KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
BUKU 5 PANDUAN PENDAMPINGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN DAN PERMUKIMAN (SANITASI)
(Pendampingan Pengembangan Infrastruktur Permukiman dengan Pola Kuliah Kerja Nyata Tematik)
SAMBUTAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
SAMBUTAN ......................................................................................................................................... I KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... III DAFTAR ISTILAH .............................................................................................................................V 1
MODUL 3 PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KEGIATAN SANITASI ......................... I 1.1
Pendahuluan.........................................................................................................................................1
1.1.1
Penjelasan Umum .....................................................................................................................1
1.1.2
Pengertian dan Lingkup Sanitasi pada KKN Tematik ................................................1
1.1.3
Pentingnya Sanitasi Berbasis Masyarakat......................................................................2
1.1.4
Tujuan............................................................................................................................................2
1.1.5
Keluaran Yang Diharapkan ...................................................................................................2
1.1.6
Sub-Komponen SANITASI Dalam Pendampingan KKN TEMATIK .......................3
1.1.7
Kerangka Pelaksanaan Pendampingan ...........................................................................3
1.1.8
Tahapan Pengelolaan Sanitasi Berbasis Masyarakat ................................................5
1.2
Pendampingan Kampanye PHBS .................................................................................................7
1.2.1
Tujuan dan Keluaran ...............................................................................................................7
1.2.2
Sasaran dan Metode ................................................................................................................7
1.2.3
Proses Pelaksanaan dan Materi Faslitasi ........................................................................7
1.3
pendampingan kegiatan Pembuangan Tinja Rumah Tangga ........................................ 10
1.3.1
Tujuan dan Keluaran Fasilitasi ........................................................................................ 10
1.3.2
Sasaran dan Metode Fasilitasi ......................................................................................... 10
1.3.3
Proses dan Materi Fasilitasi .............................................................................................. 10
1.4
pendampingan pengelolaan sampah 3R............................................................................... 14
1.4.1
Penjelasan Umum .................................................................................................................. 14
1.4.2
Tujuan dan Keluaran Fasilitasi ........................................................................................ 15
1.4.3
Sasaran dan Metode Fasilitasi: ......................................................................................... 15
1.4.4
Proses dan Materi Fasilitasi .............................................................................................. 15
1.5
pendampingan Pengelolaan Sistem Pengelolaan Limbah Komunal .......................... 20
1.5.1
Tujuan dan Keluaran Fasilitasi ........................................................................................ 20
1.5.2
Sasaran dan Metode Fasilitasi:........................................................................................ 20
1.5.3
Proses dan Materi Fasilitasi .............................................................................................. 20
DAFTAR ISTILAH
3R
Reduce, Reuse, Recycle
BABS
Buang Air Besar Sembarangan
CTPS
Cuci Tangan Pakai Sabun
FGD
Focus Group Discussion
IMAP
Identifikasi Masalah dan Analisis Potensi
KKN Tematik
Kuliah Kerja Nyata-Tematik
LSM
Lembaga Swadaya Masyarakat
PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
RT/RW
Rukun Tetangga/Rukun Warga
SPAM
Sistem Penyediaan Air Minum
SPAL
Sistem Pengolahan Air Limbah
WHO
World Health Organization
1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Penjelasan Umum Sektor sanitasi menjadi salah satu pilihan tema pendampingan masyarakat dalam program kemitraan infrastruktur permukiman melalui KKN Tematik. Penetapan pemilihan tema Pengelolaan Sanitasi Masyarakat didasarkan pada hasil Identifikasi Masalah dan Analisis Potensi (IMAP) pada langkah 1 (Modul 1). Dalam panduan ini dijelaskan langkah proses pelaksanaan pendampingan tematik sanitasi berbasis masyarakat yang dilaksanakan oleh mahasiswa dan keluaran yang dihasilkan setiap langkah serta kegiatan yang dilaksanakan. Penjelasan setiap langkah disertai dengan contoh output yang perlu dicapai. Konsep pengelolaan sanitasi berbasis masyarakat dijelaskan untuk memberikan pengetahuan dasar kepada mahasiswa debagai pengguna panduan, dan pokok-pokok materi pengetahuan dan keterampilan praktis dijelaskan untuk disampaikan kepada kelompok masyarakat.
1.1.2 Pengertian dan Lingkup Sanitasi pada KKN Tematik Menurut WHO, sanitasi adalah upaya pencegahan timbulnya sumber penyakit yang disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak sehat. Menurut WHO, tindakan sanitasi mencakup tindakan pengawasan penyediaan air minum masyarakat, pembungan tinja dan air limbah, pembuangan sampah, vector penyakit, kondisi perumahan, penyediaan dan penanganan makanan kondisi atmosfer dan lingkungan kerja.Dalam pengertian umum Sanitasi dapat disebutkan sebagai upaya pencegahan penyakit dengan mengurangi atau mengendalikan faktor-faktor lingkungan fisik yang berhubungan dengan rantai penularan penyakit. Dalam kalimat lain disebutkan bahwa sanitasi adalah upaya pencegahan penyakit melalui pengendalian faktor lingkungan yang menjadi mata rantai penularan penyakit. WHO memberi batasan yang luas terkait lingkup sanitasi, dengan memasukkan aspek makanan, lingkungan atmosfir (udara) dan tempat kerja. Secara umum Kementeriaan Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memberikan batasan sanitasi menyangkut pengendalian air limbah, sampah dan drainase lingkungan. Pengendalian air limbah 1
meliputi pengelolaan air limbah rumah tangga (black water) dan limbah dapur (grey water) serta air limbah perkotaan dan kawasan. Sampah meliputi sampah rumah tangga, kawasan dan perkotaan. Sedangkan drainase meliputi drainase lingkungan permukiman. Pada KKN Tematik lingkup sanitasi difokuskan pada intervensi atau pendampingan pada pengendalian air limbah skala rumah yang berasal dari pembuanga tinja dan air limbah dapur, sampah rumah tangga dan penguatan kelembagaan sistem pengelolaan air limbah domestik (sewerage). Pada beberapa kasus lingkup pengendalian liimbah mencakup limbah ternak (misalnya pemanfaatan biogas dari limbah sapi) atau limbah industry rumah tangga (misalnya biogas dari limbah industry tahu skala rumah tangga). Lingkup kegiatan persampahan difokuskan pada pengelolaan sampah rumah tangga dan kawasan lingkungan terkecil (misalnya RT/RW) dan aplikasi 3R. Intervensi sanitasi pada KKN tematik ini juga disertai dengan intervensi kampanye perubahan perilaku.
1.1.3 Pentingnya Sanitasi Berbasis Masyarakat Penekanan “berbasis masyarakat” pada program sanitasi berbasis masyarakat adalah proses sekaligus tujuan untuk mengoptimalkan peran masyarakat sebagai subjek pelaksanaan pembangunan dan serta memberikan tanggungjawab yang mandiri kepada masyarakat untuk merencanakan (plan), melaksananakan (implementation), membangun (construction), mengawasi (supervision), mengontrol (monitoring) dan mengelola (operation) dan memelihara (maintain) sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Konsep sanitasi berbasis masyarakat dilaksanakan dengan prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, demokratis dan partisipatif.
1.1.4 Tujuan Tujuan Umum pendampingan kegiatan tematik sanitasi adalah membangun peranserta masyarakat dalam pengelolaan sanitasi berbasis masyarakat, secara khusus pendampingan sanitasi bertujuan untuk: (1) Membantu masyarakat dalam proses identifikasi isu dan permasalah sanitasi di masyarakat (2) Membantu kelompok masyarakat dalam menyiapkan rencana aksi snaitasi berbasis masyarakat (3) Memberikan bantuan teknis proses pelaksanaan aksi sanitasi berbasis masyarakat
1.1.5 Keluaran Yang Diharapkan Keluaran yang diharapkan dari pendampingan kegiatan tematik sanitasi adalah Gambaran isu dan permasalahan sanitasi di masyarakat yang memerlukan penanganan oleh masyarakat (2) Prioritas kegiatan (aksi) masyarakat (3) Dilaksanakannya kegiatan tematik sanitasi (1)
2
1.2 SUB-KOMPONEN SANITASI DALAM PENDAMPINGAN KKN TEMATIK Komponen teknis sanitasi pada KKN Tematik terdiri dari empat (4) sub komponen, dimana implementasi fasilitasi lapangan untuk masing-masing komponen sangat tergantung dari kondisi lapangan/hasil IMAP dan program prioritas yang disepakati bersama warga. Keempat sub-komponen sanitasi tersebut adalah: (i) Kampanye Perilaku Hidup Bersih dan Sehat/PHBS, (ii) Pemicuan Pembungan Tinja Rumah Tangga, (iii) Persampahan 3R dan (iv) Kelembagaan SPAL Komunal. Penambahan dilakukan pada kasus tertentu bila di daerah tersebut terdapat sarana pengelolaan limbah komunal yang berasal dari ternak atau industri kecil skala rumah tangga. 1)
2) 3)
4)
5)
Kampanye Perilaku Hidup Bersih dan Sehat: Fokus kegiatan adalah kampanye dan sosialisasi praktek hidup bersih dan sehat. Dalam KKN tematik ini hanya dibatasi pada substansi PBHS bidang sanitasi, dan beberapa aspek terkait sanitasi. Pemicuan Pembuangan Tinja Rumah Tangga: Fokus pemicuan adalah memastikan tidak adanya praktek buang air besar di sekitar lingkungan KKN (desa). Persampahan 3R: Fokus pendampingan adalah adanya kesadaran masyarakat untuk melakukan proses pemilahan sampah Rumah Tangga, setidaknya membedakan pengumpulan sampah organic dan anorgani. Selanjutnya pendampingan dilanjutkan pada aspek teknologi pengolahan sampah organik menjadi kompos dan sampah anorganik menjadi bahan yang bernilai ekonomi dengan prinsip 3R. Kelembagaan SPAL Domestik (Komunal): Fokus pendampingan pada SPAM Domestik (Komunal) adalah optimalisasi lembaga pengelola sarana SPAL yang telah terbangun di daerah tersebut. Umumnya konstruksi SPAL sudah ada beberapa waktu sebelumnya dan pendampingan KKN Tematik adalah memastikan lembaga pengelola berfungsi sesuai kaidah-kaidah kelembagaan pengelolan. Kelembagaan SPAL Komunal Limbah Ternak/Home Industri (pada kondisi tertentu): Fokus pendampingan pada SPAL Komunal untuk limbah ternak atau industry skala rumah tangga yang menghasilkan limbah cair, adalah optimalisasi lembaga pengelola sarana SPAL yang telah terbangun. Bila konstruksi SPAL telah selesai (ada) sebelumnya, maka pendampingan KKN Tematik adalah memastikan lembaga pengelola berfungsi sesuai kaidah-kaidah kelembagaan pengelolan, sedangkan bila SPAL-nya belum ada, maka intervensi KKN Tematik adalah pada pemetaan masalah dan penyususunan proposal.
1.3 KERANGKA PELAKSANAAN PENDAMPINGAN Pendampingan tematik sanitasi merupakan kegiatan pilihan berdasarkan hasil IMAP yang telah dilaksanakan sebelumnya. Kerangka pelaksanaan digambarkan sebagai berikut:
3
Konsep Hasil Pelaksanaan Pendampingan
isu dan permasalahan sanitasi di masyarakat
Prioritas masalah dan rencana aksi masyarakat
Aksi masyarakat
Evaluasi/umpan balik dan tindak lanjut
Keterkaitan antara hasil IMAP dengan pilihan kegiatan pendampingan tematik sanitasi adalah sebagai berikut:
4
Daftar Masalah
AKSI TEMATIK SANITASI
Mempertajam analisis permassalahan sanitasi
Evaluasi Hasil aksi sanitasi masyarakat
Kelompok permaslahan berdasarkan sektor
Kesepakatan Awal Permasalahan
Laporan hasil IMAP
Data dan potensi yang terverifikasi
Perencanaan Infrastruktur Permukiman jangka menengah
Promosi H&S STOP BABS Sampah 3R
Bantuan teknis /pendampingan kegiatan
Menetapkan Jenis Kegiatan dan penyiapan kelompok tugas di masyarakat
Pelatihan teknis pelaksanaan kegiatan
Indikator Hasil Pendampingan untuk sektor Sanitasi:
Peta IMAP yang menggambarkan indikasi status sanitasi Pesan pesan sanitasi yang digunakan masyarakat Kelompok tugas untuk menindaklanjuti kegiatan sanitasi oleh masy pasca KKN
1.3.1 Tahapan Pengelolaan Sanitasi Berbasis Masyarakat Tahapan yang dilakukan dalam pengelolaan sanitasi berbasis masyarakat dapat berbeda pada masing-masing sub komponen, namun secara umum dikelompokkan atas: (1) Persiapan program/kegiatan, meliputi serangkaian kegiatan untuk (i) menentukan lokasi program, (ii) mengidentifikasi minat masyarakat, (iii) seleksi lokasi yang berminat .
Pada beberapa kasus, khususnya pada daerah yang sumber pembiayaanya belum pasti, tim ini bertugas menyusun proposal kegiatan.
5
(2) Pembentukan institusi masyarakat pelaksana program, meliputi serangkaian kegiatan untuk (i) membentuk tim pelaksana kegiatan dilokasi yang berminat dan terpilih, (ii) penyusunan rencana kerja tim pelaksana, (iii) mengidentifikasi sumber pendanaan untuk pembiayaan kegiatan yang diusulkan. (3) Perencanaan oleh masyarakat, meliputi serangkaian kegiatan untuk (i) menentukan jenis kebutuhan sarana, (ii) teknologi Dalam melakukan perencanaan teknis yang sesuai dengan kebutuhan, (iii) masyarakat umumnya dibantu oleh pihak perancangan detail teknis dan (iv) luar yang memiliki keahlian tertentu. penentuan pelaksana konstruksi. (4) Beberapa contoh pada bagian ini adalah: apakah masyarakat akan membangun jamban sistem individu atau jamban komunal, dan sebagainya. (5) Implementasi Kegiatan (Konstruksi), Dalam pelaksanaan konstruksi meliputi serangkaian kegiatan untuk (i) masyarakat umumnya dibantu oleh membangunan sarana yang telah pihak luar yang memiliki keahlian disepakati oleh masyarakat. tertentu. (6) Pembentukan Lembaga Pengelola Sarana, meliputi serangkaian kegiatan untuk (i) membentuk tim pengelola sarana yang telah dibangun dan struktur organisasinya, (ii) menyusun anggaran dasar organisasi pelaksana SBM, (iii) menentukan besaran iuran pengguna atau bentuk lain, (iv) menyusun tata kerja pelaksanaan tim (prosedur), dan (v) menyusun rencana operasional dan pemeliharaan sarana terbangun.
6
2 PENDAMPINGAN KAMPANYE PHBS
2.1 TUJUAN DAN KELUARAN Fasilitasi kampanye PHBS bertujuan untuk: (1). Meningkatkan kesadaran penduduk desa lokasi KKN terhadap perilaku hidup bersih dan sehat dan (2). mensosialikasikan materi kampanye PBHS sesuai kondisi lokal. Keluaran dari kegiatan ini adalah; (1) adanya pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya praktek PHBS dan (2). tersedianya bahan-bahan kampanye PHBS baik yang bersifat umum maupun lokal (sesuai kondisi setempat).
2.2 SASARAN DAN METODE Sasaran kegiatan ini adalahseluruh warga desa lokasi KKN Tematik dan sekolah-sekolah yang terdapat di lokasi KKN Tematik. Metode pelaksanaan melalui pertemuan warga, curah pendapat dan simulasi
2.3 PROSES PELAKSANAAN DAN MATERI FASLITASI Proses pelaksanaan fasilitasi dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
2.3.1 Penyiapan Bahan Kampanye: Mahasiswa KKN perlu mempersiapkan bahan-bahan materi kampanye sebelum pertemuan warga dilakukan. Materi kampanye dapat diperoleh dari bahan-bahan kuliah, Puskesmas terdekat, kantor Dinas Kesehatan kabupaten, kantor organisasi terkait yang fokus pada kampanye PHBS sanitasi (misalnya: proyek-proyek sanitasi yang ada di kabupaten), atau dari internet. Bahan kampanye yang diperoleh dari pihak luar ini nerupakan alat pemicu atau referensi, dan sangat disarankan agar bahan-bahan kampanye dikembangkan sesuai kondisi lokal, baik dari aspek isu/masalah, bahasa, adat istiadat, penggunaan foto/gambar dan sebagainya.
7
2.3.2 Pertemuan Warga: Kegiatan kampanye sebaiknya dilakukan dalam kegiatan yang bersifat publik, baik dalam bentuk pertemuan warga, kegiatan posyandu, atau kegiatan lain yang sejenis. Untuk penentuan lokasi pertemuan, mahasiswa harus berdiskusi dengan perangkat desa/perangkat dusun/tokoh masyarakat atau pihak-pihak lain yang dianggap memiliki pengaruh/keputusan. Undangan, baik tertulis maupun lisan, harus disebarkan beberapa hari sebelumnya. Persiapan dengan perangkat desa atau pemilik lokasi/rumah perlu dilakukan, untuk memastikan ketersediaan sarana yang dibutuhkan (penerangan/tempat duduk, alat bantu lainnya) dan snack/minuman (jika diperlukan) dan termasuk pendanaan untuk kegiatan tersebut. Waktu pertemuan dapat menyesuaikan waktu warga dengan durasi tidak terlalu lama, maksimal 2 jam setiap masa kampanye. Model pertemuan warga untuk kegiatan kampanye sebaiknya tidak terlalu formal tetapi tetap mengikuti kebiasaan yang berlaku di tempat tersebut.
2.3.3 Kampanye Sekolah: Selain dalam pertemuan warga, kegiatan kampanye PBHS juga melibatkan anak usia sekolah. Anak usia sekolah merupakan target potensial untuk terciptanya perilaku hidup bersih dan sehat, baik saat di sekolah maupun di rumah. Saat di laur sekolah, anak yang pernah mendapat materi kampanye PHBS diharapkan menjadi agen perubahan (agent of change) di lingkungannya, di rumah, di tempat bermain dan lain-lain.
2.3.4 Materi Kampanye PHBS: Materi kampanye PBHS yang perlu disampaikan adalah: Kebersihan rumah dan keluarga, Cuci tangan pakai sabun, Pencegahan penularan penyakit diare dan jamban dan kesadaran terhadap perilaku buang sampah. Materi kampanye dapat diperoleh dari puskesmas, instansi pemerinta, organisasi masyarakat (LSM) terkait sanitasi dan lain sebagainya. Salah satu materi yang dapat digunakan antara lain:
8
Beberapa tautan internet yang dapat dijadikan referensi antara lain: http://sigerus.blogspot.co.id/p/download_13.html http://stbm-indonesia.org/?page=berita&command=detail&id1=8287, http://pplp-dinciptakaru.jatengprov.go.id/?idmenu=26, https://www.youtube.com/watch?v=FWaNml2dLmA,
2.3.5 Simulasi Kampanye PBHS (jika perlu) Simulasi kampanye dilakukan pada bagian-bagian tertentu dari materi kampanye. Contoh materi yang memerlukan simulasi adalah kampanye cuci tangan pakai sabun (CTPS), pengenalan jenis sampah (organic dan anorganik). Simulasi dapat dilakukan dengan menggunakan alat peraga atau melakukan proses contoh langsung (role play) dan nyanyian. Beberapa panduan tentang mencuci tangan pakai sabun dan sampah dapat dilihat pada link berikut ini:
CTPS: https://www.youtube.com/watch?v=y5NAnwzU1pM CTPS untuk anak sekolah:https://www.youtube.com/watch?v=qaZozziokT0 Sampah: https://www.youtube.com/watch?v=e83_u6l9_Cg
9
3 PENDAMPINGAN KEGIATAN PENGELOLAAN TINJA RUMAH TANGGA
3.1 TUJUAN DAN KELUARAN FASILITASI Tujuan fasilitasi sub komponen pembuangan tinja rumah tangga adalah: (1) Mengetahui perilaku pembuangan limbah tinja RT di lokasi KKN Tematik (2) Melakukan pemicuan stop BABS (3) Meningkatkan pengetahuan dalam pemilihan teknologi dan pemeliharaan dalam pengelolaan jamban rumah tangga Keluaran yang diharapkan meliputi: (1) Teridentifikasinya perilaku BAB masyarakat di lokasi KKN Tematik (2) Rumah tangga terpicu untuk tidak BAB sembarangan (3) Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang jamban yang sehat dan aman
3.2 SASARAN DAN METODE FASILITASI Sasaran utama dari fasilitasi ini adalah (1) Rumah Tangga yang belum memiliki jamban dan (2) Rumah Tangga yang kualitas jambannya tidak aman (meragukan). Proses fasilitasi dilaksanakan dengan metode:pertemuan warga, Transect Walk , diskusi.
3.3 PROSES DAN MATERI FASILITASI (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Identifikasi permasalahan Pengelolaan Tinja Pemicuan Stop BABS Komponen Teknis Pengelolaan Tinja RT Opsi Teknologi Pengelolaaan Jamban/Tinja RT (Tangga Sanitasi) Pemeliharaan dan Perawatan Jamban Keluarga/Tinja RT Pembentukan Tim Verifikasi dan Monitoring Jamban Keluarga Langkah-langkah ditampilkan pada setiap table berikut.
Uraian proses fasilitasi secara detail sebagaimana dijabarkan dalam silabus berikut:
10
Silabi Fasilitasi SANITASI/Jamban Pokok Bahasan 1) Identifikasi permasalahan Pola Buang air Besar/Tinja
2)
Pemicuan Stop BABS
Keluaran Metode Proses Materi yang diperlukan (tools) Durasi Kegiatan identifikasi secara umum adalah bagian dari IMAP. Namun kegiatan (sesi) identifikasi untuk SANITASI dapat dilakukan bila informasi terkait isu sanitasi dalam IMAP masih memerlukan pendalaman Peta masalah Brainstorming 1) Masyarakt dikumpulkan pada suatu tempat (balai desa Bahan presentasi singkat ttg masalah jamban/tinja 90 menit dan perilaku Diskusi atau rumah penduduk) Flip Chart/Kertas Plano BABS rumah kelompok 2) Jelaskan tentang masalah jamban/tinja RT Spido berwarna tangga 3) Lakukan proses identikasi masalah sbb: Kerta warna/warna a. Siapa yang tidak punya jamban Lem kertas b. Siapa yang jambannya tidak dikuras dalam 4 tahun Alat bantu lain terakhir c. Dimana anggota keluarga paling sering melakukan Buang Air Besar d. Siapa yang sering sakit diare 4) Ajak masyarakat membaut peta sosial partisipatif 5) Gambar letak rumah, jamban, lokasi BAB, sumber air bersih di peta sosial tsb Rumah tangga Praktek Merupakan lanjutan dari pembuatan peta sosial. Bahan presentasi singkat ttg masalah jamban/tinja 180 menit terpicu memiliki pemicuan dan Ajak masyarakat berkumpul di lapangan Flip Chart/Kertas Plano WC transect walk Mintalah masyarakat menggambarkan batas desa seperti Spido berwarna pada peta sosial (ukuran gambar sebisa mungkin sebesar Kerta warna/warna lapangan). Batas desa ditandai dengan tepung tapioka Lem kertas (putih) Air dalam gelas Minta setiap keluarga menempatkat posisi rumahnya di Tepung tapioca dan tepung terigu atau bahan sejenis peta lapangan tersebut Alat bantu lain yang terdapat dilokasi Minta salah satu anggota keluarga berdiri pada posisi Untuk membantu pemahaman, video pemicuan dapat di rumahnya masing-masing pelajari dari: Minta masing-masing yang berdiri menentukan lokasi Pemicuan di dimana mereka melakukan praktek BAB https://www.youtube.com/watch?v=3o31lFCkuHQ Lokasi BAB ditandai dengan tepung jagung (kuning). https://www.youtube.com/watch?v=GqAzhDjRMz8 Tanyakan berapa anggota keluarga yang BAB setiap hari dan tandai dengan banyaknya gundukan (tepung jagung). Mintalah setiap orang melihat sekitarnya dan memberikan analisa jumlah BAB yang terlihat dari banyaknya gundukan dan penyebarannya BAB (yang ditandai oleh tepung jagung) Lakukan perhitungan tinja, dengan asumsi setiap orang menghasilkan tinja 0.35 kg/BAB dan kalikan dengan frekuensi BAB dan jumlah anggota keluarga dan selanjutnya gambarkan dalam volume tinja satu desa. Lakuan pemicuan dengan simulasi lalat (lihat video) Selanjutnya tanyakan bagaimana cara menyelesaikan agar tinja tidak menyebar di satu desa dan biarkan antar masyarakat melakukan proses diskusi.
11
Silabi Fasilitasi SANITASI/Jamban Pokok Bahasan
Keluaran
Metode
3)
Komponen Teknis Pengelolaan Tinja RT
Masyarakat memahami bagian-bagian (bawah-tengahatas) dari pengolahan tinja RT
Paparan dan diskusi
4)
Opsi Teknologi Pengelolaaan Jamban/Tinja RT (Tangga Sanitasi)
Masyarakat memahami tahapan pengelolaan tinja rumah tangga
Paparan dan Tanya jawab
5)
Pemeliharaan dan Perawatan Jamban
Masyarakat memahami cara pemeliharaan
Paparan dan Tanya jawab dan observasi
Proses Setelah proses diskusi, tanyakan siapa yang ingin menyelasaikan masalah ini dengan membangun WC untuk dirinya sendiri Bila diantara yang terpicu terdapat orang tua rentan yang tidak mampu membangun sendiri, tanyakan kepada masyarakat siapa yang bersedia membantu. Tuliskan nama-nama yang bersedia membangun WC dalam kerta flip chart disertai waktu pelaksanaan (penggalian) dan siapa yang akan menggali Identifikasi seseorang/beberapa orang yang menjadi motor penyemangat dan sebut dia sebagai “Natural Leader” dan minta masyarakat memberikan apresiasi dengan tepuk tangan Lakukan proses ini pad pertemuan warga. Warga yang sebelumnya sudah terpicu wajib hadir Jelaskan maksud pertemuan Jelaskan bagian-bagian perbagian komponen teknis sistem pembungan tinja RT Mulai dengan bangunan bawah, selanjutnya bangunan tengah dan diakhiri bangunan atas. Jelaskan prinsip-prinsip teknis bangunan, misalnya: kedap air, jarak dari sumber air (sumur), keselamatan pemakain, dan lain-lain Proses ini dilakukan pada pertemuan warga, namun jika memungkinkan dapat dilakukan saat kunjungankunjungan ke rumah penduduk Jelaskan tahapan-tapahan tangga sanitasi untuk menghasilkan kualitas jamban (WC) yang sehat Lakukan proses Tanya jawab dan pastikan peserta/audiens memahami Tanyakan apakah ada rencana untuk melakukan perbaikan jamban menjadi jamban sehat dan catat komitment tersebut. Panduan opsi teknologi dalam pengelolaan jamban/tinja Rumah Tangga dapa diakses pada SNI 03-2398.2002 atau http://ppsp.nawasis.info/dokumen/panduan/panduan_opsi_t eknologi.pdf
Proses ini dilakukan pada pertemuan warga, namun jika memungkinkan dapat dilakukan saat kunjungan ke rumah penduduk
Materi yang diperlukan (tools)
Durasi
Bahan presentasi bagian-bagian pengelolaan tinja Rumah Tangga Video alat bantu Poster-poster terkait Alat bantu lain yang terdapat dilokasi Bahan bacaan: http://www.stbmindonesia.org/files/Katalog%20Opsi%20Jamban%20Seh at.pdf
120 menit
120 menit
Baan presentasi/bahan bacaan tentanng pemeliharaan pengelolaan tinja Rumah Tangga Video alat bantu
120 menit
12
Silabi Fasilitasi SANITASI/Jamban Pokok Bahasan Keluarga/Tinja RT
Keluaran WC dan masa pengurasan
Metode (jika diperlukan)
Proses Jelaskan tahapan-tapahan proses perhitungan tinja yang dihasilkan setiap keluarga. Lakukan perhitungan volume tinja berdasarkan asumsi 0.35kg/BAB dan bandingkan ukuran septik tank (bak penampung) yang dimiliki setiap rumah tangga dan tentukan kapan (berapa lama) penuh. Jelaskan upaya yang dilakukan jika septik tank penuh. Yaitu dikuras (daerah perkotaa) atau membangun baru (daerah perdesaan). Jelaskan tanda-tanda lain yang menandakan septik tank telah penuh (misalnya lubang closet tersumbat, timbulnya bau dari closet, lalat, dsb). (Jika diperlukan) lakukan observasi bersama masyarakat untuk menentukan apakah septik tank nya telah penuh dan tindakan yang perlu dilakukan.
Materi yang diperlukan (tools) Poster-poster terkait Kerta plano untuk penjelasan perhitungan biaya pemeliharaan dan penyedotan septik tank.
Durasi
13
4 PENDAMPINGAN PENGELOLAAN SAMPAH 3R
4.1 PENJELASAN UMUM Pengelolaan sampah secara umum terdiri dari tahapan pemilahan (sortir), pengumpulan (collection), pengangkutan (transportation), pengolahan (treatment) dan pemrosesan akhir (final disposal). Pengelolaan sampah 3R meliputi: Reduced (R1): Upaya mengurangi timbulan sampah di rumah tangga atau lingkungan sejak sebelum sampah dihasilkan. Misalnya menggunakan bahan yang dapat diisi ulang (refill), mengurangi bahan sekali pakai, menggunakan alat yang bisa diganti sebagian (misalnya: alat tulis). Konsep Reduce adalah menenkan perubahan pola hidup perilaku konsumtif. Reused (R2):Upaya menggunakan kembali bahan/material agar tidak menjadi sampah (tanpa proses pengolahan. Misalnya: menggunakan botol bekas menjadi tempat air, menggunakan kaleng susu dengan susu isi ulang, baterie yang dapat diisi ulang (rechardable) dan sebagainya. Recycled (R3): Upaya mendaur ulang suatu bahan yang tidak digunakan (sampah) menjadi bahan lain setelah adanya proses pengolahan. Misalnya: membuat kain lap dari sisa kain (perca), mengolah botol bekas jadi biji plastic, membuat kerajinan dari bekas plastik kemasan makanan. Gambaran umum keterkaitan penanganan sampah skala rumah tangga, kawasan dan perkotaan sebagaimana dijelaskan pada gambar dibawah ini. Fokus fasilitasi pada KKN Tematik adalah penanganan kawasan rumah tangga.
14
4.2 TUJUAN DAN KELUARAN FASILITASI Tujuan fasilitasi kegiatan pengelolaan sampah 3R adalah (1) Mengetahui perilaku pembuangan sampah RT di lokasi KKN Tematik (2) Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah 3R (3) Meningkatkan ketrampilan masyarakat dalam pengelolaan sampah 3R Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah (1) Diketahuinya perilaku buang sampah RT di lokasi KKN Tematik (2) Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah 3R (3) Adanya sejumlah RT yang mempraktekan pengelolaan sampah 3R
4.3 SASARAN DAN METODE FASILITASI: Target sasaran kegiatan ini adalah; kelompok ibu Rumah Tangga dilaksanakan dengan metode; Pertemuan Warga, Diskusi, Pelatihan teknis
4.4 PROSES DAN MATERI FASILITASI Proses yang dilaksanakan selama fasilitasi adalah sebagai berikut: (1) (2) (3) (4) (5) (6)
Identifikasi permasalahan sampah di lokasi KKN Tematik Melakukan pemicuan untuk kesadaran pengelolaan sampah Opsi Teknik Pengelolaan Sampah RT Pelatihan Dasar Pengolahan Daur Ulang Sampah 3R rumah tangga Pelatihan Pemasaran Produk 3R Verifikasi dan Monitoring pengelolaan sampah Keluarga
Penjelasan lebih rinci dari proses pelaksanaan fasilitasi adalah sebagaimana dijabarkan dalam matrik silabus sebagai berikut; 15
Ilustrasi Kegiatan Pengelolaan Sampah 3R Pewadahan Sampah
Pengangkutan Sampah
Pembuatan Kompos Metode Kompos Bak/Tong Plastik
Langkah-langkah Untuk Metode Takakura
Metode Komposter
16
Silabi Fasilitasi SANITASI/Persampahan 3R Pokok Bahasan 1. Identifikasi permasalahan persampahan desa
2.
Pemicuan Kesadaran Pengelolaan Sampah
di
Keluaran Metode Proses Materi yang diperlukan (tools) Durasi Kegiatan identifikasi secara umum adalah bagian dari IMAP. Namun kegiatan (sesi) identifikasi untuk SANITASI dapat dilakukan bila informasi terkait isu sanitasi dalam IMAP masih memerlukan pendalaman Peta masalah dan Bahan presentasi 90 menit Brainstorming Masyarakt dikumpulkan pada suatu tempat (balai desa perilaku buang singkat ttg masalah atau rumah penduduk) Diskusi kelompok sampah rumah tangga jamban/tinja Jelaskan tentang masalah persampahan RT Flip Chart/Kertas Plano Lakukan proses identikasi masalah sbb: Spido berwarna 1. Jenis sampah apa yang umumnya dihasilan RT Kerta warna/warna 2. Siapa yang tidak memiliki tempat buang sampah Lem kertas 3. Dimana anggota keluarga paling sering Alat bantu lain membuang sampah 4. Siapa yang mengangkut sampah di lingkungan desa Ajak masyarakat membaut peta sosial partisipatif terhadap sampah Gambar letak rumah, lokasi pembuangan sampah RT, lokasi TPS terdekat di peta sosial Rumah tangga terpicu Praktek pemicuan dan Merupakan lanjutan dari pembuatan peta sosial. Bahan presentasi singkat 180 menit mengolah sampah transect walk ttg masalah jamban/tinja sendiri Flip Chart/Kertas Plano Ajak masyarakat berkumpul di lapangan Spido berwarna Mintalah masyarakat menggambarkan batas desa Kerta warna/warna seperti pada peta sosial (ukuran gambar sebisa Lem kertas mungkin sebesar lapangan). Batas desa ditandai Air dalam gelas dengan tepung tapioka (putih) Tepung tapioca dan Minta setiap keluarga menempatkat posisi rumahnya tepung terigu atau bahan di peta lapangan tersebut sejenis Minta salah satu anggota keluarga berdiri pada posisi Alat bantu lain yang rumahnya masing-masing terdapat dilokasi Minta masing-masing yang berdiri menentukan lokasi dimana mereka membuangan sampah Lokasi sampah ditandai dengan tepung jagung (kuning). Tanyakan berapa RT setiap hari buang sampah dan tandai dengan banyaknya gundukan (tepung jagung). Mintalah setiap orang melihat sekitarnya dan memberikan analisa jumlah Sampah yang terlihat dari banyaknya gundukan dan penyebaran sampah (yang ditandai oleh tepung jagung) Lakukan perhitungan sampah, dengan asumsi setiap rumah tangga menghasilkan 0.85 kg/sampah/hari dan kalikan dengan frekuensi pembuangan dan jumlah RT selanjutnya gambarkan dalam volume sampah satu
17
Silabi Fasilitasi SANITASI/Persampahan 3R Pokok Bahasan
Keluaran
Metode
3.
Pemilahan Sampah RT
Masyarakat memahami teknik memilah sampah organic dan anorganik di setiap RT
Paparan dan diskusi
4.
Teknis Pelaksanaan 3R
Masyarakat memahami cara mengolah sampah dengan teknik 3R (reduce, resuce, recycle) di setiap RT
Paparan dan Tanya jawab dan observasi (jika diperlukan)
Proses desa. Selanjutnya tanyakan bagaimana cara menyelesaikan agar tinja tidak menyebar di satu desa dan biarkan antar masyarakat melakukan proses diskusi. Catat hasil diskusi dan jalan keluar mengatasi sampah tersebut. Lakukan proses ini pada pertemuan warga. Warga yang sebelumnya sudah terpicu wajib hadir Jelaskan maksud pertemuan Jelaskan bagian-bagian perbagian komponen teknis sistem pengelolaans sampah rumah tangga Minta masyarakat menuliskan jenis sampah yang umumnya dihasilkan di rumah masing-masing Jelaskan pengertian jenis-jenis sampah organic dan anorganik Minta warga mengelompokkan jenis sampah tersebut diatas menjadi : - sampah organic - sampah anorganik - sampah lainnya Minta masyarakat mendiskusikan keuntungan dan kerugian jika memilah sampah organic dan anorganik Jelaskan cara-cara mengumpulkan sampah dan wadah yang dapat digunakan Usahakan wadah terbuat dari bahan lokal Mintala komitmen warga untuk memulai memilah sampah di RT masing-masing dan tentukan cara mengatasi tahapan selanjutnya. Proses ini dilakukan pada pertemuan warga, namun jika memungkinkan dapat dilakukan saat kunjungan ke rumah penduduk Minta masyarakat menuliskan jenis-jenis sampah yang umum dihasilkan di setiap rumah dalam flip chart atau meta plan. Kelompokkan jenis sampah tersebut berdasakarn: Masih dapat digunakan lagi Tidak dapat digunakan lagi Jelaskan pengertian 3R dan jenis sampah apa saja yang dapat diproses menjadi sesuai prinsip 3R. Minta masyarakat mengelompokan hasil diskusi sebelumnnya dengan prinsip 3R dan alasan
Materi yang diperlukan (tools)
Durasi
Bahan presentasi bagianbagian pengelolaan tinja Rumah Tangga Video alat bantu Poster-poster terkait Alat bantu lain yang terdapat dilokasi
180 menit
120 menit dan berulang
18
Silabi Fasilitasi SANITASI/Persampahan 3R Pokok Bahasan
5.
Praktek 3R
Keluaran
Metode
Masyarakat mampu melakukan proses 3R sederhana
Pertemuan warga dan simulasi
Proses kegunaannya Tanyakan masyarakat, siapa saja yang tertarik untuk proses lebih lanjut pengolahan sampah 3R. Kegiatan ini dilakukan secara terpisah dan bila mahasiswa tidak memiliki keahlian khusus dapat menghadirkan pihak lain yang telah berhasil melakukan proses fasiltasi 3R.
Materi yang diperlukan (tools)
Durasi
Jenis sampah yang dapat dilakukan proses 3R, misalnya plastic bekas minuman mineral, bekas bungkun makanan anak-naka, dsb
Setiap sesi 120 menit dan berulang.
19
5 PENDAMPINGAN PENGELOLAAN SISTEM PENGELOLAANLIMBAH KOMUNAL
5.1 TUJUAN DAN KELUARAN FASILITASI Tujuan yang diharapkan dari kegiatan ini adalah (1) Mengidentifikasi bentuk lembaga pengelolaa yang sesuai dengan kondisi setempat (2) Membentuk lembaga pengelola sarana IPAL Komunal (3) Menyusunan rencana pembangunan pengelolaana limbah ternak dan industry rumah tangga (kasus khusus). Keluaran yang diharapkan adalah sebagai berikut: (1) Diperkenalkannya bentuk kelembagaan pengelolaan limbah skala komunal (2) Tersusunya konsep rencana pengelolaan limbah ternak/industry rumah tangga (kasus khusus).
5.2 SASARAN DAN METODE FASILITASI: Target sasaran fasilitasi adalah; Kelompok pengguna sarana dan peternak dilaksanakan melalui metode; pertemuan warga, diskusi, dan pelatihan teknis
5.3 PROSES DAN MATERI FASILITASI Langkah-langkah dalam kegiatan fasilitasi adalah sebagai berikut:
5.3.1 Pembentukan Kelembagaan IPAL Komunal (MCK Plus atau Perpipaan) Pembentukan kelembagaan dalam pengelolaan IPAL Komunal mengikuti kaidah dan prosedur yang diatur oleh Kementerian PUPR. Proses pembentukan lembaga umumnya sama, kecuali struktur pengurus yang disesuaika kebutuhan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendampingan mahasiswa KKN tentang kelembagaan ini adalah:
20
(1) Kondisi sarana IPAL Komunal yang terbangun(Lakukan asesmen tentang tingkat keberfungsian sarana, sistem penyambungan saluran dari rumah ke bak (untuk yang model perpipaan/sewerage). (2) Dokumentasi desain dan Petugas yang pernah terlibat dalam pembangunanIdentifikasi petugas yang pernah terlibat dalam pembangunan dan pastikan bahwa gambar teknis masih tersimpan/terdokumentasi. Bila tidak ada, maka perlu dicarikan dokumentasinya pada pihak lain yang sebelumnya terlibat dalam pembangunan tersebut. (3) Pembentukan lembaga dilakukan secara partisipatif, dimana peran mahasiswa adalah memfasilitasi berlangsungnya proses diskusi di tingkat masyarakat untuk menetapkan bentuk lembaga yang paling cocok dengan kebutuhan setempat. Pertemuan pembentukan lembaga, mungkin dilakukan dalam serangkaian pertemuan, sehingga diperlukan notulensi/berita acara dari setiap pertemuan agar tidak diulang pada pertemuan berikutnya. Latar belakang mahasiswa dari keilmuan tertentu dapat memberi penjelasan tambahan untuk membantu masyarakat tentang bentuk-bentuk kelembagaan pengelola sarana, tata cara pembentukan dan kelebihan/keunikan dari setiap bentuk lembaga. (4) Pembentukan kelembagaan harus dilengkapi dengan: - Struktur Kepengurusan - Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga - Surat keputusan Kepala Desa untuk kepengurusan - Standar Operasi Prosedur pengelolaan IPAL Komunal - Sistem pembayaran (tariff) dan pembukuan
5.3.2 Pengelolaan Limbah Ternak/Industri Skala Rumah Tangga Pada kondisi tertentu, di lokasi KKN Tematik mungkin ditemukan permasalahan terkait limbah cair non domestik (non rumah tangga), yaitu yang dihasilkan oleh ternak dan industry kecil skala rumah tangga (misalnya pembuatan tahu). Bila hasil IMAP dan prioritas masalah menekankan perlu penangananan terhadap masalah tersebut, maka pendampingan mahasiswa KKN Tematik diharapkan mampu memfasilitasi pemecahan masalah tersebut. Dimungkinkan, akibat durasi KKN yang singkat, proses fasilitasi tidak sepenuhnya tuntas sesuai kebutuhan, maka diharapkan ada proses bridging (penjembatan) sebelum KKN periode berikutnya dilaksanakan. Dalam upaya pemecahan masalah ini, bentuk-bentuk pendampingan yang mungkin dilakukan antara lain: (1) (2) (3) (4)
Identifikas masalah dan akibat limbah ternak/industry skala rumah tangga. Identifikasi dan perhitungan produksi limbah (ternak atau industry) Analisis kebutuhan teknis pengolahan limbah dan sistem jaringanan Identifikasi komponen non teknis pengolahan, misalnya: lahan, ijin, pendanaan, kelembagaan dan lain-lain. (5) Pembentukan kelembagaan atau penguatan kapasitas anggota (jika lembaga telah ada). 21
(6) Penyusunan proposal teknis dan fasilitasi sumber informasi/dukungan. Mahasiswa perlu memperlengkapi diri dengan pengetahuan teknis tentang bentuk pengolahan limbah ternak atau industry skala rumah tangga, antara lain bila dibuat dalam bentuk bio digester (bio gas). Beberapa informasi berikut dapat dijadikan referensi, http://www.biru.or.id/index.php/digester/ atau hasil LIPI dengan skematik berikut:
Pembuatan biogas dari kotoran ternak dikembangkan dengan metodologi fermentasi anaerob. Tahapan proses dengan metode ini yang pertama adalah proses asidifikasi, yaitu proses penguraian atau dekomposisi komponen penyusun bahan organik menjadi asam-asam organik tanpa oksigen. Tahapan proses yang kedua adalah proses methanasi, yaitu proses perubahan asam-asam organik menjadi biogas. Untuk proses fermentasi anaerob ini dilakukan dalam sebuah biodigester. Volume biodigester ini sebesar 9 m3. Dengan volume sebesar ini dapat dihasilkan hasil biogas yang semakin banyak pula untuk kebutuhan bahan bakar genset secara kontinue. Di dalam reaktor biodigester ini akan terjadi penguraian bahan-bahan organik yang terkandung dalam kotoran sapi menjadi asam-asam organik. Selanjutnya asam-asam organik ini akan terurai secara anaerobik menjadi biogas. Biodigester memiliki desain tertentu yang berbeda pada setiap pembuatnya dan ditanam/diletakkan dalam galian tanah setinggi 1 - 1,5 m. Hal terpenting dari pembuatan biodigester ini adalah tidak boleh ada kebocoran sedikitpun dari rangkaian pelat penyusun biodigester tersebut. Gas holder adalah reaktor penampung biogas yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan biogas sebelum dialirkan melalui pipa koneksi menuju generator ataupun kompor biogas. Biogas yang tertampung dalam gas holder selanjutnya mengalir melalui pipa koneksi/selang menuju ke rumah-rumah dan selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan bakar generator dan kompor biogas. Perencanaan desain unit biodigester dan pembinaan teknis sebelum dilakukan pembuatan biodigester dan unit perlengkapan lainnya, maka terlebih dahulu perencanaan desain untuk unit biodigester tersebut. Urutan perencanaan desain unit biodigester dimulai dengan perhitungan volume biodigester, penentuan model biodigester. Uji Kinerja Pembangkit Listrik/Genset dengan menggunakan Bahan Bakar Biogas Setelah pekerjaan perencanaan biodigester dan sarana prasarana biogas telah selesai dilakukan maka untuk selanjutnya adalah uji kinerja pembangkit listrik/genset dengan menggunakan bahan bakar biogas.
(sumber: http://www.litbang.esdm.go.id)
22
Dalam pembuatan perencanaan biogas sehingga menghasilkan energy perlu diketahui hal-hal berikut:
Komponen Konstruksi Biogas 1)
2)
Inlet : Merupakan tempat (Tangki) untuk mencampur kotoran dan air dengan perbandingan 1:1. Pada Inlet ini dilengkapi dengan pipa untuk mengalirkan campuran tersebut ke dalam tangki reactor. Tangki reactor (Digester) Merupakan tempat penampungan campuran kotoran sapi dan air yang merupakan ruang hampa udara, dimana pada tempat ini terjadi fermentasi sehingga terbentuk gas. Pada tangki reactor ini terdiri dari beberapa komponen yaitu : a). Kubah (tempat penampung gas/ bagian atas dari tangki reactor). Gas yang dihasilkan dari hasil fermentasi tertampung pada kubah; b). Outlet. Ampas biogas yang telah terfermentasi di dalam Tangki Reaktor, akan terdorong keluar menuju ke outlet karena tekanan gas dalam tangki reactor. c). Manhole. Menhole adalah lubang yang menghubungkan tangki reactor dengan outlet. Lubang ini juga digunakan sebagai jalan masuk untuk memeriksa atau memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi dibagian dalam kubah. Keberhasilan fungsi reactor sangat dipengaruhi oleh ketersediaan suppli (berupa kotoran ternak/sapi, atau ampas hasil limbah industry rumah tangga/tahu). Hal-hal yang perlu diperhatikan, antara lain: i) Tangki reactor harus terus diisi kotoran sapi yang telah dicampur air setiap hari, tergantung besar ukuran tangki. Sebagai acuan dapat ditentukan sebagai berikut Volume 4M3
diisi 20–30Kg. kotoran basah
Volume 6M3
diisi 30–40kg. kotoran basah
Volume 8M3
diisi 40–50kg. kotoran basah
23
Volume 10M3
diisi 50–60kg. kotoran basah
Volume12M3
diisi60–70kg kotoranbasah
ii). Tangki reactor harus terbuka dan kena sinar matahari langsung, tidak kemasukan air disaat hujan. iii). Pipa-pipa aliran gas harus bebas dari kebocoran. iv). Lubang pemasukan kotoran ke tangki reactor dan lubang pembuangan tidak boleh ada yang tersumbat 3)
Penampung Ampas Biogas. Merupakan tempat untuk menampung ampas biogas yang keluar dari aoutlet, setelah proses fermentasi selesai. Ampas biogas ini bermanfaat sebagai pupuk organic berkualitas tinggi dan siap digunakan.
4)
Pipa Gas Utama. Gas yang ditampung di kubah utama, lalu dialirkan melalui pipa gas utama ke titik pengguna (kompor atau lampu). Pada pipa gas utama ini dilengkapi dengan beberapa komponen yaitu : i.
Katup gas utama: fungsinya mengatur aliran gas utama dari kubah ke titik pengguna.
ii.
Penguras air (saluran pembuangan air). Uap air yang terkandung di dalam gas akan dialirkan melalui saluran penguras air (water drain). Saluran ini biasanya terletak di titik terendah pipa gas.
Beberapa pengalaman dan contoh pemanfaatan biogas untuk energy antara lain:
Untuk menghasilkan daya sebesar 450 - 1000 Watt sebuah genset memerlukan bahan bakar biogas sebesar 0,6 - 1 m3 biogas perjam.
Pemakaian genset adalah berkisar 12 jam/hari.
Konsumsi biogas untuk genset perhari adalah berkisar 7,2 - 12 m3/hari.
Detailed Engineering Design (DED) dan perhitungan-perhitaungan teknis untuk pembuatan biogas dapat dipelajari melalui : http://www.nzdl.org atau sumber-sumber lain yang relevan.
24