PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) DAN STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) PADA MATA PELAJARAN EKONOMI ( Suatu Penelitian Pada Kelas X SMA Negeri 2 Gorontalo ) LISMAWATI MOHAMAD Meyko Panigoro Agil Bachsoan Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis ABSTRAK Lismawati Mohamad. 911409140, “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share) Dan STAD (Student Teams Achievement Divisions) Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA Negeri 2 Gorontalo”, dibawah bimbingan Meyko Panigoro, S.Pd., M.Pd selaku pembimbing 1 dan Agil Bachsoan, S.Ag, M.Ag selaku pembimbing 2. Jurusan Pendidikan Ekonomi Konsentrasi Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo Tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perbedaan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dan Student Teams Achievement Division (STAD) Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Kelas X SMA Negeri 2 Gorontalo. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan teknik tes sebagai alat untuk mengukur perbandingan hasil belajar kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif eksperimen dengan menggunakan alat bantu statistik yaitu melalui uji kesamaan dua rata-rata atau t-test. Hasil penelitian menyatakan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa “terdapat perbedaan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA Negeri 2 Gorontalo”. Kata Kunci : Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS, STAD.
PENDAHULUAN Demi mewujudkan tujuan pendidikan yang mengarah pada usaha meningkatkan mutu sumber daya manusia, maka bidang pendidikan seharusnya bergerak lebih agresif, dan inovatif dalam menggali dan mengembangkan pendidikan sehingga menjadi peka terhadap permasalahan lingkungan yang dihadapi. Sejalan dengan perkembangan masyarakat saat ini, pendidikan banyak mengalami berbagai hambatan. Salah satu hambatan yang sangat menarik yaitu berkenaan dengan peningkatan mutu pendidikan yang disebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil perubahan tingkahlaku seseorang
setelah melakukan kegiatan belajar melalui proses belajar. Sudjana (2005:22) mengemukakan bahwa “ hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Usaha-usaha guru dalam membelajarkan siswa merupakan bagian yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan, sehingga pemilihan berbagai metode, strategi, pendekatan, teknik serta model pembelajaran merupakan suatu hal yang utama. Ada berbagai macam model pembelajaran yang digunakan sekarang, salah satunya yaitu model pembelajaran kooperatif. Model-model pembelajaran kooperatif diantaranya yaitu TPS (Think Pair Share) dan STAD (Student Teams Achievement Division). Dalam dua model pembelajaran ini siswa diberikan kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya serta berpartisipasi secara aktif dalam kelompoknya. Menurut Slavin, model pembelajaran tipe STAD merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan dalam model pembelajaran TPS (Think Pair Share) siswa bekerja secara berpasangan dalam memecahkan suatu masalah atau persoalan yang diberikan oleh guru terkait dengan materi pelajaran. Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti pembelajaran mana yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal, melalui penelitian dengan judul “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share) dan
STAD (Student Teams Achievement
Division) Pada Mata Pelajaran Ekonomi (Suatu Penelitian di Kelas X SMA Negeri 2 Gorontalo)”. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaaan hasil belajar siswa melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan STAD pada mata pelajaran Ekonomi pada siswa kelas X di SMA Negeri 2 Gorontalo.
METODE PENELITIAN Lokasi penelitian ini adalah di SMA Negeri 2 Gorontalo. SMA Negeri 2 Gorontalo bertempat di Jl. Rambutan, Kel. Buladu, Kec. Kota Barat, Kota Gorontalo. Waktu yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini yakni selama 2 bulan, yaitu dari bulan April sampai bulan mei 2013. Desain penelitian perlu dilakukan oleh seorang peneliti untuk mempermudah dalam teknik pengumpulan data. Oleh karena itu peneliti menetapkan metode eksperimen sebagai metode yang akan digunakan pada penelitian ini. Hal ini bertujuan untuk melihat perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi, dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Adapun desain yang digunakan sebagai tindak lanjut metode eksperimen tersebut adalah model Posttest-Only Control Design (Sugiyono, 2012:12). Menurut Sugiyono (2010:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Gorontalo yang berjumlah 325 orang yang tersebar dalam 9 kelas. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010:117). Dalam penelitian ini sampel yang ditetapkan adalah kelas X3 sebagai kelas eksperimen 1 yang siswanya berjumlah 29 orang dan kelas X4 sebagai kelas eksperimen 2 yang siswanya berjumlah 29 orang. Jadi, yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 58 orang siswa, dengan teknik penarikan sampel kelompok atau teknik cluster sampling. Untuk memperoleh data dari responden yang akan diteliti, penulis menggunakan teknik yaitu, teknik observasi, teknik tes, dan teknik dokumentasi. Setelah data-data diperoleh maka sebelumnya terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk menguji varians dari populasi homogen. Uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh homogen atau tidak pada dua kelas yang diteliti. Setelah dilakukan perhitungan homogenitas maka dilakukan analisis data untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan statistik parametrik uji kesamaan dan rata-rata dengan signifikan 0,05. Adapun pendekatan statistik yang digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian ini adalah homogenitas varians, yakni:
1. Varians gabungan dengan rumus: ( ₁ − 1 ) ₁ + ( − 1) S = + − 2
2. Harga satuan Barttlett (B) dengan rumus: B = (log
)
(
− 1)
3. Chi-Kuadrat dengan rumus:
= (1n 10) { − ∑(
− 1) log ₁ }
4. Uji t dengan rumus: =
1
− +
1
Adapun hipotesis statistika dalam penelitian ini yaitu : H0 : µ1 = μ2
Tidak terdapat perbedaan signifikan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD).
H1 : µ1 ≠ μ2
Terdapat perbedaan signifikan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Hasil Penelitian Variabel 1 (Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan Model Pembelajaran Tipe TPS) Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel X1 adalah skor data yang diperoleh dari hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada kelas X3 dan X4 yang telah ditetapkan sebagai sampel penelitian. Dari data yang diperoleh pada kelas X3 menunjukkan skor tertinggi adalah 100 dan skor terendah adalah 65. Sedangkan dikelas X4 menunjukkan skor tertinggi adalah 100 dan skor terendah adalah 65. Setelah dilakukan analisis dari gabungan nilai kedua kelas tersebut diperoleh skor rata-rata 169,69; Standar Deviasi 15,89; Varians 252,72. Data distribusi frekuensi variable X1 adalah sebagai berikut :
Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan Model Pembelajaran TPS Kelas Eksperimen 1 No.
Kelas Interval
Frekuensi
1
65-70
2
2
71-76
5
3
77-82
7
4
83-88
4
5
89-94
6
6
95-100
5
Jumlah
29
Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan Model Pembelajaran TPS Kelas Eksperimen 2. No.
Kelas Interval
Frekuensi
1
65-70
2
2
71-76
1
3
77-82
4
4
83-88
11
5
89-94
6
6
95-100
5
Jumlah
29
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa lebih banyak responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini memperoleh skor diatas rata-rata, dalam arti bahwa pada umumnya siswa yang menjadi sampel memiliki hasil belajar diatas skor rata-rata yang dicapai setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share. Dari daftar distribusi frekuensi diatas dapat dibuat dalam bentuk histogram sebagai berikut:
HISTOGRAM 12 10 8 6 4 2 0 64,5 70,5 76,5 82,5 88,5 94,5 100,5
Gambar 1 Histogram hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran TPS Kelas Eksperimen 1 Dalam gambar diatas, dapat dilihat bahwa 7 orang siswa sebagai responden memperoleh nilai antara 77-82, 6 orang memperoleh nilai antara 89-94, 5 orang memperoleh nilai antara 95-100, 5 orang memperoleh nilai antara 71-76, 4 orang memperoleh nilai antara 83-88, dan 2 orang memperoleh nilai 65-70. HISTOGRAM 12 10 8 6 4 2 0
64,5 70,5 76,5 82,5 88,5 94,5 100,5
Gambar 2 Histogram hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran TPS Kelas Eksperimen 2
Dalam gambar diatas, dapat dilihat bahwa 11 orang siswa sebagai responden memperoleh nilai antara 83-88, 6 orang memperoleh nilai antara 89-94, 5 orang memperoleh nilai antara 95-100, 4 orang memperoleh nilai antara 77-82, 2 orang memperoleh nilai antara 65-70, 1 orang memperoleh nilai antara 71-76. Deskripsi Data Hasil Penelitian Variabel 2 (Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan Model Pembelajaran STAD) Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel X2 adalah skor data yang diperoleh dari hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kelas X3 dan X4, yang telah ditetapkan sebagai sampel penelitian. Dari data yang diperoleh pada kelas X3 menunjukkan skor tertinggi adalah 90 dan skor terendah adalah 55. Sedangkan dikelas X4 menunjukkan skor tertinggi adalah 90 dan skor terendah adalah 50. Setelah dilakukan analisis dari gabungan nilai kedua kelas tersebut diperoleh skor rata-rata 148,14; Standar Deviasi 11,05; Varians 122,12. Data distribusi frekuensi variabel X2 adalah sebagai berikut : Daftar Distribusi Frekuensi hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran STAD Kelas Eksperimen 1 No.
Kelas Interval
Frekuensi
1
55 – 60
6
2
61 – 66
4
3
67 – 72
6
4
73 – 78
8
5
79 – 84
2
6
85 – 90
3
Jumlah
29
Daftar Distribusi Frekuensi hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran STAD Kelas Eksperimen 2 No.
Kelas Interval
Frekuensi
50 – 56
1
2
57 – 63
2
3
64 – 70
4
4
71 – 77
3
5
78 – 84
12
6
85 – 92
7
1
Jumlah
29
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa lebih banyak responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini memperoleh skor diatas rata-rata. dalam arti bahwa siswa yang menjadi sampel memiliki hasil belajar diatas rata-rata yang dicapai setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tetapi skor rata-rata yang diperoleh tersebut masih dibawah dari skor rata-rata yang diperoleh dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share. Dari daftar distribusi frekuensi diatas dapat dibuat dalam bentuk histogram sebagai berikut:
HISTOGRAM 12 10 8 6 4 2 0
54,5 60,5 66,5 72,5 78,5 84,5 90,5
Gambar 3 Histogram hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran STAD Kelas Eksperimen 1
Dalam gambar diatas, dapat dilihat bahwa 8 orang siswa sebagai responden memperoleh nilai antara 73-78, 6 orang memperoleh nilai antara 67-72, 6 orang memperoleh nilai antara 55-60, 4 orang memperoleh nilai antara 61-66, 3 orang memperoleh nilai antara 85-90, dan 2 orang memperoleh nilai antara 79-84. HISTOGRAM 12 10 8 6 4 2 0
49,5 56,5 63,5 70,5 77,5 84,5 92,5
Gambar 4 Histogram hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran STAD Kelas Eksperimen 2 Dalam gambar diatas, dapat dilihat bahwa 12 orang responden memperoleh nilai antara 78-84, 7 orang memperoleh nilai antara 85-92, 4 orang memperoleh nilai antara 64-70, 3 orang memperoleh nilai antara 71-77, 2 orang memperoleh nilai antara 57-63, 1 orang memperoleh nilai antara 50-56. Pengujian Persyaratan Analisis Dalam penelitian ini, pengujian homogenitas adalah syarat mutlak yang dipenuhi untuk pengujian uji pasangan hipotesis. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah populasipopulasi tersebut mempunyai varians yang sama atau tidak. Oleh sebab itu data-data yang diperoleh dari hasil penelitian meliputi variabel X1 dan X2 akan diuji apakah skor capaian yang diperoleh sifatnya homogen atau tidak. Dalam pengujian homogenitas diperoleh X2hitung = 3,26 pada taraf nyata 5% dan dk = 2-1 = 1 dari daftar chi kuadrat diperoleh X2daftar = 3,84. Ternyata X2hitung lebih kecil dari X2daftar, sehingga dapat disimpulkan bahwa data-data hasil penelitian ini memiliki varians populasi yang homogen.
Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil penelitian untuk variabel yang homogen, maka dalam pengujian ini menggunakan uji kesamaan dua rata-rata. Pengujian hipotesis ini dilakukan melalui pasangan hipotesis sebagai berikut: H0 : μ1 = μ2 (µ1 - µ2 = 0) H1 : μ1 ≠ μ2 (µ1 - µ2 ≠ 0) Dari hasil test yang telah diberikan, diperoleh skor capaian untuk variabel X1 dengan nilai rata-rata ( ) = 169,69 dan varians (S2) = 252,72. Sedangkan untuk variabel X2 dengan nilai rata-rata ( ) = 148,14 dan varians (S2) = 122,12; dan varians gabungan (S) = 13,69. Perhitungan pada lampiran 10 diperoleh harga thitung = 6,05. Kriteria pengujian pada taraf nyata 5%, (
⁄
),
dimana
= 0,05 dengan dk n1 n2 2 , diterima H1 jika − (
⁄
)
(
⁄
)
<
<
didapat dari daftar distribusi t dengan dk n1 n2 2 , dk= 29 +
29 – 2 = 56. Untuk dk = 56 berdasarkan tabel harga dengan taraf signifikasi
= 0,05 adalah
2,087. Oleh karena thitung tidak berada pada daerah penerimaan H0 yaitu -2,087 smapai dengan 2,087, maka H0 ditolak dan H1 diterima, yaitu terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Pembahasan Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran ekonomi dengan menetapkan dua kelas sebagai kelas eksperimen. Kedua kelas eksperimen ini mendapat perlakuan yang sama. Untuk kelas eksperimen 1 proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Untuk kelas eksperimen 2 proses pembelajarannya juga menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Untuk memperoleh data penelitian, setelah menyajikan materi, peneliti memberikan evaluasi atau tes pada siswa. Setelah data hasil belajar siswa diperoleh, selanjutnya dilakukan pengujian homogenitas data untuk mengetahui apakah data memiliki varians populasi yang homogen.
Dalam pengujian homogenitas diperoleh X2hitung = 3,26 pada taraf nyata 5% dan dk = 21 = 1 dari daftar chi kuadrat diperoleh X2daftar = 3,84. Ternyata X2hitung lebih kecil dari X2daftar, sehingga dapat disimpulkan bahwa data hasil penelitian ini memiliki varians populasi yang homogen. Uji statistik dapat dilanjutkan pada pengujian hipotesis. Untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t (uji kesamaan dua rata-rata), dengan taraf nyata α=0,05 dan dk n1 n2 2 29 29 2 56 . Adapun hipotesis yang akan diuji adalah terima H1 jika t1 1
2
( )
t t1 1 . Berdasarkan perhitungan diperoleh t hitung = 6,05 dan 2
t 56 )( 0, 975 2,087 atau tdaftar = 2,087. Dengan demikian Ho ditolak dan H1 diterima.
µ1 > µ2
Ho
H1
H1 -2,087
0
2,087
6,05
Gambar 5 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan
Berdasarkan hasil analisis data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis peneliti berbunyi “Terdapat perbedaan hasil belajar siswa melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)” dapat diterima. Hasil pengujian diatas memberikan gambaran bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih unggul dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal ini dapat dilihat pada nilai rata-rata ( 1) = 169,69, dan ( 2) = 148,14. Hasil pengujian ini juga diperkuat oleh teori Alma Buchori, yang mengatakan bahwa model pembelajaran tipe TPS mempunyai keuntungan yakni dapat mengoptimalkan partisipasi siswa mengeluarkan pendapat, dan meningkatkan pengetahuan siswa dalam memecahkan masalah. SIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) lebih unggul dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Dimana hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih tinggi dibandingkan dengan
hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa “terdapat perbedaan hasil belajar siswa melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 2 Gorontalo”. SARAN Berdasarkan pada pembahasan dan kesimpulan yang dipaparkaan diatas, maka peneliti menyarankan: 1.
Untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal, diharapkan kepada para guru agar dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan dan juga dapat menyesuaikan dengan kondisi lingkungan tempat mengajar.
2.
Diharapkan agar
kiranya
guru
dapat membantu
siswa
untuk meningkatkan
pengetahuannya dan salah satu caranya yaitu melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dalam kegiatan belajar-mengajar. 3.
Kepada para peneliti diharapkan dapat lebih meningkatkan hasil penelitian dengan mengkaji model-model pembelajaran lain yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
DAFTAR RUJUKAN Alma,
Buchari.2010.Guru
Profesional:
Menguasai
Metode
dan
Terampil
Mengajar.Bandung:Alfabeta. Djamarah, dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Isjoni. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta. Lie, Anita.2010.Cooperative Learning:Mempraktikkan Cooperative Learning di RuangRuang Kelas.Jakarta:Grasindo. Nana Sudjana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusamedia. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Suprijono Agus. 2011. Cooperative learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sutikno Sobry, dan Pupuh Fathurrohman. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT Refika Aditama. Winarsunu, Tulus. 2002. Statistik Dalam Penelitian Psikologi Pendidikan. Malang: UMM Press.