KINERJA GURU TERSERTIFIKASI DI SMA NEGERI 2 GORONTALO
Ronal, Prof. Dr. Yulianto Kadji.,M.Si, Agil Bachsoan, S.Ag., M.Ag Jurusan Pendidikan Ekonomi
Abstract The Performance of Certified Teachers in SMA Negeri 2 Gorontalo. Skripsi. Study Program of Economics Education,
Departemen of Economics Education,
Faculty of Economics and Business, Universitas Negeri Gorontalo. The principal supervisor was Prof. Dr. Yulianto Kadji, M.Si and the co-supervisor was Agil Bachsoan, S.Ag, M.Ag. The research was conducted based on the problem statement “how is the performance of certified teachers in SMA Negeri 2 Gorontalo?”. The research aimed to find out the performance of certified teachers in SMA Negeri 2 Gorontalo. The sources of the data were the headmaster and certified teachers in SMA Negeri 2 Gorontalo. The research applied qualitative method with phenomenological approach. The research resulted that, generally, the performance of certified teachers in SMA Negeri 2 Gorontalo was good enough. It was showed by the teachers preparation before learning activity was began, also there was an evaluation and follow-up activity of learning actifity although it did not reach the expected optimization level yet. The efforts which had been done in increasing the performance of certified teachers as follows; a. implementing an effective learning management in class; b. engaging the teachers regularly in training activity; c. supervising actifity was needed in increasing the quality of learning; d. improving the quality of education. Keyword : Performance, Certification
PENDAHULUAN Upaya peningkatan kinerja adalah sebagai tufoksi utama guru dalam menjalankan tugas dan profesinya, untuk menjalankan tugas profesinya pemerintah meluncurkan kebijakan sertifikasi guru. Kebijakan ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas kerja guru sehingga menjadi professional dalam menjalankan tugasnya. Untuk mendukung kebijakan ini maka pemerintah menerbitkan Permen Diknas No. 13 Tahun 2007 tentang sertifikasi guru. Permen ini merupakan payung hukum diberlakukannya sertifikasi terhadap guru sekaligus diberikan tunjangan. Kinerja guru yang baik tentunya memiliki kualifikasi akademik, memiliki kompotensi, sehat jasmani dan rohani, memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, dan yang paling pentingnya mampu mengatasi beban kerja seperti merencanakan pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik serta mampu melaksanakan pembelajaran sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam dan sebanyak-banyaknya 40 (empat puluh) jam tatap muka dalam satu minggu. tergambar pada penampilan mereka baik dari penampilan kemampuan akademik maupun kemampuan profesi menjadi guru artinya mampu mengelola pengajaran di dalam kelas dan mendidik siswa di luar kelas dengan sebaik-baiknya,
Dengan
pemahaman mengenai konsep kinerja sebagaimana dikemukakan di atas, maka akan nampak jelas apa yang dimaksud dengan kinerja guru. Kinerja guru pada dasarnya merupakan kegiatan guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pengajar dan pendidik di sekolah yang dapat menggambarkan mengenai prestasi kerjanya dalam melaksanakan semua itu, dan hal ini jelas bahwa pekerjaan sebagai guru tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang, tanpa memiliki keahlian dan kwalifikasi tertentu sebagai guru. Uraian tersebut secara ekspilisit menunjukan sertifikasi sesungguhnya merupakan upaya untuk memberikan penghargaan terhadap guru atas ketekunan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dan atas hal tersebut guru diberikan tunjangan untuk memperbaiki kesejahteraannya. Namun realitas yang terlihat bahwa belum semua guru tersertifikasi memiliki kinerja yang tinggi. Dalam konteks ini
kinerja guru tersertifikasi masih sangat bervariasi dan cenderung lebih didominasi oleh guru yang memiliki kinerja yang rendah. Berdasarkan realitas yang diamati khususnya di SMA Negeri 2 Gorontalo menunjukan bahwa kondisi guru bersetifikat datang dan pulang tepat waktu, sebelum melakukan pembelajaran mereka melakukan program pembelajaran, sebagian disiapkan secara mandiri dan sebagian lagi melalui kegiatan MGMP. Melalui kegiatan tersebut seluruh mata pelajaran merumuskan secara bersama program tahunan, program semester, dan RPP yang akan digunakan selama satu semester. Dalam kegiatan tersebut para guru saling tukar pengalaman tentang mekanisme ideal dalam menyusun program tahunan serta perangkat lainya. Sehingga dijadikan pola acuan dalam melaksanakan kegiatan dikelas. Di SMA Negeri 2 Gorontalo memiliki jumlah seluruh guru yaitu 47 (empat puluh tujuh) orang, laki-laki 16 (enam belas) dan perempuan 31 (tiga puluh satu). Diantara empat puluh tujuh tersebut yang tersertifikasi yaitu berjumlah 39 (tiga puluh Sembilan) orang guru. Mencermati realitas tersebut maka perlu diadakan penelitian ilmiah untuk mengetaui kondisi riil kinerja guru tersertifikasi. Berdasarkan pemikiran dan permasalahan tersebut peneliti akan melakukan pendekatan fenomenoligis, dimana peneliti berusaha memahami arti peristiwa dan kaitanya terhadap orang-orang biasa dalam situasi tertentu. Dengan melihat beban kerja guru, serta kualifikasi yang ada. maka Penelitian ini di formulasikan dengan judul “Kinerja Guru Tersertifikasi Di SMA Negeri 2 Kota Gorontalo” Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui bentuk kinerja guru tersertifikasi, dan mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru tersertifikasi di SMA N 2 Gorontalo. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian yaitu segenap guru tersertifikasi di SMA Negeri 2 Kota Gorontalo, metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan fenomenologis, yaitu suatu pendekatan di mana peneliti berusaha memahami arti peristiwa dan kaitannya terhadap orang-orang biasa
dalam situasi tertentu. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Selanjutnya untuk mendapatkan data penelitian peneliti menggunakan teknik partisipatoris, dimana peneliti menjadi instrument untuk mendapatkan data penelitian. Penyelidikan fenomenologis bermula dari diam. Keadaan “diam” merupakan upaya menangkap apa yang dipelajari dengan menekankan pada aspekaspek subjektif dari perilaku manusia. Fenomenologis berusaha bisa masuk ke dalam dunia konseptual subjek nya agar dapat memahami bagaimana dan apa makna yang disusun subjek tersebut dalam kehidupan sehari-harinya. Singkatnya, peneliti berusaha memahami subjek dari sudut pandang subjek itu sendiri, dengan tidak mengabaikan membuat penafsiran, dengan membuat skema konseptual. Ppeneliti menekankan pada hal-hal subjektif, tetapi tidak menolak realitas “di sana” yang ada pada manusia dan yang mampu menahan tindakan terhadapnya. Para peneliti kualitatif menekankan pemikiran subjektik karena menurut pandangannya dunia itu dikuasai oleh angan-angan yang mengandung hal-hal yang lebih bersifat simbolis dari pada konkret. Jika peneliti menggunakan perspektif fenomenologi dengan paradigma definisi sosial biasanya penelitian ini bergerak pada kajian mikro. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan responden diperoleh gambaran tentang kinerja guru tersertifikasi sebagai berikut: A. Pentingnya sertifikasi guru Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dalam bentuk formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru sebagai tenaga profesional. Berdasarkan hal tersebut sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompotensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompotensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Jadi pentingnya sertifikasi guru itu, merupakan hal yang sangat penting bagi calon guru, karena sertifikasi merupakan prosedur untuk menentukan apakah calon seseorang calon guru layak diberikan izin dan kewenangan untuk mengajar.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bendahara (15-11-2013), Ibu Miska Rauf selaku guru mata pelajaran ekonomi mengatakan bahwa sertifikasi itu sangatlah penting, mengingat bahwa sertifikasi pendidik mempunyai manfaat dalam pengawasan mutu dan penjaminan mutu. Antara lain sertifikasi itu bertujuan untuk melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan, melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak kompoten, membantu dan melindungi lembaga penyelenggaraan pendidikan, membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga kependidikan, memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan. Hal ini diperkuat oleh Wibowo dalam bukunya Mulyasa (2011). Melengkapi uraian diatas Jalal (2001: 221-225), dan Tilaar (2003: 382-391), mengungkapkan bahwa proses sertifikasi guru menuju profesionalisasi pelaksanaan tugas dan fungsinya harus dibarengi dengan kenaikan kesejahteraan guru, sistem rekrutmen guru, pembinaan, dan peningkatan karir guru. Sertifikasi guru merupakan amanat Undang-Undang Republik Indonesi Nomor 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas. Pasal 61 menyatakan bahwa sertifikasi dapat berbentuk ijasah dan sertifikat kompotensi, tetapi bukan sertifikat yang diperoleh melalui pertemuan ilmiah seperti seminar, diskusi panel, lokakarya, dan simposium. Namun, sertifikasi kompotensi diperoleh dari penyelenggara pendidikan dan lembaga pelatihan setelah lulus uji kompotensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi. Ketentuan ini bersifat umum, baik untuk tenaga kependidikan maupun non-kependidikan yang ingin memasuki profesi guru. 2.
Faktor yang menentukan kinerja guru tersertifikasi Dalam hal ini dikemukakan apabila para guru mempunyai kinerja yang tinggi,
mereka akan terdorong dan berusaha untuk meningkatkan kemampuanya dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kurikulum yang berlaku disekolah sehingga diperoleh hasil kinerja yang maksimal. Namun dengan adanya faktor
dilingkungan kinerja seperti yaitu dorongan untuk bekerja, tanggung jawab terhadap tugas, minat terhadap tugas, penghargaan terhadap tugas. 3.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru tersertifikasi Hasil penelitian menunjukan bahwa upaya atau usaha untuk meningkatkan
kinerja guru tersertifikasi di SMA Negeri 2 Gorontalo telah mulai dijalankan dengan baik. Sesuai hasil wawancara dengan kepalah sekolah SMA Negeri 2 Gorontalo bahwa terdapat langka yang strategis yang dilakukan dalam usaha meningkatkan kinerja guru tersertifikasi yaitu: a. Penerapan manajemen pembelajaran yang efektif dikelas Hasil penelitian menunjukan bahwa di SMA Negeri 2 Gorontalo mulai diterapkan sistem manejemen pembelajaran yang efektif. Sesuai hasil wawancara dengan kepala sekolah bahwa penerapan manajemen ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dikelas. Manajemen pembelajaran ini menjadi inspirasi bagi guru-guru yang tersertifikasi sehingga dapat meningkatkan kinerja mereka. b. Mengikutsertakan guru secara rutin dalam kegiatan pelatihan pembelajaran atau dalam kegiatan ilmiah tentang mata pelajaran yang diajarkan Sesuai hasil wawancara dengan kepala sekolah bahwa strategi lainya yang tempuh dalam usaha untuk meningkatkan kinerja guru tersertifikasi adalah dengan mengikutsertakan guru dalam pelatihan atau kegiatan ilmiah yang membahas tentang pembelajaran. Kegiatan ini sebagian besar didanai oleh sekolah sehingga lebih memotivasi kepada guru untuk mengikutinya. c. Mengadakan supervisi guna peningkatan kualitas pembelajaran Pelaksanaan supervisi secara rutin merupakan bagian lain dari aktivitas kepala sekolah untuk me ningkatkan kualitas pembelajaran dan kinerja guru. Supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah menjadi motivasi guru untuk lebih meningkatkan
kemampuanya dalam membelajarkan siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun beberapa tindakan yang perlu dikerjakan guru untuk meningkatkan kinerjanya. a. Persiapan guru dalam pembelajaran Temuan hasil penelitian bahwa guru tersertifikasi di SMA Negeri 2 Gorontalo telah memiliki persipan yang cukup matang sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas, sesuai hasil wawancara dengan bapak/ibu guru yang bersertifikasi, bahwa bentuk persipan dalam pembelajaran, evaluasi serta blanko penilaian kerja siswa pada pembelajaran. Persipan pembelajaran ini dilakukan melalui kegiatan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) yang dilaksanakan secara rutin. Pada kegiatan MGMP tersebut seluruh guru mata pelajaran merumuskan secara bersama-sama bentuk RPP yang akan digunakan selama satu semester, dalam kegiatan ini pula antara guru mata pelajaran yang ada saling tukar pengalaman tentang mekanisme ideal dalam menyusun program tahunan serta perangkat lainya, dalam rangka menghasilkan persiapan pembelajaran yang maksimal. Hasil yang diperoleh melalui kegiatan tersebut selanjutnya dijadikan sebagai pola acuan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Sesuai hasil wawancara dengan wakasek kurikulum, ibu Aisah lamondo menggungkapkan selain persipan perangkat pembelajaran sebelum mengajar guru di SMA Negeri 2 Gorontalo juga menyiapkan media pembelajaran ini dimaksutkan untuk lebih memberi maknakan konsep yang diterima oleh peserta didik, namun diakui bahwa media yang disedikan selama ini belum maksimal sehingga cukup mempengaruhi aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru di kelas. Berdasarkan temuan penelitian tersebut jelas bahwa persipan kegiatan pembelajaran telah dilaksanakan dengan cukup baik. Temuan ini sekaligus menunjukan bahwa guru mata pelajaran khususnya guru yang tersertifikasi di SMA Negeri 2 Gorontalo telah menyiapkan rancangan pembelajaran guna memaksimalkan kegiatan belajar siswa.
b. Pelaksanaan pembelajaran Berdasarkan hasil wawancara dengan guru-guru yang bersertifikasi di SMA Negeri 2 Gorontalo serta pengamatandilapangan menunjukan, bahwa pelaksanaan pembelajaran di SMA Negeri 2 Gorontalo senantiasa mengacu pada program serta rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Dan jam mengajar guru yang tersertifikasi masing-masing dalam seminggu adalah 24 sampai 36 jam mengajar. Adapun guru yang mengajar 24 jam seminggu pada SMA Negeri 2 Gorntalo mereka ada jadwal mengajar disekolah lain, sehingganya semua guru yang tersertifikasi di SMA Negeri 2 Gorontalo masing-masing memiliki 24 jam mengajar dalam seminggu, sebagaimana kriteria guru tersertifikasi dan guru yang profesional. Dalam aktualisasi kegiatan pembelajaran dikelas terdapat beberapa strategi utama yang dikembangkan untuk memaksimalkan kegiatan pembelajaran yaitu: 1. Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. 2. Melaksanakan kegiatan inquiry untuk menentukan topik pada setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. 3. Mengembangkan sikap ingin tahu siswa dengan bertanya. 4. Menciptakan masyarakat belajar melalui belajar secara kelompok. 5. Menghadirkan model pembelajaran yang relavan dengan materi yang diajarkan. 6. Mengaktualisasikan materi sesuai dengan pengalaman dan kebutuhan siswa. 7. Mengadakan penilaian autentik untuk menilai keberhasilan dan kinerja guru tersertifikasi. c. Evaluasi dan tindak lanjut pembelajaran Penilaian merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur keberhasilan dalam melaksanakan suatu kegiatan. Penilaian dapat diartikan sebagai proses pengukuran dan perbandingan dari pada hasil-hasil pekerjaan yang nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai. Dengan demikian maka penilaian merupakan aktivitas untuk meneliti dan mengetahui sampai dimana pelaksanaan yang
dilakukan di dalam proses keseluruhan kegiatan mencapai hasil sesuai dengan rencana atau program yang telah ditetapkan. Hasil penelitian menunjukan bahwa evaluasi dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan telah berjalan dengan cukup baik. Kegiatan penilaian yang dilaksanakan meliputi penelian proses dan penilaian hasil belajar siswa, namun aspek penekanan penilaian dalam kegiatan pembelajaran yang selama ini dilakukan selalu menekankan pada penilaian hasil. Sementara penilaian proses belum dilaksanakan secara maksimal. Temuan ini menunjukan adanya sedikit kepincangan dalam kegiatan penilaian yang dilaksanakan, sehingga kegiatan penilaian dilakukan secara berimbang baik antara proses maupun dengan hasil akhir. Hal ini disadari oleh pandangan bahwa hasil akhir dari nilai siswa sangat ditentukan oleh proses yang dilakukan dengan demikian maka untuk meningkatkan kualitas penilaian terhadap hasil belajar siswa perlu dilakukan penilaian proses dan hasil secara berimbang. Terkait dengan temuan diatas maka perlu peningkatan kualitas penilaian serta tindak lanjut dalam penelitian. Dalam hal ini perlu perbaikan terhadap proses pembelajaran serta tindak lanjut yang telah dilaksanakan, namun demikian diakui sebagian besar siswa yang diremedial mampu menunjukan hasil belajar yang cukup baik. Melalui perbaikan terhadap aspek ini diharapkan mampu meningkatkan kinerja guru tersertifikasi. Kinerja guru tersertifikasi perlu mendapatkan perhatian, mengingat bahwa kinerja guru memegang peranan yang cukup signifikan dalam meningkatkan kualitas kinerja guru. Dengan kinerja guru yang maksimal akan membentuk perilaku kerja yang dinamis dalam mendidik siswa. Istilah kinerja berasal dari kata motif yang dapat diartikansebagai daya pengerak dari dalam diri subyek untuk melakukan suatu aktivitas tertentu dalam mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata motif maka kinerja dapat diartikan sebagai daya pengerak yang telah aktif. Kinerja yang ada pada seseorang merupakan kekuatan pendorong yang akan mewujudkan suatu perilaku guna mencapai tujuan kepuasan dirinya.
Temuan di atas menunjukan bahwa guru tersertifikasi di SMA Negeri 2 Gorontalo telah mampu menunjukan kinerja guru yang cukup baik. Dalam konteks ini pada umumnya guru memiliki persipan mengajar mulai dari program tahunan, program semester, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta perangkat evaluasi yang diperlukan. Persipan yang cukup baik yang dilakukan guru ini menunjukan bahwa pada umumnya guru yang tersertifikasi di SMA Negeri 2 Gorontalo telah berusaha secara maksimal dalam menjalankan tugas dan profesinya sebagai pendidik. Hal ini ditunjukan oleh persiapan guru secara matang dalam pembelajaran dikelas. Berdasarkan uraian secara keseluruhan jelas bahwa secara umum kinerja guru tersertifikasi ditunjukan dengan adanya persipan yang cukup matang dalam pembelajaran, adanya
pelaksanaan pembelajaran dengan mengunakan pola
pembelajaran yang efektif serta adanya evaluasi dan tindak lanjut kegiatan pembelajaran meski belum mencapai titik optimalisasi. Simpulan dan Saran Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Secara umum kinerja guru tersertifikasi di SMA Negeri 2 Gorontalo Cukup baik, yang ditunjukan dengan persiapan sebelum kegiatan pembelajaran serta adanya evaluasi dan tindak lanjut kegiatan pembelajaran meski belum mencapai titik optimalisasi yang diharapkan. 2. Upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru tersertifikasi antara lain dengan: a. Menerapkan manajemen pembelajaran yang efektif di kelas b. Mengikutsertakan guru secara rutin dalam kegiatan pelatihan c. Adanya kegiatan supervise guna meningkatkan kualitas pembelajaran d. Perbaikan kualitas pendidikan yang diberikan
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Kinerja guru tersertifikasi perlu terus ditingkatkan guna memperoleh hasil yang maksimal dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. 2. Dalam tindak lanjut terhadap kegiatan pembelajaran dalam bentuk remedial perlu dilakukan guru secara rutin untuk menuntaskan materi yang dipelajari siswa. 3. Peningkatan kinerja guru tersertifikasi melalui kegiatan pelatihan atau penataran perlu dilakukan secara rutin untuk lebih memutakhirkan kemampuan guru. 4. Guru harus menjadi sosok panutan, ia harus bertanggungjawab terhadap pertumbuhan kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik. Daftar Rujukan Burhanudin, 2007. Kinerja Dalam Belajar. Jakarta: Remaja Karya Hamalik, 2002. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: PT. Bumi Aksara Mulyasa, 2011. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung. Tarsito Supartini, 2001. Kinerja Guru dalam Mengembangkan Kurikulum di Sekolah. (Online).