JURNAL PENELITIAN KEMAMPUAN SISWA MENGIDENTIFIKASI BANGUN DATAR YANG SIMETRI DI KELAS TINGGI SDN 4 TELAGA KABUPATEN GORONTALO
Oleh LIAN MAHMUD NIM 151 411 166
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2015
Lian Mahmud 2015. Program Studi S1 PGSD, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Samsiar RivaI, S.Pd, M.Pd dan Pembimbing II Ismail Pioke, S.Pd, M.Pd
PENGESAHAN JURNAL
Skripsi yang berjudul Kemampuan Siswa Mengidentifikasi Bangun Datar yang Simetri di Kelas Tinggi SDN 4 Telaga Kabupaten Gorontalo Oleh LIAN MAHMUD NIM. 151 411 166 Telah diperiksa dan siap dipublikasikan
Pembimbing I
Dra. Samsiar RivaI, S.Pd, M.Pd NIp. 19590218 198603 2 001
Pembimbing II
Ismail Pioke, S.Pd M.Pd NIP. 195710241983031002
Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo
Dr. Hj. Rusmin Husain, S.Pd. M.Pd Nip. 196004141987032001
Lian Mahmud 2015. Program Studi S1 PGSD, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Samsiar RivaI, S.Pd, M.Pd dan Pembimbing II Ismail Pioke, S.Pd, M.Pd
Kemampuan Siswa Mengidentifikasi Bangun Datar yang Simetri di Kelas Tinggi SDN 4 Telaga Kabupaten Gorontalo Lian Mahmud1, Samsiar RivaI2, Ismail Pioke3 Mahasiswa Jurusan PGSD, 2)Dosen Jurusan PGSD, 3) Dosen Jurusan PGSD, Program Studi PGSD, Fakultas Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo Email:
[email protected]
1)
ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan siswa mengidentifikasi bangun datar yang simetri di kelas tinggi SDN 4 Telaga Kabupaten Gorontalo, Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kemampuan siswa mengidentifikasi bangun datar yang simetri di kelas tinggi SDN 4 Telaga Kabupaten Gorontalo. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas tinggi khususnya kelas IV dan kelas V sedangkan objek penelitian adalah kemampuan siswa mengidentifikasi bangun datar yang simetri. Data yang dikumpulkan dari penelitian ini berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi bangun datar yang simetri sudah baik karena 69 orang siswa kelas tinggi, 50 orang yang masuk dalam kategori mampu untuk mengenal dan menjelaskan bangun datar yang simetri, yang kurang mampu ada 6 orang siswa dan ada 13 orang siswa yang tidak mampu. Dengan demikian disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam mengidentifikasi bangun datar yang simetri sudah baik. namun, untuk menjelaskan ciri-ciri bangun datar yang memiliki simetri lipat dan menentukan jumlah simetri putar pada bangun datar perlu mendapat bimbingan dan latihan dari guru. Kata kunci: Kemampuan, Mengidentifikasi, Bangun Datar, Simetri. ABSTRACK The problem in this research is the ability of students to identify wake symmetrical flat in high class SDN 4 Telaga Gorontalo district. The purpose of this study was to determine how the student's ability to identify wake symmetrical flat in high class SDN 4 Telaga Gorontalo district. The method used is descriptive qualitative. Subjects were students particularly high grade IV and grade V grade, while the object of research is the ability of students to identify symmetrical flat wake. Data collected from this study in the form of observation, interviews and documentation. The results show the ability of students to identify flat wake symmetry is good because 69 high grade students, 50 people who fall into the category of being able to recognize and explain the flat wake symmetry, the less able there are 6 students and there are 13 students who did not is able to cite a few examples of symmetry and a flat wake manentukan number of rotational symmetry in flat wake. It can be concluded that the high grade students generally already have the ability to identify flat wake symmetry, but to describes the characteristics of symmetry flat wake and determine the amount of rotational symmetry in flat wake still need guidance and training of teachers.
Lian Mahmud 2015. Program Studi S1 PGSD, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Samsiar RivaI, S.Pd, M.Pd dan Pembimbing II Ismail Pioke, S.Pd, M.Pd
Keywords: Ability, Identifying, Flat Wake, Symmetrical. Pendahuluan
Pendidikan mempunyai potensi dan peran penting untuk menyiapkan sumber daya manusia, oleh sebab itu pendidikan harus dikembangkan menuju arah peningkatan mutu pendidikan yang lebih baik. Dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia ditandai dengan adanya penyempurnaan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan semua pihak pada setiap aspek pendidikan. Salah satu aspek yang mengalami perubahan dan perkembangan terus menerus adalah proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemampuan, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada diri siswa. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa agar dapat belajar, begitu pula proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru dengan tujuan agar siswa mempunyai kemampuan untuk memahami materi yang diajarkan. Banyak hal yang dapat dipelajari siswa melalui mata pelajaran, dari beberapa mata pelajaran yang ada, pelajaran matematika salah satu mata pelajaran yang sangat penting. Pentingnya pelajaran ini karena matematika merupakan mata pelajaran yang diajarkan mulai tingkat rendah sampai perguruan tinggi.
Matematika merupakan mata pelajaran yang dapat membekali siswa agar mampu berpikir kritis, logis, mandiri, aktif dan mampu bekerja sama. Siswa yang tidak mampu memahami pelajaran matematika tentunya berpengaruh pada kemampuan siswa tersebut dalam menyelesaikan soal matematika. Dalam proses pembelajaran matematika siswa diharapkan bersikap aktif dalam proses pembelajara, dengan terlibat aktif dalam proses pembelajaran akan lebih meningkatkan kemampuan siswa, semua ini akan terjadi jika guru mampu menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan. Salah satu materi yang diajarkan di kelas tinggi dan dianggap sulit untuk dipahami para siswa adalah bangun datar yang simetri, pada materi bangun datar yang simetri siswa harus memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi bangun datar yang simetri dan kemampuan itu bukan hanya sekedar hafalan, selain itu guru harus mampu menguasai materi ini, meningkatkan kreativitas dalam memilih dan menggunakan metode, model serta media pembelajaran yang tepat sehingga akan tercipta proses pembelajaran yang menyenangkan. Pada kenyataannya proses belajar mengajar yang berlangsung di SDN 4 Telaga Kabupaten Gorontalo pada siswa kelas tinggi khususnya kelas IV dan kelas V masih ditemukan berbagai kendala dan hambatan antara lain siswa belum mampu mengidentifikasi bangun datar simetri, siswa kurang aktif dan tidak terlibat langsung dalam proses pembelajaran, banyak siswa yang hanya bermain dan bercerita dengan temannya. Suasana belajar yang demikian tentunya kurang baik karena terkesan tidak terlihat
Lian Mahmud 2015. Program Studi S1 PGSD, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Samsiar RivaI, S.Pd, M.Pd dan Pembimbing II Ismail Pioke, S.Pd, M.Pd
keaktifan siswa dalam mengidentifikasi bangun datar yang simetri. Berdasarkan permasalahan yang diuraikan tersebut maka penelitian ini difokuskan pada pengamatan kemampuan siswa di kelas tinggi dalam mengidentifikasi bangun datar yang simetri. Oleh karena itu, pada penelitian ini dirumuskan judul sebagai berikut “Kemampuan Siswa Mengidentifikasi Bangun Datar yang Simetri di Kelas Tinggi SDN 4 Telaga Kabupaten Gorontalo”.
Kajian Teori Kemampuan dapat diartikan sebagai kesanggupan seseorang dalam melakukan sesuatu, Robbin (Yusdi 2011) menyatakan bahwa kemampuan adalah kapasitas seseorang individu unutk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Selanjutnya ia menyatakan bahwa kemampuan (ability) adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang. Selanjutnya KBBI (2012) mengidentifikasi berasal dari kata identifikasi, identifikasi merupakan tanda kenal diri, bukti diri, penentu atau penetapan identitas seseorang dan benda. Sedangkan menurut kumpulan istilah (2011) Identifikasi adalah pemberian tanda-tanda pada golongan barang-barang atau sesuatu. Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan mengidentifikasi merupakan kesanggupan atau usaha seseorang untuk mengenal, menentukan, membedakan dan menetapkan sesuatu baik orang atau benda. Dalam penelitian ini yang akan diedentifikasi adalah bangun datar yang memiliki simetri, Bangun datar merupakan bangun dua dimensi yang
dibatasi oleh garis lurus atau lengkung, pendapat ini didukung oleh Imam Roji (Aripin 2012) yang menyatakan bahwa bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus atau lengkung, sedangkan Julius dkk (Aripin 2012) menyatakan bangun datar dapat didefinisikan sebagai bangun yang rata yang mempunyai dua demensi yang tidak mempunyai tinggi atau tebal. Berikut nama-nama bangun datar, menurut Marini (2013:12) segitiga terdiri dari segitiga ditinjau dari sudutnya dan segitiga yang ditinjau dari sisinya, segitiga yang ditinjau dari sudutnya adalah segitiga siku-siku, lancip dan tumpul, sedangkan segitiga yang ditinjau dari sisinya adalah segitiga sama sisi dan segitiga sama kaki. Menurut Marini (2013:12) segi empat terdiri atas Jajar genjang, Trapesium, Persegi panjang, Belah ketupat, Layanglayang dan Persegi. Bangun datar yang dibatasi dengan garis lengkung menurut Sugiyono dan Gunarto (2009:164) adalah Lingkaran. Heruman (2013:87) bahwa materi bangun datar bukanlah merupakan topik yang terlalu sulit diajarkan, hanya saja langsung memberikan informasi tentang bangun datar sebenarnya kurang efektif seharusnya siswa mengalami langsung proses pengidentifikasian berbagai bentuk bangun datar. Muhsetyo (2009:1.14) juga mengungkapakan bahwa siswa harus diberi kesempatan untuk membangun, membuat, menggambar, memilah bangun-bangun. Menurut Sugiyono (2009:160) bangun datar simetri terbagi menjadi dua jenis yaitu bangun simetri lipat dan simetri putar berikut penjelasannya, menurut Mustaqim (2008:219) Bangun simetri adalah bangun yang dapat dilipat (dibagi) menjadi dua bagian yang sama persis baik bentuk maupun besarnya. Sedangkan Sumanto (2008:172)
Lian Mahmud 2015. Program Studi S1 PGSD, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Samsiar RivaI, S.Pd, M.Pd dan Pembimbing II Ismail Pioke, S.Pd, M.Pd
mengemukakan jika suatu bangun dilipat dan sisi-sisi lipatannya saling berimpit dengan tepat, maka bangun tersebut mempunyai simetri lipat, Garis putus-putus atau bekas lipatan disebut sumbu simetri. Mastugino (2012) berpendapat Segitiga samakaki memiliki 1 simetri lipat, segitiga samasisi memiliki 3 simetri lipat, persegi panjang memiliki 2 simetri lipat, persegi memiliki 4 simetri lipat, trapesium sama kaki mempunyai 2 simetri lipat, layanglayang mempunyai 1 simetri lipat, belah ketupat mempunyai 2 simetri lipat, dan lingkaran mempunyai simetri lipat yang tak terhingga sedangkan segitiga sembarang, jajar genjang, trapesium siku-siku dan trapesium sembarang tidak memiliki simetri lipat. Mengindentifikasi sumbu simetri pada bangun datar sangatlah mudah, Berikut salah satu cara mengidentifikasi simetri lipat pada bangun datar menurut Sugiyono (2009:161) yaitu pertama buatlah bangun persegi dengan ukuran yang sama pada selembar kertas, potonglah bangun tersebut sepanjang kelilingnya, selanjutnya lipatlah hingga sisi-sisinya saling berhimpit dan menutupi. Jika ada kemungkinan lain, maka buka dan lipatlah dengan bentuk yang lain terakhir amati bekas lipatan yang ada, kemudian berilah garis putusputus, garis putus-putus tersebut yang dinamakan dengan sumbu simetri. Selain simetri lipat bangun datar juga memiliki simetri putar, menurut Sumanto (2008:173) Jika bangun datar diputar diatas bingkainya dan bangun datar tersebut dapat menempati bingkainya lebih dari satu kali maka bangun tersebut memiliki simetri putar, Banyaknya suatu bangun dapat menempati bingkainya dalam sekali putaran menunjukkan tingkat simetri putar bangun tersebut. Senada dengan Sumanto, Marini (2013:27)
mengungkapakan suatu gambar memiliki simetri putar jika ada suatu titik pusat putar yang mana gambar dapat diputar kurang dari satu putaran penuh sehingga bayangan tepat pada gambar semula. Jumlah simeti putar pada bangun datar secara umum menurut Mastugino (2012) adalah segitiga samasisi mempunyai 1 simetri putar, persegi panjang mempunyai 2 simetri putar, persegi mempunyai 4 simetri putar, jajar genjang memiliki 2 simetri putar, belah ketupat memiliki 2 simetri putar, dan lingkaran memiliki jumlah simetri putar yang tak terhingga, sedangkan segitiga samakaki, segitiga sembarang, trapesium samakaki, trapesium siku-siku dan layang-layang adalah bangun datar yang tidak memiliki simetri putar. Salah satu cara mengidentifikasi simetri putar pada bangun datar menurut Sugiyono (2009:162) yang pertama beri nama dan tentukan titik pusat bangun persegi panjang tersebut, misalnya, bangun persegi panjang ABCD dengn titik pusat di O. kemudian Putarlah sebesar putaran, putaran, putaran, atau lainnya, lihatlah bangun itu setelah diputar apakah dapat menempati bingkainya dengan tepat, jika menempati bingkainya maaka bangun datar tersebut memiliki simetri putar. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan ini adalah suatu penggambaran atau penjelasan terhadap suatu masalah yang ada di SDN 4 Telaga Kabupaten Gorontalo dan sasaran utamanya mata pelajaran matematika khususnya pada materi bangun datar yang simetri. Saya sebagai peneliti hadir dalam penelitian ini, selain melakukan
Lian Mahmud 2015. Program Studi S1 PGSD, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Samsiar RivaI, S.Pd, M.Pd dan Pembimbing II Ismail Pioke, S.Pd, M.Pd
wawancara peneliti juga melakukan pengamatan hal –hal yang terjadi di sekolah. Peneliti juga sebagai instrumen utama sekaligus pengumpul data. Data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian yakni guru dan siswa, adapun sumber data dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari tempat penelitian contohnya hasil dari observasi, wawancara dan dokumentasi, sumber data sekunder yaitu data yang mendukung penelitian dari buku referensi dan dokumen-dokumen berupa teori-teori yang ada hubungannya dengan kemampuan siswa mengidentifikasi bangun dataar yang simetri. Prosedur dalam pengumpulan data penelitian ini yaitu melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil Penelitian Dan Pembahasan Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada kegiatan belajar matematika khususnya dalam mengidentifikasi bangun datar yang simetri di kelas IV pada hari senin 4 Mei 2015, dalam proses pembelajaran guru menggunakan metode pembelajaran berupa metode ceramah dan diskusi. Berbeda dengan kelas IV, observasi yang dilaksanakan pada hari Jum’at 8 Mei 2015 di kelas V mempunyai perbedaan dengan proses pembelajaran di kelas IV, guru kelas V menggunakan metode ceramah dan latihan. Selain proes pembelajaran dilakukan pengamatan pula pada kemampuan siswa dalam mengidentifikasi bangun datar yang simetri, di kelas IV untuk menilai kemampuan siswa dilihat dari tiga indikator. Indikator yang menjadi acuan penelitian ini telah disepakati dengan guru kelas. Di kelas IV indikatornya adalah menjelaskan ciriciri bangun datar yang memiliki simetri lipat, menyebutkan contoh bangun datar
yang memiliki simetri lipat dan yang tidak memiliki simetri lipat dan menentukan jumlah sumbu simetri pada bangun datar. Sedangkan indikator yang menjadi acuan untuk menilai kemampuan siswa di kelas V ada tiga yaitu, menjelaskan pengertian simetri putar, menyebutkan contoh bangun datar yang memiliki simetri putar dan yang tidak memiliki simetri putar, dan menentukan jumlah simetri putar yang ada pada bangun datar, jadi secara keseluruhan ada enam indikator yang menjadi acuan penilaian dalam mengidentifikasi bangun datar yang simetri. Untuk hasil wawancara dikumpulkan data dari 3 sumber yang berasal dari, guru, siswa dan kepala sekolah. Dari guru ibu K.H dan ibu A.I menyatakan saat mempelajari materi simetri lipat sikap siswa mendengarkan dengan baik penjelasan guru dan ada beberapa orang siswa yang berani bertanya dan ada juga yang tidak memperhatikan, dalam proses pembelajaran guru memilih menggunakan metode pembelajaran, metode yang digunakan adalah metode ceramah, diskusi dan latihan yang disesuaikan dengan materi pembelajaran, guru menggunakan media sederhana yaitu kertas kemudian dibentuk menjadi bangun datar, siswa diberikan kesempatan untuk membentuk sendiri bangun datar. Untuk kemampuan atau hasil belajar yang diperoleh siswa saat belajar materi bangun datar yang simetri yaitu berbeda-beda ada yang sudah mampu, kurang mampu dan tidak mampu, namun secara umum kemampuan siswa sudah baik dan untuk siswa yang tidak mampu tetap mendapatkan bimbingan dari guru. Setelah proses pembelajaran, dilakukan wawancara kepada 4 orang
Lian Mahmud 2015. Program Studi S1 PGSD, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Samsiar RivaI, S.Pd, M.Pd dan Pembimbing II Ismail Pioke, S.Pd, M.Pd
siswa masing-masing 2 orang siswa kelas IV, N.A.S dan I.R serta 2 orang siswa kelas V yaitu N.U dan T.B. Saat mempelajari bangun datar simetri perasaan mereka ada yang senang, kurang suka, dan tidak terlalu suka. Untuk tingkat kesulitan mempelajari materi simetri, ada dua siswa mengatakan tidak mengalaami kesulitan dan dua siswa yang lain mengalami kesulitan. Pemahaman siswa tentang materi bangun datar yang simetri, ada yang sudah mengerti dan ada juga yang belum mengerti, meskipun masih ada yang belum mengerti, guru selalu membantu mereka dalam mengerjakan soal-soal, selain itu siswa menyukai mengerjakan tugas dengan kelompok dan juga individu. Untuk melengkapi data penelitian, peneliti juga mewawancarai kepala sekolah, berikut hasil wawancara dengan kepala sekolah ibu F.D.U. Selama menjabat sebagai kepala sekolah proses pembelajaran di SDN 4 Telaga secara umum dilaksanakan sesuai langkah-langkah pembelajaran yang diharapkan meliputi kegiatan awal, inti dan kegiatan penutup, guru juga menerapkan PAKEM pembelajaran berpusat pada peserta didik, jika ada kendala dalam proses pembelajaran ibu selalu berusaha membantu mencari solusi, Untuk mata pelajaran matematika setiap guru menggunakan metode atau model pembelajaran disesuaikan dengan materi yang akan dibelajarkan yang jelas metode atau model pembelajaran yang dipilih tidak lepas dari kooperative learning. Pihak sekolah juga menyediakan sumber belajar atau media untuk semua mata pelajaran meskipun demikian masih ada siswa yang tidak mampu pada materi tertentu, yang tidak mampu pada materi yang telah dibelajarkan, dianjurkan untuk diberi perbaikan oleh guru dan perbanyak
latihan, pada siswa yang mampu diberi penghargaan. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa RPP, foto dan video. RPP berasal dari guru kelas IV dan V, kelas IV membahas tentang simetri lipat dan kelas V membahas tentang simetri putar. Foto yang dikumpulkan adalah foto lingkungan sekolah, saat pembelajaran berlangsung, serta saat wawancara guru dan siswa baik kelas IV maupun kelas V melalui kamera handphone. Video yang diambil saat pembelajaran berlangsung di kelas IV berbeda dengan kelas V. Karena di kelas IV pembelajaran menggunakan metode diskusi, videonya berupa saat guru menjelaskan dan saat guru membimbing siswa saat berkelompok. Sedangkan di kelas V proses pembelajaran menggunakan metode ceramah, videonya dari awal guru menjelaskan sampai saat siswa mulai mengerjakan soal-soal latihan. Temuan umum dalam penelitian ini adalah siswa kelas tinggi secara umum sudah memiliki kemauan untuk mempelajari bangun datar yang simetri terlihat dari beberapa orang yang aktif bertanya dan berani mengungkapkn pendapat, meskipun ada siswa yang tidak suka dengan materi ini dapat diatasi dengan adanya kerativitas dari guru untuk menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan. Sedangkan temuan khusus dari penelitian ini yaitu kemampuan siswa kelas tinggi dalam mengidentifikasi bangun datar yang simetri sudah baik namun, untuk menjelaskan ciri-ciri bangun datar yang memiliki simetri lipat dan menentukan jumlah simetri putar pada bangun datar perlu mendapat bimbingan dan latihan dari guru. Berdasarkan pengamatan hasil kerja siswa tentang materi bangun datar
Lian Mahmud 2015. Program Studi S1 PGSD, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Samsiar RivaI, S.Pd, M.Pd dan Pembimbing II Ismail Pioke, S.Pd, M.Pd
yang simetri di kelas tinggi yang berjumlah 69 orang, yang mendapat nilai 100 ada 5 siswa yaitu IT, AH, MIA, NT dan TB, yang memperoleh nilai 88,88 ada 5 siswa yaitu AD, NRH, RU, EP dan AIK, kemudian yang memperoleh nilai 77,77 ada 40 siswa yaitu AM, AA, AA, FA, I, MIM, MRM, MSR, DYM, EL, MNA, NL, NAS, NAS, NKSP, PI, RL, SDA, SSM, AKL, AA, DH, DAI, DM, DS, EPA, FYH, IFM, MRY, MFU, MA, RI, ASA, AL, ANL, APK, DU, FFK, MI dan SDM. Siswa yang mendapat nilai 66,66 ada 6 orang yaitu MHH, AK, DL, NHN, IG dan MRY, untuk yang memperoleh nilai 55,55 ada 3 siswa yaitu FH, IGH, MJU, siswa yang memperoleh nilai 44,44 ada 7 orang yaitu ANH, IR, MATM, MRK, RL, SYD dan SPAD, serta yang memperoleh nilai 33,33 ada 3 siswa yaitu IRM, YM, dan NU. Dari nilai yang diperoleh siswa tersebut, dapat dikatakan siswa kelas tinggi sebagian besar telah mendapat nilai yang baik. Untuk kriteria penilaian yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Nilai 75-100 Kategori Mampu 2. Nilai 60-74 Kategori Kurang Mampu 3. Nilai 0-59 Kategori Tidak Mampu jadi, kemampuan siswa kelas tinggi dalam mengidentifikasi bangun datar yang simetri dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel Persentase Kemampuan Siswa kelas tinggi dalam Mengidentifikasi Bangun Datar yang Simetri
No Kriteria 1. Mampu 2. Kurang Mampu 3. Tidak Mampu Jumlah
Jumlah 50 orang 6 orang
Persentase 72,46% 8,69%
13 orang
18,84%
69 orang
100%
Kemampuan siswa dalam mengidentifikasi bangun datar yang simetri sudah baik, karena dari 69 siswa kelas tinggi, sebagian besar siswa sudah mampu yaitu 50 orang atau mendapat 72,46% dari jumlah siswa di kelas tinggi dan yang kurang mampu ada 6 orang atau 8,69%, dan ada 13 atau 18,84% yang tidak mampu. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kemampuan siswa dalam mengidentifikasi bangun datar yang simetri di kelas tinggi, disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam mengidentifikasi bangun datar yang simetri sudah baik namun, untuk menjelaskan ciri-ciri bangun datar yang memiliki simetri lipat dan menentukan jumlah simetri putar pada bangun datar perlu mendapat bimbingan dan latihan dari guru.
Lian Mahmud 2015. Program Studi S1 PGSD, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Samsiar RivaI, S.Pd, M.Pd dan Pembimbing II Ismail Pioke, S.Pd, M.Pd
Daftar Pustaka Heruman. 2013. Model Pembelajaran Matematika. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Marini, Arita. 2013. Geometri dan Pengukuran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Muhsetyo, Gatot. 2009. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta : Universitas Terbuka Mustaqim, Burhan. 2008. Ayo Belajar Matematika 4. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Sugiyono dan Gunarto, Dedi. 2009. Matematika SD/MI Kelas V. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Suharjana, Agus. 2008. Pengenalan Bangun Datar dan Sifat-sifatnya di SD. Yogyakarta : Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika. Sumanto, Y.D. 2008. Gemar Matematika V. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
KBBI.
2012. Identifikasi. (http://kbbi.web.id/identifikasi) diakses 6 Juni 2015. Aripin, Zaenal. 2012. Rumus-rumus Matematika:Pengertian Bangun Datar. (http://zaenalaripin04.blogspot.i n/2012/12/pengertian-bangundatar.html) diakses 6 Juni 2015. Kumpulan Istilah. 2011. Pengertian Identifikasi.(http://www.kumpul anistilah.com/2011/01/pengertia n-identifikasi.html) diakses 6 Juni 2015. Mastugino. 2012. Sifat-sifat Bangun Datar. (http://mastugino. blogspot. com/2012/12/ sifatsifat-bangun-datar. html) diakses 20 Maret 2015. Mastugino. 2012. Simetri Lipat dan Simetri Putar. (http:// mastugino. blogspot. com /2012/11/simetri-lipat-dansimetri-putar. html) diakses 20 Maret 2015.
Yusdi,
Milman. 2011. Pengertian Kemampuan. http:/ /milmanyusdi. blogspot. com /2011/07/pengertiankemampuan.html. diakses 23 Maret 2015.
Lian Mahmud 2015. Program Studi S1 PGSD, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Samsiar RivaI, S.Pd, M.Pd dan Pembimbing II Ismail Pioke, S.Pd, M.Pd