HUBUNGAN ANTARA KINERJA KADER POSYANDU LANSIA TERHADAP KEPUASAN LANSIA DI KELURAHAN REMPOA WILAYAH BINAAN KERJA PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh: DESI SUCI ANGRAENI 109104000018
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M
i
ii
iii
iv
RIWAYAT HIDUP
Nama
: Desi Suci Angraeni
Tempat Tanggal Lahir
: Kuningan, 23 Maret 1992
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Alamat
: Jln Rawa Bebek RT 12/RW 13 No. 33 Penjaringan Jakarta Utara 14440
Telepon
: 083872169512
E-mail
:
[email protected]
Riwayat Pendidikan
:
1. SD Negeri Penjaringan 06 Pagi
(1997-2003)
2. MTS Al-Mukhlisin Pluit Raya
(2003-2006)
3. MAN 1 Jakarta Barat
(2006-2009)
4. S1 Keperawatan (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
(2009-Sekarang)
Pengalaman Organisasi 1. Ketua Osis MTS Pluit Raya 2. Ketua Rohis MTS Pluit Raya 3. Sekertaris Paskibra MTS Pluit Raya 4. Sekertaris Osis MAN 1 Jakarta 5. Bendahara Pramuka MAN 1 Jakarta 6. Ketua Penyelenggara HUT GUDEP Pramuka MAN 1 Jakarta Tingkat Jabodetabek Pengalaman Seminar 1. Seminar “Cultural Approach In Holistic Nursing Care In Globalization Era” tahun 2009 2. Seminar Umum “Hilangnya Ayat dalam Undang-Undang Anti Rokok” pada tahun 2009
v
3. Seminar Kesehatan “Perawatan
Pasien Hipertensi dan Diabetes di
Rumah”tahun 2010 4. Workshop Nasional “Uji Kompetensi Keperawatan” Tahun 2012 5. Seminar Nasional
“Uji Kompetensi Nasional Perawat: Meningkatkan
Peran dan Mutu Profesi Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global”tahun 2012 6. Emergency Nursing Seminar dan Workshop “Peran Perawat dalam Tatalaksana Trauma Thoraks Berbasis Pasien Safety” tahun 2012
vi
PERSEMBAHAN Semua tertuang dalam secarik kertas ini, ketulusan, untaian doa, harapan serta kegigihan tuk meraih masa depan , untaian rasa syukur semua tertulis dalam persembahan ini. Yang Utama Dari Segalanya... Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasullah Muhammad SAW. Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan kusayangi. Ibunda dan Ayahanda Tercinta Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada Ibu dan Ayah yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Ibu dan Ayah bahagia karna kusadar, selama ini belum bisa berbuat yang lebih. Untuk Ibu dan Ayah yang selalu membuatku termotivasi dan selalu menyirami kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu menasehatiku menjadi lebih baik, Terima Kasih Ibu.... Terima Kasih Ayah... My Brother’s dan Sister Untuk adik-adikku aldi dan arjun, penghibur disaat penat, membantu dalam keadaan sulit.. untuk kakak dan adik2 ku diorganisasi terima kasih atas waktunya tuk mendengarkan keluh kesahku, memberi semangat kepada ku dalam menyelesaikan skripsi ini, hanya karya kecil ini yang dapat aq persembahkan. Maaf belum bisa menjadi panutan seutuhnya, tapi aq akan selalu menjadi yang terbaik untuk kalian semua... My Friend Buat kalian teman Sri, Ummi, Ryani, adel, Ami, Nining, Qoys,Siska nd Rus, ,,,,,kalau ingat skripsi ini, ingat perjuangan kita dalam menyelesaikannya,, kala malas kalian menyemangati, kala lupa kalian mengingatkan,, perjuangan demi menggapai sebuah masa depan, yang selalu mengerjakan sampai larut malam, perjuangan demi sebuah torehan tanda tangan harus melewati begitu banyak rintangan,,,, Tapi semua itu terbayarkan dengan sebuah karya kecil ini yang mampu membuat kita solid.Terima kasih tuk semangat dan Nasihat yang diberikan, candaan penghibur disaat penat aku tak akan melupakan semua itu. Semoga karya ini berguna dan kita mampu menggapai asa bersama-sama Dosen Pembimbing Skripsiku..
Mafthuhah, Mkep.,PhD , Jamaludin, S.Kp, M.Kep, selaku dosen pembimbing tugas akhir saya, terima kasih banyak bu.pak.., saya sudah dibantu selama ini, sudah dinasehati, sudah diajari, saya tidak akan lupa atas bantuan dan kesabaran dari ibu dan bapak. Terima kasih banyak bu, pak Teman2 angkatan 2009 : Terima kasih banyak untuk bantuan dan kerja samanya selama ini… Serta semua pihak yg sudah membantu selama penyelesaian Tugas Akhir ini... .”your dreams today, can be your future tomorrow” DESI SUCI ANGRAENI
vii
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, Desember 2013 Desi Suci Angraeni, NIM 109104000018 Hubungan antara Kinerja Kader Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia terhadap Kepuasan Lansia Di Kelurahan Rempoa Wilayah Binaan Puskesmas Ciputat Timur. xx + 82halaman + 11 tabel + 2 bagan + 4 Lampiran Kata Kunci : Kinerja Kader, Posyandu Lansia, Kepuasan Lansia Daftar Bacaan : 55 (1995 – 2012)
ABSTRAK Kinerja kader merupakan hasil kerja yang dilakukan kader dalam melakukan tugas serta tanggung jawab yang diberikan. Kinerja yang dilakukan dengan baik merupakan suatu proses yang akan menghasilkan input berupa kepuasan lansia sebagai pengguna posyandu lansia. Kepuasan merupakan harapan yang dirasakan lansia saat menerima pelayanan atau kegiatan yang diberikan kader dalam pelaksanaan posyandu lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kinerja kader posyandu lansia terhadap kepuasan lansia di kelurahan Rempoa binaan Puskesmas Ciputat Timur. Sampel penelitian yang digunakan berjumlah 134 lansia anggota aktif yang tersebar di 4 posbindu. Teknik yang digunakan dengan teknik proporsional starafied random sampling. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Teknik analisis faktor digunakan untuk menjamin validitas serta reabilitas kuisoner.Teknik analisa data yang digunakan adalah korelasi pearson product moment dengan menggunakan bantuan program aplikasi statistik dalam pengolahannya. Hasil penelitian menunjukkan terbentuknya faktor dari variabel kinerja yaitu faktor sikap dan kegiatan/pelayanan serta dari variabel kepuasan faktor keandalan, empati dan kenyataan. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kinerja dengan kepuasan lansia dengan P value sebesar 0,000 atau sig < 0,05. Peneliti menyarankan agar kader mempertahankan dan meningkatkan kinerja nya dengan mengikuti pelatihan-pelatihan kader yang dilakukan petugas puskesmas serta mengoptimalkan peran perawar sebagai pendidik untuk memberi informasi serta pelatihan kader dalam melaksanakan kegiatan posyandu lansia.
viii
NURSING SCIENCE STUDY PROGRAM FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCESISLAMIC STATE UNIVERSITY (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Undergraduates Thesis, December 2013 Desi Suci Angraeni, NIM 109104000018 The relationship between the performance of PosyanduElderly Cadre to Satisfaction of Elderly In Rempoa under Puskesmas Ciputat Timur Working Area xx + 82 pages+ 11 tables + 2 images + 4 Attachments Keywords: Performance Cadre, Elderly Posyandu, Elderly Satisfaction Reading List : 55 (1995 – 2012)
ABSTRACK Cadre performance is the result of work done cadres in performing the duties and responsibilities given. Performance done well is a process that will generate the input form as user satisfaction in Posyandu elderly. Satisfaction which is perceived expectations elderly while receiving services or activities provided cadres in posyandu elderly. This study aims to know the relationship between elderly neighborhood health cadre performance to the satisfaction of the elderly in the In Rempoa under Puskesmas Ciputat Timur Working Area. The sample used was 134 elderly active members spread over 4 Posyandu. The technique used by stratified proportional random sampling technique.The design study is a quantitative study of associative approach.Collecting data using a questionnaire research instruments. Factor analysis techniques are used to ensure the validity and reliability of the questionnaire. Data analysis technique used is the Pearson product moment correlation with the help of statistical application program in its processing. The results showed the formation factor of the performance variable factor, namely the attitude and activities / services and of variable reliability factor satisfaction, empathy and reality. Statistical test results showed that there is a relationship between performance and satisfaction of the elderly with P value of 0.000 or sig <0.05. Researchers suggest that the cadres maintain and improve its performance by training a cadre of committed training clinic staff perawar as well as optimizing the role of educator to provide information and training cadres in carrying out the activities of elderly neighborhood health center.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr.Wb. Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul ““Hubungan antara Kinerja Kader Posyandu Lanjut Usia terhadap Kepuasan Lansia di Kelurahan Rempoa Wilayah Binaan Kerja Puskesmas Ciputat Timur”yang disusun dan diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan. Dalam penyusunan skripsi ini, tidak sedikit kesulitan yang penulis hadapi. Namun, karena mendapatkand ukungan dan bantuan yang luar biasadari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.Dengan ini, penulis ingin mengungkapkan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan yang tidak terhingga, kepada: 1.
Prof. Dr. (hc). dr. MK. Tadjudin,Sp.And selaku Dekan
Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2.
Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, MKM selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan.
3.
Ns. Eni Nuraini, S.Kep, M.Sc selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan.
4.
Ns. Ita Yuanita S.Kep, M.Kep selaku dosen dan pembimbing akademik.
5.
Jamaludin, S.Kep, M.Kep selaku dosen dan pembimbing pertama. Terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah meluangkan waktu, tenaga, x
arahan, serta kesabaran selama membimbing penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini. 6.
Mafthuhah, Mkep.,PhD selaku dosen pembimbing kedua. Terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah meluangkan waktu, tenaga, arahan,serta kesabaran selama membimbing penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.
7.
Segenap Bapak dan Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu dan pengetahuan selama penulis mengikuti perkuliahan.
8.
Seluruh staf karyawan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
9.
Segenap staf Perpustakaan Fakultas yang telah banyak membantu dalam pengadaan referensi-referensi sebagai bahan rujukan skripsi ini.
10.
Ucapan terima kasih peneliti haturkan secara istimewa untuk orang tua tercinta bapak Lamdori dan ibu Sutinah yang telah mencurahkan kasih sayang tiada tara dan senantiasa mendo’akan keberhasilan penulis serta dukungan baik moril maupun materil selama proses penyelesaian skripsi ini.
11.
Saudaraku Aldi dan adek Arjun serta adik-adik dan kakak-kakak dalam organisasi yang selalu memberikan do’adan semangat yang luar biasa selama proses penyelesaian skripsi ini.
12.
Teman-teman Sri, Ummi, Ami, Ryani, Nining, Adel, Qoys, Rusmanto, Siska, yang telah memberikan do’a, dukungan dan semangat dikala penulis mulai lelah dalam penyelesaian skripsi ini.
xi
13.
Teman-teman PSIK angkatan 2009 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih telah memberikan inspirasi, semangat dan kebersamaan yang indah selama ini. Akhir kata semoga kita semua diberikanrahmat, hidayah serta karunia dari Allah SWT dan apa yang telah penulis peroleh selama pendidikan dapat bermanfaat dan diamalkan dengan baik.
Wassalamu’alaikumWr. Wb.
Ciputat, Januari 2014
Desi Suci Angraeni
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………......................................... LEMBAR PERNYATAAN..........................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN……………………….....................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................
iii
RIWAYAT HIDUP.......................................................................................
v
PERSEMBAHAN.........................................................................................
vii
ABSTRAK…………………………………………………………….......
viii
ABSTRACT…………………………………………………………….....
ix
KATA PENGANTAR...................................................................................
x
DAFTAR ISI..................................................................................................
xiii
DAFTAR BAGAN........................................................................................
xvii
DAFTAR TABEL.........................................................................................
xviii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................
xix
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... A. Latar Belakang......................................................................................
1
B. Rumusan Masalah.................................................................................
7
C. Pertanyaan Penelitian.................................................................
7
D. Tujuan Penelitian...................................................................................
7
1. Tujuan umum...................................................................................
7
2. Tujuan khusus..................................................................................
8
E. Manfaat Penelitian.................................................................................
8
F. RuangLingkup Penelitian.....................................................................
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... A. Posyandu Lansia................................................................................... 1. Definisi Posyandu........................................................................
10
2. DefinisiPosyandu Lansia...............................................................
10
3. ManfaatdanTujuanPosyanduLansia...........................................
12
4. Sasaran Posyandu..........................................................................
12
5. MekanismePelayananPosyandu...................................................
13
xiii
6. BentukdanPelayananPosyanduLansia .......................................
14
B. Kader ................................................................................................... 1. DefinisiKader.................................................................................
16
2. FungsidanTugasKader ................................................................
17
C. Kinerja ................................................................................................. 1. Definisi Kinerja...............................................................................
21
2. Faktor-faktor yangmempengaruhikinerja....................................
23
3. Penilaian Kinerja.............................................................................
25
D. Kepuasan .............................................................................................. 1. Definisi kepuasan............................................................................
27
2. Dimensi kepuasan............................................................................
29
3. Metodepengukuran kepuasan.........................................................
31
E. Lansia 1. Definisi Lansia.................................................................................
33
2. Klasifikasi Lansia............................................................................
34
3. Tipe Lansia......................................................................................
34
F. KerangkaTeori ....................................................................................
36
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... A. KerangkaKonsep ............................................................................
37
B. Hipotesis ..........................................................................................
38
C. DefinisiOperasional ........................................................................
38
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ........................................ A. Desain Penelitian ......................................................................
40
B. Populasi,Sampel danTeknik Pengambilan Sampel ............................
41
1. Populasi Penelitian..........................................................................
41
2. Sampel Penelitian............................................................................
41
3. Kriteria Sampel................................................................................
43
C. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................
44
D. Instrumen Pengumpulan Data ..............................................................
44
E. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ..............................................
46
1.
Uji Validitas.........................................................................
xiv
46
2.
Uji Realibilitas.......................................................................
49
F. Metode Pengambilan Data...................................................................
50
G. PengolahanData ...................................................................................
51
H. AnalisaData .........................................................................................
52
I.
53
EtikaPenelitian .....................................................................................
BAB V HASIL PENELITIAN................................................................... A. Gambaran Lokasi Penelitian..................................................................
55
B. Hasil Analisa Univariat.........................................................................
56
1. Karakteristik Responden.................................................................
56
2. Gambaran Distribusi Skor Variabel Kinerja Kader......................
58
a. Distribusi
skor pada masing-masing faktor variabel
kinerja.......................................................................
58
b. Distribusi skor Variabel Kinerja Kader........................
58
3. Gambaran Distribusi Skor Variabel Kepuasan Lansia................. a. Distribusi
skor
pada
masing-masing
faktor
59
variabel
kepuasan........................................................................
59
b. Distribusi skor Variabel Kepuasan Lansia.......................
60
C. Hasil Analisa Bivariat..............................................................
61
1. Hubungan Masing-Masing Faktor Variabel Kinerja Kader dan Faktor Variabel Kepuasan Lansia.......................................
61
2. Hubungan Kinerja Kader Terhadap Kepuasan Lansia di Posyandu Lansia Puskesmas Ciputat Timur.............................
63
BAB VI PEMBAHASAN A. Analisa Univariat..............................................................................
64
Karakteristik Responden............................................................
64
a. Karakteristik Lansia berasarkan Usia..................................
64
b. Karakteristik Lansia berasarkan Jenis Kelamin...................
65
c. Karakteristik Lansia berasarkan Pendidikan.....................
66
2.
Gambaran Kinerja Kader........................................................
67
3.
Gambaran Kepuasan Lansia...................................................
69
1.
xv
B. Analisa Bivariat......................................................................
72
1. Hubungan antara Kinerja Kader Posyandu Lansia terhadap Kepuasan Lansia di Posyandu Lansia binaan Puskesmas Ciputat Timur, Rempoa Tanggerang Selatan....................................
72
C. Pembahasan Aspek Dimensi Kepuasan....................................
76
D. Keterbatasan Peneliti...............................................................
79
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan..................................................................................
80
B. Saran.............................................................................................
81
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xvi
DAFTAR BAGAN
NomorBagan
Judul Bagan
hal
2.1
Kerangka Teori....................................................................
3.1
Kerangka Konsep..................................................................... 37
xvii
36
DAFTAR TABEL
NomorTabel Judul Tabel
hal
3.1
Definisi Operasional...............................................................................
38
4.1
Perhitungan Sampel...............................................................................
43
4.2
Nilai MSA (Measure of Sampling Adequacy)........................................
47
4.3
Interpretasi Koefisien Korelasi Uji Pearson Product Moment...............
53
5.1
Distribusi Usia, Jenis Kelamin dan Pendidikan Lanjut Usia di Posyandu lansia Binaan Puskesmas Ciputat Timur, Rempoa.................
56
5.2
Distribusi Skor masing-masing factor pada variabel Kinerja.................
58
5.3
Distribusi Skor Kinerja Kader
pada Posyandu Lansia binaan
Puskesmas Ciputat Timur........................................................................
58
5.4
Distribusi Skor pada masing-masing Faktor Variabel Kepuasan............
59
5.5
Distribusi Skor Kepuasan Lansia Posyandu Lansia binaan Puskesmas Ciputat Timur...........................................................................................
5.6
60
Hubungan Masing-Masing Faktor pada Variabel Kinerja dan Variabel Kepuasan Lansia di Posyandu lansia binaanPuskesmasCiputatTimur, Rempoa....................................................................................................
5.7
61
Hubungan Kinerja Kader Terhadap Kepuasan Lansia di Posyandu Lansia Puskesmas CiputatT imur................................................
xviii
63
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat Perizinan Izin Penelitian
Lampiran 2
Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 3
Kuisoner Penelitian
Lampiran 4
Output Hasil Uji SPSS
xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Era globalisasi yang terus berkembang ini, Indonesia sangat fokus dalam memajukan negaranya, dengan berusaha mewujudkan masyrakat sehat, maju sejahtera. Kemajuan terjadi pada segala bidang ilmu telah menghasilkan pencapaian hasil yang positif, khususnya
pada ilmu
pengetahuan dan teknologi bidang medis yang dapat meningkatkan kualitas kesehatan penduduk dan meningkatkan umur harapan hidup manusia, yang pada akhirnya berdampak pada jumlah penduduk lansia yang meningkat (Depkes, 2005). Meningkatnya jumlah penduduk lansia dapat dilihat berdasarkan hasil prediksi Badan Pusat Statistik Nasional persentase penduduk lanjut usia akan mencapai 9,77 persen dari total penduduk pada tahun 2010 dan menjadi 11,34 persen pada tahun 2020. Jumlah lanjut Usia Di Indonesia Penduduk Lanjut usia dua tahun terakhir menglami peningkatan yang signifikan pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta jiwa dan meningkat menjadi 20.547.541 pada tahun 2009. Badan kesehatan dunia WHO bahwa penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2020 mendatang sudah mencapai angka 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang (Bappenas, 2012). Jumlah penduduk lansia yang meningkat
menunjukkan suatu
ukuran kualitas (kemakmuran) di suatu negara, dengan meningkatknya
1
2
jumlah lansia Usia Harapan Hidup suatu negara juga semakin meningkat. Usia harapan hidup di Indonesia pada tahun 2009 terpantau pada angka 71 tahun dan diperkirakan akan meningkat mencapai usia 73,7 tahun di tahun 2025 peningkatan tersebut juga diikuti dengan peningkatan jumlah penduduk indonesia yang akan mencapai 273,65 juta jiwa. (Depkes, 2005) Peningkatan angka harapan hidup dan bertambah jumlah lanjut usia disatu sisi merupakan salah satu keberhasilan dalam pembangunan sosial dan ekonomi, namun keberhasilan tersebut mempunyai konsekuensi dan tanggung jawab baik pemerintah maupun masyarakat untuk memberikan perhatian lebih serius, karena dengan bertambahnya usia kondisi dan kemampuan lanjut usia untuk beraktivitas semakin menurun (KomNasLansia,2010).
Dalam hal ini dibutuhkan pemeliharaan serta
peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia berdaya guna dan produktif. Besarnya populasi lanjut usia serta pertumbuhan yang sangatcepat juga menimbulkan berbagai permasalahan, sehingga lanjutusia perlu mendapatkan perhatian yang serius dari semua sektoruntuk upaya peningkatan kesejahteraan lanjut usia.Untuk menangani masalah tesebut, pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan atau program yang diterapkan oleh puskesmas (Effendy, 2000).Salah satu bentuk perhatian yang serius terhadap lanjut usia adalah terlaksananya pelayanan pada lanjut usia melalui kelompok (posyandu) lanjut usia yang melibatkan semua lintas sektor terkait, swasta, LSM dan masyarakat. Salah satu wadah yang potensial di masyarakat adalah Posyandu Lanjut Usia yang
3
dikembangkan oleh Puskesmas atau yang muncul dari aspirasi masyarakat sendiri. Wilayah Tanggerang Selatan merupakan daerah yang sedang berusaha meningkatkan kesehatan lansia hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah posbindu yang berada di wilayah Tanggerang Selatan, berdasarkan data dari BPS Tangsel tahun 2009 108 posyandu lansia tersebar di 10 kecamatan dengan jumlah kader yang aktif sebanyak 500 kader (BPS Tangsel, 2009). Posyandu Lansia
merupakan suatu forum komunikasi, alih
teknologi dan pelayanan kesehatan oleh masyarakat dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia khususnya lanjut usia(Depkes, 2001). Pelaksanaan pelayanan kesehatan lansia di posyandu sangat tergantung kepada sumber daya manusia (SDM) dalam organisasi, SDM yang turut berperan penting menentukan kelancaran kegiatan posyandu adalah kader, karena kader posyandu merupakan pelayan kesehatan (health provider) yang berada di dekat kegiatan sasaran posyandu dan memiliki frekuensi tatap muka lebih sering daripada petugas kesehatan lainnya (Heru, 1995). Suatu organisasi tidak akan berjalan tanpa adanya keterlibatan unsur manusia yang ada didalamnya karena manusia merupakan unsur yang dominan menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi (Siagian,2004). Dalam posyandu lansia kader merupakan suatu penggerak terpenting dalam menjalakan tujuan yang dimiliki posyandu lansia tersebut. Tenaga kader
4
dalam menjalankan pelayanan kesehatan di posyandu merupakan sumber daya yang penting dan sangat dibutuhkan untuk mencapai kinerja yang optimal (heru, 1995). Dalam hal ini, kader posyandu lansia juga dituntut memberikan pelayanan yang optimal sehingga kinerja yang dikeluarkan baik dan pengguna jasa pelayanan dalam
hal ini lansia juga dapat
merasakan kenyamanan dalam posyandu lansia tersebut. Pentingnya keaktifan seorang kader posyandu lansia juga tergambarkan dalam sebuah hasil penelitian yang dilakukan di posyandu di daerah Kediri pada tahun 2012, mengatakan bahwa “ada pengaruh antara kinerja kader terhadap tingkat kemandirian posyandu” (Vensi, 2012). Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa kinerja kader sangat mempengaruhi kualitas serta eksistensi dari posyandu lansia itu sendiri. Selain penelitian di atas, pnelitian lain yang menjelaskan pentingnya kinerja kader dalam posyandu lansia yaitu penelitian yang dilakukan di Kutai menjelaskan bahwa “ kinerja kader dalam menggerakkan masyarakat
sangat
mempengaruhi
kualitas
pelayanan
posyandu
tersebut”(Arminiwati, 2010). Kepuasan merupakan gambaran harapan seseorang terhadap pelayanan ataupun jasa yang dirasakan apakah sesuai dengan harapan atau tidak (Irawan,2002). Dalam posyandu lansia, lansia adalah pengunjung yang langsung merasakan bagaimana posyandu memberikan pelayanan terhadap lansia dimana di dalamnya ada peran kader untuk berusaha meningkatkan segala pelayanan serta kegiatan dalam pelaksanaan
5
posyandu lansia sehingga lansia merasakan harapan yang sesuai dengan yang diiginkan. Dalam mengukur suatu pelayanan ada tiga variabel yaitu input, proses dan output. Kepuasan terdapat pada variabel output yang sebelumnya dalam variabel proses mencakup interaksi pemberi pelayanan dengan konsumen, kinerja masuk dalam cakupannya, sehingga kinerja dengan kepuasan merupakan elemen yang saling terkait satu sama lain (Donnabodien,1980). Kinerja yang diberikan akan menggambarkan kepuasan para pengguna jasa/pelayanan. Hasil Studi Pendahuluan yang dilakukan di posyandu lansia wilayah Rempoa kader dimasing-masing posyandu lansia berjumlah 8 orang tetapi yang aktif sebanyak 5-6 orang, pendataan lansia di posyandu dilakukan hanya setiap pelaksanaan diluar pelaksanaan pendataan lansia jarang dilakukan sehingga, pencatatan kunjungan lansia hanya dicatat berat badan ,tinggi badab serta keluhan yang terkadang keluhan pun dicatat oleh petugas kesehatan. Jumlah lansia yang datang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Penyuluhan sosial jarang sekali dilakukan oleh kader, penyuluhan hanya dilakukan jika petugas kesehatan datang keposyandu lansia dan memberikan informasi kepada kader, kegiatan-kegiatan diposyandu lansia hanya tergambar pada proses 5 meja selebihnya tidak ada kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan lansia seperti senam yang saat ini tidak pernah diadakan dan penyuluhan. Gambaran di atas menunjukkan bahwa keaktifan kader serta kinerja kader yang masih kurang. Hal tersebut
6
didukung dengan hasil wawancara saat studi pendahuluan yang dilakukan terhadap 8 kader Posyandu dan 10 lansia
diwilayah Rempoa dan
didapatkan hasil sebanyak 5 orang kader mengatakan bahwa pelatihan kader selama ini dilakukan oleh puskesmas frekuensi pelatihan sesuai dengan dana yang ada, diluar itu kader jarang mengikuti pelatihan dari luar puskesmas. Lima orang kader juga mengatakan bahwa selama ini fasilitas yang digunakan belum optimal dalam
menunjang kegiatan posyandu
lansia. Wawancara juga dilakukan kepada lansia, sebanyak 5 lansia mengatakan nyaman dengan pelayanan posyandu lansia tetapi terkadang masih belum lengkap fasilitas yang diberikan kader dan petugas kesehatan, sebanyak 7 lansia mengatakan kader jarang melakukan penyuluhan serta pendataan kepada lansia dan 3 orang mengatakan tidak puas terhadap posyandu karena terkadang menunggu lama pada saat posyandu lansia dilaksanakan terutama pada saat pemeriksaan tekanan darah karena hanya dilakukan oleh 1 petugas kesehatan tanpa dibantu oleh kader. Masalah yang didapatkan diatas menggambarkan kinerja kader dengan pelayanan yang diberikan pada pengunjung mempunyai dampak pada pelayanan. Kinerja kader sangat penting dalam
membangun
posyandu lansia serta memberikan pelayanan terhadap lansia yang datang, sehingga peneliti berkeinginan untuk mengetahui hubungan antara kinerja kader posyandu lansia terhadap kepuasan lansia.
7
B. Rumusan Masalah Posyandu lansia sebagai program puskesmas mengupayakan pemberian pelayanan yang optimal bagi pengunjung atau klien. Pelaksanaan program yang sesuai dan pelayanan yang menunjukkan keramahan dapat menjadikan nilai tersendiri bagi lansia yang mengikuti program tersebut dan dapat tercipta perasaan puas pada lansia. Pelayanan optimal ditunjang oleh kinerja kader yang baik serta sesuai dengan prosedur dalam memberikan sebuah pelayanan kesehatan, sehingga para pengunjung bisa merasakan pelayanan dan merasakan kepuasan terhadap program pelayanan tersebut.
C. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana Kinerja kader dalam memberikan pelayanan di posyandu lansia? 2. Bagaimana tingkat kepuasan lansia terhadap kinerja kader posyandu lansia di kelurahan Rempoa daerah binaan puskesmas Ciputat Timur? 3. Bagaimana Hubungan antara Kinerja kader terhadap kepuasan lansia di kelurahan Rempoa daerah binaan puskesmas Ciputat Timur?
D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk Mengetahui Hubungan antara kinerja kader posyandu lansia terhadap tingkat kepuasan lansia
8
2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi kinerja kader dalam memberikan pelayanan di posyandu lansia b. Mengidentifikasi kepuasan lansia terhadap kinerja kader posyandu lansia E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan yang berharga bagi peneliti, dan mampu menerapkan pengalaman ilmiah yang diperoleh. 2. Bagi Posyandu Lansia dan Kader Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan dampak positif untuk lebih meningkatkan pelayanan terutama dalam kinerja kader posyandu itu sendiri, sebagai informasi bagi pemerintah dan praktisi agar lebih memperhatikan masalah kesehatan lansia dan meningkatkan kualitas pelayanan. Untuk Kader diharapakan dapat memberikan pelajaran dan pengetahuan kepada kader agar lebih meningkatkan kinerja dan memahami tugas dan tanggung jawab sebagai kader dalam melaksanakan posyandu lansia. 3. Bagi Praktik Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan perawat terutama perawat komunitas dalam praktik keperawatan untuk memberikan pengalaman serta promosi kesehatan, pelatihan terhadap kader posyandu dalam menjalankan posyandu tersebut.
9
F. Ruang Lingkup Penelitian Untuk Menghindari terjadinya perbedaan pemahaman terhadap penelitian karena perbedaan sudut pandang, maka lingkup penelitian sebagai berikut: 1. Lingkup Sasaran Peneletian ini ditujukan kepada anggota posyandu lansia yang aktif, dengan usia di atas 60tahun, bisa membaca dan berkomunikasi dengan baik. 2. Lingkup Masalah Masalah dibatasi pada kepuasan lansia dilihat dari aspek Pelayanan yaitu Kinerja Kader Posyandu. 3. Lingkup Keilmuan Penelitian
ini
termasuk
dalam
ruang
Ilmu
Manajemen
Keperawatan dan Keperawatan Komunitas. 4. Lingkup Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan dengan rancangan penelitian cross sectional. 5. Lingkup Lokasi Lokasi penelitian ini berada di kabupaten Tanggerang Selatan, wilayah Kelurahan Rempoa, Puskesmas Ciputat Timur. 6. Lingkup Waktu Pelaksanaan Penelitian pada bulan November 2013
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) Lansia 1. Definisi Posyandu Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar (Depkes, 2011) Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana.Kegiatan posyandu adalah perwujudan dari peran serta masyarakat dalam menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan mereka (Yulifah,dkk, 2009) 2. Definisi Posyandu Lansia Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia adalah suatu wadah pelayanan kepada lanjut usia di masyarakat, yang proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintah dan non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitik beratkan pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan preventif. Disamping pelayanan kesehatan, di Posyandu Lanjut Usia juga dapat diberikan pelayanan sosial, agama, pendidikan, ketrampilan,
10
11
olah raga dan seni budaya serta pelayanan lain yang dibutuhkan para lanjut usia dalam rangka meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kesehatan dan kesejahteraan mereka. Selain itu mereka dapat beraktifitas dan mengembangkan potensi diri. (Komnaslansia, 2010) Posyandu lansia adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan oleh masyarakat dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia khususnya lanjut usia (Depkes, 2000). Posyandu Lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut disuatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya (Erfandi, 2008). Jadi, Posyandu Lansia adalah sebuah wadah, tempat pelayanan terpadu yang diperuntukkan bagi lansia di suatu daerah tertentu yang didalamnya terdapat pelayanan kesehatan, dan kegiatan peningkatkan kesehatan serta kesejahteraan lansia yang dalam pelaksanaannya melibatkan peran masyarakat dan organisasi sosial.
12
3. Manfaat dan Tujuan Posyandu Lansia Manfaat posyandu lansia menurut Depkes RI (2006) adalah : a. Kesehatan fisik usia lanjut dapat dipertahankan tetap bugar b. Kesehatan rekreasi tetap terpelihara c.
Dapat menyalurkan minat dan bakat untuk mengisi waktu luang Sedangkan tujuan pembentukan dari posyandu lansia secara garis
besar menurut Depkes RI (2006) antara lain : a. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat
sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia b. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat
dan swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut.
4. Sasaran Posyandu Lansia a. Sasaran langsung, yang meliputi pra lanjut usia (45-59 tahun), usia lanjut (60-69 tahun), usia lanjut risiko tinggi (>70 tahun atau 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan. b. Sasaran tidak langsung, yang meliputi keluarga dimana usia lanjut berada, masyarakat di lingkungan usia lanjut, organisasi sosial yang peduli terhadap pembinaan kesehatan usia lanjut, petugas kesehatan yang melayani kesehatan usia lanjut, petugas lain yang menangani Kelompok Usia Lanjut dan masyarakat luas.(Effendy, 2000).
13
5. Mekanisme Pelayanan Posyandu lansia Penyelenggaraan posyandu lansia dilaksanakan oleh kader kesehatan yang terlatih, tokoh dari PKK, tokoh masyarakat dibantu oleh tenaga kesehatan dari puskesmas setempat baik seorang dokter bidan atau perawat, penyelengaraan posyandu lansia dilakukan dengan sistem 5 meja meliputi : a. Meja 1 tempat pendaftaran b.
Meja 2 tempat penimbangan dan pencatatan berat badan, pengukuran dan pencatatan tinggi badan serta penghitungan index massa tubuh (IMT)
c. Meja 3 tempat melakukan kegiatan pemeriksaan dan pengobatan sederhana (tekanan darah, gula darah, Hb dan pemberian vitamin, dan lain - lain) d.
Meja 4 tempat melakukan kegiatan konseling (kesehatan, gizi dan kesejahteraan)
e. Meja 5 tempat memberikan informasi dan melakukan kegiatan sosial
(pemberian
pendampingan,
dan
(KomNasLansia,2010)
makan lain
tambahan, –
lain
bantuan sesuai
modal,
kebutuhan)
14
6. Bentuk Kegiatan Pelayanan dalam Posyandu Lansia Dalam kegiatan posyandu lansia dibagi menjadi 10 tahap pelayanan, yaitu: 1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari / activity of daily living, meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan seperti makan, minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur dan buang air. 2. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mentak emosional, 3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks massa tubuh. 4. Pengukuran tekanan darah serta denyut nadi. 5. Pemeriksaan hemoglobin 6. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula 7. Pemeriksaan adanya protein dalam air seni sebagai deteksi awal penyakit ginjal. 8. Pelaksanaan rujukan ke puskesmas bila mana ada keluhan atau ditemukan kelainan pada pemeriksaan nomor 1 sampai 7 9. Penyuluhan bisa dilakukan didalam atau diluar kelompok dalam rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan atau kelompok usia lanjut.
15
10. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi kelompok usia lanjut yang tidak datang , dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat. (Depkes, 2006) Pelayanan yang dilakukan di posyandu merupakan pelayanan ujung
tombak
dalam
penerapan
kebijakan
pemerintah
untuk
pencapaian lanjut usia sehat, mandiri dan berdaya guna. Oleh karena itu arah dari kegiatan posyandu tidak boleh lepas dari konsep active ageing/menua secara aktif.Active Ageingadalah proses optimalisasi peluang kesehatan, partisipasi dan keamanan untuk meningkatkan kualitas hidup di masa tua. Jika seseorang sehat dan aman, maka kesempatan berpartisipasi bertambah besar.Masa tua bahagia dan berdayaguna tidak hanya fisik tetapi meliputi emosi, intelektual, sosial, vokasional
dan
spiritual
yang
dikenal
dengan
dimensi
wellness.Wellness merupakan suatu pendekatan yang utuh untuk mencapai menua secara aktif.(KomNasLansia, 2010)
16
B. Kader Posyandu 1. Definisi Kader Kader kesehatan adalahlaki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakatdan dilatih untuk menangani masalah-masalahkesehatan perseorangan maupun masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan yang dekat dengan tempat pelayanan kesehatan (Meilani.Dkk, 2009). Kader adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat (Yulifah,dkk, 2009).Menurut Mia, dkk pada tahun 2008 mendefinisikan kader secara umum yaitu tenaga yang berasal
dari masyarakat, dipilih oleh masyarakat itu
sendiri dan bekerja secara sukarela untuk menjadi penyelenggara posyandu. L.A Gunawan (dalam Mia ,dkk pada tahun 2008) memberikan batasan tentang kader kesehatan yaitu : “Kader kesehatan dinamakan juga promotor kesehatan desa (prokes) adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh dan dari masyarakat yang bertugas untuk mengebangkan masyarakat”. Direktorat Bina Masyarakat Depkes RI memberikan batasan bahwa “kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditunjuk oleh masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela. Dari definisi diatas dapat disimpulkan kader adalah laki-laki atau perempuan yang secara sukarela, ditunjuk atau dipilih oleh masyarakat untuk membantu tenaga kesehatan dalam membangun kesehatan dan menyelesaikan masalah-masalah kesehatan dilingkungan masyarakat tersebut.
17
Kader terbentuk dari dua dasar pemikiran yaitu dari segi kemampuan masyarakat dan segi kemasyarakatan. Pemikiran pertama berpendapat bahwa pembangunan nasional dalam bidang kesehatan, pelayanan kesehatan diarahkan pada prinsip masyarakat bukanlah sebagai objek, akan tetapi sebagai subjek dari pembangunan tersebut, sedangkan dari segi kemasyarakatan berprinsip bahwa perilaku kesehatan pada masyarakat tidak terlepas dari kebudayaan masyarakat itu sendiri sehingga masyarakat perlu ikut berpartisipasi dalam upaya pembangunan kesehatan (Mia ,dkk 2008).
2. Fungsi dan Tugas Kader Tenaga yang atau kader yang dibutuhkan dalam pelaksanaan posyandu sebaiknya 8 orang namun bisa kurang dengan konsekuensi bekerja rangkap. Kepengurusan yang di anjurkan adalah: a. Ketua Posyandu Tugas dan Fungsi : 1) Bertanggung
jawab
terhadap
semua
kegiatan
yang
dilakukan posyandu 2) Bertanggung jawab terhadap kerjasama dengan semua stake holder dalam rangka meningkatkan mutu pelaksanaan posyandu b. Sekretaris Tugas dan Fungsi :Mencatat semua aktivitas perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan serta pengendalian posyandu
18
c. Bendahara Tugas dan Fungsi :Pencatatan pemasukan dan pengeluaran serta pelaporan keuangan posyandu d. Kader sekitar 5 orang Tugas kader dalam posyandu lanjut usia antara lain: 1) Mempersiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan pada kegiatan posyandu. 2) Memobilisasi sasaran pada hari pelayanan posyandu. 3) Melakukan pendaftaran sasaran pada pelayanan posyandu lanjut usia. 4) Melaksanakan kegiatan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan para lanjut usia dan mencatatnya dalam KMS atau buku pencatatan lainnya. 5) Membantu
petugas
dalam
pelaksanaan
pemeriksaan
kesehatan dan pelayanan lainnya. 6) Melakukan penyuluhan ( kesehatan, gizi, sosial, agama dan karya) sesuai dengan minatnya.(KomNasLansia, 2010) Sedangkan
menurut Depkes (2011) tugas dan tanggung jawab
pelaksana posyandu dalam hal ini adalah kader sebagai berikut a. Sebelum Hari H Pelaksanaan Posyandu Lansia 1) Menyebarluaskan
hari
buka
Posyandu
pertemuan warga setempat 2) Mempersiapkan tempat pelaksanaan Posyandu 3) Mempersiapkan sarana Posyandu
melalui
19
4) Melakukan pembagian tugas antar kader 5) Berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya. 6) Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan b. Saat Hari H Pelaksanaan Posyandu Lansia 1) Melaksanakan pendaftaran pengunjung Posyandu 2) Melakukan pengukuran IMT melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan. 3) Mencatat hasil penimbangan di buku KMS dan mengisi buku register Posyandu. 4) Membantu petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan seperti Kegiatan pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan kadar haemoglobin darah (Hb), gula darah dan kolesterol darah. 5) Melaksanakan kegiatan penyuluhan dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan hasil penimbangan serta memberikan PMT 6) Melaksanakan Konseling usaha ekonomi produtif dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan Kegiatan aktivitas fisik/senam 7) Setelah pelayanan Posyandu selesai, kader bersama petugas
kesehatan
melengkapi
pencatatan
membahas hasil kegiatan serta tindak lanjut.
dan
20
c. Setelah Hari H Pelaksanaan Posyandu Lansia 1) Membuat grafik jumlah seluruh lansia yang ada diwilayah binaan posyandu lansia 2) Melakukan tindak lanjut terhadap sasaran yang tidak datang dan sasaran yang memerlukan penyuluhan lanjutan. 3) Memberitahukan
kepada
kelompok
sasaran
agar
berkunjung ke Posyandu saat hari buka 4) Melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh masyarakat, dan menghadiri pertemuan rutin kelompok masyarakat atau organisasi keagamaan.
21
C. Kinerja 1. Definisi Kinerja Kinerja adalah penampilan hasil kerja personil baik kuantitas maupun kualitas
dalan suatu organisasi. Kinerja merupakan
penampilan individu maupun kelompok yang tidak terbatas pada jabatan fungsional maupun struktural (Ilyas, 2002). Menurut Gibson, dkk (2003) kinerja adalah hasil dari pekerjaan terkait dengan tujuan organisasi, efisiensi dan keefektifan kinerja lainnya. kinerja (performance) adalah hasil kerja yang dapat ditampilkan atau penampilan kerja seorang karyawan. Dengan demikian kinerja seseorang karyawan dapat diukur dari hasil kerja, hasil tugas atau hasil kegiatan dalam kurun waktu tertentu (Notoatmodjo, 2007). Kinerja merupakan suatu penampilan kerja atau hasil kerja secara kuantitas maupun kualitas yang dicapai seseorang dalam melakukan pekerjaan, tugas dan tanggung jawab yang
diberikan ( Mangku
Prawira, 2002). Sementara menurut Wibowo (2010),
kinerja
mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi termasuk bagaimana proses pekerjaan berlangsung. Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang, kinerja merpakan hasil kerja secara kuantitas dan kualitas yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang diberikan (Mangkunegara, 2004)
22
Jadi, dapat disimpulkan definisi kinerja adalah hasil kerja seseorang baik secara kualiatas maupun kuantitas dalam mengemban tugas serta tanggung jawab yang diberikan. Kinerja merupakan satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan karena dalam mengukur sebuah mutu pelayanan kinerja petugas pun didalamnya akan menjadi salah satu tolak ukur penilaian untuk menentukan kepuasan konsumen/pengguna jasa, apakah kinerja yang diberikan sesuai dengan standar dan etik serta memberikan kepuasan bagi penduduk sekitarnya(DepKes RI, 2007). Seperti yang dijelaskan oleh Donabodien (1980) yang dikutip Mulayadi(2001) tentang pengukuran mutu pelayanankesehatan dapat diukur dengan menggunakan tiga variabel: 1. Input (struktur) yaitu segala sumber daya yang diperlukan untuk melakukan pelayanankesehatan, seperti tenaga, dana, obat, fasilitas, peralatan, bahan, teknologi, organisasi,informasi, dan lain-lain. Pelayanan kesehatan yang bermutu memerlukan dukungan inputyang bermutu pula. Hubungan struktur dengan mutu pelayanan kesehatan adalah dalamperencanaan dan penggerakan pelaksanaan pelayanan kesehatan. 2. Proses, ialah interaksi profesional antara pemberi pelayanan dengan
konsumen(pasien/masyarakat)
yang
didalamnya
terdapat pula kinerja individu dan kelompok dari berbagai aspek. Proses ini merupakan variabel penilaian mutu yang penting.
23
3. Output/outcome, ialah hasil pelayanan kesehatan, merupakan perubahan yang terjadi padakonsumen (pasien/masyarakat), termasuk kepuasan dari konsumen tersebut (Donabodien,1980)
2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kinerja Secara teoritis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja personal ada tiga variabel yaitu variabel individu, organisasi dan psikologis (Ilyas, 2002).faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah faktor dari variabel individu yang terdiri dari kemampuan dan keterampilan, latar belakang, dan demografis. Faktor yang kedua adalah faktor dari variabel psikologi yang terdiri dari persepsi, sikap, dan motivasi, Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanan motif tertentu (Notoadmodjo, 2003) , faktor yang ketiga adalah faktor organisasi yang terdiri dari kepemimpinan, konflik, kekuasaan, struktur organnisasi, desain pekerjaan. (Gibson, 2008).
24
Sedangkan
Menurut
Mathis(2009)
faktor-
faktor
yang
mempengaruhi kinerja individu ada tiga faktor meliputi a. Kemampuan individu dalam melakukan pekerjaan b. Usaha yang dilakukan c. Dukungan organisasi Sehingga hubungan ketiga faktor ini dalam teori ilmu manajemen dapat dibuat rumus sebagai berikut Performance (P) = Ability (A) x Effort (E) x Support (S) Kinerja individu dapat ditingkatkan jika ketiga komponen tersebut ada pada seseorang.
Motivasi individu merupakan salah satu variabel
mempengaruhi usaha individu. Menurut Mangkunegara (2009) menyatakan bahwa faktor yang memengaruhi kinerja antara lain : a. Faktor kemampuan Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan). Oleh karena itu pegawai perlu dtempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlihannya. b. Faktor motivasi Motivasi terbentuk dari sikap (attiude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situasion) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimalMangkunegara (2009).
25
3. Penilaian Kinerja Mangkunegara (2000) mengemukakan bahwa “penilaian pegawai merupakan evaluasi yang sistematis dari pekerjaan pegawai dan potensi yang dapat dikembangkan. Penilaian dalam proses penafsiran atau penentuan nilai, kualitas atau status dari beberapa obyek orang ataupun sesuatu (barang)”. Dari beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi kinerja adalah penilaian yang dilakukan secara sistematis untuk
mengetahui
hasil
pekerjaan
karyawan
dan
kinerja
organisasi.(Mangkunegara,2010). Tujuan
evaluasi
kinerja
adalah
untuk
memperbaiki
atau
meningkatkan kinerja organisasi melalui peningkatan kinerja sumber daya manusia. Secara lebih spesifik, tujuan dari evaluasi kinerja adalah: a. Meningkatkan saling pengertian antara karyawan tentang persyaratan kinerja. b. Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang karyawan sehingga mereka termotivasi untuk berbuat yang lebih baik atau sekurang-kurangnya berprestasi sama dengan prestasi yang terdahulu. c. Memberikan peluang kepada karyawan untuk mendiskusikan keinginan dan aspirasinya dan meningkatkan kepedulian terhadap karier atau pekerjaan yang diembannya sekarang.
26
d. Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan sehingga karyawan termotivasi untuk berprestasi sesuai dengan potensinya. e. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan pelatihan, khusus rencana diklat, dan kemudian menyetujui rencana itu jika tidak ada hal-hal yang perlu diubah (Mangkunegara. 2010).
27
D. Kepuasan 1. Definisi Kepuasan Kepuasan adalah bentuk perasaan seseorang setelah mendapatkan pengalaman terhadap kinerja pelayanan yang telah memenuhi harapan (Gerson, 2004). Kepuasan menurut kolter, (2007) merupakan perasaan senang atau kecewa yang muncul setelah membandingkan antara presepsi kinerja atau hasil suatu produk atau jasa dan harapan-harapan.Sedangkan Kepuasan
pasien
adalah
tingkat
perasaan
seseorang
setelah
membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibanding dengan harapan (Kolter, 2007). Pengertian diatas dapat didefinisikan bahwa, kepuasan adalah sebuah perasaan, pandangan seseorang (pasien atau pengguna jasa) terhadap pelayanan yang diberikan sehingga dapat memenuhi harapan. Kepuasan adalah tanggapan seseorang terhadap kesesuaian tingkat kepentingan dan harapan (ekspektasi) sebelum mereka menerima jasa pelayanan dengan sesudah pelayanan yang merekaa terima.Sehingga kepuasan pengguna jasa pelayanan kesehatan dapat disimpulkan sebagai selisih kinerja institusi pelayanan dengan harapan pelanggan (pasien atau kelompok masyarakat) (Muninjaya2011). Dari Penjelasan tersebut dapat ditentukan rumus sebagai berikut
Satisfaction = f ( performance – expectation )
28
Dari rumus diatas menghasilkan tiga kemungkinan
1. Performance < Expectation Jika kinerja institusi pelayanan kesehatan lebih jelek dari apa yang diharapkan para penggunanya (pasien atau kelompok masyarakat, kinerja pelayanan akan dipandang jelek oleh pengguna , karena tidak sesuai dengan harapan.
2. Performance = Expectation Jika kinerja institusi penyedia pelayanan kesehatan sama dengan harapan para penggunanya, pengguna jasa akan menerima kinerja pelayanan jasa dengan baik.
3. Performance > Expectation Bila kinerja pelayanan kesehatan lebih tinggi dari harapan para penggunanya maka pengguna pelayanan kesehatan akan menerima pelayanan melebihi harapannya. (Muninjaya, 2011) Dibidang kesehatan, eksektasi atau kepentingan utama pasien dan keluarganya adalah kesembuhan atau kembalinya tubuh pasien berfungsi secara normal atau pasien mampu melakukan kegiatan sehari-hari dirumah, ditempat kerja dsb. Pada saat terjadi interaksi antara petugas kesehatan dengan pasien, akan selalu diawali dengan situasi informasi yang tidak seimbang. Faktor komunikasi verbal dan non verbal dalam pelayanan memegang menentukan
keberhasilan
pelayanan
faktor kunci utama yang dan
memenuhi
kepuasan
pelanggan. Interaksi positif (reciprocal – timbal balik) antara pasien dan keluarganya disatu pihak dan petugas kesehatan perlu tetap dijaga
29
dan dikembangkan. Sikap positif petugas kesehatan terhadap pasien atau kelompok masyarakat akan sangat menentukaninteraksi positif ini. Petugas kesehatan mempunyai tanggung jawab moral memberikan tanggapan yang cepat dan akurat dan dilandasi empati. Sikap seperti ini memberikan nilai tambah (added value) untuk kepuasan pengguna dan juga akan menjamin partisipasi aktif mereka (Muninjaya, 2011) 2. Dimensi Kepuasan Aspek pelayanan jasa yang dapat mengukur kepuasan pelayanan pasien menurut Parasuraman, dkk (Muninjaya, 2011) menganalisis kualitas jasa berdasarkan lima aspek komponen mutu. Kelima komponen mutu pelayanan tersebut dikenal dengan nama ServQual (Service Quality). Kelima dimensi mutu tersebut menurut Parasuraman dkk, meliputi : a. Responsivennes (Cepat Tanggap) Dimensi ini dimasukkan kedalam kemampuan petugas kesehatan menolong pelanggan dan kesiapannya dalam melayani sesuai dengan prosedur dan bisa memenuhi harapan pelanggan.Pelayanan
kesehatan
yang
responsif
terhadap
kebutuhan pelanggannya kebanyakan ditentukan oleh sikap para front-line staff.Mereka secara langsung berhubungan dengan para pengguna jasa dan keluarganya baik melalui tatap, komuniasi non-vverbal, langsung atau melalui telepon. b. Reliablity
30
Keadalan adalah kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan secara tepat dan terpercaya (Pasuraman,2001). Kemampuan memberkan pelayanan kesehatan dengan tepat waktu dan akurat sesuai. Reliablity merupakan dimensi paling penting
karena jasa yang diberikan sangat tergantung dari
aktivitas manusia sehingga akan sulit mengharapkan output yang konsisten. Dalam memberikan pelayanan hendaknya individu melaksanankan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan. c. Assurance Kriteria ini berhubungan dengan pengetahuan, kesopanan dan sifat petugas yang dapat dipercaya pelanggan. Pemenuhan kebutuhan ini akan mengakibatkan pengguna jasa merasa terbebas dari resiko. Dimensi ini meliputi faktor keramahan, kompetensi, kredibilitas dan keamanan. d. Emphaty Empati meliputi kemampuan dalam melakukan hubungan komunikasi
yang
baik
dan
memenuhi
kebutuhan
pelanggan.Peranan SDM kesehatan sangat menentukan mutu pelayanan kesehatan karena mereka dapat langsung memenuhi kepuasan para pengguna jasa pelayanan kesehatan. e. Tangible Bukti
langsung
merupakan
apa
yang
dilihat
oleh
pasien/pengunjung terhadap pelayanan yang telah diterima
31
(kozier, 2004). Mutu jasa pelayanan kesehatan juga dapat dirasakan secara langsung oleh para penggunanya dengan menyediakan fasilitas fisik dan perlengkapan yang memadai. Para penyedia pelayanan kesehatan akan mampu bekerja secara optimal sesuai keterampilan masing-masing. 3. Metode Pengukuran Kepuasan Menurut Kotler (2007) ada berbagai metode dalam pengukuran kepuasan pelanggan yaitu : a. Sistem keluhan dan saran Pemberi pelayanan memberikan kepuasan pada pelanggan dengan cara menerima saran, keluhan masukan mengenai produk atau jasa layanan. Jika penanganan keluhan, masukan dan saran ini baik dan cepat, maka pelanggan akan merasa puas, sebaliknya jika tidak maka elanggan akan merasa kecewa. Contohnya dengan menggunakan formulir, kotak saran, kartu komentar. b. Riset kepuasan pelanggan Model ini berusaha menggali tingkat kepuasan dengan survei kepada pelanggan mengenai jasa yang selama ini mereka gunakan .survei akan mencerminkan kondisi lapangan yang sebenarnya mengenai sikap pelanggan terhadap produk atau jasa yang digunakan.
32
c. Ghost shopping Yaitu model yang mirip dengan marketing intelligence yaitu pihak pemberi jasa dari pesaingnya dengan cara berpurapura sebagai pembeli atau pengguna jasa dan melaporkan halhal yang berkaitan dengan cara memahami kelemahan dan kekuatan produk jasa atau cara pesaing dalam menangani keluhan. d.
Analisa pelanggan yang hilang Analisa pelanggan tertentu yang berhenti menggunakan produk jasa dan melakukan studi terhadap bekas pelanggan mereka.Pengukuran kepuasan pelanggan merupakan elemen penting dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien dan lebih efektif.Apabila pelanggan merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka pelayanan tersebut dapat di pastikan tidak efektif dan tidak efisien.Hal ini terutama sangat penting bagi pelayanan public.Tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan merupakan faktor yang penting dalam mengembangkan suatu sistim penyediaan pelayanan
tanggap
terhadap
kebutuhan
pelanggan,
meminimalkan biaya dan waktu serta memaksimalkan dampak pelayanan terhadap populasi sasaran.
33
E. Lansia 1. Definisi Lansia Menurut UU No.14 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia, pengertian lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Keadaan ini di bagi menjadi dua, yaitu lanjut usia potensial dan lanjut usia tidak potensial. Lanjut usia potensial adalah lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan jasa, sedangkan Lanjut Usia Tidak Potensial adalah lanjut usia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain. Lansia bukan Suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan (Effendi, 2009) Lansia adalah keadaan yang ditandai dengan kegagalan seseorang untuk
mempertahankan
keseimbangan
terhadap
kondisi
stress
fisiologis,kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual (Effendi, 2009) Jadi dapat disimpulkan, Lanjut Usia
adalah tahap lanjut dari
proses perkembangan pada seseorang dengan usia diatas 60 tahun dan diikuti dengan terjadinya penurunan kemampuan dalam melakukan aktivitas.
34
2. Klasifikasi Lansia Klasifikasi berikut, mengelompokan lansia dalam lima klasifikasi a. pralansia (prasenilis) Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun b. Lansia Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih c. Lansia risiko tinggi Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengam masalah kesehatan d. Lansia Potensial Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan dapat menghasilkan barang/jasa e. Lansia tidak potensial Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain (Maryam, 2008) 3. Tipe Lansia Pada umumnya lansia lebih dapat beradaptasi tinggal di rumah sendiri daripada tinggalbersama anaknya. Menurut Nugroho W ( 2000) adalah: a. Tipe Arif Bijaksana: Yaitu tipe kaya pengalaman, menyesuaikan diri denganperubahan zaman,mempunyai kesibukan, rendah hati, menjadi panutan.
ramah,
35
b. Tipe Mandiri: Yaitu mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari pekerjaan, bergaul dengan teman dan memenuhi undangan c. Tipe Tidak Puas: Yaitu tipe konflik lahir batin, menentang proses penuaan sehingga
menjadi pemarah,
tidak
sabar,
mudah
tersinggung , sulit dilayani, pengkritik dan banyak menuntut. d. Tipe Pasrah: Yaitu lansia yang menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama, dan melakukan pekerjaan apa saja e. Tipe Bingung: Yaitu kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesa, pasif dan acuh tak acuh. Tipe lain dari lansia adalah tipe optimis, tipe konstruktif, tipe dependen (ketergantungan), tipe defensif (bertahan), tipe militan dan serius, tipe pemarah/frustasi (kecewa akibat kegagalan dalam melakukan sesuatu), serta tipe putus asa ( benci pada diri sendiri). (Maryam, 2008)
36
KerangkaTeori Kualitas Pelayanan
Posyandu Lansia
INPUT Struktur - Pengguna pelayanan - Lingukungan - Fasilitas - SDM
Lansia Sebagai Pengguna Pelayanan
Proses Proses - Kinerja indiviual dan Seluruh aspek / Kinerja Kader - Aktivitas pelayanan posyandu
Kinerja = Hasil Kerja yang diberikan & apa yg dilakukan - Kegiatan posyandu & Sikap
Output
Kepuasan Lansia : Performance < Expectation ( Tidak Puas)
Outcome - Hasil pelayanan - Status Kesehatan - Kepuasan - biaya
Performance = Expectation ( Cukup Puas) Performance > Expectation (Sangat Puas)
Adaptasi dari Teori Donna Bodien (dalam Mulyadi, 2001), Gibson (2008) dan Parasuraman, (dalamMuninjaya, 2011) Bagan 2.1
BAB III Kerangka Konsep dan Definisi Operasional
A. Kerangka Konsep Kerangka konsep pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kinerja kader posyandu lansia terhadap kepuasan lansia didaerah binaan puskesmas Ciputat Timur kelurahan Rempoa. Kinerja merupakan suatu tolak ukur dalam menilai kualitas dan keberhasilan suatu pelayanan kesehatan (Heru, 1995). Individu diharapkan dalam menjalankan tugas dalam hal ini kader posyandu menunjukkan kinerja secara langsung dan nyata dengan kemampuan yang mereka miliki dalam meningkatkan kinerja serta mutu pelayanan kesehatan yang akan memberikan dampak positif bagi posyandu lansia yang dikelola dan pada akhirnya berdampak pada kesejahteraan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat dalam hal ini adalah lansia (Mathis dan John, 2009). Lansia meruapakan sasaran utama yang merasakan pelayanan sehingga dapat memberikan gambaran bagaimana kepuasan yang didapat dari kader dalam melaksanakan posyandu lansia tersebut. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diteliti yaitu Kinerja kader dan Kepuasan lansia, adapun kerangka konsep pada penelitian ini sebagai berikut: Gambar 3.1 Variabel Bebas
Variabel Terikat Kepuasan Lansia tehadap Kinerja Kader
Kinerja Kader
Kerangka konsep hubungan Kinerja kader posyandu terhadap kepuasan lansia
37
38
B. Hipotesis Penelitian Adapun hipotesis penelitian ini adalah : Ho Tidak ada hubungan antara Kinerja Kader posyandu lansia terhadap kepuasan
lansia
kelurahan
Rempoadaerah
wilayah
kerja
puskesmas Ciputat Tmur Ha Ada hubungan antara Kinerja Kader posyandu lansia terhadap kepuasan lansia kelurahan Rempoadaerah wilayah kerja puskesmas Ciputat Tmur
C. Definisi Operasional Tabel 3.1 No 1
Variabel Kinerja Kader
Definisi Operasional
Alat ukur
Hasil ukur
hasil atau prestasi kerja yang Kuisoner
Hasil
telah dilakukan oleh kader
nilai
posyandu
kinerjadengan
lansia
sesuai
skoring Numerik
dengan tugas dan tanggung
intepretasi
jawab yang diberikan dalam
semakin tinggi
memberikan
skor
semakin
baik
kinerja
pelayanan
posyandu lansia
Skala
kader 2
Kepuasan
Terpenuhinya suatu harapan Kuisoner
Hasil Skoring Numerik
Lansia
dan keinginan lansia tentang
Nilai
pemahaman serta pelayanan
Kepuasan
yang diberikan oleh kader
dengan
posyandu meliputi aspek:
intepretasi semakin tinggi skor
semakin
39
baik kepuasan yang dirasakan lansia. Responsiveness
(cepat
tanggap) : kemampuan kader dalam
menangani
merespon
keluhan
dan lansia
secara cepat dan tepat Reliability (Keandalan) : Kemampuan
kader
melaksanakan posyandu dengan
dalam
pelayanan
lansia
sesuai
tugas kader
serta
tujuan posyandu lansia itu sendiri. Assurance (keyakinan): keterampilan
kader
melaksanakan
pelayanan
sehingga suatu
dalam
mencerminkan keyakinan
serta
keamanan pada lansia Empathy : cara kader dalam berkomunikasi dengan lansia dan
cara
kader
dalam
menyampaikan perasaan pada lansia. Tangible( Bukti langsung): Cara
kader
memfasilitasi perlengkapan lansia
dalam
posyandu lansia
dalam kegiatan,
untuk
para
pelaksanaan
BAB IV Metodologi Penelitian
Metode penelitian adalah usaha untuk menjawab permasalahan, membuat suatu yang masuk akal, memahami peraturan dan memprediksi keadaan yang terjadi (Nursalam,2001). Bab ini menguraikan tentang desain penelitian, populasi dan sampel penelitian,
tempat dan waktu penelitian, etika penelitian, alat
pengumpulan data, uji validitas dan realibilitas, prosedur pengumpulan data, pengolahan data, pengolahan dan tekhnik analisa data. A. Desain Penelitian Desain Penelitian merupakan bentuk rancangan yang akan digunakan
dalam
melakukan
prosedur
penelitian.
Penelitian
ini
menggunakan desain penelitian studi analitik kuantitatif deskripsi korelasional dengan rancangan penelitian cross sectional.Penelitian asosiatif/ hubungan dengan cross sectional adalah jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran/ observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2009). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara pelayanan posyandu lansia terhadap kepuasan lansia di Kelurahan Rempoa wilayah binaan kerja puskesmas Ciputat Timur dengan cara memberikan pernyataan melalui kuisoner yang akan diisi oleh responden penelitian.
40
41
B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Penelitian Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipeljari dan ditarik sebuah kesimpulan (Sugiyono, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah lansiayang aktif mengikuti kegiatan diposyandu lansiaberjumlah 202 lansia di 4 posyandu lansia yang tersebar di kelurahan Rempoa. 2. Sampel Penelitian Sampel penelitian merupakan sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmodjo, 2002). Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2008). Perhitungan pengambilan sampel menggunakan rumus besar sampel
yang
diketahui
populasinya
dengan
teknik
Slovin
(Notoadmodjo, 2002). Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah lansia pengunjung atau pengguna posyandu lansia di kelurahan Rempoa. Peneliti menghintung sampel berdasarkan jumlah lansia yang aktif mengikuti dan mengujungi posyandu lansia yang tersebar pada empat posyandu lansia. =
1+
( )
42
Keterangan: n
=
jumlah sampel
N
=
jumlah populasi
d
=
persen kelonggaran ketidak telitian pengambilan sampel (5%) =
202 1 + 205(0.05) =
202 1 + 0,51 =
202 1.51
= 133,7 ≈ 134 Setelah menghintung sampel peneliti membagi sampel dengan menggunakan tekhnik probability sampling dimana setiap anggota populasi mempunyai kesempatan untuk dijadikan sampel, dengan metode proporsional starafied random sampling (Elfindri,dkk, 2011), berdasarkan jumlah lansia anggota aktif di setiap posyandu lansia : Sakura 60 orang, Cempaka 45 orang, Bogenvil 60 orang dan Anggrek 37 orang, maka dengan menggunakan rumus : =
Ni x n N
ni = besarnya sampel Ni = besarnya populasi pada strata ke I N = besarnya populasi secara keseluruhan n = besarnya ukuran sampel Didapatkan masing masing posyandu lansia sebagai berikut:
43
Tabel 4.1 Perhitungan Sampel Posyandu Lansia/Sub populasi Besarnya sampel pada stara I 60 x 134 Sakura 202 45 x 134 Cempaka 202 60 x 134 Bogenvil 202 37 x 134 Anggrek 202
Jumlah 39,8 = 40 29,8 = 30 39,8 = 40 24
134 Setelah dilakukan perhitungan sampel peneliti menentukan kriteria sampel yang akan digunakan.
3. Kriteria Sampel Kriteria sampel dalam penelitian keperawatan, meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi dimana kriteria tersebut menetukan dapat atau tidaknya sampel tersebut digunakan. Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel.Kriteria ekslusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian (Hidayat, 2008). Kriteria Inklusi sampel dalam penelitian ini antara lain : a. Lansia anggota aktif posyandu lansia b. Bisa berkomunikasi dengan baik c. Lansia yang bersedia menjadi responden d. Lansia yang bisa berbahasa Indonesia e. Lansia yang kooperatif
44
Kriteria Eksklusi sampel dalam penelitian ini antara lain : a. Lansia yang mempunyai gangguan pendengaran b. Lansia anggota nonaktif posyandu lansia c. Lansia dalam keadaan sakit ( sakit yang mengganggu aktivitas)
C. Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian dilakukan di empat posyandu lansia yang erleta dikelurahan Rempoa wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur. Penelitian dilakukan pada tanggal 12 – 19 November 2013. Penentuan posyandu lansia di kelurahan Rempoa wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur sebagai lokasi penelitian karena daerah tersebut merupakan wilayah yang banyak memiliki posyandu lansia dari daerah lain yang masuk dalam wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur.
D. Instrument Penelitian Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan lembaran kuesioner yang disusun secara terstruktur berdasarkan teori dan berisikan pertanyaan yang harus dijawabresponden. Instrument penelitian terdiri dari data demografi meliputi insial nama, usia, jenis kelamin serta pendidikan dan berisi dua instrument yang meliputi: a. Kuisoner A Kuisoner
A
adalah
pernyataan-pernyataan
yang
memberikan gambaran kinerja kader dalam pelaksanaan posyandu lansia yang terdiri dari tugas dan tanggung jawab kader dalam
45
pelaksanaan
posyandu
yang
meliputi
sikap
kader
dalam
pelaksanaan serta bentuk kegiatan/pelayanan yang diberikan kader dalam pelaksanaan posyandu lansia. b. Kuisoner B Kuisoner
B
adalah
pernyataan-pernyataan
yang
memberikan gambaran kepuasan lansia terhadap penerimaan pelayanan posyandu lansia yang diberikan oleh kader , peryantaan tentang harapan dan kenyataan yang dirasakan lansia pada saat pelaksanaan posyandu lansia yang terdiri dari dimensi tangiabels (kenyataan), realibility (keandalan), responsiveness, assurance (jaminan) dan empati. Pernyataan dibuat berdasarkan skala Likert.Skala ini digunakan untuk mengukur kinerja kader dan kepuasan lansia. Jawaban-jawaban responden pada variabel bebas maupun terikat kemudian akan diberi nilai. Nilai-nilainya adalah sebagai berikut : a.
Pernyataan pada variabel akan dinilai dengan memberikan skala
Likert
yang
kemudian
akan
diberi
skor
pada
pernyataannya, pada variabel kinerja jawaban selalu akan diberi skor 5, Sering skor 4, kadang-kadang skor 3, jarang skor 2 dan tidak pernah skor 1. Variabel kepuasan jawaban sangat setuju diberi skor 5, setuju skor 4, netral atau biasa skor 3, tidak setuju 2 dan sangat tidak setuju diberi skor 1. b.
Peneliti akan menghitung jumlah skor tersebut.
46
E. Uji Validitas Reliabilitas Instrumen 1.
Uji Validitas Validitas adalah pernyataan alat ukur (kuisoner) sejauh mana dapat mengukur yang ingin diukur atau sejauh mana hasil penelitian mencerminkan keadaan yang sebenarnya (Hidayat,2008). Agar hasil riset atau penelitian dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, maka informasi yang menyangkut validitas dan reabilitas alat ukur harus disamapaikan dan diukur (Umar, 2011). Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Dalam hal ini, beberapa item pertanyaan dapat digunakan untuk mengungkapkan variabel yang diukur tersebut. Apabila aturan-aturan uji validitas dapat dipenuhi, maka diharapkan validitas yang dikehendaki peneliti akan tercapai (Arikunto, 2010). Uji penelitian ini akan dilakukan di wilayah kelurahan Penjaringan pada bulan Oktober 2013 daerah tersebut dipilih karena memiliki komunitas lansia yang kegiatannya serupa dengan kegiatan posyandu lansia. Komunitas tersebut dilaksanakan oleh para relawan yag berada disekitar daerah tersebut dengan bekerja sama dengan balai pengobatan. UjiValiditas dilakukan pada bulan Oktober 2013, peneliti dibantu oleh satu anumeratordalam melakukan uji validitas, sebelum melakukan uji peneliti terlebih dahulu meminta izin kepada ketua komunitas serta menjelaskan maksud serta tujuan dilakukan penelitian ini, setelah mendapatkan izin peneliti mencari sampel yang
47
ada di buku anggota kemudian dicatat. Keesokan harinya peneliti dan anumerator melakukan uji validitas pada 30 lansia anggota komunitas dengan memberikan arahan dan penjelasan lalu memberikan kuisoner. Setelah selesai melakukan uji validitas peneliti mengumpulkan semua kuisoner, kemudian kuisoner tersebut dilakukan skoring, setelah skoring dilakukan peneliti mengentri data tersebut dalam spss lalu dilakukan uji validitas dengan menggunakan Analisis Faktor. Uji validitas ini menggunakan Analisis Faktor yakni suatu analisis data untuk mengetahui factor-faktor yang dominan dalam menjelaskan suatu masalah, tujuannya adalah untuk mengelompokkan data menjadi beberapa kelompok sesuai dengan saling korelasi antar variabel. Korelasi antarvariabel independen, dalam analisis faktor, harus > 0,5 dengan signifikansi < 0,05. Nilai yang diperhatikan adalah MSA (Measure of Sampling Adequacy). Nilai MSA berkisar antara 0 hingga 1, dengan ketentuan sebagai berikut: (Santoso, 2006) Tabel 4.2 1. MSA = 1, variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang lain. 2. MSA > 0,5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut. 3. MSA < 0,5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya
Hasil dari uji validitas variabel kinerja dari jumlah Item pertanyaan yang diajukan pada penelitian ini adalah 20 item, namun setelah diuji
48
validitas yang dinyatakan valid adalah 10 item yang valid dan terbentuk menjadi 2 faktor baru , sikap kader pada saat pelaksanaan dan pelaksanaan kegiatan/pelayanan. Pada faktor sikap terdapat 6 item yang dinyatakan valid, item pernyataan tersebut yaitu q14, q4, q19, q15, q13 dan q17untuk faktor pelaksanaan kegiatan posyandu lansia 4 item yang dinyatakan valid dalam faktor pelaksanaan kegiatan, dengan item pernyataan q1, q6, q7 dan q5 . 10 item pernyataan tersebut dinyatakan valid karena memiliki nilai MSA > 0,5 sehingga pernyataan tersebut bisa digunakan dan dianalisis kembali, sedangkan 10 item yang tidak valid memiliki nilai Measures of Sampling Adequacy (MSA) < 0,5 sehingga dianggap kurang valid dan tidak sesuai dengan konten dari pernyataan sehingga dianggap tidak valid. 10 item yang valid diatas memiliki nilai Kaiser –Meyer-Olkin MSA sebesar 0,749 (KMO > 0,5), sehingga seluruh item yang valid dan reliabel tersebut dapat digunakan untuk dilakukan pengolahan data lebih lanjut. Hasil uji validitas kuisoner variabel kepuasan dari jumlah Item
pertanyaan yang diajukan pada penelitian ini adalah 20 item, namun setelah diuji validitas yang dinyatakan valid adalah 15item dan terbentuk menjadi 3 faktor baru faktor keandalan, faktor Empati dan kenyataan/tangiable. Faktor kepercayaan terdapat 7 item dengan item pernyataan yaitu q8, q6, q11, q7, q5, q9 dan q10, faktor penampilan 5 item dengan item pernyataan yaitu q15, q14, q17, q19 dan q16, untuk faktor kenyataan/tangiable 3 item yang dinyatakan valid yaitu q2, q3 daan q1. 15item yang valid diatas memiliki nilai Kaiser –Meyer-Olkin
49
MSA sebesar 0,733 (KMO > 0,5), sehingga seluruh item yang valid dan reliabel tersebut dapat digunakan untuk dilakukan pengolahan data lebih lanjut. Item yang tidak relevan atau tidak valid karena nilai MSA kurang <0,5 peneliti tidak gunakan dan tidak dianalisis kembali yaitu pada variabel kinerja item hari pelaksanaan posyandu dan setelah setelah pelaksanaan lalu pada variabel kepuasan item yang tidak valid adalah item jaminan (assurance) dan item cepat tanggap , hasil yang tidak valid karena jawaban yang diberikan responden tidak bervariasi. 2.
Uji Realibilitas Reliabilitas adalah derajat
ketepatan atau ketelitian yang
ditunjukkan oleh instrument pengukuran atau kuisoner (Umar, 2011). Uji realibilitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Alpha Cronbach. Nilai koofesien korelasi yang tinggi adalah 0,600 sampai 0,799 (Hidayat, 2008). Hasil pengujian realibilitas instrument adalah 0,803 untuk variabel kinerja dengan nilai realibilitas pada faktor Sikap kader memiliki nilai Cronbach's Alpha sebesar0,778, untuk faktor Pelaksanaan kegiatan 0,627dan 0,825 untuk variabel kepuasan dengan nilai realibilita masingmasing
faktor
sebesar0,785,
adalah untuk
kenyataan/tangiabel.
faktor keandalan faktor
nilai
empati0,755
Cronbach's
dan
untuk
Alpha faktor
50
F. Metode Pengumpulan Data 1. Tahap pertama yaitu persiapan. Peneliti menentukan subjek penelitian, tujuan penelitian, dan tempat penelitian. Peneliti mengajukan surat izin dari Fakultas untuk diserahkan ke Dinas Kesehatan Tanggerang Selatan dengan tembusan Kepala Puskesmas Ciputat Timur dan Kelurahan Rempoa. 2. Tahap kedua pengumpulan data sampel. Peneliti mengumpulkan data dari kader 4 posyandi lansia. Data yang diambil adalah jumlah lansia yang aktif di masing-masing posyandu lansia setelah di dapatkan data dari ke 4 posyandu tersebut peneliti membagi sesuai dengan perhitungan proporsi sampel. 3. Tahap ketiga pelaksanaan. Peneliti dibantu oleh 3 orang numerator yang telah dilatih sebelumnya membagikan kuesioner kepada lansia anggota aktif posyandu lansia yang telah terpilih secara acak pada masing-masing posyandu lansia. Peneliti memperkenalkan diri, menyampaikan maksud dan tujuan serta meminta ijin secara lisan dan tertulis (informed consent). Peneliti dan numerator memberikan kuesioner serta menjelaskan cara mengisi kuesioner tersebut. 4. Tahap keempat pengolahan data. Peneliti dibantu anumerator mengecek kembali kelengkapan kuesioner dan memulai pengolahan dengan memberikan kode pada masing-masing kuesioner untuk mempermudah pengolahan data. Peneliti memberikan skor atau nilai pada
masing-masing
pertanyaan.
Tahap
selanjutnya
adalah
51
memasukkan data ke dalam software statistik (SPSS 18) dan melakukan analisis. Tahap terakhir adalah memeriksa kembali apakah ada kesalahan pada data atau pada proses input dan analisis.
G. Pengolahan Data Dalam proses pengolahan data, peneliti menggunakan langkah-langkah pengolahan data menurut Budiarto (2002) diantaranya: 1.
Editing Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data atau formulir kuesioner yang diperoleh atau dikumpulkan.Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setalah data terkumpul.
2.
Coding Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atasa kategori.Pemberian kode ini sangat penting
bila
pengolahan
dan
analisis
data
menggunakan
komputer.Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variable. 3.
Entry data Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master table atau data base computer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana.
52
H. Analisa Data 1. Analisis univariat Analisis
univariat
digunakan
untuk
menjelaskan
atau
mendeskripsikan data atau variabel secara sederhana(Umar, 2011). Data univariat pada penelitian ini meliputi usia responden, jenis kelamin dan pendidikan responden serta hasil skor kinerja kader dan kepuasan lansia. Untuk hasil skor kinerja di interpetasikan semakin nilai mendekati nilai tertinggi kinerja semakin baik dan jika mendekati nilai terendah kinerja buruk, dan untuk nilai kepuasan di intepretasikan semakin nilai mendekati nilai tertinggi kepuasan yang dirasakan cukup tinggi baik dan jika mendekati nilai terendah reponden merasakan ketidakpuasan. 2. Analisis bivariat Analisi bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga mempunyai
hubungan
atau
berkorelasi
antar
variabel
(Notoadmodjo,2005). Pada penelitian ini Analisis dilakukan terhadap 2 variabel yaitu antara variabel bebas dengan variabel terikat yaitu hubungan antara kinerja kader terhadap kepuasan lansia.Analisis ini dilakukan terhadap 2 variabel yaitu antara variabel bebas dengan variabel terikat.Dalam mengolah data, peneliti akan melakukan skoring, yaitu sajian data akan diubah ke dalam data angka agar lebih mudah dianalisis. Setelah proses skoring selesai, peneliti akan membagi variabel untuk di analisis.
Uji statistic yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Pearson Product Moment untuk
53
mengetahui hubungan antara variabel, dengan derajat kepercayaan 95% dan α= 5%. Interpretasi pada uji ini adalah Nilai korelasi (r) berkisar mulai dari -1 sampai dengan 1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukkan hubungan searah (X naik maka Y naik) dan nilai negatif menunjukkan hubungan terbalik (X naik maka Y turun). Menurut Sugiyono (2012) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut: Tabel 4.3 0,00 – 0,199
Sangat Rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
Signifikansi bisa ditentukan lewat baris Sig. (2-tailed), jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05, maka hubungan yang terdapat pada r dianggap signifikan.
I. Etika Penelitian Penelitian ini menggunakan subjek manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar manusia.Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga penelitian yang di lakukan benar-benar menjunjung kebebasan manusia.Masalah etika penelitian keperawatan sangat penting karena penelitian keperawatan berhubungan langsung
54
dengan manusia. Masalah etika yang harus diperhatikan dalam proses penelitian adalah sebagai berikut (Hidayat, 2008): 1.
Lembar persetujuan (Informed consent) Lembar persetujuan ini di berikan kepada responden yang akan diteliti untuk ketersediaannya menjadi responden penelitian. Persetujuan dari responden merupakan hak dari responden yang sebelumnya sudah diberitahunkan oleh peneliti mengenai tujuan penelitian,
prosedur
pelaksanaan,
manfaat
penelitian,
dan
kerahasiaan responden.Lembar persetujuan ini ditandantangani oleh responden yang bersedia menjadi responden penelitian. 2.
Tanpa nama (Anonymity)
Penelitian ini tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang di isi oleh responden, tetapi menuliskan kode pada lembar pengumpulan data yang di berikan kepada responden. 3.
Kerahasiaan (Confidentially)
Kerahasiaan responden akan di jamin oleh peneliti, baik sebuah informasimaupun masalah-masalah lainnya yang diberikan oleh responden.
BAB V HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di lingkup binaan Puskesmas Ciputat Timur, dengan jumlah responden sebanyak 134 responden, responden tersebut merupakan anggota aktif posbindu yang berada di kelurahan Rempoa binaan Puskesmas Ciputat Timur. Penelitian ini dilakukan pada tanggal12 – 19
November
2013.Pada saat penelitian, peneliti dibantu oleh 3 orang anumerator yang berasal dari Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan 2009. Penyebaran kuesioner dilakukan di 4 posyandu lansia di kelurahan Rempoa binaan Puskesmas Ciputat Timur dengan target respondennya adalah Lansia anggota aktif posbindu Cempaka, Sakura, Bogenviel dan Anggrek A. Gambaran Lokasi Penelitian Puskesmas Ciputat Timur merupakan Puskesmas yang terletak di jalan Anggur 1 Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur Kota Tanggerang Selatan Propinsi Banten. Menempati tanah Seluas 600 m² dengan luas bangunan ± 1000 m² yang terdiri dari dua lantai. Kegiatan pelayanan dipusatkan dilantai 1, sedangkan lantai 2 difungsikan sebagai ruang kepala puskesmas dan staff, data, serta ruang rapat. Dilantai dua juga terdapat ruang pelayanan pengobatan TB paru, kelas ibu hamil, Klinik Laktasi, Laboratorium dan Ruang Perawatan. Wilayah Kerja terdiri dari dua Kelurahan yaitu Kelurahan Rempoa dan Ciputat Timur.
55
56
Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut terdapat pada klinik geriatri setiap hari jumat. Pemeriksaan kesehatan usia lanjut juga dilakukan setiap satu bulan sekali di 7 Posbindu yang tersebar di dua kelurahan Rempoa terdapat 4 Posbindu dan Cempaka Putih terdapat 3 posbindu dengan memberikan pengobatan. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di 4 posbindu yang berada di Kelurahan Rempoa.
B. Hasil Analisa Univariat 1. Karakteristik Responden Karakteristik responden di bawah ini adalah karakteristik sampel penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia dan pendidikan. Berikut adalah kategori responden penelitian, antara lain Tabel 5.1 Distribusi Usia, Jenis Kelamin dan Pendidikan Lanjut Usia di Posbindu Binaan Puskesmas Ciputat Timur, Rempoa
Karakteristik Frekuensi Presentase Responden Usia 60 – 70 thn 115 85,8 % 70 – 80 thn 14 10,4 % >80 thn 5 3,7 % Jenis Kelamin 1 = Laki-Laki 48 34,3 % 2 = Perempuan 88 65,7 % Pendidikan 1 = SD 64 47,8 % 2 = SMP 26 19,4 % 3 = SMA 39 29,1 % 4 = Akademik/PT 5 3,7 % 134 100,0 Total Sumber: data primer diolah (2013)
Mean
SD
Min
Max
65,24
5,985
60
85
57
Tabel 5.1 menunjukkan distribusi frekuensi responden berdasarkan usia, jenis kelamin dan pendidikan. Untuk karakteristik usia dari 134 responden mayoritas responden berusia diantara kisaran 60-70 tahun yaitu berjumlah 115 orang (85,8%), responden yang berusia 70-80 berjumlah14 orang (10.4%) sedangkan responden yang berusia diatas 80 tahun berjumlah 5 orang (3,8%) dengan nilai usia rata-rata 65,24 variasi nilai 5,985 dan dengan nilai usia terendah 60 dan tertinggi 85. Untuk karakteristik jenis kelamin mayoritas responden adalah perempuan yaitu berjumlah 88 orang (65,7%), sedangkan responden laki-laki berjumlah 48 orang (34.3%) dengan nilai rata-rata 1,66 dan variasi nilai 0,477. Untuk karakteristik pendidikan mayoritas responden memiliki pendidikan terakhir pada tingkat Sekolah Dasar/SD berjumlah 64 responden dengan presntase sebesar 47,8%, untuk tingkat SMA sebanyak 39 responden 29,1 %, sedangkan untuk pendidikan tingkat SMP sebanyak 26 responden (19,4%), dan untuk tingkat Perguruan tinggi sebanyak 5 responden (3,7%). dengan nilai rata-rata 1,89 dan variasi nilai 0,955.
58
2. Gambaran Distribusi SkorVariabel Kinerja Kader a. Distribusi Skor pada masing-masing Faktor Variabel Kinerja Tabel 5.2 Distribusi Skor masing-masing faktor pada variabel Kinerja Faktor Mean SD Min-Max Presepsi lansia terhadap faktor 25,45 3,41 18 - 30 Sikap Presepsi lansia 12 – 20 terhadap faktor 16,55 2,24 Kegiatan Sumber: data primer diolah (2013)
Tabel 5.2menunjukkan bahwa nilai rata-rata skor kinerja di posbindu binaan puskesmas Ciputat Timur Kelurahan Rempoa untuk faktor sikap adalah 25,45 dan untuk faktor Kegiatan adalah 16,55. Variasi nilai skor kinerja sebesar 3,41 untuk faktor sikap dan 2,24 untuk faktor pelaksanaan kegiatan. Untuk sebaran nilai skor kinerja yang terendah sebesar 18 dan tertinggi 30 untuk faktor sikap serta untuk faktor pelaksanaan keegiatan dengan nilai terendah 12 dan tertinggi 20.
b. Distribusi Skor Variabel Kinerja Kader Gambaran distribusi jawaban responden terhadap pernyataan pada variabel kinerja kader dapat dilihat pada tabel 5.3 Tabel 5.3 Distribusi Skor Kinerja Kader Posyandu Lansia binaan Puskesmas Ciputat Timur Variabel Mean SD Min-Max Kinerja 42 4,94 32 - 50 Sumber: data primer diolah (2013)
59
Tabel 5.3 mrenunjukkan bahwa nilai rata-rata skor Kinerja dari total 134 responden yang ada di Posbindu yaitu 42. Variasi nilai skor kinerja sebesar 4,94 sedangkan sebaran nilai score kinerja yang terendah adalah sebesar 32 dan tertinggi adalah sebesar 50.
3. Gambaran Distribusi SkorKepuasan Lansia. a.
Distribusi
Skor
pada
masing-masing
Faktor
Variabel
Kepuasan Tabel 5.4 Distribusi Skor pada masing-masing Faktor Variabel Kepuasan Faktor Mean SD Presepsi Lansia 3,21 terhadap faktor 28,13 Keandalan Presepsi Lansia terhadap faktor 22,64 3,07 Empati Presepsi Lansia terhadap faktor 11,19 1,21 Kenyataan Sumber: data primer diolah (2013)
Min-Max 20 - 35
16- 30
9 – 15
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa nilai rata-rata skor kepuasan lansia di posyandu lansia binaan puskesmas Ciputat Timur Kelurahan Rempoa untuk faktor keandalan adalah 28,13, untuk faktor empati adalah 22,64 dan untuk faktor kenyataan 11,19. Variasi nilai skorkepuasan lansia sebesar 3,21 untuk faktor keandalan, 3,07 untuk faktor empati dan 1,21 untuk faktor kenyataan. Untuk sebaran nilai skor kepuasan yang terendah sebesar 20 dan tertinggi 35 untuk faktor keandalan serta untuk faktor empati dengan nilai terendah 16 dan tertinggi 30 dan faktor kenyataan dengan nilai terendah 9 dan nilai tertinggi adalah 15.
60
b. Distribusi SkorKepuasan Lansia Gambaran distribusi jawaban responden terhadap pernyataan pada variabel Kepuasan Lansia dapat dilihat pada tabel 5.5 Tabel 5.5 Distribusi Skor Kepuasan Lansiapada Posyandu Lansia binaan Puskesmas Ciputat Timur Variabel Mean SD Min - Max Kepuasan 59,04 5,35 49 - 74 Lansia Sumber: data primer diolah (2013) Tabel 5.5 mrenunjukkan bahwa nilai rata-rata skor kepuasan lansia dari total 134 reponden yang ada di Posyandu lansia yaitu 59,04. Variasi nilai skor kepuasan sebesar 5,35 sedangkan sebaran nilai skor kepuasan yang terendah adalah sebesar 49 dan tertinggi adalah sebesar 74
61
C. HasilAnalisaBivariat 1.
Hubungan Masing-Masing Faktor Variabel Kinerja Kader dan Faktor Variabel Kepuasan Lansia Adapun hubungan antara masing-masing faktor variabel kinerja kader dan faktor variabel kepuasan lansia dapat dilihat pada tabel 5.6 Tabel 5.6 Analisa Hubungan Masing-Masing Faktor pada Variabel Kinerja dan Variabel Kepuasan Lansia di Posbindu binaan Puskesmas Ciputat Timur, Rempoa Faktor Jumlah (n) Korelasi (r) P-value Sikap Keandalan
134
0,201
0,20
Empati
134
0,404
0,000
Kenyataan
134
0,169
0,051
Keandalan
134
0,350
0,000
Empati
134
0,433
0,000
Kenyataan
134
0,213
0,014
Kegiatan/Pelayanan
Sumber: data primer diolah (2013) Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara faktor empati dengan faktor sikap dengan nilai P-value kurang dari 0,05 (p<0,05), yaitu sebesar 0,000 untuk faktor empati dengan nilai koefisien korelasi (r = 0,404) menunjukkan arah korelasi positif dengan dengan kekuatan korelasi sedangmenunjukkan bahwa semakin tinggi skor faktor empati maka semakin tinggi pula nilai skor faktor sikap. Faktor keeandalan dan kenyataan menjelaskan
62
tidak adanya hubungan yang signifikan antara faktor kepercayaan dan kenyataan dengn faktor sikap di Posbindu binaan Puskesmas Timur, Rempoa dengan nilai P-value lebih dari 0,05 (p>0,05) yaitu sebesar 0,20 untuk faktor keandalan dan 0,051 untuk faktor kenyataan. Berdasarkan hasil uji statistik tersebut diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara faktor keandalan, empati dan kenyataan dengan faktor kegiatan dengan nilai p-value kurang dari 0,05 (p<0,05) yaitu sebesar 0,000 untuk faktor kepercayaan dan faktor empati serta untuk faktor kenyataan sebesar 0,014. Nilai koefisien korelasi r = 0,350 untuk faktor keandalan menunjukkan arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang rendah. Nilai koefisien korelasi untuk faktor empati (r = 0,433) menunjukkan arah korelasi yang positif dengan kekuatan korelasi yang sedang. Nilai koefisien korelasi untuk faktor kenyataan adalah (r = 0,213) menunjukkan arah korelasi yang positif dengan kekuatan korelasi yang rendah.
63
2.
Hubungan Kinerja Kader Terhadap Kepuasan Lansia di Posyandu Lansia Puskesmas Ciputat Timur Berdasarkan kerangka konsep, maka analisis bivariat akan menguji hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel independen adalah kinerja kader sedangkan variabel dependen adalah kepuasan lansia. Tabel 5.7 Hubungan Kinerja Kader Terhadap Kepuasan Lansia di Posyandu Lansia Puskesmas Ciputat Timur Nilai Kepuasan Nilai Kinreja
Korelasi (r)
P-Value
Jumlah (n)
0,381
0,000
134
Sumber: data primer diolah (2013)
Tabel 5.7 menunnjukkan hasil uji analisis dengan menggunakan uji Pearson Product Moment, dimana yang di uji adalah kinerja kader terhadap kepuasan lansia. Hasil uji analisis dengan menggunakan uji Pearson Product Moment menghasilkan nilai r = 0,381 dan p = 0,000. Dari hasil tersebut diperoleh sig 0,000 yang menunjukkan bahwa korelasi antar skor kinerja dan skor kepuasan adalah bermakna artinya ada hubunganyang sigifikan antara kinerja dengan kepuasan. Nilai korelasi Pearson sebesar 0,381 menunujukkan arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi rendah.
BAB VI PEMBAHASAN
Bab ini akan menjelaskan interpretasi hasil penelitian dan keterbatasan penelitian. Interpretasi hasil akan membahas mengenai hasil penelitian yang dikaitkan dengan teori yang ada pada tinjauan pustaka, sedangkan keterbatasan penelitian akan memaparkan keterbatasan yang terjadi selama pelaksanaan penelitian. A. Analisa Univariat 1. Karakteristik Responden a. Karakteristik Lansia Berdasarkan Usia Responden dalam penelitian ini adalah Lanjut usia. Lanjut Usia merupakan kelompok individu yang berusia 60 tahun keatas (Maryam,2008).Lanjut
usia
yang
aktif
mengikuti
kegiatan
Posyandu Lansia di wilayah binaan Pukesmas Ciputat Timur. Jumlah responden yang terlibat adalah 134 orang. Berdasarkan hasil Penelitian diketahui bahwa mayoritas usia responden berada pada rentang usia 60 – 70 tahun (85,8%), 14 responden masuk dalam rentang usia 70-80 tahun (10,4%) dan usia lebih dari 80 tahun sebanyak 5 responden (3,7%). Dengan usia terendah adalah 60 tahun dan nilai usia tertinggi adalah 85 tahun. Berdasarkan klasifikasi lansia menurut Departement Kesehatan (Depkes, 2003) lanjut usia berada pada usia diatas 60 tahun dan lansia diatas 70 tahun masuk klasifikasi lanjut usia resiko tinggi.
64
65
Pengambilan data banyak ditemukan lansia potensial yaitu lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan menghasilkan barang, serta mayoritas adalah lansia yang menjadi anggota aktif, walaupu ada beberapa prelansia yang
mengikuti kegiatan
diposyandu lansia.
b. Karateristik Lansiaberdasarkan Jenis Kelamin Responden berdasarkan jenis kelamin dalam penelitian, responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah perempuan dengan jumlah 88 orang (65,7%) dan laki-laki 48 orang (34,3%). Mayoritas responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah perempuan , hal ini sesuai dengan jumlah populasi lanjut usia aktif yang terdapat pada posyandu lansia yang anggota aktif di dominasi oleh perempuan berjumlah 123 orang, sedangkan laki-laki berjumlah 77 orang pada periode 2013. Dalam hal pengambilan sampling peneliti menggunakan tekhnik proposional starafied random sampling , yang dimana setiap individu dalam populsi mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel dan dalam setiap kelompok populasi diambil sampel secara proporsional (Hidayat, 2008) . Tekhnik proposional starafied random sampling yang digunkan ini dalam penelitian memudahkan peneliti dalam menentukan sampel di masing-masing posyandu lansia seccara
66
proposional dan setiap lansia mempunyai kesempatan menjadi sampel.
c. Karakteristik Lansia berdasarkan Pendidikan Tingkat pendidikan turut menentukan rendah tidaknya seseorang menyerap dan memahami akan pentingnya pelaksanaan kegiatan posyandu. Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2005)
menjelaskan
bahwa
perilaku
kesehatan
manusia
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah pengetahuan., pengetahuan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu pendidikan. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang didapat maka semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Dari hasil penelitian, dilihat dari tingkat pendidikan, sebagian besar lansia mempunyai tingkat pendidikan yang rendah yaitu 64 orang (47,8%), pada saat penelitian, lansia menyatakan pendidikan pada saat itu memang tidak terlalu diutamakan karena pada saat itu lansia beraanggapan hanya untuk berjuang hidup sehingga
rata-rata
lansia
mayoritas
berpendidikan
rendah.
Selanjutnya sebanyak 39 orang (29,1%) mempunyai tingkat pendidikan
setara
SMA,
sebanyak
26
(19,5%)
tingkat
pendidikannya adalah SMP dan hanya 5 orang (3,7%) yang
67
memiliki latar belakang tingkat pendidikan setara dengan perguruan tinggi. 2. Gambaran Kinerja Kader Menurut Muninjaya (2011) kinerja adalah keberhasilan seseorang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab.Dalam hal ini dapat kinerja seorang kader dapat diukur berdasarkan uraian tugasnya baik pada saat
pelaksanaan
posyandu lansia maupun diluar hari
pelakasanaan posyandu lansia (Depkes,2011). Kader merupakan motor penggerak posyandu, pengelolaan sebuah posyandu dikatakan berhasil sangat ditentukan oleh kinerja kader. Berdasarkan hasil penelitian dari skore tertinggi 50 dan minimum 32 variabel kinerja memperoleh nilai rata-rata 42, hal ini menunjukkan bahwa
nilai
mendekati
nilai
tertinggi.
Dari
hasil
tersebut
menggambarkan bahwa mayoritas lansia menyatakan bahwa kinerja kader posyandu baik karena nilai rata-rata dari seluruh responden mendekati nilai tertinggi. Faktor sikap serta pelaksanaan kegiatan menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap kinerja kader menurut presepsi lansia pengunjung posyandu dengan nilai mean 25,45 untuk sikap dan 16,55 untuk kegiatan serta variasi nilai 3,41 untuk sikap dan 2,24 untuk kegiatan dengan nilai terendah untuk sikap adalah 18 dan 12 untuk kegiatan dan nilai tertinggi 30 untuk Sikap dan 20 untuk kegiatan. Sikap menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap kinerja, Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi
68
terhadap stimulus tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas akan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku (Notoadmodjo,2005). Sikap kader kesehatan merupakan domain yang sangat penting sebagai dasar kader kesehatan dalam melakukan keaktifannya dalam meningkatakan posyandu lansia. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa ada hubungan antara sikap kader dengan kinerja kader dalam melaksanakan posyandu Mragen, Demak (Djarot,2011). Salah satu faktor yang menjadi salah satu tolak ukur kinerja kader dapat dilihat dari usaha yang dilakukan kader (Mathis, 2009) usaha tersebut dapat meliputi kegiatan yang dilakukan kader dalam melaksanaan serta meningkatkan pelayanan di posyandu lansia tersebut. Kegiatan di posyandu merupakan kegiatan nyata dalam upaya pealayanan kesehatan dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat, yang dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapatkan pelatihan dari puskesmas (Effendy,1998). Kegiatan diposyandu menjadi tolak ukur bagaimana para kader dalam memberikan pelayanan kepada pengunjung sehingga kader merasakan kepuasan terhadap kinerja yang diberikan,
sesuai dengan hasil
penelitian yang mengatakan bahwa kegiatan dan pelayanan kader merupakan salah satu dari beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan ibu di posyandu Wonorejo (Kurniawati,2008). Kader dalam pelaksanaannya juga memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Hal ini sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja
69
kader dalam melaksanakan tugasnya menjadi lebih baik, mengingat bahwa kader melaksanakan tugasnya secara sukarela. Dukungan tokoh masyarakat, petugas puskesmas dapat meningkatkan kepercayaan diri kader dalam melaksanakan tugasnya sehingga kinerja kader bisa lebih baik lagi (Puspasari,2008). Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja kader sangat penting dalam pelaksanaan posyandu lansia, sikap serta pelayanan yang diberikan kader menunjukkan kinerja kader. Dalam penelitian lansia mengatakan bahwa sikap kader yang ramah serta kegiatan kader yang aktif membuat lansia merasakan kenyamanan dalam pelaksanaan posyandu lansia, sehingga kinerja kader dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menilai kepuasan pengunjung terutama lansia yang merasakan jasa/pelayanan posyandu lansia.
3. Gambaran Kepuasan Lansia Kepuasan adalah hasil penilaian konsumen bahwa pelayanan telah memberikan tingkat kenikmatan dimana tingkat pemenuhan ini bisa lebih atau kurang (Irawan,2002). Kepuasan yang dirasakan lansia terhadap posyandu lansia merupakan suatu bentuk evaluasi terhadap kinerja suatu posyandu dan sebagai bentuk penilaian lansia terhadap pelayanan yang dirasakan. Hasil penelitian kepuasan lansia menunjukkan nilai rata-rata 59,04 dan dengan nilai variasi 5,35. Skor terendah dari kepuasan lansia adalah 49 dan skor tertinggi adalah 74, nilai rata-rata menunjukkan melebihi
70
nilai terendah dengan variasai nilai mendekati nilai rata-rata ini menunjukkan lansia cukup puas dengan kinerja kader. Keandalan, empati dan kenyataan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat kepuasan lansia. Keandalan,empati dan kenyataan merupakan aspek dimensi untuk kepuasan konsumen. Dimensi kehandalan merupakan penilaian mengenai kemampuan dalam memberikan pelayanan secara tepat dan terpercaya, dalam dimensi ini dapat dilihat dua aspek yaitu kemampuan kader memberikan pelayanan seperti yang dijanjikan dan kemampuan memberikan pelayanan yang akurat atau tidak eror(Irawan, 2002) . Keandalan dan kenyataan dalam penelitian ini meliputi pernyataan yang menggambarkan kemampuan kader dalam melakukan pelayanan serta kegiatan pada saat posyandu lansia serta fasilitas dan kegiatan yang dirasakan lansia dalam pelaksanaan posyandu. Faktor-faktor tersebut diintrepetasikan dalam pernyataan kader yang menggambarkan bagaimana kader dalam melakukan pelayanan, kecepatan kader dalam menanggapi keluhan lansia, cara kader dalam memprioritaskan lansia dalam memberikan pelayanan, informasi-informasi yang diberikan kader terkait kesehatan serta kondisi yang dirasakan lansia terhadap posyandu lansia seperti kenyamanan, kebersihan posyandu lansia serta fasilitas yang didapatkan lansia pada saat pelaksanaan posyandu lansia. Empati merupakan kemampuan seseorang kemampuan seseorang untuk mengenali, mempersepsi, dan merasakan perasaan orang lain.Empati meliputi komunikasi serta perhatian yang diberikan kepada
71
lansia serta kenyataan adalah wujud nyata, bukti langsung yang dilihat dan dirasakan oleh lansia (Ilyas,2000).Empati dalam penelitian ini merupakan aspek yang berpengaruh dalam kinerja, empati disini meliputi pernyataan yang mengambarkan bagaimana kader memberikan perhatian kepada lansia dalam kegiatan posyandu lansia, sikap ramah serta cara kader berkomunikasi kepada lansia, serta penyataan kader yang menggambarkan tentang cara kader dalam memperhatikan kesehatan lansia sehingga lansia merasakan emapti yang kader berikan dan lansia pun merasa nyaman dan puas dengan kinerja yang dilakukan kader Ketiga faktor dalam penelitian menjadi faktor yang paling mempengaruhi kinerja kader terhadap kepuasan lansia. Penelitian ini seseuai dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa variabel empati dan kenyataan merupakan variabel yang berpengaruh terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSUD. DR.H Soemarno S, Kalimantan Timur (Hermanto dkk,2010).
72
B. Analisis Bivariat 1. Hubungan antara Kinerja Kader Posyandu Lansia terhadap Kepuasan Lansia di Posyandu Lansia binaan Puskesmas Ciputat Timur, Rempoa Tanggerang Selatan. Hasil penelitian telah menunjukkan nilai rata-rata skor kinerja kader posyandu lansia di posyandu lansia binaan Puskesmas Ciputat timur adalah 42 dengan variasi nilai 4,94. Skor kinerja terendah 32 dan tertinggi 50, penilaian didapatkan dari hasil perhitungan skor pada 2 faktor yaitu sikap dan kegiatan/pelayanan. Nilai rata-rata skor kepuasan lansia adalah 59,04 dengan variasi nilai 5,35 dan skor terendah adalah 49 dan tertinggi adalah 74. Hasil uji statistik antara kinerja kader
dengan kepuasan lansia
menggunakan metode Korelasi Pearson Product Moment didapatkan Pvalue 0,000, dengan demikian hipotesis penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kinerja kader dengan dengan kepuasan lansia di posyandu lansia binaan Puskesmas Ciputat Timur, Rempoa. Selain itu diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,381. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan yang positif artinya semakin tinggi skor kinerja semakin tinggi skor kepuasan dan kekuatan korelasi yang rendah. Tjiptono (2008) menjelaskan bahwa kepuasan pasien ditentukan oleh beberapa faktor yaitu kinerja, keandalan, kesesuaian, estetika dan kualitas. Kinerja dalam hal ini adalah karakteristik yang telah diterima yang sangat berpengaruh pada kepuasan yang dirasakan, wujud dari kinerja adalah
73
kecepatan, kemudahan dan kenyamanan bagaimana perawat dalam memberikan jasa pengobatan. Kinerja sangat mempengaruhi kepuasan lansia, pada saat penelitian 80% lansia mengatakan cukup nyaman serta puas dengan kader dalam pelaksanaannya, karena kader sangat aktif dalam kegiatan serta bersikap ramah sehingga lansia sangat puas dengan kerja yang telah kader lakukan. Hasil penelitian uji statistik pada masing-masing variabel diperoleh bahwa kinerja yang memiliki dua faktor yaitu sikap dan kegiatan/pelayanan dan kepuasan memiliki 3 faktor yaitu keandalan, empati, dan kenyataan. Dari masing-masing faktor dari variabel tersebut mempunyai korelasi yang berbeda-beda. Antara sikap dan keandalan serta kenyataan menunjukkan nilai pvalue 0,20 untuk keandalan dan 0.052 untuk kenyataan yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan diantara keduanya. Sikap dan Empati menunjukkan nilai pvalue 0,0000 ini artinya keduanya mempunyai hubungan yang signifikan antara keduanya. Empati jadi sangat penting jika semua aspek sudah terpenuhi. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Suryawati (Parinduri 2009) yang menyebutkan bahwa kepuasan pasien dipengharuhi oleh perilaku, tanggapan, dan perhatian perawat pada keluhan pasien. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden menyatakan bahwa kader bersikap baik saat pelaksanaan posyandu, memberikan perhatian kepada lansia, ramah, dan mengajak lansia berkomunikasi. Hal ini menunjukkan bahwa lansia merasa puas dengan kinerja kader posyandu yang lansia dengn baik dan sesuai dengan kebutuhan. Sejalan dengan
74
pendapat Muninjaya (2004) bahwa informasi yang tepat dan jelas merupakan faktor yang dominan untuk menentukan seseorang itu puas atau tidak puas terhadap suatu pelayanan.Betapa pentingnya peran petugas kesehatan sebagai konsultan yang menjadi sumber informasi (tempat bertanya) bagi klien dan keluarga tentang sesuatu yang berhubungan dengan masalah kesehatan. Peneliti menganalisa bahwa hubungan yang erat terdapat pada sikap dan empati, hal ini pun dibuktikan pada saat penelitian berlangsung bahwa sikap yang ramah serta empati kepada lansia menjadi point penting bagi lansia untuk merasakan kenyamanan pada saat pelaksanaan posyandu. Empati terhadap kesehatan serta selalu memberikan informasi menjadikan lansia merasa diberikan perhatian oleh kader. Empati yang dirasakan oleh lansia diposyandu lansia seperti cara kader bersikap dan berkomunikasi, tidak membiarkan lansia jenuh dan menunggu terlalu lama, memberi dukungan kepada lansia tentang kesehatan lansia serta bagaimana kader menempatkan prioritas pada pelakasanaan posyandu lansia jika ada lansia yang memerlukan pertolongan yang darurat. Hubungan
antara
faktor
kegiatan/pelayanan
terhadap
faktor
keandalan,empati dan kenyataan menunjukkan nilai p-value yaitu 0,000 untuk keandalan dan empati serta 0,014 untuk faktor kenyataan. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kegiatan dengan ketiga faktor tersebut. Pelayanan merupakansuatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan
75
pelanggan (Sampara,1999). Kenyataan, keandalan dan empati merupakan aspek dimensi kepuasan yang saling terkait yang menjadi tolak ukur dalam menilai kepuasan seseorang (Muninjaya,2011). Hal ini sejalan dengan penelitian Mujahidaah (2008) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara program pelayanan posyandu lansia terhadap kepuasan lansia PuskesmasPangi, Kecamatan Parigi. Faktor keandalan menyatakan mayoritas responden sangat percaya dan cepat pada kinerja yang kader lakukan dalam melakukan kegiatan dan memberikan pelayanan ketika kegiatan posyandu berlangsung sesuai dengan kebutuhan dan cepat. Bukti nyata dalam posyandu lansia sangat dirasakan menurut lansia seperti kebersihan tempat, fasilitas yang diberikan kader dalam segala kegiatan serta kenyamanan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Joeharno, dkk (2008) melaporkan bahwa terdapat hubungan ketanggapan petugas terhadap perwujudan dan mutu pelayanan yang cukup memberi indikasi bahwa berbagai upaya peninkatan kemampuan kerja dan respon semangat kerja kepada petugas perlu mendapat perhatian dengan melakukan pelatihan dalam pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Variabel kepuasan yang terbentuk menjadi tiga faktor yaitu keandalan, empati, kenyataan menunjukkan hubungan terhadap kegiatan/pelayanan. Ketiganya sangat erat mempengaruhi kegiatan/pelayanan yang diberikan oleh kader sebab keandalan kader dalam menanggapi keluhan lansia secara cepat sangat dirasakan oleh lansia pada saat penelitian berlangsung, empati kader serta kenyataan yang dirasakan terhadap fasilitas dalam kegiatan
76
yang diberikan kader membuat lansia merasakan kader memberikan kegiatan/pelayanan yang baik dalam pelaksanaan posyandu lansia. Tingkat kepuasan lansia dipengaruhi oleh kinerja kader . Menurut Tjiptono (2008) ada tiga macam kondisi kepuasan yang dirasakan oleh klien berkaitan dengan perbandingan antara harapan dan kenyataan. Yang pertama, jika harapan suatu kebutuhan sama dengan layanan yang diberikan maka klien akan merasa puas. Kedua, jika layanan yang diberikan kurang atau tidak sesuai dengan kebutuhan atau harapan maka klien menjadi tidak puas.Ketiga, kepuasan klien merupakan perbandingan antara harapan yang dimiliki oleh klien dengan kenyataan yang diterima oleh klien pada saat mengonsumsi produk atau jasa. Dapat di simpulkan bahwa kinerja dapat menjadikan tolak ukur dalam menilai kepuasan lansia yang merasakan pelayanan yang kader berikan. Kepuasan yang dirasakan oleh lansia merupakan suatu harapan dan kenyataan yang dirasakan terhadap apa yang didapatkannya dalam kegiatan posyandu lansia yang dilaksanakan oleh kader.
C. Pembahasan Aspek Dimensi Kepuasan Menilai suatu mutu aspek pelayanan kesehaan dapat dilihat dari proses serta output yang dirasakan oleh pengguna jasa (Muninjaya, 2011), dalam hal ini, lansia yang dapat menilai dan merasakan apakah pelayanan yang diberikan posyandu sesuai dengan harapan atau tidak. Menilai suatu kepuasan pengguna jasa pada sebagian penelitian meninjau pada aspek teori lima komponen mutu pelayanan yang disebut juga Service Quality.
77
Kelima aspek tersebut meliputi aspek Responsivennes (cepat tanggap), Reliability (Bukti Nyata), Assurance (Jaminan), Empati dan Tangible (Keandalan) (Tjiptono,1997). Aspek tersebut sering digunakan untuk menjadika indikator kepuasan disegala jenis pelayanan termasuk pelayanan kesehatan. Peneliti pada penelitian ini juga menggunakan aspek service quality dalam menilai kepuasan lansia terhadap kinerja kader, teori Pasuraman dkk ini, mengatakan bahwa kelima indikator tersebut merupakan indikator yang sangat berpengaruh dalam menilai mutu pelayanan serta kepuasan pengguna jasa pelayanan kesehatan. Hasil pada penelitian ini hanya indikator empati, tangible dan reliability yang sangat mempengaruhi kepuasan lansia ini menunjukkan bahwa kompenen tersebut tidak mutlak mempengaruhi kepuasan di berbagai pelayanan. Teori Service Quality ini lebih menekankan secara luas kepada kepuasan pelanggan pada mutu pelayanan yang diberikan sehingga jika penelitian membatasi pada aspek kepuasan
terhadap
kinerja
hanya
beberapa
aspek
yang
sangat
mempengaruhi kepuasan pengguna jasa tersebut. Aspek assurance (jaminan) dalam penelitian ini tidak mempengaruhi sebab jaminan ini lebih menekankan kepada bagaimana petugas kesehatan memberikan kepercayaan kepada pengguna pelayanan dalam melakukan tindakan agar pengguna jasa merasa ancaman ataupun resiko yang dapt terjadi pada tindakan yang dilakukan pada penelitian ini kader tidak memiliki aspek tersebut karena kader lebih banyak melakukan atau memberikan bantuan kepada petugas kesehatan dan tidak secara langsung
78
memberikan tindakan. Aspek cepat tanggap juga indikator yang tidak mempengaruhi karena kader dalam hal ini hanya membantu petugas kesehatan dalam pemeriksaan kesehatan. Kepuasan merupakan tanggapan pelanggan terhadap kesesuaian tingkat kepentingan atau harapan (ekspektasi) sebelum mereka menerima jasa pelayanan dan sesudah pelayanan yang mereka terima. Kepuasan yang dirasakan akan berbeda-beda setiap individu bergantung pada aspek apa yang dinilai sehingga menghasilkan kepuasan(Tjiptono, 2003). Peneliti menyimpulkan komponen service quality ini tidak efektif pada semua penelitian karena dalam praktiknya terkadang hanya 2 atau 3 komponen yang mempengaruhi sehingga perlu melakukan pemilahan terlebih dahulu atau memodifikasi pernyataan sesuai dengan variabel yang akan diteliti.
79
D. Keterbatasan Peneliti Dalam penelitian peneliti ini sadar masih menemukan keterbatasan keterbatasan, diantaranya yaitu : 1. Keterbatasan dalam pengumpulan data karena di dua posyandu lansia yang harus dilakukan door to door atau ke rumah-rumah lansia sehingga proses dalam pengambilan kadang terhambat. 2. Ada lansia yang tidak mau menjadi responden sehingga peneliti perlu mencari responden yang baru. 3. Ada beberapa responden yang tidak bisa membaca dan menulis sehingga peneliti harus membacakan pertanyaan kuesioner kepada semua responden sehingga dikhawatirkan dapat mempengaruhi responden dalam menjawab pertanyaaan dan bias pada hasil jawaban. 4. Kurangnya literatur serta penelitian yang terkait dengan penelitian sehingga dalam pembahasan peneliti masih kurang mengeksplor faktor-faktor yang ada dalam penelitian.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil uraian penelitian yang telah dikemukakan pada bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai hasil dari
keseluruhan temuan dan pengujian hasil penelitian sebagai berikut: 1.
Pada posyandu lansia di Puskesmas Ciputat Timur, Rempoa mayoritas anggota lansianya adalah perempuan dengan persentase 65,7%. Untuk usia terendah adalah 60 dan tertinggi adalah 85 tahun, sedangkan untuk pendidikan mayoritas lansia memiliki pendidikan pada tingkat sekolah dasar dengan persentase 47,8% lalu diikuti pendidikan sekolah menengah atas dengan 29,1%.
2.
Gambaran Kinerja Kader di Posyandu Lansia binaan Puskesmas Ciputat Timur,Rempoa Kinerja Kader di Posyandu Lansia menunjukkan skor nilai rata-rata 42 dari skor terendah 32 dan tertinggi 50, nilai tersebut menunujukkan kinerja yang baik karena mendekati nilai tertinggi. Dari kinerja kader terbentuk dua faktor yang mempengaruhi yaitu sikap kader dan kegiatan/pelayanan kader dalam pelaksanaan posyandu.
3.
Gambaran Kepuasan Lansia di Posyandu Lansia binaan Puskesmas Ciputat Timur,Rempoa
80
81
Kepuasan Lansia di Posyandu Lansia menunjukkan skor rata-rata 59,04 dari nilai skor terendah adalah 49 dan nilai skor tertinggi adalah 74, kepuasan cukup dirasakan lansia. Dari kepuasan lansia terbentuk tiga faktor yang mempengaruhi yaitu faktor Keandalan, Kenyataan dan Empati. Berdasarkan hasil dari penelitian diperoleh P-value 0.000 atau sig < 0,05 maka Ho ditolak artinya ada Hubungan yang signifikan antara kinerja kader posyandu lansia terhadap kepuasan lansia dengan kekuatan korelasi yang rendah dengan r = 0 ,381 B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan maka dapat diberikan beberapa saran kepada berbagai pihak berkenaan dengan kinerja kader dan kepuasan lansia adalah sebagai berikut: 1.
Bagi Kader Kinerja para kader dalam pelaksanaan posyandu sudah cukup baik, pada saat pelaksanaan para kader sudah melakukan tugas dan tanggung jawab dengan baik dan para lansia pun memberikan tanggapan yang baik dan nyaman dengan kader. Saran peneliti, terus pertahankan kinerja yang telah dilakukan, serta bisa lebih ditingkatkan lagi. Perbanyak pelajari hal-hal yang berkaitan dalam menangani lansia serta ilmu tentang kesehatan lainnya.
2.
Bagi Puskesmas Puskesmas sebagai pembina pelaksana posyandu lansia sudah cukup baik, setiap pelaksanaan para petugas selalu datang untuk melakukan
82
pemeriksaan dan membantu para kader dalam melaksanakan tugas kader. Saran peneliti, supaya puskesmas memberikan pelatihan secara rutin untuk para kader seperti pelatihan pemeriksaan tekanan darah karena ini dianggap perlu supaya para kader tidak membebankan kepada petugas, yang terkadang membuat lansia harus antri dan menunggu lebih lama. Informasi penyuluhanpenyuluhan kesehatan terhadap kader dengan cara diskusi sesudah pelaksanaan posyandu agar kader bisa mandiri dalam memberikan penyuluhan terkait penyuluhan kesehatan, sosial ataupun agama yang materinya masih bisa dipahami oleh kader. 3.
Bagi Praktik Keperawatan Bagi perawat sebagai pendidik bisa memberikan informasi-informasi kepada kader bagaimana sikap dalam menangani lansia, memberikan pelatihan atau informasi bagaimana tugas dan tanggung jawab seorang kader yang sesuai dalam pelksanaan posyandu serta pembekalan promosi kesehatan agar kader dapat mandiri dan meningkatkan kinerja dalam pelaksanaan posyandu.
4.
Bagi Peneliti Peneliti menyarankan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian
terkait
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
lansia
memanfaatkan posyandu lansia, karena dengan itu informasi yang didapat lebih variasi dan banyak hal yang dapat dipelajari
DAFTAR PUSTAKA
Alimul Hidayat, A. Aziz. Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika. 2008 Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineke Cipta. 2006 Arminiwati, S. Kinerja Kader Posyandu Anggrek 2 dalam Meningkatkan Strata Posyandu (Studi Kasus di Kelurahan Timbau Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara).Surakarta : Universitas Senelas Maret.2010 Budiarto, Eko. Metodologi Penelitian Kedokteran. EGC 2004 Depdagri. Departemen Dalam Negeri.. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 411.3/1116/SJ tentang Pedoman Umum Revitalisasi Posyandu. Jakarta : Departemen Dalam Negeri. 2001 Depkes RI. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta. 2001 Depkes RI. Pedoman Pelatihan Kader Kelompok Usia Lanjut bagi Petugas Kesehatan. Jakarta : Direktorat Kesehatan Keluarga. 2005 Depkes RI. Pedoman pelatihan kader kelompok usia lanjut petugaskesehatan. Jakarta: Direktorat kesehatan keluarga. 2006
bagi
Depkes RI . Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta: POKJANAL . 2011 Depkes RI. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta : Depkes RI. 2003 Effendy, Nasrul. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.2000 Ekasari, Mia Fatma dkk. Keperawatan Komunitas: Upaya Memandirikan Masyarakat Untuk Hidup Sehat. Jakarta : Trans Info Media. 2008 Elfindri dkk. Metodologi Penelitian Kesehatan, Cetakan Pertama. Jakarta : Baduose Media Jakarta. 2011 Erfandy. Pengelolaan Posyandu Lansia. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2008 Gerson, R. F.Mengukur Kepuasan Pelanggan. Jakarta: PPM. 2004 Gibson, J.L Struktur Organisasi dan Manajemen. Jakarta : Erlangga. 2003
Heru, AS. Kader Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC 1995 Handi, Irawan.10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta : Elex Media Komputindo. 2002 Hermanto, Dadang; Atik M & Lucia R. Presepsi Mutu Pelayanan dalam Kaitannya dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Kebidanan RSUD Dr.H Soemarno Sosroatmodjo Bulungan, Kalimantan Timur. 2010 Http://www.bappenas.go.id/node/142/1277/tahun-2025-angka-harapan-hiduppenduduk-indonesia-737-tahun/.Diakses tgl 23 Desember 2012. Pkl 19.05 Http://tangerangkota.bps.go.id/index.php/penduduk/83-penduduk/97-pendudukkel umur/ Diakses tgl 23 Desember 2012. Pkl 19.35 Djarot,Herry Suswanti;Rosaliana;Indri Astuti 2011 faktor-faktor yng berhubungan dengan kinerja kader posyandu balita dalam pelaksanaan posyandu di kecamatan mraggen kabupaten demak. UMM Semarang llias Yaslis, Kinerja teori, penilaian, dan penelitian, Jakarta : FKM UI. 2002 Joeharno ; Burhanudin Gamrin. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mutu Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit. . 2008 Komisi Nasional Lanjut Usia. Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia. Jakarta :PPLU. 2010 Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran, Edisi 11 jilid 1 dan 2 PT. Indeks,Jakarta 2008 Kurniawati. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Ibu Pengguna Posyandu di Posyandu Wonorejo kabupaten Bantul. 2008 Mangkunegara, Anwar Prabu. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : Remaja Rosdakara. 2010 Mangkuprawira, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta Maryam, R.Siti .Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika. 2008. Mathis and Jackson. Human Resource Management.South-Westren Cengage Learning: USA. 2009 Meilani, N dkk. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Fitramaya. 2009 Mujahiddah, Sri Purnawiningsih, Pangabean. Hubungan Pelayanan Posyandu Lansia dengan Tingkat Kepuasan Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Pangi, Kecamatan Parigi. 2008
Mulyadi, Bagus. (Ed). Petunjuk Pelaksanaan Indikator Mutu Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta:Wold Health Organization – Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI. 2001 Muninjaya, A.A. Manajemen Kesehatan. Edisi: 2. Jakarta. EGC. 2004 Muninjaya, A.A.Gde. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta : EGC. 2011 Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta. 2007. Notoatmodjo,S. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. 2002 Notoadmodjo. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Adi Offset. Yogyakarta. 2005 Nugroho. Keperawatan Gerontik. Edisi 2 Penerbit buku Kedokteran. Jakarta : EGC. 2000 Nursalam. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika 2008 Puspasari, A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Posyandu diKota Sabang Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. 2008 Parinduri, J.S. Tingkat Kepuasan Pasien Immobilisasi dalam PemenuhanPelaksanaan Personal Higiene oleh Perawat di Rumah Sakit Umum PusatHaji Adam Malik Medan. Medan: Fakultas Keperawatan USU. 2009 Sampara, Lukman. Manajemen Kualitas Pelyanan LAN Press. Jakaarta. 1999 Santoso, Singgih. Seri Solusi Bisnis Berbasis TI: Menggunakan SPSS untuk Statistik Multivariat. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2006. Setiadi. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta:Graha Ilmu. 2007 Siagian, Sondang P.. Manajemen Susmber Daya Manusia.Jakarta : Penerbit PT.Bumi Aksara. 2004 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Jakarta: ALFABETA.2012 Tjiptono Fandy. Service management, mewujudkan layanan prima. Yogyakarta: ANDI. 2008 Tjiptono Fandy. Manajemen Jasa ed.3. Yogyakarta : Andi Offset. 2003
Tjiptono Fandy. Prinsip-Prinsip Total Quality Service. Yogyakarta: Andi Offset. 1997 Umar Husein. Metode Riset . Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2011 Vensi, R. Analisis Pengaruh Kinerja Kader Posyandu Terhadap Tingkat Kemandirian Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Kayen Kidul Kabupaten Kediri. Surabaya: UNAIR. 2012 Wibowo. Manajemen Kinerja. Jakarta : Rajawali Pres. 2010 Yulifah, Rita & Yuswanto,Tri Johan Agus. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika. 2009
Lampiran 2
Lembar Pernyataan Persetujuan Responden Hubungan antara Kinerja Kader Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia terhadap Kepuasan Lansia di Kelurahan Rempoa Wilayah Binaan Kerja Puskesmas Ciputat Timur Assalamualaikum. WR. WB PerkenalkannamasayaDesi Suci Angraeni (109104000018). Saya mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan sedang melaksanakan penelitian untuk penulisan skripsi sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan pendidikan sebagai Sarjana Keperawatan (S.Kep). Dalam lampiran ini terdapat beberapa pernyataan yang berhubungan dengan penelitian. Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan dengan segala kerendahan hati agar kiranya Bapak/Ibu bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan secara sukarela tanpa paksaan dari siapapun. Apabila
Bapak/Ibu
bersediasayaakanmembagikankuesioner
isidengansejujur-jujurnyadanapaadanya
sesuai
dengan
yang
yang
harusdi
dipertanyakan.
Sehingga hasilnya dapat memberikan gambaran yang baik untuk penelitian ini. Kerahasiaan jawaban dan identitas Bapak/Ibu akan dijaga dan hanya diketahui oleh peneliti. Saya ucapkan terima kasih atas bantuan dan keikutsertaan Bapak/Ibu dalam pengisian kuesioner ini. Apakah Bapak/Ibu bersedia? YA/TIDAK Setelahmendapatinformasitentangpenelitianini, sayamenyetujuiuntukikutsertadalampenelitian.Sayamenyadaribahwakeikutsertaansa yadalampenelitian inidilakukansecara sukareladantanpadipungutbayaran.
Tertanda
(Responden)
Lampiran 3 : Instrumen Penelitian
Kode : Diisi oleh peneliti KUISONER Hubungan Kinerja Kader Posyandu Lansia Terhadap Kepuasan Lansia di Kelurahan Rempoa Wilayah Binaan Kerja Puskesmas Ciputat Timur 1. Nama (Inisial) : .................................. 2. Jenis Kelamin
:
Laki-laki
3. Usia
:..................................
4. Pendidikan Terakhir
:
SD
Perempuan
SMP
SMA
S1
Petunjuk Pengisian 1. Isilah semua nomor yang berbentuk pernyataan atau pertanyaan dalam kuesioner ini sesuai dengan yang anda alami atau yang anda lakukan 2. Pilihlah salah satu kolom pada kolom jawaban dengan memberi tanda checklist (√)sesuai dengan jenis pernyataan yang disediakan. 3. Isilah sesuai dengan nomor pernyataan 4. Bila ada pertanyaan atau pernyataan yang tidak dimengerti silakan tanyakan langsung pada peneliti
Kuisoner A Kinerja Kader
Jawaban No
Pernyataan
Selalu
Sering
Faktor Sikap 1 2 3 4 5 6
Kader selalu bersikap ramah dan santun terhadap saya Kader terlihat melakukan pembagian tugas kader Kader memberi tahu saya dan lansia lain untuk berkunjung kembali pada saat posyandu lansia dilaksanakan Kader terlihat melaksanakan tugas secara sukarela dan ikhlas Kader selalu memperhatikan kenyamanan dan kebersihan ruangan posyandu lansia Kader terlihat merapikan tempat posyandu Faktor Kegiatan/pelayanan
7 8 9 10
Kader menyiapkan tempat pelaksanaan, sarana & prasarana sebelum posyandu dilaksanakan Kader melakukan Pendaftaran pada saya dan lansia lain Kader Melakukan Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi kepada saya Kader mengatur saya dan lansia lainnya selama posyandu berlangsung
Kadang kadang
Jarang
Tidak Pernah
Kuisoner BKEPUASAN LANSIA Jawaban No
Pernyataan
Sangat Setuju Faktor Keandalan
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12
13 14 15
Saya percaya semua informasi yang diberikan kader kepada saya adalah untuk kebaikan saya Kader memberi tahu saya tentang hal yang dilakukan Kader memberikan pelayanan sesuai dengan keluhan saya Saya percaya bahwa kader memberikan pelayanan yang tepat dan menyenangkan untuk saya Saya menyakini pelayanan yang diberikan kader baik Kader cepat dalam menanggapi keluhan saya Kader membantu sayadalam menyelesaikan keluhan saya dan bersikap baik Faktor Empati Cara kader posyandu berbicara dengan saya sopan dan ramah Kader berpenampilan bersih dan rapi Kader memberikan perhatian kepada saya dan lansia lain selama pelaksanaan posyandu Kader memberikan dukungan kepada saya dalam meningkatkan kesehatan saya Kader terlihat bekerja sesuai dengan tugasnya Faktor Kenyataan Kader menjaga agar kondisi tempat pelaksanaan posyandu lansia selalu bersih Kader mempersiapkan dan menjaga peralatan yang digunakan dalam keadaan bersih Kader memberikan penjelasan kepada saya tentang pelayanan yang ada diposyandu
Setuju
Netral /Biasa
Sangat Tidak Tidak Setuju Setuju
Lampiran 4 Hasil uji spss Validitas dan realibilitas Kuisoner kinerja
Reliability Statistics Cronbach's N of Items
Alpha ,803
10 Cronbach
Kader menyiapkan tempat pelaksanaan, sarana & prasarana sebelum
Corrected Item-
's Alpha if
Scale Mean if Item
Scale Variance if
Total
Item
Deleted
Item Deleted
Correlation
Deleted
37,7910
21,174
,442
,791
Kader terlihat melakukan pembagian tugas kader
38,1194
20,843
,317
,807
Kader mengatur saya dan lansia lainnya selama posyandu berlangsung
37,6119
20,600
,511
,784
Kader melakukan Pendaftaran pada saya dan lansia lain
37,6567
19,490
,560
,776
Melakukan Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi kepada saya
37,6940
20,094
,517
,782
Kader selalu memperhatikan
37,7985
20,192
,435
,792
Kader selalu bersikap ramah dan santun terhadap saya
37,6269
20,010
,602
,774
Kader terlihat melaksanakan tugas secara sukarela dan ikhlas
37,8582
19,867
,528
,781
Kader terlihat merapikan tempat posyandu
37,9179
19,956
,479
,786
Kader memberi tahu saya dan lansia lain untuk berkunjung kembali pada
37,9254
19,904
,457
,789
posyandu dilaksanakan
kenyamanan dan kebersihan ruangan
posyandu lansia
saat posyandu lansia dilaksanakan
KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square
,749 378,942
df Sig.
45 ,000
Analisis factor
Component 1
2
Kader selalu bersikap ramah dan santun terhadap saya
,778
,311
Kader melakukan Pendaftaran pada saya dan lansia lain
,714
,374
Melakukan Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi kepada saya
,705
,256
Kader terlihat melaksanakan tugas secara sukarela dan ikhlas
,650
,406
Kader selalu memperhatikan kenyamanan dan kebersihan ruangan posyandu lansia
,639
,186
Kader terlihat merapikan tempat posyandu
,633
,304
Kader menyiapkan tempat pelaksanaan, sarana & prasarana sebelum posyandu dilaksanakan
,337
,767
Kader terlihat melakukan pembagian tugas kader
,171
,764
Kader memberi tahu saya dan lansia lain untuk berkunjung kembali pada saat posyandu lansia dilaksanakan
,444
,608
Kader mengatur saya dan lansia lainnya selama posyandu berlangsung
,540
,583
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Promax with Kaiser Normalization.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items ,778
6 Corrected Scale Mean if
Scale Variance
Item-Total
Cronbach's Alpha
Item Deleted
if Item Deleted
Correlation
if Item Deleted
Kader selalu bersikap ramah dan santun terhadap saya
21,0746
8,400
,648
,719
Kader melakukan Pendaftaran pada saya dan lansia lain
21,1045
8,290
,535
,742
Melakukan Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi kepada saya
21,1418
8,423
,557
,737
Kader terlihat melaksanakan tugas secara sukarela dan ikhlas
21,3060
8,530
,504
,750
Kader selalu memperhatikan kenyamanan dan kebersihan ruangan posyandu lansia
21,2463
8,383
,484
,756
Kader terlihat merapikan tempat posyandu
21,3657
8,595
,449
,765
Reliability Statistics Cronbach's N of Items
Alpha ,627
4 Cronbach's Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Total Correlation
Deleted
Kader menyiapkan tempat pelaksanaan, sarana & prasarana sebelum posyandu dilaksanakan
12,3433
3,370
,482
,519
Kader terlihat melakukan pembagian tugas kader
12,6716
2,929
,389
,579
Kader memberi tahu saya dan lansia lain untuk berkunjung kembali pada saat posyandu lansia
12,4776
2,973
,400
,567
12,1642
3,492
,391
,571
dilaksanakan Kader mengatur saya dan lansia lainnya selama posyandu berlangsung
Validitas dan Reabilitas Kuisoner Kepuasan Scale Scale Mean
Corrected
Variance if Item-Total
Cronbach's Alpha if
if Item
Item
Correlatio
Item
Deleted
Deleted
n
Deleted
Kader memberikan penjelasan kepada saya tentang pelayanan yang ada diposyandu
55,5338
28,811
,315
,822
Kader menjaga agar kondisi tempat pelaksanaan posyandu lansia selalu bersih
55,4737
28,751
,370
,820
Kader mempersiapkan dan menjaga peralatan yang digunakan dalam keadaan bersih
55,5414
28,644
,328
,821
Saya menyakini pelayanan yang diberikan kader baik
55,3383
27,210
,526
,810
Kader memberi tahu saya tentang hal yang dilakukan
55,6541
26,092
,438
,816
Saya percaya bahwa kader memberikan pelayanan yang tepat dan menyenangkan untuk saya
55,5639
26,248
,528
,809
Saya percaya semua informasi yang diberikan kader kepada saya adalah untuk kebaikan saya
55,6015
26,075
,571
,806
Kader cepat dalam menanggapi keluhan saya
55,3158
28,293
,316
,822
Kader membantu sayadalam menyelesaikan keluhan saya dan bersikap baik
55,4135
27,350
,483
,813
Kader memberikan pelayanan sesuai dengan keluhan saya
55,5789
26,852
,511
,810
Kader berpenampilan bersih dan rapi
55,4962
26,949
,478
,812
Cara kader posyandu berbicara dengan saya sopan dan ramah
55,5865
25,456
,608
,803
Kader terlihat bekerja sesuai dengan tugasnya
55,9098
26,598
,432
,816
Kader memberikan perhatian kepada saya dan lansia lain selama pelaksanaan posyandu
55,7970
26,602
,396
,819
Kader memberikan dukungan kepada saya dalam meningkatkan kesehatan saya
55,4586
27,311
,374
,820
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square
,733
Analisis Factor
715,471
Df
105
Sig.
,000
Component 1
2
3
Saya percaya semua informasi yang diberikan kader kepada saya adalah untuk kebaikan saya
,726
,312
,350
Kader memberi tahu saya tentang hal yang dilakukan
,712
,072
,382
Kader memberikan pelayanan sesuai dengan keluhan saya
,694
,361
,137
Saya percaya bahwa kader memberikan pelayanan yang tepat dan menyenangkan untuk saya
,645
,295
,421
Saya menyakini pelayanan yang diberikan kader baik
,611
,218
,570
Kader cepat dalam menanggapi keluhan saya
,600
,185
-,098
Kader membantu sayadalam menyelesaikan keluhan saya dan bersikap baik
,600
,404
,136
Cara kader posyandu berbicara dengan saya sopan dan ramah
,333
,881
,275
Kader berpenampilan bersih dan rapi
,229
,752
,291
Kader memberikan perhatian kepada saya dan lansia lain selama pelaksanaan posyandu
,221
,677
,118
Kader memberikan dukungan kepada saya dalam meningkatkan kesehatan saya
,292
,617
,016
Kader terlihat bekerja sesuai dengan tugasnya
,319
,610
,186
Kader menjaga agar kondisi tempat pelaksanaan posyandu lansia selalu bersih
,118
,297
,836
Kader mempersiapkan dan menjaga peralatan yang digunakan dalam keadaan bersih
,283
,113
,715
Kader memberikan penjelasan kepada saya tentang pelayanan yang ada diposyandu
,245
,127
,699
Cronbach's Alpha
N of Items ,785
7
Scale Mean if Scale Variance if Item Deleted
Item Deleted
Corrected
Cronbach's
Item-Total
Alpha if Item
Correlation
Deleted
Kader memberi tahu saya tentang hal yang dilakukan
24,3008
6,909
,567
,749
Saya percaya semua informasi yang diberikan kader kepada saya adalah untuk kebaikan saya
24,2481
7,430
,599
,739
Kader memberikan pelayanan sesuai dengan keluhan saya
24,2256
7,918
,521
,756
Saya percaya bahwa kader memberikan pelayanan yang tepat dan menyenangkan untuk saya
24,2105
7,561
,539
,752
Saya menyakini pelayanan yang diberikan kader baik
23,9850
8,136
,539
,754
Kader cepat dalam menanggapi keluhan saya
23,9624
8,521
,378
,781
Kader membantu sayadalam menyelesaikan keluhan saya dan bersikap baik
24,0602
8,345
,451
,768
Cronbach's Alpha
N of Items ,755
5
Scale Corrected Scale Mean Variance if Item-Total if Item Correlatio Item Deleted Deleted n Cara kader posyandu berbicara dengan saya sopan dan ramah Kader berpenampilan bersih dan rapi Kader memberikan perhatian kepada saya dan lansia lain selama pelaksanaan posyandu Kader memberikan dukungan kepada saya dalam meningkatkan kesehatan saya Kader terlihat bekerja sesuai dengan tugasnya
15,4030 15,3134 15,6194 15,2687 15,7388
4,468 5,284 4,959 5,506 5,262
,753 ,566 ,485 ,409 ,431
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,623 ,699 ,727 ,749 ,745
Reliability Statistics Cronbach's N of Items
Alpha ,722
3 Scale
Corrected
Variance if
Item-Total
Cronbach's
Scale Mean if
Item
Correlatio
Alpha if Item
Item Deleted
Deleted
n
Deleted
Kader menjaga agar kondisi tempat pelaksanaan posyandu lansia selalu bersih
7,9478
,712
,694
,461
Kader mempersiapkan dan menjaga peralatan yang digunakan dalam keadaan bersih
8,0149
,752
,472
,725
Kader memberikan penjelasan kepada saya tentang pelayanan yang ada diposyandu
8,0075
,774
,484
,705
Hasil uji Instrument variabel kinerja Variabel Kinerja
MSA
Reabilitas Cronbach’s Alpha
Faktor Sikap Kader selalu bersikap ramah dan santun terhadap saya
,778
Kader terlihat melakukan pembagian tugas kader Kader memberi tahu saya dan lansia lain untuk berkunjung kembali pada saat posyandu lansia dilaksanakan Kader terlihat melaksanakan tugas secara sukarela dan ikhlas Kader selalu memperhatikan kenyamanan dan kebersihan ruangan posyandu lansia
,714 ,705 ,650 ,639
0,778
Kader terlihat merapikan tempat posyandu Faktor Kegiatan/Pelayanan Kader menyiapkan tempat pelaksanaan, sarana & prasarana sebelum posyandu dilaksanakan Kader melakukan Pendaftaran pada saya dan lansia lain Kader Melakukan Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi kepada saya Kader mengatur saya dan lansia lainnya selama posyandu berlangsung Kader mempersiapkan dan menjaga peralatan yang digunakan dalam keadaan bersih Kader memberikan penjelasan kepada saya tentang pelayanan yang ada diposyandu
,633 ,767 ,764 ,608 ,583 ,715 ,699
0,627
Hasil analisis instrument variabel kepuasan
Variabel Kepuasan Lansia Faktor Keandalan Saya percaya semua informasi yang diberikan kader kepada saya adalah untuk kebaikan saya Kader memberi tahu saya tentang hal yang dilakukan Kader memberikan pelayanan sesuai dengan keluhan saya Saya percaya bahwa kader memberikan pelayanan yang tepat dan menyenangkan untuk saya Saya menyakini pelayanan yang diberikan kader baik Kader cepat dalam menanggapi keluhan saya Kader membantu sayadalam menyelesaikan keluhan saya dan bersikap baik Faktor Empati
MSA
,726 ,712 ,694 ,645 ,611 ,600 ,600
Realibilitas Cronbach’s Alpha
0,785
Cara kader posyandu berbicara dengan saya sopan dan ramah Kader berpenampilan bersih dan rapi Kader memberikan perhatian kepada saya dan lansia lain selama pelaksanaan posyandu Kader memberikan dukungan kepada saya dalam meningkatkan kesehatan saya Kader terlihat bekerja sesuai dengan tugasnya Faktor Kenyataan Kader menjaga agar kondisi tempat pelaksanaan posyandu lansia selalu bersih Kader mempersiapkan dan menjaga peralatan yang digunakan dalam keadaan bersih Kader memberikan penjelasan kepada saya tentang pelayanan yang ada diposyandu
Distribusi Usia, Jenis Kelamin & Pendidikan Responden umur responden N
Valid
Missing Mean Median Mode Std. Deviation Variance Skewness Std. Error of Skewness Kurtosis Std. Error of Kurtosis Minimum Maximum Percentiles 75
jenis kelamin
pendidikan
134
134
134
0 65,24 63,00 60 5,985 35,822 1,529 ,209 1,893 ,416 60 85 61,00
0 1,66 2,00 2 ,477 ,227 -,668 ,209 -1,578 ,416 1 2 1,00
0 1,89 2,00 1 ,955 ,912 ,490 ,209 -1,189 ,416 1 4 1,00
63,00
2,00
2,00
68,00
2,00
3,00
,881 ,752 ,677 ,617 ,610
0,755
,836 ,715 ,699
0,722
pendidikan Frequency 64
47,8
47,8
47,8
26
19,4
19,4
67,2
39
29,1
29,1
96,3
5
3,7
3,7
100,0
134
100,0
100,0
Valid
laki-laki perempuan Total
Total Percent
46
Cumulative Percent
Valid Percent
34,3
34,3
34,3 100,0
88
65,7
65,7
134
100,0
100,0
Distribusi variabel kinerja dan kepuasan score kinerja N
Valid
score kepuasan
134
134
0 42,00 42,00 39 4,942 24,421 ,077 ,209 -1,252 ,416 32 50 38,00
0 59,04 58,00 58 5,353 28,660 ,554 ,209 -,070 ,416 49 74 55,00
50
42,00
58,00
75
47,00
62,00
Missing Mean Median Mode Std. Deviation Variance Skewness Std. Error of Skewness Kurtosis Std. Error of Kurtosis Minimum Maximum Percentiles 25
Cumulative Percent
SD
S1
Frequency
Valid Percent
SMP SMA jenis kelamin
Percent
Hasil uji korelasi antara kinerja dan kepuasan score kinerja score kinerja
Pearson Correlation
score kepuasan 1
,381
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation
score kepuasan
**
134 ** ,381
Sig. (2-tailed)
,000
N
134
134 1
134
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil Uji korelasi masing-masing faktor variabel faktor sikap faktor sikap
Pearson Correlation
faktor keandalan 1
Sig. (2-tailed) faktor keyakinan
*
,020
N Pearson Correlation
134 * ,201
Sig. (2-tailed)
,020
N
134
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
,201
134 1
134
faktor sikap faktor sikap
Pearson Correlation
faktor empati 1
,404
Sig. (2-tailed) faktor empati
,000
N Pearson Correlation
134 ** ,404
Sig. (2-tailed)
,000
N
134 faktor sikap
faktor sikap
Pearson Correlation
134 1
134 faktor kenyataan
1
,169
Sig. (2-tailed) faktor kenyataan
**
,051
N Pearson Correlation
134 ,169
Sig. (2-tailed)
,051
N
134
134 1
134
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
faktor kegiatan faktor kegiatan
Pearson Correlation
faktor keandalan 1
Sig. (2-tailed) faktor keyakinan
N Pearson Correlation
**
,000 134 ** ,350
Sig. (2-tailed)
,000
N
134
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
,350
134 1
134
faktor kegiatan faktor kegiatan
Pearson Correlation
faktor empati 1
,433
Sig. (2-tailed) faktor empati
**
,000
N Pearson Correlation
134 ** ,433
Sig. (2-tailed)
,000
N
134
134 1
134
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
faktor kegiatan faktor kegiatan
Pearson Correlation
faktor kenyataan 1
Sig. (2-tailed) faktor kenyataan
*
,014
N Pearson Correlation
134 * ,213
Sig. (2-tailed)
,014
N
134
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
,213
134 1
134