Kemeriahan Wisuda UNAIR dalam Tangkapan Kamera UNAIR NEWS – Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. H. Mohammad Nasih, MT., SE., Ak., CMA didampingi oleh dekan masing-masing fakultas mewisuda 2.292 orang lulusan UNAIR, yang berasal dari 14 fakultas dan satu Sekolah Pascasarjana. Karena banyaknya wisudawan sehingga dilaksanakan dua hari. Hari pertama, Sabtu (19/3) kemarin diikuti 1.168 wisudawan. Sedang pada hari kedua, Minggu 20 Maret 2016 diikuti 1.124 wisudawan. Semua prosesi dilaksanakan di gedung Airlangga Convention Center (ACC), kampus C Jl. Dr. Ir. Soekarno, Mulyorejo, Kota Surabaya.
Danielle Tello, Wisudawan UNAIR Asal Kolombia, Ajak
Kurangi Kemiskinan Ketimpangan Gender
dan
UNAIR NEWS – Diantara 2.292 wisudawan Universitas Airlangga yang dilantik oleh Rektor UNAIR Prof. Dr. H. Mohammad Nasih, MT., SE., Ak., MCA., periode Maret 2016, Sabtu (19/3) kemarin terdapat lima mahasiswa asing yang turut dilantik. Salah satunya adalah Danielle Tello Roija, asal Kolombia yang telah menyelesaikan studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga (UNAIR) dari penerima beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB). Dalam prosesi kemarin, Danielle pula yang berpidato untuk mewakili semua wisudawan. Dalam awal pidatonya, Danielle mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Republik Indonesia dan UNAIR karena telah memberinya kesempatan belajar melalui program KNB. Ia menyatakan, tidaklah ringan dalam menjalani studi di UNAIR ini, kendala yang utama adalah dalam hal adaptasi, terutama pada persoalan bahasa. Selebihnya, Danielle menyampaikan pidatonya dengan materi yang serius. Paling awal ia mengajak kepada kawan-kawan wisudawannya untuk bergerak demi mengentaskan masalah di Indonesia, terutama di bidang kemiskinan dan ketimpangan gender. “Salah satu tantangan terbesar kita adalah kemiskinan. Di dunia ini ada 805 juta orang yang tak memiliki cukup makanan. Hari ini, pada 19 Maret, pada hari dimana kita diwisuda ini juga terancan 22.000 anak kecil akan meninggal karena kemiskinan,” tutur gadis asal Kolombia itu seraya menyambung dengan masalah ketimpangan gender. ”Saya, Daniele Tello, adalah perempuan yang berisiko lebih tinggi terhadap pemerkosaan atau pun bentuk kekerasan domestik. Risiko bentuk kekerasan itu lebih tinggi dari pada
penyakit kanker, kecelakaan mobil, peperangan, dan malaria. Ini adalah tantangan bagi kita semua,” tutur Danielle serius. Ia juga mengingatkan tentang tantangan global lainnya, seperti pemanasan global, akses terhadap sanitasi dan air bersih, kelaparan, dan lainnya. Karena itu ia juga mengajak semua wisudawan ikut menyelesaikan tantangan global tersebut dengan cara individu masing-masing. ”Saya ingin kita bisa menyadari bahwa kita ini beruntung, termasuk saya. Saya merasa sangat beruntung dapat meraih gelar Master, sementara 62 juta perempuan lainnya di dunia tidak bisa mengenyam pendidikan,” tutur perempuan cantik ini. Ia juga berharap semua wisudawan ini dapat menggunakan ilmu pengetahuan yang dimiliki demi membangun masa depan lebih baik. Karena itu adalah cara terbaik almamater Universitas Airlangga.
untuk
menjunjung
“Inilah komitmen saya. Saya ingin menjadi bagian dari solusi. Kita semua dapat menyelesaikan permasalahan tadi. Kita bisa mengatasi permasalahan itu dari jejak karir yang kita pilih. Kita hanya butuh langkah kecil utuk bergerak. Itulah cara kita untuk membuat hidup kita lebih bermakna,” tutur Danielle. Danielle tak hanya mengajak para wisudawan untuk berkontribusi bagi negerinya. Ia juga memberikan contoh untuk mengurangi ketimpangan dan kemiskinan. Untuk mengurangi ketimpangan, ia mengimbau “Anda” untuk memberikan gaji yang adil pada seluruh karyawan. Ia juga menyarankan “kita” untuk memberikan pendidikan yang layak kepada anak-anak karyawan. Tetapi ia tidak menjelaskan siapa yang dimaksud dengan “Anda” dan “kita” tersebut. “Angkat kesejahteraan keluarganya sebagaimana menyejahterakan keluargamu,” pesan Danielle.
kamu
Sedangkan cara untuk mengurangi kemiskinan, Danielle meminta teman-temannya untuk mengajarkan berbagai macam pelatihan dan
memberikan gaji yang layak kepada para asisten rumah tangga (sopir, pembantu, baby sitter). ”Bantulah mereka untuk lepas dari kemiskinan,” kata Danielle menutup sambutannya. (*) Penulis: Defrina Editor: Bambang Bes
2.292 Lulusan Berkarya
UNAIR
Siap
UNAIR NEWS – Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. H. Mohammad Nasih, MT., SE., Ak., CMA didampingi oleh dekan masing-masing fakultas mewisuda 2.292 orang lulusan UNAIR, yang berasal dari 14 fakultas dan satu Sekolah Pascasarjana. Karena banyaknya wisudawan sehingga dilaksanakan dua hari. Hari pertama, Sabtu (19/3) kemarin diikuti 1.168 wisudawan. Sedang pada hari kedua, Minggu 20 Maret 2016 diikuti 1.124 wisudawan. Semua prosesi dilaksanakan di gedung Airlangga Convention Center (ACC), kampus C Jl. Dr. Ir. Soekarno, Mulyorejo, Kota Surabaya. Dalam wisuda edisi perdana tahun 2016 ini Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) memasok wisudawan yang terbanyak, yakni 581 orang, baik dari jenjang pendidikan S1 hingga S3 (Doktor). Wisudawan terbesar kedua dari Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) yaitu 273 lulusan, dan terbesar ketiga dari Fakultas Kedokteran (FK) 249 wisudawan, keempat dari Fakultas Hukum 229 wisudawan, dan lima besar dari Fakultas Sains dan teknologi (FST) dengan 180 orang wisudawan. Menurut jenjang pendidikannya, dari 2.292 orang wisudawan tersebut masih tetap didominasi oleh lulusan pendidikan jenjang Sarjana (S1) yaitu sebesar 1.605 orang, kemudian
lulusan jenjang Master (S2) sebanyak 434 orang, jenjang Diploma-3 (D3) diikuti 211 wisudawan, dan Program Doktor (S3) diikuti 42 orang wisudawan. Dalam sambutan wejangannya di hadapan ribuan wisudawan, Rektor UNAIR Prof. Moch Nasih antara lain menekankan bahwa wisuda ini bukan akhir dari seseorang dalam menempuh belajar. Setelah inilah justru seorang yang baru lulus dari perguruan tinggi untuk terus belajar, belajar, dan belajar. Bermacam-macam yang bisa dipelajari mulai dari kehidupan bermasyarakat, lingkungan kerja, karier jabatan, dan bisa juga belajar dalam studi lanjut. Rektor juga berpesan sebagai wisudawan dari universitas dengan motto “Excellence with Morality” maka dalam terjun ke masyarakat nanti hendaknya senantiasa berdedikasi, berperilaku positif, berprestasi dalam mengabdikan ilmu untuk masyarakat, bangsa, dan negara. Selain itu para wisudawan UNAIR hendaknya mampu menjadi seorang lulusan dari pendidikan tinggi yang kontributif, dan bukannya yang bikin masalah. Mengapa demikian, karena negeri ini butuh kontribusi dari orang-orang yang seperti itu. Yang paling akhir, Rektor juga tidak lupa untuk mengingatkan kepada semua wisudawan untuk senantiasa mencintai terhadap almamater Universitas Airlangga ini dan menjaga nama baik almamater tersebut dimana pun wisudawan berada. Bagaimana cara menjaganya, antara lain dengan menunjukkan karya yang terbaik di masyarakat. Dalam pelaksanaan wisuda tahun 2016 ini ada beberapa prosesi yang berubah dibanding sebelumnya. Diantaranya, Rektor mendampingi Dekan dan menyalami semua wisudawan, pembacaan doa serta sambutan Rektor ditempatkan pada bagian awal sebelum prosesi wisudawan dipanggil satu per satu untuk menerima Piagam Wisuda dari Dekan. (*) Penulis: Bambang Bes
Ketua BNPB Beri Wawasan Bencana Pada Mahasiswa Lintas Bidang di Pasca Sarjana UNAIR NEWS – Semua elemen masyarakat harus peduli pada bencana. Bahkan, persoalan potensi dan pengurangan risiko bencana, mesti selalu terkorelasi dengan rancangan atau rencana pembangunan jangka panjang dan menengah di level pusat maupun daerah. Sebab, Indonesia merupakan kawasan yang kaya mineral. Konsekuensi dari kondisi tersebut adalah adanya banyak potensi bencana alam. Pengetahuan tentang bencana pun perlu dimiliki oleh semua pihak dari beragam latar belakang. Sebab, problem ini berhubungan erat dengan semua lini. Misalnya, saat terjadi bencana kebakaran di hutan Sumatera dan Kalimantan. Efeknya, lintas sektor. Di aspek ekonomi dan bisnis, kabut asap berdampak kerugian material. Di aspek politik, bencana tersebut mempengaruhi hubungan Indonesia dengan negara tetangga. Di aspek hukum, persoalan itu pasti bakal merembet ke ranah pengadilan terkait boleh dan tidak, serta hukuman, dari tindakan membakar hutan.
Wakil Direktur Pasca Sarjana UNAIR Prof. Dr. Anwar Ma’ruf, M.Kes, drh (kanan) berbincang bersama mahasiswa yang hadir dalam seminar umum dr Bagus Tjahjono MPH di gedung Pasca Sarjana Jum’at (18/3). (Foto: UNAIR NEWS) Demikianlah sejumlah poin yang disampaikan oleh dr Bagus Tjahjono MPH, Ketua Diklat PB Badan Nasional Penanggulangan Bencana saat mengisi kuliah umum tentang manajemen bencana di gedung Pasca Sarjana UNAIR Jumat pagi (18/3). “Menurut saya, wawasan tentang bencana harus disampaikan di semua sekolah, kampus, dan berbagai kesempatan. Semua orang Indonesia wajib sadar tentang cara penanggulangan bencana,” ungkap dia di hadapan puluhan mahasiswa dari berbagai fakultas. Pria yang sering bolak-balik ke luar negeri untuk melakukan konferensi ini membuat analogi. Di Surabaya, mungkin saat ini tidak ada ancaman tsunami. Namun, bukan berarti orang Surabaya tidak akan pergi ke Mentawai atau daerah rawan tsunami di suatu saat nanti. Maka itu, tidak ada salahnya orang-orang Surabaya memiliki pengetahuan tentang tsunami dan cara pencegahan atau reduksi resikonya. “Dulu, saat terjadi tsunami di Sri Lanka, ada seseorang yang justru mendapat pengetahuan tentang tsunami saat berada di Inggris. Orang tersebut bisa menolong banyak warga Sri Lanka dari efek tsunami yang dashyat karena pengetahuan yang
didapatnya dari tempat yang tidak memiliki potensi tsunami,” tegas Bagus. (*) Penulis: Rio F. Rachman
UNAIR Siap Laksanakan Computer Based Test Tahun Ini UNAIR NEWS – Computer Based Test (CBT) akan mulai diterapkan tahun ini, baik untuk Ujian Nasional (UN) maupun Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Kebijakan metode CBT ini dirasa lebih efisien dari segi waktu dan biaya. UNAIR merupakan salah satu perguruan tinggi yang dipercaya pemerintah untuk melaksanakan SBMPTN dengan metode CBT. Jumat (18/3) tiga panitia pusat pelaksanaan SBMPTN CBT melakukan visitasi ke UNAIR. Tujuan dari visitasi ini adalah memastikan kesiapan UNAIR untuk melaksanakan SBMPTN dengan metode CBT. Peninjauan dilakukan ke tiga fakultas di UNAIR, yaitu Fakultas Keperawatan (FKp), Fakultas Kedokteran (FK), dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Seperti yang dijelaskan oleh Djoko Adi Prasetyo, Drs.,MSi., selaku koordinator pelaksanaan ujian SBMPTN CBT UNAIR, UNAIR telah menyiapkan 350 unit komputer, ditambah dengan 60 unit komputer cadangan. 350 unit tersebut terbagi atas tiga fakultas, yaitu FK 200 unit komputer dengan 35 komputer cadangan; FEB 100 unit komputer dengan 20 komputer cadangan; dan FKp 50 unit komputer dengan 5 komputer cadangan. “Untuk pelaksanaan CBT, sesuai dengan perintah rektor kami telah menyiapkan perangkat komputer yang kita miliki. Disiapkan kurang lebih 350 komputer dan 60 komputer cadangan.
Berapa yang akan dipakai, nanti bergantung keputusan pusat. Secara fisik, UNAIR siap untuk melaksanakan ujian SBMPTN dengan metode CBT,” tutur Djoko Adi. Prof Dr. Hasnawi Haris, M.Hum. selaku peninjau pusat menuturkan, berdasarkan peninjauan yang telah dilakukan di tiga fakultas di UNAIR, UNAIR termasuk perguruan tinggi yang layak untuk melaksanakan SBMPTN metode CBT. “Kita menganggap tiga tempat yang disediakan oleh UNAIR, baik FKp, FK, dan FEB, UNAIR termasuk yang layak. Namun walau bagaimanapun harus divisit. Nanti pengumuman yang menentukan apakah UNAIR memenuhi syarat dan layak untuk digunakan ujian model CBT,” tutur Prof Hasnawi. Setelah peninjauan ke berbagai perguruan tinggi selesai dilakukan, akan ada pengumuman untuk memastikan perguruan tinggi mana saja yang berhak menyelenggarakan CBT. Termasuk apakah UNAIR memenuhi syarat untuk melaksanakan CBT tahun ini. “Setelah peninjauan ini akan ada pengumuman untuk memastikan apakah UNAIR memenuhi syarat untuk melaksanakan CBT tahun ini. Setelah itu akan ada lagi catatan-catatan kecil yang kita buat. Kalau ada yang kurang, akan kita informasikan kepada UNAIR, apa yang harus kita perbaiki terkait dengan kesiapan UNAIR untuk menyelenggarakan CBT,” tutut guru besar dari Universitas Negeri Makassar (UNM) itu. (*) Penulis : Binti Q. Masruroh