Pengaruh Metode Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang
Oleh SEPTIA RAHAYU NIM: 1110011000022
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
ABSTRAK Septia Rahayu. NIM 1110011000022. Pengaruh Metode Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pemulang. Metode yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelasVIII-A dan kelas VIII-C SMP Al-Zahra Indonesia Pemulang. Kelas VIII-C sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan metode numbered head together (NHT) dan siswa VIII-A sebagai kelas kontrol dengan menggunakan metode puzzle. Instrument yang digunakan adalah tes hasil belajar. Soal tes hasil belajar yang digunakan sebanyak 30 soal berbentuk pilihan ganda dan setelah melalui proses uji validitas, terdapat 21 soal yang valid dengan reliabilitas 0,87 dan termasuk kategori tinggi atau dengan kata lain instrumen ini layak digunakan dalam penelitian. Teknik analisis data menggunakan metode statistik uji “t” (uji beda), untuk menguji hipotesis penelitian dilakukan konsultasi pada tabel distribusi “t” pada taraf signifikansi 0,05%. Temuan hasil penelitian ini adalah adanya pengaruh penggunaan metode numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fiqih siswa. Hal ini ditunjukan dari hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t diperoleh nilai thitung > ttabel yaitu 6,43 > 2,042 dengan taraf signifikasi 0,05 %. Selain itu di lihat dari hasil perhitungan post test kelas eksperimen yang menggunakan metode numbered head together (NHT) (nilai rata-rata 87) menunjukan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode puzzle (nilai rata-rata 78). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode mengajar di numbered head together (NHT) berpengaruh terhadap hasil belajar fiqih siswa. Kata kunci: Metode Numbered Head Together (NHT), fiqih, hasil belajar.
i
ABSTRACT Septia Rahayu. NIM 1110011000022. Effect of Method Numbered Head Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra Indonesian Junior Pamulang.. One characteristic of batik from Cirebon are not found anywhere else is the motive of "Mega Clouds", which is shaped like a cloud motif lumpy which usually form a frame on the main picture. Class VIII-C as an experimental class using numbered heads together (NHT) and the student class VIII-A as a control by using a puzzle. Instrument used is the achievement test. Achievement test used by 30 multiple choice questions of the test there are 21 questions were valid and reliability 0.87 including high category or in other words, these instruments are fit for use in research. Analysis using statistical methods test "t" (difference test), to test the hypothesis of the research carried out consultation on distribution table "t" at the significance level of 0.05%. The findings of this research is the influence of the use of methods of numbered heads together (NHT) on learning outcomes of students of fiqh. It is shown from the results of hypothesis testing using t-test obtained tcount> ttable ie 6.43> 2.042 with a significance level of 0.05%. In addition, in view of the results of post-test calculations using the experimental class were numbered heads together (NHT) (average value 87) showed higher values than the control class that uses puzzle method (average value 78). From this study it can be concluded that the method of teaching in the numbered head together (NHT) effect on student learning outcomes fiqh.
Keywords: Method Numbered Head Together (NHT), fiqh, learning outcomes.
ii
KATA PENGANTAR Asalam’alaikum Wr.Wb wr.wb Al-hamdu lilaahi rabibbil-‘aalamiin. Puji syukur atas rahmat, taufiq dan hidayaah-Nya yang telah memberikan kelapangaan kepada penulis sehinnga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Hanya kepada-Nya penulis memohon pertolongan dan kemudahan dalam segalaa urusan. Allahumma shali ‘alaa sayyidina Muhammad wa ‘alaa aali sayyidinaa Muhammad. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan dan suri tauladan umat manusia, Nabi Muhammad saw, makhluk mulia yang penuh dengan rasa cinta dan kasih sayang kepada sesama manusia dan membawa kita pada jalan yang di ridhai Allah swt. Dalam proses penyusunan skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Ibu Dr.Hj. Nurlena Rifa’i, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
2.
Bapak Dr. H. Abdul Majjid Khon, M.Ag. Kepala Jurusan Pendidikan Agama Islam.
3.
Ibu Marhamah Saleh, Lc,. MA. Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam,
4.
Bapak Tenenji, MA. Dosen Pembimbing yang selalu meluangkan waktunya untuk membimbing dan memotivasi kepada penulis.
5.
Bapak Ghufron, M.Pd. Kepala sekolah SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang.
6.
Bapak Kamil Arifin, M.Pd. Guru PAI di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang.
7.
Kedua orang tua tercinta ayahanda H. Marsudi dan Ibunda Hj. Kartini, terima kasih atas segala pengorbanan dan kasih sayang yang tercurahkan.
iii
Engkau telah ajarkan penulis tentang kebaikan, arti cinta, makna kehidupan dan kau telah mendidik penulis dengan penuh kasih sayang. 8.
Kakak dan adik tersayang Istrianingsih MK dan Ahmad Ridho Tamami MK, serta kakek Karyadi dan nenek Baiyah dan seluruh keluarga besar yang selalu memberikan dukungan kepada penulis secara moril maupun nonmoril.
9.
Sahabat-sahabatku yang aku sayangi, Rizki Alfandi, S.Pd.I; Imran Satria Muchtar, S.Pd.I; Umayroh, S.Pd.I; Cyinthia Aryani, S.Pd.I; Arief Budiman, S.Pd.i; Lia Lusiana, S.Pd; Heri Kiswanto, SE, Prada. Kukuh Yuda Pradana; Ela Widayadi, Am.Kep dan Lia Astriana, S.Pd yang selalu membantu penulis dan memberikan saran dalam menyelasaikan penelitian.
10.
Sahabat Sedulur Jawa, Alis Arsita, Endang Yuniasih, Suprapti, Siti Maesaroh, Uni Fadlilah dan Yuli Khusnia yang senantiasa membantu dalam menyelesaikan penelitian.
11.
Adik-adik SMP Al-Zahra Indonesian Pamulang yang telah mendukung proses berjalannya penelitian, Aura, Fatika, Thoric, Helen, Ecik, Rafael, Selin, Thiffah, Tatsa dan yang tidak bisa disebutkan satusatu.
12.
Serta teman-teman PAI Kelas A dan Kelas Fiqih angkatan 2010, Himpunan Mahasiswa Lampung, Kosan ceria, Krudung Ismatul Collection, Kursiwi, audelia, khozinatun Mazfufah dan tidak bisa disebutkan satu persatu tetapi tidak mengurangi rasa terimakassih penulis kepada kalian semua, I miss you forever all. Begitu panjang perjalanan untuk menempuh sebuah proses yang dinanti
untuk mendapatkan sebuah kebanggaan, lika-liku perjuangan, pengorbanan, harapan dan semoga pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, Amin. . Jakarta, 28 Agustus 2014 Wasalam,
Septia Rahayu iv
DAFTAR ISI SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SIDANG SKRIPSI ABSTRAK. ...................................................................................................... i ABSTRACT ..................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii DAFTAR ISI .................................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................ x DAFTAR GAMBAR. ...................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................... …… 1 B. Identifikasi Masalah ..................................................................... …… 8 C. Pembatasan Masalah .................................................................... …… 9 D. Perumusan Masalah Penelitian ..................................................... …… 9 E. Tujuan Penelitian ......................................................................... …… 9 F. Manfaat Penelitian ....................................................................... …… 9 BAB
II
KAJIAN
TEORITIK
DAN
PENGAJUAN
HIPOTESIS
PENELITIAN A. Deskripsi Teori ............................................................................. …… 11 1. Hakikat Belajar PAI………………………………………………..11 2. Hasil Belajar .......................................................................... …… 12
v
a. Pengertian Belajar. ............................................................ …… 13 b. Teori-teori Belajar. ............................................................ …… 14 c. Prinsip-prinsip Belajar. ..................................................... …… 16 d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar. .......... …… 18 e. Hasil Belajar. ..................................................................... …… 19 3. Medel pembelajaran Kooperatif learning ............................... ........ 20 a. PengertianPembelajaran.............................................................. 20 b. PengertianPembelajaran Kooperatif.................................. …… 23 c. Konsep Dasar Koopertif Learning…..………………………… 24 d. Unsur-Unsur Model Pembelajaran Koopertif Learing ……….. 25 e. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif Learning………………….… 26 f. Aturan dasar pembelajaran kooperatif Learning…….………… 26 g. Ketrampilan kooperatif Learning …………………………….. 27 h. Tujuan pembelajaran kooperatif Learning ……………………. 28 4. Metode Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)........ …… 29 a. Pengertian Metode (NHT). ................................................ …… 29 b. Langkah-langkah Penggunaan Metode NHT..................... …… 29 c. Kelebihan dan Kelemahan Metode NHT. .......................... …… 30 5.
Metode Pembelajaran Crossword Puzzle……………………….… 32
6.
Pengertian Mata Pelajaran Fiqih ……………………………….… 33
B. Hasil Penelitian yang Relevan. ..................................................... ….… 35 C. Kerangka Berfikir …………………………………………………….. 36 D. Hipotesis Penelitian …………………………………………..………. 39
vi
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... …… 40 B. Metode dan Desain Penelitian ...................................................... …… 40 C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................... …… 41 D. Variabel Penelitian ....................................................................... …… 42 E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... …… 42 F. Instrumen Penelitian...................................................................... …… 42 G. Uji Coba Instrumen. ...................................................................... …… 43 a. Uji Validitas. ........................................................................... …… 43 b. Uji Reliabilitas. ....................................................................... …… 44 c. Uji Taraf Kesukaran Soal. ....................................................... …… 45 d. Daya Pembeda. ........................................................................ …… 45 H. Teknis Analisis Data. .................................................................... …… 46 a. Uji Normalitas. ........................................................................ …… 46 b. Uji Homogenitas. .................................................................... …… 47 c. Uji Hipotesis. .......................................................................... …… 48 I. Hipotesis Statistik. ........................................................................ …… 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil SMP Al-Zahra Indonesia. ............................................................ 50 B. Uji Coba Instrumen. ............................................................................... 52 1. Validitas. ........................................................................................ 52 2. Reliabilitas. .................................................................................... 52 3. Tingkat Kesukaran. ........................................................................ 52
vii
4. Daya Pembeda. ............................................................................... 53 C. Deskripsi Data. ..................................................................................... 53 1. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada kelas eksperime.…. 53 2. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol . ...... 54 3. Data Hasil Belajar Fiqih Siswa. ..................................................... 55 a. Hasil Pre-Test kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol . .............. 55 b. Hasil Post-Test kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol . ............. 60 c. Perbandingan hasil pre-test dan post test kelas eksperimen dan kelas kontrol. ....................................................................................... 64 1. Hasil pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol). .............. 64 2. Hasil post test kelas eksperimen dan kelas kontrol. .............. 66 D. Uji Persyaratan analisis data. ............................................................... 67 1. Uji normalitas data. .................................................................. 67 2. Uji homogenitas data................................................................ 68 E. Pengujian hipotesis dan pembahasan ................................................... 69 1.
Uji Hipotesis Penelitian ........................................................... 69
2. Pembahasan hasil penelitian..................................................... 69 F. Keterbatsan penelitian. ......................................................................... 70 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan. ......................................................................................... 71 B. Impilikasi ............................................................................................. 71
viii
C. Saran .................................................................................................... 72 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... xii LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL Tabel 3.1
Tabel desain penelitian pre-test dan post test control group design ... 40
Tabel 3.2
Tabel matrik variable. ......................................................................... 42
Tabel 3.3
Tabel kriteria reliabilitas soal ............................................................. 45
Tabel 4.1
Tabel klasifikasi tingkat kesukaran butir soal
Tabel 4.2
Tabel klasifikasi tingkat daya pembeda ............................................. 53
Tabel 4.3
Tabel nilai Hasil pre-tes eksperimen .................................................. 55
Tabel 4.4
Tabel disribusi hasil pre-tes ekperimen .............................................. 57
Tabel 4.5
Tabel nilai hasil pre-tes kontrol .......................................................... 57
Tabel 4.6
Tabel disribusi hasil nilai pre-tes kontrol ........................................... 59
Tabel 4.7
Tabel nilai Hasil post-tes eksperimen................................................. 60
Tabel 4.8
Tabel disribusi hasil nilai pos-tes ekperimen ..................................... 61
Tabel 4.9
Tabel nilai post-tes kontrol ................................................................. 62
Tabel 4.10
Tabel disribusi hasil post-tes ekperiimen ........................................... 64
Tabel 4.11
Tabel keterangan diagran hasil pre-tes kelas ekperimen dan
52
kontrol................................................................................................ 65 Tabel 4.12
Tabel keterangan diagran hasil post-tes kelas ekperimen dan kontrol................................................................................................. 67
Tabel 4.13.
Tabel hasil uji normalitas pre-tes ekperimen dan kontrol .................. 67
Tabel 4.14
Tabel hasil uji normalitas post-tes ekperimen dan kontrol ................. 68
Tabel 4.15
Tabel hasil uji homogenitas ................................................................ 68
x
DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 Diagram frekuensi nilai pre-tes kelas ekperimen. ................................56 Gambar 4.2 Diagram frekuensi nilai pre- tes kelas control ......................................59 Gambar 4.3 Diagram frekuensi nilai post-tes kelas control. ....................................61 Gambar 4.4 Diagram frekuensi nilai post-tes kelas ekperimen. ...............................63 Gambar 4.5 Diagram frekuensi hasil pre-test kelas eksperimen dan kelas Control. ................................................................................................65 Gambar 4.6 Diagram frekuensi hasil post test kelas eksperimen dan kelas Control. ................................................................................................66
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Bab I Pasal I pendidikan adalah “Usaha sadar
dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlikan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.1 Menurut pasal tersebut jelas bahwa peserta didik dalam kegiatan belajar memerlukan bimbingan setiap saat. Baik oleh orang tua di rumah maupun oleh lembaga pendidikan yang ada dan perlu juga bagi seorang guru untuk membangun suasan kelas yang menyenangkan agar tidak monoton. Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi perkembangan peradaban manusia dalam suatu bangsa. Bangsa yang mempunyai peradaban maju adalah bangsa yang mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas, oleh karena itu agar bangsa Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, tentunya harus dilakukan suatu usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan tentunya berkaitan erat dengan peserta didik, guru, sistem pendidikan, metode yang digunakan, orang tua dan lingkungan. Bagi peserta didik, pendidikan sangatlah penting untuk masa depannya. Namun demikian pada kenyataanya banyak peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami dan mengerti tentang pelajaran yang meraka hadapi, bahkan ada pula yang memang acuh tak acuh selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini merupakan ujian terpenting bagi seorang guru. Perbaikan dan pembaharuan dalam bidang pendidikan perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan, sehingga dapat menghasilkan peserta didik yang 1
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Fokus Media, 2013), hal. 2
1
2
berkualitas. Peningkatan mutu pendidikan berkaitan erat dengan penyempurnaan proses belajar mengajar. Tingkat keberhasilan suatu proses pembelajaran dapat diamati dari dua sisi, yaitu tingkat pemahaman dan penguasaan materi yang diberikan oleh guru. Pemahaman peserta didik berhubungan dengan daya serap seorang peserta didik dalam pelajaran. Daya serap peserta didik adalah kemampuan atau kekuataan yang dimiliki seseorang untuk melakukan sesuatu, salah satunya yaitu untuk menyerap materi pembelajaran yang diberikan oleh guru dan proses belajar yang baik akan meningkatkan mutu pendidikan yang baik pula. Proses pembelajaran ialah suatu proses individu mengubah perilaku dalam upaya memenuhi tujuan dan kebutuhan hidupnya. Proses pembelajaran adalah sebuah aktivitas yang terpenting bagi manusia, alasannya yaitu: 1.
Individu akan merasakan adanya kebutuhan dan melihat tujuan yang ingin dicapai.
2.
Kesiapan (readiness) individu untuk mengetahui kebutuhan dan mencapai tujuan.
3.
Pemahaman situasi lingkungan.
4.
Menafsirkan situasi yaitu bagaimana individu melihat kaitan berbagai aspek yang terdapat dalam situasi.
5.
Tindakan balasan (respons).
6.
Akibat (hasil) pembelajaran.2 Dengan pendidikan diharapkan terciptanya manusia Indonesia yang bertakwa
kepada Tuhan, berakhlak mulia, berpengetahuan, cakap dan terampil agar nantinya dapat membangun kemajuan suatu bangsa. Hal ini sejalan dengan apa yang tencantum dalam Undang-Undang Sisdiknas yang tertuang pada Bab II pasal 3, ditegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang 2
Dany Haryanto dan Ratna Yudhawati, Teori-Teori Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Prestasi Pustaka,2011), cet.1, h.15-16
3
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kratif, mandiri, dan menjadi warga negara yang domokratis serta bertanggung jawab.3 Lewat pendidikanlah akan diwariskan nilai-nilai luhur yang dimiliki oleh bangsa tersebut, oleh karena itu pendidikan tidak hanya berfungsi untuk how to know, dan how to do, tetapi yang amat penting adalah how to be, bagaimana supaya how to be terwujud maka diperlukan transfer budaya dan kultur. 4 Dalam rangka menghasilkan peserta didik yang unggul dan dapat diharapkan, proses pendidikan juga senantiasa dievaluasi dan diperbaiki. Evaluasi dibutuhkaan untuk mengtahui sejauh mana perubahan itu tejadi melalui berbagai kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung. Pendidikan yang berorientasi pada kemampuan, penilaian juga harus
berorientasi pada penguasaan kemampuan
derajat tertentu, dan bukan pada kenaikan kelas, atau pada kelulusan. Evaluasi hasil belajar dilakukan atas hasil pengukuran dari penampilan siswa yaitu kemampuan yang didemostrasikan5. Keberhasilan suatu pendidikan juga dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang baik. Ada tiga hukum pembelajaran, yaitu: 1. Hukum hasil (law of effect), yang menyatakan bahwa hubungan antara rangsangan dan perilaku akan makin kokoh bila ada kepuasan dan semakin diperlemah bila terjadi ketidakpuasan. 2. Hukum latihan (law of exercise), yang menyatakan suatu rangsangan dan perilaku akan makin kokoh bila sering dilakukan latihan. 3. Hukum kesiapan (law of readiness) yang menyatakan bahwa hubungan rangsangan dan perilaku akan semakin kokoh bila disertai individu.6 Berbicara mengenai kepribadian guru yang menarik, Dr. Zakiah Daradjat menjelaskan bahwa guru adalah ”orang yang seharusnya dicintai dan disegani oleh muridnya. Penampilannya dalam mengajar harus meyakinkan karena tindak tanduknya akan diperhatikan oleh murid dan bisa saja akan ditiru karena sejatinya
3
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Op.Cit., h. 6 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media, 2004), Cet.1, h.9-10 5 Slameto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi aksara, 2001), cet III, h.5-7 6 Dany Haryanto dan Ratna Yudhawati. Loc. Cit. hal.17 4
4
guru adalah seorang yang digugu dan ditiru”. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru ia harus tabah dan tahu memecahkan berbagai kesulitan dalam tugasnya sebagai pendidik. Cukup banyak masalah yang memerlukan kesabaran dan ketabahan guru dalam menghadapi berbagai persoalan terhadap kegiatan mengajarnya. Salah satunya adalah dalam
cara-cara pengajaran atau metode
pengajaran, baik dari segi macam, kegunaan, ataupun penyesuaiannya.7 Menurut Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 mengenai Guru dan Dosen pada bab IV pasal 20 tentang kewajiban guru melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban : a.
Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelaajaran bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
b.
Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi , dan seni;
c.
Bertindak objektif dan tidak diskriminasi atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras dan konsidi fisik tertentu, atau status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;
d.
Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.8 Seperti yang tertuang pada UU Guru dan Dosen No.14 tahun 2005 jelas
disebutkan bahwa seorang guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang bermutu, meningkatkan kualitas pembelajaran, bertindak objektif dan bertidak seadil mungkin dalam proses pembelajaran salah satunya dalam pembagian kelompok diskusi dalam proses pembelajran. Salah satu indikator keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari pencapaian hasil belajar peserta didik. Keberhasilan peserta didik dalam belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Salah satu faktor eksternal yaitu metode pembelajaran, guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran harus mampu membuat siswa aktif dengan menerapkan berbagai metode pembelajaran 7
Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996),
hlm. 98. 8
Undang-Undang No. 14 Tahun 2005, Undang-Undang SISDIKNAS dan Undang-Undang Guru dan Dosen (Jakarta:Asa Mandiri, 2009), h. 61
5
aktif guna meningkatkan hasil belajar peserta didik. Faktor internal dalam belajar meliputi bakat, minat, motivasi, dan kemampuan peserta didik. Kemampuan awal merupakan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung. Keanekaragaman kemampuan peserta didik yang ada akan berpengaruh terhadap penguasan meteri pelajaran yang diajarkan guru di dalam kelas, dengan demikian guru diharapkan dapat memilih metode yang baik dan tepat sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan efektif. Berkaitan dengan kemampuan cara-cara mengajar, maka wajib bagi seorang guru mengetahui seluruh metode yang terdapat dalam pelaksanaan pengajaran yang dapat mengajak siswa lebih aktif . Contohnya yaitu dengan menggunakan metode The Power of Two, Numbered Head Thogether, Jigsaw Learning, Listening Team, Vidio Critic, Information Search, card Cort, Quiz Team, Everyone Is A Teacher Here, Poster Session, Mind Maps, Index Cart Match, Sticking To It dan masih banyak lagi jenis-jenis metode yang dapat digunakan sebagai sarana penyampaian materi agar tidak monoton. Akan tetapi suatu metode belum tentu sesuai digunakan pada materi yang sama dengan situasi yang berbeda. Guru harus memilih metode yang tepat dan sesuai agar pembelajaran tepat sasaran dan dapat mencapai indikator secara maksimal. Dalam satu kali pertemuan, guru dapat menggunakan beberapa macam metode, bergantung pada tujuan, materi, dan situasi peserta didik. Keserasian penggunaan metode ini sangat bergantung pada pengetahuan guru tentang metodologi yang diuji oleh pengalaman guru itu sendiri.9 Dalam pembelajaran gunakan teknik-teknik yang sesuai atau adaptasikan supaya sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan kita sebagai pemdidik. Tambahkan kreativitas yang sesuai dengan kemampuan kita, selain itu juga kita harus memperhatikan kesesuaian metode yang akan dipraktikkan supaya terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya terlalu banyak aktivitas yang terdapat dalam prosedur metode yang dapat membebani peserta didik dan juga buatlah petunjuk-petunjuk prosedur metode yang mudah dipahami. 9
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), hlm. 131.
6
Metode-metode yang sudah dipilih guru untuk suatu pengajaran dalam kenyataan
pelaksanaannya
kadang-kadang
bisa
meleset
sehingga
hasil
pengajarannya tidak maksimal. Jika ketidak maksimalan itu terjadi di luar perencanaan guru, maka perlu juga dilihat dari faktor lainnya. Bisa jadi ketidak maksimalan itu datang dari lingkungan atau suasana yang sudah tidak nyaman lagi, misalnya dari waktu jam belajar yang sudah terlalu siang, konsentrasi peserta didik yang berkurang akibat pelajaran yang berat di jam-jam awal, atau bahkan dari karakter peserta didik yang sangat “aktif” dalam pembelajaran sehingga kelas menjadi ramai dan tidak terkendali. Untuk itu guru harus berusaha memperkaya dirinya dengan pengetahuan metode pembelajaran dan mengganti metode yang kurang serasi itu dengan metode lain yang lebih sesuai.10 Penempatan peserta didik sebagai subjek belajar, sejatinya menjadikan diri mereka aktif dalam menyelesaikan materi yang ia hadapi di kelas yang akan berdampak pada pengalaman hidupnya di luar nanti. Pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama (SMP) siswa diberi berbagai macam pengetahuan dan keterampilan antara lain ilmu sains (IPA), ilmu social (IPS), Pendidikan Agama Islam (PAI) yang di dalamnya terdapat bab-bab mata pelajaran yang memang sengaja dipisahkan, salah satunya yaitu mata pejaran Fiqih yang mempelajari tentang cara-cara beribadah dan lain sebagainya. Pada Umumnya guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam mengajar dan menyampaikan materi masih didominasi metode ceramah walaupun dalam pembelajaran guru sudah menggunakan media pembelajaran yang sudah ada seperti power point maupun dengan demonstrasi. Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan di SMP AL-Zahra Indoesia di Pamulang, proses pembelajaran Fiqih di kelas VIII Al-Zahra Indonesia tahun pelajaran 2013/2014 menunjukkan bahwa pembelajaran Fiqih berlangsung secara monoton. Peserta didik kurang memahami konsep PAI dan cenderung hanya menghafal apa yang telah diberikan oleh guru. Sehingga hasil belajar peserta didik pun kurang maksimal. Kondisi pembelajaran Fiqih dianggap membosankan, maka diperlukan metode
10
Zakiah Daradjat, Op.cit., h. 101-102.
7
yang baru agar pembelajaran berlangsung secara efektif dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Penyajian kegiatan pembelajaran yang kurang bervariasi juga dapat menimbulkan kejenuhan siswa terhadap materi dan kegiatan pembelajaran. Interaksi guru dan peserta didik kurang berjalan secara fleksibel akan mempengaruhi tingkat kefokusan peserta didik dalam menangkap materi pelajaran, dalam arti guru lebih mendominasi proses pembelajaran dan siswa lebih banyak diam dan memperhatikan saja. Beberapa guru belum mengembangkan metode pembelajaran yang mengikutsertakan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini menyebabkan peserta didik cenderung pasif, kurang berkonsentrasi, dan kurang bekerja sama dengan peserta didik lain. Selain itu, perermasalahan yang sering muncul dalam pelaksanaan pembelajaran khususnya pada bidang studi Fiqih adalah kurangnya minat peserta didik dalam pembelajaran yang mengakibatkan kurangnya perhatian mereka terhadap pelajaran Fiqih yang memang banyak mempelajari tentang tata cara dalam beribadah dan terkesan berulang-ulang materinya serta meteri pun dapat mereka temukan di TPA tempat mereka mengaji. Hal ini juga dipengaaruhi kurangnya motivasi dari orang tua untuk menekankan pentingnya ilmu Fiqih bagi kehidupan peserta didik, pengulangan materi dari tingkat dasar hingga tingkat perguruan tinggi yang terkesan membosankan, metode penyampaian materi yang monoton dan kurang menarik dari guru, dan kurangnya pemanfaatan media dalam proses pembelajaran oleh guru, serta kurangnya pengetahuan guru dalam menggunakan media berbasis teknologi untuk menunjang proses pembelajaran. Untuk itulah perlu adanya metode pendamping selain metode ceramah dalam kegiatan pembelajaran PAI, Agar kegiatan belajar tidak terkesan monoton dan membosankan bagi siswa. Metode Numbered Head Together11 merupakan salah satu solusi untuk mengatasi masalah di atas. Metode NHT merupakan metode kooperatif untuk membantu peserta didik agar tetap fokus dan mau
11
Untuk penggunakan kalimat Numbered Head Together pada lembar-lembar berikutnya, penulis menggunakan singkatan NHT agar lebih mudah dalam penyebutan.
8
menyempaikan pendapat selama pembelajaaran berlangsung.12 NHT adalah salah satu metode pembelajaran dimana dalam tahap awal pelaksanaanya membentuk kelompok kecil di dalam kelas dan melakukan diskusi kelompok dengan masingmasing peserta didik diberikan nomor, setiap peserta didik mempunyai kesempatan untuk berkreasi kerena jumlah kelompok relative sedikit, sehingga peserta didik akan mempunyai kesempatan yang lebih untuk menyampaikan ide serta lebih mudah dalam berdiskusi dengan teman kelompoknya. Dalam penggunaan metode ini semua peserta didik dituntut untuk siap dalam menerima pelajaran karena guru akan memanggil acak nomor yang sudah diberikan kepada masing-masing peserta didik, peserta didik yang nomornya dipanggil harus maju kedepan mengerjakan soal yang diberikaan, hal ini untuk melatih kemampuan peserta didik dalam belajar mandiri serta menyampaikan hasil kerjanya kepada orang lain. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Pengaruh Metode Numbered Head Together terhadaap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang”
B. Identifikasi Masalaah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasi antara lain: 1. Kurangnya motivasi dari orang tua untuk menekankan pentingnya ilmu Fiqih bagi kehidupan siswa. 2. Kurangnya kreativitas guru dalam menghidupkan suasana kelas. 3. Kurangnya kerjasama yang dapat memicu para siswa menjadi pasif. 4. Pengulangan materi dari tingkat dasar hingga tingkat perguruan tinggi yang terkesan itu-itu saja. 5. Metode penyampaian materi yang monoton dan kurang menarik dari guru. 6. Belum populernya penerapan Model NHT. 12
Mel Silberman, Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2009), cet.6, hal. 106
9
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Pemilihan metode NHT dalam
pembelajaran fiqih di SMP Al-Zahra
Indonesia Pamulang. 2. Hasil belajar siswa pada semester genap tahun ajaraan 2014-2015.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut diatas, maka masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan metode NHT? 2. Bagainama hasil belajar setelah menggunakan metode NHT? 3. Apakah ada pengaruh pembelajaran yang metode NHT terhadap hasil belaajar fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan
permasalahan yang telah dikemukakan, maka tujuan
penelitiannya adalah untuk mengetahui pengaruh NHT terhadap hasil belajar pada mata pelajaran Fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang.
F. Manfaat Penelitian Pembelajaran dengan menggunakan penelitian Metode NHT ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitiaan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca untuk dijadikan referensi dan dapat menjadi solusi kepada peneliti dalam mengembangkan metode pengajaran khususnya untuk mata pelajaran PAI sehingga peneliti dapat menerapkan metode pengajaran yang lebih bervariasi kepada para siswa. 2. Secara Praktis
10
a. Bagi Peserta Didik 1) Menumbuhkan kerja sama serta rasa kebersamaan antar siswa. 2) Mengajak siswa untuk menjadi lebih aktif dalam proses belajar. 3) Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Fiqih. 4) Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan bervariasi serta dapat memperoleh pengalaman belajar. 5) Menumbuhkan rasa taanggung jawab pada setiap siswa. 6) Membuat siswas untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin dalam diskusi kelompok. b. Bagi Guru 1) Menambah wawasan tentang metode pembelajaran yang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. 2) Memberikan masukan mengenai medel pembelajaran kooperatif NHT. 3) Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya dalam menghidupakn suasana belajar di kelas. 4) Mendorong guru untuk mempersiapkan metode belajar yang bervariasi dalam setiap pembelajaran sehingga membuat belajar mengajar lebih menyenangkan. c. Bagi Sekolah Memberikan masukan yang bermanfaat bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses belajar mengajar mata pelajaran PAI khususnya dan mata pelajaran lain pada umumnya agar hasil ketuntasan menjadi meningkat. d. Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Memberikan masukan kepada peneliti lain mengenai metode NHT, sehingga dapat diteliti lebih lanjut mengenai metode pembelajaran ini.
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Deskriptif Teori 1. Hakekat Hasil Belajar PAI a. Pengertian Pendidikan Agama Islam Sebelum membahas tentang pendidikan agama Islam terlebih dahulu perludibahas tentang pengertian pendidikan itu sendiri. Para tokoh berbeda pendapat dalam mendefinisikan pendidikan. Perbedaan itu disebabkan karena masing-masing tokoh berbeda dalam memberikan tekanan-tekanan dan tinjauan terhadap pendidikan. Istilah pendidikan berasal dari kata didik dan memberikan awalan kata “Pe” dan akhiran “Kan” yang mengandung arti “Perbuatan”. Istilah pendidikan ini semua berasal dari bahasa yunani yaitu “Pedadogik” yang berarti bimbingan yang diberikan kapada anak. . Paedagogy berasal dari dua kata yaitu paedos yang berarti anak dan agoge yang berarti saya membimbing atau memimpin. Istilah ini kemudian diterjemahkankedalam bahasa Inggris dengan “Education” yang berarti pengenbangan anat bimbingan.13 Dalam pengertian yang sederhan, pendidikan sering dimaknai sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan, baik potensi jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan. Selain itu dalam pengertiaan yang umum, pendidikaan juga diartikan dengaan proses bimbingan, pengajaran dan pelatihan yang dilakukan oleh manusia kepada manusia lain dalam rangka pencapaian keedewasaan.14
13
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002 ), cet.Ke-4.hlm. 1 Wahdi Sayuti dan Zurinal Z, Ilmu Pendidikan Pengantar dan Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan, (Jakarta: Jakarta Press, 2006), cet.I, h.1-2 14
11
12
Secara terminology, para ilmuan mendefinisikan pendidikan dalam arti laus pada beberapa versi, salah satunya yaitu menurut Abdul Rahman An-Nahlawi mengartikan pendidikan “merupakan kegiatan yang betulbetul memiliki tujuan, sasaran, dan target”.15 Sedangkan pendidikan Islam menurut Zahkia Darajat adalah “ suatu usaha untuk membina dan mengasuh pesrta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup”.16 Dari beberapa pengertian yang dikemukan oleh beberapa ilmuan dalam mendefinisikan pendidikan dan pendidikan Islam, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa pendidikan agama Islam adalah suatu proses bimbingan dan bantuan secara sadar dan sengaja terhadap anak didik dengan berlandaskan kepada ajaran Islam dalam pertumbuhan serta perkembangan jasmani dan rohajinya. Pendidikan Agama Islam bukan hanya
sekedar
penambahan
pengetahuan
akan
tetapi
bagaimana
pengetahuan dan pelaksanaan yang telah didapatkan itu dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Pengertian hasil belajar secara etimologi terdiri dari dua kata yaitu kata “hasil” dan “belajar”, menurut kamus besar bahasa Indonesia kata “hasil” adalah sesuatu yang diperoleh dengan usaha. Sedangkan kata “belajar” adalah suatu perubahan dalam tingkah laku, perubahan itu dapat mengarah
15
Abdul Rahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat,(Bina Insani Press, 1995),h.21 16 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama islam Berbasis Kompetensi: Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), cet.ke3,h.130
13
kepada tingkah laku yang baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.17 Menurut Juliah, hasil belaajar adalah “segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat kegiatan belajar yang dilakukannya”. Dari pengertian diatas kita dapat simpulkan bahwa hasil belaajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setalah dilakukan melalui proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran.18 Hasil belajar merupakan istilah yang sudah lain dalam dunia pendidikan. Umumnya hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari pengertian belajar. Oleh karena itu akan dikemukakan masing-masing kedua kata.
a.
Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu bentuk perubahan atau pertumbuhan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-caraa tingkah laku baru berkat pengalaman dan latihan.19 Belajar juga dapat didefinisikan sebagai proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu, terjadi dalam waktu tertentu. Perubahan yang terjadi harus secara relative bersifat menetap (permanen) dan tidak hanya terjadi pada perilaku yang saaat ini Nampak, tetapi perilaku yang mungkin terjadi di masa yang mendatang. Perubahan yang terjadi disebabkan oleh pengalaman.20 Sehingga dapat dikatakan bahwa belajar adalah proses perubahan diri untuk memperoleh pengetahuan. Dan belajar merupakan hasil dari hal-hal yang dialami seseorang yang relatif tetap dalam diri seseorang tersebut. Pengertian belajar diatas sama halnya dengan pengertian belajar menurut James O. Whittaker, yaitu belajar dapat didefinisikan sebagai 17 18
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remadja Karya, 1984), h. 81
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Persindo, 2010), cet.III, h.14-15 19 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), cet.III, h.256. 20 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2008), cet. II, h.82
14
“proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman”.21 Adapun
beberapa pendapat lain tentang pengertian belajar yaitu
menurut Slameto yang mengemukakan belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”22 Dalam definisi ini dapat dipahami bahwa belajar harus menunjukan adanya perubahan perilaku yang disebabkan karena interaksi dengan lingkungan. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang, perubahan
tersebut
berupa
perubahan
pengetahuan,
pengalaman,
keterampilan, dan nilai sikap. Perubahan-perubahan tersebut bersifat tetap dan merupakan hasil pengalaman dan latihan dalam berinteraksi dengan lingkungan.
b.
Teori-teori belajar
Teori belajar meruapakn suatu perangkat prinsip-prinsip yang terorganisasi menganai peristiwa-peristiwa tertentu dalaam lingkungan. Karakteristik suatu teori ialah memberikan kerangka kerja yang konseptual untuk suatu informasi dan dapat prinsip yang dapat diuji. Fungsi teori dalam pendidikan ialah: a) Memberikan garis-garis rujukan untuk perencanaan pengajaran. b) Menilai hasil-hasil yang telah dicapai untuk digunakan dalam ruang kelas. c) Mendiagnosis masalah-masalah dalam ruang kelas. d) Menilai hasil penelitian yang dilaksanakan berdasarkan teori tertentu.23 21
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) , h. 104 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), cet.II, h.13 23 Dany Haryanto dan Ratna Yudhawati. op. cit,. cet. I, h.16 22
15
Teori belajar sangat banyak dan beraneka ragam beragam. Setiap teori yang dirumuskan berdasarkan kajian tentang perilakau dalam proses belajar. Kajian itu pada intinya menyangkut dua hal, yaitu: a) Konsep yang menganggap bahwa otak manusia terdiri atas sejumlah kemampuan potensial (daya-daya), seperti menalar, menginggat, menghayal, dan lain sebaagainya yang dapat di kembangkan oleh latihan. b) Konsep yang menganggap bahwa manusia merupakan suatu system energi yakni suatu system tenaga yang dinamis yang berupaya memelihara keseimbangan dalam merespon system energi lain sehingga ia dapat berinteraksi melalui rasa. System energi ini meliputi respun terhadap stimulus, motivasi, dan proses penalaran.24
Ada beberapa teori belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang mendukung pembelajaran dalam sistem pendidikan, yaitu antara; 1) Teori belajar yang di kemukakan oleh Ausubel belajar akan
menghasilkan manfaat bila peserta didik mencoba menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang dimilikinya. Menurut Ausubel, ”belajar bermakna merupakan suatu proses menghubungkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui peserta didik.”25 2) Teori Connectinism (Thorndike), belajar pada binatang yang juga
berlaku bagi manusia menurut Thorndike adalah trial and eror. Thorndike mengemukakan tiga prinsip atau hukum dalam belajar. Pertama, law of readiness, belajar akan berhasil apabila individu memiliki kesiapan untuk melakukan perbuatan tersebut. Kedua, law of exercise, belajar akan berhasil apabila banyak latihan, ulangan. 24
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Pers, 2008), h. 21 Trianto, Metode-Metode Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007), h. 25. 25
16
Ketiga, law of effect, belajar akan bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik.26 Berdasarkan beberapa teori belajar yang sudah dikemukakan di atas, seharusnya guru dapat menerapkan metode pembelajaran yang sesuai, sehingga dapat meningkatkan pemahaman peserta didik. Selain itu guru juga harus bisa membimbing siswa untuk dapat menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang dimilikinya. Selain itu dalam teori
belajar,
pengetahuan,
pengalaman maka
dalam
sangat
penting
penerapan
untuk
metode
perkembangan
seharusnya
lebih
menekankan aspek melihat dan mengalami langsung tentang materi pelajaran.
c.
Prinsip-prinsip Belajar
Salah satu tugas guru adalah mengajar. Dalam kegiatan mengajar ini tentu saja tidak dapat dilakukan sembarangan, tetapi harus menggunakan teori-teori dan prinsip-prinsip belajar tertentu agar bisa bertindak secara tepat. Prinsip-prinsip belajar diantaranya: a) Perhatian dan Motivasi Perhatian dan motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya. b) Keaktifan Sebagai “primus motor” dalam kegiatan pembelajaran maupun kegiatan belajar, siswa dituntut untuk selalu aktif memproses dan mengolah
26
perolehan
belajarnya.Untuk
dapat
memproses
dan
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2009), cet-5, h.169
17
mengolah perolehan belajarnya secara efektif, pebelajar dituntut untuk aktif secara fisik, intelektual, dan emosional. c) Keterlibatan langsung/berpengalaman Siswa dituntut untuk terlibat secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. Dengan keterlibatan langsung ini, secara logis akan menyebabkan mereka memperoleh pengalaman atau berpengalaman. d) Pengulangan Pengulangan masih diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Karena pengulangan dapat melatih daya-daya jiwa dan dapat membentuk respon yang benar dan membentuk kebiasaan-kebiasaan. e) Tantangan Dengan adanya tantangan siswa dituntut untuk memiliki kesadaran pada diri sendiri akan adanya kebutuhan untuk selalu memperoleh, memproses, dan mengolah pesan. Selain itu, siswa juga harus memiliki keingintahuan yang besar terhadap segala permasalahan yang dihadapinya. f) Balikan dan Penguatan Dengan adanya balikan dan penguatan siswa akan selalu memiliki pengetahuan tentang hasil (knowledge of result), yang sekaligus merupakan penguat (reinforce) bagi dirinya sendiri.27 g) Perbedaan Individual Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan yang lain. Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan siswa lain, akan membantu siswa menentukan cara belajar dan sasaran belajar bagi dirinya sendiri. Berdasarkan prinsip-prinsip belajar diatas, dapat disimpulkan bahwa dengan
adanya
prinsip-prinsip
belajar,
seorang
guru
dapat
mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan belajar siswa. Guru juga dituntut untuk memusatkan perhatian, mengelola, 27
4, h.4
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010). Cet,
18
menganalisis, dan mengoptimalkan hal-hal yang berkaitan dengan prinsipprinsip belajar tersebut. 28
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: a) Faktor Internal Siswa Adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang meliputi dua aspek, yakni: (1) Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) yang menyangkut keadaan jasmani individu, yaitu keadaan jasmani, keadaan fungsifungsi jasmani tertentu terutama panca indera. (2) Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah) yang berasal dari dalam diri siswa seperti kecerdasan/intelegensi, bakat, minat, sikap dan motivasi siswa. b) Faktor Eksternal Siswa Seperti halnya faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam, yakni faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial. Faktor sosial adalah hubungan antar manusia yang terjadi dalam berbagai situasi social, diantaranya yaitu keluarga, sekolah, teman dan masyarakat pada umumnya. Sedangkan faktor non sosial yaitu lingkungan alam dan fisik seperti keadaan gedung dan letaknya, rumah, ruang belajar, fasilitas belajar, buku-buku sumber dan sebagainya. c) Faktor Pendekatan Belajar Di
samping
factor-faktor
internal
dan
eksternal
siswa
sebagaimana yang telah dipaparkan di muka, factor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa tersebut. Seorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan
28
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. Op.Cit., h.53
19
pendekatan belajar deep misalnya, mungkin sekali berpeluang untuk meraih prestasi belajar yang bermutu daripada siswa yang menggunakan pendekatan belajar surface atau reproductive.29
e. Pengertian hasil belajar Pengertian hasil belajar yaitu kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar juga dapat diakatan sebagai pencaaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif,afektif, dan spikomotorik dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu. Selanjutnya Benjamin S. Bloon berpendaapat bahwa hasil belajar dapat dikelompokan kedalam dua macam yaaitu: (1) Pengetahuan terdiri dari empat kategori (2) Pengetahuaan ketrampilan.30 Sedangkan menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah “bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti”. Hasil juga dapat diartikan sebagai “sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dan lain sebagainya oleh usaha). Jadi jelas bahwa hasil itu adalah setelah adanya usaha yang dilakukkan seseorang”.31 Dari beberapa pengertian tersebut, dapat kita simpulkan bahwa hasil belajar yaitu perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
29
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011). Cet.ke 18, h. 129-136 30 Asep Jihad dan Abdul Haris, Op.Cit., h.14-15 31 Kamus besar bahasa Indonesia, (Jakarta: balai pustaka, 1996), h.343
20
3. Model Pembelajaran Kooperatif Learing a. Pengertian pembelajaran Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memeroleh perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman induvidu itu sendiri dalam interaksi lingkungannya.32 Proses Pembelajaran adalah suatu proses yang disengaja dirancang untuk menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam diri individu. Dengan kata lain hal ini bersifat eksternal daan sengaja dirancang untuk mendudkung terjadinya proses belajar internal dalaam diri individu. Aktivitas pembelajaran kana memudahkan terjadinya proses belaajar apabila mampu memdukung peristiwa internal yang terkait dengan pemrosesan informasi. Proses pembelajaran mempunyai tujuan agar siswa dapat mencapai kompetensi seperti yang diharaapkaan.33 Beberapa prinsip yang menjadi landasan pengertin tersebut ailah: 1) Pembelajaran sebagai usaha memperoleh perubahan perilaku. 2) Hasil pembelajaraan ditandai perubahan perilaku secara keseluruhan. 3) Pembelajaran merupakan suatu proses. 4) Pembelajaran adalah suatu pengalaaman.34 Rancangan pembelajaran hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Pembelajaran
diselenggarakan
dengan
pengalaman
nyata
dan
lingkungan otentik, karean hal ini diperlukan untuk memungkinkan seseorang berproses dalam belajar. 2) Isi pembelajaran harus didesain agar relevan dengan karakteriktik siswa. 3) Menyediakan media dan sumber belajar yang dibutuhkan. 4) Penilaian hasil belajar terhadap siswa secara formatif.35 32
Dany Haryanto dan Ratna Yudhawati. op. cit., h.14 Benny A. Pribadi, Model Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Dian Rakyat, 2011), cet.3, h.10-11 34 Dany Haryanto dan Ratna Yudhawati. op. cit., h.15 35 Asep Jihad dan Abdul Haris, Op.Cit., h.13-14 33
21
Hasil dari roses pembelajaran ialah perubahan perilaku individu. Individu akan memperoleh perilaku yang baru, menetap, fungsional, positif, disadari dan sebagainya. Perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran ialah perilaaku keseluruhan yang mencangkup aspek kognitif, konatif, afektif, dan motorik.36 Apabilaa dikaji secara mendalam, sebenarnya proses belajar mengajar merupakan dua peristiwa yang berbeda, tetapi keduanya memiliki hubungan yang sangat erat, bahkan terjadi interaksi dan keterkaitan yang saling mempengaaruhi daan menunjang satu sama lain. Pengertian mengajar adalah menyampaikan pengetahuan kepada siswa didik atau murid di sekolah. Sedangkan pengajaran adalah interaksi belajar-mengajar sebagai suatu system atau atau kegiatan mengajar. Pengajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan, yang dilaksanakan dengan menggunakan metode imposisi, dengan cara menuangkan pengetahuan kepada siswa. Tujuan utama pembelajaran ialah penguasaan pengetahuan. Pengetahuan bersumber dari perangkat ajaran yang disampaikan di sekolah.37 Nilai kultural dan kemajemukan bangsa merupakan akses kontekstual dalam pembelajaran dalam prinsip memperhatikan potensi daerah sebagai faktor penting dalam pendidikan. Berikut ini akan diuraikan sebagai berikut: 1) Konsep Dasar Pembelajaran Berpusat pada Siswa
a) Pembelajaran
merupakan
proses
aktif
peserta
didik
yang
mengembangkan potensi dirinya. Peserta didik dilibatkan ke dalam pengalaman yang difasilitasi oleh guru sehingga pelajar mengalir dalam pengalaman melibatkan pikiran, emosi, terjalin dalam kegiatan yang menyenangkan dan menentang serta mendorong prakarsa siswa. Model pembelajaran diskusi memecahkan masalah, 36
Dany Haryanto dan Ratna Yudhawati. op. cit., h.16 Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan KurikulumI,(bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2009), h.25-26 37
22
mencari informasi dari sumber alam sekeliling atau sumber-sumber sekunder buku bacaan dan pengalaman berupa permainan. Dari psroses pengalaman ini peserta memproduksi kesimpulan sebagai pengetahuan. Berbeda dengan pengajaran di mana siswa dapat memperoleh teks untuk dihafal atau mereproduksi. b) Pengalaman aktifitas siswa harus bersumber/relevan dangan realitas sosial, masalah-masalah yang berkaitan dengan profesi seperti petani, pedagang, politikus, berkaitan dengan masalahmasalah sosial seperti pelayanan umum, hak asasi manusia, gender, kemiskinan, keterbelakangan, dll. Pengalaman praktik itu berupa kegiatan berkomunikasi, bekerjasama, mengambil keputusan dan memecahkan
masalah
meengembangkan
.
pengalaman
kecerdasan
untuk
praktik
tersebutjuga
menemukan
masalah,
memecahkan masalah, dan menghargai prestasi pemecahan masalah. c) Di dalam proses pengalaman ini peserta didik memperoleh inspirasi dari pengalaman yang menantang dan termotivasi untuk bebas berprakarsa, kreatif, dan mandiri. d) Pengalaman proses pembalajaran merupakan aktivitas mengingat, menyimpan, dan memproduksi informasi, gagasan-gagasan yang memperkaya kemampuan dan karakter peserta didik.38 2) Makna Pembelajaran bagi Siswa a) Proses pembelajaran ini memrlukan refleksi mental sebagai proses kesadaraan mental dan kepribadian, kecerdasaan dan akhlak mulia. Pada hakikatnya proses pembelajaran merupakan aktivitas yang menghubungkan peserta didik dengan berbagai dan berkaitan dengan dunia nyata. Proses interpretasi menghasilkan pemahaman dan perolehan hasil pendidikan yang bersifat individual.
38
Utomo Dananjaya, Media Pembelajaran Aktif, (Bandung: Nuansa, 2010), h.27
23
b) Peserta didik memproduksi pengetahuan sendiri secara lebih luas, lebih dalam, lebih maju dengan modifikasi pemahaman terhadap konsep awal pengetahuan (prior knowledge). 3) Makna Pembelajaran bagi Pendidik a) Pendidik mengutamakan perbedaan individu daripada persamaanpersamaan dalam menentukan program-program pendidikan, didasarkan pada pandangan-pandangan bahwa individu adalah unik dan bergerak bebas menghadapi kondisi-kondisi personal dan sosial. b) Pendidik
secara
normal
memandang
peserta
didik
setara
(demokratis dan berkeadilan) dan memperoleh kesempatan yang setara pula dalam memperoleh ganjaran, intelektual, dan sosial secara adil (tidak diskriminasi).39
b. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Learing Pembelajran kooperatif merupakan model pembelajaran
yang
berorientasi pada tim (kelompok). Pada pembelajaran kooperatif ini peserta didik berada dalam kelompok kecil dengan anggota sebanyak kurang lebih 4 sampai 5 orang. Dalam belajar secara kooperatif ini terjadi interaksi antara anggota kelompok. Semua anggota kelompok. Semua anggota harus turut terlibat, karena keberhasilan kelompok ditunjang oleh aktivitas anggotanya, sehingga anggota kelompok saling membantu.40 Ada beberapa alasan mengapa belajar aktif perlu diterapkan, antara lain yaitu: 1) Karakteristik anak Pada dasarya anak dilahirkan dengan memiliki sifat ingin tahu dan imajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang miskin, anak orang kaya, anak Indonesia dan bukan Indonesia secara normal memiliki kedua 39
Utomo Dananjaya, Ibid., h.28- 29 Suderajat, Muslihuddin, dan Ujang hendara, Revolusi Mengajar, (Bandnung : HDP Press. 2012). hal. 59 40
24
hal tersebut. Sifat ingin tahu merupakan modal dasar baagi perkembangan sikap kritis, dan imajinasi bagi perilaku kreatif. 2) Hakekat belajar Belajar adalah proses menemukan dan membangun makna/pengertian oles si pembelajar terhadap informasi dan pengalaman yang disaring melalui persepsi, pikiran, dan pikiran si pembelajar. 3) Karakteristik lulusan yang dikehendaki Agar mampu bertahan dan berhasi dalam hidup, lulusan yang diingnkan adalah generasin yang peka, mandiri (termasuk kreatif), dan bertanggung jawab. Peka disini diartikan sebagai berfikir yang tajam, kritis, dan tanggap terhadap pikiran dan perasaan orang lain. Mandiri berarti berani dan mampu bertindak tanpa selalu tergantung pada orang lain. Bertanggung jawab berarti siap menerima akibat dari keputusan dan tindakan yang diambil.41
c. Konsep Dasar Koopertif Learing Dalam menggunakan model pembelaajaran, ada beberapa konsep dasar yang perlu diperhatikan, yaitu: (1) Perumusan tujuan belajar siswa harus jelas (2) Penerimaan yang menyeluruh oleh siswa tentang tujuan belajar (3) Ketergantungan yang bersifat pasif (4) Interaksi yang bersifat terbuka (5) Tanggung jawab individu (6) Kelompok bersifat heterogen (7) Interaksi sikap dan perilaku sosial yang positif (8) Tindak lanjtu (9) Kepuasan dalam belajar.42
41
Jamal Ma’mur Asmani, 7 Tips Aplikasi PAIKEM (pembelajaran aktif,kreatif, efektif dan menyenangkan), (Jogyakarta: DIVA Pers, 2011), h.75-76 42 Etin Solihatin dan Raharjo, Coopertif Learing Analisis Pembalajaran IPS, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet.4, h. 6-9
25
d. Unsur-Unsur Model Pembelajaran Koopertif Learing Roger dan David Johnson mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, ada lima unsur yang harus ada dalam model pembelajaran kooperatif, yaitu sebagai berikut: 1) Saling ketergantungan positif Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pendidik perlu menyusun tugas sedemikian rupa, sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lai bisa mencapai tujuan mereka. Selanjutnya guru mengevaluasi kerja setiap anggota kelompoknya. Dalam hal ini mau tidak mau setiap anggota harus merasa tanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar yang lain bisa berhasil. 2) Tanggung jawab perorangan Unsure ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur pembelajaran kooperatif, maka setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. 3) Tatap muka Dalam pembelajaran kooperatif setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Berbagai latar belakang siswa yang berbeda-beda akan menjadi modal memperkaya pengetahuan setiap anggota-anggota kelompok. 4) Komunikasi antar anggota Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan untuk mengutarakan pendapat. 5) Evaluasi proses kelompok
26
Guru harus menjadwalkan waktu khusus bagi kelompoknya untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja mereka agar dapat berjalan secara efektif.43
e. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif Learning Pembelajaran koopertif memiliki cirri-ciri sebagai berikut: 1) siswa bekerja dalam kelompok. 2) Anggota
kelompok
dibagi
secara
merata
dari
yang
berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi. 3) Sisteem penghargaan berorentasi kepada kelompok. 4) Jika memungkinkan dalam pembagian kelompok harus berbeda suku, budaya dan jenis kelamin. 5) Saling ketergantungan pasif 6) Tanggung jawab 7) Tatap muka. 8) Komunikasi antar kelompok. 9) Evaluasi kelompok. 10) Belajar dari teman sendiri dalam kelompok. 11) Siswa aktif.44
f. Aturan dasar pembelajaran kooperatif Learning Pembelajaran kelompok mempunyai aturan dasar, yaitu: 1) Siswa
tetap
berada
dalam
kelompoknya
selama
proses
pembelajaran berlangsung. 2) Siswa mengajukan pertanyaaan kepada kelompoknya sebelum menayakan kepada gurunya. 3) Siswa harus memberikan umpan balik pada ide-ide temannya dan siswa dianjurkan untuk menghindari memberikaan kritik.45 43
Suderajat, Muslihuddin, dan Ujang hendara, op.cit., h.60-62 Laksmi Dewi dan Masitoh, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), cet.1, h.233 44
27
g. Ketrampilan kooperatif Learning Sebagai suatu ketrampilan belaajar, ketrampilan kooperatif memiliki tingkat-tingkat, yaitu: 1) Ketrampilan kooperatif tingkat awal (a) Menggunakan kesepakan (b) Menghargai pendapat (c) Menggunakan suara pelan (d) Mengambil giliran dan berbagi tugas (e) Berada dalam kelompok (f) Berada dalam tugas (g) Mendorong partisipasi (h) Mengundang orang lain untuk berbicara (i) Menyelesaikan tugas tepat waktu (j) Menyebut nama orang memandang pembicara (k) Mengatasi gangguan (l) Menolong tanpa member jawaban (m) Menghormati perbedaan induvidu 2) Ketrampilan kooperatif tingkat menengah (a) Menunjukakan penghargaan dan empati (b) Mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara yang dapat diterima (c) Mendengarkaan secara aktif (d) Bertanya (e) Menggunakan pesan “saya” (f) Membuat ringkasan (g) Menafsirkan (h) Mengatur dan mengotganisasi (i) Memeriksa ketepatan (j) Menerima tanggung jawab 45
Suderajat, Muslihuddin, dan Ujang hendara, op.cit., h. 63
28
(k) Menggunakan kesabaran (l) Tetap tenang atau mengurangi ketegaangan 3) Ketrampilan kooperatif tingkat mahir (a) Mengelaborasi (b) Memeriksa secara cermat (c) Menanyakan kebenaran (d) Menganjurkan suatu posisi (e) Menetapkan tujuan (f) Berkompromi (g) Menhadapi masalah khusus.46
h. Tujuan pembelajaran kooperatif Learning Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran yang sangat penting, yakni: 1) Prestasi akademik Meskipun pembelajaram kooperatif mencangkup brbagai tujuan sosial, namun pembelajaraan kooperatif dapat juga digunakan untuk meningkatkan pretasi akademik. 2) Penerimaan akan keanakaragaman Efek penting ke dua dari model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan yang lebih luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan
ras,
budaya,
kelas
sosial,
kemampuan
dan
ketidakmampuannya. 3) Pengembangan ketrampilan sosial Efek penting ke tiga adalah mengajarkan kepada siswa ketrampilanketrampilan kerjasama dan kolaborasi.47
46 47
Suderajat, Muslihuddin, dan Ujang hendara , op.cit., h. 63-64 Suderajat, Muslihuddin, dan Ujang hendara , op.cit., h. 64-65
29
4. Metode Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) a.
Pengertian
Metode
Pembelajaran
Numbered
Head
Together (NHT) NHT adalah merupakaan pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebaagai alteranatif terhadap kelas tradisional. NHT yang dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1993, untuk melibatkan banyak siswa dalam menelaah materi yang tercangkup dalaam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadapa isi materi tersebut.48 Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagi ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka. Teknik ini juga digunakan dalam semua mata pelajaran dan semua tipe anak didik. Tujuan Tipe Kepala Berkelompok (Numbered Head Together) yaitu untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagi ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. 49 b.
Langkah-langkah Penggunaan NHT Tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran kopopertif tipe NHT adalah sebagai berikut (Lie, 2002 : 59-60): (a) Siswa dibagi dalam kelompok. (b) Guru
memberikan
tugas
dan
masing-masing
kelompok
mengerjakannya. (c) Kelompok memutuskan jawaban yang di anggap paling benar dan memastikann
setiap
anggota
kelompoknya
mengetahui
jawabannya.
48
Trianto,Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif Konsep Landassan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,(Jakarta: Kencana), cet.III, h.82 49 Suderajat, Muslihuddin, dan Ujang hendara, op.cit., h. 64-65
30
(d) Guru mengambil salah saat nomor. Siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kejra mereka.50 (e) Tanggapan dari teman yang lain, kumudian guru menunjuk nomor yang lain. (f) Membuat kesimpulan setiap kelompok. Pembelajaran koopertif tipe NHT juga dapat dimodifikafi menjadi tipe NHT. Teknik NHT ini memudahkan dalam pembagian tugas. Dengan teknik ini, siswa belajar melaksanakan tanggung jawab pribadinya
dalam
saling
keterkaitan
dengan
rekan-rekan
kelompoknya. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. c. Kelebihan dan Kekurangan Kooperatif Tipe NHT 1.
Kelebihan dari pembelajaran kooperatif tipe NHT, yaitu: a) Semua siswa mempunyai kesempatan yang sama biak dalam menjawab pertanyaan dari guru maupun mengungkapkan tugas yang diperolehnya. b) Siswa selalu mempersiapkan diri untuk memahami meteri yang dipelajarinya. c) Diskusi yang dilakukan dalam kelompok semakin bersungguhsungguh karena mempersiakan diri dalam memahami materi yang dipelajari. d) Terdapat totur sebaya (peer teaching) didalam kelompok.
2.
Kekurangan dari pembelajaran kooperatif tipe NHT Kekurangan dari pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah sebagai berikut : a) Ada kemungkinan guru memanggil nomor yang sebelumnya sudah dipanggil. b) Ada kemungkinan ada nomor yang sama sekali belum dipanggil.51
50
Suderajat, Muslihuddin, dan Ujang hendara, op.cit., h. 247-249
31
c) Terlalu banyak memakai waktu dalam mengkondisikan kelas. d) Terkadang di dalam pengelompokan terjadi kesenjangan antara yang pintar dan yang kurang pintar. e) Tidak menuntut kemungkinan jika di dalam tim hanya beberapa anggota yang bertanggung jawab dan mengerjakan tugasnya dengan baik.52 3.
Cara mengatasi kekurangan tersebut, penulis menambahkan cara mengatasi masalah tersebut yaitu: a) Dalam mengkondisikan kelas agar tidak banyak waaktu yang terbuang sia-sia, maka beri waktu mengkodisikan kelas baik dalam mencari teman kelompoknya, diskusi, menjawab pertanyaan, dan lain sebagainya. b) Bagi nomor yang sudah dipanggil maupun yang belum dipanggil, maka guru harus menandainya atau mencatatnya agar tidak terjadi kesalahan dalam memanggil nomor. c) Dalam pembagian anggota kelompok harus adil, sebagai guru pun harus mampu mengetahui kemampuan siswa-siswinya agar dalam pengelompokan tidak terjadi kesenjangan dalam pengelompokan. d) Agar semua anggota bertanggung jawab atas tugasnya, maka harus
ada
ketua
kelompok
yang
bertanggung
jawab
mengkordinir pekerjaan anggotanya. Selain itu juga sebagai ketua kelompok harus mencantumkan “siapa bertanggung jawab apa” di lembar kesimpulan yang mereka kerjakan.53
51
Suderajat, Muslihuddin, dan Ujang hendara, op.cit., hal. 247-249 Penulis menambahkan kekurangan dari metode Numbered Head Together 53 Penulis menambahkan cara mengatasi kekurangan dalam penggunaan metode NHT 52
32
5. Metode Pembelajaran Crossword Puzzle Mendesain tes uji pada tekaa-teki silang mengundang keterlibatan dan partisipati langsung. Teka-teki silang dapat diselesaikan secara individu atau secara tim. Prosedur pelaksanaaan Crossword Puzzle yaitu : 1) Mencurahkan gagasaan (brainstorming) beberapa istilah atau namanama kunci yang berkaitan dengan pelajaran studi yang telah diselesaikan. 2) Susunlah teka-teki silang sederhana, yang mencangkup item-item sebanyak yang didapatkan. Hitamkan kotak-kotak yang tidak diperlukan. (catatan : jika terlalu sulit untuk membuat tekaa-teki silang, deselangi dengan item-item yang menyenangkan, yang tidak berkaaitan dengan pelajaran). 3) Buatlah contoh-contoh item-item silang, gunakan di antara macammacam berikut ini : (a) Definisi pendek, contohnya : tes yang digunakan untuk menentukan reliabilitas (b) Kategori yang sesuai dengan item, contohnya : jenis gas (c) Lawan kata, contohnya : lawan kata dari haram 4) Bagikan teka-teki kepada peserta didik, baik secara individual maupun secara tim. 5) Tentukan batasan waktu. Serahkan hadian kepada individu atau tim dengan benda yang paling konkret.54 Metode pembelajaran aktif Crossword Puzzle dapat divariasikan sebagai berikut : (a) Perintahkan seluruh kelompok bekerja secara kooperatif untuk menyelesaikan teka-teki silang. (b) Sederhanakan teka-teki silang dengan menentukan satu kata yang menjadi kuncu untuk seluruh pelajaran. Tulislah teka-teki itu secara 54
Silberman , op.cit., h. 246-246
33
saling horizontal. Gunakan kata yang meringkas poin-pooin lain dalam sesi latihan dan susunlah kata itu secara vertical ke dalam kata kunci.55
6. Pengertian Mata Pelajaran Fiqih Secara bahasa fiqih berasal dari kata faqiha-yafqahu-fiqihan ( يفقه- فقه
فقها-) yang berarti mengerti atau faham.56 Atau bisa juga diartikan dengan pemahaman ( )ثفهمyang membutuhkan adanya pengerahan potensi akal, sebagaimana firman Allah Swt dalam QS. al Taubah (9): 122
Artinya: Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama.57 Sedangkan fiqih menurut istilah Fuqaha ialah “pengetahuan tingkat zanni (dugan kuat) tentang hukum Syariah yang berhubungan dengan tingkah laku manusia, pengetahuan itu berasal dari dalil-dalil hokum Syari’ah itu tersebut”.58 Dari definisi di atas, memberikan suatu pengertian bahwa definisi pertama memandang fiqih sebagai suatu ilmu yang menjelaskan masalah hukum, sedangkan definisi kedua memandang fiqih sebagai suatu hukum, sebab dwwi dalam keduanya terdapat kemiripan antara fiqih dipandnag sebagai ilmu dan fiqih sebagai hukum. Artinya, ketika ia dipandang sebagai ilmu, maka dalam penyajiannya diungkapkan secara deskriptif
55
Silberman , op.cit., h.247 A. Syafi’i Karim, Fiqih Ushul Fiqih, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), cet. 3, h. 11 57 Alqur’an dan terjemah, department Agama RI, Al-Hikmah, (Bandung: Diponegoro, 2010), h.205 58 Ibrahim Hosen,Fiqih Perbandingan Masalah Pernikahan,(Jakarta: Puataka Firdaus 2003), h. 5 56
34
deduktif, akan tetapi ketika ia dipandang sebagai suatu hukum, maka penyajiannya diungkapkan secara analisis induktif. Fiqih atau hukum Islam merupakan salah satu bidang studi Islam yang paling dikenal oleh masyarakat. Hal ini antara lain karena fiqih terkait langsung dengan kehidupan masyarakat. Dari sejak lahir sampai dengan meninggal dunia manusia selalu behubungan dengan fiqih. Karena sifat dan fungsinya, maka fiqih dikategorikan sebagai ilmu al hal, yaitu ilmu yang berkaitan dengan tingkah laku kehidupan manusia, dan termasuk ilmu yang wajib dipelajari, kerena dengan ilmu itu pula seseorang baru dapat melaksanakan kewajibannya mengabdi kepada Allah melalui ibadah salat, puasa, haji, dan sebagainya.
a. Ruang lingkup Pengajaran Fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia
Pamulang Didalam pembahasan ilmu fiqih, fiqih juga mempunyai adanya ruang lingkup yang mencakup pembahasannya diantara lain adalah: 1) Sujud syukur dan tilawah 2) Ketentuan puasa 3) Macam-macam puasa 4) zakat59
b. Manfaat Mempelajari Ilmu Fiqih Kegunaan mempelajari ilmu fiqih dirumuskan sebagai berikut: 1) mempelajari ilmu fiqih berguna dalam memberi pemahaman tentang berbagai aturan secara mendalam. Dengan mengetahui ilmu fiqih kita akan tahu aturan-aturan secara rinci mengenai kewajiban dan tanggung jawab manusia terhadap Tuhannya, dan hak serta kewajiban dalam bermasyarakat;
59
SK-KD semester genap tahun pelajaran 2014-2015
35
2) mempelajari ilmu fiqih berguna sebagai patokan untuk bersikap dalam menjalani hidup.Dengan mengetahui ilmu fiqih, kita akan tahu mana perbuatan-perbuatan yang wajib, sunnah, mubah, makruh, dan haram, mana perbuatan yang sah dan mana yang batal. Singkatnya dengan mengetahui dan memahami ilmu fiqih kita berusaha untuk bersikap dan bertingkah laku menuju kepada yang diridhoi Allah Swt. karena tujuan akhir ilmu fiqih adalah untuk mencapai keridhoan Allah dengan melaksanakan syari’at-Nya.60
B. Hasil Penelitian yang Relevan Selain penelitian langsung, penulis juga menggunaakan hasil penelitian lain, yaitu sebagai berikut : 1. Nurazizah (2010) yang berjudul “Peningkatan Minat dan
Hasil Belajar
Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaraan Kooperatif Metode Numbered Head Together di SMP Nusantara Plus Ciputat”. Peniltian menggunakan metode Penelitain Tindakan Kelas dengan perbedaan N-Gain pada siklus I yaitu 0,04, siklus II yaitu 0,5 dan siklus III yaitu 0,6.dari hasil penelitian diperoleh rata-rata 32,27. Sehingga terdapat peningkatan terhadap motivasi dan hasil belajar siswa. 2. Rizqiah (2012) yang berjudul “Peningkataan Hasil Belajar Siswa melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together ” pada Konsep Sistem Gerak Pada Manusia”. Peniltian menggunakan metode Penelitain Tindakan Kelas dengan siswa berjumlah 25 siswa dan dilaksanaakan dalam dua siklus. Dari hasil penelitian terdapat perbedaan hasil yaitu pada siklus I menujukan hasil 0,52 dan pada siklus II 0,64. Dari hasil tersebut daapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together dapat meningkaatkaan hasil belaajar siswa pada konsep Sistem Gerak pada Manusia.
60
A. Dzajuli, Ilmu Fiqih: Penggalian, Perkembangan, dan Penerapan Hukum Islam, (Jakarta: Kencana, 2012), h 31-32
36
3. Muhani (2013) yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pendekaatan Cooperatif Learning Teknik Numbered Head Together (NHT) pada Materi Hidup Rukun Kelas I di MII Idzotun Nasyiien Jakarta Timur”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kepada 28 siswa sebagai sampel. Pada siklus I diperoleh siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 7 siswa atau 25% sedangkan yang tuntas mencapai 21 atau 75%. Kemudian pada siklus II terdapat siswa yang mencapai KKM sebanyak 25 atau 85,71% dan terjadi peningkatan 10,71%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPS khususnya materi hidup rukun. 61 Pada hasil penelitian relevan di atas, peneliti mendapatkan kesimpulan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara metode NHT terhadap hasil belajar dan hasil penelitian diatas menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Karena dalam hasil ketiga penelitian tersebut menggunakan Penelitian Tindakan Kelas maka dari itu peneliti ingin peneliti hasil belajar siswa menggunakan metode penelitian quasi ekperimen dan dari beberapa penelitian yang peneliti baca penelitian yang dilakukan hanya meneliti mata pelajaran umum, maka dari itu peneliti ingin meneliti dalam mata pelajaaran Pendidikan Agama Islam khususnya pada materi Fikih bab macam-macam puasa.
C. Kerangka Berfikir Belajar merupakan usaha mengubah tingkah laku pada individu yang belajar dan perubahan itu menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku. Perubahan yang terjadi dalam hal adalah perubahan dalam pengertian yang positif yaitu perubahan yang memberikan dampak ke arah penambahan atau peningkatan suatu perilaku. Perubahan tingkah laku yang diharapkan dari belajar disebut hasil belajar.
61
2014
Sumber data diambil dari Perputakaan Utama berbentuk foto kopi pada Tanggal 5 Mei
37
Dalam proses belajar mengajar di kelas, cara seorang guru menyampaikan materi pelajaran sangat mempengaruhi proses belajar mengajar tersebut. Untuk itu guru dituntut kreatifitasnya dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Salah satunya adalah metode pembelajaran active learning. Pembelajaran kooperatif turut menambah unsur-unsur interaksi sosial pada proses pembelajaran. Dalam pembelajaran active learning siswa belajar bersama dalam kelompokkelompok kecil dan saling membantu satu sama lain, namun pembelajaran kooperatif tidak sekedar kerja kelompok biasa tetapi peran dan keaktifan siswa diutamakan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan dan mengembangkan pemikirannya. Pembelajaran active learning mempunyai banyak model, salah satunya adalah metode NHT. Dalam metode NHT siswa menggunakan dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok ditunun untuk mendiskusikan jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dengan metode NHT siswa harus berperan aktif dalam memjawab pertayaan yang mereka peroleh. Sehinga terciptalah suasana belajar yang menyenangkan. Pembelajaran metode NHT yang diterapkan diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa secara efektif, karena pembelajaran kooperatif memiliki beberapa kelebihan dalam mengembangkan potensi siswa, seperti terjadinya hubungan saling ketergantungan positif mengembangkan semangat kerja kelompok, dan semangat kebersamaan, serta menumbuhkan komunikasi yang efektif dan semangat kompetisi diantara anggota kelompok. Atas dasar inilah metode NHT diajukan sebagai permasalahan penelitan untuk diterapkan di dalam kegiatan pembelajaran dengan tujuan menghilangkan kejenuhan siswa dalam belajar ke arah pembelajaran yang lebih menciptakan interaktif sesama siswa, sehingga siswa dapat terlibat dalam proses belajar mengajar tidak hanya mendengarkan guru saja yang menerangkan materi pelajaran, melainkan siswa yang lebih berperan aktif dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian siswa dapat terdorong minat dan motivasinya untuk belajar yang pada akhirnya dapat
38
meningkatkan hasil belajar siswa. Bila semua itu dilakukan maka tujuan dari pembelajaran akan tercapai dan hasil belajar pun akan lebih baik. Sedangkan pembelajaran yang diterapkan di kelas kontrol ialah metode Puzzle. Masih banyak disekolah-sekolah para guru hanya menggunakan metodemetode klasik dalam pembelajaran yang pada akhirnya berdampak pada kejenuhan siswa dan tidak terjadi interaksi antara guru dengan murid. Pembelajaran fiqih bukan hanya mempelajari konsep-konsep semata yang megharuskan siswa untuk mendengarkan keterangan guru di papan tulis juga menjadikan buku satu-satunya sumber belajar sehingga pembelajaran terasa kurang kondusif padahal guru dituntutuntuk memiliki variasi-variasi pembelajaran yang lebih menyenangdapakan ketimbang hanya menggunkan metode-metode klasik. Dari sini kita dapat mengetahui adanya perbandingan antara metode NHT pada kelas eksperimen dengan metode Puzzle pada kelas control antara lain: 1.
Metode NHT lebih mendorong motivasi belajar siswa yang berdampak pada hasil belajarnya.
2.
Suasana belajar lebih menyenangka.
3.
Terjadinya interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa Dapat dilihat dari manfaat dan keuntungan dari metode NHT dibandingkan
dengan metode Puzzle yang diterapkan pada kelas control ini memberikan pengertian bahwa siswa dapat mengembangkan pola fikir dan pengetahuan mereka serta membuat suasana belajar lebih menarik ketika pembelajarn itu dilakukan dengan metode NHT. Setelah mengkaji teori-teori metode NHT dan hasil belajar serta keterkaitan teoritis keduanya peneliti berasumsi bahwa “diduga terdapat perbedaan hasil tes antara pembelajaran yang menggunakan NHT dengan pembelajaran yang menggunakan metode puzzle pada mata pelajaran Fiqih”.
39
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang didapat dari penelitian yaitu adanya pengaruh metode NHT terhadaap pembelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia rincian sebagai berikut : : Tidak ada pengaruh hasil belajar Fiqih kelas VIII dengan menggunakan metode mengajar kooperatif tipe NHT. : Ada pengaruh hasil belajar Fiqih kelas VIII dengan menggunakan metode mengajar kooperatif tipe NHT.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2013-2014 yaitu pada tanggal 20 Maret sampai tanggal 21 April 2014. Sedangkan untuk tempat penelitian yaitu di SMP Al-Zahra Indonesia alamat Jl. Vila Dago Bouevard Blok G Vila Dago, Pamulang, Tanggerang Selatan Banten 15416.
B. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen, metode ini dilakukan dengan memberikan perlakuan kepada subjek penelitian kemudian memberikan tes pada subjek penelitan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.62 Desain penelitian yang digunakan adalah satu kelompok eksperimen dengan pre-test dan post test (pretest-posttest control group design). Pada desain ini, menggunakan satu kelompok eksperimen atau satu kelompok kontrol. Kelompok eksperimen mendapatkan pre-test, perlakuan (treatment) dengan pembelajaran dan setelah itu diberi post test. Kelompok kontrol diberikan pre-test, perlakuan (treatment) dengan pembelajaran yang berbeda dengan kelas eksperimen dan setelah itu diberi post test. Desain penelitian dapat dilihat pada tabel diberikut ini: Table 3.1 Desain penelitian pre-test dan post test control group design Kelas
Pre-test
Treatment
Post-test
Eksperimen
T1
XE
T2
Kontrol
T1
XK
T2
62
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2009), h. 114
40
41
Keterangan: T1 : pre-test (tes hasil belajar sebelum mendapatkan perlakuan) T2 : post test (tes hasil belajar sesudah mendapatkan perlakuan) XE : treatment (perlakuan) pada kelas eksperimen yaitu menggunakan metode NHT XK : treatment (perlakuan) pada kelas kontrol yaitu menggunakan metode puzzle
C. Populasi dan Sample Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.63 Populasi juga dibedakan antara populasi target dengan populasi terukur atau “accessible population”.64 Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Al-Zahra Indonesia yang berjumlah 200 anak. terdiri dari 86 anak laki-laki dan 114 anak perempuan, sedangkan populasi terukurnya adalah siswa kelas VIII perempuan SMP Al-Zahra Indonesia yang berjumlah 93, terdidri dari 40 anak laki-laki dan 53 anak perempuan. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.65 Untuk pengambilan sampel penelitian ini ditentukan dengan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan dengan tujuan penelitian.66Dan yang menjadi sampel untuk kelas kontrol adalah kelas VIII C
yang berjumlah 30 anak terdiri dari 11 anak laki-laki dan 19 anak
perempuan dan kelas eksperimen adalah kelas VIII A dengan jumlah 30 terdiri dari 14 anak laki-laki dan 16 anak perempuan.
63
Sugiyono, op.cit., h. 80 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:Remaja Rodsakarya, 2011), cet ke-7, h.251 65 Sugiyono, op.cit., h. 118 66 Nana Syaodih Sukmadinata, Log.cit., h. 254 64
42
D. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.67 Ada dua variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu variabel metode mengajar NHT sebagai variabel bebas yang dilambangkan dengan (X) dan variabel hasil belajar Fiqih sebagai variabel terikat yang dilambangkan dengan (Y). berikut ini tabel variabel beserta lambangnya: Tabel 3.2 Matrik Variabel Variabel bebas
Variabel terikat
NHT (X)
Hasil belajar Fiqih (Y)
E. Teknik Pengumpulan Data Alat pengumpulan data yang digunakan adalah tes. Tes diberikan pada kedua kelompok sampel dengan pemberian tes yang sama, yang dilakukan pada awal (pre-test) dan akhir (post test) pokok bahasan materi yang telah dipelajari dan disusun berdasarkan silabus. Bentuk soal dapat berupa pilihan ganda dan uraian yang memuat aspek-aspek kemampuan siswa. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes tertulis yang berbentuk pilihan ganda. Untuk mengetahui kualitas pelaksanaan penerapan metode digunakan teknik observasi.
F. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar Fiqih. Tes hasil belajar yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pemahaman materi peserta didik setelah melaksanakan proses pembelajaran mata pelajaran Fiqih. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif yang berupa 67
Sugiyono, op.cit., h.38
43
pilihan ganda. Masing-masing item pada soal pilihan ganda terdiri dari 4 alternatif jawaban dengan satu jawaban yang benar. Soal yang digunakan dalam penelitian berjumlah 20 soal. Tes hasil belajar Fiqih diberikan setelah seluruh peserta didik mempelajari materi Fiqih dengan metode mengajar NHT dengan kisi-kisi tes terlampir di lampiran 3.
G. Uji Coba Instrumen Sebelum
diberikan kepada subjek penelitian, soal terlebih dahulu
diujicobakan pada peserta didik kelas IX SMP Al-Zahra Indonesia Vila Dago Pamulang. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui apakah soal tersebut memenuhi persyaratan seperti validitas, realibilitas, tingkat kesukaran maupun daya beda. a. Uji Validitas Validitas berasal dari kata valid yang artinya cocok atau sah, atau benar.68 Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.69 Untuk mengetahui setiap item soal memiliki validitas yang baik, maka setiap item soal dihitung validitasnya. Untuk mengukur validitas tes objektif dengan pilihan ganda, yaitu dengan menggunakan rumus korelasi poin biseral:70
√
Keterangan: = Angka indeks korelasi poin biseral = Mean (Nilai rata-rata hitung) skor yang dicapai oleh peserta tes (testee) yang menjawab betul, yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan.
68
Harianto dan Ismet Basuki, Asesmen Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), Cet I, h.23 69 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R& D, (Bandung: Alfabeta, 2009), cet.8, h.267 70 Anas Sudijono, Pengantar Statistik pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 258.
44
= Mean skor total, yang berhasil dicapai oleh seluruh peserta tes (testee). = Deviasi standar total (Deviasi standar dari skor total). = Proporsi siswa yang menjawab benar = Proporsi siswa yang menjawab salah Adapun Kriteria pengujiannya ialah: Antara 0,800 sampai dengan 1,00: sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,800: tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,600: cukup Antara 0,200 sampai dengan 0,400: rendah Antara 0,00 sampai dengan 0,200:s angat rendah71
b. Uji Reliabilitas Untuk memperoleh data yang dipercaya, instrumen penelitian yang digunakan harus reliabel. Reliabilitas adalah instrumen cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena data tersebut sudah baik. Dalam penelitian ini rumus yang digunakan adalah rumus K-R 20 sebagai berikut:
r11 = Keterangan: r11 = Reliabilitas soal secara keseluruhan (reliabilitas instrumen) k = Banyaknya butiran pertanyaan Vt = Varians total p = Proporsi siswa yang menjawab benar pada tiap butiran pertanyaan q = Proporsi siswa yang menjawab salah pada tiap butiran pertanyaan72 Adapun kriteria pengujiannya adalah:73
71
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara 2012) h.
89 72
Anas Sudijono, Pengantar Statistik pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008)., h. 115 73 . Sugiyono, op.cit., h.102
45
Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas Soal Reliabilitas
Kriteria
0,90-1,00
Sangat tinggi
0,70-0,90
Tinggi
0,40-0,70
Sedang
0,20-0,40
Rendah
0,00-0,20
Sangat rendah
c. Uji Taraf Kesukaran Soal Untuk mengetahui apakah soal tes yang diberikan tergolong mudah, sedang, atau sukar, maka digunakan rumus sebagai berikut :74
Keterangan : P
: Indeks kesukaran
B : Jumlah skor maksimal siswa yang menjawab benar JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria untuk indeks tingkat kesulitan adalah sebagai berikut: Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah
d. Daya Pembeda Menurut Suharsimi daya pembeda soal adalah ”kemampuan soal untuk membedakan antara peserta didik yang berkemampuan rendah dan peserta didik yang berkemampuan tinggi.” Rumus yang digunakan untuk daya pembeda adalah:
74
Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 223
46
Keterangan : D
: Daya Pembeda
BA : Jumlah skor maksimal kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB : Jumlah skor maksimal kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar JA : Jumlah skor maksimal kelompok atas JB
: Jumlah skor maksimal kelompok bawah
Klasifikasi daya pembeda: D
: 0,00 < D ≤ 0,20 = jelek (poor)
D
: 0,20 < D ≤ 0,40 = cukup (satisfactory)
D
: 0,40 < D ≤ 0,70 = baik (good)
D
: 0,70 < D ≤ 1,00 = baik sekali (excellent)75
H. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul, data dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Uji Normalitas 1. Uji Normalitas Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan yaitu uji kai kuadrat (chi square). Adapun prosedur pengujian adalah sebagai berikut: a) Perumusan hipotesis Ho : Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal Ha : Data berasal dari papulasi yang tidak berdistribusi normal b) Menentukan rata-rata.
75
Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 226-232
47
c) Menentukan standar deviasi d) Membuat daftar frekuensi observasi dan frekuensi ekspektasi (1) Rumus Banyak kelas K = 1 + 3,3 log (n), dengan n adalah banyaknya subjek. (2) Rentang (R) = skor terbesar - skor terkecil R (3) Panjang kelas (P) = K (4) Cari hitung dengan menggunakan rumus:76 ∑
(
)
Keterangan: = harga kai kuadrat (chi square) = frekuensi observasi = frekuensi ekspektasi e) Cari
tabel
dengan derajat kebebasan (dk) = banyak kelas (K) – 3 dan
taraf kepercayaan 95% atau taraf signifikansi (α) = 5% f) Kriteria pengujian: Jika X2hitung ≤ X2tabel, maka Ho diterima. Jika X2hitung ≥ X2tabe, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
b. Uji Homogenitas Populasi-populasi dengan varians yang sama besar dinamakan populasi dengan varians
yang homogen.77 Uji homogenitas dilakukan dengan
menggunakan uji Fhiser, menurut Sugiyono rumus uji Fhiser adalah sebagai berikut:
Keterangan:
76
Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), h.190 77 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: PT Tarsito Bandung, 2005), h.249
48
.78
Langkah-langkah pengujian homogenitas adalah sebagai berikut: 1) Mencari statistik hitung 2) Mencari statistik tabel 3) Membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel Jika Jika Hipotesis uji homogenitas:
c. Uji Hipotesis Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas, maka dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t. Rumus uji “t” yang digunakan adalah. 79
t=
̅
̅
dengan S = √
(
√
) (
(
) – )
Kriteria Pengujian tolak Ho jika t hitung >ttabel dan terima Ho jika : Keterangan :
̅
= rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
̅ = rata-rata hasil belajar kelas kontrol = jumlah siswa kelas eksperimen = jumlah siswa kelas kontrol = varians kelas eksperimen = varians kelas control
78 79
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: CV ALFABETA, 2007). h.140 Sugiyono, Ibid., h. 238-239
49
Setelah diperoleh nilai statistik hitung, kemudian mencari nilai dalam statistik tabel dengan taraf signifikansi α = 0.05. Selanjutnya membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel. Jika t hitung lebih besar daripada t tabel maka Hditolak dan Ha diterima, jika t hitung lebih kecil daripada t tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak. 80
I. Hipotesis Statistik Perumusan hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah: Ho: µ1 ≤ µ2 Ha : µ1> µ2 Keterangan: Hipotesis nol, tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar Fiqih dengan menggunakan metode NHT Hipotesis alternatif, terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar Fiqih dengan menggunakan metode NHT µ1 = Nilai rata-rata hasil belajar Fiqih yang telah diajarkan dengan metode NHT (kelas eksperimen) µ2= Nilai rata-rata hasil belajar Fiqih yang diajarkan dengan metode Puzzle (kelas kontrol).
80
Husaini, Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, (Jakarta: PT Bumi Aksara, ss2008), h.141-142
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil SMP Al-Zahra Indonesia
1. Sejarah Singkat Sekolah SMP Al-Zahra Indonesia didirikan pada tahun pelajaran 2007-2008 dan diselenggarakan dengan memperhatikan dan mematuhi ketentuanketentuan yang ada, baik ketentuan dari pemerintah maupun ketentuan yang ditetapkan oleh lembaga penyelenggara, yaitu Yayasan Umara. Sebagai suatu organisasi, yaitu organisasi persekolahan tentunya perlu diperkenalkan kepada berbagai kalangan, yaitu kepada
pemerintah,
masyarakat, organisasi penyelenggara sekolah, dan organisasi lainnya. Maka diperlukan identitas sekolah diumumkan dan diperkenalkan. SMP Al-Zahra Indonesia diselenggarakan oleh lembaga atau badan hukum, yaitu oleh Yayasan Untuk Masyarakat Sejahtera (Umara) yang didirikan pada tanggal 3 Maret 2000 di Pamulang. Yayasan Untuk Masyarakat Sejahtera (Umara) berbadan hukum berdasarkan akta notaris nomor 1, tanggal 3 Maret 2000 dan nomor 1, tanggal 2 Agustus 2000 yang dibuat dihadapan notaris Achmad Abid, Sarjana Hukum di Tangerang. Yayasan Umara menyelenggarakan sekolah-sekolah dengan memberi nama Al-Zahra Indonesia. Untuk Sekolah Menengah Pertama yang diselenggarakan bernama SMP
Al-Zahra Indonesia. SMP Al-Zahra
Indonesia berlokasi di perumahan Vila Dago, Benda Baru, Pamulang, Tangerang, Banten. SMP Al-Zahra Indonesia memperoleh izin operasional dari Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang. Izin operasional SMP Al-Zahra Indonesia ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tangerang, nomor: 421.3/737/Dis P & K/2007 tanggal 5 Desember 2007.
50
51
NSS atau Nomor Statistik Sekolah, ditetapkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tangerang, dengan surat tanggal 17 Desember 2007. Nomor
Pokok Sekolah Nasional SMP Al-Zahra
Indonesia 206 14346 Sekolah Al-Zahra Indonesia merupakan Anggota Klub Perpustakaan Indonesia (KPI). Tanda Keanggotaan, nomor: 4476/A/IX/KPI/2003., tanggal 10 September 2003. SMP Al-Zahra
Indonesia menjalani
akreditasi sekolah
yang
dilaksanakan oleh Badan Akreditasi Sekolah Kabupaten Tangerang berkisar pada tanggal 20 – 28 Agustus 2009.
2. Visi, Misi dan Motto a. Visi Visi Sekolah Al-Zahra Indonesia adalah membentuk generasi unggul yang memiliki IMTAQ dan menguasai IPTEK, Sehingga terbentuk manusia seutuhnya atau insan kamil. b. Misi Misi Sekolah Al-Zahra Indonesia adalah mengembangkan potensi (fitrah) peserta didik melalui pendidikan yang berkualitas dalam mewujudkan manusia yang beriman, berilmu dan berakhlak mulia serta tangguh dalam semua aspek kehidupan c. Motto Motto Sekolah Al-Zahra Indonesia sebagai motivasi bagi semua unsur yang ada di persekolahan agar dapat menjadikan Sekolah Al-Zahra Indonesia sebagai lembaga yang pendidikan menyenangkan, menarik, melekat
di
hati,
dambaan
dan
kebanggaan,
yang
disebut
dengan Learning is Fun.81
81
Data diperoleh dari bagian tata usaha SMP Al-Zahra Indonesia, berbentuk soft copy pada tanggal 27 September 2013
52
B. Hasil Uji Coba Instrumen 1. Validitas Berdasarkan hasil analisis butir soal dengan menggunakan program ANATES, dari 30 butir soal yang diberikan terdapat 21 soal yang valid, yakni nomor. 1, 2, 3, 5, 6, 8, 11, 12, 13, 14, 16, 18, 19, 20, 22, 23, 25, 27, 28, 29, dan 30. Untuk nomor soal yang tidak valid terdapat 9 butir soal, yakni nomor 4, 7, 9, 10, 15, 17, 21, 24, dan 26.
2. Reliabilitas Berdasarkan hasil perhitungan ANATES, diperoleh hasil bahwa nilai reliabilitas instrumen tes adalah 0,87. Nilai ini termasuk kategori tinggi atau dengan kata lain instrumen ini layak digunakan dalam penelitian.
3. Tingkat Kesukaran Berdasarkan perhitungan menggunakan program ANATES, dapat dilihat tingkat kesukaran pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Butir Soal Kategori
Nomor Soal
Jumlah Soal
Sangat sukar
-
-
Sukar
5
1
Sedang
2,3,8,9,11,12,13,18,19,20,21,26,29
13
Mudah
1,6,10,16,17,22,23,24,27,28,30
12
Sangat mudah
4,7,14,25
4
Jumlah item
30
53
4. Daya Pembeda Berdasarkan perhitungan menggunakan program ANATES, dapat dilihat daya pembeda pada tabel berikut: Tabel 4.2 Klasifikasi Tingkat Daya pembeda Kategori
Nomor Soal
Jumlah Soal
Jelek
2,3,5,8,9,11,12,13,17,18,22,23,27,29
14
Cukup
7,16,20,30
4
Baik
4,6,10,19,21,25,28
7
Baik Sekali
1,14,15,24,26
5
Jumlah item
30
C. Deskriptif Data Penelitian ini dilakukan di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang pada kelas VIII yang terdiri dari dua kelas sebagai sempel. Kelas VIII A sebagai kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan metode puzzle dan kelas VIII C yang diajarkan dengan Metode NHT. Materi pelajaran Fiqih yang diajarkan pada penelitian ini adalah Macammacam puasa dengan 2 kali treatment, untuk mengetahui hasil belajar kedua kelompok, setelah diberi perlakuan yang berbeda antara kelompok eksperimen dan kontrol lalu kedua kelompok tersebut diberikan tes berupa post-test. Sebelum tes tersebut diuji cobakan terlebih dahulu ke kelas IX yang sudah pernah mendapatkan materi tersebut. Setelah dilakukan uji coba dan dilakukan uji validitas dari 30 butir soal pilihan ganda yang diberikan terdapat 21 soal yang valid dan 9 soal yang tidak valid. 1. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pada Kelas Eksperimen Metode NHT Untuk kelas eksperimen (metode NHT) peneliti mengambil kelas VIII Jumlah siswa di kelas ini adalah 30 orang yang terdiri dari 11 anak lakilaki dan 19 anak perempuan. Tingkat kecerdasan di kelas ini cukup
54
merata, ini dibuktikan dengan nilai individu siswa hasil pre-test atau tes di awal pertemuan sebelum diberikannya materi. Hasil tersebut dapat di lihat dalam digram frekuansi 4.1 di bawah. Dalam penerapan metode NHT ini siswa dapat belajara secara kelompok dan saling membantu sau sama lain. Pelaksanaan metode NHT diawali dengan Numbering. Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil, kemudian guru mngajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh setiap kelompok dan harus menyatuka ide yang ada dalam kepala setiap anggota untuk mencari jawaban dari pertanyaan guru, yang terakhir yaitu guru memanggil nomor yang sama dalam setiap kelompok untuk menjawaab pertaanyaan sesuai yang diberiakan oleh guru.82
2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pada Kelas Kontrol Metode Puzzle Untuk kelas kontrol (metode Puzzzle) peneliti mengambil kelas VIII A. Jumlah siswa di kelas ini adalah 30 orang yang terdiri dari 14 anak lakilaki dan 16 anak perempuan. Tingkat kecerdasan di kelas ini cukup merata, ini dibuktikan dengan nilai individu siswa hasil pre-test atau tes di awal pertemuan sebelum diberikannya materi. Dan data hasil pre-test bisa dilihat di lampiran. Pada kelas control ini di awali dengan membagi siswa menjadi 2 kelompok yang di dalamnya terdapat 15 anggota. Kemudian guru menyampaikan materi secara ringkas dan setelah materi selesai di sampaikan, guru memberikan kesempataan kepada siswa untuk berdiskusi sesuai dengan tema. Setelah berdikusi selesai guru membagikan kertas karton yang sudah terdapat kotak Puzzle , kata-kata yang terdapat pada kertas karton dan clue. Setela semua sudah mendapatkan maka guru mengintruksikan agar menyusun dan menempel kata-kata yang sudah 82
Agus Supriyanto, Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Puataka Belajar, 2012), cet. IX, h.92
55
mereka dapat. Setelah selesai maka kertas karton di tempel dipapan tulis dan dikoreksi bersama-sama. Setelah semua kegiatan metode selesai guru memberikan post test untuk mengetahui hasilnya.83
3. Data Hasil Belajar Fiqih Siswa a. Hasil Pre-test Kelas Eksperimen (NHT) dan Pre-test Kelas Kontrol (Puzzle) Hasil nilai yang diperoleh siswa dari pre-test yang dilakukan pada kelas eksperimen (NHT) dan Pre-test Kelas Kontrol (Puzzle) dapat ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut: Tabel 4.3 Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen (VIII C) No
83
Nama
Nilai
1. Ahyani Bintang Saputra
30
2. Alif Fata Fadhlillah
50
3. Astari Abyan Putri
40
4. Belinda Alifa Rahma
70
5. Difla Azzahra
45
6. Dwi Chantyka Febriyanti
50
7. Fagan Rezka Azzadhiya
40
8. Hafiez Muzakky Laguni
65
9. Halim Ornest Asriandy Putera
55
10. Huuriyah La Thiffah Ervindra
60
11. Ilza Azhar Radya
70
12. Ilham Apriadi Nugraha
60
13. Ira Nur Widyanti
70
14. Kayla Vyandini Malaika
65
15. Larasati Widya Putri
80
Mel Silberman, Active Laerning 101 Strategi Pembelajaran aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2009), cet.6, h. 246
56
16.
Muhammad Ridwan
35
17.
Namira Nanda Azizah
80
18.
Pratama Afilla Nugraha
70
19.
Ratu Raniazahra Jonis
70
20.
Risda Ahwalia
55
21.
Salsa Ghassani Putri
75
22.
Viky Pahlevi
75
23.
Widya Ramadhiani
80
24.
Kania Mutiawati
75
25.
Sarah Ratu Annisa
80
26.
Rahesya Putera Syailendra
65
27.
Indah Ayu Fadillah
80
28.
Muhammad Rafli
75
29.
Mustika Zulaikha Rifjanti
80
30.
Nadya Firiza Salsabila
60
Nilai yang diperoleh siswa dari Pre test yang dilakukan pada kelas eksperimen (NHT) dapat ditunjukkan pada gambar berikut: Gambar 4.1 Diagram frekuensi nilai pre-test kelas eksperimen 10 8 6 4 2 Eksperimen
0 30-38
39-47
48-56
57-65
66-74
75-83
57
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Eksperimen No
Kelas Interval
Nilai Tengah
f
F. Kum
1
30-38
34
1
1
2
39-47
43
3
4
3
48-56
52
1
5
4
57-65
61
7
12
5
66-74
70
8
20
6
75-84
79
10
30
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas, dapat diketahui bahwa siswa yang paling banyak adalah siswa yang berkemampuan sedang, yaitu 7 orang siswa yang memperoleh nilai interval 57-65. Sedangkan siswa yang berkemampuan rendah ada 1 orang siswa yang memperoleh nilai pada interval 30-38. Dan siswa yang berkemampuan tinggi ada 10 orang siswa yaitu memperoleh nilai interval 75-84 Tabel 4.5 Nilai Pre-Test Kelas Kontrol (VIII A) No
Nama
Nilai
1
Adiva Aura Assyari
45
2
Alifia Rizqyka Fadhilah Syah
30
3
Daryl Moussa Utomo
35
4
Defira Septianie Prabowo
35
5
Fadhilah Ahmad Ramadan
30
6
Farras Alifa Shabira
45
7
Georgia Giugno Ariani H.
40
8
Gita Fitria Ramadani
45
9
Jasmine Putri Rafifa
45
58
10
Kirana Viki Ramadita
50
11
Muhammad Ariq Kautsar
45
12
Muhammad Athallaraja Aldiofano Suwandi
50
13
Muhammad Figo Revano
75
14
Muhammad Rafi Darmawan
45
15
Muhammad Raihan Agushar
75
16
Nafisah Fadhilah Rizki
50
17
Raisa Chairani
70
18
R. Raka Muharam Soerianata
65
19
Reyhan Savero Gadzra Putra
70
20
Rizky Mulia Triyono
70
21
Roro Asih Guminta
60
22
Shelintara Ikya Djauhari
70
23
Talitha Nabilla Uzlah
75
24
Zulfikar Hasyim Fauzie
70
25
Adisya Alzahra
70
26
Allya Valdatara Absy Putri
75
27
Mohammad Farhan . S. A
55
28
Mutia Rahma Muhtadin
75
29
Muhammad Daffa Achsana
50
30
Nalndho Prifarel Rahmatdani
70
Nilai yang diperoleh siswa dari Pre test yang dilakukan pada kelas kontrol (Puzzle) dapat ditunjukkan pada gambar berikut:
59
Gambar 4.2 Diagram frekuensi nilai pre-test pada kelas control 9 8 7 6 5 4 3 2 1
Kontrol
0 30-37
38-45
46-53
54-61
62-69
70-77
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol No
Kelas Interval
Nilai Tengah
F
F. Kum
1
30-37
33,5
3
3
2
38-45
41,5
4
7
3
46-53
49,5
2
9
4
54-61
57,5
5
14
5
62-69
65,5
7
21
6
70-77
73,5
9
30
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas, dapat diketahui bahwa siswa siswa yang berkemampuan sedang, yaitu 5 orang siswa yang memperoleh nilai interval
54-61. Sedangkan siswa yang
berkemampuan rendah ada 3 orang siswa yang memperoleh nilai pada interval 30-37. Dan siswa yang berkemampuan tinggi ada 9 orang siswa yaitu memperoleh nilai interval 70-77.
60
b. Hasil Post-test Kelas Eksperimen (NHT) dan Post-test Kelas Kontrol (Puzzle) Hasil nilai yang diperoleh siswa dari Post-test yang dilakukan pada kelas eksperimen (NHT) dan Post-test Kelas Kontrol (Puzzle) dapat ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut: Tabel 4.7 Nilai Post-test Kelas Eksperimen (VIII C) No
Nama
Nilai
1
Ahyani Bintang Saputra
95
2
Alif Fata Fadhlillah
75
3
Astari Abyan Putri
90
4
Belinda Alifa Rahma
85
5
Difla Azzahra
75
6
Dwi Chantyka Febriyanti
60
7
Fagan Rezka Azzadhiya
90
8
Hafiez Muzakky Laguni
80
9
Halim Ornest Asriandy Putera
85
10
Huuriyah La Thiffah Ervindra
95
11
Ilza Azhar Radya
100
12
Ilham Apriadi Nugraha
85
13
Ira Nur Widyanti
85
14
Kayla Vyandini Malaika
70
15
Larasati Widya Putri
90
16
Muhammad Ridwan
80
17
Namira Nanda Azizah
65
18
Pratama Afilla Nugraha
95
19
Ratu Raniazahra Jonis
100
20
Risda Ahwalia
95
21
Salsa Ghassani Putri
60
22
Viky Pahlevi
95
61
23
Widya Ramadhiani
95
24
Kania Mutiawati
85
25
Sarah Ratu Annisa
100
26
Rahesya Putera Syailendra
95
27
Indah Ayu Fadillah
85
28
Muhammad Rafli
100
29
Mustika Zulaikha Rifjanti
95
30
Nadya Firiza Salsabila
95
Nilai yang diperoleh siswa dari Post test yang dilakukan pada kelas eksperimen (NHT) dapat ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 4.3 Diagram frekuensi nilai post test pada kelas eksperimen 14 12 10 8 6 4 2 Eksperimen
0 60-66
67-73
74-80
81-87
88-94 95-101
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Eksperimen No
Kelas Interval
Nilai Tengah
F
F. Kum
1
60-66
62
2
2
2
67-73
69
2
4
62
3
74-80
76
4
8
4
81-87
83
6
14
5
88-94
90
3
17
6
95-100
97
13
30
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas, dapat diketahui bah\wa siswa yang berkemampuan sedang, yaitu 6 orang siswa yang memperoleh
nilai
interval
81-87.
Sedangkan
siswa
yang
berkemampuan rendah ada 2 orang siswa yang memperoleh nilai pada interval 60-66. Dan siswa yang berkemampuan tinggi ada 13 orang siswa yaitu memperoleh nilai interval 95-100. Tabel 4.9 Nilai Post-Test Kelas Kontrol (VIII A) No
Nama
Nilai
1
Adiva Aura Assyari
70
2
Alifia Rizqyka Fadhilah Syah
100
3
Daryl Moussa Utomo
75
4
Defira Septianie Prabowo
55
5
Fadhilah Ahmad Ramadan
85
6
Farras Alifa Shabira
65
7
Georgia Giugno Ariani H.
70
8
Gita Fitria Ramadani
85
9
Jasmine Putri Rafifa
70
10
Kirana Viki Ramadita
65
11
Muhammad Ariq Kautsar
85
12
Muhammad Athallaraja Aldiofano Suwandi
55
13
Muhammad Figo Revano
75
14
Muhammad Rafi Darmawan
90
15
Muhammad Raihan Agushar
95
63
16
Nafisah Fadhilah Rizki
60
17
Raisa Chairani
85
18
R. Raka Muharam Soerianata
50
19
Reyhan Savero Gadzra Putra
85
20
Rizky Mulia Triyono
70
21
Roro Asih Guminta
85
22
Shelintara Ikya Djauhari
90
23
Talitha Nabilla Uzlah
90
24
Zulfikar Hasyim Fauzie
75
25
Adisya Alzahra
90
26
Allya Valdatara Absy Putri
95
27
Mohammad Farhan . S. A
80
28
Mutia Rahma Muhtadin
95
29
Muhammad Daffa Achsana
50
30
Nalndho Prifarel Rahmatdani
100
Nilai yang diperoleh siswa dari Post test yang dilakukan pada kelas kontrol (Puzzle) dapat ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 4.4 Diagram frekuensi nilai post test kelas kontrol 10 8 6 4 2 Kontrol
0 50-58
59-67
68-76
77-85
86-94
95-103
64
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Hasil Post-test Kelas Kontrol No
Kelas Interval
Nilai Tengah
F
F. Kum
1
50-58
53,5
2
2
2
59-67
62,5
3
5
3
68-76
71,5
5
10
4
77-85
80,5
4
14
5
86-94
89,5
10
24
6
95-103
98,5
6
6
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas, dapat diketahui bahwa siswa yang berkemampuan sedang, yaitu 4 orang siswa yang memperoleh
nilai
interval
76-84.
Sedangkan
siswa
yang
berkemampuan rendah ada 2 orang siswa yang memperoleh nilai pada interval 50-58 dan siswa yang berkemampuan tinggi ada 6 orang siswa yaitu memperoleh nilai interval 94-103. c. Perbandingan Hasil Pre-test dan Post test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 1. Hasil Pre-test Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan hasil skor pre-test
kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat diperoleh rekapitulasi hasil skor pre-test eksperimen dan kelas kontrol pada gambar berikut:
kelas
65
Gambar 4.5 Hasil pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol 90 80 70 60 50
pre-test eksperimen
40
pre-test kontrol
30 20 10 0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Keretangan: Garis vertikal menunjukkan jumlah nilai dan garis horizontal menunjukkan siswa, yaitu dengan rincian sebagai beriku:
Tabel 4.11 Keterangan Diagram Hasil pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol Nilai
Pre-test NHT
Pre-test Puzzle
5-10
-
-
11-20
-
-
21-30
1
2
31-40
3
3
41-50
3
10
51-60
5
2
61-70
8
8
71-80
10
5
30
30
Jumlah
66
Dari diagram di atas, terlihat bahwa nilai pre-test sebagaian besar siswa pada kelas eksperimen memperoleh nilai antara 71–80 sebanyak 10 siswa atau sebesar 33% begitu juga pada kelas kontrol sebagian besar siswa memperoleh nilai antara 41-50 sebanyak 10 siswa atau sebesar 33%. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan sebagian besar nilai pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda. 2. Hasil Post-test Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan hasil skor post test kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat diperoleh rekapitulasi hasil skor post test
kelas
eksperimen dan kelas kontrol pada gambar berikut:
Gambar 4.6 Hasil post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol 120 100 80 Post test eksperimen
60
post test kontrol 40 20 0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Keretangan: Garis vertikal menunjukkan jumlah nilai dan garis horizontal menunjukkan siswa, yaitu dengan rincian sebagai beriku:
67
Tabel 4.12 Keterangan Diagram Hasil post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol Nilai
Post-test NHT
Post-test Puzzle
40-60
2
5
60-80
6
10
80-100
22
15
30
30
Jumlah
Dari diagram di atas, terlihat bahwa nilai post test sebagaian besar siswa pada kelas eksperimen memperoleh nilai antara 80-100 sebanyak 22 siswa atau sebasar 66 % begitu juga pada kelas kontrol sebagian besar siswa memperoleh nilai antara 80-100 sebanyak 10 siswa atau sebesar
45%. Berdasarkan hasil analisis distribusi
frekuensi nilai post test kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan distribusi frekuensi nilai post test kelas kontrol.
D. Pengujian Persyaratan Analisis 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengukur tingkat normalnya suatu data dalam penelitian. Adapun data yang dianggap normal adalah L hitung < L tabel. Pada penelitian ini, uji normalitas akan diproses menggunakan Chi-Square sehingga hasilnya dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol Variabel
Pretest Eksperimen
Jumlah
Taraf
Lhitung
Ltabel
Sempel
Signifikan
(Lh)
(L t )
30
0,05
9,78649
15,1
Keterangan
Normal
68
Pretest
30
Kontrol
0,05
12,1301
15,1
Normal
Tabel 4.14 2. Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen Variabel Post-test Eksperimen Post-test Kontrol
Jumlah
Taraf
Lhitung
Ltabel
Sempel
Signifikan
(Lh)
(L t )
30
0,05
7,514579
15,1
Normal
30
0,05
13,7984
15,1
Normal
Keterangan
2. Uji Homogenitas Uji homogenitas yang dilakukan adalah uji fisher. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai varians pretest kelas eksperimen adalah 12,6956 dan varians pretest kelas kontrol adalah 12,069. Sehingga diperoleh nilai Fhitung 1,0519 dengan taraf signifikan
= 0,05 untuk dk 30 dan dk penyebut = 30 maka didapat
Ftabel 1,840872 maka karena F hitung pada pretest kelas kontrol dan eksperimen 1,0519 < 1,840872 dari F tabel maka Ho diterima jadi kedua distribusi populasi adalah mempunyai varians yang sama atau Homogen. Sedangkan diperoleh varians nilai diperoleh nilai varians posttest kelas kontrol adalah 14,716 dan varians postets kelas eksperimen adalah 11,621. Sehingga diperoleh nilai Fhitung 1, 603 dengan taraf signifikan
= 0,05 untuk dk 30 dan dk penyebut = 30 maka
didapat Ftabel 1,84087 maka karena F hitung pada posttest kelas kontrol dan eksperimen 1,603 < 1,84087 dari F tabel maka Ho diterima jadi kedua distribusi populasi adalah mempunyai varians yang sama atau Homogen. Tabel 4.15 Hasil Uji Homogenitas Pretest Varians Eksperimen
Kontrol
Taraf Signifikan
F-hitung
F-tabel
Keterangan
0, 05
1,0519
1,840872
Homogen
69
12,6956
12,069
Tabel 4.16 Hasil Uji Homogenitas Post-test Varians
Taraf Signifikan F-hitung
Eksperimen
Kontrol
11,621
14,716
0, 05
1,603
F-tabel
Keterangan
1,84087
Homogen
E. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan 1. Uji Hipotesis Penelitian Setelah uji prasyarat dilakukan dan diketahui bahwa dua kelas berdistribusi normal dan homogen, maka pengujian selanjutnya adalah pengujian hipotesis dengan uji-t. Dari data hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata posttest kelas eksperimen ̅ 1 = 86,7 dengan varians
= 12
sedangkan untuk kelas varians kontrol diperoleh nilai rata-rata ̅
= 78
dengan varians
= 15. Ho menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang
signifikan antara metode NHT dengan hasil belajar dengan menggunakan ujit. Bedasarkan pengujian nilai rata-rata hasil belajar Fiqih dengan menggunakan uji-t, diperoleh harga t hitung = 10,23 . Dengan taraf signifikan = 0,05 dan derajat kebebasan (db = 60 ) diperoleh nilai t tabel = 2,042. Sehingga t hitung berada diluar penerimaan Ho atau dengan kata lain Ho ditolak. Dengan rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran aktif NHT lebih tinggi dari pada siswa yang diajarkan dengan metode Puzzle.
2. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan sebelumnya diperoleh bahwa Ho ditolak. Dengan demikian, Hipotesis alternative (Ha) yang
70
menyatakan hasil belajar Fiqih siswa yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran aktif NHT lebih tinggi dari pada siswa yang diajarkan menggunakan metode pembelajaran Puzlle pada taraf signifikan 0,05. Artinya, sebelum diterapkan metode pembelajaran aktif NHT kegiatan belajar mengajar masih terfokus oleh guru dalam menjelaskan dan pada kesimpulan akhir. Siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Akan tetapi setelah diterapkan metode NHT untuk kelas eksperimen proses pembelajaran lebih aktif dan kreatif dibanding kelas kontrol yang menggunakan metode Puzzle. Hal ini terbukti dengan beberapa faktor, diantaranya siswa lebih semangat dengan adanya metode NHT ini tumbuhnya semangat belajar dan perhatian yang lebih serius, serta mengurangi rasa kejenuhan. Sebagaimana hasil yang telah dijelaskan diatas, dijelaskan bahwa Ha diterima sehingga terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar Fiqih siswa dengan menggunakan metode NHT dengan menggunakan metode Puzzle pada bab macam-macam puasa.
F. Keterbatasan Penelitian Penulis menyadari penelitian belum sempurna, dikarenakan penelitian ini mempunyai keterbatasan diantaranya : 1. Penelitian ini hanya ditujukan pada mata pelajaran Fiqih pada pokok bahasan macam-macam puasa, sehingga belum bisa digeneralisasikan pada pokok pembahasan yang lain. 2. Sarana prasarana sekolah yang kurang memadai guru untuk menggunakan Metode NHT. 3. Alokasi waktu yang kurang sehingga diperlukan persiapan dan pengaturan kelas yang baik. 4. Hasil penelitian ini tidak dapat menampilkan proses pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, karena peneliti tidak menggunakan alat perekam dan hanya menggunakan foto untuk mengabadikan proses belajar tersebut.
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dari pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan metode mengajar NHT berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukan dari hasil perolehan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t, diperoleh harga t hitung = 10,23 dan t tabel = 2,042 . dengan demikian karena t hitung(10,23 ) > t tabel (2,042) maka H₀ ditolak. Selain itu di lihat dari hasil perhitungan post test kelas eksperimen yang menggunakan metode NHT (rata-rata 87), menunjukan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode Puzzle (rata-rata 78), dengan demikian nilai rata-rata hasil belajar fiqih siswa yang diajar dengan metode NHT secara signifikan lebih tinggi dari pada siswa yang diajarkan dengan metode Puzlle. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan hasil belajar kognitif antara kelompok siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode NHT dengan kelompok siswa yang diajarkan dengan metode Puzlle pada mata pelajaran fiqih materi Macam-Macam Puasa.
B. Implikasi Secara keseluruhan metode NTH memberikan pengaruh lebih besar dari pada pembelajaran Puzzle. Oleh karena pentingnya metode NHT sangat menentukan kualitas hasil belajar, maka diharapkan dalam pelaksanaan pendidikan metode NHT dapat dijadikan rujukan dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah selain mata pelajaaran Fiqih. Berdasarkan kesimpulan diatas yang menyatakan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai ratarata hasil belajar siswa kelas kontrol. Dan mempunyai implikasi sebagai berikut. Pertama, bahwa keterampilan seorang guru dalam menggunakan metode ketika proses pembelajaran perlu dikembangkan tidak hanya pada mata pelajaran umum 71
72
akan tetapi juga pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Kedua, sarana dan prasarana yang telah disediakan oleh pihak sekolah seharusnya dimanfaatkan secara optimal agar penerapan metode dalam proses pembelajaran dapat terlaksana dengan mudah.
C.
Saran Berdasarkan kesimpulan di atas dan pengalaman dalam proses belajar
mengajar yang terjadi selama penelitian, maka penulis dapat memberikan saransaran sebagai berikut: 1. BagiSekolah Adanya kerjasama dalam hal perizinan pembelajaran NHT, adanya buku sumber untuk menunjang proses pembelajaran, adanya fasilitas untuk dokumentasi, dan disediakan fasilitas LCD untuk mempermudah siswa dalam mempresentasikan hasil observasi. 2. Bagi Guru Guru harus lebih bisa mengkondisikan kelas, informasi tentang pembelajaran NHT harus lebih jelas dan guru harus lebih memperhatikan kondisi kelas. 3. Bagi Siswa Siswa harus lebih mengerti etika dan disiplin dalam pembelajaran di NHT, ketika melakukan tugas kelompok tidak saling mengandalkan satu sama lain dan adanya dokumentasi ketika proses pembelajaran di NHT. 4. Bagi Peneliti Lain Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode NHT tetapi dalam indikator yang berbeda misalnya dikaitkan antara metode NHT terhadap motivasi belajar siswa atau terhadap perubahan perilaku siswa.
DAFTAR PUSTAKA Abdul, An-Nahlawi Rahman. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat. Bina Insani Press, 1995. Abdul, Majid., Dian Andayani. Pendidikan Agama islam Berbasis Kompetensi: Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006. Ahmadi, Abu. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta, 2007. Alqur’an dan terjemah, department Agama RI. Al-Hikmah. Bandung: Diponegoro, 2010 Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara 2012. Asmani, Jamal Ma’mur. 7 Tips Aplikasi PAIKEM (pembelajaran aktif,kreatif, efektif dan menyenangkan. Jogyakarta: DIVA Pers, 2011 Bahri Djamarah, Syaiful. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2008. Cet.2. Dananjaya,Utomo. Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Nuansa, 2010. Daradjat, Zakiah. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1996. Darajat, Zakiah. Methodik Khusus untuk Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Daulay, Haidar Putra. Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia. Jakarta: Prenada Media Cet.1 Dimyati., Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Dzajuli, A. Ilmu Fiqih: Penggalian, Perkembangan, dan Penerapan Hukum Islam. Jakarta: Kencana, 2012. Hamalik, Oemar. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2009. Harianto., Ismet Basuki. Asesmen Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014. Haryanto, Dany ., Ratna Yudhawati. Teori-Teori Psikologi Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011.
xii
Hosen, Ibrahim. Fiqih Perbandingan Masalah Pernikahan. Jakarta: Puataka Firdaus, 2003. Jihad, Asep., Abdul Haris. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Persindo, 2010. Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: balai pustaka, 1996 Karim, Syafi’i. Fiqih Ushul Fiqih. Bandung: Pustaka Setia, 2011. Masitoh dan Dewi, Laksmi. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009. Cet.1 Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Pers, 2008 Muslihuddin, dkk. Revolusi Mengajar. Bandnung : HDP Press. 2012. Neni Iska, Zikri. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan. Jakarta: Kizi Brother’s, 2008. Cet. 2. Pribadi, A, Benny. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat, 2011. Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Karya, 1984. Raharjo dan Solihatin, Etin. Coopertif Learing Analisis Pembalajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 2002. Cet .4. Sayuti, Wahdi dan Z, Zurinal. Ilmu Pendidikan Pengantar dan Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan. Jakarta: Jakarta Press, 2006. Cet.1 Silberman, Mel. Active Laerning 101 Strategi Pembelajaran aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2009. Cet.6 Slameto. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara, 2001. Cet.3. Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Sudijono, Anas. Pengantar Statistik pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008. Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: PT Tarsito Bandung, 2005. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Penerbit Alfabeta, 2009. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R& D. Bandung: Alfabeta, 2009. Cet.8.
xiii
Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV ALFABETA, 2007. Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009. Cet-5 Supriyanto, Agus. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Puataka Belajar, 2012. Susetyo, Budi. Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: PT Refika Aditama, 2010. Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011. Cet.ke 18 Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994. Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif Konsep Landassan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Kencana. Cet.3. Trianto. Metode-Metode Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007. Uman, Husaini dan Akbar, Purnomo Setiady. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 2008 Undang-Undang No. 14 Tahun 2005. Undang-Undang SISDIKNAS dan UndangUndang Guru dan Dosen. Jakarta: Asa Mandiri, 2009. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Fokus Media, 2013.
xiv
xv
xvi
xvii
xviii
xix
xx
xxi
Lampiran 1
DATA SISWA SMP AL-ZAHRA INDONESIA Kelas: VII A No.
Nama Siswa
Panggilan
L/P
Rafa
L
Almira
P
1.
Akhmad Rafa Al Farabi
2.
Almira Zahranabella
3.
Dea Penia
Dea
P
4.
Dio Rahmandika
Dio
L
5.
Hanif Alana Abigail
Hanif
L
6.
Kalingga Raihandinan Nugroho
Lingga
L
7.
Muhammad Farras Absy Putra
Farras
L
8.
Muhammad Farriez Ariqafitra
Farriez
L
9.
Nadira Amadea
Dira
P
10.
Naufal Billah Siregar
Billah
L
11.
Raina Zahira Agushar
Raina
P
12.
Reksa Adzanta Sati
Reksa
L
13.
Reza Nurfaisa Pratomo
Reza
L
14.
Salsabila Vanessa
Chacha
P
15.
Talitha Dinda Gunawan
Talitha
P
16.
Zahra Nurfida Putri Apriandanda
Zahra
P
17.
Zidane Rafif Ramzaki Ardian
Zidane
L
Panggilan
L/P
Ariq
L
Audrey
P
Dea
P
Kelas: VII B No.
Nama Siswa
1.
Ariq Haykal Yusuf
2.
Audrey Madina Rais
3.
Claudia Delira
4.
Fania Salsabila
Fani
P
5.
Kembang Menur Kemala
Menur
P
6.
Muhammad Adib Habibi
Abi
L
7.
Muhammad Reyhan Rafatullah Indrawan
Rafa
L
8.
Nurina Kaffawati Nur Trivansyah
Ririn
P
9.
Putri Alifya Kinanti Erlangga
Putri
P
10.
Rakha Adhyasta Pradana
Rakha
L
11.
Ramzy Darmawan Garcia
Ramzy
L
12.
Revi Kharizki Omardi
Revi
L
13.
Sergio Ikram Fernandes
Ikram
L
14.
Shalmma Aulia Putri
Uli
P
15.
Wisnu Andari Raharjo
Wisnu
L
16.
Yasmira Ratu Maharani Mahdiyah
Yasmira
P
17.
Zhafira Nisya Arini
Fira
P
Kelas: VII C No.
Nama Siswa
Panggilan
L/P
1.
Afiqah Hanifatus Syifa
Fiqa
P
2.
Anugrah Diodharma
Dio
L
3.
Chaliza Aziz
Iza
L
4.
Fadhila Salsabela
Abel
P
5.
Fatikha Ayunda Rahmi
Tikha
P
6.
Helenagnes
Helen
P
7.
Liqsa Khairunnisa
Ica
P
8.
Maghfira Citra Ayundafarisa
Ecik
P
9.
Muhammad Rafael Anugerah Perdana
Rafael
L
10. Muhammad Thoriq Arkaan Susila
Thoriq
L
11. Nabilla Rizqi
Nabilla
P
12. Naradhipa Mahardhika Setiawan Bhary
Dhipa
L
13. Nasya Aqila Firmanza
Nasya
P
14. Oktora Vigil Fathimahzahra Suprapto
Vigil
P
15. Raynor Rasyad Nugroho
Ray
L
Tanisha
P
Sarah
P
Panggilan
L/P
Aura
P
Fia
P
Daryl
L
16. Sahda Tanisha Ratnadwita Wibowo 17. Sarah Dwita Aprilia
Kelas: VIII A
No.
Nama Siswa
1.
Adiva Aura Assyari
2.
Alifia Rizqyka Fadhilah Syah
3.
Daryl Moussa Utomo
4.
Defira Septianie Prabowo
Fira
P
5.
Fadhilah Ahmad Ramadan
Fadhil
L
6.
Farras Alifa Shabira
Farras
P
7.
Georgia Giugno Ariani H.
Oya
P
8.
Gita Fitria Ramadani
Gita
P
9.
Jasmine Putri Rafifa
Jasmine
P
10. Kirana Viki Ramadita
Dita
P
11. Muhammad Ariq Kautsar
Ariq
L
12. Muhammad Athallaraja Aldiofano Suwandi
Aldi
L
13. Muhammad Figo Revano
Figo
L
14. Muhammad Rafi Darmawan
Rafi
L
15. Muhammad Raihan Agushar
Rai
L
16. Nafisah Fadhilah Rizki
Icha
P
17. Raisa Chairani
Raisa
P
18. R. Raka Muharam Soerianata
Raka
L
19. Reyhan Savero Gadzra Putra
Savero
L
20. Rizky Mulia Triyono
Rizky
L
21. Roro Asih Guminta
Roro
P
22. Shelintara Ikya Djauhari
Selin
P
23. Talitha Nabilla Uzlah
Talitha
P
24. Zulfikar Hasyim Fauzie
Zulfie
L
Panggilan
L/P
Kelas: VIII B No.
Nama Siswa
1.
Adisya Alzahra
Disya
P
2.
Adrian Dzulhi Pradana
Adrian
L
3.
Allya Valdatara Absy Putri
Tara
P
4.
Amanda Puteri Rozyanti
Amanda
P
5.
Ananda Tsabita Fitriani
Nanda
P
6.
Apsari Nisa Mumpuni
Apsari
P
7.
Ardito Zahi Ruh Shollah
Dito
L
8.
Bagus Atallarik Figo
Figo
L
9.
Dara Khairunnisa Putri Artatama
Dara
P
Farrel
L
11. Firaditha Nabawi Atqar
Fira
P
12. Lystia Kelila Ardiyanti
Lila
P
Himam
L
14. Muhammad Daffa Achsana
Daffa
L
15. Mohammad Farhan . S. A
Farhan
L
16. Muhammad Rafid Edi Putra
Rafid
L
17. Mutia Rahma Muhtadin
Rara
P
Nando
L
Ica
P
Bima
L
Raniya
P
22. Szeretra Veka Suftarama
Rere
P
23. Tiara Ninda Putri
Putri
P
10. Farrel Abyansyah
13. Muhammad Ahdani Himam Muta'ali
18. Nalndho Prifarel Rahmatdani 19. Raisah Amalia 20. Raisallam Bima Damaryanto 21. Raniya Rizqi Farhani
Kelas: VIII C No.
Nama Siswa
Panggilan
L/P
Bintang
L
1.
Ahyani Bintang Saputra
2.
Alif Fata Fadhlillah
Alif
L
3.
Astari Abyan Putri
Byan
P
4.
Belinda Alifa Rahma
Belinda
P
5.
Difla Azzahra
Difla
P
6.
Dwi Chantyka Febriyanti
Chika
P
7.
Fagan Rezka Azzadhiya
Fagan
P
8.
Hafiez Muzakky Laguni
Hafiez
L
9.
Halim Ornest Asriandy Putera
Ornest
L
Thiffah
P
Ilza
L
12. Ilham Apriadi Nugraha
Ilham
L
13. Ira Nur Widyanti
Widi
P
14. Kayla Vyandini Malaika
Kayla
P
15. Larasati Widya Putri
Laras
P
16. Muhammad Ridwan
Ridwan
L
17. Namira Nanda Azizah
Namira
P
18. Pratama Afilla Nugraha
Tama
L
19. Ratu Raniazahra Jonis
Rania
P
20. Risda Ahwalia
Risda
P
21. Salsa Ghassani Putri
Salsa
P
22. Viky Pahlevi
Viky
L
23. Widya Ramadhiani
Dian
P
Panggilan
L/P
Farhan
L
Rara
P
10. Huuriyah La Thiffah Ervindra 11. Ilza Azhar Radya
Kelas: VIII D No.
Nama Siswa
1.
Ahmad Farhan Putra Kusuma
2.
Amanda Permata Hati
3.
Ananda Annissa Fitri Amarizky
Nisa
P
4.
Annisa Salma Sabina
Noni
P
5.
Anggit Dwi Laksita
Anggit
P
6.
Andyka Poetra Irawan
Dyka
L
7.
Devara Milleon Putra
Devara
L
8.
Fauzan Alif Shafa
Alif
L
9.
Indah Ayu Fadillah
Ayu
P
10. Kania Mutiawati
Kania
P
11. Linda Cantikha Farah Syifa
Farah
P
12. Muhammad Rafli
Rafli
L
Naufal
L
Lala
P
Nadya
P
16. Nur Rachman Adiwardana
Rachman
L
17. Rahesya Putera Syailendra
Rahesya
L
18. Raisa Syanifa Rasyid
Sasa
P
19. Sarah Ratu Annisa
Sarah
P
20. Shafa Annisa Febrianty
Annisa
P
21. Tatsa Aprilia Maharani M.P
Tatsa
P
22. Teuku Raja Rahmad Syah Dani
Raja
L
23. Zhafranuarry Bawafi
Afran
L
Panggilan
L/P
Lifi
P
13. M. Naufal Khalifardi Kurniawan 14. Mustika Zulaikha Rifjanti 15. Nadya Firiza Salsabila
Kelas: IXA No.
Nama Siswa
1.
Alifia Sekar Putri
2.
Aliya Zahra
Aliya
P
3.
Annisa Azzahra Subroto
Nisa
P
4.
Dhiariq Kemal Ardista
Ariq
L
5.
Diajeng Nurulita Novriprasasti
Diajeng
P
6.
Fauzan Naufal Ihsan Dhuha
Naufal
L
7.
Jasmine Rosalinda Darwis
Jessie
P
8.
Mahira Najwa Ghaisani Irsan
Mahira
P
9.
Mirabel Winasis
Cathy
P
Fiqih
L
Isa
L
12. Muhammad Ilham Arsyad
Ilham
L
13. Muhammad Radityo Ariabimo
Bimo
L
14. Muhammad Rizqi Kurnia Khalik
Rizqi
L
Ici
L
16. Natasya Widya Utomo Putri
Tasya
P
17. Rania Saraswati Wijayakusumah
Rania
P
18. Shania Amalia Putri
Shania
P
19. Shania Dzakiyyah Muis
Shania
P
Panggilan
L/P
10. Muhammad Fiqih Feraldin 11. Muhammad Isa Ananta
15. Muhammad Rifqi Zulfikar
Kelas: IXB No.
Nama Siswa
1.
Alifa Thesa Salsabila
Alifa
P
2.
Athaya Zahra Harzana
Aya
P
3.
Bagy Arya Sadewo
Agi
L
4.
Dea Eka Herdiani
Dea
P
5.
Dinda Salsabila Afifah
Dinda
P
6.
Faisal Fachri
Faisal
L
7.
Jessica Rahma Lisetiani
Jessica
P
8.
Muhammad Abrar Fadholi
Abrar
L
9.
Muhammad Hilmy
Hilmy
L
10. Muhammad Mafaza Alfarisi
Mafaza
L
11. Monica Juliet
Monica
P
12. Raden Rasyha Larasati
Lala
P
13. Risnia Gita Anjani
Ocid
P
Pempi
L
14. Satria Pambudi Martiniyantoro
15. Sabrina Tatyana Musa
Sabrina
P
16. Sabrina Yuliana Noer
Seby
P
17. Shinta Maharani
Shinta
P
18. Syarafina Alsa Merinda
Alsa
P
19. Tafarrel Firhannoza
Farrel
L
Panggilan
L/P
Kelas: IXC No.
Nama Siswa
1.
Adinda Prihatiningsih
Adinda
P
2.
Ahmad Naufal Guthni Russaputro
Naufal
L
3.
Ariane Aretha Indraeni Putri
Arin
P
4.
Arsyadi Ahsan
Tatan
L
5.
Aulia Diba Putri
Lia
P
6.
Devaghani Naufal
Abang
L
7.
Fiona Putri Noor Amalia
Nona
P
8.
Jellita Indu Kumala
Jellita
P
9.
Khairunnisa Faza Nisrina
Faza
P
Nanda
L
11. Kyla Rahma Imanina
Kyla
P
12. Maydira Chairana Atiningtyas
Tyas
P
13. Muhammad Akbar Husaini
Akbar
L
14. Muhammad Fauzie Ramadhan
Fauzi
L
15. Muhammad Engga Pariatna
Engga
L
16. Nur Rahmah Sari
Ama
P
17. Salzya Putri Nabila
Salzya
P
18. Sekar Fattima Dhaneswari
Dhanes
P
10. Kurniawan Ananda Johari
Lampiran 2 Validitas Soal Penelitian SMP Al - Zahra Indonesia Tahun Pelajaran 2014-2015 Jln. Vila Dago Bouevard Blok G Vila Dago, Pamulang, Tanggerang selatan Banten 1541 ________________________________________________________________________________________
Nama:
Kelas:
Hari / Tanggal:
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat! 1.
2.
3.
Puasa dalam bahasa Arab adalah. . . . a.
ُالقَ ْوم
c. ال ِذ ْك ُر
b.
ال ِع ْل ُن
d. ُص ْوم َ ل
Arti puasa secara bahasa adalah. . . . a.
Menarik
c. Menekan
b.
Mencegah
d. Menahan
Menahan diri dari segala yang Membatalkan mulai dari terbit fajarsampai terbenam matahari adalah pengertian dari. . . .
4.
a.
Sholat
c. Zakat
b.
Islam
d. Puasa
َع َلى الَّ ِذيْيَ ِه ْي قَ ْب ِل ُك ْن لَعَلَّ ُك ْن تَتَّقُوْ ى ّ ِ علَ ْي ُك ُن ال َ ب َ ب َ ِص َيا ُم َك َوا ُكت َ ِيَااَيُّهَا َّل ِذيْيَ ا َهنُوْ ا ُكت Ayat di atas menjelaskan tentang. . . .
5.
6.
a.
Dasar tentang zakat
c. Dasar tentang sholat
b.
Dasar tentang iman
d. Dasar tentang puasa
Perintah diwajibkannya puasa terdapat dalam Qur’an surat. . . . a. Q.S Al-Maidah ayat182
c. Q.S Al-Maidah ayat183
b. Q.S Al-baqarah ayat 182
d. Q.S Al-baqarah ayat 183
puasa yang harus dilaksanakan oleh orang islam yang sudah memenuhi syarat, hukumnya adalah. . . .
7.
a. Sunnah
c. Makruh
b. Haram
d. Wajib
Berikut ini yang bukan ternasuk puasa wajib adalah. . . .
8.
a. Puasa Ramadhan
c. Puasa kifarat
b. Puasa nazar
d. Puasa Arafah
Cara menentukan awal dan akhir Ramadhan salah satunya yaitu dengan melihat bulan sabit dengan mata kepala di sebut. . . .
9.
a. Hisab
c. Istikmal
b. Istikharah
d. Ru’yatul hillal
Berikut ini adalah orang yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa dan tidak perlu menggantinya dengan berpuasa dilain hari, tetapi cukup hanya membayar fidyah, yaitu. . a. Musafir
c. Orang tua
b. Mu’alaf
d. Orang sakit
10. Puasa yang dilakukan karena suatu janji hukumnya adalah. . . . a. Haram
c. Sunnah
b. Mubah
d. Wajib
11. Puasa yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan jika ditinggalkan tidak berdosa disebut puasa…. a. Wajib
c. Haram
b. Makruh
d. Sunnah
12. Puasa syawal dikerjakan selama. . .hari. a. 5
c. 8
b. 7
d. 6
13. Puasa Arafah dikerjakan pada tanggal . . . zulhijah. a. 6
c. 7
b. 8
d. 9
14. Puasa sunnah yang paling utama adalah. . . . a. Puasa senin & kamis
c. Puasa daud
b. Puasa syawal
d. Puasa Arafah
15. Puasa sunnah yang pahalanya seperti puasa sepanjang masa adalah. . . . a. Puasa senin & kamis
c. Puasa daud
b. Puasa syawal
d. Puasa Asy-syura
16. Puasa Arfah makruh dilakukan bagi. . . .
a. Setiap muslim
c. Laki-laki
b. Perempuan
d. Orang yang pergi haji
17. Puasa yang tidak boleh dikerjakan adalah puasa. . . . a. Wajib
c.
Sunnah
b. Makruh
d.
Haram
18. Puasa yang dilakukan pada hari tasyri’ hukumnya adalah. . . . a. Wajib
c. Sunnah
b. Makruh
d. Haram
19. Hari tasyri’ jatuh pada tanggal. . . . a. 10, 11, 12 zulhijah
c. 10, 12, 13 Zulhijjah
b. 12, 13,14 Zulhijjah
d. 11, 12, 13 Zuljjiah
20. Berikut yang bukan termasuk puasa makruh adalah. . . . a. Puasa sunnah pada akhir bulan sya’ban b. Puasa yang di khususkan pada hari jum’at c. Puasa yang dilakukan sepanjang masa d. Puasa pada hari senin dan kamis 21. Rizki melaksanakan puasa sehari semalam tidak makan dan tidak minum. Puasa yang dilakukan rizki dalam islam hukumnya adalah. . . . a. Wajib
c. Sunnah
b. Mharam
d. Makruh
22. Untuk menapatkan amalan sunnah dibulan ramadhan, kita harus mwlakukan. ... a. Niat
c. Berkumur-kumur
b. Bersiwak
d. Tadarus
23. Farhan melakukan puasa untuk memenuhi janjinya selama tiga hari. Puasa yang dilakukan oleh farhan adalah puasa. . . . a. Ramadhan
c.
Sunnah
b. Kifarat
d.
Nazar
24. Apabila dalam menentukan awal dan akhir Ramadhan, maka sikap kita sebaiknya adalah…. a. Melaksanakan kehendak
b. Menjadikan musuh bagi setiap yang berbeda pendapat c. Tidak perduli dengan perbedaan itu d. Menerima dan menghargai perbedaan yang terjadi 25. Al-Qur’an diturunkan pada bulan. . . . a. Syawal
c. Zulhijjah
b. Muharram
d. Ramadhan
26. Puasa termasuk kedalam ibadaah yang. . . a. Syi’ar
c. Biasa
b. Wajib
d. Syiri
27. Belajar disiplin waktu termasuk kedalam salah satu . . . .puasa a. Syarat
c. Rukun
b. Sunnah
d. Hikmah
28. Saat berbuka puasa Allah melarang kita untuk makan berlebihan, alasannya yaitu. . . . a. Hemat
c. Menjaga kesahtan
b. Rakus
d. Ibadah
29. Di bawah ini adalah hikmah puasa, kecuali. . . . a. Menjadi orang kaya
c. Sabar
b. Saling berbagi
d. Berhemat
30. Puasa yang tidak boleh dikerjakan adalah puasa. . . . a. Senin kamis
c. 1 syawal
b. Daud
d. 10 Muharam
SKOR DATA DIBOBOT =================
Jumlah Subyek
= 20
Butir soal
= 30
Bobot utk jwban benar = 1 Bobot utk jwban salah = 0 Keterangan: data terurut berdasarkan skor (tinggi ke rendah) Nama berkas: E:\SEMESTER 9\SEKRIPSI SEPTIA RAHAYU\ANATESV4\FIQIH VALIDITAS IX.ANA
No Urt
No Subyek
Kode/Nama
Benar
Salah
Kosong
Skr Asli
Skr Bobot
Ariane
29
1
0
29
29
1
3
2
13
Kyala
28
2
0
28
28
3
5
Aulia
27
3
0
27
27
4
17
Rahmah
26
4
0
26
26
5
15
Natasya
25
5
0
25
25
6
16
Naufal
25
5
0
25
25
7
19
Sekar
25
5
0
25
25
8
9
Fauzie
23
7
0
23
23
9
12
Khairu...
23
7
0
23
23
10
18
Salzya
23
7
0
23
23
11
7
Devaghani
22
8
0
22
22
12
11
Jelita
22
8
0
22
22
13
8
Engga
21
9
0
21
21
14
20
Shania
20
10
0
20
20
15
14
Maydira
19
11
0
19
19
16
1
Adinda
16
14
0
16
16
17
10
Fiona
15
15
0
15
15
18
2
Akbar
14
16
0
14
14
19
4
Arsyadi
13
17
0
13
13
20
6
Bimo
13
17
0
13
13
RELIABILITAS TES ================
Rata2= 21.45 Simpang Baku= 5.00 KorelasiXY= 0.78 Reliabilitas Tes= 0.87 Nama berkas: E:\SEMESTER 9\SEKRIPSI SEPTIA RAHAYU\ANATESV4\FIQIH VALIDITAS IX.ANA
No.Urut
No. Subyek
1
3
2
Kode/Nama Subyek
Skor Ganjil
Skor Genap
Skor Total
Ariane
15
14
29
13
Kyala
14
14
28
3
5
Aulia
14
13
27
4
17
Rahmah
12
14
26
5
15
Natasya
13
12
25
6
16
Naufal
13
12
25
7
19
Sekar
11
14
25
8
9
Fauzie
12
11
23
9
12
Khairunnisa
11
12
23
10
18
Salzya
11
12
23
11
7
Devaghani
12
10
22
12
11
Jelita
10
12
22
13
8
Engga
10
11
21
14
20
Shania
10
10
20
15
14
Maydira
9
10
19
16
1
10
6
16
17
10
Fiona
6
9
15
18
2
Akbar
6
8
14
19
4
Arsyadi
6
7
13
20
6
Bimo
7
6
13
KELOMPOK UNGGUL & ASOR
Adinda
======================
Kelompok Unggul Nama berkas: E:\SEMESTER 9\SEKRIPSI SEPTIA RAHAYU\ANATESV4\FIQIH VALIDITAS IX.ANA
1
2
3
4
5
6
7
Skor
1
2
3
4
5
6
7
Ariane
29
1
1
1
1
1
1
1
No.Urut
No Subyek
Kode/Nama Subyek
1
3
2
13
Kyala
28
1
1
1
1
1
1
1
3
5
Aulia
27
1
-
1
1
-
1
1
4
17
Rahmah
26
1
1
1
1
1
1
1
5
15
Natasya
25
1
1
1
1
-
1
1
5
4
5
5
3
5
5
8
9
10
11
12
13
14
Skor
8
9
10
11
12
13
14
Ariane
29
1
1
1
1
1
1
1
Jml Jwb Benar
No.Urut
No Subyek
Kode/Nama Subyek
1
3
2
13
Kyala
28
1
1
1
-
1
1
1
3
5
Aulia
27
1
1
1
1
1
1
1
4
17
Rahmah
26
1
-
-
1
1
1
1
5
15
Natasya
25
-
1
-
1
1
1
1
4
4
3
4
5
5
5
15
16
17
18
19
20
21
Skor
15
16
17
18
19
20
21
Ariane
29
1
1
1
1
1
1
1
Jml Jwb Benar
No.Urut
No Subyek
1
3
2
13
Kyala
28
1
1
1
1
1
1
1
3
5
Aulia
27
1
1
1
1
1
-
1
4
17
Rahmah
26
-
1
1
1
1
1
-
5
15
Natasya
25
1
1
1
1
1
1
-
4
5
5
5
5
4
3
Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek
22
23
24
25
26
27
28
Skor
22
23
24
25
26
27
28
Ariane
29
1
1
1
1
-
1
1
No.Urut
No Subyek
Kode/Nama Subyek
1
3
2
13
Kyala
28
1
1
1
1
-
1
1
3
5
Aulia
27
1
1
1
1
1
1
1
4
17
Rahmah
26
1
1
1
1
1
1
1
5
15
Natasya
25
1
1
-
1
1
1
1
5
5
4
5
3
5
5
29
30
Skor
29
30
Ariane
29
1
1
Jml Jwb Benar
No.Urut
No Subyek
Kode/Nama Subyek
1
3
2
13
Kyala
28
1
1
3
5
Aulia
27
1
1
4
17
Rahmah
26
1
1
5
15
Natasya
25
1
1
5
5
Jml Jwb Benar
Kelompok Asor Nama berkas: E:\SEMESTER 9\SEKRIPSI SEPTIA RAHAYU\ANATESV4\FIQIH VALIDITAS IX.ANA
1
2
3
4
5
6
7
Skor
1
2
3
4
5
6
7
Adinda
16
1
1
1
1
-
-
1
No.Urut
No Subyek
1
1
2
10
Fiona
15
-
-
-
1
-
1
1
3
2
Akbar
14
1
-
-
-
-
1
1
4
4
Arsyadi
13
1
1
-
1
-
-
1
5
6
Bimo
13
-
-
-
1
-
1
1
3
2
1
4
0
3
5
Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek
8
9
10
11
12
13
14
Skor
8
9
10
11
12
13
14
Adinda
16
-
1
1
-
-
1
-
No.Urut
No Subyek
Kode/Nama Subyek
1
1
2
10
Fiona
15
1
1
1
-
1
1
1
3
2
Akbar
14
1
1
1
-
-
-
-
4
4
Arsyadi
13
-
1
1
-
-
-
1
5
6
Bimo
13
-
1
1
1
-
-
1
2
5
5
1
1
2
3
15
16
17
18
19
20
21
Skor
15
16
17
18
19
20
21
Adinda
16
-
-
-
1
1
-
1
Jml Jwb Benar
No.Urut
No Subyek
Kode/Nama Subyek
1
1
2
10
Fiona
15
-
-
-
-
-
-
1
3
2
Akbar
14
1
1
1
-
-
1
-
4
4
Arsyadi
13
-
-
1
-
-
-
-
5
6
Bimo
13
1
1
1
-
-
-
-
2
2
3
1
1
1
2
22
23
24
25
26
27
28
Skor
22
23
24
25
26
27
28
Jml Jwb Benar
No.Urut
No Subyek
Kode/Nama Subyek
1
1
Adinda
16
-
1
1
1
1
-
-
2
10
Fiona
15
1
-
1
1
1
1
-
3
2
Akbar
14
1
-
-
-
-
1
1
4
4
Arsyadi
13
1
-
1
1
-
1
-
5
6
Bimo
13
-
1
1
1
-
-
-
3
2
4
4
2
3
1
29
30
Skor
29
30
16
1
-
Jml Jwb Benar
No.Urut
No Subyek
1
1
Kode/Nama Subyek Adinda
2
10
Fiona
15
-
-
3
2
Akbar
14
-
1
4
4
Arsyadi
13
-
1
5
6
Bimo
13
-
-
1
2
Jml Jwb Benar
DAYA PEMBEDA ============
Jumlah Subyek= 20 Klp atas/bawah(n)= 5 Butir Soal= 30 Nama berkas: E:\SEMESTER 9\SEKRIPSI SEPTIA RAHAYU\ANATESV4\FIQIH VALIDITAS IX.ANA
No Butir Baru
No Butir Asli
Kel. Atas
Kel. Bawah
Beda
Indeks DP (%)
1
1
5
3
2
40.00
2
2
4
2
2
40.00
3
3
5
1
4
80.00
4
4
5
4
1
20.00
5
5
3
0
3
60.00
6
6
5
3
2
40.00
7
7
5
5
0
0.00
8
8
4
2
2
40.00
9
9
4
5
-1
-20.00
10
10
3
5
-2
-40.00
11
11
4
1
3
60.00
12
12
5
1
4
80.00
13
13
5
2
3
60.00
14
14
5
3
2
40.00
15
15
4
2
2
40.00
16
16
5
2
3
60.00
17
17
5
3
2
40.00
18
18
5
1
4
80.00
19
19
5
1
4
80.00
20
20
4
1
3
60.00
21
21
3
2
1
20.00
22
22
5
3
2
40.00
23
23
5
2
3
60.00
24
24
4
4
0
0.00
25
25
5
4
1
20.00
26
26
3
2
1
20.00
27
27
5
3
2
40.00
28
28
5
1
4
80.00
29
29
5
1
4
80.00
30
30
5
2
3
60.00
TINGKAT KESUKARAN =================
Jumlah Subyek= 20 Butir Soal= 30 Nama berkas: E:\SEMESTER 9\SEKRIPSI SEPTIA RAHAYU\ANATESV4\FIQIH VALIDITAS IX.ANA
No Butir Baru
No Butir Asli
Jml Betul
Tkt. Kesukaran(%)
Tafsiran
1
1
17
85.00
Mudah
2
2
11
55.00
Sedang
3
3
11
55.00
Sedang
4
4
18
90.00
Sangat Mudah
5
5
6
30.00
Sukar
6
6
16
80.00
Mudah
7
7
19
95.00
Sangat Mudah
8
8
14
70.00
Sedang
9
9
13
65.00
Sedang
10
10
17
85.00
Mudah
11
11
12
60.00
Sedang
12
12
12
60.00
Sedang
13
13
14
70.00
Sedang
14
14
18
90.00
Sangat Mudah
15
15
14
70.00
Sedang
16
16
15
75.00
Mudah
17
17
17
85.00
Mudah
18
18
12
60.00
Sedang
19
19
11
55.00
Sedang
20
20
11
55.00
Sedang
21
21
12
60.00
Sedang
22
22
16
80.00
Mudah
23
23
16
80.00
Mudah
24
24
17
85.00
Mudah
25
25
19
95.00
Sangat Mudah
26
26
10
50.00
Sedang
27
27
17
85.00
Mudah
28
28
15
75.00
Mudah
29
29
14
70.00
Sedang
30
30
15
75.00
Mudah
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL =================================
Jumlah Subyek= 20 Butir Soal= 30 Nama berkas: E:\SEMESTER 9\SEKRIPSI SEPTIA RAHAYU\ANATESV4\FIQIH VALIDITAS IX.ANA
No Butir Baru
No Butir Asli
Korelasi
Signifikansi
1
1
0.470
Sangat Signifikan
2
2
0.352
Signifikan
3
3
0.558
Sangat Signifikan
4
4
0.202
-
5
5
0.499
Sangat Signifikan
6
6
0.380
Signifikan
7
7
0.068
-
8
8
0.441
Signifikan
9
9
-0.169
-
10
10
-0.277
-
11
11
0.410
Signifikan
12
12
0.578
Sangat Signifikan
13
13
0.553
Sangat Signifikan
14
14
0.441
Signifikan
15
15
0.262
-
16
16
0.385
Signifikan
17
17
0.326
-
18
18
0.662
Sangat Signifikan
19
19
0.640
Sangat Signifikan
20
20
0.496
Sangat Signifikan
21
21
0.285
-
22
22
0.354
Signifikan
23
23
0.534
Sangat Signifikan
24
24
0.068
-
25
25
0.351
Signifikan
26
26
0.113
-
27
27
0.441
Signifikan
28
28
0.646
Sangat Signifikan
29
29
0.665
Sangat Signifikan
30
30
0.504
Sangat Signifikan
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:
df (N-2)
P=0,05
P=0,01
df (N-2)
P=0,05
P=0,01
10
0,576
0,708
60
0,250
0,325
15
0,482
0,606
70
0,233
0,302
20
0,423
0,549
80
0,217
0,283
25
0,381
0,496
90
0,205
0,267
30
0,349
0,449
100
0,195
0,254
40
0,304
0,393
125
0,174
0,228
50
0,273
0,354
>150
0,159
0,208
Bila koefisien = 0,000
berarti tidak dapat dihitung.
KUALITAS PENGECOH =================
Jumlah Subyek= 20 Butir Soal= 30 Nama berkas: E:\SEMESTER 9\SEKRIPSI SEPTIA RAHAYU\ANATESV4\FIQIH VALIDITAS IX.ANA
No Butir Baru
No Butir Asli
a
b
c
d
*
1
1
1++
1++
1++
17**
0
2
2
2+
3++
4+
11**
0
3
3
4+
2+
3++
11**
0
4
4
1+
0--
1+
18**
0
5
5
3+
6+
5++
6**
0
6
6
1+
2+
1+
16**
0
7
7
1---
0--
0--
19**
0
8
8
2++
3+
1-
14**
0
9
9
4-
3+
0--
13**
0
10
10
1++
2--
0--
17**
0
11
11
7---
1-
0--
12**
0
12
12
1-
3++
4+
12**
0
13
13
2++
2++
2++
14**
0
14
14
1+
0--
1+
18**
0
15
15
5---
0--
1-
14**
0
16
16
2++
2++
1+
15**
0
17
17
1++
1++
1++
17**
0
18
18
1-
3++
4+
12**
0
19
19
3++
4+
2+
11**
0
20
20
2+
0--
7---
11**
0
21
21
0--
5--
3++
12**
0
22
22
0--
4---
0--
16**
0
23
23
1+
2+
1+
16**
0
24
24
0--
1++
2--
17**
0
25
25
0--
0--
1---
19**
0
26
26
1-
6--
3++
10**
0
27
27
1++
1++
1++
17**
0
28
28
3--
1+
1+
15**
0
29
29
2++
2++
2++
14**
0
30
30
1+
2++
2++
15**
0
Keterangan: ** : Kunci Jawaban ++ : Sangat Baik +
: Baik
-
: Kurang Baik
-- : Buruk ---: Sangat Buruk
REKAP ANALISIS BUTIR =====================
Rata2= 21.45 Simpang Baku= 5.00 KorelasiXY= 0.78 Reliabilitas Tes= 0.87 Butir Soal= 30 Jumlah Subyek= 20
Nama berkas: E:\SEMESTER 9\SEKRIPSI SEPTIA RAHAYU\ANATESV4\FIQIH VALIDITAS IX.ANA
Btr Baru
Btr Asli
D.Pembeda(%)
T. Kesukaran
Korelasi
Sign. Korelasi
1
1
40.00
Mudah
0.470
Sangat Signifikan
2
2
40.00
Sedang
0.352
Signifikan
3
3
80.00
Sedang
0.558
Sangat Signifikan
4
4
20.00
Sangat Mudah
0.202
-
5
5
60.00
Sukar
0.499
Sangat Signifikan
6
6
40.00
Mudah
0.380
Signifikan
7
7
0.00
Sangat Mudah
0.068
-
8
8
40.00
Sedang
0.441
Signifikan
9
9
-20.00
Sedang
-0.169
-
10
10
-40.00
Mudah
-0.277
-
11
11
60.00
Sedang
0.410
Signifikan
12
12
80.00
Sedang
0.578
Sangat Signifikan
13
13
60.00
Sedang
0.553
Sangat Signifikan
14
14
40.00
Sangat Mudah
0.441
Signifikan
15
15
40.00
Sedang
0.262
-
16
16
60.00
Mudah
0.385
Signifikan
17
17
40.00
Mudah
0.326
-
18
18
80.00
Sedang
0.662
Sangat Signifikan
19
19
80.00
Sedang
0.640
Sangat Signifikan
20
20
60.00
Sedang
0.496
Sangat Signifikan
21
21
20.00
Sedang
0.285
-
22
22
40.00
Mudah
0.354
Signifikan
23
23
60.00
Mudah
0.534
Sangat Signifikan
24
24
0.00
Mudah
0.068
-
25
25
20.00
Sangat Mudah
0.351
Signifikan
26
26
20.00
Sedang
0.113
-
27
27
40.00
Mudah
0.441
Signifikan
28
28
80.00
Mudah
0.646
Sangat Signifikan
29
29
80.00
Sedang
0.665
Sangat Signifikan
30
30
60.00
Mudah
0.504
Sangat Signifikan
Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen Test Standar Kompetensi Indikator Materi Kompetensi Dasar 1. Kemampuan 1.1 Menjelaskan 1.1.1 Menyebutkan Menjelaskan
Soal
Kunci
1. Puasa dalam bahasa Arab adalah. . . . ُال ِذ ْكر
memahami tata macam-macam
macam-macam
macam-macam
a. ُالقَ ْوم
c.
cara puasa
puasa
puasa
b. ُال ِع ْلن
d. ص ْو ُم َ ل
puasa
D
2. Arti puasa secara bahasa adalah. . . . a. Menarik b. Mencegah
c. Menekan
D
d. Menahan
4. Perintah diwajibkannya puasa terdapat dalam Qur’an surat. ... a. Q.S Al-Maidah ayat18
A
b. Q.S Al-baqarah ayat 183 c. Q.S Al-Maidah ayat183 d. Q.S Al-baqarah ayat 182 10. Berikut ini yang bukan ternasuk puasa wajib adalah. . . . a. Puasa Ramadhan
c. Puasa kifarat
A
b. Puasa nazar
d. Puasa Arafah
11. Puasa Arfah makruh dilakukan bagi. . . . a. Setiap muslim
c. Laki-laki
B
b. Perempuan
d. Orang yang pergi haji
16. Puasa yang tidak boleh dikerjakan adalah puasa. . . .
1.1.2 Menyebutkan Menjelaskan
a. Wajib
c.
b. Makruh
d. Sunnah
a. Puasa Ramadhan
diharamkan
b. Puasa nazar
berpuasa
C
5. Berikut ini yang bukan ternasuk puasa wajib adalah. . . .
waktu-waktu yang macam-macam puasa
Haram
c. Puasa kifarat
D
d. Puasa Arafah
6. Cara menentukan awal dan akhir Ramadhan salah satunya yaitu dengan melihat bulan sabit dengan mata kepala di sebut. . . .
D
a. Ru’yatul hillal
c. Istikmal
b. Istikharah
d. Hisab
7. Puasa yang dilakukan karena suatu janji hukumnya adalah. ...
B
a. Haram
c. Sunnah
b. Mubah
d. Wajib
12. Berikut yang bukan termasuk puasa makruh adalah. . . . a. Puasa sunnah pada akhir bulan sya’ban b. Puasa yang di khususkan pada hari jum’at
A
c. Puasa yang dilakukan sepanjang masa d. Puasa pada hari senin dan kamis 17. Puasa yang tidak boleh dikerjakan adalah puasa. . . .
1.1.3 Menjelaskan Menjelaskan orang
yang macam-macam
diperbolehkan untuk berpuasa
puasa
c. Wajib
c.
Haram
d. Makruh
d.
Sunnah
A
3 .Berikut ini adalah orang yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa dan tidak perlu menggantinya dengan berpuasa dilain hari, tetapi cukup hanya membayar fidyah, yaitu. . a. Musafir
c. Orang tua
b. Mu’alaf
d. Orang sakit
C
9. puasa yang harus dilaksanakan oleh orang islam yang sudah memenuhi syarat, hukumnya adalah. . . . a. Sunnah
B c. Makruh
b. Haram
d. Wajib
13. puasa yang harus dilaksanakan oleh orang islam yang sudah memenuhi syarat, hukumnya adalah. . . . a. Sunnah
c. Makruh
b. Haram
d. Wajib
B
15. Rizki melaksanakan puasa sehari semalam tidak makan dan tidak minum. Puasa yang dilakukan rizki dalam islam hukumnya adalah. . . .
A
a. Wajib
c. Sunnah
b. Mharam
d. Makruh
19. Puasa Arafah dikerjakan pada tanggal . . . zulhijah.
1.1.4 Menyebutkan Menjelaskan hikmah berpuasa
a. 6
c. 7
b. 8
d. 9
A
8 Saat berbuka puasa Allah melarang kita untuk makan
macam-macam
berlebihan, alasannya yaitu. . .
puasa
a. Hamat b. Pelit
c. Menjaga kesahatan d. Tamak
C
14. Di bawah ini adalah hikmah puasa, kecuali.. . . . a. Menjadi lemas
c. Tidur menjadi ibadah A
b. Saling berbagi
d. Sabar
18. Apabila dalam menentukan awal dan akhir Ramadhan, maka sikap kita sebaiknya adalah…. a. Melaksanakan kehendak b. Menjadikan musuh bagi setiap
yang berbeda B
pendapat c. Tidak perduli dengan perbedaan itu d. Menerima dan menghargai perbedaan yang terjadi 20. Belajar disiplin waktu termasuk kedalam salah satu . . . .puasa
Jumlah
a. Syarat
c. Hikmah
b. Sunnah
d. Rukun 20
C
Lampiran 4 Soal Pre-Test dan Post-Test SMP Al - Zahra Indonesia Tahun Pelajaran 2013-2014 Jln. Vila Dago Bouevard Blok G Vila Dago, Pamulang, Tanggerang selatan Banten 1541 ________________________________________________________________________________
Nama:
Kelas:
Hari / Tanggal:
Berilah tanda silang ( x ) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat! 1.
2.
3.
Puasa dalam bahasa Arab adalah. . . .
a. ُال َقوْم
c.
ُالذِكْر
b. ُالعِلْن
d. ُصوْم َ ل
Arti puasa secara bahasa adalah. . . . a. Menarik
c. Menekan
b. Mencegah
d. Menahan
Berikut ini adalah orang yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa dan tidak perlu menggantinya dengan berpuasa dilain hari, tetapi cukup hanya membayar fidyah, yaitu. .
4.
5.
6.
a. Musafir
c. Orang tua
b. Mu’alaf
d. Orang sakit
Perintah diwajibkannya puasa terdapat dalam Qur’an surat. . . . a. Q.S Al-Maidah ayat182
c. Q.S Al-Maidah ayat183
b. Q.S Al-baqarah ayat 183
d. Q.S Al-baqarah ayat 182
Berikut ini yang bukan ternasuk puasa wajib adalah. . . . a. Puasa Ramadhan
c. Puasa kifarat
b. Puasa nazar
d. Puasa Arafah
Cara menentukan awal dan akhir Ramadhan salah satunya yaitu dengan melihat bulan sabit dengan mata kepala di sebut. . . .
7.
a. Ru’yatul hillal
c. Istikmal
b. Istikharah
d. Hisab
Puasa yang dilakukan karena suatu janji hukumnya adalah. . . . a. Haram
c. Sunnah
b. Mubah
d. Wajib
8.
9.
Saat berbuka puasa Allah melarang kita untuk makan berlebihan, alasannya yaitu. . . a. Hamat
c. Menjaga kesahatan
b. Pelit
d. Tamak
puasa yang harus dilaksanakan oleh orang islam yang sudah memenuhi syarat, hukumnya adalah. . . . a. Sunnah
c. Makruh
b. Haram
d. Wajib
10. Berikut ini yang bukan ternasuk puasa wajib adalah. . . . a. Puasa Ramadhan
c. Puasa kifarat
b. Puasa nazar
d. Puasa Arafah
11. Puasa Arfah makruh dilakukan bagi. . . . a. Setiap muslim
c. Laki-laki
b. Perempuan
d. Orang yang pergi haji
12. Berikut yang bukan termasuk puasa makruh adalah. . . . a. Puasa sunnah pada akhir bulan sya’ban b. Puasa yang di khususkan pada hari jum’at c. Puasa yang dilakukan sepanjang masa d. Puasa pada hari senin dan kamis 13. puasa yang harus dilaksanakan oleh orang islam yang sudah memenuhi syarat, hukumnya adalah. . . . a. Sunnah
c. Makruh
b. Haram
d. Wajib
14. Di bawah ini adalah hikmah puasa, kecuali.. . . . a. Menjadi lemas
c. Tidur menjadi ibadah
b. Saling berbagi
d. Sabar
15. Rizki melaksanakan puasa sehari semalam tidak makan dan tidak minum. Puasa yang dilakukan rizki dalam islam hukumnya adalah. . . . a. Wajib
c. Sunnah
b. Mharam
d. Makruh
16. Puasa yang tidak boleh dikerjakan adalah puasa. . . . a. Wajib
c. Haram
b. Makruh
d. Sunnah
17. Puasa yang dilakukan pada hari tasyri’ hukumnya adalah. . . . a. Wajib
c. Sunnah
b. Makruh
d. Haram
18. Apabila dalam menentukan awal dan akhir Ramadhan, maka sikap kita sebaiknya adalah…. a. Melaksanakan kehendak b. Menjadikan musuh bagi setiap yang berbeda pendapat c. Tidak perduli dengan perbedaan itu d. Menerima dan menghargai perbedaan yang terjadi 19. Puasa Arafah dikerjakan pada tanggal . . . zulhijah. a. 6
c. 7
b. 8
d. 9
20. Belajar disiplin waktu termasuk kedalam salah satu . . . .puasa a. Syarat
c. Hikmah
b. Sunnah
d. Rukun
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN Nama Sekolah
: SMP Al-Zahra Indonesia
Mata Pelajaran
: Fiqih
Kelas/Semester
: VIII (8) C
Pertemuan ke
: 6
Alokasi Waktu
: 2 x 40 Menit
Standar Kompetensi : 2. Kemampuan Memahami Tata Cara Puasa
A. Kompetensi Dasar 2.1 Menjelaskan macam-macam puasa
B. Indikator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran 2.1.1
Menjelasankan macam-mcam puasa
2.1.2
Menyebutkan waktu-waktu yang diharamkan berpuasa
2.1.3
Mejelaskan orang-oyang yang diperbolehkan untuk berpuasa
2.1.4
Menyebutkan hikmah berpuasa
C. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menjelaskan macam-mcam puasa 2. Siswa mampu menyebutkan waktu-waktu yang diharamkan berpuasa 3. Siswa mampu menjelaskan orang-oyang yang diperbolehkan untuk berpuasa 4. Siswa mampu Menyebutkan hikmah berpuasa
D. Materi Pembelajaran 1.
Materi pokok (terlampir) Menjelaskan Macam-Macam Puasa
2.
Uraian Materi
a.
Macam-mcam puasa
b.
Waktu-waktu yang diharamkan berpuasa
c.
Orang-oyang yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa
d.
Hikmah berpuasa
E. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Numbered Head Thogether
F. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Pendahuluan (15 Menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
1.
Mengucapkan salam.
1.
Menjawab salam
Religuitas
2.
Berdo’a sebelum memulai
2.
Berdo’a sebelum memulai
Disiplin
pelajaran.
Etika
Siswa mwngikuti intruksi yang
Percaya Diri
diberikan oleh guru
Jujur
pelajaran. 3.
Guru memberikan ice
3.
breaking 4.
5.
Membagikan name take
Siswa menulis nama pada
kepada siswa
kertas yang telah di bagikan
Menjelaskan tujuan
oleh guru
pembelajaran yang hendak
6.
4.
5.
Mendengarakan dengan baik
dicapai secara singkat.
penjelasan tujuan yang
Membagikan soal Pre-test
dipaparkan oleh guru. 6.
Mengerjakan soal Pre-test
2. Kegiatan Inti (50 Menit) 2.1 Eksplorasi (10 Menit) Kegiatan Guru 1.
Membagi menjadi
Karakter Kritis
diberikan dan mengikuti
Cermat
membagi nomor pada
instruksi
Teliti
2. Merespon stimulun yang
Focus
Memberikan sedikit
diberikan oleh guru tentang
Jujur
stimulun kepada siswa
materi yang akan di sampaikan
Tanggap
tentang materi yang akan di sampaikan 3.
1. Menerima nomor yang
Nilai
beberapa kelompok dan
setiap siswa. 2.
Kegiatan Siswa
3. Memperhatiakan materi yang disampaikan.
Menyampaikkan materi.
Kerjasama Tanggung jawab
2.2 Elaborasi (30 Menit) Kegiatan Guru 1. Menjelaskan prosedur
2.
Karakter Kejujuran
intruksi yang diberikan oleh
Cermat
Memberikan pertanyaan
guru.
Teliti
Memanggil nomor setiap kelompok untuk menjawab
4.
1. Mendengarkan dengan baik
Nilai
yang akan digunakan
pada setiap kelompok. 3.
Kegiatan Siswa
2. Mendiskusikan pertanyaan yang diberikan. 3. Bagi nomor yang sudah
pertanyaan.
ditunjuk maka akan menjawab
Menyimpulkan dan
pertanyaan
berkeliling menyampaikan hasil diskusi.
4. Membuat kesimpulan hasil diskusi pada kertas HPS yang sudah disediakan.
Percaya Diri Tanggap Kreatif
2.3 Konfirmasi (10 Menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
1. Memberikan kesempatan
1. Bertanya kepada guru tentang
kepada siswa yang belum
hal-hal yang belum dipahami
Percaya Diri
mengerti dan memahami
dari materi yang diajarkan.
Kejujuran
materi untuk bertanya.
Keberanian
2. Mendengarkan dengan baik
2. Menjawab pertanyaan
jawaban dari pertanyaan yang
siswa dengan jelas.
diajukan.
3. Penutup (15 Menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
1. Memberikan soal Post-test 1.
Mengerjakan soal Post-test
Disiplin
2. Mengakhiri kegiatan
Mengakhiri kegiatan
jujur
pembelajaran dengan do’a.
Religuitas
2.
pembelajaran dengan berdo’a. 3. Mengucapkan salam.
4. Alat dan Sumber Belajar 1.
Alat dan Media a. Name take b. Kertas nomor c. White Board
2.
Sumber a. Buku teks siswa. b. Lembar kerja siswa. c. Pengalaman siswa.
3.
Menjawab salam.
5. Penilaian Indikator Pencapaian
Teknik
Bentuk
Kompetensi
Penilaian
Instrumen
1. Menjelakan
Nomor Soal
Scoring
1. Pre-test awal
macam-mcam
pembelajaran
puasa.
2. Post-test
1, 2, 4, 10, 11,
PG
16
Akhir
5
pembelajaran 2. Menyebutkan
1. Pre-test awal
waktu-waktu yang diharamkan
pembelajaran PG
5, 6, 7, 12, 17
5
PG
3, 9 ,19, 13, 15
5
PG
8, 4, 18, 20
5
Jumlah
20
100
2. Post-test
berpuasa.
Akhir pembelajaran
3. Mejelaskan orang orang yang
1. Pre-test awal pembelajaran
diperbolehkan
2. Post-test
untuk tidak
Akhir
berpuasa.
pembelajaran
4. Menyebutkan
1. Pre-test awal
hikmah berpuasa
pembelajaran 2. Post-test Akhir pembelajaran
6.
Kunci Jawaban Nomor
Jawaban
Nomor
Jawaban
1.
D
11.
B
2.
D
12.
A
3.
C
13.
A
4.
A
14.
A
5.
D
15.
B
6.
D
16.
C
7.
B
17.
A
8.
C
18.
C
9.
B
19.
A
10.
A
20.
C
Pamulang, 20 Maret 2014 Mengetahui, Guru Fiqih
Peneliti
Kamil Arifin, M.Pd
Septia Rahayu
Materi MACAM-MACAM PUASA A. Puasa Wajib Puasa wajib adalah puasa yang dilakukan pada waktu-waktu tertentudan dengan alasan-alasan tertentu, sehingga puasa itu menjadi wajib. 1.
Puasa Ramadhan Kata ramadhan berasal dari kata َ رمَـضَـا نyang artinya pembakaran.
Sedangkan menurut istilah yaitu puasa yang wajib dilakukan setiap muslim sebulan penuh pada bulan kesembilan hijriah. Allah berfirman dalam Q.S al-Baqarah
. . . Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. . . “ Adapun hokum puasa ramadhan adalah wajib. Artinya apabila tidak melaksanakan maka akan mendapatkan dosa dan apabila melaksanaakan maka akaan mendapatkan pahala. a. Dasar hukum puasa ramadhan adalah Q.S Al-Baqarah :185
. . . Artinya : “ Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).
karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu. . . “ b. Ketentuan puasa ramadhan Ketentuan-ketentuan orang yang diperbolehkan untuk meninggalkan ibadah adalah sebagai berikut : 1) Dalam keadaan sakit 2) Musafir (dalam perjalanan jauh) 3) Usia yang tidak memungkinkan untuk berpuasa 4) Haid atau nifas 5) Ibu yang sedang menyusui atau hamil c. Niat puasa ramadhan ض شَيْـزِرَمَضَّـانَ ى ِذهِ السَّنَّةِالِلوِ تَعَالى ِ ْصوْمَ غَدٍاَنْ اَدَاءِفَز َ َُنوَ ْيت Artinya : “ aku niat berpuasa esok hari menunaikan kewajiban dibulan Ramadhan pada tahun ini karna Allah ta’ala.” 2.
Puasa Nazar Puasa nazar adalah sebuah janji kepada Allah akan melaksanakan
kebaikan (puasa) untuk mendekatkan diri kepada Allah. Secara bahasa nazar adalah janji. Adapun hukum puasa nazar pada dasarnya adalah sunah, akan tetapi jika setelah dinazarkan maka hukumnya wajib. Dalam puasa nazar ada kafarat atau denda, apabila tidak melaksanakan nazarnya. Kafarat yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut : a. Memerdekaan hamba sahaya b. Member makan sepuluh orang miskin c. Member pakaian sepuluh orang miskin d. Puasa tiga hari.
Adapun niat puasa nazar
نَوَيْتُ صَوْمَ النَ ْذرِ َفزْضًا لِل ِو َتعَالى Artinya : “aku niat puasa nazat karna Allah Ta’ala ”
B. Puasa Sunah Puasa sunah adalah puasa yang dikerjakan mendapatkan pahala. Puasa ini biasa dilakukan ole rausl kita di zaman dahuli. Adapun macam-macam puasa sunah antara lain yaitu : 1.
Puasa sunah eman hari pada bulan syawal
2.
Puasa hari arafah
3.
Puasa pada tanggal 10 muharam
4.
Puasa pada bulan sya’ban
5.
Puasa pada hari senin dan kamis
6.
Puasa pada pertengahan bulan
C. Puasa makruh Adalah puasa yang dikerjakan maka akan di benci oleh allah. Adapun macam puasa makruh adalah sebagai berikut : 1.
Puasa yang dikerjakan terus menerus, kecuali bila bertepatan dengan dua hari raya.
2.
Puasa pada waktu yang diragukan
3.
Puasa yang dikhususkan pada hari jum’at
4.
Puasa yang dikhususkan pada hari sabtu
D. Puasa Haram Adalah puasa yang diharamkan oleh agama, apabila dikerjakan maka akan mendapatkan dosa. Adapun macam-macamnya adalah : 1.
Puasa pada dua hari raya
2.
Puasa terus menerus sepanjang masa
3.
Puasa pada hari tasyrik (11,12, dan 13 dzulhijah)
E. Hikmah Puasa 1.
Latihan kedisiplinan, kejujuran, daan kepercayaan diri
2.
Memelihara kesehatan
3.
Tanda terikasih kepada allah
4.
Didikan untuk saling berbagi.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL Nama Sekolah
: SMP Al-Zahra Indonesia
Mata Pelajaran
: Fiqih
Kelas/Semester
: VIII (8) C
Pertemuan ke
: 6
Alokasi Waktu
: 2 x 40 Menit
Standar Kompetensi : 2. Kemampuan Memahami Tata Cara Puasa
A. Kompetensi Dasar 2.1 Menjelaskan macam-macam puasa
B. Indikator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran 2.1.1
Menjelasankan macam-mcam puasa
2.1.2
Menyebutkan waktu-waktu yang diharamkan berpuasa
2.1.3
Mejelaskan orang-oyang yang diperbolehkan untuk berpuasa
2.1.4
Menyebutkan hikmah berpuasa
C. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menjelaskan macam-mcam puasa 2. Siswa mampu menyebutkan waktu-waktu yang diharamkan berpuasa 3. Siswa mampu menjelaskan orang-oyang yang diperbolehkan untuk berpuasa 4. Siswa mampu Menyebutkan hikmah berpuasa
D. Materi Pembelajaran 1.
Materi pokok (terlampir) Menjelaskan Macam-Macam Puasa
2.
Uraian Materi
a.
Macam-mcam puasa
b.
Waktu-waktu yang diharamkan berpuasa
c.
Orang-oyang yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa
d.
Hikmah berpuasa
E. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Puzzle
F. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Pendahuluan (15 Menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
1.
Mengucapkan salam.
1.
Menjawab salam
Religuitas
2.
Berdo’a sebelum memulai
2.
Berdo’a sebelum memulai
Disiplin
pelajaran.
Etika
Siswa mwngikuti intruksi yang
Percaya Diri
diberikan oleh guru
Jujur
pelajaran. 3.
Guru memberikan ice
3.
breaking 4.
5.
Membagikan name take
Siswa menulis nama pada
kepada siswa
kertas yang telah di bagikan
Menjelaskan tujuan
oleh guru
pembelajaran yang hendak
6.
4.
5.
Mendengarakan dengan baik
dicapai secara singkat.
penjelasan tujuan yang
Membagikan soal Pre-test
dipaparkan oleh guru. 6.
Mengerjakan soal Pre-test
2. Kegiatan Inti (50 Menit) 2.1 Eksplorasi (10 Menit) Kegiatan Guru 1.
2.
Memberikan sedikit
1. Merespon stimulun yang
Nilai Karakter Kritis
stimulun kepada siswa
diberikan oleh guru tentang
Cermat
tentang materi yang akan
materi yang akan di sampaikan
Teliti
di sampaikan
2. Aktif berdiskusi
Aktif
Berdiskusi sejenak tentang
3. Memperhatiakan materi yang
Focus
pengalamaa siswa 3.
Kegiatan Siswa
disampaikan.
Menyampaikkan materi.
Jujur Tanggap Kerjasama Tanggung jawab
2.2 Elaborasi (30 Menit) Kegiatan Guru 1. Menjelaskan prosedur
Kegiatan Siswa 1. Mendengarkan dengan baik
Nilai Karakter Kejujuran
yang akan digunakan
intruksi yang diberikan oleh
Cermat
2.
Memberikan materi.
guru.
Teliti
3.
Mbagi menjadi dua kelompok.
4.
Membagi kertas karton puzzle yang berisi pertanyaaan kemudian setelah selasai diisi maka diintruksikan untuk menempelkan kertas karton puzzle di white
2. Mendengarkan materi yang sedang di sampaikan 3. Bergabung dengan kelompok yang sudah ditentukan. 4. Mengisi puzlle dan kemudian menempelnya.
Percaya Diri Tanggap Kreatif
broad.
2.3 Konfirmasi (10 Menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
1. Memberikan kesempatan
1. Bertanya kepada guru tentang
kepada siswa yang belum
hal-hal yang belum dipahami
Percaya Diri
mengerti dan memahami
dari materi yang diajarkan.
Kejujuran
materi untuk bertanya.
Keberanian
2. Mendengarkan dengan baik
2. Menjawab pertanyaan
jawaban dari pertanyaan yang
siswa dengan jelas.
diajukan.
3. Penutup (15 Menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
1. Memberikan soal Post-test 1.
Mengerjakan soal Post-test
Disiplin
2. Mengakhiri kegiatan
Mengakhiri kegiatan
jujur
pembelajaran dengan do’a.
Religuitas
2.
pembelajaran dengan berdo’a. 3. Mengucapkan salam.
4. Alat dan Sumber Belajar 1.
Alat dan Media a. Name take b. Kertas puzzle c. White Board
2.
Sumber a. Buku teks siswa. b. Lembar kerja siswa. c. Pengalaman siswa.
3.
Menjawab salam.
5. Penilaian Indikator Pencapaian
Teknik
Bentuk
Kompetensi
Penilaian
Instrumen
1. Menjelakan
Nomor Soal
Scoring
1. Pre-test awal
macam-mcam
pembelajaran
puasa.
2. Post-test
1, 2, 4, 10, 11,
PG
16
Akhir
5
pembelajaran 2. Menyebutkan
1. Pre-test awal
waktu-waktu yang diharamkan
pembelajaran PG
5, 6, 7, 12, 17
5
PG
3, 9 ,19, 13, 15
5
PG
8, 4, 18, 20
5
Jumlah
20
100
2. Post-test
berpuasa.
Akhir pembelajaran
3. Mejelaskan orang orang yang
1. Pre-test awal pembelajaran
diperbolehkan
2. Post-test
untuk tidak
Akhir
berpuasa.
pembelajaran
4. Menyebutkan
1. Pre-test awal
hikmah berpuasa
pembelajaran 2. Post-test Akhir pembelajaran
6.
Kunci Jawaban Nomor
Jawaban
Nomor
Jawaban
1.
D
11.
B
2.
D
12.
A
3.
C
13.
A
4.
A
14.
A
5.
D
15.
B
6.
D
16.
C
7.
B
17.
A
8.
C
18.
C
9.
B
19.
A
10.
A
20.
C
Pamulang, 27 Maret 2014 Mengetahui, Guru Fiqih
Peneliti
Kamil Arifin, M.Pd
Septia Rahayu
Materi MACAM-MACAM PUASA A. Puasa Wajib Puasa wajib adalah puasa yang dilakukan pada waktu-waktu tertentudan dengan alasan-alasan tertentu, sehingga puasa itu menjadi wajib. 1.
Puasa Ramadhan Kata ramadhan berasal dari kata َ رمَـضَـا نyang artinya pembakaran.
Sedangkan menurut istilah yaitu puasa yang wajib dilakukan setiap muslim sebulan penuh pada bulan kesembilan hijriah. Allah berfirman dalam Q.S al-Baqarah
. . . Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. . . “ Adapun hokum puasa ramadhan adalah wajib. Artinya apabila tidak melaksanakan maka akan mendapatkan dosa dan apabila melaksanaakan maka akaan mendapatkan pahala. a. Dasar hukum puasa ramadhan adalah Q.S Al-Baqarah :185
. . . Artinya : “ Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).
karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu. . . “ b. Ketentuan puasa ramadhan Ketentuan-ketentuan orang yang diperbolehkan untuk meninggalkan ibadah adalah sebagai berikut : 1) Dalam keadaan sakit 2) Musafir (dalam perjalanan jauh) 3) Usia yang tidak memungkinkan untuk berpuasa 4) Haid atau nifas 5) Ibu yang sedang menyusui atau hamil c. Niat puasa ramadhan ض شَيْـزِرَمَضَّـانَ ى ِذهِ السَّنَّةِالِلوِ تَعَالى ِ ْصوْمَ غَدٍاَنْ اَدَاءِفَز َ َُنوَ ْيت Artinya : “ aku niat berpuasa esok hari menunaikan kewajiban dibulan Ramadhan pada tahun ini karna Allah ta’ala.” 2.
Puasa Nazar Puasa nazar adalah sebuah janji kepada Allah akan melaksanakan
kebaikan (puasa) untuk mendekatkan diri kepada Allah. Secara bahasa nazar adalah janji. Adapun hukum puasa nazar pada dasarnya adalah sunah, akan tetapi jika setelah dinazarkan maka hukumnya wajib. Dalam puasa nazar ada kafarat atau denda, apabila tidak melaksanakan nazarnya. Kafarat yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut : a. Memerdekaan hamba sahaya b. Member makan sepuluh orang miskin c. Member pakaian sepuluh orang miskin d. Puasa tiga hari.
Adapun niat puasa nazar
نَوَيْتُ صَوْمَ النَ ْذرِ َفزْضًا لِل ِو َتعَالى Artinya : “aku niat puasa nazat karna Allah Ta’ala ”
B. Puasa Sunah Puasa sunah adalah puasa yang dikerjakan mendapatkan pahala. Puasa ini biasa dilakukan ole rausl kita di zaman dahuli. Adapun macam-macam puasa sunah antara lain yaitu : 1.
Puasa sunah eman hari pada bulan syawal
2.
Puasa hari arafah
3.
Puasa pada tanggal 10 muharam
4.
Puasa pada bulan sya’ban
5.
Puasa pada hari senin dan kamis
6.
Puasa pada pertengahan bulan
C. Puasa makruh Adalah puasa yang dikerjakan maka akan di benci oleh allah. Adapun macam puasa makruh adalah sebagai berikut : 1.
Puasa yang dikerjakan terus menerus, kecuali bila bertepatan dengan dua hari raya.
2.
Puasa pada waktu yang diragukan
3.
Puasa yang dikhususkan pada hari jum’at
4.
Puasa yang dikhususkan pada hari sabtu
D. Puasa Haram Adalah puasa yang diharamkan oleh agama, apabila dikerjakan maka akan mendapatkan dosa. Adapun macam-macamnya adalah : 1.
Puasa pada dua hari raya
2.
Puasa terus menerus sepanjang masa
3.
Puasa pada hari tasyrik (11,12, dan 13 dzulhijah)
E. Hikmah Puasa 1.
Latihan kedisiplinan, kejujuran, daan kepercayaan diri
2.
Memelihara kesehatan
3.
Tanda terikasih kepada allah
4.
Didikan untuk saling berbagi.
Lampiran 6 Nilai Pre-Tes 1.
Kelas Eksperimen (VIII C)
No
Nama
1.
Bintang
2.
Nama Lengkap
Nilai
Ahyani Bintang Saputra
30
Alif
Alif Fata Fadhlillah
35
3.
Byan
Astari Abyan Putri
40
4.
Belinda
Belinda Alifa Rahma
40
5.
Difla
Difla Azzahra
45
6.
Chika
Dwi Chantyka Febriyanti
50
7.
Fagan
Fagan Rezka Azzadhiya
50
8.
Hafiez
Hafiez Muzakky Laguni
55
9.
Ornest
Halim Ornest Asriandy Putera
55
10.
Thiffah
Huuriyah La Thiffah Ervindra
60
11.
Ilza
Ilza Azhar Radya
60
12.
Ilham
Ilham Apriadi Nugraha
60
13.
Widi
Ira Nur Widyanti
65
14.
Kayla
Kayla Vyandini Malaika
65
15.
Laras
Larasati Widya Putri
65
16.
Ridwan
Muhammad Ridwan
70
17.
Namira
Namira Nanda Azizah
70
18.
Tama
Pratama Afilla Nugraha
70
19.
Rania
Ratu Raniazahra Jonis
70
20.
Risda
Risda Ahwalia
70
21.
Salsa
Salsa Ghassani Putri
75
22.
Viky
Viky Pahlevi
75
23.
Dian
Widya Ramadhiani
75
24.
Kania
Kania Mutiawati
75
25.
Anisa
Sarah Ratu Annisa
80
26.
Rahesya
Rahesya Putera Syailendra
80
27.
Ayu
Indah Ayu Fadillah
80
28.
Rafli
Muhammad Rafli
80
29.
Lala
30.
Nadya
Mustika Zulaikha Rifjanti
80
Nadya Firiza Salsabila
80
2. Kelas Kontrol (VIII A) No
Nama
1.
Aura
2.
Fia
3.
Daryl
4.
Nama Lengkaap
Nilai
Adiva Aura Assyari
30
Alifia Rizqyka Fadhilah Syah
30
Daryl Moussa Utomo
35
Fira
Defira Septianie Prabowo
35
5.
Fadhil
Fadhilah Ahmad Ramadan
40
6.
Farras
Farras Alifa Shabira
45
7.
Oya
Georgia Giugno Ariani H.
45
8.
Gita
Gita Fitria Ramadani
45
9.
Jasmine
Jasmine Putri Rafifa
45
10.
Dita
Kirana Viki Ramadita
45
11.
Ariq
Muhammad Ariq Kautsar
45
12.
Aldi
Muhammad Athallaraja Aldiofano Suwandi
50
13.
Figo
Muhammad Figo Revano
50
14.
Rafi
Muhammad Rafi Darmawan
50
15.
Rai
Muhammad Raihan Agushar
50
16.
Icha
Nafisah Fadhilah Rizki
55
17.
Raisa
Raisa Chairani
60
18.
Raka
R. Raka Muharam Soerianata
65
19.
Savero
Reyhan Savero Gadzra Putra
70
20.
Rizky
Rizky Mulia Triyono
70
21.
Roro
Roro Asih Guminta
70
22.
Selin
Shelintara Ikya Djauhari
70
23.
Talitha
Talitha Nabilla Uzlah
70
24.
Zulfie
Zulfikar Hasyim Fauzie
70
25.
Disya
Adisya Alzahra
70
26.
Tara
Allya Valdatara Absy Putri
75
27.
Farhan
Mohammad Farhan . S. A
75
28.
Rara
Mutia Rahma Muhtadin
75
29.
Daffa
Muhammad Daffa Achsana
75
30.
Nando
Nalndho Prifarel Rahmatdani
75
Lampiran 7 Hasil Nilai Post-Tes 1. Kelas Eksperimen (VIII C) No
Nama Panggilan
1.
Bintang
2.
Nama Lengkap
Nilai
Ahyani Bintang Saputra
60
Alif
Alif Fata Fadhlillah
60
3.
Byan
Astari Abyan Putri
65
4.
Belinda
Belinda Alifa Rahma
70
5.
Difla
Difla Azzahra
75
6.
Chika
Dwi Chantyka Febriyanti
75
7.
Fagan
Fagan Rezka Azzadhiya
80
8.
Hafiez
Hafiez Muzakky Laguni
80
9.
Ornest
Halim Ornest Asriandy Putera
85
10.
Thiffah
Huuriyah La Thiffah Ervindra
85
11.
Ilza
Ilza Azhar Radya
85
12.
Ilham
Ilham Apriadi Nugraha
85
13.
Widi
Ira Nur Widyanti
85
14.
Kayla
Kayla Vyandini Malaika
85
15.
Laras
Larasati Widya Putri
90
16.
Ridwan
Muhammad Ridwan
90
17.
Namira
Namira Nanda Azizah
90
18.
Tama
Pratama Afilla Nugraha
95
19.
Rania
Ratu Raniazahra Jonis
95
20.
Risda
Risda Ahwalia
95
21.
Salsa
Salsa Ghassani Putri
95
22.
Viky
Viky Pahlevi
95
23.
Dian
Widya Ramadhiani
95
24.
Kania
Kania Mutiawati
95
25.
Anisa
Sarah Ratu Annisa
95
26.
Rahesya
Rahesya Putera Syailendra
95
27.
Ayu
Indah Ayu Fadillah
100
28.
Rafli
Muhammad Rafli
100
29.
Lala
Mustika Zulaikha Rifjanti
100
30.
Nadya
Nadya Firiza Salsabila
100
2.
No
Kelas Kontrol (VIII A)
Nama Panggilan
1.
Aura
2.
Fia
3.
Daryl
4.
Nama Lengkap
Nilai
Adiva Aura Assyari
50
Alifia Rizqyka Fadhilah Syah
50
Daryl Moussa Utomo
55
Fira
Defira Septianie Prabowo
55
5.
Fadhil
Fadhilah Ahmad Ramadan
60
6.
Farras
Farras Alifa Shabira
65
7.
Oya
Georgia Giugno Ariani H.
65
8.
Gita
Gita Fitria Ramadani
70
9.
Jasmine
Jasmine Putri Rafifa
70
10.
Dita
Kirana Viki Ramadita
70
11.
Ariq
Muhammad Ariq Kautsar
70
12.
Aldi
M. Athallaraja Aldiofano Suwandi
75
13.
Figo
Muhammad Figo Revano
75
14.
Rafi
Muhammad Rafi Darmawan
75
15.
Rai
Muhammad Raihan Agushar
80
16.
Icha
Nafisah Fadhilah Rizki
85
17.
Raisa
Raisa Chairani
85
18.
Raka
R. Raka Muharam Soerianata
85
19.
Savero
Reyhan Savero Gadzra Putra
85
20.
Rizky
Rizky Mulia Triyono
85
21.
Roro
Roro Asih Guminta
85
22.
Selin
Shelintara Ikya Djauhari
90
23.
Talitha
Talitha Nabilla Uzlah
90
24.
Zulfie
Zulfikar Hasyim Fauzie
90
25.
Disya
Adisya Alzahra
90
26.
Tara
Allya Valdatara Absy Putri
95
27.
Farhan
Mohammad Farhan . S. A
95
28.
Rara
Mutia Rahma Muhtadin
95
29.
Daffa
Muhammad Daffa Achsana
100
30.
Nando
Nalndho Prifarel Rahmatdani
100
Lampiran 8
Distribusi Frekuensi Pre-test Kelas Eksperimen (Metode NHT) A. Banyak data 30
35
40
40
45
50
50
55
55
60
60
60
65
65
65
70
70
70
70
70
75
75
75
75
80
80
80
80
80
80
N = 30 Modus = 80 B. Nilai terbesar
: 80
Nilai terkecil
: 30-
Rentang kelas
: 50
C. Banyak kelas (K) K = 1 + 3,3 log n 1 + 3,3 log 30 = 5,87 dibulatkan 6 D. Panjang kelas R K
=
50 6
= 9
E. Tabel Distribusi Frekuensi Kelas
Batas
Interval
Kelas
1
30-38
2
fi
fk
(xi)
Xi2
(fi.xi)
fi.xi2
29,5-38,5
1
1
34
1156
32
1156
39-47
38,5-47,5
3
4
43
1849
129
5547
3
48-56
47,5-56,5
1
5
52
2704
52
2704
4
57-65
56,5-65,5
7
12
61
3721
427
26947
5
66-74
65,5-74,5
8
20
70
4900
560
39200
No
6
75-84
Mean
74,5-84,5
=
10
30
∑
= = 66 Median = b + p (
)
= 65,5 + 9 (
)
= 65,5 + 9 (
)
= 65,5 + 3,4 = 69 (
Varians = S2 = =
(
)
(
=
)
) (
) (
)
= = 165,4 dibulatkan 165 Simpang baku = √S2 = √165 = 12,85 dibulatkan 12
79
6241
790
62410
Lampiran 9
Distribusi Frekuensi Pre-test Kelas Kontrol (Metode Puzzle) A. Banyak data 30
30
35
35
40
45
45
45
45
45
45
50
50
50
50
55
60
65
70
70
70
70
70
70
70
75
75
75
75
75
B. N = 30 Modus = 70
C. Nilai terbesar
: 75
Nilai terkecil
: 30-
Rentang kelas
: 45
D. Banyak kelas (K) K = 1 + 3,3 log n 1 + 3,3 log 30 = 5,87 dibulatkan 6
E. Panjang kelas R K
=
45 6
= 7,5 dibulatkan 8
F. Tabel Distribusi Frekuensi
Kelas Interval 30-37 38-45 46-53 54-61 62-69 70-77
Batas kelas 29,5-37,5 37,5-45,5 45,5-53,5 53,5-61,5 61,5-69,5 69,5-77,5
Mean =
F
fk
xi
2 3 6 6 1 12
2 5 11 17 18 30
33,5 41,5 49,5 57,5 65,5 73,5
∑
= = 59
Median = b + p (
)
= 45,5 + 8 (
)
= 45,5 + 2 = 47,3
(
Varians = S2 = = =
(
) )
(
) (
) (
)
= = 183,9 dibulatkan 184
(xi)2
f . Xi
1122,25 67 1722,25 124,5 2450,25 297 3306,25 345 4290,25 65,5 5402,25 882
f . Xi2 2244,5 5166,75 14701,5 19837,5 4290,25 64827
Simpang baku = √S2 = √184 = 13,56 dibulatkan 14
Lampiran 10
Distribusi Frekuensi Post test Kelas Eksperimen (Metode NHT) A. Banyak data
60
60
65
70
75
75
80
80
85
85
85
85
85
85
90
90
90
95
95
95
95
95
95
95
95
95
100
100
100
100
N = 30 Modus = 95
B. Nilai terbesar
: 100
Nilai terkecil
: 60-
Rentang kelas
: 40
C. Banyak kelas (K) K = 1 + 3,3 log n 1 + 3,3 log 30 = 5,87 dibulatkan 6
D. Panjang kelas R K
=
40 6
= 7
E. Tabel Distribusi Frekuensi No 1 2
Kelas Interval 60-66 67-73
Batas kelas 59,5-66,5 66,5-73,5
fi 5 4
fk 5 9
(xi) 63 70
Xi2 3969 4900
(fi.xi) 315 280
fi.xi2 19845 19600
3 4 5 6
74-80 81-87 88-94 95-101
73,5-80,5 80,5-87,5 87,5-94,5 94,5-101,5
Mean =
8 6 2 5
17 23 25 30
77 84 91 98
∑
= = 86
Median = b + p (
)
= 73,5 + 7 (
)
= 73,5 + 5,25 = 79 (
Varians = S2 = =
( (
=
) ) )
(
) (
)
= = 130,94 dibulatkan 131 Simpang baku = √S2 = √131 = 11
5929 7056 8281 9604
616 504 182 490
47432 42336 16562 48020
Lampiran 11
Distribusi Frekuensi Post test Kelas Kontrol (Metode Puzzle) A. Banyak data 50
50
55
55
60
65
65
70
70
70
70
75
75
75
80
85
85
85
85
85
85
90
90
90
90
95
95
95
100
100
N = 30 Modus = 85
B. Nilai terbesar
: 100
Nilai terkecil
: 50-
Rentang kelas
: 50
C. Banyak kelas (K) K = 1 + 3,3 log n 1 + 3,3 log 30 = 5,87 dibulatkan 6
D. Panjang kelas R K
=
50 6
= 8
E. Tabel Distribusi Frekuensi No. 1 2
Kelas Interval 50-57 58-66
Batas kelas 49,5-57,5 57,5-66,5
Fi
fk
(xi)
Xi2
(fi-xi)
fi.xi2
3 4
3 7
53,5 62,5
2862,25 3906,25
160,5 250
8586,75 15625
3 4 5 6
67-75 76-84 85-93 94-100
66,5-75,5 75,5-84,5 84,5-93,5 93,5-100,5
Mean =
2 5 7 9
9 14 21 30
∑
= = 78
Median = b + 8 (
)
= 66,5 + 8 (
)
= 66,5 + 4 = 71
(
Varians = S2 = =
(
)
(
=
)
) (
) (
)
= = 242,4 dibulatkan 242 Simpang baku = √S2 = √242 = 15,57 dibulatkan 16
71,5 80,5 89,5 98,5
5112,25 6480,25 8010,25 9702,25
143 402,5 626,5 886,5
10224,5 32401,25 56071,75 87320,25
Lampiran 12 Perhitungan Normalitas Pre-test Kelas Eksperimen (Metode NHT) A. Menentukan batas kelas 29,5
38,5
47,5
56,5
65,5
74,5
83,5
B. Mencari nilai Z-score Z1 = -2,8696
Z4 = -0,76989
Z2 = -2,1697
Z5 = -0,06999
Z3 = -1,4698
Z6 = 0,62991
Z7 = 1,32982
C. Mencari luas tiap kelas interval
Z
Z1
Z2
Z3
Z4
-2,8696
-2,1697
-1,4698
49,79
48,46
42,79
Z5
Z6
Z7
-0,76989 -0,06999
0,62991
1,32982
27,64
23,24
41,92
0 Z
D. Mencari luas tiap kelas interval
49,79 - 48,46 = 1,33
48,46 - 42,79 = 5,67
42,79 - 27,64 = 15,15
27,64 + 2,39 = 30,03
2,39 + 23,24 = 25.63
23,24 + 41,92 = 65,16
E. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe)
1,33 x 30 = 0,399
5,67 x 30 = 1,701
2,39
15,15x 30 = 4,545
30,03 x 30 = 9,009
25,63 x 30 = 7,689
65,16 x 30 = 19,548
Tabel Pengujian Normalitas Kelas
fo
fe
(fo-fe)
(fo - fe)2
Thitung
30-38
1
0,399
0,601
0,361201
0,905266
39-47
3
1,701
1,299
1,687401
0,992005
48-56
1
4,545
-3,545
12,567025
2,765022
57-65
7
9,009
-2,009
4,036081
0,448005
66-74
8
7,689
0,311
0,096721
0,012579
75-83
10
19,548
-9,548
91,164304
4,663613
Interval
Chi Kuadrat
9,78649
F. Membandingkan Membandingkan X2 hitung dengan X2 tabel Jika X2hiutng ≥ X2tabel artinya distribusi data tidak normal Jika X2hiutng ≤ X2tabel artinya distribusi data normal -
Perhitungan menggunakan kelas interval
Db = k – 1 = 6-1=5 dan taraf signifikansi 0,05 Berdasarkan data diatas didapatkan X2hiutng ≤ X2tabel yaitu 9,78649 ≤ 15.1 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal -
Perhitungan menggunakan sampel (n)
Untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 30 – 1 = 29 Berdasarkan data diatas didapatkan X2hiutng ≤ X2tabel yaitu 9,79 ≤ 42.557 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal
Lampiraan 13 Perhitungan Normalitas Pre-test Kelas Kontrol (Metode Puzzle) A. Menentukan batas kelas 29,5
37,5
45,5
53,5
61,5
69,5
77,5
B. Mencari nilai Z-score Z1 = -2,20191
Z4 = -0,43252
Z2 = -1,61211
Z5 = 0,157279
Z3 = -1,02232
Z7 = 1,336874
Z6 = 0,747077
C. Mencari luas tiap kelas interval
Z
Z1
Z2
Z3
Z4
Z5
Z6
Z7
2,20191
-1,61211
-1,02232
0,43252
0,157279
0,747077 1,336874
48,61
44,63
34,61
16,64
5,96
27,03
0 – Z
D. Mencari luas tiap kelas interval
48,61- 44,63= 3,98
44,63 -34,6 = 10,02
34,61- 16,64 = 17,97 16,64 + 5,96= 22,6
5,96+27,03= 32,99
27,03+40,82= 67,85
E. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe)
3,98 x 0,3 = 119,4
10,02 x 0,3 = 300,6
40,82
17,97 x 0,3 = 539,1 22,6 x 0,3 = 678
32,99 x 0,3 = 989,7
67,85 x 30 = 2035,5
Tabel Pengujian Normalitas Kelas Interval 30-37 38-45 46-53 54-61 62-69 70-77
Fo
2 3 6 6 1 12
Fe
(Fo-Fe)
(Fo-Fe)^2
Thitung
1,194
0,806
0,649636
0,544084
3,006
-0,006
0,000036
1,205
5,391
0,609
0,370881
0,068796
6,78
-0,78
0,6084
0,089735
9,897
-8,897
79,15661
7,998041
20,355
-8,355
69,80602
3,429429
Chi Kuadrat
12,1301
F. Membandingkan Membandingkan X2 hitung dengan X2 tabel Jika X2hiutng ≥ X2tabel artinya distribusi data tidak normal Jika X2hiutng ≤ X2tabel artinya distribusi data normal -
Perhitungan menggunakan kelas interval
Db = k – 1 = 6-1= 5 dan taraf signifikansi 0,05 Berdasarkan data diatas didapatkan X2hiutng ≤ X2tabel yaitu 12,1 ≤ 15,1 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal -
Perhitungan menggunakan sampel (n)
Untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 30 – 1 = 29 Berdasarkan data diatas didapatkan X2hiutng ≤ X2tabel yaitu 12,1 ≤ 42,557 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal
Lampiran 14 Perhitungan Normalitas Post test Kelas Eksperimen (Metode NHT) A. Menentukan batas kelas 59,5
66,5
73,5
80,5
87,5
94,5
101,5
B. Mencari nilai Z-score Z1 = -2,359
Z4 = -0,524
Z2 = -1,748
Z5 = 0,0874
Z3 = -1,136
Z7 = 1,3108
Z6 = 0,6991
C. Mencari luas tiap kelas interval
Z
Z1
Z2
Z3
Z4
Z5
Z6
Z7
-2,359
-1,748
-1,136
-0,524
0,0874
0,6991
1,3108
0– 49,06
Z
45,91
37,08
19,85
D. Mencari luas tiap kelas interval
49,06 - 45,91 = 3,15
45,91 – 37,08 = 8,83
37,08 – 19,85 = 17,23
19,85 – 3,19 = 16,66
3,19 + 25,49 = 28,68
25,49 + 38,88 = 64, 37
E. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe)
3,15 x 0,3 = 0,945
8,83 x 0,3= 2,649
17,23 x 0,3 = 5,169
16,66x 0,3= 4,998
3,19
25,49
38,88
28,68 x 0,3= 8,604
64, 37 x 0,3 = 19,311
Tabel Pengujian Normalitas Kelas Interval 60-66 67-73 74-80 81-87 88-94 95-100 Chi
fo
Fe
(Fo-Fe)
(Fo-Fe)^2
Thitung
2 2 4 6 3 13
0,945 2,649 5,169 4,998 8,604 19,311
1,055 -0,649 -1,169 1,002 -5,604 -6,311
1,113025 0,421201 1,366561 1,004004 31,40482 39,82872
1,177804 0,159004 0,264376 0,200881 3,650025 2,062489
Kuadrat
7,514579
F. Membandingkan Membandingkan X2 hitung dengan X2 tabel Jika X2hiutng ≥ X2tabel artinya distribusi data tidak normal Jika X2hiutng ≤ X2tabel artinya distribusi data normal -
Perhitungan menggunakan kelas interval
Db = k – 1 = 6-1=5 dan taraf signifikansi 0,05 Berdasarkan data diatas didapatkan X2hiutng ≤ X2tabel yaitu 7,51 ≤ 15,1 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal -
Perhitungan menggunakan sampel (n)
Untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 30 – 1 = 29 Berdasarkan data diatas didapatkan X2hiutng ≤ X2tabel yaitu 7,78 ≤ 42, 557 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal
Lampiran 15 Perhitungan Normalitas Post test Kelas Kontrol (Puzzle) A. Menentukan batas kelas 49,5
58,5
67,5
76,5
85,5
94,5
103,5
B. Mencari nilai Z-score Z1 = -2,392
Z4 = -0,435
Z2 = -1,739
Z5 = 0,2174
Z3 = -1,087
Z6 = 0,8697
Z7 = 1,5219
C. Mencari luas tiap kelas interval
Z
Z1
Z2
Z3
Z4
Z5
Z6
Z7
-2,392
-1,739
-1,087
-0,435
0,2174
0,8697
1,5219
49,16
45,82
35,99
16,64
8,32
30,51
43,57
0 – Z
D. Mencari luas tiap kelas interval
49,16- 45,82 = 3,34
45,82 – 35,99 = 9,83
35,99 - 16,64= 19,35
16,64 - 8,32 = 8,32
8,32 + 30,51= 38,38
30,51 +43,57 = 74,08
E. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe)
3,34 x 0,3 = 1,002
9,83 x 0,3 = 2,949
19,35 x 0,3 = 5,805
8,32 x 0,3 = 2,496
38,38 x 0,3 = 11,65
74,08 x 0,3 = 22,22
Tabel Pengujian Normalitas Kelas interval 50-58 59-67 68-76 77-85 86-94 95-103
fo
Fe
(Fo-Fe)
(Fo-Fe)^2
Thitung
2
1,002
0,998
0,996
0,994
3
2,949
0,051
0,0026
0,0009
5
5,805
-0,805
0,648
0,1116
4
2,496
1,504
2,262
0,9063
10
11,65
-1,649
2,7192
0,2334
6
22,22
-16,224
263,22
11,844
Chi Kuadrat
14,009
F. Membandingkan Membandingkan X2 hitung dengan X2 tabel Jika X2hiutng ≥ X2tabel artinya distribusi data tidak normal Jika X2hiutng ≤ X2tabel artinya distribusi data normal -
Perhitungan menggunakan kelas interval
Db = k – 1 = 6-1= 5 dan taraf signifikansi 0,05 Berdasarkan data diatas didapatkan X2hiutng ≤ X2tabel yaitu 14,009≤ 15,1 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal -
Perhitungan menggunakan sampel (n)
Untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 30 – 1 = 29 Berdasarkan data diatas didapatkan X2hiutng ≤ X2tabel yaitu 14,009 ≤ 42.557 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal
Lampiran 16 Perhitungan Uji Homogenitas Uji Homegenitas yang dihitung menggunakan uji Fisher dengan Rumus : ∑
F=
∑
Langkah-langkah perhitungannya : 1. Menentukan hipotesis Ho = Data memiliki varians homogen Ha = Data tidak memiliki varians homogen 2. Menentukan kriteria pengujian Ho diterima jika Fhitung Ha ditolak jika Fhitung
Ftabel Ftabel
3. Menentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians terkecil) db1 (pembilang) = n – 1 = 30 - 1 = 29 db2 ( penyebut) = n – 1 = 30 – 1= 29 4. Menentukan nilai F hitung Berdasarkan tabel persiapan uji homogenitas, diperoleh
12,06 dan
12,67 pada pretest kontrol dan eksperimen sehingga diperoleh: F hitung
= 1,0519
Dan diperoleh
14,227 dan
12,101
pada posttest sehingga
diperoleh: F hitung
= 1,176
5. Menentukan nilai F tabel Dari tabel distribusi F diperoleh nilai F tabel adalah 1,743 Karena tabel Fhitung
Ftabel (1,0519 < 2,042) untuk hasil pretest eksperimen
dan kontrol, tabel Fhitung
Ftabel (1,176 < 2,042 untuk hasil posttest
eksperimen dan kontrol, maka Ho diterima. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa data tersebut memiliki varians yang homogen.
Lampiran 17 Perhitungan Pengujian Hipotesis Pengujian Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t dengan langkah perhitungan sebagai berikut : a. Merumuskan Hipotesis Ho
: μ1
= μ2
H1
: μ1
μ2
Keterangan : μ1 : Rata-rata hasil belajar kognitif siswa dengan menggunakan metode NHT μ2 : Rata-rata hasil belajar kognitif siswa dengan tidak menggunakan metode NHT b. Menentukan Kriteria Pengujian Karena hipotesisnya berbentuk 1 ekor maka kriteria pengujiannya Terima Ho jika thitung
ttabel dalam hal lainnya Ho ditolak
c. Menentukan Uji Statistik =
=
=
S
=√ = 3,62
–
–
Lampiran 18 Perhitungan Uji t
t=
= = =
̅
̅
√
– √
√ √
= = = 3,80
Maka nilai thitung adalah 3,80 Untuk mencari ttabel karena hipotesisnya 1 ekor maka untuk menentukan ttabel = t (1- ) (db) Dengan (db) (n1
n2 - 2) = ( 30 30 – 2) = 58 dan taraf signifikan = 0,05
Maka nilai ttabel adalah 2,042 d. Pengambilan Kesimpulan Karena didapat thitung
ttabel ( 3,80 > 2,042 ) maka Ho ditolak atau Ha
diterima. Artinya rata-rata hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran Fiqih yang diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran Numbered Head Together (NHT).
Lampiraan 19 Preose Kegiatan Penelitian 1.
Kelas Eksperimen
2.
Kelas Kontrol