DAMPAK KEGIATAN KREASI LIMBAH KERTAS KOMUNITAS ENIGAMI PADA PEMBERDAYAAN ANGGOTA DI KELURAHAN JOMBANG CIPUTAT Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh: Ira Rahmawati NIM: 1112054100030
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan atau plagiat dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sangsi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 29 Juli 2016
Ira Rahmawati
ABSTRAK Ira Rahmawati Dampak Kegiatan Kreasi Limbah Kertas Komunitas Enigami pada Pemberdayaan Anggota di kelurahan Jombang, Ciputat. Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya dampak negatif bagi lingkungan salah satunya adalah memanfaatkan limbah kertas menjadi sesuatu yang baru dengan mendaur ulang limbah kertas menjadi kreasi enigami. Kreasi enigami merupakan kreasi dari limbah kertas yang dijadikan suatu karya seni yang dikombinasikan dengan berbagai teknik kertas. Komunitas enigami merupakan komunitas yang didirikan oleh dua mahasiswa UIN Syarif Hidyatullah Jakarta yang mengajak masyarakat dalam mengelola limbah kertas dengan membuat kreasi enigami melalui kegiatan pemberdayaan. Pemberdayaan melalui peningkatan kemauan dan kemampuan dalam bentuk pelatihan dengan kreasi enigami yang diberikan pada anggota sanggar dan pemberdayaan dalam bentuk pelatihan, pendampingan serta peningkatan akses pada ibu-ibu rumah tangga di Kelurahan Jombang, Ciputat. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas enigami dan mengetahui dampak dari kegiatan pemberdayaan kreasi enigami bagi kehidupan anggota komunitas. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan kualitatif jenis deskriptif. Teknik pengumpulan data penelitian ini merupakan kumpulan data dari wawancara, observasi dan studi dokumentasi yang diperoleh dari informan yang berjumlah tujuh orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan limbah kertas yang diberikan ke anggota komunitas baik anggota sanggar maupun anggota mandiri, cerdas dan kreatif memberikan dampak baik yaitu anggota komunitas jadi mengetahui bahwa kertas bekas yang tidak digunakan dan dipakai lagi masih dapat bermanfaat dan bernilai guna sehingga memberikan keterampilan baru bagi anggota komunitas serta mengajarkan untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan memanfaatkan dan mengelola sampah kertas. Selain itu, anggota komunitas juga mendapatkan dampak berupa kemampuan dalam mengelola waktu luang yang dimiliki, akses perempuan sumber daya produktif berupa pelatihan dan fasilitas pemasaran dan kesejahteraan perempuan berupa pendapatan.
Kata Kunci : Kreasi Limbah Kertas, Komunitas Enigami, Pemberdayaan Anggota
i
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu Alhamdulillahirrabbil ‘alamin, segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya dan selalu menuntun ke arah yang lebih baik sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengn sebaik-baiknya yang ditujukan sebagai persyaratan mendapatkan gelar sarjana strata I. Shalawat serta salam Allah limpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta para sahabat dan umatnya. Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, masih banyak kekurangan yang terjadi baik dari penulisan maupun materi dalam skripsi. Masukan dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis untuk penyempurnaan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dari mulai proses penyusunan sampai dengan skripsi ini selesai. Penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Bapak Dr. Arief Subhan, MA Selaku Dewan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Suparto, M. Ed, Ph. D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik. Dr. Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum. Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.
2.
Ibu Lisma Dyawati Fuaida, M.Si selaku Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial, Hj. Nunung Khairiyah, MA selaku Sekretaris program Studi Kesejahteraan Sosial. Terima kasih atas bimbingannya.
ii
3.
Bapak Ismet Firdaus, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah membantu membimbing dan memberikan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.
4.
Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan waktu dan tenaganya dalam mendidik dan memberikan wawasan selama mengikuti perkulihahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5.
Ibu yang bernama Aty Amaliyah dan Adik tercinta yaitu Aulia Rachmah yang senantiasa mendo’akan setiap harinya, memberikan dukungan tenaga dan semangat setiap harinya sehingga penulis termotivasi untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
6.
Kakak Sarudi, Kakak Fadil dan Kakak Rofiq selaku tim inti komunitas enigami dan anggota komunitas enigami yang sudah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian serta telah berpartisipasi untuk membantu penulis dalam pengumpulan informasi untuk penyelesaian skripsi ini.
7.
Pengurus DKPP Tangerang Selatan, Kesbangpolinmas dan kelurahan Jombang yang bersedia membantu penulis untuk memberikan informasi yang diperlukan oleh penulis dalam skripsi.
8.
Keluarga besar Kakek H. Amsir yang senantiasa selalu mendukung dalam segala kegiatan yang dilakukan penulis selama perkuliahan.
9.
Sahabat yang penulis sayangi yaitu Rina pujiati, Fitria Rubiani, Firda Andzani Fadh, Noermayani dan Nurjannah yang telah memberikan semangat dengan candaan sehingga penulis tidak terbebani dalam menyelesaikan skripsi terutama untuk Rina pujianti dan Fitria Rubiani yang selalu mengingatkan dan
iii
menghibur penulis untuk segera menyelesaikan skripsi dengan kata “Kapan sidang? Kapan wisuda?.” 10. M. Diva Bhakti Irawan selaku partner penulis dan selalu setia dalam memberikan motivasi, meluangkan waktunya, memberikan saran serta senantiasa mendengarkan cerita penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. 11. Irma Fidiah yang merupakan teman MTsN 12 Jakarta, teman rumah, teman kuliner dan teman berjuang mengejar gelar S1 yang telah meluangkan waktunya untuk menghibur penulis dikala jenuh dalam menyelesaikan skripsi. 12. Mila Afrilianida, Tria Anjarwati, Aisyah Rahmi Utami, Annisa Elfa Arianty, Eka Puji Septiani, Khusnul Fadhilah, Dyah Ayu Lestari yang saling support, kritik dan memberikan masukan satu sama lain dalam penyusunan skripsi. 13. Pengurus dan teman-teman Koperasi Mahasiswa UIN Syahid Jakarta periode 2012 sampai 2016 yang telah memberikan pengalaman baru, ilmu baru, dan dukungan sehingga penulis mempunyai kegiatan yang positif dalam menjalankan perkuliahan. 14. Teman-teman Kesejahteraan sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012 terutama kelas A yang sudah memberikan warna selama menjalankan perkuliahan dan berjuang bersama-sama untuk mendapatkan gelar sarjana strata I. 15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi dan perkuliahan.
iv
Penulis hanya dapat mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang bersangkutan semoga dukungan yang diberikan dibalas yang baik oleh Allah SWT. Penulis juga berharap bahwa skripsi ini memberikan pengetahuan baru dan bermanfaat bagi penulis, mahasiswa Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan pembaca pada umumnya. Jakarta, 29 Juli 2016
Ira Rahmawati
v
DAFTAR ISI ABSTRAK .............................................................................................................. i KATA PENGANTAR........................................................................................... ii DAFTAR ISI......................................................................................................... vi DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii DAFTAR BAGAN................................................................................................ ix PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ................................................... 12 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 13 D. Metodologi Penelitian ........................................................................ 14 E. Sistematika Penulisan......................................................................... 25 LANDASAN TEORI ............................................................................ 27 A. DAMPAK........................................................................................... 27 1. Pengertian Dampak ....................................................................... 27 2. Indikator Dampak .......................................................................... 28 B. PENGOLAHAN LIMBAH KERTAS ............................................... 31 1. Pengertian Pengolahan Limbah..................................................... 31 2. Jenis-jenis Limbah......................................................................... 32 3. Pengolahan Limbah ....................................................................... 35 4. Pengolahan Limbah Kertas............................................................ 37 C. PEMBERDAYAAN........................................................................... 40 1. Pengertian Pemberdayaan ............................................................. 40 2. Strategi Pemberdayaan .................................................................. 44 3. Pendekatan Pemberdayaan ............................................................ 45 4. Tahapan Pemberdayaan................................................................. 47 GAMBARAN UMUM.......................................................................... 53 A. Gambaran Umum Komunitas Enigami .............................................. 53 1. Sejarah Terbentuknya Komunitas enigami ................................... 53 2. Profil, Visi dan Misi Komunitas Enigami ..................................... 55 3. Anggota Komunitas Enigami ........................................................ 56 4. Program Komunitas Enigami ........................................................ 59 5. Kerjasama Komunitas Enigami ..................................................... 63 6. Pemasaran Kreasi enigami ............................................................ 64 7. Perlombaan yang pernah diikuti Komunitas Enigami................... 64 B. Gambaran Umum Kelurahan Jombang .............................................. 64 1. Profil Umum.................................................................................. 64 2. Luas dan Batas Wilayah ................................................................ 65 3. Visi Kelurahan Jombang ............................................................... 65
vi
4. 5. 6. 7. 8.
Misi Kelurahan Jombang............................................................... 66 Struktur Organisasi Kelurahan Jombang....................................... 67 Kependudukan Kelurahan Jombang.............................................. 69 Fasilitas di Kelurahan Jombang..................................................... 70 Profil Kelompok Mandiri, Cerdas dan kreatif Enigami di Kelurahan Jombang, Ciputat........................................................................... 70
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS ............................................ 72 A. Proses Pemberdayaan Komunitas Enigami Melalui Kreasi Limbah Kertas Di Kelurahan Jombang, Ciputat.............................................. 72 B. Dampak Kegiatan Limbah Kertas Komunitas Enigami dalam Pemberdayaan Anggota.................................................................... 102 PENUTUP ........................................................................................... 117 A. KESIMPULAN ................................................................................ 117 B. SARAN ............................................................................................ 118 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 121
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data timbunan sampah di Tangerang Selatan............................................5 Tabel 2. Kerangka dan jumlah informan ...............................................................18 Tabel 3. Data penduduk kelurahan Jombang tahun 2016 ......................................69 Tabel 4. Anggota sanggar yang aktif di kegiatan sanggar .....................................95
viii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Tahapan Intervensi Sosial .......................................................................48 Bagan 2. Struktur organisasi kelurahan Jombang ..................................................67
ix
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak manusia mengenal peradaban, ribuan tahun yang lalu, manusia selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Peningkatan kualitas hidup tidak lain merupakan usaha untuk mendapatkan kenyamanan hidup. Kenyamanan hidup selain untuk dinikmati oleh dirinya sendiri pada saat masih hidup serta diharapkan dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya. Usaha untuk meningkatkan hidup manusia tidak pernah berhenti sampai akhir zaman nanti. Sebagai makhluk hidup yang hidup di bumi, manusia hidup berdampingan dengan lingkungan, alam, hewan, dan juga tumbuhan sebagai satu kesatuan ekosistem. Dan keadaan lingkungan akan berpengaruh terhadap kehidupan manusia, serta kemampuan alam bertujuan untuk mendukung kehidupan manusia. Salah satu kemampuan alam disebabkan oleh daya dukung alam itu sendiri. Oleh karena itu daya dukung alam harus dijaga agar tetap dapat memberikan dukungannya bagi kehidupan manusia. Sebagaimana Allah telah berfirman dalam surah al-A’raf /7: 56 berikut:
“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepadanya rasa takut (tidak akan diterima)
1
2
dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah dekat dengan orang yang berbuat kebaikan.” 1 Berdasarkan ayat al-Qur’an tersebut telah dijelaskan bahwa Allah SWT telah memberikan larangan agar Umat manusia membuat kerusakan di muka bumi. Karena bumi sebagai tempat tinggal dan tempat hidup manusia dan makhluk Allah lainnya sudah dijadikan Allah dengan penuh rahmat-Nya. Gunung-gunung, lembah-lembah, sungai-sungai, lautan, daratan dan lain-lain semua itu diciptakan Allah untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan sebaikbaiknya oleh manusia, bukan sebaliknya dirusak dan dibinasakan. Bukan hanya tercantum dalam Al-Qur’an bahwasanya manusia senantiasa harus tetap menjaga lingkungan, tetapi juga tercantum dalam UU Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada pasal 67 yang menyebutkan, “Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mengendalikan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.” Daya dukung alam dapat berkurang atau menyusut dengan berputarnya waktu dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi serta kemajuan industri. Seiring dengan berjalannya waktu sampai sekarang ini manusia untuk memenuhi kebutuhan berupa sandang, pangan dan papan, cenderung memanfaatkan penemuan-penemuan baru ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengambil hasil kekayaan alam yang tersedia dengan sebanyak-banyaknya dan secepatnya. Perkembangan teknologi dan industri yang pesat ini ternyata membawa dampak bagi kehidupan manusia, baik dampak yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif. Dampak yang bersifat positif adalah meningkatkan
1
Al-Qur’an –Indonesia, “Surat Al-A’raf/07:56”, data diakses pada 24 September 2015 dari http://al-qur’an-indonesia.com.
3
kualitas dan kenyamanan hidup sedangkan dampak yang bersifat negatif adalah menurunkan kualitas serta kenyamanan hidup manusia. Perkembangan teknologi juga bukan hanya berdampak pada manusia saja tetapi pada lingkungan. Dampak terhadap lingkungan yaitu dapat mengurangi daya dukung alam yang akan mengurangi kemampuan alam untuk mendukung kelangsungan hidupnya manusia serta akan menimbulkan pencemaran daratan (tanah). Pencemaran daratan relatif lebih banyak terjadi karena faktor eksternal yaitu pencemaran yang diakibatkan daratan karena perbuatan dan aktivitas manusia. Pencemaran daratan pada umumnya berasal dari limbah atau bahan buangan. Limbah merupakan buangan yang dihasilkan dari proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga) yang akan menimbulkan penumpukan pada limbah terutama pada limbah padat. Limbah padat itu terdiri dari berbagai macam komponen baik yang bersifat organik maupun nonorganik.2 Salah satu limbah organik yang dihasilkan oleh pencemaran daratan adalah kertas. Kertas merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari manusia membutuhkan kertas untuk menulis, mencetak maupun untuk membungkus sesuatu. Kertas telah menjadi kebutuhan pokok dalam berbagai bidang, misalnya bidang pendidikan, perkantoran dan lain-lain. Dalam bidang pendidikan kertas mutlak diperlukan untuk para pelajar dalam berbagai keperluan. Konsumsi kertas bagi para mahasiswa merupakan hal yang tidak banyak diperhatikan. 2
Wisnu Arya Wardhana, Dampak Pencemaran Lingkungan, (Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2004), Edisi revisi, h.19.
4
Kertas yang digunakan, seringkali tidak dimanfaatkan semaksimal mungkin. Kertas yang sudah tidak dimanfaatkan lagi akan dibuang oleh manusia dan menjadikannya sebagai limbah. Semakin berkembangnya teknologi pembuatan kertas, produksi kertas pun meningkat serta semakin banyak pohon di hutan yang ditebang untuk menjadi bahan baku pembuatan kertas. Pembuatan kertas yang meningkat akan mengakibatkan bertambahnya limbah kertas. Adanya timbunan limbah kertas dalam jumlah besar akan menimbulkan pemandangan yang tidak sedap, kotor dan kumuh dan menyebabkan kondisi lingkungan hidup yang buruk. Berdasarkan hasil wawancara dengan staff bidang kebersihan di Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Tangerang Selatan bahwa jumlah timbunan sampah yang dihasilkan di daerah Tangerang Selatan pada tahun 2015 adalah 808 ton/per hari. Sedangkan sampah yang masuk ke dalam tempat pembuangan akhir dan ditangani oleh DKPP Tangerang Selatan sebanyak ±200 Ton/hari, 750 m3/hari. Dan untuk jenis sampah yang diangkut oleh DKPP Tangsel di daerah Tangerang Selatan 43% merupakan jenis sampah organik.3 Berikut tabel jumlah timbunan sampah yang berada di Kecamatan daerah Tangerang Selatan berdasarkan perhitungan jumlah penduduk pada tahun 2015.4
3 4
Wawancara dengan Bapak Sahrul bidang kebersihan DKPP Tangsel, Pamulang, 20-Mai-2016. Arsip DKPP Tangerang Selatan, Pamulang, 20 Mei 2016.
5
Tabel 1. Data Timbunan Sampah di Tangerang Selatan
KECAMATAN
JUMLAH PENDUDUK
UNIT TIMBUNAN SAMPAH (kg/jiwa/hari)
TIMBUNAN SAMPAH (Ton/hari)
Pondok Aren
333.025
0,47
161
Ciputat Timur
188.293
0,73
141
Ciputat
206.559
0,62
132
Serpong Utara
144.733
0,54
80
Pamulang
306.327
0,50
157
Setu
73.069
0,52
39
Serpong
153.164
0,62
98
TOTAL
1.405.170
0,56
808
Sumber: Data DKPP Tangerang Selatan 2015 Sedangkan jumlah konsumsi kertas Indonesia di tahun 2006 adalah 5,96 juta ton. Konsumsi kertas di Indonesia terus meningkat satu kilogram (kg) per kapita tahun atau sekitar 220 ribu ton. Dalam sebuah program Cleaning Day yang diadakan oleh sebuah perusahaan sumber energi di daerah bisnis Kuningan, Jakarta, terkumpul sampah kertas tak terpakai sebanyak 2 ton kertas, selama kurun waktu lima tahun menghuni gedung tersebut. Jumlah sampah yang dihasilkan 30-40% merupakan sampah kertas. Kapasitas produksi kertas lainnya adalah kertas koran 750 ribu ton, kertas sackracft 0,4 juta ton, kertas bungkus 92 ribu ton, kertas sigaret 64 ribu ton, kertas tisu 312 ribu ton, dan kertas berharga 13,5 ribu ton.5 Sementara itu, sejalan dengan
5
Nurediyanto, “Kita dan Enviromental Cost,” artikel diakses pada 12 Februari 2016 dari http://www.kompasiana.com.
6
meningkatnya jumlah dan aktivitas penduduk, jumlah Timbunan sampah kertas akan terus meningkat bersamaan dengan meningkatnya jumlah sampah jenis lainnya. Maka dari itu perlu adanya inovasi baru untuk menyelesaikan masalah limbah kertas tersebut dengan memanfaatkannya. Pemanfaatan limbah dapat dilakukan dengan resue atau penggunaan kembali serta recycle atau daur ulang. Resue adalah penggunaan kembali sampah-sampah yang masih dan dapat dimanfaatkan tanpa dilakukan pengelolaan khusus. Sedangkan recycle adalah daur ulang atau penggunaan kembali limbah yang masih dapat dimanfaatkan, tetapi harus diberikan pengolahan tertentu sehingga hasil akhirnya menjadi barang yang berbeda dan fungsi yang sama atau berbeda Seperti limbah kertas.6 Di Indonesia, pemanfaatan limbah kertas lebih banyak dilakukan dengan cara didaur ulang (recycle) mutlak dilakukan agar jumlah sampah dapat dikurangi dan sumber daya pohon-pohonan (bahan baku kertas) dapat terselamatkan serta memiliki nilai ekonomis sehingga dapat membantu memberikan nilai tambah. Dengan kebutuhan seperti sandang, pandang, dan papan manusia yang secara terus-menerus meningkat sehingga manusia berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhannya demi keberlangsungan hidup. Salah satu cara yang dilakukan agar kebutuhan manusia terpenuhi untuk kehidupannya yakni
6
Rikky Firmansyah, Agus Mawardi H., M. Umar Riandi, Mudah dan Aktif Belajar Biologi, (Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 175.
7
menciptakan penghasilan sendiri melalui menciptakan usaha sendiri yaitu dengan berwirausaha. Menurut Coulter, kewirausahaan sering dikaitkan dengan proses, pembentukan atau pertumbuhan suatu bisnis baru yang berorientasi pada pemerolehan keuntungan, penciptaan nilai, dan pembentukan produk atau jasa baru yang unik dan inovatif.7 Sedangkan menurut Ropke, menyatakan bahwa kewirausahaan merupakan proses penciptaan sesuatu yang baru dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang telah ada, tujuannya adalah tercapainya kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat. Proses kewirausahaan diawali dengan suatu aksioma, yaitu adanya tantangan. Dari tantangan tersebut timbul gagasan, kemauan, dan dorongan untuk berinisiatif, yang tidak lain untuk berpikir kreatif dan bertindak inovatif, sehingga tantangan awal tadi dapat terpecahkan.8 Tahap proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda itulah disebut tahap kewirausahaan. Dan kunci dari kewirausahaan adalah melakukan inovasi-inovasi baru. Inovasi-inovasi baru bisa diciptakan melalui perubahan bentuk, yaitu mengubah bentuk benda yang tidak berguna atau kurang berguna menjadi bentuk benda yang lebih berguna, hal ini akan memberikan hasil dari benda tersebut. 9 Salah satunya dengan mengubah limbah kertas menjadi sesuatu yang baru dan berbeda dari yang lain yaitu dengan membuat kreasi enigami.
7
Prof. Dr. Yuyus Suryana, S.E. M.S., dan Dr. Ir. Kartib Bayu, M.S.I, Kewirausahaan Pendekatan Karakteristik dan Wirausahawan Sukses, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), h. 13. 8 Dr. Suryana, M.Si., Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kita dan Proses Menuju Sukses, (Jakarta: Salemba Empat, 2009), h.3. 9 Drs, sudrajad, M.M., Kiat Mengentaskan Penggangguran dan kemiskinan melalui Wirausaha, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012), h. 12.
8
Kreasi enigami merupakan kreasi yang berasal dari limbah kertas yang sudah tidak terpakai yang dapat dijadikan sebuah karya seni berupa boneka, tempat pensil, lampu tidur dan lain-lainnya dengan berbagai banyak karakter yang dikolaborasikan dengan imajinasi dan kombinasi berbagai teknik kertas. Kreasi enigami ini diciptakan pada tahun 2010 oleh dua orang mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang keduanya mempunyai tujuan untuk melakukan pengolahan limbah terutama limbah kertas dengan cara mendaur ulang kertas bekas dan menjadikannya barang yang bernilai jual serta bermanfaat yang kemudian menjadikan kreasi enigami sebagai suatu usaha bagi kedua mahasiswa tersebut untuk menambah penghasilan bagi mereka pribadi. Tujuan lain dari kedua mahasiswa ini adalah mengajak masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan tidak membuang sampah pada sembarang tempat. Kedua mahasiswa ini terus melakukan sosialisasi dan memperkenalkan kreasi enigami yang pada akhirnya membuat masyarakat tertarik terutama di kalangan mahasiswa untuk berkontribusi dalam melestarikan lingkungan dengan menciptakan sesuatu yang baru melalui limbah kertas tersebut. Sehingga terbentuklah sebuah komunitas yang bernama komunitas enigami. Komunitas Enigami tergerak untuk mengumpulkan kertas-kertas bekas pembuatan skripsi lebih berdaya guna. Muhammad Sarudi atau yang biasa dipangggil Ucok mengatakan dirinya dan seorang teman tergerak mengolah
9
kertas bekas setelah mengikuti program sosial enterprise yang diadakan salah satu lembaga dakwah pada 2013.10 Dalam Entrepreneur’s Handbook yang dikutip oleh Yuyun Wirasasmita dikemukakan beberapa alasan mengapa seseorang menjadi wirausaha yaitu pertama, alasan keuangan merupakan alasan untuk mencari nafkah. Kedua, alasan sosial adalah untuk memperoleh gengsi (status, agar dapat dikenal dan dihormati). Ketiga, alasan pelayanan adalah untuk membuka lapangan pekerjaan dan membantu meningkatkan perekonomian masyarakat. Keempat, alasan pemenuhan diri adalah untuk menjadi atasan atau mandiri, mencapai sesuatu diinginkan.11 Alasan awal menciptakan kreasi limbah kertas melalui enigami adalah alasan keuangan bagi pendiri komunitas enigami, tetapi seiring berjalannya waktu komunitas enigami mengembangkan kreasi enigami untuk alasan pelayanan. Bukan hanya untuk menghasilkan profit atau keuntungan untuk pribadi. Namun komunitas enigami menfokuskan pada GAS (Green Art Social) yaitu menciptakan karya seni yang dihasilkan dari kepedulian lingkungan yang bernilai bisnis sehingga dapat membantu perekonomian masyarakat yaitu dengan kegiatan pemberdayaan. Awalnya komunitas ini hanya bertujuan untuk memberdayakan kertas bekas. Tetapi setelah mengikuti ajang Bank Indonesia Entrepreneur (BI Preneur) dan Greenpreneurship Challenge pada tahun 2012, kedua mahasiswa
10
(FEB)
ini
membulatkan
tekad
untuk
terjun
ke
Azizah Nida Ilyas, “Imagine = Enigami”, artikel diaskses pada 3 Mei 2016 dari http://www.lpminstitut.com/2014/04/imagine-enigami.html. 11 Undang-undang No. 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial.
10
masyarakat. Mereka memberikan pelatihan soft skill dan hard skill dalam mengelola kertas. “Kami juga mengajak mereka bekerja sama guna mengangkat perekonomian mereka,” jelas Rofiq.12 Menurut Jim Ife, dalam Ismet Firdaus dkk, Pemberdayaan adalah penyediaan sumber daya, kesempatan, pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat untuk meningkatkan kapasitas mereka sehingga mereka bisa menemukan masa depan mereka lebih baik.13 Dalam Undang-undang Kesejahteraan Sosial Nomor 11 tahun 2009 pada bagian keempat pasal 12 ayat 1a menjelaskan, “Pemberdayaan sosial dimaksudkan untuk memberdayakan seseorang, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang mengalami masalah kesejahteraan sosial agar mampu memenuhi kebutuhannya secara mandiri.” Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah pendekatan yang memberikan kesempatan, wewenang yang lebih besar kepada masyarakat terutama masyarakat lokal untuk mengelola proses pembangunannya. Pemberdayaan masyarakat tidak hanya memberi wewenang terhadap masyarakat, tetapi juga meningkatkan kapasitas yang ada di masyarakat.14 Sedangkan pandangan lain mengartikan bahwa pemberdayaan secara konseptual pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas
berusaha
mengkontrol
kehidupan
mereka
sendiri
serta
mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka. Prinsip ini mendorong klien untuk menentukan sendiri yang harus
12 Wahyu AP, “Komunitas Enigami Daur Ulang Bekas Skripsi,” artikel diakses pada 3 Mei 2016 dari http://www.koran-jakarta.com/daur-ulang-kertas-bekas-skripsi. 13 Ismet Firdaus, dkk., Pengamalan Al-Qur’an tentang Pemberdayaan Dhu’afa (Jakarta: Dakwah Press Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 9. 14 Soetomo, Pemberdayaan Masyarakat (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h. 69.
11
dilakukan dalam kaitan dengan upaya mengatasi permasalahan yang dihadapi, sehingga klien mempunyai kesadaran dan kekuasaan penuh untuk membentuk hari depannya.15 Pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas enigami melalui peningkatan kemauan dan kemampuan dalam bentuk melakukan pelatihan melalui kreasi limbah kertas yang diberikan pada anggota sanggar yang dinamakan kegiatan sanggar dan pemberdayaan dalam bentuk pelatihan, pendampingan serta peningkatan akses pada ibu-ibu rumah tangga di Kelurahan Jombang, Ciputat. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu tim inti komunitas enigami banyak dampak yang diterima ketika bergabung menjadi komunitas enigami tersebut terutama dampak dari pemberdayaan yang dilakukan kepada ibu-ibu rumah tangga di wilayah Jombang. Dengan adanya pemberdayaan yang dilakukan mereka mendapatkan keuntungan dari hasil produksi kreasi limbah kertas enigami yang mereka buat sendiri. Berdasarkan pernyataan salah satu tim inti komunitas enigami dalam sebulan mereka bisa memproduksi 20-30 kreasi enigami dalam bentuk boneka dengan harga jual 75.000 satu buah boneka. Pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas enigami ini bukan hanya memberikan dampak yang nyata berupa keuntungan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok saja tetapi memberikan dampak lainnya
15
Fredian Tonny Nasdian, Pengembangan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2015), h. 90.
12
bagi kehidupan anggota komunitas setelah mendapatkan pemberdayaan dalam bentuk pelatihan tersebut. Namun tidak semua anggota komunitas menerima dampak yang sama setelah menerima pemberdayaan dari komunitas enigami yang berpengaruh bagi kehidupan masing-masing anggota baik anggota sanggar maupun pada ibu-ibu rumah tangga berada di Kelurahan Jombang sebagai peserta pemberdayaan. Sehingga dengan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian adalah “Dampak Kegiatan Kreasi Limbah Kertas Komunitas Enigami pada Pemberdayaan Anggota di kelurahan Jombang, Ciputat.” B. Pembatasan dan Rumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Dengan melihat latar belakang masalah diatas agar tidak terjadinya perluasan permasalahan maka dari itu penulis melakukan pembatasan masalah dengan tujuan untuk menghasilkan pembahasan yang terarah dan jelas. Penulis membatasi pembahasan dampak kegiatan kreasi limbah kertas pada pemberdayaan anggota yang dilakukan oleh komunitas enigami di Kelurahan Jombang, Ciputat. 2. Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini: a) Bagaimana proses pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas enigami melalui kreasi limbah kertas di Kelurahan Jombang, Ciputat? b) Bagaimana hasil evaluasi dampak pemberdayaan bagi anggota komunitas melalui kegiatan kreasi limbah kertas?
13
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini: a) Untuk mengetahui proses pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas enigami melalui kreasi limbah kertas di Kelurahan Jombang, Ciputat. b) Untuk mengetahui dampak pemberdayaan bagi anggota melalui kegiatan kreasi limbah kertas yang dilakukan oleh komunitas enigami. 2. Manfaat Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian diatas maka manfaat dari penelitian ini: a) Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pengetahuan bagi peneliti selanjutnya terutama mahasiswa Program Studi Kesejahteraan Sosial, mengenai program pengolahan daur ulang limbah kertas yang dapat dijadikan salah satu usaha meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat. b) Manfaat Praktis 1) Diharapkan memberikan masukan kepada para pembaca agar dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan yang terjadi karena limbah kertas.
14
2) Memberikan
masukan
kepada
komunitas
enigami
dalam
mengaplikasikan proses pemberdayaan yang sesuai dengan ilmu kesejahteraan sosial. 3) Sebagai informasi bahan penelitian lebih lanjut. 4) Bagi
masyarakat,
penelitian
ini
memberikan
sumbangan
pengetahuan tentang pengolahan limbah atau sampah yang baik dan mengajak masyarakat untuk berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang bersih. D. Metodologi Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian a) Tempat Penelitian Tempat penelitian yang diambil oleh penulis komunitas enigami. Di sana peneliti melakukan penelitian untuk mendapatkan informasi dari anggota komunitas enigami dengan melakukan wawancara langsung serta observasi terhadap pelaksanaan pemberdayaan yang dilakukan pada anggota komunitas dari kegiatan kreasi enigami tersebut untuk mendapatkan data tertulis seperti dokumentasi dan data-data lain yang mendukung penelitian ini. Alasan penulis memilih komunitas enigami sebagai bahan penelitian karena komunitas ini sudah u satunya adalah di tahun 2013 menjuarai The Best 1 Recycle Battle Kompas and Tupperware. Komunitas enigami ini merupakan komunitas yang pertama kali di Indonesia menciptakan kreasi yang berasal dari kertas yang sudah tidak dimanfaatkan kembali menjadi suatu karya seni dengan menggunakan berbagai teknik kertas serta
15
memberikan pengetahuan dan keterampilan pada masyarakat dengan limbah kertas tersebut. b) Waktu Penelitian Waktu penelitian yang dilakukan penulis berlangsung selama enam bulan dimulai dari bulan April 2016 sampai bulan September 2016. 2. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada quality atau hal terpenting suatu barang atau jasa. Penelitian kualitatif dapat menunjukkan kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, pergerakan sosial dan hubungan kekerabatan.16 Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisa fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, dan pemikiran orang secara individu maupun secara kelompok.17 Penelitian kualitatif dieksplorasi dan diperdalam dari fenomena sosial atau lingkungan sosial yang terdiri atas pelaku, kejadian, tempat dan waktu. Hasil akhir dari penelitian kualitatif dituangkan dalam bentuk laporan tertulis. Hasil penelitian kualitatif sangat dipengaruhi oleh pandangan, pemikiran dan pengetahuan peneliti. Laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan
16 M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almansur, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), cet-1, h. 25. 17 M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almansur, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), cet-1, h.89.
16
lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo dan dokumen resmi lainnya.18 Jadi, penulis menggunakan penelititian kualitatif dengan alasan untuk meneliti secara mendalam, menguraikan fakta-fakta yang terjadi di lingkungan sosial dengan menggambarkan secara rinci dan akurat mengenai proses pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas enigami pada anggotanya sehingga peneliti dapat secara mendalam mengetahui dampak bagi anggota komunitas sebelum dan sesudah adanya usaha kreasi enigami tersebut. 3. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, biasanya bersifat penilaian, analisis non angka untuk menjelaskan makna lebih jauh dari yang nampak oleh panca indra. Deskriptif juga dapat diartikan sebagai cara
untuk
memecahkan
suatu
masalah
yang
diteliti
dengan
menggambarkan keadaan subjek atau objek penelitian berdasarkan faktafakta yang terjadi. Data yang dikumpulkan dari penelitian kualitatif ini berupa katakata serta gambar bukan angka. Dengan demikian, laporan penelitian berisi kutipan dari anggota komunitas enigami yang terlibat dalam kegiatan pemberdayaan kreasi enigami serta dokumentasi yang terkait dengan penelitian tersebut untuk menggambarkan kegiatan dari kreasi enigami yang dilakukan oleh komunitas enigami.
18
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remeja Rosda Karya, 2007), cet-23, h. 11.
17
4. Macam dan Sumber Data Sumber data adalah subjek dari mana data tersebut diperoleh.19 Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua macam, yaitu data primer dan data sekunder. a) Data Primer Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian. Data primer dari penelitian ini adalah anggota dari komunitas enigami yaitu dari anggota sanggar dan ibu-ibu rumah tangga di Kelurahan Jombang, Ciputat yang dijadikan peserta pemberdayaan kreasi enigami. b) Data sekunder. Data sekunder merupakan data diperoleh melalui sumber-sumber informasi baik secara langsung maupun tidak langsung, baik berupa dokumen, arsip-arsip, memo atau catatan tertulis lainnya maupun gambar atau benda yang berkaitan dengan penelitian. Data sekunder ini peneliti dapatkan dari Komunitas enigami, website komunitas enigami, media masa, dan lain-lain. 5. Teknik Pemilihan Informan Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah anggota komunitas enigami baik dari anggota sanggar dan ibu-ibu rumah tangga di Jombang, Ciputat yang merupakan peserta pemberdayaan kreasi enigami. Sedangkan objek penelitian ini adalah evaluasi dampak kegiatan kreasi limbah kertas dalam pemberdayaan anggota di Jombang, Ciputat. Dalam 19
Suhaimi Arkanto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), cet. Ke-13, h. 129.
18
memilih subjek penelitian ini, penulis menggunakan pengambilan informan menggunakan purposive sampling yaitu peneliti sudah mempunyai informan yang dituju untuk membantu melakukan penelitian ini. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik purposive sampling yang memberikan keleluasaan kepada peneliti dalam menyeleksi informan yang sesuai dengan tujuan penelitian, yang terpenting disini bukanlah jumlah informan, melainkan potensi dari tiap kasus untuk memberikan pemahaman teoritis yang lebih baik mengenai aspek yang dipelajari.20 Purposive sampling juga merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Jadi sebelumnya peneliti sudah melakukan perencanaan yang menjadi informan dalam penelitian yang sesuai dengan penelitian ini. Berikut ini tabel informan yang terpilih dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian. Tabel 2. Kerangka dan Jumlah Informan Purposive Sampling No
Informan
Informasi yang
Jumlah
dicari 1.
20
Kakak Sarudi Putra
Mengetahui
Gambaran
Siregar dan
tentang
komunitas
Fadlilllah Zulqarnain
enigami, latar belakang
(Tim inti komunitas
terbentuknya komunitas
enigami)
enigami,
2 Orang
profil
Nanang Martono, Metode Penelitian Kualitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 79.
19
komunitas enigami, serta kegiatan yang dilakukan oleh komunitas enigami dan mengetahui proses pemberdayaan
yang
dilakukan
oleh
komunitas
enigami
kepada
anggota
komunitas 2.
Ibu Novi dan Ibu
Untuk mengetahui profil
Yanti
anggota serta dampak
(Peserta
yang
pemberdayaan di
kegiatan enigami.
diterima
2 Orang
dari
Jombang) 3.
Sri Wahyuni, Siti
Untuk mengetahui profil
Mulkhiah dan Laeli
anggota serta dampak
Yuniawati
yang
(Anggota sanggar
kegiatan kreasi enigami.
diterima
3 Orang
dari
komunitas enigami) Jumlah Informan
7 Orang
Sumber : Penentuan informan penulis 6. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data melalui:
20
a) Observasi Observasi berasal dari bahasa latin yang artinya “melihat” dan “memperhatikan”.21
Jadi observasi
diarahkan
kepada kegiatan
memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Yang dimaksud metode obsevasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian, data-data penelitian ini dapat diamat oleh peneliti. Dalam arti bahwa data tersebut dihimpun melalui pengamatan peneliti melalui pengamatan panca indra. 22 Dalam menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi peneliti perlu memperhatikan beberap hal, yaitu:23 Ruang dan tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda atau alat-alat, waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan. Tujuan menggunakan metode ini untuk memperoleh data yang kongkrit mengenai hal-hal yang menjadi objek penelitian, yaitu informasi tentang proses pemberdayaan dari kegiatan kreasi enigami dan dampak yang dihasilkan dari kegiatan enigami tersebut bagi anggota komunitas enigami. Jadi, pengamatan yang dilakukan peneliti adalah melakukan pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian, mengamati proses pemberdayaan dari kegiatan enigami baik yang
21 Imam Gunawan, S.Pd.,M.Pd., Metode Penelitaian Kualitatif Teori & Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), cet-1, h. 143. 22 Buthan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Prenada Media Group, 2005), h.134. 23 M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almansur, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), cet-1, h. 165.
21
dilakukan oleh di Jombang maupun kegiatan sanggar yang dilakukan anggota sanggar komunitas enigami. b) Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu untuk mendapatkan data yang konkret dari hasil pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.24 Wawancara perlu dilakukan lebih dari dua kali karena dua alasan utama. Pertama adalah pendekatan pengetahuan temporal dan kedua adalah untuk memenuhi kriteria rigor (Ketepatan/ketelitian).25 Wawacara menghasilkan pemahaman yang terbentuk oleh situasi bedasarkan persitiwa-peristiwa interaksional yang khusus. Jadi dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpetasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.26 Dalam wawancara yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data adalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada tim inti komunitas enigami dan anggota dari komunitas enigami secara langsung. c) Dokumentasi Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar atau karya monumental dari seseorang.
24 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1999) cet ke-10, h. 3. 25 Imam Gunawan, S.Pd.,M.Pd., Metode Penelitaian Kualitatif Teori&Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), cet-1, h. 173. 26 Sugiyono, Memahami penelitian kualitatif, (Bandung: CV. Alfabeta, 2010), h. 72.
22
Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Dokumentasi sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumentasi sebagai sumber data dimanfaatkan
untuk
menguji,
menafsirkan,
bahkan
untuk
meramalkan.27 7. Teknik Analisa Data Langkah selanjutanya yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengolah dan menganalisis data-data yang telah terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur, terstruktur dan mempunyai makna, langkah ini disebut analisis data.28 Analisis data adalah proses pencarian dan pengaturan secara sistematik hasil wawancara, catatan-catatan, dan bahanbahan yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap semua hal yang dikumpulkan dan memungkinkan menyajikan apa yang ditemukan.29 Proses analisa dilakukan sebelum di lapangan dan selama di lapangan dalam melakukan penelitian tersebut.
Selama penelitian di
lapangan, peneliti dalam melakukan aktivitas-aktivitas berikut:30 a)
Reduksi data, yaitu dimana peneliti mencoba memilah data yang relevan dengan proses pemberdayaan dari kegiatan enigami yang
27
Imam Gunawan, S.Pd.,M.Pd., Metode Penelitian Kualitatif Teori&Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), cet-1, h. 216. 28 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian kuantitatif & kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), h. 239. 29 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian kuantitatif & kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), h.210. 30 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000), cet ke-13, h. 103.
23
dilakukan di Kelurahan Jombang serta dampak yang diterima oleh anggota sanggar dan Ibu-ibu pemberdayaan dari kegiatan kreasi limbah kertas ini. b)
Penyajian data, setelah data mengenai proses pemberdayaan dari kreasi enigami dan dampak kreasi limbah kertas bagi anggota komunitas enigami, maka data tersebut disusun dan disajikan dalam bentuk narasi, visual gambar, matrik, bagan, tabel, dan lain sebagainya.
c)
Penyimpulan data, pengambilan kesimpulan dengan menghubungkan dari tema tersebut, sehingga memudahkan untuk menarik kesimpulan.
8. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Teknik yang digunakan penulis dalam menggunakan keabsahan data penelitian ini adalah menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik Triangulasi yang digunakan penelitian ini adalah triangulasi metode. Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data dengan cara yang berbeda. Yaitu dalam memperoleh kebenaran informasi dan gambaran yang utuh menggunakan metode wawancara dan observasi untuk memeriksa kebenarannya. Triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.
24
Teknik ini sengaja dipilih penulis karena sesuai dengan pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan penelitian kualitatif. Karena tujuan dari penelitian kualitatif memang bukan semata-mata mencari kebenaran, tetapi lebih pada pemahaman subyek terhadap dunia sekitarnya.31 9. Teknik Penulisan Dalam melakukan penulisan skripsi ini, penulis penulis berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah”, (skripsi, tesis, disertai). Diterbitkan oleh CeQDA (Center For Quality Development an Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Press tahun 2007.32 10. Tinjauan Pustaka Sebelum peneliti mengkaji tulisan ini, ada beberapa tulisan yang membahas tentang dampak yang ditimbulkan dengan adanya suatu usaha tertentu, salah satunya skripsi yang ditulis oleh Ahmad Reza Safitri, mahasiswa Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam Konsentrasi Kesejahteraan Sosial UIN Jakarta dengan judul : “Dampak Retail Modern terhadap Kesejahteraan Pedagang Pasar Tradisional Ciputat, Tangerang Selatan”. Dalam skripsi Ahmad Reza Safitri ini adanya perbedaan di objek penelitian dengan penulis. Pada skripsi Ahmad Reza Safitri hanya membahas dampak ekonomi dengan adanya keberadaan usaha retail modern dengan subjek penelitian adalah Pedagang Pasar Ciputat, Tangerang selatan. 31 32
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, (Bandung: Alfabeta, 2011), h.329. Pedoman Penulisan skripsi, Tesis, dan Disertai UIN, (Jakarta, UIN Jakarta Press: 2007)
25
Yang kedua adalah skripsi Siti Dawiyah, mahasiswa Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN Jakarta dengan judul: “Evaluasi Dampak Usaha Konveksi Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Teluk Amanah pada Peningkatan Aset Anggotanya di
Kampung Melayu Kabupaten
Tangerang”. Dalam skripsi Siti Dawiyah yang menjadi objek penelitian adalah Evaluasi dampak pada peningkatan aset anggota sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah Anggota KUBE di Kampung Melayu Kabupaten Tangerang. Yang membedakan dengan skripsi peneliti adalah subjek penelitiannya adalah anggota komunitas enigami yang berasal dari anggota sanggar dan ibu-ibu rumah tangga sebagai peserta pemberdayaan di Jombang, Ciputat yang mendapatkan program pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas enigami tersebut sedangkan objek penelitian adalah
menganalisa
dampak
yang
diterima
oleh
anggota
dari
pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas enigami dengan adanya kreasi enigami. E. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam penulisan ini, maka penulis membagi sistematika penulisan ke dalam lima bab yang mana rinciannya sebagai berikut: BAB I
: PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka serta sistematika penulisan.
BAB II
: LANDASAN TEORI
26
Bab ini membahas mengenai dampak, pengolahan limbah dan pemberdayaan. BAB III : GAMBARAN UMUM Bab ini peneliti mengemukakan latar belakang berdirinya komunitas enigami, profil, visi dan misi dari komunitas enigami, keanggotaan komunitas enigami dan kegiatan dari komunitas enigami serta profil kelurahan Jombang. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS Bab ini berisi tentang proses pemberdayaan dari kegiatan kreasi enigami dan menjelaskan dampak dari kegiatan kreasi enigami bagi anggota komunitas. BAB V
: PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan secara singkat berdasarkan hasil dari pelaksanaan penelitian dan saran-saran yang menjadi penutup dari pembahasan skripsi ini.
LANDASAN TEORI A. DAMPAK 1. Pengertian Dampak Dampak menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah benturan, pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif) serta benturan yang cukup hebat antara dua benda sehingga menyebabkan perubahan yang berarti momentum (pusa) sistem yang mengalami itu.
33
Sedangkan pengaruh sebagai perubahan yang terjadi terhadap klien atau pemangku kepentingan sebagai akibat dari intervensi yang dilakukan oleh program.34 Dampak secara sederhana dapat diartikan sebagai akibat atau pengarh ketika akan mengambil suatu keputusan, yang bersifat timbal balik antara satu dengan lainnya. Sejalan dengan itu, dampak merupakan keadaan dimana ada hubungan timbal balik antara satu dengan yang alin akibat dari pada apa yang dipengaruhi dan apa yang mempengaruhi.35 Pengertian lain dampak adalah sesuatu yang merupakan akhir atau hasil suatu peristiwa (perbuatan atau keputusan). Jadi dapat disimpulkan bahwa dampak merupakan pengaruh yang menyebabkan perubahan pada seseorang baik individu, kelompok maupun
33
Tim penyusun Kamus Besar Bahasa, Kamus besar bahasa Indonesia Edisi ke-3, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h.234. 34 Wirawan, Evaluasi: Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi, (Jakarta: Rajawali Press, 3008), h.110. 35 Irwan, S.Pd, M.Si, Dinamika dan Perubahan Sosial pada Komunitas Lokal, (Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2015), h. 35.
27
28
masyarakat dari intervensi yang dilakukan oleh suatu kegiatan atau program dengan mengakibatkan positif maupun negatif. 2. Indikator Dampak Secara umum, indikator dapat didefinisikan sebagai suatu alat ukur untuk menunjukan atau menggambarkan suatu keadaan dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian. Indikator dapat menyangkut suatu fenomena sosial, ekonomi, penelitian, proses suatu usaha peningkatan kualitas. Indikator digunakan apabila aspek yang dinilai perubahannya tidak dapat secara langsung dilihat.36 Indikator dapat dikelompokkan kedalam dua kategori, yaitu indikator kinerja dan indikator keluaran yakni berupa hasil langsung maupun hasil tidak langsung. Dalam hal ini yang menjadi penulis menggunakan indikator dampak sebagai indikator dampak pemberdayaan untuk melakukan penelitian ini. Beberapa indikator dampak yang digunakan penulis yaitu indikatorindikator dampak pemberdayaan perempuan dalam usaha kecil dan mikro dari modifikasi ADRA berikut:37 a) Management skill adalah keterampilan untuk mengelola administasi keuangan (pembukuan sederhana) baik untuk usaha, organisasi sosial dan rumah tangga. Akan tetapi dalam penelitian ini management skill yang dimaksud adalah keterampilan dalam memanfaatkan sampah yang ada baik untuk diri sendiri maupun orang lain, keterampilan
36
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung, PT Refika Aditama, 2005), Cet. ke-1, h.126. 37 Ismet Firdaus, dkk., Pengalaman Al-Qur’an tentang Pemberdayaan Dhu’afa (Jakarta: Dakwah Press, 2008), h. 254-255.
29
mengelola sampah yang ada dan keterampilan dalam mengelola waktu yang dimiliki. b) Organizational skill yang terdiri dari kemampuan untuk mengetahui hak
dan
kewajibannya
dalam
suatu
organisasi,
pengurus
kelompok/koperasi tahu rincian pekerjaannya. Dan mempunyai kemampuan berorganisasi, tidak hanya mengikuti kegiatan tapi ikut serta dalam kegiatan dengan kesadaran, indikatornya adalah mereka mau hadir dalam terlibat kegiatan bahkan menjadi pengurus. Selain menggunakan indikator diatas, penulis juga menggunakan indikator pemberdayaan dari Longwe untuk menganalisis dampak dari kegiatan kreasi limbah kertas yaitu:38 a) Kesejahteraan perempuan yang terdiri dari tiga unsur yaitu perbaikan mutu makanan yang dimakan, peningkatan pendapatan, peningkatan pelayanan dan perawatan kesehatan. Oleh karena itu, level pemberdayaan ini menekankan perempuan harus menjadi aktif dan produser untuk mencukupi kebutuhan materialnya. Kesejahteraan dapat diukur melalui tercukupinya kebutuhan dasar seperti makanan, penghasilan, perumahan dan kesehatan. Untuk memperbaiki kesejahteraan diperlukan peningkatan akses perempuan terhadap sumber daya dan keterlibatan dalam proses pemberdayaan.39
38
Ismet Firdaus, dkk., Pengalaman Al-Qur’an tentang Pemberdayaan Dhu’afa (Jakarta: Dakwah Press, 2008), h. 25. 39 Ahmad Arif Widianto, LSM dan Pemberdayaan Perempuan (Studi Pada LSM Yayasan Sahabat Ibu di Yogyakarta), (Tesis S2 Sosiologi, Univeristas Gajah Mada, 2014), h. 43.
30
b) Akses perempuan dalam bahasa Longwe, akses diartikan sebagai kemampuan perempuan untuk dapat memperoleh hak/akses terhadap sumber daya produktif seperti tanah, kredit, pelatihan, fasilitas pemasaran, tenaga kerja dan semua pelayanan publik yang setara dengan perempuan. Akses terhadap teknologi dan informasi juga merupakan aspek penting lainnya. Melalui teknologi dan informasi, perempuan dapat meningkatkan produktivitas ekonomi dan sosial mereka dan mempengaruhi lingkungan tempat yang ditinggal.40 c) Conscientisation (Konsientisasi) yang merupakan pemahaman terhadap sexroles dan gender roles, dimana gender roles merupakan bentukan budaya yang dapat dirubah. Pada level ini, pemberdayaan dituntut mampu menumbuhkan sikap kritis perempuan terhadap berbagai akar permasalahan yang menimpanya seperti diskriminasi, subordinasi, stereotipe sehingga menciptakan kesetaraan gender di segala aspek kehidupan. d) Partisipasi sebagai keterlibatan dan keikutsertaan aktif dalam pengambilan keputusan. Dalam konteks pemberdayaan, perempuan harus terlibat dalam penetapan kebutuhan, perumusan, implementasi, monitoring dan evaluasi. Partisipasi pada dasarnya merupakan komponen penting dalam pembangkitan kemandirian dan proses pemberdayaan. Individu-individu harus terlibat dalam proses
40
Retno Indah Supeni dan Maheni Ika Sari, Upaya Pemberdayaan Ekonomi Perempuan melalui Pengembangan Manajemen Usaha Kecil (Studi Diskriptif pada Kegiatan Usaha Kecil IbuIbu Desa Wirolegi Kabupaten Jembber, Dampingan Pusat studi Wanita UM Jember), Prosiding Seminar Nasional Ekonomi, 2011, (Jember: Universitas Muhammadiyah Jember, 2011), h.105.
31
pemberdayaan sehingga mereka dapat menumbuhkan rasa percaya diri, memiliki harga diri dan pengetahuan untuk mengembangkan keahlian baru. Jadi indikator partisipasi adalah keterlibatan dalam proses pembuatan keputusan, pemutusan kebijakan, perencanaan administrasi. e) Kesetaraan dalam kekuasaan yang merupakan kontrol yang setara terhadap faktor produksi dan distribusi hasil (keuntungan) sehingga tidak ada pihak yang dominan. Pada level pemberdayaan ini, perempuan harus memiliki kontrol setara dengan laki-laki dalam segala aspek kehidupan sehingga tidak ada lagi dominasi dan diskriminasi terhadap perempuan. Pentingnya kontrol sebagai salah satu unsur analisis pemberdayaan perempuan adalah perempuan mempunyai kekuasaan untuk mengubah kondisi dan posisi, masa depan diri dan komunitasnya. Konsep kontrol berhubungan dengan aspek kekuasaan seseorang untuk menentukan segala sesuatu yang menyangkut berbabagi kepentingan termasuk memperoleh beragam sumberdaya bagi dirinya.41 B. PENGOLAHAN LIMBAH KERTAS 1. Pengertian Pengolahan Limbah Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak di kehendaki oleh lingkungan karena tidak memiliki
41
Ahmad Arif Widianto, LSM dan Pemberdayaan Perempuan (Studi Pada LSM Yayasan Sahabat Ibu di Yogyakarta), (Tesis S2 Sosiologi, Univeristas Gajah Mada, 2014), h. 43.
32
nilai ekonomi.42 Menurut Ign Suharto, limbah adalah zat atau bahan buangan yang dihasilkan dari proses kegiatan manusia. Limbah yang mengandung bahan polutan yang memiliki sifat racun dan berbahaya dikenal dengan limbah limbah B-3, yang dinyatakan sebagai bahan yang dalam jumlah relatif sedikit tetapi berpotensi untuk merusak lingkungan hidup dan sumber daya. Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan lingkungan hidup dalam Pasal 1 ayat 20 yaitu “Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan”. Sedangkan keputusan Menperindag RI No. 231/MPP/Kep/7/1997 Pasal 1 tentang prosedur impor limbah yang menyatakan bahwa “Limbah adalah bahan/barang sisa atau bekas dari suatu kegiatan atau proses produksi yang fungsinya sudah berubah hasilnya. Jadi limbah merupakan bahan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik.” Jadi dapat disimpulkan limbah adalah buangan dari barang yang sudah tidak dipakai kembali (bekas) yang merupakan sisaan dari hasil kegiatan produksi. 2.
Jenis-jenis Limbah Jenis-jenis limbah bisa dibedakan berdasarkan nilai ekonominya serta karakteristiknya. Berdasarkan nilai ekonominya, limbah dibedakan menjadi dua yakni: a)
42
22.
Limbah yang mempunyai nilai ekonomi.
Ir. Philip Kristanto, Ekologi Industri, Edisi Kedua (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2013), h.
33
Limbah yang memiliki nilai ekonomi adalah limbah di mana dengan melalui suatu proses lanjut akan memberikan suatu nilai tambah, misalnya ampas tebu sebagai limbah pabrik gula yang dapat dijadikan bahan baku untuk industri kertas karena mudah dibentuk menjadi bubur pulp. b)
Limbah non-ekonomis Adalah limbah yang walaupun telah dilakukan proses lanjut dengan cara
apapun
tidak
akan
memberikan
nilai
tambah
kecuali
mempermudah nilai sistem pembuangan, limbah jenis ini sering menimbulkan masalah pencemaran dan kerusakan lingkungan. Sedangkan berdasarkan karakteristiknya, limbah dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu:43 a)
Limbah cair Merupakan buangan air yang digunakan untuk mendinginkan mesin suatu pabrik. Limbah air bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakna air dalam proses produksinya. Jenis industri yang menghasilkan limbah cair, diantaranya adalah industri pulp dan rayon, pengolahan crumb rubber, besi dan baja, kertas, minyak goreng, tekstil, electroplating, plywood dan lain-lain.
b)
Limbah gas dan partikel Merupakan limbah yang dibuang ke udara. Gas atau asap, partikulat, debu yang dikeluarkan oleh pabrik udara akan dibawa angin sehingga jangkauan pemaparan menjadi semakin luas. Bahan-bahan tersebut
43
Ir. Philip Kristanto, Ekologi Industri, Edisi kedua (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2013), h.232-235.
34
berakumulasi dengan udara basah sehingga massa partikel bertambah, dan pada malam hari turun ke tanah bersama-sama dengan embun. c)
Limbah padat Merupakan hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari sisa pengolahan. Limbah padat sangat mempengaruhi ekologi air permukaan tanah, udara dan lahan pertanian. Limbah padat merupakan substrat dan media bagi pertumbuhan sumber penyakit manusia yang berasal dari lalat, tikus dan bibit penyakit lainnya. Berdasarkan sifat kimia unsur pembentuknya, limbah padat dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu sebagai berikut:44 1)
Limbah organik atau sering disebut sampah basah adalah jenis sampah yang berasal dari jasad hidup sehingga mudah membusuk dan dapat hancur secara alami. Contohnya adalah sayuran, daging, ikan, nasi, dan potongan rumput atau daun, ranting dari kebun serta dari perkantoran seperti kertas.
2)
Limbah non organik atau sampah kering adalah sampah yang tersusun dari senyawa non organik yang berasal dari sumber daya alam tidak diperbaharui seperti mineral dan minyak bumi atau dari proses industri. Contohnya adalah botol gelas, plastik, kaleng dan logam. Secara garis besar limbah padat dapat diklasifikasikan menjadi
sebagai berikut: 44
Randy Ariestha, Studi Karakteristik Sampah Kantor Walikota Makassar dan Alternatif Pengolahannya (Skripsi S1 Fakultas Teknik, Universitas Hasanudin Makassar, 2015), h.2.
35
1) Limbah padat yang mudah terbakar. 2) Limbah padat yang sukar terbakar. 3) Limbah padat yang mudah membusuk. 4) Debu. 5) Lumpur. 6) Limbah yang dapat didaur-ulang. 3.
Pengolahan Limbah Limbah membutuhkan pengolahan jika mengandung pencemar yang merusak lingkungan atau setidaknya berpotensi menciptakan pencemaran. Jadi, pengolahan limbah adalah kegiatan yang dilakukan untuk membersihkan barang sisaan dari suatu proses produksi guna untuk melestarikan lingkungan dari pencemaran lingkungan. Tujuan pengolahan limbah adalah untuk mengambil bahan-bahan berbahaya di dalamnya dan mengurangi/menghilangkan senyawa-senyawa kimia maupun non-kimia yang berbahaya dan beracun. Limbah membutuhkan penanganan awal, kemudian dilakukan pengolahan lanjut. Semua jenis limbah perlu dilakukan pengolahan termasuk dengan limbah padat. Tujuan pengolahan limbah padat ialah menerapkan teknik yang berkaitan erat dengan timbulnya limbah padat, penyimpanan, transfer dan transport, pemrosesan dan pembuangan limbah yang memenuhi aspek kesehatan, ekonomi, teknik, konservasi, estetika, dan pertimbangan lingkungan lain.45
45
Prof. Dr.Ir. Ign. Suharto, APU, Limbah Kimia dalam Pencemaran Udara dan Air (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2011), h. 215.
36
Berdasarkan sifatnya, pengolahan limbah padat dilakukan melalui dua cara yaitu:46 a)
Limbah padat tanpa pengolahan. Limbah padat tanpa pengolahan dibuang langsung ke tempat tertentu sebagai tempat pembuangan akhir karena limbah itu tidak mengandung unsur kimia beracun dan berbahaya.
b)
Limbah padat dengan pengolahan Limbah yang mengandung senyawa kimia berbahaya dan beracun atau setidaknya menimbulkan reaksi kimia baru, limbah ini harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat pembuangan akhir. Berdasarakan beberapa pertimbangan, pengolahan limbah padat dapat
dilakukan melalui proses berikut: a)
Pemisahan. Pemisahan merupakan untuk mendapatkan limbah yang sejenis. Kegiatan ini dilaksanakan secara manual (dengan tangan manusia secara langsung) maupun secara mekanis (dilakukan dengan mesin).
b)
Penyusutan ukuran. Ukuran bahan perlu diperkecil dengan tujuan untuk mendapatkan ukuran yang lebih homogen sehingga mempermudah pemberian perlakuan terhadap pengolahan berikutnya.
c)
46
282.
Pengomposan.
Ir. Philip Kristanto, Ekologi Industri, Edisi Kedua (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2013, h.
37
Pengomposan merupakan teknik pengolahan sampah organik, sampah tersebut dapat diurai oleh mikroorganisme atau cacing (vermicomposting) sehingga terjadi proses pembusukan, kompos yang dihasilkan sangat baik untuk memperbaiki struktur tanah karena kandungan unsur hara dan kemampuannya menahan air.47 d)
Pembuangan limbah yang dapat dibedakan menjadi pembuangan di laut serta pembuangan di darat. Selain itu juga dalam pengolahan limbah padat perlu digolongkan
menjadi beberapa upaya berikut: a)
Mendeteksi timbulnya limbah padat.
b)
Pemisahan dan penanganan limbah padat, penyimpanan dan pemrosesan limbah padat.
4.
c)
Pengumpulan limbah padat rumah tangga dari rumah ke rumah.
d)
Pemisahan dan pemrosesan serta transportasi limbah padat.
e)
Transfer dan transport limbah padat ke unit proses limbah padat.
f)
Limbah padat dibuang ke tempat pembuangan sampah.
Pengolahan Limbah Kertas Menurut Rusli Ramli, kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa. Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum
47
Randy Ariestha,”Studi Karakteristik Sampah Kantor Walikota Makassar dan Alternatif Pengolahannya,” (Skripsi S1 Fakultas Teknik, Universitas Hasanudin Makassar, 2015), h. 4.
38
ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar.48 Kertas yang sudah tidak digunakan atau dibuang begitu saja akan menjadi limbah padat yang berasal dari rumah tangga. Limbah padat yang berasal dari rumah tangga mempunyai sifat fisika dan kimia yang selalu berubah-ubah, sehingga diperlukan penanganan sebagai berikut:49 a)
Reduksi. Reduksi limbah padat dengan jalan mengurangi sumber limbah padat pada unit penghasil limbah padat seperti limbah padat dari rumah tangga, dunia industri, limbah padat dari perkantoran, limbah padat dari pasar swalayan.
b)
Daur ulang limbah padat (Recycling). Pemanfaatan kembali limbah padat melalui proses fisika dan kimia misalnya pecahan kaca atau beling digunakan sebagai tambahan bahan baku industri gelas dan kaca. Manfaat daur ulang adalah dapat memiliki nilai jual dengan adanya pemanfaatan limbah tersebut, mencegah adanya sampah yang sebenarnya dan agar dapat menjadi sesuatu yang berguna serta mengurangi penggunaan bahan baku yang baru.
c)
Transportasi limbah padat. Adalah pengumpulan dan pemisahan limbah padat untuk dilakukan pemrosesan selanjutnya dalam pengolahan limbah padat tersebut.
48 Sarifudin, dkk., “Pemanfaatan Limbah Kertas Sebagai Bahan Material untuk Pembuatan Meja Belajar Anak melalui Pendekatan Ergonomi,” Students journal of engineering Vol 1, no. 1 (2013): h. 2. 49 Prof. Dr.Ir. Ign. Suharto, APU, Limbah Kimia dalam Pencemaran Udara dan Air (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2011), h. 217-245.
39
d)
Perlakuan panas. Adalah mengonversi limbah padat menjadi gas, cairan dan produk padat yang mengeluarkan energi. Perlakuan panas (thermal) limbah padat senyawa organik dapat dilakukan dengan bantuan oksigen maupun tanpa oksigen
e)
Perlakuan biologis, dan
f)
Penguburan limbah padat (landfill system). Tujuan dari landfill system adalah untuk mencegah tercemarnya air permukaan tanah oleh limbah padat. Landfill system merupakan sarana dan fasilitas untuk pembuangan limbah padat dimana limbah padat diletakkan di atas lahan dan di bawah limbah padat terdiri atas beberapa lapisan media padat antara lain granular, geotekstil, plastik, tanah liat dan bantuan lain-lain. Akan tetapi pengolahan limbah kertas yang sering digunakan adalah
dengan melakukan mengurangi (reduce) pemakaian kertas dapat berupa sikap menghindari pemakaian kertas yang boros, pemakaian kertas hendaknya dilakukan seperlunya. Selain dengan reduce, pengolahan kertas dapat dilakukan dengan penggunaan kembali (resue) yakni dengan menggunakan kembali kertas atau box yang telah kita pakai. Pengolahan kertas juga dapat dilakukan dengan mendaur ulang (recycle) limbah kertas menjadi sesuatu yang baru. Hal ini yang dilakukan oleh komunitas enigami yaitu mendaur ulang limbah kertas yang sudah tidak dipakai menjadi suatu karya seni kertas menggunakan dengan teknik seni kertas yang menghasilan suatu nilai yang bermanfaat seperti kreasi enigami.
40
C. PEMBERDAYAAN 1. Pengertian Pemberdayaan Gagasan pemberdayaan bukanlah merupakan ide atau konsep baru. Pemberdayan muncul sebagi solusi atas fakta ketimpangan struktrur kekuasaan yang berlangsung selama ini, di mana masyarakat bawah haus akan kebutuhan untuk mendapatkan kekuasaan dalam mengatur diri mereka sendiri. Konsep pemberdayaan kemunculanya didasari oleh gagasan yang menempatkan manusia sebagai subjek dari dunianya sendiri.50 Pemberdayaan masyarakat sering dipahami sebagai perwujudan dari pengembangan masyarakat yang lahir dari tradisi pendidikan massa dan berbasis pada bidang pekerjaan sosial serta memiliki kemiripan cakupan dengan pendidikan luar sekolah namun pengembangan masyarakat berkembang menjadi disiplin yang mandiri.51 Pemberdayaan berasal dari penerjemahan bahasa inggris empowerment yang juga dapat bermakna pemberian kekuasaan. Karena power bukan sekedar daya tetapi juga kekuasaan sehingga kata daya tidak saja bermakna mampu tetapi juga mempunyai kuasa. Sehingga pemberdayaan adalah sebuah proses menjadi bukan sebuah proses instan. Sebagai proses pemberdayaan mempunyai tiga tahapan yaitu penyadaran, pengkapasitan dan pendayaan. Target dan tujuan pemberdayaan itu sangat tergantung pada
50 Ismet Firdaus, dkk., Pengalaman Al-Qur’an tentang Pemberdayaan Dhu’afa (Jakarta: Dakwah Press, 2008), h. 161-162. 51 Dr. H. Asep Usman Ismail, Al-Qur’an dan Kesejahteraan Sosial (Tangerang: Lentera Hati, 2012), h. 50.
41
bidang pembangunan kesejahteraan sosial yang digarap, baik bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, maupun sosial.52 Pemberdayaan menurut Karen K. Krist-asham dalam bukunya menjelaskan bahwa: “Empowerment is the process of increasing personal, interpersonal, and political power so that individuals can take action to improve their life situations. Empowerment means increasing, emphasizing, developing, and nurturing strengths and positive attributes. It aims at enhancing individuals, group, families, and communities' power and control over their destinies (Pemberdayaan adalah proses meningkatkan kekuatan pribadi, interpersonal, dan politik sehingga individu dapat mengambil tindakan untuk memperbaiki situasi kehidupan mereka. pemberdayaan berarti meningkat, menekankan, mengembangkan, dan memelihara kekuatan dan atribut positif. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan individu, kelompok, keluarga, dan kekuasaan dan kontrol masyarakat atas nasib mereka)”.53 Menurut Edi Suharto, pemberdayaan masyarakat pada dasarnya merupakan kegiatan terencana dan kolektif dalam memperbaiki kehidupan masyarakat yang dilakukan melalui pengingkatan kapasitas orang, terutama kelompok lemah atau kurang beruntung (disadvantaged groups) agar mereka memiliki kemampuan dalam memenuhi pilihan-pilihan hidup melaksanakan kegiatan ekonomi menjangkau dan memobilisasi sumber berpartisipasi dalam kegiatan sosial.54 Pemberdayaan menurut Zubaedi berarti menyediakan sumber daya, kesempatan, pengetahuan dan keterampilan dalam rangka meningkatkan
52
Randy R. Wrihatnoto dan Riant Nugroho Dwidjowijoto, Manajemen Pemberdayaan (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2007), h. 2. 53 Karen K. Krist-Ashman, Introducing To Social Work & Social Welfare Critical Thinking Perspective, (USA: University of Wisconsin-Whitewater, 2010), h. 55. 54 Edi Suharto, Ph.D., Pekerjaan Sosial di Dunia Industri Memperkuat Tanggungjawab sosial Perusahaan (Jakarta: PT Refika Aditama, 2007) h. 110.
42
kemampuan warga miskin untuk menentukan masa depannya sendiri dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakatnya.55 Menurut Payne dalam Fredian, pemberdayaan merupakan proses yang ditujukan untuk membantu klien memperoleh daya (kuasa) untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan terkait dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki, antara lain melalui transfer daya dari lingkungannya.56 Sedangkan dalam buku pengembangan masyarakat wacana dan praktik pengertian pemberdayaan dapat dijelaskan dengan menggunakan empat perspektif yaitu: a) Pemberdayaan masyarakat ditinjau dari perspektif pluralis, adalah suatu proses untuk menolong individu dan kelompok-kelompok masyarakat yang kurang beruntung agar mereka dapat bersaing lebih efektif dengan kepentingan-kepentingan lain. b) Pemberdayaan masyarakat ditinjau dari persepktif elitis adalah suatu upaya untuk bergabung dan memengaruhi kalangan elite seperti para pemuka atau tokoh masyarakat, pejabat, orang kaya dan lain-lain, membentuk aliansi dengan kalangan elite, melakukan konfrontasi dan mengupayakan perubahan pada kalangan elite.
55 Dr. Zubaedi, M.Ag, M.Pd., Pengembangan Masyarakat Wacana dan Praktik (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013), h. 43. 56 Fredian Tonny Nasdian, Pengembangan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2014), h. 89-90.
43
c) Pemberdayaan masyarakat ditinjau dari persepktif strukturalis adalah suatu agenda perjuangan yang lebih menantang karena tujuan pemberdayaan
dapat
dicapai
apabila
bentuk-bentuk
struktural
deliminasi. Umumnya, masyarakat menjadi tidak berdaya lantaran adanya struktur sosial yang mendominasi dan menindas mereka, baik karena alasan kelas sosial, gender ras atau etnik. d) Pemberdayaan masyarakat ditinjau dari persepktif post-strukturalis adalah suatu proses yang menantang dan mengubah diskursus. Pemberdayan lebih ditekankan pada aspek intektualitas ketimbang aktivitas, aksi atau praksis. Dari persepktif ini, pemberdayaan masyarakat dipahami sebagai upaya mengembangkan pemahaman terhadap perkembangan pemikiran baru dan analistis.57 Pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan terhadap semua kelompok atau masyarakat, namun pada umumnya pemberdayaan dilakukan terhadap kelompok masyarakat yang dianggap lemah atau kurang berdaya yang memiliki karakteristik lemah atau rentan dalam aspek: a) Fisik: orang dengan kecacatan dan kemampuan khusus. b) Psikologis: orang yang mengalami masalah personal atau penyesuaian diri. c) Finansial: orang yang tidak memiliki pekerjaan, pendapatan, modal yang mampu menopang kehidupannya.
57
Dr. Zubaedi, M.Ag, M.Pd, Pengembangan Masyarakat Wacana dan Praktik (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013), h. 43.
44
d) Struktural: orang yang mengalami diskriminasi dikarenakan status sosialnya, gender, etnis, orientasi seksual, pilihan politiknya. 58 Jadi pemberdayaan merupakan bentuk dari pengembangan masyarakat yang menjadikan masyarakat baik itu individu, kelompok maupun komunitas sebagai subjek dalam kehidupan mereka dan mengartikan pemberdayaan adalah proses maupun upaya dalam membantu seseorang yang tidak berdaya atau tidak mampu dalam hal fisik, psikologi, finansial dan struktural dengan meningkatkan kemampuan dan kekuatan yang dimiliki oleh seseorang sehingga seseorang tersebut dapat berdaya dan menyelesaikan hambatan yang mereka hadapi dalam kehidupannya. 2. Strategi Pemberdayaan Menuurt Jim Ife dalam Zubaedi, upaya memberdayakan kelompok masyarakat yang lemah dapat dilakukan dengan tiga strategi: a) Pemberdayaan melalui perencanaan dan kebijakan yang dilaksanakan dengan membangun atau mengubah struktur dan lembaga yang bisa memberikan akses yang sama terhadap sumber daya, pelayanan dan kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat. b) Pemberdayaan melalui aksi-aksi sosial dan politik yang dilakukan perjuangan politik dan gerakan dalam rangka membangun kekuasaan yang efektif. c) Pemberdayaan melalui pendidikan dan penumbuhan kesadaran yang dilakukan dengan proses pendidikan dalam berbagi aspek yang cukup
58
Edi Suharto, Ph.D., Pekerjaan Sosial di Dunia Industri Memperkuat Tanggungjawab sosial Perusahaan (Jakarta: PT Refika Aditama, 2007) h. 110.
45
luas. Upaya ini dilakukan dalam rangka membekali pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat lapis bawah kekuatan mereka. Jadi strategi pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas enigami melalui pendidikan tentang limbah kertas dengan memberikan keterampilan kreasi dari limbah kertas kepada kelompok masyarakat di wilayah Jombang. 3. Pendekatan Pemberdayaan Dalam melakukan strategi pemberdayaan tidak terlepas dari pendekatan yang dilakukan dalam pemberdayaan tersebut. Terdapat dua pendekatan dalam menjalankan strategi pemberdayaan ini:59 a) Pendekatan direktif (Instruktif). Pendekatan direktif (directive approach) dilakukan berlandaskan asumsi bahwa community worker mengetahui apa yang dibutuhkan dan apa yang baik untuk masyarakat. Dalam pendekatan ini peranan community worker bersifat lebih dominan karena prakarsa kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan lebih banyak berasal dari community worker. Community worker-lah yang menetapkan apa yang baik atau buruk bagi masyarakat, cara-cara apa yang perlu dilakukan untuk memperbaikinya dan menyediakan sarana yang diperlukan untuk perbaikan itu. Dalam
praktiknya
community
worker
memang
mungkin
menanyakan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat atau cara apa yang perlu dilakukan untuk menangani masalah, tetapi jawaban yang
59
Isbandi Rukminto Adi, Kesejahteraan Sosial (Pekerjaan Sosial, Pembangunan Sosial dan Kajian Pembangunan) (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), h.196-205.
46
muncul dari suatu masyarakat selalu diukur dari segi baik dan buruk menurut community worker. Dengan pendekatan ini memang banyak hasil yang telah diperoleh, tetapi hasil yang didapat lebih terkait dengan tujuan jangka pendek dan sering kali lebih bersifat pencapaian secara fisik. Penggunaan pendekatan
direktif
oleh
community
worker
mengakibatkan
berkurangnya kesempatan untuk memperoleh pengalaman belajar dari masyarakat, sedangkan bagi masyarakat jika menggunkaan pendekatan ini adanya sikap ketergantungan terhadap kehadiran petugas sebagai agen perubahan. b) Pendekatan Non-direktif (Partsisipatif). Pendekatan non-direktif dilakukan berlandaskan asumsi bahwa masyarakat tahu apa yang sebenarnya mereka butuhkan dan apa yang baik untuk mereka. Pada pendekatan ini community worker tidak menempatkan diri sebagai orang yang menempatkan apa yang baik atau buruk bagi suatu masyarakat. Pemeran utama dalam perubahan masyarakat adalah masyarakat itu sendiri, community worker hanya menggali dan mengembangkan potensi
masyarakat.
Masyarakat
diberikan
kesempatan
untuk
menganalisa dan mengambil keputusan yang berguna bagi mereka sendiri serta diberikan kesempatan dalam penentuan cara-cara untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan. Tujuan dari pendekatan non-direktif dalam upaya pemberdayaan ini adalah agar masyarakat memperoleh pengalaman belajar untuk
47
mengembangkan dirinya melalui pemikiran dan tindakan yang dirumuskan oleh mereka. Pendekatan ini sering juga dianggap sebagai pendekatan bersifat partisipatif. Beberapa keuntungan menggunakan pendekatan non-direktif dalam melakukan pemberdayaan: 1) Kemungkinan memperoleh hasil yang lebih baik dalam keterbatasan sumber daya yang ada. 2) Membantu perkembangan masyarakat. 3) Menumbuhkan rasa kebersamaan. 4) Memunculkan kesempatan untuk mendidik dan mempengaruhi masyarakat. Akan tetapi dalam praktiknya, penggunaan pendekatan direktif dan nondirektif perlu disesuaikan dengan tingkat perkembangan masyarakat. 4. Tahapan Pemberdayaan Untuk melakukan pemberdayaan biasanya pekerja sosial menyusun kegiatan pemberdayaan melalui beberapa langkah secara bertahap sesuai kondisi dan kebutuhan warga yang menjadi sasaran kegiatan. Secara umum tahapan intervensi baik dalam lingkup mikro, makro maupun mezzo memiliki enam tahapan yakni:60
60
Karen K. Krist-Ashman. Introducing To Social Work & Social Welfare Critical Thinking Perspective. (USA: University of Wisconsin-Whitewater, 2010). h.60.
48
Bagan 2. Tahapan Intervensi Sosial
Sumber: Buku Introducing To Social Work & Social Welfare Critical Thinking Perspective.
Akan tetapi dalam tahapan pemberdayaan ini, penulis akan menggunakan tujuh tahapan intrevensi di level komunitas yang ditulis oleh Isbandi Rukmito sebagai berikut: a) Tahapan persiapan Pada tahap persiapan di dalamnya sekurang-kurangnya ada dua tahapan yang harus dikerjakan, yaitu: 1) Persiapan petugas.
49
Persiapan petugas ini diperlukan untuk menyamakan persepsi antar anggota tim agen perubah atau community worker mengenai pendekatan apa yang akan dipilih dalam melakukan pemberdayaan. 2) Persiapan lapangan yang juga dikenal dengan tahap engagement, petugas pada awal melakukan studi kelayakan terhadap daerah yang akan dijadikan sasaran, baik dilakukan secara informal maupun formal. Bila sudah menemukan daerah yang ingin dikembangkan, community worker harus mencoba menjalin kontak melalui jalur formal untuk mendapatkan perijinan dari pihak terkait. Tetapi di samping itu, community worker juga tetap harus membina relasi dengan tokoh-tokoh informal agar hubungan dengan masyarakat dapat terjalin dengan baik. Pada tahap inilah terjadi kontak awal dengan kelompok sasaran. Komunikasi yang baik pada tahap awal biasanya akan mempengaruhi keterlibatan warga pada fase berikutnya. b) Tahap assessment atau pengkajian. Proses assessment yang dilakukan dapat dilakukan secara individu melalui tokoh-tokoh masyarakat, tetapi juga melalui kelompok-kelompok dalam masyarakat. Pada tahap ini petugas berusaha mengidentifiasi masalah atau kebuutuhan yang dirasakan dan juga sumber daya yang dimiliki klien. Dalam proses assessment ini, dikenal pula konsep kebutuhan normatif yaitu kebutuhan berdasarkan standar norma yang berlaku.
50
Kadangkala suatu masyarakat tidak merasakan suatu hal sebagai kebutuhan mereka tetapi community worker melihat bahwa kondisi yang ada perlu diperbaiki. Dalam kondisi seperti ini, community worker tidak dapat memaksakan pandangan mereka ke masyarakat. Oleh karena itu perlu upaya menjembatani perbedaan pandangan tersebut. Hal yang bisa dilakukan adalah dengan menjalankan peran edukasional misalnya dengan melakukan penyadaran masyarakat. c) Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan (Designing). Pada tahap ini, community worker secara partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berpikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam upaya mengatasi permasalahan yang ada masyarakat diharapkan dapat memikirkan beberapa alternatif program dan kegiatan yang dapat mereka lakukan. Program dan kegiatan yang akan mereka kembangkan harus disesuaikan dengan tujuan pemberian bantuan sehingga tidak muncul program-program yang bersifat insidental ataupun amal yang kurang dilihat manfaatnya dalam jangka panjang. d) Tahap pemformulasikan rencana aksi Pada tahap ini petugas membantu masing-masing kelompok masyarakat untuk memformulasikan gagasan mereka dalam bentuk tulisan, terutama bila ada kaitannya dengan pembuatan proposal kepada pihak penyandang dana.
51
Dalam tahap pemformulasikan rencana aksi ini, diharapkan petugas dan masyarakat sudah dapat membayangkan dan menuliskan tujuan jangka pendek apa yang akan mereka capai dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut. e) Tahap pelaksanaan program (Implementation). Tahap ini merupakan salah satu tahap yang paling penting dalam program pemberdayaan masyarakat, karena sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik akan dilaksanakan di lapangan. f) Tahap evaluasi. Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga. Dengan keterlibatan warga pada tahap ini diharapkan akan terbentuk sistem dalam komunitas untuk melakukan pengawasan secara internal. Sehingga dalam jangka panjang diharapkan akan dapat membentuk sistem dalam masyarakat yang lebih mandiri dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Evaluasi itu sendiri dapat dilakukan pada input, proses dan juga pada hasil. Pada tahap ini juga dilakukan stabilisasi terhadap perubahan yang sudah terjadi. Bila sistem ini sudah terpolakan dan terinternalisasikan pada sebagian besar kelompok masyarakat maka dapat diharapkan perubahan yang terjadi akan dapat menjadi relative menetap dan akan dapat ditindaklanjuti ke tahap berikutnya.
52
g) Tahap terminasi (Disengagement). Tahap ini merupakan tahap pemutusan hubungan secara formal dengan komunitas sasaran. Terminasi dalam suatu program pemberdayaan masyarakat tidak jarang dilakukan bukan karena masyarakat sudha dianggap mandiri, tetapi lebih karena proyek sudah harus dihentikan karena sudah melebih jangka waktu yang ditetapkan sebelumnya atau karena anggaran sudah selesai dan tidak ada penyandang dana yang dapat dan mau meneruskan.61
61
Isbandi Rukminto Adi, Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, (Jakarta: FISIP UI Press, 2005),h. 170-186.
GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Komunitas Enigami 1.
Sejarah Terbentuknya Komunitas enigami Kreasi enigami berasal dari kedua pendiri komunitas enigami yaitu Abdullah Rofiq dan Sarudi Putra Siregar yang semasa menjadi mahasiswa jurusan ekonomi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sudah berkeinginan untuk berwirausaha dan telah menjalankan beberapa usaha seperti belut, kaos dan berbagai jenis makanan. Mereka juga mempunyai keahlian yang sama di bidang desain sehingga mereka bekerja sama untuk membuat tambahan usaha di bidang desain dan enigami juga merupakan salah satu permainan Sarudi sewaktu kecil.62 Kata enigami merupakan kebalikan dari kata imagine yang berarti imajinasi. Filosofi enigami berasal dari kertas koran dengan alasan kertas koran secara konten banyak informasinya atau informatif, tetapi secara fisik mempunyai sesuatu yang luar biasa yang dapat dijadikan suatu produk dan koran hanya perwakilan kertas yang terbuang.63 Ide menggunakan limbah kertas tersebut pertama kali muncul di luar negeri dengan teknik yang bernama Paper Mache. Akan tetapi, di Indonesia belum begitu terkenal. Namun ada beberapa komunitas yang sudah menggunakan teknik itu dan salah satu pendiri komunitas enigami
62
Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Pondok Aren, 2 April 2016. 63 Tinjauan pustaka dari web enigami www.enigami.weebly.com.
53
54
pernah belajar dan mengikuti program tersebut sehingga mereka ingin memunculkan gaya baru di Indonesia menggunakan teknik kertas dengan nama kreasi enigami. Sejak awal masuk kuliah, Abdul Rofiq dan Sarudi Putra Siregar sudah bergabung dan aktif di berbagai komunitas. Misalnya Abdul Rofiq yang bergabung di Komunitas KPK (Komunitas Pencinta Kertas) yang merupakan komunitas yang bermain di seni kertas dengan menggunakan teknik Paper Mache yang kemudian teknik itu digunakan dalam kreasi enigami yaitu teknik remas. Sedangkan Sarudi bergabung di komunitas komik, desain berbasis visual art serta komunitas dapur seni yang berada di Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sehingga di tahun 2013, mereka terinspirasi untuk membentuk sebuah komunitas yang bernama komunitas enigami.64 Di awal tahun 2013, anggota komunitas hanya Sarudi dan Abdul Rofiq saja sehingga mereka mempunyai ide untuk membuat kegiatan agar menarik perhatian. Mereka pun mulai mempromosikan enigami, salah satunya dengan mengisi acara di tempat KKN mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh Sarudi dan Abdul Rofiq di sekitar UIN Syarif Hidayatullah, membuat banyak mahasiswa UIN yang tertarik untuk bergabung dalam komunitas enigami tersebut. Seiring berjalannya waktu, membuat kreasi enigami ini
64
Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Pondok Aren, 2 April 2016.
55
bukan lagi untuk mencari tambahan usaha, akan tetapi untuk menyalurkan hobi. 2.
Profil, Visi dan Misi Komunitas Enigami65 a) Profil Komunitas Enigami Nama
: Komunitas Enigami
Alamat kantor
: Jalan Sejahtera A2/9 Komplek PJMI Jurang Mangu Timur Pondok Aren Tangerang Selatan 15222, Indonesia (Belakang STAN Bintaro)
Nomor Telepon
: 0857-2357-8772
Email
:
[email protected]
Website
: www.enigami.weebly.com
Instagram /Facebook
: enigamipapers66
b) Visi Komunitas Enigami “Cerdaskan anak bangsa, selamatkan bumi Indonesia.” Yang artinya dari kegiatan ini dapat mencerdaskan anak bangsa. Cerdaskan dengan tidak membuang sampah sembarang serta tidak membuang sampah ke tempatnya akan tetapi memberikan sampah pada temannya. Memberi sampah pada temannya berarti dari limbah rumah tangga yang bisa mencapai satu sampai dua kantong plastik dalam sehari dapat diminimalisir sampai dengan tidak ada sama sekali dengan cara sampah yang non-organik bisa diberikan kepada
65 66
Tinjauan pustaka dari web enigami www.enigami.weebly.com. Tinjaun pustaka dari web enigami www.enigami.weebly.com
56
pemulung dan sampah yang organik dapat dijadikan pupuk dan itu yang dapat dikatakan membantu mencerdaskan. Sedangkan kata selamatkan bumi berasal dari cerdaskan dengan tidak mengkotori bumi lagi. 67 c) Misi Komunitas Enigami 1) Mengangkat kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa. 2) Memberdayakan masyarakat menjadi mandiri, cerdas, dan kreatif. 3) Ikut berkontribusi dalam pelestarian lingkungan. 4) Memberikan edukasi budaya serta edukasi hijau. Dari keempat misi komunitas enigami tersebut, ada satu misi yang direncanakan oleh komunitas enigami tersebut yaitu mendoktrin orang lain bahwa kreasi limbah kertas ini bernama kreasi enigami sama halnya orang melihat seni lipat kertas dengan nama origami.68 3.
Anggota Komunitas Enigami Seringnya kegiatan yang dilakukan oleh komunitas enigami di berbagai tempat terutama di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta membuat ketertarikan sendiri bagi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk bergabung dan ikut serta dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh komunitas enigami. Sehingga banyak mahasiswa yang bergabung di komunitas enigami tersebut. Dalam anggota komunitas
67
Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Pondok Aren, 2 April 2016. 68 Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Pondok Aren, 2 April 2016.
57
enigami yang terdiri dari anggota sanggar, anggota tim inti dan anggota kelompok mandiri, cerdas dan kreatif. Anggota sanggar merupakan anggota yang berpartisipasi mengikuti kegiatan yang diadakan oleh komunitas enigami seperti membantu kegiatan workshop. Jumlah anggota sanggar tidak terbatas dan proses bergabung menjadi anggota sanggar hanya perlu menghubungi kontak pribadi komunitas enigami. Tim inti merupakan anggota komunitas yang mengatur dan mengelola komunitas enigami mulai dari produk hingga kegiatan komunitas engami. Tim inti komunitas enigami berjumlah delapan orang, yaitu: 1) Sarudi Putra Siregar 2)
Abdullah Rofiq
3)
Fadlillah Zulqarnain
4)
Desantio Prabowo
5)
Isna Fauziah
6)
Nurmala Elistiani
7)
Indah Syawaliarta
8)
Awalia Khoirunnisa Kedelapan orang dari tim inti ini mempunyai tugas masing-masing
dalam mengelola komunitas enigami. Berikut pembagian tugas tim inti komunitas enigami:
58
1) Sarudi Putra Siregar bertugas mendesain produk enigami dan membantu tugas tim inti lainnya jika mengalami kendala dan hambatan. 2) Abdullah Rofiq bertugas mengembangkan atau mengeksplorasi teknik sehingga dapat membuat produk baru dari kreasi enigami yang kemudian diajarkan kepada tim inti lainnya. 3) Fadlillah Zulqarnain sebagai public relation komunitas enigami yang bertugas melakukan hubungan kerja sama dan komunikasi dengan pihak luar. 4) Desantio Prabowo, Isna Fauziah, Nurmala Elistiani, Awalia Khoirunnisa sebagai tim cyber. Tim cyber bertugas mengelola media sosial enigami mulai dari scheduling, content sampai upload kegiatan enigami di media sosial. 5) Indah Syawaliarta sebagai bagian keuangan komunitas enigami, akan tetapi untuk saat ini tugas tersebut dikerjakan oleh Sarudi Putra Siregar bersama dengan tim cyber.69 Dalam mengerjakan tugasnya, tim inti tidak terfokus dengan posisi yang diberikan akan tetapi mereka saling membantu satu sama lain apabila salah satu tim tidak dapat mengerjakan tugasnya. Anggota kelompok mandiri, cerdas dan kreatif merupakan anggota komunitas enigami yaitu ibu-ibu rumah tangga yang berada di Kelurahan
69
Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Pondok Aren, 2 April 2016.
59
Jombang yang membantu komunitas enigami dalam memproduksi kreasi enigami. 4.
Program Komunitas Enigami Di awal pembentukan menjadi sebuah komunitas dengan nama komunitas enigami, belum ada kegiatan atau program yang dilakukan untuk aktivitas komunitas tersebut. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu pendiri komunitas enigami membuat beberapa kegiatan yang akan dilakukan oleh komunitas tersebut. Kegiatan ini dilakukan sebagai wujud dari misi komunitas enigami tersebut. Kegiatan atau program yang dilakukan oleh komunitas enigami antara lain sebagai berikut: a)
Program Sedekah Lingkungan Hijau Program sedekah lingkungan hijau ini terinspirasi dari seorang mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yang sudah menyelesaikan masa belajarnya pada tingkat S1 yang ingin pulang dan tinggal di rumah orang tuanya dan akhirnya beberapa barang yang dimiliki selama menetap di rumah kost diberikan kepada pemulung. Program sedekah lingkungan hijau merupakan singkatan dari sedekah lingkungan hijau. Program sedekah lingkungan hijau yaitu dengan mengajak masyarakat agar tidak membuang sampah sembarang dan mengajarkan masyarakat untuk memisahkan sampah sesuai dengan jenisnya pada saat ingin dibuang misalnya plastik dengan plastik, kaca dengan kaca dan kertas dengan kertas. Sampah atau limbah yang sudah dipisah dan dipilih sesuai dengan jenisnya dapat disedekahkan atau diberikan kepada komunitas
60
enigami. Apabila belum dipisahkan, maka komunitas enigami menganjurkan untuk memilih dan memisahkan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada mereka. Untuk sampah atau jenis kertas biasanya dijadikan bahan baku untuk membuat kreasi enigami sedangkan sampah atau limbah jenis lain biasanya diberikan kepada pemulung sebagai bantuan sosial komunitas kepada orang yang membutuhkan. Sudah banyak orang yang berpartisipasi dalam program sedekah lingkungan hijau dengan menyumbangkan atau memberikan kertas bekas kepada komunitas engami terutama pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah tingkat akhir maupun yang sudah lulus memberikan kertas bekasnya seperti kertas skripsi, makalah atau kertas lainnya yang sudah tidak terpakai lagi. Cara komunitas enigami untuk mempromosikan program sedekah lingkungan hijau ini melalui chat personal maupun dari mulut ke mulut sehingga masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam program sedekah lingkungan hijau ini bisa menghubungi secara langsung anggota komunitas maupun melalui media sosial dari komunitas enigami.70 b)
Program Budaya Hijau Program budaya hijau merupakan kegiatan workshop yang dilakukan komunitas enigami dengan tujuan untuk memperkenalkan dan memberikan pembelajaran dalam membuat kreasi enigami kepada
70
Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Pondok Aren, 2 April 2016.
61
masyarakat. Program budaya hijau ini merupakan kegiatan undangan dari luar untuk komunitas enigami. Dalam hal ini kegiatan workshop dilakukan dengan dua cara yaitu: 1)
Bokani Therapy Salah satu workshop enigami yang memberikan tantangan imajinasi kepada peserta untuk melukis karakter lucu di media 4 dimensi (bokani). Peserta workshop juga akan merasakan sensasi berbeda saat melukis karakter bokani yang lucu-lucu. Setiap undangan yang ingin melakukan mengadakan workshop dalam bentuk Bokani Therapy akan dikenakan biaya sebesar Rp. 100.000,-/orang dan mendapatkan satu paket bokani serta alat lukis seperti kuas dan cat yang telah disediakan oleh komunitas enigami.71 Jadi sistem workshop Bokani Therapy ini peserta hanya melukis bokani yang telah diberikan oleh komunitas enigami sesuai dengan ide dan selera masing-masing peserta. Untuk ukuran bokani yang diberikan peserta dengan tinggi 5 cm yaitu badan 2,5 cm dan kepala 2,5 cm, diameter kepala 4 cm, dan diameter badan 2 cm. dan untuk bahan yang digunakan adalah kertas HVS.
2) GAS Preneur (Green Art Social) Adalah istilah yang enigami munculkan bagi mereka yang cinta lingkungan dan kreatif (creative), yaitu terus berkarya (creat) dan aktif (active) dalam memberikan contoh kepada masyarakat,
71
Tinjauan pustaka dari web enigami www.enigami.weebly.com
62
menciptakan social-movement demi kemaslahatan ummat dengan dasar Green, Art, dan Social.72 Dalam workshop GAS Preneur ini, komunitas enigami memberikan materi kepada peserta tentang Green
yang
berasal
dari
wawasan
lingkungan
yang
dikombinasikan dengan seni atau art dan social berarti bisa membantu orang melalui sampah. c)
Program Mandiri, Cerdas dan Kreatif Program Mandiri, Cerdas dan Kreatif merupakan program pemberdayaan kepada ibu-ibu rumah tangga dengan tujuan untuk lebih produktif berkarya sambil mengasuh anak dan menjaga rumah sehingga dapat membantu perekonomian suami yang bekerja dan dapat memiliki kemampuan dalam berkarya melalui pengolahan limbah kertas serta memberikan edukasi kreatif mengolah limbah kertas. Dari edukasi yang diberikan diharapkan agar mereka memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan sebagai bekal dalam kehidupan di masyarakat. Program mandiri, cerdas dan kreatif tidak hanya di Jombang saja, komunitas enigami pernah melakukan program mandiri, cerdas dan kreatif ada di daerah Kampung Utan kerjasama dengan bank sampah. Akan teteapi program mandiri, cerdas dan kreatif yang berada di Kampung Utan hanya aktif beberapa bulan saja dan kemudian ditutup oleh komunitas enigami. Alasan program MCK di Kampung Utan ditutup karena hampir 80% produk yang dihasilkan gagal dan
72
Tinjauan pustaka dari web enigami www.enigami.weebly.com
63
kurangnya quality control dari tim inti komunitas enigami sehingga program mandiri, cerdas dan kreatif yang masih aktif hanya berada di wilayah Jombang, Tangerang Selatan. Lokasi pemberdayaan berada di Jalan Sumatera Gang Alpukat, lokasi tidak begitu jauh dari SMA Negeri 11 Tangerang Selatan atau berdekatan dengan Mushalla At-Taubah. Gang alpukat bersebelahan dengan toko material bangunan.73 Dalam program mandiri, cerdas dan kreatif ini, ibu-ibu rumah tangga tidak diberikan target untuk produksi kreasi enigami dengan nama bokani, akan tetapi mereka memproduksi sesuai dengan kemampuan kuantitas mereka. Bahan yang digunakan dalam membuat bokani tersebut adalah kertas HVS dan jenis kertas lainnya. Sedangkan untuk bahan kertasnya biasanya berasal dari ibu-ibu tersebut namun apabila kelompok mandiri, cerdas dan kreatif tersebut tidak ada persediaan kertas, maka tim inti enigami akan menyediakan kertas.74 5.
Kerjasama Komunitas Enigami Komunitas enigami melakukan kerjasama yang sifatnya profitable atau kerjasama yang menghasilkan keuntungan, bukan kerjasama dalam bentuk kegiatan sosial. Enigami sudah melakukan kerjasama dengan Dompet dhuafa dan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
73
Tinjauan pustaka dari web enigami www.enigami.webbly.com Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami. Pondok Aren, 2 April 2016. 74
64
pada tahun 2014, dengan STM. Untuk saat ini, komunitas enigami sedang melakukan komunikasi dengan qlapa.com untuk melakukan kerjasama. 6.
Pemasaran Kreasi enigami Sistem pemasaran yang dilakukan oleh komunitas enigami terhadap produk enigami adalah secara online yaitu menggunakan social media enigami itu sendiri baik dari instagram, twitter, facebook dan website. Pemasaran juga dilakukan dengan sistem reseller yang dilakukan oleh salah satu tim inti komunitas enigami.
7.
Perlombaan yang pernah diikuti Komunitas Enigami a. Tahun 2012 mengikuti Greenpreneurship Bank Indonesia dan menjadi Top Ten di perlombaan tersebut. b. Tahun 2013 mengikuti Dompet Dhuafa Competition. c. Tahun 2012 mengikuti Top Ten Greenpreneurship Challenge UNESCO. d. Tahun 2013 menjuarai The Best 1 Recycle Battle Kompas and Tupperware. e. Tahun 2013 mengikuti Start Your Greenbusiness ILO (Interntational Labor Organization).75
B. Gambaran Umum Kelurahan Jombang 1. Profil Umum Kelurahan Jombang merupakan bagian dari Kota Tangerang Selatan yang terletak di Kota Tangerang Selatan dan salah satu kelurahan yang
75
Elfi Handayani, “Muda Sukses Bermanfaat (Dari Limbah jadi Berkah),” atikel diakses pada 3 Mei 2016 dari http://www.kompasiana.com.
65
berada di Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan. Alamat kantor Kelurahan Jombang di Jalan Sumatra, RT. 003, RW. 002, Kelurahan Jombang, Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan, Propinsi Banten, Indonesia 15414. Kelurahan Jombang memiliki 102 Rukun Tetangga dan 23 Rukun Warga. 2.
Luas dan Batas Wilayah76 a) Luas Kelurahan Jombang
: 356,856 Ha
b) Batas wilayah Kelurahan Jombang
:
1) Sebelah Selatan berdasarkan dengan Kelurahan Serua Kecamatan Ciputat. 2) Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Lengkong Gudang Timur Kecamatan Serpong. 3) Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Parigi Kecamatan Pondok Aren. 4) Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Sawah Baru Kecamatan Ciputat. 3.
Visi Kelurahan Jombang Adapun visi pemerintah Kelurahan Jombang yaitu Kelurahan Jombang selalu bersemangat dan bersahaja dalam pelayanan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kehidupan bermasyarakat.
76
Arsip Kelurahan Jombang, Jombang 17 Mei 2016.
66
4.
Misi Kelurahan Jombang Misi pemerintah Kelurahan Jombang sebagai berikut: a. Mewujudkan manajemen pemerintahan berbasis kinerja. b. Mewujudkan manajemen pembangunan yang mendukung agribisnis dan perdagangan. c. Meningkatkan pembinaan kemasyarakatan yang berdayaguna dan berhasil guna dalam mendukung agrobisnis dan perdagangan. d. Memberikan kualitas pelayanan yang cepat, tepat dan murah.
67
5.
Struktur Organisasi Kelurahan Jombang
Sumber : Dokumen Kelurahan Jombang 2016
68
Adapun pembagian tugas dalam struktur Kelurahan Jombang sebagai berikut: a) Kasi-Kesejahteraan sosial bertugas untuk membantu menjalankan program pemerintahan dalam mensejahterakan masyarakat seperti mengurus program raskin (beras miskin), JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) untuk masyarakat yang berdomisili di kelurahan Jombang, dan kartu KIS (kartu Indonesia Sehat). Bukan hanya mengurus program tetapi menjalani program pemberdayaan yang ada seperti posyandu, karang taruna, PKK. b) Kasi-Pemerintahan bertugas untuk menjalankan tugas pemerintahan yang ada di Kelurahan Jombang yang meliputi beberapa elemen yaitu: 1) Mengurus kependudukan di Kelurahan Jombang seperti KTP (Kartu Tanda Penduduk), KK (Kartu Keluarga). 2) Mengurus PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) di wilayah Kelurahan Jombang. 3) Mengurus pendataan RT dan RW yang berada di wilayah Kelurahan Jombang. c) Kasi-Yanum atau pelayanan umum bertugas untuk melakukan pelayanan bagi masyarakat yang dimulai dari pelayanan perizinan, administrasi
pemerintahan,
SKCK
(Surat
Keterangan
Catatan
Kepolisian), IMB (Izin Mendirikan Bangunan), serta administrasi lainnya. d) Kasi-Ekbang merupakan singkatan dari Ekonomi dan Pembangunan yang bertugas untuk mengawasi perekonomian dan pembangunan yang
69
ada di wilayah Kelurahan Jombang dan melakukan pengawasan terhadap kegiatan PNPM Mandiri yang dilaksanakan Kelurahan Jombang. Kegiatan PNPM Mandiri yang dilakukan di wilayah Kelurahan Jombang berupa Bank Sampah yang berada di RW 007 dan perbaikan Insfrastruktur.77 6.
Kependudukan Kelurahan Jombang78 a) Jumlah penduduk Tabel 3. Data Penduduk Kelurahan Jombang tahun 2016 No
Jenis Kelamin
Jumlah
1.
Laki-laki
19.693 orang
2.
Perempuan
18.595 orang
Total
38.288 orang
Sumber: Data Kelurahan Jombang Tahun 2016 b) Mata pencaharian penduduk Jombang Berikut beberapa mata pencaharian ataupun profesi yang banyak dimiliki oleh masyarakat di Kelurahan Jombang, sebagai berikut:
77 78
1) Sebagai ibu rumah tangga
: 7.356
orang
2) Sebagai pelajar
: 9.605
orang
3) Sebagai karyawan Swasta
: 6.410
orang
4) Sebagai wiraswasta
: 5.507
orang
Wawancara pribadi dengan Bapak Hayat staff kelurahan Jombang, Jombang, 17 Mei 2016. Wawancara pribadi dengan Bapak Hayat staff kelurahan Jombang, Jombang, 17 Mei 2016.
70
7.
Fasilitas di Kelurahan Jombang Adapun fasilitas yang terdapat di kelurahan Jombang sebagai berikut: a. Taman bermain b. Puskesmas yang bernama puskesmas Jombang c. Ruang buka terbuka hijau d. Lapangan bermain sepak bola e. Rumah sakit IMC Bintaro f. Stasiun kereta api sudimara g. Pasar yang bernama pasar jombang79
8.
Profil Kelompok Mandiri, Cerdas dan kreatif Enigami di Kelurahan Jombang, Ciputat. Pada awalnya kelompok mandiri, cerdas dan kreatif enigami merupak kerjasama antara salah satu pendiri komunitas enigami yaitu Sarudi Putra Siregar dengan Bapak Komarudin yang merupakan pemilik pesantren komunitas ya bunnayya di daerah Jombang. Bapak Komarudin mengundang Sarudi Putra Siregar untuk datang ke Pesantren komunitas Ya Bunnayya untuk mengisi kegiatan pada ibu-ibu rumah tangga yang sedang menunggu anaknya sekolah agar mempunyai aktivitas dan keterampilan baru. Tujuan dari kelompok mandiri, cerdas dan kreatif adalah untuk memberikan edukasi kepada ibu-ibu rumah tangga dengan keterampilan membuat kreasi enigami agar lebih mandiri dan produktif
79
Wawancara pribadi dengan Bapak Hayat staff kelurahan Jombang, Jombang, 17 Mei 2016.
71
sehingga tidak hanya mengurus rumah saja namun dapat membantu perekonomian suami yang bekerja serta Kelompok Mandiri, Cerdas dan kreatif dibentuk pada Juli tahun 2013. Pada awalnya jumlah anggota mandiri, cerdas dan kreatif sebanyak 20 orang yang merupakan ibu-ibu rumah tangga. Namun seiring berjalannya waktu, anggota mandiri, cerdas dan kreatif yang bersungguhsungguh dan berkeinginan untuk terus belajar membuat kreasi enigami berjumlah 4 orang yaitu: 1) Ibu Yanti berusia tiga puluh tujuh tahun dengan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. 2) Ibu Novi berusia dua puluh tujuh tahun dengan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. 3) Ibu Lilis Sulistyo berusia tiga puluh tahun dengan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. 4) Ibu Itoh Masitoh berusia enam puluh dua tahun dengan pekerjaan sebagai Ibu rumah tangga. Keempat anggota mandiri, cerdas dan kreatif ikut serta dalam kegiatan enigami pada bulan Juli 2013 ketika komunitas enigami pertama kali memperkenalkan dan mengajarkan kreasi limbah kertas. Untuk kreasi limbah kertas yang diproduksi oleh anggota mandiri, cerdas dan kreatif bokani. Biasanya bokani yang diproduksi oleh anggota mandiri, cerdas dan kreatif berbentuk boneka wisuda yang dijual pada kegiatan wisuda.
72
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Proses Pemberdayaan Komunitas Enigami Melalui Kreasi Limbah Kertas Di Kelurahan Jombang, Ciputat. Dalam kehidupan sehari-hari hampir sebagian masyarakat menggunakan kertas setiap harinya. Kertas sudah menjadi kebutuhan yang banyak digunakan oleh masyarakat mulai dari anak kecil sampai dengan dewasa di berbagai bidang terutama di bidang pendidikan dan perkantoran. Setiap harinya mereka menggunakan kertas untuk menulis dan keperluan lainnya. Semakin banyak kertas dipakai oleh masyarakat semakin banyak juga pohon yang ditebang sebagai bahan baku dalam pembuatan kertas, hal ini akan merusak kelestarian bumi. Bukan hanya itu saja, kertas yang sudah tidak digunakan oleh masyarakat dibuang begitu saja karena mereka berpikir kertas tersebut sudah dipakai dan tidak digunakan kembali serta tidak memiliki nilai guna lagi. Kertas yang dibuang akan mengalami penumpukan sampah atau limbah sehingga akan menyebabkan pencemaran lingkungan yang mana lingkungan akan menjadi kotor. Komunitas enigami pun mengajak masyarakat untuk membuat sesuatu yang bernilai dari kertas yang sudah tidak dipakai lagi melalui kreasi enigami. Pembuatan kreasi enigami ini juga bertujuan untuk mengurangi penumpukan sampah yang berasal dari kertas yang sudah tidak terpakai terutama pada bidang pendidikan di tingkat universitas yang sering banyak menggunakan kertas. Cara komunitas enigami untuk mengajak masyarakat dengan melakukan pemberdayaan
masyarakat.
Tujuan
pemberdayaan
masyarakat
untuk
73
memanfaatkan kertas yang sudah tidak terpakai menjadi suatu kreasi seni. Tujuan lainnya untuk membantu perekonomian masyarakat dan meningkatkan kemandirian masyarakat terutama pada ibu rumah tangga yang tidak mempunyai pekerjaan lain selain mengurus rumah tangga saja. Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan merupakan ide dan inisiatif dari pendiri komunitas engami yang bernama Muhammad Sarudi Putra Siregar. Awal ide tersebut ketika Sarudi sedang mengikuti salah satu kegiatan di dompet dhuafa bertemu dengan Bapak Komarudin yang juga mengikut kegiatan tersebut. Bapak Komarudin bertempat tinggal di wilayah Jombang kemudian mengundang Sarudi untuk datang ke wilayah Jombang karena di sana terdapat ibu-ibu sedang tidak melakukan aktivitas lain selain menunggu anaknya sekolah. Sarudi pun mengajak ibu-ibu tersebut untuk membuat kreasi enigami. Hal ini seperti yang diucapkan oleh Sarudi selaku pendiri komunitas enigami sebagai berikut: “Nah untuk pemberdayaan sendiri awalnya dari bang Sarudi ikut satu kegiatan di dompet dhu’afa ya bang waktu itu ya dan kenal sama Pak Komarudin, nah Pak Komarudin sendiri domisilinya di Jombang, dan banyak aktifitas-aktifitas yang dilakukan oleh ibu-ibu yang kebetulan juga berdekatan sama kediaman sama Pak Komarudin, Pak Komarudin kemudian ngundang, janjian sama bang Sarudi buat datang bersama dan melihat potensi dan ternyata ibu – ibu di sana daripada nungguin anak – anaknya ngobrol gak jelas, bang Sarudi coba untuk ngajak ibu – ibu pemberdayaan di sana buat kerja sama dengan Enigami, gitu..”80 Sehingga kegiatan pemberdayaan masyarakat komunitas enigami pertama kali bertempat di wilayah Jombang tepatnya di Jalan Sumatera Gang Alpukat, lokasi tidak begitu jauh dari SMA Negeri 11 Tangerang Selatan atau
80
2016.
Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei
74
berdekatan dengan Mushalla At-Taubah di gang alpukat bersebelahan dengan toko material bangunan. Pemberdayaan ini dilakukan pada pertengahan Juli 2013, seperti yang dikatakan oleh Sarudi berikut: “Tanggalnya sih lupa yaa tapi kita mulai dan melakukan pertemuan awal itu pertengahan bulan Juli 2013.”81 Seiring berjalannya waktu, komunitas enigami tidak hanya melakukan pemberdayaan masyarakat di Jombang saja tetapi mereka juga melakukan pemberdayaan di Kampung Utan, Ciputat. Pemberdayaan merupakan kerjasama dengan salah satu bank sampah yang berada di Kampung Utan, namun pemberdayaan hanya berjalan beberapa bulan saja dan sekarang sudah ditutup. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Sarudi sebagai berikut: “Selain di Jombang kita juga pernah melakukan pemberdayaan di Kampung Utan itu kita kerjasama dengan bank sampah bikin bokani juga tapi gagal, gagalnya lebih kalau gak salah hampir 80%, kalau di pabrik barang cacat karena quality controlnya gak jalan dan akhirnya 8% produknya gagal semua dan itu nombok abis. Nah itu itungan awalnya jatuhnya disitu akhirnya gak lanjut lagi, pernah lanjut lagi tapi gak bisa. Jadi gini beda pabrik dengan home industry itu ada di quality control, kalu di pabrik gampang dicek kalau orang lagi kerja kala home industry apalagi yang diantara rumah-rumah itu quality controlnya paling susah. Jadi kita harus gimana nih caranya nih apalagi handmade yang mereka bikin semuanya seragam. Jadinya pemberdayaan yang di Kampung Utan itu kita tutup.”82 Berdasarkan hasil wawancara tersebut, pemberdayaan ditutup karena quality control dari tim inti komunitas enigami tidak berjalan dengan baik sehingga produksi yang dihasilkan oleh peserta pemberdayaan di Kampung Utan mengalami kegagalan hampir 80% dan komunitas enigami pun
81
Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar salah satu tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei 2016. 82 Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar salah satu tim inti komunitas enigami, Pondok Aren, 2 April 2016.
75
mengalami pengeluaran yang berlebih atau kerugian untuk proses produksi yang dilakukan. Oleh karena itu pemberdayaan yang masih berjalan sampai dengan sekarang yaitu pemberdayaan yang dilakukan di Jombang, Ciputat. Dalam pelaksanaan kegiatan pemberdayaan perlu adanya strategi pemberdayaan. Strategi pemberdayaan merupakan cara community worker dalam melakukan kegiatan pemberdayaan kepada kelompok sasarannya. Menurut Jim Ife dalam Zubaedi terdapat tiga strategi dalam pemberdayaan yang dibahas peneliti pada Bab II halaman 44 mengenai strategi pemberdayaan. Komunitas enigami menggunakan salah satu strategi yang telah dijelaskan sebelumnya. Berdasarkan data wawancara dengan salah satu tim inti komunitas enigami, strategi pemberdayaan yang dilakukan melalui pendidikan dan penumbuhan kesadaran yang dilakukan dengan proses pendidikan dalam berbagi aspek yang cukup luas. Upaya yang dilakukan oleh komunitas enigami adalah memberikan keterampilan mengenai kreasi limbah kertas kepada ibu-bu rumah tangga di Jombang sehingga mempunyai aktivitas atau kegiatan lain serta kepada anggota sanggar dengan kegiatan sanggar. Hal ini sebagaimana diucapkan oleh Sarudi sebagai berikut: “Kalo strategi pemberdayaannya sederhana yaa, jadi di tempat Pak Komarudin tadi itu ada PAUD, nah biasanya kegiatan PAUD itu selama anak – anak PAUD itu sekolah jam belajarnya itu orang tua mereka itu duduk – duduk di pelataran masjid atau di saung dekat situ terus udah ngerumpi gitu, nah akhirnya daripada gak ada kegiatan yang bermanfaat gitu, akhirnya kita kesana kita bikin kegiatan, jadi anak – anaknya belajar di TK Pak Komarudin emaknya itu belajar di kita, gitu..”
76
Pendekatan pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas enigami dalam proses pemberdayaannya menggunakan pendekatan direktif. Jadi komunitas enigami berasumsi bahwa kegiatan kreasi limbah kertas melalui enigami merupakan kebutuhan yang diperlukan untuk mengatasi permasalahan pada anggota komunitas terutama pada ibu-ibu rumah tangga di Jombang dalam memperbaiki perekonomian keluarga. Untuk menjelaskan proses pemberdayaan di Jombang, penulis menggunakan tujuh tahapan intervensi di level komunitas yang ditulis oleh Isbandi Rukmito yang dibahas oleh penulis pada Bab II halaman 48 mengenai tahapan pemberdayaan. Berikut tahapan pemberdayaan kreasi enigami: 1. Tahapan persiapan Pada tahap persiapan di dalamnya sekurang-kurangnya ada dua tahapan yang harus dikerjakan, yaitu: a) Persiapan petugas. Persiapan petugas ini diperlukan untuk menyamakan persepsi antara anggota tim agen perubah atau community worker mengenai pendekatan apa yang akan dipilih dalam melakukan pemberdayaan. Setelah berinisiatif melakukan pemberdayaan, Sarudi dengan tim inti lainnya melakukan diskusi untuk menyamakan pemahaman terhadap kegiatan pemberdayaan yang dilakukan di Jombang terutama kepada koordinator kegiatan pemberdayaan yang bernama Fadlillah Zulqarnain. Bukan sekedar menyamakan pemahaman, tim inti membuat rencana kedepannya dalam kegiatan pemberdayaan tersebut. Hal ini senada yang diucapkan oleh Sarudi Putra Siregar sebagi berikut:
77
“Sekedar sharing ada, sempet sih ya kita bikin targetan – targetan gitu tapi kan balik lagi di pemberdayaan itu sendiri kan yang uniknya itu di pemberdayaan itu bukan seperti pabrikan yang bisa kita paksa artinya yang bisa kita bikin targetan, jadi pertama yang dilakuin itu pemahaman pasti ke semua tim, terutama Fadlil sebagai koordinator, terus selanjutnya Visi lah bahasanya yaa, ini kedepan mau dibawa kemana pemberdayaan, seperti itu..”83 b)
Persiapan lapangan yang juga dikenal dengan tahap engagement. Petugas pada awal melakukan studi kelayakan terhadap daerah yang dijadikan sasaran, baik dilakukan secara informal maupun formal. Bila sudah menemukan daerah yang ingin dikembangkan, community worker harus mencoba menjalin kontak melalui jalur formal untuk mendapatkan perijinan dari pihak terkait. Tetapi di samping itu, community worker juga tetap harus membina relasi dengan tokohtokoh informal agar hubungan dengan masyarakat dapat terjalin dengan baik. Pada tahap inilah terjadi kontak awal dengan kelompok sasaran. Komunikasi yang baik pada tahap awal biasanya akan mempengaruhi keterlibatan warga pada fase berikutnya. Setelah mendapatkan dan menetapkan tempat yang dijadikan pemberdayaan, komunitas enigami juga melakukan diskusi untuk menyamakan pemahaman dengan tim inti komunitas enigami lainnya. Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh komunitas enigami: “Nah setelah ada pemahaman terutama di koordinator baru kita komunikasikan ke kelompoknya ibu–ibu di sana, kita ajak kumpul. Jadi gini yaa, itu paud orangtuanya banyak jadi kita gak datengin satu persatu kita langsung dateng ke paudnya kita langsung ngobrol sama ibu–ibunya dan kita ajak siapa yang mau berkegiatan bareng dan akhirnya mereka sepakat dan kita bikin jadwal kemudian kita lakukan training sama ibu-ibu tersebut dan semua persiapannya itu
83
Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar salah satu tim inti komunitas, Ciputat, 22 Mei 2016.
78
disediakan oleh komunitas enigami. Jadi semacam disubsidi lah yaa Enigami ke ibu – ibu.”84 Jadi berdasarkan hasil wawancara, langkah selanjutnya adalah persiapan lapangan dengan melakukan komunikasi antara tim inti komunitas enigami yang diwakilkan oleh Sarudi dan Rofiq dengan ibu-ibu yang dijadikan target sasaran kegiatan pemberdayaan kreasi enigami. Ibu-ibu rumah tangga yang menjadi target kegiatan pemberdayaan ini yaitu ibu dari anak yang bersekolah di pesantren komunitas paud ya bunayya milik Bapak Komarudin. Pertama, berkumpul dengan ibu-ibu rumah tangga yang menjadi peserta kegiatan pemberdayaan. Kedua, mengajak peserta pemberdayan yang memiliki keinginan untuk melakukan kegiatan pemberdayaan enigami tanpa adanya paksaan. Ketiga, melakukan diskusi dengan peserta pemberdayaan guna menentukan jadwal kegiatan pemberdayaan kreasi enigami. Kegiatan ini dilakukan pada pertengahan bulan Juli 2013 di saung pesantren komunitas paud ya bunayya yang berada di Jombang, Ciputat. Setelah berkomunikasi dengan peserta pemberdayaan yang bertempat tinggal di Jombang, komunitas enigami siap melakukan pelatihan kreasi enigami kepada mereka dengan semua persiapan yang disediakan oleh komunitas enigami. Untuk kegiatan pemberdayaan kreasi enigami, tim inti komunitas enigami tidak melakukan perijinan
84
Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei 2016.
79
dengan siapa pun baik ke rukun tetangga atau pun ke rukun warga setempat. 2.
Tahapan assessment atau pengkajian. Proses assessment yang dilakukan dapat dilakukan secara individu melalui tokoh-tokoh masyarakat, tetapi juga melalui kelompok-kelompok dalam masyarakat. Pada tahap ini petugas berusaha mengidentifiasi masalah atau kebutuhan yang dirasakan dan juga sumber daya yang dimiliki klien. Dalam proses assessment ini, dikenal pula konsep kebutuhan normatif yaitu kebutuhan berdasarkan standar norma yang berlaku. Ketika ingin melaksanakan kegiatan pemberdayaan kreasi enigami di Jombang, komunitas enigami tidak melakukan pengidentifikasian terhadap kebutuhan yang dibutuhkan oleh masyarakat terutama pada kaum perempuan yang ada di Jombang. Komunitas enigami hanya melihat peluang yang ada dari sisi komunitas enigami saja tanpa memikirkan bagaimana kelemahan dan akibat yang akan terjadi ke depannya. Hal ini yang diucapkan dengan Sarudi sebagai berikut: “Nah ini yang jadi pembelajaran di kita banget, memang bener gak ada sama sekali identifikasi, jadi tuh hasil dari ngobrol sama Pak Komarudin, beliau bilang di tempat kita aja soalnya ibunya gak ada kegiatan. Dan akhirnya kita datang ke sana. Nah tidak ada identifikasi hanya sekedar kegiatan dan akhirnya perkembangannya memang gak cepat, memang benar – benar lama ya prosesnya sampai kita nemuin beberapa informasi yang sebenernya itu dibutuhkan di sana, kaya gitu. Jadinya itu cuman hasil dari ngobrol, terus ketemu peluang langsung jajalin sama Pak Komarudin.”85
85
2016.
Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei
80
Dari hasil wawancara di atas, komunitas enigami melakukan pengindetifikasian terhadap kebutuhan masyarakat di wilayah Jombang setelah kegiatan pemberdayaan kreasi enigami telah berjalan dan identifikasi yang dilakukan memerlukan proses dan waktu yang lama sampai dengan akhirnya komunitas enigami menemukan beberapa informasi mengenai kebutuhan di masyarakat di wilayah Jombang tersebut. 3.
Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan (Designing). Pada tahap ini, community worker secara partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berpikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam upaya mengatasi permasalahan yang ada masyarakat diharapkan dapat memikirkan beberapa alternatif program dan kegiatan yang dapat mereka lakukan. Program dan kegiatan yang akan mereka kembangkan harus disesuaikan dengan tujuan pemberian bantuan sehingga tidak muncul program-program yang bersifat insidental ataupun amal yang kurang dilihat manfaatnya dalam jangka panjang. Tim inti komunitas enigami dengan peserta pemberdayaan di Jombang tidak melakukan alternatif untuk kegiatan pemberdayaan kreasi enigami. Komunitas enigami hanya menjalankan satu konsep untuk kegiatan pemberdayaan kreasi enigami di Jombang dan tidak melibatkan partisipasi secara langsung peserta pemberdayaan di Jombang.
4.
Tahap pemformulasikan rencana aksi
81
Pada tahap ini petugas membantu masing-masing kelompok masyarakat untuk memformulasikan gagasan mereka dalam bentuk tulisan, terutama bila ada kaitannya dengan pembuatan proposal kepada pihak penyandang dana. Dalam tahap pemformulasikan rencana aksi ini, diharapkan petugas dan masyarakat sudah dapat membayangkan dan menuliskan tujuan jangka pendek yang akan mereka capai dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut. Peserta pemberdayaan yang menjadi target kegiatan pemberdayaan kreasi enigami tidak membuat sebuah rencana atau target dalam bentuk kertas. Mereka hanya menjadi penerima manfaat kegiatan pemberdayaan kreasi enigami saja. Rencana ataupun target mengenai kegiatan pemberdayaan kreasi enigami ini hanya dilakukan oleh tim inti komunitas enigami dan tidak dalam bentuk proposal seperti yang dikatakan oleh Sarudi sebagai berikut: “Emm enggak, jadi gini Enigami gini pure bener – bener bahasanya dengan kantong sendiri lah, belom pernah menggunakan proposal untuk kegiatan kaya gini, sama sekali belom.”86 Jadi berdasarkan hasil wawancara dengan Sarudi yang merupakan salah satu pendiri komunitas enigami bahwa komunitas enigami belum pernah menuangkan gagasan dengan mengajukan proposal ke pihak lain mengenai kegiatan pemberdayaan kreasi enigami di Jombang. Jadi semua pengeluaran terkait dengan kegiatan pemberdayaan kreasi enigami di
86
2016.
Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei
82
Jombang ini berasal dari pendapatan yang diterima oleh komunitas enigami itu sendiri baik dari hadiah beberapa perlombaan. 5.
Tahap pelaksanaan program (Implementation). Tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam program pemberdayaan masyarakat, karena sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik akan dilaksanakan di lapangan. “Pertama kita scheduling gini, seminggu itu 2 kali pertemuan, sebulan itu ada 4 minggu. Nah pertemuan pertama dan kedua itu kita ke teknik dasarnya, pertemuan kedua ketiga itu sudah masuk ke tahap pembuatan barang dengan teknik itu kaya teknik gulung, nah kita buat barangnya apa. Nah pekan ke-tiga pertemuan ke-lima ke-enam baru mereka itu take action sendiri bikin produknya tadinya kan dibimbing, sampai pekan terakhir pertemuan ketujuh dan kedepalan itu finishing. Dan waktu awal pertama kali bikin kegiatan itu sampai ibu – ibu itu running itu sekitar lebih kurang 6 bulan, setelah itu baru mereka bisa produksi dan evaluasi dari hasil kegiatan mereka sampai akhirnya kejaring lah orang – orang yang terus bareng sama Enigami di sana.”87 Berdasarkan hasil wawancara beberapa tahapan yang dilakukan komunitas enigami dalam kegiatan pemberdayaan kreasi enigami sebagai berikut: a)
Pertemuan
pertama
dan
kedua,
tim
komunitas
enigami
memperkenalkan kreasi limbah kertas dan teknik yang digunakan dalam pembuatan kreasi enigami. Ada beberapa teknik yang diperkenalkan dalam kegiatan pemberdayaan kreasi enigami di Jombang adalah teknik gulung, remes, pola dan lipat. Untuk kegiatan pemberdayaan kreasi enigami di Jombang dengan menggunakan teknik gulung. Dalam perkenalan teknik ini diajarkan oleh Rofiq 87
Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar salah satu tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei 2016.
83
yang merupakan salah satu tim inti komunitas enigami bagian eskplorasi teknik. Seperti yang dikatakan oleh Sarudi sebagai berikut: “Di Jombang itu mereka fokus ke tehnik gulung sama sempet kita ajak ke tehnik yang lain kaya tehnik pola, tehnik remas nah tapi untuk tehnik templet mereka belum diajarin, materinya belum sampe. Nah iya jadi setelah mereka kenal tehnik gulung itu ternyata mereka lebih nyaman di situ, dan Enigami tergiur dengan kreasi massal yang bikin produksi banyak mengejar prosduksinya akhirnya mereka fokus di tehnik gulung, mereka nyaman mereka fokus di tehnik gulung dan akhirnya mereka mengembangkan sendiri tehnik gulung tersebut. Yang tadinya harus ngegunain banyak bahan sama mereka udah benar-benar minimalisir, contohnya perbandingannya tadinya 10 sekarang sudah diminimalisir sampai 4, akhirnya kita lepas mereka di tehnik gulung.”88 b)
Pertemuan kedua dan ketiga merupakan tahap bimbingan pembuatan kreasi enigami yang dilakukan oleh peserta pemberdayaan di Jombang, Ciputat. Karya kreasi enigami yang dibuat dalam kegiatan pemberdayaan di Jombang adalah Bokani. Bokani ini merupakan hasil ide dan penemuan dari peserta pemberdayaan di Jombang. Awalnya karya yang diarahkan dari komunitas enigami untuk memproduksi souvenir wisuda dengan icon nusantara namun dengan pendapat dari ibu-ibu Jombang akhirnya mereka memproduksi boneka wisuda. Tidak mudah dalam proses penciptaan boneka wisuda ini, peserta pemberdayaan di Jombang sudah hampir tiga kali mengganti desain guna untuk mendapatkan desain yang bagus dan menjadi ciri khas. Hal ini senada dengan yang diucapkan Sarudi sebagai berikut:
88
2016.
Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei
84
“Jadi bokani tersebut merupakan hasil penemuan mereka sendiri. Tapi malah justru awalnya kita awalnya bukan bikin itu, tadinya awalnya ke Icon nusantara tapi hasil kita komunikasi ngobrol evaluasi dan kita terima pendapat saran dari ibu – ibu akhirnya ke boneka wisuda. Dan untuk proses bokani itu sampai tiga kali ganti desain sampai jadi bokani sekarang ini itu mereka kita cuma ngelempar bu bisa bikin kaya gini gak ini contohnya nih. Dari mulai dibikinnya dengan lem yang banyak terus menggunakan lakban bahkan tusuk sate tapi sekarang sudah efektif ya itu dari mereka.”89 c)
Pertemuan kelima dan keenam merupakan tahap pembuatan kreasi enigami berupa bokani yang diproduksi sendiri oleh peserta pemberdayaan di Jombang dengan hasil tangan mereka tanpa adanya bimbingan dari komunitas enigami.
d)
Pertemuan kedelapan merupakan tahap finishing dari proses pembuatan karya bokani. Finishing ini dikerjakan oleh tim inti komunitas berupa pemberian warna pada bokani yang telah dibuat oleh peserta pemberdayaan di Jombang sehingga hasil bokani tersebut dapat dipasarkan oleh tim inti komunitas enigami. Adapun jumlah peserta yang mengikuti kegiatan pemberdayaan
kreasi enigami dari awal pertemuan sampai dengan sekarang itu tidak tetap dan mengalami penurunan. Di pertemuan pertama dan kedua, peserta pemberdayaan sangat antusias dengan adanya kegiatan pemberdayaan kreasi enigami ini dilihat dari jumlah peserta yang hadir yaitu sebanyak 20 orang. Di pertemuan selanjutnya peserta yang mengikuti kegiatan pemberdayaan berjumlah 17 orang dan untuk
89
2016.
Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei
85
sekarang yang aktif dalam kegiatan pemberdayaan berjumlah 4 orang. Hal ini seperti yang dikatakan oleh ibu-ibu yang mengikuti pemberdayaan: “Ibu yang ikut pas pertemuan pertama, kedua sih lumayanan banyak ada 20an terus belasan makin lama makin kesini jadi dikit banget bisa empat orangan sih.”90 Hal ini juga dibenarkan oleh peserta pemberdayaan yang lainnya: “Awal mah banyak semua yang nganter anaknya ikut ada kali ya 20an tapi pas beberapa pertemuan kemudian tinggal setengah eh sampai akhirnya cuma 4 orang yang masih bertahan bikin.”91 Dari keempat peserta pemberdayaan tersebut, ada satu peserta pemberdayan yang masih aktif memproduksi boneka enigami. Hal ini berdasarkan berdasarkan hasil pengamatan penulis di rumah peserta pemberdayaan pada hari Minggu, 17 Juli 2016: “Selama bulan ramadhan, Ibu Yanti telah membuat boneka enigami polos sebanyak 100 buah yang disimpan di dalam lemari ruang belakang. Bokani polos yang telah dibuat diletakkan disebuah kantong berwarna putih.”92 Berdasarkan hasil studi dokumentasi pada hari Minggu, 17 Juli 2016, Ibu Yanti masih memproduksi boneka enigami yang akan disetorkan kepada komunitas enigami.93
90
Wawancara pribadi dengan Ibu Yanti salah satu peserta pemberdayaan, Jombang, 17 Juli
2016. 91
Wawancara pribadi dengan Ibu Novi anggota komunitas enigami, Jombang, 26 Juli 2016. Hasil pengamatan penulis pada hari Minggu, 17 Juli di rumah Ibu Yanti (terlampir). 93 Studi dokumentasi penulis pada 17 Juli 2016. 92
86
Gambar 1. Karya enigami polos anggota komunitas
Sumber: Observasi, 17 Juli 2016 (Dokumentasi Penulis)
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan kreasi enigami adalah: “Kalau kita ada dua bahannya yaitu main material dan support material. Main material itu kertasnya kalau support material itu kaya timplet, mika, tali, pita, cat dan lem itu sih untuk tambahannya. Dan untuk jenis kertasnya itu untuk teknik gulung itu lebih enak menggunakan kertas hvs, kalau untuk remes biasanya kita gunain kertas yang teksturnya lebih lembut lebih gampang diremes kita kenanya biasanya Koran. Ada lagi yang pola, biasanya yang pola itu yang agak kuat tapi tipis dan itu tapi bisa digambar itu bisa jenis hardbox atau kardus. Jadi kita nyesuain bahan baku dengan teknik pembuatan.”94 Jadi berdasarkan hasil wawancara dengan Fadlil menjelaskan bahwa ada dua jenis bahan yang digunakan komunitas enigami dalam proses pembuatan kreasi enigami sebagai berikut: a)
Main material merupakan bahan baku dari pembuatan kreasi enigami berupa kertas. Setiap teknik yang digunakan dalam pembuatan kreasi enigami jenis kertas yang digunakan juga berbeda. Untuk teknik gulung lebih mudah jika menggunakan kertas HVS, untuk teknik remas mengguankan jenis kertas Koran dan untuk teknik pola
94
2016.
Wawancara pribadi dengan Fadlillah Zulqarnain tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei
87
menggunakan jenis kertas hardbox atau kardus. Untuk bahan utama kertas diperoleh dari program Sedekah Lingkungan Hijau atau sedekah lingkungan hijau yang merupakah sedekah kertas dari orang lain. b)
Support material merupakan bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan kreasi enigami. Support material kreasi enigami adalah timplet, mika, pita, cat dan lem. Untuk bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan kreasi
enigami diperoleh dari: “Otomatis kertas awalnya ketika pertama kali, kebetulan Pak Komarudin itu selain dia punya paud dia juga punya lapak sampah. Jadi awalnya sumber sampahnya itu dari beliau kita beli, terus alat – alat lain seperti gunting atau alat – alat kerajinan tangan lah ya cat atau semuanya itu awalnya kita yang siapin buat ibu – ibu, sekarang untuk penyediaan bahan kertas itu gak terlalu di kita lagi sampai sekarang itu akhirnya ibu – ibu sendiri lah yang nyiapin limbah – limbah kertas yang membuat mereka mandiri misalnya sekarang ini mereka mencari bahan utamanya sendiri dengan inisatifnya mereka sendiri contohnya gini mamah nisa itu inisiatifnya dia punya saudara yang kerja dipercetakan jadi setiap sebulan sekali atau ada moment ketika arisan keluarga dia bawa satu kardus kertas yang sudah dipotong sesuai dengan ukuran bokani itu sendiri, jadi mamah nisa itu tanpa kita supply sudah memiliki inisiatif dan mandirinya itu sudah ada, boleh minta sama tetangganya atau menempelkan tulisan menerima kertas bekas itu kita serahkan kepada mereka. Dan yang kita siapin sekarang itu alat – alat yang susah buat mereka cari yang kita ngerti, jadi ada beberapa alat atau bahan, lem takarannya yang kaya gitu yang kita siapin, printing itu kita siapin.” 95 Untuk bahan-bahan juga dikatakan oleh Ibu Novi: “Pas awal dikasih Mas Sarudi kaya lem, cat, kertas. Tapi kadang kertasnya mah nyari sendiri kadang kertas-kertas bekas fotokopian dari kantor suami biasanya dibawain sama suami.”96
95
Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei
2016. 96
Wawancara pribadi dengan Ibu Novi anggota komunitas enigami, Jombang, 26 Juli 2016.
88
Berdasarkan hasil wawancara, bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kreasi bokani seperti kertas yang menjadi bahan utama dari kreasi enigami disediakan oleh komunitas enigami yang dibeli dari Bapak Komarudin. Tidak hanya kertas yang disediakan oleh komunitas enigami tetapi alat-alat untuk pembuatan bokani seperti gunting, cat dan lem disediakan oleh komunitas enigami. Seiring berjalannya waktu, peserta pemberdayaan di Jombang berusaha mencari sendiri bahan utama untuk pembuatan kreasi bokani dengan berbagai cara untuk mendapatkannya. Sedangkan komunitas enigami tetap membantu menyediakan alat-alat yang sulit dicari oleh peserta pemberdayaan dalam membuat kreasi bokani seperti bahan untuk printing yakni cat dan lem. Modal yang dikeluarkan itu hanya untuk pembelian support material saja dalam pembuatan bokani dengan harga yang bermacammacam. Jika harga jual bokani seharga Rp. 75.000,- maka modal yang dikeluarkan sebesar Rp. 30.000,- dan jika harga jual bokani tersebut Rp. 10.000,- maka modal yang dikeluarkan sebesar Rp. 2.000,-. Hal ini senada yang diucapkan oleh Fadlil berikut: “Kalau untuk modal sendiri kaya kertas-kertas itu kita dapetin dari program Sedekah Lingkungan Hijau yaitu sedekah lingkungan hijau. Karena konteknya sedekah orang dengan cuma-cuma memberikan kertas dengan tujuan bersedekah daripada nyampah mendingan diberikan ke kita. Jadi itung-itungannya gini kalau modal yaa, kalau harganya 75.000 itu modalnya sekitar 30.000 gitu kalau harganya 10.000 modalnya hanya 2.000.”97
97
2016.
Wawancara pribadi dengan Fadlillah Zulqarnain tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei
89
Cara membuat kreasi enigami bokani dalam kegiatan pemberdayaan enigami di Jombang sebagai berikut:98 a)
Letakkan beberapa tumpukan HVS, beri tanda dengan tinggi 9 cm. Kemudian garis memanjang posisi horizontal kertas.
b)
Potong kertas yang sudah ditandai tadi, dengan cutter.
c)
Lakukan lagi seperti langkah 1 dan 2, dengan ukuran tinggi 4,5cm. Akhirnya kamu akan memiliki beberapa tumpukan kertas dengan dua ukuran 9 cm dan 4,5 cm
d)
Gulung dengan rapat, kertas yang berukuran tinggi 9 cm hingga memiliki diameter 4 cm.
e)
Selipkan selembar kertas ukuran 9 cm, pada ujung gulungan. Kemudian digulung hingga menutupi tabung tersebut. Selanjutnya lekatkan ujung gulungan menggunakan lakban kertas sebagai penahan gulungan.
f)
Tempelkan ujung kertas ukuran 4,5 cm diatas tabung yang telah dibuat. Gulung kertas ukuran 4,5 cm tersebut hingga mencapai diameter 6 cm. Kemudian ulangi langkah 4 dan 5.
g)
Potong memanjang kardus/karton dengan tinggi 2,2cm. Kemudian potong kardus segi lima sama sisi dengan ukuran 4,5cm.
h)
Buat melingkar kardus panjang tadi dengan ukuran diameter 4 cm, lalu lekatkan dengan tutup topi.
98
Arsip dokumen Komunitas Enigami mengenai Resep Bokani, Jakarta, 14 Juni 2016.
90
i)
Laburi seluruh permukaan badan bokani dengan lem cair, untuk bagian topi dan alas ditambah lapisan kertas. Lalu jemur dan keringkan. Warnai bagian bokani yang diinginkan hingga merata.
j)
Tambahkan pola-pola tertentu atau pernak-pernik tambahan untuk polesan akhir.
6.
Tahap Evaluasi Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga. Dengan keterlibatan warga pada tahap ini diharapkan terbentuk sistem dalam komunitas untuk melakukan pengawasan secara internal. Sehingga dalam jangka panjang diharapkan dapat membentuk sistem dalam masyarakat yang lebih mandiri dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan kreasi enigami, komunitas enigami melakukan evaluasi terhadap kegiatan pemberdayaan di Jombang tersebut. Evaluasi ini dilakukan tim inti komunitas enigami guna mengetahui permasalahan atau kendala yang terjadi untuk mendapatkan solusi dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Sesuai dengan kesepakatan, evaluasi dilaksanakan satu kali dalam sebulan dengan dua kali pertemuan. Namun adanya kegiatan lain dari tim inti komunitas membuat evaluasi yang dilakukan tidak sesuai dengan jadwal yang telah disepakati. Hal ini diucapkan oleh Sarudi sebagai berikut: “Bisa dibilang banyak evaluasinya, kalo dihitung-hitung itu dijadwalkan minimal sebulan sekali, harusnya yaaa. Pertemuan itu minimal dua kali untuk evaluasi sebulan sekali. Berhubung tim itu
91
orang – orang kerjaan yaa jadi kita gak bisa memaksakan juga akhirnya evaluasinya itu tidak sesuai dengan yang kita jadwalin.”99 Evaluasi dapat berjalan dengan adanya proses pengawasan dan pengontrolan antara tim inti komunitas enigami dengan peserta pemberdayaan yang mengikuti kegiatan pemberdayaan di Jombang, Ciputat. Bentuk pengawasan dan pengontrolan dengan melihat absensi yang dipegang oleh koordinator peserta pemberdayaan pemberdayaan di Jombang yang bernama Ibu Yanti. Apabila ada peserta pemberdayaan yang tidak aktif di kegiatan maka peralatan atau bahan yang sudah diberikan akan dikembalikan kepada tim inti komunitas enigami. Tim inti komunitas enigami mengubah bentuk pengawasan dengan melakukan quality control yaitu pengontrolan dari hasil produksi. Jadi peserta pemberdayaan yang telah menyelesaikan produksi bokani akan dilakukan pengecekan oleh koordinator pemberdayaan. Dengan tujuan apakah bokani yang telah dibuat layak atau tidak untuk dipasarkan. 7.
Tahap terminasi (Disengagement). Tahap ini merupakan tahap pemutusan hubungan secara formal dengan
komunitas
sasaran.
Terminasi
dalam
suatu
program
pemberdayaan masyarakat tidak jarang dilakukan bukan karena masyarakat sudah dianggap mandiri, tetapi lebih karena proyek sudah harus dihentikan karena sudah melebihi jangka waktu yang ditetapkan sebelumnya atau karena anggaran sudah selesai dan tidak ada penyandang dana yang dapat dan mau meneruskan.
99
Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei 2016.
92
Komunitas enigami tidak melakukan pemutusan atau pemberhentian terhadap kegiatan pemberdayaan kreasi enigami di Jombang dengan alasan untuk menghargai usaha yang sudah mereka buat dari hasil tangan mereka sendiri. Untuk saat ini kegiatan pemberdayaan di Jombang bisa dikatakan off sementara karena komunitas enigami mempunyai rencana baru dalam kegiatan pemberdayaan di Jombang. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Sarudi sebagai berikut: “Gak ada atau terminasi Ra untuk pemberdayaan, kalau sekarang off dulu secara keseluruhan. Karena rencananya mau diganti sementara untuk aktifitas lain dipemberdayaan. Jadi bukan lagi ditargetin ke produksi tapi dengan aktifitas lain”.100 Komunitas enigami juga melakukan perubahan konsep kegiatan pemberdayaan kreasi enigami di Jombang dari konsep produksi menjadi konsep aktifitas yaitu memberikan peluang ke masyarakat untuk produktif dan mempunyai skill. Karena selama ini, komunitas enigami hanya mengejar produksi yang dihasilkan dari kelompok pemberdayaan saja. Komunitas enigami tidak hanya memberikan keterampilan kepada peserta pemberdayaan di Jombang saja, namun komunitas enigami juga memberikan pengetahuan serta keterampilan mengenai kreasi limbah kertas kepada masyarakat yang ingin belajar serta mengetahui secara dalam dengan bergabung menjadi anggota komunitas enigami. Bagi seseorang yang sudah menjadi bergabung menjadi komunitas enigami dinamakan anggota sanggar. Anggota sanggar juga merupakan anggota yang berpartisipasi mengikuti kegiatan yang diadakan oleh komunitas enigami
100
Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei 2016.
93
seperti melakukan kegiatan sanggar serta membantu kegiatan komunitas enigami lainnya. Nama sanggar pertama kali diberikan oleh salah satu pendiri komunitas enigami yang bernama Rofiq. Alasan komunitas enigami memakai kata sanggar karena sanggar merupakan tempat atau wadah bagi seseorang yang terus ingin belajar. Jadi sanggar bagi komunitas enigami adalah seseorang yang ingin terus dan bersungguh-sungguh dalam mempelajari enigami lebih jauh. Cara pendekatan komunitas enigami ke masyarakat dengan mendekatkan diri kepada orang lain serta berada di antara mereka. Artinya komunitas enigami dengan orang lain berkumpul bersama untuk memberitahu mengenai kreasi enigami dan membuat karya bersama sehingga dengan keinginan sendiri mereka tertarik belajar lebih mendalam mengenai kreasi enigami serta ingin bergabung menjadi anggota komunitas enigami. Sekarang ini yang menjadi anggota komunitas belum sampai ke masyarakat baru sampai pada lingkup mahasiswa saja terutama pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Komunitas enigami tidak membuka pendaftaran khusus bagi seseorang yang ingin bergabung dan menjadi anggota sanggar seperti membuka stand penerimaan anggota baru atau rekruitmen. Seseorang yang ingin bergabung caranya hanya menghubungi salah satu dari tim inti komunitas enigami kemudian mereka mengikuti kegiatan yang diadakan oleh komunitas enigami serta mengikuti perkembangan komunitas enigami melalui media sosial setelah orang tersebut aktif dengan semua kegiatan yang diadakan oleh komunitas enigami maka mereka akan bergabung dengan anggota sanggar lainnya melalui media sosial group whatsapp sehingga terjalinnya komunikasi
94
dan hubungan yang baik satu sama lain. Seperti yang dikatakan oleh Fadlil berikut: “Kalau ke masyarakat sih enggak, targetnya sih belum dapet dari masyarakat secara langsung yaa nah kalau dari mahasiswa itu penjalinan relasinya yaitu kita diantara mereka. Jadi kebanyakan kegiatan sanggar kita lebih banyak di kampus kita kumpul kaya ukm-ukm lainnya. Kalau mereka kan biasanya pajang stand dan buat pendaftaran sebagainya kalau kita enggak. Kita masuk aja ke mereka, duduk bareng bikin karya dengan keinginan sendiri biasanya mereka penasaran dan nyamperin kita terus nanya-nanya ini apa, ini gimana bikinnya terus kita kenalin dari situ dan lama-lama mereka bilang untuk tertarik dan seterusnya buat mau tau lebih dalam lagi kaya apa sih yang ada dari sini. Makanya dari situ temen-temen yang tulus itu datang sendiri bukan karena dipaksa atau bikin pendaftaran atau rekruitmen itu gak. Kita bebas terbuka, kalau mereka mau mereka bakalan nyamperin jadi gak yang terlalu formal kaya rekruitmen dan sebagainya. Jadi kalau yang mau ikut tinggal hubungin salah satu tim inti enigami abis gitu ikutin perkembangan enigami lewat medsos sama ikut kegiatannya baru deh kita masuk ke grup bagi yang benar-benar”101 Jadi berdasarkan wawancara dengan Fadlil bahwa sampai sekarang yang sudah menjadi anggota sanggar baru mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta saja. Hal ini juga dikatakan oleh Siti Mulkhiah salah satu anggota sanggar: “Kalau anggota sekarang sih kebanyakan mahasiswa yaaa belum ada sih yang dari luar solanya kan enigami kebanyakan promosinya maih di sekitar kampus doang kalo keluar itu paling cuma ngisi workshop tapi belum tentu mereka daftar jadi anggota sanggar gitu sih kayanya..”102 Dari penjalinan relasi yang dilakukan oleh tim inti komunitas enigami banyak mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang menjadi anggota sanggar. Akan tetapi seiring berjalannya sampai dengan sekarang yang aktif
101
Wawancara pribadi dengan Fadlillah Zulqarnain tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei
2016. 102
Wawancara pribadi dengan Siti Mulkhiah salah satu anggota sanggar, Ciputat, 15 Juni 2016.
95
mengikuti kegiatan sanggar berjumlah enam sampai sepuluh orang. Hal ini dikatakan oleh Fadlil berikut: “Dari sekian banyak terseleksilah orang-orang dengan kemauan dan keinginan yang kuat kalau sekarang sisanya kurang lebih yang benerbener aktif banget 6 sampai 8 orang.” Hal ini juga dikatakan oleh Laeli Yuniawati yang merupakan salah satu anggota sanggar: “Yang aktif sih itu ada sekitar enam orang sih tapi bisa sampai sepuluh orang juga yang sering banget ikut kegiatan sanggar sama kegiatan enigami lainnya kaya workshop..”103 Untuk Jumlah anggota sanggar yang hadir dalam kegiatan sanggar juga dikatakan oleh Sri Wahyuni berikut: “Di group Whatsapp tim sanggar sih ada 34 orang tapi kalo yang datang kegiatan sanggar paling 6 orang, dikit sih.”104 Tabel 4. Anggota sanggar yang aktif di kegiatan sanggar No. Nama Pekerjaan Jenis Kelamin Sri Wahyuni Mahasiswa Perbankan Perempuan 1. Syariah UIN Syahid Jakarta Siti Mulkiah Mahasiswa Perbankan Perempuan 2. Syariah UIN Syahid Jakarta Siti Aisyah Mahasiswa Perbankan Perempuan 3. Syariah UIN Syahid Jakarta Laeli Yuniawati Mahasiswa Dirasat Perempuan 4. Islamiyah UIN Syahid Jakarta Eva Hardini Fauziyah Mahasiswa Perbankan Perempuan 5. Syariah UIN Syahid Jakarta
103 104
Wawancara pribadi dengan Laeli Yuniawati anggota sanggar, Ciputat, 15 Juni 2016. Wawancara pribadi dengan Sri Wahyuni anggota sanggar, Ciputat, 31 Mei 2016.
96
Mahasiswa Perbankan Syariah UIN Syahid Jakarta Syaifa Rodiyah Mahasiswa Akuntansi 7. UIN Syahid Jakarta Deti Rahmania Mahasiswa Perbankan 8. Syariah UIN Syahid Jakarta Nia Husnia Mahasiswa Perbankan 9. Syariah UIN Syahid Jakarta Mutiara Mahasiswa Perbankan 10. Syariah UIN Syahid Jakarta Sumber: Hasil wawancara dengan Tim Inti Komunitas, 2016 6.
Zuhroh An-Nada
Perempuan
Perempuan Perempuan
Perempuan
Perempuan
Setelah menjadi anggota sanggar kemudian mereka mengikuti kegiatan sanggar seperti yang dikatakan oleh Fadlil berikut: “Macem-macem kalau sekarang kita lebih ke sharing bukan cuma bikin karya. Kita mau hal-hal apa saja, sempet bang ucok pernah ngomong kalau bisa sanggar bukan cuma bikin karya saja kita kasih hal-hal yang lain bukan cuma dengan kertas saja sempet dan sampai sekarang belum terealisasi itu design. Jadi bukan cuma bikin karya dari kertas jadi kalau sekarang mau dibikin fleksibel apa pun cuma intinya kalau dari kegiatan sanggar kita kumpul dan berkarya, jadi berkaryanya dengan cakupannya lebih luas lagi bukan cuman kertas tetapi dengan hal-hal lain.”105 Hal ini juga dikatakan oleh Sri Wahyuni salah satu anggota sanggar berikut: “Kalau lagi sanggaran itu sharingnya gak cuma tentang enigami aja tapi kita juga kadang nih sharing atau nanya-nanya tentang skripsi atau masalah kuliah lainnya..”106 Jadi berdasarkan wawancara dengan salah satu tim inti komunitas dan anggota sanggar bahwa kegiatan utama di sanggar komunitas enigami adalah memberikan materi dan mengajarkan cara membuat kreasi enigami yang
105
Wawancara pribadi dengan Fadlillah Zulqarnain tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei
2016. 106
Wawancara pribadi dengan Sri Wahyuni anggota sanggar, Ciputat, 31 Mei 2016.
97
kemudian dipraktikan oleh anggota sanggar sesuai apa yang telah diajarkan dengan karya mereka sendiri serta diskusi mengenai apa saja secara umum. Untuk jadwal kegiatan sanggar seperti yang dikatakan oleh Fadlil berikut: “Biasanya kalau dulu penjadwalannya rutin di seminggu sekali di hari kuliah karena untuk menjaring dan memberikan kesempatan untuk memberitahu apa itu enigami kalau sekarang waktunya tidak menentu kapan. Tapi biasanya kita ngambilnya di weekend.”107 Sedangkan menurut Laeli Yuniawati yang merupakan salah satu anggota sanggar mengatakan: “Kalau kegiatan sanggar dulu sih seminggu sekali itu biasanya dijadwalin sama tim inti enigami tapi kalo sekarang mah anggota sanggarnya yang minta ke kakak tim intinya enigami misalnya Kak minggu ini kita mau sanggaran nih. Nanti tim intinya nyempetin waktu buat ngajarin. Soalnya kan kakak-kakaknya udah pada kerja semua jadi takut gak bisa. Dan biasanya itu weekend sih dan tiap bulan biasanya ada kegiatan sanggaran walaupun satu atau dua kali sih.”108 Jadi pada awalnya kegiatan sanggar dilaksanakan setiap seminggu sekali di waktu perkuliahan dengan tujuan untuk mengajak dan memberikan kesempatan mahasiswa mengetahui enigami. Untuk saat ini jadwal kegiatan sanggar tidak menentu dilaksanakan bisa satu sampai dengan dua kali di hari libur seperti sabtu dan minggu. Kegiatan sanggar diadakan atas permintaan dan ajakan anggota sanggar kepada tim inti komunitas enigami. Hal ini berdasarkan dengan pengamatan peneliti bahwa dengan kesibukkan masing-masing dari tim inti komunitas membuat kegiatan sanggar tidak menjadi rutin dan dilakukan setiap hari sabtu atau minggu dikarenakan sebagian tim inti komunitas mempunyai waktu luang pada hari tersebut.
107
Wawancara pribadi dengan Fadlillah Zulqarnain tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei
2016. 108
Wawancara pribadi dengan Laeli Yuniawati anggota sanggar, Ciputat, 15 Juni 2016.
98
Tempat untuk melakukan kegiatan sanggar di sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal ini berdasarkan dokumentasi yang dibuat oleh komunitas enigami untuk kegiatan sanggar:109 Gambar 2. Brosur kegiatan sanggar
Sumber: Website Komunitas enigami Tempat kegiatan sanggar juga dikatakan oleh Siti Mulkhiah salah satu anggota sanggar: “Tempat sih biasanya di FEB itu di saung atau di pelataran FEB, di auditorium juga pernah. Pokoknya masih sekitaran kampus kok biar gak kejauhan dan gampang juga sih tempatnya heee jadinya di sekitar kampus.”110 Dapat disimpulkan bahwa kegiatan sanggar biasanya dilakukan oleh komunitas enigami di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta baik dilakukan di Fakultas yang berada di UIN seperti FEB dan di tempat lain didalam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk memudahkan akses anggota sanggar yang ingin mengikuti kegiatan sanggar. Dalam kegiatan sanggar anggota diajarkan semua teknik dalam membuat kreasi enigami mulai dari teknik gulung, teknik remas, teknik pola, teknik lipat,
109
Studi Dokumen, Photo of enigamipapers, foto diakses pada 14 Juli 2016 dari https://www.facebook.com/EnigamiKreasiLimbahKertas 110 Wawancara pribadi dengan Siti Mulkhiah anggota sanggar, Ciputat, 15 Juni 2016.
99
teknik tempel sampai dengan desain atau lukis oleh tim inti komunitas enigami. Semua teknik dalam pembuatan kreasi enigami diajarkan oleh tim inti komunitas berberda ketika kegiatan workshop dan kegiatan pemberdayaan yang hanya dilatih dengan menggunakan teknik gulung. Dengan alasan kegiatan sanggar mempunyai kesempatan dan waktu yang lebih lama sehingga anggota sanggar dapat mempelajari semua teknik kreasi enigami. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Fadlil berikut: “Kreasi yang diajarkan gak jauh beda sama yang lain, kalau ibu-ibu tekniknya teknik gulung kalo seminar dan workshop biasanya hal-hal yang mudah dan simple tapi bisa jadi karya kalau temen-temen sanggar mereka punya poin lebih sendiri karena mereka punya waktu yang lebih banyak dan kesempatan yang lebih banyak supaya kenal jenis karyakarya yang lain mau yang dengan teknik gulung, teknik lipat, teknik remes, mau dengan teknik pola dan sebagainya itu semua anggota sanggar udah dapet semuanya.”111 Sedangkan untuk pengajar dalam kegiatan sanggar sebagai berikut: “Yang ngajar mah kaka-kaka tim intinya tapi gak semua sih cuma beberapa orang aja yang bisa. Yang sering mah Kak Sarudi, Kak Rofiq atau Kak Fadlil..”112 Hal ini juga senada yang diucapkan oleh Fadlil berikut: “hmmm…. ngisi materi pasa sanggaran mah biasanya kita-kita dari tim inti yang bisa hadir tapi yang lebih sering kita sih bertiga, saya, Bang Sarudi sama Bang Rofiq soalnya yang lain kan punya kegiatan lain jadi susah ngatur jadwalnya..” Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kegiatan sanggar pada tanggal 8 Mei 2016 anggota sanggar dilatih dan diajarkan oleh Rofiq dan Sarudi merupakan salah satu tim inti komunitas enigami. Jadi yang memberikan materi dan pembelajaran mengenai teknik baru kepada anggota sanggar adalah 111
Wawancara pribadi dengan Fadlillah Zulqarnain tim inti komunitas enigami, Ciputat, 22 Mei
2016. 112
Wawancara pribadi dengan Laeli Yuniawati anggota sanggar, Ciputat, 15 Juni 2016.
100
tim inti komunitas. Namun hanya beberapa tim inti komunitas enigami hadir untuk memberikan materi seperti Rofiq, Sarudi dan Fadlil. Bahan-bahan untuk membuat kreasi enigami di kegiatan sanggar disediakan oleh tim inti komunitas enigami dan bahan-bahan disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. Namun tidak setiap kegiatan sanggar bahan-bahan disiapkan oleh komunitas enigami tetapi disiapkan sendiri oleh anggota sanggar. Bahan-bahan yang akan dijadikan materi karya terlebih dahulu sudah diinformasikan kepada anggota sanggar beberapa hari sebelum kegiatan sanggar. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Sri Wahyuni berikut: “Bahan-bahannya pas awal dari kaka-kakanya kaya lem, kertas, cat dan lain-lainnya. Tapi kalau untuk sekarang kita yang sediain sendiri kan kadang-kadang kita patungan tuh beli bahan-bahannya biar irit aja gituu terus belinya nanti sesuai sama materi yang bakal dikasih”.113 Lamanya proses kegiatan sanggar yang berlangsung sama dengan waktu membuat karya, hal ini seperti yang dikatakan oleh Laeli salah satu anggota sanggar: “Waktu sanggar = waktu bikin karya, tapi biasanya dimulai dari jam 1 siang sampe dengan jam 5 sore atau maghrib. Jadi tiap sanggaran ada satu karya yang jadi. Tapikan tiap sanggar beda-beda yaa materinya, jadi beda juga waktunya ya paling lama itu sampai maghrib. Nah kalo karyanya belum jadi nanti dibawa pulang buat diselesain dikosan biasanya. Buat yang dibawa pulang itu tergantung yang buatnya sih kalo yang bikinnya lambat biasanya dibawa tapi kalo yang orangnya yang cepet waktu segitu cukup.”114 Waktu kegiatan sanggar juga dikatakan oleh Siti Mulkiah: “Paling lama nyanggar biasanya 5 jam itu soalnya masing-masing karya beda-beda waktu buatnya misalnya teknik gulung bisa dua sampai tiga jam, teknik remas bisa tiga sampai empat jam, tapi biasanya sekali nyanggar bisa dapet satu karya.”115 113
Wawancara pribadi dengan Sri Wahyuni anggota sanggar, Ciputat 31 Mei 2016. Wawancara pribadi dengan Laeli Yuniawati anggota sanggar, Ciputat, 15 Juni 2016. 115 Wawancara pribadi dengan Siti Mulkhiah anggota sanggar, Ciputat, 15 Juni 2016. 114
101
Berdasarkan hasil pengamatann penulis pada hari Senin, 25 Juli bahwa: “Jadi untuk membuat gantungan kunci dengan teknik remas membutuhkan waktu sekitar satu setengah jam sampai dengan tahap akhir. Lamanya pembuatan kreasi enigami itu pada tahap pengeringan warna pada karya yang telah dilukis itu bergantung pada cuaca. Jika cuaca sedang panas maka pengeringan warna tidak membutuhkan waktu yang lama sebaliknya jika keadaan cuaca hujan maka akan membutuhkan waktu yang lama dalam proses pengeringan warna. Sedangkan untuk membuat tempat pensil membutuhkan waktu dua jam dari mulai menggulung kertas sampai dengan melukis tempat pensil sesuai dengan selera masing-masing.”116 Jadi berdasarkan wawancara dan pengamatan penulis, lama waktu proses pembuatan satu karya enigami sesuai dengan teknik yang digunakan. Untuk membuat karya enigami dengan teknik gulung membutuhkan waktu dua jam sedangkan untuk teknik remas satu sampai dengan empat jam. Lamanya pembuatan karya enigami juga bergantung pada anggota sanggar yang membuat karya itu sendiri dengan teknik yang diajarkan serta kondisi cuaca pada saat itu. Apabila anggota sanggar mudah menerima teknik yang diajarkan dengan kondisi cuaca yang mendukung maka karya dengan teknik gulung dapat diselesaikan sekitar dua sampai dengan tiga jam sedangkan untuk teknik remas sekitar satu sampai dengan dua jam di waktu kegiatan sanggar. Apabila anggota sanggar yang lambat dalam mempraktikan materi yang diajarkan dan kondisi cuaca yang tidak mendukung maka satu karya pun tidak dapat terselesaikan pada waktu kegiatan sanggar tersebut. Setelah melakukan kegiatan sanggar, kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan evaluasi berupa diskusi mengenai kegiatan sanggar yang telah berlangsung. Sebagaimana yang dikatakan oleh Kak Fadlil berikut:
116
Hasil pengamatan penulis pada Senin, 25 Juli 2016 di Kosan Pondok Hijau (terlampir).
102
“Evaluasi pasti ada itu biasanya dilakuin setelah sanggaran sih. Evaluasinya itu dikemas dalam bentuk sharing tentang kegiatan hari ini gimana atau misalkan ada yang punya saran atau pendapat tentang enigami gitu-gitu doang sih sama nanya materi hari ini tuh gimana, apa ada kendala atau kesulitan apa gak..”117 Dari hasil wawancara, evaluasi biasanya dilakukan setelah kegiatan sanggar. Evaluasi bisa berupa saran dan pendapat dari anggota sanggar kepada tim inti komunitas enigami mengenai kegiatan sanggar maupun kegiatan komunitas enigami lainnya. Evaluasi berisi tentang materi kreasi enigami yang diajarkan pada kegiatan sanggar tersebut. B. Dampak
Kegiatan
Limbah
Kertas
Komunitas
Enigami
dalam
Pemberdayaan Anggota 1. Profil Informan a) Anggota sanggar komunitas enigami 1) Siti Mulkhiah Siti Mulkhiah adalah seorang perempuan yang lahir di Tangerang pada tanggal 14 April 1994 berusia 22 tahun. Siti Mulkhiah bertempat tinggal di Jalan Ir. Sutami No. 16 Desa Lontar RT 004 RW 001, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Untuk sementara Siti Mukiah tinggal di Jalan Ibnu Taimiya, Kelurahan Pisangan RT 003 RW 008, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Siti Mulkhiah merupakan mahasiswi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Syariah dan Hukum jurusan
117
2016.
Wawancara pribadi dengan Fadlillah Zulqarnaintim inti komunitas enigami, Ciputat 22 Mei
103
Perbankan Syariah angkatan 2012. Kegiatan Siti Mulkhiah saat ini adalah sedang menyelesaikan tugas akhir pendidikan SI. Siti Mulkhiah bergabung menjadi anggota sanggar komunitas enigami pada bulan Juli 2015 sebelum kegiatan KKN berlangsung. Awalnya Siti Mulkhiah mengetahui adanya komunitas enigami berawal dari salah satu temannya bernama Sri Wahyuni yang juga merupakan salah satu anggota komunitas enigami dan teman kelas Siti Mulkhiah di jurusan perbankan syariah. Pada saat itu Sri Wahyuni menggunggah salah satu foto kegiatan komunitas enigami yang kemudian di share kepada Siti Mulkhiah dan teman-temannya yang membuat Siti Mulkhiah untuk mencoba mengikuti kegiatan sanggar. Setelah mengikuti kegiatan sanggar, Siti Mulkhiah tertarik untuk bergabung menjadi anggota sanggar komunitas enigami. Alasan Siti Mulkhiah tertarik untuk bergabug karena Siti Mulkhiah dari sejak SMA Sudah menyukai dan mengikuti yang berhubungan dengan kerajinan atau pun seni terutama seni rupa sehingga ketika melihat ada sebuah komunitas yang mengajarkan membuat sebuah kreasi yang unik dan salah satu kerajinan seni dari sampah dengan menggunakan teknik-teknik tertentu. Bukan hanya dengan Karyanya tetapi dengan tim intinya yang lucu dan ramah membuat Siti Mulkhiah tertarik untuk bergabung menjadi anggota sanggar komunitas enigami dan masih terus mengikuti kegiatan sanggar
104
untuk mengembangkan keterampilan yang sudah dia miliki sebelumnya dalam bidang seni. 2) Laeli Yuniawati Laeli Yuniawati adalah seorang perempuan yang lahir di Tangerang pada tanggal 29 Juni 1993 yang berusia 23 tahun. Laeli Yuniawati bertempat tinggal di Kampung Rawa Waaluh, Desa Gandasari, Kecamatan Mekar Baru, Tangerang-Banten akan tetapi untuk sementara Laeli Yuniawati tinggal di jalan Ibnu Taimiya, Kelurahan Pisangan RT 003 RW 008, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Laeli Yuniawati merupakan mahasiswi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Dirasat Islamiyah angkatan 2012. Kegiatan Laeli Yuniawati saat ini sedang menyelesaikan tugas akhir pendidikan SI. Awalnya Laeli Yuniawati sedang mencari sebuah karya yang menghasilkan kreativitas dan menghasilkan pendapatan sekaligus bermanfaat bagi kegiatan KKN yang akan berlangsung. Akhirnya Laeli Yuniawati mendapatkan informasi dari salah satu teman satu kosannya yang diperkenalkan dengan Kakak Rofiq, Sarudi dan Fadil yang merupakan salah satu tim inti komunitas enigami dari salah satu teman satu kosan sehingga Laeli Yuniawati bergabung dengan komunitas enigami. Sebelum diperkenalkannya dengan komunitas enigami, Laeli Yuniawati pernah menerima pesan singkat yang berisi tentang
105
komunitas enigami serta kegiatan dari komunitas enigami tetapi Laeli Yuniawati tidak menyadari itu sebelumnya. Laeli Yuniawati bergabung menjadi anggota sanggar pada bulan Juli 2015, alasan Laeli Yuniawati tertarik bergabung karena pada dasarnya Laeli Yuniawati menyukai kreativitas berupa kerajinan tangan. 3) Sri Wahyuni Sri Wahyuni juga merupakan salah satu mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di Fakultas Syariah dan Hukum jurusan Perbankan Syariah. Sri Wahyuni lahir di Tangerang, 08 Agustus 1993 yang berusia 22 tahun dan bertempat tinggal di PagedanganCiakar Girang, RT 003 RW 005, Kelurahan Situgadung, Kecamatan Pagedangan, Kabutan Tangerang. Kegiatan Sri Wahyuni seperti Siti Mulkhiah yakni sedang menyelesaikan tugas akhir di pendidikan SI. Sri Wahyuni secara tidak sengaja mengetahui adanya komunitas enigami. Awalnya pada saat Sri Wahyuni dan kelompok KKNnya sedang melakukan rapat KKN di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dan di kelompok KKNnya mempunyai sebuah program kerja mengenai lingkungan hidup kemudian di waktu yang bersamaan komunitas enigami juga sedang melakukan kegiatan sanggar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Akhirnya Sri Wahyuni dan teman-temannya secara langsung berkenalan dengan tim inti komunitas. Mulai saat itu Sri Wahyuni mencari informasi lebih
106
lanjut mengenai komunitas enigami melalui media sosial komunitas enigami dan bergabung menjadi anggota komunitas enigami. Sri Wahyuni bergabung menjadi anggota komunitas sekitar bulan April 2016. Sudah satu tahun lebih Sri Wahyuni bergabung pada komunitas enigami. Sri Wahyuni tertarik menjadi anggota komunitas enigami karena kreasinya yang unik dan lucu apalagi kreasi tersebut terbuat dari kertas yang dari dahulu Sri Wahyuni tidak terpikirkan untuk membuat kreasi dari limbah kertas yang bernilai tinggi dengan cara yang tidak terlalu rumit. Hal tersebut yang membuat Sri Wahyuni tertarik untuk bergabumg menjadi anggota komunitas enigami sampai dengan sekarang Sri Wahyuni aktif dalam mengikuti kegiatan sanggar dan berkontribusi dalam kegiatan lainnya yang diadakan oleh komunitas enigami. b) Anggota program mandiri, cerdas dan kreatif 1) Yanti Ibu Yanti merupakan seorang ibu rumah tangga dengan umur 39 tahun dengan tempat tanggal lahir di Banyumas, 26 Juni 1979. Yanti bertempat tinggal di Jalan Sumatera Gang Alpukat Jombang, Ciputat. Ibu Yanti mempunyai dua orang putri, putri pertama bernama Febri yang sekarang sedang sekolah di kelas 5 tingkat sekolah dasar sedangkan putri keduanya bernama Nisa yang sedang sekolah di kelas 3 tingkat sekolah dasar.
107
Ibu Yanti mengikuti kegiatan pemberdayaan enigami sekitar tahun 2013 ketika putri keduanya yang bernama Nisa sedang belajar di Paud. Ibu Yanti mengetahui komunitas enigami ketika Yanti sedang menunggu anaknya sekolah dan kemudian tim inti komunitas enigami datang ke paud tersebut. Dari kedatangan dan sosialisasi tim inti komunitas enigami itulah itu Ibu Yanti mengetahui enigami itu. 2) Novi Maulina Hamidah Novi Maulina Hamidah merupakan seorang ibu rumah tangga yang berusia 28 tahun dan mempunyai satu anak perempuan bernama Ingga yang masih sekolah di kelas dua tingkat dasar. Ibu Novi lahir di Banjarnegara, 25 November 1987 dan bertempat tinggal di Jalan Sumatera gang Alpukat dekat SMA N 11 Tangerang Selatan. Suami dari Ibu Novi merupakan karyawan swasta dan kebutuhan serta keperluan keluarga dari Ibu Nobi dibiayai oleh suami. Kegiatan sehari-hari Ibu Novi adalah mengurus anak dan mengerjakan pekerjaan rumah tidak ada aktivitas lain di luar. Ibu Novi mengikuti kegiatan enigami pada tahun 2013 ketika anaknya masih bersekolah di Paud Ya Bunayya. Pertama kali Ibu Novi mengetahui komunitas enigami karena ajakan ibu-ibu lain yang terlebih dahulu mengetahui komunitas enigami di Paud Ya Bunayya. Awalnya, Ibu Novi menolak untuk mengikuti kegiatan enigami namun setelah melihat sosialisasi dan kreasi yang
108
diajarkan oleh tim inti komunitas akhirnya Ibu Novi tertarik dengan kegiatan enigami tersebut. Ibu Novi tertarik dengan alasan untuk mengisi waktu luang disaat semua pekerjaan rumah telah selesai. 2. Dampak Kegiatan Kreasi Limbah Kertas pada Pemberdayaan Anggota Berdasarkan hasil temuan lapangan penulis bahwa ada beberapa dampak
yang
diterima
anggota
komunitas
setelah
mengikuti
pemberdayaan kegiatan kreasi limbah kertas yang dilakukan oleh komunitas enigami, yakni: 1) Anggota komunitas mendapatkan pelatihan dalam membuat kreasi enigami. Dampak ini seperti yang dikatakan oleh anggota sanggar yang bernama Sri Wahyuni: “Pelatihan ya kalau lagi sanggaran kita dilatih.”118 “Kita sanggaran itu dilatih juga buat kreasi baru”119 Untuk kegiatan pelatihan kreasi limbah kertas yang dilakukan berupa: “Kegiatannya mah gitu cuma bikin karya, gulung-gulung kertas, ngecat, nempelin. Udah sih gitu aja Mbak.”120 “Apa aja ya, paling pas di awal itu perkenalan komunitas enigami, terus ngenalin karya-karya enigami. Setelah iu kita diajarin abis itu baru deh kita praktik bikin karya dari kertas, bikin bokani sih tepatnya kita diajarinnya.”121
118
Wawancara pribadi dengan Sri Wahyuni anggota sanggar, Ciputat, 31 Mei 2016. Wawancara pribadi dengan Laeli Yuniawati anggota sanggar, Ciputat, 15 Juni 2016. 120 Wawancara pribadi dengan Ibu Yanti anggota pemberdayaan, Jombang, 17 Juli 2016. 121 Wawancara pribadi dengan Ibu Novi anggota pemberdayaan, Jombang, 26 Juli 2016. 119
109
Berdasarkan wawancara diatas bahawa kegiatan pelatihan yang dilakukan oleh komunitas enigami yaitu dengan perkenalan karyakarya enigami yang kemudian dipraktikan oleh anggota komunitas menggunakan berbagai teknik seni kertas. 2) Kemampuan dalam memanfaatkan sampah kertas sehingga menjadi sesuatu yang bernilai guna dan bermanfaat. “Manfaatnya itu kan saya sekarang lebih sering revisian skripsi, jadi sampah-sampah yang bekas revisian di rumah itu gak dibuang sembarangan. Jadi sampah yang ada di rumah itu kita gak buang sembarangan. Kita juga lebih tau yang tadinya sampah itu gak bernilai bisa jadi bernilai gitu.”122 “….. kalo ada barang bekas kaya karton, koran, kertas fotokopian sekarang gak langsung dibuang dipisahin terus dikumpulin dulu abis gitu dibikin boneka.”123 Jadi kertas yang sudah tidak terpakai lagi tidak dibuang sembarang yang kemudian dikumpulkan serta digunakan lagi oleh anggota komunitas untuk membuat kreasi enigami sehingga sampah kertas tersebut mempunyai manfaat. 3) Kemampuan dalam mengelola waktu yang luang yang dimiliki. Manfaat seperti ini dikatakan oleh anggota sanggar: “...Tapi perubahannya saya lebih memanfaatkan waktu luang aja soalnya kan waktu luang kadang kita bingung kan mau ngapain terus ada sanggaran jadi kita bisa ngumpul dan silaturrahmi juga,..”124 Dampak ini juga dirasakan oleh ibu-ibu rumah tangga yang menjadi anggota mandiri, cerdas dan kreatif, yaitu: “…jadi bisa manfaatin waktu kosong kalo lagi gak ada kerjaan jadi dari pada bosen gak ngapa-ngapain jadi punya kerjaan, orang kan
122
Wawancara pribadi dengan Sri Wahyuni anggota sanggar, Ciputat, 31 Mei 2016. Wawancara pribadi dengan Ibu Novi anggota pemberdayaan, Jombang, 26 Juli 2016. 124 Wawancara pribadi dengan Siti Mulkhiah anggota sanggar, Ciputat, 15 Juni 2016. 123
110
ngeliatnya kita gak ngapa-ngapain tapi sebenarnya kita ada kerjaan juga gak cuma diem aja.”125 Hal ini juga seperti yang dikatakan oleh Ibu Yanti: “Paling malem, kan saya juga susah tidur ya jadinya dari pada enggak ngapa-ngapain ya udah bikin ginian aja. Terus kalo lagi santai daripada iseng bikin ginian ajadeh jadinya. Bulan puasa juga kan tuh banyak waktu kosong juga jadinya bikin ini.”126 Jadi dengan kegiatan kreasi enigami ini anggota komunitas dapat menggunakan waktu luang yang dimiliki dengan membuat kreasi enigami sehingga tidak merasa jenuh dan bosan karena tidak memiliki aktivitas atau kegiatan lain di waktu luang yang ada. 4) Anggota komunitas mendapatkan keuntungan atau pendapatan dari hasil kegiatan limbah kertas. “Pas bikin sih dapat pendapatan sih Mbak”127 “Dapet Mbak Alhamdulillah. Kan kita produksi terus dapet hasilnya deh.”128 Jadi anggota yang telah memproduksi kreasi enigami mendapatkan pendapatan atas hasil produksi tersebut. Namun tidak semua anggota komunitas yang telah mengikuti kegiatan kreasi enigami ini mendapatkan pendapatannya sendiri. Hal ini seperti yang dikatakan oleh anggota sanggar berikut: “Belum sih kaa soalnya belum pernah dijualin baru dikonsumsi sendiri aja.”129 “Kalau saya sih belum ngejualin, kalau ada yang mau minta bikin sih saya bikinin aja tapi kalau untuk ngejualin belum saya
125
Wawancara pribadi dengan Ibu Novi anggota pemberdayaan, Jombang, 26 Juli 2016. Wawancara pribadi dengan Ibu Yanti anggota pemberdayaan, Jombang, 17 Juli 2016. 127 Wawancara pribadi dengan Ibu Novi anggota pemberdayaan, Jombang, 26 Juli 2016. 128 Wawancara pribadi dengan Ibu Yanti anggota pemberdayaan, Jombang, 17 Juli 2016. 129 Wawancara pribadi dengan Laeli Yuniawati anggota sanggar, Ciputat, 15 Juni 2016. 126
111
sendiri karena masih belajar dan karyanya emang masih buat saya sendiri.”130 Untuk anggota sanggar sendiri belum merasakan pendapatan sendiri dari hasil karya yang telah mereka buat karena karya kreasi enigami masih dipergunakan sendiri dan tidak untuk dijual. Berbeda dengan Ibu-ibu rumah tangga yang mengikuti kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas enigami. Mereka mendapatkan keuntungan dari hasil karya yang telah mereka buat. Jumlah keuntungan yang didapatkan oleh masing-masing ibu-ibu rumah tangga di Jombang yang merupakan anggota komunitas mandiri, cerdas dan kreatif berbeda satu sama lain. “Berapa yaa, awal-awal sih alhamduillah 600.000,- itu bikin 30 bokani yang udah jadi terus dikasih ke Bang sarudi. Nah itu gak tentu sih tergantung buatnya kita. Kalo saya bikin yang polos gitu ukuran kecil tanpa dicat itu dapet 2000 per boneka kalo yang agak gedean 8.000,- per boneka tapi kalo boneka yang udah jadi itu 20.000 yang udah dicat perboneka. Kalau sekarang-sekarang mah gak nyampe 300.000,- itu juga bikin sebulan”131 “Kalo gak salah diawal 500.000,- sama 250.000,- jadi dapatnya itu tergantung pemesananya sih berapa dapatnya. Pokoknya saya dapat dua kali doang dari pemesanan itu.”132 Jadi jumlah keuntungan yang didapatkan oleh anggota mandiri, cerdas dan kreatif itu bermacam-macam dan tidak menentu. Hal ini dikarenakan jumlah keuntungan yang diperoleh sesuai dengan jumlah pemesanan dan produksi dari kreasi enigami tersebut. Apabila anggota mandiri, cerdas dan kreatif membuat kreasi enigami berbentuk bokani wisuda yang berukuran sedang dia mendapatkan keuntungan sebesar
130
Wawancara pribadi dengan Sri Wahyuni anggota sanggar, Ciputat, 31 Mei 2016. Wawancara pribadi dengan Ibu Yanti anggota pemberdayaan, Jombang 17 Juli 2016. 132 Wawancara pribadi dengan Ibu Novi anggota pemberdayaan, Jombang 26 Juli 2016. 131
112
Rp. 20.000 per boneka sedangkan untuk bokani berukuran kecil mereka mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 2.000 per boneka. Saat ini jumlah keuntungan yang diterima oleh anggota mandiri, cerdas dan kreatif dari kegiatan kreasi limbah kertas ini dimulai dari Rp. 200.000 sampai Rp. 600.000 untuk satu anggota. Untuk keseluruhan omzet penghasilan yang didapatkan oleh anggota mandiri, cerdas dan kreatif kurang lebih sebesar Rp. 3.000.000 dengan waktu penerimaan yang tidak menentu. Keuntungan yang diperoleh anggota mandiri, cerdas digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam keluarga. Seperti yang diucapkan sendiri oleh anggota komunitas: “Buat nambahin kebutuhan sehari-hari aja Mbak, buat jajan anak, buat masak. Misalnya kalo anak jajan kan dapet jatahnya dari uang suami nah kalo dapet uang dari enigami jadi gak usah pake uang dari jatah suami, masak juga kaya gitu buat nambahain”133 “Lumayan sih buat nambah-nambahin bayar sekolah waktu TK, sisanya buat uang saku anak sama ditabung.”134 Jadi keuntungan yang didapatkan berguna untuk membayar sekolah anak,
membeli
kebutuhan untuk
makan sehari-hari,
menambahkan uang saku anak dan untuk tabungan jika ada keperluan di kemudian hari. 5) Fasilitas Pemasaran Anggota komunitas enigami juga menerima manfaat berupa fasilitas pemasaran. Jadi semua karya enigami yang telah dibuat
133 134
Wawancara pribadi dengan Ibu Yanti anggota pemberdayaan, Jombang, 17 Juli 2016. Wawancara pribadi dengan Ibu Novi anggota pemberdayaan, Jombang, 26 Juli 2016.
113
dipasarkan oleh tim inti komunitas enigami. Hal ini speerti yang diucapkan oleh anggota komunitas: “Kalo dijualin sendiri gak sih. Kan abis bikin saya setor ke bang Sarudi sama bang rofiq. Jadi gini Mbak, kan saya bikin tuh misalnya 30 boneka nanti saya setor ke Mas Sarudi nanti mereka yang masarin saya cuma produksi aja. Kalo gak Mas Sarudi minta gini, Mamah Nisa bikini 4 ya boneka yang udah jadi. Yaudah nanti mereka yang jual saya nerima hasilnya.135 “Kalo penjualannya sih kan dari komunitas enigami, kita mah disuruh bikin boneka doang misalnya Mas Sarudi bilang butuh 100 boneka nanti kita bikini tapi dibagi kita jadi saya bikin 30, mama Nisa 30 sama mamah Daffa 30 buah terus nanti komunitas enigami berapa .”136 Namun untuk dampak fasilitas pemasaran hanya didapatkan oleh anggota kelompok mandiri, cerdas dan kreatif. Kreasi enigami yang telah dibuat dijual kembali oleh tim inti komunitas enigami melalui online maupun langsung seperti kegiatan wisuda atau kegiatan lainnya. 3. Analisis Hasil Penelitian Untuk menganalisis dampak yang diterima oleh anggota komunitas dengan adanya kegiatan limbah kertas pada pemberdayan anggota yang dilakukan oleh komunitas enigami menggunakan indikator pemberdayaan perempuan menurut Longwe dengan indikator kesejahteraan, akses, partisipasi, konsientisasi dan kesetaraan dalam kekuasaan. Kegiatan limbah kertas komunitas enigami pada pemberdayaan anggota komunitas memberikan pelatihan kepada anggota komunitas baik kepada anggota mandiri, cerdas dan kreatif dan anggota sanggar sehingga
135 136
Wawancara pribadi dengan Ibu Yanti anggota pemberdayaan, Jombang, 17 Juli 2016. Wawancara pribadi dengan Ibu Novi anggota pemberdayaan, Jombang, 26 Juli 2016.
114
anggota komunitas memiliki kemampuan baru dan mengembangkan potensi yang ada pada anggota komunitas dalam keterampilan membuat karya seni terutama karya seni dari kertas yang sudah tidak dipakai lagi. Jadi sebagaian anggota komunitas yang mengikuti pelatihan tidak mengetahui bahwa sampah kertas yang sudah tidak digunakan lagi dapat dijadikan sebuah kreasi yang bermanfaat dan bernilai guna sehingga anggota komunitas mempunyai keterampilan baru yang dapat digunakan untuk bekal dalam kehidupan nantinya. Namun ada sebagian anggota komunitas yaitu pada anggota sanggar yang sudah mengenal dan memiliki keteranpilan dalam membuat kreasi tangan dan setelah mengikuti pelatihan kreasi enigami, anggota sanggar dapat mengembangkan potensi atau kemampuan yang telah dimiliki sehingga kemampuan yang dimiliki terus berkembang dan bermanfaat bagi kehidupannya. Adapun manfaat dari pelatihan yang diberikan oleh komunitas enigami kepada anggota komunitas baik anggota sanggar maupun anggota mandiri, cerdas dan kreatif yaitu anggota komunitas dapat memiliki keterampilan memanfaatkan sampah terutama sampah kertas. Awalnya sebelum mengikuti kegiatan kreasi limbah kertas ini, anggota komunitas baik anggota sanggar maupun anggota mandiri, cerdas dan kreatif membuang saja kertas yang sudah digunakan dan tida terpakai lagi tanpa memikirkan dampak dan manfaat dari sampah kertas itu. Setelah mengikuti pelatihan yang diberikan oleh komunitas enigami mengenai kreasi limbah kertas, mereka jadi berpikir kembali untuk membuang sampah kertas karena sampah kertas yang ada dijadikan kreasi enigami
115
untuk mengasah keterampilan yang dimiliki dan memilah sampah yang akan dibuang terutama sampah kertas misalnya sebelum membuang sampah
ke
tempat
pembuangan
sampah
anggota
komunitas
menggolongkan sampah sesuai jenisnya yaitu sampah organik dengan organik dan sampah non-organik dengan non-organik yang kemudian baru dibuang ke tempat pembuangan sampah dan hal ini dilakukan di kehidupan sehari-hari anggota komunitas. Selain itu setelah mengikuti pelatihan kegiatan limbah kertas komunitas enigami, anggota komunitas baik anggota sanggar maupun anggota mandiri, cerdas dan kreatif dapat memanfaatkan waktu luang yang mereka miliki. Jadi ketika anggota komunitas sedang tidak melakukan kegiatan lain atau setelah menyelesaikan kegiatannya untuk menghilangkan rasa bosan biasanya anggota komunitas membuat kreasi enigami agar waktu yang ada digunakan dengan kegiatan yang bermanfaat dan keterampilan yang didapatkan menjadi berguna. Karya atau kreasi yang telah dibuat oleh anggota mandiri, cerdas dan kreatif akan dipasarkan oleh komunitas enigami dengan online seperti melalui website resmi enigami yaitu www.enigami.weebly.com maupun langsung seperti adanya kegiatan-kegiatan tertentu salah satunya kegiatan wisuda. Dengan demikian, kegiatan pemberdayaan limbah kertas yang dilakukan oleh komunitas enigami memberikan kemampuan pada anggota komunitas untuk memperoleh hak atau akses terhadap sumber daya produktif berupa pelatihan dan fasilitas pemasaran sehingga anggota komunitas mampu membuat sesuatu karya baru yang belum tentu
116
masyarakat lain mampu mempunyai kemampuan dalam keterampilan kreasi enigami tersebut. Dengan fasilitas pemasaran yang didapatkan oleh anggota komunitas terutama anggota mandiri, cerdas dan kreatif mendapatkan keuntungan dari hasil karya enigami berupa bokani yang mereka buat. Keuntungan yang mereka dapatkan sesuai dengan hasil karya yang mereka produksi dan pemesanan dari tim inti komunitas. Jadi pendapatan yang mereka terima tidak tetap dan tidak stabil. Dengan keuntungan yang anggota mandiri, cerdas dan kreatif mempunyai penghasilan sendiri yang awalnya hanya menerima tanggungan dari suami, namun dengan keuntungan yang didapatkan oleh anggota mandiri, cerdas dan kreatif dapat membantu suami dalam membantu memenuhi kebutuhan keluarga mulai dari membayar sekolah anak dan untuk makan keluarga. Dengan adanya kegiatan pemberdayaan limbah kertas ini memberikan dampak pada kesejahteraan perempuan yaitu peningkatan penghasilan, jadi walaupun hanya bekerja di rumah namun anggota mandiri, cerdas dan kreatif mempunyai penghasilan sendiri tidak hanya menerima pendapatan dari suami saja. Akan tetapi penghasilan yang diperoleh tidak meningkatkan kondisi ekonomi keluarga secara signifikan baik dari mutu makanan, perawatan maupun pelayanan dengan sebelum adanya kegiatan pemberdayaan enigami tersebut dikarenakan kegiatan ini hanya berjalan sementara. Selain itu perempuan juga sudah dapat menunjukkan kontrol/kuasa di tingkat rumah tangga dengan penghasilan tambahannya.
117
Anggota komunitas tidak hanya mendapatkan pelatihan dari tim inti komunitas saja namun anggota komunitas enigami juga berkontribusi dalam membantu kegiatan komunitas enigami lainnya seperti kegiatan workshop terutama pada anggota sanggar yang aktif dalam membantu tim inti dalam kegiatan workshop yang diadakan oleh komunitas enigami. Hl ini juga berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada tanggal 20 Mei 2016, anggota sanggar turut serta dalam membantu komunitas enigami disalah satu acara workshop dengan kerjasama PT. Danone di Istana Kebangkitan Nasional137. Keaktifan anggota sanggar dalam mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh komunitas enigami membuat anggota sanggar berkeinginan untuk meneruskan tim inti komunitas enigami dalam mengembangkan komunitas enigami. Anggota komunitas enigami baik anggota sanggar maupun anggota mandiri, cerdas dan kreatif juga memberikan kritikan, saran atau pun pendapat bagi setiap kegiatan yang diadakan oleh komunitas enigami maka akan menambah partisipasi perempuan dalam pembuatan keputusan walaupun lingkupnya masih kecil yaitu kelompok.
137
Hasil pengamatan yang dilakukan di PT. Danone pada tanggal 20 Mei 2016. (terlampir)
PENUTUP A. KESIMPULAN Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis mengenai dampak kegiatan limbah kertas komunita enigami pada pemberdayan anggota melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1. Kegiatan pemberdayaan pada komunitas enigami dengan melakukan pelatihan dan pendampingan untuk memberikan keterampilan melalui membuat kreasi enigami kepada anggota komunitas yaitu anggota sanggar sebagian besar merupakan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan ibu-ibu rumah tangga di Jombang, Ciputat. Kegiatan pelatihan dari masingmasing anggota komunitas berbeda. Untuk anggota sanggar, kegiatan pelatihan dinamakan dengan kegiatan sanggar. Kegiatan sanggar dilakukan bagi seseorang yang ingin terus dan bersungguh-sungguh dalam mempelajari enigami lebih jauh. Sedangkan untuk ibu-ibu rumah tangga di Jombang dinamakan kegiatan mandiri, cerdas dan kreatif yang bertujuan untuk lebih produktif berkarya sambil mengasuh anak dan menjaga rumah. Dalam kegiatan sanggar biasanya anggota sanggar diberikan keterampilan membuat kreasi enigami dengan berbagai teknik seni kertas mulai dari teknik gulung, remas, lipat maupun pola. Sedangkan untuk kegiatan mandiri, cerdas dan kreatif hanya diberikan keterampilan membuat kreasi enigami menggunakan teknik gulung saja dengan membuat bokani sebagai ciri khas dari komunitas enigami. 117
118
2. Dampak kegiatan limbah kertas yang diberikan ke anggota komunitas baik anggota sanggar maupun anggota mandiri, cerdas dan kreatif adalah anggota komunitas jadi mengetahui bahwa kertas bekas yang tidak digunakan dan dipakai lagi masih dapat bermanfaat dan bernilai guna sehingga memberikan keterampilan baru bagi anggota komunitas serta mengajarkan untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan memanfaatkan dan mengelola sampah kertas. Selain itu, anggota komunitas juga mendapatkan dampak berupa kemampuan dalam mengelola waktu luang yang dimiliki, akses perempuan sumber daya produktif berupa pelatihan dan fasilitas pemasaran dan kesejahteraan perempuan berupa pendapatan. B. SARAN 1. Tim inti komunitas enigami a) Dalam membuat kegiatan pemberdayaan tim inti perlu melakukan pengkajian terhadap kebutuhan yang diperlukan dari kelompok sasaran Sehingga manfaat dan dampak dari kegiatan pemberdayaan dapat dirasakan oleh kelompok sasaran terpenuhi dan kehendak atau keinginan pribadi tim inti komunitas enigami juga terpenuhi b) Membuat rancangan dan tahapan-tahapan yang matang secara tertulis untuk kegiatan yang akan dikerjakan, terutama dalam kegiatan pemberdayaan. Sehingga kegiatan pemberdayaan tersebut berjalan dengan maksimal dan tidak hanya mengikuti kondisi dan peluang yang ada. c) Tim inti perlu melakukan inovasi-inovasi yang lebih menarik agar kegiatan di komunitas enigami tidak berhenti. Misalnya, membuat
119
alternatif kegiatan lain apabila kegiatan pemberdayaan yang dilakukan dirasa sudah tidak maksimal. d) Komunitas enigami perlu melakukan kerjasama dengan ketua Rukun Tetangga, Rukun Warga maupun pihak Kelurahan Jombang untuk kegiatan pemberdayaan di Jombang sehingga pihak-pihak tersebut dapat mendukung dan membantu kegiatan yang dilakukan oleh komunitas enigami. e) Tim inti komunitas enigami perlu melakukan pencatatan administrasi yang sistematis dari setiap kegiatan yang diadakan oleh komunitas enigami seperti berita acara setiap kegiatan yang dilakukan, absensi dari setiap kegiatan, terutama kegiatan sanggar dan pemberdayaan sebagai bahan evaluasi tim inti komunitas enigami. f) Melibatkan anggota sangggar dalam kegiatan internal yang dilakukan oleh tim inti komunitas enigami sehingga adanya penerus tim inti komunitas enigami dalam mengembangkan komunitas enigami. g) Melakukan pertemuan khusus dengan anggota komunitas baik anggota sanggar maupun ibu-ibu di Jombang untuk membuat rancangan kegiatan pemberdayaan secara bersama. h) Meningkatkan promosi untuk memperkenalkan komunitas enigami, kegiatan-kegiatan yang ada di komunitas enigami serta produk yang dihasilkan oleh komunitas enigami.
120
2. Penerima Manfaat a) Menyalurkan keterampilan yang didapatkan kepada orang lain sehingga orang lain dapat mengetahui dan mempelajari kreasi enigami. b) Tetap menjaga konsistensi untuk berpartisipasi dan ikut serta dalam kegiatan komunitas enigami. c) Membantu memperkenalkan komunitas enigami baik dari kegiatan yang dilakukan oleh komunitas enigami maupun produk yang dihasilkan oleh komunitas enigami.
DAFTAR PUSTAKA A. SUMBER BUKU Adi,
Rukminto, Isbandi. Kesejahteraan Sosial (Pekerjaan Sosial, Pembangunan Sosial dan Kajian Pembangunan). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2013.
Arkanto, Suhaimi. Prosedur Pnenelitian Suatu Pendekatan Praktek. Cetakan ke-13. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2006.
Bungin, Buthan. Metode Penlitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group. 2005.
Firdaus, Ismet. dkk. Pengamalan Al-Qur’an tentang Pemberdayaan Dhu’afa. Jakarta: Dakwah Press UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2008.
Firmansyah, Rikky. dkk. Mudah dan Aktif Belajar Biologi. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
Ghony, Djunaidi, M dan Almansur, Fauzan. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2012.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori&Praktik. Cetakan Pertama. Jakarta: Bumi Aksara. 2013.
Institute of Medicine of the National Academies. Design Considertion for Evaluating the Impact of Pefpear. Washingtoh DC: The National Academies Press. 2008.
Irwan. Dinamika dan Perubahan Sosial pada Komunitas Lokal. Yogyakarta. Deepublish Publisher. 2015.
Ismail, Usman, Asep. Al-Qur’an dan Kesejahteraan Sosial. Tangerang: Lentera Hati. 2012.
121
122
Kristanto, Philip. Ekologi Industri. Edisi kedua. Yogyakarta: CV. Andi Offset. 2013.
Krist-Ashman, K, Karen. Introducing To Social Work & Social Welfare Critical Thinking Perspective. USA: University of WisconsinWhitewater. 2010.
Martono, Nanang. Metode Penelitian Kualitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder. Jakarta: Rajawali Pers. 2011.
Meleong, J, Lexy. Metodologi Peneitian Kulitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2007.
Nasdian, Tonny, Fredian. Pengembangan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. 2015.
Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2007.
Sarwono, Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2006.
Soetomo. Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Belajar. 2011.
Sudrajad. Kiat Mengentaskan Pengangguran dan Kemiskinan melalui Wirausaha. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012.
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta. 2010.
________. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta: 2011.
Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Cetakan Pertama. Bandung. PT. Refikas Aditama. 2005.
123
________. Pekerjaan Sosial di Dunia Industri Memperkuat Tanggungjawab sosial Perusahaan. Jakarta: PT Refika Aditama. 2007.
Suharto. Limbah Kimia dalam Pencemaran Udara dan Air. Yogyakarta. CV. Andi Offset. 2011.
Suryana, Yuyus dan Kartib Bayu. Kewirausahaan Pendekatan Karakteristik dan Wirausahawan Sukses. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010.
Suryana. Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kita dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat, 2009.
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesai. Edisi ke-3. Jakarta. Balai Pustaka. 2002.
Wardhana, Arya, Wisnu. Dampak Pencemaran Lingkungan. Edisi revisi. Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2004.
Wirawan. Evaluasi; Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi. Jakarta: Rajawali Press. 2011.
Wrihatnoto, R, Randy dan Dwidjowijoto, Nugroho Riant. Manajemen Pemberdayaan. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. 2007.
Zubaedi. Pengembangan Masyarakat Wacana dan Praktik. Jakarta: Kencana Prenada media Group. 2013.
B. SUMBER SKRIPSI Ariestha, Randy. Studi Karakteristik Sampah Kantor Walikota Makassar dan Alternatif Pengolahannya. Skripsi S1 Fakultas Teknik. Universitas Hasanudin Makassar. 2015. Dawiyah. Siti. Evaluasi Dampak Usaha Konveksi Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Teluk Amanah pada Peningkatan Aset Anggotanya di Kampung Melayu Kabupaten Tangerang. Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2011.
124
Safitri. Reza. Ahmad. Dampak Retail Modern terhadap Kesejahteraan Pedagang Pasar Tradisional Ciputat, Tangerang Selatan. Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010. Widianto, Arif, Ahmad. LSM dan Pemberdayaan Perempuan (Studi Pada LSM Yayasan Sahabat Ibu di Yogyakarta). Tesis S2 Sosiologi. Univeristas Gajah Mada. 2014. C. SUMBER JURNAL Sarifudin. dkk. “Pemanfaatan Limbah Kertas Sebagai Bahan Material untuk Pembuatan Meja Belajar Anak melalui Pendekatan Ergonomi.” Student journal of engineering Vol 1, no. 1. 2013. Supeni, Indah, Retno dan Sari, Ika, Maheni. Upaya Pemberdayaan Ekonomi Perempuan melalui Pengembangan Manajemen Usaha Kecil (Studi Diskriptif pada Kegiatan Usaha Kecil Ibu-Ibu Desa Wirolegi Kabupaten Jembber, Dampingan Pusat studi Wanita UM Jember: Prosiding Seminar Nasional Ekonomi, 2011. Jember: Universitas Muhammadiyah Jember, 2011: h. 105. D. SUMBER UNDANG-UNDANG Undang-undang No. 11 tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial Undang-undang No. 32 tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup E. WEBSITE Al-Qur’an. “Surah Al-A’raf (ayat 56). Diakses pada 24 September 2015 dari http://al-qur’an-indonesia.com. Handayani, Evi. “Muda Sukses Bermanfaat (Dari Limbah jadi Berkah).” artikel diakses pada 3 Mei 2016 dari http://www.kompasiana.com. Ilyas, Nida, Azizah. “Imagine = Enigami.” Artikel diakses pada 3 Mei 2016 dari http://www.lpminstitut.com/2014/04/imagine-enigami.html. Nurediyanto. “Kita dan Enviromental Cost.” Artikel diakses pada 12 Februari 2016 dari http://www.kompasiana.com. Studi Dokumen. “Photo of Enigamipapers.” Foto diakses pada 14 Juli 2016 dari https://www.facebook.com/EnigamiKreasiLimbahKertas. Tinjauan Pustaka di website enigami www.weebly.enigami.com.
125
Wahyu. “Komunitas Enigami Daur Ulang Bekas Skripsi.” Artikel diakses pada 3 Mei 2016 dari http://www.koran-jakarta.com/daur-ulang-kertasbekas-skripsi. F.
HASIL WAWANCARA Wawancara pribadi dengan anggota komunitas enigami Laeli Yuniawati. Ciputat, 15 Juni 2016. Wawancara pribadi dengan anggota komunitas enigami Siti Mulkhiah. Ciputat, 15 Juni 2016. Wawancara pribadi dengan anggota komunitas enigami Sri Wahyuni. Ciputat, 30 Mei 2016. Wawancara pribadi dengan anggota pemberdayaan Ibu Novi. Jombang, 26 Juli 2016. Wawancara pribadi dengan anggota pemberdayaan Ibu Yanti. Jombang, 17 Juli 2016. Wawancara pribadi dengan Bidang Kebersihan DKPP Tangsel Bapak Sahrul. Tangerang, 20 Mei 2016. Wawancara pribadi dengan pengurus kelurahan Jombang Bapak Hayat. Jombang, 17 Mei 2016. Wawancara pribadi dengan tim inti komunitas enigami Fadlillah Zulqarnain. Ciputat, 22 Mei 2016. Wawancara pribadi dengan tim inti komunitas enigami Sarudi Putra Siregar. Pondok Aren, 2 April 2016. ___________________________________________. Ciputat, 22 Mei 2016.
G. HASIL PENGAMATAN Hasil pengamatan pada Ibu Yanti, Minggu 17 Juli 2016. Hasil pengamatan pada Laeli Yuniawati, Senin 25 Juli 2016. H. SUMBER LAINNYA Dokumen DKPP Tangerang Selatan. Pamulang, 20 Mei 2016. Dokumen Kelurahan Jombang. Jombang, 17 Mei 2016. Studi dokumen. Kumpulan Kliping Komunitas enigami.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
enigami r.w.so€pdmm
No
e
Rt.o3/Rw 04
enrs,mipaoe6@ama ..om
Na
: Pe6etuiuan Izin PEnelitian (Skripsi)
Di
A*lanuahikun
WL wb,
Pljisyukur kehadiat Allah SWT yang telah memberikan segaa.ahmat dan nikmatNya, sehi.qqa kita dapat menjalankan aktivrtas sehar hari sebaqaimana biasanya. Shalawat dan slam *laiu tercurahkan kepada junjunqa. kta baginda Nabi Muhammad SAw, beserta para keluarga?
lhabat
dan seluruh umatnya hinqqa akhirZaman nanti.
Alhamdulillah kamitelah menerima surat Permohon.n lzin Peneitia. (Skripsi)"yan! diajukan oleh Sdri.fta Rahmawati (Mahasiswa UIN takarta, Fakuths Dak ah dan Kohunlkasi, Jurusan Kesejahte.aan Soslal). Kami saogat berterimakaslh telah dipercayakan
ebagai objek penelitian u.tuk melihat hasil peaalanan kami daiam membanqun komunitas berbasis kreativltas dan ssial- inqkungan. Pada akhirnya kamimendapatkan suatu asupan barJ daldn evdudsi.erja kam' seama mr.
In sya Alah kami dengan *nang hati mengizlnan Sdri,ha Rahmawati untuk melanjutkan penelltian tereebut. Demikian atas keaasama dan bantuannya kami !.apkan Wa
s a la n u'a la ykun Ur'a e h m a tu lh h i Wa b a b k a tu h,
S,E
Pedoman Wawancara Dampak Kreasi Limbah kertas Komunitas Enigami pada pemberdayaan anggota di Kelurahan Jombang Informan
: Pendiri Komunitas enigami
Hari dan Tanggal
:
Waktu wawancara
:
Tempat Wawancara : Identitas Informan Nama
:
Jenis kelamin
:
Pekerjaan
:
Umur
:
Pendidikan
:
Pertanyaan Informan (Pendiri Komunitas Enigami) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Bagaimana munculnya ide membuat kreasi enigami ? Mengapa kreasi enigami ini dijadikan sebuah usaha ? Apa latar belakang membentuk suatu komunitas yang bernama enigami? Apa Visi dan Misi komunitas enigami? Program apa saja yang dilakukan oleh komunitas enigami ? Kapan saja program-program komunitas enigami itu dilaksanakan? Bagaimana struktur pengurus dari komunitas enigami tersebut dan pembagian tugas? 8. Bagaimana cara ingin bergabung ke dalam kegiatan komunitas enigami? 9. Dengan siapa saja komunitas enigami melakukan kerjasama? 10. Bagaimana sistem pemasaran dari komunitas enigami pada kreasi limbah kertas?
Pedoman Wawancara Dampak Kreasi Limbah kertas Komunitas Enigami pada pemberdayaan anggota di Kelurahan Jombang Informan : Penanggungjawab Pemberdayaan pada komunitas enigami di Kelurahan Jombang Hari dan Tanggal
:
Waktu wawancara
:
Tempat Wawancara : Identitas Informan Nama
:
Jenis kelamin
:
Pekerjaan
:
Umur
:
Pendidikan
:
Pertanyaan Informan 1. 2. 3. 4. 5. 6.
7. 8. 9. 10.
Bagaimana awal munculnya ide untuk melakukan pemberdayaan masyarakat? Strategi pemberdayaan apa saja yang dilakukan oleh komunitas enigami? Siapa yang bertanggung jawab atas kegiatan pemberdayaan kreasi enigami yang dilakukan ? Bagaimana persiapan tim inti komunitas itu sendiri sebelum dimulainya melakukan kegiatan pemberdayaan kreai enigami ? Persiapan lapangan apa saja yang telah dilakukan oleh tim inti komunitas enigami dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan? Bagaimana proses pengidentikasian masalah yang dilakukan oleh tim inti komunitas terhadap kelompok sasaran bahwa kelompok sasaran tersebut layak untuk melakukan kegiatan pemberdayaan enigami tersebut? Apa yang dilakukan oleh tim inti komunitas enigami sebelum dimulainya pelatihan kreasi enigami terhadap kelompok sasaran? Bagaimana respon kelompok sasaran terhadap kegiatan pemberdayaan kreasi enigami yang akan dilakukan? Bagaimana proses kegiatan pemberdayaan kreasi yang dilakukan oleh komunitas enigami? Berapa jumlah peserta yang mengikuti kegiatan pemberdayaan kreasi enigami tersebut?
11. Apakah komunitas enigami pernah membuat proposal terkait dengan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan kreasi enigami kepada di pihak lain? 12. Bagaimana pelaksanaan pengawasan dan pengontrolan yang dilakukan oleh tim inti komunitas enigami terhadap kegiatan pemberdayaan kreasi enigami? 13. Berapa kali tim inti mengadakan evaluasi terkait dengan kegiatan pemberdayaan kreasi enigami yang dilakukan oeh komunitas enigami? 14. Apa kendala yang dihadapi oleh komunitas enigami dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan kreasi enigami tersebut? 15. Bagaimana partisipasi kelompok sasaran terhadap kegiatan pemberdayaan kreasi enigami sampai dengan sekarang? 16. Apa harapan komunitas enigami terutama tim inti komunitas enigami terhadap kegiatan pemberdayaan yang telah dilakukan?
Pedoman Wawancara Dampak Kreasi Limbah kertas Komunitas Enigami pada pemberdayaan anggota di Kelurahan Jombang Informan
: Tim Inti komunitas enigami
Hari dan Tanggal
:
Waktu wawancara
:
Tempat Wawancara : Identitas Informan Nama
:
Jenis kelamin
:
Pekerjaan
:
Umur
:
Pendidikan
:
Pertanyaan Informan 1. Mengapa seseorang yang sudah bergabung dalam komunitas enigami dinamakan anggota sanggar? 2. Bagaimana proses penjalinan relasi anggota tim inti dengan masyarakat yang ingin bergabung menjadi anggota komunitas enigami? 3. Strategi pemberdayaan apa saja yang dilakukan oleh komunitas engami kepada anggota sanggar? 4. Bagaimana pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh tim inti komunitas terhadap anggota sanggar? 5. Bagaimanan partisipasi anggota sanggar dalam kegiatan yang dilakukan oleh komunitas enigami? 6. Bagaimana hubungan tim inti dengan anggota komunitas dalam membangun komunitas enigami? 7. Apa hambatan yang dihadapi dalam melakukan kegiatan bagi anggota sanggar? 8. Apa saja bentuk kreasi enigami yang telah dibuat oleh komunitas enigami? 9. Bentuk kreasi enigami apa yang dibuat oleh kegiatan pemberdayaan yang berada di Kelurahan Jombang, Ciputat? 10. Bagaimana proses pembuatan kreasi enigami terutama yang dibuat dalam kegiatan pemberdayaan di Kelurahan Jombang, Ciputat? 11. Bahan-bahan apa saja yang diperlukan dalam membuat segala bentuk kreasi enigami tersebut?
12. Berapa modal yang dikeluarkan dalam membuat kreasi enigami yang dilakukan pada kegiatan pemberdayaan di Kelurahan Jombang? 13. Kendala apa yang didapatkan dalam proses pembuatan kreasi enigami yang dilakukan oleh kegiatan pemberdayaan di Kelurahan Jombang?
Pedoman Wawancara Dampak Kreasi Limbah kertas Komunitas Enigami pada pemberdayaan anggota di Kelurahan Jombang Informan
: Penerima Manfaat Kreasi enigami di Jombang, Ciputat
Hari dan Tanggal
:
Waktu wawancara
:
Tempat Wawancara : Identitas Informan Nama
:
Jenis kelamin
:
Pekerjaan
:
Umur
:
Pendidikan
:
Pertanyaan umum 1. Bagaimana Ibu bisa mengetahui komunitas enigami ? 2. Apa yang membuat Ibu tertarik untuk mengikuti kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas enigami? 3. Sejak kapan Ibu mengikuti kegiatan pemberdayaan enigami tersebut? 4. Kegiatan apa saja yang diberikan oleh komunitas enigami pada kegiatan penberdayaan enigami? 5. Apa harapan Ibu untuk komunitas enigami terutama dalam kegiatan pemberdayaan yang dilakukan? Indikator Evaluasi Dampak 1.
2.
Dampak management skill a. Keterampilan apa yang Ibu terima setelah mengikuti kegiatan pemberdayaan enigami ini? b. Apakah kegiatan pemberdayaan tersebut mengganggu kegiatan seharihari yang biasa Ibu kerjakan? c. Manfaat apa yang Ibu rasakan setelah mengikuti kegiatan pemberdayaan enigami ini bagi kehidupan sehari-hari ? Dampak kesejahteraan perempuan a. Apakah Ibu mendapatkan keuntungan atau penghasilan sendiri dari kegiatan pemberdayaan enigami ini?
b.
3.
4.
Jika ada, berapa nominal keuntungan yang didapatkan oleh Ibu dari hasil kegiatan pemberdayaan enigami ini? c. Bagimana kondisi ekonomi sesudah mengikuti kegiatan pemberdayaan enigami? Dampak partisipasi a. Apakah Ibu selalu dilibatkan secara langsung oleh Komunitas enigami dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan, administrasi menyangkut kegiatan pemberdayaan enigami ini? Dampak kesetaraan a. Adakah kesepakatan yang jelas antara Ibu dengan Tim inti komunitas enigami diawal kegiatan pemberdayaan enigami ini? b. Bagaimana pembagian tugas antara tim komunitas enigami dengan Ibu dalam kegiatan pemberdayaan enigami ini?
Pedoman Wawancara Dampak Kreasi Limbah kertas Komunitas Enigami pada pemberdayaan anggota di Kelurahan Jombang
Informan : Anggota Sanggar Komunitas Enigami (Penerima Manfaat Kreasi enigami) Hari dan Tanggal
:
Waktu wawancara
:
Tempat Wawancara : Identitas Informan Nama
:
Jenis kelamin
:
Pekerjaan
:
Umur
:
Pendidikan
:
Pertanyaan Umum 1. 2. 3. 4.
Bagaimana Anda mengetahui Komunitas enigami? Mengapa Anda tertarik untuk bergabung menjadi anggota komunitas enigami? Sejak kapan Anda bergabung menjadi anggota komunitas enigami? Kegiatan apa saja yang diberikan oleh komunitas enigami kepada anggota sanggar? 5. Apakah ada pelatihan khusus bagi anggota sanggar komunitas enigami? Jika ada, pelatihan seperti apa yang diberikan kepada anggota sanggar? 6. Apa harapan Anda bagi komunitas enigami dimasa yang akan datang? Indikator Evaluasi Dampak 1. Dampak management skill a. Keterampilan apa saja yang Anda dapatkan setelah bergabung menjadi anggota sanggar komunitas enigami? b. Manfaat apa yang Anda rasakan setelah bergabung menjadi anggota sanggar komunitas enigami yang berguna bagi kehidupan sehari-hari? 2. Dampak organization skill a. Apakah Anda aktif mengikuti setiap kegiatan yang diadakan oleh komunitas enigami bukan hanya mengikuti kegiatan sanggar saja?
b. Perubahan apa saja yang terjadi pada Anda sebelum dan sesudah bergabung menjadi anggota sanggar komunitas enigami terutama dalam kemampuan berorganisasi? c. Adakah keinginan Anda untuk menjadi tim inti dari komunitas enigami? 3. Dampak Kesejahteraan perempuan a. Apakah dengan bergabung menjadi anggota sanggar komunitas enigami Anda mendapatakan keuntungan atau pendapatan sendiri? b. Jika Iya, berapa pendapatan yang Anda peroleh dari kreasi enigami tersebut? 4. Dampak partisipasi a. Berapa kali tim inti enigami mengadakan pertemuan dengan anggota sanggar komunitas enigami? b. Berapa kali Anda mengikuti pertemuan yang diadakan oleh tim inti dengan anggota sanggar? c. Apakah Anda dilibatkan secara langsung dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh komunitas enigami? PEDOMAN OBSERVASI 1. Melihat lingkungan atau daerah yang dijadikan tempat pemberdayaan kegiatan enigami di Jombang 2. Melihat cara pembuatan kreasi enigami yang dilakukan oleh penerima manfaat pemberdayaan Kelurahan Jombang. 3. Melihat lama waktu pembuatan kreasi enigami yang dilakukan oleh penerima manfaat pemberdayaan di Kelurahan Jombang. 4. Melihat proses pembuatan dan lama waktu kreasi enigami yang dibuat oleh anggota sanggar.
TRANSKIP WAWANCARA Dampak Kreasi Limbah kertas Komunitas Enigami pada pemberdayaan anggota di Kelurahan Jombang Informan
: Pendiri Komunitas enigami
Hari dan Tanggal
: Sabtu, 2 April 2016
Waktu wawancara
: 11.00 WIB
Tempat Wawancara : Komplek PJMI, Pondok Aren Identitas Informan Nama
: Muhammad Sarudi Putra Siregar
Jenis kelamin
: laki-laki
Pekerjaan
: Designer
Umur
: 25 tahun
Pendidikan
: SI Akuntasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1.
2.
Pertanyaan Jawaban Pertanyaan Bagaimana muncul ide untuk membuat “Ide dan Inspirasinya berawal dari hobi bersama kreasi enigami? Abdul Rofiq, dulu kan karena mahasiswa mempunyai keinginan untuk usaha dari berbagai usaha mulai dari belut, kaos, sampai makanan juga sampai akhirnya masing-masing punya fashion di bidang desain crafting. Yaudah deh kita seriusin jadi tambahan usaha. Dan secara kebutulan sewaktu masih kecil kalau ditanya mainnya apa ya ini enigami ini mainan dari kecil, nah kalau ka rofiq ketemu ketika kuliah dia main di komunitas KPK. KPK yaitu komunitas pencinta kertas, Jadi di Indonesia banyak komunitas yang main di seni kertas nah itu fokus di paper craft yang diprint kemudian dirakit jadi robot, mobil, nah kalau di KPK itu lebih pake teknik papermache kalau di enigami itu namanya teknik remas. Kalau origami sama dia dari jepang. Nah dari situ kemudian kita kolaborasi”. Di tahun berapa terinspirasi membuat kreasi enigami?
untuk “waktu itu di tahun 2010”
3.
Mengapa kreasi enigami ini dijadikan “Motivasi dulu pas mahasiswa untuk mencari sebuah usaha ? tambahan uang, kalau sekarang hitungannya lebih ke tidak menyianyiakan hobi aja sih.”
4.
Apa latar belakang membentuk suatu “Dari awal kuliah kita udah ikut atau bergabung komunitas yang bernama enigami? di komunitas. Ka Rofiq di KPK, kalau kaka di komunitas luar macem-macem ada di komunitas komik, komunitas desain yang berbasis visual art dan kita juga ikut komunitas di sainstek namanya dapur seni, kalau di UIN ada yang namanya pandawa squard nah jadi kita terinspirasi dari situ wah enak nih bikin komunitas yaudah yuk coba bikin komunitas enigami. Mulai komunitas belum lama sekitar dua tahun yaitu perkiraan tahun 2013, nah awalnya hambar gak ada kegitan cuma perkumpulan saja akhirnya kita membuat kegiatan”.
5.
Apa Visi dan Misi komunitas enigami?
“Kalau untuk visinya bisa liat di web enigami itu sendiri, nah kalau misinya itu berhubungan dengan program kita sendiri yaitu yang pertama mengajak orang itu dari program selingkuh sudah mulai di mahasiswa UIN yaitu dengan sedekah kertas. Jadi itu terinspirasi dari pernah anak kosan udah selesai kuliah terus mau pulang ke rumah orang tuanya akhirnya beberapa bekas yang dia miliki diberikan ke pemulung. Yang kedua dari program pemberdayaan. Yang ketiga Kita mengajak banyak orang seperti social movement, yuk dengan sampah pun kita bisa berkreasi. Yang keempat itu Target besar enigami Kita mendoktrin banyak orang memberikan istilah kreasi limbah kertas itu namanya enigami sama halnya orang melihat seni lipat kertas namanya origami, Alhamdulillah sudah mulai kedoktrin jadi ketika melihat karya dari limbah kertas namanya enigami nah itu tujuan paling besar sih.”
6. Program apa saja yang dilakukan oleh “Enigami ada tiga program yaitu yang pertama itu komunitas enigami? program selingkuh atau sedekah lingkungan hijau
itu biasanya kita kampanye-kampanye gitu sih lebih ke ngajak orang ngajak orang jangan banyak-banyak buang sampah dan di rumah sampah udah dipilah-pilah nah nanti tinggal dikasih, kita mau mengajak seperti itu caranya itu kita ngehubungin secara personal aja melalui social media serta dari mulut ke mulut.” 7. Jenis sampah apa saja yang bisa “Nah itu yang masih dilemma juga, banyangkan disedekahkan untuk program selingkuh ini kalau orang medan mau selingkuh ke enigami itu apa hanya jenis sampah saja ? bagaimana caranya berarti dia harus ngirim dong pake paket misalnya sampahnya sampai 10 kg ngirim pake JNE, JNE dari Medan ke Jakarta bisa 50.000 per kilo. Jadinya 500.000 itu untuk ongkir itu habis di ongkos doang. Nah jadi kalau sekitar UIN kita bisa jenis kertas tapi kalau diluar kertas kita tidak menerima. Tetapi kalau di luar UIN kita kasih alternatif di kosan, di apartemen atau di mana pun dipilah dulu sampahnya kertas dengan kertas, plastik dengan plastik, kaca dengan kaca nanti kalau udah full baru disedekahkan ke orang lain. Manusia yang seperti kita orang yang berduit, kalau kita dapet satu thursbag botol plastik bagi kita tuh biasa aja, nah bagi pemulung udah kaya harta . 8. Dialokasikan kemana kertas yang “Jadi kalau yang di sekitar UIN kita biasanya didapatkan dari program selingkuh kasih ke ibu-ibu pemberdayaan. Tapikan untuk tersebut? kreasi enigami itu jenisnya kertas bebas tak terbatas tapi kalau untuk pemberdayaan yang di Jombang itu kertas hvs tapi kalau untuk karya yang lain kita pake apa aja jadi kita terima kertas apapun tetapi di enigaminya itu dipilah misalnya hvs dengan hvs nah kalau sisa yang lain itu dijadiin satu yang kemudian disumbangkan ke pemulung”. 9. Program kedua yang dilakukan oleh komunitas enigami itu seperti apa ? “Yang kedua itu ada yang namanya program budaya hijau.itu lebih ke workshop sih sistemnya dan sifatnya undangan. Nah kalau di workshop itu
ada dua cara yang pertama itu bokani therapy. Bokani therapy itu kita diundang sama orang lain, nanti di sana para peserta workshop udah kita kasih 1 set bokani yang terdiri boneka enigami sudah jadi tanpa dilukis dan satu kotak bonekanya. Nah jadi mereka dateng udah kita bawain catnya bawain ini satu paketnya.. nanti di tempat mereka itu melukis aja gitu, melukis bokani. nah itu melukis terserah idenya mereka nanti selesai di bawah pulang dan nanti kotaknya nya itu jadi displaynya untuk mereka. Untuk biayanya satu peserta itu 100 ribu kalau mau paket yang bokani therapy. Yang kedua itu GAS atau disebut green art social yang berasal dari kegiatan sosial, jadi mereka kan ngundang kita ketika diundang kita menyampaikan materi yang bernama green art sosial preneur. Yang greennya berasal dari wawasan lingkungannya bisa kolaborasi dengan seni dengan berkreasi dan sosialnya bisa membantu orang melalui sampah, seperti itu sih. Sebenarnya kita di workshop juga lagi prepare satu lagi untuk kelas seninya, nah kelas seninya itu yang lebih komersil. Peserta itu sekitar 300 sampai 1 juta lah satu oranglah biaya kelasnya. Tapi itu masih proses sih belum dilaksanakan banget”. 10. Kalau untuk program ketiga komunitas “Yang ketiga itu program MCK yaitu program enigami itu apa Ka? Mandiri, Cerdas dan kreatif itu lebih kearah pemberdayaan. Program pemberdayaan ini dilakukan di Jombang ciputat itu ibu-ibu yang ngejalanin. Jadi ibu-ibu di sana itu fokus dalam produksi bokani , nah bokani itu kita pakai di workshop terapi yang kedua custom. Custom itu ada orang order sesuai yang dia mau sama yang paling banyak itu di moment wisuda. Dan pemberdayaan bukan pabrik yang kalau misalkan disuruh bikin ada target per bulannya, tetapi kita hnya memberikan gambaran sebulan ibu itu bisa ngasilin 30 pcs nanti kita backup dan tempat
enigami pun ada produksi juga. Sedangkan untuk Materialnya dari ibu-ibu pemberdayaan dan packaging serta supportnya itu di anggota inti enigami. Selain di Jombang kita juga pernah melakukan pemberdayaan di Kampung Utan itu kita kerjasama dengan bank sampah bikin bokani juga tapi gagal, gagalnya lebih kalau gak salah hampir 80%, kalau di pabrik barang cacat karena quality controlnya gak jalan dan akhirnya 8% produknya gagal semua dan itu nombok abis. Nah itu itungan awalnya jatuhnya disitu akhirnya gak lanjut lagi, pernah lanjut lagi tapi gak bisa. Jadi gini beda pabrik dengan home industry itu ada di quality control, kalu di pabrik gampang dicek kalau orang lagi kerja kala home industry apalagi yang diantara rumah-rumah itu quality controlnya paling susah. Jadi kita harus gimana nih caranya nih apalagi handmade yang mereka bikin semuanya seragam. Jadinya pemberdayaan yang di Kampung Utan itu kita tutup.” 11. Bagaimana jadwal pelaksanaan dari setiap “Kalau untuk program selingkuh itu kapan aja ya masing-masing program yang dilakukan tergantung orang lain mau nyedekahin kertasnya oleh komunitas enigami? ke kita, jatuhnya sih fleksibel. Untuk program workshop itu sendiri itu juga gak nentu sih kan itu sifatnya undangan ya jadi kita ngadain program tersebut ya kalau ada undangan. Nah kalau untuk program pemberdayaan itu juga fleksibel ya kalau proses produksinya jadi itukan bisa dikerjain kapan saja.” 12. Bagaimana pemasaran untuk produk “Dulu gini sistemnya reseller itu dari Ka Isna bokani atau produk lain kreasi enigami masih ada beberapa yang aktif dengan sistem tersebut? seperti itu. Tapi untuk sekarang ini pemasaran hanya online saja sama beberapa pihak luar yang mau bekerja sama dengan pihak enigami seperti kelapa.com, enigami menawarkan kerjasama di luar juga untuk bokaninya itu biasanya ke lembaga pendidikan.”
13. Sudah daerah mana saja yang membeli “Yang lebih banyak sih memang di Jabodetabek kreasi enigami atau melakukan custom cuman diluar sih udah ada di Sumatra ada, di terhadap produk enigami? Kalimantan ada bahkan di pelosok apapun juga ada.” 14. Untuk pemesanan custom selain bentuk “Oooo diliat di sosial media sih banyak yaa bokani, bentuk apa saja yang sudah dibuat macem-macem. Kalau ini kan itungannya karena oleh komunitas enigami? memang kita dibantu pemberdayaan tadi, jadikan ibu-ibu itu bikinnya gak langsung jadi tapi masih kosong. Nah ini tinggal kita custom tapi yang lain sih lebih banyak mesennya rata-rata kaya bikin boneka, bikin patung, bikin berhala gitu, kaya bikin minion, atau kaya bikin karakter suster ke, apa ke, belom ada gitu yang mesen ke kita itu box ini. Rata-rata mesannya itu yang berkarakter semua. Nah bokani itu bukan teknik tapi nama karakter kaya danbo, lego.. itu karakter.” 15. Kenapa boneka dengan bokani?
tersebut
dinamakan “Ceritanya gini, jadi bokani itu dulu kita mau bikin satu karakter.. jadi ini bokani hasil renungan bulan Ramadhan Kaka pulang ke Riau. Kaka mikir ada gak sih satu produk yang bisa dibikin masal tapi tekhniknya gampang dipelajarin yang penting butuh keuletan, ketekunan, kerapihan kaya gitu deh. Oiya kebetulan dulu waktu kecil mainya ginian nih bikin sendiri yaudah akhirnya dibikin dan karena banyak ngeliat Kokeshi boneka kayu dari Jepang.. dan lagi gencarnya Danbo jadi bisa nih. bikin satu karakter yang dia bisa dijadiin apa aja gitu.. nah atau kita perhatiin lego deh, itu kalau diperhatiin dari karakternya itu semuanya samaa aja. Itu apanya yang ngebedain, kalau batman ditambahin sama topengnya, nah jadi kalau di Luar Negeri sudah ada tuh namanya Character Bussines. Nah yaudah kita bikin ini jadi Bokani nah dulu pengennya bikinnya itu yang temanya Indonesia jadi dibikinlah namanya Bokani.. Boneka Khas Negara Indonesia dulunya begitu. Dan sampe kesininya yang lebih banyak terual malah yang ini yang boneka wisuda, akhirnya kita berhenti makna dari itu. ketika
ditanya bokani itu apa itu hanya sekedar nama bukan Boneka Khas Negara Indonesia lagi. Nah takutnya karena banyak yang mesen boneka wisudanya doang takutnya orang-orang ngeliat bokani itu hanya boneka wisuda doang padahal bisa yang lain. Akhirnya kita ngubah cara biar engga terlalu fokusin yang wisuda tapi fokusin yang lain juga dan dulu bentuknya gede versi kecil baru kita buat tahun 2014 baru kita bikin yang mini”. 16. Adakah struktur organisasi komunitas enigami ?
dalam “struktur organisasi kita sih gak ada kita gak formal kaya organisasi lainnya sih. Untuk yang ngurus komunitas enigami itu kita namain tim inti komunitas. Tim intinya itu ada 8 orang sih kalau sekarang. Ada saya sendiri, bang rofiq, Fadil, Desantio, Isna, Nurmala, Indah sama Awal.” 17. Bagaimana pembagian tugas dalam tim inti “Jadi kalau pembagiannya kaya fadil di lebih ke komunitas enigami? piar jadi bikin kerja sama dengan luar, kalau Rofiq dia lebih kebagian ekspolrasi tekhnik dia kaya yang ngajarin ke tim inti itu bikin box gimana. Ada si Desan itu fokus ke pengembangan web sama blognya.. sisa yang lain mereka fokus di tim cybernya dan sosial medianya. Jadi tim cyber itu mengelola sosial medianya dari scheduling, content sampe upload.. jadi kalau Ira perhatiin sosial media enigami itu kalau diperhatiin benerbener itu akan terlihat grafik aktifitas sosial medianya, kapan diupload, materi apa saja yang diupload. Kalau untuk keuangan si Indah yang megang, tapi berhubung dia juga di kantornya lagi banyak kerjaan makanya jadi kaka yang backup. Tadi kan mereka sudah ada posisnya kalau saya sendiri nih konsep design kaka yang design terus kaya Desan ada masalah di website jadi kaka yang backup kekurangan yang dikerjakan oleh tim. Misalnya Desan ada gak ngerti di bahasa pemrograman yasudah kaka yang bantu di sana. Terus Indah dia lagi gak bisa handle untuk keuangan kaka yang backup terus kaya Fadil
misalnya di kaya gak bisa komunikasi sama orang yang jabatannya lebih tinggi nih ketemu sama kaka, kaka yang backup, jadi posisinya kaka yang backup.” 18. Bagaimana cara ingin bergabung dengan “Gampang kalau mau gabung mah, tinggal add komunitas enigami ? social media enigami terus ikutin kegiatan yang diadain sama enigami terus bisa juga kontak langsung ke salah satu tim inti komunitas jadi gak ribet sih.” 19. Dengan siapa saja komunitas enigami “Sebelumnya sih kita sudah kerja sama dengan melakukan kerja sama ? beberapa mitra salah satunya dompet dhuafa, UIN juga kerja sama sama kita di tahun 2013 atau 2014 deh kalau gak salah cuman sayangnya kita gak ngeliat hasil positif di sana itu kita kerjasama dengan STM tapi akhirnya kita sudahi. Untuk sekarang masih kita pegang itu dompet Dhuafa. Ini juga lagi kita komunikasiin dengan kelapa.com, jadi sifat kerja sama kita itu sekarang lebih ke profitablenya yaitu kerjasama yang menghasilkan profit dulu bukan kerjasama dalam bentuk kegiatan sosial. Kalau untuk sosialnya itu ada salah satu contohnya Pak Ismet kemarin, nah ini dia mau lanjut lagi untuk beberapa kegiatan sosial yang mau dilakukan oleh Kessos katanya. Kalau dengan pak Ismet itu bukan untuk profit tapi untuk lebih kesosialnya.” 20. Apa saja sih kendala dalam komunitas “Kalau kendala jarang komunikasi, jarang enigami ? ketemu, jarang silaturahmi itu udah pasti kendala banget bener. Contoh nih yaa ada satu yang lagi ngambek nih terus kita gak ketemu sama dia nih seminggu, 2 minggu, 3 minggu nih orang nanti lama-lama ilang jadi ketika ada masalah ketemu obrolin jangan diem-dieman oke..”
TRANSKIP WAWANCARA Dampak Kreasi Limbah kertas Komunitas Enigami pada pemberdayaan anggota di Kelurahan Jombang Informan
: Pendiri Komunitas enigami
Hari dan Tanggal
: Senin, 22 Mei 2016
Waktu wawancara
: 19.00 WIB
Tempat Wawancara : Masjid Fathullah, Ciputat. Identitas Informan Nama
: Muhammad Sarudi Putra Siregar
Jenis kelamin
: laki-laki
Pekerjaan
: Designer
Umur
: 25 tahun
Pendidikan
: SI Akuntasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tujuan wawancara enigami
: Mengetahui tahapan pemberdayaan yang dilakukan oleh Komunitas
Pertanyaan 1. Pertama, Bagaimana awal munculnya ide untuk melakukan pemberdayaan masyarakat?
Jawaban Pertanyaan “Nah untuk pemberdayaan sendiri awalnya dari bang ucok ikut satu kegiatan di dompet dhu’afa ya bang waktu itu ya dan kenal sama Pak Komarudin, nah Pak Komarudin sendiri domisilinya di Jombang, dan banyak aktifitasaktifitas yang dilakukan oleh ibu-ibu yang kebetulan juga berdekatan sama kediaman sama Pak Komarudin, Pak Komarudin kemudian ngundang, janjian sama bang Ucok buat datang bersama dan melihat potensi dan ternyata ibu – ibu di sana daripada nungguin anak – anaknya ngobrol gak jelas, bang Ucok coba untuk ngajak ibu – ibu pemberdayaan di sana buat kerja sama dengan Enigami, gitu..”
2. Untuk awal – awal, strategi pemberdayaan seperti apa yang dilakukan oleh komunitas enigami itu sendiri?
“Kalo strategi pemberdayaannya sederhana yaa, jadi di tempat Pak Komarudin tadi itu ada PAUD, nah biasanya kegiatan PAUD itu selama anak – anak PAUD itu sekolah jam belajarnya itu orang tua mereka itu duduk – duduk di
3. Di setiap kegiatan itu pasti ada pembagian tanggung jawab kan ka? Nah di Enigami itu sendiri ada gak sih pembagian tanggung jawab ka terutama pada kegiatan pemberdayaan?
pelataran masjid atau di saung dekat situ terus udah ngerumpi gitu, nah akhirnya daripada gak ada kegiatan yang bermanfaat gitu, akhirnya kita kesana kita bikin kegiatan, jadi anak – anaknya belajar di TK Pak Komarudin emaknya itu belajar di kita, gitu..” “Ada, sebelumnya kakak sendiri yang tanggung jawab, sebelumnya. Terus setelah kedatangan tim–tim yang lain, penambahan tim lagi akhirnya sekarang untuk pemberdayaan itu di koordinasiin sama Fadhil.”
4. Kalo untuk persiapan komuitas Enigaminya itu sendiri sebelum melakukan kegiatan itu ngapain sih ka terutama persiapan dari Timnya itu?
“Sekedar sharing ada, sempet sih ya kita bikin targetan – targetan gitu tapi kan balik lagi di pemberdayaan itu sendiri kan yang uniknya itu di pemberdayaan itu bukan seperti pabrikan yang bisa kita paksa artinya yang bisa kita bikin targetan, jadi pertama yang dilakuin itu pemahaman pasti ke semua tim, terutama Fadhil sebagai koordinator, terus selanjutnya Visi lah bahasanya yaa, ini kedepan mau dibawa kemana pemberdayaan, seperti itu..”
5. Kalau untuk persiapan lapangan apa saja yang dilakukan oleh tim inti komunitas enigami dalam mempersiapkan kegiatan pemberdayaan ini?
“Nah setelah ada pemahaman terutama di koordinator baru kita komunikasikan ke kelompoknya ibu – ibu di sana, kita ajak kumpul. Jadi gini yaa, itu PAUD orangtuanya banyak jadi kita gak datengin satu persatu kita langsung dateng ke PAUDnya kita langsung ngobrol sama ibu – ibunya dan kita ajak siapa yang mau berkegiatan bareng dan akhirnya mereka sepakat dan kita bikin jadwal kemudian kita lakukan training sama ibu-ibu tersebut dan semua persiapannya itu disediakan oleh komunitas enigami. Jadi semacam disubsidi lah yaa Enigami ke ibu – ibu.”
6. Dimana tim inti komunitas enigami mengadakan pertemuan dengan ibu-ibu di Jombang?
“Pertama kali itu di saung sih kan ibu-ibu biasanya pada nungguin anaknya tuh di saung Pesantren Komunitas Paud Ya Bunayya”
7. Kapan sih Ka pertama kali tim inti komunitas enigami melakukan kegiatan pemberdayaan di Jombang tersebut? 8. Kalau untuk awal sebelum dilakukannya pelatihan pemberdayaan ini, apakah ada
“Tanggalnya sih lupa yaa tapi kita mulai dan melakukan pertemuan awal itu pertengahan bulan Juli”
kegiatan lain seperti kampanye tentang “Kalo dikatakan kampanye kita gak sampai ramah lingkungan kepada Ibu-ibu kesana untuk kegiatan sama ibu – ibu, kita cuman pemberdayaan? ngajak mulai sekarang kumpulin sampahnya jangan dibuang, yang non organik yaa, agak susah kita cuman ngajak gitu aja. Kita gak ngajak kampanye ramah lingkungan seperti yang Enigami sampaikan di seminar – seminar atau workshop karena kelasnya beda, ibu – ibu yang kaya gitu gak ngerti secara teoritis tapi langsung praktek, kaya gitu.” 9. Bagaimana perizinin dengan tokoh masyarakat seperti RT ataupun RW setempat terkait sadanya kegiatan pemberdayaan enigami tersebut?
“Belom pernah sih hehe, kita langsung ke masyarakatnya”
10. Sebelum melakukan pemberdayaan, Kakak pernah gak sih ngelakuin identifikasi kebutuhan dulu, apakah di daerah itu butuh atau tidak pemberdayaan enigami itu?
“Nah ini yang jadi pembelajaran di kita banget, memang bener gak ada sama sekali identifikasi, jadi tuh hasil dari ngobrol sama Pak Komarudin, beliau bilang di tempat kita aja soalnya ibunya gak ada kegiatan. Dan akhirnya kita datang ke sana. Nah tidak ada identifikasi hanya sekedar kegiatan dan akhirnya perkembangannya memang gak cepat, memang benar – benar lama ya prosessnya sampai kita nemuin beberapa informasi yang sebenernya itu dibutuhkan di sana, kaya gitu. Jadinya itu cuman hasil dari ngobrol, terus ketemu peluang langsung jajalin sama Pak Komarudin.” “Iya itu palingan kita nyiapin bahan-bahan yang dibutuhkan terus kita ngasih tau tentang enigami sekilas gitu biar mereka ngerti sih dan paham kita mau pelatihan apa aja.” “Otomatis kertas awalnya ketika pertama kali, kebetulan Pak Komarudin itu selain dia punya PAUD dia juga punya lapak sampah. Jadi awalnya sumber sampahnya itu dari beliau kita beli, terus alat – alat lain seperti gunting atau alat – alat kerajinan tangan lah ya cat atau semuanya itu awalnya kita yang siapin buat ibu – ibu, sekarang untuk penyediaan bahan kertas itu gak terlalu di kita lagi sampai sekarang itu akhirnya ibu – ibu sendiri lah yang nyiapin limbah – limbah kertas yang membuat mereka mandiri misalnya sekarang ini mereka mencari bahan utamanya sendiri dengan inisatifnya
11. Sebelum melakukan pelatihan enigami sendiri, apa yang dilakukan oleh tim komunitas enigami tersebut? 12. Bahan-bahan apa saja sih yang dipersiapkan oleh tim inti komunitas enigami untuk kegiatan pemberdayaan enigami tersebut?
13. Bagaimana respon awal ibu-ibu di wilayah Jombang ketika tim inti enigami mengajak untuk melakukan pelatihan enigami tersebut?
14. Bagaimana proses kegiatan pemberdayaan kreasi yang dilakukan oleh komunitas enigami?
15. Dalam kegiatan pemberdayaan enigami ini apa hanya diajarkan dengan menggunakan teknik gulung saja untuk proses produksi?
mereka sendiri contohnya gini mamah nisa itu inisiatifnya dia punya saudara yang kerja dipercetakan jadi setiap sebulan Sekali atau ada moment ketika arisan keluarga dia bawa satu kardus kertas yang sudah dipotong sesuai dengan ukuran bokani itu sendiri, jadi mamah nisa itu tanpa kita supply sudah memiliki inisiatif dan mandirinya itu sudah ada, boleh minta sama tetangganya atau menempelkan tulisan menerima kertas bekas itu kita serahkan kepada mereka. Dan yang kita siapin sekarang itu alat – alat yang susah buat mereka cari yang kita ngerti, jadi ada beberapa alat atau bahan, lem takarannya yang kaya gitu yang kita siapin, printing itu kita siapin.” “Oke. Antusias sebenernya, antusias banget awalnya. Bisa sampai 20an lah yang sekali ikut, karena strategi enigaminya yang kurang tepat memang gak bertahan lama sebenernya kalo dilanjutin lagi itu antusiasnya luar biasa. Yaa itung – itung perangkatan aja anak PAUD itu bisa ngumpulin kelompok banyak harusnya. Kita gak terlalu engeh di sananya, akhirnya yaudah seperti yang sekarang..” “Pertama kita scheduling gini, seminggu itu 2 kali pertemuan, sebulan itu ada 4 minggu. Nah pertemuan pertama dan ke dua itu kita ke teknik dasarnya, pertemuan ke-dua ke-tiga itu sudah masuk ke tahap pembuatan barang dengan teknik itu kaya teknik gulung, nah kita buat barangnya apa. Nah pekan ke-tiga pertemuan ke-lima ke-enam baru mereka itu take action sendiri bikin produknya tadinya kan dibimbing, sampai pekan terakhir pertemuan ketujuh dan kedepalan itu finishing. Dan waktu awal pertama kali bikin kegiatan itu sampai ibu – ibu itu running itu sekitar lebih kurang 6 bulan, setelah itu baru mereka bisa produksi dan evaluasi dari hasil kegiatan mereka sampai akhirnya kejaring lah orang – orang yang terus bareng sama Enigami di sana.” “Di Jombang itu mereka fokus ke tehnik gulung sama sempet kita ajak ke tehnik yang lain.. kaya tehnik pola, tehnik remas nah tapi untuk tehnik templet mereka belum diajarin, materinya belum sampe. Nah iya jadi setelah mereka kenal
16. Dan kreasi apa yang dibuat dalam kegiatan pemberdayaan yang dilakukan di Jombang?
17. Mengapa kreasi yang dibuat ibu-ibu tersebut hanya fokus di Bokani saja Ka?
18. Berapa jumlah peserta yang mengikuti kegiatan pemberdayaan kreasi enigami tersebut?
tehnik gulung itu ternyata mereka lebih nyaman di situ, dan Enigami tergiur dengan kreasi massal yang bikin produksi banyak mengejar prosduksinya akhirnya mereka fokus di tehnik gulung, mereka nyaman mereka fokus di tehnik gulung dan akhirnya mereka mengembangkan sendiri tehnik gulung tersebut. Yang tadinya harus ngegunain banyak bahan sama mereka udah bener – bener minimalisir, contohnya perbandingannya tadinya 10 sekarang sudah diminimalisir sampai 4, akhirnya kita lepas mereka di tehnik gulung.” “Nah iya jadi gini, jadi kemarin itu kita targetin mereka itu di produksi souvenir wisuda dan sampai sekarang itu bisa dikatakan mereka itu belum bisa move on dari itu, bikin ituu aja. Jadi mereka fokus di Bokani saja.” “Jadi bokani tersebut merupakan hasil penemuan mereka sendiri. Tapi malah justru awalnya kita awalnya bukan bikin itu, tadinya awalnya ke Icon nusantara tapi hasil kita komunikasi ngobrol evaluasi dan kita terima pendapat saran dari ibu – ibu akhirnya ke boneka wisuda. Dan untuk proses bokani itu sampai tiga kali ganti desain sampai jadi bokani sekarang ini itu mereka kita cuma ngelempar bu bisa bikin kaya gini gak ini contohnya nih. Dari mulai dibikinnya dengan lem yang banyak terus menggunakan lakban bahkan tusuk sate tapi sekarang sudah efektif ya itu dari mereka.” “Sedih sih hehe, ring pertama itu ada 20an lalu ring kedua itu ada 17an, ring ketiga ada 10an sampai sekarang itu kita fokus ke koordinatornya dulu, sekarang kita mau fokusin ke dua koordinator dulu si mama Nisa itu tipe orang yang terampil di crafting dan satu lagi mama umi Septi dia punya pola pemikiran seperti mahasiswa gitu. Jadi orang yang bertahan di sana itu dari 20 itu ada 4 orang yang kita nilai paling bagus, 3 orang itu ibu – ibu dan satu orang tuh nenek – nenek, bahkan di nenek – nenek itu saking dia tertariknya dia itu minta tolong ke tetangganya untuk bikin mesin penggulung kertas. Jadi kalo ditanya berapa yang aktif di produksi itu ada 1 yang lagi
19. Dimana tempat kegiatan pemberdayaan enigami yang dilakukan dengan ibu-ibu di Jombang?
20. Apakah komunitas enigami pernah membuat proposal terkait dengan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan kreasi enigami kepada di pihak lain? 21. Jadi berasal dari mana sumber dana yang digunakan oleh komunitas enigami untuk kegiatan pemberdayaan tersebut? 22. Bagaimana pelaksanaan pengawasan dan pengontrolan yang dilakukan oleh tim inti komunitas enigami terhadap kegiatan pemberdayaan kreasi enigami?
23. Berapa kali tim inti mengadakan evaluasi terkait dengan kegiatan pemberdayaan kreasi enigami yang dilakukan oeh komunitas enigami?
24. Apa kendala yang dihadapi oleh komunitas enigami dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan kreasi enigami tersebut?
semangat di bagian strateginya 1 dan ada 3 orang lagi yang potensinya besar.” “Kalau untuk tempat pas awal-awal kita di ngadain pertemuan beberapa kali di pesantren komunitas paud ya bunayya kemudian pindah ke rumah salah satu peserta pemberdayaan yaitu di rumah Mama Nisa. Jadi setiap kegiatan pemberdayaan sekarang di rumah Mama Nisa itu..” “Emm enggak, jadi gini Enigami gini pure bener – bener bahasanya dengan kantong sendiri lah, belom pernah menggunakan proposal untuk kegiatan kaya gini, sama sekali belom.” “Jadi kan Enigami pernah ikut kompetisi, menang tuh ceritanya nah kita gunain dana itu yang dari hasil menang itu.” “Kalo pengawasan gini, dulu waktu masih ada kegiatan sharing, pengawasan itu absensi, ada absensinya jadi mama Nisa itu yang megang absensi jadi mama Nisa itu yang gak aktif alat – alatnya ditarik diambil lagi, sampai segitunya dulu. Kalo ada anggota baru kita kasih ke yang baru. Sekarang lebih ke QC (Quality Control) hasil dari produksi, hasil produksi dinilai sama bang Fadhil ini layak atau enggak.” “Bisa dibilang banyak evaluasinya, kalo dihitung – hitung itu dijadwalkan minimal sebulan sekali, harusnya yaaa. Pertemuan itu minimal dua kali untuk evaluasi sebulan sekali. Berhubung tim itu orang – orang kerjaan yaa jadi kita gak bisa memaksakan juga akhirnya evaluasinya itu tidak sesuai dengan yang kita jadwalin.” “Oke kendalanya di meluangkan waktu mungkin dulu waktu masih mahasiswa. Nah tim kurang menyediakan waktu. Nah evaluasi itu kan butuh adanya kesepakatan bersama kita tidak bisa ketok palu kesepakatan bersama dikarekakan menyediakan waktu itu yang susah. Karena di antara 7 orang dan akhirnya yang bener – bener terjun ke lapangan di saat dibutuhkan itu waktu sharing itu ada dua atau tiga, akhirnya kita gak bisa penuh gitu untuk ngambil keputusan buat evaluasinya.”
25. Bagimana partisipasi ibu-ibu terhadap kegiatan pemberdayaan kreasi enigami ini sampai sekarang?
26. Apakah ada tahap pemutusan hubungan atau terminasi dari kegiatan pemberdayaan kreasi enigami antara tim inti dengan ibu-ibu di Jombang?
27. Apa rencana kedepan komunitas enigami terutama tim inti komunitas enigami terhadap kegiatan pemberdayaan yang telah dilakukan dari hasil evaluasi yang telah dilaksankan?
“ Iya itu ada yang masih nunggu kegiatan kita ada yang masih produksi kreasi enigami untuk pemesanan secara online. Tetapi memang terkendala sama tim inti komunitas dan sampe evaluasi terakhir, waktu dari tim inilah yang sangat sangat minim kalaupun bisa ya paling hanya beberapa jarang gitu sampe full tim datang ke sana gitu, kalo dulu sih iya seminggu dua kali.. Yaa kalo dulu sih yaa yang masih kuliah bareng – bareng, pulang kuliah masih bisa berangkat bareng. Kalo sekarang kan bener – bener waktunya juga karena mereka punya kesibukan masing – masing, yang bisa ya bisa yang gak ya gak. Kalo pemberdayaan dulu mulainya gimana malah dulu sempet punya dua pemberdayaan, tapi itu hasil evaluasinya makin ke sini yang diliat itu bukan lagi jumlahnya tapi kualitasnya. Akhirnya yang satu itu pemberdayaannya diberhentikan karena diliat dari kualitasnya yang gak sebanding lah kalo dibandingin dengan buatan yang di Jombang tuh jauh.” “gak ada atau terminasi Ra untuk pemberdayaan, kalau sekarang off dulu secara keseluruhan. Karena rencananya mau diganti sementara untuk aktifitas lain dipemberdayaan. Jadi bukan lagi ditargetin ke produksi tapi dengan aktifitas lain”.
“Pertama gini hasil evaluasi tim yang tadi dibilang sama Fadhil akhirnya tidak mengambil keputusan pasti digantung ceritanya.. Akhirnya kita ambil satu keputusan kakak sebagai orang yang pertama menggerakkan kegiatan pemberdayaan di sana akhirnya bisa dibilang otoriter kali yaa.. ngambil keputusan secara pribadi untuk menggerakkan di sana, artinya tidak nunggu lagi tim internal. Tim di internal cukup mendukung sesuai dengan yang kita kasih nih. Yang kedua di Jombang, evaluasi di sana tadinya kan kita ngejar produksi, ternyata impact dari produksi itu sebenernya gak gede– gede banget tidak juga menunjukkan kemandirian secara penuh padahal tujuan dari pemberdayaan itu salah satunya itu orang yang
tadinya menganggur yang tadinya tidak memiliki skill jadi memiliki skill, bukan malah dapat pekerjaan tapi bisa menghasilkan dari kemampuan atau skill yang dia punya dan Enigami di sana pun tujuannya bukan untuk membuka lapangan pekerjaan sebenernya tapi memberi peluang ke masyarakat untuk produktif nah akhirnya evaluasi dari kita harapan di sana konsep produksi kita rubah jadi konsep aktifitas. Kelompok yang sudah pernah ikut kita ajak lagi tapi bukan sebagai produksi, tapi sebagai mentor, untuk siapa? Untuk generasi selanjutnya jadi kita itu mau membuat pemetaan jadi kaya membentuk kelompok ibu – ibu yang lain yang itu tadi disupport oleh ibu – ibu yang pernah ikut tadi yang biasanya Enigami atau kita yang langsung ngajarin nah ini ibu – ibu yang langsung ngajarin, nah makanya tadi kita nemu nih satu orang yang sifatnya dia faham yang punya kapabilitas di crafting kaya si mama Nisa, nenek Haura, mama Daffa sama mama Ingga nah empat orang itu mereka kemampuannya di crafting. Umi Septi dia di bidang strategisnya, jadi nanti Umi Septi yang mengkoordinir 4 orang ini untuk mengkoordinir kelompok – kelompok baru, dari mana datang kelompok baru? Kita ajak lagi ibu – ibu yang pernah ikut di Enigami yang mereka itu punya pegangan di tempat masing – masing kaya Oma, kita manggilnya Oma dulu ada yang pernah ikut, dia punya Bank sampah nah nanti di kelompoknya itu kita ajak kegiatan jadi bukan lagi harus produksi tapi kita cuman ngajak dan sharing ke mereka itu tehnik yang ada di Enigami dan nanti kita berikan peluang ke mereka dari tehnik itu dikembangkan menjadi ‘apa’ sehingga terbentuk kelompok – kelompok dan nantinya itu mereka jadi ada kegiatan sharing. Nah lalu di Jombang itu punya beberapa komunitas dan punya beberapa tempat yang didatengin sama banyak orang salah satunya JPG Jalur Pipa Gas, jadi kalo orang mau maen sepeda gunung di Jombang ada dan itu luas tempatnya. Nah Enigami sekarang berusaha ngajak kerjasama dengan komunitas dengan JPG dan Pak Komarudin dia namanya
Pesantren Komunitas sebagai tempatnya juga dan beberapa komunitas yang lain kita nah kita itu ngajak tamu untuk datang ke Jombang untuk kegiatan belajar atau workshop Enigami yang nanti itu diselang dengan kegiatan sepedaan di sana untuk keliling kampung. Supporternya ibu – ibu tadi, jadi setiap ada kegiatan butuh catering nah nanti kita bikin bazar kecil – kecilan dan pengisinya adalah si ibu – ibu atau kelompok binaan Enigami tadi. Dan berdasarkan riset yang dilakukan bahwa remaja yang berada di wilayah Jombang tidak memiliki kegiatan. Nah kita mengajak dari anak – anak mereka nanti kita arahkan ke komunitas Pesantren Pak Komarudin, Pesantren komunitasnya Pak Komarudin itu ada keunikan, keunikannya gini.. Jadi Pak Komarudin itu setiap Sabtu dan Minggu itu menyediakan wifi gratis untuk anak sore tapi yaa sehabis dzuhur sampai sebelum maghrib dan tempatnya Pak Komarudin itu saung – saung, jadi anak – anak muda sore ke sana. Dan nanti kita ajak dari pada mereka cuman internetan gitu, bisa kita terapkan di sana bahwa anak – anak di sana itu akan ada kegiatan karena di sana gak ada karang taruna.”
TRANSKIP WAWANCARA Dampak Kreasi Limbah kertas Komunitas Enigami pada pemberdayaan anggota di Kelurahan Jombang Informan
: Tim Inti Komunitas Enigami
Hari dan Tanggal
: Senin, 22 Mei 2016
Waktu wawancara
: 20.00 WIB
Tempat Wawancara : Masjid Fathullah, Ciputat. Identitas Informan Nama
: Fadlillah Zulqarnain.
Jenis kelamin
: laki-laki
Pekerjaan
: Karyawan Swasta
Umur
: 24 Tahun
Pendidikan
: S1
Tujuan wawancara
: untuk mengetahui kegiatan sanggar dan teknik dalam membuat enigami
1.
Pertanyaan Jawaban Pertanyaan Mengapa seseorang yang sudah “Kalau penamaan sanggar dan sebaginya itu bergabung dalam komunitas enigami hanya sebuah nama saja sebetulnya. Jadi kalau dinamakan anggota sanggar? sanggar itu yang kasih nama Bang Rofiq jadi kegiatan itu dibedai. Kegiatan yang berkenaan dengan kita, berinteraksi dengan orang-orang yang mau belajar jadi beda kategorinya beda. Kalau sanggar itu wadah untuk orang yang mau terus-terusan belajar, orang yang mau bener-bener ikutan enigami terus ada juga orang yang hanya sekedar ingin tau dan ada juga orang yang ingin tau di saat-saat dan kesempatan tertentu. Nah kalau sanggar ini merupakan kesempatan kita ngenalin enigami buat siapa aja yang ingin kenal lebih jauh dan terus-terusan makanya temen-temen sanggar itu sudah lebih ngerasa punya ikatan dibanding yang lain yang pernah tau enigami dari workshop, seminar nah mereka itukan hanya tau sebentar tiga jam lima jam. Nah kalau ini enggak, temen-temen sanggar itu lebih ke jadi bagianlah intinya. Kalau di perusahaan CSR
2.
Bagaimana proses penjalinan relasi anggota tim inti dengan masyarakat yang ingin bergabung menjadi anggota komunitas enigami?
3.
Kegiatan apa saja yang dilakukan oleh tim inti komunitas enigami kepada anggota sanggar?
4.
Adakah pengetahuan ke anggota sanggar tentang ramah lingkungan sebelum kegiatan pelatihan?
jadi memberikan ilmu secara gratis dan cumacuma.” “Kalau ke masyarakat sih enggak, targetnya sih belum dapet dari masyarakat secara langsung yaa nah kalau dari mahasiswa itu penjalinan relasinya yaitu kita diantara mereka. Jadi kebanyakan kegiatan sanggar kita lebih banyak di kampus kita kumpul kaya ukm-ukm lainnya. Kalau mereka kan biasanya pajang stand dan buat pendaftaran sebagainya kalau kita enggak. Kita masuk aja ke mereka, duduk bareng bikin karya dengan keinginan sendiri biasanya mereka penasaran dan nyamperin kita terus nanya-nanya ini apa, ini gimana bikinnya terus kita kenalin dari situ dan lama-lama mereka bilang untuk tertarik dan seterusnya buat mau tau lebih dalam lagi kaya apa sih yang ada dari sini. Makanya dari situ temen-temen yang tulus itu datang sendiri bukan karena dipaksa atau bikin pendaftaran atau rekruitmen itu gak. Kita bebas terbuka, kalau mereka mau mereka bakalan nyamperin jadi gak yang terlalu formal kaya rekruitmen dan sebagainya. Jadi kalau yang mau ikut tinggal hubungin salah satu tim inti enigami abis gitu ikutin perkembangan enigami lewat medsos sama ikut kegiatannya baru deh kita masuk ke grup bagi yang benar-benar” “Macem-macem kalau sekarang kita lebih ke sharing bukan cuma bikin karya. Kita mau halhal apa saja, sempet bang ucok pernah ngomong kalau bisa sanggar bukan cuma bikin karya saja kita kasih hal-hal yang lain bukan cuma dengan kertas saja sempet dan sampai sekarang belum terealisasi itu design. Jadi bukan cuma bikin karya dari kertas jadi kalau sekarang mau dibikin fleksibel apa pun cuma intinya kalau dari kegiatan sanggar kita kumpul dan berkarya, jadi berkaryanya dengan cakupannya lebih luas lagi bukan cuman kertas tetapi dengan hal-hal lain.” “kalau itu ada dan pasti karena statusnya beda mahasiswa itu akan lebih mudah menerima teori dan diawal gitu pastinya, waktu awal satu dua tiga orang datang kita kenalin dulu semuanya dan cara ngenalinnya juga pun beda-
beda. Ada yang mereka kenal waktu seminar ada yang kenal waktu workshop ada yang kenal waktu kita pameran dan akhirnya prosesnya kita ngajak mereka. Contoh buat proses pemahaman lingkungan kita ngajak mereka kalau kita ada undangan seminar kan materi yang disampein tentang lingkungan jadi secara enggak langsung temen-temen belajar. Itu juga yang saya alami bukan cuma berkarya loh bukan Cuma jadi sebuah seni tapi solusi untuk mengatasi permasalahan lingkungan. 5.
6.
7.
8.
Kreasi apa saja yang sudah diajarkan “Enggak jauh beda sama yang lain, kalau ibukepada anggota sanggar ? ibu tekniknya teknik gulung kalo seminar dan workshop biasanya hal-hal yang mudah dan simple tapi bisa jadi karya kalau temen-temen sanggar mereka punya poin lebih sendiri karena mereka punya waktu yang lebih banyak dan kesempatan yang lebih banyak supaya kenal jenis karya-karya yang lain mau yang dengan teknik gulung, teknik lipat, teknik remes, mau dengan teknik pola dan sebagainya itu semua anggota sanggar udah dapet semuanya.” Bagaimana jadwal kegiatan sanggar yang “Biasanya kalau dulu penjadwalannya rutin di dilakukan oleh tim inti komunitas seminggu sekali di hari kuliah karena untuk enigami? menjaring dan memberikan kesempatan untuk memberitahu apa itu enigami kalau sekarang waktunya tidak menentu kapan. Tapi biasanya kita ngambilnya di weekend.” Berapa orang anggota sanggar yang hadir “Dari sekian banyak terseleksilah orang-orang setiap mengikuti kegiatan sanggar ? dengan kemauan dan keinginan yang kuat kalau sekarang sisanya kurang lebih yang bener-bener aktif banget 6 sampai 8 orang.” Apakah ada kegiatan sanggar lain yang “Gak ada kalau dulu kita ditarget, dulu dilakukan selain sharing dan jeleknya yang bikin sanggar takutnya yang menghasilkan sebuah karya? bikin gak nyaman itu karena ditargetin setiap kali sanggar menghasilkan satu karya. Tapi takutnya kalau kaya gitu anak-anak terbebani atau apa makanya kita sekarang lebih fleksibel. Kita kasih materi ke mereka, kita kasih tau caranya ke mereka kita kasih tau pemahamannya ke mereka. Kalau mereka mau mulai start bikin pada saat silahkan kalau gak selesai mau dibawa pulang silahkan kalau pun mereka gak selesai mereka yang minta sendiri
9.
Dimana biasanya mengadakan kegiatan sanggar ?
10. Bagaimana partisipasi dari anggota sanggarnya itu untuk ikut serta dalam kegiatan yang diadakan oleh komunitas enigaminya ?
11. Bagaimana hubungan tim inti dengan anggota komunitas dalam membangun komunitas enigami?
untuk dilanjutkan kembali. Karena aktifnya mereka itu yang bikin sanggar terus-terusan dibanding waktu dulu dengan target satu hari harus selesai sementara mereka punya kesibukkan dan hasilnya gak maksimal dan kecewa dengan karyanya sendiri yang ada melemahkan semangat mereka.” “kalo sanggar kita di kampus Ra, dulu efektif di FEB dan berlanjut di tempat lain kaya di auditorium dan kegiatan car free day Bintaro tapi lebih sering di sekitaran kampus sih..” “Partisipasinya banyak kalau terakhir itu contohnya kemarin kita libatkan secara langsung ditekisnya dalam kegiatan-kegiatan. Sempet kita ajak udah tiga kali ya ajak tementemen sanggar. Pertama di IPB, kedua di CODE margonda ketiga di acara Danon. Tapi yang paling dilepas banget itu pas di acara danon mereka bener-bener terjun secara langsung. Mereka yang bukan tim bukan siapa-siap, kenal enigami cuma dari sanggar.” “Kalau hubungannya masih baik-baik aja, kalau hubungannya lebih banyak ke sharing sih kita ngasih tau cara-cara baru, jenis-jenis karya yang baru. Seni itu bukan hanya ngelipat kertas tapi tetep medianya dengan kertas cuman dengan menggambar. Itu pertemuan terakhir. Kita bikin karya kalau bisa dibilang lukislah. Dengan kemampuan yang berbedabeda dan hasil pasti juga beda-beda.”
12. Apakah terdapat evaluasi untuk kegiatan “Evaluasi pasti ada itu biasanya dilakuin sanggar yang dilakukan oleh tim inti setelah sanggaran sih. Evaluasinya itu dikemas komunitas ? dalam bentuk sharing tentang kegiatan hari ini gimana atau misalkan ada yang punya saran atau pendapat tentang enigami gitu-gitu doang sih sama nanya materi hari ini tuh gimana, apa ada kendala atau kesulitan apa gak..” 13. Bagaimana persiapan bahan-bahan yang “untuk bahan materi sanggar itu pas awal kita akan dijadikan materi dalam kegiatan yang nyediain tapi kalo sekarang untuk bahansanggar? bahan materi sanggar kita pasti kasih informasi ke anggota sanggar misal dua atau tiga hari untuk disiapkan apa saja yang harus dibawa” 14. Apa hambatan yang dihadapi dalam “Hambatannya balik lagi di setiap anggotanya, melakukan kegiatan bagi anggota kalau enigami sendiri bakalan ok kita datang sanggar? kita adaian kegiatan sanggar kalo banyak
temen-temen sanggar yang respon. Jadi dalam artian mereka aktif dan mau. Kita juga punya group sanggar itu kita masukin temen-temen sanggar dalam group whatsapp jadi kita tau seberapa banyak orang yang mau ngadain sanggar kita datang. Dan di situ kita bakalan sedian waktu kita untuk sanggar. Enggak kaya dulu kita yang berperan aktif yang mengajak anggota sanggar untuk kegiatan sanggar kalau sekarang kita merasa anggota sanggar sudah cukup dalam materi dan memahami, jadi tinggal dari merekanya sendiri yang mengajak untuk kegiatan sanggar itu sendiri. Kalau mereka mau aktif kaya gitu dengan jumlah yang banyak dalam artian banyak yang mau kita bakalan nyediain waktunya.” 15. Apa saja bentuk kreasi enigami yang telah “Banyak hampir semua bentuk kita ajarin ke dibuat oleh komunitas enigami? mereka, hampir semua metode kita ajarin ke temen sanggar mulai dari teknik gulung, remes, pola terusnya tempel, lipat dan sebagainya. Pokoknya udah dibilang hampir 95% lah temen-temen enigami terutama di sanggar udah tahu.” 16. Bentuk kreasi enigami apa yang dibuat “Kalau yang buat sekarang boneka wisuda oleh kegiatan pemberdayaan yang berada mereka fokusnya di sana dengan di Kelurahan Jombang, Ciputat? menggunakan teknik gulung.” 17. Bahan-bahan apa saja yang diperlukan “Kalau kita nyebutnya support product tapi dalam membuat segala bentuk kreasi kita ada dua yaitu men material dan support enigami tersebut? material. Men material itu kertasnya kalau support material itu kaya timplet, mika tali pita itu sih untuk tambahannya. Kalau bahan bakunya intinya sih kertas. Dan untuk jenis kertasnya itu untuk teknik gulung itu lebih enak menggunakan kertas hvs, kalau untuk remes biasanya kita gunain kertas yang teksturnya lebih lembut lebih gampang diremes kita kenanya biasanya Koran. Ada lagi yang pola, biasanya yang pola itu yang agak kuat tapi tipis dan itu tapi bisa digambar itu bisa jenis hardbox atau kardus. Jadi kita nyesuain bahan baku dengan teknik pembuatan.” 18. Berapa modal yang dikeluarkan dalam “Kalau untuk modal sendiri kaya kertas-kertas membuat kreasi enigami yang dilakukan itu kita dapetin dari program selingkuh yaitu sedekah lingkungan hijau. Karena konteknya
pada kegiatan pemberdayaan Kelurahan Jombang?
di sedekah oran dengan cuma-cuma memberikan kertas dengan tujuan bersedekah daripada nyampah mendingan diberikan ke kita. Jadi itung-itungannya gini kalau modal yaa, kalau harganya 75.000 itu modalnya sekitar 30.000,gitu kalau harganya 10.000 modalnya hanya 2.000,-“ 19. Kendala apa yang didapatkan dalam “Kalau kendala itu tergantung dari teknik yang proses pembuatan kreasi enigami yang digunakan, jadi selama ini teknik yang sulit itu dilakukan oleh komunitas enigami? biasanyaa teknik remas. Teknik remas karena setiap orang punya kemampuan yang berbeda, ada yang remasannya bagus, ada yang mencong-mencong dan sebagainya. Jadi setiap orang punya kenyamanannya sendiri, misalnya dia lebih suka karya dengan teknik remas ada juga orang yang tipemya monoton yang lebih suka dengan teknik gulung. Ada juga yang tipenya pola, dia takut salah jadinya gambargambar dulu. Beda-beda setiap orang nyamannya untuk pakai teknik yang digunakan dalam pembuatan kreasi enigami. Makanya di sanggar enigami itu kita ngajarin juga perbedaan antara desain product dan desain seni, kalau desain product itu yang dibikin oleh ibu-ibu Jombang itu yang bisa diproduksi masal tapi kalau desain seni itu yang berkarakter walaupun kemampuannya rendah atau dia gak rapih ngebentuknya dalam proses pembuatannya tapi kalo finishingnya justru malah punya cerita sendiri dan keunikan sendiri serta ketika orang lihat itu tahu punya dia itu desain seni jadi gak dituntut bagus.”
TRANSKIP WAWANCARA Dampak Kreasi Limbah kertas Komunitas Enigami pada pemberdayaan anggota di Kelurahan Jombang Informan
: Penerima Manfaat kegiatan kreasi enigami
Hari dan Tanggal
: Selasa, 26 Juli 2016
Waktu wawancara
: 09.30 WIB
Tempat Wawancara : Rumah Ibu Novi di gang Alpukat, Jombang Ciputat. Identitas Informan Nama
: Novi Maulina Hamidah
Jenis kelamin
: Perempuan
Tempat, tanggal lahir : Banjarnegara, 25 November 1987 Alamar rumah
: Jalan Sumatera Gang Alpukat dekat SMAN 11 Tangerang, Jombang, Ciputat.
Umur
: 28 tahun
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Anak
: 1 orang peremupuan
Tujuan wawancara : untuk mengetahui manfaat dari bagi anggota yang mengikuti kegiatan kreasi limbah kertas komunitas enigami.
Pertanyaan Jawaban Pertanyaan 1. Bagiamana yang Ibu ketahui mengenai “Awalnya datang ke sekolah TK diajakin kan komunitas enigami? tuh ibu-ibu. Awalnya saya tahunya telah sudah berapa hari soalnya kan baru nganterin anak juga. diajakin mama ingga ayo ikut tapi sayanya nolak kan enggak enak taunya belakangan tapi dari pada iseng-iseng nungguin anak gak ngapa-ngapain yaudah akhirnya ikut.” 2. Apa yang membuat Ibu tertarik untuk “Awal ngeliat dari bahannya sih malas ya mengikuti kegiatan pemberdayaan yang cuman daripada kita nganggur gak ada kerjaan, dilakukan oleh komunitas enigami? iseng-iseng aja eh lama-lama enak soalnya enak dibikinnya gak cuma satu bentuk aja bisa dalam bentuk apa kalo kita kreatif mah.”
3. Sejak kapan Ibu mengikuti kegiatan “Lupa ya udah lama ya, pokoknya pas anak pemberdayaan enigami tersebut? saya sekolah TK aja ya sekitar 2013 kayanya deh.” 4. Kegiatan apa saja yang diberikan oleh “Apa aja ya, paling pas di awal itu perkenalan komunitas enigami pada kegiatan komunitas enigami, terus ngenalin karya-karya penberdayaan enigami? enigami. Setelah iu kita diajarin abis itu baru deh kita praktik bikin karya dari kertas, bikin bokani sih tepatnya kita diajarinnya.” 5. Dimana Kegiatan pemberdayaan tersebut “Pas awal di sekolah TK Ya Bunayya tapi dilakukan? lama-lama kita pindah ke rumah mama Nisa, rumah saya tau rumah mamah Daffa.” 6. Kapan saja kegiatan pemberdayaan ini “Setiap rabu seminggu sekali tapi sekarang dilakukan? jarang-jarang soalnya bisa bikin di rumah masing-masing jadi suka-suka yang buat.” 7. Berapa banyak peserta yang mengikuti “Awal mah banyak semua yang nganter kegiatan pemberdayaan tersebut? anaknya ikut ada kali ya 20an tapi pas beberapa pertemuan kemudian tinggal setengah eh sampai akhirnya cuma 4 orang yang masih bertahan bikin.” 8. Siapa yang memberikan pelatihan dari “Mas Sarudi dan Mas Rofiq, kadang tim inti kegiatan pemberdayan tersebut? komunitas enigami lainnya tapi paling sering dan saya kenal banget Mas Sarudi sama Mas Rofiq.” 9. Apakah sebelum ada sosialisasi tentang “Sosialisasi mah gak ya Mbak, paling cuma kebersihan atau semacam ramah pengenalan kalo sampah yang biasa kita sering lingkungan? buang atua barang-barang bekas bisa dibikin sesuatu gitu aja Mbak.” 10. Dalam kegiatan pemberdayaan ini Ibu “Kaya boneka wisuda. Awalnya dikasih tau membuat kreasi apa? bikin itu aja tapi pas kita udah lancer diajarin bikin yang lain juga cuman kita disuruh bikinnya boneka wisuda.” 11. Keterampilan apa saja yang Ibu terima “Keterampilannya yaa bikin itu boneka dari setelah mengikuti kegiatan pemberdayaan kertas bekas, atau bikin yang lain.” enigami ini? 12. Apakah membuat kreasi enigami ini “Gak sih kan bikinnya itu kalo kerjaan rumah mengganggu kegiatan Ibu sehari-hari? udah selesai semuanya.” 13. Jadi kapan Ibu membuat kreasi enigami “Kalo selesai beresin rumah, abis maghrib tersebut? selesai ngaji terus siang-siang gini kan udah gak ngapa-ngapain.” 14. Dari mana bahan-bahan yang diperlukan “Pas awal dikasih Mas Sarudi kaya lem, cat, dalam membuat kreasi enigami? kertas. Tapi kadang kertasnya mah nyari sendiri kadang kertas-kertas bekas fotokopian dari kantor suami biasanya dibawain sama suami.”
15. Berapa lama proses pembuatan enigami “Satu boneka kalo diniatin sehari jadi kalo yang Ibu lakukan? emang bener-bener dikerjain kalo udah selesai ngerjain kerjaan rumah sehari jadi boneka wisuda yang ukuran sedang, cepet sih gak lamlama bikinnya.” 16. Berapa banyak kreasi enigami yang Ibu “Berapa ya, sekitar dua puluh boneka.” buat dalam sebulan? 17. Apakah Ibu menjualkan kembali kreasi “Gak sih belom pernah.” yang ibu buat ke orang lain? 18. Bagaimana sistem penjualan dari kreasi “Kalo penjualannya sih kan dari komunitas yang telah Ibu buat? enigami, kita mah disuruh bikin boneka doang misalnya Mas Sarudi bilang butuh 100 boneka nanti kita bikini tapi dibagi kita jadi saya bikin 30, mamah nisa 30 sama mamah daffa 30 buah terus nanti komunitas enigami berapa .” 19. Apakah Ibu mendapatkan pendapatan atau “Pas bikin sih dapat pendapatan sih Mbak.” penghasilan sendiri dari kegiatan pemberdayaan enigami ini? 20. Berapa nominal keuntungan yang “Kalo gak salah diawal 500.000,- sama didapatkan oleh Ibu dari hasil kegiatan 250.000,- jadi dapatnya itu tergantung pemberdayaan enigami ini? pemesananya sih berapa dapatnya. Pokoknya saya dapat dua kali doang dari pemesanan itu. 21. Apakah terjadi perjanjian untuk “Perjanjiannya mah enggak ada tapi dikasih pembagian keuntungan dari hasil karya taunya nanti boneka yang abis dijual hasilnya yang telah Ibu buat dengan tim inti dibagi dua. Terus kalo ke saya itu 20.000 per komunitas enigami? boneka.” 22. Apakah dengan pendapatan yang “lumayan ngebantu sih cuman sayang cuma didapatkan dari kreasi enigami ini dapat beberapa kali doang kalo dilanjut pasti ngebatu membantu kondisi ekonomi keluarga? banget. Tadinya cuma nungguin jatah dari suami tapi ada kreasi enigami jadi kita dpaat penghasilan sendiri namanya saya gak kerja ya Mbak.” 23. Untuk apa keuntungan yang didapatkan “Lumayan sih buat nambah-nambahin bayar dari membuat kreasi enigami tersebut? sekolah waktu TK, sisanya buat uang saku anak sama ditabung.” 24. Bagaimana respon keluarga ketika ibu “Responnya baik kadang suami juga bantuin mengikuti kegiatan pemberdayaan gulung, bantuin ngelem sama bantuin nyaritersebut? nyari barang-barang bekas di kantornya terus dibawa pulang.” 25. Tapi apakah dengan pendapatan yang “Iya lumayan sih meski dikit tapi kebantulah didapatkan merubah mutu makanan dalam apalagi kalo masih berjalan.” keluarga? 26. Apakah Ibu selalu dilibatkan secara “Enggak sih. Tapi sering tukar pendapat, saran langsung oleh Komunitas enigami dalam gitu aja.” setiap perencanaan dan pengambilan
keputusan, administrasi menyangkut kegiatan pemberdayaan enigami ini ? 27. Menurut Ibu, bagaimana sikap tim inti kepada Ibu terkait dengan kegiatan pemberdayaan yang dilakukan? 28. Bagaimana respon Ibu pada saat diawal sampai dengan sekarang terhadap kegiatan pemberdayaan enigami tersebut? 29. Apakah terdapat kesepakatan diawal tentang kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas enigami? 30. Bagaimana pembagian tugas antara tim komunitas enigami dengan Ibu dalam kegiatan pemberdayaan enigami ini? 31. Manfaat apa yang Ibu rasakan dengan mengikuti kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas enigami?
32. Apa harapan Ibu pemberdayaan yang komunitas enigami?
“Sikapnya baik, sopan terus terbuka juga sama kita sering bercanda kaya temen aja.” “Awalnya sih malas ya tapi lama-lama jadi senang terus tertarik deh sampai sekarnag juga sebenarnya masih pengen banget terus.” “gak ada sih Mbak.”
“Pembagian tugas juga gak ada sih.”
“Manfaatnya banyak ya. Pertama jadi punya kegiatan namanya Ibu rumah tangga. Kedua jadi tau kalo sampah terutama kertas bekas bisa bermanfaat dan bisa dijadiin sesuatu. Yang ketiga, kalo ada barang bekas kaya karton, koran, kertas fotokopian sekarang gak langsung dibuang dipisahin terus dikumpulin dulu abis gitu dibikin boneka. Yang keempat itu jadi punya pendapatan sendiri sama yang terakhir jadi bisa manfaatin waktu kosong kalo lagi gak ada kerjaan jadi dari pada bosen gak ngapa-ngapain jadi punya kerjaan, orang kan ngeliatnya kita gak ngapa-ngapain tapi sebenranya kita ada kerjaan jga gak cuma diem aja.” pada kegiatan “Semoga bisa nambah bentuk lagi, bisa dilakukan oleh berkembang terus tetap berjalan gak berenti.”
TRANSKIP WAWANCARA Dampak Kreasi Limbah kertas Komunitas Enigami pada pemberdayaan anggota di Kelurahan Jombang Informan
: Penerima Manfaat kegiatan kreasi enigami ( anggota sanggar )
Hari dan Tanggal
: Rabu, 15 juni 2016
Waktu wawancara
: 13.00 WIB
Tempat Wawancara : Masjid Fathullah, Ciputat. Identitas Informan Nama
: Laeli Yuniawati
Jenis kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Umur
: 22 Tahun
Pendidikan
: Fakultas Dirasat Islamiyah semester 8
Tujuan wawancara : untuk mengetahui manfaat dari bagi anggota yang mengikuti kegiatan kreasi limbah kertas komunitas enigami. 1.
2.
3.
4.
Pertanyaan Bagaimana Anda bisa komunitas enigami?
mengetahui
Jawaban Pertanyaan “Awalnya dikenal sama temen naman siti mulkhiah sebelum KKN, kan kita lagi nyari suatu kreativitas itu menghasilkan uang, bermanfaat juga buat itu kkn. Akhirnya kita dikenalin ke Bang Rofiq, Kak Ucok dan Ka Fadil. Gabunglah ke komunitas enigami itu. . Tapi sebelumnya itu juga pas saya semester awal-awal saya pernah dapat broadcast nah itu tentang enigami gitu. Program MCK, Selingkuh, Budaya Hijau itu pernah dapat di broadcast itu tapi gak pernah engeh kalau itu enigami juga.” “Tertariknya karena di enigami itu fashion sendiri. Kreativitas kaya gitu tangan langsung praktik kan itu emang suka aja.” “Iya suka yang kaya gitu”
Mengapa Anda tertarik untuk bergabung menjadi anggota dari komunitas enigami? Apa sebelumnya Anda suka dengan sesuatu yang berhubungan dengan kerajinan seni-seni seperti itu ? Sejak kapan Anda bergabung menjadi “Sekitar bulan juli 2015..” anggota komunitas enigami?
5.
6. 7.
8.
Kegiatan apa saja yang diberikan oleh “Kalau di sanggar itu kan perminggu, setiap komunitas enigami kepada anggota minggunya beda-beda dari hal kecil dulu, buat sanggar? “ bakwan semacam kertas digulung dari kertas hvs yang dijaadikan tempat, minggu berikutnya bikin kerangka tempat lampu. Macam-macam perminggunya itu, bahannya dari kertas semua. Jadi kegiatannya bikin karya” Apakah ada pelatihan khusus bagi “Gak ada sih karena kan kita sanggaran itu anggota sanggar? dilatih juga buat kreasi baru” Keterampilan apa yang Anda dapatkan “Keterampilan gulung kertas, banyak sih kaya setelah bergabung menjadi anggota bikin bakwan, tempat pensil, gantungan kunci. komunitas? Yang paling bagus dan besar itu bikin kerangka lampu.” Kapan kegiatan sanggar dilakukan?
9.
Sudah berapa kali Anda mengikuti kegiatan sanggar tersebut? 10. Dimana kegiatan sanggar dilakukan?
11. Siapa yang memberikan pelatihan dan memberikan materi ketika kegiatan sanggar? 12. Berapa orang yang mengikuti kegiatan sanggar yang dilakukan oleh komunitas enigami? 13. Berapa lama berlangsung?
kegaiatan
sanggar
“Kalau kegiatan sanggar dulu sih seminggu sekali itu biasanya dijadwalin sama tim inti enigami tapi kalo sekarang mah anggota sanggarnya yang minta ke kakak tim intinya enigami misalnya Kak minggu ini kita mau sanggaran nih. Nanti tim intinya nyempetin waktu buat ngajarin. Soalnya kan kakakkakaknya udah pada kerja semua jadi takut gak bisa. Dan biasanya itu weekend sih dan tiap bulan biasanya ada kegiatan sanggaran walaupun satu atau dua kali sih.” “Lupa sih Ka berapa kali tapi Alhamdulillah saya selalu ikut.” “Sekitar 30 apa ya.. yang aktif kegiatan sanggar sekitar 10 orang. itu sih kadang ada yang gak bisa sanggaran karena waktunya atau ada kesibukkan lain. Soaalnya kalau nyanggar itu dari pagi sampai sore gitu. “ “Yang ngajar mah kaka-kaka tim intinya tapi gak semua sih cuma beberapa orang aja yang bisa. Yang sering mah Kak Sarudi, Kak Rofiq atau Kak Fadhil..” “Yang aktif sih itu ada sekitar enam orang sih tapi bisa sampai sepuluh orang juga yang sering banget ikut kegiatan sanggar sama kegiatan enigami lainnya kaya workshop..” “Waktu sanggar = waktu bikin karya, tapi biasanya dimulai dari jam 1 siang sampe dengan jam 5 sore atau maghrib. Jadi tiap sanggaran ada satu karya yang jadi. Tapikan tiap sanggar beda-beda yaa materinya, jadi
14. Bagaimana partisipasi anggota sanggar dengan kegiatan sanggar yang diadakan oleh komunitas enigami? 15. Kegiatan sanggar apa saja yang dilakukan selain membuat kreasi? 16. Berasal dari mana bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kreasi enigami dalam kegiatan sanggar? 17. Dari sekian teknik yang diajarkan oleh komunitas enigami, Anda paling suka dengan teknik apa dan sudah membuat kreasi apa ? 18. Selain di kegiatan sanggar, dimana Anda sering membuat kreasi enigami? 19. Untuk apa hasil dari kreasi yang telah Anda buat? 20. Apakah keterampilan yang Anda dapatkan diajarkan kembali ke orang lain? 21. Apakah hasil dari keterampilan yang didapatkan menghasilkan keuntungan sendiri bagi Anda? 22. Manfaat apa yang Anda rasakan setelah bergabung menjadi anggota komunitas bagi kehidupan sehari-hari?
beda juga waktunya ya paling lama itu sampai maghrib. Nah kalo karyanya belum jadi nanti dibawa pulang buat diselesain dikosan biasanya. Buat yang dibawa pulang itu tergantung yang buatnya sih kalo yang bikinnya lambat biasanya dibawa tapi kalo yang orangnya yang cepet waktu segitu cukup.” “Partisipasinya bagus yaa soalnya masih ada yang ikut kegiatan workshop terus sama kegiatan sanggar.” “Gak ada sih karya-karya aja paling sharingsharing umum gitu.” “Disiapin sama Kaka-kakanya sih”
“Teknik remas sih Kak, bikin gantungan saya paling suka soalnya gampang juga.”
“Di sanggar dipraktekin, di rumah juga dipraktekin. Alhamdulillah…” “Dipajang sama dipakai sendiri sih Ka.” “Oh iya baru kemarin tuh di kosan temen ada yang tertarik pas kita lagi bikin nah terus kita ajarin.” “Belum sih kaa soalnya belum pernah dijualin baru dikonsumsi sendiri aja.”
“Jadi berguna bangat ya, kan saya lagi skripsi di kosan banyak kertas-kertas berserakan ya kita iseng-iseng bikin kreasi sendiri tapi masih dipakai sendiri hasil yang udah saya buat. Lebih unik aja dan lebih bermanfaat.” 23. Apakah Anda sebelumnya pernah “Organisasi lain atau komunitas lain apa ya, mengikuti organisasi lain atau komunitas gak ada.” lain? 24. Adakah keinginan Anda untuk menjadi “ada sih sedikit mah, waktunya aja yang belum tim inti komunitas enigami? ada kesempatan. Dari tim intinya juga ada yang bilang anggota sanggar boleh bikin kegiatan sanggar sendiri di luar nanti kalau ada waktu tim intinya juga bakalan datang jadi anggota sanggar yang sekarang yang mengajarkan yang lain tapi dari anggota sanggarnya yang sekarang emang belum ada
25. Selain kegiatan sanggar, apakah Anda aktif mengikuti kegiatan lain yang dilakukan oleh komunitas enigami? 26. Apakah Anda dilibatkan secara langsung di setiap kegiatan yang dilakukan oleh komunitas enigami? 27. Apakah anda mendapatkan keuntungan Finansial setelah bergabung menjadi anggota sanggar?
28. Bagaimana sikap tim inti komunitas enigami kepada anggota sanggar? 29. Perubahan apa yang terjadi pada Anda sebelum dan sesudah bergabung menjadi anggota komunitas enigami terutama pada kemampuan organisasi? 30. Apa harapan Anda bagi komunitas enigami?
yang ngejalanin rencana kaya gitu soalnya kan masih pada sibuk.” “Iyah he’eh itukan kadang kita diajakin, yang bisa ayo ngisi tapi kadang yang bisa itu dikit. padahal dari sanggar kan banyak jadi ada yang bisa ada yang gak jadi yaudah yang bisa aja” “dilibatkan ya paling kalo diminta bantuan doang sih kalo lagi ada acara, naah paling kita juga kadang diminta saran-sarannya sih buat enigami.” “Itu tergantung yang ngadain, jadi kalau misalkan yang di IPB gak ada Alhamdulillah cuma ucapan terima kasih. kalau kita ngisi acara kaya di danon itu ahamdulillah dapat sekitar 100.000 perorang.” “Baik sih, mereka juga nyerahin kegiatan sanggar yaa ke kita semua.” “Ada, kita lebih banyak pengetahuan, banyak link, banyak teman yang pasti, banyak ilmu baru yang didapat karena setiap kegiatan sanggar banyak yang ngebagi ilmu-ilmunya adalah perubahannya mah.” “Tetap hidup, go international gak cuma di kalangan universitas ajaaa…”
TRANSKIP WAWANCARA Dampak Kreasi Limbah kertas Komunitas Enigami pada pemberdayaan anggota di Kelurahan Jombang Informan
: Penerima Manfaat kegiatan kreasi enigami ( anggota sanggar )
Hari dan Tanggal
: Rabu, 15 juni 2016
cWaktu wawancara
: 11.00 WIB
Tempat Wawancara : Masjid Fathullah, Ciputat. Identitas Informan Nama
: Siti Mulkhiah
Jenis kelamin
: Perempuan
Tempat, tanggal lahir : Tangerang, 14 April 1994 Alamar rumah
: Jalan Ir. Sutami No. 16 Desa Lontar RT 004 RW 001, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang Provinsi Banten.
Pekerjaan
: Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Umur
: 22 Tahun
Pendidikan
: Fakultas Syariah dan Hukum jurusan Perbankan syariah semester 8
Tujuan wawancara : untuk mengetahui manfaat dari bagi anggota yang mengikuti kegiatan kreasi limbah kertas komunitas enigami. 1.
2.
Pertanyaan Bagaimana Anda bisa komunitas enigami?
Jawaban Pertanyaan mengetahui “Itu awalnya teman saya yang bernama Sri Wahyuni, dia cerita pas lagi kumpul KKN ada salah satu kumpulan orang lagi bikin suatu dari kertas nah kemudian dia upload di group kelas siapa yang mau ikut kata dia, dia ngajak kitakita akhirnya kita tertarik yang teman-teman dekatnya dia coba ikut sanggaran. itu awal mulanya…” Mengapa Anda tertarik untuk bergabung “Oh iya, sebenarnya gimana ya kan setiap menjadi anggota dari komunitas perempuan itu suka hal-hal yang unik kan ya enigami? nah salah satunya saya sendiri. saya suka sama yang namanya kerajinan seni apalagi seni rupa dan seni rupa itu justru jarang banget orang yang bisa itu mempunyai skill-skill tertentu dan menggunakan teknik-teknik tertentu.”
3.
Apa sebelumnya Anda suka dengan “hmmm suka sih, salah satunya seni rupa sesuatu yang berhubungan dengan karena dulu waktu SMA pernah diajarkan cara kerajinan seni-seni seperti itu ? buat cat, poster color itu bikin sendiri. dan gurunya pun khusus yang seni rupa biasanya bikin topeng dari kertas, bikin asbak dari tanah liat, bikin sablon, batik juga pernah. Karena pengalaman dari SMA juga jadi tertarik, oh ada loh di sini baru tau. Yaudah jadi ikutan dan senang juga kaka-kaka dari enigaminya juga lucu-lucu.” 4. Sejak kapan Anda bergabung menjadi “Baru setahun sebelum kkn kira-kira juli anggota komunitas enigami? 2015” 5. Kegiatan apa saja yang diberikan oleh “kalau untuk anggota sanggar itu biasanya komunitas enigami kepada anggota cuma kegiatan sanggaran aja yaaa, awalnya sanggar? biasa perkenalan antar anggota kemudian produk dari enigami dan programnya apa saja terus abis itu langsung praktek. Karena kalau kebanyakan teori gak seru banget, palingan pengenalan secara ringkas saja.” 6. Apakah ada pelatihan khusus bagi “Ada kok ya itu pas kegiatan sanggaran” anggota sanggar? 7. Keterampilan apa yang Anda dapatkan “Keterampilan mengelola kertas karena emang setelah bergabung menjadi anggota cuma kertas ajakan gak plastik dan lainnya komunitas? cuman ada teknik-teknik tertentu dan berbagai cara ada teknik remas, pola dan di gulung.” 8. Kapan kegiatan sanggar dilakukan? “ga tentu sih, biasanya hari libur” 9. Sudah berapa kali Anda mengikuti “enggak inget berapa kalinya tapi saya lebih kegiatan sanggar tersebut? sering ikut kegiatan sanggar daripada gak ikutnya.” 10. Dimana kegiatan sanggar dilakukan? “Tempat sih biasanya di FEB itu di saung atau di pelataran FEB, di auditorium juga pernah. Pokoknya masih sekitaran kampus kok biar gak kejauhan dan gampang juga sih tempatnya heee jadinya di sekitar kampus.” 11. Siapa yang memberikan pelatihan dan “Yang sering ngajarin sih Kak Sarudi sama memberikan materi ketika kegiatan Kak Rofiq kadang ada juga Kak Fadhil sanggar? kebanyakan Kaka-kakanya cowok..” 12. Berapa orang yang mengikuti kegiatan “Berapa yaaa kurang dari 10an sih sekitar 6 sanggar yang dilakukan oleh komunitas sampai dengan 10 kalo gak salah. Soalnya enigami? Kalau anggota sekarang sih kebanyakan mahasiswa yaaa belum ada sih yang dari luar solanya kan enigami kebanyakan promosinya masih di sekitar kampus doang kalo keluar itu paling cuma ngisi workshop tapi belum tentu mereka daftar jadi anggota sanggar gitu sih kayanya..”
13. Berapa lama setiap kegiatan sanggar “Paling lama nyanggar biasanya 5 jam itu berlangsung? soalnya masing-masing karya beda-beda waktu buatnya misalnya teknik gulung bisa dua sampai tiga jam, teknik remas bisa tiga sampai empat jam, tapi biasanya sekali nyanggar bisa dapet satu karya.” 14. Bagaimana partisipasi anggota sanggar “Menurut saya kurang ya, dilihat dari kurang dengan kegiatan sanggar yang diadakan banyaknya yang datang untuk kegiatan oleh komunitas enigami? sanggar karena mereka mempunyai kesibukkan masing-masing dan kegiatan sanggar kan biasanya weekend jadi kadang ada yang malas datang ke kampus karena emang gak ada kegiatan apa-apa selain sanggaran.” 15. Kegiatan sanggar apa saja yang “Gak ada sih bikin karya abis gitu pulang ya dilakukan selain membuat kreasi? paling ngobrol-ngobrol doang tapi kadang kakaknya bagi-bagi ilmunya heee..” 16. Berasal dari mana bahan-bahan yang “Kalau itu dari tim intinya, dulu kita sempet digunakan untuk membuat kreasi beli sendiri.” enigami dalam kegiatan sanggar? 17. Dari sekian teknik yang diajarkan oleh “Kalau lebih suka yang remas ya tapi sulit komunitas enigami, Anda paling suka soalnya bentuknya emang tiga dimensi banget, dengan teknik apa dan sudah membuat kalau teknik gulung dia mudah cuman kurang kreasi apa ? menarik karena tidak membentuk dari boneka atau miniatur tertentu.” 18. Selain di kegiatan sanggar, dimana Anda “Palingan di rumah, di kosan gitu kalo lagi sering membuat kreasi enigami? iseng aja” 19. Untuk apa hasil dari kreasi yang telah “apa yaa tempat pensil kalo teknik gulung, Anda buat? terus gantungan kunci sih biasanya.” 20. Apakah keterampilan yang Anda “Ke orang lain belum sih paling cuma temandapatkan diajarkan kembali ke orang teman dekat aja, ngajak mereka ini loh cara lain? buatnya secara ringkas aja.” 21. Apakah hasil dari keterampilan yang “Belum sih karena memang belum dijualkan didapatkan menghasilkan keuntungan masih untuk dikonsumsi sendiri dan dikoleksi sendiri bagi Anda? sendiri. 22. Manfaat apa yang Anda rasakan setelah “Belum dapat banyak ya, tapi salah satunya itu bergabung menjadi anggota komunitas bisa memanfaatkan kertas ya jadi ada yang bagi kehidupan sehari-hari? kertas yang tidak dipakai jangan langsung dibuang bisa kita bikin suatu karya atau diberikan kepada orang yang membutuhkan.” 23. Apakah Anda sebelumnya pernah “Organisasi lain pernah tapi gak berkecimpung mengikuti organisasi lain atau komunitas di bagian lingkungan.” lain?
24. Adakah keinginan Anda untuk menjadi “Kalau saya sih ingin tapi harus fokus untuk tim inti komunitas enigami? membesarkan enigami itu sendiri itu orang-
25. Selain kegiatan sanggar, apakah Anda aktif mengikuti kegiatan lain yang dilakukan oleh komunitas enigami? 26. Apakah Anda dilibatkan secara langsung di setiap kegiatan yang dilakukan oleh komunitas enigami?
27. Apakah anda mendapatkan keuntungan Finansial setelah bergabung menjadi anggota sanggar? 28. Bagaimana sikap tim inti komunitas enigami kepada anggota sanggar? 29. Perubahan apa yang terjadi pada Anda sebelum dan sesudah bergabung menjadi anggota komunitas enigami terutama pada kemampuan organisasi?
30. Apa harapan Anda bagi komunitas enigami?
31. Apakah Anda sering dilibatkan secara langsung oleh tim inti komunitas enigami dalam proses marketing atau promosi untuk kreasi enigami?
orang yang benar-benar konsisten bukan hanya ikut saja cuman kayanya agak sulit karena punya kesibukkan lain juga.” “Selain kegiatan sanggar, kaya ngisi acara gitu kadang ikut kadang gak. Cuma beberapa saja saya ikut kira-kira tiga kali yaa..” “Gak sih kan saya emang baru setahun kan, jadi kakak-kakaknya dulu yang koordinasi nanti kalau mereka gak bisa baru kita atau butuh bantuan.” “hmmm kalau fee pernah sih sekali waktu ngisi acara workshop dikasih komersial gitu ya lumayanlah buat ongkos heee…” “Ramah-ramah kaka-kakanya, terus kocakkocak juga sih kakanya jadi gak bosen kalo lagi kegiatan sanggar” “Kalau berorganisasi sendiri, saya sudah berorganisasi pas MTS itu pramuka jadi emang udah tau organisasi itu seperti ini. Tapi perubahannya saya lebih memanfaatkan waktu luang aja soalnya kan waktu luang kadang kita bingung kan mau ngapain terus ada sanggaran jadi kita bisa ngumpul dan silaturrahmi juga, yang kedua itu pengalaman dan link jadi ketika ada acara kan kita ketemu dengan komunitaskomunitas lain yang lebih contohnya kita ketemu dengan komunitas yang bukan hanya memmbuat keterampilan dari kertas tapi dari kaleng, plastik, kain dan lainnya.” “Kalau dari saya sih inginnya jadi usaha yang emang benar-benar besar jadi dimana-mana itu ada, besarnya itu bukan banyaknya yang ikut tapi jugia terkontrol dan termanage untuk marketing enigaminya itu sendiri” “Kalau promosi kan lewat sosmed jadinya tim intinya aja. Buat anggotanya sih gak pernah disuruh gitu yaaa paling ya inisiatif anggotanya sendiri aja”
TRANSKIP WAWANCARA Dampak Kreasi Limbah kertas Komunitas Enigami pada pemberdayaan anggota di Kelurahan Jombang Informan
: Penerima Manfaat kegiatan kreasi enigami
Hari dan Tanggal
: Minggu, 17 Juli 2016
Waktu wawancara
: 15.30 WIB
Tempat Wawancara : Gang Alpukat, Jombang Ciputat. Identitas Informan Nama
: Yanti
Jenis kelamin
: Perempuan
Tempat, tanggal lahir : Banyumas, 26 Juni 1979 Alamar rumah
: Jalan Sumatera Gang Alpukat dekat SMAN 11 Tangerang, Jombang, Ciputat.
Umur
: 37 tahun
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Anak
: 2 orang peremupuan
Tujuan wawancara : untuk mengetahui manfaat dari bagi anggota yang mengikuti kegiatan kreasi limbah kertas komunitas enigami.
Pertanyaan Jawaban Pertanyaan 1. Bagiamana yang Ibu ketahui mengenai “Dulu kenal waktu lagi nungguin Nisa di Paud, komunitas enigami ? terus Bang Sarudi sama Rofiq datang ngasih tau enigami terus kita diajarin deh bikin kreasi boneka gitu” 2. Apa yang membuat Ibu tertarik untuk “Gimana ya, saya penasaran sih sama buatnya mengikuti kegiatan pemberdayaan yang gimana. Dulu mikirnya kok bisa ya kertas digulung-gulung gitu terus jadi rapet gitu yaudah dilakukan oleh komunitas enigami? akhirnya ikut deh sampe bener-bener bisa.”
3. Sejak kapan Ibu mengikuti kegiatan “Udah tiga tahun sih pokoknya dari nisa umur pemberdayaan enigami tersebut? lima tahun sampe sekarang pas dia umur 8 tahun.” 4. Kegiatan apa saja yang diberikan oleh “Kegiatannya mah gitu cuma bikin karya, komunitas enigami pada kegiatan gulung-gulung kertas, ngecat, nempelin. Udah penberdayaan enigami? sih gitu aja Mbak.”
5.
Dimana Kegiatan pemberdayaan tersebut “Awalnya sih di paud ya di tempat kaya saung dilakukan ? gitu, eh lama-lama jadi di rumah saya Mbak. Jadi kalo ngumpul buat karya ya di rumah saya Mbak.” 6. Kapan saja kegiatan pemberdayaan ini “dulu sih setiap seminggu sekali tapi kalo dilakukan? sekarang udah jarang. kan sekarang kao bikin karya sendiri-sendiri jadi lebih santai dikerjainnya. 7. Berapa banyak peserta yang mengikuti “Ibu yang ikut pas pertemuan pertama, kedua kegiatan pemberdayaan tersebut? sih lumayanan banyak ada 20an terus belasan makin lama makin kesini jadi dikit banget bisa empat orangan sih.” 8. Siapa yang memberikan pelatihan dari “Itu Mas Sarudi sama Mas Rofiq diawal, tapi kegiatan pemberdayan tersebut? kalo pertemuan selanjutnya itu banyak dari tim enigami lainnya. 9. Apakah sebelum ada sosialisasi tentang “enggak ada sih mbak, orang mereka dateng kebersihan atau semacam ramah langsung ngajarin kita praktek gitu.” lingkungan? 10. Dalam kegiatan pemberdayaan ini Ibu “kalau yang diajarin sih kan pake teknik membuat kreasi apa? gulung jadinya Cuma buka bokani aja kaya boneka wisuda, boneka buat gantungan kunci. kaya gitu-gitu doang sih.” 11. Keterampilan apa saja yang Ibu terima “hmm apa yaa keterampilan tangan dari kertas setelah mengikuti kegiatan pemberdayaan yang udah gak kepake itu ajaa sih yang enigami ini? didapetinnya.” 12. Apakah membuat kreasi enigami ini “enggak sih yaa, kan bikin ginian juga gak mengganggu kegiatan Ibu sehari-hari? ditargetin jadi bikinnya kalo semua kegiatan di rumah udah selesai aja.” 13. Jadi kapan Ibu membuat kreasi enigami “Paling malem, kan saya juga susah tidur ya tersebut? jadinya dari pada enggak ngapa-ngapain ya udah bikin ginian aja. Terus kalo lagi santai daripada iseng bikin ginian ajadeh jadinya. Bulan puasa juga kan tuh banyak waktu kosong juga jadinya bikin ini.” 14. Darimana bahan-bahan yang diperlukan “Bahannya kaya kertas, lem, cat semuanya dalam membuat kreasi enigami? mah dari tim komunitas enigami. Nanti kalo kurang ditambahin lagi sama mereka. Jadi mereka yang nyediain sampai sekarang. Tapi kadang saya juga nyari sendiri sih.” 15. Berapa lama proses pembuatan enigami “ Berapa yaa, sejam sih kayanya deeh tapi kan yang Ibu lakukan ? sekarang udah biasa jadinya gak sampe sejam satu boneka mah.” 16. Berapa banyak kreasi enigami yang Ibu “gak tentu ya itu kan gak ditargetin juga. Sukabuat dalam sebulan? suka saya sih hee tapi kalo boneka yang udah jadi gitu 30 paling banyak tapi kalo kemaren nih pas bulan puasa saya bikin boneka yang
17. Apakah Ibu menjualkan kembali kreasi yang ibu buat ke orang lain? 18. Bagaimana sistem penjualan dari kreasi yang telah Ibu buat?
kecil polo situ 100 buah tapi emang belum disetor sih.” “kalo dijualin sendiri gak sih. Kan abis bikin saya setor ke Bang Sarudi sama Bang rofiq.” “Jadi gini Mbak, kan saya bikin tuh misalnya 30 boneka nanti saya setor ke Mas Sarudi nanti mereka yang masarin saya cuma produksi aja. Kalo gak Mas Sarudi minta gini, Mamah Nisa bikini 4 ya boneka yang udah jadi. yaudah nanti mereka yang jual saya nerima hasilnya.” “Dapet Mbak Alhamdulillah. Kan kita produksi terus dapet hasilnya deh.”
19. Apakah Ibu mendapatkan pendapatan atau penghasilan sendiri dari kegiatan pemberdayaan enigami ini? 20. Berapa nominal keuntungan yang “Berapa yaa, awal-awal sih alhamduillah didapatkan oleh Ibu dari hasil kegiatan 600.000,- itu bikin 30 bokani yang udah jadi pemberdayaan enigami ini? terus dikasih ke Bang sarudi. Nah itu gak tentu sih tergantung buatnya kita. Kalo saya bikin yang polos gitu ukuran kecil tanpa dicat itu dapet 2000 per boneka kalo yang agak gedean 8.000,- per boneka tapi kalo boneka yang udah jadi itu 20.000 yang udah dicat perboneka. Kalau sekarang-sekarang mah gak nyampe 300.000,- itu juga bukn sebulan” 21. Apakah terjadi perjanjian untuk “Perjanjian gak ada mbak. mereka Cuma pembagian keuntungan dari hasil karya bilang buat karya ini kita dapet segini, kalo ini yang telah Ibu buat dengan tim inti kita dapetnya segini itu aja. Semuanya mereka komunitas enigami? yang nentuin.” 22. Apakah dengan pendapatan yang “Ngebantu banget Mbak, pertama saja jadi didapatkan dari kreasi enigami ini dapat punya penghasilan sendiri kan saya hanya ibu membantu kondisi ekonomi keluarga? rumah tangga. Jadi diem di rumah bikin karya terus bisa ngasilin duit bisa bantu-bantu suamilah.” 23. Untuk apa keuntungan yang didapatkan “Buat nambahin kebutuhan sehari-hari aja dari membuat kreasi enigami tersebut? Mbak, buat jajan anak, buat masak. Misalnya kalo anak jajan kan dapet jatahnya dari uang suami nah kalo dapet uang dari enigami jadi gak usah pake uang dari jatah suami, masak juga kaya gitu buat nambahain” 24. Bagaimana respon keluarga ketika ibu “Kalo suami ngedukung sih, malah juga mengikuti kegiatan pemberdayaan ngebantuin saya kalo lagi buat.” tersebut? 25. Tapi apakah dengan pendapatan yang “enggak ada sih sama aja Mbak sama aja kalau didapatkan merubah mutu makanan dalam kebutuhan makan mah sama aja Mbak, ya keluarga? palingan saya jadi punya pendapatan sendiri.” 26. Apakah Ibu selalu dilibatkan secara “Dilibatkan gimana ya, palingan tim inti Cuma langsung oleh Komunitas enigami dalam nyuruh saya bantu ini doang sih absen ibu-ibu
setiap perencanaan dan pengambilan yang dateng gitu doang kalo soal administrasi keputusan, administrasi menyangkut kaya gitu sih dari tim intinya. Dan paling kalo kegiatan pemberdayaan enigami ini ? saran misalnya dalam pembuatan enigami nanti didenger sama mereka terus sarannya diterima” 27. Menurut Ibu, bagaimana sikap tim inti “Baik ya Mbak Ira, udah kaya keluarga sih. kepada Ibu terkait dengan kegiatan Orang kalo gak pemberdayaan juga mereka pemberdayaan yang dilakukan? sering main gitu ke sini. Terus pas ngajarin juga sabar, gak maksa juga mereka mah.” 28. Bagaimana respon Ibu pada saat diawal “Responnya mah antusias mbak. Pas awal sampai dengan sekarang terhadap kegiatan penasaran pengen coba mulu lama-lama kan pemberdayaan enigami tersebut? udah pada jarang tuh ya yang ikut eh tadinya udah mau berenti juga tapi mikir lagi deh sayang Mbak udah belajar sampai sini masa berenti kan lumayan juga hasilnya. Jadinya sampe sekarang masih bikin deh” 29. Apakah terdapat kesepakatan diawal “enggak ada sih Mbak, palingan mereka tentang kegiatan pemberdayaan yang ngasih jadwal kegiatannya kapan gitu ajaa.” dilakukan oleh komunitas enigami? 30. Bagaimana pembagian tugas antara tim “Pembagian tugas sih enggak ada ya Mbak.” komunitas enigami dengan Ibu dalam kegiatan pemberdayaan enigami ini? 31. Manfaat apa yang Ibu rasakan dengan “Banyak Mbak, pertama saya dapat ilmu Mbak mengikuti kegiatan pemberdayaan yang oh jadi kertas bisa dibikin kaya gini, yang dilakukan oleh komunitas enigami? kedua saya jadi punya keterampilan sendiri, ketiga kalo waktu luang atau gak ada kegiatan dari pada diem aja mending bikin enigami, keempat jadi punya pendapatan sendiri.” 32. Apa harapan Ibu pada kegiatan “Harapannya mah semoga banyak yang pemberdayaan yang dilakukan oleh mesen, terus jadinya kita bisa produksi banyak, komunitas enigami? banyak yang ikut juga dan gak berenti.”
TRANSKIP WAWANCARA Dampak Kreasi Limbah kertas Komunitas Enigami pada pemberdayaan anggota di Kelurahan Jombang Informan
: Penerima Manfaat kegiatan kreasi enigami ( anggota sanggar )
Hari dan Tanggal
: Selasa, 31 Mei 2016
Waktu wawancara
: 13.00 WIB
Tempat Wawancara : Masjid Fathullah, Ciputat. Identitas Informan Nama
: Sri Wahyuni
Jenis kelamin
: Perempuan
Tempat, tanggal lahir : Tangerang, 08 Agustus 1993 Alamat
: Pagedangan-Ciakar Girang, RT 003 RW 005, Kelurahan Situgadung, Kecamatan Pagedangan, Kabutan Tangerang.
Pekerjaan
: Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Umur
: 22 Tahun
Pendidikan
: Semester 8 Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Perbankan Syariah
Tujuan wawancara : untuk mengetahui manfaat dari bagi anggota yang mengikuti kegiatan kreasi limbah kertas komunitas enigami. 1.
2.
Pertanyaan Bagaimana Anda bisa komunitas enigami?
Jawaban Pertanyaan mengetahui “Dulu tuh ceritanya lumayan panjang, dulu tuh pas kita lagi rapat kkn kebetulan kan rapatnya kkn-nya lagi di FEB dan pas banget didepan kita tuh ada yang lagi nyanggar enigami. Dan dulu sempet ada program kerja tentang lingkungan hidup gitulah yaudah akhirnya semenjak ngeliat enigami sempet pengen join aja dan bisa dijadikan proker juga.” Jadi Anda kenal dengan komunitas “Kenalnya itu emang gak sengaja waktu kan enigami yang secara kebetulan sedang ada rapat kkn terus kita pura-pura sok kenal mengadakan kegiatan sanggar? gitu, ngedeketin, sksd terus akhirnya mulai ngepoin instagramnya. Pertama kenal juga sih lewat social media di twitter kan dulu sempet kenalan juga secara langsung tapi kata kakanya
3.
Mengapa Anda tertarik untuk bergabung menjadi anggota dari komunitas enigami?
4.
Apa sebelumnya Anda suka dengan sesuatu yang berhubungan dengan kerajinan tangan?
5.
Sejak kapan Anda bergabung menjadi anggota komunitas enigami? Kegiatan apa saja yang diberikan oleh komunitas enigami kepada anggota sanggar?
6.
7. 8.
Apakah ada pelatihan khusus bagi anggota sanggar? Keterampilan apa yang Anda dapatkan setelah bergabung menjadi anggota komunitas?
9.
Kapan kegiatan sanggar dilakukan?
10. Sudah berapa kali Anda mengikuti kegiatan sanggar tersebut?
11. Dimana kegiatan sanggar dilakukan? 12. Siapa yang memberikan pelatihan dan memberikan materi ketika kegiatan sanggar? 13. Berapa orang yang mengikuti kegiatan sanggar yang dilakukan oleh komunitas enigami?
nanti kalau mau tau bisa hubungin atau kunjungi social medianya yang ini. Nah terus aku mulai ngepoin social medianya satu-satu mulai dari twitter itulah akhirnya kita temenan dan akhirnya bergabung.” “Ya karena kreasinya lucu-lucu dan lumayan unik juga padahalkan cuma kertas ya tapi bisa bikin boneka yang bernilai tinggi dan cara bikinnya juga gak terlalu ribet.” “Suka sih cuman dulu tuh gak terpikir ke kreasi limbah kertas dulu gak kepikir sampai seperti itu. Tapi semenjak kenal enigami aja suka sama kreasi yang terbuat dari kertas baru semenjak itu doang.” “Hmmm kurang lebih satu tahunanlah eh udah satu tahun lebih deh sekitar April 2015.” “Kegiatannya biasanya nyanggaran, nanti di kegiatan sanggar diajarin banyak teknik. Ada teknik gulung, remes, pola juga terus pokoknya gak cuman bikin boneka aja gitu pokoknya banyak kreasinya.” “pelatihan ya kalau lagi sanggaran kita dilatih.” “Keterampilan bikin sesuatu dari kertas dengan teknik yang bermacam-macam, mulai dari gulung sampai dengan remas kan dari teknik itu kita bisa bikin apa aja. Misalnya boneka, tempat pensil gantungan, macemmacem pokoknya.” “Dulu sih setiap seminggu sekali kalo sekarang lebih fleksibel sih, kalau anggaota sanggar minta buat sanggaran yaaa kita sanggaran.” “Hmm.. enggak tau sih soalnya kan dari semester 6 sampai sekarang itu satu minggu sekali jadi gak bisa dihitung berapa kalinya. Tapi lebih sering ikut daripada kadangnya untuk kegiatan sanggar.” “Biasanya di sekitar kampus soalnya kan ratarata rumahnya sekitar kampus biar deket aja.” “Hm…. yang ngisi itu biasanya Kak Sarudi, Bang Fadhil, Bang Rofiq atau tim inti lainnya yang bisa dateng aja.” “Di group Whatsapp tim sanggar sih ada 34 orang tapi kalo yang datang kegiatan sanggar paling 6 orang, dikit sih.”
14. Kegiatan sanggar apa saja yang “Kalau lagi sanggaran itu sharingnya gak cuma dilakukan selain membuat kreasi? tentang enigami aja tapi kita juga kadang nih sharing atau nanya-nanya tentang skripsi atau masalah kuliah lainnya..” 15. Berasal dari mana bahan-bahan yang “Bahan-bahannya pas awal dari kaka-kakanya digunakan untuk membuat kreasi kaya lem, kertas, cat dan lain-lainnya. Tapi enigami dalam kegiatan sanggar? kalau untuk sekarang kita yang sediain sendiri kan kadang-kadang kita patungan tuh beli bahan-bahannya biar irit aja gituu terus belinya nanti sesuai sama materi yang bakal dikasih”. 16. Dari sekian teknik yang diajarkan oleh komunitas enigami, Anda paling suka dengan teknik apa dan sudah membuat kreasi apa ? 17. Selain di kegiatan sanggar, dimana Anda sering membuat kreasi enigami? 18. Untuk apa hasil dari kreasi yang telah Anda buat? 19. Apakah keterampilan yang Anda dapatkan diajarkan kembali ke orang lain?
20. Apakah hasil dari keterampilan yang didapatkan menghasilkan keuntungan sendiri bagi Anda?
21. Manfaat apa yang Anda rasakan setelah bergabung menjadi anggota komunitas bagi kehidupan sehari-hari?
“Saya paling suka dengan teknik remes hasilnya lebih lucu juga bisa bikin boneka. Baru boneka sih bikinnya.” “Di rumah juga ngerjain tapi gak sesering di sanggar, kalau di rumah kan banyak kegiatan juga paling kalau lagi ada waktu luang.” “Awalnya dipajang tapi ada keponakan yang suka terus akhirnya dikasih ke dia deeh.” “Ya ajarin, waktu KKN sih itu ngajarin warga. Kalau di rumah ngajarin tetangga yang deketdeket aja. Pokoknya yang main ke rumah. Waktu itu saya lagi bikin ada yang liat terus yang liat juga tertarik yaudah akhirnya diajak terus janjian buat bikin.” “Kalau saya sih belum ngejualin, kalau ada yang mau minta bikin sih saya bikinin aja tapi kalau untuk ngejualin belum saya sendiri karena masih belajar dan karyanya emang masih buat saya sendiri.” “Manfaatnya itu kan saya sekarang lebih sering revisian skripsi, jadi sampah-sampah yang bekas revisian di rumah itu gak dibuang sembarangan. Jadi sampah yang ada di rumah itu kita gak buang sembarangan. Kita juga lebih tau yang tadinya sampah itu gak bernilai bisa jadi bernilai gitu.” “Sudah, ada dirumah tapi belum diberikan ke komunitas untuk program selingkuh (sedekah lingkungan hijau.” “Baru sekarang, organisasi juga gak pernah ikut.”
22. Berarti sampah-sampah kertas yang ada sudah dipisahkan dan diterapkan di rumah? 23. Apakah Anda sebelumnya pernah mengikuti organisasi lain atau komunitas lain? 24. Adakah keinginan Anda untuk menjadi “Sebenarnya sih pengen, cumakan saya juga tim inti komunitas enigami? mau keluar masih ragu juga sih antara iya dan
25. Selain kegiatan sanggar, apakah Anda aktif mengikuti kegiatan lain yang dilakukan oleh komunitas enigami?
26. Bagaimana proses pembagian tugas dalam acara workshop pada komunitas enigami? 27. Apakah anda mendapatkan keuntungan Finansial setelah bergabung menjadi anggota sanggar?
28. Bagaimana sikap tim inti komunitas enigami kepada anggota sanggar?
29. Perubahan apa yang terjadi pada Anda sebelum dan sesudah bergabung menjadi anggota komunitas enigami terutama pada kemampuan organisasi?
30. Apa harapan Anda bagi komunitas enigami?
tidaknya dan ikutan juga dari semester 6 dan sekarang semester 8.” “Aktif sih Ka, kalau enigami ada acara workshop sering sih diajak untuk kegiatan atau acara diluar. Sering diundang kaya di IPB, waktu hari kebangkitan Nasional itu diundang. Terakhir saya ikut kegiatan diluar itu waktu hari kebangkitan nasional diundang sama PT. Danone kebutulan saya ikut. Di sana kita dibagi-bagi tugas ada yang jadi trainer, ada yang jaga stand. Kalau jaga standkan itu ngejelasin produk-produk enigami, cara buatnya gitu.” “Sebelum acara kita didiskuin dulu siapa yang jadi trainer, siapa yang mau jaga stand gitu. Jadi gak asal tunjuk sih tapi juga atas kemauan kita juga sendiri.” “belum ada sih, kalo dari karya kan saya gak jualin lagi tapi kao bantu Kakak-kakak tim inti diacara workshop gitu tergantung yang ngundang kita kalo mereka bayar kita dapat sih lumayan sih buat jajan maah sekitar 100.000an.” “Kalau tim inti yang saya tau itu Bang Ucok, Bang Rofiq sama Bang Fadil mereka baik ko, lucu-lucu. Dan welcome sama yang lain. Kalau minta ajarin juga diajarin sampai kita bisa.” “Kemampuan organisasi belum sih yaa ka Soalnya kan enigami lebih ke prakteknya sih tapi saya Lebih sadar akan kegunaan dan dampak yang dulunya sering ngebuang sampah sembarang sekarang jadi mikir-mikir lagi buat buang sampah sembarang. Kan kalau di enigami kertas diremes-remes aja bisa dijadikan boneka. Dan semenjak gabung di komunitas jadi nambah temen dan jaringan.” “Pengennya pemasaran enigami berkembang itu aja dulu sekarng kan pemasarannya masih kurang juga.”
Hasil Pengamatan Penulis di Komunitas Enigami Pada Sabtu, 2 April 2016 pukul 13.00 WIB di Komplek PJMI, Pondok Aren Penulis datang ke salah satu gedung yang berada di Komplek PJMI yang merupakan kantor salah satu tim inti komunitas enigami. Tujuan penulis untuk memberikan surat ijin penelitian skripsi di komunitas enigami kepada Kakak Sarudi yang merupakan salah satu pendiri komunitas enigami. Sebelumnya penulis sudah membuat janji dengan Kakak Sarudi untuk bertemu. Bukan hanya memberikan surat ijin penelitian saja namun peneliti juga melakukan wawancara dengannya terkait dengan komunitas enigami. Kantor tersebut bukan hanya merupakan tempat kerja dari salah satu tim inti komunitas enigami yaitu Kakak Sarudi namun kantor tersebut juga dijadikan kantor dari komunitas enigami. Gedung kantor seperti rumah biasa namun diisi oleh dengan peralatan kantor biasanya seperti ada meja kerja dan bangku kerja yang tertata seperti di kantor pada umumnya. Akan tetapi suasana kantor tersebut sangatlah nyaman sehingga kantor itu juga digunakan untuk tim inti komunitas enigami berkumpul untuk membicarakan kegiatan komunitas enigami. Biasanya tim inti komunitas enigami melakukan rapat di gedung ini, semua berkas dan administrasi komunitas enigami juga ada di gedung ini. Beberapa koleksi bokani dari komunitas enigami pun disimpan di gedung ini. Kakak Sarudi menerima dengan senang hati dan mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian di komunitas enigami.
Pada Minggu, 17 Juli 2016 pukul 14.30 WIB di Rumah Ibu Yanti, Jalan Sumatera gang alpukat, Ciputat. Penulis melakukan kunjungan ke salah satu peserta pemberdayaan komunitas enigami di Jombang bersama dengan Kakak Rofiq dan Sarudi. Tujuannya adalah untuk meminta ijin dan pesertujuan wawancara kepada ibu tersebut dan bersilaturrahmi. Penulis memasuki sebuah tempat yang berada di gang kecil dan hanya bisa dimasukin oleh sebuah kendaraan motor saja. Akhirnya, penulis sampai di rumah Ibu Yanti yang merupakan koordinator pemberdayaan di
Jombang. Halaman rumah Ibu Yanti yang tidak luas dijadikan tempat untuk kegiatan pemberdayaan yang biasa dilakukan oleh komunitas enigami. Sesampainya di rumah Mama Nisa, penulis disambut dengan ramah oleh Ibu Yanti dan suaminya. Rumah yang mereka tempati sangatlah sederhana dan tidak terlalu luas. Kemudian penulis dan tim inti komunitas enigami dihidangkan beberapa makanan dan minuman yang dibuat sendiri oleh Mama Nisa. Keakraban tim inti komunitas enigami terlihat jelas dengan peserta pemberdayaan, mereka sudah terlihat seperti keluarga. Mereka sudah kenal pribadi satu sama lain dan komunikasi satu sama lain masih terjalin. Penulis meminta ijin untuk melakukan wawancara dengan Ibu Yanti, dia pun bersedia. Pada saat melakukan wawancara, Ibu Yanti terlihat sangat senang dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh penulis. Dia juga memperlihatkan beberapa koleksi bokani yang telah dia buat sendiri. Saat memperlihatkan koleksi bokani buatannya, dia terlihat senang dan bangga. Sampai saat ini, Ibu Yanti masih memproduksi boneka enigami yang akan disetorkan kepada tim inti komunitas. Selesai wawancara Ibu Yanti menunjukkan kepad penulis bokani polos yang telah dibuatnya. Selama bulan ramadhan, Ibu Yanti telah membuat boneka enigami polos sebanyak 100 buah yang disimpan di dalam lemari ruang belakang. Bokani polos yang telah dibuat diletakkan disebuah kantong berwarna putih. Pada pukul 17.00 WIB, penulis dan tim inti komunitas enigami meminta ijin untuk pulang kepada Ibu Yanti dan suami. Berdasarkan pengamatan penulis dapat disimpulkan yang menjadi peserta pemberdayaan adalah seorang ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan lain dan tim inti komunitas enigami dengan peserta pemberdayaan menjalin hubungan yang sangat baik satu sama lain sehingga peserta pemberdayaan masih berkontribusi untuk kegiatan pemberdayaan ini terlihat dari aktivitas Ibu Yanti yang masih memproduksi boneka kreasi enigami.
Pada Senin, 25 Juli 2016 pukul 11.10 WIB di Kosan Pondok Hijau, Ciputat. Penulis mengunjungi salah satu anggota sanggar yaitu Laeli Yuniawati dengan tujuan untuk melihat beberapa proses pembuatan kreasi enigami yang telah diajarkan di kegiatan sanggar. Pada saat sampai di tempat, Laeli akan mencoba membuat kreasi enigami dengan teknik gulung dan teknik remas. Karya yang dibuat
dengan teknik gulung adalah sebuah tempat pensil sedangkan teknik remas yaitu gantungan kunci boneka. Sebelumnya, Laeli dan penulis menyiapkan bahan-bahan yang ada seperti kertas hvs yang merupakan kertas bekas dari kertas-kertas hasil makalah anggota sanggar, gunting, koran bekas dan cat. Sedangkan untuk merekatkan kreasi enigami, Laeli menggunakan lem fox dan solasi kertas. Penulis dan Laeli memulai membuat karya pertama pada pukul 12.00 WIB yaitu adalah gantungan kunci menggunakan teknik remas. Penulis dan Laeli selesai membuat gantungan kunci berbentuk boneka pada pukul 13.30 WIB dari tahap awal pembentukan sampai dengan tahap akhir yaitu memberi warna pada gantungan kunci yang telah dibentuk boneka. Jadi untuk membuat gantungan kunci dengan teknik remas membutuhkan waktu sekitar satu setengah jam sampai dengan tahap akhir. Lamanya pembuatan kreasi enigami itu pada tahap pengeringan warna pada karya yang telah dilukis itu bergantung pada cuaca. Jika cuaca sedang panas maka pengeringan warna tidak membutuhkan waktu yang lama sebaliknya jika keadaan cuaca hujan maka akan membutuhkan waktu yang lama dalam proses pengeringan warna. Karya selanjutnya yang dibuat adalah tempat pensil dengan menggunakan teknik gulung. Bahan-bahan yang digunakan sama seperti membuat karya dengan teknik remas namun ada beberapa tambahan bahan seperti kardus dan karton. Penulis dan Laeli membuat tempat pensil dimulai pada pukul 14.00 WIB dan selesai pada pukul 16.00 WIB. Dalam membuat karya dengan teknik gulung diperlukan ketelitian dan kesabaran untuk menggulung kertas sehingga gulungan kertas pada karya enigami terlihat rapi. Untuk membuat tempat pensil membutuhkan waktu dua jam dari mulai menggulung kertas sampai dengan melukis tempat pensil sesuai dengan selera masing-masing. Berdasarkan pengamatan penulis dapat disimpulkan untuk proses pembuatan kreasi enigami membutuhkan waktu yang berbeda-beda. Lamanya proses pembuatan kreasi enigami mulai dari teknik gulung, teknik remas itu sesuai dengan pembuatnya. Jika pembuat kreasi enigami merupakan orang yang mengerti terhadap apa yang diajarkan dan teliti maka tidak membutuhkan waktu yang lama untuk membuat kreasi enigami dan hasil akhir kreasi enigami pun akan rapi dan bagus.
Pada Senin, 26 Juli 2016 pukul 09.30 WIB di Rumah Ibu Yanti di Jalan Sumatera gang alpukat, Ciputat. Pada hari senin, penulis melakukan kunjungan ke rumah salah satu peserta pemberdayaan yaitu Ibu Novi biasanya dipanggil dengan mama Ingga. Jarak rumah Ibu Novi tidak jauh dengan rumah Ibu Yanti, mereka bertempat tinggal di lingkungan yang sama di dekat SMA Negeri 11 Tangerang Selatan yang beralamatkan di Jalan Sumatera Gang Alpukat. Berdasarkan pengamatan penulis lingkungan di Gang alpukat sangat luas namun tidak begitu banyak rumah yang ditempati warga di dekat SMA Negeri 11 Tangerang Selatan. Pada saat penulis suasana di lingkungan SMA Negeri 11 Tangerang tidak begitu banyak aktivitas warga yang dilakukan. Lingkungan tersebut lebih banyak dipenuhi oleh siswa SMA Negeri 11 Tangerang Selatan yang sedang beristirahat. Di Gang Alpukat ada beberapa warga yang membuka usaha kecil seperti warung makanan dan warung makanan tersebut ramai dikunjungi oleh Anak SMA Negeri 11 Tangerang Selatan. SMA N 11 Tangerang Selatan juga bersebelahan dengan Paud dan TK Ya Bunayya di mana komunitas enigami mengadakan kegiatan pemberdayaan. Rumah Ibu Novi di samping depan SMA N 11 Tangerang dan rumahnya tidak begitu besar. Pada saat penulis tiba di rumah Ibu Novi erlihat sepi dan tidak ada orang selain Ibu Novi karena saat itu anaknya sedang bersekolah dan suami sudah berangkat ke kantor. Kegiatan Ibu Novi pada saat pagi hari adalah mengantar anak sekolah dan merapikan rumah. Setelah semuanya telah selesai Ibu Novi tidak ada kegiatan lain hanya menonton televisi saja. Pada siang hari, Ibu Novi menjemput anaknya pulang sekolah dan kemudian memasak. Kegiatan itu terus dilakukan oleh Ibu Novi setiap harinya. Hal ini juga berdasarkan pengamatan penulis ketika penulis datang ke rumah Ibu Novi, rumah Ibu Novi terlihat sudah rapi dan bersih.
Pada Senin, 20 Mei 2016 pukul 13.00 WIB di Istana Kebangkitan Nasional, Jakarta Pada hari senin ini komnitas enigami mendapatkan undangan untuk mengisi acara Danone Volunteering Month yang diadakan oleh PT. Danone. Acara tersebut diisi juga oleh komunitas lain seperti Wabe Project dan tanaman hydroponik. Dalam acara Danone, komunitas enigami membagi ilmunya kepada peserta acara dengan melakukan tutorial bagaimana cara memanfaatkan limbah kertas menjadi sesuatu yang produktif dan kreatif. Komunitas enigami memberikan pelatihan membuat kreasi enigami dengan menggunakan teknik gulung yang dibimbing oleh anggota sanggar. Komunitas enigami yang berpatisipasi membantu acara di Danone terdiri dari tim inti komunitas enigami dan anggota sanggar yang berjumlah 9 orang. Salah satu anggota sanggar yang ikut berkontribusi dalam acara Danone tersebut adaah Sri Wahyuni, Laeli Yuniawati dan Siti Mulkhiah. Dalam acara Danone komunitas enigami dibagi menjadi kedua kelompok. Kelompok pertama bertugas menjaga stand dengna tujuan untuk melihatkan hasil karya komunitas enigami kepada peserta acara. Kelompok kedua bertugas untuk memberikan pelatihan kepada peserta acara dalam membuat kreasi enigami yang dipimpin oleh Kakak Rofiq dari tim inti komunitas enigami. Peserta acara Danone sangat antusias dalam membuat kreasi enigami ini. Bukan hanya peserta acara saja yang antusias pada pembuatan kreasi enigami namun anggota sanggar pun sangat antusias dan bertanggungjawab
atas
tugas
masing-masing,
Anggota
sanggar
dengan
ramahmemperkenalkan apa itu enigami kepada peserta acara yang singgah di stand komunitas enigami.
Salah satu penghargaan pada komunitas enigami yang mendapatkan juara I di acara greenovation 2013
Brosur komunitas enigami
Beberapa penghargaan yang diterima Sarudi Putra Siregar
Beberapa berita komunitas enigami di media cetak
Berita komunitas enigami di www.Tangerangonline.com
Tayangan Enigami di salah satu televise swasta
DOKUMENTASI
Gambar 3.
Gambar 4.
Kegiatan Sanggar Komunitas enigami di Lapangan auditorium UIN Syahid Jakarta
Kegiatan Sanggar Komunitas enigami di Fakultas ekonomi dan bisnis UIN Syahid Jakarta
Gambar 5.
Gambar 6.
Proses kegiatan pemberdayaan membuat kreasi enigami di Jombang, Ciputat
Kegiatan pemberdayaan di Jombang, Ciputat dengan tim inti komunitas enigami
Gambar 7.
Gambar 8.
Partisipasi anggota sanggar dalam kegiatan workshop di PT. Danone
Bokani wisuda produksi dari ibu-ibu rumah tangga di Jombang, Ciputat.
Gambar 9.
Gambar 10.
Contoh hasil produksi dari salah satu penerima manfaat pemberdayaan enigami yaitu Ibu Yanti
Beberapa hasil karya enigami yang telah dibuat oleh Ibu Yanti salah satu peneri manfaat pemberdayaan
Gambar 11.
Gambar 12.
Peneliti dengan Ibu yanti yang merupakan salah satu penerima manfaat pemberdayaan dan koordinator pemberdayaan enigami
Hasil karya dari kegiatan sanggar milik Laeli Yuniawati anggota sanggar dari kegiatan sanggar
Gambar 13.
Gambar 14.
Wawancara dengan Sri Wahyuni salah satu anggota sanggar
Bentuk kreasi enigami hasil komunitas enigami