PENGESAHAN ARTIKEL
KINERJA GURU TERSERTIFIKASI DI SMP NEGERI 1 BINTAUNA KABUPATEN BOLAANGMONGONDOW UTARA
TRIYADI BINOLOMBANGAN NIM : 911 410 141
1
KINERJA GURU TERSERTIFIKASI DI SMP NEGERI 1 BINTAUNA KABUPATEN BOLAANGMONGONDOW UTARA
[email protected] Dr. H. Rosman Ilato, M.Pd, Rustam Tohopi, S.Pd, M.Si, Triyadi Binolombangan 1 ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang kinerja guru tersertifikasi di SMP Negeri 1 Bintauna Kabupaten Bolaangmongondow Utara. Metode Penelitian ini kualitatif dengan pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja guru tersertifikasi dalam perencanaan pembelajaran di SMP Negeri 1 Bintauna Kabupaten Bolaangmongondow Utara yaitu menyusun tujuan pembelajaran berdasarkan pada kurikulum, karakteristik siswa di sekolah, relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan keluasan materi pembelajaran, secara umum guru telah melakukan langkah proaktif untuk membuat Rencana Pelaksanaan pembelajaran dan mengelola kelas dengan baik dengan mempersiapkan kelas secara kondusif, menghias kelas dan pengaturan tempat duduk agar siswa aktif dalam pembelajaran. Kinerja guru tersertifikasi dalam pelaksanaan pembelajaran di SMP Negeri 1 Bintauna Kabupaten Bolaangmongondow Utara yaitu guru menggunakan media pembelajaran yaitu dituangkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran dengan melakukan pembaruan terhadap media pembelajaran dan guru menguasai metode dan strategi dalam pembelajaran yaitu dengan mengajak siswa untuk berani melakukan kegiatan percobaan atau melakukan demonstrasi sehingga siswa dapat memahami konsep pembelajaran. Kinerja guru tersertifikasi dalam evaluasi pembelajaran di SMP Negeri 1 Bintauna Kabupaten Bolaangmongondow Utara yaitu kegiatan evaluasi terhadap hasil belajar yang dilakukan siswa di sekolah setiap hari setelah materi pembelajaran selesai diberikan, guru hanya memberikan remedial bagi siswa yang belum tuntas. Sedangkan pengayaan pemberian materi yang belum tuntas tidak dilakukan oleh guru. Guru menganalisis hasil evaluasi pembelajaran siswa dengan lebih memperhatikan aspek psikomotor akan tetapi belum semua guru melakukan evaluasi terhadap aktivitas belajar siswa. Dalam konteks ini masih terdapat guru yang mengabaikan aspek evaluasi terhadap aktivitas belajar siswa
Kata Kunci : Kinerja, Guru Tersertifikasi 1
Dr. H. Rosman Ilato, M.Pd selaku dosen pada Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo; Rustam Tohopi, S.Pd, M.Si; dan Triyadi Binolombangan selaku Mahasiswa.
2
PENDAHULUAN Guru adalah salah satu komponen yang besar pengaruhnya terhadap proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif diperlukan berbagai keterampilan yaitu keterampilan guru dalam mengajar. Keterampilan mengajar guru merupakan kompetensi pedagogik yang cukup kompleks karena merupakan integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh. Pasca disahkannya UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, profesi guru dan dosen kembali menjadi bahan pertimbangan oleh banyak pihak khususnya bagi mereka yang berkecimpung dalam dunia pendidikan. Mengapa tidak kehadiran undang- undang tersebut manambah wacana baru akan dimantapkannya hak- hak dan kewajiban bagi guru dan dosen. Diantara hak yang paling ditunggu selama ini adalah adanya upaya perbaikan kesejahteraan bagi guru dan dosen, salah satu upaya yang sementara dilaksanakan saat ini dalam rangka implementasi UUGD adalah pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan sebagaimana telah diatur dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 18 Tahun 2007. Banyak kalangan yang pesimis dengan adanya sertifikasi guru dan dosen ini, khususnya bagi mereka yang sampai saat ini belum memiliki kualifikasi akademik ( S1 atau Diploma empat (D4)) namun tak sedikit yang merasa gembira dan berbahagia terutama bagi mereka yang sudah dinyatakan lulus karena sudah barang tentu setelah dinyatakan lulus, sudah ada jaminan bagi mereka bahwa pemerintah segera akan membayar tunjangan profesi tersebut, sebuah harapan sekaligus tantangan menuju guru profesional. Berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan, antara lain menata sarana dan prasarana, mengembangkan kurikulum, meningkatkan kualitas guru melalui peningkatan kualifikasi pendidikan guru, memberikan berbagai diklat atau pelatihan sampai pada meningkatkan tunjangan profesi guru dalam arti meningkatkan kesejahteraan guru. Fenomena ini
3
menunjukkan bahwa dari sisi kesejahteraan sudah ada upaya konkrit yang dilakukan oleh pemerintah untuk memenuhi hak guru, apalagi saat ini sertifikasi guru sudah mulai dilaksanakan dalam rangka pemberian tunjangan profesi sebagaimana diatur dalam Undang- Undang Guru dan Dosen, persoalannya adalah apakah dengan pemberian tunjangan profesi akan melahirkan guru profesional? jawabannya kembali kepada setiap pribadi guru. Berdasarkan obervasi awal penulis bahwa kinerja guru tersertifikasi di SMP Negeri 1 Bintauna Kabupaten Bolaangmongondow Utara tidak jauh berbeda dengan guru-guru yang belum tersertifikasi, sebagian guru tersertifikasi lebih memilih bekerja dengan sendirinya. Padahal bila hal tersebut terjadi akan menimbulkan kesenjangan dan ketidaksamaan terhadap tujuan pendidikan khususnya proses belajar mengajar. Disisi lain meningkatnya jumlah ketidakhadiran guru tersertifikasi yang berjumlah 24 orang untuk melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Penentuan jam Belajar dari pukul 7.30-13.30 Wita dalam melaksanakan tugas mengajarnya cenderung terabaikan dengan hanya hadir pada saat waktu jam mengajar mata pelajaran. Karena pada kurikulum SMP guru mata pelajaran merupakan hal yang utama, tentu hal ini mengidentifikasi rendahnya kepatuhan guru dengan peraturan yang diberlakukakan juga mengidentifikasi rendahnya motivasi kerja guru disebabkan merasa malas bekerja apalagi bagi guru tersertifikasi dikarenakan tidak lancarnya tunjangan sertifikasi yang hanya diterimakan 6 bulan sekaligus, sehingga beberapa guru mata pelajaran yang tersertifikasi enggan berangkat kerja dari jam pertama pelajaran terutama apabila ketidakhadirannya tidak disertai dengan keterangan yang jelas sehingga berdampak pada kurangnya disiplin guru di sekolah. Begitupula pada pelaksanaan pembelajaran beberapa guru tersertifikasi belum memahami sepenuhnya struktur kurikulum 2013 yang mengakibatkan rencana pelaksanaan pembelajaran belum dilakukan pembaharuan. Perencanaan pembelajaran oleh guru terkadang telah dibakukan dalam RPP yang telah jadi tanpa mendesain kembali rencana pelaksanaan pembelajaran tersebut,
4
sehingga ketika pelaksanaannya mengalami berbagai hambatan dari segi penggunaan media pembelajaran sampai pada metode yang digunakan. Begipula dalam mengevaluasi dan menggunakan intrumen evaluasi pembelajaran sering mengalami hambatan dalam menentukan indikator penilaian. Kinerja guru dinilai meningkat hanya saat guru-guru belum lolos sertifikasi dan setelah mendapatkan sertifikasi kinerja guru menjadi menurun dari segi kualitas kerja dan ketepatan waktu kerja, inisiatif dalam pembelajaran, kemampuan berkomunikasi dengan guru dan siswa dalam pembelajaran begitupula para guru menjadi enggan untuk mengikuti seminar atau pelatihan untuk peningkatan kualitas diri, padahal sebelum mendapat sertifikasi para guru menjadi lebih sering mengikuti pelatihan untuk peningkatan kualitas diri Tentu fenomena ini sangat perlu dilakukan penanganan bahwa sertifikasi guru itu adalah salah satu penghargaan atas profesionalisme para guru dalam menjalankan tugasnya sebagai tenaga pendidik, sekaligus meningkatkan kesejahteraan para guru. Sertifikasi itu bukan menjadi hak paten yang melekat pada guru. Guru yang tersertifikasi bisa dicabut sertifikasinya jika dianggap malas, atau tidak memenuhi ketentuan kerja, seperti jam mengajar tidak cukup 24 jam dalam seminggu maka tunjangannya tidak akan dibayarkan. Hal ini didasarkan bahwa sertifikasi guru merupakan proses uji kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan pemberian sertifikat pendidik (UU RI No 14 Tahun 2005 dalam Depdiknas, 2004). Sehingga diharapkan sebagai leding sektor pendidikan akan terus melakukan pemantauan terhadap kinerja para guru tersertifikasi, oleh karena itu oleh peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Kinerja
guru
tersertifikasi
di
SMP
Negeri
1
Bintauna
Kabupaten
Bolaangmongondow Utara. Berdasarkan latar belakang maka dikemukakan identifikasi masalah sebagai berikut: 1) Guru lebih memilih bekerja secara personal sehingga menimbulkan ketidaksamaan terhadap tujuan pendidikan khususnya pada proses belajar mengajar.
5
3) Perencanaan guru tersertifikasi untuk melaksanakan tugas mengajarnya cenderung menggunakan RPP yang telah jadi sebelumnya tanpa mendesain kembali. 4) Terdapat guru mata pelajaran yang tersertifikasi yang tidak tepat waktu dalam kegiatan pembelajaran sehingga berdampak pada kurang efektifnya jam mengajar. 5) Beberapa guru tersertifikasi belum memahami sepenuhnya struktur kurikulum 2013 yang mengakibatkan rencana pelaksanaan pembelajaran belum dilakukan pembaharuan. Menurut Simamora, (2000:327) Kinerja adalah keadaan/tingkat perilaku seseorang yang harus dicapai dengan persyaratan tertentu. Selanjutnya, Suprihanto (2001:7) menyatakan kinerja yaitu hasil kerja seseorang selama periode tertentu atau kegitan selama suatu periode waktu tertentu. Kinerja berdasarkan batasan tersebut adalah hasil yang dicapai oleh seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan bersangkutan. Menurut Sedarmayanti (2004:177) menyatakan bahwa kata kunci dari definisi kinerja adalah: (a) hasil kerja pekerja, (b) proses atau organisasi, (c) terbukti secara konkrit, (d) dapat diukur, dan (e) dapat dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan.‟ Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sertifikasi pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional (UU RI No 14 Tahun 2005 dalam Depdiknas, 2004). Berdasarkan pengertian tersebut, sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Dengan kata lain, sertifikasi guru adalah proses uji kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan pemberian sertifikat pendidik (UU RI No 14 Tahun 2005 dalam Depdiknas, 2004).
6
Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru. Sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilakukan oleh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang terakreditasi dan ditetapkan pemerintah. Pelaksanaan sertifikasi bagi guru dalam jabatan ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidkan Nasional Nomor 18 Tahun 2007, yakni dilakukan dalam bentuk portofolio (Samani dkk, 2007:11). Sertifikasi guru merupakan kebijakan yang sangat strategis, karena langkah dan tujuan melakukan sertifikasi guru untuk meningkat kualitas guru, memiliki kompetensi, mengangkat harkat dan wibawa guru sehingga guru lebih dihargai dan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia (Sanaky, 2004). Menurut Mulyasa (2007:21), Sertifikasi guru merupakan proses uji kompetensi bagi calon guru atau guru yang ingin memperoleh pengakuan dan atau meningkatkan kompetensi sesuai profesi yang dipilihnya. Representasi pemenuhan standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam sertifikasi guru adalah sertifikat kompetensi pendidik. Sertifikat ini sebagai bukti pengakuan atas kompetensi guru atau calon guru yang memenuhi standar untuk melakukan pekerjaan profesi guru pada jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Dengan kata lain sertifikasi guru merupakan pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan kompetensi profesional. Oleh karena itu, proses sertifikasi dipandnag sebagai bagian esensial dalam upaya memperoleh sertifikat kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Dalam rangka memperoleh profsionalisme guru, hal yang diujikan dalam sertifikasi adalah kompetensi guru. Sebagaimana yang tertuang dalam UndangUndang Guru dan Dosen Pasal 10 dan Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28, kompetensi guru meliputi empat komponen yaitu kompetensi
pedagogik,
kepribadian,
professional,
dan
sosial.
Namun
demikian,setelah adanya sertifikasi pendidik, kinerja guru masih dirasa kurang meningkat..(UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen) Guru adalah pendidik profesional dengan utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
7
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (Komara, 2007). Sikap guru terhadap Program Sertifikasi Guru dimaksudkan sebagai tendensi mental yang diaktualkan atau diverbalkan terhadap Program Sertifikasi Guru yang didasarkan pada pengetahuan atau perasaannya terhadap Program Sertifikasi Guru. Yang menjadi komponen objek sikap adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan Sertifikasi Guru. Kinerja guru dinilai meningkat hanya saat guru-guru belum lolos sertifikasi dan setelah mendapatkan sertifikasi kinerja guru menjadi menurun dari segi kualitas kerja dan keteapatan waktu kerja, seperti para guru menjadi enggan untuk mengikuti seminar atau pelatihan untuk peningkatan kualitas diri,padahal sebelum mendapat sertifikasi para guru menjadi lebih sering mengikuti pelatihan untuk peningkatan kualitas diri. Dengan adanya program sertifikasi guru diharapkan kinerja guru akan meningkat sehingga mutu pendidikan di Indonesia juga akan meningkat ke arah yang lebih baik. Setelah sertifikasi diharapkan guru dapat memenuhi empat komponen seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Guru dan Dosen Pasal 10 No.14 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28, kompetensi guru meliputi empat komponen yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, professional, dan social. Namun dalam prakteknya, banyak guru yang tidak dapat memenuhi keempat komponen tersebut dan dari beberapa penelitian juga menunjukan bahwa kinerja guru tidak meningkat setelah adanya sertifikasi dan cenderung masih sama sebelum adanya sertifikasi.
8
Adapun kinerja guru dalam kegiatan di Kelas terdiri dari 1). Kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran, 2) kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran, 3) kinerja guru dalam evaluasi pembelajaran METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan memilih lokasi penelitian di SMP Negeri 1 Bintauna Kabupaten Bolaangmongondow Utara. Terletak dijalan Jl. Trans Sulawesi Binutauna. Dengan NPSN 40100400. Pertimbangan penetapan lokasi tersebut juga didasarkan bahwa lokasi tersebut mudah dan dapat dijangkau oleh peneliti dalam melakukan proses penelitian untuk pengumpulan data yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Jenis
Penelitian
ini
adalah
penelitian
kualitatif.
Adapun
dalam
mengungkapkan kinerja guru tersertifikasi di SMP Negeri 1 Bintauna Kabupaten Bolaangmongondow Utara peneliti melakukan investigasi, yaitu secara bertahap peneliti
berusaha
memahami
gejala-gejala
sosial
dengan
membedakan,
membandingkan, mengkategorikan, dan mengelompokkan obyek studi. Peneliti melakukan
observasi
langsung
di
SMP
Negeri
1
Bintauna
Kabupaten
Bolaangmongondow Utara dan melakukan wawancara dengan informan dalam hal ini kepala sekolah dan guru. Pengumpulan data dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan prosedur pengumpulan data antara lain : Observasi, Wawancara dan Dokumentasi Analisis data bermaksud atas nama mengorganisasikan data, data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto, dokumen, laporan, dan lain-lain. Menurut Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2012:337), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu (1) data reduction, (2) data display, dan (3) conclusion drawing/verification
9
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kinerja guru dalam merencanakan tujuan pembelajaran terdiri dari pengembangana standar kompetensi dan kompetensi dasar, pengembangan indikator pembelajaran dalam tujuan, serta mengembangkan materi pembelajaran yang berdasarkan pada kurikulum, karakteristik siswa, relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan keluasan materi pembelajaran Guru khususnya pada tingkatan Sekolah Menengah telah memiliki usaha yang proaktif untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk aktif dalam proses belajar mengajar. Hal ini sangat positif sekali untuk dirancang karena sangat menentukan langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pembelajaran Mengelola kelas dalam pembelajaran sangat penting dalam menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif. Guru yang terampil akan mampu menciptakan iklim pembelajaran dalam kelas yang kondusif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran Untuk mengembangkan strategi pembelajaran guru melakukan variasi dalam pembelajaran, dalam melakukan model pembelajaran biasanya Variasi suara yang sering saya lakukan dengan perubahan suara kari keras menjadi lemah, tinggi menjadi rendah, cepat menjadi lambat, gembira menjadi sedih. Guru menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi, yang berubah, tidak hanya satu akan tetapi ada yang namanya diskusi kelompok, dan demonstrasi langsung. Guru di SMP Negeri 1 Bintauna menganalisis hasil evaluasi pembelajaran siswa dengan lebih memperhatikan aspek psikomotor. Adapun analisis hasil eveluasi tersebut dilakukan secara sederhana dan manual dengan tulisan tangan dan bantuan kalkulator akan tetapi belum semua guru melakukan evaluasi terhadap aktivitas belajar siswa. Dalam konteks ini masih terdapat guru yang mengabaikan aspek evaluasi terhadap aktivitas belajar siswa
10
Ulangan harian dimaksudkan untuk menentukan tingkat pencapaian belajar siswa, apakah seorang siswa gagal atau berhasil mencapai tingkat penguasaan tertentu yang telah dirumuskan pada saat pembelajaran direncanakan. Apabila dijumpai adanya siswa yang tidak mencapai penguasaan kompetensi yang telah ditentukan maka salah satu tindakan yang diperlukan adalah pemberian program pembelajaran remedial atau perbaikan. Guru melakukan evaluasi dengan cara-cara yang tepat yang terdiri dari perencanaan evaluasi, pengumpulan data, vervikasi dan melakukan pengolahan serta menafsirkan data evaluasi tersebut seseuai perkembangan anak di kelas Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas Kinerja guru tersertifikasi di SMP Negeri 1 Bintauna Kabupaten Bolaangmongondow Utara dapat digambarkan sesuai dengan bagan dibawah ini:
Perencanaan Pembelajaran
Pelaksanaan Pembelajaran
Perancangan Tujuan Pembelajaran
Merancang sendiri media pembelajaran
Penyusunan RPP
Penggunaan Strategi pembelajaran
Mengelola kelas kondusif dan menyenangkan
Merancang dan menyesuaikan penggunaan metode
Mengembangkan Kegiatan Awal
Mengembangkan Kegiatan Inti
Evaluasi sesuai dengan Standar
Penilaian Formatif dan Sumatif
Hasil belajar siswa
Evaluasi sesuai dengan Standar
Kinerja Guru Tersertifikasi
Pelaksanaan Evaluasi Ulangan Harian
Program pengayaan dan remedial
Gambar 4.1 Diagram Konteks Kinerja guru tersertifikasi di SMP Negeri 1 Bintauna Kabupaten Bolaangmongondow Utara
11
Berdasarkan uraian secara keseluruhan jelas menunjukkan bahwa guru memiliki peranan yang sangat substansial dalam membimbing dan mengarahkan aktivitas belajar siswa. Kondisi ini perlu dilakukan guru dengan baik agar memberi kontribusi yang maksimal bagi peningkatkan kualitas peserta didik KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dikemukakan kesimpulan penelitian sebagai berikut: 1. Kinerja guru tersertifikasi dalam perencanaan pembelajaran di SMP Negeri 1 Bintauna Kabupaten Bolaangmongondow Utara yaitu menyusun tujuan pembelajaran berdasarkan pada kurikulum, karakteristik siswa di sekolah, relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan keluasan materi pembelajaran, secara umum guru telah melakukan langkah proaktif untuk membuat Rencana Pelaksanaan pembelajaran dan mengelola kelas dengan baik dengan mempersiapkan kelas secara kondusif, menghias kelas dan pengaturan tempat duduk agar siswa aktif dalam pembelajaran. 2. Kinerja guru tersertifikasi dalam pelaksanaan pembelajaran di SMP Negeri 1 Bintauna Kabupaten Bolaangmongondow Utara yaitu guru menggunakan media
pembelajaran
yaitu
dituangkan
dalam
rencana
pelaksanaan
pembelajaran dengan melakukan pembaruan terhadap media pembelajaran dan guru menguasai metode dan strategi dalam pembelajaran yaitu dengan mengajak siswa untuk berani melakukan kegiatan percobaan atau melakukan demonstrasi sehingga siswa dapat memahami konsep pembelajaran. 3. Kinerja guru tersertifikasi dalam evaluasi pembelajaran di SMP Negeri 1 Bintauna Kabupaten Bolaangmongondow Utara yaitu kegiatan evaluasi terhadap hasil belajar yang dilakukan siswa di sekolah setiap hari setelah materi pembelajaran selesai diberikan, guru hanya memberikan remedial bagi siswa yang belum tuntas. Sedangkan pengayaan pemberian materi yang belum tuntas tidak dilakukan oleh guru. Guru menganalisis hasil evaluasi
12
pembelajaran siswa dengan lebih memperhatikan aspek psikomotor akan tetapi belum semua guru melakukan evaluasi terhadap aktivitas belajar siswa. Dalam konteks ini masih terdapat guru yang mengabaikan aspek evaluasi terhadap aktivitas belajar siswa. Saran Berdasarkan simpulan di atas maka dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten dapat mengadakan kegiatan pembinaan serta diklat berjenjang tentang kinerja guru tersertifikasi di Sekolah. 2. Bagi Pengawas, Perlu ada komitmen yang tinggi untuk mengawasi dan membimbing guru dapat lebih berinovasi dalam membelajarkan peserta didik. 3. Bagi guru, hendaknya mengoptimalkan dalam mengembangkan kreatifitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran melalui pelatihan dan bimbingan. Guru perlu berusaha keras opini guru tersertifikasi memiliki kinerja yang baik.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimin. 2009. Prosedur Penelitian. Jakarta : Bina Aksara Azwar, Saifuddin. 2000. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta, Pustaka Pelajar. Brown, George. 2003. Pengajaran Mikro, Program Keterampilan Mengajar, Surabaya : Air Langga University Press Depdiknas. (2004). Draft naskah akademik sertifikasi kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan. Jakarta: P2TK Ditjen Dikti. Hasibun, Malayu S.P. 2005. Manajemen Dasar,Pengertian, dan Masalah. Bumi Aksara. Jakarta Jalal, Fasli dkk. 2007. Pedoman Penetapan Peserta dan Pelaksanaan Sertifikasi Guru Dalam Jabatan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pendidikan tahun 2007. Komara, Endang. M.Si. 2007. Peran Profesionalisme Guru. (Online).
Sertifikasi
Dalam
Meningkatkan
Moenir A.S, 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi Aksara
13
Mukhtar, Ervin A Priambodo, 2002. Mengukir Prestasi Panduan Menjadi Guru Professional. Jakarta:Misaka Galiza Mulyasa, E. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Muslich, Masnur. 2007. Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik, Jakarta: Bumi Aksara Pugach, M. C. 2006. Because Teaching Matters. USA: Willey/Jossey-Bass Education Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, , Edisi Ketiga Rivai, Veithzal, 2004, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta Samani, Muchlas, Prof. Dr, dkk. 2007. Pedoman Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional 2007. Sanaky, Hujair, A. H. 2007. Kompetensi dan Sertifikasi Guru ”Sebuah Pemikiran” (Online). http://www.pustekkom.go.id/teknodik/t10/10-7.htm Sedarmayanti, 2004. Pengembangan Kepribadian Pegawai. Penerbit Mandar Maju, Bandung Simamora, Henry. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: STIE YKPN Solomon, C.B. 2007. The Relationships among middle level leadership, teacher commitment, teacher collective efficacy, and student achievement. (Online) http://edt.missouri.edu/Winter2007/Dissertation/SolomonC050407D6620/research.pdf Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods): Bandung: Alfabeta Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Undang – Undang Guru dan Dosen UU RI No. 14 Th. 2005
14