KERANGKA ACUAN COACHING FASILITATOR : PEMBANGUNAN BKM P2KP II TAHAP 1 I .Latar Belakang Salah satu tahapan pelaksanaan P2KP adalah Pembangunan BKM, yang dipandang menjadi bagian yang merupakan tahapan yang paling kritis dalam penanggulangan kemiskinan berdasarkan paradigma pembangunan manusia. BKM sebagai lembaga pimpinan kolektif masyarakat warga yang berbasis nilai – nilai luhur kemanusiaan diharapkan benar – benar mampu memperjuangkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat miskin, agar mereka benar – benar terlibat aktif dan intensif dalam proses pengambilan keputusan penting yang menyangkut diri mereka. Proses ini dapat berjalan melalui penyadaran kritis masyarakat, sehingga mereka memahami makna dari kebutuhan akan adanya kepemimpinan kolektif yang bisa dipercaya oleh masyarakat dan dipercaya oleh pihak luar sehingga mempunyai posisi tawar yang cukup kuat dengan pihak – pihak lain. Agar proses di atas berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka dalam pelaksanaannya harus difasilitasi secara baik. Oleh karena itu Fasilitator yang memfasilitasi proses pembangunan BKM pada tingkat masyarakat, harus mempunyai pemahaman terhadap makna dan proses pembentukan BKM serta kemapuan untuk memfasilitasi prosesnya. Proses pemampuan Fasilitator untuk memfasilitasi pembangunan BKM akan dilaksanakan melalui coaching secara bertahap II.Tujuan Coaching Pembangunan BKM Tujuan coaching Pembangunan BKM adalah : 1. Peserta memahami substansi dan konsep dasar BKM 2. Peserta memahami langkah – langkah pembentukan dan organisasi BKM 3. Peserta mampu memfasilitasi proses pembentukan BKM III. Output Output dari coaching adalah : Adanya Fasilitator yang mampu memfasilitasi penyadaran kritis masyarakat dalam pembangunan BKM.
1
IV. Sasaran Sasaran kegiatan coaching BKM adalah Tim Fasilitator yang wilayah dampingannya sudah akan masuk kepada siklus pembangunan BKM untuk masing-masing kelurahan P2KP II tahap 1 yang tersebar di 10 KMW P2KP II tahap 1.
V. Metodologi Metode dan rancangan pelatihan Untuk mencapai tujuan pembelajaran maka metode yang digunakan adalah proses belajar mengajar orang dewasa (POD) dimana semua peserta adalah sumber belajar. Proses belajar lebih menekankan kepada tumbuhnya kesadaran kritis peserta, sehingga metode POD yang diterapkan harus mampu membangun suasana yang dialogis diantara peserta dan peserta dengan pemandu Coaching dilaksanakan dalam suasana informal, dalam kelompok – kelompok kecil ( satu atau beberapa Tim Fasilitator). Coaching akan dilaksanakan 2 tahap, yaitu : • Tahap pertama : pembekalan di Korkot atau Tim Fasilitator • Tahap kedua : bagi Kelurahan/Desa dalam lingkungan KMW yang proses pembangunan BKM – nya mempunyai jadwal tercepat, akan dijadikan pilot untuk praktek lapangan (on the job training) dengan didampingi oleh Pemandu Nasional yang mempunyai pengalaman di P2KP 1.2 yang akan diatur oleh KMP
2
Alur Belajar Di Kelas Refleksi siklus yang sedang berjalan
Review pemahaman mengenai Masyarakat warga
Review Kepemimpinan masyarakat dan kerelawanan
Pemahaman : Konsep BKM dan langkah – langkah pembentukannya
Simulasi – simulasi pembentukan BKM
VI. Pokok Bahasan
Topik 1 : Pengorganisasian masyarakat dan Masyarakat Warga Topik 2 : Kepemimpinan berbasis nilai – nilai Topik 3 : Tugas, peran dan fungsi BKM Topik 4 : Langkah – langkah pembentukan BKM Topik 5 : Organisasi BKM Topik 6 : Transparansi dan akuntabilitas Topik 7 : Pengembangan BKM ke depan
VII. Peserta Peserta coaching adalah Tim Fasilitator P2KP
3
VIII. Pemandu dan Narasumber Pemandu adalah TL, TA, Korkot di KMW yang telah mendapatkan coaching dari Tim Pemandu Nasional dan Pemandu Nasional yang mempunyai pengalaman di P2KP 1.2 ( pelaksanaan coaching untuk KMW akan diatur oleh KMP). IX. Waktu dan tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Coaching dilakukan mulai Bulan Desember minggu kedua disesuaikan dengan kebutuhan setiap lokasi wilayah sasaran. Tempat pelaksanaan coaching di setiap KMW . X. Mekanisme Pengelolaan A.
Kurikulum dan Modul
Kurikulum dikembangkan oleh KMP, dalam penyelenggaraan coaching , KMW harus mengacu pada kurikulum yang sudah dikembangkan akan tetapi diperbolehkan untuk menambah dengan muatan lokal apabila diperlukan.
Modul coaching disusun oleh KMP dan dapat diperkaya oleh KMW
B.
Pengorganisasian Pelaksanaan
Sebelum kegiatan pelatihan setiap KMW wajib untuk membentuk panitia pengarah dan panitia pelaksana dan menjamin semua yang telah ditetapkan sebagai panitia aktif menjalankan perannya. Setiap kegiatan coaching, harus dijamin ada perekam proses , dan dokumentasi kegiatan C. Penyelenggara Coaching ini akan diselenggarakan oleh KMW P2KP D. Tempat dan Waktu Kegiatan Kegiatan coaching dilaksanakan di kantor Korkot atau di lokasi Tim Fasilitator Waktu coaching disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing Tim Fasilitator. Pelaksanaan dan pencapaian dari siklus pemetaan swadaya kemungkinan waktunya tidak bersamaan untuk setiap Tim Fasilitator, sehingga kebutuhan coaching untuk setiap Tim waktunya akan berbeda – beda. KMW dalam memberikan coaching tidak harus menunggu selesai siklus pemetaan swadaya
4
untuk satu Korkot, Tim Fasilitator yang sudah siap melaksanakan siklus selanjutnya harus langsung dibekali. D. Usulan Kegiatan KMW menyusun usulan kegiatan dengan berdasarkan kepada TOR yang sudah dikembangkan KMP, usulan kegiatan diterima KMP paling lambat dua minggu sebelum pelaksanaan kegiatan. Hal – hal yang harus termuat dalam Usulan Kegiatan, meliputi :
Latar Belakang Tujuan Pelatihan Keluaran yang diharapkan Rancangan Kegiatan dan metodologi Kurikulum Pelatihan Pemandu Peserta Waktu dan Tempat, termasuk jadwal baik untuk technical meeting maupun untuk kegiatan Pelatihan Pengorganisasian Sistem monitoring dan evaluasi
E. Sistem Monitoring dan Evaluasi a. Monitoring KMP akan melakukan monitoring pelaksanaan coaching . b. Evaluasi Evaluasi dilakukan untuk :
Evaluasi usulan kegiatan, dilakukan oleh USK Pelatihan KMP berkoordinasi dengan RM Evaluasi pelaksanaan
F. Pelaporan KMW berkewajiban membuat laporan pelaksanaan. Laporan diterima KMP paling lambat 1 minggu setelah pelaksanaan Pelatihan.
5