PERSEPSI GURU GEOGRAFI TERHADAP PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMA NEGERI SE-KOTA GORONTALO Oleh : Febryana T. Rahayu, Prof.Dr.Enos Taruh, M.Pd*,Nova E.Ntobuo, S.Pd,M.Pd** Jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Alamat : Jalam Jendral Sudirman No.6 Kota Gorontalo, KP 96128 Email :
[email protected] ABSTRAK Febryana Trifeny Rahayu. 2013. Persepsi Guru Geografi Terhadap Penerapan Pendidikan Karakter di SMA Negeri Se- Kota Gorontalo. Skripsi, Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Prof. Dr.Enos Taruh, M.Pd dan Pembimbing II Nova Ntobuo, S.Pd, M.Pd. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yakni bagaimanakah persepsi guru geografi terhadap penerapan pendidikan karakter di SMA Se – Kota Gorontalo. Selanjutnya, yang menjadi tujuan penelitian ini yakni, untuk mengetahui persepsi guru geografi terhadap penerapan pendidikan karakter di SMA Negeri Se-Kota Gorontalo. Untuk memperoleh data yang diinginkan dan sesuai dengan kepentingan pembahasan, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan instrument pengamatan yakni teknik angket dan dokumentasi dalam mengumpulkan data. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa : persepsi guru geografi terhadap penerapan pendidikan karakter di SMA Negeri Se-Kota Gorontalo termasuk dalam persepsi positif ( sangat baik ). Hal ini terlihat pada persentase masing – masing indikator sebagai berikut : i) Persentase capaian persepsi guru geografi terhadap penerapan Pendidikan Karakter di SMA Negeri Se- Kota Gorontalo pada indikator pandangan sebesar 89,25%. ii) Persentase capaian persepsi guru geografi terhadap penerapan Pendidikan Karakter di SMA Negeri Se- Kota Gorontalo khususnya pada indikator perasaan sebesar 87,60%. iii) Persentase capaian persepsi guru geografi terhadap penerapan Pendidikan Karakter di SMA Negeri Se- Kota Gorontalo khususnya pada kategori perasaan yakni 85,74%.
Kata Kunci: Persepsi Guru, Penerapan Pendidikan Karakter.
PENDAHULUAN Pendidikan karakter berpijak dari karakter dasar manusia yang bersumber dari agama. Pendidikan karakter dapat memiliki tujuan yang pasti apabila berpijak dari nilainilai karakter dasar tersebut. Beberapa nilai karakter dasar tersebut adalah cinta kepada Allah dan ciptaan-Nya (alam dengan isinya), tanggung jawab, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli, kerja sama, percaya diri kreatif, kerja keras, pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan, baik dan rendah hati, toleransi, cinta damai serta cinta persatuan. Penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah harus berpijak kepada nilainilai karakter yang selanjutnya dikembangkan menjadi nilai-nilai yang lebih banyak atau lebih tinggi sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan lingkungan sekolah itu sendiri. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melalui pendidikan karakter, yaitu mengoptimalkan kegiatan pendidikan informal lingkungan keluarga dengan pendidikan formal di sekolah. Dalam hal ini, waktu belajar peserta didik di sekolah perlu dioptimalkan agar peningkatan mutu hasil belajar dapat dicapai, terutama dalam pembentukan karakter peserta didik . Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengkaji untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang penelitian sehingga mengangkat formulasi judul sebagai berikut “Persepsi Guru Geografi Terhadap Penerapan Pendidikan Karakter di SMA Negeri SeKota Gorontalo”. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1.
Pendidikan karakter perlu diterapkan sejak usia dini agar membentuk karakter anak yang baik.
2.
Kemampuan Guru terhadap penerapan pendidikan karakter, sebagai pedoman bagi siswa untuk terbiasa menerapkan perilaku yang memiliki nilai- nilai pendidikan karakter disekolah.
3.
Siswa masih kurang menunjukkan perilaku yang tercantum dalam nilai – nilai pendidikan karakter yang telah diterapkan dalam lingkungan sekolah dan kelas.
Adapun Rumusan Masalah adalah sebagai berikut : Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Persepsi Guru Geografi Terhadap Penerapan Pendidikan Karakter di SMA Se – Kota Gorontalo ?”. Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi guru geografi terhadap penerapan pendidikan karakter di SMA Negeri Se-Kota Gorontalo. Adapun manfaat yang diharapkan setelah dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan pengetahuan bagi pengembangan konsep-konsep dalam penelitian selanjutnya, terutama bagi yang mengkaji dan meneliti lebih lanjut tentang permasalahan yang berkaitan dengan pendidikan karakter. b. Sebagai bahan pertimbangan ilmiah terutama dalam mengkaji persepsi guru terhadap penerapan pendidikan karakter di sekolah-sekolah. c. Untuk meningkatkan penerapan pendidikan karakter disekolah khususnya dalam membentuk karakter siswa d. Dapat menambah wawasan pengetahuan para guru dan warga sekolah tentang pentingnya pendidikan karakter bagi siswa. 2) Manfaat Praktis a. Bagi sekolah Dapat meningkatkan karakter siswa umumnya dalam lingkungan sekolah dan lingkungan
masyarakat
dan dapat lebih meningkatkan penerapan pendidikan
karakter, khususnya dalam lingkungan sekolah dan kelas. b. Bagi penulis Sebagai latihan untuk membentuk sikap ilmiah dalam mengkaji masalah-masalah dalam pendidikan karakter. c. Bermanfaat bagi guru dalam upaya peningkatan pendidikan karakter siswa di sekolah. d. Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan memperluas wawasan khususnya terhadap penerapan pendidikan karakter disekolah sehingga menimbulkan persepsi yang baik.
KAJIAN TEORI Persepsi
adalah
proses
internal
yang
memungkinkan
kita
memilih,
mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita. Menurut Ishak (dalam Arifin, 2005: 6) mengemukakan bahwa
persepsi dapat diartikan juga sebagai tanggapan, pandangan, perasaan seseorang terhadap sesuatu perkara mengikut pengetahuan yang ada pada orang itu. Menurut Depdiknas (2001:259), persepsi adalah tanggapan atau temuan gambaran langsung dari suatu atau temuan gambaran langsung dari suatu serapan seseora ng dalam mengetahui beberapa hal melalui panca indera. Dalam pengertian ini jelas, bahwa persepsi adalah kesan gambaran atau tanggapan yang dimiliki seseorang setelah orang tersebut menyerap untuk mengetahui beberapa hal (obyek), melalui panca indera. Pendapat di atas tersebut sejalan dengan kamus besar bahasa indonesia (Balai Pustaka, 2002) yang mendefinisikan bahwa “Persepsi adalah tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu; proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancainderanya. Menurut Leavit (dalam Faradina Triska, 2007: 8) mengemukakan bahwa “persepsi memiliki pengertian dalam arti sempit dan arti luas. Dalam arti sempit persepsi diartikan sebagai penglihatan, yaitu bagaimana seseorang melihat sesuatu. Sedangkan dalam arti luas persepsi diartikan sebagai pandangan, bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu”. Sedangkan perasaan menurut Ahmadi dan Widodo (dalam Arifin, 2005: 7) didefinisikan sebagai “Fungsi jiwa untuk mempertimbangkan dan mengukur sesuatu menurut rasa senang dan tidak senang, sedih, kuat dan lemah, lama dan sebentar, sebagai pernyataan jiwa” Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka persepsi dapat diartikan bahwa, persepsi yang dimaksud dalam penelitian ini yakni suatu proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian, dan pendapat, melalui indera penglihat, pendengar, perasa dan peraba sehingga membentuk tanggapan, pandangan atau perasaan yang ditimbulkan oleh indera individu tersebut yang merasakan sesuatu berdasarkan informasi yang di dapatkan dari lingkungannya. Menurut Lickona (dalam Wibowo, 2012: 32) ia berpendapat bahwa “karakter merupakan sifat alami seseorang dalam merespons situasi secara bermoral. Sifat alami itu dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati orang lain dan karakter mulia lainnya”. Menurut Suyanto (dalam Wibowo, 2012: 33) dirinya mengatakan bahwa “karakter adalah cara berfikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggung jawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat. Hal ini sejalan dengan Kemendiknas
(dalam Wibowo, 2012: 35) yang menjelaskan bahwa karakter adalah watak , tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Pemerintah Indonesia telah merumuskan kebijakan dalam rangka pembangunan karakter bangsa. Dalam Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 20102025 ditegaskan bahwa karakter merupakan hasil keterpaduan empat bagian, yakni olah hati, olah pikir, olah raga, serta olah rasa dan karsa. Nilai-nilai karakter yang dijiwai oleh sila-sila Pancasila pada masing-masing bagian tersebut, dapat dikemukakan sebagai berikut: 1.
Karakter yang bersumber dari olah hati antara lain beriman dan bertakwa, jujur, amanah, adil, tertib, taat aturan, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik;
2.
Karakter yang bersumber dari olah pikir antara lain cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, produktif, berorientasi Ipteks, dan reflektif;
3.
Karakter yang bersumber dari olah raga/kinestetika antara lain bersih, dan sehat, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan gigih; dan
4.
Karakter yang bersumber dari olah rasa dan karsa antara lain kemanusiaan, saling menghargai, gotong royong, kebersamaan, ramah, hormat, toleran, nasionalis, peduli, kosmopolit (mendunia), mengutamakan kepentingan umum, cinta tanah air (patriotis), bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja. Menurut Kemendiknas (2010), nilai-nilai luhur sebagai pondasi karakter bangsa
yang dimiliki oleh setiap suku di Indonesia ini, adalah sebagai berikut : 1.
Religius, yaitu sikap dan perilaku dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2.
Jujur, yaitu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3.
Toleransi, yaitu sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4.
Disiplin, yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan
5.
Kerja keras, yaitu perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6.
Kreatif, yaitu berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7.
Mandiri, yaitu sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8.
Demokratis, yaitu cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9.
Rasa ingin tahu, yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat kebangsaan, yaitu cara berfikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. 11. Cinta tanah air, yaitu cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan, fisik, social, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. 12. Menghargai prestasi, yaitu sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. 13. Bersahabat / komunikatif, yaitu tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. 14. Cinta damai, yaitu sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. 15. Gemar membaca, yaitu kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya, 16. Peduli lingkungan, yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam disekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alamyang sudah terjadi. 17. Peduli sosial, yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Demi tercapainya pendidikan karakter yang berhasil di sekolah, tidaklah logis jika tuntutan itu hanya dialamatkan pada peserta didik. Tanggung jawab yang seharusnya lebih besar lagi justru terletak di pundak kita, para guru, karena bagaimana pun setiap peserta didik atau siswa yang kita bina akan melihat contoh nyata pelaksanaan karakter yang kita ajarkan tidak lain dari perilaku maupun perkataan kita sehari-hari. Oleh sebab itu, guru harus menjadi teladan atau pelaku pertama dari karakter yang diajarkan kepada setiap anak didiknya.
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri Se – Kota Gorontalo dengan lokasi penelitian yakni 1) SMA Negeri 1 Gorontalo, 2) SMA Negeri 2 Gorontalo, 3) SMA Negeri 3 Gorontalo, dan 4) SMA Negeri 4 Gorontalo. Penentuan lokasi di atas didasarkan bahwa sekolah tersebut telah menerapkan pendidikan karakter dalam kegiatan pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan terhitung mulai bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2013. Populasi adalah himpunan individu atau objek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas, Pabundu (2005: 24). Oleh karena itu, yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru geografi sejumlah 9 (sembilan) orang yang berada di SMA Negeri Se – Kota Gorontalo. Yang menjadi sampel adalah keseluruhan dari jumlah populasi (sampel total). Hal ini dilakukan karena jumlah populasi yang terbatas yaitu berjumlah 9 responden yang semuanya adalah guru geografi yang terdapat di SMA Negeri Se- Kota Gorontalo. Variabel dalam penelitian ini yaitu, persepsi guru geografi terhadap penerapan pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Se-Kota Gorontalo. Menurut Ishak (dalam Arifin, 2005: 6) mengemukakan bahwa persepsi dapat diartikan juga sebagai tanggapan, pandangan, perasaan seseorang terhadap sesuatu perkara mengikut pengetahuan yang ada pada seseorang itu. Sehingga variabel dalam penelitian ini memiliki indikator persepsi yang disesuaikan dengan pendapat di atas yaitu sebagai berikut. 1. Pandangan adalah pendapat guru geografi terhadap penerapan pendidikan karakter di SMA Negeri Se-Kota Gorontalo.
2. Tanggapan merujuk pada hasil pengamatan tentang penerapan pendidikan karakter di SMA Negeri Se-Kota Gorontalo. 3. Perasaan sebagai peristiwa yang dihayati dengan suka atau tidak sukanya guru geografi terhadap penerapan pendidikan karakter di SMA Negeri Se-Kota Gorontalo. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan seperangkat status variabel persepsi guru terhadap penerapan pendidikan karakter di SMA Negeri Se-Kota Gorontalo. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan data penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu : Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrument berupa angket yang berisi pernyataan-pernyataan mengenai persepsi guru geografi terhadap penerapan pendidikan karakter di SMA Negeri Se-Kota Gorontalo. Yang informasinya dikumpulkan dari guru geografi yang terdapat di SMA Negeri Se-Kota Gorontalo. Angket yang digunakan merupakan jenis angket tertutup yang terdiri dari 36 item. Teknik dokumentasi yang digunakan untuk mengambil data persepsi guru geografi terhadap penerapan pendidikan karakter di SMA Negeri Se-Kota Gorontalo berupa silabus dan RPP berkarakter mata pelajaran geografi. Terkait dengan penerapan pendidikan karakter di SMA Negeri Se-Kota Gorontalo Menurut Arikunto (2005: 167) mengatakan bahwa “Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrument yang bersangkutan mampu mengukur apa yang diukur”. Tingkat kevalitan suatu angket akan dicapai apabila terdapat kesesuaian antara isi angket dengan indkator-indikator yang telah ditetapkan pada kisi-kisi angket. Reliabilitas suatu alat pengukuran yang digunakan untuk mengukur apa saja yang akan diukur dan sejauh mana alat pengukuran tersebut dapat membandingkan antara kisikisi angket yang mengandung indikator pencapaian yang digunakan sehingga dapat dipercaya penggunaannya dan reabilitas yang berhubungan dengan kesalahan angket Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini, dianalisis menggunakan teknik analisis data statistika deskriptif. Langkah awal yang dilakukan oleh peneliti dalam teknik ini adalah proses tabulasi (proses penyusunan dan analisis data dalam bentuk tabel). Selanjutnya menghitung frekuensi dan persentase total guru geografi berdasarkan persepsi yang diberikan baik dalam setiap item angket maupun dalam setiap indikator persepsi.
HASIL PENELITIAN Untuk mendapatkan data tentang persepsi guru terhadap pendidikan karakter di SMA khususnya pada indikator pandangan, maka pernyataan pada angket penelitian ini dibagi menjadi dua yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif. Berdasarkan kedua pernyataan pada angket penelitian ini, maka data hasil penelitian pada indikator pandangan ini dapat digambarkan yakni untuk masing-masing responden total skor maksimal adalah 60. Pada responden 1 jumlah skor yang diperoleh yakni 53 dengan persentase capaian 88,33%, responden 2 diperoleh skor yakni 53 dengan persentase capaian 88,33%, responden
3 diperoleh skor yakni 59 dengan persentase
capaian 98,33%, responden 4 diperoleh skor yakni 58 dengan persentase capaian 96,66%, responden 5 diperoleh skor yakni 55 dengan persentase capaian 91,67%, responden 6 diperoleh skor yakni 53 dengan persentase capaian 88,33%, responden 7 diperoleh skor yakni 47 dengan persentase capaian 78,33%, responden 8 diperoleh skor yakni 59 dengan persentase capaian 98,33%, dan responden 9 diperoleh skor yakni 45 dengan persentase capaian 75,00%. Jadi secara umum skor total yang diperoleh dari 9 responden yakni 482, dengan skor maksimal secara keseluruhan yakni 540, sehingga persentase capaian persepsi guru geografi terhadap penerapan Pendidikan Karakter di SMA Negeri Se- Kota Gorontalo pada indikator pandangan ini yakni 89,25%. Tanggapan merupakan salah satu indikator dari persepsi guru terhadap pendidikan karakter di SMA. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data tentang tanggapan guru terhadap pendidikan karakter di SMA Se- Kota Gorontalo, maka indikator pernyataan yang digunakan pada angket penelitian ini dibagi menjadi dua yakni, pernyataan positif dan pernyataan negatif. Berdasarkan kedua pernyataan pada angket
penelitian ini, maka data hasil
penelitian pada indikator ini dapat digambarkan yakni untuk masing-masing responden total skor maksimal adalah 60. Pada responden 1 jumlah skor yang diperoleh yakni 52 dengan persentase capaian 86,66%, responden 2 diperoleh skor yakni 52 dengan persentase capaian 86,66%, responden 3 diperoleh skor yakni 56 dengan persentase capaian 93,33%, responden 4 diperoleh skor yakni 56 dengan persentase capaian 93,33%, responden 5 diperoleh skor yakni 58 dengan persentase capaian 96,67%, responden 6 diperoleh skor yakni 50 dengan persentase capaian 83,33%, responden 7 diperoleh skor yakni 46 dengan persentase capaian 76,66%, responden 8 diperoleh skor yakni 58 dengan persentase
capaian 96,67%, dan responden 9 diperoleh skor yakni 45 dengan persentase capaian 75,00%. Jadi secara umum skor total yang diperoleh dari 9 responden pada indikator tanggapan ini yakni 465, dengan skor maksimal secara keseluruhan yakni 540, sehingga persentase capaian persepsi guru geografi terhadap Pendidikan Karakter di SMA Negeri Se- Kota Gorontalo khususnya pada indikator tanggapan ini yakni 87,60%. Perasaan yang dialami oleh guru terhadap penerapan pendidikan karakter merupakan bagian dari persepsi guru geografi terhadap penerapan pendidikan karakter itu sendiri. Untuk mendapatkan data tentang persepsi guru geografi terhadap penerapan Pendidikan Karakter di SMA Negeri Se- Kota Gorontalo khususnya pada indikator perasaan, maka pernyataan pada angket penelitian ini dibagi menjadi dua yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif. Berdasarkan kedua
pernyataan pada angket penelitian ini, maka data hasil
penelitian pada indikator perasaan ini dapat digambarkan yakni untuk masing-masing responden total skor maksimal adalah 60. Pada responden 1 jumlah skor yang diperoleh yakni 51 dengan persentase capaian 85,00%, responden 2 diperoleh skor yakni 50 dengan persentase capaian 83,33%, responden 3 diperoleh skor yakni 58 dengan persentase capaian 96,66%, responden 4 diperoleh skor yakni 54 dengan persentase capaian 90,00%, responden 5 diperoleh skor yakni 57 dengan persentase capaian 95,00%, responden 6 diperoleh skor yakni 49 dengan persentase capaian 81,66%, responden 7 diperoleh skor yakni 44 dengan persentase capaian 73,33%, responden 8 diperoleh skor yakni 57 dengan persentase capaian 95,00%, dan responden 9 diperoleh skor yakni 43 dengan persentase capaian 71,66%. Jadi secara umum skor total yang diperoleh dari 9 responden pada indikator tanggapan ini yakni 463, dengan skor maksimal secara keseluruhan yakni 540, sehingga persentase capaian persepsi guru geografi terhadap penerapan Pendidikan Karakter di SMA Negeri Se- Kota Gorontalo khususnya pada indikator perasaan yakni 85,74%. Berdasarkan data hasil penelitian (Lihat 4.3 Hasil Analisis Data) maka dapat diperoleh gambaran kesimpulan melalui tabel berikut :
Tabel 9. Data Analisis Persentase Total Persepsi Guru Geografi Terhadap Penerapan Pendidikan Karakter di SMA Negeri Se-Kota Gorontalo Skor Per Indikator Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah Skor Max. % Capaian
Pandangan
Tanggapan
Perasaan
53 53 59 58 55 53 47 59 45 482 540 89,25
52 52 56 56 58 50 46 58 45 473 540 87,60
51 47 54 56 58 51 45 58 44 463 540 85,74
Jumlah
Skor Max
155 151 168 168 170 152 137 176 133 1418 1620 87,53
180 180 180 180 180 180 180 180 180 1620 1620 100%
Pada tabel di atas menunjukan bahwa jumlah skor maksimal masing-masing indikator persepsi guru geografi terhadap penerapan Pendidikan Karakter di SMA Negeri Se- Kota Gorontalo yakni 540. Pada indikator pandangan jumlah skor yang diperoleh dari 9 responden yakni 481 dengan persentase capaian yakni 89,74%, untuk indikator tanggapan jumlah skor yang diperoleh dari 9 responden yakni 465 dengan persentase capaian yakni 86,11%, dan untuk indikator perasaan jumlah skor yang diperoleh dari 9 responden yakni 464 dengan persentase capaian yakni 85,92%. Jadi jumlah skor yang diperoleh secara keseluruhan untuk persepsi guru geografi terhadap penerapan Pendidikan Karakter di SMA Negeri Se- Kota Gorontalo yakni 1.418 dengan skor masksimal 1.620, sehingga persentase capaian adalah 87,53%. Berdasarkan gambaran tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi guru geografi terhadap penerapan Pendidikan Karakter di SMA Negeri Se- Kota Gorontalo termasuk dalam kategori sangat baik.
PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, maka peneliti dapat menarik simpulan bahwa. Persepsi guru geografi terhadap penerapan Pendidikan Karakter di SMA Negeri Se- Kota Gorontalo termasuk dalam kategori persepsi positif ( sangat baik ). Hal ini terlihat pada persentase masing – masing indikator sebagai berikut :
Persentase capaian persepsi guru geografi terhadap penerapan Pendidikan Karakter di SMA Negeri Se- Kota Gorontalo pada indikator pandangan sebesar 89,25%. Persentase capaian persepsi guru geografi terhadap tanggapan Pendidikan Karakter di SMA Negeri Se- Kota Gorontalo khususnya pada indikator tanggapan sebesar 87,60%. Persentase capaian persepsi guru geografi terhadap penerapan Pendidikan Karakter di SMA Negeri Se- Kota Gorontalo khususnya pada indikator perasaan sebesar 85,74%. Adapun yang menjadi saran bagi pembaca dalam penelitian ini yakni sebagai berikut. 1. Perlu adanya peningkatan penerapan pendidikan karakter di SMA sehingga mampu membentuk karakter yang baik bagi seluruh siswa. 2. Dari pihak kepala sekolah SMA Se-Kota Gorontalo hendaknya memberikan sosialisasi ataupun seminar – seminar kepada guru dan siswa mengenai pentingnya penerapan pendidikan karakter bagi siswa baik dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas maupun di lingkungan sekolah agar kedepannya anak didik kita menjadi lebih baik dan berguna bagi bangsa. 3. Penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan atau referensi bagi peneliti selanjutnya.
Daftar Pustaka
Anonim. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo. Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta, Edisi Revisi. Aqib, Zainal. 2011. Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter. Bandung : Yrama Widya. Arifin, Novita. 2005. Persepsi Guru Terhadap Masalah-masalah Yang Dihadapi Dalam Proses Pembelajaran Fisika. Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo. Basir, Abdul. 2011. Penerapan Pendidikan Karakter Disekolah. Jawa Tengah : PGRI Kabupaten Brebes. Pabundu, Tika. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta : Bumi Aksara. Riduwan. 2010. Dasar – dasar Statistika. Bandung : Alfabeta. Rakhmat, Jalaludin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor – Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi Wibowo,
Agus.
2012.
Pendidikan
Karakter.
Jakarta
:
Pustaka
Pelajar