Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Fasilitas Belajar di Rumah Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X di SMA N 7 Kota Jambi Kausar, S.Pd1), Dr. H. Farida Kohar, MP2), Siti Syuhada, S.Pd, ME3) 1) Alumni Prodi Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP Univ. Jambi Email:
[email protected] 2) Pembimbing Utama, Ketua Jurusan PIPS FKIP Unja. 3) Pembimbing Pendamping, Dosen Pengajar Prodi Pendidikan Ekonomi FKIP Unja. ABSTRAK Based on observations made by the author of the initial conversation with the teacher, who teaches economics, especially in class X obtained information that the learning outcomes of the economy class X is still relatively less than the maximum. Visible results of student learning is not all reach the expected standard in the minimum completeness criteria (KKM). On economic subjects stipulated minimum completeness criteria ie 70 low on the learning outcomes of students is influenced by various factors, including student learning facilities at home and socioeconomic level of parents. The study was conducted to determine significant relationship between parental socioeconomic status and learning facilities at home against the learning outcomes in the economy class X SMA N 7 City of Edinburgh partially or simultaneously. In a research method, this research is quantitative research with the regression analysis. Subjects numbered 55 students X active and enrolled as a student at SMAN 7 City of Edinburgh. The research data was collected through questionnaires and documentation is then processed using statistical regression formula is simple and multiple regression. The analysis showed that there is a significant effect between influence between parental socioeconomic status and learning facilities at home against the results of the economic study of high school students of class X in the City of Edinburgh with the N 7 (r) of the regression equation y = 0.425 and 0.522 with the regression equation y = 5 as well as together (X1 and X2) to (Y) with a regression coefficient of 0.575. And the regression equation y =. As for the F count of 11.67463, 19.85464> F by 1:02 and 7.768133> F at 3:18. Thus, Ho is rejected and Ha is accepted or no influence between variables. Based on this study is recommended to parents as much as possible in order to meet student learning facilities that can support their learning activities at school, to the school to assist students in meeting adequate facilities through government programs and the students are advised to take advantage of existing facilities as well as possible. Keywords: Learning Outcomes economy, Facilities Learning at Home and Parental Socioeconomic Status. Kausar (A1A110030)
Page 1
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja membebaskan manusia dari keterbelakangan, melainkan juga dari kebodohan dan kemiskinan. Pendidikan diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk mempelajari pengetahuan yang mereka butuhkan baik melalui pendidikan formal maupun non formal. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 yaitu, “Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu pendidikan dan martabat bangsa Indonesia dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya”. Untuk menciptakan mutu pendidikan yang baik tersebut tentunya tidak akan lepas dari berbagai komponen, antara lain keadaan status sosial ekonomi orang tua, sistem dalam pendidikan, fasilitas belajar dan sarana prasarana yang lengkap serta memadai di rumah, proses belajar mengajar, guru dan peserta didik itu sendiri serta motivasi belajar siswa. Pendidikan memiliki tujuan yang harus dicapai setiap peserta didik. Tujuan pendidikan dikatakan tercapai apabila hasil belajar siswa mengalami perkembangan dan peningkatan. Dalam konteks ini, tujuan pendidikan merupakan komponen sistem pendidikan yang menempati kedudukan dan fungsi sentral (Hamalik, 2009:3). Dengan demikian hasil belajar sangatlah penting untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan sudah tercapai secara optimal. Untuk mengukur dan mengevaluasi hasil belajar dapat dikatakan berhasil, salah satu indikatornya adalah dengan melihat hasil belajar siswa yang sudah memenuhi target atau belum. Dalam menentukan berkualitas atau tidaknya mutu pendidikan, maka dari segi faktor guru akan berhubungan dengan fungsinya untuk menjalankan aturan yang ditetapkan dalam sistem pendidikan dan mengelola proses belajar mengajar. Dari sisi peserta didik, siswa berperan dalam menciptakan pendidikan yang lebih bermutu. Hal ini dapat dihubungkan dengan kemauan untuk belajar dengan bersungguh-sungguh. Hasil belajar merupakan realisasi tercapainya tujuan pendidikan, sehingga hasil belajar yang diukur sangat tergantung kepada tujuan pendidikannya (Purwanto 2011:46). Sejalan dengan pendapat tersebut, Dimyati dan Mudjiono (2005:243) menyatakan bahwa hasil belajar yang baik merupakan tujuan puncak dalam proses belajar yang dilakukan oleh siswa. Untuk mengukur berhasil atau tidaknya tindak belajar yang dilakukan dengan melihat hasil belajar yang dicapai siswa setelah tindak belajar yang dilakukan. Dalam penelitian ini diteliti hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi siswa diuji kemampuan kognitif dan psikomotorik. Karena disamping belajar teori-teori, siswa harus belajar prakteknya. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan dalam dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 235-253) Faktor internal yang terbentuk dari dalam diri siswa itu sendiri antara lain kesehatan jasmani rohani, sikap, intelegensi dan bakat, minat, motivasi, fasilitas belajar, dan lain sebagainya sedangkan faktor
Kausar (A1A110030)
Page 2
eksternal yang berasal dari luar diri siswa itu antara lain lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, guru, masyarakat serta lingkungan sekitar. KAJIAN PUSTAKA Menurut Purwanto (2001:31) hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah siswa mengikuti unit pengajaran tertentu. Selanjutnya menurut surya (2002:22) mengemukakan hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesankesan yang mengakibatkan perubahan pada individu sebagai hasil dari aktivitas belajar yang biasanya dinyatakan dalam bentuk angka dan huruf. Menurut Surya (2004:64) menyatakan bahwa hasil belajar siswa ini biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka. Menurut Mudhoffar (2001:84) mengemukakan bahwa fungsi fasilitas belajar adalah untuk menunjang dan menggalakkan kegiatan program pusat sumber belajar agar semua kegiatan tersebut dapat berjalan dendan efisien. Adanya fasilitas yang baik dan sumber belajar seolah-olah memiliki kekuatan. Semua peralatan dapat berdaya guna dan siswa semakin rajin serta akan tekun belajar dengan fasilitas yang ada. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar ekonomi adalah rasa ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi yang dimiliki oleh siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan setelah mengikuti proses pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran ekonomi. Jadi hasil belajar merupakan terjadinya perubahan tingkah laku pada seorang siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan setelah mengikuti proses pembelajaran. Umumnya hasil belajar ini dinyatakan dalam bentuk angka atau nilai yang diberikan guru kepada siswa, dalam hal ini angka atau nilai yang diberikan kepada siswa. Hasil belajar dalam penelitian ini dilihat dari faktor internaldan eksternal, yaitu: (1) faktor jasmani; (2) faktor fsikologis; (3) faktor kelelahan; (4) faktor keluarga; (5) faktor sekolah; dan (6) faktor masyarakat. Status sosial ekonomi orang tua Menurut Kartono (2006:48), status ekonomi adalah kedudukan seseorang atau keluarga di masyarakat berdasarkan pendapatan per bulan yang disesuaikan dengan harga barang pokok. Menurut Solaiman (2003:39) menyatakan bahwa status sosial ekonomi dapat dilihat dari tiga hal yaitu pendidikan, pekerjaan dan pendapatan. Lebih lanjut menurut Soepardjo (2003:154) status sosial ekonomi adalah tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat penghasilan, dan tingkat pengeluaran dan pemenuhan kebutuhan. Menurut Astrid (2004:97) status merupakan keadaan objek yang memberikan hak dan kewajiban yang menempati kedudukan. Kondisi sosial ekonomi merupakan suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat, pemberian posisi ini disertai pula seperangkat hak dan kewajiban yang hanya dipenuhi sipembawa statusnya, misalnya: pendapatan, pekerjaan, dan pendidikan (Soekanto, 2001:181). Menurut Kustiwan Kamarga (2001:8) mempertegas bahwa status sosial Kausar (A1A110030)
Page 3
ekonomi merupakan suatu kedudukan, identitas, serta kumpulan hak dan kewjiban yang diberikan kepada individu dalam masyarakatnya atas perbedaan peran dan kapabiltas berdasarkan kriteria sosial ekonomi. Status sosial ekonomi meliputi tiga dimensi, yaitu: pendidikan, pekerjaan, serta pendapatan dan kepemilikan ekonomi. Menurut Dalimunte (2001:74), sosial ekonomi adalah suatu keadaan sosial ekonomi masyarakat yang menggunakan indikator pendidikan, pekerjaan dan penghasilan sebagai tolak ukur. Status sosial ekonomi keluarga, merupakan suatu komponen kelas sosial yang menunjukkan tingkat dan sumber penghasilan keluarga. Penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara umum diperoleh dari anggota keluarga yang bekerja atau dari sumber penghasilan sendiri seperti uang pensiun dan tunjangan, sebagian penghasilan lain diperoleh dari dinas sosial atau asuransi bagi orang yang tidak bekerja. Yang dimaksud dengan status sosial ekonomi orang tua dalam penelitian ini adalah kedudukan atau posisi orang tua (ayah dan ibu) dalam masyarakat ditinjau dari segi status sosial ekonominya, seperti tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, kepemilikan kekayaan dan jenis tempat tinggal. Fasilitas Belajar Dirumah Menurut Gie (2002:46), fasilitas adalah persyaratan yang meliputi keadaan sekeliling tempat belajar dan keadaan jasmani siswa atau anak didik. Fasilitas belajar diriumah meliputi ruang kelas, papan tulis, alat tulis, meja dan kursi. Fasilitas belajar adalah semua kebutuhan yang dipelukan oleh peserta didik dalam rangka untuk memudahkan, melancarkan dan menunjang dalam kegiatan belajar di sekolah sehingga pem-belajaran menjadi lebih efektif dan efisien dengan demikian nantinya peserta didik dapat belajar secara maksimal dan hasil belajar yang memuaskan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:314), fasilitas adalah segala hal yang dapat memudahkan perkara (kelancaran tugas dan sebagainya) atau kemudahan. Sedangkan menurut Subroto dalam Arianto Sam (2012:45), fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan suatu usaha, dapat berupa benda-benda maupun uang. Fasilitas belajar adalah semua yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik bergerak maupun tidak bergerak agar tercapai tujuan pendidikan dapat berjalan lancar, teratur, effektif, dan efisien (Muhroji, dkk 2004:49). Fasilitas belajar adalah semua perangkat yang digunakan dalam proses belajar baik secara langsung maupun tidak langsung (Batada, 2002:2). Fasilitas belajar adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam proses belajar mengajar agar pencapaian tujuan belajar lancar, efektif, dan efisien (Saleh, 2000:21). Jadi fasilitas belajar adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik secara langsung maupun tidah langsung sehingga dapat berjalan lancar, efektif dan efisien. Menurut Gie (2002:46), fasilitas adalah persyaratan yang meliputi keadaan sekeliling tempat belajar dan keadaan jasmani siswa atau anak didik. Fasilitas belajar diriumah meliputi ruang kelas, papan tulis, alat tulis, meja dan kursi. Fasilitas belajar adalah semua kebutuhan yang dipelukan oleh peserta didik dalam rangka untuk memudahkan, melancarkan dan menunjang dalam kegiatan belajar di sekolah sehingga pem-belajaran menjadi lebih efektif dan efisien dengan demikian nantinya peserta didik dapat belajar secara maksimal dan hasil belajar yang memuaskan Kausar (A1A110030)
Page 4
Berdasarkan teori yang telah dikemukakan di atas, bahwa fasilitas belajar adalah segala hal yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan kegiatan belajar dapat berupa sarana dan prasarana kegiatan belajar sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Menurut Sardiman (2011:6) bahwa fasilitas belajar adalah untuk dapat mempermudah dan melancarkan hasil yang dicapai. Sujanto dalam Fitriani (2011:18) mengemukakan bahwa apabila kemampuan belajar didukung fasilitas belajar yang memadai, maka motivasi belajar siswa cenderung meningkat. Fasilitas yang baik dan lengkap membuat semangat belajar siswa tinggi. a. Fasilitas fisik Fasilitas fisik adalah segala sesuatu yang berupa benda atau yang dapat dibendakan yang mempunyai peranan untuk memudahkan dan melancarkan suatu usaha. Fasilitas fisik dalam kegiatan belajar meliputi ruang dan tempat belajar, alat pelajaran sekaligus, media belajar dan lain sebagainya b. Fasilitas uang Fasilitas uang ini dapat memegang peranan penting dalam kegiatan belajar. Uang dapat dijadikan sarana untuk melengkapi fasilitas fisik dalam belajar. Slameto (2003:63) berpendapat bahwa anak yang sedang belajar harus tercukupi kebutuhan pokoknya misal, makan, minum, pakaian, perlindungan kesehatan, dan lain lain selain itu juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja kursi, penerangan, alat tulis menulis, buku-buku dan lain lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga cukup uang. Jadi fasilitas belajar dirumah adalah segala sesuatu yang dapat menunjang, mempermudah, memperlancar, dan membantu siswa dalam belajar ekonomi, baik di rumah maupun di sekolah sehingga siswa akan lebih termotivasi untuk belajar ekonomi. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif regresi. Deskriptif regresi adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara dua atau lebih variable (Arikunto, 2010:247). Adapun variabel dalam penelitian ini adalah status sosial ekonomi orang tua (X1), fasilitas belajar dirumah (X2) Hasil belajar ekonomi siswa (Y). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 7 Kota Jambi sebanyak 55 siswa. Instrumen penelitian menurut Sugiyono (2012:305) adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah angket. Data yang dikumpulkan di periksa, kemudian diklasifikasikan dan dilakukan penskoran. Uji regresi adalah uji yang menyatakan pengaruh kausalitas antara dua variabel atau lebih dan memperkirakan nilai variabel bebas dengan rumus: Y = a + bX1 + bX2 Keterangan: a = Bilangan Konstan
Kausar (A1A110030)
Page 5
b = koefisien regresi x = nilai variabel yang dipilih Untuk membantu proses pengolahan data secara cepat dan tepat maka pengolahan datanya dilakukan melalui program Microsoft Office EXEL 2007. Melalui program Microsoft Office EXEL 2007 kegiatan pengolahan data dapat dilakukan dengan mudah tanpa harus melibatkan pemakai dalam persoalan rumusrumus statistika yang cukup rumit, karena rumus statistik di atas tidak akan terlihat secara langsung. Kaidah pengambilan keputusan penerimaan dan penolakan hipotesis berdasarkan angka probabilitas, yaitu: jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak dan jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima. HASIL DAN PEMBAHASAN status sosial ekonomi orang tua siswa termasuk dalam kategori sedang yaitu sebanyak 21 orang (38%), namun sebagian besarnya lagi tergolong sangat rendah yaitu 18 orang (33%), sisanya tergolong rendah 7 orang, tinggi 8 orang dan sangat tinggi 1 orang, dari dapat disimpulkan bahwa status sosial ekonomi orang tua termasuk dalam kategori sedang. fasilitas belajar di rumah termasuk dalam kategori tinggi yaitu (36%), sebagian besar lagi tergolong sedang dan rendah sebanyak 12 orang (22%), sisanya sebanyak 5 orang siswa (9%) memiliki fasilitas belajar yang sangat tinggi dan 6 orang (11%) memiliki fasilitas belajar sangat rendah, jadi dapat disimpulkan bahwa fasilitas belajar dirumah termasuk dalam kategori tinggi. Hasil uji normalitas data penelitian dilakukan secara manual menggunakan uji chi kuadrat berdasarkan taraf signifikan variabel status sosial ekonomi sebesar -92,81, fasilitas belajar dirumah sebesar -140,39 dan hasil belajar ekonomi siswa sebesar 597,87. Hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel status sosial ekonomi (X1), fasilitas belajar dirumah (X2) dan hasil belajar ekonomi siswa (Y) berdistribusi normal. Hasil linearitas data penelitian dilakukan secara manual dengan menggunakan nilai F berdasarkan taraf signifikan alpha 0,05. Hasil pengujian hlinearitas diperoleh koefisien variabel status sosial ekonomi terhadap hasil belajar ekonomi sebesar Fhitung 1.13 ≤ Ftabel1.89, fasilitas belajar dirumah terhadap hasil belajar ekonomi sebesar Fhitung 130, Fhitung 1.13 ≤ Ftabel1.89, Fhitung ≤ Ftabel, maka varibel berpola linearitas. Uji hipotesis ini diperoleh Ada pengaruh positif antara status sosial ekonomi orang tua terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 7 Kota Jambi yang ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,425 dengan persamaan regresi 59.472 0.231X 1 , adapun nilai F hitung sebesar 11.67463 > Ftabel sebesar 1.02 dan t hitung > t tabel yaitu 3.418 > 2.000 . Ada pengaruh positif antara fasilitas belajar siswa di rumah terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 7 Kota Jambi dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,522 dengan persamaan regresi 4.611953 0.254 X 2 , adapun nilai F hitung sebesar 19.85464 > Ftabel sebesar 1.02 dan t hitung > t tabel 4.455 > 2.000. Ada pengaruh positif antara status sosial ekonomi orang tua dan fasilitas belajar siswa di rumah terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 7 Kota Jambi
Kausar (A1A110030)
Page 6
dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,575 dengan persamaan regresi 52.101 0.142 X1 0.205 X 2 dan nilai F hitung sebesar 7.768 > Ftabel sebesar 3.18. dengan demikian hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara status sosial ekonomi dan fasilitas belajar dirumah secara bersamasama. Pembahasan Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Fasilitas Belajar di Rumah terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X di SMA N 7 Kota Jambi, dalam penelitian ini terdapat enam (3) rumusan masalah yaitu : 1.Apakah terdapat pengaruh antara status sosial ekonomi orang tua terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X di SMA N 7 Kota Jambi? Ada pengaruh positif antara status sosial ekonomi orang tua terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 7 Kota Jambi yang ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,425 2.Apakah terdapat pengaruh antara fasilitas belajar dirumah terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X di SMA N 7 Kota Jambi? Ada pengaruh positif antara fasilitas belajar siswa di rumah terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 7 Kota Jambi dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,522. 3.Apakah terdapat pengaruh antara status sosial ekonomi orang tua dan fasilitas belajar dirumah terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X di SMA N 7 Kota Jambi? Ada pengaruh positif antara status sosial ekonomi orang tua dan fasilitas belajar siswa di rumah terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 7 Kota Jambi dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,575. DAFTAR PUSTAKA Abdulsyani, 2001. Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto,Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto,Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta. Damin, 2003. Inovasi pendidikan dan Motivasi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia. Dimyati dan Mujiono. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Dimyati dan Mujiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Kausar (A1A110030)
Page 7
Efendi, Onong Uchjana. 2001. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Hakim, Thursan. 2004. Belajar secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara. Hamalik, Oemar. 2002. Metode belajar & kesulitan-kesulitan belajar. Bandung: Tarsito. Hamalik, Oemar. 2009. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT. Bumi Aksara. http://eprint.uns.ac.id/index.php diakses tanggal 8 Januari 2014. http://id.wikipedia.org/wiki/Pekerjaan diakses tanggal 18 Desember 2013. http://info.balitacerdas.com/mod.php diakses tanggal 8 April 2014. http://susenas.com/provinsi Jambi di akses tanggal 4 januari 2014 Iskandar, 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Gaung Persada Press. Kustiwan Kamarga. 2001. “Partisipasi Orang Tua Asuh dalam Program GN-OTA” dalam Makalah Seminar Kepedulian Masyarakat terhadap Sekolah. Semarang, 17 Oktober. Mudyahardjo, R. 2006. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rja Grafindo Persada. Mulyadi. 2001. Pengembangan Program Bimbingan Karir. Jakarta: Salemba. Purwanto, M. Ngalim. 2011. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya. Purwanto, N. 2001. Psikologi pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Raharja, P. dan Manurung, M. 2000. Pengantar Ilmu Ekonomi. Yogyakarta: BPFE UGM. Riduwan. 2007. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: PT. Alfabeta. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta.: Raja Grafindo Sardiman. 2002. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta.: Raja Grafindo
Kausar (A1A110030)
Page 8
Singgih, Gunarsa, D. 2000. Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia. Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara. Soekanto, S. 2001. Sosiologi Keluarga. Jakarta: Rajawali Press. Soekanto, S. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press. Soepardjo. 2003. Pembangunan Nasional untuk Kesejahteraan Rakyat. Jakarta: PT. Aulia Pilar Mas. Sudjana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algasindo. Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: CV. Alfabeta. Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta. Sujanto, A. 2000. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Aksara Baru. Sukardi, 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Sumardi, MD. 2004. Koperasi Dalam Orde Ekonomi Indonesia. Bandung: Refika Aditama. Surya, Muhammad. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisi. Syah, M. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rajawali. Syah, Muhibbin. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku Prestasi Belajar. Jakarta: PT. Grasindo. Umar tirtarahardja dan La Sulo, 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. UU RI No. 20 Tahun 2003. Sistem pendidikan Nasional. Semarang: Media Wiyata. Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.
Kausar (A1A110030)
Page 9
Wijaksana, Adi. 2001. Minat Remaja Dalam Pemilihan Bidang Karir pada Status sosial Ekonomi Keluarga Tingkat Atas, Menengah dan Bawah. Skripsi. Universitas Indonesia. Jakarta: Tidak untuk dipublikasikan.
[email protected]
Kausar (A1A110030)
Page 10