MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI METODEKARYAWISATA DIKELAS IVSDN 2 TITIDU KECAMATAN KWANDANG KABUPATEN GORONTALO UTARA ARFAN JUSUF NIM. 151 409 528 MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO ABSTRAK Arfan Jusuf. 2013. Meningkatkan Keterampilan Siswa Menulis Karangan Deskripsi Melalui Metode Karyawisata di Kelas IV SDN 2 Titidu Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Hj. Salma Halidu, S.Pd, M. Pd dan Pembimbing II Dra. Hawa Pattiiha, S.Pd. M.Pd. Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan menggunakan metode karyawisata dapat meningkatkan keterampilan siswa menulis karangan deskripsi di Kelas IV SDN 2 Titidu Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara?” Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan siswa menulis karangan deskripsi melalui Metode Karyawisata pada siswa kelas IV SDN 2 Titidu Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Tindakan Kelas dengan menggunakan analisis data secara kulitataif yang dilaksanakan dalam 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan tindakan, pemantauan dan evaluasi, analisis dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I meningkat menjadi sejumlah 11 orang atau ketuntasan sebesar 68.75% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 15 orang atau ketuntasan sebesar 93.75%. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penggunaan metode karyawisata dapat meningkatkan keterampilan siswa menulis karangan di kelas IV SDN 2 Titidu Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara. Kata Kunci: Menulis Karangan Deskripsi, Metode Karyawisata PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pengajaran menulis karangan deskripsi belum terlaksana dengan baik di sekolah. Kelemahannya terletak pada cara guru mengajar, yang pada umumnya kurang bervariasi. Faktor lain yang menyebabkan siswa tidak menyenangi pelajaran menulis karangan deskripsi, di antaranya siswa kurang mampu menulis dan menemui banyak kesulitan dalam mengarang, siswa jarang berlatih menulis serta kurang tepatnya penggunaan metode pembelajaran. Kenyataan menunjukkan bahwa dari 16 orang siswa kelas IV SDN 2 Titidu Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara, hanya 5 orang atau persentase sebesar 31.25% yang
mampu menulis karangan deskripsi dan 11 orang atau persentase sebesar 68.75% belum mampu menulis karangan deskripsi. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan keterampilan siswa menulis karangan deskripsi melalui metode karyawisata di kelas IV SDN 2 Titidu Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis dan manfaat praktis : 1
Manfaat Teoritis Secara teori hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan berharga dalam upaya meningkatkan keterampilan siswa menulis karangan deskripsi melalui metode karyawisata di kelas IV SDN 2 Titidu Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara..
2
Manfaat Praktis a.
Bagi siswa kelas IV SDN 2 Titidu Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara, akan terdorong untuk meningkatkan keterampilan siswa menulis karangan
deskripsi melalui metode karyawisata b. Bagi guru pengajar Bahasa Indonesia kelas IV dapat meningkatkan profesionalnya c.
dalam pengelolaan proses pembelajaran dengan penggunaan metode yang tepat. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi berharga bagi kepala sekolah, untuk mengambil kebijakan yang tepat
dalam kegiatan
pengajaran dengan memanfaatkan metode karyawisata, guna menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif, efektif dan efisien bagi para guru-guru di SDN 2 Titidu Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara. d. Bagi peneliti, hasil penelitian tindakan kelas ini sebagai upaya pengembangan
keilmuan dan merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana di Universitas Negeri Gorontalo KAJIAN TEORETIS Pengertian Menulis Menulis merupakan suatu ciri dari suatu orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Sehubungan dengan hal ini, Morsey (dalam Tarigan, 2008: 4) mengatakan bahwa menulis dipergunakan, melaporkan dan dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas, kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata dan struktur kalimat. Nurgiyantoro (2010: 296)
mengemukakan bahwa keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan kepada pihak lain secara tertulis. Tugas menulis yang diberikan, secara umum ada dua macam, yaitu: 1) menulis sebagai hasil tanggapan terhadap teks-teks kesastraan, dan (2) menulis kreatif. Kemampuan menulis didefinisikan sebagai kemampuan mengungkapkan gagasan secara logis dan sistematis dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat Menurut Suparno dan Yunus (2007: 1.3) bahwa menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alata atau medianya. Sedangkan menurut Atar (2007: 14) bahwa menulis adalah suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini maka sang penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Keterampilan menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan lambang grafis yang dimengerti oleh penulis bahasa itu sendiri maupun orang lain yang mempunyai kesamaan pengertian terhadap simbol-simbol bahasa tersebut. Hardini dan Puspitasari (2012: 203) menyatakan bahwa menulis merupakan kemampuan berkomunikasi melalui bahasa yang tingkatkannya paling tinggi. Lain halnya menurut Mulyati (2007: 5.3) menulis adalah suatu proses berpikir dan menungkan pemikiran itu dalam bentuk wacana karangan. Pada dasarnya menulis merupakan proses dalam mencurahkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis. Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis adalah keterampilan seseorang dalam melahirkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain melalui lambang-lambang grafis yang dimengerti oleh penulis itu sendiri maupun orang lain yang memiliki kesamaan pengertian pula terhadap bahasa yang dipergunakannya. Tujuan, Manfaat dan Proses Menulis a. Tujuan Menulis Tujuan menulis menurut Atar (2007: 14) yaitu sebagai berikut: 1) untuk menceritakan sesuatu, menceritakan sesuatu kepada orang lain mempunyai maksud agar orang lain atau pembaca tahu tentang apa yang dialami yang bersangkutan. 2) untuk memberikan petunjuk atau pengarahan, tujuan menulis yang kedua ialah memberikan petunjuk atau pengarahan. 4) untuk menjelaskan sesuatu, apabila kita menghadapi atau membaca berbagai buku pelajaran, tentu kita akan merasakan bahwa buku itu berisi berbagai penjelasan. 5) untuk meyakinkan, orang menulis adalah untuk meyakinkan orang lain tentang pendapat atau pandangannya mengenai sesuatu. 6) untuk merangkum, biasanya orang menulis untuk merangkum sesuatu.
Tujuan pembelajaran menulis yang ingin dicapai menurut Solchan (2009:9.6) adalah: (1) Kemampuan anak untuk menulis garis putus-putus, garis lurus, garis lengkung, lingkaran, garis pembentuk huruf; (2) Kemampuan menjiplak dan menebalkan (gambar, lingkaran, bentuk lurus); (3) Kemampuan menyalin (huruf, kata, kalimat, angka arab, kalimat atau beberapa kalimat); (4) Kemampuan menulis huruf, kata dan kalimat sederhana dengan huruf lepas; (5) Kemampuan menulis beberapa kalimat sederhata (terdiri atas 3-5 kata) dengan huruf sambung; (6) Kemampuan menulis kalimat yang didiktekan guru menggunakan huruf sambung dan menuliskannya dengan benar; dan (7) Kemampuan menulis rapi kalimat dengan huruf sambung. b. Manfaat Menulis Sedangkan menurut Yunus dan Suparno (2007: 1.4) menyatakan manfaat dari kegiatan menulis yaitu: 1) peningkatan kecerdasan. 2) pengembangan daya inisiatif dan kreatifitas. 3) penumbuhan keberanian. 4) Pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi. Manfaat menulis dapat dilihat dari dua segi yaitu segi kegunaan dan perannya dalam mengarang, hal ini sejalan dengan pendapat Rusyana (2005:15) bahwa manfaat menulis dapat ditinjau dari segi kegunaan dan manfaat peranan. a. Segi Kegunaan 1) Dalam tulisan penulis menggambarkan atau mendeskripsikan sesuatu baik menggambarkan wujud benda atau mendeskripsikan keadaan sehingga pembaca dapat membayangkan secara jelas apa yang digambarkan atau dideskripsikan penulisnya. 2) Menulis juga bermanfaat untuk memberikan petujunjuk cara melaksanakan sesuatu. Pembaca dapat mengikuti pentunjuk apabila ingin berhasil seperti apa yang diharapkan penulis. Selain itu menulis juga bermanfaat untuk dapat mengingatkan pada sesuatu catatan peristiwa, keadaan, keterangan dengan tujuan mengingat hal-hal penting yang tidak terlupakan. b. Manfaat Peranan 1) Peranan menulis terdiri dari penataan, pengawetan, penciptaan dan penyampaian. Manfaat menulis dari sisi penataan yakni saat menulis terjadi penataan terhadap gagasan, pikiran, pendapat, imajinasi dan penataan terhadap penggunaan bahasa untuk mewujudkan tulisan itu. 2) Manfaat pengawetan yakni hal-hal yang ditulis dapat disimpan dan dibaca kembali pada saat yang lain baik oleh penulis sendiri maupun oleh orang lain, karena diutarakan secara tertulis. Manfaat penciptaan maksudnya adalah melalui kegiatan
menulis dapat bermanfaat menciptakan sesuatu yang baru di antara gagasan, pikiran, pendapat atau imajinasi itu mungkin tidak ada sebelumnya atau tidak demikian susunannya. 3) Menulis juga bermanfaat dalam penyampaian gagasan, pikiran, imajinasi yang sudah ditata dan diawetkan dalam wujud tulisan dapat dibaca atau disampaikan kepada yang lain. c. Proses Menulis Kita dapat melakukan kegiatan penulisan itu sebagai satu kegiatan tunggal jika yang ditulis ialah sebuah karangan yang sederhana, pendek, dan bahannya sudah siap di kepala. Akan tetapi, sebenarnya kegiatan menulis itu adalah suatu proses, yaitu proses penulisan. Menurut Suparno (2007: 1.14) seorang penulis dalam melakukan kegiatannya harus melalui beberapa tahap, yaitu tahap pramenulis, penulisan, dan revisi. a. Tahap prapenulisan, ditentukan hal-hal pokok yang akan mengarahkan penulis dalam
seluruh kegiatan penulisan itu. Tahap ini merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis dan mencakup beberapa langkah kegiatan yaitu menentukan topik, membatasi topik, menentukan tujuan, menentukan bahan, dan menyususun kerangka karangan. b. Tahap penulisan, dilakukan apa yang telah ditentukan itu yaitu mengembangkan gagasan
dalam kalimat-kalimat, satuan paragraf, bab atau bagian, sehingga selesailah buram (draft) yang pertama. c. Tahap revisi, dilakukan kegiatan membaca dan menilai kembali apa yang sudah ditulis,
memperbaiki, mengubah, bahkan jika perlu memperluas tulisan tadi. Pada tahap ini, biasanya kita meneliti secara menyeluruh mengenai logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan kata, kalimat, paragraf, pengetikan catatan kaki, daftar pustaka, dan sebagainya. Menurut Depdiknas (2009:41) menulis memiliki tahapan sebagai berikut: a. Pra-Menulis b. Saat Menulis c. Merevisi. d. Mengedit e. Mempublikasikan
Pengertian Karangan Menurut Dhiwie (2010: 1) karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah
narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Adapun manfaat dalam menulis
karangan yaitu 1. Melatih berpikir tertib dan teratur karena menulis ikarangan harus mengikuti tata cara
penulisan yang sudah ditentukan prosedur tertentu, metode dan teknik, aturan / kaidah standar, disajikan teratur, runtun dan tertib. 2. Memberikan gambaran tentang ide dan gagasan yang terdapat dalam karangan. 3. Dapat memahami isi dari karangan.
Menurut Suparno dan Yunus (2007: 3.1) bahwa mengarang pada hakekatnya adalah mengungkapkan atau menyampaikan gagasan dengan bahasa tulis. Ciri-Ciri Karangan Menurut Atar (2007: 66) mengemukakan terdapat lima ciri-ciri dari karangan yaitu: a. Karangan memperlihatkan detil atau rincian tentang objek. b. Karangan lebih bersifat mempengaruhi emosi dan membentuk imajinasi pembaca. c. Karangan umumnya menyangkut objek yang dapat di indera oleh panca indera sehingga
objeknya pada umumnya berupa benda, alam, warna, dan manusia. d. Penyampaian karangan deskripsi dengan gaya memikat dan dengan pilihan kata yang menggugah, da organisasi penyajian lebih umum menggunakan susunan ruang. Karangan Deskripsi Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh masyarakat pembaca (Gie, 2002: 3). Unsur-unsur karangan menurut Gie (2002: 4) ada empat, yaitu gagasan yang berupa pendapat, pengalaman, atau pengetahuan yang ada dalam pikiran seseorang, tuturan yang berbentuk pengungkapan gagasan sehingga dapat dipahami pembaca, tatanan yaitu tertib pengaturan dan penyusunan gagasan dengan mengindahkan berbagai asas dan aturan serta teknik sampai merencanakan rangka dan langkah, serta wahana yang berfungsi sebagai sarana penghantar gagasan berupa bahasa tulis yang terutama menyangkut kosa kata dan gramatika serta retorika. Kata deskripsi berasal dari kata bahasa latin Describere yang berarti menggambarkan atau memeriksa suatu hal. Dari segi istilah deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya (Suparno dan Yunus, 2007: 4.6). Karangan deskripsi bermaksud menyampaikan kesan-kesan tentang sesuatu, dengan sifat dan gerak-geriknya, atau sesuatu yang lain kepada pembaca. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Sumarlam (2003: 210) wacana deskripsi pada dasarnya berupa rangkaian tuturan yang memaparkan atau melukiskan sesuatu baik berdasarkan pengalaman maupun pengetahuan penuturnya. Tujuan yang ingin dicapai oleh wacana ini adalah tercapainya pengalaman yang agak imajinatif terhadap sesuatu, sehingga
pembaca atau pendengar merasa seolah-olah ia mengalami atau mengetahuinya secara langsung. Ciri-Ciri Karangan Deskripsi Menurut Atar (2007: 66) mengemukakan terdapat lima ciri-ciri dari menulis karangan deskripsi yaitu: e. Karangan deskripsi memperlihatkan detil atau rincian tentang objek. f. Karangan deskripsi lebih bersifat mempengaruhi emosi dan membentuk imajinasi
pembaca. g. Karangan deskripsi umumnya menyangkut objek yang dapat di indera oleh pancaindera
sehingga objeknya pada umumnya berupa benda, alam, warna, dan manusia. h. Penyampaian karangan deskripsi dengan gaya memikat dan dengan pilihan kata yang menggugah, da organisasi penyajian lebih umum menggunakan susunan ruang. Metode Karyawisata Metode merupakan cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Dalam proses belajar mengajar, tentunya terdapat metode pembelajaran. Menurut Hardini dan Puspitasari (2012: 13) metode pembelajaran merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan siatuasi pengajaran yang menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan Karyawisata dalam arti metode mengajar mempunyai arti tersendiri yang berbeda dengan karyawisata dalam arti umum. Menurut Sabri (dalam Hardini dan Puspitasari, 2012: 39) bahwa metode karyawisata berarti kunjungan keluar
kelas dalam rangka belajar.
Karyawisata merupakan suatu cara penyaijan bahan pelajaran dengan membawa siswa mengunjungi objek yang akan dipelajari. Selanjutnya Djamarah dan Zain (2010: 93-94) mengatakan bahwa metode karyawisata adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajar
siswa
ke
suatu
tempat
atau
objek
tertentu
di
luar
sekolah
untuk
mempelajari/menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, suatu peternakan atau perkebunan, museum dan sebaginya. Menurut Saiful (dalam Budi, 2007: 28) metode karyawisata adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak kesuatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik, suatu bengkel mobil, toko serba ada, dan sebagainya. Sementara menurut Wijaya dan Rusyan (dalam Budi, 2008) merupakan persiar atau ekskursi oleh para siswa untuk melengkapi pengalaman belajar tertentu dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah. Ibrahim dan Syaodih (2010:
107) menyebutkan bahwa metode karyawisata adalah mengajak siswa mengunjungi tempat-tempat tertentu di luar sekolah. Kelebihan dan Kekurangan Metode Karyawista Metode karyawisata menurut Djamarah dan Zain (2010: 94) mempunyai bebrapa kelebihan dan kekurangan sebagai berikut: 1. Kelebihan metode karyawisata 1) Karyawisata memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan
nyata dalam pengajaran. 2) Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan
kebutuhan di masyarakat. 3) Pengajaran serupa ini dapat lebih merangsang kreativitas siswa. 4) Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual. 2. Kekurangan metode karyawisata 1) Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang dipergunakan sulit untuk disediakan oleh siswa atau sekolah. 2) Sangat memerlukan persiapan atau perencanaan yang matang. 3) Memerlukan koordinasi dengan guru serta bidang studi lain agar terjadi tumpang tinfih waktu dan kegiatan selama karyawisata. 4) Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi lebih prioritas daripada tujuan utama, sedang unsur studinya menjadi terabaikan. 5) Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan mengarahkan mereka kepada kegiatan studi yang menjadi permasalahan. METODE PENELITIAN Metode Tindakan Kelas dengan menggunakan analisis data secara kulitataif yang dilaksanakan dalam 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan tindakan, pemantauan dan evaluasi, analisis dan refleksi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 1. Pengamatan Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Siklus I
Pemantauan aspek-aspek yang yang dilakukan oleh guru pengamat I dan pengamat II dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dengan jumlah jumlah 24 aspek. Hasil dari pengamatan yang dilakukan oleh pengamat I dan Pengamat II dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran Pada Siklus I
No
I
Kwalifikas i
Aspek Yang Diamati
P1
P2
PRA PEMBELAJARAN
1.
Mempersiapkan siswa untuk belajar
√
√
2.
Melakukan kegatan apersepsi
√
√
II
KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
3.
Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
√
√
4.
Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
-
-
5.
Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki belajar dan karakteristik siswa
√
√
6.
Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
√
√
7.
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dalam karakteristik siswa
√
√
8.
Melaksanakan pembelajaran secara runtut
√
√
9.
Menguasai kelas
√
√
10.
Melaksnakan pembelajaran yang bersifat kontekstual
√
√
11.
Melaksanakan pemebalajarn tumbuhnya kebiasaa positif
memungkinkan
-
-
12.
Melaksanakan pemebalajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan
√
√
13.
Menggunakan media secara efektif dan efisien
-
-
14.
Menghasilkan pesan yang menarik
√
√
15.
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
√
√
16.
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pemebelajaran
√
√
17.
Menunjukka sikap terbuka terhadap respon siswa
√
√
18.
Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar
-
√
19.
Memantau kemajuan belajar selama proses
√
√
20.
Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
√
√
dengan
√
√
22. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian
√
√
21. Melakukan refleksi melibatkan siswa
atau
yang
membuat
rangkuman
remedi/pengayaan III
PENUTUP
23
Melakukan refleksi melibatkan siswa
dengan
√
√
24
Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remedi / pengayaan
√
√
Total
20
21
Presentase (%)
83.3 3
87.5
atau
membuat
rangkuman
Berdasarkan hasil pemantauan dari 24 aspek yang diamati pada peneliti, belum semuanya dilaksanakan. Pengamat 1 hanya sekitr 20 aspek atau 83.33%. Pengamat II sejumlah 21 aspek atau 87.5%. sedangkan 4 aspek belum terlaksana dengan baik oleh peneliti, aspek tersebut meliputi 1) mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, 2) Melaksanakan pembalajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaa positif, 3) Menggunakan media secara efektif dan efisien. 4) Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar. 2. Pengamatan Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Tingkat keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I dapat disajikan pada tabel berikut : Tabel 2. Hasil Pengamatan Keterampilan Siswa Menulis Karangan Deskripsi Melalui Metode Karyawisata Pada Siklus I N o 1
2
3
Aspek yang diamati Isi Gagasan
Urutan Paragraf
dalam
Pemakaian Bahasa
Kriteria
Jumlah
Persentas e
Mampu
10 orang
62.5
Tidak Mampu
6 orang
37.5
Mampu
11 orang
68.75
Tidak Mampu
5 orang
31.25
Mampu
9 orang
56.25
Tidak Mampu
7 orang
43.75
4
Objek
Mampu
13 orang
81.25
Tidak Mampu
3 orang
18.75
Dari 4 aspek yang diamati di atas dapat dijelaskan bahwa sejumlah 11 orang siswa dengan kriteria mampu atau sebesar 68.75%. Sedangkan 5 orang siswa mendapat kriteria kurang mampu atau sebesar 31.25 %. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. 3. Evaluasi Keterampilan Siswa Menulis Karangan Deskripsi Melalui Metode
Karyawisata Pada Siklus I Adapun hasil keterampilan siswa menulis karangan deskripsi melalui metode karyawisata dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3. Nilai Evaluasi Siswa Pada Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Nama Siswa Agus Polamolo Alfi Ciptorejo Fikran Pou Isran Bakari Satrio Amir Hartin Kadim Hasna Liango Indriyawati Datau Indri A. Lapunu Kriatiani Parengkoan Maryam Datau Maryam Adam Siskawati Halu Sintia K. Apiah Sri Nelsi Djiuna Wisna Datau Jumlah Persentase
Kriteria Tidak Mampu Mampu 50 87 100 62 87 50 50 100 100 100 50 100 50 100 100 75 100 5 11 31.25% 68.75%
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa hasil belajar siswa pada pelaksanaan siklus I adalah sejumlah 11 orang siswa yang mampu atau sebesar 68.75% dan 5 orang tidak mampu 31.25%. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa proses pembelajaran keterampilan siswa pada materi menulis karangan deskripsi melalui metode karyawisata pada siklus I belum berjalan dengan baik. Sehingga perlu dilaksanakan tindakan selanjutnya yaitu siklus II. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
1. Pengamatan Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran
Pengamatan aspek-aspek yang dilakukan oleh guru pengamat dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti, dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4: Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Siklus II N o
Kwalifikasi
Aspek Yang Diamati
P1
P2
Mempersiapkan siswa untuk belajar
√
√
2
Melakukan kegatan apersepsi
√
√
II
KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
I 1.
A.
PRA PEMBELAJARAN
Penguasaan Materi Pembelajaran 3
Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
√
√
4
Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
√
√
5
Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki belajar dan karakteristik siswa
√
√
6
Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
√
√
B
Pendekatan/Strategi Pembelajaran
7
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dalam karakteristik siswa
√
√
8
Melaksanakan pembelajaran secara runtut
√
√
9
Menguasai kelas
√
√
10
Melaksnakan pembelajaran yang bersifat kontektual
√
√
11
Melaksanakan pemebalajarn tumbuhnya kebiasaa positif
memungkinkan
√
√
12
Melaksanakan pemebalajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan
√
√
C.
Pemanfaatan pembelajaran
13
Menggunakan media secara efektif dan efisien
√
√
14
Menghasilkan pesan yang menarik
√
√
sumber
yang
belajar
/
media
15
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
√
√
D
Pembelajaran yang memicu keterlibatan siswa
16
Menumbuhkan pemebelajaran
√
√
17
Menunjukka sikap terbuka terhadap respon siswa
√
√
18
Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar
√
√
E
Penilaian proses dan hasil belajar
19
Memantau kemajuan belajar selama proses
√
√
20
Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan)
√
√
F
Penggunaan bahasa
21 .
Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa
√
√
22 .
Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan
√
√
III
PENUTUP
23
Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa
√
√
24
Melaksanakn tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi / pengayaan
√
√
Total
100
100
Presentase (%)
87.5
87.5
partisipasi
aktif
siswa
dalam
Berdasarkan hasil pemantauan dari 24 aspek yang diamati pada peneliti, semuanya sudah terlaksana dengan baik. Hal ini dicapai berdasarkan perbaikan yang dilakukan oleh peneliti sesuai dengan kekurangan yang terdapat dalam tindakan siklus I. 1. Pengamatan Aktivitas Siswa Selama Kegiatan Pembelajaran Secara garis besar aktivitas siswa pada siklus II mengalami peningkatan. Adapun hasil pengamatan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 5: Hasil Pengamatan Keterampilan Siswa Menulis Karangan Deskripsi Melalui Metode Karyawisata Pada Siklus II N Aspek yang Kriteria Jumlah Persentas o diamati e 1
2
3
4
Isi Gagasan
Urutan Paragra
12 orang
75%
Tidak Mampu
4 orang
25%
Mampu
14 orang
87.5%
Tidak Mampu
2 orang
12.5%
Mampu
13 orang
81.25%
Tidak Mampu
3 orang
18.75%
Mampu
13 orang
81.25%
Tidak Mampu
3 orang
18.75%
dalam
Pemakaian Bahasa Objek
Rumus : Nilai =
Mampu
Jumlah aspek yang diperoleh X 100 Total jumlah siswa
Dari hasil pengamatan keterampilan siswa menulis karangan deskripsi melalui metode karyawisata dari 16 jumlah siswa dengan 5 aspek yang diamati, sejumlah 15 orang siswa mampu atau sebesar 93.75%, dan 1 orang siswa mendapat kriteria tidak mampu atau sebesar 6.25%. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. 2. Evaluasi Keterampilan Siswa Menulis Karangan Deskripsi Melalui Metode
Karyawisata Pada Siklus II Hasil keterampilan siswa pada materi menulis karangan deskripsi melalui metode karyawisata dapat dilihat pada tabel halaman berikutnya: Tabel 6: Nilai Evaluasi Siswa Pada Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Siswa Agus Polamolo Alfi Ciptorejo Fikran Pou Isran Bakari Satrio Amir Hartin Kadim Hasna Liango Indriyawati Datau Indri A. Lapunu Kriatiani Parengkoan
Kriteria Tidak Mampu Mampu 87 87 100 87 87 50 100 100 100 75
11 12 13 14 15 16
Maryam Datau Maryam Adam Siskawati Halu Sintia K. Apiah Sri Nelsi Djiuna Wisna Datau Jumlah Persentase
1 6.25%
100 75 100 100 87 100 15 93.75%
Beradasrkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa; 1) Terdapat sejumlah 16 orang siswa yang mampu atau sebesar 93.75% dengan perolehan nilai 70 keatas dan telah melebihi target yang telah ditetapkan; 2) Terdapat sejumlah 1 orang siswa atau sebesar 6.25% yang belum mampu dengan perolehan nilai 65.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak dua siklus dapat disimpulkan bahwa; melalui metode karyawisata dapat meningkatkan keterampilan siswa menulis karangan deskripsi melalui metode karyawisata tahun pelajaran 2012/2013. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai hasil tes keterampilan siswa menulis karangan deskripsi melalui metode karyawisata pada kondisi awal adalah 31.25% setelah diberikan tindakan perbaikan pada siklus I, meningkat menjadi 68.75%. Sedangkan pada siklus II nilai yang dicapai siswa meningkat sebesar 93.75%. Saran 1. Untuk Guru a. Memberikan motivasi kepada siswa untuk aktif mengikuti proses pembelajaran
melalui metode karyawisata dalam meningkatkan keterampilan siswa menulis karangan deskripsi. b. Mengevaluasi efisien dan efektivitas penerapan melalui metode karyawisata untuk meningkatkan keterampilan siswa menulis karangan deskripsi. c. Memberikan motivasi kepada siswa dan memberikan penguatan, sehingga siswa dapat
menunjukkan kinerja yang lebih baik. 2. Untuk Siswa
a. Kepada siswa hendaknya aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan berusaha
meningkatkan keterampilan siswa menulis karangan deskripsi. sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal. b. Memiliki rasa senang melalui metode karyawisata maupun penggunaan alat peraga
yang tersedia. c. Kepada siswa yang sudah berusaha mengikuti pembelajaran jangan merasa bosan untuk memberi contoh dengan cara belajar bersama (kelompok) dengan teman yang lain. 3. Para Peneliti Kepada peneliti lainnya hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut, untuk menentukan faktor-faktor lain yang dapat mendukung keterampilan siswa menulis karangan deskripsi. sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA Aisyah Nyimas, dkk. 2008. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Depdiknas. Djamarah Bahri Syaiful dan Zain Anwar. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas. 2009. Panduan Untuk Guru Membaca dan Menulis Permulaan Untuk Kelas 1, 2, 3. Jakarta: Depdiknas Dhiwie. 2010. Pengertian Karangan. http://dhiwie.blogspot.com. Diakses tanggal 16 Maret 2013 Fance Malinggong. 2008. Penggunaan Metode Karya Wisata Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi menulis karangan di kelas IV SDN I Luwuk. (Skripsi). Luwuk: UNTAD. Hardini, Isriani dan Puspitasari Dewi. 2012. Strategi Pembelajaran Terpadu. Yogyakarta: Familia. Ibrahim dan Syaodih, Nana. 2010. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Moleong, J. Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Muda, Ahmad. 2007. Kamus Lengkap bahasa Indoensia. Reality Publisher. Nurgiyantoro Burhan. 2012. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbahasa Berbasis Kompetensi, Yogyakarta: BPFEE Yogyakarta.
Rahardjo, Marsudi. 2011. Pembelajaran Soal Cerita Operasi Hitung Campuran Di SD. Yogyakarta: PPPPTK Matematika. Rusyana Yus. 2005. Bahasa dan Sastra. Jakarta: Gramedia Pustaka Safari. 1997. Pengujian dan Penilaian Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Kartanegara. Sukajati. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Solchan TW., Mulyati Yetty., Syarif M. 2009. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka Uno, Hamzah. 2010. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Yunus Mohamad dan Suparno. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.