RANCANGAN PROGRAM PENDIDIKAN KONSERVASI BAGI ANGGOTA PEMBERDAYAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (PKK) DI KELURAHAN CILINCING, JAKARTA UTARA
BAGAS ARDYANTORO KARYADI
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
RINGKASAN BAGAS ARDYANTORO KARYADI. E34060946. Rancangan Program Pendidikan Konservasi bagi Anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Kelurahan Cilincing, Jakarta Utara. Dibimbing oleh BURHANUDDIN MASYUD dan RESTI MEILANI. Pendidikan konservasi diperlukan untuk melakukan perubahan pada pengetahuan, sikap, dan perilaku serta keputusan-keputusan dari tiap-tiap individu agar dapat selaras dengan prinsip-prinsip konservasi. PKK yang beranggotakan para perempuan atau ibu, dipilih sebagai kelompok sasaran pendidikan konservasi berdasarkan pertimbangan bahwa para ibu memiliki peran sebagai pendidik bagi anak-anak mereka sehingga bisa turut mengajarkan prinsip-prinsip konservasi di dalam keluarga. Selain itu sebagai sebuah organisasi, PKK memiliki peran strategis dalam menyampaikan prinsip-prinsip konservasi kepada anggota masyarakat lainnya di lingkungan tempat tinggalnya. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Cilincing karena merupakan wilayah perkotaan yang dapat mempengaruhi kondisi ekosistem mangrove di muara sungai. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain rancangan program pendidikan konservasi sesuai karakteristik kelompok sasaran dan lingkungannya yang difokuskan untuk memperbaiki teknik penanganan sampah guna mengurangi pencemaran air di Kelurahan Cilincing. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan wawancara terstruktur dengan kuesioner, wawancara semiterstruktur, studi dokumen, dan observasi terfokus dengan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase jumlah responden yang memberikan jawaban yang mendekati jawaban yang diharapkan pada aspek kognitif sebanyak 25,2%, aspek afektif sebanyak 75,7%, dan aspek psikomotorik sebanyak 49,2%. Arikunto (1996) menyatakan bahwa apabila persentase jumlah responden yang memberikan jawaban yang mendekati jawaban yang diharapkan kurang dari 55% dari seluruh responden, maka tergolong dalam kategori ”kurang”. Oleh karena itu, bobot materi program pendidikan konservasi lebih ditekankan pada aspek kognitif dan aspek psikomotorik kelompok sasaran, terutama dalam mengatasi pencemaran air dan penanganan sampah. Program pendidikan konservasi yang dirancang bertemakan Kelestarian Lingkungan di Telapak Kaki Ibu, yang terdiri dari tiga program utama, yaitu Lingkungan Jakarta Sahabatku, Memanen Sampah, dan Anakku untuk Lingkunganku. Program pendidikan konservasi ini akan dilaksanakan dalam delapan pertemuan selama delapan minggu. Program ini akan dilaksanakan sebagai bagian dari kegiatan tambahan PKK dalam Pokja II dan Pokja IV. Kata kunci : Pendidikan konservasi, masyarakat perkotaan, PKK Kelurahan Cilincing.
SUMMARY BAGAS ARDYANTORO KARYADI. E34060946. Conservation Education Program for Members of Family Welfare Empowerment in Cilincing, North Jakarta. Under supervision of BURHANUDDIN MASYUD and RESTI MEILANI. Conservation education is needed to make changes in knowledge, attitudes, behaviors and decisions of each individual, in line with the principles of conservation. The Family Welfare Empowerment, well known as PKK, is an organization which members are women or mothers. PKK was chosen as the target group of conservation education program based on consideration that mothers is educators for their children so they can teach about the principles of conservation in the family. In addition, as an organization, PKK has strategic role in conveying the principles of conservation to other community members in the neighborhood. This research was conducted at Cilincing because it was urban area that can affect the conditions of mangrove ecosystem. This study aimed at designing conservation education programs based on the characteristics of the target group and their environment, which focuses on improving waste management techniques to reduce water pollution at Cilincing. This study used a qualitative approach. Data was collected through structured interviews using questionnaires, semistructured interviews, documents study, and focused observations with documentation. The results showed that the percentage of respondents who gave answers which most similar to the expected response was as much as 25,2% on the cognitive aspects, 75.7% on the affective aspect, and 49.2% on the psychomotor aspects. Arikunto (1996) stated that if the percentage of respondents who gave answers that close to the expected response were less than 55% of all respondents, it is classified in the category of "less". Therefore, the subjects of conservation education programs was to focus on the cognitive and psychomotoric aspects of the target group, particularly in dealing with water pollution and waste management. The theme of the conservation education program was Mothers, The Hero of Environment, which consists of three main programs, namely The Environment of Jakarta is My Friend, Harvesting the Waste, and My Children for My Environment. Conservation education program would be implemented in eight sessions for eight weeks, as part of the additional PKK activities in the II Work Group and IV Work Group. Keywords: conservation education, urban communities, Cilincing PKK.
RANCANGAN PROGRAM PENDIDIKAN KONSERVASI BAGI ANGGOTA PEMBERDAYAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (PKK) DI KELURAHAN CILINCING, JAKARTA UTARA
BAGAS ARDYANTORO KARYADI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Rancangan Program Pendidikan Konservasi bagi Anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Kelurahan Cilincing, Jakarta Utara adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, April 2011
Bagas Ardyantoro Karyadi NIM E34060946
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Penelitian
: Rancangan Program Pendidikan Konservasi bagi Anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Kelurahan Cilincing, Jakarta Utara
Nama Mahasiswa
: Bagas Ardyantoro Karyadi
NRP
: E34060946
Program Studi
: Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
Waktu Pelaksanaan
: Desember 2010 - Januari 2011
Menyetujui,
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Dr. Ir. Burhanuddin Masyud, MS NIP. 19581121 198603 1 003
Resti Meilani, S.Hut, MSi NIP: 19770514 200501 2 001
Mengetahui, Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, M.S. NIP. 19580915 198403 1 003 Tanggal Lulus :
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kasih karena berkat dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan, ide, serta doa hingga skripsi ini selesai. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Ayahanda dan ibunda tercinta yang selalu memberikan dukungan doa dan dukungan semangat dalam proses penyusunan skripsi.
2.
Bapak Dr. Ir. Burhanuddin Masyud, MS dan Ibu Resti Meilani, S.Hut, MSi selaku dosen pembimbing, yang selalu memberikan bimbingan, motivasi, dan dukungan ide dalam penyusunan skripsi ini.
3.
Ibu Haji Suud yang telah memberikan fasilitas penginapan selama beberapa minggu di Kelurahan Cilincing, sekaligus membimbing dalam pencarian informan-informan kunci untuk diwawancarai; Ibu Oni (Umi Sakilah) yang telah mendampingi secara rutin dalam kegiatan arisan bulanan PKK Kelurahan Cilincing, pengajian bulanan Majelis Ta’lim Kelurahan Cilincing, program pendidikan anak usia dini di beberapa RW di Kelurahan Cilincing, dan program Jumat Bersih.
4.
Bapak Tulus Harjo selaku Lurah Cilincing; Ibu Meiyatin Tulus selaku Ketua PKK Kelurahan Cilincing; Ibu Nurhasanah selaku Sekretaris Kelurahan Cilincing; seluruh aparat pemerintahan Kelurahan Cilincing; seluruh pengurus PKK Kelurahan Cilincing; dan seluruh tokoh masyarakat Kelurahan Cilincing yang telah diwawancarai dan telah bekerja sama untuk mendukung pencarian data dan informasi dalam penelitian.
5.
Mahasiswi-mahasiswi Universitas Negeri Jakarta yang telah banyak membantu dalam pencarian dan pengadaan literatur yang berkaitan dengan pendidikan; Bapak Dr. Erastus Sabdono yang telah memberikan pengajaran firman Tuhan yang berkualitas secara rutin sehingga dapat diaplikasikan dalam penyusunan skripsi ini; dan Maiser Syahputra, S.Hut yang telah banyak membantu dalam teknis penyusunan skrpsi; serta teman-teman yang
ii
terkasih di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Komisi Pelayanan Siswa – Persekutuan Mahasiswa Kristen Institut Pertanian Bogor, Gereja Kristen Jawa Nehemia, dan Gereja Bethel Indonesia Rehobot yang telah memberikan dukungan yang tidak ternilai demi kelancaran penyusunan skripsi. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membaca.
Bogor, September 2011
Penulis
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Manado pada tanggal 16 September 1989. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari keluarga Sukaryadi (ayah) dan Titiek Soedarmastoeti (ibu). Pendidikan formal dimulai di TK Kutilang pada tahun 1993, SD Negeri 2 Bojongsari, Depok dari tahun 1994 hingga tahun 2000, SMP Negeri 1 Pamulang, Tangerang Selatan dari tahun 2000 hingga tahun 2003. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke SMA Negeri 1 Serpong, Tangerang dan lulus pada tahun 2006. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui Jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2006. Tahun 2007, penulis diterima sebagai mahasiswa Mayor Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB. Selama menuntut ilmu di IPB, penulis aktif melayani di Komisi Pelayanan Siswa – Persekutuan Mahasiswa Kristen Institut Pertanian Bogor. Penulis melayani sebagai salah satu pengajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen di SMA Negeri 5 Bogor tahun 2007-2008. Penulis juga melayani sebagai Koordinator Persekutuan Siswa Kristen Bogor (PSKB) pada tahun 2009 untuk mengoordinasikan pelaksanaan PSKB setiap bulannya.
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................
i
DAFTAR ISI .............................................................................................
iii
DAFTAR TABEL ......................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
vi
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
vii
BAB I.
PENDAHULUAN ..................................................................... 1.1. Latar Belakang .................................................................. 1.2. Kerangka Pemikiran .......................................................... 1.3. Rumusan Masalah ............................................................. 1.4. Tujuan Penelitian ............................................................... 1.3. Manfaat Penelitian .............................................................
1 1 2 4 4 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 2.1. Pendidikan .......................................................................... 2.1.1. Definisi Pendidikan ................................................ 2.1.2. Pendidikan Nonformal ............................................ 2.1.3. Prinsip dan Karakteristik Belajar Orang Dewasa ................................................................... 2.1.4. Metode Pendidikan Orang Dewasa ......................... 2.1.5. Unsur-unsur Program Pendidikan ........................... 2.2. Pendidikan Konservasi ..................................................... 2.3. Gerakan PKK ................................................................... 2.3.1. Organisasi PKK ...................................................... 2.3.2. Peranan Perempuan dalam Masyarakat ...................
6 6 6 6 6 8 9 12 14 14 15
BAB III. METODE PENELITIAN .......................................................... 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 3.2. Alat dan Bahan .................................................................... 3.3. Metode Penelitian .............................................................. 3.3.1. Pendekatan Penelitian ............................................. 3.3.2. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data .............. 3.4. Metode Analisis Data ........................................................ 3.3.2. Metode Pengolahan dan Analisis Data Kuesioner ............................................................... 3.5. Langkah Penyusunan Program ...........................................
17 17 17 17 17 18 20
BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN.............................. 4.1. Letak dan Luas .................................................................... 4.2. Kondisi Fisik ....................................................................... 4.3. Aksesibilitas ....................................................................... 4.4. Sarana dan Prasarana .......................................................... 4.5. Kependudukan ................................................................... 4.6. Mata Pencaharian ...............................................................
24 24 25 25 25 25 26
21 21
iv
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 5.1. Karakteristik Lingkungan Bio-Fisik .................................... 5.2. Karakteristik Sosial-Budaya ............................................... 5.3. Karakteristik Umum PKK .................................................. 5.4. Karakteristik Umum Kelompok Sasaran ............................. 5.4.1. Karakteristik Kognitif Kelompok Sasaran ................ 5.4.2. Karakteristik Afektif Kelompok Sasaran .................. 5.4.3. Karakteristik Psikomotorik Kelompok Sasaran .................................................................... 5.8. Rancangan Program Pendidikan Konservasi ....................... 5.8.1. Program: Lingkungan Jakarta Sahabatku ................ 5.8.2. Program: Memanen Sampah ................................... 5.8.3. Program: Anakku untuk Lingkunganku .................. 5.9. Rekomendasi untuk Pelaksanaan Program Pendidikan Konservasi .......................................................
27 27 31 34 38 39 44
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 6.1. Kesimpulan ....................................................................... 6.2. Saran .................................................................................
64 64 65
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
66
LAMPIRAN ................................................................................................
67
49 52 54 58 61 63
DAFTAR TABEL No. 1. Strategi penentuan bobot materi program pendidikan konservasi
Halaman
berdasarkan karakteristik kelompok sasaran ...........................................
23
2.
Agama dan etnik penduduk Kelurahan Cilincing ...................................
31
3.
Mata pencaharian dan tingkat pendidikan penduduk Kelurahan Cilincing ...............................................................................................
32
4.
Rangkuman kegiatan PKK Kelurahan Cilincing Tahun 2010 ................
36
5.
Usia dan lama tinggal kelompok sasaran ...............................................
38
6.
Pekerjaan dan pendidikan terakhir kelompok sasaran ............................
39
7.
Persentase kriteria jawaban pertanyaan aspek kognitif yang telah dijawab responden .................................................................................
8.
Hasil analisis jawaban aspek kognitif responden terhadap jawaban yang diharapkan .....................................................................................
9.
40
43
Persentase kriteria jawaban pertanyaan aspek afektif yang telah dijawab responden .................................................................................
44
10. Hasil analisis jawaban aspek afektif responden terhadap jawaban yang diharapkan .....................................................................................
48
11. Persentase kriteria jawaban pertanyaan aspek psikomotorik yang telah dijawab responden .................................................................................
49
12. Hasil analisis jawaban aspek psikomotorik responden terhadap jawaban yang diharapkan .....................................................................................
52
13. Rancangan program pendidikan konservasi bagi anggota PKK Kelurahan Cilincing “Lingkungan Jakarta Sahabatku” ...........................
56
14. Rancangan program pendidikan konservasi bagi anggota PKK Kelurahan Cilincing “Sampah itu Sahabatku” ........................................
59
15. Rancangan program pendidikan konservasi bagi anggota PKK Kelurahan Cilincing “Anakku untuk Lingkunganku” .............................
62
DAFTAR GAMBAR No.
Halaman
1.
Kerangka pemikiran dalam penelitian ...................................................
3
2.
Komponen analisis data kualitatif ..........................................................
20
3.
Peta batas-batas wilayah Kelurahan Cilincing .......................................
24
4.
Pepohonan di sekitar jalan Kelurahan Cilincing ....................................
27
5.
Pekarangan SDN 2 Cilincing .................................................................
28
6.
Tumbuhan yang tersisa di pekarangan SDN 2 Cilincing .........................
28
7.
Penanaman tanaman di dalam pot .........................................................
29
8.
Penanganan sampah yang buruk di Kelurahan Cilincing ........................
30
9.
Perbandingan pemukiman: (a) sekitar kantor kelurahan dan (b) sekitar sungai ........................................................................................
31
10. Struktur organisasi PKK.........................................................................
35
11. Arisan bulanan PKK Kelurahan Cilincing ..............................................
36
12. Pengajian bulanan PKK Kelurahan Cilincing ........................................
37
13. Kegiatan PAUD Kelurahan Cilincing .....................................................
37
DAFTAR LAMPIRAN No.
Halaman
1.
Daftar informan kunci yang diwawancarai ............................................
2.
Tabel hasil analisis tabulasi silang antara tingkat pendidikan
69
terakhir responden dan kriteria jawaban pertanyaan aspek kognitif yang telah dijawab responden ...................................................
70
3.
Kuesioner penelitian untuk responden (para anggota PKK) ....................
73
4.
Panduan wawancara untuk informan kunci.............................................
78
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusakan dan pencemaran lingkungan hidup dapat ditemukan di kawasan hutan dan kawasan bukan hutan, baik di pedesaan maupun perkotaan. Hal ini disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor alam dan faktor manusia. Faktor manusia yang dimaksud terdiri dari tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku serta keputusan-keputusan yang berpotensi untuk merusak lingkungan. Oleh karena itu, pendidikan konservasi diperlukan untuk melakukan perubahan pada pengetahuan, sikap, dan perilaku serta keputusan-keputusan dari tiap-tiap individu agar dapat selaras dengan prinsip-prinsip konservasi, yaitu pengawetan keanekaragaman sumberdaya hayati, perlindungan sistem penyangga kehidupan, dan pemanfaatan sumberdaya alam secara lestari. Program pendidikan konservasi berbeda-beda karena bergantung pada karakteristik
kelompok
sasaran,
karakteristik
lingkungan
bio-fisik,
dan
karakteristik sosial-budaya dari daerah yang menjadi sasaran program pendidikan konservasi tersebut. Oleh karena itu, diperlukan suatu rancangan program pendidikan konservasi yang spesifik dan sesuai dengan karakteristik kelompok sasaran, lingkungan bio-fisik, dan lingkungan sosial-budaya dari daerah tersebut. Kelurahan Cilincing dipilih sebagai daerah kajian dalam penelitian ini karena merupakan wilayah perkotaan yang kondisi lingkungannya semakin memburuk, terutama dalam masalah pencemaran air dan penanganan sampah. Daerah ini juga merupakan daerah pemukiman yang padat penduduk dan tidak memiliki sanitasi lingkungan yang baik. Pencemaran air dan penanganan sampah yang buruk di daerah ini jika dibiarkan akan merusak kondisi ekosistem di muara sungai, seperti ekosistem mangrove yang berperan untuk mencegah terjadinya abrasi dan intrusi air laut, memerangkap limbah dan zat-zat pencemar, mengolah limbah organik, pemecah gelombang air laut dan sebagainya (Anwar & Gunawan 2007). Selain itu, hal ini juga akan merusak kondisi tanah dan air di daerah tersebut yang berfungsi sebagai sistem penyangga kehidupan sehingga akan memperburuk kualitas hidup masyarakat setempat.
2
Program pendidikan konservasi diharapkan dapat membantu mengatasi pencemaran air dan penanganan sampah yang buruk sehingga untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitasnya, program pendidikan konservasi perlu ditujukan kepada kelompok sasaran yang memiliki peran strategis. Kelompok sasaran yang dipilih untuk program pendidikan konservasi ini adalah para anggota PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga). Ada dua alasan dipilihnya para anggota PKK sebagai kelompok sasaran potensial program pendidikan konservasi di Kelurahan Cilincing. Pertama, para anggota PKK terdiri dari para ibu yang memiliki peranan sebagai pendidik bagi anak-anak mereka (Barnhouse 1988) sehingga bisa turut mengajarkan prinsip-prinsip konservasi di dalam keluarga. Kedua, para anggota PKK merupakan suatu perkumpulan orang-orang dewasa yang memiliki peran strategis sebagai pendukung kegiatan pembangunan di masyarakat sehingga mereka bisa menyampaikan prinsip-prinsip konservasi kepada para tetangga di lingkungan tempat tinggalnya. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan rancangan program pendidikan konservasi yang spesifik dan sesuai dengan karakteristik kelompok sasaran dan karakteristik lingkungannya serta mampu memberikan solusi atas permasalahan lingkungan di Kelurahan Cilincing.
1.2
Kerangka Pemikiran Situasi sosial yang ditetapkan sebagai tempat penelitian ini adalah
Kelurahan Cilincing. Sebagai situasi sosial, di Kelurahan Cilincing beserta lingkungan bio-fisiknya (place), terdapat masyarakat setempat dan para anggota PKK (actor) yang menyelenggarakan aktivitas hidupnya berkenaan dengan masalah lingkungan hidup di Kelurahan Cilincing. Permasalahan lingkungan hidup utama di Kelurahan Cilincing adalah penanganan sampah yang buruk yang menyebabkan pencemaran air. Oleh karena itu, fokus penelitian tersebut akan diarahkan untuk mendesain sebuah program pendidikan konservasi yang dapat mengurangi pencemaran air dan memperbaiki teknik penanganan sampah, dengan mengumpulkan data-data sebagai berikut: 1. Karakteristik kognitif, afektif, dan psikomotorik kelompok sasaran (para anggota PKK) di Kelurahan Cilincing.
3
2. Karakteristik lingkungan bio-fisik Kelurahan Cilincing. 3. Karakteristik lingkungan sosial-budaya Kelurahan Cilincing. Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini disusun sebagai berikut (Gambar 1):
Pengumpulan Data
Karakteristik Kelompok Sasaran (kognitif, psikomotorik, afektif)
Karakteristik Lingkungan Biofisik
Karakteristik Lingkungan Sosialbudaya
Analisis Data
Rancangan Program Pendidikan Konservasi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Tujuan Sasaran/Indikator Pencapaian Pokok/Satuan Bahasan atau Materi Pengajaran Metode Pengajaran Media dan Buku Sumber Proses Belajar Mengajar Alokasi Waktu Evaluasi Pengajaran Gambar 1. Kerangka pemikiran dalam penelitian
Penyusunan program pendidikan konservasi mempertimbangkan ketiga aspek utama yang dimiliki oleh kelompok sasaran, yaitu aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Selain itu, karakteristik lingkungan bio-fisik dan karakteristik lingkungan sosial-budaya juga dipertimbangkan. Adapun karakteristik lingkungan bio-fisik, seperti kondisi tanah dan air, akan menunjukkan perilaku masyarakat setempat terhadap lingkungannya dan
4
juga dapat menunjukkan potensi-potensi yang tersedia dan dapat digunakan untuk mendukung penyelenggaraan program pendidikan konservasi. Sedangkan karakteristik lingkungan sosial-budaya dapat menunjukkan sikap dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan melalui berbagai kegiatan dan ritual yang biasa dilakukan masyarakat. Karakteristik lingkungan sosial-budaya juga
dapat
menunjukkan
seberapa
besar
dukungan
masyarakat
untuk
terselenggaranya program pendidikan konservasi.
1.3
Rumusan Masalah Berdasarkan fokus penelitian yang telah ditetapkan tersebut, maka masalah
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana karakteristik lingkungan bio-fisik di Kelurahan Cilincing, yang meliputi kondisi tanah, air, dan udara/iklim; kondisi dan jenis tumbuhtumbuhan dan satwaliar; dan isu-isu lingkungan yang ada? 2. Bagaimana karakteristik lingkungan sosial budaya di Kelurahan Cilincing, yang meliputi kebiasaan-kebiasaan masyarakat setempat berkaitan dengan lingkungan hidup, cara publikasi/sosialisasi terbaik terhadap masyarakat, datadata kependudukan, dan profil organisasi PKK? 3. Bagaimana karakteristik kognitif, afektif, dan psikomotorik kelompok sasaran berkaitan dengan penanganan sampah yang buruk yang menyebabkan pencemaran air di Kelurahan Cilincing? 4. Bagaimana rancangan program pendidikan konservasi yang tepat dan sesuai dengan karakteristik kelompok sasaran dan karakteristik lingkungannya?
1.4
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mengidentifikasi karakteristik lingkungan bio-fisik, karakteristik sosialbudaya di Kelurahan Cilincing, dan karakteristik kelompok sasaran (anggota PKK). 2. Mendesain rancangan program pendidikan konservasi bagi para anggota PKK di Kelurahan Cilincing yang difokuskan untuk memperbaiki teknik penanganan sampah guna mengurangi pencemaran air di Kelurahan Cilincing.
5
1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi PKK Kelurahan Cilincing mengenai rancangan program pendidikan konservasi nonformal yang spesifik dan sesuai dengan karakteristik para anggota PKK dan karakteristik lingkungannya sehingga pendidikan konservasi bisa diterima dan diterapkan secara optimal dalam aktivitas kehidupan sehari-hari oleh para anggota PKK.
6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pendidikan
2.1.1 Definisi Pendidikan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003) mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini membentuk sebuah konsep pendidikan yang jelas bahwa melalui pendidikan, peserta didik diharapkan dapat mengubah perilakunya dengan dorongan dari penambahan pengetahuan dan keterampilan, perubahan sikap, dan perubahan keputusan dalam aktivitas hidup sehari-hari.
2.1.2 Pendidikan Nonformal UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003) mendefinisikan pendidikan nonformal sebagai jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Sedangkan Suprijanto (2007) menyatakan bahwa pendidikan nonformal sekurang-kurangnya mempunyai ciri, antara lain memiliki sistem di luar persekolahan, jarang ditemukan berjenjang, dan tidak memiliki ketentuan-ketentuan yang ketat. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan nonformal bisa dilaksanakan secara berjenjang maupun tidak berjenjang.
2.1.3 Prinsip dan Karakteristik Belajar Orang Dewasa Program pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip belajar orang dewasa demi tercapainya proses dan hasil belajar yang optimal. Suprijanto (2007) mengemukakan prinsip-prinsip belajar orang dewasa, sebagai berikut: 1. Orang dewasa belajar dengan baik apabila secara penuh ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan.
7
2. Orang dewasa belajar dengan baik apabila menyangkut mana yang menarik baginya dan ada kaitan dengan kehidupannya sehari-hari. 3. Orang dewasa belajar sebaik mungkin apabila apa yang dipelajari bermanfaat dan praktis. 4. Dorongan semangat dan pengulangan yang terus-menerus akan membantu seseorang belajar lebih baik. 5. Orang dewasa belajar sebaik mungkin apabila mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan
secara
penuh
pengetahuannya,
kemampuannya
dan
keterampilannya dalam waktu yang cukup. 6. Proses belajar dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman lalu dan daya pikir dari peserta didik. 7. Saling pengertian yang baik dan sesuai dengan ciri-ciri utama dari orang dewasa membantu pencapaian tujuan dalam belajar. Karakteristik belajar orang dewasa juga perlu diketahui untuk menyusun program pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa. Karakteristik belajar orang dewasa (Suprijanto 2007), antara lain: 1.
Orang dewasa mempunyai pengalaman-pengalaman yang berbeda-beda
2. Orang dewasa yang miskin mempunyai tendensi, merasa bahwa dia tidak dapat menentukan kehidupannya sendiri. 3. Orang dewasa lebih suka menerima saran-saran dari pada digurui 4. Orang dewasa lebih memberi perhatian pada hal-hal yang menarik bagi dia dan menjadi kebutuhannya. 5. Orang dewasa lebih suka dihargai dari pada diberi hukuman atau disalahkan 6. Orang dewasa yang pernah mengalami putus sekolah, mempunyai kecendrungan untuk menilai lebih rendah kemampuan belajarnya. 7. Apa yang biasa dilakukan orang dewasa, menunjukkan tahap pemahamannya. 8. Orang dewasa secara sengaja mengulang hal yang sama. 9. Orang dewasa suka diperlakukan dengan kesungguhan iktikad yang baik, adil dan masuk akal. 10. Orang dewasa sudah belajar sejak kecil tentang cara mengatur hidupnya. Oleh karena itu orang dewasa lebih suka melakukan sendiri sebanyak mungkin. 11. Orang dewasa menyenangi hal-hal yang praktis.
8
12. Orang dewasa membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat akrab dan menjalin hubungan dekat dengan teman baru.
2.1.4 Metode Pendidikan Orang Dewasa Marsidi (2007) mengemukakan bahwa ada dua jenis garis besar dalam menentukan pemilihan metode pendidikan yang tepat bagi orang dewasa, yaitu: 1. Rancangan proses untuk mendorong orang dewasa mampu menata dan mengisi pengalaman baru dengan berdasarkan masa lampau yang pernah dialami, misalnya dengan latihan keterampilan, melalui tanya jawab, wawancara, konsultasi, latihan kepekaan, dan sebagainya, sehingga mampu memberi
wawasan
baru
ada
masing-masing
individu
untuk
dapat
memanfaatkan apa yang sudah diketahuinya. 2. Proses pembelajaran yang dirancang untuk tujuan meningkatkan transfer pengetahuan baru, pengalaman baru, keterampilan baru, untuk mendorong masing-masing individu dapat meraih semaksimal mungkin ilmu pengetahuan yang diinginkannya, apa yang menjadi kebutuhannya, keterampilan yang diperlukannya, misalnya belajar menggunakan program komputer yang dibutuhkan di tempat ia bekerja. Orang dewasa membutuhkan metode pendidikan tertentu demi tercapainya proses dan hasil belajar yang optimal. Gafar (2007) mengemukakan empat metode terbaik yang dapat membantu orang dewasa untuk belajar, sebagai berikut: 1. Presentasi. Teknik ini meliputi antara lain: ceramah, debat, dialog, wawancara, panel, demonstrasi, film, slide, pameran, darmawisata, dan membaca. 2. Teknik partisipasi peserta. Teknik ini meliputi antara lain: Tanya jawab, permainan peran, kelompok pendengar panel reaksi, dan panel yang diperluas. 3. Teknik diskusi. Teknik ini terdidi atas diskusi terpimpin, diskusi yang bersumberkan dari buku, diskusi pemecahan masalah, dan diskusi kasus. 4. Teknik simulasi. Teknik ini terdiri atas permainan peran, proses insiden kritis, metode kasus, dan permainan.
9
2.1.5 Unsur-Unsur Program Pendidikan Adapun unsur-unsur yang biasanya terkandung dalam suatu program pendidikan (Ibrahim dan Syaodih 2002), antara lain: 1. Tujuan Tujuan yang dicantumkan dalam program pendidikan adalah tujuan-tujuan yang masih bersifat umum, yaitu tujuan kurikuler dan instruksional umum. 2. Sasaran/Indikator Pencapaian Sasaran menunjukkan hal-hal yang akan dicapai setelah terjadinya pengajaran. 3. Pokok/Satuan Bahasan dan Materi Pengajaran Pokok/satuan bahasan menunjukan judul materi pelajaran yang akan diajarkan. Materi Pengajaran menunjukkan isi materi yang akan diajarkan, 4. Metode Pengajaran Metode pengajaran adalah metode-metode yang akan digunakan dalam mengajar. 5. Media dan Buku Sumber Media berupa alat-alat bantu dalam melakukan pengajaran. Buku sumber merupakan buku-buku yang akan digunakan untuk pengajaran, meliputi nama penulis, judul buku, tahun dan penerbit, dan bagian-bagian yang akan diacu dalam pengajaran. 6. Proses Belajar Mengajar Proses belajar mengajar menunjukkan pada gambaran kegiatan yang akan dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar. 7. Alokasi Waktu Alokasi Waktu perlu dicantumkan untuk mengetahui waktu-waktu yang dialokasikan untuk setiap pengajaran sehingga dapat diselesaikan sesuai waktu yang ditentukan. 8. Evaluasi Pengajaran Evaluasi pengajaran berguna untuk mengevaluasi seluruh kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan selama program. Arikunto (2010) menyatakan bahwa evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program. Evaluasi terhadap program pendidikan dapat dilakukan
10
secara sederhana dengan mengajukan sejumlah pertanyaan mengenai peserta program, pengajar, materi, sarana, metode dan pendekatan, lingkungan manusia, dan lingkungan bukan manusia. Berikut ini daftar pertanyaan yang dapat dijadikan bahan untuk mengevaluasi program: 1. Pertanyaan tentang peserta program: a. Apakah kehadiran peserta program sudah baik, lengkap, dan tepat waktu? b. Apakah peserta program tertarik pengajaran kita? c. Apakah peserta mau aktif melibatkan diri dalam seluruh kegiatan belajar mengajar? d. Apakah seluruh peserta mampu mencapai pemahaman sesuai dengan indikator atau target yang telah ditetapkan? 2. Pertanyaan tentang pengajar: a. Apakah sebelum mengajar, pengajar sudah menguasai materi yang akan diajarkan dengan sebaik-baiknya? b. Apakah pengajar dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peserta program dengan memuaskan? c. Apakah pengajar dapat berlaku adil kepada seluruh peserta program? d. Apakah pengajar dapat memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada seluruh peserta program? 3. Pertanyaan tentang materi: a. Seberapa tinggikah tingkat pemahaman pengajar terhadap materi yang telah disepakati? b. Apakah pengajar dapat menyajikan materi secara urut seperti urutan penyajian yang telah disepakati? c. Apakah materi yang telah disepakati tidak terlalu sulit bagi peserta program? d. Bagaimanakan kaitan antara satu materi dengan materi lainnya? 4. Pertanyaan tentang sarana: a. Apakah pokok bahasan yang memerlukan alat peraga atau media sudah dipenuhi kebutuhannya? b. Apakah alat peraga atau media yang dipilih sudah tepat? c. Apakah pengajar sudah terampil menggunakan alat peraga atau media?
11
d. Apakah peserta program sudah cukup dilibatkan dalam penggunaan alat peraga atau media? 5. Pertanyaan tentang metode dan pendekatan: a. Apakah dengan metode yang digunakan, hasil belajar peserta program sudah cukup tinggi? b. Apakah dengan metode yang dipilih ini, peserta program mampu mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan bergairah? c. Dengan pengelompokan yang diambil, apakah seluruh peserta program sudah terlibat aktif? d. Apakah hasil pekerjaan praktek yang diselesaikan oleh peserta program tidak terlihat bahwa ada satu sampai dua orang peserta saja yang mendominasi kawannya dalam bekerja? 6. Pertanyaan tentang lingkungan manusia: a. Apakah pengajar sudah memanfaatkan orang-orang yang ada di lingkungan peserta program untuk menunjang kegiatan belajar mengajar? b. Adakah orang-orang di sekitar peserta yang memiliki pengaruh yang kurang baik terhadap peserta? c. Apakah pengajar sudah mengarahkan peserta program untuk mencoba memanfaatkan
orang-orang
yang
ada
sebagai
narasumber untuk
menambah pengetahuannya? 7. Pertanyaan tentang lingkungan bukan manusia: a. Apakah pengajar sudah memanfaatkan dengan baik hal-hal yang ada di lingkungan peserta program untuk menunjang kegiatan belajar mengajar? b. Apakah peserta program sudah diarahkan untuk memanfaatkan lingkungan menurut kepentingan mereka. Selain
mengajukan
sejumlah
pertanyaan
tersebut,
Arikunto
(2008)
menjelaskan bahwa tes juga diperlukan dalam mengukur keberhasilan program pendidikan, sekaligus mengukur hasil belajar peserta program. Ada tiga jenis yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan peserta, yaitu tes diagnostik, tes formatif, dan tes sumatif.
12
2.2
Pendidikan Konservasi
2.2.1 Definisi Pendidikan Konservasi Definisi pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bila digabungkan dengan definisi konservasi sumberdaya alam hayati menurut UU No. 5 Tahun 1990, dapat disimpulkan bahwa pendidikan konservasi adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk mengelola sumberdaya alam hayati, yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya
dengan
tetap
memelihara
dan
meningkatkan
kualitas
keanekaragaman dan nilainya. Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Wisata Alam (2007) menjelaskan bahwa pendidikan konservasi adalah suatu cara atau proses kegiatan dalam memberikan informasi dan penyadaran masyarakat terhadap konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya kepada masyarakat. Pendidikan konservasi juga berorientasi pada bagaimana cara meningkatkan pengelolaan sumberdaya alam hayati dan bagaimana cara mengurangi tingkat kerusakan lingkungan hidup (Wood 1985). Wood (1985) juga menjelaskan bahwa pendidikan konservasi harus mampu mencapai tiga hal utama, yaitu membantu masyarakat menjadi lebih sadar dan lebih menghargai kelimpahan sumberdaya alam hayati dan proses-proses ekologis yang telah memelihara kehidupan mereka; membantu masyarakat agar menjadi lebih mengetahui dan mengerti hal-hal yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan hidup, bagaimana cara mengelola atau berkontribusi dalam meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup; dan membantu masyarakat agar dapat mengajak orang lain untuk ikut berkontribusi dalam pengelolaan lingkungan hidup. Berdasarkan hal tersebut, pendidikan konservasi memiliki tujuan yang searah dengan tujuan pendidikan lingkungan hidup, yaitu: 1. Kesadaran, yaitu menumbuhkan sensitivitas terhadap lingkungan beserta permasalahannya secara total; mengembangkan kemampuan untuk mengindra dan membedakan rangsangan, proses, memperhalus, dan memperluas kepekaan; dan menggunakan kemampuan baru dalam konteks yang bervariasi.
13
2. Pengetahuan, yaitu memberikan pengertian dasar mengenai fungsi/kerja lingkungan, cara berinteraksi dengan lingkungan, dan cara memecahkan permasalahan lingkungan yang mucul. 3. Sikap,
mengembangkan
seperangkat
nilai
dan
kepedulian
terhadap
lingkungan, motivasi, dan komitmen untuk berpartisipasi aktif dalam perlindungan dan pengembangan lingkungan. 4. Keterampilan, mempraktikkan keterampilan untuk mengidentifikasi dan menginvestigasi lingkungan beserta permasalahannya, serta berkontribusi dalam pemecahan masalah-masalah lingkungan. 5. Partisipasi, memberikan peluang untuk terlibat secara aktif pada semua tahapan pemecahan masalah lingkungan. Pendidikan
konservasi
juga
harus
bertujuan
untuk
meningkatkan
pengetahuan dan peran serta masyarakat di bidang konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya (Ditjen PJLWA 2007). Oleh karena itu, perlu diketahui prinsip-prinsip yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan konservasi. Wittman (1997) menjelaskan prinsip-prinsip yang perlu diketahui oleh kelompok sasaran dalam mencapai tujuan pendidikan konservasi, antara lain: 1. Pengetahuan mengenai cara kerja dan akibat-akibatnya di berbagai lapangan aktivitas pada mekanisme ekologis, ruang, dan manusia. 2. Kemampuan pengamatan dan penyelidikan yang tercurah pada keadaankeadaan dan perubahan-perubahan dalam lingkungan. 3. Pemahaman pentingnya suatu tindakan yang bertanggung jawab untuk melindungi lingkungan sebagai basis kehidupan alami manusia, melindungi alam dari pengaruh-pengaruh tindakan manusia yang merugikan, dan memperbaiki kerusakan-kerusakan akibat tindakan manusia. 4. Kesediaan aktif dalam menghindari pencemaran lingkungan. 5. Keyakinan bahwa tindakan-tindakan yang sadar lingkungan tumbuh karena kecintaan terhadap alam.
14
2.3
Gerakan PKK
2.3.1 Organisasi Gerakan PKK Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2000 tentang Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga menyatakan bahwa Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) merupakan gerakan nasional yang tumbuh dari, oleh, dan untuk masyarakat, dengan perempuan sebagai motor penggeraknya menuju terwujudnya keluarga bahagia, sejahtera, maju dan mandiri. Program pokok PKK adalah program dalam memenuhi kebutuhan dasar untuk terwujudnya kesejahteraan keluarga, yaitu terpenuhinya kebutuhan dasar manusia dari setiap anggota keluarga secara material, sosial, mental dan spiritual sehingga dapat hidup layak sebagai manusia yang bermartabat. Tim Penggerak PKK adalah mitra kerja pemerintah, dan organisasi kemasyarakatan, yang berfungsi sebagai fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali dan penggerak pada masing-masing tingkat pemerintahan untuk terlaksananya program PKK. Gerakan PKK bertujuan memberdayakan keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan lahir bathin menuju terwujudnya keluarga yang berbudaya, bahagia, sejahtera, maju, mandiri, hidup dalam suasana harmonis yang dilandasi keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sasaran Gerakan PKK adalah keluarga di perdesaan dan perkotaan yang perlu ditingkatkan dan dikembangkan kemampuan dan kepribadiannya dalam bidang: 1. Mental spiritual, meliputi sikap dan perilaku sebagai insan hamba Tuhan, anggota masyarakat dan warga negara dinamis dan bermanfaat, berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; 2. Fisik material, yang meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan, kesempatan kerja yang layak serta lingkungan hidup yang lestari melalui peningkatan pendidikan, pengetahuan dan keterampilan. Adapun program-program pokok dalam gerakan PKK, meliputi: 1. Penghayatan dan Pengamalan Pancasila; 2. Gotong Royong; 3. Pangan; 4. Sandang;
15
5. Perumahan dan tata laksana rumah tangga; 6. Pendidikan dan keterampilan; 7. Kesehatan; 8. Pengembangan kehidupan berkoperasi; 9. Pelestarian lingkungan hidup; 10. Perencanaan sehat. Kegiatan pendidikan konservasi dapat dimasukkan ke dalam program pendidikan dan keterampilan, serta program pelestarian lingkungan hidup salah satu kegiatan utama dalam program-program pokok PKK.
2.3.2 Peranan Perempuan dalam Masyarakat Para perempuan memiliki peranan yang penting dalam keluarga dan masyarakat (Sajogyo 1981). Sajogyo (1981) menyatakan bahwa para perempuan sering kali berperan ganda, yaitu sebagai ibu rumah tangga yang melakukan pekerjaan rumah tangga dan sekaligus sebagai peran produktif yang tidak langsung atau langsung menghasilkan pendapatan. Supriyantini (2002) menjelaskan bahwa kegiatan-kegiatan yang ada di rumah tangga dan hampir semuanya dilakukan oleh para ibu, meliputi: 1. Pekerjaan yang berhubungan dengan anak, seperti merawat anak, mendidik anak, bermain dengan anak, menjaga kebersihan anak, memberi makan anak, mengawasi anak, menanamkan disiplin pada anak, dan menyayangi anak secara ekspresif. 2. Pekerjaan
menyiapkan
makanan,
termasuk
berbelanja,
memasak,
menyediakan sarapan, dan makanan selingan di rumah serta membereskan peralatan makan. 3. Pekerjaan mengurus pakaian, seperti mencuci menyetrika, menjahit, membeli pakaian, atau memperbaiki pakaian yang rusak. 4. Pekerjaan merawat rumah, yaitu pekerjaan yang berhubungan dengan pemeliharaan rumah, termasuk di dalamnya adalah memperbaiki barangbarang yang rusak dan memeliharanya.
16
5. Perawatan diri, yaitu kegiatan yang berhubungan dengan penampilan diri sendiri, seperti menyediakan peralatan mandi dan berdandan, dan menyiapkan keperluan pribadi. 6. Mengelola keuangan yaitu segala kegiatan yang berhubungan dengan pengaturan keuangan. 7. Mengadakan kegiatan rekreasi yang bertujuan menghibur dan menjalin hubungan dengan lingkungan sosial keluarga. Para perempuan dalam kedudukannya juga berperan sebagai pengambil keputusan di masyarakat. Sajogyo (1981) menjelaskan empat bidang tingkat pengambilan keputusan yang dilakukan oleh para ibu baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat, sebagai berikut: 1. Tingkat keputusan dihubungkan dengan bidang produksi (pembelian sarana produksi, pembelian alat-alat dan penanaman modal). 2. Tingkat keputusan dihubungkan dengan pengeluaran dalam kebutuhan pokok (makanan, pakaian, perumahan, biaya pendidikan anak, pembelian peralatan rumah tangga, dan perawatan kesehatan). 3. Tingkat keputusan dihubungkan dalam pembentukan keluarga (jumlah anak, sosialisasi anak, pembagian kerja antara anak-anak, pendidikan). 4. Tingkat keputusan dihubungkan dengan kegiatan sosial sesuai dengan yang ada dalam masyarakat (selamatan, gotong royong, pengeluaran untuk pengajian, arisan, koperasi, atau lumbung desa). Para perempuan memiliki peranan strategis baik di dalam keluarga maupun dalam masyarakat berdasarkan tingkat pengambilan keputusannya. Tingkat keputusan yang dihubungkan dalam pembentukan keluarga memberikan peluang pesan-pesan konservasi dapat tersampaikan kepada anak-anak mereka. Tingkat keputusan yang dihubungkan dengan kegiatan sosial yang ada di masyarakat juga memberikan peluang bagi mereka untuk menyampaikan pesan-pesan konservasi kepada tetangga dan orang-orang di sekitar lingkungan mereka.
17
BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama dua bulan, pada bulan Desember 2010 – Januari 2011, di Kelurahan Cilincing, Kecamatan Cilincing, Jakarta.
3.2 Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan adalah buku catatan dan alat tulis, alat perekam, kamera, dan sarana pengolah data (komputer dan kalkulator). Bahan yang digunakan adalah kuesioner dan panduan wawancara.
3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendesain rancangan program pendidikan konservasi yang efektif dan sesuai dengan karakteristik kelompok sasaran dan karakteristik lingkungannya. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan data yang mengandung makna dengan mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, dengan berinteraksi dengan mereka, dan dengan berusaha memahami perasaan dan pendapat mereka tentang lingkungan di sekitarnya sehingga dapat menghasilkan data yang lebih lengkap, lebih mendalam, dan bermakna sehingga tujuan penelitian ini dapat tercapai (Sugiyono 2009). Tempat (place) dalam penelitian ini adalah Kelurahan Cilincing, orang/pelaku (actors) adalah para pengurus PKK Kelurahan Cilincing yang aktif mengikuti kegiatan bulanan PKK Kelurahan Cilincing yang berjumlah 43 dari 171 anggota PKK Kelurahan Cilincing, dan aktivitas (activity) adalah aktivitas yang dilakukan para anggota PKK berkenaan dengan konservasi dan lingkungan hidup.
18
3.3.2 Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data Jenis data dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1. Data karakteristik kelompok sasaran, terdiri dari: A. Karakteristik pengetahuan (kognitif), dengan rincian sebagai berikut: a) Pengetahuan kelompok sasaran mengenai definisi lingkungan hidup dan konservasi. b) Pengetahuan kelompok sasaran mengenai jenis-jenis kerusakan lingkungan hidup yang terjadi di sekitar Kelurahan Cilincing. c) Pengetahuan kelompok sasaran mengenai perbedaan antara sampah organik dan sampah nonorganik. d) Pengetahuan kelompok sasaran mengenai dampak yang ditimbulkan dari pengolahan sampah yang buruk. e) Pengetahuan kelompok sasaran mengenai jenis-jenis flora dan fauna di sekitar Kelurahan Cilincing. f) Pengetahuan kelompok sasaran mengenai fungsi tumbuhan bagi kehidupan manusia. B. Keterampilan (psikomotorik), dengan rincian sebagai berikut: a) Keterampilan kelompok sasaran dalam penanganan sampah dan pengolahan sampah. b) Keterampilan kelompok sasaran dalam membimbing anak untuk memperlakukan lingkungan. c) Keterampilan kelompok sasaran dalam membuat pupuk organik (kompos). d) Keterampilan kelompok sasaran dalam membuat kerajianan tangan dengan bahan dari limbah. C. Karakteristik sikap (afektif), dengan rincian sebagai berikut: a) Sikap kelompok sasaran dalam menilai kondisi lingkungan di sekitar Kelurahan Cilincing. b) Sikap dan kepedulian kelompok sasaran dalam menanggapi kondisi lingkungan di sekitar Kelurahan Cilincing.
19
c) Sikap kelompok sasaran dalam menanggapi adanya salah seorang anggota keluarga yang kedapatan membuang sampah sembarangan. d) Sikap kelompok sasaran dalam menanggapi usulan diadakannya program pendidikan konservasi bagi mereka. e) Sikap kelompok sasaran mengenai alasan mereka apabila bersedia mengikuti program pendidikan konservasi. f) Sikap kelompok sasaran mengenai siapa saja yang seharusnya berperan penuh dalam melestarikan lingkungan hidup. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara terstruktur menggunakan kuesioner. Kuesioner yang digunakan berisikan sejumlah pertanyaan yang bersifat tertutup dan terbuka. Sumber datanya adalah para pengurus PKK yang aktif di kegiatan bulanan PKK Kelurahan Cilincing. Jumlah para pengurus PKK yang aktif dalam setiap pertemuan bulanan adalah 43 anggota pada tingkat PKK Kelurahan Cilincing. 2. Data karakteristik lingkungan bio-fisik yang dikumpulkan, antara lain: A. Kondisi tanah, air, dan iklim di Kelurahan Cilincing. B. Kondisi dan jenis tumbuh-tumbuhan dan satwaliar di Kelurahan Cilincing. C. Isu-isu lingkungan di sekitar Kelurahan Cilincing. Data dikumpulkan dengan metode wawancara semiterstruktur (semistructured interview) menggunakan panduan wawancara, studi dokumen, dan observasi terfokus dengan dokumentasi. Sumber datanya adalah Kepala Kelurahan Cilincing, para aparat Kelurahan, tokoh-tokoh agama, dan masyarakat tertentu yang sudah lama menetap dan dianggap berpengaruh di masyarakat. 3. Data karakteristik lingkungan sosial-budaya yang dikumpulkan, antara lain: A. Adat dan kebiasaan atau ritual yang biasa dilakukan masyarakat setempat. B. Sikap masyarakat terhadap lingkungan hidup. C. Cara sosialisasi terbaik terhadap masyarakat. D. Data-data kependudukan di Kelurahan Cilincing. E. Informasi mengenai aktivitas dan organisasi PKK di Kelurahan Cilincing. Data dikumpulkan dengan metode wawancara semi terstruktur (semistructured interview) menggunakan panduan wawancara, studi dokumen, dan observasi terfokus dengan dokumentasi. Sumber datanya adalah Kepala Kelurahan
20
Cilincing, para aparat Kelurahan, tokoh-tokoh agama, peneliti dari LSM terkait dan masyarakat tertentu yang sudah lama menetap dan dianggap berpengaruh di masyarakat. Teknik pengabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi data, yaitu dengan membandingkan antara sumber data yang satu dengan sumber data yang lain dengan metode pengumpulan data yang berbedabeda, di antaranya observasi terfokus, kuesioner, dan wawancara semi terstruktur (Sugiyono 2009).
3.4
Metode Analisis Data Menurut Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2009), analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas hingga datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis data kualitatif meliputi data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Data Collection
Data Reduction
Data Display
Conclusions: Drawing/verifying Gambar 2. Komponen analisis data kualitatif (Sugiyono 2009)
1. Data Reduction Data yang telah diperoleh dan dikumpulkan dari lapangan dirangkum dengan memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan mencari tema serta polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah untuk pencarian data selanjutnya apabila masih diperlukan (data belum jenuh).
21
2. Data Display Data disajikan dalam bentuk tabel dan gambar/bagan serta dijelaskan secara deskriptif untuk mempermudah memahami makna data. Dalam mendeskripsikan setiap bentuk hubungan di kuesioner antara pertanyaan dan jawaban kelompok sasaran secara sederhana digunakan metode analisis statistik deskriptif. 3. Conclusion Drawing/Verification Setelah data direduksi dan disajikan, kemudian ditarik sebuah kesimpulan. Kesimpulan tersebut menjawab rumusan masalah yang dijelaskan sejak awal.
3.4.1 Metode Pengolahan dan Analisis Data Kuesioner Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengolah dan menganalisis data kuesioner, sebagai berikut: 1.
Menentukan jawaban yang diharapkan dari setiap pertanyaan dalam kuesioner.
2.
Mengelompokkan hasil jawaban responden yang menjawab dengan jawaban yang sama pada setiap pertanyaan.
3.
Menghitung persentase jumlah responden dari setiap kelompok hasil jawaban responden pada setiap pertanyaan.
4.
Menentukan satu atau beberapa kelompok hasil jawaban responden yang mendekati jawaban yang diharapkan pada setiap pertanyaan.
5.
Menghitung persentase jumlah responden dari setiap kelompok hasil jawaban responden yang mendekati jawaban yang diharapkan pada setiap pernyataan.
6.
Menghitung rataan persentase jumlah responden dari seluruh hasil jawaban yang mendekati jawaban yang diharapkan.
3.5 Penyusunan Program Pendidikan Konservasi Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan program pendidikan konservasi bagi para anggota PKK di Kelurahan Cilincing (modifikasi Ibrahim dan Syaodih 2002) sebagai berikut: 1. Menentukan tema program pendidikan. 2. Menentukan bobot materi penyusunan program pendidikan. 3. Menentukan tujuan umum program pendidikan.
22
4. Menentukan nama-nama program dan tujuannya. 5. Menentukan sasaran/indikator pencapaian program pendidikan. 6. Menentukan pokok/satuan bahasan dan materi pengajaran. 7. Menentukan metode pengajaran. 8. Menentukan media dan buku sumber yang digunakan 9. Menentukan rincian kegiatan proses belajar mengajar. 10. Menentukan alokasi waktu program pendidikan. 11. Menentukan rincian kegiatan evaluasi pengajaran. Kriteria untuk menentukan bobot materi untuk menyusun program pendidikan konservasi menggunakan analisis statistik deskriptif. Rumus yang digunakan dalam analisis statistik deskriptif (Arikunto 1996), sebagai berikut: % = n/N x 100% Keterangan: n = jumlah responden yang memilih jawaban yang mendekati jawaban yang diharapkan N = jumlah total seluruh responden % = persentase jumlah responden yang memilih jawaban yang mendekati jawaban yang diharapkan Dalam menentukan bobot materi yang akan diberikan dalam program pendidikan konservasi, kriteria persentase jumlah responden yang memberikan jawaban yang mendekati jawaban yang diharapkan sebagai berikut: a. Persentase antara 0% sampai 30% tergolong dalam kategori “kurang sekali”. b. Persentase antara 31% sampai 55% tergolong dalam kategori “kurang” c. Persentase antara 56% sampai 65% tergolong dalam kategori “cukup” d. Persentase antara 66% sampai 79% tergolong dalam kategori “baik” e. Persentase antara 80% sampai 100% tergolong dalam ketegori “baik sekali” Penentuan bobot materi dalam program pendidikan konservasi memerlukan sebuah strategi berdasarkan karakteristik kelompok sasaran, yang terdiri dari aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif (Tabel 1).
23
Tabel 1. Strategi penentuan bobot materi program pendidikan konservasi berdasarkan karakteristik kelompok sasaran Aspek Karakteristik Kelompok Sasaran yang Berada di Bawah 55%
Kognitif
Psikomotorik
Afektif
Kognitif
Psikomotorik
Afektif
Bobot materi akan diarahkan untuk meningkatkan aspek kognitif (pengetahuan) kelompok sasaran.
Bobot materi pengajaran dan kegiatan belajar mengajar akan diarahkan untuk meningkatkan aspek kognitif (pengetahuan) dan psikomotorik (keterampilan) kelompok sasaran, terutama dalam mengatasi pencemaran air dan penanganan sampah.
Bobot materi pengajaran dan kegiatan belajar mengajar akan diarahkan untuk meningkatkan aspek kognitif (pengetahuan) dan afektif (sikap) kelompok sasaran terhadap lingkungan di sekitarnya.
Bobot materi akan diarahkan untuk meningkatkan aspek psikomotorik (keterampilan) kelompok sasaran, terutama dalam mengatasi pencemaran air dan penanganan sampah.
Bobot materi akan diarahkan untuk meningkatkan aspek psikomotorik (keterampilan), terutama dalam mengatasi pencemaran air dan penanganan sampah serta afektif (sikap) kelompok sasaran terhadap lingkungan di sekitarnya.. Bobot materi akan diarahkan untuk meningkatkan aspek afektif (sikap) kelompok sasaran terhadap lingkungan di sekitarnya.
24
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak dan Luas Lokasi penelitian ini berada di Kelurahan Cilincing, sebagai salah satu kelurahan di Kecamatan Cilincing, Kota Jakarta Utara, Propinsi DKI Jakarta. Data monografi Kelurahan Cilincing 2010 menunjukkan Kelurahan Cilincing terdiri dari 133 Rukun Tetangga (RT) dan 10 Rukun Warga (RW). Luas wilayah Kelurahan Cilincing adalah 831,25 Ha. Batas-batas wilayah Kelurahan Cilincing (Gambar 3) sebagai berikut: Sebelah Utara
: Kali Banglio/Pantai Laut Jawa.
Sebelah Timur : Kali Blencong, Kelurahan Marunda. Sebelah Selatan : Kali Gubug Genteng, Kelurahan Semper Timur. Sebelah Barat
: Jalan Pedongkelan, Kelurahan Semper Timur dan Jalan Baru, Kelurahan Kali Baru.
Gambar 3. Peta Batas-Batas Wilayah Kelurahan Cilincing
25
4.2
Kondisi Fisik Data monografi Kelurahan Cilincing 2010 menunjukkan karakteristik fisik
wilayah ini adalah daerah dengan topografi datar dan bergelombang. Wilayah ini berada pada ketinggian 0,25 m dari permukaan laut. Suhu maksimun pada wilayah ini adalah 330C dan suhu minimumnya adala 310C. Curah hujan rata-rata pada wilayah ini adalah 142,54 mm/tahun dengan maksimal curah hujan pada bulan september. Kondisi wilayah yang berupa daerah pantai dan tempat bermuaranya sungai-sungai, menyebabkan wilayah ini merupakan daerah rawan banjir, baik banjir kiriman maupun banjir pasang air laut.
4.3 Aksesibilitas Data monografi Kelurahan Cilincing 2010 menunjukkan jarak wilayah ini dari Pusat Pemerintahan Propinsi DKI Jakarta adalah 40 km. Jarak wilayah ini dari Pusat Pemerintahan Kota Jakarta Utara adalah 10 km. Sedangkan jarak wilayah ini dari Kecamatan Cilincing adalah 1 km. Wilayah ini dapat diakses dengan mudah dengan angkutan umum dan dapat ditempuh selama 15-30 menit dari Terminal Tanjung Priuk.
4.4 Sarana dan Prasarana Data monografi Kelurahan Cilincing 2010 menunjukkan wilayah ini terdapat sarana-sarana keagamaan, antara lain: 13 mesjid, 21 mushola, 5 gereja, 1 pura, dan 1 wihara. Sarana-sarana pendidikan di wilayah ini, antara lain: 16 Sekolah Dasar, 6 Sekolah Menengah Pertama, dan 2 Sekolah Menengah Atas, serta 1 Madrasah Tsanawiyah. Sarana-sarana kesehatan terdiri dari: 2 Puskesmas, 11 Rumah Sakit Bersalin, 2 Balai Pengobatan, 4 Tempat Praktek Dokter Umum, 9 Tempat Praktek Bidan, 1 Apotik, 22 Posyandu, 2 Klinik Keluarga Berencana, dan 1 Laboratorium.
4.5 Kependudukan Data monografi Kelurahan Cilincing 2010 menunjukkan jumlah penduduk di wilayah ini adalah 32.744 jiwa dengan 11.937 kepala keluarga. Penduduk berjenis kelamin laki-laki sebanyak 16.529 jiwa dan penduduk berjenis kelamin
26
perempun sebanyak 16.215 jiwa. Agama-agama yang dianut oleh penduduk di wilayah ini bervariasi. Penduduk yang beragama Islam sebanyak 16.973 jiwa, Kristen sebanyak 11.554 jiwa, Hindu sebanyak 1.962 jiwa, dan Budha sebanyak 2.255 jiwa. Wilayah ini juga dihuni oleh penduduk yang berasal dari berbagai etnik/suku, yaitu Jawa (35,16%), Betawi (27,65%), Sunda (15,27%), Batak (3,61%), Minangkabau (3,18%), Melayu (1,62%), Bugis (0,59%), Madura (0,57%), Banten (0,25%), dan Banjar (0,10%).
4.6 Mata Pencaharian dan Tingkat Pendidikan Data monografi Kelurahan Cilincing 2010 menunjukkan mata pencaharian penduduk di wilayah ini, antara lain 1.856 orang petani, 2.278 orang nelayan, 346 orang buruh, 3.145 orang pedagang, 2.304 orang karyawan swasta, 2.151 orang pegawai negeri sipil, 2.328 orang tergabung dalam Tentara Nasional Indonesia, 2.251 orang pensiunan, 4.607 orang berwiraswasta, dan 8.608 orang melakukan pekerjaan lainnya. Tingkat pendidikan di wilayah ini, antara lain: 9.525 orang tamatan SD, 8.249 orang tamatan SMP, 6.357 orang tamatan SMA, 2.122 orang tamatan Akademi, dan 4.231 orang tamatan Universitas.
27
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Lingkungan Bio-Fisik Hasil wawancara dan observasi terfokus menunjukkan bahwa latar belakang Kelurahan Cilincing dahulu berupa lahan pertanian, pertambakan, dan perkebunan. Namun, sekarang Kelurahan Cilincing sudah menjadi wilayah pemukiman yang padat penduduk. Lahan terbuka hijau dan daerah resapan air jarang ditemukan di sekitar Kelurahan Cilincing. Padatnya pemukiman menyebabkan jarang ditemukannya pohon-pohon di sekitar Kelurahan Cilincing. Beberapa pohon hanya dapat ditemukan di sekitar jalan raya, sebelah luar Kelurahan Cilincing (Gambar 4). Jenis-jenis pohon yang dapat ditemukan di sepanjang jalan, sebelah luar Kelurahan Cilincing, antara lain angsana dan mangga.
Gambar 4 Pepohonan di sepanjang jalan Kelurahan Cilincing
28
Selain itu, beberapa tumbuhan juga dapat ditemukan di sekitar pekarangan SDN 2 Cilincing (Gambar 5). Pekarangan SDN 2 Cilincing dijadikan tempat penanaman tumbuhan obat oleh warga. Tumbuhan obat yang ditanam di sekitar pekarangan SDN 2 Cilincing kebanyakan tidak dapat tumbuh lagi. Tumbuhan obat yang pernah ditanam tetapi tidak dapat tumbuh lagi, antara lain daun dewa, seledri, saga, pegagan, kumis kucing, sirih, kayu manis, pala, jahe, kencur, cabai dan temulawak.
Gambar 5. Pekarangan SDN 2 Cilincing Tumbuhan obat dan tumbuhan lainnya yang masih dapat ditemukan di sekitar pekarangan SDN 2 Cilincing, antara lain belimbing, pacar cina, mangga, pandan, jambu biji, adenium, jeruk nipis, kunyit, dan lengkuas (Gambar 6).
Gambar 6. Tumbuhan yang tersisa di pekarangan SDN 2 Cilincing
29
Beberapa tumbuhan obat tidak dapat tumbuh lagi diduga karena ketidaksesuaian tanah dan air di Kelurahan Cilincing terhadap tumbuhan obat. Hal inilah yang menyebabkan sebagian besar masyarakat tidak menanam tanaman di pekarangan rumah tetapi hanya di dalam pot (Gambar 7). Jenis-jenis tumbuhan yang ditanam warga di dalam pot adalah jenis-jenis tanaman hias, antara lain adenium, aglaonema, kere payung, flamboyan, dan jenis tanaman bunga lainnya.
Gambar 7. Penanaman tanaman di dalam pot Hasil wawancara dan observasi terfokus juga menunjukkan bahwa satwaliar yang dapat ditemukan di Kelurahan Cilincing hanya beberapa jenis burung antara lain pipit dan kutilang. Hewan-hewan yang sering ditemukan di Kelurahan Cilincing adalah hewan ternak, seperti ayam, entog, burung dara, dan burung merpati. Kondisi sungai yang sangat kotor diduga menjadi penyebab ikan tidak dapat hidup. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa wilayah Kelurahan Cilincing adalah daerah yang dapat mempengaruhi ekosistem mangrove di pantai utara Jakarta.
Namun, wilayah ini justru didominasi oleh pemukiman. Selain itu,
penanganan sampah yang buruk yang menyebabkan pencemaran air di wilayah ini justru semakin berpengaruh negatif bagi ekosistem mangrove dan organisme perairan (Gambar
8). Permasalahan lingkungan terbesar di Jakarta Utara,
termasuk Kelurahan Cilincing adalah pasang air laut, banjir kiriman, dan volume
30
sampah yang besar. Selain itu, semakin sempitnya lahan terbuka hijau yang tersedia juga menjadi permasalahan lingkungan di Kelurahan Cilincing.
Gambar 8. Penanganan sampah yang buruk di Kelurahan Cilincing Sungai di Kelurahan Cilincing berada dalam kondisi tercemar. Hal ini ditunjukkan dengan warna air yang hitam pekat dan aroma yang tidak sedap, serta banyaknya sampah di permukaan air. Sebagian besar sampah tersebut adalah sampah organik dan sampah rumah tangga. Hal ini tentunya akan membahayakan organisme perairan di sungai tersebut. Hidrogen sulfida yang diproduksi oleh mikroorganisme pembusuk dari sampah-sampah organik bersifat racun terhadap ganggang dan seluruh organisme perairan (Fardiaz 1992). Daerah pemukiman yang berada di sekitar Kantor Kelurahan Cilincing terlihat lebih rapi dan bersih, memiliki tempat sampah dan pekarangannya dihiasi dengan beraneka macam tanaman hias yang ditanam di pot-pot kecil (Gambar 9a). Namun, daerah pemukiman yang berada di sekitar kali/sungai Cilincing terlihat kotor dan tidak teratur (Gambar 9b). Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya sampah yang berserakan di sekitar rumah-rumah yang dibangun di pinggir sungai serta pembuangan limbah air kecil dan air besar yang disalurkan ke aliran sungai. Berdasarkan PP No. 35 Tahun 1991, bangunan-bangunan yang dibangun dipinggir sungai adalah bangunan-bangunan yang dapat mendukung kepentingan masyarakat dan perlu mendapatkan izin dari pemerintah daerah. Pembangunan rumah di pinggir sungai diduga karena keterbatasan lahan pemukiman dan kemudahan akses pekerjaan yang sebagian besar penghuninya berprofesi sebagai nelayan.
31
(a) Gambar 9.
(b)
Pemukiman: (a) kantor kelurahan dan (b) sekitar sungai
5.2 Karakteristik Lingkungan Sosial-Budaya Hasil studi dokumen di Kantor Kelurahan Cilincing menunjukkan jumlah penduduk 32.744 jiwa (11.937 kepala keluarga), yang terdiri dari laki-laki 16.529 jiwa dan perempuan 16.215 jiwa. Wilayah ini dihuni oleh penduduk yang berasal dari berbagai etnik/suku dan agama (Tabel 2). Sebagian besar penduduk wilayah ini berasal dari Jawa dan menganut agama Islam. Tabel 2. Agama dan etnik penduduk Kelurahan Cilincing Kategori Agama Islam Kristen Hindu Budha Etnik Jawa Betawi Sunda Batak Minangkabau Melayu Bugis Madura Banten Banjar Sumber: Monografi Kelurahan Cilincing 2010
Jumlah Penduduk (jiwa) 16.973 11.554 1.962 2.255
12.512 10.053 6.000 2.116 1.041 530 193 186 81 32
32
Mata pencaharian dan tingkat pendidikan penduduk di wilayah ini pun beraneka ragam (Tabel 3). Kebanyakan penduduk di wilayah ini adalah wiraswasta dan pedagang. Tingkat pendidikan sebagian besar penduduk di wilayah ini berasal dari tamatan SD, SMP, dan SMA. Tabel 3. Mata pencaharian dan tingkat pendidikan penduduk Kelurahan Cilincing Kategori Jumlah Penduduk (jiwa) Mata Pencaharian Petani 1.856 Nelayan 2.278 Buruh 346 Karyawan Swasta 2.304 Pegawai Negeri Sipil 2.151 Tentara Nasional Indonesia 2.328 Pensiunan 2.251 7.742 Wiraswasta 8.608 Lain-Lain Tingkat Pendidikan SD 9.525 SMP 8.249 SMA 6.357 Akademi 2.122 Universitas 4.231 Sumber: Monografi Kelurahan Cilincing 2010 Hasil wawancara dan observasi terfokus menunjukkan bahwa kegiatan bermasyarakat di Kelurahan Cilincing cukup aktif. Hal ini ditandai dengan rutinnya diadakan kerja bakti setiap dua minggu sekali. Frekuensi kerja bakti untuk tiap-tiap RW berbeda-beda. Hal ini disesuaikan dengan kondisi kebersihan lingkungan tiap-tiap RW. Selain itu, beberapa masyarakat pun aktif mengikuti pengajian di mesjid-mesjid terdekat setiap malam. Selain itu, ada juga kegiatankegiatan lainnya seperti kegiatan pokja PKK, karang taruna, rapat antar pengurus kelurahan, RW, dan RT pun rutin dilakukan. Hasil wawancara dengan beberapa tokoh masyarakat menunjukkan bahwa masyarakat Kelurahan Cilincing terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu kelompok masyarakat penghuni lama dan kelompok masyarakat penghuni baru. Masyarakat penghuni lama adalah masyarakat yang sudah menetap lebih dari 5 tahun di Kelurahan Cilincing. Kriteria ini dipakai karena jangka waktu 5 tahun
33
adalah masa berlakunya kartu tanda penduduk berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. Kebersamaan kelompok masyarakat penghuni lama ternyata cukup kuat. Hal ini ditandai dengan keaktifan mereka dalam menjalankan program-program yang diperintahkan oleh pihak kelurahan secara rutin dan teratur. Programprogram yang berkaitan dengan lingkungan yang rutin dijalankan oleh masyarakat penghuni lama antara lain kerja bakti, penanaman tanaman obat, dan pembuatan lubang biopori. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat ikatan yang kuat antara sesama warga yang tergolong dalam kelompok masyarakat penghuni lama. Selain itu, sebagian besar masyarakat penghuni lama selalu membuang sampah mereka pada tempat sampah yang disediakan. Namun, sebagian kecil dari mereka masih melakukan pembakaran sampah dalam menangani sampah-sampah mereka. Masyarakat penghuni baru adalah masyarakat yang menetap di Cilincing kurang dari 5 tahun (Kemendagri 2006). Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa warga yang tergolong dalam kelompok masyarakat penghuni baru, alasan mereka menetap di Kelurahan Cilincing antara lain untuk mendapatkan pekerjaan yang mereka inginkan. Kelompok masyarakat penghuni baru hanya menyewa rumah atau kost dalam jangka waktu 1-3 tahun saja tetapi ada juga yang menetap hingga lebih dari tiga tahun. Kelompok masyarakat penghuni baru lebih jarang ditemukan dalam kegiatan-kegiatan bermasyarakat bila dibandingkan dengan kelompok masyarakat penghuni lama. Alasan mereka jarang mengikuti pertemuan-pertemuan
rutin
adalah
kesibukan
mereka
dalam
pekerjaan.
Kebanyakan dari mereka mengakui bahwa jam kerja mereka yang panjang membuat mereka hanya memiliki sedikit waktu untuk berada di lingkungan rumah mereka dan mereka menghabiskannya untuk beristirahat. Selain itu, mereka juga tidak sempat memikirkan mengenai kebersihan lingkungan tempat tinggal mereka yang disebabkan oleh kesibukannya tersebut. Kebanyakan di antara mereka membuang sampah mereka ke dalam sungai. Selain itu, salurah pembuangan limbah air kecil dan air besar juga langsung diarahkan menuju sungai. Ciri sosial kelompok masyarakat penghuni baru di Kelurahan Cilincing sesuai dengan ciri sosial masyarakat perkotaan, di mana tiap-tiap individu kurang memiliki kebersamaan dan hanya mau mementingkan kepentingan sendiri
34
(Ahmadi 1991). Program pendidikan konservasi akan dilaksanakan sebagai bagian dari kegiatan tambahan PKK dalam Pokja II dan Pokja IV agar mereka dapat menyampaikan prinsip-prinsip konservasi kepada orang-orang di sekitar mereka, terutama kepada masyarakat penghuni baru.
5.3 Karakteristik Umum PKK Hasil observasi terfokus dalam kegiatan PKK Kelurahan Cilincing, hasil studi dokumen dan wawancara semiterstruktur bersama beberapa pengurus PKK, memperoleh beberapa data karakteristik umum PKK Kelurahan Cilincing. Anggota PKK Kelurahan Cilincing adalah semua warga berjenis kelamin perempuan yang tinggal di Kelurahan Cilincing dan mendaftarkan dirinya untuk menjadi anggota PKK. Anggota PKK Kelurahan Cilincing terdiri dari anggota PKK yang aktif dalam tingkat RT, RW, dan kelurahan, yang seluruhnya berjumlah 171 orang. PKK Kelurahan Cilincing dalam struktur organisasinya dipimpin oleh istri dari lurah, yang menjabat sebagai Ketua PKK, dibantu oleh dua orang wakil ketua, seorang sekretaris dan seorang bendahara (Gambar 10). PKK Kelurahan Cilincing dalam menjalankan aktivitasnya, dipimpin oleh Ketua Pokja I yang mengkoordinasikan kegiatan PKK dalam bidang penghayatan dan pengamalan
Pancasila
serta
gotong
royong;
Ketua
Pokja
II
yang
mengoordinasikan kegiatan PKK dalam bidang pendidikan dan keterampilan serta kehidupan berkoperasi; Ketua Pokja III yang mengoordinasikan kegiatan PKK dalam bidang sandang, pangan, perumahan dan tata laksana rumah tangga; Ketua Pokja IV yang mengoordinasikan kegiatan PKK dalam bidang kesehatan dan kelestarian lingkungan hidup. Selain itu, PKK Kelurahan Cilincing juga membagi aktivitas dalam tingkatan RW dan RT. Seluruh aktivitas PKK dalam tingkatan RW dan RT, dipimpin oleh masing-masing Ketua PKK RW dan RT.
35
Pelindung Utama
Pelindung
Dewan Penyantun
Ketua Umum Para Ketua
Bendahara Para Bendahara
Penasihat
Sekretaris Umum Para Sekretaris
POKJA I (penghayatan
POKJA II (pendidikan
POKJA III (sandang,
POKJA IV (kesehatan dan
dan pengamalan Pancasila serta gotong royong)
dan keterampilan serta kehidupan berkopera-si)
pangan, perumahan dan tata laksana rumah tangga)
kelestarian lingkungan hidup)
Ketua Wakil Ketua Sekretaris Para Anggota
Ketua Wakil Ketua Sekretaris Para Anggota
Ketua Wakil Ketua Sekretaris Para Anggota
Ketua Wakil Ketua Sekretaris Para Anggota
PKK RW: Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Para Anggota.
PKK RT: Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Para Anggota. Gambar 10. Struktur organisasi PKK Kelurahan Cilincing
PKK Kelurahan Cilincing merupakan PKK yang berjalan aktif. Hal ini ditunjukkan dengan diselenggarakannya beberapa kegiatan PKK selama tahun 2010 (Tabel 4). Hasil wawancara dengan para pengurus PKK menunjukkan bahwa arisan bulanan merupakan wadah utama bagi seluruh pengurus PKK RW di Kelurahan Cilincing dan semua anggota PKK untuk bertemu dan berkumpul untuk mengevaluasi kegiatan-kegiatan pokja yang telah dilaksanakan selama satu
36
bulan dan merencanakan kegiatan-kegiatan pokja di bulan berikutnya. Selain itu, arisan bulanan juga dapat berfungsi sebagai wadah untuk menyampaikan pesan penting dari PKK pusat kepada seluruh pengurus PKK, dan sebagai wadah untuk saling berkomunikasi dan berinteraksi antara para anggota PKK RW satu dengan RW lainnya (Gambar 11). Tabel 4. Rangkuman Kegiatan PKK Kelurahan Cilincing Tahun 2010 No.
Nama Kegiatan
Frekuensi Bulanan
1.
Arisan
2.
Pengajian bersama Majelis Bulanan Ta’lim
3.
Pendidikan Anak Usia Dini
Harian
4.
Program Jumat Bersih
Mingguan
5.
Kegiatan Posyandu
Bulanan
6.
Monitoring PIK Keluarga
Bulanan
7.
Pembinaan Kadarkum
Sekali
8.
Pembinaan administrasi Mingguan (umum dan keuangan) tingkat RW & RT. Penyuluhan Narkoba dan Sekali Penanganan Masalah Sosial Bulanan Kerja Bakti
9. 10. 11. 12. 13.
Pelatihan Pembuatan Sirup Sekali Wormas Pemanfaatan TOGA Harian (tumbuhan obat keluarga) Pelatihan Pembuatan Sekali Kerajinan Tangan
Keterangan Wadah utama kegiatan PKK Kelurahan Cilincing. Wadah utama peningkatan kerohanian PKK Kelurahan Cilincing. Pengajaran anak-anak usia dini secara sukarela. Pemberantasan nyamuk demam berdarah setiap jumat. Peningkatan kesehatan anak-anak di Kelurahan Cilincing. Melakukan pemantauan terhadap masalah-masalah rumah tangga. Pembinaan untuk peningkatan kesadaran hukum anggota PKK. Peningkatan penyelenggaraan administrasi PKK. Peningkatan kesadaran sosial para anggota PKK. Peningkatan kebersihan lingkungan. Peningkatan keterampilan kader. Peningkatan kesehatan dan kemandirian tiap warga. Peningkatan keterampilan dan penghasilan bagi para anggota.
Gambar 11. Arisan bulanan PKK Kelurahan Cilincing
37
Kegiatan arisan bulanan merupakan salah satu wadah yang ideal untuk mempublikasikan program pendidikan konservasi yang akan diselenggarakan. Wadah ini juga dapat berperan sebagai wadah untuk mengevaluasi jalannya program pendidikan konservasi. Kegiatan arisan bulanan juga merupakan bukti bahwa kegiatan PKK di Kelurahan Cilincing berjalan secara rutin dan teratur. Kegiatan rutin lainnya adalah pengajian bulanan yang tergabung dalam Majelis Ta’lim Kelurahan. Kegiatan ini menjadi wadah bagi para anggota PKK dan anggota Majelis Ta’lim untuk saling berinteraksi dan berkomunikasi sekaligus meningkatkan kualitas kerohanian mereka (Gambar 12).
Gambar 12. Pengajian bulanan PKK Kelurahan Cilincing. Selain itu, kegiatan yang paling rutin dilakukan adalah kegiatan pendidikan anak usia dini (PAUD) yang dilaksanakan setiap hari di setiap RW (Gambar 13). Kegiatan ini dilaksanakan oleh para anggota PKK yang rela menyediakan waktunya untuk mendidik anak-anak usia dini tanpa dibayar. Kegiatan PAUD memberikan peluang kepada PKK Kelurahan Cilincing untuk menyampaikan pesan-pesan konservasi kepada anak-anak usia dini.
Gambar 13. Kegiatan PAUD Kelurahan Cilincing
38
Program Jumat Bersih rutin dilakukan oleh beberapa pengurus PKK pada setiap Jumat. Program Jumat Bersih adalah program yang didedikasikan untuk membantu masyarakat dalam memberantas peredaran nyamuk demam berdarah. Program ini dilakukan dengan cara mendatangi rumah warga satu per satu untuk dilakukan pemeriksaan genangan air, seperti pada bak mandi, sumur, kolam, dan sebagainya dengan menggunakan senter. Hal ini dilakukan untuk memeriksa apakah ada jentik nyamuk yang hidup di dalam genangan air. Apabila ditemukan adanya jentik nyamuk, pengurus PKK akan memperingatkan warga untuk segera mengganti/menguras air dengan air yang baru dan lebih bersih. Setelah kegiatan program Jumat Bersih, seluruh pengurus yang bertugas wajib memberikan laporan mingguan mengenai kegiatan mereka. Program Jumat Bersih juga dapat menjadi peluang bagi PKK untuk menyampaikan pesan-pesan konservasi kepada masyarakat secara langsung.
5.4. Karakteristik Umum Kelompok Sasaran Hasil pengambilan data terhadap 43 anggota aktif PKK Kelurahan Cilincing (24% dari 171 anggota) yang merupakan anggota-anggota PKK yang aktif dalam kegiatan bulanan PKK Kelurahan Cilincing menunjukkan bahwa sebagian anggota PKK (48,8%) berusia 40-49 tahun dan kebanyakan anggota PKK (90,7%) sudah menetap di Kelurahan Cilincing selama 10 tahun ke atas (Tabel 5). Tabel 5. Usia dan lama tinggal kelompok sasaran Kategori Usia Responden (tahun) 20-29 30-39 40-49 50-59 60-69 Total Lama Tinggal Responden (tahun) 0-9 10-19 20-29 30-39 40-49 50-59 Total
Jumlah
Persentase
1 8 21 10 3 43
2,3 18,6 48,8 23,3 7 100
4 9 12 9 4 5 43
9,3 20,9 28 20,9 9,3 11,6 100
39
Sebagian besar anggota PKK (72%) berperan sebagai ibu rumah tangga dan pendidikan terakhirnya adalah tamatan SMA (Tabel 6). Peran sebagian besar anggota PKK sebagai ibu rumah tangga tersebut menunjukkan bahwa dalam keluarganya anggota PKK berperan penting dalam pekerjaan yang berhubungan dengan merawat dan mendidik anak, menyiapkan makanan, mengurus pakaian, merawat rumah, dan mengelola keuangan (Supriyantini 2002). Hal ini akan memberikan peluang bagi pendidikan konservasi agar anggota PKK dapat menyampaikan pesan-pesan konservasi kepada anak-anak mereka ketika mereka melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan merawat dan mendidik anak. Selain itu, pendidikan konservasi juga akan memberikan peluang kepada mereka untuk merawat rumah dan lingkungan di sekitar rumah sesuai dengan prinsipprinsip konservasi. Tabel 6. Pekerjaan dan pendidikan terakhir kelompok sasaran Total Kategori Pekerjaan Responden Ibu Rumah Tangga Pengajar/Guru Wiraswasta Total Pendidikan Terakhir Responden SD SMP SMA Diploma S1 Total
43 Jumlah
100 Persentase (%)
31 6 6 43 Jumlah 5 7 28 2 1 43
72 14 14 100 Persentase (%) 11,6 16,3 65,1 4,7 2,3 100
Hermawan (2001) menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan ibu rumah tangga, semakin baik pula perilaku ibu rumah tangga dalam memelihara kebersihan lingkungan. Dengan demikian, tingkat pendidikan para peserta program yang sebagian besar tamatan SMA memerlukan program pendidikan konservasi yang lebih memadai.
5.4.1 Karakteristik Kognitif Kelompok Sasaran Aspek kognitif dalam tujuan pendidikan lingkungan hidup berkenaan dengan bagaimana kelompok sasaran memberikan pengertian dasar mengenai fungsi/kerja lingkungan, cara berinteraksi dengan lingkungan, dan cara
40
memecahkan permasalahan lingkungan yang muncul (Braus dan Wood 2008). Hasil pengambilan data karakteristik kelompok sasaran dengan metode kuesioner semi terbuka memperoleh persentase jumlah responden yang menjawab pertanyaan dalam kriteria jawaban tertentu (Tabel 7). Tabel 7. Persentase kriteria jawaban pertanyaan aspek kognitif yang dijawab responden No. 1.
2.
3.
4.
Kriteria Jawaban Apa yang Ibu ketahui mengenai lingkungan hidup? a. Responden menjelaskan lingkungan hidup sebagai tempat tinggal mereka b. Responden menjelaskan lingkungan hidup sebagai keadaan yang mereka lihat dan alami di sekitar mereka c. Responden menjelaskan lingkungan hidup sebagai objek yang harus mereka perhatikan dan kelola. d. Responden tidak tahu apa-apa Tahukah bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup yang terjadi di sekitar Kelurahan Cilincing? a. Responden menjelaskan satu bentuk kerusakan saja b. Responden menjelaskan dua bentuk kerusakan c. Responden menjelaskan lebih dari dua bentuk kerusakan d. Responden tidak tahu apa-apa. Tahukah penyebab kerusakan lingkungan hidup yang terjadi di sekitar Kelurahan Cilincing? a. Responden menjelaskan banjir dan penanganan sampah yang buruk sebagai penyebab kerusakan lingkungan hidup b. Responden menjelaskan ketidaksadaran dan ketidakpedulian masyarakat terhadap lingkungan sebagai penyebab kerusakan lingkungan hidup c. Responden tidak tahu apa-apa Apakah Ibu tahu, apa sajakah yang bisa membuat air tercemar? a. Responden menjelaskan bahwa penyebab utama air tercemar adalah limbah rumah tangga. b. Responden menjelaskan bahwa penyebab utama air tercemar adalah limbah pabrik. c. Responden menjelaskan bahwa penyebab utama air tercemar adalah limbah rumah tangga dan limbah pabrik d. Responden tidak tahu apa-apa
telah
Jumlah (n = 43)
%
12
27,9
5
11,6
24
55,8
2
4,7
21 15 4
48,8 34,9 9,3
3
7
24
55,8
18
41,9
1
2,3
19
44,2
13
30,2
10
23,3
1
2,3
41
No. 5.
6.
Kriteria Jawaban Apakah Ibu tahu dampak yang ditimbulkan dari pencemaran air bagi lingkungan? a. Responden menjelaskan dampak yang ditimbukan bagi kesehatan manusia. b. Responden menjelaskan dampak yang ditimbulkan bagi lingkungan hidup. c. Responden menjelaskan dampak yang ditimbulkan bagi kesehatan manusia dan lingkungan hidup. d. Responden tidak tahu apa-apa. Tahukah perbedaan antara sampah organik dan sampah anorganik? a. Responden menjelaskan bahwa sampah organik adalah sampah basah dan sampah anorganik adalah sampah kering b. Responden menjelaskan bahwa sampah organik terdiri dari sampah rumah tangga, seperti sayursayuran dan sampah anorganik terdiri dari sampah plastik dan kaca. c. Responden menjelaskan bahwa sampah organik adalah sampah yang bisa diolah dan sampah anorganik adalah sampah yang tidak bisa diolah d. Responden tidak tahu apa-apa
Jumlah (n = 43)
%
16
37,2
18
41,9
8
18,6
1
2,3
10
23,3
11
25,6
16
37,2
6
13,9
Berkenaan dengan pertanyaan mengenai apa yang mereka ketahui mengenai lingkungan hidup, diketahui bahwa hampir semua responden menjawab dengan cara yang sederhana, yaitu dengan menyebutkan berbagai hal yang mereka ketahui mengenai lingkungan hidup. Mereka tidak menguraikan definisi lingkungan hidup itu, tetapi hanya menyebutkan hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Program pendidikan konservasi akan lebih mengarahkan mereka untuk memperdalam definisi lingkungan hidup yang sebenarnya menurut UU Nomor 32 Tahun 2009. Sebagian besar responden lebih banyak menyebutkan bentuk kerusakan, seperti banjir, air pasang, dan sampah yang berserakan dalam menjawab pertanyaan mengenai bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup di Kelurahan Cilincing. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden telah menyadari adanya permasalahan utama di Kelurahan Cilincing yang berkaitan dengan pencemaran air dan penanganan sampah yang buruk. Berkenaan dengan pertanyaan mengenai penyebab utama kerusakan lingkungan hidup di Kelurahan Cilincing, diketahui bahwa sebagian responden
42
menjelaskan kerusakan itu sendiri sebagai penyebab kerusakan dan sebagian lagi menjelaskan bahwa penyebab utama kerusakan adalah faktor manusia. Sebagian besar responden tidak mampu menganalisis akar penyebab kerusakan lingkungan yang sebenarnya bermula pada faktor manusia. Program pendidikan konservasi akan mengarahkan mereka untuk menelusuri bagaimana peran manusia dalam mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup tersebut. Pencemaran yang paling mudah diamati di Kelurahan Cilincing adalah pencemaran air. Ketika diberikan pertanyaan mengenai faktor utama pencemaran air, diketahui bahwa hampir semua responden ragu untuk memberikan jawaban apakah limbah pabrik atau limbah rumah tangga yang menyebabkan pencemaran air. Program pendidikan konservasi akan mengarahkan mereka bagaimana limbah pabrik dan limbah rumah tangga dapat mencemari perairan di sekitar Kelurahan Cilincing. Pencemaran air akan menimbulkan dampak signifikan bagi lingkungan di sekitarnya. Berdasarkan jawaban atas pertanyaan mengenai dampak yang ditimbulkan dari pencemaran air bagi lingkungan, diketahui bahwa hampir semua responden lebih menjelaskan dampak pencemaran air bagi kesehatan manusia. Hal ini disebabkan oleh aktivitas mereka dalam kegiatan PKK yang lebih sering mengarah pada upaya peningkatan kesehatan masyarakat dibandingkan pada peningkatan kelestarian lingkungan. Progam pendidikan konservasi akan mengarahkan mereka untuk menjelaskan bagaimana dampak yang ditumbulkan oleh pencemaran air bagi ekosistem mangrove dan habitat organisme perairan. Tidak satu pun responden yang mampu memberikan jawaban yang mendekati jawaban yang diharapkan dalam menjawab pertanyaan mengenai perbedaan sampah organik dan sampah anorganik. Hampir semua responden menjelaskan perbedaan sampah organik dan sampah anorganik secara sederhana, yaitu dengan menyebutkan contoh-contoh sampah yang tergolong ke dalam sampah organik dan sampah anorganik. Program pendidikan konservasi akan mengarahkan mereka untuk menjelaskan mengapa beberapa jenis sampah tertentu disebut sampah organik dan beberapa jenis sampah lainnya disebut sampah anorganik.
43
Hasil analisis jawaban aspek kognitif dengan jawaban yang diharapkan menunjukkan bahwa persentase responden yang memberikan jawaban mendekati jawaban yang diharapkan berkisar antara 0% sampai dengan 67,4% dengan rataan sebanyak 25,2% (Tabel 8). Hasil analisis tabulasi silang antara kriteria jawaban responden dan jawaban yang diharapkan (Lampiran 2) menunjukkan bahwa kecilnya rataan presentase ini disebabkan oleh tingkat pendidikan para anggota PKK yang sebagian besar adalah tamatan SMA (65,1%), SMP (16,3%), dan SD (11,6%). Menurut Arikunto (1996), apabila persentase jumlah responden yang memberikan jawaban yang mendekati jawaban yang diharapkan kurang dari 55% dari seluruh responden, maka tergolong dalam kategori ”kurang”. Oleh karena itu, bobot materi program pendidikan konservasi akan lebih ditekankan pada aspek kognitif. Bobot materi aspek kognitif yang akan lebih ditekankan dalam program pendidikan konservasi meliputi bentuk-bentuk kerusakan lingkungan, penyebab kerusakan lingkungan hidup di Kelurahan Cilincing, dan zat-zat pencemar air. Tabel 8. Hasil analisis jawaban aspek kognitif responden terhadap jawaban yang diharapkan No.
1.
2.
Aspek Karakteristik Kognitif
Apa yang Ibu ketahui mengenai lingkungan hidup? Jawaban yang diharapkan adalah lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain (UU Nomor 32 Tahun 2009). Tahukah bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup yang terjadi di sekitar Kelurahan Cilincing? Jawaban yang diharapkan adalah masalah pencemaran air dan penanganan sampah yang buruk.
Jumlah yang Mendekati Jawaban yang Diharapkan (n = 43)
%
29
67,4
19
44,2
44
No.
3.
4.
5.
Jumlah yang Mendekati Jawaban yang Diharapkan (n = 43)
%
18
41,9
Apakah Ibu tahu, apa sajakah yang bisa membuat air tercemar? Jawaban yang diharapkan adalah limbah rumah tangga dan limbah pabrik.
10
23,3
Apakah Ibu tahu dampak yang ditimbulkan dari pencemaran air bagi lingkungan? Jawaban yang diharapkan adalah rusaknya ekosistem mangrove, terganggunya habitat satwa air tawar maupun aur laut.
18
60,5
0
0
Aspek Karakteristik Kognitif
Tahukah penyebab kerusakan lingkungan hidup yang terjadi di sekitar Kelurahan Cilincing? Jawaban yang diharapkan adalah ketidaksadaran dan ketidakpedulian masyarakat terhadap lingkungan sebagai penyebab kerusakan lingkungan hidup.
6.
Tahukah perbedaan antara sampah organik dan sampah anorganik? Jawaban yang diharapkan adalah sampah organik merupakan sampah yang masih mudah terurai sedangkan sampah anorganik sampah yang sangat sulit terurai. Rataan Persentase Aspek Karakteristik Kognitif
25,2%
5.4.2 Karakteristik Afektif Kelompok Sasaran Aspek afektif dalam tujuan pendidikan lingkungan hidup berkenaan dengan bagaimana kelompok sasaran mengembangkan seperangkat nilai dan kepedulian terhadap lingkungan, motivasi, dan komitmen untuk berpartisipasi aktif dalam perlindungan dan pengembangan lingkungan (Braus dan Wood 2008). Hasil pengambilan data karakteristik kelompok sasaran dengan metode kuesioner semi terbuka mendapatkan persentase jumlah responden yang menjawab pertanyaan dalam kriteria jawaban tertentu (Tabel 9).
45
Tabel 9. Persentase kriteria jawaban pertanyaan aspek afektif yang telah dijawab responden No. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kriteria Jawaban Menurut pendapat Ibu, bagaimana kondisi di sekitar tempat tinggal Ibu? a. Kotor, kurang sehat, dan tidak terpelihara dengan baik. b. Biasa-biasa saja, lumayan baik. c. Tidak tahu d. Sudah cukup baik, tidak perlu dipebaiki Apa yang akan Ibu lakukan untuk lingkungan di sekitar tempat tinggal Ibu? a. Berusaha memperbaiki lingkungan b. Menyarankan pemerintah daerah untuk memperbaiki dan mengelolanya c. Biasa-biasa saja, bersikap wajar d. Itu bukan urusan saya Menurut Ibu, siapa saja yang harus bertanggung jawab dalam melestarikan lingkungan hidup? a. Semua warga b. Para anggota PKK saja c. Aparat pemerintahan saja d. Para pemuda saja Bagaimana tanggapan Ibu jika melihat seseorang membuang sampah ke sungai? a. Menasehatinya, menyadarkannya, dan memberikan contoh yang benar b. Memarahinya dan menyuruhnya membuang sampah pada tempatnya c. Membiarkannya saja, yang penting saya tahu tindakan itu salah d. Membiarkan saja, tindakan itu tidak masalah baginya Jika pendidikan lingkungan hidup diadakan, bagaimana pendapat Ibu? a. Harus, agar setiap orang sadar dan peduli terhadap lingkungan b. Harus, karena prihatin melihat kondisi lingkungan sekarang c. Setuju, apabila memang sudah menjadi kesepakatan bersama d. Ya, ikut-ikut saja Apakah Ibu mau berpatisipasi dalam program pendidikan lingkungan hidup tersebut? a. Ya b. Tidak
Jumlah (n = 43)
%
13
30,2
26 0 4
60,5 0 9,3
33 4
76,7 9,3
4 2
9,3 4,7
43 0 0 0
100 0 0 0
38
88,3
3
7
2
4,7
0
0
22
51,1
8
18,6
10
23,3
3
7
43 0
100 0
46
No. 7.
Kriteria Jawaban
Jumlah (n = 43)
%
36
83,7
2 2 3
4,7 4,7 6,9
Jika jawaban pertanyaan di atas adalah “YA”, apakah alasan Ibu? a. Kesadaran pribadi sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan b. Kepuasan pribadi karena mau peduli lingkungan c. Ada penghargaan dari sesama anggota PKK d. Mengisi waktu luang
Berkenaan dengan pertanyaan mengenai bagaimana kondisi lingkungan di sekitar tempat tinggal mereka, diketahui bahwa kebanyakan responden menyatakan bahwa kerja bakti yang rutin dilakukan sudah cukup menunjukkan bahwa lingkungan mereka cukup baik. Padahal kerja bakti yang rutin dilakukan tidak menjamin adanya perbaikan kualitas lingkungan pada tempat-tempat tertentu, misalnya sungai. Hasil wawancara menunjukkan bahwa hal ini disebabkan oleh pandangan positif mereka terhadap kondisi lingkungan yang memang terlihat rapi dan bersih tetapi hanya berkisar di sekitar area tempat tinggal mereka saja. Program pendidikan konservasi akan mengarahkan mereka pada fakta-fakta terkini yang menunjukkan bahwa kondisi lingkungan Kelurahan Cilincing secara keseluruhan sedang mengalami kerusakan. Hampir semua responden mau melakukan hal-hal yang mengarah pada upaya perbaikan lingkungan dalam menjawab pertanyaan mengenai apa yang akan mereka lakukan untuk lingkungan di sekitar tempat tinggal mereka. Hal ini menunjukkan sebuah sikap yang positif dalam mendukung upaya perbaikan lingkungan di Kelurahan Cilincing. Semua responden menyatakan bahwa semua warga harus melestarikan lingkungan dalam menjawab pertanyaan mengenai siapa saja yang harus melestarikan lingkungan hidup. Hal ini menunjukkan mereka menyadari bahwa upaya perbaikan lingkungan adalah tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat, mulai dari masyarakat umum, sektor swasta, sampai pusat pemerintahan. Berkenaan dengan pertanyaan mengenai tanggapan mereka jika melihat seseorang membuang sampah ke sungai, diketahui bahwa sebagian besar responden memilih menasehatinya, menyadarkannya, dan memberikannya contoh yang benar. Hal ini merupakan respon dan sikap yang positif bagi upaya
47
perbaikan lingkungan, yaitu dengan menularkan prinsip-prinsip konservasi bagi orang-orang di sekitar mereka. Sebagian responden menyatakan setuju jika pendidikan lingkungan hidup diadakan dengan alasan agar setiap orang sadar dan peduli terhadap lingkungan. Hal ini menunjukkan hanya sebagian dari responden yang menjelaskan bahwa alasan persetujuan mereka terhadap pelaksanaan program pendidikan konservasi adalah murni sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan. Berkenaan dengan pertanyaan apakah mereka mau berpartisipasi dalam program pendidikan lingkungan hidup, semua responden menyatakan mau berpartisipasi. Sebagian besar responden mau berpartisipasi karena kesadaran pribadi sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi mereka untuk mau mengikuti program pendidikan konservasi berasal dari kesadaran mereka untuk mau peduli terhadap lingkungan. Hal ini akan meningkatkan kelancaran proses program pendidikan konservasi. Hasil analisis jawaban aspek afektif dengan jawaban yang diharapkan menunjukkan bahwa persentase responden yang memberikan jawaban mendekati jawaban yang diharapkan berkisar antara 30,2% sampai dengan 100% dengan rataan sebanyak 75,7% (Tabel 10). Menurut Arikunto (1996), apabila persentase jumlah responden yang memberikan jawaban yang mendekati jawaban yang diharapkan berkisar antara 66% sampai 79% tergolong dalam kategori “baik”. Karakteristik afektif responden yang baik seharusnya dipengaruhi oleh karakteristik kognitif yang baik pula. Namun, karakteristik kognitif responden berada dalam kategori kurang. Hal ini diduga pertanyaan-pertanyaan pada karakteristik kognitif harus dijawab secara ilmiah dan detail sehingga responden mengalami kesulitan dalam menjawab. Sedangkan pertanyaan-pertanyaan karakteristik afektif yang diberikan lebih bersifat normatif sehingga responden menjawab sesuai dengan apa yang positif dan baik secara umum. Bobot materi program pendidikan konservasi yang akan diterapkan akan lebih diarahkan pada aspek kognitif dan psikomotorik. Namun, materi mengenai aspek afektif tetap akan diberikan dalam pendidikan konservasi dengan cara disisipkan dalam materi-materi yang ada. Hal ini berguna untuk memelihara sikap positif yang sudah dimiliki oleh para anggota PKK terhadap lingkungannya.
48
Program pendidikan konservasi akan menunjukan kepada mereka kondisi lingkungan pemukiman mereka yang sebenarnya sehingga sikap mereka terhadap kondisi lingkungan pemukiman semakin meningkat. Tabel 10. Hasil analisis jawaban aspek afektif responden terhadap jawaban yang diharapkan No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Aspek Karakteristik Afektif
Jumlah yang Mendekati Jawaban yang Diharapkan (n = 43)
%
Menurut pendapat Ibu, bagaimana kondisi di sekitar tempat tinggal Ibu? Jawaban yang diharapkan adalah pilihan jawaban: Kotor, kurang sehat, dan tidak terpelihara dengan baik.
13
30,2
Apa yang akan Ibu lakukan untuk lingkungan di sekitar tempat tinggal Ibu? Jawaban yang diharapkan adalah: Berusaha memperbaiki lingkungan.
33
76,7
Menurut Ibu, siapa saja yang harus bertangung jawab dalam melestarikan lingkungan hidup? Jawaban yang diharapkan adalah: Semua warga
43
100
Bagaimana tanggapan Ibu jika melihat seseorang membuang sampah ke sungai? Jawaban yang diharapkan adalah: Menasehatinya, menyadarkannya, dan memberikan contoh yang benar.
38
88,3
Jika pendidikan lingkungan hidup diadakan, bagaimana pendapat Ibu? Jawaban yang diharapkan adalah: Harus, agar setiap orang sadar dan peduli terhadap lingkungan.
22
51,1
Apakah Ibu mau berpatisipasi dalam program pendidikan lingkungan hidup tersebut? Jawaban yang diharapkan adalah: Ya
43
100
36
83,7
7.
Jika jawaban pertanyaan di atas adalah “YA”, apakah alasan Ibu? Jawaban yang diharapkan adalah: Kesadaran pribadi sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan Rataan Persentase Aspek Karakteristik Afektif
75,7
49
5.4.3 Karakteristik Psikomotorik Kelompok Sasaran Aspek psikomotorik dalam tujuan pendidikan lingkungan hidup berkenaan dengan bagaimana kelompok sasaran mempraktikkan keterampilannya untuk mengidentifikasi dan menginvestigasi lingkungan beserta permasalahannya, serta berkontribusi dalam pemecahan masalah lingkungan (Braus dan Wood 2008). Hasil pengambilan data karakteristik kelompok sasaran dengan metode kuesioner semi terbuka mendapatkan persentase jumlah responden yang menjawab pertanyaan dalam kriteria jawaban tertentu (Tabel 11). Tabel 11. Persentase kriteria jawaban pertanyaan aspek psikomotorik yang telah dijawab responden No. 1.
2.
3.
4.
5.
Kriteria Jawaban Bagaimana cara Ibu membimbing anak dalam memperlakukan lingkungan? a. Memberi pengarahan, mengawasinya, dan memberikan peringatan jika ia tidak memperlakukan lingkungan dengan benar b. Sekedar memberi tahu secara umum c. Membiarkannya saja (tidak membimbingnya) d. Merasa tidak perlu melakukan itu Bagaimana cara Ibu menangani limbah buangan air besar rumah tangga? a. Membuat tempat pembuangan limbah di bawah tanah b. Mengarahkan pembuangan limbah ke sungai c. Mengarahkan pembuangan limbah ke saluransaluran air (got) terdekat Bagaimana cara Ibu menangani limbah buangan air kecil rumah tangga? a. Membuat tempat pembuangan limbah di bawah tanah b. Mengarahkan pembuangan limbah ke sungai c.Mengarahkan pembuangan limbah ke saluransaluran air (got) terdekat Bagaimana cara Ibu menangani sampah? a. Diolah menjadi pupuk organik b. Dibuang ke tempat sampah (ditangani petugas sampah) c. Ditumpuk saja di lubang tanah d. Ditumpuk di pinggir jalan e. Dibakar f. Dibuang ke sungai Apakah Ibu terampil dalam membuat pupuk organik (kompos)? a. Ya, terampil b. Cukup terampil c. Mungkin bisa kalau diajari
Jumlah (n = 43)
%
35
81,4
7 0 1
16,3 0 2,3
32
74,4
5 6
11,6 14
9
20,9
7 27
16,3 62,8
3 36
7 83,7
0 0 4 0
0 0 9,3 0
8 7 28
18,6 16,3 65,1
50
6.
Apakah Ibu terampil dalam membuat kerajinan tangan dari limbah? a. Ya, terampil b. Cukup terampil c. Mungkin bisa kalau diajari
4 2 37
9,3 4,7 86
Berkenaan dengan pertanyaan mengenai bagaimana cara mereka membimbing anak dalam memperlakukan lingkungan, diketahui bahwa sebagian besar responden memilih memberikannya pengarahan, mengawasinya, dan memberikannya peringatan jika ia tidak memperlakukan lingkungan dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah memiliki kesadaran dalam mendidik anak mereka agar dapat memperlakukan lingkungan dengan baik. Sebagian besar responden memilih membuat tempat pembuangan limbah di bawah tanah dalam menjawab pertanyaan mengenai cara mereka menangani limbah buangan air besar rumah tangga. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah memiliki sistem pembuangan limbah air besar yang memadai di tempat tinggal mereka sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar mereka. Hanya sebagian kecil responden yang memilih membuat tempat pembuangan limbah di bawah tanah dalam menjawab pertanyaan mengenai cara mereka menangani limbah buangan air kecil rumah tangga. Hal ini menunjukkan tingkat pencemaran yang cukup tinggi di saluran-saluran air karena sebagian besar responden membuang limbah air kecilnya ke saluran-saluran air terdekat. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan tempat penampungan limbah bawah tanah mereka. Program pendidikan konservasi akan mengarahkan mereka untuk lebih memerhatikan cara membuang limbah pembuangan air kecil mereka agar tidak berpengaruh burk bagi lingkungan. Sebagian besar responden memilih membuang sampah mereka ke tempat sampah agar dapat ditangani oleh petugas sampah dalam menjawab pertanyaan mengenai bagaimana cara mereka menangani sampah. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa tokoh masyarakat, sistem penanganan sampah bagi masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar jalan-jalan umum memang memadai karena tersedia tong-tong sampah dan lokasinya mudah diakses oleh petugas kebersihan. Namun, sistem penanganan sampah bagi masyarakat yang tinggal di pinggiran kali dan gang-gang tidak memadai karena lokasinya yang sulit diakses
51
oleh petugas kebersihan. Oleh karena itu, melalui program pendidikan konservasi, diharapkan para kelompok sasaran dapat menularkan prinsip-prinsip konervasi kepada masyarakat yang tinggal di pinggiran kali dan gang-gang sempit. Berkenaan dengan pertanyaan mengenai apakah mereka terampil dalam membuat pupuk organik (kompos), diketahui bahwa hampir sebagian besar responden tidak terampil melakukannya dan bersedia belajar agar bisa terampil. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua PKK, Sekretaris PKK, dan Sekretaris Kelurahan, pelatihan untuk pembuatan pupuk organik sudah pernah dilakukan tetapi jumlah peserta pelatihan memang tidak banyak. Program pendidikan konservasi akan memberikan kepada mereka pelatihan ulang agar para anggota yang belum terampil bisa mempelajari keterampilan ini dan para anggota yang sudah terampil bisa mengulang pembelajarannya sekaligus ikut membantu para anggota lainnya agar lebih mudah mempelajari keterampilan ini. Berkenaan dengan pertanyaan mengenai apakah mereka terampil dalam membuat kerajinan tangan dari limbah, diketahui bahwa sebagian besar responden tidak terampil melakukannya dan bersedia belajar agar bisa terampil. Sama halnya dengan pelatihan pembuatan pupuk organik, pelatihan pembuatan kerajinan tangan dari limbah pun sudah pernah dilakukan tetapi pesertanya sedikit. Program pendidikan konservasi juga akan mengulang pelatihan ini agar seluruh anggota dapat mempelajarinya dan para anggota yang sudah cukup terampil dapat membantu anggota-anggota yang alin agar lebih mudah mempelajari keterampilan ini. Hasil analisis jawaban aspek psikomotorik dengan jawaban yang diharapkan menunjukkan bahwa persentase responden yang memberikan jawaban mendekati jawaban yang diharapkan berkisar antara 9,3% sampai dengan 81,4% dengan rataan sebanyak 49,2% (Tabel 12). Menurut Arikunto (1996), apabila persentase jumlah responden yang memberikan jawaban yang mendekati jawaban yang diharapkan kurang dari 55% dari seluruh responden, maka tergolong dalam kategori ”kurang”. Oleh karena itu, bobot materi program pendidikan konservasi akan ditekankan juga aspek psikomotorik dengan materi meliputi pelatihan keterampilan membuat pupuk organik dan kerajinan tangan dari limbah, serta penekanan betapa pentingnya cara pembuangan limbah air kecil di bawah tanah.
52
Tabel 12. Hasil analisis jawaban aspek psikomotorik responden terhadap jawaban yang diharapkan No.
Aspek Karakteristik Psikomotorik
Jumlah yang Mendekati Jawaban yang Diharapkan (n = 43)
%
35
81,4
32
74,4
9
20,9
39
90,7
8
18,6
4
9,3
1.
Bagaimana cara Ibu membimbing anak dalam memperlakukan lingkungan? Jawaban yang diharapkan adalah pilihan jawaban: Memberi pengarahan, mengawasinya, dan memberikan peringatan jika ia tidak memperlakukan lingkungan dengan benar 2. Bagaimana cara Ibu menangani limbah buangan air besar rumah tangga? Jawaban yang diharapkan adalah pilihan jawaban: Membuat tempat pembuangan limbah di bawah tanah 3. Bagaimana cara Ibu menangani limbah buangan air kecil rumah tangga? Jawaban yang diharapkan adalah pilihan jawaban: Membuat tempat pembuangan limbah di bawah tanah 4. Bagaimana cara Ibu menangani sampah? Jawaban yang diharapkan adalah pilihan jawaban: Diolah menjadi pupuk organic dan dibuang ke tempat sampah (ditangani petugas sampah). 5. Apakah Ibu terampil dalam membuat pupuk organik (kompos)? Jawaban yang diharapkan adalah pilihan jawaban: Ya, terampil 6. Apakah Ibu terampil dalam membuat kerajinan tangan dari limbah? Jawaban yang diharapkan adalah pilihan jawaban: Ya, terampil Rataan Persentase Aspek Karakteristik Psikomotorik
49,2
5.8 Rancangan Program Pendidikan Konservasi Tema yang dikembangkan dalam rancangan program pendidikan konservasi ini dibuat berdasarkan permasalahan dan potensi yang terdapat di Kelurahan Cilincing, yaitu Kelestarian Lingkungan di Telapak Kaki Ibu. Tema ini memberikan makna bahwa para ibu memiliki peran yang positif bagi kelestarian lingkungan hidup. Para ibu memiliki peranan sebagai pendidik bagi anak-anak mereka (Barnhouse 1988). Apabila pendidikan konservasi diberikan kepada
53
mereka, pesan-pesan konservasi akan dapat disampaikan kepada anak-anak mereka. Hal ini juga merupakan investasi yang berharga bagi kelestarian lingkungan hidup di masa depan karena anak-anak yang telah mereka didik adalah generasi penerus yang dapat berperan untuk mengambil keputusan dan tindakan besar dalam melestarikan lingkungan. Selain itu, tema ini juga diharapkan dapat mengatasi permasalahan lingkungan yang terjadi di Jakarta, khususnya wilayah Kelurahan Cilincing. Permasalahan utama yang terjadi di Kelurahan Cilincing adalah penanganan sampah yang buruk sehingga menyebabkan pencemaran air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase jumlah responden yang memberikan jawaban yang mendekati jawaban yang diharapkan pada aspek kognitif sebanyak 50%, aspek afektif sebanyak 75,7%, dan aspek psikomotorik sebanyak 25,2%. Data ini menunjukkan bahwa sikap anggota PKK yang positif terhadap lingkungan tidak didukung oleh pengetahuan dan keterampilan yang memadai sehingga mereka tidak mampu ikut berperan dalam pengelolaan lingkungan. Oleh karena itu, bobot materi program pendidikan konservasi lebih ditekankan pada aspek kognitif dan aspek psikomotorik kelompok sasaran, terutama dalam memperbaiki teknik penanganan sampah guna mencegah pencemaran air. Program pendidikan konservasi ini akan dilaksanakan dalam delapan pertemuan selama delapan minggu. Program ini akan dilaksanakan sebagai bagian dari kegiatan tambahan PKK dalam Pokja II yang mengkoordinasikan kegiatan PKK dalam bidang pendidikan dan keterampilan serta kehidupan berkoperasi dan Pokja IV yang mengkoordinasikan kegiatan PKK dalam bidang kesehatan dan kelestarian lingkungan hidup. Program pendidikan konservasi ini akan berjalan optimal dengan cara menyesuaikannya dengan prinsip-prinsip yang perlu diketahui dalam mencapai tujuan pendidikan konservasi. Tujuan umum dari program pendidikan ini adalah membentuk dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian para peserta untuk berpartisipasi dalam kegiatan konservasi dan kelestarian lingkungan dalam bentuk penerapan keterampilan dalam penanganan sampah guna mengatasi pencemaran air. Hal ini dikarenakan para peserta belum memiliki pengetahuan, wawasan, keterampilan, dan pengalaman yang memadai dalam berkontribusi bagi lingkungan. Hal ini juga
54
dikarenakan permasalahan utama yang terjadi di Kelurahan Cilincing adalah penanganan sampah yang buruk sehingga menyebabkan pencemaran air. Melalui program pendidikan ini, para peserta diharapkan dapat berpartisipasi dalam memperbaiki teknik penanganan sampah sehingga dapat mencegah terjadinya pencemaran air. Program pendidikan ini terdiri dari tiga program utama agar dapat mencapai tujuan umum, yaitu Lingkungan Jakarta Sahabatku, Memanen Sampah, dan Anakku untuk Lingkunganku.
5.8.1 Program: Lingkungan Jakarta Sahabatku Program Lingkungan Jakarta Sahabatku bertujuan untuk meningkatkan aspek kognitif para anggota PKK (Tabel 13). Tujuan spesifik program ini meliputi menjelaskan kepada peserta mengenai definisi lingkungan hidup, beserta bentukbentuk kerusakannya; menjelaskan kepada peserta mengenai faktor-faktor yang dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan, beserta cara penanggulangannya; dan menjelaskan kepada peserta mengenai zat-zat polutan yang dapat mengakibatkan pencemaran air. Program ini diberikan karena hasil wawancara dan observasi terfokus menunjukkan bahwa Kelurahan Cilincing yang merupakan bagian dari Jakarta Utara memiliki permasalahan lingkungan yang unik dan spesifik, yaitu pasang air laut, banjir kiriman, dan volume sampah yang besar. Selain itu, masih terdapat lagi bentuk-bentuk kerusakan lingkungan lainnya yang ditemukan di Jakarta Utara, termasuk Kelurahan Cilincing. Materi-materi
dalam
program
ini
akan
memuat
permasalahan-
permasalahan lingkungan yang terdapat di kota Jakarta, beserta penyebabnya dan cara penanggulangannya. Oleh karena itu, para peserta akan disajikan pemutaran film dokumenter yang berjudul Jakarta in Jeopardy dan Hot Cities – Jakarta. Melalui film ini, peserta diharapkan dapat menyaksikan permasalahanpermasalahan lingkungan yang terdapat di Jakarta. Kegiatan belajar mengajar juga akan diisi dengan presentasi singkat dan tanya jawab. Melalui presentasi singkat, peserta akan mendapatkan pengetahuan tentang lingkungan hidup secara teoritis. Peserta juga dapat berinteraksi dengan pengajar melalui sesi tanya jawab. Hal ini akan membuat peserta lebih mudah memahami materi-materi yang disampaikan. Metode belajar ini akan membantu para peserta mengingat 50% dari informasi
55
yang disampaikan karena disampaikan secara audio visual (Giblin 2001). Selain itu, kegiatan belajar mengajar juga akan diisi dengan jalan-jalan berkeliling Kelurahan Cilincing. Melalui kegiatan ini, peserta diharapkan dapat menyaksikan secara langsung mengenai fakta kerusakan-kerusakan lingkungan di Kelurahan Cilincing. Proses belajar mengajar ini juga menyajikan realita kehidupan yang akan ditemukan peserta sehari-harinya karena orang dewasa belajar dengan baik apabila menyangkut mana yang menarik baginya dan ada kaitan dengan kehidupannya sehari-hari (Suprijanto 2007). Setelah itu, dilanjutkan dengan kegiatan diskusi terpimpin. Kegiatan ini berguna untuk mendorong para peserta menyampaikan pandangan dan pendapat mereka setelah menyaksikan secara langsung kerusakan-kerusakan lingkungan di lapangan. Para peserta juga dituntut untuk memberikan solusi praktis untuk mengatasi kerusakan lingkungan di Kelurahan Cilincing. Metode belajar ini akan membantu para peserta mengingat semua informasi yang mereka terima. Hal ini dikarenakan manusia dapat mengingat 70% dari informasi yang disampaikan apabila belajar dengan cara membicarakan informasi tersebut (Giblin 2001).
55
Tabel 13. Rancangan program pendidikan konservasi bagi anggota PKK Kelurahan Cilincing “Lingkungan Jakarta Sahabatku” Tujuan • Menjelaskan kepada peserta mengenai definisi lingkungan hidup, beserta bentukbentuk kerusakannya.
Indikator • Peserta mampu menjelaskan definisi lingkungan hidup. • Peserta mampu menyebutkan bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup.
Materi • Definisi Lingkungan Hidup • Bentuk-Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup
Metode Pengajaran • Presentasi singkat • Pemutaran Film Jakarta in Jeopardy • Penjelasan singkat dan tanya jawab dengan teknik partisipasi peserta
Waktu 30 menit 30 menit
Alat & Bahan • Film Jakarta in Jeopardy. • UU No. 4 Thn 1982. 30 menit • Whiteboard • Spidol. Total: 120 menit • Laptop. (Minggu I) • LCD Projector. • Sound system (pengeras suara).
• Menjelaskan kepada peserta mengenai faktorfaktor yang dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan, beserta cara penanggulangannya .
• Peserta mampu menjelaskan penyebab kerusakan lingkungan hidup dan cara menanggulanginya.
• Penyebab Kerusakan Lingkungan Hidup dan Penanggulangannya
• Presentasi singkat • Pemutaran Film Hot Cities – Jakarta • Penjelasan singkat dan tanya jawab dengan teknik partisipasi peserta
30 menit 30 menit
Evaluasi • Tes sumatif tertulis di akhir program, pada pertemuan terakhir.
• Film Hot Cities • Tes sumatif tertulis di akhir – Jakarta. program, pada • UU No. 4 Thn pertemuan 1982. 30 menit terakhir. • UU No. 5 Thn 1990. Total: 120 menit • Whiteboard (Minggu II) • Spidol. • Laptop. • LCD Projector. • Sound system (pengeras suara).
56
56
Tabel 13. Lanjutan
Tujuan Indikator • Menjelaskan • Peserta mampu kepada peserta menyebutkan zatmengenai zat-zat zat polutan polutan yang dapat penyebab mengakibatkan pencemaran /pencemaran air. lingkungan, terutama pencemaran air. • Peserta mampu menjelaskan dampak pencemaran lingkungan, terutama pencemaran air. • Peserta mampu memberikan solusi atas permasalahan lingkungan yang ditemukan.
Materi • Zat-Zat Pencemar Air • Dampak Pencemaran bagi Lingkungan
Metode Pengajaran • Presentasi singkat • Jalan-jalan berkeliling Kelurahan Cilincing • Diskusi terpimpin
Waktu 20 menit 75 menit
Alat & Bahan Evaluasi • Buku • Tes sumatif Pencemaran tertulis di akhir Lingkungan program, pada (Lutfi 2006). pertemuan 45 menit terakhir. • Whiteboard • Spidol. Total: 140 menit • Laptop. (Minggu III) • LCD Projector. • Sound system (pengeras suara).
57
58
5.8.2 Program: Memanen Sampah Program Memanen Sampah bertujuan untuk meningkatkan aspek psikomotorik para anggota PKK (Tabel 14). Tujuan spesifik program ini meliputi menjelaskan kepada peserta mengenai perbedaan sampah organik dan sampah anorganik, melatih peserta teknik mengolah sampah organik rumah tangga menjadi kompos, melatih peserta teknik membuat kerajinan tangan dari kertas bekas dan pelepah pisang, dan melatih peserta teknik membuat kerajinan tangan dari limbah kaca dan batok kelapa. Program ini diberikan karena hasil observasi terfokus menunjukkan bahwa permasalahan utama di Kelurahan Cilincing adalah teknik penanganan sampah yang buruk sehingga menyebabkan pencemaran air. Melalui program ini, peserta diharapkan dapat memperbaiki teknik penanganan sampah mereka sehingga dapat mengatasi pencemaran air di Kelurahan Cilincing. Melalui program ini, peserta dapat melatih keterampilan mereka untuk mengubah sampah organik menjadi kompos dan memanfaatkan limbah untuk membuat kerajinan tangan. Hasil observasi terfokus menunjukkan bahwa limbah yang dapat ditemukan di sekitar Kelurahan Cilincing dan dapat dimanfaatkan untuk membuat kerajinan tangan, antara lain kertas bekas, batok kelapa, pelepah pisang, dan limbah kaca. Limbah organik yang terdapat di beberapa pasar di sekitar Kelurahan Cilincing dapat dimanfaatkan untuk pembuatan kompos (pupuk organik). Kegiatan belajar mengajar dalam program ini akan lebih diutamakan pada partisipasi peserta untuk terlibat dalam praktek pembuatan kompos dan kerajinan tangan. Hal ini dikarenakan manusia dapat mengingat 90% dari informasi yang disampaikan apabila belajar dengan cara mempraktekkan informasi tersebut (Giblin 2001). Proses belajar mengajar ini juga menuntut peserta untuk terlibat aktif dalam setiap kegiatan karena orang dewasa belajar dengan baik apabila mereka ambil bagian secara penuh dalam kegiatankegiatan
(Suprijanto
2007).
Selain
itu,
program
pendidikan
ini
juga
menyampaikan hal-hal yang dapat diterapkan secara praktis dan bermanfaat karena orang dewasa belajar sebaik mungkin apabila apa yang dipelajarinya bermanfaat dan praktis (Suprijanto 2007).
58
Tabel 14. Rancangan program pendidikan konservasi bagi anggota PKK Kelurahan Cilincing “Memanen Sampah” Tujuan Indikator • Menjelaskan kepada • Peserta mampu peserta mengenai membedakan perbedaan sampah sampah organik organik dan sampah dan sampah anorganik. anorganik. • Melatih peserta • Peserta mampu teknik mengolah mengolah sampah sampah organik organik rumah rumah tangga tangga menjadi menjadi kompos. kompos.
Materi • Perbedaan Sampah Organik dan Sampah Anorganik • Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga Menjadi Kompos
Metode Pengajaran • Presentasi singkat • Demo pembuatan kompos • Praktek pembuatan kompos
Waktu 20 menit 10 menit
Alat & Bahan Evaluasi • Buku Penanganan • Tes sumatif dan Pengolahan tertulis di akhir Sampah (Tim program, pada Penulis PS 2008) pertemuan 90 menit terakhir. • Buku Memanen Sampah Total: 120 menit (Basriyanta (Minggu IV) 2007). • Buku Cerdas dan Bijak Mengolah Sampah (Suryati 2009). • Whiteboard • Spidol. • Laptop. • LCD Projector. • Sound system (pengeras suara).
59
59
Tabel 18. Lanjutan Tujuan • Melatih peserta teknik membuat kerajinan tangan dari kertas bekas dan pelepah pisang.
Indikator • Peserta mampu membuat kerajinan tangan dari kertas bekas. • Peserta mampu membuat kerajinan tangan dari pelepah pisang.
• Melatih peserta • Peserta mampu teknik membuat membuat kerajinan tangan kerajinan tangan dari limbah kaca dari limbah kaca. dan batok kelapa. • Peserta mampu membuat kerajinan tangan dari batok kelapa.
Materi Metode Pengajaran • Pembuatan • Demo pembuatan Kerajinan kerajinan tangan dari Tangan dari kulit kayu kertas bekas • Praktek pembuatan dan Pelepah kerajinan tangan dari Pisang kertas bekas • Demo pembuatan kerajinan tangan dari pelepah pisang • Praktek pembuatan kerajinan tangan dari pelepah pisang • Pembuatan Kerajinan Tangan dari Limbah Kaca dan Batok Kelapa
• Demo pembuatan kerajinan tangan dari limbah kaca • Praktek pembuatan kerajinan tangan dari limbah kaca • Demo pembuatan kerajinan tangan dari batok kelapa • Praktek pembuatan kerajinan tangan dari batok kelapa
Waktu 10 menit
50 menit
10 menit
Alat & Bahan Evaluasi • Buku Inspirasi • Tes sumatif dari Daur Ulang praktik di akhir (Yuliati 2010). program, pada pertemuan • Whiteboard terakhir. • Spidol. • Sound system (pengeras suara).
50 menit Total: 120 menit (Minggu V) 10 menit • Buku Berbagi • Tes sumatif Rahasia Usaha di praktik di akhir Masa Sulit: program, pada 50 menit Menangguk pertemuan Rupiah dari terakhir. Sampah (Rawit 10 menit 2010). • Spidol. • Sound system 50 menit (pengeras suara). Total: 120 menit (Minggu VI)
60
61
5.8.3 Program: Anakku untuk Lingkunganku Program Anakku untuk Lingkunganku bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mereka dalam teknik mendidik anak mengenai pesan-pesan konservasi (Tabel 15). Program ini diberikan karena semua peserta adalah ibu yang berperan sebagai pendidik bagi anak-anak mereka di dalam keluarga (Barnhouse 1988). Selain itu, Theo dan Martin (2004) menyatakan bahwa perkembangan kognitif anak-anak pada usia 4 tahun baru mencapai 50% dan akan mencapai 80% pada usia 8 tahun. Hal ini merupakan peluang yang bagus bagi para ibu untuk mendidik anak-anak mereka mengenai pesan-pesan konservasi. Metode pengajaran dalam program ini lebih ditekankan pada permainan peran. Melalui metode ini, peserta diharapkan dapat lebih mudah mempraktekkan teknikteknik yang diajarkan kepada anak-anak mereka di rumah.
61
Tabel 15. Rancangan program pendidikan konservasi bagi anggota PKK Kelurahan Cilincing “Anakku untuk Lingkunganku” Tujuan Indikator • Melatih peserta • Peserta mampu teknik mendidik melakukan anak dengan pesansimulasi mendidik pesan konservasi. anak dengan benar dalam menyampaikan pesan-pesan konservasi.
Materi Metode Pengajaran • Teknik • Presentasi singkat Mendidik Anak • Demo permainan • Teknik peran ibu dan anak Mengawasi antara pengajar dan Anak peserta program • Teknik • Permainan peran ibu Memberikan dan anak antara Hadiah dan sesama peserta Hukuman program kepada Anak • Teknik Mendengarkan Anak • Pesan-pesan Konservasi yang Perlu Diberikan kepada Anak
Waktu 60 menit 60 menit
Alat & Bahan Evaluasi • Buku Mendidik • Tes sumatif Anak: untuk tertulis dan Meningkatkan praktik di akhir Kecerdasan program, pada Emosional dan pertemuan 30 menit Spiritual terakhir. (Wijanarko Total: 150 menit 2005). (Minggu VII) • Whiteboard • Spidol. • Laptop. • LCD Projector. Sound system (pengeras suara).
62
63
5.9
Rekomendasi untuk Pelaksanaan Program Pendidikan Konservasi Program pendidikan konservasi perlu dilaksanakan secara efektif dan
efisien. Oleh karena itu, diperlukan beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk melaksanakan program ini. Pertama, pihak PKK sebagai pihak penyelenggara program pendidikan konservasi ini perlu melibatkan pihak-pihak yang berkompetensi sebagai fasilitator pendidikan konservasi seperti, perguruan tinggi (mahasiswa/dosen), Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota Jakarta, dan sebagainya. Kedua, PKK sebagai pihak penyelenggara juga bertanggung jawab dalam memperoleh sumber pendanaan yang biasanya diperoleh dari Dewan Penyantun PKK. Ketiga, PKK juga bertanggung jawab untuk menyampaikan sosialisasi mengenai penyelenggaraan program pendidikan konservasi ini kepada para anggotanya secara jelas. Faktor utama yang menjadi penggerak dalam kegiatan bermasyarakat di Kelurahan Cilincing adalah peran serta dari tokoh masyarakat dan para pemimpin organisasi maupun pemerintahan yang disegani oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan masyarakat Kelurahan Cilincing kurang berinisiatif mengikuti kegiatan-kegiatan baru apabila tidak didukung oleh para tokoh pemimpin yang mereka segani. Oleh karena itu, diperlukan beberapa tokoh/pemimpin untuk dapat ikut serta dalam kegiatan sosialisasi mengenai program pendidikan konservasi ini. Kelima, PKK juga perlu mengadakan program lanjutan untuk mengulangi pelatihan pembuatan kerajinan tangan dari limbah. Program pendidikan konservasi yang dilaksanakan selama delapan minggu dalam delapan kali pertemuan hanya sebagai bekal awal bagi PKK dalam menerima pendidikan konservasi. Selanjutnya, PKK perlu mengasah terus keterampilan mereka dalam pembuatan kerajinan tangan dari limbah dengan mengadakan pertemuan rutin setiap minggunya untuk melakukan pelatihan pembuatan kerajinan tangan dari limbah.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1
Kesimpulan
1. Kelurahan Cilincing adalah daerah yang dapat mempengaruhi ekosistem mangrove di pantai utara Jakarta.
Hal yang menjadi permasalahan utama di
wilayah ini adalah penanganan sampah yang buruk yang menyebabkan pencemaran air. Karakteristik masyarakat di Kelurahan Cilincing terbagi atas dua kelompok besar, yaitu kelompok masyarakat penghuni baru dan kelompok masyarakat penghuni lama. Kelompok masyarakat penghuni lama lebih memiliki kepedulian terhadap lingkungannya bila dibandingkan dengan kelompok masyarakat penghuni baru. Hal ini ditandai dengan keaktifan kelompok masyarakat penghuni lama dalam menjalankan program-program yang berkaitan dengan lingkungan secara rutin dibandingkan dengan maasyarakat penghuni baru. Aspek karakteristik afektif kelompok sasaran tergolong baik. Namun, aspek karakteristik kognitif dan psikomotrik kelompok sasaran tergolong kurang. 2. Bobot materi program pendidikan konservasi lebih ditekankan pada aspek kognitif dan aspek psikomotorik kelompok sasaran, terutama dalam memperbaiki teknik penanganan sampah guna mengatasi pencemaran air. Program pendidikan konservasi yang dirancang bertemakan Kelestarian Lingkungan di Telapak Kaki Ibu, yang terdiri dari tiga program utama, yaitu Lingkungan Jakarta Sahabatku, Memanen Sampah, dan Anakku untuk Lingkunganku. Program pendidikan konservasi ini akan dilaksanakan dalam delapan pertemuan selama delapan minggu. Program ini akan dilaksanakan sebagai bagian dari kegiatan tambahan PKK dalam Pokja II dan Pokja IV dengan melibatkan pihak-pihak yang berkompetensi sebagai fasilitator pendidikan konservasi.
65
6.2
Saran
1. PKK perlu menjalin kemitraan dengan pihak-pihak yang berkompetensi sebagai fasilitator pendidikan konservasi, seperti perguruan tinggi (mahasiswa/dosen), aktivis LSM pendidikan/lingkungan, Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota, dan sebagainya. 2. PKK perlu melakukan penambahan anggaran kegiatan untuk menjalankan program pendidikan konservasi ini.
DAFTAR PUSTAKA [DEHA] Department of The Environment and Heritage Australia. 2000. Environmental Education for a Sustainable Future: National Action Plan. http://www.environment.gov.au/education/publications/nap/pubs/nap.pdf [3 Sep 2010]. [Depdiknas] Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas. [Dephut] Departemen Kehutanan. 1990. Undang-Undang Nomor Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Jakarta: Dephut. [Kemendagri] Kementerian Dalam Negeri. 2000. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2000 tentang Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga. Jakarta: Kemendagri. [Kemendagri] Kementerian Dalam Negeri. 2006. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. Jakarta: Kemendagri. [Kemendagri] Kementerian Dalam Negeri. 2010. Monografi Kelurahan Cilincing 2010. Jakarta: Kemendagri. [Ditjen PJLWA] Direktorat Jendral Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Wisata Alam. 2007. Pedoman Pendidikan Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Bogor: Dephut. Anwar C, Gunawan H. 2007. Peranan ekologis dan sosial ekonomis hutan mangrove dalam mendukung pembangunan wilayah pesisir [laporan penelitian]. Jakarta: Departemen Kehutanan. Arikunto S. 1996. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta. Arikunto S. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. Barnhouse RT. 1988. Identitas Wanita Bagaimana Mengenal dan membentuk Citra Diri. Yogyakarta: Kanisius. Braus JA, Wood DS. 1993. Environmental Education in the Schools: Creating a Program that Works. Washington: Peace Corps. Fardiaz S. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Kanisius.
67
Gaffar SB. 2007. Andragogi suatu orientasi baru dalam pembelajaran. Andragogi 1 (1):1-5. Giblin L. 2001. Skill With People. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hermawan Y. 2001. Hubungan antara tingkat pendidikan dan persepsi dengan perilaku ibu rumah tangga dalam memelihara kebersihan lingkungan [skripsi]. Tasikmalaya: FKIP Universitas Siliwangi. Ibrahim R, Syaodih N. 2002. Perencanaan dan Pengajaran. Jakarta: Rineksa Cipta. Mangkuprawira S. 1985. Alokasi waktu dan kontribusi kerja anggota keluarga dalam kegiatan ekonomi rumah tangga: studi kasus di dua tipe desa di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Marsidi A. 2007. Konsep dan metode pembelajaran untuk orang dewasa. Andragogi 1 (1):13-22. Prawiradilaga DS. 2008. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. Presiden Republik Indonesia. 1991. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai. Jakarta: Presiden Republik Indonesia Sajogyo P. 1981. Peranan Wanita dalam Keluarga, Rumah Tangga, dan Masyarakat yang Lebih Luas di Pedesaan Jawa. Jakarta: UI Press. Somantri GR. 2002. Sosiologi Perkotaan. Jakarta: Universitas Terbuka. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Suprijanto. 2007. Pendidikan Orang Dewasa (Dari Teori Hingga Aplikasi). Jakarta: Bumi Aksara. Supryantini S. 2002. Hubungan antara pandangan peran gender dengan keterlibatan suami dalam kegiatan rumah tangga [laporan penelitian]. Medan: Universitas Sumatera Utara. Theo R, Martin R. 2003. Pendidikan Anak Usia Dini: Tuntunan Psikologis dan Pendagogis bagi Pendidik dan Orang Tua. Jakarta: Gramedia Widiasarana. Wittmann H. 1997. Materi Pendidikan Lingkungan Hidup. Jakarta: Hans Seidel Foundation. Wood DS, Wood DW. 1985. Conservation Education: A Planning Guide. Washington DC: Peace Corps.
LAMPIRAN
69
Lampiran 1. Daftar informan kunci yang diwawancarai No.
Nama
Usia
Pekerjaan
1.
Subagyo
59
Wiraswasta
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Sukri Suryaji Sriyono Abdul Muin Suhartini Tulus Harjo Moch. Mujadir M. Diahruddin
48 59 58 62 51 47 47 41
Karyawan Wiraswasta Pensiunan Personalia Pensiunan Polri Wiraswasta Lurah Wakil Lurah Sekretaris Kelurahan
10.
M. Fauzi
51
Guru
11.
Abdi B. Nursani
47
Wiraswasta
12.
H. Ili Sudrajat
46
Wiraswasta
13.
Oni (Umi Sakilah)
38
Guru TK
14.
H. Suud
59
Wiraswasta
15.
Ahmad Huseni
35
Wiraswasta
16.
Selamet Daroyni
32
17.
Meiyatin Tulus
44
18.
Nurhasanah
41
Aktivis LSM Ketua PKK Kelurahan Cilincing Sekretaris PKK Kelurahan Cilincing
Posisi di Masyarakat Ketua Dewan Kelurahan RW 05 Ketua RT 05 Wakil Ketua RW 09 Mantan Ketua RT/RW Mantan Ketua RW 09 Wakil Ketua PKK RW 09 Lurah Wakil Lurah Sekretaris Kelurahan Pengurus Yayasan Bina Fitrah Tokoh Penting Ketua Dewan Kelurahan RW 03 Kader Kesehatan & Posyandu PKK Kelurahan Cilincing Kader Majelis Ta’lim Anggota Perkumpulan Masyarakat Tambak Aktivis LSM Ketua PKK Kelurahan Cilincing Sekretaris PKK Kelurahan Cilincing
70
Lampiran 2.
Tabel hasil analisis tabulasi silang antara tingkat pendidikan terakhir responden dan kriteria jawaban pertanyaan aspek kognitif yang telah dijawab responden
No.
Kriteria Jawaban
1.
Apa yang Ibu ketahui mengenai lingkungan hidup? a. Responden menjelaskan lingkungan hidup sebagai tempat tinggal mereka b. Responden menjelaskan lingkungan hidup sebagai keadaan yang mereka lihat dan alami di sekitar mereka c. Responden menjelaskan lingkungan hidup sebagai objek yang harus mereka perhatikan dan kelola. d. Responden tidak tahu apa-apa Jawaban yang diharapkan: Lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, perikehidupan, dan kelangsungan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain (UU Nomor 32 Tahun 2009).
2.
Tahukah bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup yang terjadi di sekitar Kelurahan Cilincing? a. Responden menjelaskan satu bentuk kerusakan saja b. Responden menjelaskan dua bentuk kerusakan c. Responden menjelaskan lebih dari dua bentuk kerusakan d. Responden tidak tahu apa-apa Jawaban yang diharapkan: Masalah pencemaran air penanganan sampah yang buruk.
Jumlah (n = 43)
SD
SMP
SMA
12
3
5
4
1
4
5
Dip.
S1
21
2
1
1
25
2
1
5
14
2
13 1
2
1
14
2
1
24
2
2
29
21
2
15 4 3 19
dan
Tingkat Pendidikan
3 2
71
No. 3.
Kriteria Jawaban Tahukah penyebab kerusakan lingkungan hidup yang terjadi di sekitar Kelurahan Cilincing? a. Responden menjelaskan banjir dan penanganan sampah yang buruk sebagai penyebab kerusakan lingkungan hidup b. Responden menjelaskan ketidaksadaran dan ketidakpedulian masyarakat terhadap lingkungan sebagai penyebab kerusakan lingkungan hidup c. Responden tidak tahu apa-apa Jawaban yang diharapkan: Ketidaksadaran dan ketidakpedulian masyarakat terhadap lingkungan sebagai penyebab kerusakan lingkungan hidup.
4.
Apakah Ibu tahu, apa sajakah yang bisa membuat air tercemar? a. Responden menjelaskan bahwa penyebab utama air tercemar adalah limbah rumah tangga. b. Responden menjelaskan bahwa penyebab utama air tercemar adalah limbah pabrik. c. Responden menjelaskan bahwa penyebab utama air tercemar adalah limbah rumah tangga dan limbah pabrik d. Responden tidak tahu apa-apa Jawaban yang diharapkan: limbah rumah tangga dan limbah pabrik.
Jumlah (n = 43)
SD
Tingkat Pendidikan SMP
SMA
24
4
6
14
1
18
1
4
13
10
1 10
S1
14
2
1
1
14
2
1
6
9
1
12
7
2
1
7
2
1
1
18
19
Dip.
1
72
No. 5.
Kriteria Jawaban Apakah Ibu tahu dampak yang ditimbulkan dari pencemaran air bagi lingkungan? a. Responden menjelaskan dampak yang ditimbukan bagi kesehatan manusia. b. Responden menjelaskan dampak yang ditimbulkan bagi lingkungan hidup. c. Responden menjelaskan dampak yang ditimbulkan bagi kesehatan manusia dan lingkungan hidup d. Responden tidak tahu apa-apa Jawaban yang diharapkan: Rusaknya ekosistem mangrove, terganggunya habitat satwa air tawar maupun aur laut.
6.
Tahukah perbedaan antara sampah organik dan sampah anorganik? a. Responden menjelaskan bahwa sampah organik adalah sampah basah dan sampah anorganik adalah sampah kering b. Responden menjelaskan bahwa sampah organik terdiri dari sampah rumah tangga, seperti sayur-sayuran dan sampah anorganik terdiri dari sampah plastik dan kaca. c. Responden menjelaskan bahwa sampah organik adalah sampah yang bisa diolah dan sampah anorganik adalah sampah yang tidak bisa diolah d. Responden tidak tahu apa-apa Jawaban yang diharapkan: Sampah organik merupakan sampah yang masih mudah terurai sedangkan sampah anorganik sampah yang sangat sulit terurai.
Jumlah (n = 43)
SD
Tingkat Pendidikan SMP
SMA
16
4
6
6
1
14
18
1
14
10
6
4
11
11
16
13
0
2
1
2
1
2
1
1
18
6
S1
8
8
1
Dip.
5
1
73
Lampiran 3. Kuesioner penelitian untuk responden (para anggota PKK)
KUESIONER PENELITIAN Rancangan Program Pendidikan Konservasi Bagi Masyarakat Perkotaan (Para Anggota PKK) di Kelurahan Cilincing, Jakarta Utara. (untuk para anggota PKK)
Karakteristik Responden 1. Nama
: …………………………………………………
2. Umur
: …………………………………………………
3. Alamat
: …………………………………………………
4. Lama Tinggal
: …………………………………………………
5. Pendidikan Terakhir
: …………………………………………………
6. Keanggotaan dalam PKK
: …………………………………………………
7. Pekerjaan
: …………………………………………………
8. Pekerjaan Suami
: …………………………………………………
1. Apa yang Ibu ketahui mengenai lingkungan hidup? Jelaskan: ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
2. Tahukah bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup yang terjadi di sekitar Kelurahan Cilincing? Jelaskan: ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
74
3. Tahukah penyebab kerusakan lingkungan hidup yang terjadi di sekitar Kelurahan Cilincing? Jelaskan: ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
4. Menurut pendapat Ibu, bagaimana kondisi di sekitar tempat tinggal Ibu? a. Kotor, kurang sehat, dan tidak terpelihara dengan baik b. Biasa-biasa saja, lumayan baik c. Tidak tahu d. Sudah cukup baik, tidak perlu diperbaiki Jelaskan alasannya: …………………………………………………………………………………..
5. Apa yang akan Ibu lakukan untuk lingkungan di sekitar tempat tinggal Ibu? a. Berusaha memperbaiki kondisi lingkungan b. Menyarankan pemerintah daerah untuk memperbaiki dan mengelolanya c. Biasa-biasa saja, bersikap wajar d. Itu bukan urusan saya Jelaskan alasannya: …………………………………………………………………………………..
6. Menurut Ibu, siapa saja yang harus bertanggung jawab dalam melestarikan lingkungan hidup? a. Semua warga b. Para anggota PKK saja c. Aparat pemerintahan saja d. Para pemuda saja Jelaskan alasannya: …………………………………………………………………………………..
75
7. Bagaimana cara Ibu membimbing anak dalam memperlakukan lingkungan? a. Memberi pengarahan, mengawasinya, dan memberikan peringatan jika ia tidak memperlakukan lingkungan dengan benar b. Sekedar member tahu secara umum c. Membiarkannya saja (tidak membimbingnya) d. Merasa tidak perlu melakukan itu Jelaskan alasannya: …………………………………………………………………………………..
8. Apakah Ibu tahu, apa sajakah yang bisa membuat air tercemar? Jelaskan: ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
9. Apakah Ibu tahu, dampak yang ditimbulkan dari pencemaran air bagi lingkungan? Jelaskan: ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
10. Bagaimana cara Ibu menangani limbah buangan air besar rumah tangga? a. Membuat tempat pembuangan limbah di bawah tanah b. Mengarahkan pembuangan limbah ke sungai c. Mengarahkan pembuangan limbah ke saluran-saluran air (got) terdekat d. Membuangnya dengan cara lain, sebutkan………………………………… Jelaskan alasannya: …………………………………………………………………………………..
11. Bagaimana cara Ibu menangani limbah buangan air kecil rumah tangga? a. Membuat tempat pembuangan limbah di bawah tanah b. Mengarahkan pembuangan limbah ke sungai c. Mengarahkan pembuangan limbah ke saluran-saluran air (got) terdekat
76
d. Membuangnya dengan cara lain, sebutkan………………………………… Jelaskan alasannya: …………………………………………………………………………………..
12. Bagaimana tanggapan Ibu jika melihat seseorang membuang sampah ke sungai? a. Menasehatinya, menyadarkannya, dan memberikan contoh yang benar b. Memarahinya dan menyuruhnya membuang sampah pada tempatnya c. Membiarkannya saja, yang penting saya tahu tindakan itu salah d. Membiarkannya saja, tindakan itu tidak masalah bagi saya Jelaskan alasannya: …………………………………………………………………………………..
13. Bagaimana cara Ibu menangani sampah? a. Diolah sendiri menjadi pupuk organik b. Dibuang ke tempat sampah (ditangani petugas sampah) c. Ditumpuk saja di lubang tanah d. Ditumpuk di pinggir jalan e. Dibakar f. Dibuang ke sungai g. Lainnya, sebutkan………………………………………………………….. Jelaskan alasannya: …………………………………………………………………………………..
14. Tahukan perbedaan antara sampah organik dan sampah anorganik? Jelaskan alasannya: ………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………..
15. Apakah Ibu terampil dalam membuat pupuk organik (kompos)? a. Ya, terampil b. Cukup terampil
77
c. Mungkin bisa kalau diajari Jelaskan alasannya: …………………………………………………………………………………..
16. Apakah Ibu terampil dalam membuat kerajinan tangan dari limbah? a. Ya, terampil. Sebutkan jenis kerajinannya…………………………………. b. Cukup terampil. Sebutkan jenis kerajinannya……………………………… c. Mungkin bisa kalau diajari Jelaskan alasannya: …………………………………………………………………………………..
17. Jika pendidikan lingkungan hidup diadakan, bagaimana pendapat Ibu? a. Harus, agar setiap orang sadar dan peduli terhadap lingkungan b. Harus, karena prihatin melihat kondisi lingkungan sekarang c. Setuju, apabila memang sudah menjadi kesepakatan bersama d. Ya, ikut-ikut saja.
18. Apakah Ibu mau berpartisipasi dalam program pendidikan lingkungan hidup tersebut? a. Ya b. Tidak
19. Jika jawaban pertanyaan di atas adalah “YA”, apakah alasan Ibu? a. Kesadaran pribadi sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan b. Kepuasan pribadi karena mau peduli lingkungan c. Ada penghargaan dari sesame anggota PKK d. Mengisi waktu luang
78
Lampiran 4. Panduan wawancara untuk informan kunci
PANDUAN WAWANCARA INFORMAN KUNCI Nama
: …………………………………………………………….
Usia
: …………………………………………………………….
Pekerjaan
: …………………………………………………………….
Posisi di Masyarakat : …………………………………………………………….
PERTANYAAN
1. Bagaimana karakteristik masyarakat (sosial budaya) di lingkungan Bapak/Ibu? Apakah ada adat atau kebiasaan tertentu yang rutin dilakukan oleh masyarakat 2. Bagaimana sikap dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan hidup? Apakah ada tindakan nyata yang dilakukan masyarakat terhadap lingkungan? 3. Bagaimana kondisi lingkungan (tanah, air, dan iklim) di daerah ini? 4. Apa saja potesi sumberdaya alam yang potensial? Apa ciri khas lingkungan daerah ini? Bagaimana dengan satwaliar dan tumbuh-tumbuhan di daerah ini? 5. Apa saja isu-isu lingkungan yang ada di sekitar daerah ini? 6. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana cara pendekatan yang paling tepat untuk mengubah sikap, pengetahuan, dan perilaku masyarakat? 7. Menurut Bapak/Ibu, apa saja yang Bapak/Ibu ketahui dari PKK dan setiap aktivitasnya? 8. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu jika diadakan program pendidikan bagi para anggota PKK? Kendalanya apa saja? Apakah ada saran yang bisa Bapak/Ibu berikan? 9. Menurut Bapak/Ibu, siapa lagi tokoh-tokoh di daerah ini yang berpengalaman lama menetap di daerah ini dan berpengaruh di masyarakat agar saya juga bisa mewawancarainya?