ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN SENSITIVITAS USAHA TERNAK AYAM BROILER (Studi Kasus Pada Peternak Ayam Broiler Rosna Ente di Desa Bulonthala Timur Kecamatan Suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango)
JURNAL
OLEH
ASTRIA HILIPITO 614 409 090
JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2013
1
ABSTRACK
Astria Hilipito. 614409090.2013. Sensitivity analysis and financial advisability of poultry broiler business. It was advise by Mr. Supriyono Imran and Mrs. Ria Indriani. The aims of this research are to know the sensitivity of poultry broiler bussiness toward possibility input and output changing, and advisability of poultry boiler business from financial aspect. This research conducted on April to June 2013. Method analysis that I used in this research are sensitivity analysis and financial advisability analysis. Analysis sensitivity was used to know whether the poultry broiler business always gave some profits if a production cost was arise to 100% while a good cost was fixed, cost of production was fixed while a good cost on the lowest cost. Advisability analysis was used to know advisability of the business itself. It used a formula of Net Present Value (NVP), Internal Rate Return (IRR), Benefit Casio Ratio (BCR), and Profitability Ratio (PR). The result of analysis sensitivity showed poultry broiler business still gives some profits; even though production cost was arising to 100% while a good cost was fixed. On the other hand, cost of production was fixed while a good cost on the lowest cost. Result of analysis financial from Rosna Ente’s business has NVP value is 19, 47 billion, Net B/C Ratio is 1, 50, Gross B/C Ratio 1,10 dan IRR is 69,9 %. Based on the criteria of advisability, where NPV is positive, Net B/C Ratio and Gross B/C more than 1, and IRR more than interest rate has been set that is 15 %, so financially poultry broiler business of Mrs. Rosna Ente can be cultivated and developed.
Key words: Sensitivity, Financial, Broiler
2
Analisis Kelayakan Finansial dan Sensitivitas Usaha Ternak Ayam Broiler (Studi Kasus Pada Peternak Ayam Broiler di Desa Bulonthala Timur Kecamatan Suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango) OLEH Astria Hilipito, Supriyo Imran, Ria Indriani.
JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO ABSTRAK Astria Hilipito “614409090”, 2013 Analisis Kelayakan Finansial dan Sensitivitas Usaha Ternak Ayam Broiler, di bawah bimbingan Supriyo Imran dan Ria Indriani. Penelitian bertujuan untuk mengetahui :1) kelayakan usaha peternakan ayam broiler ditinjau dari aspek finansial, dan 2) sensitivitas usaha peternakan ayam broiler terhadap kemungkinan terjadinya perubahan harga input dan harga output. Penelitian dilaksanakan pada bulan April – Juni tahun 2013. Metode analisis yang digunakan adalah analisis kelayakan finansial dan analisis sensitivitas. Analisis kelayakan finansial digunakan untuk mengetahui kelayakan usaha yang dijalankan, yaitu dengan menggunakan rumus Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Benefit Cost Ratio (BCR), Profitability Ratio (PR). Dan analisis sensitivitas digunakan untuk mengetahui apakah masih menguntungkan usaha peternakan yang dijalankan jika berlaku asumsi terjadi kenaikan biaya faktor produksi sementara harga produk yang diperoleh tetap, biaya faktor produksi tetap sementara harga produk pada harga terendah. Hasil analisis finansial, usaha ternak Rosna Ente memiliki nilai NPV sebesar 281,785 juta, Net B/C Ratio 3,94, Gross B/C Ratio 1,10, PR 1,13 dan IRR sebesar 33,58%. Berdasarkan kriteria kelayakan tersebut, dimana NPV bernilai positif, Net B/C Ratio dan Gross B/C Ratio masing-masing lebih dari 1, dan IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang telah ditetapkan (15%), maka secara financial usaha ternak ayam broiler Rosna Ente layak untuk terus diusahakan dan dikembangkan. Sedangkan analisis sensitivitas menunjukkan bahwa usaha ternak ayam broiler Rosna Ente masih menguntungkan jika terjadi kenaikan biaya faktor produksi sebesar 52% dan harga jual ayam terendah pada harga Rp 16.030/kg. Kata Kunci : Sensitivitas, Finansial, Ayam Broiler.
3
PENDAHULUAN Sub sektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang sangat potensial untuk dikembangkan dan bertujuan untuk menyediakan pangan hewani berupa daging, susu, serta telur yang benilai gizi tinggi, meningkatkan pendapatan masyarakat khususnya peternak, serta menambah nilai devisa negara dan memperluas kesempatan kerja. Salah satu komoditi peternakan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat dalam rangka pemenuhan kebutuhan protein adalah daging. Kebutuhan masyarakat terhadap daging seperti halnya produk ternak lainnya mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya pendapatan dan taraf hidup masyarakat, serta jumlah penduduk. Dalam upaya pemenuhan protein hewani dan peningkatan pendapatan peternak, maka pemerintah dan peternak telah berupaya mendayagunakan sebagian besar sumber komoditi ternak yang dikembangkan, diantaranya adalah ayam pedaging (broiler). Ayam broiler merupakan ayam penghasil daging yang memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan ternak potong lainnya. Keunggulan itu diantaranya, laju perputaran modal yang cepat, waktu pemeliharaan yang singkat yaitu dalam lima minggu ayam broiler sudah dapat dipanen dengan bobot 1,5 kg/ekor. Hal inilah yang mendorong banyak peternak yang mengusahakan peternakan ayam broiler ini (Rasyaf, 2004:1). Usaha peternakan ayam broiler merupakan salah satu andalan dalam subsektor peternakan di Indonesia. Peternakan ayam broiler mempunyai prospek yang sangat baik untuk dikembangkan, baik dalam skala peternakan besar maupun skala peternakan kecil (peternakan rakyat). Pemerintah juga berusaha untuk meningkatkan kinerja perunggasan dengan cara memperbaiki iklim investasi, peningkatan pembangunan infrastruktur dan ketersediaan sumberdaya yang terlatih. Hal inilah yang dapat menjadi daya tarik bagi masyarakat dan investor untuk berkecimpung di usaha ternak ayam broiler. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Bone Bolango (2013), jumlah populasi ayam pedaging di Kabupaten Bone Bolango terjadi peningkatan dari tahun 2010 sampai 2011 dengan jumlah populasi sebesar 35.645 ekor menjadi 114.700 ekor. Akan tetapi terjadi penurunan di tahun 2012 sampai sekarang menjadi 113.173 ekor. Usaha tenak ayam broiler ini ingin mengembangkan usaha dengan peningkatan skala usaha. Peningkatan skala usaha ini bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimum. Namun sebelum melakukan rencana pengembangan usaha maka perlu dilakukan suatu kajian mengenai sensitivitas usaha karena usaha ternak ayam broiler sangat peka terhadap perubahan harga baik terhadap harga input maupun harga output. Selain itu juga perlu dilakukan suatu kelayakan usaha terutama masalah finansial yang telah dijalankan guna pertimbangan kelanjutan usaha tersebut. Berdasarkan uraian diatas akan diadakan penelitian tentang sensitivitas dan kelayakan finansial usaha ternak ayam broiler di Desa Bulonthala Timur Kecamatan Suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango. Tujuan penelitian ini yaitu: 1). Untuk mengetahui kelayakan usaha ternak ayam broiler ditinjau dari sisi finansial, 2). Mengetahui sensitivitas usaha ternak ayam broiler terhadap perubahan harga.
4
METODE PENELITIAN Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada peternak Ibu Rosna Ente yang berlokasi di Desa Bulonthala Timur Kecamatan Suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan mulai Bulan April – Juni Tahun 2013. Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada peternak ayam broiler Ibu Rosna Ente. Studi kasus adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan suatu kejadian (kasus). Studi kasus merupakan metode penelitian yang mempertahankan unit analisis (Idrus, 2009 : 57). Objek dalam penelitian ini adalah peternak Ibu Rosna Ente. Adapun jenis dan sumber data yang dipakai dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari kuisoner dan wawancara langsung dengan peternak dan karyawan peternak. Sedangkan data sekunder didapat dari Dinas Pertanian Bone Bolango, Internet, dan Literatur buku. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan teknik wawancara dengan menggunakan angket atau kuisoner yang memuat pertanyaan tentang biaya investasi, penerimaan, biaya operasional dan pemeliharaan, biaya variabel dan biaya tetap. Pengumpulan data ini dilaksanakan selama satu bulan. Data yang dikumpulkan selanjutnya diklasifikasi, ditabulasi, dan dianalisis dengan menggunakan : 1. Analisis Kelayakan Finansial Analsisis kelayakan finansial digunakan untuk mengetahui kelayakan usaha ternak ayam broiler. Analisis kelayakan tersebut terdiri atas : i. Net Present Value (NPV) Secara matematis NPV tersebut dapat dinyatakan: NPV
= PV Gross Benefit – PV Gross Cost
Ket : NPV = Net Present Value PV Gross Benefit = Present value dari Gross Benefit PV Gross Cost = Present Value dari Gross Cost Dengan kriteria NPV (+) = layak, dan NPV (-) = tidak layak. ii.
Internal Rate Of Return (IRR) Secara sistematis IRR dapat dirumuskan sebagai berikut: NPV IRR= i1+ i2 – i1 NPV1-NPV2 Dimana: NPV1 = Perhitungan NPV positif mendekati nol dengan bunga modal sebesar i1 persen. NPV2 = Perhitungan NPV negatif mendekati nol dengan bunga modal sebesar i2 persen. i1 = Discount Factor (DF) pertama, tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif. i2 = Discount Factor (DF) kedua,tingkat bunga yang menghasikan NPV negatif.
5
Dengan kriteria IRR > i (tingkat suku bunga) = untung, sedangkan IRR < i (tingkat suku bunga) = rugi iii.
Benefit Cost Ratio (BCR) Secara matematis Gross Benefit Cost Ratio dan Net Benefit Cost Ratio di rumuskan sebagai berikut: PV Gross benefit Gross B/C Ratio = PV Gross cost Jumlah PV net B yang positif Net B/C Ratio = Jumlah PV net B yang negatif Ket : PV gross benefit PV gross cost
= Nilai total produksi = Biaya investasi, biaya operasi dan pemeliharaan Jumlah PV net B yang positif = Jumlah nilai bersih sekarang yang positif Jumlah PV net B yang negatif = Jumlah nilai bersai sekarang yang negatif Dengan kriteria B/CR > 1 layak/menguntungkan, = 1 impas, < 1 tidak layak/rugi. iv.
Profitability Ratio(PR) Secara matematis Profitability Ratio (PR) dapat dirumuskan sebagai berikut: PV dr ( Gross Benefit – O&M ) PR = PV Biaya Investasi Ket : PR = Profitability Ratio. PV dr (Gross Benefit – O&M) = Selisish benefit dengan biaya operasi dan pemeliharaan. PV Biaya Investasi = Jumlah investasi. Dengan kriteria PR > 1 Layak, sedangkan PR < 1 tidak layak. 2. Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas digunakan untuk mengetahui apakah masih menguntungkan usaha ternak yang dijalankan jika berlaku asumsi: 1. Terjadi kenaikan biaya faktor produksi sementara harga produk yang diperoleh tetap. 2. Biaya faktor produksi tetap dan harga produk pada harga terendah. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kelayakan Finansial Analisis kelayakan finansial sangat menentukan kelayakan dalam usaha ternak, yaitu dengan menghitung arus biaya dan arus penerimaan. 1.
Net Present Value Hasil analisis NPV dengan menggunakan tingkat suku bunga yang berlaku sebesar 15% memberikan hasil yang positif senilai Rp 312,31 yang berarti usaha ternak ayam broiler akan menerima keuntungan sebesar Rp 312,31 juta. Dengan memperhatikan faktor diskonto, maka usaha ini layak untuk terus dijalankan dan dikembangkan karena NPV bernilai positif. layak untuk dijalankan. 6
2.
Internal Rate Return (IRR) Hasil perhitugan IRRsama dengan 33,58%. Hal ini menunjukkan bahwa usaha ternak ayam broiler layak untuk terus diusahakan dan dikembangkan, karena nilai IRR (33,58%) lebih besar dari tingkat suku bunga yang ditetapkan (15%). layak untuk dilaksanakan. 3.
Benefit Cost Ratio (BCR) Dari hasil analisis BCR menunjukkan bahwa usaha ternak ayam broiler layak untuk diusahakan dan dikembangkan, karena nilai dari Gross B/C Ratio dan Net B/C Ratio masing-masing lebih dari satu yaitu 1,12 dan 3,91. Nilai BCR ini berarti setiap penambahan Rp 1,00- pengeluaran pada saat itu masing-masing akan menghasilkan manfaat sebesar Rp 1,12- dan Rp 3,91-. 4.
Profitability Ratio (PR) Hasil analisis PR menunjukkan bahwa usaha ternak ayam broiler layak untuk terus diusahakan atau dikembangkan, karena nilai dari PR lebih dari satu yaitu 1,12. Hal ini sejalan dengan yang telah dikemukakan oleh Ibrahim (2009 : 152), apabila PR > 1 maka usaha ini layak untuk dilaksanakan, akan tetapi jika PR < 1 maka usaha tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. B. i.
ii.
1.
2.
Analisis Sensitivitas Hasil dari analisis sensitivitas menunjukkan bahwa: Usaha ternak ayam broiler Rosna Ente jika terjadi kenaikan biaya sebesar 52% dari total biaya awal sebesar Rp 148.607.375 menjadi Rp 212.147.735, masih memberikan keuntungan karena yang diperoleh masih bernilai positif yaitu sebesar Rp 12.265. Tetapi jika terjadi kenaikan biaya diatas dari 52% (53%) dari biaya awal sebesar Rp 148.607.375 menjadi Rp 213.369.665, maka usaha ternak Rosna Ente merugi karena sudah mendapatkan nilai negatif. Jadi tingkat sensitivitas terdapat pada taraf 53%. Jika harga jual ayam pada harga terendah (Rp 15.930/kg), usaha ternak ayam broiler Rosna Ente di Desa Bulonthala Timur Kecamatan Suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango akan mengalami kerugian. Akan tetapi jika harga jual ayam Rp 16.030/kg maka usaha ternak ayam broiler Rosna Ente masih menguntungkan. KESIMPULAN Nilai NPV sebesar 19,47 juta, Net B/C Ratio 1,50, Gross B/C Ratio 1,10, dan IRR sebesar 69,9%. Berdasarkan kriteria kelayakan finansial, dimana NPV bernilai positif (312,31 juta), Net B/C Ratio dan Gross B/C Ratio masing-masing lebih dari 1 (1,12 dan 3,91), Profitability Ratio lebih dari 1 (1,12) dan IRR (33,58%) lebih besar dari tingkat suku bunga yang telah ditetapkan (15%), maka secara finansial usaha ternak ayam broiler layak untuk terus diusahakan dan dikembangkan. Usaha ternak ayam broiler Rosna Ente jika terjadi kenaikan biaya sebesar 52% dari total biaya awal sebesar Rp 148.607.375 menjadi Rp 212.147.735, masih memberikan keuntungan karena yang diperoleh masih bernilai positif yaitu sebesar Rp 12.265. Tetapi jika terjadi kenaikan biaya diatas dari 52% (53%) dari biaya awal sebesar Rp 148.607.375 menjadi Rp 213.369.665,
7
maka usaha ternak Rosna Ente merugi karena sudah mendapatkan nilai negatif. Jadi tingkat sensitivitas terdapat pada taraf 53%. Jika harga jual ayam pada harga terendah (Rp 15.930/kg), usaha ternak ayam broiler Rosna Ente di Desa Bulonthala Timur Kecamatan Suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango akan mengalami kerugian. Akan tetapi jika harga jual ayam Rp 16.030/kg maka usaha ternak ayam broiler Rosna Ente masih menguntungkan. DAFTAR PUSTAKA Abidin, Z. 2002. Meningkatkan Produktivitas Ayam Ras Pedaging. Agromedia Pustaka. Jakarta. Boediono. 1980. Ekonomi Mikro. BPFE. Yogyakarta. Fadillah, R. 2004. Panduan Mengelola Peternakan Ayam Broiler Komersial. Agromedia Pustaka. Jakarta. Fadillah, R., Polana., S. Alam dan E. Purwanto. 2007. Sukses Beternak Ayam Broiler. Agromedia Pustaka. Jakarta. Gittinger, J. P. 1986. Analisis ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. UI Press. Jakarta. Husen, A. 2009. Manajemen Proyek. ANDI. Yogyakarta. Ibrahim, Y. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Rineka Cipta. Jakarta. Idrus, M. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Erlangga. Jakarta. Kasmir. dan Jakfar. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Kencana Prenada Media Grup. Jakarta. Khotimah, K. Dkk. 2002. Evaluasi Proyek Dan Perencanaan Usaha. Ghalia Indonesia Dengan UMM Press. Jakarta. Kusumawardani, I. I. 2010. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Peternakan Ayam Broiler. Skripsi. Fakultas Ekonomi Manajemen IPB. Bogor. Lihan, I. dan Yogi. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Poliyama Widyapustaka. Jakarta Rahardja, P. dan M, Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.Jakarta. Rasyaf, M. 2002. Manajemen Peternakan Ayam Broiler. Penebar Swadaya. Jakarta 2004. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta. Umar, H. 2005. Studi Kelayakan Bisnis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
8