DAMPAK KEGIATAN INDUSTRI TERHADAP KEGIATAN PENDUDUK (STUDI KASUS DI KELURAHAN REMPOA KECAMATAN CIPUTAT TIMUR KOTA TANGERANG SELATAN) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Syahbani Putra Gunadi NIM 1110015000036
KONSENTRASI GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
i
ABSTRAK Syahbani Putra Gunadi (NIM: 1110015000036). Dampak Kegiatan Industri Terhadap Kegiatan Penduduk (Studi Kasus di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan). Penelitian ini bertujuan untuk melihat posisi, mekanisme, dan seberapa luas wilayah persebaran dampak dari kehadiran kegiatan industri PT. Sandratex, yang terkonsentrasi di sepanjang jalan Juanda, Kelurahan Rempoa, terhadap perubahan kegiatan penduduk di sektor informal seperti penyewaan rumah, warung makan dan angkutan. Data diperoleh melalui survai ke wilayah Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT) disekitar lokasi penelitian. Penentuan kegiatan Industri PT. Sandratex sebagai objek penelitian didasarkan oleh fakta bahwa sebagian besar penghuni rumah sewa di wilayah penelitian bekerja di PT. Sandratex. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan overlay peta dan cheking lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara langsung kegiatan industri bedampak positif pada penyerapan tenaga kerja. Melihat kemampuan (skill) maka sebagian besar pekerja industri di Rempoa merupakan pekerja terampil (skilled laborer) dan semi terampil (semi-skilled laborer). Jenis industri terbanyak berupa industri furnitur, percetakan atau periklanan (advertising), dan industri tekstil. Dengan melihat pola lokasi industri di Greater London, maka wilayah industri di Rempoa dapat digolongkan ke dalam Group A dan B. Secara tidak langsung kegiatan industri menimbulkan dampak positif antara lain kegiatan penyewaan rumah (kontrakan dan kos-kosan), warung, dan usaha angkutan. Persebaran rumah sewa tinggi dan sedang menyebar di wilayah pemukiman tidak teratur sedangkan persebaran rumah sewa rendah tersebar di pemukiman teratur yaitu di kawasan perumahan. Dari persebaran jumlah warung dan konsumen warung menunjukan bahwa semakin mendekati lokasi industri maka variabel akan semakin besar. Sedangkan warung yang lokasinya jauh dari lokasi industi memiliki nilai yang rendah. Persebaran pangkalan angkutan (ojek & becak) yang pengguna jasanya juga berasal dari pekerja industri hanya menunjukan nilai yang relatif kecil.
vi
ABSTRACT Syahbani Putra Gunadi (NIM: 1110015000036). The Impact of Industrial activity towards Civilian Activity (Case Study in Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Tanggerang City) This Research aims to see, The positions, Mechanisms, and the width of spreading regions of Industrial activity impacts of Sandratex, L.td., consentrated along Djuanda Street, Kelurahan Rempoa, toward the civilization activity changing in Informal sectors like Rental of houses, Restaurans and Transportations. Data are obtained from Survay in RW (Inhabitant Association) and RT (Neighborhood Ascociation) around research location. Choosing Industrial Sandratex, L.td Activities as an object of research are based on the fact that Major inhabitants of Rented Houses around the research location work in Sandratec L, td. The Method which was used is Descriptive Method. Design of the research is Analytical Description combined by overlay the map and checking the field. The Results of the research show that in directly Industrial activities have positive impacts in the worker absorptions. Distinguished by the skills, the major workers of industry in Rempoa are skilled laborers and Half Skilled Laborers. Major group of Industries are furniture, Printing or Advertising and textiles industry. Depend on Industry in Greater, London, So we can see that industrial Activity in Rempoa could be Grouped in Group A and Group B. Indirectly, Industries causing positive impacts as the example rental houses activities, restaurants and public transportations. The spreding of the high and middle cost rented Houses are spreads in unpatterned housing regions whereas the spreading of Lower rented houses spreads in patterned housing regions. From the spreading of a number of restaurants and their consuments show that nearer from the location of industry the bigger variable of them. Nevertheless, The restaurants which have long distances from the location of industry, have lower values. The Spreading of public transportation (Ojek & Becak) terminals which the pessangers are the industrial workers just emerge the lower values relatively.
vii
KATA PENGANTAR Bi ism Allah al-Rahman al-Rohim ( Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang )
Syukur Alhamdulillah, penulis sampaikan kepada Allah Swt. Yang telah memberikan rahmat dan inayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini selesai penulis susun. Namun begitu, penulis selaku penyusun masih memohon masukan baik berupa kritik ataupun saran guna penyempurnaan akan karya ilmiah ini. Salawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, yang mewarisi sumber ilmu pengetahuan kepada kita semua yaitu Al-quran dan Sunnah, semoga ilmu yang beliau wariskan bermanfaat bagi kita dunia dan akhirat. Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan yang bertujuan untuk peningkatan pengetahuan dibidang karya ilmiah dan juga untuk memperdalam pemahaman
keilmuan dan
aplikatifnya. Penulis berharap semoga skripsi ini berguna untuk semua pihak yang membutuhkan. Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak guna membantu lancarnya penelitian ini, baik secara langsung atau tidak oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Nurlena Rifai,MA, Ph.D selaku Dekan FITK atas segala bentuk partisipasinya kepada mahasiswa, semoga visi misi yang diembannya diberikan kelancaran dalam menunaikannya, amin. 2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku kepala jurusan Pendidikan IPS dan juga Dosen Pembimbing Akademik, dengan kesibukannya bersedia meluangkan waktu dan tenaganya dalam memberikan arahan dan nasihat dalam penulisan skripsi ataupun selama masa studi penulis di UIN Jakarta. 3. Andri Noor Andriansyah, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa meluangkan waktunya dalam berdiskusi sehingga memberikan
viii
gagasan ataupun ide dalam pembuatan skripsi dengan ikhlas membimbing sampai skripsi ini terselesaikan. 4. Pemerintah Walikota Tangerang Selatan beserta unit-unit yang telah bersedia membagi ilmu dan membantu penulis dalam melengkapi data sekunder yang dibutuhkan dalam skripsi ini, semoga apa yang diberikan oleh mereka berbuah pahala, amin. 5. Ayah dan Bundaku tercinta yang selalu menjadi sang surya dalam hidupku, pancaran sinar kasih sayang nya yang begitu dalam hingga benih-benih kehidupan terpancar dalam jiwa dan sanubariku untuk selalu tumbuh menjadi seorang yang berguna bagi nusa dan bangsa dan bisa menjadi panutan dalam keluarga. 6. Empat Kakak Ku tercinta kakak Ayuk, Puti, Yuni dan abang Arif serta adek Ku Surya yang selalu memberi dukungan baik materil maupun non materil hingga Aku bisa menyelesaikan studi di jenjang S1. 7. Yayasan Malibu dan IKLB yang telah memberikan biasiswa selama ini. 8. Rekan kerja BTA 70 yang telah memberi banyak kesempatan dan berbagai pengalaman dalam dunia pendidikan hingga ku bisa mengajar di berbagai SMAN yang berstandar nasional maupun internasional seperti SMA 28 Pasar Minggu, SMA 70 dan beberapa SMA lainnya. 9. Rekan seperjuangan jurusan Geografi angkatan 2010, senantiasa memberikan
canda tawa dalam setiap waktu dan memberikan arti penting persahabatan dan kebersamaan dalam diriku. Terimkasih untuk dukungan dan semangatnya. 10.Dan kepada semua pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Banyak tantangan dan rintangan yang penulis hadapi khususnya pada waktu pengambilan data. Banyak pelajaran yang bisa penulis ambil pada saat itu. Salah satunya terkait dengan fenomena pola dan kondisi pemukiman ataupun perumahan yang ada di lokasi penelitian. Dimana jika kita melihat di pinggir jalan utama banyak di temukan pemukiman yang layak huni seperti perumahan namun dibalik semua itu pemukiman yang tidak layak huni masih banyak di temui terutama yang mendekati lokasi pabrik Sandratek dimana masih banyak penduduk
ix
yang tinggal di rumah sewa berupa kontrakan dan kos-kosan (rumah petak dengan ruangan seluas 3x4 m). Hal ini ada setelah berkembangnya industri di wilayah itu. Hal seperti itu merupakan salah satu kenyataan hidup yang penulis peroleh di saat pengambilan data primer ke lapangan. Pengambilan data primer ke lapangan ini secara tidak langsung telah mengingatkan penulis akan satu ungkapan “Life is Strunggle”. Bagaimana berjuang untuk hidup di tengah-tengah kondisi yang sulit pada saat ini. Ada banyak usaha yang dapat dilakukan seperti ketiga unit usaha yang penulis teliti dalam penelitian ini dan semua itu dapat berhasil dan berkembang jika ada “kemauan” dan “tekat yang tinggi”. Akhir kata sebagai orang yang masih dalam proses pembelajaran penulis mohon maaf atas segala kekurangan yang ada khususnya yang terdapat pada tulisan ini.
Ciputat, Oktober 2014 Penulis
Syahbani Putra Gunadi
x
DAFTAR ISI Judul (Cover) ...........................................................................................................
i
Surat Pernyataan Karya Ilmiah .............................................................................
ii
Pengesahan Uji Referensi ........................................................................................
iii
Lembar Pengesahan Pembimbing ..........................................................................
iv
Lembar Pengesahan Penguji...................................................................................
v
Abstrak .....................................................................................................................
vi
Kata Pengantar ........................................................................................................
viii
Daftar Isi ...................................................................................................................
xi
Daftar Tabel..............................................................................................................
xiv
Daftar Gambar .........................................................................................................
xv
Daftar Peta ................................................................................................................
xvi
Daftar Lampiran ......................................................................................................
xvii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................
1
A. Latar Belakang ...............................................................................................
1
B. Masalah Penelitian .........................................................................................
4
1. Identifikasi masalah .................................................................................
4
2. Batasan masalah .......................................................................................
5
3. Rumusan masalah.....................................................................................
5
C. Tujuan Penelitian ...........................................................................................
6
D. Kegunaan Penelitian.......................................................................................
6
BAB II KAJIAN TEORI .........................................................................................
8
A. Landasan Teori ...............................................................................................
8
1. Industri ....................................................................................................
8
a. Klasifikasi Industri .............................................................................
9
b. Lokasi Industri ...................................................................................
19
c. Teori Lokasi Industri ..........................................................................
23
d. Dampak Industri .................................................................................
25
e. Identifikasi Dampak ...........................................................................
27
2. Jarak Mutlak dan Jarak Relatif .................................................................
29
xi
3. Analisis Sewa Yang Ditawarkan ..............................................................
30
4. Penduduk ..................................................................................................
32
B. Kerangka Berpikir ..........................................................................................
36
C. Hasil Penelitian Relevan ................................................................................
37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..............................................................
39
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................
39
1. Tempat Penelitian.....................................................................................
39
2. Waktu Penelitian ......................................................................................
39
B. Metode dan Desain Penelitian........................................................................
40
C. Variabel Penelitian .........................................................................................
41
D. Tahap Pengumpulan Data ..............................................................................
41
E. Tahap Pengolahan dan Penyajian Data ..........................................................
42
F. Tahap Analisi Data .........................................................................................
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................................
45
A. Deskripsi Data ................................................................................................
45
1. Letak Geografis dan Administratif Wilayah Penelitian ...........................
45
2. Penggunaan Tanah ...................................................................................
48
2.1.Pemukiman.........................................................................................
48
3. Jaringan Jalan ...........................................................................................
51
4. Perindustrian ............................................................................................
51
4.1.Perusahaan Industri di Kecamatan Ciputat Timur .............................
55
4.1.1. Jumlah dan Jenis Industri .......................................................
55
4.1.2. Industri di Kelurahan Rempoa ...............................................
56
5. Penduduk ..................................................................................................
61
5.1.Jumlah Penduduk ...............................................................................
61
5.2.Mata Pencaharian Penduduk ..............................................................
62
5.3.Unit Usaha Kegiatan Penduduk .........................................................
64
5.3.1. Unit Usaha Rumah Sewa .......................................................
64
5.3.2. Unit Usaha Warung Makan ....................................................
65
5.3.3. Unit Usaha Angkutan .............................................................
68
xii
B. Pembahasan ....................................................................................................
69
1. Industri di Kelurahan Rempoa .................................................................
69
1.1.Persebaran Industri .............................................................................
69
1.1.1. Industri Besar .........................................................................
69
1.1.2. Industri Sedang ......................................................................
69
1.1.3. Industri Kecil ..........................................................................
70
1.1.4. Industri Rumah Tangga ..........................................................
71
1.2.Industri Sebagai Objek Kasus ............................................................
71
2. Kegiatan Penduduk di Kelurahan Rempoa ..............................................
72
2.1.Unit Usaha Penyewaan Rumah ..........................................................
72
2.1.1. Biaya Sewa Penghuni Rumaha Sewa .....................................
74
2.1.2. Waktu Tempuh Penghuni Rumah Sewa Pekerja Industri Kelokasi Kerja (kasus PT. Sandratex) ...................................
76
2.1.3. Biaya Angkutan Pekerja Industri ke Lokasi Kerja (kasus PT. Sandratex) ........................................................................
78
2.2.Unit Usaha Warung Makan ................................................................
81
2.2.1. Persebaran Warung Makan ....................................................
81
2.2.2. Jumlah Pekerja Warung .........................................................
82
2.2.3. Jumlah Konsumen Warung (pekerja pabrik) .........................
84
2.2.4. Besar Modal Pekerja Warung ................................................
86
2.2.5. Besar Keuntungan Pemilik Warung .......................................
88
2.3.Unit Usaha Angkutan .........................................................................
90
2.3.1. Pengendara Tetap ...................................................................
90
2.3.2. Pemakai Jasa Angkutan..........................................................
91
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ...........................................
94
A. Kesimpulan ....................................................................................................
94
B. Implikasi .........................................................................................................
95
C. Saran ...............................................................................................................
96
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
98
LAMPIRAN ..............................................................................................................
100
xiii
DAFTAR TABEL 2.1. Karakteristik Operasi Relatif Sarana Transportasi ..................................
21
3.1. Waktu Pengumpulan Data Penelitian ......................................................
40
4.1. Nama Kelurahan dan Jumlah RT/RW Kecamatan Ciputat Timur ..........
45
4.2. Daftar Perumahan Kelurahan Rempoa Tahun 2014 ...............................
48
4.3. Status Pemukiman dan Jumlah Rumah Kelurahan Rempoa ...................
50
4.4. Persentase Luas Penggunaan Tanah Kelurahan Rempoa ........................
50
4.5. Jaringan Jalan Kelurahan Rempoa ..........................................................
51
4.6. Monitoring Pemasukan Dokumen Survei IBS Tahun 2013 Kota Tangerang Selatan ...................................................................................
52
4.7. Jumlah Industri Kecil, Sedang, dan Besar di Kecamatan Ciputat Timur
56
4.8. Jumlah Industri, Tenaga Kerja dan Letak Industri di Kelurahan Rempoa....................................................................................................
57
4.9. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur 2013 ................................
61
4.10. Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan Rempoa ...................................
62
4.11. Jumlah Unit Usaha di Kelurahan Rempoa ..............................................
65
4.12. Jumlah Unit Usaha Warung Makan di Jalan Utama ...............................
66
xiv
DAFTAR GAMBAR 1. Lokasi Industri di Greater London .................................................................
24
2. Hubungan Sewa Tanah Dengan Tata Guna Lahan ........................................
32
3. Piramida Penduduk Kelurahan Rempoa 2013 ...............................................
62
4. Pengambilan Data Sekunder di Kantor Kelurahan Rempoa ..........................
108
5. Pengambilan Data Sekunder Peta RBI di BIG ...............................................
108
6. Gerbang Masuk Indogravure .........................................................................
108
7. Bagian Depan PT. Indogravure ......................................................................
108
8. Kawasan Industri Furnitur di Pinggir Jalan Juanda .......................................
108
9. Pekerja Industri Furnitur ................................................................................
108
10. Hasil Produksi Industri Furnitur di Rempoa ..................................................
109
11. Gerbang Masuk PT. Sandratex ......................................................................
109
12. Penghuni Rumah Sewa di RW 01 Rempoa....................................................
109
13. Pemilik Warung Makan Tenda Depan Gerbang Sandratex ...........................
109
14. Pangkalan Becak di Tanjakan Mabad ............................................................
109
15. Warung Makan Tenda di Depan Gerbang Timur Sandratex .........................
109
xv
DAFTAR PETA 1. Administrasi Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur .......................
46
2. Penggunaan Lahan Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur .............
47
3. Persebaran Industri Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur .............
60
4. Persebaran Warung Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur.............
67
5. Persentase Rumah Sewa Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur .....
73
6. Biaya Sewa Rumah Per Bulan Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur ..............................................................................................................
75
7. Waktu Tempuh Pekerja Industri Ke Lokasi Industri Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur ..............................................................................
77
8. Biaya Angkutan Pekerja Industri Ke Lokasi Industri (Kasus PT. Sandratex) Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur...........................
80
9. Jumlah Pekerja Warung Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur......
83
10. Jumlah Konsumen Warung Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur
85
11. Besar Modal Pemilik Warung Per Hari Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur .................................................................................................
87
12. Besar Keuntungan Pemilik Warung Per Hari Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur ..............................................................................
89
13. Pangkalan Ojek & Becak Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur ...
92
xvi
DAFTAR LAMPIRAN A. Lampiran 1: Lembar Kuesioner ....................................................................
100
B. Lampiran 2: Kegiatan Penyewaan Rumah di Kelurahan Rempoa .................
104
C. Lampiran 3: Kegiatan Usaha Warung di Kelurahan Rempoa ........................
105
D. Lampiran 4: Kegiatan Unit Usaha Angkutan di Kelurahan Rempoa .............
107
E. Lampiran 5: Foto Kegiatan ............................................................................
108
F. Lampiran 6: Lembar Uji Referensi ................................................................
110
G. Lampiran 7: Biodata Penulis ..........................................................................
113
H. Surat Izin Penelitian .......................................................................................
115
xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan selalu ditunjukan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat kearah yang lebih baik dan merata. Pembangunan suatu wilayah erat kaitannya dengan proses industrialisasi dan peningkatan hasil produksi industri. Sektor industri dalam perekonomian di Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting bagi peningkatan devisa negara. Disamping peranannya pada skala nasional, industrialisasi juga dianggap dapat berperan dalam perkembangan wilayah dan mendorong perkembangan suatu wilayah yang terbelakang. Dalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN 1978), menyatakan bahwa salah satu tujuan utama pembangunan jangka panjang Indonesia adalah untuk mencapai struktur ekonomi yang seimbang dimana industri manufaktur yang kuat dan maju didukung oleh sektor pertanian yang tangguh.1 Industri manufaktur modern banyak terkonsentrasi di daerah perkotaan di Pulau Jawa.2 Terutama di sekitar kawasan DKI Jakarta yang terkenal dengan sebutan Jabotabek (Jakarta Bogor Tangerang Bekasi), yang berkembang seiring dengan dikeluarkannya instruksi presiden no 13 tahun 1976 tentang pengembangan wilayah Jabotabek. Sehingga tidaklah mengherankan jika kawasan Jabotabek terdapat infrastruktur yang memadai seperti jaringan jalan dan transportasi. Melihat latar belakang berdirinya industri sebagai sektor utama dalam meningkatkan taraf pembangunan tentu tidak terlepas dari faktor tingginya pertumbuhan penduduk. Dimana pertumbuhan penduduk indonesia beberapa periode dari tahun 1930-2010 dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penduduk indonesia tergolong tinggi. Berkaitan dengan tingginya pertumbuhan 1
Parlin Sitorus, Teori Lokasi Industri, (Jakarta: Penebit Universitas Trisakti, 1997), hal
158. 2
Poot Huib, Industrialication and Trade in Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1990), hal 9.
1
2
penduduk dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi, dalam teori model pertumbuhan A. Lewis dikenal dengan sebutan “suplai tenaga kerja yang tidak terbatas” dan ini adalah satu diantara model neo-klasik yang meneliti perkembangan
atau
pertumbuhan
ekonomi
di
negara-negara
sedang
berkembang. Model ini menjelaskan bagaimana pertumbuhan ekonomi dimulai di sebuah negara yang sedang berkembang yang mempunyai dua sektor dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, yaitu pertanian tradisional yang subsistens di pedesaan dan industri di perkotaan.3 Dewasa ini lokasi pembangunan industri banyak terkonsentrasi di daerah penglaju ibukota Jakarta. Karena kencendrungan pendirian lokasi industri yang selalu mendekati perkotaan sebagai mana dalam teori Pusat Kosentis menurut Burgess yang membagi pola keruangan kota menjadi enam bagian, dimana industri akan berdiri pada zona ke-2 sebagai tempat berdirinya pabrik (manufaktur ringan) yang disebut dengan Zona Suburban dan pada zona ke-3 yaitu Zona Suburban Fringe akan berdiri pabrik besar atau industri berat. Dalam teori ini dikatakan bahwa kecedrungan pendirian manufaktur ringan atau industri ringan seperti industri tekstil disebabkan oleh sistem transportasi tidak rumit, murah, mudah dan cepat kesegala arah, serta dekat dengan konsumen sehingga memberi kemudahan dalam proses pendistribusian.4 Terkait dengan lokasi industri, Smith dalam bukunya mengungkapkan bahwa untuk memutuskan penempatan industri pada suatu wilayah akan dipertimbangkan dengan baik oleh pengusahanya. Pertimbangan lain selain kedekatan industri pada pasar dan bahan mentah adalah daya tarik lokasi. Daya tarik lokasi erat kaitannya dengan ketersediaannya jalan, pengangkutan, tenaga kerja, listrik, air, dan saluran pembuangan limbah. Adanya saling ketergantungan antara lokasi industri dengan ketersediaan jalan dan pengangkutan ditandai dengan adanya konsentrasi industri yang tinggi yang dimiliki oleh wilayah yang kepadatan lalu-lintasnya tinggi dengan jumlah dan 3
Tulus Tambunan, Perkembangan Industri Nasional Sejak Orde Baru Hingga Pasca Krisis, (Jakarta: Universitas Trisakti, 2008), h. 2. 4 Enok Maryani dan Bagja Waluya, Hand Out Geografi Desa Kota, (Bandung: Fakultas IPS UPI, 2008), h. 27-28.
3
jenis angkutan yang besar yang melewati lokasi industri tersebut serta memakan biaya angkutan yang rendah.5 Berdirinya industri di suatu wilayah akan menimbulkan dampak bagi kegiatan penduduk sekitarnya baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak negatif adalah pengaruh industri terhadap perusakan lingkungan fisik baik udara, tanah, dan air yang timbul akibat limbah kegiatan di sekitar lokasi industri. Di beberapa lokasi industri cendrung lebih banyak ditemukan dampak negatif daripada dampak positifnya. Dimana kasus ini banyak di temukan pada lokasi industri ekstraktif (industri hulu). Seperti kasus PT. Newmont Minahasa Raya, Manado, Sulawesi Utara, pada tahun 2000, triling dari operasi industri tersebut telah mengkontaminasi wilayah daratan seluas 35.820 ha, sementara Laut Arafura telah terkontaminasi seluas 84.158 ha. Dilain kasus seperti PT. INCO Sulawesi Selatan, 750 keluarga kehilangan tanah produktif mereka yang merupakan sumber mata pencaharian utma masyrakat adat di sana.6 Dampak positif dari berdirinya industri di suatu wilayah, dapat diartikan sebagai manfaat industri terhadap kegiatan penduduk. Dampak ini dapat dilihat dari adanya kemampuan industri untuk menyerap tenaga kerja yang akan memberi manfaat bagi penduduk untuk bekerja karena setiap industri membutuhkan tenaga kerja yang berguna untuk melakukan aktivitasnya. Faktor ini mencerminkan bahwa sektor industri cukup berperan dalam penciptaan lapangan kerja yaitu mampu menciptakan kesempatan kerja sebesar 15,1 juta.7. Berdirinya industri juga diikuti dengan bertambahnya variasi lapangan hidup. Variasi ini ditandai dengan timbulnya kegiatan penduduk di sektor informal. Ahmad (2000), mengatakan bahwa “ dimana kegiatan ekonomi formal berada maka pelaku sektor informal akan berada di sekitarnya”. Di 5
Devi Aseani, “Dampak Kegiatan Industri Terhadap Kegiatan Pnduduk Studi Kasus Industri Di Kelurahan Suka Maju, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok” Skripsi pada Sarjana Universitas Indonesia, Depok, 2003 h. 2, tidak dipublikasikan. 6 Tambang dan Penghancuran Lingkungan Kasus-Kasus Pertambangan di Indonesia 2003-2004, (Jakarta: Jaringan Advokasi Tambang, 2006), Hal. 12-14. 7 Kebijakan Pembangunan Industri Nasional, (Jakarta: Departemen Perindustrian, 2005), hal. 24.
4
wilayah Jawa jumlah pelaku sektor informal berkisar antara 37% sampai 43%, sementara di luar Jawa lebih banyak lagi berkisar antara 40%-55%.8 Karena ini lah tidak mengherankan dimana ada kegiatan industri di sana ditemukan usaha kegiatan informal yang mendukung kegiatan industri seperti usaha kontrakan atau penyewaan rumah, rumah makan, warung makanan, dan minuman, tokotoko, serta usaha angkutan. Sebagaimana yang pernah diteliti oleh Devi Aseany (2003) di wilayah Kota Depok terkait dampak industri terhadap timbulnya usaha sektor informal yang termasuk dalam dampak positif lokasi industri. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa terdapat dampak positif dari kegitan industri terhadap pertumbuhan jumlah usaha penduduk di sektor informal. Adanya dampak industri terhadap penduduk, hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk melakukan penelitian terkait Dampak Industri Terhadap Kegiatan Penduduk yang ada di wilayah Kelurhan Rempoa Kec. Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan. Pada penelitian ini akan dilihat seberapa luas wilayah persebaran dampak dari kehadiran industri di Kelurahan Rempoa khususnya yang terkonsentrasi di sepanjang Jalan Djuanda terhadap perubahan kegiatan penduduk di Kelurahan Rempoa dan sekitarnya. Perubahan kegiatan penduduk diutamakan pada kegiatan pengontrakan atau penyewaan rumah dan kesempatan kerja yang dalam hal ini timbulnya sumber-sumber pekerjaan baru (membuka warung, toko-toko, usaha angkutan di sekitar lokasi industri) sehingga akhirnya dapat diketahui segragasi dampak industri di kelurahan Rempoa tersebut. B. Masalah Penelitian 1.
Identifikasi masalah Bedasarkan latar belakang masalah, dampak dari kegiatan industri
terhadap kegiatan penduduk maka dari itu dapat di identifikasi beberapa masalah diantaranya sebagai berikut:
8
Ahmad Erani Yustika, Industrialisasi Pinggiran, (Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2000), hal. 176.
5
a. Industrialisasi cenderung dianggap dapat mendorong perkembangan wilayah terbelakang. b. Industri modern banyak terkonsentrasi di daerah perkotaan Pulau Jawa. c. Pemerataan pembangunan yang tidak baik sebagai pengaruh dari industri. d. Adanya
saling
ketergantungan
antara
lokasi
industri
dengan
ketersediaan jalan e. Dampak industri terhadap perusakan lingkungan f. Kemampuan industri dalam menyerap tenaga kerja. g. Tingginya laju urbanisasi karena dayatarik industrialisasi di wilayah perkotaan. h. Dampak keberadaan industri yang mempengaruhi pertambahan variasi kegiatan penduduk disektor informal.
2.
Batasan masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka yang menjadi batasan
masalah dalam penelitian ini yaitu: a.
Persebaran industri yang terdapat di Kelurahan Rempoa Kec. Ciputat Timur , Kota Tangerang Selatan.
b.
Persebaran dampak industri terhadap kegitan penduduk di Kelurahan Rempoa Kec. Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan.
3.
Rumusan masalah Dari batasan masalah di atas maka bisa ditarik suatu rumusan masalah,
yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1) Bagaimana persebaran industri yang terdapat di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan? 2) Bagaimana persebaran dampak kegiatan industri
terhadap kegiatan
penduduk di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur?
6
C. Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk; 1) Mengetahui persebaran industri yang terdapat di Kelurahan Rempoa Kec. Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan. 2) Mengetahui persebaran dampak kegiatan industri terhadap kegiatan penduduk di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil
penelitian
diharapkan
dapat
memberikan
tambahan
pengetahuan pada tingkatan teoritis kepada pembaca dalam melihat dan mengamati dampak industri terhadap kegiatan penduduk. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi dan bahan pertimbangan nyata untuk kepentingan bagi pihak yang membutuhkan yaitu: a. Manfaat bagi mahasiswa Memberi informasi kepada mahasiswa yang membutuhkan bahan kajian ilmiah yang berkaitaan dengan dampak kegiatan industri terhadap kegiatan penduduk. b. Manfaat bagi pemerintah Kota Tangerang Selatan Mengusung wacana dalam mengambil suatu kebijakan guna memperoleh suatu keputusan yang memberi keseimbangan antara lingkungan dengan sesuatu yang bernilai ekonomi tinggi seperti kegiatan industri. c. Manfaat bagi DISPERINDAG Kota Tangerang Selatan Untuk melihat pola persebaran industri yang ada di Kelurahan Rempoa Kec. Ciputat Timu Kota Tangerang Selatan.
7
d. Manfaat bagi Dinas Tata Kota Tangerang Selatan Untuk melihat perubahan dari penggunaan lahan yang ada di Kelurahan Rempoa Kec. Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan guna
untuk
mengusung
kebijakan
dalam
perencanaan
pembangunan. e. Manfaat bagi Dinas Kependudukan Kota Tangerang Selatan Untuk melihat kepadatan penduduk yang mengacu pada peta tematik yang kaitannya dengan pemukiman baik teratur maupun tidak teratur (identik dengan pemukiman padat penduduk). f. Manfaat bagi Infestor Untuk melihat lokasi trategis dalam berinfrestasi dengan melihat peta tematik persebaran industri, persebaran pemukiman, dan penggunaan lahan.
BAB II KAJIAN TEORI A.
Landasan Teori 1.
Industri Menurut Sandy, “Industri adalah usaha untuk memperoleh barang-
barang jadi dari bahan baku atau bahan mentah melalui suatu proses penggarapan dalam jumlah yang besar, sehingga barang-barang tersebut dapat diperoleh dengan harga satuan yang serendah mungkin tetapi tetap dengan mutu yang setinggi mungkin”.9 Dalam UU Perindustrian No 5 Tahun 1984, “industri adalah kegiatan ekonomi yang mengelola bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaanya termasuk kegiatan rancangan bangun dan perekayasaan industri”. Pengertian Industri menurut BPS Tangsel adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi/setengah jadi, dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada pemakai akhir. Termasuk dalam kegiatan ini adalah jasa industri dan pekerjaan perakitan (assembling).10 Menurut Sumaatmaja, “Dari sudut pandang geografi, Industri sebagai suatu sistem merupakan perpaduan
sub sistem fisis dan sub sistem
manusia“.11 Industri juga dapat diartikan sebagai suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha
9
Sandy, Republik Indonesia Geografi Regional, (Jakarta: Jurusan Geografi FMIPA-UI, 19850), h. 148. 10 BPS Tangsel, Kota Tangerang Selatan Dalam Angka, (Tangerang: Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, 2013), h. 216. 11 Sumaatmadja, Nursid, Geografi Pembangunan, Jakarta: DEPDIKBUD, 1988. Hal
8
9
perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa. Industri merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesejateraan penduduk. Selain itu industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan
mutu
sumberdaya
manusia
dan
kemampuan
untuk
memanfaatkan sumber daya alam secara optimal. a.
Klasifikasi Industri Karena banyaknya jenis industri yang dilihat dari latar atau atribut
tertentu yang terdapat di suatu negara, maka perlu kiranya adanya suatu pengelompokan yang jelas. Di dalam peraturan kepala badan pusat statistik nomor 57 tahun 2009 tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLUI) industri di klasifikasikan berdasarkan Kode Klasifikasi Industri (KKI) 2 digit sebagai berikut: 1)
Jenis industri 10 meliputi industri makanan Golongan
pokok ini
mencakup
pengolahan produk
pertanian, kehutanan dan perikanan menjadi makanan dan juga mencakup produk setengah jadi yang tidak secara langsung menjadi produk makanan tetapi nilainya dapat lebih besar atau lebih kecil. 2)
Jenis industri 11 meliputi industri minuman Golongan pokok ini mencakup pembuatan minuman beralkohol dan tidak beralkohol, air minum mineral, bir dan anggur, dan pembuatan minuman beralkohol yang disuling. Kegiatan ini tidak mencakup pembuatan jus buah-buahan dan sayur-sayuran, minuman dengan bahan baku susu, dan pembuatan produk teh, kopi dan produk teh dengan kadar kafein yang tinggi.
3)
Jenis industri 12 meliputi industri pengolahan tembakau Golongan pokok ini mencakup pembuatan tembakau atau produk pengganti tembakau; rokok, cerutu, cangklong, snuff,
10
chewing; dan pemotongan serta pengeringan kembali tembakau tetapi tidak mencakup penanaman atau pengolahan awal tembakau. 4)
Jenis industri 13 meliputi industri tekstil Golongan pokok ini mencakup pengolahan, pemintalan, penenunan dan penyelesaian tekstil dan bahan pakaian, pembuatan barang-barang tekstil bukan pakaian (seperti sprei, taplak meja, gordein, selimut, permadani, tali temali dan lainlain). Golongan pokok ini tidak mencakup penanaman serat alami atau pembuatan serat sintetis masuk dalam sub golongan 2030 dan pembuatan pakaian masuk dalam golongan pokok 14.
5)
Jenis industri 14 meliputi industri pakaian jadi Golongan pokok ini mencakup semua pekerjaan menjahit (baju siap pakai atau berdasarkan ukuran/pesanan), dalam semua bahan (seperti kulit, bahan baju, bahan rajutan atau tenunan dan lain-lain), dari semua jenis pakaian (seperti pakaian luar, pakaian dalam pria, wanita atau anak-anak, pakaian kerja dan pakaian santai dan lain-lain) dan asesoris, tidak ada perbedaan dalam pembuatan antara baju untuk anak-anak dan orang dewasa, atau antara pakaian tradisional dan modern.
6)
Jenis industri 15 meliputi industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki Golongan pokok ini mencakup pengolahan dan pencelupan kulit berbulu dan proses perubahan dari kulit jangat menjadi kulit dengan proses penyamakan atau proses pengawetan dan pengeringan serta pengolahan kulit menjadi produk yang siap pakai, pembuatan koper, tas tangan dan sejenisnya, pakaian kuda dan peralatan kuda yang terbuat dari kulit, dan pembuatan alas kaki. Golongan pokok ini juga mencakup pembuatan produk sejenisnya dari bahan lain (kulit imitasi atau kulit tiruan), seperti alas kaki dari bahan karet, koper dari tekstil dan
11
lain-lain. Barang-barang terbuat dari kulit tiruan termasuk di sini, asalkan cara pembuatannya sama dengan produk kulit dibuat (koper), dan biasanya di produksi oleh unit yang sama. 7)
Jenis industri 16 meliputi industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan, rotan dan sejenisnya. Golongan pokok ini mencakup pembuatan barang-barang dari kayu. Kebanyakan digunakan untuk konstruksi dan juga mencakup berbagai proses pengerjaan dari penggergajian sampai pembentukan dan perakitan barang-barang dari kayu, dan dari perakitan sampai produk jadi seperti kontainer kayu. Terkecuali penggergajian, golongan pokok ini terbagi lagi sebagian besar didasarkan pada produk spesifik yang dihasilkan. Golongan pokok ini tidak mencakup pembuatan mebeler, atau perakitan/pemasangan perabot kayu dan sejenisnya
8)
Jenis industri 17 meliputi industri kertas dan barang dari kertas Golongan pokok ini mencakup pembuatan bubur kayu, kertas, dan produk kertas olahan. Pembuatan dari produk-produk tersebut dikelompokkan bersama karena merupakan satu rangkaian proses pengolahan yang berkaitan. Lebih dari itu kegiatan seringkali dilakukan dalam satu unit. Ada tiga kegiatan utama, yaitu Pertama, pembuatan bubur kertas yang meliputi pemisahan serat selulosa dari kotoran dalam kayu atau kertas bekas. Kedua, pembuatan kertas yang meliputi penyusunan serat selulosa menjadi lembaran-lembaran. Ketiga, barang kertas olahan dibuat dari kertas dan bahan lain dengan berbagai teknik pemotongan dan pembentukan, termasuk kegiatan pelapisan dan laminasi. Barang kertas dapat merupakan barang cetakan (kertas pelapis dinding, kertas kado dan lain-lain), selagi pencetakan bukanlah merupakan hal yang utama. Golongan pokok ini utamanya terbagi menjadi produksi bubur kertas, kertas dan
12
papan kertas, dan selebihnya termasuk produksi produk kertas dan kertas yang diproses lebih lanjut. 9)
Jenis industri 18 meliputi industri pencetakan dan reproduksi media rekaman. Golongan pokok ini mencakup pencetakan barang-barang dan kegiatan pendukung yang berkaitan dan tidak terpisahkan dengan industri pencetakan, proses pencetakan termasuk bermacam metode/cara untuk memindahkan suatu image dari suatu sumber ke berbagai media, dan yang terpenting bagaimana memindahkan image dari piringan atau layar monitor ke suatu media melalui/dengan berbagai teknologi pencetakan. Terdapat beberapa hal bahwa pencetakan dan penerbitan dilakukan oleh suatu unit yang sama dan pada lokasi yang sama pula. Golongan pokok ini juga mencakup reproduksi media rekaman, seperti compact disk (CD), Video rekaman, software dalam disk atau tape.
10)
Jenis industri 19 meliputi industri produk dari batu dan pengilangan minyak bumi. Golongan pokok ini mencakup perubahan minyak bumi mentah dan batu bara menjadi produk yang bermanfaat. Proses yang dominan adalah pengilangan minyak bumi, di mana meliputi pemisahan minyak bumi mentah menjadi produk komponen melalui teknik seperti pemecahan dan penyulingan. Golongan pokok ini juga mencakup pembuatan produk khas (Kokas, butone, propone, petrol).
11)
Jenis industri 20 meliputi industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia. Golongan pokok ini mencakup perubahan bahan organik dan non organik mentah dengan proses kimia dan pembentukan produk. Hal ini mencirikan/membedakan produk kimia dasar yang membentuk kelompok industri pertama dari hasil produk
13
antara dan produk akhir yang dihasilkan melalui pengolahan lebih lanjut dari kimia dasar yang merupakan kelompokkelompok industri lainnya. 12)
Jenis industri 21 meliputi industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional. Golongan pokok ini mencakup pembuatan produk farmasi dasar dan preparat farmasi. Golongan pokok ini mencakup antara lain preparat darah, obat-obatan jadi, preparat diagnostik, preparat medis, obat tradisional atau jamu dan produk botanikal untuk keperluan farmasi.
13)
Jenis industri 22 meliputi industri karet, barang dari karet dan plastik. Golongan pokok ini mencakup pembuatan barang plastik dan karet. Golongan pokok ini dicirikan dengan penggunaan bahan baku karet dan plastik dalam proses pembuatannya. Namun demikian tidak berarti bahwa pembuatan semua barang yang terbuat dari bahan baku ini termasuk di sini.
14)
Jenis industri 23 meliputi industri barang galian bukan logam. Golongan pokok ini mencakup kegiatan pengolahan bahan baku menjadi barang jadi yang berhubungan dengan unsur tunggal suatu mineral murni, seperti gelas dan produk gelas, produk keramik dan tanah liat bakar, semen dan plester. Industri pemotongan dan pengasahan batu serta pengolahan produk mineral lainnya, tercakup di sini.
15)
Jenis industri 24 meliputi industri logam dasar. Golongan pokok ini mencakup kegiatan peleburan dan penyulingan baik logam yang mengandung besi maupun tidak dari bijih, potongan atau bungkahan dengan menggunakan bermacam teknik metalurgi. Golongan pokok ini juga mencakup pembuatan logam campuran. Hasil dari peleburan dan pemurnian biasanya dalam bentuk batang logam (ingot) yang
14
biasanya digunakan dalam pekerjaan rolling, penarikan dan pengambilan pada pembuatan produk seperti plat, lembaran, lempengan, potongan, batangan, kawat dan bentuk cairan untuk membuat cetakan dan produk logam dasar lain. 16)
Jenis industri 25 meliputi industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya. Golongan pokok ini mencakup pembuatan produk logam "murni" (seperti suku cadang, kontainer/wadah dan struktur), pada umumnya mempunyai fungsi statis atau tidak bergerak, pembuatan perlengkapan senjata dan amunisi. Golongan pokok ini tidak mencakup industri peralatan dan permesinan, industri penggabungan atau pemasangan produk logam (kadang kala dengan bahan lain), barang elektrik, elektronik atau optikal, yang bekerja dengan bagian yang bergerak.
17)
Jenis industri 26 meliputi industri komputer, barang elektronik dan optik. Golongan pokok ini mencakup pembuatan komputer, perlengkapan komputer, peralatan komunikasi, dan barangbarang elektronik sejenis, termasuk pembuatan komponennya. Proses produksi ditandai dengan rancangan dan penggunaan penerapan teknologi tinggi untuk menciptakan IC dan barangbarang berukuran kecil. Golongan pokok ini juga mencakup pembuatan barang-barang elektronik rumah tangga, alat pengukuran, alat pengujian, alat navigasi, dan peralatan kontrol, iradiasi, peralatan elektromedical dan elektroterapi, peralatan dan instrumen optik, dan pembuatan media magnetik dan optik.
18)
Jenis industri 27 meliputi industri peralatan listrik. Golongan pokok ini mencakup pembuatan produk yang membangkitkan, mendistribusikan dan menggunakan tenaga listrik. Golongan pokok ini juga mencakup pembuatan lampu listrik, peralatan sinyal dan peralatan rumah tangga listrik.
15
Golongan pokok ini tidak mencakup pembuatan barang-barang elektronik. 19)
Jenis industri 28 meliputi industri mesin dan perlengkapan YTDL. Golongan pokok ini mencakup pembuatan mesin dan peralatan yang dapat bekerja bebas dengan bahan-bahan baik secara mekanik atau yang berhubungan dengan panas atau melaksanakan pengolahan bahan-bahan (seperti pengangkatan, penyemprotan, penimbangan atau pengepakan), termasuk komponen mekaniknya yang menghasilkan dan menggunakan tenaga dan komponen utama yang dihasilkan secara khusus. Golongan pokok ini mencakup pembuatan peralatan tangan, peralatan tetap atau bergerak, tanpa memperhatikan apakah peralatan tersebut dibuat untuk keperluan industri, pekerjaan sipil dan bangunan, pertanian atau rumah tangga. Pembuatan peralatan khusus untuk angkutan penumpang atau barang dalam dasar pembatasan juga tercakup dalam di sini. Golongan pokok ini juga mencakup pembuatan mesin untuk keperluan khusus lainnya, yang tidak dicakup dimanapun dalam klasifikasinya, baik digunakan atau tidak dalam proses industri, seperti peralatan permainan/hiburan pasar malam, peralatan gelanggang bouling otomatis dan lain-lain.
20)
Jenis industri 29 meliputi industri kendraa bermotor, trailer dan semi trailer. Golongan pokok ini mencakup pembuatan kendaraan bermotor untuk angkutan penumpang atau barang. Pembuatan berbagai suku cadang dan aksesori kendaraan bermotor, termasuk pembuatan trailer atau semi-trailer, sedangkan perawatan dan perbaikan kendaraan di klasifikasikan di tempat lain.
21)
Jenis industri 30 meliputi industri alat angkutan lainnya.
16
Golongan pokok ini mencakup alat angkutan lain seperti pembuatan kapal dan perahu, lori/gerbong kereta api dan lokomotif, pesawat udara dan pesawat angkasa beserta suku cadangnya. 22)
Jenis industri 31 meliputi industri furnitur Golongan pokok ini mencakup pembuatan mebeller dan produk yang berkaitan yang terbuat dari berbagai bahan kecuali batu, semen dan keramik. Pengolahan yang digunakan dalam pembuatan mebeller adalah metode standar, yaitu pembentukan bahan
dan
perakitan
komponen,
termasuk
pemotongan,
pencetakan dan pelapisan. Perancangan produk, baik untuk estetika dan kualitas fungsi adalah aspek yang penting dalam proses produksi. Pembuatan mebeller cenderung menjadi kegiatan yang khusus. 23)
Jenis industri 32 meliputi industri pengolahan lainnya. Golongan ini mencakup pembuatan berbagai macam barang yang belum dicakup di tempat lain dalam klasifikasi ini. Karena golongan pokok ini adalah bersifat residual, proses produksi, bahan input, dan penggunaan barang-barang yang dihasilkan dapat berubah-ubah secara luas dan ukuran umum untuk mengelompokkan golongan ke dalam golongan pokok belum diterapkan di sini.
24)
Jenis industri 33 meliputi industri jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan. Perbaikan dan pemeliharaan mesin dan peralatannya mencakup perbaikan khusus barang barang yang dihasilkan oleh lapangan usaha industri pengolahan dengan tujuan untuk pemulihan mesin, peralatan dan produk lainnya menjadi baik. Ketentuan pemeliharaan umum atau rutin (servis) mesin-mesin tersebut untuk memastikan mesin bekerja efesien dan untuk
17
pencegahan kerusakan dan perbaikan yang tidak penting, tercakup di sini. Golongan pokok ini hanya mencakup kegiatan perbaikan dan pemeliharaan khusus. Juga tercakup di sini instalasi khusus mesin. Golongan pokok ini tidak mencakup pembersihan mesin industri, perbaikan dan pemeliharaan peralatan komputer dan komunikasi, serta perbaikan dan pemeliharaan barang-barang rumah tangga. Berdasarkan sifat bahan mentah dan sifat produksi, industri secara luas meliputi; 1)
Industri primer, yaitu industri yang mengambil bahan-bahan mentah dari sektor primer, yaitu pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, dan pertambangan. Contohnya:
bahan mentah pertanian, seperti pengambilan kelapa sawit, penyadapan getah karet, dan sebagainya;
bahan mentah dari peternakan, seperti penangkapan ikan dan udang di laut, kolam, tambak, dan sebagainya;
bahan mentah dari kehutanan, seperti pengambilan kayu, pengambilan rotan , dan hasil hutan;
bahan mentah dari pertambangan, seperti eksploitasi atau pengambilan minyak bumi dari dalam tanah, penambangan batu bara, timah, dan sebagainya.
2)
Industri sekunder (terutama konstruksi dan manufaktur), yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasil industri lain (industri primer), bahan bakunya adalah barang jadi atau setengah jadi. Contohnya sebagai berikut:
pengolahan hasil pertanian, misalnya industri minyak goreng dan ban mobil;
pengolahan hasil peternakan, misalnya industri susu bubuk, dan pengalengan susu, serta industri daging;
18
pengolahan hasil perikanan, misalnya industri pengalengan ikan dan industri pembekuan udang;
pengolahan hasil hutan, misalnya industri kayu lapis dan industri pengawetan kayu;
pengolahan hasil tambang, misalnya industri pelelehan bijih emas menjadi emas dan industri penyulingan minyak bumi;
industri penunjang pertanian, misalnya industri pupuk;
industri bahan bangunan dan konstruksi, misalnya industri semen dan industri baja;
bidang pembuatan dan perakitan, misalnya perakitan kendaraan bermotor dan perakitan alat - alat elektronik, seperti televisi, radio, kalkulator, serta pembuatan pesawat tebang.
3)
Industri tersier adalah industri pelayanan yang meliputi jasa transportasi, komunikasi dan sektor jasa lainnya. Contohnya sebagai berikut:
industri
pelayanan
dalam
bidang keuangan,
seperti
perbankan dan asuransi;
industri pelayanan dalam bidang transportasi, seperti perumka, PN Garuda, PN DAMRI, dan PT PELNI;
industri pelayanan dalam bidang pariwisata, perjalanan dan perhotelan, misalnya biro-biro pariwisata, biro perjalanan umum, dan biro perhotelan.12
Industri di Indonesia dapat digolongkan kedalam beberapa macam kelompok. Industri didasarkan pada banyaknya tenaga kerja dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu: 1)
Industri besar, memiliki jumlah tenaga kerja 100orang atau lebih,
12
Moh. Soerjani, dkk., Sumber Daya Alam dan Kependudukan Dalam Pembangunan, (Jakarta: UI Press, 1988), Cet. 1. Hal 222.
19
2)
Industri sedang, memiliki jumlah tenaga kerja antara 20–99 orang,
3)
Industri kecil, memiliki jumlah tenaga kerja antara 5–19 orang,
4)
Industri rumah tangga, memiliki jumlah tenaga kerja antara 1–4 orang.13
b.
Lokasi Industri Keputusan untuk menempatkan industri pada suatu wilayah
merupakan keputusan yang sudah dipertimbangkan dengan baik oleh pengusahanya. Pengkajian tentang industri diarahkan kepada pemilihan lokasi industri yang tepat dan sesuai dengan jenis industri yang dikembangkan pada suatu daerah berdasarkan potensi daerah itu sendiri. Faktor lokasi yang dipakai dalam geografi perindustrian bertalian dengan gejala yang berpengaruh atas penempatan pabrik. Menurut Robinson ada beberapa faktor geografis dalam penentuan lokasi industri.14 Faktorfaktor geografis tersebut diantaranya: 1. Bahan mentah Yaitu sesuatu yang dijadikan sebagai bahan baku dalam proses produksi suatu barang. Tidak ada barang yang dapat dibuat jika tak ada bahan mentahnya; misalnya untuk industri pensil dibutuhkan tambang grafit dan kayu jenis tertentu. Bahan mentah tidak tersebar merata di semua tempat karena itu bahan mentah merupakan faktor penentu lokasi pabrik. 2. Sumberdaya tenaga (power resource) Faktor ini menyangkut sumber tenaga yang mampu menggerakkan mesin pabrik. Baik itu tenaga air (hydro power), pelistrikan, petroleum atau gas. 3. Suplai tenaga kerja
13
BPS, op. Cit., h. 216. Daldjoeni, Geografi Baru Organisasi Keruangan dalam Teori dan Praktek, (Jogjakarta, Alumni, 1997), Hal. 58. 14
20
Hal ini menyangkut dua segi: kuantitatif, artinya banyak nya orang yang direkrut dan kualitatif yakni mutu tenaga kerja yang terampil dibidangnya. 4. Suplai air Air merupakan komponen yang vital dalam proses produksi, karena air sangat penting dalam pelayanan industri misalnya industri pembuatan kertas, bir serta tekstil. 5. Pasaran Tujuan dari produksi suatu barang adalah untuk dijual atau didistribusikan
oleh
karna
itu
pasaran
sangat
penting
kedudukannya. Tampa pasar maka pemasaran tidak akan berlangsung hal ini akan membuat penumpukan suatu barang hingga pada akhirnya barang itu tidaklah memiliki nilai guna. Suatu barang akan memiliki nilai guna jika barang itu bermutu dan mampu memenuhi tingkat kebutuhan manusia. Dalam hal ini luasnya pasaran dan kuatnya pasaran sangat mempengaruhi penentuan lokasi indusrti. Luasnya pasaran dilihat dari banyaknya penjual dan pembeli yang terjadi sedangkan kuatnya pasaran dilihat dari taraf hidup dari para pelanggan. 6. Fasilitas transportasi Faktor transportasi mempengaruhi pilihan lokasi industri dalam efeknya terhadap biaya untuk membawa bahan mentah dan memasarkan atau mendistribusikan barag jadi. Ketersediaan fasilitas transportasi yang baik dan ckup baik dari lokasi material ke pabrik maupun dari pabrik kelokasi pemasaran sangat mempengaruhi pertimbangan dalam pengambilan keputusan penentuan lokasi industri. Ketepatan dalam menentukan lokasi industri harus berdasarkan pada jaringan transportasi yang efektif guna
mempertimbangkan
evisiensi
waktu
yang
akan
mempengaruhi laju percepatan dalam proses produksi dan distribusi suatu barang.
Adapun macam-macam fasilitas alat
21
angkut dewasa ini yang digunakan oleh unit industri adalah sebagai berikut:
Angkutan Darat
: Kerta api atau Truck
Angkutan Air
: Kapal atau Perahu
Angkutan Udara
: Pesawat terbang termasuk Helikopter
Angkuta Saluran Pipa : Pipa Besi, Beton, atau Paralon Karakteristik operasi relatif dari macam fasilitas alat angkut
seperti kereta api, truk, kapal, pesawat terbang, dan saluran pipa dapat dilihat pada tabel 2.1, yang menunjukkan tentang kecepatan waktu, ketersediaan jasa angkutan, kebebasan/flesibilitas operasi, kemampuan/kapasitas, dan frekuensi operasional. Angka 1, 2, 3, 4 dan 5 menunjukkan urutan peringkat penilaian yang dimulai dari peringkat 1 sampai 5.15 Tabel 2.1. Karakteristik Operasi Relatif Sarana Trtransportasi No
Kriteria Penilaian
D 1 2 3 4 5
aKecepatan
Ketersediaan
rKebebasan
iKemampuan Frekuensi
Macam Fasilitas Alat Angkut Kereta Truck Kapal Pesawat Saluran Rel Terbang Pipa 3 2 4 1 5 2 1 4 3 5 3 2 4 5 1 2 3 1 4 5 4 2 5 3 1
Tabel diatas bisa diamati bahwa masing-masing unit alat angkut yang digunakan untuk sarana penunjang dalam suatu industri
memiliki
keunggulan
masing-masing
jika
kita
mempertimbangkan berdasarkan besar kuantitas daya angkut barang dan tarif biaya satuan. 15
128.
Parlin Sitorus, Teori Lokasi Industri, (Jakarta: Universitas Trisakti, 1997), hal. 127-
22
Karena setiap alat angkut yang bisa digunakan memiliki kelebihan dan kekurangan dalam mengangkut suatu barang maka penentuan lokasi industri sangat perlu mempertimbangkan transportasi yang kaitannya pada aksebilitas. Jika ini diabaikan bisa jadi akan menambah pembengkakan pada modal dalam produksi suatu barang yang akan menambah harga jual, jika harga jual suatu barang tinggi maka dikwatirkan konsumen tidak mampu untuk membeli barang yang diproduksi produsen. Sebagai suatu contoh untuk bahan perbandingan. Untuk industri primer, yang umumnya berorientasi pada lokasi sumber material, macam alat angkut yang biasa digunakan untuk mengangkut bahan baku yang bersifat padat ke lokasi pabrik/unit pengolahan adalah kereta rel atau truck dengan alasan biaya angkut per satuan jarak – berat lebih murah dibandingkan alat angkut lainnya. Jika lokasi sumber bahan baku berbeda pulau maka alternatif yang baik di pilih adalah dengan menggunakan kapal laut. Khusus untuk jenis industri sekunder yang biasa berlokasi di daerah perkotaan, alat angkut kereta rel dan truck, baik untuk mengangkut bahan baku maupun barang jadi atau hasil produksi ke pasar memiliki nilai efisien yang relatif tinggi karena prasarana dan sarana transportasinya telah tersedia. Faktor ini lah yang menyebabkan lokasi industri cendrung berdiri di sekitar kota-kota besar di indonesia terkusus di kawasan JABODETABEKJUR. Disamping faktor geografis penentuan lokasi industri juga dipengaruhi oleh faktor non geografis yang meliputi: modal, manajemen, kegiatan dan keijaksanaan pemerintah dan adanya faktor-faktor pribadi seperti faktor organisasi, perubahan dan perilaku personal.
23
Begitu penting memperhatikan faktor lokasi karena seperti halnya fasilitas umum yang ditempatkan pada suatu lokasi industri yang dikumpulkan dalam satu region membentuk zona industri akan membawa pengaruh pada nilai dan pemanfaatan lokasi tersebut. Aktivitas industri yang terkonsentrasi dalam satu lokasi biasanya memberikan keuntungan korelatif lebih besar dari pada industri yang terisolasi. Menurut Smith (1981) “Manfaat utama dari region industri adalah adanya infrastruktur yang memadai”.16 Penumpukan kegiatan industri di suatu lokasi (aglomerasi industri) dipengaruhi oleh keadaan permintaan pasar dan kemungkinan penghematan biaya produksi. Edgar M. Hoover berpendapat proses aglomerasi indusri yang terjadi akan mempercepat pertumbuhan. Di lain sisi Adam Smith menunjukan, kenaikan di dalam ukuran industri dapat menarik angkatan kerja yang lebih efisien, kerena akan membawa manfaat bagi seluruh perusahaan di dalam industri.17 Adanya kegiatan industri maka akan mendorong pertumbuhan ekonomi, bila ekonomi tumbuh, maka ia akan mendorong kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya bukan hanya meningkatkan permintaan, tetapi juga menurunkan biaya produksi. Disamping itu, dengan adanya letak industri yang berdekatan satu denga yang lainnya akan menimbulkan efek eksternal berupa penghematan biya transportasi. Efek eksternal ini selain dapat muncul dalam bentuk terjadinya penghematan biaya produksi juga menciptakan perluasan pasar. c.
Teori lokasi industri Tata guna tanah untuk industri menunjukkan pola yang kompleks dan
sering diabaikan dalam studi tentang Tata Guna Lahan Perkotaan.18 Penguraian tentang lokasi industri berpusat pada tipe industri dan kebutuhannya akan pasar, tenaga kerja, dan loksi bahan baku. Sebagai 16
Smith, D.M, “Industrial Location”, dalama Devi Aseani (ed.), op. Cit., h. 15. Muhammad Teguh, Ekonomi Industi, (Jakarta:Rajawali Pers, 2010) hal. 239. 18 Patrick J. McBride, Human Geography Systems, Patterns and Change, (London: Blackie & Son Ltd, 1991), hal 82. 17
25
d.
Group A : Printing, Clothing, Office machinery.
Group C : Electrical goods, Components, Light consumer goods.
Group B : Port industries, Furniture, Engineering, Food manufacturing.
Group D : Vehicle manufacture, Heavyengineering, Oil refening, Metallurgica
Dampak Industri Menurut Suratmo, “Impact atau Dampak diartikan sebagai adanya
suatu benturan antara dua kepentingan, yaitu kepentingan pembangunan proyek dengan kepentingan usaha melestarikan kualitas lingkungan yang baik.19 Dalam perkembangan kemudian yang di analisis bukanlah hanya dampak negatif saja tetapi juga dapak positifnya dengan bobot analisis yang sama. Dampak penting penilaian dari suatu kegiatan, yang dalam hal ini kegiatan industri, sebagai mana ditunjukan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia UU No 32 Tahun 2009 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ditentukan antara lain oleh:20 a)
Besarnya jumlah manusia yang terkena dampak
b) Luas wilayah persebaran dampak c)
Lamanya dampak berlangsung
d) Intensitas dampak e)
Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
f)
Sifat kumulatif dampak tersebut
g) Berbalik dan tidak berbalik dampak Dari petunjuk dapat diketahui dampak penting suatu kegiatan terhadap salah satu unsur lingkungan, yakni penduduk. Berdirinya industri di suatu wilayah akan mempengaruhi kegiatan penduduk di sekitarnya, baik pengaruh negatif maupun positif. Oleh sebab itu perencanaan awal suatu usaha atau kegiatan pembangunan sudah harus 19
F. Gunarwan Suratmo, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, (Yogyakarta, UGM Pres, 2007), cet. 11, hal 2. 20 Mursid Raharjo, Memahami AMDAL, (Yogyakarta, Graha Ilmu, 2014), Cet. 1, hal 45.
26
memuat perkiraan dampaknya terhadap lingkungan hidup, baik fisik maupun non fisik, termasuk sosial budaya, guna dijadikan pertimbangan untuk dibuat analisis mengenai dampak lingkungan. Berdasarkan analisis ini dapat diketahi secara terperinci dampak negatif dan positif yang akan timbul dari usaha atau kegiatan, sehingga sejak dini dapat dipersiapkan langkah untuk menanggulangi dampak negatif dan mengembangkan dampak positifnya.21 Dalam KBBI, “dampak merupakan pengaruh kuat yg mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif)”.22 Dampak negatif dari suatu kegiatan proyek atau industri akan berimbas pada aspek fisik dan kimi dari lingkungan yang dapat dibagi ke dalam lima kelompok sebagaimana dikatakan Chanlett (1973), yaitu:23 a. Dampak kebisingan; b. Dampak pada kualitas udara; c. Dampak pada kualitas dan kuantitas air; d. Dampak pada iklim dan cuaca; e. Dampak pada tanah. Setiap unit kegiatan pasti akan membawa suatu dampak. Tidak semua dampak dari unit kegiatan merugikan beberapa pihak. Ada juga unit kegiatan yang membawa dampak positif. Pengaruh positif dampak dapat diartikan sebagai manfaat industri. Adapun manfaat industri diantaranya: a)
Menambah variasi lapangan hidup, yang merupakan tujuan utama industrialisasi.
b) Mengembangkan bidang kegiatan informal seperti menjadi pendorong pertumbuhan perdagangan kaki lima, warung, toko dan usaha lainnya seperti pengontrakan rumah dan kos-kosan. 21 22
Moh. Soerjani, dkk., op. Cit., h. 180. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), edisi III, cet. 4,
hal 234. 23
F. Gunarwan Suratmo, op. Cit., h 103.
27
Dimana kegiatan-kegiatan tersebut dimungkinkan tumbuh di sekitar wilayah penyebaran industri disebabkan banyaknya pekerja industri yang membutuhkan. Selain dampak diatas kehadiran industri-industri dapat mempengaruhi peningkatan pendapatan (income) baik secara langsung (direct impact) maupun tidak langsung (indirect impact). Pengaruh langsung dirasakan oleh tenaga kerja industri sedangkan pengaruh tidak langsung dirasakan oleh kegiatan sektor informal. Dengan demikian secara tidak langsung kehadiran industri akan menimbulkan perluasan kesempatan kerja dan perubahan lapangan kerja. Semakin banyak proyek yang dibangun dapat menyerap tenaga kerja setempat maka semakin besar dampak positifnya. Tersedianya beberapa kegiatan di kawasan industri telah memberikan kesempatan kerja terhadap masyarakat setempat. Baik bekerja sebagai karyawan tetap, sebagai buruh lepas dari perusahaan-perusahaan dan kontraktor, juga tercipta kesempatan kerja kepada masyarakat sekitarnya, seperti golf caddy, pemelihara taman, satpam, pegawai restoran/catering, sopir dan juga sebagai perusahaan kecil dan menengah, seperti pemilik toko alat-alat bangunan, toko klontong, warung, dan pemilik restoran.24 Berkembangnya kegiatan penduduk seperti usaha pengontrakan rumah oleh penduduk setempat untuk para buruh maupun karyawan industri juga merupakan dampak berlangsungnya kegiatan industri. Timbulnya kegiatan sektor informal membuka peluang bagi petani untuk merubah jenis usaha taninya, terutama yang memiliki tanah sempit dari usaha tani sawah menjadi usaha tani sayuran dan empang. e.
Identifikasi Dampak Identifikasi merupakan langkah untuk menetukan atau menetapkan
dampak dari suatu kegiatan. Fungsi identifikasi dari metode ialah fungsi 24
Wilman Eliaser, Pembangunan Regional Studi Kasus Perspektif Kawasan Industri Kuala Tnajung, (Jakarta; UI-Press, 2010), Hal 94.
28
metode dalam membantu menentukan
atau mengidentifikasi aktivitas-
aktivitas proyek yang dapat menimbulkan dampak dan menentukan komponen-komponen lingkungan yang akan terkena dampak serta dapat menggambarkan aliran dari dampak di antar komponen.25 Dalam mengidentifikasi dampak banyak metode yang bisa digunakan. Mengingat tiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan dari fungsinya, maka penggunaan metode biasanya disesuikan dengan kehendak dan masalah yang kemungkinan tepat di gunakan. Dalam penelitian ini metode
yang akan digunaan adalah metode
Overlays. Metode Overlay atau metode Penampalan adalah proyek yang menggunakan sejumlah peta di tempat proyek yang akan di bangun dan daerah sekitarnya yang tiap peta menggambarkan komponen-komponen lingkungan yang lengkap, yang meliputi aspek fisik-kimia, biologi, sosialekonomi dan sosial budaya. Metode Overlay (korelasi peta) merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengevaluasi dampak. Tahap evaluasi peta harus melewati tahap penggambaran beberapa peta tematik (peta yang berisi satu tema) dahulu. Data baik kualitatif maupun kuantitatif yang akan dituangkan dalam bentuk peta tematik harus memperhatikan acuan yang berlaku. Acuan itu merupakan hasil rumusan atau kesepakatan para pakar dalam penggunaan simbol sebagai ganti persebaran benda yang ada dimuka bumi. Salah satu simbol area yang digunakan untuk menyajikan unit perwilayahan26. Simbol harus tampil dalam bentuk gradasi apabila data yang akan digambarkan berupa data kuantitatif. Gradasi menunjukkan penggolongan wilayah yang dibuat atas dasar kriteria tertentu (formal region). Selanjutnya untuk memprakirakan dampak dan mengevaluasi dampak diggunakan metode Overlay seperti yang sudah disebutkan di atas. Prakiraan dan pengevaluasian dampak tersebut erat kaitannya dengan penyajian persebaran dampak. 25
F. Gunarwan Suratmo, op. Cit., h 176. Rahardjo, “Pemahaman dan Penggunaan Metode Overlay”, dalam Devi Aseani (ed.), op. Cit., h. 19. 26
29
Metode Overlay memiliki kelebihan dan kelemahan seperti metode lain (bagan alir, jaringan, matriks) dalam studi AMDAL. Metode Overlay dikatakan tidak cukup baik digunakan untuk mengidentifikasi dampak penting. Hal ini dikarenakan terdapat patokan baku yang dapat dijadikan landasan. Jika digunakan peran pakar akan sangat diandalkan dalam mengadakan pemilihan peta yang akan dipaparkan. Kegunaan metode ini lebih untuk memprakirakan persebaran dampak penting, walaupun prakiraannya tidak sebaik metode lain. Maka dengan itu besar dampak (relatif) yang disajikan pada peta selalu dimaksudkan untuk menyatakan perbedaan besaran dampak antar wilayah.27
2.
Jarak Mutlak dan Jarak Relatif Jarak dapat dikatakan mutlak ataupun nisbih (relatif). Jarak mutlak
umumnya diekspresikan dalam unit ukuran fisik seperti mil, kilometer, yard, meter, dan sebagainya. Namun variannya masih dapat banyak. Misalnya jarak dari N ke P (jarak lurus) menurut perhitungan pada peta menunjukkan jarak 640 km sedangkan pada petunjuk jalan 700 km jika melewati rel kereta api jaraknya lain lagi. Hal ini menunjukkan kevariansian jarak mutlak. Lain halnya dengan jarak nisbih / relatif yang sering dikatakan dengan waktu. Bagi orang yang dari N mau menuju ke P yang penting baginya bukannya jarak, melinkan waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke tujuan, ongkos karcis kendaraan atau tiket, juga kesenangan yang akan dihayati selama perjalanan.28 Jarak waktu diukur dengan sekian jam dan menit perjalanan. Ini tak selalu dihubungkan dengan jarak mutlak. Morfologi lahan dan laju lalu-lintas
dapat menentukan lambat atau
cepatnya tujuan dicapai. Jarak ongkos diukur dengan nilai uang dan perubahan kursnya. Hal ini ditentukan salah satunya oleh jarak waktu / relatif dengan melihat faktor-faktor seperti: tujuan dan metode transportasi 27
Rahardjo, “Pemahaman dan Penggunaan Metode Overlay”, dalam Devi Aseani (ed.), op. Cit., h.20. 28 Daldjoeni, Geografi Baru Organisasi Keruangan Dalam Teori da Praktek, (Bandung: Alumni, 1997), Hal 231.
30
yang dipakai atau digunakan. Teknologi transportasi yang sarananya semakin sempurna dapat meningkatkan mobilitas fisik manusia. Oleh karena itu jarak waktu dapat berubah dalam masa tertentu. Melihat ukuran jarak mutlak dan jarak nisbih diatas, maka jarak mutlak dapat menyajikan kerangka untuk melukiskan lokasi, sedangkan jarak nisbih/ relatif lebih penting dalam studi atas perilaku manusia.
3.
Analisi Sewa Yang Ditawarkan Besar kecilnya harga sewa yang di tawarkan sangat dipengaruhi oleh
dua faktor penting, yaitu tingkat produktifitas dan lokasi geografis suatu lahan. Produktifitas lahan tidak hanya dicerminkan oleh produksi hasil pertanian namun juga dipengaruhi oleh sumber daya lain yang ada di suatu lahan tersebut. Lokasi lahan berkaitan dengan jarak sumber daya lahan dari pusat perkotaan, pasar atau kegiatan produksi lainnya seperti industri dan kegiatan perdagangan. Semakin dekat jaraknya dengan pusat-pusat kegiatan maka
semakin
tinggi
harganya
karena
adanya
perbedaan
biaya
transportasi.29 Selain faktor produktifitas dan lokasi, faktor jarak tempuh yang berkaitan dengan aksebilitas juga akan mempengaruhi besar kecilnya nilai sewa. Lebih-lebih masa sekarang dimana nilai waktu sangat tinggi, sehingga harga lahan di pusat-pusat perkotaan sangatlah tinggi karena dikaitkan dengan waktu tempuh yang pendek yang berhubungan dengan kepadatan lalu lintas. Semakin padat lalu lintas, semakin tinggi tingkat kemacetan lalu lintas, dan semakin mahal biaya dalam arti waktu yang hilang yang harus dibayar oleh seseorang yang mempunyai tempat tinggal jauh dari tempat ia bekerja. Sebagai alternatif pilihan, seseorang akan bersedia membayar dengan harga yang tinggi untuk tempat tinggal yang dekat dengan tempat kerja karena akan
menghemat waktu tempuh dan meningkatkan
produktivitas per satuan jam kerjanya. 29
M. Suparmoko, Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan, (Yogyakarta: BPFE, 2012), edisi. 4, h. 150.
31
Namun sesuangguhnya meningkatnya harga tanah atau lahan juga berkaitan dengan banyaknya fasilitas yang diciptakan, terutama investasi oleh pemerintah yang bersifat pekerjaan umum (public services) seperti pembangunan jalan, fasilitas listrik, lapangan terbang, saluran irigasi, pengolahan limbah dan sebagainya.30 Semua fasilitas umum itu tentunya akan menimbulkan kemudahan dan miningkatkan kepuasan, dan tentunya tambahan kepuasan ini akan menambah kesediaan orang untuk membayar, sehingga harga sewa lahan yang berdekatan dengan fasilitas umum itu akan meningkat pula. Dalam analisis sewa yang ditawarkan dijelaskan bahwa sewa yang ditawarkan orang untuk membayar tanah per meter perseginya menurun mengikuti jarak dari pusat kota. Maka dengan itu harga tanah di kawasan pusat kota amat mahal.31 Pada gambar 2 dilukiskan tipe-tipe tata guna lahan yang sederhana yang menunjukkan suatu situs perkotaan yang bersaing dalam hal menawarkan sewa. Di pusatnya, karena mempertimbangkan aksebelitas (keterjangkauan) kawasan tersebut melebihi kawasan lain, maka pedagang toko dapat memperoleh sewa yang tinggi sedangkan jauh dari pusat kota pemilik akan menawarkan sewa yang lebih murah. Hal ini dikarenakan keuntungan yang dapat diperoleh akan menurun mengikuti makin rendahnya aksebelitas lokasi tersebut. Berdasarkan aksebelitas menentukan nilai tanah, maka sewa yang ditawarkan akan lebih tinggi bagi tanah-tanah yang ada di sepanjang jalan utama, terutama di simpang-simpang atau pertemuan jalan raya.
30 31
Ibid., h. 151. Aseani, op. Cit., h. 21.
33
bagian di dunia ini telah terjadi kemiskinan dan kekurangan pangan. Fenomena ini menggelisahkan para ahli, dan masing-masing dari mereka berusaha mencari faktor-faktor yang menyebabkan kemiskinan tersebut. Umumnya para ahli dikelompokkan menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama terdiri dari penganut aliran Malthusian. Aliran Malthusian dipelopori oleh Thomas Robert Malthus, dan aliran Neo Malthusian dipelopori oleh Garreth Hardin dan Paul Ehrlich. Kelompok kedua terdiri dari penganut aliran Marxist yang dipelopori oleh Karl Marx dan Friedrich Engels. Kelompok ketiga terdiri dari pakar-pakar teori kependudukan mutakhir yang merupakan reformulasi teori-teori kependudukan yang ada. 1. Teori Malthus Aliran ini dipelopori oleh Thomas Robert Maltus, seorang pendeta Inggris, hidup pada tahun 1766 hingga tahun 1834. Pada permulaan tahun 1798 lewat karangannya yang berjudul: “Essai on Principle of Populations as it Affect the Future Improvement of Society, with Remarks on the Specculations of Mr. Godwin, M.Condorcet, and Other Writers”, menyatakan bahwa penduduk (seperti juga tumbuhan dan binatang) apabila tidak ada pembatasan, akan berkembang biak dengan cepat dan memenuhi dengan cepat beberapa bagian dari permukaan bumi ini. Tingginya pertumbuhan penduduk ini disebabkan karena hubungan kelamin antar laki-laki dan perempuan tidak bisa dihentikan. Disamping itu Malthus berpendapat bahwa untuk hidup manusia memerlukan bahan makanan, sedangkan laju pertumbuhan bahan makanan jauh lebih lambat dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk. Apabila tidak diadakan pembatasan terhadap pertumbuhan penduduk, maka manusia akan mengalami kekurangan bahan makanan. Inilah sumber dari kemelaratan dan kemiskinan manusia. Untuk dapat keluar dari permasalah kekurangan pangan tersebut, pertumbuhan penduduk harus dibatasi. Menurut Malthus
34
pembatasan tersebut dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu Preventive Checks, dan Positive Checks. Preventive Checks adalah pengurangan penduduk melalui kelahiran. Positive Checks adalah pengurangan penduduk melalui proses kematian. Apabila di suatu wilayah jumlah penduduk melebihi jumlah persediaan bahan
pangan,
maka
tingkat
kematian
akan
meningkat
mengakibatkan terjadinya kelaparan, wabah penyakit dan lain sebagainya. Proses ini akan terus berlangsung sampai jumlah penduduk seimbang dengan persediaan bahan pangan.33 2. Teori Marxist Aliran ini dipelopori oleh Karl Marx dan Friedrich Engels. Tatkala Thomas Robert Malthus meninggal di Inggris pada tahun 1834, mereka berusia belasan tahun. Kedua duanya lahir di Jerman kemudian secara sendiri-sendiri hijrah ke Inggris. Pada waktu itu teori Malthus sangat berpengaruh di Inggris maupun di Jerman. Marx dan Engels tidak sependapat dengan Malthus yang menyatakan bahwa apabila tidak diadakan pembatasan terhadap pertumbuhan penduduk, maka manusia akan kekurangan bahan pangan. Menurut Marx tekanan penduduk yang terdapat di suatu negara bukanlah tekanan penduduk terhadap bahan makanan, tetapi tekanan penduduk terhadap kesempatan kerja. Kemelaratan terjadi bukan disebabkan karena pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat, tetapi kesalahan masyarakat itu sendiri seperti yang terdapat pada negara-negara kapitalis. Kaum kapitalis akan mengambil
sebagaian
pendapatan
dari
buruh
sehingga
menyebabkan kemelaratan buruh tersebut. Selanjutnya Marx berkata, kaum kapitalis membeli mesinmesin untuk menggantikan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh buruh. Jadi penduduk yang melarat bukan disebabkan oleh kekurangan bahan pangan, tetapi karena 33
kaum kapitalis
Nursid Sumaatmadja. Geografi Pembangunan. Jakarta: DEPDIKBUD, 1988. Hal 26-29.
35
mengambil sebagian dari pendapatan mereka. Jadi menurut Marx dan Engels sistem kapitalisasi yang menyebabkan kemelaratan tersebut. Untuk mengatasi hal-hal tersebut maka struktur masyarakat harus diubah dari sistem kapitalis ke sistem sosialis. 3. Teori pakar kependudukan mutakhir John Stuart Mill, seorang ahli filsafat dan ahli ekonomi berkebangsaan mengenai
laju
Inggris
dapat
pertumbuhan
menerima penduduk
pendapat
Malthus
melampaui
laju
pertumbuhan bahan makanan sebagai suatu aksioma. Namun demikian ia berpendapat bahwa pada situasi tertentu manusia dapat mempengaruhi perilaku demografinya. Selanjutnya ia mengatakan apabila produktifitas seseorang tinggi ia cenderung ingin mempunyai keluarga yang kecil. Dalam situasi seperti ini fertilitas akan rendah. Tidaklah benar bahwa kemiskinan tidak dapat dihidarkan atau kemiskinan itu disebabkan karena sistem kapitalis. Kalau pada suatu waktu di suatu wilayah terjadi kekurangan bahan makanan, maka keadaan ini hanya bersifat sementara saja. Pemecahannya ada dua kemungkinan yaitu: mengimport bahan makanan, atau memindahkan sebagaian penduduk wilayah tersebut ke wilayah lain. Memperhatikan bahwa tinggi rendahnya tingkat kelahiran ditentukan oleh manusia itu sendiri, maka Mill menyarankan untuk meningkatkan tingkat golongan yang tidak mampu. Dengan meningkatnya pendidikan penduduk maka secara rasional mereka mempertimbangkan perlu tidaknya menambah jumlah anak sesuai dengan karir dan usaha yang ada. Di samping itu Mill berpendapat bahwa umumnya perempuan tidak menghendaki anak yang banyak, dan apabila kehendak mereka diperhatikan maka tingkat kelahiran akan rendah.
36
B.
Kerangka Berpikir
UKURAN
JENIS
SIFAT
KLASIFIKASI
Terukur (Tangible) Langsung
Tenaga kerja
Tidak Terukur (Intangible) Rumah Kontrakan
PENTING
1. Harga 2. Jarak
PERSEBARAN
DAMPAK BESAR Tidak Langsung
Terukur (Tangible)
Warung
1.pekerja 2.konsumen 3.modal 4.untung
Angkutan
1.pengendar a tetap 2.pemakai jasa terbanyak
Tidak Terukur (Intangible)
Industri adalah industri yang lokasinya terletak di sepanjang Jalan Djuanda yang termasuk dalam wilayah kelurahan rempoa dan sekitarnya. Dampak adalah setiap perubahan yang terjadi dalam lingkungan Kelurahan Rempoa dan sekitarnya akibat adanya suatu kegiatan industri. Dalam penelitian yang dikaji bukan besar dampak, akan tetapi persebaran dampak. Dampak industri yang dimaksud adalah perubahan yang positif yang terjadi pada kegiatan penduduk baik dalam bidang sosial maupun ekonomi akibat kehadiran dan kelangsungan suatu kegiatan industri. Untuk melihat seberapa besar dampak industri yang mempengaruhi sosial ekonomi penduduk digunakan variabel-variabel yang terkait langsung dengan dampak industri. Diantaranya adalah penyerpan tenaga kerja di sektor industri. Dampak yang tidak langsung adalah perubahan kegiatan penduduk ditandai dengan tumbuhnya kegiatan usaha penyewaan rumah (rumah kontrakan) dan tumbuhnya sekgiatan sektor informal seperti rumah makan, warung makan, toko atau pedagang kaki lima dan usaha angkutan ojek. Lahkah yang dilakukan untuk mengetahui sebaran dampak dari lokasi industri adalah dengan melihat ukuran dari dampak itu sendiri. Dimana ada dua yang menjadi tolak ukur yaitu dampak penting dan besar.
37
Dampak penting yaitu melihat persebaran dari dampak yang ada di wilayah penelitian. Adapun sifatnya ada dua yaitu dengan melihat dampak langsung dan tidak langsung. Dampak langsung disini adalah dampak industri terhadap penyerapan tenaga kerja, sedangkan dampak tidak langsung nya adalah bertambahnya fariasi lapangan usaha yaitu timbulnya usaha sektor informal. Klasifikasi dampak langsung diantaranya dampak yang terukur dan tidak terukur. Dampak langsung yang diteliti adalah dengan melihat kemampuan industri dalam menyerap tenaga kerja. Untuk melihat dampak tidak langsung dengan cara mencari dampak yang terukur, yaitu melihat persebaran dampak industri terhadap timbulnya kegiatan di sektor informal seperti; (1) rumah kontrakan (dengan mengukur harga sewa dan jarak tempu menuju lokasi industri yang menjadi objek kasus penelitian), (2) warung (dengan cara mengukur jumlah pekerja masing-masing warung, rata-rata konsumen dalam satu hari, dan besar modal serta keuntungan dalam satu hari), angkutan (yaitu dengan mengukur jumlah pengendara tetap dan pemakai jasa baik pekerja industri maupun bukan pekerja industri)
C.
Hasil Penelitian Relevan Silmiyanti Zurlen (1995) yang meneliti dampak industri terhadap penduduk di Kabupaten Dati II Kudus dengan hasil penelitian sebagai berikut: “perkembangan kegiatan industri di Kabupaten Kudus dalam waktu 1982-1992 memberikan dampak positif yang besar terhadap penyerapan tenaga kerja industri, tingkat pendapatan perkapita, tingkat pendidikan dan berbagai usaha yang mendukung kegiatan perindustrian, seperti: usaha penitipan sepeda pekerja industri, rumah makan, toko, yang terkonsentrasi di lokasi industri”.
38
Rini Ariani Septi Bertha (1996) meneliti dampak kegiatan industri terhadap kegiatan penduduk
di Kecamatan Cimanggung Kabupaten
Sumedang. Dimana hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa: “kehadiran industri memberikan dampak yang cukup besar terhadap perubahan kegiatan penduduk dan penyerapan tenaga kerja”. Devi Aseany (2003) melakukan penelitian terkait dampak kegiatan industri terhadap kegiatan penduduk di Kelurahan Sukamaju, Kec. Sukmajaya, Kota Depok. Dimana penelitiannya terfokus pada dampak positif industri yang menciptakan lapangan pekerjaan di sektor informal. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa; “secara langsung kegiatan industri menimbulkan dampak positif terhadap penyerpan tenaga kerja. Dan secara tidak langsung kegiatan industri
menimbulkan
dampak
positif
antara
lain
pengontrakan rumah, kegiatan warung, dan usaha angkutan.”
kegiatan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.
Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi tempat dilaksanakannya penelitian
terkait dampak kegiatan industri terhadap kegiatan penduduk adalah wilayah sekitar Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Yang merupakan sebuah Kecamatan sebagai hasil dari pemekaran Kecamatan Ciputat. Fokus lokasi penelitian adalah wilayah Rukun Warga dan Rukun Tetangga di Kelurahan Rempoa. Kelurahan Rempoa yang menjadi fokus wilayah penelitian ini terletak di sebelah selatan Kota Jakarta Selatan dan sebelah barat jalan Ir. H. Juanda (Peta 1) dengan batas geografisnya terletak pada koordinat 06016’.52.44’’S dan 106045’.26.66’’E dan batas wilayah adminstrasinya sebagai berikut (lihat Peta 1):
2.
o Bagian Utara
: Bintaro DKI Jakarta
o Bagian Selatan
: Cempaka Putih
o Bagian Barat
: Rengas
o Bagian Timur
: Cireundeu
Waktu Penelitian Waktu penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah lebih
kurang selama sebelas bulan yang dimulai dari awal Desembe 2013 sampai akhir Oktober 2014 (Lihat Tabel 3.1).
39
40
Tabel 3.1 Waktu Pengumpulan Data Penelitian
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
B.
Jenis Data
Tempat / Lokasi Pengambilan Data
Sekunder Kantor Camat Ciputat Timur Kantor Kelurahan Rempa Kantor Badan Informasi Geospasial Kantor PUSLIT Tanah Bogor Kantor Wali Kota Tangsel BPS Tangsel DISPERINDAG Kota Tangsel Dinas Kependudukan Kota Tangsel Dinas Tata Kota Kota Tangsel Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Primer Pengumpulan data industri (3 minggu) Pengumpulan data sektor Informal
Waktu Pengumpulan Data 9 Desember 2013 27 April 2014 27 April 2014 27 April 2014 11 Juli 2014 14 Juli 2014 15 Juli 2014 15 Juli 2014 21 Juli 2014 14 Agustus 2014 25 Agustus 2014 September Oktober 2014
Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu sebuah metodologi penelitian yang didalamnya mencakup pandangan-pandangan filsafat mengenai realitas dan objek yang dikaji. Maka metode yang digunakan untuk melihat persebaran industri dan persebaran dampak dari kegiatan industri terhadap kegiatan penduduk dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sebagaimana menurut Mukhtar (2013), “ penelitian deskriptif merupakan penelitian yang di maksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai subjek penelitian dan perilaku subjek pada periode tertentu yang selalu berusaha mendeskripsikan seluruh gejala atau keadaan yang ada”.34
34
Mukhtar. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta : GP Press Group, 2013. Hal 11.
41
Desain atau rancangan penelitian yang digunakan dalam metode deskriptif ini adalah deskriptif-analitik dengan pendekatan overlay peta dan cheking lapangan.
C.
Variabel Penelitian Variabel-vriabel yang menjadi kajian dalam menentukan besarnya dampak kegiatan industri terhadap kegiatan penduduk di Kelurahan Rempoa adalah: 1. Jumlah pekerja / tenaga kerja industri 2. Unit usaha penyewaan rumah (rumah kontrakan) 3. Unit usaha kegiatan sektor informal (warung, rumah makan, angkutan ojek dan becak)
D.
Tahap Pengumpulan Data Untuk menunjang variabel yang digunakan, maka dibutuhkan data sekunder dan data primer. 1. Data sekunder a) Peta Aministrasi Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan sekala 1:15.000. Data diperoleh dari Peta RBI Pasar Minggu 1209-423, BIG, Edisi 1, 2001 dan Suevei Lapangan September 2014. b) Peta jaringan jalan Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, sekala 1:15.000. Data diperoleh dari Dinas Tata Kota Tangerang Selatan. c) Data pemukiman penduduk, diperoleh dari Dinas Tata Kota Tangerang Selatan. d) Data kependudukan, diperoleh dari Profil Kelurahan Rempoa dan dan BPS Tangsel. e) Data industri, diperoleh dari BPS Tangsel. 2. Data primer a) Jumlah dan persebaran industri
42
b) Jumlah pekerja tiap industri c) Jumlah dan lokasi rumah yang dikontrakan / disewakan. Data dari tiap unit usaha rumah kontrakan: 1) Bidang pekerja dari penghuni tiap rumah kontrakan 2) Biaya kontrakan 3) Waktu yang ditempuh menuju lokasi industri 4) Biaya angkutan yang dipakai menuju lokasi industri d) Jumlah dan lokasi kegiatan informal di sekitar industri. e) Data dari unit usaha warung: 1) Jumlah pekerja rata-rata tiap warung 2) Jumlah konsumen rata-rata tiap hari 3) Jumlah konsumen rata-rata (pekerja industri) 4) Modal rata-rata yang dibutuhkan tiap hari 5) Pendapatan rata-rata yang diperoleh pekerja tiap hari f)
Data dari unit usaha angkutan: 1) Jumlah pengendara tetap 2) Pemakai jasa terbanyak (pekerja atau bukan pekerja industri)
Data primer diatas diperoleh dengan cara wawancara langsung dengan pemilik unit usaha atu informasi lain seperti Ketua RW (Rukun Warga) atau Ketua RT (Rukun Tetangga). E.
Tahap Pengolahan Dan Penyajian Data 1.
Membuat peta dasar (Peta Jalan) dengan batas-batas administrasi (Rukun Warga dan Rukun Tetangga) dengan menggunakan program ArcGIS 10.2.
2.
Menghitung jumlah dan jenis industri dan mengklasifikasikan berdasarkan jumlah pekerjanya (industri besar, industri menengah, dan industri kecil) dan memplot lokasinya pada peta jalan untuk menghasilkan peta persebaran lokasi industri di Kelurahan Rempoa.
3.
Menentukan wilayah persebaran industri besar, industri menengah dan wilayah persebran industri kecil.
43
4.
Memplotkan tiap lokasi unit usaha (rumah kontrakan, warung makan, unit usaha angkutan) ke dalam peta kerja sehingga didapat Peta Persebaran Lokasi Unit Usaha di Kelurahan Rempoa.
5.
Melakukan pengklasifikasian dan membuat peta tematik tiap variabel berupa: Biaya kontrakan, waktu tempuh perjalanan, dan biaya angkutan tiap unit usaha rumah kontrakan Jumlah pekerja warung, jumlah konsumen, besar modal, dan besar pendapatan yang diperoleh pada tiap unit usaha warung makan Jumlah pengendara tetap, jenis pemakai jasa angkutan terbanyak (pekerja atau bukan pekerja pabrik)
6.
Memilih satu industri yang pekerjanya tinggal tersebar di wilayah penelitian sebagai objek kasus dan membuat peta tematik untuk menganalisis persebaran dampak dilihat dari jaraknya terhadap lokasi industri.
7.
Melakukan perhitungan rata-rata jarak wilayah persebaran dampak terhadap lokasi industri yang dipilih sebagai objek kasus.
F.
Tahap Analisis Data Analisis dilakukan untuk melihat wilayah persebaran dampak yang terjadi di wilayah unit usaha terhadap jaraknya dari lokasi industri. Analisis dilakukan dengan metode korelasi peta (overlay) dan metode analisis spasial secara deskriptif terhadap kelas jalan dan persebaran industri. Dari persebaran dampak yang dihasilkan akan menjelaskan adanya korelasi. Korelasi positif ditunjukan apabila nilai dari tiap variabel yang sudah diklasifiksikan sebanding dengan jarak terhadap lokasi industri dalam arti semakin jauh jarak dari lokasi industri semakin meningkat pula nilai tiap variabel berupa waktu tempuh dan biaya angkutan. Begitu sebaliknya korelasi negatif ditunjukkan apabila jarak terhadap lokais industri berbanding terbalik dengan nilai variabel berupa biaya
44
kontak artinya semakin jauh jarak dari lokasi industri maka biaya kontrak akan semakin murah. Analisis deskripsi terhadap variabel-variabel yang diteliti untuk unit usaha warung makan dan angkutan ojek lebih dikaitkan pada kelas jalan dan perebaran industri. Korelasi positif ditunjukkan apabila nilai tiap variabel yang diperoleh sebanding dengan kelas jalan dan persebaran industri, artinya jika wilayah yang diteliti merupakan wilayah yang terletak di sepanjang jalan utama dan wilayah persebaran industri besar maka nilai variabel berupa jumlah pekerja, jumlah konsumen, besar modal dan besar pendapatan (unit usaha warung makan) dan variabel berupa jumlah pengendara tetap (unit usah angkutan ojek) memperlihatkan nilai yang besar.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
Deskripsi Data 1.
Letak Geografis dan Administratif Wilayah Penelitian Kelurahan Rempoa yang menjadi lokasi penelitian ini terletak di
sebelah selatan Kota Jakarta Selatan dan sebelah barat jalan Ir. H. Juanda dengan batas astronomisnya terletak pada koordinat 06016’.52.44’’S dan 106045’.26.66’’E dan batas wilayah adminstrasinya sebagai berikut (lihat Peta 1): o Bagian Utara
: Bintaro DKI Jakarta
o Bagian Selatan
: Cempaka Putih
o Bagian Barat
: Rengas
o Bagian Timur
: Cireundeu
Ditinjau dari sudut Administratif Pemerintahan wilayah Kecamatan Ciputat Timur terdiri dari 6 kelurahan yang meliputi 79 RW (Rukun Warga) dan 438 RT (Rukun Tetangga).35 Adapun ke-6 wilayah kelurahan tersebut beserta pembagian jumlah RT/RW masing-masing kelurahan adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Nama Kelurahan dan Jumlah RT/RW Kecamatan Ciputat Timur No
Kelurahan
1 Pisangan 2 Cirendeu 3 Cempaka Putih 4 Rempoa 5 Rengas 6 Pondok Ranji Kec. Ciputat Timur 35
Jumlah/Total Rukun Tetangga (RT) Rukun Warga (RW) 108 18 76 15 55 11 72 12 75 11 52 12 438 79
BPS, Kecmatan Ciputat Timur Dalam Angka, (Tangerang: BPS Tangsel, 2013), hal. 3
dan 20.
45
47
48
2.
Penggunaan Tanah Penggunaan tanah di wilayah Kelurahan Rempoa yang memiliki luas
sebesar 219,50 ha/m2 dibagi menjadi tiga bagian besar dari yang persentasenya
terbesar
sampai
yang
terkecil
yaitu
pemukiman,
pabrik/industri, dan perkarangan. Lahan terbuka hijau termasuk salah satunya perkarangan hanya berkisar antara 1 ha/m2 (Kelurahan Rempoa 2013). Penggunaan tanah berupa pabrik/industri sebagian besar terletak di wilayah Kelurahan Rempoa bagian Timur. Sedangkan pemukiman menyebar merata di seluruh wilayah Kelurahan Rempoa (Peta 2). 2.1
Pemukiman Penggunaan tanah berupa pemukiman dengan luas 2.060.000 M2
dibagi menjadi dua kelas yaitu pemukiman teratur dan pemukiman tidak teratur (Peta 2). Pemukiman teratur hampir keseluruhan berstatus sebagai perumahan yang tersebar di kelurahan rempoa bagian barat yaitu sebelah kiri jalan Rempoa Raya dan jalan Pahlawan. Pemukiman teratur yang termasuk dalam wilayah penelitian ini berstatus sebagai perumahan baik perumahan dinas maupun perumahan yang dibangun oleh pihak swasta. Jumlah perumahan yang terdapat di Kelurahan Rempoa berjumalah 13 perumahan (Tabel 4.2). Tabel 4.2 Daftar Perumahan Kelurahan Rempoa Tahun 2014 No
Nama
1
Griya Mandiri
2
Beranda Town House
3
Komplek Mabad
PERUMAHAN Sarana Alamat Lingkungan Jl.Ir.H.Juand 1. Masjid a Rt.005/001 2. Taman Bermain Jl.Delima 1. Kolam Jaya Kp.Setu Renang Rt.006/002 Rw.005 dan 1.Masjid Rw.011 2. Mushalla 3. Gereja 4. Lapangan Basket
Tahun 1981
Pengembang Bank Eksim
1997
1972
TNI-AD
49
4
Cluster Garuda
5
Bintang Garuda Residence Garuda Catleya Komp.Unileve r Komplek Bumi Putra Rempoa Housing
6 7 8 9
10
Delima Asri
11 12
Tris Living Taman Rempoa Indah
13
Perumahan Flamboyan
Jl.Garuda Rt.005/007 Jl.Garuda Rt.005/007
2005
Jl.Garuda Rt.006/008 Jl.Garuda Rt.005/008 Jl.Pahlawan Rt.003/009 Jl.Rempoa Permai Rt.003/10 Jl.Ddelima Jaya Rt.004/002 Rt.003/007 Jl.Delima Jaya Rt.007/002
2005
Jl.Flamboyan Raya Rw.12
2005
1975 1981
PT.Unilever Indonbesia AJB Bumi Putera
1990
2007
1. Masjid 2. Kolam Renang 3. Lapangan Futsal 1. Masji 2.Gedung Serba Guna
2013 1989
1990
Sumber: Dinas Tata Kota bangunan dan pemukiman, pemerintah Kota Tangerang Selatan, 2014.
Pemukiman kelas kedua merupakan pemukiman tidak teratur, pemukiman umum termasuk di dalamnya perkampungan yang penataan nya tidak ditata sebagaimana aturan yang ada (pemukiman tidak teratur). Adapun pemukiman tidak teratur sebagian besar berada di bagian timur yang berdekatan dengan PT. Sandratex. Secara umum pemukiman di kelurahan rempoa jika dilihat dari statusnya maka bisa dibagi kedalam tiga kelas yaitu rumah layak huni, tidak layak huni dan rumah sewa (kontrakan). Jumlah rumah masing-masing kelas setiap RW bisa dilihat dalam tabel 4.3.
50
Tabel 4.3 Status Pemukiman dan Jumlah Rumah Kelurahan Rempoa Kec.Ciputat Timur
LOKASI
Penduduk (Jiwa)
Rumah Tidak Layak Huni (unit)
Rumah (Unit)
Total
KK
Total
Layak Huni
1
2
3
4
5 (4-6)
6
8
9
RW 001 RW 002 RW 003 RW 004 RW 005 RW 006 RW 007 RW 008 RW 009 RW 010 RW 011 RW 012 JUMLA H
3565 4544 4809 1292 1012 1758 4008 4507 2466 1909 1520 2906
1151 1445 1545 335 410 565 1265 1450 778 609 501 910
626 911 605 96 292 292 502 561 462 405 132 615
555 885 551 96 292 257 445 502 432 389 132 579
71 26 54 0 0 35 57 59 30 16 0 36
52 22 46 0 0 30 52 46 27 11 0 22
19 4 8 0 0 5 5 13 3 5 0 14
144 136 134 0 0 81 182 203 57 104 6 37
5499
5115
384
308
76
902
34296
10964
Tidak Layak
Semi Permanen 7(6-8)
Daru rat
Rumah Sewa (Unit)
Sumber: Dinas Tata Kota bangunan dan pemukiman, pemerintah Kota Tangerang Selatan, 2014.
Penggunaan tanah di Kelurahan Rempoa selain pemukiman juga digunakan untuk industri, perkantoran, pasar, usaha rumahan lainnya dan sarana prasarana desa yaitu sarana peribadatan, olah raga, taman, kuburan serta pendidikan. Besaran luas penggunaan tanah secara keseluruhan bisa dilihat di dalam tabel 4.4 dan Peta 2. Tabel 4.4 Persentase Luas Penggunaan Tanah Kelurahan Rempoa Kec. Ciputat Timur No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Penggunaan Tanah Pemukiman Industri kuburan perkarangan perkantoran perkantoran pemerintah pasar bangunan pendidikan prasarana umum lainnya
Luas (ha) 206 3,5 0,3 1 3,5 0,15 0,15 0,25 3
Persentase penggunaan 93,84% 1,59 % 0,13 % 0,45% 1,59% 0,06% 0,06% 0,11% 1,36%
51
10
lahan kosong total
1,65 219,50
0,75%
Sumber: Profil Desa Rempoa 2013.
Luas penggunaan tanah masing-masing unit penggunaan tanah di dalam tabel 4.4 diatas tidak termasuk penggunaan tanah untuk industri PT. Sandratex. Luas penggunaan tanah untuk industri PT. Sandratex sendiri tercatat lebih kurang 35 h2. Jika ditotalkan luas seluruh wilayah Kelurahan Rempoa pada saat ini lebih kurang seluas 254.5 h2. 3.
Jaringan jalan Dalam profil Desa Rempoa 2013 jaringan jalan di Kelurahan Rempoa
dibagi menjadi lima kelas. Jaringan jalan tersebut ditampilkan berikut dengan panjang serta kondisi jalannya pada tabel 4.5. Jaringan jalan yang menjadi objek yang dilalui dalam penelitian meliputi lima kelas di bawah ini. Tabel 4.5 Jaringan Jalan Kelurahan Rempoa No 1
Kelas Jalan Jalan Desa/Kelurahan
2
Jalan Kecamatan
3
Jalan Kabupaten
4 5
Jalan Provinsi Jalan Negara
Jenis Jalan Jalan Aspal Jalan Konblok/Semen/Beton Jalan Aspal Jalan Konblok/Semen/Beton Jalan Aspal Jalan Konblok/Semen/Beton Jalan Aspal Jalan Aspal
Baik (Km) 5,6
Rusak (Km) 1
Jumlah
-
3,2
3,2
0,5 1
0,3 0,5
0,8 1,5
0,5 4,7
1
0,5 5,7
2 1
-
2 1
6,6
Sumber: Profil Desa Rempoa tahun 2013.
4.
Perindustrian Dalam Monitoring Pemasukan Dokumen Survei IBS tahun 2013 Kota
Tangerang Selatan menunjukan banyaknya perusahaan industri besar dan sedang menurut kelompok industri di Kota Tangerang Selatan ada sekitar 9 perusahaan industri yang tersebar di Kecamatan Ciputat Timur (Tabel 4.6)
52
satu dinyatakan tutup. Dari sembilan industri tersebut terdapat dua industri besar dan beberapa industri sedang di Kelurahan Rempoa yang mampu menyerap tenaga kerja hingga mencapai angka 2.500 tenaga kerja. Perusahaan industri tersebut terletak di sepanjang jalan raya Ir. H. Juanda menuju Jakarta dan sepanjang Jalan Pahlawan hingga jalan Rempoa Raya yang termasuk wilayah Kelurahan Rempoa. Tabel 4.6 Monitoring Pemasukan Dokumen Survei IBS tahun 2013 Kota Tangerang Selatan No 1
KKI 3Digit 154
KD Kec 20
KD Desa 9
NAMA
2
191
20
9
Huda Rachma Grupindo, PT
3
222
20
9
4
263
20
9
5
291
20
9
Purnama Bhakti Utama, PT Nusantara Blokindo Makmur, PT Dwi Guna Swadaya, PT
6
361
20
9
Dewana Sofa
7
151
20
10
8
181
20
10
Super Gizi OtakOtak Ajeng Wahyu Manunggal, PT
9
264
20
10
10
181
20
11
11
154
20
13
12
181
20
13
13
289
20
25
14
210
20
26
Industri Tahu Mekarsari, CV
Bintang Timbul/Benteng (meicy), PT Bumimas Karunia Permai,PT Industri Kerupuk Agung Cideng Konveksi Atinsa Kencana Mulia, PT Indah Kiat Pulp Paper Corporation
ALAMAT Jl. Raya Puspitek No.61 Buaran Serpong Jl. Permata Pamulang Raya no. 9 Jl. Niban Rimin 33 Buaran Jl. Raya Rawa Buntu Kp.Setu Ds. Buaran Gardu Jl. Raya Puspitek rt 01/01 Kp.Setu Kel.Buaran Jl. Permata Pamulang No.1 rt 18/rw 04 Jl.Rraya Ciater BSD Jl. Cempaka i No.9 rt 05/02 Ciater Permai Jl.Raysa Sarua Maruga Ciater
PRODUK
Ket
Tahu Sumedang
P
Tas
P
Percetakan Stiker Genteng
P
Bengkel Bubut
P
P
Sofa
TP
Makanan otak-otak Baju dan Celana
TP P
Tegel
P
Jl Sarua Ds Rawa Mekarjaya
Garment
P
Kp Serpong rt 05/02
Kerupuk putih
P
Serpong rt 05/01
Celana panjang Rel dan handle laci Kertas HVS
P
Jl. Kp Dongkal rt 03/04 Des Pakulonan Jl. Raya Tangerang Serpong km 8 Kec.
TP P
53
15
154
20
27
Pawon Gemilang Rasa, PT
16
171
20
27
17
172
20
27
18
172
20
27
Sinar Central Sandang,PT Indo Mas Monas/Tanty Citra Busana, PT Jayakarta Eka Cemerlang, PT
19
173
20
27
Baduhu Jaya, PT
20
181
20
27
21
192
20
27
22
210
20
27
23
222
20
27
24
222
20
27
Parahita Sanu Setia,PT Pratama Abadi Industri,PT Panca Usaha Paramita Paulin Abadi Sentosa Indonesia, PT Tekhan Indo mas, pt
25
251
20
27
26
262
20
27
27
262
20
27
28
361
70
4
29
210
70
5
30
351
10
4
31
361
10
5
Atlanta Furniture
32
210
10
6
33
154
30
2
Tepat Guna Tehnologi nusantara, PT Mekar Jaya
34
242
30
2
Fabiola Intipratama, PT
35
252
30
2
Sinar Pamulang
Saputra Mulia Kencana, CV (succes) Surya Toto Indonesia, pt Surya Siam Keramik /Surya Ragam Prima, PT Latexindo Internusa, PT Tugu Pakulonan, PT Carita Boat Indonesia, PT
Serpong Komp. Multi Guna kav e no.8 Jl. Raya Serpong km.7 Jl.Raya Serpong km.8 Des. Pakualam Multiguna blok c/19
Bumbu dapur kemasan
P
Benang
P
Daster
P
Komp. Multiguna blok a1 no. 8a-b Serpong Komp Multiguna blok c/14 Jl.Raya Serpong km.7 Komplek Multi Guna blok e.no.9 Jl. Raya Serpong km. 7 Jl.Raya Serpong km.7 Des. Pakualam Jl. Raya Serpong km.7 kav. multiguna blok e no.7 Jl. Raya Serpong km.7 komp. multiguna blok a3a Komp. Multi Guna blok f no.18
Jasa bordir
P
Bordir label
TP
Konveksi
TP
Sepatu olah raga Tissue
P
Label dan stiker
P
Barang hasil percetakan
P
Spring Bed
P
Jl Raya Serpong ds Paku alam Jl Raya Serpong km 7
Wastafel dan kloset Wall tile
P
Jl. Pondok Jagung Timur no.31 Serpong Tangerang Jl. Raya Serpong km 8,5 Taman Tekno blok h1 3a BSD Tangerang Jl. Pasar Jengkol no.88 desa babakan kp curug rt 04/01 Jl. Babakan iii n0. 1 & 2, ds. bhakti jaya rt 01/02 Jl Cemara 1 no.26 Kel.Pamulang Barat Jl. Kemiri no. 56 a Pd Cabe udik.Tanggerang Jl. Dr .Setia Budi no.
Kasur dari latex
P
Karton box
P
Kapal fiberglas (speed boat) Mebel
P
Rumah tunas dari kayu
P
Kerupuk
P
Pembersih & pengharum
P
Karung plastik
P
P
P
P
54
36
181
30
4
37
289
30
4
Polina Utama, PT Kawan Kita Sejahtera, PT/ Dreamwear, PT Bina Karya al
38
293
30
4
Metalindo Abadi
39
343
30
4
40
361
30
4
41
361
30
4
42
361
30
4
43
154
30
6
Wiranata Adirupa Perkasa, PT Tanditama Mandiri, PT Bika Paratama Cipta, PT Guhdo, PT / cabang pamulang Tan Ek Tjoan
44
201
30
7
45
361
30
7
46
361
40
1
47
361
40
1
48
154
40
5
49
242
40
7
Sumber Rejeki, Pd
Jl. Anggur no 14a Kel. Sawah Ciputat Tangerang Jl. Terbang Layang ii/48
50
252
40
7
Guna Reka Cipta Widjojo.PT
Komplek Kejagung r i
51
331
40
7
Dentalino Cemerlang, PT
52
202
40
8
Jaya Bangunan
53
171
40
13
Sandratex, pt
54
210
40
13
PT.Indogravure
55
181
50
1
56
154
50
2
Lestari Busana Anggun Mahkota, PT Gintung Sari
Jl Pondok Cabe Indah i no.61 Ciputat Jl. Tarumanegara no.18 Pisangan rt 007/02 Des. Rempoa Kec. Ciputat Kab. Tangerang Jl Pahlawan no.8 Ds Rempoa Ciputat Jl. Taruna Negara no. 26 rt.004/003
Tamalindo Hartaconusa, PT Citra Christophindo mulia, PT Bintang Lima Citra Cemerlang, PT Sinar Rejeki Lasindo Unggul, PT Safari Donat
29 Jl. Kemiri no. 12 rt 4/7
Jaket
P
Jl.Kemiri no.2 rt.03/04 Pondok Cabe Jl.Kemiri Pondok Cabe Udik Jl. Raya Ciputat Parung no.20a
Rak piring/jemuran
P
Suku cadang kompor Knalpot mobil
P
Jl. Kemiri no. 8 Pondok Cabe udik Jl.Raya Pondok Cabe km.28 Jl.Kemiri
Mebel
P
furniture
P
Spring Bed
TP
Jl. Aria Putra
Roti tawar, donat Kusen pintu
P
Furniture
P
Furniture
P
Mebel, rak dari metal
P
Donat & Brownies
P
Minyak cat,dempul kayu Glassfibre reinforced cement Gigi palsu
P
TP
Kusen Kayu
P
Khoirul m
P
Box
P
Jaket
P
Tahu
TTPS
Jl.Pajajaran Raya no 2 Jl. H. Saidin no.7 Bambu Apus Timur Pamulang Jl Parung Beunying no.26 Desa Sarua rt.003 rw.03 Jl.Sukamulya no.41 sarua indah ciputat
Jl.Gintung Raya
P
P
P
55
Jaya Perusahaan Kerupuk Mekar Jaya Orion Garment
57
154
50
3
58
172
50
4
59
359
50
6
Jaya Sentra Metal, PT
60
369
60
3
61
154
60
4
Maharta Mandiri, CV Sari Harum, UD
62
281
60
5
Sujata, PT
63
361
60
5
64
181
60
7
65
361
60
7
Sumber Jaya Pramudita, PT Konveksi Bambang Furniture Darno
66
369
60
7
67
172
60
8
68
181
60
8
69
181
60
8
70
181
60
8
Konveksi Gaya Collection
71
181
60
9
Safari Indah, CV
72
191
60
9
Citra Mentari Kreasi, pt Anugerah Karya Abadi, CV Konveksi Meldano Konveksi Celana Nain
Aka Yudi Akhyanto.CV Sumber: BPS Tangerang Selatan 2014.
no.85 Jl.Pepaya 1 rt 05/01 Ciputat Timur Jl. Pondok Teratai no.12 Rempoa Jl. Menjangan Raya no.66 Jl. Pondok Kacang Timur Raya no.11 Jl. h. Sarmah rt 04/07 no.53 Jl. Riau kp. rawa rt 04/05 no.45 Jl. Pramuka no.390 Jl. Gandaria 3 taman mangu indah g 3/2 Jl. kebantenan rt 03/08 no.2 pondok aren tangerang Jl raya Pondok Aren no 54 Tangerang Jl. Panti Asuhan Ceger no.99 rt 006/011 Jl. Pdk Belimbing no.72 rt03/04 Jl. Japos Raya rt 006/03 no.25 Jl. Gandaria 2 blok g3 no.2 Taman Mangu Jl. Panti Asuhan Ceger no.10 rt 06/011 Jl. Panti Asuhan Ceger no.99 rt 06/11
Kerupuk
P
Sprei
P
Sparepart motor/metal stamping Screen Printing Roti manis
P
Rok godola besi Rak piring besi Kemeja
P TTPS P TP TP
Furniture
P
Jasa papan reklame Tas wanita
P
Celana jeans
P
Celana Panjang, Pendek Jeans Pakaian jadi
TP
Celana panjang jeans
P
Tas tangan
P
P
TP
4.1. Perusahaan Industri di Kecamatan Ciputat Timur 4.1.1 Jumlah dan Jenis Industri Pada Tabel 4.6 dapat dilihat jumlah industri besar dan sedang di kota Tangerang Selatan tahun 2013 mencapai 72 Perusahaan 15 diantaranya dinyatakan tutup, pindah, dan tutup sementara, sehingga jumlah industri yang masi beroperasi tercatat sebanyak 57 perusahaan. Diwilayah
56
Kecamatan Ciputat Timur sendiri terdapat 9 perusahaan industri besar dan sedang satu diantaranya dinyatakan tutup. Pada Data Inventarisasi Perusahaan Industri (Tabel 4.7) dapat diketahui jumlah dan jenis industri kecil, sedang dan besar di Kecamatan Ciputat Timur. Tabel 4.7 Jumlah Industri Kecil, Sedang dan Besar di Kecamatan Ciputat Timur No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Jenis Industri / Kinds of Industries Industri Kayu Anyaman dari Bambu/ Rotan Industri Gerabah Industri Pakaian Jadi/ Konveksi/ Pakaian Industri Makanan dan Minuman Industri Kulit/ Alas Kaki Industri Kertas Industri Penerbitan/ Percetakan Reproduksi Media Industri Kimia Industri Karet/ Plastik Barang Galian Bukan Logam Barang dari Logam Mesin dan Perlengkapannya Mesin dan Peralatan Kantor/ Rumah Tangga Kosmetik/ Obat-Obatan/ Sabun Kecamatan Ciputat Timur
Jumlah 7 0 8 8 0 1 1 0 1 1 2 0 0 2 31
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang Selatan
Berkembangnya industri di wilayah Kecamatan Ciputat Timur sudah sangat dibatasi dan selektif sekali. Dalam Monitoring Pemasukan Dokumen Survei IBS tahun 2013 Kota Tangerang Selatan (Tabel 4.6) industri yang ada dikelompokkan berdasarkan KLUI (Klasifikasi Lapangan Usaha Industri) atau KKI (Klasifikasi Kode Industri) 3 digit yang dikeluarkan oleh BPS Tangsel 4.1.2 Industri di Kelurahan Rempoa. Industri yang terdapat di kelurahan rempoa yang tergolong industri besar ada dua industri yaitu industri PT. Sandratex yang terletak di Jl.
57
Sandratex, Desa Rempoa Kec. Ciputat Timur yang hingga kini masih mampu menyerap tenaga kerja sekitar 800 tenaga kerja. PT. Sandratex merupakan sebuah industri perusahaan tekstil yang ada di Ciputat sejak tahun 1980-an. perusahaan ini mengalami kejayaannya sebagai perusahaan tekstil hingga tahun 1995. Kehebatannya terbukti dengan kualitas kain yang dihasilkan dan penjualannya yang memuncak baik untuk penjualan dalam negeri, maupun ekspor. Untuk ekspor, Sandratex mampu merambahi Amerika dan Eropa. Jumlah buruh PT. Sandratek pada saat kejayaan nya mencapai angka 5.000 pekerja, namun setelah tahun 1995 hingga sekarang perusahaan ini selalu mengalami penurunan yang berdampak pada pengurangan jumlah tenaga kerja. Industri besar kedua yang berada di Kelurahan Rempoa adalah PT. Indogravure yang terletak di Jl. Pahlawan No. 8, Desa Rempoa, Kec. Ciputat Timur. Perusahaan ini memiliki jumlah tenaga kerja sekitar 200 orang yang memproduksi Box. Industri yang berada di Kelurahan Rempoa sebagian besar termasuk ke dalam industri kecil. Jika dilihat berdasarkan KKI 2 digit maka ia termasuk kedalam industri 31 yang memproduksi bahan baku kayu menjadi Meabel (Furnitur). Industri kecil yang memiliki jumlah tenaga kerja berkisar antara 5 – 19 orang ini banyak tersebar di sekitar Jl. Ir. H. Juanda dan Jl. Pahlawan (Tabel 4.8 dan Peta 3). Tabel 4.8 Jumlah Industri, Tenaga Kerja dan Letak Industri di Kelurahan Rempoa No
Nama Industri
1
PT. Sandratex
2
PT. Indogravure PT. Cipta Edukasi Mandiri PT. Agira Yanindo Express
3
4
KKI 2Digit 13
Jumlah Pekerja
800
Jenis Industri Besar
Box
28
200
Besar
Mesin Kantor, Komputasi dan Akutansi Elektronik Furnitur dari kayu dan rotan
26
24
Sedang
31
22
Sedang
Produk yang dihasilkan Kain Grey
Letak Jl. Sandratex Desa Rempoa Jl. Pahlawan No. 8 Jl. Pahlawan No. 90 B-C Jl. Ir. H. Juanda No.25
58
5
CV. Green
Tekstil
13
21
Sedang
6
Pd. Jaya Makmur PT. Suara Multi Merdia Pertama PT. Hyundai Mobil Indonesia PT. Dirham Putra Utama PT. Bukit Flora Indah
Perkayuan
16
9
Kecil
Jasa Periklanan
18
5
Kecil
Distributor dan Perawatan Suku Cadang Advertising / Periklanan Percetakan
33
35
Sedang
Jl. Ir. H. Juanda No. 76
18
5
Kecil
18
3
Home Industri
PT. Cipta Sarana Agung PT. Data Konsep Multimedia PT. Indointernet Roti Family
Jasa Periklanan
18
15
Kecil
Jasa Periklanan
18
5
Kecil
Jl. Pahlawan No. 88 Jl. Ir. H Juanda Plaza Ciputat Mas Blok D/F No. 5A Jl. Ir. H Juanda No.5A Jl. Pahlawan No.6
Jasa Konsultasi dan Multimedia Roti
18
8
Kecil
10
10
Kecil
PT. Cesco Cesca Indonesia CV. Yasapiranti Dalem PT. Flamboyan Nursery
Pengepakan Buah dan Sayuran
10
30
Sedang
Jasa Boga
10
20
Sedang
Jasa Pertamanan dan Penyewaan Tanaman Hias Tekstil dan Garmen
32
25
Sedang
13/14
34
Sedang
Konveksi dan Garmen Pengecatan Kaleng
14
7
Kecil
32
34
Sedang
Percetakan
18
8
Kecil
Jl. Rempoa RT.02 / RW 07
31
5
Kecil
16
17
Kecil Home Industri Home Industri Kecil
Jl. Pahlawan No. 14 Jl. Pahlawan No. 58 Jl. Pahlawan No 68 Jl. Pahlawan No. 17B Jl. Pahlawan No. 18
7
8
9 10
11 12
13 14 15
16
17
22
CV. Multi Karya Tama CV. Cahaya Selaras Abadi CV. Sumber Rejeki Jaya CV. Andrie Satria Putra Utama Jati Galery
23
Indah Art Shop
Furnitur dari kayu dan rotan Perkayuan
24
Sarifudin Jaya
Furnitur dari kayu
31
4
25
Majapahit Furnitur Mahfud Art Shop
Furnitur
31
3
Perkayuan
16
15
18 19 20 21
26
Jl. Flamboyan Raya No. 19H Jl. Pahlawan Raya No. A-12 Jl. Pahlawam Raya No. 6-A
Jl. Rempoa Raya No. 11 Jl. Delima Jaya 1 Komp. Mabad 25.K II/B04 RT.9/RW.5 Jl. Cendrawasih No.41 RT 5/ RW 8 Jl. Flamboyan Rempoa No. 20 RT 5/ RW 12 Jl. Pahlawan No. 12c Jl. Flamboyan No.B11-6 Jl. Alerya No. 2
59
Perkayuan
16
5
Kecil
28
CV. Karya Asih Jati Makmur
Furnitur
31
3
29
Karya Agung
Furnitur
31
18
Home Industri Kecil
30
Buyuang Art
Furnitur
31
4
31
Faris Art Shop
Furnitur
31
3
32
Dendes Art Shop Reni Furnitur
Furnitur
31
5
Home Industri Home Industri Kecil
Furnitur
31
13
Kecil
Furnitur
31
17
Kecil
35
Marnis Art Shop Rioni
Furnitur
31
3
36
Asean Art
Furnitur
31
5
Home Industri Kecil
37
Galeri Indah Art Shop Budi Galeri
Furnitur
31
9
Kecil
Furnitur
31
7
Kecil
27
33 34
38
Sriwijaya Furnitur 31 Kecil 6 Furnitur Sumber: SKDU Kelurahan Rempoa dan Survei Lapangan September 2014. 39
Jl. Rempoa Raya No. 1 Jl. Rempoa Raya No.2 Jl. Ir. H Juanda No. 6 Jl. Ir. H. Juanda No. 18-A Jl. Ir. H. Juanda No. 18 Jl. Ir. H. Juanda No. 19D Jl. Ir. H. Junda No. 19 Jl. Ir. H. Juanda No 27 Jl. Ir. H. Juanda No.16 Jl. Ir. H. Juanda No. 64 Jl. Ir. H. Juanda No. 12 Jl. Ir. H. Juanda No. 58 Jl. Ir. H. Juanda No. 52
60
61
5.
Penduduk
5.1. Jumlah Penduduk Jumlah penduduk Kelurahan Rempoa dari tahun ketahun selalu mengalami peningkatan, hal ini bisa dilihat tiga tahun terakhir dari tahun 2011 hingga akhir tahun 2013. Pada tahun 2011 jumlah penduduk tercatat sebanyak 32.553 jiwa, tahun 2012 berjumlah 34.255 jiwa dengan pertumbuhan penduduk sebesar 5,2%, sedangkan jumlah penduduk akhir tahun 2013 tercatat sebanyak 34.292 jiwa dengan pertumbuhan penduduk sebesar 0,1%. Adapun jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur pada tahun 2013 adalah sebagai berikut (lihat tabel 4.9):36
Tabel 4.9 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur 2013 Kelompok Umur
Lk
0-4
1513
1359
2872
2
5-9
1820
1640
3460
3
10 - 14
1690
1590
3280
4
15 - 19
2429
2278
4707
5
20 - 24
1136
1952
3088
6
25 - 29
1704
1549
3253
7
30 - 34
1605
1480
3085
8
35 - 39
1338
1209
2547
9
40 - 44
1186
1103
2289
10
45 - 49
1146
1154
2300
11
50 - 54
894
871
1765
12
55 - 59
680
652
1332
13
60 >
136
178
314
17,015
34,292
No 1
Jumlah
17,277
Akhir Tahun 2013 Pr Jumlah
Sumber: Profil Desa dan Kelurahan Rempoa 2012-2013.
36
Kecamatan Ciputat Timur Dalam Angka 2012 dan Profil Desa dan Kelurahan Rempoa 20122013.
62
Gambar 3.1 Piramida Penduduk Kelurahan Rempoa 2013 60 > 55 - 59 50 - 54 45 - 49 40 - 44 35 - 39 30 - 34 25 - 29 20 - 24 15 - 19 10 - 14 5-9 0-4 20,0
15,0
10,0
5,0 Perempuan
0,0
5,0
10,0
15,0
Laki-laki
Pertumbuhan penduduk kelurahan rempoa pada tahun 2012 tercatat sebesar 5,2% namun hal ini pada tahun 2013 mengalami penurunan yang dratis disebabkan oleh berlakunya sistem E-KTP di tahun 2012 akhir. Penurunan ini terjadi karena banyaknya penghapusan data penduduk yang memiliki KTP ganda sehingga penghapusan ini menyebabkan komposisi penduduk mengalami penurunan di tahun 2013. Jumlah penduduk kelurahan rempoa merupakan yang terbesar di Kecamatan Ciputat Timur di bandingkan enam kelurahan lainnya. Hal ini tidak termasuk penduduk pendatang yang tidak memiliki keterangan penduduk sebesar 235 orang dan penduduk pendatang dan atau pekerja musiman sebesar 227 orang. 5.2. Mata Pencaharian Penduduk Dilihat dari segi mata pencaharian penduduk maka Kelurahan Rempoa memiliki mata pencaharian yang cukup beraneka ragam seperti yang di tampilkan dalam tabel 4.10 berikut: Tabel 4.10 Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan Rempoa No 1 2 3 4 5 6
Jenis Mata Pencaharian Montir Tukang batu Tukang kayu Tukang sumur Pemulung Tukang jahit
Jumlah 261 320 175 2 25 52
63
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Tukang kue Tukang rias Karyawan perusahaan swasta (sektor industri) Pemilik perusahaan Pemilik usaha transportasi Buruh usaha jasa transportasi Pemilik usaha informasi dan komunikasi Buruh usaha informasi dan komunikasi Kontraktor Pemilik usaha warung, rumah makan, dan restoran PNS TNI POLRI Dokter swasta Bidan swasta Perawat swasta Dukun/paranormal/supranatural Jasa pengobatan alternatif Dosen swasta Guru swasta Pensiunan TNI/POLRI Pensiunan PNS Pensiunan swasta Pengacara Notaris Jasa Konsultasi Manajemen dan Teknis Seniman/artis Pembantu rumah tangga Sopir Buruh migran perempuan buruh migran laki-laki Usaha jasa pengerah tenaga kerja Wiraswasta lainnya Jasa penyewaan peralatan pesta Tidak mempunyai mata pencaharian tetap
75 15 2500 25 53 140 54 106 25 20 602 65 123 25 5 20 3 5 20 60 205 107 206 10 15 2 5 300 350 10 10 2 300 500 5
Sumber: Profil Desa dan Kelurahan Rempoa.
Menurut tabel di atas maka buruh industri merupakan mata pencaharian terbesar di Kelurahan Rempoa. Jumlah buruh industri disini belum termasuk industri kecil dan industi rumah tangga yang juga merupakan objek dalam penelitian ini.
64
5.3. Unit Usaha Kegiatan Penduduk Tingginya jumlah industri dan jumlah pekerja industri yang terdapat di Kelurahan Rempoa mempengaruhi penduduk di wilayah ini untuk mengadakan usaha atau kegiatan. Ada tiga bagian besar unit usaha kegiatan penduduk Rempoa sebagai dampak dari industri yang ada. Kegiatan unit usaha tersebut antara lain: a) Unit usaha rumah kontrakan / Kos-kosan (Rumah Sewa) b) Unit usaha warung makan atau rumah makan c) Unit usaha angkutan (Ojek & Becak) 5.3.1 Unit Usaha Rumah Kontrakan / Kos-kosan (Sewa) Hampir di setiap RT/RW terdapat kegiatan usaha pengontrakan rumah atau kos-kosan yang diperuntukkan pada para pendatang yang bekerja di sekitar wilayah Kelurahan Rempoa baik yang berstatus sebagai Buruh Industri maupun Karyawan Perkantoran lainnya. Pemilik dari unit usaha ini sebagian besar merupakan penduduk setempat. Besarnya dampak kegiatan industri terhadap unit usaha rumah kontrakan maupun kos-kosan dapat dilihat pada lampiran 2. Sejumlah 30 sampel wilayah (RW dan RT) di survei dan diperoleh data berupa: a) Jumlah rumah b) Jumlah rumah kontrakan/kos-kosan (sewa). Jumlah rumah sewa akan di persentasekan besarannya ke dalam bentuk peta tematik. Persentasenya akan dibagi kedalam tiga kelas yaitu; (1) persentase rumah sewa tinggi berkisar antara 67% – 100% , (2) persentase rumah sewa sedang yaitu antara 33% - 66%, dan (3) persentase rumah sewa rendah 0% - 32%. c) Jumlah rata-rata penghuni rumah sewa d) Persentase penghuni di tiap rumah sewa yang bekerja di pabrik. Dari data pada lampiran 2 persentase 100% menunjukkan bahwa sebagian besar penghuni rumah sewa merupakan pekerja pabrik. Persentase 75% menunjukan bahwa perbandingan jumlah penghuni yang bekerja
65
di pabrik lebih banyak dari pada yang tidak bekerja di pabrik. Persentase 50% menunjukkan bahwa banyaknya penghuni yang bekerja di pabrik sebanding dengan yang bukn bekerja di pabrik. Persentase 25% menunjukan bahwa penghuni yang bekerja di pabrik lebih sedikit di banding yang bukan bekerja di pabrik. Persentase 5% menunjukan hampir seluruh penghuni bukan pekerja pabrik. e) Persentase penghuni dari seluruh rumah kontrakan atau kos-kosan bila dibedakan penghuni yang bekerja di pabrik yang terdapat di Kelurahan Rempoa dengan yang bekerja di luar wilayah Rempoa. f) Besar biaya rumah kontrakan atau kos-kosan tiap bulan. Data yang menerangkan tentang kegiatan transportasi penghuni rumah kontrakan (lampiran 3) merupkan data yang diperoleh dari penghuni rumah kontrakan atau kos-kosan yang bekerja di Pabrik Sandratex dan di pabrik yang memiliki persentase terbesar (lampiran 2). Data yang diperoleh dari kegiatan transportasi penghuni rumah kontrakan atau kos-kosan (lampiran 3) di antaranya: 1) Jenis angkutan yang digunakan rata-rata penghuni pekerja pabrik 2) Biaya angkutan menuju lokasi pabrik 3) Waktu tempuh / lamanya perjalanan menuju lokasi pabrik 5.3.2 Unit Usaha Warung Makan / Rumah Makan Unit usaha warung makan merupakan unit usaha yang cukup mendukung sebagai mata pencaharian bagi masyarakat setempat di wilayah Kelurahan Rempoa. Menurut informasi yang di dapat dari Kelurahan Rempoa diketahui sejumlah 51 unit rumah makan dan restoran yang tersebar di wilayah kelurahan ini (Tabel 4.11). Tabel 4.11 Jumlah Unit Usaha di Kelurahan Rempoa No 1
Jenis Usaha Industri amakan
2
Rumah makan dan restoran
3
Toko kelontong
Jumlah/Unit 3 51 216
66
4
Pengencer Gas dan BBM
5
Kontrakan Rumah
6
Mess
125 1275 20
Sumber: Profil Desa Rempoa 2013.
Sebagian besar unit usaha warung tersebar di jalan arteri dan jalan kolektor di Wilayah Kelurahan Rempoa. Di jalan Raya Ir.H. Juanda ada sebanyak 33 unit usaha warung, di jalan Pahlawan terdapat 18 unit dan di jalan Raya Rempoa terdapat 13 unit dengan klasifikasi seperti yang ditampilkan pada tabel 4.12 (lihat Peta 4). Tabel 4.12 Jumlah Unit Usaha Warung Makan/Rumah Makan di Jl. Ir H. Juanda, Jl. Pahlawan dan Jl. Rempoa Raya. No 1 2 3
Jenis Unit Usaha Warung Warung makan Warung makan tenda Rumah makan Jumlah
Jumlah Jl. Ir. H. Juanda
Jl. Pahlawan
Jl. Raya Rempoa
18 12 3 33
13 3 2 18
11 2 13
Sumber: Survei lapangan September 2014.
Warung makan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Warung Tegal dan Rumah Makan Masakan Padang. Ke 33 warung yang tersebar di Jl. Ir. H. Juanda 7 warung makan dan 5 warung makan tenda berada di dekat gerbang masuk PT. Sandratex warung lainnya tersebar merata kearah selatan Jl. Ir. H. Juanda hingga pertigan Gintung. Di dekat pertigaan Gintung terdapat Industri Indogravure dimana sekitar radius 500 m dari industri tersebut tersebar 3 warung makan dan 1 warung tenda yang berada di Jl. Pahlawan, adapun 5 warung tenda berada di pinggir Jl. Ir. H. Juanda. Warung makan yang berada di Jl. Pahlawan terdapat 13 unit dan warung makan tenda tercatat 3 unit sedangkan rumah makan terdapat 2 unit yang berada di pertigaan gintug atau sekitar 100 m dari PT. Indogravure. Persebaran warung makan lainnya berada di Jl. Raya Rempoa yaitu ada sekitar 11 unit dan 2 unit rumah makan.
67
68
Besarnya dampak kegiatan industri terhadap kegiatan usaha warung dapat dilihat pada lampiran 5. Data yang diperoleh yang berkaitan dengan kegiatan usaha warung antara lain: 1) Jumlah warung 2) Jumlah pekerja tiap warung 3) Jumlah konsumen rata-rata per hari 4) Jumlah konsumen pekerja pabrik rata-rata per hari 5) Besar modal rata-rata per hari yang dibutuhkan oleh pemilik warung 6) Besar keuntungan rata-rata yang diperoleh tiap hari 5.3.3 Unit Usaha Angkutan Selain angkutan umum unit usaha yang cukup mendukung bagi masyarakat setempat adalah usaha angkutan ojek dan becak. Ada tiga lokasi yang merupakan tempat pangkalan ojek yang letaknya di arah timur wilayah Rempoa yaitu di: 1) Perbatasan jalan Sandratex dengan jalan Ir. H. Juanda (dekat gerbang timur PT. Sandratex 2) Pertigaan UMJ yaitu pertemuan Jl. Ir. H. Juanda - Jl. H. Dali 3) Perbatasan jalan Ir. H. Juanda dengan jalan Gunung Raya Sedangkan untuk angkutan becak terletak di empat lokasi wilayah selatan dan timur Kelurahan Rempoa yaitu di: 1) Pangkalan Gurdani yaitu tikungan jalan Pahlawan yang merupakan pertemuan jalan Abdul Gani dengan jalan Pahlawan 2) Tanjakan Mabad yaitu perbatasan jalan Pahlawan dengan jalan Kesatrian 3) Perbatasan jalan Pahlawan dengan jalan Garuda 4) Taman Rempoa Indah yaitu pebatasan jalan Delim Jaya dengan jalan Pahlawan Dua tempat lainnya merupakan tempat pangkalan ojek dan becak yang terletak di Pertigaan Gintung yaitu di perbatasan jalan Ir. Juanda dengan
69
jalan Pahlawan (Dekat PT. Indogravure) dan Flamboyan yaitu perbatasan jalan Flamboyan Raya dengan jalan Rempoa Raya. Data yang diperoleh berkaitan dengan unit usaha angkutan adalah jumlah pengendara ojek/becak tetap di setiap pangkalan dan pemakai jasa dibedakan menjadi dua yaitu bukan pekerja pabrik dan pekerja pabrik / bukan pekerja pabrik (Lampiran 4).
B.
Pembahasan 1.
Industri di Kelurahan Rempoa
1.1. Persebaran Industri Dilihat dari jumlah tenaga kerja yang bekerja di industri (Tabel 4.8, hal 57-59) maka ke-39 industri yang termasuk dalam wilayah penelitian ini dikelompokkan menjadi empat industri yaitu industri besar, sedang, kecil industri rumah tangga (home industri). 1.1.1. Industri Besar Industri yang termasuk dalam kelas ini adalah industri yang memiliki jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang pekerja. Sebanyak dua industri yaitu PT. Sandratex dan PT. Indogravure termasuk dalam kelas industri ini. PT. Sandratex merupakan industri terbesar yang berada di wilayah penelitian yang memiliki 800 pekerja. Industri ini sudah berdiri semenjak tahun 1980 hingga sekarang. PT. Sandratex merupakan sebuah industi yang memroduksi tekstil yang terletak di kampung Rempoa tepatnya di sebelah barat Jl. Ir. H. Juanda (Peta 3). Sedangkan industri PT. Indogravure merupakan industri yang memiliki jumlah pekerja lebih kurang 200 orang yang memproduksi Box (Pengepakan). PT. Indogravure ini terletah tidak jauh dari Pertigaan Gintung lebih kurang sekitar 100 m, tepatnya di pinggir Jl. Pahlawan (Peta 3). 1.1.2. Industri Sedang Industri yang memiliki jumlah pekerja antara 20 – 100 orang termasuk dalam kelas industri sedang. Ada 9 industri yang termasuk dalam kelas industri ini. Yang pertama PT. Cipta Edukasi Mandiri merupakan industri
70
yang memproduksi mesin kantor, komputasi dan akutansi elektronik. Industri ini terletak di Jl. Pahlawan No. 90 B-C. PT. Agira Yanindo memproduksi Furnitur dari kayu dan rotan terletak di Jl. Ir. H. Juanda No. 25. CV. Green merupakan industri yang memproduksi Tekstil yang berada di Jl. Flamboyan Raya No. 19H. PT. Hyundai Mobil Indonesia yang memiliki jumlah pekerja 35 orang ini terletak di Jl. Ir. H. Juanda No. 76, industri ini bergerak dibidang distributor dan perawatan suku cadang Mobil Hyundai. PT. Cesco Cesca Indonesia merupkan industri yang unit kegiatannya melakukan pengepakan buah dan sayur, industri ini berada di Komp. Mabad 25. K II/B04 RT 9 / RW 5. CV. Yasapiranti Dalem yang memproduksi jasa boga ini terletak di Jl. Cendrawasih No. 41 RT 5/ RW 8. PT. Flamboyan Nursery merupakan industri jasa pertamanan dan penyewaan tanaman hias yang berada di Jl. Flamboyan Rempoa No. 20 RT 5/ RW 12. Dua industri sedang lainnya yaitu CV. Multi Karya Tama memproduksi Tekstil dan Garmen terletak di Jl. Pahlawan 12-C dan Industri CV. Sumber Rejeki Jaya yang unit kegiatannya pengecatan kaleng berada di Jl. Aleraya No.2 (Peta 3). 1.1.3. Industri Kecil Industri yang termasuk dalam kelas ini adalah industri yang memiliki jumlah tenaga kerja berkisar antara 5 – 19 orang. Sebagian besar industri dalam penelitian ini termasuk dalam industri kecil. Ada dua puluh satu industri yang tersebar di kelurahan ini dengan sembilan diantaranya termasuk dalam industri golongan 31 (KKI 2 Digit)
yaitu yang
memproduksi Furnitur. Dari sembilan industri KKI 31 ini delapan diantaranya barada di pinggir jalan Ir. H. Juanda yaitu Industri Karya Agung, Dendes Art Shop, Reni Furnitur, Marnis Art Shop, Asean Art, Galeri Indah Art Shop, Budi Galeri, dan Sriwijaya Furnitur, sedangkan Jati Galeri berada di Jl. Pahlawan No. 14. Industri furnitur yang banyak tersebar di Jl. Juanda, Pahlawan dan Rempoa Raya ini sudah mampu mendistribusikan hasil Produksinya hingga mencapa manca negara, yaitu menembus Eropa, Australia dan Amerika. Enam
industri kecil yang
71
termasuk dalam golongan KKI 18 yaitu industri yang unit kegiatannya berkaitan dengan percetakan, periklanan dan konsultasi multimedia tiga diantaranya berada di jalan Pahlawan yaitu industri PT. Suara Multi Media, PT. Dirham Putra Utama, dan PT. Data Konsep Multimedia, dua diantaranya berada di jalan Rempoa Raya yaitu industri PT. Indointernet dan CV. Andire Satria Putra Utama, dan satu lagi berada di Jl. Ir. H. Juanda yaitu PT. Cipta Sarana Agung. Empat industri lainnya termasuk dalam KKI 16 yaitu industri perkayuan. Industri ini adalah Pd. Jaya Makmur, Indah Art Shop dan Mahfud Art Shop yang sama-sama berada di Jl. Pahlawan dan CV. Karya Asih berada di Jl. Rempoa Raya. Industri kecil lainya adalah industri Roti Family yang memproduksi roti (KKI 10) terletak di Jl. Delima Jaya 1 dan industri CV. Cahaya Selaras Abadi yang memproduksi Konveksi dan Garmen (KKI 14) terletak di Jl. Flamboyan B-11 ( Peta 3). 1.1.4. Industri Rumah Tangga / Home Industri Industri yang termasuk dalam kelas ini adalah industri yang memiliki jumlah tenaga kerja berkisar antara 1-4 orang. Industri skala rumahan yang terdapat di Kelurahan Rempoa terdapat tujuh industri. Dimana enam industri termasuk kedalam golongan KKI 31. Industri tersebut tiga diantaranya berada di Jl. Ir. H. Juanda yaitu industri Reoni, Faris Art Shop, dan Buyuan Art. Dua industri berada di jalan Pahlawan yaitu industri Sarifudin Jaya dan Majapahit Furnitur. Satu industri lagi berada di Jl. Rempoa Raya yaitu industri Jati Makmur. Satu industri rumahan lainnya adalah PT. Bukit Flora Indah yaitu industri percetakan (KKI 18) yang berada di Jl. Ir. H. Juanda tepatnya di Plaza Ciputat Mas Blok D/F No. 5A (Peta 3). 1.2. Industri Sebagai Objek Kasus Dari kelas industri pertama (industri besar) terdapat satu industri yaitu PT. Sandratex yang jumlah pekerjanya sebesar 800 orang yang jauh melebihi jumlah rata-rata pekerja dari industri lainya. Melihat jumlah pekerjanya yang terbesar maka untuk mengamati variabel-variabel kegiatan penduduk, PT. Sandratex diambil sebagai objek kasus dalam penelitian ini.
72
2.
Kegiatan Penduduk di Kelurahan Rempoa
2.1
Unit Usaha Penyewaan Rumah Unit usaha penyewaan rumah merupakan salah satu unit kegiatan
penduduk yang terdapat di sebagian besar wilayah Rempoa. Sebagian besar rumah sewa terletak memasuki jalan lokal dengan jarak lebih kurang 10 m – 100 m dari jalan utama (Jl. Ir. H. Juanda, Pahlawan, dan Rempoa Raya). Tidak ada rumah sewa yang terletak di tepi jalan baik jalan arteri maupun jalan kolektor. Kalaupun ada seperti jalan Rempoa Raya persentasenya sangat kecil (1-2 rumah). Dari perhitungan persentase rumah sewa terhadap jumlah seluruh rumah maka wilayah rumah sewa (kontrakan / kos-kosan) dapat dibagi menjadi tiga kelas yaitu: a. Rumah Sewa Tinggi Persentase rumah sewa pada kelas ini adalah berkisar antara 67% - 100% terhadap jumlah seluruh rumah yang ada pada wilayah bersangkutan. Wilayah yang termasuk kelas ini adalah sebagian RW 07 yang terletak di bagian barat PT. Sandratex, sebagian wilayah RW 08 yang terletak di selatan wilayah Kelurahan, dan sebagian RW 10 yang terletak di Utara Kelurahan Rempoa yang sekaligus berbatasan dengan wilayah Bintaro. b. Rumah Sewa Sedang Persentase rumah sewa pada kelas ini adalah berkisar antara 33% - 66% terhadap jumlah seluruh rumah yang ada pada wilayah bersangkutan. Wilayah yang termasuk dalam kelas ini meliputi hampir keseluruhan wilayah RW 02 yang berada di barat PT. Sandratex, sebagian wilayah RW 01 tepatnya RT 03 yang berada di pinggirgerbang timur PT. Sandratex. Wilayah lainnya yang termasuk kelas ini adalah sebagian RW 03 yang terletak di sebelah utara sisi kanan Sandratek, wilayah RW 06 yaitu hampir keseluruhan Kampung Rempoa yang termasuk dalam RT 02, sebagian besar bilayah RW 07 dan sebagian wilayah RW 08.
73
74
c. Rumah Sewa Kecil Wilayah yang termasuk kelas ini adalah wilayah yang memiliki persentase rumah sewa berkisar antara 0% - 32% terhadap jumlah seluruh rumah yang ada pada wilayah bersangkutan. Wilayah yang termasuk kelas ini adalah keseluruhan wilayah RW 09, sebagian kecil RW 01, RW 03dan RW 06, dan beberapa RT di RW 07, 08 dan 10 (Lampiran 2 dan Peta 5).
2.1.1. Biaya Sewa Penghuni Rumah Sewa Bedasarkan data pada lampiran 2 maka biaya sewa tertinggi adalah sebesar Rp 1.200.000,00 dan terkecil sebesar Rp 400.000,00. Dengan adanya ragam besar biaya sewa maka pembagian kelas untuk variabel biaya sewa ini dibagi menjadi tiga kelas yaitu: a. Biaya sewa tinggi Biaya sewa tinggi dimiliki oleh rumah yang memiliki biaya sewa rata-rata diatas Rp 1.000.000,00. Penghuni rumah sewa yang bertempat tinggal di RW 2 / RT 4 tepatnya di perumahan Palm Citra rata-rata dikenai baiaya sewa rumah sebesar Rp 1.000.000,00 hingga Rp 1.200.000,00 (Peta 6). Selebihnya yang termasuk dalam kelas ini penghuni yang bertempat tinggal di wilayah perumahan RW 7 / RT 02 dan 03 yang terletak di barat PT. Sandratex, RW 8 / RT 06 yang merupakan wilayah perumahan dan RW 10 / RT 01 yang merupakan perumahan Rempoa Permai yang terlatak di utara Kelurahan Rempoa (Lampiran 2 dan Peta 6). Adapun faktor yang menyebabkan besarnya biaya sewa yang harus diabayarkan oleh penghuni rumah sewa adalah fasilitas yang ditawarkan oleh pemilik tergolong mewah. Hal lainnya adalah beberapa rumah berada dalam wilayah perumahan elit seperti di Perumahan Rempoa Permai dan perumahan Palm Citra.
75
76
b. Biaya sewa sedang Rumah sewa yang termasuk dalam kelas ini adalah rumah yang besar biayanya di antara Rp 700.000,00 – Rp 900.000,00. Sebagian besar rumah yang berada di selatan Kelurahan Rempoa yaitu RW 9 yang berada diantara PT. Sandratex dan PT. Indogravure termasuk dalam kelas ini. Wilayah lainnya adalah RW 8 yaitu di RT 01 dan 02, RW 7 / RT 04, RW 6 / RT 01 dan 03, dan sebagian besar RW 3 yaitu meliputi RT 01, 03 dan 04 juga termasuk ke dalam kelas ini (Peta 6). c. Biaya sewa rendah Biaya sewa rendah dimiliki oleh rumah dengan biaya kontrak ratarata antara Rp 400.000,00 – Rp 700.000,00. Sebagian besar rumah yang berada di wilayah Rempoa bagian timur yaitu sebelah barat Jl. Juanda termasuk ke dalam kelas ini tepatnya berada di RW 1 dan beberapa juga berada di RW 6 hingga RW 3 yang berada di sisi timur menuju ke utara PT. Sandratex. Wilayah lainnya yang temasuk kelas ini tersebar merata hampir disetiap RW di Kleurahan Rempoa kecuali RW 4 yang merupakan asrama bagi sebagian buruh pabrik PT. Sandratex dan RW 5 yang merupakan kompleks Mabad (Lampiran 2).
2.1.2. Waktu tempuh penghuni rumah sewa pekerja industri ke lokasi kerja (kasus PT. Sandratex) Penghuni rumah sewa yang bekerja di PT.Sandratex menempuh waktu yang berbeda-beda untuk mencapai lokasi industri tersebut: a. Waktu tempuh cepat ditempuh oleh penghuni yang bermukim di wilayah bagian barat Jl. Ir. Juanda yang meliputi RW 04, 06 dan RW 01 (Peta 7). Jarak rata-rata rumah dari PT. Sandratex lebih kurang 500 meter dari gerbang masuk. b. Waktu tempuh sedang ditempuh oleh penduduk yang bermukim di selatan PT. Sandratex yaitu RW 09 dan sebagian RW 01 yang terletak dekat komplek bank Mandiri. Wilayah lainnya adalah RW 07 yang terletak di sebelah barat Sandratex dan RW 03 yang terle-
77
78
tak di utara Sandratex. RW 09, 07 dan 03 yang seharusnya bisa termasuk kedalam wilayah dengan jarak tempuh yang dekat sekarang termasuk kedalam wilayah dengan waktu tempuh sedang, hal ini terjadi karena gerbang barat dari PT. Sandratex telah lama di tutup sehingga semua karyawan yang ingin masuk pabrik harus masuk melewati gerbang timur yang berada di dekat Jl. Ir. H. Juanda. Adapun jarak rata-rata rumah untuk menuju gerbang timur industri ini adalah ± 1 km. c. Waktu tempuh lama ditempuh oleh penduduk yang sebagian besar bermukim di wilayah sebelah barat jalan Pahlawan dan Jalan Rempoa Raya yang terletak di utara Kelurahan Rempoa. Adapun wilayah yang termasuk kedalam kelas ini adalah sebagian RW 08 dan 03, RW 11 dan 05 yang termasuk ke dalam kompleks Mabad, RW 02 dan 12 yang berada di sisi barat Kelurahan Rempoa. Jarak rata-rata rumah untuk menuju gerbang masuk PT. Sandratex adalah ± 1,5 – 2 km (Peta 7). 2.1.3. Biaya angkutan pekerja industri ke lokasi kerja (kasus PT. Sandratex) Penghuni rumah sewa (kos-kosan dan kontrakan) yang bekerja di PT. Sandratx dikenai biaya angkut yang berbeda-beda untuk mencapai lokasi kerja. Hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh jarak tempuh yang berbeda pula. Ada dua faktor yang mempengaruhi besar kecilnya biaya angkut yang dikenakan yaitu: 1. Jauh jalan yang ditempuh Semakin jauh jarak yang ditempuh maka akan semakin besar biaya yang dikenakan kepada pemakai jasa, sebaliknya semakin dekat jarak yang di tempuh untuk mencapai lokasi tujuan maka akan semakin kecil biaya yang dikenakan. 2. Jenis angkutan yang digunakan Jenis angkutan juga mempengaruhi besar kecilnya biaya yang dikenakan terhadap pemakai jasa. Tiga jenis angkutan yang
79
terdapat di wilayah penelitian yaitu becak, ojek dan angkutan umum. Ketiga unit ini memiliki tarif yang berbeda pula. Tarif yang paling mahal adalah angkutan becak, yang kedua ojek dan ketiga angkutan umum yang melewati jalan utama.
Karena diwilayah penelitian untuk menjangkau PT. Sandratek terbagi ke dalam tiga waktu secara relatif maka hal ini juga yang akan menjadi patokan untuk membagi kelas besar biaya yang dikenakan terhadap pemakai jasa menuju lokasi kerja yaitu PT. Sandratex. a. Biaya angkutan tinggi Biaya angkut tinggi dimiliki oleh penghuni yang tinggal di lokasi yang termasuk kedalam wilayah waktu tempuh lama menuju lokasi kerja yaitu PT. Sandratex. Adapun tarif biaya yang dikenakan jika memakai jasa ojek berkisar antara Rp 10.000,00 hingga Rp 15.000,00, jika mengunakan jasa angkutan becak maka tarif nya bisa mencapai Rp 20.000,00. b. Biaya angkutan sedang Wilayah yang termasuk kedalam tarif ini adalah wilayah dengan waktu tempuh sedang untuk menuju lokasi kerja. Tarif biaya yang dikenakan bagi penduduk yang bermukim di wilayah ini adalah sebesar Rp 5.000,00 – Rp 10.000,00 dengan menggunakan jasa ojek sedangkan dengan menggunakan jasa becak bisa mencapai tarif Rp 15.000,00. c. Biaya angkutan rendah Hal ini dimiliki oleh penduduk yang tinggal di sekitar radus 500 – 700 meter dari lokasi pabrik. Biasanya penduduk yang bermukim di wilayah ini jarang menggunakan jasa angkutan ojek maupun becak karena rata-rata penduduk yang bekerja kelokasi pabrik menggunakan sepeda dan ada juga yang berjalan kaki (Peta 8).
80
81
2.2. Unit Usaha Warung Makan Unit usaha kegiatan informal seperti warung makan dan usaha kegiatan angkutan juga berkembang di sekitar lokasi industri dan sepanjang jalan arteri maupun jalan kolektor di Kelurahan Rempoa. Untuk menjelaskan unit kegiatan tersebut selanjutnya akan dikaitkan dengan kelas jalan. 2.2.1. Persebaran Warung Makan Tiga macam unit usaha warung yang tersebar di sekitar lokasi industri di Kelurahan Rempoa yaitu warung makan, warung makan tenda dan rumah makan. a. Jalan Arteri (Jalan Ir. H. Juanda) Sebanyak 18 warung makan, 12 warung makan tenda dan tiga rumah makan terletak di jalan Ir. H. Juanda (Peta 4 hal 64). Unit usaha warung di timur Rempoa lima warung makan tenda dan 7 warung makan berada di gerbang timur Industri PT. Sandratex. Dimana jarak satu warung makan tenda dengan lainnya lebih kurang sekitar 5 meter. Sedangkan di Jl. Juanda sebelah timur bagian selatan Rempoa letaknya tidak berdekatan (lebih kurang 10 – 20 meter) diantara industri kecil satu dengan yang lainnya. b. Jalan Kolektor (Jalan Pahlawan dan Rempoa Raya) Sebanyak 13 warung makan, tiga warung makan tenda dan dua rumah makan terletak di jalan Pahlawan. Letak unit usaha tersebut dimana tiga warung makan, satu warung makan tenda dan dua rumah makan berada di dekat pertigaan gintung yang jarak satu unit dengan yang lainnya (lebih kurang 5 – 7 meter), ke-enam unit usaha ini terletak dekat dengan Industri PT. Indogravure yang juga termasuk kedalam industri besar. Unit usaha warung tersebar merata ke arah utara menuju jalan Rempoa Raya dimana jarak satu warung dengan yang lainnya mulai berjauhan sekitar 10 – 20 meter. Persebaran warung di jalan Rempoa Raya letak satu dengan yang yang lainnya tidak berdekatan ( > 15 meter ) antara satu industri
82
dengan industri lainnya. Dimana jenis industri di wilayah ini merupakan industri sedang dan kecil. Melihat banyaknya warung dan letak antara satu warung dengan warung lainnya maka di wilayah industri besar yang terletak di dekat jalan utama memperlihatkan konsentrasi warung yang tinggi pula terutama di sekitar PT. Sandratex dan Indogravure. Untuk jenis warung makan tenda hampir sebagian besar berada di sekitar jalan utama (jalan Juanda). Sebanyak lima warung makan tenda yang letaknya berdampingan tersebar di sekitar lokasi industri besar PT. Sandratex (Peta 4). 2.2.2. Jumlah pekerja warung Dari data jumlah pekerja warung rata-rata yang diperoleh (Lampiran 3) maka wilayah penelitian dibagi menjadi tiga wilayah yaitu: a. Jumlah pekerja tinggi Warung yang memiliki jumlah 4 – 5 orang pekerja termasuk dalam wilayah ini. Sebagian besar warung terkonsentrasi di sekitar jalan Ir. H. Juanda dimana industri besar seperti PT. Sandratex dan Indogravure tersebar (Peta 9). Warung yang memiliki jumlah pekerja tinggi yaitu jenis rumah makan. Rumah makan yang memiliki pekerja 4 – 5 orang yang berada di jalan Ir. H. Juanda adalah rumah makan Mas Muno yang berada di seberang pertemuan jalan Sandratek dengan jalan Juanda. Rumah makan lainnya yang tergolong memiliki jumlah pekerja tinggi adalah rumah makan yang berada di selatan Kelurahan Rempoa yaitu rumah makan yang berada di antara pertigaan gintung dengan industri Indogravure. Rumah makan yang ada di lokasi ini adalah rumah makan masakan padang dan sunda. b. Jumlah pekerja menengah Yang termasuk ke dalam kelas ini adalah warung dengan jumlah pekerjanya 2 – 3 orang. Sebagian besar warung ini terkonsentrasi di sekitar jalan Ir. H. Juanda terkusus di jalan sekitar PT. Sandratek. Persebaran lainnya juga banyak terkonsentrasi di jalan Pahlawan yang
83
84
berada di pertigaan gintung yang berdekatan dengan PT. Indogravure menuju ke utara ke arah ajalan Rempoa Raya
yang lokasinya
berdekatan dengan industri sedang dan kecil yang tersebar merata di jalan ini (Peta 9). c. Jumlah pekerja rendah Warung dengan jumlah pekerja 1 orang termasuk ke dalam wilayah ini. Persebaran nya hampir merata di tiga jalan utama yang berada di Kelurahan ini yaitu jalan Ir. Juanda, Pahlawan dan jalan Rempoa Raya. 2.2.3. Jumlah konsumen warung (pekerja pabrik) Dari data pada lampiran 3 diperoleh jumlah konsumen yang merupakan pekerja pabrik yang datang rata-rata per hari. Jumlah terendah adalah kurang dari lima orang dan terbanyak rata-rata berkisar lebih dari 50 orang. Beragam nya jumlah konsumen yang datang berasal dari pekerja pabrik maka wilayah ini dibedakan menjadi tiga yaitu: a. Jumlah konsumen tinggi Yang termasuk dalam wilayah ini adalah warung yang memiliki jumlah konsumen antara 30 – 50 orang per harinya. Sebagian besar warung terletak di sekitar lokasi industri besar seperti Industri Sandratex dan Indogravure. Di depan gerbang masuk sebelah timur PT. Sandratex
banyak di jumpai warung makan tenda dimana pada
sekitar pukul 12:00 – 13:00 yang merupakan jam makan siang banyak di jumpai karyawan yang berbaju seragam biru muda yang merupaka gerombolan buruh dari industri Sandratek makan di warung ini. Warung yang termasuk kedalam kelas ini adalah warung yang memiliki No Urut Narasumber (NUN) K-303 dan K-304. Warung lainnya terletak di dekat industri Indogravure yaitu warung K-315 (Peta 10). b. Jumlah konsumen menengah Warung dengan jumlah konsumen rata-rata perharinya sebanyak 10-30 orang termasuk ke dalam wilayah ini. Sebagian besar warung
85
86
ini terletak di pinggir jalan Ir. Juanda, Pahlawan dan Rempoa Raya dimana di pinggir tiga jalan ini banyak tersebar industri sedang dan kecil. Seperti di jalana Ir. Juanda dimana ada industri furnitur disana juga ada warung makan begitupun halnya dengan jalan Pahlawan dan Rempoa Raya. Di jalan ini menunjukan nilai menengah wlaupun pekerja industrinya kecil karena selain industri ada banyak pusat kegiatan di wilayah ini seperti bank, toko, mini market, sekolah, dan beberapa perkantoran lainnya (Peta 2). c. Jumlah konsumen rendah Wilayah ini meliputi warung dengan jumlah konsumennya ratarata per harinya kurang dari 10 orang pekerja industri bahkan sampai nihil. Hal ini terjadi karena lokasi warung berjauhan dengan lokasi industri baik industri besar, sedang dan kecil (Peta 10). 2.2.4. Besar modal pekerja warung Pada lampiran 3 diketahui bahwa besar modal yang dibutuhkan pekerja rata-rata per hari yang tinggi lebih dari Rp 3.000.000,00 sedangkan yang terendah kurang dari Rp 250.000,00. Maka untuk wilayah besar modal dibedakan menjadi tiga yaitu: a. Besar modal tinggi Wilayah ini meliputi warung dengan besar modal yang dibutuhkan perharinya lebih dari Rp 1.000.000,00. Sebagian besar warung ini hanya terletak di sepanjang jalan arteri dan jalan kolektor. Adapun warung dengan modal yang tinggi ini sebagian besar berstatus sebagai rumah makan, baik rumah makan masakan padang maupun rumah makan masakan sunda. Adapun warung yang termasuk kelas ini adalah warung dengan NUN (Nomor Urut Narasumber) K-308 yang berada di pinggir jalan junda tepatnya seberang pertemuan jalan Juanda dengan Sandratek, K-310 di seberang Giand, K-14 dan K-15 di pertigaan Gintung, K-323 dan K-325 berada di sepanjang jalan Pahlawan hingga jalan Rempoa Raya (Peta 11).
87
88
b. Besar modal menengah Warung yang membutuhkan modal perharinya rata-rata sebesar antara Rp 500.000,00 – Rp 1.000.000,00 termasuk dalam kelas ini. Sebagian besar warung makan termasuk kedalam kelas ini baik warung makan maupun warung makan tenda. Persebarannya hampir merata di sepanjang jalan arteri dan jalan kolektor di Kelurahan ini. Namun beberapa warung ada yang memusat mendekati gerbang masuk industri besar seperti di gerbang masuk PT. Sandratex dan di dekat industri Indogravure (Peta 11). c. Besar modal rendah Warung dengan modal yang dibutuhkan per harinya kurang dari Rp 500.000,00 termasuk ke dalam kelas ini. Warung ini sebagian besar berstatus sebagai warung makan tenda yang persebarannya cendrung mendekati lokasi-lokasi industri namun juga terdapat di sepanjang jalan arteri dan kolektor yang lokasi nya berjauhan dari lokasi industri (Peta 11).
2.2.5. Besar keuntungan pemilik warung Dengan melihat lampiran 3 dapat diketahui
bahwa pendapatan
terbesar yang diperoleh pemilik warung rata-rata tiap harinya sebesar Rp 1.700.000,00 dan pendapatan terkecil sebesar Rp 100.000,00. Berdasarkan data tersebut wilayah dibedakan menjadi tiga bagian yaitu: a. Keuntungan besar Warung yang memperoleh keuntungan rata-rata per hari lebih dari Rp 1.000.000 termasuk ke dalam kelas ini. Warung dengan untung besar adalah warung yang menggunkan modal yang juga besar. Warung ini adalah rumah makan yang ada di jalan Juanda dan Pahlawa (Lampiran 3 dan Peta 12). b. Keuntungan sedang Untuk kelas ini terdapat pada warung yang memperoleh keuntungan per harinya rata-rata sebesar Rp 500.000,00 – kurang
89
90
dari Rp 1.000.000,00. Warung dengan keutungan sedang hapir keseluruhan berstatus sebagai warung makan. Persebarannya hampir merata di jalan arteri dan kolektor. Di jalan Rempoa Raya hampir keseluruhan termasuk ke dalam kelas sedang (Peta 12). c. Keuntungan kecil Kelas ini terdapat pada sebagian besar warung yang memperoleh euntungan kurang dari Rp 500.000,00 per harinya. Persebarannya merata di tiga jalan utama di Kelurahan Rempoa (Peta 12).
2.3. Unit Usaha Angkutan Selain angkutan umum salah satu unit usaha angkutan yang berkembang di sekitar lokasi industri adalah usaha angkutan ojek dan becak. Sebanyak sembilan pangkalan ojek tersebar di sepanjang jalan Ir. H. Juanda, Pahlawan, hingga jalan Rempoa Raya (Peta 13 dan Lampiran 4). Dari data yang diperoleh ada tiga pangkalan ojek yang terdapat di jalan Ir. H. Juanda. Lima pangkalan becak dan satu pangkalan ojek terdapat di jalan Pahlawan. satu pangkalan ojek dan becak terdapat di jalan Rempoa Raya. 2.3.1. Pengendara Tetap Dilihat dari jumlah pengenda tetap maka wilayah pangkalan angkutan dibagi menjadi dua kelas yaitu pangkalan angkutan tinggi dan pangkalan angkutan rendah. a. Pangkalan Angkutan Tinggi Jumlah pengendara tetap di wilayah ini sebanyak 11-20 orang. Ada tiga wilayah yang termasuk kelas ini. Pangkalan pertama terletak di perbatasan jalan Gunung Raya dengan jalan Ir. H. Juanda, pangkalan kedua berada di pertigaan Gintung yang tidak jauh dari PT. Indogravure yang merupakan wilayah selatan Kelurahan Rempoa. Sedangkan pangkalan ketiga berada di jalan Rempoa Raya yaitu sebelah utara PT. Sandratex (Peta 13 dan Lampiran 4)
91
b. Pangkalan Angkutan Rendah Jumlah pengendara tetap di wilayah ini sebanyak 1 – 10 orang. Dua pangkalan ojek terletak di Jl. Ir. H. Juanda, satu diantaranya berada dekat dengan gerbang timur PT. Sandratex. Empat pangkalan lainnya berada di jalan Pahlawan dimana satu pangkalan berada dekat dengan PT. Indogravure dan tiga lainnya berada di sebalah baratnya PT. Sandratex (Peta 13 dan Lampiran 4). 2.3.2. Pemakai Jasa Angkutan a. Pemakai Jasa Bukan Pekerja Pabrik Tiga pangkalan becak, dua pangkalan ojek dan satu pangkalan ojek dan becak merupakan wilayah dengan pemakai jasa angkutan bukan pekerja pabrik. Dua pangkalan berada di jalan Juanda, tiga lainnya berada di jalan Pahlawan sedangkan satu pangkalan berada di perbatasan jalan Pahlawan dengan jalan Juanda yaitu pangkalan pertigaan Gintung berada dekat dengan PT. Indogravure (Peta 13 dan Tabel Lampiran 4). b. Pemakai Jasa Pekerja Pabrik dan Bukan Pekerja Pabrik Satu pangkalan ojek berada di sebelah barat kelurahan Rempoa di dekat PT. Sandratex tepatnya di pinggir jalan Juanda. Pangkalan yang kedua berada di selatan Rempoa tepatnya di tikungan jalan Pahlawan yaitu pangkalan Gurdani yang merupakan pangkalan becak. Pangkala yang ke tiga adalah pangkalan Flamboyan yang merupakan sebuah pangkalan yang berada di utara arah barat kelurahan ini. Pangkalan Flamboyan merupakan gabunga pangkalan ojek dan becak. Dimana pagkalan ini merupakan tempat putaran mertomini jurusan rempoa blok m. Sehingga karyawan yang tinggal di luar wilayah rempoa yang menggunakan jasa angkutan umum seperti metro mini sering turun dan menggunakan jasa ojek atau becak untuk menuju PT. Sandratek. Selain karyawan industri pemakai jasa pangkalan ojek dan becak di pangkalan Flamboyan ini adalah orang perumahan Falmboyan dan juga ke perumahan yang termasuk Wilayah Bintaro. Hal ini terjadi ka-
92
93
rena pangkalan flamboyan merupakan perempatan yang merupakan pertemuan dari empat penjuru jalan baik dari arah timur dan utara jalan yang termasuk wilayah Bintaro dan barat-selatan termasuk wilayah Rempoa (Peta 13 dan Lampiran 4).
Dari sembilan pangkalan angkutan ojek dan becak yang ada di Rempoa hanya tiga pangkalan yang terdapat pemakai jasa yang berstatus sebagai pekerja industri. Hal ini terjadi karena sedikitnya pekerja industri yang bermukim di luar Rempoa dan sebagian besar pekerja sudah memiliki kenderaan sendiri. Pangkalan yang pemakai jasa berasal dari pekerja dan bukan pekerja industri terdapat di perempatan Flamboyan dan di pertemuan jalana Sandratek dan Juanda.
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A.
Kesimpulan Industri di Kelurahan Rempoa merupakan industri besar, sedang, kecil dan industri rumah tangga yang letaknya mengikuti alur jalan. Secara langsung kegiatan idustri bedampak positif pada penyerapan tenaga kerja. Melihat kemampuan (skill) maka sebagian besar pekerja industri di Rempoa merupakan pekerja terampil (skilled labour) dan semi terampil (semi-skilled labour). Sedangkan jenis industri terbanyak berupa industri furnitur, percetakan atau periklanan (advertising), dan industri tekstil. Maka dengan itu dengan melihat pola lokasi industri di Greater London, wilayah industri di Rempoa dapat digolongkan ke dalam Group A dan B. Secara tidak langsung kegiatan industri menimbulkan dampak positif antara lain kegiatan penyewaan rumah (kontrakan dan kos-kosan), kegiatan warung, dan usaha angkutan. Persebaran rumah sewa terdapat di sebagian besar wilayah Rempoa. Pada wilayah pemukiman teratur persentase rumah sewa rendah sedangkan persentase rumah sewa tinggi dan sedang menyebar di wilayah pemukiman tidak teratur. Persebaran jumlah warung dan konsumen warung yaitu semakin mendekati lokasi industri maka besar variabel jumlah warung dan konsumen warung dari pekerja industri akan semakin besar pula. Sedangkan warung yang lokasinya jauh dari lokasi industi memiliki nilai yang rendah karena sebagian besar konsumen berasal bukan dari pekerja industri. Persebaran pangkalan angkutan (ojek & becak) yang pengguna jasanya juga berasal dari pekerja industri hanya terdapat 3 pangkalan yaitu di pangkalan jalan Sandratex, Gurdani dan pangkalan Flamboyan.
B.
Implikasi Berhubungan dengan topik penelitian ini yang mengupas terkait dampak kegiatan industri terhadap kegiatan penduduk. Maka yang akan 94
95
menjadi implikasinya adalah beberapa masalah terkait yang peneliti temukan yang belum bisa dikupas lebih dalam karena alasan keterbatasan dalam penelitian, implikasinya yaitu: 1.
Peran pemerintah untuk membantu tumbuhnya industri-industri skala kecil dan rumah tangga, mulai dari pendidikan karena masih di temukan pekerja yang tergolong semi terampil yang bekerja di unit kegiatan industri.
2.
Persebaran industri yang cenderung mendekati jalan utama dan tersebar tidak merata maka perlu kiranya adanya penertiban seperti dibangunnya kawan industri yang jelas karena hal ini akan mengurangi dampak negatif dari industri seperti dampak dari limbah industri.
3.
Terkait kebijakan pemerintah terhadap lokasi industri yang tersebar tidak merata guna penertiban terhadap lokasi industri perlu kiranya untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan AMDAL, karena hal ini sangat membantu pemerintahan dalam mengawasi unit kegiatan industri yang ada di wilayah penelitian. Hal ini penulis kemukakan karena ada beberapa lokasi industri yang tingkat pencemarannya tergolong tinggi terhadap lingkungan dimana ada sebuah kejanggalan yang terjadi di lapangan yaitu lokasi produksi berbeda dengan alamat yang tercatat di SKDU (Surat Keterangan Domisili Usaha) yang ada di pemerintahan.
4.
Dampak industri terhadap kegiatan penduduk yang mengarah pada penambahan lapangan usaha perlu di kembangkan serta adanya pembinaan
melalui
bimbingan
UKM
yang
diciptakan
oleh
pemerintahan setempat agar keberadaan industri di suatu tempat terasa manfaat secara langsung bagi penduduk setempat.
C.
Saran Dari berbagai macam permasalahan yang peneliti temukan dilapangan yang tidak bisa untuk dikupas di dalam penelitian ini maka ada beberapa
96
saran yang bisa Peneliti kemukakan guna untuk memperkuat aturan yang jauh dari keteraturan. 1.
Untuk Kelurahan Sebaiknya pihak kelurahan melakukan peninjauan kembali ke lapangan dari batas-batas kepemilikan lahan yang masih termasuk ke dalam wilayah kelurahan yang ada dalam catatan ctatistik. Dimana terdapat perbedaan batas antara data sekunder dengan data primer yang saya temukan di lokasi penelitian.
2.
Untuk Kecamatan Perlu
kiranya
pihak
kecamatan
memperbaiki
dan
memperbaharui atau mendata kembali terhadap data-data statistik dalam profil kecamatan karena banyak data yang tidak sesuai dengan fakta lapangan dan hal itupun berbeda dari data yang peneliti temukan di kantor Kelurahan. 3.
Untuk DISPERINDAG Kota Tangerang Selatan Terkait data SKDU hendaknya dilakukan survei lapangan dan analisis dampak lingkungannya sebelum surat di berikan kepada pemilik lapangan usaha. Karena banyak kejanggalan yang bisa ditemukan seperti dampak dari kegiatan yang akan mempengaruhi keadaan ruang di wilayah Kelurahan Rempoa sendiri dimana imbasnya adalah penduduk setempat.
4.
Untuk Dinas Tata Kota Tangerang Selatan Terkait peta tematik yang saya peroleh dari Dinas Tatat Kota Tangerang Selatan sudah tidak sesuai dengan realita yang saya temukan di lapangan, itu artinya peta tematik tersebut sudah tidak bisa digunakan
sebagai
bahan
rujukan
atau
pertimbangan
dalam
mengambil kebijakan terkait perencanaan keruangan. Seperti batas administrasi kelurahan yang jauh mengalami perubahan dan beberapa objek keruangan yang berbeda dengan apa yang ada dalam peta penggunaan lahan. Artinya peta penggunaan lahan sudah banyak mengalami perubahan yang signifikan.
97
5.
Untuk Dinas Kependudukan Kota Tangerang Selatan Hendaknya dilakukan survei penduduk karena banyak penghuni rumah sewa yang tinggal dan bekerja lebih dari 6 bulan namun mereka belum tercatat sebagai penduduk dari Kelurahan Rempoa. Jika ini dibiarkan maka akan mempengaruhi data statistik terhadap pencatatan pertumbuhan penduduk yang berada di Kelurahan.
6.
Untuk Infestor Hendaknya para infestor tidak melakukan manipulasi data terkait realita dalam proses pelaporan terkait kegiatan produksi. Karena banyak industri-industri yang ada di lokasi penelitian melakukan manipulasi data dalam melaporkan unitkegiatannya ke pihak pemerintahan. Hal ini bisa ditemukan dalam SKDU Kelurahan. Jika ini dilakukan bisa merugikan banyak pihak baik masyarakat setempat maupun pihak pemerintah.
7.
Untuk BPS Kota Tangerang Selatan Sebaiknya pengambilan data yang dilakukan BPS Tangsel selalu di sesuaikan atau di sosialisasikan dengan jenjang pemerintahan terendah karena banyak data statistik yang berbeda BPS publikasikan dengan data yang pihak Kecamatan ataupun Kelurahan publikasikan. Salah satu kejanggalan nya adalah yang berhubungan dengan jumlah industri, jumlah penduduk, serta luas wilayah kelurahan.
98
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Erani Yustika. Industrialisasi Pinggiran. Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2000. BPS. Kecmatan Ciputat Timur Dalam Angka. Tangerang: BPS Tangsel, 2013. BPS. Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik No 57 Tahun 2009 Tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia. Tangerang, 2009. BPS Tangsel. Kota Tangerang Selatan Dalam Angka. Tangerang: Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, 2013. Daldjoeni. Geografi Baru Organisasi Keruangan dalam Teori dan Praktek. Jogjakarta: Alumni, 1997. Devi, Aseani. Dampak Kegiatan Industri Terhadap Kegiatan Pnduduk Studi Kasus Industri Di Kelurahan Suka Maju, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. Depok: Skripsi pada Sarjana Universitas Indonesia, 2003. Eliaser, Wilman. Pembangunan Regional Studi Kasus Perspektif Kawasan Industri Kuala Tnajung. Jakarta: UI-Press, 2010. Huib, Poot. Industrialication and Trade in Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: Balai Pustaka, edisi III, cet. 4, 2007. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional. Jakarta: Departemen Perindustrian, 2005. Maryani, Enok dan Waluya, Bagja. Hand Out Geografi Desa Kota. Bandung: Fakultas IPS UPI, 2008.
99
Mukhtar. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta : GP Press Group, 2013. Patrick J. McBride. Human Geography Systems, Patterns and Change. London: Blackie & Son Ltd, 1991. Raharjo, Mursid. Memahami AMDAL. Yogyakarta, Graha Ilmu, Cet.1, 2014. Sandy. Republik Indonesia Geografi Regional. Jakarta: Jurusan Geografi FMIPAUI, 1985. Sitorus, Parlin. Teori Lokasi Industri. Jakarta: Penebit Universitas Trisakti, 1997. Soerjani,
Moh,
dkk.
Sumber
Daya
Alam
dan
Kependudukan
Dalam
Pembangunan. Jakarta: UI Press, 1988. Soegimo, Dibyo dan Ruswanto. Geografi Kelas XI, Jakarta: Pusat Perbukuan DPN, 2009. Suratmo, F. Gunarwan. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta, UGM Pres, 2007. Suparmoko, M. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Yogyakarta: BPFE. Edisi, 4. 2012. Sumaatmadja, Nursid. Geografi Pembangunan. Jakarta: DEPDIKBUD, 1988. Tambunan, Tulus. Perkembangan Industri Nasional Sejak Orde Baru Hingga Pasca Krisis. Jakarta: Universitas Trisakti, 2008. Teguh, Muhammad. Ekonomi Industi. Jakarta:Rajawali Pers, 2010. Tambang dan Penghancuran Lingkungan Kasus-Kasus Pertambangan di Indonesia 2003-2004. Jakarta: Jaringan Advokasi Tambang, 2006.
100
Lampiran 1. Lembar Kuesioner LAMPIRAN K-1 FORMULIR KUISIONER
FORM CEKLIST UNTUK INDUSTRI No Urut Narasumber : Nama
:
Jabatan
:
Lokasi
:S E
1. 2. 3. 4. 5.
Nama Industri : ........................................... Alamat Industri : ........................................... Tahun berdiri : ........................................... Luas lahan : …………………………... Jenis industri.... a. Mebel h. Gelas i. Transportasi b. Karoseri c. Tekstil j. Minuman d. Logam k. Makanan e. Kerajinan kulit l. Makanan dan minuman f. Perkayuan m. Lain-lain (Sebutkan jenis g. Obat/kimia industri yang dimaksud. 6. Alasan memilih tempat industri (boleh lebih dari satu jawaban).... a. Lokasi mudah dijangkau f. Sarana prasarana yang b. Harga tanah masih relatif mendukung murah g. Masyarakat mendukung c. Mudah mendapatkan h. Mengikuti industri sejenis bahan baku yang sudah lebih dahulu d. Mudah mendapatkan ada tenaga kerja i. Mengikuti arahan Pemda e. Aksebelitas yang baik 7. Sumber Bahan Baku didapat dari.... c. Dari lingkungan sekitar a. Dari dalam kota b. Dari luar kota d. Jawaban a, b dan c 8. Jangkauan Pemasaran produksi.... a. Jawa Barat b. Indonesia
101
c. Ekspor ke luar negeri e. Lain-lain d. Jawaban a, b dan c 9. Sumber tenaga kerja yang dibutuhkan berasal dari.... a. Dalam kota d. Lingkungan sekitar / b. Luar kota lingkup kelurahan c. Dalam kecamatan e. Jawaban a, b dan c 10. Jumlah tenaga kerja........................orang a. Jumlah pekerja yang tinggal di Kec. Ciputat Timur...............orang b. Jumlah pekerja yang tinggal di Kelurahan Rempoa...............orang 11. Latar belakang pendidikan tenaga kerja ? a. SD d. D-3 e. Sarjana. b. SMP c. SMA 12. Bagaimana dengan pengalaman tenaga kerja yang dimiliki? a. Sangat berpengalaman d. Kurang berpengalaman b. Berpengalaman e. Tidak berpengalaman. c. Cukup berpengalaman 13. Bagaimana dengan keterampilan tenaga kerja yang dimiliki? a. Ahli d. Semi terampil b. Sangat terampil e. Kurang terampil c. Terampil f. Tidak terampil 14. Bagaimana dengan kebijakan pemerintah terhadap perkembangan industri di Kelurahan Rempoa? a. Sangat mendukung d. Kurang mendukung b. Mendukung e. Tidak mendukung c. Cukup mendukung 15. Bagaimana tanggapan masyarakat sekitar terhadap industri? a. Sangat mendukung d. Kurang mendukung b. Mendukung e. Tidak mendukung c. Cukup mendukung 16. Apa kontribusi industri terhadap masyarakat sekitar a. Membantu dalam kegiatan sosial yang dilaksanakan masyarakat b. Membantu dalam perbaikan lingkungan c. Lain-lain (sebutkan)…………
102
LAMPIRAN K-2 FORMULIR KUISIONER
UNTUK NARASUMBER UNIT USAHA RUMAH KONTRAKAN / SEWA No Urut Narasumber : Nama Pemilik
:
1. Alamat Rurumah : RW.............../RT.................../No:...................... 2. Lokasi Rumah
:S E
3. Jumlah rata-rata orang yang tinggal di rumah kontrakan : ........... orang 1 orang 2 orang 3 orang 4 orang > dari 4 orang 3.1 Banyaknya orang yang bekerja di pabrik rata-rata tiap rumah : ..........orang 3.2 Berapa persen yang bekerja di pabrik yang terletak di Kelurahan Rempoa dari seluruh jumlah rumah kontrakan: Pabrik .........., .............% 4. Besar biaya kontrak rumah: a. Rp ...................../bulan b. Rp ...................../tahun 5. Jenis angkutan yang digunakan sebagian besar pekerja menuju lokasi pabrik tempat dia bekerja: a. Angkutan umum
d. Jalan kaki
b. Motor sewa / ojek
e. Lain-lain.....
c. Kenderaan pribadi 6. Besar biaya angkutan yang dikeluarkan menuju lokasi pabrik: a. Rp .................... 7. Lama perjalanan menuju lokasi pabrik:................menit
103
LAMPIRAN K-3 FORMULIR KUISIONER
UNTUK NARASUMBER UNIT USAHA WARUNG No Urut Narasumber : Nama
Pemilik
:
1. Alamat Warung
: RW.............../RT.................../No:......................
2. Letak astronomis
:S E
3. Letak geografis
:........................................antara........................................
4. Jenis warung....... a. Warung makan tenda b. Warung makan bukan tenda
5. Jumlah orang yang bekerja di warung:........................orang 6. Jumlah orang yang makan di warung ini rata-rata per hari: o ......................orang o ......................pekerja pabrik 7. Besar modal rata-rata yang dibutuhkan per hari: o Rp .................... 8. Besar keuntungan rata-rata yang diperoleh tiap hari: o Rp .................... 9. Jam buka tutup warung o ............../...............WIB o ............../...............WIB
104
Lampiran 2:
Kegiatan Penyewaan Rumah di Kelurahan Rempoa Wilayah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
RW
RT
Jumlah Rumah
1
1 2 3 7 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 4 6 1 2 3 4 1 2
85 85 135 49 125 159 97 104 120 70 124 103 47 57 39 17 50 60 69 118 109 100 117 59 195 105 103 34 80 80
2
3
6
7
8
9
10
Jumlah Rumah Sewa (RS) 15 15 60 22 45 70 35 60 31 32 17 22 7 26 12 18 45 12 26 50 27 16 87 23 10 20 16 10 8 55
Rata-rata Penghuni yang Bekerja di Pabrik (%) 0 - 33 0 - 33 67 - 100 34 - 66 0 - 33 0 - 33 0 - 33 0 - 33 0 - 33 34 - 66 0 - 33 0 -33 0 - 33 67 - 100 34 - 66 34 - 66 34 - 66 0 - 33 0 - 33 0 - 33 0 - 33 0 - 33 34 - 66 0 - 33 34 - 66 0 - 33 34 - 66 0 - 33 0 - 33 0 - 33
Biaya Kontrak/Orang/Bula n (Rupiah) 400.000 - 700.000 400.000 - 700.000 400.000 - 700.000 400.000 - 700.000 400.000 - 700.000 400.000 - 700.000 400.000 - 700.000 800.000 - 1.200.000 700.000 - 1.000.000 400.000 - 700.000 700.000 - 1.000.000 700.000 - 1.000.000 700.000 - 1.000.000 400.000 - 700.000 700.000 - 1.000.000 400.000 - 700.000 400.000 - 700.000 800.000 - 1.200.000 800.000 - 1.200.000 700.000 - 1.000.000 700.000 - 1.000.000 700.000 - 1.000.000 400.000 - 700.000 800.000 - 1.200.000 700.000 - 1.000.000 700.000 - 1.000.000 700.000 - 1.000.000 400.000 - 700.000 800.000 - 1.200.000 400.000 - 700.000
Sumber: Data perumahan Rempoa 2014 dan Survei lapangan September 2014.
Lampiran 3: Kegiatan Usaha Warung di Kelurahan Rempoa
No
No Urut Narasumber
1
K-301
Warung makan
Jl. Juanda (seberang Industri Furniture)
750000
250000
2
Jumlah rata-rata konsumen per hari (orang) Pekerja pabrik Jumlah 50 < 10 100
2
K-302
Warung makan tenda
Jl. Juanda (depan gerbang timur Sandratex
250000
100000
1
10 - 20
< 50
3
K-303
Warung makan tenda
Jl. Juanda (depan gerbang timur Sandratex
700000
300000
2
> 50
>100
4
K-304
Warung makan tenda
Jl. Juanda (depan gerbang timur Sandratex
1000000
450000
2
> 50
>100
5
K-305
Warung makan
Jl. Juanda (depan gerbang timur Sandratex
800000
350000
2
20 - 30
>100
6
K-306
Warung makan
Jl. Juanda (depan gerbang timur Sandratex
850000
500000
1
10 - 20
>100
7
K-307
Warung makan
Jl. Juanda (depan gerbang timur Sandratex
750000
450000
2
10 - 20
>100
8
K-308
Rumah makan
Jl. Juanda (seberang POM bensin)
3000000
1500000
5
> 10
>200
9
K-309
Warung makan
Jl. Juanda (Seberang BRI)
800000
500000
2
< 10
>100
10
K-310
Rumah makan
Jl. Juanda (Seberang Giand)
1500000
800000
2
-
>100
11
K-311
Rumah makan
Jl. Juanda (setelah simpang Gunung Raya)
1000000
500000
3
<5
>100
12
K-312
Warung makan tenda
Jl. Juanda (Pertigaan Gintung)
750000
400000
1
-
>75
13
K-313
Warung Makan
Jl. Pahlawan (Pertigaan Gintung)
800000
450000
2
> 10
>100
14
K-314
Rumah makan
Jl. Pahlawan (Pertigaan Gintung)
15
K-315
Rumah makan
Jl. Pahlawan (PT. Indogravure)
16
K-316
Warung makan
17
K-317
Warung makan
18
K-318
19
K-319
Jenis Warung
Letak Warung
Besar ratarata modal yang dibutuhkan per hari (Rp)
Besar ratarata keuntungan per hari (Rp)
Jumlah Pekerja
2500000
1500000
4
> 20
>200
> 3000000
1700000
5
> 50
>200
Jl. Pahlawan (Dekat Radiant Wisma)
700000
350000
1
-
>75
700000
400000
2
-
>80
Warung makan
Jl. Pahlawan (dekat tanjakan Mabad) Jl. Pahlawan (pertemuan Jl. Pahlawan Garuda
1000000
500000
3
> 10
>100
Warung makan
Jl. Pahlawan (Gerbang barat PT. Sandratek)
700000
350000
1
<5
> 80
105
20
K-320
Warung makan
Jl. Pahlawan (dekat mesjid Al-Jihad)
1000000
450000
2
-
>100
21
K-321
Warung makan
Jl. Pahlawan (simpang masuk Jl. Delima Jaya)
800000
350000
1
1-5
>80
22
K-322
Warung makan
Jl. Rempoa Raya
1000000
500000
2
-
>100
23
K-323
Rumah makan
1500000
700000
3
<5
>100
24
K-324
Warung makan
800000
500000
2
<5
>100
25
K-325
Rumah makan
Jl. Rempoa Raya (dekat pertigaan SMA 87 ) Jl. Rempoa Raya (pertemuan dengan Jl. Flamboyan) Jl. Rempoa Raya (dekat Wahana Prestasi Logistik)
2000000
800000
3
-
>100
Sumber: Survei lapangan dan pengolahan data.
106
107
Lampiran 4: Kegiatan Unit Usaha Angkutan (Ojek dan Becak) di Kelurahan Rempoa No 1
2 3 4 5 6 7 8 9
Lokasi Pangkalan Ojek (O) dan Becak (B) Perbatasan Jl. Sandratex - Jl. Ir. H. Juanda (dekat Gerbang Timut PT. Sandratex) (O) Pertigaan UMJ Jl. Ir. H. Juanda - Jl. H. Dali (O) Perbatasan Jl. Ir. H. Juanda - Jl. Gunung Raya (O) Pertigaan Gintung (Perbatasan Jl. Ir. H. Juanda - Jl. Pahlawan (O & B) Pangkalan Gurdani (Tikungan Jl. Pahlawan) (B) Tanjakan Mabad (Perbatasan Jl. Pahlawan - Jl. Kesatrian) (B) Perbatasan Jl. Pahlawan - Jl. Garuda (B) Taman Rempoa Indah (Pebatasan Jl. Delim Jaya - Jl. Pahlawan) (B) Flamboyan (Perbatasan Jl. Flamboyan Raya - Jl. Rempoa Raya) (O & B)
Sumber: Survei lapangan, September 2014.
Pengendara Tetap
Pemakai Jasa
1 - 10
Pekerja & Bukan Pekerja Pabrik
1 - 10
Bukan Pekerja Pabarik Bukan Pekerja Pabarik Bukan Pekerja Pabarik Pekerja & Bukan Pekerja Pabrik Bukan Pekerja Pabarik Bukan Pekerja Pabarik Bukan Pekerja Pabarik Pekerja & Bukan Pekerja Pabrik
11 - 20 11 - 20 1 - 10 1 - 10 1 - 10 1 - 10 11 - 20
i 1CI
Lampiran 6:
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama
Syahbani Putra Gunadi
NIM
11
Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Judul Skripsi
Dampak Kegiatan Industri Terhadap Kegiatan penduduk
10015000036
(Studi Kasus di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat
Timur Kota Tangerang Selatan)
Parlin Sitorus, Teori Lokasi Industri, (Jakarta: Penebit Universitas
Trisakti, 1997), hal
127
-l2g
Poot Huib, Industrialication and Trade in Indonesia, (yogyakarta: Gadjah Mada University press, 1990), hal 9.
Tulus Tambunan,
P erkembangan
Industri Nasional Sejak Orde Baru Hingga Pasca Krisis, (Jakarta: Universitas Trisakti, 2OO8), h. 2. Enok Maryani dan Bagja Waluya, Hand Out Geografi Desa Kota, (Bandung: Fakultas IpS UpI, 200g),
h.27-28. Devi Aseani, "Dampak Kegiatin Industri Terhadap Kegiatan pnduduk Studi Kasus Industri Di Kelurahan
ili
Suka Maju, Kecamatan Sukmajaya,
Kota Depok" Skripsi pada Sarjana Universitas Indonesia, Depok, 2003
h.2, 15, 19,20,21 tidak dipublikasikan. 6
Kebijakan Pembangunan Industri
6
J
7
7
8,11,30
7, 18,31
9,31
7,33
10, 19
17,25
12,26
18,29
t5
22
Nasional, (Jakarta: Departemen Perindustrian, 2005), hal 24.
7
Sandy, Republik Indonesia Geografi
Regional, (Jakana: Jurusan Geografi
FMIPA-UI, 19950), h. 8
149.
BPS Tangsel, Kota Tangerang S e laton
D al am
Angko, (Tangerang:
Badan Pusat Statistik Kota
Tangerang Selatan, 2013), h. 216, 44
9
Sumaatmadja, Nursid, Geografi Pembangunan, Jakarta:
DEPDIKBUD, 1 988. Hal 26-29 10
Moh. Soerjani, dkk., Sumber Daya Alam dan Kependudukan Dalam Pembangunan, (Jakarta: UI Press, 1988), Cet.
11
1
.Hal222,lB0.
Daldjoeni, Geografi Baru Organisasi Keruangan dalam Teori dan praktek, (Jogjakarta, Alumni, 1997), Hal. 58,
231. 12
Muhammad Teguh, Ekonomi Industi, (Jakarta:Rajawali Pers,
i il
2010)ha1.239 13
Patrick J. McBride, Human
t6
22
F. Gunarwan Suratmo, Analisis
17,21,
24,25,27
Mengenai Dampak Lingkungan,
23
Geography Systems, Patterns and Change, (London: Blackie
&
Son
Ltd, 1991), hal 82. t4
(Yogyakarta, UGM Pres, 2007), cet. 1
l5
l,
hal 2,103,176.
Mursid Raharjo, Memahami
18
24
20
25
22
26
27,28
29,30
32
36
33
J/
AMDAL, (Yogyakarta, Graha Ilmu, 2014), Cet. I ,hal45
t6
Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), edisi T7
III, cet.4,hal234.
Wilman Eliaser,
P
embangunan
Regional Studi Kasus Perspektif Kawasan Industri Kuala Tnajung, (Jakarta; UI-Press, 2010), Hal 9 4. 18
M. Suparmoko, Ekonomi Suntber Daya Alam dan Lingkungan,
(Yogyakarta: BPFE, 2012), edisi. 4,
h. 150, 19
l5l
BPS, Kecmatan Ciputat Timur
Dalam Angka, (Tangerang: BpS Tangsel,2013), hal. 3 dan20.
20
Mukhtar. Metode Praktis Penelitian
Deskriptif Kualitatif. Jakarta : Gp Press Group,2013.
Hal
I 1.
tb
113
Lampiran 7:
BIODATA PENULIS
Syahbani Putra Gunadi. Penulis lahir di Lubuk Jantan, 05 Maret 1991. Penulis adalah anak ke-5 dari lima saudara dari pasangan Sugeng Gunadi dan Nurlaili. Penulis mengenyam pendidikan TK pada tahun 1995-1998 di TK Qurrata A’yun di Jorong Teratai. Kemudian duduk di bangku Sekolah Dasar pada tahun 1998-2004 di SDN 14 Tuanku Amir. Penulis melanjutkan pendidikan di MTsS Thawalib Lubuk Jantan tahun 2004-2007. Belum cukup dengan ilmu yang di dapat penulis melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah Thawalib Lubuk Jantan pada tahun 2007-2010. Pada tahun 2010 penulis mengikuti seleksi siswa berprestasi Sumatra Barat dan terpilih menjadi siswa yang berhak mendapatkan biasiswa hingga penulis melanjutkan studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui jalur SNMPTN. Penulis memilih Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dan mengambil Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Prestasi yang pernah penulis raih selama masa studi dari tingkat TK-MA adalah juara 1 MTQ antar bintang tingkat Kecamatan (umur 7 tahun), Juara 1 Remaja Putra MTQ Nasional Tingkat Kabupaten Tanah Datar. Juara 1 cabang MSQ MTQ Nasional Tingkat Kabupaten Sijunjung, Harapan 1 MTQ tingkat Propinsi Sumatra Barat. Prestasi ini penulis raih karena penulis sudah menekuni ilmu seni baca Al-quran semenjak duduk di bangku taman kanak-kanak. Prestasi ekstrakulikuler yang pernah penulis raih sewaktu menempuh pendidikan di Madrasah adalah menjabat sebagai ketua Pramuka Penggalang, Pandega hingga Bantara, diwaktu penulis berpangkat bantara penulis pernah terpilih menjadi siswa yang mewakili Sumatra Barat untuk ikut Jambore Santri Nusantara di Lapangan Bumi Perkemahan Nusantara Cibubur pada tahun 2006. Selain itu penulis juga aktif di Paskibra. Memasuki dunia perkuliahan, penulis aktif di BEM-J P.IPS. Penulis pernah menjabat sebagai wakil ketua Libang. Kemudian tahun 2013 penulis menjabat sebagai Ketua Departemen Dakwah BEM-F FITK. Selain aktif di organisasi intra kampus penulis juga aktif mengajar di beberapa lembaga pendidikan hingga sekarang. Beberapa lembaga tempat penulis mengajar adalah di bimbel BTA 70, SSC di Cipte, dan beberapa Sekolah Menengah Atas yang ada di Jakarta seperti SMAN 70 Bulungan, SMAN 28 Pasar Minggu, SMAN 3 Setia Budi, SMAN 49 Jagakarsa, SMAN 38 Lenteng Agung, SMAN 48 Taman Mini, SMAN 86 Bintaro Sektor 2, SMAN 82 Blok M, SMAN 60 Kemang, MAN 7 dan SMAN 24 Senayan berstatus sebagai pengajar PM. Penulis juga pernah menjadi pengajar Privat Fatin Syidqiah Lubis untuk persiapan UN Tahun ajaran 2013/2014.
114
Pada bulan November 2014, akhirnya penulis berhasil merampungkan studi S1 dengan meraih gelar Sarjana Pendidikan. Sebuah gelar yang penulis citacitakan sejak memasuki gerbang kampus hujau. Semoga gelar ini tak hanya menjadi tinta kering dalam selembar ijazah, tetapi terpatri dipundak penulis dengan mengemban amanah baru sebagai sarjana muda, untuk tetap bisa mengabdi dan menerangi masyarakat dengan ilmu yang penulis miliki. Barakallah......
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK Jl. lr. H.
No. Dokumen Tgl. Terbit No. Revisi:
FoRM (FR)
Juada No 95 Apubt 15412 lndonesia
FITK..
: 1 Maret :01 : 111
SURAT PERMOHONAN IZIN OBSERVASI Nomor ; Un.0 t/Ft./KM Lamp. :......
Hal .
.Ot.Z
t..l*0ZO t t
Jakafta, 9 Desember 2013
: Observasi
Kepada
yth.
Camat Ciputat Tirnur As s ql anru' al aikum wr. w b.
Dengan hcrmat kami sampaikan bahwa:
Nama
Syahbani Putra Gunadi
NIM
ll
Jurusan /Prodi
P.IPS (Geografi)
Semester
VII
1001s000036
adalah benar mahasisrva pada Fakultas IImu Tarbi1,2fu dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir kuliah ,,Dampak Kegiatan Industri Terhadap oinamika Penduduk lstudi kasus .di Kec. ciputat Timur,,, mahasiswa tersebut memerlukatr observasi pihak terkait. oleh karena itu, kami .dengan mohon kesediaan Saudara unhrk menerima mairasisrra tersebut
dan
bantuannya.
memberikan
Demikianlah, atas perhatian dan bantuan saudara kami ucapkan terima kasih. W/assaIamu' alaikum wr.wb.
a.n. Dekan Kab_ag,
Tata Usaha
Sanusi, MA 0417 199203 1 001
.a'f
Tembusan:
Dekan Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan
KARTU PENERUS DISPOSISI ii [' $
INDEX
TANGGAI PEIYI'ELESAIAN :.J.?..rx1....?2t3
fi
E
.okir..r.*.i
Perihal
rgr./r.,ro.
,
Asal
.
....:.A...!X:....?.9t2......(...u.t.;.9.7..ff.t../.kll.,.s.L.,.2../.!.r.?.Q../.?.? 5 Yoh
!!.)......
..
b"ni Putr^ Gurali
INSTRUKSI/INFORIUASI
DITERUSKAN KEPADA
l. 2. 3. 4. 5. 6.
lar -'t? lL' Sesudah digunakan harus segera dikembalikan
L Kepada bawahan "Instruksi"
Kepada
2. Kepada atasan
dan atau "Informasi"
Tanggal
:
coret Instmksi :
"Informasi"
KEME UIN JAKARTA
FORM (FR)
FITK
isi:Te16it-
: I qry
,t. tt H; Juot dt No 95 Clputol 15112 lndonaCa
SUNAT PERMOHONAN tzlN PENELITIAN Nomor : Un.OllFt.lKM
.0.1.3
Jakarta,
1...-..,.DA1'4
20t4
Larnp. : OitlinelPtoPosal Hal : Permohonan Izin Penelitian Kepada Yth.
Walikota Tangerang Selatan
di TemPat
As
s
alamu' alaikum wr.wb-
Dengan hormat kami sampaikan bahwa:
Nama
: Syahbani Putra GunaCi
NIM
:1110015000036
Jurdsan
: P. IPS / Konsentrasi Pendidikan Geografi
Semester
:
Judul
VII
Penduduk (studi Kasus skripsi : ..Dampak Kegiatan Industri Torha
adalah skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riser) Jakarta yang sedang ;;G", administrasi yang saudara pimpin'.
untuk itu kami mohon
melaksananakan Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut
penelitian dimaksudterima'kasih' Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan ,Wass al anru'
alaihtm
w
di wilayah
r.w b.
a.n.
Tembusan: Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah ddn Keguruan
...u\ \
'i
Effii-*:*
t
,)
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK Jl. lr. H.
Juada No
No.
Dokumen
: m4KD"o66
FoRM (FR)
95 Ciputat lS4l2lndonesia
SURAT PERMOHONAN Nomor : Un.O l/I't.lKM .01 .3 /......../20 Lamp. : OutlineIProposal Hal : Permohonan Izin penelitian
I
IZM
4
Jakafta,
ttAdi
2014
Kepada Yth.
Kepala Kesbangpol di Tempat
As salamu' alaikum wr.,yyb.
Dengan hormat kami sampaikan bahrva: Nama
Syahbani Putra Gunadi
NIM
l 1 10015000036
Jurusan
P. IPS / Konsentrasi Pendidikan Geografi
Semester
VII
Judul
Skripsi : "Dampak Kegiatan Industri Terhadap Kegiatan penduduk (Studi Kasus di _Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan),,
adalah benar mahasiswa pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
IIIN Syarif Hidayatullah yang sedang menyusun skripsi, dan akan rnengadakin penelitian -(riset) di wilayah administrasi yang saudara pimpin.
J*uf?
Untuk ifu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksananakan
penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama saudara, kami ucapkan terima kasih. V[ass alamu'
alaikum wr.wb.
Tembusan: Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
. /'
'r
@ l-
PEMERINTAI{ KSTA TANGERANG SELATAN
lffi#\ I
nenax KEsATuAN
-ffiryrfl, \
BANGSA
polrrrK
DAN rERLTNDUNGAN MAsvARAKAT
KESBANGPoLINMAS
Yfl
ll.Raya Puspitek I No.1 Kecamatan setu Kota Tanserans Selatan-Prov Banten SURAT IZIN PENELITIAN Nomor : 07 0l l2l /Kesbangpolin masl201 4
MEMBACA MENGINGAT
Surat dari UNIVERSI'fAS ISLAM NEGERI, Nomor : Un.01/FUKM.01.31....12014 Tanggal 17 Juni 2014 Perihal Permohonan lzin Penelitian. 1. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor '130 Tahun 2003 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Dalam Negeri. 2. Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor:SD.6/2/12 Tanggal 5 Juli 1972 tentang kegiatan Riset dan Survei diwajibkan melapor diri kepada ,Daerah atau P"ejabat..y,.qng ditunjuk. .i:iKe0ulusan0ire"ktu.r, JenderalrSosial,Politik Nomor : 14 Tahun 198'1 tentang iit5ii;.At i'.'iiiri3iii;h-ii;il'fen'3riii.hlisCpl. '
:
-:;1
i,Ydii'-'r'::,
MEMPERHATIKAN
::+'
r].
'
MEMBERITAHUM.N,'BAHWA
*
NAMA NIM FAKULTAS JUDUL PENELITIAN
;
f
:
AH"BANI PUTRA GUNADI 1
't001
LOKASI PENELITIAN LAMA PENELITIAN MAKSUD DAN TUJUAN
Kegiatan lndustri Terhadap.,Kegiatan Rempoa'Kecamatan Ciputat Timur Kota
Sehubungan dengan maksud dan tujuan terseUutlOiatas dan be.rdasarkan pertimbangan kelengkapan penelitian, dengan ini memblrikan izin kepada yang uersanliiii'tan untut< metatukan penelitian Ji tokasi ylng dituju dpngan memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1. $ebelum melakukan kegiatan Penelitian harus melaporkan kedatangannya kepada Walikota Cq Kepala Badan Kesbangpolinmas dengan menunjukkan surat pemberitahuan. Penelitian yang tidak sesuai/tidak ada kaitannya dengan judul penelitian dimaksud. 3. Harus mentaati ketentuan perundang-undangan yang berlaku serta mengindahXan adit istiadat setempat. 4. Apabila masa berlaku Surat Pemberitahuan ini sudah berakhir, sedangkan pelaksanaan penelitian belum sglesai, perpanjangan penelitian harus diajukan kembali kepada instansi pemohon. 5. Hasil kajian/penelitian agar dapat diserahkan 1 (satu) eksemplar kepada Badan Kesbangpolinmas' Kota Tangerang Selatan. 6. Surat Pemberitahuan ini akan dicabut kembali dan dinyatakan tidak berlaku, apabila ternyata pemegang Surat Pemberitahuan ini tidak mentaati/mengindahkan ketentuan-ketentuan seperti tersebut L .
2.' Tidak dibenarkan melakukan
dlitas.
di
Dikeluarkan : Tangerang Selatan Pada tanggal : 16 Juli 2014 A.n KEPALA BADAN KESBANGPOLINMAS A TANGERANG SELATAN
idodo Nugrohadi. 70905199303 1 003 Tembusan:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Yth. Badan Kesbangpolinmas Kota Tangerang Selatan (Sebagai Laporan); Yth. oISPERINDAG Kota Tangerang Selatan; Yth. Dinas Tata Kota Kota Tangerang Selatan; Yth. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tangerang Selatan; Yth. Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan; Yth. Kelurahan Rempoa Kota Tangerang Selatan; Yang Bersangkutan; Arsip;
DATA YANG DIBUTLTHKAN
JENIS DATA
NO
I
Pro fi I D esa/IGearna*ari
w
(
Data Kependudukan
galav
)
"rtro.). f
Data Sensus I(ecamatan
J
P,h.r Des
$a$'
?%
N
\\
6
8
9
populasi penduduk di Kecamatan Ciputat Timur Mengetahui lokasilokasi industri (luas industri,
jenis indnstri, sumbangan industri
V
terhadap
pemerintah
^
X'1.:
tF
i^d-t 6to
dan lainnva)
Mengetahui fluktuasi (kenaikan/penurunan)
pemukiman yang ada - @^r l,r4us . Data Sebaran Penggunaan Lahan Mengetahui penggn[aal poii tanan ai di Ike'anatffi Kecamatan Q*sPefu / b?g RTRV/ (Tata Ruang) Keeematan Mengetahui kebijakan positif perihal t4ta .ruang danmenganalisis dampaknya /fqk4Qrk I, t Peta Administrasi / p:w+ Untuk mensetahui batas admiiiistrasi wilayah Peta Jarinsan Jalan Keluralan O.',.-. {l ,t / tt\;,- Y\,.l,an-ru
\Z-
,V
IMan
dengan mobilitas desa (transmigrasi, urbanisasi,
Data Pemukiman Penduduk, Mengetahui lokasi-lokasi f:scmad 4-'l- kolo 8"1,l dr@dran
5
VA
\rl
htpc- o[,J-u-
Data lndustri di
\_
-.b
Cila,r,,,
TUJUAN DATA Memperoleh garnbaran urmun karakteristik desa/I(ecamatan Ciputat Timur Mengetahui perkembangan desa berkaitan
++^s;
,V;Ao!p^
tm^Yol-
A--
L
a'
data yang sekiranya penulis butuhkan dalam p'enelitian yang berjudul "Dampak
t**; t)}frg tan industri Terhadap Kegiatan \- Crpzrrt Timur".
Penduduk
; Studi Kasus Keluralran
Rempoa Kec.
InsyaAllah data yang didapat akan digunakan dengan sebaik-baiknya dan untuk kepentingan penelitian.
Penulis,
P"-Q,*
*-
gq--T"'^*a'
Syahbani Putra Guadr
A€-krr@
NIM. 1110015000036 VA-t.^f Nl + b,1
Justa
t angqih -o bcrgen Noowi\tl
KEMENTERIAN AGAruIA UIN JAKARTA FITK
FORM (FR)
Jl. lr- H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lodonesia
: Terbit : No. Revisi: :
02
Hal
1t1
No. Dokumen
FITK-Fn-AKDOg2
Tgl.
1 Maret
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITI,AN Nomor : Un.0 I/F. l/KM.OI.3t 2t?a.t2}t 4 Lamp. :Outline/Proposal Hal : Permohonan Izin penelitian
2O1O
Jakarta, 27 April2014
Kepada Yth.
Kepala Kelurahan Rempoa Kec. Ciputat Timur di Ternpat As s a
lamu' ala ikum v r.v b.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama
Syahbani Putra Gunadi
NIN4
I 1 10015000036
Jurusan
P. IPS / Konsentrasi Pendidikan Geografi
Semester
VIII
JudLrl
Skripsi : "Dampak Kegiatan Industri rerhadap Kegiatan pendudul<
(Studi Kasus di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat'finrur. I(ota Tangerang Selatan),, adalah betlat'nrahasisrva/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan IJIN Jakarta yang seclang menytlsun skipsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi/sekolah/rnadrasah
1,ang Saudara pimpin.
Untuk itu karni nlohon Saudara dapat mengizinkan rnahasisrva tersebut rnelaksarrakap
peneiitian
ci
inraksud.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan ter.ima kasih. [['as
s a I arn
u' a/ ai
km
y,
r.y, b.
r Tenr busan:
l. 2. i
t)ekan FITK Penrbantu Dekan Bidang Akadenrik Nlahasisrva 1,ang bersangkutan
anto. \ [. Pd 24 200801 I 012
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
irran
llulf l I
No. Dokumen
FITK-FR-AKD-066
1 Maret
Tgl. Terbit
FORM (FR)
01
Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia
1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN OBSERVASI Nonror : Un.0 I/FI./KM.0I.3 Lamp. :......
Hal
Jakarta, 27 April2014
I.".1t0.1201 4
: Observasi
Kepada Yth.
Kepala Badan Informasi Geospasial
Di Tempat
As s a lamu' alaikum wr.w b.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa: Nama
Syahbani Putra Gunadr
NIM
I l l00r 5000036
Jurusan
P. IPS / Konsentrasi Pendidikan Geografi
Semester
VII
Judul Skripsi
"Dampak Kegiatan Industri Terhadap Kegiatan Pcnduduli (Studi Kasus di Kelurahan Rernpoa Kecamatan Ciputat Timur Kota
Tangerang Selatan)" adalah benar mahasiswa pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sehubungan dengan penyelesaian tugas penyusLrnan skripsi, mahasiswa tersebut memerlukan observasi dengan pihak terkait. Oleh karena itu, kanri mohon kesediaan Saudara untuk menerima mahasiswa tersebut dan memberikan bantuannya.
Demikianlah, atas perhatian dan bantuan Saudara kami ucapkan terima kasih.
ll as s a
I
amu'
a I ai
kunt
w r.w b.
a.n. I)ekan _,,
,i:::*
r
;,'f'Hp,r'li{ }Bil{idikan ji,
:' )"t,6*tY
1.-'eft;+'ry ' .
IPs
I
Dr'lrvan
P,urwanto. M.Pd
NIP:' i sl30424 2oo8ol Iembusan: Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
,*
I
I
012
2O10
KEMENTERIAN AGAMA
No.
UIN JAKARTA FITK
Tgl. No.
FORM (FR)
Dokumen
:
Terbit :
Revisi: :
FITK-FR-AKD-066
1 Maret 2010 01
Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 tndonesia
SURAT PERMOHONAN IZIN OBSERVASI Nomor : Un.Ol/Ft./KM.01.31.?.lt?.t2}t4
Lamp. : ......
Hal
Jakarta, 27
April2}l4
: Observasi
Kepada Yth.
Kepala PUSLIT Tanah Bogor
Di Tempat
A
ss a !
amtt'
a I aikunr y, t
.v, b.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa:
Nama
Syahbani Putra Gunadi
NIM
1
Jurusan
P. IPS / Konsentrasi Pendidikan Geografi
Semester
VII
Judul
I r0015000036
Skripsi : "Dampak Kegiatan Industri Terhadap Kegiatan Penduduk (Studi Kasus di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur Kota
Tangerang Selatan)', adalah benar mahasiswa pada Fakultas Ilmu Tarbil,ah dan Keguruan UIN Sl,arif Hidayatullah Jakarta dan sehubungan dengan penyelesaian tugas penyusunan skr-ipsi, mahasisr.r'a tersebut memerlukan observ'asi dengan pihak terkait. Oleh karena itu, karni mohon kesediaan Saudara untuk menerima mahasisrva tersebut dan mernberikan bantuannya.
Demikianlah, atas perhatian dan bantuan Saudara kami ucapkan terima kasih. Was
s
a I ant
u' a I ai
knn
y,
r.v, b.
didikan IPS
anto. N4.Pd 012.1 200801 Tenrbusan: Dekan Fakultas Ilnru Tarbiyah dan Kequruan
I 0l
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
Dokumen : FITK-FR-AKD-066 Tgl.Terbit :1Maret2010 No.
FoRM (FR)
Jl. lr. H. JuaNa No 95 Ciputat l5412lndonesia
No.
Revisi: :
Q2
Hal
1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Nomor : Un.0 llFt.lKM .01.3 /........12014 Lamp. :OutlinelProposal Hal : Permohonan Izin Penelitian
Jakarta,
il
!ol;2014
Kepada Yth.
Kepala Dinas PU di Tempat
As s alamu'
alaikum wr su b.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa:
Nama
Syahbani Putra Gunadi
NIM
I I 10015000036
Jurusan
P. IPS / Konsentrasi Pendidikan Geografi
Semester
VII
Judu! Skripsi
"Dampak Kegiatan Industri Terhadap Kegiatan Penduduk (Studi Kasus di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur Kota
Tangerang Selatan)" adalah benar mahasiswa pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menlusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di wilayah administrasi yang saudara pimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksananakan penelitian dimaksud. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Vflas
s
al amu' alai kum wr.w b.
a.n.
Tembusan: Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
q#
PEM ERI NTAH KOTA,TANG ERANG SELATAN
DINAS BINA MARGA DANI SUIVIBER DAYA AIR Jalan Raya Puspiptek serpong No. 1 l(av. 518 setu Telp. (021) 75875438 Fax (c21) 75875439 Website : www.dbmsda.tangeran.gselatahkota.go.id, Email :
[email protected]
TA',NpA Ftari
ITanggal
'
.KO,I,,1
trl . /q-
0A
[H"Br.rryML
*Ao/+,
Kepada
No. Surat
' ?*rnohonan Eiser.ah[
,il
1.1
/" ^ ,/Ao/4
.[
Diterima Oleh
( f',larya
8_r.]arn )
,
.
Nomor tlp Penerima
7sE 74 98
.
_,11
KEMENTERTAN AGAMA UIN JAKARTA
(W%\
. FITKFR+K}o66 Tgl. Terbit : t fr,taret ZO1O No.
FORM (FR)
Dokumen
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Nomor : Un.0 t/Ft./KM .Ot.l t.?.6fl$zO
Lamp. : Outline/Lembar euesionler
Hal
t+
J
akarta, 22 Septemb er 201 4
: Permohonan Izin penelitian
Kepada yth. Pimpinan personalia pT. Indograwre di Tempat
As
s
alamu' alaikum
w
r.w b.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa: Nama
: Syahbani Putra Gunadi
MM
: 1 I 10015000036
Jurusan
: P. IPS / Konsenrrasi pendidikan Geografi
Semester Judul
:
IX
Skripsi : "Dampak
Kegiatan Industri rerhadap Kegiatan penduduk (Studi Kerurahan Rernpoa Kecamatan ciputat rimur Kota Tangerang Sclatan),'
Kasus
di
adalah benar mahasiswa pada Fakurtas IImu Tarbiyah dan Keguruan uIN Syarif Hidayatullah Jakarta sedang menyusun skripsi, ian akan mengadakan .yang penelitian (riset) di wilayah administiasi yun[ rara-a pimpin. Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksananakan
penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. lrl'as
s
a I amu' a
la i kum
w,
r.v, b.
idikan IPS
Tembusan:
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Purwanto, Ir{.Pd 130424 200801 1 012
Y
p"t.
FORMULIR TAMU
ROTOGRAVURE & FLEXIELE PACKAGING II'OUSTNY
VISITOR'S FORM
Nama Tamu (Visitor's name)
lngin bertemu dengan
lnstansi / Perusahaan (lnstitution / Company)
ltY
U
(Person you are visithg)
),.l,.o,l,
/"'l91
No. Kendaraan
(Reason for visit)
9L/1
(Car number plate) 7c1
Tanggal
- JeXJeu-Lq, TetLl
(Date of arrival)
Jam datang / kembali (Tlme of arrival / departure)
Ditandatangani oleh / Signed by
:
/ffi
/4V'
Pcnerlma tamu
Perihal Dengan (With an Note
perjanjian (f,,miaux
appointment) lYes / No)