KELAYAKAN PEMBESARAN AYAM BROILER SISTEM PERKANDANGAN TERBUKA DAN TERTUTUP PADA CV PERDANA PUTRA CHICKEN BOGOR
NARITHA AYUDYA RISWANTI
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kelayakan Pembesaran Ayam Broiler Sistem Perkandangan Terbuka Dan Tertutup Pada CV Perdana Putra Chicken Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2014
Naritha Ayudya Riswanti NIM H34100163
Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait
2
ABSTRAK NARITHA AYUDYA RISWANTI. Kelayakan Pembesaran Ayam Broiler Sistem Perkandangan Terbuka Dan Tertutup Pada CV Perdana Putra Chicken, Bogor. Dibimbing oleh TINTIN SARIANTI. Potensi konsumsi ayam broiler masih besar, rata-rata permintaan 1 400 000 kg/hari di wilayah Jabodetabek. Hal tersebut menjadi peluang bagi CV Perdana Putra Chicken meningkatkan produksi. Peningkatan produksi ayam broiler dapat dilakukan dengan penggunaan teknologi terutama pada kandang. Penelitian ini bertujuan menganalisis kelayakan peternakan ayam broiler yang menggunakan kandang sistem open house dan closed house. Penelitian dilakukan pada kandang Geledug Leuwiliang. Metode yang digunakan adalah metode analisis kualitatif untuk kelayakan non finansial dan analisis kuantitatif berdasarkan kriteria investasi dan switching value. Hasil analisis diperoleh bahwa kelayakan non finansial seperti aspek pasar, teknis, hukum, manajemen, sosial dan lingkungan menunjukkan PPC layak dijalankan. Kelayakan aspek finansial menunjukkan kandang tertutup dan kandang terbuka memiliki nilai kriteria investasi NPV, IRR, Net B/C, dan Payback Period serta switching value menghasilkan nilai layak usaha dijalankan. Kata kunci: closed house, open house
ABSTRACT NARITHA AYUDYA RISWANTI . Feasibility Analysis of Broiler Chicken Breeding by Open And Closed House System At CV Perdana Putra Chicken, Bogor . Supervised by TINTIN SARIANTI. The potential of broiler chicken consumption is still abundant by an average demand of 1.4 million kg / day in the Jabodetabek area. This causes an opportunity for CV Perdana Putra Chicken to increase the production. The increase in broiler chicken production can be accomplished with the use of technology, especially technology applied for the cage. This study aims to analyze the feasibility of broiler chicken house system uses open and closed house. The study was conducted at farm cage Geledug, Leuwiliang. The method used were qualitative analysis method for non-financial feasibility and quantitative analysis based on investment criteria and switching value. The analysis result showed that the feasibility of such non-financial aspects of the market, technical, legal, management, social and environmental showed both of them feasible to run. The feasibility of the financial aspects showed that both closed and open cage had value of investment criteria consisted NPV, IRR, Net B / C, and Payback Period as well as switching value made the business feasible to run. Keywords: closed house , open house
KELAYAKAN PEMBESARAN AYAM BROILER SISTEM PERKANDANGAN TERBUKA DAN TERTUTUP PADA CV PERDANA PUTRA CHICKEN BOGOR
NARITHA AYUDYA RISWANTI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
Judul Skripsi: Kelayakan Pembesaran Ayam Broiler Sistem Perkandangan Terbuka dan Tertutup Pada CV Perdana Putera Chicken Bogor Nama : Naritha Ayudya Riswanti NIM : H34100163
Disetujui oleh
Tintin Sarianti, SP. MM Pembimbing Skripsi
Diketahui oleh
Dr Ir Dwi Rachmina, MSi Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
2
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dibahas dalam skripsi ini adalah analisis kelayakan usaha, dengan judul Kelayakan Pembesaran Ayam Broiler Sistem Perkandangan Terbuka Dan Tertutup Pada CV Perdana Putra Chicken, Bogor. Penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga April 2014. Terima kasih penulis ucapkan kepada kedua orang tua penulis yang selalu memberikan kasih sayang, nasehat, motivasi, dan doasehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada Tintin Sarianti SP, MM selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberi arahan dan kesabarannya dalam menyusun skripsi ini. Terima kasih untuk Ir Juniar Atmakusuma, MS sebagai dosen penguji utama dan Yanti Nuraeni Muflikh, SP,M.Agribuss yang telah memberi saran dan masukan terhadap sktripsi saya. Terima kasih pada Febriantina Dewi, SE, MSc, MM selaku dosen pembimbing akademikatas bimbingannya yang diberikan selama perkuliahan.Terima kasih juga kepada Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS, Dr. Ir. Anna Farianti, M.Si., Ir. Juniar Atmakusuma,MS, Dra. Yusalina, M.Si., Tintin Sarianti, SP. MM, dan Yanti Nuraeni Muflikh, SP, M.Agribuss sebagai tim peneliti pada Penelitian Unggulan Departemen yang berjudul “Model Bisnis Peternakan Ayam Broiler Di Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat” atas kesempatannya menjadi enumerator sehingga dapat menjadi bahan penelitian skripsi ini. Di samping itu, ucapan terima kasih kepada Drh Sri Waluyo, bapak Dawari dan pihak CV Perdana Putra Chicken selaku pihak tempat penelitian skripsi yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian dan meluangkan waktunya dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Terima kasih kepada Karya Salemba Empat dan Bank Indonesia yang telah memberikan beasiswa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih kepada teman satu bimbingan Argi, Feby, Rahma, Nisa, Sri, dan Intan atas doa dan dukungannya. Terima kasih pada seluruh rekan-rekan Agribisnis 47 untuk saran, nasehat, dan doa. Terima kasih untuk teman-teman kosan Amanah B untuk motivasi dan dorongan kepada penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat dan masukan yang baik bagi CV Perdana Putra Chicken maupun masyarakat luas.
Bogor, Juni 2014 Naritha Ayudya Riswanti
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
4
Tujuan Penelitian
5
Manfaat Penelitian
6
Ruang Lingkup Penelitian
6
TINJAUAN PUSTAKA
6
Analisis Kelayakan Non Finansial
6
Analisis Kelayakan Finansial
7
KERANGKA PEMIKIRAN
10
Kerangka Pemikiran Teoritis
10
Kerangka Pemikiran Operasional
14
METODE PENELITIAN
17
Desain Penelitian
17
Lokasi dan waktu
17
Jenis dan Sumber Data
17
Metode Pengumpulan Data
17
Metode Analisis Data
18
Definisi Operasional
20
Asumsi-asumsi Dasar
20
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
21
Sejarah Perusahaan
21
Lokasi Peternakan
22
Kerjasama Perusahaan Sarana Produksi
23
Perkembangan Usaha
23
HASIL DAN PEMBAHASAN Kelayakan Aspek Non Finansial
25 25
2
Aspek Pasar dan Pemasaran
25
Aspek Teknis
28
Aspek Manajemen dan Hukum
38
Aspek Sosial dan Lingkungan
40
Analisis Aspek Finansial
42
SIMPULAN DAN SARAN
56
Simpulan
56
Saran
56
DAFTAR PUSTAKA
57
LAMPIRAN
59
RIWAYAT HIDUP
83
DAFTAR TABEL 1 Pertumbuhan konsumsi produk peternakan per kapita per tahun periode 2009-2012 di Indonesia (Kg/kapita/tahun) 2 Harga eceran komoditas bahan pokok September 2013-Februari 2014 (rupiah) 3 Perkembangan populasi ayam broiler di Pulau Jawa Periode 2010-2012 (ekor) 4 Permintaan dan realisasi pedagang ayam broiler 5 Kelebihan dan kelemahan kandang terbuka dan tertutup 6 Performa masing-masing Kandang rata-rata produksi MaretDesember 2013 7 Harga investasi bangunan dan instalasi air kandang 8 Biaya investasi peralatan open house 9 Biaya investasi peralatan closed house 10 Investasi awal tahun 11 Penyusutan dan umur teknis dari barang investasi peternakan sistem kandang open house 12 Penyusutan dan umur teknis dari barang investasi peternakan 13 Biaya variabel tiap kandang per periode 14 Biaya tetap kandang open house dan closed house 15 Perbandingan hasil kriteria investasi 16 Hasil analisis switching value
1 2 2 25 31 32 44 45 46 47 48 49 51 52 53 55
DAFTAR GAMBAR 1 Diagram Kerangka Pemikiran Operasional 2 Saluran pemasaran ayam broiler CV Perdana Putra Chicken 3 Kerja Tunnel Ventilation System pada kandang tertutup 4 Kerja ventilasi pada kandang terbuka 5 Kandang open house (kiri) dan kandang closed house (kanan) 6 Gudang pakan 7 Mess kepala kandang dan anak kandang 8 Tendon air 9 Termometer dan timbangan ayam 10 Cerobong batu bara dan gasolec 11 Kipas angin ruangan 12 Alat pakan dan tempat minum 13 Heater dan fan 14 Tempat pakan dan tempat minum 15 Struktur organisasi pada peternakan CV Perdana Putra Chicken 16 Dampak negatif berupa lalat 17 Pengurangan polusi yang dilakukan
16 27 29 30 30 33 33 34 34 35 35 36 36 37 39 41 42
2
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7 8
Denah Kandang Geledug Nilai sisa investasi CV Perdana Putra Chicken Laba rugi usaha ayam broiler pada kandang open house system Cash flow usaha ayam broiler pada kandang open house system Laporan laba rugi pada kandang closed house system Cash flow usaha ayam broiler pada kandang closed house system Hasil switching value kandang open house Hasil switching value kandang closed house
60 61 64 65 68 69 72 77
PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan konsumsi berbagai komoditas semakin meningkat akibat adanya laju pertumbuhan penduduk Indonesia yang sebesar 1.46 persen per tahun (BPS 2013). Protein merupakan salah satu komponen gizi pada tumpeng gizi seimbang selain makanan pokok, sayuran, buah, dan air putih. Sumber protein menurut asal dibedakan menjadi dua, yaitu nabati dan hewani. Protein nabati berasal dari kacang-kacangan sedangkan hewani berasal dari produk peternakan. Manfaat protein hewani bagi manusia adalah untuk membentuk sel otak manusia dan sel darah merah sehingga akan mempengaruhi ketahanan tubuh terhadap penyakit. Selain itu juga kaya akan vitamin dan mineral yang dibutuhkan saat masa pertumbuhan jadi konsumsi protein hewani baik diberikan sejak dini. Peningkatan pangan hewani mulai dilakukan untuk mencukupi konsumsi produk daging segar yang pertumbuhan konsumsi per komoditi meningkat per kapita per tahun yang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Pertumbuhan konsumsi produk peternakan per kapita per tahun periode 2009-2012 di Indonesia (Kg/kapita/tahun) Tahun No
Komoditi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8
Daging Sapi Daging Kerbau Daging Kambing Daging Babi Daging Ayam ras Daging Ayam kampung Daging Unggas lainnya Daging Lainnya Daging segar
2009
2010
2011
2012
0.313 0.000 0.000 0.209 3.076 0.521 0.052 0.052 4.224
0.365 0.000 0.000 0.209 3.546 0.626 0.052 0.052 4.849
0.417 0.000 0.052 0.261 3.650 0.626 0.052 0.052 5.110
0.365 0.000 0.000 0.209 3.494 0.521 0.052 0.052 4.693
Laju Pertumbuhan (%) 6.13 0 0 1.67 4.63 1.13 0 0 12
Sumber : Badan Pusat Statistik (2013)
Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa laju pertumbuhan konsumsi masyarakat terhadap daging segar di dominasi oleh daging sapi yaitu sebesar 6.13 persen kemudian disusul oleh daging ayam ras (4.63 persen). Komoditi daging segar lainnya laju pertumbuhannya masih dibawah kedua daging tersebut. Kondisi ini menyebabkan kesediaan akan kedua daging tersebut harus terus tercukupi. Harga kedua daging tersebut berkisar Rp30 000 – Rp40 000 untuk daging ayam ras dan Rp89 000 – Rp95 000 untuk daging sapi. Pergerakan harga harga ayam ras dan sapi enam bulan terakhir dapat dilihat pada Tabel 2. Perbedaan harga daging sapi dan ayam yang cukup besar menyebabkan sebagian masyarakat lebih memilih
2
mengkonsumsi daging ayam sebagai kecukupan dibandingkan daging sapi untuk kebutuhan sehari-hari.
protein
hewani,
Tabel 2 Harga eceran komoditas bahan pokok September 2013-Februari 2014 (rupiah) Bulan Daging ayam ras (kg) Daging Sapi (kg) September 37 732 89 217 Oktober 35 061 89 297 November 32947 89 368 Desember 32 202 90 154 Januari 33 757 93 029 Februari 33 230 92 443 Sumber : Badan Pusat Statistik (2014)
Adanya keadaan ayam broiler dengan harga yang cukup fluktuatif, konsumsi masyarakat yang tinggi, dan periode produksi yang singkat menyebabkan dewasa ini banyak masyarakat yang melakukan pembesaran ayam broiler secara komersial. Hal tersebut dapat dilihat dari peternakan ayam broiler yang tersebar menyeluruh di Indonesia. Pulau Jawa merupakan daerah dengan populasi ayam broiler cukup menyebar. Adanya peningkatan perkembangan populasi ayam broiler di pulau Jawa tahun ke tahun dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Perkembangan populasi ayam broiler di Pulau Jawa Periode 20102012 (ekor) Tahun No Provinsi 2010 2011 2012 1. DKI Jakarta 132 200 136 200 148 700 2. Jawa Barat 497 814 154 583 263 441 610 436 303 3. Jawa Tengah 64 332 799 66 239 700 76 906 291 4. D I Yogyakarta 5 435 521 5 770 832 5 814 935 5. Jawa Timur 56 993 631 149 552 720 155 945 927 Sumber : Direktorat Jendral Peternakan (2013)
Perkembangan populasi unggas ayam broiler dapat dilihat dari Tabel 3, bahwa dari tahun 2010 hingga 2012 terjadi peningkatan populasi di setiap provinsi. Hal tersebut menunjukkan bahwa usaha peternakan ayam broiler masih menjadi salah satu usaha yang menjanjikan. Begitu pula yang ada di Provinsi Jawa Barat, populasi ayam broiler di Jawa Barat cukup tinggi setiap tahunnya dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa. Hal tersebut dipengaruhi dengan adanya tingkat pendapatan penduduk yang tinggi di Jawa Barat. Pada tahun 2012, populasi ayam broiler di Jawa Barat tertinggi yaitu 610 436 303 ekor. Bisnis ayam pedaging merupakan bisnis yang lebih menarik daripada bisnis ayam petelur. Hal tersebut akibat adanya perputaran modal yang
3
cepat, lagipula segala sumber daya yang dibutuhkan tidak perlu harus dibayar saat itu. Adanya sistem mitra, hanya dengan waktu 5 hingga 6 minggu banyak pabrik makanan, obat dan pemilik sumber daya lainnya merelakan sumber daya dipakai dalam 5 hingga 6 minggu dan dibayar setelah itu (Rasyaf, 1995). Ewasa ini, waktu yang dibutuhkan untuk budidaya sudah dipercepat sekitar 4 hingga 5 minggu akibat adanya kemajuan teknologi untuk perubahan gen pada ayam broiler. Kandang merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam beternak. Apalagi dengan adanya suhu di Indonesia yang tidak sesuai dalam pertumbuhan ayam broiler. Ayam broiler dapat tumbuh dengan optimal pada temperatur suhu 19o - 21o C, sedangkan suhu di Indonesia dapat mencapai 33-35 oC pada musim kemarau (Rasyaf, 2001). Sehingga perlu adanya kandang yang dapat mengatasi hal tersebut. Jenis kandang ayam broiler berdasarkan tipe dinding (ventilasi) dapat dibedakan menjadi kandang terbuka (open house) dan kandang tertutup (closed house). Kandang sistem terbuka merupakan kandang yang dindingnya terbuka biasanya terbuat dari kayu atau bambu. Sedangkan tipe tertutup, dindingnya tertutup dan biasanya terbuat dari bahan permanen dengan penggunaan teknologi tinggi. Sehingga, closed house mempunyai ventilasi yang baik yakni mampu mengurangi dampak dari tingginya kelembaban udara, dengan memanfaatkan efek “wind chill” dalam kandang. Adanya aliran udara hangat dalam kandang yang mengenai tubuh ayam akan memberikan “rasa lebih dingin dari suhu udara yang terukur.1 Kendala keadaan tropis dan curah hujan yang terjadi di Bogor khususnya di Kecamatan Leuwiliang tidak dapat diprediksi setiap bulannya. Menyebabkan adanya kemajuan teknologi untuk mengurangi risiko terhadap suhu disekitar kandang salah satunya pembuatan kandang dengan pengaturan ventilasi. Perkandangan tertutup merupakan salah satu jenis kandang yang dapat ditempuh oleh peternak dengan adanya masalah suhu tersebut. Teknologi yang diterapkan pada kandang closed house dan juga adanya kelebihan seperti kesehatan, pencemaran yang kecil dan terutama suhu, kelembapan, ventilasi yang dapat dikontrol. Hal yang tidak dapat diperoleh pada tipe kandang terbuka. Salah satu perusahaan yang bergerak pada bidang peternakan yaitu CV Perdana Putra Chicken (PPC) merupakan perusahaan yang sudah berdiri cukup lama dalam bidang pembesaran ayam broiler. Pada awal pendiriannya PPC menggunakan tipe kandang terbuka karena cuaca yang masih mendukung yaitu di daerah Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Namun adanya efek perubahan iklim yang ekstrem sekarang ini, PPC menerapkan kedua jenis sistem kandang berdasarkan tipe dinding dalam budidaya ayam broiler yaitu open house system dan closed house system. Pemilihan model kandang dan sistem kontruksi disesuaikan dengan pertimbangan kenyamanan ayam yang dipelihara yang secara nyata akan memberikan hasil. Permintaan ayam 1
Poultry Indonesia. 2013. Tuntutan Kandang Closed House [Internet]. [ Diunduh 27 Desember 2013]. Tersedia pada http://www.poultryindonesia.com/news/utama2/tuntutan-kandang-closed-house/
4
yang cukup tinggi merupakan salah satu pertimbangan PPC dalam penerapan teknologi untuk perkandangan. Penggunaan teknologi adalah kemajuan yang diberikan oleh perusahaan untuk memberikan nilai lebih pada usaha. Teknologi yang baru mempengaruhi modal dan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan. Maka, diperlukan perhitungan ekonomi dan finansial dalam mengetahui efisiensi dan hasil yang diperoleh dari masingmasing sistem tipe kandang.
Perumusan Masalah Peternak dalam menghasilkan hasil produksi yang baik, perlu ditunjang dengan manajemen yang tepat dalam usaha peternakan ayam broiler. Manajemen kandang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan unggas yang berfungsi untuk mendapatkan unggas dan sekaligus lingkungan kandang yang sehat. Kandang adalah bangunan yang dapat digunakan untuk melindungi ternak dari pengaruh iklim buruk (Mulyantini, 2010). Faktor utama untuk menghasilkan ayam yang sehat adalah sanitasi dan tata laksana pemeliharaan yang benar. Obat-obatan yang bagus dan mahal tidak akan bermanfaat banyak bila sanitasi dan manajemen pemeliharannya buruk. Malah dapat menimbulkan kerugian, karena problem penyakit akan sering muncul dan sulit untuk diatasi, yang pada akhirnya biaya produksi menjadi tinggi (Poultry Indonesia, 2013). Perusahaan peternakan ayam broiler “Perdana Putra Chicken” seperti perusahaan peternakan lain yang menjalankan usaha pemeliharaan ternak, perusahaan mempunyai kandang pribadi selain menjalin kemitraan dengan peternak-peternak rakyat. Adanya masalah cuaca, iklim, dan lokasi kandang yang berada di daerah dengan kelembapan tinggi serta tidak dapat diprediksi membuat PPC melakukan budidaya dengan menggunakan tambahan teknologi terutama pada konstruksi kandang. Teknologi pemeliharaan ayam yang semakin canggih dapat diterapkan dalam melakukan usaha budidaya ayam broiler untuk menghindari terjadinya risiko. Pendirian kandang ayam broiler menimbulkan dampak positif dan negatif bagi lingkungan sekitar. Beberapa faktor yang dapat dianalisis antara lain aspek pasar yang menjadi sasaran dalam menjual daging ayam, aspek teknis dalam pemeliharaan ayam yang dilakukan. Selain itu terhadap aspek manajemen yang diterapkan dalam mengelola peternakan, hukum, sosial lingkungan yang terjadi di masyarakat sekitar, merupakan hal yang berdampak positif atau malah merugikan masyarakat dengan adanya peternakan PPC di lingkungan tersebut. Maka, perlu adanya analisis mengenai kelayakan peternakan khususnya kandang yang didirikan apalagi dengan adanya penggunaan teknologi. Seiring dengan pemanasan global yang terjadi, peternak yang awalnya dulu membangun kandang dengan konstruksi tingkat (double dek), untuk kandang open house sekarang merubah konstruksinya menjadi single dek. Sedangkan penggunaan kandang closed house, inovasi dari kandang open house pengaturan udara sudah dapat diatur walaupun dibuat dengan
5
konstruksi double dek. Masih banyak peternak yang budidaya ayam broiler dengan kandang terbuka dengan bentuk single dek, hasil yang diperoleh tidak efisien. Kandang closed house berguna untuk menyediakan udara yang sehat bagi ternak (sistem ventilasi yang baik) yaitu udara yang menghadirkan sebanyak-banyaknya oksigen, dan mengeluarkan sesegera mungkin gas-gas berbahaya seperti karbondioksida dan amonia.2 Sistem perkandangan tersebut dapat mengurangi tingkat risiko yang ada. Investasi dan biaya yang dikeluarkan berbeda-beda dari masing-masing kandang. Namun perusahaan belum mengetahui seberapa besar manfaat yang diperoleh secara pasti ditinjau dari segi kelayakan usaha. Hal ini dikarenakan belum pernah dilakukan perhitungan secara khusus yang dilakukan oleh PPC. Walaupun kandang sudah dioperasikan dan dijalankan, apakah berarti pendirian telah layak secara finansial. Perlu adanya perhitungan dan perbandingan berdasarkan hasil investasi, biaya yang dikeluarkan, dan penerimaan yang didapat pada kedua jenis kandang tersebut. Sehingga kelayakan kedua kandang dapat jelas dan menjadikan evaluasi hasil atau efektivitas kandang tersebut. Berdasarkan hal di atas, maka beberapa masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana kelayakan usaha peternakan ayam broiler CV Perdana Putra Chicken pada tipe kandang closed house system dan kandang open house system dikaji dari aspek pasar, teknis, manajemen, hukum dan sosial lingkungan? 2. Bagaimana perbandingan kelayakan finansial dari pembuatan kandang closed house system dibandingkan dengan open house system yang diterapkan di kandang CV Perdana Putra Chicken? 3. Seberapa besar batas nilai perubahan maksimum yang dapat ditoleransi peternakan PPC?
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan penelitian adalah : 1. Menganalisis kelayakan usaha peternakan ayam broiler di CV Perdana Putra Chicken saat ini, berdasarkan aspek pasar, teknis, manajemen, hukum dan sosial lingkungan. 2. Menganalisis kelayakan finansial ternak ayam broiler antara kandang open house system dan closed house system. 2
Magro Industry. 2013. Perbedaan Konsep Kandang Ayam Closed House dan Open House [Internet]. [Diunduh 27 Desember 2013]. Tersedia pada http://www.magroindustry.co.id/perbedaan-konsep-kandang-ayam-close-house-danopen-house/
6
3. Mengukur nilai maksimum perubahan harga input dan harga output pada kandang CV Perdana Putra Chicken.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang berpentingan, yaitu : 1. Menambah wawasan pembaca dalam menjalankan usaha ternak ayam broiler dalam hal kelayakan ayam broiler di CV Perdana Putra Chicken 2. Sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi perusahaan dalam menjalankan usaha ternak ayam broiler kandang closed house system dan kandang open house system
Ruang Lingkup Penelitian Objek penelitian yang akan dilaksanakan adalah kelayakan usaha ternak ayam broiler dalam beternak menggunakan kandang open house system dan closed house system. Kandang closed house yang digunakan pada penelitian adalah sistem tunnel tanpa ada cooling pad. Kandang open house menggunakan lima kandang single dek dan satu kandang closed house menggunakan sistem tunnel dengan pemakaian double dek. Kandang open house dan close house mempunyai kapasitas kandang yang sama yaitu 18 000 ekor. Alasan pemilihan objek adalah melihat hasil produksi yang dihasilkan oleh keberagaman dalam beternak ayam dilihat model perkandangan yang digunakan. Adanya perbedaan perlakuan ayam akan mempengaruhi produksi dan harga jual dari ayam itu sendiri. Pengambilan contoh terbatas pada kandang pribadi CV Perdana Putra Chicken yaitu kandang Geledug.
TINJAUAN PUSTAKA Analisis Kelayakan Non Finansial
Analisis kelayakan non finansial dilakukan untuk memperoleh kelayakan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar usaha yang dijalankan. Pada aspek pasar, Saputra (2011), Ananda (2013), dan Karmidi (2012) hasil penelitiannya menjelaskan bahwa peternak yang didatangi telah bergabung dengan perusahaan mitra. Sehingga pemasaran bagi ayam yang dihasilkan peternak sudah mempunyai pasar tersendiri dari perusahaan inti yang akan membeli. Potensi pasar sekitar yang cukup tinggi dan baik menyebabkan hasil yang diperoleh selalu ada pembeli. Selain penjualan
7
dalam bentuk ayam hidup, peternak juga menjual kotoran ayam sebagai pupuk kandang. Aspek teknis yang dilakukan peternak dalam hal lokasi peternakan, infrastruktur dan fasilitas, proses produksi, tingkat kematian dan layout telah sesuai dengan ketentuan. Penelitian (Saputra 2011, Ananda 2013, dan Karmidi 2012) tentang aspek teknis budidaya ayam broiler sudah layak dianalisis dari faktor-faktor tersebut. Peternak sudah melakukan aspek teknis dengan begitu baik, hal itu dilakukan untuk memudahkan peternak dalam melakukan proses produksinya. Selain itu teknis budidaya ayam broiler telah dilakukan sesuai dengan pengelolaan peternakan. Berkaitan dengan pengorganisasian peternak menjalankan usahanya sudah dijalankan dengan baik. Saputra (2011) dan Karmidi (2012) dalam analisis manajemen, pihak peternak tidak hanya bekerja sama antara pemilik kandang dan anak kandang yang mengurusi ayam sehari-hari. Namun dengan adanya kemitraan yang dilakukan membuat manajemen peternak lebih mudah karena dibantu dalam manajemennya. Hasil penelitian Ananda (2013) menstrukturkan manajemen hanya pada pemilik peternakan, pegawai yang berasal dari pihak peternakan sendiri. Aspek hukum dari ketiga peternak yang telah dianalisis sebelumnya belum mempunyai badan hukum atau kepastian hukum resmi. Hal tersebut dikarenakan populasi dari peternakan tersebut belum memenuhi syarat. Peternak hanya mempunyai ijin dari masyarakat sekitar kandang untuk mendapatkan ijin usaha (Saputra 2011, Ananda 2013, dan Karmidi 2012). Dampak negatif peternakan ayam broiler adalah limbah kotoran ayam dan sekam padi. Pada peternakan Agus Suhendar, limbah tersebut dijual dan menghasilkan tambahan penerimaan (Karmidi 2012). Hal yang sama pada dampak negatif yang terjadi pada kandang milik Bapak Marhaya (Saputra 2011) dan kandang Lestari Rizqi Aditya (Ananda 2013) meminimalkan pencemaran tersebut dengan melakukan penjualan kepada masyarakat sekitar yang membutuhkan. Selain damapak negatif yang ditimbulkan usaha peternakan, ada pula dampak positif adanya peternakan. Seperti perbaikan jalan atau sarana prasarana yang ada di desa, pengurangan jumlah pengangguran, dan secara ekonomi adanya peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar peternakan.
Analisis Kelayakan Finansial Usaha dapat berjalan atau layak bukan hanya dilihat dari aspekaspek non finansial saja. Kelayakan usaha dari finansial perlu dilakukan agar menjalankan usaha mengetahui manfaat dan keuntungan yang diperoleh sehingga menghasilkan usaha yang layak. Christanti (2006) melakukan penelitian mengambil contoh komoditas udang windu, dengan membandingkan perlakuan budidaya jenis udang organik dan anorganik. Kedua jenis perlakuan tersebut mempunyai perbedaan dalam input, proses, dan output yang dihasilkan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa usaha
8
tambak anorganik produktivitasnya lebih tinggi sehingga perhitungan NPV dan net B/C nya juga tertinggi daripada usaha tambak organik. Penelitian Mulyana (2008) dalam Analisis Kelayakan Finansial Usaha Peternakan Ayam Broiler Satwa Utama Desa Cijulang, Kecamatan Bojong Lopang Kabupaten Sukabumi menganalisis usaha ayam broiler yang dilakukan pada kelayakan tanpa pajak dan dikenai pajak dengan populasi 57 000 ekor. Performa peternakan mortalitas 3 persen, FCR 1.6, selama 35 hari, dan bobot rata-rata yang dihasilkan 1.7 kg. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai NPV yang diperoleh sebesar Rp1 122 608 995.3, nilai IRR sebesar 43.92 persen lebih besar dari tingkat suku bunga pada kelayakan tanpa pajak. Kelayakan dengan pajak hasil nilai NPV sebesar Rp741 880 946.7, dan nilai IRR 32.82 persen. Hasil tersebut menunjukkan bahwa usaha tersebut layak. Penelitian tersebut juga sama dengan hasil Sugiarti (2008), penelitian ini dilakukan untuk 10 tahun kedepan. Hassil performa yang didapat pun hampir sama dengan penelitian Mulyana (2008). Namun penelitian menunjukkan hasil dengan menggunakan modal sendiri (tingkat suku bunga 6.25 persen) maka didapat NPV lebih tinggi yaitu sebesar Rp931 398 142.05; BCR (Benefit/Cost Ratio) 1.04; dan Payback period 3 tahun 6 bulan. Jika menggunakan modal pinjaman (tingkat suku bunga 14.5persen) maka didapat NPV sebesar Rp438 192 975.74; dan BCR 1.03 dan Pay back period 4 tahun 4 bulan. IRR yang didapat sebesar 29.27 persen. Penelitian tersebut juga menghasilkan kriteria kelayakan yang layak untuk dijalankan. Kriteria kelayakan investasi yang dihasilkan menunjukkan kelayakan pada suatu bisnis yang diteliti. Hal yang sama diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan Saputra (2011), Karmidi (2012), dan Ananda (2013) dengan populasi antara 5 000 hingga 9 000 ekor ayam. Penelitian tersebut menghasilkan nilai Net Present Value lebih besar dari nol, nilai Internal Rate of Return yang lebih besar dari nilai tingkat suku bunga yang berlaku, dan Net B/C lebih dari satu. Nilai NPV masing-masing penelitian adalah Rp31 121 886; Rp45 021 751.00; dan Rp134 313 210. Hasil performa yang diperoleh (Karmidi, 2012 dan Saputra, 2011) FCR diperoleh 1.8, masa produksi 4-5 minggu, dengan 6 kali produksi. Hasil tersebut tidak sebaik yang diperoleh oleh Ananda (2013), FCR peternakan tersebut dapat mencapai 1.61 dengan bobot rata-rata hanya 0.9-1.2 kg/ekor, dan dapat berproduksi sebanyak 9 kali. Hasil kriteria tersebut menunjukkan bahwa usaha tersebut layak untuk dijalankan. Semua penelitian tersebut bidang bisnis yang dikaji adalah ayam broiler. Kesimpulannya usaha beternak ayam broiler sangat menguntungkan dan potensial dikembangkan. Penelitian yang sama dilakukan oleh Nursinah (2012) dilakukan pada peternak di Kecamatan Bekasi Barat, peternak melakukan usaha secara mandiri dan menurut hasil perhitungan, usaha ini layak untuk dijalankan. Analisis kelayakan usaha yang dilakukan menggunakan tingkat suku bunga 15persen, kandang yang dimiliki sebanyak 20 kandang. Hasil NPV yang diperoleh mencapai Rp654 093 820.00 sedangkan IRR sebesar 30.1 persen.
9
Berdasarkan perhitungan B/C ratio menghasilkan 2.1 dan pengembalian modal dapat diperoleh setelah usaha berjalan 1.9 tahun. Hasil performa dan Penelitian berjudul “Analisis Kinerja Finansial Usaha Peternakan Ayam Pedaging Antara Sistem Kandang Close House dan Open House di Desa Darurejo Kecamatan Plandaan Jombang” (Wardana et al. 2013) dilakukan untuk perbandingan kinerja finansial kedua kandang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa open house system lebih menguntungkan daripada closed house system. Kesimpulan tersebut diperoleh dari hasil keuntungan yang didapat oleh peternak dengan closed house system ratarata sebesar Rp1 605.51/ekor dan peternak dengan open house system sebesar Rp2 065.55/ekor. Dalam hasil perhitungannya terhadap analisis R/C ratio menujukkan hasil rata-rata 1.06 pada closed house dan 1.08 pada sistem kandang terbuka. Rata-rata hasil BEP harga, produk dan ekor kandang closed house selama setahun adalah Rp13 112; 53 542 kg dan 28 669 ekor. Sedangkan pada kandang open house diperoleh Rp13 235; 14 961 kg dan 7 793 ekor. Penggunaan kandang sistem closed house disarankan oleh peneliti dilakukan untuk usaha peternakan ayam pedaging yang akan usaha dalam jangka panjang. Hal tersebut karena investasi awal yang harus dikeluarkan oleh peternak untuk kandang closed house lebih besar dibanding dengan investasi open house system. Berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Ismail, Utami dan Hartono (2013) yang menunjukkan bahwa closed house system lebih menguntungkan dibandingkan dengan open house system. Berdasarkan hasil penelitian, keuntungan closed house system yakni rata – rata Rp2 214,/periode /ekor apabila dibandingkan dengan peternak open house system yakni sebesar rata – rata Rp1 875 /periode /ekor, yang mana dengan populasi broiler yang sama. Apabila dilihat dari kelayakan kedua kandang, kedua kandang tersebut menunjukkan bahwa closed house system dan open house system keduanya sama-sama layak. Dilihat dari hasil analisis R/C ratio, closed house system rata-rata/periode sebesar 1.09 /periode sedangkan pada open house system 1.08/periode. Perbedaan hasil antara Wardana et al. dan Ismail et al. terjadi karena adanya perbedaan pengambilan sampel jumlah populasi. Wardana et al. (2013) mengambil populasi kedua kandang secara berbeda sedangkan Ismail et al. (2013) mengambil populasi masingmasing kandang sama jumlahnya. Namun secara keseluruhan nilai perhitungan closed house lebih menguntungkan, pada investasi dan biaya pemeliharaan kandang yang berbeda. Kandang tertutup lebih besar biaya yang harus dikeluarkan.
10
KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis
Studi Kelayakan Bisnis Kelayakan mempunyai arti penelitian yang dilakukan secara mendalam dilakukan untuk menentukan usaha yang dijalankan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Layak bukan hanya bagi perusahaan namun juga bagi investor, kreditor, pemerintah, dan masyarakat luas (Kasmir 2010). Berdasarkan pengertian tersebut, Nurmalina (2010) mendefinisikan studi kelayakan bisnis adalah penelaahan terhadap investasi menganalisis layak dan tidaknya bisnis dijalankan, juga sebagai tolok ukur dalam penilaian keberhasilan rencana bisnis terutama oleh pihak investor dan lembaga keuangan yang memberi modal. Tahap-tahap dalam studi kelayakan bisnis (Kasmir, 2010) 1. Pengumpulan data dan informasi Mengumpulkan data dan informasi diperlukan selengkap mungkin baik kualitatif maupun kuantitatif. Sumber data dan informasi dapat berbagai semua sumber yang terpercaya dan tepat sesuai yang dibutuhkan. Selain itu, pengumpulan data dapat berupa data primer maupun data sekunder. 2. Melakukan pengolahan data Data dan informasi yang telah terkumpul selanjutnya adalah melakukan pengolahan. Pengolahan dilakukan secara benar dan akurat dengan metode-metode yang telah lazim digunakan dan perlunya ketelitian setiap aspek-aspek yang diteliti. Dalam hal perhitungan hendaknya dilakukan pemeriksaan ulang untuk memastikan kebenaran dari pengolahan. 3. Analisis data Kelayakan bisnis ditentukan dari kriteria-kriteria dari selut=ruh aspek yang telah memenuhi syarat sesuai kriteria yang layak digunakan. Setiap jenis usaha memiliki kriteria tersendiri untuk dikatakan layak dan tidak. 4. Mengambil keputusan Apabila telah mendapatkan hasilnya dari setiap kriteria-kriteria selanjutnya adalah mengambil keputusan terhadap hasil tersebut. Mengambil keputusan usaha yang dijalankan tersebut layak atau tidak dengan ukuran-ukuran yang ditentukan berdasarkan hasil perhitungan.
11
5. Memberikan rekomendasi Analisis ini yaitu dengan memberikan rekomendasi kepada pihak tertentu terhadap laporan. Adanya pemberian saran serta perbaikan apabila ada suatu kesalahan dalam melaksanakan usaha. Adanya studi kelayakan bisnis sangat membantu saat sebelum atau dalam menjalankan bisnis. Kelayakan yang dilakukan untuk menghindari adanya masalah maupun dapat dengan segera pihak yang terkait dalam menentukan keputusan saat terjadinya suatu masalah. Selain itu, adanya usaha akan dapat memberikan berbagai keuntungan kepada berbagai pihak. Analisis tentang kelayakan bertujuan untuk menghindari resiko kerugian di masa datang yang adanya suatu kondisi ketidakpastian. Studi kelayakan juga memudahkan perencanaan, memudahkan pelaksanaan pekerjaan, memudahkan pengawasan, dan memudahkan pengendalian. Sehingga setiap usaha perlu melakukan studi kelayakan agar usaha yang dijalankan mempunyai arah. Aspek-Aspek Studi Kelayakan Dalam pembuatan dan penilaian studi kelayakan melalui tahap-tahap yang telah ditentukan. Ada beberapa aspek yang perlu dilakukan studi untuk menentukan kelayakan suatu usaha adalah sebagai berikut : Aspek pasar Pengkajian terhadap aspek ini penting karena suatu bisnis tidak akan berhasil tanpa mengetahui permintaan dan seberapa besar penawaran barang tersebut ke pasar. Tujuan dari kajian aspek ini pada dasarnya mengetahui besar luas pasar,pertumbuhan permintaan, dan market share dari produk yang bersangkutan. Perlu adanya pertimbangan juga bahwa jika pasar yang dituju tidak jelas, prospek ke depan tidak jelas maka risiko kegagalan menjadi besar. Aspek teknis Studi aspek teknis mengungkapkan kebutuhan yang dilakukan yang diperlukan dan bagaimana secara teknis proses produksi dilaksanakan. Bertujuan untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi, dan layout serta kesiagaan mesin-mesin yang akan digunakan. Aspek manajemen Aspek ini cukup penting untuk di analisis, karena usaha yang dijalankan layak dan berhasil juga dinilai dari manajemen yang baik dari perusahaan. Fungsi aspek manajemen pada perusahaan adalah sebagai perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam suatu usaha.
12
Aspek hukum Aspek ini bertujuan untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan, dan keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki. Analisis ini penting apabila suatu usaha sudah mempunyai badan hukum berkaitan dengan izin. Aspek lingkungan dan sosial Aspek ini menganalisis tentang dampak keberadaan usaha terhadap kehidupan masyarakat setempat baik dari sisi sosial maupun ekonomi. Aspek ini digunakan untuk malihat dampak yang ditimbulkan oleh usaha bagi lingkungan. Aspek Kelayakan Finansial Analisis aspek finansial (keuangan) merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek ini berkaitan dengan keuntungan perusahaan,sehingga merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk diteliti kelayakannya. Studi kelayakan bisnis dari aspek keuangan, bertujuan untuk mengetahui perkiraan pendanaan dan aliran kas bisnis, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya rencana bisnis yang dimaksud. Setiap kelayakan akan di diskonto dengan discount factor (DF). Beberapa kriteria investasi yang digunakan sebagai berikut : 1. Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) atau nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antara PV kas bersih (PV of proceed) dengan PV investasi (capital outlays) selama umur investasi (Kasmir, 2010). Proyek dikatakan layak atau bermanfaat jika NPV lebih besar dari nol. Jika NPV sama dengan nol, berarti proyek tersebut mengembalikan persis sebesar Social Opportunity Cost of Capital. Jika NPV lebih kecil dari nol berarti proyek ditolak, artinya ada penggunaan lain yang lebih menguntungkan untuk sumber-sumber yang diperlukan proyek. 2. Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return (IRR) merupakan alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil intern. Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus yang diharapkan dimasa yang akan datang, atau penerimaan kas, dengan pengeluaran investasi awal (Kasmir, 2010). 3. Net B/C ratio Net B/C ratio adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Dengan kata lain, manfaat bersih yang menguntungkan bisnis yang dihasilkan terhadap setiap satu satuan kerugian dari bisnis tersebut. Suatu bisnis atau kegiatan investasi dapat dikatakan layak bila net B/C lebih besar dari satu dan dikatakan tidak layak bila Net B/C lebih kecil dari satu.
13
4. Payback Period Payback Period adalah perhitungan untuk mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali (Nurmalina et al. 2010). Perhitungan ini dilakukan untuk mengukur seberapa lama dan menguntungkan suatu usaha untuk dijalankan. Dan perhitungan mengenai analisis sensitivitas perlu juga dianalisis untuk melihat dampak dari suatu keadaan yang berubah-ubah terhadap hasil suatu analisis kelayakan. 5. Switching Value Analisis Switching Value ini dilakukan untuk mengukur perubahan maksimum pada komponen inflow dan outflow yang masih diterima agar bisnis layak. Hal ini mengukur hingga hasil NPV sama dengan nol (NPV = 0). Biaya dan Manfaat Analisis finansial usaha adalah membandingkan biaya dan manfaat yang diperoleh dan juga menghitung keuntungan dalam menghasilkan kelayakan usaha. Pengertian biaya dan manfaat secara sederhana tercantum pada buku dari Gittinger (1986), biaya adalah segala sesuatu yang mengurangi tujuan sedangkan manfaat adalah segala sesuatu yang membantu tujuan. Menurut Nurmalina et al. (2010) komponen biaya bisnis terdiri dari : 1. Barang-barang fisik Barang dalam bentuk fisik dibutuhkan untuk asset bisnis ataupun bahan material dalam operasional bisnis. Barang-barang fisik pada usaha ayam broiler adalah kandang, peralatan, gudang, dan input lain yang berkaitan dengan pembesaran ayam broiler. 2. Tenaga kerja Tenaga kerja secara umum dibedakan menjadi dua landasan yaitu tenaga kerja terdidik dan tenaga kerja tidak terdidik. Semakin tenaga kerja terlatih dan terdidik maka mobilitasnya makin besar dan juga sebaliknya. 3. Tanah Tanah yang digunakan adalah tanah yang digunakan untuk menentukan lokasi bisnis dan luasan yang dibutuhkan. Nilai tanah tidak dapat habis terpakai selama umr bisnis. 4. Biaya tak terduga Biaya tak terduga digunakan untuk menutupi hal-hal yang tidak diinginkan dan tidak diketahui. Biaya tak terduga dibagi menjadi biaya tak terduga fisik dan biaya tak terduga harga. Cadangan tidak terduga fisik contohnya adalah penggunaan input yang lebih banyak karena adanya perubahan perencanaan. Sedangkan biaya tak terduga harga terjadi karena adanya perubahan harga relatif dan adanya adanya inflasi.
14
Biaya pada suatu bisnis pada umumnya lebih mudah diidentifikasi daripada manfaat bisnis. Manfaat bisnis terdiri dari tangible benefit, indirect or secondary benefit, dan intangible benefit (Nurmalina et al. 2010). Manfaat tangible benefit ialah manfaat yang besarnya dapat diukur contohnya peningkatan produksi, perbaikan kualitas produk,perubahan waktu dan lokasi penjualan, dan perubahan bentuk atau dalam proses. Indirect or secondary benefit maksudnya manfaat yang dirasakan di luar bisnis yang mempengaruhi keadaan eksternal. Terakhir intangible benefit adalah manfaat yang nyata namun tidak dapat diukur contohnya, keindahan, kesehatan, kesegaran, dan lain sebagainya.
Kerangka Pemikiran Operasional Perkembangan ayam broiler di Indonesia yang dimulai pada pertengahan dasawarsa 1970-an mengalami kemajuan yang pesat. Laju perkembangan tersebut sejalan dengan adanya pertumbuhan populasi penduduk yang pesat setiap tahunnnya. Adanya peningkatan pendapatan, gaya hidup yang berubah serta adanya perkembangan situasi politik, ekonomi serta keamanan. Total konsumsi daging masyarakat, daging ayam masih berada pada urutan nomor dua. Hal ini diperkirakan akan terus meningkat. Namun, hal tersebut dihadapkan pada suatu masalah menurunnya produksi karena banyak hal yang terjadi. Khususnya temperatur di Indonesia yang tidak sesuai dengan temperatur asli hewan ini. Keadaan Indonesia yang memiliki dua musim sering menimbulkan banyaknya uap air dan lembab. Terjadinya perbedaan tersebut mengakibatkan banyak perusahaan yang mulai menggunakan teknologi-teknologi untuk meningkatkan produksi ayam broiler dan mengurangi risiko dalam budidaya akibat adanya permasalahan itu. Salah satu upaya mengatasi permasalahan tersebut CV PPC sebagai usaha yang bergerak dibidang budidaya ayam broiler yang dijalankan sudah menggunakan teknologi pada kandangnya. Dengan teknologi pengaturan temperatur dalam kandang, akan memberikan kenyamanan bagi ayam. Pengaturan ini dapat diatur sesuai dengan kondisi yang ada pada saat itu. Model kandang seperti ini diharapkan selain dapat mengurangi risiko akibat temperatur, juga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi produksi. Pengembangan usaha menggunakan teknologi memerlukan biaya investasi yang lebih besar dibandingkan dengan penggunaan kandang yang sederhana. Di samping itu, budidaya ini perlu adanya sumber daya yang handal dan adanya lingkungan yang baru karena tidak mungkin usaha tersebut berdampak pada lingkungan. Oleh karena itu, dalam pengembangan model budidaya ini, diperlukan adanya analisis kelayakan usaha. Kelayakan usaha ini termasuk didalamnya kelayakan secara finansial dan non finansial agar usaha tersebut dapat dikatakan secara layak dari semua kelayakan usaha. aspek finansial, kelayakan diuji melalui empat kriteria, yaitu NPV, IRR, Net B/C serta payback periode. Dalam aspek non finansial dianalisis
15
menggunakan aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, dan aspek sosial dan lingkungan. Hipotesis yang digunakan populasi yang digunakan sama dan kepemilikan kandang perusahaan serta letak kandang pada wilayah yang sama. Sebagai perbandingan adalah kandang ayam sederhana (open house system) dan kandang yang berteknologi (closed house system). Berdasarkan kesimpulan kedua aspek, aspek finansial maupun aspek non finansial maka dapat disimpulkan kelayakan usaha ayam broiler dengan kedau jenis kandang hasilnya lebih layak mana. Gambaran mengenai alur pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
16
Pemenuhan protein masyarakat yang murah Permintaan yang tinggi
Produksi menurun Adanya teknologi yang membuat tinggi produksi
bagi
Usaha Peternakan ayam broiler CV Perdana Putra Mandiri
Kandang terbuka (open house system)
Kandang tertutup (closed house system)
Analisis kelayakan usaha peternakan FCR (Feed Conversion Ratio) Mortalitas (kematian Kepadatan
Analisis Kelayakan finansial NPV Net B/C IRR Payback Period Switching Value
TIDAK LAYAK
Analisis Kelayakan non Finansial Aspek pasar dan pemasaran Asapek teknis Aspek manajemen dan hukum Aspek sosial dan lingkungan
LAYAK
Masukan kepada CV PPC dalam pengembangan ayam broiler dalam penggunaan teknologi
Gambar 1 Diagram Kerangka Pemikiran Operasional
17
METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian dilakukan dengan metode deskriptif yang menggunakan survei. Survei dilakukan secara pribadi oleh peneliti. Survei yang dilakukan kepada CV Perdana Putra Chicken yang merupakan pelaku dalam budidaya ayam broiler dengan sistem open house dan closed house. Survei digunakan peneliti untuk mengetahui secara pasti kelayakan usaha kedua jenis kandang tersebut. Saat melakukan survei dilakukan pengisian DOC dengan populasi yang sama. Metode analisis yang akan dipakai mix method yaitu kuantitatif dan kualitatif.
Lokasi dan waktu Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor salah satu kandang milik CV Perdana Putra Chicken. Pemilihan dilakukan secara sengaja (purposive) karena adanya penggunaan teknologi baru yang diterapkan dalam satu suatu perusahaan dan letak kandang yang berdekatan. Penelitian ini juga diminta dari pihak perusahaan untuk mengetahui kelayakan yang dilakukan perusahaan. Selain untuk budidaya sendiri, perusahaan ini juga merupakan perusahaan inti dan mempunyai peternak plasma ayam broiler yang menyebar di Kabupaten Bogor. Pertimbangan pembudidayaan dan hasil masing-masing kandang berbeda. Penelitian telah dilaksanakan sekitar dua bulan, yaitu pada bulan Maret-April 2014.
Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melalui hasil wawancara dan pengamatan langsung di lapang dan menggunakan daftar pertanyaan kepada perusahaan dan anak kandang. Anak kandang merupakan pegawai PPC yang bertugas untuk menjaga dan memelihara ayam di kandang PPC. Perusahaan PPC merupakan perusahaan yang penyuplai input dan pemasar hasil. Data sekunder menggunakan literatur dari buka, jurnal, hasil penelitian terdahulu, dan literatur dari pihak yang terlibat, diantaranya, BPS, Dinas Pertanian, Dinas perternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor dan sumber lain yang relevan. Data yang digunakan adalah investasi yang dikeluarkan waktu awal dan biaya yang dikeluarkan tiap periode.
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara langsung, wawancara terstruktur, dan observasi. Dalam pengumpulan data
18
primer, data yang diperoleh dari wawancara pemilik peternakan ayam broiler dan pekerja disini pihak yang terlibat dari CV Perdana Putra Chicken sebagai pemilik kedua jenis kandang. Lokasi wawancara kantor PPC di Pagelaran dan kandang PPC di Leuwiliang. Pengumpulan data sekunder data meliputi buku acuan, Badan Pusat Statistik, Departemen Pertanian dan Peternakan, serta pengumpulan data primer di CV PPC. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi literatur dan penelusuran pustaka.
Metode Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah secara kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan data dilakukan dengan metode deskriptif dan analisis kelayakan finansial. Metode deskriptif untuk aspek non finansial digunakan untuk mengetahui keadaan sekitar budidaya yang dilihat dari pasar, hukum, manajemen, teknis, lingkungan dan sosial. Analisis kuantitatif dilakukan dalam aspek finansial untuk menganalisis biaya dan manfaat kombinasi usaha yang dijalankan melalui kriteria kelayakan investasi. Dalam analisis finansial terdapat beberapa kriteria finansial yang digunakan untuk peternakan kandang Geledug PPC yaitu NPV, IRR, Net B/C, payback period, dan switching value. Olahan menggunakan bantuan Microsoft excel dan kalkulator. a. Net Present Value (NPV) NPV merupakan selisih antara nilai sekarang dari manfaat dan biaya. Jika hasil perhitungan NPV positif maka investasi memberikan hasil yang tinggi dibandingkan dengan rate of return. Sebaliknya, jika NPV negatif berarti investasi memberikan hasil lebih rendah dibandaingkan rate of return yang diinginkan, maka investasi tidak layak (Suliyanto 2010) Rumus dari NPV adalah :
Sumber : Nurmalina et al (2010)
Keterangan : Bt = penerimaan tahun ke-t Ct = biaya tahun ke t I = discounted factor t = tahun n = umur proyek b. Internal Rate of Return (IRR) Nilai IRR ditentukan dengan mencari nilai discounted factor yang membuat nilai NPV sama dengan nol. Untuk menentukan berapa tepatnya tingkat bunga tersebut adalah dengan menggunakan metod interpolasi, yakni dengan menyisipkan tingkat bunga diantara bunga yang menghasilkan NPV
19
positif dan tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif. Metoda tersebut diformulasikan dengan rumus berikut :
Sumber : Nurmalina et al (2010)
Keterangan : i1 = discounted factor yang menghasilkan NPV positif i2 = discounted factor yang menghasilkan NPV negatif NPV1 = NPV yang bernilai positif NPV2 = NPV yang bernilai negatif Proyek/investasi layak dilakukan jika IRR lebih tinggi dari suku bunga yang berlaku. c. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) merupakan perbandingan antara jumlah manfaat nilai sekarang yang bernilai positif dengan jumlah manfaat sekarang yang bernilai negatif. Net B/C digunakan untuk melihat berapa besar manfaat bersih yang dapat diterima suatu proyek untuk setiap satu rupiah yang dikeluarkan. Untuk menghitung Net B/C dihitung terlebih dahulu benefit bersih yang telah di discount factor untuk setiap tahun. Rumusnya adalah sebagai berikut :
Sumber : Nurmalina et al (2010)
Keterangan : Bt = penerimaan tahun ke-t Ct = biaya tahun ke t i = discounted factor t = tahun = umur proyek n Proyek/investasi layak dilakukan jika Net B/C lebih dari satu d. Payback Period (PP) Payback period (PP) merupakan perbandingan investasi yang dikeluarkan dengan manfaat bersih yang didapat dalam usaha tersebut. Penilaian periode pengembalian maksimum pada suatu usaha dilakukan dengan pembandingan dengan usaha yang sejenis. Rumus dari payback period sebagai berikut : Sumber : Nurmalina et al (2010)
20
Keterangan : I = besarnya biaya investasi yang diperlukan. Ab = adalah manfaat bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahun. e. Analisis Switching Value Analisis nilai pengganti (switching value) merupakan analisis untuk mengetahui maksimal perubahan suatu komponen inflow (penurunan harga output, penurunan harga produksi) atau perubahan dari komponen outflow (peningkatan harga input atau peningkatan biaya produksi) yang masih dapat dikatakan layak. Maka nilai perubahan yang terjadi tidak melebihi nilai, apabila melebihi akan menjadi tidak layak. Perhitungan mengacu kepada besar perubahan sampai NPV sama dengan nol (NPV=0). Penelitian ini menggunakan kenaikan harga DOC (komponen outflow) dan penurunan produksi (komponen inflow).
Definisi Operasional Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini penjelasannya adalah sebagai berikut : 1. DOC (Day Old Chick) adalah anak ayam umur satu hari. 2. Ayam broiler adalah ayam yang mempunyai klasifikasi ayam pedaling atau kemampuan utama dalam menghasilkan lebig banyak daging atau perkembangan cepatdalam waktu yang singkat dengan bobot tertentu (Rasyaf 1995). 3. Peternak adalah kepala kandang dan anak kandang yang merupakan karyawan PPC dalam pemeliharaan pembesaran ayam broiler. 4. Tingkat mortalitas (tingkat kematian) merupakan persentase jumlah ayam yang mati dan diapkir dibagi dengan jumlah total ayam yang dipelihara (Fadilah 2005) 5. FCR (Feed Conversion Ratio atau konversi pakan) merupakan banyaknya pakan yang dikonsumsi untuk menghasilkan satu kilogram berat ayam hidup (Fadilah 2005) FCR = (Total pakan yang tersedia – total pakan sisa) Total ayam yang dijual
Asumsi-asumsi Dasar Beberapa asumsi dasar yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Umur usaha adalah 10 tahun yang ditetapkan berdasarkan umur ekonomis kandang yang memiliki nilai investasi besar. 2. Sumber modal adalah modal sendiri, tidak terdapat modal pinjaman dengan tingkat diskonto deposito dari bank BCA (7.5 persen) sebagai bank operasional perusahaan.
21
3. Pajak Usaha yang digunakan bersarkan Undang Undang No 46 Tahun 2013. Tercantum pada pasal 2 dan 3 bahwa penghasilan dari usaha, tidak termasuk penghasilan dari jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas dengan peredaran bruto tidak melebihi Rp4 800 000 000 (empat miliar delapan ratus juta rupiah) dalam satu tahun pajak besarnya tarif pajak penghasilan adalah 1% pada peredaran bruto usaha. 4. Penentuan periode dalam satu tahun terdiri atas enam periode produksi. Produksi hingga masa kosong kandang memerlukan waktu 2 bulan. 5. Tingkat mortalitas yang terjadi sebesar 4 persen untuk kandang closed house dan 8 persen untuk kandang open house, sebanyak 300 ekor setiap periode untuk diberikan pada warga sekitar. Nilai kematian diperoleh dari hasil rata-rata tingkat kematian selama 1 tahun. 6. FCR kandang open house sebesar 1.67 dan FCR kandang closed house sebesar 1.61. hasil FCR diperloeh dari rata-rata selama satu tahun produksi. 7. Kepadatan kandang open house 11 ekor/m2 dan closed house 12 ekor/m2. 8. Biaya transportasi input maupun output, perusahaan PPC tidak menanggung. 9. Biaya yang dikeluarkan untuk usaha terdiri atas biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi dikeluarkan pada tahun pertama dan biaya reinvestasi dikeluarkan untuk peralatan yang suda habis masa ekonomisnya. Biaya operasional terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel. 10. Ayam broiler dipanen rata-rata saat berumur 31 hari dengan asumsi bobot rata-rata 1.74 kg per ekor pada kandang terbuka dan 1.81 kg per ekor untuk kandang tertutup. 11. Harga jual, DOC, pakan, di asumsikan sama setiap tahun dan harga dilihat pada tahun 2013 sebagai awal berdirinya kandang. 12. Penyusutan adalah penurunan nilai faktor produksi tetap akibat penggunaan menggunakan metode garis lurus dimana investasi dikurangi nilai sisa dibagi umur bisnis. Penyusutan = nilai investasi – nilai sisa Umur bisnis 13. Hasil seluruh input dan output hasil dari laporan perusahaan tiap periode, wawancara, dan survei lapang.
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah Perusahaan Peternakan ayam broiler Perdana Putra Chicken merupakan peternakan milik bapak Tri Hardiyanto. PPC bergerak pada bidang
22
pembesaran ayam broiler pada awal berdirinya sekitar tahun 1989. Awalnya Pak Tri adalah sebagai seorang pengambil barang rongsok di pasar yang mempunyai banyak kenalan pedagang dan peternakan ayam yang mensuplai ayam ke pasar. Pada awalnya Pak Tri juga membantu mengantarkan ayam ke pasar dari kandang, lama-lama beliau berfikir untuk membudidayakan ayam broiler sendiri akibat adanya permintaan ayam di pasar yang selalu meningkat. Didirikan usaha pembesaran ayam broiler yang langsung didaftarkan sebagai badan usaha berbentuk Perserikatan Komanditer (CV) dengan nama Perdana Putra Chicken. Selama berjalannya usaha beliau sudah pernah rugi saat adanya krisis moneter, isu adanya flu burung, dan harga ayam yang murah. Namun beliau tetap berjalan dan meneruskan usaha. Pada awalnya pemilik menyewa kandang dari seorang peternak hingga pada akhirnya mendirikan kandang di daerah Pagelaran. Dalam perkembangannya usaha Pak Tri berjalan lancar dan sukses. Kesuksesannya membuat pada sekitar tahun 2007, ada seorang yang tertarik untuk menngembangkan usaha beliau, dari pertemuan tersebut maka terbentuk Tunas Mekar Farm (TMF). Sekitar tahun 2010 kenudian ada berkembang lagi dengan adanya Taman Jasmin Farm (TJF). Sehingga terbentuk lah TRI GROUP yang mempunyai 3 unit usaha terdiri dari Perdana Putra Chicken (PPC) Group, Tunas Mekar Farm (TMF) Group, dan Taman Jasmin Farm (TJF) Group. Masing-masing unit usaha mempunyai subunit usaha berbeda-beda. Perdana Putra Chicken Group mempunyai 4 subunit usaha yang terdiri dari PPC (pembesaran ayam broiler), Inasa (pembesaran ayam broiler), tempat pengembangan (riset), dan tempat pemotongan ayam (RPA). PPC dan Inasa merupakan unit yang bergerak di bidang sama yaitu pembesaran ayam yang membedakan lokasinya. PPC bergerak di daerah Dramaga, Ciampea, Leuwiliang, dan Jasinga sedangkan Inasa kandangnya ada di daerah hingga Banten. Kantor PPC berada di Jalan Rajawali Blok EE2 no 9-10 Taman Pagelaran, desa Padasuka, Ciomas, Bogor. Ciomas sebagai kantor yang mengatur dan perencanaan pengisisan kandang, tempat pembelian pakan, obat, vitamin, dan vaksin serta laporan keuangan kandang.
Lokasi Peternakan Kandang peternak mitra maupun kandang milik perusahaan tersebar di kecamatan Dramaga, Ciampea, Leuwiliang, dan Jasinga. Penyebaran lokasi kandang tersebut telah diperhitungkan dan merupakan pembagian letak dengan unit-unit usaha TRI GROUP lainnya. Lokasi peternakan dalam penelitian ini terletak di dusun Karacak, desa Geledug, kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Kandang Geledug merupakan salah satu kandang yang cukup luas, luasannya mencapai 2 hektar. Letaknya sekitar 1 kilometer dari jalan Barengkok dan sekitar 6 kilometer dari jalan utama Leuwiliang dengan waktu tempuh sekitar 2.5 jam dari pusat kota. Jarak lokasi kandang dengan daerah pemukiman sekitar 300 meter. Jalan yang ada
23
sekitar kandang merupakan jalan kampong yang telah diaspal sehingga memudahkan dalam pengangkutan sapronak maupun hasil panen. Lokasi yang dekat dengan sungai menyebabkan pasokan air lancar. Keadaan lahan yang baik dan cukup subur, iklim yang mendukung serta keamanan lingkungan yang aman.
Kerjasama Perusahaan Sarana Produksi Menjalankan usaha peternakan ayam broiler dalam pembesaran, perlu adanya kerjasama ke perusahaan supplai sarana produksi. Apalagi dalam pembesaran ayam broiler 70 persen pengeluaran adalah untuk pakan. Hal tersebut yang menyebabkan PPC selektif dalam menentukan sapronak setiap periode. Tidak jarang dalam satu periode setiap kandang dapat berbeda perusahaan supplainya. Selama menjalankan usaha, PPC telah mempunyai suplaier sapronak yang cukup beragam. Pada pakan, PPC bekerja sama dengan Phokphand, Japfa, Malindo, Gold Coint, dan Cheil Jedang Superfeed. Untuk DOC perusahaan suplainya adalah Phokphand, BUPS, Malindo, dan PT Peternakan Ayam Manggis. Sedangkan untuk obat dan vitamin pada perusahaan Phokphand, Gold Coint, dan Sierad. Perjanjian antara PPC dan perusahaan suplai sapronak sudah dilakukan dengan Pak Tri sebagai pendiri, untuk kebutuhan masing-masing unit usaha hanya mengurus kebutuhan untuk kandang. Subunit PPC mempunyai kepala unit tersendiri dalam setiap menjalankan usaha. Kepala subunit PPC adalah Drh Sri Waluyo. Beliau yang mengawasi subunit PPC membawahi kandang PPC terutama yang kandang closed house. Kerjasama yang tercipta adalah kerjasama dengan sistem saling percaya. Sejak awal berdirinya sampai sekarang, kerjasama yang terbangun dengan perusahaan sapronak dilakukan tanpa adanya perjanjian tertulis sebelumnya. Hanya sebuah kesepakatan dan kepercayaan yang dilakukan bapak Tri hingga sekarang dilanjutkan oleh pengurus-pengurusnya yang lain. Kepercayaan seperti tersebut juga yang dilakukan oleh bapak Tri dan keluarga PPC kepada mitra plasma dan pedagang-pedagang ayam internalnya.
Perkembangan Usaha Kandang pertama CV Perdana Putra Chicken masih berupa kandang double dek dengan tipe kandang open house. Kepemilikan kandang dulu masih menyewa kepada peternak yang tidak mempunyai banyak modal. Populasi awal sekitar 5 000 ekor dengan dengan dua kandang. Awal memulai Bapak Tri tidak memiliki kemampuan dalam bidang pembesaran ayam. Berawal dari belajar dan melihat pengalaman dari peternak waktu itu. Semakin bertambahnya tahun dan kemampuan yang dimiliki yaitu dapat dipercaya oleh perusahaan sapronak, akhirnya PPC menjalin
24
kemitraan kepada peternak-peternak yang kekurangan modal dan dibantu dalam penjualan namun bisa dipercaya. Cukup banyak peternak mitra dari PPC dengan perkembangan nama PPC sebagai perusahaan pembesaran ayam. Tidak perlu dengan banyak perjanjian ataupun kontrak yang mengikat kepada peternak dari situ banyak peternak yang menjadi mitra. Isu flu burung yang terjadi pada tahun 2004 akhir merupakan saatsaat yang menjadi penurunan bagi PPC. Masyarakat tidak percaya dan berhenti mengonsumsi ayam. Penjualan dan permintaan konsumen sangat menurun, banyak peternak bangkrut. Namun PPC tetap berdiri dan menghadapi hal tersebut. Selain masa isu flu burung, Perdana Putra Chicken juga pernah mengalami masa-masa sulit dimana saat itu terjadi masa orde baru. Banyak pengusaha yang gulung tikar dan meninggalkan usahanya. Usaha pembesaran ayam PPC tetap berproduksi walaupun dengan situasi yang begitu. Pada waktu kondisi pengusaha gulung tikar dan tidak melanjutkan usaha PPC membesarkan dan menambah kandang dari peternak yang bangkrut. Ternyata pada masa panen ternyata isu tersebut telah menghilang dan masyarakat masih mau mengonsumsi ayam sehingga keuntungan PPC besar karena tidak mempunyai pesaing saat itu. Hingga saat ini, populasi ayam yang dimiliki PPC sudah mencapai 800 000 ekor ayam. Jumlah tersebut merupakan keseluruhan dari kandang peternak yang bermitra dan kandang pribadi milik PPC. Sekitar 80 persen kandang milik PPC, hanya sekitar 20 persen saja peternak yang mitra PPC. Sejak dari awal berdirinya PPC, penggunaan tipe kandang masih menggunakan sistem ventilasi terbuka karena penggunaan tipe ini yang murah dan efisien saat itu. Setelah adanya pengetahuan dan pembelajaran dari beberapa karyawan yang merupakan lulusan-lulusan di bidang peternakan maka pengembangan usaha dilakukan dengan inovasi model kandang. Beberapa alasan yang menyebabkan perubahan penggunaan kandang dilakukan salah satunya karena adanya pemanasan global yang terjadi. Kandang model open house dengan single dek yang hanya bisa dilakukan sekarang ini. Sebelumnya penggunaan double dek diterapkan peternak untuk budidaya ayam broiler. Namun investasi terhadap nilai tanah dan bangunan apabila masih menggunakan double dek pada kandang terbuka mengakibatkan kandang ini mulai ditinggalkan oleh peternak dan oleh PPC. Solusi yang dilakukan PPC adalah dengan inovasi yang dilakukan dengan closed house system dengan masih menggunakan kecepatan angin yang ada, maka dengan pengaturan ventilasi kandang dengan penggunaan tunnel ventilation mulai diterapkan sejak tahun 2012. Penggunaan kandang closed house lebih tahan terhadap pemanasan global dan mengurangi resiko terhadap keadaan yang berubah.
25
HASIL DAN PEMBAHASAN Kelayakan Aspek Non Finansial Aspek Pasar dan Pemasaran 1. Permintaan dan Penawaran Aspek pasar dari usaha peternakan ayam broiler dapat dilihat dari banyaknya produk yang diminta konsumen. Permintaan pasar yang cukup tinggi terhadap ayam broiler yang dikonsumsi sebagai bahan makanan bagi masyarakat mengakibatkan banyaknya permintaan ke peternak. Konsumsi daging yang terjangkau harga dan banyak diminati yaitu ayam pedaging. Penawaran ayam broiler pada tahun 2012 secara keseluruhan di Kabupaten Bogor mencapai 85 204 182 kg sedangkan rata-rata permintaan harian wilayah Jabodetabek adalah 1 400 000 kg/hari (BPS 2013). Keadaan tersebut memperlihatkan bahwa masih adanya peluang besar bagi pembesaran ayam broiler terutama PPC. Permintaan akan daging pada CV Perdana Putra Chicken paling besar berasal dari pasar tradisional setempat di daerah sekitar Leuwiliang, Ciampea, dan Dramaga, kemudian dari pedagang di luar Bogor namun masih sekitar Jabodetabek. Pembeli tetap merupakan pedagang internal dari PPC yang telah lama bekerja sama. Tabel 4 Permintaan dan realisasi pedagang ayam broiler Pembeli Ciputat (brooker) Cigudeg Darmaga Leuwiliang Sawangan Bogor (brooker) Parung (brooker) Ciputat Lenteng Agung Ciampea Rpa PERDANA Rpa Pangan Guna
Realisasi panen bulanan (ekor) 25 165 1 455 32 718 15 711 39 793 10 955 13 438 12 671 8 547 34 193 26 588 8 581
Permintaan Bulanan (ekor) 225 000 24 000 36 000 90 000 42 000 120 000 90 000 15 000 9 000 45 000 30 000 225 000
% Terpenuhi 11 6 91 17 95 9 15 84 95 76 89 4
Permintaan dari para pembeli internal PPC setiap bulannya sangat tinggi (Tabel 5) namun pemenuhan permintaan belum dapat terpenuhi 100 persen. Penawaran pihak PPC masih sangat kurang bagi permintaan dari pedagang. Akibat adanya permintaan yang tinggi tersebut maka pihak PPC
26
melakukan inovasi agar populasi dan dapat mencukupi pesanan yang diinginkan pembeli. Salah satu yang dilakukan dengan pembangunan kandang dengan model closed house dimana kapasitas kandang lebih banyak dari kandang open house. Selain itu penggunaan closed house dapat menjadikan bobot ayam menjadi cepet besar daripada kandang open house. Pemasaran hasil ayam pada kandang open house maupun closed house sama saja yaitu ke pedagang internal perusahaan. Hanya dalam permintaan bobot terdapat masing-masing pedagang ada perbedaan, setiap pedagang mempunyai pasaran masing-masing sehingga bobot ayam yang diminta juga berbeda. Apabila permintaan dari pedagang adalah ayam dengan bobot diatas 2 kg, dari pihak PPC akan memberikan hasil ayam di kandang closed house. Selain permintaan produk utama yaitu ayam hidup, produk sampingan dari budidaya ayam broiler yaitu pupuk kandang juga mempunyai permintaannya sendiri. Setiap periode panen pupuk selalu diambil langsung ke kandang oleh pengumpul untuk membeli. Pembeli pupuk biasanya adalah petani sayuran yang kebanyakan dari Bandung atau penghasil sayuran daerah lain. Pembeli pupuk menghargai pupuk kandang yang berisi kotoran ayam dan sekam padi per karung dengan harga Rp3 000. 2. Pemasaran Output Output yang dihasilkan dalam kandang ini adalah ayam sebagai produk utama dan pupuk sebagai produk sampingan. Pengangkutan hasil panen setelah sekitar 28 - 29 hari kandang sudah bisa dibuka untuk pembeli hingga kandang kosong semua terjual. Saluran penjualan produk sampingan yaitu pupuk langsung ke konsumen atau pengumpul yang mengambil ke kandang setiap periode. Penjualan produk utama berupa ayam hidup dilakukan melalui pesanan ke perusahaan dahulu kemudian pedagang-pedagang atau broker di pasar seperti yang terlihat pada Gambar 2. Rata-rata harga jualnya adalah Rp16 000 per kilogram. Harga yang ditetapkan oleh Perdana Putra Chicken untuk harga ayam ditentukan oleh harga pasar yang berlaku. Harga akan mengalami kenaikan di bulan-bulan tertentu seperti hari raya, kenaikan harga sarana produksi, dan harga akan turun ketika adanya isu penyakit unggas atau hal lain yang membuat masyarakat mengurangi jumlah konsumsi.
27
ayam kandang Geledug
Perdana Putra Chicken
90 persen Pedagang di pasar
10 persen Rumah Pemotongan Hewan (RPA) Gambar 2 Saluran pemasaran ayam broiler CV Perdana Putra Chicken Sekarang ini banyak usaha pembesaran ayam ras pedaging bermunculan, hal tersebut menyebabkan persaingan dalam pangsa pasar juga semakin tinggi. Apalagi permintaan akan ayam broiler terus dan mengalami kekurangan dalam kecukupannya. Hasil market share yaitu persentase penjualam perusahaan terhadap penjualan industri yang diserap oleh PPC di Kabupaten Bogor hanya mencapai 0.94 persen atau tidak ada satu persen jumlahnya. Hal tersebut menjadi sebuah kesempatan dan peluang besar dalam meningkatkan kembali jumlah yang produksi ayam broiler CV PPC. Penjualan dari peternak berkisar pada harga Rp16 000 hingga Rp17 000 per kilogram ayam hidup harga pasaran. Namun dalam keadaan tertentu harga tersebut dapat menurun hingga Rp12 000 per kilogram. Terjadi perbedaan yang cukup tinggi atas harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir. Hasil produksi dari peternak yang berupa ayam hidup, pemasaran dilakukan ke brooker atau pedagang besar yang langsung datang ke kandang. Setelah dari tangan brooker apabila mempunyai rumah pemotongan sendiri maka penjualannya langsung dalam bentuk karkas ayam. Apabila pedagang atau brooker tidak memiliki pemotongan ayam sendiri maka penjualannya masih dipasarkan ayam hidup. Pemasaran yang terpendek adalah kepada pedagang yang memiliki pemotongan ayam dan langsung ke konsumen akhir. Banyak yang terjadi pemasaran ayam adalah saluran terlalu panjang dengan banyaknya pedagang kecil yang memasarkan. Harga pada tangan brooker dapat mencapai harga Rp23 000 hingga Rp25 000 per kg, sampai ke tangan konsumen akhir harga mencapai Rp30 000 per kg. Hasil Kelayakan Aspek Pasar dan Pemasaran Menurut Suliyanto (2010) dalam kelayakan pasar dan pemasaran analisis yang perlu adalah permintaan dan penawaran juga pemasaran. Hasil analisis menunjukkan PPC dari aspek pasar dan pemasaran kedua kandang open house dan closed house dikatakan layak. Hal tersebut dikarenakan potensi pasar PPC masih besar dilihat dari permintaan yang masih belum tercukupi. Permintaan dari pihak luar pedagang internal PPC juga masih banyak. Pemasaran PPC sudah terlaksana cukup baik pengorganisasiannya.
28
Aspek Teknis Fungsi kandang dalam pemeliharaan ternak unggas berfungsi sebagai tempat tinggal agar terlindungi dari pengaruh-pengaruh buruk iklim serta gangguan lainnya. Selain itu digunakan sebagai tempat mengendalikan kebutuhan ternak dengan tujuan pemeliharaan menjadikan ayam nyaman. 1. Lokasi Peternakan Lokasi pendirian kandang dan pemeliharaan dalam usaha ayam broiler CV Perdana Putra Chicken terletak di, desa Geledug Kecamatan Leuwiliang. Kandang Geledug mempunyai 10 kandang yang terdiri dari 8 kandang untuk open house dan 2 kandang untuk closed house. Kapasitas populasi setiap kandang berbeda-beda tergantung dari jenis kandang. Peternakan yang dimiliki CV PPC terletak dilokasi yang strategis. Lokasi peternakan berada di dusun Karacak terletak tidak jauh dari jalan desa sekitar satu kilometer dan kurang lebih 6 kilometer dari jalan utama Leuwiliang. a. Ketersediaan bahan baku Sarana produksi ternak peternakan berasal dari pasokan masingmasing tempat produksi atau perusahaan penyuplai. Bahan baku langsung di antar dari pihak produsen ke kandang dengan sebelumnya ada kesepakatan antar perusahaan PPC dengan perusahaan produsen tentang kebutuhan bahan baku yaitu kualitas dan kuantitas dari pesanan. Masing-masing kandang mempunyai tempat penyimpanan sendiri atau gudang penyimpanan didekat kandang. Sehingga setiap ada sarana produksi yang masuk langsung disimpan di gudang. Pasokan bahan baku peternakan yang dibutuhkan tersedia dengan kualitas dan kuantitas yang telah disepakati dengan perusahaan produsen. b. Letak pasar yang dituju Tujuan pemasaran ayam broiler PPC untuk mencukupi pasar tradisional yang ada di Jasinga, Leuwiliang, dan Ciampea. Letak pasar tersebut jaraknya cukup dekat dengan letak kandang-kandang milik PPC sehingga mempermudah dalam pengangkutan ke pasar. c. Tenaga listrik dan air Letak kandang Geledug telah memenuhi syarat letak kandang yang cukup jauh dari permukiman penduduk sehingga ayam dapat tenang dan tidak stress akibat lalu lalang orang serta kebisingan. Selain itu daerah yang dipilih lebih rendah atau berada di wilayah lembah, ketersediaan matahari mencukupi serta letak kandang yang dekat dengan sungai dan sumber mata air membuat ketersediaan air bagi ayam dapat terus tercukupi. Penggunaan listrik kandang Geledug diambil dari pemasangan listrik dengan kekuatan tinggi, pada saat keadaan listrik mati kandang sudah memiliki diesel untuk mencukupi kebutuhan listrik. d. Fasilitas transportasi Transportasi pengangkutan berasal dari pihak pembeli, pihak kandang maupun perusahaan tidak menyediakan transportasi pengangkutan. Sarana dan prasarana menuju tempat kandang di dusun Karacak dapat menunjang aktivitas usaha, seperti jalan yang memadai untuk truk atau mobil dalam pengangkutan DOC, pakan, obat, maupun saat mengangkut hasil produksi.
29
2. Penggunaan model kandang dan teknologi Kandang closed house Kandang closed house atau sistem tertutup secara konstruksi dibedakan menjadi dua yakni sistem tunnel dan evaporative cooling system (ECS). Perbedaan antara kedua sistem tersebut, sistem ECS mengandalkan aliran angin dan proses evaporasi dengan bantuan angin dari cooling pad, cocok digunakan pada daerah panas dengan suhu udara diatas 35 0C. Sedangkan letaknya yang berada pada dataran tinggi dan kecepatan angin cukup tinggi, penggunaan konstruksi kandang menggunakan sistem tunnel. Karena kerja dari tunnel adalah mengandalkan angin untuk mengeluarkan gas sisa, panas, uap air, dan penyediaan oksigen bagi kebutuhan ayam. Pemeliharaan ayam broiler dengan model kandang closed house dirancang agar lebih mudah mengatur ventilasi kandang secara baik. Keadaan lingkungan yang memiliki kelembapan tinggi dan kecepatan angin yang besar penggunaan Tunnel Ventilatation System dipakai sebagai inovasi kandang closed house pada peternakan milik PPC. Model sistem kandang Tunnel Ventilatation System dapat dilihat pada Gambar 3. inlet
fan fa
inlet Gambar 3 Kerja Tunnel Ventilation System pada kandang tertutup Kecepatan angin masuk dari inlet dari udara bebas sekitar, angin yang masuk tersebut kemudian diatur dengan penggunaan kipas (fan). Kipas berfungsi untuk menyedot udara yang masuk agar tidak terlalu banyak angin di kandang. Pengaturan sistem ini telah dapat dilakukan dengan otomatis pengaturan waktu dengan begitu peternak tidak begitu terlalu susah mengawasi. Semua peralatan yang digunakan pada model kandang ini juga sudah menggunakan teknologi. sedangkan closed house telah menggunakan heater untuk alat pemanas. Kandang open house Penggunaan model open house membutuhkan banyak tenaga dan ketepatan manusia untuk memutuskan memberi tambahan pemanas atau tidak. Karena ayam broiler sangat rentan apalagi dengan suhu yang terlalu dingin atau terlalu panas. Sehingga perlu adanya perlakuan khusus bagi ayam yang ada dipelihara pada kandang open house agar sekam dapat tetap kering dan suhu ayam tetap terjaga seperti suhu ruang sekitar 27o C.
30
Gambar 4 Kerja ventilasi pada kandang terbuka Sistem ventilasi yang ada pada kandang terbuka terlihat pada Gambar 4 bahwa sirkulasi terjadi dari arah mana saja. Kecepatan angin maupun kelembapan daerah tersebut tidak dapat dikontrol dengan baik sehingga perlu tambahan pemanas dan kipas. Pemanas maupun kipas digunakan sebagai penyeimbang suhu bagi ayam broiler agar selalu nyaman dalam kandang. Sirkulasi seperti pada kandang terbuka mengakibatkan banyaknya penyakit yang masuk dari udara maupun dalam kandang tersebut. Peralatan yang digunakan dalam kandang open house masih menggunakan gasolec dan tungku batu bara. Pengaturan masih manual dan perlu adanya ketelitian dari anak kandang.
Gambar 5 Kandang Open House (kiri) dan kandang closed house (kanan) Tampak luar kedua kandang yang terlihat pada Gambar 5 memperlihatkan bahwa adanya perbedaan ventilasi pada kandang. Kandang terbuka mengandalkan angin dari luar sedangkan kandang tertutup penggunaannya pada inlet dan kipas. Sehingga pada kandang tertutup, terpal yang digunakan selalu dalam keadaan tertutup. Kedua sistem kandang tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan yang ada pada Tabel 6.
31
Tabel 5 Kelebihan dan kelemahan kandang terbuka dan tertutup Kandang terbuka Kandang tertutup - Investasi kecil - Kepadatan kandang lebih (Rp885 709 364) banyak (12 ekor/m2) - Jika terjadi masalah - Mortalitas lebih kecil mudah penanganannya (4%) - Ventilasi baik Kelebihan - Pencemaran lingkungan kecil - Efisien tenaga kerja (1 TK = 9 000 ekor)
Kelemahan
- Kepadatan kandang lebih - Investasi awal yang besar sedikit (10 ekor/m2) (Rp1 017 281 600) - Rentan terhadap penyakit - Mortalitas tinggi (8%) - Tidak ramah lingkungan - Infeksi terhadap penyakiit besar - Tidak efisien TK (1 TK = 5 000 ekor)
3. Performa teknis Hasil yang diperoleh kandang open house dan close house dari budidaya yang dilakukan dapat terlihat pada Tabel 6. Hasil atas performa kedua kandang tentang kematian, bobot, dan efisiensi atas kedua kandang tersebut. Menurut Rasyaf (1995) yang membahas tentang pengelolaan usaha ayam broiler dengan kandang terbuka, tingkat kematian ayam broiler di daerah berkembang adalah sebesar 4 persen per masa produksi. Selain itu, kepadatan kandang peternakan ayam broiler di Indonesia adalah 10 ekor/m2 dengan berat dewasa sekitar 1.4-1.6 kg per meter persegi. Sedangkan pada kandang terbuka berdasarkan wawancara sekarang ini, per meter persegi kandang kepadatan mencapai 8 ekor sedangkan pada kandang tertutup kepadatannya mencapai 17 ekor/m2 akibat adanya berat yang dihasilkan dapat mencapai 2 kg lebih. Nilai FCR, bobot, jumlah pakan, umur, dan IP merupakan hasil rata-rata yang diperoleh PPC dalam satu tahun. Masa produksi sekitar 5 minggu, dan 3 minggu digunakan untuk pembersihan serta masa kosong kandang. Sehingga jarak waktu yang dibutuhkan untuk chick in kembali sekitar 2 bulan.
32
Tabel 6 Performa masing-masing Kandang rata-rata produksi MaretDesember 2013 Kandang terbuka
Populasi (ekor) Jumlah pakan (kg) Jumlah mati (ekor) Tingkat mortalitas (%) Umur rata-rata (hari) Pakan per ekor (kg) Bobot rata-rata (kg)
Kandang tertutup
18 000 47 830 1 440 8 31 2.91 1.74
18 000 49 480 720 4 32 2.92 1.81
1.67 307 11
1.61 335 13
FCR Indeks Prestasi (IP) Kepadatan Sumber : Data CV Perdana Putra Chicken (data diolah)
Kandang open house Hasil performa kandang rata-rata empat kali produksi pada tahun 2013 terlihat bahwa pakan yang dihabiskan mencapai 47 830 kg dengan bobot rata-rata 1.74 kg. Sehingga FCR kandang terbuka sebesar 1.67. Hasil FCR semakin rendah maka hasil teknis ternak ini baik. Kepadatan kandang terbuka pada kandang yang dijalankan PPC belum sesuai dengan teori. Penambahan kepadatan kandang yang tidak sesuai menyebabkan kematian yang terjadi tinggi. Sesuai dengan Rasyaf (1995) bahwa kepadatan kandang yang tidak sesuai dapat menyebabkan kurangnya konsumsi ransum, kurangnya pertumbuhan, efisiensi pakan buruk, kematian yang bertambah, serta kebutuhan akan ventilasi yang bertambah. Kandang close house Kandang tertutup dengan pengaturan ventilasi yang baik meyebabkan jumlah kematian yang terjadi dapat minimal. Semakin baik sirkulasi akan berpengaruh pada produksi akibatnya pemeliharaan lebih baik. Umur rata-rata pada kandang tertutup lebih lama untuk menghasilkan keuntungan yang besar dengan hasil bobot yang semakin besar pula. Hasil FCR yang didapat kandang tertutup juga semakin kecil dan memperlihatkan bahwa pemeliharaan dengan kandang ini lebih baik. Namun akibat adanya perubahan sistem kandang yang masih baru, kepadatan kandang belum maksimal dilakukan. Pihak perusahaan masih menggunakan dengan kemampuan yang dimiliki sesuai dengan sumber daya yang dimiliki. 4. Sarana dan Prasarana Lokasi peternakan ayam broiler kandang Geledug memiliki beberapa sarana penunjang seperti bangunan kandang, gudang pakan, gudang peralatan, mess karyawan, tendon air, dan berbagai peralatan operasional lainnya. a. Bangunan kandang Kandang yang didirikan menggunakan campuran bahan bambu dan kayu dengan atap menggunakan genting dan campuran asbes. Bahan tersebut digunakan untuk menjaga suhu kandang tetap sejuk apalagi saat
33
siang hari. Disekeliling kandang diberi terpal untuk menahan angin di malam hari serta mengatur sirkulasi udara. Bangunan ada yang dibuat panggung dan portal. Kandang jenis panggung digunakan pada kandang yang letak tanah miring. b. Gudang pakan
Gambar 6 Gudang pakan Gudang pakan pada setiap masing-masing kandang mempunyai tempat penyimpanan sendiri yang dekat dengan kandang. Tujuannya untuk mempermudah dalam pemberian pakan sehari-hari. Namun dalam pembelian pakan atau sapronak lain produsen memberikan sekaligus dalam jumlah banyak. Maka adanya gudang sebagai penampung semua diperlukan untuk menjaga agar lebih awet dan terjaga kualitasnya. Gudang besar tempat menampung sapronak dapat dilihat pada Gambar 6. c. Mess karyawan
Gambar 7 Mess kepala kandang dan anak kandang Tempat tingga karyawan atau anak kandang dibangun di dekat kandang ayam. Hal tersebut untuk memudahkan dalam mengontrol ayam setiap harinya. Apalagi ketika adanya DOC masuk, masa-masa pemeliharaan DOC yang masih rentan, pemeliharaan setiap harinya tambahan pakan atau lainnya, dan menjaga pada saat sebelum panen yang
34
sering terjadinya kemalingan. Mess kepala kandang maupun anak kandang dapat dilihat pada Gambar 7. d. Tendon air
Gambar 8 Tendon air Tendon air digunakan untuk mencukupi kebutuhan air bagi ayam selama proses pembesaran. Setiap masing-masing kandang mempunyai tendon air sendiri yang terhubung ada sumur bor sebagai sumber mata air. Perawatan tendon maupun selang dilakukan setiap selesai panen. Gambar tendon yang digunakan PPC dapat dilihat pada Gambar 8. e. Sarana lain Selain sarana dan prasarana di atas, masih ada sarana lain sebagai penunjang pemeliharaan ayam broiler. Penggunaan peralatan lain yang penggunaannya untuk kedua kandang adalah penggunaan termometer dan timbangan. Termometer digunakan untuk mengontrol suhu di kandang agar tetap seimbang dan sebagai penentu dalam penambahan pemanas atau kipas bagi ayam broiler.
Gambar 9 Termometer dan timbangan ayam
35
Sarana lain kandang open house
Gambar 10 Cerobong batu bara dan gasolec Peralatan penghangat utama pada ayam broiler kandang terbuka adalah dengan menggunakan gasolec. Namun penggunaan gasolec jangkauan panasnya terlalu sempit hanya sekitar 4 m sehingga ayam tidak menerima panas yang merata. Perlu adanya tambahan panas jika terjadi suhu atau keadaan yang terlalu dingin. Penggunaan cerobong batu bara dinilai cukup ekonomis dibandingkan dengan penambahan gasolec, karena biaya gas elpiji yang akan besar.
Gambar 11 Kipas ruangan Kipas merupakan salah satu peralatan yang ada pada kandang open house. Alat ini digunakan sebagai penambah kesejukan dalam kandang saat keadaan sekitar panas. Ini biasanya diperlukan ayam yang berada pada umur sekitar 2 minggu hingga panen karena ayam pada umur tersebut memerlukan udara yang dingin.
36
Gambar 12 Alat pakan dan tempat minum Tempat pakan yang digunakan pada kandang open house menggunakan 2 ukuran tempat pakan yaitu ukuran 5 kg dan 10 kg. Tempat pakan tersebut disesuaikan dengan umur pada ayam. Tempat minum yang digunakan oleh kandang open house telah menggunakan sistem otomatis dengan penggunaan penyedot langsung yang akan langsung keluar pada selang dan tabung minum. Tempat minum otomatis telah digunakan dari penggunaan tempat minum yang sederhana yang penggunaannya tidak efisien.
Sarana lain kandang closed house
Gambar 13 Heater dan fan Penggunaan kandang tunnel ventilation perlu adanya penggunaan bantuan heater dan fan. Kedua peralatan tersebut untuk kandang dalam pengaturan suhu yang sesuai dengan suhu ayam tersebut. Kedua peralatan tersebut dikontrol menggunakan tempron dan alat pengatur kipas, sehingga peternak dapat dengan mudah mengatur suhu yang diperlukan kemudian kipas dan fan akan berjalan sesuai dengan pengaturan tersebut.
37
Gambar 14 Tempat pakan dan tempat minum Tempat pakan yang digunakan pada kandang tertutup sama dengan tempat pakan yang digunakan pada kandang tertutup. Tempat pakan tersebut cukup efisien dan sudah merupakan tempat pakan yang dimodifikasi dari tempat pakan sebelumnya. Ketepatan peralatan pada kandang tertutup dapat dilihat pada tempat minum yang digunakan, 5. Luasan Produksi Peternakan ayam PPC kandang Geledug merupakan peternakan pembesaran ayam dengan hasil output ayam broiler dan pupuk kandang. Daya tampung pemeliharaan maksimal yang mampu dipelihara kandang Geledug adalah 60 000 ekor ayam. Kapasitas tersebut dibagi menjadi 10 kandang yang terdiri dari dua kandang closed house dan delapan open house. Tenaga kerja yang dimiliki ada 13 orang yaitu satu kepala kandang, satu kebersihan, satu keamanan, dan 10 anak kandang. Kandang Geledug memiliki luasan tanah untuk kandang dan keperluan bangunan lainnya seluas 2 hektar. Kandang mulai dibuka (panen) setelah pemeliharaan kurang lebih 28 hingga 34 hari. Panen ayam dimulai dari permintaan bobot ayam dari pihak pedagang, sehingga waktu panen lama. Pada umur 28 hari ayam sudah mencapai bobot 1.4-1.5 kg, pada hari ke 34 bobot bisa mencapai bobot 2.4 kg. Secara menyeluruh,masa panen ayam broiler PPC rata-rata pada hari ke 31 dengan berat rata-rata sekitar 2 kg. Setelah masa panen, kandang dibersihkan dan dikosongkan kurang lebih selama 3 minggu. Masa kosong kandang berguna untuk menghilangkan bakteri maupun virus dengan penyemprotan disinfektan pada kandang. Sehingga perlu waktu 2 bulan PPC mulai pengisian DOC hingga kandang siap untuk pengisian kembali. Maka dalam satu tahun PPC berproduksi selama enam kali produksi. Luasan masing-masing kandang berbeda-beda tergantung letak tanah dan kapasitas ayam. Luasan masing-masing kandang adalah 45 x 7.5 meter, 60 x 7.5 meter, 73 x 8 meter, 95 x 8 meter, 70 x 7.5 meter, 23 x 7.5 meter, kandang 7 sampai 9 luasannya sama yaitu 36 x 7 meter, dan terakhir 21 x 7 meter. Total luasan kandang sebagai tempat pembesaran ayam broiler adalah 3 692 meter persegi. Denah kandang Geledug dapat dilihat pada Lampiran 1. Jenis penggunaan masing-masing kandang berbeda tergantung bentuk tanah. Lokasi kandang yang berbukit mengakibatkan pihak PPC mendirikan kandang bentuk panggung yang letak tanahnya miring dan kandang portal pada tanah rata. Penelitian ini menggunakan kandang 1, 3, 7,
38
8, dan 9 sebagai kandang terbuka dan kandang 4 sebagai kandang tertutup. Perbedaan jumlah kandang yang diteliti berdasarkan atas jumlah populasi yang sama yaitu sebesar 18 000 ekor. Hasil Kelayakan Aspek Teknis Hasil analisis aspek teknis pada usaha pembesaran ayam broiler PPC dapat disimpulkan layak. Analisis teknis pada PPC sudah baik dari letak peternakan dengan bahan baku, pasar yang dituju, tenaga istrik dan air, transportasi. Sesuai performa kandang close house dapat dikatakan lebih baik daripada kandang open house dengan kriteria teknis hasil pembesaran ayam broiler. Selain itu penggunaan teknologi yang sesuai, sarana dan prasarana serta luasan produksi ayam terhadap kandang selama ini oleh PPC sudah dijalankan dengan cukup.
Aspek Manajemen dan Hukum Aspek manajemen dianalisis untuk melihat kegiatan operasional peternakan berjalan dengan baik oleh pemilik. Manajemen berfungsi untuk aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian usaha dalam pengelolaan kegiatan peternakan. Aspek ini terkait dengan operasional kegiatan pemeliharaan ayam broiler. Peternakan kandang Geledug merupakan peternakan yang dengan kepemilikan perusahaan CV Perdana Putra Chicken. Pemeliharaan kandang sepenuhnya dilakukan oleh Bapak Dawari sebagai kepala kandang yang membawahi 10 orang anak kandang. Setiap aktivitas teknis peternakan, kepala kandang perlu membahasnya dengan anak kandang. Tiap-tiap wilayah mempunyai koordinator wilayah (korwil) masing-masing yang mengawasi keadaan kandang dan menjadi technical service. Korwil akan melaporkan apabila ada masalah operasional kepada kepala produksi yang kemudian baru laporan ke perusahaan. Tahap-tahap tersebut harus diikuti sehingga tidak semua masalah yang ada di lapang tidak langsung ke perusahaan. Pengaturan organisasi PPC sudah cukup baik karena tidak semua masalah masuk langsung ke perusahaan namun lewat koordinator wilayah dahulu. Pada struktur organisasi bagian CV Perdana Putra Chicken didalamnya termasuk dalam struktur yang berbeda. Dalam internal perusahaan dibagi kembali yang terdiri dari beberapa bagian. Bagian keuangan, bagian kandang, pengelolaan sapronak, dan hubungan ke unit lain dalam satu manajemen PPC. Anak kandang yang mendaftar bekerja selalu ditempatkan di wilayah lain dahulu untuk menghindari adanya kecurangan dalam bekerja. Anak kandang harus tinggal di kandang untuk beberapa waktu sebelum ditempatkan tetap. Anak kandang yang bermasalah akan dikeluarkan dan diganti dengan anak kandang baru. Syarat bekerja di PPC adalah rajin, taat, dan tidak curang.
39
CV Perdana Putra Chicken
Kepala produksi
Koordinator Wilayah
Kepala Kandang
Anak Kandang Gambar 15 Struktur organisasi pada peternakan CV Perdana Putra Chicken Manajemen pemeliharaan pada kandang open house dan kandang close house tidak jauh berbeda. Manajemen perkandangan dilakukan dengan 1. Pembersihan dan penyemprotan disinfektan kandang untuk mengurangi penyakit yang mungkin menempel pada kandang. Proses ini dilakukan sebelum chick in. 2. Kandang yang telah siap, sebelum DOC masuk perlu adanya persiapan air gula yang diberikan selama 2 jam. Pemberian air gula berguna untuk memberikan tenaga kembali ke ayam setelah perjalanan ke kandang. 3. DOC yang baru masuk ditempatkan pada chick guard, tujuannya agar ayam tetap hangat. Berbentuk lingkaran yang dibatasi oleh seng Chick guard kandang terbuka dan tertutup bentuknya berbeda. Pada kandang tertutup berbentuk oval karena jangkauan gasolec atau pemanas pada kandang hanya terbatas sehingga bentuk oval lebih diterapkan PPC supaya hangatnya lebih merata. Sedangkan kandang tertutup bentuknya kotak atau lingkaran akibat adanya pemanas yang digunakan dapat menyeluruh ke seluruh kandang. Setiap 2 hari sekali seng diperlebar dan pada hari ke 12 sudah tidak lagi ada pembatas. 4. Pemberian pakan terdiri dari 3 macam jenis pakan, yaitu frestarter, crumble dan pellet. Pakan yang diberikan pada kandang terbuks msupun tertutup sama saja. 5. Seleksi pertumbuhan. Proses ini untuk memisahkan ayam dengan ukuran kecil. Ayam yang pertumbuhannya kurang ditaruh ke tempat yang berbeda. Hal ini dilakukan agar saat panen ayam yang ukuran kecil tidak mengakibatkan hasil akhir yang kurang baik. 6. Pengaturan ventilasi. Kandang open house, awal DOC hingga sekitar umur 2 minggu terpal ditutup rapat dan menggunakan bantuan alat
40
pemanas untuk menjaga suhu agar tetap hangat. Setelah 2 minggu, terpal dibuka dan udara dibiarkan masuk bebas tanpa ada penyaring. Kandang closed house, konstruksi awal sudah tertutup rapat sekeliling kandang, hanya untuk sirkulasi menggunakan lunbang inlet dan pengaturannya tergantung umur ayam. Umur ayam semakin lama memerlukan udara yang cukup banyak, sehingga inlet juga akan terbuka dengan lebih lebar daripada pada masa awal. Secara umum, pemeliharaan ayam dengan kandang open house dan closed house teknisnya sama. Namun bobot hasil ayam yang akan diperoleh lebih besar pada kandang closed house. Pada masa brooding, pengaturan kehangatan untuk ayam, kedua kandang telah diberikan dengan baik dengan adanya tambahan pemanas bagi ayam. Menurut hasil wawancara, pada hari ke 2 minggu, ayam akan mengalami pertumbuhan yang berbeda. Kandang tertutup pertumbuhannya bobotnya besar. Hal ini karena adanya ventilasi yang baik pada kandang tertutup sehingga kenyamanan ayam lebih bagus. Kenyamanan pada ayam akan berpengaruh pada pakan, kematian Berdirinya Perdana Putra Chicken sekitar tahun 1989 oleh Bapak Tri sudah dijalankan secara terstrukutur. Perencanaan dan tekat yang kuat dari Bapak Tri, maka dari awal berdiri Perdana Putra Chicken sudah menjadi usaha dengan berbadan hukum Perserikatan Komanditer (CV). Legalitas usaha yang dijalankan oleh PPC telah memenuhi syarat hukum dan perijinan usaha yang tercantum dalam Badan Perindustrian dan Perdagangan. Surat perijinan disimpan oleh Bapak Tri sebagai pendiri, selama ini kelengkapan surat ijin disimpan oleh pemilik beserta surat berharga lainnya. Selain perlunya ijin perusahaan ke pemerintahan pusat, usaha peternakan perlu melakukan perijinan dengan masyarakat dan pemerintahan setempat yang dijadikan. Perijinan terhadap lingkungan masyarakat dilakukan PPC dengan cara kekeluargaan. Hasilnya ijin dengan pendirian yang cukup jauh dari pemukiman warga. Ijin lingkungan tersebut harus dilakukan oleh PPC karena pendirian kandang berada di lingkungan masyarakat. Hasil Kelayakan Aspek Manajemen dan Hukum Dalam analisis kandang PPC aspek manajemen dan hukum, usaha ini dapat dikatakan layak. Pada aspek manajemen, pihak PPC sudah mengorganisasikan struktur kerja TK sesuai. Manajemen kandang dengan terbuka dan tertutup sama-sama layak. Pada aspek hukum, perijinan pada pemerintah pusat maupun daerah dan masyarakat telah dilakukan dan mendapat perijinan semua pihak.
Aspek Sosial dan Lingkungan Pendirian kandang peternakan ayam broiler mempunyai dampak positif dan negatif bagi masyarakat. Pada masa pembesaran hingga panen, ayam menghasilkan kotoran yang menjadi sumber bau dan lalat. Bau dan lalat merupakan dampak negatif yang ditimbulkan oleh usaha pembesaran ayam broiler dan dirasakan oleh masyarakat. Selain dampak negatif,
41
peternakan ayam broiler PPC mempunyai dampak positif. Dampak positif yang dirasakan masyarakat adalah meningkatnya kesejahteraan masyarakat dengan adanya tambahan lapangan kerja akibat adanya pendirian kandang. Namun ada syarat lingkungan yang ditetapkan oleh PPC yaitu mempekerjakan masyarakat dengan syarat yang ditentukan pihak perusahaan seperti yang telah dijabarkan dalam aspek manajemen. Kandang open house Aspek lingkungan yang terjadi pada kandang ini adalah adanya lalat dan bau. Munculnya saat adanya turun sekan (kegiatan mengeluarkan sekam dari kandang) dan saat masa panen. Selain pada saat masa tersebut, lalat juga mulai bermunculan pada saat ayam umur 2 minggu. Hal ini menyebabkan lingkungan banyak lalat hingga ke pemukiman masyarakat. Penanggulangan dari pihak kandang adalah dengan pemberian kapur untuk mengusir lalat dengan secara gratis.
Gambar 16 Dampak negatif berupa lalat Kandang closed house Munculnya lalat dan bau dari peternakan terjadi pada semua peternakan ayam broiler. Masalah ini juga terjadi pada kandang closed house. Namun munculnya lalat tidak seperti pada kandang open house, lalat muncul saat masa panen saja. Menghindari timbulnya permasalahan dengan masyarakat akibat adanya dampak lalat, pihak kandang selalu memberikan obat pengusir lalat. Setiap masyarakat yang terkena akibat setiap saat dapat mengambil obat ke kepala kandang secara gratis. Selain dengan munculnya lalat, adanya tambahan kipas pada kandang closed house dan memberikan polusi udara sekitar kandang. Pihak kandang memberikan penanganan dengan cara pemberian jaring-jaring dan penanaman bambu untuk mengurangi polusi tersebut yang dapat dilihat pada Gambar 17. Penanganan terhadap pencemaran dari kandang tertutup lebih baik dan solusinya dapat dengan baik dilakukan sehingga dampak terhadap lingkungan dapat diminimalkan. Sebagai bentuk tanggung jawab sosial, setiap panen perusahaan memberikan jatah ayam kepada warga sesuai dengan jumlah yang telah diberikan ketua RT sekitar. Cara ini efektif dilakukan untuk menghindari masalah dengan warga.
42
Gambar 17 Pengurangan polusi yang dilakukan Hasil Kelayakan Aspek Sosial dan Lingkungan Hasil aspek sosial dan lingkungan pembesaran ayam broiler PPC, memberikan dampak positif lebih banyak daripada dampak negatif. Dampak negatif yang ditimbulkan peternakan dapat ditanganii dengan baik oleh pihak PPC dengan pemberian obat maupun dengan pencegahan. Maka usaha pembesaran ayam broiler ini dapat dikatakan layak untuk dijalankan.
Analisis Aspek Finansial Analisis aspek finansial usaha pembesaran ayam broiler milik Perdana Putra Chicken pada kandang Geledug dilakukan untuk mengetahui kelayakan usaha, sehingga dapat dijadikan rekomendasi bagi perusahaan untyk menentukan pengembangan usaha. Kelayakan finansial kandang sistem open house dan closed house hampir sama keperluannya hanya yang membedakan adalah hasil atau penerimaan dan peralatan yang digunakan. Arus Manfaat (Inflow) Manfaat yang diterima dari usaha peternakan ayam broiler Geledug merupakan penghasilan bagi perusahaan. Manfaat adalah segala sesuatu yang membantu tujuan. Sumber penghasilan yang diterima oleh perusahaan pembesaran ayam adalah dari penjualan ayam dan penjualan pupuk kandang hasil dari campuran sekam dan kotoran. Selain keduanya, perusahaan juga mendapat tambahan penghasilan dari nilai sisa dari peralatan yang digunakan yang tidak habis pada umur ekonomisnya. Manfaat yang diperoleh setiap tahun bagi pemilik melakukan kegiatan pembesaran enam kali dalam satu tahun. Penetapan enam kali produksi dihitung berdasarkan waktu panen terakhir setiap musim dan pembersihan kandang. Panen hingga masa kosong kandang sekitar dua bulan sehingga pembesaran dalam satu tahun dilakukan enam kali. Penjualan ayam dan penjualan kotoran pada tahun pertama hanya dilakukan tiga kali saja yang biasanya dalam satu tahun melakukan kegiatan pembesaran ayam. Hal itu karena pada tahun pertama perusahaan
43
melakukan pembangunan kandang dan pengisian peralatan kandang. Pertimbangan hanya tiga kali periode karena persiapan kandang cukup lama kandang terbuka butuh waktu mendirikan lima kandang dan kandang tertutup dengan mesin yang perlu persiapan. Hasil penjualan hasil utama yang diterima tahun pertama kandang open Rp1 358 035 200 yaitu dari 16 260 ekor dengan bobot rata-rata 1.74 kg atau hasil 28 292 kg. Sedangkan pada kandang tertutup, penerimaan yang diperoleh adalah sebesar Rp1 475 222 400 dari penjualan 30 734 kg ayam. Hasil berat yang diperoleh dari kedua kandang mengalami perbedaan karena adanya tingkat kematian masing-masing kandang yaitu 4 persen pada kandang tertutup dan 8 persen pada kandang terbuka. Jumlah ini diperoleh dari penjualan ayam dengan harga Rp16 000 per kg. Harga jual ayam setiap periode mengalami perubahan, perubahan yang terjadi akibat adanya kebutuhan ayam yang berbeda. Saat hari raya permintaan pasar akan ayam broiler cukup tinggi sehingga dapat menjadikan harga ayam juga tinggi dapat mencapai Rp18 000 namun apabila pada bulan biasa harga bisa jatuh hingga kisaran harga Rp13 000. Selain manfaat utama yang diperoleh juga adanya hasil sampingan berupa pupuk kandang. Kandang terbuka mampu menghasilan 1 000 karung kotoran ayam. Kandang tertutup mampu menghasilkan 600 karung kotoran ayam tiap periode, jumlah tersebut di asumsikan sama setiap periodenya. Kebutuhan sekam untuk masing-masing tipe kandang mempunyai perbedaan, harga jual kotoran per karung Rp3 000. Kotoran ayam setiap periode dibeli oleh konsumen langsung ke lokasi kandang yang berasal dari berbagai daerah. Kotoran ini dimanfaatkan konsumen sebagai pupuk bagi tanaman pertanian. Selain dari penerimaan penjualan hasil utama dan sampingan, perusahaan mendapat penerimaan tidak langsung dari hasil nilai sisa peralatan yang habis pada umur ekonomisnya. Nilai sisa diperoleh pada tahun ke sepuluh, pada akhir umur bisnis pada akhir penyusutan. Penjualan tahun pertama diperoleh berdasarkan data historis Perdana Putra Chicken. Proyeksi penjualan tahun ke-2 hingga ke- 10 berdasarkan maksimal periode kandang berproduksi dengan enam periode dalam satu tahun yang dianggap tetap. Jumlah sisa yang diterima adalah sebesar Rp733 152 527 kandang terbuka, untuk kandang tertutup Rp448 568 620. Rincian nilai sisa ditampilkan pada lampiran 2. Hasil kedua kandang memiliki kebutuhan yang berbeda dengan populasi yang diteliti sama jumlah 18 000 ekor. Pakan per ekor hampir sama karena kebutuhan ayam di kandang tertutup maupun terbuka hasil rataratanya sama. FCR atau rasio konversi pakan merupakan pembagian jumlah pakan yang dikonsumsi (kg) dengan berat badang yang dihasilkan (kg) atau jumlah pakan untuk menghasilkan berat 1 kg ayam. Rata-rata berat yang dihasilkan penetaapannya tergantung oleh permintaan pembeli dengan berat tertentu. Sedangkan untuk tingkat kematian yang terjadi akan berpengaruh pada output yang dihasilkan oleh kandang. Hasil indeks prestasi menunjukkan pengelolaan yang terjadi di kandang. Semakin tinggi nilai IP maka pengelolaan pada peternakan semakin baik. Perbedaan yang mendasar adalah jumlah kematian yang terjadi per periode dimana tingkat kematian
44
ayam lebih banyak pada kandang open house. Hasil performa tersebut mempengaruhi manfaat dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Arus Biaya (Outflow) Komponen biaya Kandang Geledug mencakup biaya investasi (bangunan dan instalasi air juga peralatan) dan biaya reinvestasi serta biaya operasional kandang yaitu biaya tetap dan biaya variabel. 1) Biaya Investasi Biaya investasi pada peternakan di kandang Geledug dikeluarkan saat usaha akan dijalankan. Biaya ini adalah biaya pengadaan bangunan dan instalasi air dan pengadaan peralatan. Tabel 7 Harga investasi bangunan dan instalasi air kandang Komponen lahan (m2) kandang closed house (tingkat /m2) kandang open house (tingkat /m2) gudang (buah)* mess karyawan (buah)* instalasi air* diesel (buah)*
Harga (Rp) 100 000 350 000 218 000 45 000 000 20 000 000 40 000 000 300 000 000
*: barang pemakaian bersama
Investasi bangunan dan instalasi air pada peternakan kandang Geledug adalah lahan, kandang, gudang, mess karyawan, pembuatan instalasi air, dan pembelian diesel harga yang berlaku saat itu dapat dilihat pada Tabel 7. Investasi bangunan dan instalasi antara sistem kandang open dan closed house adalah sama, perbedaannya hanya pada luasan lahan dan kandang yang digunakan. Kandang dengan sistem terbuka menggunakan bangunan kandang seluas 1 678 m2 sedangkan kandang dengan sistem tertutup hanya memerlukan bangunan kandang menghabiskan 760 m2. Harga kandang berbeda tiap m2 karena adanya perbedaan penanganan pada pembuatannya. Pada sistem kandang tertutup bentuk kandang dibuat tingkat untuk efisiensi dari penggunaan alat. Pemakaian lahan dihitung dari luas bangunan kandang yang dikalikan dua. Perusahaan menerapkan jarak antar kandang satu dengan yang lain adalah satu kandang, hal tersebut dilakukan untuk memberikan ruang sirkulasi udara bagi ayam. Komponen gudang, mess karyawan, instalasi air, dan diesel merupakan komponen barang dengan penggunaan bersama karena penggunaannya digunakan oleh semua populasi yang ada di Geledug yaitu sebanyak 60 000 ekor. Sehingga perhitungannya jumlah populasi yang diteliti (18 000 ekor) dibagi dengan jumlah seluruh populasi (60 000 ekor) dikali 100 persen yaitu sebesar 0.30 atau 30 persen dari harga barang. Pada investasi peralatan pada kedua sistem kandang terjadi perbedaan. Kandang closed house menggunakan peralatan yang sudah menggunakan
45
teknologi sedangkan kandang open house masih menggunakan peralatan yang standar namun sudah ada yang menggunakan teknologi untuk meminimalkan biaya. Perbedaan investasi peralatan kedua kandang dapat dilihat pada Tabel 8 dan 9.
Komponen
Tabel 8 Biaya investasi peralatan open house Satuan Jumlah Harga
tempat pakan DOC tempat pakan pembesaran tempat minum pemanas / gasolec cerobong batu bara tirai terpal Lampu timbangan digital* timbangan salter* termometer* pembatas seng sekop* cangkul* golok* gergaji* ember* toren penampung air Total * : barang pemakaian bersama
buah buah buah unit unit roll unit unit unit unit unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit
450 600 327 36 20 12 50 1 1 2 22 6 1 4 2 5 5
Total
10 000 4 500 000 12 000 7 200 000 60 000 19 636 364 800 000 28 800 000 50 000 1 000 000 750 000 8 775 000 30 000 1 500 000 60 000 18 000 1 000 000 300 000 1 000 000 600 000 600 000 12 960 000 50 000 90 000 50 000 15 000 50 000 60 000 50 000 30 000 20 000 30 000 1 500 000 7 500 000 93 014 364
46
Tabel 9 Biaya investasi peralatan closed house Komponen tempat pakan DOC tempat pakan pembesaran Ventilation Part curtain Lighting Tunnel System Watering Brooding Lampu timbangan digital* timbangan salter* termometer* pembatas seng sekop* cangkul* golok* gergaji* ember* toren penampung air jasa pemasangan Total * : barang pemakaian bersama
Satuan buah buah unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit
Jumlah 450 600 2 2 2 2 2 2 20 1 1 2 22 6 1 2 2 2 2
Harga 10 000 12 000 40 642 800 13 316 600 6 116 000 1 739 100 29 048 800 7 850 000 30 000 60 000 1 000 000 1 000 000 600 000 50 000 50 000 50 000 50 000 20 000 1 500 000 15 000 000
Total 4 500 000 7 200 000 81 285 600 26 633 200 12 232 000 3 478 200 58 097 600 15 700 000 600 000 18 000 300 000 600 000 12 960 000 90 000 15 000 30 000 30 000 12 000 3 000 000 15 000 000 241 781 600
Tempat pakan yang digunakan pada kedua sistem kandang sama karena keduanya telah menggunakan tempat pakan masa DOC dan pembembesaran dengan tempat pakan yang sesuai. Penggunaan tempat pakan masa DOC (satu sampai tujuh hari) satu tempat pakan dapat digunakan untuk 40 ekor ayam sedangkan tempat pakan masa pembesaran (umur lebih dari satu minggu) satu tempat pakan hanya bisa digunakan untuk 30 ayam saja. Tempat minum penggunaanya dapat digunakan oleh 55 ekor ayam. Pada sistem kandang open close untuk menjaga kestabilan suhu ayam saat masa DOC masih menggunakan gasolec dan cerobong batu bara sedangkan untuk menjaga kestabilan ayam masa sudah agak besar dengan pengaturan tirai terpal. Pada sistem kandang closed house telah menggunakan watering sebagai alat minum ayam yang bentuknya otomatis dan ventilation serta sistem tunnel untuk pengaturan suhu ayam yang dapat diatur sesuai dengan kondisi suhu saat pemeliharaan. Harga yang tercantum merupakan harga barang, barang atau peralatan bersama diperhitungkan dengan sistem pemakaian bersama yaitu dengan dikalikan 0.30, sesuai proporsi pada perhitungan barang pemakaian bersama.
47
Tabel 10 Investasi awal tahun No Komponen 1 2 3 4 5 6 7
2
lahan (m ) kandang (tingkat) gudang (buah)* mess karyawan (buah)* instalasi air* diesel (buah)* Peralatan Total
Open house System Closed house System 335 500 000 365 695 000 13 500 000 6 000 000 12 000 000 10 500 000 93 014 364 885 709 364
152 000 000 532 000 000 13 500 000 6 000 000 12 000 000 10 500 000 241 781 600 1 017 281 600
* : barang pemakaian bersama
Besarnya investasi awal yang dikeluarkan perusahaan pada kandang open house system lebih kecil daripada investasi di kandang closed house system terpaut Rp131 572 236. Perhitungan jumlah investasi awal kedua sistem kandang dapat dilihat pada Tabel 12 di atas. Barang yang bertanda (*) telah dikalikan 0.30 dengan harga barang yaitu pada barang pemakaian bersama. Biaya investasi yang dikeluarkan setiap tahunnya mengalami penyusutan dengan umur yang berbeda. Penentuan umur teknis dilihat dari kemampuan barang masih layak digunakan. Seperti pada umur teknis kandang open house hanya mencapai tujuh tahun namun kandang closed house dapat mencapai umur teknis hingga 10 tahun. Perbedaan umur dipengaruhi material kandang yang digunakan. Kandang closed house lebih kuat dengan penggunaan kayunya dan ada tambahan besi sedangkan open house material yang digunakan sebagian besar menggunakan bambu yang mampu layak lebih pendek. Setelah umur teknis habis perlu biaya yang cukup besar untuk perawatannya. Investasi seperti bangunan atau instalasi penunjang lain (instalasi air dan diesel) mempunyai umur teknis 20 hingga 25 tahun. Peralatan pada kandang closed house dapat digunakan dalam waktu 10 tahun, namun peralatan pada kandang open house penggunaannya hanya satu hingga lima tahun. Peralatan seperti sekop, cangkul, golok, dan gergaji yang merupakan barang dengan pemakaian bersama umur teknisnya mencapai 5 tahun. Barang-barang investasi nilai barang di akhir tahun teknis pemakaian lebih kecil daripada awal tahun karena penggunaan yang terus menerus. Nilai penyusutan diperhitungkan dengan metode garis lurus. Nilai penyusutan dihitung dengan cara harga beli barang dikurangi nilai sisa barang tersebut kemudian dibagi dengan umur teknis barang, nilai sisa ditentukan dengan proporsi sepuluh persen dari nilai awal pembelian barang. Proporsi ditentukan berdasar bahwa peralatan yang digunakan sudah menggunakan peralatan yang sudah kualitas bagus. Nilai aset suatu barang memiliki nilai yang berbeda yang dilihat dari nilai beli, nilai sisa dan umur teknis. Nilai sisa merupakan salah satu komponen perhitungan laba rugi yang termasuk dalam penerimaan perusahaan pada akhir umur bisnis.
48
Total penyusutan barang-barang modal dalam usaha pembesaran ayam broiler sebesar Rp75 297 379, nilai penyusutan terbesar per tahun adalah dari nilai bangunan kandang. Komponen kandang mempunyai nilai penyusutan terbesar karena kandang merupakan investasi terbesar bagi peternakan ayam broiler. Rincian perhitungan dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Penyusutan dan umur teknis dari barang investasi peternakan sistem kandang open house Komponen kandang (tingkat) gudang (buah)* mess karyawan (buah)* instalasi air* diesel (buah)* Peralatan tempat pakan DOC tempat pakan pembesaran tempat minum pemanas / gasolec Kipas cerobong batu bara tirai terpal Lampu timbangan digital* timbangan salter* termometer* pembatas seng sekop* cangkul* golok* gergaji* ember* toren penampung air Total *: barang penggunaan bersama
umur teknis (tahun) 7 20 20 25 25
penyusutan (Rp) 36 569 500 506 250 225 000 360 000 2 700 000
3
1 350 000
3
2 160 000
3 5 5 1 2 0.5 10 10 10 2 5 5 5 5 2 10
5 890 909 5 184 000 8 000 000 950 000 4 362 500 0 1 620 27 000 54 000 6 156 000 17 400 2 400 11 400 5 400 14 500 749 500 75 297 379
Demikian pula hampir sama dengan kandang open house, kandang closed house juga nilai penyusutan per tahunnya besar pada komponen kandang yang mencapai Rp66 909 598 per tahun untuk penyusutan. Dan penyusutan terbesar sama pada komponen kandang kemudian peralatan ventilation. Rinciannya dapat dilihat pada Tabel 12.
49
Tabel 12 Penyusutan dan umur teknis dari barang investasi peternakan sistem kandang closed house Komponen umur teknis (tahun) penyusutan (Rp) 10 kandang (tingkat) 37 240 000 20 gudang (buah)* 506 250 20 mess karyawan (buah)* 225 000 instalasi air*
25
360 000
diesel (buah)* Peralatan tempat pakan DOC tempat pakan pembesaran Ventilation Part curtain Lighting Tunnel System Watering Brooding Lampu timbangan digital* timbangan salter* termometer* pembatas seng sekop* cangkul* golok* gergaji* ember* toren penampung air Total
25
2 700 000
3
1 350 000 2 160 000 6 502 848 2 130 656 978 560 278 256 4 647 808 1 256 000 0 1 620 27 000 54 000 6 156 000 17 400 2 400 5 400 5 400 5 500 299 500 66 909 598
3 10 10 10 10 10 10 1 10 10 10 2 5 5 5 5 2 10
*: barang penggunaan bersama
2) Biaya Variabel Biaya variabel merupakan salah satu biaya operasional yang dikeluarkan pada setiap periode. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan setiap periode terdiri dari DOC, pakan, obat dan vitamin, upah tenaga kerja, gas, kapur, detergent, air, bensin, sekam, insektisida, Koran, gula merah, dan vaksin. Biaya variabel dikeluarkan dari tahun pertama usaha berjalan di umur proyek. Namun pada masa istirahat biaya ini tidak dikeluarkan. Nilai biaya variabel yang dikeluarkan tergantung dari jumlah ayam broiler yang dipelihara. Pihak PPC mempunyai prediksi-prediksi untuk menjalankan usaha. Ketika harga DOC naik dan diprediksikan harga jual akan turun
50
maka pemeliharaan dapat di tunda atau diperkecil jumlahnya. Semakin besar ayam yang dipelihara maka akan semakin besar biaya yang dikeluarkan. Biaya variabel dalam pembesaran ayam broiler dengan penggunaan kandang open house dan closed house hampir sama komponen yang dikeluarkan. Setiap periode kandang open house mengeluarkan biaya variabel sebesar Rp394 514 500, pada satu tahun atau enam periode produksi biaya variabel yang dikeluarkan Rp2 367 087 000. Sedangkan pada kandang closed house biaya variabel yang dikeluarkan sebesar Rp390 134 500. Biaya per tahun yang dikeluarkan sebanyak enam periode produksi biaya yang dikeluarkan pada closed house mencapai Rp2 340 807 000. Rincian biaya dapat dilihat pada Tabel 15. Harga yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga rata-rata dari tingkat pemasok. Biaya pakan merupakan komponen yang biayanya besar dalam satu periode. Sekitar 70 persen hingga 75 persen dari total pengeluaran biaya variabel. Pakan merupakan komponen yang terpenting bagi pembesaran ayam broiler. Konsumsi pakan ayam pada kedua kandang tidak banyak perbedaan yang cukup besar. Hal tersebut dikarenakan dengan penggunaan kandang tertutup, kondisi ayam lebih nyaman sehingga menyebabkan ayam lebih banyak makan. Selain adanya alasan tingkat kematian ayam yang lebih tinggi pada kandang terbuka. Komponen kedua yang mempengaruhi besarnya biaya variabel adalah pembelian DOC yang biayanya mencapai 18 persen dari seluruh biaya variabel. Upah tenaga kerja yang digunakan dalam kandang open house dan closed house berbeda Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan dalam populasi yang dipeliharanya. Pada kandang closed house jumlah ayam yang dipelihara dalam satu kandang jumlahnya hampir dua kali lipat dari jumlah ayam yang dipelihara pada kandang open house. Maka tingkat kesulitan dalam jumlah ayam yang mempengaruhi upah tenaga kerja tersebut. Tambahan upah belum termasuk dalam harga upah pemeliharaan. Adanya tambahan upah diberikan apabila hasil yang diperoleh dengan tingkat kematian atau harga jual yang tinggi diberikan berbeda tiap periode. Pengeluaran obat dan vitamin setiap periode adalah Rp283 per ekor. Tambahan air gula diberikan untuk ayam yang masih masa DOC hingga tiga hari yang bertujuan untuk meminimalkan adanya gangguan penyakit. Harga DOC yang digunakan adalah Rp4 000 per ekor dengan biaya pakan per kg sebesar Rp5 900. Tabung gas rata-rata penggunaannya per kandang 4 buah. Jumlah sekam yang digunakan pada kandang open dan closed hampir sama sekitar 740 karung dengan harga Rp5 000. Sekam padi diperlukan ayam untuk tempat pijakan, pada kandang closed house sekam digunakan sepanjang masa pembesaran pada kandang open house sekam hanya akan digunakan sampai umur dua minggu. Koran digunakan saat anak ayam masih dalam umur 1 hingga 7 hari untuk lebih menjaga kestabilan suhu tubuh ayam. Vaksin yang dikeluarkan untuk setiap ekor ayam adalah Rp3. Ngepok pakan dan ngepok panen adalah upah pekerja yang menurunkan pakan dan panen ayam. Komponen beras merupakan jatah bagi karyawan untuk keperluan makan sehari-hari.
51
Tabel 13 Biaya variabel tiap kandang per periode Komponen DOC (ekor) pakan (kg) obat dan vitamin (sachet) upah tenaga kerja batu bara (kg) gas (tabung) kapur (kg) detergent (kg) Air bensin (liter) sekam (karung) Insektisida Koran gula merah (kg) vaksin (tetes) ngepok pakan ngepok panen beras (kg) ekstra fooding biaya lain-lain Total
open house (Rp) closed house (Rp) 72 000 000 72 000 000 282 197 000 291 932 000 4 500 000 4 500 000 7 500 000 4 000 000 465 000 16 000 000 6 400 000 275 000 275 000 36 000 36 000 2 000 000 2 000 000 210 000 200 000 3 710 000 3 700 000 110 000 100 000 62 500 62 500 130 000 130 000 54 000 54 000 37 500 37 500 37 500 37 500 990 000 990 000 200 000 180 000 4 000 000 3 500 000 394 514 500 390 134 500
Komponen di Tabel 13, batu bara pada kandang closed house tidak ada. Hal tersebut dikarenakan batu bara adalah salah satu bahan bakar yang digunakan untuk memberikan tambahan suhu saat musim atau anginnya berlebih. Pada kandang closed house pengaturan suhu sudah dilakukan semua menggunakan teknologi dan bahan bakarnya hanya menggunakan gas. 3) Biaya Tetap Biaya operasional yang selanjutnya adalah biaya tetap. Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan setiap tahun meskipun tanpa adanya usaha atau kegiatan pembesaran dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh jumlah ayam. Total biaya tetap yang dikeluarkan pada kandang open house mencapai Rp5 500 000, sedangkan biaya tetap pada kandang closed house Rp3 350 000. Komponen dari biaya tetap ada empat pada setiap periode produksi. Biaya tersebut terdiri dari biaya listrik, kemanan, pajak bumi dan bangunan, dan biaya perawatan (kandang dan peralatan). Komponen yang selalu dikeluarkan setiap periode adalah biaya keamanan. Biaya ini dikeluarkan setiap bulannya sebesar Rp250 000 setiap periode untuk kandang tertutup sedangkan untuk lima kandang terbuka dengan biaya Rp350 000. Biaya keamanan dikeluarkan untuk menjaga keamanan kandang pada saat
52
pemeliharaan dan juga keamanan kampung saat adanya kendaraan operasional pengangkut sapronak mengantar ke kandang. Selain komponen keamanan biaya yang selalu dikeluarkan adalah biaya listrik. Pemakaian listrik pada kandang closed house lebih sedikit daripada kandang open house karena adanya penggunaan peralatan berteknologi menggunakan listrik banyak. Namun kekuatan listrik untuk lima kandang lebih besar daripada satu kandang tertutup. Biaya listrik untuk kandang closed house mencapai Rp2 500 000. Sedangkan biaya listrik pada kandang open house mencapai dua kali lipat dari biaya listrik kandang closed house. Komponen selanjutnya adalah biaya pajak bumi bangunan. Biaya PBB yang selama ini dibayarkan oleh perusahaan hanya pajak bumi saja. Pajak bangunan tidak dapat diukur karena bentuk bangunannya tidak permanen. Maka pembayaran PBB hanya untuk pembayaran bangunan. Biaya tetap terakhir adalah biaya perawatan. Biaya perawatan terdiri dua jenis perawatan yaitu perawatan peralatan dan perawatan kandang. Perawatan closed house biaya perawatan kandang lebih besar karena bahan bangunan yang dipakai lebih bagus ketimbang bahan yang dipakai untuk membangun kandang open house. Biaya perawatan peralatan kedua kandang sama sebab peralatan ayam yang digunakan kebanyakan sama sehingga biaya perawatannya juga sama. Berikut adalah tabel biaya tetap yang dikeluarkan per periode berdasarkan harga yang tercantum pada Tabel 14. Tabel 14 Biaya tetap kandang open house dan closed house Komponen Biaya listrik Keamanan PBB Biaya perawatan peralatan Biaya perawatan kandang Total
closed house (Rp) open house (Rp) 2 500 000 5 000 000 350 000 250 000 200 000 50 000 100 000 100 000 200 000 100 000 3 350 000 5 500 000
Analisis Laba Rugi Analisis ini digunakan mengetahui perkembangan usaha dalam beberapa tahun sesuai umur bisnis. Analisis laba rugi termasuk penerimaan dari aktivitas utama dan tambahan, Biaya operasional terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap terdapat biaya penyusutan, dan pajak usaha yang berlaku. Pajak yang diberlakukan pada perusahaan sesuai UU Tahun 2013 yaitu sebesar 1 persen dari penerimaan. Usaha ternak ayam broiler dilakukan langsung terhitung dari tahun pertama dengan pembangunan kandang dilakukan menghabiskan tiga periode produksi. Pembangunan satu kandang closed house perlu adanya waktu yang cukup lama karena kandang
53
tersebut memerlukan pemasangan peralatan teknologi. Lima kandang open house memerlukan waktu untuk pemborong dalam membangun. Laba bersih sebelum pajak tahun pertama kandang open house mencapai Rp98 144 321, pada tahun kedua sampai akhir tahun umur bisnis tahun ke sepuluh laba bersihnya mencapai Rp271 586 021. Sedangkan laba bersih kandang closed house Rp226 809 302 pada tahun pertama, untuk tahun ke dua hingga tahun ke sepuluh Rp520 528 202. Hasil perhitungan tersebut pada tahun pertama melakukan produksi dalam satu tahun selama tiga kali produksi. Tahun-tahun selanjutnya produksi dilakukan selama enam kali produksi. Rincian laba rugi dapat dilihat pada lampiran 3 dan 5. Analisis Kelayakan Cashflow Analisis kelayakan finansial digunakan dalam menilai kelayakan usaha yang dilakukan peternakan ayam broiler kandang di Geledug berdasarkan finansial perusahaan setiap periode. Pada penelitian ini analisis kelayakan finansial berdasarkan kriteria nilai NPV (net present value), IRR (Internal rate of return), Net B/C (Net benefit cost rasio), dan payback period. Discount rate yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 7.5 persen berdasarkan suku bunga deposito Bank BCA tahun 2014 sebagai bank untuk penyetoran atau transfer dari perusahaan. Kelayakan cashflow pada hasilnya akan menghasilkan nilai kriteria kelayakan investasi. Berdasarkan hasil analisis biaya dan penerimaan yang disajikan pada laporan cashflow. Perbandingan hasil kriteria investasi dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 Perbandingan hasil kriteria investasi Kriteria Investasi NPV IRR Net B/C PP
Open House System Closed House System 1 311 103 989 2 749 593 789 36% 71% 3 4.84 3 tahun 8 bulan 15 hari 2 tahun 4 bulan 23 hari
Berdasarkan hasil analisis kelayakan, peternakan Perdana Putra Chicken kedua kandang dinyatakan layak. Namun antara kedua jenis kandang lebih menguntungkan kandang closed house. Nilai NPV open house system memiliki nilai Rp1 311 103 989. Nilai tersebut bernilai positif atau NPV > 0, pada kandang closed house system nilainya juga sama senilai Rp2 749 593 789. Artinya peternakan tersebut sama-sama layak dijalankan atau memberikan manfaat positif pada nilai itu dengan discount rate 7.5 persen terjadi umur bisnis 10 tahun. Hasil IRR kedua kandang juga mencapai nilai diatas suku bunga 7.5 persen. Kandang open house menghasilkan nilai IRR adalah 36 persen dan kandang closed house sebesar 71 persen. Nilai IRR mengandung arti bahwa besar pengembalian bisnis terhadap investasi yang ditanam sebesar hasil itu. Maka peternakan Perdana Putra Chicken dapat dinyatakan layak atau memberi manfaat bagi usaha tersebut di umur bisnis.
54
Net B/C bernilai 3 dan 4.84 masing-masing jenis kandang, memperlihatkan bahwa nilai net B/C > 1. Artinya setiap pengeluaran sebesar Rp1 dalam bisnis dapat memberikan keuntungan sebesar Rp3 dan Rp3.8. Nilai tersebut dapat dinyatakan layak. Kriteria terakhir adalah payback period. Payback period menunjukkan tingkat pengembalian tingkat modal perusahaan. Menurut perhitungan Suliyanto (2010), tingkat pengembalian kandang closed house lebih pendek sekitar satu tahun lebih daripada kandang open house. Kandang open house mencapai pengembalian modal pada tahun ke 3 bulan 8 hari ke 15. Kandang closed house dapat mencapai tingkat pengembalian pada tahun ke 2 bulan 4 dan 23 hari. Umur dari bisnis adalah 10 tahun, maka pengembalian modal masih dalam umur bisnis dan dapat disimpulkan bahwa usaha tersebut layak. Rincian perhitungan cashflow dapat dilihat pada lampiran 4 dan 6. Berdasarkan ke empat kriteria analisis finansial NPV, IRR, Net B/C, dan payback period peternakan kedua jenis kandang yang dijalankan peternakan Perdana Putra Chicken layak untuk dijalankan. Analisis Switching Value Analisis nilai pengganti (Switching Value) merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahiu maksimal perubahan dari suatu perubahan. Perubahan tersebut dari komponen inflow dan outflow yang masih dapat dibolehkan untuk berjalan usaha tersebut. Analisis ini dilakukan dengan perubahan yang mengacu dari hasil NPV yang bernilai sama dengan nol. Masa-masa harga daging ayam turun akibat adanya flu burung maupun karena sebab lainnya yang dialami PPC tidak berpengaruh besar. Dengan adanya manajemen dan pengetahuan pemilik juga karyawan PPC dapat memprediksi dan memutuskan setiap situasi yang ada. Langkah yang dilakukan dengan mengurangi maupun menunda produksi apabila adanya isu. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk pengurangan risiko perusahaan. Sehingga saat ini PPC belum pernah mengalami perubahan yang menyebabkan PPC merugi. Maka, penelitian ini tidak menggunakan analisis sensitivitas hanya menggunakan analisis switching value dalam menentukan perubahan yang masih dapat terjadi bagi usaha pembesaran ayam broiler. Penelitian ini menggunakan nilai peubahnya adalah kenaikan harga pakan dan kenaikan harga DOC sebagai komponen di outflow dan penurunan produksi juga penurunan harga jual sebagai perubahan di komponen inflow. Pertimbangan tersebut dilakukan karena adanya perubahan cuaca yang terjadi di daerah terlalu cepat sehingga dapat mempengaruhi tingkat kematian ayam yang menyebabkan adanya penurunan produksi ayam serta adanya fluktuasi dari harga ayam setiap bulan. DOC adalah bagian dalam proses pembesaran yang penting. Terakhir komponen pakan yang merupakan komponen paling besar dalam melakuakan pembesaran ayam broiler. Sekitar 70 persen pengeluaran usaha pembesaran adalah dari pakan. Analisis Switching Value dari peternakan PPC dapat dilihat pada Tabel 16.
55
Tabel 16 Hasil analisis switching value Perubahan Pernurunan produksi Penurunan harga ayam Kenaikan harga pakan Kenaikan harga DOC
Closed House Sytem (%) 14.56 11.2 18.84 76.48
Open House System (%) 13.51 6.1 9.79 38.36
Hasil analisis yang dihitung, nilai switching value kedua kandang yang ada di Tabel 18 menunjukkan bahwa kandang open house lebih terhadap semua komonen daripada kandang closed house. Kandang closed house lebih peka pada penurunan harga jual ayam juga penurunan produksi daripada terhadap kenaikan harga pakan dan kenaikan harga DOC. Namun berbeda yang terjadi pada kandang open house, kandang ini lebih peka terhadap penurunan harga jual ayam dan kenaikan harga pakan dibanding dengan komponen lain. Hal tersebut dapat dilihat bahwa persentase perubahan tidak sebesar perubahan pada kandang closed house. Penurunan produksi akibat adanya tingkat mortalitas atau kematian pada ayam yang meningkat 5.51 persen atau sekitar 992 ekor ayam mati dari tingkat kematian normal 8 persen (1 440 ekor), telah menyebabkan kandang open house berada pada perubahan yang maksimal. Adanya penurunan harga ayam menjadi Rp15 024 dari harga Rp16 000 menjadikan kandang terbuka masih dibatas layak usahanya. Atau adanya penurunan harga jual hingga Rp14 208 pada kandang tertutup hingga mencapai batas maksimalnya. Persentase analisis switching value komponen penurunan inflow pada kandang tertutup terlihat lebih peka. Nilainya lebih besar daripada tingkat peubah pada penurunan inflow di kandang terbuka. Begitu pula ketika adanya kenaikan harga pakan, kandang open house akan dinyatakan tidak layak pada tingkat 9.79 persen, yang lebih rendah dari kandang closed house yang dapat mencapai 18.86 persen perubahannya sehingga usaha pada batas tidak layak. Pada perubahan akibat adanya kenaikan harga DOC kedua kandang tidak peka. Hal tersebut dapat dikarenakan harga DOC tidak banyak berpengaruh terhadap usaha. Kenaikan harga DOC hingga pada harga Rp1 534 dari harga Rp4 000 masih dapat ditoleransi oleh kedua kandang. Hasil switching value tersebut menunjukkan bahwa kandang model terbuka lebih peka terhadap perubahan dari inflow maupun outflow. Implikasi Manajerial terhadap Analisis Switching Value Implikasi majerial merupakan bagaimana pemilik melihat arah ke depan mengenai rencana kerja, kebijakan maupun perumusan perbuatan yang dilakukan untuk meningkatkan produktifitas usaha yang dijalankan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan produktivitas melalui peningkatan populasi, kualitas, efisiensi, dan efektivitas dari sumber daya yang dimiliki. Perhitungan switching value menunjukkan bahwa kedua jenis kandang berdampak signifikan terhadap perubahan penurunan komponen inflow terutama pada harga jual ayam.
56
Adanya perubahan perlu diwaspadai oleh pemilik dengan perubahan-perubahan yang terjadi selama menjalankan usaha. Implikasi manajerial perusahaan dengan adanya hasil switching value tersebut yang harus diperhatikan adalah : 1. Kepala kandang harus mengawasi dan mengajari anak kandang agar teliti dan mengerti dalam pemeliharaan ayam broiler terutama dengan tambahan peralatan atau teknologi baru. Banyak masalah yang dapat terjadi akibat adanya kesalahan dalam pemeliharaan yang akan berdampak kerugian pada perusahaan. 2. Pihak perusahaan sesama di bidang peternakan, melalui asosiasi ayam broiler dapat membantu dalam mengontrol harga agar harga jual ayam tidak mengalami penurunan yang signifikan dalam upaya pencegahan. Sehingga perubahan harga masih dapat pada tingkat layak. 3. Sebaiknya perusahaan mempunyai langkah atau keputusan yang tepat dilakukan agar pelaksanaannya tepat jika terjadi perubahan. Sehingga adanya perubahan tidak menyebabkan kerrugian pada perusahaan.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Simpulan yang dapat dari penelitian di CV Perdana Putra Chicken mengenai analisis kelayakan usaha adalah : 1. Hasil analisis kelayakan non finansial, kandang open house dan closed house dari aspek pasar, teknis, manajemen, sosial dan lingkungan layak dijalankan. 2. Menurut analisis kelayakan usaha aspek finansial antara usaha ternak ayam broiler penggunaan dua jenis kandang closed house lebih layak dijalankan. Dilihat nilai NPV yang positif, IRR lebih besar dari discount factor, Net B/C lebih besar dari satu dan juga pengembalian yang kurang dari umur bisnis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa usaha dengan kedua kandang layak. 3. Titik maksimum usaha dapat berjalan dengan layak menurut perhitungan switching value, closed house system dan open house system masih pada tingkat dapat ditoleransi dan kenaikan maupun penurunan komponen inflow dan outflow sampai sekarang belum pernah terjadi.
Saran Saran yang dapat diberikan bagi perusahaan maupun penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut: 1. Kebijakan atas harga sapronak dari pemasok sebaiknya dapat dikontrol. Hal tersebut dapat dari asosiasi peternakan untuk ikut dalam menentukan harga sapronak maupun harga jual ayam ke pasar.
57
2. Sebaiknya perusahaan meningkatkan jumlah produksi dengan adanya tambahan teknologi pada sistem perkandangan dengan penggunaan sistem ventilasi model tunnel untuk mencukupi permintaan pasar. 3. Penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan analisis ekonomi usaha pembesaran ayam broiler dengan menggunakan closed house system sehinngga dapat menghasilkan penerimaan yang maksimum dan memperoleh sumber daya yang lebih baik lagi dalam pembudidayaan.
DAFTAR PUSTAKA Ananda F. 2013. Analisis Kelayakan Usaha Ternak Ayam Broiler pada Peternakan Lestari Rizqi Aditya Kabupaten Kampar, Provinsi Riau [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor. Aritonang MW. 2004. Kajian Penyakit Ayam Broiler pada Kandang Close House [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Konsumsi produk peternakan per kapita. www.bps.go.id [16 Desember 2013] ________________________. 2014. Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi Edisi 46 Maret 2014. Jakarta (ID) : Badan Pusat Statistik. [BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor. Jumlah Hari Hujan dan Curah Hujan, Kecamatan Leuwiliang dalam Angka 2013. Bogor (ID) : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor. Christanti MY. 2006. Analisis Ekonomi Perbandingan Usaha Tambak Udang Organik dan Anorganik di Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor. [Deptan] Departemen Pertanian 2013. Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2013. Jakarta (ID) : Departemen Pertanian. Direktorat Jendral Peternakan. 2013. Statistik Peternakan di Jawa Barat. Jakarta (ID) : Kementrian Pertanian Indonesia Fadilah Roni. 2005. Panduan Mengelola Peternakan Ayam Broiler Komersial. Jakarta (ID) : Agromedia Pustaka Gittinger J Price. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-proyek Pertanian. Jakarta (ID) : UI Press Ismail I, Utami HD, Hartono B. 2013. Analisis Ekonomi Usaha Peternakan Broiler pada Pola Kemitraan (Studi Kasus di PT Sinar Sarana Sentosa Kota Malang). Universitas Brawijaya, siap terbit. Kasmir dan Jakfar. 2010. Studi Kelayakan Bisnis Edisi Kedua. Jakarta (ID) : Prenada Media Group Karmidi JSM. 2012. Analisis kelayakan ayam broiler pola kemitraan inti plasma di Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
58
Mulyantini, N.G.A. 2010. Ilmu Manajemen Ternak Unggas. Yogyakarta (ID) : Gadjah Mada University Press Mulyana A. 2008. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Peternakan Ayam Broiler Satwa Utama Desa Cijulang Kecamatan Bojong Lopang Kabupaten Sukabumi [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor. Nurmalina R, Tintin S, Arif K. 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor (ID) : Departemen Agribisnis FEM-IPB Nursinah IZ, Lutfiadi R, Mustaiem. 2012. Analisis Finansial Ayam Ras Pedaging (Kasus Pembesaran Ayam Ras Pedaging Di Kecamatana Bekasi Barat). Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah. 3(2) : 36-45. Rasyaf, Muhammad. 1995. Pengelolaan Usaha Peternakan Ayam Pedaging. Jakarta (ID) : PT Gramedia Pustaka Utama ________________. 2001. Beternak Ayam Pedaging. Jakarta (ID) : Penebar swadaya Saputra E. 2011. Analisis kelayakan investasi peternakan ayam broiler pada kondisi risiko di Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Sugiarti S. 2008. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Peternakan Ayam Broiler Abdul Djawad Farm di Desa Banyu Resmi Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor. Suliyanto. 2010.Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis. Yogyakarta (ID) : ANDI. Wardana FP, Utami HD, Nugroho BA. 2013. Analisis Kinerja Finansial Usaha Peternakan Ayam Pedaging Antara Sistem Kandang Close House dan Open House di Desa Darurejo Kecamatan Plandaan Jombang. Universitas Brawijaya, siap terbit.
59
LAMPIRAN
60
60
Lampiran 1 Denah Kandang Geledug
Mess baru
Kandang 1
Kandang 10 gudang
Kandang 2 gudang
Kandang 9 mess Kandang 8
Kandang 7
Mess lama
Kandang 3 Kandang 4 A Kandang 4 B mess
Kandang 6
Kandang 5 A Kandang 5 B
61
Lampiran 2 Nilai Sisa Investasi CV Perdana Putra Chicken Kandang Open House System (Rp) Investasi
Umur ekonomis
Nilai investasi
Nilai sisa
Penyusutan per tahun
Total nilai sisa akhir tahun
Biaya Investasi Bangunan dan Instalasi Air lahan (m2) kandang (tingkat)
335 500 000
335 500 000
7
365 695 000
109 708 500
36 569 500
255 986 500
gudang (buah)
20
13 500 000
3 375 000
506 250
8 437 500
mess karyawan (buah)
20
6 000 000
1 500 000
225 000
3 750 000
instalasi air
25
12 000 000
3 000 000
360 000
8 400 000
diesel (buah)
25
90 000 000
22 500 000
2 700 000
63 000 000
tempat pakan DOC
3
4 500 000
1 350 000
1 350 000
4 050 000
tempat pakan pembesaran
3
7 200 000
2 160 000
2 160 000
6 480 000
tempat minum
3
19 636 364
5 890 909
5 890 909
17 672 727
pemanas / gasolec
5
28 800 000
5 760 000
5 184 000
5 760 000
Kipas
5
50 000 000
20 000 000
8 000 000
20 000 000
cerobong batu bara
1
1 000 000
500 000
950 000
500 000
tirai terpal
2
8 775 000
250 000
4 362 500
250 000
Lampu
0.5
3 000 000
0
0
0
timbangan digital
10
18 000
1 800
1 620
1 800
timbangan salter
10
300 000
30 000
27 000
30 000
termometer
10
600 000
60 000
54 000
2
12 960 000
3 240 000
6 156 000
60 000 3 240 000
Biaya Investasi Peralatan
pembatas seng
61
62 62
Investasi
Umur ekonomis
Sekop
Nilai investasi
Nilai sisa
Penyusutan per tahun
Total nilai sisa akhir tahun 6 000
5
90 000
6 000
17 400
Cangkul
5
15 000
6 000
2 400
6 000
Golok
5
60 000
6 000
11 400
6 000
Gergaji
5
30 000
6 000
5 400
6 000
Ember
2
30 000
5 000
14 500
5 000
10
7 500 000
5 000
749 500
5 000
967 209 364
179 360 209
75 297 379
733 152 527
toren penampung air TOTAL
Kandang Closed House System (Rp) Investasi
Umur ekonomis
Nilai investasi
Nilai sisa
Penyusutan per tahun
Total nilai sisa akhir tahun
Biaya Investasi Bangunan dan Instalasi Air lahan (m2)
152 000 000
152 000 000
kandang (tingkat)
10
532 000 000
159 600 000
37 240 000
159 600 000
gudang (buah)
20
13 500 000
3 375 000
506 250
8 437 500
mess karyawan (buah)
20
6 000 000
1 500 000
225 000
3 750 000
instalasi air
25
12 000 000
3 000 000
360 000
8 400 000
diesel (buah)
25
90 000 000
22 500 000
2 700 000
63 000 000
tempat pakan DOC
3
4 500 000
1 350 000
1 350 000
4 050 000
tempat pakan pembesaran
3
7 200 000
2 160 000
2 160 000
6 480 000
10
81 285 600
16 257 120
6 502 848
16 257 120
Biaya Investasi Peralatan
Ventilation
63
Investasi Part curtain
Umur ekonomis
Nilai investasi
Nilai sisa
Penyusutan per tahun
Total nilai sisa akhir tahun 5 326 640
10
26 633 200
5 326 640
2 130 656
Lighting
10
12 232 000
2 446 400
978 560
2 446 400
Tunnel System
10
3 478 200
695 640
278 256
695 640
Watering
10
58 097 600
11 619 520
4 647 808
11 619 520
Brooding
10
15 700 000
3 140 000
1 256 000
3 140 000
Lampu
0.5
1 200 000
0
0
0
timbangan digital
10
18 000
1 800
1 620
1 800
timbangan salter
10
300 000
30 000
27 000
30 000
Termometer
10
600 000
60 000
54 000
60 000
pembatas seng
2
12 960 000
3 240 000
6 156 000
3 240 000
Sekop
5
90 000
6 000
17 400
6 000
Cangkul
5
15 000
6 000
2 400
6 000
Golok
5
30 000
6 000
5 400
6 000
Gergaji
5
30 000
6 000
5 400
6 000
2
12 000
5 000
5 500
5 000
10
3 000 000
5 000
299 500
5 000
1 032 881 600
236 336 120
66 909 598
448 568 620
Ember toren penampung air TOTAL
63
64 64
Lampiran 3 Laba Rugi Usaha Ayam Broiler Pada Kandang Open House System
Uraian PENERIMAAN PENGELUARAN BIAYA VARIABEL BIAYA TETAP LABA BERSIH SEBELUM PAJAK PAJAK 1% LABA BERSIH SETELAH PAJAK
1 1 367 035 200
2 2 734 070 400
3 2 734 070 400
4 2 734 070 400
Tahun ke5 6 2 734 070 400 2 734 070 400
7 2 734 070 400
8 2 734 070 400
9 2 734 070 400
10 2 734 070 400
1 183 543 500 85 347 379
2 367 087 000 95 397 379
2 367 087 000 95 397 379
2 367 087 000 95 397 379
2 367 087 000 95 397 379
2 367 087 000 95 397 379
2 367 087 000 95 397 379
2 367 087 000 95 397 379
2 367 087 000 95 397 379
2 367 087 000 95 397 379
98 144 321 13 670 352
271 586 021 27 340 704
271 586 021 27 340 704
271 586 021 27 340 704
271 586 021 27 340 704
271 586 021 27 340 704
271 586 021 27 340 704
271 586 021 27 340 704
271 586 021 27 340 704
271 586 021 27 340 704
84 473 969
244 245 317
244 245 317
244 245 317
244 245 317
244 245 317
244 245 317
244 245 317
244 245 317
244 245 317
65
Lampiran 4 Cash Flow Usaha Ayam Broiler Pada Kandang Open House System Uraian Inflow ayam broiler pupuk kandang nilai sisa TOTAL INFLOW
1
2
3
4
1 358 035 200 9 000 000
2 716 070 400 18 000 000
2 716 070 400 18 000 000
2 716 070 400 18 000 000
1 367 035 200
2 734 070 400
2 734 070 400
2 734 070 400
Tahun ke5
6
7
8
9
10
2 716 070 400 18 000 000
2 716 070 400 18 000 000
2 716 070 400 18 000 000
2 716 070 400 18 000 000
2 716 070 400 18 000 000
2 734 070 400
2 734 070 400
2 734 070 400
2 734 070 400
2 734 070 400
2 716 070 400 18 000 000 733 152 527 3 467 222 927
OUTFLOW 1. BIAYA INVESTASI biaya investasi bangunan dan instalasi listrik lahan 335 500 000 kandang 365 695 000 gudang 13 500 000 mess karyawan 6 000 000 instalasi air 12 000 000 diesel 90 000 000 total biaya investasi bangunan dan instalasi 822 695 000 biaya investasi peralatan tempat pakan DOC tempat pakan pembesaran tempat minum pemanas / gasolec kipas cerobong batu bara tirai terpal lampu
182 847 500
4 500 000
4 500 000
4 500 000
4 500 000
7 200 000 19 636 364 28 800 000 50 000 000 1 000 000 8 775 000 3 000 000
7 200 000 19 636 364
7 200 000 19 636 364
7 200 000 19 636 364
1 000 000 3 000 000
1 000 000 8 775 000 3 000 000
1 000 000 3 000 000
1 000 000 8 775 000 3 000 000
28 800 000 50 000 000 1 000 000 3 000 000
1 000 000 8 775 000 3 000 000
1 000 000 3 000 000
1 000 000 8 775 000 3 000 000
1 000 000 3 000 000
65
66 66
Uraian timbangan digital timbangan salter termometer pembatas seng sekop cangkul golok gergaji ember toren total biaya investasi peralatan TOTAL BIAYA INVESTASI
3
4
Tahun ke5
1 18 000 300 000 600 000 12 960 000 90 000 15 000 60 000 30 000 30 000 7 500 000
2
144 514 364
4 000 000
25 765 000
35 336 364
25 765 000
82 995 000
57 101 364
4 000 000
25 765 000
35 336 364
967 209 364
4 000 000
25 765 000
35 336 364
25 765 000
82 995 000
57 101 364
4 000 000
25 765 000
35 336 364
7 500 000 1 050 000 600 000
15 000 000 2 100 000 1 200 000
15 000 000 2 100 000 1 200 000
15 000 000 2 100 000 1 200 000
15 000 000 2 100 000 1 200 000
15 000 000 2 100 000 1 200 000
15 000 000 2 100 000 1 200 000
15 000 000 2 100 000 1 200 000
15 000 000 2 100 000 1 200 000
15 000 000 2 100 000 1 200 000
300 000
600 000
600 000
600 000
600 000
600 000
600 000
600 000
600 000
600 000
12 960 000
6
12 960 000
7
8
9
12 960 000
12 960 000
30 000
30 000
10
90 000 15 000 60 000 30 000 30 000
30 000
2. BIAYA TETAP biaya listrik keamanan PBB biaya perawatan peralatan biaya perawatan kandang TOTAL BIAYA TETAP
600 000
1 200 000
1 200 000
1 200 000
1 200 000
1 200 000
1 200 000
1 200 000
1 200 000
1 200 000
10 050 000
20 100 000
20 100 000
20 100 000
20 100 000
20 100 000
20 100 000
20 100 000
20 100 000
20 100 000
3. BIAYA VARIABEL DOC (ekor) pakan (kg) obat dan vitamin biaya tenaga kerja batu bara gas kapur
216 000 000 846 591 000 13 500 000 22 500 000 1 395 000 48 000 000 825 000
432 000 000 1 693 182 000 27 000 000 45 000 000 2 790 000 96 000 000 1 650 000
432 000 000 1 693 182 000 27 000 000 45 000 000 2 790 000 96 000 000 1 650 000
432 000 000 1 693 182 000 27 000 000 45 000 000 2 790 000 96 000 000 1 650 000
432 000 000 1 693 182 000 27 000 000 45 000 000 2 790 000 96 000 000 1 650 000
432 000 000 1 693 182 000 27 000 000 45 000 000 2 790 000 96 000 000 1 650 000
432 000 000 1 693 182 000 27 000 000 45 000 000 2 790 000 96 000 000 1 650 000
432 000 000 1 693 182 000 27 000 000 45 000 000 2 790 000 96 000 000 1 650 000
432 000 000 1 693 182 000 27 000 000 45 000 000 2 790 000 96 000 000 1 650 000
432 000 000 1 693 182 000 27 000 000 45 000 000 2 790 000 96 000 000 1 650 000
67
Uraian detergent air bensin sekam insektisida koran gula merah vaksin ngepok pakan ngepok panen beras ekstra fooding biaya lain-lain TOTAL BIAYA VARIABEL pajak usaha (1%) TOTAL OUTFLOW Net Benefit Discount Factor 7.5% PV/TAHUN NPV IRR PV POSITIF PV NEGATIF Net B/C Payback Period
1 108 000 6 000 000 630 000 11 130 000 330 000 187 500 390 000 162 000 112 500 112 500 2 970 000 600 000 12 000 000
2 216 000 12 000 000 1 260 000 22 260 000 660 000 375 000 780 000 324 000 225 000 225 000 5 940 000 1 200 000 24 000 000
3 216 000 12 000 000 1 260 000 22 260 000 660 000 375 000 780 000 324 000 225 000 225 000 5 940 000 1 200 000 24 000 000
4 216 000 12 000 000 1 260 000 22 260 000 660 000 375 000 780 000 324 000 225 000 225 000 5 940 000 1 200 000 24 000 000
1 183 543 500 13 670 352
2 367 087 000 27 340 704
2 367 087 000 27 340 704
2 367 087 000 27 340 704
2 174 473 216
2 418 527 704
2 440 292 704
(807 438 016)
315 542 696
0.93 0.87 (751 105 131) 273 049 385 1 311 103 989 36% 2 062 209 120 -751 105 131 3 3 tahun 8 bulan 15 hari
Tahun ke5 216 000 12 000 000 1 260 000 22 260 000 660 000 375 000 780 000 324 000 225 000 225 000 5 940 000 1 200 000 24 000 000
6 216 000 12 000 000 1 260 000 22 260 000 660 000 375 000 780 000 324 000 225 000 225 000 5 940 000 1 200 000 24 000 000
7 216 000 12 000 000 1 260 000 22 260 000 660 000 375 000 780 000 324 000 225 000 225 000 5 940 000 1 200 000 24 000 000
8 216 000 12 000 000 1 260 000 22 260 000 660 000 375 000 780 000 324 000 225 000 225 000 5 940 000 1 200 000 24 000 000
9 216 000 12 000 000 1 260 000 22 260 000 660 000 375 000 780 000 324 000 225 000 225 000 5 940 000 1 200 000 24 000 000
10 216 000 12 000 000 1 260 000 22 260 000 660 000 375 000 780 000 324 000 225 000 225 000 5 940 000 1 200 000 24 000 000
2 367 087 000 27 340 704
2 367 087 000 27 340 704
2 367 087 000 27 340 704
2 367 087 000 27 340 704
2 367 087 000 27 340 704
2 367 087 000 27 340 704
2 449 864 068
2 440 292 704
2 497 522 704
2 471 629 068
2 418 527 704
2 440 292 704
2 449 864 068
293 777 696
284 206 332
293 777 696
236 547 696
262 441 332
315 542 696
293 777 696
1 017 358 860
0.80 236 479 461
0.75 212 813 852
0.70 204 633 390
0.65 153 273 804
0.60 158 187 799
0.56 176 925 494
0.52 153 229 591
0.49 493 616 342
67
68 68
Lampiran 5 Laporan Laba Rugi pada Kandang Closed House System Uraian PENERIMAAN PENGELUARAN BIAYA VARIABEL BIAYA TETAP LABA BERSIH SEBELUM PAJAK PAJAK 1% LABA BERSIH SETELAH PAJAK
1 1 480 622 400
2 2 961 244 800
3 2 961 244 800
4 2 961 244 800
Tahun ke5 6 2 961 244 800 2 961 244 800
7 2 961 244 800
8 2 961 244 800
9 2 961 244 800
10 2 961 244 800
1 170 403 500 83 409 598
2 340 807 000 99 909 598
2 340 807 000 99 909 598
2 340 807 000 99 909 598
2 340 807 000 99 909 598
2 340 807 000 99 909 598
2 340 807 000 99 909 598
2 340 807 000 99 909 598
2 340 807 000 99 909 598
2 340 807 000 99 909 598
226 809 302 14 806 224
520 528 202 29 612 448
520 528 202 29 612 448
520 528 202 29 612 448
520 528 202 29 612 448
520 528 202 29 612 448
520 528 202 29 612 448
520 528 202 29 612 448
520 528 202 29 612 448
520 528 202 29 612 448
212 003 078
490 915 754
490 915 754
490 915 754
490 915 754
490 915 754
490 915 754
490 915 754
490 915 754
490 915 754
69
Lampiran 6 Cash Flow Usaha Ayam Broiler Pada Kandang Closed House System Uraian Inflow ayam broiler pupuk kandang nilai sisa TOTAL INFLOW
1
2
3
4
1 475 222 400 5 400 000
2 950 444 800 10 800 000
2 950 444 800 10 800 000
2 950 444 800 10 800 000
1 480 622 400
2 961 244 800
2 961 244 800
2 961 244 800
Tahun ke5
6
7
8
9
10
2 950 444 800 10 800 000
2 950 444 800 10 800 000
2 950 444 800 10 800 000
2 950 444 800 10 800 000
2 950 444 800 10 800 000
2 961 244 800
2 961 244 800
2 961 244 800
2 961 244 800
2 961 244 800
2 950 444 800 10 800 000 448 568 620 3 409 813 420
OUTFLOW 1. BIAYA INVESTASI biaya investasi bangunan dan instalasi listrik lahan 152 000 000 kandang 532 000 000 gudang 13 500 000 mess karyawan 6 000 000 instalasi air 12 000 000 diesel 90 000 000 total biaya investasi bangunan dan instalasi 805 500 000 biaya investasi peralatan tempat pakan DOC tempat pakan pembesaran Ventilation Part curtain Lighting Tunnel System Watering Brooding lampu
4 500 000
4 500 000
4 500 000
4 500 000
7 200 000 81 285 600 26 633 200 12 232 000 3 478 200 58 097 600 15 700 000 1 200 000
7 200 000
7 200 000
7 200 000
1 200 000
1 200 000
1 200 000
1 200 000
1 200 000
1 200 000
1 200 000
1 200 000
1 200 000
69
70 70
Uraian timbangan digital timbangan salter Termometer pembatas seng Sekop Cangkul Golok Gergaji Ember toren penampung air jasa pemasangan total biaya investasi peralatan TOTAL BIAYA INVESTASI 2. BIAYA TETAP biaya listrik keamanan PBB biaya perawatan peralatan biaya perawatan kandang TOTAL BIAYA TETAP 3. BIAYA VARIABEL DOC (ekor) pakan (kg) obat dan vitamin (sachet) upah tenaga kerja gas (tabung)
3
4
Tahun ke5
1 18 000 300 000 600 000 12 960 000 90 000 15 000 30 000 30 000 12 000 3 000 000 15 000 000
2
242 381 600
1 200 000
14 172 000
12 900 000
14 172 000
1 365 000
25 872 000
1 200 000
14 172 000
12 900 000
1 047 881 600
1 200 000
14 172 000
12 900 000
14 172 000
1 365 000
25 872 000
1 200 000
14 172 000
12 900 000
15 000 000 750 000 150 000
30 000 000 1 500 000 300 000
30 000 000 1 500 000 300 000
30 000 000 1 500 000 300 000
30 000 000 1 500 000 300 000
30 000 000 1 500 000 300 000
30 000 000 1 500 000 300 000
30 000 000 1 500 000 300 000
30 000 000 1 500 000 300 000
30 000 000 1 500 000 300 000
300 000
600 000
600 000
600 000
600 000
600 000
600 000
600 000
600 000
600 000
300 000
600 000
600 000
600 000
600 000
600 000
600 000
600 000
600 000
600 000
16 500 000
33 000 000
33 000 000
33 000 000
33 000 000
33 000 000
33 000 000
33 000 000
33 000 000
33 000 000
216 000 000 875 796 000
432 000 000 1 751 592 000
432 000 000 1 751 592 000
432 000 000 1 751 592 000
432 000 000 1 751 592 000
432 000 000 1 751 592 000
432 000 000 1 751 592 000
432 000 000 1 751 592 000
432 000 000 1 751 592 000
432 000 000 1 751 592 000
13 500 000 12 000 000 19 200 000
27 000 000 24 000 000 38 400 000
27 000 000 24 000 000 38 400 000
27 000 000 24 000 000 38 400 000
27 000 000 24 000 000 38 400 000
27 000 000 24 000 000 38 400 000
27 000 000 24 000 000 38 400 000
27 000 000 24 000 000 38 400 000
27 000 000 24 000 000 38 400 000
27 000 000 24 000 000 38 400 000
12 960 000
6
12 960 000
7
8
9
12 960 000
12 960 000
12 000
12 000
10
90 000 15 000 30 000 30 000 12 000
12 000
71
Uraian kapur (kg) detergent (kg) air bensin (liter) sekam (karung) insektisida koran gula merah (kg) vaksin (tetes) ngepok pakan ngepok panen beras (kg) ekstra fooding biaya lain-lain TOTAL BIAYA VARIABEL pajak usaha (1%) TOTAL OUTFLOW
Tahun ke5 6 1 650 000 1 650 000 216 000 216 000 12 000 000 12 000 000 1 200 000 1 200 000 22 200 000 22 200 000 600 000 600 000 375 000 375 000 780 000 780 000 324 000 324 000 225 000 225 000 225 000 225 000 5 940 000 5 940 000 1 080 000 1 080 000 21 000 000 21 000 000
1 825 000 108 000 6 000 000 600 000 11 100 000 300 000 187 500 390 000 162 000 112 500 112 500 2 970 000 540 000 10 500 000
2 1 650 000 216 000 12 000 000 1 200 000 22 200 000 600 000 375 000 780 000 324 000 225 000 225 000 5 940 000 1 080 000 21 000 000
3 1 650 000 216 000 12 000 000 1 200 000 22 200 000 600 000 375 000 780 000 324 000 225 000 225 000 5 940 000 1 080 000 21 000 000
4 1 650 000 216 000 12 000 000 1 200 000 22 200 000 600 000 375 000 780 000 324 000 225 000 225 000 5 940 000 1 080 000 21 000 000
7 1 650 000 216 000 12 000 000 1 200 000 22 200 000 600 000 375 000 780 000 324 000 225 000 225 000 5 940 000 1 080 000 21 000 000
8 1 650 000 216 000 12 000 000 1 200 000 22 200 000 600 000 375 000 780 000 324 000 225 000 225 000 5 940 000 1 080 000 21 000 000
9 1 650 000 216 000 12 000 000 1 200 000 22 200 000 600 000 375 000 780 000 324 000 225 000 225 000 5 940 000 1 080 000 21 000 000
1 170 403 500 14 806 224
2 340 807 000 29 612 448
2 340 807 000 29 612 448
2 340 807 000 29 612 448
2 340 807 000 29 612 448
2 249 591 324
2 404 619 448
2 417 591 448
2 416 319 448
10 1 650 000 216 000 12 000 000 1 200 000 22 200 000 600 000 375 000 780 000 324 000 225 000 225 000 5 940 000 1 080 000 21 000 000
2 340 807 000 29 612 448
2 340 807 000 29 612 448
2 340 807 000 29 612 448
2 340 807 000 29 612 448
2 340 807 000 29 612 448
2 417 591 448
2 404 784 448
2 429 291 448
2 404 619 448
2 417 591 448
2 416 319 448
Net Benefit Discount Factor 7.5% PV/TAHUN NPV IRR PV POSITIF PV NEGATIF
(768 968 924)
556 625 352
543 653 352
544 925 352
543 653 352
556 460 352
531 953 352
556 625 352
543 653 352
993 493 972
0.93 (715 319 929) 2 749 593 789 71% 3 464 913 718 (715 319 929)
0.87 481 666 070
0.80 437 619 512
0.75 408 040 392
0.70 378 686 435
0.65 360 564 895
0.60 320 637 490
0.56 312 101 078
0.52 283 560 603
0.49 482 037 243
Net B/C Payback Period
4.84 2 tahun 4 bulan 23 hari
71
72
72
Lampiran 7 Hasil Switching Value Kandang Open House Penurunan produksi sebesar 14.81% Uraian Inflow ayam broiler pupuk kandang nilai sisa TOTAL INFLOW
1
2
3
4
1 255 588 628 9 000 000
2 511 177 256 18 000 000
2 511 177 256 18 000 000
2 511 177 256 18 000 000
1 264 588 628
2 529 177 256
2 529 177 256
Tahun ke5
6
7
8
9
10
2 511 177 256 18 000 000
2 511 177 256 18 000 000
2 511 177 256 18 000 000
2 511 177 256 18 000 000
2 511 177 256 18 000 000
2 529 177 256
2 529 177 256
2 529 177 256
2 529 177 256
2 529 177 256
2 529 177 256
2 511 177 256 18 000 000 733 152 527 3 262 329 784
OUTFLOW 1. BIAYA INVESTASI biaya investasi bangunan dan instalasi listrik
822 695 000
biaya investasi peralatan
144 514 364
4 000 000
25 765 000
35 336 364
25 765 000
82 995 000
57 101 364
4 000 000
25 765 000
35 336 364
TOTAL BIAYA INVESTASI
967 209 364
4 000 000
25 765 000
35 336 364
25 765 000
82 995 000
57 101 364
4 000 000
25 765 000
35 336 364
10 050 000
20 100 000
20 100 000
20 100 000
20 100 000
20 100 000
20 100 000
20 100 000
20 100 000
20 100 000
3. BIAYA VARIABEL
1 183 543 500
2 367 087 000
2 367 087 000
2 367 087 000
2 367 087 000
2 367 087 000
2 367 087 000
2 367 087 000
2 367 087 000
2 367 087 000
pajak usaha (1%) TOTAL OUTFLOW
13 670 352 2 174 473 216
27 340 704 2 418 527 704
27 340 704 2 440 292 704
27 340 704 2 449 864 068
27 340 704 2 440 292 704
27 340 704 2 497 522 704
27 340 704 2 471 629 068
27 340 704 2 418 527 704
27 340 704 2 440 292 704
27 340 704 2 449 864 068
Net Benefit
(909 884 587)
110 649 552
88 884 552
79 313 189
88 884 552
31 654 552
57 548 189
110 649 552
88 884 552
812 465 716
0.93 (846 404 267) 0
0.87 95 748 666
0.80 71 548 560
0.75 59 389 758
0.70 61 913 302
0.65 20 510 932
0.60 34 687 453
0.56 62 041 451
0.52 46 360 713
0.49 394 203 432
2. BIAYA TETAP
Discount Factor 7.5% PV/TAHUN NPV
73
IRR PV POSITIF PV NEGATIF Net B/C
7.5% 846 404 267 -846 404 267 1
Penurunan harga jual ayam sebesar 7.54% Uraian Inflow ayam broiler pupuk kandang nilai sisa TOTAL INFLOW
1
2
3
4
1 249 392 384 9 000 000
2 498 784 768 18 000 000
2 498 784 768 18 000 000
2 498 784 768 18 000 000
1 258 392 384
2 516 784 768
2 516 784 768
Tahun ke5
6
7
8
9
10
2 498 784 768 18 000 000
2 498 784 768 18 000 000
2 498 784 768 18 000 000
2 498 784 768 18 000 000
2 498 784 768 18 000 000
2 516 784 768
2 516 784 768
2 516 784 768
2 516 784 768
2 516 784 768
2 516 784 768
2 498 784 768 18 000 000 733 152 527 3 249 937 295
OUTFLOW 1. BIAYA INVESTASI biaya investasi bangunan dan instalasi listrik biaya investasi peralatan TOTAL BIAYA INVESTASI 2. BIAYA TETAP 3. BIAYA VARIABEL pajak usaha (1%) TOTAL OUTFLOW Net Benefit
822 695 000 144 514 364
4 000 000
25 765 000
35 336 364
25 765 000
82 995 000
57 101 364
4 000 000
25 765 000
35 336 364
967 209 364 10 050 000 1 183 543 500 13 670 352 2 174 473 216 (916 080 832)
4 000 000 20 100 000 2 367 087 000 27 340 704 2 418 527 704 98 257 064
25 765 000 20 100 000 2 367 087 000 27 340 704 2 440 292 704 76 492 064
35 336 364 20 100 000 2 367 087 000 27 340 704 2 449 864 068 66 920 700
25 765 000 20 100 000 2 367 087 000 27 340 704 2 440 292 704 76 492 064
82 995 000 20 100 000 2 367 087 000 27 340 704 2 497 522 704 19 262 064
57 101 364 20 100 000 2 367 087 000 27 340 704 2 471 629 068 45 155 700
4 000 000 20 100 000 2 367 087 000 27 340 704 2 418 527 704 98 257 064
25 765 000 20 100 000 2 367 087 000 27 340 704 2 440 292 704 76 492 064
35 336 364 20 100 000 2 367 087 000 27 340 704 2 449 864 068 800 073 228
Discount Factor 7.5% PV/TAHUN NPV IRR PV POSITIF
0.93 (846 404 267) 0 7.5% 846 404 268
0.87 95 748 666
0.80 71 548 560
0.75 59 389 758
0.70 61 913 302
0.65 20 510 932
0.60 34 687 453
0.56 62 041 451
0.52 46 360 714
0.49 394 203 432
73
74 74
PV NEGATIF Net B/C
-846 404 267 1
Kenaikan harga DOC sebesar 47.43% Uraian Inflow ayam broiler pupuk kandang nilai sisa TOTAL INFLOW OUTFLOW 1. BIAYA INVESTASI biaya investasi bangunan dan instalasi listrik biaya investasi peralatan TOTAL BIAYA INVESTASI 2. BIAYA TETAP 3. BIAYA VARIABEL DOC (ekor) pakan (kg) obat dan vitamin biaya tenaga kerja batu bara gas kapur detergent air bensin sekam insektisida
1
2
3
4
1 358 035 200 9 000 000
2 716 070 400 18 000 000
2 716 070 400 18 000 000
2 716 070 400 18 000 000
1 367 035 200
2 734 070 400
2 734 070 400
822 695 000 144 514 364
4 000 000
967 209 364 10 050 000 318 446 572 846 591 000 13 500 000 22 500 000 1 395 000 48 000 000 825 000 108 000 6 000 000 630 000 11 130 000 330 000
Tahun ke5
6
7
8
9
10
2 716 070 400 18 000 000
2 716 070 400 18 000 000
2 716 070 400 18 000 000
2 716 070 400 18 000 000
2 716 070 400 18 000 000
2 734 070 400
2 734 070 400
2 734 070 400
2 734 070 400
2 734 070 400
2 734 070 400
2 716 070 400 18 000 000 733 152 527 3 467 222 927
25 765 000
35 336 364
25 765 000
82 995 000
57 101 364
4 000 000
25 765 000
35 336 364
4 000 000 20 100 000
25 765 000 20 100 000
35 336 364 20 100 000
25 765 000 20 100 000
82 995 000 20 100 000
57 101 364 20 100 000
4 000 000 20 100 000
25 765 000 20 100 000
35 336 364 20 100 000
636 893 144 1 693 182 000 27 000 000 45 000 000 2 790 000 96 000 000 1 650 000 216 000 12 000 000 1 260 000 22 260 000 660 000
636 893 144 1 693 182 000 27 000 000 45 000 000 2 790 000 96 000 000 1 650 000 216 000 12 000 000 1 260 000 22 260 000 660 000
636 893 144 1 693 182 000 27 000 000 45 000 000 2 790 000 96 000 000 1 650 000 216 000 12 000 000 1 260 000 22 260 000 660 000
636 893 144 1 693 182 000 27 000 000 45 000 000 2 790 000 96 000 000 1 650 000 216 000 12 000 000 1 260 000 22 260 000 660 000
636 893 144 1 693 182 000 27 000 000 45 000 000 2 790 000 96 000 000 1 650 000 216 000 12 000 000 1 260 000 22 260 000 660 000
636 893 144 1 693 182 000 27 000 000 45 000 000 2 790 000 96 000 000 1 650 000 216 000 12 000 000 1 260 000 22 260 000 660 000
636 893 144 1 693 182 000 27 000 000 45 000 000 2 790 000 96 000 000 1 650 000 216 000 12 000 000 1 260 000 22 260 000 660 000
636 893 144 1 693 182 000 27 000 000 45 000 000 2 790 000 96 000 000 1 650 000 216 000 12 000 000 1 260 000 22 260 000 660 000
636 893 144 1 693 182 000 27 000 000 45 000 000 2 790 000 96 000 000 1 650 000 216 000 12 000 000 1 260 000 22 260 000 660 000
75
koran gula merah vaksin ngepok pakan ngepok panen beras ekstra fooding biaya lain-lain TOTAL BIAYA VARIABEL pajak usaha (1%) TOTAL OUTFLOW Net Benefit Discount Factor 7.5% PV/TAHUN NPV IRR PV POSITIF PV NEGATIF Net B/C
375 000
187 500 390 000 162 000 112 500 112 500 2 970 000 600 000 12 000 000
375 000 780 000 324 000 225 000 225 000 5 940 000 1 200 000 24 000 000
375 000 780 000 324 000 225 000 225 000 5 940 000 1 200 000 24 000 000
375 000 780 000 324 000 225 000 225 000 5 940 000 1 200 000 24 000 000
375 000 780 000 324 000 225 000 225 000 5 940 000 1 200 000 24 000 000
375 000 780 000 324 000 225 000 225 000 5 940 000 1 200 000 24 000 000
375 000 780 000 324 000 225 000 225 000 5 940 000 1 200 000 24 000 000
375 000 780 000 324 000 225 000 225 000 5 940 000 1 200 000 24 000 000
375 000 780 000 324 000 225 000 225 000 5 940 000 1 200 000 24 000 000
780 000 324 000 225 000 225 000 5 940 000 1 200 000 24 000 000
1 285 990 072 13 670 352 2 276 919 787 (909 884 587) 0.93
2 571 980 144 27 340 704 2 623 420 848 110 649 552 0.87
2 571 980 144 27 340 704 2 645 185 848 88 884 552 0.80
2 571 980 144 27 340 704 2 654 757 211 79 313 189 0.75
2 571 980 144 27 340 704 2 645 185 848 88 884 552 0.70
2 571 980 144 27 340 704 2 702 415 848 31 654 552 0.65
2 571 980 144 27 340 704 2 676 522 211 57 548 189 0.60
2 571 980 144 27 340 704 2 623 420 848 110 649 552 0.56
2 571 980 144 27 340 704 2 645 185 848 88 884 552 0.52
2 571 980 144 27 340 704 2 654 757 211 812 465 716 0.49
(846 404 267) 0 7.5% 846 404 267 -846 404 267 1
95 748 666
71 548 560
59 389 758
61 913 302
20 510 932
34 687 453
62 041 451
46 360 713
394 203 432
Kenaikan harga pakan sebesar 12.10% Uraian Inflow ayam broiler pupuk kandang nilai sisa TOTAL INFLOW OUTFLOW 1. BIAYA INVESTASI biaya investasi bangunan dan instalasi listrik
Tahun ke1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1 358 035 200 9 000 000
2 716 070 400 18 000 000
2 716 070 400 18 000 000
2 716 070 400 18 000 000
2 716 070 400 18 000 000
2 716 070 400 18 000 000
2 716 070 400 18 000 000
2 716 070 400 18 000 000
2 716 070 400 18 000 000
1 367 035 200
2 734 070 400
2 734 070 400
2 734 070 400
2 734 070 400
2 734 070 400
2 734 070 400
2 734 070 400
2 734 070 400
2 716 070 400 18 000 000 733 152 527 3 467 222 927
822 695 000
75
76 76
biaya investasi peralatan TOTAL BIAYA INVESTASI 2. BIAYA TETAP 3. BIAYA VARIABEL DOC (ekor) pakan (kg) obat dan vitamin biaya tenaga kerja batu bara gas kapur detergent air bensin sekam insektisida koran gula merah vaksin ngepok pakan ngepok panen beras ekstra fooding biaya lain-lain TOTAL BIAYA VARIABEL pajak usaha (1%) TOTAL OUTFLOW Net Benefit Discount Factor 7.5% PV/TAHUN NPV IRR PV POSITIF
144 514 364
4 000 000
25 765 000
35 336 364
25 765 000
82 995 000
57 101 364
4 000 000
25 765 000
35 336 364
967 209 364 10 050 000
4 000 000 20 100 000
25 765 000 20 100 000
35 336 364 20 100 000
25 765 000 20 100 000
82 995 000 20 100 000
57 101 364 20 100 000
4 000 000 20 100 000
25 765 000 20 100 000
35 336 364 20 100 000
216 000 000 949 037 572 13 500 000 22 500 000 1 395 000 48 000 000 825 000 108 000 6 000 000 630 000 11 130 000 330 000 187 500 390 000 162 000 112 500 112 500 2 970 000 600 000 12 000 000
432 000 000 1 898 075 144 27 000 000 45 000 000 2 790 000 96 000 000 1 650 000 216 000 12 000 000 1 260 000 22 260 000 660 000 375 000 780 000 324 000 225 000 225 000 5 940 000 1 200 000 24 000 000
432 000 000 1 898 075 144 27 000 000 45 000 000 2 790 000 96 000 000 1 650 000 216 000 12 000 000 1 260 000 22 260 000 660 000 375 000 780 000 324 000 225 000 225 000 5 940 000 1 200 000 24 000 000
432 000 000 1 898 075 144 27 000 000 45 000 000 2 790 000 96 000 000 1 650 000 216 000 12 000 000 1 260 000 22 260 000 660 000 375 000 780 000 324 000 225 000 225 000 5 940 000 1 200 000 24 000 000
432 000 000 1 898 075 144 27 000 000 45 000 000 2 790 000 96 000 000 1 650 000 216 000 12 000 000 1 260 000 22 260 000 660 000 375 000 780 000 324 000 225 000 225 000 5 940 000 1 200 000 24 000 000
432 000 000 1 898 075 144 27 000 000 45 000 000 2 790 000 96 000 000 1 650 000 216 000 12 000 000 1 260 000 22 260 000 660 000 375 000 780 000 324 000 225 000 225 000 5 940 000 1 200 000 24 000 000
432 000 000 1 898 075 144 27 000 000 45 000 000 2 790 000 96 000 000 1 650 000 216 000 12 000 000 1 260 000 22 260 000 660 000 375 000 780 000 324 000 225 000 225 000 5 940 000 1 200 000 24 000 000
432 000 000 1 898 075 144 27 000 000 45 000 000 2 790 000 96 000 000 1 650 000 216 000 12 000 000 1 260 000 22 260 000 660 000 375 000 780 000 324 000 225 000 225 000 5 940 000 1 200 000 24 000 000
432 000 000 1 898 075 144 27 000 000 45 000 000 2 790 000 96 000 000 1 650 000 216 000 12 000 000 1 260 000 22 260 000 660 000 375 000 780 000 324 000 225 000 225 000 5 940 000 1 200 000 24 000 000
432 000 000 1 898 075 144 27 000 000 45 000 000 2 790 000 96 000 000 1 650 000 216 000 12 000 000 1 260 000 22 260 000 660 000 375 000 780 000 324 000 225 000 225 000 5 940 000 1 200 000 24 000 000
1 285 990 072 13 670 352 2 276 919 787 -909 884 587 0.93 (846 404 267) (0) 7.5% 846 404 267
2 571 980 144 27 340 704 2 623 420 848 110 649 552 0.87 95 748 666
2 571 980 144 27 340 704 2 645 185 848 88 884 552 0.80 71 548 560
2 571 980 144 27 340 704 2 654 757 211 79 313 189 0.75 59 389 758
2 571 980 144 27 340 704 2 645 185 848 88 884 552 0.70 61 913 302
2 571 980 144 27 340 704 2 702 415 848 31 654 552 0.65 20 510 932
2 571 980 144 27 340 704 2 676 522 211 57 548 189 0.60 34 687 453
2 571 980 144 27 340 704 2 623 420 848 110 649 552 0.56 62 041 451
2 571 980 144 27 340 704 2 645 185 848 88 884 552 0.52 46 360 713
2 571 980 144 27 340 704 2 654 757 211 812 465 716 0.49 394 203 432
77
PV NEGATIF Net B/C
(846 404 267) 1
Lampiran 8 Hasil Switching Value Kandang Closed House Penurunan produksi ayam broiler sebesar 17.74% Tahun ke-
Uraian 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1 310 027 506
2 620 055 011
2 620 055 011
2 620 055 011
2 620 055 011
2 620 055 011
2 620 055 011
2 620 055 011
2 620 055 011
2 620 055 011
5 400 000
10 800 000
10 800 000
10 800 000
10 800 000
10 800 000
10 800 000
10 800 000
10 800 000
10 800 000
Inflow ayam broiler pupuk kandang nilai sisa TOTAL INFLOW
448 568 620 1 315 427 506
2 630 855 011
2 630 855 011
2 630 855 011
2 630 855 011
2 630 855 011
2 630 855 011
2 630 855 011
2 630 855 011
3 079 423 631
242 381 600
1 200 000
14 172 000
12 900 000
14 172 000
1 365 000
25 872 000
1 200 000
14 172 000
12 900 000
1 047 881 600
1 200 000
14 172 000
12 900 000
14 172 000
1 365 000
25 872 000
1 200 000
14 172 000
12 900 000
16 500 000
33 000 000
33 000 000
33 000 000
33 000 000
33 000 000
33 000 000
33 000 000
33 000 000
33 000 000
DOC (ekor)
216 000 000
432 000 000
432 000 000
432 000 000
432 000 000
432 000 000
432 000 000
432 000 000
432 000 000
432 000 000
pakan (kg) TOTAL BIAYA VARIABEL
875 796 000
1 751 592 000
1 751 592 000
1 751 592 000
1 751 592 000
1 751 592 000
1 751 592 000
1 751 592 000
1 751 592 000
1 751 592 000
1 170 403 500
2 340 807 000
2 340 807 000
2 340 807 000
2 340 807 000
2 340 807 000
2 340 807 000
2 340 807 000
2 340 807 000
pajak usaha (1%)
56 702 326
130 132 051
130 132 051
130 132 051
130 132 051
130 132 051
130 132 051
130 132 051
130 132 051
2 340 807 000 130 132 051
OUTFLOW 1. BIAYA INVESTASI biaya investasi bangunan dan instalasi biaya investasi peralatan TOTAL BIAYA INVESTASI 2. BIAYA TETAP
805 500 000
3. BIAYA VARIABEL
77
78 78
Tahun ke-
Uraian TOTAL OUTFLOW Net Benefit Discount Factor 7.5% PV/TAHUN NPV
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 2 516 839 051
2 291 487 426
2 505 139 051
2 518 111 051
2 516 839 051
2 518 111 051
2 505 304 051
2 529 811 051
2 505 139 051
2 518 111 051
(976 059 920)
125 715 961
112 743 961
114 015 961
112 743 961
125 550 961
101 043 961
125 715 961
112 743 961
562 584 581
0.93
0.87
0.80
0.75
0.70
0.65
0.60
0.56
0.52
(907 962 716)
108 786 121
90 754 443
85 375 212
78 532 779
81 352 191
60 904 742
70 489 220
58 805 386
0.49 272 962 623
0
IRR
7.5%
PV POSITIF PV NEGATIF Net B/C
907 962 716 -907 962 716 1
Penurunan harga jual ayam sebesar 14.56% Tahun ke-
Uraian 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1 310 027 505
2 620 055 011
2 620 055 011
2 620 055 011
2 620 055 011
2 620 055 011
2 620 055 011
2 620 055 011
2 620 055 011
2 620 055 011
5 400 000
10 800 000
10 800 000
10 800 000
10 800 000
10 800 000
10 800 000
10 800 000
10 800 000
10 800 000
1 315 427 505
2 630 855 011
2 630 855 011
2 630 855 011
2 630 855 011
2 630 855 011
2 630 855 011
2 630 855 011
2 630 855 011
3 079 423 631
Inflow ayam broiler pupuk kandang nilai sisa TOTAL INFLOW
448 568 620
OUTFLOW 1. BIAYA INVESTASI biaya investasi bangunan dan instalasi
805 500 000
79
Tahun ke-
Uraian 1
2
3
4
5
6
7
8
9
242 381 600
1 200 000
14 172 000
12 900 000
14 172 000
1 365 000
25 872 000
1 200 000
14 172 000
1 047 881 600
1 200 000
14 172 000
12 900 000
14 172 000
1 365 000
25 872 000
1 200 000
14 172 000
12 900 000
16 500 000
33 000 000
33 000 000
33 000 000
33 000 000
33 000 000
33 000 000
33 000 000
33 000 000
33 000 000
DOC (ekor)
216 000 000
432 000 000
432 000 000
432 000 000
432 000 000
432 000 000
432 000 000
432 000 000
432 000 000
432 000 000
pakan (kg) TOTAL BIAYA VARIABEL
875 796 000
1 751 592 000
1 751 592 000
1 751 592 000
1 751 592 000
1 751 592 000
1 751 592 000
1 751 592 000
1 751 592 000
1 751 592 000
1 170 403 500
2 340 807 000
2 340 807 000
2 340 807 000
2 340 807 000
2 340 807 000
2 340 807 000
2 340 807 000
2 340 807 000
2 340 807 000
pajak usaha (1%)
56 702 326
130 132 051
130 132 051
130 132 051
130 132 051
130 132 051
130 132 051
130 132 051
130 132 051
130 132 051
TOTAL OUTFLOW
2 291 487 426
2 505 139 051
2 518 111 051
2 516 839 051
2 518 111 051
2 505 304 051
2 529 811 051
2 505 139 051
2 518 111 051
2 516 839 051
Net Benefit
(976 059 920)
125 715 960
112 743 960
114 015 960
112 743 960
125 550 960
101 043 960
125 715 960
112 743 960
562 584 580
0.93
0.87
0.80
0.75
0.70
0.65
0.60
0.56
0.52
0.49
(907 962 716)
108 786 120
90 754 443
85 375 212
78 532 779
81 352 191
60 904 742
70 489 220
58 805 386
272 962 623
biaya investasi peralatan TOTAL BIAYA INVESTASI 2. BIAYA TETAP
10 12 900 000
3. BIAYA VARIABEL
Discount Factor 7.5% PV/TAHUN NPV IRR PV POSITIF PV NEGATIF Net B/C
0 7.5% 907 962 716 -907 962 716 1
79
80 80
Kenaikan harga DOC sebesar 99.47% Tahun ke-
Uraian 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1 475 222 400
2 950 444 800
2 950 444 800
2 950 444 800
2 950 444 800
2 950 444 800
2 950 444 800
2 950 444 800
2 950 444 800
2 950 444 800
5 400 000
10 800 000
10 800 000
10 800 000
10 800 000
10 800 000
10 800 000
10 800 000
10 800 000
10 800 000
Inflow ayam broiler pupuk kandang nilai sisa TOTAL INFLOW
448 568 620 1 480 622 400
2 961 244 800
2 961 244 800
2 961 244 800
2 961 244 800
2 961 244 800
2 961 244 800
2 961 244 800
2 961 244 800
3 409 813 420
242 381 600
1 200 000
14 172 000
12 900 000
14 172 000
1 365 000
25 872 000
1 200 000
14 172 000
12 900 000
1 047 881 600
1 200 000
14 172 000
12 900 000
14 172 000
1 365 000
25 872 000
1 200 000
14 172 000
12 900 000
16 500 000
33 000 000
33 000 000
33 000 000
33 000 000
33 000 000
33 000 000
33 000 000
33 000 000
33 000 000
DOC (ekor)
381 194 894
762 389 789
762 389 789
762 389 789
762 389 789
762 389 789
762 389 789
762 389 789
762 389 789
762 389 789
pakan (kg) TOTAL BIAYA VARIABEL
875 796 000
1 751 592 000
1 751 592 000
1 751 592 000
1 751 592 000
1 751 592 000
1 751 592 000
1 751 592 000
1 751 592 000
1 751 592 000
1 335 598 394
2 671 196 789
2 671 196 789
2 671 196 789
2 671 196 789
2 671 196 789
2 671 196 789
2 671 196 789
2 671 196 789
2 671 196 789
pajak usaha (1%)
56 702 326
130 132 051
130 132 051
130 132 051
130 132 051
130 132 051
130 132 051
130 132 051
130 132 051
130 132 051
TOTAL OUTFLOW
2 456 682 320
2 835 528 839
2 848 500 839
2 847 228 839
2 848 500 839
2 835 693 839
2 860 200 839
2 835 528 839
2 848 500 839
2 847 228 839
Net Benefit
(976 059 920)
125 715 961
112 743 961
114 015 961
112 743 961
125 550 961
101 043 961
125 715 961
112 743 961
562 584 581
0.93
0.87
0.80
0.75
0.70
0.65
0.60
0.56
0.52
0.49
(907 962 716)
108 786 121
90 754 443
85 375 212
78 532 779
81 352 191
60 904 742
70 489 220
58 805 386
272 962 623
OUTFLOW 1. BIAYA INVESTASI biaya investasi bangunan dan instalasi biaya investasi peralatan TOTAL BIAYA INVESTASI 2. BIAYA TETAP
805 500 000
3. BIAYA VARIABEL
Discount Factor 7.5% PV/TAHUN
81
NPV
0
IRR
7.5%
PV POSITIF PV NEGATIF
907 962 716 -907 962 716
Net B/C
1
Kenaikan harga pakan 24.53% Tahun ke-
Uraian 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1 475 222 400
2 950 444 800
2 950 444 800
2 950 444 800
2 950 444 800
2 950 444 800
2 950 444 800
2 950 444 800
2 950 444 800
2 950 444 800
5 400 000
10 800 000
10 800 000
10 800 000
10 800 000
10 800 000
10 800 000
10 800 000
10 800 000
10 800 000
Inflow ayam broiler pupuk kandang nilai sisa TOTAL INFLOW
448 568 620 1 480 622 400
2 961 244 800
2 961 244 800
2 961 244 800
2 961 244 800
2 961 244 800
2 961 244 800
2 961 244 800
2 961 244 800
3 409 813 420
242 381 600
1 200 000
14 172 000
12 900 000
14 172 000
1 365 000
25 872 000
1 200 000
14 172 000
12 900 000
1 047 881 600
1 200 000
14 172 000
12 900 000
14 172 000
1 365 000
25 872 000
1 200 000
14 172 000
12 900 000
16 500 000
33 000 000
33 000 000
33 000 000
33 000 000
33 000 000
33 000 000
33 000 000
33 000 000
33 000 000
216 000 000
432 000 000
432 000 000
432 000 000
432 000 000
432 000 000
432 000 000
432 000 000
432 000 000
OUTFLOW 1. BIAYA INVESTASI biaya investasi bangunan dan instalasi biaya investasi peralatan TOTAL BIAYA INVESTASI 2. BIAYA TETAP
805 500 000
3. BIAYA VARIABEL DOC (ekor)
432 000 000
81
82
82
Tahun ke-
Uraian pakan (kg)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 2 081 981 789
1 040 990 894
2 081 981 789
2 081 981 789
2 081 981 789
2 081 981 789
2 081 981 789
2 081 981 789
2 081 981 789
2 081 981 789
TOTAL BIAYA VARIABEL
1 335 598 394
2 671 196 789
2 671 196 789
2 671 196 789
2 671 196 789
2 671 196 789
2 671 196 789
2 671 196 789
2 671 196 789
2 671 196 789
pajak usaha (1%)
56 702 326
130 132 051
130 132 051
130 132 051
130 132 051
130 132 051
130 132 051
130 132 051
130 132 051
130 132 051
TOTAL OUTFLOW
2 456 682 320
2 835 528 839
2 848 500 839
2 847 228 839
2 848 500 839
2 835 693 839
2 860 200 839
2 835 528 839
2 848 500 839
2 847 228 839
Net Benefit
(976 059 920)
125 715 961
112 743 961
114 015 961
112 743 961
125 550 961
101 043 961
125 715 961
112 743 961
562 584 581
0.93
0.87
0.80
0.75
0.70
0.65
0.60
0.56
0.52
0.49
(907 962 716)
108 786 121
90 754 443
85 375 212
78 532 779
81 352 191
60 904 742
70 489 220
58 805 386
272 962 623
Discount Factor 7.5% PV/TAHUN NPV IRR PV POSITIF PV NEGATIF Net B/C
0 7.5% 907 962 716 -907 962 716 1
83
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kudus pada tanggal 7 April 1992 dari pasangan Drs Iswandari dan Rum Rum Adiyati. Penulis adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan TK Pertiwi Mlati Kidul pada tahun 1998, pendidikan dasar di SD Wergu Wetan 2 Kabupaten Kudus pada tahun 2004 dan pendidikan menengah pertama di SMP 2 Bae Kudus pada tahun 2004. Penulis lulus dari pendidikan menengah atas di SMA 1 Bae Kudus pada tahun 2010 dan pada tahun yang sama penulis diterima masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan jalur SNMPTN tertulis dan diterima di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif organisasi dan kepanitiaan. Penulis tercatat dalam organisasi BEM KM IPB pada tahun 2011/2012 sebagai staf Biro Bisnis dan Kemitraan. Pada tahun selanjutnya penulis menjabat sebagai pengurus BPH Keluarga Kudus Bogor. Selain itu penulis juga pernah mengikuti kepanitiaan dalam Olimpiade Mahasiswa IPB dan ikut dalam kegitan LPPM pada IPB Goes to Field pada tahun 2012.