KERANGKA ACUAN PELATIHAN PENGUATAN SUBSTANSI P2KP DAN REPLIKASI PROGRAM P2KP
I. LATAR BELAKANG Salah satu prioritas pembangunan saat ini adalah penanggulangan kemiskinan dengan target pada tahun 2009, jumlah penduduk miskin diharapkan menjadi 8,2 %. Kemiskinan di wilayah perkotaan, ditandai dengan kondisi masyarakat yang tidak memiliki akses ke prasarana dan sarana dasar lingkungan yang memadai, dengan kualitas permukiman yang jauh dibawah standar kelayakan, dan mata pencaharian yang tidak menentu. Pemerintah Indonesia, melalui Departemen Pekerjaan Umum, telah melakukan berbagai upaya penanganan masalah kemiskinan di perkotaan. Salah satu diantaranya ialah Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) yang dilaksanakan sejak tahun 1999. Dari hasil pelaksanaannya, tampak perkembangan yang positif, khususnya dengan terwujudnya kelembagaan komunitas lokal, yakni Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang representatif dan mengakar di masyarakat dan tersusunnya Perencanaan Jangka Menengah Program Penanggulangan Kemiskinan (PJM Pronangkis) melalui perencanaan partisipatif dengan melibatkan seluruh masyarakat di keluarahan/desa, sebagai modal bagi masyarakat melakukan upaya penanggulangan kemiskinan secara mandiri dan berkelanjutan. Disadari bahwa upaya-upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk menanggulangi kemiskinan perlu didukung oleh Pemerintah Kota/Kabupaten maupun kelompok peduli setempat, untuk terwujudnya kemitraan yang sinergi antara masyarakat, pemerintah daerah, dan kelompok peduli dalam penanggulangan kemiskinan sesuai prinsip-prinsip good governance. Mengingat terbatasnya wilayah pelayanan P2KP, beberapa Pemerintah Propinsi/Kota/ Kabupaten yang mempunyai komitmen terhadap penanggulangan kemiskinan menyatakan ingin memperluas cakupan wilayah penanggulangan kemiskinan di daerahnya dengan menggunakan konsep P2KP. Pemerintah pusat mengapresiasi terhadap komitmen dan inisiatif dari pemerintah Kota/Kabupaten tersebut dengan nama Replikasi Program P2KP. Untuk mendukung pelaksanaan Replikasi Program P2KP tersebut diperlukan adanya pemahaman yang sama tentang Konsep P2KP dan Replikasi program P2KP serta strategi pendampingannya. Dengan demikian untuk dapat melaksanakan tugasnya maka para pelaku dituntut untuk peka terhadap masalah kemiskinan serta terampil dalam memfasilitasi sesuai fungsi dan tugas para pelaku. Oleh karena itu para pelaku tersebut perlu mendapatkan pelatihan penguatan substansi sebagai pembekalan awal sebelum melaksanakan tugasnya.
Halaman 1
II. TUJUAN
Peserta memahami kebijakan dan prioritas penanggulangan kemiskinan tingkat Nasional dan Kota/Kabupaten Peserta memahami tentang konsep, metodologi, tujuan, visi dan misi P2KP Peserta memahami tentang konsep dan strategi implementasi Replikasi P2KP Peserta memahami peran Pemda dan steakholder dalam Replikasi Program P2KP Peserta mempunyai motivasi untuk lebih mengoptimalkan kegiatan penanggulangan kemiskinan secara mandiri dan berkelanjutan.
III. KELUARAN
Pelaku replikasi program P2KP mempunyai kesadaran kritis terhadap kemiskinan, memahami substansi P2KP dan Replikasi P2KP secara holistik serta mampu memfasilitasi dan memotivasi masyarakat dalam menanggulangi kemiskinan. Tersedianya Pemkot/kab dan stakeholder yang memahami kebijakan penangguilangan kemiskinan dan mempunyai motivasi untuk bersama melaksanakan kebijakan tersebut. Tersedianya Pemkot/kab dan stakeholder yang mempunyai motivasi untuk mengopyimalkan kegiatan replikasi program P2KP. Adanya rencana kerja bersama untuk melaksanakan kegiatan replikasi Program P2KP.
IV. MATERI DAN POKOK BAHASAN Adapun materi-materi yang akan dibahas dalam pelatihan ini adalah : Modul 1 : Kebijakan Nangkis Nasional Modul 2 : Arah dan Kebijakan Nangkis Kota/Kabupaten Modul 3 : P2KP dan Penanggulangan Kemiskinan tingkat Kota/Kabupaten Modul 4 : Konsep Replikasi P2KP Modul 5 : Strategi Implementasi dan Siklus Replikasi P2KP Modul 6 : Peran Pemda & Stake Holder dalam Replikasi Program P2KP Modul 7 : Rencana Kerja dan Tindak Lanjut (GBPP Terlampir) V. METODOLOGI PELATIHAN Kegiatan pelatihan mendasarkan pendekatan pendidikan kritis yang mengedepankan dialog antara pemandu dengan peserta ataupun antara peserta dengan peserta yang lain sehingga diharapkan terjadi proses pemahaman yang mendalam dan saling memperkaya wawasan. Untuk menciptakan iklim yang dialogis menggunakan cara Pendidikan Orang Dewasa dimana peserta tidak dianggap sebagai murid sekolah yang tidak berpengatahuan melainkan diperlakukan sebagai peserta yang telah mempunyai banyak pengetahuan dan pengalaman.
Halaman 2
Melalui proses belajar dan mengajar yang partisipatif tersebut diharapkan medorong peserta menjadi lebih aktif sehingga pemahaman terhadap materi pelatihan lebih cepat terjadi. VI. PESERTA, PEMANDU DAN NARASUMBER A. PESERTA Peserta pelatihan penguatan substansi ini adalah anggota Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) dan Penanggungjawab Operasional Kegiatan (PjOK) yang telah ditetapkan oleh Walikota/Bupati melalui Surat Keputusan. B. PEMANDU Yang menjadi pemandu dalam pelatihan ini adalah KMP dan atau Pemandu Nasional yang ada di KMW. C. NARASUMBER SNVT Propinsi (Kebijakan Nangkis Nasional) dan Ketua TKPKD (Arah dan Kebijakan Nangkis Kota/Kabupaten) VII. PENGORGANISASIAN PELAKSANAAN Pelaksana dari kegiatan ini adalah Pemerintah Daerah, dan dalam rangka pengendalian kulaitas maka perlu dibentuk panitia pengarah dan pelaksana. Untuk mengetahui efektivitas dan capaian pelatihan, maka perlu dilakukan evaluasi baik yang berhubungan dengan peserta, proses pelatihan maupun penyelenggaraanya dilakukan beberpa eveluasi antara lain : A. Pre dan Post Test, untuk melihat kemampuan peserta sebelum mendapatkan pelatihan. Dengan hasil test tersebut diharapkan terlihat tingkat kemampuan peserta, sehingga dapat ditindak lanjuti dalam proses pelatihan. B. Evaluasi harian : evaluasi ini dilakukan oleh peserta untuk mengetahui tingkat pemahaman mengenai materi serta terhadap pemandu. Evaluasi ini sebaiknya diadakan diadakan pada setiap topik, untuk memastikan bahwa materi yang disampaikan benar-benar dipahami oleh peserta. (contoh form evaluasi terlampir. Pemda bisa melakukan modifikasi) C. Pengamatan pemandu terhadap peserta : evaluasi ini dilakukan oleh penanggungjawab kelas yang bertugas untuk mengamati perkembangan setiap peserta selama pelatihan yang dicatat dalam form. (contoh form evaluasi terlampir. KMW bisa melakukan modifikasi)
VIII. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN Lokalatih ini dilaksanakan 2 (dua hari) atau 19 JPL dengan mempertimbangkan Jam kerja Pemerintah Daerah. Sedangkan tempat pelaksanaan diharapkan yang nyaman, terjangkau dan feasible untuk kegiatan pelatihan dengan mempertimbangkan jumlah peserta.
Halaman 3
IX. SUMBER PENDANAAN Dalam pelaksanaan pelatihan Penguatan substansi P2KP dan Replikasi P2KP sumber pendanaan dibebankan sepenuhnya kepada Pemeintah Daerah. X. PELAPORAN Pelaporan pelaksanaan pelatihan penguatan substansi P2KP dibuat oleh Pemerintah daerah, dimana pelaporan pelaksanaan disampaikan kepada Walikota/Bupati dan Dirjend Cipta Karya – Departemen Pekerjaan Umum di Jakarta.
Halaman 4
GBPP Pelatihan penguatan Substansi P2KP & Konsep Replikasi Program P2KP Topik Bahasan Belajar Bersama (1 jam) Kebijakan Nangkis Nasional
P2KP dan penanggulangan kemiskinan tingkat kota/kabupaten
Arah Kebijakan Nangkis Kota / kabupaten
Konsep Replikasi
Strategi Implementasi dan Siklus Replikasi P2KP
Tujuan Pembelajaran
Metode
• Peserta memahami kebijakan nasional Penjelasan dalam penanggulangan kemiskinan Tanya Jawab • Peserta mempunyai komitmen untuk menindaklanjuti kebijakan nangkis tingkat nasional • Peserta mampu merefleksikan konsep Diskusi kelompok P2KP Penjelasan • Peserta mengetahui Capaian P2KP Tanya Jawab yang sudah berjalan • Peserta mempunyai komitmen untuk bersama menanggulangi kemiskinan melalui P2KP • Peserta Mengetahui dan memahami arah Kebijakan nangkis kota / Diskusi Panel kabupaten • Peserta Mengetahui dan memahami alasan yang mendasari adanya program replikasi P2KP • Peserta mengetahui dan memahami Testimony konsep Replikasi Diskusi kelompok • Peserta mempunyai motivasi untuk Penjelasan terlibat didalam keg. replikasi P2KP Tanya Jawab • Peserta mengetahui dan memahami strategi implementasi replikasi Penjelasan • Peserta Mengetahui dan memahami Diskusi kelompok Siklus replikasi • Peserta Mempunyai motivasi untuk melaksanakan dengan baik kegiatan replikasi
Bahan
Durasi
Infocus Kuda – kuda flipchart Papan tulis Kertas plano
2 JPL ( 90’)
Infocus Kuda – kuda flipchart Papan tulis Kertas plano
3 JPL (135’)
Infocus Kuda – kuda flipchart Papan tulis Kertas plano
2 JPL ( 90 ’)
Infocus Kuda – kuda flipchart Papan tulis Kertas plano
2 JPL (90’)
Infocus Kuda – kuda flipchart Papan tulis Kertas plano
3 JPL (135’)
Peran Pemda & Stakeholder
• Pemda & Stakeholder memahami paradigma peran pemda dan stakeholder dalam konteks pembangunan saat ini
Penjelasan Diskusi kelompok
Infocus Kuda – kuda flipchart Papan tulis Kertas plano
3 JPL (135’)
Diskusi kelas
Infocus Kuda – kuda flipchart Papan tulis Kertas plano
2 JPL (90’)
• Pemda dan stakeholder memahami implikasi dari pergeseran paradigma peran pemda dan stakeholder terhadap proses pembangunan di masyarakat
Kesepakatan (RKTL)
• Pemda dan stakeholder memahami kedudukan dan peran yang dapat diberikan dalam Penanggulangan kemiskinan terutama Replikasi P2KP Peserta mempunyai komitmen dan rencana kerja untuk menindaklanjuti kegiatan Replikasi TOT AL
19 JPL