STUDI EVALUASI SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH KECAMATAN BATU – KOTA BATU 1
Azizah Maulida1, Ussy Andawayanti 2, Rispiningtati 2 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya 2 Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya e-mail :
[email protected]
ABSTRAK Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) khususnya bagi masyarakat pedesaan yang notabebe merupakan masyarakat dengan tingkat pelayanan SPAM terendah. Sesuai dengan data BPS, cakupan pelayanan SPAM di pedesaan hanya 8%. Selain itu pemerintah juga terpacu untuk mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015, yaitu menurunkan separuh proporsi penduduk yang belum terlayani fasilitas air minum. Mengacu pada data potensi kecamatan batu, letak geografi dan topografi seluruh wilayah kecamatan batu adalah daerah lereng/ bukit. Luas kawasan kecamatan batu secara keseluruhan adalah sekitar 4.545,81 km2 atau sekitar 22,83 persen dari total luas kota batu. Dengan demikian pembagian penggunaan sumber air bersih di bagi menjadi 3, yaitu Tandon Ngesong (untuk Desa Sumberejo dan Desa Sidomulyo), Tandon Gemulo (untuk Kel. Sisir dan Kel. Temas), Tandon Kasinan dan Terong Belok (untuk Kel. Ngaglik, Kel. Songgokerto, dan Desa Pasanggrahan). Berdasarkan hasil akhir simulasi, dengan bantuan program WaterCAD v8 XM Edition, bahwa sistem jaringan pipa dapat berjalan dengan sempurna dengan pengembangan proyeksi penduduk 100%. Hal ini berdasarkan kondisi tekanan yang sudah sesuai dengan syarat perencanaan dan kondisi tandon yang mampu untuk memenuhi kebutuhan air bersih di daerah studi. . Kata kunci: air bersih, jaringan pipa, jaringan perpipaan, simulasi program
ABSTRACT Water Supply System (SPAM) provided for rural communities is in fact the lowest level service of SPAM. According to BPS data, SPAM service coverage in rural areas is only 8%. In addition the government also encouraged to achieve the Millennium Development Goals (MDGs) by 2015, which is roughly halve the proportion of people who unserved drinking water facilities. Referring to the potential data of District Batu, the geographical and topographical of the entire district area is an area of rock slope/hill. The whole area of District Batu is approximately 4545.81 km2 or about 22.83 percent of the total area of Batu Town. With a population of 96.352 people in District Batu and 25.562 families, divided into 4 villages (Sumberejo Village, Sidomulyo Village, Pasanggrahan Village, and Oro-oro Ombo Village) and 4 villages (The Village of Temas, The Village of Sisir, The Village of Ngaglik, and The Village of Songgokerto). Based on the final results of the simulation, with the help of program WaterCAD V8 XM Edition, the pipeline system can be run perfectly with the development of 100% population projection. It is based on the pressure conditions are in accordance with the terms of planning and the tandon conditions are able to supply the water needs in the study area. Keywords: clean water, pipelines, piping, simulation program
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan Bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik. Indonesia telah memiliki undangundang yang mengatur sumber daya air sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Dengan undang-undang diatas maka pengembangan dan pengelolaan sumber daya air merupakan dasar peradaban manusia. Komponen utama sistem distribusi air bersih adalah sistem jaringan pipa, yaitu jaringan yang digunakan untuk mendistribusikan air kepada masyarakat. Aliran dapat terjadi karena adanya beda tinggi tekanan di ke dua tempat, tekanan diakibatkan oleh perbedaan elevasi muka air atau akibat dari penggunaan pompa yang seringkali digunakan untuk mengalirkan air dari tempat rendah ke tempat yang lebih tinggi. Dalam “Studi Evaluasi Sistem Distribusi Air Bersih Kecamatan Batu Kota Batu”, Kajiannya secara teknis merupakan suatu sistem jaringan yang melayani Kecamatan Batu Kota Batu. 1.2. Identifikasi Masalah Kewajiban Pemerintah dalam pemenuhan hak-hak dasar manusia, seperti air minum, memotivasi Pemerintah untuk memfasilitasi pembangunan dan pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) khususnya bagi masyarakat pedesaan yang notabebe merupakan masyarakat dengan tingkat pelayanan SPAM terendah. Sesuai dengan data BPS, cakupan pelayanan SPAM di pedesaan hanya 8%. Selain itu pemerintah juga terpacu untuk mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015, yaitu menurunkan separuh proporsi penduduk yang belum terlayani fasilitas air minum. Mengacu pada data potensi kecamatan batu, letak geografi dan topografi seluruh wilayah kecamatan batu adalah daerah lereng/ bukit. Luas kawasan kecamatan batu secara
keseluruhan adalah sekitar 4.545,81 km2 atau sekitar 22,83 persen dari total luas kota batu. Dengan jumlah penduduk di Kecamatan Batu 96.352 jiwa dan 25.562 KK, terbagi atas 4 Desa (Desa Sumberejo, Desa Sidomulyo, Desa Pasanggrahan, dan Desa Oro-oro Ombo) dan 4 Kelurahan (Kel.Temas, Kel.Sisir,Kel.Ngaglik, dan Kel.Songgokerto). Secara umum permasalahan pemenuhan kebutuhan baku untuk air minum di Kabupaten Batu adalah sebagai berikut: • Penggunaan jenis pipa yang kurang efektif untuk pemakaian 20 th ke depan. • Pelayanan kebutuhan air bersih yang masih belum merata. Analisa hidraulika yang dilakukan pada sistem jaringan pipa adalah pengaruh tinggi tekan hidraulik dan diameter pipa yang harus cukup untuk mengalirkan debit sesuai dengan yang dibutuhkan. Oleh karena elevasi sumber air pada perencanaan ini berada diatas daerah layanan, maka pola pengoprasian aliran memakai gaya gravitasi untuk mengalirkan debit menuju daerah layanan. 1.3. Tujuan Adapun tujuan dari pelaksanaan studi ini adalah untuk: 1. Memperoleh debit kebutuhan air bersih di Kecamatan Batu Kota Batu. 2. Memperoleh perencanaan jaringan distribiusi air bersih sampai tahun 2033 dengan bantuan program WaterCad V8 XM Edition. 3. Memperoleh kondisi hidrolis sistem jaringan distribusi air bersih untuk memenuhi kebutuhan di Kecamatan Batu Kota Batu. 4. Memperoleh perbandingan kondisi layanan eksisting dan perencanaan baru. 2. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Proyeksi Pertumbuhan Jumlah Penduduk Agar dapat menentukan kebutuhan air bersih pada masa mendatang perlu terlebih dahulu diperhatikan keadaan yang ada pada saat ini dan proyeksi jumlah penduduk di masa mendatang Metode yang digunakan
untuk memproyeksikan jumlah penduduk di masa mendatang yaitu: 1. Metode Eksponensial 2. Metode Geometrik 3. Metode Aritmatik 2.2. Kebutuhan Air Bersih Kebutuhan air adalah jumlah air yang dipergunakan secara wajar untuk keperluan pokok mausia (domestik) dan kegiatankegiatan lainnya yang memerlukan air. Pada umumnya banyak diperlukan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pemakaian air oleh masyarakat tidak terbatas pada keperluan domestik, namun untuk keperluan industri dan keperluan perkotaan. Besarnya pemakaian oleh masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti tingkat hidup, pendidikan, tingkat ekonomi dan kondisi sosial. Dengan demikian, dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air, kemungkinan penggunaan air dan variasinya haruslah diperhitungkan secermat mungkin (Linsley, 1996:91). Macam kebutuhan air bersih umumnya dibagi atas dua kelompok yaitu: 1. Kebutuhan Domestik 2. Kebutuhan Non Domestik 2.3. Hidrolika Pada Sistem Jaringan Pipa Air Bersih Air di dalam pipa selalu mengalir dari tempat yang memiliki tinggi energi lebih besar menuju tempat yang memiliki tinggi energi lebih kecil. Aliran tersebut memiliki tiga macam energi yang bekerja di dalamnya, yaitu (Priyantoro, 1991:5): 1. Energi kinetik, yaitu energi yang ada pada partikel massa air sehubungan dengan kecepatannya. 2. Energi tekanan, yaitu energi yang ada pada partikel massa air sehubungan dengan tekanannya. 3. Energi ketinggian, yaitu energi yang ada pada partikel massa air sehubungan dengan ketinggiannya terhadap garis refrensi (datum line).
maka pipa tersebut dalam hubungan seri, pemasangan pipa secara seri akibat adanya dari perbedaan ukuran akan menimbulkan beberapa kehilangan tinggi (Priyantoro, 1991:49)
2.4. Pipa Hubungan Seri Apabila dalam suatu saluran pipa terdiri dari pipa dengan ukuran yang bebeda-beda yang tersambung dengan diameter yang sama,
Tabel 1. Kriteria jaringan pipa HDPE
Gambar 1. Pipa hubungan seri Sumber: Dake 1985:78
Persamaan Kontinuitas (Triatmodjo, 1996:74): Q = Q1 = Q2 (2-1) dimana: Q = total debit pada pipa yang terpasang seri (m3/det) Q1, Q2 = adalah debit pada pipa 1dan 2 (m3/det) Sedangkan untuk total kehilangan tekanan pada pipa yang terpasang seri (Triatmodjo, 1996:74): H = hf1 + hf2 (2-2) dimana: H = Total kehilangan tekan pada pipa yang terpasang seri (m) hf1,hf2 = Kehilangan pada tiap pipa (m) 2.5. Kriteria Jaringan Pipa Air Bersih Dalam perencanaan jaringan pipa harus memenuhi kriteria-kriteria agar pada saat pengoperasian dapat berjalan sesuai dengan standar yang ada. Adapun kriteria jaringan pipa ditampilkan pada tabel di bawah ini.
Perubahan
1. Kecepatan 0,1-2,5 m/detik - Kecepatan kurang dari 0,1 m/detik a. Diameter pipa diperkecil b. Ditambahkan pompa c. Elevasi hulu pipa hendaknya lebih tinggi (disesuaikan di lapangan) - Kecepatan lebih dari 2,5 m/detik a. Diameter pipa diperbesar b. Elevasi pipa bagian hulu terlalu besar dibandingkian dengan hilir 2. Headloss Gradient 0 – 15 m/km - Headloss Gradient lebih dari 15 m/km a. Diameter pipa diperbesar b. Elevasi pipa bagian hulu terlalu besar dibandingkan dengan hilir pipa 3. Tekanan 16 Bar (163,2 mH2O) - Tekanan kurang dari 0 Bar a. Diameter pipa diperbesar b. Ditambahkan pompa c. Pemasangan pipa yang kedua di bagian atas, sebagian atau keseluruhan dari panjang pipa - Tekanan lebih dari 16 Bar (163,2 mH2O) a. Diameter pipa diperkecil b. Ditambahkna bangunan bak pelepas tekan c. Pemasangan Pressure Reducer Valve (PRV)
Sumber: SNI 06-4829-2005
3.
METODOLOGI PENELITIAN Pada bagian ini akan dibahas mengenai metode penelitian untuk mengkaji sistem penyediaan air bersih pada daerah kajian. Untuk mengkaji sistem tersebut diperlikan suatu tahapan penelitian yaitu dengan cara mengumpulkan data-data teknis dan pendukungnya. Adapun data-data yang diperlukan dalam kajiannya antara lain sebagai berkut: Data kondisi daerah studi Data teknis sistem jaringan air baku Data jumlah penduduk yang akan dilayani Data yang terkumpul selanjutnya digunakan untuk menghitung dan melakukan perencanaan sistem penyediaan air bersih pada daerah kajian. Kondisi topografi seluruh wilayah kecamatan batu adalah daerah lereng/ bukit, maka untuk mengalirkan air baku agar sampai pada daerah layanan hanya diperlukan gaya gravitasi untuk mengaliri air sampai daerah layanan. Luas kawasan kecamatan batu secara keseluruhan adalah sekitar 4.545,81 km2 atau sekitar 22,83 persen dari total luas kota batu. Jaringan air baku di Kecamatan Batu direncanakan menggunakan beberapa sumber diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Mata Air Ngesong (Tandon Ngesong) dengan debit (Q) = 161 lt/dt 2. Mata Air Gemulo (Tandon Gemulo) dengan debit (Q = 179 lt/dt 3. Mata Air Torong Belok (Tandon T.Belok) dengan debit (Q) = 100 lt/dt 4. Mata Air Kasinan (Tandon Kasinan) dengan debit (Q) = 71 lt/dt.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proyeksi Jumlah Penduduk Perhitungan proyeksi penduduk dapat dilakukan dengan 3 metode, yaitu metode geometrik, metode aritmatik, dan metode eksponensial. Setelah diketahui hasil dari perhitungan masing-masing metode, ditentukan pula nilai dari standart deviasi dan koefisien korelasi (r) dari masing-masing metode, untuk menentukan metode mana yang akan di pakai untuk menghitung proyeksi kebutuhan air. Kriteria penentuan metode proyeksi penduduk yang dipilih berdasarkan pada nilai koefisien korelasi yang terbesar mendekati +1. Pada studi ini perhitungan proyeksi penduduk dilakukan sampai dengan 20 tahun kedepan mulai dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2033 Tabel 2. Proyeksi pertumbuhan penduduk Desa Temas tahun 2014 – 2033
Tabel 3. Proyeksi pertumbuhan penduduk Desa Sisir tahun 2014 – 2033
Tabel 4. Proyeksi pertumbuhan penduduk Desa Ngaglik tahun 2014 – 2033
Tabel 5. Proyeksi pertumbuhan penduduk Desa Pasanggrahan tahun 2014 – 2033
Tabel 8. Proyeksi pertumbuhan penduduk Desa Sidomulyo tahun 2014 – 2033
Tabel 6. Proyeksi pertumbuhan penduduk Desa Songgokerto tahun 2014 – 2033
4.2 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Perhitungan Proyeksi kebutuhan air bersih pada unit Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem sebagai berikut: A. Kebutuhan Domestik dan Non Domestik Di karenakan kecamatan Batu termasuk jumlah penduduk kota kecil, maka kebutuhan air bersih di kecamatan Batu di asumsikan sebesar 130 liter/orang/hari. Sedangkan kebutuhan non domestik sebesar 15% dari kebutuhan domestik. B. Fluktuasi Kebutuhan Air Besarnya pemakaian air pada daerah studi berbeda pada setiap jamnya, hal ini dikarenakan terjadinya fluktuasi pada setiap jam yang dipengaruhi oleh pemakaian/faktor beban konsumen. Dalam perhitungan proyeksi kebutuhan air bersih ini didapat: Kebutuhan air rata-rata = Kebutuhan domestik + Kebutuhan non domestik
Tabel 7. Proyeksi pertumbuhan penduduk Desa Sumberejo tahun 2014 – 2033
Kebutuhan air maksimum = 1,15 x Kebutuhan air rata_rata Kebutuhan jam puncak = 1,56 x Kebutuhan air rata-rata C. Kehilangan Air Berdasarkan Permen PU Tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM kehilangan air karena faktor teknis maksimal sebesar 15% dan faktor nonteknis mendekati nol. Berdasarkan dari hasil perhitungan, didapatkan total debit yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh sambungan rumah sampai tahun 2033 yang ada pada jalur Tandon Ngesong sebesar 37,83 lt/dtk, jalur Tandon Gemulo sebesar 108,55 lt/dtk, dan jalur Tandon Terong Belok-Kasinan sebesar 89,73 lt/detik. Dengan debit yang tersedia sebesar 161 liter/detik pada Tandon Ngesong, 179 lt/detik pada Tandon Gemulo, 100 lt/detik pada Tandon Terong Belok dan 71 lt/detik pada Tandon Kasinan, dan hasil perhitungan yang didapat maka pada tahun 2033 kemampuan pelayanan debit sumber terhadap kebutuhan air bersih pada saat jam puncak adalah sebesar 100%. 4.3 Simulasi Program WaterCAD V8 XM Edition pada Junction Dari hasil simulasi data eksisting dan perencanaan baru yang dilakukan dengan menggunakan bantuan program WaterCAD V8 XM Edition dapat diketahui perbandingannya dari tabel berikut : Tabel 9. Perbandingan Hasil Perhitungan Tekanan dengan Menggunakan Data Eksisting (2013) dan Data Pengembangan (2033)
4.4 Simulasi Program WaterCAD V8 XM Edition pada Pipa Dari hasil simulasi data perencanaan baru yang dilakukan dengan program WaterCAD
V8 XM Edition pada saat kebutuhan maksimum yaitu pada pukul 07.00 dapat diketahui: Pada simulasi sistem jaringan distribusi air bersih ini diperoleh headloss gradient 1. Pada pipa jalur Tandon Ngesong berkisar 2,68 – 9,65 m/km. 2. Pada pipa jalur Tandon Gemulo berkisar 3,52 – 13,20 m/km. 3. Pada pipa jalur Tandon T. BelokKasinan berkisar 0,57 – 4,14 m/km. Berikut disajikan contoh perhitungan manual hasil simulasi pada jalur Ngesong pipa P-2 dengan bantuan program WaterCAD V8 XM Edition : Keterangan: (Contoh perhitungan di ambil pada jam ke 00.00) : Qkebutuhan rata-rata = 37,83 l/dt Qoutflow Jam ke 00.00 =Qkebutuhan rata-rata x ContinuousMultiplayer
= 37,83x((0,25+ 0,31)/ 2 ) = 10,59 l/dt = 0,01059 m 3/dt (10,7 𝑥 𝐿) Hfkehilangan energi = 𝐶 1,85 𝑥 𝐷4,87 x Q1,85 (10,7 𝑥 25)
S
=1301,85 𝑥 0,2254,87x 0,01059 1,85 = 0,01041 m = A/P = (1/4 x π x D2 ) / (π x D) = (1/4 x 3,14 x 0,2252 ) / (3,14 x 0,225) = 0,05625 = Hfkehilangan energi / L
Vkecepatan P-2
= 0,01041 / 25 = 0,00041 = 0,85 x C x R 0,63 x S0,54
R
= 0,85 x 130 x 0,05625 0,63 x 0,000410,54 = 0,27 m/det Headloss gradient= Hfkehilangan energi / L = 0,01041 / 25 = 0,00041 m/m = 0,41 m/km Hasil perbandingan perhitungan dapat dilihat pada table di bawah ini : Tabel 10. Hasil Simulasi Perhitungan Pipa dengan Menggunakan Data Eksisting (2013)
dikeluarkan oleh Kementrian Pekerjaan Umum tahun 2014. Berikut hasil perhitungan untuk rencana anggaran biaya : Tabel 12. Hasil Perhitungan Rencana Anggaran Biaya
Tabel 11. Hasil Simulasi Perhitungan Pipa dengan Menggunakan Data Perencanaan Baru (2033)
4.5 Anggaran Biaya Dalam Perencanaan Jaringan Distribusi Dalam studi ini juga membahas tentang rencana anggaran biaya untuk melaksanakan pengembangan jaringan distribusi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan. Daftar harga satuan bahan mengacu pada daftar harga PDAM Kota Batu, sedangkan daftar harga satuan pekerja mengacu pada analisa harga satuan yang
5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil perhitungan kebutuhan air bersih dapat diketahui besarnya debit kebutuhan air rata–rata sebesar
2.
3.
Untuk daerah pelayan Tandon Ngesong 37,83 liter/detik, Dengan debit sumber sebesar 161 liter/detik Untuk daerah pelayanan Tandon Gemulo 108,55 liter/detik, Dengan debit sumber sebesar 179 liter/detik Untuk daerah pelayanan Tandon KasinanTerong Belok 89,73 liter/detik, Dengan debit sumber sebesar 100 liter/detik (Sumber kasinan) dan 71 liter/detik (Sumber Terong Belok) Penggunaan tandon mampu melayani penduduk sebesar 100% dengan kehilangan air 15%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa besarnya debit sumber yang tersedia sangat mencukupi kebutuhan air bersih sampai dengan tahun 2033. Berikut kesimpulan dari hasil analisa menggunaka WaterCAD V8 XM Edition: Pada jaringan Distribusi Ngesong kecepatan tertinggi diperoleh pada jam puncak yaitu jam 07.00 sebesar 1,47 m/detik dan kecepatan terendah pada jam 00.00 sebesar 0,13 m/detik. Tekanan tertinggi diperoleh pada jam 00.00 sebesar 9,6 BARS (97,60 mH2O) dan tekanan terendah pada jam 07.00 sebesar 0,01 BARS (0,70 mH2O), hasil ini sudah sesuai dengan SNI di mana batas tekanan antara 0-16 BARS (0 163,2 mH2O). Sedangkan Headloss Gradient tertinggi di peroleh pada jam 07.00 yaitu sebesar 9,65 m/Km dan Headloss Gradient terendah pada jam 00.00 yaitu sebesar 0,11 m/Km. Pada jaringan Distribusi Gemulo kecepatan tertinggi diperoleh pada jam puncak yaitu jam 07.00 sebesar 2,15 m/detik dan kecepatan terendah pada jam 00.00 sebesar 0,19 m/detik. Tekanan tertinggi diperoleh pada jam 00.00 sebesar 16 BARS (163,20 mH2O) dan tekanan terendah pada jam 07.00 sebesar 0,00 BARS (0,00 mH2O), hasil ini sudah sesuai dengan SNI di mana batas tekanan antara 0-16 BARS (0 163,2 mH2O). Sedangkan Headloss Gradient tertinggi di peroleh pada jam
07.00 yaitu sebesar 13,20 m/Km dan Headloss Gradient terendah pada jam 00.00 yaitu sebesar 0,15 m/Km. Pada jaringan Distribusi KasinanTerong Belok kecepatan tertinggi diperoleh pada jam puncak yaitu jam 07.00 sebesar 1,86 m/detik dan kecepatan terendah pada jam 00.00 sebesar 0,07 m/detik. Tekanan tertinggi diperoleh pada jam 00.00 sebesar 9,40 BARS (95,60 mH2O) dan tekanan terendah pada jam 07.00 sebesar 0,00 BARS (0,10 mH2O), hasil ini sudah sesuai dengan SNI di mana batas tekanan antara 0-16 BARS (0 - 163,2 mH2O). Sedangkan Headloss Gradient tertinggi di peroleh pada jam 07.00 yaitu sebesar 4,14 m/Km dan Headloss Gradient terendah pada jam 00.00 yaitu sebesar 0,20 m/Km. 4. Dari hasil analisa dengan menggunakan WaterCAD V8 XM Edition dapat dilihat kondisi hidrolis eksisting pipa tidak dapat bertahan hingga 20 tahun ke depan, sehingga di perlukan perencanaan baru pada jalur distribusi air bersih tersebut. Dapat dilihat juga hasil perhitungan pelayanan kebutuhan di setiap desa di naikkan menjadi 100 % pada perencanaan baru. Sehingga pada perencanaan baru distribusi air bersih dapat dilihat dari tinggi hidrauliknya yang selalu ada di atas elevasi permukaan tanah dan mengikuti SNI. Sehingga disimpulkan bahwa pelayanan air bersih tersebut dapat memenuhi kebutuhan air bersih sampai dengan 20 tahun tanpa ada penambahan sumber lagi. UCAPAN TERIMA KASIH 1. Ibu Dr. Ir. Ussy Andawayanti, MS. dan Ibu Dr. Ir. Rispiningtati, M. Eng. sebagai dosen pembimbing atas masukan, arahan, bimbingan dan waktu yang diluangkan untuk berdiskusi hingga dapat terselesaikannya tugas akhir ini. 2. Bapak Dr. Ir. Widandi Soetopo, Eng. dan Bapak Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT.
sebagai dosen penguji yang memberikan masukan dan arahan untuk kelengkapan tugas akhir ini. 3. Dan keluarga serta rekan-rekan yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu-persatu yang telah memberikan dukungan hingga dapat terselesaikannya tugas akhir ini. DAFTAR PUSTAKA Anonim 2007. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 18/PRT/M/2007 Tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum. Anonim 2013. Kota Batu Dalam Angka. BPS dan BAPPEDA. Bentley Methods. 2007. User’s Guide WaterCAD v8 for Windows WATERBUY CT. USA: Bentley. Press. Dake. JMK. 1985. Hidrolika Teknik. Terjemahan Oleh Endang P. Tacyhan dan Y. P. Pangaribuan. Jakarta: Erlangga. Dejan, Anto. 1974. Pengantar Metode Statistik jilid II. Jakarta: LP3ES DPU Ditjen Cipta Karya. 1994. Pedoman Kebijakan Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu (P3KT). Linsley, Ray K, dan Yoseph B. Franzini. 1996. Teknik Sumber Daya Air. Jilid I. Jakarta: Erlangga. Mays, Lary W. 2000. Water Distribution System Hand Book. New York: Mc. Graw Hill. Muliakusumah, Sutarsih. 2000. Proyeksi Penduduk. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI. Priyantoro, Dwi. 1991. Hidraulika Saluran Tertutup. Malang: Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Triatmojdo, Bambang. 1996. Hidraulika II. Edisi kedua. Yogyakarta: Beta Offset.
Webber, N. B. 1971. Fluid Mechanics For Civil Engineering, S. I Edition. London:Chapman and Hall Ltd.