungkinkannya, potensi-potensi jasmani atau rohaninya telah matang untuk itu. 2) Kecerdasan/Intelegensi Disamping kematangan, dapat tidaknya seseorang mempelajari sesuatu dengan berhasil baik ditentukan atau dipengaruhi pula oleh taraf kecerdasannya. 3) Latihan dan ulangan Seringkali mengulang sesuatu, maka cakapan dan pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi makin dikuasai dan makin mendalam.Karena latihan, karena seringkali mengalami sesuatu, seseorang dapat timbul minatnya kepada sesuatu. 4) Motivasi Motif merupakan pendorong bagi sesuatu organisme untuk melakukan sesuatu.Motif intrinsik dapat mendorong seseorang sehingga akhirnyaseseorang itu 24
Nana sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengeajar, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2009),h. 56-57 25 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Karya, 1985), h. 101-105
20
menjadi spesialis dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu. Tak mungkin seseorang mau berusaha mempelajari sesuatu, jika tidak mengetahui betapa pentingnya hasil yang akan dicapai. 5) Sifat-sifat Probadi Seseorang Faktor pribadi seseorang turut pula memegang peranan dalam belajar. Tiaptiap orang mempunyai sifat-sifat kepribadiannya masing-masing yang berbeda antara seorang dengan yang lain. Sifat-sifat kepribadian yang ada pada seseorang itu sedikit banyaknya turut pula mempengaruhi sampai dimanakah hasil belajarnya yang dapat dicapai. 6) Keadaan Keluarga Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam mau tidak mau turut menentukan bagaimana dan sampai dimana belajar dialami dan dicapai oleh anakanak.Termasuk dalam keluarga ini, ada tidaknya atau tersedia tidaknya fasilitasfasilitas yang diperlukan dalam belajar turut memegang turut memegang peranan penting pula. 7) Guru dan Cara Mengajar Faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang pentig pula. Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana caraguru itu mengajar turut menentukan hasil belajar yang dapat dicapai anak. 8) Alat-alat Pelajaran Sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam menggunakan alat itu, akan mempermudah dan mempercepat belajar anak-anak. 9) Motivasi Sosial Motivasi sosial dapat pula timbul pada anak dan orang-orang yang disekitarnya, seperti tetangga, anak saudara, teman-teman sepermainan, dan sekolah.
21
10) Lingkungan dan kesempatan Banyak anak-anak yang tidak dapat belajar dengan hasil yang baik dan tidak dapat mempertinggi balajarnya akibat kesempatan yang disebabkan oleh sibuknya pekerjaan setiap hari, pengaruh lingkungan yang buruk serta faktor lain diluar kemampuannya.
4. Pendidikan Agama Islam a. Pengertian Pendidikan agama Islam Pendidikan secara umum dapat diartikan dari dua segi yaitu segi bahasa dan istilah. Dalam bahasa Indonesia pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan “pe” dan akhiran “an”, artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.26 Pengertian pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.27 Sedangkan dalam bahasa Arab, pengertian kata pendidikan sering digunakan pada beberapa istilah, antara lain: ta’lim, tarbiyah dan ta’dib. Namun demikian, ketiga istilah tersebut memiliki makna tersendiri dalam menunjuk pada pengertian pendidikan. Kata ta’lim merupakan masdar dari kata ‘allama yang berarti pengajaran yang bersifat pemberian atau penyampaian, pengertian dan keterampilan. Penunjukkan kata ta’lim pada pengertian pendidikan sesuai dengan firman Allah SWT:
َ س َمآ َء ُكلَّ َها ث ُ َّم ع ََر آء َ ض ُه ْم َ َو ِ س َم ْ َ علَى ا ْل َمالَ ِئ َك ِة فَقَا َل أَنبِئ ُونِي بِأ ْ َ علَّ َم َءا َد َم األ َ ِصا ِدق ين َ ُآلء ِإن كُنتُم ِ َهؤ 26
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997), cet. III, h. 10 27 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), Cet. 3, h. 204
22
Artinya: “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika memang kamu orang yang benar” (QS. Al-Baqarah: 31)28 Kata tarbiyah merupakan masdar dari kata rabba yang berarti mengasuh, mendidik dan memelihara.29 Seperti terdapat dalam al-Qur’an:
ْ َو يرا َ ض لَ ُه َما َجنَا ْ اخ ِف َ ار َح ْم ُه َما َك َما َربَّيَانِي ْ ب َّ ح الذُّ ِل ِم َن ً ص ِغ ِ الر ْح َم ِة َوقُل َّر
Artinya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”. (QS. Al-Isra’: 24)30 Sedangkan kata ta’dib, merupakan masdar dari kata addaba, yang dapat diartikan kepada proses mendidik yang lebih tertuju pada pembinaan dan penyempurnaan akhlak atau budi pekerti peserta didik.31 Menurut Naquib al-Attas dalam bukunya, istilah ta’dib adalah istilah yang paling tepat digunakan untuk menggambarkan pengertian pendidikan, sementara istilah tarbiyyah terlalu luas karena pendidikan dalam istilah ini mencakupi juga pendidikan untuk hewan. Selanjutnya ia menjelaskan bahwa istilah ta’dib merupakan masdar kata kerja addaba yang berarti pendidikan. Dari kata addaba ini diturunkan juga kata adabun. Menurut al-Attas, adabun berarti pengenalan dan pengakuan tentang hakikat bahwa pengetahuan dan wujud bersifat teratur secara hierarkis sesuai dengan berbagai tingkat dan derajat tingkatan mereka dan tentang tempat seseorang yang tepat dalam hubungannya dengan hakikat itu serta dengan kapasitas dan potensi jasmaniah, intelektual, maupun rohaniah seseorang. Berdasarkan pengertian adab seperti itu, Al-Attas mendefinisikan pendidikan (menurut Islam) sebagai pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam manusia, tentang tempat-tempat yang tepat bagi segala sesuatu di dalam tatanan wujud sehingga hal ini Departeman Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: al-Hikmah), h. 6 Samsul Nizar, Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001), h. 87 30 Departeman Agama RI, Al-Qur’an…, h. 284 31 Samsul Nizar, Op.cit., h. 90 28 29
23
membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud tersebut.32 Mengenai pengertian pendidikan menurut istilah disampaikan oleh beberapa tokoh antara lain: Anton Moeliono sebagaimana dikutip oleh Samsul Nizar mendefinisikan pendidikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses, perbuatan dan cara-cara mendidik. Ali Ashraf, melihat pendidikan merupakan sebuah aktivitas sistematis yang memiliki maksud tertentu. Di arahkan untuk mengembangkan daya kreativitas individu (anak didik) secara menyeluruh. 33 Dari beberapa pengertian di atas, walaupun terdapat perbedaan dalam redaksi namun dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu aktifitas yang teratur, sistematis yang dilakukan secara sadar oleh orang dewasa dan bertanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan dan kepribadian anak dengan jalan pembinaan potensi-potensi pribadi yang dimilikinya baik jasmani maupun rohani. Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang dilakuan oleh pendidik kepada perserta didik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara dengan cara pemebelajaran, bimbingan, pelatihan dan semua itu berlangsung seumur hidup. Dari pengertian di atas, jelas sekali bahwa pendidikan tidak hanya bertitik berat pada kecerdasan intelektual saja melainkan juga pembentukan karakter anak. Pendidikan tidak hanya sekedar proses belajar guna mengejar kecerdasan tetapi juga
32
Syed Muhammad al- Naquib Al-Attas ,Aims and Objectives of Islamic Education, hal. 157. Samsul Nizar, Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001), h. 92 33
24
harus mengembangkan potensi lain yang dimiliki peserta didik dan mendapat perhatian dari pendidik agar dapat berkembang secara optimal. Setelah menguraikan pengertian pendidikan secara umum, penulis selanjutnya membahas tentang pengertian pendidikan agama Islam. Ahmad D. Marimba sebagaimana yang dikutip oleh Armei Arief memberikan pengertian pendidikan Islam sebagai program bimbingan subyek pendidikan (guru, pendidik) kepada objek pendidikan (murid) dengan bahan materi tertentu, dalam jangka waktu tertentu, dengan metode tertentu dan dengan alat perlengkapan yang ada kearah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai ajaran Islam. Menurut Yusuf Qardhawi sebagaimana yang dikutip oleh Haidar Putra Daulay, pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. 34 Pendidikan agama adalah salah satu dari tiga mata pelajaran yang wajib diberikan pada setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan (pendidikan pencasila, pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan), yang terdapat dalam UU Nomor 2 Tahun 1989, pasal 39 ayat 2. Dalam pasal penjelasan diterangkan pula bahwa pendidikan agama merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik yang bersangkutan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat agama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional, dan merupakan salah satu hak peserta didik dan mendapat pendidikan agama, sesuai pasal 12 bab V UU No. 20 Tahun 2003. “setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan sesuai oleh pendidik yang beragama”. 35 Tayar Yusuf sebagaimana yang dikutip oleh Abdul Majid mengartikan pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan keterampilan kepada generasi muda agar 34 35
Armai Arief, Reformulasi pendidikan Islam, (Jakarta: CRSD Press, 2005), h. 20 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 37
25
kelak menjadi manusia bertakwa kepada Allah SWT. 36 Sedangkan menurut Ahmad Tafsir sebagaimana yang dikutip oleh Abdul Majid, pendidikan agama Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.37 Jadi pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Fungsi Pendidikan Agama Islam Kurikulum pendidikan agama islam untuk sekolah/ madrasah berfungsi sebagai berikut:38 1) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT. yang telah menanamkan dalam lingkungan keluarga. 2) Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. 3) Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan agama islam. 4) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangankekurangan, dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman, pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari. 5) Pencegahan, yaitu untuk menagkal hal-hal negative dari lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya. 36
Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 130 37 Ibid., h. 130 38 Abdul Majid, Pendidikan Agama Berbasis kompetensi (Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet.I, h.134-135
26
6) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum dalam nyata dan non-nyata), sistem dan fungsionalnya. 7) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus dibidang Agama Islam.
Adapun fungsi dari pendidikan Nasional tertuang dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 Bab II Pasal 3 adalah berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yan bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.39 Dari beberapa fungsi pendidikan Agama Islam yang mendapatkan pengaruh terhadap prestasi belajar PAI adalah pada poin (b) yaitu penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Dan pada (g) yaitu Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus dibidang Agama Islam. Adapun pada “poin b” tentang Penanaman Nilai menjadi pengaruh PAI terhadap prestasi belajar anak karena dalam ajaran islam akhlak merupakan ukuran atau barometer untuk menilai pribadi seseorang dan menjadi pelajaran yang diutamakan untuk mendidik anak di sekolah maupun dilingkungan keluarga. Dan hal ini seorang guru dapat menilai dan menentukan anak sebagai peserta didik yang teladan dan menjadi kebanggaan bagi orang tuanya. Adapun pada poin “g” tentang Penyaluran seorang peserta didik dapat mengaplikasikan diri di masyarakat dari pelajaran agama yang telah diberikan oleh guru di sekolah. Sehingga guru agama mendapatkan calon-calon mubalig dan mubalighoh, atau seorang Qori atau Qoriah atau yang lainnya, hal ini menjadi poin plus bagi peserta didik yang mempunyai bakat khusus dibidang Agama Islam.
39
Redaksi Sinar Grafika, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, h.7
27
c. Tujuan Pendidikan Agama Islam Tujuan artinya sesuatu yang dituju, yaitu yang akan dicapai dengan suatu kegiatan atau usaha. Sesuatu kegiatan akan berakhir bila tujuannya sudah tercapai. Kalau tujuan itu bukan tujuan akhir, kegiatan berikutnya akan langsung dimulai untuk mencapai tujuan selanjutnya dan terus begitu sampai kepada tujuan akhir. 40 Secara umum tujuan pendidikan Islam terbagi kepada tujuan umum, tujuan sementara, tujuan akhir dan tujuan operasional. Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam sebuah kurikulum. Tujuan akhir adalah tujuan yang dikehendaki agar peserta didik menjadi manusia-manusia sempurna (insan kamil) setelah ia menghabisi sisa umurnya. Sementara tujuan operasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu.41 Menurut Zakiah Daradjat, tujuan pendidikan Islam ialah kepribadian muslim, yaitu suatu kepribadian yang seluruh aspeknya dijiwai oleh ajaran Islam. Orang yang berkepribadian muslim dalam al-Qur’an disebut “mustaqim”. Karena itu pendidikan Islam berarti juga pembentukan manusia yang bertakwa. Ini sesuai dengan pendidikan nasional kita yang dituangkan dalam tujuan pendidikan nasional yang akan membentuk manusia pancasilais yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.42 Di setiap lembaga pendidikan (umum dan keagamaan), pendidikan agama merupakan bagian dari bidang studi yang disajikan kepada peserta didik. Di dalam pendidikan agama sendiri diajarkan berbagai macam materi yang kesemuanya dilandaskan kepada ajaran agama.
40
Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 72 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 15-19 42 Zakiah Daradjat, Op.cit, h. 72 41
28
Khusus di lembaga pendidikan umum, pendidikan agama disajikan pada dataran memperkenalkan ajaran-ajaran agama yang ada di Indonesia. Namun, ketika ada hal-hal yang dipandang dapat menyentuh permasalahan aqidah (keyakinan), maka diambil kebijaksanaan dengan menyajikan hal tersebut secara terpisah sesuai dengan kondisi peserta didik dilihat dari keyakinannya masing-masing. Hal terpenting yang perlu diingat adalah pendidikan agama yang dilaksanakan di sekolah-sekolah bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada peserta didik sesuai dengan konsep kebaikan agama masing-masing. Lebih jauh lagi diharapkan dengan mengikuti program pendidikan agama di sekolah, peserta didik mampu menerapkan ajaran agamanya di dalam kehidupan sehari-hari.43 Nilai-nilai Islam yang ingin ditanamkan kepada peserta didik tidak hanya dibatasi kepada nilai ibadah dan moral saja. namun perlu diingat bahwa Islam memiliki ajaran terpenting walaupun keberadaannya harus diimbangi dengan dua hal diatas. Ajaran yang dimaksudkan adalah “tradisi intelektual” dengan landasan semangat pembuktian akan kebenaran Allah, hal ini terbukti dengan pernyataan Allah yang begitu memberikan penghargaan terhadap mereka yang berilmu pengetahuan (al-Qur’an 58: 11). Bahkan Allah secara tegas menyatakan bahwa hanya orang-orang yang berilmu sajalah yang memiliki tingkat pengabdian kepada-Nya yang paling tinggi (al-Qur’an 35:28).44
Pendidikan Agama Islam di sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan untuk: 1) Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannnya kepada Allah SWT. 43 44
Armai Arief, Reformulasi pendidikan…, h. 80-81 Armai Arief, Reformulasi pendidikan…, h. 82-83
29
2) Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia, yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.45
d. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam Ruang lingkup pendidikan agama Islam di sekolah terbagi menjadi beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut seperti aspek fiqih, aspek sejarah kebudayaan Islam, aspek Aqidah dan akhlak serta aspek qur’an hadist. Untuk mencapai tujuan pendidikan agama, maka ruang lingkup materi pendidikan agama Islam (kurikulum 1994), pada dasarnya mencakup tujuh unsur pokok, yaitu al-Qur’an hadist, syari’ sejarah Islam yang menekankan pada perkembangan politik. Pada kurikulum 1999 dipadatkan menjadi lima unsur pokok, yaitu al-Qur’an hadist, keimanan, akhlak, fiqh dan bimbingan ibadah serta tarikh sejarah yang lebih menekankan pada perkembangan ajaran agama, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.46 Dari penjelasan di atas maka ruang lingkup pendidikan agama Islam di sekolah umum dan di sekolah madrasah dibedakan.Misal, pada sekolah umum, pelajaran agama Islam dijadikan dalam bidang study yang mencakup Qur’an hadist, aqidah, fiqih, sejarah kebudayaan Islam.Sedangkan kalau disekolah madrasah terbagi dalam beberapa mata pelajaran yang terpisah.
B. Hasil Penelitian Relevan Penelitian yang berhubungan dengan pengaruh penggunaan metode resitasi terhadapa hasil belajar PAI pada siswa adalah:
45
Permendiknas No. 22 tahun 2006, Standar Isi Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama (SMP) 46 Muhaimin, et. al, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), h. 79
30
1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuli Nahdiyatul Hidayah tentang “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan metode Resitasi pada Mata Pelajaran Akutansi Materi Buku Besar di SMK Lebak Bulus” 47menyatakan bahwa penerapan metode resitasi dapat meningkatkan hasil belajar Akutansi siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan nilqai rata-rata N-Gain dari siklus I adalah 0,35 meningkat pada siklus II menjadi 0,67. 2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zuliah Khaerani tentang “Penggunaan Metode Resitasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa di Kelas XI IPA 5 di SMAN 5 Bekasi”48 menyatakan bahwa dengan menggunakan metode resitasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran biologi. Dimana hasil penelitiannya menunjukkan pada siklus 2 terjadi peningkatan hasil belajar yaitu dapat dilihat pada rerata pretest 50,81 dan posttest 83,56 serta N-Gain 0,67 (sedang).
C. Kerangka Konseptual Belajar merupakan usaha mengubah tingkah laku individu yang belajar, dan perubahan aspek ini menyangkut segala aspek organism dan tingkah laku. Proses belajar yang dilakukan siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi minat, bakat dan motivasi, sedangkan faktor eksternal meliputi kualitas guru, lingkungan keluarga dan masyarakat. Hasil belajar siswa akan tercapai bila kedua faktor tersebut dapat mendukung dalam proses belajar mengajar. Salah satu masalah dalam pembelajaran di sekolah adalah rendahnya hasil belajar siswa. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa.Salah satunya adalah penggunaan metode pembelajaran yang kurang merangsang siswa Yuli Nahdiyatul Hidayah tentang “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan metode Resitasi pada Mata Pelajaran Akutansi Materi Buku Besar di SMK Lebak Bulus” Skripsi S.I Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013. 48 Zuliah Khaerani tentang “Penggunaan Metode Resitasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa di Kelas XI IPA 5 di SMAN 5 Bekasi, Skripsi S.I Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2011. 47
31
untuk aktif belajar.Dalam pembelajaran PAI siswa dituntut untuk aktif dalam memahami semua materi belajar, karena hampir semua materi yang ada dalam PAI adalah bacaan dan hafalan kemudian baru dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan materi yang seperti ini, proses pembelajaran yang seharusnya diberikan kepada siswa yaitu proses pembelajaran yang tidak hanya mendidik dari segi kognitif saja tetapi juga harus memperhatikan kondisi siswa lainnya, seperti tingkat kenyamanan siswa dalam memperoleh materi. Materi yang sifatnya bacaan dan hafalan jika diberikan hanya dengan metode ceramah seperti yang terjadi difenomena pendidikan sekarang, maka siswa akankurang aktif dan malas dengan materi yang disampaikan.Disisi lain, guru juga masih memberikan tugas dengan cara lama, seperti halnya memberikan tugas-tugas tetapi siswa ditinggal di kelas tanpa ada kontrol dari guru. Pada akhirnya berpengaruh pada hasil belajar siswa. Dari semua permasalahan di atas bahwa siswa belum mampu mencapai tujuan pembelajaran, diketahui salah satu penyebabnya adalah metode yang digunakan membuat siswa malas untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.Menyampaikan materi dengan memperhatikan proses keterlibatan dan keaktifan siswa dapat dilakukan salah satunya melalui penggunaan metode resitasi (penugasan), metode ini sering kali digunakan oleh para pendidik untuk menambah pemahamanmateri yang telah diberikan sehingga ada timbal balik yang diterima oleh siswa. Metode resitasi (penugasan) adalah suatu metode yang dapat dilakukan untuk memperolah dan meningkatkan pengetahuan siswa. Metode resitasi (penugasan) merupakan metode pembelajaran dengan carapemberian tugas. Pemberian tugas bisa dilakukan secara individu atau kelompok.Resitasisangat mudah untuk diterapkan pada materi yang bersifat bacaan dan hafalan.Siswa dapat memecahkan masalah melalui belajar dan mencari inforamasi dari berbagai media.Dengan demikian siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan mudah memahami materi yang disampaikan.Semakin aktif siswa dalam belajar beararti semakin melekatnya hasil
32
belajar dalam ingatan. Dengan begitu penggunaan metode resitasi (penugasan) diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Darussalam Ciputat pada kelas VIII. Waktu penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 yaitu pada tanggal 4 Maret 2014 sampai 4 April 2014
B. Metode Penelitian Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment (eksperimen semu). Quasi Eksperimen adalah jenis penelitian yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. 1 Penelitian eksperimen semu bertujuan untuk memperoleh informasi yang merupakan pemikiran yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya.
C. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Control Group PretestPostest Desaign. Desain penelitian ini menggunakan dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas Kontrol. Kelas Eksperimen Adalah kelas yang akan menggunakan metode resitasi dan demonstrasi dalam kegiatan pembelajarannya. Sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang dalam pembelajarannya menggunakan metode konvensional. Pada tahap awal, pretest diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kemudian Kelas eksperimen diberikan perlakuan yang berbeda dengan kelas kontrol. Kelas eksperimen dalam pembelajarannya menggunakan metode resitasi dan demonstrasi sedangkan kelas Kontrol tidak. Setelah perlakuan pada kelompok 1
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D , (Bandung: Alfabeta, 2012), cet ke-16, h. 77
33
34
eksperimen selesai, kedua kelompok kemudian diberikan postest untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi yang bersangkutan. Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelompok
Pretest
Treatment
Postest
Eksperimen
T1
X
T2
Kontrol
T1
Y
T2
T1 : Tes awal untuk kelas eksperimen dan kelas control X : Pembelajaran dengan metode resitasi dan demonstrasi Y : pembelajaran secara konvensional T2 : Tes akhir untuk kelas eksperimen dan kelas control D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.2 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Darussalam Ciputat 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. 3 Sampel dalam kelas ini adalah kelas VIII. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara Purposive Sampeling. PurposiveSampeling yaitu teknik pengumpulan data dengan memilih sampel dengan pertimbangan tertentu. 4 Kelas yang dijadikan sampel yaitu kelas VIII.5 sebagai kelas eksperimen yang melakukan pembelajaran PAI dengan menggunakan metode
2
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), cet ke-1, h. 53 Sugiiuono, op. cit, h. 81 4 Sukardi, op. cit, h. 64 3
35
resitasi dan kelas VIII.01 sebagai kelas kontrol.yang melakukan pembelajaran secara konvensional.
E. Variabel Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel yang mempengaruhi yang disebut variabel bebas dab variabel akibat yang disebut variabel terikat. 5 Variabel bebas dan variabel terikat tersebut itu adalah sebagai berikut: Variabel bebas (X)
: Penggunaan metode resitsi
Variabel terikat (Y) : Hasil belajar PAI siswa pada bab Adab Makan dan Minum
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui tes. Tes tersebut berupa pretest dan postest. Pretest adalah tes awal yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan siswa sebelum penerapan pembelajaran konvensional dan menggunakan metode resitasi. Sedangkan postest adalah tes hasil belajar setelah penerapan pembelajaran konvensional dan pembelajaran menggunakan metode resitasi.
G. Instrumen Penelitian Instrumen menurut Arikunto adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti dalam dalam kegiatannya mengumulkan data.6 Dalam penelitian ini instrument yang digunakan adalah instrument tes berbentuk tes objektif berupa 30 soal pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban (a, b, c dan d).
5
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka CIpta, 2010), cet ke-14, h.
6
Ibid, h. 192
162
36
1. Pengujian Validitas Validitas tes merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur. 7Validitas tes yang digunakan adalah validitas butir soal dengan cara membandingkan skor siswa untuk tiap butir soal dengan skor total. Perhitungan validitas butir soal dengan korelasi poin biserial γpbi sebagai berikut:8
pbi
M p Mt St
p q
γpbi : Koefisien korelasi biserial Mp : Rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya Mt : Rerata skor total St
: Standar deviasi dari skor total
p
: Proporsi siswa yang menjawab benar
q
: Proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1- p) Untuk menginterpretasikan nilai korelasi yang diperoleh adalah dengan
melihat tabel nilai r product moment. Jika harga rhitung> rtabel maka butir soal tersebut dinyatakan valid.
7 8
Suharsimi, op.cit. h. 211 Ibid, h.326
37
Dengan kategori validitas sebagai berikut : 9 Tabel 3.2Interpretasi Validitas Koefisien korelasi
Kriteria Validitas
0,80 < r xy ≤ 1,00
Sangat tinggi
0,60 < r xy ≤ 0,80
Tinggi
0,40 < r xy ≤ 0,60
Cukup
0,20 < r xy ≤ 0,40
Rendah
0,00 < r xy ≤ 0,20
Sangat rendah (Tidak Valid)
Hasil uji coba instrumen tes dengan menggunakan software anates versi 4.0 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Statistik
Butir Soal
Jumlah Soal
50
Jumlah Siswa
35 1, 2, 4, 5, 7, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 22,
Nomor Soal Valid
23, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 37, 38, 41, 45, 48, 50
Jumlah Soal Valid
9
30
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), (Jakarta: Bumi Aksara, 199),h. 75
38
Adapun kisi-kisi instrument tes dapat dilihat pada table 3.5 berikut ini: Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Tes Kompetensi Dasar
Uraian Materi
Indikator
Menjelaskan jenis-jenis binatang yang halal dimakan
Binatang halal dan haram
Menentukan jenisjenis binatang yang halal dimakan
Menentukan jenisjenis binatang yang haram dimakan
Menunjukkan dalil tentang binatang halal dan haram
Menghindari makanan yang bersumber dari binatang yang diharamkan
Manfaat binatang yang halal dimakan Bahaya binatang yang haram dimakan
Menjelaskan manfaat mengkonsumsi binatang yang halal dimakan Menjelaskan mudharat mengkonsumsi bitang yang haram dimakan Menghindari mengkonsumsi makanan dari binatang yang haram dimakan
Ket : * : Instrumen yang valid
∑ Soal
Aspek Kognitif C1
C2
C3
C4
1*, 3, 13*, 36
16*, 17, 18*, 21, 31*
25, 33*, 34
-
12
28*
10*, 11*, 14*, 20, 22*, 23*, 32*, 50*
12, 26*, 30*
15*, 19*, 24, 38*
16
5*, 6, 8
4*, 7*, 9*, 27*, 29*, 40, 41*, 42
39, 48*
-
13
-
-
-
46
1
-
-
-
37*, 49, 47
3
-
2*, 35, 43, 44
-
45*
5
16%
50%
16%
18%
100%
39
2. Pengujian Reabilitas Reliabilitas tes merupakan ukuran yang menyatakan konsistensi alat ukur yang digunakan. Suatu tes dapat mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Nilai reliabilitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien reliabilitas. Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas tes dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus SpearmanBrown dengan metode belah dua (split-halfmethod) sebagai berikut: 2𝑟𝑥𝑦
𝑟11 =
(1 + 𝑟𝑥𝑦 )
Keterangan : r11 : Koefisien reliabilitas rxy
: Korelasi antara skor tiap soal yang dibelah dua, dihitung
menggunakan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut :
rXY
N XY ( X ) Y
N X
2
X
2
N Y
2
Y
2
Keterangan: rXY : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel
X
: Skor per item yang diuji
Y
: Jumlah nilai setiap siswa
XY
: Jumlah hasil kali X dengan Y
X
2
: Kuadrat dari X
Y2
: Kuadrat dari Y
N
: Banyaknya subjek skor X dan skor Y
Y
40
Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen yang diperoleh adalah dengan melihat tabel 3.6 berikut ini : Tabel 3.5Interpretasi Reliabilitas Koefisien Korelasi
Kriteria Reliabilitas
0,81 r 1,00
Sangat Tinggi
0,61 r 0,80
Tinggi
0,41 r 0,60
Cukup
0,21 r 0,40
Rendah
0,00 r 0,20
Sangat Rendah
Perhitungan nilai reliabilitas ini terdapat pada lampiran. Hasil uji reliabilitas instrumen tes dengan menggunakan software anates versi 4.0 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Statistik
Butir Soal
r11
0,76
Kesimpulan
Tinggi
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa instrumen ini layak digunakan dalam penelitian.
41
3. Daya Pembeda Daya pembeda suatu butir soal adalah bagaimana kemampuan butir soal tersebut untuk membedakan siswa yang termasuk kelompok atas (upper group) dengan siswa yang termasuk kelompok bawah (lower group).10 Untuk menentukan daya pembeda, seluruh siswa diranking dari nilai tertinggi hingga terendah. Kemudian, diambil 50% skor teratas sebagai kelompok atas (JA) dan 50% skor terbawah sebagai kelompok bawah (JB). Daya pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan rumus: D
BA B B JA JB
Keterangan: D : Daya Pembeda BA : Jumlah kelompok atas yang menjawab benar BB : Jumlah kelompok bawah yang menjawab benar JA : Jumlah peserta kelompok atas JB : Jumlah peserta kelompok bawah Angka
yang menunjukkan besarnya
daya pembeda disebut indeks
diskriminasi (D). Jika diperoleh indeks diskriminasi bernilai negatif, maka sebaiknya dibuang, Karena tanda negatif pada indeks diskriminasi digunakan jika suatu soal “terbalik” menunjukkan kualitas peserta didik. Yaitu, peserta didik yang menguasai materi disebut kurang pandai, sedangkan peserta didik yang belum menguasai materi disebut pandai. Daya pembeda ditunjukkan pada Tabel 3.8 di bawah ini.
10
Ibid., h. 211
42
Tabel 3.7Interpretasi Daya Pembeda Daya pembeda
Klasifikasi
0,70 D < 1,00
Baik sekali (excellent)
0,41 D < 0,70
Baik (good)
0,20 D < 0,40
Cukup (satisfactory)
0,00 D < 0,20
Buruk (poor)
Hasil uji coba instrumen tes dengan menggunakan software anates versi 4.0 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.8Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Kriteria
No.Soal
Jumlah
Sangat Buruk
24, 40
2
Buruk
2, 3, 7, 8, 13, 17, 18, 20, 21, 25, 36,
16
39, 42, 46, 47, 49 Cukup
5, 6, 12, 15, 19, 22, 26, 31, 32, 35, 37,
16
38, 41, 43, 48, 50
Baik
1, 9, 4, 14, 16, 23, 27, 29, 30, 35, 37,
13
33, 34,
Sangat Baik
10, 11, 28 Total
3 50
43
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terdapat 2 soal yang memiliki kategori daya pembeda sangat buruk, 16 soal kategori buruk, 16 soal kategori cukup, 13 soal kategori baik, dan 3 soal dalam kategori baik sekali.
4. Taraf Kesukaran Analisis taraf kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong mudah atau sukar. Taraf kesukaran adalah proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut. Taraf kesukaran dihitung dengan menggunakan persamaan: 11 𝑃=
𝐵 𝐽𝑆
Keterangan: P : Indeks kesukaran B : Banyaknya siswa yang menjawab benar JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes Menurut
ketentuan
yang
diklasifikasikan sebagai berikut: 12
11 12
Ibid., h. 208 Ibid, h. 207
sering
diikuti,
indeks
kesukaran
sering
44
Tabel 3.9Interpretasi Tingkat Kesukaran Nilai P
Interpretasi Tingkat Kesukaran
0,00 < P ≤ 0,30
Sukar
0,30 < P ≤ 0,70
Sedang
0,70 < P < 1,00
Mudah
Hasil uji coba instrumen tes dengan menggunakan software anates versi 4.0 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.10Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal Kriteria
Mudah
Sedang
No.Soal 2, 3, 7, 12, 13, 15, 16, 18, 19, 21, 22, 24, 25, 26, 30, 32, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 41, 42, 46, 48 1, 4, 6, 10, 11, 14, 23, 27, 28, 29, 33, 40, 43, 44,
Sukar
45, 47, 49, 50
Jumlah
25
19
35, 8, 9, 17, 20, 31
6
Jumlah
50
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terdapat 5 soal mudah, 15 soal sedang, dan 15 soal sukar. H. Teknik Analisis Data Untuk analisis data terlebih dahulu menggunakan uji prasyarat analisis yang terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. Uji prasyarat dilakukan untuk memenuhi syarat uji hipotesis.
45
1. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji kenormalan data yang diperoleh dari hasil penelitian. Uji normalitas ini juga dilakukan untuk mengetahui apakah sampel telah dapat mewakili populasi atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan uji statistik chi-kuadrat. Adapun langkahlangkah uji normalitas chi-kuadratadalah sebagai berikut:13 1) Mencari skor terbesar dan terkecil 2) Mencari nilai rentangan (R) R = skorterbesar – skor terkecil 3) Mencari banyaknya kelas (i) BK = 1 + 3,3 log N (Rumus sturgess) 4) Mencari nilai panjang kelas (i) ί=
𝑅 𝐵𝐾
5) Membuat tabulasi dengan tabel penolong No
Kelas
Ƒ
𝑥𝑖2
ƒ∙ 𝑥𝑖
ƒ∙ 𝑥𝑖2
-
∑ ƒ∙ 𝑥𝑖 =
∑ ƒ∙
(𝑥𝑖 )
Interval
Jumlah
Nilai Tengah
∑ƒ=
-
𝑥𝑖2 =
6) Mencari rata-rata (mean)
𝜒 =
∑ ƒ∙𝓍₁ 𝑛
7) Mencari simpangan baku (Standar deviasi)
13
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 121-124.
46
𝑛.Σƒ∙𝑥𝑖2 −∑ ƒ∙𝑥𝑖 2 𝑛(𝑛−1)
S=√
8) Membuat daftar frekuensi yang duharapkan dengan cara: a) Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri batas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5 b) Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus: c) Mencari luas O-Z dari table kurva normal O-Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas d) Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka O-Z, yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya. e) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumalah responden. 9) Mencari chi-kuadrat hitung ( 2 hitung )
2 hitung
f
o
f
f
h
2
h
Keterangan: 2 hitung : Harga chi kuadrat yang diperoleh dari hasil perhitungan
f
o
f
h
: Frekuensi observasi atau hasil pengamatan : Frekuensi harap (ekspektasi)
47
10) Setelah itu dibandingkan antara harga 2 hitung dengan 2 tabel dengan kriteria pengujian sebagai berikut : Jika harga 2hitung≤2 tabel, maka data berdistribusi normal. Jika harga 2hitung ≥ 2 tabel, maka data berdistribusi tidak normal.
b. Uji homogenitas Untuk sampel yang berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Uji Homogenitas menggunakan uji Fisher dengan taraf signifikan α = 0,05 untuk mengetahui apakah kedua kelompok memiliki varian yang sama atau tidak.
Adapun langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:14 1) Hipotesis 2) Bagi data menjadi dua kelompok 3) Cari masing-masing kelompok nilai simpangan bakunya 4) Tentukan Fhitung dengan rumus: Fhitung
Keterangan:
Fhitung : Nilai homogenitas yang dicari s 2b
: Variansi yang lebih besar
s2k
: Variansi yang lebih kecil
5) Tentukan kriteria pengujian:
14
Ibid.,h. 120
s 2b s2k
48
Jika Fhitung ≤ Ftabel maka varian data berdistribusi homogen. Jika Fhitung ≥ Ftabel maka varian data berdistribusi tidak homogen.
2. Pengujian Hipotesis Metode statistikauntuk menentukan uji hipotesis yang akan digunakan harus disesuaikan dengan asumsi-asumsi statistika seperti asumsi distribusi dan kehomogenan varians. Berikut ini kondisi asumsi distribusi dan kehomogenan varians dari data hasil penelitian serta uji hipotesis yang seharusnya digunakan adalah data berdistribusi normal dan homogen. Data berdistribusi normal dan homogeny, untuk menguji hipotesis digunakan statistik parametik yaitu uji-t sesuai persamaan berikut:15
t0=
𝑀1−𝑀2 𝑆𝐸𝑀1 − 𝑆𝐸𝑀2
Langkah-langkah perhitungan uji-t adalah sebagai berikut: a. Mencari mean yaitu M =
∑ƒx ∑ƒ
2
b.
𝑛.Σƒ∙𝑥𝑖 −∑ Mencari Standar Deviasi (SD), yaitu SD = √
ƒ∙𝑥𝑖
2
𝑛(𝑛−1)
c. Mencari Standar Eror mean (SEM), yaitu SEm =
𝑆𝐷 √𝑁−1
d. Mencari Standar Eror dari perbedaan mean (SEM1 – SEM2) antara variabel: SEM1-M2 =√(𝑆𝐸𝑀1)2 − (𝑆𝐸𝑀2 )2 𝑀1−𝑀2
e. Mencari “t” atau “t0”, yaitu t0 = 𝑆𝐸
𝑀1 − 𝑆𝐸𝑀2
15
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, Cet. Ke-10 (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), h. 314-316
49
Langkah selanjutnya adalah: a. Menentukan derajat kebebasan (dk) dengan rumus: Dk = (n1 – 1) + (n2 – 1) b. Menentukan nilai t-tabel c. Menguji hipotesis Jika : - thitung< ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak. - thitung> ttabel, maka H0 ditolak dan H1diterima.
I. Hipotesis Statistik Adapun hipotesis statistik yang akan diuji pada penelitian ini adalah sebagai berikut : H0 : 1 2 Ha : 1 2 Keterangan : H0 : Hipotesis nol, tidak terdapat pengaruh penggunaan metode resitasiterhadap hasil belajar siswa Ha : Hipotesis alternatif, terdapat pengaruh penggunaan netode resitasi terhadap hasil belajar siswa µ1 : Nilai rata-rata hasil belajar siswa setelah diberikan pembelajaran dengan metode resitasi µ2 : Nilai rata-rata hasil belajar siswa setelah diberikan pembelajaran konvensional
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Hasil Pretest Berdasarkan nilai pretest pada kelas eksperimen (Kelas VIII.5) dan kelas kontrol (Kelas VIII.10) SMP Darussalam Ciputat diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen Interval Nilai 33 - 37 38 - 42 43 - 47 48 - 52 53 - 57 58 - 62 63 - 67 Jumlah
Frekuensi Pretest Kontrol Eksperimen 4 5 2 2 7 7 7 6 6 6 3 4 1 0 30 30
Pada Tabel 4.1 terlihat bahwa frekuensi nilai pretest antara kelas kontrol dan kelas eksperimen secara umum tidak terlalu jauh perbedaannya. Pada kelas kontrol, diketahui bahwa siswa yang perolehan nilainya berada pada interval 3337 sebanyak 4 siswa, interval 38 - 42 sebanyak 2 siswa, interval 43 - 47 sebanyak 7 siswa, interval 48 - 52 sebanyak 7 siswa, interval 53 - 57 sebanyak 6 siswa, interval 58 – 62 sebanyak 3 siswa dan interval 63 -67 sebanyak 1 siswa. Sedangkan pada kelas eksperimen, diketahui bahwa siswa yang perolehan nilainya berada pada interval 33 - 37 sebanyak 5 siswa, interval 38 - 42 sebanyak 2 siswa, interval 43 - 47 sebanyak 7 siswa, interval 48 - 52 sebanyak 6 siswa, interval 53 - 57 sebanyak 6 siswa, interval 58 – 62 sebanyak 4 siswa dan tidak terdapat siswa yang memperoleh nilai pada interval 63 – 67. Ukuran pemusatan dan penyebaran data pretest pada kelas kontrol dan eksperimen tersebut ditunjukkan pada tabel berikut. 50
51
Tabel 4.2 Pemusatan dan Penyebaran Data Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Pemusatan dan Penyebaran Data Skor Terendah Skor Tertinggi Mean Median Modus Standar Deviasi
Kelas Kontrol Eksperimen 33 33 63 60 48,66 48 48,92 48,33 47,5 46,6 7,9 8,02
Berdasarkan Tabel 4.2, diketahui bahwa skor minimum yang diperoleh kelas kontrol dan kelas eksperimen sama. Skor maksimum yang diperoleh kelas kontrol adalah 63, sedangkan kelas eksperimen 60. Skor rata-rata (mean) pada kelas kontrol dan eksperimen sama yaitu 48,66 dan 38. Nilai tengah (median) yang diperoleh kelas kontrol adalah 48,92, sedangkan pada kelas eksperimen perolehan sebesar 48,33. Nilai yang paling banyak muncul (modus) pada kelas kontrol adalah 47,5, sedangkan kelas eksperimen adalah 46,6. Untuk standar deviasi yang diperoleh kelas kontrol adalah 7,9, sedangkan kelas eksperimen adalah 8,02.
2. Hasil Postest Berdasarkan nilai pretest pada kelas eksperimen (Kelas VIII.5) dan kelas kontrol (Kelas IVVV.01) tat pMC aaMaMs raD SMS diperoleh data sebagai berikut :
52
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol Interval Nilai 53 – 57 58 – 62 63 – 68 68 – 72 73 – 77 78 – 82 83 – 87 88 – 92 93 – 97 Jumlah
Frekuensi Posttest Eksperimen Kontrol 0 5 0 4 3 4 4 3 5 8 6 3 9 3 2 0 1 0 30 30
Berdasarkan Tabel 4.3, terlihat bahwa perolehan nilai posttest untuk nilai dibawah 68 lebih banyak diperoleh pada kelas kontrol yaitu sebanyak 13 siswa, sedangkan kelas eksperimen hanya 3 siswa. Perolehan nilai diatas 70 lebih banyak diperoleh pada kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen, siswa yang memperoleh nilai pada interval 73 – 77 ada 5 siswa, sedangkan pada kelas kontrol yang memperoleh nilai pada rentang tersebut ada 8 siswa, dan pada kelas eksperimen siswa yang memperoleh nilai pada interval 78 – 82 ada 6 siswa sedangkan pada kelas control ada 3 siswa. Selisih 6 siswa pada kelas kontrol dan eksperimen yang berada di rentang nilai 83 – 87. Pada kelas eksperimen terdapat 9 siswa, sedangkan kelas kontrol hanya 3 siswa. Perbedaan yang terlihat jelas ditunjukan pada interval 88 – 92, dimana pada kelas eksperimen siswa yang memperoleh nilai pada rentang tersebut sebanyak 2 siswa, sedangkan pada kelas kontrol tidak ada, dan terlihat juga pada interval 93 – 97, dimana pada kelas eksperimen siswa yang memperoleh nilai pada rentang tersebut sebanyak 1 siswa, sedangkan pada kelas kontrol tidak ada. Ukuran pemusatan dan penyebaran data posttest pada kelas eksperimen dan kontrol tersebut ditunjukkan pada tabel berikut.
53
Tabel 4.4 Pemusatan dan penyebaran data posttest kelompok eksperimen dan kontrol Kelas Pemusatan dan Penyebaran Data Eksperimen Kontrol Skor Terendah 63 53 Skor Tertinggi 93 83 Mean 79 69,33 Median 80 70,83 Modus 84 75 Standar Deviasi 7,79 9,64 Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui bahwa skor minimum posttest yang diperoleh kelas kontrol lebih rendah daripada kelas eksperimen yaitu masingmasing 53 dan 63. Skor maksimum yang diperoleh kelas eksperimen adalah 93, sedangkan kelas kontrol 83. Jika dilihat dari tabel, nilai rata-rata (mean) untuk kelas eksperimen jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Nilai ratarata pada kelas eksperimen adalah 79, sedangkan kelas kontrol adalah 69,33. Nilai tengah (median) yang diperoleh kelas eksperimen adalah 80, sedangkan pada kelas kontrol sebesar 70,83. Nilai yang paling sering muncul (modus) pada kelas eksperimen adalah 84, sedangkan kelas kontrol adalah 75. Standar deviasi yang diperoleh kelas ekperimen adalah 7,79, sedangkan kelas kontrol adalah 9,64. 3. Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest Berdasarkan hasil perhitungan pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang terdiri dari 30 siswa, diperoleh rekapitulasi data sebagai berikut : Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest KelasEksperimen dan Kelas Kontrol Pretest Posttest Distribusi Frekuensi Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol Skor Terendah 33 33 63 53 Skor Tertinggi 60 63 93 83 Mean 48 48,66 79 69,33 Median 48,33 48,92 80 70,83 Modus 46,66 47,5 84 75 Standar Deviasi 8,02 7,9 7,79 9,64
54
Sebelum melakukan penelitian terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Dari hasil pretest diketahui rata-rata nilai kelompok eksperimen 48 dan rata-rata nilai kelompok kontrol 48,66. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelas tersebut mempunyai kemampuan awal yang hampir sama sebelum diberikan perlakukan. Setelah mengetahui
kemampuan awal
siswa,
selanjutnya
adalah
memberikan perlakuan terhadap kelas eksperimen dengan pembelajaran menggunakan metode resitasi, dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi perubahan setelah diberikan perlakuan. Perubahan terbesar terjadi pada kelas eksperimen yaitu terjadinya kenaikan nilai rata-rata dari 48 menjadi 79 yaitu sebesar 31. Demikian pula pada kelas kontrol yang mengalami kenaikan nilai rata-rata dari 48,66 menjadi 69,33 yaitu sebesar 20,68. Artinya kenaikan nilai rata-rata sebelum dan setelah perlakuan pada kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol.
Analisis data pretest kelas eksperimen maupun kelas kontrol berdasarkan jenjang kognitif ditunjukan pada diagram berikut :
Data Pretest 60
55
53.33 46.47 47.45
persentase (%)
50
53.33
50
46.67 43.33
40 30
% kontrol
20
% eksperimen
10 0 C1
C2 C3 jenjang kognitif
C4
Gambar 4.1 Diagram Persentase Data Pretest Berdasarkan Jenjang Kognitif Gambar 4.1 menunjukkan persentase pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan jenjang kognitif. Pada kelas kontorl persentase kemampuan kognitif pada tingkat C1 adalah sebesar 55,00%, C2 sebesar 46,47%, C3 sebesar
55
53,33% dan C4 sebesar 46,67%. Pada kelas eksperimen, persentase kemampuan kognitif pada tingakt C1 adalah sebesar 53,33%, C2 sebesar 47,45%, C3 sebesar 50,00%, dan C4 sebesar 43,33%. Perbandingan kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak berbeda jauh. Analisis data posttest kelas eksperimen maupun kelas kontrol berdasarkan jenjang kognitif ditunjukan pada diagram berikut :
persentase (%)
Data Posttest 82 80 78 76 74 72 70 68 66 64 62
80.83
80 75
75.67 72
70.54 68.82
C1
C2 C3 Jenjang Kognitif
70
% kontrol % eksperimen
C4
Gambar 4.2 Diagram Persentase Data Posttest Berdasarkan Jenjang Kognitif Gambar 4.2 menunjukkan persentase posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan jenjang kognitif. Pada kelas kontrol persentase kemampuan kognitif pada tingkat C1 adalah sebesar 70,54%, C2 sebesar 68,82%, C3 sebesar 75,67% dan C4 sebesar 70,00%. Pada kelas eksperimen, persentase kemampuan kognitif pada tingakt C1 adalah sebesar 80%, C2 sebesar 75%, C3 sebesar 80,83%, dan C4 sebesar 72%. Jika dibandingkan pada masing-masing kemampuan kognitif, diagram di atas menunjukan bahwa persentase setiap jenjang kognitif kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. . Untuk mengetahui lebih jelas perbedaan aspek kognitif mana saja yang mengalami kenaikan secara nyata dapat dilihat pada gambar N-gain persentase aspek kognitif dibawah ini:
56
Rekapitulasi jenjang kognitif pretest-posttets 35
30.83
30
26.67
Persentase (%)
25 20
28.67
27.55 22.35
22.34
23.33 % kontrol
15.54
15 10 5
0 C1
C2 C3 Jenjang Kognitif
C4
Gambar 4.3 Diagram Persentase Pretest dan Postest Berdasarkan Aspek Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pada Diagram 4.3 di atas diketahui bahwa hasil posttest kedua kelompok mengalami peningkatan. Terlihat bahwa terdapat selisih antara kemampuan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada hasil pretest dan posttest-nya. Setelah diberikan perlakuan yang berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, ternyata hasil belajar siswa kelompok kelas eksperimen tertinggi pada jenjang kognitif C3 dan kemampuan kognitif terendah pada jenjang C1 Sedangkan pada kelas kontrol, peningkatan kemampuan kognitif tertinggi yaitu pada jenjang C4 dan kemampuan kognitif terendah pada jenjang C1.
4. Hasil Analisis a. Hasil Uji Prasyarat Analisis Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu harus dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan homogenitas. Berikut adalah hasil uji prasyarat yang dilakukan dalam penelitian ini: 1) Uji Normalitas Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap dua buah data yaitu data pretest dan posttest kelompok eksperimen dan data pretest dan posttest kelompok kontrol. Dalam penelitian ini, uji normalitas didapat dengan menggunakan uji Chi-Kuadrat pada taraf signifikan α = 0,05. Uji normalitas digunakan untuk
57
mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan data berdistribusi normal bila memenuhi kriteria𝝌𝟐𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 ≤ 𝝌𝟐𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍, namun jika 𝝌𝟐𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 ≥ 𝝌𝟐𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍, maka dapat dikatakan bahwa data tidak berdistribusi normal. Hasil uji normalitas pretest dan posttest kedua sampel penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.6Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol Pretest Eksperimen Kontrol N 30 30 𝑥̅ 48 48,66 s 8,02 7,9 𝝌𝟐𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 5,359 6,5635 𝝌𝟐𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 9,49 9,49 Kesimpulan Normal Normal Statistik
Posttest Eksperimen Kontrol 30 30 79 69,33 7,79 9,64 5,9293 8,3334 9,49 9,4 Normal Normal
Dari Tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa data pretest dan posttes kedua kelompok berdistribusi normal karena memenuhi kriteria 𝝌𝟐𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 ≤ 𝝌𝟐𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍. 2) Uji Homogenitas Setelah kedua kelompok sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas memiliki varian yang homogen atau tidak. Dalam penelitian ini, uji homogenitas terhadap kedua data dilakukan dengan menggunakan Uji Fisher atau disebut juga Uji F. Kedua kelompok dinyatakan homogen apabila Fhitung< Ftabel. Perhitungan secara lengkap untuk uji homogenitas kedua kelas dapat dilihat pada lampiran. Berikut ini adalah rekapitulasi hasil pengujian homogenitas pada kelas eksperimen dan kontrol.
58
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Dan Posttest Kelas Ekperimen Dan Kontrol Pretest Eksperimen Kontrol 2 S 64,32 62,41 Fhitung 1,03 Ftabel 1,88 Kesimpulan Homogen Statistik
Posttest Eksperimen Kontrol 60,68 92,92 1,53 1,88 Homogen
Berdasarkan Tabel 4.7, terlihat bahwa data pretest dan posttest untuk kelas eksperimen dan kontrol memiliki varians yang homogen pada taraf signifikansi 5%, db1 = 29 dan db2 = 29. Nilai Fhitung yang didapat adalah 1,03 dan 1,53 sedangkan Ftabel = 1,88.
b. Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik diperoleh bahwa data pretest dan posttest berdistribusi normal dan homogen. Oleh karena itu, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan uji-t dengan criteria pengujian, yaitu jika thitung < ttabel maka H0 diterima, dan Ha ditolak. Jika thitung > ttabelmaka H0 ditolak, dan Ha diterima. Berdasarkan perhitungan, diperoleh bahwa nilai thitungpretes adalah 0,22 dan thitung posttest adalah 4,20. Nilai ttabel pada taraf signifikan 5% dengan df = 68, diperolah ttabel = 2,00. Nilai thitung yang diperoleh dari pretest dan posttest kedua sampel disajikan dalam table berikut: Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest Eksperimen Kontrol N 30 30 𝑥̅ 48 48,66 s 8,02 7,9 𝝌𝟐𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 0,22 𝝌𝟐𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 2,00 Tidak Terdapat Kesimpulan Perbedaan Statistik
Posttest Eksperimen Kontrol 30 30 79 69,33 7,79 9,64 4,20 2,04 Terdapat Perbedaan
59
Dari Tabel 4.8 hasil perhitungan uji hipotesis di atas, terlihat bahwa nilai pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol pada taraf signifikan 5%, memenuhi kriteria thitung ttabel yaitu pada taraf signifikan 5% diperoleh 4,20 > 2,00, sehingga hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternative (Ha) diterima. Dengan diterimanya Ha pada pengujian hipotesis tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini dapat menguji kebenaran hipotesis yaitu terdapat pengaruh metode resitasi terhadap hasil belajar siswa. Hal tersebut ditunjukan dari rata-rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar kelompok kontrol.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada penggunaan metode resitasi terhadap hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata pretest siswa kelas eksperimen naik secara signifikan dibandingkan nilai rata-rata posttest-nya, terdapat selisih sebesar 9,67. Keadaan ini menunjukkan bahwa penggunaan metode resitasi berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada.Hal tersebut senada dengan penelitian yang dilakukan Yuli Nahdiyatul Hidayah tentang “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan metode Resitasi pada Mata Pelajaran Akutansi Materi Buku Besar di SMK Lebak Bulus”1menyatakan bahwa penerapan metode resitasi dapat meningkatkan hasil belajar Akutansi siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai ratarata N-Gain dari siklus I adalah 0,35 meningkat pada siklus II menjadi 0,67.
Yuli Nahdiyatul Hidayah tentang “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan metode Resitasi pada Mata Pelajaran Akutansi Materi Buku Besar di SMK Lebak Bulus” Skripsi S.I Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013. 1
60
Pada awal pembelajaran, berdasarkan hasil pretest diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan awal pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa sebelum diberikan perlakuan, kedua kelompok memiliki kemampuan yang sama berdasarkan uji statistik. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil rata-rata nilai pretest kelas eksperimen yaitu sebesar 48 yang tidak jauh berbeda dengan nilai kelas kontrol yaitu sebesar 48,66. Namun setelah diberikan perlakuan berupa pembelajaran konvensional pada kelas kontrol dan pembelajaran menggunakan metode resitasi pada kelas eksperimen, hasil posttest kedua kelas ini mengalami peningkatan. Hasil posttest yang didapat oleh kelas eksperimen adalah 79 dan yang didapat oleh kelas kontrol adalah 69,33. Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata nilai kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Perbedaan hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, metode resitasi merupakan suatu jenis metode pembelajaran yang memiliki prinsip belajar yang kuat yaitu pengulangan. Pada pembelajaran menggunakan metode resitasi (penugasan), siswa dapat melakukan kegiatan belajar melalui berbagai macam media (buku, internet dan lingkungan) dan bisa belajar dimanapun. Dengan tugas, siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara mandiri. Kedua,metode resitasi memudahkan siswa dalam hal mengingat dan memahami materi pelajaran dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Hal itu karena metode resitasi yang dimanfaatkan siswa dalam penelitian ini tidak hanya menyajikan materi, tetapi juga pemberian tugas yang bisa dijadikan sebagai sumber belajar. Dalam hal ini, penugasan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan praktik dan latihan secara mandiri dengan bantuan berbagai media. Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih konkrit melalui penyelesaian masalah melalui tugas yang diberikan. Selain itu,metode ini merupakan aplikasi pengajaran modern disebut juga azas aktifitas dalam mengajar yaitu guru harus merangsang siswa agar melakukan berbagai aktifitas sehubungan dengan apa yang dipelajari sehingga siswa dapat memupuk rasa percaya diri
61
sendiri, membina kebiasaan siswa untuk mencari, mengolah informasi, membina tanggungjawab siswa, serta mengembangkan kreativitas siswa.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan metode resitasi pada mata pelajran PAI terhadap hasil belajr siswa di SMP Darussalam Ciputat. Pengaruh tersebut terlihat dari nilai rata-rata posttest siswa dengan metode resitasi lebih tinggi dibandingkan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional dengan selisih nilai sebesar 9,67. Selain itu, persentase semua jenjang kognitif memperoleh kenaikan rata-rata sebesar 14,39.
B. Saran Berdasarkan temuan-temuan selama penelitian, penulis mengajukan beberapa saran sebagai perbaikan di masa mendatang. 1.
Berdasarkan penelitian ini, hendaknya guru dapat memberikan tanggapan atau respon terhadap siswa yang melakukan kesalahan atau kekeliruan pada saat mengerjakan soal atau hasil tugasnya
2.
Tanggapan dan stimulus yang dilakukan dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan menggunakan metode resitasi secara kontinu, variatif dan inovatif pada siswa misalnya latihan soal, diskusi kelompok, proyek, kuis, lembar kerja siswa (LKS) dan pekerjaan rumah (PR).
3.
Penerapan metode resitasi pada materi pendidikan agama islam (PAI) hendaknya harus dilakukan bimbingan secara terus menerus oleh guru aaaa setiap tugas yang diberikan, walaupun membutuhkan ketelitian dan kesabaran saat membimbing karena membutuhkan tenaga dan waktu yang cukup lama. Tetapi hasilnya dapat memuaskan baik dari pihak siswa maupun guru yang bersangkutan.
4.
Penerapan metode resitasi dalam belajar pendidikan agama islam (PAI) hendaknya dikombinasikan dengan tutor sebaya )aalak taas namat( agar 62
63
proses belajar dapat lebih kondusif dan tidak ada siswa yang tertinggal dalam mempelajari materi. 5.
Untuk penelitian lebih lanjut sebaiknya aaksmet melihat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian tugas yakni hendaknya tugas yang diberikan harus jelas, memperhitungkan waktu, adanya kontrol yang sitematis dan sebaiknya tugas bersifat menarik untuk perhatian siswa.
Daftar Pustaka Ahmadi, Abu dan Prasetya, Joko Tri. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Cet.II, 2005. Al-Attas, Syed Muhammad al- Naquib .Aims and Objectives of Islamic Education. Anderson, Lorin W. dan David R. Krathwohl. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran
Pengajaran
dan
Asesmen.
Agung
Prihantoro
(Terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010. Arief, Armai. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press, 2002. ......., Reformulasi pendidikan Islam. Jakarta: CRSD Press, 2005. Arifin, M.. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2003. Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara, 1999. ……., Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka CIpta. Cet.XIV, 2010. Dalyono. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Cet.IV, 2007. Daradjat, Zakiah. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1996. Daulay, Haidar Putra. Pendidikan Islam. Jakarta: Prenada Media, 2004. Depag R.I., UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2012, (http://www.bnn.go.id/portal/_uploads/perundangan/2006/09/04/20ttg-sisdiknas.pdf) Departeman Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Bandung: al-Hikmah. Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka.Cet.III, 1990. Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006. http://lenterakecil.com/metode-penugasan/ diakses tanggal 25 April 2014. http://www.estiprastikaningsih.wordpress.com/2013/01/018 diakses tanggal 25 April 2014 Ibrahim, R. dan Syaodih, Nana. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 64
65
Majid, Abdul. Pendidikan Agama Berbasis kompetensi (Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004). Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Cet.I, 2004. Muhaimin, et. Al. Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004. Nata, Abudin. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Cet. I, 1997. Nizar,Samsul.Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan. Jakarta : Gaya Media Pratama, 2001. Permendiknas No. 22 tahun 2006, Standar Isi Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama (SMP) Purwanto, M. Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Karya, 1985. Ramayulis.
Metodologi
Pengajaran
Agama
Islam.
Jakarta:
Kalam
MuliaCet.III,2001. Redaksi Sinar Grafika, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Riduwan. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta, 2009. Riyanto, Yatim, Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2009. Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengeajar. Bandung; PT Remaja Rosdakarya. Cet.XIII, 2009. Sudjiono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Cet.X, 2000. Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D .Bandung: Alfabeta.Cet.XVI, 2012. Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Cet.I, 2003. Suprijojo, Agus. Cooperative Learning teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999. ......., Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Cet.III, 1997. ......., Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Rosda Karya.Cet.XV, 2010.
66
Usman, Basyiruddin. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat Pers, 2002. Hidayah, Yuli Nahdiyatul tentang “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan metode Resitasi pada Mata Pelajaran Akutansi Materi Buku Besar di SMK Lebak Bulus” Skripsi S.I Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013. Khaerani, Zuliah tentang “Penggunaan Metode Resitasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa di Kelas XI IPA 5 di SMAN 5 Bekasi, Skripsi S.I Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2011.
67 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah
: SMP Darussalam Ciputat
Mata Pelajaran
: Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester
: VIII/ II
Alokasi Waktu
: 4 x 40 menit (2 Pertemuan)
Standar Kompetensi
: Memahamihukum Islam tentang bhewan sebagai sumber bahan makanan
Kompetensi Dasar
: Menjelaskan jenis-jenis binatang yang halal dimakan
A. Indikator
: 1. Menjelaskan pengertian binatang yang halal dan yang haram 2. Menentukan jenis-jenis binatang yang halal dimakan 3. Menentukan jenis-jenis binatang yang haram dimakan 4. Menunjukkan dalil naqli tentang binatang halal dan haram
B. Tujuan Pembelajaran
:
1. siswa dapat menjelaskan pengertian binatang yang halal dan yang haram 2. siswa dapat menyebutkan jenis-jenis binatang yang halal dimakan 3. siswa dapat menyebutkan jenis-jenis binatang yang haram dimakan 4. siswa dapat Menunjukkan dalil naqli tentang binatang halal dan haram
C. Karakter siswa yang diharapkan : Religius, jujur, santun, disiplin, bertanggungjawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya diri, kerja keras dan peduli.
68 D. Materi Pembelajaran
: Binatang halal dan haram
E. Metode Pembelajaran
: 1. Pembelajaran dengan metode Rasitasi 2. Tutor Sebaya 3. Tanya jawab 4. Diskusi kelompok dan Media Library
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran : A. Kegiatan Awal (10 Menit) 1. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dangan doa 2. Guru mengabsen siswa 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 4. Guru memberikan uji tes sebelum pembelajaran (Pre test) kepada siswa 5. Guru menjelaskan kepada siswa tentang metode pembelajaran Resitasi B. Kegiatan Inti (55 Menit) 1. Siswa menyimak penjelasan guru tentang pembahasan yang diajarakan 2. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan anggota masingmasing 6 orang 3. Guru merencanakan kegiatan kelompok dengan memilih ketua kelompok dalam diskusi 4. Guru memberikan soal atau permasalahan (LKS) kepada kelompok untuk didiskusikan dalam diskusi 5. Siswa berdiskusi berdasarkan materi yang disampaikan 6. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan ditanggapi oleh siswa dan guru.
69
C. Kegiatan Penutup (15 menit) 1. Bersama-sama membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan atau dikoreksi oleh guru 2. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang kinerjanya baik 3. Guru memberikan tes belajar siswa setelah pembelajaran 4. Guru memberikan tugas rumah untuk membaca materi selanjutnya? G. Sumber dan Media Pembelajaran : Buku PAI Kelas VIII Tim Abdi Guru Penerbit Erlangga, LKS MGMP PAI SMP, Mushaf Al-Quran Spidol, Whiteboard H. Penilaian : 1. Teknik Penilaian: a. Tes untuk kerja 2. Bentuk instrument: a. Uraian singkat b. Pertanyaan lisan 3. Soal/instrument: terlampir
Pamulang, 4 Maret 2014 Peneliti
(Yeni Atikah Sari)
70 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah
: SMP Darussalam Ciputat
Mata Pelajaran
: Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester
: VIII/ II
Alokasi Waktu
: 4 x 40 menit (2 Pertemuan)
Standar Kompetensi
: Memahamihukum Islam tentang bhewan sebagai sumber bahan makanan
Kompetensi Dasar
: Menjelaskan jenis-jenis binatang yang halal dimakan
A. Indikator
: 1. Menjelaskan pengertian binatang yang halal dan yang haram 2. Menentukan jenis-jenis binatang yang halal dimakan 3. Menentukan jenis-jenis binatang yang haram dimakan 4. Menunjukkan dalil naqli tentang binatang halal dan haram
B. Tujuan Pembelajaran
:
1. siswa dapat menjelaskan pengertian binatang yang halal dan yang haram 2. siswa dapat menyebutkan jenis-jenis binatang yang halal dimakan 3. siswa dapat menyebutkan jenis-jenis binatang yang haram dimakan 4. siswa dapat Menunjukkandalil naqlitentangbinatang halal dan haram
C. Karakter siswa yang diharapkan : Religius, jujur, santun, disiplin, bertanggungjawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya diri, kerja keras dan peduli. D. Materi Pembelajaran
:Binatang halal dan haram
71 E. Metode Pembelajaran
: 1. Pembelajaran dengan metode Rasitasi 2. Tutor Sebaya 3. Tanya jawab 4. Diskusi kelompok dan Media Library
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran : A. Kegiatan Awal (10 Menit) 1. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dangan doa 2. Guru mengabsen siswa 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 4. Guru memotivasi siswa mengenai pentingnya memakan makanan halal 5. Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil (small group).
B. Kegiatan Inti (55 Menit) 1. Guru menjelaskan pengertian, jenis-jenis, binatang halal 2. Siswa berlatih membaca dalil naqli tentang binatang halal dengan metode tutor sebaya 3.Guru menanyakan kembali tentang materi yang telah disampaikan untuk menyamakan presepsi tentang materi dimaksud C. Kegiatan Penutup (15 menit) 1. Bersama-sama membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan atau dikoreksi oleh guru 2. Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan belajar dalam KD ini. Bermanfaat atau tidak ? Menyenangkan atau tidak ?
72
G. Sumber dan Media Pembelajaran : Buku PAI Kelas VIII Tim Abdi Guru Penerbit Erlangga, LKS MGMP PAI SMP, Mushaf Al-Quran Spidol, Whiteboard H. Penilaian : 1. Teknik Penilaian: a. Tes untuk kerja 2. Bentuk instrument: a. Uraian singkat b. Pertanyaan lisan 3. Soal/instrument: terlampir
Pamulang, 4 Maret 2014 Peneliti
(Yeni Atikah Sari)
73 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah
: SMP Darussalam Ciputat
Mata Pelajaran
: Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester
: VIII/ II
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit (2 Pertemuan)
Standar Kompetensi
: Memahami hukum Islam tentang hewan sebagai sumber bahan makanan
Kompetensi Dasar
: Menghindari makanan yang bersumber dari binatang yang diharamkan
A. Indikator : 1. Menjelaskan manfaat mengkonsumsi binatang yang halal dimakan 2. Menjelaskan mudharat mengkonsumsi binatang yang haram 3. Menghindari mengkonsumsi makanan dari binatang yang haram B. Tujuan Pembelajaran
:
Siswa dapat menjelaskan manfaat mengkonsumsi binatang yang halal dimakan, mudharat mengkonsumsi binatang yang haram dan menghindari mengkonsumsi makanan dari binatang yang haram C. Karakter siswa yang diharapkan : Religius, jujur, santun, disiplin, bertanggungjawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya diri, kerja keras dan peduli. D. Materi Pembelajaran
: 1. Manfaat mengkonsumsi binatang yang halal dimakan 2. Mudharat mengkonsumsi binatang yang haram
E. Metode Pembelajaran
: 1. Pembelajaran Metode Resitasi 2. Ceramah
74 3. Tanya jawab 4. Diskusi kelompok dan Penugasan F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran : A. Kegiatan Awal (10 Menit) 1. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dangan doa 2. Guru mengabsen siswa 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 4. Guru menjelaskan kepada siswa tentang metode pembelajaran Resitasi B. Kegiatan Inti (55 Menit) 1. Siswa berdiskusi tentang manfaat mengkonsumsi binatang yang halal dimakan, mudharat mengkonsumsi binatang yang haram. 2. Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatansimulasi yang harus dilakukan siswa 3. Siswa berdiskusi tentang manfaat mengkonsumsi binatang yang halal dimakan, mudharat mengkonsumsi binatang yang haram 4. Siswa mensimulsaikan cara menolak ketika ditawari makanan dari binatang yang haram 5. Masing-masing siswa mempertanggungjawabkan tugas kepada guru.
C. Kegiatan Penutup (15 menit) 1. Bersama-sama membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan atau dikoreksi oleh guru 2. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang kinerjanya baik 3. Guru memberikan tes belajar siswa setelah pembelajaran 4. Guru memberikan tugas rumah untuk membaca materi selanjutnya
75 G. Sumber dan Media Pembelajaran : Buku PAI Kelas VIII Tim Abdi Guru PenerbitErlangga, LKS MGMP PAI SMP Spidol, Whiteboard
H. Penilaian : 1. Teknik Penilaian: a. Tes untuk kerja 2. Bentuk instrument: a. Uraian singkat b. Pertanyaan lisan 3. Soal/instrument: terlampir
Pamulang, 10 April 2014 Peneliti
(Yeni Atikah Sari)
76
Berilah tandasilang (X) padahuruf a, b, c, atau d padajawaban yang paling tepat! 1. Secara garis besar, binatang yang boleh (halal) dimakan dagingnya ada…. a. 2 macam b. 3 macam c. 4 macam d. 5 macam 2. Untuk mendapatkan daging yang halal dimakan, maka binatang disembelih dengan cara…. a. Baik b. Membaca basmalah c. Menyebut tuhan d. Membaca Qur’an 3. Di bawah ini adalah hewan yang halal dimakan, kecuali…. a.
ُال َم ْيتَة
b.
ُالبَقَ َرة
c.
ُالغَنَم
d.
ُال َخيْل
4. Bangkai Diharamkan berdasarkan…. a. Ushul Fiqih b. Jumhur Ulama c. Hadis d. Al-Qur’an 5. Berdasarkan hadis Nabi Muhammad saw. binatang yang dihalalkan ketika masih hidup ataupun sudah menjadi bangkai adalah…. a. Binatang melata
77
b. Serangga c. Ikan dan belalang d. Burung atau unggas
6.
َ ُو ُطعَا ِِمه َ ُالبَحْر....ُاُ ِح َّلُلَك ْم Kelanjutan hadis di atas yang tepat adalah…. a.
ُصيْد َ
b.
َُخ َم َر
c.
َُخت َ َم
d.
لا ُ َحل
7. Binatang darat yang dapat hidup di air dan di darat maka hukumnya…. a. Halal di makan b. Haram di makan c. Makruh di makan d. Boleh di makan 8. Di bawah ini adalah ketentuan umum binatang haram dimakan, kecuali…. a. Binatang yang hidup di darat dan di laut b. Binatang buas yang bertaring c. Binatang yang disuruh membunuhnya d. Binatang yang hidup di laut 9. Kita sangat dianjurkan untuk makan dan minuman yang halal. Berikut ini adalah makanan-makanan halal, kecuali…. a. Hati b. Belalang c. Darah d. Telor
78
10. Katak adalah salah satu binatang yang….dimakan dagingnya. a. Halal b. Haram c. Makruh d. Subhat 11. Hariamau termasuk binatang yang haram dimakan karena…. a. Disuruh membunuhnya b. menjijikan c. Dilarang membunuh d. Berkuku dan bertaringtajam 12. Semua jenis unggas halal dimakan, kecuali…. a. Burung elang b. Burung dara c. Burung pipit d. Burung gereja 13. Binatang yang hukumnya disamakan dengan ayam adalah…. a. Burung merpati b. Burung rajawali c. Burung gagak d. Burung hantu 14. Memakan daging tikus haram hukumnya, karena tikus termasuk binatang yang…. a. Menjijikan b. Menakutkan c. Dilarang membunuhnya d. Disuruh membunuhnya 15. Berilkut ini adalah binatang yang halal dimakan dagingnya asalkan disembelih menurut syari’at islam, kecuali…. a. Kerbau
79
b. Sapi c. Kuda d. Kucing 16. Hewan yang haram dimakan disebabkan karena jijik dan kotor adalah…. a. Ulat b. Tawon c. Semut d. Ular 17. Akbar menyembelih ayam, ketika menyembelih dia tidak membaca basmalah, maka daging ayam tersebut adalah… a. Haram b. Subhat c. Makruh d. Halal 18. Berikut ini adalah termasuk binatang yang haram karena diperintah Rasulullah untuk membunuhnya, kecuali…. a. Ular, gagak, burung elang b. Lebah, anjing gila,burung elang c. Semut, tikus, burung hud-hud d. Semut, lebah, burung hud-hud 19. Hukum memakan binatang yang mati dalam kandungan induknya adalah…. a. Mubah b. Subhat c. Halal d. Haram 20. Berikut ini binatang yang dilarang untuk dibunuh menurut Rasulullah adalah… a. Ular, harimau, badak b. Kucing, semut, lebah
80
c. Burung elang, burung rajawali, khimar d. Semut, burung hud-hud, lebah 21. Didaerahmu diadakan upacara bersih desa dengan menyembelih seekor kerbau yang diperuntukan untuk makhluk ghoib desa tersebut, kepala dan kakiknya ditanam dan dagingnya dimasak untuk pesta warga desa tersebut, ketika kamu diberi daging tersebut sikap kamu adalah…. a. Menerima dan memakannya b. Menerima dan diberikan kepada orang lain c. Menolaknya dengancara yang halus d. Menerima dan membuangnya 22. Hukum memakan daging babi karena tidak mengetahui adalah…. a. Mubah b. Makruh c. Halal d. Haram 23. Hukum memakan daging hewan yang diterkam binatang buas adalah…. a. Haram b. Halal c. Subhat d. Mubah 24. Ketika ada seseorang yang berada ditengah hutan dan kehabisan bekal, sementara tidak ditemukan makanan kecuali seekor ular, ketika eia bunuh ular tersebut dan dimakannya untuk sekedar bertahan hidup, maka hokum memakan ular tersebut adalah…. a. Halal b. Mubah c. Makruh d. Haram
81
25. Bahaya memakan binatang yang haram adalah…. a. Mendorong seseorang menjadi bersih b. Terhindar dari penyakit c. Membuat pikiran menjadi gila d. Mendorong perbuatan yang negatif 26. Semut merupakan binatang yang haram dimakan karena…. a. Nash b. Menjijikan c. Dilarang dibunuh d. Disuruh dibunuh 27. Dalam surat Al-Maidah ayat 3, lafal yang berbunyi“Al Maitatu”artinya adalah…. a. Bangkai b. Darah
c. Daging babi d. Hewan mati tercekik 28. Berikut ini adalah termasuk rukun penyembelihan adalah…. a. Binatang yang disembelih adalah binatang yang dihalalkan menurut islam b. Alat penyembelihan harus berbentuk pisau atau golok c. Orang yang menyembelih harus laki-laki yang sudah dewasa d. Mengguanakan tempat yang luas supaya binatang yang disembelih mudah untuk melepaskan nyawanya. 29. Eka mempunyai ayam jago yang besar, karena umurnyas udah tua tiba-tiba mati di kandang, sebaiknya yang dilakukan eka adalah… a. Disembelih kemudian dimakan b. Langsung dimasak dan dimakan c. Disembelih kemudian diberikan orang lain d. Dikubur karena sudah menjadi bangkai
82
30. Dua macam darah yang halal dimakan adalah… a. Darah ayam dan hati b. Darah kambing dan darah sapi c. Darah ayam dan limfa d. Hati dan limfa
83 A. HASIL PRETEST KELAS KONTROL DAN EKSPERIMEN 1.
Data Hasil Pretest Kelas Kontrol
Data Skor Pretes Kelas Kontrol (VIII.10) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nilai 33 33 36 36 40 40 43 43 43 43
No 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Skor terbesar
= 63
Skor Terkecil
= 33
Rentang (R)
= Skor terbesar – skor terkecil
Nilai 43 43 46 50 50 50 50 50 50 50
No 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nilai 53 53 53 53 56 56 60 60 60 63
= 63 – 33 = 30 Banyak Kelas (BK)
= 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 30 = 1 + 4,875 = 5,875 ≈ 6 𝑅
Panjang Kelas (i)
= 𝐵𝐾 =
30 6
=5
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas
Frekuensi (𝒇𝒊 )
Frek. Kum. (𝒇𝒌 )
Batas Kelas Bawah
Nilai Tengah (𝒙𝒊 )
𝒇𝒊 . 𝒙𝒊
(𝒙𝒊 )𝟐
𝒇𝒊 . 𝒙𝒊 𝟐
33 – 37
4
4
32.5
35
140
1225
4900
38 – 42
2
6
37.5
40
80
1600
3200
43 – 47
7
13
42.5
45
315
2025
14175
48 – 52
7
20
47.5
50
350
2500
17500
53 – 57
6
26
52.5
55
330
3025
18150
58 – 62
3
29
57.5
60
180
3600
10800
63 – 67
1
30
62.5
65
65
4225
4225
Jumlah
30
-
-
-
1460
18200
72950
84 Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata-rata (𝑋̅ ) , median (Me), modus (Mo), dan standar deviasi (S) nilai pretes ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut: a.
Rata-rata (𝑋̅) (𝑋̅) =
b.
∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖 1460 = = 48,66 𝑛 30
Median (Me) Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini : 1 𝑛−𝐹 𝑀𝑒 = 𝑏 + 𝑃 (2 ) 𝑓
dimana: b = batas bawah kelas median
= 47,5
P = panjang kelas
=5
n = banyaknya kelas
=6
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median
= 13
f = nilai frekuensi kelas median
=7
1 30 − 13 𝑀𝑒 = 47,5 + 5 (2 ) 7 = 47,5 + (5 × 0,2857) = 47,5 + 1,4285 = 48,9285
c.
Modus (Mo) Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini : 𝑀𝑜 = 𝑏 + 𝑃 (
𝑏1 ) 𝑏1 + 𝑏2
dimana: b = batas bawah kelas modus
= 47.5
P = panjang kelas
=5
𝑏1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya
=0
𝑏2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas berikutnya
=1
𝑀𝑜 = 47,5 + 5 (
0 ) 0+1
= 47,5 + (5 𝑥 0) = 47,5 + 0 = 47,5 d.
Standar Deviasi (S) 𝑆=√
∑ 𝑓𝑖 𝑥 𝑖 2 𝑁
−(
∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖 2 𝑁
) =√
72950 30
−(
1460 2 30
) = √63,22 = 7,9
85 2.
Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen
Data Skor Pretes Kelas Eksperimen (VIII.5)
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nilai 33 33 33 36 36 40 40 43 43 43
No 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Skor terbesar
= 60
Skor Terkecil
= 33
Rentang (R)
= Skor terbesar – skor terkecil
Nilai 43 46 46 46 50 50 50 50 50 50
No 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nilai 53 53 53 53 56 56 60 60 60 60
= 60 - 33 = 27 Banyak Kelas (BK)
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 30 = 1 + 4,875 = 5,875 ≈ 6 𝑅
Panjang Kelas (i)
= 𝐵𝐾 =
27 6
= 4,5 ≈ 5
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas
Frekuensi (𝒇𝒊 )
Frek. Kum. (𝒇𝒌 )
Batas Kelas Bawah
Nilai Tengah (𝒙𝒊 )
𝒇𝒊 . 𝒙𝒊
(𝒙𝒊 )𝟐
𝒇𝒊 . 𝒙𝒊 𝟐
33 – 37
5
4
32.5
35
175
1225
6125
38 – 42
2
7
37.5
40
80
1600
3200
43 – 47
7
14
42.5
45
315
2025
14175
48 – 52
6
20
47.5
50
300
2500
15000
53 – 57
6s
26
52.5
55
330
3025
18150
58 – 62
4
29
57.5
60
240
3600
14400
Jumlah
30
-
-
-
1440
71050
86 Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata-rata (𝑋̅ ) , median (Me), modus (Mo), dan standar deviasi (S) nilai pretes ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut: a.
Rata-rata (𝑋̅) (𝑋̅) =
b.
∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖 1440 = = 48 𝑛 30
Median (Me) Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini 1
𝑀𝑒 = 𝑏 + 𝑃 (2
𝑛−𝐹 𝑓
)
dimana: b = batas bawah kelas median
= 47,5
P = panjang kelas
=5
n = banyaknya kelas
= 30
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median
= 14
f = nilai frekuensi kelas median
=6
𝑀𝑒 = 47,5 + 5 (
1 30−14 2
6
)
= 47,5 + 0,83 = 48,33 c.
Modus (Mo) Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini 𝑀𝑜 = 𝑏 + 𝑃 (𝑏
𝑏1
1 +𝑏2
)
dimana: b = batas bawah kelas modus
= 42,5
P = panjang kelas
=5
𝑏1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya = 5 𝑏2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas berikutnya
=1
5
𝑀𝑜 = 42,5 + 5 (5+1) = 42,5 + (5𝑥 0,83) = 42,5 + 4,16 = 46,66 d.
Standar Deviasi (S) 2
𝑆=√
∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖 2 ∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖 71050 1440 2 −( ) =√ −( ) = √64,33 = 8,02 𝑁 𝑁 30 30
87 B.
Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen Uji normalitas menggunakan rumus kai kuadrat (chi square), yaitu: 𝑋2 = ∑
(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖 )2 𝐸𝑖
dimana: 𝑂𝑖 = frekuensi observasi 𝐸𝑖 = frekuensi ekspetasi (harapan) Kriteria pengujian nilai kai kuadrat didsarkan pada ketentuan berikut ini: a. Jika X2hitung ≤ X2tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (data terdistribusi normal) b. Jika X2hitung ≥ X2tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak (data tidak terdistribusi normal)
1.
Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol Kelas interval
Oi
33 – 37
4
38 – 42
2
43 – 47
7
Batas Kelas 32,5
Z Batas Kelas -2,05
Nilai Z Batas 0,4798
37,5
-1,41
0,4207
42,5
48 – 52 53 – 57
47,5
-0,15
0,0596
52,5
0,49
0,1879
57,5
1,12
0,3686
6 3
63 – 67
1
62,5 67,5
1,75 2,38
30
𝑬𝒊
𝑿𝟐 Hitung
0,0591
1,7730
2, 7973
0,1384
4,1520
1,1154
0,2227
6,6810
0,0152
0,1283
3,8490
2,5796
0,1867
5,6010
0,0284
0,0913
2,7390
0,0249
0,0314
0,9420
0,0035
25,737
6,5635
0,2823
7
58 – 62
Jumlah
-0,78
Luas Z tabel
0,4599 0,4913 X2hitung
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom tabel bantu tersebut adalah sebagai berikut: a.
Membuat tabel distribusi frekuensi
b.
Menentukan Z Batas Kelas dengan rumus: 𝑍= Dimana: 𝑋̅ = nilai rata-rata S = nilai standar deviasi
c.
Menentukan luas Z tabel Luas Z tabel masing-masing : a)
Kelas 18 - 24 Z=
𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 − 𝑋̅ 𝑆
88 b) Kelas 25 - 31 Z= c)
Kelas 32 - 38 Z=
d) Kelas 39 - 45 Z= e)
Kelas 46 - 52 Z=
f)
Kelas 53 - 59 Z=
d.
Menghitung nilai Ei (Frekuensi Ekspektasi) dengan menggunakan rumus: 𝐸𝑖 = ∑ 𝑓𝑖 × 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑍 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
e.
Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas berdasarkan rumus: 𝑋2 = ∑
(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖 )2 𝐸𝑖
f.
Menentukan jumlah kai kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas
g.
Menguji hipotesis normalitas Nilai X2tabel dengan derajat kebebasan (dk) = k-1 = 5-1 = 4 adalah 9,49. Untuk menguji normalitas data dibandingkan X2hitung dengan X2tabel, didapat bahwa 6,5635 < 9,49 atau X2hitung < X2tabel. Sehinggga Ha diterima dan Ho ditolak artinya Data Berdistribusi Normal.
89 2.
Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen Kelas interval
Oi
33 – 37
5
38 – 42
2
Batas Kelas 32,5 37,5
43 – 47
-1,31
Nilai Z Batas 0,4732
6
53 – 57
6
42,5
0,68
0,2517
47,5
0.06
0,0239
58 – 62
4
52,5 57,5 62,5
0,56 1,18 1,81
30
Luas Z tabel
𝑬𝒊
𝑿𝟐 Hitung
0,0683
2,049
4,2500
0,1532
4,596
0,0357
0,2278
6,834
0,0040
0,1884
5,652
0,0214
0,1687
5,061
0,1742
0,0839
2,517
0,8737
26709
5,359
0,4049
7
48 – 52
Jumlah
Z Batas Kelas -1,93
0,2123 0,3810 0,4649 X2hitung
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom tabel bantu tersebut adalah sebagai berikut: a.
Membuat tabel distribusi frekuensi
b.
Menentukan Z Batas Kelas dengan rumus: 𝑍= Dimana: 𝑋̅ = nilai rata-rata S = nilai standar deviasi
c.
Menentukan luas Z tabel Luas Z tabel masing-masing : a)
Kelas 33 - 37 Z = 0,0683
b) Kelas 38 – 42 Z = 0,1532 c)
Kelas 43 – 47 Z = 0,2278
d) Kelas 48 – 52 Z = 0,1884 e)
Kelas 53 – 57 Z = 0,1687
f)
Kelas 58 – 62 Z = 0,0839
𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 − 𝑋̅ 𝑆
90 d.
Menghitung nilai Ei (Frekuensi Ekspektasi) dengan menggunakan rumus: 𝐸𝑖 = ∑ 𝑓𝑖 × 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑍 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
e.
Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas berdasarkan rumus: 𝑋2 = ∑
(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖 )2 𝐸𝑖
f.
Menentukan jumlah kai kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas
g.
Menguji hipotesis normalitas Nilai X2tabel dengan derajat kebebasan (dk) = k-1 = 5-1 = 4 adalah 9,49. Untuk menguji normalitas data dibandingkan X2hitung dengan X2tabel, didapat bahwa 5,359 < 9,49 atau X2hitung < X2tabel. Sehinggga Ha diterima dan Ho ditolak artinya Data Berdistribusi Normal.
91 C. Uji Homogenitas Data Hasil Pretest Perhitungan homogenitas yang dilakukan adalah homogenitas dua varians atau uji Fisher. Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui sama atau tidaknya varians-varians dua distribusi. Rmus homogenitas yang dilakukan adalah uji Fisher, dengan rumus: 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑆21 𝑆22
=
𝑆2𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑆2𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
dimana: 𝑆2 =
∑ 𝑓. 𝑋2𝑖 − (∑ 𝑓. 𝑋𝑖 )2 𝑛−1
Tabel Uji Homogenitas Data Hasil Pretes
Statistik S S2 F hitung F tabel Kesimpulan
Kelas Kontrol 7,9 62,41
Kelas Eksperimen 8,02 64,32 1,03
Ho diterima, Ha ditolak (varians Homogen)
Untuk menguji homogenitas populasi, maka pnulis menepuh langkah-langkah sebagai berikut: 1.
Menentukan homogenitas Ho = data memiliki varians yang homogen Ha = Data tidak memiliki varians yang homogen
2.
Kriteria Pengujian a. Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima, yang berarti varians kedua populasi homogen b. Jika Fhitung > Ftabel, maka Ha diterima, yang berarti varians kedua populasi tidak homogen
3.
Jumlah Sampel N1 = 30 Jumlah sampel N2 = 30
4.
5.
Derajat kebebasan Penyebut (varians terkecil)
: dk2 = N-1 = 30-1 =29
Pembilang (varians terbesar)
: dk1 = N-1 = 30-1 =29
Menentukan nilai Ftabel Untuk Ftabel dengan dk1 = 29 dan dk2 = 29 pada taraf signifikansi 5% adalah 1,88
6.
Menentukan nilai Fhitung 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑆21 𝑆22
=
𝑆2𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑆2𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
=
8,022 7,92
= 1,03
Karena Fhitung > Ftabel (1,03 < 1,88) maka Ha diterima dan dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok memiliki varians yang homogen.
92
D. Uji Hipotesis Data Hasil Pretest H0
Hipotesis statistik : : 1 2
Ha
:
1 2
Keterangan : H0 : Hipotesis nol, tidak terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran virtual laboratorium terhadap pemahaman konsep fisika Ha :Hipotesis alternatif, terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran virtual laboratorium terhadap pemahaman konsep fisika µ1 : Nilai rata-rata pemahaman konsep fisika siswa setelah diberikan pembelajaran virtual laboratorium µ2 : Nilai rata-rata pemahaman konsep fisika siswa setelah diberikan pembelajaran konvensional Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pada hasil pretest siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan uji normalitas yang dilakukan, diketahui bahwa data homogen dan berdistribusi normal. Untuk itu, perhitungan Hipotesis dilakukan uji statistik yaitu Uji-t, dengan taraf signifikansi 5%. Rumus Uji-t yang digunakan adalah :
𝑡0 =
𝑀1 − 𝑀2 𝑆𝐸𝑀1 − 𝑆𝐸𝑀2
Langkah-langkah perhitungan Uji-t sebagai berikut : ∑ 𝑓𝑥1 ∑𝑓
1.
Mencari mean yaitu : 𝑀 =
2.
Mencari Standar Deviasi, yaitu : SD = √
3.
Mencari Standar Error Mean, 𝑆𝐸𝑀 =
4.
Mencari Standar Error dari perbedaan mean 𝑆𝐸𝑀2−𝑚1 antara variabel, yaitu :
n ∑ fx2i −(∑ fxi )2 n(n−1)
𝑆𝐷 √𝑁−1
𝑆𝐸𝑀2−𝑚1 = √(𝑆𝐸𝑀1 )2 + (𝑆𝐸𝑀2 )2 5.
Mencari “t” atau ” 𝑡0 ”, yaitu : 𝑡0 =
𝑀1 − 𝑀2 𝑆𝐸𝑀1 − 𝑆𝐸𝑀2
93 1.
Uji-t Pretest Kelompok Kontrol Tabel Perhitungan Uji-t Pretest Kelompok Kontrol No.
Xi
F
𝑿𝒊𝟐
f. Xi
f. 𝑿𝒊𝟐
1
33
2
1089
66
2178
2
36
2
1296
72
2592
3
40
2
1600
80
3200
4
43
6
1849
258
11094
5
46
1
2116
46
2116
6
50
7
2500
350
17500
7
53
4
2809
212
11236
8
56
2
3136
112
6272
9
60
3
3600
180
10800
10
63
1
3969
63
3969
30
23964
1439
70684
Jumlah Langkah-langkah : ∑ 𝑓𝑥1 ∑𝑓
a.
Mencari Mean =
=
b.
Mencari Standar Deviasi
1439 30
= 47,96
n ∑ fx i2 − (∑ fxi) SD = √ n(n − 1)
2
30 × 70684 − 14392 = √ 30(30 − 1) 49799 = √ 870 = √57,24 = 7,56
c.
Mencari Standar Error Mean 𝑆𝐸𝑀 =
=
𝑆𝐷 √𝑁 − 1
7,56 √30 − 1
= 1,40
94
2.
Uji-t Pretest Kelompok Eksperimen Tabel Perhitungan Uji-t Pretest Kelompok Kontrol No.
Xi
f
𝑿𝒊𝟐
f.Xi
f. 𝑿𝒊𝟐
1
33
3
1089
99
3267
2
36
2
1296
72
2592
3
40
2
1600
80
3200
4
43
4
1849
172
7396
5
46
3
2116
138
6348
6
50
6
2500
300
15000
7
53
4
2809
212
11236
8
56
2
3136
112
6272
9
60
4
3600
240
14400
30
19995
1425
69711
Jumlah Langkah-langkah : ∑ 𝑓𝑥1 ∑𝑓
a.
Mencari Mean =
=
b.
Mencari Standar Deviasi
1425 30
= 47,5
n ∑ fx i2 − (∑ fxi) SD = √ n(n − 1)
2
30 × 69711 − 14252 = √ 30(30 − 1) 60705 = √ 870 = √69,77 = 8,35
c.
Mencari Standar Error Mean 𝑆𝐸𝑀 =
=
𝑆𝐷 √𝑁 − 1
8,35 √30 − 1
= 1,55
95 Mencari Standar Error dari perbedaan Mean 𝑆𝐸𝑀2−𝑚1 antar variabel, yaitu : 𝑆𝐸𝑀2−𝑚1 = √(𝑆𝐸𝑀1 )2 + (𝑆𝐸𝑀2 )2 2 2 = √(1,40) + (1,55)
= √4,3625 = 2,08
Mencari “t” atau ” 𝑡0 ”, yaitu : 𝑡0 =
𝑀1 − 𝑀2 𝑆𝐸𝑀1 − 𝑆𝐸𝑀2
𝑡0 =
47,96 − 47,5 2,08
𝑡0 =
0,46 2,08
𝑡0 = 0,22
df = (N1 + N2) – 2 = (30 + 30) – 2 = 58 , dengan α = 0,05, t tabel = 2,00 Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa
𝑡0 lebih kecil dari ttabel yaitu 0,22 < 2,00, maka H0 diterima dan Ha
ditolak, hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai rata-rata pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol.
96 A. HASIL POSTTES KELAS KONTROL DAN EKSPERIMEN 1.
Data Hasil Posttes Kelas Kontrol
Data Skor Posttes Kelas Kontrol (VIII.10) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nilai 53 53 53 56 56 60 60 60 60 63
No 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Skor terbesar
= 83
Skor Terkecil
= 53
Rentang (R)
= Skor terbesar – skor terkecil
Nilai 63 66 66 70 70 70 73 73 73 73
No 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nilai 73 76 76 76 80 80 80 83 83 83
= 83 – 53 = 30 Banyak Kelas (BK)
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 30 = 1 + 4,875 = 5,875 ≈ 6
Panjang Kelas (i)
𝑅
= =
𝐵𝐾 30 6
=5
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas
Frekuensi (𝒇𝒊 )
Frek. Kum. (𝒇𝒌 )
Batas Kelas Bawah
Nilai Tengah (𝒙𝒊 )
𝒇𝒊 . 𝒙𝒊
(𝒙𝒊 )𝟐
𝒇𝒊 . 𝒙𝒊 𝟐
53 – 57
5
5
52.5
55
275
3025
15125
58 – 62
4
9
57.5
60
240
3600
14400
63 – 67
4
13
62.5
65
260
4225
16900
68 – 72
3
16
67.5
70
210
4900
14700
73 – 77
8
24
72.5
75
600
5625
45000
78 – 82
3
27
77.5
80
240
6400
19200
83 – 87
3
30
82.5
85
255
7225
21675
Jumlah
30
-
2080
147000
97 Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata-rata (𝑋̅ ) , median (Me), modus (Mo), dan standar deviasi (S) nilai pretes ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut: a.
Rata-rata (𝑋̅) (𝑋̅) =
b.
∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖 2080 = = 69,33 𝑛 30
Median (Me) Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini : 1 𝑛−𝐹 ) 𝑀𝑒 = 𝑏 + 𝑃 (2 𝑓 dimana: b = batas bawah kelas median
= 67,5
P = panjang kelas
=5
n = banyaknya kelas
= 30
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median
= 13
f = nilai frekuensi kelas median
=3
1 30 − 13 ) 𝑀𝑒 = 67,5 + 5 (2 3 = 67,5 + (5 × 0,6666) = 67,5 + 3,33 = 70,83 c.
Modus (Mo) Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini : 𝑀𝑜 = 𝑏 + 𝑃 (
𝑏1 ) 𝑏1 + 𝑏2
dimana: b = batas bawah kelas modus
= 72.5
P = panjang kelas
=5
𝑏1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya
=5
𝑏2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas berikutnya
=5
𝑀𝑜 = 47,5 + 5 (
5 ) 5+5
= 47,5 + (5 𝑥 0,5 ) = 72,5 + 2,5 = 75 d.
Standar Deviasi (S) 𝑆=√
∑ 𝑓𝑖 𝑥 𝑖 2 𝑁
−(
∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖 2 𝑁
) =√
147000 30
−(
2080 2 30
) = √92,89 = 9,64
98 2.
Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen
Data Skor Pretes Kelas Eksperimen (VIII.5)
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nilai 63 66 66 66 70 70 70 73 73 76
No 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Skor terbesar
= 93
Skor Terkecil
= 63
Rentang (R)
= Skor terbesar – skor terkecil
Nilai 76 76 80 80 80 80 80 80 83 83
No 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nilai 83 83 83 86 86 86 86 90 90 93
= 93 - 63 = 30 Banyak Kelas (BK)
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 30 = 1 + 4,875 = 5,875 ≈ 6 𝑅
Panjang Kelas (i)
= 𝐵𝐾 =
30 6
=5
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas
Frekuensi (𝒇𝒊 )
Frek. Kum. (𝒇𝒌 )
Batas Kelas Bawah
Nilai Tengah (𝒙𝒊 )
𝒇𝒊 . 𝒙𝒊
(𝒙𝒊 )𝟐
𝒇𝒊 . 𝒙𝒊 𝟐
63 – 67
3
3
62,5
65
195
4225
12675
68 – 72
4
7
67,5
70
280
4900
19600
73 – 77
5
12
72,5
75
375
5625
28125
78 – 82
6
18
77,5
80
480
6400
38400
83 – 87
9
27
82,5
85
765
7225
65025
88 – 92
2
29
87,5
90
180
8100
16200
93 – 97
1
30
92,5
95
95
9025
9025
Jumlah
30
-
2370
189050
99 Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata-rata (𝑋̅ ) , median (Me), modus (Mo), dan standar deviasi (S) nilai pretes ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut: a.
Rata-rata (𝑋̅) (𝑋̅) =
b.
∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖 2370 = = 79 𝑛 30
Median (Me) Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini 1
𝑀𝑒 = 𝑏 + 𝑃 (2
𝑛−𝐹 𝑓
)
dimana: b = batas bawah kelas median
= 77,5
P = panjang kelas
=5
n = banyaknya kelas
= 30
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median
= 12
f = nilai frekuensi kelas median
=6
1
𝑀𝑒 = 77,5 + 5 (2
30−12 6
)
= 77,5 + 2,5 = 80 c.
Modus (Mo) Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini 𝑀𝑜 = 𝑏 + 𝑃 (𝑏
𝑏1
1 +𝑏2
)
dimana: b = batas bawah kelas modus
= 82,5
P = panjang kelas
=5
𝑏1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya = 3 𝑏2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas berikutnya
=7
3
𝑀𝑜 = 82,5 + 5 (3+7) = 82,5 + (5𝑥0,3) = 82,5 + 1,5 =84 d.
Standar Deviasi (S) 2
∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖 2 ∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖 189050 2370 2 𝑆= √ −( ) = √ −( ) = √60,66 = 7,79 𝑁 𝑁 30 30
100 B.
Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen Uji normalitas menggunakan rumus kai kuadrat (chi square), yaitu: 𝑋2 = ∑
(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖 )2 𝐸𝑖
dimana: 𝑂𝑖 = frekuensi observasi 𝐸𝑖 = frekuensi ekspetasi (harapan) Kriteria pengujian nilai kai kuadrat didsarkan pada ketentuan berikut ini: a. Jika X2hitung ≤ X2tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (data terdistribusi normal) b. Jika X2hitung ≥ X2tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak (data tidak terdistribusi normal)
1.
Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol Kelas interval
Oi
53 – 57
5
58 – 62
4
63 – 67
4
Batas Kelas 52,5 57,5 62,5
68 – 72
8
78 – 82
3
-0,70
0,0714
72,5
0,33
0,1293
82,5
𝑿𝟐 Hitung
0,0684
2,052
3,2352
0,1327
3,981
0,00009
0,1866
5,598
0,4561
0,0579
1,737
0,9183
0,1730
5,190
1,5214
0,1108
3,324
0,0315
0,2368
7,104
2,3708
28,986
8,3334
0,3023
1,36
0,4131
1,88
0,6499 X2hitung
3 30
𝑬𝒊
0,2580
-0,18
0,85
Luas Z tabel
0,3907
67,5
77,5
Jumlah
-1,23
Nilai Z Batas 0,4591
3
73 – 77
83 – 87
Z Batas Kelas -1,74
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom tabel bantu tersebut adalah sebagai berikut: a.
Membuat tabel distribusi frekuensi
b.
Menentukan Z Batas Kelas dengan rumus: 𝑍= Dimana: 𝑋̅ = nilai rata-rata S = nilai standar deviasi
c.
Menentukan luas Z tabel Luas Z tabel masing-masing : a)
Kelas 53 - 57
𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 − 𝑋̅ 𝑆
101 Z = 0,0684 b) Kelas 58 - 62 Z = 0,1327 c)
Kelas 63 - 67 Z = 0,1866
d) Kelas 68 - 72 Z = 0,0579 e)
Kelas 73 - 77 Z = 0,1730
f)
Kelas 78 - 82 Z = 0,1108
g) Kelas 83 – 87 Z = 0,2368 d.
Menghitung nilai Ei (Frekuensi Ekspektasi) dengan menggunakan rumus: 𝐸𝑖 = ∑ 𝑓𝑖 × 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑍 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
e.
Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas berdasarkan rumus: 𝑋2 = ∑
(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖 )2 𝐸𝑖
f.
Menentukan jumlah kai kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas
g.
Menguji hipotesis normalitas Nilai X2tabel dengan derajat kebebasan (dk) = k-1 = 5-1 = 4 adalah 9,49. Untuk menguji normalitas data dibandingkan X2hitung dengan X2tabel, didapat bahwa 8,5334 < 9,49 atau X2hitung < X2tabel. Sehinggga Ha diterima dan Ho ditolak artinya Data Berdistribusi Normal.
102 2.
Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen Kelas interval
Oi
63 – 67
3
68 – 72
4
Batas Kelas 62,5 67,5
73 – 77
6
83 – 87
9
-0,83
0,2967
77,5
-0,19
0,0573
88 – 92
2
87,5
0,45 1,09
𝑬𝒊
𝑿𝟐 Hitung
0,0538
1,61
1,2001
0,1325
3,97
0.0002
0,2394
7,18
0,6619
0,1163
3,49
1,8051
0,1885
5,65
1,9862
0,0962
2,88
0,2689
0,0307
0,92
0.0069
0,1736 0,3621
92,5
1,73
0,4583
96,5
2,24
0,4890 X2hitung
1 30
Luas Z tabel
0,4292
72,5
82,5
Jumlah
-1,47
Nilai Z Batas 0,4830
5
78 – 82
93 – 96
Z Batas Kelas -2,12
5,9293
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom tabel bantu tersebut adalah sebagai berikut: a.
Membuat tabel distribusi frekuensi
b.
Menentukan Z Batas Kelas dengan rumus: 𝑍= Dimana: 𝑋̅ = nilai rata-rata S = nilai standar deviasi
c.
Menentukan luas Z tabel Luas Z tabel masing-masing : a)
Kelas 63 - 67 Z = 0,0538
b) Kelas 68 – 72 Z = 0,1325 c)
Kelas 73 – 77 Z = 0,2394
d) Kelas 78 – 82 Z = 0,1163 e)
Kelas 83 – 87 Z = 0,1885
f)
Kelas 88 – 92
𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 − 𝑋̅ 𝑆
103 Z = 0,0962 g)
Kelas 93 – 97 Z = 0,0307
d.
Menghitung nilai Ei (Frekuensi Ekspektasi) dengan menggunakan rumus: 𝐸𝑖 = ∑ 𝑓𝑖 × 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑍 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
e.
Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas berdasarkan rumus: 𝑋2 = ∑
(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖 )2 𝐸𝑖
f.
Menentukan jumlah kai kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas
g.
Menguji hipotesis normalitas Nilai X2tabel dengan derajat kebebasan (dk) = k-1 = 5-1 = 4 adalah 9,49. Untuk menguji normalitas data dibandingkan X2hitung dengan X2tabel, didapat bahwa 5,9293 < 9,49 atau X2hitung < X2tabel. Sehinggga Ha diterima dan Ho ditolak artinya Data Berdistribusi Normal.
104 C. Uji Homogenitas Data Hasil Posttest Perhitungan homogenitas yang dilakukan adalah homogenitas dua varians atau uji Fisher. Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui sama atau tidaknya varians-varians dua distribusi. Rmus homogenitas yang dilakukan adalah uji Fisher, dengan rumus: 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
2 𝑆12 𝑆𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 = 2 𝑆22 𝑆𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
dimana: 𝑆2 =
∑ 𝑓. 𝑋𝑖2 − (∑ 𝑓. 𝑋𝑖 )2 𝑛−1
Tabel Uji Homogenitas Data Hasil Posttes Statistik
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
S
9,64
7,79
92,92
60,68
2
S
F hitung
1,53
F tabel
1,88
Kesimpulan
Ho diterima, Ha ditolak (varians Homogen)
Untuk menguji homogenitas populasi, maka pnulis menepuh langkah-langkah sebagai berikut: 1.
Menentukan homogenitas Ho = data memiliki varians yang homogen Ha = Data tidak memiliki varians yang homogen
2.
Kriteria Pengujian a. Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima, yang berarti varians kedua populasi homogen b. Jika Fhitung > Ftabel, maka Ha diterima, yang berarti varians kedua populasi tidak homogen
3.
Jumlah Sampel N1 = 30 Jumlah sampel N2 = 30
4.
5.
Derajat kebebasan Penyebut (varians terkecil)
: dk2 = N-1 = 30-1 =29
Pembilang (varians terbesar)
: dk1 = N-1 = 30-1 =29
Menentukan nilai Ftabel Untuk Ftabel dengan dk1 = 29 dan dk2 = 29 pada taraf signifikansi 5% adalah 1,88
6.
Menentukan nilai Fhitung 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
2 𝑆12 𝑆𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 9,642 = = 1,03 2 = 2 7,792 𝑆2 𝑆𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
Karena Fhitung > Ftabel (1,53 < 1,88) maka Ha diterima dan dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok memiliki varians yang homogen.
105
D. Uji Hipotesis Data Hasil Pretest H0
Hipotesis statistik : : 1 2
Ha
:
1 2
Keterangan : H0 :
Hipotesis nol, tidak terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran virtual laboratorium terhadap pemahaman konsep fisika
Ha :
Hipotesis alternatif, terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran virtual laboratorium terhadap pemahaman konsep fisika
µ1 : Nilai rata-rata pemahaman konsep fisika siswa setelah diberikan pembelajaran virtual laboratorium µ2 :
Nilai rata-rata pemahaman konsep fisika siswa setelah diberikan pembelajaran konvensional Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pada hasil pretest siswa dari kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan uji normalitas yang dilakukan, diketahui bahwa data homogen dan berdistribusi normal. Untuk itu, perhitungan Hipotesis dilakukan uji statistik yaitu Uji-t, dengan taraf signifikansi 5%. Rumus Uji-t yang digunakan adalah : 𝑡0 =
𝑀1 − 𝑀2 𝑆𝐸𝑀1 − 𝑆𝐸𝑀2
Langkah-langkah perhitungan Uji-t sebagai berikut : ∑ 𝑓𝑥1
1.
Mencari mean yaitu : 𝑀 =
2.
Mencari Standar Deviasi, yaitu : SD = √
3.
Mencari Standar Error Mean, 𝑆𝐸𝑀 =
4.
Mencari Standar Error dari perbedaan mean 𝑆𝐸𝑀2−𝑚1 antara variabel, yaitu :
∑𝑓 n ∑ fx2 i −(∑ fxi )
2
n(n−1)
𝑆𝐷 √𝑁−1
𝑆𝐸𝑀2−𝑚1 = √(𝑆𝐸𝑀1 )2 + (𝑆𝐸𝑀2 )2 5.
Mencari “t” atau ” 𝑡0 ”, yaitu : 𝑡0 =
𝑀1 − 𝑀2 𝑆𝐸𝑀1 − 𝑆𝐸𝑀2
106 1.
Uji-t Posttest Kelompok Kontrol Tabel Perhitungan Uji-t Posttest Kelompok Kontrol No.
Xi
f
𝑿𝒊𝟐
f. Xi
f. 𝑿𝒊𝟐
1
53
3
2809
159
8427
2
56
2
3136
112
6272
3
60
4
3600
240
14400
4
63
2
3969
126
7938
5
66
2
4356
132
8712
6
70
3
4900
210
14700
7
73
5
5329
365
26645
8
76
3
5776
228
17328
9
80
3
6400
240
19200
10
83
3
6889
249
20667
30
47164
2061
144289
Jumlah Langkah-langkah : ∑ 𝑓𝑥1
a.
Mencari Mean =
b.
Mencari Standar Deviasi
∑𝑓
=
2061 30
= 68,7
n ∑ fxi2 − (∑ fxi ) SD = √ n( n − 1 )
2
30 × 144289 − 20612 = √ 30(30 − 1) 80949 = √ 870 = √93,04 = 9,64 c.
Mencari Standar Error Mean 𝑆𝐸𝑀 = =
𝑆𝐷 √𝑁 − 1 9,64 √30 − 1
=1,80
107
2.
Uji-t Pretest Kelompok Eksperimen Tabel Perhitungan Uji-t Pretest Kelompok Kontrol No.
Xi
F
𝑿𝒊𝟐
f.Xi
f. 𝑿𝒊𝟐
1
63
1
3969
63
3969
2
66
3
4356
198
13068
3
70
3
4900
210
14700
4
73
2
5329
146
10658
5
76
3
5776
228
17328
6
80
6
6400
480
38400
7
83
5
6889
415
34445
8
86
4
7369
344
29584
9
90
2
8100
180
16200
10
93
1
8649
93
8649
2357
187001
Jumlah
30
Langkah-langkah : ∑ 𝑓𝑥1
a.
Mencari Mean =
b.
Mencari Standar Deviasi
∑𝑓
=
2357 30
= 78,5
n ∑ fxi2 − (∑ fxi ) SD = √ n( n − 1 )
2
30 × 187001 − 23572 = √ 30(30 − 1) 54581 = √ 870 = √62,74 = 7,92 c.
Mencari Standar Error Mean 𝑆𝐸𝑀 = =
𝑆𝐷 √𝑁 − 1 7,92 √30 − 1
= 1,47
108 Mencari Standar Error dari perbedaan Mean 𝑆𝐸𝑀2−𝑚1 antar variabel, yaitu : 𝑆𝐸𝑀2−𝑚1 = √(𝑆𝐸𝑀1 )2 + (𝑆𝐸𝑀2 )2 = √(1,80)2 + (1,48)2 = √3,24 + 2,19 = √5,43 = 2,33 Mencari “t” atau ” 𝑡0 ”, yaitu : 𝑡0 =
𝑀1 − 𝑀2 𝑆𝐸𝑀1 − 𝑆𝐸𝑀2
𝑡0 =
78,5 − 68,7 2,33
𝑡0 =
9,8 2,33
𝑡0 = 4,20 df = (N1 + N2) – 2 = (30 + 30) – 2 = 58 , dengan α = 0,05, t tabel = 2,00 Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa
𝑡0 lebih besar dari ttabel yaitu 4,20 < 2,00, maka H0 ditolak dan Ha
diterima, hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai rata-rata pretest kelas eksperimen dan kelas control setelah diberikan perlakuan.
109
Nilai Pretest Kelas Kontrol (VIII.10) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Total %
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
C1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 17
0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 17
0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 16 66 55.00
1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 16
1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 12
0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 13
0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 12
0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 13
0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 12
0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 13
1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 14
0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 14
13 C2 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 16 237 46.47
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 18
0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 13
1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 11
c3 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 14
1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 17
0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 13
0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 15
1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 15
0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 15
0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 14
0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 15
1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18
0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 15 64 53.33
27
28 29 c4 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 13 16 15 67 44.66666667
30 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 12
jumlah 10 10 11 11 12 12 13 13 13 13 13 13 14 15 15 15 15 15 15 15 16 16 16 16 17 17 18 18 18 19
110
Nilai Pretest Kelas Eksperimen (VIII.5) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Total %
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
C1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 16
0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 17
1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 15 64 53.33
0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 16
0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 12
1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 14
0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 13
0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 14
0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 13
0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 15
1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 14
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 13
13 C2 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 16 242 47.45
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 16
1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 14
0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 13
c3 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 14
1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 16
0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 13
0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 14
1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 16
1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 14
0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 16
0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 15
1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 15
0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 15 60 50.00
27
28 29 c4 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 12 14 14 65 43.33333333
30 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 12
jumlah 10 10 10 11 11 12 12 13 13 13 13 14 14 14 15 15 15 15 15 16 16 16 16 16 17 17 18 18 18 18
111
Nilai Posttest kelas Kontrol (VIII.10) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Total %
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
C1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 21
1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 21
1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 20 82 68.33
0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 20
1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 19
1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 21
0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 18
0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 18
0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 21
0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 19
1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 22
0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24
13 C2 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 21 351 68.82
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 21
1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 20
0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 21
1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 20
c3 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 17
1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 21
1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 20
1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 20
1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 23
1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 23
1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 23
0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 21
0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 21
0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 21 83 69.17
28 c4 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 24 105 70
29
30
0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 19
1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
jumlah 16 16 16 17 17 18 18 18 18 19 19 20 20 21 21 21 22 22 22 22 22 23 23 23 24 24 24 25 25 26
112
Nilai Posttest kelas Eksperimen (VIII.5) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Total %
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
C1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 24
1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 25
1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 97 80.83
0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24
1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24
1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 26
0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 22
0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 24
0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 23
1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 22
0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26
13 C2 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 25 407 79.80
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 25
1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 24
1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 19
c3 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 20
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 25
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 25
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 25
1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 25
1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 24
0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 24
1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 25
0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 24 97 80.83
28 c4 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 22 108 72
29
30
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 23
1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 20
jumlah 19 20 20 20 21 21 21 22 22 23 23 23 24 24 24 24 24 24 25 25 25 25 25 26 26 26 26 27 27 28