Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
EVALUASI SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH SKALA KOMUNITAS DI KELURAHAN TEMAS, KECAMATAN BATU, KOTA BATU Silastuti dan Eddy Setiadi Soedjono Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP Program Pascasarjana, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Email:
[email protected]
ABSTRAK Masyarakat Kelurahan Temas dengan Dinas Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Cipta Karya Jawa Timur dan Environmental Service Program (ESP) telah membangun suatu sistem penyaluran air limbah beserta IPAL skala komunitas guna menangani air limbah yang dihasilkan dari kegiatan masyarakat. Awalnya sistem ini direncanakan untuk melayani 1520 orang serta 32 usaha rumah potong ayam dan sebuah industri tahu yang berada di RW 11, RW 2, dan RW 3. Menurut hasil pengamatan, sistem penyaluran air limbah kini hanya melayani sekitar 32 rumah potong ayam dan 1 industri tahu di RT 1,RT 2, RT 3, dan RT 4 di RW 11 serta sebagian RT 1 di RW 3 dengan debit air limbah rata-rata 1,213 l/detik. Dari hasil evaluasi diketahui dalam sistem penyaluran air limbah pada jalur pipa AK-AT yang berada sebelum pipa utama, kecepatan pengaliran pada saat debit minimum (Vmin) kurang dari 0,3 m/detik yaitu 0,25 m/detik sehingga diperlukan penggantian terhadap dimensi pipa dari 150 mm menjadi 200 mm. Selain itu pada akhir tahun perencanaan jalur pipa yang menuju IPAL dimensinya juga perlu diganti menjadi 100 mm. Dalam hal pengelolaan, susunan pengelola kurang efisien serta iuran yang telah disepakati warga ternyata tidak mencukupi untuk kegiatan operasional dan pemeliharaan sehingga perlu diusahakan adanya bantuan finansial. Kata kunci : evaluasi, penyaluran air limbah PENDAHULUAN Kelurahan Temas merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Batu dengan jumlah kegiatan usaha rumah potong ayam cukup besar dan sebuah industri tahu. Air limbah yang dihasilkan memiliki kuantitas yang cukup besar dengan kualitas yang cukup buruk setiap harinya. Letak kegiatan usaha rumah potong ayam dan industri tahu yang berada pada elevasi lebih tinggi daripada sungai di daerah tersebut yang mana sungai ini digunakan oleh para petani untuk bercocok tanam. Adanya pencemaran air limbah oleh kegiatan usaha dan industri ini menyebabkan keresahan para petani, sehingga akhirnya komunitas masyarakat Kelurahan Temas bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Cipta Karya dan Environmental Service Program (ESP) membangun sebuah sistem penyaluran air limbah beserta instalasi pengolahan air limbah (IPAL) untuk menangani hal tersebut. Diharapkan dengan adanya sistem penyaluran air limbah dan IPAL ini resiko pencemaran terhadap air permukaan dan air tanah dapat diminimalisir. Selain itu upaya warga ini merupakan salah satu usaha dalam melindungi sumber air baku yaitu dengan membangun sarana dan prasarana air limbah sesuai yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005. Sistem penyaluran air limbah ini dikelola oleh komunitas masyarakat Kelurahan Temas sendiri. Agar sistem yang ada dapat terus berjalan maka perlu dilakukan suatu evaluasi dari segi teknis serta pengelolaan sehingga dapat diketahui kekurangan dari sistem penyaluran air
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
limbah ini. Sehingga dapat diberikan saran untuk perbaikan serta pencemaran terhadap air sungai dapat dihindari. Kelurahan Temas merupakan salah satu bagian dari Kecamatan Batu yang terletak di Kota Batu. Secara topografis Kelurahan Temas terletak pada ketinggian ±850 dengan suhu udara sekitar 23o- 27o C serta curah hujan berkisar antara 875 hingga 3000 mm per tahun. Kelurahan Temas dapat dilihat pada Gambar 1
Gambar 1 Kelurahan Temas
Sistem penyaluran air limbah di Kelurahan Temas dibangun atas inisiatif komunitas masyarakat Kelurahan Temas bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Cipta Karya dan Environmental Service Program (ESP). Sistem penyaluran air limbah ini dimaksudkan untuk mengolah air limbah dari 32 kegiatan rumah potong ayam dan sebuah industri pembuatan tahu. Sistem penyaluran air limbah ini dalam pengalirannya memanfaatkan gravitasi dan pengelolaannya dilakukan oleh komunitas masyarakat Kelurahan Temas. Jaringan perpipaan melayani RT 1, RT 2, RT 3, dan RT 4 di RW 11 serta RT 1/ RW 3. Jaringan perpipaan ini awalnya direncanakan untuk melayani sekitar 1520 orang penduduk Kelurahan Temas serta 32 rumah potong hewan dan sebuah industri pembuatan tahu, namun pada pembangunannya sistem ini hanya difokuskan kepada 32 rumah potong hewan dan sebuah industri pembuatan tahu saja. Hal ini dikarenakan air limbah yang dianggap mengkhawatirkan dan perlu dilakukan penanganan sesegera mungkin adalah air limbah yang berasal dari kegiatan tersebut. Jenis pipa yang digunakan dalam sistem penyaluran air limbah ini adalah pipa yang terbuat dari bahan PVC (Poly Vinil Chloride). Pengembangan terhadap jaringan perpipaan untuk melayani penduduk yang lain masih dalam tahap perencanaan. Jalur perpipaan yang melayani Kelurahan Temas dapat dilihat pada Gambar 2. Pada perencanaan awal sistem penyaluran air limbah dan IPAL direncanakan untuk menangani limbah rumah tangga yang berasal dari 1520 orang serta limbah dari
ISBN : 978979-99735-9-7 D-8-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
kegiatan industri berupa 32 usaha rumah potong ayam dan sebuah industri pembuatan tahu yang berada di RW 11, RW 2, dan RW 3 Kelurahan Temas namun kini sistem ini hanya melayani 32 usaha rumah potong ayam dan sebuah industri tahu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.
Keterangan :
Gambar 2. Jalur Perpipaan Air Limbah di Kelurahan Temas jalur pipa jalur pipa rencana awal Eksisting manhole belokan manhole pertigaan
Tabel 1. Daerah Pelayanan Sistem Penyaluran Air Limbah di Kelurahan Temas Wilayah Administrasi RT 1/RW 11 RT 2/RW 11 RT 3/RW 11 RT 4/RW 11 RT 1/RW 3
Usaha Rumah Potong Industri Pembuatan Tahu Hewan Terlayani (unit) Terlayani (unit) 3 2 12 10 1 4 -
ISBN : 978979-99735-9-7 D-8-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
METODOLOGI EVALUASI Metodologi evaluasi adalah cara kerja untuk memahami objek yang akan dikaji. Sebelumnya dilakukan identifikasi masalah terlebih dahulu tentang keadaan sistem penyaluran air limbah di Kelurahan Temas, Kecamatan Batu. Kemudian mencari literatur-literatur yang dapat menunjang ide studi dan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan berupa survey lapangan yang terdiri dari pengukuran terhadap debit air limbah yang masuk ke instalasi pengolahan air limbah (IPAL), pengamatan lapangan berupa kondisi sistem penyaluran air limbah, IPAL, peta jaringan air limbah yang melayani Kelurahan Temas serta data perencanaan awal. Pada tahap pengolahan data dilakukan pengolahan data baik data primer maupun sekunder. Pengolahan data meliputi kondisi eksisting serta kondisi pengelolaannya. Data hasil observasi lapangan Data dari hasil obervasi lapangan ini berupa data hasil pengukuran debit air limbah yang masuk ke IPAL pada kondisi eksisting serta wawancara dengan pengelola dan pengamatan pada wilayah yang dilayani. Data hasil wawancara Wawancara dilakukan kepada pengelola sistem penyaluran air limbah untuk mengetahui kendala-kendala selama pengoperasian dan pemeliharaan sistem penyaluran air limbah yang melayani Kelurahan Temas. Data perencanaan sistem penyaluran air limbah Berdasarkan data perencanaan yang didapatkan, dilakukan perhitungan evaluasi terhadap sistem penyaluran air limbah. Selanjutnya dilakukan analisa dan pembahasan yaitu dengan mengevaluasi sistem penyaluran air limbah eksisting secara teknis dan pengelolaannya. Dari hasil analisa dan pembahasan maka nantinya dapat ditarik kesimpulan dan diberikan saran untuk sistem penyaluran air limbah yang melayani Kelurahan Temas, Kecamatan Batu. HASIL DAN PEMBAHASAN Evaluasi Sistem Penyaluran Air Limbah Eksisting di Kelurahan Temas Dari hasil pengamatan dan pengukuran terhadap kuantitas air limbah didapatkan bahwa kuantitas air limbah yang masuk ke IPAL adalah sebesar 1,152 l/detik.Dari data tersebut diketahui bahwa air limbah yang dihasilkan masih dapat diolah dengan baik oleh IPAL yang berkapasitas 200 m3/hari atau 2,315 l/detik. Menurut debit air limbah yang masuk ke IPAL maka dapat diketahui debit air limbah rata-rata yang dihasilkan oleh industri tahu maupun rumah potong ayam (Qave) adalah sebesar 1,0473 m3/detik. Dikarenakan air limbah yang dihasilkan termasuk dalam kategori air limbah industri maka untuk mengevaluasi digunakan population equal, sehingga diketahui kebutuhan air bersih dari kegiatan usaha rumah potong hewan dan industri pembuatan tahu setara dengan jumlah kebutuhan air bersih domestik untuk berapa jiwa. Dari population equal dapat diketahui debit air limbah minimum Qmin, Vmin dan Vpeak. Kecepatan pengaliran minimum (Vmin) air limbah yang disyaratkan adalah ≤ 3 m/detik untuk kecepatan pada saat pipa terisi penuh (Vpeak) dan ≥ 0,3 m/detik pada saat kecepatan pengaliran minimum (Vmin). Ketentuan terhadap Vmin ini dimaksudkan agar tidak terjadi endapan di dalam pipa air limbah yang dapat mengganggu kelancaran pengaliran. Untuk hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 2.
ISBN : 978979-99735-9-7 D-8-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010 Tabel 2. Perhitungan Evaluasi Sistem Penyaluran Air Limbah Eksisting Titik awal AH AJ AG AI AO AS AQ AN AP AR AV AK
AT
Jalur Titik akhir AJ AT AH AJ AS AQ BA AO AS AQ BA AT
IPAL
Panjang Pipa (m)
Qave (m3/detik)
Vmin (m/detik)
Vpeak (m/detik)
60 83 48 60 39 43 31 55 59 69 162 61
Diameter pipa (mm) 150 150 100 100 150 150 150 100 100 100 100 150
0.00012 0.00043 0.00012 0.00021 0.00015 0.00025 0.00043 0.00015 0.00012 0.00015 0.00018 0.00068
0.43 0.46 0.65 0.72 0.30 0.66 0.63 0.60 0.51 0.64 0.49 0.25
0.78 0.91 1.18 1.43 0.65 0.73 1.33 1.24 1.10 1.31 1.00 0.71
11
150
0.00105
1.41
1.70
Keterangan
Vmin tidak OK, karena < 0,3 m/detik -
*untuk lebih jelasnya mengenai jalur pipa dapat dilihat Gambar 2
Dari hasil perhitungan diketahui bahwa jalur pipa AK-AT perlu dilakukan penggantian dimensi pipa. Dengan asumsi 70% pipa berisi air limbah didapatkan diameter pipa pengganti untuk jalur AK-AT adalah 200 mm dengan nilai Vmin adalah 0,73 m/detik. Sistem penyaluran air buangan ini direncanakan untuk melayani hingga tahun 2027. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa pada jalur AT-IPAL pada akhir tahun perencanaan memerlukan penggantian dimensi pipa, dikarenakan kecepatan maksimum air buangan melebihi kecepatan yang diijinkan yaitu 3,47 m/detik sehingga pada jalur pipa tersebut perlu dilakukan penggantian dimensi pipa agar pipa tidak terjadi kerusakan pada sistem penyaluran air buangan. Disarankan diameter pipa diganti menjadi 100 mm sehingga kecepatan maksimum menjadi 2,65 m/detik. Berdasarkan hasil pengamatan lapangan dan diskusi dengan pengelola sistem penyaluran air limbah diketahui bahwa pada awalnya sistem ini memiliki kendala pada IPAL. Sedangkan untuk jaringan perpipaan air limbah hingga saat ini belum menemui kendala yang berarti. Dalam pengoperasiannya pihak pengelola menemui kesulitan dalam mengolah lumpur endapan yang berasal dari bak sedimentasi dan gas yang timbul dari Anaerobic Baffled Reactor (ABR) juga sedikit menimbulkan keresahan bagi pihak pengelola sehingga perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai unit ABR. Pengelola Sistem Penyaluran Air Limbah di Kelurahan Temas Sebelum dibentuk kepengurusan pengelola, pengelolaan sistem penyaluran air buangan dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Temas. Berdasarkan surat keputusan Lurah Temas, kelompok swadaya masyarakat ini bertugas untuk melakukan kegiatan operasi dan pemeliharaan sistem penyaluran air buangan dan IPAL. Susunan pengelolaan dapat dilihat pada Gambar 3. Berdasarkan pengamatan terhadap keadaan lapangan diketahui bahwa pada tiap rumah potong hewan dan pabrik tahu air limbah masuk ke dalam sistem penyaluran air limbah telah dilengkapi dengan screen. Pemasangan screen ini dimaksudkan agar tidak terdapat padatan yang terikut ke sistem penyaluran air buangan. Aktifitas produksi yang berlangsung setiap hari sehingga screen yang berada pada tiap-tiap rumah memerlukan pengontrolan dan pembersihan secara rutin. Pembersihan screen dan pengecekan saluran di rumah sebaiknya dilakukan oleh pemilik rumah setiap hari terutama pada saat dan setelah kegiatan produksi. Karena pembersihan dan pengecekan sudah dilakukan
ISBN : 978979-99735-9-7 D-8-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
oleh pemilik rumah maka petugas hanya perlu melakukan pengontrolan seminggu sekali pada bak kontrol.
Gambar 3. Susunan Kelompok Swadaya Masyarakat Temas Wastewater Garden
Manhole yang berfungsi untuk mengontrol sistem penyaluran air limbah, mengetahui adanya kebocoran maupun kebuntuan akibat adanya padatan. Pemeriksaan terhadap manhole dapat dilakukan dua minggu sekali untuk mengecek adanya gangguan dalam sistem penyaluran air limbah. Air limbah dari seluruh kegiatan usaha seluruhnya disalurkan menuju IPAL melalui pipa utama, dimana air limbah ini sebelum masuk ke dalam IPAL ditampung ke dalam sumur pengumpul kemudian mengalir melalui screen. Pengecekan selanjutnya dilakukan pada bak sedimentasi, untuk mengetahui volume endapan. Untuk pengecekan terhadap Anaerobic Baffled Reactor (ABR), Anaerobic filter (AF), dan wetland dilakukan pada effluen yang dihasilkan. Dapat diamati dari warna, bau, maupun debit effluen yang dihasilkan. Untuk penarikan iuran kepada warga dilakukan dengan cara datang ke tempat pemilik usaha setiap satu bulan sekali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Analisa Pelaksanaan Kegiatan Operasional dan Pemeliharaan Komponen sistem penyaluran air buangan dan IPAL Screen di rumahrumah
Komponen operasional dan pemeliharaan
bar screen bak sedimentasi
pengecekan dan pembersihan screen pengecekan dan pembersihan bak kontrol Pengecekan aliran, pembersihan, penggelontoran pengecekan dan pembersihan screen pengecekan dan pembersihan lumpur
ABR
pengecekan effluen
AF
pengecekan effluen
Wetland Iuran Pelanggan
pengecekan effluen
bak kontrol manhole
penarikan iuran
Pelaksana
pemilik usaha petugas lapangan petugas lapangan petugas lapangan petugas lapangan petugas lapangan petugas lapangan petugas lapangan petugas lapangan
Waktu Pengecekan
20-30 menit/rumah
Jumlah Unit
33
20 menit/rumah 30 menit/manhole
33
30 menit/screen
1
60 menit/unit
1
45 menit/unit
1
45 menit/unit
1
45 menit/unit
3
20 menit/rumah
ISBN : 978979-99735-9-7 D-8-6
10
33
Frekuensi
setiap hari 52x setahun 26 x setahun 730 x setahun setiap hari 12 x setahun 12 x setahun 12 x setahun 12 x setahun
Total Waktu Pelaksanaan Untuk Sekali Pengecekan (menit/hari)
Jumlah Petugas (orang/ unit)
660- 990
-
660
2
300
2
60
1
60
1
45
2
45
2
135
2
660
1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
Berdasarkan analisa diatas diketahui bahwa susunan pengelolaan sistem penyaluran air limbah membutuhkan 3 orang petugas lapangan yang bertindak sebagai pengontrol sistem penyaluran air limbah dan menarik iuran dari warga. Selain itu dalam sistem penyaluran air limbah ini juga memerlukan ketua yang bertanggung jawab atas berjalannya sistem penyaluran air buangan, melakukan koordinasi baik dalam pengelolaan maupun kerjasama dengan pihak pemerintah maupun swasta, sedangkan sekretaris bertugas untuk mengurus keperluan administrasi serta dana. Humas dan seksi pendanaan tidak diperlukan, karena tugas humas dapat dilaksanakan oleh ketua bersama sekretaris sedangkan untuk seksi pendanaan dapat dijalankan sekretaris bersama petugas lapangan. Sehingga didapatkan susunan pengelola yang sesuai adalah seperti yang terlihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Hasil Analisa Susunan Pengelola Sistem Penyaluran Air Limbah.
Iuran yang dikenakan terhadap industri tahu adalah sebesar Rp. 3000/ hari, sedangkan untuk usaha potong ayam antara Rp.500 – Rp.2000. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara diketahui bahwa rata-rata usaha potong hewan di Kelurahan Temas memotong sekitar 101 potong ayam/hari. Sehingga total dana terkumpul dapat mencapai Rp. 2.010.000 tiap bulan. Dana terkumpul digunakan untuk perawatan dan pemeliharaan sistem penyaluran air buangan serta instalasi pengolahan air buangan serta upah pengelola. Dari hasil analisa, diketahui dana tersebut tidak mencukupi hal ini dikarenakan dana yang dibutuhkan agar sistem pengelolaan ini berlangsung berada pada kisaran lima juta rupiah. Maka untuk menutup kekurangan pendanaan pengelola dapat diusahakan bantuan finansial. KESIMPULAN Pada perencanaan awal sistem penyaluran air limbah direncanakan untuk melayani 32 usaha potong ayam, 1 pabrik tahu, dan 1520 orang warga Kelurahan Temas, namun pada kondisi eksisting sistem penyaluran air limbah melayani 32 kegiatan usaha rumah potong hewan dan sebuah industri pembuatan tahu serta dikelola oleh komunitas masyarakat Kelurahan Temas dan merupakan upaya untuk melindungi sumber air baku sesuai Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005. Dengan debit air limbah yang masuk ke IPAL adalah sebesar 1,152 m3/detik yang mana masih mampu diolah dengan baik oleh IPAL dengan kapasitas 2, 315 l/detik. Namun, masih perlu dilakukan kajian dan evaluasi mengenai kinerja IPAL yang digunakan mengingat kendala yang dialami oleh pengelola dalam pengoperasian IPAL. Menurut hasil evaluasi diketahui pada jalur AK-AT perlu dilakukan penggantian dimensi pipa menjadi 200 mm , karena pada jalur tersebut nilai Vmin kurang dari 0,3 m/detik. Sedangkan pada akhir tahun perencanaan pipa pada jalur AT-IPAL diperlukan penggantian dimensi pipa dari 150 mm menjadi 100 mm. Di lain pihak, susunan pengelola yang ada saat ini kurang efisien karena jumlah pengelola yang dibutuhkan seharusnya lebih sedikit, ditambah lagi dengan iuran yang telah ditetapkan kini tidak dapat menutupi biaya untuk membayar upah pengelola serta biaya pemeliharaan dan perawatan sistem penyaluran air limbah dan instalasi pengolahan air limbah, sehingga disarankan untuk mengusahakan bantuan dari pemerintah Kota Batu.
ISBN : 978979-99735-9-7 D-8-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
DAFTAR PUSTAKA Anonim, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Anonim, 2008, Monografi Pemerintah Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu, Pemerintah Kelurahan Sisir Kecamatan Batu. Anonim, 2007, Kecamatan Batu Dalam Angka 2007, Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Timur. Mara, D., 1976, Sewage Treatment In Hot Climates, John Willey and Son, Chichester. Mara, D., Sleigh Andrew, Tayler Kevin, 2001, PC-based Simplified Sewer Design, School of Civil Engineering, University of Leeds, LEEDS LS2 9JT, England. Massoud, May A., Akram Tarhini, Joumana A. Nasr, 2008, Decentalized Approach To Wastewater Treatment And Management: Applicability In Developing Countries,
Metcalf and Eddy, 2004, Wastewater Engineering: Colletion and Pumping of Wastewater, New York: McGraw-Hill Publishing Company Ltd. Streeter, Victor. L dan E. Benjamin Wylie. 1988. Mekanika Fluida. Jilid 1. Penerbit Erlangga. Jakarta Streeter, Victor. L dan E. Benjamin Wylie. 1988. Mekanika Fluida. Jilid 2. Penerbit Erlangga. Jakarta Surya Abadi Konsultan, 2008, Laporan Akhir Bantuan Teknis Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman Kota Batu (Sanitasi), Departemen Pekerjaan Umum
ISBN : 978979-99735-9-7 D-8-8