PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 BINTAUNA KEC. BINTAUNA KAB. BOLAANG MONGONDOW UTARA Yunita Tangahu1, Arifin Tahir2, Yayu Isyana D. Pongoliu3 Jurusan Pendidikan Ekonomi ABSTRAK Yunita Tangahu, Nim 911 411 116. Skripsi 2015 “Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua terhadap Hasil Belajar Siswa di kelas VII SMP Negeri 1 Bintauna Kec. Bintauna Kab. Bolaang Mongondow Utara”. Di bawah bimbingan oleh bapak Dr. Arifin Tahir, M.Si dan ibu Yayu Isyana D. Pongoliu, SE., M.Sc. Selaku pembimbing I dan Pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua terhadap Hasil Belajar Siswa di kelas VII SMP Negeri 1 Bintauna Kec. Bintauna Kab. Bolaang Mongondow Utara. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif, yaitu metode secara sistematis menggambarkan pengaruh antara status sosial ekonomi orang tua dengan hasil belajar siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bintauna seluruh populasi yang berjumlah 85 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dari status sosial ekonomi orang tua terhadap hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dengan diterimanya hipotesis yang menyatakan bahwa status sosial ekonomi orang tua berpengaruh terhadap hasil belajar siswa di kelas VII. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperoleh 27.04% dipengaruhi oleh status sosial ekonomi orang tua terhadap hasil belajar siswa dan sisanya 82.96% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak didesain dalam penelitian ini. Maka dengan penelitian ini dapat dikatakan diterima.
Kata Kunci : Status Sosial Ekonomi Orang Tua, Hasil Belajar Siswa 1
Yunita Tangahu Mahasiswa jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Negeri Gorontalo. 2
Dr. Arifin Tahir, M.Si Dosen Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Negeri Gorontalo. 3 Yayu Isyana D. Pongoliu Dosen Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Negeri Gorontalo.
PENDAHULUAN Anak dan orang tua yang memiliki status sosial ekonomi yang tinggi mempunyai banyak peluang atau kesempatan lebih luas dalam memperoleh fasilitas yang mungkin tidak didapat oleh anak yang orang tuanya berstatus sosial ekonomi rendah. Dengan adanya fasilitas memadai atau lebih baik, kesempatan untuk mengembangkan bakat dan kemampuan menjadi lebih besar. Dalam kondisi demikian, kesempatan untuk meningkatkan hasil/prestasi belajar pun lebih besar lagi akan didapat bagi siswa yang memiliki orang tua dengan status sosial ekonomi tinggi. Kemampuan ekonomi keluarga akan memberikan pengaruh baik langsung maupun tidak langsung, pada pendidikan dan pekerjaan atau jabatan, serta mempertimbangkan hasil yang dicapai pada pendidikan dan pekerjaan.” Ini bahwa kondisi kemampuan ekonomi keluarga turut mempengaruhi pola perilaku individu dalam kehidupannya, termasuk pendidikan. Menurut Gerungan (2004:196) “status sosial ekonomi orang tua tentulah berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar anaknya, apabila diperhatikan bahwa dengan adanya perekonomian yang cukup, lingkungan material yang dihadapi siswa dikeluarganya itu lebih luas, ia akan mendapat kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan bermacam-macam kecakapan yang tidak dapa ia kembangkan apabila tidak ada prasarananya”. Hubungan sosial dengan keluarganya pun berlainan coraknya. Apabila orang tuanya hidup dalam status sosial yang serba cukup dan kurang mengalami tekanan fundamental seperti hal memperoleh nafka yang memadai, orang tuanya adapat mencurahkan perhatian yang lebih mendalam kepada pendidikan anaknya apabila ia tidak disulitkan perkara-perkara memenuhi kebutuhan primer kehidupan manusia. Dengan keadaan ekonomi yang serba cukup, segala keperluan mengenai pendidikan anaknya juga akan tercukupi seperti penyediaan sarana dan prasaran belajar, pembayaran biaya pendidikan dan tercukupinya berbagai kegiatan yang menunjang pendidikan seperti kursus dan les tambahan.
Ada lima indikator penting dari status sosial ekonomi yaitu jenis pekerjaan orang tua, tingkat penghasilan, keadaan lokasi rumah tinggal, pendidikan, dan pergaulan aktivitas sosial. Kelima indikator tersebut digunakan untuk mengukur status sosial ekonomi seseorang. dalam penelitian ini akan digunakan tiga indikator yaitu pekerjaan orang tua, penghasilan dan pendidikan orang tua untuk mengetahui keadaan sosial masing-masing siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bintauna. Purwanto (2007) Pekerjaan orang tua merupakan suatu jerih payah yang dilakukan oleh orang tua sehingga dengan pekerjaan yang dilakukan itu akan mendapatkan hasil yang maksimal, sesuai dengan profesi yang mereka tekuni atau miliki. Dapat kita katakan pula bahwa tinggi rendahnya dalam kehidupan sosial suatu masyarakat, sangatlah dipengaruhi oleh seberapa besar adanya kesadaran dan kepekaan sosial dari masyarakat tersebut. Penghasilan orang tua adalah pendapatan rata-rata yang diperoleh dari pekerjaan yang ditekuni dalam kehidupan sehari-hari. Tingkat pendapatan orang tua biasanya didasarkan atas pekerjaan yang mereka lakukan pada suatu instansi baik instansi pemerintah maupun swasta. Keadaan rumah tinggal adalah dimana dalam satu keluarga tinggal di satu rumah yang layak di tempati atau tidak sehingga bisa dilihat keaadaan ekonomi dari keluarga tersebut. Pendidikan orang tua juga dapat mempengaruhi pendidikan anaknya karena semakin tinggi pendidikan orang tua semakin tinggi pula tingkat kesadaran orang tua untuk menyekolahkan anaknya kejenjang yang lebih tinggi. Pergaulan aktivitas sosial adalah dimana siswa-siswa di sekolah membentuk suatu lingkungan pergaulan, yang dikenal sebagai lingkungan sosial siswa. Tiap siswa berada dalam lingkungan sosial siswa di sekolah. Ia memiliki kedudukan dan tugasan yang diakui oleh sesama. Jika seorang siswa terterima, maka ia dengan mudah menyesuaikan diri dan segera dapat belajar. Sebaliknya, jika ia tertolak, maka ia akan merasa tertekan
Dalam penelitian ini akan digunakan tiga indikator berdasarkan pengamatan sementara pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bintauna sebagian besar pekerjaan orang tua berasal dari keluarga golongan menengah kebawah. Sebagian besar pekerjaan orang tua siswa adalah petani, wiraswasta ,kemudian nelayan yang terakhir pegawai.dalam studi pendahuluan yang dilakukan setelah anak selesai pulang dari sekolah dituntut untuk membantu orang tuanya bekerja di sawah atau diladang dan ada juga sebagian anak membantu orang tuanya bejualan ikan dijalan dengan mengendarai sepeda. Penghasilan orang tua siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bintauna yang tidak menetap karena dilihat dari segi pekerjaan orang tua mereka bahwa lebih dominan sebagai petani dan nelayan sehingga terkadang pendapatan orang tua per bulan tidak menentu. Tetapi ada juga orang tua siswa yang berpendapatan lebih seperti wiraswasta dan ada juga orang tua siswa yang berpendapatan tetap per bulan seperti pegawai negeri sipil. Pendidikan orang tua siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bintauna yang sebagian besar berada ditingkat SD sederajat, tetapi ada juga orang tua siswa yang pendidikannya di tingkat SMP,SMA dan S1 dimana dilihat dari tingkat pendidikan orang tua siswa sebagian orang tua tidak terfokus untuk tingkat pendidikan anaknya, dan ada juga orang tua siswa yang menginginkan tingkat pendidikan anaknya lebih dari orang tua mereka. Dalam hal ini untuk lebih memperjelas dan memperkuat statemen yang berdasarkan uraian diatas maka terdapat data pekerjaan, penghasilan, dan pendidikan orang tua yang terdapat pada gambar sebagai berikut. Prestasi belajar merupakan indikator yang penting untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar ,prestasi belajar juga menjadi tolak ukur dari tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi tertentu yang telah diberikan, setelah peserta didik telah mengalami proses belajar pada jangka waktu tertentu dan dinyatakan dalam bentuk nilai.
Hasil belajar pada hakikatnya tersirat pada tujuan penggarahan. Oleh sebab itu, hasil belajar siswa disekolah dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas pengajaran. Kedua faktor tersebut mempunyai hubungan lurus dengan hasil belajar siswa. Artinya, semakin tinggi kemampuan siswa dan kualitas pengajaran, maka tinggi pula hasil belajar siswa. Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Berdasarkan hasil pengamatan sementara yang dilakukan disekolah SMP Negeri 1 Bintauna masih banyak siswa yang memilki hasil belajar rendah, dengan indikasi 30% siswa masih memiliki nilai ulangan dibawah 75 dengan nilai KKM yang ditetapkan sekolah. Hal ini menunjukan bahwa anak memilki pemahaman materi sangat rendah, anak kurang termotivasi dalam belajar karena keadaan ekonomi orang tua dalam memenuhi fasilitas anak dalam belajar. Sebelum kita berbicara lebih lanjut mengenai status sosial ekonomi kita lihat dulu apa yang dimaksud “ekonomi” itu sendiri. Machmud mengatakan bahwa ekonomi berhubungan dengan usaha-usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dalam masyarakat tertentu. Machmud dalam Widjdati (2013) Nasution (2004) mendifinisikan status merupakan kedudukan seseorang dalam suatu kelompok sosial. Kedudukan sosial (status sosial) adalah sehubungan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulannya. Prestisenya dan hak-hak serta kewajibannya. Kedudukan sosial tersebut mempengaruhi kedudukan orang dalam kelompok sosial yang berbeda. Hasil belajar merupakan hasil dari proses kompleks. Hasil belajar menurut Sudjana (2009) adalah ”kemampuan-kemampuan yang dimiliki setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Hamalik (2009) mengatakan bahwa ”hasil belajar adalah keseluruhan pengukuran, pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan”.
Djamarah dan Zain (2009) mengemukakan bahwa hasil belajar itu meliputi : a) hal awal keilmuan dan pengetahuan, konsep, dan fakta, b) hal awal personal, kepribadian, atau sikap, c) hal awal kelakuan, keterampilan, atau penampilan. Hasil belajar pada hakikatnya tersirat pada tujuan penggarahan. Oleh sebab itu, hasil belajar siswa disekolah dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas pengajaran. Kedua faktor tersebut mempunyai hubungan lurus dengan hasil belajar siswa. Artinya, semakin tinggi kemampuan siswa dan kualitas pengajaran, maka tinggi pula hasil belajar siswa. Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. METODE PENULISAN Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif yakni bertujuan untuk mengetahui kejadian masa sekarang. Penelitian ini melibatkan 2 variabel yakni variabel bebas (x) Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan variabel terikat (y) Hasil Belajar Siswa. Variabel bebasnya status sosial ekonomi orang tua, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa.
Adapun desain survey dapat terlihat pada gambar dibawah ini: X
Y
Keterangan: X:
Status sosial ekonomi orang tua
Y:
Hasil belajar siswa
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian berbentuk skor yang diperoleh dari alat ukur berupa angket tentang pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap hasil belajar siswa di kelas VII SMP Negeri 1 Bintauna Kec. Bintauna Kab. Bolaang Mongondow Utara. Data
penelitian diolah berdasarkan hipotesis penelitian menggunakan teknik pengujian yang relevan yaitu uji normalitas data dan analisis regresi linier sederhana. Pengolahan ini bertujuan untuk memperoleh nilai numerik tentang pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap hasil belajar siswa di kelas VII SMP Negeri 1 Bintauna Kec. Bintauna Kab. Bolaang Mongondow Utara. Data yang diperoleh dari 85 siswa sebagai sampel penelitian. Namun sebelum itu, satu hal yang lebih penting dari tahapan proses penelitian adalah pembuatan instrument angket. Angket ini dikonstruksi berdasarkan indikator variabel penelitian pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap hasil belajar siswa di kelas VII SMP Negeri 1 Bintauna Kec. Bintauna Kab. Bolaang Mongondow Utara. Pernyataan untuk variabel X di deskripsikan dengan mengklasifikasikan distribusi jawaban responden atas status sosial ekonomi orang tua. Sedangkan untuk variabel Y akan dikategorikan berdasarkan kriteria rentang klasifikasi. Menurut Sugiyono (2012) kriteria interpretasi skor berdasarkan jawaban responden dapat ditentukan dengan skor maksimum setiap kuesioner adalah 4 dan skor minimum adalah 1 maka dapat diketahui rentang skala adalah dengan mengalikan skor tertinggi dengan jumlah responden dan mengalikan skor terendah dengan jumlah responden jumlah responden. Diketahui repsonden dalam penelitian ini sebanyak 85 orang dengan nilai skor tertinggi 4 dan skor terendah 1 sehingga perhitungan rentang skala adalalah sebagai berikut: Skor Tertinggi = 4 X 85 = 340 dan Skor Terendah =1 X 85 = 85 sehingga rentang skala dapat dihitung 340-85/5 = 51. Sehingga berdasarkan rentang skala tersebut dibuat penilaian (mengacu pada Narimawati, 2007: 85) sebagaimana terlihat pada Tabel 4.1 berikut: Tabe 4.1: Interprestasi Skor No 1
Skor Aktual Penelitian Skor Aktual 85 – 136
Persentase Skor
Kriteria
20% - 36%
Sangat Rendah/Tidak baik
2 3 4 5
Skor Aktual 136,01 – 187 Skor Aktual 187,01 – 238 Skor Aktual 238,01 – 289 Skor Aktual 289,01 – 340
36,01% - 52% 52,01% - 68% 68,01% - 84% 84,01% - 100%
Rendah/Kurang Baik Cukup Tinggi/Cukup Baik Tinggi/Baik Sangat Tinggi/Sangat Baik
Sumber: Data Olahan, 2015
Deskripsi Variabel X (Status Sosial Ekonomi Orang Tua) Hasil analisis deskriptif untuk variabel X (Status Sosial Ekonomi Orang Tua) adalah sebagai berikut: Tabe 4.2: Deskripsi Variabel X Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 T_Variabel
A 9 7 3 2 4 4 0 2 0 0 31
Alternatif Jawaban B C D Tingkat Pendidikan Ayah 18 43 15 Tingkat Pendidikan Ibu 25 42 11 Pekerjaan Ayah 26 42 14 Pekerjaan Ibu 47 28 8 Tingkat Penghasilan Orang Tua 24 34 23 Pengeluaran Keluarga Untuk Pendidikan 33 31 17 Pengeluaran Keluarga Untuk Kebutuhan Sehari-hari 10 50 25 Kendaraan Yang dipakai Orang Tua 5 61 17 Jenis Rumah Yang ditempati 4 51 30 Lantai Dasar Rumah 25 38 22 217 420 182
Sumber: Pengolahan data Excel, 2015
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa untuk item pertama didominasi oleh jawaban C yang berarti bahwa para orang tua siswa didominasi oleh orang tua (ayah) yang tingkat pendidikannya SMP sedangkan pada item 2 (tingkat pendidikan Ibu) didominasi dengan tingkat pendidikan SMP.
Deskripsi Variabel Y (Hasil Belajar Siswa) Hasil analisis deskriptif untuk variabel Y (Hasil Belajar Siswa)
adalah
sebagai berikut: Tabe 4.2: Deskripsi Variabel Y Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 T_Variabel
Alternatif Jawaban 1 2 3 4 3 11 16 55 0 11 29 45 3 16 30 36 2 17 33 33 6 24 26 29 2 29 27 27 5 22 36 22 2 19 31 33 10 12 16 47 1 11 15 58 34 172 259 385
Skor
Skor
Aktual
Ideal
293 289 269 267 248 249 245 265 270 300 2695
340 340 340 340 340 340 340 340 340 340 3400
%
Kriteria
86,2% 85,0% 79,1% 78,5% 72,9% 73,2% 72,1% 77,9% 79,4% 88,2% 79,3%
Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik
Sumber: Pengolahan data Excel, 2015
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sevara keseluruhan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bintauna Kec. Bintauna Kab. Bolaang Mongondow Utara terletak pada kriteris yang baik. Hal ini ditunjukan dengan skor sebesar 79,3%. Dapat pula dilihat bahwa skor tertinggi terletak pada pernyataan 10 yang berarti bahwa adanya keinginan kuat dari para siswa untuk meningkatkan prestasi sehingga para siswa giat belajar disekolah maupun dirumah. Meskipun demikian masih ada hal yang harus dibenahi yang terkait dengan dengan nilai yang tinggi untuk setiap mata pelajaran. Hal ini tentunya harus menjadi perhatian orang tua, orang tua yang berdasarkan deskripsi variabel X ditemukan sebagai petani dan wiraswasta sehingga masih adanya waktu luang untuk mengajarkan ataupun memotivasi siswa dalam kegiatan belajar serta meraih prestasi. Pengujian Cross Tabulation Variabel Penelitian Hubungan Pendidikan Ayah dengan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan pengujian Cross Tabulation, hasil pengujiannya disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 4.3: Pendidikan_Ayah * Hasil_Belajar_Siswa Crosstabulation Hasil_Belajar_Siswa Total
Pendidikan_Ayah
Tidak Baik 18 24 42
Tidak Baik Baik
Total
Baik 9 34 43
27 58 85
Sumber: Data olahan SPSS 21, 2015
Tabel 4.4: Uji Pearson Chi Square Pendidikan_Ayah * Hasil_Belajar_Siswa Value Pearson Chi-Square Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
4,713a 3,756 4,779
Df
Asymp. Sig. (2-sided) 1 1 1
Exact Sig. (2- Exact Sig. (1sided) sided)
,030 ,053 ,029 ,037
4,658
1
,026
,031
85
Sumber: Data olahan SPSS 21, 2015
Berdasarkan analisis Pearson Chi Square di atas, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi pengujian sebesar 0,030.Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dibandingkan dengan nilai alpha 0,05. Hal ini menunjukan adanya hubungan yang signifikan dari pendidikan ayah dengan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bintauna Kec. Bintauna Kab. Bolaang Mongondow Utara. Hubungan Pekerjaan Ayah dengan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan pengujian Cross Tabulation, hasil pengujiannya disajikan dalam bentuk tabel berikut: Pekerjaan_Ayah * Hasil_Belajar_Siswa Crosstabulation Hasil_Belajar_Siswa Tidak Baik Baik Pekerjaan_Ayah Total
Tidak Baik Baik
16 26 42
13 30 43
Total 29 56 85
Sumber: Data olahan SPSS 21, 2015
Tabel 4.4: Uji Pearson Chi Square Pekerjaan_Ayah * Hasil_Belajar_Siswa Value
Pearson Chi-Square Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
df
,584a ,287 ,585
1 1 1
Asymp. Sig. (2sided) ,445 ,592 ,444
,578
1
,447
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
,498
,296
85
Sumber: Data olahan SPSS 21, 2015
Berdasarkan analisis Pearson Chi Square di atas, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi pengujian sebesar 0,445. .Nilai signifikansi tersebut lebih besar dibandingkan dengan nilai alpha 0,05. Hal ini menunjukan adanya hubungan yang tidak signifikan dari pekerjaan ayah dengan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bintauna Kec. Bintauna Kab. Bolaang Mongondow Utara. Hubungan Penghasilan Orang Tua dengan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan pengujian Cross Tabulation, hasil pengujiannya disajikan dalam bentuk tabel berikut: Penghasilan_Orang_Tua * Hasil_Belajar_Siswa Crosstabulation Hasil_Belajar_Siswa Total Tidak Baik Baik Kecil 16 12 28 Penghasilan_Orang_Tua Besar 26 31 57 Total 42 43 85 Sumber: Data olahan SPSS 21, 2015
Tabel 4.4: Uji Pearson Chi Square Penghasilan_Orang_Tua * Hasil_Belajar_Siswa Value Pearson Chi-Square Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test
,998a ,590 1,001
Df
Asymp. Sig. (2-sided) 1 1 1
Exact Sig. (2sided)
Exact Sig. (1sided)
,362
,221
,318 ,442 ,317
Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
,987
1
,321
85
Sumber: Data olahan SPSS 21, 2015
Berdasarkan analisis Pearson Chi Square di atas, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi pengujian sebesar 0,318. .Nilai signifikansi tersebut lebih besar dibandingkan dengan nilai alpha 0,05. Hal ini menunjukan adanya hubungan yang tidak signifikan dari penghaislan orang tua dengan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bintauna Kec. Bintauna Kab. Bolaang Mongondow Utara. Keluarga merupakan lembaga sosial pertama yang dikenal oleh anak dan dalam keluarga ini dapat ditanamkan sikap-sikap yang dapat mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya. Keluarga bertanggung jawab menyediakan dana untuk kebutuhan pendidikan anak. Keluarga (orang tua) yang keadaan sosial ekonominya tinggi tidak akan banyak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan
sekolah anak,
berbeda dengan orang tua yang keadaan ekonominya rendah. Contohnya: anak dalam belajar akan sangat memerlukan sarana penunjang belajarnya, yang kadang-kadang harganya mahal. Bila kebutuhannya tidak terpenuhi maka ini akan menjadi penghambat bagi anak dalam belajar. Pekerjaan orang tua sangat menentukan keberhasilan siswa karena dengan pekerjaan yang menentu dapat membantu siswa bisa mendapatkan apapun terutama dalam memenuhi kebutuhan sekolah, pekerjaan orang tua dapat diukur dari penghasilannya dan setiap siswa memiliki status pekerjaan orang tua yang berbedabeda karena dapat dilihat dari status pendidikannya. Orang tua yang berpendidikan rendah penghasilannya berbeda dengan orang tua yang berpendidikan tinggi, contohnya: orang tua siswa seorang PNS memiliki penghasilan yang cukup mereka dapat memenuhi kebutuhan sekolah anaknya, dengan keadaan ekonomi yang serba cukup maka segala keperluan pendidikan anaknya dapat tercukupi dan siswa mempunyai banyak peluang atau kesempatan yang lebih luas dalam memperoleh fasilitas yang memadai, tetapi berbeda dengan orang tua yang pekerjaannya sebagai petani penghasilannya tidak menentu karena dengan faktor
pendidikannya rendah setiap hari hanya mengandalkan penghasilan dari kebun ataupun sawah, dengan penghasilan yang tidak menentu ini dapat membuat siswa susah untuk memenuhi kebutuhannya disekolah karena dengan penghasilan yang sedikit maka siswa tidak dapat memenuhi kebutuhannya di sekolah. Keluarga yang mempunyai kemampuan ekonomi rendah pada umumnya menyekolahkan anak-anaknya di sekolah yang mutunya lebih rendah dibanding dengan sekolah-sekolah favorit yang sudah bertarap internasional merupakan tempat belajar anak-anak yang berasal dari orang tua dengan penghasilan menengah ke atas. Walaupun secara formal kurikulum yang digunakan adalah sama tetapi kegiatan dalam proses belajar mengajar tidak sama atau berbeda. Hal ini dapat dilihat dari kondisi sekolah serta fasilitas yang tersedia seperti gedung sekolah, guru serta alatalat yang digunakan. Jika tingkat sosial ekonomi orang tua baik maka akan mempengaruhi tingkat hasil belajar siswa di sekolah. Hasil belajar siswa adalah suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar, bukan hanya perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga untuk membentuk kecakapan, kebiasaan, penguasaan, dan penghargaan dalam diri seseorang yang belajar. Perubahan pengetahuan yang dimaksud yaitu dari seseorang yang belum tahu kemudian menjadi tahu. Tingkat sosial ekonomi orang tua sangat mempengaruhi perkembangan hasil belajar siswa di sekolah, karena jika ekonomi orang tua bisa memenuhi kebutuahan siswa maka tentunya akan mendorong hasil belajar siswa serta dapat ditunjang dengan nilai-nilai yang memuaskan. Berdasarkan langkah tersebut maka langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi dan korelasi, sehingga dalam penelitian ini persamaan regresi yaitu a = 15.28 dan
b= 0.56 sehingga Ŷ =
15.28 + 0.56x. Hal ini berarti setiap terjadi perubahan sebesar satu unit variabel status sosial ekonomi orang tua dapat diikuti rata-rata 0.56 untuk variabel hasil belajar siswa. Untuk linearitas dan keberartian koefisien korelasi ternyata keduanya menunjukkan hasil yang benar-benar linear atau berarti.
Selain itu pula dapat diketahui besarnya hubungan antara status sosial ekonomi orang tua terhadap hasil belajar siswa di kelas VII SMP Negeri 1 Bintauna Kec. Bintauna Kab. Bolaang Mongondow Utara. Sebesar 27.04%. sedangkan sisanya ditentukan oleh variabel lain. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan di atas, maka peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan bahwa: Dilihat dari hasil pengujian normalitas data maka dapat dinyatakan bahwa data untuk masing-masing variabel berdistribusi normal pada taraf = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status sosial ekonomi orang tua mempunyai pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa di kelas VII SMP Negeri 1 Bintauna Kec. Bintauna Kab. Bolaang Mongondow Utara. Hal ini didasarakan pada hasil pengujian hipotesis diperoleh koefisien regresi adalah linier dan dapat diterima. Serta status sosial ekonomi orang tua memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, keterbatasan dan kesimpulan pada akhirnya peneliti merekomendasikan beberapa hal yang perlu dicermati pihak yang terkait dengan penelitian ini antara lain : 1. Hendaknya orang tua dengan ekonomi yang berbeda tidak menjadi penghalang untuk dapat melanjutkan pendidikan anak sampai keperguruan tinggi. 2. Sebaiknya para siswa selalu giat dalam belajar sehingga hasil yang dicapai untuk semua mata pelajaran mendapatkan hasil yang baik. Dengan hasil yang baik tentunya menjadi suatu gambaran bahwa siswa tersebut memiliki pretasi yang baik.
Daftar Rujukan Dajmrah dan Zain. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Hamalik, 2009. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Sudjana, Nana. 2009. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung. Sinar Baru Algesindo. Widjdati, Yusri (2013). Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa MTs Asyariyah Tegalarum Kecamatan Mraggen Kabupaten Demak. Skripsi: Semarang, Pendidikan Geografi IKIP Vetran Semarang.