196
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015
PENERAPAN BIMBINGAN KELOMPOK MODEL PERMAINAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI PILIHAN KARIR PADA SISWA KELAS IX-E SMP NEGERI 1 POGALAN KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER I TAHUN 2013/2014
Oleh: Wentin Suhartatik Guru SMP Negeri 1 Polagan Kabupaten Tranggalek
Abstrak. Aktivitas bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di sekolah sangat beraneka ragam, salah satunya adalah layanan informasi karir. Kurangnya pemberian informasi karir membuat siswa kehilangan kesempatan, salah pilih atau salah arah dalam menentukan suti lanjut. Metode bimbingan kelompok dengan model permainan adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan mengelompokkan siswa berdasarkan kelas/permasalahan yang dihadapi dari masing-masing siswa. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek dilaksanakan Agustus sampai dengan September 2013 pada materi bimbingan konseling terhadap pengaruh pemberian layanan informasi karir. Pengambilan data dilakukan dengan memberikan angket pada masing-masing siswa, penilaian angket dipisahkan antara siswa yang telah mempunyai kemantapan pengambilan jurusan dan belum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor kemantapan keputusan pengambilan jurusan pada siswa kelas IX-E SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek antara sebelum dan sesudah mendapatkan layanan informasi karir. Kata kunci: bimbingan kelompok, model permainan belajar, kemampuan penyesuaian diri, pilihan karir
Kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di sekolah sangat beraneka ragam. Salah satunya adalah layanan informasi karir. Layanan informasi merupakan salah satu jenis layanan bimbingan dan konseling di sekolah yang sangat penting dan bermanfaat untuk membantu siswa agar terhindar dari masalah-masalah yang mengganggu pencapaian perkembangan siswa, baik yang berhubungan dengan pendidikan, pribadi, sosial atau karirnya. Dengan pemberian layanan informasi diharapkan para siswa dapat menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan pengambilan keputusan masa depan siswa. Kurangnya pemberian informasi karir membuat siswa kehilangan kesempatan, salah pilih atau salah arah dalam menentukan studi selanjutnya. Di samping itu, siswa juga
tidak akan bisa meraih kesempatan dengan baik sesuai dengan bakat, minat, dan cita-cita yang dimilikinya. Siswa perlu diberikan informasi mengenai karir. Ada berbagai macam alasan yang sering ditemukan hingga mempengaruhi siswa dalam mengambil keputusan untuk studi lanjut ke sekolah lanjutan secara tepat, Gunawan (2001:41) memaparkan alasan tersebut yakni: (a) kecenderungan orang tua memasukkan anaknya ke sekolah menengah atas atau sekolah menengah kejuruan almamater mereka, (b) pengaruh sahabat, guru atau pembimbing yang pernah belajar di sekolah menengah atas atau sekolah menengah kejuruan tersebut, (c) sekolah menengah atas atau sekolah menengah kejuruan yang terdekat dengan rumah orang tua siswa dengan resiko memilih studi lanjutan apa saja, asalkan siswa dapat melanjutkan studi seperti teman-
Wentin Suhartatik, Penerapan Bimbingan Kelompok Model Permainan Belajar ...
temannya, (d) mengisi waktu senggang sehingga mereka lebih senang pergi ke sekolah baik sekolah menengah atas atau sekolah menengah kejuruan. Menurut Sukardi (1994:113) informasi karir adalah satu alat yang dipergunakan untuk membantu siswa memahami dirinya sendiri, dunia kerja pada umumnya serta aspek-aspek dunia kerja pada khususnya. Norris, dkk (dalam Prayitno, 1999:268) menjelaskan bahwa informasi karir meliputi data dan keterangan yang sahih (tepat) dan berguna tentang kesempatan dan syaratsyarat yang berkenaan dengan berbagai jenis pendidikan/pekerjaan yang ada sekarang dan yang akan datang. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pemberian layanan informasi adalah kegiatan memberikan layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi (seperti informasi pendidikan dan pekerjaan) yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik. Pemberian informasi karir memiliki tujuan untuk membekali para siswa dengan pengetahuan tentang data dan fakta di bidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan dan bidang perkembangan pribadi sosial supaya mereka mereka lebih mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri. Menurut Happock (dalam Winkel, 1991:275) tujuan dari informasi karir adalah: (a) membantu siswa untuk mengenal alternatif-alternatif yang ada, (b) memantapkan keputusan yang sudah diambil, (c) mengetahui kesesuaian kemampuan diri dengan pilihan, (d) memantapkan pilihan yang diambil. Diperlukan tahap-tahap pengambilan keputusan tentang apa yang akan dipilih dan ditetapkan pada karir. Menurut Rubin
197
(1993:28) ada delapan tahap pengambilan keputusan secara efektif yang dapat dijadikan sebagai strategi pengambilan keputusan secara tepat yaitu: (a) mencatat dan memperhatikan pilihan, (b) menopang kebebasan peran dan pikiran masing-masing dari kemungkinan pilihan, (c) meneliti pikiran dan perasaan masing-masing pilihan serta menggabungkan dengan perasaan, (d) hubungan antara pilihan dan menetapkan prioritas, (e) mengambil kesimpulan dengan mengangkat satu pilihan dan mengesampingkan yang tak terpilih, (f) mendaftar keputusan-keputusan, (g) menyadari bahwa lebih mudah meninggalkan tempat, pekerjaan, aktivitas daripada menentukan sesuatu yang tidak ada atau hilang, (h) mempraktekkan keputusan ke dalam perbuatan yang nyata dan otomatis. Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1984:18) materi layanan informasi dalam bimbingan karir meliputi: (1) tugas perkembangan masa remaja tentang kemampuan dan perkembangan karir, (2) perkembangan karir di masyarakat, (3) sekolah menengah, kursus beserta program pilihannya, baik umum maupun kejuruan dalam rangka perkembangan karir, (4) jenis tuntutan dan syarat jabatan yang dapat dimasuki tamatan setara SMP, seperti kemampuan pengetahuan, keterampilan yang harus dimiliki, (5) kemungkinan permasalahan dalam pilihan pekerjaan, karir dan tuntutan pendidikan yang lebih tinggi serta berbagai akibatnya, dan (6) pelaksanaan layanan karir bagi siswa. Pada masa sekarang ini anak lulusan dari SMP diwajibkan untuk melanjutkan studi mereka baik ke sekolah menengah atas atau ke sekolah menengah kejuruan sebagai perwujudan terwujudnya wajib belajar 9 tahun.
198
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015
Hasil penelitian yang telah dilakukan Novitasari (2004) tentang informasi karir dengan perencanaan karir menyimpulkan bahwa (1) dengan mendapat informasi secara mendalam, maka siswa dapat memperoleh wawasan tentang sekolah lanjutan, (2) dengan mendapatkan pengetahuan tentang sekolah lanjutan maka siswa dapat mengenal keadaan dan kemampuan dalam memilih sekolah lanjutan kelak, (3) dari informasi yang diberikan, maka siswa mempunyai persiapan yang matang dan mantap untuk melanjutkan sekolah sesuai dengan bakat, minat serta bidang yang ditekuninya. Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Nugroho (2007) tentang pengaruh layanan informasi karir terhadap perencanaan karir siswa dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan skor perencanaan karir yang positif antara sebelum dan sesudah penerapan layanan informasi karir. Artinya, sebelum diberikannya layanan informasi karir siswa belum mempunyai perencanaan karir tetapi ketika siswa sudah diberikan layanan informasi karir, siswa mengalami peningkatan dalam membuat perencanaan karir. Informasi karir di sekolah bertujuan untuk membantu siswa memperoleh pemahaman diri dan penyesuaian diri dalam lingkungannya dengan masalah-masalah karir, terutama yang terkait dengan masalah pendidikan yaitu pendidikan yang akan mereka terima dan arah yang nantinya bisa diambil melalui pendidikan tersebut. Adanya informasi karir yang diberikan kepada siswa diharapkan dapat membantu siswa memahami dirinya, memahami dunia pendidikan serta memahami aspek-aspek yang ada dalam pendidikan tersebut. Berdasarkan pemahaman berbagai informasi tersebut maka siswa dapat menggunakannya sebagai bahan untuk pertimbangan sehingga pada akhirnya akan
lebih memiliki kemantapan terhadap keputusan sekolah yang telah mereka ambil. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan pre eksperiment design dengan model pretest and post-test one group design. Model ini lebih sempurna karena sudah menggunakan tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test), sehingga besarnya efek dari eksperimen dapat diketahui dengan pasti. Menurut (Sugiyono, 2007:110) hasil dari perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain ini dilakukan pada satu kelompok subyek. Penyebaran angket dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah eksperimen. Pertama dilakukan pengukuran (pre-test) dengan menggunakan angket kemantapan terhadap jurusan yang telah mereka ambil, lalu diberikan perlakuan dalam jangka waktu tertentu dengan memberikan layanan informasi karir, kemudian dilakukan pengukuran kembali (post-test) dengan angket kemantapan pengambilan keputusan terhadap jurusan yang telah mereka ambil dengan materi yang sama, untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut: Pre test T1
Treatment X
Post Test T2
Gambar 1 Rancangan Penelitian (Sumber: Sugiyono, 2007:111)
Menurut Arikunto (2006) subyek penelitian adalah subyek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti, pendapat tersebut berarti bahwa orang cocok dengan karakteristik variabel yang akan diteliti. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX-E SMP
Wentin Suhartatik, Penerapan Bimbingan Kelompok Model Permainan Belajar ...
Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek sebanyak 29 siswa yang mengalami kemantapan pengambilan keputusan terhadap jurusan rendah yang terjaring melalui pengisian angket kemantapan pengambilan keputusan studi lanjut. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik. Hal ini disebabkan data yang dikumpulkan berupa angka atau bilangan (penelitian kuantitatif). Karena data yang disajikan berbentuk ordinal dan berdistribusi normal yang artinya subyek dalam penelitian ini kurang dari 25, yaitu terdapat 13 subyek (N=13) yang akan mendapatkan perlakuan. Maka dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data statistik nonparametrik. Menurut Siegel (1998:40) jika sampelnya kecil, hanya tes nonparametrik yang digunakan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada skor kemantapan pengambilan keputusan jurusan pada siswa kelas IX-E SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek antara sebelum dan sesudah perlakuan dengan pemberian layanan informasi karir.
100.00
Berdasarkan Gambar 2 hasil angket pre-test kemantapan pengambilan keputusan studi lanjut, dapat disimpulkan bahwa yang memiliki kemantapan pengambilan keputusan rendah sebanyak 16,28%, pengambil keputusan dengan keriteria sedang sebanyak 65,12% dan yang kemantapan tinggi sebesar 18,60% perlakuan dengan pemberian layanan informasi karir. Selama pelaksanaan pemberian layanan informasi karir, pada umumnya subyek sudah bisa mengikuti jalannya pemberian layanan informasi karir meskipun pada awalnya hanya sedikit subyek yang bisa mengikutinya. Ini dikarenakan subyek hanya sebatas menerima informasi tentang pengertian layanan informasi dan belum memahami secara maksimal. Setelah perlakuan yang ketiga dan seterusnya subyek sudah mulai memahami pelaksanaan pemberian layanan informasi karir. Selain itu, subyek juga sudah mulai merasa mantap dengan keputusan pada jurusan yang diambil di SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek. Hal ini terjadi karena adanya perubahan dari setiap perlakuan sehingga semakin lama diberikan perlakuan, semakin banyak subyek yang dapat mengikuti dan memahami jalannya pemberian layanan informasi karir.
90.70 100.00
80.00
90.70
80.00
60.00
TINGGI
40.00
SEDANG
40.00
RENDAH
20.00
20.00
199
9.30
0.00
0.00
60.00
TINGGI 9.30
0.00
SEDANG RENDAH
0.00
Gambar 2 Hasil Angket Pre Test
Gambar 3 Hasil Angket Post Test
200
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015
Berdasakan Gambar 3 diperoleh data post-test yang dilakukan pada subyek diperoleh peningkatan dari sebelum diberi layanan informasi karir dan sesudah diberi layanan informasi karir, dapat dilihat bahwa subyek mengalami peningkatan dari kategori rendah meningkat menjadi kategori sedang dan tinggi. Tabel 1 Hasil Analisis Pre-test dan Post-test (Uji Wilxocon) No Inisial Pre Tes Pos Test Beda 1 ACH 50 75 25 2 ADA 50 75 25 3 AGU 50 75 25 4 NGA 50 75 25 5 ANG 50 75 25 6 ANI 32 53 21 7 BAG 32 53 21 8 BER 32 53 21 9 CAH 32 53 21 10 EFI 50 75 25 11 FAJ 50 75 25 12 FAT 50 75 25 13 FEB 50 75 25 14 FIF 50 75 25 15 GAN 45 67 21 16 GUS 45 67 21 17 HAN 45 67 21 18 HAR 45 67 21 19 HEN 45 67 21 20 IIN 75 95 20 21 IKA 75 95 20 22 INT 75 95 20 23 IRW 75 95 20 24 IWA 49 71 21 25 JAM 49 71 21 26 LUH 49 71 21 27 MOK 49 71 21 28 MUH 75 98 23 29 NUR 75 98 23
Tabel di atas menunjukkan bahwa nomor urut yang bertanda negatif=0 sedangkan jumlah nomor urut yang bertanda positif = + 43, dengan demikian nomor urut dengan jumlah terkecil atau T = 0. Berdasarkan tabel nilai kritis T untuk uji jenjang Wilcoxon dengan taraf signifikan 5 % dan N = 43 diperoleh Ttabel = 1 sehingga Thitung lebih kecil
Ttabel (0 < 1) berarti Ho ditolak dan Ha diterima, maka hipotesis yang diajukan dapat diterima yaitu terdapat perbedaan skor kemantapan pengambilan keputusan studi lanjut siswa Kelas IX-E SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek antara sebelum dan sesudah perlakuan pemberian layanan informasi karir. Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada skor kemantapan pengambilan keputusan jurusan pada siswa Kelas IXE SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek antara sebelum dan sesudah perlakuan dengan pemberian layanan informasi karir. Dapat dibuktikan bahwa sebelum mendapat layanan informasi karir skor kemantapan pengambilan keputusan jurusan rendah, tetapi setelah memperoleh perlakuan maka skor kemantapan pengambilan keputusan jurusan siswa Kelas IX-E SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek meningkat sehingga bisa dikatakan memiliki kemantapan pengambilan keputusan terhadap jurusan yang tinggi. Hasil analisa penelitian tersebut menunjukkan ada perbedaan yang positif mengenai kemantapan pengambilan keputusan terhadap jurusan yang mereka pilih, yaitu semakin tingginya kemantapan pengambilan keputusan jurusan pada siswa setelah perlakuan dengan pemberian layanan informasi karir. Hasil analisis data penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek, menemukan 29 siswa dari Kelas IX-E yang memiliki kemantapan pengambilan keputusan terhadap jurusan yang rendah. Setelah diketahui dan dilakukan perencanaan untuk membantu siswa mengalami kemantapan pengambilan keputusan rendah dengan memberikan layanan informasi karir. Setelah diberikan perlakuan dengan
Wentin Suhartatik, Penerapan Bimbingan Kelompok Model Permainan Belajar ...
pemberian layanan informasi karir, mereka menjadi siswa yang mempunyai kemantapan dalam pengambilan keputusan sekolah yang akan diambilnya. Hasil penelitian ini didukung oleh teori John L. Holland (Sukardi, 1994:83) mengatakan bahwa, “1) orang/seseorang yang memiliki informasi tentang lingkungan pekerjaan yang lebih memadai dapat menentukan pilihan-pilihan yang tepat, jika dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki informasi yang memadai, 2) Ketepatan terhadap suatu pilihan itu sangat tergantung pada usia atau umur seseorang, karena pada waktu itu ia memperoleh kesempatan belajar untuk memperoleh informasi, 3) seseorang memiliki pilihan yang memadai dan mantap menunjukkan perbedaan-perbedaan dan organisasi pengetahuan pekerjaan yang lebih besar dari pada orang-orang yang memiliki pilihan yang kurang memadai atau kurang mantap, 4) sejumlah pengetahuan tentang pekerjaan atau jabatan secara positif akan berkorelasi dengan tingkat perkembangan seseorang”. Kegiatan penelitian ini juga menemukan bahwa terdapat seorang siswa yang meskipun sudah mengikuti perlakuan dan memiliki peningkatan kemantapan pengambilan keputusan, namun masih mengalami sedikit kesulitan dalam memahami jurusan dan kurang mempunyai keyakinan terhadap keputusan yang diambilnya karena dirinya masih takut apabila keputusan yang telah diambilnya tersebut akan gagal dan sering mendapatkan pengaruh dari teman dekat maupun dari orang tua. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan dalam penelitian ini, bahwa faktor lingkungan dan pola asuh orang tua sangat berperan penting untuk membantu dalam mengambil setiap keputusan, utamanya pengambilan keputusan dalam
201
menentukan studi lanjut. Perlu diketahui bahwa hal-hal atau faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemantapan pengambilan keputusan studi lanjut tersebut tidak diteliti dalam penelitian. Secara garis besar dari setiap perlakuan, semua siswa yang menjadi subyek penelitian percaya bahwa pemberian layanan informasi ini sangat bermanfaat untuk membantu meningkatkan kemantapan pengambilan keputusan mereka. Sehingga mereka menjadi pribadi yang mantap dalam memutuskan jurusan yang telah diambil di SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek tidak terpengaruh oleh lingkungan sosial. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan skor kemantapan keputusan pengambilan jurusan pada siswa Kelas IX-E SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek antara sebelum dan sesudah mendapatkan layanan informasi karir. Dapat disimpulkan bahwa pemberian layanan informasi karir berpengaruh terhadap kemantapan keputusan pengambilan sekolah lanjutan pada siswa Kelas IX-E SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek. Hal ini terjadi peningkatan yang berarti (perubahan positif) dalam kemantapan keputusan pengambilan jurusan pada siswa setelah perlakuan dengan pemberian layanan informasi karir. Berdasarkan analisis data, diketahui bahwa tingkat kemantapan keputusan pengambilan sekolah lanjutan pada siswa secara umum mengalami peningkatan yang positif setelah diberi perlakuan dengan pemberian layanan informasi karir. Walaupun setiap siswa mengalami peningkatan
202
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015
kemantapan keputusan pengambilan sekolah lanjutan yang berbeda-beda Saran Bagi siswa, diharapkan mempunyai rasa lebih mantap terhadap sekolah lanjutan yang akan diambilnya, sehingga informasi yang negatif tentang jurusan yang diperoleh bisa diperbaiki. Bagi konselor, Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian layanan informasi karir berpengaruh terhadap kemantapan keputusan pengambilan jurusan siswa Kelas IX-E SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek, maka pihak sekolah
dan konselor di SMP dapat lebih sering memberikan layanan informasi karir, utamanya yang berkaitan dengan studi lanjut ke SMA atau SMK untuk membantu siswa yang belum mantap dalam mengambil keputusan studi lanjut. Bagi peneliti lain, hendaknya memperhatikan aspek metode pengumpulan data semaksimal mungkin untuk menghindari subyektifitas dalam penelitian serta memperhatikan alokasi waktu yang ada dalam pemberian layanan informasi karir dengan sebaik mungkin agar siswa benar-benar terbantu dan merasakan manfaatnya.
DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1984. Kurikulum SMA Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan Karir dan Konseling. Jakarta: Balai Pustaka.
diterbitkan UNESA.
Surabaya.
PPB
FIP
Prayitno & Amti, E.1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Rubin, T.I. 1993. 8 Strategi Keputusan yang Efektif. Semarang: Dahara Prize.
Novitasari, L. 2004. Hubungan Pemberian Informasi Karir dengan Pengetahuan tentang Jenis-jenis Pekerjaan di Masyarakat pada Siswa Kelas II SMUN 8 Surabaya. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: PPB FIP UNESA.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV.Alfabeta.
Nugroho, S.A.P. 2007. Pengaruh Layanan Informasi Karir terhadap Perencanaan Karir Siswa Kelas IX-E di SMAN 1 Durenan Trenggalek. Skripsi tidak
Winkel, W.S. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Sukardi, D.K. 1994. Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia.